Transcript
Page 1: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

PADA MASA KHULAFAUR ROSYIDIN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II

1. ANWAR ADI : 15.1.12.4.1022. SHOLIHA NURWULAN : 15.1.12.4.1083. ABDUL BASIT : 15.1.12.4.130

SEMESTER/KELAS : VD

DOSEN PEMBIMBING :

M. SALEH ENDING

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

MATARAM

1

Page 2: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada kita

semua untuk dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan sebaik-baiknya untuk

memenuhi tugas Sejarah Peradaban Islam.

            Juga tidak lupa teriring salam dan sholawat  kehadirat Rasulullah SAW yang telah

membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang yaitu Addinul

Islam.Memberikan pencerahan pada setiap hati manusia untuk berfikir menyaksikan

kekuasaan Illahi Robbi yang memiliki tingkat keilmuan yang maha tinggi.

            Terima kasih kami haturkan kepada bapak dosen yang telah memberikan dorongan

serta motifasi keilmuannya dalam membimbing dan memberikan dorongan dalam pembuatan

makalah ini.Dan tidak lupa diucapkan terima kasih kepada semua anggota yang telah

mencurahkan segala kemampuannya demi tersusunnya makalah ini.

            Penyusunan makalah ini salah satunya bertujuan untuk  menjaga kemurnian

kebudayaan islam dan spiritualnya atas berbagai bangsa yang telah tercemari oleh buku-buku

yang tersedia dalam bahasa inggris yang ditulis oleh para penulis Eropa.

            Tujuan islam tidak pernah mengajarkan pada ancaman kekerasan seperti yang diduga

keras oleh para orientalis.Islam mengajarkan pada keluhuran akhlaq yang diterapkan oleh

para pemimpin setelah Rasulullah SAW.Kebijakan,kearifan,keadilan yang menjadi sifat para

pemimpin terdahulu patut untuk kita tiru teladannya.

            Dengan adanya makalah ini semoga dapat sedikit memberikan informasi dan

pemahaman teladan para pemimpin terdahulu yang bisa diterapkan pada kehidupan sekarang

ini.Agar bisa menjadi islam yang tumbuh subur sehingga menjadi generasi yang cakap,cerdas

serta berakhlaq mulia,berguna bagi nusa,bangsa dan agama.Semoga Allah menerima upaya

sederhana ini.Semoga para pembaca dapat memberikan sedikit saran dan kritik untuk

memperbaiki kekurangan dan kelemahan bagi penyusunan makalah selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

2

Page 3: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3C. Tujuan ........................................................................................................... 3

BAB II : PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

A. Pengertian Khulafaurasyidin ......................................................................... 4B. Khalifah Abu Bakar Ash Sidiq .................................................................... 4C. Khalifah Umar Ibn Al-Khatab ...................................................................... 10D. Khalifah Usman Ibn Affan ............................................................................ 15E. Khalifah Ali Ibn Abi Thalib .......................................................................... 20

BAB III : PENUTUP KESIMPULAN...................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketika islam diperkenalkan sebagai pola dasar, kaum Muslimah telah dijanjikan

oleh Al – Quran akan menjadi komunitas terbaik dipanggung sejarah bagi sesama umat

manusia lainnya. Akibatnya diterimanya dorongan ajaran seperti ini , secara tidak

langsung telah memberikan produk pandangan bagi mereka sendiri untuk melakukan

permainan budaya sebaik mungkin.

Terdapat banyak perspektif dalam membaca banyak fakta sejarah , terutama

terhadap sejarah peradaban umat Islam. Perbedaan cara pandang tersebut sebagai akibat

dari khazanah pengetahuan tentang sejarah yang berbeda. Hal itu dipicu dari

keberagaman teori sejarah. Lebih–lebih sejarah islam yang sebagian besar adalah sejarah

tentang polotik dan kekuasaan yang berujung pada kepentingan kelompok maupun

individual semata.

            Pemimpin memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kelompok,

masyarakat, berbangsa dan bernegara. Suatu komunitas masyarakat, bangsa dan Negara

tidak akan maju,aman dan terarah jika tidak adanya pemimpin. Maka pemimpin menjadi

kunci keberhasilkan dalam suatu komunitas masyarakat. Pemimpin yang mampu

memberi rasa aman, temtram, mampu mewujudkan keinginan rakyatnya. Maka dianggap

sebagai pemimpin yang sukses. Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang dicintai

oleh yang dipimpinnya, sehingga pikirannya selalu didukung, perintahnya selalu di ikuti

dan rakyat membelanya tanpa diminta terlebih dahulu. Figur kepemimnan yang

mendekati penjelasan tersebut adalah Rasulullah beserta para sahabatnya (khulafaur

Rasyidin).

Wafatnya nabi Muhammad sebagai pemipin agama maupun Negara menyisahkan

persoalan pelik. Nabi tidak meninggalkan wasiat kepada seorangpun sebagai penerusnya.

4

Page 5: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

Akibatnya, para sahabat mempermasalahkan dan saling berusaha untuk mengajukan

calon pilihan dari kelompoknya. Ahmad Amin mencatat sedikitnya ada 3 kelompok yang

berkeinginan menjadi penerus Nabi, yaitu

a. Kelompok atau golongan mencalonkan Ali Bin Abi Tholib, dikarenakanYang paling

berhak adalah para ahl-bait Rasulullah sendiri.

b. Kelompok atau golongan Anshar mencalonkan Saad bin Ubadah, dikarenakan

Golongan anshar merupakan golongan penolong Nabiteraniaya di Makkah dan beliau

pun meninggal dalam keadaan puas terhadap Anshar.

c. Kelompok atau golongan Kaum Muhajirin mencalonkan Abubakar as-shidiq,

dikarenakan Kaum Muhajirin merupakan kaum yang pertama mempercayai ajaran

Nabi dan selalu menemani beliau dalam suka dan duka

Perselisihan tersebut berdampak pada tertundanya pemakaman Rasullah serta terjadinya

peristiwa saqifa,dimana Abu bakar di baiat sebagai penerus Nabi . Masa khulafa’ al-

Rasyidun merupakan nama keemasan, zaman ideal, di  mana pemerintahan dijalankan

seperti halnya pemerintahan masa Nabi. Indikator yang dapat di lihat adalah:

1. Pembentukannya dengan suara rakyat

2. Pemerintahan dijalankan dengan musyawarah

3. Kedaulatan Hukum Ilahi diaplikasikan dalam kehidupan bernegara, sehingga terdapat

keyakinan bahwa segala gerak gerik dipertanggung jawabkan kepada Allah.

4. Kekuasaan Negara tidak didominasi oleh satu kelompok ataupun golongan.

Selain mampu menciptakan tatanan pemerintahan yang ideal, masa khulaf’ al rasyidun

terkenal dengan kemampuanya mengalahkan dua imperium besar sebelumnya yaitu

Persia dan Roma.

              Masing-masing khalifah memiliki kekhasan dalam memerintah umat

Islam.Mereka berusaha keras melanjutkan dakwah Nabi ke seluruh alam. Pentingnya

mempelajari sejarah ini agar mahasiswa dapat memperoleh banyak pelajaran hidup dari

pengalaman Rasulullah dan Khulafaurrasyidin.  Sehingga nantinya mahasiswa tidak akan

melakukan kesalahan serupa yang pernah dilakukan para sahabat ketika mahasiswa

menjadi pemimpin.

5

Page 6: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian khulafaur Rosyidin ?

2. Bagaimana Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Abu Bakar Ash-Shidiq ?

3. Bagaimana Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Umar Ibn Khatab ?

4. Bagaimana Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Ustman Ibn Affan ?

5. Bagaimana Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Ali Bin Abi Thalib ?

C. TUJUAN

1. Agar dapat memahami pengertian Khulafaur Rosyidin.

2. Agar dapat memahami Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Abu Bakar Ash-

Shidiq.

3. Agar dapat memahami Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Umar Ibn Khatab.

4. Agar dapat memahami Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Ustman Bin Affan.

5. Agar dapat memahami Perdaban Islam Pada Masa Pemerintahan Ali Bin Abi Thalib.

6

Page 7: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

BAB IIPEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KHULAFAURASYIDIN

Menurut bahasa, Khalifah (خليفة Khalīfah) merupakan mashdar dari fi’il madhi

khalafa , yang berarti : menggantikan atau menempati tempatnya. Menurut istilah adalah

gelar yang diberikan untuk pemimpin umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad

SAW (570–632). Kata "Khalifah" sendiri dapat diterjemahkan sebagai "pengganti" atau

"perwakilan". Dalam Al-Qur'an, manusia secara umum merupakan khalifah Allah di

muka bumi untuk merawat dan memberdayakan bumi beserta isinya. Sedangkan khalifah

secara khusus maksudnya adalah pengganti Nabi Muhammad saw sebagai Imam

umatnya, dan secara kondisional juga menggantikannya sebagai penguasa sebuah

edentitas kedaulatan Islam (negara). Sebagaimana diketahui bahwa Muhammad saw

selain sebagai Nabi dan Rasul juga sebagai Imam, Penguasa, Panglima Perang, dan lain

sebagainya.1

Khulafaur Rasyidin merupakan pemimpin umat Islam dari kalangan sahabat pasca

Nabi wafat. Mereka merupakan pemimpin yang dipilih langsung oleh para sahabat

melalui mekanisme yang demokratis. Siapa yang terpilih, maka sahabat yang lain

memberikan baiat (sumpah setia)  pada calon yang terpilih tersebut. Ada dua cara dalam

pemilihan khalifah ini , yaitu : pertama, secara musyawarah oleh para sahabat Nabi.

Kedua, berdasarkan atas penunjukan khalifah sebelumnya.

B. KHALIFAH ABU BAKAR ASH- SHIDDIQ ( TAHUN 11 H- 13 H/632 M- 634 M)

a. Latar Belakang Kehidupan Abu Bakar Ash-Shidiq

Abu Bakar Ash- Shidddiq ( nama lengkapnya Abu Bakar Abdullah bin Abi

Quhafah bin Utsman bin Amr bin Masud bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay

1 Ahmad Jamil, Sejarah  KebudayDinamika Paan Islam (Gresik:Putra Kembar Jaya,2011), hal 22

7

Page 8: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

bin Ghalib bin Fihr At- Taimi Al- Quraisy). Dilahirkan pada tahun 573 M. Ayahnya

bernama Utsman ( Abu Kuhafah) bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Lu’ay,

berasal dari suku Quraisy, sedangkan ibunya bernama Ummu Al- Khair Salmah binti

Sahr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taym bin Murrah. Garis keturunannya bertemu pada

neneknya, yaitu Ka’ab bin Sa’ad. 2

Abu Bakar adalah nama gelar sedang nama aslinya Abdullah Ibn Abu

Kuhafah, lalu ia mendapat gelar Al-Shiddiq setelah masuk agama islam. Semenjak

masa kanak-kanak, ia adalah sosok pribadi yang terkenal jujur, tulus, penyayang dan

suka beramal, sehingga masyarakat mekah menaruh hormat kepadanya. Ia selalu

berbuat yang terbaik untuk menolong fakir miskin. 3

Abu Bakar merupakan orang yang pertama masuk Islam ketika Islam mulai

didakwakan. Pengorbanan Abu Bakar terhadap Islam tidak diragukan lagi.  Abu

Bakar juga merupakan seorang yang jernih tabi’atnya, persahabatan dan

kepercayaannya yang kekal kepada kenabian Nabi Muhammad SAW menjadi sebuah

tanda bukti ketulusan hatinya.4

Abu bakar adalah sahabat yang terpercaya dan dikagumi oleh Nabi. Ia pemuda

yang pertama kali menerima seruan Nabi tanpa banyak pertimbangan. Seluruh

kehidupannya dicurahkan untuk perjuangan suci membela dakwah Nabi Muhammad,

sehingga ia lebih dicintai oleh Nabi dari para sahabat lainnya. Demikian juga Nabi

sangat menyayanginya sehingga nabi menunjuknya sebagai imam shalat penggangti

nabi.5

b. Pengangkatan Sebagai Khalifah

Sampai akhir hayat, Nabi Tidak menunjuk seseorang sebagai khalifah. Pada

saat jenazah Nabi belum dimakamkan di antara umat Islam, ada yang mengusulkan

untuk cepat- cepat memikirkan pengganti Nabi. Itulah perselisihan pertama terjadi

pasca Nabi wafat. Perselisihan tersebut berlanjut ke perselisihan kedua di Saqifa Bani

2 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2008 ), hal. 673 Prof.K.Ali, Sejarah Islam(Tarikh Pramodern), (Jakarta: PT Raja Grafindo persada,1997),hal.89.cetakan ke-24 H.O.S. Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme, (Jakarta : Tride, Cetakan I, 2003), hal. 685 Prof.K.Ali, Sejarah Islam(Tarikh Pramodern), hal 89

8

Page 9: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

Sa’idah6, pada saat kaum Anshar menuntut diadakannya pemilihan khalifah. Sikap

kaum Anshar ini menunujukkan bahwa kaum Anshar lebih memiliki rasa kepedulian

dalam hal berpolitik dibandingkan dengan kaum Muhajirin.

Dalam pertemuan tersebut, sebelum kaum Muhajirin datang, golongan

Khajraz telah sepakat mencalonkan Salad bin Ubadah, sebagai pengganti Rasul. Akan

tetapi suku Aus belum menjawab atas pandangan tersebut  sehingga terjadilah

perdebatan antara mereka dan pada akhirnya Salad bin Ubadah yang tidak

menginginkan adanya perpecahan mengatakan bahwa ini merupakan awal dari

perpecahan. Melihat situasi yang memanas, Abu Ubaidah mengajak kaum Anshar

agar bersikap tenang dan toleran, kemudian Basyir bin Sa’ad Abi An Nu’man bin

Basyir berpidato dengan mengatakan agar tidak memperpanjang masalah ini.

Keadaan yang sudah tenang ini, Abu Bakar berpidato , “ Ini Umar dan Abu Ubaidah,

siapa yang kamu kehendaki di antara mereka berdua, maka bai’atlah.7

Baik Umar maupun Abu Ubaidah merasa keberatan atas ucapan Abu Bakar

dengan mempertimbangkan berbagai alasan, diantaranya adalah ditunjukinya Abu

Bakar sebagai pengganti rasul dalam imam shalat dan ini membuat Abu bakar lebih

berhak menjadi pengganti Rasulullah SAW. Sebelum keduanya membai’at Abu

Bakar, Basyir bin Sa’ad mendahuluinya, kemudian Umar dan Abu Ubaidah dan

diikuti secara serentak oleh semua hadirin.

c. Peran dan Fungsi Abu Bakar

Sepak terjang pola pemerintahan Abu Bakar dapat dipahami dari pidato Abu

Bakar ketika ia diangkat menjadi khalifah. Secara lengkap isi pidatonya sebagai

berikut :

“ Wahai manusia, sungguh aku telah memangku jabatan yang kamu

percayakan, padahal aku bukan orang yang terbaik di antara kamu. Apabila aku

melaksanakan tugasku dengan baik, bantulah aku, dan jika aku salah, luruskanlah

6 Suatu tempat yang biasa digunakan untuk berkumpul dan membahas masalah- masalah umat. Pertemuan kali ini khusus diselenggarakan untuk menimbang siapa yang harus memegang tumpuk pemerintahan di kalangan mereka setelah Rasulullah SAW meninggal dunia. Ketika Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar ibn Al Khattab dan Abu ‘Ubaidah diberitahu akan hal ini, beliau segera menyatakan kesediaannya berpartisipasi dalam pertemuan ini.7 Ibid.hal 90

9

Page 10: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

aku. Kebenaran adalah suatu kepearcayaan, dan kedustaan adalah suatu

pengkhianatan. Orang yang lemah di antara kamu adalah orang kuat bagiku sampai

aku memenuhi hak- haknya, dan orang kuat di antara kamu adalah lemah bagiku

hingga aku mengambil haknya, Insya Allah. Janganlah salah seorang dari kamu

meninggalkan Jihad. Sesungguhnya kaum yang tidak memenuhi panggilan jihad

maka Allah akan menimpakan atas mereka suatu kehinaan. Patuhlah kepadaku

selama aku taat kepada Allah dan Rasulnya,  jika aku tidak menaati Allah dan Rasul

Nya, sekali- kali janganlah kamu menaatiku. Dirikanlah shalat, semoga Allah

merahmati kamu.” 8

Ucapan pertama ketika dibai’at menunjukkan garis besar politik dan

kebijaksanaan Abu Bakar dalam pemerintahan antara lain :

a. Kebijaksanaan pengurusan terhadap agama

Pada awal pemerintahannya ia diuji dengan adanya ancaman yang datang dari

umat Islam sendiri yang menentang kepemimpinannya yakni mereka yang belum

cukup imannya tampil sebagai penentang demikian juga kaum yahudi dan

Kristen. Di antara perbuatan makar tersebut ialah timbulnya orang- orang yang

murtad, orang- orang yang tidak mau membayar zakat, orang- orang yang

mengaku menjadi nabi, dan pemberontakan dari beberapa kabilah.9

b. Kebijaksanaan Kenegaraan

Diantara kebijakan Abu Bakar dalam pemerintahan atau kenegaraan antara lain :

1) Bidang Eksekutif

Untuk pelaksanaan tugas- tugas eksekutif, Abu Bakar melakukan

pembagian kekuasaan di kalangan sahabat senior, Abu Bakar mengangkat tiga

orang sahabat yaitu : Ali , Usman dan Zaid bin Tsabit sebagai sekretaris Negara

(Katib) yang berkedudukan di kota Madinah. Untuk memegang keuangan Negara,

Abu Bakar menunjuk Abu Ubaidah sebagai Bendahara. Sedangkan untuk jabatan

hakim agung diserahkan kepada ‘Umar ibn Al Khattab, sementara dalam

8 H.O.S. Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme, hal. 69-709 Prof.K.Ali, Sejarah Islam(Tarikh Pramodern),hal. 92

10

Page 11: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

membantu khalifah memutuskan urusan- urusan kenegaraan, Abu Bakar juga

membentuk Majelis Syura yang terdiri dari ‘Umar, Usman, Ali, Abd al – Rahman

ibn ‘Awf, Mu’adz ibn Jabal, Ubay ibn Ka’b dan Zaid bin Tsabit.10

2) Pertahanan dan Keamanan

Dengan mengorganisasikan pasukan- pasukan yang ada untuk

mempertahankan eksistensi keagamaan dan pemerintahan. Pasukan itu disebarkan

untuk memelihara stabilitas di dalam maupun di luar negeri. Di antara panglima

yang ada ialah Khalid bin Walid, Musanna bin Harisah,, Amr bin ‘Ash, Zaid bin

Sufyan dan lain- lain.

3) Yudikatif

Fungsi kehakiman dilaksanakan oleh Umar bin Khattab dan selama masa

pemerintahan Abu Bakar tidak ditemukan suatu permasalahan yang berarti untuk

dipecahkan, hal ini karena kemampuan dan sifat Umar sendiri dan masyarakat

pada waktu itu dikenal ‘alim

4) Sosial ekonomi

Sebuah lembaga mirip  Bait Al Mal. Di dalamnya dikelola harta benda

yang di dapat dari zakat, infak, shadaqah, ghanimah dan lain- lain. Penggunaan

harta tersebut digunakan untuk gaji pegawai Negara dan untuk kesejahteraan umat

sesuai dengan aturan yang ada.

Pada masa Abu Bakar ini, bagi orang yang enggan enggan dan

membangkang dalam membayar dapat dihukum dengan denda, bahkan dapat

diperangi dan dibunuh. Hal ini dilakukan oleh Abu Bakar sepeninggal Rasulullah

SAW, karena banyak suku Arab yang tidak mau membayar zakat dan hanya mau

mengerjakan shalat. Abu Bakar pernah menyatakan, “ Demi Allah, Saya akan

memerangi siapapun yang membeda- bedakan zakat dan shalat “.11

d. Penyebaran Islam pada Masa Abu Bakar

10 Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah Konstekstualisasi Doktrin Politik Islam , (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2000), hal. 5111 Al Furqan Hasbi, 125 Masalah Zakat, ( Solo: Tiga Serangkai, Cetakan Pertama, 2008 ), hal. 27

11

Page 12: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

Setelah pergolakan dalam negeri berhasil dipadamkan (terutama memerangi

orang- orang murtad), khalifah Abu Bakar menghadapi kekuatan Persia dan Romawi

yang selalu berkeinginan menghancurkan eksistensi Islam. Untuk menghadapi Persia,

Abu Bakar mengirim tentara Islam di bawah pimpinan Khalid bin walid dan

Mutsanna bin Haritsah dan berhasil merebut beberapa daerah penting Irak dari

kekuasaan Persia. Adapun untuk menghadapi Romawi, Abu Bakar memilih empat

panglima Islam terbaik yaitu, Amr bin al Ash di front palestina, Yazid bin Abi Sufyan

di front damaskus, Abu Ubaidah di front Hims dan Syurahbil bin Hasanah di front

Yordania. Empat pasukan ini  kemudian dibantu oleh Khalid bin Walid yang

bertempur di front Siria.12

e. Penilaian terhadap Khalifah Abu Bakar

Berdasarkan pengalaman, Abu Bakar menggaris bawahi bahwa jabatan

khalifah merupakan masalah yang cukup rawan dan sangat krusial. Keretakan sesame

muslim, munculnya gerakkan nabi-nabi palsu, dan gerakkan pembangkang sempat

mengancam eksistensi negeri islam yang baru saja berdiri dan mengganggu

kedamaian imperium islam. Dengan sepenuh jiwa Abu Bakar telah berhasil

memadamkan gerakkan islam tersebut. Abu Bakar tidak hanya berhasil

menyelamatkan islam dari situasi anarkis didalam negeri, melainkan berhasil

menjadikan islam sebagai agama besar dunia melaluim sikapnya mengalihkan

perhatian kepada upaya penaklukan yang membawa kemenangan gemilang beberapa

wilayah perbatasan imperium Bizantium.13

Abu bakar adalah sahabat sejati Nabi Muhammad memilih keyakinan

terhadap Nabi Muhammad menanggung segala penderitaan dan kekejaman pihak

musuh islam, dan selalu siap memikul beban derita apapun demi tegakknya

perjuangan Islam. Kunci Keteguhan Abu Bakar terletak pada keyakinannya kepada

kebesaran Nabi Muhammad . “Jangan panggil aku khalifah Allah, tapi panggillah aku

Khalifah Rasulullah”, ungkapnya, ia adalah orang pertama yang berusaha

mengumpulakan ayat-ayat Al-quran dalam sebuah mushaf. Ia sangat penyayang

12 Dedi Supriyadi, Op. cit. hal. 7113 Prof.K.Ali, Op. cit hal.100

12

Page 13: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

kepada fakir miskin. Oleh karena itu ia menggunakan seluruh kekayaannya untuk

menolong mereka.14

Faktor keberhasilan Abu Bakar yang lain adalah dalam membangun pranata

social di bidang politik dan pertahanan keamanan. Keberhasilan tersebut tidak lepas

dari sikap keterbukaannya, yaitu memberikan hak dan kesempatan yang sama kepada

tokoh- tokoh sahabat untuk ikut membicarakan berbagai masalah sebelum mengambil

keputusan melalui forum musyawarah sebagai lembaga legislative.

f. Peradaban Pada Masa Abu Bakar

Bentuk peradaban yang paling besar pada masa Khalifah Abu Bakar antara lain :

a) Penghimpunan Al Quran, Abu Bakar memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit

untuk menghimpun Al- Quran dari pelepah kurma, kulit binatang, dan dari

hapalan kaum muslimin

b) Dalam bidang pranata social ekonomi adalah mewujudkan keadilan dan

kesejahteraan social rakyat dengan cara mengelola zakat, infak dan sedekah yang

berasal dari kaum muslimin.

Abu Bakar menjalankankan roda pemerintahannya selama lebih kurang 2 Tahun.

c) Praktik pemerintahan Khalifah Abu Bakar terpenting lainnya adalah mengenai

suksesi kepemimpinan atas inisiatifnya sendiri dengan menunjuk Umar bin

Khattab untuk menggantikannya.

C. KHALIFAH UMAR IBN AL- KHATTAB (TAHUN 13 H- 23 H/634 M- 644 M)

a. Latar Belakang Kehidupan Umar ibn Al- Khattab

Umar ibn Al- Khattab yang memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin

Nufail bin Abd Al Uzza bin Ribaah bin Abdillah bin Qart bin Razail bin ‘adi bin

Ka’ab bin lu’ay adalah khalifah kedua yang menggantikan Abu Bakar Ash- Shiddiq.

Dia adalah salah seorang sahabat terbesar sepanjang sejarah sesudah Nabi

Muhammad SAW.

Kebesarannya terletak pada keberhasilannya, baik sebagai negarawan yang

bijaksana, maupun sebagai Mujtahid yang ahli dalam membangun Negara besar yang

14 Ibid.hal.101

13

Page 14: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

ditegakkan atas prinsip- prinsip keadilan, persamaan, dan persaudaraan yang

diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Umar ibn Al- Khattab dilahirkan di Mekkah pada 513 H dari keturunan suku

Quraisy yang terpandang dan terhormat. Ia lahir empat tahun sebelum terjadinya

perang Fijar dan tiga belas tahun lebih muda dari Nabi Muhammad SAW. Sebelum

masuk Islam, Umar termasuk di antara kaum Kafir Quraisy yang paling ditakuti oleh

orang- orang yang sudah masuk Islam dengan gelar Abu Hafs. Setelah Umar masuk

islam, dia menjadi salah seorang yang gigih dan setia membela Islam ia menerima

gelar al-Faruq.15

b. Pengabdian Umar sebelum menjadi khalifah

Umar sama sekali tidak mengambil bagian dalam hijarah pertama ke

Abessinia, karena pada saat itu ia belum memeluk islam.namun pada kesempatan

hijrah ke madinah umarlah yang mengawal 20 muhajirin ke madinah. Selama

dimadinah umar selalu aktif membantu perjuangan nabi baik dalam suka maupun

duka. Ia turut berjuang dalam perang Badar, Uhud, Khandaq, dan turut menyertai

Nabi dalam perjanjian Hudaibiyah. Pada awalnya ia tidak menerima perjanjian

tersebut yang dirasakan merugikkan pihak islam. Namun padaa akhirnya ia menerima

perjanjian tersebut setelah Nabi menjelaskan perkenan Tuhan melalui wahyu yang

diterima Nabi. Setelah Nabi meninggal dunia, ia bersama dengan abu bakar hadir

dipertemuan Bani Sa’idah, tempat tokoh-tokoh Anshor menyelenggarakan

musyawarah memilih pengganti kepemimpinan islam. Ketika sampai pada puncak

pengambilan keputusan , Umarlah yang pertama kali membaiat kepemimpinan Abu

Bakar Sebagai khalifah pertama dan selalu mendukung kebijaksanaannya dalam masa

pemerintahan Abu Bakar.

Setelah Abu Bakar meninggal, Umar menggantikan jabatan khalifah islam dan

meneruskan kebijakkan-kebijakkan yang sebelumnya telah ditempuh oleh Khalifah

Abu Bakar. Dalam waktu yang tidak lama Umar berhasil menundukkan kekuasaan

imperium Persia dan Romawi menjadi bagian dari kekuasaan islam.16

15 Ibid16 Prof.K.Ali, hal.102-103

14

Page 15: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

c. Pengangkatan Umar ibn Al- Khattab Sebagai Khalfah

Abu Bakar sebelum meninggal pada tahun 634 M/ 13 H, menunjuk Umar ibn

Al Khattab sebagai penggantinya. Kendatipun hal ini merupakan perbuatan yang

belum pernah terjadi sebelumnya, tapi nampaknya ada beberapa factor dalam

penunjukan ini antara lain :

a. Kehawatiran peristiwa yang sangat menegangkan di Tsaqifah Bani Sa’idah yang

nyaris menyeret ke perpecahan.

b. Kaum Anshar dan kaum Muhajirin saling mengklaim sebagai golongan yang

berhak menjadi Khalifah

c. Kaum Islam pada saat itu baru saja selesai menumpas kaum murtad dan

pembangkang. 17

Penunjukan Abu Bakar terhadap Umar yang dilakukan disaat ia mendadak sakit

pada masa jabatannya merupakan suatu yang baru, tetapi harus dicatat bahwa

penunujukan itu dilakukan dalam bentuk rekomendasi atau saran yang diserahkan

pada persetujuan umat.

Abu Bakar telah memanggil  Abdur-Rahman bin Auf dan ia menanyakan tentang

Umar. "Dialah yang mempunyai pandangan terbaik, tetapi dia terlalu keras," kata

Abdur-Rahman. "  Setelah Abdur-Rahman keluar ia memanggil Usman bin Affan dan

ditanyanya tentang Umar. "Semoga Allah telah memberi pengetahuan kepada saya

tentang dia," kata Usman, "bahwa isi hatinya lebih baik dari lahirnya. Tak ada orang

yang seperti dia di kalangan kita." Setelah itu  Abu Bakr meminta pendapat Sa'id bin

Zaid dan beberapa orang sahabat Nabi ketika mendengar saran-saran Abu Bakar

mengenai pe-nunjukan Umar sebagai khalifah. Ia merasa tidak cukup hanya

bermusyawarah dengan orang-orang bijaksana di kalangan Muslimin, terutama

setelah ada pihak yang menentang, dari dalam kamar di rumahnya itu Abu Bakr

menjenguk kepada orang-orang yang ada di Masjid, dan berkata kepada mereka:

"Setujukah kalian dengan orang yang dicalonkan menjadi pemimpin kalian? Saya

sudah berijtihad menurut pendapat saya dan tidak saya mengangkat seorang kerabat.

17  Dedi Supriyadi, Op. cit. hal. 78

15

Page 16: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

Yang saya tunjuk menjadi pengganti adalah Umar bin Khattab. Patuhi dan taatilah

dia!" Mereka menjawab: "Kami patuh dan taat." Ketika itu ia mengangkat tangan ke

atas seraya berkata: "Ya Allah, yang kuinginkan untuk mereka hanyalah yang ter-baik

untuk mereka .18

Setelah dilantik menjadi khalifah, ‘Umar berpidato di hadapan umat Islam untuk

menjelaskan visi politik dan arah kebijakan yang akan dilaksanakan dalam memimpin

kaum muslimin, dalam pidatonya berbunyi :

“Aku telah dipilih menjadi Khalifah. Kerendah hatian Abu Bakar sejalan dengan

jiwanya yang terbaik di antara kalian dan lebih kuat terhadap kalian serta juga lebih

mampu memikul urusan- urusan kamu yang penting. Aku diangkat untuk menjadi

Khalifah tidak sama dengan beliau. Seandainya aku tahu ada orang yang lebih kuat

untuk memikul jabatan ini dari padaku, maka aku lebih suka memilih memberikan

leherku untuk dipenggal daripada memikul jabatan ini. 19

d. Ekspansi Islam Masa Pemerintahan Kahalifah Umar ibn Al- Khattab

Selama sepuluh tahun pemerintahan Umar (13 H/ 634 M- 23 H/ 644 M ),

sebagian besar ditandai oleh penaklukan- penaklukan untuk melebarkan Islam ke luar

Arab. Sejarah mencatat, Umar telah berhasil membebaskan negeri- negeri jajahan

Imperium Romawi dan Persia yang dimulai dari awal pemerintahannya, bahkan sejak

pemerintahan sebelumnya. Segala tindakan yang dilakukan untuk menghadapi dua

kekuatan itu jelas bukan hanya menyangkut kepentingan keagamaan saja, namun juga

untuk kepentingan politik.

Faktor- faktor yang melatarbelakangi timbulnya konflik antara umat Islam dengan

Romawi dan Persia antara lain :

a. Bangsa Romawi dan Persia tidak menaruh hormat terhadap maksud baik Islam

b. Semenjak Islam masih lemah, Romawi dan Persia selalu berusaha

menghancurkan Islam

18 Muhammad Husain Haikal , Al- Faruq ‘Umar, diterjemahkan oleh Ali Audah, Umar Bin Khattab (Bogor : Pustaka Litera AntarNusa, cetakan ke- 3, 2002), hal. 133- 13519 Muhammad Iqbal, Op.cit. hal. 55

16

Page 17: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

c. Bangsa Romawi dan Persia sebagai Negara yang subur dan terkenal dengan

kemakmurannya, tidak berkenan menjalin hubungan perdagangan dengan negeri-

negeri Arab.

d. Bangsa Romawi dan Persia bersikap ceroboh menghasut suku- suku Badui untuk

menentang Islam.

e. Letak geografis kekuasaan Romawi dan Persia sangat strategis untuk kepentingan

keamanan dan pertahanan islam.

e. Umar ibn Khattab : Madinah Sebagai Negara Adikuasa

Semenjak penaklukan Persia dan romawi , pemerintahan Islam menjadi

adikuasa dunia yang memiliki wilayah kekuasaan luas meliputi, semenanjung Arabia,

palestina, Siria, Irak, Persia, dan Mesir.

Umar ibn Al- Khattab yang dikenal sebagai negarawan, administrator terampil

dan pandai, dan seorang pembaharu membuat berbagai kebijakan mengenai

pengelolaan wilayah kekuasaan yang luas, ia menata struktur kekuasaan dan

administrasi pemerintahan Negara Madinah berdasarkan semangat Demokrasi.

f. Peradaban pada masa Khalifah Umar

Peradaban yang paling signifikan pada masa Umar, selain pola administrative

pemerintahan, peperangan, dan sebagainya adalah pedoman dalam peradilan.

Pemikiran Khalifah Umar bin Khattab khususnya dalam peradilan yang masih

berlaku samapai sekarang adalah sebagai berikut : 20

1. Kedudukan lembaga peradilan ( wajib di tengah- tengah masyarakat )

2. Memahami kasus persoalan, baru memutuskannya

3. Samakan pandangan anda kepada kedua belah pihak, dan berlaku adillah.

4. Kewajiban pembuktian

5. Lembaga damai

6. Penundaan persidangan

7. Kebenaran dan keadilan adalah masalah universal

8. Kewajiban menggali hukum yang hidup dan melakukan penalaran logis.

20 Dedi Supriyadi, Op.cit. hal. 82-83

17

Page 18: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

9. Orang Islam haruslah berlaku adil

10. Larangan bersidang ketika emosional.

Khalifah Umar bin Khattab menjalankankan roda pemerintahannya selama lebih

kurang 10 Tahun.

g. Wafat Khalifah Umar

Setelah menjalankan pemerintahan selama sepuluh tahun yang penuh dengan

kejayaan, khalifah Umar meninggal sebab kekejaman tangan seorang budak Persia

yang bernama “Abu Lukluk” pada tahun 23 H/ 643 M. menurut Amir Ali,kematian

Khalifah Umar merupakan duka besar bagi islam. Sungguh watak kepemimpinan

Khalifah Umar yang sangat keras namun juga bijaksana cocok sebagai figure

pemimpin bangsa Arab yang berwatak susah diatur. Ia tegak bagaikan benteng yang

melindungi rakyatnya dari setiap serangan musuh. Sepeninggalan umar, kekuatan

yang pernah mengancam kesatuan muslim muncul kembali seperti timbulnya paham

kesukuan atau tribalisme dan beberapa kebiasan tak bermoral suku-suku badui mulai

muncul kembali.21

D. KHALIFAH  UTSMAN BIN AFFAN ( TAHUN 23 H- 35 H/ 644 M- 656 M )

1. Latar Belakang Kehidupan Utsman Bin Affan

Nama  beliau  adalah  Utsman  bin  'Affan  bin  Abil 'Ash  bin  Umayyah  bin 

Abdisy  Syams  bin  Abdi  Manaf bin  Qusyai  bin  Kilab.  Beliau  menisbatkan 

dirinya kepada  bani  Umayyah,  salah  satu  kabilah  Quraisy. Beliau dilahirkan  pada

tahun 576 M di  Mekah.  Beliau  tumbuh diatas  akhlak  yang  mulia  dan  perangai 

yang  baik. Beliau  sangat  pemalu,  bersih  jiwa  dan  suci  lisannya, sangat  sopan 

santun,  pendiam  dan  tidak  pernah menyakiti  orang  lain.  Beliau  suka  ketenangan 

dan tidak  suka  keramaian/kegaduhan,  perselisihan, teriakan  keras.  Dan  beliau 

rela  mengorbankan nyawanya  demi  untuk  menjauhi hal-hal  tersebut.   Dan karena 

kebaikan  akhlak  dan  mu'amalahnya,  beliau dicintai  oleh  Quraisy,  hingga 

merekapun menjadikannya sebagai perumpamaan.  Dari sini Imam Asy-S ya'bi 

mengatakan  :  "Dahulu  Utsman  sangat dicintai  oleh  orang-orang  Quraisy,  mereka 21 Prof.K.Ali, Op. cit hal.117

18

Page 19: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

menjadikannya  sebagai  suri  taudalan,  mereka memuliakannya.  Sampai-sampai 

para  ibu  dari kalangan  orang-orang  Arab,  jika  menghibur  anaknya, dia

mengatakan :   Demi Allah yang Maha Penyayang, aku mencintaimu seperti

kecintaan Quraisy kepada Utsman . 22

Ibu Khalifah Utsman bin Affan adalah Urwy bin Kuriz bin Rabiah. Utsman

bin Affan masuk Islam pada usia 30 tahun atas ajakan Abu Bakar. Sesaat setelah

masuk Islam, ia sempat mendapatkan siksaan dari pamannya, Hakam bin Abil Ash. Ia

dijuluki dzun nurain, karena menikahi dua putri Rasulullah SAW secara  berurutan

setelah yang satu meninggal, yakni Ruqayyah dan Ummu Kalsum.

2. Pengangkatan Khalifah Usman bin Affan

Panitia pemilihan Khalifah, memilih Usman menjadi Khalifah ketiga

menggantikan Umar bin Khattab. Pemerintahan Usman bi Affan ini berlangsung dari

tahun 644 sampai 656 M. ketika Usman dipilih, Usman telah tua ( 70 tahun) dengan

kepribadian yang agak lemah.

Dalam Pidato pelantikan (inaugural speech) dari khalifah terpilih Utsman bin

Affan ra, setelah beliau dibai’at adalah sebagai berikut :

“ Amma ba’du, sesungguhnya, tugas ini telah dipikulkan kepadaku dan aku

telah menerimanya, dan sesungguhnya aku adalah muttabi’ (pengikut sunnah

Rasulullah SAW) dan bukannya seorang mubtadi’  (seorang yang berbuat bid’ah).

Ketahuilah bahwa kalian berhak menuntut aku mengenai selain Kitab Allah dan

Sunnah Nabi Nya, yaitu mengikuti apa yang telah dilakukan oleh orang- orang

sebelumku dalam hal- hal yang kamu sekalian telah bersepakat dan telah kamu

jadikan sebagai kebiasaan, membuat kebiasaan baru yang layak bagi ahli kebajukan

dalam hal- hal yang belum kamu jadikan sebagai kebiasaan, dan mencegah diriku dari

bertindak atas kamu kecuali dalam hal- hal yang kamu sendiri telah menyebabkannya.

“ 23  

22 Abdurrahman At Tamimi, Utsman Bin Affan Radiyallahu ‘Anhu Khalifah Yang Terzalimi, ( Maktabah Abu Salma Al Atsari, 2008), hal. 623 Inu Kencana Syafi’ie, Ilmu Pemerintahan dan Al- Quran, ( Jakarta : PT Bumi Aksara, Cetakan I, 2004), hal. 152-153

19

Page 20: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

Kelemahan ini dipergunakan oleh orang- orang di sekitarnya untk mengejar

keuntungan pribadi, kemewahan dan kekayaan. Hal ini dimanfaatkan terutama oleh

keluarganya sendiri dari golongan Umayyah. Banyak pangkat- pangkat tinggi dan

jabatan- jabatn penting dikuasai oleh familinya. Pelaksanaan pemerintahan seperti ini,

dalam bahasa orang sekarang disebut nepotisme (kecenderungan untuk

mengutamakan atau menguntungkan sanak saudara (keluarga sendiri ).

3. Visi dan Misi Khalifah Utsman bin Affan

Dalam pidato pelantikan Utsman bin Affan tergambar bahwa beliau adalah sebagai

seorang Sufi, dan citra pemerintahannya lebih bercorak agama ketimbang corak

politik, dalam pidato itu Usman mengingatkan beberapa hal penting : 24

a. Agar umat Islam selalu berbuat baik sebagai bekal ke hari akhirat.

b. Agar umat Islam tidak terpedaya dengan kemewahan dunia.

c. Agar umat Islam mau mengambil iktibar dari masa lalu, mengambil yang baik

dan menjauhkan yang buruk.

d. Sebagai Khalifah ia akan menjalankan perintah Al Quran dan Sunnah.

e. Ia akan melakukan apa yang telah dilakukan pendahulunya

f. Umat Islam boleh mengkritiknya jika ia menyimpang dari ketetntuan hokum.

g. Penyebaran Islam pada Masa Khalifah Utsman Bin Affan

Pada masa pemerintahannya perluasan daerah Islam diteruskan ke Barat sampai

Maroko, ke timur menuju India dan ke Utara bergerak ke arah konstantinopel. Pada

umumnya perluasan wilayah Islam ini dilakukan karena memenuhi kehendak

jenderal- jenderalnya.

Namun pada saat Utsman bin Affan menjabat sebagai Khalifah Utsman dituduh oleh

sebahagian sahabat telah mengangkat familinya untuk menduduki jabatan- jabatan

istana. Pemberontakan dimulai di Mesir, kemudian orang- orang yang sudah terbakar

emosinya datang ke Madinah, tempat tinggal Khalifah. Ia dikepung di rumahnya,

karena menolak untuk menyerah maka ia dibunuh oleh salah seorang pengacau,

24 Dedi Supriyadi, Op. cit, hal. 90-91

20

Page 21: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

peristiwa itu terjadi pada tahun 656 H, kemudian dipilihlah penggantinya yang

akhirnya dipegang oleh Ali bin Abi Thalib.25

4. Sebab-sebab Pemberontakkan

Sebab-sebab terjadinya pemberontakkan yang berakhir dengan terbunuhnya khalifah

Usman dapat teliti dari berbagai segi. Pertama, bahwa ditengah-tengah mayarakat

terdapat sejumlah kelompok yang memeluk islam dengan tidak sepenuh kesadaran

melainkan demi kepentingan-kepentigan tertentu seperti Abdullah Ibn Saba’, orang

yaman yang semula pengikut agama yahudi. Mereka ini menyebarkan hasutan

terhadap Usman. Setelah berpindah dari Bashrah, Kufah lalu ke Syiria, ia berhasil

menyebar isu jahatnya, lalu ia berpindah ke mesir untuk tujuan yang sama.

Keberhasilan propaganda jahat Abdullah Ibn Saba’ membuat jumlah kekuatan

pemberontak semakin bertambah banyak. Mereka sebagian besar terdiri dari bangsa-

bangsa lain yang semula penentang pertempuran. Mereka ini sebenarnya masih

menyimpan kebencian dan permusuhan terhadap islam. Mereka mengambil

kesempatan kacau ini dan bergabung dengan kaum pemberontak.

Kedua, bahwa persaingan dan permusuhan antara keluarga Hasyim dan

keluarga Umayyah turut memperlemah kekuatan Usman dan menjadi sebab utama

kegagalan Usman di akhir masa pemerintahannya

Ketiga, lemahnya karakter kepemimpinan Usman turut juga menyokong

kegagalannya, khususnya dalam menghadapi gejolak pemberontakkan. Bahwa

Usman adalah Pribadi yang sederhana, saleh, dan berhati lemah lembut. Sifat

sederhana dan sikap lemah lembut sangat tidak sesuai dalam urusan politik dan

pemerintahan, lebih-lebih dari kondisi yang kritis. Pada kondisi yang demikian

diperlukan ketegasan sikap untuk menegakkan stabilitas pemerintahan. Sikap seperti

ini tidak dimiliki oleh Usman. Ia adalah figure yang terlalu baik yang tidak mudah

menerima laporan-laporan bahwa pihak-pihak musuh telah menghasutnya dan

merusak stabilitas Negara.26

25 Habib Boulares, Islam Biang Ketakutan atau Tumpuan Harapan ?, ( Bandung : Pustaka Hidayah, Cetakan I, 2003), hal. 12326 Prof.K.Ali, Op. cit hal.129

21

Page 22: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

5. Peradaban pada masa Khalifah Utsman bin Affan

Di antara jasa- jasa Usman Bin Affan yang lain adalah tindakannya untuk

menyalin dan membuat Al- Quran standar, yang di dalam kepustakaan disebut dengan

kodifikasi al Quran.27

Standarisasi Al Quran perlu diadakan, karena pada masa pemerintahannya

wilayah Islam telah sangat luas dan didiami oleh berbagai suku bangsa dengan

berbagai bahasa dan dialek yang tidak sama. Karena itu, di kalangan pemeluk agama

Islam terjadi perbedaan ungkapan  dan ucapan tentang ayat- ayat al quran yang

disebarkan melalui hafalan. Perbedaan cara mengucapkan itu menimbulkan

perbedaan arti. Berita tentang ini sampai pada Usman. Ia lalu membentuk Panitia

yang kembali dipimpin oleh Zaid bin Tsabit untuk menyalin naskah Al- Quran yang

telah dihimpun di masa Khalifah Abu Bakar dahulu, disimpan oleh Hafsah, janda

Nabi Muhammad SAW. Panitia ini bekerja dengan satu disiplin tertentu, menyalin

naskah Al Quran ke dalam lima Mushaf (kumpulan lembaran- lembaran yang ditulis,

dan Al Quran itu sendiri disebut pula Mushaf ), untuk dijadikan standar dalam

penulisan dan bacaan Quran di wilayah kekuasaan Islam pada waktu itu. Semua

naskah yang dikirim ke ibukota Propinsi ( Makkah, Kairo, Damaskus, Baghdad) itu

disimpan dalam masjid. Satu naskah tinggal di Madinah untuk mengenang jasa

Usman, naskah yang disalin di masa pemerintahnnya itu disebut Mushaf Usmany atau

al- Imam karena ia menajadi standar bagi Quran yang lain. Kemudian disalin dan

diberi tanda- tanda bacaan di Mesir seperti yang kita lihat sekarang ini. 28

Khalifah Utsman bin Affan menjalankankan roda pemerintahannya selama

lebih kurang 12 Tahun.

E. KHALIFAH  ALI  BIN  ABI THALIB ( TAHUN 36 H- 41 H/ 656 M-661 M)

1. Kelahiran Khalifah Ali Bin Abi Thalib

27 Muhammad Daud Ali, Hukum Islam (Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, ( Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006), hal.  178-17928 ibid

22

Page 23: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

Ali r.a dilahirkan  hari Jum'at, 13 bulan Rajab, 12 tahun sebelum Nabi

Muhammad s.a.w.  mendapat risalah, Sepanjang ingatan orang, inilah untuk pertama

kali seorang wanita melahirkan puteranya dalam Ka'bah. Kelahiran bayi ini hanya

disaksikan oleh ayah bundanya saja. Kejadian yang luar biasa ini, beritanya segera

tersiar ke berbagai penjuru. Berbondong- bondonglah mereka, terutama keluarga Bani

Hasyim, datang ke Ka'bah, guna menyaksikan bayi yang baru lahir. Di antara yang

datang ialah Nabi Muhammad s.a.w. Bayi ini saudara misan beliau sendiri. Beliau

menggendong bayi tersebut, kemudian bersama ayah-ibunya pulang ke rumah Abu

Thalib.

Ali adalah putera Abu Thalib, seorang paman yang mengasuh Nabi semenjak

sang kakek meninggal dunia. Ali tergolong pada keturunan keluarga Hasyimiyah,

sama dengan garis keturunan Nabi Muhammad. Garis keturunan inilah yang

menduduki kekuasaan tertinggi atas ka’bah dan sekitarnya sebelum Nabi lahir. Ali

lahir pada tahun kesepuluh sebelum tahun kerasulan Muhammad. Semenjak kecil ia

selalu bersama Nabi, sehingga masa kecil Ali tumbuh dalam pengasuhan dan

bimbingan Nabi. Nabi sangat mencintainnya ibarat anaknya sendiri, dan Nabi

berkenan menikahkannya dengan Fatimah, putrid Nabi pada tahun kedua hijrah.

Karena semenjak masa kanak-kanak Ali selalu bersatu rumah dengan Nabi

Muhammad, maka ia banyak mengetahui prihal kehidupan Nabi Muhammad. Ketika

Nabi menyerukan kepada ajaran islam, Ali tergolong generasi pertama yang

mempercayai dan mengikuti seruan Nabi Muhammad tersebut.29

Ketika di bawah asuhan Rasul Allah s.a.w., Ali r.a. pernah diberi julukan

"Abu Turab", yang artinya "Si Tanah". Pemberian julukan itu erat kaitannya dengan

peristiwa ditemuinya Ali r.a. di satu hari sedang tidur berbaring di atas tanah. Yang

menemuinya Nabi Muhammad s.a.w. sendiri. Beliau menghampirinya dan duduk

dekat kepalanya sambil mengusap-usap punggungnya guna membuang debu-tanah.

Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. membangunkannya seraya berkata: "Duduklah,

29 Prof.K Ali. Hal. 135

23

Page 24: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

engkau hai Abu Turab!"  Nama Abu Turab ini paling disukai oleh Ali r.a. Ia sangat

bangga bila dipanggil dengan nama itu. 30

2. Proses Pengangkatan Ali Bin abi Thalib

Menurut penuturan Abu Mihnaf, sebagaimana tercantum dalam Syarh Nahjil

Balaghah, jilid IV, halaman 8, dikatakan, bahwa ketika itu kaum Muhajirin dan

Anshar berkumpul di masjid Rasul Allah s.a.w. Dengan harap-harap cemas mereka

menunggu berita tentang siapa yang akan menjadi Khalifah baru. Masjid yang

menurut ukuran masa itu sudah cukup besar, penuh sesak dibanjiri orang. Di antara

tokoh-tokoh muslimin yang menonjol tampak hadir Ammar bin Yasir, Abul Haitsam

bin At Thaihan, Malik bin 'Ijlan dan Abu Ayub bin Yazid. Mereka bulat berpendapat,

bahwa hanya Ali bin Abi Thalib r.a. lah tokoh yang paling mustahak dibai'at. 

Diantara mereka yang paling gigih berjuang agar Imam Ali r.a. dibai'at ialah Ammar

bin Yasir. Dalam mengutarakan usulnya, pertama-tama Ammar mengemukakan rasa

syukur karena kaum Muhajirin tidak terlibat dalam pembunuhan Khalifah Utsman

r.a.  Kepada kaum Anshar, Ammar menyatakan, jika kaum Anshar hendak

mengkesampingkan kepentingan mereka sendiri, maka yang paling baik ialah

membai'at Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah. Ali bin Abi Thalib, kata Ammar,

mempunyai keutamaan dan ia pun orang yang paling dini memeluk Islam. Kepada

kaum Muhajirin, Ammar mengatakan: kalian sudah mengenal betul siapa Ali bin Abi

Thalib. Oleh karena itu aku tak perlu menguraikan kelebihan-kelebihannya lebih

panjang lebar lagi. Kita tidak melihat ada orang lain yang lebih tepat dan lebih baik

untuk diserahi tugas itu! Usul Ammar secara spontan disambut hangat dan didukung

oleh yang hadir. Malahan kaum Muhajirin mengatakan: "Bagi kami, ia memang satu-

satunya orang yang paling afdhal!" Setelah tercapai kata sepakat, semua yang  hadir

berdiri serentak, kemudian berangkat bersama-sama ke rumah Imam Ali r.a.

Di depan rumahnya mereka beramai-ramai minta dan mendesak agar Imam

Ali r.a. keluar. Setelah Imam Ali r.a. keluar, semua orang berteriak agar ia bersedia

mengulurkan tangan  sebagai tanda persetujuan dibai'at menjadi Amirul Mukminin.

30 H.M.H. Al Hamid Al Husaini, Sejarah Hidup Ali Bin Abi Thalib ra, (Jakarta : Lembaga Penyelidikan Islam, 1981), hal. 6-7

24

Page 25: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

Pada mulanya Imam Ali r.a. menolak dibai'at sebagai Khalifah. Dengan terus terang

ia menyatakan : "Aku lebih baik menjadi wazir yang membantu daripada menjadi

seorang Amir yang berkuasa. Siapa pun yang kalian bai'at sebagai Khalifah, akan

kuterima dengan rela. Ingatlah, kita akan menghadapi banyak hal yang

menggoncangkan hati dan fikiran." Jawaban Imam Ali r.a. yang seperti itu tak dapat

diterima sebagai alasan oleh banyak kaum muslimin yang waktu itu datang

berkerumun di rumahnya. Mereka tetap mendesak atau setengah memaksa, supaya

Imam Ali r.a. bersedia dibai'at oleh mereka sebagai Khalifah. Dengan mantap mereka

menegaskan pendirian: "Tidak ada orang lain yang dapat menegakkan pemerintahan

dan hukum-hukum Islam selain anda. Kami khawatir terhadap ummat Islam, jika

kekhalifahan jatuh ketangan orang lain…"

Beberapa saat lamanya terjadi saling-tolak dan saling tukar pendapat antara

Imam Ali r.a. dengan mereka. Para sahabat Nabi Muhammad s.a.w. dan para pemuka

kaum Muhajirin dan Anshar mengemukakan alasannya masing-masing tentang apa

sebabnya mereka mempercayakan kepemimpinan tertinggi kepada Imam Ali r.a.

Betapapun kuat dan benarnya alasan yang mereka ajukan Imam Ali r.a. tetap

menyadari, jika ia menerima pembai'atan mereka pasti akan menghadapi berbagai

macam tantangan dan kesulitan gawat. Baru setelah Imam Ali r.a. yakin benar, bahwa

kaum muslimin memang sangat menginginkan pimpinannya, dengan perasaaan berat

ia  menyatakan kesediaannya untuk menerima pembai'atan mereka. Satu-satunya

alasan yang mendorong Imam Ali r.a. bersedia dibai'at, ialah demi kejayaan Islam,

keutuhan persatuan dan kepentingan kaum muslimin. Rasa tanggung jawabnya yang

besar atas terpeliharanya nilai-nilai peninggalan Rasul Allah s.a.w., membuatnya siap

menerima tanggung jawab berat di atas pundaknya. Sungguh pun demikian, ia tidak

pernah lengah, bahwa situasi yang ditinggalkan oleh Khalifah Utsman r.a. benar-

benar merupakan tantangan besar yang harus ditanggulangi.

Keputusan Imam Ali r.a. untuk bersedia dibai'at sebagai Amirul Mukminin

disambut dengan perasaan lega dan gembira oleh sebagian besar kaum muslimin.

Kepada mereka Imam Ali r.a. meminta supaya pembai'atan dilakukan di masjid agar

25

Page 26: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

dapat disaksikan oleh umum. Kemudian Imam Ali r.a. juga memperingatkan, jika

sampai ada seorang saja yang menyatakan terus terang tidak menyukai dirinya, maka

ia tidak akan bersedia dibai'at. Mereka dapat menyetujui permintaan Imam Ali r.a.,

lalu ramai-ramai pergi menuju masjid. Setibanya di Masjid, ternyata orang pertama

yang menyatakan bai'atnya ialah Thalhah bin

Ubaidillah. Menyaksikan kesigapan Thalhah itu, seorang bernama Qubaisah

bin Dzuaib Al Asadiy menanggapi: "Aku Khawatir, jangan-jangan pembai'atan

Thalhah itu tidak sempurna!" Ia mengucapkan tanggapannya itu karena tangan

Thalhah memang lumpuh sebelah. Orang lain membiarkan komentar itu lewat begitu

saja. Zubair bin Al-'Awwam segera mengikuti jejak Thalhah menyatakan bai'at

kepada Imam Ali r.a. Sesudah itu barulah kaum Muhajirin dan Anshar menyatakan

bai'atnya masing-masing. Yang tidak ikut menyatakan bai'at ialah Muhammad bin

Maslamah, Hasan bin Tsabit, Abdullah bin Salam, Abdullah bin Umar, Usamah bin

Zaid, Saad bin Abi Waqqash, dan Ka'ab bin Malik. Tata cara pembai'atan dilakukan

menurut prosedur sebagaimana yang lazim berlaku atas diri Khalifah-khalifah

sebelumnya. Sesuai dengan tradisi pada masa itu, sesaat setelah dibai'at

Amirul Mukminin Imam Ali r.a. menyampaikan amanatnya yang pertama.

Antara lain mengatakan: 

"Sebenarnya aku ini adalah seorang yang sama saja seperti kalian. Tidak ada

perbedaan dengan kalian dalam masalah hak dan kewajiban. Hendaknya kalian

menyadari, bahwa ujian telah datang dari Allah s.w.t. Berbagai cobaan dan fitnah

telah datang mendekati kita seperti datangnya malam yang gelap-gulita. Tidak ada

seorang pun yang sanggup mengelak dan menahan datangnya cobaan dan fitnah itu,

kecuali mereka yang sabar dan berpandangan jauh. Semoga Allah memberikan

bantuan dan perlindungan. "Hati-hatilah kalian sebagaimana yang telah diperintahkan

oleh Allah s.w.t. kepada kalian, dan berhentilah pada apa yang menjadi larangan-Nya.

Dalam hal itu janganlah kalian bertindak tergesa-gesa, sebelum kalian menerima

penjelasan yang akan kuberikan. "Ketahuilah bahwa Allah s.w.t. di atas 'Arsy-Nya

Maha Mengetahui, bahwa sebenarnya aku ini tidak merasa senang dengan kedudukan

26

Page 27: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

yang kalian berikan kepadaku. Sebab aku pernah mendengar sendiri Rasul Allah

s.a.w. berkata: "Setiap waliy (penguasa atau pimpinan) sesudahku, yang diserahi

pimpinan atas kaum muslimin, pada hari kiyamat kelak akan diberdirikan pada ujung

jembatan dan para Malaikat akan membawa lembaran riwayat hidupnya. Jika waliy

itu seorang yang adil, Allah akan menyelamatkannya karena keadilannya. Jika waliy

itu seorang yang dzalim, jembatan itu akan goncang, lemah dan kemudian lenyaplah

kekuatannya. Akhirnya orang itu akan jatuh ke dalam api neraka…"31

3. Peristiwa tahkim Pada Masa Ali Bin Abi Thalib

Konflik politik antara Ali Bin Abi Thalib dengan Muawwiyah Ibn Abi Sufyan

diakhiri dengan Tahkim. Dari pihak Ali Ibn Abi Thalib diutus seorang ulama yang

terkenal sangat jujur dan tidak “ cerdik” dalam politik yaitu Abu Musa Al Asyari.

Sebaliknya dari pihak Muawiyah Ibn Abi Sufyan diutus seorang yang sangat terkenal

sangat “cerdik” dalam berpolitik yaitu Amr ibn Ash.

Dalam tahkim tersebut, pihak Ali Ibn Abi Thalib dirugikan oleh pihak

Muawiyah Ibn Abi Sufyan karena kecerdikan Amr Ibn Ash yang dapat mengalahkan

Abu Musa Al Asyari. Pendukung Ali Ibn Abi Thalib, kemudian terpecah menjadi

dua, yaitu kelompok pertama adalah mereka yang secara terpaksa menghadapi hasil

Tahkim dan mereka tetap setia kepada Ali Ibn Abi Thalib, sedangkan kelompok yang

kedua adalah kelompok yang menolak hasil Tahkim dan kecewa terhadap

kepemimpinan Ali Ibn Abi Thalib yang kemudian melakukan gerakan perlawanan

terhadap semua pihak yang terlibat dalam Tahkim, termasuk Ali Ibn Abi Thalib.32

Khalifah Ali bin Abi Thalib menjalankankan roda pemeriintahannya selama

lebih kurang 5 Tahun.

4. Sebab-sebab Kegagalan Khalifah Ali

Kegagalan Khalifah Ali yang sekaligus sebagai kemenangan muawiyah tidak terlepas

dari beberapa fakta sebagaimana disampaikan sebagai berikut

Pertama, pada masa awal pemerintahannya, sikap berperang melawan persekutuan

Thalhah, Zubair dan A’isyah secara umum memperlemah kedudukan Ali. Ketika

31 Ibid, h. 83-8532 Dedi Supriyadi, Loc.cit

27

Page 28: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

Thalhah dan Zubai bersedia berunding untuk mengakhiri pertempuran, tiba-tiba

pengikut ali menangkap Thalhah dan Zubair lalu mereka membunuh keduanya.

Kematian dua tokoh ini otomatis meningkatkan kemarahan pengikut mu’awiyah dan

semakin bertambah pengikutnya. Sementara peristiwa ini justru mengurangi kekuatan

dukungan atas perjuangan Ali.

Kedua, bahwa pemberontak yang terjadi khususnya Bashrah, Kufah, mesir, Syiria,

serta pengakuan kemerdekaan atas beberapa wilayah negeri muslim sangat merugikan

dan menyulitkan posisi Ali. Terlepasnya Ali oleh mu’awiyah merupakan pertanda

kehancuran kekuatan Khalifah Ali.

Ketiga, mu’awiyah didukung kesatuan masyarakat syiria yang setian dan

mendambakkan Umayyah sebagai pemimpinny, sementara itu Ali bersandar pada

dukungan masyarakat Kufah yang berjiwa lemah dan tidak memberikan bantuan yang

sepenuhnya kepada Khalifah Ali terutama dalam kondisi dan situasi yang berbahaya.

Keempat, persainagn antara keluarga dan keturunan Hasyimiah dengan keturunan

Umayyah turut mempersulit posisi Ali. Pada sisi lainnya, kondisi permusuhan seperti

ini sangat menguntungkan mu’awiyah yang mereka sedang bangkit. Mereka bersatu

menuntut balas atas kematian Khalifah Usman.

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN

28

Page 29: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

A. Bentuk peradaban yang paling besar pada masa Khalifah Abu Bakar antara lain :

Penghimpunan Al Quran, mengelola zakat, infak dan sedekah yang berasal dari kaum

muslimin, sedangkan dalam Praktik pemerintahan Khalifah Abu Bakar terpenting lainnya

adalah mengenai suksesi kepemimpinan atas inisiatifnya sendiri dengan menunjuk Umar

bin Khattab untuk menggantikannya.

B. Peradaban yang paling signifikan pada masa Umar, selain pola administratif

pemerintahan, peperangan, dan sebagainya adalah pedoman dalam peradilan. Pemikiran

Khalifah Umar bin Khattab khususnya dalam peradilan yang masih berlaku sampai

sekarang

C. Di antara jasa- jasa Usman Bin Affan adalah tindakannya untuk menyalin dan membuat

Al- Quran standar, yang di dalam kepustakaan disebut dengan kodifikasi al Quran 

D. Yang paling terkenal pada msa Ali ini adalah terjadinya Tahkim antara Ali Bin Abi

Thalib dengan Muawwiyah Ibn Abi Sufyan . Dari pihak Ali Ibn Abi Thalib diutus

seorang ulama yang terkenal sangat jujur dan tidak “ cerdik” dalam politik yaitu Abu

Musa Al Asyari. Sebaliknya dari pihak Muawiyah Ibn Abi Sufyan diutus seorang yang

sangat terkenal sangat “cerdik” dalam berpolitik yaitu Amr ibn Ash.

Dalam tahkim tersebut, pihak Ali Ibn Abi Thalib dirugikan oleh pihak Muawiyah Ibn

Abi Sufyan karena kecerdikan Amr Ibn Ash yang dapat mengalahkan Abu Musa Al Asyari.

Pendukung Ali Ibn Abi Thalib, kemudian terpecah menjadi dua, yaitu kelompok pertama

adalah mereka yang secara terpaksa menghadapi hasil Tahkim dan mereka tetap setia kepada

Ali Ibn Abi Thalib, sedangkan kelompok yang kedua adalah kelompok yang menolak hasil

Tahkim dan kecewa terhadap kepemimpinan Ali Ibn Abi Thalib yang kemudian melakukan

gerakan perlawanan terhadap semua pihak yang terlibat dalam Tahkim, termasuk Ali Ibn Abi

Thalib.

DAFTAR PUSTAKA

29

Page 30: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin

At Tamimi Abdurrahman, Utsman Bin Affan Radiyallahu ‘Anhu Khalifah Yang Terzalimi.

Maktabah Abu Salma Al Atsari, 2008.

Jamil Ahmad, Sejarah  Kebudayan Dinamika Islam. Gresik:Putra Kembar Jaya, 2011.

Hasbi Al Furqan, 125 Masalah Zakat. Solo: Tiga Serangkai, Cetakan Pertama, 2008.

Supriyadi Dedi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung : CV Pustaka Setia, 2008.

H.M.H. Al Husaini Al Hamid, Sejarah Hidup Ali Bin Abi Thalib ra, Jakarta : Lembaga

Penyelidikan Islam, 1981.

H.O.S. Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme, Jakarta : Tride, Cetakan I, 2003.

Kencana Syafi’ie Inu, Ilmu Pemerintahan dan Al- Quran, Jakarta : PT Bumi Aksara, Cetakan

I, 2004.

Husain Haikal Muhammad, Al- Faruq ‘Umar, diterjemahkan oleh Ali Audah, Umar Bin

Khattab. Bogor : Pustaka Litera AntarNusa, cetakan ke- 3, 2002.

Iqbal Muhammad, Fiqh Siyasah Konstekstualisasi Doktrin Politik Islam , Jakarta : Gaya

Media Pratama, 2000.

Prof. Ali. K, Sejarah Islam(Tarikh Pramodern), (Jakarta: PT Raja Grafindo persada, cetakan

ke-II, 1997,

30


Top Related