-
PENGETAHUAN DASAR LUMPUR PENGEBORAN
DAN COMPLETION FLUID
Diperuntukan sebagai bahan tambahanPerkuliahan Teknik pemboranJurusan Teknik Pertambangan
FT. UNP
12/5/2012 Rusli HAR's Documentation
-
LUMPUR PENGEBORAN BERFUNGSI :
Mengangkat serbuk bor (cutting) ke permukaan tanah. Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string. Membuat mud cake (kerak lumpur), mengontrol filtrate lost
dan menahan dinding lubang tidak gugur.
Mengontrol tekanan formasi Menahan cutting dan material pemberat lain tetap pada
kondisi suspensi bila sirkulasi lumpur dihentikan.
Menahan sebagian berat rangkaian pipa bor dan casing. Mendapatkan informasi dari dalam lubang bor Media logging.
1. LUMPUR PENGEBORAN
Lumpur pengeboran di dalam pengeboran memegang peranan yang sangat
penting. Kecepatan pengeboran, effisiensi, juga biaya pengeboran sangat
dipengaruhi oleh lumpur ini
-
Sifat-sifat lumpur yang penting diantaranya adalah :
- Berat Jenis (density)
- Kekentalan (viscositas) dan tenaga pulut (gel strenght)
- Kehilangan air tapisan (filtration loss)
- Kadar pasir (sand content)
- Kadar minyak (oil content)
- Kadar padatan (solid content) dan kadar minyak
- Keasaman (Ph)
SIFAT-SIFAT LUMPUR
-
PENGUJIAN UMUM DILAKUKAN OLEH
DRILLING CREW
1. Density lumpur
2. Viskositas dan gel properties
a. Marsh funnel
b. Direct-indicating viscometer
3. Filtration loss dan mud cake
a. Low pressure test
b. High temperature , pressure test
4. Sand Content
-
Field Test
lumpur &
Completion
Fluid
-
xFDxTVDPh 052,0
Dimana:
FD = Fluid density (ppg)
TVD= Kedalaman tegak (ft)
TEKANAN HYDRO STATIS TIDAK
DIPENGARUHI OLEH:
UKURAN DAN BENTUK LUBANG
KEMIRINGAN LUBANG
VULUME FLUIDA DALAM LUBANG
TVD
PERTAMBAHAN TEKANAN PER SATUAN KEDALAMAN DISEBUT
GRADIENT TEKANAN (PSI/FT):
GRADIENT TEKANAN= 0,052 X FD
TEKANAN HYDROSTATIS
-
Bejana Berhubungan
1 2 3 4 5 6
Tekanan pada dasar lubang pada semua kolom sama
PBH1 = PBH2 = PBH3 = PBH4 = 0.052 x TVD xFD1
PBH5 = 0.052 x ( TVD1 x FD1 + TVD2 x W2 )
PBH6 = 0.052 x TVD3 x FD1 + PGas
TVD
TVD1
TVD2
TVD3FD1
FD2Gas
-
SOAL A
Sumur A berisi air asin dengan density 8,5 ppg. Bila
kedalaman sumur 8000 ft, berapa tekanan hydrostatis
di dasar lubang bor dan berapa besar gradient tekanan
pada sumuur tersebut?
JAWABAN
1. Tekanan dasar lubang = 0,052 x 8.5 x 8000 = 3536 psi
2. Gradient tekanan fluida tsb= 0,052 x 8,5 = 0,442 psi/ft
SOAL B
Apabila sumur B ber isi fluida yang sama tetapi
kedalaman sumur 10000 ft, berapa tekanan didasr
lubang?
JAWABAN
Tekanan dasr lubang = 10000 x 0,442 = 4420 psi
-
PENGUKURAN DENSITY
Density secukupnya mencegah - tidak terlalu rendah- tidak terlalu tinggi
CARA MEMPERGUNAKAN
Isi cup dengan lumpur yang bersih dari cutting
Tutup dengan tutupnya (lid)
Cuci mud balance ini dengan air
Dudukkan knife pada tempatnya,
Geser rider sampai indikator kesetimbangan menunjukkan sudah rata air
Angka yang terbaca di sekala menunjukkan density lumpur.
MUD BALANCE
KALIBRASI
Kalibrasi dilakukan dengan menimbang density air tawar jernih harus menunjukkan density 8,33 ppg atau SG= 1
Apabila tidak demikian, kalibrasi dapat dilakukan dengan menambah atau mengurangi pemberat di ujung mud balance
-
Pengukuran Viskositas dan
Gel PropertiesMARSH FUNNELHasil pengukuran disebut apperent viscosity- Ujung corong ditutup dengan jari
dan corong diisi penuh sampai dibawah saringan (1500 cc)
- Ukur waktu dalam detik yang diperlukan untuk mengisi cangkir mencapai volume 1 quart
KALIBRASI
Pengujian dilakukan dengan mengisi air jernih 70-80F, maka harus diperoleh 26 detik dengan toleransi yang diijinkan + detik
-
PENGUKURAN DIRECT-INDICATING VISCOMETER
-
PENGUKURAN DIRECT-INDICATING VISCOMETER
- Isi contoh lumpur yang telah diaduk kedalam gelas yang disediakan
- Celupkan rotor sleeve campai garis strip
- Sleeve diputar 600 rpm, tunggu steady dan baca skala dari jarum penunjuk
- Sleeve diputar 300 rpm, tunggu steady dan baca skala dari jarum penunjuk
Plastoc Viscosity, Centi poise= skala putaran 600 skala putaran 300Yield point , lb/100sqft=skala putaran 300 platic viscosity
Apparent viscosity, centipoise = skala putaran 600 : 2
- Putar dengan kecepatan tinggi untuk 10 detik dan stop untuk 10 detik dan putar 3 rpm . Skala yang terbaca adalah INITIAL GELSTENGTH lb/100 sqft
- Putar dengan kecepatan tinggi untuk 10 detik dan stop untuk 10 menit dan putar 3 rpm . Skala yang terbaca adalah 10 MENIT GELSTENGTH lb/100 sqft
-
Viscositas yang terlalu tinggi akan menyebabkan : Laju penembusan (penetration rate) turun. Kehilangan tekanan (pressure loss) tinggi. Tekanan yang bergelombang tinggi (pressure surges) saat
memulai sirkulasi Kemungkinan swabb meningkat dan dapat menimbulkan well
kick atau blow out. Sukar melepaskan gas dan cutting dari lumpur di permukaan. .
Viscositas dan Gelstrength
Viscositar Terlalu rendah akan menyebabkan
Kemampuan pengangkatan Cutting kurang atau tidak baik
Kemampuan menahan material pemberat lumpur rendah/ mudah mengendap
-
Filtration Loss (Water Loss).Filtration loss yaitu kehilangan sebagian fasa cair lumpur masuk ke dalam formasi yang berpori-pori dan permeable.
Dan fasa padat dari lumpur menumpuk dipermukaan dinding lubang bor membentuk kerak yang bersifat membuat sumbat yang pada akhirnya menghentikan aliran filtrate lost , untuk kerak yang baik
-
Pengukuran Filtration loss dan mud cake, low pressure test
Pasang kertas filter press
Isi reservoir sampi inch dari atas.kemudian tutup.
Tekan dengan udara, atau arbon dioksida atau nitrogen dengan mengatur regulator tekanan mencapai 100 psi + 5 psi (API test)
Tampung rembesan fluida dengan gelas ukur dan catat fluida filtrate loss dalam CC/30 menit
Apabila filtrate lost lebih dari 8 CC/30 menit maka pengukuran APi dapat didekati dengan hasil pengukuran filtrate loss dalam 7 menit dikalikan dua
Buang lumpur dan ambil Filter Paper kemudian ukur ketebalam mud cake dalam 1/32 inch
-
Pengukuran Filtration loss dan mud cake High temperature , pressure test
Prehrat jacket sampai 310F
Masukkan lumpur kedalam load the sel
yang telah panas 120-130F ketika
diaduk. Isi sampai inch dari top.
Letakkan kedalam HEATING jacket
dengan top dan bottom valve tertutup
dan berikan telkanan 100 psiSetelah
temperatur mencapai 300F naikkan
tekanan sampai 600 psi dan buka valve
bawah dan filrasi mulai. Ukur filtrate
untuk 30 menit dan pelihara temperatur
300 F + 5 F
-
Filtration Loss (Water Loss).
Filtrate lost yang besar akan berakibat buruk, karena
Terjadi penurunan effektif permeabilitas terhadap minyak atau gas
(formation damage),
Bila filtrate lost berupa air, di formasi clay/shale dapat
mengembang sehingga lubang bor menyempit atau dinding lubang
runtuh.
Akan merbentuk mud cake yang tebal, yang akibatnya dapat
memperbesar kemungkinan terjadi differential stuck.
Lumpur yang baik adalah lumpur memiliki sifat filtrate lost rendah
dan mud cake yang tipis
-
MENINGKATNYA FILTRATE LOST AKAN MENINGKATKAN
POTENSI FORMATION DAMAGE
-
Mengukur Kadar Pasir
Peralatan terdiri dari satu set corong dan tabung silinder dengan ayakan 200 mesh serta Gelas pengukur (tube)berskala 0-20%.
PROSEDUR PENGUKURAN
- Isi tube dengan lumpur sampai tanda mud to here
- Kemudian tambah air sampai tanda Watewr to here
- Tutup mulut tube dengan ibu jaru dan kocok
- Tuangkan seluruh isi tube kedalam silinder sarngan dan cucilah dalam tube agar semuanya keluar dari tube.
- Cuci pasir di saringa dengan semprotan air ringan untuk membersihkan partikel lumpur.
- Pasang corong dan balik serta masukkan ujung corong ke dalam tube. Selanjutnya spray dengan air halus maka semua pasir di saringan akan jatuh masuk ke dalam tube
- Baca prosentase pasir yang mengisi tube di skala tube
CATATAN
- Pengukuran mengambil contoh mud dari atas Shaker dan Suction tank.
- Pakailah diesel oil untuk pengganti air untuk pengukuran oil base mud
-
Solid Content dan Oil Content Ambil mud chamber dari retort dan buka Isi upper chamber dengan steel wool Isi mud chamber dengan contoh lumpur
pasang kembali lid untuk membuang
lebihan lumpur dan yakinkan tidak ada
udara terperangkap
Bersihkan sisa lumpur dan sekrupkan mud chamber kedalam upper chamber.
Letakkan retort kedalam isulator block dan letakkan isulator pembungkus ke
tempatnya
Letakkan gelas ukur dibawah condenser yang telah diberikan wetting agent
Hubungkan pemanas dengan sumber listrik dan pemanasan dilakukan sampai
minyak tidak keluar lagi atau lampu pilot
pada themostatic padam.
Ukur volume minyak dan air.
-
Cara perhitungan A. % Volume Minyak = ml minyak x 10
B. % Volume air = ml air x 10
C. % Volume Solid = 100 ( ml minyak + ml air ) x 10
D. Berat minyak (gr) = Corected ml minyak x 0,8
E. Berat Air (gr) = ml Air
F. Berat Lumpur (gr) = Dendity mud ppg x 1,2
G. Berat Solid (gr) = F (D + E)
H. Volume solid = 10 ( ml minyak + ml air )
I. Rata-rata G=SG Solid = G : H
J. % Berat Solid = 100 x G : F
K. % Volume High Gravity Solid = ( I 2,5 ) x 55,6
L. % Volume Low Gravity Solid = 100 - K
-
DAMPAK PERUBAHAN SIFAT LUMPUR TERHADAP ROP
-
Dampak Kerugian Karena Perubahan Properties Lumpur
12 , ROPROP
21, PVPV
)21(003,0
12 10PVPVxROPROP
2211 LogROPMWLogROPMWCC
)2%1%(0066.0
12 10VolVolxROPROP
Initial, final rate of penetration, ft/hr
Initil, final plastic viscosityof mud, cps
Initial, final Mud weight; ppg21,MWMW
Vol1, Vol2 = Initial, final solid content, %
C = An exponent which is related to the degree of shale
compaction in its natural state. For soft shale of pliocene and
miocene age C=1 , for older shale c will be less than 1.0
-
KLASIFIKASI FLUIDA PENGEBORAN1.3.1. Non - Dispersed System.
Lumpur ini termasuk spud muds, natural muds dan lumpur lainnya yang hanya membutuhkan sedikit campuran bahan khusus, dimana ia biasa dipakai untuk pengeboran dangkal atau top hole drilling. Pada lumpur ini tidak ditambahkan dispersnts/thinners untuk pengenceran drill solid dan clay
1.3.2. Dispersed System.
Lumpur dispersed adalah merupakan lumpur yang membutuhkan bahan pengencer (dispersants) seperti Lignosulfonates,lignites atau tanniuns atau product yang lain, dimana ini dibutuhkan untuk mengebor lebih dalam, yang pada umumnya berberat jenis lebih tinngi dan diperlukan tambahan bahan untuk mengatasi problem lubang bor.
Thinners/dispersants diatas merupakan product yang effektif untuk defloculants dan filtrate reducer (penurun rembesan cairan).
Kandungan bahan Potasium adakalanya diperlukan untuk inhibition shale.
-
1.3.3. Calcium Treated System.
Divalent cation seperti calcium dan magnesium, apabila ditambahkan ke dalam lumpur, akan mencegah formasi clay atau shale mengembang. Lumpur dengan larutan calcium yang tinggi dapat dipergunakan untuk mengontrol sloughing shale, pembesaran lubang dan mencegah rusaknya formasi.
Hydrated lime (calsium hydrokside), gupsum (calcium sulfate) dan calcium cloride adalah merupakan bahan ramuan lumpur system calcium.
1.3.4. Polymer System.
Lumpur ini umumnya dibuat dengan polymer bahan kimia berantai panjang, berberat molekul tinggi dimanfaatkan untuk melapisi/membungkus drill solid, shale (inhibition) mencegah pengenceran dan atau untuk menaikkan kekentalan, menurunkan filtrate lost dan menstabilkan formasi.
Bermacam-macam type polymers, tersedia untuk dipakai, termasuk acrylamide, cellulose dan natural gum base products, Sering kali inhibiting salt seperti KCl atau NaCl dipakai untuk mendapatkan stabilitas yang lebih tinggi.
-
1.3.5. Low Solid System.
System lumpur ini jumlah dan type solid dikontrol. Nilai range konsentrasi solid tidak boleh lebih dari kira-kira 6% - 10% terhadap volume.
Padatan dari clay harus 3% atau lebih kecil dan perbandingan padatan dari serbuk bor terhadap bentonit lebih kecil dari 2 : 1.
Low solid system umumnya memakai polymer additives untuk viscosifier atau bentonite xetender dan non dispersed
1.3.6. Saturated Salt System.
Berberapa kelompok jenis lumpur termasuk dalam system ini :
- Saturated salt system mempunyai konsentrasi chloride 190.000 ppm (mg/l) atau lebih untuk mengebor formasi garam.
- Salt water system mempunyai konsentrasi 10.000 190.000 ppm(mg/l)
- Brackish atau seawater system apabila konsentrasi chloride rendah dibawah 10.000 ppm atau lebih kecil.
Lumpur dapat disiapkan dari air tawar, air asin (brine water) dan sodium chloride kering (atau garam yang lain seperti potosium chloride dipakai sebagai shale inhibition) ditambahkan untuk memperoleh sal;initas yang diharapkanl
-
1.3.7. Oil Mud System.
Oil base mud dapat dipakai bermacam-macam tujuan dimana diperlukan stabilitas fluida dan inhibition, seperti pada sumur temperatur tinggi, sumur dalam, sumur-sumur dimana sering
terjadi jepitan dan memiliki problem kestabilan lubang dan lain-lain.
Terdapat dua type pada system ini :
- Invert emulsion muds :.
- Oil mud atau oil base mud
1.3.8. Synthetic Mud System
Lumpur ini di desain untuk sebagai Lumpur berperformance oil base mud , tanpa membahayakan lingkungan. Jenis synthetic fluid ini adalah, ester, eather, poly alpha olefins. Semuanya ini dapat dibuang kelaut tanpa mengganggulingkungan.
1.3.9. Air, Mist, Foam dan Gas system.
Terdapat 4 jenis operasi yang termasuk dalam system ini menurut IADC antara lain :
- Dry air drilling (mengebor dengan udara kering)
- Mist Drilling,
- Stable foam,
- Aerrated fluid,
-
ADDITIVES FLUIDA PEMBORAN 1.4.1. Alkality, PH Control Additives. 1.4.2. Bactericides. 1.4.3. Calcium Removers. 1.4.4. Corrosion Inhibitor. 1.4.5. Defoamers. 1.4.6. Emulsifiers 1.4.7. Filtrate reducers 1.4.8. Flocculants 1.4.9. Foaming agents 1.4.10. Loss Circulatin Material 1.4.11. Lubricants 1.4.12. Pipe -Freezing agents 1.4.13. Shale - Control inhibitor 1.4.14. Surface active agents 2.15. Temperatur stability agents 1.4.16. Thinners, dispersants 1.14.17. Viscosifier 1.14.18. Weighting material
-
COMPOSITION OF DRILLING FLUID
Komposisi lumpur pengeboran yang telah disirkulasikan untuk mengebor:
1. Cairan bahan dasar lumpur (Water, Oil ).
2. Bahan kimia, (Emulsifier & Soluble Chemical)
3. Bahan solid (padatan), yaitu berupa:
* Padatan yang dapat mengembang ( active) sehingga menaikkan viscositas
saat bercampur bahan dasar lumpur
> Bahan additive lumpur misalnya Viscosifier bentonite, polymer dll
> Hydratable Drill Solid (Material serbuk bor/ drill cutting yang
dapat berhydrasi ), misalnya bentonitic shale,gumbo dll
* Padatan tidak mengembang (inert) apabila bercampur dengan cairan
bahan dasar lumpur.
> Additives lumpur misalnya weighting material barite, galena dll.
> Serbuk bor/ drill solid misalnya cutting sand formation dll
-
Drilling Fluid Components
OIL
SOLUBLECHEMICALS
WATER
EMULSIFIERS AND
SOLUBLE CHEMICALS
LIQUID
SYNTH-
ETIC DIESELLOW
TOXICCRUDE
FRESH
WATERBRINE
SOLID
REACTIVE
COM. CLAYS
AND POLYMERS
HYDRATABLE
DRILL SOLIDS
INERT
WEIGHTING
SOLIDS
INERT DRILL
SOLIDS
ADDED DRILLED
Gyp, Salt,etc
-
LIMBAH
CAIR
Proses Lumpur Bor
PEMROSESAN LIMBAH
WELL BORESOLIDS
CONTROLMIXING DAN
ADDITION
FLUIDA BARU & ADDITIVES
LUMPUR BOR
SOLIDS + FLUID TERBAWA
GAS
REMOVALFLARE/
EXHOUSE
-
KEUNTUNGAN DENGAN MEMBUANG DRILL SOLID
1. MENAIKKAN ROP
2. MENURUNKAN BIAYA TREATMENT LUMPUR
3. MENINGKATKAN USIA BIT
4. MENURUNKAN BIAYA PEMELIHARAAN PERALATAN SIRKULASI
5. MENGURANGI KEMUNGKINAN TERJADINYA DIFF. PRES. STUCK
6. MENCEGAH TERJADINYA LOST SIRKULASI
7. MENURUNKAN KERUSAKAN FORMASI PRODUKTIF
8. MENGURANGI KEMUNGKINAN GAGAL PENYEMENAN
9. MEMPERKECIL VOLUME BUANGAN DRILL SOLID DAN CAIRAN YANG TERBAWA SERTA MEMPERKECIL PROBLEM LINGKUNGAN
-
4. MENGURANGI KEMUNGKINAN TERJADINYA DIFFERENTIAL PRESSURE STUCK
-
AKIBAT LOS SIRKULASI DAN ATAU FILTRATION LOST
PADA FORMASI PRODUK TIF
-
2. WORKOVER DAN COMPLETION FLUID
Workover dan completion fluid adalah merupakan fluida yang dipergunakan selama workover dan completion mulai dari density rendah berupa gas seperti nitrogen sampai lumpur berdensity tinggi dan packer fluid.
Fungsi dari workover fluid meliputi untuk killing sumur,membersihkan sumur untuk membuang pasir, batuan, cutting metal dan material asing lainnya, mengebor lapisan produktif baru, atau plug back.
Completion fluid dipakai selama operasi pada tahap komunikasi inal antara formasi produktif dan lubang sumur. Fluida ini mungkin berupa nitrogen, low solid water brine, dan mungkin dipakai gravel parking. ersyaratan utama pemakaian fluida ini adalah tidak membuat damage atau block production formation.
Packer fluid di letakkan di annulus antara tubing produksi dan casing. Persyaratan umum dari packer fluid adalah memelihara pengendalian tekanan, tidak beracun dan tidak c Porrosive, mudah di sirkulasikan kembali dan memperkecil formation damage.
-
PEMAKAIAN
COMPLETION FLUID
1. Melawan tekanan formasi selama pekerjaan perforasi atau workover
2. Pendorong bubur semen, acid, fract fluid dan lain-lain
3. Kill fluid4. Preflush, breakdown perforation5. Well bore clean out6. Stabilization of bore hole wall (unconsolidated
sand)7. Pembersihan dinding lubang bor8. Packer fluid9. Openhole loging fluid (resestivity tool)
-
WORKOVER FLUID
JENIS FLUIDA WORKOVER DAN COMPLETION FLUID YANG
BAIK AKAN BERSIFAT :
a. Memiliki density yang cukup untuk melawan tekanan formasi.
b. Tidak menyebabkan timbulnya formation damage atau mempekecil
kemungkinan timbul formation damage
c. Sedapat mungkin tidak mengandung partikel solid. Hal ini sangat
penting untuk mencegah terjadinya penyumbatan perforasi.
d. Non korosif
e. Stabil terhadap waktu dan temperatur
-
FORMATION DAMAGE DARI CLAY
Partikel Clay merupakan partikel yang menjadi sumber formation dan well bore damage
Batuan reservoir yang terdapat sedikit swelling clay yang mengembang berakibat menurunnya permeabelitas.
Sumber utama damage adalah pengenceran/ dispersion dan mgrasi. Clay yang terdispers mengalir masuk chanel-chanel formasi sampai ia berhenti. Miniatur mud cake terbentuk sumbat di pori-pori dan menurunkan permeabelitas secara keseluruhan
-
TYPE COMPLETION FLUID SYSTEM
Terdapat beberapa jenis completion fluid system:
Gas
Water brine
Viscosifier water brine
Polymer brine
Oil (minyak)
Oil continous muds
-
NITROGEN WORKOVER DAN
COMPLETION FLUID
Nitrogen banyak dipergunakan selama
workover dan completion karena karakteristik
fisiknya diperlukan. Ia inert (tidak bereaksi), ia
tidak merusak bagian peralatan dari karet atau
tidak mempunyai effect formation damage dan
boiling poinnya rendah. (- 320 F)
-
JET WELL UNTUK MEMBUAT ALIRAN
Jetting dengan nitrogen dapat meningkatkan recovery treating fluid . Hasil maksimum dari pemompaan nitrogen ke bawah tubing dilkukan pada rate konstan sambil memelihara tekanan balik diannulus.
Keuntungan dari jetting termasuk meningkatkan konduktifitas lubang sumur, biaya fluida lebih rendah, menurunkan rig time, menurunkan bahaya jepitan swab cups dan lebih cepat investasi kembali.
Pada pekerjaan acidizing, nitrogen membantu meningkatkan kecepatan aliran kembalinya fluida. Kecepatan ini meningkatkan pembersihan dari endapan yang umum hasil samping acidizing dan partikel yang tidak larut, yang tidak dapat dikeluarkan dan dapat menyebabkan formation damage. Selama ia kerja, nitrogen dengan meningkatkan volume treatment membantu meningkatkan penembusan. Gelembung nitrogen secara temporer menyumbat pori-pori dan menurunkan fluid loss sehingga fluida treatment menjadi lebih efisien.
SAND WASHING
DRAY PERFORATING
-
WATER BRINE
Fluida ini dibuat dari air tawar atau larutan yang dibuat dari air ditambah satu atau lebih electrolyte
Tidak ada partikel yang mengambang seperti viscoisivier dll.
Tidak ada fitrations control untuk menurunkan fluid loss di lapisan permeable
Beberapa brine adalah corrosive sehingga diperlukan inhibitor
Beberapa brine ada yang beracun atau membakar kulit, oleh karena itu penanganan perlu diperhatikan peralatan keselamatan dan prosedur penanganannya.
Fluida ini dipakai untuk mendapatkan inhibition yang baik dari clay atau shale production zone
Fluida ini tahan contaminasi
-
SODIUM CLORIDE (NaCl) Jenis ini paling umum dipergunakan selama ini sebagai packer
fluids
Jenis ini telah tersedia pada lapangan produksi
Brine density dapat dinaikkan sampai 10 ppg.
Di daerah dimana larutan ini tidak tersedia, ia dapat dibuat dengan mencampur garam kedalam air tawar.
Larutan ini corossive untuk dipakai sebagai workover fluid/completion fluid/packer fluid .
Problem corrosive ini dapat diatasi dengan mengatur pH larutan menjadi 10,5 . Pengukuran pH langsung dilarutan dapat terjadi kesalahan, tetapi lebih akurat dengan mengukur alkalinity dan mengendalikan P-alkalinity dari filtrate.
Mungin juga untuk menjadikan corrosive rate yang lebih rendah dapaT menambahkan corrosion inhibitor. Dalam beberapa kasus dapat ditambahkan oxygen scavenger bersama inhibitor ( contoh Mgco Inhibitor 303 untuk larutan garam)
-
SODIUM CLORIDE DAN SODA ASH Adakalanya larutan sodium chloride diperlukan density lebih
besar dari 10 ppg. Untuk itu larutan sodium cloride dicampur soda ash dapat dipakai sampai mencapai density 10,60 ppg.
Larutan ini dapat dipakai untuk packer fluid non-corrosive dan dilapangan lebih baik bila ditambah corrosion inhibitor
Fluida jenis ini dapat dbuat mencapai density 11.8 ppg
Akan timbul panas saat calcium chloride dicampurkan kedalam air, sehingga density terukur saat pembuatan/ cairan masih panas akan berbeda saat temperatur turun (menjadi lebih tinggi)
Untuk mencegah kesalahan pembuatan, maka jumlah calcium chloride yang diperlukan harus dihitung terlebih dahulu sebelum dicampurkan.
Fluida ini tergolong mildly alkaline dan tergolong tidak corrosive. Tetapi dilapangan /perusahaan lebih suka menambahkan corrosion inhibitor.
-
JENIS WORK OVER FLUID YANG MENGANDUNG SOLID
a. > Conventional water base mud. (dapat membuat
formation damage)
b. > Oil Base Muds, atau invert emulsion mud
C, > Brine water base mud. KCl atau NaCl brine
diberikan bahan penaik kekentalan (viscosifier)
hydroxyethiylcellulose (HEC) polymer atau XC
polymer, untuk meningkatkan kemampuan
pengangkatan cutting dan bahan pemberat CaCO3 .Kelebihan jenis ini adalah ia tidak menyebabkan
formation damage dan dapat diasam (acid soluble) ,
walaupun hanya effektif sampai temperatur 2500 F
-
POLYMER BRINE Dibuat dari air danlarutan electrolyte yaitu polymer sebagi
viscosifier( yang dapat larut di asam) dan fluid loss control agent.
System fluida terbaru terdiri dari material suspensi yang halus carbonate yang dapat larut dalan asam chlorida.
Karena semua bahan larut dalam asam chlorida , maka semua fluida yang invasi dapat 100% permeabelitas kembali
Density dapat dibuat dari 8.4 sampai 11.7 ppg.
Jenis ini compatible dengan corrosion inhibitor dan biocides bila diperlukan
Jenis ini stabil dalam waktu yang lama
Fluida ini mudah mengalir dengan pressure drop yang rendah pada debit tinggi dan dapat mengontrol filtrate sampai serius seepage loss
System ini tidak stabil diatas 250F
-
OIL CONTINOUS MUD Jenis fluida ini dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu oil mud dan
invert oil emulsion mud. Disebut oil mud jika kandungan air3-5% water emulsified ( water in oil) dan dsebut invert oil mud bila kandungan air lebih besar dan dapat mencapai 50%
Bahan Lumpur diantaranya: High Flash diesel oil ditambah oxidized asphalt, organic acid, alkali stabilizing
agent
Crude oil ditambah diesel oil, Magnesium Chloride, organic bactericide
Biaya Lumpur ini sangat tinggi terutama pada pemakaian sumur awal
Pada Lumpur ini density dipengaruhi kandungan emulsi dan atau inert solid
Untuk mencegah pengendapan dapat ditambahkan gelling agent
Sesuai untuk formasi peka terhadap air dan perlu density besar (dapat bibat sampai 20 ppg) dan bila tidak ada alternatif lain.
Tidak menyebabkan damage pada formasi water sensitive
Cociok untuk mengebor sumur dalam temperatur dan tekanan tinggi
Formasi yang peka minyak untuk formasi hydrocarbon sehingga terbentuk oil coneeate. Disamping itu oil mud terdapat banyak oil wetting agent dapat merubah formation wettabelity.
Oil-continous muds akan dapat stabil dalam periode yang lama, hanya perlu sedikit pengawasan dan pemeliharaan kecuali pada kodisi jelek
-
PENYARINGAN SOLID
Untuk mendapatkan fluida workover/completion YANG BAIKsystem penyaringan filter 3 micron pada umumnya atau palingtidak 5 micron.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN.A. Filter biasanya disebutkan bekerja nominally dalam 3 micron.
Hal ini tidakberarti semua solid berukuran lebih besar dari 3 micron
B. Filter element biasanya dapat menahan beda tekanan rendah,sekitar 35 psi .
C. Apabila sirkulasi jalan terus ketika penurunan tekanan melebihilimit ini, filteelement akan kolep (memipih) atau seal akan bocor,danmenyebabkan fluikotor bypas tidak melalui filter.
D Berbeda pabrik, filter element memiliki beda dert capacityE. Dirt capasity selalu lebih tinggi jika memekai rate sirkulasi yang
rendah.Oleh karena itu memakai 2 atau lebih filter pot secara paralel
F. Untuk membersihkan fluida yang kotor dengan filter sisten seri.
-
DAMPAK COMPLETION FLUID
WO Fluid dengan 0,5% solid akan tampak relatif bersih, tetapi bila masuk
kedalam formasi 50 bbls selama operasi workover atau completion, maka
solid yang tersaring akan mencapai 2430 cu.in
Lubang perforasi dapat diperkirakan sama dengan silinder berdiameter 0,5 in dan panjang 10 in. Volume sebuah perforasi tersebut berkisar 2 cubik in. Sehingga untuk sejumlah kotoran/solid 2430 cu.in akan dapat menutup penuh 1215 perforasi