Download - OLEH: KHAIRUN NISA

Transcript
Page 1: OLEH: KHAIRUN NISA

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIANBERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)DI BPM WILAYAH KOTA BENGKULU

TAHUN 2019

OLEH:

KHAIRUN NISANIM: P05140315016

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

JURUSAN KEBIDANAN DIPLOMA IV KEBIDANAN2018/2019

Page 2: OLEH: KHAIRUN NISA

i

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIANBERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

DI BPM WILAYAH KOTA BENGKULUTAHUN 2019

Ditujukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SarjanaTerapan Kebidanan

Disusun Oleh:

KHAIRUN NISA

NIM: P05140315016

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN

2019

Page 3: OLEH: KHAIRUN NISA

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Page 4: OLEH: KHAIRUN NISA

iii

SKRIPSI

Page 5: OLEH: KHAIRUN NISA

iv

BIODATA

Nama : Khairun Nisa

Tempat, Tanggal Lahir : Pasar Kerkap, 26 Maret 1997

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 1 ( Satu)

Riwayat Pendidikan :

1. TK Mardhatillah Kota Lubuklinggau2. SDN 30 Kota Lubuklinggau3. SMP Negeri 4 Kota Lubuklinggau (2012)4. SMA Negeri Model 5 Kota Lubuklinggau

(2015)5. Perguruan Tinggi Diploma IV Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Bengkulu (2019)

Alamat : Jl. Pattimura, RT 01, Kelurahan Muara Enim,Kecamatan Lubuklinggau Barat II

Email : [email protected]

Jumlah Saudara : 5 (Lima)

Nama Saudara : Ricky Rifaldo, Riko Khadafi, Raihan Fathur

Rahman, Rafki Fivebrian, Roland Azzah A

Nama Orang Tua :1.Ayah : Kusmadi2.Ibu : Sumarni

Page 6: OLEH: KHAIRUN NISA

v

ABSTRAK

Berat lahir rendah menjadi masalah yang terus berlanjut di kesehatan

masyarakat. Berat lahir rendah disebabkan oleh ibu hamil dengan status gizi

buruk. Bayi dengan BBLR risiko kematiannya lebih besar dibandingkan dengan

bayi yang dilahrikan dengan BBLN. Survey awal yang dilakukan di beberapa

BPM yang berada di wilayah Kota Bengkulu jumlah BBLR berjumlah 30 orang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang

berhubungan dengan BBLR di BPM wilayah Kota Bengkulu. Jenis Penelitian ini

merupakan survey analatik dengan pendekatan case control. Jumlah sampel yang

diambil dengan perbandingan 1:2 dengan menggunakan teknik total sampling dan

purposive sampling.

Hasil penelitian didapatkan bahwa variabel yang berhubungan dengan

BBLR adalah anemia (p-value=0.040), OR (2.822), KEK (p-value=0.000), OR

(10.286), dan yang tidak berhubungan adalah umur (p-value=0.121), dan paritas

(p-value= 0.708). Faktor yang paling berpengaruh adalah ukuran KEK (p-

value=0.000), OR (9,555).

Tenaga kesehatan diharapkan mampu melakukan deteksi dini terhadap

anemia dan ukuran KEK pada calon ibu hamil yang akan mempengaruhi kejadian

berat badan lahir rendah (BBLR).

Kata Kunci: BBLR, Umur, Paritas, Anemia, KEK

Page 7: OLEH: KHAIRUN NISA

vi

ABSTRACT

LBW has become a continuing problem in public health. LBW is caused by

pregnant women with poor nutritional status. Babies with LBW risk of death is

greater than babies born with NBW. The initial survey conducted at several BPM

located in the city of Bengkulu, there were 30 LBWs.

This study aims to identify what factors are associated with LBW in the

BPM in Bengkulu City. This type of research is an analytical survey with a case

control approach. The number of samples taken with a ratio of 1: 2 using total

sampling and purposive sampling techniques.

The results showed that the variables associated with LBW were anemia

(p-value = 0.040), OR (2.822), SEZ (p-value = 0,000), OR (10.286), and

unrelated age (p-value = 0.121 ), and parity (p-value = 0.708). The most

influential factor is SEZ (p-value = 0.000), OR (9.555).

Health workers are expected to be able to detect early Hb levels and LILA

sizes in prospective pregnant women which will affect the incidence of LBW.

Keywords: LBW, Age, Parity, Anemia, SEZ

Page 8: OLEH: KHAIRUN NISA

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”, “Maka apabilakamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-

sungguh urusan yang lain” (QS. 94:5-6)

Terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

Karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi prodi D-IV

Kebidanan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa

bangga dan bahagia saya ungkapkan rasa syukur yang terangat sangat dan terima

kasih saya kepada:

Allah SWT, karena hanya atas izin dan karunia-Nya skripsi ini dapat

dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga kepada

Allah SWT penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do’a

yang dipinta.

Kedua orang tuaku tercinta (Kusmadi dan Sumarni) yang telah

mendo’akan aku, memberikan semangat, dan memotivasi untuk

kesukesasanku. Ucapkan terimakasih saja tidak akan cukup untuk

membalas semua jasa dan kebaikanmu, karena itu terimalah persembahan

cintaku untukmu ayah dan ibuku.

Adik-adikku tersayang (Ricky, Riko, Raihan, Rafki dan Roland) yang

telah mendo’akan aku dan memberikan aku semangat sehingga aku bisa

melalui semua ini.

Kepada dosen-dosen pembimbingku bunda Lusi Andriani dan bunda

Ratna Dewi serta dosen-dosen pengujiku bunda Kosma Heryati dan bunda

Diah Eka Nugraheni yang telah membimbing saya dengan sabar, ikhlas

dan selalu memberikan yang terbaik dalam membimbing saya dalam

menyelesaikan skripsi ini .

Page 9: OLEH: KHAIRUN NISA

viii

Kepada semua dosen Poltekkes Kemenkes Bengkulu khususnya dosen

Jurusan Kebidanan, terimakasih atas segala ilmu dan pengalaman yang

telah engkau berikan kepada kami.

Kepada keluarga keduaku Kak Cut dan Dian Syari yang telah menemani,

menjaga, melindungi, menghibur, menasehatiku kalian sahabat sekaligus

keluarga yang terbaik.

Kepada sahabat-sahabatku Mutiatul Azizah, Maya Selvia Anggraini Putri,

Dwi Gita Pratiwi, Unthia Awanda yang telah menemaniku dari awal

perkuliahan sampai sekarang dan semoga terus berlanjut semoga kita

menjadi orang yang sukses kedepannya.

Kepada teman-temanku Indah Muthara, Rahma Putri dan Intan Permata

Sari yang telah menemaniku selama penelitian sehingga membuat cerita

dan kenangan indah yang tak terlupakan.

Teman-teman seperjuangku DIV Kebidanan angkatan 2015 yang hanya

akan kompak dalam hal tertentu, tak terasa empat tahun kita bersama-

sama, walaupun banyak masalah yang terjadi tapi kalian telah memberikan

kenangan yang indah untuk diceritakan semoga kita bisa sukses dan

membanggakan kedua orang tua kita.

Almamaterku

Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya

persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi.

Semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan

dimasa yang akan datang.

Page 10: OLEH: KHAIRUN NISA

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahhirobbil’alamin segala puji kehadirat Allah SWT, karena

limpahan rahmat-Nya dan berkat bimbingan bapak ibu dosen, sehingga Skripsi

dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu Tahun 2019” dapat

terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Terapan Kebidanan, Jurusan DIV Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Bengkulu.

Penulis menyadari bahasa penelitian ini tidak akan berhasil tanpa adanya

bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh rasa hormat penulisan

ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

1. Bapak Darwis, S.Kep, M.Kes Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti

pendidikan di jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu dan

menyelesaikan Skripsi ini.

2. Bunda Mariati, SKM, MPH selaku ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Bengkulu ynag telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk mengikuti pendidikan di Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Bengkulu.

3. Bunda Diah Eka Nugraheni, M.Keb Selaku Ketua Prodi Diploma DIV

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang telah memberikan

Page 11: OLEH: KHAIRUN NISA

x

kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Prodi Diploma

DIV Kebidanan Poltekess Kemenkes Bengkulu.

4. Bunda Lusi Andriani, SST. M.Kes selaku pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktu dari kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan dan

arahan dengan sabar dan penuh perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bunda Ratna Dewi, SKM. MPH pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu dari kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan dan

arahan dengan sabar dan penuh perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan wawasan kepada penulis dari

perkuliahan sampai menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

7. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan support, selalu mendo’akan

saya dan seluruh keluarga besar yang senantiasa selalu mendoakan serta

memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam menempuh dan

menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabatku yang telah membantu dan mendukung disaat suka maupun

duka.

9. Teman-temanku yang menemani selama melakukan penelitian ini, yang telah

memberikan canda dan tawa sehingga sedikit memberikan keringan untuk

saya dalam melakukan penelitian ini.

10. Serta teman teman seperjuangan angkatan 2015 DIV Kebidanan dan Seluruh

ibu-ibu yang bersedia menerima menjadi responden untuk kesuksesan

penelitian ini.

Harapan penulis, semoga bantuan yang diberikan kepada penulis menjadi

ibadah yang pada akhirnya mendapatkan Rahmat dan Berkah dari ALLAH SWT.

Page 12: OLEH: KHAIRUN NISA

xi

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kesalahan sehingga

dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.

Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh

Bengkulu, April 2019

Penulis

Page 13: OLEH: KHAIRUN NISA

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii

BIODATA ............................................................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

ABSTRACT.......................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... vii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ix

DAFTAR ISI........................................................................................................ xii

DAFTAR BAGAN............................................................................................... xv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian................................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian.............................................................................................. 5

E. Keaslian Penelitian ............................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 9

A. Berat Badan Lahir Rendah ................................................................................. 9

1. Pengertian ...................................................................................................... 9

2. Etiologi ........................................................................................................ 10

3. Komplikasi pada bayi BBLR....................................................................... 11

4. Upaya-upaya menurunkan kejadian BBLR ................................................. 11

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi BBLR ..................................................... 14

1. Umur ............................................................................................................ 14

2. Paritas .......................................................................................................... 16

3. Kadar Hemoglobin....................................................................................... 17

Page 14: OLEH: KHAIRUN NISA

xiii

4. KEK. ............................................................................................................ 20

C. Kerangka Teori................................................................................................. 22

D. Kerangka Konsep ............................................................................................. 23

E. Hipotesis ........................................................................................................... 23

BAB III METODELOGI PENELITIAN.......................................................... 24

A. Desain Penelitian .............................................................................................. 24

B. Variabel Penelitian ........................................................................................... 25

C. Definisi Operasional......................................................................................... 25

D. Populasi dan Sampel ........................................................................................ 26

E. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................... 27

F. Pengumpulan dan Pengolahan Data ................................................................. 27

1. Pengumpulan Data....................................................................................... 27

2. Pengolahan Data .......................................................................................... 28

G. Analisa Data (Analysis).................................................................................... 29

1. Analisa Univariat ......................................................................................... 29

2. Analisa Bivariat ........................................................................................... 30

3. Analisa Multivariat ...................................................................................... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 32

A. Jalannya Penelitian ........................................................................................... 32

B. Hasil Penelitian................................................................................................. 34

1. Analisis Univariat ........................................................................................ 34

2. Analisis Bivariat .......................................................................................... 35

3. Analisis Multivariat ..................................................................................... 37

C. Pembahasan ...................................................................................................... 39

1. Karakteristik responden (umur, paritas, anemia, KEK, dan berat badan lahirbayi)………………………………………………………………………..39

2. Hubungan umur dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) .......... 41

3. Hubungan paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) ........ 43

4. Hubungan anemia dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) ....... 46

5. Hubungan KEK dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) .......... 47

Page 15: OLEH: KHAIRUN NISA

xiv

6. Faktor yang paling dominan hubungannya dengan kejadian berat badan lahirrendah (BBLR) ............................................................................................ 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 52

A. Kesimpulan....................................................................................................... 52

B. Saran................................................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 55

LAMPIRAN

Page 16: OLEH: KHAIRUN NISA

xv

DAFTAR BAGAN

2.1 Kerangka Teori.................................................................................................222.3 Kerangka Konsep.............................................................................................233.1 Desain Penelitian……………………………………………………………..243.2 Variabel Penelitian…………………………………………………………...25

Page 17: OLEH: KHAIRUN NISA

xvi

DAFTAR TABEL

3.1 Definisi Operasional………………………………………………………….25

4.1 Disribusi frekuensi umur, paritasm anemia, ukuran KEK, dan berat badanlahir bayi di BPM Wilayah Kota Bengkulu tahun 2019…….……...……….34

4.2 Hubungan umur dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di BPMWilayah Kota Bengkulu tahun 2019…………...………...…………..……...35

4.3 Hubungan paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di BPMWilayah Kota Bengkulu tahun 2019…………….…………………………..36

4.4 Hubungan Anemia dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di BPMWilayah Kota Bengkulu tahun 2019………...……...………………...36

4.5 Hubungan KEK dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di BPMWilayah Kota Bengkulu tahun...................…………….……………………37

4.6 Faktor yang paling mempengaruhi kejadian berat badan lahir rendah (BBLR)di BPM Wilayah Kota Bengkulu tahun 2019………........………...………..38

4.7 Faktor yang paling mempengaruhi kejadian berat badan lahir rendah (BBLR)di BPM Wilayah Kota Bengkulu tahun 2019....................………...………..39

Page 18: OLEH: KHAIRUN NISA

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Organisasi Penelitian

Lampiran II : Jadwal Kegiatan Penelitian

Lampiran III : Surat Informed Consent

Lampiran IV : Surat Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran V : Master Tabel Penelitian

Lampiran VI : Lembar Hasil Olahan Data

Lampiran VII :Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran VIII :Surat Penelitian s/d Selesai Penelitian

Lampiran IX :Dokumentasi Penelitian

Page 19: OLEH: KHAIRUN NISA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian neonatal merupakan bagian yang lebih besar dari

beban kematian balita, seiring kemajuan dalam mengurangi angka

kematian neonatal lebih lambat dibandingkan dengan penurunan angka

kematian balita. Setiap tahun, diperkirakan 2,6 juta bayi meninggal pada

bulan pertama kehidupan, dengan 1 juta meninggal hari mereka dilahirkan

dan 1,6 juta lainnya lahir mati. Secara global, (40-60%) dari kematian bayi

di dunia disebabkan oleh BBLR (UNICEF, 2017).

Menurut World Health Organization (WHO) BBLR adalah berat

badan saat lahir kurang dari 2.500 gram. Berat lahir rendah menjadi

masalah yang terus berlanjut dalam kesehatan masyarakat yang signifkan

secara global. Secara keseluruhan, diperkirakan bahwa (15%) hingga

(20%) dari semua kelahiran di seluruh dunia adalah BBLR yang mewakili

lebih dari 20 juta kelahiran per tahun dan (96,5%) dari mereka berasal dari

negara berkembang (WHO, 2014).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

jumlah BBLR di indonesia dalam kurun waktu 5 tahun (2013-2017) yaitu

sebesar (7,1%). Presentase BBLR tertinggi terdapat pada provinsi Nusa

Tenggara Timur yaitu sebesar (13,4%), sedangkan daerah dengan

presentase terendah terdapat pada provinsi Bangka Belitung yaitu sebesar

(4,0%) (SDKI, 2017). Di provinsi Bengkulu pada tahun 2017 tercatat

1

Page 20: OLEH: KHAIRUN NISA

2

sebanyak 35.514 bayi lahir hidup ditimbang 34.306 bayi, dengan BBLR

sebanyak 733 bayi (2%) (Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2017).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Tahun

2017 jumlah ibu bersalin sebanyak 7116 orang, jumlah lahir hidup

sebanyak 6732 orang dan BBLR sebanyak 102 orang (1.5%). BBLR

tertinggi terdapat pada Kecamatan Teluk Segara jumlah lahir hidup 511

orang dan BBLR (3.7%). Kecamatan Muara Bangkahulu jumlah lahir

hidup 857 orang dan BBLR (2.3%). Kecamatan Ratu Samban jumlah lahir

hidup 496 orang dan BBLR (1.6%). Kecamatan Selebar jumlah lahir hidup

906 orang dan BBLR (1.5%). Kecamatan Gading Cempaka jumlah lahir

hidup 843 orang dan BBLR (1.5%). Kecamatan Ratu Agung jumlah lahir

hidup 977 orang dan BBLR (1.2%). Kecamatan Kampung Melayu jumlah

lahir hidup 790 orang dan BBLR (1%). Kecamatan Singaran Pati jumlah

lahir hidup 955 orang dan BBLR (0.6%). Sedangkan, BBLR terendah

terdapat pada Kecamatan Sungai Serut jumlah lahir hidup 397 orang dan

BBLR (0.5%).

Berat badan lahir adalah indikator yang penting bagi kelangsungan

hidup neonatus dan bayi, baik ditinjau dari segi pertumbuhan fisik dan

perkembangan status mentalnya. Berat badan juga dapat digunakan

sebagai indikator umum untuk mengetahui status kesehatan gizi, dan sosial

ekonomi (Supariasa, 2016).

Menurut Muslihatun, (2010) faktor-faktor penyebab kejadian

BBLR yaitu; faktor ibu, faktor bayi, dan faktor lingkungan. Penyebab

Page 21: OLEH: KHAIRUN NISA

3

BBLR dari faktor ibu yaitu umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35

tahun, paritas 1 atau ≥4, gizi saat hamil, jarak kehamilan dan bersalin

terlalu dekat, penyakit menahun ibu, pekerjaan ibu terlalu berat,

selanjutnya reproduksi sehat dikenal dengan usia aman untuk kehamilan

yaitu usia 20 -35 tahun.

Ibu hamil dengan status gizi buruk cenderung melahirkan bayi

BBLR dan dihadapkan pada resiko kematian yang lebih besar

dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan dengan berat badan yang

normal (Wahyuni, 2016). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

mengetahui status gizi ibu hamil antara lain pertambahan berat badan,

mengukur Lingkar Lengan Atas (KEK), dan mengukur anemia (Wahyuni,

2016). Berdasarkan hasil penelitian Rohy et al., (2017) menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi ibu hamil dengan

berat bayi baru lahir, dimana ibu yang mengalami KEK melahirkan bayi

sebanyak 38 orang (97.4%).

Permasalahan gizi pada ibu hamil tidak hanya dipengaruhi oleh

satu permasalahan gizi, tetapi oleh beberapa macam permasalahan gizi

salah satunya adalah anemia yaitu keadaan dimana terjadinya hemodilusi

yaitu pertambahan volume cairan darah yang lebih banyak dari sel darah,

sehingga anemia wanita hamil berkurang (Istiany, 2013). Berdasarkan

hasil penelitian Wahyuni (2016) terdapat hubungan anemia dengan berat

badan bayi baru lahir, dimana ibu yang mengalami anemia (52.9%)

melahirkan bayi dengan BBLR.

Page 22: OLEH: KHAIRUN NISA

4

Setelah dilakukan survey awal di beberapa BPM yang berada di

wilayah Kota Bengkulu jumlah ibu bersalin tahun 2018 sebanyak 516

orang dan BBLR (5.8%). Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian mengenai “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di BPM Wilayah Kota Bengkulu”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas masalah dalam penelitian ini

adalah masih adanya angka kejadian BBLR di Kota Bengkulu sebanyak

(5.8%) maka dirumuskan pertanyaan penelitian faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi berat badan lahir rendah di BPM Wilayah Kota Bengkulu

tahun 2019.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan Umum dari Penelitian ini adalah diketahui faktor-faktor yang

mempengaruhi berat badan lahir rendah di BPM Wilayah Kota

Bengkulu.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah diketahui:

a. Distribusi frekuensi umur, paritas, anemia, dan KEK ibu hamil,

berat badan lahir bayi di BPM Wilayah Kota Bengkulu.

b. Hubungan umur dengan berat badan lahir rendah di BPM Wilayah

Kota Bengkulu.

Page 23: OLEH: KHAIRUN NISA

5

c. Hubungan paritas dengan berat badan lahir rendah di BPM

Wilayah Kota Bengkulu.

d. Hubungan Anemia dengan berat badan lahir rendah di BPM

Wilayah Kota Bengkulu.

e. Hubungan KEK dengan berat badan lahir rendah di BPM Wilayah

Kota Bengkulu.

f. Variabel yang paling berpengaruh terhadap berat badan lahir

rendah di BPM Wilayah Kota Bengkulu.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat memperkaya konsep atau teori ilmu pengetahuan, khususnya

yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan

lahir rendah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

pada institusi untuk menambah wawasan serta pengetahuan dan

menjadi referensi bagi mahasiswa untuk lebih mengetahui tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan lahir rendah.

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tenaga kesehatan Kota Bengkulu dalam meningkatkan pengetahuan

Page 24: OLEH: KHAIRUN NISA

6

ibu dan meningkatkan kesadaran ibu dalam memperbaiki status

gizi kehamilan.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat sebagai sarana untuk menerapkan

teori dan ilmu yang telah diperoleh di tempat kuliah dan serta

untuk menambah wawasan pengetahuan tentang faktor yang

mempengaruhi berat badan lahir rendah.

d. Bagi Ibu Hamil

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

pengetahuan bagi ibu hamil bahwa umur, paritas dan status gizi

selama kehamilan sangat berpengaruh dengan keadaan bayi baru

lahir.

E. Keaslian Penelitian

1. Sagung Adi Sresti Mahayana, Eva Chundrayetti, Yulistini tahun 2015

dengan judul: “Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian

Berat Badan Lahir Rendah Di RSUP Dr. M. Djamil Padang”. Jenis

penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross

sectional. Hasil penelitian menunjukan faktor resiko anemia (P=0,001)

dan kelainan plasenta (p=0,049) memiliki hubungan statistik yang

signifikan terhadap kejadian BBLR premtur dan dismatur. Pengaruh

terbesar secara statistik terdapat pada faktor resiko anemia (p=0,001)

dan paritas (p=0,022). Perbedaan dengan penilitian ini adalah waktu

Page 25: OLEH: KHAIRUN NISA

7

penelitian, tempat penelitian, desain penelitian, sampel dan variabel

penelitian.

2. Faradilla Monita, Donel Suhaimi, Yanti Ernalia tahun 2016 dengan

judul: “Hubungan Usia, Jarak Kelahiran Dan Kadar Hemoglobin Ibu

Hamil Dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah Di Rsud Arifin

Achmad Provinsi Riau” Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik

dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukan ada

Terdapat hubungan bermakna antara usia ibu hamil dengan kejadian

BBLR dengan nilai p sebesar 0,001, p<0,05. Tidak terdapat hubungan

yang bermakna antara jarak kelahiran dengan kejadian BBLR dengan

nilai p=0,932, p>0,05. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

kadar hemoglobin ibu hamil dengan kejadian BBLR dengan nilai

p=0,985, p>0,05. Perbedaan dengan penelitian ini adalah waktu

penelitian, tempat penelitian, desain penelitian, sampel dan variabel

penelitian.

3. Ayu Rosida Setiati, Sunarsih Rahayu tahun 2017 dengan judul:

“Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian BBLR (Berat Badan Lahir

Rendah) Di Ruang Perawatan Intensif Neonatus RSUD Dr Moewardi

Di Surakarta”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik melalui

pengamatan (observasi) dengan pendekatan cross sectional. Hasil

penelitian menunjukan faktor resiko usia (p=0,021), hipertensi (0,049),

paritas (p=0,024), perdarahan antepartum (p=0,049), eklampsia

(p=0,049), ruptur prematur (p=0,031) memiliki hubungan yang

Page 26: OLEH: KHAIRUN NISA

8

signifikan dengan kejadian BBLR. Perbedaan dengan penelitian ini

adalah waktu penelitian, tempat penelitian, desain penelitian, sampel

dan variabel penelitian.

Page 27: OLEH: KHAIRUN NISA

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Berat Badan Lahir Rendah

1. Pengertian

Berat badan merupakan antropometri yang terpenting dan

paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan

digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan

BBLR apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2.5

kg. Pada masa bayi dan balita, berat badan dapat digunakan untuk

melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat

kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Di

samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar

perhitungan dosis obat dan makanan (Supariasa, 2016).

Menurut Jitowiyono & Kristiyanasari, (2011) Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan saat

lahir kurang dari 2500 gram. Dahulu bayi baru lahir yang berat badan

kurang atau sama dengan 2500 gram disebut premature. Untuk

mendapatkan keseragaman pada kongres European Perinatal Medicine

II di London (1970), disusun definisi sebagai berikut.

a. Preterm Infant (premature) atau bayi kurang bulan yaitu bayi

dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259) hari.

9

Page 28: OLEH: KHAIRUN NISA

10

b. Term infant atau bayi cukup bulan yaitu bayi dengan masa

kehamilan mulai 37 minggu sampai dengan 42 minggu. (259-293

hari)

c. Post term atau bayi lebih bulan yaitu bayi dengan masa kehamilan

mulai 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih).

Menurut Williamson, Amanda; Crozier (2014) klasifikasi berat

badan lahir bayi, antara lain:

a. Berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang memiliki berat

badan 2500 gr atau kurang saat lahir.

b. Berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi yang memiliki

berat badan kurang dari 1500 gr saat lahir.

c. Berat bayi lahir amat sangat rendah (BBLASR) adalah bayi yang

memiliki berat badan kurang dari 1000 gr saat lahir.

Berat badan setiap bayi berbeda, namun sebagian besar bayi sehat

memiliki berat badan antara 2.5 dan 4 kilogram (2500-4000 gr).

(Klein, Miller and Thomson, 2015). Pada usia 4-7 bulan, berat badan

bayi menjadi dua kali lipat berat badan bayi baru lahir (=2x BB lahir).

Sampai usia 1 tahun, berat badan bayi menjadi tiga kali lipat berat

badan bayi baru lahir (=3x BB lahir) (Maryunani, 2014).

2. Etiologi

Menurut Rukiyah (2012) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi berat badan lahir rendah yaitu faktor internal maupun

faktor eksternal. Faktor internal meliputi umur ibu, jarak

Page 29: OLEH: KHAIRUN NISA

11

kehamilan/kelahiran, paritas, kadar hemoglobin, ukuran KEK,

pemeriksaan kehamilan dan penyakit pada saat kehamilan. Faktor

eksternal meliputi kondisi lingkungan, pekerjaan ibu hamil, tingkat

pendidikan, pengetahuan terhadap gizi, dan sosial ekonomi.

3. Komplikasi pada bayi BBLR

Menurut Maryanti, dkk (2011) komplikasi pada bayi berat badan

lahir rendah yaitu :

a. Kerusakan Bernafas

Terjadinya kerusakan pada pernafasan karena fungsi organ

pada bayi belum sempurna.

b. Pneumonia, aspirasi

Disebabkan refleks menelan dan batuk pada bayi belum

sempurna.

c. Perdarahan Intracranial

Perdarahan spontan di ventrikel otak lateral disebabkan

karena anoksia yang bisa menyebabkan hipoksia otak yang dapat

yang dapat menimbulkan terjadinya kegagalan peredaran darah

distemik.

4. Upaya-upaya menurunkan kejadian BBLR

a. Langkah-langkah untuk menghindari persalinan BBLR

Menurut Pantiwati, (2010) adalah pencegahan kejadian

BBLR dengan meningkatkan pemeriksaan kehamilan minimal 4

kali selama masa kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan

Page 30: OLEH: KHAIRUN NISA

12

muda. Ibu hamil yang berisiko melahirkan BBLR harus cepat

dipantau dan dirujuk ke pelayanan kesehatan yang mampu.

Melakukan penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim, mengenali tanda-tanda bahaya

selama keahamilan dan perawatan diri selama kehamilan untuk

menjaga kesehatannya dan janin, hendaknya ibu merencanakan

persalinannya pada umur reproduksi sehat (20-34 tahun),

meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar

dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan

antenatal dan status gizi ibu selama hamil.

b. Perawatan Bayi BBLR

Menurut Prawirohardjo, (2007) Perawatan bayi berat badan lahir

rendah adalah:

1) Pengaturan suhu lingkungan: Bayi dimasukkan dalam

incubator dengan suhu yang diatur, yaitu jika bayi berat badan

dibawah 2 kg (35°C) dan untuk bayi berat badan 2 kg sampai

2,5 kg (34°C), agar bayi dapat mempertahan suhu tubuh sekitar

37°C suhu inkubator diturunkan 1°C setiap minggu sampai

bayi bisa ditempatakan pada suhu lingkungan 24 sampai 27°C

2) Makanan bayi BBLR

Pada bayi prematur reflek isap, telan dan batuk belum

terbentuk sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya

enzim pencernaan terutama lipase masih kurang dan kebutuhan

Page 31: OLEH: KHAIRUN NISA

13

protein 3 sampai 5 gram per hari, kebutuhan tinggi kalori

110kal/kg/hari. Pemberian minum diberikan saat bayi berumur

tiga jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan

hiperbilirubinemia.

c. Penanganan Berat Badan Lahir Rendah

Menurut Rukiyah & Yulianti, (2012) cara penanganan

BBLR yaitu :

a. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. Karena bayi berat

badan lahir rendah mudah mengalami hipotermi, oleh karena

itu suhu tubuhnya harus dipetahankan dengan ketat

b. Mencegah infeksi dengan ketat. Bayi berat badan lahir rendah

sangat rentan terhadap infeki, perhatikan prinsip-prinsip dalam

pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum

memegang bayi

c. Pengawasan nutrisi atau ASI. Refleks menelan pada bayi berat

badan lahir rendah belum terbentuk sempurna, oleh karena itu

pemberian nutrisi harus dilakukan dengan baik

d. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan

kondisi gizi atau nutrisi bayi, dan berkaitan dengan daya tahan

tubuh, oleh karena itu penimbangan berat badan dilakukan

dengan ketat

e. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering

dan bersih, untuk tetap mempertaahankan suhu tetap hangat

Page 32: OLEH: KHAIRUN NISA

14

f. Kepala bayi ditutupi dengan topi serta berikan oksigen bila

perlu.

g. Tali pusat harus dalam keadaan bersih

h. Beri minum dengan sonde per tetes dengan pemberian ASI

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi BBLR

1. Umur

a. Pengertian

Umur adalah usia individu terhitung mulai saat dilahirkan

sampai saat berulang tahun. Semakin cukup usia, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja. Bertambahnya usia seseorang maka

kematangan dalam berfikir semakin baik sehingga akan termotivasi

dalam pemeriksaan kehamilan untuk mencegah komplikasi pada

masa persalinan (Mubarak, 2011).

b. Klasifikasi umur ibu

Menurut Manuaba (2007) klasifikasi umur ibu:

1) Umur ibu kurang dari 20 tahun

Wanita hamil kurang dari 20 tahun dapat merugikan

kesehatan ibu maupun pertumbuhan dan perkembangan janin

karena belum matangnya alat reproduksi untuk hamil.Penyulit

pada kehamilan remaja (<20 tahun) lebih tinggi dibandingkan

kurun waktu reproduksi sehat antara 20-35 tahun.

2) Umur ibu 20-35 tahun

Page 33: OLEH: KHAIRUN NISA

15

Umur reproduksi yang ideal untuk ibu hamil bagi seorang

ibu dimana organ reproduksinya telah sempurna dan menjalani

fungsinya serta perkembangan psikis seorang ibu telah

mencapai tingkat dewasa sehingga akan berpengaruh terhadap

kesiapan fisik dan mental ketika masa kehamilan.

3) Umur ibu diatas 35 tahun

Kesehatan reproduksi seorang ibu mengalami penurunan

dan kesehatan fisik juga mulai mengalami penurunan sehingga

kehamilan dan persalinan menjadi lebih beresiko.

c. Hubungan umur ibu dengan BBLR

Menurut penelitian Pinontoan dan Tombokan, (2015)

peneliti menemukan adanya hubungan antara umur ibu dengan

kejadian BBLR disebabkan karena umur dibawah 20 tahun

perkembangan sistim reproduksi belum optimal dan kesiapan

psikologis menerima kehamilan sehingga berpengaruh pada berat

lahir bayi. Pada ibu umur diatas 35 tahun, fungsi dari alat

reproduksi sudah menurun sehingga akan mempengaruhi

kehamilannya, juga seiring dengan penambahan umur ibu akan

terjadi perubahan-perubahan pada pembuluh darah dan juga ikut

menurunnya fungsi hormon yang mengatur siklus reproduksi.

Apabila umur ibu termasuk dalam umur tidak beresiko maka

peluang terjadinya BBLR juga rendah, sebaliknya pada ibu dengan

umur resiko tinggi, maka semakin tinggi peluang terjadinya BBLR

Page 34: OLEH: KHAIRUN NISA

16

atau dengan kata lain kejadian BBLR berpeluang terjadi pada ibu

dengan umur resiko tinggi.

Menurut penelitian Setiati dan Rahayu, (2017) menyatakan

bahwa umur ibu berpengaruh terhadap kejadian BBLR hal ini

disebabkan karena melahirkan di usia kurang dari 20 tahun terjadi

persaingan nutrisi antara ibu dan janin dimana di usia tersebut

seorang wanita masih dalam masa pertumbuhan yang juga akan

membutuhkan asupan gizi yang besar untuk memenuhi masa

pertumbuhannya, begitu pula dengan usia diatas 35 tahun seorang

wanita mengalami kemunduran fungsi biologis pada organ-organ

tubuh salah satunya penurunan mobilitas usus yang akan

menyebabkan penurunan nafsu makan hal ini juga akan

mempengaruhi asupan nutrisi yang di butuhkan antara ibu dan

janin.

2. Paritas

a. Pengertian

Paritas adalah kelahiran bayi yang mampu bertahan hidup.

Paritas dicapai pada usia kehamilan 20 minggu atau berat janin 500

gram Varney et al, (2006). Paritas yaitu jumlah atau banyaknya

anak yang dilahirkan (Wigunantiningsih and Fakhidah, 2017).

b. Klasifikasi paritas

1) Primipara

Page 35: OLEH: KHAIRUN NISA

17

Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang

anak, yang cukup besar untuk hidup kedunia luar (Varneyet al,

2006).

2) Multipara

Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang

anak lebih dari satu kali (Varney et al., 2006).

3) Grandemultipara

Grande multipara adalah wanita yang telah melahirkan 5

orang anak atau lebih (Varney et al., 2006).

c. Hubungan paritas dengan BBLR

Menurut penelitian Setiati dan Rahayu, (2017)

menunjukkan bahwa paritas berpengaruh terhadap kejadian BBLR.

Selaras dengan pernyataan Mahayana et al., (2015) bahwa BBLR

dengan faktor risiko paritas terjadi karena sistem reproduksi ibu

sudah mengalami penipisan akibat sering melahirkan. Hal ini

disebabkan oleh semakin tinggi paritas ibu, kualitas endometrium

akan semakin menurun. Kehamilan yang berulang-ulang akan

mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin dimana jumlah nutrisi akan

berkurang dibandingkan dengan kehamilan sebelumnya.

3. Kadar Hemoglobin

a. Pengertian

Hemoglobin adalah pigmen pembawa oksitogen pada

eritosit, dibentuk oleh eritosit yang sedang berkembang di dalam

Page 36: OLEH: KHAIRUN NISA

18

sum-sum tulang. Sebuah hemoprotein tersusun atas empat rantai

polipeptida globin yang berbeda dan mengandung sekitar 141

hingga 146 asam amino (Dorland, 2012).

Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi.

Hemoglobin memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen,

dengan oksigen itu membentuk oksihemoglobin di dalam sel darah

merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-

paru ke jaringan-jaringan tubuh (Pearce, 2011).

b. Batas nilai kadar hemoglobin (Hb)

Batas normal kadar hemoglobin (Hb) pada wanita dewasa

adalah 12-14 g/dL, sedangkan pada wanita/ibu hamil nilainya lebih

rendah yaitu 11 g/dL. (Fathonah, 2016). Menurut World Health

Organization (WHO) dalam Fathonah (2016), batasan anemia pada

ibu hamil berdasarkan pemeriksaan kadar hemoglobin dalam

darah, yaitu:

1) Normal

Batasan kadar hemoglobin pada ibu hamil yang normal

yaitu lebih dari atau sama dengan 11 g/dL.

2) Anemia

Batasan kadar hemoglobin ibu hamil yang mengalami

anemia yaitu kurang dari 11 g/dL.

Page 37: OLEH: KHAIRUN NISA

19

c. Hubungan kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat badan lahir

bayi

Kebanyakan penelitian melakukan pengukuran Hb ibu

selama kehamilan, karena perubahan konsentrasi Hb selama

kehamilan berhubungan dengan pertumbuhan janin dan hasil

kelahiran yang buruk tergantung pada usia kehamilan dimana Hb

diukur (Yi, Han and Ohrr, 2013).

Menurut penelitian Setiawan et al., (2013) kadar

hemoglobin merupakan indikator biokimia untuk mengetahui

status gizi ibu hamil. Tinggi rendahnya kadar hemoglobin

mempunyai pengaruh terhadap berat bayi lahir karena dapat

mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin di dalam kandungan.

Namun, hasil penelitian yang di dapat peneliti belum bisa

menemukan hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil

trimester III dengan berat bayi lahir.

Sedangkan menurut penelitian Wahyuni (2016)

menyatakan terdapat hubungan kadar hemoglobin dengan berat

badan bayi baru lahir. Dimana dari 16 responden yang tidak

anemia (87.5%) melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal

dan dari 17 responden ibu anemia (52.9%) melahirkan bayi dengan

berat badan lahir rendah. Anemia selama kehamilan adalah

masalah sistemik yang paling umum yang dapat diubah atau

setidaknya dapat dicegah (Yildiz et al., 2014).

Page 38: OLEH: KHAIRUN NISA

20

4. KEK

a. Pengertian

Lingkar Lengan Atas (KEK) adalah lingkar lengan bagian

atas pada bagian trisep. KEK digunakan untuk mendapatkan

perkiraan tebal lemak di bawah kulit dan dengan cara inni dapat

diperkirakan jumlah lemak tubuh total (Almatsier et al., 2011).

Lingkar Lengan Atas (KEK) adalah suatu cara untuk

mengetahui risiko Kekurangan Energi Protein (KEP) pada wanita

usia subur (WUS). Pengkuruan KEK tidak dapat digunakan untuk

memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran

KEK dapat digunakan karena pengukurannya sangat mudah dan

dapat dilakukan oleh siapa saja (Supariasa, 2016).

b. Ambang batas

Pengukuran KEK sangat penting untuk mengetahui apakah

ibu hamil mengalami KEK atau tidak, selain ibu hamil pengukuran

KEK juga dapat dilakukan pada anak balita dan wanita usia subur

(WUS) (Almatsier et al., 2011).

Ambang batas KEK WUS dengan risiko KEK di Indonesia

adalah 23.5 cm. Apabila ukuran KEK kurang 23.5 cm atau bagian

merah pita KEK, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK,

dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR).

BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan

pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak (Supariasa, 2016)

Page 39: OLEH: KHAIRUN NISA

21

c. Hubungan lingkar lengan atas (KEK) dengan berat badan lahir bayi

Semua ibu hamil memerlukan adanya pemenuhan status

gizi untuk ibu sendiri dan untuk perkembangan bayi yang

dikandungnya. Lingkar lengan atas yang kurang merupakan ukuran

dari kurangnya nutrisi pada ibu hamil yang menyebabkan risiko

dan komplikasi pada ibu saat hamil maupun bersalin. Lingkar

lengan atas pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses

pertumbuhan janin, abortus, kematian neonatal, cacat bawaan,

anemia pada bayi, lahir dengan berat badan rendah (BBLR)

(Kamariyah and Musyarofah, 2016).

Menurut penelitian Rohy et al., (2017) status gizi ibu

sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin

yang sedang dikandung. Penilaian status gizi ibu pada masa

kehamilan dapat dilakukan melalui pengukuran KEK untuk

mengetahui status KEK pada ibu hamil. Hasil dari penelitian

terdapat 44 orang ibu yang mengalami KEK serta melahirkan bayi

dengan berat lahir kurang (97.4%). Selaras dengan penilitian

Rufaida et al., (2015) terdapat 57 orang ibu hamil risiko KEK

melahirkan sejumlah (9.5%) bayi lahir dengan berat badan kurang

dari 2500 gr.

Page 40: OLEH: KHAIRUN NISA

22

C. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan lahir rendah

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Rukiyah (2012), Kamariyah & Musyarofah (2016), Setiawan etal., (2013), , Wati Yanti; Haslinda, Lilly (2014), Mahayana et al., (2015)

Faktor Eksternal:

- Kondisi lingkungan- Pekerjaan ibu hamil- Tingkat pendidikan- Pengetahuan terhadap

gizi- Sosial ekonomi

Faktor Internal:

- Umur ibu- Jarak kehamilan- Paritas- Kadar Hb- Ukuran LILA- Pemeriksaan kehamilan- Penyakitpada saat hamil

LingkarLengan Atas

Ibu Hamil<23.5 cm

KadarHemoglobinIbu Hamil<11 gr/dL

Pemenuhan Nutrisi KeJanin

Pertumbuhan Janin

Berat Badan LahirRendah

Ibu mengalamiKEK

Anemia gizi padaibu

Ibu mengalamianemia

Kurangnya O2

dalam darah ibu kejanin

Umur:≤20atau ≥35

tahun

Perkembangan sistemreproduksi

belumoptimal

Gangguanperubahanpembuluhdarah dan

fungsihormon

Paritas:primipara/gran

demultipara

sistemreproduksimengalamipenipisan

Kualitasendometrium

menurun

Gangguan sirkulasinutrisi ke janin

Page 41: OLEH: KHAIRUN NISA

23

D. Kerangka Konsep

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

E. Hipotesis

Dalam penelitian ini merumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara umur dengan kejadian berat badan lahir rendah

di BPM Wilayah Kota Bengkulu.

2. Ada hubungan antara paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah

di BPM Wilayah Kota Bengkulu.

3. Ada hubungan antara anemia dengan kejadian berat badan lahir rendah

di BPM Wilayah Kota Bengkulu.

4. Ada hubungan antara KEK dengan kejadian berat badan lahir rendah

di BPM Wilayah Kota Bengkulu.

Berat Badan LahirRendah

Faktor Internal:- Umur ibu- Jarak kehamilan- paritas- Anemia- KEK- Pemeriksaan

kehamilan- Penyakit pada saat

hamilFaktor eksternal:

- Kondisi lingkungan- Pekerjaan ibu hamil- Tingkat pendidikan- Pengetahuan

terhadap gizi- Sosial ekonomi

Page 42: OLEH: KHAIRUN NISA

24

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini secara

survey analitik dengan pendekatan case control. Case (kasus) dalam

penelitian ini adalah bayi umur kurang dari satu tahun dengan riwayat

lahir berat badan lahir rendah (BBLR). Sedangkan control (kontrol) dalam

penelitian ini adalah bayi umur kurang dari satu tahun dengan riwayat

lahir berat badan lahir normal (BBLN).

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Ibu yang memilikibayi umur <1 tahun

Anemia

KEK

≥11 gr/dL

<11 gr/dL

≥23.5 cm

<23.5 cm

ParitasMultipara

Primipara/grandemultipara

Umur

<20 tahun

20-35tahun

>35 tahun

BBLN

BBLR

BBLN

BBLR

BBLN

BBLN

BBLR

BBLR

24

Page 43: OLEH: KHAIRUN NISA

25

B. Variabel Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Bagan 3.2 Variabel Penelitian

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No VariabelDefinisiOperasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil UkurSkalaUkur

1

Umur usia individuterhitung mulai saatdilahirkan sampaisaat berulang tahun

Ceklist Melihat bukuKIA

1:<20 dan >35tahun2:20-35 tahun

Nominal

2 Paritas Jumlah anak yangpernah dilahirkanibu baik lahir matimaupun lahir hidup

Ceklist Melihat bukuKIA

1:primipara/grandemultipara2:multipara

Nominal

3 Anemia Parameter yangdigunakan untukmenentukan ibuanemia atau tidakanemia

Ceklist Melihat bukuKIA

1: Anemia2: Tidak Anemia

Nominal

4 KEK Ukuran yangdigunakan untukmenentukan ibuKEK atau NonKEK

Ceklist Melihat bukuKIA

1: KEK2: Tidak KEK

Nominal

5 Berat BadanLahir Rendah

antropometri yangterpenting danpaling seringdigunakan padabayi baru lahir(neonatus)

Ceklist Melihat bukuKIA

1: Ya2: Tidak BBLR

Nominal

Umur

Paritas Kadar Hemoglobin

Ukuran Lingkar LenganAtas

Berat Badan Lahir Rendah

Page 44: OLEH: KHAIRUN NISA

26

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi umur

kurang dari 1 tahun yang berada di BPM Wilayah Kota Bengkulu, dan

didapatkan dari survei yang telah dilakukan di beberapa BPM

sebanyak 516 orang.

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini untuk kelompok kasus

dan kelompok kontrol menggunakan perbandingan 1:2.

a. Sampel kasus

Sampel kelompok kasus adalah ibu yang mempunyai bayi kurang

dari satu tahun yang memiliki riwayat lahir BBLR. Pemilihan

sampel pada kelompok kasus digunakan teknik total sampling yang

berarti keseluruhan populasi menjadi sampel penelitian. Kelompok

kasus berjumlah 30 orang.

b. Sampel kontrol

Sampel kelompok kontrol adalah ibu yang mempunyai bayi kurang

dari satu tahun yang memiliki riwayat lahir BBLN. Pemilihan

sampel pada kelompok kontrol digunakan teknik purposive

sampling yang berarti dilakukan pemilihan sesuai dengan

keinginan peneliti.

c. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi di dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

Page 45: OLEH: KHAIRUN NISA

27

1) Kriteria inklusi yang menjadi case

a) Ibu yang memiliki bayi umur kurang dari satu tahun riwayat

lahir BBLR.

b) Ibu yang memiliki buku KIA

c) Ibu yang memiliki data pemeriksaan kehamilan.

2) Kriteria inklusi yang menjadi control

a) Ibu yang memiliki bayi umur kurang dari satu tahun dengan

riwayat lahir BBLN.

b) Ibu yang memiliki buku KIA.

c) Ibu yang memiliki data pemeriksaan kehamilan.

d. Kriteria eksklusi

Bayi lahir kembar.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BPM Wilayah Kota Bengkulu. Dan

penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai Maret 2019.

F. Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Data sekunder diambil langsung pada saat penelitian,

peneliti datang ke BPM dan sampel yang masuk kriteria inklusi

akan di data yang akan dimasukan ke dalam ceklist sebagai alat

bantu pengumpulan data.

Page 46: OLEH: KHAIRUN NISA

28

2. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan sesuai dengan kriteria yang

ditentukan kemudian dimasukkan kedalam tabel dan diolah melalui

beberapa tahap, yaitu:

a. Editing (Pemeriksaan)

Memeriksa ulang kelengkapan, kemungkinan kesalahan

dan konsistensi data. Diteliti kembali data yang telah dikumpulkan

dalam penelitian apakan data tersebut cukup benar atau layak

diproses lebih lanjut. Data dikelompokan berdasarkan

pertimbangan peneliti sendiri dengan maksud untuk memudahkan

pengolahan data. Editing dilakukan dilapangan saat

mengumpulkan data, dengan tujuan bila terjadi kekurangan atau

kekeliruan dalam pengisian data dapat segera diperbaiki

b. Coding (Pengkodean)

Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi

data bilangan dengan memberikan kode-kode setiap variabel

dengan maksud untuk mempermudah pengolahan data. Untuk

variabel umur kategori umur <20 dan >35 tahun diberi kode 1, dan

kategori umur 20 tahun - 35 tahun diberi kode 2. Untuk variabel

paritas kategori primipara/grandemultipara diberi kode 1, dan

kategori multipara diberi kode 2. Untuk variabel anemia kategori

anemia diberi kode 1, kategori tidak anemia diberi kode 2. Untuk

variabel KEK kategori KEK diberi kode 1, kategori tidak KEK

Page 47: OLEH: KHAIRUN NISA

29

diberi kode 2. Untuk variabel berat badan lahir bayi kategori

BBLR diberi kode 1, kategori BBLN diberi kode 2.

c. Memasukan data (Data Entry) atau Processing Entry

Menyusun data berdasarkan kelompok yang telah

ditentukan ke dalam master tabel.

d. Cleaning (Pembersihan Data)

Mengecek kembali data yang telah di proses apakah ada

kesalahan atau tidak pada masing-masing variabel yang sudah di

proses hingga dapat diperbaiki dan dinilai.

G. Analisa Data (Analysis)

Analisa yang digunakan adalah analisa univariat, analisa bivariat

dan analisa multivariat dengan maksud untuk melihat hubungan antara

variabel bebas (umur, paritas, anemia, ukuran KEK) dengan variabel

terikat (berat badan lahir rendah). Data-data yang sudah diolah akan

dianalisa dengan cara:

1. Analisa Univariat

Dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi masing-

masing variabel penelitian, baik variabel bebas (independen) maupun

variabel terikat (dependen) yang nantinya akan dimasukan ke dalam

tabel distribusi frekuensi, dengan interprestasi menggunakan skala

Arikunto (2005) dengan rumus :

Page 48: OLEH: KHAIRUN NISA

30

Keterangan :P : Jumlah presentase yang dicariF : Jumlah FrekuensiN : Jumlah Objek yang diteliti

0% : tidak satupun dari responden

1-25% : sebagian kecil dari responden

26-49% : hampir sebagian dari responden

50-75% : sebagian besar dari responden

76-99% : hampir seluruh responden

100% : seluruh responden

2. Analisa Bivariat

Dilakukan untuk melihat hubungan variabel bebas (independen)

dengan variabel terikat (dependen). Data di analisa menggunakan uji

statistic Chi Square (X2) dengan sistem komputerisasi tingkat

kemaknaan p<0,05 untuk melihat keeratan hubungan dan variabel.

Uji Hipotesis:

a. Umur

Bila p≤0,05 berarti ada hubungan umur dengan berat badan

lahir rendah. Bila p>0,05 berarti tidak ada hubungan umur dengan

berat badan lahir rendah.

b. Paritas

Bila p≤0,05 berarti ada hubungan paritas dengan berat badan lahir

rendah. Bila p>0,05 berarti tidak ada hubungan paritas dengan

berat badan lahir rendah.

c. Anemia

Page 49: OLEH: KHAIRUN NISA

31

Bila p≤0,05 berarti ada hubungan anemia dengan berat

badan lahir rendah. Bila p>0,05 berarti tidak ada hubungan anemia

dengan berat badan lahir rendah.

d. KEK

Bila p≤0,05 berarti ada hubungan KEK dengan berat badan

lahir rendah. Bila p>0,05 berarti tidak ada hubungan KEK dengan

berat badan lahir rendah.

3. Analisa Multivariat

Analisis multivariat untuk mengetahui hubungan lebih dari satu

variabel dependen, harus dilanjutkan lagi dengan melakukan analisis

multivariat. Analisis multivariat bertujuan untuk mengetahui variabel

independen (umur, paritas, anemia, Ukuran KEK) yang paling besar

pengaruhnya dengan variabel dependen yaitu berat badan lahir rendah

dengan syarat minimal nilai P<0,25. Pengujian multivariat ini

menggunakan uji Regresi binary logistic.

Page 50: OLEH: KHAIRUN NISA

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Jalannya Penelitian

Penelitian ini dimulai dari setelah mendapatkan persetujuan

penelitian bisa dilanjutkan yang diberikan oleh dosen pembimbing dan

penguji. Peneliti ini membuat surat yang ditujukan kepada Kepala Badan

Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL), Dinas Kesehatan Kota

Bengkulu, dan Bidan Praktik Mandiri (BPM) yang ada di Kota Bengkulu.

Surat tembusan dari Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang ditujukan ke

Kesbangpol dan Dinkes Kota Bengkulu keluar pada tanggal 29 Januari

2019. Surat tembusan dari Kesbangpol keluar pada tanggal 31 Januari

2019. Selanjutnya, surat tersebut diteruskan ke Dinkes Kota Bengkulu dan

dikeluarkan pada tanggal 6 Februari 2019, Kemudian diteruskan Ke 8

BPM yang berada di Kota Bengkulu, tiga di wilayah Kecamatan Kampung

Melayu; tiga yang berada di wilayah Kecamatan Selebar; dan dua yang

berada di wilayah Kecamatan Muara Bangkahulu dan mendapatkan izin

penelitian pada tanggal 7 Februari 2019.

Pengumpulan data dilakukan di tiga wilayah Kecamatan tersebut

dari tanggal 7 Februari 2019-19 Maret 2019. Peneliti mendatangi BPM

dan melihat register persalinan dari tahun 2018-2019, kemudian peneliti

melakukan kunjungan rumah pasien tersebut setelah mendapatkan izin dari

bidan yang berada di BPM tersebut. Kemudian peneliti pun mengikuti

kegiatan posyandu yang berada di wilayah kerja BPM tersebut ataupun

32

Page 51: OLEH: KHAIRUN NISA

33

mengikuti imunisasi yang dilakakuan secara rutin setiap bulannya yang

diadakan di BPM tersebut. Peneliti mengambil sampel dengan cara

purposive sampling dengan menggunakan kriteria yang telah ditentukan

oleh peneliti. Kriteria peneliti, yaitu ibu yang memiliki anak umur di

bawah 1 tahun, yang mempunyai buku KIA dan memiliki catatan

pemeriksaan kehamilan lengkap dari ukuran KEK dengan anemia.

Setelah peneliti menemukan responden yang sesuai dengan

kriteria, peneliti pun memberikan informed consent kepada ibu tersebut

selanjutnya peneliti meminta izin untuk memfoto buku KIA ibu tersebut.

Alhamdulillah dalam penelitian ini ibu-ibu yang menjadi responden dapat

bekerja sama dengan peneliti sehingga peneliti tidak menemukan kendala

yang berarti.

Setelah selesai melakukan penelitian hasilnya diperiksa kembali

sesuai dengan yang direncanakan, kemudian dilakukan pengkodean dan

tabulasi dalam komputer. Data ini di analisis secara Univariat, Bivariat,

dan Multivariat. Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran

tentang distribusi frekuensi umur, paritas, anemia, KEK, dan berat badan

lahir rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu. Analisis bivariat

digunakan untuk melihat hubungan umur, paritas, anemia, KEK dengan

berat badan lahir rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu.

Sedangkan analisis multivariate untuk melihat variabel mana yang paling

dominan atau yang lebih berhubungan dengan berat badan lahir rendah

(BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu.

Page 52: OLEH: KHAIRUN NISA

34

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

Analisis ini berupa distribusi frekuensi umur, paritas, anemia, KEK

dan berat badan lahir rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu

yang disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi umur, paritas, anemia, KEK, danberat badan lahir bayi di BPM Wilayah Kota Bengkulutahun 2019Variabel Frekuensi=n=90 Presentasi

(100%)Umur:<20 dan >35 tahun20 – 35 tahun

1971

21,178,9

ParitasPrimipara/grandemultiparaMultipara

4941

54,445,6

AnemiaYaTidak

3654

4060

KEKYaTidak

2268

24,475,6

BBLRYaTidak

3060

33,366,7

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dari 90 orang ibu

sebagian kecil ibu berumur <20 tahun dan >35 tahun, sedangkan

hampir seluruh ibu berumur 20-35 tahun. Untuk paritas sebagian besar

ibu primipara/grandemultipara, sedangkan hampir sebagian ibu

multipara. Untuk anemia hampir sebagian ibu mengalami anemia

selama kehamilan, sedangkan sebagian besar ibu tidak mengalami

anemia selama kehamilan. Untuk KEK sebagian kecil ibu mengalami

KEK selama kehamilan, sedangkan sebagian besar ibu tidak

Page 53: OLEH: KHAIRUN NISA

35

mengalami KEK selama kehamilan. Untuk berat badan lahir bayi

hampir sebagian ibu melahirkan bayi BBLR, sedangkan sebagian besar

ibu melahirkan bayi tidak BBLR.

2. Analisis Bivariat

Analisi bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

umur, paritas, anemia, KEK dengan kejadian berat badan lahir rendah

(BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu. Metode analisi

menggunakan analisis uji chi square. Hasil analisis dapat dilihat dari

tabel di bawah ini:

Tabel 4.2 Hubungan Umur Dengan Kejadian Berat Badan LahirRendah (BBLR) Di BPM Wilayah Kota BengkuluTahun 2019

UmurBerat Badan Lahir Rendah Nilai p-

valueYa TidakN % N %

<20 dan > 35Tahun

3 10 16 26,7

0,12120-35 Tahun 27 90 44 73,3

Total 30 100 60 100

Berdasarkan data di atas diketahui dari 30 orang ibu

melahirkan bayi BBLR hampir seluruh responden berumur 20-35

tahun, dan sebagian kecil ibu yang berumur <20 dan >35 tahun. Hasil

uji chi square menunjukkan nilai p-value 0,121>p-0,05, maka Ha

ditolak dan Ho diterima, sehingga tidak ada hubungan yang bermakna

antara umur ibu dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di

BPM Wilayah Kota Bengkulu.

Page 54: OLEH: KHAIRUN NISA

36

Tabel 4.3 Hubungan Paritas Dengan Kejadian Berat Badan LahirRendah (BBLR) Di BPM Wilayah Kota BengkuluTahun 2019

ParitasBerat Badan Lahir Rendah Nilai

p-value

Ya TidakN % N %

Primipara/grandemultipara 15 50 34 56,70,708Multipara 15 50 26 45,6

Total 30 100 60 100

Berdasarkan data di atas menunjukkan, dari 30 orang ibu

melahirkan bayi BBLR, sebagian besar ibu primipara

/grandemultipara, dan sebagian besar ibu multipara. Hasil uji chi

square menunjukkan nila p-value 0,708>p 0,05, maka Ha ditolak dan

Ho diterima, sehingga tidak ada hubungan yang bermakna antara

paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di BPM

Wilayah Kota Bengkulu.

Tabel 4.4 Hubungan Anemia dengan Kejadian Berat Badan LahirRendah (BBLR) Di BPM Wilayah Kota BengkuluTahun 2019

AnemiaBerat Badan Lahir Rendah Nilai p-

valueOR 95% CI

Ya TidakN % N %

Ya 17 56,7 19 31,70,040

2,82 (1,14-6,96

Tidak 13 43,3 41 68,3Total 30 100 60 100

Berdasarkan data di atas menunjukkan, dari 30 orang ibu

melahirkan bayi BBLR, sebagian besar ibu mengalami anemia, dan

hampir sebagian ibu tidak mengalami anemia. Hasil uji chi square

menunjukkan nila p-value 0,04<0,05, maka Ho ditolak dan Ha

diterima, sehingga ada hubungan yang bermakna antara anemia

dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di BPM Wilayah

Kota Bengkulu. Hal ini berarti ibu yang anemia tergolong anemia

Page 55: OLEH: KHAIRUN NISA

37

berpeluang 2,822 kali melahirkan anak BBLR dibandingkan dengan

ibu yang tidak anemia.

Tabel 4.5 Hubungan KEK Dengan Kejadian Berat Badan LahirRendah (BBLR) Di BPM Wilayah Kota BengkuluTahun 2019

KEKBerat Badan Lahir Rendah Nilai

p-value

OR 95% CIYa Tidak

N % N %Ya 16 53,3 6 10

0,00010,286 (3,399-

31,123)Tidak 14 46,7 54 90Total 30 100 60 100

Berdasarkan data di atas menunjukkan, dari 30 orang ibu

melahirkan bayi BBLR, sebagian besar ibu mengalami KEK, dan

hampir sebagian ibu tidak KEK. Hasil uji chi square menunjukkan

nilai p-value 0,00<0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga

ada hubungan yang bermakna antara KEK dengan kejadian berat

badan lahir rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu. Hal ini

berarti ibu yang KEK berpeluang 10,286 kali melahirkan anak BBLR

dibandingkan dengan ibu yang tidak KEK.

3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui faktor mana yang

paling mempengaruhi kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di

BPM Wilayah Kota Bengkulu. Variabel yang dimasukkan dalam

analisis ini dengan syarat hasil eksekusi bivariat dengan nilai p≤0,25.

Dari hasil eksekusi bivariat diketahui bahwa variabel paritas

mempunyai nilai p-value 0,550>p-0,25, sehingga paritas bukan

termasuk kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis multivariat.

Selanjutnya, akan dilakukan analisis untuk mengetahui faktor yang

Page 56: OLEH: KHAIRUN NISA

38

paling mempengaruhi kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). Hasil

analisis tersebut dapat diketahui dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.6 Faktor Yang Paling Mempengaruhi Kejadian BeratBadan Lahir Rendah (BBLR) Di BPM Wilayah KotaBengkulu Tahun 2019

Variabel B P-Value

ORExp(B)

95% CILower Upper

Umur -1,917 0,216 0,400 0,094 1,710Anemia 0,907 0,084 2,476 0,886 6,920

KEK 2,168 0,000 8,738 2,792 27,346

Berdasarkan data di atas didapatkan hasil analisis multivariat

variabel umur dan anemia memiliki nilai p-value>0,05. Namun,

variabel yang akan dikeluarkan dalam analisis ini yaitu umur, karena

memiliki nilai p-value=0,216 yaitu nilai yang paling besar. Sehingga,

tersisalah dua variabel yaitu anemia dan KEK. Selanjutnya, akan

dilakukan analisis untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh.

Hasil analisisnya dapat diketahui dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.7 Faktor Yang Paling Mempengaruhi Kejadian BeratBadan Lahir Rendah (BBLR) Di BPM Wilayah KotaBengkulu Tahun 2019

Variabel B P-Value

ORExp(B)

95% CILower Upper

Anemia 0,894 0,085 2,446 0,885 6,759KEK 2,257 0,000 9,555 3,091 29,538

Berdasarkan data di atas variabel independen yang memiliki

nilai OR paling besar adalah KEK dengan nilai OR 9,555 yang

merupakan faktor yang paling mempengaruhi kejadian berat badan

lahir rendah yang berpeluang 10 kali lebih besar dalam mempengaruhi

kejadian BBLR.

Page 57: OLEH: KHAIRUN NISA

39

C. Pembahasan

1. Karakteristik responden (umur, paritas, anemia, KEK, dan beratbadan lahir bayi)

Hasil penelitian diperoleh bahwa hampir seluruh responden

berumur 20-35 tahun dan menunjukkan hampir seluruh ibu melahirkan

bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Menurut Pinontoan dan

Tombokan, (2015) sebagian besar dari responden merupakan yang

tidak beresiko (berumur 20-35 tahun) dan menunjukkan hampir

sebagian ibu melahirkan berat badan lahir rendah (BBLR). Umur ibu

dengan kehamilan erat hubungannya dengan berat badan bayi.

Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar ibu merupakan

primipara/grandemultipara menunjukkan bahwa sebagian besar ibu

melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Menurut

Setiati dan Rahayu, (2017) sebagian besar ibu melahirkan anak

multipara (tidak beresiko) menunjukkan hampir seluruh ibu

melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Multipara adalah

wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali,

sedangkan grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan lebih

dari 4 kali (Varney et al., 2006). Ibu yang telah melahirkan lebih dari

satu anak mengakibatkan sistem reproduksi mengalami penipisan dan

kualitas endometrium akan semakin menurun sehingga akan

mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin dimana jumlah nutrisi akan

berkurang dibandingkan dengan kehamilan berikutnya (Mahayana et

al., 2015).

Page 58: OLEH: KHAIRUN NISA

40

Hasil penelitian diperoleh bahwa hampir sebagian ibu anemia

menunjukkan hampir sebagian besar ibu melahirkan bayi dengan berat

badan lahir rendah (BBLR). Menurut Wahyuni, (2016) sebagian besar

ibu dengan anemia tergolong anemia dan menunjukkan sebagian besar

ibu melahirkan bayi BBLR. Tinggi rendahnya kadar hemoglobin

mempunyai pengaruh terhadap berat bayi lahir karena dapat

mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin di dalam kandungan.

Anemia dapat menjadi penyebab langsung dari penurunan

pertumbuhan janin dalam rahim karena kurangnya aliran oksigen ke

jaringan plasenta atau dapat menjadi indikator tidak langsung dari

defisit nutrisi ibu (Yildiz et al., 2014).

Hasil penelitian diperoleh hampir sebagian ibu KEK

menunjukkan sebagian besar ibu melahirkan bayi dengan berat badan

lahir rendah (BBLR). Menurut Kamariyah dan Musyarofah, (2016)

sebagian besar ibu KEK menunjukkan hampir seluruh ibu melahirkan

bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Lingkar lengan atas yang

kurang merupakan ukuran dari kurangnya nutrisi pada ibu hamil yang

menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu saat hamil maupun

bersalin dan dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan

perkembangan janin sehingga berpeluang melahirkan bayi BBLR.

Hasil penelitian menunjukkan gambaran kejadian berat badan

lahir rendah (BBLR) yaitu hampir sebagian ibu melahirkan bayi berat

badan lahir rendah dan sebagian besar ibu melahirkan bayi berat lahir

Page 59: OLEH: KHAIRUN NISA

41

normal. Menurut Jitowiyono & Kristiyanasari, (2011) Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan saat

lahir kurang dari 2500 gram. Dahulu bayi baru lahir yang berat badan

kurang atau sama dengan 2500 gram disebut premature.

2. Hubungan umur dengan kejadian berat badan lahir rendah(BBLR)

Berdasarkan hasil penelitian dari analisis data yang disajikan

tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 30 orang ibu yang melahirkan bayi

BBLR, hampir seluruh ibu yang berumur 20-35 tahun, dan sebagian

kecil ibu berumur <20 dan >35 tahun. Hampir seluruh responden yang

ditemukan peneliti berumur 20-35 tahun berjumlah 71 orang.

Kematangan berfikir tergantung dengan umur seseorang,

semakin bertambahnya umur, maka kematangan dalam berfikir akan

semakin baik, sehingga akan memberikan motivasi dalam melakukan

pemeriksaan kehamilan untuk mencegah komplikasi dan memantau

kesehatan ibu dan janin. Umur wanita yang kurang dari 20 tahun

cenderung dapat merugikan kesehatan ibu maupun pertumbuhan dan

perkembangan janin. Sedangkan umur ibu lebih dari 35 tahun makan

kesehatan reproduksi akan mengalami penurunan sehingga membuat

kehamilan lebih beresiko. Namun, pernyataan tersebut bertolak

belakang dengan hasil analisis uji chi square yang menunjukkan nilai

p-value 0,121>p 0,05. Sehingga, tidak ada hubungan yang bermakna

antara umur ibu dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). Hal

ini dikarenakan responden yang didapat oleh peneliti lebih banyak ibu

Page 60: OLEH: KHAIRUN NISA

42

yang berumur 20-35 tahun dibandingkan ibu yang berumur <20 dan

>35 tahun. Alasan lain yang mungkin menyebabkan ibu yang berumur

20-35 tahun melahirkan bayi BBLR dikarenakan kebanyakan dari ibu

tersebut mengalami anemia dan KEK, yang merupakan faktor lain

yang mempengaruhi ibu melahirkan bayi BBLR.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan Pinontoan dan Tombokan, (2015), didapatkan bahwa umur

ibu <20 dan >35 tahun berjumlah 64 orang (34,78%), 43 orang

(67,19%) melahirkan BBLR, dan 21 orang (32,81%) tidak BBLR.

Sedangkan, ibu yang berumur 20-35 tahun berjumlah 120 orang

(65,22%), 49 orang (40,8%) melahirkan BBLR, dan 71 orang

(59,17%) tidak BBLR. Hasil uji statistik nilai p-value 0,001<0,005

berarti ada hubungan antara umur dengan kejadian BBLR. Menurut

peneliti kejadian BBLR disebabkan karena umur ibu dibawah 20 tahun

perkembangan sistem reproduksi yang belum optimal dan kesiapan

psikologis menerima kehamilan sehingga berpengaruh pada berat lahir

bayi. Pada ibu umur diatas 35 tahun, fungsi dari alat reproduksi sudah

menurun sehingga akan mempengaruhi kehamilannnya.

Hasil penelitian Monita et al., (2016) juga mengatakan bahwa

dari 50 orang ibu, 36 diantaranya ibu yang memiliki usia beresiko (<20

tahun dan >35 tahun), 25 (69,4%) diantaranya melahirkan bayi BBLR

dan hasil uji statistic p-value 0,001<p 0,005 artinya ada hubungan yang

bermakna antara usia ibu hamil beresiko dengan kejadian BBLR.

Page 61: OLEH: KHAIRUN NISA

43

Peneliti mengungkapkan bahwa usia ibu saat hamil mempengaruhi

kondisi kehamilan ibu karena berhubungan dengan kematangan organ

reproduksi dan kondisi psikologis. Selaras dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Sholiha dan Sumarmi, (2015) mengatakan bahwa

kejadian BBLR banyak terjadi pada usia ibu <20 tahun dan >35 tahun

(61,5%). Dengan hasil uji chi square menunjukkan bahwa usia ibu saat

hamil (p=0,03) berhubungan dengan kejadian BBLR.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti belum bisa menemukan

hubungan antara umur dengan kejadian berat badan lahir rendah

(BBLR). Menurut asumsi peneliti, hal ini terjadi karenan adanya

faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir. Pada

dasarnya, berat bayi lahir memang tidak mutlak dipengaruhi oleh umur

ibu hamil. Berat bayi lahir dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Umur termasuk kedalam faktor internal

ibu.

3. Hubungan paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah(BBLR)

Berdasarkan hasil penelitian dari analisis data yang disajikan

pada tabel 4.3 menunjukkan dari 30 orang ibu yang melahirkan bayi

BBLR, sebagian besar ibu primipara/grandemultipara, dan sebagian

besar ibu multipara. Sebagian besar responden yang ditemukan peneliti

merupakan ibu yang melahirkan anak primipara/grandemultipara

sebanyak 49 orang.

Page 62: OLEH: KHAIRUN NISA

44

Paritas yang tinggi akan berdampak pada timbulnya berbagai

masalah kesehatan baik bagi ibu maupun bayi yang akan dilahirkan.

Kehamilan dan persalinan yang berulang-ulang menyebabkan

kerusakan pembuluh darah didinding rahim dan kemunduran daya

lentur (elastisitas) jaringan yang sudah berulang kali diregangkan

kehamilan sehingga cenderung timbul kelainan letak ataupun kelainan

pertumbuhan plasenta dan pertumbuhan janin sehingga mengakibatkan

beratn badan lahir rendah (BBLR). Namun, pernyataan tersebut tidak

didukung dengan hasil penelitian uji chi square menunjukkan nilai p-

value 0,708>p 0,05, sehingga tidak ada hubungan yang bermakna

antara paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). Hal

ini dikarenakan faktor lain yang mengakibatkan bayi BBLR. Dari hasil

penelitian didapatkan bahwa ibu primipara/grandemultipara lebih

banyak melahirkan bayi tidak BBLR.

Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Pinontoan dan Tombokan, (2015) penelitian hubungan antara paritas

dengan kejadian BBLR didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

paritas dengan kejadian BBLR. Dari 92 ibu yang melahirkan BBLR,

70 orang (47,30%) dari ibu yang beresiko dan 22 (61,11%) dari ibu

yang tidak beresiko. Hasil uji statistik diperoleh nila p-value 0,137

yang berarti tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian BBLR.

Menurut penelitian yang dilakukan Meihartati, (2016) angka kejadian

BBLR justru paling banyak terdapat pada primipara (84,8%) bila

Page 63: OLEH: KHAIRUN NISA

45

dibandingkan dengan ibu multipara (56,9%). Peneliti mengatakan

bahwa hasil ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa

BBLR disebabkan oleh multiparitas karena fungsi uterus berkurang.

Hasil dari penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Setiati dan Rahayu, (2017) dari 33 responden, ibu

yang memiliki 1 anak berjumlah 14 orang, 4 orang melahirkan BBLR,

dan 10 orang tidak BBLR. Sedangkan, ibu yang memiliki 2 anak atau

lebih berjumlah 19 orang, 13 orang melahirkan BBLR, dan 6 orang

tidak BBLR. Hasil uji statistic dengan nilai p-value 0,024<0,05 yang

menunjukkan bahwa ada hubungan paritas dengan kejadian berat

badan lahir rendah (BBLR). Peneliti menyatakan paritas berhubungan

dengan BBLR disebabkan oleh kebanyakan pasangan suami istri tidak

ingin menggunakan KB dan beranggapan bahwa semakin banyak anak

maka akan semakin banyaknya rezeki karena itulah banyak ibu yang

melahirkan sampai 4 kali di usia yang tidak muda, hal ini sangat

beresiko dan menyebabkan bayi lahir premature, BBLR, bahkan

kematian janin.

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti belum bisa

menemukan hubungan antara paritas dengan kejadian berat badan lahir

rendah (BBLR). Menurut asumsi peneliti, hal ini terjadi karena adanya

faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir. Pada

dasarnya, berat bayi lahir memang tidak mutlak dipengaruhi oleh

jumlah paritas ibu. Berat bayi lahir dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu

Page 64: OLEH: KHAIRUN NISA

46

faktor internal dan faktor eksternal. Paritas termasuk kedalam faktor

internal ibu.

4. Hubungan anemia dengan kejadian berat badan lahir rendah(BBLR)

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.4

menunjukkan, dari 30 orang ibu yang melahirkan BBLR. Sebagian

besar ibu mengalami anemia dan hampir sebagian ibu tidak mengalami

anemia. Sebagian besar responden yang didapatkan oleh peneliti

adalah ibu yang tidak megalami anemia 54 orang.

Hasil penelitian menunjukkan nilai p-value 0.04<0.05,

sehingga ada hubungan yang bermakna antara anemia dengan kejadian

berat badan lahir rendah (BBLR). Dengan nilai OR 2,822 yang artinya

Ibu yang anemia tergolong anemia 3 kali berpeluang mengalami

anemia. Hal ini dikarenakan anemia adalah salah satu indikator

biokimia untuk mengetahui status gizi ibu hamil. Tinggi rendahnya

kadar hemoglobin mempunyai pengaruh terhadap berat bayi lahir

karena dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin di dalam

kandungan.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wahyuni, (2016) dari 33

responden 16 orang ibu yang tidak anemia, 14 orang melahirkan

BBLN dan 2 orang BBLR. Sedangkan, 17 orang ibu yang anemia 8

orang melahirkan BBLN, dan 9 orang melahirkan BBLR, dengan nilai

p-value 0,036<0,05 nilai OR 7,875. sehingga, dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan anemia dengan kejadian

Page 65: OLEH: KHAIRUN NISA

47

BBLR, dan ibu yang anemia 8 kali lebih berpeluang melahirkan bayi

BBLR. Peneliti menyatakan semakin rendah kadar hemoglobin ibu

maka peluang terjadinya BBLR juga akan semakin besar.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Yildiz et al., (2014) yang mengatakan bahwa

konsentrasi hemoglobin mempengaruhi berat badan lahir bayi. Hasil

uji statistic didapatkan p=0,00 dengan nilai OR 1,08. Peneliti

mengatakan bahwa anemia dapat menjadi penyebab langsung dari

penurunan pertumbuhan janin dalam rahim karena kurangnya aliran

oksigen ke jaringan plasenta atau dapat menjadi indikator tidak

langsung dari defisit nutrisi ibu.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Suhartati et al., (2017) peneliti menyatakan bahwa ada

hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian berat badan lahir

rendah (BBLR) dengan hasil uji statistic p=0,000 dengan nilai OR 9,19

yang berarti ibu yang mengalami anemia mempunyai resiko 9 kali

lebih besar melahirkan bayi BBLR daripada ibu yang tidak anemia..

Peneliti mengatakan bahwa BBLR tidak hanya disebabkan oleh

anemia tetapi juga bisa terjadi pada status tidak anemia.

5. Hubungan KEK dengan kejadian berat badan lahir rendah(BBLR)

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.5

menunjukkan, dari 30 orang ibu yang melahirkan BBLR. Sebagian

besar ibu mengalami KEK, dan hampir sebagian ibu tidak mengalami

Page 66: OLEH: KHAIRUN NISA

48

KEK. Peneiliti mendapatkan hampir seluruh responden tidak KEK.

Hasil penelitian menunjukkan nilai p-value 0,000<0,05, sehingga ada

hubungan yang bermakna antara ukuran KEK dengan kejadian berat

badan lahir rendah (BBLR) dengan nilai OR 10,286 yang berarti ibu

yang ukuran KEK tergolong KEK 10 kali berpeluang melahirkan bayi

BBLR. Lingkar lengan atas yang kurang merupakan ukuran dari

kurangnya nutrisi pada ibu hamil yang menyebabkan risiko dan

komplikasi pada ibu hamil maupun bersalin dan dapat mempengaruhi

proses pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga berpeluang

melahirkan bayi BBLR.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Rohy et al., (2017) dari 206 responden 162 orang tidak KEK 161

orang (96,4%) melahirkan BBLN dan 1 orang (2,6%) melahirkan

BBLR. 44 orang mengalami KEK 6 orang (3,6%) melahirkan BBLN

dan 38 orang (97,4%) melahirkan BBLR. Berdasarkan nilai p-value

0,000<0,05, sehingga ada hubungan yang signifikan antara status gizi

ibu hamil dengan berat bayi baru lahir. Peneliti mengatakan BBLR

dapat disebabkan karena kurangnya gizi ibu selama kehamilan

sehingga tidak terjadi penambahan berat badan yang optimal selama

hamil.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, (2016)

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara KEK dengan berat badan

bayi baru lahir, dengan hasil uji statistik p-value 0,049 dan nilai OR

Page 67: OLEH: KHAIRUN NISA

49

5,400 yang berarti ibu yang KEK berpeluang 5 kali melahirkan bayi

BBLR. Peneliti berpandapat bahwa semakin kecil ukuran KEK ibu

maka peluang terjadinya BBLR akan semakin besar. Hal ini

disebabkan karena KEK melambangkan kecukupan gizi pada ibu

hamil.

Penelitian yang dilakukan oleh Kamariyah and Musyarofah,

(2016) hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ada hubungan KEK

dengan berat badan bayi lahir. Hasil uji statistik Rank Spearman

p=0,000< p 0,05. Peneliti mengatakan ibu hamil dengan lingkar lengan

atas yang kurang dari 23,5 cm akan beresiko untuk melahirkan berat

badan bayi lahir rendah, karena nutrisi yang di konsumsi oleh ibu

hamil sebagi ukurannya adalah lingkar lengan atas,

6. Faktor yang paling dominan hubungannya dengan kejadian beratbadan lahir rendah (BBLR)

Analisis multivariat digunakan untuk mencari probabilitas

(besar peluang) faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian berat badan

lahir rendah di BPM Wilayah Kota Bengkulu. Hasil analisis

multivariat regresi logistic ganda dengan metode enter, menyimpulkan

bahwa faktor yang paling dominan adalah KEK dengan nilai OR yang

paling besar yaitu 9,555 artinya ukuran lingkar lengan atas (KEK) 10

kali berpengaruh terhadap berat badan lahir bayi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Pujiastuti and Iriyani, (2017) yang menyatakan bahwa tada

hubungan bermakna antara KEK dengan BBLR dimana p-value 0,038

Page 68: OLEH: KHAIRUN NISA

50

dan nilai OR 5,382 yang artinya ibu KEK 5 kali lebih beresiko

melahirkan bayi BBLR. Peneliti berpendapat bahwa status gizi ibu

selama hamil dan saat melahirkan sangat mempengaruhi kondisi janin

yang akan dilahirkan. Kondisi KEK menggambarkan tidak

terpenuhinya kebutuhan energi, sedangkan kehamilan memerlukan

tambahan energi. Peneliti juga berpendapat bahwa ibu dengan status

gizi kurang sebelum hamil berdampak pada ketidakmampuan

mempersiapkan rahim untuk menunjang pertumbuhan dan

perkembangan janin yang akan dikandungnya sehingga ibu yang status

gizi kuran sebelum hamil juga beresiko melahirkan bayi BBLR.

Hasil penelitian tersebut selaras dengan penelitian yang

dilakukan oleh Kusparliana, (2016) menyatakan bahwa terdapat

hubungan antara KEK dengan kejadian BBLR, dengan nilai p-value

0,024. Peneliti berpendapat bahwa berat bayi yang dilahirkan dapat

dipengaruhi oleh status gizi ibu baik sebelum maupun saat hamil.

Status gizi ibu sebelum hamil juga cukup berperan dalam pencapaian

gizi ibu selama hamil. Sehingga penting bagi ibu mengetahui kapan

waktu yang tepat untuk proses kehamilan dan kelahiran serta

pentingnya menjaga status gizi selama kehamilan.

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, (2016) juga

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara KEK dengan berat badan

bayi baru lahir, dengan hasil uji statistik p-value 0,049 dan nilai OR

5,400 yang berarti ibu yang KEK berpeluang 5 kali melahirkan bayi

Page 69: OLEH: KHAIRUN NISA

51

BBLR. Peneliti berpendapat bahwa semakin kecil ukuran LILA ibu

maka peluang terjadinya BBLR akan semakin besar. Hal ini

disebabkan karena KEK melambangkan kecukupan gizi pada ibu

hamil.

Berdasarkan hasil penelitian, menurut peneliti ibu yang selama

kehamilannya mempunyai ukuran LILA <23,5 akan berpeluang

melahirkan bayi BBLR, dikarenakan LILA yang <23,5 menandakan

bahwa nutrisi ibu selama hamil kurang yang akan mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan.

Kebanyakan ibu yang melahirkan anak BBLR mengatakan bahwa

selama kehamilan kurangnya nafsu makan. Sehingga, berakibatkan

kurangnya nutrisi selama kehamilan.

Page 70: OLEH: KHAIRUN NISA

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi

kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota

Bengkulu, sesuai dengan tujuan penelitian maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Hampir seluruh ibu berumur 20-35 tahun, sebagian besar ibu

primipara/grandemultipara, sebagian besar ibu anemia tergolong tidak

anemia, sebagian besar ibu ukuran KEK tergolong tidak KEK, hampir

sebagian besar ibu melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR).

2. Tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian berat badan lahir

rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu.

3. Tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian berat badan lahir

rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu.

4. Ada hubungan antara anemia dengan kejadian berat badan lahir rendah

(BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu.

5. Ada hubungan antara ukuran KEK dengan kejadian berat badan lahir

rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu.

6. Faktor yang paling berpengaruh dengam kejadian berat badan lahir

rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu adalah ukuran KEK.

52

Page 71: OLEH: KHAIRUN NISA

53

B. Saran

1. Bagi Akademik

Universitas maupun institusi adalah tempat awal untuk

dibentuknya tenaga kesehatan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Sehingga, diharapkan agar institusi tersebut dapat menambah wawasan

mahasiswa serta pengetahuan mahasiswa mengenai anemia dan ukuran

KEK selama kehamilan yang mempengaruhi kejadian berat badan lahir

rendah (BBLR). Dapat mengajarkan dan menerapkan kepada

mahasiswa dalam melakukan penyuluhan kepada masyarakat sehingga

mampu meningkatkan kualitas kesehatan yang ada di masyarakat.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Bidan dan tenaga kesehatan lainnya sebagai pelaksana dalam

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di masyarakat, sehingga

diharapkan mampu melakukan deteksi dini terhadap kadar Hb dan

ukuran LILA pada calon ibu hamil yang akan mempengaruhi kejadian

berat badan lahir rendah (BBLR). Agar ibu dapat menjaga dan selalu

memperbaiki status gizi selama kehamilan.

3. Bagi Peneliti

Penelitian selanjutnya diharapkan mampu menggali faktor-

faktor lain yang mempengaruhi kejadian berat badan lahir rendah

(BBLR). Agar dapat menambah wawasan kepada masyarakat maupun

tenaga kesehatan lainnya.

Page 72: OLEH: KHAIRUN NISA

54

4. Bagi Ibu Hamil

Ibu yang sedang hamil atau yang sedang berencana hamil

diharapkan mampu meningkatkan wawasan pengetahuan tentang

anemia dan ukuran KEK selama kehamilan yang mempengaruhi

kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). Sehingga, diharapkan agar

dapat mencegah terjadinya kejadian berat badan lahir rendah (BBLR).

Page 73: OLEH: KHAIRUN NISA

55

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita; Soetardjo, Susirah; Soekatri, M. (2011) Gizi Seimbang DalamDaur Kehidupan, in. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, pp. 92–93.

Arikunto, S. (2005) Manajemen Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu (2017). Profil Kesehatan Provinsi BengkuluTahun 2017.

Dinas Kesehatan Kota Bengkulu (2017). Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Tahun2017.

Dorland, W. A. N. (2012) ‘Kamus Saku Kedokteran Dorland’, in dr. Yanuar BudiHartanto, D. (ed.) Dorland’s Pocket Medical Dictionary. Edisi 28.Jakarta: Buku Kedokteran EGC, p. 507.

Fathonah, S. (2016) ‘Gizi & Kesehatan Untuk Ibu Hamil Kajian Teori &Aplikasinya’, in Astikawati, R. (ed.). Jakarta: Erlangga.

Istiany, A. (2013) Gizi Terapan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Jitowiyono, S. and Kristiyanasari, W. (2011) Asuhan Keperawatan Neonatus danAnak. Edited by D. Arijadi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Kamariyah, N. and Musyarofah (2016) ‘Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil AkanMempengaruhi Peningkatan Berat Badan Bayi Lahir Di BPS ArtiningsihSurabaya’, Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1), pp. 98–106.

Klein, S., Miller, S. and Thomson, F. (2015) ‘Buku bidan: asuhan padakehamilan, kelahiran, & kesehatan wanita’, in Bariid, Barrarah;Hadiningsih, T. (ed.). Jakarta: Buku Kedokteran EGC, pp. 293–307.

Kusparlina, Eny Pemilu. (2016). 'Hubungan Antara Umur Dan Status Gizi IbuBerdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas Dengan Jenis BBLR, JurnalPenelitian Kesehatan Suara Forikes. 7(1), pp 21-26.

Mahayana, Sagung Adi Sresti; Chundrayetti, E. Y. (2015) ‘Faktor Risiko yangBerpengaruh terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di RSUP Dr.M. Djamil Padang Sagung’, Jurmal Kesehatan Andalas, 4(3), pp. 664–673.

Manuaba, I.G. 2010. "Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB". In Jakarta:EGC

Maryanti, D., Sujianti and Budiarti, T. (2011). ‘Buku Ajar Neonatus, Bayi danBalita’. Jakarta : CV Trans Info Media.

Maryunani, A. (2014) ‘Asuhan Neonatus, Bayi, Balita & Anak Pra-Sekolah’, in.

55

Page 74: OLEH: KHAIRUN NISA

56

Jakarta: In Media, p. 364.

Meihartati, Tuti. (2016) 'Faktor Ibu Yang Berhubungan Dengan Kejadian BayiBerat Lahir Rendah Di RSUD Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu2015', Jurnal Delima Azhar, 2(1), pp. 71-77.

Monita, Faradilla; Donel, Suhaimi; Yanti, E. (2016) ‘Hubungan Usia, JarakKelahiran Dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Dengan Kejadian BeratBayi Lahir Rendah Di Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau’, Jom FK, 3,pp. 1–17.

Mubarak, W. I. (2011) Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: SalembaMedika.

Muslihatun, W. N. (2010) Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:Fitramaya.

Pantiwati, I. (2010). Bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).Yogyakarta : Nuha Medika.

Pearce, E. C. (2011) ‘Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis’, in. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Pinontoan, V. M. and Tombokan, S. G. J. (2015) ‘Hubungan Umur dan ParitasIbu dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah’, Jurnal Ilmiah Bidan,3(1), pp. 20–25.

Pujiastuti, Wahyu and Iriyani, Sri Budi. (2017). 'Faktor-Faktor YangMempengaruhi Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), Jurnal IlmuKesehatan Bhamada. 7(2), pp. 151-159.

Prawirohardjo, S. (2007) ‘Ilmu Kebidanan’. Jakarta : Yayasan Bina PusataSarwono Prawirohardjo.

Rohy, A. E. N., Retnaningsih, L. N. and Fatimah, F. (2017) ‘Hubungan StatusGizi Ibu Dengan Berat Dan Panjang Bayi Baru Lahir Yogyakarta’,Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 4(November 2016), pp. 133–137.

Rufaida, U. et al. (2015) ‘Perbedaan Berat Badan dan Panjang Badan Bayi LahirAntara Ibu Hamil Risiko Kurang Energi Kronis dan Non Kurang EnergiKronis di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo ’, Jurnal Nutrisia, 17, pp.1–5.

Rukiyah, A. Y. L. Y. (2012) Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Trans InfoMedia.

_________________. (2012) ‘Asuhan Neonatus’. Jakarta Timur : CV. Trans InfoMedia.

Page 75: OLEH: KHAIRUN NISA

57

SDKI (2017) ‘Survei Demografi Dan Kesehatan’. Available at:https://cis.bkkbn.go.id/latbang/?wpdmpro=sdki-2017_versi-indonesia&wpdmdl=1285.

Setiati, Ayu Rosida; Rahayu, S. (2017) ‘Faktor Yang Mempengaruhi KejadianBblr (Berat Badan Lahir Rendah) Di Ruang Perawatan Intensif NeonatusRsud Dr Moewardi Di Surakarta’, Jurnal Keperawatan Global, 2(1), pp.9–20.

Setiawan, A., Lipoeto, N. I. and Izzah, A. Z. (2013) ‘Hubungan kadar hemoglobinibu hamil trimester III dengan berat bayi lahir di Kota Pariaman’, JurnalKesehatan Andalas, 2(1), pp. 34–37.

Sholiha, Hidayatush. and Sumarni, Sri. (2015) 'Analisis Risiko Kejadian BeratBayi Lahir Rendah (BBLR) Pada Primigravida', Jurnal Media GiziIndonesia, 10(1), pp.57-63.

Suhartati, et. al. (2017) 'Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan KejadianBayi Berat Lahir Rendah Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanta KabupatenTabalong Tahun 2016', Jurnal Dinamika Kesehatan, 8(1), pp. 45-54.

Supariasa, I. D. N. B. B. (2016) Penilaian Status Gizi. Edisi 2. Edited by M. Ester.Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

UNICEF (2017) ‘Annual Results Report Health’, pp. 1–110. Available at:https://www.unicef.org/publicpartnerships/files/2017_UNICEF_ARR_Health_ADVANCE_COPY.pdf.

Varney, H., Kriebs, J. . and Gegor, C. L. (2006) Asuhan Kebidanan. Jakarta:EGC.

Wahyuni, A. W. (2016) ‘Hubungan Lingkar Lengan Atas Dan Kadar HemoglobinIbu Bersalin Dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir Di BPS “N” PadangPanjang Tahun 2016’, Ill(2), pp. 9–15.

Wati Yanti; Haslinda, Lilly, L. E. (2014) ‘Hubungan Pengetahuan Mengenai Gizi,Pendapatan Keluarga Dan Infestasi Soil Transmitted Helminths DenganKurang Energi Kronik (Kek) Pada Ibu Hamil Di Daerah Pesisir SungaiSiak Pekanbaru’, Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Kedokteran,1(Vol 1, No 2 (2014): Wisuda Oktober Tahun 2014), pp. 1–10. Availableat: http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFDOK/article/view/2807.

WHO (2014) ‘WHA Global Nutrition Targets 2025 : Low Birth Weight PolicyBrief’. Available at:https://www.who.int/nutrition/publications/globaltargets2025_policybrief_lbw/en/.

Williamson, Amanda; Crozier, K. (2014) ‘Buku Ajar Asuhan Neonatus’, inIsneini, S. (ed.). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Page 76: OLEH: KHAIRUN NISA

58

Yi, S. W., Han, Y. J. and Ohrr, H. (2013) ‘Anemia before pregnancy and risk ofpreterm birth, low birth weight and small-for-gestational-age birth inKorean women’, European Journal of Clinical Nutrition, 67(4), pp. 337–342. doi: 10.1038/ejcn.2013.12.

Yildiz, Y. et al. (2014) ‘The relationship between third trimester maternalhemoglobin and birth weight/length; Results from the tertiary center inTurkey’, Journal of Maternal-Fetal and Neonatal Medicine, 27(7), pp.729–732. doi: 10.3109/14767058.2013.837445.

Page 77: OLEH: KHAIRUN NISA

LAMPIRAN

ORGANISASI PENELITIAN

A. Pembimbing

Nama : Lusi Andriani, SST. M.Kes

NIP : 198008192002122002

Pekerjaan : Dosen Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Kebidanan

Jabatan : Pembimbing I

Nama : Ratna Dewi, SKM. MPH

NIP : 197810142001122001

Pekerjaan : Dosen Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Kebidanan

Jabatan : Pembimbing II

B. Peneliti

Nama : Khairun Nisa

NIM : P05140315016

Pekerjaan :Mahasiswa Diploma IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Bengkulu

Alamat :Jalan Pattimura Kelurahan Muara Enim Rt 01 Kota

Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan

Page 78: OLEH: KHAIRUN NISA

RENCANA JADWAL KEGIATAN

Jadwal Peneliti

No

Kegiatan Semester Pertama Semester Kedua

I Pendahuluan Sep Okt Nov Des Jan FebMar

Apr Mei Jun

MengidentifikasiMasalah

PengambilanJudul

PembuatanProposal

Ujian Proposal

PerbaikanProposal

Pengurusan Izin

IIPelaksanaanPenelitian

PengelolaanData

PenyusunanLaporan

Seminar Hasil

Perbaikan Hasil

Page 79: OLEH: KHAIRUN NISA

PERMOHONAN RESPONDEN

Kepada Yth,

Ibu hamil di wilayah Kota Bengkulu

Dengan hormat, saya yang bertanda-tangan dibawah ini adalah Mahasiswa

Poltekkes Kemenkes Bengkulu Prodi DIV kebidanan Semester VIII:

Nama : Khairun Nisa

NIM : P05140315016

Alamat : Jalan Pattimura Kelurahan Muara Enim Rt 01 Kota Lubuklinggau

Provinsi Sumatera Selatan

Akan melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Wilayah Kota Bengkulu Tahun

2019”.

Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian ibu sebagai responden,

kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya akan

digunakan untuk kepentingan penelitian.

Apabila ibu menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaan ibu untuk

menandatangani lembar persetujuan. Atas perhatian ibu, saya ucapkan

terimakasih.

Peneliti

Khairun Nisa

Page 80: OLEH: KHAIRUN NISA

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Dengan ini, Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :...............................................................................

Usia :...............................................................................

Alamat :...............................................................................

................................................................................

No. Responden :..............................................................(Diisi Oleh Petugas)

Menyatakan kesediaan untuk turut berpartisipasi untuk menjadi responden

penelitian yang dilakukan oleh Khairun Nisa mahasiswi Program Studi DIV

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu dengan judul Penelitian “Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di

BPM Wilayah Kota Bengkulu Tahun 2019”.

Persetujuan ini saya buat secara sukarela, tanpa paksaan dan tekanan dari

pihak manapun karena saya mengetahui bahwa keterangan yang akan saya

berikan sangat besar manfaatnya bagi kelanjutan penelitian peneliti.

Bengkulu,..............................2019

Responden

(........................................)

Page 81: OLEH: KHAIRUN NISA

LEMBAR HASIL OLAHAN DATA

1. Distribusi frekuensi

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <20 dan

>3519 21,1 21,1 21,1

20-35 71 78,9 78,9 100,0

Total 90 100,0 100,0

Paritas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid primipara/grandemultip

ara49 54.4 54.4 54.4

multipara 41 45.6 45.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

Kadar Hb

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid anemia 36 40.0 40.0 40.0

tidak

anemia54 60.0 60.0 100.0

Total 90 100.0 100.0

Ukuran LILA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid KEK 22 24.4 24.4 24.4

Non KEK 68 75.6 75.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 82: OLEH: KHAIRUN NISA

Berat Badan Lahir Bayi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid BBLR 30 33.3 33.3 33.3

BBLN 60 66.7 66.7 100.0

Total 90 100.0 100.0

2. Analisis BivariatUmur*Berat badan lahir bayi

Crosstab

Berat Badan Lahir Bayi

TotalBBLR BBLN

Umur <20 dan >35 Count 3 16 19

% within Berat Badan Lahir Bayi 10,0% 26,7% 21,1%

20-35 Count 27 44 71

% within Berat Badan Lahir Bayi 90,0% 73,3% 78,9%

Total Count 30 60 90

% within Berat Badan Lahir Bayi 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 3,336a 1 ,068

Continuity Correctionb 2,410 1 ,121

Likelihood Ratio 3,682 1 ,055

Fisher's Exact Test ,100 ,056

Linear-by-Linear Association 3,299 1 ,069

N of Valid Casesb 90

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,33.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 83: OLEH: KHAIRUN NISA

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Umur (<20 dan

>35 / 20-35),306 ,081 1,147

For cohort Berat Badan Lahir

Bayi = BBLR,415 ,141 1,223

For cohort Berat Badan Lahir

Bayi = BBLN1,359 1,041 1,774

N of Valid Cases 90

Paritas*Berat Badan Lahir Bayi

Crosstab

Berat Badan Lahir Bayi

TotalBBLR BBLN

Paritas primipara/grandemultipara Count 15 34 49

Expected Count 16.3 32.7 49.0

% within Berat Badan Lahir

Bayi50.0% 56.7% 54.4%

multipara Count 15 26 41

Expected Count 13.7 27.3 41.0

% within Berat Badan Lahir

Bayi50.0% 43.3% 45.6%

Total Count 30 60 90

Expected Count 30.0 60.0 90.0

% within Berat Badan Lahir

Bayi100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .358a 1 .549

Continuity Correctionb .140 1 .708

Likelihood Ratio .358 1 .550

Fisher's Exact Test .655 .354

Linear-by-Linear Association .354 1 .552

Page 84: OLEH: KHAIRUN NISA

N of Valid Cases 90

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.67.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Paritas

(primipara/grandemultipara /

multipara)

.765 .317 1.842

For cohort Berat Badan

Lahir Bayi = BBLR.837 .467 1.499

For cohort Berat Badan

Lahir Bayi = BBLN1.094 .812 1.474

N of Valid Cases 90

Kadar Hb* Berat Badan Lahir Bayi

Crosstab

Berat Badan Lahir Bayi

TotalBBLR BBLN

Kadar Hb Anemia Count 17 19 36

Expected Count 12.0 24.0 36.0

% within Berat Badan Lahir

Bayi56.7% 31.7% 40.0%

tidak anemia Count 13 41 54

Expected Count 18.0 36.0 54.0

% within Berat Badan Lahir

Bayi43.3% 68.3% 60.0%

Total Count 30 60 90

Expected Count 30.0 60.0 90.0

% within Berat Badan Lahir

Bayi100.0% 100.0% 100.0%

Page 85: OLEH: KHAIRUN NISA

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.208a 1 .022

Continuity Correctionb 4.219 1 .040

Likelihood Ratio 5.168 1 .023

Fisher's Exact Test .039 .020

Linear-by-Linear Association 5.150 1 .023

N of Valid Cases 90

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kadar Hb

(anemia / tidak anemia)2.822 1.143 6.969

For cohort Berat Badan

Lahir Bayi = BBLR1.962 1.091 3.525

For cohort Berat Badan

Lahir Bayi = BBLN.695 .493 .980

N of Valid Cases 90

Ukuran Lila*Berat Badan Lahir Bayi

Crosstab

Berat Badan Lahir Bayi

TotalBBLR BBLN

Ukuran LILA KEK Count 16 6 22

Expected Count 7.3 14.7 22.0

% within Berat Badan Lahir Bayi 53.3% 10.0% 24.4%

Non KEK Count 14 54 68

Expected Count 22.7 45.3 68.0

% within Berat Badan Lahir Bayi 46.7% 90.0% 75.6%

Total Count 30 60 90

Expected Count 30.0 60.0 90.0

% within Berat Badan Lahir Bayi 100.0% 100.0% 100.0%

Page 86: OLEH: KHAIRUN NISA

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 20.334a 1 .000

Continuity Correctionb 18.056 1 .000

Likelihood Ratio 19.641 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 20.108 1 .000

N of Valid Cases 90

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.33.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Ukuran LILA

(KEK / Non KEK)10.286 3.399 31.123

For cohort Berat Badan

Lahir Bayi = BBLR3.532 2.074 6.015

For cohort Berat Badan

Lahir Bayi = BBLN.343 .172 .687

N of Valid Cases 90

3. Analisis Multivariat

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper

Step

1a

Umur -,917 ,741 1,529 1 ,216 ,400 ,094 1,710

Hb ,907 ,524 2,991 1 ,084 2,476 ,886 6,920

LILA 2,168 ,582 13,867 1 ,000 8,738 2,792 27,346

Constant -2,777 1,924 2,083 1 ,149 ,062

a. Variable(s) entered on step 1: Umur, Hb, LILA.

Page 87: OLEH: KHAIRUN NISA

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step

1a

Hb ,894 ,519 2,972 1 ,085 2,446 ,885 6,759

LILA 2,257 ,576 15,365 1 ,000 9,555 3,091 29,538

Constan

t-4,583 1,312 12,212 1 ,000 ,010

a. Variable(s) entered on step 1: Hb, LILA.

Page 88: OLEH: KHAIRUN NISA
Page 89: OLEH: KHAIRUN NISA
Page 90: OLEH: KHAIRUN NISA
Page 91: OLEH: KHAIRUN NISA
Page 92: OLEH: KHAIRUN NISA
Page 93: OLEH: KHAIRUN NISA
Page 94: OLEH: KHAIRUN NISA
Page 95: OLEH: KHAIRUN NISA
Page 96: OLEH: KHAIRUN NISA
Page 97: OLEH: KHAIRUN NISA
Page 98: OLEH: KHAIRUN NISA
Page 99: OLEH: KHAIRUN NISA
Page 100: OLEH: KHAIRUN NISA
Page 101: OLEH: KHAIRUN NISA
Page 102: OLEH: KHAIRUN NISA

DOKUMENTASI

Kunjungan Rumah Responden Kec.Kampung Melayu

Posyandu Puskesmas Beringin Raya

Kunjungan Rumah Responden Kec.Muara Bangkahulu

Kunjungan Rumah Responden Kec.Selebar

Posyandu Puskesmas Padang Serai Posyandu Puskesmas Beringin Raya


Top Related