ebook motivasi - be a miracle person 2
TRANSCRIPT
E-Book
Be a Miracle
Person : 2
Rangkaian kumpulan cerita inspirasi dan motivasi
PENGANTAR PENULIS
Alhamdulillah, Ruarr biasa, Dahsyat, Ajaib!! Itulah kepuasan yang saya
rasakan ketika saya menyelesaikan kumpulan-kumpulan tulisan yang saya buat dan
kebanyakan saya dapatkan dari cerita hasil diskusi, pengalaman pribadi, cerita yang
pernah saya dengar, maupun saya baca dari buku. Ada keinginan dan semangat
untuk berbagi ketika sebuah ide tiba-tiba terlintas di dalam kepala, ataupun ketika
saya mengingat cerita atau sebuah kisah yang pernah saya dengar dan begitu
menginspirasi saya. Lalu kenapa ide-ide, pengalaman, ataupun kisah-kisah yang
begitu menginspirasi tersebut, tidak saya tuangkan ke dalam tulisan. Yang saya
harapkan bisa bermanfaat dan menginspirasi orang lain.
Saya menjadi teringat dengan sebuah inspirasi dari sahabat saya yang
mengatakan “JADILAH DISTRIBUTOR KEBAIKAN!” Karena pada hakikatnya
manusia adalah seorang distributor yang harus mendistribusikan kebaikan yang telah
diberikan oleh Tuhan kepada matahari, kemudian matahari mendistribusikan
kebaikan sinarnya kepada seluruh mahkluk di bumi, khususnya tumbuh-tumbuhan,
sehingga tumbuhan bisa melakukan fotosintesis dengan bantuan sinar matahari dan
melalui proses yang rumit akhirnya tumbuhan mendistribusikan kebaikan dengan
menghasilkan oksigen yang menjadi peran penting sebagai sumber kehidupan mahkluk
hidup di bumi, khususnya manusia. Dengan oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan,
sehingga manusia dapat menghirup udara segar dan dapat menjalani kehidupan. Dan
manusiapun memiliki amanah untuk mendistribusikan kembali kebaikan dari tumbuhan
dengan memberikan kontribusi kebaikan kepada orang lain, karena apabila tidak,
maka manusia tersebut sudah mengkhianati amanah kebaikan yang telah dititipkan
oleh Tuhan melalui matahari, dan tumbuhan. Oleh karena itu izinkanlah saya
mendistribusikan kebaikan tersebut melalui sebuah tulisan ini.
Terima kasih yang tak terhingga kepada orang-orang hebat dan luar biasa di
sekitar saya yang bersedia menjadi sahabat dan guru kehidupan saya yang
mengajari banyak hal tentang hakikat dan makna kehidupan. Ayah saya yang luar
biasa dengan perjuangan kerasnya dapat membuat saya menikmati indahnya dunia
pendidikan, Ibu saya wanita bermental baja yang telah banyak memberikan motivasi
dan inspirasi bagi saya dalam menjalani hidup ini, juga adik-adik saya yang tak
henti-hentinya mewarnai kehidupan saya menjadi lebih meriah dan penuh warna,
Kawan-kawan di BKI Fikom Unpad, IMIKI Unpad, CTC 2006 Fikom Unpad, guru-
guru saya di Life University dan Succes University, juga rekan-rekan seperjuangan
di De Miracle 37 yang telah banyak mengajari saya tentang makna bersyukur dalam
hidup ini dan mengajari bahwa hidup ini terlalu indah untuk disia-siakan dengan
menjadi orang yang biasa-biasa saja.
LEBIH BAIK HIDUP SATU TAHUN SEBAGAI HARIMAU, DARIPADA HIDUP
SERIBU TAHUN SEBAGAI DOMBA!!
SALAM KEAJAIBAN!!!
Ari Hadipurnama
April 2010
Karena buku elektronik ini dibagikan secara gratis 100%, maka dengan
hormat Anda dimohon untuk melakukan beberapa hal supaya niat baik dari
penerbitan ini bisa tercapai :
- Apabila Anda mengutip cerita di buku ini, mohon cantumkan sumbernya
selalu. Yaitu “E-Book : Be a miracle person seri 1”. Terima kasih.
- Sampaikan informasi mengenai E-Book ini ke kawan-kawan Anda yang
menurut Anda penting dan Anda berniat sekali kawan Anda berubah. Siapa
tahu E-Book ini bisa jadi salah satu jalan atas perubahan kawan Anda.
- Setiap kali Anda merasa „down‟, baca kembali cerita-cerita dari E-Book ini,
siapa tahu bisa membantu dan menginspirasi Anda, agar bersemangat
kembali
© Copyright 2010 oleh De’Miracle 37
Anda diijinkan untuk menyebarkan, mengirim via e-mail, mencetak (print),
dan menaruh e-book ini di forum dan mailing list kepada siapa saja yang
Anda inginkan,
sepanjang Anda tidak menjualnya, mengubah, atau mengedit isinya.
MALAIKAT JUGA SIBUK
Salam Keajaiban!!!
Apa kabar teman-teman semua?? Pastinya saya yakin anda semua dalam keadaan
sehat dan dahsyat..
Dalam Notes kali ini, saya akan membagikan
sebuah cerita yang saya dapatkan dari seorang
teman saat saya mengisi Training di Puncak.
Ceritanya sederhana, namun ternyata sangat penuh
makna di dalamnya. Semoga cerita ini dapat
memberikan inspirasi bagi kita semua.
Pada suatu hari di suatu tempat di langit Ke
Tujuh, terdapatlah tiga buah gedung perkantoran,
dimana yang bekerja dalam kantor tersebut adalah
ribuan malaikat.
Suasana di gedung pertama, terlihat suasana kantor sangat sibuk, dimana ribuan malaikat
terlihat hilir mudik dan sangat sibuk dengan pekerjaannya. Ternyata gedung kantor itu
adalah tempat para malaikat bekerja mencatat semua permintaan manusia yang ada di
dunia. Di dalam kantor itu terlihat ribuan malaikat yang sangat sibuk untuk mencatat
semua permintaan dan doa dari manusia, kemudian para malaikat itu pergi untuk menemui
Tuhan dan memberikan laporan dari doa-doa dan permintaan setiap manusia yang ada di
dunia.
Suasana yang sama terlihat pula di gedung kantor kedua, dimana terlihat ribuan
para malaikat hilir mudik dan sangat sibuk dengan pekerjaannya. Ternyata di gedung
kantor kedua tersebut adalah tempat para malaikat mencatat dan menerima hasil dari
Tuhan, doa dan permintaan mana saja yang dikabulkan dan yang tidak dikabulkan.
Namun suasana yang kontras terlihat di gedung kantor ketiga, dimana suasananya
begitu hening dan sepi, dimana hanya terlihat beberapa malaikat saja yang bekerja di
dalam kantor tersebut. Ternyata gedung ketiga tersebut adalah tempat dimana para
malaikat bertugas mencatat setiap manusia yang bersyukur atas nikmat yang telah
diberikan Tuhan-Nya dan bersyukur atas doa dan permintaannya yang telah dikabulkan
oleh Tuhan.
Cerita diatas mungkin hanyalah sebuah ilustrasi, namun cerita tersebut seperti
menampar dan mengingatkan saya, ternyata hanya sedikit saja manusia yang bersyukur
atas segala nikmat yang sudah diberikan oleh Allah. Kebanyakan manusia hanya banyak
meminta dan menuntut, akan tetapi setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, mereka
lupa untuk bersyukur kepada Allah. Padahal Allah sudah berjanji dalam Firman-Nya bahwa :
Jika engkau bersyukur kepada-Ku, maka akan aku tambahkan Nikmat-Ku, namun apabila
engkau kufur atas Nikmat-Ku, maka sesungguhnya Azab-Ku sangat pedih.
Betapa ironisnya mendengar cerita
diatas, saat saya mendengar cerita tersebut
dari teman saya, saya langsung bertanya
kepada diri saya sendiri, “Apakah saya sudah
termasuk menjadi hamba yang bersyukur?”
atau justru sebaliknya saya adalah hamba yang
kufur atas segala nikmat yang telah Allah
berikan. Sungguh saat itu saya malu kepada
diri sendiri, karena ternyata saya masih jarang
bersyukur dan sering mengeluh kepada
keadaan dan situasi yang menimpa saya. Dan
saat itu saya berjanji kepada diri saya sendiri,
bahwa saya harus menjadi hamba yang
bersyukur atas apapun yang Allah berikan
kepada saya.
Nah, bagaimana dengan kalian teman-teman ? Sudahkah kalian menjadi hamba
yang bersyukur? Kalau sudah, saya bersyukur memiliki teman yang pandai bersyukur.
Namun apabila belum, mari kita sama-sama belajar untuk menjadi hamba yang pandai
bersyukur!!
Mari Bersyukur!!
MEMBERI TAK PERLU MEMILIH
Salam Keajaiban!!
Pada tulisan kali ini, saya ingin berbagi inspirasi dari pengalaman saya sendiri, yang
mungkin teman-teman pun sering mengalaminya. Ya, mungkin teman-teman sering melihat
pengemis yang sering meminta-minta, baik itu saat sedang berada dalam angkutan umum
atau saat sedang berhenti di lampu merah. Lalu pertanyaannya, apa yang ada dalam pikiran
teman-teman saat melihat seorang pengemis?
Mungkin setiap dari kita memiliki
pemikiran dan pandangan masing-masing. Ada
yang merasa iba saat melihat pengemis
tersebut meminta-minta, dan rela kehujanan
maupun kepanasan saat melakukan pekerjaannya
itu. Mungkin ada juga dari kita yang merasa
risih, karena menurut kita mengemis adalah
perbuatan yang sangat kita hindari, dan sangat
dekat kaitannya dengan kemalasan, kemiskinan
dan kebodohan.
Terlepas dari itu semua, kedua pendapat tadi tidaklah ada yang benar ataupun
salah, karena bergantung pada pandangan dan persepsi teman-teman sendiri terhadap
pengemis. Saya sendiri pun sangat tidak setuju dengan perbuatan mengemis, namun apabila
saya berpikir dan merenung, saya bersyukur karena saya termasuk orang yang beruntung
bisa hidup dengan berkecukupan tanpa harus ikut mengemis dan meminta-minta belas
kasihan kepada orang lain untuk meneruskan hidup.
Saya ingin mengajak teman-teman untuk merenung, bahwa betapa beruntungnya diri
kita memilliki tempat tinggal yang menjaga diri kita dari kehujanan dan kepanasan, betapa
beruntungnya diri kita memiliki keluarga dan orang tua yang menyayangi kita sehingga mau
menghidupi diri kita dan membiayai pendidikan kita dari SD sampai kuliah. Sehingga diri
kita memiliki kehidupan yang lebih baik dan lebih beruntung dibandingkan saudara-saudara
kita yang terpaksa memilih hidupnya menjadi pengemis. Kenapa saya bilang para pengemis
“terpaksa” memilih hidupnya menjadi pengemis? Karena apabila mereka ditanya, kenapa
mereka mau mengemis? Mereka pun sebenarnya tidak mau memilih hidupnya menjadi
pengemis. Namun karena alasan tuntutan ekonomi yang menghimpit, pendidikan mereka
yang rendah, sampai betapa sulitnya mencari lapangan pekerjaan, akhirnya mereka
terpaksa mengambil jalan hidupnya menjadi seorang pengemis.
Terlepas dari benar atau salah semua alasan yang mungkin mereka anggap benar
untuk menguatkan alasan mereka untuk mengemis, saya ingin mengajak teman-teman
melihat dari sudut yang berbeda. Ya, karena saya melihat pengemis dari sudut pandang
yang berbeda. Bagi saya, pengemis adalah salah satu objek yang menjadi sasaran saya
untuk melakukan kebaikan. Oleh karena itu, saya mengajak teman-teman, mengapa kita
tidak melihat saja dari sudut pandang, bahwa pengemis adalah objek kita untuk melakukan
kebaikan. Apalah susahnya bagi kita untuk menyisihkan sedikit uang kecil atau uang receh
yang ada di kantong kita untuk diberikan kepada pengemis. Tidak perlu menghitung
besarnya uang yang kita keluarkan, atau untuk apa uang itu akan digunakan si pengemis,
atau merasa khawatir kita akan membuat si pengemis semakin malas. Tapi cukup berpikir
saja, saya ingin melakukan kebaikan dengan berbagi dan memberi. Karena untuk berbagi
dan memberi, kita tidak perlu melihat dan memilih-milih kepada siapa kita berbagi, tapi
cukup mengetahui bahwa Tuhan melihat dan mencatat apa yang kita kerjakan.
Nah teman-teman, kalau kita sudah melihat dari sudut pandang seperti itu, sungguh
yang ada dalam pikiran kita adalah bersyukur, dan mewujudkan rasa syukur itu dengan
memberi. Karena memberi merupakan salah satu wujud rasa syukur kita atas nikmat yang
diberikan Allah kepada kita. Dan rasa syukur itu seperti otot yang akan semakin besar dan
mengembang apabila sering dilatih dan digunakan. Oleh karena itu, dengan memberi, kita
melatih otot syukur kita untuk menjadi orang yang dermawan. Memberi tidak harus dalam
bentuk materi yang besar, namun lebih baik apabila kita melakukannya dengan konsisten
walaupun kecil.
Mari kita sama-sama berlatih untuk memperbesar otot syukur kita dengan berbagi
dan memberi kepada orang-orang yang membutuhkan, yang begitu banyak tersebar di
sekitar kita. Mungkin yang kita berikan kecil dan tidak berarti bagi diri kita, tetapi bisa
jadi hal kecil yang kita berikan sangat berarti dan bernilai bagi orang lain.
Selamat berbagi dan memberi kepada orang lain!!!
KISAH ANAK DAN PAPAN KAYU
Salam Keajaiban!!
Apa kabar teman-teman yang baik? Apa yang sudah anda lakukan hari ini? Saya
yakin hari ini adalah hari yang indah, dan sudah sepantasnya hari yang indah ini kita isi
dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat.
Dalam kesempatan kali ini, saya ingin
menceritakan sebuah kisah inspirasi
mengenai dampak dari kekuatan kata-
kata. Semoga kita bisa mengambil
inspirasi dari kisah ini, dan menjadi lebih
bijak dalam memilih kata-kata yang kita
ucapkan.
Alkisah, ada seorang anak yang memiliki sifat pemarah dan sering mengeluarkan
kata-kata yang kasar. Karena sifatnya itu, anak tersebut menjadi dijauhi oleh teman-
temannya. Si anak yang menyadari akan sifatnya, ingin merubah sifat buruknya yang
pemarah itu. Maka pada suatu hari, sang anak pun bertanya kepada ayahnya. “Ayah
bagaimana caranya agar aku bisa menghilangkan sifat pemarahku dan kebiasaanku
mengatakan kata-kata kasar?” Sang ayah dengan bijaksana kemudian mengajak anaknya
untuk berjalan ke halaman belakang rumah, kemudian mengambilkan sepotong papan dan
beberapa puluh paku. Sang ayah pun berkata, “Anakku, setiap kamu marah dan
mengeluarkan perkataan kasar kepada orang lain, maka tancapkan satu buah paku di papan
ini, apabila kamu marah, tancapkan paku di papan ini. Terus tancapkan paku di papan ini
setiap kamu marah dan mengeluarkan kata kasar. Apabila kamu sudah bisa menahan
marahmu dan tidak menancapkan paku di papan ini, maka datanglah lagi ke ayah.”
Kemudian sang anak pun mengikuti perkataan ayahnya, setiap dia marah dan
mengeluarkan perkataan kasar, maka dia menancapkan paku di papan tersebut. Hal itu
terus dilakukan sang anak, sampai pada hari itu dia telah menancapkan lima puluh paku di
papan tersebut. Hari demi hari berlalu, dan setiap harinya semakin sedikit paku yang
ditancapkannya ke papan tersebut. Sampai suatu hari sang anak telah berhasil tidak
menancapkan paku di papan tersebut. Maka sang anak kemudian dengan senang hati
mendatangi ayahnya dan berkata, “Ayah, aku sudah berhasil menahan amarahku dan tidak
menancapkan paku lagi di papan ini.” Sang ayah dengan bijak berkata, “Belum selesai
anakku, tugasmu sekarang adalah setiap kau berhasil menahan amarahmu dan kata-kata
kasar dari mulutmu, maka cabutlah sebuah paku. Setiap kau menahan amarahmu, cabutlah
sebuah paku. Lakukanlah terus sampai semua paku tercabut dari papan ini.”
Maka sang anak pun menuruti perkataan ayahnya. Setiap dia berhasil menahan
amarah dan perkataan kasarnya, dia mencabut sebuah paku. Hal itu terus sang anak
lakukan, sampai suatu hari seluruh paku yang tertancap di papan telah berhasil dicabut.
Kemudian sang anak pun mendatangi kembali ayahnya. “Ayah, aku sudah berhasil menahan
amarah dan perkataanku. Lihatlah ayah! Seluruh paku yang tertancap di papan sudah
berhasil aku cabut semua.” Kemudian sang ayah dengan penuh kebijaksanaan berkata, “Ya
betul anakku, engkau telah berhasil mencabut semua paku di papan itu, tapi coba kau lihat!
Apakah papan itu masih dalam keadaan baik seperti semula? Tidak anakku, papan ini sudah
rusak dan bolong-bolong karena paku yang pernah kau tancapkan. Sama halnya seperti
hati seseorang. Kata-kata yang menyakiti ibarat sebuah paku yang menancap pada sebilah
papan, mungkin engkau bisa mencabut paku tersebut dengan meminta maaf. Akan tetapi,
lubang di papan tersebut tidak akan pernah bisa menjadi hilang. Maka, berhati-hatilah
dengan perkataan yang kau ucapkan!”
Nah, teman-teman yang baik,dari cerita tersebut kita dapat mengambil sebuah
pelajaran mengenai dampak dari kata-kata. Mungkin baik secara sadar maupun tidak
sadar, kita sering mengucapkan kata-kata yang melukai perasaan orang lain. Bisa jadi
kata-kata kasar atau hinaan yang kita ucapkan bagaikan sebuah paku yang menancap di
hati orang tersebut. Mungkin kita bisa mencabut kembali paku yang tertancap di hati
orang tersebut dengan meminta maaf, akan tetapi luka di hatinya tidak akan bisa sembuh
seperti sedia kala. Butuh waktu dan proses yang lama untuk menyembuhkan sebuah luka di
hati.
Kata-kata yang buruk dapat memberikan luka, menjadikan orang sakit, bahkan
dapat membunuh kehidupan seseorang. Sebaliknya perkataan yang baik dapat
menyembuhkan dan membangun seseorang. Seperti sebuah pepatah yang mengatakan
“Mulutmu Adalah Harimaumu”. Kita setiap hari melakukan sebuah pilihan, kata-kata mana
yang ingin kita masukkan ke dalam raga kita dan orang lain. Karena kata-kata, kita dapat
membuat orang lain menjadi bahagia, semangat dan gembira. Atau juga sebaliknya, kata-
kata kita dapat membuat orang lain menjadi sedih, tertekan dan sakit. Hal ini merupakan
pilihan penting, dan kita membuat pilihan ini setiap hari.
Ada sebuah nasihat bijak dari William Carleton yang mengatakan, “Berhati –
hatilah dengan api adalah nasihat baik yang kita ketahui. Berhati – hatilah dengan kata –
kata adalah nasihat yang sepuluh kali lebih baik.”
Oleh karena perkataan adalah pilihan, sekarang sadari kekuatan yang dimiliki oleh
kata-kata anda, sehingga anda dapat memilihnya dengan bijaksana.
Maka, berhati-hatilah dengan kata-kata yang anda ucapkan!!!
JENDELA RUMAH SAKIT
Salam Keajaiban!!
Apa kabar teman-teman yang baik? Pastinya saya yakin anda sehat dan dalam
kondisi terbaik dalam menjalani hidup yang luar biasa indah ini. Dalam notes kali ini izinkan
saya membagikan sebuah cerita yang pernah saya baca. Cerita ini sangat menginspirasi
saya dalam memilih dan menggunakan kata-kata yang saya ucapkan. Semoga cerita ini bisa
menjadi inspirasi bagi kita semua.
Pada suatu hari, di sebuah kamar rumah sakit di sebuah kota
kecil, terdapatlah dua orang pasien laki-laki yang sudah cukup
berumur dan mereka mengalami sakit keras. Hari demi hari berlalu,
setiap hari mereka saling bercakap-cakap dan bercengkerama selama
berjam – jam. Mereka membicarakan banyak hal mengenai istri,
keluarga, anak, hobi, pekerjaan, sampai tempat-tempat yang pernah
mereka kunjungi. Lelaki pertama yang tempat tidurnya agak jauh dari
jendela memiliki penyakit yang cukup parah, sehingga tidak
memungkinkan dirinya untuk bangun dari posisi berbaring. Sedangkan
lelaki kedua yang tempat tidurnya tepat disamping jendela,
mengharuskan dirinya duduk selama satu jam di setiap sore untuk
menjalani terapi pembersihan paru-parunya. Dan saat lelaki kedua
tersebut menjalani terapi paru-parunya, lelaki tersebut selalu
melihat keluar jendela, dan menceritakan apa yang dilihatnya kepada
sahabatnya sang lelaki pertama.
“Di luar jendela, tampak sebuah danau yang dikelilingi dengan taman yang dihiasi
oleh bunga-bunga yang berwarna-warni sangat indah. Terlihat angsa-angsa yang berenang
di danau dengan sangat cantik, dan beberapa anak-anak yang sedang bermain dan
berlarian di pinggir danau. Beberapa pasangan terlihat berjalan bergandengan di tengah
taman yang dipenuhi bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman
itu dan membuat taman itu terlihat sangat teduh. Jauh di atas sana terlihat langit yang
berwarna merah jingga. Sungguh sebuah senja yang indah.”
Lelaki kedua tersebut menceritakan semua yang dilihatnya dengan sangat detail
dan jelas. Sedangkan lelaki pertama berbaring memejamkan mata membayangkan semua
pemandangan indah yang ada di luar jendela tersebut. Perasaannya menjadi lebih tenang
dalam menghadapi hari-harinya di rumah sakit. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, dan
rasa percaya dirinya menjadi bangkit.
Pada suatu sore yang lain, lelaki kedua menceritakan ada karnaval yang sedang
melintasi taman tersebut, suasananya sangat ramai dan meriah. Dari anak kecil sampai
orang tua ikut meramaikan acara karnaval tersebut dengan mengenakan bermacam-macam
kostum yang lucu dan unik. Meskipun lelaki pertama tidak dapat melihat dan mendengar
suara karnaval tersebut, namun ia dapat melihatnya dari pandangan mata sahabatnya yang
menggambarkan semua itu dengan kata-kata yang indah.
Begitulah seterusnya, hari demi hari terlewati, sampai akhirnya satu minggu telah
berlalu.
Suatu pagi, saat perawat membawakan sebaskom air hangat untuk mandi, perawat
tersebut mendapatkan lelaki kedua yang tempat tidurnya dekat jendela telah meninggal
dunia dengan tenang di dalam tidurnya. Perawat itu lalu memindahkan tubuh lelaki kedua
tersebut ke ruang jenazah. Lelaki pertama yang mengetahui sahabatnya telah meninggal
dunia pun menjadi sedih. Kemudian lelaki pertama itu meminta kepada perawat agar ia
dapat dipindahkan ke tempat tidur dekat jendela itu. Perawat pun menuruti kemauannya
dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Setelah semuanya beres,
perawat pun meninggalkan sang lelaki pertama sendirian di dalam kamarnya.
Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun dari
posisi tidurnya. Ia ingin sekali melihat keindahan dunia luar yang menantinya melalui
jendela itu. Betapa bahagia hatinya, akhirnya dia bisa melihat sendiri semua keindahan
yang pernah diceritakan oleh sahabatnya. Dengan perasaan tegang dan penuh rasa
penasaran, dia melongokkan kepalanya ke luar jendela di samping tempat tidurnya. Namun
apa yang dilihatnya? Pria itu terlihat sangat kaget dan bingung dengan apa yang dilihatnya.
Ya, ternyata dia hanya melihat sebuah TEMBOK KOSONG dibalik jendela itu.
Lelaki itu berseru memanggil perawat, dan menanyakan apa yang membuat
sahabatnya yang sudah wafat bercerita seolah-olah melihat sebuah pemandangan yang
sangat indah di balik jendela itu. Kemudian perawat pun menjelaskan, bahwa lelaki yang
sudah wafat tersebut sesungguhnya adalah seseorang yang buta, yang bahkan tidak bisa
melihat tembok sekalipun.
“Barangkali, ia ingin memberikanmu semangat hidup.” kata perawat itu.
***
Nah, sahabat-sahabat yang baik, dari cerita tersebut kita bisa mengambil sebuah
pelajaran berharga bahwa setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang
mendengarnya. Saya percaya, dalam setiap kata memiliki kekuatan yang kuat, bahkan
kekuatan sebuah kata dapat merubah sebuah kehidupan seseorang, bahkan merubah dunia.
Saya terinspirasi dengan kutipan kata dari Dale Carnegie yang mengatakan “Dengan
kekuatan Anda, dengan mudah Anda dapat meningkatkan jumlah kebahagiaan di dunia
sekarang. Bagaimana? Dengan memberikan kata-kata penghargaan yang tulus kepada
seseorang yang kesepian atau sedang putus asa. Mungkin esok hari Anda lupa dengan kata
– kata baik yang Anda ucapkan hari ini, tetapi si penerima akan mengingatnya seumur
hidup.”
Saya percaya bahwa kata-kata yang santun, penuh motivasi, bernilai dukungan,
akan memberikan kontribusi positif dalam kehidupan manusia. Kata-kata positif yang
membangkitkan semangat, tutur kata yang membangun selalu menghadirkan sisi terbaik
dalam kehidupan.
Maka, marilah kita memberikan kata-kata positif kepada dunia sekitar kita, maka
lihatlah! Dunia akan memberikan keajaiban kepada kita.
Selamat memberikan perkataan positif kepada dunia anda!!!
SENYUMMU BEGITU BERARTI
Salam Keajaiban!!!
Apa kabar teman-teman yang baik? Pastikan diri anda berada dalam performa
puncak dan penuh semangat dalam mengisi segala aktivitas anda hari ini. Karena anda
sendirilah yang menentukan ingin menjadi seperti apa anda hari ini.
Pada tulisan saya kali ini, saya ingin menceritakan pengalaman saya sendiri
mengenai arti sebuah senyuman. Nah , teman-teman. Sebelum saya memulai ceritanya,
saya ingin menanyakan kepada anda, “Apa arti dari sebuah senyuman bagi anda?” dan
“Berapa harga dari sebuah senyuman?” Saya tidak akan memberikan jawaban atas dua
pertanyaan tersebut, jadi silahkan anda menjawab sendiri pertanyaan tersebut menurut
persepsi anda..
Saya sebenarnya adalah orang yang sangat susah untuk tersenyum. Bukan karena
saya tidak tau apa manfaat dari senyum, tapi mungkin karena saya tidak terbiasa saja.
Padahal sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa tersenyum dapat membuat
seseorang awet muda, sehat, panjang rezeki, banyak teman, dan hal positif lainnya.
Bahkan dalam ajaran agama Islam pun mengatakan bahwa senyum adalah sedekah. Jadi
sebenarnya tidak ada alasan yang membuat kita untuk tidak tersenyum. (Kecuali
tersenyum dan tertawa sendiri tentunya.) Mungkin karena sifat saya yang memang
pendiam dan jarang tersenyum, terkesan dingin, cuek dan semacamnya membuat orang
lain yang baru mengenal saya mengatakan saya sombong, dan prasangka negative lainnya.
Sampai akhirnya saya memutuskan untuk membuat orang lain merubah pandangan
dan persepsinya terhadap saya. Ya, saya telah memutuskan untuk menjadi orang yang
lebih hangat dan bersahabat. Bagaimana caranya? Salah satunya adalah saya selalu
tersenyum dan berusaha menyapa orang lain lebih dahulu. Siapa pun itu. Hal ini sudah
saya praktekkan selama lima hari belakangan ini. Saya selalu menyapa dan memberikan
senyuman yang tulus kepada setiap orang yang saya temui, walaupun saya tidak mengenal
orang itu.
Berawal dari pagi hari, saat saya mau berangkat menuju tempat saya melakukan
job training di Telkom Learning Center. Saat saya melangkahkan kaki, saya menyapa dan
memberikan senyuman tulus kepada penjaga warung, kemudian saya bertemu dengan
seorang bapak yang sedang menyapu halaman rumahnya dan melakukan hal yang sama,
kemudian bertemu dengan pedagang bubur lalu melakukan hal yang sama, sampai dengan
sesama pejalan kaki saat berpapasan. Ternyata ada hal berbeda yang saya rasakan hari
itu, sebuah perasaan bahagia, semangat dan penuh rasa optimis dalam menghadapi hari
itu tatkala saya menerima balasan dari senyuman yang saya berikan, dibalas dengan
senyuman pula. Sungguh suatu pagi yang indah. Dan keindahan hari itu terus berlanjut
saat saya tiba di kantor dan melakukan hal yang sama kepada orang yang saya temui,dari
satpam yang menjaga gerbang, atasan di kantor, sesama karyawan, sampai kepada teteh
dan aa yang berdagang di kantin.
Nah, lalu apa yang terjadi? Luar biasa, hari kedua dan ketiga saya tetap
melakukan hal yang sama, yaitu saya menyapa setiap orang yang saya temui dan
memberikan senyuman yang tulus. Lalu pada pagi hari ini, saya menerima hal yang
sebaliknya. Setiap saya bertemu dengan seseorang, orang itu justru menyapa saya
duluan dan memberikan senyuman kepada saya. Padahal ada beberapa orang yang belum
pernah saya temui, namun menyapa dan tersenyum kepada saya. Luar biasa!! Ternyata
hukum timbal balik benar-benar berlaku dan berkerja di kehidupan ini.
Disinilah saya baru mengerti arti dari senyuman. Ternyata senyuman merupakan
sebuah pembentuk kepribadian dan konsep diri seseorang. Pantas saja selama ini saya
sering dibilang sombong dan dingin karena memang saya sangat jarang tersenyum.
Bukankah lebih baik apabila orang mengenal diri kita sebagai orang yang ramah dan
bersahabat karena selalu tersenyum?
Senyuman juga dapat merubah suasana kehidupan kita. Percaya? Coba saja,
ketika anda baru bangun tidur, anda tersenyum kepada dunia anda dan katakan bahwa
hari ini adalah hari yang indah dan saya akan menjalani hari ini dengan bahagia dan penuh
senyuman. Silahkan anda praktekkan sendiri, lalu lihat apa yang akan terjadi.
Atau anda bisa melakukan hal yang sebaliknya, silahkan ketika anda terbangun di
pagi hari anda katakan “Hari ini adalah hari yang buruk dan sial.” Lalu anda coba untuk
memasang wajah cemberut pada hari itu. Lalu lihat apa yang akan terjadi.
Saya sudah pernah mencoba mempraktekan kedua hal tersebut. Dan ternyata
hasilnya sungguh berbeda. Ternyata memulai hari dengan senyuman menjadikan “Hidup
lebih Hidup”. Karena dengan kita memberikan senyuman kepada dunia sekitar kita, maka
dunia akan membalas dengan senyuman. Namun apabila kita memaki dan menyalahkan
dunia, maka dunia pun akan membalas dengan hal yang sama.
Anda tidak percaya? Buktikan saja sendiri.
Teman-teman yang baik, tersenyum bukan hal yang sulit dilakukan. Namun
seringkali kita terlalu kikir dan pelit untuk memberikan sesuatu kepada orang lain.
Bahkan hanya sekedar memberikan sebuah senyuman. Mungkin senyuman yang kita
berikan kepada orang lain tidak berarti apa-apa bagi diri kita. Tapi bagi seseorang,
mungkin senyuman yang kita berikan bisa menjadi sebuah kehidupan bagi dirinya.
Jadi, jangan pelit untuk tersenyum. Dan buatlah orang lain ikut tersenyum karena
senyum anda. Mumpung senyum masih gratis.
Selamat tersenyum!!! ^_^
TENTANG WAKTU
Salam Keajaiban!
Teman-teman yang baik, apa kabar anda pada hari ini? Apakah anda sudah memiliki
rencana hari ini? Pastikan anda sudah memiliki rencana untuk mengisi hari ini. Karena
sangat sayang apabila waktu yang sangat berharga, terbuang percuma karena anda tidak
memiliki suatu rencana dan hanya menghabiskan waktu hari ini hanya untuk tidur dan
bermalas-malasan tanpa melakukan suatu aktivitas yang berguna.
Teman-teman yang baik, apa yang
terpikir dalam pikiran anda ketika
mendengar kata “Waktu”? Mengapa saya
menanyakan tentang waktu dan apa
rencana anda hari ini. Tidak lain, karena
saya ingin mengajak anda untuk belajar
menghargai waktu.
Ya, beberapa minggu yang lalu saya baru mendapatkan sebuah ilmu yang sangat
berharga dari teman saya mengenai ilmu manajemen waktu. Dimana saya baru menyadari
ternyata saya selama ini sudah banyak membuang waktu produktif hanya untuk melakukan
hal-hal yang tidak bermanfaat dan berguna.
Teman-teman yang baik, kita sama-sama mengetahui bahwa kita memiliki waktu yang
sama dengan orang lain. Ya, kita sama-sama memiliki waktu 24 jam dalam sehari. Apakah
ada dari anda yang memiliki waktu lebih atau kurang dari 24 jam dalam sehari? Saya rasa
tidak. Tapi pertanyaannya, kalau kita memiliki jumlah waktu yang sama, mengapa ada orang
yang sangat sibuk seolah-olah waktu 24 jam terasa sangat kurang bagi mereka, atau ada
orang yang memiliki waktu sangat senggang, bahkan bagi mereka waktu 24 jam terasa
sangat lama karena mereka tidak tahu apalagi yang harus mereka lakukan untuk mengisi
waktu mereka yang sangat kosong.
Saya jadi teringat sebuah ilustrasi dari buku yang pernah saya baca yang
mengatakan, apa yang akan anda lakukan apabila anda menjadi seorang penumpang taksi.
Lalu anda ditanya oleh supir taksi “Mau kemana pak/bu?” Lalu karena anda tidak tahu
tujuan anda, anda mengatakan, “Terserah bapak saja”. Lalu kira-kira apa respon dari supir
taksi menurut anda? Mungkin sang sopir taksi langsung pergi meninggalkan anda karena
mengira anda stress atau gila. Bisa juga anda diajak berkeliling-keliling kemudian anda
diturunkan di depan rumah sakit jiwa atau di depan kantor polisi. Atau kalau sang sopir
cerdas, mungkin menanyakan anda punya uang berapa? Lalu mengajak anda berputar-putar
sampai argo di taksinya mencapai jumlah uang yang anda punya, lalu menurunkan anda di
tempat yang dia mau. Lalu apakah anda sampai di tujuan anda? Tentu saja tidak, karena
anda sendiri tidak tahu kemana tujuan anda.
Ilustrasi tersebut sangat menggambarkan realitas yang ada pada saat ini, dimana
banyak orang-orang yang seperti “Mayat-mayat yang berjalan”. Maksud dari kata saya
“mayat yang berjalan” adalah orang-orang yang bernafas tapi tidak memiliki kehidupan.
Atau saya sering menyebutnya “Orang yang tidak memiliki impian”. Karena bagi saya orang
yang tidak memiliki impian sama saja dengan tidak memiliki kehidupan. Ya, saat ini banyak
sekali orang-orang yang tidak mengetahui apa tujuan hidupnya, tidak memiliki impian dan
visi hidup. Kebanyakan orang memiliki moto hidup sederhana yaitu “Jalani saja hidup
seperti air yang mengalir”. Atau “Ikuti saja kemana angin berhembus.” Hanya sekedar ikut-
ikutan, tanpa memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya. Kebanyakan dari mereka beralasan
hidup ini cuma sekali, jadi hidup tidak perlu diambil pusing, jalani saja hidup dengan santai.
Atau ada juga yang pernah bilang kepada saya bahwa hidup didunia hanya sementara, jadi
buat apa ngotot untuk mengejar dunia. Yang penting adalah beribadah untuk mengejar
akhirat. Apakah teman-teman pernah bertemu dengan orang-orang yang berkata seperti
itu? Ya, pasti banyak orang-orang yang berkata seperti itu. Justru kalau kita tahu hidup
itu hanya sekali, seharusnya kita semakin bersungguh-sungguh dalam memaksimalkan
kesempatan hidup yang hanya satu kali. Dan karena hidup didunia hanya sementara sudah
sepantasnya kita memaksimalkan dunia ini sebagai ladang untuk bertanam kebaikan dan
menebar manfaat kepada orang lain sebanyak-banyaknya agar di akhirat nanti kita tinggal
menuai hasil kebaikan yang telah kita tanam di dunia. Bukankah sebaik-baiknya manusia
adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain? Jadi alangkah picik dan sempitnya pikiran
kita, jika kita berpikir hidup ini hanya untuk kepentingan sendiri tanpa mau memikirkan
orang lain.
Teman-teman yang baik, kita dianugrahi oleh Tuhan sebuah otak yang sangat
cemerlang, juga tubuh yang luar biasa dan bisa kita gerakkan sesuai keinginan kita, tidak
lain karena Tuhan telah memberikan anugrah yang hebat kepada setiap manusia agar
manusia mengeluarkan potensi terbaiknya untuk melakukan kebaikan dan menebar rahmat
di dunia ini. Coba bayangkan apabila anda menciptakan sebuah mesin atau robot yang
sangat canggih, dan ketika robot itu anda perintahkan untuk melakukan sesuatu, robot itu
menolak permintaan anda. Apa yang anda rasakan? Mungkin anda akan merasa marah dan
kecewa karena sesuatu yang anda buat tidak dapat memenuhi keinginan anda. Begitupun
dengan Tuhan. Kita sudah diberikan teknologi tercanggih yang diciptakan Tuhan pada diri
kita, namun kita tidak mau mengoptimalkan potensi yang ada pada diri kita bahkan menyia-
nyiakannya. Sungguh terlalu. Pantas saja kalau Tuhan murka dan banyak menimpakan azab
kepada manusia. Mungkin itu adalah suatu teguran kepada kita sebagai manusia untuk
berhenti menyia-nyiakan potensi kebaikan yang ada dalam diri kita.
Teman-teman yang baik, bukankah Tuhan sudah memperingatkan kita dalam Al-
Qur‟an surat Al-Asr yang mengatakan : Demi Masa. Sesungguhnya manusia berada dalam
kerugian. Kecuali orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan serta saling menasihati
untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. Dari surat tersebut kita bisa
mengambil sebuah pelajaran penting apabila kita termasuk orang-orang yang menggunakan
akal dan pikiran. Ya, Allah memberikan peringatan kepada manusia bahwa sebenarnya kita
semua dalam keadaan merugi dan bangkrut. Kecuali orang-orang beriman yang
memanfaatkan waktunya untuk saling berbuat kebaikan dan saling menasehati dalam
kebaikan.
Nah, sekarang pertanyaannya adalah , Apakah kita termasuk orang yang berada
dalam kerugian? Atau kita termasuk orang yang beruntung karena mampu memanfaatkan
waktu yang diberikan Tuhan untuk saling berbuat kebaikan dan saling menasehati dalam
kebaikan? Ya, silahkan jawab dalam hati teman-teman sendiri saat ini berada dalam
golongan orang yang merugi atau yang beruntung?
Kalau saat ini anda sudah merasa waktu anda sudah banyak digunakan untuk berbuat
kebaikan, maka bersyukurlah dan jangan cepat berpuas diri. Tapi teruslah konsisten
melakukan kebaikan itu hingga kelak waktu kita habis di dunia. Namun apabila anda merasa
bahwa waktu anda selama ini sudah dihabiskan dengan hal yang sia-sia dan tidak memberi
manfaat bagi diri sendiri ataupun orang lain. Maka bersyukurlah, karena hari ini anda
diingatkan oleh tulisan ini untuk berubah menjadi orang yang lebih menghargai waktu.
Lalu, apa yang akan anda lakukan setelah membaca tulisan ini? Apakah anda hanya
menganggap ini hanya sebuah tulisan yang tidak bermakna apa-apa? Atau sebaliknya,
tulisan ini menjadi sebuah teguran bahkan tamparan bagi anda dan membuat anda tersadar
untuk mengisi waktu dengan hal yang penuh manfaat. Itu semua sepenuhnyaadalah
keputusan anda untuk berubah atau tidak. Kalau anda memutuskan untuk tidak berubah,
dan tetap melanjutkan hidup tanpa makna, maka yang anda lakukan hanya membawa
kerugian bagi diri anda sendiri dan orang lain di sekitar anda. Namun jika anda memutuskan
untuk berubah dan mengisi hidup ini dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk
menebar kebaikan, maka anda telah membantu saya, diri anda sendiri, keluarga anda,
masyarakat anda, Negara anda, bahkan juga orang lain di dunia untuk membuat dunia ini
menjadi lebih baik daripada saat ini.
Selamat mengisi waktu anda untuk menebar kebaikan!!!
Bekasi, 12/03/2010
PELAJARAN DARI CICAK
Salam Keajaiban!!!
Teman-teman yang baik, saya ingin mengajak anda semua belajar dari salah satu
mahkluk yang pernah Allah ciptakan di muka bumi ini. Saya yakin anda semua pernah
mendengar nama mahkluk yang satu ini. Dinosaurus. Ya, itu nama mahkluk tersebut, pasti
anda sering mendengar namanya bukan? Atau memiliki bayangan seperti apa mahkluk yang
disebut dinosaurus melalui film-film buatan Holywood seperti Jurassic Park salah satunya.
Walaupun pastinya anda belum pernah secara langsung melihat dinosaurus, karena memang
dinosaurus dan manusia hidup di zaman yang berbeda. Apa yang ada dalam pikiran anda saat
membayangkan dinosaurus? Mungkin yang ada dalam pikiran anda saat mendengar
dinosaurus adalah hewan reptile raksasa yang sangat besar, kuat dan ganas yang pada saat
itu menjadi penguasa di bumi ini. Namun yang ada saat ini, kita hanya bisa melihat fosil-
fosil tulangnya atau jejak kakinya saja yang sudah membatu dan menjadi fosil. Ya, karena
dinosaurus telah punah dari bumi ini yang diakibatkan oleh bencana alam terbesar yang
pernah ada di zamannya pada saat itu. Akibat bencana alam batu meteor yang jatuh ke
bumi pada saat itu mengakibatkan perubahan iklim dan cuaca yang sangat ekstrem di bumi.
Yang kemudian dinosaurus tidak dapat bertahan dan akhirnya punah.
Teman-teman yang baik, ironis bukan
melihat kisah dinosaurus yang kita tahu sebagai
binatang reptile yang besar, kuat, ganas dan
menjadi mahkluk terkuat dan terbesar di bumi
pada saat itu, akhirnya punah karena tidak
mampu beradatapsi dengan lingkungannya.
Namun teman-teman, saya ingin mengajak anda
belajar juga dari salah satu mahkluk ciptaan
Allah yang lain, yaitu cicak. Saya yakin kalau
binatang yang satu ini pasti anda semua pernah
melihatnya.
Ternyata Cicak yang sering kita lihat di dinding rumah kita sudah ada pada zaman
dinosaurus dahulu. Kalau kita melihat cicak jelas-jelas salah satu reptile yang jauh lebih
kecil dan lebih lemah dibandingkan dinosaurus.
Namun kok dinosaurus yang besar dan
kuat akhirnya punah? Sedangkan cicak yang
kecil dan lemah masih bisa hidup sampai saat
ini? Ya, karena dinosaurus tidak memiliki
kemampuan yang dimiliki cicak. Yaitu
kemampuan beradatapsi dengan lingkungannya,
sehingga kita melihat cicak dapat hidup
dimanapun dan dalam lingkungan apapun.
Kita bisa melihat luar biasanya cicak beradatapsi, sehingga kita bisa melihat
hampir di setiap rumah dan bangunan manapun cicak selalu menunjukkan keberadaannya.
Baik itu di bangunan yang besar, mewah dan kokoh bahkan sampai gubuk tereyot sekalipun
pasti ada cicak disitu. Itu adalah pelajaran pertama yang bisa kita ambil dari cicak
tentang bagaimana beradatapsi terhadap perubahan dalam hidup. Bahwa dalam hidup tidak
cukup memiliki tubuh yang besar dan kuat seperti dinosaurus, tapi jadilah seperti cicak
yang mampu bertahan dan beradatapsi terhadap rintangan dan tantangan sebesar apapun.
Teman-teman yang baik, pelajaran kedua yang bisa kita ambil dari cicak adalah
tentang kesabaran. Apakah anda tahu makanan cicak? Ya, makanan cicak adalah nyamuk.
Kalau kita berpikir secara logika atau kita merasakan bagaimana menjadi cicak mungkin
kita akan protes terhadap Tuhan. Bagaimana mungkin cicak yang tidak memiliki sayap dan
tidak bisa terbang harus menangkap seekor nyamuk yang memiliki sayap dan bisa terbang?
Namun ternyata cicak tidak pernah mengeluh maupun protes terhadap Tuhan karena harus
menangkap nyamuk yang bisa terbang. Dengan penuh kesabaran dan ketenangan cicak terus
menunggu sampai ada nyamuk yang terbang mendekat dirinya baru kemudian cicak
mengejarnya dan memakan nyamuk tersebut. Luar biasa bukan cicak dengan kesabarannya
bisa terus bertahan menunggu sampai mangsanya mendekat, tidak peduli selama apapun dia
harus menunggu. Karena cicak tahu bahwa Tuhan itu adil dan tidak akan zhalim terhadap
mahkluknya. Makanya cicak tidak menyerah dan terus sabar menunggu, karena cicak tahu
bahwa pasti akan ada nyamuk yang mendekatinya kalau dia tetap bersabar. Coba anda
bayangkan, cicak saja mengerti tentang ilmu sabar dan pantang mengeluh walaupun tidak
pernah belajar. Tapi kita sebagai manusia sering sekali mengeluh dan menganggap Tuhan
tidak adil padahal baru mendapat cobaan dan ujian yang kecil saja. Maka belajarlah dari
cicak mengenai kesabaran, pantang menyerah dan pantang mengeluh.
Pelajaran ketiga yang bisa kita dapatkan dari cicak adalah mengenai pengorbanan.
Tahukah anda bagaimana cara cicak untuk mempertahankan hidup dari musuh maupun
pemangsanya? Ya, cicak memiliki cara yang unik dalam mempertahankan hidup dari
serangan musuh maupun pemangsanya. Yaitu dengan memutuskan ekornya sendiri. Dengan
memutuskan ekornya sendiri cicak mampu mengelabuhi musuhnya, sehingga cicak bisa
menyelamatkan diri dari musuh dan pemangsanya. Terkadang dalam kehidupan, harus ada
yang berani kita korbankan untuk meraih kesuksesan. Baik itu berkorban waktu, harta, ilmu
bahkan nyawa sekalipun. Karena memang ada harga yang harus dibayar untuk meraih
kesuksesan dalam hidup. Nah, sekarang pertanyaannya adalah sudah sejauh manakah
pengorbanan kita dalam mencapai kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup kita? Silahkan
anda tanyakan kepada diri anda sendiri. Maka belajarlah dari seekor cicak yang rela
memutuskan bagian tubuhnya sendiri yaitu ekornya untuk berjuang mempertahankan
hidupnya dari kerasnya kehidupan.
Nah teman-teman, kalau dari seekor cicak saja kita bisa banyak mengambil
pelajaran, maka kita sebagai manusia yang diberikan berbagai kelebihan oleh Tuhan,
seharusnya kita bisa lebih banyak bersyukur dan mengoptimalkan segala potensi yang ada
dalam diri kita yang tidak terbatas. Masa kita kalah sama cicak???
Jatinangor, 8 April 2010
TENTANG PENULIS
Ari Hadipurnama adalah seorang pembelajar yang sangat mencintai dunia pelatihan
dan pengembangan diri. Kecintaannya terhadap dunia pengembangan diri dan pelatihan
semakin terpupuk saat dirinya memilih konsentrasi Communication Training and Consulting
di Manajemen Komunikasi Fikom Unpad. Sehingga membuat dirinya semakin haus akan ilmu
pengembangan diri dan menjadikannya sebagai pembelajar sejati di sekolah sesungguhnya,
yaitu sekolah kehidupan. Untuk menjadi pembelajar sejati itulah yang menjadikan
semangatnya untuk berbagi menjadi seorang distributor kebaikan.
Dirinya sempat aktif di berbagai lembaga kemahasiswaan seperti di BKI (Biro
Kerohanian Islam) Fikom Unpad dan IMIKI (IKatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi) Unpad,
dirinya juga pernah terlibat dalam berbagai macam kepanitiaan didalam dan luar
kampusnya. Dengan aktivitasnya saat ini sebagai pengusaha muda di bidang kuliner, dirinya
juga menjadi Founder dan Master Trainer di Lembaga Training, Coaching and Consulting
De‟ Miracle 37 dan diamanahkan sebagai Manajer Divisi Human Resource Development di
Lembaga pelatihan tersebut sambil menunggu masa studinya selesai di Fakultas Ilmu
Komunikasi Unpad.
Jika teman-teman ingin menjadi sahabatnya dan berbagi pengalaman, inspirasi dan
motivasi, teman teman dapat menghubunginya di :
HP : 081230516575
Email : [email protected]