Download - USMAN BIN AFFAN

Transcript
  • KHALIFAH USMAN BIN AFFAN

    MAKALAH

    Dipresentasikan dalam Seminar kelas semester 1 Program Pascasarjana UIN AlauddinMakassar pada matakuliah Sejarah Peradaban Islam

    Oleh:

    Muchlis Sulemang

    Dosen Pemandu

    Prof. Dr. H. Ahmad M. Sewang, M. AgDr. Hasaruddin, M. Ag

    PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

    2014

  • 1BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Umat Islam seharusnya merasa bangga, karena dalam sejarah hanya umat Islamlahyang telah dapat menguasai sepertiga dari dunia. Semua ini tidak terlepas dari kesungguhan

    umat Islam dalam menaklukan serta menda`wahkan ajaran Islam keberbagai penjuru. Mulaidari zaman rasul hingga pada zaman khulafa ar-Rasyidin.

    Kejayaan Islam terjadi pada masa Nabi Muhammad S.A.W di mana seluruh manusiamengakui kekhalifahannya, beliau adalah pembawa wahyu yang menjelaskan segalapermasalahan umatnya, setelah wafatnya digantikan lagi oleh 4 khalifah yang memiliki ciri

    yang berbeda-beda serta situasi yang berbeda pula. Khalifah pertama setelah Rasulullah saw

    adalah Abu Bakar Assidiq, khalifah kedua adalah Umar bin Khattab yang terkenal sangat

    tegas dalam masa pemerintahannya, setelah itu Usman bin Affan yang memiliki sifat yang

    sangat berbeda dengan Umar bin Khattab namun karena kebaikannya itu justru menjadikekuatan bagi keluarganya untuk memanfaatkan kebijakan-kebijakan beliau, serta ini pulayang menjadi faktor terjadinya pemberontakan terhadap beliau, khalifah ke empat Ali binAbi Thalib tercatat dalam sejarah masa yang paling sulit yang dihadapi oleh beliau olehkarena ia menjadi khalifah ketika kondisi yang begitu sulit terkendali.

    Makalah ini hanya akan mengulas sedikit tentang kisah perjalanan Usman bin Affankhalifah ketiga setelah wafat Rasulullah saw, sebab ia menjadi bagian sejarah yang takterlupakan. Selama pemerintahannya menjadi kontroversial oleh karena pertengahan akhir

  • 2pemerintahannya mendapat kritik dari kalangan sahabat-sahabatnya atas kebijakan-kebijakannya yang dinilai nepotisme.

    Usman bin Affan, salah satu sahabat Nabi Muhammad saw dan dikenal sebagai

    Khalifah yang ketiga. Pada masa Rasulullah masih hidup, Usman bin Affan terpilih sebagai

    salah satu sekretaris Rasulullah sekaligus masuk dalam tim penulis wahyu yang turun dan

    pada masa kekhalifahannya Alquran dibukukan secara tertib.1 Usman bin Affan jugamerupakan salah satu sahabat Nabi yang mendapatkan jaminan Nabi Muhammad sebagaiahlul jannah. Kekerabatan Usman bin Affan dengan Muhammad yaitu pada urutan silsilahAbdu Manaf.2 Rasulullah berasal dari Bani Hasyim sedangkan Usman dari kalangan Bani

    Umayyah dan sepanjang sejarah yang diketahui antara Bani Hasyim dan Bani Umayyahsebelum masa kenabian Muhammad dikenal sebagai dua suku yang saling bermusuhan dan

    terlibat dalam persaingan sengit disetiap aspek kehidupan.3 Maka tidak heran jika prosesmasuk Islamnya Usman bin Affan dianggap merupakan hal yang luar biasa, populis dan

    sekaligus heroik. Pada masa masuknya Usman bin Affan kedalam Islam kebanyakan kaum

    Bani Umayyah bersikap memusuhi Nabi dan Agama Islam.

    Dengan pertimbangan senioritas serta kepribadian beliau maka wajar jika dia terpilihsebagai khalifah ketiga setelah Umar bin Khattab, namun gambaran yang ada dalam pikiran

    banyak orang di antara kita tentang Usman dan pemerintahannya mengisyaratkan bahwa

    jalan menuju masa itu adalah sulit dan berat, sebagaimana disyaratkan bahwa masa itu penuhdengan pertentangan dan problem serta fitnah-fitnah.4

    1Abubakar Aceh, Sejarah Alquran (Cet. 6; Surakarta: Ramadhani, 1989), h. 39.2 Soekarna Karya, Ensiklopedia Mini Sejarah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Logos, 1996), h. 254.3M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher,

    2007), h. 89.4Muhammad Husain Haekal, Usman bin Affan (Cet. V; Bogor: Pustaka litera Antarnusa, 2007), h. 207.

  • 3B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan

    dalam makalah ini tentang Usman Bin Affan untuk pembahasan selanjutnya adalah sebagaiberikut:

    1. Bagaimana riwayat hidup Usman bin Affan dan kekhalifahannya?

    2. Bagaimana anggapan mengenai Nepotisme yang dilakukan oleh Usman bin

    Affan?

    3. Apa yang melatar belakangi pemberontakan pada masa Usman bin Affan?

  • 4BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Riwayat Hidup Usman bin Affan dan Kekhalifahannya

    Nama lengkap Usman bin Affan adalah Usman bin Affan bin Abi al-Ash bin

    Umayyah bin Abdus Syams bin Abd Manaf bin Qushayyi bin Kilab nasabnya dari keturunanUmayyah salah satu pembesar Quraish. Bapaknya bernama Affan. Nasabnya bertemu denganRasulullah pada Abdi Manaf. Sedang ibunya bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabiah bin

    Habib bin Abd Syam bin Abdi Manaf bin Qushay. Nama ibu Arwa (nenek Usman bin Affandari jalur ibu) adalah Ummu Hukaim Al-Baidha binti Abdul Muthalib, saudara sekandungAbdullah bin Abdul Muthalib, ayah Rasulullah.5

    Usman dilahirkan pada tahun keenam tahun gajah. Ia lebih muda dari Nabi enamtahun. Di masa anak-anak dan masa remajanya, ia hidup boros, seperti orang-orang Quraishumumnya, terutama Bani Umayyah. Sesudah Rasulullah diutus oleh Allah ia termasuk yang

    mula-mula masuk dalam Islam. Dalam riwayat yang lain bahwa ia tumbuh dengan akhlak

    yang mulia, dan beografi kehidupan yang sangat baik, rendah hati, jujur. ia pemalu, dansangat pemalu.6 Sebab-sebabnya ia masuk Islam para sejarawan menyebutkan beberapasumber, yang sebagian dapat kita catat di sini.

    Sewaktu pertama kali Rasulullah menyerutkan Islam, Usman berusia 34 tahun. Pada

    suatu malam ia bermimpi mendengar seseorang memanggil-manggil dirinya, bangunlah!

    5Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Utsman bin Affan (cet.I; Jakarta Timur: PT Pustaka Al-Kautsar, 2009), h.1.

    6Akram Dhiy al-Amri, Ashra al-Khilaafah Ar-Rasyidah (Maktabah al-Abiikaan, tth), h. 80. Lihatpula Muhammad bin Abd al-Allah al-Ghabbaan, Fitnah Maqtal Usman bin Affaan, Jilid I (Maktabah al-Abiikaan, tth), h. 35.

  • 5Engkau tiduran saja, sedang Ahmad sibuk berdakwah di Makkah. Setelah bangun dari

    tidurnya, jiwa dan pikiran Usman penuh dengan ilham ketuhanan. Maka ia segera menemuiNabi Muhammad dan menyatakan diri masuk Islam.7

    Setelah Usman bin Affan masuk Islam dia menikahi Ruqayyah anak Rasulullah saw,

    ketika itu umur Ruqayyah belum mencapai 20 tahun kendati itu bukan putri Rasulullah saw

    yang tertua, sementara umur Usman ketika itu sudah hampir 40 tahun, dan di zaman jahiliahitu sudah pernah menikah dan mendapat julukan Abu Umar.

    Setelah wafatnya Ruqayyah beliau menikahi Umi Kalsum, adik Ruqayyah. Tetapi

    Umi Kalsum juga meninggal ketika ayahnya masih hidup dan alangkah beratnya kesedihanyang harus diderita Usman. Rasulullah menghiburnya dengan mengatakan: andaikata ada

    putri kami yang ketiga, niscaya kami kawinkan kepada engkau, Karena pernikahan Usman

    dengan Ruqayyah dan kemudian dengan Umi Kalsum itulah, maka kaum muslimin kemudian

    memberinya gelar dengan Zun Nurain. 8

    Usman orang yang begitu cinta damai, juga sangat pemurah, dia mengeluarkanhartanya demi kebaikan kaum muslimin. Sesudah Rasulullah saw mengambil keputusan akan

    menghadapi Romawi di Tabuk dan sudah menyiapkan Pasukan Usrah, Usman menyediakan

    300 unta lengkap dengan isinya dan 1000 dinar di tangan Rasulullah saw untuk dipergunakan

    dalam perang itu.9

    Proses menjadinya khalifah adalah ketika Abu Bakar wafat dan kekhalifahannyadiganti oleh Umar bin Khattab berdasarkan wasiat beliau kepada Umar bin Khattab. Dialah

    7Prof. K. Ali, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern) (Cet.4; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h.178.

    8Prof. K. Ali, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern) (Cet.4; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h.38.

    9Muhammad Husain Haekal, Usman bin Affan, (Cet.4; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h.41.

  • 6khalifah Rasyidah yang pembunuhnya menjadi penyebab kegoncangan Daulah Islam yangbaru tumbuh.

    Bersamaan dengan itu, sebelum peristiwa penyerangan terhadap dirinya, Umar telah

    memerintahkan dibentuknya majelis syura yang beranggotakan enam orang, yaitu Ali binAbi Thalib r.a., Zubair bin al-Awwan r.a., dan Thalhah bin Ubaydillah r.a., Abdur Rahman

    bin Auf, Saad bin Abi Waqqash dan Usman bin Affan kemudian ditambahkan kepada enam

    orang itu, putranya sendiri, Abdullah, agar pendapatnya cenderung pada pemilihan atau

    penolakan (agar tidak terjadi dead lock-peny). Setelah melalui pendekatan dan diskusi yangpanjang, suara kaum muslim ditentukan melalui voting. Sebagian meminta penyerahanjabatan khalifah kepada Ali bin abi Thalib dan sebagian lain meminta diserahkan kepadaUsman. Namun Ali, Saad, dan Zubair memilih Usman. Pada hari keempat, setelah wafatnya

    Umar bin Khattab r.a., Abdurrahman bin Auf pun bergabung bersama mereka. Selanjutnya,penduduk Madinah keluar rumah umtuk membaiat Usman bin Affan r.a. dengan demikian,

    hari pertama kekhalifaan Usman bertepatan dengan hari pemakaman jenazah Umar. Hal ituterjadi pada awal Muharram 24 H.10

    Abdur Rahman bin Auf mengundurkan diri dan melepaskan haknya dalam

    pencalonan supaya suaranya menguatkan apabila timbul perbedaan. Abdur Rahman memulai

    mengundurkan diri. Kemudian az-Zubair meninggalkan haknya bagi Ali diikuti Saad bin

    Waqqash yang juga mengundurkan diri dari pencalonan. Dengan demikian pemilihan ituhanya memilih antara Usman dan Ali, sedangkan Abdur Rahman diserahi tugas untuk

    memilih menentukan salah satu dari keduanya Ali atau Usman.11

    10Abdul Halim al-Afifi, Mausuah Alf huduts Islami diterjemahkan oleh Irwan Kurniawan denganjudul 1000 Peristiwa Dalam Islam (Cet. I; Bandung: Pustaka Hidayah, 2002), h. 85-86.

    11Khalid Muhammad Khalid, Khulafaur Rasul, (Cet. I; Jakarta: Pustaka Amani, 1995), h. 243.

  • 7Setelah itu Abdur Rahman bin Auf naik mimbar Rasulullah lalu berdoa dengan doa

    yang panjang kemudian berkata, Wahai orang-orang, aku telah bertanya kepada kalian

    secara diam-diam maupun terang-terangan, maka tidak kudapati bahwa kalian menyamakan

    seorangpun dengan Ali dan Usman. Datanglah kepadaku hai Ali. Ali berdiri dan pergi

    kepadanya, Apakah engkau akan membaiatku berdasarkan kitab Allah dan sunah Nabinya

    serta perbuatan Abu Bakar dan Umar? Ali menjawab, Berdasarkan Kitab Allah dan SunahRasul-Nya serta ijtihad pendapatku. Kemudian Abdur Rahman bin Auf berkata, datanglahhai Usman. Maka Usman datang kepada Abdur Rahman dan tangannya dipegang seraya

    berkata, apakah engkau mau membaiatku berdasarkan Kitab Allah dan sunah rasul-Nya

    serta perbuatan Abu Bakar dan Umar? Usman menjawab Ya.Tangan kanan yang pertama menjabat tangan kanan Usman untuk membaiat adalah

    tangan Ali bin Abi Thalib, baru kemudian diikuti oleh seluruh kaum muslimin. Demikianlah

    Usman memikul beban-beban khalifah yang dipikulnya ketika ia hampir mencapai usia 70

    tahun.12

    Usman bin Affan seorang yang lemah lembut walaupun ia mempunyai beberapa

    kelebihan, tapi dalam hal pemikiran kreatif tidak muncul. Justru kelemah-lembutannya

    dipergunakan oleh keluarga bani Umayyah yang pernah memegang kekuatan politik sebelum

    Islam untuk meningkatkan dan mengembalikan kedudukannya sebagai pemimpin kaum

    Quraisy pada masa Islam. Karena peluang yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga bagiUmayyah untuk menduduki jabatan penting, namun itu pula yang menyebabkan timbulnyaberbagai protes dan sikap oposisi yang datang hampir dari seluruh daerah. Gerakan itu

    berakhir dengan pembunuhan terhadap khalifahan ketiga, Usman bin Affan.13

    12Khalid Muhammad Khalid, Khulafaur Rasul, (Cet. I; Jakarta: Pustaka Amani, 1995), h. 244-245.13Masyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik (Cet. I; Jakarta: Prenada Media, 2003), h. 31-32.

  • 8Setelah Usman bin Affan resmi terangkat jadi Khalifah, maka ada beberapa hal yangdilakukan yang tercatat dalam sejarah yang menjadi prestasi dalam masa pemerintahannyaantara lain, yaitu:

    1. Pasukan Romawi Mendarat di Iskandariah

    Pendaratan Romawi di Iskandariah itu jatuh pada bulan-bulan pertama tahun 25H (664 M), yakni selang setahun dan beberapa bulan sesudah pelantikan Usman.Hampir semua sumber sepakat tentang tahun ini. Kesepakatan ini menunjukkanbahwa terbunuhnya Umar telah membuat kota Konstantinopel berani cepat-cepat

    menyambut permintaan penduduk Romawi di Iskandariah itu, dengan perkiraan

    bahwa dengan kematian Umar, kaum muslimin sudah kehilangan sang guru dan

    menamatkan era pembebasan yang pada masanya telah membuat Romawi dan

    Persia mati akal.14

    Rupanya pihak Arab dalam menghadapi situasi ini serba bingung dan tidak

    menentu. Mereka meminta pendapat dan bantuan Amirul mukminin di Madinah.

    Para pemuka di Madinah sependapat, begitu juga kaum muslimin di Mesir,bahwa orang yang akan menghadapi situasi yang begitu penting itu hanya Amr

    bin Ash. Namanya saja sudah dapat menggetarkan hati pihak Romawi.Kebijakannya memang sudah mendapat tempat dalam hati rakyat Mesir danmendapat dukungan.15

    14Muhammad Husain Haekal, Usman bin Affan, (Cet.4; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h.69.

    15Muhammad Husain Haekal, Usman bin Affan, (Cet.4; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h.69.

  • 9Pasukan Romawi sedang menjelajah seluruh Mesir Hilir tanpa menemuiperlawanan. Kendati begitu mereka tidak membiarkan orang-orang Mesir hidup

    damai. Kebalikannya, segala yang ada pada mereka dirampas paksa dan mereka

    diperlakukan dengan penghinaan yang sangat keji. Dalam pada itu Amr bin Ashsedang mengatur pasukan dan persiapan perangnya di Babilon. Setelah diketahui

    bahwa pasukan Romawi sudah mendekati Naqyus ia keluar dan sudah siap

    hendak menghadang mereka. Ia memimpin pasukan 15.000 orang dengan

    kepercayaan bahwa jika mereka tak dapat mengalahkan pasukan Romawi merekaakan terpukul mundur kembali ke Semenanjung Arab dengan membawa maluyang tercoreng di kening karena lari.

    Tercatat dalam sejarah bahwa Amr bin Ash menang dan mampu membebaskanMesir, dengan begitu Amr telah membebaskan kembali Iskandariah, dan

    selesailah sudah pengusiran pasukan Romawi dari mesir untuk kedua kalinya.

    Antara kedatangan mereka ke Iskandariah sampai kaburnya mereka dari kota itu,

    sekali ini hanya selang beberapa bulan. Dalam waktu yang begitu singkat Amr

    telah mampu mencapai tujuannya. Dengan kembalinya muslimin danpemerintahannya itu, sekali lagi rakyat Mesir merasa lega. Sekarang mereka

    merasa senang dan tentram sekali setelah sebelum itu mereka melihat pihak

    Romawi menjarah harta mereka. Sebaliknya sekarang, yang mereka lihat justrupasukan Muslimin mengembalikan harta mereka yang dirampas itu kepada

    mereka, setelah berhasil merampas kembali harta itu dari pasukan Romawi.16

    16Muhammad Husain Haekal, Usman bin Affan, (Cet.4; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h.75.

  • 10

    Sebagai catatan bahwa perluasan wilayah pemerintahan Islam bukan atas dasar

    menganiaya, merampas, memperbudak tetapi karena rasa kemanusian yang ingin

    membebaskan rakyat dari segala bentuk kezhaliman.

    2. Pemecatan Amr bin Ash Sebagai Gubernur Mesir ( 25 H/644 M)Tidak ada informasi yang jelas mengenai alasan khalifah Usman bin Affan r.a.memecat Amr bin Ash dari jabatan Gubernur. Namun yang jelas, Abdullah binAbi as-Sarh yang ditunjuk Usman menjadi gubernur Mesir adalah saudarasepersusuannya.

    Demikian pula, para komandan pasukan Islam lainnya yang ikut berperang

    bersama Amr bin al-Ash dalam setiap pertempurannya di mesir. Ketika Amr

    kembali ke Madinah, dan Ibn Abi as-Sarh tinggal di Mesir, pendapatan pajakmeningkat dibandingkan dengan pada masa Amr. Oleh karena itu, Usman

    mencela Amr atas hal itu seraya menyebutkan bahwa pendapatan pajakmeningkat dibandingkan dengan yang diterimanya pada waktu itu. Namun, Amr

    menjawab bahwa Ibn Abi as-Sarh menaikkan pajak atas setiap orang mesirsampai 50%. Oleh karena itu, kenaikan pajak tersebut hanya merupakan kerugianbagi rakyat mesir. Ibn Abi as-Sarh menjabat gubernur Mesir hingga wafat padatahun 36 H.

    3. Usman bin Affan r.a. Memerintahkan Penyalinan Alquran (25 H/646 M)Mushaf yang telah dikompilasi pada zaman Abu Bakar r.a., setelah wafatnya,

    berpindah kepada Umar bin al Khattab r.a., lalu berpindah lagi ke tangan

    putrinya, Hafshah. Kemudian, khalifah Usman meminta mushaf tersebut hingga

  • 11

    dilakukan penyalinannya setelah di beberapa wilayah taklukan tampak terjadiperbedaan dalam membaca teks ayat-ayat al Quran.

    Usman menugaskan empat orang sahabat besar untuk mengedit teksnya. Mereka

    adalah Zaid bin Tsabit, Sabit bin al-Ash, Abdullah bin as-Zubair, dan Abdullah

    bin al-Harits bin Hisyam. Setelah dilakukan penyalinan mushaf dengan dialek

    Quraisy, ia mengembalikan naskah aslinya kepada Hafshah, lalu naskah salinandikirimkan ke beberapa wilayah yang telah dikuasai Islam. Selanjutnya,penyalinannya kembali dan pendistribusiannya dilakukan oleh para fukaha dan

    para ulama.

    Adapun, naskah-naskah yang ada sebelumya, yang didalamnya terdapat

    perbedaan, Usman memerintahkan agar dibakar. Dengan demikian, mushaf yang

    telah disalin itu dinamakan Mushaf Usmani, dinisbahkan kepada Usman binAffan r.a., sebagai penghormatan atas karya besarnya. Masih banyak prestasi-

    prestasi yang dicapai pada masa Usman bin Affan yang bisa kita dapatkan dalam

    lembaran-lembaran sejarah Islam.

    B. Anggapan Nepotisme yang dilakukan oleh Usman bin Affan

    Salah satu kebijakan Usman pada masa pemerintahannya, yaitu membebaskan parasahabat ke manapun mereka suka. Tindakan ini wajar sesuai dengan watak Usman yanglemah lembut, tak sampai hati, pemurah, dan toleran. Usman mungkin juga sedang memikathati mereka karena kebijakan-kebijakannya tak jarang bertentangan yang para sahabatdipikirkan. Ia mungkin sudah merasa bahwa ia telah mengambil berbagai kebijakan yangtidak mesti diterima oleh para sahabat. Karena itu, adalah penting baginya untuk mengangkat

  • 12

    harkat dan martabat mereka. Dengan begitu mereka diharapan untuk tidak melakukan

    revolusi atau sekedar marah.

    Usman juga telah memberikan kepada orang dekatnya dari Bani Umayyah wewenanguntuk mengelolah beberapa kawasan tertentu, sesuatu yang tidak diperkirakan para sahabat

    sebelumnya. Saat itulah para sahabat mulai terpikat untuk berbondong-bondong keluar ke

    berbagai kawasan baru Islam. Kontan, mereka terperangah manyaksikan bahwa dunia sangat

    menyambut kedatangan mereka dan mereka pun bersiap untuk menyambut indahnya dunia.

    Ketika Usman meninggalkan prinsip keadilan para sahabat yang saleh menyampaikan

    protes dengan berbagai cara. Ketika Saad bin Waqqash, sahabat yang termasuk ashbiqun al-

    Awwlun diganti dengan Walid ibn Uqbah, Abdullah bin Masud keberatan ia tahu Walid sama

    sekali tidak layak jadi Gubernur, Ibn Masud mengundurkan diri sebagai bendahara ia

    menyerahkan kunci Baitulmal kepada Walid: siapa yang mengubah, Allah akan mengubah

    apa yang ada pada dirinya. Siapa yang mengganti, Allah akan murka kepadanya. Aku melihat

    sahabatmu (Usman) telah mengubah dan mengganti, mengapa ia memakzulkan orang yangseperti Saad bin Waqqash dan mengangkat Walid?17

    Di tengah kemewahan yang berlimpah seorang sahabat Rasulullah saw tidak suka

    melihat itu semua, Abu Dzar al Ghifari adalah orang yang selalu memberi peringatan beliau

    melihat itu semua sebagai bentuk kelalaian khalifah Usman bin Affan maka ia memberi

    peringatan kepada khalifah namun akibat dari itu Abu Dzar al-Ghifari di kirim ke Syam.

    Beliau tidak ragu-ragu untuk berangkat ke Syam ketika mendengar berita tentang

    kemewahan yang luar biasa, pendirian istana-istana, gedung-gedung, rumah-rumah, dan

    kebun-kebun yang dimiliki serta dinikmati oleh para amir di bawah pimpinan Muawiyah

    17Jalaluddin Rakhmat, Islam Dan Pluralisme (Cet. II; Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006), h. 245-246.

  • 13

    dan beberapa sahabat lain yang menurut pendapat Abu Dzar tidak diciptakan untuk

    kesenangan dan kenikmatan dunia yang fana. Di Syam ia mengibarkan panji oposisi yanghampir merobohkan kedudukan Muawiyah.

    Muawiyah berusaha memenangkan kemarahannya. Sebenarnya, meskipun ia

    merasakan adanya bahaya dalam kritikan Abu Dzar al-Ghifari terhadapnya, namun sikapnya

    terhadap Abu Dzar tetap mengagungkan dan menghomatinya.

    Ia cukup menulis kepada khalifah sepucuk surat yang berbunyi, Abu Dzar telah

    merusak orang-orang di Syam, maka datang balasan khalifah dengan segera kepadanya,

    kirimkanlah dia kepadaku.

    Abu Dzar kembali ke Madinah dan berlangsung percakapan antara dia dan khalifah

    di mana masing-masing tidak bisa menerima pandangan yang berbeda. Di sini ada dua

    riwayat sejarah. Yang satu berkata bahwa khalifah memutuskan untuk mengasingkannya keRabdzah, sebuah tempat yang jauh dari Madinah. Yang lain berkata bahwa Abu Dzar sendiriyang meminta kepada khalifah agar mengizinkannya keluar menuju Rabdazah, di mana iamenghabiskan sisa hari-hari di situ.18 Walaupun berbeda pendapat dengan khalifah namun

    Abu Dzar tetap sangat menghormati khalifah tanpa ada niat mau melakukan pemberontakan

    segala keputusan khalifah beliau taati.

    Sahabat lain yang melakukan kritik terhadap kebijakan beliau adalah Ammar binYasir. Ia adalah seorang sahabat besar, kedua orang tuanya mati syahid di kayu siksaan, di

    mana Quraisy ingin memadamkan cahaya Allah swt dan Ammar ikut merasakan siksaan yangmengerikan itu. Bersama kedua orang tuanya pula Ammar diberitahu Rasul saw, tentang

    18Khalid Muhammad Khalid, Khulafaur Rasul, (Cet. I; Jakarta: Pustaka Amani, 1995), h. 244.

  • 14

    kabar gembira yang cemerlang ketika mereka sedang mengalami siksaan yaitu. bersabarlah

    keluarga Yasir, karena tempat kalian kelak adalah surga.

    Ammar telah berselisih dengan khalifah mengenai beberapa masalah. Barangkali ia

    menangani perselisihan itu dengan cara yang mengejutkan khalifah, terutama di akhirpemerintahan Usman, di mana sebagian gubernur-gubernur Bani Umayyah telah berlebihan

    dalam kekerasan terhadap para penentang mereka, tanpa membedakan antara sahabat besar

    yang menyatakan kebenaran dengan orang yang tendensius dan pura-pura. Mungkin

    perselisihan antara khalifah dan Ammar diputuskan dengan hak-hak persahabatan yang

    mahal, yang menggabungkan keduanya dari hari-hari kesulitan dan kemenangan. Bahkan

    tetap begitu kenyataannya kendati makin hari makin meningkat dengan bergejolaknya jiwa-jiwa yang semakin dipanasi oleh peristiwa-peristiwa dan persekongkolan-persekongkolan.

    Telah kita lihat khalifah tidak melupakan Ammar ketika ia memilih di antara sahabat-

    sahabat utama untuk membentuk panitia pencari fakta. Bahwa ia memilih Ammar, kendati

    oposisi terhadap khalifah dan mengizinkannnya ke Mesir. Tatkala utusan-utusan khalifah

    datang kecuali Ammar yang tinggal lama di Mesir, dan kebetulan pada waktu itu di sana ada

    Abdullah bin Saba, maka para pengadu domba mendapat kesempatan untuk menimbulkan

    kemarahan khalifah terhadap Ammar dengan menganggap bahwa ia bertemu dengan

    Abdullah bin Saba dan mengikuti omongannya.

    Namun perselisihan yang banyak dicampuri kebencian di luar kebiasaanya di mana

    khalifah mengandalkan tindakan keras adalah perselisihan yang terjadi antara khalifah danAbdullah bin Masud, sedangkan Abdullah bin Masud adalah seorang sahabat yang

    cemerlang pengorbanannya, keberaniaan, serta persahabatannya dengan Rasulullah saw.

  • 15

    Perselisihan antara khalifah dan Ibnu Masud menghebat sehingga khalifah menghentikan

    tunjangannya dari Baitul Maal.19

    Berbagai cara, bentuk protes yang di lakukan sahabat-sahabat Rasulullah terhadap

    khalifah, namun tidak ada yang melakukan perlawanan apalagi ingin merusak sistem

    kekhalifahan semua itu dilakukan agar mereka tidak terlena dalam kemehawan dunia.

    C. Sebab-Sebab Pemberontakan

    Pengangkatan kerabat dekat Usman bin Affan sebagai pejabat-pejabat penting danpemecatan sejumlah Gubernur, seperti Muawiyah Gubernur Syiria. Di samping itu beliaujuga mengangkat saudara sepupunya Marwan bin Hakam menjadi Sekretaris Jendral Negarasecara kekeluargaan. Dialah pada dasarnya yang menjalankan roda pemerintahan sedangUsman hanya menyandang gelar Khalifah saja. Usman laksana boneka di mata kerabatnya,dia tidak dapat berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya serta tidak tegas

    terhadap kesalahan bawahannya.

    Keluarga Usman menyalahgunakan kekuasaan yang diberikan dengan berbuat

    sewenang-wenang dan menjatuhkan hukuman yang berat kepada orang yang mereka curigai.Mereka membuat suatu komplotan untuk memukul lawan-lawan politik dan orang yang tidak

    sepaham dengan mereka.

    Dari perbuatan keluarga Usman tersebut, menyelimuti ketidakpuasan dan berakhir

    dengan pemberontakan di berbagai daerah seperti Kufah, Basyrah sampai menjalar ke Mesir.Dengan propaganda Abdullah bin Saba, seorang Yahudi asal Yaman yang pura-pura masuk

    19Khalid Muhammad Khalid, Khulafaur Rasul, (Cet. I; Jakarta: Pustaka Amani, 1995), h. 244.

  • 16

    Islam, akhirnya orang-orang pemberontak menyerbu ke Madinah yang kemudian

    mengakibatkan terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan.

  • 17

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan uraian pembahasan yang telah dikemukakan pada bab kedua maka,

    maka pada bab terakhir ini, penyusun akan memaparkan beberapa kesimpulan.

    1. Nama lengkap Usman bin Affan adalah Usman bin Affan bin Abi al-Ash bin

    Umayyah bin Abdus Syams bin Abd Manaf bin Qushayyi bin Kilab nasabnya dariketurunan Umayyah salah satu pembesar Quraish. Bapaknya bernama Affan.Nasabnya bertemu dengan Rasulullah pada Abdi Manaf. Sedang ibunya bernama

    Arwa binti Kuraiz bin Rabiah bin Habib bin Abd Syam bin Abdi Manaf bin

    Qushay. Nama ibu Arwa (nenek Usman bin Affan dari jalur ibu) adalah UmmuHukaim Al-Baidha binti Abdul Muthalib, saudara sekandung Abdullah bin

    Abdul Muthalib, ayah Rasulullah. Usman dilahirkan pada tahun keenam tahun

    gajah. Ia lebih muda dari Nabi enam tahun. Di masa anak-anak dan masaremajanya, ia hidup boros, seperti orang-orang Quraish umumnya, terutama BaniUmayyah. Sesudah Rasulullah diutus oleh Allah ia termasuk yang mula-mula

    masuk dalam Islam. Dalam riwayat yang lain bahwa ia tumbuh dengan akhlak

    yang mulia, dan beografi kehidupan yang sangat baik, rendah hati, jujur. iapemalu, dan sangat pemalu

    2. Usman juga telah memberikan kepada orang dekatnya dari Bani Umayyahwewenang untuk mengelolah beberapa kawasan tertentu, sesuatu yang tidak

    diperkirakan para sahabat sebelumnya. Selain itu Usman bin affan membebaskan

  • 18

    para sahabat ke manapun mereka suka. Tindakan ini wajar sesuai dengan watakUsman yang lemah lembut, tak sampai hati, pemurah, dan toleran. Usman

    mungkin juga sedang memikat hati mereka karena kebijakan-kebijakannya takjarang bertentangan yang para sahabat dipikirkan. Ia mungkin sudah merasabahwa ia telah mengambil berbagai kebijakan yang tidak mesti diterima oleh parasahabat. Karena itu, adalah penting baginya untuk mengangkat harkat dan

    martabat mereka. Dengan begitu mereka diharapan untuk tidak melakukan

    revolusi atau sekedar marah.

    3. Sebab terjadinya pemberontakan pada masa Usman bin affan adalahPengangkatan kerabat dekat Usman bin Affan sebagai pejabat-pejabat pentingdan pemecatan sejumlah Gubernur, seperti Muawiyah Gubernur Syiria. Disamping itu beliau juga mengangkat saudara sepupunya Marwan bin Hakammenjadi Sekretaris Jendral Negara secara kekeluargaan. Dialah pada dasarnyayang menjalankan roda pemerintahan sedang Usman hanya menyandang gelarKhalifah saja. Usman laksana boneka di mata kerabatnya, dia tidak dapat berbuatbanyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya serta tidak tegas terhadap

    kesalahan bawahannya.

  • 19

    DAFTAR PUSTAKA

    Aceh, Abubakar. Sejarah Alquran. Cet. 6; Surakarta: Ramadhani, 1989.al-Afifi, Abdul Halim. Mausuah Alf huduts Islami diterjemahkan oleh Irwan Kurniawan

    dengan judul 1000 Peristiwa Dalam Islam. Cet. I; Bandung: Pustaka Hidayah, 2002.al-Amri, Akram Dhiy Ashra. al-Khilaafah Ar-Rasyidah, Maktabah al-Abiikaan.Ali, K. Sejarah Islam (Tarikh Pramodern). Cet.4; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.Ash-Shalabi, Ali Muhammad. Biografi Utsman bin Affan. cet.I; Jakarta Timur: PT Pustaka

    Al-Kautsar, 2009.Haekal, Muhammad Husain. Usman bin Affan. Cet. V; Bogor: Pustaka litera Antarnusa,

    2007.Haekal, Muhammad Husain. Usman bin Affan. Cet.4; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

    2003.Karim, M. Abdul. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Book

    Publisher, 2007.Karya, Soekarna. Ensiklopedia Mini Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Logos, 1996.Khalid, Khalid Muhammad. Khulafaur Rasul. Cet. I; Jakarta: Pustaka Amani, 1995.Rakhmat, Jalaluddin. Islam Dan Pluralisme. Cet. II; Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006.Sunanto, Masyrifah. Sejarah Islam Klasik. Cet. I; Jakarta: Prenada Media, 2003.

  • 20

    Sampul.pdfBAB I.pdfBAB 2.pdfBAB 3.pdf


Top Related