ei al - fatihah, al akhlak an nass

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur’an nan agung ini adalah wahyu Ilahi telah diturunkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai penerang petunjuk dan pedoman serta rahmat yg kekal abadi sampai hari akhir nanti sekaligus menjadi mukjizat dan bukti kebenaran risalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dimana ketika mu’jizat-mu’jizat sebelumnya sirna ditelan masa musnah digilas perputaran roda zaman terkubur bersama wafatnya para Rasul pembawanya tetapi Al-Qur’an tetap tegak memancarkan nur Ilahi keseluruh persada bumi. Perputaran dan pergantian waktu yg disertai dgn berubah dan beragamnya keadaan dan watak manusia tak akan melunturkannya wafatnya sang panutan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun tidak memudarkannya. Bahkan serentetan aksi pengingkaran dan penyelewengan serta pengubahan terhadap Al-Qur’an tidak membuatnya kabur sedikitpun. Itulah Al-Qur’an kitab mulia yg kekal keberadaan nya langgeng hukumnya iapun kenyal tetap sesuai dgn segala tempat bangsa dan sepanjang masa. Betapa sempurnanya Al-Qur’an dengan hukum-hukum dan ajaran-ajaran Ilahi yg tetap aktual dan akurat. Ia berbicara tentang berbagai sudut kehi-dupan tentang aqidah - 1 -

Upload: boneeta-bfashion

Post on 21-Oct-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an nan agung ini adalah wahyu Ilahi telah diturunkan kepada Nabi

Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai penerang petunjuk dan pedoman serta rahmat yg

kekal abadi sampai hari akhir nanti sekaligus menjadi mukjizat dan bukti kebenaran

risalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dimana ketika mu’jizat-mu’jizat

sebelumnya sirna ditelan masa musnah digilas perputaran roda zaman terkubur bersama

wafatnya para Rasul pembawanya tetapi Al-Qur’an tetap tegak memancarkan nur Ilahi

keseluruh persada bumi.

Perputaran dan pergantian waktu yg disertai dgn berubah dan beragamnya

keadaan dan watak manusia tak akan melunturkannya wafatnya sang panutan Rasulullah

Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun tidak memudarkannya. Bahkan serentetan aksi

pengingkaran dan penyelewengan serta pengubahan terhadap Al-Qur’an tidak

membuatnya kabur sedikitpun. Itulah Al-Qur’an kitab mulia yg kekal keberadaan nya

langgeng hukumnya iapun kenyal tetap sesuai dgn segala tempat bangsa dan sepanjang

masa.

Betapa sempurnanya Al-Qur’an dengan hukum-hukum dan ajaran-ajaran Ilahi yg

tetap aktual dan akurat. Ia berbicara tentang berbagai sudut kehi-dupan tentang aqidah

ibadah etika pergaulan sesama manusia dan alam sekitarnya tentang politik ekonomi dan

lain sebagainya.

Al-Qur’an satu-satunya kitab yg banyak mengandung keajaiban robbani luar

biasa baik itu keindahan susunan kata dan kalimatnya ataupun gaya bahasanya tak ada yg

mampu menandinginya sekalipun bangsa arab yg ahli sastera dan retorika bahkan

seandainya semua manusia dan jin berkumpul dan saling menolong nicaya tidak akan

mampu membuatnya. Banyak kisah-kisah di dalamnya tentang hal-hal masa lalu yg

terbukti nyata pada saat sekarang ini.

Betapa agungnya Al-Qur’an dan betapa besarnya kasih sayang Allah Ta’ala

kepada kita semua maka diturunkanNya Kitab mulia yg menunjukkan manusia ke jalan

- 1 -

yg akan menyelamatkannya sekaligus menganugerahkan keutamaan-keutamaan yg tak

terhingga di dalam menelusuri jalan tersebut. Dalam makalah ini membahas tentang

Kandungan-Kandungan yang terdapat dalam Alquran Surat Al-Fatehah, Al-Ikhlas, An-

Nass, dan Al-Falaq.

B. Tujuan

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai tugas mata kuliah yang

bersangkutan dan sebagai salah satu bahan pelajaran bagi mahasiswa dalam

proses belajar mengajar

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas penulis dapat menarik rumusan masalah yang akan

dibahas menjadi pembahasan makalah ini :

1. Bagaimana kandungan yang terdapat dalam surat Al-fatehah?

2. Bagaimana kandungan yang terdapat dalam surat Al-Ikhlas?

3. Bagaimana kandungan yang terdapat dalam surat An-Nass?

Bagaimana kandungan yang terdapat dalam surat Al-Falaq.?

- 2 -

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kandungan surat Al Fatihah

Artinya

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,

Segala puji, bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha

Penyayang, Yang menguasai, di Hari Pembalasan, Hanya Engkaulah yang kami

sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan

Surah ini turun di Mekkah sebelum Nabi saw. berhijrah. Jumlah ayat-ayatnya

disepakati sebanyak tujuh ayat, kendati ulama berbeda pendapat menyangkut

Basmalah pada awalnya. Apakah ia bagian dari surah ini atau bukan?

Al-Fatihah yang merupakan mahkota tuntunan Ilahi , dinamai juga Ummu al-

Quran atau Ummu al-Kitab karena ia dalah induk semua ayat-ayat al-Quran. Al-

Fatihah juga adalah as-Sab al-Matsani dalam arti tujuh ayatnya diulang-ulang,

bukan saja dalam setiap rakaat shalat, tetapi juga kandungan ketujuh ayatnya

diulang dan dirinci oleh seluruh ayat-ayat al-Quran yang berjumlah enam ribu

ayat lebih itu. Suarah ini memiliki lebih dari dua puluh nama tetapi yang paling

popular dan dikenal pada masa Nabi adalah nama-nama yang disebut di atas.

Al-Fatihah adalah pengajaran bagi umat manusia, bahkan Allah mendiktekan

kalimat-kalimat surah ini untuk diucapkan oleh manusia. Dengan memulai Kitab-

Nya dengan Basmalah. Allah juga mengajarkan manusia untuk memulai setiap

- 3 -

kegiatan mereka dengan Basmalah yang mengandung makna permintaan

pertolongan agar kegiatan itu direstui dan didukung oleh-Nya karena tiada daya

dan upaya yang dapat berhasil tanpa dukungan-Nya.

Atas dasar sifat-sifat dan kuasa-Nya, maka Dia wajar bahkan berhak, dan

harus disembah dan dimintai pertolongan, dan karena itu Yang Maha Pengasih

tersebut mengajar umat manusia untuk hanya mengabdi dan hanya memohon

kepada-Nya dalam segala hal termasuk untuk keberhasilan pengabdian itu.

Tentu saja diperlukan jalan yang ditelusuri kesana dan karena itu pula

manusia diajarnya untuk bermohon bukan saja ditunjuki jalan tersebut yang

dilukiskan-Nya sebagai shirath al-Mustaqim, yakni jalan luas, lebar, dan lurus.

Itulah jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang telah diberinya nikmat, yaitu

jalan para Nabi. Ash-Shidiqih, asy-Syuhada ; dan orang-orang saleh, bukan jalan

orang-orang yang dimurkai, yakni mereka yang telah mengetahui kebenaran

tetapi enggan menelusurinya. Bukan juga jalan orang-orang yang sesat karena

tidak mengetahui arah yang benar. Demikian sedikit tentang surah al-Fatihah.

Kandungan Tematik Surah Al-Fatihah

Dalam surah al-Fatihah terdapat uraian tentang :

1. Tauhid, yang dikandung oleh ayat-ayatnya yang pertama dan kedua: Al-

Hamdulillah Rabbi al-Alamin. Ar-Rahman ar-Rahim.

2. Keniscayaan Hari Kemudian, yang dikandung oleh ayatnya yang

keempat: Maliki Yaum Ad-Din.

3. Ibadah yang seharusnya hanya tertuju kepada Allah dikandung oleh ayat:

Iyyaka Na’budu.

4. Pengakuan tentang kelemahan manusia dan keharusan meminta

pertolongan hanya kepada-Nya dalam ayat : Wa Iyaka Nasta’in, dan

Ihdina ash-Shirath al-Mustaqim.

5. Keanekaragaman manusia sepanjang sejarah menghadapi tuntunan Ilahi :

Ada yang menerima, ada yang menolak setelah mengetahui, dan ada juga

- 4 -

yang sesat jalan, yaitu yang dikandung oleh ayat shiratha al-ladzina

an’amta ‘Alaihim Ghair al-Maghdhubi ‘Alaihim wa La adh-Dhallin.

Kelima hal pokok di atasa, tauhid, keniscayaan hari kemudian, dan keikhlasan

beribadah adalah dasar-dasar pokok ajaran al-Qur’an. Sedang uraian yang

terdapat dalam surah-surah lain tentang alam, manusia, dan sejarah merupakan

cara-cara yang ditempuh oleh al-Qur’an untuk mengantar manusia meraih,

menghayati, mengamalkan persoalan-persoalan pokok itu.

Tujuan Utama Uraian Surah Al-Fatihah

Tujuan utama surah ini mengandung, lalu memelihara kesadaran tentang

kehadiran Allah dan pengawasan-Nya kepada manusia. Itu sebab-Nya setelah

menguraikan tentang rahmat dan kasih saying-Nya serta kuasa-Nya memberi

balasan, ayat surah ini disusul dengan menghadirkan-Nya di hadapan siapa yang

membaca Maliki Yaum ad-Din bahwa Dia sang penguasa Hari Kemudian selalu

hadir dengan pengawasan dan pengetahuan-Nya terhadap seluruh kegiatan lahir

dan batin mahluk serta hadir pula dengan bantuan dan ganjaran-Nya terhadap

seluruh kegiatan lahir dan batin mahluk serta hadir pula dengan bantuan dan

ganjaran-Nya yang taat. Kehadiran dan pengawasan-Nya itu dicerminkan lebih

jauh dengan pengajaran bagaimana berdialog langsung dengan-Nya Iyaka

Na’budu wa Iyyaka Nasta’in / Hanya kepada-Mu kami mengabdi dan hanya

kepada-Mu kami memohon pertolongan. Redaksi tersebut di hadapkan langsung

kepada Allah laksana bertatap muka dengan wajah-Nya. Makna tentang

kehadiran, pengawasan, dan bantuan ilahi itu tercermin pula dalam riwayat Imam

Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa’I, Ibnu Majah, dan lain-lain melalui Abu Hurairah

yang menyatakan bahwa Allah, dalam sebuah hadist Qudsi, berfirman :

“Aku membagi shalat (al-Fatihah) antara diri-Ku dan hamba-Ku menjadi dua

bagian, dam untuk hamba-Ku menjadi dua bagian, dan untuk hamba-Ku apa yang

dimohonnya. Maka bila dia membaca : Al-Hamdu Lillahi Rabbi al-Alamin, Allah

menyambut dengan berfirman : “Aku dipuja oleh hamba-Ku.” Bila dia membaca :

- 5 -

Ar-Rahman ar-Rahim,” Allah berfirman : “Aku dipuji oleh hamba-Ku.” Bila dia

membaca : “Malik Yaum ad-Din.” Allah berfirman : “Aku diagungkan oleh

hamba-Ku.” Di kali lain Allah berfirman : Hamba-Ku berserah (diri) kepada-Ku,

lalu bila dia membaca : “Iyyaka na’budu wa Iyyaka Nasta’in, Allah berfirman :

“Ini antara Aku dan hamba-Ku, dan buat hamba-Ku apa yang dimohonkan.” Dan

bila dia membaca : Ihdina ash-Shirath al-Mustaqim, Shirath al-Ladzina An’amta

‘Alaihim, Ghairi al-Maghdhub ‘Alaihim wa La adh-Dhallin, Allah berfirman :

“Ini buat hamba-Ku, dan buat hamba-Ku yang dimohonkannya”.

B. Kandungan Surat Al-Ikhlas

Sebab Turunnya Surah

Ad-Dahaq meriwayatkan bahwa kaum musyrik pernah mengutus Amir

Ibny Tupail menghadap Rasulullah SAW. Amir Ibnu Tufail menghadap

Rasulullah SAW. Amir amir mengarahkan kepada Nabi atas nama mereka.

“Engkau telah memecahkan tongkat (persatuan) kami, dan engkau telah

mencuci “Tuhan” kami. Engkau juga telah menentang agama nenek moyangmu

sendiri.

Jika engkau mereasa miskin, maka kami akan menjadikan engkau seorang

kaya raya, dan jika engkau gila, kami akan mengobati, dan jika engkau mencintai

seseorang wanita, maka kami akan nikahkan dengannya: kemudian Nabi SAW,

menjawab: “Aku tidak miskin, tidak gila dan tidak mencintai wanita. Aku adalah

Rasulullah, aku mengajak kalian dari penyembahan berhaa kepada menyembah

Allah. Kemudian mereka mengutus amir sekali lagi. Muhammad “ Kemudian

Allah menurunkan surah ini

- 6 -

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan

dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

Penjelasannya

Katakanlah (hai Muhammad)

Kepada orang yang bertanya kepadaMu mengenai sifat Tuhan “Allah itu

ESA”. Maha suci dari bilangan dan susunan sebab jika zat itu berbilang, maka

berarti Tuhan membutuhkan semua bentuk kumpulant tersebut, sedangkan Allah

tidak membutuhkan sesuatu apapun

Allah yang menjadi tempat bergantung semua hamba-hamba_Nya dan

mereka juga menghadapkan dirinya untuk meminta agar permintaan mereka itu

dikabulkan tanpa perantara atau koreksi. Dengan demikian, tampak salah lah

akidah kaum Musyrik arab yang mengharuskan adanya perantara atau koreksi

ketika minta kepada Tuhan. Juga tampak salahlah akidah agama-agama lain yang

mempunyai kedudukan khusus disisi Tuhan, yaitu mereka diangkat khusus untuk

menjadi perantara antara dengan Tuhan dalam memenuhi kehendaknya

Karena_Nya mereka minta kepada perantara baik masih hidup atau sudah

mati, dengan khusu’ dan merendahkan diri, mereka berziarah ke kubur-kubur para

perantara itu, seperti khusyu’nya mereka menghadap Tuhan, bahkan lebih takut di

banding takutnya keapda Tuhan

(Maha suci Allah dari mempunyai anak)

- 7 -

Ayat ini merupakan jawaban terhadap kaum Musrik Arab yang

mempunyai dugaan bahwa malaikat itu adalah anak perempuan Allah, juga

merupakan bantahan untuk orang-orang nasrani yang mengatakan bahwa Isa Al-

Masih itu anak Allah.

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ia mengatakan bahwa tafsir ayat ini ialah:

Allah tidak melahirkan serperti mariam, dan tidak dilahrkan seperti Isa dan Uzair

Kandungan Ayat

Inti dari kandungan QS Al-Ikhlash terdapat dalam ayat pertama yang

menegaskan tentang keesaan Allah Ta’ala, sementara ayat-ayat berikutnya

merupakan penjelasan yang menegaskan makna ayat pertama tersebut. Jadi, Allah

adalah Maha Esa dalam rububiyah, uluhiyah, dan asma’ wa shifat - Nya. Jika kata

wahid (satu) memungkinkan adanya yang kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya,

maka tidak demikian halnya dengan kata ahad (maha esa) yang berarti hanya satu

tanpa ada yang lainnya. Oleh karena itulah, surat ini disebut dengan Surat Al-

Ikhlash (Surat At-Tauhid wa At-Tanzih) yang berintikan pemurnian tauhid

kepada Allah dengan cara menyucikan Dzat, Nama, dan Sifat-Nya dari segala

makna kekurangan, kelemahan, cacat, keserupaan dengan makhluq dan segala

bentuk penyekutuan (syirik).\

Ayat kedua merupakan penjelasan atas ayat pertama dalam hal keesaan Allah

Ta’ala, yang menegaskan bahwa Allah itu Maha Sempurna dalam Dzat dan Sifat-

sifat-Nya, sehingga sama sekali tidak membutuhkan kepada yang lain, tetapi

justru segenap yang lainnya mesti butuh dan bersandar kepada-Nya dalam

segenap keperluannya.

Ayat ketiga, disamping berisikan penegasan tentang keesaan dan

kemahasempurnaan Allah, dan penafian segenap kelemahan serta cacat dari Sifat-

sifat-Nya, juga merupakan bantahan telak terhadap semua orang yang

- 8 -

menyekutukan Allah Ta’ala dengan menjadikan bagi-Nya anak, yakni orang-

orang Yahudi yang mengatakan bahwa Uzair adalah anak Allah, orang-orang

Nasrani yang mengatakan bahwa Isa adalah anak Allah (QS At-Taubah : 30), dan

juga orang-orang musyrik Arab yang mengatakan bahwa para malaikat adalah

anak-anak perempuan Allah (QS An-Nahl : 57).

Ayat terakhir menegaskan salah satu konsekuensi dari makna tauhid, yakni

penafian segenap bentuk penyekutuan dan penyerupaan terhadap Allah sekaligus

bantahan terhadap semua orang yang menyekutukan Allah (musyrikin) dan yang

menyerupakan Allah dengan makhluq-Nya (musyabbihin). Penafian dan bantahan

serupa juga terdapat dalam banyak ayat yang lain, antara lain firman Allah (yang

artinya), ”Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dialah yang Maha

Mendengar lagi Maha Melihat” (QS Asy-Syura : 11). Ayat ini juga merupakan

bantahan terhadap semua orang yang menafikan sifat-sifat Allah (mu’aththilin).

C. Kandungan Surat Al-Nass

Artinya

Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan

menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan

(bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke

dalam dada manusia,

Penjelasan

1. Yang di mintai perlindungan dan Keutamaan Manusia

Dalam surat ini yang di mintai perlindungan adalah Allah tuhan

Manusia, Raja Manusia dan tuhan sesembahan Manusia, maka Dia

- 9 -

menyebutkan Rububiyah-Nya bagi Manusia dan kekuasaan-Nya serta

ketuhanan-Nya bagi mereka. Di sini ada tiga sifat Allah yang dengannya

Manusia di perintahkan untuk berlindung, yang pertama adalah dengan

Rububuyah-Nya, maksudnya adalah mencakup penciptaan mereka,

pengaturan , pendidikan dan perbaikan mereka, serta pemberian kapada

mereka segala maslahat dan segala kebutuhan mereka, juga penolakan

kajahatan dari mereka , dengan penjagaan dari apa-apa yang nerusak, inilah

makna Rububiyah. Yang kedua Mulk ( kerajaan ), Allah adalah raja yang

berhak bertingkah laku terhadap ciptaan-Nya, klarna mereka adalah hamba

dan ciptaan-Nya, Dialah yang berhak berbuat terhadap mereka dan

mengatur mereka sebagaiman yang Dia kehendaki,Dia yang memiliki

kekuasaan penuh bagi mereka Dialah raja mereka yang haq. Yang ketiga

ketuhanan, Dialah Tuhan yang haq, Tuhan sesembahan makhluq yang tidak

ada tuhan selain-Nya, maka tidak selayaknya bagi seorang hamba

menyekutukan-Nya, serta tidak patut untuk meminta kepada selain-Nya

baik dalam perkara Do`a dan yang lain.

Dalam surat ini Allah menyebutkan kata An-nas sampai tiga kali, yang

terletak pada ayat yang pertama, kedua dan ketiga, yang pastinya dalam

pengulangan ini Allah memiliki maksud tersendiri, karna bisa saja Allah

menyebutnya hanya menggunakan dhamir saja atau kata ganti, akan tetapi

Allah tidak melakukannya, berkata para Mufassir,” Sesungguhnya Allah

telah memberikan kekhususan bagi manusia dengan mengaruniakan Adzkr(

Al-quran) sebagai penghormatan dan pemulyaan bagi manusia, juga

memeberikan akal dan ilmu, serta menjadikan para Malaikat bersujud

mensucikannya, semua itu adalah bentuk keistimewaan yang Allah berikan

kepada Manusia.” Sehingga sangat wajar ketika Allah menyebutkannya

sam pai tiga kali, dalam tafsir Shafwatut tafasir di jelaskan maksud dari

pengulangan dalam surat ini adalah sebagai tambahan pemulyaan bagi

Manusia, dan juga sebagai bukti bahwa Allah memberikan perhatian

- 10 -

terhadap setiap perkara yang di lakukan oleh

Manusia.http://maulana2008.multiply.com/journal/item/178 - _ftn7

Masih berkisar pada ayat yang pertama kedua dan ketiga, di sana di

sebutkan tiga sifat yang dimiliki Allah, Rububiyah, malik, ilahiyah, makna

dari ketiganya adalah bahwa Allah adalah Rabb segala sesuatu,

pemilik,pemeberi rizki, yang mematikan dan yang menghidupkan, yang

menguasai segala ciptaan-Nya serta rabb yang berhak dan benar untuk di

ibadahi, yang tidak ada sekutu bagi-Nya, ini adalah sifat-sifat Allah yang

paling penting untuk di ketahui khususnya bagi manusia. Sehingga Allah

memerintahkan kepada hamba-Nya untuk berlindung dari segala bentuk

keburukan dengan ketiga sifat ini.

2. Berlindung dari kejahatan bisikan

Surat ini mencakup permohonan perlindungan dari kejahatan yang

menjadi sebab semua perbuatan dosa dan perbuatan maksiat, yaitu bisikan

kejahatan yang msuk dalam jiwa Manusia, kejahatan tersebut menjadi

sumber hukuman baik di dunia dan akhirat, kalau dalam surat al-falaq

mengandung permohonan perlindungan dari kejahatan perbuatan dzalim

dengan cara sihir dan dengki ( kejahatan dari luar ), maka surat An-nas

mengandung permohonan dari kejahatan yang menyebabkan perbuatan

dzalim pada diri sendiri ( kejahatan dari dalam ).

Maka dari itu kejahatan yang kedua ini adalah kejahatan keaiban,

sedangkan yang pertama adalah kejahatan kesulitan, karna setiap kajahatan

pasti kembali kepada dua perkara yaitu kesusahan dan keaiban. Tidak

kepada yang lainnya. Yang di maksud dengan bisikan seperti yang

dikatakan oleh Ibnu Qayyim adalah ajakan kepada sesuatu yang tidak

terdengr oleh telinga, atau ajakan yang bukan berbentuk suara. Was-was

adalah bentuk godaan yang dilancarkan kedalam hati Manusia, yang

kadang-kadang berasal dari Manusia dan kadang berasak dari golongan jin,

- 11 -

Oleh karna itu Allah memerintahkan kepada hambanya untuk

senantiasa berlindung dari bisikan-bisikan baik yang di lancarkan oleh

syeitan dari golongan jin ataupun yang dari golongan Manusia,

sebagaimana yang telah di isyaratkan oleh Rasulullah semakin banyak kita

berdzikir kepada Allah semakin sedikitlah bisikan-bisikan yang akan

datang, karna ketika kita berdzikir maka syeitan akan bersembunyi dan

kalah, tapi jikalau sedikit saja kita lalai maka syeitan akan kembali lagi

untuk membisiki manusia agar berbuat kebathilan,

3. Makna Khannas

Al-khannas artinya bertambah kuat larinya dan kembalinya, ketika

dzikir kepada Allah, Al-kahannas juga berarti tertutup dan tersembunyi, di

antara kalimat yang bermakna itu adalah perkataan abu Hurairah,

طرق بعض في وسلم عليه الله صلى النبي لقيني

منه فانخنست جنب وانا المدينة“ Pada suatu jalan Madinah, nabi bertemu denganku sedangkan pada

waktu itu aku sedang junub, maka aku bersenbunyi darinya”

Maka sebenarnya lafadz ini adalah menghilang setelah tampak, dan

bukan hanya sekedar menghilang,oleh karna itu setan yang ada dalam diri

manusia yang beriman itu sangat kurus, lemah dan lelah, karna di siksa

oleh orang yang beriman dan di usir dengan dzikir dan kataatan kepada

Allah, diriwayatkan di dalam sebuah atsar seorang salaf,” sesungguhnya

orang yang beriman melelahkan setanya sebagaimana seseorang

malelahkan tunggangannya dalam perjalanan. Karna setiap kali setan

manggodanya , orang Mukmin itu menimpanya dengan cambuk dzikir,

menengadah,istighfar dan ketaatan kepada Allah. Sehingga setan yang

selalu bersamanya berada dalam siksaan yang pedih, tidak seperti posisi

setannya orang yang jahat. Ia selalu bersamanya  dalam ketenangan.

- 12 -

4. Bisikan kejahatan ke dalam dada

Firman-Nya dalam ayat yang ke 5 surat An-nas ini adalah sifat yang

ke tiga bagi syetan, setelah di sebutkan bisikannya pertama kali, kemudian

keduanya di sebutkan tempat bisikannya, lalu di sebutkan bahwa bisikan

itu berada di dalam dada Manusia

Allah menjadikan syeitan dapat masuk kedalam rongga Manusia dan

dapat menembus ke dalam hati dan dadanya, setan itu berjalan seperti

perjalanan pembuluh darah, ia telah bercokol pada setiap hamba dan tidak

akan meninggalkannya sampai mati, di dalam hadits riwayat Bukhari dan

Muslim dalam shahihain, hadits yang di riwayatkan oleh Az-zuhri dari Ali

bin Husein dari Sofiyah binti Huyai, ia berkata,”

“Ketika Rasulullah beri`tikaf, aku datang mengunjunginya pada

malam hari, kemudian aku berbicara kepada beliau, aku bangun da

berbalik maka beliau pun ikut bangun bersamaku untuk mengantarku,

tempat tinggalnya Sofiyyah ketika itu di rumah Usamah bin Zaid, maka

ada dua Anshar yang lewat, ketika keduannya melihat Nabi, keduannya

mempercepat jalannya, rasulullah bersabda,’perlahan-lahanlah ini adalah

Safiyyah binti huyai, maka keduannya berkata’ subhanallah, ya

Rasulullah!’ kemudian Rasulullah bersabda,” sesungguhnya setan

berjalan pada Manusia pada pembuluh darah, aku takut ia akan

melemparkan ke dalam hati kamu berdua kejelekan ( di dalam riwayat

lain, memasukkan ke dalam hati kamu berdua sesuatu ).”

Di antara bisikannya juga adalah menyibukkan hati dengan bisikan,

sehingga ia melupakan apa yang ingin ia kerjakan, karena itu kelupaan

tersebut di izdafahkan kepada setan. Karna setanlah penyebab utamanya,

sesungguhnya hati pada asalnya kosong dari kejahatan dan kemaksiatan,

kemudia setan menggangunya dengan bisikan-bisikan, sehingga terlintas

dalam benaknya perbuatan dosa, setan menggambarkanya pada jiwanya,

- 13 -

membubuhinya dengan syahwat sehingga hatinya penuh dengan syahwat.

Kemudian menghiasinya kepada dirinya dan mengindahkannya serta

menjadikan khayalan yang menggiurkan jiwanya sehingga cenderung

dengan kejahatan tersebut, sehinga akhirnya ia menjadi sebuah keinginan.

Hal itu menjadikan hati semakin bertambah semangat dalam

mengerjakan kejahatan , sehingga ia mengutus seluruh pasukannya untuk

mencari perbuatan maksiat itu, setan mengutus kepada mereka bantuan dan

pertolongan.

5. Jenis-jenis kejahatan setan kepada Manusia

Jenis-jenis kejahatan setan tidak mungkin dapat di hitung, lebih-lebih

macam-macamnya, akan tetapi kejahatannya dapat di batasi dalam enam

perkara,:

Yang pertama, kajahatan kekafiran dan kemusyrikan, memusuhi Allah

dan Rasul-Nya, apabila setan berhasil menjerumuskan Manusia kedalam

kejahatan ini, maka setan akan menjadi tenang ,ia dapat beristirahat dari

segala kelelahanya dalam menggoda Manusia, karna memang inilah tujuan

utama setan untuk meggoda Manusia, apabila setan telah berhasil

menjerumuskan Manusia kedalam kekafiran, maka setan akan menjadikan

Manusia tersebut manjadi wakilnya dan ia akan menjadi salah seorang

yang menyerukan kepada jalan iblis.akan tetapi apabila seorang hamba ini

sulit untuk terjerumus karna mungkin hamba tersebut termasuk seorang

muslim yang kuat, maka ia pindah kepada kajahatan yang berada dalam

peringkat yang kedua,

Yang kedua,menjerumuskan seorang hamba kepada perbuatan bid`ah,

kejahatan seperti ini lebih setan sukai dari pada kejahatn yang berupa

maksiat, karna bahayanya pada agama itu sendiri, yaitu bahaya yang

menular, kejahatan ini adalah termasuk dosa yang tidak di ampuni,

karanabid`ah adalah menentang dakwah Rasul, dan menyerukan kepada

- 14 -

hal-hal yang bertentangan dengan apa yang di bawah oleh Rasul, bid`ah ini

termasuk dalam kategori kufur dan syirik, apabila setan telah berhasil

mencapai bid`ah ini dari seorang hamba , maka ia akan menjadikannya

sebagai seorang ahlu bid`ah, juga menjadikannya wakilnya dan sebagai

seorang yang menyeru kepada jalan setan. Jika ia tidak berhasil juga dalam

martabat yang kedua ini maka ia akan berpindah kepada kejahatan yang

ketiga

Yang ketiga adalah perbuatan dosa besar dengan segala bentuknya,

setan sangat berusaha keras untuk menjerumuskan seorang hamba kepada

kejahatan yang satu ini, lebih-lebih apabila seorang hamaba tersebut adalah

alim yang menjadi panutan, maka ia berusaha keras untuk menjauhkan

Manusia darinya, kemudian menyebarkan perbuatan dosa dan kemaksiatan,

kemudian apabila setan tidak berhasil juga maka setan akan menempuh

jalan yang berikutnya

Yang ke empat, mejerumuskan Manusia kepada perbuatan dosa-dosa

kecil, menjadikan dosa-dosa ini seakan remeh yang tidak akan

mempengaruhi keimanan seseorang, akan tetapi pada hakekatnya apabila

dilakukan terus menerus maka akan menjadi dosa yang sangat berbahaya.

Yang ke lima adalah menyibukkan Manusia dengan perkara-perkara

yang mubah yang tida ada pahala dan hukuman bagi orang yang

mengerjakannya, akan tetapi dia kena hukuman karna meninggalkan yang

wajib di sebabkan terlalu sibuk dengan hal-hala yang mubah tersebut.

Yang ke enam yaitu menyibukkan seorang hamba dengan perkara yang

tidak utama dan melalaikan pekerjaan yang lebih utama, tujuannya adalah

agar hilang pada diri seorang hamba keutamaan, dan ia tidak mendapatkan

pahala atas pekerjaan yang lebih utama.

6. Setan dari golongan Jin dan manusia

- 15 -

Kata Syeithan adalah sifat dari segala sifat buruk, keji dan tercela, oleh

karna itu yang mendapatkan julukan sebagai Syeitan bukan hanya dari

golongan Jin, akan tetapi bisa jadi ada pada makhluk yang bernama

manusia, kita masih ingat peristiwa perintah Allah kepada iblis untuk sujud

kepada Adam as. Ketika dikatakan kepada para malaikat bersujudlah

kepada Adam, maka para malaikat pun bersujud kecuali Iblis, iblis

berkata,” apakah aku harus bersujud kepada Makhluk yang engkau

ciptakan dari tanah? Kemudian Allah mengusir Iblis, dan kelak akan

memasukkannya kedalam neraka, sejak itulah iblis tidak henti-hentinya

mangajak manusia untuk mangikutu jalannya, dan menjadikan jin dan

Manusia sebagai teman yang menyebarkan kepada perbuatan yang keji dan

munkar.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Surat Al fatehah mencakup pujian-pujian, sanjungan dan pengagungan

terhadap Allah Taaala dengan penyebutan nama-namaNya yang Maha Indah dan

sifat-sifatNya yang Maha Tinggi. Salah satu kandangannya adalah Ancaman agar

waspada dan menjauhi jalan-jalan kebatilan, sehingga kita tidak dikumpulkan

bersama orang-orang ahli batil pada hari kiamat kelak.

- 16 -

Inti dari kandungan QS Al-Ikhlash terdapat dalam ayat pertama yang

menegaskan tentang keesaan Allah Ta’ala, sementara ayat-ayat berikutnya

merupakan penjelasan yang menegaskan makna ayat pertama tersebut. Jadi, Allah

adalah Maha Esa dalam rububiyah, uluhiyah, dan asma’ wa shifat – Nya

Dalam surat al Falaq, Allah memerintahkan kepada kita sebagai makhluq

yang lemah (QS An-Nisaa’ : 28) untuk banyak-banyak melakukan isti’adzah

kepada-Nya dari segala bentuk kejahatan, yang telah tercakup dalam empat jenis

kejahatan yang disebutkan didalamnya.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis sadar masih jauh dari kesempurnaan dan

masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam materinya, bahasa yang tidak baku

maupun penyampaian isi makalah. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan

dan menghargai kritik dan saran dari pembaca

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Baqi, Muhammad Fuad, Al Mu’jan a Mufahras Isa Alfa, Al-Qur’an al karim,

dan asy syab, Kairo, 1945

Ahmad Abdullah, Tafsir Al-Quran al Jalil Haqa’lau At’will maktahbah alamawiyah,

Beirut

- 17 -

Ibnu Qayyim, Al-Imam, Tafsir Al-Qayyim, Beirut,Lajnah At-turats Al-`Araby

qutb ,Sayyid,Fi Dzilalil quran,Beirut,Daru As-syuruq, jilid.26, 1992

K.H.Q.Shaleh,et.al, Asbabun Nuzul, CV Diponegoro, Bandung, Cet.II,2000

Hajazi, M.Mahmud Hajazi, Tafsir Al-Wadhih, Beirut, Darul jail, jilid.21, Cet. IV,

1968

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penyusun Panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena

dengan Rahmat dan Karunia-Nya Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan

judul “ Kandungan Surat Al-Fatehah, Al-Ikhlas, An-Nass,”

Salawat beserta salam penyusun sampaikan kepada Reformator dunia yaitu

Baginda Rasulullah SAW yang telah menghijrahkan umatnya minal kufri ilal iman,

kecintaannya kepada umat melebihi cintanya pada dirinya sendiri..

- 18 -

iii

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penyusun mengakui masih banyak

terdapat kejanggalan- kejanggalan dan kekurangan dalam makalah ini. Hal ini

disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penyusun miliki, oleh

karena itu, kritik dan saran yang konsruktif sangat penyusun harapkan demi

kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.

Penyusun juga berharap makalah ini mudah-mudahan berguna dan

bermamfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alami

Bengkulu,

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

- 19 -

i

i

B. Tujuan................................................................................................... 2

C. Rumusan Masalah................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Kandungan surat Al Fatihah................................................................. 3

B. Kandungan Surat Al-Ikhas................................................................... 6

C. Kandungan Surat Al-Nass.................................................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 17

B. Kritik dan Saran ................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... iii

MAKALAHQURAN HADIST

SURAT AL-FATIHAH, ALFALAQ, DAN AN-NAS

- 20 -

ii

Oleh:EVI YUSNITA

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAHFAKULTAS TARBIYAH DAN TADRISINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) BENGKULU2013

- 21 -