Download - STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PENCITRAAN …
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PENCITRAAN KABUPATEN
SIDENRENG RAPPANG MELALUI EVENT MOTOPRIX
OLEH :
AFIRAH NURPASYIHA
E31113308
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
i
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PENCITRAAN KABUPATEN
SIDENRENG RAPPANG MELALUI EVENT MOTOPRIX
OLEH :
AFIRAH NURPASYIHA
E311 13 308
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada
Departemen Ilmu Komunikasi
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
iii
HASIL PENERIMAAN TIM EVALUASI
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya yang
tiada henti serta pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Strategi Komunikasi Pemasaran Pencitraan Kabupaten
Sidenreng Rappang Melalui Event Motoprix” guna memenuhi syarat dalam
menyelesaikan studi pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. Serta sholawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan Nabiullah Muhammad SAW sebagai rahmat dan
teladan bagi alam semesta.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua (Almarhum
Sertu Rusman dan Hj. Rusmini) dan juga untuk kakek, nenek, bapak aji dan
almarhuma mama aji, mereka yang telah tulus dan ikhlas memberikan kasih
sayang, doa, perhatian, dukungan moral dan materil selama ini. Terima kasih telah
meluangkan segenap waktunya untuk mengasuh, mendidik, membimbing, dan
mengiringi perjalanan hidup penulis dengan doa yang tiada henti agar penulis
sukses dalam menggapai cita-cita.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan,
bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
v
1. Dr. H. Moehammad Iqbal Sultan, M.Si selaku pembimbing I sekaligus sebagai
Ketua Departemen Ilmu Komunikasi dan Drs. Kahar, M.Hum selaku
pembimbing II yang bersedia meluangkan waktunya serta memberikan
masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Andi Subhan Amir, S.Sos, M.Si selaku Sekertaris Departemen Ilmu
Komunikasi beserta seluruh staf akademik.
3. Seluruh dosen-dosen Departemen Ilmu Komunikasi, untuk segala ilmu
pengetahuan yang telah diberikan.
4. Anis Dachlan selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Sidenreng Rappang, Andi Ahmad Wijaya selaku staf management
event Sirkuit Puncak Mario, Kohito Amri dan Andi Yayang Afriandi. Terima
kasih atas segala bantuan dan dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
5. Keluarga besar Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (KOSMIK), terima kasih
untuk suasana unik dan radikalnya.
6. Teman-teman Britical 13, terima kasih telah menjadi saudara seperjuangan.
7. Teman-teman KKN Unhas Gelombang 93, Desa Kulo Kecamatan Kulo
Kabupaten Sidenreng Rappang. Terima kasih untuk kebersamaannya dan
pengalaman yang tak terlupakan selama 40 hari.
8. Mbak-mbak yang dipaksa gemes : Nadhia, Els, Ucay, Wulan, Yani, Dinda,
dan Rosi. Terima kasih telah banyak memberikan masukan dan kritikan yang
menjadikan saya lebih baik lagi, seperti keluarga yang tidak pernah
meninggalkan.
vi
9. Keluarga Sudiang dan Muslanda Squad : Om Arsil, Mama Emmi, Bapak
Uttang, Mama Muha, Pio, Adnan, Bung Erick, Esty, Saldi, Dadang, dan
Icong. Terima kasih sudah seperti satpam tiap kali lupa pulang, noko-nokonya
kalau bahas skripsi, dan tempat berteduh yang nyaman.
10. Keluarga Teuku Umar : Tante Adnen, Om Basri, Kak Fahrul, Rabiatul,
Ansyari, Sibli, Imron, dan Kak Haedir. Terima kasih sudah di ajarkan banyak
hal mulai dari awal saya di Makassar, maafkan saya banyak merepotkan.
11. Untuk ibu guru cantik, Kiki. Terima kasih sudah menemani selama penelitian,
sepupu yang cantik dan teman bertumbuh. Untuk Amel, Terima kasih sudah
seperti saudara yang aneh bin ajaib tapi cantik.
Akhirnya penulis mendoakan semoga Allah SWT melimpahkan
karunianya yang berlipat ganda untuk segala kebaikan diberikan kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Makassar, November 2017
Afirah Nurpasyiha
vii
ABSTRAK
Afirah Nurpasyiha. Strategi Komunikasi Pemasaran Pencitraan
Kabupaten Sidenreng Rappang melalui Event Motoprix. (Dibimbing oleh
Moehammad Iqbal Sultan dan Kahar).
Skripsi ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui bagaimana pemerintah daerah
Kabupaten Sidenreng Rappang mengelola Sirkuit Puncak Mario sebagai tempat
penyelenggara event motoprix; 2) Untuk mengetahui bagaimana membentuk citra
Kabupaten Sidenreng Rappang melalui event motoprix.
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sidenreng Rappang selama dua
bulan yaitu bulan April 2017-Juni 2017 dengan menentukan informan secara
purposive sampling sebanyak lima orang berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
Tipe penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan metode kualitatif. Data primer
dikumpulkan dengan melakukan wawancara dan observasi non partisipan, serta data
sekundernya dikumpulkan melalui referensi buku, jurnal, dan internet terkait dengan
penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi pemasaran yang
digunakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispopar) Kabupaten
Sidenreng Rappang, yaitu menggunakan konsep strategi komunikasi pemasaran
terintegrasi. Strategi komunikasi pemasaran terintegrasi disini di tandai dengan
terlihatnya bauran komunikasi pemasaran yang ia gunakan. Adapun tujuh bauran
komunikasi pemasaran yaitu periklanan, promosi penjualan, internet marketing,
publisitas, penjualan secara personal, acara, dan event. Dari tujuh bauran
komunikasi pemasaran hanya 6 yang digunakan oleh Dispopar Kabupaten
Sidenreng Rappang, hal ini karena internet marketing belum terlaksana dengan
efektif dikarenakan tidak adanya website resmi yang dibuat oleh Dispopar.
Konsep citra yang terbangun pada Kabupaten Sidenreng Rappang dengan
menggunakan management impresi terlihat selama adanya Sirkuit Puncak Mario
adalah Kabupaten Sidenreng Rappang dikenal sebagai pusat penyelenggara event
motoprix di region V juga dikenal sebagai kota otomotif di provinsi Sulawesi
Selatan. Hal ini ditandai dengan banyaknya event bertaraf nasional yang di gelar
di Sirkuit Puncak Mario.
Kata Kunci: Strategi Komunikasi Pemasaran, Pencitraan, Event Motoprix, Sirkuit
Puncak Mario.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
HASIL PENERIMAAN TIM EVALUASI ........................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................... 6
D. Kerangka Konseptual .................................................................................... 7
E. Definisi Operasional .................................................................................... 16
F. Metode Penelitian ........................................................................................ 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................21
A. Strategi ......................................................................................................... 21
B. Komunikasi .................................................................................................. 30
C. Komunikasi Pemasaran ............................................................................... 36
D. Citra ............................................................................................................. 38
E. Event ............................................................................................................ 42
F. Komunikasi Pemasaran Terintegrasi (IMC) ................................................ 48
G. Impression Management ............................................................................. 53
BAB III GAMBARAN UMUM ............................................................................56
A. Sirkuit Puncak Mario ................................................................................... 56
B. Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sidenreng Rappang ... 60
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………...64
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 64
B. Hasil Wawancara ......................................................................................... 67
BAB V PENUTUP .................................................................................................91
A. KESIMPULAN ........................................................................................... 91
B. SARAN ........................................................................................................ 92
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................93
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kekuatan dan Kelemahan Event.......................................................... 47
Tabel 3.1 Kategori Kelas/Nomor Lomba............................................................. 59
Tabel 4.1 Identitas Informan................................................................................ 68
Tabel 4.2 Intisari Hasil Wawancara..................................................................... 78
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Konseptual………………....................................15
Gambar 1.2 Model Interaktif Analisis Data………………………….................20
Gambar 4.1 Bentuk-bentuk Media Lini Bawah dan Media Lini Atas……….....73
Gambar 4.2 Pemberitaan pada Media Online…………………………………..77
Gambar 4.3 Bauran Komunikasi Pemasaran Dispopar Kabupaten Sidrap……..79
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membentuk sebuah identitas suatu daerah atau kota saat ini tidak hanya
menjadi kepentingan segelintir orang saja. Saat ini, sebuah identitas kota telah
dijadikan sebagai tolak ukur untuk mendapatkan gelar kota terbaik. Untuk
mendapatkan sebuah identitas tersebut tidak lain bergantung kepada pemerintah
setempat dan masyarakat kota itu sendiri. Kerja sama antara pemerintah dan
masyarakat merupakan kedua hal yang tidak dapat dipisahkan untuk membentuk,
membagikan, dan mempertahankan jati diri suatu kota. Maka dari itu diperlukan
upaya bersama untuk memperkenalkan potensi daerah kepada daerah lain (dunia
luar) dianggap urgent untuk saat ini. Salah satu caranya dapat ditempuh dengan
membentuk sebuah citra positif. Kita sudah banyak mendengar istilah kota
kembang atau Paris Van Java sebutan untuk kota Bandung, atau sebutan-sebutan
lain dari kota-kota yang ada di Indonesia. Sebutan kota tersebut merupakan salah
satu contoh cikal bakal sebuah citra (image) dari kota tersebut.
Citra kota adalah upaya strategi dari suatu kota untuk membuat positioning
yang kuat di regional maupun global. Adanya citra dapat membentuk identitas
kota yang berguna untuk memasarkan segala aktivitas kegiatan, sarana,
serta budaya yang ada di kota tersebut. Untuk mendapatkan kepercayaan sebagai
kota yang terbaik dalam aspek tertentu bergantung pada bagaimana citra yang
telah dibuat dan yang tersampaikan kepada khalayak luas sebagai
2
kekuatan kompetisi dan relevansi dari kota tersebut. Sehingga kota tersebut dapat
dikenal secara luas, baik regional ataupun global.
Menurut ilmu pemasaran, citra dianggap sebagai alat yang ampuh untuk
memberikan ciri khas yang dapat membedakan suatu produk dengan produk
lainnya. Saat ini pemberian merek tidak hanya terbatas untuk tangible produk
saja, sektor jasa (intangible) juga sudah banyak memanfaatkan peran citra.
Pemberian citra untuk suatu lokasi atau tempat memang merupakan hal yang
cukup baru dalam ilmu pemasaran. Lokasi atau tempat dapat diberi citra yang
secara relatif pasti berasal dari nama sebenarnya lokasi tersebut. Pemberian citra
postif sebuah kota dimaksudkan agar khalayak dapat terkonstruksi dan teringat
secara sepintas mengenai daerah tersebut, dan kemudian menimbulkan keinginan
untuk mengasosiasikannya.
Bukti keberhasilan pemerintah dalam pembentukan sebuah citra suatu
daerah atau kota dapat dilihat melalui penghargaan yang diperoleh Solo dalam
sektor pariwisata, di antaranya Indonesian MICE Award 2009 untuk kategori
Kepala Daerah Tingkat II Terbaik 2009 mengungguli Yogyakarta dan Makassar,
Indonesia Tourism Award 2010, serta adanya peningkatan jumlah kunjungan
wisata.
Berdasarkan penjelasan di atas ini membuktikan bahwa setiap daerah
memiliki keunggulan dan kelebihan masing-masing yang dapat menjadi potensi
dalam membentuk citra sebuah daerah. Namun, berhasil atau tidaknya
pembentukan tersebut, kembali lagi bagaimana usaha pemerintah setempat dan
masyarakat dalam mengupayakan strategi-startegi pemasaran yang efektif. Seperti
3
halnya Kabupaten Sidenreng Rappang Sulawesi Selatan yang saat ini dikenal
dengan citranya sebagai penghasil dan penyalur beras utama untuk daerah
Sulawesi Selatan, ini karena Kabupaten Sidenreng Rappang menjadi penghasil
beras terbesar di Sulawesi Selatan. Bukan hanya beras, Kabupaten Sidenreng
Rappang akhir-akhir ini juga terkenal dengan objek wisata olahraganya dibidang
otomotif yaitu Road Race, terbukti dengan dibangunnya Sirkuit Puncak Mario
yang berada di kecamatan Kulo.
Sirkuit Puncak Mario Sidrap yang saat ini dijadikan sebagai objek wisata
olahraga merupakan aset yang memiliki peluang tinggi untuk membentuk citra
baru Kabupaten Sidenreng Rappang sebagai tempat penyelenggaraan event balap
road race bertaraf nasional. Hal ini dilihat dengan diselenggarakannya berbagai
event besar road race, seperti event Grand Final Motoprix dan Honda Racing
Corporation (HRC) yang mendatangkan banyaknya kunjungan wisatawan.
Sirkuit Puncak Mario yang aktif digunakan sejak tahun 2015 merupakan
satu-satunya sirkuit permanen yang ada di Sulawesi. Sirkuit ini dilihat sangat
berpotensi untuk bersaing dengan Sirkuit Sentul Bogor Jawa Barat. Sayangnya,
nilai moral yang tertanam di mindset sebagian masyarakat setempat masih
menganggap event road race ini sebagai tempat para pemuda yang terkesan nakal
dan hanya sebatas kesenangan remaja saja. Sehingga, hal ini akan mengganggu
perspektif masyarakat luas dan berdampak pada perkembangan pemanfaatan
Sirkuit Puncak Mario. Hal yang harus ditekankan di sini adalah bagaimana citra
negatif tersebut dapat terpatahkan dengan melihat potensi event seperti ini,
memiliki peluang sebagai ajang bertaraf nasional untuk memajukan Kabubaten
4
Sidrap. Tentunya, dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat
setempat.
Perkembangan event olahraga terus mengalami peningkatan, terlihat
dengan banyaknya penyelenggaraan event keolahragaan di banyak tempat dan
seperti yang diungkapkan Any Noor (2009:53) yaitu peningkatan kegiatan
olahraga diprediksi setiap tahun berkembang sebesar sepuluh persen. Pada era
globalisasi ini muncul terminologi sportainment yang memberikan peneguhan
bahwa olahraga bukan lagi sekedar sebuah tontonan melainkan sebuah industri
pariwisata dan bisnis pertunjukan yang mampu menghadirkan ribuan maupun
jutaan wisatawan serta meningkatkan perekonomian suatu daerah.
Dari beberapa contoh jurnal yang juga peneliti dapatkan mengenai citra,
banyak membagi penelitian yang dilakukan untuk membentuk citra pemerintahan
atau instansi. Masih jarang peneliti dapatkan, sebuah jurnal yang meneliti
mengenai sebuah citra kota atau daerah. Salah satunya penelitian yang dilakukan
oleh Sisilia Herlina, mahasiswa Universitas Tribhuana Tunggadewi Malang dalam
Strategi Komunikasi Humas dalam Membentuk Citra Pemerintahan di Kota
Malang. Sisislia menjelaskan, dalam hasil penelitiannya pembentukan sebuah
citra didukung oleh peran humas, dan suasana yang dibangun oleh Public
Relations yang kuat.
Jurnal kedua disusul oleh penelitian yang dilakukan mahasiswa
Universitas Bina Widya Riau dalam Peran Humas Dalam Membentuk Citra
Pemerintah. Hasil penelitiannya lebih banyak fokus menjelaskan mengenai
5
aktifitas humas sekda Provinsi Riau. Selain itu, Evawany juga membuktikan
bahwa pelaksanaan tugas dan fungsi humas pemerintah setempat sejalan dengan
aturan Undang- Undang Dasar. Penelitian ini hanya fokus kepada cara
meningkatkan pengunjung dalam suatu daerah.
Perbedaan mendasar dari kedua jurnal di atas dengan penenlitian ini
adalah peneliti ingin mengkaji usaha pemerintah kabupaten sidrap dalam
membentuk citra positif sebuah event, yaitu melihat potensi sebuah lahan objek
wisata olahraga (Sirkuit Puncak Mario) dan event Motoprix yang rutin tiap tahun
diadakan oleh pemerintah Kabupaten Sidrap dan berpeluang menjadi event yang
bertaraf Internasional. Kemudian bagaimana langkah strategis yang dilakukan
pemerintah kepada masyarakat dalam memasarkan Sirkuit Puncak Mario yang
tiap tahunnya menjadi tempat digelarnya event Motoprix.
Namun, peneliti melihat kondisi yang terjadi sekarang yaitu kurang adanya
kegiatan promosi yang dilakukan oleh panitia, seperti tidak meratanya informasi
ketika akan ada event dan hanya dilakukan setahun sekali, kegiatan promosi itu
berupa spanduk dan baliho yang hanya disebar di kota kabupaten dan disekitar
Sirkuit Puncak Mario, dan juga penempelan sticker pada mobil aparat pemerintah.
Hal ini mengakibatkan banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui adanya
event dan fungsi event yang sebenarnya.
Peran strategi komunikasi pemasaran dalam pembentukan citra juga sangat
penting. Komunikasi pemasaran merupakan kegiatan pemasaran dengan
menggunakan teknik-teknik komunikasi yang ditujukan untuk memberikan
6
informasi kepada orang banyak dengan harapan agar tujuan perusahaan tercapai,
yaitu terjadinya peningkatan pendapatan (laba) sebagai hasil penambahan
penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan. (Soemanagara, 2006)
Maka dari itu, melihat fenomena di atas peneliti tertarik melakukan
penelitian “Strategi Komunikasi Pemasaran Pencitraan Kabupaten Sidrap
Melalui Event Motoprix”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maslah yang dipaparkan sebelumnya maka penulis
merumuskan masalah yaitu:
1. Bagaimana strategi komunikasi pemasaran pemerintah daerah Kabupaten
Sidenreng Rappang dalam mengelolah Sirkuit Puncak Mario sebagai suatu
tempat penyelenggara event motoprix?
2. Bagaimana membentuk citra Kabupaten Sidenreng Rappang melalui event
motoprix?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah peneliti kemukakan, maka
penelitian ini bertujuan:
a. Untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi pemasaran
pemerintah daerah Kabupaten Sidenreng Rappang dalam mengelolah
Sirkuit Puncak Mario sebagai tempat penyelenggara event motoprix.
7
b. Untuk mengetahui bagaimana membentuk citra Kabupaten Sidenreng
Rappang melalui event motoprix.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara teoritis
1) Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang studi
Ilmu Komunikasi. Terutama dalam kajian komunikasi pemasaran.
2) Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan bacaan atau referensi bagi
semua pihak yang membutuhkan pustaka mengenai strategi
komunikasi pemasaran.
b. Secara Praktis
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
masukan penting khususnya bagi pemerintah Kabupaten Sidrap.
D. Kerangka Konseptual
Komunikasi atau dalam bahasa inggris yaitu Communication pada dasarnya
berasal dari bahasa Latin yaitu Communis yang berarti “sama”, maksudnya adalah
sama dalam arti kata dengan makna satu hal. Communico, communication atau
communicare yang memiliki arti yaitu membuat sama atau make to common,
secara signifikan komunikasi dapat terjadi jika ada kesamaan antara pengantar
pesan dan penerima pesan atau antara komunikator dengan komunikan. Berbagai
macam definisi komunikasi menurut para ahli antara lain;
8
1) Komunikasi menurut Harold D. Lasswell ialah cara yang baik untuk
menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai
berikut; Who says what in which to whom with what effect? Atau dalam
bahasa Indonesianya Siapa yang mengatakan apa dengan saluran apa
kepada siapa dengan efek bagaimana?
2) Komunikasi menurut Effendy (2001:3) Komunikasi diartikan sebagai
proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberi tahu atau untuk mengubah pendapat dan sikap, pendapat atau
perilaku, baik secara lisan atau tulisan maupun tidak langsung tetapi
melalui media.
Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi
pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Hampir semua organisasi ataupun
perusahaan dibidang bisnis menggunakan komunikasi pemasaran untuk
mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan mencapai tujuan finansial dan
nonfinansial. Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua
unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses di
mana pemikiran dan pemahaman disampaikan antarindividu, atau antarorganisasi
dan individu. (Shimp, 2003:4)
Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di mana perusahaan dan
organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan
pelanggannya. Sedangkan menurut Kotler dalam Widjajanta dan Widyaningsih
(2007:62) pemasaran adalah suau proses sosial dan manajerial yang membuat
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan
9
melalui penciptaan dan penukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang
lain. Jika digabungkan, komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan
semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya
pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebar luaskan kepada pelanggan
atau kliennya (Shimp, 2003:4)
Kotler dan Keller (2009:512) menyebutkan terdapat delapan macam
bauran komunikasi pemasaran yaitu:
1. Periklanan merupakan semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal
dan promosi ide, barang atau jasa melalui sponsor yang jelas.
2. Promosi penjualan merupakan berbagai insentif jangka pendek untuk
mendorong percobaan atau pembelian produk atau jasa.
3. Events dan experiences/acara dan pengalaman merupakan kegiatan dan
program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan
interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu.
4. Hubungan masyarakat dan publisitas merupakan beragam program yang
dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau
produk individunya.
5. Pemasaran langsung merupakan penggunaan surat, telepon, faksimile, e-
mail, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau
meminta respons atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu.
6. Pemasaran interaktif merupakan kegiatan dan program online yang
dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung
10
atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau
menciptakan penjualan produk atau jasa.
7. Word-of-mouth marketing merupakan komunikasi lisan, tertulis, dan
elektronik atar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau
pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa.
8. Penjualan pribadi merupakan interaksi tatap muka dengan satu atau lebih
pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab
pertanyaan, dan pengaduan pesanan.
Segala bentuk komunikasi perusahaan harus direncanakan dan dipadukan
ke dalam program komunikasi pemasaran yang diintegrasikan secara cermat.
Selain penting dalam membangun dan mempertahankan berbagai jenis hubungan,
komunikasi yang baik merupakan elemen penting dalam usaha perusahaan
membangun hubungan konsumen yang menguntungkan. Komunikasi pemasaran
terpadu menurut Kotler (2003:117) adalah pendekatan yang lebih popular yang
diterapkan oleh profesional pemasaraan dan komunikasi untuk
mengkoordinasikan berbagai pengalaman konsumen dengan komunikasi
pemasaran untuk merek tertentu. Program komunikasi terpadu digunakan untuk
mengkoordinasikan pesan dan media yang berbeda untuk suatu produk, agar
konsumen dapat menerima arus pesan yang konsinten dan rasional pada waktu
yang tepat, yakni pada saat konsumen telah siap merespon untuk digunakan dalam
proses pembelian.
Integrated Marketing Communication (IMC), konsep yang berkembang di
tahun 1980an ini didefinisikan oleh Schultz (2004) sebagai sebuah strategi dalam
11
proses bisnis dengan membuat perencanaan, membangun, mengeksekusi dan
mengevaluasi pelaksanaan program komunikasi merek yang terkoordinasi pada
konsumen, pelanggan, atau sasaran lain yang relevan dengan audience eksternal
dan internal. Di lain kesempatan, Shimp (2010) mendefinisikan IMC sebagai
sebuah proses komunikasi yang terdiri dari perencanaan, penciptaan,
pengintegrasian dan penerapan berbagai bentuk komunikasi pemasaran (iklan,
sales promotion, publikasi, event dan lain sebagainya). Sedangkan asosiasi agen
periklanan Amerika atau yang dikenal dengan nama The 4As (The American
Association of Advertising Agency) mengatakan bahwa IMC adalah konsep
perencanaan komunikasi pemasaran yang matang dengan mengevaluasi peran
masing-masing bentuk komunikasi pemasaran (periklanan umum, sales
promotion, public relations dan lain-lain) dan memadukan bentuk-bentuk
komunikasi pemasaran ini untuk memberikan kejelasan, konsistensi dan dampak
komunikasi yang maksimal (Belch 2009). Dengan mempelajari ketiga definisi di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa IMC adalah sebuah konsep komunikasi yang
terencana, terintegrasi dan diterapkan dalam berbagai bentuk komunikasi
pemasaran untuk memberikan pemahaman dan dampak yang maksimal melalui
konsistensi pesan komunikasi kepada konsumen, pelanggan ataupun pihak lain
yang relevan dengan barang atau jasa yang dikomunikasikan.
Dari definisi umum tersebut, kita bisa lihat sejumlah manfaat IMC bagi
organisasi atau perusahaan, di antaranya:
1. Membentuk identitas merek yang kuat di pasar dengan mengikat bersama dan
memperkuat semua citra dan pesan komunikasi perusahaan.
12
2. Mengkoordinasikan semua pesan, positioning dan citra, serta identitas
perusahaan melalui semua bantuk komunikasi pemasaran.
3. Adanya hubungan yang lebih erat antara perusahaan (melaui produk/jasanya)
dengan para konsumennya.
4. IMC adalah koordinasi dan penggunaan keseluruhan perangkat, kesempatan,
fungsi dan sumber daya dari komunikasi permasaran dalam sebuah perusahaan
ke dalam satu program yang memaksimalkan dampak pada konsumen dengan
biaya minim. Pernyataan Thompson di atas menggambarkan kerja IMC yaitu
untuk memberikan hasil yang maksimal dan terbaik dalam memasarkan suatu
produk atau jasa. IMC menjadi sebuah solusi bagi agensi periklanan dalam
menjangkau berbagai segmentasi pelanggan yang mengkonsumsi beragam
media.
IMC juga merupakan pendekatan berbasis data yang fokus ada identifikasi
pandangan konsumen dan mengembangkan strategi dengan saluran yang tepat
untuk membentuk hubungan konsumen dan brang yang kuat. Agensi periklanan
dapat menggunakan hanya beberapa komponen dari IMC. Penggunaan didasarkan
pada pendekatan yang diinginkan oleh klien. Biasanya disesuaikan dengan
segmentasi pelanggan produk klien. Oleh karena itu, penting bagi agensi
periklanan untuk mengetahui sisi mana dari konsumen yang harus dimasuki serta
bagaimana dan di mana konsumen menggunakan berbagai tipe media.
Menggunakan IMC berarti memberikan konsistensi pesan yang
disampaikan pada konsumen meskipun menggunakan media yang berbeda.
13
Konsistensi tersebut secara tidak langsung akan menjadi retensi (pengulangan)
ketika konsumen melihat iklan yang sama pada media yang berbeda, kemudian
pesan akan melekat dalam benak konsumen. Berbagai keuntungan lain yang
didapat dengan menggunakan IMC adalah:
1. Corporate cohesion. IMC dapat digunakan oleh klien sebagai alat strategis
dalam mengkomunikasikan citra dan keuntungan dari produk atau jasa.
2. Client relationship. IMC menyediakan kesempatan bagi agensi periklanan
untuk memainkan peran penting yang signifikan dalam pengembangan
proses komunikasi, dan menjadi partner yang efektif dalam hubungan
dengan klien.
3. Interaction. IMC memastikan komunikasi antara agensi dan menciptakan
ikatan yang lebih kuat antara mereka dan klien. Dengan menyediakan arus
informasi yang lebih terbuka, IMC memungkinkan partisipan komunikasi
untuk berkonsentrasi dalam kunci dari pengembangan strategis, ketimbang
mengejar tujuan individu.
4. Motivation. IMC menawarkan kesempatan untuk memotivasi agensi
periklanan. Pemikiran yang tergabung dari keseluruhan tim lebih baik dari
pemikiran yang berasal dari individu saja. Hal ini juga memotivasi setiap
anggota dalam tim agensi periklanan untuk menemukan potensi kreativitas
mereka.
5. Measurability. Kemungkinan keuntungan yang terpenting adalah
penyampaian kemampuan mengukur respon dan akuntabilitas proses
komunikasi.
14
Setiap kegiatan IMC memiliki kekuatan yang berbeda-beda dan dapat
dicapai dengan cara yang berbeda pula. Hal ini kemudian menjadi penting karena
dengan mengetahui peran dari setiap kegiatan komunikasi pemasarannya maka
kita dapat mengetahui pula langkah apa yang harus ditempuh untuk menciptakan
citra positif yang kuat.
Strategi suatu wilayah seperti Negara, Provinsi, Kabupaten, atau Kota
untuk memiliki positioning yang kuat dan dapat dikenal secara luas di seluruh
dunia, upaya ini yang disebut sebagai pembentukan citra. Dalam dunia bisnis,
citra sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Citra adalah perasaan,
gambaran diri publik terhadap perusahaan, organisasi atau lembaga. Kesan yang
dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Citra dengan
sengaja diciptakan agar bernilai positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset
terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi. (Elvinaro.2011:62)
15
Bauran Komunikasi Pemasaran
Terintegrasi
1. Periklanan (Advertising)
2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
3. Penjualan Personal (Personal Selling)
4. Acara (Event)
5. Publisitas
6. Word of Mouth Communication
7. Internet Marketing
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Konseptual
Dinas Pemuda, Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Sidenreng
Rappang
Event Motoprix
Citra Kabupaten Sidenreng
Rappang sebagai penyelenggara
balapan bertaraf nasional
16
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap konsep-konsep yang
digunakan dalam penelitian ini, maka perlu pemberian batasan-batasan sebagai
berikut:
1. Strategi Komunikasi Pemasaran
Perencanaan dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan,
yang di maksud di sini adalah strategi komunikasi pemasaran yang
dilakukan pengelola Sirkuit Puncak Mario dalam pembentukan citra
Kabupaten Sidrap sebagai penyelenggara balapan bertaraf nasional.
2. Event Motoprix
Event balap yang digelar untuk penyisihan pembalap disetiap daerah atau
disebut region. Event Motoprix yang dimaksud di sini adalah event
Motoprix yang dilaksanakan di Sirkuit Puncak Mario Kabupaten
Sidenreng Rappang.
3. Sirkuit Puncak Mario
Arena balapan motor yang terletak di desa Mario Kecamatan Kulo
Kabupaten Sidenreng Rappang.
4. Citra
Gambaran diri ataupun kesan yang sengaja diciptakan agar bernilai positif.
Citra yang dimaksud di sini adalah citra Kabupaten Sidenreng Rappang
sebagai penyelenggara balapan bertaraf nasional.
17
5. Dinas Pemuda, Olahraga,dan Pariwisata (Dispopar)
Dispopar yang dimaksud di sini adalah dispopar Kabupaten Sidenreng
Rappang yang bertanggung jawab atas Sirkuit Puncak Mario.
F. Metode Penelitian
Dalam setiap penelitian ilmiah, untuk lebih terarah dan rasional,
diperlukan suatu metode yang sesuai dengan obyek yang dikaji, karena metode
merupakan cara bertindak agar penelitian berjalan terarah dan mencapai hasil
yang memuaskan. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian yang tepat
dan relevan sebagaimana penelitian yang dilaksanakan yakni :
1. Waktu dan Obyek Penelitian
Penelitian ini direncanakan selama 2 bulan yaitu mulai bulan September
2017 sampai dengan bulan Nopember 2017. Penelitian ini dilakukan di Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sidenreng Rappang dan di Sirkuit
Puncak Mario.
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan deskriptif
kualitatif. Penelitian ini dilakukan secara mendalam dan terperinci terhadap suatu
lembaga, perusahaan, atau gejala tertentu dengan pengamatan obyektif. Penelitian
ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif yaitu dengan menggambarkan dan
menyajikan fakta secara sistematik tentang keadaan obyek yang sebenarnya
mengenai bagaimana strategi komunikasi pemasaran pencitraan Kabupaten
Sidenreng Rappang melalui event motoprix.
18
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Data Primer
1. Wawancara Mendalam (indepth Interview)
Peneliti akan memperoleh data yang dibutuhkan dengan cara
melakukan wawancara secara langsung dengan sumber data, sehingga data
yang akan diperoleh lebih akurat dan tepat. Dengan melakukan teknik
wawancara mendalam ini, peneliti dapat memperoleh gambaran yang jelas
mengenai strategi komunikasi pemasaran pencitraan Kabupaten Sidenreng
Rappang melalui event motoprix.
2. Observasi Nonpartisipan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis metode observasi
nonpartisipan, dimana seorang peneliti hanya berperan sebagai pengamat
saja dan tidak terjun langsung dengan objek penelitian, melainkan hanya
memfokuskan pada bagaimana mengamati, merekam, memotret,
mempelajari serta mencatat tingkah laku atau fenomena yang akan diteliti.
a. Data Sekunder
1. Studi Kepustakaan
Mencari, membaca, dan mempelajari literatur-literatur,
buku-buku, majalah-majalah, hasil penelitian, situs internet,
maupun sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang
akan di bahas peneliti guna melengkapi serta mendukung
kepenulisan penelitian ini hingga selesai.
2. Informan
19
Pada penelitian ini narasumber ditentukan melalui teknik
purposive sampling, karena informan/narasumber sebagai data
ditentukan berdasarkan anggapan atau pendapat peneliti sendiri,
peneliti akan memilih informan yang dianggap paling tahu,
sehingga mampu memberikan informasi yang cepat dan akurat.
Adapun kriteria informan yang diinginkan oleh peneliti di sini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui lebih detail mengenai sirkuit puncak Mario mulai
dari proses kegiatan event motoprix secara rutin hingga saat ini.
2. Terlibat secara aktif dan pasif dalam kegiatan event motoprix.
3. Aktif atau pernah mengikuti dan hadir dalam event motoprix.
Untuk menyelesaikan penelitian ini, peneliti akan
memperoleh data dari beberapa narasumber antara lain:
a. Kepala Dinas DISPORA.
b. Staff Management Event Sirkuit Puncak Mario.
c. Pengunjung dan Pembalap di Sirkuit Puncak Mario.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data. Pada saat wawancara, peneliti
sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Miles dan
Huberman (1984:247) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
20
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas hingga datanya jenuh.
Pada tahap analisis data peneliti membaca data melalui proses
pengkodingan data sehingga mempunyai makna. Proses pengkodingan ini
mencakup proses mengatur data, mengorganisasikan data ke dalam suatu pola
kategori. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, dengan menggambarkan hasil temuan dilaporan hasil
penelitian mengenai Strategi Komunikasi Pemasaran Pencitraan Kabupaten
Sidenreng Rappang melalui Event Motoprix. Penulis mencoba memaparkan data
yang diperoleh dari berbagai sumber, wawancara, observasi, dan studi pustaka.
Untuk lebih jelasnya, berikut gambar yang menjelaskan komponen dari teknik
analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini:
Gambar 1.2 Model Interaktif Analisis Data
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Menurut Jatmiko (2003:4), strategi dideskripsikan sebagai suatu cara
dimana organisasi akan mencapai tujuan-tujuannya, sesuai dengan peluang-
peluang dan ancaman-ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta
sumber daya dan kemampuan internal organisasi. Berdasarkan defenisi
tersebut, terdapat tiga faktor yang mempunyai pengaruh penting pada strategi,
yaitu lingkungan eksternal, sumberdaya dan kemampuan internal serta tujuan
yang akan dicapai. Intinya, suatu strategi organisasi memberikan dasar-dasar
pemahaman tentang bagaimana organisasi itu akan bersaing dan survive.
Menurut Jauch dan Glueck dalam buku Jatmiko (2003:5),
mendefinisikan strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan
terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tentangan
lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan
dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.
Menurut Allison dan Kaye (2004:3), strategi adalah prioritas atau arah
keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi. Strategi juga merupakan
pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi
organisasi.
22
Menurut Hamel dan Prahalad dalam buku Rangkuti (2009:4), strategi
merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan
terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan
strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai
dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan
perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies).
Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
Menurut Porter dalam buku Rangkuti (2009:4). Strategi adalah alat
yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Dari defenisi para
ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi adalah cara atau teknik yang
dilakukan suatu perusahaan untuk mendapatkan keunggulan bersaing dengan
mempelajari dan memahami lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan)
dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) sehingga perusahaan bisa
tetap bertahan (survive).
2. Tipe-Tipe Strategi
Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe
strategi yaitu, strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis
(Rangkuti 2009:6).
a. Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro.
Misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga,
23
strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai
keuangan, dan sebagainya.
b. Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.
Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang
agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan,
strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan
sebagainya.
c. Strategi Bisnis
Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara
fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan
manajemen. Misalnya, strategi pemasaran, strategi produksi atau
operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi
yang berhubungan dengan keuangan.
3. Cara Perumusan Strategi
Berdasarkan penelitiannya terhadap pimpinan eksekutif, Minzberg
dalam buku Hunger dan Wheelen (2003:48), mengemukakan bahwa misi,
tujuan, dan strategi perusahaan sangat berpengaruh terhadap persepsi
manajemen puncak. Persepsi tersebut menetukan pendekatan atau cara yang
digunakan CEO dan stafnya dalam perumusan strategi. Minzberg
menyebutkan tiga cara dasar: pengusaha, adaptif, dan perencanaan.
24
a. Cara Wirausaha
Yaitu satu individu yang sangat hebat merumuskan strategi.
Fokusnya kepada kesempatan, dan masalah nomor dua. Strategi
menyeluruh, dengan keputusan-keputusan yang tegas. Sasaran
dominannya adalah pertumbuhan perusahaan.
b. Cara Adaptif
Strategi ini kadang-kadang disebut “mengatasi”, dan cara ini
bercirikan pemecahan yang bersifat reaktif dalam menghadapi masalah
yang ada daripada proaktif mencari kesempatan-kesempatan yang baru.
Banyak persetujuan terjadi dengan memperhatikan prioritas tujuan.
Strateginya terfragmentasi dan dikembangkan untuk menjalankan
perusahaan dalam langkah-langkah incremental kedepan. Cara ini biasa
dipakai di universitas, rumah sakit besar, sejumlah besar agen pemerintah,
dan yang mengejutkan juga dipakai oleh sejumlah perusahaan besar.
c. Cara Perencanaan
Para analis mendapat tanggung jawab utama dalam perumusan
strategi. Perencanaan strategis meliputi pencarian kesempatan-kesempatan
baru yang dilakukan secara proaktif dan pemecahan yang bersifat reaktif
terhadap masalah yang ada. Analisis komperehensif secara sistematik
digunakan untuk mengembangkan strategi-strategi yang menyatukan
berbagai proses pemgambilan keputusan perusahaan.
25
4. Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning)
dan manajemen (management) untuk mencapai satu tujuan. Strategi
komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen
komunikasi untuk mencapai suatu tujuan (Komunikasipraktis.com, 2017).
a. Komponen Strategi Komunikasi
Untuk mantapnya strategi komunikasi, maka segala sesuatunya
harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban
terhadap pertanyaan dalam rumus Laswell tersebut. Who? (siapa
komunikatornya), says what? (pesan apa yang dinyatakan), in which
channel? (media apa yang digunakan), to whom? (siapa komunikannya),
with what effect? (efek apa yang diharapkan).
b. Ruang Lingkup Strategi Komunikasi
Quinn (1992) menyatakan, agar suatu strategi dapat efektif
dilaksanakan dalam sebuah program, maka ia harus mencakup beberapa
hal:
1. Objektif yang jelas dan menetukan semua ikhtiar diarahkan untuk
mencapai pemahaman yang jelas, menetukan dan bisa mencapai
keseluruhan tujuan. Tujuan tersebut tidak perlu dibuat secara
tertulis namun yang penting bisa dipahami dan menetukan.
2. Konsentrasi, dengan memusatkan kekuatan yang besar untuk
waktu dan tempat yang menentukan.
26
3. Fleksibilitas, strategi hendaknya diniatkan untuk dilengkapi
penyangga dan dimensi untuk fleksibilitas dan maneuver.
4. Kepemimpinan yang memiliki komitmen dan terkoordinasi.
Strategi hendaknya memberikan kepemimpinan yang memiliki
komitmen dan tanggung jawab terhadap pencapaian tujuan pokok.
5. Kejujuran, strategi itu hendaknya dipersiapkan untuk
memanfaatkan kerahasiaan dan kecerdasan untuk menyerang
lawan pada saat tidak terduga.
6. Keamanan, strategi itu mesti mengamankan seluruh organisasi dan
semua operasi penting organisasi.
R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam
Techniques for Effective Communication menyatakan, tujuan sentral
komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:
1) To secure understanding (komunikan mengerti akan pesan yang
diterimanya)
2) To establish acceptance (penerimaan pesan oleh komunikan itu
kemudian dibina)
3) To motivate action (kegiatan dimotivasikan)
c. Faktor Pendukung Strategi Komunikasi
Menyusun strategi komunikasi harus memperhitungkan faktor-
faktor pendukung dan penghambat. Berikut ini sebagian komponen
27
komunikasi dan faktor pendukung serta penghambat pada setiap
komponen tersebut (Effendy, 2003:35)
1) Mengenali sasaran komunikasi
2) Faktor situasi dan kondisi
3) Pemilihan media komunikasi
4) Pengkajian tujuan pesan komunikasi
5) Peranan komunikator dalam komunikasi
6) Daya Tarik sumber dan kredibilitas sumber
Empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam menyusun
strategi komunikasi:
1) Mengenai khalayak. Khalayak itu aktif sehingga antara
komunikator dengan komunikan bukan saja terjadi hubungan,
tetapi juga saling mempengaruhi.
2) Menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi. Syarat utama
dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut ialah mampu
membangkitkan perhatian. Awal efektivitas dalam komunikasi
ialah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan-pesan
yang disampaikan.
3) Menetapkan metode, dalam hal ini metode penyampaian yang
dapat dilihat dari dua aspek, menurut cara pelaksanaannya dan
menurut isinya:
a) Menurut cara pelaksanaannya, dapat terwujud dalam dua
bentuk yaitu metode redundancy (repetition) dan canalizing.
28
Metode redundancy adalah cara mempengaruhi khalayak
dengan jalan mengulang-ulang pesan pada khalayak. Metode
canalizing yaitu mempengaruhi khalayak untuk menerima
pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan-lahan
merubah sikap dan pola pemikirannya kearah yang kita
kehendaki.
b) Menurut bentuk isinya dikenal metode-metode: informative,
persuasive, edukatif, kursif. Metode informative, lebih
ditujukan pada penggunaan akal pikiran khalayak dan
dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa keterangan,
penerangan, pesan, dan sebagainya. Metode persuasive yaitu
mempengaruhi khalayak dengan jalan membujuk. Dalam hal
ini khalayak digugah baik pikiran maupun perasaannya.
Metode edukatif, memberikan sesuatu ide kepada khalayak
berdasarkan fakta-fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat
dipertanggungjawabkan dari segi kebenarannya dengan
disengaja, teratur, dan berencana, dengan tujuan mengubah
tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan. Metode kursif,
mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa tanpa memberi
kesempatan berpikir untuk menerima gagasan-gagasan yang
dilontarkan, dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-
peraturan, intimidasi, dan biasanya di belakangnya berdiri
kekuatan tangguh.
29
4) Pemilihan media komunikasi. Kita dapat melihat salah satu atau
gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan
dicapai, pesan yang disampaikan dan teknik yang dipergunakan
karena masing-masing medium mempunyai kelemahannya
tersendiri sebagai alat. Secara umum strategi komunikasi dilakukan
melalui 10 tahapan:
a. Analisis program/masalah
b. Analisis situasi
c. Analisis khalayak
d. Tujuan komunikasi
e. Strategi komunikasi
f. Perencanaan kegiatan pengembangan media
g. Produksi dan uji coba media
h. Penggunaan media
i. Media monitoring dan system
j. Evaluasi dan analisis masalah
Pemahaman tentang pengertian strategi komunikasi dan ruang
lingkupnya akan membantu keberhasilan program kehumasan, marketing,
atau aktivitas komunikasi dalam sebuah instansi, perusahaan atau
organisasi juga individu.
30
B. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi
dalam teori dan praktek”. Istilah komunikasi dalam bahasa inggris
Communications berasal dari kata latin Communicatio, dan bersumber dari
kata Communis yang berarti sama, maksudnya adalah sama makna. Kesamaan
makna di sini adalah mengenai sesuatu yang dikomunikasikan, karena
komunikasi akan berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa
yang dipercakapkan atau dikomunikasikan. Suatu percakapan dikatakan
komunikatif apabila kedua belah pihak yakni komunikator dan komunikan
mengerti bahasa pesan yang disampaikan (Effendy, 2005:9)
Sebagaimana yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy dalam buku
ilmu komunikasi dalam teori dan praktek Carl I. Hovland, “Komunikasi
adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas
penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap”.
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman.
Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa, sinyal, bicara, tulisan,
gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif,
bertujuan, atau tak bertujuan. Melalui komunikasi sikap dan perasaan
sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi
hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama
oleh penerima pesan tersebut.
31
Sebuah defenisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi
(Cangara 2009:19) yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi
antarmanusia (human communication) mengatakan bahwa:
Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang
menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) Membangun
hubungan antarsesama manusia; (2) Melalui pertukaran informasi; (3) Untuk
menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain;serta (4) Berusaha mengubah
sikap dan tingkah laku itu.
Everett M. Rogers (Cangara 2007:20) seorang pakar Sosiologi
Pedesaan Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada studi riset
komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran informasi membuat defenisi
bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah
laku mereka.
Seorang ahli lain yaitu Shannon dan Weaver (Cangara 2007:20)
berpendapat bahwa:
Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh
mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas
pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal
ekspresi muka, seni dan teknologi.
Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan diatas, maka
jelaslah komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi jika ada seseorang yang
menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya
komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber pesan
(Komunikator), pesan (massage), media (channel), penerima (komunikan),
dan umpan balik (feedback). Kelima hal inilah yang kemudian disebut
komponen komunikasi.
32
2. Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy, meliputi 5
(lima) komponen, yaitu:
a. Communicator (pembawa pesan)
b. Message (pesan)
c. Channel (Media atau sarana)
d. Communican (Penerima pesan)
e. Effect (efek)
Maksud dari kelima komponen komunikasi diatas menurut Onong
Uchjana Effendy, sebagai berikut:
a. Communicator (pembawa pesan), yaitu pemrakarsa komunikasi
(pembawa pesan), bisa individu, keluarga, maupun kelompok yang
mengambil inisiatif dalam menyelenggarakan komunikasi.
Komunikasi ini berlangsung antar individu atau kelompok lain yang
menjadi sasarannya. Komunikator dapat juga berarti tempat berasalnya
sumber komunikasi.
b. Message (pesan) adalah pesan yang disampaikan oleh komunikator
melalui lambing-lambang, pembicaraan, gerakan dan sebagainya.
Message bisa berupa gerakan, sinar, suara, lambaian tangan, kibaran
bendera atau tanda-tanda lain, dengan iterpretasi yang tepat akan
memberikan arti dan makna tertentu.
33
c. Channel (media atau sarana) adalah, sarana tempat berlalunya pesan
yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Saluran
tersebut meliputi:
1) Pendengaran (lambang berupa suara)
2) Penglihatan (lambang berupa sinar, pantulan, atau lambang)
3) Penciuman (lambang berupa wangi-wangian/bau-bauan)
4) Rabaan (lambang berupa rangsangan atau rabaan)
Jadi secara keseluruhan bisa berupa radio, telepon, Koran, majalah,
dan lain-lain.
d. Communican (penerima pesan) adalah objek atau sasaran kegiatan
maupun masyarakat.
e. Effect (efek) adalah tanggapan, seperangkat reaksi komunikan setelah
menerima pesan.
3. Proses Komunikasi
1. Proses komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan sebagainya
yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan
komunikator kepada komunikan.
2. Proses komunikasi sekunder merupakan proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media
34
pertama. Komunikator menggunakan media kedua dalam
berkomunikasi karena sasaran komunikannya banyak jumlahnya dan
jauh jaraknya dari tempat komunikator itu. Media tersebut bisa berupa
surat,telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, tv, dan film. (Effendy,
2002: 11-16)
3. Bentuk-bentuk Komunikasi
a. Komunikasi personal (personal communication):
1. Komunikasi intrapersonal (intrapersonal communication)
2. Komunikasi antarpersonal (interpersonal communication)
b. Komunikasi kelompok (group communication):
1. Komunikasi kelompok kecil (small group communication),
seperti ceramah (lecture), diskusi panel (panel discussion),
symposium, forum, seminar, curah saran (brainstorming).
2. Komunikasi kelompok besar (large group communication/public
speaking)
c. Komunikasi Massa (mass communication), seperti pers, radio,
televisi, dan film.
d. Komunikasi media (media communication) seperti surat, telepon,
pamphlet, poster, spanduk, dll.
4. Sifat Komunikasi
1. Tatap muka (face to face) komunikasi yang dilakukan dengan cara
bertemu langsung dengan teman bicara di mana dalam kegiatan
komunikasi ini komunikan dan komunikator saling bertatap muka.
35
Contoh dari konteks komunikasi tatap muka ini adalah komunikasi
antarpersonal, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi.
2. Bermedia (Mediated). Komunikasi yang dilakukan dengan cara
menggunakan suatu media dimana berkaitan erat dengan penguasaan
pengetahuan dan penggunaan teknologi komunikasi. Contoh dari
konteks komunikasi bermedia ini adalah komunikasi massa, dan
komunikasi media.
3. Verbal, komunikasi yang dilakukan dengan cara berbicara kepada
lawan bicara kita dengan menggunakan kata-kata.
4. Non verbal, komunikasi yang dilakukan dengan cara menggunakan
isyarat dan non kata-kata. Contohnya adalah bahasa tubuh, postur
tubuh, eye contact, aspek parabahasa, dll.
5. Komunikasi Efektif
1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga
menarik perhatian sasaran yang dimaksud.
2. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada
pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga
sama-sama mengerti.
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak komunikan dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
4. Pesan harus menyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan
tadi yang layak bagi situasi kelompok tempat komunikan berada pada
saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
36
C. Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh
perusahaan untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen
baik langsung, maupun tidak langsung mengenai produk dan merek yang dijual
(Kotler dan Keller, 2009: 510). Untuk berkomunikasi secara efektif pemasar perlu
memahami Sembilan unsur-unsur fundamental yang mendasari komunikasi yang
efektif yang melibatkan : (1) sender, (2) encoding, (3) message, (4) media, (5)
decoding, (6) receiver, (7) response, (8) feed back, (9) noise (Kotler dan Keller,
2009: 514-515). Dua pihak yang utama dalam komunikasi adalah sender dan
receiver. Dua alat komunikasi yang utama adalah message dan media. Empat
fungsi komunikasi yang utama adalah encoding, decoding, response, dan feed
back. Unsur paling akhir dalam sistem komunikasi adalah noise.
Sender adalah pusat yang mengidentifikasikan sasaran dan
mengembangkan tujuan komunikasi. Encoding adalah proses penterjemahan atau
tujuan komunikasi menjadi suatu pesan yang akan disampaikan kepada penerima
pesan. Message adalah pesan yang akan disampaikan. Media meliputi pemilihan
terhadap media yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan. Decoding
adalah proses pemahaman atau proses penterjemahan kembali pesan yang
diterima melalui media tersebut kedalam tujuan komunikasi dan disimpan dalam
memori penerima pesan. Receiver adalah siapa penerima pesan. Response adalah
tanggapan dari penerima pesan. Feed back adalah evaluasi terhadap efektifitas
komunikasi.
37
Terkait dengan pesan yang akan disampaikan kepada konsumen, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Message content yaitu apa yang akan disampaikan.
b. Message structure yaitu bagaimana menyampaikan pesan secara logis.
c. Message format yaitu bagaimana menyampaikan secara simbolis.
d. Message source yaitu siapa yang harus menyampaikannya.
Kotler dan Keller (2009:512) menyebutkan terdapat delapan macam
bauran komunikasi pemasaran yaitu:
1. Periklanan merupakan semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal
dan promosi ide, barang atau jasa melalui sponsor yang jelas.
2. Promosi penjualan merupakan berbagai insentif jangka pendek untuk
mendorong percobaan atau pembelian produk atau jasa.
3. Events dan experiences atau acara dan pengalaman merupakan kegiatan
dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk
menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan
merek tertentu.
4. Hubungan masyarakat dan publisitas merupakan beragam program yang
dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau
produk individunya.
5. Pemasaran langsung merupakan penggunaan surat, telepon, faksimile, e-
mail, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau
meminta respons atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu.
38
6. Pemasaran interaktif merupakan kegiatan dan program online yang
dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung
atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau
menciptakan penjualan produk atau jasa.
7. Word-of-mouth marketing merupakan komunikasi lisan, tertulis, dan
elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau
pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa.
8. Penjualan pribadi merupakan interaksi tatap muka dengan satu atau lebih
pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab
pertanyaan, dan pengaduan pesanan.
Segala bentuk komunikasi perusahaan harus direncanakan dan dipadukan
ke dalam program komunikasi pemasaran yang diintegrasikan secara cermat.
Selain penting dalam membangun dan mempertahankan berbagai jenis hubungan,
komunikasi yang baik merupakan elemen penting dalam usaha perusahaan
membangun hubungan konsumen yang menguntungkan.
D. Citra
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian citra adalah: (1) kata
benda: gambar, rupa, gambaran; (2) gambaran yang dimiliki orang banyak
mengenai pribadi, perusahaan, organisasi, atau produk; (3) kesan mental atau
bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase, atau kalimat, dan
merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi.
Menurut Bill Canton (Soemirat & Elvinaro Ardianto, 2008:111)
mengatakan bahwa: “Citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri public terhadap
39
perusahaan/lembaga/organisasi; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu
objek, orang atau organisasi.”
Artinya bahwa citra itu dengan sengaja diciptakan agar bernilai positif.
Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu
perusahaan/lembaga/organisasi. Frank Jefkins menyimpulkan bahwa secara
umum, citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang
muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Selain itu, Jeflinks
juga menyebut bahwa citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan
dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan dari
organisasi/lembaga/perusahaan tersebut (Soemirat & Ardianto, 2008:114)
Public dapat menilai baik dan buruknya citra suatu perusahaan atau
lembaga berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya dari fakta-
fakta atau kenyataan dari perusahaan atau lembaga tersebut.
1. Jenis-jenis Citra
Frank Jefkins (1995) mengatakan bahwa citra yang ada dalam
perusahaan, lembaga atau organisasi tidaklah sama. Berikut ini beberapa jenis
image atau citra yang bisa timbul atau tercipta dalam suatu organisasi
(Ardianto, 2008: 136-137):
a. Citra bayangan
Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang-orang dalam
(biasanya pimpinan) mengenai pandangan orang luar terhadap
organisasi/perusahaannya. Citra ini cenderung positif dan bersifat fantasi.
40
Namun karena ketiadaan informasi yang lengkap, maka citra yang
diperoleh itu belum tentu tepat.
b. Citra yang berlaku
Citra yang berlaku adalah citra yang melekat pada orang lain
terhadap organisasi/perusahaan. Citra ini sering tidak sesuai kenyataan,
semata-mata terbentuk karena pengalaman atau pengetahuan orang lain
yang belum tentu memadai. Citra ini cenderung negatif.
c. Citra yang diharapkan
Citra yang diinginkan oleh manajemen namun tidak selalu sama
dengan citra sebenarnya. Biasanya citra yang diharapkan adalah lebih baik
dari citra sebenarnya.
d. Citra perusahaan
Citra perusahaan juga sering disebut sebagai citra lembaga yaitu
citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk
dan pelayanannya.
e. Citra majemuk
Citra majemuk adalah citra yang dibentuk oleh masing-masing
orang di dalam suatu perusahaan yang berbeda-beda satu dengan yang
lainnya dan juga tidak sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara
keseluruhan.
41
f. Citra penampilan
Citra ini lebih ditujukan kepada subyeknya, sebagaimana kinerja
atau penampilan diri (performance image) para professional pada
perusahaan atau lembaga bersangkutan.
Menurut Soleh Sumirat dan Elvinaro Ardianto, terdapat 4
komponen pembentukan citra antara lain:
1) Persepsi, diartikan sebagai hasil pengamatan unsur lingkungan
yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan dengan kata lain.
Individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan
pengalamannya mengenai rangsang. Kemampuan mempresepsi
inilah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi
atau pandangan individu akan positif apabila informasi yang
diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu.
2) Kognisi, yaitu suatu keinginan diri dari individu terhadap stimulus
keyakinan ini akan timbul apabila individu harus diberikan
informasi-informasi yang cukup dapat mempengaruhi
perkembangan kognisinya.
3) Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan respon seperti
yang diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadaan
dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
4) Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpresepsi, berfikir, dan
merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi, atau nilai. Sikap
42
bukan perilaku tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku
dengan cara-cara tertentu, sikap mempunyai daya pendorong atau
motivasi sikap menentukan apakah orang harus pro atau kontra
terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan atau
diinginkan, sikap mengandung aspek evaluative artinya
mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan, sikap
juga diperhitungkan atau diubah.
Proses ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar
diorganisasikan dan mempengaruhi respon. Stimulus atau rangsangan
yang diberikan kepada individu dapat diterima atau ditolak. Jika
rangsangan ditolak maka proses selanjutnya tidak akan berjalan. Hal ini
menunjukkan bahwa rangsangan tersebut tidak efektif dalam
mempengaruhi individu karena tidak adanya perhatian dari individu
tersebut. Sebaliknya, jika rangsangan itu diterima oleh individu, berarti
terdapat komunikasi atau perhatian dari organisme, dengan demikian
proses selanjutnya akan berjalan.
E. Event
Salah satu cara dalam menyampaikan pesan sebuah brand adalah dengan
mengajak customer untuk terlibat dalam sebuah event yang diselenggarakan
perusahaan. Event ini menjadi salah satu bentuk alat komunikasi pemasaran dari
sales promotion.
Event adalah suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati
hal-hal penting sepanjang hidup manusia baik secara individu atau kelompok yang
43
terikat secara adat, budaya, tradisi, dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan
tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat yang diselenggarakan pada
waktu tertentu (Any Noor, 2009:7). Menurut Brouno Hasson (2008:135) event
adalah media komunikasi untuk menciptakan koneksi antara brand dengan
pelanggan seperti pepatah kuno “tak kenal maka tak sayang”, event dirancang
bukan hanya mengenalkan brand kepada pelanggan baru namun juga
mengikatkan loyalitas pelanggan lama melalui kegiatan berformat interaktif dan
eksperiential.
Berdasarkan defenisi para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
event merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengenalkan atau
mengkomunikasikan produk sehingga terjalinnya interaksi antar pelanggan
dengan produk. Event memiliki pengaruh yang besar karena keterlibatan customer
di dalamnya dan memiliki peranan yang cukup besar dalam kegiatan komunikasi
pemasaran.
Saat ini perkembangan event sejalan dengan kemajuan teknologi serta
perkembangan kegiatan masyarakat. Perkembangan ini menjadikan jenis event
yang berlangsung lebih beranekaragam. Penyelenggaraan event telah berkembang
sesuai keinginan konsumen untuk dapat melihat event tersebut, misalnya event
bersifat keolahragaan, event pengenalan produk, eksibisi atau lainnya.
Shone dan Parry dalam (Any Noor, 2009:7), mengemukakan pendapatnya
bahwa event terbagi menjadi empat kategori dan unsur, yaitu:
a) Leisure event: telah berkembang sejak bangsa Roma menyelenggarakan
kegiatan gladiator. Leisure event yang berkembang banyak berdasarkan
44
pada kegiatan keolahragaan. Kegiatan yang memiliki unsur pertandingan
didalamnya dan mendatangkan banyak pengunjung pada event tersebut.
Perkembangan teknologi telah memberi warna baru pada Leisure event,
misalnya pada setiap empat tahun sekali penyelenggaraan Olympiade
selalu muncul ide baru setiap tahunnya, seperti tempat penyelenggaraan
yang disesuaikan dengan tema kegiatan yang sedang berlangsung.
b) Personal event: merupakan unsur lain yang membentuk special event,
yang termasuk di dalamnya segala bentuk kegiatan yang terlibat anggota
keluarga atau teman. Personal event antara lain, pesta ulang tahun,
pernikahan, dan perayaan-perayaan pribadi lainnya.
c) Culture event: menjadi unsur yang membangun special event. Budaya
selalu identik dengan upacara adat dan tradisi yang memiliki nilai social
tinggi dalam tatanan masyarakat, sehingga penyelenggaraannya saat ini
menjadi sangat penting.
d) Organizational event: merupakan kegiatan besar pada setiap organisasi.
Pada unsur ini, bentuk event yang diselenggarakan tentunya disesuaikan
dengan tujuan organisasi, misalnya konferensi yang diselenggarakan oleh
organisasi politik, bisa juga berupa eksibisi yang diselenggarakan oleh
perusahaan seperti pameran telepon genggam atau berupa pameran dagang
bagi perusahaan untuk memperkenalkan produk barunya.
Keempat unsur event tersebut yang membentuk special event. Special
event meliputi semua aktivitas hidup manusia, special event merupakan kegiatan
yang sangat besar dan kompleks. Special event dapat diselenggarakan mulai dari
45
jenis event perorangan yang sederhana dan kecil seperti pesta ulang tahun atau
pesta pernikan sampai dengan event yang besar. Special event juga dapat
diselenggarakan dengan kompleksitas yang lebih luas secara internasional seperti
Olympiade, karena jenis kegiatannya maka setiap event yang memiliki kekhasan
tersendiri dari event dapat mendukung terselenggaranya special event.
Kompleksnya setiap event tersebut dapat diketahui dari inti konsep
penyelenggaraannya. Konsep penyelenggaraan event itu harus memiliki
karakteristik event tertentu, agar event yang terselenggara menjadikan event yang
berbeda dengan event lainnya.
1. Karakteristik Event
Event harus memiliki beberapa karaktaristik tertentu, agar event yang
terselenggara berbeda dengan event lainnya dan pesan bisa sampai dengan
baik kepada konsumen. Karakteristik event menurut Any Noor antara lain
(2009:13-15) :
a) Keunikan
Kunci utama suksesnya sebuah event adalah pengembangan ide
kreatif. Event organizer dapat merealisasikan ide sesuai dengan harapan
penyelenggara, maka event yang diselenggarakan memiliki keunikan
tersendiri. Inti dari penyelenggaraan event adalah harus unik dan biasanya
muncul dari ide kreatif yang berbeda dari event lainnya.
b) Perishability
Perishability berhubugan dengan penggunaan fasilitas untuk
penyelenggaraan event. Kesediaan tempat untuk mengadakan event,
46
bagaimana sebuah event disesuaikan tempat penyelenggaraannya dengan
tema besar agar mendapat event yang sesuai permintaan penyelenggara,
karena event yang diselenggarakan tidak akan pernah sama jika dibuat lagi
atau dengan kata lain sesuatu yang tidak dapat dikembalikan.
c) Intangibility
Setelah menghadiri sebuah event yang tertinggal dibenak
pengunjung adalah pengalaman yang mereka dapatkan dari
penyelenggaraan event. Bagi penyelenggara hal ini merupakan tantangan
untuk merubah bentuk pelayanan intangible menjadi sesuatu yang
berwujud, misalnya desain warna pada kartu undangan, cideramata yang
menawan, penggunaan alat makan dan minum terbaik, penggunaan
dekorasi ruang yang menarik sesuai tema, penggunaan audio visual yang
baik, dan lain-lainnya. Kesemua hal tersebut merupakan proses perubahan
intangible menjadi tangible.
d) Suasana dan Pelayanan
Suasana merupakan salah satu karakteristik yang penting pada saat
berlangsungnya event. Event yang diselenggarakan dengan suasana tepat
akan menghasilkan sukses besar, tetapi sebaliknya kegagalan event
dihasilkan oleh suasana yang tidak tepat.
e) Interaksi personal
Interaksi personal dari pengunjung merupakan kunci sukses
penyelenggaraan event.
47
Karakteristik-karakteristik event di atas sebaiknya diperhatikan oleh
penyelenggara event, agar event yang di rencanakan sesuai denga tujuan dan
juga selain memperhatikan karakteristik event. Penyelenggara juga sebaiknya
memperhatikan dan mempertimbangkan kekuatan serta kelemahan sebuah
event. Kekuatan dan kelemahan event ini bisa menjadi acuan penyelenggara
untuk lebih terencana dalam menyelenggarakan event.
2. Kekuatan dan Kelemahan dari Event
Menurut Ma’arif (2008:194) dalam pelaksanaannya, sebuah event
memiliki beberapa kekuatan dan kelemana, di antaranya adalah :
Tabel 2.1 Kekuatan dan Kelemahan Event
Kekuatan Kelemahan
a. Informasi yang baik dan lengkap dari
produk dan kegiatan.
b. Pesan bisa dipahami oleh baik karena jika
pembaca dapat membaca lagi dan lagi.
c. Salah satu media yang paling efektif untuk
pembeli penggunaan percobaan dan uji
coba.
d. Mudah untuk mengendalikannya.
a. Pelanggan potensial
terbatas.
b. Biaya perkontrak mahal.
c. Biasanya merupakan
kegiatan daerah.
d. Dalam kebanyakan kasus
tergantung pada pihak
ketiga.
Sumber : Nelly Nailatie Ma’arif (2008) “The Power Of Marketing”
Kekuatan dan kelemahan event ini perlu diperhatikan oleh
penyelenggara sebuah event, agar event yang diselenggarakan bisa sesuai dan
48
dapat menyampaikan pesan sesuai harapan. Perancangan sebuah event
sebaiknya dirancang dengan teliti agar bisa mencapai hasil yang diinginkan.
F. Komunikasi Pemasaran Terintegrasi (Integrated Marketing
Communication - IMC)
Segala bentuk komunikasi perusahaan harus direncanakan dan dipadukan
kedalam program komunikasi pemasaran yang diintegrasikan secara cermat.
Selain penting dalam membangun dan mempertahankan berbagai jenis hubungan,
komunikasi yang baik merupakan elemen penting dalam usaha perusahaan
meembangun hubungan konsumen yang menguntungkan. Komunikasi pemasaran
terpadu menurut Kotler (2003:117) adalah pendekatan yang lebih popular yang
diterapkan oleh professional pemasaran dan komunikasi untuk
mengkoordinasikan berbagai pengalaman konsumen dengan komunikasi
pemasaran untuk merek tertentu.
Definisi IMC menurut American Association of Advertising Agencies
adalah sebuah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang memberikan nilai
tambah terhadap suatu perencanaan yang mendalam dengan cara melakukan
evaluasi terhadap peran strategis dari berbagai macam ilmu komunikasi dan
mengkombinasikannya untuk menghasilkan keakuratan, konsistensi, dan efek
komunikasi secara maksimal melalui integrasi dari pesan– pesan yang terpisah.
Paul Smith (1996), dalam artikelnya yang berjudul Admap menyatakan
bahwa IMC adalah konsep sederhana yang menyatukan semua bentuk dari
komunikasi menjadi satu kesatuan solusi. Pada intinya IMC mengintegrasikan
49
semua alat-alat promosi sehingga alat-alat tersebut dapat bekerja bersama-sama
secara harmonis.
Dari definisi umum tersebut, kita bisa lihat sejumlah manfaat IMC bagi
organisasi atau perusahaan, di antaranya:
1) Membentuk identitas merek yang kuat di pasar dengan mengikat bersama
dan memperkuat semua citra dan pesan komunikasi perusahaan.
2) Mengkoordinasikan semua pesan, positioning dan citra, serta identitas
perusahaan melalui semua bantuk komunikasi pemasaran.
3) Adanya hubungan yang lebih erat antara perusahaan (melaui
produk/jasanya) dengan para konsumennya.
4) IMC adalah koordinasi dan penggunaan keseluruhan perangkat,
kesempatan, fungsi dan sumber daya dari komunikasi permasaran dalam
sebuah perusahaan ke dalam satu program yang memaksimalkan dampak
pada konsumen dengan biaya minim. Pernyataan Thompson di atas
menggambarkan kerja IMC yaitu untuk memberikan hasil yang maksimal
dan terbaik dalam memasarkan suatu produk atau jasa. IMC menjadi
sebuah solusi bagi agensi periklanan dalam menjangkau segmentasi
pelanggan yang mengkonsumsi beragam media.
IMC juga merupakan pendekatan berbasis data yang fokus ada identifikasi
pandangan konsumen dan mengembangkan strategi dengan saluran yang tepat
untuk membentuk hubungan konsumen dan barang yang kuat. Agensi perikalanan
dapat menggunakan hanya beberapa komponen dari IMC. Penggunaan didasarkan
pada pendekatan yang diinginkan oleh klien. Biasanya disesuaikan dengan
50
segmentasi pelanggan produk klien. Oleh karena itu, penting bagi agensi
periklanan untuk mengetahui sisi mana dari konsumen yang harus di masuki serta
bagaimana dan dimana konsumen menggunakan berbagai tipe media.
Menggunakan IMC berarti memberikan konsistensi pesan yang
disampaikan pada konsumen meskipun menggunakan media yang berbeda.
Konsistensi tersebut secara tidak langsung akan menjadi retensi (pengulangan)
ketika konsumen melihat iklan yang sama pada media yang berbeda, kemudian
pesan akan melekat dalam benak konsumen. Berbagai keuntungan lain yang
didapat dengan menggunakan IMC adalah:
1) Corporate cohesion. IMC dapat digunakan oleh klien sebagai alat strategis
dalam mengkomunikasikan citra dan keuntungan dari produk atau jasa.
2) Client relationship. IMC menyediakan kesempatan bagi agensi periklanan
untuk memainkan peran penting yang signifikan dalam pengembangan
proses komunikasi, dan menjadi partner yang efektif dalam hubungan
dengan klien.
3) Interaction. IMC memastikan komunikasi antara agensi dan menciptakan
ikatan yang lebih kuat antara mereka dan klien. Dengan menyediakan arus
informasi yang lebih terbuka, IMC memungkinkan partisipan komunikasi
untuk berkonsentrasi dalam kunci dari pengembangan strategis, ketimbang
mengejar tujuan individu.
4) Motivation. IMC menawarkan kesempatan untuk memotivasi agensi
periklanan. Pemikiran yang tergabung dari keseluruhan tim lebih baik dari
pemikiran yang berasal dari individu saja. Hal ini juga memotivasi setiap
51
anggota dalam tim agensi periklanan untuk menemukan potensi kreativitas
mereka.
5) Measurability. Kemungkinan keuntungan yang terpenting adalah
penyampaian kemampuan mengukur respon dan akuntabilitas proses
komunikasi.
Ada dua ide pokok mengenai Teori IMC:
1. Komunikasi pemasaran yang bersifat one-voice. Maksudnya adalah
walaupun elemen komunikasi pemasaran yang digunakan berbeda-beda
dalam meraih konsumen namun semua itu harus dapat dikoordinasi
dengan cara yang tepat oleh berbagai organisasi dan agensi yang bekerja
pada elemen-elemen yang berbeda tersebut.
2. Komunikasi yang berintegrasi, komunikasi di sini tidak hanya bertujuan
untuk meningkatkan Brand Awareness atau pencitraan jasa yang baik saja,
namun juga harus dapat menimbulkan hasil penjualan yang baik.
Tujuh tahap komunikasi pemasaran yang menjadi dasar dari Teori IMC:
1. Klarifikasi dan segmentasi pelanggan dari Bank data.
2. Menentukan titik kontak dengan konsumen.
3. Menetapkan sasaran dan strategi komunikasi.
4. Menentukan dan memetakan jejaring merek.
5. Menentukan sasaran pemasaran.
6. Meramu beberapa teknik komunikasi pemasaran yang paling sesuai.
7. Memilih taktik komunikasi pemasaran.
52
Lebih terperinci lagi, Gurau (2008) (Soefijanto, 2012:8) menyebutkan
beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuhnya IMC yaitu:
1. Berkembangnya fragmentasi pasar, kian banyak kegiatan pemasaran yang
memanfaatkan hubungan baik dengan konsumen (relationship marketing),
dan pemasaran langsung (direct marketing).
2. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, dan apliklasi basis data.
3. Makin terfragmentasinya pemirsa media, tumpang tindih (multiplicity) dan
jenuhnya saluran media.
Secara garis besar, bauran komunikasi pemasaran terintegrasi (IMC)
terdiri atas lima alat komunikasi pemasaran yang masing-masing memiliki
keunikan masing-masing. Di antaranya yaitu:
1. Iklan (advertising)
2. Promosi Penjualan
3. Public Relation
4. Penjualan Perorangan (Personal Selling)
5. Direct Marketing
Seperti yang dikemukakan oleh Georgre dan Michael Belch (Morrisan,
2010:17) Dari berbagai macam alat pemasaran di atas, peruasahan seringnya
memakai beberapa alat sekaligus. IMC berusaha mencari jalan terbaik dalam
menggabungkan atau memanfaatkan berbagai media tersebut untuk hasil yang
maksimal. Strategi IMC yang baik akan memberikan dorongan yang lebih besar
ke produk, jasa, dan ide untuk diterima atau dibeli konsumen. Tidak hanya itu,
53
strategi IMC yang baik akan melanggengkan kesukaan konsumen terhadap
produk, jasa, atau ide tersebut.
G. Impression Management
Presentasi diri dapat diartikan sebagai cara individu dalam menampilkan
dirinya sendiri dan aktifitasnya kepada orang lain, cara ia memandu dan
mengendalikan kesan yang dibentuk orang lain terhadapnya, dan segala hal yang
memungkinkan atau tidak mungkin ia lakukan untuk menopang pertunjukannya di
hadapan orang lain (Mulyana, 2008: 107).
Bertolak pada gagasan diri menurut Cooley yang menyatakan bahwa diri
terdiri dari tiga komponen yakni yang pertama, kita membayangkan bagaimana
kita tampil bagi orang lain. Kedua, kita membayangkan bagaimana penilaian
mereka atas penampilan kita. Ketiga, kita mengembangkan sejenis perasaan diri,
seperti kebanggaan atau malu, sebagai akibat membayangkan penilaian orang lain
tersebut. Berdasarkan gagasan tersebut Goffman mencoba mengembangan dan
mengartikan bahwa diri adalah suatu hasil kerja sama (collaborative manufacture)
yang harus diproduksi baru dalam peristiwa interaksi sosial.
Menurut Goffman, presentasi diri merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh individu tertentu untuk memproduksi definisi situasi dan identitas
sosial bagi para aktor dan definisi situasi tersebut mempengaruhi ragam interaksi
yang layak dan tidak layak bagi para aktor dalam situasi yang ada (Mulyana,
2008: 110).
54
Dalam presentasi diri ini Goffman mengasumsikan bahwa ketika orang-
orang berinteraksi, mereka ingin menyajikan suatu gambaran diri yang akan
diterima orang lain. Ia menyebut upaya itu sebagai “pengelolaan kesan”
(impression management), yaitu teknikteknik yang digunakan aktor untuk
memupuk kesan-kesan tertentu dalam situasi-situasi tertentu untuk mencapai
tujuan tertentu (Mulyana, 2008: 112). Lebih jauh pengelolaan kesan ini
merupakan upaya individu untuk menumbuhkan kesan tertentu di depan orang
lain dengan cara menata perilaku agar orang lain memaknai identitas dirinya
sesuai dengan apa yang ia inginkan. Dalam proses produksi identitas tersebut, ada
suatu pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan mengenai atribut simbol yang
hendak digunakan sesuai dan mampu mendukung identitas yang ditampilkan
secara menyeluruh.
Menurut Jalaluddin Rakhmat dalam buku “Psikologi Komunikasi”
menyatakan bahwa impression management atau pengelolaan kesan merupakan
suatu usaha untuk menimbulkan kesan tertentu terhadap seorang individu.
Menurut Goffman, kebanyakan atribut, milik atau aktivitas manusia
digunakan untuk presentasi diri, termasuk busana yang kita kenakan, tempat kita
tinggal, rumah yang kita huni berikut cara kita melengkapinya (furnitur dan
perabotan rumah), cara kita berjalan dan berbicara, pekerjaaan yang kita lakukan
dan cara kita menghabiskan waktu luang kita. Lebih jauh lagi, dengan mengelola
informasi yang kita berikan kepada orang lain, maka kita akan mengendalikan
pemaknaan orang lain terhadap diri kita. Hal itu digunakan untuk memberi tahu
kepada orang lain mengenai siapa kita. Selainitu, Goffman menyebut aktivitas
55
untuk mempengaruhi orang lain itu sebagai pertunjukkan (performance), yakni
presentasi diri yang dilakukan individu pada ungkapan-ungkapan yang tersirat,
suatu ungkapan yang lebih bersifat teateris, kontekstual, non-verbal dan tidak
bersifat intensional (Mulyana, 2008: 112-113).
Seseorang akan berusaha memahami makna untuk mendapatkan kesan
dari berbagai tindakan orang lain, baik yang dipancarkan dari mimik wajah,
isyarat dan kualitas tindakan. Menurut Goffman, perilaku orang dalam interaksi
sosial selalu melakukan permainan informasi agar orang lain mempunyai kesan
yang lebih baik. Kesan non-verbal inilah yang menurut Goffman harus dicek
keasliannya (Puspa, 2011: 81).
56
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sirkuit Puncak Mario
Pada awalnya di awal tahun 80-an sekelompok anak muda yang
menamakan dirinya MMC (Mario Motor Cross) mencari lokasi balapan, yang
tadinya di sekitar lokasi taman makam pahlawan kecamatan Kulo, karena di
sekitaran sana tidak memungkinkan, maka mereka mencari lagi lokasi di jalur
poros Kabupaten Enrekang yang kurang lebih 2km masuk dari jalan poros.
Mereka mendapatkan sebuah lokasi yang mereka lihat efektif untuk kedepan,
akhirnya dibuatlah lapangan yang awalnya untuk motorcross. Setelah
dikembangkan dan dipakai latihan hingga tahun 90-an, lapangan tersebut
kemudian ditutup selama bertahun-tahun. Pada tahun 2008 bapak Rusdi Masse
selaku Bupati Kabupaten Sidenreng Rappang terpilih kemudian membuka
kembali lapangan tersebut untuk arena motorcross hingga tahun 2009 berganti
menjadi arena balap road race. Seiring berjalannya waktu pada tahun 2014
sirkuit ini kemudian di ubah menjadi sirkuit permanen untuk motoprix hingga
sekarang.
1. Event Motoprix di Indonesia
Event motoprix merupakan event balap kejuaraan nasional yang digelar
untuk penyisihan pembalap disetiap daerah atau disebut region. Dalam event
motoprix di Indonesia setiap region akan dipertemukan di Final Kejuaraan
57
Nasional Motoprix. Pembalap road race dibagi menjadi 2 (dua) kategori
sebagai berikut :
1. Seeded maksudnya tingkat atau biasa disebut kelas seeded, adalah
kelas unggulan, yang diikuti oleh pebalap non-pemula.
2. Pemula atau kelas pemula yaitu tingkat menengah diajang road race.
3. Pemula B adalah Tingkat terhebat di ajang balapan motor road race.
Daftar pembalap untuk masing-masing kategori diatas yaitu ditentukan
dan juga dikeluarkan oleh PP. IMI. IMI adalah kepanjangan dari Ikatan Motor
Indonesia. Kategori tersebut menjadi pedoman untuk menentukan kelas/nomor
lomba yang diijinkan untuk diikuti oleh seorang pembalap.
Balap motor road race ini bisa di ikuti oleh wanita, pria dan anak-anak
yang tentunya sudah medaftarkan kepada panitia yang menyelenggarakannya
event dan mempunyai nomor start dan mempunyai kartu izin start (KIS).
Berikut ini adalah kelas/nomor lomba yang bisa anda lihat sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kategori Kelas/Nomor Lomba
Kategori
Seeded
Pemula A
Pemula B Kelas
MP1 Ya Tidak Tidak
MP2 Ya Tidak Tidak
MP3 Tidak Ya Ya
58
MP4 Tidak Ya Ya
MP5 Tidak Tidak Ya
MP6 Ya Ya Ya
Adapun aturan untuk para pembalap yang akan mengikuti balap yaitu:
1. Setiap pembalap apapun kategorinya, hanya di ijinkan untuk mengikuti
sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kelas termasuk kelas/nomor pendukung
yang diperuntukkan bagi kategori pembalap yang bersangkutan.
2. Pembalap yang diperbolehkan mengikuti lomba (start) kelas-kelas
yang dilaksanakan di sirkuit permanen dan semi permanen adalah
mereka yang catatan waktu terbaiknya dalam latihan kualifikasi
(QTT), tidak melampaui batas yang ditentukan yaitu 110% dari catatan
waktu terbaik pembalap yang tercepat.
3. Lomba kelas-kelas Seeded dilaksanakan dengan sistem poin.
4. Apabila peserta kelas ini cukup banyak maka digunakan sistem
campuran.
5. Setiap pembalap hanya diijinkan mendaftar satu kali di kelas yang
sama.
Dalam ajang road race di bagi menjadi beberapa kelas, Untuk kelas-
kelas utama yang dilombakan untuk Kejuaraan Balap Motor di Indonesia atau
disebut juga MOTORPRIX INDONESIA yaitu:
59
1) Kelas Motor Bebek yang menggunakan mesin 150 cc 4 Langkah Tune
up Seeded, disingkat dengan istilah: MP 1.
2) Kelas Motor Bebek yang menggunakan mesin kapasitas 125 cc 4
Langkah Tune up Seeded, disingkat istilah: MP 2.
3) Kelas Motor bebek yang menggunakan mesin kapasitas 150 cc 4
Langkah Tune up Pemula A, disingkat dengan istilah: MP 3
4) Kelas Motor Bebek yang menggunakan mesin kapasitas 110 cc 4
Langkah Tune up Pemula A, disingkat dengan istilah: MP 4.
5) Kelas Motor Bebek yang menggunakan mesin kapasitas 110 cc 4
Langkah Standar Pemula B, disingkat dengan istilah: MP 5.
6) Sedangkan untuk Kelas Stock Sport Standar yang menggunakan mesin
150 cc Terbuka, disingkat dengan istilah: MP 6.
Sirkuit Puncak Mario merupakan salah satu tempat yang sering
diadakan penyelenggara event motoprix di region lima atau disebut region
Sulawesi. Salah satu kelebihan sirkuit puncak Mario yaitu balapan dilakukan
di malam hari. Sirkuit Puncak Mario telah mengadakan empat kali kejurnas
motoprix dan kesemuanya dilakukan di malam hari.
60
B. Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sidenreng Rappang
1. Visi dan Misi
VISI:
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT SIDENRENG RAPPANG YANG
BERBUDAYA, BERPRESTASI DAN BERDAYA SAING TINGGI DI
BIDANG KEPEMUDAAN, KEOLAHRAGAAN, KEBUDAYAAN DAN
PARIWISATA”
MISI:
1. Mewujudkan pelayanan teknis dan administrasi yang efisien.
2. Mengembangkan peran dan prestasi pemuda serta memberdayakan
organisasi kepemudaan.
3. Meningkatkan prestasi dan mengembangkan IPTEK olahraga serta
memberdayakan organisasi keolahragaan.
4. Mengembangkan dan melestarikan bidang kesenian kesejarahan,
kepurbakalaan, permuseuman, nilai-nilai tradisional, kebahasaan dan
kesastraan.
5. Menjadikan pengembangan destinasi pariwisata sebagai wahana untuk
menciptakan kesempatan kerja.
2. Struktur Organisasi
Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Sidenreng
Rappang mempunyai struktur organisasi sebagai berikut:
61
a. Kepala Dinas
b. Sekretaris :
1. Sub bagian perencanaan dan keuangan
2. Sub bagian umum dan kepegawaian
c. Bidang Kepemudaan:
1. Seksi sarana & prasarana kepemudaan
2. Seksi Pemberdayaan pemuda & kemitraan olahraga
3. Seksi pengembangan pemuda & kemitraan organisasi
d. Bidang Keolahragaan:
1. Seksi pemberdayaan olahraga
2. Seksi-seksi sarana & prasarana olahraga
3. Seksi peningkatan prestasi olahraga
e. Bidang Pariwisata:
1. Seksi Pariwisata
3. Sarana & Prasarana
Adapun Sarana & Prasarana yang terdapat pada Dinas Kepemudaan,
Olahraga, dan Pariwisata, yakni:
62
a. 1 gedung kantor yang terletak di Kompleks Gabungan SKPD (Satuan
Kerja Perangkat Daerah). Alamat jln. Harapan Baru no. 21 Block C
Kabupaten Sidenreng Rappang. Dengan titik koordinat -3.933336 dan
119.770432.
b. 1 mobil dinas yang dipergunakan untuk kegiatan kedinasan baik dalam
daerah maupun luar daerah.
c. 9 motor dinas yang dipergunakan untuk kegiatan kedinasan.
d. Semua peralatan dan perlengkapan yang menunjang pekerjaan (meja,
kursi, lemari, perangkat computer, ATK, dll)
Jumlah pegawai yang terdapat pada Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan
Pariwisata Kabupaten Sidenreng Rappang yakni 37 orang. Adapun tugas
pokok masing-masing jabatan:
1. Kepala dinas mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam
menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang kepemudaan,
keolahragaan, dan kepariwisataan yang menjadi kewenangan daerah
dan tugas pembantu yang ditugaskan kepada Pemerintah daerah.
2. Sekertaris mempunyai tugas pokok membanttu kepala dinas dalam
melaksanakan koordinasi kegiatan, penyusunan program & pelaporan
serta memberikan pelayanan administrasi umum, kepegawaian,
hukum, keuangan dalam lingkup dinas.
63
3. Bidang kepemudaan mempunyai tugas pokok melaksanakan
perumusan kebijakan operasional di bidang pemberdayaan pemuda
dan kepramukaan, pengembangan dan kemitraan organisasi
kepemudaan dan sarana prasarana kepemudaan.
4. Bidang keolahragaan mempunyai tugas melaksanakan perumusan
kebijakan operasional dibidang peningkatan prestasi dan
pemberdayaan olahraga pembudayaan olahraga dan sarana prasarana
keolahragaan.
5. Bidang kepariwisataan mempunyai tugas pokok melaksanakan
perumusan kebijakan operasional di bidang Destinasi dan
Pengembangan sumber daya pariwisata, pemasaran, dan
pengembangan ekonomi kreatif dan sarana prasarana pariwisata.
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Identitas Informan
Saat melakukan proses penelitian, peneliti memperoleh data dari
beberapa informan yang berasal dari kalangan yang berbeda. Penentuan
informan didasarkan pada kriteria yang diinginkan oleh peneliti, adapun
kriterianya sebagai berikut :
1. Mengetahui lebih detail mengenai sirkuit puncak Mario mulai dari
proses kegiatan event motoprix secara rutin hingga saat ini.
2. Terlibat secara aktif dan pasif dalam kegiatan event motoprix.
3. Aktif atau pernah mengikuti dan hadir dalam event motoprix.
Dari pemaparan kriteria diatas adapun informan dalam penelitian ini
sebagai berikut :
a. Informan Pertama
Anis Dachlan merupakan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan
Pariwisata Kabupaten Sidenreng Rappang. Peneliti memilih Anis Dachlan
sebagai salah satu informan karena dianggap sebagai perwakilan lembaga
yang menaungi dan menjalankan sirkuit puncak Mario secara langsung.
Sehingga dalam melakukan pencarian data, peneliti akan lebih mudah dan
detail.
65
b. Informan Kedua
Andi Ahmad Wijaya atau biasa disapa Chandra, usianya 32 tahun
dan saat ini Chandra menetap di Jakarta tepatnya di Apartemen Sunter
Park View Jakarta Utara. Selain sebagai karyawan swasta, Chandra juga
sebagai management di bagian team dan event pada Sirkuit Puncak Mario.
Peneliti memilih Chandra sebagai salah satu informan karena dianggap
sebagai perwakilan event organizer dalam pelaksanaan event-event di
Sirkuit puncak Mario salah satunya Event Motoprix.
c. Informan Ketiga
Kohito Amri atau disapa Itho, pria kelahiran 20 mei 1996 ini
memulai kariernya sebagai pembalap pada tahun 2010 dengan prestasi
pertamanya masuk 5 besar diantara 23 pembalap pada event kejuaraan
daerah atau kejurda di Sirkuit Bambu Runcing Rappang. Peneliti memilih
Itho sebagai informan karena dianggap mampu memberikan informasi-
informasi mengenai balapan yang ada di Sirkuit Puncak Mario terkhusus
pada event Motoprix.
d. Informan Keempat
Andi Yayang Afriandi biasa di sapa Afriandi, mahasiswa STIMIK
Dipanegara ini memiliki hobby di dunia otomotif terkhusus road race. Ia
sudah dua kali datang ke kabupaten sidrap untuk menyaksikan event di
Sirkuit Puncak Mario. Peneliti memilih Afriandi sebagai informan karena
dianggap mampu meberikan informasi-informasi mengenai event motoprix
yang pernah ia saksikan langsung di Sirkuit Puncak Mario.
66
e. Informan Kelima
Muhammad Adnan Fitrawan biasa disapa Adnan merupakan
mahasiswa asal Kabupaten Sidenreng Rappang yang seringkali
mengunjungi Sirkuit Puncak Mario ketika ada event. Peneliti memilih
Adnan sebagai informan karena dianggap mampu meberikan informasi
mengenai sirkuit puncak Mario yang dilihat dari peran Adnan sebagai
pengunjung di Sirkuit Puncak Mario.
Tabel 4.1 Identitas Informan
NO NAMA INFORMAN PROFESI
1 Anis Dachlan
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga,
dan Pariwisata Kabupaten Sidenreng
Rappang.
2 Andi Ahmad Wijaya
a. Management team dan event
Sirkuit Puncak Mario.
b. Karyawan Swasta
3 Kohito Amri Pembalap
4 Andi Yayang Afriandi Mahasiswa
5 Adnan Fitrawan Mahasiswa
67
B. Hasil Wawancara
1. Bagaimana strategi komunikasi pemasaran pemerintah daerah
Kabupaten Sidenreng Rappang dalam mengelolah Sirkuit Puncak
Mario?
Untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang digunakan
oleh Dispopar, peneliti langsung melakukan wawancara bersama Kepala
Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Sidenreng Rappang Anis
Dachlan pada 28 september 2017 di kantornya. Hal ini juga merupakan
finalisasi hasil observasi peneliti selama mengumpulkan data. Terdapat tiga
poin yang peneliti dapatkan saat melakukan wawancara. Tiga poin tersebut
terurai pada ungkapan yang dijelaskannya.
Pertama, saat ditanya mengenai bagaimana cara pemerintah
mempromosikan event motoprix kepada masyarakat. Ada dua poin utama
yang dia sampaikan yaitu: melakukan promosi menggunakan media lini
bawah dan media lini atas. Adapun uraian penjelasannya sebagai berikut:
Promosi kita selama ini kita laksanakan dengan standar-standar
sesuai event organizernya. Jadi kita promosikan event ini dengan banyak
cara melalui media seperti Koran, televisi, pemasangan baliho, spanduk
dan juga di media social.
Hal ini juga hampir sama seperti yang diutarakan Chandra saat ditanya
mengenai bentuk-bentuk keterlibatan pemerintah dalam menyukseskan event
motoprix di Sirkuit Puncak Mario. Chandra mengungkapkan bahwa:
Keterlibatan pemerintah sejauh ini gencarnya mempromosikan
event tersebut baik itu di media social atau dalam bentuk baliho, dan dari
situ event tersebut diketahui dari masyarakat baik di Sidrap sendiri
ataupun di kabupaten lain yang ada di Sulsel.
68
Berdasarkan wawancara di atas peneliti dapat simpulkan bahwa
strategi yang digunakan oleh pemerintah telah berhasil terbukti dengan
banyaknya pemberitaan yang telah dimuat di portal berita nasional dan juga
telah diliput di televisi nasional. Seperti yang diungkapkan Chandra bahwa:
Iya, karena motoprix itu event nasional, di mana pembalap-
pembalap terbaik akan dipertemukan dari tiap provinsi diakhir tahun.
Media cetak nasional dan media online yang memberitakan seperti
motorplus, oto trend, automotif, balapmotor dan media lokal yang ada di
Sulsel. Adapun media televisi yang meliput program olahraga dari tv
lokal, jadi media itu sebelum event akan mengiklankan event tersebut.
Setelah balapan media tersebut akan mengeluarkan rilis tentang hasil event
tersebut.
Ditambah lagi dengan pengakuan Afriandi selaku pengunjung di
Sirkuit Puncak Mario yang mengatakan bahwa:
Saya mengikuti informasi mengenai event motoprix di sirkuit
puncak Mario dengan cara membuka website biasanya di balapmotor.net
informasi mengenai event di sirkuit puncak Mario juga ada. Selain
balapmotor.net juga banyak seperti otomotifzone.com, ototrend, tapi yang
paling saya suka balapmotor.net. Untuk di social media saya juga
mengikuti dengan melihat postingan-postingan ataupun repost-repost dari
akun megenai balapan.
Berbeda halnya dengan Adnan yang mengaku mengetahui informasi
mengenai event di Sirkuit Puncak Mario kebanyakan dari media lini bawah,
seperti yang dia katakana bahwa: “Saya mengetahui melalui baliho yang
berada di pinggir jalan, poster, spanduk, juga dari mulut ke mulut, biasa juga
saya melihatnya di sosial media”.
Hal ini juga didukung oleh pernyataan salah satu pembalap yang
membuktikan bahwa pemerintah berhasil mempromosikan event sirkuit
dengan baik. Yakni Itoh Ab seorang pembalap yang hampir turut serta dalam
seluruh event di Sirkuit Puncak Mario, mengatakan bahwa:
69
Saya mengetahui semua event di Sirkuit Puncak Mario dari
informasi-informasi yang dikeluarkan langsung oleh pemerintah dan juga
melalui website IMI (Ikatan Motor Indonesia).
Kedua, saat ditanya mengenai apa saja strategi yang digunakan agar
event ini dapat mendapatkan dukungan masyarakat sehingga membuat event
ini dapat dikenal hingga nasional. Anis Dachlan mengungkapkan bahwa:
Untuk saat ini kita memanjakan penonton dengan cara
memberikan freepast, penonton saat ini hanya membayar uang keamanan
atau parkir. Saat ini kami juga telah menyediakan tempat yang layak untuk
menonton bersama, dan membangun penginapan di sekitaran sirkuit.
Chandra juga mengatakan bahwa:
Event ini selalu dinanti oleh masyarakat karena memang event ini
sangat membantu buat warga sekitar sirkuit. Membantu dalam hal adanya
kios-kios yang disediakan penyelenggara event untuk dipakai oleh warga
berjualan, dan juga di mana event ini dikenal secara skala nasional karena
event balap yang di adakan di Sidrap selalu digratiskan agar menjadi
hiburan khusus buat masyarakat. Apalagi balapan di Sirkuit Puncak Mario
memang dikategorikan balapan yang lain daripada yang lain karena di
adakan di malam hari, dan itulah menjadi daya tarik sendiri bagi
masyarakat dan juga media-media lokal maupun media nasional untuk
tertarik datang ke Sidrap.
Pernyataan diatas juga membuktikan bahwa masyarakat banyak
mengenal informasi mengenai sirkuit karena banyaknya mengadakan event
balap tiap tahunnya. Seperti pengakuan Itoh Ab bahwa:
Saya sering mendapatkan informasi mengenai sirkuit jika ada
event yang akan dilaksanakan, biasanya dalam satu tahun ada 8 event yang
dilaksanakan termasuk event motoprix maupun final motoprix yang di
adakan setahun sekali disetiap region.
Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan berbagai narasumber
pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang juga terlihat membuat banyak daya
70
tarik untuk mendapatkan simpati dan dukungan masyarakat terhadap Sirkuit
Puncak Mario. Seperti penjelasan di bawah ini:
Afriandi, seorang penonton ini mengatakan: Kalau saya tertarik
karena semua track balapan di sana ada, maksudnya ada turunannya ada
tanjakannya, di situ lebih diuji skill-skillnya pembalap lebih kelihatan,
lebih menantanglah beda dari yang lain selain fasilitas. Track sirkuitnya
baguslah. kalau dari saya setiap ingat sidrap saya pasti ingat otomotifnya,
ingat balapannya, ingat pembalap-pembalapnya karena untuk di Sulawesi
maskotnya pasti di Sidrap. Kalau spesifik paling beda yah pertama
fasilitas untuk penerangan untuk balapan malamnya itu, terus penambahan
tribun lebih bagus, untuk paddocknya bagus karena sudah dibedakan
perroom-room.
Itoh juga mengaku bahwa sirkuit ini memiliki keunikan yaitu bisa
digunakan balapan malam, ditambah penjelasan dari Chandra yang
mengatakan bahwa:
Setiap event penyelenggara akan selalu mendatangkan penyanyi
lokal ataupun brand nasional seperti Padi dan Geisha yang sudah pernah
hadir di Sidrap, dan tidak ketinggalan juga penyelenggara mendatangkan
pembalap dari jawa yang ikut di ajang internasional untuk ikut serta
meramaikan event tersebut.
Ketiga, terkait penjualan event di sirkuit lebih diutamakan dengan
tidak memungut dana, hal ini dijelaskan oleh Anis Dachlan. Ia mengatakan
bahwa:
Kami tidak mengadakan pemungutan dana pada saat event, baik itu
penjualan tiket ataupun pendaftaran untuk balapan. Di event motoprix ini
kami juga mengupayakan semua pembalap-pembalap nasional diminta
hadir.
Dari beberapa penjelasan tersebut terbukti bahwa pemerintah
Kabupaten Sidenreng Rappang memang sangat mengutamakan kenyamanan
pengunjung maupun pembalap, walaupun masih ada hal yang belum 100%
rampung.
71
Gambar 4.1 Bentuk-bentuk Media Lini Bawah untuk Event di Sirkuit
Puncak Mario
1. Bagaimana membentuk citra Kabupaten Sidenreng Rappang melalui
event motoprix?
Saat ditanya mengenai citra ada beberapa penjelasan yang terkait,
sepeti saat ditanya mengenai bagaimana awalnya kebijakan pemerintah ingin
menjadikan Kabupaten Sidenreng Rappang ini sebagai tempat
72
penyelenggaraan event-event balap di Sirkuit Puncak Mario. Anis dachlan
mengemukakan alasan pemerintah bahwa:
Awalnya pemerintah melihat animo masyarakat yang selalu
melihat anak muda balapan di jalan, sehingga pemerintah mengambil
inisiatif untuk membangunkan lapangan atau sirkuit dari pada mereka
balapan liar. Dengan di bangunnya sirkuit ini juga banyak pula event-event
yang diselenggarakan.
Sirkuit ini juga dibangun karena kecintaan bapak Bupati Sidenreng
Rappang terhadap dunia otomotif. Seperti yang diungkapkan Chandra bahwa:
Awal mula pembangunan sirkuit ini karena kecintaan bapak bupati
sidenreng rappang terhadap dunia otomotif maka Sirkuit Puncak Mario
dibangun untuk melahirkan talenta-talenta balap yang ada di Sulawesi
khususnya di Sulawesi Selatan. Sirkuit puncak Mario merupakan sirkuit
kedua yang ada di kabupaten Sidenreng Rappang, di mana sirkuit pertama
itu namanya sirkuit RMS Land. Sirkuit puncak Mario dipilih sebagai
penyelenggara event motoprix karena sirkuit ini adalah sirkuit terbaik di
Indonesia untuk balap motor bebek, dan dua tahun terakhir ini menjadi
penyelenggara final motoprix Indonesia yang diikuti pembalap-pembalap
terbaik Indonesia.
Dari penjelasan diatas peneliti melihat pemerintah memang sengaja
ingin memberikan kesan kepada msyarakat sehingga terbentuklah citra
Kabupaten Sidenreng Rappang di dunia otomotif. Hal ini didukung juga
setelah peneliti melakukan wawancara dengan penonton, Afriandi berkata
bahwa: “Kalau dari saya setiap ingat Sidrap saya pasti ingat otomotifnya, ingat
balapannya, ingat pembalap-pembalapnya karena untuk di Sulawesi
maskotnya pasti di Kabupaten Sidrap”.
Adnan sebagai pennton juga berkata bahwa: Dengan adanya sirkuit
puncak Mario ini dapat memberikan hal positif terkhusus dapat mengangkat
nama kabupaten sidrap di kancah nasional bahkan mungkin dapat mencapai
internasional untuk kedepannya”.
73
Sedangkan untuk pembalap sendiri, Itoh berpendapat bahwa: “Dengan
adanya event-event yang diadakan di Sirkuit Puncak Mario bisa memberikan
jenjang karier yang lebih baik lagi untuk pembalap-pembalap Sidrap
kedepannya”.
Selain itu dengan adanya sirkuit ini, orang luar juga banyak
memanfaatkannya sebagai peluang usaha, salahsatunya yang dikatakan oleh
Anis Dachlan bahwa:
Karena adanya sirkuit ini wisatawan sudah banyak yang datang
untuk mengunjungi kabupaten Sidrap, terbukti sekarang banyak
masyarakat yang membangun villa maupun penginapan di sekitaran
sirkuit. Jadi secara tidak langsung sirkuit ini juga memberikan peluang
usaha bagi warga sekitar sirkuit.
Ditambah lagi, Anis Dachlan menjelaskan bahwa Kabupaten
Sidenreng Rappang ini sebagai tempat yang strategis sehingga orang-orang
dari Kabupaten lain gampang untuk mengakses sirkuit ini. Anis dachlan juga
mengaku bahwa masalah pendapatan daerah mereka masih menomor duakan
yang terpenting pemerintah bisa menyediakan tempat untuk menyalurkan
hobby balap masyarakat Kabupaten Sidenreng Rappang.
Peneliti juga melihat sirkuit ini sudah masuk di skala nasional bahkan
sekarang menuju skala internasional, seperti yang dikatakan Anis Dachlan
bahwa:
Kabupaten Sidrap sekarang telah menjadi kiblat motor terutama
untuk di daerah Sulawesi Selatan ataupun di Region V untuk
penyelenggaraan event motoprix. Banyak juga daerah yang telah datang
untuk studi banding, seperti kemarin ada dari Muara Enim, dan juga baru-
baru ini dari Kalimantan Timur. Sekarang kita sudah bertaraf nasional.
Bahkan internasional sudah kita lakukan seperti kemarin ada tim dari
74
Australia dan Filiphina yang datang untuk balapan, tapi sekarang pemain-
pemain internasional sudah ada yang berlaga di sirkuit ini. Bahkan dengan
adanya sirkuit ini tema dari Sidrap juga sudah ada yang berlaga sampai ke
Jepang dan juga Thailand berkat dari adanya sirkuit ini.
Sama halnya dengan pernyataan Anis Dachlan, Chandra juga berkata
bahwa:
Alhamdulillah event motoprix di Sirkuit Puncak Mario ini sangat
berpengaruh dalam memberikan citra positif bagi Kabupaten Sidrap.
Karena saya keliling datang disetiap balapan yang ada di Indonesia
banyak yang tertarik untuk kesana datang berpartisipasi di setiap event
yang diselenggarakan. Bahkan Kabupaten Muara Enim yang ada di
Sumatera itu pemerintah dan anggota DPRDnya pernah datang ke event
yang ada di Sidrap untuk studi banding dan melihat langsung event di
malam hari, karena mereka bangun Sirkuit dan Sirkuit Puncak Mario
Sidrap yang menjadi percontohannya. Dan di skala nasional orang
menjuluki Sirkuit Puncak Mario itu adalah Sirkuit mini Losail Qatar,
dengan penerangan lampu sekitar 700 lampu sangat wajar bila Sidrap tiap
tahunnya menjadi penyelenggara final motoprix Indonesia, karena
banyaknya lampu itu menjadi daya tarik sendiri dan tantangan bagi
pembalap yang ikut berpartisipasi di setiap event yang diselenggarakan.
75
Gambar 4.2 Pemberitaan pada Media Online
76
Tabel 4.2 Intisari Hasil Wawancara
No Nama Informan/
Profesi
Hasil Wawancara
Citra Strategi Pemasaran
1.
Anis Dachlan
(Kepala Dinas Pemuda,
Olahraga, dan
Pariwisata)
1. Latar belakang
pemerintah mendirikan
sirkuit agar mencegah
dampak negative dari
balapan liar. sehingga
pemerintah mengambil
inisiatif untuk
membangunkan
lapangan atau sirkuit
dari pada mereka
balapan liar.
2. Membingkai keseruan
sirkuit dengan
seringnya mengadakan
event Nasional.
3. Sehingga, sirkuit telah
dikenal luas. Ditandai
dengan wisatawan
yang sudah banyak
datang untuk
mengunjungi
kabupaten Sidrap,
apalagi sudah banyak
masyarakat yang
membangun villa
maupun penginapan di
sekitaran sirkuit. Jadi
secara tidak langsung
sirkuit ini juga
memberikan peluang
usaha bagi warga
sekitar sirkuit.
1. Kegiatan Promosi untuk
Sirkuit sendiri
dilaksanakan dengan
standar-standar sesuai
event organizernya.
Melalui media seperti
Koran, televise,
pemasangan baliho,
spanduk dan juga di media
social.
2. Salah satu bentuk promosi
yang dimanfaatkan
pemerintah untuk
memperkenalkan sirkuit ini
adalah dengan memanjakan
penonton memberikan
freepast.
3. Kegiatan promosi lainnya
adalah menggunakan
media lini bawah dan atas.
Mulai dari membuat
baliho, spanduk, brosur
hinggah mengiklan di
social media.
77
2. Andi Ahmad Wijaya
(Staf Management
Event Sirkuit Puncak
Mario)
1. Menurutnya, sirkuit ini
dikenal karena hobi
dan kecintaan Bupati
sidenreng rappang
terhadap dunia
otomotif. Sehingga
Sirkuit Puncak Mario
dibangun untuk
melahirkan talenta-
talenta balap yang ada
di Sulawesi khususnya
di Sulawesi selatan.
2. Sirkuit puncak Mario
telah dipilih sebagai
penyelenggara event
motoprix karena sirkuit
ini adalah sirkuit
terbaik di Indonesia
untuk balap motor
bebek, dan dua tahun
terakhir ini menjadi
penyelenggara final
motoprix Indonesia
yang diikuti pembalap-
pembalap terbaik
Indonesia.
3. Ia menganggap event
motoprix di Sirkuit
Puncak Mario ini
sangat berpengaruh
dalam memberikan
citra positif bagi
Kabupaten Sidrap.
4. Skala nasional orang
menjuluki Sirkuit
Puncak Mario itu
adalah Sirkuit mini
Losail Qatar, dengan
penerangan lampu
sekitar 700 lampu
sangat wajar bila
Sidrap tiap tahunnya
menjadi penyelenggara
final motoprix
Indonesia,karena
banyaknya lampu itu
menjadi daya tarik
sendiri dan tantangan
bagi pembalap yang
ikut berpartisipasi
disetiap event yang
diselenggarakan.
1. Event yang
diselenggarakan di Sirkuit
Puncak Mario terbilang
sering diliput oleh media,
karena motoprix adalah
event nasional, dimana
pembalap-pembalap
terbaik akan dipertemukan
dari tiap provinsi diakhir
tahun.
2. Media cetak nasional dan
media online biasanya
memberitakan tentang
motorplus, oto trend,
automotif, balapmotor dan
media local yang ada di
Sulsel.
3. Setiap event,
penyelenggara juga
menarik animo masyrakat
dengan selalu
mendatangkan penyanyi
local ataupun brand
nasional.
78
3. Andi Yayang Afriandi
(Mahasiswa)
Setiap ingat sidrap ia pasti
ingat otomotifnya, ingat
balapannya, ingat
pembalap-pembalapnya
karena untuk di Sulawesi
maskotnya pasti di Sidrap.
1. Ia mengikuti informasi
mengenai event motoprix
di Sirkuit Puncak Mario
dengan cara membuka
website biasanya di
balapmotor.net informasi
mengenai event di Sirkuit
Puncak Mario juga ada.
Selain balapmotor.net
juga banyak seperti
otomotifzone.com,
ototrend, tapi yang paling
saya suka balapmotor.net.
2. Untuk di social media ia
juga mengikuti dengan
melihat postingan-
postingan ataupun repost-
repost dari akun megenai
balapan.
3. Ia mengaku fasilitas dan
bentuk sirkuit di Puncak
Mario memiliki ciri khas
yang lebih memuaskan.
4. Kohito Amri
(Pembalap)
Dengan adanya event-event
yang diadakan di sirkuit
puncak Mario bisa
memberikan jenjang karier
yang lebih baik lagi untuk
pembalap-pembalap sidrap
kedepannya.
Informasi-informasi mengenai
sirkuit ia dapat pemerintah
langsung dan juga melalui
website IMI (Ikatan Motor
Indonesia).
5. Muhammad Adnan
Fitrawan
(Masiswa)
Dengan adanya Sirkuit
Puncak Mario ini dapat
memberikan hal positif
terkhusus dapat
mengangkat nama
Kabupaten Sidenreng
Rappang di kancah
nasional bahkan mungkin
dapat mencapai
internasional untuk
kedepannya.
Ia mengetahuinya melalui
baliho yang berada di pinggir
jalan, poster, spanduk, juga
dari mulut ke mulut, biasa
juga ia melihatnya di social
media.
79
Gambar 4.3 Bauran Komunikasi Pemasaran
Dispopar Kabupaten Sidrap
2. Pembahasan
2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran Pencitraan Kabupaten Sidenreng
Rappang Melalui Event Motoprix
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada Sirkuit
Puncak Mario dimana dalam peranan strateginya, pemasaran mencakup usaha
untuk mencapai kesesuaian antara pemerintah maupun management Sirkuit
Puncak Mario dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan
masalah yaitu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Namun, sebelum
melangkah ke strategi yang dilakukan pemerintah maupun management event
Bentuk bauran komunikasi
pemasaran Dispopar
Kabupaten Sidrap
Menggunakan media lini
atas dan media lini bawah
untuk periklanan
Sales promotion dengan
menggratiskan tiket masuk
untuk event motoprix
Personal selling dengan dinas
olahraga kabupaten lain untuk
memperkenalkan event
motoprix
Melibatkan banyak sponsor
untuk menunjang event
yang dilaksanakan
Menjalin kerjasama dengan
media cetak dan media
online untuk publisitas
Adanya komunikasi dari
mulut ke mulut sebagai
pertukaran informasi
1
2
3
4
5
6
80
dalam mengelolah sirkuit puncak Mario, terlebih dahulu harus memperhatikan
segmentasi, targeting, dan positioning sebagai acuan dalam melaksanakan
strategi komunikasi pemasaran.
1. Segmentasi
Segmentasi secara garis besar adalah mengklasifikasikan
konsumen yang tersebar dipasaran. Segmentasi berguna untuk
mengelompokkan mereka pada satu kesatuan. Pengelompokkan tersebut
menjadi fokus sasarannya. Dengan ini dapat diperoleh beberapa
keuntungan seperti mengenal khalayak secara spesifik termasuk
karakteristik serta kebutuhannya. Segmentasi pengunjung Sirkuit Puncak
Mario adalah para anak muda yang memiliki hobi balap, juga rombongan
instansi dan wisatawan.
2. Targeting
Targeting merupakan upaya menetapkan target pasar yang mau di
bidik, tahap ini adalah kelanjutan dari tahapan segmentasi. Produk dari
targeting adalah pasar sasaran, yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang
akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran. Target konsumen yang
dibidik oleh Sirkuit Puncak Mario adalah para pengunjung yang senang
pada dunia otomotif, maupun road race.
3. Positioning
Untuk melakukan positioning diperlukan strategi yang tepat,
karena ini berkaitan erat dengan bagaimana cara kita melakukan
81
komunikasi agar dalam benak konsumen tertanam suatu citra tertentu.
Sirkuit Puncak Mario memposisikan citra Kabupaten Sidenreng Rappang
menjadi tempat penyelenggara event balap motor tidak hanya dalam ajang
daerah tetapi juga untuk kancah nasional.
Dalam perjalanannya meningkatkan jumlah pengunjung,
pemerintah maupun team management event pengelola Sirkuit Puncak
Mario mengusahakan serangkaian strategi yang dapat mendukung segala
usaha dalam meningkatkan jumlah wisatawan seperti memberikan
freepast, menyediakan tempat menonton yang layak, menyediakan
penginapan disekitar sirkuit, dan juga mendatangkan beberapa pembalap
dari jawa bahkan dari luar negeri.
Untuk mendukung suksesnya pemasaran Sirkuit Puncak Mario,
maka bentuk strategi komunikasi yang digunakan Dinas Pemuda,
Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Sidenreng Rappang mencakup bauran
pemasaran yaitu:
1) Periklanan (Advertising)
Untuk beriklan yang pertama dilakukan oleh Dinas Pemuda,
Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Sidenreng Rappang yaitu
menetapkan tujuan periklanan. Tujuan tersebut merupakan keputusan
awal dengan melihat keadaan calon wisatawan. Selanjutnya Dispopar
Kabupaten Sidenreng Rappang membuat anggaran perikalanan agar
lebih terarah dan tepat sasaran. Dalam beriklan Dispopar Kabupaten
82
Sidenreng Rappang menggunakan 2 bentuk periklanan above the line
(media lini atas) dan below the line (media lini bawah). Namun tidak
semua digunakan, hanya beberapa saja seperti media eletronik (televisi
dan radio) surat kabar, baliho, poster dan spanduk.
2) Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Salah satu promosi penjualan yang dilakukan Dispopar
Kabupaten Sidenreng Rappang yaitu dengan menggratiskan tiket
masuk untuk event motoprix. Dispopar Kabupaten Sidenreng Rappang
maupun team management event juga selalu mengundang penyanyi
lokal ataupun band sebagai bintang tamu untuk memberikan hiburan
berbeda kepada wisatawan. Hal ini dilakukan untuk mendorong
wisatawan berkunjung ke Kabupaten Sidenreng Rappang terkhusus ke
Sirkuit Puncak Mario.
3) Penjualan Secara Personal (Personal Selling)
Kegiatan pemasaran ini dilakukan Oleh Dispopar Kabupaten
Sidenreng Rappang dengan langsung bertatap muka dengan dinas
olahraga pemerintah dari kabupaten lain. Adapun daya jualnya dalam
bentuk perjanjian untuk membantu pemerintah Kabupaten Sidenreng
Rappang memperkenalkan event di Sirkuit Puncak Mario di tiap
daerah lainnya.
4) Acara (event)
83
Dispopar Sidenreng Rappang telah melakukan serangkaian
event yang dilaksanakan di Sirkuit Puncak Mario. Seperti Sidrap Prix
dan yang paling besar adalah babak penyisihan dan juga final
motoprix. Dalam event tersebut melibatkan banyak sponsor untuk
menunjang event yang dilaksanakan. Dispopar berusaha menyajikan
dan menampilkan yang terbaik dalam setiap event yang dilaksanakan
karena semuanya akan dilihat oleh masyarakat. Sehingga Kabupaten
Sidenreng Rappang semakin dikenal dan mampu menarik wisatawan
lebih banyak lagi.
5) Publisitas
Media publisitas yang digunakan oleh Dispopar Kabupaten
Sidenreng Rappang terdiri dari media cetak dan iklan. Media cetak
seperti poster, spanduk, dan baliho yang memberikan uraian mengenai
event yang akan dilaksanakan di Sirkuit Puncak Mario. Media iklan
yang digunakan yaitu melalui surat kabar dan pemasangan iklan pada
surat kabar tersebut. Adapun media tv yang meliput program olahraga
adalah dari tv local. Jadi media itu sebelum event akan mengiklankan
event tersebut. Setelah balapan, media tersebut akan mengeluarkan rilis
tentang hasil event tersebut.
6) Pemasaran dari mulut ke mulut (Word of Mouth Communications)
Kebanyakan komunikasi antarmanusia adalah melalui mulut ke
mulut. Setiap hari orang berbicara dengan yang lain, saling tukar
84
pikiran, tukar informasi, saling berkomentar dan proses komunikasi
lainnya. Sebagian besar wisatawan yang sudah mengunjungi
Kabupaten Sidenreng Rappang mengetahui Sirkuit Puncak Mario dari
adanya komunikasi dari mulut ke mulut. Hal ini terjadi karena
informasi dari teman ke teman akan lebih dapat dipercaya
dibandingkan informasi yang diperoleh dari iklan. Informasi langsung
akan dapat bernilai dan dapat dipercaya dibandingkan informasi dari
brosur. Dalam hal ini pengaruh individu lebih kuat dari pada informasi
dari iklan.
Dengan berbagai strategi yang digunakan oleh pemerintah dan team
management event Sirkuit Puncak Mario, maka terlihat konsep strategi
komunikasi pemasaran terintegrasi yang digunakan atau disebut juga
Integrated Marketing Communication (IMC).
Ciri-ciri utama komunikasi pemasaran terintegerasi menurut Shimp
(2000):
1. Mempengaruhi Perilaku. Tujuan IMC adalah untuk mempengaruhi
perilaku khalayak sasarannya. Hal ini berarti komunikasi pemasaran
harus melakukan lebih dari sekedar mempengaruhi kesadaran mereka
atau “memperbaiki” perilaku konsumen terhadap merek. Sebaliknya
kesuksesan IMC membutuhkan usaha-usaha komunikasi yang
diarahkan kepada peningkatan beberapa bentuk respon dari perilaku
konsumen. Sebelum membeli sebuah merek baru, konsumen pertama-
85
tama harus disadarkan dulu akan keberadaan merek tersebut serta
manfaatnya, kemudian dipengaruhi agar timbul sikap yang mendukung
terhadap merek.
2. Berawal dari Pelanggan dan Calon Pelanggan. Prosesnya diawali dari
pelanggan atau calon pelanggan kemudian berbalik kepada
komunikator merek untuk menentukan metode yang paling tepat dan
efektif dalam mengembangkan program komunikasi persuasif.
3. Menggunakan Seluruh Bentuk “Kontak”. Menggunakan seluruh
bentuk komunikasi dan seluruh “kontak” yang menghubungkan merek
atau perusahaan dengan pelanggan mereka, sebagai jalur penyampaian
yang potensial. Istilah “kontak” dipakai untuk menerangkan segala
jenis media penyampai pesan yang dapat meraih pelanggan dan
menyampaikan merek yang dikomunikasikan melalui cara yang
mendukung.
4. Menciptakan Sinergi. Dalam defenisi IMC terkandung kebutuhan akan
sinergi (kesinambungan). Semua elemen komunikasi (iklan, tempat
pembelian, promosi penjualan, event, dan lain-lain) harus berbicara
dengan suatu suara; koordinasi merupakan hal yang amat penting
untuk menghasilkan citra merek yang kuat dan utuh, serta dapat
membuat konsumen melakukan aksi. Kegagalan dalam
mengkoordinasi semua elemen komunikasi dapat meghasilkan
86
pengulangan upaya yang sia-sia lebih buruk lagi pesan yang
kontradiktif, mengenai merek.
5. Menjalin Hubungan. Kepercayaan bahwa komuikasi pemasaran yang
sukses membutuhkan terjalinnya hubungan antara merek dengan
pelanggannya. Dapat dikatakan bahwa pembinaan hubungan adalah
kunci dari pemasaran modern dan bahwa IMC adalah kunci dari
terjalinnya hubungan tersebut. Suatu hubungan merupakan “pengait”
yang tahan lama antara merek dengan konsumen; ia membangkitkan
pembelian yang berulang dan bahkan loyalitas terhadap merek.
Perusahaan telah menyadari bahwa lebih menguntungkan untuk
menjalin dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan yang
sudah ada dibandingkan dengan mencari pelanggan baru.
2.1 Citra Kabupaten Sidrap melalui Event Motoprix
Berdasarkan data keseluruhan yang ditemukan dari hasil wawancara
setelah terlibat langsung di lapangan sebagai non partisipan, terdapat konsep
citra yang pemerintah terapkan. Konsep citra di sini ditandai dengan adanya
upaya pemerintah dalam membangun citra positif ke khalayak yaitu, dengan
terbangunnya Kabupaten Sidenreng Rappang sebagai kota otomotif.
Sebagaimana hal ini seperti yang telah dijelaskan dalam teori
Impression Management, yaitu presentasi organisasi membangun citra positif.
Teori ini berkaitan dengan tiga hal penting yaitu relasi, identifikasi, dan citra.
Proses interaksi pemerintah maupun organisasi tidak bisa lepas dalam upaya
87
membangun hubungan, dan mengidentifikasi karakter khalayak. Membangun
citra atau kesan positif masyarakat terhadap pemerintah ataupun organisasi
tersebut.
Teori manajemen impresi (Impression Management) menyebut, bahwa
dalam interaksi sosial setiap individu berupaya menampilkan gambaran
dirinya atau konsep dirinya di depan orang lain. Upaya ini disebut manajemen
impresi, yaitu individu secara sengaja menggunakan komunikasi untuk
menciptakan impresi yang diinginkan dari orang lain terhadapnya. Karena
manajemen impresi terkait cara mempresentasikan diri, maka teori ini juga
sering disebut sebagai teori presentasi diri.
Dalam interaksi dengan orang lain, individu menggunakan komunikasi
untuk mengelola impresi orang lain terhadap diri individu tersebut. Hal ini
juga berkaitan dengan aktivitas pemerintah dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
Terdapat lima kategori atau tipologi strategi presentasi diri yang biasa
dilakukan individu berdasarkan atribut yang digunakan. Tipologi ini juga
berlaku untuk menjelaskan perilaku organisasi dalam mepresentasikan dirinya
untuk memengaruhi impresi publiknya.
Kelima tipologi presentasi diri dari Edwards Jones (Metts, 2009)
antara lain:
a. Strategi Ingratiation (menyenangkan orang lain)
88
Biasanya digunakan oleh organisasi yang ingin dipersepsi sebagai
pihak yang menyenangkan atau ramah (friendly). Strategi ini diwujudkan
dengan menampilkan emosi-emosi positif selama interaksi dengan publik,
seperti organisasi suka membantu publik dan menghargai kepentingan
publik.
b. Strategi Self –promotion (promosi diri)
Biasanya digunakan oleh organisasi yang ingin diimpresikan
sebagai organisasi yang berkompeten. Strategi ini diaplikasikan dengan
menampilkan presentasi yang dicapai organisasi, hal-hal baik yang telah
dilakukan organisasi terhadap publiknya, dan menampilkan berbagai
penghargaan yang diperoleh organisasi atas prestasinya.
c. Strategi exemplification (sebagai contoh)
Biasanya digunakan oleh organisasi yang ingin diimpresikan
sebagai organisasi yang layak dijadikan contoh atau model bagi organisasi
lainnya. Strategi ini terwujud dari beberapa tindakan, seperti
mendemonstratsikan kemampuan, kelebihan, integritas, dan nilai-nilai
organisasi.
d. Strategi Supplication (self-handicapping)
Biasanya digunakan oleh organisasi yang ingin dipersepsi sebagai
organisasi yang memiliki keterbatasan dalam membantu publik.
Organisasi diimpresikan sebagai pihak yang lemah sekaligus yang menjadi
korban dari krisi yang terjadi.
89
e. Strategi intimidation
Biasanya digunakan oleh organisasi yang ingin dipersepsi sebagai
organisasi yang kuat dan mampu mengontrol situasi. Diwujudkan dengan
menampilkan atribut yang mempresentasikan kemarahan atau keinginanan
untuk menghukum pihak lain yang menyebabkan kerugian.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen impresi terkait dengan strategi
individu atau organisasi untuk mempresentasikan dirinya saat berinteraksi
dengan pihak lain. Humas dituntut untuk dapat mengelola media komunikasi
untuk memberitahukan mengenai wajah perusahaan atau lembaga kepada
publiknya agar menimbulkan kesan yang positif. Mengelola media
komunikasi merupakan bagian dari peran Humas untuk menerapkan strategi
komunikasi karena kemasan yang menarik dapat memengaruhi begaimana
penerimaan pesan oleh publik.
Kegiatan-kegitan yang dilakukan pemerintah dan management event
Sirkuit Puncak Mario dalam membangun citra Kabupaten Sidenreng Rappang
dalam event motoprix sebagai berikut: Menjalin Hubungan Dengan Media
yaitu Menjalin hubungan dengan media sebagai institusi maupun individu
wartawan sebagai personifikasi media adalah sama pentingnya maka strategi
yang bisa digunakan adalah menjalin hubungan yang baik dengan media
massa dan wartawan. Ini merupakan strategi dasar namun lebih dari itu,
menjalin hubungan baik dengan media massa dan awak media adalah sasaran
(objective) karena tujuan pokoknya (goal) adalah berkomunikasi dengan
publik. Pemanfaatan Media Online (Internet) merupakan satu dari empat
90
strategi yang diambil pemerintah daerah Kabupaten Sidenreng Rappang dalam
meningkatkan citra kabupaten. Hal itu dilakukan untuk menyebar luaskan
informasi mengenai event-event yang akan diadakan di Sirkuit Puncak Mario
untuk disebarluaskan kepada masyarakat luas. Bahkan dengan pemanfaatan
media online ini informasi lebih mudah diakses sesuai dengan perkembangan
jaman saat ini.
91
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hasil penelitian mengenai strategi komunikasi pemasaran pencitraan
kabupaten sidenreng rappang melalui event motoprix dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang khususnya Dinas Pemuda,
Olahraga, dan Pariwisata melakukan strategi komunikasi pemasaran yang
terintegrasi. Hal ini ditandai dengan terlihatnya strategi bauran pemasaran.
Dari 7 bauran pemasaran hanya 6 yang digunakan yakni periklanan
(advertising), promosi penjualan (sales promotion), acara (event),
publisitas (publicity), pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth
communications), dan penjualan secara personal (personal selling).
Adapun satu yang tidak digunakan yaitu Internet Marketing karena dalam
hal ini Dispopar Kabupaten Sidenreng Rappang tidak memiliki website
khusus untuk Sirkuit Puncak Mario. Informasi ataupun pemberitaan
mengenai Sirkuit Puncak Mario hanya bisa didapatkan melalui beberapa
website mengenai otomotif dan juga media sosial seperti Instagram.
2. Konsep citra yang terbangun pada Kabupaten Sidenreng Rappang dengan
menggunakan management impresi terlihat selama adanya Sirkuit Puncak
Mario adalah Kabupaten Sidenreng Rappang dikenal sebagai pusat
92
penyelenggara event motoprix di region V juga dikenal sebagai kota
otomotif di provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini ditandai dengan banyaknya
event bertaraf nasional yang di gelar di Sirkuit Puncak Mario.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan dari hasil
penelitian ini adalah:
1. Sebaiknya Dispopar Kabupaten Sidenreng Rappang maupun team
management event Sirkuit Puncak Mario lebih meningkatkan strategi
komunikasi pemasaran dengan lebih memperhatikan bauran komunikasi
internet marketing sehingga, informasi yang di dapat mengenai Sirkuit
Puncak Mario lebih terpercaya.
2. Sebaiknya Dispopar Kabupaten Sidenreng Rappang membentuk staf
kehumasan agar lebih fokus ke citra Kabupaten Sidenreng Rappang
sebagai penyelenggara event balap bertaraf nasional.
93
DAFTAR PUSTAKA
Allison, M., dan Kaye, J. 2004. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi
Nirlaba,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta..
Ardianto, Elvinaro. 2011. Metodologi Penelitian untuk Public Relations
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Simbiosa Rekatama Media
Ardianto, Elvinaro. & Soemirat Soleh. 2008. Dasar-Dasar Public Relation
Ardianto, dan Elvinaro. 2008. Handbook of Public Relations “Pengantar
Komprehensif”. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik. Jakarta: PT. Raja Grafindoo Persada.
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Effendy, Onong Uchjana. 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.
Freddy Rangkuti. 2009.Strategi Promosi yang Kreatif. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Hasson Bruno, (2008). Fashion Branding : 7 Jurus Sukses Branding Bisnis MLM
Fashion. Jakarta, Gramedia. 2008.
Hunger, David K. & Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Penerbit
Andi. Yogyakarta.
Jatmiko. 2003. Manajemen Stratejik. Malang: UMM Press.
Jefkins, Frank. 1995. Public Relations. Jakarta: Erlangga.
Kennedy, John. E & R Dermawan Soemanagara. 2006. Marketing
Communication-Taktik dan Strategi. Jakarta : PT Buana Ilmu
Populer(kelompok Gramedia).
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta :
Erlangga.
94
Kriyantono, Rachmat. 2014. Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Morisan, 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta : Kencana
Mulyana, Deddy. 2008. Komunikasi efektif “Suatu pendekatan lintas budaya”.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Nailatie Ma’Arif, Nelly. 2008. The Power Of Marketing. Jakarta: Selemba Empat.
Noor, Any. 2009. Manajemen Event. Bandung : Alfabeta.
Rakhmat, Jalaludin. 2009. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Shimp, Terence A. 2003. Periklanan dan Promosi. Jakarta.: Erlangga.
Widjajanta dan Widyaningsih. 2007. Mengasah Kemampuan Ekonomi. Bandung:
IKAPI.
Yustina Chrismardani. 2014. ‘Komunikasi Pemasaran Terpadu : Implementasi
Untuk UMKM’. Jurnal NeO-Bis. Volume 8 No 2.
Jurnal:
Herlina, Sisilia. 2015. ‘Strategi Komunikasi Humas Dalam Membentuk Citra
Pemerintahan di Kota Malang’. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik. Vol 4,
No.3.
Lengkey, Lenny Meyrin Evelyn dkk. 2014. ‘Peranan Komunikasi Pemasaran
Dalam Meningkatkan Minat Pengguna Iklan di Harian Komentar
Manado’. Journal “Acta Diurna”. Volume III No. 3.
Lubis, Evawani Elysa. 2012. ‘Peran Humas Dalam Membentuk Citra
Pemerintah’.Jurnal Ilmu Administrasi Negara. Volume 12, Nomor 1.
Sagiyanto, Asriyani. 2014. ‘Strategi Komunikasi Pemasaran Terbadu Event
Jakcloth Summer Festival 2014’ “Heroes of Our Time”. Jurnal
Komunikator. Vol. 6 No. 2.
95
Situmorang, Syafriza; H. 2008. ‘Destination Brand : Membangun Keunggulan
Bersaing Daerah’ .Wahana Hijau Jurnal Perencanaan & Pengembangan
Wilayah, Vol.4, No.2.
Website :
http://regional.kompas.com/read/2009/11/21/14350490/wali.kota.solo.terima.indn
esian.mice.awards.2009?1170972784. Diakses pada 30 Maret 2017 Pukul
10.00 wita.
https://candrajunie.blogspot.co.id/2015/01/city-branding.html. Diakses 18 Maret
2017 pukul 14.15.
http://www.kanal.web.id/2015/08/pengertian-city-branding-untuk.html. Diakses18
Maret 2017 pukul 15.34.
http://www.monu.org/monu7/Branding.pdf. Diakses 31 Maret 2017 pukul 13.04
wita
96
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
Untuk Pengunjung dan Pembalap
1. Dari mana anda tahu soal event motoprix di sirkuit puncak Mario ini?
2. Seberapa sering anda mengikuti informasi atau kegiatan event motoprix ini?
3. Sudah berapa kali anda menjadi peserta atau mengunjungi sirkuit ini?
4. Positifkah menurut anda kegiatan-kegiatan seperti ini untuk masyarakat
sekitar dan kota sidrap?
5. Apa saja yang anda ketahui mengenai sirkuit puncak Mario ini?
6. Menurut anda bagaimana kenyamanan dan keamanan event motoprix d
sirkuit ini?
7. Menarikkah menurut anda event seperti ini? Kalau iya, apa saja yang
menarik menurut anda?
8. Menurut anda apa saja kelebihan dan kekurangan event seperti ini?
9. Apa saja alasan anda mengunjungi sirkuit ini?
10. Saran-saran untuk event ini kepada pemerintah.
Untuk Dispopar dan Staf Management Event Sirkuit Puncak Mario
1. Bagaimana awalnya kebijakan pemerintah ingin menjadikan Kabupaten
Sidenreng Rappang ini sebagai penyelenggara event-event di Sirkuit Puncak
Mario?
2. Apa yang membuat pemerintah daerah tertarik untuk mengembangkan
97
3. Apakah ada keinginan untuk menarik wisatawan?
4. Apakah ini menyangkut tentang pendapatan daerah?
5. Apa keunggulan daerah yang memiliki sirkuit?
6. Apakah ini menyangkut tentang pengembangan pariwisata?
7. Apakah Kabupaten Sidenreng Rappang dianggap strategis jika di tempatkan
sebagai pusat sirkuit di Sulawesi Selatan?
8. Adakah keinginan pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang menjadikan
9. Apa upaya-upaya pendukung pemerintah daerah untuk penyelenggaraan event
di sirkuit?
98
DOKUMENTASI
Wawancara dengan Kepala Dinas Dispopar Kabupaten Sidenreng Rappang,
Anis Dachlan.
Kantor Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata
Kabupaten Sidenreng Rappang
99
Suasana Sirkuit Puncak Mario
100
Wawancara Informan