Transcript
  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    1/65

    1

    MODUL PRAKTIKUM

    FISIKA DASARI

    LABORATORIUM KOMPUTER

    FAKULTAS ILMU KOMPUTER

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    2011

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    2/65

    2

    Universitas Sriwijaya

    Fakultas Ilmu Komputer

    Laboratorium

    LEMBAR PENGESAHAN

    MODUL PRAKTIKUM

    SISTEM MANAJEMEN

    MUTU

    ISO 9001:2008

    No. Dokumen . Tanggal 4 JUNI 2011

    Revisi 0 Halaman 2 DARI 65

    MODUL PRAKTIKUM

    Mata Kuliah Praktikum : Fisika Dasar I

    Kode Mata Kuliah Praktikum : FIK18408

    SKS : 1

    Program Studi : Teknik Informatika

    Semester : 1 (Ganjil)

    DIBUAT OLEH DISAHKAN OLEH DIKETAHUI OLEH

    TIM LABORAN

    LABORATORIUM

    FASILKOM UNSRI

    TIM DOSEN

    TEKNIK INFORMATIKA

    FASILKOM UNSRI

    KEPALA LABORATORIUM

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    3/65

    3

    Daftar Isi

    Cover ...................................................................................................... 1

    Lembar Pengesahan ............................................................................... 2

    Daftar Isi ................................................................................................. 3

    Bandul Gabungan I ................................................................................. 4

    Bandul Gabungan II ............................................................................... 9

    Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian I ................................................. 14

    Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian II ................................................ 23

    Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian III .............................................. 32

    Viskositas (menurut H. Stokes) I ............................................................ 42

    Viskositas (menurut H. Stokes) II ........................................................... 48

    Kalorimeter I ........................................................................................... 54

    Kalorimeter II .......................................................................................... 58

    Kalorimeter III ........................................................................................ 62

    1. BANDUL GABUNGAN I

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    4/65

    4

    1.1 TUJUAN PERCOBAAN

    1. Memahami teori bandul gabungan secara lebih mendalam.

    2. Menentukan harga percepatan gravitasi pada suatu tempat dengan cara bandul

    gabungan.

    1.2ALAT DAN BAHAN

    Tripot, berfungsi sebagai alat penyangga dan tempat digantungkannya batang

    berlubang.

    Sekrup penyangga beserta bautnya, berfungsi sebagai penyangga batang logam unuk

    mengatu jarak lubang dalam percobaan.

    Batang logam dengan beberapa lubang, berfungsi sebagai tempat meletakkan dan

    juga sebagai tempat mengayun bandul.

    Mistar ukur, befungsi sebagai alat pengukur unuk mengukur jarak lubang yang diberi

    sekrup pada ujung logam yang diayunkan.

    Busur derajat, berfungsi untuk mengukur sudut simpangan yang terjadi.

    Stopwatch, berfungsi untuk menghitung waktu yang diperlukan batang logam dalam

    melakukan ayunan sebanyak-banyaknya dalam suatu percoban yang dilakukan.

    1.3 DASAR TEORI

    Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik,

    pergeseran partikel yang bergerak periodik selalu dinyatakan dalam fungsi sinius dan

    cosinus. Pernyataan yang memuat fungsi ini disebut harmonik, maka pada gerak

    periodik sering disebut juga gerak harmonik.

    Gerak harmonik sederhana adalah gerak yang terjadi akibat gaya pemulih elastis

    dan dalam keadaan yang tidak ada gesekan. Dalam menurunkan persamaan-persamaan

    rumus bandul gabungan, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang teori radius

    Gyrasi dan teori tumbuh sejajar.

    1. Radius Gyrasi (jari-jari putar)

    Jika kita mempunyai bentuk benda sembarang sumbu pada benda tersebut,

    maka kita dapat menentukan suatu lingkaran yang berpusat pada sumbu dan jari-jari

    sedemikian rupa. Jika massa benda dipusatkan pada suatu titik pada lingkaran itu,maka tidak akan berubah momen kelembabannya pada sumbu tadi jika bidang

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    5/65

    5

    lingakaran tegak lurus sumbu. Jarak titik-titik pada lingkaran itu disebut sudut

    gyrasi.

    Bila massa M dari benda tepat dipusatkan pada jarak tersebut. Maka momen

    kelembaban sebuah titik massa M pada jarak K dari sumbu atau MK

    2

    , maka didapat:

    I = MK2

    I =M

    I

    Persamaan diatas dapat disebut sebagai defenisi radius gyrasi.

    2. Ayunan Sederhana

    Ayunan sederhana adalah suatu sistem yang terdiri dari sebuah massa titik

    yang digantung dengan tali tanpa massa dan tidak dapat mulur.

    T

    I

    Gambar 1.1 ayunan sederhana

    Jika ayunan diatas ditarik kesamping dari posisi setimbang dan kemudian

    dilepaskan, maka massa M akan berayun dalam bidang vertikal di bawah pengaruh

    gravitasi.

    Gerakan seperti ini disebut gerakan osilasi dan periodik. Gerak osilasi adalah

    gerak periodik suatu partikel seperti gerak bolak-balik melalui lintasan yang sama.

    a)

    frekuensi (f), adalah jumlah getaran yang terjadi tiap detik

    b)

    periode (T), adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan tiap getaran

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    6/65

    6

    c) simpangan (Y), adalah jarak yang ditempuh oleh suatu benda yang bergetar

    dengan periode dihitung dari titik setimbang

    d)

    amplitudo (A), adalah simpangan yang paling jauh

    e) fase adalah keadaan getaran suatu benda yang besarnya merupakan

    perbandingan antara lamanya waktu getar dengan periodenya

    T =F

    I, atau F =

    T

    I

    Pada bandul sederhana berlaku ;

    T = 2ng

    l

    Keterangan :

    T = periode (s)

    f = frekuensi (Hz)

    l = panjang tali (m)

    g = gavitasi ( 2s

    m )

    3. Teori Sumbu Sejajar

    Teori ini mengatakan : Momen benda terhadap sembarang sumbu sama

    dengan momen kelembabannya terhadap sumbu lewat pusat massa benda dengan

    kuadrat jarak antara kedua sumbu

    Teori ini pertama kali dirumuskan oleh LANG RANGE pada tahun 1873.

    I = momen massa

    R = radius

    1.4 PROSEDUR PERCOBAAN

    1.

    Letakkan dengan bantuan waterpas dan atur tripod hingga atas horizontal.

    2.Masukkan sekrup penyangga ke lubang pertama pada batang logam dan

    kencangkan dengan baut.

    3.

    Letakkan dan gantungkan batang logam yang akan disekrup pada tripod dengan

    sisi tajam pada sekrup penyangga yang menempel pada tripod.

    I = R2

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    7/65

    7

    4.Berikan simpangan awal 5 dan biarkan batang berayun.

    5.Catat waktu yang diperlukan oleh batang dalam melakukan ayunan beberapa kali

    (tergantung instruksi), lakukan sampai beberapa kali pengamatan untuk satu kali

    keadaan.

    6.Ukur dengan mistar jarak lubang yang diberi sekrup terhadap ujung batang.

    7.

    Uangi butir (4) sampai (6) untuk lubang berikutnya, lakukan untuk semua lubang.

    8.Ulangi butir (4) sampai (7) untuk besar simpangan awal 10

    1.5 TUGAS PENDAHULUAN

    1. Buktikan persamaan berikut :

    a. T = 2g

    l

    2. Buatlah grafik T terhadap d, cari2

    T

    Luntuk minimalkan delapan (8) T yang berbeda.

    Lalu hitunglah nilai g nya. Berikan penjelasan anda mengenai pengaruh besar sudut

    tehadap perhitungan g. Bagaimana saran anda untuk mendapatkan jari-jari gyrasi (K)

    dari grafik (T) terhadap d tersebut.

    1.6 DATA HASIL PENGAMATAN

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    8/65

    8

    Sudut 5

    Lubang

    ke-

    Jarak (cm) Waktu (s)

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    1.7 PENGOLAHAN DATA

    1.8 ANALISA PERCOBAAN

    1.9 KESIMPULAN

    1.10 SUMBER KESALAHAN

    1.11 SARAN

    2. BANDUL GABUNGAN II

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    9/65

    9

    2.1 TUJUAN PERCOBAAN

    3. Memahami teori bandul gabungan secara lebih mendalam.

    4. Menentukan harga percepatan gravitasi pada suatu tempat dengan cara bandul

    gabungan.

    2.2ALAT DAN BAHAN

    Tripot, berfungsi sebagai alat penyangga dan tempat digantungkannya batang

    berlubang.

    Sekrup penyangga beserta bautnya, berfungsi sebagai penyangga batang logam unuk

    mengatu jarak lubang dalam percobaan.

    Batang logam dengan beberapa lubang, berfungsi sebagai tempat meletakkan dan

    juga sebagai tempat mengayun bandul.

    Mistar ukur, befungsi sebagai alat pengukur unuk mengukur jarak lubang yang diberi

    sekrup pada ujung logam yang diayunkan.

    Busur derajat, berfungsi untuk mengukur sudut simpangan yang terjadi.

    Stopwatch, berfungsi untuk menghitung waktu yang diperlukan batang logam dalam

    melakukan ayunan sebanyak-banyaknya dalam suatu percoban yang dilakukan.

    2.3 DASAR TEORI

    Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik,

    pergeseran partikel yang bergerak periodik selalu dinyatakan dalam fungsi sinius dan

    cosinus. Pernyataan yang memuat fungsi ini disebut harmonik, maka pada gerak

    periodik sering disebut juga gerak harmonik.

    Gerak harmonik sederhana adalah gerak yang terjadi akibat gaya pemulih elastis

    dan dalam keadaan yang tidak ada gesekan. Dalam menurunkan persamaan-persamaan

    rumus bandul gabungan, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang teori radius

    Gyrasi dan teori tumbuh sejajar.

    1. Radius Gyrasi (jari-jari putar)

    Jika kita mempunyai bentuk benda sembarang sumbu pada benda tersebut,

    maka kita dapat menentukan suatu lingkaran yang berpusat pada sumbu dan jari-jari

    sedemikian rupa. Jika massa benda dipusatkan pada suatu titik pada lingkaran itu,maka tidak akan berubah momen kelembabannya pada sumbu tadi jika bidang

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    10/65

    10

    lingakaran tegak lurus sumbu. Jarak titik-titik pada lingkaran itu disebut sudut

    gyrasi.

    Bila massa M dari benda tepat dipusatkan pada jarak tersebut. Maka momen

    kelembaban sebuah titik massa M pada jarak K dari sumbu atau MK

    2

    , maka didapat:

    I = MK2

    I =M

    I

    Persamaan diatas dapat disebut sebagai defenisi radius gyrasi.

    2. Ayunan Sederhana

    Ayunan sederhana adalah suatu sistem yang terdiri dari sebuah massa titik

    yang digantung dengan tali tanpa massa dan tidak dapat mulur.

    T

    I

    Gambar 2.1 ayunan sederhana

    Jika ayunan diatas ditarik kesamping dari posisi setimbang dan kemudian

    dilepaskan, maka massa M akan berayun dalam bidang vertikal di bawah pengaruh

    gravitasi.

    Gerakan seperti ini disebut gerakan osilasi dan periodik. Gerak osilasi adalah

    gerak periodik suatu partikel seperti gerak bolak-balik melalui lintasan yang sama.

    a)

    frekuensi (f), adalah jumlah getaran yang terjadi tiap detik

    b) periode (T), adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan tiap getaran

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    11/65

    11

    c) simpangan (Y), adalah jarak yang ditempuh oleh suatu benda yang

    bergetar dengan periode dihitung dari titik setimbang

    d)

    amplitudo (A), adalah simpangan yang paling jauh

    e) fase adalah keadaan getaran suatu benda yang besarnya merupakan

    perbandingan antara lamanya waktu getar dengan periodenya

    T =F

    I, atau F =

    T

    I

    Pada bandul sederhana berlaku ;

    T = 2ng

    l

    Keterangan :

    T = periode (s)

    f = frekuensi (Hz)

    l = panjang tali (m)

    g = gavitasi ( 2sm

    )

    3. Teori Sumbu Sejajar

    Teori ini mengatakan : Momen benda terhadap sembarang sumbu sama

    dengan momen kelembabannya terhadap sumbu lewat pusat massa benda dengan

    kuadrat jarak antara kedua sumbu

    Teori ini pertama kali dirumuskan oleh LANG RANGE pada tahun 1873.

    I = momen massa

    R = radius

    2.4 PROSEDUR PERCOBAAN

    1.

    Letakkan dengan bantuan waterpas dan atur tripod hingga atas horizontal.

    2. Masukkan sekrup penyangga ke lubang pertama pada batang logam dan kencangkan

    dengan baut.

    3.

    Letakkan dan gantungkan batang logam yang akan disekrup pada tripod dengan sisitajam pada sekrup penyangga yang menempel pada tripod.

    I = R2

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    12/65

    12

    4. Berikan simpangan awal 5 dan biarkan batang berayun.

    5. Catat waktu yang diperlukan oleh batang dalam melakukan ayunan beberapa kali

    (tergantung instruksi), lakukan sampai beberapa kali pengamatan untuk satu kali

    keadaan.

    6. Ukur dengan mistar jarak lubang yang diberi sekrup terhadap ujung batang.

    7.

    Uangi butir (4) sampai (6) untuk lubang berikutnya, lakukan untuk semua lubang.

    8. Ulangi butir (4) sampai (7) untuk besar simpangan awal 10

    2.5 TUGAS PENDAHULUAN

    3. Buktikan persamaan berikut :

    T = 2 g

    h

    kh

    2

    4. Buatlah grafik T terhadap d, cari2

    T

    Luntuk minimalkan delapan (8) T yang berbeda.

    Lalu hitunglah nilai g nya. Berikan penjelasan anda mengenai pengaruh besar sudut

    tehadap perhitungan g. Bagaimana saran anda untuk mendapatkan jari-jari gyrasi (K)

    dari grafik (T) terhadap d tersebut.

    2.6 DATA HASIL PENGAMATAN

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    13/65

    13

    Sudut 10

    Lubang

    ke-

    Jarak (cm) Waktu (s)

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    2.7 PENGOLAHAN DATA

    2.8 ANALISA PERCOBAAN

    2.9 KESIMPULAN

    2.10 SUMBER KESALAHAN

    2.11 SARAN

    3. DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN I

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    14/65

    14

    3.1 TUJUAN PERCOBAAN

    Untuk mengetahui prinsip-prinsip kerja dari ketidakpastian pengukuran

    Dapat mempergunakan pengertian angka berarti

    Menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal Memahami penggunaan alat ukur jangka sorong

    3.2 ALAT DAN BAHAN

    Penggaris : Untuk mengukur panjang

    Jangka Sorong : Untuk mengukur panjang diameter

    Lempeng Logam / Sekrup : Sebagai objek pengukuran

    Peluru : Sebagai objek pengukuran

    Silinder : Sebagai objek pengukuran

    Balok : Sebagai objek pengukuran

    Kelereng : Sebagai objek pengukuran

    3.3 DASAR TEORI

    Pada percobaan fisika dasar, hasil yang diperoleh biasanya tidak dapat langsungditerima karena harus dipertanggung jawabkan keberhasilan dan kebenarannya. Hal ini

    disebabkan oleh kemampuan manusia yang terbatas dan ketelitian alat-alat yang

    dipergunakan mempunyai batas kemampuan tertentu. Dengan kata lain peralatan dan

    sarana (termasuk waktu) yang tersedia bagi kita membatas tujuan dan hasil yang dapat

    dicapai.

    Hasil yang diperoleh pada percobaan fisika dasar, biasanya tidak dapat langsung

    diterima karena harus dipertanggungjawabkan keberhasilan dan kebenarannya. Hasil

    percobaan baru dapat diterima apabila harga besaran yang diukur dilengkapi dengan

    batas-batas penyimpangan dan hasil tersebut, yang disebut sesatan (ketidakpastian). Jika

    dari hasil tersebut diketahui penyimpangan terlalu besar, maka bila diperlukan,

    percobaan harus diulang kembali dengan berbagai cara, misalnya dengan mengulang

    pengukuran beberapa kali yang lebih teliti atau mengganti alat-alat percobaan dengan

    alat yang lebih baik ketelitiannya.

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    15/65

    15

    Jadi jelaslah untuk keperluan ini mutlak diperlukan teori sesaat (ketidakpastian).

    Dengan demikian dapat ditentukan sesaat pada hasil percobaan agar dapat ditentukan

    seat pada hasil percobaan agar dapat member penilaian yang wajar.

    1. Sebab-Sebab Terjadinya Ketidakpastian

    Ada beberapa faktor yang menyebabkan ketidakpastian, yaitu :

    a. Adanya nilai skala terkecil (NST) yang ditimbulkan oleh keterbatasan dari alat

    ukur.

    b.Adanya ketidakpastian bersistem :

    Kesalahan kalibrasi

    Kesalahan titik nol

    Kesalahan pegas

    Gesekan pada bagian-bagian alat yang bergerak

    Paraloks (arah pandang) dalam hal membaca skala

    c. Adanya ketidakpastian acak :

    Gerak Brown molekul udara

    Fluktasi tegangan jaringan listrik

    Bising elektronik

    d.

    Keterbatasan keterampilan pengamat

    2. Menentukan Ketidakpastian

    a.

    Pengukuran besaran fisis terbagi atas :

    Pengukuran langsung

    Pengukuran tidak langsung

    b. Pengukuran langsung diperoleh dari hasil langsung alat ukur

    Misalnya : panjang, massa, dll.

    Pengukuran tidak langsung diperoleh dari turunan pengukuran langsung

    Misalnya : massa jenis, kecepatan, dll.

    c. Penentuan ketidakpastian dalam pengukuran terbagi atas :

    Ketidakpastian pengukuran langsung-tunggal

    Ketidakpastian pengukuran langsung-berulang

    Ketidakpastian pengukuran tak langsung-tunggal

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    16/65

    16

    Ketidakpastian pengukuran tak langsung-berulang

    3. Ketidakpastian Pada Pengukuran

    Kesalahan (error) dalam suatu percobaan dapat dibagi atas

    tiga golongan yaitu :

    a.

    Kesalahan Bersistem(Systematic Error)

    Kesalahan bersistem adalah kesalahan yang bersumber pada alat pengukuran

    yang dipakai besarannya. Kesalahan biasanya konstan sehingga sering dinamakan

    sebagai Kesalahan Konstan (Constant Error).

    Kesalahan ini dapat terjadi karena :

    Kesalahan pada kalibrasi alat pengukur

    Kesalahan titik nol (zero)

    Kesalahan orangnya (pengamat), sering juga disebut Parallak

    Terjadi gesekan dan fatigue (kelelahan) pada alat karena sering dipakai

    Kondisi percobaan, jika sebuah alat digunakan dengan kondisi percobaan

    yang berbeda dengan kondisi sewaktu kalibrasi akan akan menghasilkan

    kesalahan

    Gangguan teknis, misalnya gangguan kebocoran yang menyebabkan

    kesalahan

    b. KesalahanRandom

    Kesalahan randomatau kesalahan kebetulan terdiri atas :

    Kesalahan penafsiran

    Alat pengukuran memerlukan suatu penafsiran pada bagian skala tertentu

    dan penafsiran ini dapat berubah-ubah.

    Keadaan menyimpang

    Misalnya : suhu, tekanan udara atau tegangan listrik.

    - Gangguan

    Misalnya : adanya gesekan mekanis atau pengaruh putaran motor dan

    alat listrik.

    - Definisi

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    17/65

    17

    Walaupun proses pengukuran telah sempurna, pengulangan pengukuran

    yang sama selalu akan memberikan penyimpangan, besaran yang diamati

    tidak didefinisikan secara tetap.

    c. Kesalahan-Kesalahan Lain

    Kesalahan-kesalahan lain yang perlu diperhatikan adalah :

    - Kekeliruan membaca alat / skala alat dan mengatur kondisi percobaan

    - Kesalahan perhitungan, yaitu kesalahan memasukkan harga / angka-angka

    perhitungan, menggunakan kalkulator, daftar algoritma, dll.

    4. Perhitungan Kesalahan

    Ada beberapa macam perhitungan kesalahan, yaitu :

    a. Harga Rata-Rata (X)

    Harga rata-rata didapat dari hasil suatu pengukuran.

    Misalkan kita melakukan n kali pengukuran didapat hasil sebagai berikut:

    , , , mendapatkan nilai yang terbaik (benar) dari pengukuran tersebut adalah merata-

    ratakan hasil pengukuran bentuk tersebut, yaitu :

    =

    (2.1)( X

    = harga rata-rata = nilai terbaik), maka simpangan atau deviasi untuk :

    adalah = X adalah = X adalah = X Harga sesatan rata-rata adalah :

    X X X

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    18/65

    18

    X X disebut deviasi rata-rata.. (2.2)Sedangkan deviasi standar atau simpangan baku sementara X(:Dideviasikan sebagai :

    Dimana adalah variasi yang didefinisikan X dengan n adalah tak hinggaSehingga dapat dituliskan : = dengan n adalah tak hingga (2.3)Harga berada pada pengukuran tak terhingga yang tidak mungkin dilakukandengan menggunakan suatu pendekatan teori samping dapat diganti dengan yang dinamakan simpanagn baku contoh(sampel standard deviation). memberikan gambaran tentang simpangan X terhadap , sedangkan menggambarkan simpangan X terhadap simpangan X .Maka :

    = yang dapat diubah menjadi= X . (2.4)

    Dimana n>8 (untuk n=1 tidak mempunyai arti )Menurut teori percobaan sebenarnya adalah S Xyaitu ketidakpastian padanilai rata-rata contohyang mempunyai harga. X = . (2.5)

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    19/65

    19

    Penggantian menjadi hal ini disebabkan kurva sebaran nilai rata-ratacontoh X lebih sempit dari pada kurva sebaran pengukuran tunggal ( )

    berarti < yaitu kita mengulangi pengukuran n kali dengan hasil rata-rata,misalnya Xmaka ada kepastian 66% X, terletak dalam selang X X didalam praktek percobaan tak terhingga, tak mungkin kita lakukan, jadi dan X tidak dapat diketahui dan sebagai pengganti terbaik dipakai dan S X seperti diatas.

    Untuk pemakaian selanjutnya digunakan :

    X = X

    = =

    untuk n>8 yaitu persamaan (2.6)

    Apabila X diukur n kali, ada kemungkinan 68% bahwa simpangan nilai rata-rata

    contoh Xterhadap nilai benartidak lebih dari X. Dengan kata lain adajaminan 68% bahwa ada dalam interval X X dengan demikianpersoalan selesai.

    Kita tidak dapat mengetahui niali benar

    dari eksperimen,tetapi dengan

    mengadakan penggulungan cukup banyak,kita dapat menyodorkan sebagai

    penggantinya nilai contoh X dan dapat memberikan pernyataan sampai berapajauh Xmenyimpang dari.

    b. Sesatan Tafsiran (Kesalahan Tafsiran)

    Ada dua macam sesatan tafsiran, yaitu :

    - Sesatan Mutlak (Kesalahan Absolut) (X)Rumus perhitungan :

    X =

    - Sesatan Relatif (Kesalahan Relatif)

    Rumus Perhitungan :

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    20/65

    20

    Kesalahan relatif = X X 100%

    Pada sesatan tafsiran, bila pengukuran dilakukan hanya satu kali biasanya sesatan

    diambil setengah kali daripada alat ukur.

    c. Nilai terbaik

    Nilai terbaik didapatkan dari perhitungan harga rata-rata dan ksalahan absolut.

    Rumus perhitungan :

    Nilai terbaik = X X .(4)

    Keterangan :

    - X = harga rata-rata

    - X = kesalahan absolute

    Contoh perhitungan

    1.

    Ketelitian pengukuran

    Suatu parameter mempunyai skala 0-5 A, dengan pembagian skala terkecil

    0,1 A

    Berapa ketelitian alat itu bila skala penuh?

    Dan pada setengah skala penuh?

    Jawab :

    = x skala terkecil = x 0,1 dimana I=5AKetelitian

    =

    = x skala terkecil = x 0,1 dimana I=2,5A

    Ketelitian = 2. Sasaran yang ditentukan oleh skala alat

    Tahanan sepotong kawat ditentukan menurut hokum ohm. Hasilnya adalah

    V= (1,0 + 0,05) volt dan V = (5,0 0,05) volt dan I = (5,0 0,05) mA

    atau I = (5,0 0,05) x A. Berapakah ?Jawab :

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    21/65

    21

    R = = = 200 ohm

    | |= | |+ | | | |= | |+ | |

    = (0,05 0,01) x 200 = 12 ohm

    Jadi R = (200 12) ohm

    5. Alat yang Digunakan

    Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu lain yang sejenis

    yang ditetapkan sebagai satuan. Dalam suatu pengukuran, ada alat ukur tertentu

    yang digunakan.

    Jangka Sorong

    Jangka sorong adalah alat pengukur tebal suatu benda yang sangat

    kecil sekali, kepekaannya mencapai 0,1 mm. alat pengukur ini dapat pula

    dipergunakan untuk mengukur jari-jari atau dalam dari sebuah tabung.

    Sebelum menggunakan alat pengukur ini hendaknya diteliti dahulu apakah alat

    mempunyai kesalahan titik nol.

    Jangka sorong memiliki bagian utama yang disebut rahang tetap dan

    rahang geser. Skala panjang yang tertera pada rahang tetap disebut skala

    utama, sedangkan skala pendek yang tertera pada rahang geser disebut nonius

    atau vernier. Nonius yang panjangnya 9mm dibagi atas 10 skala sehingga beda

    1 skala utama adalah 0,1mm. Nilai 0,1mm atau 0,01 cm merupakan ketelitian

    jangka sorong.

    3.4 PROSEDUR PERCOBAAN

    1. Praktikum akan diberikan beberapa alat ukur seperti mistar, jangka sorong, dan

    mikrometer sekrup.

    2.

    Dengan alat-alat tersebut, ukur diameter, ketebalan atau panjang bahan-bahan

    yang telah ditentukan seperti kelereng, peluru, silinder, paralon, dan balok.

    3. Catatlah data-data pengukuran.

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    22/65

    22

    4. Hitunglah nilai ketidakpastian masing-masing bahan yang telah diukur.

    3.5 DATA HASIL PENGUKURAN

    1. MISTAR

    Balok Panjang (mm)

    1

    2

    3

    4

    2. JANGKA SORONG

    Paralon Diameter Dalam Diameter Luar

    Kecil

    Sedang

    Besar

    3.6 PENGOLAHAN DATA

    3.7 ANALISIS HASIL PERCOBAAN

    3.8 KESIMPULAN

    3.9 SUMBER KESALAHAN

    3.10 SARAN

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    23/65

    23

    4. DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN II

    4.1 TUJUAN PERCOBAAN

    Untuk mengetahui prinsip-prinsip kerja dari ketidakpastian pengukuran Dapat mempergunakan pengertian angka berarti

    Menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal

    Memahami penggunaan alat ukur mikrometer sekrup

    4.2 ALAT DAN BAHAN

    Penggaris : Untuk mengukur panjang

    Mikrometer Sekrup : Untuk mengukur panjang diameter

    Lempeng Logam / Sekrup : Sebagai objek pengukuran

    Peluru : Sebagai objek pengukuran

    Silinder : Sebagai objek pengukuran

    Balok : Sebagai objek pengukuran

    Kelereng : Sebagai objek pengukuran

    4.3 DASAR TEORI

    Pada percobaan fisika dasar, hasil yang diperoleh biasanya tidak dapat langsung

    diterima karena harus dipertanggung jawabkan keberhasilan dan kebenarannya. Hal ini

    disebabkan oleh kemampuan manusia yang terbatas dan ketelitian alat-alat yang

    dipergunakan mempunyai batas kemampuan tertentu. Dengan kata lain peralatan dan

    sarana (termasuk waktu) yang tersedia bagi kita membatas tujuan dan hasil yang dapat

    dicapai.

    Hasil yang diperoleh pada percobaan fisika dasar, biasanya tidak dapat langsung

    diterima karena harus dipertanggungjawabkan keberhasilan dan kebenarannya. Hasil

    percobaan baru dapat diterima apabila harga besaran yang diukur dilengkapi dengan

    batas-batas penyimpangan dan hasil tersebut, yang disebut sesatan (ketidakpastian). Jika

    dari hasil tersebut diketahui penyimpangan terlalu besar, maka bila diperlukan,

    percobaan harus diulang kembali dengan berbagai cara, misalnya dengan mengulang

    pengukuran beberapa kali yang lebih teliti atau mengganti alat-alat percobaan dengan

    alat yang lebih baik ketelitiannya.

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    24/65

    24

    Jadi jelaslah untuk keperluan ini mutlak diperlukan teori sesaat (ketidakpastian).

    Dengan demikian dapat ditentukan sesaat pada hasil percobaan agar dapat ditentukan

    seat pada hasil percobaan agar dapat member penilaian yang wajar.

    1. Sebab-Sebab Terjadinya Ketidakpastian

    Ada beberapa faktor yang menyebabkan ketidakpastian, yaitu :

    c. Adanya nilai skala terkecil (NST) yang ditimbulkan oleh keterbatasan dari alat

    ukur.

    d.Adanya ketidakpastian bersistem :

    Kesalahan kalibrasi

    Kesalahan titik nol

    Kesalahan pegas

    Gesekan pada bagian-bagian alat yang bergerak

    Paraloks (arah pandang) dalam hal membaca skala

    c. Adanya ketidakpastian acak :

    Gerak Brown molekul udara

    Fluktasi tegangan jaringan listrik

    Bising elektronik

    e.

    Keterbatasan keterampilan pengamat

    2. Menentukan Ketidakpastian

    b.

    Pengukuran besaran fisis terbagi atas :

    Pengukuran langsung

    Pengukuran tidak langsung

    b. Pengukuran langsung diperoleh dari hasil langsung alat ukur

    Misalnya : panjang, massa, dll.

    Pengukuran tidak langsung diperoleh dari turunan pengukuran langsung

    Misalnya : massa jenis, kecepatan, dll.

    d.Penentuan ketidakpastian dalam pengukuran terbagi atas :

    Ketidakpastian pengukuran langsung-tunggal

    Ketidakpastian pengukuran langsung-berulang

    Ketidakpastian pengukuran tak langsung-tunggal

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    25/65

    25

    Ketidakpastian pengukuran tak langsung-berulang

    3. Ketidakpastian Pada Pengukuran

    Kesalahan (error) dalam suatu percobaan dapat dibagi atas

    tiga golongan yaitu :

    d.

    Kesalahan Bersistem(Systematic Error)

    Kesalahan bersistem adalah kesalahan yang bersumber pada alat pengukuran

    yang dipakai besarannya. Kesalahan biasanya konstan sehingga sering dinamakan

    sebagai Kesalahan Konstan (Constant Error).

    Kesalahan ini dapat terjadi karena :

    Kesalahan pada kalibrasi alat pengukur

    Kesalahan titik nol (zero)

    Kesalahan orangnya (pengamat), sering juga disebut Parallak

    Terjadi gesekan dan fatigue (kelelahan) pada alat karena sering dipakai

    Kondisi percobaan, jika sebuah alat digunakan dengan kondisi percobaan

    yang berbeda dengan kondisi sewaktu kalibrasi akan akan menghasilkan

    kesalahan

    Gangguan teknis, misalnya gangguan kebocoran yang menyebabkan

    kesalahan

    e. KesalahanRandom

    Kesalahan randomatau kesalahan kebetulan terdiri atas :

    Kesalahan penafsiran

    Alat pengukuran memerlukan suatu penafsiran pada bagian skala tertentu

    dan penafsiran ini dapat berubah-ubah.

    Keadaan menyimpang

    Misalnya : suhu, tekanan udara atau tegangan listrik.

    - Gangguan

    Misalnya : adanya gesekan mekanis atau pengaruh putaran motor dan

    alat listrik.

    - Definisi

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    26/65

    26

    Walaupun proses pengukuran telah sempurna, pengulangan pengukuran

    yang sama selalu akan memberikan penyimpangan, besaran yang diamati

    tidak didefinisikan secara tetap.

    f. Kesalahan-Kesalahan Lain

    Kesalahan-kesalahan lain yang perlu diperhatikan adalah :

    - Kekeliruan membaca alat / skala alat dan mengatur kondisi percobaan

    - Kesalahan perhitungan, yaitu kesalahan memasukkan harga / angka-angka

    perhitungan, menggunakan kalkulator, daftar algoritma, dll.

    4. Perhitungan Kesalahan

    Ada beberapa macam perhitungan kesalahan, yaitu :

    d. Harga Rata-Rata (X)

    Harga rata-rata didapat dari hasil suatu pengukuran.

    Misalkan kita melakukan n kali pengukuran didapat hasil sebagai berikut:

    , , , mendapatkan nilai yang terbaik (benar) dari pengukuran tersebut adalah merata-

    ratakan hasil pengukuran bentuk tersebut, yaitu :

    =

    (2.1)( X

    = harga rata-rata = nilai terbaik), maka simpangan atau deviasi untuk :

    adalah = X adalah = X adalah = X Harga sesatan rata-rata adalah :

    X X X

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    27/65

    27

    X X disebut deviasi rata-rata.. (2.2)Sedangkan deviasi standar atau simpangan baku sementara X(:Dideviasikan sebagai :

    Dimana adalah variasi yang didefinisikan X dengan n adalah tak hinggaSehingga dapat dituliskan : = dengan n adalah tak hingga (2.3)Harga berada pada pengukuran tak terhingga yang tidak mungkin dilakukandengan menggunakan suatu pendekatan teori samping dapat diganti dengan yang dinamakan simpanagn baku contoh(sampel standard deviation). memberikan gambaran tentang simpangan X terhadap , sedangkan menggambarkan simpangan X terhadap simpangan X .Maka :

    = yang dapat diubah menjadi= X . (2.4)

    Dimana n>8 (untuk n=1 tidak mempunyai arti )Menurut teori percobaan sebenarnya adalah S Xyaitu ketidakpastian padanilai rata-rata contohyang mempunyai harga. X = . (2.5)

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    28/65

    28

    Penggantian menjadi hal ini disebabkan kurva sebaran nilai rata-ratacontoh X lebih sempit dari pada kurva sebaran pengukuran tunggal ( )

    berarti < yaitu kita mengulangi pengukuran n kali dengan hasil rata-rata,misalnya Xmaka ada kepastian 66% X, terletak dalam selang X X didalam praktek percobaan tak terhingga, tak mungkin kita lakukan, jadi dan X tidak dapat diketahui dan sebagai pengganti terbaik dipakai dan S X seperti diatas.

    Untuk pemakaian selanjutnya digunakan :

    X = X

    = =

    untuk n>8 yaitu persamaan (2.6)

    Apabila X diukur n kali, ada kemungkinan 68% bahwa simpangan nilai rata-rata

    contoh Xterhadap nilai benartidak lebih dari X. Dengan kata lain adajaminan 68% bahwa ada dalam interval X X dengan demikianpersoalan selesai.

    Kita tidak dapat mengetahui niali benar

    dari eksperimen,tetapi dengan

    mengadakan penggulungan cukup banyak,kita dapat menyodorkan sebagai

    penggantinya nilai contoh X dan dapat memberikan pernyataan sampai berapajauh Xmenyimpang dari.

    e. Sesatan Tafsiran (Kesalahan Tafsiran)

    Ada dua macam sesatan tafsiran, yaitu :

    - Sesatan Mutlak (Kesalahan Absolut) (X)Rumus perhitungan :

    X =

    - Sesatan Relatif (Kesalahan Relatif)

    Rumus Perhitungan :

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    29/65

    29

    Kesalahan relatif = X X 100%

    Pada sesatan tafsiran, bila pengukuran dilakukan hanya satu kali biasanya sesatan

    diambil setengah kali daripada alat ukur.

    f. Nilai terbaik

    Nilai terbaik didapatkan dari perhitungan harga rata-rata dan ksalahan absolut.

    Rumus perhitungan :

    Nilai terbaik = X X .(4)

    Keterangan :

    - X = harga rata-rata

    - X = kesalahan absolute

    Contoh perhitungan

    1.

    Ketelitian pengukuran

    Suatu parameter mempunyai skala 0-5 A, dengan pembagian skala terkecil

    0,1 A

    Berapa ketelitian alat itu bila skala penuh?

    Dan pada setengah skala penuh?

    Jawab :

    = x skala terkecil = x 0,1 dimana I=5AKetelitian

    =

    = x skala terkecil = x 0,1 dimana I=2,5A

    Ketelitian = 2. Sasaran yang ditentukan oleh skala alat

    Tahanan sepotong kawat ditentukan menurut hokum ohm. Hasilnya adalah

    V= (1,0 + 0,05) volt dan V = (5,0 0,05) volt dan I = (5,0 0,05) mA

    atau I = (5,0 0,05) x A. Berapakah ?Jawab :

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    30/65

    30

    R = = = 200 ohm

    | |= | |+ | | | |= | |+ | |

    = (0,05 0,01) x 200 = 12 ohm

    Jadi R = (200 12) ohm

    5. Alat yang Digunakan

    Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu lain yang sejenis

    yang ditetapkan sebagai satuan. Dalam suatu pengukuran, ada alat ukur tertentu

    yang digunakan.

    Mikrometer Sekrup

    Jika selubung luar diputar lengkap satu kali, maka rahang geser dan

    juga selubung luar maju atau mundur 0,5mm. Selubung luar memiliki 50

    skala, sehingga 1 skala pada selubung luar sama dengan gerak maju atau

    mundur rahang geser sejauh 0,5mm / 50 = 0,01mm. Oleh karena itu, kelebihan

    mikrometer sekrup adalah 0,1m.

    4.4 PROSEDUR PERCOBAAN

    5. Praktikum akan diberikan beberapa alat ukur seperti mistar, jangka sorong, dan

    mikrometer sekrup.

    6. Dengan alat-alat tersebut, ukur diameter, ketebalan atau panjang bahan-bahan

    yang telah ditentukan seperti kelereng, peluru, silinder, paralon, dan balok.

    7.

    Catatlah data-data pengukuran.

    8.

    Hitunglah nilai ketidakpastian masing-masing bahan yang telah diukur.

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    31/65

    31

    4.5 DATA HASIL PENGUKURAN

    1. MISTAR

    Balok Panjang (mm)1

    2

    3

    4

    2. MIKROMETER SEKRUP

    Benda Diameter (mm)

    Peluru I

    Peluru II

    Peluru III

    Peluru IV

    Sekrup I

    Sekrup 2

    4.6 PENGOLAHAN DATA

    4.7 ANALISIS HASIL PERCOBAAN

    4.8 KESIMPULAN

    4.9 SUMBER KESALAHAN

    4.10 SARAN

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    32/65

    32

    5. DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN III

    5.1 TUJUAN PERCOBAAN

    Untuk mengetahui prinsip-prinsip kerja dari ketidakpastian pengukuran

    Dapat mempergunakan pengertian angka berarti

    Menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan jamak

    Memahami penggunaan beberapa alat ukur dasar

    5.2 ALAT DAN BAHAN

    Penggaris : Untuk mengukur panjang

    Jangka Sorong : Untuk mengukur panjang diameter

    Mikrometer Sekrup : Untuk mengukur panjang diameter

    Lempeng Logam / Sekrup : Sebagai objek pengukuran

    Peluru : Sebagai objek pengukuran

    Silinder : Sebagai objek pengukuran

    Balok : Sebagai objek pengukuran

    Kelereng : Sebagai objek pengukuran

    5.3 DASAR TEORI

    Pada percobaan fisika dasar, hasil yang diperoleh biasanya tidak dapat langsung

    diterima karena harus dipertanggung jawabkan keberhasilan dan kebenarannya. Hal ini

    disebabkan oleh kemampuan manusia yang terbatas dan ketelitian alat-alat yang

    dipergunakan mempunyai batas kemampuan tertentu. Dengan kata lain peralatan dan

    sarana (termasuk waktu) yang tersedia bagi kita membatas tujuan dan hasil yang dapat

    dicapai.

    Hasil yang diperoleh pada percobaan fisika dasar, biasanya tidak dapat langsung

    diterima karena harus dipertanggungjawabkan keberhasilan dan kebenarannya. Hasil

    percobaan baru dapat diterima apabila harga besaran yang diukur dilengkapi dengan

    batas-batas penyimpangan dan hasil tersebut, yang disebut sesatan (ketidakpastian). Jika

    dari hasil tersebut diketahui penyimpangan terlalu besar, maka bila diperlukan,

    percobaan harus diulang kembali dengan berbagai cara, misalnya dengan mengulang

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    33/65

    33

    pengukuran beberapa kali yang lebih teliti atau mengganti alat-alat percobaan dengan

    alat yang lebih baik ketelitiannya.

    Jadi jelaslah untuk keperluan ini mutlak diperlukan teori sesaat (ketidakpastian).

    Dengan demikian dapat ditentukan sesaat pada hasil percobaan agar dapat ditentukan

    seat pada hasil percobaan agar dapat member penilaian yang wajar.

    1. Sebab-Sebab Terjadinya Ketidakpastian

    Ada beberapa faktor yang menyebabkan ketidakpastian, yaitu :

    e. Adanya nilai skala terkecil (NST) yang ditimbulkan oleh keterbatasan dari alat

    ukur.

    f. Adanya ketidakpastian bersistem :

    Kesalahan kalibrasi

    Kesalahan titik nol

    Kesalahan pegas

    Gesekan pada bagian-bagian alat yang bergerak

    Paraloks (arah pandang) dalam hal membaca skala

    c. Adanya ketidakpastian acak :

    Gerak Brown molekul udara

    Fluktasi tegangan jaringan listrik

    Bising elektronik

    f. Keterbatasan keterampilan pengamat

    2. Menentukan Ketidakpastian

    c. Pengukuran besaran fisis terbagi atas :

    Pengukuran langsung

    Pengukuran tidak langsung

    b. Pengukuran langsung diperoleh dari hasil langsung alat ukur

    Misalnya : panjang, massa, dll.

    Pengukuran tidak langsung diperoleh dari turunan pengukuran langsung

    Misalnya : massa jenis, kecepatan, dll.

    e.

    Penentuan ketidakpastian dalam pengukuran terbagi atas :

    Ketidakpastian pengukuran langsung-tunggal

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    34/65

    34

    Ketidakpastian pengukuran langsung-berulang

    Ketidakpastian pengukuran tak langsung-tunggal

    Ketidakpastian pengukuran tak langsung-berulang

    3. Ketidakpastian Pada Pengukuran

    Kesalahan (error) dalam suatu percobaan dapat dibagi atas

    tiga golongan yaitu :

    g. Kesalahan Bersistem(Systematic Error)

    Kesalahan bersistem adalah kesalahan yang bersumber pada alat pengukuran

    yang dipakai besarannya. Kesalahan biasanya konstan sehingga sering dinamakan

    sebagai Kesalahan Konstan (Constant Error).

    Kesalahan ini dapat terjadi karena :

    Kesalahan pada kalibrasi alat pengukur

    Kesalahan titik nol (zero)

    Kesalahan orangnya (pengamat), sering juga disebut Parallak

    Terjadi gesekan dan fatigue (kelelahan) pada alat karena sering dipakai

    Kondisi percobaan, jika sebuah alat digunakan dengan kondisi percobaan

    yang berbeda dengan kondisi sewaktu kalibrasi akan akan menghasilkan

    kesalahan

    Gangguan teknis, misalnya gangguan kebocoran yang menyebabkan

    kesalahan

    h.

    KesalahanRandom

    Kesalahan randomatau kesalahan kebetulan terdiri atas :

    Kesalahan penafsiran

    Alat pengukuran memerlukan suatu penafsiran pada bagian skala tertentu

    dan penafsiran ini dapat berubah-ubah.

    Keadaan menyimpang

    Misalnya : suhu, tekanan udara atau tegangan listrik.

    - Gangguan

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    35/65

    35

    Misalnya : adanya gesekan mekanis atau pengaruh putaran motor dan

    alat listrik.

    - Definisi

    Walaupun proses pengukuran telah sempurna, pengulangan pengukuran

    yang sama selalu akan memberikan penyimpangan, besaran yang diamati

    tidak didefinisikan secara tetap.

    i. Kesalahan-Kesalahan Lain

    Kesalahan-kesalahan lain yang perlu diperhatikan adalah :

    - Kekeliruan membaca alat / skala alat dan mengatur kondisi percobaan

    - Kesalahan perhitungan, yaitu kesalahan memasukkan harga / angka-angka

    perhitungan, menggunakan kalkulator, daftar algoritma, dll.

    4. Perhitungan Kesalahan

    Ada beberapa macam perhitungan kesalahan, yaitu :

    g.

    Harga Rata-Rata (X)

    Harga rata-rata didapat dari hasil suatu pengukuran.

    Misalkan kita melakukan n kali pengukuran didapat hasil sebagai berikut:

    , , , mendapatkan nilai yang terbaik (benar) dari pengukuran tersebut adalah merata-

    ratakan hasil pengukuran bentuk tersebut, yaitu :

    = (2.1)

    ( X= harga rata-rata = nilai terbaik), maka simpangan atau deviasi untuk : adalah = X adalah = X

    adalah

    =

    X

    Harga sesatan rata-rata adalah :

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    36/65

    36

    X X X

    X X disebut deviasi rata-rata.. (2.2)Sedangkan deviasi standar atau simpangan baku sementara X(:Dideviasikan sebagai :

    Dimana adalah variasi yang didefinisikan X dengan n adalah tak hinggaSehingga dapat dituliskan : = dengan n adalah tak hingga (2.3)

    Harga berada pada pengukuran tak terhingga yang tidak mungkin dilakukandengan menggunakan suatu pendekatan teori samping dapat diganti dengan yang dinamakan simpanagn baku contoh(sampel standard deviation). memberikan gambaran tentang simpangan X terhadap , sedangkan menggambarkan simpangan X terhadap simpangan X.Maka :

    =

    yang dapat diubah menjadi

    = X . (2.4)

    Dimana n>8 (untuk n=1 tidak mempunyai arti )Menurut teori percobaan sebenarnya adalah S Xyaitu ketidakpastian padanilai rata-rata contoh

    yang mempunyai harga.

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    37/65

    37

    X= . (2.5)Penggantian

    menjadi

    hal ini disebabkan kurva sebaran nilai rata-rata

    contoh X lebih sempit dari pada kurva sebaran pengukuran tunggal ( )berarti < yaitu kita mengulangi pengukuran n kali dengan hasil rata-rata,misalnya Xmaka ada kepastian 66% X, terletak dalam selang X X didalam praktek percobaan tak terhingga, tak mungkin kita lakukan, jadi dan X tidak dapat diketahui dan sebagai pengganti terbaik dipakai dan S X seperti diatas.

    Untuk pemakaian selanjutnya digunakan :

    X = X = = untuk n>8 yaitu persamaan (2.6)

    Apabila X diukur n kali, ada kemungkinan 68% bahwa simpangan nilai rata-rata

    contoh Xterhadap nilai benartidak lebih dari X . Dengan kata lain adajaminan 68% bahwa ada dalam interval X X dengan demikianpersoalan selesai.Kita tidak dapat mengetahui niali benar dari eksperimen,tetapi denganmengadakan penggulungan cukup banyak,kita dapat menyodorkan sebagai

    penggantinya nilai contoh Xdan dapat memberikan pernyataan sampai berapajauh Xmenyimpang dari.

    h.

    Sesatan Tafsiran (Kesalahan Tafsiran)

    Ada dua macam sesatan tafsiran, yaitu :

    - Sesatan Mutlak (Kesalahan Absolut) (X)

    Rumus perhitungan :

    X =

    - Sesatan Relatif (Kesalahan Relatif)

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    38/65

    38

    Rumus Perhitungan :

    Kesalahan relatif =

    X

    X 100%

    Pada sesatan tafsiran, bila pengukuran dilakukan hanya satu kali biasanya sesatan

    diambil setengah kali daripada alat ukur.

    i.

    Nilai terbaik

    Nilai terbaik didapatkan dari perhitungan harga rata-rata dan ksalahan absolut.

    Rumus perhitungan :

    Nilai terbaik = X X .(4)

    Keterangan :

    - X = harga rata-rata

    - X = kesalahan absolute

    Contoh perhitungan

    1.

    Ketelitian pengukuran

    Suatu parameter mempunyai skala 0-5 A, dengan pembagian skala terkecil

    0,1 A

    Berapa ketelitian alat itu bila skala penuh?

    Dan pada setengah skala penuh?

    Jawab :

    = x skala terkecil = x 0,1 dimana I=5A

    Ketelitian = = x skala terkecil = x 0,1 dimana I=2,5A

    Ketelitian =

    2. Sasaran yang ditentukan oleh skala alat

    Tahanan sepotong kawat ditentukan menurut hokum ohm. Hasilnya adalah

    V= (1,0 + 0,05) volt dan V = (5,0 0,05) volt dan I = (5,0 0,05) mAatau I = (5,0 0,05) x A. Berapakah ?

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    39/65

    39

    Jawab :

    R = = = 200 ohm

    |

    |=

    |

    |+

    |

    |

    |

    |=

    |

    |+

    |

    |

    = (0,05 0,01) x 200 = 12 ohmJadi R = (200 12) ohm

    5. Alat yang Digunakan

    Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu lain yang sejenis

    yang ditetapkan sebagai satuan. Dalam suatu pengukuran, ada alat ukur tertentu

    yang digunakan. Dalam percobaan ketidakpastian pengukuran, alat yang digunakan

    ada dua macam, yaitu : jangka sorong dan mikrometer sekrup.

    a. Jangka Sorong

    Jangaka sorong adalah alat pengukur tebal suatu benda yang sangat

    kecil sekali, kepekaannya mencapai 0,1 mm. alat pengukur ini dapat pula

    dipergunakan untuk mengukur jari-jari atau dalam dari sebuah tabung.

    Sebelum menggunakan alat pengukur ini hendaknya diteliti dahulu apakah alat

    mempunyai kesalahan titik nol.

    Jangka sorong memiliki bagian utama yang disebut rahang tetap dan

    rahang geser. Skala panjang yang tertera pada rahang tetap disebut skala

    utama, sedangkan skala pendek yang tertera pada rahang geser disebut nonius

    atau vernier. Nonius yang panjangnya 9mm dibagi atas 10 skala sehingga beda

    1 skala utama adalah 0,1mm. Nilai 0,1mm atau 0,01 cm merupakan ketelitian

    jangka sorong.

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    40/65

    40

    b. Mikrometer Sekrup

    Jika selubung luar diputar lengkap satu kali, maka rahang geser dan

    juga selubung luar maju atau mundur 0,5mm. Selubung luar memiliki 50

    skala, sehingga 1 skala pada selubung luar sama dengan gerak maju atau

    mundur rahang geser sejauh 0,5mm / 50 = 0,01mm. Oleh karena itu, kelebihan

    mikrometer sekrup adalah 0,1m.

    5.4 PROSEDUR PERCOBAAN

    9. Praktikum akan diberikan beberapa alat ukur seperti mistar, jangka sorong, dan

    mikrometer sekrup.

    10.Dengan alat-alat tersebut, ukur diameter, ketebalan atau panjang bahan-bahan

    yang telah ditentukan seperti kelereng, peluru, silinder, paralon, dan balok.

    11.Catatlah data-data pengukuran.

    12.Hitunglah nilai ketidakpastian masing-masing bahan yang telah diukur.

    5.5 DATA HASIL PENGUKURAN

    A. Pengukuran Tunggal

    1. MISTAR

    Balok Panjang (mm)

    1

    2

    3

    4

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    41/65

    41

    2. MIKROMETER SEKRUP

    Benda Diameter (mm)

    Peluru IPeluru II

    Peluru III

    Peluru IV

    Sekrup I

    Sekrup 2

    3. JANGKA SORONG

    Paralon Diameter Dalam Diameter Luar

    Kecil

    Sedang

    Besar

    B. Pengukuran Jamak

    5.6 PENGOLAHAN DATA

    5.7 ANALISIS HASIL PERCOBAAN

    5.8 KESIMPULAN

    5.9 SUMBER KESALAHAN

    5.10 SARAN

    No. Nama Benda

    Nama Alat (mm)

    Jangka sorong Micrometer sekrup Mistar

    1. Paralon

    2. Silinder 1

    3. Silinder 2

    4. Silinder 3

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    42/65

    42

    6. VISKOSITAS (MENURUT H. STOKES) I

    6.1 TUJUAN PERCOBAAN

    Memahami penerapan Hukum Stokes

    Menentukan harga viskositas zat cair pada oli dengan metode sokes

    6.2 ALAT DAN BAHAN

    Gelas ukur yang berisi zat cairsebagai tempat penampung air

    Bola-bola kecil untuk gaya yang ada pada peluru

    Stopwatch sebagai Pencatat waktu

    Mistar untuk mengukur 2 garis yang terdapat pada tabung

    Jangka sorong sebagai pengukur diameter objek

    Mikrometer sekrup sebagai pengukur garis tengah peluru

    Pinset sebagai Penjepit

    Kain lap/tissue Untuk mengelap

    Sendok saringan/magnet untuk menyaring

    Neraca torsi untuk menimmbang massa peluru

    Gelas ukur sebagai pengukur massa zat

    6.3DASAR TEORI

    Sifat kekekalan yang disebabkan karena gesekan oleh suatu bagian pada zat cair

    terhadap bagian lainnya dan dapat dianggap sebagai gesekan di bagian dalam suatu

    fluida/zat cair.Vistometer

    - Alat untuk mengukur viskositas zat cair.

    Fluida

    - Dapat didefinisikan sebagai zat yang dapat mencair dan berubah bentuk secara

    terus-menerus bila terkena tegangan geser walau sangat kecil.

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    43/65

    43

    Cairan dan Gas

    - Wujud fisik zat yang mudah berubah sesuai dengan wadahnya dan juga dapat

    mengalir dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan lebih

    rendah, jadi cairan dan gas adalah fluida.

    Pada fluida statis tekanannya hanya akan dipengaruhi oleh rapat massa dan

    posisinya. Untuk fluida yang bergerak kekentalan atau viskositas merupakan factor

    yang penting, karena viskositasnya berpengaruh pada sifat alirnya.

    Viskositas/kekentalan dapat dianggap sebagai gesekan di bagian dalam suatu

    fluida. Karena adanya viskositas maka untuk menggerakkan satu bagian denagn

    bagian lain dalam fluida haruslah dilakukan gaya pada permukaan lapisan-lapisan

    fluida.

    Gambar 6.1 Memperlihatkan sebagian lapisan fluida cair pada dinding atas yang

    bergerak dengan dinding bawah yang diam.

    Cairan yang bersentuhan dengan dinding atas yang bergerak ternyata

    mempunyai kecepatan yang sama dengan kecepatan dinding, sedang cairan di sebelah

    dinding yang tak bergerak adalah diam. Atau dengan kata lain kecepatan lapisan-

    lapisan cairan semakin cepat bila semakin dekat dengan dinding yang bergerak,seperti ditunjukkan oleh anak-anak panah. Lapisan-lapisan cairan tersebut saling

    meluncuri, bagian cairan yang suatu ketika terbentuk abad pada saat yang lain

    menjadi abdd.

    Hukum Stokes

    Bila sebuah bola bergerak didalam suatu fluida statis tak viskos maka garis-

    garis arusnya akan membentuk suatu pola simetris sempurna disekeliling bola itu.

    Sesuai dengan prinsip pascal maka tekanan terhadap sembarang titik pada permukaan

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    44/65

    44

    bola yang menghadap arah aliran datang tepat sama dengan tekanan terhadap titik

    belawan pada permukaan bola tersebut, dan gaya resultan terhadap bola tersebut nol,

    tetapi bila fluida itu viskos maka akan ada seretan kekentalan atau hambatan terhadap

    bola, yang dirumuskan sebagai:

    FD = CD.AP V2/2................................ (3.1)

    Dengan CD adalah koofisien lambat, A adalah luas bola dan V adalah kecepatan

    relative terhadap fluida.

    Dalam hal aliran fluida viskos di sekitar bola yang mempunyai bilangan

    Reynold lebih kecil dari satu telah dirumuskan oleh stokes. Stokes mengambil nilai

    CD = 24/Re. Jika CD = 24/Re disubstitusikan ke persamaan 1, dan mengganti Re dengan

    Pvd/ serta A dengan d2/4, maka diperoleh:

    FD = 3 dv = 63 rv..................... (3.2)

    Persamaan 3.2 dikenal sebagai hukum stokes, yang dikemukakan oleh sir.

    George Stokes pada tahun 1845. Stokes dalam pekerjaan ini menggunakan pelarut

    bulat yang dijatuhkan ke dalam zat cair. Stokes menentukan bahwa gesekan sebesar:

    K = 6 rv............................(3.3)

    Dimana adalah koefisien viskositas dengan stu poise. Satu poise = 1 dyne

    sec/cm2 ; 1cp = 10-2poise ; 1p= 10-6poise, sebanding dengan r adalah jari-jari peluru.

    Waktu peluru dilepaskan, kecepatan V0 = 0. Karena gaya itu zat cair mengadakan

    gaya perlawanan yang disebut gaya gesek k.

    Peluru dipengaruhi oleh tiga macam gaya (lihat gambar)

    w = mg = r3 (pengaruh gaya berat)

    B = tekanan ke atas = r3 (hokum Archimedes)

    K = 6 rv (gaya gesek dari zat cair yang mengarah ke atas)

    Ketiga gaya itu memberikan resultan gaya R.

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    45/65

    45

    Kalau zat cair kental, maka gesekan akan dapat memberikan perlawanan,

    sehingga bola bergerak dengan kecepatan akhir tetap. Jika v konstan, berarti

    percepatan sama denga nol.

    k = 0

    B + kw = 0

    6 rv = r3

    g (PP0)

    = 2/9 r g/v (P P0)................ (3.4)

    di mana:

    P = massa jenis peluru

    P0 = massa jenis zat cair

    Kecepatan Terminal

    Sebuah bola yang jatuh melalui suatu fluida yang viskos akan mengalami gaya

    berat Fg, gaya apung Fad an gaya seretan Fs. Jika hukum stokes berlaku, maka gaya

    sereta akan sama dengan persamaan 2 (Fd = Fs)

    Menurut hokum kedua Newton bila bola ini bergerak dari keadaan diam dan arah 2

    positif adalah arah ke bawah, maka:

    F2= FgFaFs = m.a.......................... (3.5)

    Pada awal gerak, di saat v = 0 gaya stokes adalah nol dan percepatan awal a0:

    A0= FgFa/m.......................................... (3.6)

    Setelah beberapa lama, apabila v menjadi cukup besar, maka gaya stokes sama

    dengan gaya berat dikurangi gaya apung dan tidak ada gaya resultan yang bekerja

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    46/65

    46

    pada bola. Pada saat ini percepatan bola sama dengan nol dan lajunya konstan. Karena

    itu laju maksimum/laju akhir (terminal velocity) Vt, dapat dihitung dengan membuat a

    = 0, sehingga persamaan 3 dapat ditulis menjadi:

    FgFak Vt = 0

    atau

    Vt = (Fg - Fa)/k, dengan k = 6 r

    6.4 PROSEDUR PERCOBAAN

    1.

    Ukurlah jarak (s) antara 2 garis yang terdapat pada tabung berisi zat cair (ukur

    sampai beberapa kali).

    2.

    Ukurlah garis tengah peluru dengan micrometer skrup pada sisi yang berlainan

    (ukur beberapa kali).

    3.

    Timbanglah berat peluru.

    4. Lepaskan peluru diatas tadi dan catat waktu (t) yang diperlukan untuk menempuh

    jarak (s).

    5.

    Dengan aerometer tentukan suhu, tentukan SPGR zat cair dan carilah massa jenis

    zat cair P0

    6.5 TUGAS PENDAHULUAN

    1. Apakah satuan viskositas dalam SI dan dalam CGS ?

    2. Pada saat dilepaskan dalam zat cair dengan kecepatan awal nol gaya apa sajakah

    yang dialami bola ?

    3. Turunkan dalam suku-suku kecepatan v, rapat massa p, jejari bola r dan

    percepatan gravitasi g !

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    47/65

    47

    6.6 DATA HASIL PENGAMATAN

    Diketahui :

    Jarakoli = cm

    No. Bahan Diameter Massa

    1. Peluru Besar

    2. Peluru Sedang

    3. Peluru Kecil

    6.7 PENGOLAHAN DATA

    6.8 PERTANYAAN AKHIR

    Larutan yang digunakan dalam percobaan ini kental, untuk mencari kecepatan peluru,

    apakah bisa memakai benda jatuh bebas? Berikan Alasan!

    6.9 ANALISA PERCOBAAN

    6.10 KESIMPULAN

    6.11 SUMBER KESALAHAN

    6.12 SARAN

    No. BahanWaktu Tempuh (sekon)

    Oli

    1. Peluru Besar 1

    2. Peluru Besar 2

    3. Peluru Besar 3

    4. Peluru Besar 4

    5. Peluru Sedang 1

    6. Peluru Sedang 2

    7. Peluru Sedang 3

    8. Peluru Kecil 1

    9. Peluru Kecil 2

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    48/65

    48

    7. VISKOSITAS (MENURUT H. STOKES) II

    7.1TUJUAN PERCOBAAN

    Memahami penerapan Hukum Stokes

    Menentukan harga viskositas zat cair pada minyak sayur dengan metode sokes

    7.2 ALAT DAN BAHAN

    Gelas ukur yang berisi zat cairsebagai tempat penampung air

    Bola-bola kecil untuk gaya yang ada pada peluru

    Stopwatch sebagai Pencatat waktu

    Mistar untuk mengukur 2 garis yang terdapat pada tabung

    Jangka sorong sebagai pengukur diameter objek

    Mikrometer sekrup sebagai pengukur garis tengah peluru

    Pinset sebagai Penjepit

    Kain lap/tissue Untuk mengelap

    Sendok saringan/magnet untuk menyaring

    Neraca torsi untuk menimmbang massa peluru

    Gelas ukur sebagai pengukur massa zat

    7.3 DASAR TEORI

    Sifat kekekalan yang disebabkan karena gesekan oleh suatu bagian pada zat cair

    terhadap bagian lainnya dan dapat dianggap sebagai gesekan di bagian dalam suatu

    fluida/zat cair.Vistometer

    - Alat untuk mengukur viskositas zat cair.

    Fluida

    - Dapat didefinisikan sebagai zat yang dapat mencair dan berubah bentuk secara

    terus-menerus bila terkena tegangan geser walau sangat kecil.

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    49/65

    49

    Cairan dan Gas

    - Wujud fisik zat yang mudah berubah sesuai dengan wadahnya dan juga dapat

    mengalir dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan lebih

    rendah, jadi cairan dan gas adalah fluida.

    Pada fluida statis tekanannya hanya akan dipengaruhi oleh rapat massa dan

    posisinya. Untuk fluida yang bergerak kekentalan atau viskositas merupakan factor

    yang penting, karena viskositasnya berpengaruh pada sifat alirnya.

    Viskositas/kekentalan dapat dianggap sebagai gesekan di bagian dalam suatu

    fluida. Karena adanya viskositas maka untuk menggerakkan satu bagian denagn

    bagian lain dalam fluida haruslah dilakukan gaya pada permukaan lapisan-lapisan

    fluida.

    Gambar 7.1 Memperlihatkan sebagian lapisan fluida cair pada dinding atas yang

    bergerak dengan dinding bawah yang diam.

    Cairan yang bersentuhan dengan dinding atas yang bergerak ternyata

    mempunyai kecepatan yang sama dengan kecepatan dinding, sedang cairan di sebelah

    dinding yang tak bergerak adalah diam. Atau dengan kata lain kecepatan lapisan-

    lapisan cairan semakin cepat bila semakin dekat dengan dinding yang bergerak,seperti ditunjukkan oleh anak-anak panah. Lapisan-lapisan cairan tersebut saling

    meluncuri, bagian cairan yang suatu ketika terbentuk abad pada saat yang lain

    menjadi abdd.

    Hukum Stokes

    Bila sebuah bola bergerak didalam suatu fluida statis tak viskos maka garis-

    garis arusnya akan membentuk suatu pola simetris sempurna disekeliling bola itu.

    Sesuai dengan prinsip pascal maka tekanan terhadap sembarang titik pada permukaan

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    50/65

    50

    bola yang menghadap arah aliran datang tepat sama dengan tekanan terhadap titik

    belawan pada permukaan bola tersebut, dan gaya resultan terhadap bola tersebut nol,

    tetapi bila fluida itu viskos maka akan ada seretan kekentalan atau hambatan terhadap

    bola, yang dirumuskan sebagai:

    FD = CD.AP V2/2................................ (3.1)

    Dengan CD adalah koofisien lambat, A adalah luas bola dan V adalah kecepatan

    relative terhadap fluida.

    Dalam hal aliran fluida viskos di sekitar bola yang mempunyai bilangan

    Reynold lebih kecil dari satu telah dirumuskan oleh stokes. Stokes mengambil nilai

    CD = 24/Re. Jika CD = 24/Re disubstitusikan ke persamaan 1, dan mengganti Re dengan

    Pvd/ serta A dengan d2/4, maka diperoleh:

    FD = 3 dv = 63 rv..................... (3.2)

    Persamaan 3.2 dikenal sebagai hukum stokes, yang dikemukakan oleh sir.

    George Stokes pada tahun 1845. Stokes dalam pekerjaan ini menggunakan pelarut

    bulat yang dijatuhkan ke dalam zat cair. Stokes menentukan bahwa gesekan sebesar:

    K = 6 rv............................(3.3)

    Dimana adalah koefisien viskositas dengan stu poise. Satu poise = 1 dyne

    sec/cm2 ; 1cp = 10-2poise ; 1p= 10-6poise, sebanding dengan r adalah jari-jari peluru.

    Waktu peluru dilepaskan, kecepatan V0 = 0. Karena gaya itu zat cair mengadakan

    gaya perlawanan yang disebut gaya gesek k.

    Peluru dipengaruhi oleh tiga macam gaya (lihat gambar)

    w = mg = r3 (pengaruh gaya berat)

    B = tekanan ke atas = r3 (hokum Archimedes)

    K = 6 rv (gaya gesek dari zat cair yang mengarah ke atas)

    Ketiga gaya itu memberikan resultan gaya R.

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    51/65

    51

    Kalau zat cair kental, maka gesekan akan dapat memberikan perlawanan,

    sehingga bola bergerak dengan kecepatan akhir tetap. Jika v konstan, berarti

    percepatan sama denga nol.

    k = 0

    B + kw = 0

    6 rv = r3

    g (PP0)

    = 2/9 r g/v (P P0)................ (3.4)

    di mana:

    P = massa jenis peluru

    P0 = massa jenis zat cair

    Kecepatan Terminal

    Sebuah bola yang jatuh melalui suatu fluida yang viskos akan mengalami gaya

    berat Fg, gaya apung Fad an gaya seretan Fs. Jika hukum stokes berlaku, maka gaya

    sereta akan sama dengan persamaan 2 (Fd = Fs)

    Menurut hokum kedua Newton bila bola ini bergerak dari keadaan diam dan arah 2

    positif adalah arah ke bawah, maka:

    F2= FgFaFs = m.a.......................... (3.5)

    Pada awal gerak, di saat v = 0 gaya stokes adalah nol dan percepatan awal a0:

    A0= FgFa/m.......................................... (3.6)

    Setelah beberapa lama, apabila v menjadi cukup besar, maka gaya stokes sama

    dengan gaya berat dikurangi gaya apung dan tidak ada gaya resultan yang bekerja

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    52/65

    52

    pada bola. Pada saat ini percepatan bola sama dengan nol dan lajunya konstan. Karena

    itu laju maksimum/laju akhir (terminal velocity) Vt, dapat dihitung dengan membuat a

    = 0, sehingga persamaan 3 dapat ditulis menjadi:

    FgFak Vt = 0

    atau

    Vt = (Fg - Fa)/k, dengan k = 6 r

    7.4 PROSEDUR PERCOBAAN

    6. Ukurlah jarak (s) antara 2 garis yang terdapat pada tabung berisi zat cair (ukur

    sampai beberapa kali).

    7. Ukurlah garis tengah peluru dengan micrometer skrup pada sisi yang berlainan

    (ukur beberapa kali).

    8. Timbanglah berat peluru.

    9. Lepaskan peluru diatas tadi dan catat waktu (t) yang diperlukan untuk menempuh

    jarak (s).

    10.

    Dengan aerometer tentukan suhu, tentukan SPGR zat cair dan carilah massa jeniszat cair P0

    7.5 DATA HASIL PENGAMATAN

    Diketahui :

    JarakMinyak Sayur = cm

    No. Bahan Diameter Massa

    1. Peluru Besar

    2. Peluru Sedang

    3. Peluru Kecil

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    53/65

    53

    7.6 PENGOLAHAN DATA

    7.7 PERTANYAAN AKHIR

    Hitunglah kecepatan peluru (v) dan massa jenis beserta kesalahannya ! dengan

    menganggap kecepatan gravitasi (g = 980 cm/s2). Maka hitunglah viskositas larutan yang

    digunakan !

    7.8 ANALISA PERCOBAAN

    7.9 KESIMPULAN

    7.10 SUMBER KESALAHAN

    7.11 SARAN

    No. BahanWaktu Tempuh (sekon)

    Minyak Sayur

    1. Peluru Besar 1

    2. Peluru Besar 2

    3. Peluru Besar 34. Peluru Besar 4

    5. Peluru Sedang 1

    6. Peluru Sedang 2

    7. Peluru Sedang 3

    8. Peluru Kecil 1

    9. Peluru Kecil 2

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    54/65

    54

    8. KALORIMETER I

    8.1 TUJUAN PERCOBAAN

    Menentukan harga air kalorimeter

    8.2 ALAT dan BAHAN

    Kalorimeter dan selubung luar sebagai media ukur kalor jenis suatu zat

    Termometer sebagai pengukur suhu

    Gelas ukur sebagai pengukur volume

    Keping-keping logam sebagai objek pengukuran

    Bunsen sebagai pemanas

    Heater dan beaker gelas sebagai alat pengubah suhu benda

    8.3 DASAR TEORI

    Percobaan ini dilakukan berdasarkan asas black. Jika dua benda dengan

    temperature berlainan saling bersentuhan,maka akan terjadi perpindahan kalor dari benda

    dengan temperature lebih tinggi ke benda yang temperaturnya lebih rendah. Pada

    keadaan setimbang,kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima.

    Kalor adalah suatu bentuk energi yang mengalir atau berpindah karena adanya

    perbedaan temperature atau suhu. Secara umum dapat dikatakan bahwa satu kalor adalah

    banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar dari 1 gram air.

    Seperti yang dijelaskan dalam asas black,jika dua benda saling bersentuhan,maka akan

    terjadi perpindahan kalor dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang bersuhu

    lebih rendah.

    Jika suhu benda lebih tinggi dari suhu lingkungannya,maka benda tersebut akan

    terus-menerus merambatkan energy sampai terjadi suhu terma yaitu saat suhu benda

    sama dengan suhu lingkungannya.Suatu zat menerima kalor maka zat akan mengalami

    kenaikan suhu.

    Besar kenaikan suhu ini :

    1. Sebanding dengan banyaknya kalor yang diterima

    2. Berbanding terbalik dengan massa zat

    3.

    Berbanding terbalik dengan kalor jenis zat

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    55/65

    55

    Hubungan diatas dapat digambarkan dalam rumus berikut :

    Q=m.c.t .(8.1)

    dengan Q sebagai banyaknya kalor yang diterima, m sebagai massa zat, t sebagaibesarnya perubahan suhu dan c sebagai kalor jenis benda. Dari persamaan 4.1 diatas

    dapat diambil kesimpulan bahwa kalor jenis zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan

    suatu zat untuk menaikkan suhu 1 Kg zat tersebut sebesar

    Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk

    menaikkan suhu sebesar Hubungan antara banyaknya kalor yang diserap oleh suatu

    benda terhadap kapasitas kalor benda dan kenaikkan suhu benda dapat ditulis sebagai :

    Q= C.t.m .(8.2)

    dengan : Q= banyaknya kalor yang diperlukan

    t= sebagai perubahan suhu benda

    m= sebagai massa benda

    C= sebagai kapasitas kalor jenis

    Kapasitas kalor jenis air dapat dianggap sama dengan 1 kal/Hukum kekekalan energi pada kalor disebut juga dengan asas black y adalah

    Kalor yang dilepaskan oleh suatu benda adalah sama dengan kalor yang diterima oleh

    benda lainnya.

    Dengan menggunakan asas black, kalor jenis suatu benda dapat ditentukan

    dengan alat calorimeter. Hubungan keseimbangan termal antara suatu zat dan

    lingkungannya,yang dalam hal ini berupa air dapat dilihat pada persamaan berikut :

    = .(8.3)Kalor jenis suatu benda dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan diatas

    dengan sebelumnya mengukur massa benda dan air. Suhu benda dan air sebelum benda

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    56/65

    56

    dimasukkan kedalam air dan suhu termal setelah benda dimasukkan,serta dengan

    mengambil harga kapasitas kalor jenis air sama dengan 1 kal/Jika dalam perubahan wujud zat (melebur,membeku,mengembun, menyublim

    atau menguap) tidak disertai dengan perubahan suhu,maka suhu zat tersebut tetap.

    Besarnya kalor yang duibutuhkan atau dilepaskan pada saat terjadi perubahan wujud

    dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

    Q= m.l .(8.4)

    dengan : Q = kalor yang diterima atau dilepas

    m = massa zat

    l = kalor laten

    Kalor laten adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 gram zat untuk

    mengubah wujud dari satu wujud ke wujud lain. Kalor laten pada saat es mencair sama

    dengan kalor beku saat air mulai membeku. Demikian juga dengan kalor laten

    penguapan pada air dan pengembunan pada uap adalah sama.Kalor berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda bersuhu lebih

    rendah. Ada 3 cara perpindahan kalor, yaitu :

    Konduksi/Hantaran

    Yaitu perpindahan kalor yang tidak diikuti dengan perpindahan partikel.

    Konveksi/Aliran

    Yaitu perpindahan kalor yang diikuti dengan perpindahan partikel.

    Radiasi/Aliran

    Yaitu perpindahan kalor yang tidak memerlukan media dalam

    perpindahannya.

    8.4 PROSEDUR PERCOBAAN

    Menentukan harga air kalorimeter

    Timbanglah kalorimeter kosong dan pengaduknya

    Catat massa air setelah kalorimeter diisi oleh air,kira-kira bagian

    Masukkan kalorimeter ke dalam selubung luarnya

    Tambahkan air mendidih sampai kira-kira bagian (catat temperatur air mendidih)

    Catat temperatur kesetimbangan

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    57/65

    57

    Timbang kembali kalorimeter tersebut

    8.5 TUGAS PENDAHULUAN

    1.

    Berikan pembahasan tentang asas black sehingga mendapatkan rumus yang

    kita pakai pada percobaan ini?

    2. Apakah yang dimaksud dengan harga air kalorimeter?

    8.6 DATA HASIL PERCOBAAN

    Suhu awal =

    Logam

    Massa awalnya = 4,85 gr

    Suhu

    Perubahan

    Massa

    8.7 PENGOLAHAN DATA

    8.8 ANALISIS PERCOBAAN

    8.9 KESIMPULAN

    8.10 SUMBER KESALAHAN

    8.11 SARAN

    Suhu Waktu Titik setimbang

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    58/65

    58

    KALORIMETER II

    9.1 TUJUAN PERCOBAAN

    Menentukan kalor lebur es

    9.2 ALAT dan BAHAN

    Kalorimeter dan selubung luar sebagai media ukur kalor jenis suatu zat

    Termometer sebagai pengukur suhu

    Gelas ukur sebagai pengukur volume

    Keping-keping logam sebagai objek pengukuran

    Bunsen sebagai pemanas

    Heater dan beaker gelas sebagai alat pengubah suhu benda

    9.3 DASAR TEORI

    Percobaan ini dilakukan berdasarkan asas black. Jika dua benda dengan

    temperature berlainan saling bersentuhan,maka akan terjadi perpindahan kalor dari benda

    dengan temperature lebih tinggi ke benda yang temperaturnya lebih rendah. Pada

    keadaan setimbang,kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima.

    Kalor adalah suatu bentuk energi yang mengalir atau berpindah karena adanya

    perbedaan temperature atau suhu. Secara umum dapat dikatakan bahwa satu kalor adalah

    banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar dari 1 gram air.

    Seperti yang dijelaskan dalam asas black,jika dua benda saling bersentuhan,maka akan

    terjadi perpindahan kalor dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang bersuhu

    lebih rendah.

    Jika suhu benda lebih tinggi dari suhu lingkungannya,maka benda tersebut akan

    terus-menerus merambatkan energy sampai terjadi suhu terma yaitu saat suhu benda

    sama dengan suhu lingkungannya.Suatu zat menerima kalor maka zat akan mengalami

    kenaikan suhu.

    Besar kenaikan suhu ini :

    4. Sebanding dengan banyaknya kalor yang diterima

    5. Berbanding terbalik dengan massa zat

    6.

    Berbanding terbalik dengan kalor jenis zat

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    59/65

    59

    Hubungan diatas dapat digambarkan dalam rumus berikut :

    Q=m.c.

    t .(9.1)

    dengan Q sebagai banyaknya kalor yang diterima, m sebagai massa zat, t sebagaibesarnya perubahan suhu dan c sebagai kalor jenis benda. Dari persamaan 4.1 diatas

    dapat diambil kesimpulan bahwa kalor jenis zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan

    suatu zat untuk menaikkan suhu 1 Kg zat tersebut sebesar

    Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk

    menaikkan suhu sebesar

    Hubungan antara banyaknya kalor yang diserap oleh suatu

    benda terhadap kapasitas kalor benda dan kenaikkan suhu benda dapat ditulis sebagai :

    Q= C.t.m .(9.2)

    dengan : Q= banyaknya kalor yang diperlukan

    t= sebagai perubahan suhu benda

    m= sebagai massa benda

    C= sebagai kapasitas kalor jenis

    Kapasitas kalor jenis air dapat dianggap sama dengan 1 kal/Hukum kekekalan energi pada kalor disebut juga dengan asas black y adalah

    Kalor yang dilepaskan oleh suatu benda adalah sama dengan kalor yang diterima oleh

    benda lainnya.

    Dengan menggunakan asas black, kalor jenis suatu benda dapat ditentukan

    dengan alat calorimeter. Hubungan keseimbangan termal antara suatu zat dan

    lingkungannya,yang dalam hal ini berupa air dapat dilihat pada persamaan berikut :

    = .(9.3)Kalor jenis suatu benda dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan diatas

    dengan sebelumnya mengukur massa benda dan air. Suhu benda dan air sebelum benda

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    60/65

    60

    dimasukkan kedalam air dan suhu termal setelah benda dimasukkan,serta dengan

    mengambil harga kapasitas kalor jenis air sama dengan 1 kal/Jika dalam perubahan wujud zat (melebur,membeku,mengembun, menyublim

    atau menguap) tidak disertai dengan perubahan suhu,maka suhu zat tersebut tetap.

    Besarnya kalor yang duibutuhkan atau dilepaskan pada saat terjadi perubahan wujud

    dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

    Q= m.l .(9.4)

    dengan : Q = kalor yang diterima atau dilepas

    m = massa zat

    l = kalor laten

    Kalor laten adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 gram zat untuk

    mengubah wujud dari satu wujud ke wujud lain. Kalor laten pada saat es mencair sama

    dengan kalor beku saat air mulai membeku. Demikian juga dengan kalor laten

    penguapan pada air dan pengembunan pada uap adalah sama.Kalor berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda bersuhu lebih

    rendah. Ada 3 cara perpindahan kalor, yaitu :

    Konduksi/Hantaran

    Yaitu perpindahan kalor yang tidak diikuti dengan perpindahan partikel.

    Konveksi/Aliran

    Yaitu perpindahan kalor yang diikuti dengan perpindahan partikel.

    Radiasi/Aliran

    Yaitu perpindahan kalor yang tidak memerlukan media dalam

    perpindahannya.

    9.4 PROSEDUR PERCOBAAN

    Menentukan kalor lebur es

    Timbang kalorimeter kosong dan pengaduknya

    Isi kalorimeter dengan air bagian, kemudian timbanglah lagi

    Masukkan kalorimeter ke dalam selubung luarnya dan catat temperatur kalorimeter

    mula-mula

    Masukkan sepotong es ke dalam kalorimeter kemudian tutup serta aduk

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    61/65

    61

    Catat temperatur kesetimbangan

    Timbang kembali kalorimeter tersebut

    9.5 TUGAS PENDAHULUAN

    1. Tulislah definisi panas jenis suatu zat!

    2.

    Apakah yang dimaksud dengan keadaan setimbangan?

    9.6 DATA HASIL PERCOBAAN

    Suhu awal =

    Logam

    Massa awalnya = 4,85 gr

    Suhu

    Perubahan

    Massa

    9.7 PENGOLAHAN DATA

    9.8ANALISIS PERCOBAAN

    9.9KESIMPULAN

    9.10 SUMBER KESALAHAN

    9.11 SARAN

    Suhu Waktu Titik setimbang

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    62/65

    62

    10. KALORIMETER III

    10.1 TUJUAN PERCOBAAN

    Menentukan kalor lebur es

    10.2 ALAT dan BAHAN

    Kalorimeter dan selubung luar sebagai media ukur kalor jenis suatu zat

    Termometer sebagai pengukur suhu

    Gelas ukur sebagai pengukur volume

    Keping-keping logam sebagai objek pengukuran

    Bunsen sebagai pemanas

    Heater dan beaker gelas sebagai alat pengubah suhu benda

    10.3 DASAR TEORI

    Percobaan ini dilakukan berdasarkan asas black. Jika dua benda dengan

    temperature berlainan saling bersentuhan,maka akan terjadi perpindahan kalor dari benda

    dengan temperature lebih tinggi ke benda yang temperaturnya lebih rendah. Pada

    keadaan setimbang,kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima.

    Kalor adalah suatu bentuk energi yang mengalir atau berpindah karena adanya

    perbedaan temperature atau suhu. Secara umum dapat dikatakan bahwa satu kalor adalah

    banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar dari 1 gram air.

    Seperti yang dijelaskan dalam asas black,jika dua benda saling bersentuhan,maka akan

    terjadi perpindahan kalor dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang bersuhu

    lebih rendah.

    Jika suhu benda lebih tinggi dari suhu lingkungannya,maka benda tersebut akan

    terus-menerus merambatkan energy sampai terjadi suhu terma yaitu saat suhu benda

    sama dengan suhu lingkungannya.Suatu zat menerima kalor maka zat akan mengalami

    kenaikan suhu.

    Besar kenaikan suhu ini :

    7. Sebanding dengan banyaknya kalor yang diterima

    8. Berbanding terbalik dengan massa zat

    9.

    Berbanding terbalik dengan kalor jenis zat

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    63/65

    63

    Hubungan diatas dapat digambarkan dalam rumus berikut :

    Q=m.c.

    t .(10.1)

    dengan Q sebagai banyaknya kalor yang diterima, m sebagai massa zat, t sebagaibesarnya perubahan suhu dan c sebagai kalor jenis benda. Dari persamaan 4.1 diatas

    dapat diambil kesimpulan bahwa kalor jenis zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan

    suatu zat untuk menaikkan suhu 1 Kg zat tersebut sebesar

    Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk

    menaikkan suhu sebesar

    Hubungan antara banyaknya kalor yang diserap oleh suatu

    benda terhadap kapasitas kalor benda dan kenaikkan suhu benda dapat ditulis sebagai :

    Q= C.t.m .(10.2)

    dengan : Q= banyaknya kalor yang diperlukan

    t= sebagai perubahan suhu benda

    m= sebagai massa benda

    C= sebagai kapasitas kalor jenis

    Kapasitas kalor jenis air dapat dianggap sama dengan 1 kal/Hukum kekekalan energi pada kalor disebut juga dengan asas black y adalah

    Kalor yang dilepaskan oleh suatu benda adalah sama dengan kalor yang diterima oleh

    benda lainnya.

    Dengan menggunakan asas black, kalor jenis suatu benda dapat ditentukan

    dengan alat calorimeter. Hubungan keseimbangan termal antara suatu zat dan

    lingkungannya,yang dalam hal ini berupa air dapat dilihat pada persamaan berikut :

    = .(10.3)Kalor jenis suatu benda dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan diatas

    dengan sebelumnya mengukur massa benda dan air. Suhu benda dan air sebelum benda

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    64/65

    64

    dimasukkan kedalam air dan suhu termal setelah benda dimasukkan,serta dengan

    mengambil harga kapasitas kalor jenis air sama dengan 1 kal/Jika dalam perubahan wujud zat (melebur,membeku,mengembun, menyublim

    atau menguap) tidak disertai dengan perubahan suhu,maka suhu zat tersebut tetap.

    Besarnya kalor yang duibutuhkan atau dilepaskan pada saat terjadi perubahan wujud

    dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

    Q= m.l .(10.4)

    dengan : Q = kalor yang diterima atau dilepas

    m = massa zat

    l = kalor laten

    Kalor laten adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 gram zat untuk

    mengubah wujud dari satu wujud ke wujud lain. Kalor laten pada saat es mencair sama

    dengan kalor beku saat air mulai membeku. Demikian juga dengan kalor laten

    penguapan pada air dan pengembunan pada uap adalah sama.Kalor berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda bersuhu lebih

    rendah. Ada 3 cara perpindahan kalor, yaitu :

    Konduksi/Hantaran

    Yaitu perpindahan kalor yang tidak diikuti dengan perpindahan partikel.

    Konveksi/Aliran

    Yaitu perpindahan kalor yang diikuti dengan perpindahan partikel.

    Radiasi/Aliran

    Yaitu perpindahan kalor yang tidak memerlukan media dalam

    perpindahannya.

    10.4 PROSEDUR PERCOBAAN

    Menentukan panas jenis logam

    Keeping-keping logam yang telah ditimbang dimasukkan kedalam tabung

    pemanas dan panaskan

    Timbang kalorimeter serta pengaduknya

    Timbang kalorimeter serta pengaduknya setelah diisi air kira-kira bagian Masukkan kalorimeter ke dalam selubung luarnya dan catat temperaturnya

  • 5/20/2018 Modul Praktikum Fd1 Teknik Informatika

    65/65

    65

    Catat temperatur keeping-keping logam

    Masukkan keeping-keping logam tadi kedalam kalorimeter dan catatlah

    temperatur seimbangnya

    Ulangi langkah 1 s/d 6 untuk logam lain

    10..5 TUGAS PENDAHULUAN

    Jelaskan mengenai 3 jenis perpindahan panas!

    10.6 DATA HASIL PERCOBAAN

    Suhu awal =

    Logam

    Massa awalnya = 4,85 gr

    Suhu

    Perubahan

    Massa

    10.7 PENGOLAHAN DATA

    10.8 ANALISIS PERCOBAAN

    10.9 KESIMPULAN

    10.10

    SUMBER KESALAHAN10.11 SARAN

    Suhu Waktu Titik setimbang


Top Related