epistemologi tafsir rawa

47
EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA<’I AL-BAYA<N KARYA MUHAMMAD ‘ALI AL-S{A<BU<NI SKRIPSI Diajukan kepada Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) Oleh : Danang Fachri Adz-dzikri 12531163 JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016

Upload: ngolien

Post on 22-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA<’I AL-BAYA<N KARYA

MUHAMMAD ‘ALI AL-S{A<BU<NI

SKRIPSI

Diajukan kepada Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh :

Danang Fachri Adz-dzikri

12531163

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2016

Page 2: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA
Page 3: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA
Page 4: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA
Page 5: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

v

MOTTO

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan

melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar

dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.”

Q.S. Al-Zalzalah : 7-8

Page 6: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Untuk membahagiakan Ayah & Ibu, tujuan sang

Anak lahir ke dunia ”

Page 7: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi adalah kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan

skripsi ini berpedoman pada surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 158 Tahun 1987

dan Nomor 0543b/U/1987.

I. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

ba‘ b Be

ta' t Te

s\a s\ es (dengan titik di atas)

jim j Je

h}a‘ h{ ha (dengan titik di bawah)

kha’ kh ka dan ha

dal d De

z\al z\ zet (dengan titik di atas)

ra‘ r Er

zai z Zet

sin s Es

syin sy es dan ye

s}ad s} es (dengan titik di bawah)

d{ad d{ de (dengan titik di bawah)

t}a'> t} te (dengan titik di bawah)

z}a' z} zet (dengan titik di bawah)

‘ain ‘ koma terbalik ( di atas)

gain g Ge

Page 8: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

viii

fa‘ F Ef

qaf Q qi

kaf K ka

lam L el

mim M em

Nun N en

Wawu W we

ha’ H h

hamzah ’ apostrof

ya' Y Ye

II. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah ditulis Rangkap

ditulis muta’addidah

Ditulis ‘iddah

III. Ta’ Marbutah diakhir kata

a. Bila dimatikan tulis h

ditulis H}ikmah

Ditulis Jizyah

(ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah terserap ke

dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki lafal aslinya)

b. Bila diikuti kata sandang ‚al‛ serta bacaan kedua itu terpisah, maka

ditulis h.

ditulis Kara>mah al-auliya>’

Page 9: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

ix

c. Bila Ta' marbu>t}ah hidup dengan harakat, fath}ah, kasrah, atau d}ammah

ditulis t.

ditulis Zaka>t al-fit}rah

IV. Vokal Pendek

fath}ah ditulis a

kasrah ditulis i

d{ammah ditulis u

V. Vokal Panjang

1 FATHAH + ALIF

ditulis

ditulis

a>

Ja>hiliyah

2 FATHAH + YA’MATI ditulis

ditulis

a>

Tansa>

3 FATHAH + YA’MATI

ditulis

ditulis

i>

Kari>m

4 DAMMAH + WA>WU MATI ditulis

ditulis

u>

Furu>d{

VI. Vokal Rangkap

1 FATHAH + YA’ MATI ditulis

ditulis

Ai

bainakum

2 FATHAH + WA>WU MATI ditulis

ditulis

Au

qaul

VII. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof

Page 10: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

x

ditulis a antum

ditulis u’iddat

ditulis la’in syakartum

VIII. Kata sandang alif lam yang diikuti huruf Qomariyyah maupun Syamsiyyah

ditulis dengan menggunakan "al"

ditulis al-Qur’a>n

ditulis al-Qiya>s

ditulis al-Sama>'

ditulis al-Syams

IX. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau

pengucapannya

ditulis Z|awī al-Furu>d{

ditulis Ahl al-Sunnah

Page 11: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

xi

KATA PENGANTAR

Alhamdulilla>h yang telah memberikan kesehatan, kemudahan,

kesempatan, dan berbagai kalima >t-Nya yang lain yang tidak akan pernah bisa kita

kalkulasi walaupun dengan menjadikan lautan sebagai tinta. Terimakasih dan rasa

syukur sejatinya hanya bisa dialamatkan kepada Dia, yang tidak pernah

meninggalkan kita walaupun kita sering melupakan-Nya tanpa kita sadari. Salam

sejahtera juga hendaknya selalu kita kirimkan kepada Rasu >l-Nya, yang melalui

lisannya, Al-Qur’an pertama kali dikenalkan kepada manusia sehingga bisa kita

baca, hafal dan kita jadikan pegangan dalam hidup kita sampai hari ini.

Setelah sekian lama, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan, walaupun

penuh dengan kekurangan yang harus disempurnakan pada masa-masa berikutnya.

Dalam proses mengerjakan skripsi ini, penulis telah menerima, merasakan dan

“menikmati” sejumlah bantuan dari berbagai pihak dalam bentuk moril dan

materil. Oleh karena itu, penulis merasa harus berterimakasih dan menyampaikan

penghargaan kepada:

1. Prof. KH. Yudian Wahyudi, M.A., PhD., selaku rektor Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Kementerian Agama Republik Indonesia yang telah memberikan bantuan

finansial selama empat tahun melalui Program Beasiswa Santri Berprestasi

(PBSB).

Page 12: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

xii

3. Dr. Alim Roswantoro, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

4. Dr. H. Abdul Mustaqim, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan

Tafsir, Fak. Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga, sekaligus sebagai pengasuh

Pondok Pesantren Lingkar Studi Al-Qur’an (LSQ) Ar-Rohmah, yang

memberikan tempat tinggal bagi saya selama empat tahun, memberikan

saya nasehat, bimbingan dan ilmu yang tidak bisa didapatkan di kampus

dan beliau sekaligus berfungsi sebagai pengganti orang tua saya selama

berada di Jogja, yang terus menasihati saya untuk tetap berada “di jalur

yang benar”. Banyak jasa-jasanya yang tidak mungkin disebutkan di sini.

5. Afdawaiza, M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir,

yang banyak membantu saya selama proses belajar-mengajar di kampus

termasuk dengan menjadi ketua seminar skripsi saya.

6. Dr. Ahmad Baidowi, M.Si., selaku pembimbing skripsi, yang dengan

ramah, mau menjamu saya setiap kali saya datang ke rumah, yang

memperbaiki “struktur berpikir” saya selama penulisan skripsi ini. Banyak

kritik dan saran berharga yang diberikan sehingga skripsi saya bisa

“sebagus” ini.

7. Ahmad Rafiq, Ph.D., selaku DPA (Dosen Penasihat Akademik) saya, yang

memberikan saya nasehat akademik, menandatangani KRS saya setiap

semester, yang tanpanya akan membuat kuliah saya terhambat.

8. Semua dosen, staf pengajar, TU (terutama Bapak Muhadi selaku TU IAT),

yang ada di Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang

Page 13: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

xiii

turut memberikan andil bagi kemudahan, kelancaran dan kesuksesan saya

selama belajar.

9. Ayah saya yang tidak pernah lelah menasihati saya, selalu mengingatkan

jangan pernah meninggalkan shalat, yang rela mati-matian mencari uang

untuk membiayai pendidikan saya dari dulu sampai sekarang. Begitu juga

dengan Ibu, yang mau menawarkan apapun untuk kesuksesan dan

kebahagiaan anaknya, yang kasih sayang dan cintanya tidak pernah

terucap, yang tidak pernah lupa menelepon saya sekali seminggu selama

empat tahun di Jogja.

10. Kakak saya satu-satunya Mbak Fani yang rela diganggu aktifitasnya setiap

saya merengek minta kiriman . Dek saya yang paling ganteng, Akwan,

harus bisa melebihi kakak-kakakmu ya wan. Abah dan Emak, yang selalu

ngomelin Saya untuk kebaikan saya, Teteh-teteh dan om-om semua, teh

Neneng, teh Anah, Kak Imbong, teh Mbay, teh Itoh, teh Idah, dan yang

paling spesial Aunty Fivie Nay. Semua bocil-bocil kak Danang yang

putih-putih

11. Semua guru-guru saya di SD, MTs, dan, MA dan Ustadz-Ustadzh Al-

Hikmah. Semoga semua jenis ilmu yang ditularkan kepada saya menjadi

amal jariyah kelak di akhirat.

12. Teman, Saudara, Sahabat, Keluarga “Pelangi” PBSB 2012, Ridha, Tari,

Saiful, Fitri, Sony, Selvia, Arini, Reza, Rona, Wildan, Okah, Fikri,

Nusaibah, Gus Fafa, Iyud, Isbat, Rifah, Ibriza, Imam, Alfian, Fatih, Kaysi,

Afif dan Duha yang jadi Dosen Pembimbing kedua, Juli, Isti, Idris, Pace

Page 14: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA
Page 15: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

xiv

ABSTRAK

Epistemologi merupakan sebuah cabang keilmuan filsafat yang berusaha

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang asal-usul teori

pengetahuan yang dalam penelitian ini berupa kajian tafsir, yakni bagaimana sebuah

tafsir itu dipahami dan diuji kebenarannya berdasarkan rambu-rambu epistemologi.

Kitab Tafsir Rawa>’i al-Baya>n fi Aya>t Ahka>m min al-Qur’a>n karya Muhammad ‘Ali

al-S{a>bu>ni adalah sebuah kitab tafsir yang berisikan hukum-hukum Islam yang dalil-

dalilnya diambil dari berbagai penafsiran ulama terdahulu. Kitab ini memiliki pola

penyusunan yang cukup unik, yaitu menggabungkan pola lama dari segi kekayaan

materi pembahasan dan pola baru dari segi metode, sistematika dan gaya (uslub)

yang sederhana. Berdasarkan latar belakang inilah penulis merumuskan problem

akademik penelitian ini ke dalam tiga klasifikasi masalah, yaitu : 1) Apa sumber-

sumber yang digunakan al-S{a>bu>ni dalam tafsirnya?; 2) Bagaimana metode yang

digunakan al-S{a>bu>ni dalam tafsirnya?; 3) Bagaimana validitas penafsiran al-S{a>bu>ni

dalam kitab Rawa>’i al-Baya>n ?

Skripsi ini merupakan sebuah penelitian kepustakaan yang menggunakan

metode deskriptif-analitik dan pendekatan historis-filosofis. Metode dan pendekatan

ini bertujuan untuk mengupas sisi epistemologi tafsir Rawa>’i al-Baya>n karya

Muhammad ‘Ali al-S{a>bu>ni.

Beberapa sumber yang dirujuk oleh al-S{a>bu>ni dalam penafsirannya meliputi al-

Qur’am, hadis Nabi, pendapat Sahabat, pendapat Tabi’in, qira’ah mutawa>tirah,

Ra’yu, kitab tafsir sebelumnya, pendapat ulama, syair-syair arab dan isra>illiyyat.

Sementara metode tafsir yang digunakan adalah metode tahli>li. Hal ini dikarenakan

dimensi karakteristik metode tahli>li lebih mendominasi dibandingkan dengan

metode lainnya, seperti metode maud}u>’i, ijma>li, maupun muqa>ran. al-S{a>bu>ni telah

menyebutkan di dalam muqaddimah kitab ini bahwa ia menggunakan kombinasi

pola penyusunan lama dan baru. Maksudnya, al-S{a>bu>ni menggabungkan pola lama

dari segi kekayaan referensi dan sumber penafsirannya dengan pola baru dari segi

kerapihan dan keruntutan sistematika dalam penyusunannya.

Adapun validitas kebenaran penafsirannya diuji dengan teori kebenaran koherensi

yang merupakan salah satu dari tiga teori pokok dalam membuktikan kebenaran

sebuah pengetahuan. Teori ini diambil karena dianggap paling cocok dengan

dominasi epistemologi bayani kitab ini. Dari kajian terhadap validitas penafsiran

beliau ini penulis berkesimpulan bahwa al-S{a>bu>ni menganut kebenaran koherensi

Page 16: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

xv

dalam tafsirnya. Dikatakan benar secara koherensi karena ada kesesuaian antara

mayoritas pernyataan-pernyataan yang dibangun oleh al-S{a>bu>ni, baik itu pernyataan

dalam penafsirannya maupun pernyataan dalam metodologinya. Meskipun dalam

beberapa kasus ditemukan keinkonsistenan al-S{a>bu>ni, namun secara garis besar

penafsiran al-S{a>bu>ni di dalam kitab Rawa>’i al-Baya>n dapat dikatakan benar secara

koherensi.

Page 17: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………

NOTA DINAS ……………..……………………………………………... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ………………………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………… iv

HALAMAN MOTTO ……………...……………………………………… v

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ………………………………………… vii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. xi

ABSTRAK …………………………………………………………………. xv

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. xvii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………... 5

C. Tujuan dan Kegunaan ………………………………………………. 5

D. Telaah Pustaka ……………………………………………………… 6

E. Kerangka Teori ……………………………………………………… 11

F. Metode Penelitian …………………………………………………… 13

G. Sistematika Pembahasan ……………………………………………. 16

BAB II. TIJAUAN UMUM EPISTEMOLOGI TAFSIR

Page 18: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

xv

A. Pengertian Dasar, Macam dan Cara Kerja Epistemologi Tafsir …….. 19

1. Definisi dan Ruang Lingkup Epistemologi ……………………… 19

2. Cara Kerja Epistemologi ……………………………………….... 23

3. Macam-macam Epistemologi ……………………………………. 24

4. Definisi Tafsir dan Macam-macamnya ………………………….. 28

B. Sejarah Perkembangan Epistemologi Tafsir ……………………….... 35

BAB III. BIOGRAFI MUHAMMAD ‘ALI AL-S{A<BU<NI< DAN KITAB TAFSIR

RAWA<’I AL-BAYA<N FI TAFSI<R AYA<T AHKA<M MIN AL-QUR’AN

A. Biografi Muhammad ‘Ali al-S{a>bu>ni …………………………………. 46

1. Riwayat Hidup dan Latar Belakang Intelektual …………………. 47

2. Karya-karya ………………………………………………………. 49

B. Kitab Tafsir Rawa>i’ al-Bayan fi Tafsi>r Aya>t al-Ahka>m Min al-Qur’a>n

52

1. Sejarah Kitab …………………………………………………….. 52

2. Sistematika dan Kandungan Kitab ……………………………… 54

BAB IV. TELAAH EPISTEMOLOGI KITAB TAFSIR RAWA<’I

AL-BAYA<N.

A. Kajian Epistemologi atas Tafsir Rawa>’i al-Baya>n ………………….. 67

1. Sumber-sumber Penafsiran ……………………………………… 67

Page 19: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

xvi

2. Metode Penafsiran ………………………………………………. 80

3. Validitas Tafsir ………………………………………………….. 92

B. Kontribusi Tafsir Rawa>’i al-Baya>n dalam Perkembangan Tafsir …... 96

1. Sumbangan ‘Ali al-S}a>bu>ni dalam Khazanah Ilmu Tafsir ………. 96

2. Kelebihan dan Kekurangan Tafsir Rawa>’i al-Baya>n ……………. 97

BAB V. PENUTUP

A. Simpulan …………………………………………………………….. 99

B. Saran-saran …………………………………………………………... 101

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 103

CURRICULUM VITAE ………………………………………………….. 108

Page 20: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rawa>i’ al-Baya>n Tafsi>r A<ya>t al-Ahka>m min al-Qur’a>n atau yang lebih

dikenal dengan Tafsi>r A<ya>t al-Ahka>m atau Rawa>i’ al-Baya>n adalah kitab tafsir

karya pertama dari seorang mufassir kotemporer yaitu Muhammad ‘Ali al-

S{a>bu>ni>1. Kitab ini merupakan kitab tafsir ayat-ayat hukum yang ada di dalam al-

Qur’an. Dari kitab ini umat islam dapat mengambil rujukan hukum-hukum dari

Qur’an secara otodidak.

Menurut Syeikh Abdulla>h al-Khayya>t}, seorang kha>t}ib Masjid al-Haram dan

penasehat kementrian pengajaran Arab Saudi, Kitab Rawai’ al-Bayan ini adalah

kitab yang paling baik dalam masalah tafsir terhadap ayat-ayat hukum. Hal ini

disebabkan oleh pola penyusunan yang digunakan oleh al-S{a>bu>ni> dalam menulis

kitab ini, yaitu ia menggabungkan pola lama dari segi kekayaan materi

pembahasan dan pola baru dari segi metode, sistematika dan gaya (uslub) yang

memudahkan pembaca untuk memahami kandungan kitab tersebut2.

al-S{a>bu>ni, dalam tafsirnya, menyajikan dalil dalil hukum di dalam al-Qur’an

serta pandangan-pandangan ulama baik klasik maupun modern dalam sebuah

hukum. Hali ini membuat umat islam tidak perlu lagi kerepotan memahami

1 Untuk seterusnya disebut al-S{abu>ni.

2 Syaikh Abdulla>h al-Khayya>t}, ‚Pengantar (taqdim) untuk Muhammad ‘Ali al-S{a>bu>ni>‛

dalam Rawa>i’ al-Baya>n Tafsi>r A<ya>t al-Ahka>m min al-Qur’a>n, juz I, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t), hlm.4

Page 21: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

2

hukum-hukum keagamaan, kemasyarakatan, dan lain sebagainya dengan

memahami keseluruhan al-Qur’an secara otodidak.

Kecakapan al-S{a>bu>ni> ini didasari oleh kekayaan perspektfnya tentang

sejarah dan karya-karya keislaman mengenai al-Qur’an baik itu dari insider atau

ulama-ulama islam maupun dari outsider atau pemikir-pemikir sekuler atau

orientalis. Susunan tafsirnya sangat jelas dan gamblang dalam hal menetapkan

suatu peristiwa keislaman serta menyanggah tuduhan-tuduhan negatif tetang

islam di dalam tulisan-tulisannya3.

Dalam menafsirkan al-Qur’an, al-S{a>bu>ni> menggunakan pola klasik dari segi

kekayaan materi di dalam penafsirannya. al-S{a>bu>ni>> terlebih dahulu

mencantumkan penafsiran ulama-ulama lain sebelum ia menjelaskan

penafsirannya sendiri atas suatu ayat. Bahkan, al-S{a>bu>ni>> juga menjelaskan

penafsiran yang bersifat kontradiktif dengan memaparkan masing-masing

penafsiran, kemudian al-S{a>bu>ni>> menjelaskan pemikirannya tentang hal tersebut.

Salah satu contoh penafsiran al-S{a>bu>ni> adalah Q.S. al-Ahza>b : 59 tentang

aurat perempuan. Menurut al-S{a>bu>ni>, setiap perempuan muslim berkewajiban

memakai jilbab. Jilbab disini didefinisikan oleh al-S{a>bu>ni> sebagai pakaian yang

menutupi seluruh anggota badan perempuan yang menyerupai mala>’ah (semacam

3 Nurun Nikmah, ‚Jilbab Menurut Muhammad ‘Ali al-S{a>bu>ni> (Studi Kitab Tafsir S{afwa>t al-

Tafa>si>r)‛, (Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

2008), hlm. 43

Page 22: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

3

baju kurung wanita)4. Menurutnya, wajah seorang wanita adalah bagian pokok

dari perhiasan seorang wanita, sentral kecantikan dan merupakan faktor utama

timbulnya fitnah.5 Oleh karena itu, dalam persoalan ini, al-S{a>bu>ni> mewajibkan

seorang muslimah menampakkan wajahnya sesuai firman Allah swt dalam

penggalan Q.S. al-Nu>r : 31 :

31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya,

dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)

nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah

Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka‛

Dari contoh penafsiran di atas, nampak bahwa pendapat-pendapat al-S{a>bu>ni>

tergolong pendapat yang tegas dan keras. Meskipun sebelum menjelaskan

pendapatnya ia terlebih dahulu memaparkan pendapat-pendapat lainnya yang di

dominasi oleh pendapat empat mazhab.

Satu hal yang menarik dari karya al-S{a>bu>ni> ini adalah pernyataan yang ia

bangun tentang metode penyusunan kitab ini sebagaimana disebut diatas

memungkinkan untuk diinterpretasi berbeda. Satu sisi mampu menunjukkan

4 Muhammad ‘Ali al-S{a>bu>ni>, Rawa>i’ al-Baya>n Tafsi>r A<ya>t al-Ahka>m min al-Qur’a>n, Jilid II

(Beirut: Dar al-Fikr, 2000), hlm. 304. 5 Muhammad ‘Ali al-S{a>bu>ni>, Rawa>i’ al-Baya>n Tafsi>r A<ya>t al-Ahka>m min al-Qur’a>n, Jilid II

… hlm. 350-353.

Page 23: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

4

bahwa al-S{a>bu>ni> adalah mufassir yang memberikan sebuah nafas baru dalam

sistematika penafsiran al-Qur’an, di sisi lain ia tampak tidak mandiri sebagai

seorang mufassir kontemporer terhadap penafsirannya. Hal ini disebabkan

mayoritas penafsirannya adalah kutipan-kutipan dari mufassir sebelumnya dan

penafsiran original dari al-S{a>bu>ni> hanya berupa tafsiran-tafsiran literal . Jika

dicermati lebih jauh, penafsiran al-S{a>bu>ni> yang didukung pandangan para

mufassir masyhur sebelumnya terkesan hanya menjadi semacam legitimasi.

Dari alasan-alasan diatas, penulis tertarik untuk melakukan kajian

epistemologis atas penafsiran-penafsiran al-S{a>bu>ni> dalam kitab Rawa>i’ al-Baya>n.

Penulis ingin melihat asal-muasal penafsiran al-S{a>bu>ni> seperti sumber, metode

dan validitas penafsirannya sehingga menghasilkan sebuah konstruksi penafsiran

bercorak fiqhi sebagaimana ia memberikan judul pada kitab ini sebagai Tafsi>r

A<ya>t al-Ahka>m. Selain itu, Urgensi kajian epistemologi pada suatu keilmuan

cukup penting untuk dibahas dengan beberapa pertimbangan. Pertama,

pertimbangan strategis, epistemologi perlu dipelajari karena pengetahuan sendiri

merupakan satu hal strategis bagi kehidupan manusia. Strategi yang berkenaaan

dengan bagaimana mengelola kekuatan dan kekuasaan yang ada sehingga tujuan

dapat tercapai.6 Kedua, pertimbangan kebudayaan. Lewat pertimbangan ini,

mempelajari epistemologi diperlukan untuk mengupas pandangan epistemologis

6 J.Sudarminta, Epistemologi Dasar, Pengantar Filsafat Pengetahuan (Yogyakarta: Kanisius,

2002), hlm. 26

Page 24: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

5

yang nyata ada di dalam setiap kebudayaan.7 Ketiga, pertimbangan pendidikan.

Epistemologi dapat mempermudah pelajar dalam proses belajar–mengajar yang

selalu mengandung unsur penyampaian pengetahuan, keterampilan dan nilai-

nilai.8 Selain itu, maju tidaknya sebuah ilmu pengetahuan sangat bergantung pada

bangunan keilmuan epistem yang kuat9.

B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang diatas, dapat ditarik beberapa rumusan

masalah sebagai upaya sistematisasi penelitian ini, yaitu :

1. Apa saja Sumber-sumber yang digunakan oleh Al-S{a>bu>ni> dalam menulis

Rawa>i’ al-Baya>n ?

2. Bagaimana metode penafsiran Al-S{a>bu>ni> dalam menulis Kitab Rawa>i’ al-

Baya>n ?

3. Bagaimana Validitas Tafsir menurut Muhammad ‘Ali al-S{a>bu>ni>?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui sumber-sumber yang digunakan oleh al-S{a>bu>ni> dalam

menulis kitab Rawa>i’ al-Baya>n.

b. Untuk mengetahui metode penafsiran kitab Rawa>i’ al-Baya>n.

7 J.Sudarminta, Epistemologi Dasar … hlm. 27

8 J.Sudarminta, Epistemologi Dasar … hlm. 27

9 Lihat Barokatun Nisa, ‚Epistemologi Muqa>til bin Sulaima>n dalam Tafsi>r al-Kabi>r‛, Skripsi

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016, hlm. 4

Page 25: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

6

c. Untuk mengetahui validitas tafsir menurut Muhammad ‘Ali al-S{a>bu>ni>.

2. Kegunaan

Penelitian ini diharapkan mampu memenuhi kegunaan yang penulis

inginkan, yaitu :

a. Penelitian ini mampu memberikan sumbangsih terhadap kajian

epistemologi tafsir dan perkembangan kajian tafsir seterusnya.

b. Penelitian ini khususnya diharapkan mampu menilik kerangka

epistemologi tafsir Rawa>i’ al-Baya>n.

D. Telaah Pustaka

Literatur-literatur baik yang membahas tentang kajian Epistemologi kitab

tafsir maupun pemikiran ‘Ali al-S{a>bu>ni> sangat banyak sekali. Maka, untuk

menghindari kesamaan materi atau pengulangan penelitian, penulis melakukan

crosscheck pada literatur-literatur yang berkaitan dengan kajian epistemologi

kitab tafsir dan pemikiran-pemikiran al-S{a>bu>ni> dalam kitab Rawa>i’ al-Baya>n ini

serta literatur-literatur baik secara langsung maupun tidak langsung berkaitan

dengan tema penelitian ini.

Berikut beberapa literatur yang penulis temukan yang memiliki variabel

yang berhubungan dengan tema penelitian ini :

Page 26: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

7

Sobiroh10

menulis skripsi yang berjudul Birrul Walidain Menurut

Muhammad ‘Ali Al-S{a>bu>ni> (Studi Terhadap Kitab Tafsir Rawa>i’ al-Baya>n).

Beliau membahas tentang tafsir al-S{a>bu>ni> dalam surat Luqma>n ayat 12-15

tentang birrul walidain. Dalam penelitian ini, dikemukakan juga aspek sosio-

historis al-S{a>bu>ni> dalam menafsirkan ayat tersebut serta menjelaskan implikasi

penafsiran al-S{a>bu>ni> tentang birrul walidain tersebut dalam konteks keluarga

islami.

Skripsi berjudul Pandangan Muhammad Ali Al-S{a>bu>ni> tentang Perkawinan

Antar Agama dalam Kitab Rawa>i’ al-Baya>n karya Ali Mas’ud11

. Dalam skripsi ini

beliau menganalisa pandangan al-S{a>bu>ni> melihat perkawinan antar agama di

dalam surat al-Ba>qarah ayat 221. Selain itu, dijelaskan pula pandangan berbagai

ulama baik yang pro maupun kontra dengan perkawinan antar agama.

Rahmatan lil 'a>lami>n dalam Konsepsi al-Qur'an: Studi Analitis Penafsiran

Ali al-S{a>bu>ni> dalam S{afwa>tut Tafa>si>r 12 adalah judul skripsi yang ditulis oleh

Muhammad Badrul Munir. Skripsi ini mengkaji tentang keilmuan Ali al-S{a>bu>ni>

dalam Kitab S{afwa>tut Tafa>si>r tentang kerahmatan dalam Islam yang benar-benar

tersebar dalam teks-teks Islam baik al-Quran maupun hadis. Pembahasan skripsi

ini lebih ditekankan pada penafsiran al-S{a>bu>ni> tentang bentuk-bentuk kasih

10

Sobiroh, ‚Birrul Walidain Menurut Muhammad ‘Ali al-S{a>bu>ni> (Studi Terhadap Kitab

Tafsir Rawa>i’ al-Baya>n)‛, Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011. 11

Ali Mas’ud, ‚Pandangan Muhammad ‘Ali al-S{a>bu>ni> tentang Perkawinan Antar Agama

dalam Kitab Rawai’ al-Bayan‛, Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009. 12

Muhammad Badrul Munir, ‚Rahmatan lil 'alamin dalam Konsepsi al-Qur'an: Studi Analitis

Penafsiran ‘Ali al-S{a>bu>ni> dalam S{a>fwa>tut Tafa>si>r‛, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013

Page 27: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

8

sayang Allah swt terhadap setiap penciptaanya di alam semesta dan bentuk-

bentuk rahmat Islam, seperti; penjelasan bahwa hukum-hukum syariat dan aturan-

aturan dalam Islam adalah bentuk kasih sayang Allah Ta’ala kepada makhluk-

Nya. Rahmat yang sempurna hanya didapatkan oleh orang yang beriman kepada

ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw dan masalah penyempurnaan

kehidupan manusia.

Ahmad Musthafa menulis skripsi yang berjudul Pernikahan Antara Pria

Muslim Dengan Wanita Ahli Kitab dalam Pandangan ‘Ali al-S{a>bu>ni> dan

Muhammad Quraish Shihab13. Lewat skripsi tersebut, Musthafa membandingkan

dua pandangan yang berbeda mengenai pernikahan antara pria muslim dengan

wanita ahli kitab. Ia memaparkan bahwa ‘Ali al-S{a>bu>ni> membolehkan

pernikahan tersebut sedangkan Quraish Shihab cenderung berpendapat untuk

menghindari pernikahan tersebut. Selain itu, Musthafa menganalisa dari kedua

pendapat tersebut sebagai upaya untuk mencari pendapat mana yang lebih relevan

pada masa saat ini.

Skripsi yang berjudul S{afwa>t al-Tafa>sir (Studi Analisi Metodologi al-

Qur’an Karya al-S{a>bu>ni>) ditulis oleh Ahmad Fauzi.14

Skripsi ini mengkaji salah

13

Ahmad Musthafa, ‚Pernikahan Antara Pria Muslim Dengan Wanita Ahli Kitab dalam

Pandangan ‘Ali al-S{a>bu>ni> dan Muhammad Quraish Shihab‛, Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

2009 14

Ahmad Fauzi, “S{afwa>t al-Tafa>si>r, (Studi Analisis Metodologi Penafsiran Al-Qur’an Karya

al-S{abu>ni>”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010

Page 28: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

9

satu kitab karya al-S{a>bu>ni> tersebut dengan pendekatan filologis guna mengaalisa

metode penafsiran yang dipakai oleh al-S{a>bu>ni di dalam kitab S{afwa>t al-Tafa>sir.

Nurun Nikmah menulis skripsi yang diberi judul Jilbab menurut Muhammad

‘Ali al-S{a>bu>ni> (Studi Terhadap Kitab Tafsir S{afwa>t al-Tafa>si>r)15. Skripsi ini

mendeskripsikan pemikiran al-S{a>bu>ni> tentang jilbab. Menurut al-S{a>bu>ni>,

memakai jilbab adlah menutup wajah dan kepala mereka dan hanya

menampakkan matanya yng sebelah kiri, dan pakaian seperti itu yang biasa

disebut dengan istilah cadar. Nurun, di dalam skripsi yang ia tulis tersebut

melakukan interpretasi ulang terhadap pandangan al-S{a>bu>ni> diatas. Ia merasa

bahwa kondisi sosio-kultural dan sejarah di Indonesia tidak bisa disamakan

dengan kondisi dimana al-S{a>bu>ni> hidup.

Sebuah skripsi yang berjudul Epistemologi Tafsir M. Quraish Shihab dalam

Tafsir al-Mis}bah dan Tafsir al-Luba>b karya Ni’maturrifqi Maula16

menjelaskan

tentang pemikiran M. Quraish Shihab dalam menulis dua buah karya tafsirnya.

Selain mengungkap sumber-sumber dan metode penafsiran yang digunakan oleh

Quraish dalam menulis dua karyanya ini, dijelaskan pula mengenai model

penafsiran Quraish Shihab di dalam kitab Tafsir al-Mis}bah dan Tafsir al-Luba>b.

Model penafsiran yang dijelaskan di dalam skripsi tersebut merupakan analisis

15

Nurun Nikmah. ‚Jilbab menurut Muhammad ‘Ali al-S{a>bu>ni> (Studi Kitab Tafsir S{afwa>t al-

Tafa>si>r)‛, Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008 16

Ni’maturrifqi Maula. ‚Epistemologi Tafsir M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mis}bah dan

Tafsir al-Luba>b‛, Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015

Page 29: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

10

alternatif karena penulis tidak menganalisa validitas tafsir sebagaimana kajian

epistemologi pada umumnya.

Skripsi yang diberi judul Epistemologi Tafsir Ibnu ‘Asyur dalam Kitab

Tafsir al-Tahri>r Wa al-Tanwi>r17 oleh Abdul Halim berbicara mengenai tafsir Ibnu

‘Asyur dari sisi kajian epistemologi. Selain itu, skripsi ini juga menjelaskan

bahwa tafsir Ibnu ‘Asyur adalah tafsir yang ditulis pada masa awal perkembangan

tafsir kontemporer. Pada masa tersebut para mufassir masih banyak menggunakan

dalil-dalil hadis, atsar Sahabat dan israilliyat sehingga pemikiran mufassir itu

sendiri bukan menjadi prioritas kandungan tafsir tersebut.

Buku seri disertasi yang berjudul Epistemologi Tafsir Kontemporer (Studi

Komparatif antara Fazlur Rahman dan Muhammad Syahrur)18 karya Abdul

Mustaqim menitikberatkan kajiannya kepada pergeseran kajian epistemologi

dengan melihat dinamika pemikiran Fazlur Rahman dan Muhammad Syahrur.

Pemahaman tersebut dapat diraih dengan cara merubah pola pikir ideologis

menjadi nalar kritis berdasarkan hal-hal substantif dan merujuk kembali kepada

kitab-kitab klasik.

Skripsi Barokatun Nisa yang berjudul Epistemologi Muqa>til bin Sulaima>n

dalam Tafsir al-Kabi>r19. Skripsi tersebut meneliti tafsir al-Kabi>r karya Muqa>til

17

Abdul Halim, ‚Epistemologi Tafsir Ibnu ‘Asyur dalam Kitab Tafsir al-Tahri>r Wa al-

Tanwi>r‛, Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011 18

Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer, Seri Disertasi, Ed. Fuad Mustafid,

(Yogyakarta: LkiS, 2012) 19

Barokatun Nisa, ‚Epistemologi Muqa>til bin Sulaima>n dalam Tafsir al-Kabi>r‛, Skripsi UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016

Page 30: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

11

bin Sulaima>n dari sisi epistemologinya dengan melihat historisitas keilmuan

Muqa>til bin Sulaima>n. Barokah juga menelaah validitas tafsir al-Kabi>r tersebut

dengan melihat konsistensi subyek memandang sebuah realita sama dengan

subyek lain memandang realita tersebut. Selain itu, dijelaskan pula implikasi

penafsiran Muqa>til bagi mufassir setelahnya.

Dari beberapa literatur yang telah didapat dan ditulis di atas, penulis tidak

melihat adanya sebuah penelitian yang identik sama dengan penelitian yang akan

penulis lakukan ini, yiatu penelitian tentang epistemologi Rawa>i’ al-Baya>n karya

Ali al-S{a>bu>ni>. Oleh sebab itu, penelitian ini telah mendapatkan posisinya untuk

dikaji secara intensif dan mendalam.

E. Kerangka Teori

Epistemologi adalah bidang ilmu filsafat yang membahas pengetahuan

manusia, dalam berbagai jenis dan ukuran kebenarannya.20

Epistemologi sebagai

cabang dari ilmu filsafat mempelajari batas-batas pengetahuan dan asal-usul

pengetahuan serta kriteria kebenaran. Istilah ‚epistemologi‛ sendiri berasal dari

bahasa Yunani, terdiri dari dua kata, yaitu episteme (pengetahuan) dan logos

(ilmu, pikiran, percakapan). Jadi, epistemologi berarti ilmu, percakapan tentang

pengetahuan atau ilmu pengetahuan.21

Pokok persoalan dari kajian epistemologi

adalah sumber, asal mula, dan sifat dasar pengetahuan Oleh sebab itu, rangkaian

20

Muhammad Taqi Misbah} Yazdi. Daras Filsafat Islam. (Bandung: Mizan. 2003.) Hlm. 83. 21

Abdul Mun'im al-H{ifni. Mausu >’ah al-Falsafah wa al-Fala>sifah, juz 1, (Kairo: Maktabah

Madbuli 1999), hlm. 19.

Page 31: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

12

pertanyaan yang biasa diajukan untuk mendalami permasalahan yang

dipersoalkan di dalam epistemologi adalah; apakah pengetahuan itu, apakah yang

menjadi sumber dan dasar pengetahuan? Apakah pengetahuan itu adalah

kebenaran yang pasti ataukah hanya merupakan dugaan?.22

Dengan kata lain,

epistemologi secara etimologi dapat diartikan teori pengetahuan atau theory of

knowledge.23

Dalam diskursus filsafat, epistemologi merupakan cabang dari filsafat yang

membahas asal usul, struktur, metode-metode, dan kebenaran pengetahuan.

Epistemologi dapat mengukur kebenaran pengetahuan berdasarkan kepada teori

kebenaran korespondensi, koherensi dan pragmatisme. Teori Koherensi menilai

bahwa kebenaran ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan-

pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima dan diakui

sebagai benar. Suatu proposisi dinyatakan benar jika proposisi itu berhubungan

(koheren) dengan proposisi-proposisi lain yang benar atau pernyataan tersebut

bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang

dianggap benar.24

Contoh, semua manusia membutuhkan air, Budi adalah

seorang manusia, Jadi, Budi membutuhkan air.

Teori korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-

pernyataan adalah benar jika berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan

22

Jan Hendrik Rapar,.Pengantar Filsafat,( Yogyakarta; Kanisius, cet. 6, 2002), hlm. 38. 23

Surajiyo. Filsafat Ilmu (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 24 24

Jujun S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: PT Total

Grafika Indonesia. 2003),hlm. 55.

Page 32: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

13

yang ada atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu

keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu

pendapat dengan fakta. Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta

yang sesuai dan menyatakan apa adanya25

. Sedangkan menurut teori pragmatis,

kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut

bersifat fungsional dalam kehidupan praktis manusia. Dalam artian, suatu

pernyataan adalah benar, jika pernyataan itu atau konsekuensi dari pernyataan itu

mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia26

.

Dari ketiga teori kebenaran yang penulis uraikan secara singkat diatas,

penulis hanya akan memakai dua diantaranya dalam penelitian, yaitu teori

koherensi dan teori pragmatisme. Hal ini penulis lakukan untuk mempersempit

wilayah penelitian.

F. Metode Penelitian

Penelitian ilmiah disebut juga dengan metode ilmiah yang merupakan tata

cara sistematis dan logis dalam sebuah penelitian untuk mencapai tujuan

penelitian. Dengan kata lain, penelitian ilmiah adalah serangkaian kegiatan

observasi yang mendalam terhadap obyek kajian dengan menggunakan metode

dan pendekatan tertentu untuk menjelaskan fenomena atau menguji sebuah teori

bahkan menemukan teori baru dalam rangka memecahkan suatu masalah27

.

25

Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004), hlm.112. 26

Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu.., 115. 27

Abdul Mustaqim, Metode Penelitian al-Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta: Idea Press, 2014),

hlm. 1-2

Page 33: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

14

Demikian pula penelitian ini akan dibawa dengan metode dan pendekatan

tertentu untuk mencapai hasil yang diinginkan.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan penulis gunakan dalam riset ini adalah jenis

penelitian kepustakaan atau yang biasa dikenal sebagai library research yang

bersifat literer28, artinya penelitian ini berdasarkan data tertulis baik berupa

buku, jurnal maupun artikel lepas yang berkaitan dengan kajian epistemologi

tafsir maupun pemikiran Muhammad Ali Al-S{a>bu>ni> di dalam kitab Rawa>i’

al-Baya>n.

2. Teknik Pengumpulan Data

Sebagaimana penelitian kepustakaan pada umumnya, teknik

pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah teknik

dokumentasi. Dengan menggunakan teknik ini, penulis akan mengumpulkan

segala bentuk literatur yang membahas tentang kajian epistemologi maupun

kajian tentang al-S{a>bu>ni>. Hal ini dilakukan untuk membantu penulis

mendapatkan data kesejarahan al-S{a>bu>ni> dan menganalisa vaiditas tafsirnya.

Adapun sumber data pada penelitian ini dibagi menjadi dua secara garis

besar, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data

primer yaitu sumber data yang secara langsung berkaitan dengan tema kajian

dalam hal ini adalah kitab Rawa>i’ al-Baya>n Tafsi>r A<ya>t al-Ahka>m min al-

28

Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar dan Metode Teknik (Bandung:

Tarsio, 1990), hlm.10.

Page 34: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

15

Qur’a>n. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang secara

tidak langsung berkaitan dengan tema kajian baik berupa buku, jurnal

maupun artikel lepas.

3. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data atau yang bisa disebut juga dengan metode

penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif-

analisis. Yaitu penulis akan mendesripsikan data yang didapat29

secara

sistematis. Penulis akan menggambarkan bagaimana biografi tokoh sebagai

awalan untuk mengetahui kondisi sosial-budaya yang terjadi pada tokoh serta

latar belakang pemikiran beliau sehingga menghasilkan produk pemikiran

beliau dalam hal ini adalah kitab tafsir beliau khususnya kitab Rawa>i’ al-

Baya>n. Kemudian, penulis akan menganalisa epistemologi al-S{a>bu>ni> dalam

kitab Rawa>i’ al-Baya>n secara kritis dan logis30

untuk mengorek sumber

penafsiran, metode serta validitas penafsirannya.

Sementara itu, pendekatan yang akan penulis gunakan adalah

pendekatan historis-filosofis. Pendekatan historis bertujuan untuk membantu

penulis melihat proses lahirnya kitab Rawa>i’ al-Baya>n ini via latar belakang

kehidupan al-S{a>bu>ni>, baik itu latar belakang sosial, ideologi maupun

pendidikan beliau.

29

Anton Bakker , Metodologi Penafsiran Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 2005), hlm. 54 30

Anton Bakker, Metodologi Penafsiran Filsafat, … hlm. 41

Page 35: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

16

Adapun langkah-langkah metodis yang akan dilakukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pertama, penulis menetapkan tokoh sebagai objek material penelitian

yaitu Muhammad Ali al-S{a>bu>ni> dan Epistemologi Tafsir Rawa>i’ al-Baya>n

Tafsi>r A<ya>t al-Ahka>m min al-Qur’a>n sebagai objek formal penelitian. Kedua,

penulis mendeskripsikan latar belakang tokoh, baik itu latar belakang

kehidupan, ideologi maupun keilmuan serta karya-karyanya. Ketiga, penulis

juga memaparkan gambaran dari sistematika, metode dan corak khas yang

digunakan tokoh dalam karyanya. Keempat, penulis melakukan analisis

terhadap pemikiran tokoh dalam hal ini penafsiran beliau sebagai upaya

mencari sumber, metode dan validitas penafsirannya.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika Pembahasan ini merupakan rangkaian pembahasan yang

termuat dalam penelitian ini, dimana antara yang satu dan lainnya saling

berkaitan sebagai satu kesatuan yang utuh. Hal ini merupakan deskripsi sepintas

yang mencerminkan urutan dalam setiap bab. Agar penyusunan ini dapat

dilakukan secara runtut dan terarah, maka penyusunan ini dibagi menjadi lima

bab yang disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :

Pertama, Bab I yang berisikan pendahuluan yang terdiri dari tujuh sub bab.

Sub bab pertama membahas tentang latar belakang masalah yang merupakan

dasar pemikiran masalah serta alasan-alasan mengapa penelitian ini dilakukan.

Page 36: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

17

Sub bab kedua adalah rumusan masalah yang merupakan pertanyaan yang

menjadi tolak ukur penelitian selanjutnya. Sub bab ketiga adalah tujuan dan

kegunaan dari penelitian ini. Sub bab keempat adalah telaah pustaka yang

berisikan upaya penelusuran atau penelitian pendahuluan yang berkaitan dengan

topik utama. Sub bab kelima adalah kerangka teori yang menampilkan teori teori

yang berkaitan dengan topik utama. Sub bab keenam adalah metode penelitian

yang merupakan langkah-langkah pengumpulan, pengolahan dan analisis data

yang ditempuh dalam penyusunan penelitian. Sub bab ketujuh adalah sistematika

pembahasan yang menjelaskan struktur dalam peneliian ini.

Kedua, Bab II akan membahas tentang tinjauan umum epistemologi tafsir

al-Qur’an. Tinjauan umum ini meliputi definisi terma epistemologi dan tafsir,

dinamika pertumbuhan dan perkembangan tafsir dari zaman nabi hingga saat ini.

Pembahasan ini dilakukan karena memiliki relevansi yang besar dengan kajian

pada bab selanjutnya.

Ketiga, Bab III akan membahas seputar biografi Muhammad ‘Ali al-S{a>bu>ni>

dan kitab tafsirnya Rawa>i’ al-Baya>n. Penulis mencoba mengupas latar belakang

kehidupan al-S{a>bu>ni> baik dari segi sosial maupun keilmuannya. Karya-karya al-

S{a>bu>ni> juga akan dikupas secara singkat, namun khusus untuk kitab Rawa>i’ al-

Baya>n akan dikaji secara detail dan intensif. Kajian kitab Rawa>i’ al-Baya>n ini

meliputi sejarah penulisan, metode dan sistematika yang digunakan oleh al-

S{a>bu>ni> dalam menulis kitab tersebut.

Page 37: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

18

Keempat, Bab IV adalah bab yang akan berisikan analisis mengenai

epistemologi Ali al-S{a>bu>ni> dalam kitab Rawa>’i al-Baya>n mulai dari sumber,

metode hingga validitas penafsirannya. Bab ini merupakan bab inti dari penelitian

ini dan menjadi kontribusi yang penulis berikan kepada keilmuan al-Qur’an dan

Tafsir khususnya dan pengetahuan islam pada umumnya.

Kelima, Bab V merupakan penutup penelitian yang akan berisikan

kesimpulan penelitian yakni jawaban dari rumusan masalah. Bab ini akan ditutup

dengan kata penutup serta saran-saran untuk peneliti selanjutnya.

Page 38: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

99

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari pembahasan di atas penulis sampai pada kesimpulan yang merupakan

jawaban atas tiga rumusan masalah yang penulis ajukan berkaitan dengan kajian

epsitemologi tafsir, yaitu mengenai sumber-sumber penafsiran, metode penafsiran

dan validitas atas penafsiran itu sendiri.

Pertama, sumber-sumber yang digunakan al-S{a>bu>ni dalam Rawa>’i al-

Baya>n di antaranya adalah al-Qur’an, Hadis, dan Pandangan Hukum dari ulama

Fikih. Sumber lain yang beliau ambil misalnya Qaul a-S}ah}abi>, Qaul al-Ta>bi’i>n,

Qira>’a>t, Isr>ai>liyya>t, Kitab-kitab Tafsir terdahulu, Syair-syair Arab dan Ra’yu.

Mengenai sumber penafsirannya, al-S{a>bu>ni dikenal sebagai mufassir

sangat hati-hati dan teliti. Ia memiliki kekayaan referensi yang luas sehingga

mampu mempertimbangkan data mana yang akan ia jadikan sumber

penafsirannya. Oleh karena itu, keaslian dari penafsirannya dapat diverifikasi dan

dipertanggung jawabkan secara nyata.

Kedua, metode yang ia gunakan untuk menulis kitab Rawa>’ial-Baya>n ini

adalah metode tah}li>li dengan corak fiqhi. Tidak semua ayat di dalam al-Qur’an ia

tafsirkan, melainkan hanya ayat-ayat yang ia anggap mengandung konten hukum

di dalamnya. Ayat-ayat tersebut disusun berdasarkan tartib mushafi dan memiliki

Page 39: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

100

100

kecenderungan sebagai tafsir bi al-ma’s>u>r. al-S{a>bu>ni, di samping menafsirkan

ayat al-Qur’an dengan corak fiqhi, juga mementingkan aspek kebahasaan di

dalam penafsirannya. Hal ini terbukti dengan kajian semantik ayat di setiap awal

pembahasannya dan pembahasan i’rab sebagai salah satu aspek yang dibahas

hampir di setiap tema penafsiran. Selain itu, al-S{a>bu>ni juga memperhatikan sisi

historisitas ayat dengan dengan merujuk pada riwayat dan sedikit dari israiliyyat.

Ketiga, adapun mengenai validitas penafsiran beliau penulis

mengkritisinya menggunakan teori kebenaran koherensi. Teori ini dipandang

paling sesuai dengan aspek epistemologi bayani yang melingkupi penafsiran

beliau. Menurut teori ini, pengetahuan dianggap benar jika ada kesesuaian

(coherence) dengan pernyataan sebelumnya yang terbukti benar sesuai dengan

preposisi yang melingkupinya. Dari kajian terhadap validitas penafsiran beliau ini

penulis berkesimpulan bahwa al-S{a>bu>ni menganut kebenaran koherensi dalam

tafsirnya. Dikatakan benar secara koherensi karena ada kesesuaian antara

pernyataan beliau dalam muqaddimahnya bahwa dalam menafsirkan Al-Qur’an ia

menggunakan sistematika lama dari sisi kekeayaan data dan sistematika baru dari

sisi metodologi. Dalam tafsirnya penulis menemukan bahwa al-S{a>bu>ni selalu

menafsirkan suatu ayat al-Qur’an sesuai dengan pernyataan awalnya. Selain itu,

hukum-hukum yang dikeluarkan al-S{a>bu>ni yang terkandung di dalam suatu ayat

memiliki kesesuaian dengan penafsirannya atas makna-makna literal maupun

lat}a>if al-Tafsi>rnya. Walla>hu A‘lam.

Page 40: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

101

101

B. Saran

Setelah selesainya penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa

penelitian ini masih jauh dari kajian yang komprehensif dan sempurna. Hal ini

dikarenakan keterbatasan penulis baik secara kemampuan, waktu maupun

referensi yang dapat di akses. Selain itu juga masih banyak aspek yang perlu dikaji

terkait sosio-historis ‘Ali al-S{a>bu>ni dan implikasinya terhadap keilmuan beliau

yang sangat luas dilihat dari berbagai karya beliau. Oleh karenanya penulis juga

menyarankan untuk melakukan kajian lebih lanjut mengenai aspek tersebut

sekaligus untuk menjawab keterkaitan beliau dengan daerah dominasinya. Dilihat

dari penafsiran-penafsirannya, dapat diketahui al-S{a>bu>ni adalah seorang yang

tegas dan to the point. Mungkin ketegasannya ini merupakan implikasi dari

pengalaman hidup beliau.

Adapun permintaan tulus dari penuli untuk pegawai akademik UIN Sunan

Kalijaga adalah disediakannya referensi-referensi yang ditulis atau berkaitan

dengan kajian terhadap biografi sosi-kultural ‘Ali al-S{a>bu>ni. Karena dalam

penulisan penelitian ini peneliti masih sangat sulit mendapatkan informasi terkait

kajian terhadap biografi sosi-kultural ‘Ali al-S{a>bu>ni.

Demikianlah penelitian mengenai Epistemologi Rawa>’i al-Baya>n karya

Muhammad ‘Ali al-S{a>bu>ni ini. Sebagaimana penulis ungapkan di atas bahwa

penelitian ini masih sangat tidak sempurna, oleh karenanya penulis menerima

dengan lapang dada berbagai macam kritik dan saran yang konstruktif untuk

Page 41: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

102

102

evaluasi dan refleksi bagi peneliti. Semoga penelitian ini dapat memperkaya

wacana keilmuan dan menjadi salah satu sarana dalam mensyi’arkan Al-Qur’an.

Wallahu A‘lam bi al-S}awwa>b.

Page 42: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

103

DAFTAR PUSTAKA

Adib, Mohammad. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Ahmad, Mudlor. Ilmu Dan Keinginan Tabu (Epistemologi Dalam Filsafat).

Bandung: Trigenda Karya, 1994.

al-Arid}, Ali Hasan. Sejarah dan metodologi Tafsir. Terj. Ahmad Akrom. Jakarta: PT.

Raja Grafindo, 1996.

al-Farmawi, Abd al-Hayy. Metode Tafsir Maud}u>’i : Suatu Pengantar. Terj. Surya A.

Jumarah. Jakarta: Raja Grifindo Persada, 1996.

al-Hifni, Abdul Mun'im. Mausuah al-Falsafah wa al-Fala>sifah . Juz 1. Kairo:

Maktabah Madbuli, 1999.

al-Qattan, Manna Khalil. Maba>his> fi ‘Ulu>m al-Qur’an. Riyadh: al-Haramain, TTT

al-S{a>bu>ni, Muhammad ‘Ali. Rawa>i’ al-Baya>n Tafsi>r A<ya>t al-Ahka>m min al-Qur’a>n,

Jilid I & II. Beirut: Dar al-Fikr, 2000.

----------, Al-Tibya>n fi Ulu>m al-Qur’a>n. Jakarta: Dar al Kutub al-Islamiyyah, 2003.

----------, S{afwat al-Tafa>si>r. Jakarta: Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 1999.

al-Z<ahabi, Muhammad H{ussain. al-Tafsi>r wa al-Mufassiru>n. Kairo: Maktabah

Wahbah, 2000.

Page 43: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

104

al-Zarkasyi, Badruddin. Al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an. Beirut: Maktabah al-Kutub,

1990.

al-Zarqany, Abd. Adzim Manahil al-Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an, Beirut: Maktabah al-

Kutub, 1990.

Amin Abdullah, ‚Aspek epistemologis Filsafat Islam‛ dalam Irma Fatima (ed.),

Filsafat Islam Kajian,

Baidan, Nashruddin. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011

Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004.\

Bakker, Anton. Metodologi Penafsiran Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, 2005.

CD Maktabah Syamilah

Fauzi, Ahmad. ‚S{afwa>t al-Tafa>si>r : Studi Analisis Metodologi Penafsiran Al-Qur’an

Karya al-S{abu>ni>‛. Skripsi Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2010.

Gallagher, Kenneth T.. Epistemologi Filsafat Pengetahuan, terj. P. Hardono Hadi.

Yogyakarta: Kansius, 1994.

Goldziher, Ignaz. Maz>a>hib al-Tafsi>r al-Isla>mi>. Terj. ‘Ali Hasan Abd al-Qadir. Mesir:

Maktabah al-Khaniji, 1955

Page 44: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

105

H.A, Abdul Djalal. Urgensi Tafsir Maud}u>’i Pada Masa Kini. Jakarta: Kalam Mulia,

1990

Halim, Abdul. ‚Epistemologi Tafsir Ibnu ‘Asyur dalam Kitab Tafsir al-Tahri>r Wa al-

Tanwi>r. Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikira Islam UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, 2011.

Iyazi, Muhammad ‘Ali. al-Mufassiru>n H{aya>tuhum wa Manhajuhum. Wizarah al-

S<aqafah wa al-Irsya>d al-Isla>miyah, TTT.

Jansen, J.J.G. Diskursus Tafsir al-Quran Modern. Terj. Hairussalim dan Syarif Hidayat.

Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1997

Mas’ud, Ali. ‚Pandangan Muhammad ‘Ali al-S{a>bu>ni tentang Perkawinan Antar

Agama dalam Kitab Rawai’ al-Bayan‛. Skripsi Fakultas Syari’ah UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.

Maula, Ni’maturrifqi. ‚Epistemologi Tafsir M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-

Mis}bah dan Tafsir al-Luba>b‛. Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran

Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015.

Munir, Muhammad Badrul. ‚Rahmatan lil 'alamin dalam Konsepsi al-Qur'an: Studi

Analitis Penafsiran ‘Ali al-S{a>bu>ni dalam S{a>fwa>tut Tafa>si>r‛. Skripsi

Fakultas Syari’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Mustaqim, Abdul. Metode Penelitian al-Qur’an dan Tafsir. Yogyakarta: Idea Press,

2014.

----------, Epistemologi Tafsir Kontemporer Seri Disertasi. Yogyakarta: LkiS, 2012.

Page 45: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

106

----------, Madzahibut Tafsir. Yogyakarta: Nun Pustaka. 2003

Musthafa, Ahmad. "Pernikahan Antara Pria Muslim Dengan Wanita Ahli Kitab

dalam Pandangan ‘Ali al-S{a>bu>ni dan Muhammad Quraish Shihab‛. Skripsi

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

2009

Nikmah, Nurun. ‚Jilbab Menurut Muhammad ‘Ali al-S{a>bu>ni (Studi Kitab Tafsir

S{afwa>t al-Tafa>si>r)‛. Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008.

Nisa, Barokatun. ‚Epistemologi Muqa>til bin Sulaima>n dalam Tafsir al-Kabi>r‛.

Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2016.

Qomar, Mujamil. Epistemologi Pendidikan Islam: dari Metode Rasional Hingga

Metode Kritik. Jakarta : Erlangga, 2005.

Rapar, Jan Hendrik. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, 2002.

Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1996.

----------, Kaidah Tafsir. Tangerang: Lentara Hati, 2013.

Sobiroh. ‚Birrul Walidain Menurut Muhammad ‘Ali al-S{a>bu>ni (Studi Terhadap

Kitab Tafsir Rawa>i’ al-Baya>n)‛. Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran

Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011.

Page 46: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

107

Sudarminta, J. Epistemologi Dasar, Pengantar Filsafat Pengetahuan. Yogyakarta:

Kanisius, 2002.

Surajiyo. Filsafat Ilmu Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.

Surakhmad, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar dan Metode Teknik

Bandung: Tarsio, 1990.

Suriasumantri, Jujun S.. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: PT Total

Grafika Indonesia, 2003.

Usman. Ulumul Qur’an. Yogyakarta: TERAS, 2009.

Yazdi, Muhammad Taqi Misbah. Daras Filsafat Islam. Bandung: Mizan, 2003.

Page 47: EPISTEMOLOGI TAFSIR RAWA

108

CURRICULUM VITAE

Nama : Danang Fachri Adz-Dzikri

NIM : 12531163

Fakultas : Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Prodi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

TTL : Bandar Lampung, 04 Mei 1995

No. HP : 085643944711

Email : [email protected]

Alamat Asal : Jl. Hamka No.471 ds. Sidodadi, Kec. Sidomulyo, Lam-Sel

Alamat di Jogja : Pondok Pesantren Mahasiswa LSQ Ar-Rahmah, Jl.Imogiri

Timur KM 8 Puri Tamanan Indah,

Botokenceng,Wirokerten, Banguntapan, Bantul, D.I.

Yogyakarta

Orang Tua

Nama Ayah : Drs. Dikro

Nama Ibu : Robi’ah Adawiyah, S.Pd.I

Pekerjaan : PNS

Riwayat Pendidikan

1. SDN 03 Sidodadi (2002-2006)

2. MTsN 02 Bandar Lampung (2006-2009)

3. MAS Al-Hikmah Bandar Lampung (2009-2012)

4. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2009-2016)

Riwayat Pendidikan Non-Formal

1. Madrasah Diniyah Manba’ul Hikmah (2006-2012)

2. Ponpes LSQ Ar-Rohmah Yogyakarta (2012-2016)

Pengalaman Organisasi

1. Ketua Rohis MtsN 2 Bandar Lampung (2007-2008)

2. Ketua Divisi Pengembangan Minat dan Bakat OSIS MAS Al-Hikmah

(2010-2011)

3. Departemen Komunikasi dan Informasi CSS MoRA UIN Sunan Kalijaga

(2013-2014)