ekonomi mingguan - ekon.go.id fileasisten deputi moneter dan neraca pembayaran14-jan ekonomi...
TRANSCRIPT
Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran
EKONOMI MINGGUAN Edisi
1 / 1 / 2019 Kementrian Koordinator
Bidang Perekonomian
PASAR VALAS
PERINGKAT NILAI TUKAR
PASAR SAHAM
PERINGKAT INDEKS SAHAM
PASAR UANG
FOREIGN INVESTMENT
ALIRAN DANA ASING
Saham Obligasi Periode (Saham/Obligasi)
Indonesia 737.1 774.3 Per 18 Jan 2019
AS -105,689.0 354,882.0 Per 31 Okt 2018
Filipina 207.7 4,620.1 Per 18 Jan 2019 / 30 Sep 2018
India -554.5 -193.1 Per 18 Jan 2019
Malaysia 103.3 -4,539.0 Per 18 Jan 2019 / 31 Des 2018
Thailand 109.5 209.5 Per 18 Jan 2019
Tiongkok 7,860.7 72,157.3 Per 28 Sep 2018 / 18 Jan 2019
Vietnam 46.9 Per 18 Jan 2019
PASAR KOMODITAS MINERAL
PASAR KOMODITAS PERTANIAN
Date Release Current Previous
14-Jan Indonesia Loan Growth 12.90% 12.05%
15-Jan Balance of Trade $ -1.1 Billion $ -1.97 Billion
14-Jan China Balance of Trade $ 57.06 Billion $ 41.86 Billion
15-Jan Balance of Trade € 19 Billion € 14.7 Billion
Core Inflation Rate 1.00% 1.00%
Inflation Rate 1.60% 1.90%
18-Jan Current Account € 23.2 Billion € 30.4 Billion
17-Jan
Country
Euro Area
Kurs 18-Jan-19 Percentage Change (%wtw) Movement
Indonesia 14,178.00
Eropa 1.14
Inggris 1.29
Jepang 109.78
Tiongkok 6.80
Dollar Index 96.34
-0.92
-0.92
-1.18
-0.64
-0.69
0.22
IDR
EUR
GBP
JPY
CNY
DXY
2.66
1.50
1.49
0.50
0.31
0.12
-0.08
-0.15
-0.42
-0.54
-1.99
Thai Baht
Indonesian Rupiah
Chinese Renminbi
Malaysian Ringgit
Singapore Dollar
Philippine Peso
Japanese Yen
Hong Kong Dollar
Taiwanese Dollar
South Korean Won
Indian Rupee
Kurs 4-Jan-19 Movement
Indonesia 6,448.16
Tiongkok 24,706.35
Eropa 2,884.67
Inggris 20,666.07
Jepang 2,596.01
1.36
2.96
1.84
1.50
1.65
JCI
DJI
SX5P
NKY
SHCOMP
Percentage Change (wtw)
6.12
4.42
4.07
4
3.44
3.41
2.72
2.42
1.37
1.04
-0.13
Filipina
Indonesia
Korea Selatan
Hong Kong
Tiongkok
Singapura
Jepang
Thailand
Taiwan
India
Malaysia
Date Release Current Previous
16-Jan Core Inflation Rate 1.90% 1.80%
Inflation Rate 2.10% 2.30%
16-Jan Crude Oil Stocks Change -2.683 M Barrels -1.68 M Barrels
Initial Jobless Claims 1.00% 1.00%
18-Jan Core Inflation Rate 0.70% 0.90%
Inflation Rate 0.30% 0.80%
Country
UK
US
Japan
Kurs 4-Jan-19 Movement (wtw) Movement (ytd) Movement
Yield 8.09
PUAB 7.06
Overnight 5.91
-0.59
1.35
1.25
-4.94
0.80
1.42
65.19
-
50
100
150
14-J
an
15-J
an
16-J
an
17-J
an
18-J
an
Foreign Investment on Stocks
-23.19
(200.00)
(100.00)
-
100.00
200.00
300.00
400.00
500.00
14-J
an
15-J
an
16-J
an
17-J
an
18-J
an
Foreign Investment on Government Bonds
Kurs 18-Jan-19 Movement Percentage Change (%wtw)
Batu Bara 99.75
Brent 62.70
Emas 1,282.11
Nikel 11,778.50
Tembaga 271.90
WTI 54.04
1.73
3.67
-0.63
3.202.14
4.10
Brent WTI
Kurs 18-Jan-19 Movement Percentage Change (%wtw)
Beras 10.63
CPO 2,226.00
Gandum 517.75
Gula 13.03
Kedelai 916.75
-1.94
0.14
-0.63
3.22
-1.13
Rilis Mingguan (11 Jan 2019 – 18 Jan 2019)
Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan
Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian
STRATEGI MENGHADAPI
PEREKONOMIAN 2019
Pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun
2017 sebesar 3,7 persen. Angka tersebut lebih
tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya
yang hanya sebesar 3,3 persen. Pertumbuhan
ekonomi negara-negara utama dunia juga
menunjukan perbaikan. Namun, kondisi ekonomi
global masih berisiko dan diprediksi pertumbuhan
GDP global pada 2019 akan stagnan pada 3,7%,
sementara pertumbuhan ekonomi negara maju
diperkirakan hanya dikisaran 2,1% dan
pertumbuhan ekonomi negara berkembang
dikisaran 4,7%. Kondisi ini disebabkan
pertumbuhan volume perdagangan dunia yang
diperkirakan mengalami penurunan menjadi 4%
pada tahun 2019.
Risiko global kedepan akan semakin
meningkat seiring dengan tensi perdagangan yang
semakin intensif dan likuiditas yang mengetat.
Kondisi ini ditambah dengan adanya perang
dagang AS dan Tiongkok yang membuat
ketidakpastian ekonomi global semakin meningkat.
Arah kebijakan AS tercermin dari peninjauan
kembali kepada negara-negara yang memberikan
defisit perdagangan. Langkah menaikkan tarif
barang impor dari Tiongkok merupakan sinyal trade
war dari AS kepada Tiongkok. Menaikkan tarif
(trade war) berpotensi menimbulkan resesi bagi
semua pihak terkait. Keadaan akan semakin parah
jika negara-negara yang dirugikan oleh naiknya
tarif Amerika Serikat membalasnya dengan
meningkatkan tarif terhadap impor Amerika Serikat.
Perekonomian global yang masih
menyimpan risiko ketidakpastian sebagai dampak
kebijakan ekonomi Amerika Serikat serta lanjutan
perang dagang dengan Tiongkok akan berimbas
pada perekonomian banyak negara khususnya
negara-negara berkembang dan diperkirakan
masih akan berlanjut pada tahun 2019.
Perang dagang Amerika Serikat dengan
Tiongkok juga memicu perlambatan aktivitas
manufaktur ASEAN. Aktivitas manufaktur dunia
mulai tertekan akibat eskalasi perang dagang AS-
Tiongkok. Pada November 2018, angka PMI
Indonesia turun menjadi 50.4 dari 50.5, bahkan
Malaysia dan Thailand mengalami kontraksi
(PMI<50).
Ditengah perekonomian global yang
cenderung melambat tersebut, Indonesia justru
berhasil mempertahankan pertumbuhannya yang
cukup tinggi. Pada triwulan III 2018 ekonomi
Indonesia tumbuh 5,17 persen, merupakan
3.9 3.9
3.5 3.53.6
3.5
3.3
3.73.7 3.7
3.0
3.2
3.4
3.6
3.8
4.0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
GLOBAL GDP GROWTH (%)
WEO Jan, Apr, Jul WEO Oct
1.21.4
2.12.3
1.7
2.3 2.42.1
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
WEO Jan WEO Apr
WEO Jul WEO Oct
ADVANCED ECONOMIES GDP GROWTH (%)
5.3
5.1
4.7
4.34.4
4.7 4.7 4.7
3.5
4.0
4.5
5.0
5.5
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
WEO Jan WEO Apr
WEO Jul WEO Oct
DEVELOPING COUNTRIES GROWTH (%)
3.0
3.63.8
2.8
2.2
5.2
4.2 4.0
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
WEO Jan WEO Apr
WEO Jul WEO Oct
GLOBAL TRADE VOLUME GROWTH (%)
56.5
54.2
51.3
48.2
50.450.2
46.0
48.0
50.0
52.0
54.0
56.0
58.0
60.0
Dec
-15
Feb
-16
Ap
r-16
Jun
-16
Au
g-16
Oct
-16
Dec
-16
Feb
-17
Ap
r-17
Jun
-17
Au
g-17
Oct
-17
Dec
-17
Feb
-18
Ap
r-18
Jun
-18
Au
g-18
Oct
-18
Vietnam Philippines Myanmar
Malaysia Indonesia China
Manufacturing Purchasing Manager Index (PMI) Negara ASEAN + Cina
Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan
Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian
pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan
periode yang sama sejak tahun 2014.
Pertumbuhan tersebut masih didorong oleh
konsumsi rumah tangga dengan share sebesar
55,26 persen. Tren pertumbuhan konsumsi rumah
tangga ini berada pada kisaran 4-5 persen
pertahun dan pertumbuhannya pada triwulan III
melambat dibandingkan dengan triwulan II 2018.
Sementara pengeluaran investasi tumbuh sebesar
6,96 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah
tumbuh sebesar 6,28 persen. Peran pengeluaran
konsumsi dan investasi merupakan yang terbesar
dibandingkan kelompok pengeluaran lainnya,
sehingga kedua ini merupakan penggerak utama
pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan III
2018.
Perubahan inventori mengalami
pertumbuhan paling tinggi disebabkan persediaan
barang belum dialokasikan semua ke proses
produksi atau investasi. Hal ini mengindikasikan
distribusi barang belum sempurna. Sementara
pengeluaran konsumsi rumah tangga paling besar
untuk makanan, minuman selain restoran;
perumahan dan perlengkapan rumah tangga;
transportasi dan komunikasi. Pembentukan modal
tetap domestik bruto paling besar dialokasikan
untuk bangunan; mesin dan perlengkapan dan
Cultivated Biological Resources (CBR).
Dengan masih berlanjutnya perang dagang
AS-Tiongkok, volume perdagangan dunia masih
diprediksi melambat termasuk Indonesia. Untuk itu,
pertumbuhan ekonomi domestik seperti konsumsi
RT, konsumsi pemerintah dan investasi perlu
didorong pada triwulan IV tahun 2018 untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi 5,2 persen pada
keseluruhan tahun 2018. Faktor pendorong untuk
mencapai pertumbuhan tersebut diantaranya
percepatan penyelesaian pembangunan
infrastruktur diperkirakan tetap menjadi salah satu
pendorong investasi dan adanya pemilu
diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan
konsumsi masyarakat, organisasi sosial, dan partai
politik serta belanja pemerintah.
Namun juga ada sejumlah tantangan yang
akan dihadapi diantaranya kebijakan suku bunga
acuan atau respon kenaikan FFR, keberlanjutan
perang dagang antara AS dan Tiongkok, perkiraan
pertumbuhan ekonomi global yang tetap dan
perkiraan pertumbuhan volume perdagangan yang
sedikit turun serta tahun pemilu dimana terdapat
tendesi investor untuk wait and see setelah hasil
pemilu.
Dalam menghadapi tantangan tersebut,
dorongan kebijakan yang akan dilakukan
pemerintah dalam menjaga momentum perbaikan
pertumbuhan ekonomi ditengah pencapaian
stability over growth yaitu 1) perbaikan iklim
investasi yang berorientasi ekspor dan peningkatan
daya saing untuk memperbaiki struktur transaksi
berjalan; 2) Melakukan pengembangan industri
hulu yang akan mengurangi ketergantungan
terhadap impor bahan baku; 3) dengan adanya
risiko perang dagang, langkah-langkah strategis
terus dilakukan untuk memperbaiki struktur neraca
transaksi berjalan dan neraca perdagangan.
Penulis : Susiyanti
Tenaga Ahli Pratama
Asdep Moneter dan Neraca Pembayaran
-20.00
-10.00
0.00
10.00
20.00
30.00
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Pertumbuhan Menurut Pengeluaran (%YoY)
Konsumsi RT LNPRT Konsumsi Pemerintah PMTB Ekspor