erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

34
Geografi Project Kelompok 2 Huriyah Nada Kamilia Nidya Milano Qadri Aulia Erosi Tanah dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

Upload: nidya-milano

Post on 18-May-2015

8.333 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Geografi Project

Kelompok 2

Huriyah Nada Kamilia

Nidya Milano

Qadri Aulia

Erosi Tanah dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

Page 2: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Profil/Irisan Vertikal Tanah

Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas sampai pada lapisan batuan induk tanah (regolit).

Syarat-syarat profil tanah:1. Tegak (Vertikal)2. Baru3. Tidak terkena sinar matahari langsung4. Tidak tergenang air5. Mewakili tapak sekeliling

Tiap tanah dicirikan oleh susunan horizon tertentu. Secara umum dapat disebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua lebih horizon utama. Tiap horizon dapat dibedakan berdasarkan warna, tekstur, struktur dan sifat morfologis lainnya.

Page 3: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Horison O merupakan horison organik. Terdapat pada tanah bervegetasi padat (hutan primer) yang belum diganggu oleh kegiatan manusiaHorison A merupakan campuran mineral dan organik. Disebut horison eluviasi (pencucian), karena pada horison ini banyak mineral dan organik yang tercuciHorison B disebut horison iluviasi (penimbunan), karena tempat penimbunan mineral dan organik dari horison AHorison C, lapisan batuan induk yang belum banyak mengalami proses pelapukanHorison R, batuan induk yang sama sekali belum mengalami proses pelapukan

Page 4: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Secara garis besar, profil tanah terdiri atas empat lapisan, yaitu:1. Lapisan Tanah Atas

Lapisan tanah atas disebut juga topsoil, merupakan bentuk lapisan tanah yang paling subur, berwarna cokelat kehitam-hitaman, gembur, dan memiliki ketebalan hingga 30 cm. Pada lapisan tanah inilah berkembang aktivitas organisme tanah. Warna cokelat kehitaman dan kesuburan tanah pada lapisan ini disebabkan pengaruh humus (bunga tanah), yaitu campuran sisa tumbuhan dan hewan yang telah mati dan membusuk di dalam lapisan atas.

Page 5: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

2. Lapisan tanah bawahLapisan tanah bawah disebut subsoil,

merupakan lapisan tanah yang berada tepat di bawah lapisan topsoil. Lapisan ini memiliki sifat kurang subur karena memiliki kandungan zat makanan yang sangat sedikit, berwarna kemerahan atau lebih terang, strukturnya lebih padat, dan memiliki ketebalan antara 50-60 cm. Pada lapisan ini, aktivitas organisme dalam tanah mulai berkurang, demikian juga dengan sistem perakaran tanaman. Hanya tanaman keras yang berakar tunggang saja yang mampu mencapainya.

Page 6: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

3. Lapisan bahan induk tanahLapisan bahan induk tanah disebut juga regolith,

merupakan asal atau induk dari lapisan tanah bawah. Pada profil tanah, lapisan ini berwarna kelabu keputih-putihan, bersifat kurang subur karena tidak banyak mengandung zat-zat makanan, strukturnya sangan keras, dan sulit ditembus sistem perakaran. Di lerenr-lereng pegunungan lipatan atau patahan, lapisan ini seringkali tersingkap dengan jelas. Akan tetapi, karena sifat-sifat tersebut, maka lapisan tanah ini sulit dibudidayakan dan hanya akan menghasilkan tanaman yang kerdil dan tidak berkembang.

Page 7: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

4. Lapisan batuan indukLapisan batuan induk disebut juga bedrock,

merupakan bentuk batuan pejal yang belum mengalami proses pemecahan. Lapisan ini terletak di lapisan paling bawah, sehingga jarang dijumpai manusia. Akan tetapi,di pegunungan lipatan atau patahan, lapisan ini terkadang tersingkap dan berada di lapisan atas. Bila hal ini terjadi, maka lahan tersebut merupakan lahan yang tandus dan tidak dapat ditanami karena masih merupakan lapisan batuan.

Page 8: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Lahan Potensial dan Lahan Kritis

1. Lahan PotensialLahan potensial adalah lahan yang belum dimanfaatkan

atau belum diolah dan jika diolah akan mempunyai nilai ekonomis yang besar karena mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi dan mempunyai daya dukung terhadap kebutuhan manusia.

Lahan potensial merupakan modal dasar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.

Dalam arti sempit, lahan potensial selalu dikaitkan dengan produksi pertanian, yaitu lahan yang dapat memberikan hasil pertanian yang tinggi walaupun dengan biaya pengelolaan yang rendah. Tetapi dalam arti luas, lahan potensial dikaitkan dengan fungsinya bagi kehidupan manusia, yaitu lahan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Page 9: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Merencanakan penggunaan lahan yang digunakan manusia Menciptakan keserasian dan keseimbangan fungsi dan

intensitas penggunaan lahan dalam wilayah tertentu Merencanakan penggunaan lahan kota agar jangan sampai

menimbulkan dampak pencemaran Menggunakan lahan seoptimal mungkin bagi kepentingan

manusia Memisahkan penggunaan lahan untuk permukiman, industri,

pertanian, perkantoran, dan usaha-usaha lainnya Membuat peraturan perundang-undangan yang meliputi

pengalihan hak atas tanah untuk kepentingan umum dan peraturan perpajakan

Melakukan pengkajian terhadap kebijakan tata ruang, perijinan, dan pajak dalam kaitannya dengan konversi penggunaan lahan

Upaya-Upaya Pelestarian dan peningkatan manfaat lahan-lahan potensial

Page 10: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Menggunakan teknologi pengolahan tanah, penghijauan,reboisasi, dan pembuatan sengkedan di daerah pegunungan

Perlu usaha pemukiman penduduk dan pengendalian peladang berpindah

Mengelola dengan baik daerah aliran sungai, daerah pesisir, dandaerah di sekitar lautan.

Page 11: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

2. Lahan kritisLahan kritis adalah lahan yang telah mengalami

kerusakan secara fisik, kimia, dan biologis atau lahan yang tidak mempunyai nilai ekonomis. Untuk menilai kritis tidaknya suatu lahan, dapat dilihat dari kemampuan lahan tersebut. Sedangkan untuk mengetahui kemampuan suatu lahan, dapat dilihat dari besarnya risiko ancaman atau hambatan dalam pemanfaatan lahan.

Lahan kritis adalah lahan yang tidak produktif. Meskipun dikelola, produktivitas lahan kritis sangat rendah. Bahkan, dapat terjadi jumlah produksi yang diterima jauh lebih sedikit daripada biaya pengelolaannya. Lahan ini bersifat tandus, gundul, tidak dapat digunakan untuk usaha pertanian, karena tingkat kesuburannya sangat rendah.

Page 12: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya lahan kritis, antara lain sebagai berikut: Kekeringan, biasanya terjadi di daerah-daerah bayangan

hujan Genangan air yang terus-menerus, seperti di daerah pantai

yang selalu tertutup rawa-rawa Erosi tanah dan masswasting yang biasanya terjadi di daerah

dataran tinggi, pegunungan, dan daerah yang miring. Masswasting adalah gerakan masa tanah menuruni lereng

Pengolahan lahan yang kurang memperhatikn aspek-aspek kelestarian lingkungan. Lahan kritis dapat terjadi di dataran tinggi, pegunungan, daerah yang miring, atau bahkan di dataran rendah

Page 13: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Masuknya material yang dapat bertahan lama ke lahan pertanian (tak dapat diuraikan oleh bakteri) misalnya plastic. Plastik dapat bertahan ± 200 tahun di dalam tanah sehingga sangat mengganggu kelestarian kesuburan tanah

Page 14: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Jika lahan kritis dibiarkan dan tidak ada perlakuan perbaikan, maka keadaan itu akan membahayakan kehidupan manusia, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Maka dari itu, lahan kritis harus segera diperbaiki. Untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan oleh adanya lahan kritis tersebut, pemerintah Indonesia telah mengambil kebijakan, yaitu melakukan rehabilitasi dan konservasi lahan-lahan kritis di Indonesia.

Page 15: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Lahan tanah dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi pertanian, perkebunan, peternakan, dan usaha lainnya

Erosi tanah perlu dicegah melalui pembuatan teras-teras pada lereng bukit

Usaha perluasan penghijauan tanah milik dan reboisasi lahan hutan

Perlu reklamasi lahan bekas pertambangan Perlu adanya usaha ke arah Program Kali Bersih (Prokasih) Pengolahan wilayah terpadu di wilayah lautan dan daerah

aliran sungai (DAS) Pengembangan keanekaragaman hayati Perlu tindakan tegas bagi siapa saja yang merusak lahan

yang mengarah pada terjadinya lahan kritis

Upaya penanggulangan lahan kritis

Page 16: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Menghilangkan unsur-unsur yang dapat mengganggu kesuburan lahan pertanian, misalnya plastik. Berkaitan dengan hal ini, proses daur ulang sangat diharapkan

Pemupukan dengan pupuk organik atau alami, yaitu pupuk kandang atau pupuk hijau secara tepat dan terus-menerus

Guna menggemburkan tanah sawah, perlu dikembangkan tumbuhan yang disebut Azola

Memanfaatkan tumbuhan eceng gondok guna menurunkan zat pencemaran yang ada pada lahan pertanian. Eceng gondok dapat menyerap pat pencemar dan dapat dimanfaatkan untuk makanan ikan. Namun, dalam hal ini kita harus berhati-hati karena eceng gondok sangat mudah berkembang sehingga dapat mengganggu lahan pertanian

Page 17: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Penyebab Kerusakan, Dampak Kerusakan dan Usaha yang Dilakukan

Erosi Tanah adalah tanah yang lapuk & mudah mengalami penghancuran.

Adapun penyebab utama erosi tanah:• Tanah gundul• Tanah miring tidak dibuat terasering/gulungan penyangga air• Tanah tidak dibuat tanggul pasangan penahan erosi• Penambangan• Eksploitasi hutan• Pengerukan tanah

Page 18: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Dampak Erosi Tanah:Menipisnya lapisan permukaan tanah bagian

atas, yang akan menyebabkan menurunnya kemampuan lahan (degradasi lahan)

Menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi)

Pelumpuran dan pendangkalan wadukTertimbunnya lahan pertanian dan bangunan

Page 19: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Konservasi tanah adalah serangkaian strategi pengaturan untuk mencegah erosi tanah dari permukaan bumi atau terjadi perubahan secara kimiawi atau biologi akibat penggunaan yang berlebihan, salinisasi, pengasaman, atau akibat kontaminasi lainnya.

untuk menjaga kestabilan tanah di daerah miring dan untuk mengurangi tingkat erosi tanah, maka diperlukan beberapa langkah antara lain sebagai berikut:

Page 20: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

a. Terasering, yaitu pola bercocok tanam dengan sistem berteras-teras (bertingkat) untuk mencegah terjadinya erosi tanah.

Page 21: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

b. Contour farming, yaitu menanami lahan menurut garis kontur (kemiringan). Sehingga perakarannya dapat menahan tanah dari erosi.

Page 22: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

c. Pembuatan tanggul pasangan (guludan) untuk menahan laju erosi

Page 23: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

d. Contour plowing, yaitu membajak tanah searah garis kontur, sehingga terjadilah alur-alur horizontal untuk mencegah terjadinya erosi.

Page 24: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

e. Contour Strip Cropping, yaitu bercocok tanam dengan cara membagi bidang-bidang tanah dalam bentuk memanjang dan sempit dengan mengikuti garis kontur sehingga bentuknya berbelok-belok. Masing-masing ditanami tanaman yang berbeda-beda jenisnya secara berselang-seling (tumpang sari)

Page 25: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

f. Crop rotation, yaitu usaha pergantian jenis tanaman supaya tanah tidak kehabisan salah satu unsur hara, akibat diserap terus-menerus oleh salah satu jenis tanaman.

Page 26: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

g. Reboisasi, yaitu menanami kembali hutan-hutan yang gundul untuk mencegah terjadinya erosi, tanah longsor, dan banjir.

Page 27: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Kelas Kemampuan

Tingkat kecocokan pola penggunaan lahan dinamakan kelas kemampuan lahan. Berdasarkan kelas kemampuannya, lahan dikelompokkan dalam delapan kelas. Lahan I sampai IV merupakan lahan yang sesuai bagi usaha pertanian, sedangkan lahan kelas V sampai VIII merupakan lahan yang tidak sesuai untuk usaha pertanian. Ketidaksesuaian ini bisa terjadi karena biaya pengolahannya lebih tinggi dibandingkan hasil yang bisa dicapai.

Page 28: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Secara lebih terperinci, kelas-kelas kemampuan lahan dapat dideskripsikan sebagai berikut.1) Kelas I, merupakan lahan dengan ciri tanah datar,

butiran tanah agak halus, mudah diolah, sangat responsif terhadap pemupukan dan memiliki sistem pengaliran air yang baik. Tanah kelas Isesuai untuk semua jenis penggunaan pertanian tanpa memerlukan usaha pengawetan tanah. Untuk meningkatkan kesuburannya dapat dilakukan pemupukan.

2) Kelas II, merupakan lahan dengan ciri lereng landai, butiran tanahnya halus sampai agak kasar. Tanah kelas II agak peka terhadap erosi. Tanah ini sesuai untuk usaha pertanian dengan tindakan pengawetan tanah yang ringan, seperti pengolahan tanah berdasarkan garis ketinggian dan penggunaan pupuk hijau.

Page 29: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

3) Kelas III, merupakan lahan dengan ciri tanah terletak di daerah yang agak miring dengan sistem pengairan air yang kurang baik. Tanah kelas III sesuai untuk segala jenis usaha pertanian dengan tindakan pengawetan tanah yang khusus seperti pembuatan terasering, pergiliran tanaman dan sistme penanaman berjalur. Untuk mempertahankan kesuburan tanah perlu pemupukan.4) Kelas IV, merupakan lahan dengan ciri tanah terletak pada wilayah yang miring sekitar 12-30% dengan sistem pengairan yang buruk. Tanah kelas IV ini masih dapat dijadikan lahan pertanian dengan tingkatan pengawetan tanah yang lebih khusus dan lebih berat

Page 30: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

5) Kelas V, merupakan lahan dengan ciri terletak di wilayah yang datar atau agak cekung, namun permukaannya banyak mengandung batu dan tanah liat. Karena terdapat di daaerah yang cekung tanah ini seringkali tergenang air sehingga tingkat keasaman tanahnya tinggi. Tanah ini tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian, tetapi inipun lebih sesuai untuk dijadikan padang rumpur atau dihutankan6) Kelas VI, merupakan lahan dengan ciri ketebalan tanahnya tipis dan terletak di daerah yang agak curam dengan kemiringan lahan sekitar 30-45%. Lahan kelas VI ini mudah tererosi, sehingga lahan inipun lebih sesuai untuk dijadikan padang rumput atau dihutankan

Page 31: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

7) Kelas VII, merupakan lahan dengan ciri terletak di wilayah yang sangat curam dengan kemiringan antara 45-65% dan tanahnya sudah mengalami erosi berat. Tanah ini sama sekali tidak sesuai untuk dijadikan lahan pertanian, namun lebih sesuai ditanami tanaman tahunan (tanaman keras)8) Kelas VIII, merupakan lahan dengan ciri terletak di daerah dengan kemiringan di atas 65%, butiran tanah kasar dan mudah lepas dari induknya. Tanah ini sangat rawan terhadap kerusakan, karena itu lahan kelas VIII harus dibiarkan secara alamiah tanpa campur tangan manusia atau dibuat cagar alam.

Page 32: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Ada Pertanyaan?

Page 33: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

THANK YOU!!!!

Page 34: Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan

Kelompok 1Mesa : Bisa dijelaskan mengenai perbandingan 1:3 pada metode kimia! (OK)Kelompok 3Andri : apa itu penjenuhan tanah oleh air? (OK)Kelompok 4Nadya : Apa perbedaan dari metode contour strip cropping dengan contour farming.....? Kelompok 5Cindy : apa yang terdapat dalam suatu unsur hara? HUMUSKelompok 6Nora : Apa yang dimaksud dengan penanaman searah dengan garis kontur?