Transcript
Page 1: Menelanjangi'' Lukisan Karya Raden Saleh

Susanne Erhards bekerja denganlarutan kima untuk mengangkatpernis. (Foto: FERI LATIEF)

"Menelanjangi" Lukisan Karya Raden Saleh

Susanne Erhards merestorasi sekaligus mengungkap rahasia lukisan Diponegoro.

Dengan penuh kehati-hatian Susanne Erhards mengupas lapisan pernis di lukisan "PenangkapanDiponegoro." (Foto: FERI LATIEF)

Jubah putih yang dikenakan perempuan itu seperti seragam yang digunakan dokter di rumah sakit. Ia bekerja bak peneliti di laboratorium

dengan kaca pembesar yang didesain menempel di kaca matanya. Matanya fokus menatap satu titik. Tangannya memegang kayu kecil seperti

lidi, di ujungnya ada kapas yang basahi larutan kimia. Ia mengoleskan kapas basah itu ke permukaan sebuah lukisan.

Kapas putih perlahan berubah menjadi cokelat kehijaun. Terus ia lakukan berulang-ulang kali ke permukaan lukisan. Ini bukan sembarang

lukisan, tetapi lukisan Penangkapan Diponegoro (The Arrest of Prince Diponegoro) yang bersejarah karya pelukis termashur Indonesia, Raden

Saleh!

Perempuan itu adalah Susanne Erhards, ahli restorasi lukisan dari kantor biro restorasi Köln Gruppe. Ia

didatangkan dari Jerman oleh pusat kebudayaan Jerman, Goethe Institut Jakarta. Sejak awal Juli lalu,

Susanne merestorasi tiga lukisan karya Raden Saleh Syarif Bustaman.

Rencananya, ia akan berada di Indonesia sampai akhir September 2013. Satu lukisan yang sudah selesai di

restorasi adalah yang berjudul Dutch colonial troops patrolling Mount Merapi and Merbabu (Tentara Belanda

Berpatroli Gunung Merapi dan Merbabu) milik pengusaha Hashim Djojohadikusumo.

Lukisan Penangkapan Diponegoro masih dalam tahap pengangkatan pernisnya. Lukisan ini biasanya selalu

menghiasi Istana Negara, Jalan Merdeka Utara. Sedangkan satu lukisan lagi Harimau Minum, yang ada di

Istana Bogor, menunggu giliran selanjutnya. Semua upaya restorasi ini bisa terlaksana karena kerja sama

pemerintah dan beberapa lembaga.

“Yayasan Arsari milik Pak Hashim juga membantu,” Verena Lehmkuhl dari Goethe Institut menjelaskan.

Restorasi lukisan dikerjakan di Museum 4 Istana Bogor, Jawa Barat.

Yang menarik dari tahap restorasi ini, banyak “rahasia” lukisan tersebut yang tersingkap. Saat lapisan pernis

dikupas dengan cairan kimia khusus mulai terlihat lukisan asli Raden Saleh. “Terlihat lebih banyak detail. Lebih berdimensi,” jelas Susanne. Ia

menunjuk gambar prajurit-prajurit yang menangkap Diponegoro.

“Orang-orang yang di depan sangat detail, lalu orang-orang yang di belakangnya terlihat sepertinya ia tidak tertarik untuk menyelesaikannya

lukisannya. Tetapi ini sebenarnya sudah selesai.”

Wajah prajurit di belakang Diponegoro memang dibuat agak tersamar seperti konsep kamera yang membuat blur atau tersamar latar

Page 2: Menelanjangi'' Lukisan Karya Raden Saleh

Susanne Erhards menunjukkan cat yang sudahdiangkat pernisnya. Warna dan detailnya lebihterang dibanding sebelumnya. Raden Salehmenampilkan sosok dirinya dalam lukisan inimenjadi tiga sosok. (Foto: FERI LATIEF)

belakangnya. “Untuk mendapat kedalaman ruang dalam lukisan”, begitu kata Susanne.

Memang saat lapisan pernis mulai dikupas oleh larutan kimia khusus, terlihat warna dan

detailnya menjadi lebih terang. “Pernis membuat warna lukisan menjadi agak kehijauan”,

begitu terang Susanne sambil menunjuk kereta kuda dalam lukisan itu. Setidaknya Susanne

menemukan dua lapisan pernis.

Sepanjang pengetahuannya pernis pertama dilakukan oleh pelukisnya sendiri, yang kedua

saat lukisan ini dikembalikan pemerintah Belanda ke pemerintah Indonesia tahun 1970.

Lapisan pernis pertamanya tidak dikupas terlebih dahulu. Sudah ada upaya restorasi sebelum

dikembalikan ke pemerintah Indonesia.

“Pernisnya terbuat dari getah damar,” Susanne menjelaskan. Untuk mengangkat pernis ini

harus diketahui dahulu bahan dasarnya. Setelah diketahui barulah dicari larutan kimia yang bisa mengangkatnya tanpa merusak cat lukisan

tersebut. Jadi tidak asal menggunakan larutan kimia. Tergantung kandungan pernisnya. “Saya mencampur larutan kimia sendiri,” lanjutnya lagi.

Semakin ia kupas lapisan pernisnya banyak hal yang dia temui. Contohnya, jari kelingking perempuan yang memeluk kaki Diponegoro beberapa

kali di revisi oleh Raden Saleh. Proporsinya aneh, ternyata Raden Saleh sengaja memendekkan jari kelingking itu. Entah apa alasannya.

(Simak: Raden Saleh, Pionir di Celah Dua Loka)

Saat ia mulai mengupas pernis gambar kereta kuda, ia menemukan kalau satu sisi kereta kuda memiliki warna dan detail yang banyak sedang

bagian lainnya seperti hanya blok warna. Warna aslinya pun terlihat: lebih keabuan bukan kehijauan.

“Fungsi pertama pernis untuk melindungi dari debu dan goresan. Fungsi keduanya untuk estetika, untuk lebih cemerlang atau mendapat

kedalaman lukisan,” Susanne menerangkan fungsi pernis pada lukisan. Sebagai ahli restorasi banyak hal yang ia dapatkan dalam setiap lukisan

yang ia kerjakan.

“Seperti dalam area ini,” katanya sambil menunjukan satu titik. “Ini tidak terlalu detail di gambar, ini menunjukan kontruksi lukisan Rasen Saleh.

Kadang Anda bisa lihat banyak bagian dan banyak lapisan disatukan bersama untuk membuat satu mata atau bagian rambut. Ini sangat menarik

untuk dilihat, banyak detail berbeda yang bisa dijelaskan nanti dalam dokumentasi saya."

“Saya sangat terkesan. Caranya menggambar, teknik dan gayanya. Mungkin ini masterpice-nya,” jawabnya saat ditanya tentang

lukisanPenangkapan Diponegoro. "Ia banyak mengubah detail cara mengambarnya. Saya pikir, ini sangat sangat baik, sangat baik cara

menggambarnya.”

“Apakah lukisannya sangat bergaya Eropa? Ya, tentu saja sangat bergaya Eropa,” ia menambahkan. Kelebihan lukisan yang dibuat pada 1857

di Batavia ini adalah,”Tidak banyak ditemukan rusak karena penuaan, aging cracks. Hal normal bagi lukisan gaya Eropa abad ke-19,” lanjut

Susanne.

Bincang-bincang dengan Susanne Erhards memang mengasyikan, wawasannya luas soal lukisan dan preservasinya. Seperti kata Verena

Lehmkuhl dari Goethe Institut, "Kami mengundang ahli seperti Susanne yang sangat berkomitmen dan berpengalaman untuk menjelaskan

pekerjaannya dan seberapa pentingnya preservasi.”

Rencananya setelah lapisan pernis diangkat akan ditunggu seminggu agar larutan kimia benar-benar kering. Lalu mulailah kerusakan-kerusakan

cat lukisan diperbaiki. Memperbaikinya bukan dengan cat minyak tetapi menggunakan cat air agar tidak merusak cat aslinya. Setelah itu akan

dipernis ulang secara keseluruhan.

Bagi yang ingin melihat hasil restorasinya tunggu saja pada April 2014, ketiga lukisan ini akan dipamerkan untuk umum. Jadi, bersiaplah untuk

mengantre pamerannya tahun depan.

(Feri Latief)


Top Related