Transcript
Page 1: Pendekatan Filsafat Terhadap Dakwah

Jurnal l tmu l l . rkwah

Art ike l

Topik Kita : Dakwah Di Tengah Lautan DilemaM. Syarbani Haira

Pendekatan Filsafat Terhadap DakwahZainal Fikri

Falsafah Dakwah dan KomunikasiKamrani Buseri

Dakwah dan Pemberdayaan Umat :Telaah Kritis dan Falsafi

Zurkani Jahja

Pembaharuan Pemahaman Ajaran AgamaMelalui DakwahMukhyar Sani

Dakwah dan Pemberdayaan Umat di Era GlobalisasiM. Asywadie Syukur

Problematika Dakwah dalam Pemberdavaan UmatHusin Naparin

Dakwah Nabi Periode MekkahSyarifuddin

Pemberdayaan Potensi Dakwah di Era Otonomi DaerahArmiah

Kaderisasi Dalam Organisasi DakwahZulfa Jamalie

EAKULTAS DAKWAHIAIN ANTASARI BANJARMASIN

Page 2: Pendekatan Filsafat Terhadap Dakwah

Jumnl Alharlhnrah Misi Perdana Tatun 2OO2 - 5

PENDEI(ATAI{ FtrSAFATTERHADAP DAICWAFI

oreh : Zainal Fikrit

ABSTRACT

This article analysis philosophical aprroaches to the studyof dalffah. The writer identifies three main positionsdealing with the relationship between philosopy anddalnilah. These three positions are: (1) philosophy as thehandmaid of dalnvah; (2) philosophy as the analytic study ofdalsrah; and (3) the philosophy of science as a secondaryreflection on the study of dakwah- As the handmaid,philosophy de-fenses religious convictions. Its program is todemonstrate rationally the existence of God. And thephilosophy of science rrutinizes the nature of dalnrrahstudies. Philosophy, as the analytic study, aims to analyseand clariff the nature and function of dakwah.

Xey wordr: apologetics, secondarv reflection,and analvtical studv

A. Pendabuluan

Pendekatan filsafat terhadap studi dakwah dapat diketahuidengan cara menemukan tempat dan orang-orang yangmenggunakan filsafat dalam dakwah. Pengetahuan tentang orang-onang yang melakukan pendekatan ini dan mengetahui tempatmereka bisa ditemukan akan memberi kita petunjuk dalammematnmi apa yang sedang mereka lakukan. Kita dapatmenemukan orang-orang yang menggunakan pendekatan filsafatterhadap dalcwah di jurusan-jurusan dalavah, jurusan-jurusanstudi agama, jurusan-jurusan teologi dan filsafat Islam, mimbar-mimbar keagamaan, buku-buku hlsafat buku-buku dakwah,buku-buku per-bandingan agama. Jadi, tampalmya pendekatan-pendekatan filsafat tidak mempunyai tempat yang tunggal; danadanya fakta bahwa pendekatan-pendekatan filsa-fat itu diper-

' hinal Filai, dosn tetap Fatillta-s htlotnh IAIN Antasari Banjarmosirame nyele saikan pndidikan program pscasaqano ( 52)

LAIN Sunan Kalijaga, YqEaknna.

Page 3: Pendekatan Filsafat Terhadap Dakwah

Jwnal Alhdhnah Edisi Muta Tatann 2OO2 - 6

gunakan dalam berbagai konteks yang berbeda membrikankontribusi terhadap perbedaan pendekatan-

Konteks yang berbeda" sekali lagi, akan bermuara pada tidakadanya jawaban yang tunggal yang akan terwujud atau tjdak adakesepakatan yang dapat dicapai. Situasi ini menuntut kita untukmenerima kenyataan bahwa kita sedang membahas suatu wilayaftminat yang luas dan secara alamiah akan beraldbat pada ketjdah-sepakatan atau bahkan perselisihan.

Sebagai onang yang tertarik dengan pendekatan filsafatterhadap studi dalrwah, menurut Anda, apa yang And4 pembaca,rdang lakukan? Anda terlibat dalam a.l,rtivitas atau sejumlah aldi-vitas apa? (Jika Anda mau, sebelum membaca, berhentilah sejenakuntuk memikirkan tentang ini- Tulislah jawaban anda (di atasselembff kertas.) Jann'aban terhadap pertanyaan ini menunjukkanpentingnya konteks dimana seseor€rng melakukan pendekatanfilsafat dalam studi dal$'ah.

Misalnya, jika Anda adalah mahasiswa da.lrwah, pendekatanfilsafat terhadap sttrdi dakwah yang akan diambil akan terfokuspada persoalan-persoalan koherensi dan konsistensi di scputarkonsep tentang T\rhan', dan berkenaan dengan landasan yangmendukung keyakinan keagamaan, dan justilikasi klaim-klaimkeagamaan yang menyata.kan suahr malma tentang pribadi-pribadi, dunia dan Tuhan; dan atau terfokus pada kajian tentanghakikaE kedudukan dan fungsi dakcxah- Jika Anda adalahmahasisrva dalam prognam studi perbandingan agama, pendekatanfilsafat terhadap dalrcxatr lebih terfokus pada kerangka filosofispluralisme agama dan implikasinya terhadap orientasi dalflxah.Filsafat dalam studi agama lreligious studias) lebih menekankanpada pengungkapan dan pemahaman fenomena agama daripadamenegaskan bukti dan mengevaluasi kebenaran yang diklaimagama. Jika Anda adalah mahasisrva pada program teologi danfilsafat Islam, pendekatan filsafat terhadadap dalrwah mungkinbersifat investigatif dan eksploratif, terfokus pada bagaimana ide-ide dan konsep-konsep dalam sejarah {ilsafat Islam memungkinkankita mempunyai pemahaman yang lebih baik terhadap doktrin ataupemahaman yang akurat terhadap pandangan para filosof muslimtentang dakwah.

Jadi ada dua hal yang muncul. Pertam4 kita tidak mungkindapat berbicara tcntang pendekatan filsafat yang tunggal terhadap

Page 4: Pendekatan Filsafat Terhadap Dakwah

Jumal Alhdtnrvh Mi.si krdano Tatatn 2OO2 - 7

dalnvah : kanena terdapat banyak pendekatan filsafat, dan kitaharus hati-hati mengidentifikasi socara tepat, pada peruruliaan,pendekatan apa yang diambil. Kedua" pendekatan yang dianbilakan terganhrng pada konteks di mana seseorang sedang bekerja.Konteks itu pada tahap yang luas akan menentukan apa yangdipahami seseorang mengenai apa yang dia sendiri lakukan. Danpenting untuk diingat bahwa siapa saja yang menggunakanpendekatan filsafat terhadap studi dalcwah harus sadar akartkonteks, dan hasil apa yang ingin dicapai.

Sekarang, kita sampai pada inti permasalahan; apakattpendekatan filsafat terhadap studi dalnuah? Dan apa yang harusdilalekan dakq/ah terhadap filsafat? Para mahasiswa dakwatrmungkin mempertanyakan relevansi nlsafat bagr studi mereka.Dalam stiap hal, hubungan antara konteks-konteks di atas dalamkeadaan paling baik pun akan bcrsifat implisit dan kabur, dandalam keadaan yang paling buruk akan membuat sebagian orangmerasa agak curiga dan menolak proyek lilsafat dalam studidalcrn'ah.

B. Filrafat rebagat Pembantu Dakeah

Bagaimanakah hubungan filsafat dan dalswah? Filsafatseringkali digunakan oleh para juru dakwah sebagai alat unhrkmembela keyakinan agama sendiri. Istilah yang tepat untuk ak-tivitas membela keyakinan keagamaan secara filosofis, meminjam

istilah John Hick, adalah "apologetika".t Apologetika adalah bagiandari teolog yang membela dan mempertahankan agama dariserangan yang datang baik dari dalam maupun dari luar.z Dalamartian ini, Iilsafat dakwah adalah bagian dari teologi. Teologibertugas meneliti, memperkuat dan mengajarkan kepercayaansuatu komunitas agama, dan juga mengobarkan semangat dan me-

nyebarkan kepercayaan tersebule Ke dalam internal umat, teologibersifat apologis dan ke luar bersifat propagandistik.

Dalam kerangka apologetika juru dakwah menggunakanfilsafat untuk kepentingan teologis. Karena teologi menuntutloyalitas dan komitmen penganutnya untuk meyakini kebenaranajaran-ajaran agamanya dan membela secara rasional keyakinan-nya dari serangan pihak luar serta berusaha untuk menyebar-kannya. Di sini da'i bertindak sebagai "akbor" yang menghayati dan

Page 5: Pendekatan Filsafat Terhadap Dakwah

Jumal Alhadtnrah Edist furdarn Talun 2OO2 - 8

tertibat dengan keyakinan keagamaannya dan filsafat menjadibagian dari dakwah.

Sebagai bagian dari dakwah, Iilsafat berfungsi sebagai

pembantu dakwah (philosophy as the tnnd-mnid of da'unl\.+ Jurudakq/ah menggunakan refleksi falsafati untuk menunjukkanrasionalitas agama dan kepercayaan kepada T\rhan, membahassifat-sifat T\rhan, bulirti-buktj adanya Tuhan dan keesaan-Nya,hubungan akal dan wahyu.

Syekh Ali Machfoedz dalam Hidagatul Mursgidin, ketika mem-bahas tujuan dakwah, menyatakan bahwa salah satu tujuandakwah adalah "menolak faham atheisme dengan mengimbangi

cana mereka bekerja".s Sebagian besar faham atheisme dibangundengan kerangka keda filsafal Filsafat menjadi pisau bermata dua-Pada satu sisi filsafat digunakan kaum atheis untuk membantahadanya Tuhan dan di sisi lainnya filsafat dapat dipatcai oleh jurudakwah untuk membuktikan adanva Tuhan.

Persoalan theisme dalam ;"." filsafat, khususnya filsafatagama, adalah paradigma lama. Sekarang, menurut Gary E.Kessler, filsafat agama sedang dalam psoses transisi paradigmatik,yaitu peralihan dari fokus kajian tentang isu-isu theisme menujufokus yang lebih luas yang memasukkan kajian tentang diversitas

agama-agama dunia.o

Dari perspektif teologis, secara umum terdapat tiga tipologirespons terhadap diversitas agama, yaitu: eksklusivisme, inklusi-visme dan pluralisme. Seorang penganut agama, yang bersikap ek-sklusif, memandang bahwa hanya agamanya saja yang benar danagama lain sesat dan salah. Penganut agama, yang bersikapinklusif, memandang bahwa keselamatan bukan monopoli ag ma-nya. Penganut agama lain, yang secara implisit berbuat benarmenurut agam€mya, akan mendapatkan keselamatan juga- Sedang-kan, orang yang bersikap pluralis memanclzrng semua agama benardan sama"'z

Dalam dunia Islam, menurut Alwi Shihab,e tipologi atau kate-gori di atas, secara garis besar, dapat diterapkan untuk memotretsikap beragama umat Islam. Kelompok Muslim eksklusif meyakinibahwa agama Islam adalah agama -vang paling benar dan egamaselain Islam saiah dan palsu. Pandangan mereka berdasarkan ayat-

Page 6: Pendekatan Filsafat Terhadap Dakwah

Jumal Alhdhnnh Edbi Mou Talun 2OO2 - 9

ayat Qur'an, antara lain (QS. Ali 'Imran 3:58): "Banangsiapa yangtidak menganut agama lslam, maka ia tidak akan diterina danakan tergolong kelompok yang merugi", dan (QS. Ali 'lmran 3:19):'Scsungguhnya ogettta yang diterima Allah adalah Islam". Kelom-pok inklusif menekankan pentingnya ayat-ayat (QS. Al-Aaqrah2:62 dan Al-Ma'idah 5:69): "Sesungguhnya orang-orang mu'min,

orang-onang Yahudi, oftrng-onang l.{asnani dan orang-orang Sabiin,esiapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman ke@aAlliah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerimapahala dari Tuhan mereka" tidak ada kekhaqratiran terhadapmereka, dan tidak pula mereka bersedih hati". Sedangkan,kelompok pluralis menggaris-banahi ayat (QS. Al-Ma'idah 5:.$8):"Sckiranya Allatt menghendaki, nisca5ra kamu dijadikan-Nya satuumat saja, rctapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kcpada-mu, maka berlomba-lombalah berbuat kebaji-kan".Ayat ini mengakui keabsatran nilai-nilai positif aneka ragam agamaserta identitas komunitas agan2.

Tantangan realitas plunalisme agama menuntut reorientasi

dakqlah terhadap onang-orang non-Islam.to Dakwah terhadap mene-ka tidak lagi bertujuan untuk konversi agarna atau mengajak me-reka masuk agama Islam. Namun, tujuan dakcrah kepa.da merekaadalah mengajak mcreka berlomba-lomba dalam kebaikan Wtabil

Etlle}a;imq-rt

Penerimaan terhadap pluralitas agama memungftinkan ter-ciptanya solidaritas antar umat beragama untuk melawan musuhbersama, yaifu penindasan. Untuk itu para juru dalmah hamsmendefinisilcan ulang Vdefmingf siapa diri kita dan siapa onmglain. Farid Esach misalnya, mengusulkan rcdifinisi imu\ islom dnnkuf. Menurut Farid Esack, iman merupal€n rcspons personal yangsangat mendalam kepada T\rhan, iman tidak dapat dihtasi padasuahr komunitas sosio'religius terterltu. Usatra-usaha untukmenjadikan iman sebatas komunitas tertentu adalah pengingkaranterhadap universslitas T\rhan itu *ndiri. Karena itu Qur'an socaraeksplisit pengakui adanya iman pada orang-orang yang berada diluar komunitas sosio-religius mrt'minitrr.t2 Malma dinamis dariIslam sebagai aktivitas penyerahan diri kepada Tlrhan, bagi Esack,adalah suatu keniscayaan ketika kita hidup dalam bangsa yangmultikomunitas sosio-religius. Yaitu, penyerahan diri kepadaTuhan yarry akfur (lebih besar) dari stiap konsepsi tcntang diri-Nya atau segala bentuk ibadah yang terlembaga atau tak terlem-

Page 7: Pendekatan Filsafat Terhadap Dakwah

Jumnl Alhadharah Edi.si Lbrdana Tatatn 2OO2 - 1O

@a-ts Kufr juga harus dimalarai sebagai kerja aktif dan dinamis-Menurut Qur'an, bukan label yang dilihat oleh Tuhan, namun amalper-buatan (2:177; 99:7-81. Setiap individu adalah entita.q yangrlalu berubah, begitu juga kualitas keimanan, keis}aman dan

kekufuran dalam diri setiap oftmg selalu berubah.t4

C. Fibafat rebagai Studi Aralitik atas Dakwah

Jika kita memandang hubungan lilsafat dan dakwah denganmelakukan analogi terhadap lilsafat ilmu, nlsalat seni dan se-bagainya, maka makna yang tepat untuk hubungan filsafat dandakwah adalah "adaliah pemikiran lilosofis tentang dakwah"

$thilosophinl thinking obout dalomhl atau kaiian analitikts atasdakqiah larnlyfrml sfrtdg of dnlarah). Studi analitik bertujuanmenganalisa dan menjelaskan hakikat, kedudukan, fungsi danhrjuan dakwah. Pada wilayah praktis, perspelrtif analitik dapatmengkaji dan mengklarifikasi bagaimana para juru dakwalrberbicara tentang Tlrhan, manusia, masyarakat Islam dan agama,serta dasar-dasar yang menjadi landasan klaim-klaim mereka-

Berfrkir filosofis tentang dakwah tidak mesti harus berangkatdari sudut pandang agama, jika kita memandang filsafat bukansebagai bagian dari teologi, namun sebagai cabang frlsafat- Di sinifilsafat berfungsi sebagai "pengamaf tentang dak-wah.

LaIu, di mana kita bisa menemukan pemikiran filosofistentang dakwah? Filsafat lslam klasik dapa.t dijadikan tempatkembali untuk mencari dan menemukan pemikiran para filosofMuslim tentang dakwah. Filsafat lslam adalah produk dari aktivitaspaxa filosof Islam masa lalu. Konstruksi filsafat dalrs'ah dapatdimulai dengan merujuk kepada para filosof Islam terdahulu,karena perkembagan ilmu, menurut lan G. Barbour, ditanrta; 61s5

ketergantungan setiap ilm uwan kepada para pendahulunya- to

Sejauh yang penulis ketahui, ada beberapa buku tentangdakwah, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia"yang memasukkan pandangan para lilosof dan teolog Islam klasiktentang dakwah. Yaitu, hlunh Islamigah yang ditulis oleh AbuTa,hrah dan Melode dan Strategi hklnh Islnm yang ditulis olehSyaikh AMurrahman AMul Khaliq.

Page 8: Pendekatan Filsafat Terhadap Dakwah

Jurnal Alhadhamh Edisi M.ottaTalatn 2OO2 - 11

Abu Zahrah, di dalam bukunya tersebut membahas secana

sekilas pandangan Mu'tazilah dan 7a:diyah tentang dakurah.rTSedangkan Syaikh Abdul Khaliq, dalam bukunya" memberikanru€rngan yang cukup panjang ketika membahas dakwah dalampandangan Khawarij, Mu'tazilah, Ibn Tarmiyah dan Syekh Muham-

mad Abdul Wahhab.te

Survei awal penulis terhadap tema-tema dak-wah yang di-bahas oleh para filosof dan teolog Islam klasik menunjukkan bahwadalnpah telah lama menjadi perhatian kalangan intelelctual Islam.Di anta.ra mereka adalah golongan Mu'tazilah dan Asy'ariyah yangberpolemik tentang taklif bagi orang-orang sebelum datangnyaagama Islam. Salah satu doktrin Mu'tazilah adalah al-amnt bi al-ma'ruf Al-Gazali menyediakan satu bab dalam IhW' untukpembahasan al-amru bi al-mn'ntf taa an-nahgu 'dn al-munknr. lbnRusyd dalam Fashl al-mnqal membahas metode, subyek, obyek,materi dan media dakwah. Ibn Taimiyah dalam Ma'arij al-unstailjuga membahas metode dakwah.

D. Fllrafat rebagai Refleksl atas Studi Daksah

Filsafat adalah induk sega-la ilmu. Secara historis, padaawalnya filsafat dan ilmu tidak terpisah. Semua ilmu sudah di-bicarakan dalam lilsafat. Para filosof adalah peletak dasar-dasarilmu pengetahuan. Namun di kemudian hari satu persatu ilmumemisahkan diri dari filsafat. Dengan kata lain, ilmu memisahkatrdiri dari induknya (filsafat) dan menjadi otonom. Misalnya matema-

tika" astronomi, Iisika, kimia, biologi, psikologi dan sosiologi.ts

Ilmu terkadang menyisahkan pertanyaan-pertanyaan yang ti-dak bisa dijawabnya sendiri atau berada diluar jangkauannya.(begond its own abilifufi. Pertanyaan-pertanlaan itu bersifat meta-

fisis, karenya menjadi tugas filsafat untuk menjawabnya.n Contohsederhananya adalah "manusia' yang sama-sama menjadi obyekkajian ilmu dan filsafat. Biologi, misalnya dapat menjelaskan secaradetail manusia sebagai makhluk hidup dari sisi unsur dankebutuhan jasmaninya. Psikologi membahas manusia dari sisijiwanya, dan sosiologi mengkaji manusia dari sisi kemasyara-katannya. Kesemua ilmu itu membahas manusia secara parsial,tapi tidak mengkaji manusia seca-ra keseluruhan. Jawaban tentangsiapa manusia seutuhnya adalah wilavah kerja hlsafat. Filsafat

Page 9: Pendekatan Filsafat Terhadap Dakwah

Jumal Alhdtalah Edjs turdou Tarvrt nO2 - 12

menjawab pertanyaan-pertanyaan seperu siapakah manusia? Apa-kah manusia ada dengan sendirinya atau ada yang mengadakan?

Set€latr ilmu memisahkan diri dari lilsafat, peran filsafat ada-latr melakukan refleksi atas ilmu, sehingga menjadi filsafat ilmu.Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat penge-tahuan) ytrng secara spesifrk mengkaji hakikat ilmu (pengetahuanilmiah). Filsafat ilmu menelaatr socara filsafati beberapa aspekmengenai hakikat ilmu, yaitu aspek ontologi, epistemologi dan

aksiologi.zr Peranan filsafat ilmu sangat penting bag pcngem-bangan ilmu pengetahuan, karena filsafat ilmu menyelidiki ciri-ciripengetatruan ilmiah, cara-cara memperolehnya dan mengikaji bbihlanjut proses- proses kegiatan iimiah.

Suatu pengetahuan dapa.t disebut ilmu apa-bila aspek onto-logrs (apa yang dikaji oleh pengetahuan itu?), epistemologis(Bagaimana cara mendapatkan pengetahuan tersebut?), sertaaksiologis (untuk apa pengetahuan termaksud dipergunalcan4telah jauh lebih berkembang dibandingkan dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya dan dilaksanakan secara konsekuen darrpenuh disiplin. Dengan adanya ketiga unsur di atas, pengetahuandipandang sebagai disiplin ilmu yang mengembangkan danmelaksanakan aturan-aturan mainnya dengan penuh tanggungjawab dan kesungguhannya. Ketiga aspek itulah yang membedakanjenis pengetahuan yang satu dari pengetahuan-pengetahuan

lainnya.zz

Adalah wajar, misalnya, apabila suatu disiplin ilmu barumuncul, maka disiplin ilmu bam itu, kalau mau diakui sebagaiilmu oleh masyarakat ilmiah lscientifc soaefi,es), harus mampumenjelaskan konstruksi bdy of lvtouledgenya dari sisi onblogi,epistemologi, dan aksiologinya serta bedanya dengan ilmu-ilmuyang sudah ada dan mapan. Apa-bila para penggagas ilmu itu tidakmampu mempertanggungiawabkan ketiga aspek landasan ilmg if11,maka kedudukannya sebagai suatu disiplin ilmu akan tidakberwibawa.

Kedudukan frlsafat ilmu memang, menurut Beerting dkk,zssebagai seandnry reJlection, yaitu berfungsi sebagai penelitianlebih lanjut dan mendalam terhadap ilmu sehingga ilmu dapatdipertanggungjawabkan kebenarannya. Refkeksi filsafatj itu meli-puti penyelidikan mengenai latar belakang serta hubungan-hubu-

Page 10: Pendekatan Filsafat Terhadap Dakwah

Jumal Alhndlaruh Ms turdana Tatun 2OO2 - 13

ngan yang bersifat faktual, dan mempertanyakan kembali sxlc;ara defado asal-mula penyelenggaraaan kegiatan ilmiah.. penyetidikankefilsafatan terhadap kegiatan ilmiah juga mempertanyakan kem-bali scara de jure landasan-landasan serta azas-azas yangmemungkinkan ilmu untuk memberikan pembenaran rcrtraoapdirinya sendiri serta terhadap apa yang dianggapnya benar.

Kebenaran yang dicapai ilmu bersifat relatif, tidak mutlak danabadi. Relativitas merupakan suatu keharusan dalam ilmu, karenailmu hanya berhubungan dengan dunia fenomena yang penuhdengan peru bahan, selalu mengalami perkem ban gan.zq

Proyek ilmiah merupakan suatu fenomen yang berdimensijamak (a mnny-faeted phenomenon), ,yang meliba-tkan eksperimendan teori, membutuhkan proses logis dan imajinasi kreatif. Teori-teori ilmu dievaluasi seca-ra bersamaan dengan kesesuaian empiris,koherensi rasional, dan komprehensif. Aktivitas individual ilmuandan orisinalitasnya berlangsung dalam lingkungan tradisi suatukomunitas ilmiah dan berada di bawah pengaruh paradigma-paradigmanya- Bahasa ilmu memang merujuk kepada dunia i*gdikajinya, tapi hanya secara simbolis dan parsial. 2s Di dalam ilmujuga terjalin hubungan antara manusia seb^gai subyek yang me-ngetahui (the lorcuel dan obyek yang diketahui (the knownl. 0nsursubyektivitas manusia setidak-tidaknya akan mempengaruhi ke-simpulan yang diambil.

Ilmu dihasilkan dari hubunga subyek dalam hal ini manusiayang mengetahui lthe lowwel dan obyek yang diketahui (thelmounl. Alat-alat yang dimiliki oleh manusia .,r,trt mengetahuidan mengenal obyek kajiannya dapat berupa indera (senses ofperevtionl seperti indera peraba, pendengaran, penglihatan, pen-ciuman, dan perasa. Dan dapat juga berupa rasid dan intuisi.Dengan alat-alat pengenalan itu manusia dapat mengenal ling-kungan sekitamya.

Relativitas ilmu itu dapar juga dilihat pada perubahan danperyantian teori-teori dalam sejarah ilmu pengetahlan. Teori-teoriyang dihasilkan oleh ilmu kadang-kaaang tidak dapat bertahanlag: katgnanya teori-teori itu bukanlah kebenaran akhir (finnlhtthl; beberapa teori yang clulunya dipandang benar, sekarangdirubah, dimodifikasi atau pada beberipa kasus dibuang

""-isekali sehingga terjadi " revolu si" pengetahuan.

Page 11: Pendekatan Filsafat Terhadap Dakwah

Jurrni Alhndhorah Ed;rsi Marn Tatan 2OO2 - 14

Dalam hubungan dengan studi daicnatr, maka filsafat ber-p€ran sebagai pemikiran reflektif tentang "ilmu dak\pah'. Di sinihlsafat ilmu menelaah sec€rra filsafati beberapa aspek mengenaihakikat ilmu dakwah, yaitu aspek ontologl, epistemologi danaksiologi. Refleksi terus dilakukan scsuai dengan perkembangartilmu dakrvatr itu sendiri, sehingga bdg of lvtouledge dari ilmudalarah dapat dipahami dengan jelas dan tidak terjadi tumpang-tindih dengan ilmu-ilmu lainnya. Pacla tataran praktis, paramatrasis\ra fakultas dakwah dapat dengan mudah membcdalcanwilayah penelitian dakwah dan nondalarah.

Kata "ontologi" berasal dari batrasa Yunani, "logos' {study atauilmu) dan "ontos" (yang ada). Jadi ontologi adalah studi tentang

"yang ada" (beinEl.zo Setiap ilmu mempunyai ontologi masing-masing. Misalnya, fisika nuklir mempelajari yang ada, yartu atomdan subatom. Biologi juga mempelajari yang ada, yaitu maktrlukhidup. Sosiologi mempelqjari apa yang ada, yaitu eksistensi masya-rakat" stnrktur dan fungsi anggota-anggotanya. Kesemua ilmu inimengkaji yang ada dari sudut pandang masing-masing, ada yangsebagai sub-atom, sebagai makhluk hidup, scbagai masyarakalKesemuanya mempunyai luang lingkup (the ara of shtdlS yang

berbeda-zz l,alu apakah wilayah kajian ilmu dakwah? Dengan caradan bentuk Fna and forml yang bagaimana ilmu dalcrvah mem-pelajari yang ada?

Ilmu dalcwah, jika dimasukkan ke dalarn skema Dilthey, ter-golong ke dalam fustesuzssensdtafien atau ilmu pengetahuarrtentang batin manusia. Dilthey membedakan fustesu.rissenscfuftcn dengan Natursulssenschofiert Semua pengetahuan tcntangal,arn fisik seperti biologi, kimia, fisika dan ilmu-ilmu lainnya yangtermasuk bidang ini, termasuk dalam NafursurissenschaTten atauilmu pengetatruan tentang alam. Sedang semua ilmu pengetahuarryang berhubungan dengan kehidupan batin manusia sepertiscjarah, psikologi, filsafat, ilmu-ilmu sosial, seni, Agarnqkesusastraan dan ilmu-ilmu lain yang sejenis masuk dalam

Gerstesunssenschnfien.za Beberapa komponen ilmu dalnrah sepertisejarah dakwah, psikologi dakwah dan filsafat dalnvah menunjuk-kan bahwa ilmu dakwah adalah ilmu pengetahuan yang ber-hubungan dengan batin manusia.

Kuatnya peran€rn pendekatan ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmubudaya dalam studi dakwah menuniukkan bahwa manusia adalah

Page 12: Pendekatan Filsafat Terhadap Dakwah

Junni Alhadturmh Edisl. Marn Tatun 2OO2 - 15

wilayah yang tepat untuk dijadikan sebagai ontologi ilmu dak-wah.Yaitu, m€rnusia sebagai subyek dakwah (da? dan manusia sebagaiobyek dakwah (mnd'ul. Singkat kata, obyek material ilmu dalcwahadalah ma-nusia. Sedangkan obyek formalnya adalah manusiawbagai subyek dalsah dan obyek dakwah atau interaksi antaradal dan mad'u. lnteraksi antara subyek dakwah dan obyek dalsahmelibatkan juga materi, metode dan media datrwah. Interaksiantara dat dan mad'u melahirkan pengalaman baik yang dialamidat maupun mad'u.

Jadi, ilmu dnkmh adalah ilmu Wng manploivi tteruksiantam wbgek dnlotah dnn obyek dnlenh yang metifutlean moteri,metde, dan medin daktnh serta pengalamon do'i dnn mod'u ywt4dilnsillean oleh intem ksi ter *but.

Pertanyaan selanjutnya adalah siapakah subyek dakqlah (da?? Apakah setiap orang adalah da'i? Kemudian siapakah obyekdakwah? Apakah obyek dakq/ah adalah orang Islam saja? Atau ter-masuk orang-orang non-lslam? Apa itu materi dalwah? Apa itumetode dakwah? Apa itu media dalcwah? Apa itu pengal6661 6"12Apa itu pengalaman mad'u? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, tentunya terlebih dahulu kita harusmengetahui apa itu dakwah?

Secara epistemologis, dipertanyakan cara memperoleh ilmgdakwatr. Metode apa yang digunakan ilmu dakwah untuk penelitiandalsilah dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pende-katan normatif dan deskriptif. Termasuk dalam pendekatan nor-matif adalah teologi dan filsalat. Fendekatan desliriptif meliputisejarah, psikologi, sosiologi. Kajian normatif Qur'an dan Hadistentang dakwah dan studi empirisnya tentang "pengalaman parada'i dan mad'u" (da'f's and mad'u's expeienesl serta metode,materi dan media ,vang dipakai dalam interaksi antara dat darrmad'u. Jadi konsep dan teori ilmu dakwah dapat dikembangkandengan melakukan penelitian terhadap konsep normatif tentangdal$ah dan realitas empiris para da'i dan mad'u. Tentunya, sintesakreatif antara kedua pendekatan itu akan sangat menbantuperkembangan ilmu dakwah.

Pendekatan normatif menguraikan dakwah "yang seharusnya"bukan "apa adanya". Berbeda dengan pendekatan normatif, metodepenelitian empiris tentang dakwah diarahkan pada pengalam4l

Page 13: Pendekatan Filsafat Terhadap Dakwah

Jumal Alhaniturah Fli:s furdana Tatatn 2OO2 - 16

para da'i dan mad'u. Di sini dakwah diuraikan "apa adany{ (Wlnttr is) bukan dakwah "yang seharusnva".

Yang menjadi persolan adalah hubungan ilrnu dakwah dengartilmu-ilmu lain? Dalam bahasa yang lebih tegas, apakah ilmudakwah memenuhi syarat sebagai "ilmu .vang mandiri"? Atau hanya$emacam kajian saja, .yaitu studi dakwah (dakunh studia$, sepertjtcman-teman sejenisnva; yakni studi pembangunan {dqelopmentstudies), studi Islam (lslamic studies), studi agama (religiousstudies), studia Asia (Asean studies), studi jender (gender studias).

Secara garis besar, ada dua kubu yang berseberangan dalammemberikan jawaban terhaclap persoalan di atas. Peftano"kelompok yang meyakini kemandirian ilmu dakwah. Bagi kelompokini, sejarah dakwah, psikologi dakwah, dan lilsafat dakwah adalahturunan dari ilmu dakwah atau bagian dari ilmu dakwah. Kedua,kelompok yang lebih menyukai istilah studi dalrwah ldnlottohstudies). Bagi kelompok ini, fenomena dakwah hanya sebagai ba-gian objek kajian dari ilmu-ilmu lain seperti sejarah, psikologi,hlsafat dan sosiologi.

Menurut hemat penulis, jika ditinjau dari struktur dan hirarkiilmu, pendapat kelompok kedua adalah lebih kuat daripa.dakelompok pertama. Psikologi dakwah dan Bimbingan FenyuluhanIslam, misalnya, adalah ilmu terapan lapplied scienel dari

psikologi,ze bukan ilmu terapan dari ilmu dakwah. Psikologidalflvah lebih merupakan penerapan prinsip-prinsip psikologiscbagai ilmu murni untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah dakwah. Begitu juga Pengembangan Masyarakat lslamadalah penerapan prinsip-prinsip sosio-logi untuk mengkaji danmengembangkan masyarakat Islam (Moslem ommunitg deuelop-mert sfrtdies). Komunikasi dan Penyiaran Islam ada-tah pe-nenapanprinsip-prinsip ilmu komunikasi untuk mengkaji dan mengem-bangkan syl'ar Islam.

E. Keslmpulan

Ketiga pe nde katan filsafat terharlap dalcvah yang telahdibahas sebelurnnya adalah sebagian saja dari aplikasi metodelilsafat dalam stucli clakwah. Ketiga pendekatan tersebut adalahcerminan dari pergulatan dan tarik-menarik antara hlsafat dandakwah dalam terang pandang (in the lighl ofi studi agama-agarna,filsafat ilmu dan filsafat Islam.

Page 14: Pendekatan Filsafat Terhadap Dakwah

Jumal Alhuiharah Ed;isl Mana Tatun 2OO2 - 17

Filsafat sendiri mempunyai berbagai aliran dan metode yangmungkin dapat diterapkan dalam kajian dakwah. Kajian lebihlanjut tentang hubungan filsafat dan dalwah atau pemantaatarrfilsafat dalam studi dakwah adalah bidang yang masih ter-bukadan menarik unbrk dikembangkan. Studi dalrcratr, supaya selaluberkembang perlu terus membuka diri terhadap berbagai pende-katan dari disiplin ilmu lainnya Hanya dengan sifat "demokratis"itu lah, studi dakwah dapat memperkaya dirinya dan menjadi lebihdesrasa-

EI|D TOTESrJohn H. Hick. Ptalmphy of Religioa 4th ed. ( Prentice Hall:

NewJersey, 199O) , h. t.

zHendropuspito, Sosrologr Agamn Fograt<arta: Kanisius,1993), h. 152.

3Joachim Wach, Tfrc Compmtiue ffitdy of Religiory ed-,Joscph M. Kitagwa (New York & London: Columbia Universit5r Pness,1958) , h. 20.

alstilatr ini dan uraiann)'a dimodinkasi penulis dari istilah'philonphy as tte handmoid of religion" yarrg dikemukakan RobFisher. Lihat Rob Fisher, "Philosophical Approaches", dalam FetcrConnolly, d,., Apprmcha to the ftudy of Religion (london & NewYork Cassel, 1999) , h. 117.

sPenjelasan ini dikutip dari Hasanuddin, Hulotm hfunhffninnn Aspk Huhtm dalan Berdnlilnh di Indones;ia;l (Jakarta:Homan llmu Jaya, 1996) , h. 35.

6c'ary E. Kessler, Pltilosophy of Religian: Tounrd a GlofulPerspediue (Canada: ITP, 1999), h. XV.

TWiUiam L. Rowe, Philosophy of Religion: on Introdudior\ 2ded. (California: Wadsworth Publishing Compa.ny, 1993), pp. 173-183.

Page 15: Pendekatan Filsafat Terhadap Dakwah

Jumal Alhdhanh Edisi Mno Talu.n 2OQ2 - 18

sAlwi Shihab, "KerukunanRepubliko, 8 Agustus 1997 .

Antar Umat Eleragarna""

eMengenai tafsir kontemporer tentang orang-orang Sahabiin,lihat Muhammad Syahrur, al-Kitnb wa alQur'an: afuaahMu'ashimh, 2d ed. (Damaskus: al-Atrali li al-Tlba'att wa al-Nasyr,1990), hal. 721-722. Menurut Syahru, Shabiin adalah orang-orang selain Islam, Yahudi dan Nasrani.

roTentang reorientasi dakwah dalam konteks pluralismeagama, lihat Burhanuddin Daya, "Dalffah, Misi, 7*ndtng danDialog Antar Agama di Indonesian' da.l,am Abdurratunan,Burhanuddin Daya dan Djam'annuri, ed,., 70 Tolun H. A. Mu}d;i Ati:Agamn dan Masyomlcat fYograkarta: IAIN Sunan Kalijaga Pness,1993) , h. 463-479.

ttMengenai pembahasan yang komprehensif tentang prinsip

fasubiqulktnimt dalam konteks pluralisme agama, lihat Issa J.Boullata, " Fa-stabiqu 'I-lchoymt A Qur'anic hinciple of InterfaithRelations," dalam Yvonne Yazbeck Haddad dan Wadi Z. Haddad,ed., Christian-Muslim Enounters (Florida: University Pness ofFlorida, 1995), h. 43-53.

r2Farid Esack, Qtr'ory Iibplmtion and Plumtisn (O:dord:Oneworld, 19971, h. 125.

t3lbid.. h. 133-134.t4lbid., h. 144.

tsPerkataan "analisa" berarti "perincian". Jadi kemampuananalisis merupakan kecakapan dalam memerinci sesuatu ke dalambagian-bagiannya sedemikian rupa sehingga kita dapat melakukanpemeriksaan atas apa yang dikandungnya. Dalam proses analisaini. kita melakukan pengelompokan, kategorisasi, melihat hubu-ngar antar bagian, perbedaan dan persamaan. Lihat Louis O.Kattsoff, Pengantar ftlsa/at, terj. Soejono Soemargono (Yograkarta:Tiara Wacana, 19861, h. 18.

roBarbour, Issues, h. l5l.

Page 16: Pendekatan Filsafat Terhadap Dakwah

Jumal Alhadhamh 8djsi turdarw Tatwn 2OO2 - 19

rzlihat Abu Zahrah, Dttkulr;,h Islnmiyah. terj. A. Subandi danA. Sumpeno (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), h- t t5-124

telihat Syekh AMurrahman Abdul Ktraliq, Metde dan Svataihtue"h lslo;m, terj. M. Sasaky dan M. Hasbullah (Jakarta: PustakaAl-lhutsar, 1996), h. i45-187.

rsBurhanuddin Salam, Pengantnr Nlsr:,fat, edisi ke-2 (Jakarta-Bumi Aksara, 1995), h. 75.

zoRoger Scruton, Slrlrft History of Modent Philosophy: fromDesorles to Wittgenstein" 2d ed., rev. and enl. (London & New York:Routledge, 1995), h. 4.

2tJujun S. Suriasumantri, Filx{at IImu: kbtnh Pengartarfupuler (Jakarta: Sinar Harapan, 1984) h. 33-34.

z2Jujun, Filv'fat IImu, h. 35.

z:Beerling, et al., Pengantnr Filvfat llmu, terj. SoejonoSoemargono fYoryakarta: Tiara Wacana, 1986], h. l-2.

24Salam, Pengantar, h. 39.

zslan G. Barbour, Issues in Sr:iene and Religion, Torchbook ed.( New York Harper & Row, 1971l,, h. 173-174.

26c€orge J. Seidel, A C.onternpamry Apprmdt to CIass'aIMetaphysics (Apple ton-Century - Crofts: New York I 969), h.8.

n lbid., h. g.

28E. Sumarvono, Hermenaiih kbnh Metde Filso,fo:t (Yograkarta: Kanisius, 1993), h. 46-47.

zgAchmad Mubarak, misalnya, menyatakan, "pengetahuantentang ilmu litua atau psikologi diperlukan karena psikolryidnilnh memang merupakan baglan dari psikologi, yalcri pstlcologn

Page 17: Pendekatan Filsafat Terhadap Dakwah

Jumnl Alhadharah Edisi turdara Tatwn 2OO2 - 2O

tempn." Lihat Achmad Mubarak, Psikologi Dakwah (Jakarta:Pustaka Firdaus, 1999), h. 1.

DAX'TAR PUSTAKA

flarbour, Ian G. /ssues in Sciene and Religion, Torchbook ed. NewYork Harper & Row, 1971.

Beerling, et al., Pengantnr Filnfat flmu, teq. Soejono Soemargono.Yogyakarta: Tiara Wacana, 1986.

Boullata, lssa J. "Fa-stnbiqu 'I-kltngtat A Qur'anic Principle oflnterfaith Relations," dalam Yvonne Yazbeck Haddad danWadi Z. Haddad, ed. Chrbtinn-Muslim Enoounters. Florida:University Press of Florida, 1995.

Daya, Burhanuddin. "Dakwah, Misi, Zending dan Dialog AntarAgama di Indonesia," dalam AMurrahman, BurhanuddinDaya dan Djam'annuri, ed. 7O Tahun H. A. Muldi Alt Agamndan Masyarako. Yoryakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press,1993.

Esack, Farid. Qur'arr, Liberation ancl Pluralism. Oford: Oneworld,1997.

Fisher, Rob. "Philosophical Approaches", dalam Peter Connolly, ed.Apprmches to the Srudy of Religion^ London & New York:Cassel, 1999.

Hasanuddin. Hukum hfunh (Tinjauan Aspek Ilulotm dnlamBerdoktah di Indonesinl. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1996.

Hendropuspito, Sosro logi Agoma. Yoryakarta: Kanisius, 1993.

Hick, John H. Philosophy of Religion, 4th ed. Prentice Hall: NewJersey, 1990.

Kattsoff, louis O. Pengantnr Filsafat, te{. Soejono Soemargono.Yog6karta: Tiara Wacana, 1986.

Page 18: Pendekatan Filsafat Terhadap Dakwah

JumnL Alhndlwah Mi.si Perdatn Tatatn 2OO2 - 2i

Kessler, Gary E. Philosophg of Religian: Tousard o Global perspediue.Canada: ITP, 1999.

Khaliq, Syekh Abdurrahman AMul. Metode dnn ftrategt DafunhIslam" terj. M. Sasaky dan M. Hasbullah. Jakarba: pr:stakaAl-Ikutsar, 1996.

Mubarak, Achmad. Ps:ftologi hklnlL Jakarta: pustaka Firdaus,1999.

Rourc, William L. Philo-*phy of Religion: an Intodudiory 2d ed.C-alifornia: Wadsworth Rt blishing Company, I gg 3.

Salam, Burhanuddin- Pengantnr Hlso,faf edisi ke-2. Jakarta: BumiAksara, 1995.

Scruton, Roger. Short History of Mdern phitosophg: from Desurtesto Wifigenstein" 2d ed., rev. and enl. london & New york:Routledge, 1995.

Seidel, George J- A Contempomry Apprmchto Clnssim.lMetnphg sire. Appleton-Centu ry- Crofts: New york: 79 69 .

Shihab, Alwi. "Kerukunan Anta-r Umat B€nagama," Republika gAgustus 1997.

Sumaryono, E. Hermeneutilg kbuah Metade nisla,.fal yograkarta:I(anisius, 1993.

suriasumantri, Jujun S. Fil,v,fat llmu: kbtnh pengantnr populer.Jakarta: Sinar Harapan, 1984.

syahrur, Muhammad. al-Kitob wa al-eur'an: eimnh Mu'ashiralu 2d,ed. Damaskus: al-Ahali li al-Tiba'ah wa al-Nasyr, lgg0.

Wach, Joachim. The Comp.ratiue, Stttdy of Retigion" ed., Joseph M.Kitagwa. New York & London: columbia university press.1958.

TAhrah, Abu. Daku.,ah Islamiyah" teq.A. Subandi dan A. sumpeno.Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.


Top Related