Transcript
  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -i-

    Halaman Judul

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - ii - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    KATA PENGANTAR

    Puji dan Syukur senantiasa kita haturkan kehadirat Allah

    SWT, karena dengan Ijin dan Ridho-Nya Modul Ajar

    tentang “Teknologi Jaringan Wireless” ini dapat

    diselesaikan oleh penulis.

    Buku ini disusun untuk sebagai bagian dari serangkaian

    kegiatan International Leadership Training (ILT) yang

    berlangsung selama 24 bulan dan merupakan salah satu

    lehrmittel yang digunakan untuk melakukan kegiatan

    Transferprojekt.

    Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada jajaran

    manajemen P4TK VEDC Malang dan Departemen TI

    atas kesempatannya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan serangkain kegiatan ini dengan baik.

    Kritik dan saran yang bersifat konstuktif sangatlah

    Penulis harapkan demi penyempurnaan lebih lanjut.

    Malang, November 2013

    Penulis

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -iii-

    ABSTRAK

    Sistem jaringan Wireless atau WIFI tidak memerlukan media jaringan berupa kabel jaringan, tetapi memerlukan ruang atau space dimana jarak jangkauan jaringan ditentukan oleh kekuatan pancaran signal radio dari masing-masing device wireless yang digunakan. Sistem Wireless mempunyai beberapa keuntungan antara lain pemakai tidak dibatasi oleh ruang gerak dan hanya dibatasi pada jarang jangkauan dari satu titik pemancar WIFI. Untuk jarak pada sistem WIFI mampu menjangkau area sekitar 100 feet atau 30M radius. Selain itu dapat diperkuat dengan perangkat khusus seperti booster yang berfungsi sebagai relay, sehingga mampu untuk menjangkau beberapa kilometer. Dengan perangkat hardware terbaru, suatu perangkat Access Point dapat saling merelay kembali ke beberapa bagian atau titik sehingga memperjauh jarak jangkauan dan dapat disebar dibeberapa titik dalam suatu ruangan untuk menyatukan sebuah network LAN. Pada Modul ini dibahas tentang dasar-dasar jaringan wireless, antena dan propagasi, merakit mini tower antena, merakit antena grid, memasang antena grid pada mini tower antena, mengkonfigurasi berbagai perangkat jaringan wireless dan tentunya melakukan testing. Modul ini sangat cocok untuk para Guru, Praktisi, atau siswa SMK karena sebagian sesuai dengan Kurikulum 2013, tentang materi Teknologi Jaringan Nirkabel.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - iv - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ................................................................ i

    KATA PENGANTAR ....................................................... ii

    ABSTRAK ..................................................................... iii

    DAFTAR ISI .................................................................. iv

    BAB I PENDAHULUAN ................................................. 1

    BAB II TEORI DASAR ANTENNA .............................. 12

    BAB III MERAKIT MINI TOWER ANTENA ................. 58

    BAB IV MERAKIT ANTENA GRID .............................. 62

    BAB V MEMASANG BULLET PADA GRID ANTENA .. 67

    BAB VI MENGKONFIGURASI BULLET ....................... 72

    BAB VII MENGKONFIGURASI ANTENA MODEL LAIN ................................................................ 94

    Foto-Foto Kegiatan Diklat, Kuliah, Magang dan Kunjungan ..................................................... 101

    Profile Penulis ............................................................ 106

    Lembar Catatan.......................................................... 107

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta | Modul Ajar Teknologi Jaringan Wireless | -1-

    BAB I PENDAHULUAN

    Tujuan Diklat

    Setelah selesai Pelatihan ini, diharapkan peserta dapat :

    1. Menjelaskan tentang pengertian Teknologi Wireless

    2. Menjelaskan perkembangan Teknologi Wireless

    3. Menjelaskan tentang Standar Wireless dunia

    4. Memahami perbedaan antara WiFI dan WiMAX

    Waktu Diklat

    Diklat ini direncanakan selama 5 jam Pelajaran.

    Materi Diklat

    Materi diklat ini terdiri dari beberapa sub pokok bahasan

    seperti halaman berikut ini.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 2 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    1. Jaringan Tanpa Kabel (Wireless)

    Sistem jaringan Wireless atau WIFI tidak memerlukan

    media jaringan berupa kabel jaringan, tetapi memerlukan

    ruang atau space dimana jarak jangkauan jaringan

    ditentukan oleh kekuatan pancaran signal radio dari

    masing-masing device wireless yang digunakan.

    Gambar 1.1 Standard Wireless

    Sistem Wireless mempunyai beberapa keuntungan

    antara lain pemakai tidak dibatasi oleh ruang gerak dan

    hanya dibatasi pada jarang jangkauan dari satu titik

    pemancar WIFI. Untuk jarak pada sistem WIFI mampu

    menjangkau area sekitar 100 feet atau 30M radius.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -3-

    Selain itu dapat diperkuat dengan perangkat khusus

    seperti booster yang berfungsi sebagai relay yang

    mampu menjangkau ratusan bahkan beberapa kilometer

    ke satu arah (directional). Bahkan hardware terbaru,

    terdapat perangkat dimana satu perangkat Access Point

    dapat saling merelay (disebut bridge) kembali ke

    beberapa bagian atau titik sehingga memperjauh jarak

    jangkauan dan dapat disebar dibeberapa titik dalam

    suatu ruangan untuk menyatukan sebuah network LAN.

    Beberapa keuntungan lain yang dimiliki oleh Wireless

    LAN adalah :

    Mobility,

    Lebih cepat dalam menginstallasi

    Simple,

    Installation Flexibility,

    Reduced Cost-of-Ownership,

    1.2. Perkembangan Teknologi Wireless

    Teknologi Wireless berkembang sangat pesat sesuai

    dengan perkembangan jamannya. Beberapa contoh

    perkembangan WiFi adalah seperti berikut ini :

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 4 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    1.2.1 WiFi 802.11g

    WiFi seri 802.11g mempunyai karakteristik sebagai

    berikut :

    a. Approximate max reach (dependent on many factors)

    100 Meters

    b. Maximum throughput 54 Mbps

    c. Typical Frequency bands 2.4 GHz

    d. Application Wireless LAN

    1.2.2 WiMAX 802.16-2004*

    WiMax versi 802.16-2004 mempunyai karakteristik

    sebagai berikut :

    a. Approximate max reach (dependent on many factors)

    8 Km

    b. Maximum throughput 75 Mbps (20 MHz band)

    c. Typical Frequency bands 2-11 GHz

    d. Application Fixed WirelessBroadband

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -5-

    1.2.3 WiMAX 802.16e

    WiMax versi 802.16emempunyai karakteristik sebagai

    berikut :

    a. Approximate max reach (dependent on many factors)

    5 Km

    b. Maximum throughput 30 Mbps (10 MHz band)

    c. Typical Frequency bands 2-6 GHz

    d. Application PortableWirelessBroadband

    1.2.4 CDMA2000 1x EV-DO

    CDMA2000 1xEV-DO mempunyai karakteristik sebagai

    berikut :

    a. Approximate max reach (dependent on many factors)

    12 Km

    b. Maximum throughput 2.4 Mbps (higher for EV-DV)

    c. Typical Frequency

    bands 400,800,900,1700,1800,1900,2100 MHz

    d. Application Mobile Wireless Broadband

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 6 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    1.2.5 WCDMA/ UMTS

    WCDMA/ UMTS mempunyai karakteristik sebagai

    berikut :

    a. Approximate max reach (dependent on many factors)

    12 Km

    b. Maximum throughput 2 Mbps (10+ Mbps fpr HSDPA)

    c. Typical Frequency bands 1800,1900Mobile Wireless

    Broadband100 MHz

    d. Application MobileWirelessBroadband

    Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa dari waktu

    ke waktu wireless mengalami perkembangan.

    Perkembangan ini tentunya membawa berbagai

    kemudahan bagi masyarakat maupun perusahaan.

    WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave

    Access) merupakan teknologi akses nirkabel pita lebar

    (broadband wireless access atau disingkat BWA) yang

    memiliki kecepatan akses yang tinggi dengan jangkauan

    yang luas.

    Dengan kemampuan WiMAX dapat melayani

    pelanggannya dengan area yang lebih luas dan tingkat

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -7-

    kompatibilitas lebih tinggi. WiMAX salah satu teknologi

    yang memudahkan setiap orang mendapatkan koneksi

    Internet yang berkualitas dan melakukan aktivitas.

    Sementara media wireless selama ini sudah terkenal

    sebagai media yang paling ekonomis dalam

    mendapatkan koneksi Internet.

    Worldwide Interoperability for Microwave Access

    (WiMAX) merupakan standar industri yang bertugas

    menginterkoneksikan berbagai standar teknis yang

    bersifat global menjadi satu kesatuan. WiMAX dan WiFi

    dibedakan berdasarkan standar teknik yang bergabung

    didalamnya. WiFi menggabungkan standar IEEE 802.11

    dengan ETSI HiperLAN yang merupakan standar teknis

    yang cocok untuk keperluan WLAN, sedangkan WiMAX

    merupakan penggabungan antara standar IEEE 802.16

    dengan ETSI HiperMAN. Standar keluaran IEEE banyak

    digunakan secara luas di daerah asalnya, yaitu Eropa

    dan sekitarnya. Untuk dapat membuat teknologi ini

    digunakan secara global, maka diciptakan WiMAX.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 8 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    Standar global yang dipakai di dunia dapat digambarkan

    sebagai berikut.

    Gambar 1.2 Standar-standar yang ada dengan

    spesifikasi yang mendukung komunikasi sampai tingkat MAN disatukan dengan standar WiMAX

    Kedua standar yang disatukan ini merupakan standar

    teknis yang memiliki spesifikasi yang sangat cocok untuk

    menyediakan koneksi berjenis broadband lewat media

    wireless atau broadband wireless access (BWA). Pada

    masa mendatang, segala sesuatu yang berhubungan

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -9-

    dengan teknologi BWA kemungkinan akan diberi

    sertifikasi WiMAX. Standar WiMAX dibentuk oleh

    gabungan-gabungan industri perangkat wireless dan

    chip-chip komputer diseluruh dunia. Perusahaan besar

    ini bergabung dalam suatu forum kerja yang

    merumuskan standar interkoneksi antar teknologi BWA

    yang mereka miliki pada produk-produknya.

    Standar IEEE 802.16 (WiMAX)

    Terobosan jaringan internet wireless sebentar lagi akan

    menjadi kenyataan. Dengan tower yang dipasang

    dipusat akses internet (hot spot) di tengah kota

    metropolitan, seorang pemakai laptop, komputer,

    handphone, hingga personal digital assistant (PDA),

    dengan wireless card bisa koneksi dengan internet,

    bahkan di tengah sawah atau pedesaan yang masih

    dalam cakupan area 50 kilometer. Hal ini dapat terjadi

    karena teknologi WiMAX yang menggunakan standar

    baru IEEE 802.16. Saat ini WiFi menggunakan standar

    komunikasi IEEE 802.11. Yang paling banyak dipakai

    adalah IEEE 802.11b dengan kecepatan 11 Mbps, hanya

    mencapai cakupan area tidak lebih dari ratusan meter

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 10 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    saja. WiMAX merupakan saluran komunikasi radio yang

    memungkinkan terjadinya jalur internet dua arah dari

    jarak puluhan kilometer. Dengan memanfaatkan

    gelombang radio, teknologi ini bisa dipakai dengan

    frekuensi berbeda, sesuai dengan kondisi dan peraturan

    pemakaian frekuensi di negara user.

    Pada awalnya standard IEEE 802.16 beroperasi ada

    frekuensi 10-66 GHz dan memerlukan tower line of sight,

    tetapi pengembangan IEEE 802.16a yang disahkan pada

    bulan Maret 2004, menggunakan frekuensi yang lebih

    rendah yaitu sebesar 2-11 GHz, sehingga mudah diatur,

    dan tidak memerlukan line-of-sight. Cakupan area yang

    dapat dicoverage sekitar 50 km dan kecepatan transfer

    data sebesar 70 Mbps. Pengguna tidak akan kesulitan

    dalam mengulur berbagai macam kabel, apalagi WiMAX

    mampu menangani sampai ribuan pengguna sekaligus.

    Seperti kita tahu bahwa Internet merupakan salah satu

    media yang mampu memberikan berbagai informasi

    untuk semua kalangan masyarakat. Dengan adanya

    Internet maka tercipta efisiensi dan efektifitas dalam

    memperoleh Informasi dan operasional perusahaan,

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -11-

    terutama peranannya sebagai sarana komunikasi,

    publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai

    informasi yang dibutuhkan oleh sebuah badan usaha

    dan bentuk badan usaha atau lembaga lainya.

    Dengan teknologi wireless yang terus berkembang,

    maka akan mempermudah setiap orang untuk dapat

    mengakses internet dan penyampaian informasi dapat

    dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.

    1.3. Soal Latihan

    1. Apa yang dimaksud dengan Teknologi Jaringan

    Tanpa Kabel (Wireless)?

    2. Jelaskan tentang Perkembangan Teknologi Wireless

    yang berkembang 2 tahun terakhir!

    3. Jelaskan perbedaan antara WiFI dan WIMAX!

    1.4. Referensi

    Siyamta Sistem Keamanan Pada WiMax,

    http://ilmukomputer.org/2008/11/25/ sistem-keama-

    nan-pada-wimax/

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 12 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    BAB II TEORI DASAR ANTENNA

    Tujuan Diklat

    Setelah selesai Pelatihan ini, diharapkan peserta dapat :

    1. Memahami tentang dasar-dasar Antenna

    2. Memahami tentang Radiasi Gelombang

    Elektromagnetik

    3. Memahami tentang Pola Radiasi suatu Antenna

    4. Menjelaskan tentang Direktifitas suatu Antenna

    5. Menjelaskan tentang Gain suatu Antenna

    6. Menjelaskan tentang Bandwidth Antenna

    7. Menjelaskan tentang Impedansi Antenna

    8. Melakukan pengukuran Link Budget menggunakan

    online sistem

    9. Menjelaskan tentang Teknologi Wireless LAN

    Waktu Diklat

    Diklat ini direncanakan selama 20 jam Pelajaran.

    Materi Diklat

    Materi diklat ini terdiri dari 9 sub pokok bahasan yang

    dijelaskan pada halaman berikutnya.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -13-

    2.1 Pendahuluan

    Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang

    berfungsi untuk memindahkan energi gelombang

    elektromagnetik dari media kabel ke udara atau

    sebaliknya dari udara ke media kabel. Karena

    merupakan perangkat perantara antara media kabel dan

    udara, maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai

    (match) dengan media kabel pencatunya. Dalam

    perancangan suatu antena, baberapa hal yang harus

    diperhatikan antara lain :

    bentuk dan arah radiasi yang diinginkan,

    polarisasi yang dimiliki,

    frekuensi kerja,

    lebar band (bandwidth),

    impedansi input yang dimiliki.

    Untuk antena yang bekerja pada band VLF, LF, HF, VHF

    dan UHF bawah, jenis antena kawat (wire antenna)

    dalam prakteknya sering digunakan, seperti halnya

    antena dipole 1/2, antena monopole dengan ground

    plane, antena loop, antena Yagi-Uda array, antena log

    periodik dan sebagainya. Antena-antena jenis ini,

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 14 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    dimensi fisiknya disesuaikan dengan panjang gelombang

    dimana sistem bekerja. Semakin tinggi frekuensi kerja,

    maka semakin pendek panjang gelombangnya, sehingga

    semakin pendek panjang fisik suatu antena.

    Untuk antena gelombang mikro (microwave), terutama

    SHF ke atas, penggunaan antena luasan (aperture

    antena) seperti antena horn, antena parabola, akan lebih

    efektif dibanding dengan antena kawat pada umumnya.

    Karena antena yang demikian mempunyai sifat

    pengarahan yang baik untuk memancarkan gelombang

    elektromagnetik.

    2.2 Radiasi Gelombang Elektromagnetik

    Struktur pemancaran gelombang elektromagnetik yang

    paling sederhana adalah radiasi gelombang yang

    ditimbulkan oleh sebuah elemen aus kecil yang berubah-

    ubah secara harmonik. Elemen arus terkecil yang dapat

    menimbulkan pancaran gelombang elektromagnetik itu

    disebut sebagai sumber elementer. Jika medan yang

    ditimbulkan oleh setiap sumber elementer di dalam suatu

    konduktor antena dapat dijumlahkan secara

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -15-

    keseluruhan, maka sifat-sifat radiasi dari sebuah antena

    tentu akan dapat diketahui.

    Timbulnya radiasi karena adanya sumber yang berupa

    arus bolak-balik ini diketahui secara matematis dari

    penyelesaian gelombang Helmhotz. Persamaan

    Helmholtz tidak lain merupakan persamaan baru hasil

    penurunan lebih lanjut dari persamaan-persamaan

    Maxwell dengan memasukkan kondisi lorentz sebagai

    syarat batasnya.

    2.3 Pola Radiasi

    Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena adalah

    pernyataan grafis yang menggambarkan sifat radiasi

    suatu antena pada medan jauh sebagai fungsi arah. Pola

    radiasi dapat disebut sebagai pola medan (field pattern)

    apabila yang digambarkan adalah kuat medan dan

    disebut pola daya (power pattern) apabila yang

    digambarkan adalah pointing vektor.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 16 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    Beberapa pola radiasi antenna ditunjukkan seperti

    gambar berikut ini.

    Gambar 2.1 Model Pola Radiasi Antenna

    Suatu antena broad side adalah antena dimana

    pancaran utama maksimum dalam arah normal terhadap

    bidang dimana antena berada. Sedangkan antena end

    fire adalah antena yang pancaran utama maksimum

    dalam arah paralel terhadap bidang utama dimana

    antena berada. Antena yang mempunyai pola radiasi di

    mana arah maksimum main lobe berada diantara bentuk

    broad side dan end fire yang disebut dengan

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -17-

    intermediate. Antena yang mempnyai pola radiasi

    intermediate banyak dijumpai pada phased array

    antenna.

    2.4. Polarisasi Antenna

    Polarisasi antena didefinisikan sebagai arah vektor

    medan listrik yang diradiasikan oleh antena pada arah

    propagasi. Jika jalur dari vektor medan listrik maju dan

    kembali pada suatu garis lurus dikatakan berpolarisasi

    linier. sebagai contoh medan listrik dari dipole ideal. Jika

    vektor medan listik konstan dalam panjang tetapi

    berputar disekitar jalur lingkaran, dikatakan berpolarisasi

    lingkaran.

    Sebuah antena dapat memancarkan energi dengan

    polarisasi yang tidak diinginkan, yang disebut polarisasi

    silang (cross polarized). Polarisasi silang ini

    menimbulkan side lobe yang mengurangi gain. Untuk

    antena polarisasi linier, polarisasi silang tegak lurus

    dengan polarisasi yang diinginkan dan untuk antena

    polarisasi lingkaran, polarisasi silang berlawanan dengan

    arah perputarannya yang diinginkan. Ini biasa yang

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 18 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    disebut dengan deviasi dari polarisasi lingkaran

    sempurna, yang mengakibatkan polarisasinya berubah

    menjadi polarisasi ellips. Pada umumnya karakteristik

    polarisasi sebuah antena relatif konstan pada main lobe.

    Tetapi polarisasi beberapa minor lobe berbeda jauh

    dengan polarisasi main lobe.

    Dalam teknik antenna, terdapat dua macam polarisasi,

    yaitu vertikal dan horisontal. Antar antena pemancar dan

    penerima, sebaiknya digunakan polarisasi yang sama

    berkaitan dengan bagaiman cara pemasangan kedua

    antenna. Penggambaran polarisasi ditunjukkan seperti

    gambar berikut ini.

    Gambar 2.2. Polarisasi Horisontal dan Vertikal

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -19-

    2.5. Bandwidth Antena

    Pemakaian sebuah antena dalam sistem pemacar atau

    penerima selalu dibatasi oleh daerah frekuensi kerjanya.

    Pada range frekuensi kerja tersebut antena dituntut

    harus dapat bekerja dengan efektif agar dapat

    menerima atau memancarkan gelombang pada band

    frekuensi tertentu. Pengertian harus dapat bekerja

    dengan efektif adalah bahwa distribusi arus dan

    impedansi dari antena pada range frekuensi tersebut

    benar-benar belum banyak mengalami perubahan yang

    berarti. Sehingga pola radiasi yang sudah direncanakan

    serta VSWR yang dihasilkannya masih belum keluar dari

    batas yang diijinkan. Daerah frekuensi kerja dimana

    antena masih dapat bekerja dengan baik dinamakan

    bandwidth antenna.

    2.6. Link Budget

    Link budget merupakan sebuah cara untuk menghitung

    mengenai semua parameter dalam transmisi sinyal,

    mulai dari gain dan losses dari Tx sampai Rx melalui

    media transmisi. Dalam hal ini dilakukan perhitungan

    dengan media transmisi Wireless Fidelity (WiFi).

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 20 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    Link merupakan parameter dalam merencanakan suatu

    jaringan yang menggunakan media transmisi berbagai

    macam. Link budget ini dihitung berdasarkan jarak

    antara transmitter (Tx) dan receiver (Rx). Link budget

    juga dihitung karena adanya penghalang antara Tx dan

    Rx misal gedung atau pepohonan. Link budget juga

    dihitung dengan melihat spesifikasi yang ada pada

    antenna.

    Pada materi ini link budget yang akan dihitung adalah

    sebagai berikut :

    Free Space Loss

    Fresnel Zone Clearance

    RX Signal Level

    SOM (System Operating Margin)

    Untuk lebih jelasnya pada materi ini juga akan disertakan

    contoh parameter antenna yang dibutuhkan dalam

    perhitungan tersebut. Parameter tersebut antara lain :

    Jarak (d) terjauh antara antenna pemancar (Tx)

    dengan antenna penerima (Rx). Sebagai contoh,

    jaraknya tersebut sekitar 1 Km, dan jarak ini harus

    kita konversi ke mil, sehingga menjadi sekitar 0.6 mil

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -21-

    Frekuensi BS dan Antena penerima, ini merupakan

    frekuensi standart 2,4 GHz, dimana frequensi ini

    sekarang adalah gratis.

    TX Power merupakan daya dari AP (Access Point)

    yang akan kita gunakan, misalnya sebesar 22 dBm.

    TX Cable Loss ini merupakan loss atau kerugian yang

    terjadi karena kabel yang kita gunakan, misalnya loss

    yang terjadi sekitar 2 dB. Loss ini biasanya terjadi

    pada kabel antara penghubung dari antenna yang

    biasa disebut dengan kabel pigtail. Pigtail biasanya

    terbuat dari kabel coaxial, dan diusahakan jangan

    menggunakan kabel pigtail yang terlalu panjang.

    Kabel pigtail yang ada di pasaran, panjangya sekitar

    50 cm.

    TX Antenna Gain merupakan daya terpancar dari

    antenna yang kita gunakan, misalnya menggunakan

    antenna omni directional dengan gain sebesar 12 dB.

    RX Antenna Gain merupakan daya yang dihasilkan

    dari antenna penerima, misal kita menggunakan

    antenna grid 15 dB.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 22 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    RX cable Loss sebenarnya hampir sama dengan Tx

    kabel loss, hanya saja ini terjadi pada daerah

    penerima atau antenna penerima, misalnya 2 dB.

    RX Sensitivity merupakan sensitivitas dari antenna

    penerima dalam hal menangkap sinyal WiFi dari

    antenna pemancar, misalnya sebesar -68 dBm.

    2.6.1 System Operating Margin (SOM)

    System Operating Margin (SOM) merupakan suatu cara

    untuk menghitung selisih antara sinyal yang di terima

    dengan sensitifitas suatu penerima penerima. Secara

    formula dapat dituliskan sebagai berikut :

    SOM = Rx Signal Level – Rx Sensitivity ……………………….. (2.38)

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -23-

    Sedangkan gambaran untuk menghitung SOM tersebut,

    ditunjukkan seperti gambar berikut ini.

    Gambar 2.3 Skema Jaringan untuk Menghitung SOM

    Berdasarkan pada gambar di atas, maka untuk

    melakukan perhitungan terhadap System Operating

    Margin (SOM) diperlukan beberapa parameter inputan,

    antara lain :

    Frequency (MHz) yang digunakan pada komunikasi.

    Distance (Miles) antara dua stasiun.

    TX Power (dBm), WLAN biasanya mempunyai daya

    sekitar 30-100mW.

    TX Cable Loss (dB), redaman di kabel coax &

    konektor antara pemancar ke antenna. Sebaiknya

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 24 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    tidak menggunakan coax sama sekali, hubungan

    antara antenna dan pemancar hanya menggunakan

    pigtail yang tidak lebih dari satu (1) meter.

    TX Antenna Gain (dBi)

    Free Space Loss (FSL)

    RX Antenna Gain (dBi)

    RX Cable Loss (dB), redaman di kabel coax dari

    Antenna ke penerima.

    RX Sensitivity (dBm), sensitivitas penerima.

    Dengan parameter di atas, maka kita akan mendapatkan

    tiga output yang dihasilkan, yaitu:

    Level sinyal RX (dBm)

    Free Space Loss (dB)

    Theoretical System Operating Margin (dB)

    Setelah kita mempunyai semua data / parameter yang

    dibutuhkan kita dapat menghitung System Operating

    Margin (SOM) untuk meyakinkan bahwa sistem yang kita

    kerjakan akan bekerja secara benar.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -25-

    Dengan menggunakan bantuan software yang ada pada

    http://www.terabeam.com/ support/ calculations/

    som.php#calc, maka diperoleh hasil seperti berikut ini.

    Gambar 2.4. Software untuk Menghitung SOM

    Sinyal yang diterima (Rx signal level) dapat dihitung

    dengan menambahkan dan mengurani daya pancar (TX

    power) dengan berbagai parameter yang ada dalam

    sebuah persamaan yang sederhana, yaitu,

    Rx Signal Level = Tx Power – Tx Cable Loss + Tx Antenna Gain – FSL + Rx Antenna Gain – Rx Cable Loss …………………………(2.39)

    http://www.terabeam.com/

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 26 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    2.6.2 Free Space Loss (FSL)

    Pada saat sinyal radio berpropagasi di udara, maka akan

    mengalami redaman dari udara. Besarnya redaman yang

    terjadi dapat dihitung secara empiris. Redaman itulah

    yang disebut dengan Free Space Loss (FSL), dengan

    rumus seperti persamaan berikut ini.

    Free Space Loss

    = 20 Log10 (Frequency in MHz) + 20 Log10 (Distance in Miles) + 36.6 ….. (2.40)

    Dengan menggunakan bantuan software yang ada pada

    alamat http://www.terabeam. com/support/calculations

    /free-space-loss.php, maka akan diperoleh hasil seperti

    berikut ini.

    Gambar 2.5 Software untuk Menghitung Free Space Loss

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -27-

    2.6.3 Downtilt Coverage Radius (DCR)

    Downtilt Coverage Radius (DCR) adalah suatu daerah

    jangkuan yang dapat tercover dari suatu antenna atau

    BTS yang kita bangun dengan memperhatikan

    parameter dari kemiringan antenna, propagasi dari

    antenna dan ketinggian tiang dari antenna tersebut. DCR

    secara diagram dapat digambarkan seperti berikut ini.

    Gambar 2.6. Metoda penghitungan DCR

    Dengan memperhatikan gambar di atas, maka secara

    matematis dapat dituliskan rumus untuk mencarai Inner

    Radius Distance dan Outer Radius Distance seperti

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 28 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    berikut ini.

    Inner Radius Distance

    = (

    )

    ……………... (2.40)

    Outer Radius Distance

    = (

    )

    ………….….. (2.41)

    Dengan menggunakan software dari http://www.

    terabeam.com/support/calculations /downtilt-cover.php#

    calc, dengan beberapa parameter yang diinputkan, maka

    diperoleh hasil sebagai berikut :

    Gambar 2.7. Penghitungan DCR menggunakan online software

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -29-

    2.6.4 Antenna Downtilt

    Antenna Downtilt merupakan suatu kemiringan antenna

    yang dapat mempengaruhi jarak dan target coverage.

    Secara umum, Antenna Downtilt digambarkan sebagai

    berikut.

    Gambar 2.8. Antenna Downtilt

    Beberapa rumus yang dapat digunakan untuk menghitung Downtilt adalah sebagai berikut :

    Distance =

    ………………….. (2.42)

    Angle =

    …… ….. (2.43)

    Dengan menggunakan software dari http://www.

    terabeam.com/support/calculations/antenna-downtilt.php

    dengan beberapa parameter yang diinputkan, maka

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 30 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    diperoleh hasil sebagai berikut :

    Gambar 2.9. Perhitungan Antenna Downtilt menggunakan software

    2.6.5 Fresnel Clearance Zone (FCZ)

    Fresnel Clearance Zone (FCZ) merupakan suatu daerah

    yang visualisasi dari hasil penyebaran line of sight

    dimana signal telah dipancarkan dan diterima oleh suatu

    antenna.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -31-

    Gambaran tentang FCZ ditunjukkan seperti gambar

    berikut ini.

    Gambar 2.10. Pengururan Fresnel Clearance Zone

    (FCZ)

    Untuk menghitung r, maka dapat dituliskan formula

    seperti berikut ini :

    = √

    …………….. (2.44)

    = √

    …………….. (2.45)

    Dengan rumus di atas dan memasukkan besarnya jarak

    (d), maka akan diperoleh besarnya r.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 32 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    Dengan menggunakan software dari

    http://www.terabeam.com/support/calculations/ fresnel-

    zone.php#meters dengan beberapa parameter yang

    diinputkan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

    Gambar 2.11. Penghitungan FCZ dalam Meter

    http://www.terabeam.com/support/calculations/

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -33-

    Apabila perhitungan FCZ menggunakan feet, maka akan

    diperoleh hasil seperti berikut ini.

    Gambar 2.12. Penghitungan FCZ dalam Feet

    2.6.6 RX Level Sinyal

    Rx sinyal level dapat dihitung dengan cara

    menambahkan dan mengurangi daya pancar (TX power)

    dengan berbagai parameter yang ada. Secara matematis

    dapat dituliskan dengan rumus seperti berikut ini :

    Rx Signal Level

    =

    Tx Power – Tx Cable Loss + Tx Antenna Gain – FSL + Rx Antenna Gain – Rx Cable Loss

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 34 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    2.7. Teknologi Wireless LAN

    Teknologi wireless merupakan teknologi tanpa kabel,

    dalam melakukan hubungan telekomunikasi tidak lagi

    mengunakan media atau sarana kabel tetapi dengan

    menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai

    pengganti kabel. Teknologi wireless menggunakan

    gelombang elektromagnetik untuk membawa informasi

    diantara piranti wireless melalui udara. Dalam

    aplikasinya, teknologi Wireless dibagi menjadi berbagai

    macam aplikasi sesuai dengan spesifikasi dan panjang

    gelombangya, seperti pada gambar beriku ini.

    Gambar 2.13. Pembagian spectrum frekuensi pada

    teknologi Wireless

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -35-

    Pada gambar diatas, terlihat ada tiga frekuensi penting (

    900 MHz, 2.4 GHz, dan 5 GHz) yang sering disebut

    dengan Industrial Scientific and Medical (ISM) bands.

    Teknologi lain yang menggunakan frekuensi 2.4 GHz

    dan 5 GHz juga harus sesuai dengan standard IEEE

    802.11.

    Teknologi Wireless mempunyai beberapa keuntungan

    jika dibandingkan dengan teknologi Kabel, antara lain :

    Mempunyai kemampuan untuk menyediakan koneksi

    setiap saat dan dimanapun tempatnya, asalkan

    mendapatkan sinyal dari Hotspot.

    Mudah dalam hal Instalasi

    Harganya murah dan kecepatan akses mulai

    meningkat dengan teknologi yang baru.

    Mudah dalam Upgrade jaringan, tanpa dibatasi oleh

    penggunaan kabel jaringan.

    User baru dapat berkoneksi dengan cepat dan

    mudah.

    Berdasarkan instalasinya, terdapat dua model dasar

    instalasinya yaitu Ad-hoc Mode dan Infrastruktur Mode.

    Ad-hoc mode merupakan bentuk yang paling simple

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 36 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    dengan cara menghubungkan dua atau lebih wireless

    client secara bersama-sama menggunakan jaringan peer

    to peer. Setiap client yang terhubung dalam jaringan ad-

    hoc mode, haknya adalah sama. Coverage area yang

    menggunakan sebuah Access Point, disebut dengan

    Basic Service Set (BSS) atau cell.

    Gambar 2.14. Mode Ad-Hoc dan Infrastruktur

    Jaringan ad-hoc hanya akan sesuai jika untuk jaringan

    yan kecil, tetapi untuk jaringan yang besar, meka

    diperlukan suatu piranti untuk mengontrol komunikasi

    didalam wireless tersebut. Sebuah Access Point

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -37-

    diperlukan untuk mengontrol komunikasi antara client

    dengan server atau client dengan client. Jaringan

    dengan model seperti ini disebut dengan Infrastruktur

    mode. Dalam model ini, client tidak dapat berkomunikasi

    langsung terhadap client yang lain, melainkan harus

    melalui Access Point (AP). Access Point akan mengatur

    semua komunikasi dan akan menjamin semua client

    mempunyai akses yang sama. Coverage area yang

    menggunakan sebuah Access Point, disebut dengan

    Basic Service Set (BSS) atau Cell.

    2.7.1 IEEE 802.11 a

    Jaringan LAN nirkabel pertama yang berkecepatan tinggi

    adalah 802.11a, menggunakan teknik Orthogonal

    Frequency Division Multiplexing (OFDM) untuk

    mengirimkan sampai dengan 54 Mbps pada pita ISM

    yang lebih lebar pada frekuensi 5-GHz. Sebagaimana

    istilah FDM, ada 52 frekuensi berbeda yang digunakan :

    48 untuk data dan 4 untuk sinkronisasi, tidak seperti

    ADSL. Karena transmisi menggunakan cara munculnya

    frekuensi beberapa pada saat yang sama, teknik ini

    dipandang sebagai bentuk spread spectrum, tetapi

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 38 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    berbeda dibandingkan dengan CDMA dan FHSS.

    Memisahkan sinyal menjadi band sempit memiliki

    beberapa keunggulan dibanding menggunakan band

    lebar tetapi tunggal, termasuk imunitas yang lebih baik

    untuk gangguan narrowband dan kemungkinan

    menggunakan band noncontinuous. Sebuah sistem

    encoding yang kompleks digunakan, berdasarkan phase

    shift modulation untuk kecepatan hingga 18 Mbps dan

    QAM. Pada kecepatan 54 Mbps, 216 bit data dikodekan

    menjadi simbol 288-bit. Motivasi OFDM adalah

    kompatibilitas dengan sistem European HiperLAN/2.

    Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh 802.11 a adalah

    sebagai berikut :

    Menggunakan frekuensi 5 GHz RF.

    Tidak kompatibel dengan frekuensi 2.4 GHz, misalnya

    standard 802.11 b/g/n.

    Relatif mahal untuk diimplementasikan jika

    dibandingkan dengan teknologi lainnya.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -39-

    2.7.2 IEEE 802.11 b

    Versi 802.11 b menggunakan metode modulasi OFDM

    dari 802.11a tetapi beroperasi dalam band sempit di ISM

    2.4 GHz. Secara teori, standard ini dapat beroperasi

    sampai dengan 54 Mbps. Ini berarti bahwa komite

    802.11 telah menghasilkan tiga LAN nirkabel berbeda

    dengan kecepatan tinggi : 802.11a, 802.11b, dan

    802.11g dengan radius jangkauan sekitar 100 meter.

    Wireless 802.11b/g beroperasi pada pita frekuensi 2400

    MHz sampai 2483.50 MHz. Dari range frekuensi

    tersebut, dibagi menjadi 11 channel (masing-masing

    sebesar 5 MHz) dan berpusat di frekuensi berikut ini :

    Channel 1 : 2,412 MHz

    Channel 2 : 2,417 MHz

    Channel 3 : 2,422 MHz

    Channel 4 : 2,427 MHz

    Channel 5 : 2,432 MHz

    Channel 6 : 2,437 MHz

    Channel 7 : 2,442 MHz

    Channel 8 : 2,447 MHz

    Channel 9 : 2,452 MHz

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 40 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    Channel 10 : 2,457 MHz

    Channel 11 : 2,462 MHz

    Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh teknologi

    802.11 b adalah sebagai berikut :

    Teknologi pertama kali yang bekerja pada frekuensi

    2.4 GHz.

    Kecepatan maksimum data ratenya 11 Mbps

    Jarak jangkauannya sekitar 46 m (150 ft) untuk

    pemasangan indoors, dan 96 m (300 ft) untuk

    pemasangan outdoors.

    2.7.3 IEEE 802.11 g

    Teknologi 802.11 g hampir sama dengan teknologi pada

    802.11 b, hanya saja ada beberapa karakteristik yang

    berbeda, antara lain :

    Maksimum data rate-nya mencapai 54 Mbps.

    Kompatibel dengan teknologi 802.11b.

    2.7.4 IEEE 802.11 n

    IEEE 802.11n adalah sebuah perubahan standar

    jaringan nirkabel 802.11-2.007 IEEE untuk meningkatkan

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -41-

    throughput lebih dari standar sebelumnya, seperti

    802.11b dan 802.11g, dengan peningkatan data rate

    maksimum dalam lapisan fisik OSI (PHY) dari 54 Mbps

    ke maksimum 600 Mbps dengan menggunakan empat

    ruang aliran pada lebar channel 40 MHz. Sejak tahun

    2007, Wi-Fi Alliance telah memberikan sertifikat

    interoperabilitas produk “draft-n” berdasarkan pada draft

    2.0 dari spesifikasi IEEE 802.11n. Aliansi telah

    meningkatkan perangkat ini dengan tes kompatibilitas

    untuk beberapa perangkat tambahan yang diselesaikan

    setelah Draft 2.0. Semua produk bersertifikat draft-n

    tetap kompatibel dengan produk-produk standar terakhir.

    IEEE 802.11n didasarkan pada standar 802.11

    sebelumnya dengan menambahkan Multiple-Input

    Multiple-Output (MIMO) dan 40 MHz ke lapisan saluran

    fisik (PHY), dan frame agregasi ke MAC layer. MIMO

    adalah teknologi yang menggunakan beberapa antena

    untuk menyampaikan informasi lebih lanjut secara

    koheren. Dua manfaat penting MIMO adalah

    menyediakan keragaman antenna dan spasial

    multiplexing untuk 802.11n. Kemampuan lain teknologi

    MIMO adalah menyediakan Spatial Division Multiplexing

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 42 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    (SDM). SDM secara spasial me-multiplexes beberapa

    stream data independen, ditransfer secara serentak

    dalam satu saluran spektral bandwidth. MIMO SDM

    dapat meningkatkan throughput data seperti jumlah dari

    pemecahan stream data spatial yang ditingkatkan.

    Setiap aliran spasial membutuhkan antena yang terpisah

    baik pada pemancar dan penerima. Di samping itu,

    teknologi MIMO memerlukan frekuensi radio yang

    terpisah dan analog-ke-digital converter untuk masing-

    masing antena MIMO yang merubah biaya

    pembuatannya menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan

    sistem non-MIMO. Saluran 40 MHz adalah fitur lain

    yang dimasukkan ke dalam 802.11n yang

    menggandakan lebar saluran dari 20 MHz di 802.11 PHY

    sebelumnya untuk mengirimkan data. Hal ini

    memungkinkan untuk penggandaan kecepatan data PHY

    melebihi satu saluran 20 MHz. Hal ini dapat diaktifkan di

    5 GHz mode, atau dalam 2.4 GHz jika ada pengetahuan

    yang tidak akan mengganggu beberapa 802.11 lainnya

    atau sistem non-802.11 (seperti Bluetooth)

    menggunakan frekuensi yang sama. Arsitektur coupling

    MIMO dengan saluran bandwidth yang lebih luas

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -43-

    menawarkan peningkatan fisik transfer rate melebihi

    802.11a (5 GHz) dan 802.11g (2.4 GHz).

    Kelebihan versi 802.11n dibanding 802.11 sebelumnya

    adalah :

    Mampu mentransfer data seperti di “jalan tol wireless”

    sehingga menghemat waktu dan lebih cepat.

    Terdapat kombinasi dua frekuensi wireless untuk

    performance yang lebih baik.

    Fitur memperkecil jumlah data yang dibutuhkan untuk

    transfer file untuk memberi ruang lebih di jalur

    pengiriman file.

    Wi-Fi 802.11n dapat mencapai kecepatan 600Mbps.

    Jangkauan radius pemancar lebih luas, untuk indoor

    sekitar 70 meter, sedangkan outdoor sampai dengan

    250 meter.

    Banyak produk versi 802.11n yang diklaim lebih

    bagus dibandingkan dengan performance 802.11g.

    Menggunakan teknologi Multiple Input Multiple Output

    (MIMO).

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 44 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    Secara ringkas, table perbandingan teknologi 801.11

    beserta variannya adalah sebagai berikut :

    Table 2.1. Varian dari 802.11

    Catatan : 802.11y hanya diterapkan di Amerika Serikat.

    2.7.5 IEEE 802.11 ac

    Wireless IEEE 802.11ac adalah standar nirkabel 802.11

    yang saat ini sedang dikembangkan yang akan

    memberikan throughput yang tinggi pada Wireless Local

    Area Network (WLAN) dengan frekuensi operasi 5 GHz.

    Secara teoritis, spesifikasi ini akan memungkinkan

    throughput multi-stasiun WLAN mimimal 1 Gbps dan

    throughput link maksimum minimal 500 Mbps. Hal ini

    dilakukan dengan memperluas konsep interface udara

    yang dianut oleh 802.11n, bandwidth RF lebih lebar

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -45-

    (sampai 160 MHz), lebih banyak spasial MIMO stream

    (hingga 8), MIMO multi-user, dan high-density

    modulation (hingga 256 QAM) .

    Pada tanggal 20 Januari 2011, Spesifikasi Perdana

    Teknis Draft 0.1 telah dikonfirmasi oleh IEEE 802.11

    TGac. Menurut penelitian, perangkat dengan spesifikasi

    802.11ac diharapkan menjadi umum pada tahun 2015

    dengan diperkirakan sebaran 1 miliar diseluruh dunia.

    Beberapa teknologi baru yang ditsmbshksn pada

    802.11ac :

    Channel bandwidth lebih lebar

    Channel bandwith 80 MHz dan 160 MHz (vs

    maksimum 40 MHz dalam 802.11n), 80 MHz wajib

    untuk stasiun, 160 MHz opsional

    Lebih banyak spasial MIMO stream

    Mendukung hingga 8 spasial stream (vs 4 dalam

    802.11n)

    Multi-user MIMO (MU-MIMO)

    o Multiple Stasiun, masing-masing dengan satu atau

    lebih banyak antena, mengirim atau menerima data

    stream independen secara simultan. “Space

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 46 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    Division Multiple Access” (SDMA) : aliran tidak

    dipisahkan dengan frekuensi, tetapi diselesaikan

    secara spasial, analog dengan model MIMO

    802.11n

    o Downlink MU-MIMO (satu perangkat pemancar,

    perangkat penerima ganda) yang termasuk

    sebagai modus opsional

    Modulasi

    256-QAM, rate 3/4 dan 5/6, ditambahkan sebagai

    mode opsional (vs 64-QAM, rate maksimum 5/6

    802.11n)

    Single sounding dan feedback format untuk

    pembentukan beam (vs multiple dalam 802.11n)

    Modifikasi MAC (kebanyakan untuk mendukung

    perubahan diatas)

    Mekanisme koeksistensi untuk channel 20/40/80/160

    MHz perangkat 11ac dan 11a/n perangkat

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -47-

    Dalam bentuk Tabel, ringkasan dari masing-masing

    standar IEEE 802.X dapat dilihat seperti berikut ini.

    Tabel 2.2 Ringkasan dari IEEE 802.11a-11v

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 48 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -49-

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 50 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -51-

    2.8. Metode Pemilihan Antenna untuk Aplikasi ISM

    Industrial, Scientific and Medical (ISM) radio bands

    adalah suatu band radio (bagian dari spectrum radio)

    yang bertanggung jawab terhadap pengaturan

    penggunaan radio frequency (RF) untuk kebutuhan

    industrial, scientific dan medical. Antenna merupakan

    salah satu bagian yang penting dalam suatu sistem

    komunikasi radio. Antenna dapat digunakan untuk

    aplikasi Point to Point ataupun Multipoint.

    2.8.1 Aplikasi Point to Point

    Untuk aplikasi point ke point, maka diperlukan suatu

    antenna pengarah dengan penguatan yang tinggi (high-

    gain directional antennas). Dengan adanya sinyal yang

    kuat, maka akan dapat merekduksi noise ataupun

    interferensi yang ada disekitarnya. Berdasarkan aturan

    dari Federal Communications Commiussion (FCC)

    dengan frekuensi 2.4GHz serta pengutannya sebesar

    24 dBi antenna,maka maksimum transmittnya adalah

    sebesar 24 dBm.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 52 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    Jenis antenna yang sering digunakan untuk aplikasi

    Point to Point adalah Grid Antenna, seperti gambar

    berikut ini.

    Gambar 2.15. Contoh 24dBi directional Antenna dengan

    polarisasi vertikal

    2.8.2 Aplikasi Multi-Point

    Sistem multipoint merupakan tipe koneksi yang

    mempunyai sebuah node (antenna / concentrator) dan

    sejumlah subscriber node. Setiap subscriber nodes

    dapat berkomunikasi secara langsung dengan node

    tersebut. Sebuat node harus mempunyai suatu beam

    yang cukup agar semua subscriber node dapat

    berkomunikasi dengan baik kepadanya. Dengan

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -53-

    demikian, maka antenna jenis ini harus dipasang dengan

    sudut elevasi yang baik.

    Gambar 2.16. Omnidirectional Antenna dan Pola

    Radiasinya

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 54 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    Antenna omnidirectional mempunyai pola radiasi yang

    menyebar hampir ke segala arah. Dalam

    pemasangannya biasanya dilakukan pada tower atap

    atap bagian paling atas setalah penangkal petir.

    2.8.3 Parameter Pada Antenna

    Antenna mempunyai beberapa parameter yang

    menunjukkan spesifikasi dan karakteristik yang dimiliki

    oleh suatu antenna. Beberapa parameter tersebut antara

    lain:

    Frequency Range

    Frequency range merupakan suatu area dimana

    suatu antenna bekerja. Sebagai contoh, antenna

    bekerja pada range frequency 2400-2460 MHz.

    Beamwidth

    Merupakan sudut deviasi dari titik pusat beam dimana

    signal turun sebesar 3 dB dari nilai maksimumnya.

    Gain

    Merupakan penguatan dari suatu antenna, biasanya

    diukur dalam satuan dB.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -55-

    Front/Back ratio

    Seberapa baik suatu antenna daapt menerima sinyal

    dari sidelobes bagian belakang dari antenna.

    Polarisasi Antenna

    Merupakan arah polarisasi dari suatu antenna,

    biasanya terdiri dari 2 macam polarisasi yaitu

    polarisasi vertical dan horizontal.

    Rated wind velocity/Horizontal thrust at rated wind.

    Suatu kemampuan antenna untuk menghande dari

    terpaan angin dengan bebab yang dimiliki oleh

    antenna tersebut.

    2.11. Soal Latihan

    1. Jelaskan fungsi dari Antena dan sebutkan jenis-jenis

    antena berdasarkan pola radiasinya!

    2. Apa yang dimaksud dengan Radiasi Gelombang

    Elektromagnetik?

    3. Jelaskan perbedaan antara Bandwidth dengan

    Beamwidth!

    4. Mengapa Impedansi perlu diperhatikan ketika kita

    menghubungkan antena dengan menggunakan

    kabel?

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 56 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    5. Bagaimana cara mengukur penguatan Antena?

    6. Jelaskan perbedaan antara IEEE 802.11 a/b/g dan n

    7. Jelaskan parameter apa saja yang perlu diperhatikan

    dalam pemilihan antenna!

    8. Sebutkan parameter-parameter yang dimiliki oleh

    suatu antenna!

    9. Jelaskan perbedaan antara polarisasi vertical dan

    polarisasi horizontal!

    10. Apa yang saudara ketahui tentang Channel?

    Jelaskan!

    2.12. Referensi

    John D. Krous, Antenas, McGraw-Hill Book Company,1988.

    http://www.akateljakarta.weebly.com-uploads-Fantena-

    bab1.doc file:///C:/CISCO_CCNA/Discovery1_English/theme/cheet

    ah.html?cid=0400000000&l1=en&l2=none&chapter=7

    http://www.afar.net/tutorials/antennas/ http://www.wlanmall.com/wireless_faq.php

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -57-

    http://www.terabeam.com/support/calculations/som.php#calc

    http://www.wlanantennas.com/information.php?info_id=7 http://www.dono.blog.unsoed.ac.id/files/2009/06/antena.

    doc http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/WiFi

    :_Menghitung_Link_Budget http://myteks.wordpress.com/2011/05/17/wireless-lan-

    802-11abgny-apa-bedanya/

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 58 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    BAB III MERAKIT MINI TOWER ANTENA

    Tujuan Diklat

    Setelah selesai Pelatihan ini, diharapkan peserta dapat :

    1. Menjelaskan tentang langkah-langkah merakit mini

    tower antena

    2. Melakukan perakitan Mini Tower Antena dengan baik

    dan benar

    Waktu Diklat

    Diklat ini direncanakan selama 5 jam Pelajaran.

    Materi Diklat

    Materi diklat ini terdiri dari beberapa sub pokok bahasan

    seperti halaman berikut ini.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -59-

    3.1. Mini Tower Antena

    Mini Tower Antena (MTA) merupakan suatu Tower

    Antena yang berukuran Mini (kecil), serta digunakan

    untuk melakukan Praktikum merakit mini tower bagi

    peserta pelatihan. Model Mini Tower Antena

    digambarkan sebagai berikut :

    Gambar 3.1. Model Mini Tower Antenna

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 60 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    3.2. Merakit Mini Tower Antena

    Agar Mini Tower Antena dapat digunakan dengan baik,

    maka harus dilakukan perakitan secara benar. Mini

    Tower Antenna ini dibuat menggunakan plat dengan

    ketebalan 2 mm dan beton eser dengan diameter 8 mm.

    Besi beton eser tersebut dibuat dengan model triangle

    dengan tinggi masing-masing potongan sekitar 100 mm.

    Cara perakitan Mini Tower Antena ditunjukkan seperti

    gambar 3.2 berikut ini.

    Gambar 3.2 Merakit Mini Tower Antena

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -61-

    Langkah-langkah merakit Mini Tower Antena adalah

    sebagai berikut :

    Menyiapkan Alat dan Bahan yang digunakan (Mini

    Tower Antena, Mur Baut dan Kunci Pas ukuran 14).

    Rakitlah mulai dari bagian yang paling bawah

    (dudukan), kemudian berurutan sampai ke spit (top

    off) Mini Tower Antenna.

    Kuatkan (kencangkan) masing-masing Mur-Baut

    dengan benar menggunakan kunci pas 14.

    3.3. Soal Latihan

    1. Apa yang dimaksud dengan Mini Tower Antena?

    2. Jelaskan Fungsi Mini Tower Antena!

    3. Jelaskan langkah-langkah cara merakit Mini Tower

    Antena!

    3.4. Referensi

    Siyamta, Wireless LAN Trainer, Program Inovasi 2010

    P4TK/VEDC Malang.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 62 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    BAB IV MERAKIT ANTENA GRID

    Tujuan Diklat

    Setelah selesai Pelatihan ini, diharapkan peserta dapat :

    1. Menjelaskan tentang langkah-langkah merakit Grid

    Antenna.

    2. Melakukan perakitan Antenna Grid dengan baik dan

    benar.

    3. Melakukan pemasangan Antenna Grid pada Mini

    Tower Antenna.

    Waktu Diklat

    Diklat ini direncanakan selama 5 jam Pelajaran.

    Materi Diklat

    Materi diklat ini terdiri dari beberapa sub pokok bahasan

    seperti halaman berikut ini.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -63-

    4.1 Langkah-langkah Merakit Antenna Grid

    Antenna Grid merupakan salah satu contoh antenna

    pengarah (directional antenna) yang berbentuk parabolic

    sebagai reflector dengan impedansi sebesar 50 Ohm.

    Connector yang digunakan adalan tipe N female. Salah

    satu contoh cara merakit Antenna Grid ditunjukkan

    seperti gambar berikut ini.

    Gambar 4.1 Merakit Antenna Grid

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 64 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    Untuk merakitnya tidak diperlukan skill yang terlalu tinggi

    karena semua bagian sudah tersedia dengan baik dan

    hanya terdiri dari 3 bagian yaitu parabolic/grid antenna,

    dudukan antenna dan antennanya sendiri.

    Untuk melakukan perakitan Antenna Grid, maka

    langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

    Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan

    (seperangkat grid antenna dan kunci pas ukuran 14).

    Memasang kedua buah reflector-nya dengan cara

    menggabungkannya kemudian dikuatkan

    menggunakan mur baut.

    Memasang Antenna pada bagian tengah reflector,

    kemudian menguatkan 4 buah mur baut yang ada

    pada keempat sisinya.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -65-

    4.2 Memasang Grid Antenna Pada Mini Tower

    Antenna

    Cara pemasangan Antenna Grid pada Mini Tower

    Antenna ditunjukkan seperti gambar 4.2 berikut ini.

    Gambar 4.2 Cara memasang Bullet pada

    Grid Antena

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 66 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    Langkah-langkah memasang Antenna Grid pada Mini

    Tower Antenna adalah sebagai berikut :

    Menyiapkan Mini Tower Antenna dan Antenna Grid

    yang sudah dirakit.

    Melepas 2 buah klem Antenna yang ada pada

    dudukan Antenna Grid, dengan cara melepas

    keempat Mur yang terpasang pada dudukan Antenna.

    Meletakkan dudukan Antenna Grid pada spit (top off)

    Mini Tower Antenna, kemudian memasang 2 buah

    klem Antenna.

    Menguatkan keempat Mur yang ada pada dudukan

    antenna.

    4.3 Soal Latihan

    1. Jelaskan langkah-langkah cara merakit Antenna

    Grid!

    2. Jelaskan bagaimana cara pemasangan Antenna

    Grid pada Mini Tower Antenna!

    4.4. Referensi

    Siyamta, Wireless LAN Trainer, Program Inovasi 2010 P4TK/VEDC Malang.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -67-

    BAB V MEMASANG BULLET PADA GRID ANTENA

    Tujuan Diklat

    Setelah selesai Pelatihan ini, diharapkan peserta dapat :

    1. Menjelaskan tentang langkah-langkah memasang

    Bullet pada Grid Antena

    2. Melakukan pemasangan Bullet pada Grid Antena

    Waktu Diklat

    Diklat ini direncanakan selama 5 jam Pelajaran.

    Materi Diklat

    Materi diklat ini terdiri dari beberapa sub pokok bahasan

    seperti halaman berikut ini.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 68 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    5.1. Bullet

    Bullet merupakan penguat daya Radio Frequency (RF)

    yang dilengkapi dengan software AirOS yang diproduksi

    oleh Ubiquity Networks. Di dalam Bullets terdapat

    embedded system yang sudah diincludkan dalam

    hardware. Dengan Bullet ini kita dapat mengkonfigurasi

    yang berkaitan dengan fungsi daripada Bullet tersebut.

    Bullet beserta pengkabelannya dapat digambarkan

    sebagai berikut :

    Gambar 5.1 Bullet dan Sistem Pengkabelan

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -69-

    Bullet terdiri dari Body, N Type Connector, Cap dan

    Gasket serta Ethernet kabel untuk memberikan daya

    (power supply) melalui kabel UTP dan konektor RJ 45.

    Melalui kabel ini, tegangan akan disupplay dari PoE dan

    juga lalu lintas data baik dari antenna maupun ke

    antenna.

    5.2. Memasang Bullet Pada Grid Antena

    Agar Bullet dapat berfungsi dengan baik, maka harus

    diberikan 2 buah kabel, yaitu kabel UTP dengan

    konektor RJ 45 dari PoE dan kabel Koaksial RG 8

    menuju Antenna Grid atau Antenna lainnya. Langkah-

    langkah memasang Bullet pada Grid Antena adalah

    sebagai berikut :

    Siapkan Bullet, Grid Antena dan Kabel.

    Putar kearah kiri pada N-Type Konektor sebelum

    dimasukkan ke Ujung kabel Koaksial dari Grid

    Antena.

    Kuatkan N-Type konektor agar Bullet tidak terlepas

    Masukkan ujung RJ 45 pada bagian bawah Bullet

    yang ada terminal RJ 45 Female.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 70 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    Tutuplah Bullet menggunakan penutup anti air hujan,

    agar tidak kemasukan air, terutama kalau dipasang

    diluar rumah (outdoor).

    Cara pemasangan Bullet ditunjukkan seperti gambar 5.2

    berikut ini.

    Gambar 5.2 Cara memasang Bullet pada

    Grid Antena

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -71-

    5.3. Soal Latihan

    1. Apa yang dimaksud dengan Bullet?

    2. Jelaskan Fungsi Bullet!

    3. Sebutkan jenis konektor yang ada pada Bullet 2?

    4. Jelaskan langkah-langkah cara memasang Bullet

    pada Antenna Grid!

    5.4. Referensi

    Siyamta, Wireless LAN Trainer, Program Inovasi

    2010 P4TK/VEDC Malang.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 72 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    BAB VI MENGKONFIGURASI BULLET

    Tujuan Diklat

    Setelah selesai Pelatihan ini, diharapkan peserta dapat

    :

    1. Menjelaskan tentang langkah-langkah cara

    mengkonfigurasi Bullet.

    2. Melakukan konfigurasi Bullet dengan baik dan benar.

    3. Melakukan koneksi antara Antenna Grid dengan

    Access Point.

    4. Melakukan koneksi antara Antenna Grid dengan

    Antenna Omni.

    Waktu Diklat

    Diklat ini direncanakan selama 10 jam Pelajaran.

    Materi Diklat

    Materi diklat ini terdiri dari beberapa sub pokok bahasan

    yang dijelaskan pada halaman berikutnya.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -73-

    6.1 Pengantar Tentang Bullet

    Bullet merupakan suatu perangkat elektronik yang

    berfungsi sebagai penguat daya Radio Frequency (RF)

    sekaligus berisi software yang berisi tentang konfigurasi

    dan data-data yang berkaitan dengannya. Bullet dapat

    dihubungkan dengan antenna Grid, antenna Omni atau

    jenis antenna lainnya dengan konektor yang sesuai.

    6.2 Melakukan Setting terhadap Bullet yang masih

    Baru

    Untuk melakukan setting Bullet yang masih baru, maka

    langkahnya adalah sebagai berikut :

    1. Memasang antenna Grid yang telah dirakit kemudian

    dihubungkan dengan Bullet menggunakan kabel

    straight.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 74 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    2. Membuat IP pada Laptop / Komputer yang digunakan

    dengan jaringan 1, misalnya 192.168.1.30, seperti

    gambar berikut ini :

    Gambar 6.1 Mensetting IP Address

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -75-

    Langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa koneksi

    antara komputer/laptop dengan Bullet beserta Antenna

    yang digunakan telah terhubung dengan baik. Untuk

    memastikan konektifitas antar komputer / laptop kita

    dengan bullet dapat dilakukan menggunakan dos

    prompt, seperti gambar 6.2. Cara yang digunakan

    adalah dengan menggunakan perintah ping ke IP bullet

    yang digunakan. Secara default, IP bullet adalah

    http://192.168.1.20. Dengan menggunakan perintah ping

    pada IP Target, maka akan diperoleh hasil seperti

    gambar berikut ini.

    Gambar 6.2 Test koneksi menggunakan perintah ping

    3. Menggunakan Browser, misalnya Mozilla Firefox,

    kemudian mengetikkan alamat default

    http://192.168.1.20, seperti gambar 6.3 dan 6.4.

    http://192.168.1.20/http://192.168.1.20/

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 76 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    Masukkan username dan passwordnya dengan kata

    ubnt.

    Gambar 6.3 Koneksi ke alamat http://192.168.1.20

    Untuk mengisikan username dan password, maka

    diwajibkan untuk mengisi form berikut ini.

    Gambar 6.4 Pengisian Authentication Required

    http://192.168.1.20/

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -77-

    Gambar di atas menunjukkan bagaimana cara

    langkah awal untuk mengkonfigurasi Bullet. Untuk

    mengkonfigurasi selanjutnya, maka langkah-

    langkahnya adalah seperti pada nomor 4 dan

    seterusnya berikut ini.

    4. Melihat informasi pada Tab Main

    Pada Tab main ada beberapa inforamsi yang

    berkaitan dengan Base Station SSID, Signal Strenght,

    TX Rate, Frequency, Antenna, Security, RX Rate,

    Host Name, LAN IP Address, WLAN IP Address dan

    informasi lainnya.

    Gambar 6.5 View pada Tab Main

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 78 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    5. Tab Link Setup

    Pada tab Link Setup berisi informasi tentang Wireless

    Mode, ESSID, Lock to AP MAC, IEEE 802.11 Mode,

    Channel Spectrum Width dan beberapa inforamsi

    lainnya seperti pada gambar 6.6 berikut ini.

    Gambar 6.6 View pada Tab Link Setup

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -79-

    6. Tab Network

    Pada tab Network, berisi informasi tentang Network

    Mode, IP Address, Netmask, Gateway IP dan

    informasi lainnya.

    Gambar 6.7 View pada Tab Network

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 80 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    7. Tab Advanced

    Pada tab Advanced berisis tentang Advanced

    Wireless Setting, Singnal LED Thresholds, Wireless

    Traffic Shaping dan beberapa informasi detail lainnya,

    seperti gambar berikut ini.

    Gambar 6.8 View pada Tab Advanced

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -81-

    8. Tab Service

    Pada tab Service, berisi informasi tentang Ping

    Watchdog, SNMP Agent, NTP Client dan informais

    lainnya, seperti gambar 6.9 berikut ini.

    Gambar 6.9 View pada Tab Services

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 82 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    9. Tab System

    Tab System berisi tentang Firmware, Host Name,

    Administrasi Account dan informasi lainnya.

    Gambar 6.10 View pada Tab System

    Pada Tab System ini terdapat fasilitas Administrator

    Username, Current Password, New Password, Verify

    New Password yang berkaitan dengan pengubahan

    Username dan Password yang ada pada Bullet.

    Apabila kelupaan username dan passwordnya, maka

    pada bullet juga disediakan fasilitas reset yang berada

    pada bagian bawah bullet dan terlindung oleh penutup

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -83-

    saat pemadangan konektor RJ 45. Agar dapat

    koneksi dengan internet dengan jaringan yang

    berbeda, maka bullet harus disesuaikan dengan

    jaringan yang ada, misalnya jaringan 13. Langkah

    lanjutan untuk melakukan koneksi dengan jaringan 13

    adalah seperti berikut ini.

    10. Mengubah IP Jaringan, misalnya 192.168.13.21

    Setting bullet pada jaringan 13, misalnya diberikan

    IP 192.168.13.21, Netmask 255.255.255.0 dan

    Gateway IP 192.168.13.1, seperti berikut ini.

    Gambar 6.11 View pada Tab Network

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 84 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    11. Memiilih koneksi, dengan cara masuk ke masuk ke

    Link Setup, kemudian pilih Select dan tentukan

    ESSID yang akan kita connectkan. Pada langkah ini

    diberikan contoh untuk dapat terkoneksi dengan

    SemarTimur.

    Gambar 6.13 View pada Tab Link Setup-> Select

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -85-

    12. Menentukan Antenna yang akan digunakan sebagai

    koneksi. Pada contoh ini, misalkan antenna yang

    dipasang akan diconnectkan dengan antenna lain

    yang mempunyai ESSID Semar Timur dan MAC

    Address 00:80:48:5E:F1:13 seperti berikut ini.

    Gambar 6.14 View pada Tab Link Setup->

    Site Survey

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 86 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    13. MengCopy alamat MAC Address yang ada pada

    halaman Site Survey, kemudian paste di Lock to AP

    MAC, pada tab Link Setup. Dapat juga dilakukan

    pengaturan terhadap Mode, Channel Spectrum

    Width seperti gambar berikut ini.

    Gambar 6.15 View pada Tab Link Setup->

    Lock to AP MAC

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -87-

    14. Melihat kondisi Signal Strength pada tab Main.

    Sinyal Strength menunjukkan kekuatan sinyal yang

    diterima oleh Antenna yang kita gunakan.

    Gambar 6.16 View pada Tab Main dan Signal

    Strength

    Pada gambar di atas ditunjukkan bahwa Signal

    Strengthnya adalah -45dBm. Sinyal sebesar -45

    dBm termasuk bagus untuk ukuran antenna graid.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 88 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    Informasi lain yang berkaitan dengan tab Main

    adalah LAN Statistik dan WLAN Statistik, seperti

    gambar berikut ini.

    Gambar 6.17 View pada Tab Link Setup, LAN dan

    WLAN Statistics

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -89-

    15. Untuk melihat troughput pada LAN dan WLAN

    maka dapat dilakukan dengan mengklik pada pilihan

    troughput, seperti berikut ini.

    Gambar 6.18 View pada LAN dan WLAN Troughput

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 90 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    16. Untuk melihat informasi berkaitan dengan AP Info,

    maka dapat diklik pada AP Info seperti berikut ini.

    Gambar 6.19 View pada AP Info

    17. Untuk melihat informasi berkaitan dengan Bridge

    Table, maka dapat diklik pada Bridge Table seperti

    berikut ini.

    Gambar 6.20 View pada Bridge Table

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -91-

    18. Untuk mengatur Antenna alignment, maka dapat

    dilakukan dengan cara mengklik pada button

    Antenna alignment, seperti berikut ini.

    Gambar 6.21 View pada Antenna Alignment Tool

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 92 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    19. Untuk melakukan scanning terhadap antenna yang

    dapat diterima oleh antenna yang kita pasang, maka

    dapat dilakukan dengan cara mengklik di Site

    Survey seperti berikut ini.

    Gambar 6.22 View pada Site Survey

    Site survey ini digunakan untuk menentukan dengan

    antenna mana kita akan melakukan koneksi. Untuk

    melakukan koneksi, maka copy kan MAC Address

    tersebut pada Lock to AP MAC. Selain itu password

    untuk login ke Antenna Transmitter juga harus

    diketahui.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -93-

    5.5. Soal Latihan

    1. Apa yang dimaksud dengan mengkonfigurasi Bullet?

    2. Jelaskan langkah-langkah mengkonfigurasi Bullet!

    3. Jelaskan cara menguji Bullet yang sudah terpasang!

    5.6. Referensi

    Siyamta, Wireless LAN Trainer, Program Inovasi

    2010 P4TK/VEDC Malang.

    Manualbook bullet

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 94 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    BAB VII MENGKONFIGURASI ANTENA

    MODEL LAIN

    Tujuan Diklat

    Setelah selesai Pelatihan ini, diharapkan peserta dapat :

    1. Menjelaskan tentang langkah-langkah mengkon-

    figurasi Antena model lain, misalnya Access Point,

    Pico Antena dan Nano Antena

    2. Melakukan konfigurasi terhadap Access Point

    3. Melakukan konfigurasi terhadap Nano Antena

    4. Melakukan Konfigurasi terhadap Pico Antena

    Waktu Diklat

    Diklat ini direncanakan selama 10 jam Pelajaran.

    Materi Diklat

    Materi diklat ini terdiri dari beberapa sub pokok bahasan

    seperti halaman berikut ini.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -95-

    7.1. Mengkonfigurasi Access Point

    Access Point (AP) merupakan salah satu jenis Wireless

    Antena yang umum digunakan baik di kantor, sekolah,

    lembaga pendidikan maupun lingkungan public lainnya.

    Ada berbagai merek Access point yang beredar di

    pasaran, misalnya linksys, Compex, Engenius, Minitar,

    Senau dan lain sebagainya. Fungsi Access Point adalah

    sebagai Hub atau Switch di jaringan lokal, yang

    bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan

    jaringan wireless / nirkabel dari para client. Pada Access

    Point inilah koneksi internet dari tempat didipancarkan

    atau dikirim melalui gelombang radio. Ukuran kekuatan

    sinyal juga mempengaruhi area coverage yang akan

    dijangkau, semakin tinggi kekuatan sinyalnya (ukurannya

    dalam satuan dBm atau mW), maka akan semakin luas

    jangkauannya. Fungsi utama Access Point adalah

    menyediakan akses jaringan wifi, baik itu sebagai AP,

    AP-Client, Repeater atau Router.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 96 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    Salah satu contoh wireless AP adala hseperti gambar

    berikut ini.

    Gambar 7.1 Linksys Access Point

    Agar dapat berfungsi dengan baik, maka wireless

    Access Point ini harus dikonfigurasi dengan benar.

    Beberapa konfigurasi yang dapat dilakukan pada

    Access Point Lynksys antara lain : setup, wireless,

    wireless security, Access Restrictions, Wireless MAC

    Filter dan Advanced Wireless.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -97-

    Untuk mengkonfigurasi Acces Point produk dari Linksys,

    maka langkahnya adalah sebagai berikut :

    1. Pastikan pada Komputer atau Laptop kita berada

    pada jaringan 1, karena IP default dari AP produk

    dari Linksys adalah 192.168.1.1 atau 192.168.1.245.

    Langkah yang dilakukan adalah pilih menu Start ->

    Setting -> Control Panel -> Network and Sharing

    Center, seperti gambar berikut ini .

    Gambar 7.1 Setting IP pada Windows 7

    Professional 64 BIT (1)

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 98 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    2. Pilihlah Change Adapter Setting -> Local Area

    Connections -> Properties -> Internet Protocol Version

    4 -> Use Following IP Address. Pada bagian ini

    berilah IP pada Jaringan 1, misalnya 192.168.1.200,

    seperti pada gambar berikut ini.

    Gambar 7.2 Setting IP pada Windows 7

    Professional 64 BT (2)

    3. Menggunakan kabel straight untuk menghubungkan

    antara Access Point dengan Komputer/Laptop.

    4. Menggunakan browser untuk mengakses

    http://192.168.1.245

    5. Memasukan username : (kosong) dan password :

    admin.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -99-

    6. Untuk selanjutnya, gunakan Lampiran 8 untuk

    melakukan Konfigurasi Wireless Access Point.

    7.2. Mengkonfigurasi NanoStation Antena

    NanoStation merupakan jenis antenna yang efektif

    apabila dipasang untuk keperluan outdoor. Antenna ini

    sudah menggunakan teknologi MIMO TDMA Protocol.

    Antenna ini mempunyai performance yang baik,

    harganya murah dan dapat digunakan untuk berbagai

    aplikasi. Konfigurasi NanoStation disediakan dalam

    Lampiran terpisah.

    7.3. Mengkonfigurasi PicoStation Antena

    PicoStation merupakan jenis antenna yang efektif

    apabila dipasang untuk keperluan outdoor maupun

    indoor. Antenna ini mempunyai performance yang baik,

    harganya murah dan dapat digunakan untuk berbagai

    aplikasi. Konfigurasi NanoStation disediakan dalam

    Lampiran terpisah.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 100 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    7.4. Soal Latihan

    1. Jelaskan langkah-langkah mengkonfigurasi Wireless

    Access Point merek Linksys WRT54GL!

    2. Jelaskan langkah-langkah mengkonfigurasi Wireless

    Access Point merek Linksys WRT310N!

    3. Jelaskan langkah-langkah mengkonfigurasi Wireless

    Access Point ubiquity NanoStation!

    4. Jelaskan langkah-langkah mengkonfigurasi Wireless

    Access Point ubiquity PicoStation!

    7.5. Referensi

    Siyamta, Wireless LAN Trainer, Program Inovasi 2010

    P4TK/VEDC Malang.

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -101-

    Foto-Foto Kegiatan Diklat, Kuliah, Magang dan Kunjungan

    Diklat Advanced Wireless Training Bootcamp Dosen POLTEKOM, Jawa Timur, Indonesia

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 102 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    Kuliah Teknologi Jaringan Nirkabel dan Bergerak

    Mahasiswa Joint Program VEDC Malang

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -103-

    Kuliah Teknologi Jaringan Nirkabel dan Bergerak

    Mahasiswa Joint Program VEDC Malang

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 104 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    Praktikum Teknologi Jaringan Wireless SISWA SMK Magang di VEDC Malang

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -105-

    Kunjungan Industri dari SMK Trenggalek, SMK Sukoharjo

    di VEDC Malang, dengan Materi Teknologi Jaringan Wireless

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 106 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    Profile Penulis

    SIYAMTA, dilahirkan di Kulon Progo, Daerah

    Istimewa Yogyakarta, Menyelesaikan pendidikan SD-S1 di Yogyakarta, Gelar Magister Teknik (M.T) dengan predikat Cumlaude diperoleh pada tahun 2005 melalui

    beasiswa unggulan Depdiknas di Program Pasca Sarjana ITB dalam bidang Teknik Elektro, Konsentrasi Teknologi Informasi.

    Pengalaman Luar Negeri diperoleh dari pemerintah Germany melalui program Internationale Weiterbildung und Entwick-lung gGmbH (InWent) / Deutschen Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit (GIZ) pada tahun 2010-2011 selama 12 bulan, dengan mengikuti Program International Leadership Training (ILT). Pengalaman training dalam bidang Komputer dan Jaringan memperoleh sertifikat IT Essential PC Hardware and Software serta CCNA dari CISCO Academy. Training dalam bidang Sistem Manajemen Mutu (SMM) memperoleh sertifikat Lead Auditor dalam SMM ISO dari SAI Global. Pernah mengikuti diklat Asessor untuk penyusunan Instrumen dan Pelaksanaan Uji Kompetensi Professional Guru Paket Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan. Selama kurun waktu 2000 sampai sekarang aktif sebagai Instruktur di lingkungan PPPPTK/VEDC Malang dengan mengajar diklat-diklat teknis kejuruan bidang Teknologi Informasi untuk guru-guru SMK dan industri. Selain itu juga sebagai tenaga pengajar dalam Joint Program VEDC Malang yang merupakan kerjasama antara Industri, EST Tettnang, VEDC Malang dan Joint Program VEDC Malang. Beberapa Artikel pernah dimuat dalam Proceeding Seminar on Intelligent and its Applications / SITIA (Teknik Elektro ITS Surabaya), Journal LPM Universitas Negeri Yogyakarta, http://www. Ilmukomputer.com dan http://www. oke.or.id. Komunikasi lebih lanjut dapat dihubungi melalui :

    Email : [email protected], [email protected], HP : 082132857578

  • Teknologi Jaringan Wireless

    Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel | -107-

    Lembar Catatan

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

  • Teknologi Jaringan Wireless

    - 108 - | Siyamta - Modul Ajar Teknologi Jaringan Nirkabel

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….

    ………………………………………………………………….


Top Related