Download - sbm
Teori Behavioristik
Hakikat manusia menurut pandangan behavioral :
1. Manusia bertingkah laku melalui proses belajar
2. Manusia berkembang melalui proses kematangan dan belajar kaum behavioris percaya
bahwa tidak semua tingkah laku diperoleh dari hasil belajar namun juga genetik
3. Manusia berinteraksi dengan lingkungannya
4. Manusia memiliki kebutuhan bawaan dan yang dipelajari
5. Manusia bersifat unik
6. Tingkah laku manusia bertujuan untuk memperoleh kepuasan.
7. Manusia dapat berubah tingkah lakunya tanpa adanya pemahaman diri
8. Manusia bersifat reaktif
Asas-Asas Behaviorisme :
1. Stimulus
Stimulus adalah segala rangsang yang dapat ditangkap indera. Contoh : Dalam keadaan
gelap orang tidak dapat menangkap stimulus dengan penglihatan. Bunyi-bunyian yang
terjadi pada jarak jauh tidak dapat tertangkap oleh indera pendengar kita.
2. Organisme
Organisme menunjuk pada faktor biologis, manusia yang mempengaruhi pola
perilakunya
3. Respon
Respondent behavior (tingkah laku yang tidak perlu dipelajari)
Merupakan bawaan, bersifat reflektif dan otomatis, tidak di bawah kontrol individu
Operant behavior (tingkah laku yang perlu dipelajari) è penting
Contoh : menulis surat, membaca buku.
4. Konsekuensi
Suatu perbuatan diikuti oleh beberapa peristiwa yang terdapat dalam lingkungan individu
dan menghasilkan kepuasan.
Operant behavior dipengaruhi reinforcement yang dapat dalam bentuk materi maupun
sosial
Unsur Tingkah Laku
Unsur tingkah laku ada 4 yaitu :
1. Generalisasi
Tingkah laku dimana rangsangan itu cenderung diulang di situasi serupa
2. Diskriminasi
Tingkah laku dimana rangsangan itu berbeda meski situasi serupa
Hanya respon yang benar yang mendapat reinforcement
3. Ekstingsi
Tingkah laku akan cenderung terus berlangsung jika mendapat reinforcement
4. Shaping
Tingkah laku dimana terjadi proses pembentukan
Teori Belajar Kognitivisme
Teori belajar kognitif menekankan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh persepsi serta
pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
Teori ini lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Model belajar kognitif
merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perceptual.
Perspektif kognitif membagi jenis pengetahuan
Pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan yang dapat dinyatakan dalam bentukkata atau
disebut pula pengetahuan yang konseptual.
Pegetahuan procedural, yaitu pengetahuan tentang tahap-tahap atau proses proses yang
harus dilakukan, atau pengetahuan tentang bagaimana melakukan
Pengetahuan kondisional, yaitu pengetahuan tentang kapan dan mengapa (when and why)
suatu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural yang digunakan.
Teori-Teori Belajar Kognitivisme
Teori Kognitif Jean Piage
Perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik yang didasari karena
perkembangan sistem syaraf
Belajar merupakan proses identifikasi dan pengintegrasian stimulus/ informasi yang baru .
Skemata melalui tahap
Asimilasi adalah proses penerimaan informasi baru lalu dimodifikasi sehingga cocok
dengan struktur kognitif yang telah dimiliki sebelumnya.
Akomodasi adalah proses perubahan / penyesuaian struktur kognitif yang telah dimiliki
dengan informasi baru yang diterima.
Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi & akomodasi atau pengembangan
antara lingkungan luar dengan struktur kognitif yang ada dalam dirinya.
Proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan sesuai
dengan umurnya.
Piage membagi tahap perkembangan kognitif menjadi empat, yaitu :
a. Tahap sensorimotor (0 – 2 tahun)
Ciri-ciri
Berlangsung pada usia 0 – 2 tahun. Perkembangan mental ditandai oleh kemajuan
yang pesat dalam kemampuan bayi mengorganisasikan & mengkoordinasikan
sensasi melalui gerakan dan tindakan fisik.
Didasarkan tindakan praktis.
Inteligensi bersifat aksi, bukan refleksi.
Mengenai periode sensorimotor:
Umur hanyalah pendekatan. Periode-periode tergantung pd banyak faktor:
lingkungan sosial dan kematangan fisik.
Urutan periode tetap.
Perkembangan merupakan proses yang kontinu.
b. Tahap pre operasional (2 – 7/8 tahun)
Dicirikan dengan adanya fungsi semiotik (simbol) à 2-4 tahun.
Berkembangnya pemikiran intuitif à 4-7 tahun.
c. Tahap operasional konkret (7/8 – 11/12 tahun)
Logika tentang sifat reversibilitas dan kekekalan.
Berpikir decentering, klasifikasi, menyimpulkan.
Tidak lagi egosentris.
Belum dapat memecahkan persoalan yang abstrak.
d. Tahap operasional formal (11/12 tahun ke atas)
Mulai perkembangan reasoning dan logika remaja.
Asimilasi dan akomodasi berperan membentuk skema lebih menyeluruh.
Pemikiran remaja yaitu dewasa secara kualitas, namun beda kuantitas, skema org
dewasa lebih banyak.
Pemikiran deduktif dan abstraktif.
Teori Kognitif Jerome Brunner
Menurut Bruner adalah bahwa guru harus memandu para siswanya sehingga mereka dapat
membangun basis penegtahuannya sendiri dan bukan karena diajari melalui memori
hafalan (rote memorization). Informasi-informasi baru dipahami siswa dengan cara
mengklasifikasinya berlandaskan pengetahuan yang terdahulu yang dimilikinya.
Bruner membagi dunia anak kedalam tahap yang berurutan
1. Tahap enaktif; Pada tahap ini anak didik melakukan aktivitas-aktivitasnya dalam
usaha memahami lingkungan. Peserta didik melakukan observasi dengan cara
mengalami secara langsung suatu realitas.
2. Tahap ikonik; Pada tahap ini anak didik melihat dunia melalui gambar-gambar dan
visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar
melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi).
3. Tahap simbolik; Pada tahap ini peserta didik anak didik mempunyai gagasan-
gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika serta komunikasi
Dalam teori belajarnya Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan
berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau
kesimpulan tertentu. Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap
itu adalah: tahap infomasi, transformasi dan evaluasi.
Teori Kognitif G. Kohler
Aplikasi teori G.Kohler dalam proses pembelajaran antara lain :
Pengalaman tilikan (insight); tilikan memegang peranan yang penting dalam
perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan
tilikan .
Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur
yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Hal-hal
yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan
proses kehidupannya.
Teori Humanisme
Pendekatan Humanisme melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya
untuk melakukan hal-hal yang positif
Tokoh-tokoh dalam Teori Belajar Humanisme
Abraham Maslow
Bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat
hirarkis : Kebutuhan aktualisasi diri, Kebutuhan untuk dihargai , Kebutuhan untuk
dicintai dan disayangi, Kebutuhan akan rasa tenteram dan aman, Kebutuhan
fisiologi/dasar
Arthur Combs
Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan
kehidupan siswa
Combs memberikan lukisan persepsi diri dan dunia seseorang seperti dua lingkaran
(besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu yaitu lingkaran kecil dan lingkaran
besar.
Carl Roger Carl Rogers
Pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran
Guru yang memiliki rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis,
mampu berhubungan dengan siswa dengan mudah dan wajar. àRuang kelas lebih
terbuka dan
mampu menyesuaikan pada perubahan
Anak juga diarahkan untuk memahami potensi dasarnya sendiri, mereka diarahkan
untuk belajar secara aktif. Di mana guru
berperan sebagai fasilitator
Penerapan Teori Humanisme
Guru lebih mengarahkan siswa untuk
Berpikir induktif
Mementingkan pengalaman
Siswa terlibat aktif dalam proses belajar
Implikasi Teori Belajar Humanistik
Guru sebagai Fasilitator
a. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal situasi
kelompok, atau pengalaman kelas.
b. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan
perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.
c. Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-angsur dapat
berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota
kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti
siswa yang lain.
d. Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga
pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan.
e. Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya
perasaan yang dalam dan kuat selama belajar
Teori Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan,
Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya
modern.
Tokoh-tokoh dalam Teori Belajar Konstruktivisme
Jean Piaget
Teorinya berisi konsep-konsep utama di bidang psikologi perkembangan dan
berkenaan dengan pertumbuhan intelegensi, kemampuan untuk secara lebih akurat
merepresentasikan dunia, dan mengerjakan operasi-operasi logis dari representasi-
representasi konsep realitas dunia.
Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif
oleh seseorang, melainkan melalui tindakan.
Teori Vigosky
Teori belajar Vygotsky menekankan pada sosiokultural dan pembelajaran à Siswa
dalam mengkonstruksi pengetahuannya dipengaruhi oleh lingkungan sosial
disekitarnya.
Struktur Kognitif
Struktur kognitif seseorang pada suatu saat meliputi segala sesuatu yang telah dipelajari
oleh seseorang.
Hasil belajar yaitu informasi verbal, keterampilan, konsep, prinsip, struktur pengetahuan,
taksonomi dan keterampilan memecahkan masalah, strategi belajar, dan strategi
mengingat.
Pandangan Kontruktivitas Tentang Belajar Sains
Belajar sebagai perubahan konsepsi
Perubahan konsepsi dalam pembelajaran biologi
Pentingnya konteks
Ciri-Ciri Teori Belajar Konstruktivitisme
Mencari tahu dan menghargai titik pandang/pendapat siswa
Pembelajaran dilakukan atas dasar pengetahuan awal siswa
Memunculkan masalah yang relevan dengan siswa
Menyusun pembelajaran yang menantang dugaan siswa
Menilai hasil pembelajaran dalam konteks pembelajaran sehari-hari
Siswa lebih aktif dalam proses belajar karena fokus belajar mereka pada
proses pengintegrasian pengetahuan baru yang diperoleh d
engan pengalaman/pengetahuan lama yang mereka miliki
Setiap pandangan sangat dihargai dan diperlukan. Siswa didorong untuk
menemukan berbagai kemungkinan dan mensintesiskan secara terintegrasi
Proses belajar harus mendorong adanya kerjasama, tapi bukan untuk bersaing.
Kontrol kecepatan, dan fokus pembelajaran ada pada siswa
Pendekatan konstruktivis memberikan pengalaman belajar yang tidak terlepas dengan apa
yang dialami langsung oleh siswa
Prinsip Teori Belajar Konstruktivitisme
Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan
keaktifanmurid sendiri untuk menalar
Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahankonsep
ilmiah
Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi
berjalanlancer
Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa
Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan
Mencari dan menilai pendapat siswa
Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa
Contoh Model Pembelajaran Kontruktivisme
Model Siklus Belajar
Memulai dari apa yang menurut siswa hal yang biasa, padahal sesungguhnya tidak
demikian. Contoh : cicak atau cacing tanah.
Dugaan mereka adalah cicak dan cacing tanah hanya satu macam, padahal keduanya
terdiri lebih dari satu genus.
Ada 3 fase pada model siklus belajar : Fase Eksplorasi, Fase Klarifikasi, dan Fase
Aplikasi
Model Perubahan Konsepsi
Siswa mengubah konsepsinya dengan bantuan guru. Contoh : Perubahan cara pandang
biologiawan dalam mempelajari sel.
Penerapan Teori Belajar Konstruktivisme Di Dalam Kelas
Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar
Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa
waktukepada siswa untuk merespon
Mendorong siswa berfikir tingkat tinggi
Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan siswa lainnya
Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya diskusi
Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi interaktif
Kelebihan Teori Konstruktivistik
Dalam Aspek Berfikir yakni pada proses membina pengetahuan baru, murid berfikir
untuk menyelesaikan masalah, menggali ide dan membuat keputusan;
Dalam Apek Kefahaman seorang murid terlibat secara langsung dalam
mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan mampu mengapliksikannya dala
msemua situasi;
Dalam Aspek Mengingat yakni murid terlibat secara langsung dengan aktif, merekaakan
mengingat lebih lama konsep
Dalam Aspek Kemahiran Sosial yakni Kemahiran sosial diperoleh apabila seorangmurid
berinteraksi dengan teman, kelompok kerja maupun dengan guru dalam proses
mendapatkan ilmu pengetahuan maupun wawasan baru.
Kekurangan Teori Konstruktivisme
Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil konstruksisiswa
tidak cocok dengan hasil konstruksi sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan
Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun pengetahuannya sendiri, hal ini
pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang
berbeda-beda;
Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah memiliki sarana
prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas siswa;
Meskipun guru hanya menjadi pemotivasi dan memediasi jalannya proses belajar,tetapi
guru disamping memiliki kompetensi dibidang itu harus memiliki perilaku yang elegan
dan arif sebagai spirit bagi anak sehingga dibutuhkan pengajaran yangsesungguhnya
mengapresiasi nilai-nilai kemanusiaan.