Transcript
Page 1: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

ANALISA VEGETASI (METODE KUADRAT)

NAMA : SITI KHADIJAH

NIM : F16112021

KELOMPOK : 5 ( LIMA )

PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2014

Page 2: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi adalah istilah untuk

keseluruhan komunitas tetumbuhan. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari

tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Beraneka tipe hutan, kebun, padang

rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh vegetasi.

Analisis vegetasi biasa dilakukan oleh ilmuwan ekologi untuk mempelajari

kemelimpahan jenis serta kerapatan tumbuh tumbuhan pada suatu tempat Analisa

vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur)

vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka

kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup

menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling

ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak

contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan

Berbeda dengan inventaris hutan titik beratnya terletak pada komposisi jenis

pohon. Dari segi floristis ekologi untuk daerah yang homogen dapat digunakan random

sampling, sedangkan untuk penelitian ekologi lebih tepat digunakan sistematik sampling,

bahkan purposive sampling pun juga dibolehkan (Dedy, 2009).

Cara peletakan petak contoh ada dua, yaitu cara acak (random sampling) dan cara

sistematik (systematic sampling), random samping hanya mungkin digunakan jika

vegetasi homogen, misalnya hutan tanaman atau padang rumput (artinya, kita bebas

menempatkan petak contoh dimana saja, karena peluang menemukan jenis bebeda tiap

petak contoh relatif kecil). Sedangkan untuk penelitian dianjurkan untuk menggunakan

sistematik sampling, karena lebih mudah dalam pelaksanaannya dan data yang dihasilkan

dapat bersifat representative. Bahkan dalam keadaan tertentu, dapat digunakan purposive

sampling.

1

Page 3: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

       Analisis Vegetasi

            Analisis vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar sebaran berbagai spesies dalam suatu area melaui pengamatan langsung. Analisis

vegetasi dilakukan dengan membuat plot dan mengamati morfologi serta identifikasi

vegetasi yang ada. Kehadiran vegetasi pada suatu landscape akan memberikan dampak

positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan

vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida

dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata

air tanah dan lain-lain. Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area

memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan

komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu. Pada umumnya analisis vegetasi

dibedakan atas analisis vegetasi kualitatif dan kuantitatif (Syafei, 1990).

  Analisis Vegetasi Kualitatif

Komposisi dan struktur komunitas tumbuhan secara kualitatif dan dapat di

deskripsikan dengan observasi visual tanpa sampling khusus serta pengukuran. Studi

analisi vegetasi kualitatif meliputi perhitungan secara stratifikasi, aspeksi, sosiabilitas,

floristik, dan bentuk hidup (Rohman , 2001)

Analisis Vegetasi Kuantitatif

            Dalam analisis ini diperlukan suatu perkiraan atau estimasi. Hal tersebut dapat

dibuat dengan observasi spesies tumbuhan pada tempat berbeda dalam habitat. Beberapa

metode yang sering digunakan adalah metode kuadrat, metode lop, metode titik, dan

metode transek. Dengan informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu

komunitas tumbuhan, komunitas vegetasi dikelompokkan menjadi vegetasi iklim dan

vegetasi tanah yang berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai

keseimbangan yang spesifik (Rohman , 2001).

 

2

Page 4: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

Metode Kuadrat

     Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu

luasan petak contoh. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran luas

yang diukur dengan satuan kuadrat seperti m², cm² dan lain-lain. Bentuk petak contoh

pada metode kuadrat pada dasarnya ada tiga macam yaitu bentuk lingkaran, bentuk bujur

sangkar dan bentuk empat persegi panjang. Dari ketiga bentuk petak contoh ini masing-

masing bentuk memiliki kelebihan dan kekurangannya (Kusmana, C, 1997).

Bentuk lingkaran akan lebih menguntungkan jika dapat dipakai untuk analisis

vegetasi herba yang bergerombol, karena ukuran dapat cepat diperluas dan teliti dengan

menggunakan seutas tali yang dikaitkan pada titik pusat lingkaran. Untuk vegetasi herba

rendah bentuk empat persegi panjang akan lebih efisien dibandingkan dengan bentuk

bujur sangkar pada ukuran yang sama. Hal ini disebabkan karena kelompok tumbuhan

cenderung akan tumbuh membentuk lingkaran, sehingga bentuk petak contoh berbentuk

empat persegi panjang akan lebih banyak kemungkinannya untuk memotong kelompok

tumbuhan dibandingkan dengan bentuk bujur sangkar pada luasan yang sama, dengan

demikian jumlah jenis yang teramati akan lebih banyak (Kusmana, C, 1997).

Namun demikian, bentuk petak contoh empat persegi panjang mempunyai

kekurangan terhadap bentuk bujur sangkar, karena perbandingan panjang tepi terhadap

luasnya lebih besar daripada perbandingan panjang tepi bujur sangkar terhadap luasnya.

Kesalahan tersebut terus meningkat apabila perbandingan panjang tepi terhadap luasnya

semakin meningkat.(odum, 1971)

Metode kuadrat juga ada beberapa jenis:

a.  Liat quadrat: Spesies di luar petak sampel dicatat.

b. Count atau list count quadrat: Metode ini dikerjakan dengan menghitung jumlah spesies

yang ada beberapa batang dari masing-masing spesies di dalam petak. Jadi merupakan

suatu daftar spesies yang ada di daerah yang diselidiki.

c. Cover quadrat (basal area kuadrat): Penutupan relatif dicatat, jadi persentase tanah yang

tertutup vegetasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan berapa area (penutupan

relatif) yang diperlukan tiap-tiap spesies dan berapa total basal dari vegetasi di suatu

daerah. Total basal dari vegetasi merupakan penjumlahan basal area dari beberapa jenis

tanaman.

3

Page 5: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

d. Chart quadrat: Penggambaran letak atau bentuk tumbuhan disebut Pantograf. Metode ini

terutama berguna dalam mereproduksi secara tepat tepi-tepi vegetasi dan menentukan

letak tiap-tiap spesies yang vegetasinya tidak begitu rapat. Alat yang digunakan pantograf

dan planimeter. Pantograf dilengkapi dengan lengan pantograf. Planimeter merupakan

alat yang dipakai dalam pantograf yaitu alat otomatis mencatat ukuran suatu luas bila

batas-batasnya diikuti dengan jarumnya (john, 1938).

Dengan metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau

lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan

bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang

menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan,

kerimbunan, dan frekuensi (Syafei, 1990).

       Luas Minimum

            Luas area tempat pengambilan contoh komunitas tumbuhan atau vegetasi sangat

bervariasi, tergantung pada bentuk atau struktur vegetasi tersebut. Yang perlu

diperhatikan dalam menentukan luas minimum yang dipakai adalah seluas papaun

percontohan diambil harus dapat menggambarkan bentuk vegetasi secara keseluruhan.

Percontohan yang diambil dianggap memadai apabila seluruh atau sebagian besar jenis

tumbuhan pembentuk vegetasi itu berada dalam vegetasi akan didapatkan suatu luas

terkecil yang dapat mewakili vegetasi, kecuali untuk hutan tropika yang sangat sulit

ditentukan luas terkecilnya. Luas terkecil yang dapat mewakili karakteristik komunitas

tumbuhan atau komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan disebut luas

minimum (Marsono, 1997).

           

Transek

      Transek adalah penampang melintang atau pandangan samping dari suatu wilayah.

Transek merupakan salah satu teknik untuk memberikan gambaran informasi kondisi

biofisik suatu wilayah kajian. Arti harfiah dari transek itu sendiri adalah gambar irisan

muka bumi. Pada awalnya, transek dipergunakan oleh para ahli lingkungan untuk

mengenali dan mengamati wilayah-wilayah ekologi, yaitu pembagian wilayah lingkungan

alam berdasarkan sifat khusus keadaannya (Kershaw .1979).

4

Page 6: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

      Tujuan dari pembuatan transek, yaitu untuk mengetahui hubungan perubahan vegetasi

dan perubahan lingkungan. Ada dua macam transek:

1.  Belt transect (transek sabuk)

    Belt transek merupakan jalur vegetasi yang lebarnya sama dan sangat panjang. Lebar

jalur ditentukan oleh sifat-sifat vegetasinya untuk menunjukkan bagan yang sebenarnya.

Lebar jalur untuk hutan antara 1-10 m. Transek 1 m digunakan jika semak dan tunas di

bawah diikutkan, tetapi bila hanya pohon-pohonnya yang dewasa yang dipetakan, transek

10 m yang baik. Panjang transek tergantung tujuan penelitian. Setiap segment dipelajari

vegetasinya (Kershaw, 1979).

2.  Line transect (transek garis)

     Dalam metode ini garis-garis merupakan petak contoh (plot). Tanaman yang berada

tepat pada garis dicatat jenisnya dan berapa kali terdapat atrau dijumpai. Pada metode

garis ini, sistem analisis melalui variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi

yang selanjutnya menentukan INP (indeks nilai penting) yang akan digunakan untuk

memberi nama sebuah vegetasi. Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis

yang terlewati oleh garis. Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis yang tertutup

oleh individu tumbuhan, dan dapat merupakan prosentase perbandingan panjang

penutupan garis yang terlewat oleh individu tumbuhan terhadap garis yang dibuat

(Syafei, 1990). Frekuensi diperoleh berdasarkan kekerapan suatu spesies yang ditemukan

pada setiap garis yang disebar (Rohman, 2001).

 Sistem Analisis dengan Metode Kuadrat

Kerapatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu luasan tertentu,

misalnya 100 individu/ha. Frekuensi suatu jenis tumbuhan adalah jumlah petak contoh

dimana ditemukannya jenis tersebut dari sejumlah petak contoh yang dibuat. Biasanya

frekuensi dinyatakan dalam besaran persentase. Basal area merupakan suatu luasan areal

dekat permukaan tanah yang dikuasai oleh tumbuhan. Untuk pohon, basal areal diduga

dengan mengukur diameter batang (Kusmana, 1997).

 Suatu daerah yang didominasi oleh hanya jenis-jenis tertentu saja, maka daerah

tersebut dikatakan memiliki keanekaragaman jenis yang rendah. Keanekaragaman jenis

terdiri dari 2 komponen, yaitu jumlah jenis dalam komunitas yang sering disebut

kekayaan jenis dan kesamaan jenis. Kesamaan menunjukkan bagaimana kelimpahan

5

Page 7: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

spesies itu, yaitu jumlah individu, biomassa, penutup tanah, dan sebagainya, yang

tersebar antara banyak spesies itu (Ludwiq and Reynolds, 1988).

Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh populasi jenis

tumbuhan. Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan

dijumpai dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan dengan seluruh total area sampel

yang dibuat (N), biasanya dalam persen (%). Keragaman spesies dapat diambil untuk

menandai jumlah spesies dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara

jumlah total individu dari seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapat dinyatakan

secara numerik sebagai indeks keragaman atau indeks nilai penting. Jumlah spesies

dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologi karena keragaman spesies

tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin stabil (Michael, 1994).

Nilai penting merupakan suatu harga yang didapatkan dari penjumlahan nilai relatif

dari sejumlah variabel yang telah diukur (kerapatan relatif, kerimbunan relatif, dan

frekuensi relatif). Jika disusun dalam bentuk rumus maka akan diperoleh:

Nilai Penting = Kr + Dr + Fr

Harga relatif ini dapat dicari dengan perbandingan antara harga suatu variabel

yang didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel itu untuk seluruh jenis yang

didapat, dikalikan 100% dalam tabel. Jenis-jenis tumbuhan disusun berdasarkan urutan

harga nilai penting, dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dan dua jenis tumbuhan

yang memiliki harga nilai penting terbesar dapat digunakan untuk menentukan penamaan

untuk vegetasi tersebut (Odum, E. P., 1971).

Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu

jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar

individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian.

Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis dan jika kita tidak bisa

menentukan luas petak contoh yang kita anggap dapat mewakili komunitas tersebut,

maka dapat menggunakan teknik Kurva Spesies Area (KSA). Dengan menggunakan

kurva ini, maka dapat ditetapkan : (1) luas minimum suatu petak yang dapat mewakili

habitat yang akan diukur, (2) jumlah minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan

6

Page 8: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

tegakan atau panjang jalur yang mewakili jika menggunakan metode jalur.

( Kusmana ,1997)

Caranya adalah dengan mendaftarkan jenis-jenis yang terdapat pada petak kecil,

kemudian petak tersebut diperbesar dua kali dan jenis-jenis yang ditemukan kembali

didaftarkan. Pekerjaan berhenti sampai dimana penambahan luas petak tidak

menyebabkan penambahan yang berarti pada banyaknya jenis. Luas minimun ini

ditetapkan dengan dasar jika penambahan luas petak tidak menyebabkan kenaikan jumlah

jenis lebih dari 5-10%. Untuk luas petak awal tergantung surveyor, bisa menggunakan

luas 1m x1m atau 2m x 2m atau 20m x 20m, karena yang penting adalah konsistensi luas

petak berikutnya yang merupakan dua kali luas petak awal dan kemampuan

pengerjaannya dilapangan (Hariyanto, 2008).

Beberapa sifat yang terdapat pada individu tumbuhan dalam membentuk

populasinya, dimana sifat – sifatnya bila di analisa akan menolong dalam menentukan

struktur komunitas. Sifat – sifat individu ini dapat dibagi atas dua kelompok besar,

dimana dalam analisanya akan memberikan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.

Analisa kuantitatif meliputi : distribusi tumbuhan (frekuensi), kerapatan (density), atau

banyaknya (abudance).( Kershaw ,1979)

Dalam pengambilan contoh kuadrat, terdapat empat sifat yang harus

dipertimbangkan dan diperhatikan, karena hal ini akan mempengaruhi data yang

diperoleh dari sample. Keempat sifat itu adalah :

1. Ukuran petak.

2. Bentuk petak.

3. Jumlah petak.

4. Cara meletakkan petak di lapangan (Dedy, 2009).

Ada berbagai metode yang dapat di gunakan untuk menganalisa vegetasi ini.

Diantaranya dengan menggunakan metode kuadran atau sering disebut dengan kuarter. 

Metode ini sering sekali disebut juga dengan plot less method karena tidak membutrhkan

plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik. Metode ini cocok

digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan analisa denga

melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkanwaktu yang sangat lama,

7

Page 9: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vcegetasi kompleks

lainnya.(Marsono, 1977)

Metode kuadran umunya dilakukan bila vegetasi tingkat pohon saja yagng jadi

bahan penelitiaan. Metode ini mudah dan lebih cepat digunan untuk mengetahui

komposisi, dominasi pohon dan menksir volumenya.

Metode Kuadran

Pada umumnya dilakukan jika hanya vegetasi tingkat pohon saja yang menjadi bahan

penelitian. Metode ini mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi,

dominansi pohon dan menaksir volumenya.(Micheal, 1994)

Ada dua macam metode yang umum digunakan :

a. Point-quarter

Yaitu metode yang penentuan titik-titik terlebih dahulu ditentukan

disepanjanggaris transek. Jarak satu titik dengan lainnya dapat ditentukan secara acak

atau sistematis. Masing-masing titik dianggap sebagai pusat dari arah kompas, sehingga

setiap titik didapat empat buah kuadran. Pada masing-masing kuadran inilah dilakukan

pendaftaran dan pengukuran luas penutupan satu pohon yang terdekat dengan pusat titik

kuadran. Selain itu diukur pula jarak antara pohon terdekat dengan titik pusat kuadran.

(Syafei,1990)

b. Wandering-quarter

Yaitu suatu metode dengan cara membuat suatu garis transek dan menetapkan

titik sebagai titik awal pengukuran. Dengan menggunakan kompas ditentukan satu

kuadran (sudut 90) yang berpusat pada titik awal tersebut dan membelah garis transek

dengan dua sudut sama besar. Kemudian dilakukan pendaftaran dan pengukuran luas

penutupan danjarak satu pohon terdekat dengan titik pusat kuadran. Penarikan contoh

sampling dengan metode-metode diatas umumnya digunakan pada penelitian-penelitian

yang bersifat kuantitatif. .(Syafei,1990)

Metode kuadrat juga ada beberapa jenis:

a. Liat quadrat: Spesies di luar petak sampel dicatat.

8

Page 10: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

b. Count/list count quadrat: Metode ini dikerjakan dengan menghitung jumlah spesies

yang ada beberapa batang dari masing-masing spesies di dalam petak. Jadi merupakan

suatu daftar spesies yang ada di daerah yang diselidiki.

c. Cover quadrat (basal area kuadrat): Penutupan relatif dicatat, jadi persentase tanah

yag tertutup vegetasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan berapa area

(penutupan relatif) yang diperlukan tiap-tiap spesies dan berapa total basal dari vegetasi

di suatu daerah. Total basal dari vegetasi merupakan penjumlahan basal area dari

beberapa jenis tanaman. Cara umum untuk mengetahui basal area pohon dapat dengan

mengukur diameter pohon pada tinggi 1,375 meter (setinggi dada).

d. Chart quadrat: Penggambaran letak/bentuk tumbuhan disebut Pantograf. Metode ini

ter-utama berguna dalam mereproduksi secara tepat tepi-tepi vegetasi dan menentukan

letak tiap- tiap spesies yang vegetasinya tidak begitu rapat. Alat yang digunakan

pantograf dan planimeter. Pantograf diperlengkapi dengan lengan pantograf. Planimeter

merupakan alat yang dipakai dalam pantograf yaitu alat otomatis mencatat ukuran suatu

luas bila batas-batasnya diikuti dengan jarumnya .(Syafei,1990)

Hasil pengukuran lapangan dilakukan dianalisis data untuk mengetahui kondisi

kawasan yang diukur secara kuantitatif. Dibawah ini adalah beberapa rumus yang penting

diperhatikan dalam menghitung hasil analisa vegetasi, yaitu :

a. Indeks Nilai Penting (INP)

Indeks Nilai Penting (INP) ini digunakan untuk menetapkan dominasi suatu jenis

terhadap jenis lainnya atau dengan kata lain nilai penting menggambarkan kedudukan

ekologis suatu jenis dalam komunitas. Indeks Nilai Penting dihitung berdasarkan

penjumlahan nilai Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR) dan Dominansi Relatif

(DR), (Mueller-Dombois dan ellenberg, 1974; Soerianegara dan Indrawan, 2005).

9

Page 11: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

b. Keanekaragaman Jenis

Keanekaragaman jenis adalah parameter yang sangat berguna untuk

membandingkan dua komunitas, terutama untuk mempelajari pengaruh gangguan biotik,

untuk mengetahui tingkatan suksesi atau kestabilan suatu komunitas. Keanekaragaman

jenis ditentukan dengan menggunakan rumus Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener :

dimana : H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener

ni = Jumlah individu jenis ke-n

N = Total jumlah individu

c. Indeks Kekayaan Jenis dari Margallef (R1)

dimana :

R1 = Indeks kekayaan Margallef

S = Jumlah jenis

N = Total jumlah individu

d.  Indeks Kemerataan Jenis

Dimana :

E = Indeks kemerataan jenis

H’ = Indeks keanekaragaman jenis

S = Jumlah jenis

Berdasarkan Magurran (1988) besaran R1 < 3.5 menunjukkan kekayaan jenis yang

tergolong rendah, R1 = 3.5 – 5.0 menunjukkan kekayaan jenis tergolong sedang dan

R1tergolong tinggi jika > 5.0.

Besaran H’ < 1.5 menunjukkan keanekaragaman jenis tergolong rendah, H’ = 1.5 –

3.5 menunjukkan keanekaragaman jenis tergolong sedang dan H’ > 3.5 menunjukkan

keanekaragaman tergolong tinggi.

Besaran E’ < 0.3 menunjukkan kemerataan jenis tergolong rendah, E’ = 0.3 – 0.6

kemerataan jenis tergolong sedang dan E’ > 0.6 maka kemerataaan jenis tergolong tinggi.

10

Page 12: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

e. Koefisien Kesamaan Komunitas

Untuk mengetahui kesamaan relatif dari komposisi jenis dan struktur antara dua

tegakan yang dibandingkan dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Rohman ,2001)

dimana :

IS = Koefisien masyarakat atau koefisien kesamaan komunitas

W = Jumlah nilai yang sama dan nilai terendah ( < ) dari jenis-jenis yang terdapat dalam dua

tegakan yang dibandingkan

a, b = Jumlah nilai kuantitatif dari semua jenis yang terdapat pada tegakan pertama dan kedua

Nilai koefisien kesamaan komunitas berkisar antara 0-100 %. Semakin mendekati

nilai 100%, keadaan tegakan yang dibandingkan mempunyai kesamaan yang tinggi. Dari

nilai kesamaan komunitas (IS) dapat ditentukan koefisien ketidaksamaan komunitas (ID)

yang besarnya 100 – IS. Untuk menghitung IS, dapat digunakan nilai kerapatan,

biomassa, penutupan tajuk atau INP.

Sebagai contoh, kita membandingkan tingkat permudaan semai hutan primer dengan

hutan setelah ditebang dan dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Nilai Kesamaan Kerapatan antara Hutan Primer dengan Hutan setelah

ditebang pada tingkat Semai

Maka nilai kesamaan komunitas (IS) = ((2 x 55) / (224 + 84)) x 100% = 35.71%

Nilai diatas menunjukkan bahwa antara kondisi primer dan setelah ditebang dari

segi jumlah individu (kerapatan) hanya mempunyai tingkat kesamaan sekitar 35.71%

artinya setelah dilakukan penebangan terjadi kehilangan jumlah individu sekitar 64.29%.

f. Indeks Dominasi

Indeks dominasi digunakan untuk mengetahui pemusatan dan penyebaran jenis-jenis

dominan. Jika dominasi lebih terkonsentrasi pada satu jenis, nilai indeks dominasi akan

meningkat dan sebaliknya jika beberapa jenis mendominasi secara bersama-sama maka

11

Page 13: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

nilai indeks dominasi akan rendah. Untuk menentukan nilai indeks dominasi digunakan

rumus Simpson (1949) dalam Misra (1973) sebagai berikut :

Dimana :

C : Indeks dominasi

ni : Nilai penting masing-masing jenis ke-n

N : Total nilai penting dari seluruh jenis (Rohman , 2001).

Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk

vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan :

1. Mempelajari tegakan hutan, yaitu tingkat pohon dan permudaannya.

2. Mempelajari tegakan tumbuh-tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan bawah

adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat dibawah tegakan hutan kecuali permudaan

pohon hutan, padang rumput/alang-alang dan vegetasi semak belukar (Dedy ,2009).

Metode kuadrat adalah salah satu cara atau langkah untuk pengambilan data yang paling umum digunakan dalam analisis vegetasi. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran luas yang diukur dengan satuan kuadrat dengan besar ukuran dalam cm dan m.(Supeksa ketut,)

Adapun parameter vegetasi yang diukur dilapangan secara langsung adalah :

1. Nama jenis (lokal atau botanis)

2.  Jumlah individu setiap jenis untuk menghitung kerapatan

3. Penutupan tajuk untuk mengetahui persentase penutupan vegetasi terhadap lahan

4. Diameter batang untuk mengetahui luas bidang dasar dan berguna untuk menghitung

volume pohon.

5. Tinggi pohon, baik tinggi total (TT) maupun tinggi bebas cabang (TBC), penting untuk

mengetahui stratifikasi dan bersama diameter batang dapat diketahui ditaksir ukuran

volume pohon (Dedy , 2009).

Berbeda dengan inventaris hutan titik beratnya terletak pada komposisi jenis

pohon. Dari segi floristis ekologi untuk daerah yang homogen dapat digunakan random

sampling, sedangkan untuk penelitian ekologi lebih tepat digunakan sistematik sampling,

bahkan purposive sampling pun juga dibolehkan (Dedy, 2009).

12

Page 14: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta

herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama

yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah

satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang,

semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah

dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga

vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan

pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan

drastik karena pengaruh anthropogenic (Ludwig ,1988).

Jika berbicara mengenai vegetasi, kita tidak bisa terlepas dari komponen

penyusun vegetasi itu sendiri dan komponen tersebutlah yang menjadi fokus dalam

pengukuran vegetasi. Komponen tumbuh-tumbuhan penyusun suatu vegetasi umumnya

terdiri dari :

1. Belukar (Shrub) : Tumbuhan yang memiliki kayu yang cukup besar, dan memiliki tangkai

yang terbagi menjadi banyak subtangkai.

2. Epifit (Epiphyte) : Tumbuhan yang hidup dipermukaan tumbuhan lain (biasanya pohon

dan palma). Epifit mungkin hidup sebagai parasit atau hemi-parasit.

3. Paku-pakuan (Fern) : Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai, biasanya memiliki rhizoma

seperti akar dan berkayu, dimana pada rhizoma tersebut keluar tangkai daun.

4. Palma (Palm) : Tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu, lurus dan biasanya tinggi;

tidak bercabang sampai daun pertama. Daun lebih panjang dari 1 meter dan biasanya

terbagi dalam banyak anak daun.

5. Pemanjat (Climber) : Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak berdiri sendiri

namun merambat atau memanjat untuk penyokongnya seperti kayu atau belukar.

6. Terna (Herb) : Tumbuhan yang merambat ditanah, namun tidak menyerupai rumput.

Daunnya tidak panjang dan lurus, biasanya memiliki bunga yang menyolok, tingginya

tidak lebih dari 2 meter dan memiliki tangkai lembut yang kadang-kadang keras.

7. Pohon (Tree) : Tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu batang atau

tangkai utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm.

Untuk tingkat pohon dapat dibagi lagi menurut tingkat permudaannya, yaitu :

a. Semai (Seedling) : Permudaan mulai dari kecambah sampai anakan kurang dari 1.5 m.

13

Page 15: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

b. Pancang (Sapling) : Permudaan dengan tinggi 1.5 m sampai anakan berdiameter kurang

dari 10 cm.

c. Tiang (Poles) : Pohon muda berdiameter 10 cm sampai kurang dari 20 cm (Rohman,

2001).

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui komposisi jenis, peranan,

penyebaran dan struktur dari suatu tipe vegetasi yang diamati.

C. Permasalahan

Permasalahan:

1. Jenis tumbuhan apa saja yang didapat pada petak metode kuadrat?

2. Bagaimanakah penyebaran dari tumbuhan pada petak metode kuadrat?

3. Bagaimana kondisi lapangan yang dipakai dalam membuat petak metode kuadrat?

4. Alasan digunakannya petak metode kuadrat?

D. Manfaat

Manfaat nya dapat mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran dan struktur dari

suatu tipe vegetasi yang diamati

14

Page 16: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

BAB III

METODELOGI

A. Waktu dan Tempat

Hari/ tanggal : Selasa / 28 oktober 2014

Waktu Pelaksanaan : 13.00 - selesai

Tempat : Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Untan dan Lapangan

terbuka di depan Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Untan.

B. Alat dan Bahan

Alat :

- Tali raffia

- Meteran 50 M

- Pancang

- Hand Counter

- ATK

- Buku identifikasi

Bahan :

- Komunitas tertentu

C. Cara Kerja

1. Tentukan suatu areal tipe vegetasi yang menjadi objek untuk dianalisis.

2. Luas petak contoh ditentukan dari hasil pembuatan Kurva Species Area dan banyaknya

petak contoh tergantung dari biaya, waktu dan tenaga. Tetapi dari berbagai pengalaman,

pada dasarnya ukuran petak contoh seluas 1 x 1 m2 dibuat untuk analisis tumbuhan herba.

15

Page 17: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

3. Penentuan awal petak contoh dapat dilakukan secara acak atau secara sistematis atau

kombinasi keduanya yaitu pertama dibuat acak dan selanjutnya dilakukan secara

sistematis.

4. Dalam setiap petak contoh dicatat data setiap individu jenis yang ada.

5. Hitung data (lihat penghitungan).

6. Tentukan besarnya Indeks Nilai Penting (INP) dari masing-masing jenis dengan

menjumlahkan parameter masing-masing jenis tersebut.

7. Tentukan Perbandingan Nilai Penting (SDR). SDR menunjukkan jumlah Indeks Nilai

Penting dibagi dengan besaran yang membentuknya. SDR dipakai karena jumlahnya

tidak lebih dari 100% sehingga mudah unutk diinterpretasikan.

16

2.3.

1.

5.4.

Page 18: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

Gambar 1. Contoh Petak Metode Kuadrat

BAB III

ANALISIS DATA

A. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Data Pengamatan Metode Kuadrat

No Nama SpesiesPlot

KM KR FM FR INP1 2 3 4 5

1 Keladi (Caladium sp.) 1 0.2 0.45% 0.2 5.55% 6.00%

2

Tali putri (Cassytha

filiformis L.) 18 23 32 5 42 24 53.09% 1 27.78% 80.87%

3

Urang aring (Eclipta

alba ) 6 11 3.4 7.52% 0.4 11.12% 18.64%

4

Ciplukan (Physallis

peruviana L.) 4 0.8 1.77% 0.2 5.55% 7.32%

5

Caruru (Amaranthus

sp.) 2 12 22 7.2 15.94% 0.6 16.67% 32.61%

6 Spesies A 18 2 8 7 9 8.8 19.46% 1 27.78% 47.24%

17

Page 19: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

7 Spesies B 4 0.8 1.77% 0.2 5.55% 7.32%

∑ 45.2 100.00% 3.6 100.00%

Keterangan :

KM= Kerapatan Mutlak

KR = Kerapatan Relatif

FM = Frekuensi Mutlak

FR = Frekuensi Relatif

NP = Nilai Penting

B. Pembahasan

Analisis vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

sebaran berbagai spesies dalam suatu area melaui pengamatan langsung. Analisis vegetasi

dilakukan dengan membuat plot dan mengamati morfologi serta identifikasi vegetasi

yang ada

     Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu luasan

petak contoh. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran luas yang

diukur dengan satuan kuadrat seperti m², cm² dan lain-lain. Bentuk petak contoh pada

metode kuadrat pada dasarnya ada tiga macam yaitu bentuk lingkaran, bentuk bujur

sangkar dan bentuk empat persegi panjang. Dari ketiga bentuk petak contoh ini masing-

masing bentuk memiliki kelebihan dan kekurangannya

Pada praktikum Analisa Vegetasi dengan metode kuadrat ini didapat 7 spesies

tumbuhan. Tumbuhan tersebut adalah Caladium sp. Tali putri (Cassytha filiformis L.)

Urang aring (Eclipta alba ) , Ciplukan (Physallis peruviana L.), Caruru (Amaranthus

sp.) , Spesies A , Spesies B

Tumbuhan-tumbuhan tersebut tersebat pada 5 plot yang di amati. Beberapa

tumbuhan ada yang menempati seluruh plot, dan ada juga yang hanya ditemukan pada 3,

4 atau hanya di 1 plot saja.

18

Page 20: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

Pada Keladi (Caladium sp.) hanya ditemukan pada 1 plot dan berjumlah 1

individu. Tali putri (Cassytha filiformis L.). menempati pada plot 1 , 2 , 3 ,4 dan

5 ,dengan jumlah 120 individu. Urang aring (Eclipta alba ) Tumbuhan menempati plot 1

dan 5 dengan total individunya 17. Ciplukan (Physallis peruviana L.) dapat ditemukan

pada 2 plot juga dan ditemukan 4 individu. Tumbuhan Caruru (Amaranthus sp.)

menempati plot 1 , 2 dan 5 dengan total individu 36. , Spesies A menempati 5 plot

dengan jumlah individu 44. Spesies B menempati plot 3 dengan total individu 4.

 Besarnya indeks nilai penting menunjukkan peranan jenis yang bersangkutan

dalam komunitasnya atau pada lokasi penelitian. Sehinga dari pengamatan yang telah

dilakukan diperoleh hasil bahwa vegetasi dominan yang tersebar pada lapangan di depan

lab. P. Biologi FKIP Untan adalah Saccharum spontaneum.

Pemilihan tempat untuk pembuatan petak metode kuadrat haruslah jauh dari

naungan ataupun pohon. Karena bila terdapat naungan akan mempengaruhi jenis spesies

dan jumlahnya.

Digunakannya metode kuadrat karena metode ini mudah dan lebih cepat

digunakan untuk mengetahui komposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah :

1. Ditemukan 12 Spesies pada petak metode kuadrat dengan penyebaran yang beraneka

ragam.

2. Spesies yang mendominasi adalah Saccharum spontaneum.

3. Pemilihan tempat untuk pembuatan petak metode kuadrat haruslah jauh dari naungan

ataupun pohon. Karena bila terdapat naungan akan mempengaruhi jenis spesies dan

jumlahnya.

19

Page 21: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

4. Digunakannya metode kuadrat karena metode ini mudah dan lebih cepat digunakan untuk

mengetahui komposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diajukan, yaitu :

1. Pemilihan tempat untuk pembuatan petak metode kuadrat harus baik.

2. Ketelitian dalam penghitungan dan pengamatan spesies.

3. Ketelitian dalam mengidentifikasi tumbuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Dedy. 2009. Analisa Vegetasi. http://dydear.multiply.com/journal/item/15/Analisa_Vegetasi.

Diakses, 10 November 2014.

Hariyanto, Sucipto, dkk. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya: Penerbit Universias

Airlangga (Airlangga Press).

John E. Weaver and Frederic E. Clements. 1938. Plant Ecology. New York;    

  London: McGraw-Hill Book Company, inc.

Kershaw, K.A. 1979. Quantitatif and Dynamic Plant Ecology. London: Edward

Arnold Publishers.

Kusmana, C, 1997. Metode Survey Vegetasi. Bogor: PT. Penerbit Institut Pertanian Bogor.

Ludwig, John A. and James F. Reynolds. 1988. Statistical ecology: a primer of methods and

computing. Wiley Press, New York, New York. 337 pp.

Marsono, D. 1977. Diskripsi Vegetasi dan Tipe-tipe Vegetasi Tropika. Bagian

Penerbitan Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan Universitas Gajah

Mada, Yogyakarta.

Michael, M. 1994. Ekologi Umum. Jakarta: Universitas Indonesia.       

Odum, E. P., 1971. Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga. Yogyakarta: UGM Press.Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi

20

Page 22: Siti Khadijah f16112021 Metode Kuadrat

Tumbuhan. Malang: JICA.Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung: ITB.

Supeksa , ketut .2012 .Analisis vegetasi dengan metode kuadrat pada plot yang dibuat dalam

bentuk lingkaran dikebun raya eka karya bali.Department of Biology Education, of

Institute Teacher Training and Education Saraswati Tabanan, Tabanan, Bali,

21


Top Related