dyspnea

36
LAPORAN TUTORIAL MODUL SISTEM RESPIRASI TRIGGER IV OLEH : Kelompok Tutorial 12 Fasilitaor : dr. Yaumi Faiza Ketua : Luvtia Hasanah (12 - 162) Sekretaris : Uphik Try Kurniati (12 – 102) Anggota : M. Sobari (12-122) Wahyu Eka Putri (12-142) Rachmadyana Mulyadi (12-192) Afriyuni (12-152) Luvtia Hasanah (12-162) Ariel alhamda (12-182) Heru Dezauza Faria (12-132) Putri Aulia Dina Adisti (12-199) Fisca Syofi Arrasyi (12-112)

Upload: uphik-try

Post on 23-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Trigger II Tutor 12 Modul Respirasi

TRANSCRIPT

Page 1: Dyspnea

LAPORAN TUTORIALMODUL SISTEM RESPIRASI

TRIGGER IV

OLEH :Kelompok Tutorial 12 Fasilitaor : dr. Yaumi FaizaKetua : Luvtia Hasanah (12 - 162)Sekretaris : Uphik Try Kurniati (12 – 102)Anggota : M. Sobari (12-122)

Wahyu Eka Putri (12-142) Rachmadyana Mulyadi (12-192) Afriyuni (12-152) Luvtia Hasanah (12-162) Ariel alhamda (12-182) Heru Dezauza Faria (12-132) Putri Aulia Dina Adisti (12-199) Fisca Syofi Arrasyi (12-112)

Page 2: Dyspnea

Trigger 1 dyspnea

• Seorang perempuan berusia 18 tahun mendaftar sebagai pramugari suatu maskapai penerbangan. Pada waktu tes kesehatan spirometri ditemui tanda-tanda penyakit paru obstruktif, sehingga dinyatakan gagal.

• Dia heran dan kecewa dengan hasil pemeriksaan ini, karena sehari-hari dia tidak pernah mengalami dyspnea. Menurut orang tuanya waktu kecil dulu, memang sering batuk, pilek, disertai sesak nafas dan mengi, tepi sejak usia 10 tahun tidak ada lagi mengalami keluhan tersebut. Hanya pagi hari dia sering bersin-bersin dan hidung terumbat.

Page 3: Dyspnea

STEP I

• Dyspnea : sesak nafas, kelebihan CO2 ,keadaan ventilasi yang tidak mampu memenuhi kebutuhan udara

• Spirometri : pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur secara objektif kapasitas/ fungsi paru

• Obstruktif : penyumbatan• Mengi : suara pernafasan tambahan yang timbul

selama fase ekspirasi berkepanjangan karena lewatnya udara yang cepat melalui saluran udara yang menyempit.

• Batuk : reflek tubuh untuk mengeluarkan benda asing agar tidak masuk ke paru

• Sesak nafas : kelebihan cairan di pleura

Page 4: Dyspnea

STEP II• Mengapa seseorang yang mengalami dyspnea sering mengalami

batuk, pilek, disertai sesak nafas dan mengi?• Apa tujuan dari tes spirometri pada pramugari?• Apa indikasi dari tes kesehatan spirometri pada pramugari?• Bagaimana mekanisme bersin?• Apa tanda-tanda penyakit paru obstruktif?• Mengapa seorang perempuan ini dinyatakan gagal pada tes

tersebut?• Organ yang mengalami gangguan pada dyspnea?• Patogenesa dyspnea?• Penatalaksanaan dan pencegahan dyspnea?• Jenis-jenis dyspnea?

Page 5: Dyspnea

STEP III1. Sesak nafas dan mengi karena penyumbatan

2. tujuan dari tes spirometri• untuk mengetahui kapasitas fungsi paru dan volume• untuk menentukan tindakan medis selanjutnya• diagnosis penyakit 3. indikasi tes kesehatan spirometri pada pramugari• untuk mengetahui apa ada penyumbatan atau tidak

Page 6: Dyspnea

4. udara keluar dari hidung karena respon dari membran hidung terhadap bakteri, debu, dan benda asing lain. Secara otomatis mata tertutup karena saraf hidung untuk melindungi saluran air mata dan kapiler darah agar tidak terkontaminasi oleh bakteri yang bekerja dari membrane hidung.

Page 7: Dyspnea

Cont..

5. tanda-tanda penyakit paru obstruktif• inspirasi panjang dan ekspirasi pendek• inspirasi dan ekspirasi pendek 6.karena ditemui tanda-tanda penyakit paru obstruktif pada saat

pemeriksaan dan memiliki gejala dyspnea 7. pending 8. benda asing saluran pernafasan paru obstruktif penyumbatan

(penebalan mukosa saluran nafas) udara tersumba dyspnea ventilasi tidak mampu memenuhi kelebihan udara,shg kelebihan CO2

Page 8: Dyspnea

Cont..

9. Penatalaksanaan : • Farmakologis• Non farmakologis

10. Jenis-jenis dyspnea• Dyspnea akut• Dyspnea kronis• Dyspnea menahun

Page 9: Dyspnea

STEP IV

• Sekresi mukus dan peradangan dan

menyebabkan penyempitan atau obstruksi

jalan napas ventilasi kolaps alveolar

• ketidakcocokan Va/Q HIPOKSEMIA

Page 10: Dyspnea

STEP V 1. Dyspnea Definisi Organ yang terlibat Patogenesa Jenis-jenis

Page 11: Dyspnea

2. Pemeriksaan spirometri TujuanIndikasiProsedur kerjaAnalisa

4. Mekanisme bersin5. Paru obstruktif Patogenesa Jenis-jenis

Page 12: Dyspnea

Step VI

Belajar mandir

Page 13: Dyspnea

Step VII

Dyspnea• Definisi dyspnea• Merupakan keluhan gangguan pernafasan yang tidak

terasa nyeri namun tidak menimbulkan rasa tidak nyaman dan tidak sesuai dengan tingkat aktivitas, keadaan mental yang berkaitan dengan keinginan yang tidak terpuaskan untuk mendapatkan ventilasi yang adekuat.

Page 14: Dyspnea

CONT..

• Organ dan system yg terkait• System respirasi• System neuromuscular• System kardiovaskuler• System hematologi• System ginjal dan metabolic• System endokrin• Intosikasi• Psikogenik• obesiti

Page 15: Dyspnea

Patogenesa dyspnea• Sensasi dispnea berawal dari aktivasi

system sensorik yang terlibat dalam system respirasi

• Informasi sensorik sampai pada pusat pernafasan di otak memproses respiratory related signal dan menghasilkan pengaruh kognitif, konstektual dan prilaku sehingga terjadi sensasi dispnea

Page 16: Dyspnea

Jenis- jenis dyspnea• Dispnea akut/rapid onset • Sesak nafas yang berlangsung kurang dari

1 bulan• Dalam 1-2 jam+ wheezing (mengi)• Asma ada riwayat• Kegagalan ventrikel kiri (infark miokar

kelainan katup)

Page 17: Dyspnea

Tiba-tiba disertai nyeri dada • Pneumotorak• Emboli paru• Benda asing

Dalam beberapa jam/hari disertai demam• Sputum• Pneumonia• Bronchitis akut

Page 18: Dyspnea

Hiperventilasi/hipoventilasi• Asidosis• Keracunan Slow onset (beberapa bulan-tahun)• Disertai wheezing• Asma • Ppok• Bronkiektasi

Page 19: Dyspnea

Tidak disertai wheezing• Pneumokoniasis• Intertisial lung disease• Pulmonary tromboebolismPemeriksaan spirometri• Tujuan pemeriksaan spirometri• Menilai status faal paru yaitu menentukan apakah

seseorang mempunyai faal paru normal, obstruksi, restriksi, atau bentuk campuran.

Page 20: Dyspnea

Indikasi pemeriksaan spirometri• Setiap penderita dengan keluhan sesak

nafas tanpa memandang penyebabnya• Penderita asma dan PPOK dalam

keadaan stabil• Penderita asma dan PPOK setelah

pemberian bronkodilator• Pemeriksaan berkala pada orang-orang

yang merokok minimal satu kali setahun

Page 21: Dyspnea

Prosedur kerja pemeriksaan spirometri• Persiapan• Alat spirometri• Alat harus dikalibrasi untuk volume

dan arus, minimal 1 kali seminggu. Penyimpangan tidak boleh lebih dari 1 ½ dari kalibrator.

Page 22: Dyspnea

• Penderita• Harus mengerti tujuan dan cara

pemeriksaan yaitu dengan memberikan petunjuk yang tepat dan benar serta contoh cara melakukan pemeriksaan.• Bebas dari rokok minimal 2jam sebelum

pemeriksaan.• Sebelum pemeriksaan, tidak boleh makan

terlalu kenyang.• Berpakaian tidak ketat

Page 23: Dyspnea

– Operator• Informasi dan pengisian data subjek yang akan diperiksa,

meliputi: nama, umur, tinggi badan, berat badan, suku bangsa.

• Persiapan subjek• Menerangkan kepada subjek tentang :• Cara bekerja alat• Perintah- perintah yang harus dilaksanakan• Pemeriksaan dilakukan pada posisi berdiri terutama pada

anak, dan orang gemuk.• Demonstrasi kepada subjek• Perhatikan subjek• Apakah penjepit hidung terpasang dengan baik?• Apakah tidak ada kebocoran dimulut?

Page 24: Dyspnea

Yang diperiksa : • VCI dan VCE normal• Inspirasi dan ekspirasi paksa (VEP1)• Ventilasi volunteer maksimal (MVV) • Analisa hasil pemeriksaan tes spirometri• Interprestasi hasil pemeriksaan spirometri,

dalam menginterprestasikan hasil pemeriksaan faal paru ditemui 4 kriteria ; normal, obstruksi, restriksi dan campuran.

Page 25: Dyspnea

Spirometri Normal• Nilai normal untuk faal paru didasari pada studi

populasi tergantung pada ras, tinggi, umur daan jenis kelamin. Nilai normal di Indonesia ditentukan oleh Project Pneumobile.Nilai KVP dan VEP1 normalnya lebih dari 80%.ratio VEP1/KVP > 75%.

Page 26: Dyspnea

• Kelainan Paru Obstruksi• terutama mengenai jalan nafas dan alveoli

menyebabkan aliran udara berkurang, sering terjadi udara terperangkap dan menyebabkan hiperinflasi ruang udara bagian distal dan mengurangi densitas jaringan paru/peningkatan resistensi terhadap aliran udara. pada kelainan paru obsruksi terjadi peningkatan tahanan saluran napas sehingga pada kelainan ini terjadi peningkatan volume residu, kapasitas residu fungsional dan kapasitas paru total.

Page 27: Dyspnea

DERAJAT OBSTRUKSI• Vep1• Vep1/KVPOBSTRUKSI Ringan• >60% dan < 80% • >60% dan <75% OBSTRUKSI Sedang• 50 – 60% • 30-60% OBSTRUKSI Berat• < 50% • < 30%

Page 28: Dyspnea

• Restriksi• Gangguan restriktif, menyebabkan volume

paru dan menambah densitas jaringan paru /kekakuan paru,torak atau keduanya akibat penurunan complaince (daya kembang) penurunan semua volume paru termasuk kapasitas vital.

Page 29: Dyspnea

Mekanisme bersin

• Reflek bersin berlangsung pada rongga hidung, iritasi mukosa hidung impuls aferennya dibawa melalui nervus trigeminus ke medula oblongata, uvula tertekan sehingga sejumlah besar udara mengalir dengan cepat melalui hidung dan juga mulut sehingga membantu membersihkan saluran hidung dari benda asing

Page 30: Dyspnea

Paru obstruktif

• Penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara disaluran napas. Obstruksi sel kecil yaitu inflamasi, fibrosis, hipertrofi otot polos. PPOK meliputi bronchitis akut dan emfisema.

Page 31: Dyspnea

• Bronchitis kronik

Disebabkan oleh obstruksi jalan nafas akibat

inflamasi mukosa kronik, hipertrofi kelenjar

mukosa, dan hipersekresi mucus, bersamaan

dengan bronkospasme.

Page 32: Dyspnea

Gejala :

Batuk berdahak, Sesak nafas, Pasien dengan

bronchitis akut lanjut mengalami penurunan

dorongan respirasi dan retensi CO2 yang

berhubungan dengan nadi kuat, vasodilatasi,

konfusi, nyeri kepala, flapping tremor, dan

edema papil.

Page 33: Dyspnea

• Emfisema

Disebabkan oleh destruksi progresif septum

alveolar dan kapiler, yang menyebabkan jalan

nafas dan ruang udara yang membesar, recoil

elastic paru yang menurun dan jalan nafas

yang semakin mudah mengalami kolaps.

Page 34: Dyspnea

Gejala :

• Dyspnea kronis• Takipnea (respirasi cepat) pada saat istirahat• Malnutrisi dan tubuh kurus• Bernafas dengan mengerutkan bibir

Page 35: Dyspnea

KESIMPULAN

Dyspnea merupakan keluhan gangguan pernafasan yang tidak terasa nyeri namun tidak menimbulkan rasa tidak nyaman dan

tidak sesuai dengan tingkat aktivitas. Merupakan gejala dari paru obstruktif.

Pengukuran fungsi paru dapat dilakukan dengan tas spirometri.

Page 36: Dyspnea

DAFTAR PUSTAKA

Guyton dan Hall. 2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGCSherwood, lauralee.2011. Buku Fisiologi Manusia. Jakarta: EGCWard, Jeremy P. T. dkk. 2008. At A Glance Sistem Respirasi. Jakarta : Erlangga