Download - Woc Dan Asuhan Keperawatan Trombosis Vena
WOC DAN ASUHAN KEPERAWATAN
TROMBOSIS VENA PADA KEHAMILAN DAN POSTPARTUM
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
KELAS AJ2/B17
Zun Nur’ainy 131411123044
C. Ketut Subiyanto 131411123045
Hasanah Eka W. 131411123048
Nur Maziyya 131411123050
Siwi Sabdasih 131411123052
Diyah Hita M. 131411123054
Dessy Era P. 131411123056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2015
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat, karunia dan
hidayahNyalah kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “WOC
dan Asuhan Keperawatan Trombosis Vena Pada Kehamilan dan Post Partum” ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Kritis II, juga sebagai informasi tambahan bagi mahasiswa
mengenai woc dan asuhan keperawatan trombosis vena pada kehamilan dan post
partum.
Kami mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah woc dan asuhan keperawatan ini. Kami menyadari banyak
kekurangan karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, untuk kesempurnaan penulisan ini, baik dalam
penyajian maupun tata bahasa yang dipergunakan, maka kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dan berguna untuk perbaikan makalah ini
dimasa yang akan datang dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, Aamiin Allaahumma Aamiin.
Surabaya, Juni 2015
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................ 2DAFTAR ISI....................................................................................... 3DAFTAR BAGAN.............................................................................. 4DAFTAR GAMBAR.......................................................................... 5BAB I PENDAHULUAN................................................................... 6
1.1 Latar Belakang....................................................................... 61.2 Rumusan Masalah.................................................................. 7
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................... 7
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................. 7
BAB II PEMBAHASAN.................................................................... 8
2.1 WOC Trombosis Vena pada Kehamilan dan Post Partum....... 8
2.2 Asuhan Keperawatan Trombosis Vena pada Kehamilan dan
Post Partum............................................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
4
DAFTAR BAGAN
WOC Trombosis Vena pada Kehamilan dan Postpartum............ 8
5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pemeriksaan Homan’s Sign............................................... 10
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangWanita memiliki peningkatan risiko tromboemboli vena selama kehamilan.
Dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, risiko tromboemboli vena (VTE)
meningkat 4 sampai 5 kali lipat (James, 2006). Risiko ini bahkan lebih tinggi (20
kali lipat) pada wanita postpartum (Heith, 2005). Prevalensi keseluruhan
thromboembolik selama kehamilan adalah sekitar 2 per 1000 persalinan. Sekitar
80% dari peristiwa ini adalah tromboemboli vena, untuk 1,1 kematian per
100.000 persalinan, 1,2 atau 10% dari seluruh kematian ibu (James, 2006).
Sekitar 80% dari kejadian tromboemboli vena selama kehamilan adalah
trombosis vena (DVT) (James, 2006). Ketika DVT terjadi selama kehamilan,
lebih mungkinterjadi pada bagian proksimal, massive, dan di bagian bawah
ekstrimitas kiri. Trombosis bagian distal mungkin terjadi di sebelah kanan seperti
pada bagian kiri, tetapi trombosis proksimal terjadi di bawah pengaruh estrogen
dan lebih cenderung berada di sebelah kiri. Dominasi sisi kiri ini disebabkan oleh
stenosis pada bagian vena iliaka kiri, di mana terletak antara tubuh vertebral
lumbar dan arteri iliac,tetapi mekanisme yang benar masih belum diketahui
(James, 2009).
Wanita hamil mungkin mengalami peningkatan risiko untuk VTE sebagai
akibat dari hormon yang disebabkan oleh penurunan kapasitansi vena dan
penurunan aliran vena (Gordon, 2002) bisa juga sebagai akibat dari obstruksi
mekanik oleh uterus (Whitty, 2002) dan dipertanyakan sebagai akibat dari
penurunan mobilitas. Faktor-faktor ini, bersamaan dengan cedera vaskular
khususnya selama periode postpartum, tetapi risiko VTE tertinggi yaitu selama
trimester pertama trimester kedua dan ketiga. Oleh karena itu, risiko VTE
meningkat sebelum banyak perubahan anatomi kehamilan berlangsung (James,
2009).
Atas dasar uraian di atas, maka kelompok merasa perlu mengetahui
bagaimana web of caution serta asuhan keperawatan seperti menyusun
7
pengkajian pada pasien, menentukan diagnosa yang bisa atau mungkin muncul
serta menyusun rencana tindak pada pada pasien trombosis vena saat kehamilan
atau postpartum.
1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana woc trombosis vena pada kehamilan dan postpartum?2. Bagaimana asuhan keperawatan trombosis vena pada kehamilan dan
postpartum?
1.3 Tujuan Penulisan1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan insiden trombosis vena pada kehamilan dan postpartum1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan bagaimana trombosis vena pada kehamilan dan postpartum2. Menjelaskan asuhan keperawatan trombosis vena pada kehamilan dan
postpartum
1.4 Manfaat PenulisanMencari asuhan keperawatan yang tepat untuk kasus trombosis vena pada kehamilan dan postpartum
8
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 WOC Trombosis Vena pada Kehamilan dan Post Partum
3.
4.
5.6.
Pembesaran Uterus
Tek. Pemb.Darah Besar pada ekstremitas bawah
Venastasis
Dilatasi Pemb darah
Bendungan darah PostPartum
Kehamilan
Faktor koagulasi ↓
Pe↑ pembentukan bekuan darah
Perub system fibrinolisis
Penghancuran bekuan darah di tekan
Kelahiran Caesar
Cidera pada intima pembuluh darah
TROMBUS (TROMBOSIS)
Trombosis Vena Superfisial Trombosis Vena Dalam
Area Betis
Dilatasi Pembuluh darah
Inflamasi
Ekstremitas Merah
Lunak dan Panas
Nyeri Kaku Malaise
MK: Nyeri
Obstruksi
Vena Balik
Refleks Spasme arteri Trombus lepas
UdemaBetis
Eritema
EmboliKaki pucat/dingin
MK:
Resiko Kelebihan vol cairan
Arteri paru/cabangnyaNadi Perifer↓ Obstruksi Aliran darah
MK: Perub. Perfusi jaringan
Obstruksi A.Pulmonalis Utama
Aliran darah Ventrikel kanan tersumbat
Kematian
Infark ParuKetidakseimbangan ventilasi dan perfusiReflek Bronkospasme
HipoksemiaMK: Perub. Pola Nafas
Nyeri Pleuritik, Hemoptisis pleuritik,
Friction Rub.
MK: Nyeri, Ansietas
9
2.2 Asuhan Keperawatan Trombosis Vena pada Kehamilan dan Post Partum
2.2.1 Pengkajian
1. Anamnesa
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan.
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri, adanya nyeri tekan, pembengkakan, eritema,
hangat, dan distensi vena
3. Riwayat kesehatan Dahulu
a. Menggunakan kontrasepsi oral sebelum kehamilan
b. Pekerjaan yang membutuhkan duduk yang lama
c. Obesitas
d. Melahirkan dengan operasi
e. Hemoragik
f. Penyakit jantung
g. Anemia
h. Kerja berat
i. Infeksi pelvik postpartum
j. Usia lanjut
k. Pernah menderita tromboplebitis sebelumnya
l. Varises
4. Riwayat kesehatan Sekarang
a. varises vena
b. peningkatan frekuensi nadi
c. tanda homans positif
d. ekstremitas bawah (betis/paha) mungkin hangat dan bewarna kemerah-
mudaan
e. tungkai yang sakit, dingin, pucat, dan edema
f.penambahan berat badan berlebihan
g. Suplai ASI kadang-kadang berkurang pada klien menyusui.
h. Nyeri tekan dan nyeri pada area yang sakit (mis., betis atau paha).
10
i. Trombosis dapat teraba, menonjol/berliku.
5. Riwayat Obstetri
Multipara, Persalinan lama berkenaan dengan tekanan kepala janin pada
vena-vena pelvis, penggunaan penjejak kaki atau posisi yang salah dari
ekstremitas selama fase intrapartum, atau kelahiran melalui operasi,
termasuk kelahiran sesaria.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas / Istirahat
1. Riwayat duduk lama, baik karena berhubungan dengan pekerjaan
atau akibat pembatasan aktivitas.
2. Imobilitas berkenaan dengan tirah baring dan anestesia.
b. Sirkulasi
1. Varises vena.
2. Sedikit peningkatan frekuensi nadi (superfisial).
3. Riwayat trombosis vena sebelumnya, masalah jantung, hemoragi,
hipertensi karena kehamilan, hiperkoagulabilitas pada puerperium
dini.
4. Nadi perifer berkurang, tanda Homans’ positif mungkin atau
mungkin tidak terlihat (indikator TVD).
Gambar 1 . Pemeriksaan Homans
Teknik pengkajian untuk tanda Homans :
Dorsofleksikan kaki dengan lutut direntangkan lurus. Jika nyeri
timbul di kaki atau pergelangan, saat kaki didorsofleksikan, ini
berarti tanda Homans positif.
11
5. Ekstremitas bawah (betis/paha) mungkin hangat dan warna merah-
kemerahmudaan, atau tungkai yang sakit dingin, pucat dan edem.
c. Makanan / Cairan
1. Penambahan berat badan berlebihan/kegemukan.
2. Suplai ASI kadang-kadang berkurang pada klien menyusui.
d. Nyeri / Ketidaknyamanan
1. Nyeri tekan dan nyeri pada area yang sakit (mis., betis atau paha).
2. Trombosis dapat teraba, menonjol/berliuk.
e. Keamanan
1. Adanya endometritis pascapartum atau selulitis pelvis.
2. Suhu mungkin agak tinggi dan menggigil (tanda-tanda
TVD/Trombosis Vena Dalam).
f. Seksualitas
1. Multipara.
2. Persalinan lama berkenaan dengan tekanan kepala janin pada vena-
vena pelvis, penggunaan penjejak kaki atau posisi yang salah dari
ekstremitas selama fase intrapartum, atau kelahiran melalui operasi,
termasuk kelahiran sesaria.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan b.d interupsi aliran vena.
2. Nyeri (akut) b.d adanya proses inflamasi, spasme vaskuler, akumulasi
asam laktat.
3. Ansietas b.d perubahan pada status kesehatan, ancaman pada diri yang
dirasakan atau aktual, krisis situasi, transmisi interpersonal dari ansietas
dan anggota keluarga.
4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, kebutuhan tindakan dan
prognosis b.d kurang pemajanan/mengingat, kesalahan interprestasi.
12
2.2.3 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional1. Perubahan perfusi jaringan b.d
interupsi aliran venaDO:- Edem ekstremitas yang sakit- Eritema (tromboplebitis
superfisial) atau pucat dan dingin (TVD)
- Penurunan nadi perifer.
Kriteria hasil, klien akan:Mendemonstrasikan perbaikan sirkulasi dari ekstremitas yang terlibat dengan nadi perifer dapat diraba dengan kualitas baik, pengisian kapiler adekuat, serta penurunan edem dan eritema.
Mandiri1. Anjurkan tirah baring.
2. Observasi ekstremitas terhadap warna; inspeksi adanya edem dari lipat paha sampai telapak kaki. Perhatikan asimetris; ukur dan catat lingkar betis pada kedua kaki.
3. Kaji pengisian kapiler dan periksa tanda Homan’s.
4. Anjurkan untuk meninggikan telapak kaki dan kaki bawah di atas ketinggian jantung.
5. Waspadakan klien untuk tidak menyilangkan kaki atau menggunakan pakaian ketat.
6. Instruksikan klien untuk menghindari menggaruk dan memasase ekstremitas yang sakit
7. Anjurkan latihan napas dalam.
8. Kaji kemudahan pernapasan dan bunyi paru, perhatikan krekels atau bunyi gesekan (friction rub). Catat keluhan nyeri dada dan perasaan ansietas.
9. Lakukan ambulasi progresif setelah fase akut.
- Meminimalkan kemungkinan perubahan posisi trombus dan menciptakan emboli.
- Gejala membantu membedakan antara tromboplebitis superfisial atau TVD. Kemerahan, panas, nyeri tekan dan edem lokal merupakan karakteristik superfisial. Pucat dan dingin pada ekstremitas merupakan karakteristik TVD.
- Penurunan pengisian kapiler dan tanda Homans’ positif menandakan TVD.
- Mengosongkan vena superfisial dan tibial dengan cepat dan mempertahankan vena tetap kolaps, dengan demikian meningkatkan aliran balik vena.
- Pembatasan fisik terhadap sirkulasi merusak aliran darah, karenanya meningkatkan stasis vena, nyeri dan trauma.
- Untuk mencegah perubahan posisi trombus yang dapat menimbulkan embolisme
- Menghasilkan peningkatan tekanan negatif pada toraks, yang membantu dalam pengosongan vena besar
- Nyeri dada yang tajam pada substernal, ketakutan tiba-tiba, dispnea, takipnea dan hemoptisis adalah tanda emboli paru, khususnya pada TVD.
- Meningkatkan aliran balik vena; membantu mencegah stasis.
13
Kolaborasi- Berikan kompres hangat, lembab pada ekstremitas yang
sakit.
- Berikan terapi antikoagulan.
- Berikan kaus kaki pendukung elastis dengan perawatan untuk menghindari efek torniket.
- Pantau pemeriksaan laboratorium
- Masa protrombin, masa tromboplastin partial/masa tromboplastin partial teraktivasi.
- Hb/Ht.AST (SGOT), dehidrogenase laktat (LDH).
- Meningkatkan sirkulasi ke area; meningkatkan vasodilatasi, aliran balik vena dan resolusi edem.
- Heparin disukai pada awal, karena kerja antagonisnya cepat terhadap pembentukan trombin dan pencegahan pembentukan bekuan selanjutnya.
- Bermanfaat dalam trombosis superfisial karena ini bekerja terus menerus dan mendistribusikan tekanan pada seluruh permukaan betis dan paha, menurunkan ukuran vena superfisial, meningkatkan aliran darah pada vena dalam dan menurunkan stasis.
- Memantau efektifitas terapi antikoagulan
- Hemokonsentrasi dan dehidrasi dapat menimbulkan pembentukan bekuan.
- Peningkatan kadar dapat menandakan emboli
2 Nyeri (akut) b.d adanya proses inflamasi, spasme vaskuler, akumulasi asam laktat DS: - Pasien mengatakan nyeri saat
pemeriksaan homans dan nyeri menjalar ke atas.
DO:- wajah pasien meringis- Trombosis dapat teraba,
menonjol/berliku.
Mandiri1. Kaji derajat nyeri; palpasi kaki dengan kewaspadaan.
Perhatikan melindungi ekstremitas.
2. Perhatikan tirah baring dengan tepat.
3. Pantau tanda-tanda vital, perhatikan peningkatan suhu
- Derajat nyeri berhubungan langsung dengan luas arteri yang terlibat, derajat hipoksia, dan luas edem berkenaan dengan terjadinya trombus pada dinding vena terinflamasi. Klien dapat melindungi atau mengimobilisasi ekstremitasyang sakit untuk menurunkan sensasi nyeri berkenaan dengan gerakan otot.
- Menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan kontraksi dan gerakan otot. Meminimalkan kemungkinan perubahan posisi trombus.
- Peningkatan tanda vital dapat menandakan peningkatan nyeri;
14
Kriteria hasil, klien akan : Berpartisipasi dalam
perilaku / teknik untuk meningkatkan kenyamanan.
Melaporkan nyeri hilang/terkontrol.
Tampak rileks dan tidur/istirahat dengan tepat.
atau nadi.
4. Tinggikan ekstremitas yang sakit; berikan ayunan kaki.
5. Anjurkan perubahan posisi, pertahankan ekstremitas tetap tinggi.
6. Jelaskan prosedur, tindakan dan intervensi keperawatan.
7. Selidiki keluhan nyeri dada tiba-tiba dan/atau tajam, dispnea, takikardi atau ketakutan.
KolaborasiBerikan obat sesuai indikasi :- Analgesik (narkotik/nonnarkotik).
- Antipiretik, agen antiinflamasi (mis., aspirin, fenilbutazon).
Berikan kompres panas yang lembab pada ekstremitas.
demam dapat memperberat ketidaknyamanan secara umum.
- Mendorong aliran balik vena, memudahkan sirkulasi. Ayunan kaki menjaga tekanan kaki yang sakit terhadap linen.
- Menurunkan kelelahan, meminimalkan spasme otot dan meningkatkan aliran balik vena.
- Melibatkan klien dalam askep, meningkatkan rasa kontrol dazn menurunkan cemas.
- Tanda dan gejala ini menunjukkan emboli paru sebagai komplikasi TVD.
- Menghilangkan nyeri dan menurunkan tegangan otot.
- Menurunkan demam dan inflamasi.
- Menyebabkan vasodilatasi yang meningkatkan sirkulasi, merilekskan otot dan merangsang pelepasan endorfin.
3 Ansietas b.d perubahan pada status kesehatan, ancaman pada diri yang dirasaan atau aktual, krisis situasi, transmisi interpersonal dari ansietas dan anggota keluarga
Kriteria Hasil:- mengungkapkan kesadaran
tentang perasaan ansietas- Menunjukkan penurunan pada
Mandiri
1. Jelaskan prosedur, tindakan, dan intervensi keperawatan
2. Anjurkan tindakan untuk menurunkan ketegangan emosi, seperti teknik relaksasi dan pengungkapan masalah
3. Pantau tanda-tanda vital dan tanda-tanda perilaku seperti
- Menurunkan rasa takut akan ketidaktahuan; meningkatkan pembelajaran klien dan keterlibatan dalam tindakan
- Teknik pelepasan energi dan mengungkapkan masalah mengurangi ansietas. Relaksasi mencegah kelelahan otot dan memungkinkan klien untuk beristirahat
- Dapat menunjukkan perubahan pada tingkat ansietas, dapat menandakan kemampuan klien untuk mengatasi kejadian.
15
tanda-tanda perilaku seperti gelisah dan iritabilitas
kegelisahan, peka rangsang, dan menangis
4. Bantu klien dalam merawat diri sendiri dan bayi
5. Libatkan klien/orang terdekat dalam pengembangan rencana perawatan; tinjau ulang instruksi dan pembatasan
6. Anjurkan kontak, melalui telepon atau bertemu, dengan pasangan dan anak-anak bila klien dirawat di rumah sakit. Anjurkan kunjungan/kontak dengan bayi baru lahir.
- Ansietas klien dapat berkurang bila ia menemukan bahwa kebutuhan -kebutuhannya terpenuhi dan bahwa ia mampu mengatasi dan terlibat dalam tugas-tugas perawatan dirinya dan bayinya
- Memberikan informasi dan membantu klien dan orang terdekat memahami kebutuhan intervensi serta pembatasan; memberikan mereka perasaan mampu mengendalikan situasi
- Membantu menurunkan perasaan perpisahan dan isolasi
4 Kurang pengetahuan mengenai kondisi, kebutuhan tindakan, dan prognosis
Kriteria Hasil :- Mengungkapkan pemahaman
tentang kondisi dan tindakan- Melakukan perubahan
perilaku yang perlu
1. Kaji pengetahuan dan pemahaman tentang proses penyakit. Berikan informasi dan perbaiki kesalahan konsep sesuai kebutuhan
2. Berikan informasi tentang penatalaksanaan dan tes diagnostik. Identifikasi tanda dan gejala yang memerlukan pemberitahuan dari pemberi pelayanan kesehatan, misalnya: dingin atau pucat pada ekstremitas, nyeri tekan pada area sakit, atau edema
3. Tinjau ulang kegunaan tirah baring dan stoking antiembolik bila digunakan. Anjurkan pengangkatan stoking elastis untuk interval singkat sedikitnya dua kali sehari
4. Diskusikan kemungkinan interaksi antara terapi
antikoagulan oral dan obat-obatan lain (mis; salisilat, vitamin, antibiotik, barbiturat, dan alkohol)
- Membantu dalam menentukan kebutuhan-kebutuhan khusus dan mengklarifikasi informasi sebelumnya
- Dapat meningkatkan pemahaman dan menurunkan ansietas berkenaan dengan kondisi dan penatalaksanaan rumah. Kemajuan kondisi dan/atau terjadinya perdarahan yang memerlukan evaluasi segera serta perubahan yang mungkin pada terapi untuk mencegah komplikasi serius
- Konstriksi kontinu dapat mengubah atau menurunkan perfusi permukaan, menimbulkan kelelahan otot. Pengangkatan stoking elastis memungkinkan deteksi terhadap gangguan vaskular lanjut atau inflamasi
- Terapi antikoagulan oral dapat berakhir 3-4 bulan dan dapat menyebabkan masalah atau memerlukan perubahan pada dosis obat bila dimungkinkan untuk berinteraksi dengan obat lain. Salisilat dan alkohol berlebihan menurunkan aktivitas protrombin; vitamin K dalam multivitamin meningkatkan aktivitas protrombin; antibiotik mengubah flora usus dan
16
5. Anjurkan tindakan yang aman untuk menghindari trauma, seperti penggunaan sikat gigi lunak dan penggunaan pencukur jenggot listrik. Laporkan adanya perdarahan.
dapat mengubah sintsis vitamin K; barbiturat meningkatkan metabolisme dari obat koumarin
- Perubahan pada proses koagulasi dapat mengakibatkan peningkatan kecenderungan perdarahan, yang dapat menandakankebutuhan mengubah terapi antikoagulan.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan trombosis vena pada kehamilan dan postpartum meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, dan intervensi. Pada pengkajian hal yang
pertama dilakukan adalah anamnese kemudian mengkaji keluhan utama biasanya
ditemukan klien mengeluh nyeri tekan, pembengkakan, dan ditemukan Homan’s
sign pada penderita. Selanjutnya dilakukan pengkajian riwayat kesehatan
dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik yang meliputi aktivitas-istirahat, sirkulasi,
makanan-cairan, nyeri-ketidaknyamanan, keamanan, dan seksualitas. Setelah
pengkajian selesai dilakukan, maka akan ditemukan masalah keperawatan, masalah
keperawatan yang biasanya muncul pada kasus ini adalah gangguan perfusi
jaringan, nyeri akut, ansietas dan kurang pengetahuan. Intervensi keperawatan
dibuat sesuai dengan masalah keperawatan yang ditemukan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Agus, R. 2007. Asuhan Keperawatan dengan Komplikasi Postpartum. Padang: UNAND
Gordon M. Maternal physiology in pregnancy. In: Gabbe S, Niebyl J, Simpson J, eds. Normal and Problem Pregnancies. IV ed. NYC: Churchill Livingstone; 2002: 63–92
Heit JA, Kobbervig CE, James AH, Petterson TM, Bailey KR, Melton LJ, III. Trends in the incidence of venous thromboembolism during pregnancy or postpartum: a 30-year population-based study. Ann Intern Med. 2005; 143: 697–706
James AH. Venous Thromboembolism: Mechanisms, Treatment, and Public Awareness: Venous Thromboembolism in Pregnancy. Durham, 2009.
James AH, Jamison MG, Biswas MS, Brancazio LR, Swamy GK, Myers ER. Acute myocardial infarction in pregnancy. a United States population-based study. Circulation. 2006; 113: 1564–1571
James AH, Jamison MG, Brancazio LR, Myers ER. Venous thromboembolism during pregnancy and the postpartum period: incidence, risk factors, and mortality. Am J Obstet Gynecol. 2006; 194: 1311–1315
Whitty J, Dombrowski M. Respiratory diseases in pregnancy. In: Gabbe S, Niebyl J, Simpson J, eds. Normal and Problem Pregnancies. IV ed. NYC: Churchill Livingstone; 2002: 1033–1064