Download - Panduan Belajar Ika 2011
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
1/104
PANDUAN BELAJAR
ILMU KESEHATAN ANAK
TIM PENYUSUN
1. Roni Naning
2. Sumadiono
3. Nenny Sri Mulyani
4. Amalia Setyati
5. Wahyu Damayanti
6. Sri Mulatsih
7. S.Yudha Patria
8. Mei Neni Sitaresmi
9. Rina Triasih
10.Ida Safitri
KONTRIBUTOR
Semua Staf Bagian IKA FK UGM
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
2/104
2
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA, INDONESIA
2011
Study Guide: Ilmu Kesehatan Anak
Copyright@2006 by Faculty of Medicine, Gadjah Mada University
Printed in Jogjakarta
First printed: August 2006
Designed by: Yoyo
Cover Design by Yoyo
Published by Faculty of Medicine, Gadjah Mada UniversityAll right reserved
This publication is protected by Copyright law and permission should be obtained from
publisher prior to any prohibited reproduction, storage in a retrieval system, or
transmission in any form by any means, electronic, mechanical, photocopying and
recording or likewise.
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
3/104
3
SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UGM
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
4/104
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya
Buku Panduan Belajar Ilmu Kesehatan Anak. Buku ini disusun sebagai panduan bagidokter muda yang mengikuti putaran klinik untuk mempelajari Ilmu Kesehatan Anak diBagian Ilmu Kesehatan Anak.
Banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan Buku Panduan BelajarIlmu Kesehatan Anak ini, untuk itu kami mengucapkan terima kasih, utamanya kepadaDekan, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Tim Pendidikan Klinik IlmuKesehatan Anak, dan seluruh staf Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas KedokteranUniversitas Gadjah Mada.
Kami menyadari bahwa Buku Panduan Ilmu Kesehatan Anak ini tentunya belumsempurna, untuk itu masukan untuk perbaikan sangat kami harapkan.
Yogyakarta, April 2011
Tim Penyusun
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
5/104
5
DAFTAR ISI
Sambutan Dekan FK UGMKata PengantarCara Menggunakan Study GuideDaftar Kompetensi Klinik
Bab I : BatukBab II : Demam pada AnakBab III : Diare , Muntah dan KolestasisBab IV : Anemia dan perdarahanBab V : Masalah Gizi, Tumbuh Kembang dan ImunisasiBab VI : Bayi baru lahirBab VII : Kegawatan pada anakBab VIII : Alergi
Bab IX : EdemaBab X : Tata Laksana Kasus
Referensi
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
6/104
6
CARA MENGGUNAKAN STUDY GUIDE
Buku ini adalah buku panduan untuk mempelajari kasus-kasus pada saat dokter
muda mengikuti putaran klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Anak. Kompetensi yang tercakupdalam buku panduan ini adalah kompetensi minimal dalam bidang Ilmu Kesehatan Anakyang harus dikuasai pada saat belajar di Pendidikan klinik.
Pendekatan dalam proses belajar dalam buku ini adalah pendekatan terhadapgejala (symptom approach) yang sering pada anak. Berdasarkan gejala yangdidapatkan, maka dokter muda diajak untuk berpikir secara sistematis dan komprehensifmelalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, untuk sampai kepadamasalah atau diagnosis pada kasus tersebut.
Buku ini tersusun atas sepuluh (10) bab yaitu:
1. Bab I : Batuk2. Bab II : Demam pada Anak3. Bab III : Diare, Vomitus dan Kolestasis4. Bab IV : Anemia dan perdarahan5. Bab V : Masalah Gizi, Tumbuh Kembang dan Imunisasi6. Bab VI : Bayi baru lahir7. Bab VII : Kegawatan pada anak8. Bab VIII : Alergi9. Bab IX : Edema10. Bab X : Tata Laksana Kasus
Pada Bab I - IX dijelaskan tentang sistematika berpikir berdasarkan gejala untuk
sampai ditemukan suatu bukti mencapai diagnosis, dan Bab XI menjelaskan tentangtatalaksana dari kasus tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan buku panduan ini adalah :
1. Bacalah dahulu daftar kompetensi klinik yang harus anda kuasai, setelah andamempelajari Ilmu Kesehatan Anak. Daftar kompetensi ini juga dapat anda temukan diBuku Kerja Harian.
2. Pada Bab I - IX, bacalah terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang akan dicapai saatmempelajari bab tersebut. Kemudian cobalah menjawab pertanyaan pertanyaanminmal yang ada dengan menggunakan prior knowledge anda dan jika andamengalami kesulitan, anda dapat menggunakan referensi yang dianjurkan, yangtertulis di bagian akhir buku ini. Setelah anda mampu menjawab semua pertanyaantersebut, mulailah membaca algoritma kasus yang digunakan. Anda dapatmenggunakan referensi untuk mengklarifikasi algoritme tersebut. Bacalah jugabeberapa keterangan yang ada setelah algoritme kasus dipahami.
3. Kemudian bacalah daftar keterampilan yang diperlukan untuk menangani kasus yangbersangkutan. Beberapa prosedur penting yang belum anda peroleh di Skliis Labdijelaskan dalam buku ini.
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
7/104
7
4. Pada bab tatalaksana kasus, diuraikan tata cara pengelolaan pada kasus tersebut,dengan catatan hendaknya selalu mengikuti perkembangan dengan berdasarkanpada bukti-bukti klinis yang ada di buku bacaan wajib.
Jika terdapat pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang ada dalam BukuPanduan Belajar ini dan anda mendapatkan kesulitan untuk mendapatkan jawabannyameskipun telah membaca referensi ada, tanyakan pada saat pendidikan klinikberlangsung atau kepada staff pendidik di bangsal.
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
8/104
8
DAFTAR KOMPETENSI KLINIK
Target Kompetensi Minimal Masalah Kesehatan Anak Untuk Dokter Umum:
1. Mampu mendiagnosis dan menentukan rencana penatalaksanaan kasus penyakitpada anak yang sering ditemui, baik secara Mandiri (M), Tindakan pertama (TP)atau merujuk (R).
2. Mampu menjelaskan indikasi, prosedur dan kemungkinan hasil pada pemeriksaanpenunjang yang sering dilakukan pada anak.
3. Mampu melakukan penapisan kasus-kasus yang perlu dirujuk dan kegawatan padaanak.
4. Mampu melakukan tindakan pertama kasus yang perlu dirujuk atau kegawatan padaanak.
5. Mampu melakukan komunikasi yang baik dengan pasien.
Deskripsi Kompetensi Berdasarkan Kasus:
No Area kompetensi kasus M TP R
1 Batuk:a. ISPA
- Common cold/Rhinitis akut- Faringitis- Bronkitis- Bronkiolitis- Pneumonia
b. Asma ( + serangan asma akut)c. Jantung : kelainan jantung bawaan dan didapat
XXXXXX
XXXX
XXXX
2 Demam pada Anak- DBD dan demam dengue- Malaria- Polio- Morbili- Varisela- Hepatitis A, B- Infeksi Saluran Kemih, pyelonefritis
- Tifoid- Demam Rematik- TBC Anak,- HIV- Difteri- Tetanus- Ensefalitis- Meningitis, abses serebral
XX
XXXX
XXX
XX
XXX
X
XXXXX
XXXXXXX
XXXXXXXX
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
9/104
9
- Otitis Media Akut X X
3 Diare
- Derajat dehidrasi
- Kausa: infeksi, non infeksi
- Perjalanan: akut, kronik, persisten- Komplikasi
X
X
X
XX
X
X
X
X
X
X
XX
4 Vomitus, GER X X X
5 Kolestasis X X
6 Anemia dan perdarahan
- Anemia defisiensi besi
- Leukemia dan keganasan
- Diathesis hemorragic
- Immun thrombocytopenia purpura (ITP)
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
7 Gizi, Tumbuh Kembang dan Imunisasi
- Masalah Gizi: malabsorbsi, marasmik, kwasiorkor,obesitas
- Tumbuh kembang, gagal tumbuh- Imunisasi PPI, Non PPI dan KIPI- Anak bermasalah, global developmental delay,autis,
GPPH, cerebral palsy- Aspek psikososial penyakit, pediatri sosial komunitas
X
XXXX
X
XXX
8 Bayi baru lahir- Normal, hipotermia, hipoglikemia, oral trush
(candidiasis)- BBLR / kurang bulan- Sepsis
- undescencus testiculorum, hypospadia, phymosis- Ikterus- Asfiksia, RDS- Perdarahan intrakranial,- perdarahan defisiensi vit K- Konjungtivitis- Infeksi umbilikus
X
X
X
XXX
XX
X
XXXX
XX
XXXXXXX
9 Kegawatan pada anak- Syok- Kejang, epilepsi, kejang demam- Distres Napas
- Apnea
XXXX
XXX
10 Alergi
- makanan,
- rhinitis,
- anaphylactic reaction
- Obat
X X X
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
10/104
10
11 Edema- Sindroma Nefrotik- Kwasiorkor- Gagal jantung,
- GNA/C
XXXX
XXXX
12 HIV X
13 Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) X X X
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
11/104
11
Daftar Kompetensi Keterampilan:
No. Daftar Kompetensi Target
kompetensi
Fase pelatihan dan targetkompetensi yang dicapai
Practicalsession
Ski l lsLab
Clerksh ip
U M U M (bisa dilatih di Bagian lain)
A. Anamnesis
1. Aloanamnesis, anamnesis riwayatnutrisi, anamnesis pada anak,berinteraksi dengan orangtua/keluarga
4 3 4
B. Pemeriksaan Fisik Umum
2. Tanda utama : nadi, respirasi, suhu,tekanan darah
4 3 4
3. Penilaian derajat kesadaran 4 2 4
4. Penilaian kepala, leher, dada,abdomen, ekstremitas, genital,dan pemeriksaan komprehensifberkaitan dengan penyakit
4 3 4
C. Tindakan Medis
5. Pungsi vena 3 3
6. Membuat dan menginterpretasiapusan darah tepi
3 3
7. Interpretasi hasil pemeriksaan darahrutin
3 3
8. Membuat dan menginterpretasipemeriksaan urin dan feses rutin
3 3
9. Pemasangan pipa naso gastrik 3 310. Intubasi 2 2 2
11. Uji alergi kulit 2 2
12. Pungsi cairan asites, cairan pleura,cairan perikard, sumsum tulang
2 2
13. Membaca foto toraks 2 2
14. Pemasangan infus 3 3
15. Pemasangan kateter urine 2 216. Menyuntik i.m, i.v, subkutan 4 4
17. Pungsi supra pubik 2 218. Melakukan isapan lendir di jalan
napas
4 4
KHUSUS (hanya bisa dilatih di Bagian Ilmu Kesehatan Anak)
A. Pemeriksaan dan Tindakan Khusus pada Bayi Baru Lahir
1. Penilaian keadaan umum, perilaku,menangis
3 3
2. Pemeriksaan skor Apgar 3 3
3. Penilaian kelainan kongenital yangterlihat
4 4
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
12/104
12
4. Reflek primitif- Reflek Moro- Palmar/plantar grasp- rooting/sucking reflex- vertical suspension positioning,
- asymmetric tonic neck
4443
4
4443
45. Penilaian skor Dubowitz 3 36. Pemeriksaan Kramer 3 3
7. Menilai dan membimbing caramenyusui
3 3
8. Resusitasi bayi baru lahir 3 2 39. Merawat bayi baru lahir normal 4 4
B. Pemeriksaan Pada Anak
10. Pemeriksaan fisik umum 4 3 411. Penilaian derajat kesadaran 3 3 3
C. Penilaian Tumbuh Kembang Anak12. Global developmental delay 3 3
13. Gagal tumbuh 3 314. Uji Denver 3 3 3
15. Anak bermasalah: autis, cerebralpalsy, GPPH
2 2
16. Pengukuran antropometri danpenilaian status gizi
-Berat badan-panjang badan-lingkar kepala- lingkar lengan atas
4444
3333
4444
17. Pediatri sosial komunitas 4 4D. Tindakan Medis pada Anak
18. Merencanakan dan edukasipemberian makan pada anak
4 4
19. Melakukan uji rumple leede 4 4
20. Pemeriksaan uji tuberkulin 3 3
21. Resusitasi pada Anak 2 2 2
22. Pungsi lumbal 2 2
23. Menyiapkan dan melakukan terapiinhalasi pada anak
3 3
24. Menyiapkan dan melakukanimunisasi dasar
a. BCGb. Hepatitis Bc. Poliod. DPTe. Campak
33333
33333
25. Menyiapkan dan melakukanimunisasi tambahan
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
13/104
13
a. HiBb. MMRc. Hepatitis Ad. Tifoide. Varisela
f. IPD
22222
2
22222
226. Pemberian oksigen:
- nasal kanul- sungkup rebreathing- sungkup non rebreathing- headbox
4444
4444
E. Manajemen Terpadu Balita Sakit 4 4
F. Penulisan Rekam Medis dengan baik& benar
4 4
Jumlah 202
Keterangan:Target Level of Competence (LOC)di bagi menjadi 4, yakni:1. Memahami secara teoritis2. Memahami dan melihat/mengenal3. Melakukan secara terbatas dibawah supervisi atau dalam suasana latihan)4. Melakukan secara mandiri dan rutin
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
14/104
14
BAB I
BATUK
A. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu membuat diagnosis banding dan diagnosis akhir pada anak dengan batuk.2. Mampu menentukan rencana tindakan, menjelaskan indikasi, prosedur dan
kemungkinan hasil dari pemeriksaan yang dilakukan pada anak dengan batuk.3. Mampu melakukan rencana penatalaksanaan pada anak dengan batuk, sesuai
dengan diagnosis atau masalah yang ditemukan.4. Mampu menentukan kasus kasus yang perlu dirujuk, melakukan tindakan pertama
pada kasus kasus anak dengan batuk5. Mampu menentukan indikasi pemberian obat misalnya antibiotika, brokodilator,
mukolitika, kortikosteroid pada anak dengan batuk.
B. Pertanyaan dan Persiapan Dokter Muda
1. Apa batasan saluran napas (respiratorik) atas dan bawah?2. Bagaimana mekanisme reflek batuk?3. Apa yang dimaksud dengan batuk akut, batuk kronis atau kronis berulang?4. Apakah ada sifat atau pola batuk yang spesifik pada penyakit anak dengan gejala
utama batuk?5. Apa yang dimaksud dengan batuk yang kasar (menggonggong), whooping cough?6. Keadaan atau penyakit penyakit apa saja yang dapat menimbulkan gejala batuk?7. Pertanyaan apa saja yang harus ditanyakan pada waktu melakukan anamnesis
pada anak dengan batuk?8. Apa yang dimaksud dengan sianosis dan bagaimana patofisiologinya?9. Berapa batasan napas cepat pada bayi dan anak?10. Bagaimana cara pemeriksaan fisik dada (paru)?11. Bagaimanakah suara napas normal pada anak? Apa yang dimaksud dengan suara
napas melemah atau mengeras?12. Apa yang dimaksud dengan suara napas tambahan? Apa saja yang termasuk dalam
suara napas tambahan? Ronki, krepitasi, wheezing, stridor?13. Bagaimana patofisiologi timbulnya suara napas tambahan?14. Bagaimana suara jantung yang normal dan tidak normal?15. Apa saja yang termasuk dalam kelainan jantung bawaan?16. Apa yang dimaksud dengan gallop dan bising jantung? Ada berapa macam bising
jantung?17. Apa yang dimaksud dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (atas dan bawah),
gagal jantung, asma, TBC? Bagaimana patogenesis / patofisiologinya?18. Bagaimana membedakan secara klinis faringitis akut karena bakteri dengan virus19. Bagaimana mendiagnosis dan tatalaksana pneumonia?20. Bagaimana mendiagnosis dan tatalaksana TB?21. Apa saja kemungkinan gambaran foto torak pada TBC?
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
15/104
15
22. Apa itu uji tuberkulin? Bagaimana cara pemberian dan penilaiannya?23. Apa yang dimaksud dengan limfadenopati?24. Obat apa saja yang sering dipakai dalam talaksana batuk pada anak dan
bagaimana cara kerjanya?25. Apa yang dimaksud dengan antitusif, ekspektorans, mukolitik?
26. Apa yang dimaksud dengan terapi inhalasi dan apa kelebihan dan kekurangannya?
C. Algoritme Kasus
D. Daftar Keterampilan (Kognitif dan Psikomotor)
1. Mampu melakukan anamnesis yang baik dan komprehensif pada anak denganbatuk
Batuk dan Sukar Bernapas
Akut Kronis / Batuk Kronis berulang
Infeksi Non infeksi Non infeksiInfeksi
Saluran napas atas- Common cold- Faringitis
StreptococcusBeta Hemolitkusgroup A (BHA)
nonstreptococcusBHA
SN Bawah :- Croup- Bronkitis- Bronkiolitis- Pneumonia- Pertusis
Corpal(corpus
alienum)
Gagaljantung
Spesifik(TBC)
Non Spesifik Asma Penyakitjantungbawaan
Gagal
jantung
Pemeriksaan Fisik Anamnesis
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
16/104
16
2. Mampu melakukan pemeriksaan fisik umum (cara menghitung frekuensi napas, tipenapas, sianosis, pulsus paradoksus) , menentukan adanya limfadenopati,pemeriksaan hidung, tonsil,faring, pemeriksaan paru, jantung pada anak denganbatuk
3. Mampu melakukan analisis temuan data dari anamnesis dan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang pada anak dengan batuk4. Mampu melakukan interpretasi pemeriksaan, Uji Tuberkulin. analisis gas darah
secara sederhana5. Mampu melakukan terapi oksigen dan inhalasi dengan benar
E. Penjabaran Prosedur
1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik lihat kembali buku petunjuk keterampilan medikdan buku pemeriksaan fisik pada anak.
2. Uji Tuberkulin
Prosedur Melakukan Uji Tuberkulin Metode Mantoux (tes Mantoux)
1. Siapkan 0,1 ml PPD kedalam disposable spuit ukuran 1 ml (3/8 inch 26-27 gauge).2. Bersihkan permukaan lengan volar lengan bawah menggunakan alkohol pada
daerah 2-3 inchi di bawah lipatan siku dan biarkan mengering3. Suntikkan PPD secara intrakutan dengan lubang jarum mengarah ke atas. Suntikan
yang benar akan menghasilkan benjolan pucat, pori-pori tampak jelas seperti kulitjeruk, berdiameter 6-10 mm.
4. Apabila penyuntikan tidak berhasil (terlalu dalam atau cairan terbuang keluar) ulangisuntikan pada tempat lain di permukaan volar dengan jarak minimal 4 cm darisuntikan pertama.
5. Jangan lupa mencatat lokasi suntikan yang berhasil tersebut pada rekam medis
agar tidak tertukar saat pembacaan. Tidak perlu melingkari benjolan dengan pulpen/ spidol karena dapat mengganggu hasil pembacaan.
Pembacaan
1. Hasil tes Mantoux dibaca dalam 48-72 jam, lebih diutamakan pada 72 jam.
a. Minta pasien kontrol kembali jika indurasi muncul setelah pembacaan,b. Reaksi positif yang muncul setelah 96 jam masih dianggap valid,c. Bila pasien tidak kontrol dalam 96 jam dan hasilnya negatif maka tes Mantoux
harus diulang.
2. Tentukan indurasi (bukan eritem) dengan cara palpasi.3. Ukur diameter transversal terhadap sumbu panjang lengan dan catat sebagai
pengukuran tunggal.4. Catat hasil pengukuran dalam mm (misalnya 0 mm, 10 mm, 16 mm) serta catat pula
tanggal pembacaan dan bubuhkan nama dan tandatangan pembaca.5. Apabila timbul gatal atau rasa tidak nyaman pada bekas suntikan dapat dilakukan
kompres dingin atau pemberian steroid topikal.Catatan:
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
17/104
17
Reaksi hipersensitivitas terhadap tuberkulin yang munculnya cepat (immediatehypersensitivity reactions) dapat timbul segera setelah suntikan dan biasanya menghilangdalam 24 jam. Hal ini tidak mempunyai arti dan bukan menunjukkan hasil yang positif.
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
18/104
18
BAB II
DEMAM PADA ANAK
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah anda mengikuti pendidikan klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Anak, diharapkanmampu:
1. Mengenali klasifikasi/ tipe dan pola demam pada anak.2. Melakukan anamnesis mengenai demam sebagai data untuk mengetahui lebih
lanjut penyakit yang mendasari.3. Melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang sebagai data tambahan demam.4. Mengenali penyakit-penyakit dengan demam pada anak.5. Melakukan dan memilih pengobatan demam yang tepat.
6. Memberikan konsultasi mengenai penyakit anak dengan demam.7. Menjelaskan kepada keluarga pasien pemberian antipiretik di rumah sebagai upaya
pertolongan pertama.8. Menentukan kasus-kasus demam yang memerlukan rujukan.
B. Pertanyaan dan Persiapan Dokter Muda
Sebagai persiapan, dapatkah anda menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut?
1. Bagaimana pembagian demam berdasarkan lama, suhu tubuh, dan polanya?2. Bagaimana menentukan perjalanan demam pada anak?3. Gejala atau keluhan apa saja yang dapat menyertai demam?
4. Kelainan atau penyakit apa saja yang dapat menyebabkan demam?5. Bagaimana pola demam yang khas untuk penyakit-penyakit demam tifoid, malaria,
morbili, varisela, demam dengue?6. Dapatkan anda menentukan perjalanan demam untuk penyakit-penyakit di atas?7. Dapatkah anda menjelaskan patofisiologi demam pada penyakit-penyakit di atas?8. Dapatkah anda membedakan demam pada penyakit infeksi (viral, bakterial) ataupun
oleh sebab penyakit non infeksi?9. Gejala dan tanda apa saja selain demam pada penyakit infeksi (viral, bakterial)
ataupun oleh sebab penyakit non infeksi?10. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan untuk menentukan diagnosis, setelah anda
menentukan diagnosis banding demam?11. Apa tanda dan gejala selain demam untuk penyakit demam tifoid, malaria, dan
infeksi saluran kemih (ISK)?12. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan untuk menentukan diagnosis penyakit-
penyakit pada no. 11?13. Dapatkah anda menjelaskan tatalaksana demam tifoid, malaria, dan ISK?14. Komplikasi apa saja yang bisa terjadi?15. Apa tanda dan gejala selain demam untuk infeksi dengue?16. Dapatkah anda menentukan klasifikasi dengue sesuai guideline WHO 2009?
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
19/104
19
17. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan untuk menentukan diagnosis infeksidengue?
18. Bagaimana tatalaksana infeksi dengue sesuai klasifikasinya?19. Apa komplikasi infeksi dengue?20. Apa tanda dan gejala selain demam untuk penyakit morbili, varisela, eksantem?
21. Dapatkah anda membedakan ruam pada penyakit-penyakit no. 20?22. Bagaimana tatalaksana morbili, varisela, eksamtem?23. Komplikasi apa yang sering terjadi pada morbili, varisela, eksantem?24. Apa tanda dan gejala selain demam infeksi saluran napas akut (common cold,
influenza, faringitis akut)? Apa perbedaan common cold dan influenza?25. Pemeriksaan apa yang diperlukan untuk mendiagnosis penyakit pada no. 24?26. Bagaimana tatalaksananya? Komplikasi apa yang sering terjadi?27. Ada berapa macam hepatitis yang anda ketahui?28. Apa tanda dan gejala selain demam untuk masing-masing hepatitis?29. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan untuk menentukan diagnosis hepatitis?30. Bagaimana tatalaksananya? Komplikasi jangka panjang apa yang sering terjadi?31. Apa tanda dan gejala selain demam pada polio? Bagaimana perjalanan polio? Apa
klasifikasi penyakit polio?32. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan untuk menentukan diagnosis polio?33. Bagaimana tatalaksananya? Komplikasi apa yang sering terjadi?34. Apa tanda dan gejala selain demam pada demam rematik akut (DRA)?35. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan untuk menentukan diagnosis DRA?36. Bagaimana tatalaksananya? Komplikasi apa yang sering terjadi?37. Bagaimana memilih dan menentukan dosis obat antipiretik untuk anak?38. Bagaimana memberikan edukasi dan konsultasi pada keluarga tentang penyakit
yang disertai demam?39. Bagaimana menjelaskan pemberian antipiretik kepada keluarga pasien?40. Bagaimana mengenali tanda-tanda kegawatan penyakit anak dengan demam?41. Bagaimana anda menjelaskan hal tersebut pada keluarga pasien?
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
20/104
20
C. Algoritme Kasus
Demam
Pirogen Eksogen
Non Mikroba
- Penyakit:
Metabolik,jaringan ikat,
keganasan, autoimun
- Reaksi obat- Dehidrasi
- Demam rematik
Mikroba
Riwayat PenyakitPemeriksaan fisikPemeriksaan Penun an
Jamur
Candidiasis
Protozoa
- Parasit- Malaria- Toxoplasmo
Bakteri- Tifoid- Faringitis- Meningitis- Ensefalitis
- ISK- Otitis Media- Difteri- Pertusis- Tuberkulosis
Virus- Influenza- Dengue- Chikungunya- Polio
- Campak(morbili)
- Varisela- Meningitis- Hepatitis- Ensefalitis
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
21/104
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
22/104
22
C. Algoritme Kasus
Diare Akut
History Examination
Penunjang
Fisik (menilai status dehidrasi)*
Penyebab Komplikasi infeksi
Virus
- Rota virus
Bakteri
- Shigele\o- E.Coli
- Salmonela
Protozoa
- amoeba
- kecacingan
Intoleransi
Laktosa Lemak Protein
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
23/104
23
D. Daftar Keterampilan (Kognitif dan Psikomotor)
1. Melakukan anamnesis pasien diare2. Melakukan pemeriksaan fisik dan menentukan status dehidrasi anak diare
3. Melakukan rehidrasi anak diare4. Mengajari ibu bagaimana mencegah anak diare jatuh dalam kondisi dehidrasi5. Mengajari ibu cara membuat oralit6. Melakukan pemasangan NGT7. Melakukan pemasangan infus8. Menghitung tetesan cairan melakukan balance cairan9. Mampu membuat & menganalisa hasil pemeriksaan feses.
E. Penjabaran Prosedur
Lihat PMPD
Lihat WHO
F. Referensi
1. Buku Ajar Diare, Pendidikan Medik Pemberantasan Diare, DepKes R.I., Direktorat JendralPemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (DITJEN PPM & PLP)1999.
2. Tatalaksana Kasus Diare Bermasalah, Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia,Jakarta-1999
3. Gangguan Absorpsi-Sekresi Sindroma Diare, Graha Masyarakat Ilmiah Kedokteran (GRAMIK)Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo-Surabaya, 1999
4. Nelson5. Clude C. Roy, Pediatric Clinical Gastroenterology fourth edition Arnold Silverman, Daniel A lagille
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
24/104
24
MUNTAH
A. Tujuan pembelajaran
1. Mampu menjelaskan patofisiologi muntah2. Mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik neonatus, bayi, anak dengan muntah3. Mampu mendiagnosis neonatus, bayi dan anak dengan muntah4. Mampu merencanakan dan menginterpretasikan pemeriksaan penunjang pada kasus muntah5. Mampu memberikan terapi standar minimal pada bayi dengan muntah6. Mampu mengenali kedaruratan neonatus, bayi dan anak dengan muntah dan memberikan terapi
standar minimal
B. Pertanyaan dan persiapan dokter muda
1. Bagaimana patofisiologi terjadinya muntah ?2. Apa definisi dari regurgitasi, refluks,muntah?2. Apa saja penyebab muntah yang terbanyak pada neonatus, bayi dan anak?3. Bagaimana mencari penyebab muntah pada anak?1. Anamnesis apa yang diperlukan pada kasus muntah?2. Pemeriksaan fisik apa yang diperlukan pada kasus muntah?3. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis penyakit dengan
manifestasi muntah pada anak?4. Komplikasi apa saja yang bisa timbul akibat muntah?5. Bagaimana terapi penyakit/kelainan dengan manifestasi muntah pada anak?6. Kapan anda harus merujuk pasien dengan muntah?
7. Edukasi apa yang perlu diberikan kepada pasien dengan manifestasi muntah dan/ataukeluarganya?
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
25/104
25
C. Algoritme kasus
D. Daftar keterampilan (kognitif dan psikomotor)
1. Anamnesis untuk menegakkan/menyingkirkan penyakit/kelainan dengan manifestasi muntah2. Pemeriksaan fisik :
Membedakan muntah yang disebabkan oleh proses di:saluran cerna: oleh karena proses obstruksi atau non obstruksiluar saluran cerna
non organik3. Mampu mendeteksi kegawatan muntah pada neonatus, bayi dan anak4. Pemeriksaan penunjang: menganalisis hasil pemeriksaan darah rutin, urin rutin, feses rutin5. Mampu melakukan komunikasi dan memberi edukasi tentang muntah kepada orang tua
pasien
E. Penjabaran prosedur
Ketrampilan 1,2,3,4,5 dicapai dalam diskusi tutorial klinik dan pada saat stasis di bangsal danpoliklinik
F. REFERENSI.
1. Nelson Textbook of Pediatric2. Pediatric Decision making3. Standar Pelayanan Medik Ilmu Kesehatan Anak
MUNTAH PADA ANAK
Neonatus Ba i Anak
Saluran cerna Luar saluran cerna
Obstruksi Non Obstruksi
SSP
Non organik
Organ lain
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
26/104
26
KOLESTASIS
A. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan patofisiologi kolestasis
2. Mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik bayi dengan kolestasis
3. Mampu mendiagnosis bayi kolestasis
4. Mampu merencanakan dan menginterpretasikan pemeriksaan penunjang pada kasuskolestasis
5. Mampu memberikan terapi standar minimal pada bayi dengan kolestasis
6. Mampu mengenali kedaruratan bayi dengan kolestasis dan memberikan terapi standarminimal
B. Pertanyaan dan Persiapan Dokter Muda
1. Bagaiman struktur anatomi liver dan sistem bilier ?
2. Bagaimana fungsi utama liver ?
3. Bagaimana gambaran histologi liver?
4. Bagaimana metabolisme bilirubin?
5. Jelaskan sistem vaskularisasi liver dan bilier?
6. Apa definisi jaundis, fisiologi jaundis dan patologi jaundis?
7. Jelaskan patofisologi jaundis?
8. Apa definisi kolestasis dan kolestasis pada bayi?
9. Jelaskan etiologi kolestasis pada bayi?
10. Bagaimana membedakan kolestasis intra dan ekstra hepatal?
11. Bagaimana digesti dan absorbsi lemak dan vitamin yang larut dalam lemak?
12. Bagaimana tatalaksana kolestasis pada bayi?
13. Jelaskan tatalaksana nutrisi pada bayi dengan kolestasis?
14. Jelaskan tes fungsi liver dan tes liver yang lain untuk menegakkan kasus bayi dengan
kolestasis?
15. Jelaskan obat-obat yang digunakan untuk melancarkan aliran empedu dan
mekanismenya?
16. Jelaskan gambaran patologi anatomi atrena dan hep neonatal?
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
27/104
27
C. Algoritme Kasus
Hiperbilirubinemia
Terkonjugasi
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Gamma GT, alkali fosfatase, albimin, kolesterol, trigliserida, asam empedu gula darah puasa,masa protombin, urin rutin, leukosit urin, reduksi urin, kultur urin, TORCH, skrining penyakit
metabolik, TSHs dan FT, kortisol
USG 2 fase
Tidak terkonjugasi
NormalAbnormal
Kolangiografi
intraoperatif
Bedah
Skintigrafi
Ekresi segera
(dalam 4 jam)
Ekresi lambat atau tidak ada
ekresi dalam 24 jam
Biopsi hati Biopsi hati
Neonatal hepatitis Atresia bilier Bile duct paucity
Kolangiografi
intraoperatif
Tes gen Alagille
Operasi Kasai
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
28/104
28
D. Daftar Keterampilan (Kognitif dan Psikomotor)
1. Mampu melakukan skrining awal kolestasis
2. Mampu mendeteksi komplikasi pada bayi kolestasis
3. Mampu melakukan komunikasi dan memberikan edukasi tentang kolestasis kepada
orang tua pasien4. Mampu melakukan sistem rujukan termasuk menentukan bagian yang dituju untuk
merujuk kasus bayi dengan kolestasis
F. Referensi
Ketrampilan 1, 2, 3, 4, 5 dicapai dalam diskusi tutorial klinik dan pada saat stasis di bangsal
dan poliklinik.
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
29/104
29
BAB IV
ANEMIA DAN PERDARAHAN
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah anda mengikuti pendidikan klinik di Bagian Ilmu kesehatan Anak, anda diharapkan mampu:
1. Mengerti fisiologi hemopoeisis.2. Mengerti kelainan eritropoeisis.3. Mendiagnosis anemia berdasarkan tanda dan gejala klinik4. Melakukan dan menganalisis hasil pemeriksaan laboratorium sederhana untuk mendiagnosis
anemia:
- Melakukan, menerangkan indikasi dan prosedur laboratorium untuk penapisan kasus anemia- Menganalisis hasil tes laboratorium dan membuat diagnosis banding dari hasil tersebut.- Menerangkan hasil tes laboratorium yang digunakan dasar persiapan transfusi pada kasus
anemia berat.
5. Menerangkan pemeriksaan penunjang lain (radiologi, patologi) pada kasus anemia.6. Membuat diagnosis banding anemia berdasarkan gejala klinis, hasil laboratorium, dan
pemeriksaan penunjang lain.7. Menerangkan penatalaksanaan anemia.8. Menerangkan prognosis kasus anemia.
Perdarahan
Setelah anda mengikuti pendidikan klinik di Bagian Ilmu kesehatan Anak, anda diharapkan mampu:
1. Mengerti fisiologi hemostasis.2. Mengerti klasifikasi kelainan hemostasis.3. Menerangkan gangguan trombosit.4. Menerangkan gangguan vaskular.5. Menerangkan gangguan koagulasi.6. Menerangkan gangguan sistem fibrinolisis dan inhibitor.7. Menerangkan bagaimana mendiagnosis gangguan hemostatis berdasarkan tanda dan gejala
klinis.8. Menerangkan tes laboratorium yang digunakan untuk perdarahan dan trombosis.9. Melakukan prosedur laboratorium sederhana untuk kasus perdarahan dan trombosis.10. Menerangkan indikasi tes laboratorium penapisan perdarahan.11. Menganalisis hasil tes laboratorium penapisan perdarahan.
12. Membuat diagnosis banding kelainan hemostasis berdasar gejala klinis, laboratorium danpemeriksaan penunjang lain.13. Menerangkan pengobatan kelainan hemostasis.14. Menerangkan prognosis kelainan hemostasis.
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
30/104
30
Penyakit limfoid dan keganasan hematologi
Setelah anda mengikuti pendidikan klinik di Bagian Ilmu kesehatan Anak, anda diharapkan mampu:
1. Mengerti penyakit limfoid (neoplasma dan non-neoplasma).2. Mengerti definisi, etiologi, dan patofisiologi leukemia akut.3. Mengerti klasifikasi leukemia berdasarkan morfologi sel leukemia.
4. Menerangkan manifestasi klinis leukemia akut.5. Menerangkan diagnosis berdasarkan hasil laboratorium (darah rutin, apusan darah tepi,
sitokimia).6. Membuat diagnosis banding leukemia akut berdasar tanda dan gejala klinis, laboratorium
sederhana, dan pemeriksaan penunjang lain.7. Menerangkan prinsip terapi dan monitoring.8. Menerangkan prognosis leukemia akut.
B. Pertanyaan dan Persiapan Dokter Muda
Sebagai persiapan, dapatkah anda menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Keadaan apa saja yang menyebabkan anemia dan / atau perdarahan? Kelainan-kelainan apasaja yang bisa menyebabkan anemia dan / atau perdarahan?
2. Bagaimana karateristik pada masing-masing penyebab anemia dan / atau perdarahan?3. Bagaimana perjalanan anemia dan perdarahan?4. Apa gejala-gejala lain yang menyertai / mendahului atau yang mengikuti gejala anemia dan /atau
perdarahan?5. Pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan untuk membuktikan diagnosis banding anemia dan
/ atau perdarahan?6. Apa tujuan penanganan pada pasien dengan anemia dan / atau perdarahan?7. Pemeriksaan apa yang anda prioritaskan dan dipilih untuk kasus anemia dan / atau perdarahan?
Mengapa?8. Bagaimana prognosis masing-masing kelainan penyebab anemia dan / atau perdarahan
tersebut?9. Seberapa besar pengaruh kelainan tersebut terhadap permasalahan kesehatan masyarakat?
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
31/104
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
32/104
Algoritma Pendekatan Diagnosis dan terapi individu dengan (penyakit) perdarahan.
Sumber : Nuss R, Lane PA. Bleeding Disorders. In : Berman S. Pediatric Decision Making, 2nded.Philadelphia : B.C. Decker, 1991 : 293
2 -antiplasm
Patients with bruising or bleeding
Physical examination
History Exclude :Sepsis, liver disease, uremia,
h sical abuse HSPEtiology
Known Unknown
Clottingfactor
vWDPT, PTT, PC, BT
Plateletfunction defect
FFP, Cryo,DDAVP, Factor
concentrate
DDAVP,Cr o
Consultation(significant bleeding)
Normal ? Abnormal
Thrombo-
cytopenia ?
DDAVP,Platelet
concentrate
Trauma, mildvWD FXIII,
Assay FVIII, IX,
XI, vWF, Lupusinhibitor
NPT, PTT, /N
Fib, TT, FVII assay, LFT
FVII, liver disease,
VKDB
Factor concentrate,Cryo, DDAVP,
Protamine sulfat
FFP, vitamine K
DDAVP, Cryo,Platelet translution
NPT, N/T PTT, BT PT, N PTT, N BT PT, PTT, N/ BT
Recheck drug history BUN,
creatini, unnalysis, vWD,Platelet function defect
Fib, FDP, TT, LFT
Hemophilia, vWD,Lupus anticoagulant,
he arin effect
Drug effect, Uremia, vWD,Platelet function defect
DIC, liver disease,FII, V, X, VKDB
FFP, vitamine K
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
33/104
D. Daftar Keterampilan (Kognitif dan Psikomotor)
1. Mengetahui pendekatan diagnosis pada anak dengan anemia dan perdarahan.2. Menganalisis dan melakukan rencana penatalaksanaan anak dengan perdarahan.
3. Membuat diagnosis banding penyebab anemia pada anak.4. Melakukan analisis / interpretasi pemeriksaan darah tepi.5. Melakukan penapisan sederhana pada kasus perdarahan anak (Uji perdarahan, pembekuan, rumple leed
E. Penjabaran Prosedur
Sesuai dengan buku pedoman prosedur pada keterampilan medik.
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
34/104
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
35/104
D. Daftar Keterampilan (Kognitif dan Psikomotor)
1. Melakukan anamnesis pasien dengan masalah gizi2. Melakukan pemeriksaan fisik dan menentukan status gizi pada anak3. Memberikan edukasi kepada orang tua tentang pemberian makan pada anak dengan sulit makan
E. Penjabaran Prosedur
1. Lihat kembali cara atau teknik pelaksanaan pada panduan laboratorium keterampilan
ANTROPOMETRI
KlinisSurvei Diet
Lebih Normal Kurang
Assesment
Status NutrisiBiokimiawi Biofisik
- Over weight/Obese
- Kelebihannutrient/hypervitaminosis
- BB rendah/ BB sangat rendah- Pendek/ sangat pendek- Kurus/ sangat kurus- Kurang nutrient/ hypovitaminosis,
defisiensi besi, dll- Gizi buruk (marasmus, kwashiorkor,
marasmic kwashiorkor)
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
36/104
Tumbuh Kembang
A. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu melakukan anamnesis untuk mengidentifikasi faktor risiko gangguan pertumbuhan2. Mampu melakukan penilaian pertumbuhan dengan memplotkan hasil pengukuran antropometri dalam kupertumbuhan (WHO 2006)
3. Mampu melakukan konseling kepada orang tua tentang hasil pertumbuhan4. Mampu mengidentifikasi pasien dengan gangguan pertumbuhan yang perlu dirujuk.5. Mampu melakukan anamnesis untuk mengidentifikasi faktor risiko gangguan perkembangan.6. Mampu melakukan penilaian perkembangan dengan menggunakan milestone perkembangan, KP
(Kuesioner Praskrining Perkembangan) dan Denver II7. Mampu mengidentifikasi pasien dengan gangguan perkembangan yang sering terjadi yang perlu diruj
antara lain cerebral palsy (CP), retardasi mental (RM), autism, dan gangguan pemusatperhatian/hiperaktif (GPPH)
8. Mampu melakukan konseling kepada orang tua cara stimulasi perkembangan sesuai usia
9. Mampu melakukan konseling kepada orang tua tentang hasil penilaian pertumbuhan dan perkembanganak.
B. Pertanyaan dan Persiapan Dokter Muda
1. Apa pengertian tumbuh kembang anak?2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?3. Apakah kebutuhan dasar seorang anak?4. Bagaimana ciri-ciri tumbuh kembang anak?5. Bagaimana tahap-tahap tumbuh kembang anak?6. Apa sajakah parameter penilaian pertumbuhan fisik?7. Bagaimana menilai perkembangan anak?8. Sebutkan macam-macam tes perkembangan!9. Bagaimana mengenali gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak?10. Bagaimana cara melakukan deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak?11. Bagaimana melakukan edukasi kepada orang tua tentang gangguan pertumbuhan dan perkembangan
anak?
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
37/104
37
C. Algoritme Kasus
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
38/104
38
D. Daftar Keterampilan (Kognitif dan Psikomotor)
1. Melakukan anamnesis pertumbuhan dan perkembangan2. Melakukan pengukuran antropometri, dan interpretasi status gizi dan pertumbuhan3. Melakukan tes skrining perkembangan (KPSP, TDD, TDL, CHAT, Conner dan Denver II
test)4. Mengajari ibu stimulasi dan deteksi dini gangguan tumbuh kembang
E. Penjabaran Prosedur
1. Untuk setiap keterampilan dalam D, jelaskan cara mencapainya, misalnya ada petunjukketerampilan medik, petunjuk informasi, petunjuk bahwa materi didiskusikan dalam tutorialklinik.
2. Untuk keterampilan no 1 dan 4, baca kembali teknik komunikasi pada panduanlaboratorium keterampilan
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
39/104
39
Imunisasi
A. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu melakukan penilaian status imunisasi seorang anak2. Memahami tujuan, konsep/dasar imunologi, jadwal, kontraindikasi, efek samping vaksinasi3. Mampu melakukan prosedur imunisasi untuk semua vaksin yang termasuk dalam program
pengembangan imunisasi (PPI) secara per oral, intramuskular, subkutan dan intrakutan.4. Memahami cara penyimpanan dan transport vaksin5. Mampu mengidentifikasi, mencegah,menghindari dan tindak lanjut terjadinya KIPI
(kejadian ikutan pasca imunisasi).6. Mampu menangani kegawatan akibat KIPI dan merujuk7. Mampu memberikan konseling dan motivasi orang tua tentang imunisasi.
B. Pertanyaan dan Persiapan Dokter Muda
1. Apa pengertian imunitas, imunisasi, dan vaksinasi?2. Apa tujuan program imunisasi?3. Bagaimana mekanisme imunologi yang berperan dalam imunisasi?4. Sebutkan jenis-jenis imunitas (kekebalan) berdasarkan cara timbulnya!5. Apakah yang disebut respon imun primer?6. Apakah yang disebut dengan respon imun sekunder?7. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan imunisasi!8. Imunisasi apa saja yang masuk dalam program pengembangan imunisasi (PPI) dan
bagaimana penjadualannya?9. Jelaskan tata cara pemberian masing-masing vaksin yang termasuk PPI (dosis, cara
pemberian, lokasi pemberian)?10. Di antara vaksin-vaksin yang masuk PPI, manakah yang termasuk vaksin hidup (live
attenuated) dan manakah yang termasuk vaksin inaktif?11. Sebutkan kontraindikasi umum pemberian vaksin!12. Sebutkan kontraindikasi pemberian masing-masing vaksin yang termasuk PPI!13. Jelaskan mengenai tata cara penyimpanan vaksin! Apa yang dimaksud dengan cold chain
dan apa kepentingannya?14. Sejak September 2007, vaksinasi polio di Propinsi DIY tidak lagi menggunakan OPV (oral
polio vaccine), melainkan IPV (inactivated polio vaccine). Sebutkan alasan-alasannya!15. Jelaskan perbedaan antara IPV dan OPV!16. Bagaimana menjelaskan kepada orang tua tentang imunisasi?17. Bagaimana melakukan pencatatan imunisasi?18. Apa yang dimaksud dengan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) dan bagaimana
klasifikasi lapangan KIPI menurut WHO?
19. Bagaimana melakukan pelaporan KIPI?20. Bagaimana kebijakan imunisasi pada kelompok berisiko (misal: bayi prematur dan
keadaan immunocompromised)?21. Apakah yang dimaksud dengan ERAPO, PIN, AFP, mopping up, ETN, dan reduksi
campak?22. Sebutkan beberapa contoh vaksin yang tidak termasuk PPI?
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
40/104
40
BAB VI
BAYI BARU LAHIR
A. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan definisi bayi baru lahir normal.2. Mampu menjelaskan faktor risiko bayi baru lahir (dari faktor ibu, faktor janin, persalinan).3. Mampu melakukan mengidentifikasi bayi baru lahir risiko tinggi.4. Mampu menjelaskan kegawatan pada bayi baru lahir.5. Mampu mendeteksi adanya kegawatan pada bayi baru lahir.6. Mampu menentukan prioritas penanganan pada berbagai kegawatan bayi baru lahir.7. Mampu menjelaskan dan melakukan resusitasi bayi baru lahir.8. Mampu melaksanakan tatalaksana awal dan merujuk kasus kegawatan pada bayi baru
lahir.9. Mampu melakukan tindakan pra rujukan.10. Mampu merencanakan pemeriksaan penunjang yang diindikasikan pada bayi baru lahir.11. Mampu berkolaborasi dengan profesi lain (kebidanan, keperawatan) dalam penanganan
bayi baru lahir.12. Mampu berkomunikasi / edukasi menjelaskan kondisi pasien kepada keluarganya.
B. Pertanyaan dan Persiapan Dokter Muda
1. Apa yang dimaksud dengan bayi baru lahir normal?2. Apa yang dimaksud faktor risiko pada bayi baru lahir?3. Apa yang dimaksud kegawatan pada bayi baru lahir?
4. Apa penyebab kegawatan pada bayi baru lahir?5. Bagaimana terjadinya kegawatan pada bayi baru lahir?6. Apa manifestasi klinis kegawatan pada bayi baru lahir?7. Apa komplikasi kegawatan pada bayi baru lahir?8. Bagaimana tatalaksana awal kegawatan pada bayi baru lahir dan kapan harus dirujuk?9. Bagaimana cara melakukan resusitasi pada bayi baru lahir?10. Apa tindakan pra rujukan bayi baru lahir?11. Pemeriksaan penunjang apa yang diindikasikan pada kegawatan bayi baru lahir?12. Bagaimana penanganan infeksi pada bayi baru lahir?13. Apa definisi dari bayi prematur?14. Apa definisi dari bayi aterm?15. Apa definisi dari bayi post-matur (serotinus)?
16. Bagaimana perawatan bayi prematur?17. Apa komplikasi bayi prematur?18. Bagaimana cara menetek yang benar?19. Apa tanda-tanda infeksi pada bayi baru lahir?20. Apa komplikasi bayi post-matur?
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
41/104
41
C. Algoritme Kasus
Bayi Baru Lahir
Riwayat Ibu hamil Riwayat kelahiran
Klinis
Lab Radiologis
Normal Abnormal
Tidak gawat Gawat
Umur
Berat
Infeksi Kelainan
KongenitalIkterus
Gawat napas
Kejang
Obstrusi GIT
Perdarahanberat
Prematur Postmatur
KMKBMK
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
42/104
42
D. Daftar Keterampilan (Kognitif dan Psikomotor)
1. Mampu melakukan resusitasi bayi baru lahir.2. Mampu memberikan keterangan cara menyusui yang benar.3. Mampu mendeteksi kegawatan pada bayi baru lahir.
4. Mampu melakukan tindakan pra rujukan.5. Mampu berkomunikasi memberikan keterangan kepada orang-tua pasien.6. Cara pemberian minum
E. Penjabaran Prosedur
1. Keterampilan 1 : Baca Buku Petunjuk Keterampilan Medik tentangResusitasi Neonatus
2. Keterampilan 2 : Keterampilan ini akan didapatkan dari modulPMPT/MTBS
3. Keterampilan 3, 4 : Keterampilan akan diperoleh dari tutorial klinik di bangsal
Perinatologi.4. Keterampilan 5 : Buku Petunjuk Keterampilan Medik dalam komunikasi.
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
43/104
43
BAB VII
KEGAWATAN PADA ANAK
A. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan definisi dan penyebab kegawatan pada anak.2. Mampu menjelaskan berbagai gambaran utama kegawatan pada anak.3. Mampu menjelaskan komplikasi kegawatan pada anak.4. Mampu melakukan deteksi dini dan melaporkan adanya kegawatan pada anak.5. Mampu menentukan prioritas penanganan pada berbagai kegawatan anak.6. Mampu menentukan kasus kegawatan anak yang harus dirujuk.7. Mampu melakukan tatalaksana awal (bantuan hidup dasar) kegawatan pada anak
(pelaksanaannya harus di bawah supervisi langsung oleh staf / residen senior).8. Mampu merencanakan pemeriksaan penunjang yang diindikasikan pada kegawatan anak.9. Mampu memahami aspek psikologis keluarga dan pasien kegawatan pada anak.10. Mampu berkomunikasi dan melakukan konseling menjelaskan kondisi pasien kepada
keluarganya.11. Mampu berkolaborasi dengan profesi lain (keperawatan petugas non medis ) dalam kasus
kegawatan pada anak.12. Mampu menjelaskan tatalaksana awal kegawatan pada anak.13. Mampu melakukan tindakan pra-rujukan.
B. Pertanyaan dan Persiapan Dokter Muda
Sebagai persiapan, dapatkah Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut?
1. Apa yang dimaksud kegawatan pada anak?2. Apa yang dimaksud distres pernapasan (gawat napas)?3. Apa penyebab distres pernapasan?4. Bagaimana terjadinya distres pernapasan?5. Apa manifestasi klinis distres pernapasan?6. Apa komplikasi distres pernapasan?7. Bagaimana tatalaksana awal distres pernapasan dan kapan harus dirujuk?8. Pemeriksaan penunjang apa yang akan dilakukan pada pasien dengan distres
pernapasan?9. Apa definisi dari syok?10. Apa penyebab syok?11. Bagaimana terjadinya syok?
12. Apa manifestasi klinis syok (berdasarkan derajatnya)?13. Apa komplikasi syok?14. Bagaimana tatalaksana awal syok dan kapan harus dirujuk?15. Apa tindakan pra rujukan?16. Rencana pemeriksaan penunjang apa yang diindikasikan pada pasien syok?17. Apa yang dimaksud kegawatan jantung?18. Apa penyebab kegawatan jantung?19. Bagaimana terjadinya kegawatan jantung?20. Apa manifestasi klinis kegawatan jantung?
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
44/104
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
45/104
45
D. Daftar Keterampilan (Kognitif dan Psikomotor)
1. Membedakan riwayat dan pemeriksaan klinis gawat napas, kegawatan jantung, gawat
sirkulasi, susunan saraf pusat.2. Melakukan bantuan hidup dasar (resusitasi jantung paru).3. Melakukan terapi cairan pada syok.4. Melakukan tindakan pra rujukan.5. Melakukan sistem rujukan, termasuk menentukan bagian yang dituju untuk merujuk kasus
kegawatan pada anak.6. Melakukan komunikasi dengan pasien dan atau keluarganya.7. Bekerjasama dengan tim dalam menghadapi kegawatan pada anak.
E. Penjabaran Prosedur
1. Keterampilan 1, 3, 4 : Dicapai pada rotasi klinik di bangsal rawat pasien `
anak2. Keterampilan 2, 5, 6 : membaca Buku Petunjuk Keterampilan Medik
tentang Resusitasi, pada saat rotasi klinik diklaster emergensi di Instalasi Rawat Darurat (IRD)
3. Keterampilan 7 : baca Buku Petunjuk Keterampilan Medik tentangTeknik Komunikasi menyampaikan berita burukkepada keluarga pasien, dicapai pada rotasi klinikdi bangsal rawat inap dan rawat jalan pasien anak
4. Keterampilan 8 : Mengikuti Case Managerdi bangsal rawat inap
pasien anak
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
46/104
46
BAB VIII
ALERGI
A. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan perjalanan penyakit alergi (alergic march).2. Mampu menjelaskan reaksi hipersensitivitas type I, II, III, IV .3. Mampu menjelaskan jenis-jenis alergen yang mencetuskanpenyakit alergi pada anak.4. Mampu menjelaskan perjalanan penyakit dan gambaran klinis penyakit alergi pada anak.5. Mampu melakukan pemeriksaan pasien dengan penyakit alergi.6. Mampu mengenali pasien yang memerlukan rujukan karena penyakit alergi.7. Mampu merencanakan pemeriksaan penunjang yang diindikasikan untuk menegakkan
diagnosis penyakit alergi pada anak.8. Mampu menjelaskan prinsip pengobatan penyakit alergi.9. Mampu menjelaskan dan memahami indikasi terapi medikamentosa untuk penyakit alergi.10. Mampu memahami aspek psikologis keluarga dan pasien dengan penyakit alergi.11. Mampu berkomunikasi dan memberikan edukasi kepada keluarga dalam mencegah dan
mengontrol penyakit alergi pada anak.12. Mampu berkolaborasi dengan profesi lain (keperawatan) dalam kasus alergi pada anak.13. Mampu menangani pasien dengan syok anafilaksis.
B. Pertanyaan dan Persiapan Dokter Muda
Sebagai persiapan, dapatkah anda menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut?
1. Apa yang dimaksud dengan perjalanan penyakit alergi (allergic march)?
2. Penyakit alergi apa saja yang sering timbul pada masa bayi dan anak-anak?3. Bagaimana mekanisme reaksi alergi?4. Jenis-jenis allergen apa saja yang sering menentukan penyakit alergi pada anak ?5. Bagaimana perjalanan dan manifestasi klinis alergi makanan?6. Bagaimana perjalanan dan manifestasi klinis urtikaria?7. Bagaimana perjalanan dan manifestasi klinis dermatitis atopi?8. Bagaimana perjalanan dan manifestasi klinis asma?9. Bagaimana perjalanan dan manifestasi klinis rinitis alergika?10. Bagaimana perjalanan dan manifestasi klinis syok anafilaksis?11. Bagaimana penanganan syok anafilaksis ?12. Tanda klinis apa yang harus dicari pada anak dengan penyakit alergi tersebut di atas?13. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis penyakit alergi
pada anak?14. Bagaimana prinsip terapi penyakit alergi?15. Sebutkan jenis terapi medikamentosa untuk penyakit alergi, indikasi pemberian, dosis
pada anak dan efek sampingnya!
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
47/104
47
C. Algoritme Kasus
D. Daftar Keterampilan (Kognitif dan Psikomotor)
1. Anamnesis untuk menegakkan penyakit alergi (meliputi perjalanan penyakit, faktor risiko,alergen dan manifestasi klinis masing-masing penyakit alergi)
2. Pemeriksaan fisik :
- mengenali ujud kelainan kulit urtikaria- mengenali ujud kelainan kulit dermatitis atopi
- mengenali wheezingpada asma- mengenali tanda rinitis alergi- mengenali tanda syok anafilaktif
3. Faktor risiko dan alergen penyakit-penyakit alergi pada anak.4. Pencegahan penyakit alergi pada anak.5. Prinsip terapi penyakit alergi.6. Edukasi kepada orang tua tentang penyakit alergi: definisi, pencegahan, pengobatan dan
pengendaliannya.
E. Penjabaran Prosedur
Nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6 baca Buku Ajar UKK Imunologi Anak dan Buku Standar Pelayanan MedikBagian Ilmu Kesehatan Aanak RS. Dr. Sardjito
789++89
BAB IX
ALERGI
Riwayat
Lab
Klinis
Tes Alergi
Alergi sususapi &makanan
Urtikaria Dermatitis
Atopik
Asthma Rinitis
alergik
Syok
Anafilaksis
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
48/104
48
EDEMA
A. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan patofisiologi edema.2. Mampu menjelaskan perbedaanpittingedema dan non pittingedema.3. Mampu menjelaskan penyebab edema yang sering pada anak.4. Mampu menjelaskan perjalanan penyakit dan gambaran klinis penyakit-penyakit dengan
manifestasi edema pada anak: gagal jantung, sindroma nefrotik, malnutrisi, hepertensiporta.
5. Mampu melakukan pemeriksaan fisik untuk menegakkan atau menyingkirkan penyebabedema:
- Membedakan edemapittingdan non pittingedema.- Menentukan batas jantung.- Mengenali suara jantung normal.
- Mengenali bising jantung dan gallop.- Mengenali suara paru normal.- Mengenali tanda edema paru: ronki basah basal.- Mengidentifikasi adanya asites.- Menentukan ada tidaknya hepatomegali.- Menentukan ada tidaknya splenomegali.- Mengidentifikasi tanda malnutrisi.- Mengenali ujud kelainan kulit: urtika.
6. Mampu merencanakan pemeriksaan penunjang yang diindikasikan untuk menegakkandiagnosis penyakit dengan manifestasi edema pada anak.
7. Mampu menjelaskan terapi pada penyakit / kelainan dengan manifestasi edema.
8. Mampu mengenali pasien yang memerlukan rujukan karena edema.9. Mampu berkomunikasi dan memberikan edukasi kepada pasien dan/atau keluarga.10. Mampu berkolaborasi dengan profesi lain (keperawatan) dalam kasus edema pada anak.
B. Pertanyaan dan Persiapan Dokter Muda
1. Bagaimana patofisiologi terjadinya edemapittingdan non pittingedema?2. Penyakit / kelainan apa saja yang bermanifestasi edema pada anak?3. Bagaimana perjalanan penyakit dan gambaran klinis penyakit-penyakit dengan
manifestasi edema pada anak: gagal jantung, sindroma nefrotik, malnutrisi, hepertensiporta.
4. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik untuk menegakkan atau menyingkirkanpenyebab edema:
- Membedakan edema pitting dan non edema.- Menentukan batas jantung.- Suara jantung normal, bising jantung dan gallop.- Suara paru normal dan tanda edema paru: ronki basah basal.- Menentukan ada tidaknya asites.- Menentukan ada tidaknya hepatomegali.- Menentukan ada tidaknya splenomegali.
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
49/104
49
- Mengidentifikasi tanda malnutrisi.
5. Pemeriksaan penunjang apa saja yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis penyakitdengan manifestasi edema pada anak?
6. Bagaimana terapi penyakit/kelainan dengan manifestasi edema pada anak: gagal jantung,sindroma nefrotik, malnutrisi, hepertensi porta.
7. Kapan anda harus merujuk pasien dengan edema?
8. Edukasi apa yang perlu diberikan kepada pasien dengan menifestasi edema dan / ataukeluarganya?
C. Algoritme Kasus
D. Daftar Keterampilan (Kognitif dan Psikomotor)
1. Anamnesis untuk menegakkan atau menyingkirkan penyakit atau kelainan denganmanifestasi edema.
2. Pemeriksaan fisik:- Membedakan edemapitting dan non pittingedema.- Menentukan batas jantung.- Mengenal suara jantung normal, bising jantung dan gallop.- Mengenal suara paru normal dan tanda edema paru: ronki basah basal.- Menentukan ada tidaknya asites.- Menentukan ada tidaknya hepatomegali.
- Menentukan ada tidaknya splenomegali.- Mengidentifikasi tanda malnutrisi.- Mengenal ujud kelainan kulit: urtikaria.
3. Pemeriksaan penunjang: menganalisis hasil pemeriksaan urin rutin, menentukan besarjantung berdasarkan Rontgen dada, mengenali gambaran edema pulmo pada Rontgendada.
4. Cara memberikan edukasi ke orang tua.
BAB XI
Edema
Riwayat
Lab
Klinis
Ro
Kardial
Gagal jantung kanan
Renal- SN
- GNA
Nutrisional
- Kwasiorkor
Alergi- Angioneurotik
Edema
- Urtikaria
Penyakit nonatopikHepatal- Hipertensi
Portal
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
50/104
50
TATA LAKSANA KASUS
1. Infeksi Saluran Napas Akut
Rinitis (Commond Cold)
Suportif dan simtomatis
Tindakan suportif umum meliputi masukan makanan, cairan yang cukup dan istirahat.Beberapa obat simtomatis pada anak-anak masih merupakan suatu hal yang kontroversial,karena obat-obatan yang terbukti efektif pada orang dewasa tidak cukup terbukti efektif padaanak-anak. Antipiretik golongan asetaminofen atau ibuprofen dapat membantu dalammengurangi iritabilitas, nyeri dan malaise dan penggunaan yang berlebihan harus dihindari.
Berbagai macam obat pereda rinitis dinyatakan belum banyak bukti klinis pada anak,
tetapi terdapat bukti bermanfaat pada common cold. Tindakan irigasi dengan larutan normalsalin juga dikatakan dapat mengurangi gejala, mengurangi penggunaan obat-obatan danmeminimalkan resistensi antibiotika.
Pemberian antibiotika tidak ada manfaatnya kecuali bila terbukti ada infeksi sekunderbakteri.
Tonsilofaringitis
Tindakan suportif dan simtomatik
Tindakan suportif umum meliputi masukan makanan dan cairan yang cukup. Berkumurdengan menggunakan larutan salin hangat secara simtomatis mengurangi nyeri tenggorokkanpada anak yang sudah kooperatif. Preparat semprot anestesia dan lozingesdapat memberikanperbaikan lokal.
Kecurigaan faringitis streptokokus faringitis yang disebabkan oleh Streptococcuspyogenes/Streptococcus Hemoliticus Grup A (SBHGA) pada pemeriksaan fisik didapatkaneritema tonsil dan faring, eksudat, petekie di palatum, pembesaran kelenjar getah beningservikal anterior.Penisilin dapat diberikan dengan dosis 25-30 mg/kg/hari terbagi dalam 2 atau3 dosis, tidak lebih dari 750 mg/hari, selama 10 hari.
Sindroma Croup
Racemic epineprine:(campuran 1 : 1 d- dan l- isomer epineprin) dengan dosis: 0,5 ml larutan2,25% yang telah dilarutkan dalan normal saline atau air steril diberikan melalui nebulizer, atau
L-epineprine: Inhalasi larutan 1/1000 sebanyak 5 ml tanpa diencerkan melalui nebulizer, efekterapi terjadi dalam 2 jam.
Kortikosteroid: Kortikosteroid mengurangi edema pada mukosa laring dengan mekanismekerja anti radang.
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
51/104
51
Dexamethasone: dosis 0,6 mg/kg PO/IM sekali, dapat diulang dalam 6 sampai 24 jam, efekklinis tampak setelah 2 sampai 3 jam pengobatan.
Pneumonia
Cairan yang cukup, bila perlu intravena.Diet TKTP, selama masih sesak napas hati-hati makanan per oral, lebih baik makanan lewatsonde drip untuk mencegah risiko aspirasi.Bila ada asidosis, koreksi dengan natrium bikarbonat.
Antibiotika golongan Ampisilin atau sefalosporin.
Bronkiolitis Akut
Suportif pemberian oksigen dalam konsentrasi 3540%.Ketepatan pemberian cairan (sesuai kebutuhan).
Antibiotika dapat diberikan seperti pada pneumonia.
Pertimbangan pemberian obat-obat untuk mukosilier klirens (golongan beta 2 agonis dan atauteofilin) inhalasi atau per oral.
2. TBC
Sistem Penilaian (Scoring) Gejala dan Pemeriksaan Penunjang TB
Parameter 0 1 2 3
Kontak TB Tidak jelas - Laporan klg,BTA (-) atautidak jelas
BTA (+)
Uji tuberkulin Negatif - - Positif ( 10mmatau 5 mm
padaimunosupresi)
BB/status gizi - BB/TB 1 cm, jumlah
> 1, tidak nyeri
- -
Pembengkakantulang?sendi panggul,lutut, falang
- Adapembengkakan
- -
Foto Rontgen Toraks Normal/ tidakjelas
Gambaran sugestifTB
Jika ditemukan salah satu keadaan di bawah ini, rujuk segera ke RS
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
52/104
52
1. Foto Rontgen Milier2. Gibbus3. Skrofuloderma4. Tanda bahaya: - kejang, kaku kuduk
- penurunan kesadaran
- kegawatan lain
Alur Diagnosis dan Tatalaksana TB Anak
Obat pilihan pertama pada TB anak yaitu INH(H), Rifampisin(R), Pirazinamid (Z). RHZ diberkansetiap hari selama 2 bulan, kemudian dilanjutkan RH 4 bulan berikutnya.
3. Asma
Pembagian Derajat Penyakit Asma pada Anak
Parameter klinis,kebutuhan obat, dan
faal paru.
Asma episodikjarang
(Asma ringan)
Asma episodiksering
(Asma sedang)
Asma persisten(Asma berat)
Skor >6
Beri OAT2 bln terapi, dievaluasi
Respons (+) Respons (-)
Terapi TB diteruskan Terapi TB iteruskanRujuk ke RS untukEvaluasi lebihlanjut
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
53/104
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
54/104
54
Otot bantu napas Biasanya tidak Biasanya ya Ya Gerakanparadoktorakoabdominal
Retraksi Dangkal,
Retraksiinterkostal
Sedang,
ditambahretraksisuprasternal
Dalam,
ditambah napascuping hidung
Dangkal /
hilang
Laju napas Meningkat Meningkat Meningkat Menurun
Pedoman nilai baku laju napas pada anak sadar:Usia Laju napas normal
< 2 bulan < 60 / menit2-12 bln. < 50 / menit1-5 thn. < 40 / menit6-8 tahun < 30 / menit
Laju nadi Normal Takikardi Takikardi Bradikardi
Pedoman nilai baku laju nadi pada anak:Usia Laju nadi normal
2-12 bulan < 160 / mnt1-2 tahun < 120 / mnt3-8 tahun < 110 / mnt
Pulsus paradok-sus(pemeriksaan-nyatidak praktis)
Tidak ada
< 10 mmHg
Ada
10-20 mmHg
Ada
> 20 mmHg
Tidak ada,tanda
kelelahan ototnapas
PEFR atau FEV1
- pra b. dilator
- pasca b. dilator
(% nilai dugaan/
> 60%
> 80%
% nilai terbaik)
40-60%
60-80%< 40%
< 60%,
respons < 2 jam
SaO2 % > 95% 91-95% < 90%
Tatalaksana Serangan
Tatalaksana awal terhadap pasien adalah pemberian -agonis (salbutamol) fisiologissecara inhalasi (nebulisasi). Nebulisasi serupa dapat diulang dua kali dengan selang 20 menit.Pada pemberian ketiga dapat ditambahkan obat antikolinergik (Ipratropium bromide).Tatalaksana awal ini sekaligus dapat berfungsi sebagai penapis yaitu untuk penentuan derajatserangan, karena penilaian derajat secara klinis tidak selalu dapat dilakukan dengan cepat dan
jelas.
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
55/104
55
Jika menurut penilaian awal pasien datang jelas dalam serangan berat, langsung
berikan nebulisasi -agonis dikombinasikan dengan antikolinergik dan segera dirujuk.
Serangan ringan
Jika dengan sekali nebulisasi pasien menunjukkan respons yang baik (complete
response), berarti derajat serangannya ringan. Pasien diobservasi selama 1-2 jam, jika responstersebut bertahan, pasien dapat dipulangkan. Pasien dibekali obat -agonis (hirupan atau oral)yang diberikan tiap 4-6 jam. Pasien kemudian dianjurkan kontrol ke Klinik Rawat Jalan dalamwaktu 24-48 jam untuk reevaluasi tatalaksananya.
Serangan sedang dan berat segera dirujuk.
4. Gagal Jantung
Tatalaksana Penderita Rawat Inap
a. Tirah baring, sering enak pada posisi setengah dudukb. Oksigenasi adekuatc. Diet jantung, rendah garamd. Medikamentosa :
Furosemid: merupakan diuretik yang kuat tetapi mengakibatkan keluarnya kalium dari ginjal.Mempunyai manfaat mengurangi beban preload. Dosis yang digunakan 0,5-1mg/kgBB/kali oralatau iv dapat diberikan 1-4kali perhari.
Spironolactone/aldacton: merupakan diuretik hemat kalium, efeknya kurang kuat dibandingfurosemid. Dosis yang digunakan pada anak dengan berat badan 0-10kg diberikan 2x6,25mg,11-20kg 2x12,5mg, 21-40kg 2x25mg, >40kg 3x25mg.
Captopril: merupakan ACE inhibitor yang mempunyai efek vasodilator sehingga mengurangibeban afterload, dan secara tidak langsung mengurangi beban preload juga. Dosis yangdigunakan biasanya 0,1-1 mg/kgBB/kali pemberian dapat diberikan 2-3 kali sehari, dosis dapatdinaikkan secara bertahap/ titrasi. Kombinasi dengan furosemid mempunyai efek yang lebih
baik dalam mengobati gagal jantung dibanding hanya furosemid saja.
Digoxin: mempunyai efek inotropik positif dan inotropik negatif. Penggunaan digoksin sekarangsangat selektif karena batas keamanannya yg sempit. Pada gagal jantung akibat adanya piraudari kiri kekanan seperti pada VSD dan PDA tidak ada indikasinya karena kontraktilitas LVnormal. Penggunaannya diindikasikan pada gagal jantung karena kardiomiopati dilatasi akibatkontraktilitanya yang buruk, dan pada aritmia seperti SVT. Dosis yang digunakan awal15mcg/kg, setelah 6 jam 5mcg/kg, selanjutnya 3-5mcg/kgBB perdosis (biasanya maksimal200mcg)
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
56/104
56
5. INFEKSI DENGUE
Infeksi dengue bersifat sistemik dan dinamis dengan spektrum klinis yang luas dari ringan
sampai yang berat. Onset penyakit timbul mendadak kemudian diikuti oleh fase demam, kritisdan penyembuhan. Pendekatan yang baru terhadap infeksi dengue membedakan kelompokyang ringan dan yang akan berkembang menjadi berat dengan melihat munculnya tandaperingatan seperti : nyeri perut ( dikeluhkan ) / nyeri tekan pada perut, muntah terus menerus(>3x), akumulasi cairan (asites, efusi pleura), perdarahan mukosa, gelisah/rewel atau letargis,
hepatomegali > 2 cm, peningkatan Ht disertai turunnya jumlah trombosit secara cepat .
Infeksi dengue tanpa tanda peringatan
Penderita tidak perlu dirawat jika masih dapat makan/ minum dan orang tua mampu mengawasidi rumah. Prinsip penanganan adalah: istirahat; minum lebih banyak/ dengan volume cairan danelektrolit yang cukup (1-2 liter/ hari) berupa susu, jus buah, kuah sop, air tajin, dll; kencingsetidaknya setiap 6 jam; beri antipiretik golongan parasetamol jika suhu > 38,5 oC, jika adakejang beri anti kejang/ segera rujuk. Nasihati untuk kontrol tiap hari. Segera kembali jikamuncul tanda peringatan/ kegawatan seperti: nyeri perut; muntah terus menerus; perdarahan;gelisah/ mengantuk terus/ kesadaran turun; pembesaraN hati > 2 cm; laboratorium: terjadipeningkatan hematokrit diikuti dengan penurunan trombosit secara cepat.
Infeksi dengue dengan tanda peringatan
Penderita dengue dengan tanda peringatan perlu dirawat inap. Jika penderita tidak dapatminum, pasang jalur intravena dengan cairan (RL/ RD/ NaCl 0,9%, D 5%) tetesan 3 ml/kg BB/
jam. Monitor: tanda utama, diuresis, awasi perdarahan, periksa Hb, Hematokrit (Ht), jumlahtrombosit (JT), tiap 6-12 jam. Jika ada kecenderungan Ht naik, JT turun maka tetesan cairandisesuaikan (5-7 ml/ kgBB/ jam)
Infeksi dengue beratDengue berat dengan syok kompensata
Dengue dengan renjatan kompensata memerlukan penanganan segera.
Tatalaksana:1. Berikan oksigenasi (O22-4 l/menit)2. Berikan cairan kristaloid RL/ NaCl 0,9%, 10 ml/ kg BB dalam waktu 1 jam3. Bila keadaan umum membaik tetesan diturunkan menjadi 5-7 ml/kgBB/jam selama 1-2
jam4. Bila membaik tetesan diturunkan menjadi 3-5 ml/ kgBB/ jam selama 2-4 jam5. Bila membaik tetesan diturunkan menjadi 2-3 ml/ kgBB/ jam6. Monitor Ht setiap 6-8 jam7. Bila kondisi pasien stabil, tetesan 2-3 ml/kgBB/jam dipertahankan selama 24-48 jam.8. Bila setelah pemberian kristaloid 10 ml/kgBB/jam pertama kondisi pasien tidak stabil,
segera cek Ht, bila Ht meningkat atau tetap tinggi (>50%), ulangi pemberian kristaloid
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
57/104
57
10-20ml/ kgBB/jam. Bila setelah ini membaik, tetesan diturunkan menjadi 7-10ml/kgBB/jam selama 1-2 jam, lalu tetesan diturunkan secara bertahap.
Dengue berat dengan syok dekompensata1. Berikan oksigenasi (O2 2-4 l/ menit)2. Berikan cairan kristaloid atau koloid 20 ml/kgBB/ secepatnya (lk 15 menit), diusahakan
periksa Ht sebelum resusitasi cairan3. Bila syok teratasi,tetesan diturunkan menjadi 10 ml/ kgBB/selama 1 jam4. Bila membaik tetesan diturunkan secara bertahap menjadi 5-7 ml/ kgBB selama 1-2 jam5. Bila membaik tetesan diturunkan menjadi 3-5 ml/kgBB selama 2-4 jam6. Bila kondisi pasien stabil tetesan diturunkan menjadi 2-3 ml/kgBB/ jam7. Monitor Ht setiap 6 jam8. Bila kondisi pasien stabil tetesan 2-3 ml/ kgBB dipertahankan selama 24-48 jam9. Bila setelah bolus pertama kondisi pasien tidak ada perbaikan, periksa ulang Ht, bila Ht
tetap tinggi atau meningkat berikan bolus kristaloid kedua sebanyak 10-20 ml/ kgBBdalam sampai 1 jam. Bila membaik tetesan diturunkan secara bertahap. Bila tidakmembaik periksa ulang Ht. Bila Ht tetap tinggi atau meningkat berikan bolus ketigadengan koloid sebanyak 10-20 ml/ kgBB selama 1 jam. Bila setelah bolus ketiga pasien
membaik tetsan diturunkan bertahap.10. Bila Ht turun dan pasien tidak stabil pikirkan adanya perdarahan, pertimbangkan
pemberian transfusi darah segar ( fresh whole blood)10 -20 ml/ kgBB atau komponendarah (packed red cell ) 510 ml/kg BB , evaluasi kebutuhan transfusi sesuai kondisiklinis .
Koreksi asidosis dan gangguan elektrolit yang mungkin terjadi pada infeksi denguedengan renjatan
Indikasi pemberian transfusi darah: Terdapat perdarahan secara klinis yang menimbulkan gangguan
hemodinamik Plasma dan suspensi trombosit berguna untuk koreksi gangguan
koagulopasi atau DIC terutama pada syok berat dengan perdarahanmasif.
Infeksi dengue dengan Ensefalopati- Pada ensefalopati cenderung terjadi edema otak dan alkalosis, jika syok
telah- teratasi, cairan diganti dengan yang tidak mengandung HCO3
seperti NaCl0,9%: glukosa 5% dengan perbandingan 3 : 1
6. Malaria
Medikamentosa:Pengobatan rawat jalan untuk semua spesies Plasmodium. Diberikan pengobatan selama 3hari dengan memberika regimen yang dapat dipilih di bawah ini:
1. Artesunat ditambah Amodiakuin (tablet terpisah, 50 mg Artesunat dan 153 mgAmodiakuin basa.Artesunat : 4 mg/kgBB/dosis tunggal selama 3 hariAmodiakuin : 10 mg/kgBB/dosis tunggal selama 3 hari
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
58/104
58
2. Dehidroartemisinin ditambah Piperakuin (fixed dose combination)selama 3 hariDehidroartenisinin : 2-4 mg/kgBB/ dosis tunggalPiperakuin : 16-32 mg/ kgBB/ dosis tunggal
3. Artesunat ditambah Sufadoksin/ Pirimetamin (SP), tablet terpisah 50 mg Artesunat dan500 mg Sulfadoksin/ 25 mg Pirimetamin
Artesunat: 4 mg/ kgBB/ dosis tunggal selama 3 hariSP : 25 mg (Sufadoksin)/kgBB/dosis tunggal
4. Artemeter/ Lumefantrin (tablet kombinasi mengandung 20 mg Artemeter dan 120 mgLumefantrin). Tablet kombinasi ini dibagi dalam 2 dosis, diberikan selama 3 hari)
Artemeter : 3,2 mg/kgBB/hariLumefantrin: 20mg/kgBB/ hari
5. Amodiakuin ditambah SP (tablet terpisah, 153 mg Amodiakuin basa dan 500 mgSulfadoksin/ 25 mg Pirimetamin.
Amodiakuin : 10 mg-basa/kgBB/ dosis tunggalSP : 25 mg (Sulfadoksin)/ kgBB/ dosis tunggal
6. Untuk P. Falciparum, khusus anak usia > 1 tahun ditambahkan Primakuin 0,75 mg-basa/kgBB/ hari dosis tunggal selama 14 hari.
7. Pencegahan RelapsPrimakuin fosfat oral
Malaria vivax, malariae, dan ovale: 0,25 mg/ kgBB, dosis tunggal selama 5-14Hari
Pengobatan malaria berat (malaria dengan komplikasi):Artesunat intravena. Berikan 2,4 mg/ kgBB intravena atau intramuskular, yang diikutidengan 2,4 mg/ kgBB iv atau im setelah 12 jam, selanjutnya setiap hari 2,4 mg/ kgBB/
hari selama minimum 3 hari sampai anak bisa minum obat anti malaria peroral.Bila artesunat tidak tersedia, bisa diberikan alternatif pengobatan dengan:
- Artemeter intramuskular. Berikan 3,2 mg/ kgBB im pada hari pertama, diikutidengan 1,6 mg/ kgBB im per harinya selama paling sedikit 3 hari hingga anakbisa minum obat. Atau
- Kina-dehidroklorida intravena. Berikan dosis awal (20 mg/kgBB) dalam cairanNaCl 0,9% 10 ml/ kgBB selama 4 jam. Delapam jam setelah dosis awal, berikan10 mg/kgBB dalam cairan iv selama 2 jam dan diulangi setiap 8 jam sampai anakdapat minum obat. Kemudian berikan dosis oral untuk menyelesaikan 7 haripengobatan atau berikan 1 dosis SP bila tidak ada resitensi terhadap SP. Bilaada resistensi SP, berikan dosis penuh terapi kombinasi Artemisinin. Atau
- Kina intramuskular. Jika obat kina melalui infus tidak dapat diberikan, Quininedihydrochloride dapat diberikan dalam dosis yangh sama melalui suntikanintramuskular. Berikan garam kina 10 mg/kgBB im dan ulangi setiap 8 jam.Larutan parenteral harus diencerkan debelum digunakan, karena akan lebihmudah untuk diserap dan tidak begitu nyeri.
SuportifPemberian cairan, nutrisi, transfusi darah
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
59/104
59
Penuhi kebutuhan volume cairan intravaskular dan jaringan dengan pemberian oral atauparental
Pelihara keadaan nutrisi Transfusi darah pack red cell 10ml/ kgBB atau whole blood 20 ml/kgBB apabila anemia
dengan Hb < 7,1 g/dl Bila terjadi perdarahan , diberikan komponen darah yang sesuai
Pengobatan gangguan asam basa dan elektrolit Pertahankan fungsi sirkulasi dengan baik, bila perlu pasang CVP. Dialisis peritoneal
dilakukan pada gagal ginjal. Pertahankan oksigenasi jaringan, bila perlu berikan oksigen. Apabila terjadi gagal napas
perlu pemasangan ventilator mekanik (bila mungkin) Pertahankan kadar gula darah normal
AntipiretikDiberikan apabila demam >39oC, kecuali pada riwayat kejang demam dapat diberikan lebihawal
7. VariselaUmumnya tidak memerlukan rawat inap, kecuali pada kasus-kasus berat atau pada penderitaimmunokompromais.Terapi:a. Istirahat sampai masa krustab. Simptomatis, kulit beri bedak salisilat. Untuk menghilangkan gatal diberi antihistamin.
Boleh mandi bila tidak ada demam. Untuk menghindari infeksi sekunder, jangan digarukc. Asiklovir terbukti efektif menurunkan morbiditas dan mortalitas pada pasien
imunokompromais apabila diberikan dalam 24 jam setelah onset ruam/lesi kulit, namunpada individu yang sehat asiklovir hanya efektif memperpendek lama demam danmengurangi jumlah lesi yang timbul. Dosis asiklovir 80 mg/ kgBB/ hari per oral dalam 4dosis selama 5 hari.
8. Demam Tifoid
Tatalaksana penderita rawat jalan:
1. Tirah baring sampai bebas demam2. Nasihat diit: makanan tidak berserat dan mudah dicerna3. Setelah demam reda, dapat segera diberikan makanan yang lebih padat dengan kalori
cukup.4. Antipiretik parasetamol 10 mg/ kgBB/ kali, 3-4 kali sehari, diberikan bila demam > 38,5oC5. Antibiotik: Kloramfenikol 100 mg/ kgBB/ hari dan terbagi dalam 4 dosis peroral atau
intravena selama 1014 hari atau Amoksisilin 100 mg/ kgBB/ oral atau Ampisilin 100mg/ kgBB/ hari intravena selama 10 hari, atau Kotrimoksazol 48 mg/ kgBB/ hari dibagidalam 2 dosis peroral selama 10 hariBila klinis tidak ada perbaikan berikan generasi III sefalosporin seperti Seftriakson 80mg/ kgBB iv atau im, sekali sehari selama 5-7 hari, atau Sefiksim oral 20 mg/ kgBB/haridi bagi dalam 2 dosis selama 10 hari.
Tatalaksana penderita rawat inap:1. Cairan dan Kalori
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
60/104
60
- Terutama pada demam tinggi, muntah atau diare, bila perlu asupan cairan dan kaloridiberikan melalui sonde lambung
- Pada ensefalopati, jumlah kebutuhan cairan dikurangi menjadi 4/5 kebutuhandengan kadar natrium rendah
- Penuhi kebutuhan volume cairan intravaskular dan jaringan dengan pemberian oral/parental
- Pertahankan fungsi sirkulasi dengan baik- Pertahankan oksigenasi jaringan, bila perlu berikan O2- Pengobatan gangguan asam basa dan elektrolit
2. Antipiretik, diberikan apabila demam >38,5o C, kecuali pada riwayat kejang demamdapat diberikan lebih awal
3. Diit- Makanan tidak berserat dan mudah dicerna- Setelah demam reda, dapat segera diberikan makanan yang lebih padat dengan
kalori cukup4. Tranfusi darah: kadang-kadang diperlukan pada perdarahan saluran cerna dan perforasi
usus
9. Demam Rematik
a. Terhadap serangan akut
Kortikosteroid
Biasanya dipakai prednison dengan dengan dosis 2 mg/kb bb/hari dalam 4 dosis selama2-6 minggu, pada minggu ke 2-4 bila tidak ada simtom dosis sudah harus dikurangi ( tapperingoff). Hati-hati kemungkinan timbul rebound phenomensesudah kortikosteroid dihentikan.
Salisilat
Dosis 100 mg/kb bb pada 48 jam pertama, diikuti dengan 65-75 mg/kg bb, dibagi dalam4-6 dosis; pemberian dimulai saat tappering off prednison sampai semua gejala demam rematikaktif hilang, biasanya 2-4 minggu. Awasi efek samping gastritis. Kombinasi salisilat dengankortikosteroid dapat mencegah rebound phenomen.
Antibiotika
Harus diberikan kepada setiap penderita demam rematik:
- Benzatin penisilin 600.000-1,2 juta U im setiap bulan- Penisilin V 7,5-15mg/kgbb/dosis diberika 4 kali oral selama 10 hari- Eritromisin 25 mg/kb bb/hari oral selama 10 hari, bagi yang tidak tahan penisilin.
(Selanjutnya dilanjutkan dengan pengobatan pencegahan).
Obat gagal jantung:
Furosemid, spironolacton, captopril, Digitalis: penderita dengan karditis amat peka terhadapdigitalis dan merupakan kontraindikasi, bila sangat diperlukan harus dimulai dengan dosisrendah
b. Terapi pencegahan
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
61/104
61
Sesudah terapi 10 hari dilanjutkan dengan terapi pencegahan. Terapi pencegahan inidisebut pula pencegahan sekunder, karena ditujukan untuk mencegah infeksi ulang infeksistreptokokus pada orang yang pernah menderita demam rematik. Pencegahan primerdimaksudkan pencegahan infeksi streptokokus pada orang yang belum pernah menderitademam rematik.
Cara:
- Penisilin bensatim 600.000-1,2 juta U tiap bulan atau- Penisilin V 2 x 12,5mg/kg, dewasa 2x250mg- Sulfa 0,5-1 g tiap hari.
Pencegahan sekunder diberikan seumur hidup pada penderita dengan karditis dansampai 5 tahun pada penderita tanpa karditis.
10. Diare dan Kolestasis
Diare Akut
Tatalaksana:
Penderita diare akut tanpa dehidrasi; penderita dapat dirawat jalan, dberi oralit untuk mencegahdehidrasi (Terapi A).
Penderita diare akut dengan dehidrasi tidak berat; penderita diobservasi di ruang Rehidrasi Oralselama kurang lebih 4 jam (Terapi B).
Jumlah oralit yang diberikan pada 4 jam pertama:
Umuranak
< 4 bulan 4-11bulan
12-23bulan
2-4 tahun 5-14tahun
> 15tahun
BB (kg) < 5 57,9 810,9 1115,9 1629,9 > 30
Cairan(ml)
200400 400 - 600 600 - 800 8001200
1200 -2200
2200 -4000
Tatalaksana pemberian makanan :
Makanan sangat penting untuk penderita diare. Makanan diberikan sesegera mungkintermasuk susu. Susu buatan khusus (rendah laktosa atau lainnya) hanya diberikan atas indikasiyang jelas.
Makanan untuk penderita diare:
a. ASI tidak dihentikan, usahakan seoptimal mungkin,b. Kualitas dan kuantitas mencukupi,c. Mudah diabsorbsi,d. Tidak merangsang,
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
62/104
62
e. Diberikan dalam porsi kecil-kecil, dengan frekuensi lebih sering (lebih kurang 6 kali sehari),pada penyembuhan tambahkan porsi,
f. Buah-buahan diberikan terutama pisang,g. Anak tidak boleh dipuasakan.
Medikamentosa
a. Tidak boleh diberikan obat anti diare,b. Antibiotik sesuai hasil pemeriksaan penunjang. Sebagai pilihan adalah kotrimoksasol,
amoksisilin dan atau sesuai hasil uji sensitivitas.c. Antiparasit: metronidasol
Cairan dan elektrolit
Jenis cairan:
Per oral : cairan rumah tangga, oralitParenteral : ringer laktat, ringer asetat, larutan normal salin
Volume cairan disesuaikan derajat dehidrasi
a. Tanpa dehidrasi: cairan rumah tangga dan ASI diberikan semaunya anak, oralit diberikansesuai usia setiap kali buang air besar atau muntah dengan dosis:
- Kurang dari satu tahun : 50100 cc- 1-5 tahun : 100200 cc- lebih dari 5 tahun : semaunya
b. Dehidrasi tidak berat (ringan-sedang), rehidrasi dengan oralit 75 cc/kg/BB dalam 3 jampertama dilanjutkan pemberian kehilangan cairan yang sedang berlangsung sesuai umurseperti di atas setiap kali buang air besar,
c. Dehidrasi berat, rehidrasi parenteral dengan cairan ringer laktat atau ringer asetat 100cc/kgBB, cara pemberian:
- Kurang dari 1 tahun 30 cc/kg/ BB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan 70 cc/kg BB dalam 5jam berikutnya.
- Lebih dari 1 tahun: 30 cc/Kg BB dalam jam pertama, dilanjutkan 70 cc/KgBB dalam 2 jam berikutnya.
Minum diberikan jika pasien sudah mau minum 5 cc/kgBB selama proses rehidrasi.
Pemantauan (monitor ing)
Terapi
Setelah pemberian cairan, rehidrasi harus dinilai ulang derajat dehidrasi, berat badandan gejala dan dehidrasi. Jika masih dehidrasi maka dilakukan rehidrasi ulang sesuai denganderajat dehidrasinya. Jika setelah 3 hari pemberian antibiotik klinis dan laboratorium tidak adaperubahan maka dipikirkan penggantian antibiotik dengan yang lain atau sesuai hasil ujisensitivitas.
Tumbuh Kembang
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
63/104
63
Timbang berat badan sebelum dan sesudah rehidrasi, dua minggu setelah sembuh danseterusnya secara periodik sesuai umur. Jika anak mengalami gizi buruk maka dikelola sesuaiStandar Pelayanan Medik gizi buruk.
Diare Persisten/ Kronis
Tatalaksana:
Penderita baru dengan gastroenteritis kronis atau persisten sebaiknya dirawat inapuntuk mencari etiologi dan menatalaksana dengan baik. Tujuan utama tatalaksana klinik adalahmempertahankan status hidrasi, status nutrisi memperbaiki kerusakan mukosa. Pada keadaantertentu dapat diberikan antibiotika yang tepat.
Tatalaksana penderita rawat inap:
a. Tatalaksana cairan dan elektrolit
- Formula lengkap- Formula tidak lengkap: cairan rumah tangga- Cairan intravena (kalau ada indikasi)
b. Medikamentosa: hanya atas indikasi (tergantung etiologi; lihat diare akut),c. Tatalaksana gizi: sangat penting; prinsip pemberian adekuat, mudah dicerna dan
diabsorbsi, diberikan sedikit-sedikit tetapi frekuen, ASI terus diberikan,d. Vitamin dan mineral: asam folat, seng, besi, Vit B12, Vit A,e. Pengaturan makanan: pada fase penyembuhan masukan kalori harus tinggi (420-670
Kkal/Kg/hari) dengan makanan bervolume rendah (tambahkan minyak),f. Menghilangkan faktor-faktor risiko.
Tatalaksana penderita rawat jalan:
Biasanya dilakukan untuk penderita kontrol setelah rawat inap atau penderita yang tidakmau dirawat inap. Prinsip tatalaksanaya sama dengan rawat inap.
KOLESTASIS
1. Kriteria Rawat Inap
2. Medikamentosa Asam ursodeoksikolat: untuk memacu aliran empedu pada kondisi kolestasis yang
berhubungan dengan patensi sistem biliar ekstrahepatik. Dapat menurunkankolesterol empedu sehingga mengurangi pembentukan batu empedu dan sludge.
Dosis yang diberikan 10-20 mg/kg/hari. Efek samping yang mungkin terjadi adalagdiare dan dapat bersifat hepatotoksik pada pasien dengan aliran empedu yangburuk3.
Kolestiramin: preparat oral untuk mengikat asam empedu mempunyai sedikit efekterhadap kadar kolesterol darah. Obat ini tidak dianjurkan pada kolestasis karenadapat meningkatkan resiko stetorea dan dapat menyebabkan obstruksi usus. Tujuanpengobatan hiperkolesterolemia pada kolestasis adalah untuk mengobati penyakithati itu sendiri1,3.
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
64/104
64
Rifampisin: dapat menstimulasi jalur metabolisme asam empedu yang larut air dankomponen pruritugenik yang lain sehingga dapat menghilangkan gejala. Dosis yangdipakai 10 mg/kgBB/hari3.
Mengobati malabsorpsi lemak dengan mengatur dietnya.
3. Tindakan Medis/PembedahanSesuai penyebab.
Atresia biliar: operasi Kasai (hepatoportoenterostomi). Kebershasilan operasiberhubungan dengan usia pasien saat dioperasi. Aliran empedu dapat mencapai80% pada pasien yang dioperasi pada usia kurang dari 60 hari. Pasien denganatresia biliar yang tidak dioperasi akan meninggal akibat gagal hati pada usia 2tahun3.
Defisensi -1 antitrypsin: tidak ada terapi yang spesifik. Transplantasi hati dapatbersifat kuratif bila terjadi progresifisitas menjadi sirosis3.Sindrom Alagille: survival rate 10 tahun mencapai 51% dan dapat meningkat sampai68% bila dilakukan transplantasi hati, namun tindakan ini terbatas karena adanyapenyakit jantung kongenital yang berat3.
Kolestasis akibat nutrisi parenteral: memberi makanan enteral sesegera mungkinuntuk memicu aliran empedu, kontraksi kantong empedu dan motilitas usus. Untukpasien yang diberikan TPN, kadar mnagn dan copper harus dikurangi ataudihilangkan karena kemungkinan akumulasi sampai kadar toksik yang dapatmerusak hati. Kolestasis dapat menghilang dalam beberapa bulan setelah TPNdihentikan dengan kemungkinan terdapat gejala sisa fibrosis hati atau sirosis3.Progressive Familial Intrahepatic Cholestasis (PFIC): pengalihan sistem biliar (biliardiversion) efektif untuk menghilangkan pruritus dan terdapat bukti bahwa dapatmemperbaiki penyakit hati yang ada. Transplantasi hati diperlukan pada pasiendengan progresifistas ke arah sirosis3.
4. NutrisiAsam empedu merupakan molekul yang membantu melarutkan lemak dari makanan
sehingga memungkinkan interaksi lipase pankreas dan colipase yang penting untukhidrolisis lemak. Monogliserida dan asam lemak bebas yang terbentuk akan menjadibentuk misel setelah bercampur dengan asam empedu sehingga dapat ditransportkanke dalam usus. Kolestasis menyebabkan penurunan kadar asam empedu sehinggapembentukan misel tidak adekuat. Akibatnya terdapat defek digesti lemak intralumendan timbul stetorea sebagai salah satu penyebab penting terjadinya malnutrisi padakolestasis. Faktor lain yang ikut berperan adalah kelainan metabolisme asam amino danglukosa, peningkatan pemakaian energi, infeksi rekuren, anoreksia.
- Energi: pemberian kalori harus mencapai 125% dari kebutuhan diet yang dianjurkanberdasarkan berat badan ideal. Tambahan kalori mungkin diperlukan untuk kejar
tumbuh bila terdapat defisit berat badan. Bila memungkinkan, makanan diberikansecara oral. Bila tidak mencukupi dapat diberikan melalui pipa nasogastrik secarakontinyu agar dapat mencapai balan energi yang lebih baik dan mengurangi resikoakibat regurgitasi1,3.
- Lemak: lemak yang diberikan adalah lemak rantai sedang (MCT=medium chaintriglyseride) karena dapat memberikan keseimbangan energi yang lebih baik, relatiflarut dalam air dan dapat langsung diserap ke dalam sirkulasi portal. Bayi yangmendapat ASI dan mengalami kolestasis kronik bila pertumbuhannya tidak baikdapat diberikan tambahan susu formula MCT1,3.
-
8/11/2019 Panduan Belajar Ika 2011
65/104
65
- Protein: kebutuhan protein per hari adalah 23 g/kgBB. Pada kolestasis dan sirosisaminogram protein serum sering abnormal berupa penurunan kadar asam aminorantai cabang (branched-chain amino acids=BCAA) dan peningkatan ratio antaraasam amino aromatik dan BCAA. Hal ini disebabkan pemakaian BCAA yangbertambah dan gangguan enzim hati yang membuat asam amino aromatik. Bilaterdapat ansefalopati hepatik maka kebutuha protein dibatasi menjadi 0,5 1
g/kgBB/hari1,3.- Asam lemak esensial: yang termasuk disini adalah asam linoleat, asam linolenat dan
asam arakhidonat. Bayi mempunyai kadar asam lemak esensial dalam jumlah kecil,dan dengan adanya malabsorpsi lemak pada kolestasis akan meningkatkan resikodefisiensi asam lemak esensial. Gejala yang akan timbul berupa gangguanpertumbuhan, kulit kering, trombositopenia dan gangguan fungsi imun dan hambatan
jalur eicosanoid. Jumlah minimal asam linoleat untuk mencegah defisiensi adalah 34% dari kalori diet1,3.
- Vitamin larut lemak3:
Vitamin Defisiensi Pengobatan/terapiVitamin A Xeropthalmia, keratomaasia,
buta senja
500025000U/hari preparat
yang larut airVitamin D Rickets, osteomalasia Drisdol 310 kali dianjurkan
sesuai usia atau 1,25(OH)2D0,050,3 mcg/kg/hari
Vitamin E Degenerasi progresif (ataksiatruncal & ekstremitas,penurunan sensasi getar danposisi, neuropati perifer,kelemahan otot proksimal,oftalmplegia)
d- tocopheryl polyethyleneglycerol-1000-succinate 1525IU/kg/hari
Vitamin K Koagulopati Phytonadione 2,55 mg dua kalisetiap minggu sampai 5 mg/dl;
injeksi phytonadione 25 mg imsetiap 4 minggu
11.
Anemia
Tatalaksana:
Penderita baru dengan anemia tidak perlu dirawat inap bilamana tidak ada indikasi,
indikasi rawat inap adalah