efektifitas lima isolat cendawan endofit dalam menekan pertumbuhan...

70
Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan Cendawan (Phytophthora palmivora Butler) Pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao) OLEH: S U A R D I G411 07 036 JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Upload: others

Post on 16-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

i

Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan Cendawan (Phytophthora palmivora Butler) Pada

Tanaman Kakao (Theobroma cacao)

OLEH: S U A R D I G411 07 036

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2013

Page 2: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

ii

Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan Cendawan (Phytophthora palmivora Butler) Pada

Tanaman Kakao (Theobroma cacao)

Oleh:

S U A R D I G411 07 036

Laporan Praktik Lapang Dalam Mata Ajaran Minat Utama Ilmu Penyakit Tumbuhan

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Pada

Fakultas Pertanian

Universitas Hasanuddin

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 3: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian :

Nama Mahasiswa : Suardi

Nomor Pokok : G411 07 036

Menyetujui,

Dr. Ir. Nur Amin. Dipl. Ing. Agr Prof. Dr. Ir. Baharuddin. Dipl. Igr. Agr Pembimbing I Pembimbing II

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan

Fakultas Pertanian

Universitas Hasanuddin

Dr. Ir. Nur Amin. Dipl. Ing. Agr Ketua Jurusan

Tangga Pengesahan: Agustus 2013

Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam

Menekan Pertumbuhan Cendawan (Phytophthora

palmivora Butler) Pada Tanaman Kakao (Theobroma

cacao)

Page 4: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

iv

PANITIA UJIAN SARJANA

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

(TIM PENGUJI)

Dr. Ir. Nur Amin. Dipl. Ing. Agr Prof. Dr. Ir. Baharuddin. Dipl. Igr. Agr Ketua Sekertaris

Dr. Ir. Andi Nasruddin, M. Sc Anggota

Dr. Ir. Thamrin Abdulah, M. Sc Dr. Ir. Daniel Rahim, M. Si Anggota Anggota

Tanggal Pengesahan : Agustus 2013

Page 5: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

v

ABSTRAK

SUARDI (G411 07 036). Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan Cendawan (Phytophthora palmivora Butler) Pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao). Di bawah bimbingan NURAMIN dan BAHARUDDIN)

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati daya hambat cendawan endofit dalam menekan serangan penyakit busuk buah (Phytophthora palmivora Butler) pada pertanaman kakao. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2013 di Kampong Baru, Kelurahan Kampong Baru, Kecamatan Kulo, Kabupaten Sidrap. Persiapan yang dilakukan yaitu perbanyakan ke-5 cendawan endofit yang diambil dari koleksi Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, kemudian cendawan endofit tersebut diencerkan untuk diaplikasi pada buah. Pengamatan yang dilakukan sebanyak 4 kali dengan 6 perlakuan, yaitu kontrol (P. Palmivora), P1 (Fusarium sp + P. Palmivora), P2 (Trichoderma sp + P. Palmivora), P3 (Isolat X + P. Palmivora), P4 (Aspergillus sp + P. Palmivora), dan P5 (Beauveria sp + P. Palmivora). Perlakuan dilakukan dengan melubangi buah kakao menggunakan kordbower untuk kemudian diinfeksikan P. Palmivora setelah dua minggu diaplikasikan Cendawan Endofit, kemudian setiap 2 harinya dilakukan pengamatan perkembangan luas gejala. Hasil pengamatan menunjukan bahwa beberapa cendawan endofit efektif dalam menekan perkembangan luas gejala penyakit P. Palmivora. Cendawan endofit yang efektif diataranya Fusarium sp, Trichoderma sp, dan Isolat X. Pada Aspergillus sp dan Beauveria sp. hanya menunjukan penghambatan pada pengamatan awal, sedangkan pada pengamatan lebih lanjut memperparah luas gejala serangan P. Palmivora. Kata Kunci : Cendawan endofit, P.Palmivora, Fusarium sp, Trichoderma sp, Isolat X, Aspergillus sp, Beauveria sp.

Page 6: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

vi

ABSTRAC

SUARDI (G411 07 036). Effication Assay of Five Fungal Endophytes Isolates in Supressing the Growth of Phytophthora palmivora Butler in Cocoa (Theobroma Cacao Linn.) Cultivation. Supervised by NURAMIN and BAHARUDDIN.

The purpose of this study were to observed the efficacy of five fungal endhophytes on inhibiting growth of the Phytophthora palmivora Butler in cacao cultivating. This research was held on February untill March 2013 at Kampong Baru, Kulo Sub-District, District of Sidrap. Five isolates of fungal endophytes were brought from Pest and Plant Disease Department, Faculty of Agriculture, Hasanuddin University fungus collection specimen. Each fungal endhophytes was mixed into liquid to applied on cacao fruits. Observation has done 4 times with 6 treatments. The treatments consist of control (P. Palmivora), P1 (Fusarium sp + P. Palmivora), P2 (Trichoderma sp + P. Palmivora), P3 (Isolat X + P. Palmivora), P4 (Aspergillus sp + P. Palmivora), and P5 (Beauveria sp + P. Palmivora). To applied the treatments, make the hole on the fruit used kardbower then P.Palmivora were infected two weeks after fungal endhophytes applied. Then each 2 days observed the wide growth of the symptoms. The result showed that some fungal endhophytes were effectively suppress wide growth symptom of P. Palmivora. Fusarium sp, Trichoderma sp, dan Isolat X are effective in suppressing the wide growth symptom. Meanwhile, Aspergillus sp and Beauveria sp only suppressing at the early observation, and the wide growth symptoms of P.Palmivora more worst at the further observation.

Key Words : Fungal Endhophytes, P.Palmivora, Fusarium sp, Trichoderma sp, Isolat X, Aspergillus sp, Beauveria sp.

Page 7: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

vii

KATA PENGANTAR

Assalamuaaikum wr. Wb

Alla’humma salli ala Muhammad wa’ali Muhammad

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah. Shalawat dan salam semoga

selalu terlimpahkan kepada Rasulullah saw, beserta keluarga, sahabat, dan orang-

orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir.

Syukur Kepada Allah yang berkat kemudahan dari-nya saya dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektifitas Lima Isoat Cendawan Endofit

Dalam Menekan Pertumbuhan Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora

Butler) Kakao (Theobroma cacao)”. Penulis berharap, apa yang penulis usahakan

ini dapat bermanfaat bagi para Petani dan Masyarakat Indonesia umumnya. Amin.

Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

Ayahanda dan Ibunda Abd. Rahim Tahir dan Maria Kele atas cinta dan kasih

sayangnya dalam memberikan dukungan mori dan materil yang tak ternilai demi

keberhasilan penulis menjaani proses pendidikan. Serta kepada orang tua angkat

ku Rusnah Tahir, Sapia Tahir, dan Rahman Tahir yang telah mendidik dan

membesarkan penulis dan Sodara-sodara ku (Ichal, Taqwin, Nurul). Terima kasih

atas bantuannya kepada penulis selama proses pengerjaan peneitian dan penulisan

skripsi.

.Penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih dengan penuh keikhlasan

juga penulis ucapkan kepada:

Bapak Dr. Ir. Nur Amin. Dipl. Ing. Igr selaku pembimbing utama, dan bapak

Prof. Dr. Ir. Baharuddin. Dipl. Ing. Agr selaku pembimbing kedua atas

kesediaan dan kesabaran untuk membimbing dan membagi ilmu kepada

penulis.

Bapak Dr. Ir. Andi Nasruddin. M. Sc, bapak Dr. Ir. Thamrin Abdullah. M. Sc,

bapak Dr. Ir. Daniel Rahim. M.si selaku anggota tim penguji yang teah

Page 8: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

viii

meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan arahan kepada penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

Para Dosen Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan yang telah

mengasuh dan mendidik penulis selama dibangku kuliah hingga berhasil

menyelesaikan studi.

Para Staf Jurusan atas bantuan, pelayanan, dan kerjasamanya yang diberikan

kepada penulis.

Ka’ Suri yang selalu memberikan jaminan hidup selama dikampus.

Terima kasih kepada Ka’ Asman, ka’ Ayyub, dan ka’ Ardan atas arahannya

selama peneitian

Kawan-kawan ku di FORMASI, LISAN, HMPT, BEM Pertanian, dan HMI

Komisariat Pertanian atas segala dukungan moril dan materilnya selama

penulis menjalani aktifitas dikampus.

Akhir kata, kami serahkan semua urusan kepada Allah. Tiada yang kami

harapkan selain kebaikan darinya semata.

Wallahu a’lam bish-shawab

Wassalumualaikum wr. Wb

Makassar, 16 Agustus 2013

Penulis

Page 9: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK .................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ............................................................................. 1

Hipotesis ...................................................................................... 6

Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 6

BAB II TUJUAN PUSTAKA

Busuk buah (Phytophthora palmivora Butler) .............................. 7

Morfologi Phytophthora palmivora Butler ................................... 7

Daur Hidup Phytophthora palmivora Butler ................................. 8

Gejala Serangan dan Arti Ekonomi .............................................. 9

Cendawan Endofit ........................................................................ 11

Fusirium sp .................................................................................. 15

Trichoderma sp ............................................................................ 17

Aspergillus sp .............................................................................. 18

Beauveria sp .............................................................................. 20

Page 10: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

x

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu ....................................................................... 21

Metode Penelitian :

1. Persiapan ................................................................................ 21

2. Pemurnian Isolat Cendawan endofit ....................................... 21

3. Penentuan konsentrasi ............................................................ 22

4. Uji daya hambat ..................................................................... 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil ............................................................................................ 24

Pembahasan ................................................................................. 28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan .................................................................................. 32

Saran ............................................................................................ 32

DAFRAT PUSTAKA ................................................................................. 33

LAMPIRAN TABEL ................................................................................. 37

LAMPIRAN GAMBAR ............................................................................. 53

Page 11: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

xi

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Macam-Macam Cendawan Endofit Pada Tanaman Inang ......................... 5

2. Analisis Statistik dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) terhadap Pengaruh Penggunaan Cendawan Endofit terhadap Perkembangan Gejalah Penyakit P. palmivora Pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao) .......................................................................... 26

LAMPIRAN

1. Data Pengamatan Pengaruh Penggunaan Cendawan Endofit terhadap Perkembangan Gejalah Penyakit P. palmivora Pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao) ............................................................................................ 37

2. Rata-rata Perkembangan Cendawa Endofit dalam Menekan Pertumbuhan Cendawan (Phytophthora palmivora Butler) pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao): 2.1.Rata-rata Pengamatan 1 ...................................................................... 39 2.2.Rata-rata Pengamatan 2 ...................................................................... 39 2.3.Rata-rata Pengamatan 3 ...................................................................... 39 2.4.Rata-rata pengamatan 4 ..................................................................... 40 2.5.Rata-rata pengamatan 5 ...................................................................... 40 2.6.Rata-rata pengamatan 6 ..................................................................... 40

3. Rata-rata Pengamatan Hasil Transformasi (√X+1) Perkembangan Cendawa Endofit dalam Menekan Pertumbuhan Cendawan (Phytophthora palmivora Butler) pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao) 3.1.Pengamatan 1 ..................................................................................... 41 3.2.Pengamatan 2 ..................................................................................... 41 3.3.Pengamatan 3 ..................................................................................... 41 3.4.Pengamatan 4 ..................................................................................... 42 3.5.Pengamatan 5 ..................................................................................... 42 3.6.Pengamatan 6 ..................................................................................... 42

4. Analisis Sidik Ragam Pengamatan Perkembangan Cendawa Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan Cendawan (Phytophthora palmivora Butler) pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao). ................................... 43

Page 12: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

xii

5. Analisis Statistik, Uji Beda Nyata Terkecil (BNJ) Pengamatan Perkembangan Cendawa Endofit dalam Menekan Pertumbuhan Cendawan (Phytophthora palmivora Butler) pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao). .................................................... 45

6. Analisis Regresi Perkembangan Cendawa Endofit dalam Menekan Pertumbuhan Cendawan (Phytophthora palmivora Butler) pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao) ............................................ 46

Page 13: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

xiii

LAMPIRAN GAMBAR

No Teks Halaman

1. Cara Menghitung Diameter Gejala P.palmivora ..................................... 23

2. Pengaruh penggunaan Cendawan Endofit terhadap perkembangan penyakit P. palmivora pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao) ........... 25

3. Foto Perlakuan pada Kontrol .................................................................. 53

4. Foto Perlakuan pada Fusarium sp ........................................................... 53

5. Foto Perlakuan pada Trichoderma sp ..................................................... 54

6. Foto Perlakuan pada Isolat X .................................................................. 55

7. Foto Perlakuan pada Aspergillus sp ........................................................ 55

8. Foto Perlakuan pada Beauveria sp .......................................................... 56

Page 14: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis

makanan yang salah satunya adalah cokelat. Sejak 1000 SM bangsa-bangsa yang

mendiami daerah Meso-Amerika, Amerika Tengah sampai bagian utara Amerika

Selatan sudah mengkonsumsi cokelat. Resep minuman coklat dan cara

pengolahan biji kakao pertama kali di temukan oleh suku maya. Coklat di olah

dalam berbagai macam olahan, mulai dari pengolahan dalam bentuk minuman hot

and cold chocolate yang saat ini kita temui di restoran-restoran. Hanya saja dalam

pengolahannya mereka menambahkan rempah-rempah seperti kayu manis,

vanilla, annatto, bubuk cabai, dan lain sebagainya.

Pada akhir abad 15, bangsa-bangsa Eropa terlena pada euforia penjelahan

dunia, saat itu juga cokelat mengalami babak baru yang dimulai ketika

ditemukannya Amerika Selatan oleh Christopher Colombus.Dia juga diyakini

sebagai orang pertama minum “air pahit” pada 1502 di Nicaragua.Tetapi yang

mempopulerkan cokelat ke dunia adalah Hernan Cortez yang memimpin ekspedisi

ke Amerika selatang di tahun 1519. Tujuh tahun kemudian dia kembali ke

Spanyol dengan membawa biji kakao sebagai bahan baku dan tentu resep

pembuatan minuman ini. Minuman ini mulai populer di Eropa, setelah mengalami

sedikit modifikasi. Lada, kayu manis, cabai, tepung jagung, dan rempah-rempah

Page 15: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

2

lainnya dicoret, kecuali vanila yang masih diperta-hankan. Sebagai gantinya, susu

dan gula masuk ke dalam resep. Sejak itu cokelat menjadi primadona di benua

ini.Negara-negara seperti, Prancis, Belgia, Italia, Spanyol, atau Swiss mulai meng-

eksplorasi biji kakao.Permintaan kakao di Eropa mulai tinggi, dan ini dilirik

sebagai bisnis baru.Mereka mulai menanam kakao di koloni-koloni

mereka.Spanyol membawa kakao ke Filipina, Prancis ke Pantai Gading, Belanda

ke Indonesia, dan Inggris ke Malaysia.

Kakao menjadi salah satu komoditi ekspor yang mempunyai keunggulan

komparatif yang merupakan modal utama yang harus ada pada suatu produk untuk

memiliki kekuatan kompetitif. Sebagai komoditas terpenting ketiga setelah karet

dan kelapa sawit, kakao merupakan salah satu sumber utama pendapatan petani di

33 provinsi dengan keterlibatan petani sejumlah 1.475.353 KK (Ditjen

Perkebunan, 2010). Dengan semakin besarnya masyarakat Indonesia yang bekerja

di kakao disadari atau tidak kakao telah menjadi kekuatan ekonomi masyarakat

dan Negara Indonesia. Disamping itu kakao juga berperan dalam mendorong

pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri yang diharapkan mampu

berperan sebagai salah satu komoditi yang akan menciptakan tricle down effect

dalam perekonomian nasional dan daerah.

Upaya pengembangan kakao dihadapkan berbagai kendala antara lain (1)

produktivitas tanaman dibawah potensi normal karena banyaknya tanaman tua dan

banyak tanaman tidak dirawat dengan baik; (2) adanya berbagai serangan hama

atau penyakit yang sulit dikendalikan oleh petani secara individual; (3) mutu biji

rendah; (4) industri hilir dalam negeri belum berkembang sehingga masih dalam

Page 16: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

3

bentuk produk primer; (5) sulitnya petani mendapatkan pendanaan khusus untuk

pengembangan kakao. Selain itu terdapat infestasi serangga, biji berjamur, dan

bercampur dengan kotoran atau benda-benda asing lainnya. Dampaknya di negara

tujuan ekspor terutama di Amerika Serikat kakao Indonesia diberlakukan

automatic detention atau potongan harga sehingga harganya lebih rendah daripada

kakao dari negara lain. Beberapa faktor yang menyebabkan beragamnya mutu

kakao yang dihasilkan selain karena penanganan dari tingkat on- farm, juga

karena penanganan pascapanen serta pengawasan mutu yang belum optimal.

Menurunnya produksi dan produktivitas kakao salah satunya disebapkan

oleh serangan penyakit pada pertanaman kakao. Beberapa patogen cendawan

menyerang tanaman kakao dan menyebapkan kehilangan hasil yang besar

dibanyak wilayah produksi. Penyakit utama yang menyerang diantaranya yaitu

Busuk buah (Pyytopthora sp.) (Wood dan Lass, 2001 dalam Bailey et al., 2008).,

penurunan produksi akibat serangan penyakit ini berpariasi pada setiap Negara

dengan kisaran 20-80 %. Kerugian akibat serangan P. palmivora pada tanaman

kakao di Indonesia berkisar 32,60 % – 52,99 %, dengan tingkat serangan berbeda

disetiap daerah. Hasil survei di Sulawesi Tengah menunjukkan serangannya

berkisar 15-90 % (Umrah, 2009). Penyakit busuk buah dijumpai di semua

perkebunan kakao di seluruh dunia, dan menyebabkan kerugian produksi dunia

sampai 30 % (Lambert, 2001).

Melihat kerusakan tanaman kakao dan serangan penyakit yang tinggi,

petani terpaksa mengusahakan pengadaan pestisida kimia. Namun karena

keterbatasan petani dalam permodalan, pengetahuan dan ketrampilan tentang

Page 17: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

4

aplikasi pestisida kimia, serta terbatasnya jumlah bantuan pestisida kimia dari

pemerintah, maka praktek aplikasi pestisida oleh petani menjadi tdak tepat

termasuk tepat jenis, konsentrasi, dan dosis. Petani terpaksa melakukan

penyemprotan pestisida dengan dosis yang kurang dari dosis anjuran. Secara

ilmiah dapat dibuktikan bahwa penyemprotan pestisida yang tidak tepat dosis dan

konsentrasi dapat mendorong terjadinya resistensi dan resurjenisi hama yang

berakibat meningkatnya populasi hama lebih cepat dibandingkan sebelum

dilakukan penyemprotan. Banyak jenis formulasi fungisida yang pada saat ini

diijinkan pemerintah untuk dipasarkan dan digunakan pada tanaman kakao telah

dilaporkan terbukti mendorong semakin tingginya serangan penyakit.Karena

penggunaan fungisida yang tidak tepat membuat cendawan endofit ikut terkena

sehingga antagonis juga ikut mati (Anonim, 2011).

Tingginya potensi kerugian yang disebapkan oleh penyakit Busuk buah

(Phytophthora palmivora Butler) memerlukan sebuah metode pengandalian yang

efektif dan efisien dengan system berkelanjutan, pengandalian hayati menjadi

salah satu solusi untuk pengendalian secara berkelanjutan. Penggunaan jamur

antagonis sebagai agen hayati harus dalam bentuk formulasi yang tepat dengan

bahan yang mudah tersedia (Lewis dan Papavizas, 1991). Mekanisme

pengendalian Cendawan endofityang bersifat spesifik target, mengoloni rhizosfer

dengan cepat dan melindungi akar dan buah dari serangan jamur patogen,

mempercepat pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil produksi tanaman,

menjadi keunggulan lain sebagai agen pengendali hayati.

Page 18: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

5

Identifikasi cendawan endofit sedang dilakukan dan ada beberapa isolat

ditemukan pada biji kakao. Cendawan endofit di Panama dan di Brazil digunakan

untuk mengendalikan penyakit busuk buah yang disebabkan Phytophthora sp. dan

Moniliophthora serta penyakit sapu setan yang disebabkan oleh cendawan

Crinepellis perniciosa (Ade Rosmana, 2005). Selain itu Macam-macam

cendawan endofit yang telah dilaporkan oleh beberapa peneliti dengan berbagai

tanaman inang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Cendawan yang telah diketahui sebagai cendawan Endofit

Genus Tanaman Inang Author

Fusarium Kelapa sawit, jagung,

pisang, tomat

Nur Amin, 1994;2011a;2011b; Schuster et

al., 1994; Hallman., 1994

Trichoderma Kelapa sawit, jagung Nur Amin, 2011a;2011b

Beauveria Kelapa Sawit Nur Amin, 2011a

Aspergillus Kelapa sawit, Jagung Nur Amin, 2011a;2011b

Hubungan antara cendawa endofit dan tanaman inangnya merupakan hubungan

symbion dimana kedua belah pihak untuk kehidupannya saling menguntungkan.

Cendawan endofit memperoleh substrat nitrogen dan karbohidrat dari tanaman inang,

dimana substrat ini dibuang keluar oleh tanaman sebagai bagian dari sistem pembuangan

bagi tanaman dari zat-zat beracun. Substrat ini kemudian ditangkap oleh cendawan

endofit untuk dipergunakan dalam kehidupannya (Nur Amin; Asman dan Thamrin

Abdullah, 2010).

Berdasarkan potensi yang dimiliki Cendawan endofit maka pemanfaatan jamur

tersebut sebagai agen hayati untuk mengendalikan jamur pathogen Phytophthora

Page 19: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

6

infestans pada tanaman kakao yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan sangatlah

penting di dalam menunjang program PHT. Oleh karena itu perlu dikaji beberapa

Mikroorganisme yang bersifat antagonis yang mampu menekan serangan Busuk Buah

(Phytopthora palmivora Butler) dengan melakukan pengujian efektifitas sebagai

cendawan endofit pertanaman kakao.

HIPOTESIS

Akan ada satu atau lebih jenis mikroorganisme antagonis yang mampu menekan

serangan penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora Butler) pada pertanaman kakao.

TUJUAN DAN KEGUNAAN

Tujuan percobaan ini untuk mengamati daya hambat mikroorganisme Antagonis

dalam menekan serangan penyakit Busuk buah (Phytophthora palmivora Butler) pada

pertanaman kakao.

Kegunaan dari percobaan ini adalah sebagai bahan informasi mengenai

Mikroorganisme apa yang dapat berperan dalam menekan serangan penyakit Busuk buah

(Phytophthora palmivora Butler) pada pertanaman kakao.

Page 20: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Busuk buah (Phytophthora palmivora Butler)

Penyakit busuk buah pada tanaman kakao disebabkan oleh Phytophthora

palmivora menurut anonim (2011), cendawan ini tergolong dalam :

Klasifikasi phytophthora palmivora

Kingdom : Stramenophiles

Kelas : Oomycetes

Ordo : Peronosporales

Famili : Pythiaceae

Genus : Phytophthora

Spesies : Phytophtora palmivora Butler

Morfologi

Phytophthora merupakan marga yang memiliki sporangium yang jelas

berbentuk seperti buah jeruk nipis dengan tonjolan di ujungnya. Sporangium ini

tidak tahan kering, jika ada air maka sporangium ini akan melepaskan zoospora-

nya. Zoospora berenang-renang kemudian membentuk kista pada permukaan

tanaman dan akhirnya berkecambah dengan menghasilkan hifa yang pipih yang

masuk ke dalam jaringan inang (Gregor, 1984). Pada perkecambahan secara tidak

langsung diferensiasi zoospora terjadi di dalam sporangium. Cendawan P.

palmivora merupakan cendawan yang mempunyai miselium yang menghasilkan

oospora dan zoosporangium. Zoospora mempunyai bulu cambuk. Spora seksual

Page 21: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

8

(oospora) dihasilkan oleh penyatu gamet yang berbeda secara morfologi (Agrios,

1996). Zoosporangium dihasilkan sepanjang hifa somatik atau pada ujung hifa

dan seperangkat hifa bebas. Sporangium berukuran 36 - 80 x 26 - 40 (av 57 x 34)

mikron. Oogonium berkisar 26 - 36 dan 22 - 32 mikron. Klamidospora siap

dibentuk yang memiliki ukuran 32 - 48 mikron (Jhonson, et al., 1999).

Zoospora keluar satu persatu melalui papilia yang terdapat pada ujung

sporangium. Zoospora mempunyai dua flagella yang tidak sama panjangnya. Pada

pemeriksaan dengan mikroskop elektron diketahui bahwa flagella yang pendek

(anterior) mempunyai benang-benang yang disebut mastigonema, sedang yang

panjang (posterior) berbulu sangat halus. Jenis Phytophthora sp. tertentu

membentuk klamidospora bulat, terminal atau interkalar, berdinding agak tebal,

mula-mula hialin, akhirnya berwarna kecoklat-coklatan (Semangun, 1991).

Daur Hidup Phytophthora palmivora butler

Cendawan yang mengadakan infeksi pada buah dapat bersumber dari

tanah, batang yang sakit kanker batang, buah yang sakit, dan tumbuhan inang

lainnya (Semangun, 1996).

P. palmivora terutama bertahan dalam tanah. Dari sini dapat terbawa oleh

percikan air hujan ke buah-buah yang dekat tanah. Setelah mengadakan infeksi,

dalam waktu beberapa hari P. palmivora pada buah dapat menghasilkan

sporangium. Sporangium dapat terbawa oleh percikan air atau oleh angin dan

mencapai buah-buah yang lebih tinggi. Cendawan berada dalam tanah dapat juga

terangkut oleh serangga, antara lain semut, sehingga dapat mencapai buah-buah

yang tinggi. Dari buah-buah yang tinggi, sporangium dapat terbawa air ke buah-

Page 22: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

9

buah dibawahnya (Semangun, 1996). Cendawan ini dapat bertahan dalam

berbulan-bulan di dalam tanah dalam bentuk siste (Khlamidospora) (Susanto,

1995).

Dari buah yang terserang P. palmivora dapat berkembang melalui tangkai

dan menyerang bantalan bunga, dan dapat berkembang terus sehingga

menyebabkan terjadinya, penyakit kanker batang. Dari sini kelak dapat kembali

menyerang buah (Semangun, 1996).

Infeksi P. palmivora dapat langsung terjadi antar buah melalui percikan air hujan

melalui permukaan tanah, serangga,. Biji didalam buah akan rusak selang 15 hari

setelah terinfeksi (Siregar dkk, 2000).

P. palmivora dapat menyerang bermacam-macam tanaman. Meskipun

demikian belum diketahui dengan pasti dari berbagai tanaman tadi semuanya

dapat menimbulkan penyakit pada kakao (Susanto, 1995).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sumber infeksi selalu ada. Namun yang

dianggap sebagai sumber infeksi yang paling utama adalah tanah. Berbagai usaha

telah dilakukan untuk mengendalikan P. palmivora di dalam tanah tetapi tidak

memberikan hasil yang memuaskan (Susanto, 1995).

Gejala Serangan dan Arti Ekonomi

Infeksi P. palmivora pada buah menunjukkan gejala bercak berwarna

kelabu kehitaman. Biasanya bercak tersebut terdapat pada ujung buah. Bercak

mengandung air yang kemudian berkembang sehingga menunjukkan warna hitam.

Bagian buah menjadi busuk dan biji pun turut membusuk. Pembentukan spora

terlihat dengan adanya warna putih di atas bercak hitam yang telah meluas. Pada

Page 23: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

10

temperatur 27,5 sampai 30o C pertumbuhan spora ini sangat cepat. Infeksi P.

palmivora dicirikan dengan adanya bercak berwarna coklat yang mulai dari

bagian mana saja. Jaringan yang tidak terinfeksi tampak jelas dan dibatasi oleh

permukaan kasar, tetapi bercak dapat berkembang dengan cepat dan seringkali

menampakkan pembusukan yang menyeluruh dan berwarna hitam. Pertumbuhan

cendawan pada bagian-bagian luar kakao lebih cepat, tetapi infeksi yang

menyeluruh dapat menyebabkan kerusakan pada biji (Cook, 1978).

Busuk buah dapat ditemukan pada semua tingkatan buah, sejak buah

masih kecil sampai menjelang masak warna buah berubah, umumnya mulai ujung

buah atau dekat dengan tangkai kemudian meluas keseluruh permukaan buah dan

akhirnya buah menjadi hitam. Pada permukaan buah yang sakit dan menjadi hitam

tadi timbul lapisan berwarna putih tepung yang merupakan cendawan sekunder

yang banyak membentuk spora. Pada permukaan buah juga banyak ditemukan

sporangiofor dan sporangium cendawan.

Kerusakan oleh P. palmivora dapat bervariasi mulai ringan, sedang sampai

buah tidak dapat dipanen. Kerusakan berat bila cendawan ini masuk kedalam buah

dan menyebabkan pembusukan pada biji. Bila menyerang buah pentil,

menyebabkan buah termumifikasi sedangkan serangan pada buah muda

menyebabkan pertumbuhan biji terganggu yaitu menjadi lunak dan berwarna

coklat kehijau-hijauan dan akibatnya mempengaruhi penurunan kualitas biji.

Serangan pada buah yang hampir masak tidak begitu berpengaruh pada

pertumbuhan biji namun terjadi biji lembek dan akhirnya penurunan aroma biji

yang kurang baik (Semangun, 1996).

Page 24: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

11

Dalam keadaan lembab, cendawan ini dapat berkembang biak dengan

cepat. Penyebaran spora dari sumber infeksi ke tempat lain dibantu oleh percikan

air dari tanah ke buah bagian bawah, kemudian dari buah yang terinfeksi kebuah

yang sehat dengan perantara serangga dan akibat gesekan antar buah yang sakit

dengan buah yang sehat dalam kondisi yang baik.

Di Indonesia besarnya kerugian sangat berbeda antara kebun yang satu

dengan kebun yang lainnya, bervariasi antara 26% dan 60% (Anonim, 1993).

Angka ini bervariasi dari beberapa persen di Malaysia Semenanjung dan 80% -

90% di Kamerun (Gregor, 1984). Di Sumatra Utara, meskipun kakao mulai

termasuk golongan Trinitario, mulai ditanam tahun 1940 sampai tahun 1970-an

busuk buah tidak dikenal. Baru setelah disana ditanam kakao lindak pada tahun

1970-an busuk buah mulai terdapat semula pada UAH tetapi akhirnya juga terjadi

pada Trinitario (Pamata, 1983).

Cendawan Endofit

Istilah endofit diartikan sebagai organisme yang hidup di bagian jaringan

tanaman sebagai parasit atau bukan parasit (Slegel, 1987). Menurut Lagunbuhl et

al. (1980) dan Carrol (1990) endofit adalah mikroorganisme yang hidup pada

bagian dalam jaringan tanaman yang sehat tanpa menimbulkan gejala serangan

pada tanaman inangnya. Keberadaan endofit pada tanaman tahunan telah

diperkenalkan antara lain oleh Fisher dan Petrini (1989), Noerse (1972)

menemukan endofit pada tanaman tembakau. Von Tiedeman membuktikan

keberadaan endofit pada tanaman anggur. Sahuster et al. (1980) berhasil

Page 25: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

12

mengisolasi macam-macam endofit dari perakaran tanaman pisang di uganda.

Sedangkan Hallman (1994), berhasil mengisolasi dari perakaran tanaman tomat

dari Kenya berbagai macam endofit.

Beberapa mekanisme pengaruh cendawan endofit sebagai biopestisida

terhadap pathogen tanaman akan dibicarakan berikut ini:

1. Penghambatan Langsung Terhadap Pathogen Tanaman

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengaruh langsung cendawan

endofit terhadap patogen tanaman adalah dengan memproduksi secara langsung

antibiotik ataupun mensekresi enzim yang dapat menguraikan dari patogen

tersebut. Namun interaksi secara langsung antara cendawan endofit dan patogen

tanaman sangat kompleks dan beberapa tentunya merupakan antagonisme yang

spesifik (Arnold et al, 2000).

2. Produksi Antibiotik

Banyak cendawan endofit menghasilkan metabolit sekunder, dimana

beberapa senyawa tersebut merupakan senyawa yang bersifat anti cendawan dan

anti bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba tersebut termasuk

mikroba patogen tanaman (Gunatilaka, 2006). Beberapa senyawa antibiotik yang

dilaporkan diproduksi oleh cendawan endofit diantaranya terpenoid, alkaloid,

senyawa aromatik dan polipeptida yang telah banyak dilaporkan dan dibuktikan

dapat bersifat negatif terhadap patogen tanaman. Cendawan endofit Phomopis

cassiae yang diisolasi dari Cassia spectabilis memproduksi senyawa terpenoid

yaitu seskuiterpen cadinane dan trihydroxy-cadalene terbukti bersifat menghambat

pathogen Cladosporium sphaerospermum dan Clado-sporiumclad sporioides

(Silva et al, 2006).

Page 26: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

13

3. Produksi Enzim Litik

Cendawan endofit memproduksi enzim litik di dalam tanaman inangnya,

dimana enzim tersebut dapat menghidrolisis berbagai senyawa polimer, termasuk

kitin, protein, selulosa, hemiselulosa dan DNA (Tripathi et al., 2008). Ketika

cendawan endofit pada awal infeksinya berada pada permukaan tanaman, mereka

menghasilkan enzim untuk menghidrolisis dinding sel tanaman. Enzim ini akan

berfungsi secara langsung dalam menekan patogen tanaman dengan cara

mendegradasi dinding sel dari pathogen tanaman. Beberapa enzim yang banyak

dilaporkan adalah di sana banyak jenis enzim ini yang meliputi B-1,3-glukanase,

chitinases dan selulase. Streptomyces yang menghasilkan enzim litik secara in

vitro dapat berperan dalam penghambatan pertumbuhan penyakit sapu setan pada

tanaman kakao (Witches broom) (Macagnan et al, 2008).

4. Resistensi Tanaman Secara Terinduksi

Selama dua dekade terakhir, banyak penelitian fokus pada respon

ketahanan tanaman terhadap patogen dari berbagai tingkatan. Systemic acquired

resistance (SAR) and induced systemic resistance (ISR) adalah dua bentuk

resistensi secara terinduksi dimana banyak ilmuwan sangat tertarik dalam

mempelajarinya. SAR adalah resistensi terinduksi dimana asam salisilat

memegang peranan penting dan sangat erat terkait dengan akumulasi

pathogenesis-related (PR) proteins. Sedangkan ISR adalah resistensi terinduksi

dimana asam jasmonik atau etilen memegang peranan penting dan tidak dikaitkan

dengan PR Protein. Beberapa non patogenik Rhizobacteria dilaporkan pada kasus

ISR tersebut (Vallad dan Goodman, 2004; Tripathi et al, 2008). Protein PR terdiri

Page 27: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

14

dari berbagai enzim, diantaranya chitinases dan B -1, 3-glukanase dan bertindak

langsung dalam melisis sel dinding patogen (Fukuda dan Shinshi, 1994). Selain

itu PR protein juga dapat memperkuat dinding sel tanaman untuk melawan

infeksi, atau menginduksi kematian sel lokal dari tanaman inang.

5. Stimulasi dari Sekunder Metabolit Tanaman

Sekunder metabolit tanaman adalah kelompok senyawa, yang tidak

memainkan peran penting dalam fungsi hidup dasar bagi tanaman, tapi

memainkan peran utama dalam adaptasi tanaman terhadap lingkungannya

(Bourgaud et al, 2001). Di antara senyawa ini tanaman menghasilkan senyawa

yang dapat bersifat antimikroba yang sering disebut phytoalexins (Smith, 1996),

yang berisi beberapa zat termasuk flavonoid dan terpenoid. Phytoalexins dibentuk

oleh tanaman karena berbagai faktor nonbiologi diantaranya faktor stres dari

tanaman seperti sinar UV, logam berat ataupun stres kekurangan air serta salinitas.

Phytoalexins pertama ditemukan pada tanaman Orchis morio dan Loroglossum

hircinum sebagai respon terhadap serangan cendawan oleh ahli botani Perancis

Bernard Noel (Stoessl dan Arditti, 1984). Setelah penemuan ini banyak penelitian

diarahkan pada phytaolexins yang disebabkan oleh patogen (Lo et al, 1999;.

Abraham et al, 1999; McNallya et al, 2003; Pedras et al, 2008). Namun, penelitian

yang mengacu pada sekunder metabolisme tanaman yang terproduksi akibat

cendawan endofit masih pada tahap awal. Cendawan endofit Fusarium spp. isolat

E4 dan E5 bisa mendorong pertumbuhan Euphorbia pekinensis, dan

meningkatkan kandungan terpenoid pada tanaman tersebut (Yong et al., 2009).

Penelitian lebih lanjut membuktikan bahwa cendawan endofit ini dapat

Page 28: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

15

menginduksi diterpen dan produksi triterpen. Situasi yang sama terlihat pada

inokulasi cendawan endofit pada tanaman Taxus dimana terproduksi supernatan

paclitaxel 1,8 kali lipat dibandingkan dengan kontrol (Li dan Tao, 2009). Dengan

demikian inokulasi cendawan endofit akan dapat menaingkatkan produksi

sekunder metabolit tanaman inang sekaligus meningkatkan ketahanan tanaman.

Produksi lipopolisakarida, polisakarida dan glikoprotein akan merangsang

tanaman untuk mempertahankan diri dengan memproduksi metabolit sekunder

tanaman, yang akan dapat mempertahankan diri dari organisme asing. Namun

bagaimana cendawan endofit mempertahankan diri dalam kondisi sekunder

metabolit yang tinggi yang diproduksi oleh tanaman masih menjadi misteri.

Fusarium sp

Cendawan Fusarium sp. sangat penting karena selain keragaman dan

tingginya populasi, selain itu Fusarium merupakan yang tehan kekeringan.

Menurut Both (1971); Kranz. al., (1971); dan Santoso (1980), Fusarium sp

diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Fungi

Divisi : Eumycota

Sub Divisi : Deuteromycotina

Klass : Hyphomycetes

Ordo : Moniliales

Famili : Tuberculariaceae

Genus : Fusarium

Spesies : Fusarium sp

Page 29: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

16

Golongan Fusarium dicirikan dengan struktur tubuh berupa miselium bercabang,

hialin, dan bersekat (septat) dengan diameter 2-4 µm. Cendawan ini juga memiliki

struktur fialid yang berupa monofialid ataupun polifialid dan berbentuk soliter

ataupun merupakan bagian dari sistem percabangan yang kompleks. Reproduksi

aseksual cendawan ini menggunakan mikrokonidia yang terletak pada

konidiospora yang tidak bercabang dan makrokonidia yang terletak pada

konidiospora bercabang dan tak bercabang. Makrokonidia dibentuk dari fialid,

memiliki struktur halus serta bentuk silindris, dan terdiri dari 2 atau lebih sel yang

memiliki dinding sel tebal. Sedangkan mikrokonidia yang dihasilkan umumnya

terdiri dari 1-3 sel, berbentuk bulat atau silinder, dan tersusun menjadi rantai atau

gumpalan.

Bentuk morfologi cendawan Fusarium sp. yaitu spora dalam bentuk

konidia dibentuk diujung tangkai konidia atau klamidospora. Konidia ada yang

bersekat satu dan tidak bersekat, sedangkan makrokonidia ada yang bersekat

sampai 10 walaupun ada yang tidak bersekat. Cendawan ini berkembang pada

suhu 20 - 220 C., dengan PH netral dengan kandungan N tanah tinggi. Pola

sebaran cendawan Fusarium sp. mulai dari daerah dingin (suhu < 50 C) smpai

daerah tropika (suhu diatas 250 C), dari daerah kering (curah hujan tahunan < 250

mm) sampai daerah basah (curah hujan tahunan > 1000 mm).

Trichoderma sp

Jamur Trichoderma spp. digunakan sebagai jamur atau cendawan

antagonis yang mampu menghambat perkembangan patogen melalui proses

mikroparasitisme, antibiosis, dan kompetisi (Mukerji dan Garg, 1988 dalam Rifai,

Page 30: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

17

et. al., 1996). Menurut Ainsworth dan Bisby (1971), Trichoderma sp.

diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Fungi

Devisio : Eumycota

Class : Deutromycetes

Ordo : Moniliales

Famili : Moniliaceae

Genus : Trichoderma

Spesies : Trichoderma sp.

Cendawan marga Trichoderma terdapat lima jenis yang mempuyai kemampuan

untuk mengendalikan beberapa patogen yaitu Trichorderma harzianum,

Trichorderma koningii, Trichorderma viride, Trichoderma hamatum dan

Trichoderma polysporum. Jenis yang banyak dikembangkan di Indonesia antara

lain Trichorderma harzianum, Trichorderma koningii, Trichoderma viride

(Anonim, 2010).

Trichoderma spp. memiliki konidiofor bercabang – cabang teratur, tidak

membentuk berkas, konidium jorong, bersel satu, dalam kelompokkelompok kecil

terminal, kelompok konidium berwarna hijau biru (Semangun, 1996).

Trichoderma spp. juga berbentuk oval, dan memiliki sterigma atau phialid tunggal

dan berkelompok (Barnet, 1960 dalam Nurhaedah,2002).

Koloni Trichoderma spp. pada media agar pada awalnya terlihat berwarna

putih selanjutnya miselium akan berubah menjadi kehijau-hijauan lalu terlihat

sebagian besar berwarna hijau ada ditengah koloni dikelilingi miselium yang

Page 31: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

18

masih berwarna putih dan pada akhirnya seluruh medium akan berwarna hijau

(Umrah, 1995 dalam Nurhayati, 2001).

Koloni pada medium OA (20oC) mencapai diameter lebih dari 5 cm dalam

waktu 9 hari, semula berwarna hialin, kemudian menjadi putih kehijauan dan

selanjutnya hijau redup terutama pada bagian yang menunjukkan banyak terdapat

konidia. Konidifor dapat bercabang menyerupai piramida, yaitu pada bagian

bawah cabang lateral yang berulang-ulang, sedangkan kearah ujung percabangan

menjadi bertambah pendek. Fialid tampak langsing dan panjang terutama apeks

dari cabang, dan berukuran (2,8-3,2) μm x (2,5-2,8) μm, dan berdinding halus.

Klamidospora umumnya ditemukan dalam miselia dari koloni yang sudah tua,

terletak interkalar kadang terminal, umumnya bulat, berwarna hialin, dan

berdinding halus (Gandjar,dkk., 1999 dalam Tindaon, 2008).

Aspergillus sp

Aspergillus merupakan jamur yang umum ditemukan di materi organik.

Meskipun terdapat lebih dari 100 spesies. Aspergillus merupakan jamur yang

seringkali menyebabkan penyakit pada manusia, dimana jika sejumlah besar

spora-spora jamur ini terhisap dapat menyebabkan penyakit paru-paru yang serius

yang disebut dengan aspergillosis. Micheli (1729), mengklasifikasikan

Aspergillus sp sebagai berikut:

Domain : Eukarya

Kingdom : Fungi

Phylum : Ascomycota

Class : Eurotiomycetes

Page 32: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

19

Order : Eurotiales

Family : Trichocomaceae

Genus : Aspergillus

Secara umum, gambaran morfologi Aspergillus sp. hampir sama, hanya

terdapat sedikit perbedaan. Hifa selebar 2,5-8 µm, bersepta, hyalin, bercabang

seperti pohon atau kipas. Bentuknya sedikit menyerupai hifa kelompok

zygomycetes. Pada A. fumigatus, kepala konidia uniseriate, kolumner, konidia

seperti rantai, terlepas atau menyebar. Konidia tunggal atau berpasangan dapat

menyerupai sel khamir. Pada A. niger, gambaran hampir sama, tetapi kepala

konidia A. niger berupa biseriate. Pada A. terreus, gambaran hampir sama, tetapi

terdapat konidia berhyalin yang kecil dan berbentuk bulat.

Pada media SGA, Aspergillus sp dapat tumbuh secara cepat pada suhu

ruang membentuk koloni mold yang granular, bersarabut dengan beberapa warna

sebagai salah satu ciri identifikasi Aspergillus fumigates koloni warna hijau,

Aspergillus niger berwarna hitam, Aspergillus flavus berwarna putih atau kuning

(Jawetz, dkk, 1996). Aspergillus sp merupakan fungi multiseluler dan membentuk

filament yang terdiri dari benang hifa . Kumpulan dari hifa membentuk miselium

pada bagian ujung hifa, terutama pada bagian yang tegak membesar merupakan

konidiofornya yang didalamnya terdapat konidia. (Djarir M, 1993)

Page 33: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

20

Beauveria sp

Genus Beauveria diketahui mempunyai 14 spesies yang masing-masing

dengan sifat dan karasteristik serta inang tertentu. Beauveria berbentuk seperti

tepung sehingga dikenal dengan sebutan White Muscardine. Konidiofornya fertil,

bercabang dan berbentuk zig-zag sebagai ciri khas beauveria sedang miselium

dibawahnya menggelembung. Pada tiap sudut zig-zag tersebut terbentuk strigmata

dengan konidia berukuran antara 2,0 – 2,5 µm. Konidia bersel satu, bentuknya

oval agak bulat. Spora akan tumbuh dan berkembang setelah tiga hari dalam

media (Steinhaus, 1963). Beauveria sp diklasifikasikan dengan sistematika

cendawan sebagai berikut:

Devisi : Eumycota

Sub Devisi : Deuteromycotyna

Class : Deuteromycetes

Ordo : Moniliales

Famili : Moniliceae

Genus : Beauveria

Page 34: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

21

BAB III

METODE PELAKSANAAN

Tempat dan Waktu

Percobaan ini dilakukan di pertanaman kakao di Desa Kampung Baru,

Kec. Kulo, Kab. Sidrap untuk mengukur persentasi serangan Penyakit Busuk

Buah (Phytophthora palmivora Butler) pada kakao yang dilaksanakan pada bulan

Februari 2013 sampai Maret 2013.

Metode penelitian

Isolat cendawan endofit yaitu: Fusarium sp, Aspergillus sp, Trichoderma

sp, Bauveria sp, dan Isolat x, diperoleh dari koleksi Bapak Nur Amin

dilaboratorium Penyakit Tanaman, Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman,

Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin

Pemurnian Isolat Cendawan

Isolat cendawan endofit yang diambil dari koleksi laboratorium penyakit

tanaman ditumbuhkan dalam media PDA dan diinkubasikan selama 1 minggu

pada suhu ruangan. Media PDA dibuat dengan komposisi : agar 17 g, kentang 200

g, dextrose 20 g dan air steril 1000 ml. Pemurnian dilakukan dengan

memindahkan cendawan endofit yang tumbuh pada PDA di cawan petri ke cawan

petri yang berisi PDA yang masih kosong. Setelah diperoleh biakan murni,

cendawan endofit disimpan pada PDA yang terdapat dalam tabung reaksi.

Penentuan konsentrasi

Cendawan enodfit yang telah di murnikan kemudian di perbanyak pada

media PDA. Masing-masing cendawan di perbanyak sebanyak lima caawan.

Page 35: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

22

Selanjutnya cendawan endofit di encerkan hingga konsentrasi 106 spora/ml. Hasil

pengenceran kemudian dimasukkan dalam sprey dengan volume 100 ml yang

digunakan sebagai aplikasi.

Uji Penghambatan

Penelitian ini menggunakan buah kakao sebagai media tumbuh penyakit

busuk buah (P.palmivora). Sebelumnya buah kakao yang telah disterilisasi

diaplikasi cendawan endofit dengan melakukan penyemprotan secara merata pada

buah kakao. Buah kakao yang dipakai umur 3 bulan, dengan ukuran diameter

buah ±95 mm.

Inokulasi di lakukan dua minggu setelah pengaplikasian cendaan endofit

dari buah yang sakit (P.palmivora) ke buah yang sehat dengan menggunakan

coock borer. Setiap isolat dilakukan pengukuran diameter perkembangan gejala

pada buah. Pengamatan di lakukan sekali dalam 2 hari sebanyak 6 kali

pengamatan. Pengamatan di hentikan setelah salah satu dari buah yang telah di

infeksikan penuh (rusak secara keseluruhan).

Penelitian ini menggunakan 6 perlakuan termasuk kontrol. Setiap

perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Adapun perlakuan sebagai berikut:

K : Kontrol (Phytophthora palmivora Butler)

P1:Isolat Cendawan Fusarium sp

P2: Isolat Cendawan Aspergillus sp

P3: Isolat Cendawan Trichoderma sp

P4 : Isolat cendawan Bauveria sp

P5 : Isolat x

Page 36: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

23

Pengamatan Uji hambat serangan penyakit P. palmivora dilakukan setiap

2 hari setelah 2 minggu diinokulasikan cendawan endofit pada setiap perlakuan.

Uji hambat serangan penyakit P.palmivora dihitung dengan menggunakan rumus:

Gambar 1: Cara Menghitung Diameter Gejala P.palmivora

Keterangan:

P : Diameter Gejala

A : Panjang Gejala

B : Lebar Gejala

P = A+B 2

Page 37: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa tidak semua isolat

cendawan yang di gunakan mampu menekan pertumbuhan luas gejala P.

palmivora Butler, dimana isolat yang digunakan hanya mampu menekan gejala

pada periode awal dan untuk periode lanjut memperparah perkembangan luas

gejala P. palmivora Butler. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan-perbedaan

koefisien regresi antara buah yang tanpa perlakuan cendawan Endofit (Kontrol)

dengan buah yang diberi pelakuan cendawan endofit. Adapun nilai analisis regresi

dari laju penghambatan cendawan endofit terhadap pertumbuhan luas gejala P.

palmivora Butler diperoleh nilai secara berurutan 0.1308x, 0.1453x, 0.99x,

1.1388x, 1.489x, dan Beuveria 1.5699x yang merupakan nilai dari Fusarium sp,

Trichoderma sp, Isolat x, Kontrol, Aspergillus sp, dan Beauveria sp. Diantara

beberapa laju penghambatan cendawan endofit terhadap P. palmivora Butler yang

efektif dalam penghambatan adalah Fusarium sp dengan laju penghambatan

0.1308x, dan Trichoderma sp 0.1453x.

Page 38: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

25

Gambar 2: Pengaruh penggunaan Cendawan Endofit terhadap perkembangan

gejala penyakit P. palmivora pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao)

Pada perlakuan cendawan endofit yang menggunakan Fusarium sp,

perkembangan diameter gejala busuk buah 0.1308x sedangkan pada kontrol

pertumbuhan diameter gejala busuk buah 1.1388x dengan kata lain selisih

penghambatan Fusarium sp dengan kontrol sebesar 1.008 mm/2 hari. Fusarium sp

memiliki daya hambat terhadap P. palmivora Butler yang tertinggi dibandingkan

dengan perlakuan cendawan endofit lainnya. Trichoderma sp memiliki laju

y = 0.1453x + 1.257R² = 0.9337

1,00

3,00

5,00

7,00

9,00

1 2 3 4 5 6Dia

met

er g

ejal

a

Pengamatan

Trichoderma

y = 1.489x - 0.9209R² = 0.9588

1,00

3,00

5,00

7,00

9,00

1 2 3 4 5 6Dia

met

er G

ejal

a

Pengamatan

Aspergillusy = 1,5699x - 0,8482

R² = 0,9706

1,003,005,007,009,00

1 2 3 4 5 6

Dia

met

er G

ejal

a

Pengamatan

Beauveria

y = 0,1308x + 1,4042R² = 0,8982

1,00

3,00

5,00

7,00

9,00

1 2 3 4 5 6Dia

met

er G

ejal

a

Pengamatan

Fusarium

y = 0,99x - 0,2795R² = 0,8784

1,00

3,00

5,00

7,00

9,00

1 2 3 4 5 6Dia

met

er G

ejal

a

Pengamatan

Isolat X

y = 1,1388x + 0,0308R² = 0,9267

1,00

3,00

5,00

7,00

9,00

1 2 3 4 5 6Dia

met

er g

ejal

a

Pengamatan

Kontrol

Page 39: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

26

perkembangan gejala terendah setelah Fusarium sp. Laju perkembangann

diameter gejala busuk buah terhadap perlakuan Trichoderma sp sebesar 0.1453x

sedangkan Kontrol 1.1388x mm/2 dengan kata lain selisih perkembangan gejala

Trichoderma sp dengan kontrol sebesar 0.9935mm/2 . Pada perlakuan

menggunakan Trichoderma sp pertumbuhan gejala terlihat tinggi pada

pengamatan ke-5 hal itu dapat dilihat pada grafik diatas (Gambar 2), sedangkan

pada pengamatan 1,2,3,4, dan 6 perkembangan gejala tidak terlalu signifikan (

lihat tabel 2).

Tabel 2: Rata-rata Perkembangan Diameter Gejala Penyakit P.palmivora setelah aplikasi cendawan endofit pada buah kakao

Perlakuan PENGAMATAN/2 Hari

1 2 3 4 5 6

Kontrol 2.3 mm 2.9 mm 5.1 mm 31.5 mm 41.6 mm 54.1 mm

Trichoderma 0.6 mm 1.7 mm 2.1 mm 2.1 mm 3 mm 3.3 mm

Aspergillus 0.2 mm 1.5 mm 9.5 mm 34.2 mm 43.8 mm 70.6 mm

Beauveria 1.2 mm 2.3 mm 15.9 mm 28.4 mm 53.9 mm 79.4 mm

Fusarium 1.2 mm 1.7 mm 2.8 mm 3 mm 3 mm 3.7 mm

Isolat X 1 mma 2.3 mm 2.8 mm 10.2 mm 27.7 mm 53.5 mm

Cendawan Isolat X juga memiliki laju pertumbuhan luas gejala rendah

setelah kedua cendawan diatas. Cendawan Isolat x memiliki laju pertumbuhan

luas gejala busuk buah dan jika dibandingkan dengan kontrol diperoleh selisih

laju perkembangan diameter gejala 0.1488 mm/2. Adapun nilai interaksi (R2)

antara perlakuan dengan ulangan 0,8784. Perkembngan gejala yang tinggi terlihat

pada pengamatan 5 dan 6 (tabel 2), sedangkan pada pengamatan 1,2,3 dan 4

(Lihat tabel 2) pertumbuhan luas gejala tidak terlalu signifikan (lihat gambar 2).

Page 40: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

27

Dilain pihak, perlakuan yang menggunakan Baeuveria sp dan Aspergillu

sp tidak menunjukkan kemampuan untuk menekan pertumbuhan luas gejala

penyakit, tetapi justru meningkatkan keparahan penyakit. Hal ini dapat dilihat dari

tingginya laju perkembangan gejala dikedua perlakuan tersebut. Pada Beauveria

sp laju perkembangan gejala sebesar 1.5699x, sedangkan kontrol 1.1388x,

dengan selisih perkembangan gejala 0.4311 mm. sedangkan pada Aspergillus sp

memiliki laju perkembangan gejala 1.489x, dengan selisih perkembangan gejala

0.3502 mm terhadap kontrol.

Hal ini menunjukkan Aspergillus sp dan Beauveria sp berpengaruh

sinergis dengan patogen mengakibatkan keparahan penyakit yang lebih tinggi

dibandingkan Kontrol. Penghambatan Aspergillus sp dan Beauveria sp hanya

terjadi pengamatan 1,2,3 dan 4 (lihat tabel 2) sedangkan pada pengamatan 5 dan 6

(lihat tabel 2) terjadi lonjakan dan keperahan pertumbuhan luas gejala P.

palmivora (Tabel 2). Adapun nilai interaksi (R2) antara perlakuan dengan

ulangan, Beauveria sp memiliki nilai R2 0.9706, sedangkan Aspergillus sp

memiliki nilai R2 0.9588.

Page 41: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

28

PEMBAHASAN

Berdasarkan uji lapangan yang dilakukan pada Buah Kakao yang

diinfeksikan P.palmivora terlihat bahwa beberapa cendawan yang digunakan pada

penelitian ini mampu menghambat perkembangan busuk buah, pada perlakuan

menggunakan Fusarium sp menunjukkan perkembangan diameter gejala terkecil

yaitu 0,475 mm/2 hari. Hal ini sesuai dengan, penelitian yang mengacu pada

sekunder metabolism tanaman yang terproduksi akibat cendawan endofit.

Cendawan endofit Fusarium spp. isolat E4 dan E5 bisa mendorong pertumbuhan

Euphorbia pekinensis dan meningkatkan kandungan terponoid pada tanaman

tersebut (Young et al., 2009). Kemampuan Fusarium sp menghasilkan PR Protein

juga mampu memberikan dampak signifikan terhadap penghambatan gejala busuk

buah, dimana PR protein ini kemudian mampu memperkuat dinding sel tanaman

untuk melawan infeksi, atau menginduksi kematian sel lokal dari tanaman inang.

Sebelumnya dilaporkan bahwa beberapa PR protein yang diproduksi oleh

Fusarium solani pada akar diantaranya adalah PR5 dan PR7 (Kavroulakis et al.,

2007).

Pada perlakuan menggunakan Trichoderma sp perkembangan diameter

gejala 3,4482 mm/2 hari. Dibandingkan dengan kontrol perkembangan gejala

busuk buah P.palmivora mencapai 13,275 mm/2 hari. Hal ini didukung oleh

pernyataan Golfarb, et al., (1989) dalam Purwantasari dan Hastuti (2009) bahwa

cendawan yang tumbuh cepat mampu mengungguli dalam penguasaan ruang dan

pada akhirnya dapat Menekan pertumbuhan cendawan lawannya. Selain itu

diduga karena selulase yang dimilki oleh Trichoderma spp. Akan merusak

Page 42: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

29

didinding selslulosa cendawan pathogen P. palmivora, sesuai dengan penelitian

Salma dan Gunarto (1999) bahwa Trichoderma spp. Mampu menghasilkan

selulase untuk mengurai selulosa menjadi glukosa, sedangkan seluruh kehidupan

diploi, dinding selnya terdiri atas selulase dan β1,3-glucan (Barnecki-Garcia &

Wang 1983).

Pada perlakuan menggunakan Isolat X perkembangan gejala sebesar

9.0982 mm/2 hari. Dibandingkan dengan kontrol perkembangan diameter gejala

busuk buah P. palmivora mencapai 13,275 mm/2 hari.

Pada perlakuan menggunakan Aspergillus sp perkembangan diameter

gejala sebesar 15.163 mm setiap 2 hari. Dibandingkan dengan kontrol

perkembangan gejala busuk buah P. palmivora mencapai 13,275 mm/2 hari.

Perkembangan gejala yang lebih cepat dibandingkan kontrol, disebabkan karena

produksi enzim litik secara terus menerus sehingga bersifat toksit pada tanaman.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Nur Amin (2013) yang menyatakan, meskipun

dalam beberapa kasus produksi enzim litik dari cendawan endofit bukan

merupakan hal mutlak dalam proses antagonism terhadap pathogen tanaman,

tetapi kontribusi enzim ini jika terproduksi di dalam tanaman akan sangat vital

bagi tanaman tersebut dalam mempertahankan diri dari serangan pathogen. Hal ini

dikarenakan cendawan endofit pada awal infeksinya berada pada permukaan

tanaman, mereka menghasilkan enzim untuk menghidrolisis dinding sel tanaman

(Nur Amin, 2013). Hal lain yang dapat mempengaruhi adalah Produksi enim

Alfatoksin, Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus merupakan bagian grup

Aspergillus sp yang sudah sangat dikenal karena peranannya sebagai pathogen

Page 43: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

30

pada tanaman dan kemampuannya untuk menghasilkan Alfatoksin pada tanaman

yang terinfeksi (Abbas 2005). Alfatoksin merupakan metabolit skunder yang

umumnya diasosiasikan dengan respon terhadap lingkungan yang membatasi

pertumbuhan (Carvalho 2010).

Pada perlakuan menggunakan Beauveria sp perkembangan diameter gejala

sebesar 15.363 mm/2 hari. Dibandingkan dengan kontrol perkembangan luas

gejala busuk buah mencapai 13,275 mm/2 hari. Perkembangan gejala yang lebih

cepat disbanding dengan perlakuan lainnya termasuk control, hal ini dipengaruhi

karena kemungkinan toksit yang diproduksi Beauveria sp mematikan jaringan

tanaman kakao. Dimana diketahui B. bassiana memproduksi toksin yang disebut

beauvericin (Kučera dan Samšiňáková, 1968). Toksin yang diproduksi Beauveria

sp Menurut Suntoro, 1991 dalam Yasin et al. (2005) beberapa jenis racun berhasil

diisolasi dari B. bassiana yaitu beauverisin, beauverolide, isorolide, zat warna,

asam oksalat.

Hal lain yang memeliki pengaruh pada penelitian ini yaitu kemanpuan

cendawan endofit mengklonisasi buah kakao. Diketahaui bahwa Cendawan

endofit melindungi tanaman dari serangan patogen melalui mekanisme kompetisi,

induksi resistensi, antagonisme, dan mikoparasit (CABI, 2004). Sehingga faktor-

faktor yang mengpengaruhi perkembangan cendawan endofit dilapangan perlu

diperhatikan. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa sinar ultraviolet

merupakan faktor abiotik yang paling menghambat aktivitas konidia di lapang,

karena mempersingkat persistensinya pada permukaan buah. Ignoffo et al. (1977)

Dalam Soetopo dan Igaa Indrayani (2007) mengemukakan bahwa waktu paruh

Page 44: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

31

(half-life) sebagian besar spora cendawan yang terekspos cahaya buatan dengan

panjang gelombang mendekati panjang gelombang sinar matahari (290-400 ηm)

hanya sekitar 1-4 jam, tetapi kenyataannya di lapang waktu paruh dapat mencapai

lebih dari 4 jam. Beberapa cendawan endofit memeliki daya tumbuh rendah

didalam jaringan tanaman, pertumbuhan Beauveria spp. hanya ditemukan pada

jaringan akar tanaman sekitar 2%. (Iqbal, 2012)

Page 45: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

32

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang Efektifitas Lima Isolat Cendaan Endofit

Dalam Menekan Pertumbuhan Cendawan (Phytophtora palmivora Butler) Pada

Tanaman Kakao (Theobroma Cacao) yang di lakukan di lapangan, maka dapat di

simpulkan baha dari ke lima cendaan edofit yang di gunakan yaitu Fusarium sp,

Aspergillus sp, Trichoderma sp, Beuveria sp, Isolat X, di anatar kelima Cendaan

Endofit yang di gunakan hanya dua yang paling efektif dalam menekan

perkembangan gejala P. palmivora.

Cendawan yang efektif menekan perkembangan gejala penyakit

P.palmivora yaitu Fusarium sp dan Trichoderma sp. Dengan nilai Analisis regresi

0.1308x dan 0.1453x. Sedangkan Aspergillus sp, Beuveria sp, dan Isolat X Tidak

menunjukkan keefektifan dalam menekan perkembangan gejala P.palmivora

dengan nilai analisis regresi 1.489x, 1.5699x, dan 0.99x. di anatara ke tiga Isolat

tersebut ada dua Isolat yang justru memicu perkembangan P. palmivora yaitu

Isolat Cendawan Aspergillus sp dan Beuveria sp.

Saran

Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut dilaboratorium, untuk melihat

secara in-vitro kemampuan infeksi cendawan endofit yang digunakan terhadap

P.palmivora.

Page 46: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

33

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, H. K. 2005. Aflatoxin and Food Safety. London: CRC Press, Taylor & Francis Group.

Abraham. K.J., Pierce, M.L and Essenberg, M. 1999. The phytoalexins

desoxyhemi-gossypol and hemigossypol are elicited by xanthomonas in Gossypium cotyledons. Phytochemistry, 52: 829-836.

Amin, Nur., Asman,. dan Abdullah Thamrin, 2011. Isolasi dan Identifikasi

Cendawan Endofit dari Klon Tanaman Kakao Tahan VSD M.05 dan Klon Rentan VSD M.01. 1 Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, 90245, Indonesia.

Anonim 2011a. Produksi Kakao RI : Tempati Peringkat 2 Di Dunia. http://

haikalfaperta.blogspot.com/2011/05/dampak-penggunaan-pestisida-terhadap.html, diakses pada tanggal 2 Desember 2013.

Anonim, 2011b. http://wartapedia.com/bisnis /korporasi/5905-produksi-kakao-

ri--tem pati-peringkat-2-di-dunia.html. diakses pada tanggal 2 Desember 2013.

Anonim, 2011c. Produksi Kakao RI: Tempati Peringkat 2 di Dunia.

http://haikalfaperta .blogspot.com/201/05/dampak-penggu naan-pestisida-terhadap.html, diakses pada tanggal 2 Desember 2013.

Anonim, 2011c.Biologi Penyakit Phytophthora palmivora busuk buah kakao dan

teknik pengendalian. http://buljugakeren.blogs pot.com/2011/09/biologi -penyakit-phytophthora-palmivora.html.diakses pada tanggal 2 Desember 2013.

Anonim, 2012d. Sejarah Perkembangan Coklat. http://endahwiwi.wordpress.

com/choco late-history/sejarah-perkembangan-cokl at/. diakses pada tanggal 2 Desember 2013.

Anonim, 2012f. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah

dan Penyegar. Diroktorat Jendral Perkebunan, Kementrian Pertanian, Jakarta.

Bourgaud, F., Gravot, A., Milesi, S and Gontier, E. 2001. Production of plant

secondary metabolites: a historical perspective. Plant Sci., 161:839-851.

Page 47: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

34

Carvalho, A. L. U., Oliveira, F. H. P. C., Mariano, R. L. R., Gouveia, E. R., Souto-Maior, A. M. 2010. Growth, sporulation, and production of bioactive compounds by Bacillus subtilis R14. Brazilian Archives of Biology and Technology 53(3): 643-652.

Fakuda, Y and Shinshi, H. 1994. Characteriation of a novel cis-acting element that

is responsive to fungal elicitor in the promoter of a tobacco class I chitinases gene. Plant mol. Boil. 24: 485-493

Farid, 2007. Aspergillosis. http://www.majalah-farmacia.com. di akses tanggal

22 Mei 2013. Haris, a. talanca, 2007. Penyakit Busuk Batang Jagung (Fusarium sp.) dan

Pengendaliannya. Jurnal penelitian : Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVIII Komda Sul-Sel.

Ismail, Nurmasita., dan Tenrirawe, Andi, 2010. Potensi Agens Hayati

Trichoderma spp. Sebagai Agens Pengendali Hayati. Jurnal Penelitian: Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian Sulawesi Utara.

Kavroulakis, N.s., zervakis, G.I., Ehaliotis, C., haralampidis, K and

papadopoulou, K.K. 2007. Role of ethylene in the protection of tomato plants against soil- born fungal pathogens conferred by an endophytic fusarium solani strain. J. Exp. Bot. 58:3853-3864.

Kučera, M. and A. Samšiňáková. 1968. Toxins of the entomophagous fungus

Beauveria bassiana. J. Invertebrate Pathology 12: 316-320.

Lambert, 2008. Mycorrhizal fungi and other root endophytes as biocontrol agents against root pathogens. Mycorrhiza, 3 edition, pp. 281-306

Li, Y.C and tao, W.Y. 2009 paclitaxel- producing fungal endophyte stimulates the

accumulation of toxoids in suspension cultures of taxus cuspidate . Sci. horticult.,121:97-102.

Rusnah Djafar, Sitti, 2000. Isolasi dan Skrening Cendawan Terhadap Resistensi

dan Pertumbuhan Tanaman dalam menekan Perkembangan Nematoda Paru Akar (Meloidogyne spp) pada Tanaman Sangon.Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar.

Rusnah djafar, sitti, 2000. Isolasi dan skrening cendawan terhadap resistensi dan

pertumbuhan tanaman dalam menekan perkembangan nematode paru akar ( meloidogyne spp) pada tanaman sangon. Jurusan ilmu hama dan penyakit, fakultas pertanian, universitas hasanuddin Makassar.

Page 48: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

35

Sahriani, 1999. Pengunaan Cendawan Trichoderma sp. (P11) dan Fusarium sp. (P12) Terhadap Nematoda Puru Akar Meloidogyne spp. Pada Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum MIII). Makassar: Jurusan hama dan Penyakit, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.

Semangun, H. 1996. ilmu penyakit tumbuhan. Gadjah mada university pres.

Yogyakarta. Silva, G.H., teles, H.L., Zanardi, L.M, Marx young, M.C, eberlin, M.N., Hadad,

R., pfenning, L.H.,costa-neto, C.M.,Castro-Gamboa I., Bolzani, Y.S, Araujo, A.R. 2006. Cadinane sesqui-terpenoids of phomopsis cassiae, an endophytic fungus associated with cassia spectabilis (Leguminosae). Phytochemistry, 67: 1964-1969.

Suntoro. 1991. Uji efikasi B. bassiana terhadap Hypothenemus hampei (Ferr).

Tesis sarjana utama, Fak. Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta. 71 halaman (tidak dipublikasikan).

Tripathi, S., Kamal, S., Sheramati, I., Oelmuller, R and Varma, A. 2008.

Mycorrhizal fungi and other root endophytes as biocontrol agents against root pathogens. Mycorrhiza, 3 edition, pp. 281-306

Umayah, A. (2004). Analisis keragaman genetic Phytopthora palmivora penyebab

busuk buah kakao di Indonesia. Disertasi. Bogor, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor

Umayah, A. (2004). Analisis keragaman genetik Phytophthora palmivora

penyebab busuk buah kakao di Indonesia.Disertasi . Bogor, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Vallad, G.E and Goodman, R.M. 2004. Systemic acquired resistance and induced

systemic resistance in conventional agriculture. Crop Sci. 44: 1920-1934. Yong, Y.H., Dai, C.C., Gao, F.K., Yang, Q.Y and Zhao, M. 2009. Effects of

endophytic fungi on growth and two kinds of terpenoids for Euphorbia pekinensis. Chin. Triad. Herbal Drugs, 40: 18-22.

Page 49: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

1

LAMPIRAN TABEL

1. Data Pengamatan Pengaruh Penggunaan Cendawan Endofit terhadap Perkembangan Gejalah Penyakit P. palmivora pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao)

PERLAKUAN Pengamatan I Pengamatan II Pengamatan III Pengamatan IV Pengamatan V Pengamatan VI A B A+B/2 A B A+B/2 A B A+B/2 A B A+B/2 A B A+B/2 A B A+B/2

Kontrol Ulangan 1 2 3.5 2.75 2.5 4 3.25 4 4 4 6 4.5 5.25 6.5 6 6.25 7 6.5 6.75 Ulangan 2 1 1.5 1.25 1 2 1.5 4 6.5 5.25 9.5 24 16.75 28.5 40 34.25 67.5 75 71.25 Ulangan 3 2.5 3 2.75 4 4 4 7 5 6 65 80 72.5 87.5 81 84.25 87.5 81 84.25 Trichoderma Ulangan 1 1 2.5 1.75 2.5 3 2.75 2.5 3 2.75 3.5 4 3.75 4 5 4.5 4.5 5 4.75 Ulangan 2 0 0 0 1 1 1 2 2.5 2.25 3.5 2.5 3 3.5 2.5 3 3.5 2.5 3 Ulangan 3 0.5 0.5 0.5 1.5 1 1.25 1.5 1 1.25 1.5 1 1.25 1.5 1.5 1.5 2.5 2 2.25 Aspergillus Ulangan 1 0.5 1 0.75 1.5 2 1.75 45 3 24 75 47.5 61.25 77.5 55 66.25 82.5 66 74.25 Ulangan 2 0 0.5 0.25 1 1.5 1.25 2 2.5 2.25 23.5 52.5 38 60 60 60 81.5 62.5 72 Ulangan 3 1 1 1 1 2 1.5 2 2.5 2.25 3 3.5 3.25 5 5 5 86 45 65.5 Beauveria Ulangan 1 0.5 1 0.75 2.5 2 2.25 3.5 3 3.25 7.5 6.5 7 20 25 22.5 82.5 93.5 88

Page 50: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

2

Ulangan 2 0 1.5 0.75 1.5 2 1.75 26.5 55 40.75 65 64 64.5 81 87.5 84.25 85.5 87.5 86.5 Ulangan 3 2 2 2 3 2.5 2.75 3.5 4 3.75 15 12.5 13.75 57.5 52.5 55 65 62.5 63.75 Fusarium perlakuan 1 1.5 1 1.25 2 1.5 1.75 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 perlakuan 2 1 0.5 0.75 1 1.5 1.25 1 4 2.5 2 4.5 3.25 2 4.5 3.25 2.5 7 4.75 perlakuan 3 1.5 1.5 1.5 1.5 2.5 2 1.5 3 2.25 1.5 3 2.25 1.5 3 2.25 2.5 3 2.75 Isolat X perlakuan 1 1.5 1 1.25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2.5 2 2.25 2.5 2 2.25 perlakuan 2 0 0 0 1.5 3 2.25 1.5 4 2.75 4 43.5 23.75 70 80 75 87.5 80 83.75 perlakuan 3 2 1.5 1.75 3 2.5 2.75 3.5 3.5 3.5 5 4.5 4.75 5 6.5 5.75 84 65 74.5

Page 51: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

1

2. Rata-rata diameter Perkembangan Cendawa Endofit dalam Menekan Pertumbuhan Cendawan (Phytophthora palmivora Butler) pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao).

2.1. Rata-rata Pengamatan 1

Ulangan PERLAKUAN

Kontrol Trichoderma Aspergillus Beauveria Fusarium Isolat X

1 2.75 1.75 0.75 0.75 1.25 1.25

2 1.25 0 0.25 0.75 0.75 0

3 2.75 0.5 1 2 1.5 1.75

Total 6.8 2.3 2.0 3.5 3.5 3.0 Rata-rata 2.3 0.8 0.7 1.2 1.2 1.0

2.2 Rata-rata Pengamatan 2

Ulangan PERLAKUAN

Kontrol Trichoderma Aspergillus Beauveria Fusarium Isolat X

1 3.25 2.75 1.75 2.25 1.75 2

2 1.5 1 1.25 1.75 1.25 2.25

3 4 1.25 1.5 2.75 2 2.75

Total 8.8 5.0 4.5 6.8 5.0 7.0 Rata-rata 2.9 1.7 1.5 2.3 1.7 2.3

2.3 Rata-rata Pengamatan 3

Ulangan PERLAKUAN

Kontrol Trichoderma Aspergillus Beauveria Fusarium Isolat X 1 4 2.75 24 3.25 3.5 2

2 5.25 2.25 2.25 40.75 2.5 2.75

3 6 1.25 2.25 3.75 2.25 3.5

Total 15.3 6.3 28.5 47.8 8.3 8.3 Rata-rata 5.1 2.1 9.5 15.9 2.8 2.8

Page 52: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

2

2.4 Rata-rata Pengamatan 4

Ulangan PERLAKUAN

Kontrol Trichoderma Aspergillus Beauveria Fusarium Isolat X

1 5.25 3.75 61.25 7 3.5 2

2 16.75 3 38 64.5 3.25 23.75

3 72.5 1.25 3.25 13.75 2.25 4.75

Total 94.5 8.0 102.5 85.3 9.0 30.5 Rata-rata 31.5 2.7 34.2 28.4 3.0 10.2

2.5 Rata-rata Pengamatan 5

Ulangan PERLAKUAN

Kontrol Trichoderma Aspergillus Beauveria Fusarium Isolat X 1 6.25 4.5 66.25 22.5 3.5 2.25

2 34.25 3 60 84.25 3.25 75

3 84.25 1.5 5 55 2.25 5.75

Total 124.8 9.0 131.3 161.8 9.0 83.0 Rata-rata 41.6 3.0 43.8 53.9 3.0 27.7

2.6 Rata-rata Pengamatan 6

Ulangan PERLAKUAN

Kontrol Trichoderma Aspergillus Beauveria Fusarium Isolat X

1 6.75 4.75 74.25 88 3.5 2.25

2 71.25 3 72 86.5 4.75 83.75

3 84.25 2.25 65.5 63.75 2.75 74.5

Total 162.3 10.0 211.8 238.3 11.0 160.5 Rata-rata 54.1 3.3 70.6 79.4 3.7 53.5

Page 53: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

3

3 Rata-rata Pengamatan Hasil Transformasi (√X+1) Perkembangan Cendawa Endofit dalam Menekan Pertumbuhan Cendawan (Phytophthora palmivora Butler) pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao).

3.1. Pengamatan 1

Ulangan PERLAKUAN

Kontrol Trichoderma Aspergillus Beauveria Fusarium Isolat X 1 1.94 1.66 1.32 1.32 1.50 1.50

2 1.50 1.00 1.12 1.32 1.32 1.00

3 1.94 1.22 1.41 1.73 1.58 1.66

Total 5.4 3.9 3.9 4.4 4.4 4.2

Rata-rata 1.8 1.3 1.3 1.5 1.5 1.4

3.2. Pengamatan 2

Ulangan PERLAKUAN

Kontrol Trichoderma Aspergillus Beauveria Fusarium Isolat X 1 2.06 1.94 1.66 1.80 1.66 1.73 2 1.58 1.41 1.50 1.66 1.50 1.80 3 2.24 1.50 1.58 1.94 1.73 1.94

Total 5.9 4.9 4.7 5.4 4.9 5.5 Rata-rata 2.0 1.6 1.6 1.8 1.6 1.8

3.3. Pengamatan 3

Ulangan PERLAKUAN

Kontrol Trichoderma Aspergillus Beauveria Fusarium Isolat X

1 2.24 1.94 5.00 2.06 2.12 1.73

2 2.50 1.80 1.80 6.46 1.87 1.94

3 2.65 1.50 1.80 2.18 1.80 2.12

Total 7.4 5.2 8.6 10.7 5.8 5.8 Rata-rata 2.5 1.7 2.9 3.6 1.9 1.9

Page 54: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

4

3.4. Pengamatan 4

Ulangan PERLAKUAN

Kontrol Trichoderma Aspergillus Beauveria Fusarium Isolat X

1 2.50 2.18 7.89 2.83 2.12 1.73

2 4.21 2.00 6.24 8.09 2.06 4.97

3 8.57 1.50 2.06 3.84 1.80 2.40

Total 15.3 5.7 16.2 14.8 6.0 9.1

Rata-rata 5.1 1.9 5.4 4.9 2.0 3.0

3.5. Pengamatan 5

Ulangan PERLAKUAN

Kontrol Trichoderma Aspergillus Beauveria Fusarium Isolat X

1 2.69 2.35 8.20 4.85 2.12 1.80

2 5.94 2.00 7.81 9.23 2.06 8.72

3 9.23 1.58 2.45 7.48 1.80 2.60

Total 17.9 5.9 18.5 21.6 6.0 13.1

Rata-rata 6.0 2.0 6.2 7.2 2.0 4.4

3.6. Pengamatan 6

Ulangan PERLAKUAN

Kontrol Trichoderma Aspergillus Beauveria Fusarium Isolat X

1 2.78 2.40 8.67 9.43 2.12 1.80

2 8.50 2.00 8.54 9.35 2.40 9.21

3 9.23 1.80 8.15 8.05 1.94 8.69

Total 20.5 6.2 25.4 26.8 6.5 19.7

Rata-rata 6.8 2.1 8.5 8.9 2.2 6.6

Page 55: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

5

4. Analisis Sidik Ragam Pengamatan Perkembangan Cendawa Endofit dalam Menekan Pertumbuhan Cendawan (Phytophthora palmivora Butler) pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao).

PENGAMATAN I

SK db JK KT F. Hit F. Tabel 5% 1%

Ulangan 2 0.51 0.26 9.56 4.10 7.56

Perlakuan 5 0.52 0.10 3.86 3.33 5.64

Acak 10 0.27 0.03 Total 17 1.30

BERBEDA NYATA

KK 9.45

Tabel q 4.91 2.28 FK 37.70

BNJ 0.46

sd 0.09

PENGAMATAN 2

SK db JK KT F. Hit F. Tabel 5% 1%

Ulangan 2 0.15 0.08 1.89 4.10 7.56 Perlakuan 5 0.37 0.07 1.80 3.33 5.64 Acak 10 0.41 0.04

Total 17 0.93

TIDAK BERBEDA NYATA

KK 11.66 FK 54.82

PENGAMATAN 3

SK db JK KT F. Hit F. Tabel 5% 1%

Ulangan 2 1.64 0.82 0.45 4.10 7.56 Perlakuan 5 7.36 1.47 0.81 3.33 5.64 Acak 10 18.06 1.81

Total 17 27.06

TIDAK BERBEDA NYATA

KK 77.59 FK 105.19

Page 56: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

6

PENGAMATAN 4

SK Db JK KT F. Hit F. Tabel 5% 1%

Ulangan 2 6.96 3.48 0.66 4.10 7.56 Perlakuan 5 38.80 7.76 1.48 3.33 5.64 Acak 10 52.49 5.25

Total 17 98.25

TIDAK BERBEDA NYATA

KK 132.27 FK 249.50

PENGAMATAN 5

SK Db JK KT F. Hit F. Tabel 5% 1%

Ulangan 2 17.31 8.65 1.36 4.10 7.56 Perlakuan 5 74.01 14.80 2.33 3.33 5.64 Acak 10 63.47 6.35

Total 17 154.78

TIDAK BERBEDA NYATA

KK 145.45 FK 381.97

PENGAMATAN 6

SK Db JK KT F. Hit F. Tabel 5% 1%

Ulangan 2 15.64 7.82 1.73 4.10 7.56 Perlakuan 5 137.57 27.51 6.10 3.33 5.64 Acak 10 45.11 4.51

Total 17 198.32

BERBEDA NYATA

KK 122.63

Tabel q 4.91 29.56 FK 613.43

BNJ 6.02

sd 1.23

Page 57: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

7

5. Analisis Statistik, Uji Beda Nyata Terkecil (BNJ) Pengamatan Perkembangan Cendawa Endofit dalam Menekan Pertumbuhan Cendawan (Phytophthora palmivora Butler) pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao).

Perlakuan PENGAMATAN

1 2 3 4 5 6

Kontrol 1.79 a 1.96tn 2.46tn 5.10tn 5.95tn 6.84ab Trichoderma 1.29 b 1.62tn 1.75tn 1.89tn 1.98tn 2.07b Aspergillus 1.29 b 1.58tn 2.87tn 5.40tn 6.15tn 8.46ab Beauveria 1.46 ab 1.80tn 3.57tn 4.92tn 7.19tn 8.94a Fusarium 1.47 ab 1.63tn 1.93tn 2.00tn 2.00tn 2.15b Isolat X 1.39 ab 1.82tn 1.93tn 3.03tn 4.37tn 6.57ab

Page 58: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

8

6. Analisis Regresi Perkembangan Cendawa Endofit dalam Menekan Pertumbuhan Cendawan (Phytophthora palmivora Butler) pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao).

Perlakuan Regresi (mm/2 hari) R2 Kontrol y = 1.1388x + 0.0308 R2 = 0.9267 Trichoderma y = 0.1453x + 1.257 R2 = 0.9337 Aspergillus y = 1.489x - 0.9209 R2 = 0.9588 Beuveria y = 1.5699 - 0.8482 R2 = 0.8482 Fusarium y = 0.1308x + 1.4042 R2 = 0.8982 Isolat X y = 0.99x - 0.2795 R2 = 0.8784

KONTROL

NO Ulangan Y X XY X2 1 1 1.936492 1 1.94 1 2 2 1.5 1 1.50 1 3 3 1.936492 1 1.94 1 4 1 2.061553 2 4.12 4 5 2 1.581139 2 3.16 4 6 3 2.236068 2 4.47 4 7 1 2.236068 3 6.71 9 8 2 2.5 3 7.50 9 9 3 2.645751 3 7.94 9

10 1 2.5 4 10.00 16 11 2 4.213075 4 16.85 16 12 3 8.573214 4 34.29 16 13 1 2.692582 5 13.46 25 14 2 5.937171 5 29.69 25 15 3 9.233093 5 46.17 25 16 1 2.783882 6 16.70 36 17 2 8.5 6 51.00 36 18 3 9.233093 6 55.40 36

Total 72.30 63.0 312.84 273.0

Rerata 4.02 3.50 17.38 15.17

b = ∑y∑x ∑y∑x/n

4554.88 253.05

59.79

(∑x)2 3969 220.5

Page 59: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

9

52.5

b 1.138826 a 0.030759

y = 0.66x - 0.25

b 1.145924

Y = 0.60 X

TRICHODERMA

NO Ulangan Y X XY X2 1 1 1.658312 1 1.66 1 2 2 1 1 1.00 1 3 3 1.224745 1 1.22 1 4 1 1.936492 2 3.87 4 5 2 1.414214 2 2.83 4 6 3 1.5 2 3.00 4 7 1 1.936492 3 5.81 9 8 2 1.802776 3 5.41 9 9 3 1.5 3 4.50 9

10 1 2.179449 4 8.72 16 11 2 2 4 8.00 16 12 3 1.5 4 6.00 16 13 1 2.345208 5 11.73 25 14 2 2 5 10.00 25 15 3 1.581139 5 7.91 25 16 1 2.397916 6 14.39 36 17 2 2 6 12.00 36 18 3 1.802776 6 10.82 36

Total 31.78 63.0 118.86 273.0

Rerata 1.77 3.50 6.60 15.17

b = ∑y∑x ∑y∑x/n

2002.11 111.23

7.63

(∑x)2

Page 60: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

10

3969 220.5

52.5

b 0.145288 a 1.257020

y = 0.66x - 0.25

b 0.43537

Y = 0.51 X

ASPERGILLUS

NO Ulangan Y X XY X2 1 1 1.322876 1 1.32 1 2 2 1.118034 1 1.12 1 3 3 1.414214 1 1.41 1 4 1 1.658312 2 3.32 4 5 2 1.5 2 3.00 4 6 3 1.581139 2 3.16 4 7 1 5 3 15.00 9 8 2 1.802776 3 5.41 9 9 3 1.802776 3 5.41 9 10 1 7.889867 4 31.56 16 11 2 6.244998 4 24.98 16 12 3 2.061553 4 8.25 16 13 1 8.20061 5 41.00 25 14 2 7.81025 5 39.05 25 15 3 2.44949 5 12.25 25 16 1 8.674676 6 52.05 36 17 2 8.544004 6 51.26 36 18 3 8.154753 6 48.93 36

Total 77.23 63.0 348.48 273.0

Rerata 4.29 3.50 19.36 15.17

b = ∑y∑x ∑y∑x/n

4865.51 270.31

78.17

Page 61: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

11

(∑x)2 3969 220.5

52.5 b 1.489001 a -0.920930

y = 0.66x - 0.25

b 1.276479

Y = 0.53 X

BEAUVERIA

NO Ulangan Y X XY X2 1 1 1.322876 1 1.32 1 2 2 1.322876 1 1.32 1 3 3 1.732051 1 1.73 1 4 1 1.802776 2 3.61 4 5 2 1.658312 2 3.32 4 6 3 1.936492 2 3.87 4 7 1 2.061553 3 6.18 9 8 2 6.461424 3 19.38 9 9 3 2.179449 3 6.54 9

10 1 2.828427 4 11.31 16 11 2 8.093207 4 32.37 16 12 3 3.840573 4 15.36 16 13 1 4.84768 5 24.24 25 14 2 9.233093 5 46.17 25 15 3 7.483315 5 37.42 25 16 1 9.433981 6 56.60 36 17 2 9.354143 6 56.12 36 18 3 8.046738 6 48.28 36

Total 83.64 63.0 375.16 273.0

Rerata 4.65 3.50 20.84 15.17

b = ∑y∑x ∑y∑x/n

5269.25 292.74

82.42

Page 62: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

12

(∑x)2 3969 220.5

52.5 b 1.569949

a -

0.848211

y = 0.38x + 0.15

b 1.374208

Y = 0.41 X

FUSARIUM

NO Ulangan Y X XY X2 1 1 1.5 1 1.50 1 2 2 1.322876 1 1.32 1 3 3 1.581139 1 1.58 1 4 1 1.658312 2 3.32 4 5 2 1.5 2 3.00 4 6 3 1.732051 2 3.46 4 7 1 2.12132 3 6.36 9 8 2 1.870829 3 5.61 9 9 3 1.802776 3 5.41 9

10 1 2.12132 4 8.49 16 11 2 2.061553 4 8.25 16 12 3 1.802776 4 7.21 16 13 1 2.12132 5 10.61 25 14 2 2.061553 5 10.31 25 15 3 1.802776 5 9.01 25 16 1 2.12132 6 12.73 36 17 2 2.397916 6 14.39 36 18 3 1.936492 6 11.62 36

Total 33.52 63.0 124.17 273.0

Rerata 1.86 3.50 6.90 15.17

b =

Page 63: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

13

∑y∑x ∑y∑x/n 2111.53 117.31

6.87

(∑x)2 3969 220.5

52.5 b 0.130811 a 1.404180

y = 0.66x - 0.25

b 0.454852

Y = 0.58 X

ISOLAT X

NO Ulangan Y X XY X2 1 1 1.5 1 1.50 1 2 2 1 1 1.00 1 3 3 1.658312 1 1.66 1 4 1 1.732051 2 3.46 4 5 2 1.802776 2 3.61 4 6 3 1.936492 2 3.87 4 7 1 1.732051 3 5.20 9 8 2 1.936492 3 5.81 9 9 3 2.12132 3 6.36 9

10 1 1.732051 4 6.93 16 11 2 4.974937 4 19.90 16 12 3 2.397916 4 9.59 16 13 1 1.802776 5 9.01 25 14 2 8.717798 5 43.59 25 15 3 2.598076 5 12.99 25 16 1 1.802776 6 10.82 36 17 2 9.205976 6 55.24 36 18 3 8.689074 6 52.13 36

Total 57.34 63.0 252.67 273.0

Rerata 3.19 3.50 14.04 15.17

Page 64: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

14

b = ∑y∑x ∑y∑x/n

3612.47 200.69

51.98

(∑x)2 3969 220.5

52.5 b 0.990044

a -

0.279549

y = 0.51x - 0.10

b 0.925532

Y = 0.49 X

Page 65: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

15

LAMPIRAN GAMBAR

1. Kontrol

Page 66: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

16

2. Fusarium sp

m

Page 67: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

17

3. Trichoderma sp

Page 68: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

18

4. Isolat X

Page 69: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

19

5. Aspergillus sp

Page 70: Efektifitas Lima Isolat Cendawan Endofit Dalam Menekan Pertumbuhan …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 2. · ii Efektifitas Lima Isolat Cendawan

20

6. Beauveria sp