Transcript
Page 1: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

UPDATE REGULASI DAN BISNIS PENYIARAN Jakarta, 5 Mei 2011

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIA

REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT PENYIARAN DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN POS DAN

INFORMATIKA

Page 2: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

2

PROGRES PERIZINAN PENYIARAN NO JENIS

LEMBAGA PENYIARAN

JUMLAH PEMOHON

YANG SUDAH DISETUJUI

(IPP PRINSIP & TETAP)

YANG DITOLAK

DALAM PROSES

1 RADIO a. LPP 135 33 2 100 b. LPS 2087 1250 168 669 c. LPK 586 71 29 486 Total 2808 1354 199 1255

2 TELEVISI a.  LPP 24 8 3 13 b. LPS 624 268 54 302 c. LPK 176 113 12 51 d. LPB 34 7 8 19 Total 858 396 77 385

Page 3: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

3

KLASIFIKASI DAERAH EKONOMI MAJU (DEM) & DAERAH EKONOMI KURANG MAJU (DEKM) (Permen Kominfo No. 39 tahun 2008)

q  Daerah Penyelenggaraan Penyiaran di Indonesia diklasifikasikan dalam : Ø  Daerah Ekonomi Maju (DEM)

o  Terdiri atas 22 provinsi dan 271 kab/kota Ø  Daerah Ekonomi Kurang Maju (DEKM)

o  Terdiri atas 10 provinsi dan 150 kab/kota

q  Indeks Potensi dan kemajuan suatu daerah merupakan Komposit Indeks dari: Ø  Indeks Geografis Ø  Indeks Demografi Ø  Indeks Pembangunan Manusia Ø  Indeks Ekonomi Ø  Indeks Bisnis

q  Klasifikasi daerah diatas digunakan untuk, antara lain : Ø  Penentuan besaran biaya izin penyelenggaraan penyiaran Ø  Penentuan jangkauan Sistem Stasiun Jaringan (SSJ)

o  Maks 80% di DEM o  Min 20% di DEKM

Page 4: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

4

INDEKS PELUANG USAHA PENYIARAN (IPUP) (Permen Kominfo No. 47 tahun 2009)

q  Indeks Peluang Usaha Penyiaran dikelompokan dalam : Ø  Sangat Besar : (52 kab/kota) Ø  Besar : (55 kab/kota) Ø  Sedang : (225 kab/kota) Ø  Kecil : (124 kab/kota) Ø  Sangat Kecil : (35 kab/kota)

q  Indeks Peluang Usaha Penyiaran merupakan Komposit indeks

dari : Ø  Indeks Demografis Ø  Indeks Ekonomi Ø  Indeks Sarana dan Prasarana Ø  Indeks Geografis Ø  Indeks Pembangunan Manusia

q  Indeks diatas digunakan antara lain sebagai dasar pengumuman peluang penyelenggaraan penyiaran sebagaimana diatur dalam permen Kominfo No. 28 tahun 2008.

Page 5: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

WILAYAH  YG  KETERSEDIAAN  KANAL  FREKUENSINYA  SUDAH  PADAT  (TERTUTUP)  

n  Saat ini ketersediaan kanal frekuensi di beberapa wilayah khsususnya di Ibukota Provinsi dan kota-kota besar lainnya sudah padat (penuh), mengacu pada Rencana Induk (Master plan) frekuensi radio siaran FM dan Televisi Siaran.

n  Wilayah layanan siaran yang sudah padat sesuai Surat Dirjen

Postel No. 610/P/DJPT.4/KOMINFO/04/20010, meliputi : –  Radio (18 Ibu kota Provinsi dan 111 kab/kota) –  Televisi (20 Ibu kota Provinsi dan 76 kab/kota)

n  Untuk wilayah yang padat tersebut tidak dimungkin lagi (tertutup) untuk pendirian radio dan televisi baru.

5

Page 6: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

6

Belanja Iklan Media (Televisi)

Sumber : AGB Nielsen Media Research Indonesia

PERAN MEDIA PENYIARAN

Page 7: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

7

PERBANDINGAN BELANJA IKLAN TV DAN PDB SEKTOR KOMUNIKASI (Rp. Milyar)

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

180,000

2004 2005 2006 2007 2008 2009

15,079 17,511 20,510 23,121 26,200 29,887

53,981.7

70,427.6

88,753.5

114,289.8

140,943.4

170,790.8

Belanja Iklan TV

PDB Sektor Komunikasi

PDB 2,295,826.2 2,774,281.1 3,339,216.8 3.950,893.2 4,951,356.7 5,613,441.7

Pendapatan belanja iklan TV memiliki

kontribusi kepada PDB rata-rata sekitar

1%

PERAN MEDIA

Page 8: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

PELUANG INDUSTRI MEDIA PENYIARAN & KONTEN

8

DIGITALISASI SISTEM PENYIARAN Mengapa beralih ke Digital ? •  Efesiensi frekuensi, 1 kanal TV analog = s/d 8 Program Digital

(membuka peluang penambahan lembaga penyiaran baru) •  Kualitas gambar dan suara yang lebih baik •  Konvergensi dengan aplikasi lain (handphone, komputer, dll)

Progress •  Penetapan standar digital :

ü  DVB-T, untuk penerimaan tetap TV terestrial

ü  DAB family, untuk radio digital

•  Uji coba lapangan DVB-T tahun 2009 dan 2010 di Jabodetabek, Surabaya dan Batam serta uji coba Mobile TV tahun 2009 di Jabodetabek.

•  Penetapan Permen No. 39/2009 tentang Kerangka dasar penyelenggaraan Penyiaran televisi digital terestrial penerimaan tetap tidak berbayar

Page 9: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

9

PELUANG INDUSTRI MEDIA PENYIARAN & KONTEN

Page 10: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

10

PENYELENGGARAAN IPTV

Kenapa IPTV ? q  Merubah pola trafik internet yang saat ini lebih banyak mengalir ke luar

negeri (sekitar 80%) menjadi dominan mengalir ke dalam negeri.

q  Sebagai sarana untuk mendorong pertumbuhan konten dalam negeri. q  Meningkatkan kecerdasan masyarakat.

q  Meningkatkan efisiensi pemanfaatan jaringan kabel sehingga diharapkan dapat meningkatkan investasi untuk pembangunan jaringan tetap lokal.

Definisi IPTV : q  Teknologi yang menyediakan layanan konvergen dalam bentuk

siaran radio dan televisi, video, audio, teks, grafik, dan data yang disalurkan ke pelanggan melalui jaringan protokol internet yang dijamin kualitas layanannya, keamanannya, kehandalannya, dan mampu memberikan layanan komunikasi dengan pelanggan secara 2 (dua) arah atau interaktif dan real time dengan menggunakan pesawat televisi standar dan/atau alat telekomunikasi yang menggunakan media audio visual.

PELUANG INDUSTRI MEDIA PENYIARAN & KONTEN

Page 11: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

11

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN IPTV (Permen No. 11 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Layanan IPTV)

11

IPTV

UU NO. 32/2002 Tentang Penyiaran

UU NO. 36/1999 Tentang Telekomunikasi

UU NO. 11/2008 Tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik

PELUANG INDUSTRI MEDIA PENYIARAN & KONTEN

Page 12: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

12

LAYANAN IPTV

ü  Layanan penyiaran, termasuk layanan Pay per View ü  Layanan multimedia (Video On Demand, Games on Demand, Music

on Demand, News on Demand, dll) ü  Layanan transaksi elektronik (TV Shopping, dll) ü  Layanan akses internet (News Portal, dll)

TV Live Broadcast Time Shift TV Video on Demand

Widget Application (News Portal)

TV Shopping Games on Demand

PELUANG INDUSTRI MEDIA PENYIARAN & KONTEN

Page 13: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

SISTEM STASIUN JARINGAN (SSJ)

SSJ

Diversity of Content

Diversity of Ownership

PRINSIP DASAR SSJ

Page 14: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

PERAN SSJ DALAM MEMBERDAYAKAN LEMBAGA PENYIARAN LOKAL

1.  Tersebarnya kepemilikan dan konten penyiaran secara merata di setiap daerah.

2.  Pemberdayaan sumber daya lokal (budaya, SDM, modal, dll).

3.  Berkembangnya industri lokal yang terkait dengan bidang penyiaran (PH, artis lokal, iklan lokal, dll).

4.  Adanya keseimbangan informasi antar daerah serta antara pusat dengan daerah.

Page 15: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

PELUANG/POTENSI BISNIS PENYIARAN n  Indonesia memilki potensi pasar yang besar dengan

jumlah populasi lebih dari 230 juta n  Kondisi geografis Indonesai yang tersebar memerlukan

media untuk penyebaran informasi n  Potensi Iklan di media elektronik (radio & TV) masih

dominan dibandingkan dengan media cetak n  Perkembangan teknologi dengan sistem penyiaran

digital, memungkinkan penggunaan frekuensi lebih efesien sehingga peluang timbulnya lembaga penyiaran baru

n  Perkembangan teknologi IPTV memungkinkan layanan konvergensi yang bersifat interaktif

n  Dengan Penerapan SSJ memungkinkan tumbuhnya lembaga penyiaran lokal sehingga ikut mendorong berkembangnya industri lokal

15

Page 16: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

TANTANGAN BISNIS PENYIARAN n  SDM di bidang penyiaran khususnya di daerah

masih terbatas dan kurang profesional. n  Regulasi penyiaran saat ini yang belum mampu

mengakomodasi secara penuh terhadap perkembangan teknologi.

n  Ketersediaan spektrum frekuensi yang terbatas. n  Masih terdapat lembaga-lembaga penyiaran

terutama di daerah yang bersiaran tanpa izin sehingga mengganggu persaingan usaha di bidang penyiaran.

n  Proses perizinan yang masih belum dapat diselesaikan secara optimal karena panjangnya prosedur perizinan penyiaran yang melibatkan instansi terkait yaitu KPI/KPID dan Pemda.

16

Page 17: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

UPDATE REGULASI PENYIARAN n  Peraturan Menteri Kominfo No. 28/P/M.KOMINFO/09/2008

tentang Tata Cara dan Persyaratan Perizinan Penyelenggaraan Penyiaran

n  Peraturan Menteri Kominfo No. 39/P/M.KOMINFO/12/2008 tentang DEM dan DEKM dalam Penyelenggaraan Penyiaran

n  Peraturan Menteri Kominfo No. 39/PER/M.KOMINFO/10/2009 tentang Kerangka Dasar Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar (Free-to-Air).

n  Peraturan Menteri Kominfo No. 43/PER/M.KOMINFO/10/2009 tentang Penyelenggaraan Penyiaran melalui Sistem Stasiun Jaringan oleh Lembaga Penyiaran Jasa Penyiaran Televisi.

n  Peraturan Menteri Kominfo No. 47/P/M.KOMINFO/11/2009 tentang Indeks Peluang Usaha Penyiaran

n  Peraturan Menteri KominfoNo. 11/PER/M.KOMINFO/07/2010 tentang Penyelenggaraan Layanan Televisi Protokol Internet (Internet Protocol Television/ IPTV) 1

Page 18: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

REGULASI DALAM PROSES PENYUSUNAN

n  RPM tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan terhadap Penjatuhan Sanksi Administratif

n  RPM tentang Penyelenggaraan LPK n  RPM tentang Penyelenggaraan LPB n  RPM tentang Tata Cara Pelaporan Perubahan

Data Perizinan Penyiaran

1

Page 19: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

REVISI UU PENYIARAN •  Tujuan Revisi : Tujuan dari revisi UU Penyiaran adalah

untuk lebih terjaminnya kepastian berusaha, kepastian hukum, kepastian tanggung jawab Lembaga Penyiaran dalam rangka membangun jati diri bangsa (nation and character building), serta memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat mengenai Penyiaran.

•  Sasaran Revisi :

a.  Penyempurnaan ketentuan yang sudah diatur dalam UU 32/2002

b.  Penambahan ketentuan baru untuk mengakodomasi hal-hal yang sebelumnya belum diatur dalam UU 32/2002

1

Page 20: Regulatory & Business Update Bidang Penyiaran

20

Terima Kasih www.kominfo.go.id


Top Related