ekstrak gambir

43
LAPORAN AKHIR LISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF SENYAWA KATEKIN DAN KUERSETIN PADA 3 MUTU EKSTRAK GAMBIR PROGRAM INSENTIF RISET TERAPAN Fokus Bidang Prioritas: Teknologi Kesehatan dan Obat Kode Produk Target: 2.01. Kode Kegiatan: 2.01.06. Peneliti Utama: Ora. Ani lsnawati, M.Kes,Apt SAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIOMEDIS DAN FARMASI BAD AN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHAT AN Rl Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta Pusat 10560 Telepon: Hp:081574406844/Fax:(021 )4261 088 E-mail: [email protected] 17 Februari 2010

Upload: fadlillah

Post on 15-Apr-2017

273 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekstrak Gambir

LAPORAN AKHIR

LISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF SENYAWA KATEKIN DAN

KUERSETIN PADA 3 MUTU EKSTRAK GAMBIR

PROGRAM INSENTIF RISET TERAPAN

Fokus Bidang Prioritas: Teknologi Kesehatan dan Obat

Kode Produk Target: 2.01.

Kode Kegiatan: 2.01.06.

Peneliti Utama: Ora. Ani lsnawati, M.Kes,Apt

SAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIOMEDIS DAN FARMASI BAD AN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHAT AN

DEPARTEMEN KESEHAT AN Rl

Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta Pusat 10560 Telepon: Hp:081574406844/Fax:(021 )4261 088

E-mail: [email protected] 17 Februari 2010

Page 2: Ekstrak Gambir

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

Judul Penelitian: Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Senyawa Katekin dan Kuersetin pada 3 Mutu Ekstrak Gambir" Fokus Bidang Prioritas: Teknologi Kesehatan dan obat

Kode Produk Target: 2.01 .

Kode Kegiatan: 2.01 .06. Lokasi Penelitian: Jakarta

Penelitian Tahun Ke : II

Keterangan Lembaga Pelaksana/Pengelola Penelitian

A Lembaga Pelaksana Penelitian Nama Koordinator/Peneliti Utama Ora. Ani lsnawati, M.Kes.

Nama Lembagallnstitusi Badan Litbang Kesehatan Oepkes Rl

Unit Organisasi Puslitbang Biomedis dan Farmasi

Ala mat Jl. Percetakan Negara no. 29 Jakarta Pusat 10560

T elepon/H P/F ax/email 081574406844/4261088 pswt 531

ani [email protected](2kes.go.id/[email protected]

B. Lembaga lain yang terlibat (dapat lebih dari satu) Nama Pimpinan

Nama Lembaga

Ala mat

T elepon/F axcimile/email

Jangka Waktu Kegiatan Biaya Tahun-1 Biaya Tahun-2 Total Biaya

No.

1. Gaji dan Upah

2. Bahan Habis Pakai

3. Perjalanan

4. Lain-lain

Prof. Dr.Broto Kardono

LIP I

Puspiptek Serpong

: 8 bulan : Rp .. 200.000.000,­: Rp 300.000.000,­: Rp. 500.000.000,-.

Uraian Jumlah (Rp)

Rp. 74.180.000,-

Rp. 176.120.000,-

Rp. 37.200.000,-

Rp. 12.500.000,-

Jumlah biaya tahun yang diusulkan Rp. 300.000.000,-

Setuju diusulkan:

Koordinator/

Peneliti Utama,

- -

Kepala Pusat Penelitian

Pengembangan Biomedis dan Farmasi

Drs Ondri o.::s'ampurno, MSi.Apt Ora. Ani lsnawati, M.Kes,Apt

~h_?r NIP 195509011985032001

Page 3: Ekstrak Gambir

RINGKASAN

Gambir (Uncaria gambir Roxb) merupakan tanaman yang bersifat spesifik lokasi

dan merupakan komoditas unggulan di daerah provinsi Sumatera Barat.Hampir delepan

sampai Sembilan puluh persen kebutuhan Gambir dunia dipasok dari Provinsi

Sumatera Barat, Sehingga Gambir di kategorikan sebagai komoditas ekspor yang

memiliki sumbangan besar terhadap pendapatan daerah Provinsi Sumatera Barat.

Namun sampai saat ini Tanaman Gambir ini belum secara optimal dimanfaatkan oleh

masyarakat Indonesia.

Ekstrak Gambir sebagian besar mengandung katekin dan asam katechu tannat

termasuk golongan falvanoid yang bersifat sebagai antioksidan. Sifat antioksin diyakini

dapat melindungi timbulnya penyakit jantung karena dapat menurunkan

lipidperoksidase serum . Hasil penelitian menyebutkan bahwa coklat yang

mengandung flavonoid turunan katekin dan epikatekin, dapat menghambat oksidasi

kolesterol LDL sebesar 75 % .

Penelitian tahap 1 telah dilakukan uji ekstrak gambir untuk menurunkan

kolesterol darah dan uji toksisitas akut. Hasil penelitian tahap 1 menunjukkan bahwa

ekstrak Gambir aman dan dapat menurunkan kadar kolesterol darah setara dengan

simvastatin.Pada penelitian tahap 2 (tahun 2010) akan dilakukan uji karakteristik

ekstrak Gambir dan upaya isolasi katekin yang optimum guna memudahkan untuk

mendapatkan bahan baku obat dari ekstrak gambir untuk penelitian selanjutnya.

Hasil uji karakteristik menunjukkan bahwa ekstrak Gambir mutu1 dan 2 hampir

sama baik, sedangkan untuk mutu 3 jauh berbeda. Kadar katekin dan kuersetin

menunjukkan hampir sam a antara mutu 1 dan mutu 2, sedangkan mutu 3 lebih kecil.

Hasil isolasi semua menunjukkan kadar katekin yang memenuhi persyaratan

Farmakope Herbal. Metode perbedaan pelarut/melarutkan dengan pelarut yang sesuai

merupakan metode yang tercepat dan murah. Metode ini hanya berlaku untuk senyawa

dengan kadar tinggi di dalam ekstrak.

Page 4: Ekstrak Gambir

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa atas berkat dan

rahmatNya, sehingga laporan kemajuan penelitian Ristek yang berjudul "Analisa

Kualitatif dan Kuantitatif Senyawa Katekin dan Kuersetin pada 3 Mutu Ekstrak Gambir"

dapat diselesaikan. Laporan kemajuan ini merupakan laporan dari rangkaian tahapan

dalam penelitian ini sampai mencapai hasil penelitian kurang lebih 80% tahap

penyelesaiannya. Hasil yang diperoleh dalam tahap ini meliputi : Karakterisasi sampel

telah diselesaikan seluruhnya, identifikasi ekstrak dengan menggunakan mikroskop,

identifikasi katekin dengan menggunakan KLT, dan penetapan kadar katekin awal

pada ekstrak gambir. Upaya untuk melakukan isolasi katekin dari ekstrak Gambir

telah dilakukan dengan menggunkan kromatografi preparatif dan isolasi berdasarkan

perbedaan kelarutan terhadap berbagai pelarut. Senyawa isolat yang ada dilakukan uji

Spektrofotometri UV-Vis, Spektrofotometri IR, GCMS dan NMR.Kendala yang kami

hadapi lebih kepada keterbatasan waktu.

Penyusun berharap. laporan kemajuan termin II ini dapat memberikan

gambaran kemajuan kegiatan pelaksanaan penelitian dan semoga bisa dimanfaatkan.

Laporan ini masih banyak kekurangannya, kritik dan saran yang membangun

penyusun harapkan sehingga akan dapat lebih menyempurnakan untuk laporan

kemajuan selanjutnya.

Penyusun

11

Page 5: Ekstrak Gambir

DAFTAR lSI

Halaman

LEMBARAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN

RINGKASAN

PRAKATA ii

DAFTAR lSI iii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

BABI PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Perumusan Masalah 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Gambir 5

2.2. Katekin 7

BAB Ill TUJUAN DAN MANFAAT .

3.1 Tujuan Umum 10

3.2 . Tujuan Khusus 10

3.3. Manfaat 10

BAB.IV METODOLOGI

4.1. Kerangka Konsep 11

4 .2. Tempat dan Waktu Penelitian 12

4 .3. Jenis Penelitian 12

4.4. Desain Penelitian 12

ii i

Page 6: Ekstrak Gambir

4.5. Bahan Dan Cara Kerja 12

4.6. Pertimbangan Etik Penelitian 18

4.7. Hasil yang diharapkam 18

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Ekstrak 20

5.2. ldentifikasi Ekstrak dengan Mikroskop 21

5.3. identifikasi Katekin dengan KLT 22

5.4. Penetapan kadar Katekin 23

5.5. ldentifikasi Kuersetin 23

BAB.VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN 33

6.2. SARAN 33

iv

Page 7: Ekstrak Gambir

DAFTAR TABEL

Halamam

Tabel 1. Kandungan dan Komposisi Kimia Ekstrak Gambir 2

Tabel 2. Data Karakteristik Ekstrak Gambir 20

Tabel 3. Kadar Katekin Dalam Berbagai Mutu Ekstrak Gambir 23

Tabel 4. Kadar Katekin Sebelum dan Sesudah lsolasi dengan

Kromatografi Kolom 26

Tabel 5. Kadar Katekin Sebelum dan Sesudah lsolasi dengan

Kromatografi Preparatif 28

Tabel 6. Kadar Katekin Sebelum dan Sesudah lsolasi Berdasarkan

Perbedaan Kepolaran 31

v

Page 8: Ekstrak Gambir

Gam bar 1. Ekstrak Gambir Kualitas 1

Gambar 2. Ekstrak Gambir Kualitas 2

Gambar 3. Ekstrak Gambir Kualitas 3

DAFTAR GAMBAR

Gam bar 4. Krista! Katekin Berbentuk Jarum dalam Ekstrak Gambir

Gambar 5. Profil Kromatogram Katekin dengan ldentifikasi

Menggunakan sinar UV-Vis dan Pereaksi Kimia FeCI3

Gambar 6.Kromatogram Standard an Sam pel Ekstrak Gambir

Gambar 7. Kromatogram Hasil isolate kromatogram preparatif dengan

Menggunakan Spektrofotometer IR

Gam bar 8. Kromatogram Hasil isolate kromatogram preparatif dengan

Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis

Gam bar 9. Kromatogram Hasil isolate kromatogram preparatif dengan

Menggunakan GCMS

Gambar 10. Hasil kromatografi preparative

Gambar 11. Spektrum IR Katekin Hasillsolasi

Gambar 12. Kromatogram Elusidasi Struktur Katekin berdasarkan

Perbedaan kepolaran Pelarut dengan Menggunakan

Spektrofotometer UV-Vis

Gambar 13. Kromatogram Elusidasi Struktur Katekin berdasarkan

Halaman

19

19

20

21

22

24

27

27

28

29

30

30

Perbedaan kepolaran Pelarut dengan Menggunakan GCMS 31

vi

Page 9: Ekstrak Gambir

BABI.PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Gambir ( Uncaria gambir Roxb) merupakan salah satu komoditas perkebunan rakyat

yang berorientasi ekspor. Varietas unggul gambir menurut Departemen Pertanian (SK

Mentan tahun 2007) adalah varietas udang (berasal dari Muarapaiti Lima Puluh Kota),

varietas Riau (berasal dari Siguntur Pesisir Selatan), dan varietas Cubadak (berasal

dari Siguntur Pesisir Selatan). Sebagian besar pertanaman gambir ditanam di luar

pulau Jawa terutama di Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Bengkulu. Hampir 90

% produksi Gambir dihasilkan dari Sumatera Barat. Negara tujuan ekspor Gambir

adalah India, Pakistan, Singapura, India dan Bangladesh(1·2l.

Nilai ekonomis Gambir ditentukan dari kualitas ekstrak yang dihasilkan. Ekstrak

diperoleh dari hasil pengepresan atau ekstraksi daun dan atau cabang muda tanaman

Gambir. Panen dan pemangkasan daun dilakukan setelah tanaman berusia 1,5 tahun.

Pemangkasan dilakukan 2-3 kali setahun dengan selamg 4-6 bulan. Pangkasan daun

dan ranting harus segera diolah, karena jika pengolahan ditunda lebih dari 24

jam,getahnya akan berkurang. Dalam perdagangan, salah satu komponen mutu

Gambir ditentukan oleh kadar katekin yang dikandungnya. Penggunaan ekstrak

Gambir untuk bahan penyamak kadar katekin gambir yang dibutuhkan sekitar 40%,

sedangkan untuk bahan obat herbal katekin yang dipersyaratkan ~ 90% (2•3.4)_

Gambir banyak digunakan sebagai zat pewarna industri tekstil dan batik, ramuan

makan sirih, penyamak kulit,dan ramuan cat. Penggunaan sebagai obat terutama

untuk diare,disentri, obat luka bakar,dan sariawan mulut (obat kumur) . lndustri

kosmetik menggunakan Gambir sebagai bahan baku untuk menghasilkan astringent

dan lotion yang mampu untuk melembutkan kulit dan menambah kelenturan serta

daya tegang kulit (2·5·6).

Dari beberapa hasil penelitian, ekstrak Gambir mempunyai kemampuan atau

berpotensi sebagai antibakteri, antinematoda, tukak lambung, dan hasil infusa Gambir

mempunyai efek sebagai perangsang susunan urat syaraf otonom pada hewan coba (7,8,9, 1 0,)

Kandungan utama Gambir adalah katekin,dan katechu tannat. Selain katekin ekstrak

1

Page 10: Ekstrak Gambir

Gambir mengandung bermacam-macam komponen, antara lain : katekin,asam

katechu tanat,quersetin, katechu merah , gambir fluoresen, alkaloid, asam lemak <1

·3·>.

Komposisi dan komponen yang terkandung dalam gambir dapat dilihat pada Tabel di

bawah ini:

Tabel1 . Kandungan dan Komposisi Kimia Ekstrak gambir

No. Komponen kimia Persentase

1. Katekin 7-33

2. Asam kathechu tanat 20-55

3. Pyrokatechol 20-30

4. Gambir flouresen 1-3

5. Katechu merah 3-5

6. Quersetin 2-4

7. Fixed oil 1-2

8. Lilin 1-2

9. Alkaloid sedikit

Ekstrak Gambir mengandung senyawa fungsional yang termasuk dalam golongan

senyawa polifenol dan senyawa ini merupakan hasil metabolit sekunder tanaman yang

menyusun golongan tanin. · Salah satu yang termasuk dalam senyawa polifenol

adalah flavanoid. Flavanoid banyak mendapat perhatian karena, kelompok senyawa ini

dilaporkan mempunyai berbagai aktifitas seperti : antibakteri,antiinflamasi dan

antioksidan. Katekin merupakan senyawa golongan tanin oligomeric procyanidin

(OPC). Secara farmakologi, OPC dan monomernya bersifat seperti flavonoid dan

seringkali diklasifikasikan sebagai flavonoid <10

•11

> . Flavonoid mempunyai sifat sebagai

antioksidan, bersifat melindungi timbulnya penyakit jantung <10

> dan dapat menurunkan

lipidperoksidase serum <12>. Hasil penelitian menyebutkan bahwa coklat yang

mengandung flavonoid turunan katekin dan epikatekin, dapat menghambat oksidasi

kolesterol LDL sebesar 75 % <12>· Usaha pengembangan tanaman obat yang dilandasi

dengan evidence based hasil penelitian telah dihasilkan 5 sediaan herbal terstandar

2

Page 11: Ekstrak Gambir

dan 2 sediaan fitofarmaka.Namun secara umum pengembangan tanaman obat

mempunyai kelemahan yaitu kurangnya penelitian yang bersifat komprehensif dan

terintegrasi, karena penelitian masih dilakukan sendiri-sendiri dan tidak tuntas. Oleh

karenanya upaya melakukan penelitian yang terintegrasi terhadap tanaman Gambir

,yang merupakan tanaman spesifik lokal dan merupakan komoditi ekspor agar dapat

meningkatkan pemanfaatannya secara optiml untuk masyarakat, maka perlu

dilakukan penelitian secara komprehensif baik dari aspek, toksikologi, farmakologi, dan

aspek fisiko-kimia sehingga dapat dihasilkan herbal terstandar, bahkan kalau

memungkinkan akan diperoleh bahan baku obat.

Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan bahwa : ekstrak gambir sangat aman

dengan nilai LD50 > 5000 mg/kg bobot badan . Selain itu pemberian ekstrak selama 2

minggu mengindikasikan ada peningkatan jumlah trombosit darah dan dapat

menurunkan kadar kolesterol , LDL, trigliserid darah sebanding dengan simvastatin.

Adapun kadar ekstrak Gambir mengandung lebih kurang 83 % katekin , maka

diasumsikan senyawa aktif yang berperan untuk penurunan lipid darah adalah katekin.

Oleh karena itu untuk memberikan landasan ilmiah Gambir dari aspek kimia maka

dilakukan isolasi senyawa katekin dari ekstrak Gambir untuk mendapatkan senyawa

katekin murni, guna memudahkan melakukan derivatisasi katekin guna dikembangkan

menjadi bahan baku obat antilipidemia. Judul penelitian ini semula adalah : Analisa

Kualitatif dan Kuantitatif Senyawa Katekin dan Kuersetin Pada 3 Kualitas Mutu Ekstrak

Gambir. Namun dengan pertimbangan bahwa komposisi terbesar adalah katekin,

sehingga kemungkinan efek farmakologi disebabkan oleh senyawa katekin , maka

lebih bermanfaat jika kita mengisolasi dan mengetahui karakteristik senyawa katekin.

Selain alasan tersebut di atas terjadi perubahan anggaran (pemototngan dana)

sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan analisa dua senyawa kimia dengan 3

mutu ekstrak.

1.2.Perumusan Masalah

Gambir merupakan tanaman yang bersifat spesifik lokasi dan merupakan komoditas

unggulan di daerah provinsi Sumatera Barat. Hampir sembilan puluh persen

kebutuhan Gambir dunia dipasok dari Provinsi Sumatera Barat, sehingga Gambir di

Page 12: Ekstrak Gambir

kategorikan sebagai komoditas ekspor yang memiliki sumbangan besar terhadap

pendapatan daerah Provinsi Sumatera Barat.

Gambir merupakan ekstrak kering daun dan ranting tanaman Uncaria gambir (Hunter)

Roxb. Secara empiris digunakan sebagai obat terutama untuk diare, obat luka

bakar,sariawan mulut (obat kumur) dan kosmetik. Hasil dari beberapa penelitian

ekstrak Gambir menunjukkan efek sebagai antimikroba, tukak lambung, dan infusa

dari Gambir untuk perbaikan terhadap gangguan pembuluh darah serta perangsang

susunan urat syaraf otonom.

Kandungan utama Gambir adalah katekin diikuti asam katechu tanat, quersetin,

katechu merah, gambir fluoresen, alkaloid, dan asam lemak. Kandungan kimia

terbesar adalah katekin merupakan bagian dari golongan flavonoid demikian pula

dengan quersetin.Seperti diketahui bahwa falavonoid adalah senyawa yang

mempunyai efek sebagai antioksidan dan dapat menurunkan lipidperoksidase serum.

Hasil penelitian tahap 1 menunjukkan bahwa ekstrak Gambir terbukti aman

berdasarkan uji LD50 dapat menurunkan kadar choleteroi,LDL dan trigliserida serum

setara dengan obat standar simvastatin. Oleh karena itu dilakukan penelitian tahap 2

yaitu mengenai aspek fisiko kimia katekin dengan melakukan optimasi isolasi

senyawa katekin guna mendapatkan senyawa murni untuk memudahkan penelitian

selanjutnya dalam upaya memperoleh bahan baku melalui derivatisasi.

4

Page 13: Ekstrak Gambir

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Gambir

Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan yang berasal dari

ekstrak remasan daun dan ranting tumbuhan be mama sam a ( Uncaria

gambir Roxb.). Di Indonesia, gambir pada umumnya digunakan untuk

menyirih . Kegunaan gambir yang lebih penting adalah sebagai bahan

penyamak kulit dan pewarna. Gambir juga mengandung katekin (catechin),

suatu bahan alami yang bersifat antioksidan

2.1.1 Klasifikasi

Klasifikasi dari gambir adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Gentianales

Famili Rubiaceae

Genus Uncaria

Spesies Uncaria gambir

2.1.2 Pemerian

2.1.2.1 Pemerian Tumbuhan

Tumbuhan perdu setengah merambat dengan percabangan

memanjang. Daun oval, memanjang, ujung meruncing, permukaan tidak

berbulu (licin), dengan tangkai daun pendek. Bunganya tersusun

majemuk dengan mahkota berwarna merah muda atau hijau; kelopak

bunga pendek, mahkota bunga berbentuk corong (seperti bunga kopi),

benang sari lima, dan buah berupa kapsula dengan dua ruang.

2.1.2.2 Makroskopik

Umumnya berbentuk kubus tidak beraturan atau agak silindrik

pendek, kadang-kadang bercampur dengan bagian-bagian yang remuk,

5

Page 14: Ekstrak Gambir

tebalnya 2 em sampai 3 em. ringan, mudah patah dan berliang renik­

renik, warna permukaan luar eoklat muda sampai eoklat tua kemerahan

atau kehitaman. Warna permukaan yang baru dipatahkan eoklat muda

sampai eoklat kekuningan dan kadang-kadang terlihat garis-garis yang

lebih gelap. (MMI)

2.1.2.3 Mikroskopik

Dilihat dalam kloralhidrat terlihat adanya pollen, sel batu besar,

dinding agak tipis, lumen besar atau kadang-kadang kecil memanjang,

lumen sempit. Sel parenkim besar, dinding tipis. Hablur kalsium oksalat

berbentuk jarum dan berbentuk prisma. Rambut penutup terdiri dari satu

sel ujung runeing.(MMI)

2.1.3 Nama Daerah

Gambir memiliki banyak nama daerah yang beraneka ragam , di

antaranya adalah gambee, gain, kaeu, sontang, gimber untuk di daerah

Sumatera. Santun untuk di daerah Jawa. Kelare, gamer, kambin untuk di

daerah Kalimantan. Tagambe, gambele, gaber untuk daerah Nusa

Tenggara dan kambir, kampir, tagabere di daerah Maluku.

2.1.4 Kegunaan .

Kegunaan utama gambir adalah sebagai komponen menyirih yang

sudah dikenal masyarakat kepulauan Nusantara, dari Sumatra hingga

Papua sejak lebih kurang 2500 tahun yang lalu. Diketahui bahwa gambir

dapat merangsang keluarnya getah empedu sehingga dapat membantu

kelanearan proses di perut dan usus. Fungsi lainnya adalah sebagai

eampuran obat, misalnya sebagai luka bakar, obat sakit kepala, obat

diare, obat disentri, obat kumur-kumur, obat sariawan, serta obat sakit

kulit (dibalurkan). Dapat juga berfungsi sebagai penyamak kulit dan

bahan pewarna tekstil Selain itu ekstrak Gambir dengan kandungan

polifenol tinggi dapat bersifat sebagai antioksidan.

6

Page 15: Ekstrak Gambir

2.1.5 Kandungan

Kandungan utama gambir adalah katekin dan asam kateku tannat.

Gambir mengandung bermacam-macam komponen, antara lain

kuersetin, kateku merah, gambir fluoresesensi, abu, asam lemak, lilin

dan alkaloid tanin.

2.2 Katekin

2.2.1 Definisi

Katekin adalah metabolit dari polvphenolic tanaman lstilah katekin juga

sering digunakan untuk merujuk kepada keluarga flavonoid dan subkelompok

flavan-3-0LS (atau hanya flavanols). Katekin dibedakan dari adanya keton yang

dalam flavonoid seperti juga quercitin dan rutin, yang disebut flavonol.

2.2.2 Struktur Kimia

···"'\' CXOH

OH

'OH

OH

Gambar 2.1 Rumus Bangun Katekin

(2R, 3S)-2-(3, 4-dihydroxypheny/)-3, 4-dihydro-2H-chromene-3, 5, 7-trio

2.2.3 Sumber Katekin

Katekin banyak terdapat di dalam tanaman teh. Kandungan katekinnya

lebih kurang sekitar 25% dari berat kering daun teh segar, walaupun total

konten katekin sangat bervariasi, tergantung pada variasi kelompok, lokasi

berkembang, musiman dan ketinggian. Katekin terdapat di hampir semua teh

yang dibuat dari Camellia sinensis, termasuk teh putih, teh hijau, teh hitam dan

teh oolong.

Katekin juga terdapat di dalam tanaman cokelat, buah-buahan seperti

Page 16: Ekstrak Gambir

anggur dan sayur-sayuran serta terdapat di banyak spesies tanaman lain,

termasuk tanaman gambir.

2.2.4 Kegunaan

Banyak studi tentang manfaat kesehatan yang berkaitan dengan isi katekin.

Menurut Norman Hollenberg, Profesor Kedokteran di Harvard Medical School, katekin

( epicathecin) dapat mengurangi risiko dari em pat masalah utama kesehatan, yaitu stroke,

gagaljantung, kanker dan diabetes.

Katekin juga merupakan dekarboksilase histidin inhibitor, yang menghambat

konversi histidin untuk histamin, dan sebagainya. Ini dianggap menguntungkan karena

adanya pengurangan yang berpotensi merusak histamin yang berhubungan dengan

respon imun lokal.

Katekin di dalam teh hijau juga telah terbukti memiliki sifat sebagai antibiotik

karena perannya dalam menganggu tahap tertentu proses replikasi DNA bakteri.

2.2.5 Isolasi

Katekin yang merupakan bagian dari golongan flavonoid. Secara umum banyak

senyawa dari golongan flavonoid yang mudah larut dalam air, terutama bentuk

glikosidanya dan oleh karena itu senyawa ini berada dalam ekstrak air tumbuhan.

Pelarut yang seringkali digunakan untuk menjadi pelarut ekstraksi adalah metanol,

etanol atau aseton. Pengekstraksian kembali larutan dalam air dengan pelarut organik

yang tidak bercampur dengan air tetapi agak polar sering kali bermanfaat untuk

memisahkan golongan ini dari senyawa yang lebih polar seperti karbohidrat. Etil asetat

merupakan pelarut yang baik untuk menangani katekin dengan cara ini.

(Robinson, Trevor: 1995,208)

Kromatografi partisi kolom dapat digunakan untuk pemisahan senyawa ini,

misalnya kolom magnesol atau asam silikat dengan pengelusi etil asetat yang dijenuhkan

dengan air atau eter. Kolom partisi yang memakai serbuk selulosa telah digunakan untuk

berbagai polifenol, termasuk katekin.

Page 17: Ekstrak Gambir

2.2.6 Pencirian atau identiflkasi

Pencirian ini dapat menggunakan berbagai macam reaksi wama dan sifat

kelarutan yang sesuai. Contohnya, reaksi dengan besi (III) klorida telah digunakan

secara luas untuk mengidentiflkasi senyawa fenol, tetapi tidak dapat dipakai untuk

membedakan macam-macam golongan dari flavonoid. Jika kondisi sama, pereaksi ini

memberikan wama kehijauan dengan turunan katekol dan biru dengan turunan pirogalol

(tetapi kondisi ini jarang sama). Jika terjadi wama hitam-biru, ini merupakan bukti

adanya 3,4,5-trihidroksi fenol (misalnya galokatekin), tetapi pembentukan wama hijau

tidak berarti bahwa tidak ada go Iongan senyawa ini atau gugus katekol ( orto-hidroksi).

Penambahan air brom juga dapat dipakai untuk mengidentiflkasi katekin.

Mendidihkan bagian tumbuhan dengan HCI 2M juga digunakan untuk mendeteksi

katekin dengan memberikan hasil wama coklat kuning.

Untuk kromatografi lapis tipis dipakai berbagai lapisan, misalnya silika gel yang

mengandung timbal asetat dan magnesium silikat, atau untuk katekin dapat digunakan

lapisan selulosa.

9

Page 18: Ekstrak Gambir

BAB Ill. TUJ UAN DAN MAN FAA T

3.1Tujuan Umum :

Mendapatkan senyawa aktif katekin murni untuk menangani gangguan sirkulasi

darah khususnya penurunan kadar kolesteroi ,HDL,LDL,trigliserid.

3.2Tujuan Khusus : 1. Mendapatkan data karakteristik ekstrak Gambir sesuai Farmakope Herbal

2. Mendapatkan Kadar katekin dan kuersetin pada 3 mutu ekstrak Gambir

3. Mendapatkan metode isolasi katekin yang optimum untuk memperoleh kadar

katekin murni (_::: 95 %)

4. Mendapatkan data kemurnian senyawa katekin

3.3Manfaat Penelitian

Katekin yang diperoleh dari ekstrak Uncaria gambir Roxb dapat dikembangkan

sebagai potensi untuk penyedia bahan baku obat untuk gangguan sirkulasi darah

melalui penurunan kadar kolesteroi,HDL,LDL,trigliserid

10

Page 19: Ekstrak Gambir

BAB IV. METODOLOGI

4.1.Kerangka konsep penelitian

Obesitas ----+ Hiperlipidemia Gangguan sirkulasi darah ---...- PJK

~ Uncaria gambir

~

~ senyawa~ -

Uji bioaktivitas • Hipolipidemik

Arteroskletosis

1 Antikoagulan

Hambatanllipid peroksida

Toksisitas akut

T oksisitas sub kronik

Ekstrak terstandar

r Bioaktivitas

ll Senyawa aktif gangguan sirkulasi darah

Cat. :Huruf tebal adalah yang telah dilakukan penelitian tahap I untuk hipolipidemia dan toksisitas akut sedangkan Tahap II adalah isolasi senyawa katekin akan dilakukan tahun 2010.

II

Page 20: Ekstrak Gambir

4.2.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi, Puslitbang

Biomedis dan Farmasi , Badan Litbangkes dan laboratorium Kimia Terapan LIPI.

Penelitian dilakukan April 2010- Desember 2010 (1 0 bulan)

4.3.Jenis Penelitian

Eksperimental laboratorium dan membagi penelitian menjadi 4 sub penelitian:

1) Menetapkan karakteristik ekstrak gambir dengan melakukan mikroskopis

larutan gambir dalam air,identifikasi senyawa katekin, kadar air, kadar

abu , kadar abu larut asam, kadar senyawa katekin.

2) Mendapatkan metode isolasi optimum dengan melakukan fraksinasi

dengan kromatografi kolom berdasarkan perbedaan kelarutan serta

melakukan identifikasi terhadap hasil fraksinasi guna mengelompokkan

senyawa kimia sejenis

3) Elusidasi struktur senyawa isolat dengan menggunakan spektrofotometer

IR (Infra Red),UV-Vis (sinar Ultra violet dan visibei,GCMS (Gas

Chromatography Mass Spektrum) dan NMR (molekul resonansi)

4) Menetapkan kemurnian katekin dengan melakukan penetapan kadar

senyawa tersebut.

4.4. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional untuk mendapatkan isolat senyawa kimia

4.5.Bahan dan Cara Kerja

4.5.1 Bahan uji

Bahan uji adalah ekstrak gambir yang diperoleh dari hasil ekstraksi daun dan ranting

Uncaria gambir dengan air, berasal dari pengumpul ekstrak Gambir di Padang,

Sumatera Barat.

4. 5.2.Cara kerja

Penelitian I

Karakteristik ekstrak Gambir (4•13

)

Ekstrak Gambir yang diperoleh ditetapkan karakteristiknya sesuai dengan yang telah

L

Page 21: Ekstrak Gambir

dipersyaratkan oleh Farmakope Herbal dan pedoman standarisasi ekstrak secara

umum. Adapun jenis karakteristik tersebut adalah

a. Penetapan mikroskopis ekstrak

Ekstrak Gambir dilarutkan dalam air, kemudian larutan dilihat dengan mikroskop

b. ldentitas ekstrak meliputi :

a) ldentifikasi senyawa katekin

ldentifikasi dilakukan dengan menggunakan KLT (Kromatografi Lapis Tipis)

dengan parameter sebagai berikut :

F as a mobil : a sam asetat 15 %

Fasa diam : plat selulosa

Larutan uji : 0,1 % larutan katekin yang setara dengan 1 gram ekstrak

Gambir dalam metanol

Larutan standar : 0,1 % katekin dalam metanol

Volume yang diteteskan : 5 ul

Larutan pendeteksi : Larutan 1% FeCI3

b) Penetapan kadar air

Lebih kurang 10 gram ekstrak ditimbang seksama dalam wadah yang telah

ditara kemudian ekstrak dimasukkan dalam labu bundar. Ke dalam labu

bundar ditambatikan lebih kurang 200 ml toluen dan didestilasi.Destilat

adalah lapisan air dan toluen. Kadar air diukur dan dihitung dalam %

vulume/berat ekstrak

c) Penetapan kadar abu

Lebih kurang 2 gram sampai 3 gram ekstrak gambir yang telah ditimbang

seksama, dimasukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara,

lalu diratakan. Selanjutnya, dilakukan pemijaran perlahan-lahan hingga

arang habis, dinginkan dan ditimbang. Jika arang tidak dapat dihilangkan,

tambahkan air panas dan disaring melalui kertas saring bebas abu. Sisa

pemijaran dan kertas saring dipijarkan dalam krus yang sama. Filtrat

13

Page 22: Ekstrak Gambir

dimasukkan kedalam krus, diuapkan, dipijari<an hingga bobot tetap.

d) Penetapan kadar abu tidak larut asam

Abu yang diperoleh pada penetapan pada point c. Dilarutkan dalam 25 ml

asam klorida pereaksi. Krus ditutup dengan kaca arloji dan dipanaskan

selama 5 menit. Kemudian saring dengan kertas saring bebas abu. Endapan

pada kertas saring dicuci dengan air panas sampai diperoleh larutan netral.

Kertsa saring beserta endapan dimasukkan dalam krus dan dipanaskan

dalam muffle furnace sampai diperoleh bobot tetap. Perhitungan kadar abu

tidak larut asam ditentukan berdarakan % beratlberat.

e) Penetapan kadar katekin dalam ekstrak

Pembuatan bahan baku pembanding .

Katekin standar dikeringkan di dalam oven pada temperatur 105°C sampai

bobot konstan. Ditimbang 50 mg dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml,

dilarutkan dengan etil asetat. Larutan dihomogenkan dengan penangas

ultrasonik selama 5 menit. Sebanyak 2 ml larutan dimasukkan ke dalam

erlemeyer bertutup 100 ml dan ditambah etil asetat sebanyak 50 ml dan

dihomogenkan lagi dengan penangas ultrasonik selama 5 menit.

Pembuatan larutan sampel

Sampel gambir dibaluskan dan diratakan di atas kaca arloji atau cawan petri,

dikeringkan di dalam oven pada temperatur 105°C sampai bobot konstan.

Ditimbang 50 mg ekstrak kering , dimasukkan dalam labu tentukur 50 ml,

dilarutkan dalam etil asetat dan dihomogenkann dengan penangas

ultrasonik selama 5 menit, kemudian disaring. Sebanyak 15 ml filtrat hasil

penyaringan pertama dibuang dan penyaringan diteruskan. Sebanyak 2 ml

filtrat dimasukkan ke dalam erlenmeyer bertutup 100 ml, ditambahkan etil

asetat sebanyak 50 ml, dan dihomogenkan lagi dengan penangas

ultrasonik selama 5 menit.

Pengukuran absorban larutan blanko (etil asetat), larutan katekin standar

dan larutan sampel dilakukan dengan alat spektrofotometer ultraviolet pada

14

Page 23: Ekstrak Gambir

panjang gelombang 279 nm dan 300 nm. Absorban sampel pada 300 nm

tidak lebih dari 0,03.

Perhitungan dilakukan dengan rumus:

% Katekin = As 279 x Ws x 100% Ap 279 W

As 279 = Absorban sampel pada ~ 279 nm Ap 279 = Absorban katekin standar pada ~ 279 nm Ws = Berat katekin standar W = Berat ekstrak gambir (Kadar katekin tidak kurang dari 90,0%)

Penelitian 2

lsolasi senyawa katekin (14"

16·17

)

1).1solasi dengan Kromatografi kolom

Ekstrak yang digunakan pada penelitian tahap I dan telah menunjukkan potensi

sebagai antilipidemia adalah ekstrak kasar dalam air. Pada tahap awal

isolasi terhadap ekstrak kasar dilakukan pemisahan kromatografi kolom

dengan menggunakan fase diam selulosa dan fase geraknya yaitu n-heksan :

aseton dan aseton secara gradient dengan rentang 0-100%. Cara pemisahan

kromatografi kolom adalah sebagai berikut : mula-mula kapas dimasukkan

pada dasar kolom untuk menyangga fase diamnya. Lalu fase diam (selulosa)

disuspensikan dengim menggunakan eluen (fase gerak) sampai terbentuk

bubur 15ambia kemudian dimasukkan ke dalam kolom. Selama proses

pengendapan, kolom kromatografi tersebut dapat diketuk-ketuk pada semua

sisi secara perlahan-lahan agar diperoleh lapisan yang seragam. Keran dapat

dibuka atau ditutup selama penambahan, asal permukaan pelarut tetap diatas

permukaan penjerap (fase diam/15ambia)

Ekstrak kental kemudian ditimbang dan digerus bersama fase diam,

dimasukkan ke dalam kolom. Setelah itu dielusi dengan fase gerak

terpilih .Tiap-tiap fraksi yang keluar ditampung dengan erlenmeyer 20 ml dan 50

mi. Lalu fraksi dalam erlenmeyer tersebut dipekatkan menggunakan rotary

15

Page 24: Ekstrak Gambir

evaporator sampai didapat fraksi yang lebih pekat dari sebelumnya. Kemudian

fraksi tersebut diujikan pada plat KL T menggunakan fase diam selulosa

dengan eluen larutan asam asetat 15 %. Fraksi yang sama Rf-nya kemudian

digabung menjadi satu fraksi.

2).1solasi senyawa katekin dengan kromatografi preparatif

Ekstrak Gambir ditimbang sejumlah lebih kurang 1 g dilarutkan dalam 100 ml

methanol. Kemudian dibuat larutan standar katekin 0,1 % dalam methanol

yaitu dengan melarutkan 50 mg katekin baku dalam 50 ml methanol.

Selanjutnya dilakukan kromatografi lapis tipis dengan menggunakan fase mobil

asam asetat 15 % dan sebagai fasa diam adalah plat selulosa. Pada satu plat

secara bersama-sama totolan katekin baku dan sebagian besar totolan ekstrak

Gambir. Kromatogram dengan bentuk, warna dan mempunyai ketinggian yang

sama dengan katekin baku diduga adalah katekin. Untuk meyakinkan

dilakukan identifikasi dengan menggunakan larutan Fe Cl3 pada kromatogram

bagian pinggir. Bagian kromatogram ekstrak Gambir yang diduga katekin

dikerok kemudian ditempatkan pada gelas piala. Demikian dilakukan

pengerjaan seperti tersebut di atas secara berulang-ulang, sampai diperoleh

serbuk selulosa yang mengndung katekin cukup.Kemudian hasil kerokan

dilarutkan kembali dalam methanol/etil asetat, disaring. Larutan isolate siap

untuk dilakukan pemurnian.

3).1solasi senyawa katekin dengan perbedaan kepolaran pelarut

Untuk melakukan isolasi dengan perbedaan kepolaran pelarut dapat dilakukan

2 cara:

a. Cara 1 : Ekstrak dilarutkan dulu dalam air kemudian ditarik dengan

menggunakan suatu pelarut yang dapat melarutkan dengan baik

senyawa katekin dalam suatu corong pisah, dikocok dan dilakukan

secara berulang-ulang.Bagian yang larut dalam pelarut organik diambil

disatukan kemudian diuapkan Kristal/serbuk yang terbentuk kemudian

dilakukan pemurnian. Pelarut organic yang digunakan adalah : etil

asetat,Eter, kloroform, aseton.

b. Cara 2 : Ekstrak dilarutkan dulu dalam air panas kemudian setelah dingin

16

Page 25: Ekstrak Gambir

ditambahkan pelarut non polar seperti : heksan dan petroleum eter dalam

suatu corong pisah. Dikocok secara berulang-ulang. Bagian yang tidak

larut diambil dan dikeringkan di udara terbuka, kemudian dilarutkan

dengan pelarut etil asetat atau methanol dan uapkan. Dilakukan

pemurnian.

4).Pemurnian senyawa isolat

Kristal/serbuk yang terbentuk direkristalisasi dengan menggunakan pelarut

tertentu yang dapat melarutkan isolat (sesuai) dengan baik dan dilakukan

secara berulang-ulang sehingga diperoleh senyawa murni.

Penelitian 3

Elusidasi struktur <14·15

•16

•17

>

1). GC-MS

Setelah pengkondisian alat kromatografi gas dan spektrometri massa, cuplikan

diinjeksikan melalui lubang masuk cuplikan. Pada suhu tinggi cuplikan tersebut

akan berubah menjadi gas; bersama gas pembawa pada kenaikan suhu

komponen yang mempunyai titik lebur yang sama, secara otomatis data

terekam di dalam komputer. Bandingkan dengan data spectrum dengan baku

standar dan data NIST (National Institute of Standard and Technology).

2). Spektrofotometri Ultra Violet (UV)

Pemeriksaan spektrofotometri UV menggunakan sejumlah sampel yang

dilarutkan dengan etil asetat (p.a) sampai larut, dan dideteksi menggunakan

spektrofotometri UV sehingga terlihat puncak panjang gelombang yang

merupakan karakteristik suatu senyawa, kemudian grafik yang terbentuk

direkam. Grafik yang terbentuk menampilkan serapan dan panjang gelombang

dari sampel tersebut. Spektrum yang ada dibandingkan dengan baku standar.

3). Spektrofotometri infra merah (IM)

Senyawa yang didapat kemudian dilanjutkan identifikasi dengan

spektrofotometri infra merah (FT-IR) dengan tujuan untuk mengetahui gugus

fungsi apa saja yang terdapat dalam senyawa. Caranya, cuplikan/sampel

dilarutkan dengan pelarut kloroform atau karbon tetraklorida atau karbon

17

Page 26: Ekstrak Gambir

disulfida, dan dicatat spektrum dari larutan ini. Larutan biasanya (1 - 5 %)

ditempatkan dalam sel larutan yang terdiri dari bahan transparan. Sel yang

kedua berisi pelarut murni ditempatkan pada berkas sinar. Cara yang sama

dilakukan juga untuk baku standar sebagai pembanding .

4). Spektroskopi 1H NMR dan 13 C NMR (15)

Senyawa dilarutkan dalam deuterochloroform (CDCb), kemudian dimasukkan

ke dalam tabung dengan sejumlah pelarut dicukupkan sampai setinggi ± 5 em.

Setelah itu, dideteksi dengan alat spektrofotometri NMR (Varian Unity INOVA

500 MHz NMR) (1s).

Penelitian 4

Penetapan kadar untuk melihat kemurnian senyawa (4·19

)

Penetapan kadar katekin sama seperti dilakukan pada penelitian 1 bagian 2 sub

bagian e.

4.6.Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini tidak menggunakan manusia ataupun hewan sebagai subyek penelitian,

sehingga dibutuhkan pembebasan (excempted) dari komisi etik Balitbang.Surat

pernyataan ini telah diperoleh dari Komisi Etik.

4.7.Hasil yang diharapkan .

Penelitian Gambir ( Uncaria gambir) merupakan penelitian terintegrasi dari aspek

farmakologi eksperimental (tahap 1) dan sapek kimia (tahap 2) dan akan dilanjutkan

pada tahap 3 mengenai toksisitas subkronik. Seluruh hasil penelitian diharapkan akan

menghasilkan herbal terstandar untuk gangguan sirkulasi darah, selain itu dengan

diperolehnya senyawa aktif maka senyawa tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut

sebagai bahan baku obat modern untuk penghambat gangguan sirkulasi darah.

18

Page 27: Ekstrak Gambir

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstrak Gambir diperoleh dari hasil perkebunan di Padang dan merupakan ekstrak

berbentuk kering . Ekstrak kering ini mempunyai 2 kualitas mutu dan dari penelitian

yang pertama (terdahulu diperoleh 1 mutu ekstrak, sehingga keseluruhan sample

menjadi 3 ekstrak dengan mutu yang berbeda . Adapun bentuk dari berbagai mutu

ekstrak Gambir dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini :

Gambar 1. Ekstrak Gambir kualitas 1

Gambar 2. Ekstrak Gambir kualitas 2

19

Page 28: Ekstrak Gambir

Gambar 3. Ekstrak Gambir kualitas 3

5.1 Karakterisasi Ekstrak

Penetapan karakteristik non spesifik meliputi : susut pengeringan,kadar air, kadar

abu,kadar abu larut asam Tahap ini masih dalam pengerjaan, sehingga belum bisa

dilaporkan hasilnya. Adapun pengerjaan pada karakterisasi ini meliputi : Kadar abu

total, kadar abu tidak larut asam, kadar air, dan susut pengeringan.

Data yang sudah dikerjakan adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Data Karakteristik Ekstrak Gambir

No. Karakteristik Ekstrak Nilai rata-rata

Ekstrak Gambir

Mutu 1 Mutu 2 Mutu 3

1. Kadar air 0,0% 0,0% 0,0%

2. Kadar abu total 1,07% 1,84% 7,53%

3. Kadar abu tidak larut 0,68% 0,74% 4,45%

a sam

4. Susut pengeringan 18,31% 18,30% 16,77% ~--- --------

Dari data tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa ke tiga ekstrak gambir tidak

20

Page 29: Ekstrak Gambir

mengandung air , sedangkan kadar abu total ekstrak Gambir mutu 1 dan mutu 2

hampir sama sehingga mutu 1 sedikit mengandung logam-logam baik logam berat

atau logam lain yang tidak hilang pada suhu pemanasan tinggi, diikuti mutu 2 dan yang

terbesar mengandung cemaran logam adalah mutu ekstrak ke-3. Sejalan dengan

penetapan kadar abu total kadar abu tidak larut asam sama seperti tersebut di atas

Mutu ekstrak Gambir ke-1 lebih baik dari kedua mutu ekstrak lain. lni berarti

kandungan kadar Jogam atau silikat yang tidak larut asam lebih baik pada ekstrak

Gambir mutu 2. Kadar susut pengeringan tertinggi ada pad a ekstrak mutu 1, karena

pada susut pengeringan yang hilang pad a suhu 105 °C seta in air juga minyak atsiri,

dan senyawa-senyawa lain yang mudah menguap. Berarti ekstrak Gambir mutu 1

banyak mengandung senyawa kimia yang mudah menguap. Dari hasil karakteristik

tersebut ekstrak mutu 1 yang mengandung kadar abu total dan kadar abu larut asam

lebih rendah dari Ekstrak Gambir mutu 2, kemungkinan beda tempat tanam karena

faktor tanah tempat tumbuh mempengaruhi kandungan logam, selain faktor proses

ekstraksi yaitu penggunaan air sebagai pengekstrak dan proses pemurnian ekstrak

5.2 ldentifikasi ekstrak dengan mikroskopik

Hasil identifikasi ekstrak yang telah disuspensikan dalam air dapat dilihat pada

Gambar 4 di bawah ini :

Gam bar 4. Krista I katekin berbentuk jarum dari Ekstrak Gambir

Dari hasil mikroskopis tersebut di atas dapat diketahui bahwa dapat dilihat adanya

Kristal katekin berbentuk jarum.

21

Page 30: Ekstrak Gambir

5.3 ldentifikasi katekin dalam ekstrak Gambir dengan KL T (Kromatografi Lapis Tipis).

Profil kromatogram ekstrak gambir dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KL T)

menggunakan fase gerak asam asetat 15 % dan sebagai fase diam adalah plat

selulosa. ldentifikasi kromatogram menggunakan sinar UV pada panjang gelombang

254 nm dan pereaksi FeCb. Profil kromatogram ekstrak gambir dapat dilihat pada

Gambar 5. di bawah ini.

ldentifikasi dengan sinar UV 254 nm ldentifikasi dengan menggunakan FeCb

Gambar 5. Profil Kromatogram katekin dengan identifikasi menggunakan sinar UV

254nm dan menggunakan pereaksi kimia FeCI3

Katekin dapat dipisahkan dari senyawa kimia lain menggunakan cara kromatografi

lapis tipis dengan fase diam plat selulosa dan fase gerak asam asetat 15 %.

ldentifikasi lebih lanjut menggunakan 2 cara yaitu dengan sinar UV 254 nm dan pelarut

22

Page 31: Ekstrak Gambir

Fe Cl3. Warna identifikasi dengan sinar UV 254 nm berwarna biru dan identifikasi

dengan FeCI3 berwarna coklat kehitaman.

5.4 Penetapan kadar katekin ekstrak Gambir

Penetapan kadar ekstrak Gambir dilakukan dengan membandingkan Absorban

katekin baku yang telah diketahui konsentrasinya dengan Absorban sinar UV ekstrak

(sampel) pada panjang gelombang 334 nm. Katekin baku ditimbang sejumlah lebih

kurang 59,0 mg sedangkan sampel ditimbang sejumlah 59,3 mg. Masing-masing

dilarutkan dengan etil asetat dalam labu tentukur 50 mi. Dipipet 2 ml kemudian

diencerkan dengan etil asetat sampai 50 mi. Data hasil perhitungan dapat diketahui

pada tabel 2.

Tabel 3. Data Kadar Katekin dalam berbagai mutu ekstrak Gambir

No. Jenis Ekstrak Konsentrasi katekin

Gambir dalam ekstrak

1. Kualitas mutu 1 86,71%

2. Kualitas mutu 2 81,93%

3. Kualitas mutu 3 57,04%

Kadar katekin dalam ekstrak (sampel) dengan spektrofotometer UV-VIS pada panjang

gelombang 345 nm ternyata kualitas mutu 1 menunjukkan kadar katekin tertinggi yaitu

86,71% sedangkan terendah ditunjukkan olah ekstrak Gambir dengan mutu 3 sebesar

57,04 %. Berdasarkan data kadar katekin hasil pengujian, maka ketiga mutu ekstrak

Gambir belum memenuhi persyaratan Farmakope Herbal yang mensyaratkan bahwa

kandungan katekin tidak boleh kurang dari 90 %.

5. 5 .ldentifikasi Kuersetin

ldentifikasi kuersetin dalam ekstrak Gambir dengan KLT (Kromatografi Lapis Tipis).

Profil kromatogram ekstrak gambir dengan metode Kromatografi Lapis Tip is (KL T)

menggunakan fase gerak etil asetat : asam formiat : asam asetat glacial : air

(1 0:1 1:11 :27) dan sebagai fase diam adalah plat GF 254. ldentifikasi kromatogram

23

Page 32: Ekstrak Gambir

menggunakan sinar UV pada panjang gelombang 254 nm dan pereaksi FeC13. Profil

kromatogram ekstrak gambir dapat dilihat pada Gambar 6. di bawah ini.

Sam pel Standard

Gambar 6. Kromatogram Standard dan Sampel ekstrak Gambir

5.6. Penetapan Kadar Kuersetin

Penetapan kadar kuersetin dilakukan dengan menggunakan cara densitometri, kedua

kromatogram yaitu kromatogram dari ekstrak Gambir dan kromatogram dari baku

pembanding kuersetin diukur luas kromatogram pada panjang gelombang 254nm.

Untuk memperoleh kadar kuersetin dari ekstrak Gambir, maka

kromatogram dibandingkan dan dikalikan dengan konsentrasi baku.

24

luas kedua

Page 33: Ekstrak Gambir

Tabel 3. Data Kadar Kuersetin dalam berbagai mutu ekstrak Gambir

No. Jenis Ekstrak Konsentrasi

Gambir kuersetin dalam

ekstrak

1. Kualitas mutu 1 1,3%

2. Kualitas mutu 2 1,1%

3. Kualitas mutu 3 0,6%

Dari hasil tabel tersebut di atas diketahui bahwa kualitas mutu 1 mempunyai kadar

yang lebih baik dibandingkan dengan ekstrak mutu lain, namun tidak berbeda dengan

ekstrak mutu 2. Perbedaan kadar baik katekin dan kuersetin anatar berbagai mutu

dapat disebabkan karena menggunakan bagian tanamandaun dan batang dengan

mutu yang baik, misalnya umur tanaman sudah memenuhi syarat untuk diambil

getahnya. Perbedaan lain dapat disebabkan cara ekstraksi dan perlakuan pemurnian.

Adapun upaya menaikkan kadar katekin adalah dengan melakukan isolasi katekin.

Oleh karena itu pada penelitian ini akan melakukan isolasi katekin dengan berbagai

cara. Sehingga diperoleh metode yang cepat,murah serta menghasilkan kadar yang

optimal.

5.6. lsolasi Katekin dari ekstrak Gambir

lsolasi dilakukan dengan 3cara yaitu :berdasarkan perbedaan kepolaran pelarut,

kromatografi preparatif dan kromatografi kolom.

a. Kromatografi Kolom

Pada tahap awal isolasi terhadap ekstrak kasar dilakukan pemisahan

kromatografi kolom dengan menggunakan fase diam selulosa dan fase

geraknya yaitu n-heksan : aseton dan aseton secara gradient dengan rentang

0-100%. Cara pemisahan kromatografi kolom adalah sebagai berikut : mula­

mula kapas dimasukkan pada dasar kolom untuk menyangga fase diamnya.

25

Page 34: Ekstrak Gambir

Tabel4. Kadar katekin sebelum dan sesudah isolasi kromatografi kolom

No. Jenis ekstrak Kadar Katekin Kadar katekin Peningkatan

Gambir sebelum setelah kadar katekin

diperlakukan diperlakukan

1. Mutu 1 86,71% 93,4% 6,69%

2. Mutu 2 81,93% 91,5% 9,57%

3. Mutu 3 57,04% 90,0% 32,96%

Hasil dari Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil isolasi dengan kromatografi

kolom menunjukkan kadar katekin dapat memenuhi persyaratan Farmakope

Herbal ~ 90 %. Kenaikan tertinggi tentunya terjadi pada mutu 3

b. Kromatografi preparatif

Menggunakan cara kromatografi lapis tipis dengan fase diam plat selulosa dan

fase gerak adalah asam asetat 15 %. baku pembanding katekin digunakan

untuk menentukan lokasi kromatogram senyawa katekin setelah dielusi dengan

fase gerak. Kromatogram yang diduga . katekin kemudian dikerok dan

dimasukkan dalam gelas piala, untuk kemudian dilarutkan dengan pelarut yang

cocok, kemudian dideteksi dengan spektrofotometri UV-Vis, spektrofotometri IR,

GCMS dan NMR. Selain itu kromatogram katekin ditenukan kemurniannya

dengan menentukan kadar senyawa tersebut dengan menggunakan

spektrofotometer UV. Hasil elusidasi struktur dengan GCMS, Spektrofotometer

IR, Spektrofotometer UV-Vis dan penetapan kadar dari ketiga ekstrak adalah

sebagai berikut :

Spektrum elusidasi struktur hasil kromatografi preparatif dengan menggunakan

Spektrofotometer IR dapat diketahui pada Gambar 7 di bawah ini :

26

Page 35: Ekstrak Gambir

f&..---1 "'r-4~\,1

I

r

.._;.,n._.., .. -. ~} .. ;7,_ 9_ ... ~ • • -' "'--;,]..;; ' '.~_ ...... ,.. -~ "'"'..- '";;..!~"' • • ·~;

''\.

\

I

~· I

' ' I

\' ·~"1'·~~~~~.1

....:: ... "' ~.----. ~ l._,' •• • : . :

Gambar 6. Spektrum IR Katekin dengan menggunakan Spektrofotometer IR

Hasil dari Kromatografi Preparatif

Kromatogram elusidasi struktur hasil kromatografi preparatif

menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dapat dilihat pada Gambar 7 t - .• ''· • ,.J 1 ~~- t L _-..J. _ t ·u.oSter

.Jt::lltil t;umoer: :•o-iU'-'•'1 1.\V~l 'Jt.;-t"·.Sl•=·r:: l... am~1e t~.Ju •• :;. 'TJ.lf,Wi

!'<1•>',: l.)i.)/1)1 1\J 1:::1 UJ?erator·:

IHJ;; • • _Jijl}j

v .\.'J•J I

i

----.,l::,v.v run

Gambar 8. SpeKtrum UV-Vis Katekin Hasil kromatografi Preparatif

27

dengan

Page 36: Ekstrak Gambir

Spektrur

GCMSd

~

. . ~ . '" . ' : 1 ·:;· ... . ·.:~:~::·:.

' ...... ~ ... ' ..... ·~,

1 "'~· •••

• •· •:.>

''""" ,._,,.,...., .. ,n

......... , ........... l' -~" .,.,,, >Q<,>C>O

0< •U<>U"-'

'~ ... .. ~ ......... ,..._..,uouu

...,. .....

Hasil sp

maupun

Hasil pe1

dapat dil

Tabel

No.

1.

2.

3.

elusidasi struktur hasil kromatografi preparatif dengan menggunakan

apat dilihat pada Gambar 9 di bawah ini

ectrum fengan GCMS tidak dapat ditetapkan baik untuk identifikasi

untuk penetapan kadar karena pada suhu tinggi katekin akan terura i.

etapan kadar katekin hasil isolasi dengan cara kromatografi preparatif

hat pada Tabel di bawah ini :

5. Data Kadar katekin Sebelum dan Sesudah kromatografi preparatif

Jenis ekstrak Kadar Katekin Kadar katekin Peningkatan

Gambir sebelum di lakukan setelah dilakukan kadar katekin

kromatografi kromatografi

preparatif preparatif

Mutu 1 I 86,71% 95,3% 8,59%

Mutu 2 I 81 ,93% 92,8% 9,87%

Mutu 3 I 57,04% 92,0% 34,96%

Dari hasil Tabel di atas diketahui bahwa setelah diisolasi semua kadar

emenuhi persyaratan Farmakope Herbal dan kenaikan tertinggi ada

rak Gambir mutu 3.

katekin m

pada ekst

28

Page 37: Ekstrak Gambir

li . ~ . . '

Gam bar 10. Hasil kromatografi preparatif dan sebelah kanan Hasil yang telah

dilarutkan

c. lsolasi berdasarkan perbedaan kelarutan

lsolasi dengan cara ini menggunakan pelarut dengan berbagai tingkat

kepolaran.Pelarut yang mendekati kepolarannya dengan air seperti

methanol,alcohol,eter atau aseton digunakan untuk melarutkan katekin dan

senyawa yang diduga bukan katekin tidak akan larut demikian pula dengan

pelarut jenis semi polar. Pelarut semi polar masih dapat melarutkan katekin

dengan baik, seperti : etil asetat, chloroform. Sedangkan pelarut non polar

ditujukan untuk melarutkan selain katekin atau senyawa yang tidak diinginkan,

seperti : heksan, petroleum eter. Hasil dari berbagai percobaan diperoleh hasil

seperti dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini :

Spektrum hasil elusidasi struktur dengan menggunakan Spektrofotometer IR

dapat diketahui pada Gambar di bawah ini :

29

Page 38: Ekstrak Gambir

\ ~

\

·~L f ..-..-"":",.,! . '. ' '',J..c,~' ',.l.._-.·-r..-";J;;T''v-!,~·-·--..:.: · - · .. !,'

Gambar 11 .spektrum IR Katekin Hasil lsolasi berdasarkan perbedaan kepolaran

Kromatogram elusidasi struktur hasil isolasi berdasarkan perbedaan kepolaran

pelarut dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dapat dilihat pada

Gambar 12 , i- ... ~Jvu ...,r ~~ ... t.rur·nvtom.:::t..; r

;J.::rHu r;u,r.•:•1l'; :.o ... vu; 1 hVM Vto;t·bl•:•f,: 1J • ::,&mple •••'Jff,•". 'r.l.lr.\'i l 1.1'1' ~: IJu I' J • , 1 V l: • :: l Uf·et'&t•jr:

i\LJ;_, . lJl..'~'

IJ. V•J • .;:I)

30

.j!JV. u nm

Page 39: Ekstrak Gambir

Kromatogram elusidasi struktur hasil isolasi berdasarkan perbedaan kepolaran

pelarut dengan menggunakan GCMS dapat dilihat pada Gambar 13 di bawah

ini

r

Hasil isolasi katekin dari ekstrak Gambir berdasarkan perbedaan kelarutan

adalah sebagai berikut :

Tabel 6. Kadar katekin hasil isolasi berdasarkan perbedaan polaritas pelarut

No. Jenis ekstrak Kadar Katekin Kadar katekin Peningkatan

Gambir sebelum setelah kadar katekin

diperlakukan diperlakukan

1. Mutu 1 86,71% 95% 8,29%

2. Mutu 2 81,93% 94% 12,07%

3. Mutu 3 57,04% 90% 32,96%

Pertama -tama diakukan percobaan untuk melarutkan pengotor dengan pelarut

non polar heksan dan petroleum eter, namun hasil tidak seperti yang

31

Page 40: Ekstrak Gambir

diharapkan karena katekin juga larut dalam pelarut tersebut walaupun tidak

besar sehingga kadar katekin menjadi berkurang dari kadar semula.

Karena katekin selain dapat larut di pelarut polar, semi polar dan sedikit dalam

pelarut non polar, maka dilakukan isolasi secara langsung dengan

menggunakan pelarut yang terbaik untuk melarutkan senyawa tersebut, yaitu

menggunakan pelarut etil asetat yang juga digunakan untuk penetapan kadar

katekin . Hasil isolat diperlakukan sama seperti hasil yang lain yaitu : dibuat

kromatogram spektrofotometri UV-Vis,Spektrum IR

Hasil dari ketiga cara isolasi yang terlama pengerjaan dan membutuhkan biaya

besar adalah cara preparatif. Namun untuk kadar yang relative kecil

kromatografi kolom baik untuk dilakukan.

32

Page 41: Ekstrak Gambir

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Untuk sementara baru dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kadar katekin Ekstrak Gambir kualitas 1 ternyata lebih tinggi diikuti ekstrak kualitas

2 dan paling rendah adalah ekstrak Gambir kualitas 3

2. Kadar kuersetin Ekstrak Gambir kualitas 1 ternyata lebih tinggi diikuti ekstrak

kualitas 2 dan paling rendah adalah ekstrak Gambir kualitas 3

3. Kadar ekstrak Gambir setelah diisolasi dengan menggunakan kromatografi kolom

untuk semua mutu telah memenuhi persyaratan Farmakope herbal 2:. 90 %. Kenaikan

kadar mutu 1,2 dan 3 masing-masing sebesar 6,69%; 9,57% dan 32,96%

4. Kadar ekstrak Gambir setelah diisolasi dengan menggunakan kromatografi

preparatif untuk semua mutu telah memenuhi persyaratan Farmakope herbal 2:. 90 %.

Kenaikan kadar mutu 1,2 dan 3 masing-masing sebesar 8,59%; 9,87% dan 34,96%

5. Kadar ekstrak Gambir setelah diisolasi dengan menggunakan berdasarkan perbedaan

polaritas pelarut untuk semua mutu telah memenuhi persyaratan Farmakope Herbal

2:.90 %. Kenaikan kadar mutu 1,2 dan 3 masing-masing sebesar 8,29%; 12,07% dan

32,96%

6. Isolasi menggunakan metode berdasarkan perbedaan kepolaran pelarut atau

melarutkan langsung dengan pelarut yang cocok merupakan isolasi optimal karena

biaya murah, waktu singkat dan hasil tidak berbedajauh dengan metode yang lain

B. SARAN

Isolasi dengan menggunakan metode perbedaan kepolaran pelarut hanya dapat

dilakukan untuk senyawa kimia dengan kandungan besar dalam ekstrak. Jika kandungan

dalam ekstrak kecil maka metode terbaik adalah dengan kromatografi kolom.

'"' '"' .) .)

Page 42: Ekstrak Gambir

DAFTAR PUSTAKA

1. Manfaat dan Fungsi Daun Gambir Sebagai Pengobatan Tradisional, http://

radensomad,com/Manfaat- dan -Fungsi- daun- Gambir -sebagai -obat

Tradisional.html, diunduh tgl12 Januari 2010.

2. Pengolahan Gambir,http//www.sinartani.com/Mimbar Penyuluh/Pengolahan Gambir

- 1252899125.htm.

3. Azmi Dhalimi, Permasalahan Gambir ( Uncaria gambir, L) di Sumatera Barat dan

Alternatif Pemecahannya, Perspektif, val 5 No.4, Juni, 2006, hal 46-59

4. Kementrian Kesehatan R.l, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi 1 ,Dirjen Pelayanan

Farmasi dan alat Kesehatan, Jakarta, 2008

5. Zein,U, Pemanfaatan Tumbuhan Obat Dalam Upaya Pemeliharaan kesehatan , e­

USU Respository @ 2005 Universitas Sumatera Utara.

6. Pambayun, R, Gardjito,M, Sudarmaji,S dan Kuswanto,KR, Kandungan Fenol dan

Sifat antibakteri dari Berbagai Jenis Ekstrak Produk Gambir (Uncaria gambir Roxb),

Majalah Farmasi lndonesia,Vol18 (3), 2007,hal141-146.

7. Kusharyanto, Efek infuse Gambir (Uncaria gambir Roxb) yang diperoleh dari Pasar

terhadap Sistem Syaraf Ot.onom Mencit Jantan, Seminar Nasional Tumbuhan Obat

Indonesia XXVI,Padang, 7-8 September 2004.

8. Tika,FH,H.Mukhtar dan Bakhtiar,A, Efek katekin dari Gambir terhadap Tukak

Lambung Tikus Putih Betina, Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia

XXVI,Padang,7-8 September 2004.

9. Luthana,Y.K., Prosedur Ekstraksi Senyawa Fenol dan Antibakteri dari produk

Tanaman Gambir yang Disertai Metode Analisisnya,http ://Yongki astanyaluthana,

wordpress.com/2009/01/26/prosedur-ekstraksi-senyawa-fenol dan antibakteri-dari

produk-tanaman-gambir-yang disertai metode analisanya/diunduh tgl 12 Nopember

2009

34

Page 43: Ekstrak Gambir

10. Pau ' M_Dewick,Medicinal Natural Product. A.Biosynthetic Approach John Willey &

Sons. Chichester-New York-Toronto, 1977

11 . Mills,S and B. Kerry , Principles and Practices of Phytoteraphy, Churchill

Livingstone,2000

12.Afriansyah,N , Coklat Sarat Antioksidan dan Penyehat Jantung,KompasCyber

Media-Kesehatan .htm,Kamis, 31 Maret,07:2.

13. Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan, Parameter Standar Umum Ekstrak

Tumbuhan Obat, Edisi 1, Departemen Kesehatan R.l, Jakarta, 2000

14. Mun'im,A, lsolasi dan Elusidasi Struktur Senyawa Flavonoida dari Crotalaria

Anagyroides, Majalah llmu Kefarmasian, Vol II No.1 ,April,2005, hal 27-29

15. Silverstein , Bassler and Morill, diterjemahkan oleh Hartono, A.J,Purba,A.V,

Penyidikan Spektrometrk Senyawa Organik, Edisi 4, Penerbit Erlangga, Jakarta,

1984.

16. Wagner,H, Bladt, S,Zgainski,E.M, Translated by Scott,A, Plant Drug Analysis,

Springer-Verlag , Heidelberg-New York, Tokyo, 1984.

17.8rain,K.R and Turner, T.D, The Practical Evaluation of Phytopharmaceuticals,

Wright-Scientechnica, Bristol, 1975.

18. Lisdawati,V, Brime Shrimp Lethality Test (BSL T), Bioassai Antikanker in vitro

dengan Sel Leukemia L 121 0 dan isolasi serta Penentuan Struktur Molekul

Senyawa Kimia dari buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff. Boer!),

thesis, Universitas Indonesia, Depok, 2002.

19. Hayani, E, Analisis Kadar Chatechin dari Gambir dengan berbagai Metode, Bulletin

Teknik Pertanian, Vol 8,No.1, 2003.

20. Copriady,J, Miharty, Herdini, Gallokatekin : Senyawa flavanoid Lainnya dari kulit

Satang Rengas (Giuta rengas Linn.) , Jurnal Natur Indonesia, Vol4 (1), 2002 .

..... -

..)