Transcript

1

«حفظه اهلل يخ هيثم سرحانالش مذكرة»

Makalah Akidah dan Tauhid

Penyusun:

Syaikh Haitsam bin Muhammad Jamil Sarhan

Pengajar di Ma’had al Haram Masjid Nabawi

طبع على نفقة بعض احملسنني غفر اهلل هلم ولكل من أعان على نشره وتعليمه

وقف هلل تعاىل ال جيوز بيعهWakaf di Jalan Allah ta'ala

Website-website bermanfaat:

http://attasseel-alelmi.com/

http://muslim.or.id/ http://www.radiorodja.com/

http://www.konsultasisyariah.com/

Penerjemah :

Ahmad Laode, Lc

2

حملتوياتا

Pembukaan Dalam Menuntut Ilmu, dan Syair Kitab Hilyatu Thalibul ‘Ilmi.

يف طلب العلم، ونظم حلية طالب مةمقد

العلم

Tafsir Surat al-Fatihah & Surat ad-Dhuha Sampai surat an-Naas oleh Syaikh as-Sa’di

اس حى للنلضتفسري الفاحتة ومن ا

عديللس

Kitab Tsalaatsatu Ushul تهاوصو وأللاألثالثة

Kitab Qowaidul Arba’ القواعد األربع

Nawaqidul Islam نواقض اإلسالم

Kitab Tauhid yang Merupakan Hak Allah Atas Hamba

وحيدكتاب الت

Kitab Akidah Wasitiyah العقيدة الواسطية

Kitab Duruusul Muhimmah li ‘Amatil Ummah ةروس املهمالد

Hadits Arba'in Nawawiyah ةووياألربعون الن

Al-Qowa'id al-Fiqhiyah (Kaidah-Kaidah Fikih) منظومة القواعد الفقهية

Tashil Thuruqat Fi Nadzmul Waroqot تسهيل الطرقات نظم الورقات

3

4

«حالية أويل الفهم يف نظم حلية طالب العلم»)Haadiyatu Ulil Fahm Fii Nadzam Hilyati Thalibil Ilmi (

Karangan Syaikh Bakar Abu Zaid Penyandang pedang berdendang memuji sambil bergembira

Dan ia menyibukkanmu sesaat, mengadu dari keletihan

Engkau istrahat minum dari gelas kesenangan sambil bergembira

Sampai di mabuk hingga melewati bintang –bintang

Di mabuk kerinduan, kamu terus menerus menyelam didalamnya

Hingga kamu dilepas pada lembah kehinaan dalam keadaan terbalik

Kamu tidak rindu kepada Allah dan tidak berusaha mencarinya

Seandainya engkau melakukannya maka kemuliaan dan kedudukan akan digapai

Dan ilmu adalah sesuatu yang paling berharga untuk dibawa

Walaupun kamu mencapai kelebihan mutiara dan emas

Ini adalah hilyah (perhiasan), saya telah menyusunya

Sungguh saya telah datangkan dengan perkataan lembut sambil mengharap

Pahala yang mengalir dari kebaikan yang menyebar

Dari karya seorang Syaikh yang murah hati

Pasal : Adab Penuntut Ilmu Bagi Dirinya

Pokok dari segala asas adalah ikhlas, maka bersungguh-sungguhlah

Murnikanlah hati untuk Allah, maka hajatmu akan terpenuhi

Obatilah jiwa dan bersabarlah walau engkau tidak menyukainya

Kerahkanlah segala sebab demi mencapai kedudukan yang tinggi

Dan tetaplah di bawah pengawasan dan takutlah kepada Allah

Kembalilah kepada Tuhanmu dan berlindunglah kepadanya di saat takut

Bahkan (takut kepada Allah adalah pokok ilmu), sungguh saya telah kutip

Perkataan ini dari seorang yang telah mendapat kedudukan

Yaitu Ahmad bin Hanbal yang luar biasa pekertinya

Bintang langit dan bintang para ulama yang tidak asing lagi

Rendahkanlah dirimu dan singkirkanlah semua yang mendatangkan

Kesombongan serta paksalah jiwamu untuk selalu beradab

Lembut dan sabar diiringi wibawa yang baik dan hendaklah

Kepada tawadhu dan ikhlas engkau menyandarkan diri

Dan berhati-hatilah dari ujub walau sesaat

Walaupun dari berjalan ketika amat girang

Kekanglah jiwamu dari cinta ingin tenar, barang siapa

5

Menimpanya maka dia telah menghimpun kehinaan dan kelelahan

Dan tetaplah untuk zuhud, simbol orang-orang zuhud

Adalah sebaik-baik simbol jika semua menegakannya

Tinggalkanlah untuk membuntuti dinar dan amat mengherankan

Dari orang-orang yang menuruti semua kemauannya

Hendaklah di atas jalan para ulama dengan mengambil petunjuk

Dari petunjuk mereka, dan tinggalkanlah perbuatan sia-sia dan main-main

Janganlah selalu bersendau gurau karena ia bisa mengurangi

Betapa banyak keburukan dan kesedihan didatangkanya

Siapa yang banyak melakukan sesuatu dan menjadikanya kebiasaan

Amat buruk, dia yang menyandarkan diri kepada sifat kedunguan

Hanyalah diperbolehkan sendau gurau, diiringi

Dengan etika dan sesuai keadaan maka tidaklah menguranginya

Tebarkanlah salam dan janganlah angkuh serta tersenyumlah kepada orang

Yang engkau temui, dan janganlah berjalan dengan wajah yang masam

Tegaklah di atas kebenaran dan jangan berpaling dan jadilah lelaki sejati

Kebenaran, janganlah engkau menutupnya setelah dijauhkan dari kehinaan dan keraguan

Tinggalkanlah kenikmatan orang-orang yang sombong , itu adalah perhiasan

Membuat tabiat menyerupai wanita, melemahkan firasat dan semangat

Berhiaslah dari pakaian dan sederhanalah

Jangan sampai mendatangkan kemurkaan dan tampang yang dusta

Janganlah duduk dengan penyeru keburukan

Muliakanlah kedudukanmu jangan mendatangi kehancuran

Jagalah apa yang kamu usahakan dari jalan tidak sah dan bersungguh-sungguhlah

Menjaga diri dari yang menghilangkan adabmu

Janganlah terburu-buru, cermatilah perkara maka engkau akan memahaminya

Dan dari perkataan, periksalah dan sesungguhnya itu adalah wajib

Pasal : Metode Menuntut Ilmu dan Talaqi

Wahai mereka yang meniti jalan ilmu dengan bersungguh-sungguh

Dengarkanlah, jika ingin mencari dan menuntut

Ambilah usul dan kuasailah, jika engkau telah mantap

Maka engkau telah berjalan ke arah yang tinggi

Mulailah dengan ringkasan dan hafalah sambil memperhatikan

Kesempurnaan di sisi seorang syaikh disertai keinginan yang tinggi

6

Janganlah sibuk dengan penjabaran yang panjang

Sedangkan engkau belum menguasai pelajaran yang wajib

Janganlah berpindah kepada selainnya yang tidak dibutuhkan ringkasan tersebut

Dari penjelasan yang lain, tidaklah kamu lakukan itu melainkan keletihan yang didapat

Ikatlah faedah-faedah dari ulama ketika berburu

Dan dari kaidah-kaidah kumpulkanlah setiap yang susah

Atas metode para ulama, tapakilah

Itu adalah jalan bagi mereka yang menginginkan ilmu

Sunggguh para ulama telah bertahap di dalam kitab-kitab

Ambilah yang telah mereka pelajari, nikmatilah kitab-kitab tersebut

Pada permulaan tauhid, ambilah misalnya

Matan Usul dari syaikh yang telah memperoleh kedudukan

Kemudian Qawaid, setelah itu Kasyfu, setelah keduanya

Ambilah bagianmu dari tauhid terhadap apa yang wajib

Dan dalam sifat-sifat ambilah akidah yang telah ditulis

Dari ulama yang lurus dan itu adalah semanis-manis yang tertuang

Kemudian teruslah dengan kitabnya Syaikh di dalam menanjak

Jangan tergesa-gesa dan janganlah di dalam ilmu menjadi goncang

Dan dalam nahwu mulailah dengan kemanisan ‘irab

Dan kadang seorang pemuda ingin untuk memahami dengan mudah

Dan ambilah Qatr milik Ibnu Hisyam dan syarah dari

Al-Fiyah, maka kamu telah masuk pada pintu yang tepat

Kuatkanlah lisanmu dengan ‘irab dan bersungguh-sungguhlah

Karena keliru dalam ‘irob menyerupai cacat di mata musuh

Dalam hadist mulailaah dengan hadits Arba’in, jika

Telah menghafalnya, isilah rasa laparmu dengan ‘Umdah

Adapun al-Bulugh, hafalah dengan mantap selamanya

Dan Penuhilah wahai saudaraku otakmu dengan fikihnya

Kemudian Muntaqo dan Kutubu Sittah yang telah terkenal

begitulah, engkau berjalan untuk mendapatkan cita-cita yang tinggi

Dalam ilmu mustolah sebaiknya ambilah Nukhbah

Setelah itu bila ingin lebih mahir ambilah al-Fiyah

Dan dalam fikih mulailah mempelajari kitab adab

Dan Zad, sungguh siapa yang menguasainya maka ia telah dekat

Kemudian Umdatul Fiqh dan al-Muqni maka telah sempurna

Tiga kitab, barang siapa yang telah menguasainya maka ia telah mencapai gelar

7

Dan ikutkan setelah itu dengan kitab al-Mughni karena didalamnya

Fikih khilaf, maka kamu bisa memetik darinya mana yang kuat

Dan di dalam ushul ambilah matan karya Juwaini

Sungguh ia telah menulisnya dalam matan Waroqot dengan manis

Setelahnya kitab Raudhoh bagi yang ingin mendalaminya dengan sempurna

Petiklah buah darinya dan petiklah anggur

Dan dalam mawarits ambilah tulisan Rohabi

Pelajarilah faraid dengan hati yang lapang

Ulangilah masailnya dan hafalah dalil-dalilnya

Supaya kamu mengetahui penjumlahan, bagian, dan nasab

Hafalah dari syair yang bisa membuatmu kuat

Dengannya kamu bisa berbicara, menulis dan menyampaikan dengan baik

Perbanyaklah kembali pada kamus dan ambilah fatwanya

Karena dia adalah rukun yang bisa menyelesaikan masalah kalau diperlukan

Demikianlah waktu dimakmurkan

Dengan ilmu, kamu berjalan memahaminya lewat kitab

Dan dasar semua itu adalah kamu mengambilnya dari seseorang

Yang bisa menguraikan sesuatu yang susah dengan lisannya

Pasal : Adap Penuntut Ilmu Bersama Gurunya

Perhatikan kemuliaan gurumu dan bersungguh-sungguhlah mendengarkannya

Dan hendaklah berkumpul bersamanya untuk mendapatkan hasil dan adab

Jangan...Janganlah memutusnya berbicara ketika pelajaran hingga memutusnya

Dari maksudnya, dan dari bermain-main menjauhlah

Jangan...jangan kamu mengatakan padanya wahai fulan karena itu merendahkannya

Akan tetapi katakanlah wahai guru kami, jika kamu memiliki kesopanan

Jika nampak sesuatu kesalahan padamu nasehatilah ia

Janganlah nampakkan rasa dengki dan marah ketika menasehati

Jika kamu ingin pindah dari majelisnya

Maka hendaklah minta petunjuk disertai izin dari guru

Ia adalah seorang penasehat yang akan memberimu pengalamannya

Dari pengalamannya, kamu akan memetik buah delima dan anggur

Mintalah tambahan dan faedah darinya

Maka seorang guru akan mengeluarkan mutiara ilmu jikalau ia diminta

Tulislah pelajaran dan hendaklah kamu menulisnya dengan adab

Boleh jadi suatu hari kamu membutuhkan yang kamu tulis

8

Jauhilah majelis seorang yang menyimpang

Karena itu sebagai jalan untuk menyimpang dari kebenaran dan akan menimpakan bencana

Janganlah ambil ilmu dari ahlu hawa, jika

Kamu menjauhi mereka, kamu menjadi orang yang benar dan selamat

Pasal : Adab Penuntut Ilmu Bersama Temannya

Berhati-hatilah bergaul dengan pengambil manfaat semata dan jauhilah

yang menginginkan kelezatan semata jika engkau bergaul

Yang memiliki keutamaan temanilah, karena dengan menemaninya

Engkau mengambil kemuliaan, akhlak dan adab

Manusia seperti kawanan burung, semua saling meniru

Ketika bertemu yang semisalnya, baik ketika istirahat ataupun berbuat

Pasal : Adab Penuntut Ilmu Dalam Kehidupanya

Jadilah dalam petunjuk sebagai pemilik ambisi yang tinggi

Seperti tingginya langit yang melewati cakrawala dan awan

Hauslah dari ilmu, sesungguhnya para pendahulu telah meninggalkan

Untuk orang-orang yang akan datang kesempatan maka pelajarilah kitab-kitab

Lakukanlah perjalanan menuntut ilmu dari para ulama dan teruslah bersamanya

Sesunggguhnya amalan yang berkah adalah apa yang dicari

Jadikanlah untuk dirimu penelitian sebagai pengingat

Jagalah bukumu dari apa-apa yang bisa merusaknya

Wahai saudaraku jika kamu telah mengumpulkan apa-apa yang bisa membantumu

Atas berbagai ilmu, maka rapikanlah semua yang kamu tulis

Simpanlah sesuatu dari ilmu yang kamu bisa jadikan dalil

Karena sesungguhnya ilmu adalah hafalan, maka pahamilah wahai penuntut ilmu

Perhatikanlah hafalan pada waktu yang lain, karena

Sebagian permasalahan jika kamu sia-siakan akan hilang

Jadilah seorang faqih dengan mengembalikan cabang kepada

Usulnya, maka dengan begitu sangat pantas bagimu untuk mantap

Ilmuilah kaidah-kaidah syariat Allah dengan melihat

Kepada keumuman, karena wahyu yang dua tidak akan habis

Janganlah takut jika suatu masalah luput darimu

Berdoalah kepada Rabmu dengan rasa cinta - mengharap kemudahan -

Dalam menampung dan menyampaikan sertailah

Dengan amanah ilmiah dan jadikanlah kebohongan sebagai kekejian

9

Pelajarilah kejujuran sebelum menuntut ilmu

Seorang pendusta untuk mendapatkan cita-cita terhalangi

Seperdua ilmumu perkataanmu (saya tidak tahu), kalau itu hilang darimu

Maka engkau ke arah kehancuran yang menyeretmu kepada dosa

Jagalah dan habiskanlah waktumu untuk meraih impian

Dan hendaklah di sisi pengabdi kebenaran ketika berkendaraan

Terlebih lagi, sebelum kesibukan memalingkanmu

Dan pergunakanlah waktumu sebelum masa matangmu berlalu

Ambilah waktu istrahat buat dirimu

Dari bacaan yang ringan sebagai pengusir lelah

Perlihatkanlah kepada syaikh bahasan-bahasanmu supaya diteliti

Sebagaimana para ulama dari orang-orang yang tinggi telah melompat

Jika kamu bertanya, bertanyalah tanpa ingin menundukkan

Kalau dia menjawabmu maka tetaplah beradab disisinya

Jangan…jangan kamu mengatakan syaikh itu telah menyelisihi kalian

Dan bernisbatlah dengan akhlak para ulama

Tinggalkanlah debat dan berbantah dengan suara gaduh

Orang-orang bodoh mereka menggiringmu di tengah-tengah dosa

Debatlah kepada kebenaran, mereka yang bersungguh-sungguh menginginkannya

Nasehatilah dengan lembut dan berniatlah karena Allah

Perbanyaklah tukar pikiran ketika duduk bersama

Dari orang-orang yang berilmu yang bergelumut dengan kitab

Dan di dalam menyampaikan pendapat hadirkanlah hafalan

Jika kalian menjauhi kelaliman dan perkelahian

Dan telah menyempurnakan alat-alat ilmu maka itu adalah kehormatan

Tanpanya berbagai disiplin ilmu tidak akan padu

Pasal : Berhias Dengan Amal

Ilmu dipanggil dengan amal maka konsistenlah

Dari apa yang menjadi tuntutan ilmu baik dari larangan ataupun perintah

Dan al-Khatib memiliki kitab… sungguh berisi mutiara

Maka bacalah supaya kamu mengairi yang gersang

Tunaikanlah zakat dengan mengeluarkan ilmu sebagai zakatnya

Janganlah menyembunyikan ilmu dan terangkanlah yang wajib

Jagalah kemuliaan jiwa dan lindungilah ilmu dari kedunguan

karena barang siapa yang menjaganya ia akan menggapai kedudukan

10

Berhati-hatilah dari jalanya pengejar jabatan, ia tidak

Menjaga perwaliannya karena ia datangi dengan keraguan

Jauhilah sifat menjilat dengan mengharap harta benda

Katakanlah apa adanya janganlah pergunakan kedustaan

Kumpulkanlah kitab-kitab dan pilihlah yang bagus-bagus

Jangan…jangan kamu ikuti ketika membeli kitab orang yang mencela

Ambilah tulisan para ulama yang menyusun

Dengan mandalami apa yang ia selami dan dari hal-hal yang rumit

Kalau engkau membeli kitab lewatilah dengan cepat

Isi yang ada didalamnya dan periksalah

Kenalilah istilah-istilah yang terdapat

Pada penulisnya, maka kamu akan memetik hasil dari keletihan

Jika kamu menulis terangkanlah itu dengan memperhatikan

Titik dan harakat dan kuasailah semua yang susah

Pasal : Peringatan-Peringatan

Berhati-hatilah engkau mengakui apa yang bukan milikmu

Seperti pemakai pakaian palsu yang mengaku agung

Takutlah dari menonjolkan diri sebelum berilmu dan sibuklah

Untuk menguasai, membahas, mempelajari apa yang dituntut

Jangan…jangan…memperbanyak syubhat karena memperbanyaknya

Akan membawa keraguan juga sebagai bahan bakar menyalakan luka dalam

Jauhilah kekeliruan dalam ucapan dan bersungguh-sungguhlah

Di dalam nahwu, jangan…jangan cacatkan bahasa Arab dengan itu

karena kaum telah meletakkan kaidah-kaidah

Dan memperbaikinya hingga sampai kepada manusia dengan baik

Waspadalah tipu daya musuh-musuh kita yang mereka bentangkan

Lewat pengetahuan sebagai perangkap yang membawa bencana

Jauhilah debat yang kotor sebagai pengantar

Dari kesesatan dan mewariskan kebinasaan

Tidak…tidak ada pengelompokan dalam Islam dan tidak ada ciri

Selain kebiasaan masa pendahulu kita

Karena kelompok-kelompok tersebut, mengikutinya

Melemahkan kekuatan maka janganlah berkoar seperti mereka berkoar-koar

Semoga Allah menjaga kita dari fitnah yang mempermainkan

Manusia, sehingga mereka menyegerakan harta-harta dan milik mereka

11

Jika kamu memperoleh itu ketahuilah bahwa itulah yang paling besar

Yang menghancurkan bangunan tinggi yang kamu bangun

Janganlah menyebarkan rahasiamu atau menyebarkan perkataan dan

Duduk bersama ahlu bid’ah karena keburukanlah yang ia inginkan

Atau menjadi orang yang iri hati, pendengki, penghasut atau

Memperbanyak guyon dan main-main di antara manusia

Tahanlah langkahmu dari larangan dan berpalinglah

Dari keharaman-keharaman supaya adabmu sempurna

Takutlah dari prasangka dan janganlah duduk di majelis orang

Bila Mendatangi mereka mendatangkan dosa dan keraguan

Selesai, dan sebagai penutup saya berwasiat kepadamu maka dengarkanlah

Terhadap apa yang saya katakan lindungilah dirimu dari kebencian dan marah

Maka berdoalah kepada Tuhanmu semoga Dia membebaskan wajah penyusunya

Dan menjauhkannya dari neraka dan apinya.

12

«تفسري الفاحتة وقصار املفصل» «Tafsir Surat al-Fatihah dan Surat-Surat Pendek»

Tafir Surat al-Fatihah (Surat Makiyah)

ٱٻٻٻٻپپپپڀڀڀڀٺٺٺٺٿٿٿ﴿

[الفاتحة﴾]ٿٹٹٹٹڤڤڤڤڦڦڦڦڄڄڄ

Terjemahan:

1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

4. Yang menguasai di hari Pembalasan.

5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta

pertolongan.

6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,

7. (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)

mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Tafsir:

(1). Yaitu saya memulai dengan semua nama Allah Ta’ala; karena lafadz ism (nama) disini

adalah mufrad mudhof (kata tunggal yang disandarkan) maka mencakup semua asmaul

husna. (Allah) adalah al-ma’luh (yang disembah) dan al-ma’bud (yang diibadahi), yang

berhak diesakan dalam peribadatan; karena Dia disifati dengan sifat-sifat uluhiyah yang

merupakan sifat-sifat yang sempurna.

(Ar-Rahman, ar-Rahim) dua nama yang menunjukkan bahwa Allah Ta’ala memiliki rahmat

yang luas dan agung, yang meliputi segala sesuatu dan mencakup segala yang hidup, yang

diberikan bagi orang-orang yang bertakwa dan mengikuti para Nabi dan Rasul-Nya. Bagi

mereka adalah rahmat yang mutlak, dan selain mereka juga mendapat bagian dari rahmat

tersebut.

Ketahuilah : Bahwa termasuk kaidah yang disepakati umat-umat terdahulu dan ulama-ulama

salaf adalah beriman dengan nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya serta hukum-hukum sifat

tersebut. Misalnya, mereka mengimani bahwasanya Allah memiliki nama ar-Rahman (Maha

Penyayang) dan ar-Rahim (Maha Pengasih) yang berarti memiliki sifat rahmat, yang

berkaitan dengan yang dirahmati. Maka semua nikmat adalah pengaruh dari rahmat tersebut.

Demikianlah semua nama-nama Allah ta’ala. Al-'Alim (Maha Mengetahui), bahwa nama

Allah adalah al-'Alim yang berarti memiliki ilmu, yang dengannya Dia mengetahui segala

13

sesuatu. Al-Qadir (Maha Mampu), yang berarti memiliki kemampuan, yang Maha mampu

atas segala sesuatu..

(2). (Segala puji bagi Allah), yaitu pujian atas Allah karena sifat-sifat-Nya yang sempurna

dan perbuatan-perbuatan-Nya yang didasari kebaikan dan keadilan. Dan hanya milik Allah

segala pujian yang sempurna dari segala sisi.

(Rab (Tuhan) semesta alam), ar-Rab yaitu pemelihara segala alam semesta – mereka adalah

selain Allah-; karena Allah adalah sebagai pencipta, penyedia segala kebutuhan dan yang

memberi nikmat kepada mereka dengan berbagai nikmat yang besar, yang apabila nikmat itu

hilang maka mereka tidak akan bisa hidup, sehingga segala nikmat adalah dari Allah ta’ala.

Pemeliharaan Allah atas makhluk-makhluk-Nya ada dua bentuk: umum dan khusus.

Umum: Sebagai pencipta makhluk-makhluk-Nya, pemberi rezki, dan pemberi hidayah untuk

kemaslahatan dan kelangsungan hidup mereka di dunia.

Khusus: Pemeliharaan-Nya tehadap wali-wali-Nya; Allah memelihara mereka dengan iman,

memberi taufik kepada iman tersebut dan menyempurnakannya untuk mereka serta

menghilangkan rintangan-rintangan dan penghalang-penghalang yang bisa memalingkan

mereka dari-Nya. Dan hakikatnya adalah pemeliharaan untuk senantiasa tepat kepada

kebaikan dan pencegahan dari segala keburukan. Boleh jadi inilah rahasia mengapa para Nabi

dalam doa-doa mereka banyak menggunakan kata Rab; karena semua permintaan mereka

masuk dalam rububiyah yang khusus.

Maka firman Allah: (Tuhan alam semesta) menunjukkan bahwa Dia esa dalam mencipta,

mengatur, memberi nikmat, dan sempurna dalam kekayaan-Nya serta butuhnya semua

makluk kepada-Nya dari segala aspek dan sisi.

(4). (Maha menguasai hari pembalasan), Al-Malik (Maha Menguasai) berarti memiliki sifat

menguasai, yang pengaruhnya adalah Dia memerintah dan melarang, membalas dan

menghukum, serta mengatur segala sesuatu dengan kekuasaannya. Allah menyandarkan al-

Malik (Maha Menguasai) kepada yaumiddin (hari pembalasan) yaitu hari kiamat, hari di

mana manusia dibalas amalan-amalan baik dan buruk mereka; karena pada hari itu nampak

jelas bagi semua makhluk kesempurnaan kerajaan-Nya, keadilan dan hikmah-Nya serta

terputusnya kepemilikan semua makhluk, sehingga pada hari itu antara raja dan rakyat jelata,

hamba sahaya dan yang merdeka adalah sama, semuanya tunduk dan hina di bawah

keagungan dan keperkasaan-Nya. Mereka menunggu perhitungan dan mengharap kebaikan-

Nya, serta takut terhadap hukuman-Nya. Oleh karena itu, dikhususkan penyebutannya

walaupun Dia adalah Maha Menguasai pada hari kiamat ataupun hari-hari yang lainnya.

(5). Firman-Nya: (Hanya kepadamu kami menyembah dan hanya kepadamu kami meminta),

yaitu kami khususkan ibadah dan permintaan pertolongan hanya kepadamu. Karena

mendahulukan kata yang seharusnya diakhirkan memberi makna pembatasan, yaitu

14

menetapkan hukum atas yang di sebut dan meniadakannya atas yang lainnya. Seakan-akan

Dia mengatakan: Kami menyembah kepadamu dan tidak menyembah kepada selainmu, kami

meminta pertolongan kepadamu dan tidak meminta pertolongan kepada selainmu.

Mendahulukan penyebutan ibadah atas meminta pertolongan merupakan pendahuluan yang

umum atas yang khusus dan menunjukan pentingnya mendahulukan hak Allah atas hak

hamba-Nya. Ibadah adalah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai

Allah dari perkataan-perkataan atau perbuatan-perbuatan, baik zahir maupun batin.

Isti’anah (meminta pertolongan) yaitu bergantung kepada Allah untuk mendapatkan manfaat

dan menolak bahaya disertai kepercayaan untuk memperolehnya.

Beribadah dan meminta pertolongan kepada Allah adalah sarana untuk mendapatkan

kebahagiaan yang abadi dan selamat dari segala keburukan. Tidak ada jalan keselamatan

melainkan melaksanakan keduanya. Hanyalah suatu ibadah bernilai ibadah manakala

bersumber dari Rasulullah dan dengan niat mengharap wajah Allah. Dengan dua perkara ini

maka amalan bisa bernilai ibadah. Penyebutan isti’anah (meminta pertolongan) setelah

ibadah padahal ia masuk didalamnya, disebabkan butuhnya seorang hamba dalam semua

ibadahnya kepada pertolongan Allah. Karena tanpa pertolongan Allah, ia tidak akan

mendapatkan apa yang diinginkanya, baik ketika menjalankan perintah ataupun menjauhi

larangan.

(6). Firman Allah : (Tunjukilah kami jalan yang lurus), yaitu tunjukan dan bimbinglah kami

serta tepatkanlah kami di atas jalan yang lurus; yaitu jalan yang terang yang mengatarkan

kepada Allah dan surga-Nya. Dan itu terjadi dengan mengetahui kebenaran dan

mengamalkannya. “Tunjukanlah kami kepada jalan dan tunjukkanlah kami di dalam jalan”,

petunjuk kepada jalan adalah kokoh di atas agama Islam dan meninggalkan agama yang

lainnya. Petunjuk di dalam jalan adalah mencakup semua hidayah dalam semua aspek

dinniyah, ilmu maupun amalan. Ini adalah doa yang menghimpun berbagai doa dan paling

bermanfaat bagi seorang hamba. Oleh karena itu, wajib bagi seseorang untuk berdoa kepada

Allah dengan doa ini pada setiap rakaat salatnya, karena ia sangat butuh pada hal itu.

(7). Jalan yang lurus adalah (jalannya yang di beri nikmat atas meraka), yaitu jalanya para

Nabi, para Siddiqin (orang-orang jujur), para Syuhada, dan orang-orang saleh. (Bukan)

jalanya (orang-orang yang dibenci), yaitu mereka mengetahui kebenaran namun

meninggalkannya, seperti Yahudi dan semisal mereka. Dan bukan jalan (orang-orang yang

sesat), mereka meninggalkan kebenaran karena bodoh dan sesat, seperti Nasrani dan semisal

mereka. Surat ini walaupun singkat, akan tetapi memiliki banyak kandungan yang tidak

dimiliki surat-surat lainnya. Terkandung didalamnya tiga macam tauhid: Tauhid rububiyah

diambil dari firmanya (Tuhan semesta alam); Tauhid ilahiyah yaitu mengesakan Allah dalam

peribadatan, diambil dari lafadz (Allah) dan dari firmanya: (Hanya kepadamu kami

15

menyembah); Tauhid asma wa sifat yaitu menetapkan sifat-sifat yang sempurna bagi Allah

sesuai dengan yang ditetapkan-Nya bagi diri-Nya sendiri dan yang ditetapkan Rasul-Nya

tanpa menolak, memisalkan dan menyerupakan-Nya, dan itu telah ditunjukkan lafadz al-

hamdu (segala pujian).

Begitu pula, terkandung penetapan kenabian sebagaimana dalam firman-Nya: (Tunjukilah

kami jalan yang lurus), karena hal ini tidak mungkin terealisasi tanpa ada risalah kenabian.

Juga penetapan pembalasan atas amalan-amalan sebagaimana dalam firman-Nya: (Yang

menguasai hari pembalasan) dan bahwasanya balasan itu didasari keadilan, karena maksud

dari Addin (pembalasan) adalah pembalasan yang didasari keadilan. Demikian pula,

terkandung penetapan takdir bahwa seorang hamba adalah pelaku hakiki tidak seperti

pemikiran Qadariyah dan Jabriyah. Bahkan terkandung bantahan atas semua pelaku bid’ah

dan kesesatan, sebagaimana dalam firman-Nya: (Tunjukilah kami jalan yang lurus) karena

maknanya adalah mengetahui kebenaran dan mengamalkannya. Sedangkan pelaku bid’ah dan

kesesatan menyelisihi itu. Demikian juga, terkandung pengikhlasan agama kepada Allah,

ibadah ataupun meminta pertolongan, sebagaimana dalam firman-Nya: (Hanya kepadamu

kami menyembah dan meminta pertolongan). Alhamdulillahi rabbilil ‘alamin.

Tafsir Surat adh-Dhuha (Surat Makiyah)

ڄڄڄڄڃڃڃڃچچچچڇڇڇڇڍڍڌڌڎڎڈڈ﴿

ژژڑڑککککگگگگڳڳڳڳڱڱڱڱںںڻ

﴾]ڻڻڻۀ [حىالض

Terjemahan:

1. Demi waktu matahari sepenggalahan naik,

2. Dan demi malam apabila Telah sunyi (gelap),

3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu.

4. Dan Sesungguhnya hari Kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).

5. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi

puas.

6. Bukankah dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu dia melindungimu?

7. Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu dia memberikan petunjuk.

8. Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu dia memberikan kecukupan.

9. Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.

10. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.

11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan.

Tafsir:

16

(1-3). Allah bersumpah dengan siang ketika cahayanya menyebar; yaitu dengan adh-Dhuha

(ketika matahari naik sepenggalah) dan dengan malam apabila telah sunyi atas perhatianya

terhadap Rasul-Nya salallahu ‘alaihi wasallam, Allah berfirman: (Tuhanmu tidak

meninggalkanmu), bahwa Tuhanmu tidak meninggalkanmu semenjak memperhatikanmu dan

tidak menyia-nyiakanmu semenjak memeliharamu, bahkan senantiasa memeliharamu dengan

sempurna dan meninggikan derajatmu. (Dan tidak pula membencimu), bahwa Allah tidak

membencimu setelah mencintaimu; karena penafian atas lawan kata merupakan petunjuk atas

tetapnya lawan kata. Penafian semata tidak menunjukkan pujian melainkan jika terkandung

penetapan kesempurnaan. Inilah keadaan Rasulullah salallahu alaihi wasalam yang telah lalu

dan sekarang, sempurna dan lengkap. Allah mencintainya dan terus menerus mencintainya.

Ia selalu mendaki menuju derajat yang sempurna, dan Allah senantiasa memperhatikannya.

(4). Adapun keadaannya yang akan datang, Allah berfirmaan: (Dan sungguh, yang kemudian

itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan), bahwa setiap keadaanmu yang akan datang,

maka sesungguhnya lebih baik dari yang dahulu. Senantiasa Rasulullah naik kepada derajat

yang lebih tinggi, Allah kokohkan agamanya, menolongnya atas musuh-musuhnya,

menunjukkan jalan yang tepat dalam setiap keadaannya hingga beliau diwafatkan. Sungguh

Beliau telah sampai pada keadaan, yang orang-orang terdahulu dan yang akan datang tidak

akan pernah mencapainya, baik dari sisi keutamaan, nikmat, kegembiraan dan kebahagiaan

hati.

(5). Setelah itu, janganlah engkau tanyakan keadaannya di akhirat, tentang berbagai

kemuliaan dan kenikmatan. Oleh karena itu, Allah berfirman: (Dan sungguh, kelak Tuhanmu

pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas). Perkara ini tidak

mungkin diungkapkan melainkan dengan ungkapan ini, lengkap dan sempurna.

(6). Kemudian Allah mengaruniakan kepadanya sesuai dengan ilmunya, berbagai

keistimewaan-keistimewaan yang khusus. Allah berfirman: (Bukankah Dia mendapatimu

sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu), bahwa Dia mendapatimu tanpa seorang ibu

dan ayah, bahkan keduanya meninggal sementara ia belum bisa mengurus dirinya, kemudian

Allah menjaganya. Beliau diasuh oleh kakeknya Abdul Mutthalib, kemudian setelah

meninggal kakeknya, Allah pindahkan hak asuhnya kepada pamannya Abu Thalib, hingga

Allah dan kaum muslimin menolongnya.

(Dan Dia mendapatimu sebagai orang yang sesat kemudian Dia memberikan petunjuk),

bahwa Dia mendapatimu tanpa mengetahui apa itu al-Kitab dan iman. Kemudian

mengajarimu apa yang kamu tidak ketahui dan memberi petunjuk kepadamu terhadap

amalan-amalan dan akhlak yang baik. (Dia mendapatimu sebagai seorang yang penuh

kekurangan), yaitu fakir (Lalu Dia memberikan kecukupan) dengan menguasai beberapa

Negri yang mendatangkan harta dan upeti. Dia yang menghilangkan semua kekurangan ini,

17

Dia pula yang akan menghilangkan segala kekurangan darimu. Dia yang telah membuatmu

kaya, melindungimu, menolong dan memberimu petunjuk maka terimalah berbagai nikmat-

Nya dengan kesyukuran.

(9-11). Karena itu Allah berfirman: (Dan terhadap anak yatim janganlah sewenang-wenang),

yaitu: sikapmu terhadap anak yatim janganlah menyakitinya, hatimu jangan sempit dan

jangan menghardik mereka. Akan tetapi, muliakanlah dan berilah mereka sesuai

kelapanganmu. Berbuatlah kepada mereka sebagaimana engkau menyukai anak-anakmu

setelahmu diperlakukan seperti itu. (Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah

kamu menghardiknya), bahwa ketika engkau menolak peminta-minta janganlah keluar

darimu perkataan terhadap mereka hardikan dan akhlak yang buruk. Akan tetapi, berilah

sesuai kelapanganmu atau tolaklah dengan cara yang baik dan sopan. Masuk dalam kategori

meminta-minta di sini adalah harta dan ilmu. Oleh karena itu, seorang pengajar diperintahkan

supaya berakhlak baik, menghormati dan memiliki kasih sayang ketika menghadapi murid-

muridanya. Karena sesungguhnya, itu adalah bantuan baginya untuk merealisasikan tujuan

utamanya, dan penghormatan bagi mereka yang berusaha memberi manfaat kepada

masyarakat dan Negara. (Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka ucapkanlah), dan ini

mencakup nikmat agama maupun dunia; pujilah Allah dengan nikmat tersebut. Dan disini

dikhususkan pujian terhadap nikmat Allah manakala disana ada maslahatnya walaupun

sebenarnya pujian terhadap nikmat Allah harus secara mutlak; Karena mengucapkan nikmat

Allah akan mendatangkan kesyukuran dan sebagai sebab kecintaan hati terhadap pemberi

nikmat, karena hati terfitrah untuk mencitai pemberi kebaikan.

Surat asy-Syarh (Surat Makiyah) ۀہہہہھھھھےےۓۓڭڭڭڭۇۇۆۆۈۈٴۇۋۋۅۅ﴿

﴾]ۉۉېېېېى [رحالش

Terjemahan:

1. Bukankah kami Telah melapangkan untukmu dadamu?,

2. Dan kami Telah menghilangkan daripadamu bebanmu,

3. Yang memberatkan punggungmu?

4. Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu,

5. Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

7. Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain,

8. Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

18

Tafsir:

(1-4). Allah berfirman untuk mengokohkan Rasul-Nya: (Bukankah kami telah melapangkan

dadamu), yaitu kami melapangkanmu terhadap syariat agama Islam, da’wah kepada Allah,

bersifat dengan akhlak yang mulia, kecenderungan terhadap akhirat, dan mempermudahmu

kepada kebaikan-kebaikan. Kami tidak membuatmu sempit dan susah sampai-sampai tidak

tunduk kepada kebaikan, sehingga kamu didapati tidak senang. (Dan kami telah memaafkan

kesalahan-kesalahanmu), yaitu dosa-dosamu. (Yang memberatkan), yaitu yang memberatkan

(punggungmu), sebagaimana firman Allah ta'ala: (Supaya Allah mengampuni dosa-dosamu

yang telah lalu dan yang akan datang). (Dan kami tinggikan penyebutanmu), yaitu kami

tinggikan kedudukanmu juga memberikan pujian yang baik dan tinggi bagimu, yang tidak

pernah dicapai makhluk mana pun; yakni tidaklah Allah disebut kecuali Rasulullah disebut

bersama-Nya, seperti ketika ingin masuk Islam, azan, iqamah, khutbah, dll. Allah juga telah

meninggikan Rasul-Nya Muhammad shalallahu alaihi wasallam, seperti diilhamkan dalam

hati umatnya kecintaan, penghormatan, dan pengagungan terhadapnya, yang tidak didapatkan

seorangpun selainya setelah Allah ta’ala, serta Allah memberikan keutamaan kepada umatnya

melebihi umat-umat Nabi terdahulu.

(5-6). (Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan dan sesungguhnya bersama

kesulitan ada kemudahan), ini merupakan kabar yang besar bahwa setiap ada kesulitan dan

kesusahan maka kemudahan selalu bersamanya dan mengiringinya. Hingga walaupun

kesusahan masuk dalam lubang biawak maka kemudahan akan ikut bersamanya sampai

mengeluarkannya. Sebagaimana firman Allah: (Setelah kesusahan, Allah akan menjadikan

kemudahan), dan sabda Rasulullah: “Sesungguhnya bersama kesulitan ada jalan keluar dan

bersama kesusahan ada kemudahan”. Penyebutan al’usr (susah) dengan alif lam dalam dua

ayat di atas menunjukan bahwasanya itu adalah satu. Adapun penyebutan alyusr (mudah)

dalam konteks nakirah (tidak tentu), itu berarti menunjukkan ganda. Sehingga tidak akan

mungkin satu kesusahan akan mengalahkan dua kemudahan. Dan penyebutannya dengan

didahului alif lam, menunjukkan atas cakupannya dan keumumanya, yang berarti apapun

bentuk kesusahan –walaupun sampai pada puncak kesulitan- maka kemudahan akan selalu

mengiringinya.

(7-8). Kemudian Allah memerintahkan Rasul-Nya dan pengikutnya untuk bersyukur dan

melaksanakan apa yang merupakan konsekuensi dari nikmat tersebut. Allah berfirman:

(Apabila kamu telah selesai maka tetaplah bekerja keras), bahwa apabila engkau telah selesai

dari kesibukanmu dan tidak tersisa dalam hatimu suatu rintangan, maka bersungguh-

sungguhlah dalam ibadah dan doa. (Dan kepada Tuhanmu) semata (Engkau berharap) yaitu

kuatkanlah harapanmu agar doa dan ibadahmu diterima. Dan Janganlah kamu menjadi seperti

orang yang apabila telah selesai dari kesibukannya dan tidak punya kerja, bermain-main dan

19

berpaling dari Tuhan dan zikir kepada-Nya sehingga kamu menjadi orang yang merugi.

Dikatakan pula, bahwa makna firmanya adalah; dan jika kamu telah selesai shalat dan

menyempurnakannya, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa dan kepada Tuhanmu

hendaklah mengharap, agar permintaanmu dikabulkan. Mereka yang mengatakan

disyariatkannya doa dan zikir setelah salat wajib, berdalil dengan perkataan ini. Dan Allah

Maha mengetahui itu.

Tafsir Surat at-Tin (Surat Makiyah)

ٱٻٻٻٻپپپپڀڀڀڀٺٺٺٺٿٿٿٿٹٹٹ﴿

[ينالت ﴾]ٹڤڤڤڤڦڦڦڦڄڄڄڄڃڃڃڃچ

Terjemahan:

1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,

2. Dan demi bukit Sinai,

3. Dan demi kota (Mekah) Ini yang aman,

4. Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .

5. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),

6. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala

yang tiada putus-putusnya.

7. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya

keterangan-keterangan) itu?

8. Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?

Tafsir:

(1-3). (At-Tin) adalah pohon tin yang telah diketahui, begitu pula dengan pohon (zaitun).

Allah bersumpah dengan dua pohon ini; karena pohon dan buahnya memiliki banyak

manfaat, juga keberadaannya di Negri Syam merupakan tempat kenabian Nabi Isa ‘alahi

salam. (Demi gunung sinai), yaitu bukit sina tempat kenabian Nabi Musa 'alaihi salam, (ini

adalah Negri yang aman), yaitu Mekah almukaromah tempat kenabian Nabi Muhammad

salallahu alaihi wasallam. Disini Allah bersumpah dengan tempat-tempat yang suci, yang

merupakan tempat pilihan dan diutusnya Nabi-Nabi yang paling mulia dan utama.

(4). Sasaran dari sumpah tersebut adalah firman Allah: (Sesungguhnya kami telah

menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan), bahwa penciptaannya sempurna,

anggota badanya saling bersesuaian dan tegak, tidak ada sesuatu yang kurang, baik secara

zahir maupun batin.

(5-6). Dengan nikmat yang besar ini yang seharusnya disyukuri, kebanyakan manusia

berpaling dari syukur nikmat, bahkan disibukan dengan hiburan dan main-main, dan mereka

20

ridha untuk diri mereka sendiri dengan perkara-perkara yang hina dan akhlak yang buruk.

Maka Allah mengembalikan mereka (ke tempat yang serendah-rendahnya) yaitu neraka

tempat orang-orang bermaksiat dan memberontak kepada Tuhan mereka. Kecuali orang-

orang yang dikaruniai dengan keimanan, amal saleh, serta akhlak yang mulia dan tinggi.

(Maka bagi mereka) adalah kedudukan yang tinggi. Dan (mendapatkan pahala yang tidak

ada batasnya), yaitu tidak terputus, bahkan kelezatan yang berlimpah, kebahagiaan yang

terus menerus dan nikmat yang banyak, kekal tidak terputus. Begitu pula, mereka

mendapatkan makanan dan naungnya yang tidak terputus.

(7-8). (Maka apa yang menyebabkan mereka mendustakan hari pembalasan), wahai manusia

apa yang membuatmu mendustakan Nabi Muhammad tentang hari pembalasan atas semua

amalan-amalan? Dan sungguh kamu telah melihat ayat-ayat Allah yang banyak, yang

membuatmu yakin, juga dari nikmatnya yang seharusnya menjadikanmu sedikit pun tidak

akan mengingkarinya. (Bukankah Allah hakim yang paling adil), apakah sesuai dengan

hikmahnya, Dia meninggalkan manusia begitu saja tanpa diperintah dan tidak dilarang, tidak

dibalas dan tidak dihukum? Atau sebaliknya, bahwa Dia yang mencipta manusia beberapa

fase dan memberikan nikmat kepada mereka berupa kebaikan dan ketaatan yang tidak bisa

dihitung, serta memelihara mereka dengan pemeliharaan yang baik, pasti akan

mengembalikan mereka ke tempat tinggal dan tujuan akhir mereka?!

Tafsir Surat al-'Alaq (Surat Makiyah)

چچچڇڇڇڇڍڍڌڌڎڎڈڈژژڑڑککککگگگگڳڳ﴿

ڳڳڱڱڱڱںںڻڻڻڻۀۀہہہہھھھھےےۓۓڭڭڭڭۇ

ۇۆۆۈۈٴۇۋۋۅۅۉۉېېېېىىائائەئەئوئوئۇئۇئۆئۆئ

[العلق﴾]ېئېئۈئۈئ

Terjemahan:

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

6. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,

7. Karena dia melihat dirinya serba cukup.

8. Sesungguhnya Hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).

9. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,

21

10. Seorang hamba ketika mengerjakan shalat,

11. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,

12. Atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?

13. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?

14. Tidaklah dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?

15. Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya kami tarik ubun-

ubunnya,

16. (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.

17. Maka Biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),

18. Kelak kami akan memanggil malaikat Zabaniyah,

19. Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu

kepada Tuhan).

Tafsir:

(1). Surat ini adalah surat al-Qur’an pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

Shalallahu Alaihi Wasallam; yaitu diturunkan pada awal kenabian. Ketika itu, ia tidak

mengetahui tulisan dan iman. Kemudian Jibril datang membawa risalah kepadanya dan

memerintahnya untuk membaca, namun ia menolak seraya berkata: Saya tidak bisa

membaca! Malaikat Jibril pun tetap mengulangi perintahnya agar ia membaca, maka Allah

menurunkan kepadanya: (Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang mencipta), semua

makhluk.

(2). Kemudian Allah mengkhususkan penciptaan manusia; Dia menyebutkan awal penciptaan

mereka (dari segumpal darah), bahwa Dia yang mencipta manusia, memelihara, dan

mengaturnya pasti akan memerintah dan melarangnya. Dan itu terealisasi dengan mengutus

seorang Rasul dan menurunkan kitab. oleh karena itu, penciptaan-Nya terhadap manusia

datang setelah perintah membaca.

(3-5). Allah berfirman: (Bacalah, dan Tuhanmu yang Maha mulia), yaitu sifat-sifat-Nya

sangat banyak dan luas, juga banyak memberi dan berderma serta sangat luas kebaikannya.

Dan termasuk kebaikannya adalah mengajarkan berbagai ilmu: (Yang mengajar manusia

dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya), bahwasanya Allah

mengeluarkannya dari perut ibunya tidak mengetahui sesuatu apapun lalu menjadikan

baginya pendengaran penglihatan dan hati serta memudahkan baginya sebab-sebab

mendapatkan ilmu. Dia mengajarkan al-Qur’an dan hikmah serta mengajarkannya dengan

pena. Dengan pena tersebut ilmu bisa dijaga dan menertibkan hak-hak, maka jadilah pena

utusan bagi manusia sebagai ganti ucapan-ucapan mereka. Hanya milik Allah segala pujian

dan karunia, yang telah memberikan berbagai nikmat kepada hamba-hambanya, yang mana

22

mereka jarang menghargainya dengan balasan ataupun kesyukuran. Kemudian

mengaruniakan kepada mereka kekayaan dan kelapangan rezki.

(6-8). Akan tetapi manusia disebabkan kejahilan dan kebodohannya; jika melihat dirinya

kaya, maka ia melampaui batas, merusak, dan menyimpang dari kebenaran, serta lupa bahwa

Rabbnya (menyediakan tempat kembali). Dia tidak takut balasan, bahkan ia sampai pada

keadaan meninggalkan kebenaran, dan menyeru selainya untuk meninggalkan kebenaran

tersebut. Sampai-sampai mereka melarang manusia untuk menegakan shalat, yang

merupakan amalan iman yang paling utama.

(9-14). Allah berfirman kepada orang yang memberontak dan sombong ini: (Bagaimana

pendapatmu) wahai pencegah hamba dari shalat (jika dia); hamba yang sholat (di atas

petunjuk), mengetahui kebenaran dan mengamalkannya, (atau menyeru); selainnya (dengan

ketakwaan), apakah pantas orang yang seperti ini sifatnya dilarang?! Bukankah mencegahnya

merupakan perlawanan keras kepada Allah dan kepada kebenaran?! Karena seyogyanya

larangan tersebut tidak diarahkan melainkan kepada orang yang berjalan di atas selain

kebenaran atau menyeru kepada selainnya, yang merupakan lawan dari ketakwaan,

(Bagaimana pendapatmu jika dia yang mendustakan), yaitu yang melarang dari kebenaran,

(dan berpaling) dari perintah, apakah dia tidak takut kepada Allah dan azabnya? (Tidakkah

dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihatnya), apa yang dilakukan dan

dikerjakannya!

(15-16). Kemudian Allah mengancamnya jika dia terus menerus pada keadaannya, dengan

firmannya: (Sekali-kali tidak, jika dia tidak berhenti), dari apa yang diucapkan dan

diperbuatnya (niscaya kami tarik ubun-ubunnya), yaitu kami menarik ubun-ubunnya dengan

kasar dan itu adalah nyata, (ubun-ubun orang yang mendustakan dan durhaka), yaitu

pendusta dalam berbicara dan pembuat dosa dalam perbuatannya.

(17-18). (Maka biarlah ia memanggil), yaitu dia yang berhak mendapatkan azab ini;

(golongannya), yaitu kelompoknya dan teman-temannya serta orang-orang disekitarnya

supaya membantunya dari apa yang menimpanya. (Kelak kami akan memanggil malaikat

dzabaniyah), yaitu penjaga neraka untuk menyiksanya dan menghukumnya. Supaya dia

melihat dua kelompok mana yang lebih kuat dan mampu. Inilah keadaan orang-orang yang

mencegah dari kebenaran, dan ancaman siksaan baginya.

(19). Dan adapun dalam larangan; Allah memerintahkannya untuk tidak mendengarkan

kepada pelarang dan tidak tunduk kepada larangannya, Allah berfirman: (Sekali-kali tidak,

janganlah patuh kepadanya), bahwasanya dia tidak memerintah kecuali didalamnya ada

kerugian, (dan sujudlah) kepada Rabmu, (dan dekatlah) kepada-Nya dengan sujud juga

dengan berbagai ketaatan dan pendekatan; karena semuanya mengatarkan kepada keridhaan

dan kedekatan kepada-Nya. Ini adalah umum bagi semua pelarang dari kebaikan dan yang

23

dilarang, walaupun turun pada perkara Abu Jahal ketika melarang Nabi Muhammad salallahu

‘alaihi wasallam untuk shalat juga menyiksa dan menyakitinya.

Tafsir Surat al-Qadar (Surat Makiyah)

ٱٻٻٻٻپپپپڀڀڀڀٺٺٺٺٿٿٿٿٹٹٹٹڤ﴿

[القدر﴾]ڤڤڤڦڦڦڦڄڄ

Terjemahan:

1. Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.

2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?

3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.

4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk

mengatur segala urusan.

5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

Tafsir:

(1). Allah berfirman untuk menjelaskan keutamaan al Qur’an dan ketinggian kedudukannya:

(Sesungguhnya kami menurunkan alqur’an pada malam lailatul qadar), dan Allah berfirman:

(Sesungguhya kami menurunkannya pada malam yang berkah), bahwasanya Allah ta’ala

mulai menurunkan al Qur’an pada bulan suci Ramadhan, malam lailatul qadar. Dengannya

Allah merahmati hamba-Nya dengan rahmat yang umum, yang mana para hamba tidak bisa

mengungkapkan rasa syukur tersebut. Dinamakan lailatul qadar kerena kedudukannya yang

agung dan keutamaannya di sisi Allah. Sebab pada saat itu, Allah ta’ala menetapkan semua

yang terjadi dalam satu tahun, baik itu ajal, rezki, ataupun takdir .

(2). Kemudian Allah memuliakan perkaranya dan mengagungkan kedudukannya, Allah

berfirman: (Apa yang kamu ketahui tentang malam lailatul qadar), yaitu kedudukannya

sangat agung dan bahayanya sangat besar.

(3). (Malam lailatu qadar lebih baik dari seribu bulan), yaitu keutamaannya menyamai

seribu bulan; bahwa amal yang terjadi pada saat itu lebih baik dari pada beramal seribu bulan

yang tidak ada malam lailatul qadarnya. Dan ini membuat orang-orang berakal menjadi

bingung dan akal-akal mereka tercengang; ketika Allah ta'ala mengaruniai umat yang lemah

ini kekuatan dan kemampuan dengan amalan satu malam mampu manyamai bahkan melebihi

seribu bulan. Sementara umur seseorang yang diberi umur panjang kira-kira hanya sampai

delapan puluh tahun.

(4). (Pada malam itu malaikat dan ruh (Jibril) turun), yaitu banyak turunnya pada malam

itu, (untuk mengatur semua urusan).

24

(5). (Sejahteralah malam itu), Yaitu selamat dari penyakit dan keburukan, karena banyaknya

kebaikannya. (Sampai terbit fajar), yaitu bermula dari tenggelamnya matahari dan berakhir

ketika terbit fajar. Dan sungguh hadist-hadist tentang keutamaannya telah mutawatir dan itu

terjadi di bulan Ramadhan serta disepuluh malam terkhir, terlebih lagi pada malam-malam

ganjil. Dan itu tetap kekal dan akan terjadi setiap tahun hingga hari kiamat. Oleh karena itu,

Nabi Muhammad beritikaf dan memperbanyak ibadahnya pada sepuluh malam terakhir bulan

Ramadhan sambil mengharap malam lailatu qadar.

Tafsir Surat al-Baiyyinah (Surat Madaniyah) ڄڄڃڃڃڃچچچچڇڇڇڇڍڍڌڌڎڎڈڈژ﴿

ژڑڑککککگگگگڳڳڳڳڱڱڱڱںںڻڻڻڻ

ۇۆۆۈۈٴۇۇہہہہھھھھےےۓۓڭڭڭڭۀۀ

ٺٺڀٱٻٻٻٻپپپپڀڀڀۋۋۅۅۉۉېېې

[نةالبي ﴾]ٿٿٹٹٹٿٺٺٿ

Terjemahan:

1. Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka)

tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,

2. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang

disucikan (Al Quran),

3. Di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus.

4. Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka)

melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.

5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan

kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan

menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

6. Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan

masuk) ke neraka jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk

makhluk.

7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah

sebaik-baik makhluk.

8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-

sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun

ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

Tafsir:

25

(1). Allah berfirman: (Orang-orang yang kafir dari golongan ahli kitab), yaitu dari Yahudi

dan Nasrani, (dan orang-orang musyrik), dari berbagai jenis umat (tidak akan meninggalkan)

kekufuran dan kesesatan yang mereka anut; yaitu senantiasa di atas kesalahan dan kesesatan,

tidaklah perputaran waktu mereka lalui melainkan semakin menambah kekufuran mereka.

(Hingga datang kepada mereka bukti), bukti yang nyata dan terang.

(2-3). Kemudian bukti itu dijelaskan dengan firman Allah: (Seorang Rasul dari Allah), yaitu

Allah mengutusnya untuk menyeru manusia kepada kebenaran dan menurunkan kitab

kepadanya agar dibaca, yang mengajarkan kepada manusia hikmah juga mensucikan dan

mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. Oleh karena itu, Allah berfirman:

(Yang membacakan lembaran-lembaran yang suci), yaitu terjaga dari kedekatan para setan.

Tidaklah menyentuhnya melainkan mereka yang suci; karena kitab itu adalah yang paling

tinggi dari semua kalam (perkataan). Oleh karena itu, Allah berfirman: (didalamnya), yaitu di

dalam lembaran itu (kitab yang lurus), yaitu kabar-kabarnya benar, perintah-perintahnya

adil, juga memberi petunjuk kepada kebenaran dan jalan yang lurus; jika datang kepada

mereka petunjuk ini maka pada saat itu akan tampak siapa orang-orang yang mencari

kebenaran dan siapa yang tidak memiliki niat mencarinya. Maka kehancuran bagi yang tidak

mengindahkan bukti tersebut dan kehidupan bagi yang membenarkannya.

(4). Dan jika Ahli Kitab tidak beriman dan tidak tunduk kepada Rasul ini, maka itu bukanlah

awal dari kesesatan dan pembangkangan mereka, karena mereka tidak terpecah dan berselisih

serta menjadi bergolong-golongan (melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang

nyata), yang mengantarkan pemeluknya kepada kebersamaan dan kemufakatan. Akan tetapi,

karena kehinaan dan kerendahan mereka, tidaklah petunjuk tersebut datang melainkan

semakin menambah kesesatan mereka, juga bukan mendatangkan kepandaian melainkan

kebutaan.

(5). Padahal semua kitab berasal dari sumber yang satu dan agama yang satu: (Dan tidak

diperintah) dalam semua syariat, melainkan supaya mereka menyembah (Allah dengan

keikhlasan mentaatinya), yaitu meniatkan semua ibadah mereka, baik zahir maupun batin

untuk wajah Allah dan mencari derajat di sisi-sisi-Nya. (Hunafa), yaitu berpaling dan

menyimpang dari semua agama yang menyelisihi agama tauhid. Allah menghususkan

penyebutan salat dan zakat padahal keduanya masuk dalam firman-Nya: (Supaya menyembah

kepada Allah dengan keikhlasan mentaati-Nya), karena keutamaan dan kemuliaan keduanya,

dan keduanya merupakan ibadah yang apabila seseorang menegakannya maka ia telah

menegakan semua syariat agama. (Dan itu), yaitu tauhid dan keikhlasan dalam ketaatan

adalah (agama yang lurus), yaitu agama yang lurus yang mengantarkan kepada surga yang

penuh kenikmatan. Dan adapun selainya, maka itu adalah jalan-jalan yang mengantarkan

kepada neraka.

26

(6). Kemudian Allah menyebutkan balasan orang-orang kafir setelah petunjuk datang kepada

mereka, dengan firman-Nya: (Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan ahli kitab dan

orang-orang musyrik akan dimasukkan neraka jahannam), yaitu azab-Nya mengelilingi

mereka dan hukumannya semakin keras atas mereka, (mereka kekal didalamnya), yaitu

azabnya tidak pernah dihentikan, yang menjadikan mereka putus harapan didalamnya.

(Mereka adalah seburuk-buruk makhluk), karena mereka mengetahui kebenaran, akan tetapi

meninggalkannya sehingga mereka merugi di dunia dan di akhirat.

(7). (Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka adalah

sebaik-baik makhluk), karena mereka beribadah kepada Allah dan mengetahui-Nya, maka

mereka beruntung dengan kenikmatan dunia dan akhirat.

(8). (Balasan mereka disisi Tuhan mereka adalah surga ‘adn), yaitu kebun-kebun yang

ditempati, yang tidak perlu berjalan dan berpindah didalamnya dan tidak perlu mencari

karena terlalu tinggi diatasnya. (Yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal

didalamnya selama-lamanya, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-

Nya). Allah ridha kepada mereka, karena mereka melakukan hal-hal yang diridhai-Nya. Dan

mereka ridha kepada-Nya, disebabkan berbagai kemuliaan yang disediakan dan besarnya

balasan buat mereka. (Dan itu), balasan yang baik (bagi mereka yang takut kepada

Tuhannya), yaitu mereka yang takut kepada Allah sehingga berpaling dari maksiat dan

melaksanakan yang wajib baginya.

Tafsir Surat az-Zalzalah (Surat Madaniyah) ٹڤڤڤڤڦڦڦڦڄڄڄڄڃڃڃڃچچچ﴿

چڇڇڇڇڍڍڌڌڎڎڈڈژژڑڑکک

[لزلةالز ﴾]ککگگگ

Terjemahan:

1. Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),

2. Dan bumi Telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,

3. Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",

4. Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,

5. Karena Sesungguhnya Tuhanmu Telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.

6. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya

diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,

7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat

(balasan)nya.

8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat

(balasan)nya pula.

27

Tafsir:

(1-2). Allah mengabarkan tentang keadaan hari kiamat, bahwa bumi akan gempa bergoncang

dan bergoyang sehingga bangunan-bangunan dan papan penunjuk jalan menjadi roboh.

Gunung-gunung dan anak bukit menjadi rata dan sama dengan tanah. Sehingga jadilah

lembah yang terbentang, tidak bengkok dan tidak berbukit. (Dan bumi telah mengeluarkan

beban-beban berat), yaitu apa-apa yang ada dalam perut bumi, baik yang mati ataupun harta

yang terpendam didalamnya.

(3). (Dan manusia berkata), ketika melihat apa yang menimpanya dari perkara besar,

-dengan perasaan tercengang-: (Apa yang terjadi pada bumi ini), yaitu apa yang

menimpanya?!

(4-5). (Pada hari itu dia menyampaikan), bumi (beritanya), yaitu bersaksi atas orang-orang

yang beramal tentang apa yang mereka amalkan di atas bumi dari kejelekan maupun

keburukan. Karena bumi termasuk sejumlah saksi yang bersaksi atas para hamba yang

beramal. Itu terjadi (karena sesungguhnya Tuhanmu telah mewahyukan padanya), yaitu

memerintahnya untuk menyampaikan berbagai amalan-amalan yang dikerjakan di atasnya

dan bumi tersebut tidak membangkang atas perintah-Nya.

(6). (Pada hari itu manusia keluar), dari tempat hari kiamat -ketika Allah mengadili mereka-

(berkelompok-kelompok), yaitu kelompok yang berbeda-beda (untuk diperlihatkan amalan-

amalan mereka), yaitu supaya Allah memperlihatkan apa-apa yang mereka amalkan dari

keburukan dan kebaikan dan juga memperlihatkan balasan yang sempurna.

(7-8). (Maka barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah niscaya dia akan

melihatnya dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah niscaya dia akan

melihatnya). Ini mencakup dan umum bagi semua kebaikan dan keburukan; karena kalau ia

bisa melihat seberat dzarrah, yang itu merupakan paling rendah dan ringanya sesuatu, maka

yang lebih besar dari itu lebih utama dan pantas, sebagaimana firman Allah: (Pada hari

semua jiwa akan mendapatkan apa yang dia amalkan, ketika amalan kebaikan dan

keburukannya dihadirkan ia menginginkan andai antara dia dan amalannya tersebut ada

batas waktu yang jauh), (Dan mereka mendapatkan amalan-amalan mereka hadir). Ini

adalah motivasi untuk melakukan amalan kebaikan walaupun hanya sedikit dan ancaman dari

perbuatan buruk walaupun itu dipandang rendah.

Surat al-'Adiyat ( Surat Makiyah ) گڳڳڳڳڱڱڱڱںںڻڻڻڻۀۀہہہہ﴿

ٱٻٻٻٻپپھھےےۓۓڭڭڭۇۇۆۆۈۈٴۇۋھھ

[العاديات﴾]پپڀڀ

28

Terjemahan:

1. Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,

2. Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),

3. Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,

4. Maka ia menerbangkan debu,

5. Dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,

6. Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,

7. Dan Sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,

8. Dan Sesungguhnya dia sangat bakhil Karena cintanya kepada harta.

9. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,

10. Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,

11. Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha mengetahui keadaan mereka.

Tafsir:

(1). Allah ta'ala bersumpah dengan kuda, karena didalamnya terdapat ayat-ayat yang

mengagumkan dan nikmat yang tampak, yang telah diketahui oleh makhluk. Allah

bersumpah dengannya dalam kondisi tidak disekutui selainya dari berbagai macam hewan.

Allah berfirman: (Demi kuda perang yang berlari kencang terengah-engah), yaitu pasukan

kuda yang menyerang musuh dengan tangguh dan kuat hingga timbul lengkingan kuda

tersebut, yaitu suara napas dalam dadanya ketika lawan sangat tangguh.

(2). (Dan kaki kuda-kuda), dengan kakinya ketika mereka menginjak bebatuan, (memercikan

bunga api), yaitu memercikan api disebabkan kuku-kukunya yang keras dan sangat kuatnya

jika melewati bebatuan tersebut.

(3). (Dan kuda yang menyerang) musuh, (pada waktu subuh), ini adalah perkara yang

kebanyakan terjadi, bahwa penyerangan dimulai pada pagi hari.

(4-5). (Sehingga menerbangkan), yaitu disebabkan pertempuran dan peperangan, (debu).

(Lalu menyerbu denganya), yaitu dengan tunggangan-tunggangannya (di tengah-tengah),

yaitu mereka menyerbu musuh di tengah-tengah ketika musuh menyerang mereka.

(6). Dan sasaran sumpah adalah firman Allah: (Sungguh manusia itu sangat ingkar kepada

Tuhannya), yaitu ingkar kepada kebaikan yang Allah berikan kepadanya. Tabiat dan watak

manusia adalah bahwa ia tidak mengizinkan dirinya untuk mengerjakan kewajibannya

dengan penuh dan sempurna, bahkan tabiatnya malas dan enggan untuk mengerjakan

kewajiban, baik itu dalam bentuk harta ataupun yang bersifat badaniyah. Kecuali mereka

yang diberi hidayah oleh Allah dan keluar dari sifat ini menuju sifat suka mengerjakan

kewajiban.

29

(7). (Dan sesungguhnya dia menyaksikan keingkarannya), yaitu sesungguhnya manusia atas

apa yang dia ketahui tentang dirinya dari keingkaran dan tidak bersyukur adalah

menyaksikannya, dia tidak mendustakan dan tidak pula mengingkarinya; karena itu adalah

perkara yang nyata. Dan memungkinkan Dhamir (kata ganti ""إنه ) kembali pada Allah taala;

yaitu sesungguhnya para hamba sangat ingkar kepada Tuhannya, dan Allah mengetahui hal

itu; didalamnya ada ancaman yang keras bagi mereka yang ingkar kepada Tuhannya

bahwasanya Allah mengetahuinya.

)8). (Dan bahwasnya dia), yaitu manusia (mencintai kebaikan), yaitu harta, (sangat), yaitu

sangat berlebih cintanya kepada harta. Oleh sebab kecintaannya itu menyebabkan ia

meninggalkan kewajiban-kewajiban yang wajib atasny dan ia lebih mendahulukan

syahwatnya dari kecintaannya terhadap Tuhannya. Semua ini disebabkan pandangannya yang

lemah terhadap kehidupan ini dan lalainya dari akhirat.

(9-10). Oleh karena itu Allah berfirman, sebagai motivasi bagi manusia untuk takut akan hari

pembalasan: (Maka tidakkah dia mengetahui), yaitu tidakkah yang tertipu ini mengetahui

(apabila yang ada didalam kubur dikeluarkan), yaitu Allah mengeluarkan yang mati dari

alam kubur supaya mereka dikumpulkan dan berita mereka disiarkan (dan apa yang

tersimpan di dalam dada disiarkan), yaitu tampak dan jelas dari apa yang mereka

sembunyikan dalam dada-dada mereka dan dari kebaikan dan keburukan yang tersembunyi.

Maka jadilah rahasia menjadi tersebar dan yang tersembunyi ditampakkan sehingga

tampaklah dihadapan semua makhluk hasil amalan-amalan mereka.

(11). (Sungguh, Tuhan mereka pada saat itu maha teliti terhadap keadaan mereka), yaitu

mengetahui amalan-amalan mereka, yang zahir dan batin, yang tersembunyi ataupun yang

tampak dan Dia akan membalasnya. Dan Allah mengkhususkan pengabaran mereka dengan

hari itu padahal Dia mengetahui keadaan mereka disetiap waktu; karena maksud dari balasan

atas amalan-amalan tersebut adalah timbul dari ilmu Allah dan pengawasan-Nya.

Surat al-Qaari’ah (Surat Makiyah) ڀڀٺٺٺٺٿٿٿٿٹٹٹٹڤڤڤ﴿

ڤڦڦڦڦڄڄڄڄڃڃڃڃچچچچ

[القارعة﴾]ڇڇڇڇڍڍڌڌڎڎڈڈژ

Terjemahan:

1. Hari kiamat,

2. Apakah hari kiamat itu?

3. Tahukah kamu apakah hari kiamat itu?

4. Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,

5. Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.

30

6. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,

7. Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.

8. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,

9. Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

10. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?

11. (yaitu) api yang sangat panas.

Tafsir:

(1-3). (Al-Qari’ah) merupakan nama hari kiamat; dinamakan dengan itu karena

menggelisahkan dan mencemaskan manusia, disebabkan terornya. Oleh karena itu,

perkaranya diagungkan dan dibesarkan, dengan firmanya: (Hari kiamat. Apakah hari kiamat

itu? Dan Apa yang kalian ketahui tentang hari kiamat itu?)

(4). (Manusia pada hari itu), karena ketakutan dan kecemasan yang sangat (seperti laron

yang beterbangan), yaitu laron yang beterbangan yang bercampur bagai gelombang. Laron

adalah binatang pada malam hari yang saling bercampur bagai gelombang, yang kamu tidak

mengetahui dimana akan mengarah. Jika api dinyalakan, maka mereka akan mengelilinginya

disebabkan pengatahuanya yang lemah. Beginilah keadaan manusia sebagai makhluk yang

berakal.

(5). Adapun gunung-gunung yang kokoh dan keras, maka menjadi (seperti bulu yang

dihambur-hamburkan), yaitu bulu yang terhambur lagi sangat lemah, yang beterbangan

sesuai arah angin, Allah berfirman: (Dan engkau melihat gunung-gunung, engkau

menyangkanya sebagai benda mati dan dia berjalan seperti awan), kemudian setelah itu

menjadi debu yang beterbangan, kemudian lenyap tanpa ada bekas yang bisa disaksikan.

Maka pada saat itu timbangan akan ditegakan dan manusia menjadi dua kelompok, yang

bahagia dan yang sengsara.

(6-7). (Adapun orang-orang yang berat timbangannya), yaitu kebaikannya lebih berat dari

dosa-dosanya, (maka dia berada pada kehidupan yang memuaskan), yaitu di surga yang

penuh kenikmatan.

(8-11). (Adapun yang lebih ringan timbangannya), yaitu kebaikannya tidak bisa mengalahkan

dosa-dosanya, (maka tempat kembalinya adalah neraka hawiyah), yaitu tempat dan

kediamannya adalah neraka yang namanya adalah neraka hawiyah, maka jadilah neraka

hawiyah menjadi kediamannya terus-menerus, sebagaimana firman Allah: (Sesungguhnya

azabnya membuat kebinasaan yang kekal). Ada pendapat mengatakan: “Sesungguhnya

maknanya adalah pangkal otaknya diterjunkan ke neraka”, yaitu dilempar ke neraka dari atas

kepalanya. (Dan apakah pengetahuanmu tentangnya?), ini untuk membesarkan perkaranya.

Kemudian dijelaskan dengan firmanya: (Itu adalah neraka hamiyah), yaitu neraka yang

31

sangat panas, yang mana panasnya melebihi panas api dunia sebanyak tujuh puluh kali lipat.

Semoga Allah melindungi kita semua darinya.

Surat at-Takatsur (Surat Makiyah) ژڑڑککککگگگگڳڳڳڳڱڱڱڱںںڻ﴿

[كاثرالت ﴾]ڻڻڻۀۀہہہہھھھھے

Terjemahan:

1. Bermegah-megahan Telah melalaikan kamu,

2. Sampai kamu masuk ke dalam kubur.

3. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),

4. Dan janganlah begitu, kelak kamu akan Mengetahui.

5. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,

6. Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,

7. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin.

8. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-

megahkan di dunia itu).

Tafsir:

(1). Allah berfirman untuk menegur hamba-hamba-Nya disebabkan kesibukan mereka

sehingga dilalaikan dari tujuan mereka diciptakan; yaitu supaya beribadah kepada-Nya

semata; mengilmuinya; kembali kepada-Nya; dan mendahulukan cinta-Nya dari segala

sesuatu: (Telah melalaikan kamu) dari yang disebutkan tersebut, (dari bermegah-megah).

Tidak disebutkan pelaku yang bermegah-megah agar mencakup segala apa-apa yang

diperbanyak oleh mereka yang bermegah-megah dan apa-apa yang disombongkan oleh

mereka yang sombong. Baik itu bermegah-megah dengan harta, anak, penolong, pasukan,

pembantu, kedudukan, dan selain dari itu, yang diinginkan masing-masing dari mereka yang

bermegah-megah yang tidak diniatkan karena wajah Allah.

(2). Kemudian disebabkan kelalaian, main-main dan kesibukan kalian yang terus menerus

(hingga kalian berkunjung ke dalam kubur), maka pada saat itu terbukalah semua yang

menutupi kalian dan itu adalah setelah mustahil atas kalian untuk memulai dari awal. Hal itu

ditunjukkan firman Allah: (Hingga kalian berkunjung kedalam kubur), yaitu alam barzakh

sebagai tempat, yang dimaksud darinya sebagai tangga menuju akhirat. Karena Allah

menamakan mereka sebagai orang-orang yang berkunjung dan tidak menamakan mereka

sebagai orang-orang yang menetap, maka hal itu menunjukkan atas kebangkitan dan

pembalasan atas amalan-amalan untuk menuju tempat kekal yang tidak musnah.

32

(3-6). Oleh karena itu Allah mengancam mereka: (Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan

mengetahuinya. Kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahuinya. Sekali-kali

tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti}, yaitu andai kalian mengetahui dengan

pengetahuan yang sampai pada hati tentang apa yang ada dihadapan kalian, maka hidup

bermegah-megah tidak akan melalaikan kalian, dan kalian akan bersegera melakukan amal-

amalan saleh. Akan tetapi, tidak adanya ilmu yang benar telah membawa kalian terhadap apa

yang kalian lihat (niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahim), yaitu kalian akan

mendapati hari kiamat kemudian kalian akan melihat neraka jahim yang Allah siapkan untuk

orang-orang kafir.

(7). (Kemudian kamu akan melihatnya dengan mata yang yakin), yaitu penglihatan dengan

mata kepala sendiri, sebagaimana firman Allah: (Dan orang-orang jahat akan melihat neraka

kemudian mereka yakin bahwa akan masuk kedalamnya dan dia tidak mendapat tempat

berpaling).

(8). (Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan}, apa yang

kamu nikmati di dunia; apakah kamu mensyukurinya dan menunaikan hak Allah dalam

nikmat tersebut serta kalian tidak jadikan sebagai penopang untuk bermaksiat sehingga Dia

memberikan nikmat kepadamu dengan nikmat yang paling tinggi dan utama atau malah

kalian tertipu dengan nikmat tersebut dan kalian tidak mensyukurinya bahkan boleh jadi

kamu jadikan sebagai penopang untuk berbuat maksiat sehingga kalian dihukum? Allah

berfirman: (Dan pada hari ketika neraka ditampakkan terhadap orang-orang kafir, kalian

telah menghilangkan kebaikan-kebaikan dalam kehidupan kalian di muka bumi dan kalian

hidup bersenang-senang dengannya, maka pada hari ini kalian dibalas dengan azab yang

sangat pedih).

Tafsir Surat al-‘Asr (Surat Makiyah) [العصر﴾]ٱٻٻٻٻپپپپڀڀڀڀٺٺٺٺ﴿

Terjemahan:

1. Demi masa.

2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati

kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Tafsir:

(1-3). Allah bersumpah dengan masa; siang dan malam, yaitu tempat terjadinya perbuatan

dan amalan-amalan para hamba, bahwa semua manusia merugi. Rugi adalah lawan dari

untung. Dan kerugian itu memiliki tingkatan bermacam-macam dan berbeda-beda; kadang

33

rugi secara mutlak, seperti yang rugi di dunia dan di akhirat sehingga luput darinya

kenikmatan, dan wajib dimasukkan kedalam neraka; Kadang rugi tersebut hanya pada

sebagian sisi tanpa yang lainnya. oleh karena itu Allah menyebutkan kerugian secara umum

bagi setiap manusia, kecuali mereka yang memiliki empat sifat:

Beriman dengan apa yang Allah perintahkan untuk di imani, dan keimanan tidak akan

terealisasi tanpa ilmu; maka ilmu adalah merupakan cabang yang tidak akan sempurna

keimanan kecuali dengannya.

Beramal saleh, ini mencakup semua amal kebaikan, zahir maupun batin, yang berkaitan

dengan hak-hak Allah atau hak hamba-hamba, yang wajib ataupun yang sunah.

Saling berwasiat kepada kebenaran yaitu kepada keimanan dan amal saleh. Maksudnya

adalah sebagian di antara mereka berwasiat kepada yang lainnya dengan iman dan amal, juga

menganjurkan dan memotivasi di atasnya.

Saling berwasiat untuk bersabar di atas ketaatan kepada Allah dan supaya tidak maksiat

kepada-Nya, serta bersabar dari takdir Allah yang menyakitkan.

Dengan dua perkara yang pertama seorang hamba menyempurnakan dirinya sendiri dan

dengan dua perkara yang terakhir seorang hamba menyempurnakan selainya. Dengan

sempurnanya perkara yang empat, maka seorang hamba telah selamat dari kerugian dan

beruntung dengan keuntungan yang sangat besar.

Tafsir Surat al-Humazah (Surat Makiyah) ڄڄڄڃڃڃڄٿٿٿٿٹٹٹٹڤڤڤڤڦڦڦڦ﴿

[الهمزة﴾]ڃچچچچڇڇڇڇڍڍڌڌڎڎڈڈژژڑ

Terjemahan:

1. Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,

2. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung,

3. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya,

4. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah.

5. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?

6. (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan,

7. Yang (membakar) sampai ke hati.

8. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka,

9. (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.

Tafsir:

(1). (Kecelakaan), yaitu ancaman dan kebinasaan serta azab yang pedih (bagi setiap

pengumpat dan pencela), yaitu yang mengumpat dengan perbuatan dan mencela manusia

34

dengan perkataanya. Pengumpat yaitu yang mengejek dan menfitnah manusia dengan isyarat

dan perbuatan. Adapun pencela adalah mereka yang menjelekan manusia dengan

perkataannya.

(2). Di antara sifat pengumpat dan pencela bahwa tidak ada obsesi mereka kecuali

mengumpulkan harta, memperbanyak dan bergembira dengannya. Tidak ada keinginan

mereka untuk menginfakannya di jalan kebaikan ataupun menyambung tali silaturahmi dan

selainnya.

(3). (Dia menyangka), dengan kebodohannya (bahwa hartanya dapat mengekalkannya) di

dunia. Oleh karena itu, kerja keras dan usahanya semuanya untuk mengembangkan hartanya,

yang dia kira bisa memperpanjang umurnya. Ia tidak mengetahui bahwa kikir bisa

merapuhkan umur dan menghancurkan kehidupan, sedangkan kebaikan bisa menambah

umur.

(4-7). (Sekali-kali tidak! Pasti dia akan di buang), yaitu betul-betul dilemparkan (ke dalam

neraka hutamah. Dan apakah yang kamu ketahui tentang hutamah), konteks ini didatangkan

untuk mengagungkan dan membuat takut perkaranya. Kemudian ditafsirkan dengan firman-

Nya: (Yaitu api Allah yang dinyalakan), yang bahan bakarnya manusia dan batu, (yang),

karena sangat panasnya (sampai menembus hati), yaitu menembus dari tulang hingga ke hati.

(8-9). Bersamaan dengan panasnya yang sangat, mereka ditahan di dalamnya. Dan sungguh,

mereka menjadi berputus asa untuk keluar darinya, oleh karena itu Allah berfirman:

(Sungguh , api itu di tutup rapat atas mereka), (Sedang mereka itu diikat di tiang), dari

belakang pintu (yang panjang) supaya mereka tidak keluar darinya, (Setiap mereka ingin

keluar darinya mereka dikembalikan lagi). Semoga Allah melindungi kita dari itu dan kita

meminta maaf dan ampuna-Nya.

Tafsir Surat al-Fiil (Surat Makiyah)

ڑککککگگگگڳڳڳڳڱڱڱڱںںڻڻڻ﴿

[الفيل﴾]ڻۀۀہہہ

Terjemahan:

1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu Telah bertindak terhadap tentara

bergajah?

2. Bukankah dia Telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?

3. Dan dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,

4. Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,

5. Lalu dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

35

Tafsir:

(1-5). Yaitu tidakkah kamu memperhatikan kemampuan dan agungnya kedudukan Allah

serta rahmat-Nya kepada para hamba; juga dalil-dalil tentang keesaan dan kebenaran Rasul-

Nya Muhammad salallahu 'alaihi wasallam; begitu pula apa yang Allah perbuat terhadap

pasukan gajah. Mereka ingin membuat makar terhadap ka’bah dan ingin mengeluarkannya

serta mereka menyiapkan segala sesuatunya dengan membawa gajah untuk

menghancurkannya. Mereka juga datang dengan pasukan dari Yaman dan Habasyah yang

tidak bisa ditandingi oleh kaum Arab. ketika mereka telah dekat dengan Mekah dan tidak ada

pembelaan dari pihak Arab, yang mana kaum Arab pada waktu itu telah keluar dari Mekah

karena takut atas jiwa-jiwa mereka, maka Allah mengutus burung ababil; yaitu dengan

berbondong-bondong membawa batu dari tanah liat yang dibakar lalu melempari mereka

sehingga batu-batu tersebut berjatuhan mengenai pasukan yang jauh dan yang dekat, karena

itu mereka menjadi rapuh dan mati sampai akhirnya mereka seperti daun-daun yang dimakan

ulat. Begitu pula Allah telah mencegah kejahatan dan mengembalikan tipu muslihat mereka

pada diri mereka sendiri. Kisah mereka ini adalah kisah yang sudah terkenal dan populer,

yang mana pada tahun itu jugalah Rasulullah salallahu alaihi wasallam dilahirkan. Maka

jadilah kisah ini termasuk dasar kebenaran da’wah dan dalil risalahnya. Segala puji dan

kesyukuran hanya milik Allah.

Tafsir Surat al-Quraisy (Surat Makiyah) ٱٻٻٻٻپپپپڀڀڀڀٺٺٺٺ﴿

[قريش﴾]ٿٿٿٿ

Terjemahan:

1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,

2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.

3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah Ini (Ka'bah).

4. Yang Telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan

mereka dari ketakutan.

Tafsir:

(1-4). Para mufasir berkata: “Bahwa huruf jar dan majrur berkaitan dengan surat yang

sebelumnya”, yaitu kami telah melakukan apa yang pantas kami perbuat untuk pasukan

gajah; itu semua kami lakukan demi orang Quraisy dan keamanan mereka serta untuk

tegaknya maslahat juga teraturnya perjalanan mereka; pada musim dingin ke Yaman dan

pada musim panas ke Syam untuk melakukan perniagaan dan usaha. Kemudian Allah

membinasakan kaum yang menginginkan keburukan bagi mereka untuk mengagungkan tanah

36

haram dan penduduknya di hati bangsa Arab, sehingga mereka menghormati penduduknya

dan tidak merintangi mereka pada perjalanan mana saja yang mereka inginkan. Oleh karena

itu, Allah memerintahkan orang Quraisy untuk bersyukur, Allah berfirman: (Hendaklah

mereka menyembah pemilik rumah ini [ka’bah]), yaitu supaya mereka mentauhidkan dan

mengikhlaskan ibadah kepada-Nya, (yang telah memberi makan kepada mereka dari

kelaparan dan memberi keamanan kepada mereka dari rasa takut). Kelapangan rezki dan

aman dari rasa takut adalah nikmat yang paling besar di dunia yang mengharuskan

kesyukuran kepada Allah ta’ala. Ya Allah, hanya milikmulah pujian dan kesyukuran atas

segala nikmat, yang zahir dan yang batin. Allah mengkhususkan kata Rab digandengkan

dengan rumah karena kelebihan dan keutamaannya, padahal dia adalah Rab segala sesuatu.

Tafsir Surat al-Ma’un (Surat Makiyah) ٹٹٹٹڤڤڤڤڦڦڦڦڄڄڄڄڃ﴿

[الماعون﴾]ڃڃڃچچچچڇڇڇڇڍڍڌڌ

Terjemahan:

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,

3. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,

5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,

6. Orang-orang yang berbuat riya,

7. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

Tafsir:

(1). Allah berfirman untuk mencela orang-orang yang meninggalkan hak-hak Allah dan

hamba-Nya: (Tahukah kamu orang yang mendustakan agama?), yaitu yang mendustakan

kebangkitan dan balasan, yang dia tidak beriman kepada apa yang didatangkan para Rasul.

(2). (Maka itulah orang yang menghardik anak yatim), yaitu mengusir dengan kasar dan

keras serta tidak mengasihaninya, disebabkan hatinya yang bengis dan tidak mengharap

balasan serta tidak takut terhadap azab.

(3). (Dan tidak mendorong) selainya (untuk memberi makan fakir miskin), lebih-lebih dirinya

sendiri tidak mungkin memberi makan orang-orang miskin.

(4-5). (Kecelakaan bagi orang-orang yang shalat), yaitu yang istiqamah mengerjakan salat,

akan tetapi (terhadap shalat mereka lalai), yaitu menyia-nyiakan shalatnya dengan

meninggalkan waktunya dan tidak memperhatikan rukun-rukunnya. Ini disebabkan karena

tidak adanya perhatian dengan perintah Allah, ditinjau ketika mereka menyia-nyiakan shalat

37

yang merupakan perintah yang paling utama. Karena kelalaian dari shalat tersebut, maka

pelakunya pantas untuk dicela dan dikecam. Adapun lupa di dalam shalat maka ini akan

terjadi pada setiap orang walaupun dari Nabi Muhammad salallahu ‘alahi wasallam sendiri.

(5-7). Oleh karena itu, Allah mensifati mereka sebagai orang-orang yang riya, kasar dan tidak

memiliki sifat belas kasih, Allah berfirman: (Yang mereka berbuat riya), yaitu beramal

supaya dilihat manusia, (Dan enggan memberi bantuan), yaitu enggan memberi sesuatu yang

mana pemberian itu tidak memudaratkannya, baik itu dari sisi meminjamkan ataupun

menghibahkannya, seperti belanga, timba, kampak, dll. padahal sudah menjadi lumrah

dalam suatu adat untuk mendermakan dan bermurah hati dengannya. Akan tetapi,

dikarenakan sangat tamak akhirnya mereka enggan memberi, bagaimana lagi kalau lebih dari

itu?!

Pada surat ini terdapat; anjuran dan motivasi untuk memberi makan anak yatim dan fakir

miskin; agar memperhatikan dan menjaga shalat serta ikhlas dalam mengerjakannya; supaya

ikhlas untuk mengerjakan semua amalan; dan anjuran untuk berbuat yang ma’ruf dan

mendermakan perkara-perkara kecil, seperti meminjamkan belanga, timba, buku, dll; karena

Allah ta’ala mencela orang-orang yang tidak melakukan itu. Allah a’lam.

Tafsir Surat al-Kautsar (Surat Makiyah) [الكوثر﴾]ڎڎڈڈژژڑڑککککگ﴿

Terjemahan:

1. Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.

2. Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.

3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.

Tafsir:

(1). Allah berfirman kepada Nabi-Nya untuk menguatkannya: (Sungguh, kami telah

memberimu nikmat yang banyak), yaitu kebaikan yang banyak dan keutamaan yang

berlimpah. Di antaranya adalah apa yang Allah berikan kepada Nabi-Nya, Muhammad

salalllahu alihi wasallam pada hari kiamat, seperti sungai yang dinamakan al-Kautsar, juga

telaga yang panjang dan lebarnya satu bulan, yang mana airnya lebih putih dari susu, lebih

manis dari madu, cangkirnya sejumlah bintang-bintang di langit, baik dari sisi banyaknya

ataupun cahayanya, barang siapa yang meminum darinya maka tidak akan haus setelahnya.

(2). Ketika Allah menyebutkan nikmat-nikmat-Nya, Allah kemudian menyuruh beliau untuk

mensyukurinya, Allah berfirman: (Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan

berkurbanlah), dikhususkan dua ibadah ini dengan penyebutan, karena merupakan ibadah

yang paling afdhol dan ketaatan yang paling agung. Shalat mengandung ketundukkan dalam

38

hati dan anggota badan kepada Allah, sehingga akan berpindah kepada ibadah-ibadah yang

lainya. Sedangkan berkurban merupakan pendekatan hamba kepada Allah dengan miliknya

yang paling afdhol, yang didalamnya ada pengeluaran harta, yang mana jiwa manusia

terfitrah mencintainya dan tamak terhadapnya.

(3). (Sesungguhnya orang-arang yang membecimu), yaitu amat membencimu, mencela dan

mengolok-olokmu, (terputus), yaitu terputus dari segala kebaikan serta terputus dari amal dan

penyebutan. Adapun Muhammad salallahu alaihi wasallam, dia betul-betul sempurna; yakni

kesempurnaan yang tertanam bagi semua makhluk dari penyebutannya yang tinggi, juga

banyaknya penolong dan pengikutnya.

Tafsir Surat al-Kaafirun (Surat Makiyah)

ٱٻٻٻٻپپپپڀڀڀڀٺٺٺٺٿٿٿٿٹٹٹ﴿

[الكافرون﴾]ٹڤڤڤڤڦڦڦ

Terjemahan:

1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,

2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.

3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah.

4. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah.

6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Tafsir:

(1-6). Yaitu katakanlah kepada orang-orang kafir secara terbuka dan terang-terangan: (Saya

tidak akan menyembah apa yang kalian sembah), yaitu berlepas diri apa-apa yang kalian

sembah dari selain Allah, baik zahir maupun batin. (Dan kalian tidak akan menyembah apa

yang saya sembah), karena kalian tidak ikhlas beribadah kepada Allah. Ibadah kalian kepada-

Nya yang dicampuri kesyirikan tidaklah dinamakan ibadah. Ayatnya diulang, untuk

menunjukkan bahwa yang pertama tidak ada perbuatan, adapun yang kedua menunjukkan

bahwa itu adalah merupakan sifat yang terus melekat. oleh karena itu, dua kelompok di atas

dibedakan dan dipisahkan, Allah berfirman: (Bagi kalian agama kalian dan bagiku

agamaku), sebagaimana Allah berfirman: (Katakanlah, masing-masing dia beramal sesuai

caranya), yaitu kalian berlepas diri apa yang saya amalkan dan saya berlepas diri dari apa

yang kalian amalkan.

Tafsir Surat an-Nasr (Surat Madaniyah)

39

ڌڍڦڄڄڄڄڃڃڃڃچچچچڇڇڇڇڍ﴿

[صرالن ﴾]ڌڎڎ

Terjemahan:

1. Apabila Telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,

2. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,

3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya.

Sesungguhnya dia adalah Maha Penerima taubat.

Tafsir:

(1-3). Pada surat yang mulia ini terdapat kabar gembira dan perintah Allah kepada Rasul-Nya

jika telah mendapatkannya. Juga merupakan isyarat dan peringatan atas kesudahan yang akan

terjadi:

Adapun kabar gembira adalah kabar gembira dari pertolongan Allah untuk Rasul-Nya, yaitu

pembebasan Mekah, dan masuknya manusia (dalam agama Allah secara berbondong-

bondong). Dari sisi, bahwa kebanyakan diatara mereka akan menjadi pemeluk dan

penolongnya padahal sebelumnya mereka adalah musuh. Dan kabar gembira ini telah terjadi.

Adapun perintah setelah mendapatkan kabar gembira tersebut adalah Allah memerintahkan

Rasul-Nya supaya bersyukur dan bertasbih dengan memujinya dan istighfar.

Adapun isyarat, maka di sana terdapat dua isyarat: Pertolongan akan terus berlanjut untuk

agama ini, dan akan semakin bertambah ketika Rasul-Nya bertasbih dengan memuji dan

beristighfar kepada-Nya, yang mana ini termasuk salah satu bentuk kesyukuran, Allah

berfirman: (Kalau kalian bersyukur pasti akan kutambahkan nikmatku). Dan ini telah

terealisasi di zaman Khulafaur Rasyidin dan setelah mereka dari umat ini. Senantiasa

pertolongan Allah berlanjut hingga Islam mencapai apa yang tidak dicapai agama-agama

yang lain dan manusia masuk kedalam agama ini yang tidak terjadi pada selainya. Sampai

pada akhirnya terjadilah pelanggaran terhadap perintah-perintah Allah sehingga mereka diuji

dengan perpecahan dan perselisihan, maka terjadilah apa yang terjadi. Bersamaan dengan itu,

umat dan agama ini senantiasa disertai dengan rahmat dan kasih sayang-Nya yang tidak

pernah tergambar dalam pikiran ataupun terlintas dalam benak.

Adapun isyarat yang kedua yaitu isyarat bahwa ajal Rasulullah semakin dekat dan tak akan

lama lagi. Ditinjau dari sisi bahwa umurnya adalah umur yang penuh keutamaan, yang mana

Allah bersumpah dengannya. sudah menjadi lumrah bahwa perkara-perkara yang memiliki

keutamaan selalu ditutup dengan istighfar; seperti shalat, haji dan selainya. Perintah Allah

kepada Rasulnya untuk memuji dan istighfar pada keadaan ini, isyarat bahwa umurnya akan

segera berakhir, supaya beliau mempersiapkan diri untuk bertemu Tuhannya sehingga

umurnya ditutup dengan keutamaan. Adalah Nabi salallahu alihi wasallam telah menta’wil

40

alqur’an dalam surat ini dan itu beliau baca dalam shalatnya; Beliau memperbanyak

membacanya pada saat ruku dan sujud: (Subhanakallahumma robbana wa bihamdika,

allahumma ighfirli).

Tafsir Surat al-Masad (Surat Makiyah) ڈڈژژڑڑککککگگگگڳڳڳڳڱڱڱ﴿

[المسد﴾]ڱںںڻڻڻڻ

Terjemahan:

1. Binasalah kedua tangan abu Lahab dan Sesungguhnya dia akan binasa.

2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.

3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.

4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar.

5. Yang di lehernya ada tali dari sabut.

Tafsir:

Abu Lahab adalah paman Rasulullah salallahu alihi wasallam. Permusuhan dan rasa sakit

yang ditimpakannya kepada Rasulullah sangatlah keras. Ia tidak memeluk agamanya dan

tidak pula perduli dengan ikatan kekerabatan; semoga Allah membalas kekejiannya.

Sehingga Allah mencelanya dengan celaan yang besar, yang itu adalah kesengsaraan

atasnya hingga pada hari kiamat kelak, Allah berfirman:

(1). (Binasalah kedua tangan Abu Lahab !), yaitu kesengsaraan dan kecelakaan bagi kedua

tangannya, (dan benar-banar binasa), yaitu tidak beruntung.

(2). (Tidaklah berguna baginya hartanya), yaitu apa yang dia miliki sehingga ia menjadi

lalim. Dan tidak berguna (apa yang dia usahkan), semua miliknya tidak bisa mencegahnya

dari azab Allah ketika ditimpakan kepadanya.

(3-5). (Kelak dia akan masuk api yang bergejolak), yaitu dia akan dikelilingi api neraka dari

segala arah, dia (dan begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar). Bahwa istrinya pula, derita

yang ditimpakannya kepada Rasulullah sangatlah berat. Ia dan suaminya tolong-menolong di

atas dosa dan permusuhan. Ia juga menimpakan keburukan dan berusaha semaksimal

mungkin untuk menyakiti Rasulullah salallahu 'alihi wasallam serta mengumpulkan segala

dosa di atas pundaknya; yaitu seperti orang yang mengumpulkan kayu bakar di atas

pundaknya dan tali telah dipersiapkan dilehernya (dari tali sabut ), yaitu sabut yang dipintal.

Atau dia di neraka membawa kayu bakar untuk membakar suaminya dalam keadaan di ikat

dilehernya dari tali sabut.

Apapun keadaannya, surat ini adalah surat yang berisi dengan ayat-ayat Allah yang

mengagumkan. Allah menurunkan surat ini dalam keadaan Abu Lahab dan istrinya belum

41

meninggal; dan Allah mengabarkan bahwa keduanya akan dimasukan kedalam neraka

sehingga itu pasti terjadi, yang mana ini melazimkan bahwa keduanya tidak akan selamat.

Oleh karena itu, terjadilah sesuai dengan yang dikabarkan yang Maha Mengetahui perkara

ghaib dan yang nyata.

Tafsir Surat al-Ikhlas (Surat Makiyah) [اإلخالص﴾]ٱٻٻٻٻپپپپڀڀڀڀٺٺٺٺٿٿ﴿

Terjemahan:

1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.

2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,

4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

Tafsir:

(1). Yaitu (katakanlah) dengan perkataan yang mantap dan yakin serta mengetahui

maknanya: (Dialah Allah yang Maha Esa), bahwa sifat esa telah di batasi untuk-Nya. Dia

adalah satu, yang esa dalam kesempurnaan. Dia memiliki asmaul husna, sifat-sifat yang

sempurna dan mulia, serta memiliki perbuatan-perbuatan suci, tidak ada yang serupa dan

semisal dengan-Nya.

(2). (Allah tempat meminta), yaitu meminta segala kebutuhan. Semua penghuni alam, baik

yang tinggi maupun yang rendah sangat butuh kepada-Nya. Mereka meminta kebutuhan dan

mengharap kepada-Nya dalam semua kepentingan mereka; karena Dia adalah Maha

Sempurna dalam sifat-sifat-Nya dan Maha Mengetahui, yang maha sempurna

pengetahuannya, Maha Lembut yang sempurna dalam kelembutan-Nya, juga Maha Pengasih

yang sempurna dalam kasih sayang-Nya, yang mana kasih sayang-Nya tersebut mencakup

segala sesuatu…demikianlah semua sifat-sifat Allah.

(3). Termasuk kesempurnaannya; bahwasanya (Dia tidak beranak dan tidak pula

diperanakkan), karena kesempurnaan kekayaan-Nya.

(4). (Dan tidak ada tandingan baginya), baik itu dalam nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya

ataupun perbuatan-perbuatan-Nya. Maha Suci Allah.

Surat ini terkandung didalamnya tauhid asma wa sifat.

Tafsir Surat al-Falaq (Surat Makiyah) ٿٿٹٹٹٹڤڤڤڤڦڦڦڦڄڄڄڄڃڃڃڃچ﴿

[الفلق﴾]چچچڇڇ

Terjemahan:

42

1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh,

2. Dari kejahatan makhluk-Nya,

3. Dan dari kejahatan malam apabila Telah gelap gulita,

4. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,

5. Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."

Tafsir:

(1). Yaitu (Katakanlah) dengan mengucapkan: (Saya berlindung), yaitu saya bersandar dan

berserah diri serta berlindung (dengan Tuhan yang megusai subuh), yaitu yang membelah

bebijian dan yang menguasai subuh.

(2). (Dari kejahatan makhluk yang Dia ciptakan), ini mencakup segala yang Dia ciptakan

dari manusia dan jin, serta hewan- hewan. Intinya adalah meminta perlindungan kepada

pencipta dari segala kejahatan makhluk.

(3). Kemudian Allah khususkan setelah menyebutnya secara umum: (Dan dari kejahatan

malam apabila telah gelap gulita), yaitu dari kejahatan yang terjadi di waktu malam saat

manusia terlelap dan dari arwah-arwah jahat yang bergentayangan serta hewan-hewan yang

menyakiti.

(4). (Dan dari kejahatan wanita-wanita penyihir yang meniup pada buhul-buhul), yaitu dari

wanita-wanita penyihir yang menjalankan sihir dengan meniup pada buhul-buhul yang

mereka simpul.

(5). (Dan dari kejahatan orang-orang yang hasad apabila dia hasad). Orang yang hasad adalah

dia yang mencintai hilangnya nikmat atas orang yang dihasadinya. Dia berusaha dengan

segenap kemampuan dan menggunakan berbagai cara untuk menghilangkanya. Maka

dibutuhkan perlindungan kepada Allah dari segala kejahatanya dan untuk menghentikan

makarnya. Masuk dalam perkara hasad adalah orang yang hasad dengan matanya, karena

tidaklah pandangan mata tersebut keluar melainkan dari seorang yang dengki, bertabiat jahat

dan memiliki jiwa yang kotor.

Surat ini mengandung permintaan perlindungan dari segala macam kejahatan, baik yang

umum maupun yang khusus. ini menunjukkan bahwa sihir memiliki hakikat yang

dikhawatirkan bahayanya, maka sudah sepantasnya untuk berlindung darinya dan dari

pelakunya kepada Allah ta’ala.

Tafsir Surat an-Nas (Surat Madaniyah) ڇڇڍڍڌڌڎڎڈڈژژڑڑککککگ﴿

[اسالن ﴾]گگگڳڳڳڳ

Terjemahan:

43

1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.

2. Raja manusia.

3. Sembahan manusia.

4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,

5. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.

6. Dari (golongan) jin dan manusia.

Tafsir:

(1-6). Terkandung dalam surat ini permintaan perlindungan kepada Tuhan, Raja dan

sesembahan manusia dari setan-setan yang merupakan sumber dan unsur dari segala

keburukan. Termasuk fitnah dan kejahatannya; membisikkan kejahatan dalam dada manusia;

memperindah keburukan dan menampakannya dalam gambaran yang paling cantik, serta

menggerakkan keinginan mereka untuk melakukanya; menghalangi manusia dari kebaikan

dan menampakan kebaikan bukan sesuai gambarannya. Setan selalu seperti ini, menggoda

lalu bersembunyi; yaitu mengakhirkan godaan jika seorang hamba mengingat penciptanya

dan meminta pertolongan kepada-Nya untuk melawannya. Maka sudah selayaknya untuk

meminta pertolongan dan perlindungan dengan rububiyah Allah yang menciptakan semua

manusia; karena semua makhluk masuk di bawah rububiyah dan kerajaan Allah, bahkan

semua hewan melata Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Begitu pula, perlunya meminta

perlindungan dengan uluhiyah-Nya yang merupakan tujuan manusia diciptakan.

Kehidupan manusia tidak akan sempurna melainkan dengan dicegah dari kejahatan musuh-

musuhnya yang ingin memutus dan mencegah hubungannya dengan Allah serta ingin

menjadikannya golongannya agar menjadi penghuni neraka. Sebagaimana bisikan-bisikan

kejahatan berasal dari jin begitu pula bisa bersumber dari manusia, oleh kerena itu dia

berfirman: (Dari jin dan manusia).

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang pertama dan yang terakhir, yang zahir dan

yang batin. Kita meminta kepada Allah supaya menyempurnakan nikmat-Nya dan

memaafkan dosa-dosa yang menghalangi antara kita dan dari berbagai berkah-Nya serta

mengampuni kesalahan-kesalahan dan keinginan-keinginan yang hilang dari hati-hati kita

untuk mentadaburi ayat-ayat-Nya. Kita mengharap dan meminta supaya Allah tidak

menghalangi kita dari kebaikan-kebaikan yang ada disisi-Nya; disebabkan keburukan-

keburukan kita. Karena sesungguhnya tidaklah berputus asa dari rahmat Allah melainkan

kaum kafir dan orang-orang yang sesat. Salawat dan salam atas Rasul-Nya, Muhammad

salallahu alihi wasallam, keluarga dan sahabat-sahabatnya semuanya, salawat dan salam yang

terus menerus pada setiap waktu. Segala puji bagi Allah yang dengan berbagai nikmat-Nya

semua kebaikan akan sempurna.

44

45

Al Ushulu At-Tsalaatsah

األصول الثالثة

Tiga Perkara yang Wajib Dipelajari dan Diamalkan

Berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya; dengan hati

(membencinya), dengan lisan (ucapan: ”sesungguhnya saya

‎berlepas diri dari apa yang kalian sembah”), dengan anggota

tubuh (tidak turut serta ‎dalam hari raya dan upacara-upacara

besar mereka serta tidak bertasyabuh dengan mereka.

Ikhlas ( tauhid uluhiyah)‎.

‎(Tauhid rububiyah);

bahwa mengesakan

Allah dalam rububiyah

berkonsekuensi untuk

mengesakan-Nya

dalam Uluhiyah.

Sebab-Sebab Mempelajari Tauhid

Agama yang lurus; merupakan perintah Allah kepada para Nabi dan semua manusia serta sebab penciptaan mereka;

perintah yang paling besar; supaya kita tidak terjatuh kepada kesyirikan yang merupakan larangan yang paling besar;

tidak ada yang paling bermanfaat bagi hati melebihi tauhid dan mengiklaskan ibadah kepada Allah dan tidak ada yang

paling membahayakan hati melebihi kesyirikan; karena tauhidlah para Rasul diutus dan kitab-kitab diturunkan; sebagai

penghapus dosa; mengantarkan kepada surga dan menyelamatkan dari neraka; tidak ada amalan apu pun yang bisa

diterima melainkan dengannya; pada setiap ayat di dalam al Qur’an terkandung tauhid, menyaksikan dan menyeru

Empat Perkara yang Wajib Dipelajari Beserta Dalilnya (Surat al-'Asr )‎

Sabar Berda’wah Beramal dengan ilmu ‎ Ilmu‎

Maksud

penulis

dengan

sabar di

sini

adalah

sabar

menuntut

ilmu,

beramal,

dan

berda’wah

.

Sabar di atas

ketaatan, seperti

melaksanakan

shalat. Sabar

menjauhi

maksiat seperti

riba. Sabar di

atas ‎takdir

Allah yang

menyakitkan,

seperti

kefakiran.

Yang pertama kali

dida’wahkan adalah

da’wahnya para Nabi

dan para Rasul,

tingkatan yang paling

tinggi dalam berda’wah

adalah da’wah kepada

tauhid dan memberantas

kesyirikan‎.

Syarat-syarat

berda’wah:

Ikhlas,

memiliki ilmu

syariat,

mengetahui

keadaan orang

yang

‎dida’wahi,

hikmah dan

sabar.‎

Panggilah ilmu dengan

amalan, jika tidak maka

ilmu akan hilang.

(seorang ‎’alim yang

tidak mengamalkan

ilmunya, maka ia diazab

terlebih dahulu sebelum

‎apap‎ penyembah

berhala‎).

Mengetahui

Allah,

mengetahui

Nabi-Nya,

dan

mengetahui

agama

Islam

disertai

dalil-

dalilnya.

Ushulu tsalatsah (pertanyaan kubur) dan dalil-dalilnya, alasan-alasan mempelajarinya; untuk menjawab pertanyaan

kubur; karena disertai dalil-dalil; nasehat para ulama; ringkas dan jelas; didalamnya terdapat ushul yang penting dan

doa bagi penuntut ilmu (ini adalah tanda perhatian yang baik dari penulis dan keinginannya supaya manusia

memperoleh kebaikan); perhatian ulama terhadap kitab ini; dan Allah telah menjadikannya diterima.

46

kepadanya; sebagai sebab lapangnya hati, ketenangan, tegaknya rasa aman, manisnya iman dan syafaat Nabi

Muhammad salallahu ‘alihi wasallam; tidak ada yang menyelesaikan kesusahan dunia melebihi tauhid.

Al-Ushuulu At-Tsalatsah

Mengetahui Allah ta'ala; siapa

Tuhanmu? Dengan apa kamu

mengetahui Rabmu? Rab dialah

‎yang dsembah. Macam-macam

ibadah yang Allah perintahkan

dengannya. Hukum bagi mereka

‎yang yang memalingkan sesuatu

ibadah kepada selain Allah

beserta dalilnya.

Mengetahui agama Islam

beserta dalil-dalilnya;

pengertian Islam, tingkatan-

tingkatan dalam ‎agama Islam,

rukun-rukun Islam, pengertian

syahadat, rukun-rukun iman,

cabang-cabang keimanan,

ihsan, ‎dalil-dalil tingkatan

dalam agama dan tanda-tanda

hari kiamat.

Mengetahui Nabi-Nya; garis keturunannya,

kelahiranya, umurnya, kenabian dan kerasulannya,

Negerinya, ‎hikmah diutusnya, waktu da’wahnya

terhadap tauhid, isra dan mi'raj, dimana dan kapan

‎diwajibkan shalat, hijrah; hukum dan waktunya,

kapankah disyariatkan sisa dari pada syariat? ‎Lama

berda’wah, wafatnya, agama yang dibawanya,

keumuman ‎risalahnya bagi jin dan manusia, serta

kesempurnaan agama dan cukupnya nikmat.

Penutup

At-Thoghut ‎ Macam-macam jihad Kebangkitan

setelah mati,

hisab atas

amalan-

amalan,

kufurnya

orang yang

mendustakan

hari

‎kebangkitan,

tugas para

Rasul dan

da’wah

mereka,

Rasul yang

pertama dan

terakhir, dua

rukun

‎tauhid; kufur

dengan

thaghut dan

iman kepada

Yaitu segala apa

yang seorang hamba

melampaui batas

dengannya, baik

berupa sesuatu yang

disembah ( ‎batu dan

pohon) atau diikuti

( ulama-ulama yang

buruk) atau ditaati

( pemimpin yang

keluar ‎dari ketaatan

kepada Allah).

Thogut sangat

banyak, akan tetapi

pemimpin mereka

ada lima: ‎Iblis,

mereka yang

diibadahi dan mereka

ridha, mereka yang

menyeru manusia

untuk ‎menyembah

orang-

orang

kafir dan

munafik

terealisasi

dengan

hati, lisan,

anggota

badan

dan harta.‎

Setan An –Nafs

(jiwa)

terealisasi

dengan

surat al-

'Asr

( berilmu,

beramal

dengannya,

dakwah

dengan

‎ilmu dan

bersabar).‎

Syubhat Shahwat‎

Bid'ah

Syirik besar

(mengeluarkan

dari Islam)

dan syirik

kecil.‎

Dosa kecil:

Segala

keharaman

yang tidak

berdampak

pada hukuman

yang khusus.‎

‎Dosa

besar:

Segala

bentuk

dosa yang

berdampak

pada

hukuman

yang

khusus.‎

47

kepada dirinya

sendiri, mereka yang

mengaku mengetahui

ilmu ghaib, mereka

‎yang berhukum

dengan selain hukum

Allah.‎

Allah ta'ala,

pengertian

thaghut,

pemimpin

‎thaghut, sifat

kufur

terhadap

thaghut,

makna Laa

ilaha illallah,

Islam adalah

pokok

agama, tiang

agama

adalah

shalat,

puncak dari

agama

adalah jihad.‎

Pertanyaan: Mengapa kita harus belajar tauhid? Mengapa kita harus belajar usulu tsalatsah? ‎Apa itu ushulu tsalatsah,

secara ringkas? Apa faedah belajar usulu tsalasah? Apa keistimewaan ‎kitab syaikh Muhammad bin Abdul Wahab? Apa sebab-

sebab tuduhan-tuduhan buruk kapada beliau?

Doa ibadah (doa dengan

keadaan); memalingkannya

kepada selain Allah adalah syirik

besar. Seperti mereka yang shalat,

berpuasa dan haji untuk selain

Allah.

Doa masaalah (doa dengan ucapan)

Apa yang tidak disanggupi

kecuali Allah:

memalingkannya kepada

selain Allah adalah syirik

besar, seperti mereka yang

meminta anak, rezki dan

hujan kepada selain Allah.

Apa yang disanggupi oleh hamba; dibenarkan

kalau dia hidup, hadir, mampu, dan

berkeyainan itu hanya sekedar sebab.

Macam-macam sebab:

1. Benar; meyakini apa yang Allah jadikan

sebab sebagai sebab, secara syariat, seperti

rukiyah dan secara hissiyah (sesuatu yang

dapat digapai dengan panca indra atau

pengetahuan), seperti berobat.

2. Syirik kecil; meyakini sesuatu yang Allah

tidak jadikan sebab sebagai sebab.

3. Syirik besar; meyakini bahwa sebab

berpengaruh dengan sendirinya terhadap

kejadian alam ini.

Macam-Macam Doa

48

Menyembelih untuk Allah

ta'ala;

seperti sesembelihan untuk

kurban idul adha, atau hadyu

(sembelihan haji), aqiqah, dan

sedekah. Diperuntukan

kepada selain Allah

merupakan syirik besar.

Syirik besar:

Menyembelih untuk

penghuni kubur atau

untuk jin.

Boleh:

Menyembelih untuk di makan,

memuliakan tamu, atau untuk dijual.

Macam-Macam Menyembelih

Menyembelih untuk selain Allah

Macam-Macam Takut

Haram; seperti putus asa dari

rahmat Allah dan takut yang

mengantarkan kepada

meninggalkan yang wajib dan

melakukan yang haram.

Mubah (boleh); takut

secara tabiat, misalnya

takut terhadap api,

singa, dan musuh.

Wajib (takut yang tersembunyi);

dipalingkan kepada selain Allah adalah

syirik besar. Takut yang dimaksud adalah

takut ibadah, tunduk, pengagungkan, dan

kepatuhan.

49

Al Ushulu At-Tsalaatsah

(Tiga Landasan Utama serta Dalil-Dalilnya)

«وأدلتها الثالثة األصول»

Saudaraku, Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepadamu. Ketahuilah, bahwa wajib bagi

kita untuk mempelajari empat pasal, yaitu: Ilmu, yaitu mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal

agama Islam disertai dalil-dalilnya. Kedua: beramal dengan ilmu. ketiga: berda’wah kepadanya. Keempat:

Bersabar dari yang menyakitkan didalamnya. Dalilnya, firman Allah Ta’ala:

﴾ ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀ ڀ ڀ ٺٺٺ ٺ ﴿ٱ ٻ ٻ:

]العصر[

“Demi masa. Sesungguhya setiap manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang

yang beriman, melakukan segala amal shaleh dan saling nasehat-menasehati untuk (menegakkan) yang

haq, serta nasehat-menasehati untuk (berlaku) sabar.” [Surat al-‘Ashr].

Imam Syafi’i rahimahullahu Ta’ala, mengatakan: “Seandainya Allah tidak menurunkan hujjah atas

makhluknya kecuali surat ini maka itu telah cukup. Dan imam Bukhari rahimahullahu Ta’ala, mengatakan:

“Bab: mendahulukan ilmu sebelum berucap dan berbuat. Dalilnya firman Allah Ta’ala:

[19﴾ ]محمد:يب جت حت خت مت ىت يت جث﴿

“Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada sesembahan (yang haq) selain Allah dan mohonlah

ampunan atas dosa-dosamu.” [QS. Muhammad: 19].

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan terlebih dahulu untuk berilmu Sebelum berucap dan berbuat.

Penulis memulai tulisannya dengan bismillah: Untuk mencontoh kitab Allah; mengikuti para Nabi dan salaf;

mengharap kebaikan dan barkah ketika memulai dengan menyebut nama Allah.

1. Pasal yang empat: (Surat al-‘Asr). Macam-macam sabar: sabar dalam melakukan ketaatan; sabar dalam menjauhi

larang Allah; sabar dari takdir Allah. Maksud dari sabar disini adalah yaitu sabar di atas ilmu, beramal dan berda’wah.

2. Pasal yang tiga:

Pertama, tauhid rubbubiyah dan asma wa sifat. Kedua, tauhid uluhiyah. Ketiga, berlepas dari kesyirikan, dan ini

dilkukan dengan hati, lisan, dan anggota badan.

Tauhid secara istilah syariat adalah mengesakan Allah dari apa-apa yang merupakan kekhususan Allah dari

rubbubiyah, uluhiyah dan asma wasifat.

Tauhid rubbubiyah adalah mengesakan Allah dari perbuatan-perbuatan-Nya atau mengesakan Allah dengan

penciptaan, kepemilikan dan pengaturan.

Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam peribadatan atau mengesakan Allah dengan perbuatan hamba.

Tauhid asma wasifat adalah mengesakan Allah dengan apa-apa yang Allah menamai dan mensifati dirinya sendiri

di dalam al Qur’an maupun sunah Rasulullah, dan itu terealisasi dengan menetapkan sesuai apa yang Allah tetapkan

bagi diri-Nya sendiri dan meniadakan apa yang Allah tiadakan untuk diri-Nya, tanpa memalingkan dan menolak, juga

tanpa membagaimanakan dan mempermisalkan.

50

Saudaraku,

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepadamu. ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap

muslim dan muslimah untuk mempelajari dan mengamalkan tiga pasal ini:

1. Bahwa Allah-lah yang menciptakan dan memberi rezki kepada kita. Allah tidak membiarkan kita

begitu saja dalam kebingungan, tetapi mengutus kepada kita seorang Rasul; maka barangsiapa mentaati

Rasul tersebut pasti akan masuk Surga, dan barangsiapa menentangnya pasti akan masuk neraka. Allah

Ta’ala berfirman:

ل[﴾ۓ ۓ ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ ۋ ۅ ۅ ۉ ۉ﴿ ]المزم

“Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu seorang Rasul yang menjadi saksi terhadapmu,

sebagaimana Kami telah mengutus kapada fir’aun seorang Rasul, tetapi fir’aun mendurhakai Rasul itu,

maka kami siksa ia dengan siksaan yang berat.” [QS. Al-Muzammil: 15-16].

2. Bahwa Allah tidak ridho untuk dipersekutukan dalam peribadatan dengan siapa pun juga, baik dengan

malaikat yang dekat ataupun dengan para Nabi yang diutus. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

[ڃ ڃ ڃ چ چ چ چ ڇ ڇ ﴿ ﴾]الجن

"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu menyembah

seorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah." [QS. Al-Jin: 18].

3. Bahwa barangsiapa yang mentaati Rasulullah serta mentauhidkan Allah, tidak boleh baginya untuk

menolong orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasulnya, walaupun mereka itu keluarga terdekat. Allah

Ta’ala berfirman:

ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀ ڀ ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ ﴿

ڌ ڌ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ڄ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ چ چ چ چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ

﴾]المجادلة[ڎ ڎ ڈ ڈ

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling

berkasih sayang dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasulnya, sekalipun orang-orang itu

bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara- saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-

orang yang Allah telah memantapkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan

pertolongan dari-Nya. Dan mereka akan dimasukkanNya ke dalam surga-surga yang mengalir di

bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha

kepadaNya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah

golongan yang beruntung.” [Surat al- Mujadalah: 22].

Al-masajid (masjid-masjid), yaitu bangunan masjid, atau anggota tubuh yang digunakan untuk sujud, atau tanah

tempat sujud.

Ahadan (satu) adalah kata nakirah (tidak tentu) datang dengan konteks larangan maka menunjukkan keumuman

larangan terhadap semua yang di sembah dari selain Allah.

3. Sebab-sebab mempelajari tauhid.

Alhanifiyah yaitu merupakan agama yang berpaling dari kesyirikan dan menuju kepada tauhid.

Makna menyembah adalah mentauhidkan (perkataan ibnu Abbas). Syaian (sesuatu), nakirah (kata tidak tentu)

datang dalam konteks larangan menujukan keumuman dari segala kesyirikan.

51

4. Al-Usulu tsalatsah secara ringkas adalah pertanyaan kubur.

Pokok yang pertama adalah pengetahuan tentang Rab, bahwa Dia yang Esa dalam rubbubiyah wajib untuk

diesakan dalam uluhiyah.

Dengan apa kamu mengetahui Tuhanmu? Setiap makhluk merupakan petunjuk adanya sang pencipta. Akan tetapi,

petunjuk-petunjuk tersebut berbeda-beda, dimana didalamnya ada dali-dalil yang lebih kuat.

Surah al-baqarah ayat (21-22) didalamnya terkandung: panggilan yang pertama dan perintah yang pertama supaya

mentauhidkan Allah serta didalamnya ada larangan pertama kali al Qur’an agar tidak menyekutukan Allah.

An-nid (tandingan) adalah penyerupaan, permisalan dan tandingan.

Wantum ta’almun (kalian mengetahui) yaitu bahwa Dia Esa dalam rubbubiyah sudah seharusnya untuk kalian

esakan dalam uluhiyah.

Saudaraku,

Semoga Allah membimbing anda untuk taat kepadanya.Ketahuilah, bahwa hanifiyah (agama tauhid)

adalah ajaran Nabi Ibrahim yaitu menyembah kepada Allah semata serta memurnikan agama kepada-Nya.

itulah yang diperintahkan Allah kepada seluruh ummat manusia dan hanya untuk itu sebenarnya mereka

diciptakan, sebagaimana firman Allah Subhanahu waTa’ala:

اريات[ڄ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ﴿ ﴾]الذ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaku.” [QS. Az-Zariyat:

56].

Ibadah dalam ayat ini, artinya: Tauhid. Dan perintah Allah yang paling agung adalah tauhid, yaitu

memurnikan ibadah semata-mata untuk Allah. Sedangkan larangan Allah yang paling besar adalah syirik,

yaitu menyembah selain Allah di samping menyembahNya. Allah Ta’ala berfirman:

[36]النساء:﴾ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ﴿

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan sesuatu denganNya.” [QS. An-nisa:36].

Kemudian apabila anda ditanya: apakah tiga landasan utama yang wajib diketahui oleh manusia? Maka

hendaklan anda jawab: yaitu mengenal Allah Azza wa Jalla, mengenal agama Islam, dan mengenal Nabi

Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Apabila anda ditanya: siapakah Tuhanmu?, Maka katakanlah:Tuhanku adalah Allah yang telah

memelihara diriku dan memelihara semesta alam ini dengan segala nikmat yang dikaruniakannya. Dan

Dialah sembahanku, tiada bagiku sesembahan yang haq selain Dia. Allah Ta’ala berfirman:

[2]الفاتحة:﴾ۈ ٴۇ ۋ ۋ﴿

“Segala puji hanya milik Allah Pemelihara semesta alam.” [QS. Al-fatihah: 1].

Semua yang ada selain Allah disebut alam, dan aku adalah bagian dari semesta alam ini.

Selanjutnya, jika anda ditanya: melalui apa anda mengenal Tuhan? Maka hendaklah anda jawab: melalui

tanda-tanda kekuasaan-Nya dan melalui ciptaan-Nya. Diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah: malam,

siang, matahari dan bulan. Sedang diantara ciptaan-Nya ialah: tujuh langit dan tujuh bumi beserta segala

makhluk yang ada di langit dan di bumi serta yang ada di antara keduanya.

52

ۇ ۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ ۋ ۅ ۅ ۉ ۉ ې ې ې ې ى ى ائ ﴿

لت[ائ ﴾]فص

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah kamu

bersujud kepada matahari dan janganlah (pula kamu bersujud) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada

Allah yang menciptakannya, jika kamu banar-benar hanya kepadanya beribadah.” [QS. Fushshilat: 37].

Dan firmanNya:

گ گ گ ڳ ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک ک ک گ ﴿

﴾]العراف[ڱ ڱ ں ں ڻ ڻ ڻ ڻ ۀ ۀ ہ ہ

“Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,

kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang, senantiasa

mengikutinya dengan cepat. Dan Dia (ciptakan pula) matahari dan bulan serta bintang-bintang

(semuanya) tunduk kepada perintah-Nya. Ketahuilah hanya hak Allah mencipta dan memerintah itu.

Maha suci Allah Tuhan semesta alam.” [Surat Al-A’raf: 54].

Tuhan inilah yang haq untuk disembah. Dalilnya, firman Allah Ta’ala:

ڱڱ ں ں ڻ ڻ ڻڻۀ ۀ ہ ہ ہ ہ ھ ھ ھ ھ ے ے ۓ ۓ ڭ ڭ ڭ ﴿

﴾]البقرة[ڭ ۇ ۇ ۆ ۆۈ ۈ ٴۇ ۋ ۋ ۅ ۅ

“Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang- orang yang sebelum

kamu, agar kamu bertakwa. (Robb) yang telah menjadikan untukmu bumi ini sebagai hamparan dan

langit sebagai atap, serta menurunkan (hujan) dari langit, lalu dengan air itu Dia menghasilkan segala

buah-buahan sebagai rizki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengangkat sekutu-sekutu bagi Allah,

padahal kamu mengetahui.” [Surat Al-Baqarah: 21-22].

Ibnu Katsir rahimahullahu ta’ala, mengatakan: “hanya pencipta segala sesuatu yang ada inilah yang

berhak dengan segala macam ibadah”.

Dan macam-macam ibadah yang diperintahkan Allah antara lain adalah: Islam, Iman, Ihsan, do’a, khauf

(takut), raja (pengharapan), tawakkal, raghbah (mengharap), rahbah (cemas), khusyu’ (tunduk), khasyyah

(takut), inabah (kembali kepada Allah), isti’anah (memohon pertolongan), isti’adzah (memohon

perlindungan), istighatsah (memohon keselamatan), menyembelih, nazar, dan macam-macam ibadah

lainnya yang diperintahkan oleh Allah. Allah Subahanahu waTa’ala berfirman:

[﴾ڃ ڃ ڃ چ چ چ چ ڇ ڇ ﴿ ]الجن

Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, karena itu, janganlah kamu menyembah

seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah Allah).” [QS. Al-Jin: 18].

Karena itu, barangsiapa yang menyelewengkan ibadah tersebut untuk selain Allah, maka ia adalah

musyrik dan kafir. Firman Allah Ta’ala:

]المؤمنون[﴾ې ې ې ى ى ائ ائ ەئ ەئ وئ وئ ۇئ ۇئ ۆئ ۆئۈئ ۈئ ېئ ېئ ېئ﴿

“Dan barangsiapa menyembah sesembahan yang lain di samping (menyembah) Allah, padahal tidak ada

satu dalilpun baginya tentang itu, maka benar-benar balasannya ada pada Tuhannya. Sungguh tiada

beruntung orang-orang kafir itu.” [QS. Al-Mu’minun: 117].

Dalil do’a:

53

﴾]غافر[ڤ ڤ ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ﴿

“firman Alah Ta’ala: Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdo’alah kamu kepadaku niscaya akan Ku

perkenankan bagimu’. Sesungguhnya, orang-orang yang enggan untuk beribadah kepadaKu pasti akan

masuk neraka dalam keadaan hina.” [QS. Ghafir: 60].

Dan diriwayatkan dalam hadits: Do’a itu adalah intisari ibadah. Dalil khauf (takut): Firman Allah Ta’ala:

﴾]آل عمران[ٹ ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ﴿

“Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang

yang beriman.” [QS. Ali Imran: 175].

Dalil Raja’ (pengharapan) Firman Allah Ta’ala:

﴾]الكهف[يت جث مث ىث يث حج مج جح مح جخ حخ مخ جس حس﴿

“Untuk itu, barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Robbnya, maka hendaklah ia

mengerjakan amal shaleh dan janganlah mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Robb-

Nya.” (QS. Al-Kahfi: 110).

Dalil Tawakkal (berserah diri):

﴾]المائدة[ی ی ی جئ حئ مئ ىئ﴿

Firman Allah Ta’ala: ‘Dan hanya kepada Allah-lah kamu betawakkal, jika kamu benar-banar orang

yang beriman.” (QS. Al-Maidah: 23).

Dan firmannya:

[3﴾]الطلق:ہ ہ ہ ھ ھ ھ﴿

Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah maka Dialah Yang Mencukupinya.” (QS. Ath-Thalaq:

3).

Dalil raghbah, rahbah (cemas) dan khusyu’ (tunduk); Firman Allah Ta’ala:

﴾]النبياء[ې ې ىى ائ ائ ەئ ەئ وئ وئ ۇئ ۇئ ۆئ﴿

“Sesungguhnya mereka itu senantiasa berlomba-lomba dalam (mengerjakan) kebaikan-kebaikan

serta mereka berdo’a kepada Kami dengan penuh minat (kepada rahmat Kami) dan cemas (akan siksa

Kami), sedang mereka itu selalu tunduk hanya kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’: 90).

Iman secara bahasa adalah pengakuan dan pembenaran

Secara istilah adalah perkataan dengan lisan, keyakinan dengan hati, amalan dengan anggota tubuh, bertambah

dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.

Iman kepada Allah mengandung iman dengan rubbubiyah, uluhiyah, nama-nama dan sifat-sifat serta wujud-Nya.

Dan itu ditunjukkan oleh akal, perasaan, fitrah dan syariat.

Iman kepada Malaikat: mereka adalah alam ghoib yang Allah ciptakan dari cahaya, mereka selalu taat kepada

Allah, dan tidak bermaksiat kepada-Nya, memiliki arwah, jasad, akal dan hati. Kita beriman kepada mereka secara

global dan beriman dengan apa yang Allah beritahukan kepada kita tentang nama-nama mereka, sifat-sifat, amalan-

amalan dan kabar-kabar yang datang tentang mereka.

Iman kepada kitab-kitab: kita beriman bahwasanya kitab adalah kalam Allah, diturunkan oleh Allah bukan

merupakan makhluk dan bahwasanya Allah menurunkan bersama setiap Rasul sebuah kitab. Kita beriman dengannya

54

secara global, dan beriman dengan segala apa yang Allah kabarkan kepada kita dari nama-namanya, kabar-kabar

didalamnya, hukum-hukum yang tidak dihapus dan bahwasanya al Qur’an penghapus kitab-kitab terdahulu.

Dalil khasyah (takut): Firman Allah Ta’ala:

[150﴾]البقرة:ھ ے ے﴿

“Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku.” [QS. Al- Baqarah: 150].

Dalil inabah (kembali kepada Allah): Firman Allah Ta’a’ala:

مر:ۈ ٴۇ ۋ ۋ ۅ﴿ [54﴾]الز

“Dan kembalilah kepada Robb kalian serta berserah dirilah kepada- Nya (dengan mentaati perintah-

Nya) sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat tertolong lagi.” [QS. Az-Zumar: 54].

Dalil isti’anah (memohon pertolongan): Firman Allah Ta’ala:

﴾]الفاتحة[ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ﴿

“Hanya kepada Engkau-lah kami beribadah dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon

pertolongan.” [QS. Al-Fatihah: 4].

Dan diriwayatkan dalam hadits:“Apabila kamu mohon pertolongan, maka memohonlah pertolongan

kepada Allah”.

Dalil isti’adzah (memohon perlindungan):Firman Allah Ta’ala:

﴾]الفلق[ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ﴿

“Katakanlah: Aku berlindung kepada Robb Yang Menguasai subuh.” [QS. Al-Falaq: 1].

Dan firmanNya:

﴾]الناس[ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ﴿

“Katakanlah: ‘Aku berlindung kepada Robbnya Manusia, Penguasa manusia.” [QS. An- Nas: 1-2].

Dalil istighatsah (memohon keselamatan): Firman Allah Ta’ala:

“(Ingatlah) tatkala kamu memohon pertolongan kepada Robb kalian untuk dimenangkan (atas kaum

musyrikin), lalu diperkenankan-Nya bagimu.” [QS. Al-Anfal: 9].

Dalil dzabh (menyembelih): Firman Allah Ta’ala:

﴾]النعام[ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ ۋۅ﴿

“Katakanlah: ‘Sesunggunya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah

Robb semesta alam, tiada sesuatupun sekutu bagi-Nya. Demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan

aku adalah orang-orang yang pertama kali berserah diri (kepadanya).” [QS. Al-An’am: 162-163].

Dan dalil dari sunnah: “Allah melaknat orang yang menyembelih (binatang) bukan karena Allah” .

Dalil nadzar: Firman Allah Ta’ala:

﴾]اإلنسان[ٺ ٺ ٺ پ ڀ ڀ ڀ ڀ ﴿

“Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang siksaannya merata di mana-mana.”[QS.

Al-Insan: 7].

55

Pasal kedua: mengetahui agama islam dengan dalil-dalilnya.

Islam ialah berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan penuh ketaatan,

serta berlepas diri dari kesyrikan dan pelakunya. Dan agama Islam, dalam pengertian tersebut mempunyai

tiga tingkatan, yaitu: Islam, Iman dan Ihsan; masing-masing tingkatan ada rukun-rukunnya. Tingkatan

pertama: Islam.

Dan rukunnya ada lima: Syahadat laa ilaha illallah (tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah) dan

bahwa Muhammad adalah utusan Allah). Mendirikan shalat. Menunaikan zakat. Puasa pada bulan

Ramadhan. Dan kaji ke Baitullah Al-Haram.

Iman kepada rasul–rasul yaitu kita beriman bahwa mereka adalah hamba Allah yang tidak boleh diibadahi dan

mereka adalah Rasul-rasul yang tidak boleh didustakan. Dan bahwasanya mereka telah menyampaikan amanat,

menasehati umat, berda’wah serta berjihad dijalan Allah dengan sebenar-benar jihad. Kita beriman kepada mereka

secara global dan beriman dengan segala apa yang Allah beritahukan kepada kita dari nama-nama mereka, sifat-sifat

mereka, kabar tentang mereka, serta mukjizat yang Allah perkuat mereka dengannya. Awal para Nabi adalah Adam

dan awal para Rasul adalah Nuh serta penutup para Nabi dan Rasul adalah Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam.

Beriman kepada hari kiamat adalah beriman dengan segala sesuatu yang akan terjadi setelah mati, misalnya:

kebangkitan, pengumpulan di padang masyhar, balasan, shirat, surga, neraka, syafaat dan telaga.

Beriman kepada takdir baik dan buruk mengandung keimanan dengan tingkatan-tingkatan takdir; yaitu ilmu,

penulisan, kehendak dan penciptaan. Dan dikumpulkan dalam syair:

Ilmu, penulisan Tuhan kita, dan kehendak-Nya

dan penciptaan-Nya yaitu menjadikan dan mengadakan

Ilmu: engkau beriman bahwasanya Allah mengetahui segala sesuatu, dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi

dari-Nya. Penulisan: engkau beriman bahwa Allah telah menulis takdir segala sesuatu sampai hari kiamat. Kehendak:

bahwa apa yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak akan terjadi, seorang

hamba memiliki kehendak, akan tetapi berada di bawah kehendak Allah. Penciptaan: bahwasanya Allah menciptakan

perbuatan-perbuatan hamba (Allah menciptakan kalian dan apa yang kalian lakukan).

Adapun dalil syahadat:Firman Alah Ta’ala:

[19﴾]آل عمران:ڃ ڃ چ چ چچ﴿

“Allah menyatakan bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia, dengan senantiasa menegakkan

keadilan. (juga menyatakan yang demikian itu) para Malaikat dan orang-orang yang berilmu. Tiada

sesembahan (yang haq) selain dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali-Imran: 18).

Dan makna “Laa Ilaaha Illallah”, adalah tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah. Syahadat

ini mengandung dua unsur; menolak dan menetapkan. “La Ilaaha”, adalah menolak segala sembahan selain

Allah. “Illallah”, adalah menetapkan bahwa ibadah (penghambaan) itu hanya untuk Allah semata, tiada

sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam ibadah kepada-Nya, sebagaimana tiada sesuatu apapun

56

yang boleh dijadikan sekutu di dalam kakuasaan-Nya. Tafsir makna syahadat tersebut diperjelas oleh

firman Allah Ta’ala:

﴾]آل عمران[چڦ ڦ ڦ ڄ ڄ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ چ چ ﴿

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kepada kaumnya: ‘Sesungguhnya aku

menyatakan lapas diri dari segala yang kamu sembah, kecuali Tuhan yang telah menciptakanku, kerena

sesungguhnya Dia akan memberiku petunjuk. ‘Dan (Ibrohim) mejadikan kalimat tauhid itu kalimat yang

kekal pada keturunannya supaya mereka senantiasa kembali (kepada tauhid).” (QS. Az-Zukhruf: 26-28).

Dan firman-Nya:

﴾]آل عمران[ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ڄ ڄ ڄ ڃ ڃ﴿

“Katakanlah (Muhammad): ‘Hai Ahli Kitab! Marilah kamu kepada suatu kalimat yang tidak ada

perselisihan antara kami dan kamu, yaitu: hendaklah kita tidak menyembah selain Allah dan tidak

mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya serta janganlah sebagian kita menjadikan sebagian yang

lain sebagai Tuhan selain Allah’. Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka:

‘Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang muslim (menyerah diri kepada Allah).” (QS. Ali

Imran: 64).

Ihsan memiliki satu rukun dan di bawahnya ada dua kedudukan:

Ibadah persaksian yaitu ibadah yang disertai dengan cinta dan kerinduan terhadap apa yang ada di sisi Allah.

Ibadah pengawasan yaitu ibadah yang disertai dengan ketakutan dan kekhawatiran.

Maksud budak wanita melahirkan Tuannya adalah banyaknya kedurhakaan atau banyak terjadi perbudakan atau

berubahnya keadaan.

Mengetahui Nabi Muhammad salallahualihiwasallam: mengetahui Nabi-Nya, Muhammad salallahuu alaihi wa

sallam, kelahiranya, umurnya, kenabian dan risalahnya, Negrinya, hikmah diutusnya, lamanya berda’wah kepada

tauhid, isra dan mi’raj, dimana dan kapan shalat diwajibkan, hijrah, hukum dan waktunya.

Macam-macam hijrah:

1. Dari Negri kafir ke Negri Islam.

2. Hijrah dari apa yang Allah haramkan.

3. Hijrah dari Mekah ke Madinah dan sudah terputus dengan pembebasan Mekah.

Adapun dalil syahadat bahwa Muhammad itu Rasulullah, adalah firman Allah Ta’ala:

]التوبة[﴾ھ ھ ے ے ۓ ۓ ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇ ۆ ۆ ۈ﴿

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kalangan kamu sendiri, terasa berat olehnya

penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu, amat belas kasih lagi

penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah: 128).

Syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah, berarti: mentaati apa yang diperintahkannya,

membenarkan apa yang diberitakannya, menjauhi apa yang dilarang serta yang dicegahnya, dan beribadah

57

kepada Allah dengan apa yang disyariatkannya. Dalil shalat, zakat dan tafsir kalimat tauhid: Firman Allah

Taala:

﴾]البينة[ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ں ں ڻ ڻ ڻ ڻ ۀ ۀہہ ہ ہ﴿

“Padahal mereka tidaklah diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah, dengan

memurnikan ketaatan kapada-Nya lagi bersikap lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat serta

mengeluarkan zakat. Demikian itulah tuntunan agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5).

Dalil Puasa, Firman Allah Ta’ala:

﴾]البقرة[ٿ ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ ڦ ڦ﴿

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan kepada kamu untuk melakukan shiyam,

sebagaimana telah diwajibkan kapada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-

Baqarah: 183).

Dalil Haji: Firman Allah Ta’ala:

آل عمران[﴾]ھ ھ ے ے ۓ ۓ ڭ ڭ ڭڭۇ ۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ﴿

“Dan hanya untuk Allah, wajib bagi manusia melakukan haji, yaitu (bagi) orang yang mampu

mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka

sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan) semesta alam.” (QS. Ali Imran: 97).

Tingkatan kedua: Iman yang mana terdiri dari kurang lebih tujuh puluh tiga cabang. Cabang yang paling

tinggi ialah syahadat. “La Ilaha Illallah”, sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan

dari jalan. Dan sifat malu adalah salah satu cabangnya iman. Dan rukunnya ada enam sebagaimana terdapat

dalam hadits ( engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-malikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya

kepada para Rasul-Nya, kepada hari akhirat, dan beriman kepada qadar baik dan yang buruk. Dalil ke enam

rukun ini, firman Allah Ta’ala:

[177﴾]البقرة:ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀ ڀ ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ﴿

“bukanlah kebaikan itu sekedar menghadapkan wajahmu (dalam shalat) ke arah timur dan barat,

akan tetapi kebaikan yang sebenarnya ialah engkau beriman kepada Allah, hari akhirat, para malaikat,

kitab-kitab dan Nabi- Nabi…” (QS. Al-Baqarah: 177).

Dan dalil takdir adalah firman Allah Ta’ala:

﴾]القمر[حت خت مت ىت يت جث﴿

“Sesungguhnya segala sesuatu telah Kami ciptakan sesuai dengan qadarnya.” (QS. Al- Qamar: 49).

Tingkatan ketiga: Ihsan yang terdiri dari satu rukun

﴾]النحل[ی جئ حئ مئ ىئ يئ جب حب خب﴿

“Beribadahlah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihatNya. Jika kamu tidak melihat-

Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” . Dalilnya, firman Allah Ta’ala: “Sesungguhnya Allah

bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat ihsan.” (QS. An-Nahl: 128 ),

dan firman-Nya:

عراء[ڻ ڻ ڻ ڻ ۀ گ گ گ گڳ ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ں ں ﴿ ﴾]الش

“Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang melihatmu

ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang

58

sujud. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Asy-syuaraa’: 217-

220).

Dan firman Allah:

[61﴾]يونس:ى ى ائ ائ ەئ ەئ وئ وئ ۇئ ۇئ ۆئ ۆئ ۈئ ۈئ ېئ ېئ ېئ ىئ ىئ ىئ﴿

“Dalam keadaan apapun kamu berada, dan (ayat) apapun dari Al-Qur’an yang kamu baca, serta

pekerjaan apapun yang kamu kerjakan, tidak lain kami adalah menjadi saksi atasmu di waktu kamu

melakukannya…”. (QS. Yunus: 61).

Adapun dalilnya dari sunnah, ialah hadits Jibril yang terkenal, yang diriwayatkan dari Umar bin Al-

Khattab radhiyallahu ‘anhu: Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata: Ketika kami duduk-duduk disisi

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan

baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan

tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu

menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya

berkata: “Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam?”, maka Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam

bersabda: “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan

bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa

Ramadhan dan menunaikan haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “anda benar “. Kami semua heran, dia

yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “Beritahukan aku tentang Iman “.

Lalu beliau bersabda: “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-

Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia

berkata: “anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda:

“Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya

maka Dia melihat engkau”. Kemudian dia berkata: “Beritahukan aku tentang hari kiamat ? Beliau bersabda:

“Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata: “Beritahukan aku tentang tanda-tandanya

“, beliau bersabda: “Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang

kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian

orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “Tahukah engkau siapa

yang bertanya ?”. aku berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “Beliau bersabda: “Dia adalah Jibril

yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)

pokok yang ke tiga: mengenal Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam.

Beliau adalah Muhammad bin Abdullah, bin Abdul Mutthalib, bin Hasyim. Hasyim adalah termasuk suku

Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab termasuk keturunan Nabi Ismail, putera

Nabi Ibarahim Al-Khalil. Semoga Allah melimpahkan kepadanya dan kepada Nabi kita sebaik-baik

shalawat dan salam. Beliau berumur 63 tahun; diantaranya 40 tahun sebelum beliau menjadi Nabi dan 23

tahun sebagai Nabi serta Rasul. Beliau diangkat sebagai Nabi dengan surat “Iqra” dan diangkat sebagai

Rasul dengan Surat “Al- Mudatssir”. Tempat asal beliau adalah Mekah. Beliau diutus oleh Allah untuk

menyampaikan peringatan supaya menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid sebagaimana firman Allah

Ta’ala:

59

﴾]المدثر[ۅ ۉ ھ ھ ے ے ۓ ۓ ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ ۋ ۅ ﴿

“Wahai orang yang berselimut! Bangunlah, lalu sampaikanlah peringatan. Agungkanlah Rabbmu.

Sucikanlah pakaianmu. Tinggalkanlah berhala-berhala itu. Dan janganlah kamu memberi, sedang

kamu menginginkan balasan yang lebih banyak. Serta bersabarlah untuk (memenuhi perintah)

Tuhanmu.” (QS. Al- Mudatstsir: 1-7)

Maknanya: “Sampaikanlah peringatan”, ialah: menyampaikan peringatan untuk menjauhi syirik dan

mengajak kepada tauhid. “Agungkanlah Tuhanmu”: agungkanlah Ia dengan berserah diri dan beribadah

kepada-Nya semata. “Tinggalkanlah berhala-berhala itu”, artinya: menjauhlah serta bebaskanlah dirimu

darinya dan orang-orang yang memujanya. Beliaupun melaksanakan perintah ini selama sepuluh tahun,

mengajak kepada tauhid. Setelah sepuluh tahun itu, beliau dimi’rajkan (diangkat naik) ke atas langit dan

disyari’atkan kepada beliau shalat lima waktu. Beliau melakukan shalat di Mekah selama tiga tahun.

Sesudah itu, beliau diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah. Hijrah ialah pindah dari lingkungan syirik ke

lingkungan Islami. Hijrah ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan ummat Islam. Dan kewajiban

tersebut hukumnya tetap berlaku sampai hari kiamat.

Dalil yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu firman Allah Ta’ala

ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ کک ک ک گ گ گ گ ڳ ﴿

ڭ ڭ ۇ ۇ ں ں ڻ ڻ ڻ ڻ ۀ ۀ ہ ہ ہ ہ ھ ھ ھ ھ ے ے ۓ ۓ ڭ ڭ

﴾]النساء[ۆ

“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan zhalim terhadap diri

mereka sendiri, kepada mereka malaikat bertanya: ‘Dalam keadaan bagaimana kamu ini? Mereka

menjawab: ‘Kami adalah orang-orang yang tertindas di bumi’. Para malaikat berkata: ‘Bukankah bumi

Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (kemana saja) di bumi ini?. Maka mereka itu tempat

tinggalnya neraka jahannam dan jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Akan tetapi

orang-orang yang tertindas diantara mereka, seperti kaum lelaki dan wanita serta anak-anak yang

mereka itu dalam keadaan tidak mampu menyelamatkan diri dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah),

maka mudah- mudahan Allah memaafkan mereka. Dan Allah adalah Maha Pema’af lagi Maha

Pengampun.” (QS. An-Nisa’: 97-99).

Dan firman Allah Ta’ala:

[56﴾]العنكبوت:چ چ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ﴿

“Wahai hamba-hambaku yang beriman! Sesungguhnya, bumi-Ku adalah luas, maka hanya kepadaKu

saja supaya kamu beribadah.” (QS. Al-Ankabut: 56).

Al Baghawi rahimahullah, berkata: “Ayat ini, sebab turunnya adalah ditujukan kepada orang-orang

muslim yang masih berada di Mekah, yang mereka itu belum juga berhijrah. Karena itu, Allah menyeru

kepada mereka dengan sebutan orang- orang yang beriman.”

Adapun dalil dari sunah yang menunjukkah kewajiban hijrah, yaitu sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

wa sallam: “Hijrah tetap akan berlangsung selama pintu taubat belum ditutup, sedang pintu taubat tidak

akan ditutup hingga matahari terbit dari barat”.

60

Setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam menetap di Madinah, disyari’atkan kepada beliau

zakat, puasa, haji, adzan, jihad, amar ma’ruf dan nahi mungkar serta syari’at-syari’at Islam lainnya. Beliau

pun melaksanakan ini selama sepuluh tahun. Sesudah itu beliau diwafatkan, sedang agamanya tetap dalam

keadaan lestari.

Inilah agama beliau, tidak ada suatu kebaikan melainkan beliau telah tunjukan kepada umatnya. Dan

tiada suatu keburukan melainkan beliau telah memperingatkannya. Kebaikan yang beliau tunjukkan ialah

tauhid serta segala yang dicintai dan diridhai Allah; sedang keburukan yang beliau peringatkan supaya

dijauhi ialah syirik serta segala yang dibenci dan dimurkai Allah. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa

sallam diutus oleh Allah kepada seluruh umat manusia, dan diwajibkan kepada seluruh jin dan manusia

untuk mentaatinya.

Allah Ta’ala berfirman:

[158﴾]العراف:ڻ ڻ ۀ ۀ ہ ہ ہ ہ﴿

“Katakanlah: ‘Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu semua.” (QS.

Al-A’raf: 158).

Dan melalui beliau, Allah telah menyempurnakan agama-Nya untuk kita sebagaimana Firman Allah

Ta’ala:

[3﴾]المائدة:چ چ چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ﴿

“Pada hari ini telah aku sempurnakan untukmu agamamu dan Aku cukupkan ni’matKu kepadamu

serta aku ridhai Islam itu menjadi agama bagimu.” (QS. Al- Ma’idah: 3).

Dan firman Allah Ta’ala:

[56﴾]العنكبوت:چ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ چ﴿

“Wahai hamba-hambaku yang beriman! Sesungguhnya, bumi-Ku adalah luas, maka hanya kepadaKu

saja supaya kamu beribadah.” (QS. Al-Ankabut: 56).

Adapun dalil yang menunnjukkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga wafat, ialah firman

Allah Ta’ala:

مر[حئ مئ ىئ يئ جبحب خب مب ىب يب جت حت خت﴿ ﴾]الز

“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka pun akan mati (pula). Kemudian

sesungguhnya kamu nanti pada hari Kiamat berbantah-bantahan di hadapan Tuhanmu.” (QS. Az-

Zumar: 30-31).

Manusia sesudah mati akan dibangkitkan kembali. Dalilnya, firman Allah Ta’ala:

﴾]طـه[ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ﴿

“Berasal dari tanahlah kamu telah kami jadikan dan kepadanya kamu kami kembalikan, serta

darinya kamu akan kami bangkitkan sekali lagi.” (QS. Thaha: 55).

Dan firman Allah Ta’ala:

﴾]نوح[چ چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ﴿

“Dan Allah telah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia

mengembalikan kamu kedalamnya (lagi) dan (pada hari kiamat) Dia akan mengeluarkan kamu dengan

sebenar-benarnya.” (QS. Nuh: 17-18).

61

Setelah manusia dibangkitkan, mereka akan dihisab dan diberi balasan sesuai dengan perbuatan mereka

sebagaimana firman Allah Ta’ala:

جم[﴾]الن گ گ گ ڳ ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱڑ ڑ ک ک ک ک گ ﴿

“Dan hanya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, supaya Dia memberi

balasan kepada orang-orang yang berbuat buruk sesuai dengan perbuatan mereka dan memberi balasan

kepada orang-orang yang berbuat baik dengan (pahala) yang lebih baik lagi (surga).” ( QS. An-Najm:

31).

Barangsiapa yang tidak mengimani kebangkitan ini, maka dia adalah kafir sebagaimana firman Allah

Ta’ala:

يسير زعم الذين كفروا أن لن يبعثوا قل بلى وربي لتبعثن ثم لتنبؤن بم ا عملتم وذلك على للا

“Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakan: ‘tidaklah

demikian. Demi Rabbku, kamu pasti akan dibangkitkan dan niscaya akan diberitakan kepadamu

apapun yang telah kamu kerjakan. Yang demikian itu adalah amat mudah bagi Allah.” (QS.

At-Taghabun : 7).

Waktu terputusnya taubat:

1. Terbitnya matahari dari barat.

2. Menjelang mati

Kapan syariat-syariat yang lain disyariatkan?, lama berda’wah dan wafatnya, agama yang beliau bawa, keumuman

syariatanya untuk jin dan manusia, sempurnanya agama dan nikmat.

Kafirnya yang telah sampai kepadanya risalah Nabi Muhammad kemudian dia tidak beriman, baik itu dari ahlu

kitab atau selain mereka.

Kebangkitan setelah mati dan hisab segala amalan, kufurnya yang mendustakan kebangkitan karena dia

mengingkari salah satu rukun iman.

Hikmah diutusnya para Rasul:

1. Untuk menegakan hujjah atas semua makhluk.

2. Sebagai rahmat.

Agama para Nabi adalah satu.

Thaguht adalah yang disembah, misalnya: batu dan pohon, yang diikuti, misalnya: ulama-ulama yang buruk, dan

yang ditaati yaitu pemimpin yang keluar dari ketaatan kepada Allah.

Kita boleh mengabarkan bahawa setan dilaknat akan tetapi kita tidak boleh melaknatnya dan kita dianjurkan untuk

meminta perlindungan darinya.

Barang siapa yang ridha diibadahi dari selain Allah maka dia adalah thaghut, barang siapa mengaku mengetahui

ilmu yang ghaib maka dia adalah seorang pembohong dan kafir.

Tugas para rasul dan da’wah mereka, awal para rasul dan akhir mereka, dua rukun tauhid: kufur kepada thaghut

dan beriman kepada Allah.

62

Pengertian thaghut, pemimpin-pemimpin thaghut, sifat kufur terhadap thaghut, makna la ilaha illallah. Islam

adalah pokok dari agama, shalat adalah tiang agama, dan puncak dari agama adalah jihad.

Allah telah mengutus semua Rasul sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan Sebagaimana

firman Allah Ta’ala:

[165﴾]النساء:ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ﴿

“(Kami telah mengutus) Rasul-rasul menjadi penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan,

supaya tiada lagi suatu alasan bagi mausia membantah Allah setelah (diutusnya) para Rasul itu.” (QS.

An-Nisa’: 165).

Rasul pertama adalah Nabi Nuh ‘alaihis salam, dan Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad Shallallahu

‘alaihi wa sallam, serta beliaulah penutup para Nabi. Dan Allah telah mengutus kepada setiap umat seorang

Rasul, mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi Muhammad, dengan memerintahkan kepada mereka untuk

beribadah kepada Allah semata dan melarang mereka beribadah kepada thaghut. Allah Ta’ala berfirman:

[4٠﴾]الحزاب:ې ى ى ائ ائ ەئ ەئ وئ وئ ۇئ ۇئ ۆئۆئ﴿

“Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus kepada setiap ummat seorang Rasul (untuk menyerukan):

Beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhilah thaghut itu.” (QS. An-Nahl: 36).

Dengan demikian, Allah telah mewajibkan kepada seluruh hamba-Nya untuk kufur terhadap thaghut dan

hanya beriman kepada-Nya saja. Ibnu Qayyim rahimahullah ta’ala telah menjelaskan pengertian thaghut

dengan mengatakan: “Thaghut, ialah segala sesuatu yang diperlakukan manusia secara melampaui batas

baik itu disembah atau diikuti atau ditaati. Thaghut itu banyak macamnya, tokoh-tokohnya ada lima: iblis

yang telah dilaknat oleh Allah, orang yang disembah sedang ia sendiri rela, orang yang mengajak manusia

untuk menyembah dirinya, orang yang mengaku tahu sesuatu yang ghaib, orang yang berhukum dengan

selain hukum Allah. Dalilinya adalah firman Allah Ta’ala:

﴾]البقرة[ىث يث حجمج جح مح جخ حخ ی جئ حئ مئ ىئ يئ جب حب خب مب ىب يب جت حت خت مت ىت يت جث مث﴿

“Tiada paksaan dalam (memeluk) agama ini. Sungguh telah jelas kebenaran dari kesesatan. Untuk

itu, barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan iman kepada Allah, maka dia benar-benar telah

berpegang teguh dengan tali yang amat kuat, yang tidak akan terputus tali itu. Dan Allah Maha

Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah; 256).

Inilah makna laa ilaha illallah, dan didalam hadits “islam adalah pokok dari agama, tiangnya adalah salat,

dan puncak dari semua agama adalah jihad. Allahu a’lam. Wasalallahu ‘ala Muhammad wa’ala alihi

washahbihi wasallam.

Macam-macam jihad:

1. Jihad melawan nafsuh, dilakukan dengan ilmu, amal, da’wah, dan sabar; (surat al-‘Asr).

2. Jihad melawan setan:

a. Meniggalkan syubhat (bidah, syirik besar dan syirik kecil).

b. Meniggalkan syahwat (besar dan kecil).

3. Jihad melawan orang-orang kafir dan munafik; dilakukan dengan hati, lisan, anggota badan dan harta.

63

«شرح أركان اإلميان واإلسالم»

Syarah Rukun Iman dan Ihsan

Iman secara bahasa adalah pengakuan dan pembenaran.

Secara istilah adalah perkataan dengan lisan, keyakinan dengan hati, amalan dengan anggota tubuh,

bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.

Iman kepada Malaikat: mereka adalah alam ghoib yang Allah ciptakan dari cahaya, mereka selalu taat

kepada Allah, dan tidak bermaksiat kepada-Nya, mereka memiliki arwah (ruh yang suci), Jasad (yang

menjadikan Malaikat sebagai Rasul yang memiliki sayap-sayap), akal dan hati (ketika hati mereka

terkejut para malaikat bertanya apa yang dikatakan Rab kalian), kita beriman kepada mereka secara

global dan dengan apa yang Allah beritahukan kepada kita atas nama-nama mereka (seperti Jibril,

Mikail dan israfil), sifat-sifat dan amalan-amalan mereka secara detail .

Iman kepada kitab: kita beriman bahwasanya itu adalah kalam Allah secara nyata dan diturunkan bukan

sebagai makhluk serta Allah telah menurunkan kitab bersama setiap Rasul. Dan dalilnya (Sesungguhnya

kami telah mengutus Rasul kami dengan petunjuk dan kami menurunkan kepada mereka kitab dan

timbangan). Kita beriman dengannya secara global, serta dengan segala apa yang Allah kabarkan

kepada kita dari nama- namaNya, kabar-kabar didalamnya, hukum-hukum yang tidak dihapus darinya

dan bahwasanya alqur’an penghapus kitab-kitab terdahulu. Kitab- ktab Allah yang diketahui Al –

Qur'an, Taurat, Injil, Zabur, suhuf Ibrohim, dan Suhuf Musa.

Iman kepada rasul–rasul: kita beriman bahwa mereka adalah manusia, yang tidak ada sedikitpun

kekhususan rububiyah pada mereka. Mereka adalah hamba Allah yang tidak diibadahi, dan sebagai para

Rasul yang tidak boleh didustakan. Allah telah mengutus dan mewahyukan kepada mereka, yang

diperkuat dengan mukjizat. Mereka telah menyampaikan amanat, menasehati umat, berda’wah serta

berjihad dijalan Allah dengan sebenar-benar jihad. Kita beriman kepada mereka secara global dan

Iman dengan tauhid

rububiyah

Iman dengan tauhid asma

wasifat

Iman kepada Allah

Iman dengan wujud Allah

Iman dengan tauhid

uluhiyah

Akal

Syariat

Fitrah

Naluri

64

dengan segala apa yang Allah beritahukan kepada kita, dari nama-nama, sifat-sifat, kabar tentang

mereka, serta mukjizat yang Allah memperkuat mereka dengannya. Awal para Nabi adalah Adam dan

awal para Rasul adalah Nuh serta penutup para Nabi dan Rasul adalah Muhammad Shalallaahu 'Alaihi

Wasallam. Dan bahwasanya syariat sebelumnya, semuanya telah dihapus dengan syariat Nabi

Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam. Ulul ‘Azmi ada lima sebagaimana disebutkan dalam surat as-

Syura dan al- Ahzab: (Muhammad, Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa).

Iman kepada hari Akhir: terkandung didalamnya iman dengan segala apa yang dikabarkan Nabi

Muhammad tentang kejadian setelah mati; seperti fitnah kubur, peniupan sangkakala, kebangkitan

manusia dari kubur, timbangan, buku catatan amal, shirath, haudh, syafaat, surga, neraka, tanda-tanda

hari kiamat, dan penglihatan kaum mukminin terhadap Rab mereka pada hari kiamat dan di Surga.

Iman terhadap takdir baik dan buruk terdiri dari empat tingkatan:

1. Ilmu yaitu beriman bahwa Allah ta'ala mengetahui segala sesuatu secara global dan secara detail.

2. Kitaabah (penulisan) yaitu keimanan bahwa Allah ta'ala telah menulis takdir segala sesuatu

sampai hari kiamat.

3. Masyiah (kehendak) yaitu keimanan bahwa apa yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang

tidak dikehendaki-Nya pasti tidak akan terjadi, seorang hamba memiliki kehendak akan tetapi

berada dibawah kehendak Allah.

4. Al-Khalq (penciptaan) yaitu keimanan bahwasanya segala yang ada merupakan makhluk Allah,

baik secara dzat, sifat maupun gerak-gerik. Adapun dalilnya: (Allah yang menciptakan kalian

dan amalan-amalan kalian) (Allah pencipta segala Sesuatu).

Syair iman terhadap takdir

Ilmu, penulisan Tuhan kita, dan kehendak-Nya

dan penciptaan-Nya yaitu menjadikan dan mengadakan

Ihsan: memiliki satu rukun dan dua tingkatan

Tingkatan pertama: ibadah dengan persaksian yaitu ibadah yang disertai cinta, harapan dan kerinduan

terhadap apa-apa yang ada di sisi Allah. Dan ini adalah ibadahnya para Nabi dan Rasul.

Tingkatan kedua: ibadah pengawasan yaitu ibadah yang disertai dengan rasa takut. Tingkatan ini tidak

keluar seorang muslim darinya.

Ujian Tsalatsatul Ushul dan dalil-dalilnya

Penulis Tsalatstul Ushul adalah (a. Muhammad bin Sulaiman at-Tamimi, b. Muhammad bin Abdul

Wahab, c. semuanya benar). Ushulu Tsalatsah secara ringkas adalah pertanyaan kubur (benar atau salah).

Penulis mendoakan pembaca dalam kitab Ushulu Tsaltsah berapa kali? (a. Pada dua pembahasan, b. Pada

tiga pembahasan). Keistimewaan kitab yang ditulis oleh penulis adalah (bahasanya mudah, diungkapkan

secara global kemudian ditafsil, berdalil dengan al Qur’an dan sunah, berdoa untuk para penuntut ilmu,

membantah syubhat-syubhat zaman sekarang, banyaknya syarah atas kitab ini, mendatangkan pertanyaan-

65

pertanyaan yang penting kemudian dijawab, Allah menjadikannya diterima, semuanya benar).

Memungkinkan untuk membagi atau membuatkan daftar isi dari kitab Ushulu Tsalatsah menjadi: (5 bagian,

6 bagian). Mempelajari tauhid adalah (fardhu kifayah, fardu ‘ain). Dalil pasal yang empat adalah surat: (al-

‘Asr, al-Ikhlas). Barang siapa yang berilmu dan tidak mengamalkannya adalah serupa dengan (Nasrani,

Yahudi, semuanya benar). Sabar terbagi menjadi: (dua bagian, tiga bagian). Makna perkataan Imam Syafi’i

dalam surat al-‘Asr adalah (cukup untuk menegakan hujjah, mencukupkan dari surat-surat yang lain).

Barang siapa yang beriman dengan salah satu macam tauhid tapi tidak beriman dengan yang lainnya bukan

seorang yang mentauhidkan Allah (benar atau salah). Berlepas diri dari kesyrikan dan pelakunya terealisasi

dengan (a. Hati, lisan dan anggota badan, b. Berlepas diri dari amalan dan pelaku kesyirikan, c. Semuanya

benar). Metode salaf adalah (mendatangkan dalil kemudian meyakini. Meyakini terlebih dahulu kemudian

mendatangkan dalil). Barang siapa yang sesat dari ulama kita maka dia serupa dengan (Yahudi, Nasrani),

barang siapa yang sesat dari ahli ibadah kita, maka dia serupa dengan (Yahudi, Nasrani). Pasal-pasal yang

tiga adalah Ushulu Tsaltsah (benar atau salah). Doa terbagi menjadi (a. Doa ibadah dan doa masalah, b. Doa

dengan keadaan dan doa dengan permintaan). Doa dengan permintaan terbagi menjadi (dua bagian. empat

bagian). Manusia terbagi dalam memahami sebab menjadi (a. Dua golongan yang sesat dan satu golongan

yang benar, b. Syirik besar, syirik kecil dan boleh). Dibolehkan meminta pertolongan kepada makluk (a.

Secara mutlak, b. Apa yang dia mampui, c. Apa yang dia mampui dengan syarat-syarat yang empat). Makna

la ilaha illallah adalah (a. Yang mampu untuk mencipta, b. Tidak ada yang disembah selain Allah, c. Tidak

ada yang disembah dengan hak kecuali Allah, d. Semuanya benar). Pendekatan antara semua agama (a.

Boleh, b. Dosa besar, c. Kekufuran). Dalil adanya Allah secara global (a. Banyak, b. Empat). Apakah

malaikat memiliki hati (benar atau salah). Hubungan tauhid dengan iman, bahwasanya iman lebih umum dan

tauhid bagian dari iman (benar atau salah). Rukun iman ada (5,6,8 ). Orang-orang musyrik memiliki sesutu

ibadah yang diperuntukkan untuk Allah (benar atau salah). Barang siapa yang diibadahi dari selain Allah

padahal dia tidak ridha adalah (a. Thaghut, b. Bukan thoghut). Mengesakan Allah sebagai pengatur alam,

dan yang menurunkan hujan adalah tauhid (a. Uluhiyah,b. Rububiyah, c. Asma wa sifat). Yang menafikan

pokok tauhid disebut (a. Syrik besar, b. Syirik kecil, c, Bid’ah). Kewajiban yang paling wajib adalah

berbakti kepada kedua orang tua (benar atau salah). Keharaman yang peling besar adalah zina dan

membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh (benar atau salah). Al-Mi’raj adalah perjalan

Nabi Muhammad dari Mekah menuju Baitul Makdis (benar atau salah). Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi

wasallam diutus kepada (a. Kaumnya secara khusus, b. Kepada jin dan manusia). Nabi Muhammad salallahu

‘alihi wasallam (a. Telah meninggal, b. Para Nabi tidak meninggal). Barang siapa yang mendustakan

kebangkitan adalah kufur dengan kekufuran (a. Besar, b. Kecil). Agama para Nabi adalah (a. Satu, b. Setiap

Nabi memiliki agama). Hijrah (a. Terputus dengan pembebasan kota Mekah, b. Tetap kekal hingga hari

kiamat). Hijrah adalah (a. Berpindah dari Negri kufur ke Negri Islam, b. meninggalkan apa yang diharamkan

Allah). Agama Islam telah sempurna kecuali dari mimpi orang-orang yang saleh (benar atau salah),

memalingkan ibadah kepada selain Allah (a. Syirik besar, b. Syirik kecil). Diharuskan untuk membedakan

antara hukum pada perbuatan dan hukum pada pelakunya (benar atau salah). Awal Nabi adalah (a. Nuh

alaihi salam, b. Adam ‘alaihi salam). Nabi Muhammad adalah (a. Nabi, b. Rasul).

66

Soal Ujian Tsalatsatul Ushul «امتحان ثالثة األوصو »

Pilihlah dari tabel pertama yang sesuai dengaan tabel yang kedua

Tauhid secara

bahasa ….. 1

Perkataan imam Ahmad: Jika saya melihat orang

kafir saya pejamkan mataku karena khawatir telah

melihat musuh Allah.

Tauhid secara

syariat ….. 2

Mengandung iman dengan segala yang terjadi setelah

mati.

Tauhid uluhiayah ….. 3

Adalah perkataan dengan lisan, meyakini dengan hati,

beramal dengan anggota badan bertambah dengan

ketaatan dan berkurang dengan maksiat.

Tauhid rububiyah ….. 4 Islam, iman dan ihsan.

Tauhid asma wa

sifat ….. 5 Kepada Allah dan kepada selain Allah.

Alhanifiyah ….. 6 Wajib, boleh, dan haram.

Panggilan yang

pertama dan

perintah yang

pertama dalam al

Qur’an

….. 7 Secara syariat dan pengalaman yang telah teruji.

Annid (tandingan) ….. 8 Pertanyaan kubur.

khasyiyah ….. 9 Berilmu, beramal, berda’wah, dan bersabar.

Tawakal ….. 10 Ikhlas dan mutaba’ah (mencontoh Nabi Muhammad).

Syarat diterimanya

ibadah ….. 11

Adalah menyerahkan diri dengan benar dan percaya

kepada-Nya disertai mengambil sebab.

Pasal yang empat

secara ringkas ….. 12

Adalah takut yang dibangun diatas ilmu karena

keagungan yang ditakutinya dan kesempurnaan

kerajaannya.

Pasal yang tiga

secara ringkas ….. 13 Yaitu penyerupaan, permisalan, dan tandingan.

Ushulu Tsaltsah

secara ringkas ….. 14 Dalan surah al-Baqarah.

Sebab terbagi ….. 15 Yaitu agama yang berpaling dari kesyirikan yang

67

menjadi dibangun diatas keikhlasan dan tauhid.

Nazar terbagi

menjadi ….. 16

Yaitu mengesakan Allah terhadap apa-apa yang Allah

namakan dan sifati diri-Nya sendiri dalam kitab-Nya

dan lewat lisan Rasul-Nya, dan itu terealisasi dengan

menetapkan apa yang Allah tetapkan bagi diri-Nya

sendiri dan menafikan apa-apa yang Allah nafikan

dari diri-Nya tanpa menyimpangkan dan menta’wil

juga tanpa mentakyif dan mempermisalkan.

Menyembelih

terbagi menjadi ….. 17 Adalah mengesakan Allah dalam peribadatan.

Khauf terbagi

menjadi ….. 18

Yaitu mengesakan Allah dengan penciptaan,

kepemilikan, dan pengaturan.

Islam ….. 19 Mengesakan Allah terhadap yang menjadi

kekhususan Allah

Tingkatan

beragama ….. 20

Masdar wahhada yaitu menjadikan sesuatu menjadi

satu.

Iman ….. 21 Terbitnya matahari dari barat dan ajal telah tiba.

Iman kepada hari

akhirat

mengandung

….. 22 Apa-apa yang seorang hamba melampaui batasnya,

dari yang disembah, diikuti, dan ditaati.

Termasuk

perealisasian

berlepas diri dari

kesyirikan adalah

….. 23 Tauhid rububiyah, asma wasifat, tauhid uluhiyah, dan

berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunnya.

Waktu terputusnya

taubat ….. 24

Yaitu berserah diri dengan tauhid, tunduk dengan

ketaatan, berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya.

Thaghut ….. 25 Apa yang diibadahi dari selain Allah dalam bentuk

rupa.

68

Amalan Dalil dari Kitab dan Sunah Ilmu sebelum berucap dan

beramal ……………………….………………………….

Awal panggilan dan awal

perintah dalam al Qur’an ……………………….………………………….

Meninggalnya Nabi

Muhammad ……………………….………………………….

Keumumuman risalah

Nabi Muhammad ……………………….………………………….

Pasal yang empat ……………………….………………………….

Barang siapa yang

mendustakan hari

kebangkitan maka dia

kufur

……………………….………………………….

Agama para Nabi adalah

satu ……………………….………………………….

Hijrah dari Negri kafir ……………………….………………………….

Agama Islam telah

sempurna ……………………….………………………….

Arraghbah, rahbah, dan

khasyah ……………………….………………………….

Memalingkan ibadah

kepada selain Allah

adalah kesyirikan

……………………….………………………….

Yang mencipta dialah

yang berhak diibadahi ……………………….………………………….

Takut ……………………….………………………….

Harapan ……………………….………………………….

Roja ……………………….………………………….

Khasyah ……………………….………………………….

Tawakkal ……………………….………………………….

Menyembelih ……………………….………………………….

Nazar ……………………….………………………….

Iman adalah ucapan,

amalan, dan perbuatan ……………………….………………………….

Manusia kalau meninggal

akan dibangkitkan

……………………….………………………….

……………………….………………………….

69

Awal para Rasul ……………………….………………………….

Penutup para Nabi ……………………….………………………….

Tulislah apa yang kamu ketahui di bawah ini

Mengapa kita belajar

tauhid

1………………………. 6…………………….…

2………………………. 7……………………….

3………………………. 8……………………….

4………………………. 9……………………….

5……………………….…………………………

Mengapa kita belajar

Ushulu Tsalatsah

1………………………. 3……………………….

2………………………. 4……………………….

Ushulu Tsalatsah

terbagi menjadi:

1………………………. 4……………………….

2………………………. 5……………………….

3……………………….…………………………

Ushulu Tsalatsah secara

ringkas adalah. Dan apa

makna hanifiyah

……………………….………………………….

Buah mempelajari

Ushul Tsalatsah ……………………….………………………….

Kitab syaikh

Muhammad bin Abdul

Wahab istimewa karena

1………………………. 3……………………….

2………………………. 4……………………….

Pasal yang empat 1………………………. 3……………………….

2………………………. 4……………………….

Macam-macam sabar 1………………………. 3……………………….

2……………………….…………………………

Makna perkataan Imam

Syafi’i seandainya Allah

tidak menurunkan surat

kecuali surah al-‘Asr

maka itu sudah cukup.

……………………….………………………….

(Mesjid-mesjid milik

Allah), makna mesjid-

mesjid

1………………………. 3……………………….

2……………………….…………………………

(Ma’allahi ahadan)

makna ahadan ……………………….………………………….

70

Pasal yang tiga secara

ringkas

1………………………. 3……………………….

2……………………….…………………………

Berlepas diri dari

kesyirikan terealisasi

dengan

1………………………. 3……………………….

2……………………….…………………………

Pengertian tauhid secara

bahasa dan secara istilah ……………………….………………………….

Tauhid rubbubiyah

adalah ……………………….………………………….

Tauhid uluhiyah adalah ……………………….………………………….

Tauhid asma wasifat

adalah ……………………….………………………….

Makna annid

(tandingan) adalah ……………………….………………………….

Macam-macam doa 1……………………….…………………………

2……………………….…………………………

Macam-macam doa

masalah

1……………………….…………………………

2……………………….…………………………

Keyakinan terhadap

sebab terbagi menjadi

1……………………….…………………………

2……………………….…………………………

3……………………….…………………………

Sebab-sebab yang

diperbolehkan 1………………………. 2……………………….

Syarat-syarat meminta

pertolongan dengan

makhluk

1………………………. 3……………………….

2………………………. 4……………………….

Pengertian tawakal dan

annid (tandingan) ……………………….………………………….

Tawakal terbagi

menjadi

1………………………. 3……………………….

2……………………….…………………………

Makna khosyah ……………………….………………………….

Perbedaan takut dan

khosyah ……………………….………………………….

Macam-macam nazar

disertai hukumnya

1……………………….…………………………

2……………………….…………………………

Macam-macam

menyembelih disetai

1……………………….…………………………

2……………………….…………………………

71

hukumnya

Macam-macam takut

disertai hukumnya

1………………………. 2……………………….

3……………………….

Syarat diterimanya

ibadah 1………………………. 2……………………….

Islam adalah

Tingkatan-tingkatan

beragama

1………………………. 3……………………….

2……………………….

Makna la ilaha illallah ……………………….…………………………..

Kandungan Muhammad

adalah rasul Allah

1………………………. 3……………………….

2………………………. 4……………………….

Hukum pendekatan

antara agama dan

dalilnya

……………………….…………………………..

Iman secara bahasa dan

syariat

……………………….…………………………

Iman kepada Allah

mengandung keimanan

1………………………. 3……………………….

2………………………. 4……………………….

Dalil-dalil yang

menunjukkan wujud

Allah

1………………………. 3……………………….

2………………………. 4……………………….

Jelaskan iman kepada

malaikat-malaikat ……………………….………………………….

Jelaskan iman kepada

kitab-kitab ……………………….………………………….

Jelaskan iman kepada

para rasul ……………………….………………………….

Jelaskan iman kepada

hari akhirat disertai

contoh

……………………….………………………….

Tingkatan- iman

terhadap takdir

1………………………. 3……………………….

2………………………. 4……………………….

Tingkatan-tingakatan

ihsan 1……………………….2……………………….

Makna seorang budak

melahirkan tuanya

1………………………. 3……………………….

2……………………….

Adab-adab menuntut 1………………………. 4……………………….

72

ilmu 2………………………. 5……………………….

3………………………. 6……………………….

Nasab Nabi

Muhammad, umurnya

dan apakah beliau Nabi

atau Rasul disertai

dalilnya

……………………….………………………….

Makna (bangunlah dan

berilah peringatan) ……………………….………………………….

Makna (dan tuhanmu

agungkanlah) ……………………….………………………….

Makna (Dan pakaianmu

sucikanlah) ……………………….………………………….

Makna (dan berhala

jauhilah) ……………………….………………………….

Hijrah terbagi menjadi 1………………………. 3……………………….

2……………………….

Waktu terputusnya

taubat 1………………………. 2……………………….

Kepada siapa Nabi

Muhammad diutus ……………………….………………………….

Apa yang didakwahkan

Nabi Muhammad ……………………….………………………….

Pengertian thaghut dan

siapa yang

mengatakannya

……………………….………………………….

Hukum melaknat setan

dan dalilnya ……………………….………………………….

Pemimpin thaghut

1………………………. 4……………………….

2………………………. 5……………………….

3……………………….…………………………

Macam-macam jihad

dan sebutkan dengan

apa dilakukan masing-

masing jihad tersebut

1………………………. 2……………………….

3………………………. 4……………………….

5……………………….…………………………

73

القواعد األربع

Al Qowaidul Arba’

(Empat Kaidah)

Saya memohon kepada Allah Yang Maha Pemurah, Tuhan Pemilik ‘Arsy yang agung; agar menolongmu

di dunia dan di akhirat, memberkahimu dimana pun anda berada dan supaya menjadikanmu sebagai orang

yang ketika diberi dia bersyukur dan ketika dicoba dia bersabar serta ketika berdosa dia memohon ampun;

karena sesungguhnya tiga perkara tersebut adalah sumber kebahagian.

Ketahuilah, semoga Allah membimbingmu untuk taat kepada-Nya; bahwa sesungguhnya hanifiyah

adalah agama Nabi Ibrahim yaitu engkau beribadah kepada Allah semata dengan mengikhlaskan agama

hanya kepada-Nya. Atas dasar itulah Allah memerintah semua manusia dan menciptakan mereka,

sebagaimana Allah berfirman:

اريات[﴾ ڃ ڄڄڄڃڃڃ﴿ ]الذ

“Dan tidak Kuciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaku.” [QS Adz-

Dzariyat:56]

Manakala engkau telah mengetahui bahwa Allah menciptakanmu untuk beribadah kepada-Nya, maka

ketahuilah bahwa ibadah tidak dinamakan ibadah kecuali disertai dengan tauhid, sebagaimana shalat tidak

dinamakan shalat melainkan dengan thaharah. Sehingga apabila syirik masuk pada ibadah seseorang, maka

hal itu akan merusaknya, sebagaimana hadats jika masuk dalam thaharah. Jika engkau telah mengetahui

ketika syirik mencampuri ibadah seseorang akan merusaknya, menghapus amalan dan membuat pelaku

kesyirikan kekal di dalam neraka, maka engkau akan mengetahui bahwa kewajiban yang paling penting

atasmu adalah mengetahui itu. Dengan begitu, mudah-mudahan Allah membebaskanmu dari tipu daya ini,

yakni menyekutukan Allah, yang Allah berfirman tentangnya:

‎[48]النساء:﴾ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک ک ﴿

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, namun mengampuni dosa selain itu bagi siapa

yang dikehendaki-Nya.” [QS An-Nisa:116].

Dan hal ini tidak akan dapat dicapai kecuali seseorang memahami empat kaidah berikut, yang telah

disebutkan Allah di dalam kitab-Nya.

Kaidah Pertama: engkau harus mengetahui bahwa orang-orang kafir yang diperangi Rasulullah mengakui

bahwa Allah adalah sebagai pencipta dan pengatur, namun keyakinan ini tidak menyebabkan mereka masuk

ke dalam agama Islam.

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, kepadan-Nya kita memohon

pertolongan.

Qawaidul Arba’ (empat kaidah) adalah ringkasan dari kitab Kasyfusyubhat, yang dibuat oleh penulis untuk

membantah syubhat-syubhat kaum musyrik.

74

Wali-wali Allah: barang siapa yang beriman dan bertakwa maka dialah wali-wali Allah (Syikhul Islam Ibnu

Taimiyah).

Sumber-sumber kebahagiaan

Nikmat adalah ujian (dan kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai fitnah). Cara

mensyukuri nikmat adalah dengan hati, lisan, dan anggota badan. Sebelum mendapatkan nikmat, sepatutnya sebagai

makhluk untuk bergantung kepada pencipta dan pemberi rezki.

Keadaan-keadaan manusia apabila ditimpa musibah:

1. Marah, hukumnya adalah haram; terjadi dengan hati, lisan dan anggota badan.

2. Sabar, hukumnya adalah wajib dengan ijma para ulama.

3. Ridha hukumnya mustahab.

4. Bersyukur, ini adalah tingkatan yang paling tinggi.

Mengapa kita belajar tauhid.

Kaidah yang pertama: bahwa orang-orang kafir yang diperangi di zaman Rasulullah, mereka mengakui tauhid

rububiyah akan tetapi tidak mengakui tauhid uluhiyah.

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

]يونس:﴾ۆۈۈٴۇۋۋۅۅۉۉېېېېىىائائەئەئوئوئۇئۇئۆئۆئۈئۈئېئ﴿

31]

“ katakanlah siapakah yang memberimu rezki dari langit dan bumi, dan siapakah yang kuasa

menciptakan pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang

mati, dan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan

mengatakan Allah. Maka katakanlah: mengapa kalian tidak bertakwa? [Qs, yunus : 31].

Kaidah Kedua: Mereka berkata: “Kami tidak memohon kepada mereka, juga tidak berpaling kepada

mereka kecuali hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan syafa’at”. Dalil perkataan

mereka, untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah firman-Nya:

ژ ڑ ڑ ک ک ک ک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ں ں ڻ ڻ ڻ ڻ ۀ ۀ ہ ڎ ڎ ڈ ڈژ﴿

مر:﴾ہ ہ [3]الز

“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah

mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". [QS Az-

Zumar : 3]

Dalil bahwa mereka mencari syafa’at adalah firman Allah:

[18﴾]يونس:ڻڻۀۀہہہہھھھھےے﴿

“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudaratan

kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa’at

kepada kami di sisi Allah” [QSYunus: 18]

Syafa’at ada dua macam: syafa’at manfiyah (ditiadakan) dan syafa’at mutsbatah (ditetapkan).

75

Syafa’at manfiyah (ditiadakan) adalah syafa’at yang diminta dari selain Allah, dalam perkara yang tidak

seorang pun dapat melakukannya kecuali Allah.

Dalilnya adalah firman Allah:

[254]البقرة:﴾ڑ ڑ ک ک ک ک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ں ں ڻ ڻ﴿

“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (dijalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami

berikan kepadamu sebelumdatang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi

persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa`at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang

lalim.” [QS Al-Baqarah : 254]

Kaidah yang kedua: bahwa orang-orang kafir yang diperangi di zaman Rasulullah, mereka tidak beribadah kepada

berhala-berhala karena bisa memberi mafaat dan mudharat, akan tetapi hanya dianggap sebagai pendekatan dan

pemberi syafaat.

Syafaat secara bahasa adalah diambil dari kata menggenapkan, yaitu dari satu dijadikan menjadi dua. Adapun

secara syariat adalah mengambil perantara dengan selainya untuk mendapatkan manfaat dan menolak mudharat.

Macam-macam syafaat:

1. Syafaat yang ditetapkan yaitu syafaat yang diminta dari Allah setelah mendapat izin dan ridha-Nya kepada

pemberi syafaat dan yang diberi syafaat. Dan terbagi menjadi: syafaat yang merupakan kekhususan Nabi Muhammad

salallahu ‘alaihi wasallam; syafaat ‘uzma (syafaat yang agung); syafaat kepada pamannya supaya diringankan

azabnya, syafaat supaya pintu surga dibuka. Syafaat yang umum yaitu bagi semua orang-orang yang bertauhid; dalam

hal peningkatan kedudukan, juga bagi orang yang seharusnya masuk neraka supaya tidak dimasukan kedalamnya, dan

syafaat supaya orang-orang yang masuk ke dalam neraka dikeluarkan.

2. Syafaat yang ditiadakan yaitu yang ditiadakan oleh al Qur’an adalah syafaat yang diminta kepada selain Allah,

yang tidak dimampui kecuali oleh-Nya, hukumnya syirik besar.

Kaidah yang ketiga: bahwasanya Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam berda’wah kepada manusia yang

berbeda-beda bentuk peribadatan mereka dan beliau tidak mengklasifikasi mereka.

Kaidah yang keempat: bahwa kemusyrikan zaman sekarang lebih parah dari kemusyrikan orang-orang terdahulu.

Syafa’at yang ditetapkan adalah syafa’at yang diminta dari Allah. Pemberi syafa’at adalah seseorang

yang diberikan kehormatan untuk memberikan syafa’at (dengan izin Allah), sedangkan yang diberi syafa’at

adalah orang yang Allah ridha terhadap perkataan dan perbuatannya. Semua ini terjadi atas seizin Allah,

sebagaimana Allah berfirman:

[255]البقرة:﴾ ۆۈۈٴۇۋۋۅ﴿

“Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya.” [QS Al-Baqarah : 255]

Kaidah ketiga: Nabi Muhammad diutus kepada manusia, satu sama lain berbeda dalam bentuk

peribadatan mereka. Di antara mereka ada yang menyembah malaikat, Para nabi dan orang-orang shaleh. Di

antara mereka ada pula yang menyembah pohon dan batu. Dan di antara mereka ada yang menyembah

76

matahari dan bulan. Namun demikian, Rasulullah memerangi mereka semua dan tidak membedakan antara

yang satu dengan yang lainnya. Dalilnya sebagaimana firman Allah:

[39]األنفال:﴾ڭ ڭ ۇ ۇ ۆۆ ۈ ۈ ٴۇ﴿

“Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah.”

[QSAl-Anfal : 39].

Dalil bagi mereka yang menyembah matahari dan bulan adalah firman Allah:

لت:﴾ې ې ې ى ى ائۇ ۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ ۋ ۅ ۅ ۉ ۉ ې ﴿ [37]فص

“Dan termasuk ayat-ayatNya adalah siang dan malam, juga matahari dan bulan, maka janganlah

kamu sujud terhadap matahari dan bulan dan sujudlah kepada Allah yang menciptakan mereka, jikalau

hanya kepadaNya kalian menyembah”.

Dalil mereka menyembah malaikat adalah firman Allah ta’ala:

[80]آلعمران:﴾ڑ ڑ ک ک ک ک گ ﴿

“Dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi sebagai

tuhan.”[QS Al-Imran : 80].

Dalil bahwa mereka menyembah para nabi adalah firman Allah:

چ چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک ک ک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ں ﴿

[116]المائدة:﴾ں ڻ ڻ ڻ ڻ ۀ ۀ ہ ہ ہ ہ ھ ھ

“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada

manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" Isa menjawab: "Maha Suci

Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah

mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada

diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha

Mengetahui perkara yang gaib-gaib".” [QS Al-Ma’idah : 116]

Dalil bahwa mereka menyembah orang-orang shaleh adalah firman Allah:

[57]اإلسراء:﴾ې ې ې ى ى ائ ائ ەئ ەئ وئ وئ ۇئ ۇئ ﴿

“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di

antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-

Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.” [QS Al-Isra : 57]

Dalil bahwa mereka menyembah pohon dan batu adalah firman Allah:

[20-19جم:الن ]﴾ھےےۓۓڭڭ﴿

“Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al Lata dan Al Uzza, dan Manat

yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)?” [QS An-Najm : 19-20].

Dan juga hadits dari Abu Waqid Al-Laitsi, beliau berkata: “Kami keluar bersama Rasulullah dalam

perang Hunain, waktu itu kami baru saja keluar dari kekufuran. Merupakan kebiasaan Kaum musryikin,

mereka mempunyai pohon tempat menggantungkan pedang yang disebut Dhat Anwat. Ketika kami

melewati sebuah pohon, kami berkata: ‘Ya Rasulullah, buatkanlah untuk kami Dhat Anwat sebagaimana

mereka memiliki Dhat Anwat.” (Hadits)

77

Kaidah keempat: kaum musyrikin di zaman sekarang lebih parah dalam (melakukan) kesyirikan

dibandingkan dengan kaum musyrikin terdahulu (di zaman Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam).

Hal ini disebabkan, karena kaum musyrikin terdahulu melakukan kesyirikan kepada Allah hanya pada saat

senang, akan tetapi mereka beribadah kepada-Nya dengan ikhlas pada saat ditimpa kesulitan. Namun orang-

orang musyrik pada masa sekarang senantiasa melakukan kesyirikan pada saat senang maupun susah.

Dalilnya adalah firmanAllah:

[65]العنكبوت:﴾ٿ ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ﴿

“Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan

kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali)

mempersekutukan (Allah),” [QS Al-Ankabut : 65].

Berakhirlah tulisan ini. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarganya, dan

para sahabatnya.

78

Al Qowaidul Arba' (4 kaidah) : Ringkasan kasyfu Syubhat. Mengapa kita tidak belajar pertamakali kitab ‎Kasyfu Syubhat ?‎

Siapa mereka wali - wali Allah? Berkata Syaikul Islam Ibnu Taimiah "barangsiapa yang beriman lagi ‎bertaqwa maka dialah wali – wali Allah".‎

Sumber-sumber

kebahagiaan

Kalau diberi

dia bersyukur

Nikmat adalah

ujian.

Dalilnya:

"kami akan

menguji kalian

dengan

kebaikan dan

keburukan

sebagai

fitnah".‎

Syukur

nikmat

Berkaitan

dengan

tauhid

rububiyah

Meminta surga tidak akan terjadi

kecuali dari Allah, begitupula rizki

tidaklah diminta kecuali dari Allah

dan ‎bergantung kepada-Nya.

Berkaitan

dengan

tauhid

uluhiyah

Dengan hati mengakui dan

mengikrarkan.

Dengan lisan (dan dengan nikmat

Rabmu maka ucapkanlah)‎.

Dengan anggota badan, engkau

mempergunakan dengan cara

bersyukur kepada Sang pemberi

nikmat, ‎mensyukuri harta yaitu

engkau mempergunakannya dalam

ketaatan kepada sang pemberi

nikmat, syukur ‎ilmu engkau

memberikannya kepada orang –

orang yang membutuhkannya,

baik dengan lisan maupun

‎perbuatan.‎

Kalau diuji

dia bersabar

Keadaan

manusia ketika

ditimpa

musibah

Benci : hukumnya haram, terjadi dengan hati, lisan dan anggota

badan.

Sabar: hukumnya wajib, sesuai ijma’ umat ini; yaitu sabar

dengan lisan, hati dan anggota badan. Sabar sesuai namanya

awalnya adalah pahit dan kesudahannya adalah manis seperti

madu.

Ridho : hukumnya mustahab. Dan kesempurnaan ridha kepada

Allah adalah pengetahuan bahwa semua musibah yang

menimpa seoarang hamba berasal dari Allah dan semua yang

ditakdirkan Allah kepadanya adalah baik.

Bersyukur : merupakan tingkatan yang paling tinggi dan ini

(dicinta dan dicinta), yang hanya didaptkan bagi hamba-hamba

yang bersyukur.

Jika berdosa, maka dia meminta ampun.

Al Hanifiyah (agama tauhid) adalah agama Nabi Ibrohim dan bahwasanya Allah menciptakanmu

79

Mengapa kita

belajar tauhid?

untuk beribadah ‎kepada-Nya. Ibadah tidak dinamakan ibadah kecuali dengan tauhid. Apabila

syirik mencampuri ibadah maka ‎akan merusaknya serta menghancurkan amalan, sehingga

menjadikan pelakunya termasuk orang – orang ‎yang kekal di neraka. Yang paling penting untuk

kamu ketahui dari itu yaitu mengetahui empat kaidah ‎yang Allah sebutkan dalam kitab-Nya.

Empat kaidah

Bahwa orang -orang kafir yang diperangi di zaman Rasulullah, mereka mengakui ‎tauhid

rububiyah dan tidak mengakui tauhid uluhiyah. namun pengakuan mereka terhadap tauhid

rububiyah semata tidak memasukan mereka ke dalam Islam.

Orang-orang musyrik menyembah berhala-berhala untuk mencari pendekatan dan syafa’at.

Nabi Muhammad datang kepada kaum yang berbeda-beda bentuk penyembahan mereka, namun

beliau tidak membeda-bedakan antara syirik yang satu dengan yang lainnya.

Orang-orang musyrik di zaman kita lebih besar kesyirikannya dari pada orang-orang musyrik

terdahulu.

Macam-macam syafa’at Secara bahasa: berarti menjadikan yang satu menjadi dua.

Secara istilah: mengambil perantara kepada selainnya

dalam mengambil manfaat atau menolak mudharat.

Syafa’at yang tertolak yaitu

syafaat yang ditiadakan oleh al

Qur’an, yakni yang dimintai

kepada selain Allah, yang tidak

dimampui kecuali Allah dan

syafa’at yang mengandung

kesyirikan.

Syafa’at yang dimampui

hamba; dibenarkan dengan

empat syarat: hidup, mampu,

hadir, dan berkeyakinan itu

hanya sebagai sebab.

Mutsbatah (tetap) yaitu yang diminta dari Allah, syarat

– syaratnya :

Izin Allah dengan syafa’at

Ridho Allah atas yang memberi syafaat

Ridho Allah yang diberi syafa’at

Dalilnya: (betapa banyak malaikat dilangit tidak bisa

memberi syafa’at sedikitpun kecuali setelah Allah

memberi izin kepada orang – orang yang dikehendaki

dan yang diridhoi).

Umum:

Kepada Nabi Muhammad salallaahu

'alaihi wasallam dan semua Nabi ,

Malaikat, orang-orang bertauhid dan

anak-anak kecil yang meninggal di

waktu bayi

Khusus :

kepada Nabi Muhammad yang tidak ada seorang pun

bersekutu denganNya

Syafa’at udzma

Syafa’at Nabi kepada

pamannya Abu Thalib supaya

diringankan azabnya.

azabnya

Syafa’at Nabi Muhammad di

pintu surga.

Syafaat bagi mereka yang

masuk neraka supaya keluar

dari neraka dari orang –

orang bertauhid.

Syafaat bagi mereka yang harus

masuk neraka untuk tidak

memasukinya dari orang – orang

bertauhid.

Syafa’at untuk menaikan derajat

orang – orang yang bertauhid (Ya

Allah ampunilah Abu Salamah dan

naikanlah derajatnya di Surga).

80

Ujian Qawaid Arba’

Amalan Dalil dari kitab atau sunah

Nikmat adalah ujian ……………………….………………………….

Pengakuan orang-orang kafir

dengan tauhid rububiyah ……………………….………………………….

Mencari pendekatan ……………………….………………………….

Syafaat yang ditiadakan ……………………….………………………….

Dalil larangan menyembah

matahari dan bulan ……………………….………………………….

Dalil larangan menyembah

malaikat ……………………….………………………….

Dalil larangan menyembah

para Nabi ……………………….………………………….

Dalil larangan menyembah

orang-orang saleh ……………………….………………………….

Sesungguhnya orang-orang

musyrik memurnikan ibadah

dalam keadaan terjepit dan

menyekutukan Allah dalam

keadaan lapang

……………………….………………………….

Dalil kesyirikan ……………………….………………………….

Tulislah apa yang kamu ketahui di bawah ini!

1……………………….6……………………….

2……………………….7……………………….

3……………………….8……………………….

4……………………….9……………………….

5……………………….

Mengapa kita belajar tauhid

1……………………….2……………………….

3……………………….4……………………….

Mengapa kita belajar kaidah yang

empat

……………………….…………………………... Kaidah yang empat ringkasan dari

kitab?

……………………….…………………………... Mengapa kita tidak belajar kitab

Kasyfu Syubhat terlebih dahulu?

……………………….…………………………... Sumber-sumber kebahagian

81

……………………….…………………………... Alhanifiyah adalah

……………………….…………………………... Buah mempelajari Kaidah Arba’

……………………….…………………………... Wali-wali Allah adalah? Dan

sebutkan perkataan Syaikh Islam

……………………….…………………………... Dalilnya? Dan mengapa demikian?

1……………………….………………………….

2……………………….………………………….

3……………………….………………………….

Bagaimana merealisasikan syukur

nikmat? disertai contoh

……………………….…………………………... Bagaimana seyogyanya

ketergantungan seorang hamba?

1……………………….………………………….

2……………………….………………………….

3……………………….………………………….

Keadaan manusia ketika ditimpa

musibah, disertai hukum dan

perealisasianya

……………………….…………………………… Syafa’at secara bahasa dan istilah

syariat

1……………………….………………………….

2……………………….…………………………. Macam-macam syafa’at

1……………………….………………………….

2……………………….………………………….

Syarat-syarat syafa’at yang

ditetapkan

1……………………….………………………….

2……………………….………………………….

3……………………….………………………….

Macam-macam syafa’at yang

ditetapkan

……………………….…………………………... Kaidah yang pertama

……………………….…………………………...

……………………….…………………………... Kaidah yang kedua

……………………….…………………………...

……………………….…………………………... Kaidah yang ketiga

……………………….…………………………...

……………………….…………………………... Kaidah yang keempat

……………………….…………………………...

……………………….…………………………...

Hukum suatu amalan bila

tercampur dengan syirik dan

dalilnya

82

«نواقض اإلسالم»)Nawaqidul Islam (

Pembatal-pembatal keislaman

pembukaan

Pembatal-pembatal keislaman tidak dibatasi hanya sepuluh, yang mana penulis

sendiri telah memberikan isyarat pada akahir kitabnya dengan perkataaanya: “ dan

semuanya merupakan pembatal-pembatal yang paling besar”. Dan pembatal-

pembatal ini, memungkinkan untuk diringkas pada ucapan, perbuatan, keyakinan,

dan keraguan.

An-nawaqidh (pembatal) adalah pembatal-pembatal dan yang merusak. Nawaqidh

kadang dinamakan pula dengan mubthilat (pembatal). Penamaan yang berbeda ini

didatangkan supaya penuntut ilmu tidak merasa bosan.

Matan

Dengan menyebut nama Allah. Ketahuilah, bahwa pembatal-pembatal keislaman

ada sepuluh:

1. Syirik dalam beribadah, Allah Ta’ala berfirman:

[116ساء:الن ﴾]کڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک ک﴿

(Sesungguhnya Allah (Subhanahu wa Ta’ala) tidak mengampuni dosa

syirik(menyekutukan) kepadaNya, tetapi mengampuni dosa selain itu, kepada

orang – orang yang dikehendakinya) [Annisa’ ayat:116]

Allah (Subhanahu wa Ta’ala) berfirman:

[المائدة﴾]ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ڌچ چ چ چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ﴿

(sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, niscaya Allah akan

mengharamkan surga baginya, dan tempat tinggalnya (kelak) adalah neraka, dan

tiada seorang penolong pun bagi orang – orang zhalim) [Al- Maidah:72].

Contohnya adalah menyembelih untuk selain Allah seperti menyembelih untuk jin

dan kuburan.

2. Barang siapa mengambil perantara antara dirinya dan Allah, yang dia meminta

syafa’at dan bertawakal kepada mereka, hukumya adalah kafir secara ijma’.

3. Barang siapa yang tidak mengkafirkan orang-orang kafir atau ragu atas kakafiran

mereka atau membenarkan mazhab mereka, maka ia telah kafir.

4. Barang siapa meyakini bahwa petunjuk selain Nabi Muhammad lebih sempurna

dari petunjuk beliau atau hukum selain beliau lebih baik darinya, seperti yang

mengutamakan hukum thaghut atas hukumnya, maka ia telah kafir.

5. Barang siapa yang membenci sesuatu yang didatangkan Nabi Muhammad

salallahu ‘alahi wasallam walaupun ia amalkan, maka ia telah kafir.

6. Barang siapa yang mengolok-olok sesuatu dari agama Allah atau pahalannya atau

hukumannya, maka ia telah kafir . Dalilnya adalah:

ژ ڑ ڑ ک ک ک ک گ ﴿نخوض ونلعبولئن سالتهم ليقولن إنما كنا

83

[وبةالت ﴾]ڳگ گ گ ڳ ڳ

(katakanlah ( wahai Muhammad ) terhadap Allah kah dan ayat – ayat Nya serta

RasulNya kalian memperolok – olok ? tiada arti kalian meminta maaf, karena

kamutelah kafir setelah beriman) [At- Taubah:65-66]

7. Sihir, di antaranya adalah assharf dan al’athf (merubah benci menjadi cinta dan

merubah cinta menjadi benci dengan ilmu guna-guna). Dalilnya adalah:

.ينفعهموما هم بضارين به من احد إال بأذن للا ويتعلمون ما يضرهم وال

(Sedang kedua malaikat itu tidak mengajarkan (suatu sihir) kepada seorangpun,

sebelum mengatakan: sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu, sebab itu

janganlah kamu kafir)[Al-Baqarah : 102]

8. Memenangkan dan menolong orang-orang kafir atas orang-orang muslim.

Dalilnya adalah:

[المائدة﴾]ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ ڤ ڤ ٿٺ ٺ ٺ ٿ ٿ﴿

(Dan barang siapa diantara kamu mengambil mereka (Yahudi dan Nasrani )

menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang tersebut termasuk golongan mereka.

sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang – orang yang

zhalim)[Al- Maidah:51].

9. Barang siapa yang berkeyakinan bahwa sebagian manusia (boleh keluar dari

agama Nabi Muhammad sebagaimana Nabi Khidir boleh keluar dari agama Nabi

Musa, maka ia telah kafir.

10. Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajari dan tidak mengamalkannya.

Dalilnya adalah:

[جدةالس ﴾]ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ ٿڀ ڀ ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ﴿

(Tiada yang lebih zhalim dari pada orang yang telah mendapatkan peringatan

melalui ayat – ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling dari padanya. Sesungguhnya

kami minimpakan pembalasan kepada orang yang berdosa)[As- Sajadah:22].

Penutup

Dalam hal- hal yang membatalkan keislaman ini, tak ada perbedaan hukum antara

yang main-main, yang sungguh- sungguh (yang sengaja melanggar) ataupun yang

takut, kecuali seorang yang di paksa. Semua itu merupakan hal- hal yang paling

berbahaya dan paling sering terjadi. Maka setiap muslim hendaknya menghindari

dan takut darinya. Kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari hal- hal

yang mendatangkan kemurkaan-Nya dan siksaan-Nya yang pedih. Semoga shalawat

dan salam dilimpahkan kepada Nabi Muhammad salallahu alaihi wasallam.

84

«كتاب التوحيد»)Kitab Tauhid(

KATA PENGANTAR

ا وأصلهورأسه،أشهدأنالإلهإال ذيجعلالت وحيدقاعدةاإلسالم هال داعبدههللوحدهالشريالحمدلل كله،وأشهدأنمحم

ابعد: ورسوله،وصل ىاهللوسل معليهوعلىآلهوصحبهومناهتدىبهديه.أم

Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi

landasan bagi setiap amal yang dilakukan.

Hanya amal yang dilandasi dengan tauhidullah, menurut tuntunan Islam, yang akan menghantarkan

manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti.

Allah Ta’ala berfirman:

[حلالن ﴾]کککگگگگڳڳڳڳڱڱڱڈژژڑڑک﴿

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia dalam

keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan

sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik lagi dari apa yang

telah mereka kerjakan.” [QS. An Nahl: 97].

Berdasarkan pada pentingnya peranan tauhid dalam kehidupan manusia, maka wajib bagi setiap muslim

memperlajarinya.

Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah; bukan

sekedar mengetahui bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan) Nya, dan wahdaniyah

(keesaan) Nya, dan bukan pula sekedar mengenal Asma’ dan Sifat-Nya.

Iblis mempercayai bahwa Tuhannya adalah Allah; bahkan mengakui keesaan dan kemaha-kuasaan Allah

dengan meminta kepada Allah melalui Asma’ dan Sifat-Nya. Kaum jahiliyah kuno yang dihadapi Rasulullah

juga meyakini bahwa Tuhan Pencipta, Pengatur, Pemelihara dan Penguasa alam semesta ini adalah Allah.

(Lihat Al Qur’an: 38: 82, 31: 25, 23: 84-89). Namun, kepercayaan dan keyakinan mereka itu belumlah

menjadikan mereka sebagai makhluk yang berpredikat muslim, yang beriman kepada Allah .

Dari sini timbullah pertanyaan: “Apakah hakikat tauhid itu?

Tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah. Maksudnya yaitu:menghambakan diri hanya kepada

Allah secara murni dan konsekwen dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya,

dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepada-Nya.

Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan Allah, dan sesungguhnya misi para Rasul adalah untuk

menegakkan tauhid dalam pengertian tersebut di atas, mulai dari Rasul pertama sampai Rasul terakhir, yaitu

Nabi Muhammad . (Lihat Al Qur’an: 16: 36, 21: 25, 7: 59, 65, 73, 85, dan lain-lain).

Maka buku di hadapan pembaca ini mempunyai arti penting dan berharga sekali untuk mengetahui

hakikat tauhid dan kemudian menjadikannya sebagai pegangan hidup.

85

Buku ini ditulis oleh seorang ulama yang giat dan tekun dalam kegiatan da’wah Islamiyah. Beliau adalah

syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi, yang dilakhirkan di Uyainah, tahun 1115 H (1703 M), dan

meninggal di Dir’iyyah (Saudi Arabia) tahun 1206 H (1792 M).

Keadaan umat Islam -dengan berbagai bentuk amalan dan kepercayaan- pada masa hidupnya, yang

menyimpang dari makna tauhid, telah mendorong syaikh Muhammad bersama para muridnya untuk

melancarkan da’wah Islamiyah guna mengingatkan umat agar kembali kepada tauhid yang murni.

Maka, untuk tujuan da’wahnya beliau menulis sejumlah kitab dan risalah, yang di antaranya:

1. Kasyf Asy Syubuhat

2. Tafsir Al fatihah

3. Tafsir syahadah “La Ilaha Illah”

4. Kitab Al kabair

5. Ushul Al Iman

6. Ushul Al Islam

7. Al Masa’il Al lati kholafa fiha Rasulullah ahlal Jahiliyah

8. Aadab Al Masy-yi Ilash Sholah (Ala madzhabil Imam Ahmad bin Hambal)

9. Al Amru bil ma'ruf wan Nahyu ‘anil Munkar

10. Mukhtashar Siraturrasul

11. Kitab tauhid alladzi huwa Haqqullah ‘alal ‘ibad.

Buku terakhir inilah yang terjemahannya ada di tangan pembaca.

Dan melalui buku ini, beliau berusaha untuk menjelaskan hakikat tauhid, dan penerapannya dalam

kehidupan seorang muslim.

Dalam bab I, penulis menjelaskan hakikat tauhid dan kedudukannya; dalam bab 2 & 3 menerangkan

tentang keistimewaan tauhid dan pahala yang diperoleh darinya; dalam bab 4 mengingatkan agar takut

terhadap perbuatan yang bertentangan dengan tauhid, serta membatalkannya, yaitu syirik akbar, atau

perbuatan yang mengurangi kesempurnaan tauhid, yaitu syirik ashghar; dalam bab 5 menjelaskan tentang

kewajiban berda’wah kepada tauhid; dan dalam bab 6 menjelaskan tentang makna tauhid dan syahadat “la

Ilaha Illallah”.

Upaya pemurnian tauhid tidak akan tuntas hanya dengan menjelaskan makna tauhid, akan tetapi harus

dibarengi dengan penjelasan tentang hal-hal yang dapat merusak dan menodai tauhid. Untuk itu, pada bab-

bab berikutnya, penulis berusaha menjelaskan berbagai macam bentuk tindakan dan perbuatan yang dapat

membatalkan atau mengurangi kesempurnaan tauhid, dan menodai kemurniannya, yaitu apa yang disebut

dengan syirik, baik syirik akbar maupun syirik asghar, dan hal- hal yang tidak termasuk syirik tetapi dilarang

oleh Islam, karena menjurus kepada kemusyrikan, disertai pula dengan keterangan tentang latar belakang

historis timbulnya syirik.

Terakhir, penulis menyebutkan dalil-dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah, yang menerangkan tentang

keagungan dan kekuasaan Allah, untuk menunjukkan bahwa Allah adalah Tuhan yang paling berhak dengan

segala ibadah yang dilakukan manusia, dan Dialah Tuhan yang memiliki segala sifat kemuliaan dan

kesempurnaan.

86

Satu hal yang unik dalam metode pembahasan buku ini, bahwa penulis tidak menerangkan atau

membahas tauhid dengan cara yang lazim kita kenal dalam buku- buku masa kini. Pada setiap bab, penulis

hanya menyebutkan ayat ayat Al Qur’an dan hadits-hadits serta pendapat-pendapat ulama salaf; kemudian

beliau menjabarkan bab-bab itu dengan menyebutkan permasalahan-permasalahan penting yang terkandung

dan tersirat dari dalil-dalil tersebut.

Akan tetapi, justru dengan demikian, buku ini menjadi lebih penting, sebab pembahasannya mengacu

kepada kitab dan Sunnah yang menjadi sumber hukum bagi umat Islam.

Mengingat amat ringkasnya beberapa permasalahan yang dijabarkan oleh penulis, maka dengan

memohon taufiq Allah, penerjemah memberikan sedikit keterangan dan penjelasan dengan diapit oleh tanda

dua kurung siku “[…]” atau melalui catatan kaki.

Apa yang diharapkan oleh penulis bukanlah sekedar mengerti dan memahami, tapi lebih dari itu, yaitu:

sikap dan pandangan hidup tauhidi yang tercermin dalam keyakinan, tutur kata dan amalan.

Semoga buku ini bermanfaat bagi kita dalam usaha mewujudkan ibadah kepada Allah dengan

semurni-murninya.

Hanya kepada Allah kita menghambakan diri, dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan.

Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad , keluarga dan para

sahabatnya.

Penerjemah

87

Kitab Tauhid 67 Bab, (Penulis tidak menuliskan mukaddimah (pembukaan ) untuk kitab tauhid karena

beliau mencukupkan dengan terjemahan saja atau karena hilang dari sebagian salinan atau mengikuti Imam

Bukhari supaya beliau menjadikan manusia bersandar kepada alqur'an dan sunah. Dan inilah kitab tauhid.

Pembukaan (Lima

Bab)

Bab wajibnya Tauhid (hakekat dan kedudukannya)

Keutamaan Tauhid dan dosa – dosa yang diampuni karenanya

Barangsiapa yang merealisasikan tauhid dengan semurni – murninya pasti masuk

syurga tanpa hisab

Takut kepada syirik

Da’wah kepada syahadat LaaIlaaha Illallah

Tafsir Tauhid

(Sembilan Bab)

Tafsir Tauhid dan syahadat Laa Ilaaha Illallah

Termasuk syirik memakai gelang, benang dan sejenisnya sebagai pengusir atau

penangkal mara bahaya

Bab tentang rukyah dan tamimah

Bab tentang mereka yang mengharapkan berkah kepada pohon, batu dan

sejenisnya

Bab menyembelih binatang bukan karena Allah

Bab menyembelih binatang karena Allah dilarang dilakukan ditempat yang

dipergunakan untuk menyembelih binatang bukan karena Allah

Bab termasuk syirik bernazar bukan karena Allah

Bab termasuk syirik Isti'adzah atau meminta perlindungan kepada selain Allah

Bab termasuk syirik Istighotsah atau berdoa kepada selain Allah

Rusaknya Ibadah

(Empat Bab)

Bab firman Allah ( "apakah mereka menyembah selain Allah yang tidak

mencipta sedangkan mereka dicipta" )

Bab firman Allah ( "sampai ketika hati mereka tersadar........")

Bab Syafaat

Bab firman Allah ( "sesungguhnya engkau tidak dapat memberi petunjuk kepada

orang yang kamu cintai").

Sebab Kekufuran

(Empat Bab)

Bab penjelasan sebab manusia kufur dan meninggalkan agama mereka adalah

pengkultusan orang shaleh

Bab larangan keras bagi orang yang beribadah kepada Allah diatas kuburan

orang saleh terlebih lagi orang yang beribadah kepada kuburan

Sikap berlebih – lebihan terhadap kuburan orang shaleh akan menjadikannya

sebagai berhala yang disembah

Bab tindakan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dalam membentengi

Tauhid dan menutup setiap jalan menuju kesyirikan

Bantahan orang – orang yang mengatakan bahwa umat ini tidak akan meyembah berhala

Bab bahwa sebagian dikalangan umat ini ada yang menyembah berhala

Amalan – Amalan

Setan (Enam Bab)

Bab hukum tentang sihir

Bab penjelasan jenis – jenis sihir

Bab tentang Dukun, tukang ramal dan sejenisnya

Hukum An Nusyroh (pengobatan sihir dengan sihir)

Bab hukum At Tahtoyyur (meramal sesuatu melalui perantaraan burung)

Bab tentang Ilmu Perbintangan (Astrologi)

Bab menisbatkan turunnya hujan kepada bintang

Bab firman Allah ( "Dan diantara manusia ada yang mengambil selain Allah

sebagai tandingan –tandingan")

Bab firman Allah ( "Mereka itu hanyalah setan yang menakut – nakuti wali –

waliNya" )

Bab firman Allah ( "Bertawakallah kalian kepada Allah jika kalian beriman" )

88

Amalan – amalan Hati

(Sembilan Bab)

Bab firman Allah ( "Apakah mereka merasa aman dari makar Allah?")

Bab termasuk iman kepada Allah sabar terhadap takdir Allah

Bab penjelasan tentang Riya

Bab termasuk syirik, bila motivasi seseorang beramal demi kepentingan duniawi

Bab barangsiapa yang mentaati Ulama dan Umaroh dalam keadaan

mengharamkan yang diharamkan Allah dan menghalalkan yang diharomkan

Allah berarti dia telah mempertuhankan mereka

(Berhukum kepada selain Allah dan RasulNya)

Bab mengingkari sebagian dari Asma dan sifat Allah

Larangan – larangan

Dalam Ucapan dan

Bentuk Kesyirikan

(Dua Puluh Enam Bab)

Tindakan mengingkari nikmat Allah

Larangan mempersekutukan Allah

Orang yang tidak puas dengan sumpah dengan nama Allah

Hukum mengucapkan atas kehendak Allah dan kehendakmu

Siapa mencaci massa maka dia telah menyakiti Allah

Hukum memakai gelar hakim dari segala hakim

Memuliakan nama – nama Allah Ta'ala dan mengganti nama untuk tujuan ini

Hukum orang yang mengolok – olokan sesuatu yang terdapat didalamnya nama

Allah, Al Qur'an dan Rosul

(Mensyukuri nikmat Allah dan mengakui berasal dariNya)

(Memberi nama yang dipersembahkan kepada selain Allah)

(Menetapkan Al Asma'ul Husna hanya untuk Allah dan tidak

menyelewengkannya)

Larangan mengucapkan Assalamu Allallah (keselamatan atas Allah)

Do'a dengan Ya Allah Ampunilah aku jika EngKau kehendaki

Larangan mengucapkan 'abdi wa'amati (Hamba lelakiku dan hamba wanitaku)

Larangan menolak orang yang meminta dengan nama Allah

Tidak pantas diminta dengan wajah Allah kecuali syurga

Hukum ucapan andaikata

Larangan mencela angin

Larangan berprasangka buruk terhadap Allah

Bab tentang orang yang mengingkari Takdir

Bab tentang orang yang membuat gambar

Bab larangan banyak bersumpah

Bab kewajiban Allah dan RasulNya

Bab hukum bersumpah atas Allah

Bab larangan menjadikan Allah sebagai perantara kepada makhlukNya

Bab tindakan preventif Nabi dalam menjaga kemurnian Tauhid dan menutup

segala jalan yang dapat membawa kepada kesyirikan

Penutup ( Satu Bab ) (Keagungan dan Kekuasaan Allah Ta'ala), Timbangan penulis dalam kitab

ini

89

BAB 1: TAUHID [HAKIKAT DAN KEDUDUKANNYA]

Firman Allah :

اريات[ڄ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ﴿ ﴾]الذ

“Tidak Aku ciptakan jin dan Manusia melainkan hanya untuk beribadah (1)

kepada-Ku.” [QS. Adz –

Dzariyat: 56 ].

[36﴾]الن حل:ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ چ چ چ چ ڇڇ ﴿

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada setiap umat (untuk menyerukan):

“Beribadalah kepada Allah (saja) dan jauhilah thaghut” (2)

. [QS. An – Nahl: 36].

ڻ ڻ ڻ ڻ ۀ ۀ ہ ہ ہ ہ ھ ھ ھ ھ ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ںں ﴿

﴾]اإلسراء[ڭڭڭڭۇۇۆۆۈۈٴۇۋۋے ے ۓ ۓ

“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah kecuali hanya kepada-Nya, dan

hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara

keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali

janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka

dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka

berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya

sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”[QS. Al – Isra’: 23-24].

[36﴾]الن ساء:ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱڱ ﴿

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. [QS. An-Nisa: 36]

ى ى ېۉ ۉ ې ې ې ۅۋ ۅ ۋۆ ۈ ۈ ٴۇ ۆۓ ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇ﴿

ی ی جئ حئ مئ ىئ یۈئ ېئ ېئ ېئ ىئ ىئ ىئ ی ۈئەئ ەئ وئ وئ ۇئ ۇئ ۆئ ۆئ ائائ

ٹ ٹ ڤ ٹٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٺڀ ٺ ٺ ٺ ڀٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀٱ ٻ ٻ

ڇ ڇ ڍ ڇڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ چ چ چ چ ڇ ڄڦ ڦ ڄ ڦڤ ڤ ڤ ڦ

﴾]األنعام[ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ڎڍ ڌ ڌ ڎ

“Katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu,

yaitu “Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang

(1 ) Ibadah ialah penghambaan diri kepada Allah ta’ala dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala

larangan-Nya, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan inilah

hakekat agama Islam, karena Islam maknanya ialah penyerahan diri kepada Allah semata, yang disertai dengan

kepatuhan mutlak kepada-Nya, dengan penuh rasa rendah diri dan cinta.

Ibadah berarti juga segala perkataan dan perbuatan, baik lahir maupun batin, yang dicintai dan diridhai oleh Allah.

Dan suatu amal akan diterima oleh Allah sebagai ibadah apabila diniati dengan ikhlas karena Allah semata; dan

mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

(2 ) Thoghut ialah : setiap yang diagungkan - selain Allah – dengan disembah, ditaati, atau dipatuhi ; baik yang

diagungkan itu berupa batu, manusia ataupun setan.

Menjauhi thoghut berarti mengingkarinya, tidak menyembah dan memujanya, dalam bentuk dan cara apapun.

90

tuamu, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi

rizki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji,

baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang

diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. Demikian itu yang

diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). Dan janganlah kamu dekati

harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan

sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang

melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil,

kendatipun dia adalah kerabat(mu). Dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah

kepadamu agar kamu ingat. Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka

ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai

beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.”

[QS. Al An’am: 151-153].

Ibnu Mas’ud berkata: “Barang siapa yang ingin melihat wasiat Muhammad yang tertera di atasnya

cincin stempel milik beliau, maka supaya membaca firman Allah : “Katakanlah ( Muhammad ) marilah

kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu “Janganlah kamu berbuat syirik

sedikitpun kepadaNya, dan “Sungguh inilah jalan-Ku berada dalam keadaan lurus, maka ikutilah jalan

tersebut, dan janganlah kalian ikuti jalan-jalan yang lain. (3)

Mu’adz bin Jabal berkata:

« الن بي رديف كنت :

لي فقال ما حق »علىحمار، ري عاذ، أتد ؟ يا م لى اهلل عباد ع ما حق ال و عباد، على ال اهلل«اهلل قلت:

أعلم،قال: عذ »ورسوله ي أن ال لى اهلل عباد ع وحق ال شيئا، به يشركوا وال وه عباد أن يعبد لى ال ع ر حق اهلل يش ال م شيئاب ،«به

رالن اس؟قال: ،أفالأبش كلوا»قلت:يارسولاهلل م فيت ره تبش «.ال

“Aku pernah diboncengkan Nabi di atas keledai, kemudian beliau berkata kepadaku: “wahai Muadz,

tahukah kamu apakah hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hamba-Nya, dan apa hak hamba-hamba-

Nya yang pasti dipenuhi oleh Allah? Aku menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”,

kemudian beliau bersabda: “Hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hamba-Nya ialah hendaknya

mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, sedangkan hak hamba

yang pasti dipenuhi oleh Allah ialah bahwaAllah tidak akan menyiksa orang-orang yang tidak

menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, lalu aku bertanya: "ya Rasulullah, bolehkah aku menyampaikan

berita gembira ini kepada orang-orang? beliau menjawab: “Jangan engkau lakukan itu, karena khawatir

mereka nanti bersikap pasrah.” (HR. Bukhari, Muslim).

Pelajaran penting yang terkandung dalam bab ini:

1. Hikmah diciptakannya jin dan manusia oleh Allah .

(

3 )Atsar ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Abi Hatim.

91

2. Ibadah adalah hakekat (tauhid), sebab pertentangan yang terjadi antara Rasulullah dengan

kaumnya adalah dalam masalah tauhid ini.

3. Barangsiapa yang belum merealisasikan tauhid ini dalam hidupnya, maka ia belum beribadah

(menghamba) kepada Allah . inilah sebenarnya makna firman Allah:

[الكافرون]﴾ڀ ڀ ڀ ڀ ٺ ٺ ﴿

“Dan sekali-kali kamu sekalian bukanlah penyembah (Tuhan) yangaku sembah.” [QS. Al

Kafirun: 3].

4. Hikmah diutusnya para Rasul [adalah untuk menyeru kepada tauhid, dan melarang kemusyrikan].

5. Misi diutusnya para Rasul itu untuk seluruh umat.

6. Ajaran para Nabi adalah satu, yaitu tauhid [mengesakan Allah saja].

7. Masalah yang sangat penting adalah: bahwa ibadah kepada Allah tidak akan terealisasi dengan

benar kecuali dengan adanya pengingkaran terhadap thaghut.

8. Dan inilah maksud dari firman Allah :

[256البقرة:]﴾يب جت حت خت مت ىت يت جث مث﴿

“Barang siapa yang mengingkari thaghut dan beriman kepada Allah, maka ia benar-benar

telah berpegang teguh kepada tali yang paling kuat.” [QS. Al Baqarah: 256].

9. Pengertian thaghut bersifat umum, mencakup semua yang diagungkan selain Allah .

10. Ketiga ayat muhkamat yang terdapat dalam surat Al An’am menurut para ulama salaf penting

kedudukannya, di dalamnya ada 10 pelajaran penting, yang pertama adalah larangan berbuat

kemusyrikan.

11. Ayat-ayat muhkamat yang terdapat dalam surat Al Isra mengandung 18 masalah, dimulai dengan

firman Allah:

[اإلسراء]﴾ڑ ڑ ک ک ک ک گ گ گ گ﴿

“Janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, agar kamu tidak

menjadi terhina lagi tercela.” [QS. Al Isra’: 22].

Dan diakhiri dengan firmanNya:

[اإلسراء]﴾پ ڀ ڀ ڀ ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿ﴿

“Dan janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, sehingga kamu

(nantinya) dicampakkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan tercela, dijauhkan (dari

rahmat Allah).” [QS. Al Isra’: 39].

Dan Allah mengingatkan kita pula tentang pentingnya masalah ini, dengan firman-Nya:

[39اإلسراء:]﴾پٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ﴿

“Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu.” [QS. Al Isra’: 39].

12. Satu ayat yang terdapat dalam surat An–Nisa’, disebutkan di dalamnya 10 hak, yang pertama Allah

memulainya dengan firman-Nya:

[36ء:النسا]﴾ڱڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ﴿

“Beribadahlah kamu sekalian kepada Allah (saja), dan janganlah kamu mempersekutukan-

Nya dengan sesuatu pun.” [QS. An Nisa’: 36].

92

13. Perlu diingat wasiat Rasulullah di saat akhir hayat beliau.

14. Mengetahui hak-hak Allah yang wajib kita laksanakan.

15. Mengetahui hak-hak hamba yang pasti akan dipenuhi oleh Allah apabila mereka melaksanakannya.

16. Masalah ini tidak diketahui oleh sebagian besar para sahabat (4).

17. Boleh merahasiakan ilmu pengetahuan untuk maslahat.

18. Dianjurkan untuk menyampaikan berita yang menggembirakan kepada sesama muslim.

19. Rasulullah merasa khawatir terhadap sikap menyandarkan diri kepada keluasan rahmat Allah.

20. Jawaban orang yang ditanya, sedangkan dia tidak mengetahui adalah: “Allah dan Rasul-Nya yang

lebih mengetahui.

21. Diperbolehkan memberikan ilmu kepada orang tertentu saja, tanpa yang lain.

22. Kerendahan hati Rasulullah , sehingga beliau hanya naik keledai, serta mau memboncengkan salah

seorang dari sahabatnya.

23. Boleh memboncengkan seseorang di atas binatang, jika memang binatang itu kuat.

24. Keutamaan Muadz bin Jabal.

25. Tauhid mempunyai kedudukan yang sangat penting.

BAB 2: KEISTIMEWAAN TAUHID DAN DOSA-DOSA YANG DIAMPUNI KARENANYA

Firman Allah :

﴾]األنعام[ڀ ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀ﴿

“Orang-orang yang beriman dan tidak menodai keimanan (5)

mereka dengan kedzhaliman

(kemusyrikan) (6)

, mereka itulah orang-orang yang mendapat ketentraman dan mereka itulah orang-

orang yang mendapat jalan hidayah.” [QS. Al An’am: 82].

Ubadah bin Shamit menuturkan: Rasulullah bersabda:

وأن عيس » سوله، ور دا عبده حم وأن م ريك له، ش وحده ال إله إال اهلل هد أن ال ش لمته م وك سوله، ور ريم ى عبد اهلل م ألقاها إلى

عمل ال م ما كان لى جنة ع ال له اهلل ر حق أدخ والنا جنة حق وال منه وح ر .«و

“Barangsiapa yang bersyahadat (7)

bahwa tidak ada sesembahan yang hak (benar) selain Allah saja,

tiada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan bahwa Isa adalah hamba dan

(

4)Tidak diketahui oleh sebagian besar para sahabat, karena Rasulullah menyuruh Muadz agar tidak

memberitahukannya kepada meraka, dengan alasan beliau khawatir kalau mereka nanti akan bersikap

menyandarkan diri kepada keluasan rahmat Allah. Sehingga tidak mau berlomba-lomba dalam mengerjakan amal

shaleh. Maka Mu’adz pun tidak memberitahukan masalah tersebut, kecuali di akhir hayatnya dengan rasa berdosa.

Oleh sebab itu, di masa hidup Mu’adz masalah ini tidak diketahui oleh kebanyakan sahabat.

(5 ) Iman ialah: ucapan hati dan lisan yang disertai dengan perbuatan, diiringi dengan ketulusan niat karena Allah, dan

dilandasi dengan berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah .

(6 ) Syirik disebut kezhaliman karena syirik adalah menempatkan suatu ibadah tidak pada tempatnya, dan

memberikannya kepada yang tidak berhak menerimanya.

(7 ) Syahadat ialah: persaksian dengan hati dan lisan, dengan mengerti maknanya dan mengamalkan apa yang menjadi

tuntutannya, baik lahir maupun batin.

93

Rasul-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam, serta Ruh dari pada-Nya, dan surga itu

benar adanya, neraka juga benar adanya, maka Allah pasti memasukkanya kedalam surga, betapapun amal

yang telah diperbuatnya.” (HR. Bukhari & Muslim).

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula hadits dari Itban bahwa Rasulullah bersabda:

« ك وجه اهلل بذل غي يبت إله إال اهلل ل ال قا م لى النار م ع ر ح إن اهلل .«ف

“Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang orang yang mengucapkan( إال إله ال

.”dengan ikhlas dan hanya mengharapkan (pahala melihat) wajah Allah(اهلل

Diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri bahwa Rasulullah bersabda:

ق » إله إال اهلل، سى: ال مو ل: قل يا قا به، وأدعو مني شيئا أذكر ل ، ع رب سى يا مو ل رب كل عباد يقولون قا ل: يا ل: يا ا قا هذا،

إله إال و ال ة، بع في كف الس رضي واأل ري غي ره م وعا بع موات الس سى لو أن الس مو إله إال اهلل ال ـ مالت به ـة، في كف .«اهلل

“Musa berkata: “Ya Rabb, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk mengingat-Mu danberdoa kepada-Mu”,

Allah berfirman:” ucapkan hai Musa(اهلل إال Musa berkata:“ya Rabb, semua hamba-Mu mengucapkan(الإله

itu”, Allah menjawab:” Hai Musa, seandainya ketujuh langit serta seluruh penghuninya –selain Aku- dan

ketujuh bumi diletakkan dalam satu sisi timbangan dan kalimat(اهلل إال إله diletakkan pada sisi lain (ال

timbangan, niscaya kalimat(اهلل lebih berat timbangannya.” (HR. Ibnu Hibban, dan Hakim sekaligus(الإلهإال

menshahihkan-nya).

Tirmidzi meriwayatkan hadits (yang menurut penilaiannya hadits itu hasan) dari Anas bin Malik ia

berkata: "aku mendengar Rasulullah bersabda:

تش » م لقيتني ال طايا، ث رض خ راب األ بق آدم، لو أتيتني ب عالى: يا ا ل اهلل ت رة قا غف ها م راب بق ك شيئا، ألتيت بي «ر

“Allah berfirman: “Hai anak Adam, jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa sejagat

raya, dan engkau ketika mati dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatupun, pasti Aku akan

datang kepadamu dengan membawa ampunan sejagat raya pula”.

Kandungan bab ini:

1. Luasnya karunia Allah .

2. Besarnya pahala tauhid di sisi Allah .

3. Dan tauhid juga dapat menghapus dosa.

4. Penjelasan tentang ayat yang ada dalam surat Al An’am.

5. Perhatikan kelima masalah yang ada dalam hadits Ubadah.

6. Jika anda memadukan antara hadits Ubadah, hadits Itban dan haditssesudahnya, maka akan jelas bagi

anda pengertian kalimat(اهلل إال إله juga kesalahan orang-orang yang tersesat karena hawa(ال

nafsunya.

7. Perlu diperhatikan syarat-syarat yang disebutkan dalam hadits Itban, (yaitu ikhlas semata-mata

karena Allah, dan tidak menyekutukan-Nya).

8. Para Nabipun perlu diingatkan akan keistimewaan(الإلهإال اهلل).

9. Penjelasan bahwa kalimat(اهلل إال إله berat timbangannya mengungguli berat timbangan seluruh(ال

makhluk, padahal banyak orang yang mengucapkan kalimat tersebut.

94

10. Pernyataan bahwa bumi itu tujuh lapis seperti halnya langit.

11. Langit dan bumi itu ada penghuninya.

12. Menetapkan sifat-sifat Allah apa adanya, berbeda dengan pendapat Asy’ariyah (8)

.

13. Jika anda memahami hadits Anas, maka anda akan mengetahui bahwa sabda Rasul yang ada dalam

hadits Itban: “sesungguhnya Allah mengharamkan masuk neraka bagi orang-orang yang

mengucapkan(اهلل إال إله ,”dengan penuh ikhlas karena Allah, dan tidak menyekutukan-Nya(ال

maksudnya adalah tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, bukan hanya mengucapkan

kalimat tersebut dengan lisan saja.

14. Nabi Muhammad dan Nabi Isa adalah sama-sama hamba Allah dan Rasul-Nya.

15. Mengetahui keistimewaan Nabi Isa, sebagai Kalimat Allah(9)

.

16. Mengetahui bahwa Nabi Isa adalah ruh di antara ruh-ruh yang diciptakan Allah.

17. Mengetahui keistimewaan iman kepada kebenaran adanya surga dan neraka.

18. Memahami sabda Rasul: “betapapun amal yang telah dikerjakannya”.

19. Mengetahui bahwa timbangan (di hari kiamat) itu mempunyai dua daun.

20. Mengetahui kebenaran adanya Wajah bagi Allah.

BAB 3: MENGAMALKAN TAUHID DENGAN SEBENAR- BENARNYA DAPAT MENYEBABKAN MASUK SURGA TANPA HISAB

Firman Allah :

﴾]الن حل[ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ ڦ﴿

“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah

dan hanif (berpegang teguh pada kebenaran), dan sekali-kali ia bukanlah termasuk orang-orang yang

mempersekutukan (Tuhan).” [QS. An Nahl: 120].

﴾]المؤمنون[مب ىب يب جت حت خت﴿

“Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Rabb mereka (sesuatu apapun)”. [QS. Al

Mu’minun: 59].

(

8 ) Asy’ariyah adalah salah satu aliran teologis, pengikut Syekh Abu Hasan Ali bin Ismail Al Asy’ari (260 – 324 H =

874 –936 M). Dan maksud penulis di sini ialah menetapkan sifat sifat Allah sebagaimana yang disebutkan dalam

Al qur’an maupun As sunnah. Termasuk sifat yang ditetapkan adalah kebenaran adanya wajah bagi Allah,

mengikuti cara yang diamalkan kaum salaf shaleh dalam masalah ini, yaitu: mengimani kebesaran sifat sifat Allah

yang dituturkan Al qur’an dan As sunnah tanpa tahrif, ta’thil, takyif dan tamtsil. Adapun Asy’ariyah, sebagian

mereka ada yang menta’wilkannya (menafsirinya dengan makna yang menyimpang dari makna yang sebenarnya)

dengan dalih bahwa hal itu jika tidak dita’wilkan bisa menimbulkan tasybih (penyerupaan) Allah dengan

makhluk-Nya, akan tetapi perlu diketahui bahwa Syekh Abu Hasan sendiri dalam masalah ini telah menyatakan

berpegang teguh dengan madzhab salaf shaleh, sebagaimana beliau nyatakan dalam kitab yang ditulis di akhir

hidupnya, yaitu "Al Ibanah ‘an ushulid diyanah" (editor: Abdul Qodir Al Arnauth, Bairut, makatabah darul

bayan, 1401 H) bahkan dalam karyanya ini beliau mengkritik dan menyanggah tindakan ta’wil yang dilakukan

oleh orang-orang yang menyimpang dari madzhab salaf.

(9 ) Kalimat Allah maksudnya bahwa Nabi Isa itu diciptakan Allah dengan firman-Nya “Kun” (jadilah) yang

disampaikan-Nya kepada Maryam melalui malaikat Jibril.

95

Husain bin Abdurrahman berkata: “Suatu ketika aku berada di sisi Sa'id bin Zubair, lalu ia bertanya:

“siapa di antara kalian melihat bintang yang jatuh semalam? kemudian aku menjawab: “aku”, kemudian

kataku: “ketahuilah, sesungguhnya aku ketika itu tidak sedang melaksanakan shalat, karena aku disengat

kalajengking”, lalu ia bertanya kepadaku: “lalu apa yang kau lakukan? aku menjawab: “aku minta diruqyah (10)

”, ia bertanya lagi: “apa yang mendorong kamu melakukan hal itu? aku menjawab: “yaitu: sebuah hadits

yang diriwayatkan oleh Asy Sya’by kepada kami”, ia bertanya lagi: “dan apakah hadits yang dituturkan

kepadamu itu? aku menjawab: “dia menuturkan hadits kepada kami dari Buraidah bin Hushaib:

و حمة » أ عي م قية إال ر «ال

“Tidak boleh Ruqyah kecuali karena ain (11)

atau terkena sengatan”.

Sa'id pun berkata: “sungguh telah berbuat baik orang yang telah mengamalkan apa yang telah

didengarnya, tetapi Ibnu Abbas menuturkan hadits kepada kami dari Rasulullah , beliau bersabda:

جل » ر والنبي معه ال ط، ه ر عه ال رأيت النبي م م، ف م لي األ رضت ع م، ع ظي رفع لي سواد ع عه أحد، إذ والنبي وليس م الن، ج ر وال

ظيم، فقيل لي: سواد ع ظرت فإذا مه، فن قو و موسى تي، فقيل لي: هذا م م أ ه ن ظننت أ عون أل ف سب م عه وم ك، ت م جنة هذه أ لون ال فا يدخ

عذاب وال ر حساب غي ر«ب ذيصحبوا ال هم أولئك،فقالبعضهم:فلعل نهضفدخلمنزله،فخاضالن اسفي ،ثم

،سولاهلل

ذينولدوا همال وقالبعضهم:فلعل شيئا،وذكرواأشياء،فخرجعليهمرسولاهلل

اإلسالمفلميشركواباهلل

فأخبروه،فقال:في

لون » م يتوك رب ه لى ون وع كتو ي وال ون ر طي يت وال قون يستر ال ذي م ال بنمحصنفقال:ادعاهللأنيجعلنىمنهم،فقام«ه عكاشة

م »فقال: ه من نت منهم،فقال«أقالرجلآخرفقال:ادعاهللأنيجعلني شة س:»ثم كا ها ع ك ب بق .»

“Telah diperlihatkan kepadaku beberapa umat, lalu aku melihat seorang Nabi, bersamanya sekelompok

orang, dan seorang Nabi, bersamanya satu dan dua orang saja, dan Nabi yang lain lagi tanpa ada

seorangpun yang menyertainya, tiba-tiba diperlihatkan kepadaku sekelompok orang yang banyak

jumlahnya, aku mengira bahwa mereka itu umatku, tetapi dikatakan kepadaku: bahwa mereka itu adalah

Musa dan kaumnya, tiba-tiba aku melihat lagi sekelompok orang yang lain yang jumlahnya sangat besar,

maka dikatakan kepadaku: mereka itu adalah umatmu, dan bersama mereka ada 70.000 (tujuh puluh ribu)

orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa disiksa lebih dahulu." kemudian beliau bangkit dan masuk

ke dalam rumahnya, maka orang- orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu? Ada di antara

mereka yang berkata: "barangkali mereka itu orang-orang yang telah menyertai Nabi dalam hidupnya, dan

ada lagi yang berkata: "barangkali mereka itu orang-orang yang dilakhirkan dalam lingkungan Islam hingga

tidak pernah menyekutukan Allah dengan sesuatupun, dan yang lainnya menyebutkan yang lain pula.

Kemudian Rasulullah keluar dan merekapun memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Maka beliau

bersabda: “Mereka itu adalah orang-orang yang tidak pernah minta ruqyah, tidak melakukan tathayyur (12)

dan tidak pernah meminta lukanya ditempeli besi yang dipanaskan, dan mereka pun bertawakkal kepada

tuhan mereka." kemudian Ukasyah bin Muhshan berdiri dan berkata: mohonkanlah kepada Allah agar aku

termasuk golongan mereka, kemudian Rasul bersabda: “ya, engkau termasuk golongan mereka”, kemudian

(

10)Ruqyah, maksudnya di sini, ialah: penyembuhan dengan bacaan ayat ayat Al qur’an atau doa doa.

(11

)Ain, yaitu: pengaruh jahat yang disebabkan oleh rasa dengki seseorang, melalui pandangan matanya. Disebut juga

penyakit mata.

(12

)Tathayyur ialah: merasa pesimis, merasa bernasib sial, atau meramal nasib buruk karena melihat burung, binatang

lainnya atau apa saja.

96

seseorang yang lain berdiri juga dan berkata: mohonkanlah kepada Allah agar aku juga termasuk golongan

mereka, Rasul menjawab: “Kamu sudah kedahuluan Ukasyah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kandungan bab ini:

1. Mengetahui adanya tingkatan-tingkatan manusia dalam bertauhid.

2. Pengertian mengamalkan tauhid dengan semurni-murninya.

3. Pujian Allah kepada Nabi Ibrahim, karena beliau tidak pernah melakukan kemusyrikan.

4. Pujian Allah kepada tokoh para wali Allah (para shahabat Rasulullah) karena bersihnya diri mereka

dari kemusyrikan.

5. Tidak meminta ruqyah, tidak meminta supaya lukanya ditempeli dengan besi yang panas, dan tidak

melakukan tathayyur adalah termasuk pengamalan tauhid yang murni.

6. Tawakkal kepada Allah adalah sifat yang mendasari sikap tersebut.

7. Dalamnya ilmu para sahabat, karena mereka mengetahui bahwa orang-orang yang dinyatakan dalam

hadits tersebut tidak akan mendapatkan kedudukan yang demikian tinggi kecuali dengan adanya

pengamalan.

8. Semangatnya para sahabat untuk berlomba-lomba dalam mengerjakan amal kebaikan.

9. Keistimewaan umat Islam dalam kwantitas dan kwalitasnya.

10. Keutamaan para pengikut Nabi Musa.

11. Umat-umat terdahulu telah ditampakkan kepada Nabi Muhammad .

12. Setiap umat dikumpulkan sendiri-sendiri bersama para Nabinya.

13. Sedikitnya orang-orang yang mengikuti ajakan para Nabi.

14. Nabi yang tidak mempunyai pengikut akan datang sendirian pada hari kiamat.

15. Manfaat dari pengetahuan ini adalah tidak silau dengan jumlah yang banyak dan tidak kecil hati

dengan jumlah yang sedikit.

16. Diperbolehkan melakukan ruqyah disebabkan terkena ain dan sengatan.

17. Luasnya ilmu para ulama salaf, hal itu bisa diketahui dari ucapan Sa'id bin Zubair: “Sungguh telah

berbuat baik orang yang mengamalkan apa yang telah didengarnya, tetapi…”, dengan demikian

jelaslah bahwa hadits yang pertama tidak bertentangan dengan hadits yang kedua.

18. Kemuliaan sifat para ulama salaf, karena ketulusan hati mereka, dan mereka tidak memuji seseorang

dengan pujian yang dibuat-buat.

19. Sabda Nabi: “Engkau termasuk golongan mereka” adalah salah satu dari tanda-tanda kenabian

Beliau.

20. Keutamaan Ukasyah.

21. Penggunaan kata sindiran (13)

.

22. Kemuliaan akhlak Nabi Muhammad .

(

13)Karena beliau bersabda kepada seseorang: “Kamu sudah kedahuluan Ukasyah”, dan tidak bersabda kepadanya:

“Kamu tidak pantas untuk dimasukkan ke dalam golongan mereka”.

97

BAB 4: TAKUT KEPADA SYIRIK

Firman Allah :

[48﴾]الن ساء:ڻ ڻۀۀ ہ ہ ہ ہ ھ ھ ھ ھ ے﴿

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang

selain dari (syirik) itu, bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya”. (QS. An Nisa’: 48).

Nabi Ibrahim berkata:

﴾]إبراهيم[ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ ڦ﴿

“Dan jauhkanlah aku dan anak cucuku dari perbuatan (menyembah) berhala”. [QS. Ibrahim: 35].

Diriwayatkan dalam suatu hadits, bahwa Rasulullah bersabda:

ياء » ر ل: ال ر، فسئل عنه؟ فقا ر األصغ م الش ك لي ما أخاف ع «أخوف

“Sesuatu yang paling aku khawatirkan dari kamu kalian adalah perbuatan syirik kecil, kemudian beliau

ditanya tentang itu, dan beliaupun menjawab: yaitu riya.”(HR. Ahmad, Thabrani dan Abu Dawud).

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa Rasulullah bersabda:

ا دخل النار » ند ون اهلل د م وهو يدعو مات «م

“Barangsiapa yang mati dalam keadaan menyembah sesembahan selain Allah, maka masuklah ia ke

dalam neraka.”( HR. Bukhari).

Diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir bahwa Rasulullah bersabda:

لقيه » م جنة و شيئا دخل ال به يشر ال لقي اهلل شيئا دخل النار م به ر «يش

“Barangsiapa yang menemui Allah (mati) dalam keadaan tidak berbuat syirik kepada-Nya, pasti ia

masuk surga, dan barangsiapa yang menemui-Nya (mati) dalam keadaan berbuat kemusyrikan maka pasti

ia masuk neraka”.

Kandungan bab ini:

1. Syirik adalah perbuatan dosa yang harus ditakuti dan dijauhi.

2. Riya’ termasuk perbuatan syirik.

3. Riya’ termasuk syirik kecil (14)

.

4. Riya’ adalah dosa yang paling ditakuti oleh Rasulullah terhadap orang-orang shaleh.

5. Dekatnya surga dan neraka.

6. Dekatnya surga dan neraka telah sama-sama disebutkan dalam satu hadits.

(

14)Syirik ada dua macam: pertama: syirik akbar (besar) yaitu: memperlakukan sesuatu selain Allah sama dengan

Allah, dalam hal-hal yang merupakan hak khusus bagi-Nya. Kedua: syirik ashghar (kecil), yaitu: perbuatan yang

disebutkan dalam Al Qur’an dan Al hadits sebagai suatu syirik, tetapi belum sampai ke tingkat syirik akbar.

Adapun perbedaan diantara keduanya:

a. Syirik akbar menghapuskan seluruh amal, sedang syirik kecil hanya menghapuskan amal yang disertainya saja.

b. Syirik akbar mengakibatkan pelakunya kekal di dalam neraka, sedang syirik kecil tidak sampai demikian.

c. Syirik akbar menjadikan pelakunya keluar dari Islam, sedang syirik kecil tidak menyebabkan keluar dari Islam

98

7. Barangsiapa yang mati tidak dalam kemusyrikan maka pasti ia masuk surga, dan barangsiapa yang

mati dalam kemusyrikan maka pasti ia masuk neraka, meskipun ia termasuk orang yang banyak

ibadahnya.

8. Hal yang sangat penting adalah permohonan Nabi Ibrahim untuk dirinya dan anak cucunya agar

dijauhkan dari perbuatan menyembah berhala.

9. Nabi Ibrahim mengambil ibrah (pelajaran) dari keadaan sebagian besar manusia, bahwa mereka itu

adalah sebagaimana perkataan beliau:

[36إبراهيم:﴾]ڦڄڄڄڄڃڃ﴿

“Ya Rabb, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak orang.” [QS.

Ibrahim: 36].

10. Dalam bab ini mengandung penjelasan tentang makna (اهلل إال sebagaimana dalam hadits yang (الإله

diriwayatkan oleh Bukhari, [yaitu: pembersihan diri dari syirik dan pemurnian ibadah kepada

Allah].

11. Keutamaan orang yang dirinya bersih dari kemusyrikan.

BAB 5: DAKWAH KEPADA SYAHADAT “LA ILAHA ILLALLAH”

Firman Allah :

[108﴾]يوسف:ڑ ک ک ک ک گ گ ڑڎ ڈ ڈ ژ ژ ڎڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ﴿

“Katakanlah: ”inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku, aku berdakwah

kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang

musyrik”. [QS. Yusuf: 108].

Ibnu Abbas berkata: ketika Rasulullah mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman beliau bersabda

kepadanya:

إله إال » هادة أن ال ما تدعوهم إليه ش ل و أ ك لي كتاب، ف أهل ال م ما قو ك تأتي ن إ -اهلل وا اهلل د واية: إلى أن يوح ر إن هم -ويف ف

هم خ لي رض ع افت م أن اهلل لمه ك فأع افترض أطاعو لذل م أن اهلل ه لم ك فأع م أطاعو لذل إن ه لة، ف ولي م لوات في كل يو مس ص

ا إي ك ف م أطاعو لذل إن ه م، ف رائه لى فق رد ع هم فت أغنيائ م قة تؤخذ م صد ليه م ع م أ رائ ه ليس وك ن م فإ لو ظ ق دعوة الم وات م، ه وال

جاب ح اهلل بي ها و «بين

“Sungguh kamu akan mendatangi orang-orang ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) maka hendaklah

pertama kali yang harus kamu sampaikan kepada mereka adalah syahadatLa Ilaha Illallah –dalam riwayat

yang lain disebutkan: “supaya mereka mentauhidkan Allah”- jika mereka mematuhi apa yang kamu

dakwahkan, maka sampaikan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka shalat lima

waktu dalam sehari semalam, jika mereka telah mematuhi apa yang telah kamu sampaikan, maka

sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka zakat, yang diambil dari

orang-orang kaya di antara mereka dan diberikan kepada orang-orang yang fakir. Dan jika mereka telah

mematuhi apa yang kamu sampaikan, maka jauhkanlah dirimu dari harta pilihan mereka, dan takutlah

99

kamu dari doanya orang-orang yang teraniaya, karena sesungguhnya tidak ada tabir penghalang antara

doanya dan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits yang lain, Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Sahl bin Sa’d , bahwa

Rasulullah disaat perang Khaibar bersabda:

لى يدي » ع سوله، يفتح اهلل ور ه اهلل حب وي سوله، ر و ال يحب اهلل رج اية غدا ر ال طي ،فباتالن اسيدوكونليلتهمأيهميعطاها،«ه ألع

اأصبحواغدواعلىرسولاهلل ؟»يرجونأنيعطاها،فقال:كلهمفلم بي طالب أ ب لي ع فقيل:هويشتكيعينيه،فأرسلوا«أي

اية عينيهودعاله،فبرأكأنلميكنبهوجع،فأعطاهالر به،فبصقفي

م، ثم »قال:،فإليهفأتي ه بساحت ل ـز ك حتى تن سل انفذ على ر

ي هد ألن ي تعالى فيه، فواهلل حق اهلل م هم جب علي بما ي م ره وأخب الم، س هم إلى اإل ر النع ادع حم م ك ر ل واحدا خي ال رج ك ب «م اهلل

يخوضون.:يدوكونأي

“Sungguh akan aku serahkan bendera (komando perang) ini besok pagi kepada orang yang mencintai

Allah dan Rasul-Nya, dan dia dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, Allah akan memberikan kemenangan

dengan sebab kedua tangannya”, maka semalam suntuk para sahabat memperbincangkan siapakah di antara

mereka yang akan diserahi bendera itu, di pagi harinya mereka mendatangi Rasulullah . Masing-masing

berharap agar ia yang diserahi bendera tersebut, maka saat itu Rasul bertanya: “di mana Ali bin Abi Thalib?

Mereka menjawab: "dia sedang sakit pada kedua matanya, kemudian mereka mengutus orang untuk

memanggilnya, dan datanglah ia, kemudian Rasul meludahi kedua matanya, seketika itu dia sembuh seperti

tidak pernah terkena penyakit, kemudian Rasul menyerahkan bendera itu kepadanya dan bersabda:

“melangkahlah engkau ke depan dengan tenang hingga engkau sampai ditempat mereka, kemudian ajaklah

mereka kepada Islam (15)

, dan sampaikanlah kepada mereka akan hak-hak Allah dalam Islam, maka demi

Allah, sungguh Allah memberi hidayah kepada seseorang dengan sebab kamu itu lebih baik dari unta-unta

yang merah.”(16)

.

Kandungan bab ini:

1. Dakwah kepada “La Ilaha Illallah” adalah jalannya orang-orang yang setia mengikuti Rasulullah .

2. Peringatan akan pentingnya ikhlas [dalam berdakwah semata-mata karena Allah], sebab kebanyakan

orang kalau mengajak kepada kebenaran, justru mereka mengajak kepada [kepentingan] dirinya

sendiri.

3. Mengerti betul akan apa yang didakwahkan adalah termasuk kewajiban.

4. Termasuk bukti kebaikan tauhid, bahwa tauhid itu mengagungkan Allah.

5. Bukti kejelekan syirik, bahwa syirik itu merendahkan Allah.

6. Termasuk hal yang sangat penting adalah menjauhkan orang Islam dari lingkungan orang orang

musyrik, agar tidak menjadi seperti mereka, walaupun dia belum melakukan perbuatan syirik.

7. Tauhid adalah kewajiban pertama.

8. Tauhid adalah yang harus didakwahkan pertama kali sebelum mendakwahkan kewajiban yang lain

termasuk shalat.

(

15)Ajaklah mereka kepada Islam, yaitu kepada pengertian yang sebenarnya dari kedua kalimat syahadat, yaitu:

berserah diri kepada Allah, lahir dan batin, dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-

Nya, yang disampaikan melalui Rasul-Nya.

(16

) Unta-unta merah adalah harta kekayaan yang sangat berharga dan menjadi kebanggaan orang arab pada masa itu.

100

9. Pengertian “supaya mereka mentauhidkan Allah” adalah pengertian syahadat.

10. Seseorang terkadang termasuk ahli kitab, tapi ia tidak tahu pengertian syahadat yang sebenarnya,

atau ia memahami namun tidak mengamalkannya.

11. Peringatan akan pentingnya sistem pengajaran dengan bertahap.

12. Yaitu dengan diawali dari hal yang sangat penting kemudian yang penting dan begitu seterusnya.

13. Salah satu sasaran pembagian zakat adalah orang fakir.

14. Kewajiban orang yang berilmu adalah menjelaskan tentang sesuatu yang masih diragukan oleh orang

yang belajar.

15. Dilarang mengambil harta yang terbaik dalam penarikan zakat.

16. Menjaga diri dari berbuat dzalim terhadap seseorang.

17. Pemberitahuan bahwa do’a orang yang teraniaya itu dikabulkan.

18. Di antara bukti tauhid adalah ujian yang dialami oleh Rasulullah dan para sahabat, seperti

kesulitan, kelaparan maupun wabah penyakit.

19. Sabda Rasulullah : “Demi Allah akan aku serahkan bendera …” adalah salah satu dari tanda-tanda

kenabian beliau.

20. Kesembuhan kedua mata Ali, setelah diludahi Rasulullah adalah salah satu dari tanda-tanda kenabian

beliau.

21. Keutamaan sahabat Ali bin Abi Thalib .

22. Keutamaan para sahabat Rasul, [karena hasrat mereka yang besar sekali dalam kebaikan dan sikap

mereka yang senantiasa berlomba-lomba dalam mengerjakan amal shaleh] ini dapat dilihat dari

perbincangan mereka di malam [menjelang perang Khaibar, tentang siapakah di antara mereka yang

akan diserahi bendera komando perang, masing-masing mereka menginginkan agar dirinyalah yang

menjadi orang yang memperoleh kehormatan itu].

23. Kewajiban mengimani takdir Allah, karena bendera tidak diserahkan kepada orang yang sudah

berusaha, malah diserahkan kepada orang yang tidak berusaha untuk memperolehnya.

24. Adab di dalam berjihad, sebagaimana yang terkandung dalam sabda Rasul: “berangkatlah engkau

dengan tenang”.

25. Disyariatkan untuk mendakwahi musuh sebelum memeranginya.

26. Syariat ini berlaku pula terhadap mereka yang sudah pernah didakwahi dan diperangi sebelumnya.

27. Dakwah harus dilaksanakan dengan bijaksana, sebagaimana yang diisyaratkan dalam sabda Nabi:

“… dan sampaikanlah kepada mereka tentang hak-hak Allah dalam Islam yang harus dilakukan”.

28. Wajib mengenal hak-hak Allah dalam Islam (17)

.

29. Kemuliaan dakwah, dan besarnya pahala bagi orang yang bisa memasukkan seorang saja ke dalam

Islam.

30. Diperbolehkan bersumpah dalam menyampaikan petunjuk.

(

17)Hak Allah dalam Islam yang wajib dilaksanakan ialah seperti: shalat, zakat, puasa, haji dan kewajiban-kewajiban

lainnya.

101

BAB 6: PENJELASAN TENTANG MAKNA TAUHID DAN SYAHADAT “LA ILAHA ILLALLAH”

Firman Allah :

ۆئ ۈئ ۈئ ېئ ېئ ۆئې ې ې ى ى ائ ائ ەئ ەئ وئ وئ ۇئ ۇئ﴿

[57﴾]اإلسراء:ېئ

“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada tuhan mereka, siapa di

antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah), dan mereka mengharapkan rahmat-Nya serta takut akan

siksa-Nya; sesungguhnya siksa Tuhanmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti.” [QS. Al Isra’: 57].

خرف[ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک ک﴿ ﴾]الز

“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapak dan kaumnya: "sesungguhnya aku

membebaskan diri dari apa yang kalian sembah, kecuali (Allah) Dzat yang telah menciptakan aku,

karena hanya Dia yang akan menunjukkan (kepada jalan kebenaran).” [QS. Az Zukhruf: 26-27].

ى ىۉ ې ې ې ېۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ ۋ ۅ ۅ ۉ ﴿

[31﴾]الت وبة:وئ وئ ۇئ ۇئ ەئائ ائ ەئ

“Mereka menjadikan orang-orang alim dan pendeta-pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan selain

Allah, dan (mereka mempertaruhkan pula) Al Masih putera Maryam; padahal mereka itu tiada lain

hanyalah diperintahkan untuk beribadah kepada satu sembahan, tiada sembahan yang haq selain Dia.

Maha suci Allah dari perbuatan syirik mereka.” [QS. At Taubah: 31].

[165﴾]البقرة:کڈ ژ ژ ڑ ڑ ڈچ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ﴿

“Di antara sebagian manusia ada yang menjadikan tuhan-tuhan tandingan selain Allah, mereka

mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun orang-orang yang beriman lebih besar

cintanya kepada Allah.” [QS. Al Baqarah: 165].

Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, bahwa Rasulullah bersabda:

« إله إ قال ال م لى اهلل به ع وحسا مه ود ماله م حر ون اهلل د م عبد بما ي وكفر «ال اهلل

“Barangsiapa yang mengucapkan ال إله إال للاdan mengingkari sesembahan selain Allah, maka haramlah

harta dan darahnya, adapun perhitungannya terserah kepada Allah”.

Keterangan tentang bab ini akan dipaparkan pada bab-bab berikutnya.

Adapun kandungan bab ini menyangkut masalah yang paling besar dan paling mendasar, yaitu

pembahasan tentang makna tauhid dan syahadat.

Masalah tersebut telah diterangkan oleh bab ini dengan beberapa hal yang cukup jelas, antara lain:

1. Ayat dalam surat Al Isra’. Diterangkan dalam ayat ini sanggahan terhadap orang-orang musyrik,

yang memohon kepada orang-orang yang shaleh, oleh karena itu, ayat ini mengandung suatu

penjelasan bahwa perbuatan mereka itu adalah syirik besar (18)

.

2. Ayat dalam surat At taubah. Diterangkan dalam ayat ini bahwa orang-orang ahli kitab telah

menjadikan orang-orang alim dan pendeta- pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan

(

18)Dapat diambil kesimpulan dari ayat dalam surat Al Isra’ tersebut bahwa makna tauhid dan syahadat “La Ilaha

Illallah” yaitu: meninggalkan apa yang dilakukan oleh orang-orang musyrik, seperti menyeru (memohon) kepada

orang-orang shaleh dan meminta syafaat mereka.

102

dijelaskan pula bahwa mereka hanya diperintahkan untuk menyembah kepada satu sesembahan, dan

menurut penafsiran yang sebenarnya mereka itu hanya diperintahkan untuk taat kepadanya dalam

hal-hal yang tidak bermaksiat kepada Allah, dan tidak berdoa kepadanya.

3. Kata-kata Nabi Ibrahim kepada orang-orang kafir: “sesungguhnya saya berlepas diri dari apa

yang kalian sembah, kecuali (saya hanya menyembah) Dzat yang menciptakanku”.

Di sini beliau mengecualikan Allah dari segala sesembahan.

Pembebasan (dari segala sembahan yang batil) dan pernyataan setia (kepada sembahan yang haq,

yaitu: Allah) adalah makna yang sebenarnya dari syahadat “La Ilaha Illallah”.

Allah berfirman:

خرف[ک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳ ﴿ ﴾]الز

“Dan Nabi Ibrahim menjadikan kalimat syahadat ini kalimat yang kekal pada keturunannya,

agar mereka ini kembali (kepada jalan yang benar).” [QS. Az Zukhruf: 28].

4. Ayat dalam surat Al Baqarah yang berkenaan dengan orang-orang kafir, yang dikatakan oleh Allah

dalam firman-Nya:

[البقرة﴾]ۅ ۉ ۉ ې ې ې﴿

“Dan mereka tidak akan bisa keluar dari neraka”. [QS. Al Baqarah: 167].

Disebutkan dalam ayat tersebut, bahwa mereka menyembah tandingan-tandingan selain Allah,

yaitu dengan mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, ini menunjukkan bahwa mereka

mempunyai kecintaan yang besar kepada Allah, meskipun demikian kecintaan mereka ini belum bisa

memasukkan mereka ke dalam agama Islam (19)

.

Lalu bagaimana dengan mereka yang cintanya kepada sesembahan selain Allah itu lebih besar

dari cintanya kepada Allah?

Lalu bagaimana lagi orang-orang yang cuma hanya mencintai sesembahan selain Allah, dan tidak

mencintai Allah?

5. Sabda Rasulullah :

« لى اهلل به ع وحسا مه ود ماله م حر ون اهلل د م عبد بما ي وكفر إله إال اهلل ل ال قا «م

“Barangsiapa yang mengucapkan(اهلل إال إله dan mengingkari sesembahan selain Allah, maka (ال

haramlah harta dan darahnya, adapun perhitungannya terserah kepada Allah”.

Ini adalah termasuk hal yang penting sekali yang menjelaskan pengertian ( اهلل) الإلهإال . Sebab apa

yang dijadikan Rasulullah sebagai pelindung darah dan harta bukanlah sekedar mengucapkan

kalimat itu dengan lisan ataumemahami arti dan lafadznya, atau mengetahui akan kebenarannya,

bahkan bukan pula karena tidak meminta kecuali kepada Allah saja, yang tiada sekutu bagi-Nya,

akan tetapi harus disertai dengan tidak adanya penyembahan kecuali hanya kepada-Nya.

Jika dia masih ragu atau bimbang, maka belumlah haram dan terlindung harta dan darahnya.

(

19)Dari ayat dalam surat Al Baqarah tersebut diambil kesimpulan bahwa penjelasan makna tauhid dan syahadat “La

Ilaha Illallah” yaitu: pemurnian tauhid kepada Allah yang diiringi dengan rasa rendah diri dan penghambaan

hanya kepada-Nya.

103

Betapa besar dan pentingnya penjelasan makna (اهلل إال إله yang termuat dalam hadits ini, dan (ال

betapa jelasnya keterangan yang dikemukakannya, dan kuatnya argumentasi yang diajukan bagi

orang-orang yang menentangnya.

BAB 7: MEMAKAI GELANG DAN SEJENISNYA UNTUK MENANGKAL BAHAYA ADALAH PERBUATAN

SYIRIK (20).

Firman Allah :

ىې ې ې ېھ ے ے ۓ ۓ ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ ۋ ۅ ۅ ۉ ۉ﴿

مر:ى ائ ائ ەئ [38﴾]الز

“Katakanlah(hai Muhammad kepada orang-orang musyrik): terangkanlah kepadaku tentang apa

yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemadharatan kepadaku, apakah

berhala berhala itu dapat menghilangkan kemadharatan itu? atau jika Allah menghendaki untuk

melimpahkan suatu rahmat kepadaku apakah mereka mampu menahan rahmat-Nya? katakanlah:

cukuplah Allah bagiku, hanya kepada-Nyalah orang-orang yang berserah diri bertawakkal.” [QS. Az

Zumar: 38].

Imran bin Husain menuturkan bahwa Rasulullah melihat seorang laki-laki memakai gelang yang

terbuat dari kuningan, kemudian beliau bertanya:

وهي » مت ك لو إن زيد إال وهنا، ف ت ها ال إن ها ف زع ن ل: ا الواهنة، فقا م ل: قا ؟ بداما هذه حت أ ما أفل ليك « ع

“Apakah itu? orang laki-laki itu menjawab: “gelang penangkal penyakit”, lalu Nabi bersabda: “lepaskan

gelang itu, karena sesungguhnya ia tidak akan menambah kecuali kelemahan pada dirimu, dan jika kamu

mati sedangkan gelang ini masih ada pada tubuhmu maka kamu tidak akan beruntung selama-lamanya.”

(HR. Ahmad dengan sanad yang bisa diterima)

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad pula dari Uqbah bin Amir, dalam hadits yang marfu’, Rasulullah

bersabda:

له» ودع اهلل ودعة فال ق ل تع م و له، م اهلل أت ق تميمة فال ل ع ت شر »ويفرواية:«م ق تميمة فقد أ ل ع ت «م

“Barangsiapa yang menggantungkan tamimah(21)

maka Allah tidak akan mengabulkan keinginannya,

dan barangsiapa yang menggantungkan Wada’ah(22)

maka Allah tidak akan memberikan ketenangan

kepadanya” dan dalam riwayat yang lain Rasul bersabda: “Barangsiapa yang menggantungkan tamimah

maka ia telah berbuat kemusyrikan”.

(

20)Dimulai dengan bab ini, penulis hendak menerangkan lebih lanjut tentang pengertian tauhid dan syahadat “La Ilaha

Illallah”, dengan menyebutkan hal hal yang bertentangan dengannya, yaitu : syirik dan macam macamnya, baik

yang akbar maupun yang ashghor, karena dengan mengenal syirik sebagai lawan tauhid akan jelas sekali

pengertian yang sebenarnya dari tauhid dan syahadat “La Ilah Illah”.

(21

)Tamimah: sesuatu yang dikalungkan di leher anak-anak sebagai penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh jahat

yang disebabkan oleh rasa dengki seseorang, dan lain sebagainya.

(22

)Wada’ah: sesuatu yang diambil dari laut, menyerupai rumah kerang; menurut anggapan orang-orang jahiliyah

dapat digunakan sebagai penangkal penyakit. Termasuk dalam pengertian ini adalah jimat.

104

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Hudzaifah bahwa ia melihat seorang laki-laki yang di tangannya ada

benang untuk mengobati sakit panas, maka dia putuskan benang itu seraya membaca firman Allah:

﴾]يوسف[ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ ڦ﴿

“Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan

mempersekutukan Allah (dengan sesembahan lain)". [QS. Yusuf: 106].

Kandungan bab ini:

1. Larangan keras memakai gelang, benang dan sejenisnya untuk tujuan-tujuan seperti tersebut di atas.

2. Dikatakan bahwa sahabat Nabi tadi apabila mati sedangkan gelang (atau sejenisnya) itu masih

melekat pada tubuhnya, maka ia tidak akan beruntung selamanya, ini menunjukkan kebenaran

pernyataan para sahabat bahwa syirik kecil itu lebih berat dari pada dosa besar.

3. Syirik tidak dapat dimaafkan dengan alasan tidak tahu.

4. Gelang, benang dan sejenisnya tidak berguna untuk menangkal atau mengusir suatu penyakit, bahkan

ia bisa mendatangkan bahaya, seperti sabda Nabi Muhammad : “… karena dia hanya akan

menambah kelemahan pada dirimu”.

5. Wajib mengingkari orang-orang yang melakukan perbuatan di atas.

6. Penjelasan bahwa orang yang menggantungkan sesuatu dengan tujuan di atas, maka Allah akan

menjadikan orang tersebut memiliki ketergantungan pada barang tersebut.

7. Penjelasan bahwa orang yang menggantungkan tamimah telah melakukan perbuatan syirik.

8. Mengikatkan benang pada tubuh untuk mengobati penyakit panas adalah bagian dari syirik.

9. Pembacaan ayat di atas oleh Hudzaifah menunjukkan bahwa para sahabat menggunakan ayat-ayat

yang berkaitan dengan syirik akbar sebagai daliluntuk syirik ashghar, sebagaimana penjelasan yang

disebutkan oleh Ibnu Abbas dalam salah satu ayat yang ada dalam surat Al Baqarah (23)

.

10. Menggantungkan Wada’ah untuk mengusir atau menangkal penyakit, termasuk syirik.

11. Orang yang menggantungkan tamimah didoakan: “semoga Allah tidak akan mengabulkan

keinginannya” dan orang yang menggantungkan wada'ah didoakan: “semoga Allah tidak

memberikan ketenangan pada dirinya.”

BAB 8: RUQYAH DAN TAMIMAH

Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim bahwa Abu Basyir Al Anshari bahwa dia pernah

bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan, lalu beliau mengutus seorang utusan untuk menyampaikan

pesan:

ق » ر في يبقي عت أن ال قط الدة إال ر أو ق وت م الدة عير ق ب «بة

“Agar tidak terdapat lagi dileher unta kalung dari tali busur panah atau kalung apapun harus

diputuskan".

(

23)Penjelasan Ibnu Abbas ini akan disebutkan dalam bab 42

105

Ibnu Mas’ud menuturkan: aku telah mendengar Rasulullah bersabda:

ر » شر إن ال ولة والت مائم والت «قى

“Sesungguhnya Ruqyah, Tamimah dan Tiwalah adalah syirik.”(HR. Ahmad dan Abu Dawud).

TAMIMAH adalah sesuatu yang dikalungkan di leher anak-anak untuk menangkal dan menolak

penyakit ‘ain. Jika yang dikalungkan itu berasal dari ayat-ayat Al Qur’an, sebagian ulama salaf memberikan

keringanan dalam hal ini; dan sebagian yang lain tidak memperbolehkan dan melarangnya, di antaranya

Ibnu Mas’ud (24)

.

RUQYAH (25)

yaitu: yang disebut juga dengan istilah Ajimat. Ini diperbolehkan apabila penggunaannya

bersih dari hal-hal syirik, karena Rasulullah telah memberikan keringanan dalam hal ruqyah ini untuk

mengobati ‘ain atau sengatan kalajengking.

TIWALAH adalah sesuatu yang dibuat dengan anggapan bahwa hal tersebut dapat menjadikan seorang

istri mencintai suaminya, atau seorang suami mencintai istrinya.

Dalam hadits marfu’ dari Abdullah bin ‘Ukaim Rasulullah bersabda:

وكل إليه » شيئا ق ل ع ت «م

“Barangsiapa yang menggantungkan sesuatu (dengan anggapan bahwa barang tersebut bermanfaat

atau dapat melindungi dirinya) maka Allah akan menjadikan orang tersebut selalu bergantung

kepadanya.”(HR. Ahmad dan At Turmudzi).

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ruwaifi’ Rasulullah pernah bersabda kepadanya:

عل » ويفع، ل ر رجيع يا ب ستنجى و ا را، أ وت د ل و تق حيته، أ عقد ل م ر الناس أن ك، فأخب ل ب طو حياة ت يء ال ر دا ب حم إن م م، ف ة أو عظ ب دا

«منه

“Hai Ruwaifi’, semoga engkau berumur panjang, oleh karena itu sampaikanlah kepada orang-orang

bahwa barangsiapa yang menggulung jenggotnya, atau memakai kalung dari tali busur panah, atau bersuci

dari buang air dengan kotoran binatang atau tulang, maka sesungguhnya Muhammad berlepas diri dari

orang tersebut”.

Waki’ meriwayatkan bahwa Said bin zubair berkata: “Barang siapa yang memotong tamimah dari

seseorang maka tindakannya itu sama dengan memerdekakan seorang budak.”

Dan waki’ meriwayatkan pula bahwa Ibrahim (An Nakha’i) berkata: “mereka (para sahabat) membenci

segala jenis tamimah, baik dari ayat-ayat Al Qur’an maupun bukan dari ayat-ayat Al Qur’an.”

Kandungan bab ini:

1. Pengertian ruqyah dan tamimah.

2. Pengertian tiwalah.

3. Ketiga hal diatas merupakan bentuk syirik dengan tanpa pengecualian.

(

24)Tamimah dari ayat Al Qur’an dan Al Hadits lebih baik ditinggalkan, karena tidak ada dasarnya dari syara’; bahkan

hadits yang melarangnya bersifat umum, tidak seperti halnya ruqyah, ada hadits lain yang membolehkan. Di

samping itu apabila dibiarkan atau diperbolehkan akan membuka peluang untuk menggunakan tamimah yang

haram.

(25

)Ruqyah: penyembuhan suatu penyakit dengan pembacaan ayat ayat suci Al Qur’an, atau doa-doa.

106

4. Adapun ruqyah dengan menggunakan ayat-ayat Al Qur’an atau do’a-do’a yang telah diajarkan oleh

Rasulullah untuk mengobati penyakit ‘ain, sengatan serangga atau yang lainnya, maka tidak

termasuk syirik.

5. Jika tamimah itu terbuat dari ayat-ayat Al Qur’an, dalam hal ini para ulama berbeda pendapat,

apakah termasuk ruqyah yang diperbolehkan atau tidak?

6. Mengalungkan tali busur panah pada leher binatang untuk mengusir penyakit ‘ain, termasuk syirik

juga.

7. Ancaman berat bagi orang yang mengalungkan tali busur panah dengan maksud dan tujuan di atas.

8. Besarnya pahala bagi orang yang memutus tamimah dari tubuh seseorang.

9. Kata-kata Ibrahim An Nakhai tersebut di atas, tidaklah bertentangan dengan perbedaan pendapat

yang telah disebutkan, sebab yang dimaksud Ibrahim di sini adalah sahabat sahabat Abdullah bin

mas’ud (26)

.

BAB 9: MENGHARAPKAN BERKAH DARI PEPOHONAN, BEBATUAN ATAU YANG SEJENISNYA

Firman Allah :

ھ ے ے ۓ ۓ ڭ ڭ ﴿

ڭۇۇۆۆۈۈٴۇۋۋۅۅۉۉېېېېىىائائەئەئوئوئۇئۇئۆئۆئڭ

﴾]الن جم[ۈئۈئېئېئېئىئىئىئ

“Maka apakah patut kalian (hai orang-orang musyrik) menganggap Al lata dan Al Uzza dan Manat

yang ketiga, (27)

. Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki- laki dan untuk Allah (anak) perempuan? yang

demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang diada-

adakan oleh kamu dan bapak-bapak kamu; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk

(menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaa-sangkaan dan apa yang diingini oleh

hawa nafsu mereka; padahal sesungguhnya tidak datang kepada mereka petunjuk dari Tuhan mereka.”

[QS. An Najm: 19-23].

Abi Waqid Al Laitsi menuturkan: “Suatu saat kami keluar bersama Rasulullah menuju Hunain,

sedangkan kami dalam keadaan baru saja lepas dari kekafiran (masuk Islam), disaat itu orang-orang musyrik

memiliki sepokok pohon bidara yang dikenal dengan Dzatu Anwath, mereka selalu mendatanginya dan

menggantungkan senjata-senjata perang mereka pada pohon tersebut, di saat kami sedang melewati pohon

bidara tersebut, kami berkata: “ya Rasulullah, buatkanlah untuk kami Dzatu anwath sebagaimana mereka

memilikinya”. Maka Rasulullah menjawab:

(

26)Sahabat Abdullah bin Mas’ud antara lain: Al Qamah, Al Aswad, Abu Wail, Al Harits bin Suwaid, ‘Ubaidah As

Salmani, Masruq, Ar Rabi’ bin Khaitsam, Suwaid bin ghaflah. Mereka ini adalah tokoh generasi tabiin.

(27

)Al Lata, Al Uzza dan Manat adalah nama berhala-berhala yang dipuja orang arab jahiliyah dan dianggapnya

sebagai anak anak perempuan Allah.

107

كماقالتبنوإسرائيللموسى﴿» بيدهذينفسي نن،قلتموال إن هاالس ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿٿ ٹ ٹ ٹ ٹ اهللأكبر

سننمنكانقبلكماألعراف﴾]ڤ «[لتركبن

“Allahu Akbar, itulah tradisi (orang-orang sebelum kalian) demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya,

kalian benar-benar telah mengatakan suatu perkataan seperti yang dikatakan oleh Bani Israel kepada

Musa: “buatkanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka memiliki sesembahan, Musa menjawab:

sungguh kalian adalah kaum yang tidak mengerti (faham)” kalian pasti akan mengikuti tradisi orang-orang

sebelum kalian.”(HR. Turmudzi, dan dia menshahihkannya).

Kandungan dalam bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat An Najm (28)

.

2. Mengetahui bentuk permintaan mereka (29)

.

3. Mereka belum melakukan apa yang mereka minta.

4. Mereka melakukan itu semua untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah, karena mereka

beranggapan bahwa Allah menyukai perbuatan itu.

5. Apabila mereka tidak mengerti hal ini, maka selain mereka lebih tidak mengerti lagi.

6. Mereka memiliki kebaikan-kebaikan dan jaminan maghfirah (untuk diampuni) yang tidak dimiliki

oleh orang-orang selain mereka.

7. Nabi Muhammad tidak menerima alasan mereka, bahkan menyanggahnya dengan sabdanya:

“Allahu Akbar, sungguh itu adalah tradisi orang-orang sebelum kalian dan kalian akan mengikuti

mereka”. Beliau bersikap keras terhadap permintaan mereka itu dengan ketiga kalimat ini.

8. Satu hal yang sangat penting adalah pemberitahuan dari Rasulullah bahwa permintaan mereka itu

persis seperti permintaan Bani Israel kepada nabi Musa: “buatkanlah untuk kami sesembahan

sebagaimana mereka mempunyai sesembahan-sesembahan …”

9. Pengingkaran terhadap hal tersebut adalah termasuk di antara pengertian (اهلل إال إله yang (ال

sebenarnya, yang belum difahami oleh mereka yang baru masuk Islam.

10. Rasulullah menggunakan sumpah dalam menyampaikan petunjuknya, dan beliau tidak berbuat

demikian kecuali untuk kemaslahatan.

11. Syirik itu ada yang besar dan ada yang kecil, buktinya mereka tidak dianggap murtad dengan

permintaannya itu.

(

28)Dalam ayat ini, Allah menyangkal tindakan kaum musyrikin yang tidak rasional, karena mereka menyembah

ketiga berhala tersebut yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan tidak pula dapat menolak madharat. Dan

Allah mencela tindakan dzalim mereka dengan memilih untuk diri mereka jenis yang baik dan memberikan untuk

Allah jenis yang buruk dalam anggapan mereka. Tindakan mereka itu semua hanyalah berdasarkan sangkaan-

sangkaan dan hawa nafsu, tidak berdasarkan pada tuntunan para Rasul yang mengajak umat manusia untuk

beribadah hanya kepada Allah dan tidak beribadah kepada selain-Nya.

(29

)Yaitu: mereka meminta dibuatkan Dzatu Anwath sebagaimana yang dimiliki oleh kaum musyrikin, untuk

diharapkan berkahnya.

108

12. Perkataan mereka:“…sedang kami dalam keadaan baru saja lepas dari kekafiran (masuk islam) …”

menunjukan bahwa para sahabat yang lain mengerti bahwa perbuatan mereka termasuk syirik.

13. Diperbolehkan bertakbir ketika merasa terperanjat, atau mendengar sesuatu yang tidak patut

diucapkan dalam agama, berlainan dengan pendapat orang yang menganggapnya makruh.

14. Diperintahkan menutup pintu yang menuju kemusyrikan.

15. Dilarang meniru dan melakukan suatu perbuatan yang menyerupai perbuatan orang-orang Jahiliyah.

16. Boleh marah ketika menyampaikan pelajaran.

17. Kaidah umum, bahwa di antara umat ini ada yang mengikuti tradisi-tradisi umat sebelumnya,

berdasarkan Sabda Nabi “itulah tradisi orang orang sebelum kamu … dst”

18. Ini adalah salah satu dari tanda kenabian Nabi Muhammad, karena terjadi sebagaimana yang beliau

kabarkan.

19. Celaan Allah yang ditujukan kepada orang Yahudi dan Nasrani, yang terdapat dalam Al qur’an

berlaku juga untuk kita.

20. Sudah menjadi ketentuan umum di kalangan para sahabat, bahwa ibadah itu harus berdasarkan

perintah Allah [bukan mengikuti keinginan, pikiran atau hawa nafsu sendiri]. Dengan demikian,

hadits di atas mengandung suatu isyarat tentang hal-hal yang akan ditanyakan kepada manusia di

alam kubur. Adapun “Siapakah Tuhanmu? sudah jelas; sedangkan “Siapakah Nabimu? berdasarkan

keterangan masalah-masalah ghaib yang beliau beritakan akan terjadi; dan “Apakah agamamu?

berdasarkan pada ucapan mereka: “buatkanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka itu

mempunyai sesembahan-sesembahan … dst”

21. Tradisi orang-orang ahli kitab itu tercela seperti tradisinya orang-orang musyrik.

22. Orang yang baru saja pindah dari tradisi-tradisi batil yang sudah menjadi kebiasaan dalam dirinya,

tidak bisa dipastikan secara mutlak bahwa dirinya terbebas dari sisa-sisa tradisi tersebut, sebagai

buktinya merekamengatakan: “kami baru saja masuk islam” dan merekapun belum terlepas dari

tradis- tradisi kafir, karena kenyataannya mereka meminta dibuatkan Dzatu Anwath sebagaimana

yang dipunyai oleh kaum musyrikin.

BAB 10: MENYEMBELIH BINATANG BUKAN KARENA ALLAH

Firman Allah :

﴾]األنعام[ۅ ۉ ۉ ې ې ې ۅڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ ۋ﴿

“Katakanlah, bahwa sesungguhnya shalatku, penyembelihanku, hidupku dan matiku hanya semata-

mata untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, demikian itulah yang diperintahkan

kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” [QS. Al An’am:

162-163].

﴾]الكوثر[ژ ژ ڑ ڑ﴿

“Maka dirikanlah shalat untuk Rabbmu, dan sembelihlah kurban (untuk-Nya).” [QS. Al Kautsar: 2].

Ali bin Abi Thalib berkata: “Rasulullah bersabda kepadaku tentang empat perkara:

109

م » اهلل ع والديه، ل ع ل م اهلل ر اهلل، لع غي بح ل ذ م اهلل ع رض ل منار األ ر غي م اهلل ع حدثا، ل وى م آ »

“Allah melaknat orang-orang yang menyembelih binatang bukan karena Allah, Allah melaknat orang-

orang yang melaknat kedua orang tuanya, Allah melaknat orang-orang yang melindungi orang yang

berbuat kejahatan, dan Allah melaknat orang-orang yang merubah tanda batas tanah.” (HR. Muslim).

Thariq bin Syihab menuturkan bahwa Rasulullah bersabda:

« ف ذل وكي قالوا: باب، رجل في ذ ر , ودخل النا باب رجل في ذ جنة م ال دخل ال هم صن م ل قو لى الن ع رج ر ل: م قا ل اهلل؟ سو ر ك يا

ق ب، ر شيء أق ي قال: ليس عند ب، ر ق شيئا، فقالوا ألحدهما: ب له ر ى يق زه أحد حت جو باي ب ذ ر با، فق با ولو ذ ب ر ق وا الوا له: ل خ با ف

ون اهلل شيئا د ب ألحد ما كنت ألقر ب، فقال: ر ق ر: قالوا لآلخ ر، و له فدخل النا جنة سبي بوا عنقه فدخل ال ر «.، فض

“Ada seseorang yang masuk surga karena seekor lalat, dan ada lagi yang masuk neraka karena seekor

lalat pula, para sahabat bertanya: "bagaimana itu bisa terjadi ya Rasulullah? Rasul menjawab: “ada dua

orang berjalan melewati sekelompok orang yang memiliki berhala, yang mana tidak boleh seorangpun

melewatinya kecuali dengan mempersembahkan sembelihan binatang untuknya terlebih dahulu, maka

mereka berkata kepada salah satu di antara kedua orang tadi: "persembahkanlah sesuatu untuknya! ia

menjawab: "saya tidak mempunyai apapun yang akan saya persembahkan untuknya", mereka berkata lagi:

persembahkan untuknya walaupun seekor lalat! maka iapun mempersembahkan untuknya seekor lalat,

maka mereka lepaskan ia untuk meneruskan perjalanannya, dan iapun masuk ke dalam neraka karenanya,

kemudian mereka berkata lagi kepada seseorang yang lain: persembahkalah untuknya sesuatu! ia

menjawab: "aku tidak akan mempersembahkan sesuatu apapun untuk selain Allah, maka merekapun

memenggal lehernya, dan iapun masuk ke dalam surga.” (HR. Ahmad).

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang makna ayat:

[162:﴾]األنعامڭ ڭ ڭ ڭ﴿

2. Penjelasan tentang makna ayat:

﴾]الكوثر[ژ ژ ڑ ڑ﴿

3. Orang yang pertama kali dilaknat oleh Allah berdasarkan hadits diatas adalah orang yang

menyembelih karena selain Allah.

4. Dilaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya, hal itu bisa terjadi bila ia melaknat kedua orang

tua seseorang, lalu orang tersebut melaknat kedua orang tuanya.

5. Dilaknat orang yang melindungi pelaku kajahatan, yaitu orang yang memberikan perlindungan

kepada seseorang yang melakukan kejahatan yang wajib diterapkan kepadanya hukum Allah.

6. Dilaknat pula orang yang merubah tanda batas tanah, yaitu merubah tanda yang membedakan antara

hak milik seseorang dengan hak milik tetangganya, dengan digeser maju atau mundur.

7. Ada perbedaan antara melaknat orang tertentu dengan melaknat orang-orang ahli maksiat secara

umum.

8. Adanya kisah besar dalam hadits ini, yaitu kisah seekor lalat.

110

9. Masuknya orang tersebut ke dalam neraka dikarenakan mempersembahkan seekor lalat yang ia

sendiri tidak sengaja berbuat demikian, tapi ia melakukan hal tersebut untuk melepaskan diri dari

perlakuan buruk para pemuja berhala itu.

10. Mengetahui besarnya bahaya kemusyrikan dalam pandangan orang-orang mukmin, bagaimana

ketabahan hatinya dalam menghadapi eksekusi hukuman mati dan penolakannya untuk memenuhi

permintaan mereka, padahal mereka tidak meminta kecuali amalan lakhiriyah saja.

11. Orang yang masuk neraka dalam hadits ini adalah orang Islam, karena jika ia orang kafir, maka

Rasulullah tidak akan bersabda: “ … masuk neraka karena sebab lalat ...”

12. Hadits ini merupakan suatu bukti bagi hadits shahih yang mengatakan:

ك » مثل ذل ر والنا له ع را ن ش م رب إلى أحدكم ق جنة أ «ال

“Surga itu lebih dekat kepada seseorang dari pada tali sandalnya sendiri, dan neraka juga

demikian.”

13. Mengetahui bahwa amalan hati adalah tolok ukur yang sangat penting, walaupun bagi para pemuja

berhala.

BAB 11: MENYEMBELIH BINATANG KARENA ALLAH DILARANG DILAKUKAN DI TEMPAT PENYEMBELIHAN YANG BUKAN KARENA ALLAH

Firman Allah :

ٱٻٻٻٻپپپپڀڀڀڀٺٺٺٺٿٿٿٿٹٹ﴿

ڍ ڌ ڍچ ڇ ڇ ڇ ڇ چڦ ڄ ڄ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ چ چ ڦڤ ڤ ڦ ڦٹٹڤڤ

﴾]التوبة[ڌ ڎ

“Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk

menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mu’min), untuk kekafiran dan untuk memecah belah

antara orang-orang mu’min serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan

Rasul-Nya sejak dahulu). Mereka sesungguhnya bersumpah: “kami tidak menghendaki selain

kebaikan.” Dan Allah menjadikan saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam

sumpahnya). Janganlah kamu dirikan shalat di masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang

didirikan atas dasar takwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu lakukan shalat di

dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-

orang yang mensucikan diri. ”[QS. At Taubah: 107 –108].

Tsabit bin Dhahhak berkata:

ببوانة،فسألالن بي ؟»فقال:نذررجلأنيذبحإبال عبد ة ي جاهلي وثان ال أ م وث ها ها »قالوا:ال،قال:«هل كان في هل كان في ف

؟ م أعياده م «عيد م :»قالوا:ال،فقالرسولاهلل آد ب لك ا يم فيما ال وال عصية اهلل ر في م وفاء لنذ ه ال ن إ ر ؛ ف بنذ وف .«أ

111

“Ada seseorang yang bernadzar akan menyembelih unta di Buwanah (30),

lalu ia bertanya kepada

Rasulullah , maka Nabi bertanya: “apakah di tempat itu ada berhala-berhala yang pernah disembah oleh

orang-orang Jahiliyah? Para sahabat menjawab: tidak, dan Nabipun bertanya lagi: “apakah di tempat itu

pernah dirayakan hari raya mereka? Para sahabatpun menjawab: "tidak, maka Nabipun menjawab:

“laksanakan nadzarmu itu, karena nadzar itu tidak boleh dilaksanakan dalam bermaksiat kepada Allah, dan

dalam hal yang tidak dimiliki oleh seseorang.” (HR. Abu Daud, dan Isnadnya menurut persyaratan Imam

Bukhari dan Muslim).

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang firman Allah yang telah disebutkan di atas(31)

.

2. Kemaksiatan itu bisa berdampak negatif, sebagaimana ketaatan berdampak positif.

3. Masalah yang masih meragukan hendaknya dikembalikan kepada masalah yang sudah jelas, agar

keraguan itu menjadi hilang.

4. Diperbolehkan bagi seorang mufti untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum berfatwa untuk

mendapatkan keterangan yang jelas.

5. Mengkhususkan tempat untuk bernadzar tidak dilarang selama tempat itu bebas dari hal-hal yang

terlarang.

6. Tidak diperbolehkan mengkhususkan tempat, jika di tempat itu ada berhala-berhala yang pernah

disembah pada masa jahiliyah, walaupun semuanya sudah dihilangkan.

7. Tidak diperbolehkan mengkhususkan tempat untuk bernadzar, jika tempat itu pernah digunakan

untuk melakukan perayaan orang-orang jahiliyah, walaupun hal itu sudah tidak dilakukan lagi.

8. Tidak diperbolehkannya melakukan nadzar di tempat-tempat tersebut, karena nadzar tersebut

termasuk katagori nadzar maksiat.

9. Harus dihindari perbuatan yang menyerupai perbuatan orang-orang musyrik dalam acara-acara

keagamaan dan perayaan-perayaan mereka, walaupun tidak bermaksud demikian.

10. Tidak boleh bernadzar untuk melaksanakan kemaksiatan.

11. Tidak boleh seseorang bernadzar dalam hal yang tidak menjadi hak miliknya.

BAB 12: BERNADZAR UNTUK SELAIN ALLAH ADALAH SYIRIK

Firman Allah :

﴾]اإلنسان[ڀڀڀٺٺٺپڀ﴿

“Mereka menepati nadzardan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.” [QS. Al

Insan: 7].

(

30)Buwanah: nama suatu tempat di sebelah selatan kota Makkah, sebelum Yalamlam; atau anak bukit sebelah Yanbu’.

(31

) Ayat ini menunjukkan pula bahwa menyembelih binatang dengan niat karena Allah dilarang dilakukan di tempat

yang dipergunakan oleh orang-orang musyrik untuk menyembelih binatang, sebagaimana shalat dengan niat

karena Allah dilarang dilakukan di masjid yang didirikan atas dasar maksiat kepada Allah.

112

[270﴾]البقرة:ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀڀ﴿

“Dan apapun yang kalian nafkahkan, dan apapun yang kalian nadzarkan, maka sesungguhnya Allah

mengetahuinya.” [QS. Al Baqarah: 270].

Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dari Aisyah radhiallahuanha bahwa Rasulullah bersabda:

صه » يع فال صي اهلل نذر أن يع م و عه، ليط ف طيع اهلل ر أن ي نذ «م

“Siapa yang bernadzar untuk mentaati Allah maka ia wajib mentaatinya, dan barangsiapa yang

bernadzar untuk bermaksiat kepada Allah maka ia tidak boleh bermaksiat kepada-Nya (dengan

melaksanakan nadzarnya itu).”

Kandungan bab ini:

1. Menunaikan nadzar adalah wajib.

2. Apabila sudah menjadi ketetapan bahwa nadzar itu ibadah kepada Allah, maka menujukannya

kepada selain Allah adalah syirik.

3. Dilarang melaksanakan nadzar yang maksiat.

BAB 13: MEMINTA PERLINDUNGAN KEPADA SELAIN ALLAH ADALAH SYIRIK

Firman Allah :

﴾]الجن[ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک ک ک گ﴿

“Bahwa ada beberapa orang laki-laki dari manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa

laki-laki dari jin, maka jin-jin itu hanya menambah dosa dan kesalahan.” [QS. Al Jin: 6].

Khaulah binti Hakim menuturkan: "aku mendengar Rasulullah bersabda:

ل: زال فقا منـ ل نز زله ذلك »م ـ من م رحل شيء حتى ي ه ر ض لق، لم ي ما خ ر ش م ات م ا الت لمات اهلل «أعوذ بك

“Barangsiapa yang singgah di suatu tempat, lalu ia berdo’a:

لق » ما خ شر م ات م ا الت لمات اهلل بك «أعوذ

(aku berlindung dengan kalam Allah yang maha sempurna dari kejahatan semua mahluk yang Ia

ciptakan) maka tidak ada sesuatupun yang membahayakan dirinya sampai dia beranjak dari tempatnya itu.”

(HR. Muslim).

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang maksud ayat yang ada dalam surat Al Jin (32)

.

(

32) Dalam ayat ini Allah memberitahukan bahwa ada di antara manusia yang meminta perlindungan kepada jin

agar merasa aman dari apa yang mereka khawatirkan, akan tetapi jin itu justru menambah dosa dan rasa khawatir

bagi mereka, karena mereka tidak meminta perlindungan kepada Allah. Dengan demikian, ayat ini menunjukkan

bahwa isti’adzah (meminta perlindungan) kepada selain Allah adalah termasuk syirik dan terlarang.

113

2. Meminta perlindungan kepada selain Allah adalah syirik.

3. Hadits tersebut di atas, sebagaimana disimpulkan oleh para ulama, merupakan dalil bahwa kalam

Allah itu bukan makhluk, karena minta perlindungan kepada makhluk itu syirik.

4. Doa ini sangat utama walaupun singkat.

5. Sesuatu yang bisa mendatangkan kebaikan dunia, baik dengan menolak kejahatan atau

mendatangkan keberuntungan tidak berarti sesuatu itu tidak termasuk syirik.

BAB 14: MINTA PERTOLONGAN DAN BERDO’A KEPADA SELAIN ALLAH ADALAH SYIRIK

Firman Allah :

ڀ ڀ ڀٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پخب مب ىب يب جت حت خت حبی ی ی ی جئ حئ مئ ىئ يئ جب﴿

﴾]يونس[ٹ ڤ ڤ ڤ ٹٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹ ٺڀ ٺ ٺ ٺ

“Dan janganlah kamu memohon/berdo’a kepada selain Allah, yang tidak dapat memberikan manfaat

dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu berbuat hal itu maka sesungguhnya kamu

dengan demikian termasuk orang-orang yang dzalim (musyrik). Dan jika Allah menimpakan kepadamu

suatu bahaya, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki

kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu

kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia lah yang Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang.” [QS. Yunus: 106-107].

ڦ ڦ ڄ ڄ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ چ چ چ چ ڇ ڦٹ ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ﴿

﴾]العنكبوت[ڍ ڍ ڌ ڇڇ ڇ

“Sesungguhnya mereka yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rizki

kepadamu, maka mintalah rizki itu kepada Allah dan sembahlah Dia (saja) serta bersyukurlah kepada-

Nya. Hanya kepada-Nya lah kamu sekalian dikembalikan.” [QS. Al Ankabut: 17].

ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ ائ ەئ ەئ وئ وئ ۇئ ۇئ ۆئ ۆئ ۈئ ۈئ ېئ ېئ ېئ ىئ ىئ ىئ ی ی ﴿

ألحقاف[﴾]اپ ڀ

“Dan tiada yang lebih sesat dari pada orang yang memohon kepada sesembahan-sesembahan selain

Allah, yang tiada dapat mengabulkan permohonannya sampai hari kiamat dan sembahan-sembahan itu

lalai dari (memperhatikan) permohonan mereka. Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat)

niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan mereka.” [QS. Al

Ahqaf: 5-6].

[62﴾]النمل:ې ى ى ائ ېۉ ې ې ۉۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ ۋ ۅ ۅ﴿

“Atau siapakah yang mengabulkan (do’a) orang-orang yang dalam kesulitan di saat ia berdo’a

kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan, dan yangmenjadikan kamu sekalian menjadi khalifah

114

di bumi? Adakah sesembahan (yang haq) selain Allah? Amat sedikitlah kamu mengingat-(Nya).” [QS.

An Naml: 62].

Imam At-thabrani dengan menyebutkan sanadnya meriwayatkan bahwa: “pernah ada pada zaman

Rasulullah seorang munafik yang selalu menyakiti orang-orang mu’min, maka salah seorang di antara

orang mu’min berkata: “marilah kita bersama-sama memohon perlindungan kepada Rasulullah supaya

dihindarkan dari tindakan buruk orang munafik ini”, ketika itu Rasulullah menjawab:

« باهلل غاث ما يست ن وإ بي غاث يست ه ال ن «إ

“Sesungguhnya aku tidak boleh dimintai perlindungan, hanya Allah sajalah yang boleh dimintai

perlindungan”.

Kandungan bab ini:

1. Istighatsah itu pengertiannya lebih khusus dari pada berdo’a(33)

.

2. Penjelasan tentang ayat yang pertama (34)

.

3. Meminta perlindungan kepada selain Allah adalah syirik besar.

4. Orang yang paling shaleh sekalipun jika melakukan perbuatan ini untuk mengambil hati orang lain,

maka ia termasuk golongan orang-orang yang dzalim (musyrik).

5. Penjelasan tentang ayat yang kedua (35)

.

6. Meminta perlindungan kepada selain Allah tidak dapat mendatangkan manfaat duniawi, di

samping perbuatan itu termasuk perbuatan kafir.

7. Penjelasan tentang ayat yang ketiga (36)

.

8. Meminta rizki itu hanya kepada Allah, sebagaimana halnya meminta surga.

9. Penjelasan tentang ayat yang keempat (37)

.

10. Tidak ada orang yang lebih sesat dari pada orang yang memohon kepada sesembahan selain Allah.

11. Sesembahan selain Allah tidak merasa dan tidak tahu kalau ada orang yang memohon kepadanya.

12. Sesembahan selain Allah akan benci dan marah kepada orang yang memohon kepadanya pada hari

kiamat.

13. Permohonan ini dianggap ibadah kepada sesembahan selain Allah.

(

33) Istighatsah ialah: meminta pertolongan ketika dalam keadaan sulit supaya dibebaskan dari kesulitan itu.

(34

) Ayat pertama menunjukkan bahwa dilarang memohon kepada selain Allah, karena selain-Nya tidak dapat

memberikan manfaat dan tidak pula dapat mendatangkan bahaya kepada seseorang.

(35

) Ayat kedua menunjukkan bahwa Allah-lah yang berhak dengan segala ibadah yang dilakukan manusia, seperti

doa, istighatsah dan sebagainya. Karena hanya Allah yang Maha Kuasa, jika Dia menimpakan sesuatu bahaya

kepada seseorang, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia sendiri, dan jika Dia menghendaki

untuk seseorang suatu kebaikan, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Tidak ada seorangpun yang

menghalangi kehendak-Nya.

(36

) Ayat ketiga menunjukkan bahwa hanya Allah yang berhak dengan ibadah dan rasa syukur kita, dan hanya kepada-

Nya seharusnya kita meminta rizki, karena selain Allah tidak mampu memberikan rizki.

(37

) Ayat keempat menunjukkan bahwa doa (permohonan) adalah ibadah. Karena itu, barangsiapa yang

menyelewengkannya kepada selain Allah, maka dia adalah musyrik.

115

14. Pada hari kiamat sesembahan selain Allah itu akan mengingkari ibadah yang ditujukan kepada

mereka.

15. Permohonan kepada selain Allah inilah yang menyebabkan seseorang menjadi orang yang paling

sesat.

16. Penjelasan tentang ayat yang kelima (38)

.

17. Satu hal yang sangat mengherankan adalah adanya pengakuan dari para penyembah berhala bahwa

tidak ada yang dapat mengabulkan permohonan orang yang berada dalam kesulitan kecuali Allah,

untuk itu, ketika mereka berada dalam keadaan sulit dan terjepit, mereka memohon kepada-Nya

dengan ikhlas dan memurnikan ketaatan untuk-Nya.

18. Hadits di atas menunjukan tindakan preventif yang dilakukan Rasulullah untuk melindungi

ketauhidan, dan etika sopan santun beliau kepada Allah.

BAB 15: TIDAK SEORANGPUN YANG BERHAK DISEMBAH SELAIN ALLAH

Firman Allah :

﴾]األعراف[ں ڻ ڻ ڻ ڻ ۀ ۀ ہ ہ ہ ہ ھ ھ ھ ھ ے﴿

“Apakah mereka mempersekutukan (Allah) dengan berhala-berhala yang tidak dapat menciptakan

sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang, dan berhala-berhala itu tidak mampu

memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiripun berhala-berhala

itu tidak dapat memberi pertolongan.” [QS. Al A’raf: 191-192].

ڱ ڱ ڳڎ ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک ک ک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳ ﴿

﴾]فاطر[ں ڻ ڻ ڻ ڻ ںڱ ڱ

“Dan sesembahan-sesembahan yang kalian mohon selain Allah, tidak memiliki apa-apa walaupun

setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tidak akan mendengar seruanmu itu; kalaupun

mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu; dan pada hari kiamat meraka

akan mengingkari kemusyrikanmu, dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu

sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui. ” [QS. Fathir: 13-14].

Diriwayatkan dalam shahih (Bukhari dan Muslim) dari Anas bin Malik , ia berkata:

الن بي شج فقال: رباعي ته، وكسرت أحد، م »يوم ه نبي وا ج ش قوم لح فنـزلت«؟كيف يف ﴾]آلہ ہ ہ ھ ھ﴿،

.[128عمران:

“Ketika perang uhud Rasulullah terluka kepalanya, dan pecah gigi gerahamnya, maka beliau

bersabda: “Bagaimana akan beruntung suatu kaum yang melukai Nabinya? Kemudian turunlah ayat: “Tak

ada hak apapun bagimu dalam urusan mereka itu”. [QS. Ali Imran: 128].”

(

38) Ayat kelima menunjukkan bahwa istighatsah (mohon pertolongan) kepada selain Allah – karena tidak ada yang

kuasa kecuali Dia – adalah bathil dan termasuk syirik.

116

Dan diriwayatkan dalam shahih Bukhari dari Ibnu Umar bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda

ketika beliau berdiri dari ruku’ pada rakaat yang terakhir dalam shalat shubuh:

ا» الن وف نا ال ف ع م ال ه ل «ال يقول: ما ك الحمد »بعد نا ل ب ر حمده لم اهلل،«سمع اهلل ﴾]آلہ ہ ہ ھ ھ﴿فأنزل

.[128عمران:

“Ya Allah, laknatilah si fulan dan sifulan”, setelah beliau mengucapkan ( حمد سمع اهلل ك ال نا ل ب ر حمده ( لم

setelah itu turunlah firman Allah:

[128﴾]آلعمران:ہ ہ ہ ھ ھ﴿

“Tak ada hak apapun bagimu dalam urusan mereka itu”.

Dalam riwayat yang lain: “Beliau mendoakan semoga Shafwan bin Umayah, Suhail bin Amr, dan Al

Harits bin Hisyam dijauhkan dari rahmat Allah”, maka turunlah ayat:

[128﴾]آلعمران:ہ ہ ہ ھ ھ﴿

“Tak ada hak apapun bagimu dalam urusan mereka itu”.

Diriwayatkan pula dalam shahih Bukhari dari Abu Hurairah ia berkata: “ketika diturunkan kepada

Rasulullah firman Allah :

عراء[ڇ ڇ ڇ ڍ﴿ ﴾]الش

“Dan berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat.” [QS. Asy Syu’ara: 214].

Beliau berdiri dan bersabda: “Wahai orang-orang Quraisy, tebuslah diri kamu sekalian (dari siksa Allah

dengan memurnikan ibadah kepadaNya). Sedikitpun aku tidak bisa berbuat apa-apa dihadapan Allah untuk

kalian. Wahai Abbas bin Abdul Muthalib, sedikitpun aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu dihadapan

Allah, wahai Shafiyah bibi Rasulullah, sedikitpun aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu dihadapan Allah

nanti, wahai Fatimah binti Rasulillah, mintalah kepadaku apa saja yang kau kehendaki, tapi sedikitpun aku

tidak bisa berbuat apa-apa untukmu dihadapan Allah nanti”.

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang kedua ayat tersebut diatas (39)

.

2. Kisah perang uhud.

3. Rasulullah, pemimpin para rasul, dalam shalat subuh telah membaca qunut sedang para sahabat

dibelakangnya mengamini.

4. Orang-orang yang beliau doakan semoga Allah menjauhkan rahmat-Nya dari mereka adalah orang-

orang kafir.

5. Mereka telah melakukan perbuatan yang tidak dilakukan oleh orang-orang kafir yang lain, antara lain

melukai kepala Rasulullah, dan berupaya untuk membunuh beliau, serta mengoyak-ngoyak tubuh

para korban yang terbunuh, padahal yang terbunuh itu adalah sanak famili mereka.

(

39) Kedua ayat tersebut menunjukkan kebatilan syirik mulai dari dasarnya, karena makhluk yang lemah ini, yang

tidak mempunyai kekuasaan apa-apa, tidak dapat dijadikan sebagai sandaran sama sekali; dan menunjukkan pula

bahwa Allah lah yang berhak dengan segala macam ibadah yang dilakukan manusia.

117

6. Terhadap peristiwa itulah Allah menurunkan firman-Nya kepada beliau:

[128﴾]آلعمران:ہ ہ ہ ھ ھ﴿

7. Allah berfirman:

[128]آلعمران:﴾ھھےےۓ﴿

“Atau Allah terima taubat mereka, atau menyiksa mereka.” (QS. Ali Imran: 128).

Kemudian Allah pun menerima taubat mereka, dengan masuknya mereka ke dalam agama Islam,

dan menjadi orang-orang yang beriman.

8. Dianjurkannya melakukan qunut nazilah, yaitu: qunut yang dilakukan ketika umat Islam dalam

keadaan marabahaya.

9. Menyebutkan nama-nama mereka beserta nama orang tua mereka ketika didoakan terlaknat di dalam

shalat, tidak membatalkan shalat.

10. Boleh melaknat orang kafir tertentu di dalam qunut.

11. Kisah Rasulullah ketika diturunkan kepada beliau firman Allah

عراء[ڇ ڇ ڇ ڍ﴿ ﴾]الش

“Dan berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat”.

12. Kesungguhan Rasulullah dalam hal ini, sehingga beliau melakukan sesuatu yang menyebabkan

dirinya dituduh gila, demikian halnya apabila dilakukan oleh orang mukmin pada masa sekarang.

13. Rasulullah memperingatkan keluarganya yang paling jauh kemudian yang terdekat dengan

sabdanya: “sedikitpun Aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu dihadapan Allah nanti” sampai

beliau bersabda: “wahai Fatimah putri Rasul, aku tidak bisa berbuat untukmu apa-apa dihadapan

Allah nanti”.

Jika beliau sebagai pemimpin para rasul telah berterus-terang tidak bisa membela putrinya sendiri

pemimpin kaum wanita di jagat raya ini, dan jika orang mengimani bahwa apa yang beliau katakan

itu benar, kemudian jika dia memperhatikan apa yang terjadi pada diri kaum khawash (40)

dewasa

ini, maka akan tampak baginya bahwa tuhid ini sudah ditinggalkan, dan tuntunan agama sudah

menjadi asing.

BAB 16: MALAIKAT MAKHLUK YANG PERKASA, BERSUJUD KEPADA ALLAH (41)

Firman Allah :

]سبأ[﴾ڀ ڀ ڀ ڀٺ ٺ ٺ ٺ ٿٿ ٿ ٿٹ ٹ ٹ ٹ ڤ﴿

(

40) Kaum Khowash ialah: orang-orang tertentu yang ditokohkan dalam masalah agama, dan merasa bahwa dirinya

patut diikuti, disegani dan diminta berkah doanya.

(41

) Bab ini menjelaskan bukti lain yang menunjukkan kebatilan syirik dan hanya Allah yang berhak dengan segala

macam ibadah. Karena apabila para malaikat, sebagai makhluk yang sangat perkasa dan paling kuat, bersujud di

hadapan Allah yang Maha tinggi dan Maha besar ketika mendengar firman-Nya, maka tidak ada yang berhak

dengan ibadah, puja dan puji, sanjungan dan pengagungan kecuali Allah.

118

“Sehingga apabila telah dihilangkan rasa takut dari hati mereka (malaikat), mereka berkata:

"apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu? Mereka menjawab: "perkataan yang benar, dan

Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [QS. Saba’: 23].

Diriwayatkan dalam kitab shahih Imam Bukhari, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

لة » لس س ه ن نا لقوله، كأ عا ض ها خ حت بأجن كة الئ بت الم ر ماء ض مر في الس األ ضى اهلل لى ص إذا ق ك، ع م ذل ڀ ڀ ڀ ﴿ فوان ينفذه

ضه فوق ﴾]سبأ[ ڀٺ ٺ ٺ ٺ ٿٿ ٿ ٿٹ ٹ ٹ ٹ ڤ بع مع هكذا رق الس مست و مع، رق الس مست ها فيسمع

عض عه و –ب أصاب بي د بد و ها ف ر ح ه، ف كف ب سفيان لم ف –صفه حته، حتى يسمع الك ت م آلخر إلى ها ا لقي حته، ثم ي ت م ها إلى لقي ة في

بما ألق ر ها، و لقي قبل أن ي هاب ركه الش بما أد ر ، ف كاه و ال ر أ اح لى لسان الس ها ع لقي كذ ي ركه، في قبل أن يد بة، اها مائة كذ ها ع ب م

ماء الس م عت تي سم لمة ال بتلك الك ق صد وكذا؟ في قال لنا يوم كذا قد ل: أليس «فيقا

“Apabila Allah menetapkan suatu perintah di atas langit, para malaikat mengibas-ngibaskan sayapnya,

karena patuh akan firman-Nya, seolah-olah firman yang didengarnya itu bagaikan gemerincing rantai besi

(yang ditarik) di atas batu rata, halini memekakkan mereka (sehingga jatuh pingsan karena ketakutan),

“sehingga apabila telah dihilangkan rasa takut dari hati-hati mereka, mereka berkata: “apakah yang telah

difirmankan oleh Tuhanmu? Mereka menjawab: “ (perkataan) yang benar, dan Dialah yang maha tinggi

lagi maha besar”, ketika itulah (syetan-syetan) pencuri berita mendengarnya, pencuri berita itu sebagian

diatas sebagian yang lain - Sufyan bin Uyainah (42)

menggambarkan dengan telapak tangannya, dengan

direnggangkan dan dibuka jari jemarinya - ketika mereka (penyadap berita) mendengar berita itu,

disampaikanlah kepada yang ada di bawahnya, dan seterusnya, sampai ke tukang sihir dan tukang ramal,

tapi kadang-kadang syetan pencuri berita itu terkena syihab (meteor) sebelum sempat menyampaikan

berita itu, dan kadang-kadang sudah sempat menyampaikan berita sebelum terkena syihab, kemudian

dengan satu kalimat yang didengarnya itulah tukang sihir dan tukang ramal itu melakukan seratus macam

kebohongan, mereka mendatangi tukang sihir dan tukang ramal seraya berkata: bukankah ia telah memberi

tahu kita bahwa pada hari anu akan terjadi anu (dan itu terjadi benar), sehingga ia dipercayai dengan

sebab kalimat yang didengarnya dari langit”.

An – Nawwas bin Sam’an menuturkan bahwa Rasulullah , bersabda:

ل » قا رجفة، أو منه موات بالوحي أخذت الس م ل ك ر ت م عالى أن يوحي باأل ت راد اهلل إذا أ اهلل م شديدة خوفا سمع : رعدة إذا ، ف

كون أ دا، في ج وا س ر عقوا وخ موات ص ك أهل الس لى ذل ريل ع ر جب م يم راد، ث بما أ وحيه م مه اهلل ل ك ريل، في سه جب رأ رفع ي م ل و

ريل ريل؟ فيقول جب نا يا جب ب ر قال ماذا ها: كت الئ م سأله بسماء ما مر ل كة، ك الئ قال ال الم مثل : هم ل ر، فيقولون ك كبي لي ال ع وهو ال حق

ره اهلل م ريل بالوحي إلى حيث أ هي جب ريل، فينت قال جب «ما

“Apabila Allah hendak mewahyukan perintah-Nya, maka Dia firmankan wahyu tersebut, dan langit-

langit bergetar dengan kerasnya karena takut kepada Allah , dan ketika para malaikat mendengar firman

tersebut mereka pingsan dan bersujud, dan di antara mereka yang pertama kali bangun adalah Jibril, maka

Allah sampaikan wahyu yang Ia kehendaki kepada Jibril, kemudian Jibril melewati para malaikat, setiap ia

melewati langit maka para penghuninya bertanya kepadanya: “apa yang telah Allah firmankan kepadamu?

Jibril menjawab: “Dia firmankan yang benar, dan Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar, dan seluruh

(

42)Sufyan bin Uyainah bin Maimun Al Hilali, salah seorang periwayat hadits ini.

119

malaikat yang ia lewati bertanya kepadanya seperti pertanyaan pertama, demikianlah sehingga Jibril

menyampaikan wahyu tersebut sesuai dengan yang telah diperintahkan oleh Allah kepadanya.”

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat yang telah disebutkan di atas (43)

.

2. Ayat tersebut mengandung argumentasi yang memperkuat kebatilan syirik, khususnya yang

berkaitan dengan orang-orang shaleh, dan ayat itu juga memutuskan akar-akar pohon syirik yang ada

dalam hati seseorang.

3. Penjelasan tentang firman Allah: “mereka menjawab: “(perkataan) yang benar” dan Dialah yang

Maha Tinggi lagi Maha Besar. (44)

4. Menerangkan tentang sebab pertanyaan para malaikat tentang wahyu yang difirmankan Allah.

5. Jibril kemudian menjawab pertanyaan mereka dengan perkataan: “Dia firmankan yang benar …”

6. Menyebutkan bahwa malaikat yang pertama kali mengangkat kepalanya adalah Jibril.

7. Jibril memberikan jawaban tersebut kepada seluruh malaikat penghuni langit, karena mereka

bertanya kepadanya.

8. Para malaikat penghuni langit jatuh pingsan ketika mendengar firman Allah.

9. Langitpun bergetar keras ketika mendengar firman Allah itu.

10. Jibril adalah malaikat yang menyampaikan wahyu itu ke tujuan yang telah diperintahkan Allah

kepadanya.

11. Hadits di atas menyebutkan tentang adanya syetan-syetan yang mencuri berita wahyu.

12. Cara mereka mencuri berita, sebagian mereka naik di atas sebagian yang lain.

13. Peluncuran syihab (meteor) untuk menembak jatuh syetan-syetan pencuri berita.

14. Adakalanya syetan pencuri berita itu terkena syihab sebelum sempat menyampaikan berita yang

didengarnya, dan adakalanya sudah sempat menyampaikan berita ke telinga manusia yang menjadi

abdinya sebelum terkena syihab.

15. Adakalanya ramalan tukang ramal itu benar.

16. Dengan berita yang diterimanya ia melakukan seratus macam kebohongan.

17. Kebohongannya tidak akan dipercaya kecuali karena adanya berita dari langit (melalui syetan

penyadap berita).

18. Kecenderungan manusia untuk menerima suatu kebatilan, bagaimana mereka bisa bersandar hanya

kepada satu kebenaran saja yang diucapkan oleh tukang ramal, tanpa memperhitungkan atau

mempertimbangkan seratus kebohongan yang disampaikannya.

(

43) Ayat ini menerangkan keadaan para malaikat, yang mana mereka adalah makhluk Allah yang paling kuat dan

amat perkasa yang disembah oleh orang-orang musyrik. Apabila demikian keadaan meraka dan rasa takut mereka

kepada Allah ketika Allah berfirman, maka apakah pantas mereka dijadikan sesembahan selain Allah? Tentu

tidak pantas, dan makhluk selain mereka lebih tidak pantas lagi.

(44

) Firman Allah ini menunjukkan: bahwa Kalamullah bukanlah makhluk (ciptaan), karena mereka berkata: “Apakah

yang telah difirmankan oleh Tuhanmu? menunjukkan pula bahwa Allah Maha Tinggi di atas seluruh makhluk-

Nya, dan Maha Besar yang kebesaran-Nya tidak dapat dijangkau oleh pikiran mereka.

120

19. Satu kebenaran tersebut beredar luas dari mulut ke mulut dan diingatnya, lalu dijadikan sebagai bukti

bahwa apa yang dikatakan oleh tukang ramal itu benar.

20. Menetapkan sifat sifat Allah (seperti yang terkandung dalam hadits di atas), berbeda dengan faham

Asy’ariyah yang mengingkarinya.

21. Penjelasan bahwa bergetarnya langit dan pingsannya para malaikat itu disebabkan karena rasa takut

mereka kepada Allah .

22. Para malaikat pun bersujud kepada Allah.

BAB 17: SYAFA’AT (45)

Firman Allah :

[51﴾]األنعام:ۋ ۅ ۅ ۉ ۉ ې ې ېې ى ى ائ ائ ەئ ەئ وئ﴿

“Dan berilah peringatan dengan apa yang telah diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan

dikumpulkan kepada Rabb mereka (pada hari kiamat), sedang mereka tidaklah mempunyai seorang

pelindung dan pemberi syafaatpun selain Allah, agar mereka bertakwa.” [QS. Al an’am: 51].

[44﴾]الزمر:گ گ ڳ ڳڳ﴿

“Katakanlah (hai Muhammad): "hanya milik Allah lah syafaat itu semuanya.” [QS. Az zumar: 44].

[255﴾]البقرة:ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ ۋ ۅ﴿

“Tiada seorang pun yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa seizin-Nya.” [QS. Al baqarah:

225].

﴾]الن جم[حب خب مب ىب يب جت حت خت مت ىت يت جث مث ىث يث حج مج جح مح﴿

“Dan berapa banyak malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah

Allah mengiizinkan (untuk diberi syafaat) bagi siapa saja yang dikehendaki dan diridhai-Nya.” [QS. An

Najm: 26].

حب خب مب وئ ۇئ ۇئ ۆئ ۆئ ۈئ ۈئېئ ېئ ېئ ىئ ىئ ىئ ی ی ی ی جئ حئ مئ ىئ يئ جب﴿

﴾]سبأ[ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پپىب يب

“Katakanlah: “serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tak memiliki

kekuasaan seberat dzarrahpun di langit maupun di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu andil

(

45) Syafaat telah dijadikan dalil oleh kaum musyrikin dalam memohon kepada malaikat, nabi dan wali. Kata mereka:

“Kami tidak memohon kepada mereka kecuali untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memberikan syafaat

kepada kami di sisi-Nya”, maka dalam bab ini diuraikan bahwa syafaat yang mereka harapkan itu adalah percuma,

bahkan syirik; dan syafaat hanyalah hak Allah semata, tiada yang dapat memberi syafaat kecuali dengan seizin-

Nya bagi siapa yang mendapat ridha-Nya.

121

apapun dalam (penciptaan) langit dan bumi, dan sama sekali tidak ada di antara mereka menjadi

pembantu bagi-Nya. Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah, kecuali bagi orang yang telah diizinkan-

Nya memperoleh syafaat itu …” [QS. Saba’: 22].

Abu Abbas (46)

mengatakan: “Allah telah menyangkal segala hal yang menjadi tumpuan kaum musyrikin,

selain diri-Nya sendiri, dengan menyatakan bahwa tidak ada seorangpun selain-Nya yang memiliki

kekuasaan, atau bagiannya, atau menjadi pembantu Allah.

Adapun tentang syafa’at, maka telah ditegaskan oleh Allah bahwa syafaat ini tidak berguna kecuali bagi

orang yang telah diizinkan untuk memperolehnya, sebagaimana firman-Nya:

[28]األنبياء:﴾ڃ چ چ چ چ ﴿

“Dan mereka tidak dapat memberi syafa’at, kecuali kepada orang yang diridhai Allah.” [QS. Al

Anbiya’: 28].

Syafa’at yang diperkirakan oleh orang-orang musyrik itu tidak akan ada pada hari kiamat, sebagaimana

yang telah dinyatakan oleh Al qur’an.

Dan diberitakan oleh Nabi : “bahwa beliau pada hari kiamat akan bersujud kepada Allah dan

menghaturkan segala pepujian kepada-Nya, beliau tidak langsung memberi syafaat lebih dahulu, setelah itu

baru dikatakan kepada beliau: “Angkatlah kepalamu, katakanlah niscaya ucapanmu pasti akan didengar,

dan mintalah niscaya permintaanmu akan dikabulkan, dan berilah syafa’at niscaya syafa’atmu akan

diterima”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Abu Hurairah bertanya kepada beliau: “siapakah orang yang paling beruntung mendapatkan

syafa’atmu? Beliau menjawab: “yaitu orang yang mengucapkan la Ilaha Illallah dengan ikhlas dari dalam

hatinya”.(HR. Bukhari dan Ahmad)

Syafa’at yang ditetapkan ini adalah syafaat untuk Ahlul Ikhlas Wattauhid (orang-orang yang

mentauhidkan Allah dengan ikhlas karena Allah semata) dengan seizin Allah; bukan untuk orang yang

menyekutukan Allah dengan yang lain-Nya.

Dan pada hakikatnya, bahwa hanya Allah lah yang melimpahkan karunia-Nya kepada orang-orang yang

ikhlas tersebut, dengan memberikan ampunan kepada mereka, dengan sebab doanya orang yang telah

diizinkan oleh Allah untuk memperoleh syafa’at, untuk memuliakan orang tersebut dan menempatkannya di

tempat yang terpuji.

Jadi, syafa’at yang ditiadakan oleh Al qur’an adalah yang di dalamnya terdapat kemusyrikan. Untuk itu,

Al Qur’an telah menetapkan dalam beberapa ayatnya bahwa syafaat itu hanya ada dengan izin Allah; Dan

Nabi pun sudah menjelaskan bahwa syafaat itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang bertauhid dan

ikhlas karena Allah semata”.

(

46) Taqiyuddin Abu Abbas ibnu Taimiyah: Ahmad bin Abdul Halim bin Abdus Salam bin Abdullah An Numairi Al

Harrani Ad Dimasqi. Syaikhul Islam, dan tokoh yang gigih sekali dalam gerakan dakwah Islamiyah. Dilahirkan di

Harran, tahun 661 H (1263 M) dan meninggal di Damaskus tahun 728 H (1328 M).

122

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat-ayat di atas (47)

.

2. Syafa’at yang dinafikan adalah syafa’at yang di dalamnya terdapat unsur-unsur kemusyrikan.

3. Syafa’at yang ditetapkan adalah syafa’at untuk orang-orang yang bertauhid dengan ikhlas, dan

dengan izin Allah.

4. Penjelasan tentang adanya syafa’at kubra, yaitu: Al Maqam Al Mahmud (kedudukan yang terpuji).

5. Cara yang dilakukan oleh Rasulullah ketika hendak mendapatkan syafaat, beliau tidak langsung

memberi syafaat lebih dahulu, tapi dengan bersujud kepada Allah, menghaturkan segala pujian

kepada-Nya. Kemudian setelah diizinkan oleh Allah barulah beliau memberi syafaat.

6. Adanya pertanyaan: “siapakah orang yang paling beruntung mendapatkan syafa’at beliau?

7. Syafa’at itu tidak diberikan kepada orang yang menyekutukan Allah.

8. Penjelasan tentang hakikat syafa’at yang sebenarnya.

BAB 18: NABI ملسو هيلع هللا ىلص TIDAK DAPAT MEMBERI HIDAYAH KECUALI DENGAN KEHENDAK ALLAH (48)

Firman Allah :

[56﴾]القصص:ک ک ک گ گ﴿

“Sesungguhnya kamu (hai Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang

yang kamu cintai, tetapi Allah lah yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan

Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” [QS. Al qashash: 56].

Diriwayatkan dalam shahih Bukhari, dari Ibnu Musayyab, bahwa bapaknya berkata: “Ketika Abu Thalib

akan meninggal dunia, maka datanglah Rasulullah , dan pada saat itu Abdullah bin Abi Umayyah, dan

Abu Jahal ada disisinya, lalu Rasulullah bersabda kepadanya:

(

47) Ayat pertama dan kedua menunjukkan bahwa syafaat seluruhnya adalah hak khusus bagi Allah.

Ayat ketiga menunjukkan bahwa syafaat itu tidak diberikan kepada seseorang, tanpa adanya izin dari Allah.

Ayat keempat menunjukkan bahwa syafaat itu diberikan oleh orang yang diridhai Allah dengan izin dari-Nya.

Dengan demikian syafaat itu adalah hak mutlak Allah, tidak dapat diminta kecuali dari-Nya; dan menunjukkan

pula kebatilan syirik yang dilakukan oleh kaum musyrikin dengan mendekatkan diri kepada malaikat, nabi atau

orang orang shaleh, untuk meminta syafaat mereka.

Ayat kelima mengandung bantahan terhadap kaum musyrikin yang mereka itu menyeru selain Allah, seperti

malaikat dan makhluk-makhluk lainnya, karena menganggap bahwa makhluk-makhluk itu bisa mendatangkan

manfaat dan menolak madharat; dan menunjukkan bahwa syafaat tidak berguna bagi mereka, karena syirik yang

mereka lakukan, tetapi hanya berguna bagi orang yang mengamalkan tauhid, dan itupun dengan izin Allah.

(48

) Bab ini merupakan bukti adanya kewajiban bertauhid kepada Allah. Karena apabila Nabi Muhammad sebagai

makhluk termulia dan yang paling tinggi kedudukannya di sisi Allah, tidak dapat memberi hidayah kepada

siapapun yang beliau inginkan, maka tidak ada sembahan yang haq melainkan Allah, yang bisa memberi hidayah

kepada siapa saja yang Dia kehendaki.

123

« ها عند اهلل ك ب كلمة أحاج ل إله إال اهلل قل ال ، م «يا ع

“Wahai pamanku, ucapkanlah “la ilaha illallah” kalimat yang dapat aku jadikan bukti untukmu

dihadapan Allah”.

Tetapi Abdullah bin Abi Umayyah dan Abu Jahal berkata kepada Abu Thalib: “Apakah kamu membenci

agama Abdul Muthalib? Kemudian Rasulullah mengulangi sabdanya lagi, dan mereka berduapun

mengulangi kata-katanya pula. Maka ucapan terakhir yang dikatakan oleh Abu Thalib adalah: bahwa ia tetap

masih berada pada agamanya Abdul Muthalib, dan dia menolak untuk mengucapkan kalimat: "la ilaha

illallah", kemudian Rasulullah bersabda: “sungguh akan aku mintakan ampun untukmu kepada Allah,

selama aku tidak dilarang”, lalu Allah menurunkan firman-Nya:

[113﴾]التوبة:ٿ ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ ڤ﴿

“Tidak layak bagi seorang Nabi serta orang-orang yang beriman memintakan ampunan (kepada

Allah) bagi orang-orang musyrik.” [QS. Al Bara’ah: 113].

Dan berkaitan dengan Abu Thalib, Allah menurunkan firman-Nya:

[56﴾]القصص:ک ک ک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳڳ﴿

“Sesungguhnya kamu (hai Muhammad tak sanggup memberikan hidayah(petunjuk) kepada orang-

orang yang kamu cintai, akan tetapi Allah lah yang memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-

Nya.” [QS. Al Qashash: 57].

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat 57 surat Al Qashash (49)

.

2. Penjelasan tentang ayat 113 surat Al Bara’ah (50)

.

3. Masalah yang sangat penting, yaitu penjelasan tentang sabda Nabi : “Ucapkanlah kalimat la ilaha

illallah”, berbeda dengan apa yang difahami oleh orang-orang yang mengaku dirinya berilmu (51)

.

(

49) Ayat ini menunjukkan bahwa hidayah (petunjuk) untuk masuk Islam itu hanyalah di Tangan Allah saja, tidak ada

seorangpun yang dapat menjadikan seseorang menapaki jalan yang lurus ini kecuali dengan kehendak-Nya; dan

mengandung bantahan terhadap orang-orang yang mempunyai kepercayaan bahwa para nabi dan wali itu dapat

mendatangkan manfaat dan menolak madharat, sehingga diminta untuk memberikan ampunan, menyelamatkan

diri dari kesulitan, dan untuk kepentingan kepentingan lainnya.

(50

) Ayat ini menunjukkan tentang haramnya memintakan ampun bagi orang-orang musyrik; dan haram pula berwala’

(mencintai, memihak dan membela) mereka.

(51

) Penjelasannya ialah: diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan apa yang menjadi

konsekwensinya, yaitu: memurnikan ibadah hanya kepada Allah, dan membersihkan diri dari ibadah kepada selain

Nya, seperti: malaikat, nabi, wali , kuburan, batu, pohon, dan lain lain.

124

4. Abu Jahal dan kawan-kawannya mengerti maksud Rasulullah ketika beliau masuk dan berkata

kepada pamannya: “ucapkanlah kalimat la ilaha illallah”, oleh karena itu, celakalah orang yang

pemahamannya tentang asas utama Islam ini lebih rendah dari pada Abu Jahal.

5. Kesungguhan Rasulullah dalam berupaya untuk mengislamkan pamannya.

6. Bantahan terhadap orang-orang yang mengatakan bahwa Abdul Muthalib dan leluhurnya itu

beragama Islam.

7. Permintaan ampun Rasulullah untuk Abu Thalib tidak di kabulkan, ia tidak diampuni, bahkan beliau

dilarang memintakan ampun untuknya.

8. Bahayanya Berkawan dengan orang-orang berpikiran dan berprilaku jahat.

9. Bahayanya mengagung-agungkan para leluhur dan orang-orang terkemuka.

10. “Nama besar” mereka inilah yang dijadikan oleh orang-orang jahiliyah sebagai tolok ukur kebenaran

yang mesti dianut.

11. Hadits di atas mengandung bukti bahwa amal seseorang itu yang dianggap adalah di akhir hidupnya;

sebab jika Abu Thalib mau mengucapkan kalimat tauhid, maka pasti akan berguna bagi dirinya di

hadapan Allah.

12. Perlu direnungkan, betapa beratnya hati orang-orang yang sesat itu untuk menerima tauhid, karena

dianggap sebagai sesuatu yang tak bisa diterima oleh akal pikiran mereka; sebab dalam kisah di atas

disebutkan bahwa mereka tidak menyerang Abu Thalib kecuali supaya menolak untuk mengucapkan

kalimat tauhid, padahal Nabi sudah berusaha semaksimal mungkin, dan berulang kali memintanya

untuk mengucapkannya. Dan karena kalimat tauhid itu memiliki makna yang jelas dan konsekwensi

yang besar, maka cukuplah bagi mereka dengan menolak untuk mengucapkannya.

BAB 19: PENYEBAB UTAMA KEKAFIRAN ADALAH BERLEBIH-LEBIHAN DALAM MENGAGUNGKAN ORANG-ORANG SHALEH

Firman Allah :

[171﴾]الن ساء:ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ﴿

“Wahai orang-orang ahli kitab, janganlah kalian melampaui batas dalam agama kalian, dan

janganlah kalian mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.” [QS. An nisa’: 171].

Dalam shahih Bukhari ada satu riwayat dari Ibnu Abbas yang menjelaskan tentang firman Allah :

﴾]نوح[ۀ ہ ہ ہ ہ ھ ھ ھ ھ ے ے ۓ ۓ ڭ﴿

“Dan mereka (kaum Nabi Nuh) berkata: "janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan)

Tuhan-tuhan kamu, dan janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, Suwa’,

Yaghuts, Ya’uq maupun Nasr.” [QS. Nuh: 23].

125

Beliau (Ibnu Abbas) mengatakan: “Ini adalah nama orang-orang shaleh dari kaum Nabi Nuh, ketika

mereka meniggal dunia, syetan membisikkan kepada kaum mereka agar membuat patung-patung mereka

yang telah meninggal di tempat-tempat dimana, disitu pernah diadakan pertemuan-pertemuan mereka, dan

mereka disuruh memberikan nama-nama patung tersebut dengan nama-nama mereka, kemudian orang-orang

tersebut menerima bisikan syetan, dan saat itu patung-patung yang mereka buat belum dijadikan

sesembahan, baru setelah para pembuat patung itu meninggal, dan ilmu agama dilupakan, mulai saat itulah

patung-patung tersebut disembah”.

Ibnul Qayyim berkata (52)

: “banyak para ulama salaf mengatakan: “setelah mereka itu meninggal, banyak

orang-orang yang berbondong-bondong mendatangi kuburan mereka, lalu mereka membuat patung-patung

mereka, kemudian setelah waktu berjalan beberapa lama akhirnya patung-patung tersebut dijadikan

sesembahan”.

Diriwayatkan dari Umar bahwa Rasulullah bersabda:

سول » ور نا عبد، فقولوا عبد اهلل ما أ ن م، إ مري ب ى عيسى ر صا رت الن ني كما أط و ر ط ت «ه ال

“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani berlebih-

lebihan dalam memuji Isa bin Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah: Abdullah (hamba

Allah) dan Rasulullah (Utusan Allah).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan Rasulullah bersabda:

ك » قبل كان لك م ما أه ن ، فإ لو غ وال م اك لو إي «م الغ

“Jauhilah oleh kalian sikap berlebih-lebihan, karena sesungguhnya sikap berlebihan itulah yang telah

membinasakan orang-orang sebelum kalian.” (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu majah dari Ibnu Abbas ).

Dan dalam shahih Muslim, Ibnu Mas’ud berkata: bahwa Rasulullah bersabda:

عون » ك المتنط ها ثالثا -هل «قال

“Binasalah orang-orang yang bersikap berlebih-lebihan.” (diulanginya ucapan itu tiga kali).

Kandungan dalam bab ini:

1. Orang yang memahami bab ini dan kedua bab setelahnya, akan jelas baginya keterasingan Islam; dan

ia akan melihat betapa kuasanya Allah itu untuk merubah hati manusia.

2. Mengetahui bahwa awal munculnya kemusyrikan di muka bumi ini adalah karena sikap berlebih-

lebihan terhadap orang-orang shaleh.

3. Mengetahui apa yang pertama kali diperbuat oleh orang-orang sehingga ajaran para Nabi menjadi

berubah, dan apa faktor penyebabnya? padahal mereka mengetahui bahwa para Nabi itu adalah

utusan Allah.

(

52) Abu Abdillah: Muhammad bin Abu Bakar bin Ayyub bin Sa’d Az Zur’I Ad Dimasqi, Ibnu Qoyyim Al Jauziyah.

Seorang ulama besar dan tokoh gerakan da’wah Islamiyah; murid syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Mempunyai

banyak karya ilmiyah. Dilahirkan tahun 691 H (1292 M) dan meninggal tahun 751 H (1350 M).

126

4. Mengetahui sebab-sebab diterimanya bid’ah, padahal syari’at dan fitrah manusia menolaknya.

5. Faktor yang menyebabkan terjadinya hal di atas adalah tercampur-aduknya kebenaran dengan

kebatilan; Adapun yang pertama ialah: rasa cinta kepada orang-orang shaleh.

Sedang yang kedua ialah: tindakan yang dilakukan oleh orang-orang ‘alim yang ahli dalam masalah

agama, dengan maksud untuk suatu kebaikan, tetapi orang-orang yang hidup sesudah mereka

menduga bahwa apa yang mereka maksudkan bukanlah hal itu.

6. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Nuh (53)

.

7. Mengetahui watak manusia bahwa kebenaran yang ada pada dirinya bisa berkurang, dan kebatilan

malah bisa bertambah.

8. Bab ini mengandung suatu bukti tentang kebenaran pernyataan ulama salaf bahwa bid’ah adalah

penyebab kekafiran.

9. Syetan mengetahui dampak yang diakibatkan oleh bid’ah, walaupun maksud pelakunya baik.

10. Mengetahui kaidah umum, yaitu bahwa sikap berlebih-lebihan dalam agama itu dilarang, dan

mengetahui pula dampak negatifnya.

11. Bahaya dari perbuatan sering mendatangi kuburan dengan niat untuk suatu amal shalih.

12. Larangan adanya patung-patung, dan hikmah dibalik perintah menghancurkannya (yaitu: untuk

menjaga kemurnian tauhid dan mengikis kemusyrikan).

13. Besarnya kedudukan kisah kaum nabi Nuh ini, dan manusia sangat memerlukan akan hal ini,

walaupun banyak di antara mereka yang telah melupakannya.

14. Satu hal yang sangat mengherankan, bahwa mereka (para ahli bid’ah) telah membaca dan memahami

kisah ini, baik lewat kitab-kitab tafsir maupun hadits, tapi Allah menutup hati mereka, sehingga

mereka mempunyai keyakinan bahwa apa yang dilakukan oleh kaum Nabi Nuh adalah amal ibadah

yang paling utama, dan merekapun beranggapan bahwa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya

hanyalah kekafiran yang menghalalkan darah dan harta.

15. Dinyatakan bahwa mereka berlebih-lebihan terhadap orang- orang shaleh itu tiada lain karena

mengharapkan syafaat mereka.

16. Mereka menduga bahwa orang-orang berilmu yang membuat patung itu bermaksud demikian.

17. Pernyataan yang sangat penting yang termuat dalam sabda Nabi: “Janganlah kalian memujiku

dengan berlebih-lebihan, sebagaimana orang-orang Nasrani berlebih-lebihan dalam memuji Isa bin

Maryam”. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah kepada beliau yang telah

menyampaikan risalah dengan sebenar-benarnya.

18. Ketulusan hati beliau kepada kita dengan memberikan nasehat bahwa orang-orang yang berlebih-

lebihan itu akan binasa.

19. Pernyataan bahwa patung-patung itu tidak disembah kecuali setelah ilmu [agama] dilupakan, dengan

demikian dapat diketahui nilai keberadaan ilmu ini dan bahayanya jika hilang.

20. Penyebab hilangnya ilmu agama adalah meninggalnya para ulama.

(

53) Ayat ini menunjukkan bahwa sikap yang berlebih-lebihan dan melampaui batas terhadap orang-orang shalih

adalah menyebabkan terjadinya syirik dan tuntunan agama para Nabi ditinggalkan.

127

BAB 20: LARANGAN BERIBADAH KEPADA ALLAH DI SISI KUBURAN ORANG-ORANG SHALEH

Diriwayatkan dalam shahih [Bukhari dan Muslim], dari Aisyah radhiallahuanha. bahwa Ummu Salamah

radhiallahuanha bercerita kepada Rasulullah tentang gereja yang ia lihat di negeri Habasyah (Ethiopia),

yang di dalamnya terdapat rupaka-rupaka (gambar-gambar), maka Rasulullah bersabda:

وا» ر وصو جدا، ره مس قب لى بنوا ع الح ص عبد ال و ال الح، أ ص جل ال ر هم ال مات في ولئك إذا لق عند أ خ ر ال را ش ولئك ر، أ و ص لك ال فيه ت

«اهلل

”Mereka itu, apabila ada orang yang shaleh atau hamba yang shaleh meninggal, mereka bangun di atas

kuburannya sebuah tempat ibadah, dan mereka membuat di dalamnya rupaka-rupaka, dan mereka adalah

sejelek-jelek makhluk disisi Allah”.

Mereka dihukumi beliau sebagai sejelek-jelek makhluk karena mereka melakukan dua fitnah sekaligus;

yaitu fitnah memuja kuburan dengan membangun tempat ibadah di atasnya dan fitnah membuat rupaka-

rupaka (patung-patung).

Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Aisyah juga berkata: ketika Rasulullah akan diambil

nyawanya, beliaupun segera menutup mukanya dengan kain, dan ketika nafasnya terasa sesak maka

dibukanya kembali kain itu. Ketika beliau dalam keadaan demikian itulah beliau bersabda:

مساجد » هم نبيائ قبور أ وا خذ ى، ات صار والن هود على الي عنة اهلل «ل

“Laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani, yang telah menjadikan kuburan

para Nabi mereka sebagai tempat peribadatan”.

Beliau mengingatkan umatnya agar menjauhi perbuatan mereka, dan jika bukan karena hal itu, Maka

pasti kuburan beliau akan ditampakkan, hanya saja beliau khawatir kalau kuburannya nanti dijadikan tempat

peribadatan.

Imam Muslim meriwayatkan dari Jundub bin Abdullah, dimana ia pernah berkata: “Aku pernah

mendengar Rasulullah bersabda lima hari sebelum beliau meninggal dunia:

خذ » ليال كما ات ني خ خذ قد ات إن اهلل ال، ف لي كم خ من كون لي أن ي رأ إلى اهلل ب ي أ ن ليال إ تي خ م أ م خذا مت ولو كنت ال، لي راهيم خ ب إ

م وإن ال، أال لي ر خ ك با ب خذت أ الت إ مساجد ف ر وا القبو خذ تت ال ف مساجد، أال م ه نبيائ ر أ قبو خذون نوا يت م كا ك قبل كان م ع هاك ن ي أ ن

ك «ذل

“Sungguh, Aku menyatakan setia kepada Allah dengan menolak bahwa aku mempunyai seorang khalil

(kekasih mulia) dari antara kalian, karena sesungguhnya Allah telah menjadikan aku sebagai kekasih-

Nya, sebagaimana Ia telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya; seandainya aku menjadikan seorang

kekasih dari umatku, maka aku akan jadikan Abu Bakar sebagai kekasihku. Dan ketahuilah, bahwa

sesungguhnya umat-umat sebelum kalian telah menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai tempat

ibadah, dan ingatlah, janganlah kalian menjadikan kuburan sebagai tempat beribadah, karena aku benar-

benar melarang kalian dari perbuatan itu”.

Rasulullah di akhir hayatnya - sebagaimana dalam hadits Jundub - telah melarang umatnya untuk tidak

menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah. Kemudian ketika dalam keadaan hendak diambil nyawanya –

128

sebagaimana dalam hadits Aisyah- beliau melaknat orang yang malakukan perbuatan itu. dan shalat di

sekitar kubur termasuk pula dalam pengertian menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, walaupun tidak

dibangun masjid; dan inilah maksud dari kata-kata Aisyah radhiallahuanha:“… dikhawatirkan akan

dijadikan sebagai tempat ibadah.”

Dan para sahabat pun belum pernah membangun masjid (tempat ibadah) disekitar kuburan beliau, karena

setiap tempat yang digunakan untuk shalat berarti telah dijadikan sebagai masjid, bahkan setiap tempat yang

dipergunakan untuk shalat disebut masjid, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasul :

را» هو جدا وط مس لت لي األرض ع «ج

“Telah dijadikan bumi ini untukku sebagai masjid dan alat suci”.

Dan Imam Ahmad meriwayatkan hadits marfu’ dengan sanad yang jayyid, dari Ibnu Mas’ud , bahwa

Nabi Muhammad bersabda:

ر الن » را ش م مساجد إن ر ون القبو خذ يت ذي وال م أحياء، وه اعة م الس ركه تد م «اس

“Sesungguhnya, termasuk sejelek-jelek manusia adalah orang yang masih hidup saat hari kiamat tiba,

dan orang yang menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah (masjid).” (HR. Abu Hatim dalam kitab

shahihnya).

Kandungan bab ini:

1. Larangan membangun tempat beribadah (masjid) di sisi kuburan orang-orang yang shaleh, walupun

niatnya baik.

2. Larangan keras adanya rupaka-rupaka (gambar/ patung) dalam tempat ibadah.

3. Pelajaran penting yang dapat kita ambil dari sikap keras Rasulullah dalam masalah ini, bagaimana

beliau menjelaskan terlebih dahulu kepada para sahabat, bahwa orang yang membangun tempat

ibadah di sekitar kuburan orang shaleh termasuk sejelek-jelek makhluk di hadapan Allah; kemudian,

lima hari sebelum wafat, beliau mengeluarkan pernyataan yang melarang umatnya menjadikan

kuburan-kuburan sebagai tempat ibadah; terakhir,beberapa saat menjelang wafatnya, beliau masih

merasa belum cukup dengan tindakan-tindakan yang telah diambilnya, sehingga beliau melaknat

orang-orang yang melakukan perbuatan ini.

4. Rasulullah melarang pula perbuatan tersebut dilakukan di sisi kuburan beliau, walaupun kuburan

beliau sendiri belum ada.

5. Menjadikan kuburan nabi-nabi sebagai tempat ibadah merupakan tradisi orang-orang Yahudi dan

Nasrani.

6. Rasulullah melaknat mereka karena perbuatan mereka sendiri.

7. Rasulullah melaknat mereka dengan tujuan memberikan peringatan kepada kita agar tidak berbuat

hal yang sama terhadap kuburan beliau.

8. Alasan tidak ditampakkannya kuburan beliau karena khawatir akan dijadikan sebagai tempat ibadah.

9. Pengertian “menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah” ialah: [melakukan suatu ibadah, seperti:

shalat di sisi kuburan, meskipun tidak dibangun di atasnya sebuah tempat ibadah].

129

10. Rasulullah menggabungkan antara orang yang menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah dengan

orang yang masih hidup disaat kiamat tiba, dalam rangka memberikan peringatan pada umatnya

tentang perbuatan yang menghantarkan kepada kemusyrikan sebelum terjadi, disamping

mengingatkan pula bahwa akhir kehidupan dunia adalah merajalelanya kemusyrikan.

11. Khutbah beliau yang disampaikan lima hari sebelum wafatnya mengandung sanggahan terhadap dua

kelompok yang kedua-duanya termasuk sejelek-jelek ahli bid’ah, bahkan sebagian ulama

menyatakan bahwa keduanya di luar 72 golongan yang ada dalam umat Islam, yaitu Rafidhah (54)

dan

Jahmiyah(55)

. Dan sebab kemusyrikan dan penyembahan kuburan terjadi adalah orang-orang

Rafidhah. Merekalah orang pertama yang membangun tempat ibadah di atas kuburan.

12. Rasulullah [adalah manusia biasa] merasakan beratnya sakaratul maut.

13. Beliau dimuliakan oleh Allah dengan dijadikan sebagai kekasih (khalil) [sebagaimana Nabi Ibrahim].

14. Pernyataan bahwa khalil itu lebih tinggi derajatnya dari pada habib (kekasih).

15. Pernyataan bahwa Abu Bakar adalah sahabat Nabi yang paling mulia.

16. Hal tersebut merupakan isyarat bahwa Abu Bakar akan menjadi Khalifah (sesudah beliau).

BAB 21: BERLEBIH-LEBIHAN TERHADAP KUBURAN ORANG-ORANG SHALEH MENJADI PENYEBAB DIJADIKANNYA SESEMBAHAN SELAIN ALLAH

Imam Malik meriwayatkan dalam kitabnya Al Muwattha’, bahwa Rasulullah bersabda:

م » هم نبيائ قبور أ وا خذ قوم ات على ضب اهلل شتد غ وثنا يعبد، ا ري قب عل تج م ال ه «ساجد الل

“Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah. Allah sangat murka

kepada orang-orang yang telah menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai tempat ibadah”.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dengan sanadnya dari sufyan dari Mansur dari Mujahid, berkaitan dengan

ayat:

[19﴾]النجم:ھ ے ے﴿

“Jelaskan kepadaku (wahai kaum musyrikin) tentang (berhala yang kamu anggap sebagai anak

perempuan Allah) Al lata dan Al Uzza.” [QS. An Najm: 19].

Ia (Mujahid) berkata: “Al latta adalah orang yang dahulunya tukang mengaduk tepung (dengan air atau

minyak) untuk dihidangkan kepada jamaah haji. Setelah meninggal, merekapun senantiasa mendatangi

kuburannya.”

(

54) Rafidhah adalah salah satu sekte dalam aliran syi’ah. Mereka bersikap berlebih-lebihan terhadap Ali bin Abi

Thalib dan Ahlul bait, dan mereka menyatakan permusuhan terhadap sebagian besar sahabat Rasulullah,

khususnya Abu Bakar dan Umar.

(55

) Jahmiyah adalah aliran yang timbul pada akhir khilafah Bani Umayyah. Disebut demikian, karena dinisbatkan

kepada nama tokoh mereka, yaitu Jahm bin Shafwan At Tirmidzi, yang terbunuh pada tahun 128 H. di antara

pendapat aliran ini adalah menolak kebenaran adanya Asma’ dan Sifat Allah, karena menurut anggapan mereka

Asma dan Sifat adalah ciri khas makhluk, maka apabila diakui dan ditetapkan untuk Allah berarti menyerupakan

Allah dengan makhluk-Nya.

130

Demikian pula penafsiran Ibnu Abbas sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnul Jauza’: “Dia itu pada

mulanya adalah tukang mengaduk tepung untuk para jamaah haji.”

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas , ia berkata:

رج » ها المساجد والس لي ع خذي والمت رات القبور زائ ل اهلل سو ر ع «ل

“Rasulullah melaknat kaum wanita yang menziarahi kuburan, serta orang-orang yang membuat tempat

ibadah dan memberi lampu penerang di atas kuburannya.” (HR. para penulis kitab Sunan).

Kandungan dalam bab ini:

1. Penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan berhala (56)

.

2. Penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan ibadah (57)

.

3. Rasulullah dengan doanya itu, tiada lain hanyalah memohon kepada Allah supaya dihindarkan dari

sesuatu yang dikhawatirkan terjadi [pada umatnya, sebagaimana yang telah terjadi pada umat-umat

sebelumnya] yaitu: sikap berlebih-ebihan terhadap kuburan beliau, yang akhirnya kuburan beliau

akan menjadi berhala yang disembah.

4. Dalam doanya, beliau sertakan pula apa yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu dengan

menjadikan kuburan para Nabinya sebagai tempat beribadah.

5. Penjelasan bahwa Allah sangat murka [terhadap orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai

tempat ibadah].

6. Di antara masalah yang sangat penting untuk dijelaskan dalam bab ini adalah mengetahui sejarah

penyembahan Al lata berhala terbesar orang-orang jahiliyah.

7. Mengetahui bahwa berhala itu asal usulnya adalah kuburan orang shaleh [yang diperlakukan secara

berlebihan dengan senantiasa dikunjungi oleh mereka].

8. Al latta nama orang yang dikuburkan itu, pada mulanya adalah seorang pengaduk tepung untuk

disajikan kepada para jamaah haji.

9. Rasulullah melaknat para wanita penziarah kubur.

10. Beliau juga melaknat orang-orang yang memberikan lampu penerang di atas kuburan.

BAB 22: UPAYA RASULULLAH DALAM MENJAGA TAUHID DAN MENUTUP JALAN YANG MENUJU KEPADA KEMUSYRIKAN

Firman Allah :

﴾]التوبة[ھ ھ ے ے ۓ ۓ ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇ ۆ ۆ ۈ﴿

(

56) Berhala adalah sesuatu yang diagungkan selain Allah, seperti kuburan, batu, pohon dan sejenisnya.

(57

) Mengagungkan kuburan dengan dijadikannya sebagai tempat ibadah adalah termasuk pengertian ibadah yang

dilarang oleh Rasulullah.

131

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya

penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu, amat belas kasihan lagi

penyayang kepada orang orang mu’min.” [QS. At Taubah: 128].

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

« غن كم تبل الت إن ص وا علي ف ل وص ي عيدا، قبر لوا جع وال ت را، م قبو لوا بيوتك جع ت م ال «ي حيث كنت

“Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, dan janganlah kalian jadikan

kuburanku sebagai tempat perayaan, ucapkanlah shalawat untukku, karena sesungguhnya ucapan shalawat

kalian akan sampai kepadaku dimana saja kalian berada.” (HR. Abu Daud dengan sanad yang baik, dan

para perawinya tsiqah).

Dalam hadits yang lain, Ali bin Al Husain menuturkan, bahwa ia melihat seseorang masuk ke dalam

celah-celah yang ada pada kuburan Rasulullah , kemudian berdo’a, maka ia pun melarangnya seraya

berkata kepadanya: “Maukah kamu aku beritahu sebuah hadits yang aku dengar dari bapakku dari kakekku

dari Rasulullah , beliau bersabda:

غني حيث » م يبل ك ليم إن تس لي ف وا ع ل وص را، قبو كم بيوت وال ري عيدا، قب وا خذ تت « كنتم ال

“Janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, dan janganlah kalian jadikan rumah-

rumah kalian sebagai kuburan, dan ucapkanlah doa salam untukku, karena doa salam kalian akan sampai

kepadaku dari mana saja kalian berada.” (Diriwayatkan dalam kitab Al Mukhtarah).

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Al Bara’ah (58)

.

2. Rasulullah telah memperingatkan umatnya dan berusaha dengan sungguh-sungguh dalam

menjauhkan umatnya dari jalan yang menuju kepada kemusyrikan, serta menutup setiap jalan yang

menjurus kepadanya.

3. Rasulullah sangat menginginkan keimanan dan keselamatan kita, dan amat belas kasihan lagi

penyayang kepada kita.

4. Larangan Rasulullah untuk tidak menziarahi kuburannya dengan cara tertentu, [yaitu dengan

menjadikannya sebagai tempat perayaan], padahal menziarahi kuburan beliau termasuk amalan yang

amat baik.

5. Rasulullah melarang seseorang banyak melakukan ziarah kubur.

6. Rasulullah menganjurkan untuk melakukan shalat sunnah di dalam rumah.

7. Satu hal yang sudah menjadi ketetapan dikalangan kaum salaf, bahwa menyampaikan shalawat untuk

Nabi tidak perlu masuk ke dalam kuburannya.

8. Alasannya karena shalawat dan salam seseorang untuk beliau akan sampai kepada beliau dimanapun

ia berada, maka tidak perlu harus mendekat, sebagaimana yang diduga oleh sebagian orang.

(

58) Ayat ini, dengan sifat sifat yang disebutkan di dalamnya untuk pribadi Nabi Muhammad , menunjukkan bahwa

beliau telah memperingatkan umatnya agar menjauhi syirik, yang merupakan dosa paling besar, karena inilah

tujuan utama diutusnya Rasulullah .

132

9. Nabi di alam barzakh, akan ditampakkan seluruh amalan umatnya yang berupa shalawat dan salam

untuknya.

BAB 23: PENJELASAN BAHWA SEBAGIAN UMAT INI ADA YANG MENYEMBAH BERHALA

Firman Allah :

[51﴾]الن ساء:ۈئ ېئ ېئ ېئ ىئ ىئ ىئ ی ی ی ی﴿

“Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al kitab? Mereka beriman

kepada Jibt dan Thaghut (59)

, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekkah), bahwa

mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.” [QS. An nisa’: 51].

[60﴾]المائدة:ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ چ چ چچ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈڈ ﴿

“Katakanlah:”maukah aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk

pembalasannya dari pada (orang-orang fasik) itu dihadapan Allah, yaitu orang-orang yang dilaknati dan

dimurkai, dan di antara mereka ada yang dijadikan kera dan babi, dan orang-orang yang menyembah

Thaghut.” [QS. Al maidah: 60].

الكهف[﴾]ڤ ڤ ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ڄ ڄ﴿

“…Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: “sungguh kami akan mendirikan

sebuah rumah peribadatan di atas gua mereka.” [QS. Al kahfi: 21].

Dari Abu Said , Rasulullah bersabda:

و الق » م حذ لك قب كان م سن ع ب ر لتت والنصا هود سول اهلل، الي قالوا: يا ر لتموه، حر ضب لدخ ى لو دخلوا ج ة، حت بالقذ ة قال: ذ ى؟

؟ «فم

“Sungguh kalian akan mengikuti (meniru) tradisi umat-umat sebelum kalian selangkah demi selangkah

sampai kalaupun mereka masuk kedalam liang biawak niscaya kalian akan masuk ke dalamnya pula.” para

sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, orang-orang Yahudi dan Nasranikah? Beliau menjawab: “siapa

lagi?” (HR. Bukhari dan Muslim).

Imam Muslim meriwayatkan dari Tsauban , bahwa Rasulullah bersabda:

(

59) Terdapat bebarapa penafsiran dari kalangan salaf, tentang makna Jibt, antara lain: berhala, sihir, tukang sihir,

tukang ramal, Huyai bin Akhthab dan Ka’ab bin Al Asyraf (kedua orang ini adalah tokoh orang-orang Yahudi di

zaman Rasulullah ). Dengan demikian, pengertian umum mencakup makna ini semua, sebagaimana yang

dikatakan oleh Al Jauhari dalam Ash Shihah: “Jibt adalah kata-kata yang dapat digunakan untuk berhala, tukang

ramal, tukang sihir dan sejenisnya …”

Demikian halnya dengan kata-kata thaghut, terdapat beberapa penafsiran, yang menunjukkan pengertian umum.

Antara lain: syetan, syetan dalam wujud manusia, berhala, tukang ramal, Ka’ab Al Asyraf.

Ibnu Jarir Ath Thabari, dalam menafsirkan ayat ini, setelah menyebutkan beberapa penafsiran ulama salaf,

mengatakan: “… Jibt dan Thaghut ialah dua sebutan untuk setiap yang diagungkan dengan disembah selain Allah,

atau ditaati, atau dipatuhi; baik yang diagungkan itu batu, manuisa ataupun syetan.

133

ي لي » زو ما ها ك لغ مل سيب تي وإن أم ها، رب غا وم ها رق مشا رأيت رض، ف زوى لي األ بيض، إن اهلل واأل : األحمر زي ـ طيت كن وأع ها، من

ها بسنة ب هلك ي تي أن ال م رب ي أل سألت ي ن ل وإ قا ي ب وإن ر م، ضته بي هم فيستبيح نفس سوى أ م ا و هم عد لي ط ع ل يس وأن ال ة، م : يا عا

بس هم لك أه تك أن ال م ك أل طيت ي أع ن وإ ، رد ي ه ال ن إ ضاء ف ضيت ق ي إذا ق ن د إ حم سوى م م ا و م عد ه لي ط ع سل أ وأن ال ة، عام نة ب

ك هم يهل عض كون ب ى ي رها، حت طا بأق م م ليه ولو اجتمع ع م، ه ضت هم فيستبيح بي نفس ضاأ بع م ه بعض ضا، ويسبي « بع

“Sungguh Allah telah membentangkan bumi kepadaku, sehingga aku dapat melihat belahan timur dan

barat, dan sungguh kekuasaan umatku akan sampai pada belahan bumi yang telah dibentangkan kepadaku

itu, dan aku diberi dua simpanan yang berharga; merah dan putih (imperium Persia dan Romawi), dan aku

minta kepada Rabbku untuk umatku agar jangan dibinasakan dengan sebab kelaparan (paceklik) yang

berkepanjangan, dan jangan dikuasakan kepada musuh selain dari kaum mereka sendiri, sehingga musuh

itu nantinya akan merampas seluruh negeri mereka. Lalu Rabb berfirman: “Hai Muhammad, jika aku telah

menetapkan suatu perkara, maka ketetapan itu tak akan bisa berubah, dan sesungguhnya Aku telah

memberikan kepadamu untuk umatmu untuk tidak dibinasakan dengan sebab paceklik yang

berkepanjangan, dan tidak akan dikuasai oleh musuh selain dari kaum mereka sendiri, maka musuh itu

tidak akan bisa merampas seluruh negeri mereka, meskipun manusia yang ada di jagat raya ini berkumpul

menghadapi mereka, sampai umatmu itu sendiri sebagian menghancurkan sebagian yang lain, dan sebagian

meraka menawan sebagian yang lain.”

Hadits ini diriwayatkan pula oleh Al Barqani dalam shahihnya dengan tambahan:

رفع » لم ي يف م الس ه لي قع ع وإذا و ، ي ل ة المض تي األئم م لى أ ي أخاف ع ن تي وإ م أ م حق حي ى يل اعة حت م الس تقو مة، وال إلى يوم القيا

ال بون ث ا تي كذ م كون في أ ه سي ن وإ وثان، تي األ م أ م م عبد فئا ى ت وحت ، ركي بالمش نب ه ن م أ زع م ي ه ل نبي ثون، ك ، ال م النبي ي نا خات وأ ، ي

خال م وال هم خذل م م ه ضر ي رة، ال صو من حق لى ال تي ع م أ م زال طائفة وال ت ي، عد وتعالىب تبار ر اهلل م ى يأتي أ م، حت «فه

“Dan yang aku khawatirkan terhadap umatku tiada lain adalah adanya pemimpin yang menyesatkan, dan

ketika terjadi pertumpahan darah di antara mereka, maka tidak akan berakhir sampai datangnya hari kiamat,

dan hari kiamat tidak akan kunjung tiba kecuali ada di antara umatku yang mengikuti orang musyrik, dan

sebagian lain yang menyembah berhala, dan sungguh akan ada pada umatku 30 orang pendusta, yang

mengaku sebagai Nabi, padahal aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi lain setelah aku, meskipun

demikian akan tetap ada segolongan dari umatku yang tetap tegak membela kebenaran, dan mereka selalu

mendapat pertolongan Allah taala, mereka tak tergoyahkan oleh orang-orang yang menelantarkan mereka

dan memusuhi mereka, sampai datang keputusan Allah ”.

Kandungan dalam bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat An Nisa’(60)

.

2. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Al Maidah (61)

.

(

60) Ayat ini menunjukkan bahwa apabila orang-orang yang diturunkan kepada mereka Al Kitab mau beriman kepada

Jibt dan Thaghut, maka tidak mustahil dan tidak dapat dipungkiri bahwa umat ini yang telah diturunkan

kepadanya Al Qur’an akan berbuat pula seperti yang mereka perbuat, karena Rasulullah telah memberitahukan

bahwasanya akan ada di diantara umat ini orang-orang yang berbuat seperti apa yang diperbuat oleh orang-orang

Yahudi dan Nasrani.

(61

) Ayat ini menunjukkan bahwa akan terjadi di kalangan umat ini penyembahan thaghut, sebagaimana telah terjadi

penyembahan thaghut di kalangan ahli kitab.

134

3. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Al Kahfi (62)

.

4. Masalah yang sangat penting sekali, yaitu pengertian tentang beriman terhadap Jibt dan Thaghut,

apakah sekedar mempercayainya dalam hati, atau mengikuti orang-orangnya, sekalipun membenci

hal tersebut dan mengerti akan kebatilannya? [sebagai buktinya], apa yang dikatakan oleh Ahli kitab

kepada orang-orang kafir (kaum Musyrikin Makkah) bahwa mereka lebih benar jalannya dari pada

orang-orang yang beriman.

5. Iman kepada Jibt dan Thaghut pasti akan terjadi di kalangan umat ini (umat Islam), sebagaimana

yang ditetapkan dalam hadits Abu Said. Dan inilah yang dimaksud dalam bab ini.

6. Pernyataan Rasulullah bahwa akan terjadi penyembahan berhala dari kalangan umat ini.

7. Satu hal yang amat mengherankan adalah munculnya orang yang mendakwahkan dirinya sebagai

Nabi, seperti Al Mukhtar bin Abu Ubaid Ats tsaqafi(63)

; padahal ia mengucapkan dua kalimah

syahadat, dan menyatakan bahwa dirinya termasuk dalam umat Muhammad, dan ia meyakini bahwa

Rasulullah itu haq dan Al Qur’an juga haq, yang di dalamnya diterangkan bahwa Muhammad adalah

penutup para Nabi. Walaupun demikian ia dipercayai banyak orang, meskipun adanya kontradiksi

yang jelas sekali. Ia hidup pada akhir masa sahabat dan diikuti oleh banyak orang.

8. Rasulullah menyampaikan kabar gembira bahwa al haq (kebenaran Allah dan ajaran-Nya) tidak

akan dapat dilenyapkan sama sekali, sebagaimana yang terjadi pada masa lalu, tetapi masih akan

selalu ada sekelompok orang yang berpegang teguh dan membela kebenaran.

9. Bukti kongkritnya adalah: mereka walaupun sedikit jumlahnya, tetapi tidak tergoyahkan oleh orang-

orang yang menelantarkan dan menentang mereka.

10. Kondisi seperti ini akan berlangsung sampai hari kiamat.

11. Bukti bukti akan kenabian Muhammad yang terkandung dalam hadits ini adalah:

Pemberitahuan beliau bahwa Allah telah membentangkan kepadanya belahan bumi barat dan

timur, dan menjelaskan makna dari hal itu; kemudian terjadi seperti yang beliau beritakan,

berlainan halnya dengan belahan selatan dan utara.

Pemberitahuan beliau bahwa beliau diberi dua simpanan yang berharga.

Pemberitahuan beliau bahwa do’anya untuk umatnya dikabulkan dalam dua hal, sedangkan hal

yang ketiga tidak dikabulkan.

Pemberitahuan beliau bahwa akan terjadi pertumpahan darah di antara umatnya, dan kalau sudah

terjadi tidak akan berakhir sampai hari kiamat.

Pemberitahuan beliau bahwa sebagian umat ini akan menghancurkan sebagian yang lain, dan

sebagian mereka menawan sebagian yang lain.

(

62) Ayat ini menunjukkan bahwa ada di antara umat ini orang yang membangun tempat ibadah di atas atau di sekitar

kuburan, sebagaimana telah dilakukan oleh orang-orang sebelum mereka.

(63

) Al Mukhtar bin Abu Ubaid bin Mas’ud Ats Tsaqafi. Termasuk tokoh yang memberontak terhadap kekuasaan Bani

Umayyah dan menonjolkan kecintaan kepada Ahlu bait. Mengaku bahwa ia adalah nabi dan menerima wahyu.

Dibunuh oleh Mush’ab bin Az Zubair pada tahun 67 H (687 M).

135

Pemberitahuan beliau tentang munculnya orang-orang yang mendakwahkan dirinya sebagai Nabi

pada umat ini.

Pemberitahuan beliau bahwa akan tetap ada sekelompok orang dari umat ini yang tegak membela

kebenaran, dan mendapat pertolongan Allah.

Dan itu semua benar-benar telah terjadi seperti yang telah diberitahukan, padahal semua yang

diberitahukan itu di luar jangkauan akal manusia.

12. Apa yang beliau khawatirkan terhadap umatnya hanyalah munculnya para pemimpin yang

menyesatkan.

13. Perlunya perhatian terhadap makna dari penyembahan berhala.

BAB 24: HUKUM S I H I R

Firman Allah :

[102﴾]البقرة:ک ک ک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳڳ ﴿

“Demi Allah, sesungguhnya orang-orang Yahudi itu telah meyakini bahwa barangsiapa yang

menukar (kitab Allah) dengan sihir itu, maka tidak akan mendapatkan bagian (keuntungan) di akhirat.”

[QS. Al Baqarah: 102].

[51﴾]النساء:ی ی ی﴿

“Dan mereka beriman kepada Jibt dan Thaghut.” [QS. An nisa’: 5].

Menurut penafsiran Umar bin Khathab : Jibt adalah sihir, sedangkan Thaghut adalah syetan.

Sedangkan Jabir berkata: Thaghut adalah para tukang ramal yang didatangi syetan; yang ada pada

setiap kabilah.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

قت » و ر، ح والس باهلل، ر ل: الش قا ؟ ما ه و ل اهلل سو ر قالوا: يا بقات، بع المو تي اجتنبوا الس وأكل ل النفس ال ، حق بال إال م اهلل ر ح

منات الت المؤ غاف صنات ال قذف المح ف، و ح ز ول ي يوم ال والت م، مال اليتي وأكل با، ر «ال

“Jauhilah tujuh perkara yang membawa kehancuran! para sahabat bertanya: “Apakah ketujuh perkara

itu ya Rasulullah?”, beliau menjawab:” yaitu syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan

Allah kecuali dengan sebab yang dibenarkan oleh agama, makan riba, makan harta anak yatim, lari dari

peperangan, menuduh zina terhadap wanita yang terjaga dirinya dari perbuatan dosa yang tidak

memikirkan untuk melakukan dosa serta beriman kepada Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Diriwayatkan dari Jundub bahwa Rasulullah bersabda dalam hadits marfu’:

يف » بالس بة ر ر ض اح «حد الس

“Hukuman bagi tukang sihir adalah dipenggal lehernya dengan pedang.” (HR. Imam Turmudzi, dan ia

berkata: "pendapat yang benar hadits ini adalah perkataan sahabat").

Dalam shahih Bukhari, dari Bajalah bin Abdah, ia berkata: “Umar bin Khathab telah mewajibkan untuk

membunuh setiap tukang sihir, baik laki-laki maupun perempuan, maka kami telah membunuh tiga tukang

sihir.”

136

Dan dalam shahih Bukhari juga, Hafsah radhiallahuanha telah memerintahkan untuk membunuh budak

perempuannya yang telah menyihirnya, maka dibunuhlah ia, dan begitu juga riwayat yang shahih dari

Jundub.

Imam Ahmad berkata: “diriwayatkan dalam hadits shahih, bahwa hukuman mati terhadap tukang sihir

ini telah dilakukan oleh tiga orang sahabat Nabi (Umar, Hafsah dan Jundub).

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Al Baqarah (64)

.

2. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat An Nisa’(65)

.

3. Penjelasan tentang makna Jibt dan Thaghut, serta perbedaan antara keduanya.

4. Thaghut itu terkadang dari jenis Jin, dan kadang terkadang dari jenis manusia.

5. Mengetahui tujuh perkara yang bisa menyebabkan kehancuran, yang dilarang secara

khusus oleh Nabi.

6. Tukang sihir itu kafir.

7. Tukang sihir itu dihukum mati tanpa diminta taubat terlebih dahulu.

8. Jika praktek sihir itu telah ada di kalangan kaum muslimin pada masa Umar, bisa

dibayangkan bagaimana pada masa sesudahnya?

BAB 25: MACAM MACAM SIHIR

Imam Ahmad meriwayatkan: telah diceritakan kepada kami oleh Muhammad bin Ja’far dari Auf dari

Hayyan bin ‘Ala’ dari Qathan bin Qubaishah dari bapaknya, bahwa ia telah mendengar Rasulullah

bersabda:

جبت » ال رة م ط ي وال رق ط وال عيافة «إن ال

“Iyafah, Tharq dan Thiyarah adalah termasuk Jibt.”

Auf menafsirkan hadits ini dengan mengatakan: "Iyafah" adalah: meramal nasib orang dengan

menerbangkan burung.

"Tharq" adalah: meramal nasib orang dengan membuat garis di atas tanah.

"Jibt" adalah sebagaimana yang telah dikatakan oleh Hasan: suara syetan. (Hadits tersebut sanadnya

jayyid).

Dan diriwayatkan pula oleh Abu Dawud, An Nasa’i, dan Ibnu Hibban dalam shahihnya dengan hanya

menyebutkan lafadzh hadits dari Qabishah, tanpa menyebutkan tafsirannya.

(

64) Ayat pertama menunjukkan bahwa sihir haram hukumnya, dan pelakunya kafir, disamping mengandung ancaman

berat bagi orang yang berpaling dari kitab Allah, dan mengamalkan amalan yang tidak bersumber darinya.

(65

) Ayat kedua menunjukkan bahwa ada di antara umat ini yang beriman kepada tukang sihir (Jibt), sebagaimana ahli

kitab beriman kepadanya, karena Rasulullah telah menegaskan bahwa akan ada di antara umat ini yang

mengikuti dan meniru umat-umat sebelumnya.

137

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah bersabda:

زاد » ما زاد ر، ح الس م عبة قتبس ش الن جوم فقد ا م عبة ش اقتبس «م

“Barangsiapa yang mempelajari sebagian dari ilmu nujum (perbintangan) sesungguhnya dia telah

mempelajari sebagian ilmu sihir. Semakin bertambah (ia mempelajari ilmu nujum) semakin bertambah pula

(dosanya).” (HR. Abu Daud dengan sanad yang shahih).

An Nasa'i meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

ـد أ » ر فق سح م و ر، سح ـد ها فق نفث في ـدة ثم ـد عق عق ـه م وكل إلي شيئا ق ل عـ ت م ر ، و «ش

“Barangsiapa yang membuat suatu buhulan, kemudian meniupnya (sebagaimana yang dilakukan oleh

tukang sihir) maka ia telah melakukan sihir, dan barangsiapa yang melakukan sihir maka ia telah

melakukan kemusyrikan, dan barangsiapa yang menggantungkan diri pada sesuatu benda (jimat), maka ia

dijadikan Allah bersandar kepada benda itu”.

Dari Ibnu Mas’ud bahwa Rasulullah bersabda:

ال» بي ؟ هي النميمة القالة ضه ما الع م ئك هل أنب «ناس أال

“Maukah kamu aku beritahu apakah Adh-h itu? ia adalah perbuatan mengadu-domba, yaitu banyak

membicarakan keburukan dan menghasut di antara manusia.” (HR. Muslim).

Dan ibnu Umar menuturkan, bahwa Rasulullah bersabda:

البيان لس » م راإن «ح

“Sesungguhnya di antara susunan kata yang indah itu terdapat kekuatan sihir.” (HR. Bukhari dan

Muslim).

Kandungan bab ini:

1. Di antara macam sihir (Jibt) adalah iyafah, tharq dan thiyarah.

2. Penjelasan tentang makna iyafah, tharq dan thiyarah.

3. Ilmu nujum (perbintangan) termasuk salah satu jenis sihir.

4. Membuat buhulan, lalu ditiupkan kepadanya termasuk sihir.

5. Mengadu domba juga termasuk perbuatan sihir.

6. Keindahan susunan kata [yang membuat kebatilan seolah-olah kebenaran dan kebenaran seolah-olah

kebatilan] juga termasuk perbuatan sihir.

BAB 26: DUKUN, TUKANG RAMAL DAN SEJENISNYA

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya, dari salah seorang istri Nabi , bahwa

Rasulullah bersabda:

ما» يو عي ب الة أر م تقبل له ص قه ل صد شيء ف افا فسأله ع ر أتى ع «م

“Barangsiapa yang mendatangi peramal dan menanyakan kepadanya tentang sesuatu perkara dan dia

mempercayainya, maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari.”

Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

138

د » محم لى زل ع بما أن ل فقد كفر قه بما يقو صد أتى كاهنا ف «م

“Barangsiapa yang mendatangi seorang dukun, dan mempercayai apa yang dikatakannya, maka

sesungguhnya dia telah kafir (ingkar) terhadap wahyu yang telah diturunkan kepada Muhammad.” (HR.

Abu Daud).

Dan diriwayatkan oleh empat periwayat (66)

dan Al Hakim dengan menyatakan: “Hadits ini shahih

menurut kriteria Imam Bukhari dan Muslim” dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

د » محم لى زل ع ن بما أ ل فقد كفر بما يقو قه صد و كاهنا ف افا أ ر أتى ع «م

“Barangsiapa yang mendatangi peramal atau dukun, lalu mempercayai apa yang diucapkannya, maka

sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang telah diturunkan kepada Muhammad ”.

Abu Ya’la pun meriwayatkan hadits mauquf dari Ibnu Mas’ud seperti yang tersebut di atas, dengan

sanad Jayyid.

Al Bazzar dengan sanad Jayyid meriwayatkan hadits marfu’ dari Imran bin Hushain, bahwa Rasulullah

bersabda:

أت ل » م حر له، و و س ر أ سح و له، أ ه و تك أ ه ك و ت ر له، أ ر أو تطي طي ت م منا د يس حم م لى زل ع ن بما أ قه فقد كفر صد «ى كاهنا ف

“Tidak termasuk golongan kami orang yang meminta dan melakukan Tathayyur, meramal atau minta

diramal, menyihir atau minta disihirkan, dan barangsiapa yang mendatangi dukun lalu mempercayai apa

yang diucapkannya, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang telah diturunkan kepada

Muhammad.

Hadits ini diriwayatkan pula oleh At Thabrani dalam Mu’jam Al Ausath dengan sanad hasan dari Ibnu

Abbas tanpa menyebutkan kalimat: “dan barangsiapa mendatangi …dst”.

Imam Al Baghawi (67)

berkata: “Al Arraf (peramal) adalah orang yang mengaku dirinya mengetahui

banyak hal dengan menggunakan isyarat-isyarat yang dipergunakan untuk mengetahui barang curian atau

tempat barang yang hilang dan semacamnya. Ada pula yang mengatakan: "ia adalah Al Kahin (dukun) yaitu:

orang yang bisa memberitahukan tentang hal-hal yang ghaib yang akan terjadi di masa yang akan datang".

Dan ada pula yang mengatakan: "ia adalah orang yang bisa memberitahukan tentang apa yang ada di hati

seseorang”.

Menurut Abu Abbas Ibnu Taimiyah: “Al Arraf adalah sebutan untuk dukun, ahli nujum, peramal nasib

dan sejenisnya yang mengaku dirinya bisa mengetahui hal-hal ghaib dengan cara-cara tersebut.”

Ibnu Abbas berkata tentang orang-orang yang menulis huruf-huruf (أباجاد) sambil mencari rahasia huruf,

dan memperhatikan bintang-bintang: “Aku tidak tahu apakah orang yang melakukan hal itu akan

memperoleh bagian keuntungan di sisi Allah”.

Kandungan bab ini:

(

66)Yakni: Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasai’ dan Ibnu Majah.

(67

) Abu Muhammad Al Husain bin Mas’ud bin Muhammad Al Farra’, atau Ibn Farra’ Al- Baghawi. Digelar Muhyi

Sunnah. Kitab-kitab yang disusunnya antara lain: syarh as sunnah, al jami’ baina ash shahihain. Lahir pada tahun

436 H (1044 M), dan meninggal tahun 510 H (1117 M).

139

1. Tidak dapat bertemu dalam diri seorang mukmin antara iman kepada Al Qur’an dengan percaya

kepada tukang ramal, dukun dan sejenisnya.

2. Pernyataan Rasul bahwa mempercayai ucapan dukun adalah kufur.

3. Ancaman bagi orang yang minta diramalkan.

4. Ancaman bagi orang yang minta di-tathayyur-kan.

5. Ancaman bagi orang yang minta disihirkan.

6. Ancaman bagi orang yang menulis huruf-huruf أباجاد [untuk mencari pelamat rahasia].

7. Perbedaan antara Kahin dan Arraf, [bahwa kahin/dukun ialah orang yang memberitahukan tentang

perkara-perkara yang akan terjadi di masa mendatang yang diperoleh dari syetan penyadap berita di

langit].

BAB 27: NUSYRAH

Diriwayatkan dari Jabir , bahwa Rasulullah ketika ditanya tentang Nusyrah, beliau menjawab:

طان » ي عمل الش م «هي

“Hal itu termasuk perbuatan syetan.” (HR.Ahmad dengan sanad yang baik, dan Abu Daud).

Imam Ahmad ketika ditanya tentang nusyrah, menjawab: “Ibnu Mas’ud membenci itu semua.”

Diriwayatkan dalam shahih Bukhari, bahwa Qatadah menuturkan: "Aku bertanya kepada Sa'id bin

Musayyab: “Seseorang yang terkena sihir atau diguna-guna, sehingga tidak bisa menggauli istrinya,

bolehkah ia diobati dengan menggunakan Nusyrah? Ia menjawab:

لم ينه عنه » ما ينفع ف ا م الح، فأ به اإلص ون ريد ما ي ن به إ بأس «ال

“Tidak apa-apa, karena yang mereka inginkan hanyalah kebaikan untuk menolak madharat, sedang

sesuatu yang bermanfaat itu tidaklah dilarang.”

Diriwayatkan dari Al Hasan ia berkata: “tidak ada yang dapat melepaskan pengaruh sihir kecuali

tukang sihir.”

Ibnul qayyim menjelaskan: “Nusyrah adalah penyembuhan terhadap seseorang yang terkena sihir.

Caranya ada dua macam:

Pertama: dengan menggunakan sihir pula, dan inilah yang termasuk perbuatan syetan. Dan pendapat Al

Hasan di atas termasuk dalam kategori ini, karena masing-masing dari orang yang

menyembuhkan dan orang yang disembuhkan mengadakan pendekatan kepada syetan dengan

apa yang diinginkannya, sehingga dengan demikian perbuatan syetan itu gagal memberi

pengaruh terhadap orang yang terkena sihir itu.

Kedua: Penyembuhan dengan menggunakan Ruqyah dan ayat-ayat yang berisikan minta perlindungan

kepada Allah , juga dengan obat-obatan dan doa-doa yang diperbolehkan. Cara ini hukumnya

boleh.

140

Kandungan bab ini:

1. Larangan Nusyrah.

2. Perbedaan antara Nusyrah yang dilarang dan yang diperbolehkan. Dengan demikian menjadi jelas

masalahnya.

BAB 28: TATHAYYUR

Firman Allah :

﴿األعراف[ٺ ٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ[﴾

“Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi mereka

tidak mengetahui.” [QS. Al A’raf: 131].

﴾]يس[ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ ڳگ ڳ گک گ گ﴿

“Mereka (para Rasul) berkata: “kesialan kalian itu adalah karena kalian sendiri, apakah jika kamu

diberi peringatan (kamu bernasib sial)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.” [QS.

Yasin: 19].

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

وال ها» رة طي وال عدو ر ال صف وال غول »وزادمسلم،أخرجاه«مة وال نوء «وال

“Tidak ada ‘Adwa, Thiyarah, Hamah, Shafar.” (HR. Bukhari dan Muslim), dan dalam riwayat Imam

Muslim terdapat tambahan: “dan tidak ada Nau’, serta ghaul.” (68)

.

(

68) Adwa: penularan penyakit. Maksud sabda Nabi di sini ialah untuk menolak anggapan mereka ketika masih hidup

di zaman jahiliyah, bahwa penyakit berjangkit atau menular dengan sendirinya, tanpa kehendak dan takdir Allah

. Anggapan inilah yang ditolak oleh Rasulullah , bukan keberadaan penjangkitan atau penularan; sebab, dalam

riwayat lain, setelah hadits ini, disebutkan:

وا من األسد وف » وا من المجذوم كما تفر «ر

“…dan menjauhlah dari orang yang terkena penyakit kusta (lepra) sebagaimana kamu menjauh dari singa.” (HR.

Bukhari).

Ini menunjukkan bahwa penjangkitan atau penularan penyakit dengan sendirinya tidak ada, tetapi semuanya atas

kehendak dan takdir Ilahi, namun sebagai insan muslim di samping iman kepada takdir tersebut haruslah

berusaha melakukan tindakan pencegahan sebelum terjadi penularan sebagaimana usahanya menjauh dari

terkaman singa. Inilah hakikat iman kepada takdir Ilahi.

Thiyarah: merasa bernasib sial atau meramal nasib buruk karena melihat burung, binatang lainnya, atau apa saja.

Hamah: burung hantu. Orang-orang jahiliyah merasa bernasib sial dengan melihatnya, apabila ada burung hantu

hinggap di atas rumah salah seorang diantara mereka, dia merasa bahwa burung ini membawa berita kematian

tentang dirinya sendiri, atau salah satu anggota keluarganya. Dan maksud beliau adalah untuk menolak anggapan

yang tidak benar ini. Bagi seorang muslim, anggapan seperti ini harus tidak ada, semua adalah dari Allah dan

sudah ditentukan oleh-Nya.

Shafar: bulan kedua dalam tahun hijriyah, yaitu bulan sesudah Muharram. Orang-orang jahiliyah beranggapan

bahwa bulan ini membawa nasib sial atau tidak menguntungkan. Yang demikian dinyatakan tidak ada oleh

Rasulullah. Dan termasuk dalam anggapan seperti ini: merasa bahwa hari rabu mendatangkan sial, dan lain-lain.

Hal ini termasuk jenis thiyarah, dilarang dalam Islam.

141

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula dari Anas bin Malik , ia berkata: Rasulullah telah

bersabda:

ل » جبني الفأ ويع رة طي وال عدو بة »قالوا:وماالفأل؟قال:«ال ي ط لمة ال «الك

“Tidak ada ‘Adwa dan tidak ada Thiyarah, tetapi Fa’l menyenangkan diriku”, para sahabat bertanya:

“apakah Fa’l itu? Beliau menjawab: “yaitu kalimah thayyibah (kata-kata yang baik)”.

Abu Daud meriwayatkan dengan sanad yang shahih, dari Uqbah bin Amir, ia berkata: “Thiyarah disebut-

sebut dihadapan Rasulullah , maka beliaupun bersabda:

بال » يأتي هم ال ليقل: الل ره ف ك ما ي رأى أحدكم إذا لما، ف ترد مس وال ل، ها الفأ وال أحسن نت، ئات إال أ ي يدفع الس وال نت، حسنات إال أ

بك ة إال قو وال ل «حو

“Yang paling baik adalah Fa’l, dan Thiyarah tersebut tidak boleh menggagalkan seorang muslim dari

niatnya, apabila salah seorang di antara kamu melihat sesuatu yang tidak diinginkannya, maka hendaknya

ia berdo’a: “Ya Allah, tiada yang dapat mendatangkan kebaikan kecuali Engkau, dan tiada yang dapat

menolak kejahatan kecuali Engkau, dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali atas pertolongan-Mu”.

Abu Daud meriwayatkan hadits yang marfu’ dari Ibnu Mas’ud , bahwa Rasulullah bersabda:

ل » بالتوك يذهبه اهلل ك ول منا إال، ما ر ، و ش رة ط ي ر ، ال رة ش ي ط «ال

“Thiyarah itu perbuatan syirik, thiyarah itu perbuatan syirik, tidak ada seorangpun dari antara kita

kecuali (telah terjadi dalam hatinya sesuatu dari hal ini), hanya saja Allah bisa menghilangkannya

dengan tawakkal kepada-Nya.” (HR.Abu Daud).

Hadits ini diriwayatkan juga oleh At Tirmidzi dan dinyatakan shahih, dan kalimat terakhir ia jadikan

sebagai ucapannya Ibnu Mas’ud.

Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar , bahwa Rasulullah bersabda:

ته الطيرة عن حاجته فقد أشرك » أن تقول: اللهم ال خير إال خيرك، »قالوا: فما كفارة ذلك؟ قال: «من رد

«وال طير إال طيرك، وال إله إال غيرك

“Barangsiapa yang mengurungkan hajatnya karena thiyarah ini, maka ia telah berbuat kemusyrikan”,

para sahabat bertanya: “lalu apa yang bisa menebusnya? Rasulullah menjawab:”hendaknya ia berdoa:

“ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikan dari-Mu, dan tiada kesialan kecuali kesialan dari-Mu, dan tiada

sesembahan kecuali Engkau”.

Dan dalam riwayat yang lain dari Fadhl bin Abbas, Rasulullah bersabda:

رد » ضا أو ما أم رة ي ط ما ال ن «إ

Nau’: bintang; arti asalnya adalah: tenggelam atau terbitnya suatu bintang. Orang-orang jahiliyah menisbatkan

turunnya hujan kepada bintang ini, atau bintang itu. Maka Islam datang mengikis anggapan seperti ini, bahwa

tidak ada hujan turun karena suatu bintang tertentu, tetapi semua itu adalah ketentuan dari Allah .

Ghaul: hantu, salah satu makhluk jenis jin. Mereka beranggapan bahwa hantu ini dengan perubahan bentuk

maupun warnanya dapat menyesatkan seseorang dan mencelakakannya. Sedang maksud sabda Nabi di sini

bukanlah tidak mengakui keberadaan makhluk seperti ini, tetapi menolak anggapan mereka yang tidak baik

tersebut yang akibatnya takut kepada selain Allah, serta tidak bertawakkal kepada-Nya, inilah yang ditolak oleh

beliau; untuk itu dalam hadits lain beliau bersabda: “Apabila hantu beraksi manakut-nakuti kamu, maka

serukanlah adzan.” Artinya: tolaklah kejahatannya itu dengan berdzikir dan menyebut Allah. Hadits ini

diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al Musnad.

142

“Sesugguhnya Thiyarah itu adalah yang bisa menjadikan kamu terus melangkah, atau yang bisa

mengurungkan niat (dari tujuan kamu)”.

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang kedua ayat tersebut di atas; surat Al A’raf 131, dan Yasin 19.

2. Pernyataan bahwa tidak ada ‘Adwa.

3. Pernyataan bahwa tidak ada thiyarah.

4. Pernyataan bahwa tidak ada hamah.

5. Pernyataan bahwa tidak ada Shafar.

6. Al Fa’l tidak termasuk yang dilarang oleh Rasulullah, bahkan dianjurkan.

7. Penjelasan tentang makna Al Fa’l.

8. Apabila terjadi tathayyur dalam hati seseorang, tetapi dia tidak menginginkannya, maka hal itu

tidak apa-apa baginya, bahkan Allah akan menghilangkannya dengan bertawakkal kepada-

Nya.

9. Penjelasan tentang doa yang dibacanya, saat seseorang menjumpai hal tersebut.

10. Ditegaskan bahwa thiyarah itu termasuk syirik.

11. Penjelasan tentang thiyarah yang tercela dan terlarang.

BAB 29: ILMU NUJUM (PERBINTANGAN)

Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab shahihnya dari Qatadah bahwa ia berkata:

اهلل» تأخلق فمن وعالماتيهتدىبها، ياطين، للش ورجوما ماء، للس زينة للال:: النجوم وأضاعهذه أخطأ، ذلك غير فيها ل و

«نصيبه،وتكل فماالعلملهبه

“Allah menciptakan bintang-bintang ini untuk tiga hikmah: sebagai hiasan langit, sebagai alat pelempar

syetan, dan sebagai tanda untuk petunjuk (arah dan sebagainya). Maka barangsiapa yang berpendapat

selain hal tersebut maka ia telah melakukan kesalahan, dan menyia-nyiakan nasibnya, serta membebani

dirinya dengan hal yang diluar batas pengetahuannya”.

Sementara tentang mempelajari tata letak peredaran bulan, Qatadah mengatakan makruh, sedang Ibnu

Uyainah tidak membolehkan, seperti yang diungkapkan oleh Harb dari mereka berdua. Tetapi Imam Ahmad

memperbolehkan hal tersebut (69)

.

Abu Musa menuturkan: Rasulullah bersabda:

ر » ح بالس ق صد وم م، ح ر قاطع ال ر، و خم ال مدم جنة، لون ال يدخ الثة ال «ث

“Tiga orang yang tidak akan masuk surga: pecandu khamr (minuman keras), orang yang memutuskan

hubungan kekeluargaan, dan orang yang mempercayai sihir(70)

”. (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban dalam kitab

shahihnya).

(

69) Maksudnya, mempelajari letak matahari, bulan dan bintang, untuk mengetahui arah kiblat, waktu shalat dan

semisalnya, maka hal itu diperbolehkan.

143

Kandungan bab ini:

1. Hikmah diciptakannya bintang-bintang.

2. Sanggahan terhadap orang yang mempunyai anggapan adanya fungsi lain selain tiga tersebut.

3. Adanya perbedaan pendapat dikalangan ulama tentang hukum mempelajari ilmu letak

peredaran bulan.

4. Ancaman bagi orang yang mempercayai sihir (yang di antara jenisnya adalah ilmu

perbintangan), meskipun ia mengetahui akan kebatilannya.

BAB 30: MENISBATKAN TURUNNYA HUJAN KEPADA BINTANG

Firman Allah :

﴾]الواقعة[ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ﴿

“Dan kalian membalas rizki (yang telah dikaruniakan Allah) kepadamu dengan mengatakan

perkataan yang tidak benar.” [QS. Al Waqi’ah: 82].

Diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy’ari bahwa Rasulullah bersabda:

نساب، » في األ ع ط وال باألحساب، ر خ : الف ه رك يت ة ال جاهلي ال مر أ م تي م بع في أ ر ت، أ لى المي والن ياحة ع م، جو بالن ستسقاء واال

ل: قا م و رع ود ران، ط ق م بال ر س ها لي وع مة م القيا م يو ها تقا موت قبل م تتب حة إذا ل رب النائ « ج

“Empat hal yang terdapat pada umatku yang termasuk perbuatan jahiliyah yang susah untuk

ditinggalkan: membangga-banggakan kebesaran leluhurnya, mencela keturunan, mengaitkan turunnya

hujan kepada bintang tertentu, dan meratapi orang mati”, lalu beliau bersabda: “wanita yang meratapi

orang mati bila mati sebelum ia bertubat maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dan ia dikenakan

pakaian yang berlumuran dengan cairan tembaga, serta mantel yang bercampur dengan penyakit gatal.”

(HR. Muslim).

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Zaid bin Khalid ia berkata: Rasulullah mengimami

kami pada shalat subuh di Hudaibiyah setelah semalaman turun hujan, ketika usai melaksanakan shalat,

beliau menghadap kepada jamaah dan bersabda:

وكاف » بي م مؤ ي ل: أصبح عباد قا م، ل سوله أع ر و م؟ قالوا: اهلل ك رب قال ماذا ون ر قاهل تد م ا م رحمته، ر، فأ و ضل اهلل بف نا طر م ل:

مؤ بي ر كاف وكذا، فذلك بنوء كذا نا ر مط ل: قا م ا م وأ كوكب، بال ر بي كاف م مؤ ك كوكب فذل بال «م

“Tahukah kalian apakah yang difirmankan oleh Rabb pada kalian? Mereka menjawab: “Allah dan

Rasul-Nya yang lebih tahu”, lalu beliau bersabda: “Dia berfirman: “pagi ini ada di antara hamba-hamba-

Ku yang beriman dan ada pula yang kafir, adapun orang yang mengatakan: hujan turun berkat karunia dan

rahmat Allah, maka ia telah beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang, sedangkan orang yang

(

70) Mempercayai sihir yang di antara macamnya adalah ilmu nujum (astrologi), sebagaimana yang telah dinyatakan

dalam suatu hadits: “barangsiapa yang mempelajari sebagian dari ilmu nujum, maka sesungguhnya dia telah

mempelajari sebagian dari ilmu sihir…” lihat bab 25.

144

mengatakan: hujan turun karena bintang ini dan bintang itu, maka ia telah kafir kepada-Ku dan beriman

kepada bintang”.

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas yang maknanya yang antara lain

disebutkan demikian:

آلية:» هذه ا زل اهلل ن وكذا، فأ نوء كذا م: لقد صدق ه عض «قال ب

“… Ada di antara mereka berkata: ‘sungguh, telah benar bintang ini, atau bintang itu’, sehingga Allah

menurunkan firman-Nya:

ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀ ڀ حئ مئ ىئ يئ جب حب ی ی ی ی جئ ﴿

﴾]الواقعة[ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ

“Maka aku bersumpah dengan tempat-tempat peredaran bintang” sampai kepada firman-Nya:” Dan

kamu membalas rizki (yang telah dikaruniakan Allah) kepadamu dengan perkataan yang tidak

benar”(71)

.

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang maksud ayat dalam surat Al Waqi’ah (72)

.

2. Menyebutkan adanya empat perkara yang termasuk perbuatan jahiliyah.

3. Pernyataan bahwa salah satu di antaranya termasuk perbuatan kufur (yaitu menisbatkan turunnya

hujan kepada bintang tertentu).

4. Kufur itu ada yang tidak mengeluarkan seseorang dari Islam.

5. Di antara dalilnya adalah firman Allah yang disabdakan oleh Nabi dalam hadits qudsinya: “Pagi ini,

di antara hamba-hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir …” disebabkan

turunnya ni’mat hujan.

6. Perlu pemahaman yang mendalam tentang iman dalam kasus tersebut.

7. Begitu juga tentang kufur dalam kasus tersebut.

8. Di antara pengertian kufur, adalah ucapan salah seorang dari mereka: “sungguh telah benar bintang

ini atau bintang itu.”

9. Metode pengajaran kepada orang yang tidak mengerti masalah dengan melontarkan suatu

pertanyaan, seperti sabda beliau: “tahukah kalian apa yang difirmankan oleh Rabb kepada kalian?

10. Ancaman bagi wanita yang meratapi orang mati.

BAB 31: [CINTA KEPADA ALLAH]

Firman Allah :

(

71) Surat Al Waqi’ah, ayat 75 – 82.

(72

) Dalam ayat ini Allah mencela orang-orang musyrik atas kekafiran mereka terhadap ni’mat yang dikaruniakan

Allah dengan menisbatkan turunnya hujan kepada bintang; dan Allah menyatakan bahwa perkatan ini dusta dan

tidak benar, karena turunnya hujan adalah karunia dan rahmat dari-Nya semata.

145

[167﴾]البقرة:کڈ ژ ژ ڑ ڑ ڈچ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ﴿

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang mengangkat tandingan-tandingan selain Allah,

mereka mencintai-Nya sebagaimana mencintai Allah, adapun orang-orang yang beriman sangat cinta

kepada Allah.” [QS. Al Baqarah: 167].

چ چ چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ چ چ چ ڇ ڇ﴿

[24﴾]التوبة:ڳڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک ک ک گ گ گ گ ڳ

“Katakanlah: "jika babak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, keluarga, harta kekayaan

yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tinggal yang

kamu sukai; itu lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya, dan daripada berjihad di jalan-Nya,

maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” [QS. At taubah: 24].

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah bersabda:

« عي والناس أجم والده و ولده م م حتى أكون أحب إليه أحدك م يؤ «ال

“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada anaknya,

orang tuanya, dan manusia seluruhnya”.

Juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Anas Rasulullah bersabda:

سوا» ا مم سوله أحب إليه ر و كون اهلل وة اإليمان: أن ي ال ح ه وجد ب فيه ك م الث ه،ث ل ه إال ل حب ي رء ال حب الم وأن ي وأن هما،

ره أن يقذف في النار ك منه كما ي نقذه اهلل عد أن أ ب ر كف عود في ال ره أن ي ك وة اإليمان حتى ... إلى »:ويفرواية«ي ال جد أحد ح ي ال

«آخره

“Ada tiga perkara, barangsiapa terdapat di dalam dirinya ketiga perkara itu, maka ia pasti

mendapatkan manisnya iman, yaitu: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari pada yang lain, mencintai

seseorang tiada lain hanya karena Allah, benci (tidak mau kembali) kepada kekafiran setelah ia

diselamatkan oleh Allah darinya, sebagaimana ia benci kalau dicampakkan kedalam api”.

Dan disebutkan dalam riwayat lain: “Seseorang tidak akan merasakan manisnya iman, sebelum …”dst.

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas , bahwa ia berkata:

ب » والية اهلل ل ما تنا ن إ وعادى في اهلل، ف والى في اهلل، و غض في اهلل، ب وأ أحب في اهلل، وإن م م اإليمان ع جد عبد ط ي ول ك، ذل

ة م قد صار عا و ك، ى يكون كذل مه حت وصو الته رت ص شيئا كث له لى أه ي ع جد ك ال ي وذل نيا، الد مر لى أ «مؤاخاة الناس ع

“Barangsiapa yang mencintai seseorang karena Allah, membenci karena Allah, membela karena Allah,

memusuhi karena Allah, maka sesungguhnya kecintaan dan pertolongan Allah itu diperolehnya dengan hal-

hal tersebut, dan seorang hamba tidak akan bisa menemukan lezatnya iman, meskipun banyak melakukan

shalat dan puasa, sehingga ia bersikap demikian. Pada umumnya persahabatan yang dijalin di antara

manusia dibangun atas dasar kepentingan dunia, dan itu tidak berguna sedikitpun baginya”.

Ibnu Abbas menafsirkan firman Allah :

﴾]البقرة[ہ ہ ھ ھ﴿

“ … Dan putuslah hubungan di antara mereka.” [QS. Al baqarah: 166].

Ia mengatakan: yaitu kasih sayang.

146

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat dalam surat Al Baqarah (73)

.

2. Penjelasan tentang ayat dalam surat At Taubah (74)

.

3. Wajib mencintai Rasulullah lebih dari kecintaan terhadap diri-sendiri, keluarga dan harta benda.

4. Pernyataan “tidak beriman” bukan berarti keluar dari Islam.

5. Iman itu memiliki rasa manis, kadang dapat diperoleh seseorang, dan kadangkala tidak.

6. Disebutkan empat sikap yang merupakan syarat mutlak untuk memperoleh kecintaan Allah. Dan

seseorang tidak akan menemukan kelezatan iman kecuali dengan keempat sikap itu.

7. Pemahaman Ibnu Abbas terhadap realita, bahwa hubungan persahabatan antar sesama manusia pada

umumnya dijalin atas dasar kepentingan duniawi.

8. Penjelasan tentang firman Allah: “… Dan terputuslah segala hubungan antara mereka sama sekali. (75)

9. Disebutkan bahwa di antara orang-orang musyrik ada yang mencintai Allah dengan kecintaan yang

sangat besar.

10. Ancaman terhadap seseorang yang mencintai kedelapan perkara diatas [orang tua, anak-anak, paman,

keluarga, istri, harta kekayaan, tempat tinggal dan perniagaan] lebih dari cintanya terhadap

agamanya.

11. Mempertuhankan selain Allah dengan mencintainya sebagaimana mencintai Allah adalah syirik

akbar.

BAB 32: [TAKUT KEPADA ALLAH]

Firman Allah :

﴾]آلعمران[ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ﴿

“Sesungguhnya mereka itu tiada lain hanyalah syetan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-

kawannya (orang-orang musyrik) karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah

kepada-Ku saja, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” [QS. Ali Imran: 175].

ھ ھ ھ ے ے ھڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ں ں ڻ ڻ ڻ ڻ ۀ ۀ ہ ہ ہ ہ﴿

﴾]التوبة[ۓ ۓ

(

73) Ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang mempertuhankan selain Allah dengan mencintainya seperti

mencintai Allah, maka dia adalah musyrik.

(74

) Ayat ini menunjukkan bahwa cinta kepada Allah dan cinta kepada yang dicintai Allah wajib didahulukan di atas

segala-galanya.

(75

) Ayat ini menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang yang telah dibina orang-orang musyrik di dunia akan

terputus sama sekali ketika di akhirat, dan masing-masing dari mereka akan melepaskan diri darinya.

147

“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman

kepada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, membayar zakat, dan tidak takut (kepada

siapapun) selain kepada Allah (saja), maka mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-

orang yang mendapat petunjuk.” [QS. At Taubah: 18].

ڳ ڳ ڳ ڳڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک ک ک گ گ گ گ﴿

[10﴾]العنكبوت:ڱ ڱ ڱ ڱ ں

“Dan di antara manusia ada yang berkata: "kami beriman kepada Allah, tetapi apabila ia mendapat

perlakuan yang menyakitkan karena (imannya kepada) Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai

adzab Allah, dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan

berkata:“Sesungguhnya kami besertamu” bukankah Allah mengetahui apa yang ada dalam dada semua

manusia?” [QS. Al ankabut: 10].

Diriwayatkan dalam hadits marfu’ dari Abu Sai'd , Rasulullah bersabda:

ه » وأن تذم زق اهلل، ر م على وأن تحمده ط اهلل، بسخ رضي الناس أن ت عف اليقي ض م ال إن زق اهلل ما لم يؤتك اهلل، إن ر لى م ع

ره راهية كا ه ك رد ي وال ريص، ه حرص ح ر ج «ي

“Sesungguhnya termasuk lemahnya keyakinan adalah jika kamu mencari ridha manusia dengan

mendapat kemurkaan Allah, dan memuji mereka atas rizki yang Allah berikan lewat perantaraannya, dan

mencela mereka atas dasar sesuatu yang belum diberikan Allah kepadamu melalui mereka, ingat

sesungguhnya rizki Allah tidak dapat didatangkan oleh ketamakan orang yang tamak, dan tidak pula dapat

digagalkan oleh kebenciannya orang yang membenci”.

Diriwayatkan dari Aisyah, radhiallahuanha. Bahwa Rasulullah bersabda:

ب » رضا الناس التمس م و رضى عنه الناس، وأ عنه رضي اهلل خط الناس بس رضا اهلل التمس وأسخط م ليه ع سخط اهلل سخط اهلل

ليه الناس «ع

“Barangsiapa yang mencari Ridha Allah sekalipun berakibat mendapatkan kemarahan manusia, maka

Allah akan meridhainya, dan akan menjadikan manusia ridha kepadanya, dan barangsiapa yang mencari

ridha manusia dengan melakukan apa yang menimbulkan kemurkaan Allah, maka Allah murka kepadanya,

dan akan menjadikan manusia murka pula kepadanya.” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya).

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat dalam surat Ali Imran (76)

.

2. Penjelasan tentang ayat dalam surat At Taubah (77)

.

3. Penjelasan tentang ayat dalam surat Al ‘Ankabut (78)

.

(

76) Ayat ini menunjukkan bahwa khauf (takut) termasuk ibadah yang harus ditujukan kepada Allah semata, dan di

antara tanda kesempurnaan iman ialah tiada merasa takut kepada siapapun selain Allah saja.

(77

) Ayat ini menunjukkan bahwa memurnikan rasa takut kepada Allah adalah wajib, sebagaimana shalat, zakat dan

kewajiban lainnya.

148

4. Keyakinan itu bisa menguat dan bisa melemah.

5. Tanda-tanda melemahnya keyakinan antara lain tiga perkara yang disebutkan dalam hadits Abu

Sai'd diatas.

6. Memurnikan rasa takut hanya kepada Allah adalah termasuk kewajiban.

7. Adanya pahala bagi orang yang melakukannya.

8. Adanya ancaman bagi orang yang meninggalkannya.

BAB 33: [TAWAKKAL KEPADA ALLAH]

Firman Allah :

﴾]المائدة[ی ی ی جئ حئ مئ ىئ﴿

“Dan hanya kepada Allah hendaklah kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang

beriman.” [QS. Al Maidah: 23].

﴾]األنفال[ٹ ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ڄ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ﴿

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman (dengan sempurna) itu adalah mereka yang apabila

disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman

mereka karenanya, serta hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal.” [QS. Al Anfal: 2].

نفال[﴾]األڃ ڃ ڃ ڃ چ چ چ چ ڇ﴿

“Wahai Nabi, cukuplah Allah (menjadi pelindung) bagimu, dan bagi orang-orang mu’min yang

mengikutimu.” [QS. Al Anfal: 64].

[3﴾]الط الق:ہ ہ ہ ھ ھ ھھ ﴿

“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan

(keperluan)nya.” [QS. At thalaq: 3].

]آلعمران[﴾ىئ يئ جب حب خب ﴿

“Cukuplah Allah bagi kami, dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.” [QS. Ali Imran: 173].

Kalimat ini diucapkan oleh Nabi Ibrahim saat beliau dicampakkan ke dalam kobaran api, dan

diucapkan pula oleh Nabi Muhammad di saat ada yang berkata kepada beliau:

[173]آلعمران:﴾ىئ ىئ ی ی ی ی جئ حئ ﴿

(

78) Ayat ini menunjukkan bahwa merasa takut akan perlakuan buruk dan menyakitkan dari manusia dikarenakan iman

kepada Allah adalah termasuk takut kepada selain Allah; dan menunjukkan pula kewajiban bersabar dalam

berpegang teguh dengan jalan Allah.

149

“Sesungguhnya orang-orang Quraisy telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena

itu takutlah kepada mereka, tetapi perkataan itu malah menambah keimanan beliau.” [QS. Ali Imran:

173].

Kandungan bab ini:

1. Tawakkal itu termasuk kewajiban.

2. Tawakkal itu termasuk syarat-syarat iman.

3. Penjelasan tentang ayat dalam surat Al Anfal (79)

.

4. Penjelasan tentang ayat dalam akhir surat Al Anfal (80)

.

5. Penjelasan tentang ayat dalam surat At-Thalaq (81)

.

6. Kalimat:

]آلعمران[﴾ىئ يئ جب حب خب ﴿

mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena telah diucapkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi

Muhammad ketika dalam situasi yang sulit sekali.

BAB 34: MERASA AMAN DARI SIKSA ALLAH DAN BERPUTUS ASA DARI RAHMAT-NYA

Firman Allah :

﴾]األعراف[ڃ ڃ چچ چ چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ﴿

“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tiada terduga-duga)? tiada yang merasa

aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” [QS. Al A’raf: 99].

﴾]الحجر[چ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ چ چ﴿

“Dan tiada yang berputus asa dari rahmat Rabnya kecuali orang-orang yang sesat.” [QS. Al Hijr:

56].

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah ketika ditanya tentang dosa-dosa besar, beliau

menjawab:

« م واليأس باهلل، ر الش ر اهلل مك م م واأل وح اهلل، «ر

“Yaitu: syirik kepada Allah, berputus asa dari rahmat Allah, dan merasa aman dari makar Allah”.

Abdurrazzaq meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, ia berkata:

« م م باهلل، واأل را ش ر: اإل كبائ ر ال أكب وح اهلل ر م واليأس رحمة اهلل، والقنوط م اهلل، كر «م

(

79 ) Ayat ini menunjukkan bahwa tawakkal kepada Allah merupakan sifat orang-orang yang beriman kepada Allah;

dan menunjukkan bahwa iman dapat bertambah dan dapat pula berkurang.

(80

) Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi dan orang-orang beriman yang mengikutinya supaya

bertawakkal kepada Allah, karena Allah lah yang akan mencukupi keperluan mereka.

(81

) Ayat ini menunjukkan kewajiban bertawakkal kepada Allah dan pahala bagi orang yang melakukannya.

150

“Dosa besar yang paling besar adalah: mensekutukan Allah, merasa aman dari siksa Allah, berputus

harapan dari rahmat Allah, dan berputus asa dari pertolongan Allah.” (HR. Abdur Razzaq).

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat dalam surat Al A’raf (82)

.

2. Penjelasan tentang ayat dalam surat Al Hijr (83)

.

3. Ancaman yang keras bagi orang yang merasa aman dari siksa Allah.

4. Ancaman yang keras bagi orang yang berputus asa dari rahmat Allah.

BAB 35: SABAR TERHADAP TAKDIR ALLAH ADALAH BAGIAN DARI IMAN KEPADA-NYA

Allah berfirman:

[11﴾]الت غابن:ڤڤڦڦڦٹ ٹ ٹ ٹ ڤڤ ﴿

“Tiada suatu musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, dan barangsiapa yang

beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha

Mengetahui segala sesuatu.” [QS. At Taghabun: 11].

‘Alqomah (84)

menafsirkan Iman yang disebutkan dalam ayat ini dengan mengatakan:

فيرضىويسلم»جلتصيبهالمصيبةفيعلمأن هامنعنداهلل «هوالر

“Yaitu: orang yang ketika ditimpa musibah, ia meyakini bahwa itu semua dari Allah, maka ia pun ridha

dan pasrah (atas takdir-Nya).

Diriwayatkan dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

لى المي » والن ياحة ع في النسب، ع ر، الط هم كف «ت اثنان في الناس هما ب

“Ada dua perkara yang masih dilakukan oleh manusia, yang kedua-duanya merupakan bentuk

kekufuran: mencela keturunan, dan meratapi orang mati.”

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits marfu’, dari Ibnu Mas’ud , bahwa Rasulullah

bersabda:

ة ليس » لي جاه ى ال بدعو ودعا جيوب، شق ال و ود، خد ضرب ال م «منا

“Tidak termasuk golongan kami orang yang memukul-mukul pipi, merobek-robek pakaian, dan menyeru

dengan seruan orang-orang jahiliyah”.

(

82) Ayat ini menunjukkan bahwa merasa aman dari siksa adalah dosa besar yang harus dijauhi oleh orang mu’min.

(83

) Ayat ini menunjukkan bahwa bersikap putus asa dari rahmat Allah termasuk pula dosa besar yang harus dijauhi.

Dari kedua ayat ini dapat disimpulkan bahwa seorang mu’min harus memadukan antara dua sikap; harap dan

khawatir, harap akan rahmat Allah dan khawatir terhadap siksa-Nya.

(84

) ‘Al Qomah bin Qais bin Abdullah bin Malik An Nakhai, salah seorang tokoh dari ulama tabiin, dilahirkan pada

masa hidup Nabi dan meninggal tahun 62 H (681 M).

151

Diriwayatkan dari Anas sesungguhnya Rasulullah bersabda:

عبده الش » راد ب وإذا أ نيا، بة في الد عقو بال له ل اهلل ج ر ع خي عبده ال ب راد اهلل مة إذا أ به يوم القيا ى يوافى بذنبه حت مسك عنه «ر أ

“Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba-Nya, maka Ia percepat hukuman baginya di

dunia, dan apabila Ia menghendaki keburukan pada seorang hamba-Nya, maka Ia tangguhkan dosanya

sampai ia penuhi balasannya nanti pada hari kiamat.” (HR. Tirmidzi dan Al Hakim).

Nabi Muhammad bersabda:

له » رضي ف م، فم اله بت قوما ا عالى إذا أحب وإن اهلل ت ظم البالء، مع ع زاء ج م ال ظ ط إن ع خ له الس خط ف س م و ضا، « الر

“Sesungguhnya besarnya balasan itu sesuai dengan besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah jika

mencintai suatu kaum, maka Ia akan mengujinya, barangsiapa yang ridha akan ujian itu maka baginya

keridhaan Allah, dan barangsiapa yang marah/benci terhadap ujian tersebut, maka baginya kemurkaan

Allah.” (Hadits hasan menurut Turmudzi).

Kandungan dalam bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat dalam surat At Taghabun (85)

.

2. Sabar terhadap cobaan termasuk iman kepada Allah .

3. Disebutkan tentang hukum mencela keturunan.

4. Ancaman keras bagi orang yang memukul-mukul pipi, merobek-robek baju, dan menyeru

kepada seruan jahiliyah [karena meratapi orang mati].

5. Tanda apabila Allah menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya.

6. Tanda apabila Allah menghendaki keburukan kepada hamba-Nya.

7. Tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya.

8. Dilarang bersikap marah dan tidak sabar atas cobaan ketika diuji oleh Allah .

9. Pahala bagi orang yang ridha atas ujian dan cobaan.

BAB 36: RIYA (86)

Firman Allah :

[110﴾]الكهف:يت جث مث ىث يث حج مج جح مح جخ حخ مخ جس حس ىتيئ جب حب خب مب ىب يب جت حت خت مت﴿

“Katakanlah: “sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan

kepadaku: ‘bahwa sesungguhnya sesembahan kamu adalah sesembahan yang Esa’, maka barangsiapa

yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah ia mengerjakan amal shaleh dan janganlah ia

berbuat kemusyrikan sedikitpun dalam beribadah kepada Rabbnya.” [QS. Al Kahfi: 110].

(

85) Ayat ini menunjukkan tentang keutamaan sabar atas segala takdir Allah yang pahit, seperti musibah; dan

menunjukkan bahwa amal termasuk dalam pengertian iman.

(86

)Riya’ adalah berbuat baik karena orang lain.

152

Diriwayatkan dari Abu Hurairah dalam hadits marfu’, bahwa Rasulullah bersabda: Allah

berfirman:

ركه » ش ركته و ري ت عي فيه غي م شر ال أ عمل عم م ر ، الش ركاء ع نا أغنى الش «أ

“Aku adalah Sekutu Yang Maha cukup sangat menolak perbuatan syirik. Barangsiapa yang

mengerjakan amal perbuatan dengan dicampuri perbuatan syirik kepada-Ku, maka Aku tinggalkan ia

bersama perbuatan syiriknya itu.” (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Abu Said dalam hadits marfu’ bahwa Rasulullah bersabda:

ل » ا ج المسيح الد م م عندي ليك بما هو أخوف ع ركم أخب ،قال:«؟أالي »قالوا:بلىيارسولاهلل ل جل فيص ر م ال خفي يقو ر ال الش

رجل إليه ر ظ ن م ى الته لما ير ص زي «في

“Maukah kalian aku beritahu tentang sesuatu yang bagiku lebih aku khawatirkan terhadap kamu dari

pada Al Masih Ad Dajjal(87)

? para sahabat menjawab: “baik, ya Rasulullah.”, kemudian Rasulullah

bersabda: “syirik yang tersembunyi, yaitu ketika seseorang berdiri melakukan shalat, ia perindah shalatnya

itu karena mengetahui ada orang lain yang melihatnya” (HR. Ahmad).

Kandungan bab ini:

1. 1-Penjelasan tentang ayat dalam surat Al Kahfi (88)

.

2. Masalah yang penting sekali, yaitu: pernyataan bahwa amal shalih apabila dicampuri dengan

sesuatu yang bukan karena Allah, maka tidak akan diterima oleh Allah .

(

87) Al Masih Ad Dajjal ialah seorang manusia pembohong terbesar yang akan muncul pada akhir zaman, mengaku

sebagai Al Masih bahkan mengaku sebagai tuhan yang disembah. Kehadirannya di dunia ini termasuk di antara

tanda-tanda besar akan tibanya hari kiamat. Sedang keajaiban-keajaiban yang bisa dilakukannya merupakan

cobaan dari Allah untuk umat manusia yang masih hidup pada masa itu. Disebutkan dalam shahih Muslim

bahwa masa kemunculannya di dunia nanti selama 40 hari, di antara hari-hari tersebut; sehari bagaikan setahun,

sehari bagaikan sebulan, sehari bagaikan seminggu, kemudian hari-hari lainnya sebagaimana biasa; atau kalau

kita jumlahkan sama dengan satu tahun dua bulan dua pekan. Hadits-hadits tentang Ad Dajjal ini telah

diriwayatkan oleh banyak sahabat, antara lain: Abu Bakar Ash Shiddiq, Abu Hurairah, Mu’adz bin Jabal, Jabir bin

Abdillah, Abu SA’id Al Khudri, An Nawwas bin Sam’an, Anas bin Malik, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Aisyah,

Ummu Salamah, Fatimah binti Qais dan lain lain. Masalah ini bisa dirujuk dalam:

-Shahih Bukhari: kitab Al fitan bab: 26 –27: kitab At Tauhid bab 27, 31.

-Shahih Muslim: kitab Al fitan bab: 20, 21, 22, 23, 24, 25.

-Shahih At Turmudzi: kitab Al fitan bab: 55, 56, 57,58, 59, 60,61,62.

-Sunan Abu Dawud: kitab malahim bab: 14, 15.

-Sunan Ibnu Majah: kitab Al Fitan bab: 33.

-Musnad Imam Ahmad: jilid I hal 6, 7 ; jilid 2 hal : 33, 37, 67, 104, 124, 131 ; jilid 5 hal : 27, 32, 43, 47.

-Dan kitab-kitab hadits lainnya.

(88

) Ayat ini menunjukkan bahwa amal ibadah tidak akan diterima oleh Allah kecuali bila memenuhi dua syarat:

Pertama: ikhlas semata-mata karena Allah, tidak ada syirik di dalamnya sekalipun syirik kecil seperti riya’.

Kedua: sesuai dengan tuntunan Rasulullah , karena suatu amal disebut shalih jika ada dasar perintahnya dalam

agama.

Ayat ini mengisyaratkan pula bahwa ibadah itu tauqifiyah, artinya berlandaskan pada ajaran yang dibawa

Rasulullah , tidak menurut akal maupun nafsu seseorang.

153

3. Hal itu disebabkan karena Allah adalah sembahan yang sangat menolak perbuatan syirik

karena sifat ke –Mahacukupan–Nya.

4. Sebab yang lain adalah karena Allah adalah sekutu yang terbaik.

5. Rasulullah sangat khawatir apabila sahabatnya melakukan riya’.

6. Penjelasan tentang riya dengan menggunakan contoh sebagai berikut: seseorang melakukan

shalat karena Allah, kemudian ia perindah shalatnya karena ada orang lain yang

memperhatikannya.

BAB 37: MELAKUKAN AMAL SHALEH UNTUK KEPENTINGAN DUNIA ADALAH SYIRIK

Firman Allah :

ک ک کڃ ڃ ڃ چ چ چ چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ﴿

﴾]هود[ک گ گ گ گ ڳ ڳ

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasaannya, niscaya kami berikan kepada

mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia ini tidak akan

dirugikan, mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah

di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, serta sia-sialah apa yang telah mereka

kerjakan.” [QS. Hud: 15 –16].

Dalam shahih Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:

طي » لة، إن أع خمي عس عبد ال صة، ت عس عبد الخمي م، ت ره عس عبد الد ر، ت ينا عس عبد الد عس ت ط، ت خ ط س م يع وإن ل رضي،

سه ف عنان فر ب عبد أخذ بى ل نتقش، طو ا شيك فال وإذا كس، نت سة كان في وا را ماه، إن كان في الح قد ة ر غب سه، م رأ عث ش سبيل اهلل، أ ي

م يشف ع ل شف وإن م يؤذن له، ستأذن ل قة، إن ا ا قة كان في الس ا وإن كان في الس سة، را ح «ع ال

“Celaka hamba dinar, celaka hamba dirham, celaka hamba khamishah, celaka hamba khamilah (89)

, jika

diberi ia senang, dan jika tidak diberi ia marah, celakalah ia dan tersungkurlah ia, apabila terkena duri

semoga tidak bisa mencabutnya, berbahagialah seorang hamba yang memacu kudanya (berjihad di jalan

Allah), kusut rambutnya, dan berdebu kedua kakinya, bila ia ditugaskan sebagai penjaga, dia setia berada

di pos penjagaan, dan bila ditugaskan di garis belakang, dia akan tetap setia di garis belakang, jika ia

minta izin (untuk menemui raja atau penguasa) tidak diperkenankan (90)

, dan jika bertindak sebagai pemberi

syafaat (sebagai perantara) maka tidak diterima syafaatnya (perantaraannya)”.

Kandungan bab ini:

(

89) Khamishah dan khamilah adalah pakaian yang terbuat dari wool atau sutera dengan diberi sulaman atau garis-

garis yang menarik dan indah. Maksud ungkapan Rasulullah dengan sabdanya tersebut ialah untuk

menunjukkan orang yang sangat ambisi dengan kekayaan duniawi, sehingga menjadi hamba harta benda. Mereka

itulah orang-orang yang celaka dan sengsara.

(90

) Tidak diperkenankan dan tidak diterima perantaraannya, karena dia tidak mempunyai kedudukan atau pangkat dan

tidak terkenal; sebab perbuatan dan amal yang dilakukannya diniati karena Allah semata.

154

1. Motivasi seseorang dalam amal ibadahnya, yang semestinya untuk akhirat malah untuk

kepentingan duniawi [termasuk syirik dan menjadikan pekerjaan itu sia-sia tidak diterima oleh

Allah].

2. Penjelasan tentang ayat dalam surat Hud (91)

.

3. Manusia muslim disebut sebagai hamba dinar, hamba dirham, hamba khamishah dan khamilah

[jika menjadikan kesenangan duniawi sebagai tujuan].

4. Tandanya apabila diberi ia senang, dan apabila tidak diberi ia marah.

5. Rasulullah mendo’akan: “celakalah dan tersungkurlah”.

6. Juga mendoakan: “jika terkena duri semoga ia tidak bisa mencabutnya”.

7. Pujian dan sanjungan untuk mujahid yang memiliki sifat-sifat sebagaimana yang disebut dalam

hadits.

BAB 38: MENTAATI ULAMA DAN UMARA DALAM MENGHARAMKAN YANG HALAL DAN MENGHALALKAN YANG HARAM BERARTI MEMPERTUHANKAN MEREKA

Ibnu Abbas berkata:

«ماء،أقول:قالرسولاهلل «،وتقولون:قالأبوبكروعمريوشكأنتنـزلعليكمحجارةمنالس

“Aku khawatir kalian ditimpa hujan batu dari langit, karena aku mengatakan: “Rasulullah bersabda”,

tetapi kalian malah mengatakan: “Abu Bakar dan Umar berkata”.

Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan: “Aku merasa heran terhadap orang-orang yang tahu tentang isnad

hadits dan keshahihannya, tetapi mereka menjadikan pendapat Sufyan sebagai acuannya, padahal Allah

telah berfirman:

﴾]النور[ڑ ک ک ک ک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳ ڳ ﴿

“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya takut akan ditimpa fitnah atau ditimpa

siksa yang pedih.” [QS. An nur: 63].

Tahukah kamu apakah yang dimaksud dengan fitnah itu? Fitnah disitu maksudnya adalah syirik, bisa jadi

apabila ia menolak sabda Nabi akan terjadi dalam hatinya kesesatan sehingga dia celaka”.

Diriwayatkan dari ‘Ady bin Hatim bahwa ia mendengar Rasulullah membaca firman Allah :

ى ىۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ ۋ ۅ ۅ ۉ ۉ ې ې ې ې﴿

﴾]الت وبة[وئ وئ ۇئ ۇئ ەئائ ەئائ

“Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib- rahib mereka sebagai tuhan tuhan selain Allah.”

[QS. Al At Taubah: 31].

Maka saya berkata kepada beliau: “Sungguh kami tidaklah menyembah mereka”, beliau bersabda:

(

91 ) Ayat ini menjelaskan tentang hukum orang yang motivasinya hanya kepentingan dan keni’matan duniawi, dan

akibat yang akan diterimanya baik di dunia maupun di akhirat nanti.

155

ر » ح ك أليس ي ل: فتل قا بلى، لت: نه ؟ فق و ل ح فت م اهلل ما حر ون ل ويح نه، مو ر ح فت ما أحل اهلل هم مون « عبادت

“Tidakkah mereka mengharamkan apa yang telah dihalalkan Allah, lalu kalian pun mengharamkanya;

dan tidakkah mereka itu menghalalkan apa yang diharamkan Allah, lalu kalian menghalalkannya? Aku

menjawab: ya, maka beliau bersabda: “itulah bentuk penyembahan kepada mereka.” (HR. Imam Ahmad

dan At Tirmidzi menyatakan hasan).

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat dalam surat An nur (92)

.

2. Penjelasan tentang ayat dalam surat At Taubah (93)

.

3. Perlu diperhatikan arti ibadah yang sebelumnya telah diingkari oleh ‘Ady bin Hatim.

4. Pemberian contoh kasus yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas dengan menyebut nama Abu Bakar dan

Umar, dan yang dikemukakan oleh Ahmad bin Hanbal dengan menyebut nama Sufyan.

5. Hal tersebut telah berkembang sedemikian rupa, sehingga banyak terjadi pada kebanyakan manusia

penyembahan terhadap orang-orang shaleh, yang dianggapnya sebagai amal yang paling utama, dan

dipercayainya sebagai wali [yang dapat mendatangkan suatu manfa’at atau bencana], serta

penyembahan terhadap orang-orang alim melalui ilmu pengetahuan dan fiqh [dengan diikuti apa saja

yang dikatakan, baik sesuai dengan firman Allah dan sabda Rasul-Nya atau tidak].

Kemudian hal ini berkembang lebih parah lagi, dengan adanya penyembahan terhadap orang-orang

yang tidak shaleh, dan terhadap orang-orang bodoh yang tidak berilmu [dengan diikuti pendapat-

pendapatnya, bahkan bid’ah dan syirik yang mereka lakukan juga diikuti].

BAB 39: [BERHAKIM KEPADA SELAIN ALLAH DAN RASULNYA]

Firman Allah :

ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀ ڀ ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹ ﴿

ڦ ڦ ڄ ڄ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ چ چ چ چ ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ

ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک

﴾]الن ساء[ک

“Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang

diturunkan kepadamu, dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim

kepada Thaghut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari Thaghut itu, dan syetan

bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh- jauhnya. Apabila dikatakan kepada

mereka: “Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul”,

niscaya kamu lihat orang-orang munafik itu menghalangi (manusia) dari (mendekati) kamu dengan

sekuat-kuatnya. Maka bagaimanakah halnya, apabila mereka ditimpa sesuatu musibah disebabkan

(

92) Ayat ini mengandung suatu peringatan supaya kita jangan sampai menyalahi Kitab dan Sunnah.

(93

) Ayat dalam surat At Taubah ini menunjukkan bahwa barangsiapa mentaati seseorang dengan menyalahi hukum

yang telah ditetapkan Allah berarti telah mengangkatnya sebagai tuhan selain Allah.

156

perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu seraya bersumpah: “Demi Allah,

sekali kali kami tidak menghendaki selain penyelesain yang baik dan perdamaian yang sempurna.” [QS.

An nisa: 60].

﴾]البقرة[ک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ﴿

“Dan apabila dikatakan kepada mereka (orang-orang munafik): “janganlah kamu berbuat

kerusakan di muka bumi” (94)

, mereka menjawab: “sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan

perbaikan.” [QS. Al baqarah: 11].

[56﴾]األعراف:ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇ﴿

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi ini sesudah Allah memperbaiki.” [QS. Al

A’raf: 56].

﴾]المائدة[مئ ىئ يئ جب حب خب مب ىب حئی ی جئ﴿

“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan tidak ada yang lebih baik hukumnya

daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin.” [QS. Al Maidah: 50].

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar sesungguhnya Rasulullah bersabda:

به » عا لما جئت كون هواه تب م حتى ي أحدك م يؤ «ال

“Tidaklah beriman (dengan sempurna) seseorang di antara kamu, sebelum keinginan dirinya mengikuti

apa yang telah aku bawa (dari Allah).” (Imam Nawawi menyatakan hadits ini shahih).

As Sya’by menuturkan: “pernah terjadi pertengkaran antara orang munafik dan orang Yahudi. Orang

Yahudi itu berkata: “Mari kita berhakim kepada Muhammad”, karena ia mengetahui bahwa beliau tidak

menerima suap. Sedangkan orang munafik tadi berkata: “Mari kita berhakim kepada orang Yahudi”, karena

ia tahu bahwa mereka mau menerima suap. Maka bersepakatlah keduanya untuk berhakim kepada seorang

dukun di Juhainah, maka turunlah ayat:

ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀ ڀ ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ ﴿

﴾]النساء[ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ

Ada pula yang menyatakan bahwa ayat di atas turun berkenaan dengan dua orang yang bertengkar, salah

seorang dari mereka berkata: “Mari kita bersama-sama mengadukan kepada Nabi Muhammad , sedangkan

yang lainnya mengadukan kepada Ka’ab bin Asyraf”, kemudian keduanya mengadukan perkara mereka

kepada Umar . Salah seorang di antara keduanya menjelaskan kepadanya tentang permasalahan yang

terjadi, kemudian Umar bertanya kepada orang yang tidak rela dengan keputusan Rasulullah : “Benarkah

demikian? Ia menjawab: “Ya, benar”. Akhirnya dihukumlah orang itu oleh Umar dengan dipancung pakai

pedang.

(

94) Maksudnya: janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi dengan kekafiran dan perbuatan maksiat lainnya.

157

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat An Nisa’ (95)

, yang di dalamnya terdapat

keterangan yang bisa membantu untuk memahami makna Thaghut.

2. Penjelasan tentang ayat yang ada dalam surat Al Baqarah (96)

.

3. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Al A’raf (97)

.

4. Penjelasan tentang ayat yang ada dalam surat Al Ma’idah (98)

.

5. Penjelasan As Sya’by tentang sebab turunnya ayat yang pertama (yang terdapat dalam surat An

Nisa’).

6. Penjelasan tentang iman yang benar dan iman yang palsu [Iman yang benar, yaitu: berhakim

kepada kitab Allah dan sunnah Rasulullah, dan iman yang palsu yaitu: mengaku beriman tetapi

tidak mau berhakim kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah, bahkan berhakim kepada

thaghut].

7. Kisah Umar dengan orang munafik [bahwa Umar memenggal leher orang munafik tersebut,

karena dia tidak rela dengan keputusan Rasulullah ].

8. Seseorang tidak akan beriman (sempurna dan benar) sebelum keinginan dirinya mengikuti

tuntunan yang dibawa oleh Rasulullah .

BAB 40: MENGINGKARI SEBAGIAN NAMA DAN SIFAT ALLAH

Firman Allah :

عد[ڤ ڤ ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ڄ ڄ ڄ ڃ ڃ ڤٹ ٹ ڤ﴿ ﴾]الر

“Dan mereka kafir (ingkar) kepada Ar Rahman (Dzat Yang Maha Pengasih). Katakanlah: “Dia

adalah Tuhanku, tiada sesembahan yang hak selain dia, hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya

kepada-Nya aku bertaubat.” [QS. Ar Ra’dan: 30].

(

95) Ayat ini menunjukkan kewajiban berhakim kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, dan menerima hukum

keduanya dengan ridha dan tunduk. Barangsiapa yang berhakim kepada selainnya, berarti berhakim kepada

thagut, apapun sebutannya. Dan menunjukkan kewajiban mengingkari thaghut, serta menjauhkan diri dan

waspada terhadap tipu daya syetan. Dan menunjukkan pula bahwa barangsiapa yang diajak berhakim dengan

hukum Allah dan Rasul-Nya haruslah menerima; apabila menolak maka dia adalah munafik, dan apapun dalih

yang dikemukakan seperti menghendaki penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna bukanlah

merupakan alasan baginya untuk menerima selain hukum Allah dan Rasul-Nya.

(96

) Ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang mengajak berhukum kepada selain hukum yang diturunkan Allah,

maka ia telah berbuat kerusakan yang sangat berat di muka bumi, dan dalih mengadakan perbaikan bukan alasan

sama sekali untuk meninggalkan hukum-Nya; menunjukkan pula bahwa orang yang sakit hatinya akan memutar

balikkan nilai-nilai, di mana yang hak dijadikan batil dan yang batil dijadikan hak.

(97

) Ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang mengajak berhukum kepada selain hukum Allah, maka ia telah

berbuat kerusakan yang sangat berat di muka bumi, dan menunjukkan bahwa perbaikan di muka bumi adalah

dengan menerapkan hukum yang diturunkan Allah.

(98

) Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang menghendaki salain hukum Allah, berarti ia menghendaki hukum

Jahiliyah.

158

Diriwayatkan dalam shahih Bukhari, bahwa Ali bin Abi Thalib berkata:

باهللورسوله؟» ثواالن اسبمايعرفون،أتريدونأنيكذ «حد

“Berbicaralah kepada orang-orang dengan apa yang difahami oleh mereka, apakah kalian

menginginkan Allah dan Rasul-Nya didustakan?

Abdur Razaq meriwayatkan dari Ma’mar dari Ibnu Thawus dari bapaknya dari Ibnu Abbas, bahwa ia

melihat seseorang terkejut ketika mendengar hadits Nabi Muhammad yang berkenaan dengan sifat-sifat

Allah , karena merasa keberatan dengan hal tersebut, maka Ibnu Abbas berkata:

ةعندمحكمهويهلكوهعندمتشابه» «مافرقهؤالء؟يجدونرق

“Apa yang dikhawatirkan oleh mereka itu? Mereka mau mendengar dan menerima ketika dibacakan

ayat-ayat yang muhkamat (jelas pengertiannya), tapi mereka keberatan untuk menerimanya ketika dibacakan

ayat-ayat yang mutasyabihat (sulit difahami) 99

.

Orang-orang Quraisy ketika mendengar Rasulullah menyebut “Ar Rahman”, mereka mengingkarinya,

maka terhadap mereka itu, Allah menurunkan firmanNya:

عدٹ ٹ ڤڤ ﴿ [30:﴾]الر

“Dan mereka kafir terhadap Ar Rahman”.

Kandungan bab ini:

1. Dinyatakan tidak beriman, karena mengingkari (menolak) sebagian dari Asma’ dan Sifat Allah.

2. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Ar Ra’d(100)

.

3. Tidak dibenarkan menyampaikan kepada manusia hal-hal yang tidak difahami oleh mereka.

4. Hal itu disebabkan karena bisa mengakibatkan Allah dan Rasul-Nya didustakan, meskipun ia

tidak bermaksud demikian.

5. Ibnu Abbas menolak sikap orang yang merasa keberatan ketika dibacakan sebuah hadits

yang berkenaan dengan sifat Allah dan menyatakan bahwa sikap tersebut bisa mencelakakan

dirinya.

BAB 41: [INGKAR TERHADAP NI’MAT ALLAH]

Firman Allah :

(

99) Perkataan Ibnu Abbas disebutkan penulis setelah perkataan Ali yang menyatakan bahwa seyogyanya tidak usah

dituturkan kepada orang-orang apa yang tidak mereka mengerti, adalah untuk menunjukkan bahwa nash-nash Al

Qur’an maupun hadits yang berkenaan sifat Allah tidak termasuk hal tersebut, bahkan perlu pula disebutkan dan

ditegaskan, karena keberatan sebagian orang akan hal tersebut bukanlah menjadi faktor penghalang untuk

menyebutkannya, sebab para ulama semenjak zaman dahulu masih membacakan ayat-ayat dan hadits-hadits yang

berkenaan dengan sifat Allah di hadapan orang-orang umum maupun khusus.

(100

) Ayat ini menunjukkah kewajiban mengimani segala Asma’ dan Sifat Allah, dan mengingkari sesuatu darinya

adalah kufur.

159

﴾]الن حل[ککککگگگگ﴿

“Mereka mengetahui ni’mat Allah (tetapi) kemudian mereka mengingkarinya.” [QS. An Nahl: 83].

Dalam menafsiri ayat di atas Mujahid mengatakan bahwa maksudnya adalah kata-kata seseroang: “Ini

adalah harta kekayaan yang aku warisi dari nenek moyangku.”

Aun bin Abdullah mengatakan: “Yakni kata mereka ‘kalau bukan karena fulan, tentu tidak akan menjadi

begini’.”

Ibnu Qutaibah berkata, menafsiri ayat di atas: “mereka mengatakan: ini adalah sebab syafa’at sembahan-

sembahan kami”.

Abul Abbas (101)

- setelah mengupas hadits yang diriwayatkan oleh Zaid bin Khalid yang di dalamnya

terdapat sabda Nabi: “sesungguhnya Allah berfirman: “pagi ini sebagian hamba-Ku ada yang beriman

kepada-Ku dan ada yang kafir …, sebagaimana yang telah disebutkan di atas – (102)

ia mengatakan:

“Hal ini banyak terdapat dalam Al qur’an maupun As sunnah, Allah mencela orang yang

menyekutukan-Nya dengan menisbatkan ni’mat yang telah diberikan kepada selain-Nya”.

Sebagian ulama salaf mengatakan: “yaitu seperti ucapan mereka: anginnya bagus, nahkodanya cerdik,

pandai, dan sebagainya, yang bisa muncul dari ucapan banyak orang.

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang firman Allah yang terdapat dalam surat An Nahl, yang menyatakan adanya

banyak orang yang mengetahui ni’mat Allah tapi mereka mengingkarinya.

2. Hal itu sering terjadi dalam ucapan banyak orang. [Karena itu harus dihindari].

3. Ucapan seperti ini dianggap sebagai pengingkaran terhadap ni’mat Allah.

4. Adanya dua hal yang kontradiksi (mengetahui ni’mat Allah dan mengingkarinya), bisa terjadi dalam

diri manusia.

BAB 42: [LARANGAN MENJADIKAN SEKUTU BAGI ALLAH.]

Firman Allah :

﴾]البقرة[ۈ ۈ ٴۇ ۋ ۋ ۅ ۅ﴿

“Maka janganlah kamu membuat sekutu untuk Allah padahal kamu mengetahui (bahwa Allah

adalah maha Esa). ” [QS. Al Baqarah: 22].

Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat tersebut mengatakan: “membuat sekutu untuk Allah adalah

perbuatan syirik, suatu perbuatan dosa yang lebih sulit untuk dikenali dari pada semut kecil yang merayap di

(

101)Abu Al Abbas Ibnu Taimiyah.

(102

)Telah disebutkan pada bab 30.

160

atas batu hitam, pada malam hari yang gelap gulita. Yaitu seperti ucapan anda: ‘demi Allah dan demi

hidupmu wahai fulan, juga demi hidupku’, Atau seperti ucapan: ‘kalau bukan karena anjing ini, tentu kita

didatangi pencuri-pencuri itu’, atau seperti ucapan: ‘kalau bukan karena angsa yang dirumah ini, tentu kita

didatangi pencuri-pencuri tersebut’, atau seperti ucapan seseorang kepada kawan-kawannya: ‘ini terjadi

karena kehendak Allah dan kehendakmu’, atau seperti ucapan seseorang: ‘kalaulah bukan karena Allah dan

fulan’.

Oleh karena itu, janganlah anda menyertakan “si fulan” dalam ucapan-ucapan di atas, karena bisa

menjatuhkan anda kedalam kemusyrikan.” (HR. Ibnu Abi Hatim).

Diriwayatkan dari Umar bin Khaththab , bahwa Rasulullah bersabda:

شر » ر أو أ فقد كف ر اهلل غي لف ب ح «م

“Barangsiapa yang bersumpah dengan menyebut selain Allah, maka ia telah berbuat kekafiran atau

kemusyrikan.” (HR. Turmudzi, dan ia nyatakan sebagai hadits hasan, dan dinyatakan oleh Al Hakim

shahih).

Dan Ibnu Mas’ud berkata:

منأنأحلفبغيرهصادقا» إلي كاذباأحب

«ألنأحلفباهلل

“Sungguh bersumpah bohong dengan menyebut nama Allah, lebih Aku sukai daripada bersumpah jujur

tetapi dengan menyebut nama selain-Nya.”

Diriwayatkan dari Hudzaifah bahwa Rasulullah bersabda:

الن » شاء ف ثم شاء اهلل ما قولوا ك ول شاء فالن، و شاء اهلل ما تقولوا «ال

“Janganlah kalian mengatakan: ‘atas kehendak Allah dan kehendak si fulan’, tapi katakanlah: ‘atas

kehendak Allah kemudian atas kehendak si fulan.” (HR. Abu Daud dengan sanad yang baik).

Diriwayatkan dari Ibrahim An Nakha’i bahwa ia melarang ucapan: “Aku berlindung kepada Allah dan

kepadamu”, tetapi ia memperbolehkan ucapan: “Aku berlindung kepada Allah, kemudian kepadamu”, serta

ucapan: ‘kalau bukan karena Allah kemudian karena si fulan’, dan ia tidak memperbolehkan ucapan: ‘kalau

bukan karena Allah dan karena fulan’.

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang maksud “membuat sekutu untuk Allah”.

2. Penjelasan para sahabat bahwa ayat-ayat yang diturunkan oleh Allah yang berkaitan dengan syirik

akbar itu mencakup juga tentang syirik ashghar (kecil).

3. Bersumpah dengan menyebut nama selain Allah adalah syirik.

4. Bersumpah menggunakan nama selain Allah walaupun dalam kebenaran, itu lebih besar dosanya

daripada sumpah palsu dengan menggunakan nama Allah.

5. Ada perbedaan yang jelas sekali antara (و) yang berarti “dan” dengan ( .”yang berarti “kemudian (ثم

BAB 43: ORANG YANG TIDAK RELA TERHADAP SUMPAH YANG MENGGUNAKAN NAMA ALLAH

161

Diriwayatkan dari Ibnu Umar , bahwa Rasulullah bersabda:

لي » ف باهلل لف ح م م، ك بائ بآ لفوا ح ت ،صدق ال اهلل م لم يرض فليس م ليرض، و ف باهلل ف له حل م «و

“Janganlah kalian bersumpah dengan nama nenek moyang kalian! Barangsiapa yang bersumpah dengan

nama Allah, maka hendaknya ia jujur, dan barangsiapa yang diberi sumpah dengan nama Allah maka

hendaklah ia rela (menerimanya), barangsiapa yang tidak rela menerima sumpah tersebut maka lepaslah ia

dari Allah ” (HR. Ibnu Majah dengan sanad yang hasan).

Kandungan bab ini:

1. Larangan bersumpah dengan menyebut nama nenek moyang.

2. Diperintahkan kepada orang yang diberi sumpah dengan menyebut nama Allah untuk rela

menerimanya.

3. Ancaman bagi orang-orang yang tidak rela menerimanya.

BAB 44: UCAPAN SESEORANG: “ATAS KEHENDAK ALLAH DAN KEHENDAKMU”

Qutaibah berkata:

يهودياأتىالن بي ،فقال:إن كمتشركونتقولون:ماشاءاهللوشئت،وتقولون:والكعبة،فأمرهمالن بأن

إذاأرادواأنيحلفواي

عبة »يقولوا:نأ ك ثم شئت »وا:وأنيقول«ورب ال شاء اهلل «.ما

“Bahwa ada seorang Yahudi datang kepada Rasulullah , lalu berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian

telah melakukan perbuatan syirik, kalian mengucapkan: ‘atas kehendak Allah dan kehendakmu’ dan

mengucapkan: ‘demi Ka’bah’, maka Rasulullah memerintahkan para sahabat apabila hendak bersumpah

supaya mengucapkan: ‘demi Rabb Pemilik ka’bah’, dan mengucapkan: ‘atas kehendak Allah kemudian atas

kehendakmu’. (HR. An Nasa'i dan ia nyatakan sebagai hadits shahih).

Ibnu Abbas menuturkan:

رجالقالللن بي وحده »:ماشاءاهللوشئت،فقال:أن شاء اهلل ما ؟ ا ند ه علتني لل «أج

“Bahwa ada seorang lelaki berkata kepada Nabi : "atas kehendak Allah dan kehendakmu", maka Nabi

bersabda: “apakah kamu telah menjadikan diriku sekutu bagi Allah? Hanya atas kehendak Allah semata”.

Diriwayatkan oleh Ibnu majah, dari At Thufail saudara seibu Aisyah, radhiallahuanha. ia berkata:

“Aku bermimpi seolah-olah aku mendatangi sekelompok orang-orang Yahudi, dan aku berkata kepada

mereka: ‘Sungguh kalian adalah sebaik-baik kaum jika kalian tidak mengatakan: Uzair putra Allah’. Mereka

menjawab: ‘Sungguh kalian juga sebaik-baik kaum jika kalian tidak mengatakan: "Atas kehendak Allah dan

kehendak Muhammad". Kemudian aku melewati sekelompok orang-orang Nasrani, dan aku berkata kepada

mereka: "Sungguh kalian adalah sebaik-baik kaum jika kalian tidak mengatakan: "Al Masih putra Allah".

Mereka pun balik berkata: "Sungguh kalian juga sebaik-baik kaum jika kalian tidak mengatakan: "Atas

kehendak Allah dan Muhammad". Maka pada keesokan harinya aku memberitahukan mimpiku tersebut

kepada kawan-kawanku, setelah itu aku mendatangi Nabi Muhammad , dan aku beritahukan hal itu kepada

162

beliau. Kemudian Rasul bersabda: “Apakah engkau telah memberitahukannya kepada seseorang? aku

menjawab: ‘ya’. Lalu Rasulullah bersabda yang diawalinya dengan memuji nama Allah :

لمة كان يم » لتم ك م ق ك وإن م، ك من أخبر م ها ر ب رؤيا أخب رأى إن طفيال عد، ف ب ا م ع أ شاء ن ما تقولوا: ها، فال م عن هاك وكذا أن أن ني كذا

وحده شاء اهلل ما قولوا: ك ول د، محم شاء و «اهلل

“Amma ba’du, sesungguhnya Thufail telah bermimpi tentang sesuatu, dan telah diberitahukan kepada

sebagian orang dari kalian. Dan sesunguhnya kalian telah mengucapkan suatu ucapan yang ketika itu saya

tidak sempat melarangnya, karena aku disibukkan dengan urusan ini dan itu, oleh karena itu, janganlah

kalian mengatakan: "Atas kehendak Allah dan kehendak Muhammad", akan tetapi ucapkanlah: "Atas

kehendak Allah semata.”

Kandungan bab ini:

1. Hadits di atas menunjukkan bahwa orang Yahudi pun mengetahui tentang perbuatan yang disebut

syirik ashghar.

2. Pemahaman seseorang akan kebenaran tidak menjamin ia untuk menerima dan melaksanakannya,

apabila ia dipengaruhi oleh hawa nafsunya. [Sebagaimana orang-orang Yahudi tadi, dia mengerti

kebenaran, tetapi dia tidak mau mengikuti kebenaran itu, dan tidak mau beriman kepada Nabi yang

membawanya].

3. Sabda Rasulullah : “Apakah engkau menjadikan diriku sekutu bagi Allah? Sebagai bukti adanya

penolakan terhadap orang-orang yang mengatakan kepada beliau: "Atas kehendak Allah dan

kehendakmu", jika demikian sikap beliau, lalu bagaimana dengan orang-orang yang mengatakan:

ألوذبهسواك...) (ياأكرمالخلقمالي

“Wahai makhluk termulia, tak ada seorangpun bagiku sebagai tempatku berlindung kecuali engkau

..” dan dua bait selanjutnya.

4. Ucapan seseorang: “atas kehendak Allah dan kehendakmu” termasuk syirik ashghar, tidak termasuk

syirik akbar, karena beliau bersabda: “kalian telah mengucapkan suatu ucapan yang karena

kesibukanku dengan ini dan itu aku tidak sempat melarangnya”.

5. Mimpi yang baik termasuk bagian dari wahyu.

6. Mimpi kadang menjadi sebab disyariatkannya suatu hukum.

BAB 45: BARANGSIAPA MENCACI MASA MAKA DIA TELAH MENYAKITI ALLAH

Firman Allah :

﴾]الجاثية[ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ چڃ ڃ چ چ چ ڃڤ ڤ ڤ ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ڄ ڄ ڄ ڃ﴿

“Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan

hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita kesuali masa, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai

pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” [QS. Al Jatsiah: 24].

163

Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

آدم، يسب الد » ب عالى: يؤذيني ا ل اهلل ت ر قا ها والن يل ل ب ال هر أقل نا الد ر، وأ ر»ويفرواية:«ه ه هو الد إن اهلل هر ف وا الد تسب «.ال

“Allah berfirman: “Anak Adam (manusia) menyakiti Aku, mereka mencaci masa, padahal Aku adalah

pemilik dan pengatur masa, Akulah yang menjadikan malam dan siang silih berganti”. Dan dalam riwayat

yang lain dikatakan: “Janganlah kalian mencaci masa, karena Allah adalah Pemilik dan Pengatur

masa.” (103)

.

Kandungan bab ini:

1. Larangan mencaci masa.

2. Mencaci masa berarti menyakiti Allah .

3. Perlu renungan akan sabda Nabi : “Karena Allah sesungguhnya adalah Pemilik dan Pengatur

masa” (104)

.

4. Mencaci mungkin saja dilakukan seseorang, meskipun ia tidak bermaksud demikian dalam hatinya.

BAB 46: PENGGUNAAN GELAR “QADHI QUDHAT”(HAKIMNYA PARA HAKIM) DAN SEJENISNYA

Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

« ك إال اهلل مال مال ، ال لك األ ى م رجل تسم م عند اهلل س لى اهلل أ »ويفرواية:-قالسفيان:مللشاهانشاه-«إن أخنع ا ظ رجل ع غي

وأخبثه مة م القيا «يو

“Sesungguhnya nama (gelar) yang paling hina di sisi Allah adalah “Rajanya para raja”, tiada raja

yang memiliki kekuasaan mutlak kecuali Allah” – Sufyan(105)

mengemukakan contoh dengan berkata:

"seperti gelar Syahan Syah" - dan dalam riwayat yang lain dikatakan: “Dia adalah orang yang paling

dimurkai dan paling jahat di sisi Allah pada hari kiamat …”

Kandungan bab ini:

1. Larangan menggunakan gelar “Rajanya para raja”.

2. Larangan menggunakan gelar lain yang sejenis dengan gelar di atas, seperti contoh yang

dikemukakan oleh Sufyan “Syahan Syah”.

3. Hal itu dilarang, [karena ada penyetaraan antara hamba dengan Khaliqnya] meskipun hatinya tidak

bermaksud demikian.

(

103)Orang-orang Jahiliyah, kalau mereka tertimpa suatu musibah, bencana atau malapetaka, mereka mencaci masa.

Maka Allah melarang hal tersebut, karena yang menciptakan dan mengatur masa adalah Allah Yang Maha Esa.

Sedangkan menghina pekerjaan seseorang berarti menghina orang yang melakukannya. Dengan demikian,

mencaci masa berarti mencela dan menyakiti Allah sebagai Pencipta dan Pengatur masa.

(104

)Sabda beliau itu menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini adalah dengan takdir Allah,

karena itu wajib bagi seorang muslim untuk beriman dengan qadha dan qadar, yang baik maupun yang buruk,

yang manis maupun yang pahit.

(105

)Yakni: Sufyan bin Uyainah.

164

4. Larangan ini tidak lain hanyalah untuk mengagungkan Allah .

BAB 47: MEMULIAKAN NAMA-NAMA ALLAH DAN MENGGANTI NAMA UNTUK TUJUAN INI

Diriwayatkan dari Abu Syuraih bahwa ia dulu diberi kunyah (sebutan, nama panggilan) “Abul Hakam”,

Maka Nabi bersabda kepadanya:

« وإ م، ك هو الح ال إن اهلل ال رضي ك م، ف بينه كمت ني فح شيء أتو لفوا في مي إذا اخت قو ل: إن م، فقا حك ليه ال ما أحس ، فقال: ريقي ف

قال: فم وعبد اهلل، م، ل مس و ريح، ش لت: ق ؟ الولد م ك ريح هذا، فما ل ش بو نت أ ل: فأ قا ريح، ش لت: م؟ ق ره «أكب

“Allah adalah Al Hakam, dan hanya kepada-Nya segala permasalahan dimintakan keputusan

hukumnya”, kemudian ia berkata kepada Nabi : “Sesungguhnya kaumku apabila berselisih pendapat

dalam suatu masalah mereka mendatangiku, lalu aku memberikan keputusan hukum di antara mereka, dan

kedua belah pihak pun sama-sama menerimanya”, maka Nabi bersabda: “Alangkah baiknya hal ini, apakah

kamu punya anak?” Aku menjawab: “Syuraih, Muslim dan Abdullah”, Nabi bertanya: “siapa yang tertua di

antara mereka? “Syuraih” jawabku, Nabi bersabda: “kalau demikian kamu Abu Syuraih”. (HR. Abu Daud

dan ahli hadits lainnya).

Kandungan bab ini:

1. Wajib memuliakan Nama dan Sifat Allah [dan dilarang menggunakan nama atau kunyah yang

ma’nanya sejajar dengan nama Allah] walaupun tidak bermaksud demikian.

2. Dianjurkan mengganti nama yang kurang baik untuk memuliakan Nama Allah.

3. Memilih nama anak yang tertua untuk kunyah (nama panggilan).

BAB 48: BERSENDA GURAU DENGAN MENYEBUT NAMA ALLAH, ALQUR’AN ATAU RASULULLAH

Firman Allah :

﴾]الت وبة[ژ ڑ ڑ ک ک ک ک ژڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ﴿

“Dan jika kamu tanyakan kepada orang-orang munafik (tentang apa yang mereka lakukan) tentulah

mereka akan menjawab: "sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja",

katakanlah: "apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok? Tidak

usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” [QS. At Taubah: 65 – 66].

Diriwayatkan dari Ibnu Umar , Muhammad bin Kaab, Zaid bin Aslam, dan Qatadah, suatu hadits

dengan rangkuman sebagai berikut: “Bahwasanya ketika dalam peperangan tabuk, ada seseorang yang

berkata: “Belum pernah kami melihat seperti para ahli membaca Alqur’an (qurra’) ini, orang yang lebih

buncit perutnya, dan lebih dusta mulutnya, dan lebih pengecut dalam peperangan”, maksudnya adalah

Rasulullah dan para sahabat yang ahli membaca Al Qur’an. Maka berkatalah Auf bin Malik kepadanya:

165

“kau pendusta, kau munafik, aku beritahukan hal ini kepada Rasulullah ”, lalu berangkatlah Auf bin Malik

kepada Rasulullah untuk memberitahukan hal ini kepada beliau, akan tetapi sebelum ia sampai , telah turun

wahyu kepada beliau.

Dan ketika orang itu datang kepada Rasulullah , beliau sudah beranjak dari tempatnya dan menaiki

untanya, maka berkatalah ia kepada Rasulullah: “ya Rasulullah, sebenarnya kami hanya bersenda gurau dan

mengobrol sebagaimana obrolan orang yang mengadakan perjalanan untuk menghilangkan penatnya

perjalanan”, kata Ibnu Umar: “sepertinya aku melihat orang tadi berpegangan sabuk pelana unta Rasulullah,

sedang kedua kakinya tersandung-sandung batu, sambil berkata : “kami hanyalah bersenda gurau dan

bermain-main saja”, kemudian Rasulullah bersabda kepadanya:

[65﴾]الت وبة:ژ ڑ ڑ ک ک ک﴿

“Apakah dengan Allah, ayat-ayat -Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok.”

Rasulullah mengatakan seperti itu tanpa menoleh, dan tidak bersabda kepadanya lebih dari pada itu.

Kandungan bab ini:

1. Masalah yang sangat penting sekali, bahwa orang yang bersenda gurau dengan menyebut nama

Allah, ayat ayat -Nya dan Rasul-Nya adalah kafir.

2. Ini adalah penafsiran dari ayat di atas, untuk orang yang melakukan perbuatan itu, siapapun dia.

3. Ada perbedaan yang sangat jelas antara menghasut dan setia Allah dan Rasul-Nya. [Dan melaporkan

perbuatan orang-orang fasik kepada waliyul amr untuk mencegah mereka, tidaklah termasuk

perbuatan menghasut tetapi termasuk kesetiaan kepada Allah dan kaum muslimin seluruhnya].

4. Ada perbedaan yang cukup jelas antara sikap memaafkan yang dicintai Allah dengan bersikap tegas

terhadap musuh-musuh Allah.

5. Tidak setiap permintaan maaf dapat diterima. [Ada juga permintaan maaf yang harus ditolak].

BAB 49: [MENSYUKURI NI’MAT ALLAH]

Firman Allah :

ڻ ڻڑ ڑ ک ک ک ک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ں ں ڻ ڻژ ﴿

[50﴾]فصلت:ۀ ۀ ہ ہ ہ ہ ھ ھ ھ

“Dan jika kami melimpahkan kepadanya sesuatu rahmat dari kami, sesudah dia ditimpa kesusahan,

pastilah dia berkata “ini adalah hakku.” [QS. Fushshilat: 50].

Dalam menafsirkan ayat ini Mujahid mengatakan: “ini adalah karena jerih payahku, dan akulah yang

berhak memilikinya.”

Sedangkan Ibnu Abbas mengatakan: “ini adalah dari diriku sendiri”.

Firman Allah :

166

[78﴾]القصص:ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پپ﴿

“(Qarun) berkata: sesungguhnya aku diberi harta kekayaan ini, tiada lain karena ilmu yang ada

padaku.” [QS. Al Qashash: 78].

Qotadah -dalam menafsirkan ayat ini- mengatakan: “Maksudnya: karena ilmu pengetahuanku tentang

cara cara berusaha”.

Ahli tafsir lainnya mengatakan: “Karena Allah mengetahui bahwa aku orang yang layak menerima harta

kekayaan itu”, dan inilah makna yang dimaksudkan oleh Mujahid: “aku diberi harta kekayaan ini atas

kemulianku”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda:

عث إلي » م، فب ليه أن يبت راد اهلل وأعمى، فأ رع ق وأ رص رائيل: أب س بني إ م ل: أي شيء أحب إن ثالثة رص، فقا ب ملكا، فأتى األ م ه

ويذهب عن ي ، وجلد حس ، ل: لون حس قا ؟ ك نا حسنا إلي طي لو ره، فأع قذ ل: فمسحه، فذهب عنه قا به، ني الناس ر قذ ي ذ ال

ر و البق بل أ ل: اإل قا ؟ ك ي المال أحب إلي ل: فأ قا لدا حسنا، حاق–وج كإس ر اف –ش با ل: راء، فقا قة عش نا طي ل: أع قا ها، لك في هلل

ني الن قذر ذي ويذهب عن ي ال ، عر حس ش ل: قا ك؟ شيء أحب إلي ل: أي رع، فقا ق طي فأتى األ وأع ره، قذ حه فذهب عنه به، فمس اس

ل أحب ي الما ل: أ را حسنا، فقا ع ها، فأتى األعمى، ش ك في ل ر اهلل با ل: قا مال، رة حا بق طي و اإلبل، فأع ر أ قال: البق ؟ ك ل: أي إلي فقا

رد اهلل حه ف به الناس، فمس صر ب ري فأ ص إلي ب رد اهلل ل: أن ي قا ؟ م، شيء أحب إليك غن ل: ال قا ك؟ ل أحب إلي ي الما ل: فأ قا ره، ص إليه ب

البق م واد هذا ول بل، اإل م واد هذا كان ل ولد هذا، ف و نتج هذان والدا، فأ شاة طي م فأع الغن م واد هذا ول «ر

“Sesungguhnya ada tiga orang dari bani Israil, yaitu: penderita penyakit kusta, orang berkepala botak,

dan orang buta. Kemudian Allah ingin menguji mereka bertiga, maka diutuslah kepada mereka seorang

malaikat.

Maka datanglah malaikat itu kepada orang pertama yang menderita penyakit kusta dan bertanya

kepadanya: “Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?”, ia menjawab: “Rupa yang bagus, kulit yang

indah, dan penyakit yang menjijikkan banyak orang ini hilang dari diriku”. Maka diusaplah orang tersebut,

dan hilanglah penyakit itu, serta diberilah ia rupa yang bagus, kulit yang indah, kemudian malaikat itu

bertanya lagi kepadanya: “Lalu kekayaan apa yang paling kamu senangi?”, ia menjawab: “onta atau

sapi”, maka diberilah ia seekor onta yang sedang bunting, dan iapun didoakan: “Semoga Allah

memberikan berkah-Nya kepadamu dengan onta ini.”

Kemudian Malaikat tadi mendatangi orang kepalanya botak, dan bertanya kepadanya: “Apakah sesuatu

yang paling kamu inginkan?”, ia menjawab: “Rambut yang indah, dan apa yang menjijikkan di kepalaku

ini hilang”, maka diusaplah kepalanya, dan seketika itu hilanglah penyakitnya, serta diberilah ia rambut

yang indah, kemudian malaikat tadi bertanya lagi kepadanya: “Harta apakah yang kamu senangi?”. ia

menjawab: “sapi atau onta”, maka diberilah ia seekor sapi yang sedang bunting, seraya didoakan:

“Semoga Allah memberkahimu dengan sapi ini.”

Kemudian malaikat tadi mendatangi orang yang buta, dan bertanya kepadanya: “Apakah sesuatu yang

paling kamu inginkan?”, ia menjawab: "Semoga Allah berkenan mengembalikan penglihatanku sehingga

aku dapat melihat orang”, maka diusaplah wajahnya, dan seketika itu dikembalikan oleh Allah

penglihatannya, kemudian malaikat itu bertanya lagi kepadanya: “Harta apakah yang paling kamu

senangi?”, ia menjawab: “kambing”, maka diberilah ia seekor kambing yang sedang bunting.

167

Lalu berkembang biaklah onta, sapi dan kambing tersebut, sehingga yang pertama memiliki satu lembah

onta, yang kedua memiliki satu lembah sapi, dan yang ketiga memiliki satu lembah kambing.

Sabda nabi berikutnya:

س » ل في حبا عت بي ال ط نق قد ا كي مس رجل قال: وهيئته، رص في صورته ب ه أتى األ ن م إ م بك، ث ث باهلل م إال الغ لي اليو ب ال ي، ف ر ف

والج حس ون ال ل طا ال ي أع ذ بال ك سأل ي أ أ ل له: كأن رة، فقا حقوق كثي ي، فقال: ال سفر به في غ ل را أتب عي ب والمال، حس ك لد ال رف ع

طا اهلل را فأع برص يقذر الناس، فقي أ ك م ت ل؟ فقال أل رثت هذا الم :الما ما و با إن ل: إن كنت كاذ ر، فقا ب كا را ع ب ال كا

رد هذا، و ل ل قا ما مثل ل له: رته، فقا رع في صو وأتى األق ل: قا ما كنت. إلى ر اهلل صي ليه هذا، فقال: إن كنت ف رد ع ما مثل ليه ع

با قد كاذ سبيل ب وا كي مس رجل ل: رته فقا وأتى األعمى في صو ل: قا ما كنت. إلى ر اهلل صي ري، فال ف سف ل في حبا بي ال عت ط نق ا

ل ذي رد ع بال سألك بك، أ ثم باهلل الغ لي اليوم إال ي، ب صر إلي ب رد اهلل قد كنت أعمى ف ل: ي، فقا ر سف ها في غ ب ل شاة أتب صر يك ب

مال ك مس ل: أ ه، فقا ل م بشيء أخذته ل هد اليو أج ال شئت، فواهلل ما شئت، ودع ما خذ ب ف ما ا ن إ خط ك، ف ك وس عن رضي اهلل م، فقد ليت ت

ك لى صاحبي «ع

Kemudian datanglah malaikat itu kepada orang yang sebelumnya menderita penyakit kusta, dengan

menyerupai dirinya di saat ia masih dalam keadaan berpenyakit kusta, dan berkata kepadanya: “Aku

seorang miskin, telah terputus segala jalan bagiku (untuk mencari rizki) dalam perjalananku ini, sehingga

tidak akan dapat meneruskan perjalananku hari ini kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian dengan

pertolongan anda. Demi Allah yang telah memberi anda rupa yang tampan, kulit yang indah, dan kekayaan

yang banyak ini, aku minta kepada anda satu ekor onta saja untuk bekal meneruskan perjalananku”, tetapi

permintaan ini ditolak dan dijawab: “Hak hak (tanggunganku) masih banyak”, kemudian malaikat tadi

berkata kepadanya: “Sepertinya aku pernah mengenal anda, bukankah anda ini dulu orang yang menderita

penyakit lepra, yang mana orangpun sangat jijik melihat anda, lagi pula anda orang yang miskin, kemudian

Allah memberikan kepada anda harta kekayaan? Dia malah menjawab: “Harta kekayaan ini warisan dari

nenek moyangku yang mulia lagi terhormat”, maka malaikat tadi berkata kepadanya: “jika anda berkata

dusta niscaya Allah akan mengembalikan anda kepada keadaan anda semula”.

Kemudian malaikat tadi mendatangi orang yang sebelumnya berkepala botak, dengan menyerupai

dirinya di saat masih botak, dan berkata kepadanya sebagaimana ia berkata kepada orang yang pernah

menderita penyakit lepra, serta ditolaknya pula permintaannya sebagaimana ia ditolak oleh orang yang

pertama. Maka malaikat itu berkata: “jika anda berkata bohong niscaya Allah akan mengembalikan anda

seperti keadaan semula”.

Kemudian malaikat tadi mendatangi orang yang sebelumnya buta, dengan menyerupai keadaannya dulu

di saat ia masih buta, dan berkata kepadanya: “Aku adalah orang yang miskin, yang kehabisan bekal dalam

perjalanan, dan telah terputus segala jalan bagiku (untuk mencari rizki) dalam perjalananku ini, sehingga

aku tidak dapat lagi meneruskan perjalananku hari ini, kecuali dengan pertolongan Allah kemudian

pertolongan anda. Demi Allah yang telah mengembalikan penglihatan anda, aku minta seekor kambing saja

untuk bekal melanjutkan perjalananku”. Maka orang itu menjawab: “Sungguh aku dulunya buta, lalu Allah

mengembalikan penglihatanku. Maka ambillah apa yang anda sukai, dan tinggalkan apa yang tidak anda

sukai. Demi Allah, saya tidak akan mempersulit anda dengan mengembalikan sesuatu yang telah anda

ambil karena Allah”. Maka malaikat tadi berkata: “Tahanlah harta kekayaan anda, karena sesungguhnya

168

engkau ini hanya diuji oleh Allah , Allah telah ridha kepada anda, dan murka kepada kedua teman anda.”

( HR. Bukhari dan Muslim ).

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat di atas (106)

.

2. Pengertian firman Allah: “… Pastilah ia berkata: ini adalah hakku”.

3. Pengertian firman Allah: “sesungguhnya aku diberi kekayaan ini tiada lain karena ilmu yang ada

padaku”.

4. Kisah menarik, sebagaimana yang terkandung dalam hadits ini, memuat pelajaran-pelajaran yang

berharga dalam kehidupan ini.

BAB 50: [NAMA YANG DIPERHAMBAKAN KEPADA SELAIN ALLAH]

Firman Allah :

﴾]األعراف[ڱ ڱ ڱ ڱ ں ڳک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳ﴿

“Ketika Allah mengaruniakan kepada mereka seorang anak laki-laki yang sempurna (wujudnya),

maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah dalam hal (anak) yang dikaruniakan kepada mereka,

Maha Suci Allah dari perbuatan syirik mereka.” [QS. Al A’raf: 190].

Ibnu Hazm berkata: “Para ulama telah sepakat mengharamkan setiap nama yang diperhambakan kepada

selain Allah, seperti: Abdu Umar (hambanya umar), Abdul Ka’bah (hambanya Ka’bah) dan yang sejenisnya,

kecuali Abdul Muthalib. (107)

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat tersebut mengatakan:

“Setelah Adam menggauli istrinya Hawwa, ia pun hamil, lalu iblis mendatangi mereka berdua seraya

berkata: “Sungguh, aku adalah kawanmu berdua yang telah mengeluarkan kalian dari surga. Demi Allah,

hendaknya kalian mentaati aku, jika tidak maka akan aku jadikan anakmu bertanduk dua seperti rusa,

sehingga akan keluar dari perut istrimu dengan merobeknya, demi Allah, itu pasti akan ku lakukan ”, itu

yang dikatakan iblis dalam rangka menakut-nakutimereka berdua, selanjutnya iblis berkata: “Namailah

anakmu dengan Abdul harits (108)

”. Tapi keduanya menolak untuk mentaatinya, dan ketika bayi itu lahir, ia

(

106)Ayat di atas menunjukkan kewajiban mensyukuri ni’mat Allah dan mengakui bahwa ni’mat tersebut semata-mata

berasal dari Allah, dan menunjukkan pula bahwa kata-kata seseorang terhadap ni’mat Allah yang dikaruniakan

kepadanya: “Ini adalah hak yang patut kuterima, karena usahaku” adalah dilarang dan tidak sesuai dengan

kesempurnaan tauhid.

(107

) Maksudnya: mereka belum sepakat mengharamkan nama Abdul Muthalib, karena asal nama ini berhubungan

dengan perbudakan.

(108

) Al Harits adalah nama Iblis. Dan maksud Iblis adalah menakut-nakuti mereka berdua supaya memberi nama

tersebut kepada anaknya ialah untuk mendapatkan suatu macam bentuk syirik, dan inilah salah satu cara Iblis

memperdaya musuhnya, kalau dia belum mampu untuk menjerumuskan seseorang manusia ke dalam tindakan

169

lahir dalam keadaan mati. Kemudian Hawwa hamil lagi, dan datanglah iblis itu dengan mengingatkan apa

yang pernah dikatakan sebelumnya. Karena Adam dan Hawwa cenderung lebih mencintai keselamatan

anaknya, maka ia memberi nama anaknya dengan “Abdul Harits”, dan itulah penafsiran firman Allah :

[190:﴾]األعرافڳگ گ ڳ ڳ ڳ﴿

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan pula, dengan sanad yang shahih, bahwa Qatadah dalam menafsirkan ayat

ini mengatakan: “Yaitu, menyekutukan Allah dengan taat kepada Iblis, bukan dalam beribadah kepadanya.” (109)

.

Dan dalam menafsirkan firman Allah:

[189﴾]األعراف:ڑژ ژ ﴿

Artinya: “Jika engkau mengaruniakan anak laki-laki yang sempurna (wujudnya)” (110)

, Mujahid

berkata: “Adam dan Hawwa khawatir kalau anaknya lahir tidak dalam wujud manusia”, dan penafsiran yang

sama diriwayatkannya pula dari Al Hasan (Al Basri), Sai'd (Ibnu Jubair) dan yang lainnya.

Kandungan bab ini:

1. Dilarang memberi nama yang diperhambakan kepada selain Allah.

2. Penjelasan tentang maksud ayat di atas (111)

.

3. Kemusyrikan ini [sebagaimana dinyatakan oleh ayat ini] disebabkan hanya sekedar pemberian nama

saja, tanpa bermaksud yang sebenarnya.

4. Pemberian anak perempuan dengan wujud yang sempurna merupakan ni’mat Allah [yang wajib

disyukuri].

5. Ulama Salaf menyebutkan perbedaan antara kemusyrikan di dalam taat dan kemusyrikan di dalam

beribadah.

BAB 51: [MENETAPKAN AL ASMA’ AL HUSNA HANYA UNTUK ALLAH DAN TIDAK MENYELEWENGKANNYA]

Firman Allah :

﴾]األعراف[ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڇڃ چ چ چ چ ڃڄ ڄ ڄ ڃ ڃ﴿

maksiat yang besar akibatnya, akan dimulai untuk menjerumuskannya terlebih dahulu dari tindakan maksiat

yang ringan atau kecil.

(109

) Maksudnya: mereka tidaklah menyembah Iblis, tetapi mentaati Iblis dengan memberi nama Abdul Harits kepada

anak mereka, sebagaimana yang diminta Iblis. Dan perbuatan ini disebut perbuatan syirik kepada Allah.

(110

) Surat Al A’raf: 189.

(111

) Ayat ini menunjukkan bahwa anak yang dikaruniakan Allah kepada seseorang termasuk ni’mat yang harus

disyukuri, dan termasuk kesempurnaan rasa syukur kepada-Nya bila diberi nama yang baik, yang tidak

diperhambakan kepada selain-Nya, karena pemberian nama yang diperhambakan kepada selain-Nya adalah

syirik.

170

“Hanya milik Allah-lah Al Asma’ Al Husna (nama-nama yang baik), maka berdoalah kepada-Nya

dengan menyebut Asma-Nya itu, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyelewengkan Asma-Nya.

Mereka nanti pasti akan mendapat balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. ” [QS. Al A’raf: 180].

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang maksud firman Allah:

[180﴾]األعراف:ڇچ چ چ﴿

Artinya: “menyelewengkan Asma-Nya.” ia mengatakan, bahwa maksudnya adalah: “berbuat syirik

(dalam Asma-Nya), yaitu orang-orang yang menjadikan Asma-asma Allah untuk berhala mereka, seperti

nama Al Lata yang berasal dari kata Al Ilah, dan Al Uzza dari kata Al Aziz.”

Dan diriwayatkan dari Al A’masy (112)

dalam menafsirkan ayat tersebut ia mengatakan: “Mereka

memasukkan ke dalam Asma-Nya nama-nama yang bukan dari Asma-Nya.”

Kandungan bab ini:

1. Wajib menetapkan Asma Allah [sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya].

2. Semua Asma Allah adalah husna (Maha Indah).

3. Diperintahkan untuk berdoa dengan menyebut Asma husna-Nya.

4. Diperintahkan meninggalkan orang-orang yang menentang Asma-asma-Nya dan

menyelewengkannya.

5. Penjelasan tentang bentuk penyelewengan Asma Allah.

6. Ancaman terhadap orang-orang yang menyelewengkan Asma Al Husna Allah dari kebenaran.

BAB 52: LARANGAN MENGUCAPKAN: “AS SALAMU ‘ALALLAH”

Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas ia berkata:

كن اإذاكن امعالن بي

المعلىفالنوفالن،فقالالن بي منعباده،الس

المعلىاهلل الة،قلنا:الس الص

لى »:في م ع ال تقولوا الس ال

الم هو الس إن اهلل «اهلل، ف

“Ketika kami melakukan shalat bersama Nabi Muhammad kami pernah mengucapkan:

المعلىفالنوفالن) منعباده،الس المعلىاهلل (الس

yang artinya: “semoga keselamatan untuk Allah dari hamba-hambanya”, dan “ semoga keselamatan

untuk sifulan dan sifulan”, maka Nabi bersabda: “janganlah kamu mengucapkan:

(المعلىاهلل (الس

yang artinya “keselamatan semoga untuk Allah”, karena sesungguhnya Allah adalah(Maha pemberi

keselamatan).

Kandungan bab ini:

(

112) Abu Muhammad: Sulaiman bin Mahran Al Asdi, digelari Al A’masy. Salah seorang tabi’in ahli tafsir, hadits

dan faraidh, dan banyak meriwayatkan hadits. dilahirkan th. 61 H (681 M), dan meninggal th. 147 H (765 M).

171

1. Penjelasan tentang makna Assalam(113)

.

2. Assalam merupakan ucapan selamat.

3. Hal ini tidak sesuai untuk Allah.

4. Alasannya, [karena As Salamadalah salah satu dari Asma’ Allah, Dialah yang memberi keselamatan,

dan hanya kepada-Nya kita memohon keselamatan.

5. Telah diajarkan kepada para sahabat tentang ucapan penghormatan yang sesuai untuk Allah (114)

.

BAB 53: BERDOA DENGAN UCAPAN: “YA ALLAH AMPUNILAH AKU JIKA ENGKAU MENGHENDAKI”

Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah , bahwa Rasulullah bersabda:

إن » زم المسألة ف ع شئت، لي رحمني إن م ا ه ل شئت، ال ر لي إن هم اغف ل يقل أحدكم: ال ره له ال مك « اهلل ال

“Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berdo’a dengan ucapan: “Ya Allah, Ampunilah aku

jika Engkau menghendaki”, atau berdo’a: “Ya Allah, rahmatilah aku jika Engkau menghendaki”, tetapi

hendaklah meminta dengan mantap, karena sesungguhnya Allah tidak ada sesuatupun yangmemaksa-

Nya untuk berbuat sesuatu”.

Dan dalam riwayat Muslim, disebutkan:

طاه ول » شيء أع عاظمه يت ال إن اهلل غبة ف ر ظم ال «يع

“Dan hendaklah ia memiliki keinginan yang besar, karena sesungguhnya Allah tidak terasa berat bagi-

Nya sesuatu yang Ia berikan”.

Kandungan bab ini:

1. Larangan mengucapkan kata: “jika engkau menghendaki” dalam berdoa.

2. Karena [ucapan ini menunjukkan seakan-akan Allah merasa keberatan dalam mengabulkan

permintaan hamba-Nya, atau merasa terpaksa untuk memenuhi permohonan hamba-Nya].

3. Diperintahkan untuk berkeinginan kuat dalam berdoa.

4. Diperintahkan untuk membesarkan harapan dalam berdoa.

5. Karena [Allah Maha Kaya, Maha luas karunia-Nya, dan Maha Kuasa untuk berbuat apa saja yang

dikehendaki-Nya].

BAB 54: LARANGAN MENGUCAPKAN: “ABDI ATAU AMATI (HAMBAKU)”

Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

ي » م: عبد وال يقل أحدك ي، وموال دي سي وليقل: ك، ب ئ ر وض ك، رب عم يقل أحدكم: أط مي ال ال وغ وفتاتي ي وليقل: فتا متي، «وأ

(

113) As Salam: salah satu Asma’ Allah, yang artinya: Maha Pemberi keselamatan. As Salam berarti juga

keselamatan, sebagai doa kepada orang yang diberi ucapan selamat. Karena itu tidak boleh dikatakan:“As

Salamu Alallah”.

(114

) Ucapan penghormatan yang sesuai untuk Allah yaitu: “At Tahiyyatu lillah, Washshalawatu Wath thayyibat”.

172

“Janganlah salah seorang di antara kalian berkata: (kepada hamba sahaya atau pelayannya):

“Hidangkan makanan untuk gustimu, dan ambilkan air wudhu untuk gustimu”, dan hendaknya pelayan itu

mengatakan: “tuanku, majikanku”; dan janganlah salah seorang di antara kalian berkata: (kepada

budaknya): “hamba laki-lakiku, dan hamba perempuanku”, dan hendaknya ia berkata: “bujangku, gadisku,

dan anakku”.

Kandungan bab ini:

1. Larangan mengatakan “Abdi atau Amati”, yang berarti hambaku.

2. Larangan bagi seorang hamba sahaya untuk memanggil majikannya dengan ucapan: “Rabbi” yang

berarti: “gusti pangeranku”, dan larangan bagi seorang majikan mengatakan kepada hamba

sahayanya atau pelayannya “ أطعم ربك” yang artinya: “hidangkan makanan untuk gusti pangeranmu”.

3. Dianjurkan kepada majikan atau tuan untuk memanggil pelayan atau hamba sahayanya dengan

ucapan “fataya” (bujangku), fatati (gadisku), dan ghulami (anakku).

4. Dan dianjurkan kepada pelayan atau hamba sahaya untuk memanggil tuan atau majikannya dengan

panggilan “sayyidi” (tuanku) atau “maulaya" (majikanku).

5. Tujuan dari anjuran di atas untuk mengamalkan tauhid dengan semurni-murninya, sampai dalam hal

ucapan.

BAB 55: LARANGAN MENOLAK PERMINTAAN ORANG YANG MENYEBUT NAMA ALLAH

Ibnu Umar menuturkan bahwa Rasulullah bersabda:

صنع إ » م و م فأجيبوه، دعاك م و وه، فأعيذ باهلل عاذ ست ا م و طوه، فأع باهلل ل سأ نه م كافئو ما ت وا جد م ت إن ل كافئوه، ف وفا ف ر ع م م ليك

قد كافأ كم وا أن ى تر «تموه فادعوا له حت

“Barangsiapa yang meminta dengan menyebut nama Allah, maka berilah; barangsiapa yang meminta

perlindungan dengan menyebut nama Allah maka lindungilah; barangsiapa yang mengundangmu maka

penuhilah undangannya; dan barangsiapa yang berbuat kebaikan kepadamu, maka balaslah kebaikan itu

(dengan sebanding atau lebih baik), dan jika engkau tidak mendapatkan sesuatu untuk membalas

kebaikannya, maka doakan ia, sampai engkau merasa yakin bahwa engkau telah membalas kebaikannya.”

(HR. Abu Daud, dan Nasai dengan sanad yang shahih).

Kandungan bab ini:

1. Perintah untuk mengabulkan permintaan orang yang memintanya dengan menyebut nama Allah

[demi memuliakan dan mengagungkan Allah].

2. Perintah untuk melindungi orang yang meminta perlindungan dengan menyebut nama Allah.

3. Anjuran untuk memenuhi undangan [saudara seiman].

4. Perintah untuk membalas kebaikan [dengan balasan sebanding atau lebih baik darinya].

5. Dalam keadaan tidak mampu untuk membalas kebaikan seseorang, dianjurkan untuk mendoakannya.

173

6. Rasulullah menganjurkan untuk mendoakannya dengan sungguh-sungguh, sampai ia merasa yakin

bahwa anda telah membalas kebaikannya.

BAB 56: MEMOHON SESUATU DENGAN MENYEBUT NAMA ALLAH

Jabir menuturkan bahwa Rasulullah bersabda:

جنة » إال ال بوجه اهلل يسأل «ال

“Tidak boleh dimohon dengan menyebut nama Allah kecuali surga.” (HR. Abu Daud).

Kandungan bab ini:

1. Larangan memohon sesuatu dengan menyebut nama Allah kecuali apabila yang dimohon itu adalah

surga. [Hal ini, demi mengagungkan Allah serta memuliakan Asma dan Sifat-Nya.

2. Menetapkan kebenaran adanya Wajah bagi Allah (sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya).

BAB 57: UCAPAN “SEANDAINYA”

Firman Allah :

ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦڦ ڦ ڦ ڄ ڄ ڄڄ ڃ ڃ ڃ ڃ چ چ چچ ڇ ڇ ﴿

ڎڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک ک ک گ گ گگ ڳ ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ںں ڻ ڻ

[154﴾]آلعمران:ڻ ڻ ۀ

“Mereka (orang-orang munafik) mengatakan: "seandainya kita memiliki sesuatu (hak campur

tangan) dalam urusan ini, niscaya (kita tak akan terkalahkan) dantidak ada yang terbunuh di antara kita

di sini (perang Uhud). Katakanlah: "Kalaupun kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang

telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh. Dan Allah (berbuat

demikian) untuk menguji (keimanan) yang ada dalam dadamu, dan membuktikan (niat) yang ada dalam

hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui isi segala hati.” [QS. Ali Imran: 154].

[168﴾]آلعمران:ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈژ ژ ڑ ڑ ک ک ک ک گ گ﴿

“Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka takut pergi berperang:

"seandainya mereka mengikuti kita tentulah mereka sudah terbunuh. Katakanlah: "Tolaklah kematian

itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar.” [QS. Ali Imran: 168].

Diriwayatkan dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

تق » ال شيء ف ك وإن أصاب ز، عج ت وال باهلل ع ست وا عك ما ينف لى رص ع ما اح و ر اهلل قد قل: ك ول وكذا، كان كذا ي فعلت ل ن ل: لو أ

طان ي إن لو تفتح عمل الش عل، ف «شاء ف

“Bersungguh-sungguhlah dalam mencari apa yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan

kepada Allah (dalam segala urusanmu), dan janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah, dan jika kamu

174

tertimpa suatu kegagalan, maka janganlah kamu mengatakan: "seandainya aku berbuat demikian, tentu

tidak akan begini atau begitu'', tetapi katakanlah: "ini telah ditentukan oleh Allah, dan Allah akan

melakukan apa yang Ia kehendaki", karena kata “seandainya” itu akan membuka pintu perbuatan syetan.”

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat dalam surat Ali Imran (115)

.

2. Larangan mengucapkan kata “andaikata” atau “seandainya” apabila mendapat suatu musibah atau

kegagalan.

3. Alasannya, karena kata tersebut (seandainya /andaikata) akan membuka pintu perbuatan syetan.

4. Petunjuk Rasulullah [ketika menjumpai suatu kegagalan atau mendapat suatu musibah] supaya

mengucapkan ucapan yang baik [dan bersabar serta mengimani bahwa apa yang terjadi adalah takdir

Allah].

5. Perintah untuk bersungguh-sungguh dalam mencari segala yang bermanfaat [untuk di dunia dan di

akhirat] dengan senantiasa memohon pertolongan Allah.

6. Larangan bersikap sebaliknya, yaitu bersikap lemah.

BAB 58: LARANGAN MENCACI MAKI ANGIN

Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab , bahwa Rasulullah bersabda:

رهون فقولوا» ك ما ت وإذا رأيتم يح، ر وا ال تسب «ال

“Janganlah kamu mencaci maki angin. Apabila kamu melihat suatu hal yang tidak menyenangkan, maka

berdoalah:

« م عوذ بك ون رت، م ما أ وخير ها، ما في وخير يح، ر ر هذه ال خي م نسألك ا ن م إ ه به الل رت ما أم ر ش ها، و ما في ر ش يح، و ر «شر هذه ال

“Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, dan kebaikan apa yang ada di

dalamnya, dan kebaikan yang untuknya Kau perintahkan ia, dan kami berlindung kepada-Mu dari

keburukan angin ini, dan keburukan yang ada di dalamnya, dan keburukan yang untuknya Kau perintahkan

ia. ” (HR. Turmudzi, dan hadits ini ia nyatakan shahih).

Kandungan bab ini:

1. Larangan mencaci maki angin.

2. Petunjuk Rasulullah untuk mengucapkan doa, apabila manusia melihat sesuatu yang tidak

menyenangkan [ketika angin sedang bertiup kencang].

(

115) Kedua ayat di atas menunjukkan adanya larangan untuk mengucapkan kata “seandainya” atau “andaikata”

dalam hal-hal yang telah ditakdirkan oleh Allah terjadi, dan ucapan demikian termasuk sifat-sifat orang

munafik; juga menunjukkan bahwa konsekwensi iman ialah pasrah dan ridha kepada takdir Allah, serta rasa

khawatir seseorang tidak akan dapat menyelamatkan dirinya dari takdir tersebut.

175

3. Pemberitahuan Rasulullah bahwa angin mendapat perintah dari Allah. [Oleh karena itu, mencaci

maki angin berarti mencaci maki Allah, Tuhan Yang menciptakan dan memerintahkan-nya].

4. Angin yang bertiup itu kadang diperintah untuk suatu kebaikan, dan kadang diperintah untuk suatu

keburukan.

BAB 59: [LARANGAN BERPRASANGKA BURUK TERHADAP ALLAH]

Firman Allah :

ڇ چڃ ڃ ڃ ڃ چ چ چ ڄڦ ڦ ڄ ڄ ڄ ڦٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ٹٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ﴿

ڳ ڳ ڳ ڳ ڱ گڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک ک ک گ گ گ ڈڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ

﴾]آلعمران[ڻ ڻ ڻ ڻ ۀ ںڱ ڱ ڱ ں

“Mereka berprasangka yang tidak benar terhadap Allah , seperti sangkaan jahiliyah, mereka

berkata: "apakah ada bagi kita sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, katakanlah: "sungguh

urusan itu seluruhnya di Tangan Allah. ” (QS. Ali Imran: 154).

﴾]الفتح[ڱ ڱ ں ںڻ ڻ ڻ ڻۀ ۀ ہ ہ ہ ہ ھ ھھ ھ ے ے﴿

“Dan supaya dia mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan orang-orang munafik perempuan,

dan orang-orang Musyrik laki laki dan orang-orang musyrik perempuan yang mereka itu berprasangka

buruk terhadap Allah, mereka akan mendapat giliran (keburukan) yang amat buruk, dan Allah

memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka

Jahannam) itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al Fath: 6).

Ibnu Qayyim dalam menafsirkan ayat yang pertama mengatakan: “Prasangka di sini maksudnya adalah

bahwa Allah tidak akan memberikan pertolongan-Nya (kemenangan) kepada Rasul-Nya, dan bahwa

agama yang beliau bawa akan lenyap.”

Dan ditafsirkan pula: “bahwa apa yang menimpa beliau bukanlah dengan takdir (ketentuan) dan hikmah

(kebijaksanaan) Allah.”

Jadi prasangka di sini ditafsirkan dengan tiga penafsiran:

Pertama : mengingkari adanya hikmah Allah.

Kedua : mengingkari takdir-Nya.

Ketiga : mengingkari bahwa agama yang dibawa Rasulullah akan disempurnakan dan dimenangkan

Allah atas semua agama.

Inilah prasangka buruk yang dilakukan oleh orang-orang munafik dan orang-orang musyrik yang

terdapat dalam surat Al Fath.

Perbuatan ini disebut dengan prasangka buruk, karena prasangka yang demikian tidak layak untuk Allah

, tidak patut terhadap keagungan dan kebesaran Allah, tidak sesuai dengan kebijaksanaan-Nya, Puji-Nya,

dan janji-Nya yang pasti benar.

176

Oleh karena itu, barangsiapa yang berprasangka bahwa Allah akan memenangkan kebatilan atas

kebenaran, disertai dengan lenyapnya kebenaran; atau berprasangka bahwa apa yang terjadi ini bukan karena

Qadha dan takdir Allah; atau mengingkari adanya suatu hikmah yang besar sekali dalam takdir-Nya, yang

dengan hikmah-Nya Allah berhak untuk dipuji; bahkan mengira bahwa yang terjadi hanya sekedar

kehendak-Nya saja tanpa ada hikmah-Nya, maka inilah prasangka orang orang kafir, yang mana bagi

mereka inilah Neraka “Wail”.

Dan kebanyakan manusia melakukan prasangka buruk kepada Allah , baik dalam hal yang berkenaan

dengan diri mereka sendiri, ataupun dalam hal yang berkenaan dengan orang lain, bahkan tidak ada orang

yang selamat dari prasangka buruk ini, kecuali orang yang benar-benar mengenal Allah, Asma dan sifat-

Nya, dan mengenal kepastian adanya hikmah dan keharusan adanya puji bagi-Nya sebagai konsekwensinya.

Maka orang yang berakal dan yang cinta kepada dirinya sendiri, hendaklah memperhatikan masalah ini,

dan bertaubatlah kepada Allah, serta memohon maghfirah-Nya atas prasangka buruk yang dilakukannya

terhadap Allah .

Apabila anda selidiki, siapapun orangnya pasti akan anda dapati pada dirinya sikap menyangkal dan

mencemoohkan takdir Allah, dengan mengatakan haltersebut semestinya begini dan begitu, ada yang sedikit

sangkalannya dan ada juga yang banyak. Dan silahkan periksalah diri anda sendiri, apakah anda bebas dari

sikap tersebut?

ي ال ) إن وإال ف ظيمة ذي ع م ها تنج من إن تنج ـ إخ ف ناجي ال ــ ـك (اــ

“Jika anda selamat (selamat) dari sikap tersebut, maka anda selamat dari malapetaka yang besar, jika

tidak, sungguh aku kira anda tidak akan selamat.”

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat dalam surat Ali Imran (116)

.

2. Penjelasan tentang ayat dalam surat Al Fath (117)

.

3. Disebutkan bahwa prasangka buruk itu banyak sekali macamnya.

4. Penjelasan bahwa tidak ada yang bisa selamat dari prasangka buruk ini kecuali orang yang mengenal

Asma’ dan sifat Allah, serta mengenal dirinya sendiri.

BAB 60: MENGINGKARI QADAR (KETENTUAN ALLAH TA’ALA)

(

116) Ayat pertama menunjukkan bahwa barangsiapa yang berprasangka bahwa Allah akan memberikan kemenangan

yang terus-menerus kepada kebatilan, disertai dengan lenyapnya kebenaran, maka dia telah berprasangka yang

tidak benar kepada Allah dan prasangka ini adalah prasangka orang-orang Jahiliyah; menunjukkan pula bahwa

segala sesuatu itu ada di Tangan Allah, terjadi dengan qadha dan qadar-Nya serta pasti ada hikmah-Nya; dan

menunjukkan bahwa berbaik sangka kepada Allah adalah termasuk kewajiban tauhid.

(117

) Ayat kedua menunjukkan kewajiban berbaik sangka kepada Allah dan larangan berprasangka buruk kepada-

Nya; dan menunjukkan bahwa prasangka buruk kepada Allah adalah perbuatan orang-orang munafik dan

musyrik yang mendapat ancaman siksa yang sangat keras.

177

Ibnu Umar berkata: “Demi Allah yang jiwa Ibnu Umar berada di tangan-Nya, seandainya salah

seorang memiliki emas sebesar gunung Uhud, lalu dia infakkan di jalan Allah, niscaya Allah tidak akan

menerimanya, sebelum ia beriman kepada qadar (ketentuan Allah)”, dan Ibnu Umar membaca sabda

Rasulullah :

م » واليو له ورس وكتبه كته الئ م و باهلل م ه اإليمان أن تؤ ر ش ره و بالقدر خي م ر وتؤ آلخ «ا

“Iman yaitu hendaklah engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-

rasul-Nya, hari akhir, dan beriman kepada Qadar baik dan buruknya.” (HR. Muslim).

Diriwayatkan bahwa Ubadah Ibnu Shamit berkata kepada anaknya: “Hai anakku, sungguh kamu tidak

akan bisa merasakan lezatnya iman sebelum kamu meyakini bahwa apa yang telah ditakdirkan menimpa

dirimu pasti tidak akan meleset, dan apa yang telah ditakdirkan tidak menimpa dirimu pasti tidak akan

menimpamu, aku telah mendengar Rasulullah bersabda:

م » ل الق لق اهلل ما خ ل اعة ،إن أو شيء حتى تقوم الس ر كل مقادي ل: اكتب قا ؟ ماذا أكتب ل: رب و ل له: اكتب، فقا «فقا

“Sesungguhnya pertama kali yang diciptakan Allah adalah Qalam, kemudian Allah berfirman

kepadanya: “tulislah”, maka Qalam itu menjawab: "Ya Tuhanku, apa yang mesti aku tulis? Allah

berfirman: “Tulislah ketentuan segala sesuatu sampai datang hari kiamat.”

Hai anakku, aku juga telah mendengar Rasulullah bersabda:

هذ » لى غير مات ع من ي م «ا فليس

“Barangsiapa yang meninggal dunia tidak dalam keyakinan seperti ini, maka ia tidak tergolong

ummatku”.

Dan dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan:

ا» ك الس رى في تل ج م, فقال له: اكتب، ف ل الق لق اهلل ما خ ل إلى يوم القيامة إن أو بما هو كائ «عة

“Sesungguhnya pertama kali yang diciptakan Allah adalah Qalam, kemudian Allah berfirman

kepadanya: “tulislah! Maka ditulislah apa yang terjadi sampai hari kiamat”.

Diriwayatkan oleh Ibnu Wahb bahwa Rasulullah bersabda:

بالنار » قه اهلل ر ه أح ر ش ره و بالقدر خي م م يؤ ل «فم

“Maka barangsiapa yang tidak beriman kepada qadar (ketentuan Allah) baik dan buruknya, maka Allah

pasti akan membakarnya dengan api neraka”.

Diriwayatkan dalam Musnad dan Sunan(118)

, dari Ibnu Dailami ia berkata: “Aku datang kepada Ubay bin

Kaab, kemudian aku katakan kepadanya: "Ada sesuatu keraguan dalam hatiku tentang masalah qadar, maka

ceritakanlah kepadaku tentang suatu hadits, dengan harapan semoga Allah menghilangkan keraguan itu

dari hatiku”, maka ia berkata:

ما أصا» م أن ل ع وت ر بالقد م ى تؤ ك حت من له اهلل قب ما مثل جبل أحد ذهبا نفقت لو أ ـ ك م ي ـ ـأ ل ط ـا أخ م و ك، ـئ ـ ط خ لي ك م ي ك ل ب

أهل الن م كنت ر هذا ل لى غي مت ع ولو ك، صيب ر لي «ا

“Seandainya kamu menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, Allah tidak akan menerimanya darimu,

sebelum kamu beriman kepada qadar, dan kamu meyakini bahwa apa yang telah ditakdirkan mengenai

(

118) Musnad di sini maksudnya adalah kitab koleksi hadits yang disusun oleh Imam Ahmad. Dan sunan maksudnya

ialah kitab koleksi hadits yang disusun oleh Abu dawud dan Ibnu majah.

178

dirimu pasti tidak akan meleset, dan apa yang telah ditakdirkan tidak mengenai dirimu pasti tidak akan

menimpamu, dan jika kamu mati tidak dalam keyakinan seperti ini, pasti kamu menjadi penghuni neraka".

Kata Ibnu Dailami selanjutnya: “Lalu aku mendatangi Abdullah bin Mas’ud, Hudzaifah bin Yaman dan

Zaid bin Tsabit, semuanya mengucapkan kepadaku hadits yang sama dengan sabda Nabi Muhammad di

atas.” (HR. Al Hakim dan dinyatakan shahih).

Kandungan bab ini:

1. Keterangan tentang kewajiban beriman kepada qadar.

2. Keterangan tentang cara beriman kepada qadar.

3. Amal Ibadah seseorang sia-sia, jika tidak beriman kepada qadar.

4. Disebutkan bahwa seseorang tidak akan merasakan iman sebelum ia beriman kepada qadar.

5. Penjelasan bahwa makhluk pertama yang diciptakan Allah yaitu Qalam.

6. Diberitahukan dalam hadits bahwa –dengan perintah dari Allah- menulis ketentuan-ketentuan sampai

hari kiamat.

7. Rasulullah menyatakan bahwa dirinya lepas dari orang yang tidak beriman kepada qadar.

8. Tradisi para ulama salaf dalam menghilangkan keraguan, yaitu dengan bertanya kepada ulama.

9. Dan para ulama salaf memberikan jawaban yang dapat menghilangkan keraguannya tersebut, dengan

hanya menuturkan hadits dari Rasulullah .

BAB 61: “MUSHAWWIR” [PARA PENGGAMBAR MAKHLUK YANG BERNYAWA]

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

« ل اهلل لقوا قا خ و لي ة، أ لقوا حب خ و لي ة، أ ر لقوا ذ خ لي لقي ف خ لق ك خ ذهب ي مم م ل أظ م و رة : عي «ش

“Allah berfirman: “Dan tiada seseorang yang lebih dzalim dari pada orang yang bermaksud

menciptakan ciptaan seperti ciptaan-Ku, oleh karena itu. Maka cobalah mereka menciptakan seekor semut

kecil, atau sebutir biji-bijian, atau sebutir biji gandum.”

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah, radhiallahuanha bahwa Rasulullah

bersabda:

شد ا» أ لق اهلل خ ب ضاهئون ي ذي مة ال م القيا با يو «لناس عذا

“Manusia yang paling pedih siksanya pada hari kiamat adalah orang-orang yang membuat

penyerupaan dengan makhluk Allah ”.

Sebagaimana riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata: Aku mendengar

Rasulullah bersabda:

م » هن ها في ج ب ب عذ نفس ي رها رة صو كل صو ب عل له ج ر، ي ر في النا صو م «كل

“Setiap mushawwir (perupa) berada di dalam neraka, dan setiap rupaka yang dibuatnya diberi nafas

untuk menyiksa dirinya dalam neraka Jahannam”.

179

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas dalam hadits yang marfu’, Rasulullah

bersabda:

بنافخ » وليس وح، ر ها ال ف أن ينفخ في ل نيا ك يف الد رة ر صو صو «م

“Barangsiapa yang membuat rupaka di dunia, maka kelak (pada hari kiamat) ia akan dibebani untuk

meniupkan ruh ke dalam rupaka yang dibuatnya, namun ia tidak bisa meniupkannya”.

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Al Hayyaj, ia berkata: sesungguhnya Ali bin Abi Thalib

berkata kepadaku:

« ل اهلل سو ر ليه عثني ع ب ما لى ك ع عث ب أ يته أال سو رفا إال مش را قب وال ها رة إال طمست تدع صو «أن ال

“Maukah kamu aku utus untuk suatu tugas sebagaimana Rasulullah mengutusku untuk tugas tersebut?

Yaitu: janganlah kamu biarkan ada sebuah rupaka tanpa kamu musnahkan, dan janganlah kamu biarkan

ada sebuah kuburan yang menonjol kecuali kamu ratakan.”

Kandungan bab ini:

1. Ancaman berat bagi para perupa makhluk yang bernyawa.

2. Hal itu disebabkan karena tidak berlaku sopan santun kepada Allah , sebagaimana firman Allah :

“Dan Tiada seseorang yang lebih dzalim dari pada orang yang menciptakan ciptaan seperti

ciptaan-Ku”.

3. Firman Allah: “Maka cobalah mereka ciptakan seekor semut kecil, atau sebutir biji-bijian, atau

sebutir biji gandum.” Menunjukkan kekuasaan Allah, dan kelemahan manusia.

4. Ditegaskan dalam hadits bahwa para perupa adalah manusia yang paling pedih siksanya.

5. Allah akan membuat ruh untuk setiap rupaka yang dibuat guna menyiksa perupa tersebut dalam

neraka Jahannam.

6. Perupa akan dibebani untuk meniupkan ruh ke dalam rupaka yang dibuatnya.

7. Perintah untuk memusnahkan rupaka apabila menjumpainya.

BAB 62: LARANGAN BANYAK BERSUMPAH

Firman Allah :

[89﴾]المائدة:ىئ ی﴿

“Dan jagalah sumpahmu.” [QS. Al Maidah: 89].

Abu Hurairah berkata: “Aku mendengar Rasulullah bersabda:

كسب » ل حقة ل مم عة ل لس منفقة ل ف ل ح «ال

“Sumpah itu dapat melariskan barang dagangan namun dapat menghapus keberkahan usaha.” (HR.

Bukhari dan Muslim).

Diriwayatkan dari Salman bahwa Rasulullah bersabda:

180

رجل » و ر، كب مست وعائل زان، ط شيم م؛ أ م عذاب ألي ه ول م ه ي زك ي وال م اهلل ه م ل ك ي الثة ال ث ضاعته ال ب عل اهلل ج وال ـه بيمين ي إال ر يشت

بيمينه «يبيع إال

“Tiga orang yang mereka itu tidak diajak bicara dan tidak disucikan oleh Allah (pada hari kiamat), dan

mereka menerima adzab yang pedih, yaitu: orang yang sudah beruban (tua) yang berzina, orang miskin

yang sombong, dan orang yang menjadikan Allah sebagai barang dagangannya, ia tidak membeli atau

menjual kecuali dengan bersumpah.” (HR. Thabrani dengan sanad yang shahih).

Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim dari Imran bin Husain ia berkata: Rasulullah

bersabda:

م » ه ن لو ي ذي م ال م ث ه ن لو ي ذي م ال ني، ث ر ق تي م ر أ تينأوثالثـ ؟«خي أدريأذكربعدقرنـهمـر م »قالعمران:فال ـو ق م ـدك ع ب م إن ـ ث

يؤ وال نون خو وي ون، هد يستش وال ون هد يش م م الس ه ر في ه ظ وي يوفون وال ون ر وينذ «تمنون،

“Sebaik-baik umatku adalah mereka yang hidup pada masaku, kemudian generasi berikutnya, kemudian

generasi berikutnya lagi” – Imran berkata: “Aku tidak ingat lagi apakah Rasulullah menyebutkan generasi

setelah masa beliau dua kali atau tiga?” – “Kemudian akan ada setelah masa kalian orang-orang yang

memberikan kesaksian sebelum ia diminta, mereka berkhianat dan tidak dapat dipercaya, mereka bernadzar

tapi tidak memenuhi nadzarnya, dan badan mereka tampak gemuk-gemuk”.

Diriwayatkan pula dalam shahih Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Mas’ud bahwa Nabi Muhammad

bersabda:

هاد » ش م تسبق قو جيء م ي م، ث ه ن لو ي ذي م ال م ث ه ن لو ي ذي م ال ني، ث ر ق ر الناس هادته خي ش ويمينه م يمينه «ة أحده

“Sebaik-baik manusia adalah mereka yang hidup pada masaku, kemudian generasi yang datang

berikutnya, kemudian generasi yang datang berikutnya lagi, kemudian akan datang orang-orang dimana di

antara mereka kesaksiannya mendahului sumpahnya, dan sumpahnya mendahului kesaksiannya.”

Ibrahim (An Nakhai) berkata: “Mereka memukuli kami karena kesaksian atau sumpah (yang kami

lakukan) ketika kami masih kecil”.

Kandungan bab ini:

1. Adanya wasiat dari Allah untuk menjaga sumpah.

2. Penjelasan Rasulullah bahwa sumpah itu dapat melariskan barang dagangan, tapi ia juga dapat

menghapus keberkahan usaha itu.

3. Ancaman berat bagi orang yang selalu bersumpah, baik ketika menjual atau membeli.

4. Peringatan bahwa dosa itu bisa menjadi besar walaupun faktor yang mendorong untuk melakukannya

itu kecil (119)

.

5. Larangan dan celaan bagi orang yang bersumpah tanpa diminta.

6. Pujian Rasulullah untuk ketiga generasi atau keempat generasi (sebagaimana tersebut dalam suatu

hadits), dan memberitakan apa yang akan terjadi selanjutnya.

7. Larangan dan celaan bagi orang yang memberikan kesaksian tanpa diminta.

(

119) Seperti orang yang sudah beruban (tua) yang berzina, atau orang melarat yang congkak, semestinya mereka

tidak melakukan perbuatan dosa ini, karena faktor yang mendorong mereka untuk berbuat demikian adalah

lemah atau kecil.

181

8. Orang-orang salaf (terdahulu) memukul anak-anak kecil karena memberikan kesaksian atau

bersumpah (120)

.

BAB 63: PERJANJIAN DENGAN ALLAH DAN NABINYA

Firman Allah :

ڱ ں ں ڻ ڻ ڱڑ ک ک ک ک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ﴿

﴾]النحل[ڻ

“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji, dan janganlah kamu membatalkan

sumpah-sumpah (mu) itu sesudah mengukuhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai

saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.”

[QS. An Nahl: 91].

Buraidah berkata: “Apabila Rasulullah mengangkat komandan pasukan perang atau batalyon,

beliau menyampaikan pesan kepadanya agar selalu bertakwa kepada Allah, dan berlaku baik kepada kaum

muslimin yang bersamanya, kemudian beliau bersabda:

« وال وا، ر غد ت وال وا، ل غ ت وال وا ز باهلل، اغ ر كف م لوا قات سبيل اهلل، في م اهلل س با وا ز اغ م و وإذا لقيت عد وليدا، لوا تقت وال لوا، تمث

ل صا الث خ م إلى ث ه فادع ركي ل و أ –المش ال م ف –خ ه ف عن وك م، ه من قبل بو فا ما أجا ه ت «أي

“Seranglah mereka dengan “Asma" Allah, demi di jalan Allah), perangilah orang-orang yang kafir

kepada Allah, seranglah dan janganlah kamu menggelapkan harta rampasan perang, jangan mengkhianati

perjanjian, jangan mencincang korban yang terbunuh, dan jangan membunuh anak-anak. Apabila kamu

menjumpai musuh- musuhmu dari kalangan orang-orang musyrik, maka ajaklah mereka kepada tiga hal:

mana saja yang mereka setujui, maka terimalah dan hentikanlah penyerangan terhadap mereka.

« م إ ره دا م ل حو م إلى الت ه م ادع م، ث ه من قبل بو فا إن أجا م، ف ال س م إلى اإل ه م ادع ـوا ث ل ع م إن ف ـ ه ن م أ ره ـ وأخب ، ري هاج ر الم لى دا

لى ا ما ع م ه لي وع ، ري هاج لم ما ل م ه ل ك ف ذل ري هاج «لم

Ajaklah mereka kepada agama Islam; jika mereka menerima maka terimalah mereka, kemudian ajaklah

mereka berhijrah dari daerah mereka ke daerah orang-orang muhajirin, dan beritahu mereka jika mereka

mau melakukannya maka bagi mereka hak dan kewajiban sama seperti hak dan kewajiban orang-orang

muhajirin,

م » ه لي ي ع ر ج ي لمي راب المس نون كأع كو م ي ه ن م أ ره ها فأخب من لوا حو بوا أن يت إن أ ـة ف غنيم ـي ال م ف ـ ه ـون ل ك ي وال ـالى، ع ت م اهلل ك ح

و لمي مع المس وا جاهد شيء إال أن ي «الفيء

(

120) Hal tersebut dilakukan oleh orang-orang salaf untuk mendidik anak-anak agar tidak gampang bersaksi dan

menyatakan sumpah, yang akhirnya akan menjadi suatu kebiasaan; kalau sudah menjadi kebiasaan, dengan

ringan ia akan bersaksi atau bersumpah sampai dalam masalah yang tidak patut baginya untuk bersumpah. Dan

banyak bersumpah itu dilarang, karena perbuatan ini menunjukkan suatu sikap meremehkan dan tidak

mengagungkan nama Allah.

182

Tetapi, jika mereka menolak untuk berhijrah dari daerah mereka, maka beritahu mereka, bahwa mereka

akan mendapat perlakuan seperti orang-orang badui dari kalangan Islam, berlaku bagi mereka hukum

Allah, tetapi mereka tidak mendapatkan bagian dari hasil rampasan perang dan fai, kecuali jika mereka

mau bergabung untuk berjihad dijalan Allah bersama orang-orang Islam.

قبل » بو فا م أجا إن ه زية، ف ج م ال ه سأل بوا فا م أ إن ه م ف ه ل قات و باهلل ع ست بوا فا م أ إن ه م، ف ه ف عن وك م ه «من

Dan jika mereka menolak hal tersebut, maka mintalah dari mereka jizyah(121)

, kalau mereka menerima

maka terimalah dan hentikan penyerangan terhadap mereka. Tetapi jika semua itu ditolak maka mohonlah

pertolongan kepada Allah dan perangilah mereka.

م ذ » ه عل ل ج ت ال ه، ف نبي ة م وذ ة اهلل م م ذ ه عل ل ج و أن ت راد فأ ص رت أهل ح م وإذا حاص ه عل ل اج ك ول ه، نبي ة م وذ ة اهلل ة م م وذ ك ت م ذ

وذ ة اهلل م وا ذ ر خف أن ت م م أهون ك ب حا ة أص م وذ م ك مم وا ذ ر خف م أن ت ك ن إ ك ف ب حا ه أص نبي ة «م

Dan jika kamu telah mengepung kubu pertahanan mereka, kemudian mereka menghendaki darimu agar

kamu membuat untuk mereka perjanjian Allah dan Rasul-Nya, maka janganlah kamu buatkan untuk mereka

perjanjian Allah dan Rasul-Nya, akan tetapi buatlah untuk mereka perjanjian dirimu sendiri dan perjanjian

sahabat-sahabatmu, karena sesungguhnya melanggar perjanjianmu sendiri dan sahabat-sahabatmu itu

lebihringan resikonya dari pada melanggar perjanjian Allah dan Rasul-Nya.

م اهلل، » ك لى ح م ع ه زل ـ تن ال م اهلل، ف ك لى ح م ع ه زل ـ و أن تن راد فأ ص رت أهل ح وإذا حاص ك ال ـ ن إ ك ف ـ كم ـى ح ل م ع ه زل ـ ن أ ك ول

؟ م ال أ م اهلل ك م ح ه صيب في ي أت ر «تد

Dan jika kamu telah mengepung kubu pertahanan musuhmu, kemudian mereka menghendaki agar kamu

mengeluarkan mereka atas dasar hukum Allah, maka janganlah kamu mengeluarkan mereka atas dasar

hukum Allah, tetapi keluarkanlah mereka atas dasar hukum yang kamu ijtihadkan, karena sesungguhnya

kamu tidak mengetahui apakah tindakanmu sesuai dengan hukum Allah atau tidak.” (HR. Muslim).

Kandungan bab ini:

1. Perbedaan antara perjanjian Allah dan perjanjian Nabi-Nya dengan perjanjian kaum muslimin.

2. Petunjuk Rasulullah untuk memilih salah satu pilihan yang paling ringan resikonya dari dua

pilihan yang ada.

3. Etika dalam berjihad, yaitu supaya menyeru dengan mengucapkan: “bismillah fi sabilillah”.

4. Perintah untuk memerangi orang-orang yang kafir kepada Allah.

5. Perintah untuk senantiasa memohon pertolongan Allah dalam memerangi orang-orang kafir.

6. Perbedaan antara hukum Allah dan hukum hasil ijtihad para ulama.

7. Disyariatkan bagi seorang komandan dalam kondisi yang diperlukan seperti yang tersebut dalam

hadits, untuk berijtihad dalam menentukan hukum tertentu, walaupun ia tidak tahu apakah ijtihadnya

sesuai dengan hukum Allah atau tidak?

BAB 64: LARANGAN BERSUMPAH MENDAHULUI ALLAH (

121) Jizyah adalah uang yang diambil dari orang-orang kafir sebagai tanda ketundukan mereka kepada negara Islam

dan sebagai ganti perlindungan Negara Islam atas jiwa dan harta mereka.

183

Jundub bin Abdullah berkata: Rasulullah bersabda:

« ل اهلل الن، فقا لف ر اهلل غف ي ال واهلل رجل: ل ك : قا ل طت عم وأحب رت له قد غف ي ن ؟ إ الن ر لف أغف لي أن ال ى ع ي يتأل ذ ذا ال «م

“Ada seorang laki-laki berkata: “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan, maka

Allahberfirman: “siapa yang bersumpah mendahului-Ku, bahwa aku tidak mengampuni sifulan? Sungguh

Aku telah mengampuni-Nya dan Aku telah menghapuskan amalmu.” (HR. Muslim).

Dan disebutkan dalam hadits riwayat Abi Hurairah bahwa orang yang bersumpah demikian itu adalah

orang yang ahli ibadah. Abu Hurairah berkata: “Ia telah mengucapkan suatu ucapan yang menghancurkan

dunia dan akhiratnya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Kandungan bab ini:

1. Peringatan untuk tidak bersumpah mendahului Allah.

2. Hadits di atas menunjukkan bahwa neraka itu lebih dekat kepada seseorang dari pada tali sendal

jepitnya.

3. Begitu juga surga.

4. Buktinya adalah apa yang telah dikatakan oleh Abu Hurairah di atas: “Ia telah mengucapkan

perkataan yang membinasakan dunia dan akhiratnya.”

5. Kadang-kadang seseorang mendapatkan ampunan dari Allah disebabkan karena adanya sesuatu yang

ia benci.

BAB 65: LARANGAN MENJADIKAN ALLAH SEBAGAI PERANTARA KEPADA MAKHLUKNYA

Diriwayatkan dari Jubair bin Muth’im bahwa ada seorang badui datang kepada Rasulullah dengan

mengatakan: “Ya Rasulullah, orang-orang pada kehabisan tenaga, anak istri kelaparan, dan harta benda pada

musnah, maka mintalah siraman hujan untuk kami kapada Rabbmu, sungguh kami menjadikan Allah

sebagai perantara kepadamu, dan kami menjadikanmu sebagai perantara kepada Allah”. Maka Nabi

bersabda:

ك س » ح وي ل: قا م به، ث حا وجوه أص ك في رف ذل ى ع ح حت ل يسب زا حان اهلل، فما سب حان اهلل، ب ـ م م ظ أع شأن اهلل ؟ إن ما اهلل ي ر أتد

لى أحد ع باهلل يستشفع ه ال ن ك، إ وذكرالحديث.«ذل

“Maha suci Allah, maha suci Allah” – beliau masih terus bertasbih sampai nampak pada wajah para

sahabat (perasaan takut akan kemarahan beliau), kemudian beliau bersabda: “Kasihanilah dirimu, tahukah

kalian siapa Allah itu? Sungguh kedudukan Allah itu jauh lebih Agung dari pada yang demikian itu,

sesungguhnya tidak dibenarkan Allah dijadikan sebagai perantara kepada siapapun dari makhluk-Nya.”

(HR. Abu Daud).

Kandungan bab ini:

1. Rasulullah mengingkari seseorang yang mengatakan:“Kami menjadikan Allah sebagai perantara

kepadamu.”

184

2. Rasulullah marah sekali ketika mendengar ucapan ini, dan bertasbih berkali-kali, sehingga para

sahabat merasa takut.

3. Rasulullah tidak mengingkari ucapan badui “kami menjadikanmu sebagai perantara kepada

Allah”.

4. Penjelasan tentang makna sabda Rasul “Subhanallah” [yang artinya: Maha Suci Allah].

5. Kaum muslimin menjadikan Rasulullah sebagai perantara [pada masa hidupnya] untuk memohon

[kepada Allah ] siraman hujan.

BAB 66: UPAYA RASULULLAH DALAM MENJAGA KEMURNIAN TAUHID, DAN MENUTUP SEMUA JALAN YANG MENUJU KEPADA KEMUSYRIKAN

Abdullah bin Asy Syikhkhir berkata: “Ketika aku ikut pergi bersama suatu delegasi Bani Amir

menemui Rasulullah , kami berkata:

عالى»أنتسي دنا،فقـال: وت ر تبا د اهلل ي »وأعظمناطوال،فقـال:،وأفضلنافضالقلنا:، «الس وال م ك ـول ق ـض ع ب و م أ ك ـول بق ـوا قول

طان ي م الش ك رين ج «يست

“Engkau adalah sayyiduna (tuan kami), maka beliau bersabda:” Sayyid (Tuan) yang sebenarnya adalah

Allah”, kemudian kami berkata: ‘Engkau adalah yang paling utama dan paling agung kebaikannya di

antara kita. Beliau bersabda: “Ucapkanlah semua atau sebagaian kata-kata yang wajar bagi kalian, dan

janganlah kalian terseret oleh syetan.” (HR. Abu Daud dengan sanad yang shahih).

Dikatakan oleh Anas bin Malik bahwa ada sebagian orang berkata:

،ياخيرناوابنخيرنا،وسي دناوابنسي دنا،فقال:ـد، »يارسولاهلل حم م ـا ن طان، أ ي م الش ك هوين يست وال م ك بقول قولوا ها الناس، يا أي

عو رف ما أحب أن ت ل اهلل، سو ر و عبد اهلل زلني اهلل ن تي أ زلتي ال ـ من «.ني فوق

“Ya Rasulullah, wahai orang yang paling baik di antara kami, dan putra orang yang terbaik di antara

kami, wahai tuan kami dan putra tuan kami”, maka Rasulullah bersabda: “Saudara-saudara sekalian!

Ucapkanlah kata-kata yang wajar saja bagi kamu sekalian, dan janganlah sekali-kali kalian terbujuk oleh

syetan. Aku adalah Muhammad, hamba Allah dan utusan-Nya, akutidak senang kalian mengagungkanku

melebihi kedudukanku yang telah diberikan Allah kepadaku.” (HR. An Nasai dengan sanad yang jayyid).

Kandungan bab ini:

1. Peringatan kepada para sahabat agar tidak bersikap berlebih-lebihan terhadap beliau (122)

.

2. Orang yang dipanggil dengan panggilan “Engkau adalah tuan kami” hendaknya ia menjawab: “Tuan

yang sebenarnya adalah Allah.

3. Rasulullah memperingatkan kepada para sahabat agar tidak terseret dan terbujuk oleh syetan,

padahal mereka tidak mengatakan kecuali yang sebenarnya.

(

122) Bab ini menunjukkan bahwa tauhid tidak akan sempurna dan murni, kecuali dengan menghindarkan diri dari

setiap ucapan yang menjurus kepada perlakuan yang berlebih-lebihan terhadap makhluk, karena dikhawatirkan

akan menyeret ke dalam kemusyrikan.

185

4. Rasulullah (tidak menginginkan sanjungan dari para sahabat yang melampaui kedudukan yang

sebenarnya), dengan sabdanya: “Aku tidak senang kamu sekalian mengangkatku melebihi

kedudukan (yang sebenarnya) yang telah diberikan kepadaku oleh Allah .”

BAB 67: [KEAGUNGAN DAN KEKUASAAN ALLAH ] Firman Allah :

ې ې ى ى ائ ائ ەئ ەئ وئ وئ ۇئ ۇئ ۆئۆئ ۈئ ۈئ ېئ ېئ ﴿

﴾]الزمر[ېئ

“Dan mereka (orang-orang musyrik) tidak mengagung-agungkan Allah dengan pengagungan yang

sebenar-benarnya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat, dan semua langit

digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci dan Maha Tinggi Allah dari segala perbuatan syirik

mereka.” [QS. Az zumar: 67].

Ibnu Mas’ud berkata: “Salah seorang pendeta Yahudi datang kepada Rasulullah seraya berkata:

ا ن د، إ حم م والماء يا لى إصبع، ر ع ج والش لى إصبع، ع رضي واأل لى إصبع، موات ع عل الس ج ي جد أن اهلل لى ن ى ع ر والث لى إصبع، ع

ك النبي ح ض ك، ف ل نا الم ل: أ لى إصبع، فيقو لق ع خ ر ال سائ و رأ: إصبع، ق م ر، ث حب ل ال صديقا لقو نواجذه ت بدت ى حت

“Wahai Muhammad, sesungguhnya kami dapati (dalam kitab suci kami) bahwa Allah akan meletakkan

langit di atas satu jari, pohon-pohon di atas satu jari, air di atas satu jari, tanah di atas satu jari, dan seluruh

makhluk di atas satu jari, kemudian Allah berfirman: “Akulah Penguasa (raja)”, maka Rasulullah tertawa

sampai nampak gigi geraham beliau, karena membenarkan ucapan pendeta Yahudi itu, kemudian beliau

membacakan firman Allah:

ۈئ ۈئ ېئ ېئ ۆئې ې ى ى ائ ائ ەئ ەئ وئ وئ ۇئ ۇئ ۆئ﴿

﴾]الزمر[ېئ

“Dan mereka (orang-orang musyrik) tidak mengagung-agungkan Allah dengan pengagungan yang

sebenar-benarnya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat.” [QS. Az Zumar:

67].

Dan dalam riwayat Imam Muslim terdapat tambahan:

« نا اهلل ك، أ ل نا الم ل: أ فيقو ه ز ه م ي لى أصبع، ث ر ع ج والش ل جبا «وال

“Gunung-gunung dan pohon-pohon di atas satu jari, kemudian digoncangkannya seraya berfirman:

“Akulah penguasa, Akulah Allah.”

Dan dalam riwayat Imam Bukhari dikatakan:

لى إصبع » لق ع خ ر ال سائ و لى إصبع ى ع ر والث والماء لى إصبع، موات ع عل الس ج «ي

“Allah letakkan semua langit di atas satu jari, air serta tanah di atas satu jari, dan seluruh makhluk di

atas satu jari.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Imam Muslim meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda:

186

« ك، أي ل نا الم ل: أ م يقو بيده اليمنى، ث م يأخذه مة ث م القيا موات يو الس ي اهلل طو جب ي ال رضي ي األ طو م ي ؟ ث ون ر كب المت ؟ أي ون ر ا

؟ ون ر كب المت ؟ أي ون ر ا جب ال ك، أي ل نا الم ل: أ م يقو بشماله، ث م يأخذه بع، ث «الس

“Allah akan menggulung seluruh lapisan langit pada hari kiamat, lalu diambil dengan tangan kanan-

Nya, dan berfirman: “Akulah penguasa, mana orang-orang yang berlaku lalim? Mana orang-orang yang

sombong? Kemudian Allah menggulung ketujuh lapis bumi, lalu diambil dengan tangan kiri-Nya dan

berfirman: “Aku lah Penguasa, mana orang-orang yang berlaku lalim? Mana orang-orang yang sombong?

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata:

م » ردلة في يد أحدك خ إال ك حم ر ف ال بع في ك رضون الس واأل بع موات الس «ما الس

“Tidaklah langit tujuh dan bumi tujuh diTelapak Tangan Allah Ar Rahman, kecuali bagaikan sebutir biji

sawi diletakkan di telapak tangan seseorang di antara kalian.”

Ibnu Jarir berkata: “Yunus meriwayatkan kepadaku dari Ibnu Wahb, dari Ibnu Zaid, dari bapaknya (Zaid

bin Aslam), ia berkata: Rasulullah bersabda:

عة ألقيت » سب م راه سي إال كد ر ك بع في ال موات الس رس ما الس «في ت

“Ketujuh langit berada di Kursi, tiada lain hanyalah bagaikan tujuh keping Dirham yang diletakkan di

atas perisai.”

Kemudian Ibnu Jarir berkata: “Dan Abu Dzar berkata: "Aku mendengarRasulullah bersabda:

رش إال » ع سي في ال ر ك رض ما ال األ م الة ي ف ر ه ظ بي حديد ألقيت م لقة ح « ك

“Kursi yang berada di Arsy tiada lain hanyalah bagaikan sebuah gelang besi yang dibuang ditengah

tengah padang pasir.”

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa ia berkata:

« بي بي و م، سماء خمسمائة عا و سماء كل بي و م، ها خمسمائة عا لي تي ت وال نيا ماء الد ـمائة الس ـي خمس س ر ك وال عة ب ـا ـماء الس الس

رش فو ع وال م، والماء خمسمائة عا سي ر ك ال بي و م، م عا ك أعمال م شيء ليه خفى ع ي رش، ال ع فوق ال واهلل «ق الماء،

“Antara langit yang paling bawah dengan yang berikutnya jaraknya 500 tahun, dan antara setiap langit

jaraknya 500 tahun, antara langit yang ketujuh dan Kursi jaraknya 500 tahun, antara Kursi dan samudra

air jaraknya 500 tahun, sedang Arsy itu berada di atas samudra air itu, dan Allah berada di atas Arsy,

tidak tersembunyi bagi Allah suatu apapun dari perbuatan kalian.” (HR. Ibnu Mahdi dari Hamad bin

Salamah, dari Aisyah, dari Zarr, dari Abdullah bin Mas’ud).

Atsar ini diriwayatkan dari berbagai macam jalur sanad, demikian yang dikatakan oleh imam Ad

Dzahabi.

Al Abbas bin Abdul Muthalib berkata: Rasulullah bersabda:

م » ل سوله أع ر و لنا: اهلل ق ؟ رض واأل ماء الس بي م ون ك ر رة ،هل تد مسي سماء سماء إلى كل م و سنة، رة خمسمائة مسي هما بين ل: قا

رة خمسمائة مسي سماء ف كل وكث سنة، ـماء خمسمائة الس ـي ب ـا اله كم ـ وأع له ـف س أ بي ر ح ب رش ع وال عة ب ا ماء الس الس بي و سنة،

واهلل رض، م واأل آد بني ل أعما م شيء ليه خفى ع وليس ي ك، «فوق ذل

“Tahukah kalian berapa jarak antara langit dan bum? Kami menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang

lebih mengetahui”, beliau bersabda: “Antara langit dan bumi itu jaraknya perjalanan 500 tahun, dan

antara langit yang satu dengan yang lain jaraknya perjalanan 500 tahun, sedangkan tebalnya setiap langit

adalah perjalanan 500 tahun, antara langit yang ketujuh dengan Arsy ada samudra, dan antara dasar

samudra dengan permukaannya seperti jarak antara langit dengan bumi, dan Allah di atas itu semua,

187

dan tiada yang tersembunyi bagi-Nya sesuatu apapun dari perbuatan anak Adam.” ( HR. Abu Daud dan

ahli hadits yang lain).

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat tersebut di atas (123)

.

2. Pengetahuan tentang sifat-sifat Allah, sebagaimana yang terkandung dalam hadits pertama, masih

dikenal di kalangan orang-orang Yahudi yang hidup pada masa Rasulullah , mereka tidak

mengingkarinya dan tidak menafsirkannya dengan penafsiran yang menyimpang dari kebenaran.

3. Ketika pendeta Yahudi menyebutkan tentang pengetahuan tersebut kepada Rasulullah, beliau

membenarkannya, dan turunlah ayat Al Qur’an menegaskannya.

4. Rasulullah tersenyum ketika mendengar pengetahuan yang agung ini disebutkan oleh pendeta

Yahudi.

5. Disebutkan dengan tegas dalam hadits ini adanya dua tangan bagi Allah, dan bahwa seluruh langit itu

diletakkan di tangan kanan-Nya, dan seluruh bumi diletakkan di tangan yang lain pada hari kiamat.

6. Dinyatakan dalam hadits bahwa tangan yang lain itu adalah tangan kiri-Nya.

7. Disebutkan dalam hadits keadaan orang-orang yang berlaku lalim, dan berlaku sombong pada hari

kiamat.

8. Dijelaskan bahwa seluruh langit dan bumi di telapak tangan Allah itu bagaikan sebutir biji sawi yang

diletakkan di tangan seseorang.

9. Kursi itu lebih besar dari pada langit.

10. Arsy itu lebih besar dari pada Kursi.

11. Arsy itu bukanlah Kursi, dan bukanlah samudra air.

12. Jarak antara langit yang satu dengan langit yang lainnya perjalanan 500 tahun.

13. Jarak antara langit yang ketujuh dengan Kursi perjalanan 500 tahun.

14. Jarak antara Kursi dan samudra perjalanan 500 tahun.

15. Arsy sebagaimana dinyatakan dalam hadits, berada di atas samudra tersebut.

16. Allah berada di atas Arsy.

17. Jarak antara langit dan bumi itu perjalanan 500 tahun.

18. Tebal masing-masing langit itu perjalanan 500 tahun.

19. Samudra yang berada di atas seluruh langit itu, antara dasar dengan permukaannya, jauhnya

perjalanan 500 tahun, dan hanya Allah lah yang maha mengetahui.

Segala Puji hanya milik Allah semata, Rabb sekalian alam, semoga shalawat serta salam senantiasa

dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad , keluarganya serta para sahabatnya.

(

123) Ayat ini menunjukkan keagungan dan kebesaran Allah , dan kecilnya seluruh makhluk dibandingkan dengan

Nya; menunjukkan pula bahwa siapa yang berbuat syirik, berarti tidak mengagungkan Allah dengan

pengagungan yang sebenar-benarnya.

188

DAFTAR ISTILAH

‘Adh-h =

‘Idhah

sihir, dusta, tindakan mengadu domba, menghasut dan memfitnah.

‘Adhih (ism fa’il): Tukang sihir.

‘Adwa Penjangkitan atau penularan penyakit.

‘Ain Pengaruh jahat yang disebabkan oleh rasa dengki seseorang melalui matanya, kena

mata.

‘Alaihissalam Semoga salam sejahtera senantiasa dilimpahkan (Allah) kepadanya.

Allah akbar: Allah Maha besar.

Atsar Ada dua pengertian:

1. Hadits.

2. Perkataan atau perbuatan yang dinisbatkan kepada sahabat atau tabi’in.

‘Azimah Lihat ruqyah.

‘Azza wa Jalla Maha Mulia dan Maha Agung.

Barzakh Alam ghaib setelah manusia meninggal dunia sampai hari kiamat, atau alam kubur.

Dinar Nama satuan uang, pada zaman Rasulullah yang terbuat dari emas.

Dirham Nama satuan uang, pada zaman Rasaulullah yang lebih kecil nilainya daripada

dinar, yang terbuat dari perak.

Fai’: harta yang diperoleh kaum muslimin dari musuh tanpa melalui peperangan, karena

ditinggal lari oleh pemiliknya.

Fa’l Rasa optimis; harapan bernasib baik dan sukses.

Ghanimah Harta yang diambil alih oleh kaum muslimin dari musuh mereka ketika

dalam peperangan; rampasan perang.

Ghaul Hantu (gendruwo), salah satu jenis jin.

Hadits Tuntunan dan tradisi yang diajarkan Rasalullah melalui sabda, sikap, perbuatan

dan persetujuan beliau; sesuatu yang dinisbatkan kepada Nabi , baik berupa

perkataan, perbuatan, sikap, atau persetujuan.

Hamah Burung hantu.

Hasan Hadits yang tingkatannya di bawah hadits shahih, karena daya hafal atau

kecermatan dan ketelitian orang yang meriwayatkannya masih kurang, tetapi bila

banyak atau ada berbagai jalan dalam meriwayatkannya maka hadits tersebut

meningkat menjadi shahih.

Ibadah Penghambaan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintah-Nya, dan

menjauhi segala larangan-Nya, sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah ,

disertai dengan penuh rasa kerendahan hati dan penuh rasa cinta.

Iman Ucapan hati dan lisan yang disertai dengan perbuatan, diiringi dengan ketulusan

niat karena Allah, dan dilandasi dengan berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah

189

.

Isnad Silsilah orang-orang yang meriwayatkan hadits dari Rasulullah .

Istinja’ Bersuci atau membersihkan diri setelah buang hajat kecil atau besar.

Iyafah Meramal nasib baik dengan menerbangkan burung, apabila terbang ke arah kanan

berarti ada alamat baik. Sedang bedanya dengan thiyarah adalah kalau thiyarah itu

meramal nasib buruk, atau merasa bernasib sial dengan melihat burung, hewan

atau lainnya.

Jahiliyah Kebodohan, yaitu suatu zaman yang ciri utamanya ialah mengagungkan selain

Allah dengan disembah, dipuja, dipatuhi dan ditaati; ciri lainnya kebobrokan

mental dan kerusakan akhlak, seperti zaman sebelum Islam.

Ja’iz: mubah tidak dilarang dan tidak pula dianjurkan.

Jayyid Suatu tingkatan sanad di atas hasan.

Jibt: Sihir sebutan yang bisa digunakan untuk sihir, tukang sihir, tukang ramal, dukun,

berhala dan yang sejenisnya.

Jizyah Semacam pajak yang dipungut dari orang-orang non muslim yang mampu lagi

dewasa, sebagai ganti daripada zakat yang dipungut dari orang-orang Islam, atas

segala perlindungan dan ketentraman yang diberikan oleh kaum muslimin.

Al Khalil kekasih mulia, tingkatannya lebih tinggi daripada habib (kekasih).

Khamilah Pakaian yang berbulu atau berbeludru; pakaian tersebut terbuat dari wool.

Khamisah: Pakaian yang terbuat dari wool atau sutera dengan sulaman yang indah lagi

menarik.

Kunyah (baca:

kun-yah)

Nama panggilan untuk kehormatan, seperti: Abu al – Abbas, Abu Abdillah, Abu

Ahmad, dll. Biasanya diambil dari nama anak yang pertama.

Makruh Sesuatu yang apabila dikerjakan kurang baik, tetapi apabila ditinggalkan akan

mendapat pahala.

Marfu’ Hadits yang disampaikan oleh Rasulullah ; sesuatu yang dinisbatkan kepada

Rasulullah baik itu berupa ucapan, perbuatan, sikap atau persetujuan, meskipun

yang menisbatkan itu seorang sahabat atau tabi’in.

Mauquf Sesuatu yang dinisbatkan kepada seorang sahabat, baik itu berupa ucapan,

perbuatan atau persetujuan; perkataan yang diucapkan seorang sahabat atau

perbuatan yang dilakukannya atau persetujuannya terhadap apa yang dilakukan

seorang tabi’in.

Mufti Orang yang memberikan fatwa atau petunjuk atas suatu masalah.

Nadzar Ungkapan seseorang dengan ucapan bahwa ia akan melakukan sesuatu untuk Allah

jika tercapainya sesuatu baginya

Nau’: Bintang; tenggelamnya atau terbitnya suatu bintang.

190

arti asalnya

Nusyrah tindakan untuk menyembuhkan atau mengobati orang yang terkena sihir dengan

mantera atau jampi.

Qadha = qadar Ketetapan ilahi, artinya bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini

diketahui, dicatat, dikehendaki dan diciptakan oleh Allah .

Qunut Membaca doa dalam shalat, dilakukan sebelum ruku’ atau sesudahnya pada rakaat

terakhir, terutama pada waktu nazilah (dalam keadaan ada bahaya).

Radhiyallahu

‘anhu; ‘anha;

‘anhuma

semoga Allah senantiasa melimpahkan keridhaan kepadanya (laki-laki; wanita;

mereka berdua).

Risywah Uang sogok; kolusi.

Riya’ Melakukan suatu amal dengan cara tertentu supaya diperhatikan orang lain dan

dipujinya; contohnya: seseorang melakukan shalat, lalu memperindah shalatnya

ketika dia mengetahui ada orang lain yang memperhatikannya.

Ruqyah Usaha penyembuhan suatu penyakit dengan pembacaan ayat-ayat Al Qur’an, doa-

doa, atau mantera-mantera.

Sakrat al maut rasa pedih dan sakit yang dirasakan seseorang ketika dicabut nyawanya; sekarat

Sanad lihat Isnad.

Shafar Bulan kedua dalam tahun hijriyah, yaitu bulan sesudah bulan Muharram.

Shahih Hadits yang diriwayatkan secara bersinambung oleh orang-orang yang terpercaya

(prilaku, daya hafal dan kecermatannya) mulai dari awal sanad sampai yang

terakhir, bebas dari suatu keganjilan atau sebab yang menjadikan hadits tersebut

lemah.

Shallallahu

‘alaihi

wasallam

semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan salam sejahtera kepada beliau.

Subhanahu wa

ta’ala:

Maha suci Allah dan Maha tinggi.

Subhanallah: Maha suci Allah.

Syafaat Perantaraan, yaitu perantaraan yang akan dilakukan oleh Rasulullah kepada

Allah , dan hal itu dengan seizin-Nya, untuk meringankan beban umat manusia

ketika di padang mahsyar (pada hari kiamat) dan inilah yang dinamakan syafaat al

kubra (terbesar) atau disebut juga al Maqam al mahmud ; untuk memasukkan ke

dalam surga bagi mereka yang berhak mendapatkan surga; untuk tidak

memasukkan ke neraka bagi ahli tauhid dari umatnya yang berdosa yang

semestinya masuk neraka; untuk mengeluarkan dari neraka orang-orang ahli tauhid

yang berdosa yang sudah masuk neraka; untuk menambahkan pahala dan

meningkatkan derajat bagi orang-orang penghuni surga; dan perantaraan kepada

191

Allah untuk meringankan siksa bagi sebagian orang kafir dan ini khusus untuk

paman beliau Abu Thalib.

Syahadat Persaksian dengan hati dan lisan bahwa “Tiada sembahan yang hak selain Allah

dan Muhammad adalah utusan Allah”, dengan mengerti maknanya dan

mengamalkan apa yang menjadi tuntutannya, baik zhahir maupun batin.

Ta’ala Maha Tinggi.

Ta’awwudz Meminta perlindungan kepada Allah dengan mengucapkan A’udzu billah min …”

(aku berlindung kepada Allah dari …).

Tahmid Memuji Allah ta’ala dengan mengucapkan “Alhamdulillah” (segala puji hanya

milik Allah).

Tahrif Menyelewengkan suatu nash dari Al Qur’an atau Hadits dengan merobah

lafazhnya atau membelokkan maknanya dari makna yang sebenarnya.

Takbir mengagungkan Allah dengan mengatakan “Allah Akbar” (Allah Maha besar).

Takyif Mempertanyakan bagaimana sifat Allah itu; atau menentukan bahwa hakikat sifat

Allah itu begini atau begitu.

disebabkan dari rasa dengki seseorang, dsb. Dan termasuk dalam hal ini apa yang

dinamakan dengan haikal.

Tamtsil Menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya.

Tathayyur Berfirasat buruk; merasa bernasib sial; atau meramal nasib buruk karena melihat

burung, binatang lain, atau apa saja.

Ta’thil Mengingkari seluruh atau sebagian sifat-sifat Allah. Sedang perbedaannya dengan

tahrif, bahwa ta’thil tidak mengakui makna sebenarnya yang terkandung oleh

suatu nash dari Al Qur’an atau Al Hadits. Adapun tahrif ialah merobah lafadznya

atau memberikan tafsiran yang menyimpang dari makna sebenarnya yang

dikandung oleh nash tersebut. Lihat tahrif.

Ta’wil ada tiga pengertian:

1. Hakikat atau kenyataan yang sebenarnya dari suatu perkataan atau berita.

Seperti kata-kata ta’wil yang tersebut dalam Al Qur’an 7 : 3, 53: 7, 39 : 10,

dan sebagainya.

2. Penafsiran, seperti kata-kata para ahli tafsir: “ta’wil dari firman Allah …”,

artinya : penafsiran dari firman Allah…

3. Penyimpangan suatu kata dari makna yang sebenarnya ke makna yang lain.

Dan inilah yang dimaksud dengan ta’wil yang sering disebutkan dalam

pembahasan teologis.

Tiwalah Guna-guna; sesuatu yang dibuat untuk supaya suami mencintai isterinya atau

sebaliknya.

Thaghut Setiap sesuatu yang diagungkan – selain Allah – dengan disembah, atau ditaati,

192

atau dipatuhi, baik yang diagungkan itu batu, manusia, atau syetan.

Tharq Meramal dengan membuat garis di atas tanah. Caranya antara lain, seperti yang

dilakukan orang-orang Jahiliyah, yaitu: dengan membuat garis-garis yang banyak

secara acak (sembarangan), lalu dihapus dua-dua, apabila yang tersisa dua garis

itu tandanya akan sukses atau bernasib baik, tetapi apabila tinggal satu garis saja

itu tandanya akan gagal atau bernasib sial.

Ulama Ilmuwan; secara khusus: orang ahli dalam bidang agama Islam.

Umara’ Pemimpin; penguasa.

Wada’ah Sesuatu yang diambil dari laut, menyerupai rumah kerang, menurut anggapan

orang-orang Jahiliyah bisa digunakan sebagai penangkal penyakit.

Tamimah Sesuatu yang dikalungkan di leher anak-anak sebagai penangkal atau pengusir

penyakit, pengaruh jahat yang

DAFTAR ISI

Daftar Isi

Bab 1: Tauhid, hakikat dan kedudukannya

Bab 2: Keistimewaan tauhid dan dosa dosa yang diampuni karenanya

Bab 3: Mengamalkan tauhid dengan semurni- murninya bisa menyebabkan masuk surga

tanpa hisab

Bab 4: Takut kepada syirik

Bab 5: Dakwah kepada syahadat “La Ilaha Illallah”

Bab 6: Penjelasan tentang makna tauhid dan syahadat“La Ilaha Illallah”

Bab 7: Memakai gelang dan sejenisnya untuk menangkal bahaya adalah perbuatan syirik

Bab 8: Ruqyah dan Tamimah

Bab 9: Minta berkah kepada pepohonan, bebatuan atau yang sejenisnya

Bab 10: Menyembelih binatang bukan karena Allah

Bab 11: Menyembelih binatang karena Allah, dilarang dilakukan di tempat penyembelihan

yang bukan karena Allah

Bab 12: Bernadzar untuk selain Allah adalah syirik

Bab 13: Meminta perlindungan kepada selain Allah adalah syirik

Bab 14: Berdo’a kepada selain Allah adalah syirik

Bab 15: [Ibadah itu hak milik Allah ]

Bab 16:[Malaikat makhluk yang perkasa bersujud kepada Allah]

Bab 17: Syafa’at

Bab 18: [Nabi tidak dapat memberi hidayah kecuali dengan kehendak Allah]

Bab 19: Penyebab utama kekafiran adalah berlebih lebihan dalam mengagungkan orang

orang shaleh

Bab 20: Larangan beribadah kepada Allah di sisi kuburan

193

Bab 21: Berlebih lebihan terhadap kuburan orang orang shaleh menjadi sebab dijadikannya

sesembahan selain Allah

Bab 22: Upaya Rasulullah dalam menjaga tauhid dan menutup setiap jalan yang menuju

kepada syirik

Bab 23: Penjelasan bahwa sebagian umat ini ada yang menyembah berhala

Bab 24: Hukum sihir

Bab 25: Macam macam sihir

Bab 26: Dukun,tukang ramal dan sejenisnya

Bab 27: Nusyrah

Bab 28: Tathayyur

Bab 29: Ilmu nujum (Perbintangan)

Bab 30: Menisbatkan turunnya hujan kepada bintang

Bab 31: [Cinta kepada Allah].

Bab 32: [Takut kepada Allah]

Bab 33: [Tawakkal kepada Allah]

Bab 34: Merasa aman dari siksa Allah dan berputus asa dari Rahmat-Nya

Bab 35: Sabar terhadap takdir Allah adalah bagian dari Iman

Bab 36: Riya’

Bab 37 : Beramal shaleh untuk kepentingan dunia adalah syirik

Bab 38: Mentaati ulama dan umara’ dalam menghalalkan yang haram dan mengharamkan

yang halal berarti mempertuhankan mereka

Bab 39: [Berhakim kepada selain Allah]

Bab 40: Mengingkari sebagian Asma’ dan Sifat Allah

Bab 41: [ingkar terhadap ni’mat Allah]

Bab 42: [Larangan menjadikan sekutu buat Allah]

Bab 43: Tidak rela terhadap sumpah yang menggunakan nama Allah

Bab 44: Ucapan: “Atas kehendak Allah dan kehendakmu”

Bab 45: Mencaci masa berarti mencaci Allah

Bab 46: Penggunaan gelar “qadhi qudhat” [hakimnya para hakim]

Bab 47: Memuliakan nama-nama Allah

Bab 48: Bersenda gurau dengan menyebut nama Allah, Al Qur’an atau Rasulullah

Bab 49: [Mensyukuri ni’mat Allah]

Bab 50: [Memberi nama yang diperhambakan kepada selain Allah]

Bab 51: [Penetapan Al Asma’ul Husna hanya untuk Allah]

Bab 52: Larangan mengucapkan “As salamu alallah”

Bab 53: Ucapan “Ampunilah aku jika engkau menghendaki”

Bab 54: Larangan mengucapkan “Hambaku”

Bab 55: Larangan menolak permintaan yang menyebut nama Allah

194

Bab 56: Larangan meminta sesuatu dengan menyebut nama Allah kecuali surga

Bab 57: Ucapan “Seandainya”

Bab 58: Larangan mencaci maki angin.

Bab 59: [Larangan berprasangka buruk kepada Allah]

Bab 60: Mengingkari takdir

Bab 61: Orang yang menggambar (Mushawwir)

Bab 62: Larangan banyak bersumpah

Bab 63: Perjanjian Allah dan perjanjian Nabi-Nya

Bab 64: Larangan bersumpah mendahului Allah

Bab 65: Larangan menjadikan Allah sebagai wasilah kepada mahluk-Nya

Bab 66: Upaya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam menjaga kesucian tauhid

Bab 67: [Keagungan dan kekuasaan Allah ]

Daftar Istilah

195

Nazar yang makruh,

dimakruhkan untuk

dipenuhi dan

mustahab untuk

dilanggar namun

membayar kafaroh.

(Saya bernazar

karena Allah untuk

menoleh dalam

shalat).

Nazar karena Allah Nazar untuk selain

Allah

Sebelum dilafadzkan Setelah dilafadzkan

Hukumnya sama seperti

bersumpah kepada selain Allah,

yaitu tidak terealisasi (tidak

dipenuhi dan tidak ada

kafarohnya), kafarohnya adalah

bertaubat.

Hukumnya adalah haram;

disebabkan larangan Nabi

Muhammad atau makruh.

Nazar khusus Nazar umum

Nazar

mubah

(boleh).

Nazar untuk

taat,

hukumnya

wajib

dipenuhi.

(saya bernazar

untuk shalat

karena Allah).

Nazar karena

marah, dianjurkan

untuk memilih

antara

menepatinya, dan

ini lebih utama,

atau membayar

kafaroh. (Saya

bernazar kepada

Allah untuk

minum).

Nazar maksiat,

hukumnya haram

dipenuhi, dan

wajib untuk

dilanggar namun

membayar

kafaroh. (saya

bernazar untuk

mencuri karena

Allah.

Nazar muthlaq

atau yang tidak

disebut,

didalamnya ada

kafaroh

sumpah.

(Ucapan: Saya

bernazar, lalu

diam.

Masuk didalamnya

semua muslim.

(mereka menunaikan

nazar).

Macam-Macam Nazar

Macam – Macam Riya

Pada asal (awal)

ibadah, maka

ibadahnya batal.

Riya yang muncul

tiba-tiba.

(pertengahan

ibadah)

Riya setelah melakukan ibadah, maka ini tidak berpengaruh sedikitpun

terhadap ibadah kecuali jika didalamnya menimbulkan permusuhan

seperti menyebut-nyebut pemberian dan menghina setelah

bersedekah.

Melawannya wajib dan ibadah sah.

Membiarkannya

Ibadah yang saling berkaitan

antara awal dan akhir maka

ibadahnya batal, seperti

shalat.

Ibadah yang saling terpisah antara

awal dan akhir, maka yang terdapat

riya didalamnya menjadi batal, seperti

zakat.

196

Ujian Kitab Tauhid 1 (Bab: Pembukaan)

Bab Nama Bab Alasan Penulis Mendatangkan Bab ini Dalam Kitab Tauhid

Perbedaan Antara Syirik Besar dan Syirik Kecil

Syirik besar:

1. Mengeluarkan dari agama.

2. Menghapus semua amalan.

3. Pelakunya kekal dalam neraka

selama -lamanya

4. Menghalalkan darah dan harta.

5. Adanya dalil yangmenunjukkan

bahwa itu adalah syirik besar.

6. Meyakini bahwa sebab memiliki pengaruh tersembunyi di alam.

Syirik kecil : 1. Tidak mengeluarkan dari agama. 2. Tidak menghapus semua amalan, akan tetapi menghapus amalan yang khusus. 3. Pelakunya tidak kekal di dalam neraka selama-lamanya. 4. Tidak menghalalkan darah dan harta. 5. Adanya dalil yang menunjukkan bahwa itu syirik kecil. 6. Meyakini sesuatu yang Allah tidak jadikan sebab sebagai sebab. 7. Semua yang merupakan perantara kepada syirik besar adalah syirik kecil 8. Semua yang disebutkan oleh syariat secara umum bahwa itu adalah syirik/kufur dan tidak di awali huruf alif lam (ال), maka asalnya adalah syirik kecil yang tidak mengeluarkan dari agama.

Perbedaan Antara Syirik Kecil

dan Syirik Besar

Macam – Macam Tawakal Yaitu benarnya bersandar kepada Allah dan percaya

kepada-Nya disertai mengambil sebab –sebab yang

disyariatkan.

Boleh

(perwakilan) yaitu bersandar kepada

seseorang terhadap urusan yang dia

wakilkan kepadanya; Nabi Muhammad

telah mewakilkan urusannya baik khusus

maupun umum.

Syirik kecil (tersembunyi

misalnya bersandar kepada

seseorang dalam rezki dan

mata pencahariannya

bersamaan dengan perasaan

butuh, namun dia tidak

meyakini bahwa itu sekedar

sebab bahkan menjadikannya

di atas sebab.

Memalingkannya kepada

Allah (syirik besar) yaitu tawakal ibadah dan

ketundukan serta bersandar

secara mutlak kepada orang

yang ditawakali, dari sisi dia

meyakini bahwa ditangannya

bisa mendatangkan manfaat

dan menolak mudhorat.

197

Sebutkan hukum amalan-amalan berikut ini:

Amalan Hukumnya Amalan Hukumnya

Minta diruqiyah Al iktiwa

Pergi berobat ke dokter Riya

Memberi kabar baik

seorang muslim

Attathayyur

Menyembunyikan ilmu

Tulislah apa yang kamu ketahui di bawah ini:

Sebab-sebab mempelajari kitab

tauhid

1 2

3 4

Sebab penulis tidak

menyebutkan muqaddimah

Kitab Tauhid

1 2

3 4

Pembagian Kitab Tauhid

1 2 3

4 5 6

7 8 9 10

Bantahan bagi yang mengatakan

Kitab Tauhid ini hanya

berbicara tauhid uluhiyah

Makna ibadah ditinjau dari

amalan

Dan ini adalah perkataan…

Makna ibadah di tinjauu dari

pelakunya

Macam-macam ‘ubudiyah

1 dinamakan

dalinya

2 dinamakan

dalilnya

3 dinamakan

dalilnya

Hak-hak yang sepuluh

1 2 3

4 5 6

7 8 9 10

Jiwa yang diharamkan Allah 1 2

3 3

Makna (اال بالحق ) 3 2 1

Apakah Nabi Muhammad

menulis wasiat yang tertilis

Dan mengapa hal itu dikatakan wasiatnya: 1

2

ضبقراب األر (dengan sepenuh

bumi)

Hak hamba atas Allah

dinamakan hak

dalilnya

Sempurnakan ungkapan berikut Menyebutkan keutamaan sesuatu bukan berarti…

Tetapnya keutamaan yang khusus tidak berarti melazimkan…

198

Al Ummah dalam alqur’an 1 2

3 4

Merealisasikan tauhid yaitu

Dan terjadi dengan

“Dan saya tidak dalam keadaan

shalat”

Umat ini adalah yang paling

banyak

1 2

Mengapa Mu’az menghususkan

untuk berhati-hati dari doa yang

dizalimi

Macam-macam qodha

(ketetapan) dan perbedaan

keduanya

1

2

Bagaimana Allah menetapkan

sesuatu yang tidak dicintaiNya?

Arrahthu

Tidak ada ruqiyah kecuali dari

‘ain

Alhummah

Attathayyur

Mengapa dilarang minta ruqiyah

dan iktiwa sementara pergi

kedokter tidak dilarang

Pujian Allah atas Nabi Ibrahim 1 2 3

4 5 6

Allah tidak mengampuni dosa

syirik

yaitu

Dan Allah mengampuni di bawah syirik

“Jauhkanlah saya dan anak

keturunanku”

Makna shanam dan watsan

كلمته dan روح منه

Apa yang Allah sandarkan

terhadap dirinya ada dua dan

sebutkan dalilnya

1

2

“Ukasayah telah

mendahuluimu”

(dengan kezaliman) بظلم yaitu لم يلبسوا

Bagaimana tekut kepada syrik 1 2

3 4

Riya dan sum’ah

Obat penyakit riya 1 2

3 4

“Dia mencari wajah Allah

dengan itu”

Yakni

harta mereka yang) كرائم أموالهم

paling mulia)

Syarat-syarat da’wah 1 2 3

4 5

اتخوارق العاد (kejadian di luar

kebiasaan)

1 2

3 4

Semua yang ada di alam adalah hamba Allah walaupun orang kafir (benar atau salah). Tasbih burung-burung

adalah bentuk ‘ubudiay (paksaan atau ketaatan). Semua hewan bertasbih kepada Allah kecuali tokek (benar

atau salah).

Termasuk tulisan syaikh Muahammad bin Abdul Wahab adalah (Mukhtasaro Siroh – Ushulul Iman – semuanya

benar. ‘Ubudiyah terbagi menjadi (2 bagian – 3 bagian). Tauhid terbagi menjadi (rububiyah, uluhiyah dan asma

199

wa sifat – marifah wal itsbat dan al irodah walqasd – semuanya benar – semanya benar dengan tambahan

tauhid hakimiyah).

Mereka yang beriman dengan salah satu macam tauhid dan mengingkari yang lainnya maka tidak dikatakan

muwahid (benar atau salah). Pembagian tauhid menjadi beberapa macam adalah bid’ah karena tidak ada

dalilnya (benar atau salah).

Korelasi antara iman dan tauhid adalah bahwa iman lebih umum dan tauhid bagian darinya (benar atau salah).

Rukun iman (5,6,8). Kaum musyrikin juga memperuntukan ibadah kepada Allah (benar atau salah).

Yang diibadahi dari selain Allah dan ia tidak ridho (thaghut – bukan thaghut). Ibadah tidak terealisasi

melainkan dengan lisan dan anggota badan (benar atau salah). Syarat-syaratt laa ilaha illallah (7,8).

Hak hamba atas Allah dinamakan hak (wajib – tafadhul). Perkataan: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui

dikatakan (semasa nabi Muhammad masih hidup – kapan saja boleh diucapkan). Apa yang Allah sandarkan

terhadap diri-Nya terbagi menjadi (2,3). Dalam perkara syar’i dikatakan (Allahu a’lam – Allahu wa Rasuluhu

a’lam). Syahadat laa ilaha illallah terdiri dari (2 rukun, 7 rukun, 8 rukun).

Mengesakan Allah dalam pengaturan alam dan menurunkan hujan adalah tauhid (uluhiyah, rububiyah, asma wa

sifat). Yang menafikah akar tauhid adalah (syirik besar - syirik kecil - bid’ah).

Kewajiban yang paling utama adalah birrul walidain (benar atau salah). Keharaman yang paling utama adalah

zina dan membunuh jiwa yang diharamkan Allah (benar atau salah). Diharamkan menyembunyikan ilmu dalam

keadaan apapun juga (benar atau salah).

Rasulullah melarang Mu’az untuk memberi kabar kepada manusia disebabkan (supaya mereka tidak berlomba-

lomba – supaya tidak bertawakal semata – semuanya benar). (Apakah Mu’az menyelisihi larangan ini (ya –

tidak). Apakah ini merupakan hukum yang khusus buat Mu’az semata (betul – tidak).

Kezaliman yang paling utama adalah kezaliman seorang hamba terhadap selainnya, seperti kezaliman terhadap

jiwa, harta, dan kehormatan (benar atau salah). Tempat akhir yang bertemu dengan Allah sementara ia

meninggal dalam keadaan terus menerus di atas dosa besar selain syirik adalah (azab – di bawah kehendak

Allah).

Laa ilaha illallah adalah zikir, bukan merupakan doa (benar atau salah). Ada yang mengucapkan laa ilaha

illallah akan tetapi tidak ditimbang di sisi Allah sedikit pun (benar atau salah).

Ibrahim adalah ummah (qudwah – imam – pengajar kebaikan – semuanya benar). Tidak boleh meruqiyah dari

penyakit fisik dan maknawi melainkan dari ‘ain dan hummah (betul atau salah).

Hadits mereka tidak meminta diruqiyah, imam Muslim menambahkan “mereka tidak meruqiyah”, tambahan ini

adalah (sahih – lemah). Syirik besar menghalalkan darah dan harta kalau dia bukan seoarang kafir zimmi atau

mu’ahid (benar atau salah).

Perbedaan antara yang meruqiyah dan meminta diruqiyah bahwa yang meminta diruqiyah adalah telah

mamalingkan hatinya kepada Allah adapun yang meruqiyah telah melakukan kebaikan (benar atau salah).

Menyamakan selain Allah dengan Allah yang merupakan kekhususan Allah adalah syirik (besar - kecil)

Apa yang dipahat dalam bentuk gambar adalah (shaman – watsan - semuanya benar).

Harta yang paling mulia (yang paling tinggi harganya – yang sedang – yang paling rendah). Mengusap Hajar

Aswad untuk tabarruk (disyariatkan – dilarang – ada penjabarannya).

Sebutkan pembagian riya secara tafsil (dengan bagan).

Sebab Penulis Mencantumkannya Judul

(Janganlah engkau tunaikan shalat di Masjid

tersebut selama – lamanya. (surat At Taubah

: 108) berada dibawah bab tidak boleh

menyembelih kepada Allah ditempat

penyembelihan untuk selain Allah.

(Mereka memenuhi nazarnya). (Al Insan : 7)

berada dibawah bab nazar kepada selain

Allah.

200

Ujian Tauhid Bagian 2 (Tafsir Tauhid)

Nazar Kepada Selain Allah Nazar Maksiat Perbedaan Antara Nazar Taat

.Tulislah apa yang kamu ketahui dari kalimat-kalimat di bawah ini :

Hukumnya Amalan Hukumnya Amalan

Mendoakan yang bergantung

terhadap jimat

Ragu atas kekafiran ahlu

kitab

Menggantung jimat

Melaknat secara mu’ayyan

(tentu)

Bersuci dengan kotoran hewan atau

tulang Cincin pernikahan

Tabaruk dengan al Qur’an ketika

membacanya Mengusap bebatuan Nabi

Istighotsah dengan makhluk

Mengkhususkan tempat

untuk nazar

Bernazar kepada selain Allah

Menghadiri hari raya kaum

kafir

Takut kepada jin Nazar maksiat

Menggantung ayat – ayat al Qur’an

Menggantung kain atau

sendal

Jimat dari al Qur’an

Menggantung kain untuk

keindahan

Minum air zam – zam supaya

sembuh Mengusap hajar aswad

Menyebut kemungkaran untuk

mewanti - wanti

Menghancurkan harta karna

maslahat

1. .....................................................................................................................

2. .....................................................................................................................

Ungkapan Alladzi Fatorani ( yang

menghidupkanku)

Ulaaika Ladziina Yad’uuna (mereka

orang – orang yang mereka sembah)

1. .....................................................................................................................

2. .....................................................................................................................

Mencintai mereka seperti mencintai

Allah

1. .....................................................................................................................

2. .....................................................................................................................

3. ....................................................................................................................

Macam – macam cinta beserta

hukumnya

1. ......................................................................................................................

2. ......................................................................................................................

3. .....................................................................................................................

4. .....................................................................................................................

Mencintai karena Allah terealisasi

dengan ...

.......................................................................... Ruhbaanahum (Rahib mereka)

............................................................................................................................. Ahbaarohum (pendeta mereka)

Arbaaban (Tuhan–tuhan)

201

Hukum bagi yang menggantung benang

dan sejenisnya

1 2

3 4

Makna mengikat jenggotnya 1 2

Mengapa tidak boleh bersuci dengan

tulang

Penyerupaan antara alqat’u (memotong)

dengan al’itq (membebaskan budak)

Batasan tabaruk yang dilarang

Pengertian tabarruk

Macam-macam tabarruk 1 2

Contoh tabarruk yang boleh 1 2 3 4

Contoh tabarruk yang dilarang 1 2 3 4

maknanya adalah Allata adalah ,افر أيتم الالت والعزى

Makna Al’Uzza Almanat adalah

maknanya adalah ,ذات أنواط

Laknat adalah

Keyakinan terhadap sahabat dan hukum

mencela mereka

Mencela mereka berarti mencela 1 2 3 4

Makna “shalatku dan sesembelihanku”

1. .....................................................................................................................

2. ......................................................................................................................

3. ......................................................................................................................

4. ......................................................................................................................

Macam – macam syirik besar

1. .....................................................................................................................

2. ......................................................................................................................

3. ......................................................................................................................

Syarat dibolehkannya Rukyah

1. .....................................................................................................................

2. ......................................................................................................................

3. ......................................................................................................................

4. ......................................................................................................................

Sebab larangan jimat dari al Qur’an

.............................................atau mencegahnya ..................................................

Haramnya jimat untuk mengangkat

bala

Al Wahiina (penangkal penyakit)

Tidak menambah kecuali wahna

(kehinaan)

Ma aflahta abada (kamu tidak akan

beruntung selamanya)

1. .....................................................................................................................

2. ......................................................................................................................

Apakah seorang muslim diampuni

karena kebodohannya

............................................. Al Wad’ah ............................................................ Tamimah

At Tiwalah

semoga Allah tidak) ال ودع هللا له

memberikan ketenangan baginya

1. .....................................................................................................................

2. ......................................................................................................................

3. ......................................................................................................................

Macam – macam manusia dalam

mengambil sebab

202

Makna “hidupku dan matiku”

Makna “awwalul muslimin” 1 2

Makna “melaknat ke dua orang tuanya”

maknanya adalah ,آوى

maknanya adalah ,غير مناراالرض

Macam-macam ihdats 1 2

Macam-macam menyembelih 1 2

يجوزهال , maknanya adalah

Tempat mesjid dhiror

Mengapa tidak boleh menyembelih

untuk Allah ditempat menyembelih

untuk selain Allah

1

2

3

Mengapa mesjid dhiror dibangun 1 2

3 4

Nazar secara bahasa dan istilah syar’i

Makna dari nazar mun’aqid Makna بوانة

maknanya adalah 1 2 ,فيما ال يملك ابن ادم

Mengapa ada nazar taat dan terlarang

maknanya adalah ,أعوذ بكلمات هللا

Apa hukum “kami meminta keselamatan

dengan Rasulullah”

Mengapa Rasulullah Mengatakan “tidak

boleh minta keselamatan denganku”

Menyembelih adalah amalan badaniyah yang paling tinggi (benar atau salah). Tidak boleh melaknat pelaku maksiat

melainkan secara umum (benar atau salah).

Tempat yang dipersiapkan untuk memerangi Allah dan Rasul-Nya tidak boleh shalat didalamnya kecuali mesjid (benar

atau salah). Jikalau tempat tersebut bisa diganti untuk tempat ketaatan maka dirubah (benar atau salah).

Diperbolehkan syaddu rihal (meniatkan rihlah) untuk shalat di mesjid Quba (benar atau salah). Pergi ketempat kesyirikan

diperbolehkan untuk memberi peringatan (benar atau salah).

Diperbolehkan pergi ke gua hira untuk mengetahui ibadah yang dilakukan Nabi Muhammad (benar atau salah). Mi’raj

adalah perjalanan Nabi Muhammad dari Mekah ke Baitul Maqdis (benar atau salah).

Hukum yang merubah alamat jalan di jalan (dilaknat –berdosa). Meremehkan orang-orang shaleh dan mengingkari

keutamaan mereka (ghulat (berlebih-lebihan) – jafa (meremehkan) – washat (adil).

Ujian Kitab tauhid Bagian 3 (Batilnya peribadatan Kepada selain Allah).

Sebab Penulis Mencantumkannya Nama Bab

Bagian

Bab

15

203

Bab

16

Bab

17

Bab

Hukumnya Amalan Hukumnya Amalan

Qunut Nawazil

Tawasul dengan kedudukan

Nabi Muhammad

Memintakan ampun untuk orang

– orang musyrik

Menyebut yang didoakan

dalam shalat

Taqlid

Meminta syafaat dari orang

yang telah meninggal

Mentalqin orang yang

menjelang ajal

Mengunjungi orang sakit

yang musyrik

Perantara – perantara berda’wah

Meminta doa dari orang

yang masih hidup

Melaknat mu’ayyan

(tertentu/khusus)

Mendoakan keburukan atas

orang tertentu (menyebut

orang perorang)

Melaknat secara umum orang –

orang kafir

Dalil batilnya menyembah

berhala dalam firman Allah

dalam أيشركون (apakah

mereka menyekutukan…..)

1 2

3 4

Dalil batilnya menyembah

selain Allah

Melukai dan mematahkan

gigi serinya (Nabi

Muhammad)

Faedah-faedah luka dan

patahnya gigi seri Nabi

Muhammad

1 2

3 4

Al’ali

Sebutkan ayat yang

dikatakan atasnya, bahwa

akar pohon syirik dipotong

dari hati dan siapa yang

mengatakannya

Faedah (hingga ketika

dihilangkan ketakutan dari

hati mereka) (Surat As Saba’

: 28)

Shafwan Qithmir

Seratus kedustaan

204

Macam – macam mencuri

berita

Al ‘Aziz

Syafa’at secara bahasa

Syafa’at secara istilah

Syarat – syarat syafa’at

beserta dalilnya

Orang yang paling bahagia

dengan syafa’at

Hakikat Syafa’at

Mengapa disyariatkan

syafa’at

Hidayah yang ditetapkan

Hidayah yang ditiadakan

Orang yang kamu cintai

Apakah bermanfaat

taubatnya Abu Thalib?

Sebutkan dalilnya

1 2 3

Pendapat yang ke dua adalah Makna ketika ajal

menjemputnya

Siapa yang bersaksi dengan

kekufuran Abdul Mutthalib

dan Abu Thalib

Mengapa periwayat hadist

mengatakan “dia di atas

agama” tidak mengatakan

“saya di atas agama”

Bagaimana menggabungkan

antara perkataan ulama

disunahkan mentalqin yang

sakratul maut dengan Laa

ilaaha Illallah dengan tidak

mengucapkan “katakanlah”

dengan hadist ucapkanlah

Laa Ilaaha Illallah

Ahlu fatroh adalah

Apakah kaum kafir Mekah termasuk ahli fatroh

Perkataan ahlu sunah tentang

mereka

Meremehkan orang-orang shaleh dan mengingkari keutamaan mereka (ghulat (berlebih-lebihan) – jafa

(meremehkan) – washat (adil). Pahala shalawat terhadap Nabi Muhammad (tidak dikhususkan dengan zaman –

bertambah bila dekat kuburannya).

Setan berani menyeru manusia kepada kesyirikan (ketika ada ilmu dan ulama – jika tidak ada mereka). Ghulu bisa

terjadi dengan: (perkataan – perbuatan – dengan keduanya ditambah dengan keyakinan).

Ziyarah kubur untuk berdoa kepada Allah disampingnya (musyrik – mubtadi’ – muwahid). Shalat di mesjid yang

ada kuburannya (sah – batil – makruh).

205

Sebutkan pembagian syafa’at (dengan bagan).

Ujian Kitab Tauhid 4 dan 5 (Sebab-Sebab Kekufuran dan Bantahan Syubhat Kaum Musyrik)

Sebab Penulis Mencantumkannya Nama Bab

Bagian 4

Bab 19

Bab 20

Bab 21

Bab 22

Bagian

5

Hukumnya Amalan Hukumnya Amalan

Berdiam diri di sisi kuburan

Berdoa kepada Allah di

atas kuburan

Membuat patung

Membangun Masjid di atas

kuburan

Shalat sunnah di Rumah

Ziarah kuburan Nabi

Muhammad

Tasyabbuh atau menyerupai orang

kafir Shalat di kuburan

Mengikuti atsar Nabi Muhammad

Menyelidiki kuburan orang

– orang shaleh-

Menyelidiki bekas – bekas Nabi

Muhammad

Ziarah wanita terhadap

kuburan Nabi Muhammad

Ghulu Terhadap orang – orang saleh merupakan asal kesyirikan zaman sekarang dan zaman dahulu

(benar, salah)

Fitnah terhadap kubur seperti fitnah terhadap berhala bahkan lebih parah (benar atau salah)

Ibrohim ‘Alaihissalamn adalah khalilullah dan Muhammad salallaahu ‘alaihi wasallam adalah

habibullah (benar atau salah)

Menghiasi kuburan, meneranginya, mengapurinya, menulis di atasnya, membangun kubah,

meletakkan kain di atas batu kuburan, melayani penziarahnya, dan memberikan uang kepada

pelayannya (wajib atau haram)

Nabi Muhammad membatasi ketakutan bagi umatnya dalam perkara………………..

Apa sebabnya penulis mendatangkan ayat-ayat yang tiga pada bab bahwa sebagian umat ini akan

menyembah berhala.

1. ............................................................................................................

2. ............................................................................................................

3. ............................................................................................................

4. ............................................................................................................

Bagaimana kita mencintai orang saleh

1. ............................................................................................................

2. ............................................................................................................

3. ............................................................................................................

Pembagian manusia dalam menyikapi

orang – orang shaleh

Ahlul kitab

Al Ghulu (pengkultusan)

1. ...........................................................................................................

2. ........................................................................................................... Kerusakan – kerusakan ghulu

206

3. ............................................................................................................

4. ...................................... ....................................................................

1. ...................................... ....................................................................

2. ...................................... .................................................................... Ghulu terhadap Isa

1. ......................................................................... ....................................

2. ............................................................................ .................................

3. ............................................................................................................

4. ............................................................................ ................................

Contoh ghulu terhadap orang – orang

shaleh pada zaman sekarang

1. ............. ................................................................................................

2. ............ .................................................................................................

3. ..............................................................................................................

4. ..................... ........................................................................................

Kaum Nuh membuat beberapa perkara

1. .............. ................................................................................................

2. ................ .............................................................................................. Al Itro’ (sanjungan)

1 2 3

4 5

Ziarah yang disyariatkan di Madinah

yaitu

Ditampakan

kuburannya

Almutanatthi’un

Mengambil kuburan sebagai Masjid

Perbedaan antara Thanattu’, Ghulu dan

Ijtihad

Tidak dikeluarkan kuburan Nabi

Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi

Wasallam karena beberapa alasan

Bagaimana Kita menentang atas orang

– orang yang membolehkan mengubur

orang – orang shaleh di masjid dengan

alasan bahwa kuburan Nabi

shalallaahu ‘alaihi wasallam ada di

masjid?

Apakah doa Nabi Muhammad

shalallaahu ‘alaihi wasallam terkabul

(janganlah jadikan kuburanku sebagai

watsn/yang disembah ................... dan

dalilnya

Assurj adalah Keburukan ahlu bid’ah

(membuat adonan gandum) يلت السويق

(Dari diri kalian sendiri) ”من أنفسكم“

عزيز عليه ما عنتم

حريص عليكم

بالمؤمنين رءوف رحيم

Apakah melazimkan menetapkan

rahmat sebagai mumatsilah

)فإن تولوا(

rumah kalian sebagai) بيوتكم قبورا

kuburan)

عيداقبري (kuburanku sebagai ‘id)

Salawat dari Allah adalah

Salam kalian sampai kepada saya dan

dalillnya

Bagaimana kamu membantah bahwa

penulis melarang menziyarahi kuburan

Rasulullah?

207

Syarat – syarat ziarah yang

disyariatkan ke kuburan

Bagaimana kamu membantah orang

yang mengatakan bahwa syirik tidak

akan terjadi pada umat ini atau di

jazirah Arabiah

Manfaat (apakah kamu tidak melihat

orang – orang yang diberi bagian dari

Al Kitab-An Nisa : 51)

Faedah (katakanlah wahai Muhammad

maka kalian Aku kabarkan tantang

orang – orang yang lebih buruk

pembalasannya dari orang – orang

yang fasik di sisi Allah-Al Maidah :

60)

Faedah (dan orang – orang yang

berkuasa atas urusan mereka berkata

demi Allah sungguh kami akan

membangun diatas gua mereka sebuah

Masjid – Al Kahfi : 21)

Apakah Kera dan Babi merupakan sisa

mereka yang dirubah wujudnya dan

dalilnya

Dalam hadist Tsauban dikabulkan doa

Nabi terhadap dua perkara Dan ditolak

permintaan yang ketiga yaitu

Terbukanya pintu fitnah dengan

Al Jibt

Al Kudzah Bil Kudzah

“Dan orang –orang yang menguasai

atas urusan mereka”

Dilipatkan bumi kepadaku dan

bagaimana dilipatkan atasnya

Perbendaharaan merah dan putih

“paceklik Dengan setahun”

Fayastabiihu Baidhootuhum

(menghabisi seluruh kekuasaan

kaumMuslimin)

“Tiga Puluh orang pendusta”

Penutup para Nabi

“Musuh selain dari mereka sendiri”

“Sampai keputusan Allah tiba” dan

dalilnya

اآلية العظمى للطائفة

208

Ujian Tauhid 6 (Amalan-Amalan Setan)

Mengapa penulis datang dengan bagian

ini

Pengertian sihir

Alamat-alamat penyihir

Macam – macam sihir beserta

hukumnya

Bagaimana menggabungkan antara

طائركم معكم dan طائرهم عند هللا

Apakah penyebutan jumlah memiliki

maksud? Serta berikan contohnya.

Mengapa disebutkan jumlah namun

tidak disebutkan maksud?

Makna Al Maubiqoot (yang

membinasakan)

Makna attawalli (Lari dari peperangan)

Pembagian lari dari medan perang

Menuduh berzina wanita baik – baik

At Thurq

Makna “Al Iyaafah” dan apakah

termasuk tathayyur

Namimah dan apa hubungannya dengan

sihir

Al Bayan (retorika) dan pembagiannya

Macam – macam ilmu perbintangan

beserta hukumnya

Pembagian Abaa Jad (huruf – huruf

untuk sihir)

Makna Al Kahiin

Makna Al arrof

Makna An Nusroh (obati sihir dengan

sihir) dan pembagiannya

Makna Rojulun Bihi Tib (laki – laki

yang padanya terdapat pengobatan).

Dan ini termasuk dalam bab..

Tidak dioabati sihir dengan sihir

sepertinya, disebabkan oleh beberapa

alasan, sebutkan?

Laa ‘Adwa (tidak ada penyakit yang

menjalar) dan apakah bertentangan

dengan lari dari wabah penyakit?

Bagaimana menggabungkan antara Laa

Tiaroh (tidak ada rasa sial dengan

burung) dan tidak ada kesialan kecuali

pada tiga hal

209

Makna Laa Tiaroh (tidak ada rasa sial

dengan burung)

Makna Laa Hammah (tidak ada rasa sial

dengan burung hantu)

Obat Thatoyyur

Makna Wamaa Minna Illa (dan tidaklah

kita tidak terkecuali) dan pelajaran yang

diambil darinya?

Laa Shoffar (tidak ada kesialan dengan

bulan safar)

Laa Naua Wala Ghoula (tidak ada rasa

sial dengan bintang atau makhluk halus

Makna Al fa’lu dan niyahah

Atthiyaroh yang tercela

Apakah ada thiyaroh yang terpuji

Hikmah dari penciptaan bintang-bintang

Makna: وتجعلون رزقكم أنكم

Dan: االستسقاء باألنواء

Termasuk perkara – perkara jahiliyah

adalah

Makna “Laa Yatrukuunahunna” (Tidak

meninggalkan mereka) dan apa maksud

dari ungkapan ini?

makna “Sirbal Min Qoothiroon”dan

dar’u min jarb

disini adalah ال makna )ال أقسم(

Makna “Tidaklah memegangnya kecuali

orang – orang suci”

Makna “Diturunkan dari Rob semesta

alam”

Kufur terhadap yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad, yaitu dengan firman

Allah…

Amalan Hukumnya Amalan Hukumnya

Membaca ramalan bintang Bertanya kepada Dukun

Membeli Majalah yang

didalamnya ada ramalan

bintang

Ghibah

Mereka yang dihalangi

Thiaroh

Tathoyyur

Perbedaan antara tathayyur dan alfa’lu

210

Barang siapa yang mempelajari perbintangan maka ia telah mempelajari sihir (benar atau salah). Perkataan

penulis tentang bahwa thiyaroh tercela, berarti disana ada thiyaroh yang terpuji (benar atau salah).

Membenci sebagian huruf-huruf (termasuk tasyaum – boleh). Keyakinan bahwa bintang adalah sebab

turunnya hujan dengan keyakinan Allah yang menurunkan (dibenarkan – syirik kecil).

Ujian kitab Tauhid 7 (Amalan-Amalan Hati)

Perkataan Ahlu sunnah

dalam hadist - hadist

ancaman

1 2 3

4 5 6

Pengertian dosa besar

Apakah dosa besar terhitung

atau terbatas

Apakah dosa besar bis

terhapus dengan amalan

shaleh atau tidak boleh tidak

harusbertaubat? sebutkan

dalilnya

Apakah dosa besar bertingkat

– tingkat

Apakah dosa besar lebih

besar dari syirik kecil?

bagaimana bila digabungkan

semuanya?

Apakah sah bertaubat dari

sebagian saja dari dosa

besar? Dan apakah hukum

bermajelis dengan pelaku

dosa besar?

Hukum pelaku dosa besar

dan apakah dicintai atau

dibenci

Macam – macam

wilayah(pertolongan) Allah

kepada hambaNya

Siapakah wali – wali Allah

Tingkatan-tingkatan

penafiyan.

Mengapa kita mencintai

Rasulullah?

Bagaimana bentuk

mencintainya setelah

meninggalnya

Apakah melebihkan rodja

(harapan) atau khauf (takut)

Wa taqathoat bihimul asbab

(ketika sebab – sebab

terputus bagi mereka),

maknanya adalah

211

Macam-macam

memakmurkan Masjid

“Mudah-mudahan” dari

Allah

Makna dari alkhasyah

Menjadikan fitnah manusia

seperti azab Allah (Al

Ankabut :10)

Alamat lemahnya keyakinan

Makna “kamu memuji

mereka atas rizki Allah”

Makna “kamu mencela

mereka atas apa yang tidak

Allah berikan padamu”

Makna “tawakkal”

Pembagian Tawakkal serta

penjelasan hukum setiap

bagian

Makna dari “Allah

mencukupkanmu dan orang

yang bersamamu” (Al Anfal

: 4)

Dan manusia berkata kepada

mereka “sesungguhnya

manusia….

Ucapan ketika ditimpa susah

Buah dari menghafal bab

sabar

Makna “Barang siapa yang

beriman maka Allah

memberi petunjuk kepada

hatinya” (At Taghoobun:

11)

Keduanya Menjadikan

mereka kufur

Keadaan-keadaan manusia

ketika ditimpa musibah

beserta hukumnya

Perbedaan antara sabar dan

ridho

Berdoa dengan doa orang

jahiliyah dan hukum seorang

yang beramal untuk dunia

Mengapa Nabi Muhammad

takut atas umatnya terhadap

Riya melebihi takutnya

terhadap Dajjal

212

Pembagian manusia di dalam

beramal untuk dunia dan

akhirat jelaskan beserta

hukumnya

Makna “Ta’isah (celakalah)

dan Intakasah

(tersungkurlah)”

Makna “idza Syiikah Falaa

Intaqosyah (bila dia tertusuk

duri tidak ada yang mau

mengambil durinya)

Makna “tuba”

Macam – macam taat

terhadap Ulama dan

Pemimpin dalam maksiat

kepada Allah, jelaskan

beserta hukumnya

Manfaat “(engkau melihat

orang – orang munafik)”

Macam – macam kerusakan

di muka bumi

Kerusakan yang paling rusak

adalah

Makna “Apakah hukum

jahiliah yang mereka

kehendaki” (Al Maidah : 50)

Makna ““Dan siapakah yang

lebih baik hukumnya dari

hukum Allah” (Al Maidah :

50)

Diperbolehkan kita mengucapkan (saya bertawakal kepadamu – saya mewakilkan kepadamu – saya bertawakal

kepada Allah kemudian kepadamu – semuanya benar). Termaksuk obat dari riya adalah mengingat mati dan

sakaratul maut (benar atau salah).

Seorang bersodaqoh karena wajah Allah kemudian Allah jadikan dalam hati kaum muslimin kecintaan dan pujian

terhadapanya (orang yang berbuat riya – mukhlis). Bersodaqoh agar hartanya berlimpah (musyrik – mukhlis).

Jika seorang muslim takut terjatuh kepada riya, maka boleh baginya meninggalkan ibadah (benar – salah).

Dinamakan penyembah dinar karena (menyembahnya - marah dan ridhonya karenanya).

Bab: niat manusia beramal untuk dunia lebih bahaya dari bab riya (betul atau salah). Yang diberikan kepada hakim

dari salah seorang yang bermasalah (hadiah seoarang pekerja – sogokan – semuanya benar).

Tidak ada perbedaan antara riya dalam la ilaha illallah denga bersedekah (benar atau salah). Wajib mencintai Nabi

Muhammad melebihi anak, orang tua, dan manusia seluruhnya (benar atau salah).

Hukumnya Amalan Hukumnya Amalan

Mencintai Nabi Muhammad

Meninggalkan kemungkaran

Takut dikritik

Mencintai anak dan orang tua

Isbal dalam pakaia agar diterima

ketika melamar pekerjaan

Azan dengan Imbalan

Meninggalkan shalat takut dari

riya

213

Ujian Kitab Tauhid 8 (Asma wa Sifat)

Sebab-sebab mempelajarinya

1 2

3 4

5 6 7

Metode mempelajarinya 1 2 3

Ringkasan kaidah-kaidahnya 1 2 3

Macam-macam pengingkaran

asma wasifat dan hukumnya

1

2

Apakah ayat – ayat Asma Waa

Sifaat termasuk Muhkam (pasti)

atau Mutasyabbih (Samar)?

Mengapa Ibnu Abbas berkata

saya termasuk yang Roosikhin

dalam ilmu yang mengetahui

takwilnya?

Apakah dalam al Qur’an terdapat

apa yang tidak dipahami

maknanya?

Mengapa kita meninggalkan

perkataan yang tidak bisa

dipahami oleh pendengar?

Apakah nama Allah al a’laam

(tanda) atau ausaf (sifat-sifat)

Apakah nama Allah saling

menyerupai atau saling berbeda –

beda

Apakah nama Allah terbatasi?

Jelaskan beserta dalilnya

Kepenunjukan nama Allah dan

contohnya

1 2

3

Nama Allah musytaq(dibentuk)

dari

1 2 3

Macam-macam sifat 1 2 3

Mengapa kita ungkapkan dengan

tahrif

1 2

3 4

Makna ta’wil

Pembagian ta’wil 1 2

Mengapa kita ungkapkan dengan 1 2

Meninggalkan sebab Bergantung kepada dokter

Berdoa untuk disegerakan

hukuman

Azan dengan mengambil

imbalan

214

tamsil 3

Hukum takyif

dan

bagaimana terjadi

1 2

Mana yang lebih banyak nama

atau sifat Allah, dan mengapa?

Makna “wa hum Yakfuruuna Bi

Rohmaan” (mereka kafir

terhadap Yang Maha Pengasih)

dan mengapa?

Makna “Ma’a Faroqo” (Apa

kekhawatiran mereka)

Makna muhkam jika disebutkan

sendirian

Dan ditafsirkan dengan firman Allah:

Makna Mutasyabbih Jika

disebutkan sendirinya

Jika disebutkan bersamaan, maka

makna muhkam dan mutasyabih

adalah

Di sini mutasyabih terbagi

menjadi

1 2

Menghitung nama Allah 1 2 3 4

Sebutkan Sebagian Kaidah Ahlu Sunnah Dalam Asma

wa Sifat Dalil dari Kitab dan Sunah

Ujian kitab tauhid 9/1 (larangan-larangan dalam ucapan)

Mengapa Penulis datang dengan

Bab ini

Pembagian penyandaraan

nikmat kepada sebab

1 2

3 4

Pembagian rela bersumpah

dengan nama Allah beserta

hukumnya

Makna “janganlah kalian

215

Mengambil tandingan –

tandingan bagi Allah”

Makna “sementara kalian mengetahui”

Sumpah Ghomuus (bohong)

adalah

Perbedaan antara huruf waaw

(dan) dengan Tsummah

(kemudian)

Makna “Innakum Laa

Antumulqoum (Sesungguhnya

kalian adalah kaum)

Makna “mencegahku ini dan itu”

mengapa tidak mengingatkan

larangan bersumpah dengan

Ka’bah kecuali orang Yahudi

tersebut

Pembagian mencela zaman

beserta hukumnya

1 2

3

Apakah Dahar (massa)

merupakan nama Allah dan

dalilnya

1

2

Makna “Adzallah” (melukai

Allah)

Makna “Tidak membinasakan

kami kecuali masa”

Makna “Dan aku adalah masa”

Keyakinan kaum jahiliyah

terhadap masa

Apakah nama Allah Subhanahu

Wata’ala Mukhtassoh atau

tidak?

1

2

Syarat-syarat taubat pengolok-

olok dan termasud kufur apa?

1 2 3

Makna “Tankibu Rijlaihi

(tersandung kedua kakinya)”

Makna “Binis’atin”

Hukum Bernama dengan Abdul

Mutholib dan dalilinya

1

2

خلقكم من نفس واحدة

جعل منها زوجها

ليسكن إليها

Makna “تغشاها” dan faedahnya

دعوا هللا ربهما

لئن ءاتيتنا صالحا

Mereka menyekutukan Allah

atas yang diberikan kepada

keduanya

1 2

3

Hukum penyandaran anak

tersebut terhadap Adam dan

Hawa dan dalilnya. Dan kalau

benar apa maksudnya?

1 2 3 4

5 6 7

Mengapa tidak dikatakan salam

(keselamatan) atas Allah

1

2

Manfaat menyebut ‘illah

(alasan)

1 2 3

Hukum larangan istitsna

(pengecualiaan) dalam doa dan

dalilnya

1 2

3

216

Bagaimana anda

menggabungkannya antara

larangan tersebut dengan doa

ketika shalat istikhoroh dan

menjengukk orang sakit

Makna “إنما أوتيته على علم”

Makna “وهلل األسماء”

Makna “الحسنى”

Makna “فادعوه بها”

Makna “يلحدون”

Macam-macam ilhad

1 2

dan ini terbagi mejadi: 1 2

dan ini terbagi menjadi : 1 2 3

4 5

Kaum muslimin telah sepakat bahwa apabila telh jells sunnah Rasulullah maka teidak boleh meniggalkannya (dari

perkataan siapa pun juga - kecuali imam yang empat). Menyandarkan nikmat kepada selain Allah (kufur besar – kufur

kecil_.

Bersumpah bohong dengan nama Allah (syiri kecil – dosa besar – haram – ada penjabarannya). Mimpi bisa dijadikan

sumber syariat (benar atau salah).

Makhluk yang pertama kali (pena – Arsy- Kursi). Ucapan “ zaman telah berkhianat (haram – boleh, karena hanya

mengabarkan).

Ucapan: anak si fulan lahir pada tahun kelaparan (haram – boleh, karena hanya mengabarkan).

Hukumnya Amalan Hukumnya Amalan

Bersumpah dengan Allah dalam

keadaan bohong

Perkataan apa yang

dikehendaki Allah &

apa yang kamu

kehendaki

Bernama dengan Qoodhi Al

Qudho (hakim dari segala

hakim)

Bersumpah dengan

selain Allah secara jujur

Berkunyah

Bernama dengan nama

Allah

Mengolok – olok dengan Allah

Mengulang akikah

untuk merubah nama

Ridho dengan yang telah

ditetapkan

Hadir ketika ada yang

istihza’a

Ujian kitab tauhid 9/2 (larangan-larangan dalam lafadz dan penutup)

Makna meminta dengan nama Allah 1 2

Meminta dengan wajah Allah 1 2

Syarat – syarat menghadiri undangan

Makna undangan jufla dan siapa

yang diharuskan untuk hadir

Manfaat membalas pemberian 1 2

“Seorang Mukmin yang kuat”,

yaitu dalam hal

Makna “pada semuanya ada

kebaikan”

217

Penggunaan kata Lau (seandainya)

beserta dalilnya

1 2 3

4 5 6

Tingkatan Qodar 1 2 3 4

Perkataan dalam “makhluk yang

pertama kali dicipta”

1 2

3

Sebab penamaan yaumul qiyaamah 1 2 3

Makna “Di dalam jiwaku sedikit ada

masalah Qodar “ dan apakah dia

kufur dengan itu

Makna “Orang yang paling keras

azabnya”

1

2

Menghilangkan gambar terealisasi

dengan

1

2

Meratakan kubur dengan 1 2

Hukuman bagi yang menggambar 1 2 3

4 5

Syarat – syarat bolehnya memukul

anak kecil

1 2 3

4 5

Macam-macam perjanjian dengan

kaum kafir

1 2

3

Macam-macam attalli atau sumpah

atas nama Allah

1 2

3

Tingkatan menjaga yamin (sumpah) 1 2

3 4

Makna “أشيمط زان”

Makna “عائل مستكبر”

“Mereka bersaksi dan tidak dimintai

persaksian”

1

2

Makna “takwa”

Makna “الجيش”

Makna “السرية”

Makna “aljizyah” Makna “alfai”

Makna “alghulul” Makna “alghanimah”

Makna “نستشفع باهلل عليك”

Makna “ويحك”

Pengertian ‘arsy dan kursi

Kaitan antara penutupan bab kitab

tauhid dengan firman Allah

” وما قدروا هللا “

1

2

Bernama dengan “al Aziz, al Karim, dan al Halim (tidak mengapa – haram). Ucapan “Allah mencintaiku” bagi yang

mendapat nikmat (sah – salah). Ucapan “telah tiba angin yang mendatangkan hujan (sah – salah).

Nama Harits yang disebutkan dalam hadits adalah nama (setan – nama yang paling baik). Ucapan “ ya Allah” saya

218

meminta kepadamu dengan wajahmu yang mulia untuk memberi taufik kepadaku menghafal al Qur’an (haram-boleh).

Ucapan seseorang ketika melihat orang fasik yang kaya “orang ini tidak pantas mendapatkan harta ini” (haram-

boleh).

Hukum yang mengingkari takdir (kafir-berdosa). Ucapan “dalam hati saya ada sesuatu tentang takdir” (keraguan dan

kegoncangan –pengingkaran dan penolakan). Ucapan “Allah tidak akan menerima taubatmu” (haram-boeh)

Kebanyakan para salaf mengitlakan akidah yang shahih dengan nama (sunnah-syari’ah-tauhid-fiqhu akbar-semuanya

benar).

Hukumnya Amalan Hukumnya Amalan

Mengabulkan orang yang

meminta dengan nama Allah Meminta dengan nama Allah

Mencela angin Menghadiri undangan

Menggambar

Berprasangka buruk kepada

Allah

Mengambil Jizyah dari selain

Yahudi & Nasrani Mengoleksi gambar

Membunuh anak kecil dan

wanita di medan perang Mutilasi dalam membunuh

219

«ةسطياالعقيدة الو»)Al-Aqidah al-Wasitiyah(

Biografi syaikhul Islam: gelarnya adalah Takiyuddin, nama kunyahnya Abul ‘Abas, nasabnya Ahmad bin Abdul Halim bin ‘Abdu as-Salam bin Taimiyah an-Namiiri, lahir di Harrani, tumbuh berkembang di Dimasyqi, bermazhab hambali kemudian menjadi mujtahid sendiri yang terkenal dengan syaikhul Islam.

Kehidupanya

Beliau lahir pada tanggal 10 rabiul awal tahun 661, dan meninggal pada malam senin

tanggal 20 zul qadah tahun 728, pada usia 67 tahun delapan bulan sepuluh hari

-rahimahullah-.

Beliau memiliki suara yang indah, sangat fasih, cepat dalam membaca, cerdas yang

diiringi sifat sabar dan pemaaf, kedua matanya seolah-olah dua lisan yang berbicara,

ketika mulai berbicara ungkapan-ungkapan dari lisanya sangat lancar, tumbuh dalam

perawatan dan penjagaan yang sempurna, selalu beribadah, sederhana dalam makan

dan pakayan, berbakti kepada ke dua orang tua, bertakwa, waro, seorang yang suka

beribadah, melaksanakan haji, berpuasa dan bangun malam.

Pertumbuhanya

Menghafal al Qur’an di usia dini, menguasai ilmu taafsir, hadits, fikih, usul, bahasa

Arab, sejarah, perhitungan, pembagian, mantiq, dan selainya. Sebelum baligh beliau

sudah mulai berdebat dan memberi fatwa, mulai menulis pada usia 17 tahun,

mengajar pada usia 21 tahun dan mulai mengajar tafsir pada usia tiga puluh tahun.

Tempat-Tempat

Kekuatanya

Allah memberikan kepadanya sebab-sebab kekuatan, diantaranya: tauhid,

kekokohan, zikir kepada Allah, taat terhadap Rasulullah, kebersamaan dengan

penolong-penolong Islam dan sunnah serta kesabaran.

Apa yang Allah rezkikan kepadnya berupa kekuatan dan kebugaran badan, kekuatan

suara dalam menyampaikan, dan sungguh suara beliau sangat merdu sehingga

menguasai hati pendengarnya.

Kuat dalam menghafal, jarang sekali apabila beliau telah menghafal sesuatu

kemudian melupakannya, tinggi kecerdasanya, otaknya encer, cepat dalam

menangkap, oleh karena itu sampai dikatakan tentangnya bahwa kedua matanya

seolah-olah dua lisan yang berbicara.

Kekuatanya dalam menuntut ilmu, talaqi, dan mengambil ilmu dari para syaikh

sampai-sampai di Dimasyqi beliau memiliki lebih dua ratus orang guru, juga

kekuatanya dalam membahas, membaca dan menelaah.

Kekuatanya dalam menahan dan menguasai diri dari kelezatan dunia, tidak ada

kelezatan baginya yang lebih dari menyebarkan ilmu, menulis, beramal, berdawah,

dan menghadapi orang-arang yang rusak. Sungguh beliau telah menolak pemberian

dan hanya mencukupkan diri dengan pemberian saudaranya yang menutupi

kebutuhannya. Beliau tidak menikah, namun bukan karena benci terhadap sunnah

akan tetapi karena sibuk dengan ilmu, daw’ah, dan jihad. Begitu pula, beliau

memiliki kekuatan dalam jihad dan peperangan serta menghancurkan pengaruh atheis

220

dan batiniyah.

Kekuatan dan ketangguhan dalam kehidupannya yang tidak mengenal main-main

apalagi dari akhlak yang rendah, seperti ghibah dan namimah, dan majelis beliau

selalu dipenuhi dengan segala kebaikan.

Kekuatanya menghadapi pemimpin, dalam menasehati dan amar maruf nahi munkar.

Kekuatannya dalam beribadah, menyembah, dan senantiasa berzikir dan wirid, yang

tidak disibukan darinya oleh berbagai kesibukan.

Kekuatanya dalam membongkar dalalatun nas (kepenunjukan al Qur’an dan sunah),

membelah sungai darinya dan mengeluarkan perbendaharaanya, serta kekuatanya

dalam menulis (beliau menulis semua karyanya melalui hafalannya).

Pelopor Ilmiah

Beliau adalah salah seorang pelopor dan pembaharu dalam merealisasikan tauhid

setelah nilai-nilai tauhid hilang dalam waktu yang lama, beliau juga sebagai penjaga

tauhid dan pemelihara benteng tauhid hingga menjadi cahaya, yang orang-orang

saleh mengikutinya.

Beliau sebagai pelopor dalam masalah fikih yang tidak bisa dihitung jumlahnya juga

Sebagai pelopor dalam membantah ilmu mantiq dan filsafat, yang meruntuhkan

perkataan dan kaidah-kaidah mereka.

Perkataanya yang

Terkenal

Ilmu adalah kalau bukan dari nukilan orang yang jujur (Nabi Muhammad) maka

penarikan kesimpulan orang-orang yang benar. Mantik Yunani tidaklah dibutuhkan

orang-orang cerdas dan tidaklah orang-orang bodoh mengambil manfaat darinya.

Barang siapa yang menginginkan kebahagiaan selamanya, hendaklah tetap pada

pintu penyembahan. Sesungguhnya di dunia ada surga, barang siapa tidak

memasukinya maka ia tidak akan masuk surga akhirat. Orang yang tertawan adalah

mereka yang ditawan hatinya dari Tuhanya. Orang yang tertangkap adalah mereka

yang ditangkap oleh hawa nafsuhnya. Saya berkeyakinan bahwa tidaklah seorang

yang batil berhujah dengan ayat atau hadits sahih atas kebatilanya dihadapanku

melainkan pada dalil tersebut ada yang menunjukan bantahan perkataanya. Zuhud

adalah meninggalkan yang tidak bermanfaat. Waro’ adalah meninggalkan apa yang

membawa mudarat. Dengan sabar dan keyakinan maka akan diperoleh

kepemimpinan dalam beragama. Barang siapa yang meninggalkan dalil maka akan

sesat di jalan. Ahlu Sunnah dan orang-orang berilmu serta orang-orang beriman,

mereka mengetahui kebenaran dan menyayangi semua makhluk. Orang-orang

mutakalim tidak akan mungkin menolong Islam apalagi menghancurkan musuh-

musuh Islam. Syiah Rafidah adalah orang-orang paling dusta terhadap al Qur’an dan

sunnah serta paling bodoh dalam berpikir. Syiah Rafidah tidak memiliki akal yang

sehat dan tidak memiliki landasan ilmu yang benar. Wajib bagi seorang hamba untuk

kembali pada takdir ketika ditimpa musibah dan beristighfar ketika berbuat dosa.

Jumlah Tulisannya Tulisanya ribuan dan semua dari ijtihad mutlaq, keluasan ilmunya dan semuanya

221

baru. Dalam goresan pena yang telah dicetak, beliau adalah sebagai penulis sejati dan

bukan seorang penjiblak. Tidak didapatkan penulis sepertinya dalam banyaknya

karya tulisan.

Tema Tulisanya

Sesuai kebiasaannya beliau tidak memulai tulisannya dalam fikih misalanya, per bab

akan tetapi hanyalah fatwa-fatwa, jawaban-jawaban, bantahan-bantahan, dan

pembahasan masalah-masalah yang disertai dengan tahqiq.

Kebanyakan tulisanya berkisar tentang bantahan-bantahan yang tidak bisa dibantah

lagi, fatwa-fatwa sebagai jawaban dari para penanya dan pengritik, dan itu

merupakan jawaban yang tepat dan terpuji.

Kadang beliau menulis hanya untuk mengingat. Beliau memulai tulisannya ketika

beliau di penjara (sebagai nasehatnya kepada pemimpin dan wasiatnya terhadap para

ulama). beliau juga memulai tulisanya dengan mensyarah (menjelaskan) kitab-kitab.

Fatwanya telah mencapai jumlah yang sangat banyak , baik dalam masalah fikih

ataupun dalam menguraikan khilaf yang mencakup semua bahasan fikih.

Keistimewaan

Tulisan-Tulisannya

Dalam tulisanya-tulisannya beliau sebagai pembicara bukan sebagai penukil.

Nukilannya hanyalah sebagai pendalilan dan sanad bukan isi utama dari kitabnya.

Begitu pula, tidak ada dalam isi kitabnya dalil yang cacat.

Beliau mendahulukan perkataan para sahabat dari yang lainya. Perhatian beliau yang

lebih terhadap ‘ilal (alasan) suatu hukum, sifat-sifatnya yang sesuai, persepsinya, dan

sisi pendalilan darinya.

Keistimewaanya adalah dalam fikih maqosid syariah, menyebarkan keindahan syariat

dan hukum-hukumnya, keluasan dan cakupanya dalam menyebutkan khilaf dan

dalil-dalilnya serta sisi pendalilannya.

Keaneka ragaman faedah-faedah dalam membahas satu masalah secara proporsional.

Baik dalam menyusun, pintar dalam menulis dan memiliki kelebihan dalam hal

pengulangan.

Adil dan objektif serta akurasi dalam membahas permasalahan ilmiah juga ketika

membantah lawan tanpa menzalimi mereka. Jiwanya haus untuk memperbaiki

keadaan manusia.

Liriknya mengalir dan sangat menarik dalam gaya bahasanya, disebabkan kekayaan

dan keindahanya, juga menghidupkan lafadz-lafadz asli yang merupakan warisan

dari umat ini. Keistimewaan ini terbangun di atas itiba’ (mengikuti), kerendahan hati,

ketawaduan, niat yang baik, dan kejujuran.

Karya-Karyanya

yang Menyebabkan

Dirinya Disakiti.

Kitab Hamawiyah, Akidah Wasitiyah, Mas’alatu Man’u Syaddu Rihal Ilal Qubur,

fatwa-fatwanya dalam masalah talak terlebih lagi dalam masalah talak tiga kali

dengan satu lafadz.

Tempat

Penulisannya

Sebagian kitabnya ditulis di Dimasyqi dan Mesir, sebagian dalam penjara Dimsyqi

dan Mesir. Karya beliau yang banyak adalah terjadi dipenjaranya yang terakhir.

222

Apakah Beliau

Menarik Kembali

Sebagian

Tulisannya?

Kami tidak mengetahui bahwa beliu menulis kitab kemudian menarik kembali

kitabnya tersebut kecuali apa yang beliau isyaratkan dalam manasiknya yang terakhir

dengan perkataanya: “saya telah menulis manasik awal-awal umurku kemudian saya

ingat bahwa didalamnya ada doa-doa yang banyak dan saya taklid dalam hukum-

hukumnya terhadap orang yang saya ikuti sebelumku dari para ulama, dan sekarang

saya menulis dalam masalah ini yang sesuai dengan sunah Rasulullah”. Adapun

menarik kembali perkataanya dari satu dua masalah, dan dalam masalah pensahihan

dan pelemahan melalui investigasi dan audit maka ini terjadi padanya sebagaimana

terjadi pula pada ulama yang lainnya.

Kitab-Kitab yang

Bukan Merupakan

Karyanya

Mandzuma fil ‘Aqooid, Pesan-pesan lewat tulisanya bahwa jihad hanyalah jihad

mempertahankan diri dan tidak ada jihad mengawali kaum kafir.

Penyelewengan dan

Pemutar Balikan

Fakta Terhadap

Perkataanya

Adapun penyelewengan dan pemutar balikan atas perkataanya sangat banyak.

Misalnya pemalsuan pesannya kepada pemimpin Jasyinkir yang mengandung

akidahnya yang diselewengkan. Pemalsuan pesannya yang ditujukan kepada Tatar

yang berisi nasehat kepada mereka. Kedustaan atasnya bahwa ia kembali dari

akidahnya dan mengingkari penyelewengan taurat. Begitu pula kedusataan atasnya

pada permasalahan ziyarah kekuburan dan berniat untuk rihlah karenanya, juga

dalam permasalahan turunnya Allah, begitu pula penisbatan rihlah ibnu Batutah

terhadapnya, padahal ibnu Batutah tidaklah memasuki Dimasyqi melainkan setelah

penangkapan syaikhul Islam pada penjaranya yang terakhir. Begitu pula kedustaan

atasnya bahwa beliau telah menfitnah khalifah Umar dan Ali. Kedustaan atasnya

bahwa ia mencintai orang-orang Nasrani, dan bagaimana ini bisa terjadi sementara

beliau memiliki kitab al-Jawabu Sahih Liman Baddala Dinu al-Masih (jawaban yang

tepat terhadap mereka yang merubah agama al masih).

Pelanggaran atas

Kitabnya dan

Macam-Macam

Pelanggaran

Tersebut.

Menyelewengkan perkataanya. Menyandarkan penulisan kitabnya kepada selainya.

Mengambil yang mutasyabih (samar) dari perkataanya dan meninggalkan yang

muhkam (jelas). Kekeliruan dalam kepenunjukan sebagian ungkapannya. Memutus

perkataan yang dijadikan dalil pada kalimat yang sebelumnya atau kalimat yang

berikutnya padahal dalil tidak akan jelas melainkan dengan kalimat-kalimat tersebut.

Memutus kalimat diawalnya atau ditengah atau diakhir. Menggati lafadz dengan

lafadz yang lain, mengambil nas yang tidak sesui maksud darinya. Menggunakan

lafadz tidak sesuai yang ditunjukan konteks dari salah satu penunjukan lafadz yang

tiga: lughowiyah, syar’iyah, dan ‘urfiyah. Berpaling dari mazhab yang benar dan

tertolong yang disebarkan sang imam dan dibela serta ditolongnya kepada ungkapan

yang samar atau perkataan yang ditinggalkan. Syaikhul Islam membawakan suatu

perkataan dari lisan yang menyelisihinya kemudian orang-orang yang menginkuti

hawa nafsuhnya mengatakan bahwa itu adalah perkataannya dan pilihanya.

223

Akidah wasitiyah (keyakinan Ahlu Sunnah Waljamma’ah dalam asma wasifat, kitab ini merupakan kitab yang paling penting dan mudah dari tulisan Syaikhul Islam dan kitab ini ditulis sebagai jawaban atas

permintaan salah seorang hakim di Wasith

Pembukaan

Pembahasan tentang bismillah dan ‘irabnya, tafsir alhmdu, maksud dari; Rasul,

petunjuk, agama yang benar, kemenangan, dua kalimat syahadat, alu (keluarga), dan

as-shahbu (sahabat).

Irab amma ba’du, makna dari; al-i’tiqad (keyakinan), firqatun najiyah (kelompok yang

selamat), dan ahlu sunnah wal jamaah, penjabaran secara global keyakinan ahlu

sunnah dan syarah rukun iman.

Secara global keyakinan ahlu sunnah dalam asma wa sifat, makna dan macam-macam

tahrif (bukan ta’wil), ta’til (menolak), takyif, tamsil (bukan tasybih) dan ilhad.

Meniadakan tandingan dan kiyas kecuali kiyas aula. Garis besar tentang addilalah wal

ifham (ilmu, jujur, penjelasan, dan keinginan terhadap hidayah). Pembenaran Allah

terhadap Rasul-Nya dengan perkataan dan perbuatan.

Menggabungkan antara nafi (meniadakan) dan itsbat (menetapkan) dalam asma

wasifat, (pemurnian sebelum pengisian, peniadaan harus mengandung kesempurnaan

lawannya, dan penafiaan didatangkan untuk keumuman atau suatu sebab).

Dalil-Dalil dari Al

Qur’an

Surat al-Iklas (sebab turun dan penamaanya, serta tinjauan mengapa sebanding

dengan sepertiga al Quran). Ayat kursi (sebab penamaannya dan tinjauan mengapa

menjadi ayat yang paling agung dan utama).

Menggabungkan antara ketinggian, kedekatan, kekekalan dan keabadiaan-Nya juga

cakupan-Nya terhadap waktu dan tempat. Tawakal dan macam-macamnya.

Meniadakan mati terhadap Allah karena kesempurnaan hidup-Nya. Cakupan ilmu-Nya

terhadap semua makhluk. Penetapan hukum, hikmah, dan ilmu terhadap yang batin

dan zahir. Pintu-pintu yang ghaib ada lima. Sifat kuat dan rezki yang itu adalah

umum dan khusus.

Penetapan pendengaran dan penglihatan dan macam-macamnya. Penetapan masyiah

dan iradah (secara syariiyah dan kauniyah), penetapan mahabbah, alwud, dan

alkhullah dari Allah untuk makluk-makhluk-Nya.

Penetapan sifat rahmah dan maghfirah, penetapan sifat ridha dan ghadhab (marah)

sakhtu (marah), karohah (marah), al maktu (dendam), alinthiqam (dendam), alla’an

(laknat), penetapn sifat maji dan ityan (datang).

Penetapan sifat wajah, tangan, mata, pendengaran, dan penglihatan, sifat-sifat

muqayyadah; al makar, al kaid, dan al muhal (tipu muslihat), al’afwu, al maghfirah, ar

rahmah, ‘izah dan qudrah.

Penetapan nama Allah, ayat-ayat sifat almanfiyah terhadap pensucian Allah, peniadaan

224

penyamaan dan tandingan, penetapan istiwa dan ketinggian (dalam zat dan sifat).

Penetapan ma’iyah (kebersamaan) dan macam-macamnya, penetapan kalam dan

penurunan al Qur’an, penetapan penglihatan orang-orang yang beriman terhadap

Tuhan mereka pada hari kiamat dan di surga sesuai apa yang dikehendaki Allah.

Pembahasan ini dalam kitab Allah sangatlah banyak (Ibnu Qoyyim berkata: bahkan

dalam setiap ayat tidak lepas darinya). Barang siapa yang mentadaburi al Qur’an untuk

mencari petunjuk maka jalan yang benar akan jelas.

Dalili-Dalil dari

Sunnah

Pengertian sunnah dan kedudukannya (mentafsirkan al Quran, menjelaskan,

menerangkan dan menguraikan tentangnya) . Wajibnya beriman terhadap hadits-hadits

sifat yag telah diterima oleh orang –orang yang berilmu.

Penetapan turunnya Allah ke langit dunia, penetapan sifat gembira, tertawa, dan

takjub, Penetapan kaki dan telapak kaki, penetapan sifat kalam, suara dan panggilan.

Penetapan sifat ‘ulu (tinggi) dan ma’iyah (kebersamaan) yang tidak menafikan

ketinggian, penetapan sifat dekat, penetapan penglihatan orang-orang beriman

terhadap Tuhan mereka pada hari kiamat dan di surga, sesuai apa yang dikehendaki

Allah.

Dan selain dari itu dari semisal hadits-hadits ini, yang Nabi Muhammad telah

menjelaskan tentang Tuhannya. Dan sesunguhnya golongan yang selamat mereka

mengimani itu, sebagaimana mengimani apa yang telah Allah kabarkan.

Al-Wasitiyah

Kedudukan Ahlu Sunnah Waljama’ah di antara kelompok-kelompok umat ini dan

pensifatan mereka dengan wasitiyah (golongan pilihan dan adil) secara umum dan

pada bab yang lima secara khusus.

Dalam bab sifat diantara kelompok ta’til Jahmiyah (kelompok yang menolak) dan

golongan yang memisalkan dan menyerupakan. Dalam bab af’al (perbuatan) di antara

Murjiah dan Qadariyah. Dalam bab wa’id (ancaman) Allah, di antara Murjiah dan

Wa’idiyah dari golongan Qadariyah dan selain mereka.

Dalam bab penamaan iman dan agama di antara Haruriyah dan Mu’tazilah dan di

antara Murjiah dan Jahmiyah, dan pada bab sahabat Rasulullah di antara Rafidhah dan

Khawarij.

Bab dalam sifat ma’iyah (kebersamaan) bahwasanya itu adalah benar sesuai

hakikatnya. Penjelasan bagaimana menggaabungkan antara ma’iyah dan ketinggian

dan istiwa Allah. Bahwasanya tidak ada kontradiksi di antara keduanya dan Allah

tersucikan dari prasangka-prasangka yang dusta.

Bab kedekatan Allah dan pengabulan-Nya, dan itu tidak menafikan ketinggian-Nya.

Bahwasanya Dia tidak semisal dengan sesuatu apapun dalam sifat-sifat-Nya. Bahwa

Dia tinggi dalam kerendahan-Nya dan dekat dalam ketinggian-Nya.

Bab dalam iman, bahwasanya al Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan, bukan

sebagai makhluk, dari-Nya bermula dan kepada-Nya akan kembali dan bahwasanya

225

Bab yang Empat

Allah betul-betul berbicara, tidak boleh mengitlakan ucapan bahwasanya itu adalah

ungkapan atau ibarat dari kalam Allah…al Qur’an adalah pembicaraan Allah baik

hurufnya maupun maknanya; bukanlah kalam Allah hanya huruf tanpa makna atau

makna saja tanpa huruf.

Bab penglihatan orang-orang yang beriman kepada Tuhan mereka dengan penglihatan

mata kepala…yang mereka tidak berdesak-desakan dalam melihat-Nya. Tempat-

tempat melihat Allah adalah pada hari kiamat dan di surga).

Hari Akhirat

Apa-apa yang terjadi setelah mati. Mereka beriman dengan fitnah kubur, azab dan

nikmat kubur serta kemantapan yang Allah berikan kepada orang-orang yang beriman.

Dan juga beriman dengan semua yang dikabarkan oleh Rasulullah tentangnya.

Kiamat besar, bangkitnya manusia dari kuburan, matahari didekatkan dan keringat

menenggelamkan mereka, pembentangan timbangan, timbangan amal-amal seorang

hamba atau timabngan pelakunya dan lembaran-lembaran.

Pembentangan catatan amal, hisab semua makhluk, kaum kafir tidaklah mereka

dihisab dengan hisab menimbang amal kebaikan dan keburukan mereka, telaga Nabi

Muhammad, kedudukan dan sifat-sifatnya.

Shirat: makna, kedudukan dan keadaan-keadaan manusia yang lewat di atasnya,

alqantharoh yang terdapat di antara surga dan neraka, yang masuk dalam surga, syafaat

Nabi Muhammad, pengeluaran Allah dari neraka atas sebagian orang-orang yang

bermaksiat dengan rahmat-Nya dan tanpa syafaat, setelah surga dimasuki penduduk

dunia dan masih terisa ruang kosong, Allah kemudian menciptakan suatu kaum untuk

mengisinya.

Iman Terhadap

Takdir

Beriman terhadap takdir baik dan takdir buruk, dan ia memiliki dua derajat, setiap

derajat memiliki dua perkara: ilmu, kitabah (penulisan), masyiah (kehendak) dan al-

khalk (penciptaan).

Hakikat Iman

Ucapan, amalan, keyakinan, bertambah dan berkurang. Hukum pelaku dosa besar

adalah beriman dengan keimanan yang kurang atau beriman dengan imannya atau

fasik dengan dosa-dosa besarnya.

Sahabat

Selamatnya hati dan ucapan mereka kepada sahabat-sahabat Rasulullah sebagaimana

Allah telah mensifati mereka…dan ini sebagai ketaatan terhadap Nabi

Muhammad…dan mereka menerima keutamaan-keutamaan mereka.

Ahlu Bait Mereka mencintai ahlu bait Rasulullah, wala (menolong), dan menjaga wasiat

Rasulullah terhadap mereka, menolong istri-istri Rasulullah dan ummahatul mu’minin

Al-Baro

(Berlepas Diri)

Mereka berlepas diri dari jalannya Syiah Rafidhah, yang mana mereka membenci dan

mencaci para sahabat, juga jalanya Nawashib yang mana mereka menyakiti ahlu bait

dengan perkataan dan perbuatan. Mereka menahan diri dari apa yang terjadi di antara

para sahabat dan sebab-sebab yang menampakan aib dari para sahabat serta yang

menghilangkan keutamaan dan kedudukan para sahabat.

226

Karomah Wali-

Wali

Merupakan usul (dasar) Ahlu Sunnah adalah mempercayai karomah para wali dan apa

yang Allah berikan kepada mereka dari hal-hal yang luar biasa dari berbagai macam

ilmu, menyingkap sesuatu, dan berbagai macam kemampuan dan pengaruh dari umat

terdahulu..dan dari umat ini…dan akan tetap ada hingga hari kiamat.

Metode Dalam

Beramal

Sifat-sifat Ahlu Sunnah, penjelasan kesempurnaan akidah dari akhlak yang mulia dan

amalan-amalan baik, yang Ahlu Sunnah Waljamaah berhias dengannya.

Penutup

Kita memohon kepada Allah semoga menjadikan kita golongan mereka dan supaya

hati-hati kita tidak tersesat setelah mendapat petunjuk. Dan mudah-mudahan Allah

menganugrahkan kepada kita semua rahmat-Nya sesunggunya Dia maha pemberi.

Allahu ‘alam. Wa salallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi

wasallam tasliman katsiro.

Ilhad (Penginkaran)

Terhadap asma wasifat:

1- Mengingkari nama-nama Allah

atau sebagiannya atau Menginkari

sifat-sifat yang ditunjukannya.

2- Memisalkan asma wa sifat.

3- Mengambil dari asma wasifat

sebagai nama-nama dari berhala

seperti lata dan ‘uza.

4- Menamakan Allah yang bukan

berasal dari Allah seperti ‘illa,

fa’ilah, atau tsalits.

Terhadap ayat-ayat

Ayat syariyah, seperti

perkataan alqur’an adalah

makluk.

Ayat kauniyah, seperti

perkataan Alam bisa

mencipta.

Penolakan (pengingkaran)

Pengingkaran dengan mendustakan, maka ini hukumnya

kafir dengan ijma umat ini.

Pengingkaran dengan

menta’wil

Ada landasannya dari

bahasa Arab (tidak kafir)

Tidak ada landasannya

dalam bahasa Arab

(kafir), karena pada

hakekatnya itu adalah

pendustaan.

227

Mengapa kita ungkapkan dengan tamsil bukan tasybih?

1. Karena al Qur’an datang dengan itu.

2. Karena manusia berbeda pendapat pada penamaan tasybih hingga sebagian mereka menjadikan

penetapan sifat adalah sebagai tasybih (menyerupakan).

3. Menafikan tasybih secara mutlak tidaklah benar karena tidak ada dua perkara atau dua zat dan sifat

melainkan di antara keduanya ada kesamaan pada sebagian sisi.

Pertanyaan: Mengapa kita harus belajar asma wasifat?

Karena tidak akan sempurna iman seseorang kecuali dengannya. Asma wasifat adalah merupakan awal

dari pembagian iman bahkan merupakan yang paling agung. Asma wasifat adalah ilmu yang paling tinggi

dan penting secara mutlak. Asma wasifat pangkal dari ilmu agama. Asma wasifat merupakan pokok utama

dalam manhaj ahlu sunnah. Asma wasifat akan membukakan pintu pengetahuan terhadap Allah bagi seorang

Ta’til (menolak) secara bahasa: mengosongakan dan meninggalkan

secara syariat: mengingkari apa yang wajib bagi Allah dari asma

wasifat

Ta’til sebagian, seperti ta’tilnya Asya’irah Ta’til menyeluruh, seperti ta’tilnya Jahmiyah

Takyif (membagaimanakan)

Dengan lisan; mengungkapkan Dengan hati ; mengira-ngira Dengan penjelasan ; menguraikan

Tahrif (Menyimpangkan): secara bahasa adalah merubah

secara syariat adalah merubah lafadz nas atau maknanya

Tahrif lafadz :

Seperti merubah firman Allah ( وكلم للا موسى تكليما) dengan

menashabkan (menfathah) kata Allah sehingga jadilah

pembicara dari musa kepada Allah yang tadinya sebagai

pembicara adalah Allah.

Pertanyaan: Mengapa harus diungkapakan dengan tahrif

bukan tawil?

1- Karena alqur’an datang dengan lafadz ini.

2- karena menunjukan keadaan dan lebih dekat pada

keadilan.

3- karena lebih tegas untuk membuat lari dari pada tawil.

4- Tawil tidak semuanya tercela kadang bermakana tafsir.

Tahrif makna:

seperti merubah makna istiwa Allah di

atas ‘arsy-Nya (yang maknanya adalah

tinggi dan menetap) menjadi menguasai

atau merajai untuk menafikan makna

istiwa yang hakiki.

228

hamba. Asma wa sifat merupakan asas ilmu yang benar. Asma wasifat sebagai kehidupan bagi hati. Untuk

menjauhi pemikiran yang batil dan tidak menyelisihi jalan yang benar.

Metode-metode manusia dalam menetapkan asma wa sifat

1- Metode yang berlandaskan kepada jumlah yang terdapat dalam hadits asma (nama). Imam Ibnu

Taimiyah dan ibnu Qayyim berkata: “dan yang benar adalah bahwa penyebutan jumlah bukanlah

perkataan Nabi Muhammad salallahu alaihi wasallam”. Imam Shan’ani berkata: “para penghafal dari

ulama-ulama hadits telah sepakat bahwa jumlah tersebut adalah catatan tambahan dari sebagian

periwayat hadits”.

2- Metode (manhaj) yang membatasi jumlah sesuai dengan penyebutan nama saja yaitu apabila nama

tersebut disebut secara mutlaq dan meninggalkan apa yang diambil dari isytiqaq (bentukan) dan

idhafah (penyandaran). Dan ini adalah manhaj ibnu Hazm.

3- Metode yang memperluas yaitu mereka yang menyebutkan musytaq (bentukan), mudhaf

(penyandaran), dan mutlaq dari nama-nama, akan tetapi mereka tidak membedakan sifat dengan sifat

yang lainnya, begitu pula perbuatan dengan perbuatan yang lainnya.

4- Metode yang tengah-tengah dan adil yaitu mereka yang menyebutkan musytaq (bentukan), idhafah

(penyandaran) dan mutlaq. Akan tetapi, mereka membedakan mana yang sah pengitlakannya dari

sifat-sifat dan nama-nama, dan mana yang tidak sah. Batasan dari asma wa sifat adalah adanya nas

(alqur’an dan sunah) dan nama-nama tersebut mengandung pujian pada dirinya sendiri.

Macam-macam asmaul husna ditinjau pengitlakannya kepada Allah:

1. Asmaul mufrodah (nama yang berdiri sendiri) batasannya adalah apabila boleh disebut secara

menyendiri. Dan ini terjadi pada kebanyakan nama.

2. Asmaul muqtarinah (nama yang berdampingan) batasanya adalah apabila disebut secara

berdampingan dengan selainnya. Ini terjadi pada kebanyakan nama.

Catatan: pada ke dua nama di atas boleh untuk berdoa dengannya, disebut secara menyendiri atau

berdampingan dengan selainnya. Demikianlah ketika dalam keadaan memuji atau mengabarkan.

3. Asmaul muzdawijah (nama yang tergabung) batasannya adalah nama yang tidak bisa berdiri sendiri

akan tetapi penyebutannya harus berdampingan dengan lawannya. Karena kesempurnaan nama

tersebut bila berdampingan dengan lawannya. Nama yang berdampingan ini dihitung satu nama yang

tidak bisa dipisah karena kesempurnaannya hanya bisa terjadi apabila dua nama tersebut digabung.

Menghitung asmaul husna

Menghitung lafadz dan

Menghafalnya

Memahami makna dan

kepenunjuknnya Berdoa dengannya

Doa ibadah Doa permohonan dan

permintaan

229

Dan disebabkan pada penggabungan tersebut ada keumuman dan cakupan yang menyeluruh yang

menunjukan keesaan Allah.

Ibnu Qoyyim berkata dalam syair Nuniyahnya

Demikianlah dan dari nama-namanya tersebut apa yang tidak bisa berdiri sendiri

Akan tetapi bisa diucapkan apabila datang berdampingan

Yaitu yang bisa digunakan untuk berdoa bila bergabung, karena

Penyendirianya berbahaya atas manusia

Itu bisa mendatangkan persangkaan jelek kepada Allah

Yang berisi aib dan kekurangan

Seperti al-Mani’ (penyegah) dan al-Mu’thi (pemberi) juga seperti ad-Dhar (pemberi mudharat)

Dan an-Nafi’( pemberi manfaat) bahwa kesempurnaannya apabila bila bergandeng

Yang semisal dengan ini seperti al-Qabith (penggenggam) yang berdampingan

Dengan nama al-Basit (membentangkan), dua lafadz yang harus bergabung

Demikian pula dengan al-Mu’iz (mengagungkan) bersama al-Mudzil (menghinakan) dan

Al-Khafidh (rendah) bersama ar-Rafi’ (tinggi) dua lafadz yang harus berdampingan.

Kesimpulan metode ahlu sunnah wal jamaah dalam asma wasifat dapat dirangkum pada tiga kaidah:

1. Itsbat (menetapkan) yaitu menetapkan semua yang datang dari alqur’an dan sunah dan dalilnya

firman Allah:

﴾]ٹ ٹ ٹ ٿ﴿ [ورىالش

“Dan Dia maha mendengar lagi maha melihat”.

2. Mensucikan yaitu mensucikan Allahyang maha sempurna dari permisalan dengan makhluk yang

memiliki kekerangan dan dalilnya adalah firman Allah:

[11الشورى:﴾] ٿٿ ٿ ٺ ﴿

“Dan tidak ada yang serupa dengan-Nya”.

3. Maknanya adalah diketahui yaitu kita beriman bahwa Allah memiliki bentuk yang sesuai dengan

kebesaran dan keagungan-Nya. Akan tetapi, bentuk ini kita tidak mengetahuinya dan bertanya

tentangnya adalah bid’ah dan dalilnya adalah firman Allah:

[طه﴾]ائ ى ى ې ې﴿

“Dan mereka tidak akan bisa meliputi ilmu-Nya”.

- Jika ada yang membingunkan dari asma wa sifat maka kita mengatakan sebagaimana

perkataanya imam Syafi’i (saya beriman kepada Allah dan dengan apa yang Allah datang

dengannya sesuai dengan kehendak-Nya serta beriman kepada Rasulullah dan dengan apa yang

Rasulullah datang dengannya dan sesuai kehendak beliau). Intinya berimanlah maka engkau akan

mendapat petunjuk.

230

- Metode salaf adalah mengabil dalil terlebih dahulu kemudian meyakini tidak seperti ahlu batil

mereka meyakini terlebih dahulu kemudian mantawil nas supaya sesuai dengan keyakinan

mereka.

- Kita tidak bertanya tentang sesuatu yang tidak ditanyakan para sahabat karena mereka adalah

yang paling bersemangat terhadap ilmu dan paling bertkwa kepada Allah. Yang menjadi sumber

rujukan adalah Rasulullah karena beliau sangat menginginkan kebaikan bagi makhluk dan yang

paling mengetahui tentang Allah.

- Bahwa nama-nama Allah adalah mengandung nama dan sifat bukan hanya sebuah nama saja.

Ditinjau dari kepenunjukannya atas zat Allah ia adalah nama dan ditinjau dari sifat yang

ditunjukan nama tersebut maka itu adalah sifat.

- Dilalah (Kepenunjukan) nama-nama ada tiga:

1. Dilalatu muthabaqoh yaitu dilalah (kepenunjukan) atas semua makna yang meliputinya.

2. Dilalah tadhamun yaitu kepenunjukan atas sebagian maknanya.

3. Dilalatu iltizam yaitu dilalah atas perkara yang di luar maknanya.

- Bahwa nama-nama Allah saling menyatu dan terpisah. Saling menyatu ditinjau dari

kepenunjukannya atas zat Allah ta’ala dan saling teerpisah ditinjau dari makna-maknanya.

Karena makna Maha hikmah bukanlah makna Maha mendengar dan Maha melihat.

- Nama-nama Allah tidaklah dibatasi dengan jumlah tertentu dan dalilnya adalah sabda Rasulullah:

“atau nama-nama yang Engkau sembunyikan dalam ilmu ghaib disisimu”.

- Tidak akan sempurna keimanan terhadap nama-nama Allah melainkan dengan beriman terhadap

nama-nama tersebut dan sifat-sifat yang terkandung didalamnya serta beriman dengan apa yang

ditunjukan sifat tersebut dari atsar (pengaruh) dan hukum kalau nama tersebut muta’adiyan.

- Macam-macam sifat:

1. Sifat zatiyah dan sering disebut sifat ma’nawiyah.

2. Sifat fi’liyah yaitu sifat yang berkaitan dengan kehendak Allah. Dan ini senantiasa melekat

pada zat Allah.

3. Khabariyah yaitu bagian atau komponen ditinjau dari kita. Dan yang paling baik adalah kita

mengatakan khobar telah datang seperti itu.

- Bab sifat lebih luas dari bab nama, karena setiap nama mengandung sifat.

- Nama - nama dan sifat-sifat Allah adalah sesuai hakikatnya bukan sebuah majas. Syaikhil Islam

berkata: perkataan dengan majas adalah istilah yang baru setelah terputusnya tiga kurun yang

utama”. Majas merupakan alat bagi ahlu bid’ah. Orang yang mengigkari majas tidak akan

berdosa sebaliknya kalau ingkar terhadap sifat akan mendatangkan dosa. Perkataan dengan majas

akan membuka pintu keburukan atas manusia. Para ulama mengatakan bahwa majas adalah

thaghut. Kalau kita mengatakan ada majas dalam bahasa akan melazimkan adanya majas dalam

alqur’an, dan kalau kita nisbatkan pada sebagian alqur’an, maka melazimkan untuk

dinisbatkannya pada alquran semuanya. Dengan menafikan majas maka kaidah-kaidah yang ada

akan bersesuain.

231

- Metode al Qur’an dalam nama- nama Allah adalah detail ketika menetapkan dan global ketika

menafikan. Dan dalilnya adalah firman Allah:

[الشورى﴾]ٹ ٹ ٹ ٿ ٿٿ ٿ ٺ ﴿

“Dan tidak ada yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha mendengar lagi Maha melihat”.

- Jikalau sifat memiliki kekurangan dan kesempurnaan maka tidaklah dimasukan secara mutlak

teerhadap nama-Nya, akan tetapi disebutkan kepada-Nya yang sempurna saja. Seperti al-Murid

(yang berkeinginan) dan as-Shani’ (yang membuat).

- Tidak melazimkan mengabarkan Allah dengan perbuatan maka kita membentuk nama secara

mutlaq darinya dan sungguh telah salah mereka menamakan Allah dengan al-Makir (pembuat

makar), al-Fatin (pembuat fitnah), al-Mudhil (yang menyesatkan).

- Nama-nama dan sifat-sifat yang digunakan kepada Allah dan makhluk adalah sesuai dengan

hakikatnya pada Allah dan makhluk tersebut.

- Tidak ada dalam alqur’an dan sunah, yang tidak mungkin tidak diketahui maknanya (barang

siapa mengatakan bahwa metode salaf adalah tafwidh (menyerahkan makna pada Allah), maka ia

telah berdusta atas mereka. Syaikhul islam berkata: “perkataan dengan menyerahkan makna

kepada Allah adalah pendustaan terhadap alqur’an, karena Allah berfirman:

[29ص: ﴾] ڃ ڃ ﴿

“Supaya mereka mentadaburi ayat-ayatnya”

Dan ini sebagai pembodohan atas Nabi Muhammad salallahu ‘alihi wasallam dan para sahabat

serta salafus shaleh, karena mereka tidak mengetahui makna dari nama-nama dan sifat-sifat

Allah. Dan ini berdampak pada pengangkatan derajat orang-orang filsafat, karena mereka

berbicara seluas laut dalam ilmu ini sementara para Nabi hanya berhenti ditepinya”.

- Nama-nama dan sifat Allah adalah muhkam (jelas) ditinjau dari maknanya dan mutasyabih

(samar) ditinjau dari sisi bentuknya.

- Tidak melazimkan menyatunya dua nama akan menunjukan persamaan pada yang dinamakan

tersebut. Misalnya: kepala onta, kepala harta (modal harta), kepala lembah (muara lemba).

- Perkataan dalam sifat sebagaimana perkataan dalam namam, secara penetapan dan penafiyan.

Maksudnya sebagaimana kita menetapkan zat tidak seperti zat lainnaya maka melazimkan bahwa

ketika kita menetapkan sifat juga tidak seperti sifat yang lainnya.

- Perkataan pada sebagian sifat seperti perkataan pada sebagian lainnya karena tidak ada

perbedaan. (ini merupakan bantahan terhadap Asya’irah dalam menetapkan sebagian sifat dan

juga sebagai bantahan bahwa Asya’irah adalah bagian dari ahlu sunnah wal jamaah).

- Asmaul husna Allah semuanya adalah baik yang mencapai puncak keindahan dan

kesempurnaan.

- Kebaikan dalam nama-nama Allah ditinjau dari semua nama ketika berdiri sendiri dan bila

digabung dengan selainnya. Ketika nama tersebut digabung dengan nama selainnya maka

terjadilah kesempurnaan di atas kesempurnaan. Contoh, al-Hayu (Maha hidup) didalamnya ada

kesempurnaan zat dan al-Qayuum (Maha berdiri sendiri) didalamnya ada kesempurnaan

232

kekuasaan. Ketika keduanya digabungkan terjadilah kesempurnaan zat dan kekuasaan. Oleh

karena itu dikatakan bahwa al-Hayul al-Qayyum adalah nama Allah yang paling agung.

- Nama-nama Allah adalah musytaq (bentukan) bukan jamid (tidak bisa dibentuk). Oleh karena itu

ad-dahr (masa) bukan merupakan nama Allah karena itu adalah nama yang jamid (tidak bisa

dibentuk) bukan nama yang musytaq (bisa dibentuk).

- Nama-nama Allah adalah tauqifiyah (bersumber dari alqur’an dan sunah) yakni tidak ada jalan

bagi akal didalamnya. Akan tetapi, akal bisa mengetahui mana yang wajib bagi Allah dan mana

yang tertolak dengan penglihatan secara global bukan secara tafshil (mendetail).

- Sifat-sifat Allah semuanya sempurna tidak adak kekurangan didalamnya dari segala sisi.

- Jika suatu sifat hanya memiliki kekurangan yang tidak ada kesempurnaannya maka itu tertolak

pada hak Allah. Seperti mati, lupa, dan bodoh.

- Jika suatu sifat memiliki kesempurnaan pada satu sisi dan kekurangan pada sisi yang lainnya,

maka tidak ditetapkan secara lansung pada hak Allah dan juga tidak ditolak secara mutlak. Kita

tidak menetapkan secara mutlak dan tidak pula menafikan secara mutlak, akan tetapi harus

ditafsil (dijabarkan), diterima pada keadaan sempurna dan ditolak pada keadaan kurang. Seperti

al-Makar (pembuat makar) dan al-Khida’ (pembuat tipu).

- Tidak semua kesempurnaan pada makhluk akan menjadi sempurna bagi Allah.

- Sifat-sifat Allah terbagi menjadi sifat tsubutiyah (tetap) dan salbiyah (sifat yang tidak pantas

bagi Allah) atau sifat manfiyah (ditiadakan) dan muqayyadah (terikat).

- Metode ahlu sunnah wal jamaah pada sifat manfiyah yaitu menafikan sebagaimana Allah nafikan

bagi dirinya sendiri dalam alqur’an dan sunah Rasulullah, disertai penetapan kesempurnaan

lawannya karena penafian semata tidak memiliki kesempurnaan. Contoh, menafikan sifat tidur

dari Allah karena kesempurnaan hidup dan Dia maha berdiri sendiri.

- Sifat-sifat tsubutiyah lebih banyak dari sifat salbiyah.

- Banyaknya sifat tsubutiyah disebabkan pada sifat tersebut terdapat pujian dan kesempurnaan.

Semakin banyak dan beragam kepenunjukannya maka semakin banyak pula kesempurnaan yang

disifati dengannya.

- Sifat salbiyah kebanyakan disebutkan untuk:

1. Menjelaskan keumuman kesempurnaan, seperti firman Allah:

[11الشورى:﴾] ٿٿ ٿ ٺ ﴿

“Dan tidak ada yang semisal dengannya”.

2. Menafikan atas pengakuan orang - orang yang dusta. Seperti firman Allah:

[مريم﴾]ې ې ې ې ۉ﴿

“Dan mereka mengaku bahwa Allah memiliki anak”.

3. Mencegah persangkaan ketidak sempurnaan pada perkara ini, seperti firman Allah:

[األنبياء﴾]ڌ ڌ ڍ ڍ ڇ ڇ ڇ ڇ ﴿

“Dan tidaklah kami menciptakan langit dan bumi dan di antara keduanya sia-sia".

233

a) Setiap yang sah untuk sifat, maka sah untuk menunjukan sifat dan boleh mengabarkan

dengannya.

b) Setiap yang sah untuk dijadikan sifat maka sah untuk dijadikan khabar (kabar), akan

tetapi bukan merupakan syarat untuk sah dijadikan nama Allah. Misalnya Allah disifati

dengan sifat kalam (berbicara), iradah (memiliki kehendak) dan istiwa (bersemayam).

Akan tetapi tidak bisa dibentuk dari sifat ini nama untuk Allah. Kita tidak menamakan

Allah al-mutakallim (maha berbicara), al-murid (maha berkehendak) dan al-mustawi

(maha bersemayam).

c) Apa yang sah untuk dijadikan khabar (kabar) bukan merupakan syarat untuk dijadikan

nama dan sifat . karena Allah bisa dikabarkan dengan nama atau dikabarkan dengan sifat

begitu pula bisa dikabarkan dengan yang bukan nama atau sifat, dengan syarat jika tidak

memiliki makna yang buruk. Allah dikabarkan bahwa Dia adalah sesuatu, disebut,

diketahui, dll. Akan tetapi, Allah tidak dinamai dan disifati dengannya. Olek karena itu

bab khabar lebih luas dari bab nama dan sifat.

- Tidak sempurna keimanan terhadap nama-nama Allah melainkan kita beriman bahwa itu adalah

nama dari nama-nama Allah dan beriman terhadap sifat yang dikandungnya serta kandungannya

terhadap atsar (pengaruh), jika nama tersebut muta’adiyan (berpindah pada selainnya).

Nama bisa diketahui bahwa ia muta’adi jika masdar dan kata kerja bisa dibentuk darinya.

Sehingga Allah bisa dikabarkan dengan kata kerja dan masdar tersebut. Contoh, as-Sami’ (Maha

mendengar), al-Bashir (Maha melihat), dan al-Qadir (Maha mampu), kita bisa mengambil masdar

dari nama-nama ini menjadi as-sam’u (memiliki pendengaran), al-bashar (memiliki penglihatan),

dan al-qudrah (memiliki kemampuan). Dan juga bisa dikabarkan dari nama-nama tersebut

dengan perbuatan. Contoh, qad sami’a (sengguh Dia telah mendengar), faqadarna fa ni’mal

qadirin (dan kami telah takdirkan dan itu sebaik-baik takdir). Dan dinamakan lazim kalau tidak

bisa dibentuk kata kerja, contoh al-Hayyu (Maha hidup). Akan tetapi, al-Hayyu bisa diitlakan

untuk nama dan masdar tanpa perbuatan. Tidak dikatakan misalnya hayaya dari kata hayuun

(hidup).

- Asma wa sifat tidak dimasuki an-naskh (penghapusan), karena naskh (penghapusan) kaitannya

adalah dengan al-insya (hal yang baru). Dan karena menghapus salah satu kabar melazimkan

bahwa yang lainnya dusta sedangkan kedustaan terelakan dari kalam Allah dan Rasul-Nya.

- Nama-nama Allah ada yang khusus milik Allah, yang tidak boleh dinamakan kepada selainnya.

Jika dinamakan kepada selain-Nya maka wajib untuk dirubah. Dan ada pula yang tidak khusus

untuk Allah, yang kita boleh bernama dengannya. Dengan catatan bahwa itu hanya sekedar nama

dan jika dimaksudkan pada nama tersebut suatu sifat yang tidak boleh kecuali untuk Allah maka

wajib untuk dirubah. Dalilnya firman Allah:

[51يوسف:﴾]ېئ ېئ ۈئ ﴿

“Dan berkata imroatul ‘aziz - istri sang agung”.

234

- Kita tidak mungkin mengetahui kaifiyah (bentuk) karena kita tidak melihat Allah, dan Rasulullah

salallahu ‘alaihi wasallam sebagai manusia yang paling jujur tidak mengabarkan kepada kita,

sedangkan Allah sendiri tidak memiliki persamaan.

- Setiap yang terbayang dalam pikiranmu tentang Allah, maka Dia lebih besar dan agung dari itu.

- Apakah zahir (yang tampak ) dari nas sifat, itu yang diinginkan atau tidak? Pertama, pertanyaan

ini tidak didapatkan dari para salaf. Kemudian metode khalaf ( orang-orang setelah salafus

shaleh), mereka datang dengan perkataan yang global untuk menyesatkan manusia dan

menempatkan mereka pada keraguan dan juga menggunakan sajak. Kalau yang diinginkan dari

zahir nas adalah makna yang diketahui disertai dengan pensucian maka inilah yang diinginkan

dan jika yang diinginkan dari zahir nas adalah penyerupaan maka ini tidak diinginkan.

- Para sahabat tidak berselisih dalam asma wa sifat, karena kita dapatkan nukilah perbedan

pendapat mereka dalam fikih namun tidak dinukilkan kepada kita perbedaan pendapat mereka

pada asma wa sifat. Begitu pula, kita akan dapatkan nukilan kesepakatan mereka dalam hal ini.

Metode para sahabat dalam menghafal alqur’an adalah mereka tidak melewati sepuluh ayat

sampai mengetahui maknanya dan tidak ada sedikit pun yang mereka kecualikan. Imam Mujahid

-rahimahullah- membaca alqur’an kepada ibnu Abas sebanyak tiga kali dan beliau berhentikan

pada setiap ayat dan tidak ada sedikit pun yang terkecualikan.

- Tidak disyariatkan bagi seorang muslim untuk mengulang-ulang lafadz jalalah (Allah) sendirian

ataupun nama-nama yang lainnya.

Sumber rujukan: Kitab al-Qaulu al-Mufid, At-Tanbihatu as-Saniyyah, Al-Qawaidu al-Mutsla,

Makalah dan syarah Akidah Wasitiyah dan Nununiyah ibnu Qayyim.

Syaikh Ibnu ‘Ustaimin –rahimahullah- mengumpulkan nama-nama Allah sebagai berikut:

Allah, al-Ahad (maha esa), al-A’laa (Maha tinggi), al-Akrom (Maha mulia), al-Ilah (Maha disembah)

al-Awal (Maha awal), al-Akhir (Maha akhir), az-Zahir (tidak ada yang lebih tinggi dari-Nya), al-Bathin

(tidak ada yang tersembunyi dari-Nya), al-Bari (Maha pencipta), al-Birru (Maha baik), al-Bashir (Maha

melihat), at-Tawwab (Maha penerima taubat), al-Jabar (Maha perkasa), al-Hafidz (Maha penjaga), al-

Hafiidz (Maha penjaga), al-Hafi (yang memenuhi hajat hamba-hamba-Nya), al-Haq (Maha benar), al-

Mubin (Maha menjelaskan), al-Hakim (Maha bijaksana), al-Halim (Maha lembut), al-Hamid (maha

termuji), al-Hayyu (Maha hidup), al-Qayyum (Maha berdiri sendiri), al-Khabir (Maha pemberi berita), al-

Khalik (Maha pencipta), al-Khallaq (Maha pencipta), ar-Rauf (Maha penyayang), ar-Rahman (Maha

penyayang), ar-Rahim (Maha pengasih), ar-Raqib (Maha mengawasi), as-Salam (Maha selamat), as-

Sami’ (Maha mendengar), as-Syakir (Maha bersyukur), as-Syakur (Maha bersyukur), as-Syahid (Maha

menyaksikan), as-Shamad (tempat meminta), al-‘Alim (Maha mengetahui), al-Aziz (Maha perkasa), al-

‘Azim (Maha agung), al-‘Afwu (Maha pemaaf), al-‘Alim (Maha mengetahui), al-‘Ali (Maha tinggi), al-

Ghaffar (Maha pengampun), al-Ghafuur (Maha pengampun), al-Ghani (Maha kaya), al-Fatah (Maha

pembuka), al-Qadir (Maha mampu), al-Qahir (Maha menundukan), al-Qudus (Maha suci), al-Qadir

(Maha mentakdirkan), al-Qarib (Maha dekat), al-Qawi (Maha kuat), al-Qahaar (Maha menundukan), al-

235

Kabir (Maha besar), al-Karim (Maha mulia), al-Lathif (Maha lembut), al-Mu’min (Maha pemberi

keamanan), al-Muta’ali (Maha tinggi), al-Mutakabbir (Maha pemilik kesombongan), al-Matin (Maha

teguh), al-Mujib (Maha mengabulkan), al-Majid (Maha terpuji), al-Muhith (maha meliputi), al-

Mushawwir (Maha mencipta), al-Muqtadir (maha mentakdirkan), al-Muqit (Maha membalas), al-Malik

(Maha menguasai), al-Maliik (Maha merajai), al-Maula (Maha melindungi), al-Muhaimin (Maha

pemelihara), an-Nashir (Maha penolong), al-Waahid (maha esa), al-Warits (maha mewarisi), al-Wasi’

(Maha meluaskan), al-Wadud (Maha pengasih), al-Wakiil (Maha mewakili), al-Wali (maha penolong),

al-Wahhab (Maha pemberi), al-Jamil (Maha indah), al-Jawwad (Maha baik), al-Hakam (Maha

memutuskan), al-Hayyu (Maha hidup), ar-Rab (Maha mencipta), ar-Rafiq (Maha lembut), as-Subuh

(Maha suci), as-Sayyid (yang dituankan), as-Syafi (maha penyembuh), at-Thayyib (Maha baik), al-

Qabidh (Maha penggenggam), al-Bashit (Maha melapangkan), al-Muqaddim (Maha mendahulukan), al-

Muakhir (maha mengakhirkan), al-Muhsin (Maha pemberi kebaikan), al-Mannan (Maha pemberi), al-

Witir (Maha ganjil).

Nama-nama Allah yang disebutkan ibnu Qayyim dalam Nuniyahnya, kecuali apa yang berada dalam

dua kurun maka itu dari kitabnya Madariju as-Saalikin dan Bada’iul Fawaid :

Allah, al-A’la, al-Awwal, al-Akhir, (al-Ahad), (al-Bari), al-Bashith, al-Bathin, al-Birru, al-Bashir, at-

Tawwab, al-Jabbar, al-Jamil, al-Jawad, al-Hafidz, al-Haq, al-Hakam, al-Hakim, al-Halim, al-Hamid, al-

Hayyu, al-Huyyi [Maha menghidupkan], al-Khaliq, al-khallaq, ad-Dayyan [Maha menghisab], ar-Rab, ar-

Rahman, (ar-Rahim), ar-Razzaq, ar-Rafiiq, ar-Raqib, (ar-Rauf), as-Sittir (Maha menyembunyikan), as-

Salam, as-Sami’, as-Sayyid, (as-Syakir), as-Syakuur, as-Shamad, az-Zahir, al-‘Aziz, al-‘Azim, al-‘Afwu,

al-‘Alim, al-‘Ali, (al-Ghaffar), Al-Ghafuur, al-Ghoni, al-Fattah, al-Qobidh, (al-Bashit), al-Quddus, al-

Qadiir, al-Qariib, al-Qahhar, al-Qayyum, al-Qawi, (al-Kabiir), al-Kariim, al-Lathif, (al-mu’min), al-

Mubin, (al-Muta’al), al-Mutakabbir, al-Mujiid, al-Muhsin, (al-Mushawwir), al-Muqtadir, al-Muqaddim,

al-Muaakhir, al-Malik, al-Maliik, al-Mannan, al-Muhaimin, al-Wahid, (al-Witir), al-Wadud, al-Wahhab,

al-Ilah, (al-Jaami’ [maha mengumpulkan]), al-Jalil (Maha agung), al-Habib (Maha mencintai), al-

Khafidh, (ar-Rafi’), Zdul Bathisy (pemilik azab yang pedih), ar-Rasyid [Maha pemberi petunjuk],

(Sari’ul hisab [yang sangat cepat azabnya]), (as-Syahid), (Syadidul ‘iqab [sangat keras azabnya]), as-

Shabuur, ad-Dhar [Maha pemberi mudharat], (an-Nafi’), al-‘Adlu, al-Qaadir, al-Qaahir, al-Kafiil (Maha

melindungi), al-Mani’ al-Muti’ (Maha mencegah dan maha memberi), al-Malik, (Malikul mulk [raja dari

segala raja]), (al-Muhyi al-Mumit [Maha menghidupkan dan Maha mematikan]), al-Muhith, al-Mudzil al-

Mu’iz (Maha merendahkan dan Maha mengagungkan), al-Mughits [Maha pemberi pertolongan], al-

Muqsith (Maha adil), al-Mun’im [Maha pemberi nikmat], (al-Muntaqim [Maha membalas]), (al-‘Afwu),

al-Maula, an-Nur (Maha pemberi cahaya), (al-Wahid), (al-Wali [maha pelindung]).

‘Abdu Rahman as-Sa’di mengumpulkan nama-nama Allah dalam kitabnya Taisirul Karim sebagai

berikut:

Allah, al-Ahad, al-A’la, al-Awwal, al-Akhir, al-Bari, al-Basith, al-Bathin , al-Birr, al-Bashir, at-

Tawwab, al-Jabbar, al-Jawwad, al-Hafidz, al-Haq [maha benar], al-Hakam, al-Hakim, al-Halim, al-

Hamid, al-Hayyu, al-Khaliq, al-Khabir, ar-Rab, ar-Rahman, ar-Rahim, ar-Razzaq, ar-Raqiib, ar-Rauuf,

236

as-Salaam, as-Sami’ as-Syaakir, as-Syakuur, as-Shamad, adz-Zahir, al-Aziz, al-‘Adzim, al-‘Afwu, al-

‘Alim, al-‘Ali, al-Ghaffar, al-Ghafuur, al-Ghani, al-Fattah, Al-qaabidh, Al-basith, Al-quddus, Al-qadiir,

Al-qariib, Al-qahhar, Al-qoyyum, Al-kabiir, Al-kariim, Al-lathiif, Al-mu’min, Al-mutakabbir, Al-matiin,

Al-mujiib, Al-majiid, Al-mushawir, Al-malik, Al-muhaimin, Al-waahid, Al-wasi’, Al-waduud, Al-

wahhab, Badi’u as-samaawati wal Ardh [Maha menciptakan langit dan bumi], Jami’u an-nas [yang

mengumpulkan manusia], al-Jalil, al-Habiib, Dzul zalaali wal ikraam [Maha pemilik keagungan dan

kemuliaan], ar-Rasyiid, as-Syahiid, al-‘Adl, al-Fa’aalu lima yuriid (Maha mengerjakan apa yang

dikehendaki), al-Kaafi [Maha mencukupkan], al-Maalik, al-Ladzi lahul mulk [Maha pemilik segala

kerajaan], al-Mubdi [Maha mengawali], al-Mu’id [Maha mengembalikan], al-Muhiith, al-Mu’thi, al-

Maani’, al-Mughni [Maha pemberi kekayaan], al-Muqiit, an-Nuur, al-Haadi, al-Wakiil.

Kelompok-kelompok ahlu bid’ah:

1. Jahmiyah: Mereka adalah pengikut Jahm bin Sofan yang mengambil ta’til Ja’ad bin Dirham yang

terbunuh di Khurasan tahun 128 H. Mazhabnya dalam sifat-sifat adalah mengingkari sifat-sifat

Allah sampai orang-orang yang ghulu (berlebih-lebihan) di antara mereka mengingkari nama-

nama Allah. Oleh karena itu, mereka dinamakan mu’athila (yang menolak nama-nama Allah).

Mazhab mereka dalam perbuatan hamba adalah bahwa seorang hamba dipaksa atas amalannya,

tidak ada kemampuan dan pilihan baginya. Dari sisi ini mereka dinamakan Jabariyah. Dalam

penamaan iman dan keyakinan mereka mengatakan bahwa pelaku dosa besar adalah seorang

yang beriman dengan iman yang sempurna dan tidak akan masuk neraka. Oleh karena itu,

mereka dinamakan Murjiah. Sehingga mereka digelari penganut tiga jim (hurf jim) yaitu

tajahhum, jabr, dan irjaa.

2. Mu’tazilah: Mereka adalah pengikut Waashil bin ‘Atho yang menyinkir dari majelis Hasan al-

Bashri ketika beliau mengikrarkan bahwa pelaku dosa besar adalah sebagai seorang yang

beriman, dengan iman yang kurang. Setelah itu Washil keluar dan mengikrarkan bahwa pelaku

dosa besar di antara dua kedudukan. Mazhab mereka dalam sifat adalah seperti Jahmiyah yang

mengingkari sifat-sifat Allah. Mazhab mereka dalam perbuatan hamba adalah bahwa seorang

hamba merdeka dengan perbuatannya. Para hamba berbuat dengan kehendak dan kemampuan

mereka, yang terlepas dari ketetapan dan ketentuan Allah. Paham ini adalah kebalikan dari

paham Jahmiyah. Oleh karena itu mereka disebut Qadariyah. Mazhab mereka terhadap ancaman

adalah bahwa pelaku dosa besar kekal dalam neraka, tidak seperti Jahmiyah yang mengatakan

bahwa mereka tidak masuk neraka. Oleh karena itu, mereka disebut wa’idiyah. Mazhab mereka

dalam penamaan iman dan keyakinan adalah bahwa pelaku dosa besar diantara dua kedudukan,

tidak kafir dan tidak pula beriman. Paham ini lawan dari Jahmiyah yang mengatakan bahwa ia

adalah seorang yang beriman dengan iman yang sempurna. Oleh karena itu, mereka digelari

dengan pemeluk di antara dua kedudukan.

3. Al-Khawarij: Mereka dijuluki dengan khawarij karena mereka keluar dari pemimpin kaum

muslimin. Mereka pula dijuluki dengan haruriyah, penisbatan kepada Haruura daerah yang

berada di Irak dekat daerah Kuffah; yaitu tempat ketika mereka memberontak terhadap Ali radhi

237

Allahu anhu. Dahulu, mereka adalah yang paling keras berpegang teguh terhadap agama secara

dzahir sampai-sampai Nabi Muhammad berkata kepada para sahabatnya: (salah seorang diantara

kalian akan menganggap kecil salat dan puasanya ketika melihat salat dan puasa mereka, mereka

membaca alqur’an tapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama ini

sebagaimana busur panah meleset dari sasarannya, dimanapun kalian jumpai mereka maka

bunuhlah, karena membunuh mereka sebagai pahala bagi yang membunuhnya). Mazhab mereka

terhadap pelaku dosa besar adalah bahwa pelaku dosa besar kekal di dalam neraka dan sebagai

seorang kafir yang halal darah dan hartanya. Oleh karena itu, mereka membolehkan untuk

memberontak terhadap pemerintah yang fasik.

4. Syiah Rafidhah: Mereka adalah syiah yang ghulu terhadap ahlu bait Rasulullah dan

mengutamakan Ali radhi Allahu anhu dari para sahabat semuanya. Bahkan di antara mereka ada

yang mengutamakan Ali radhiallahu ‘anhu atas Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam sampai-

sampai mereka mengangkatnya pada kedudukan sebagai Tuhan. Dinamakan syiah karena ada

kecondongan cinta yang berlebihan terhadap ahlu bait dan dinamakan rafidhoh karena penolakan

mereka terhadap Zaid bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi thalib ketika mereka bertanya tentang

Abu bakar dan Umar radhiallahu ‘anhuma, yang mana beliu mengatakan: bahwa mereka berdua

adalah dua mentri dari kakek saya, yakni Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam. Setelah

mendengar jawaban tersebut mereka kemudian berpaling dan menolaknya.

5. Shabiah adalah agama bentukan bersifat nasional yang merupakan campuran agama penyembah

berhala, kitabiyah (yahudi dan nasrani), akidah, dan filsafat.

6. Majusi adalah agama bentukan yang pengikutnya mengagungkan api, yang mana agama ini

berasal dari Persia sebelum islam.

7. Zindiqah yaitu kalimat ajam (bukan Arab) yang masudnya adalah nifak dan keluar dari agama.

8. Riddah yaitu keluar dari agama dengan melakukan pembatal-pembatalnya.

9. Murjiah yaitu mereka yang mengeluarkan amal perbuatan dari penamaan iman.

10. Tasawwuf yaitu jalan yang menyimpang yang di mulai dengan pengakuan zuhud kemudian

masuk dalam berbagai macam kebidahan dan kesesatan serta ghulu terhadap orang-orang saleh.

238

Matan Akidah Wasithiyah Syaikhul Islam telah diminta salah seorang hakim dari Waasith supaya menuliskan akidah untuk menjadi

pegangan baginya dan keluarganya, kemudian syaikh menjawabnya:

Dengan menyebut nama Allah, segala puji bagi Allah yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan

agama yang benar untuk dimenangkan atas segala agama dan cukuplah Allah sebagai saksi; saya bersaksi

bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya; sebagai

pengikraran dan pentauhidan, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Dan

semoga kesejahteraan dan keselamatan yang berlimpah atas Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam,

keluarga, dan para sahabatnya. Amma ba’ad:

Inilah akidah, keyakinan kelompok yang selamat dan tertolong hingga akhir kiamat -Ahlu Sunnah Wal

jamaah- yaitu: Beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, Kebangkitan setelah

mati, dan Beriman terhadap takdir baik dan buruk. Merupakan iman kepada Allah adalah beriman dengan

sifat-sifat yang Allah sifatkan atas diri-Nya sendiri dan Rasul-Nya salallahu alaihi wasallam, tanpa mentahrif

(menyimpangkan) dan menta’til (menolak), juga tanpa mentkyif (membagaimanakan) dan mentamtsil

(memisalkan). Akan tetapi mereka beriman bahwa Allah:

ورى﴾]ٺ ٿ ٿٿ ٿ ٹ ٹ﴿ [11:الش

“Tidak ada yang semisal dengan-Nya dan Dia maha mendengar lagi maha melihat”.

Mereka tidak menafikan apa yang Allah sifatkan bagi diri-Nya sendiri dan tidak menyimpangkan

kalimat-kalimat dari tempatnya. Mereka tidak melakukan ilhad dalam nama-nama Allah dan ayat-ayat-Nya.

Begitu pula, mereka tidak mengumpamakan dan memisalkan sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat makhluk.

Karena tidak ada sekutu dan tandingan bagi Allah dan Allah tidak dikiaskan dengan makhluk-Nya. Juga

Allah lebih mengetahui tentang diri-Nya dan selain-Nya, lebih jujur dalam berkata dan lebih baik dalam

berbicara dari para makhluk-Nya. Kemudian para rasul-Nya adalah jujur dan terpercaya, beda dengan selain

mereka yang mengatakan tentang Allah apa yang mereka tidak ketahui. Oleh karena itu, Allah berfirman:

﴾] ىب مب خب حب جب يئ ىئ مئ حئ جئ ی ی ی ی ىئ ىئ ﴿ [اتاف الص

“Maha suci Tuhanmu, Tuhan yang maha perkasa dari apa yang mereka sifatkan dan keselamatan

atas para Rasul dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”.

Dari ayat ini, Allah telah mensucikan diri-Nya dari apa-apa yang disifatkan oleh orang-orang yang

menyimpang terhadap para Rasul dan Allah memberi keselamatan atas para Rasul, disebabkan selamatnya

apa yang mereka katakan dari cacat dan aib. Dan Dia yang maha suci telah mengumpulkan sifat-sifat dan

nama-nama bagi diri-Nya antara nafi (meniadakan) dan itsbat (menetapkan). Oleh karena itu, Ahlu Sunnah

Waljama’ah tidak menyimpang dari apa-apa yang didatangkan para Rasul, karena itu adalah jalan yang

lurus; jalan orang-orang yang diberi nikmat yaitu jalannya para Nabi, siddiqin, para syuhada dan orang-

orang soleh. Dan masuk dalam jumlah ini adalah apa yang Allah sifatkan bagi diri-Nya sendiri dalan surat

al-Iklas yang sebanding dengan sepertiga al Qur’an ketika Allah berfirman:

﴾]اإلخالص[ڀ ڀ ڀ ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ﴿

“Katakanlah: dialah Allah yang maha esa. Allah tempat meminta , tidak beranak dan tidak pula

diperanakan. Dan tidak ada yang setara dengan_Nya”.

239

Dan apa yang Allah sifatkan bagi diri-Nya sendiri dalam ayat-Nya yang paling agung ketika berfirman:

ڻ ۀ ۀ ہ ہ ہ ہھ ھ ھ ھ ے ےۓ ۓ ڭ ڭ ڭڭ ۇ ۇۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ ۋ ۅۅ ۉ ۉ ې ېې ېى ى ﴿

[255﴾]البقرة:ائ ائ ەئ ەئوئ وئ ۇئۇئ ۆئ ۆئ ۈئ ۈئېئ ېئ ېئ ىئىئ ىئ ی ی

“Allah, tidak ada sesembahan yang berhak selain-nya. yang maha hidup, yang terus menerus

mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Miliknya apa yang ada dilangit dan apa yang

ada dibumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat disisis-Nya tanpa izinnya. Dia mengetahui apa yang

dihadapan mereka dan apa yang dibelakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apapun

tentang ilmunya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursinya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak

merasa berat memelihara keduannya, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar”.

Oleh karena itu, barangsiapa yang membaca ayat ini ketika tidur maka senantiasa Allah menjaganya, dan

para syaitan tidak mendekatinya sampai subuh. Dan firman Allah Ta’ala:

[58﴾]الفرقان:ٹ ٹ ٹ ٹ ڤ ڤ﴿

“Bertawakkallah kepada yang Maha Hidup yang Dia tidak Mati”.

Dan firman Allah Ta’ala:

[3﴾]الحديد:ۈئ ۈئ ېئ ېئ ېئىئ ىئ ىئ ی ی ﴿

“Dialah yang pertama dan terakhir, dan yang dzahir (tampak) dan yangbathin (tersembunyi) dan Dia

maha mengetahui segala sesuat”.

Dan firman-Nya:

[3﴾]الت حريم:ڑ ک ﴿

“Dan Dia maha mengilmui dan mengetahui”.

Dan firmanNya:

[2﴾]سبأ:ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ﴿

ەئ ەئ وئ وئ ۇئ ۇئ ۆئۆئ ۈئ ۈئ ېئ ېئ ېئىئ ىئ ىئ ی ی ی ی جئ حئ مئ ىئ يئ جب حب خب مب ىب يب جت ﴿

[59﴾]األنعام:حت

“Dia maha mengetahui apa yang masuk kedalam bumi dan yang keluar darinya serta apa yang turun

dari langit dan yang naik diatasnya”.

“Dan disisi-Nya kunci-kunci ilmu ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia dan Dia maha

mengetahui apa yang di darat dan di laut, tidak ada dedaunan yang gugur kecuali diketahuinya, dan

tidak ada bebijian dikegelapan bumi dan tidak pula yang basah dan kering kecuali ada dilauhul

mahfudz”.

Dan firman-Nya:

[11فاطر:﴾]جب حب خب مب ىب يب جت حتخت﴿

“Dan tidaklah seekor betina hamil dan melahirkan kecuali dengan ilmu-Nya”.

Dan firman-Nya:

[القالط ﴾]مت ىت يت جث مث ىث يث حج مج جح مح جخ حخ مخ جس ﴿

“Supaya kalian mengetahui bahwa Allah maha mampu atas segala sesuatu dan meliputi segala

sesuatu dengan ilmu-Nya”.

Dan firman-Nya:

240

[ارياتالذ ﴾]ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ژ﴿

“Sesungguhnya Allah, Dialah pemberi rezki dan yang memiliki kekuatan yang sangat kokoh”.

Dan firman-Nya:

ورى:﴾]ٺ ٿ ٿٿ ٿ ٹ ٹ﴿ [11الش

“Dan tidak ada yang semisal dengan-Nya dan Dia maha mengetahui lagi maha melihat”.

Dan firmanNya:

[ساءالن ﴾]ى ائ ائ ەئ ەئوئ وئ ۇئ ۇئ ۆئ ۆئ ۈئ﴿

“Dan sesungguhnya Allah pemberi nikmat yang menasehati kalian dengannya, sesungguhnya Allah

maha mendengar lagi maha melihat”.

Dan firman-Nya:

[39الكهف:﴾]ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک کک﴿

“Dan andai saja ketika engkau masuk kebunmu mengatakan maha suci Allah dan tidak ada

kekuatan melainkan dengan Allah”.

Dan firmanNya :

ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ڄ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ چ چ چ چ ڇ ڇڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ﴿

[البقرة]﴾ژ ژ

(Dan kalau seandainya Allah menghendaki orang-orang setelah mereka tidak akan saling

membunuh setelah datang kepada mereka petunjuk akan tetapi mereka berselisih. Kemudian di antara

mereka ada yang beriman dan ada yang kufur, dan seandainya kalau Allah menghendaki mereka tidak

akan saling membunuh akan tetapi Allah melakukan apa yang dikehendaki-Nya”.

Dan firmanNya:

[المائدة﴾]ک ک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱڱ ں ں ڻ ڻ ڻ ڻ﴿

“Dihalalkan atas kalian binatang ternak kecuali apa yang dibacakan atas kalian tidak berburu

hewan dalam keadaan ihram sesungguhnya Allah menghukumi sesuai kehendak-Nya”.

Dan firmanNya:

[125األنعام:]﴾ٱٻٻٻٻپپپپڀڀڀڀٺٺٺٺٿٿٿٿٹ﴿

“Barang siapa yang Allah kehendaki petunjuk baginya maka Allah akan lapangkan hatinya ke

dalam islam dan barang siapa yang Dia kehendaki kepada kesesatan maka akan dijadikan hatinya

sempit lagi sesak seolah-olah dia naik kelangit”

Dan firman-Nya:

[البقرة]﴾ھھھھےےۓ﴿

“Berbuat baiklah sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang baik”

[الحجرات﴾]ڭڭۇۇۆۆۈ﴿

“Berbuat adillah sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang adil”

[التوبة﴾]ٺٺٿٿٿٿٹٹٹٹڤ﴿

“Kalau mereka istiqamah kepada kalian maka hendaklah kalian istiqamah kepada mereka

sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa”

[البقرة﴾]ۆۈۈٴۇۋۋۅ﴿

241

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan yang mensucikan diri”

Dan firman-Nya:

[31آلعمران:﴾]ڦڦڦڦڄڄڄڄ﴿

“Katakanlah jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku maka Allah akan mencintai kalian”

Dan firmanNya:

[54﴾]المائدة:ۀۀہہہہ﴿

“Maka kelak Allah akan mendatangkan kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai

Allah”

Dan firmanNya:

[الصف﴾]ےےۓۓڭڭڭڭۇۇۆۆ﴿

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang dijalan-Nya bersaf-saf seperti

bangunan yang kokoh”

Dan firman-Nya:

[الربوج﴾]ےےۓۓ﴿

“Dan Dia maha pengampun lagi maha penyayang”

Dan firman-Nya: Dengan menyebut nama Allah

[7غافر:﴾]ۋۋۅۅۉۉ﴿

“Rahmat dan ilmumu meliputi segala sesuatu”

[43األحزاب:﴾]جثمثىثيث﴿

“Dan Dia terhadap orang-orang yang beriman maha penyayang”

[156األعراف:﴾]ٿٹٹٹ﴿

“Dan rahmatku meliputi segala sesuatu”

[54األنعام:﴾]ڤڤڤڦڦ﴿

“Dan Tuhanmu telah mewajibkan atas diri-Nya kasih sayang”

﴾]البقرة[ڻۀۀہہ﴿

“Sesungguhnya Allah maha pengamun lagi maha penyanyang”

[يوسف﴾]ڀٺٺٺٺٿٿٿ﴿

“Sesungguhnya Allah maha pelindung dan Dia paling penyayang”

Dan firmanNya:

[8البينة:﴾]ڀٺٺٺٺٿٿ﴿

“Allah ridha terhadap mereka dan mereka ridha kepada Allah”

Dan firman-Nya:

[93النساء:﴾]گگگڳڳڳڳڱڱڱڱں﴿

“Dan barang siapa yang membunuh seorang yang beriman dengan sengaja maka balasannya adalah

neraka jahannam, ia kekal didalamnya dan Allah marah kepadanya serta melaknatnya”

Dan firman-Nya:

[28محمد:﴾]ېېېىىائائەئ﴿

242

“Demikianlah, karena mereka mengikuti apa yang dibenci Allah dan mereka benci terhadap

keridhaa-Nya”

Dan firman-Nya:

[55الزخرف:﴾]ہہھھ﴿

“Dan ketika mereka telah membuat kami marah maka kami menghukum mereka”

Dan firman-Nya:

[46التوبة:﴾]ےۓۓڭڭ﴿

“Tetapi Allah tidak menyukai keberankatan mereka, maka Dia melemahkan keinginan mereka”

[الصف﴾]ۀۀہہہہھھھھ﴿

“Amat besar kemarahan Allah kalian mengatakan apa yang kalian tidak amalkan”

Dan firman-Nya:

[210البقرة:﴾]ەئەئوئوئۇئۇئۆئۆئۈئۈئېئېئېئ﴿

“Tiada yang mereka nanti-nantika melainkan kedatangan Allah dan para malaikat dalam naungan

awan dan perkara diputuskan”.

[الفجر﴾]ۉۉېېېېى﴿

“Sekali-kali jangan berbuat demikian, apabila bumi digoncangkan berturut-turut”

[الفجر﴾]ىائائەئەئوئ﴿

“Dan tibalah Tuhanmu sedangkan malaikat berbaris-baris”

[الفرقان﴾]ڌڌڎڎڈڈژژ﴿

“Dan pada hari ketika awan langit terbelah dan para malaikat turun”

Dan firma-Nya:

[]الرحمن﴾ڌڌڎڎڈڈژ﴿

“Dan yang tersisa wajah Tuhanmu yang memiliki keagungan dan kemuliaan”

[88القصص:﴾]ڱڳڳڳڳڱ﴿

“Dan semuanya akan hancur kecuali wajah-Nya”

Dan firman-Nya:

[75ص:﴾]ېۋۋۅۅۉۉې﴿

“Apa yang menghalangimu untuk sujud kepada yang saya ciptakan dengan ke dua tanganku”.

[64المائدة:﴾]ۈئوئۇئۇئۆئۆئۈئوئىائائەئەئىۉېېېې﴿

“Dan orang-orang yahudi berkata tangan Allah terbelenggu, tangan mereka terbelenggu dan

dilaknat atas perkataan mereka akan tetapi ke dua tangan-Nya terbentang yang Dia berinfak sesuai

kehendak-Nya”

Dan firman-Nya:

[48الطور:﴾]يئیجئحئمئىئ﴿

“Dan bersabarlah terhadap hukum Tuhanmu karena sesungguhnya enkau dibawah penglihatan

kami”

[13القمر:﴾]ڌڎڎڈڈژ﴿

“Dan kami mengangkutnya di atas perahu yang memiliki pasak dan paku”

243

[14]القمر:﴾ژڑڑکککک﴿

“Yang berjalan dengan penglihatan kami sebagai balasan terhadap orang-orang yang kafir”

[39]طه:﴾ٹٹڤڤڤڤڦڦ﴿

“Dan kami limpahkan kecintaan kepadamu dari kami dan supaya kamu berbuat di atas

penglihatanku”

Dan firman-Nya:

[1]المجادلة:﴾ٺٺٿٿٿٺٱٻٻٻٻپپپپڀڀڀڀٺ﴿

“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan yang mendebatmu perihal suaminya dan mengadu

kepada Allah, sesungguhnya Allah maha menndengar atas percakapan kalian, sesungguhnya Allah

maha mendengar lagi maha melihat”

[181آلعمران:ڀ﴾]ٱٻٻٻٻپپپپڀڀ﴿

“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan sesungguhnya

Allah fakir dan kami kaya”

[80]الزخرف:﴾ڎڎڈڈژڌڇڇڇڇڍڍڌ﴿

“Apakah mereka menyanka kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka, sekali-kali

tidak akan tetapi utusan kami di sisi mereka mencatat di sisi mereka” .

Dan firman-Nya:

]طه[﴾ۅۉۉېې﴿

“Sesungguhnya saya bersama kalian berdua mendengar dan melihat”

Dan firman-Nya:

]العلق[﴾ۆۈۈٴۇۋۋ﴿

“Tidakah mereka mengetahui bahwasanya Allah maha melihat”

]الشعراء[﴾ڳڳڳڱڱڱڱںں﴿

“Yang melihatmu ketika berdiri dan bolak balikmu dalam sujut”

نفال[]األ﴾جبحبخبمبىب﴿

“ Sesungguhnya Dia maha mendengar lagi maha mengetahui”

[105]التوبة:﴾ېۋۅۅۉۉېې﴿

“Dan katakanlah, beramalah maka Allah akan melihat amalanmu begitu pula Rasul_Nya dan orang-

orang yang beriman”

Dan firman-Nya:

]الرعد[﴾مئىئيئجب﴿

“Dan Dia sangat keras tipu daya-Nya”

Dan firman-Nya:

]آلعمران[﴾ٺٺٺٿٺڀڀڀ﴿

“Dan mereka berbuat makar dan Allah pun beruat makar, dan Allah lebih baik makar-Nya”

Dan firman-Nya:

]النمل[﴾ڳڳڳڱڱڱڱں﴿

“Mereka membuat makar dan kami pun membuat makar dan mereka tidak merasa”

244

Dan firman-Nya:

]الطارق[﴾گگگڳڳڳڳ﴿

“Sesungguhnya mereka membuat tipu daya dan saya membuat tipu daya”

Dan firman-Nya:

]النساء[﴾ٿٿٿٿٹٹٹٹڤڤڤڤڦڦڦ﴿

“Adapun kalian menampakan kebaikan atau menyembunyikannya atau kalian memaafkan

kesalahan maka sesungguhnya Allah maha pemaaf lagi maha mampu”.

]النور[﴾گگگگکژڑڑکککژڈڈ﴿

“Hendaklah mereka memaafkan dan mengampuni tidakkah mereka menyukai supaya Allah

mengampuni kalian dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang”

Dan firman-Nya:

[8]المنافقون:﴾گگڳ﴿

“Milik Allah dan Rasul-Nya keperkasaan”

Dan firmanya tentang iblis:

]ص[﴾جحمحجخحخ﴿

“Dan demi keperkasaanmu saya akan menyesatkan mereka semua”

Dan firman-Nya:

]الرحمن[﴾ڎڎڈڈژژڑ﴿

“Maha suci Allah yang memiliki keagungan dan keperkasaan”

Dan firman-Nya:

]مريم[﴾ڀڀڀڀٺپپپپ﴿

“Dan hendaklah kamu beribadah dan bersabar dalam beribadah, apakah kamu mengetahui ada

tandingan baginya). (Dan tidak ada yang setara dengan-Nya”

]اإلخالص[﴾ٺٺٺٺٿٿ﴿

“Maka janganlah kalian menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah padahal kalian mengetahui”

]البقرة[﴾ۈۈٴۇۋۋۅۅ﴿

“Dan di antara manusia ada yang menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah, mereka mencitainya

sebagaimana mencintai Allah dan orang-orang yang beriman lebih tinggi cintanya kepada Allah”

[165]البقرة:﴾ڈژژڑڑڈچڇڇڇڇڍڍڌڌڎڎ﴿

“Dan katakanlah, segala puji bagi Allah yang tidak mengambil anak dan tidak ada sekutu dalam

kekuasaan-Nya dan tidak ada pelindung baginya dari kehinaan. Dan hendaklah kamu membesarkan-

Nya dengan sebaik-baiknya”

]اإلسراء[﴾ۇۆۆۇڻۀۀہہہہھھھھےےۓۓڭڭڭڭ﴿

“Apa-apa yang di langit dan di bumi mensucikan Allah, milik-Nya segala kerajaan dan pujian dan

Dia atas segala sesuatu maha mampu”

]التغابن[﴾ٺٺٺٿٿٿٺڀڀڀڀپٱٻٻٻٻپپپ﴿

“Maha suci Allah yang menurunkan alquran atas hamban-Nya untuk menjadi peringatan bagi alam

semesta”

245

]الفر﴾ائائەئەئوئوئۇئۇئڭڭڭۇۇۆۆۈۈٴۇۋۋۅۅۉۉېېېېىى﴿

قان[

“Yang milik-Nya kerajaan langit dan bumi dan Dia tidak mengambil anak dan tidak ada bagi-Nya

sekutu dalam kerajaan dan Dia menciptakan segala sesuatu kemudian menetapkan takdirnya. Allah

sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada Tuhan yang lain beserta-Nya, kalau ada

Tuhan beserta-Nya, masing-masing Tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan

sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang

mereka sifatkan itu”

ڤڦڦڦڦڄڄڄڄڃڃڤٿٿٿٿٹٹٹٹڤڤٺپپپڀڀڀڀٺٺٺ﴿

]المؤمنون[﴾ڃ

“Yang mengetahui semua yang ghaib dan semua yang nampak, maka Maha Tinggilah dia dari apa

yang mereka persekutukan”

]النحل[﴾ٹٹٹٹڤڤڤٿٺٿٿٿ﴿

“Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui,

sedang kamu tidak Mengetahui”

]األعراف[﴾ڇڇڍڍڌڌڎڎڈڈژژڑڑککککگگگگڳڳڳڳڱڱڱڱ﴿

“Katakanlah: Tuhanku Hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun

yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar,

(mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk

itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”

Dan firman-Nya:

]طه[﴾ڈژژڑڑ﴿

“Dan Allah di atas arsy bersemayam”

[2رعد:]ال﴾ڤڤڤڦ﴿

“Kemudian Dia beristiwa di atas arsy”

Terdapat dalam enam tempat. Dalam surah al-A’raf:

[3]يونس:﴾ڄڄڃڃڃڃچچچچڇڇڇڇ﴿

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dalam enam

masa, lalu dia bersemayam di atas 'Arsy”

Dalam surah Yunus:

[3]يونس:﴾ڍڄڄڃڃڃڃچچچچڇڇڇڇ﴿

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dalam enam

masa, lalu dia bersemayam di atas 'Arsy”

Dan firman-Nya dalam surah ar-Ra’d:

[2]الرعد:﴾ڤڤڤڦڤٿٿٿٹٹٹٹ﴿

“Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, Kemudian dia

bersemayam di atas 'Arasy”

Dan firmaNya dalam surah Thaha:

246

]طه[﴾ڈژژڑڑ﴿

“Dan Allah beristiwa di atas arsy”

Dan firmanNya dalam surah al-Furqon:

[59]الفرقان:﴾ڍڍڇڇڇڇ﴿

“Kemudian Dia beristiwa di atas arsy, Yang maha pengasih”

Dan firmanNya dalam surah as-Sajadah:

[4]السجدة:﴾ڦڦڄڄڄڄڃڃڃڃچچچچ﴿

“Dan Allah menciptakan langit dan bumi dan di antara keduanya dalam enam masa kemudian Dia

bersemayam di atas arsy”

Dan firmanNya dalam surah al-Hadid:

[4]الحديد:﴾ٻٻپپپپڀڀڀٱٻٻ﴿

“Dialah yang menciptakan langin dan bumi dalam enam masa kemudian bersemayam di atas ‘arsy”

Dan firmanNya:

[55]آلعمران:﴾ٹٹٹٹڤ﴿

“Wahai isa sesungguhnya saya akan mematikanmu dan mengangkamu kepadaku”

[158]النساء:﴾ڳڳڳڳ﴿

“akan tetapi Allah mengangkatnya kepada-Nya”

[10]فاطر:﴾ېېىىائائەئ﴿

“Kepada-Nya perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya”.

[37]غافر:﴾ککککگگگگڳڳڳڳڱڱڱڱں﴿

“Dan berkatalah Fir'aun: "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang Tinggi supaya

Aku sampai ke pintu-pintu. (yaitu) pintu-pintu langit, supaya Aku dapat melihat Tuhan Musa dan

Sesungguhnya Aku memandangnya seorang pendusta”

]الملك[﴾ژژڑڑڈڄڄڃڃڃڃچچچچڇڇڇڇڍڍڌڌڎڎڈ﴿

“Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa dia akan

mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan)

peringatan-Ku?”

Dan firman-Nya:

ڄڄڃڃڃڄڦڦڦڦڄڤٺٺٺٺٿٿٿٿٹٹٹٹڤڤڤڀٱٻٻٻٻپپپپڀڀڀ﴿

]الحديد[﴾

“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian dia bersemayam di atas

´arsy dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang

turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya dan dia bersama kamu di mana saja kamu berada dan

Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan”

ڇڇڇڇڍڍچڃڃڃچچچڃڀٺٺٺٺٿٿٿٿٹٹٹٹڤڤڤڤڦڦڦڦڄڄڄڄ﴿

]المجادلة[﴾

“Kidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di

bumi? tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya dan tiada

247

(pembicaraan antara) lima orang, melainkan dia-lah keenamnya dan tiada (pula) pembicaraan antara

jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan dia berada bersama mereka di manapun

mereka berada. Kemudian dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang Telah

mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu”

Dan firman-Nya:

[40]التوبة:﴾ۇۆۆۈۈ﴿

“Janganlah engkau bersedih sesungguhnya Allah bersama kita”

]طه[﴾ۅۉۉېې﴿

“Sesungguhnya saya bersama kalian berdua, saya mendengar dan saya melihat”

]النحل[﴾یجئحئمئىئيئجبحبخب﴿

“Sesungguhya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebajikan”

]األنفال[﴾ڀڀٺٺٺڀڀ﴿

“Dan bersabarlah sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”

]البقرة[﴾ککککڑڌڌڎڎڈڈژژڑ﴿

“Betapa banyak golongan yang sedikit mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah, dan

Allah bersama orang-orang yang sabar”

Dan firman-Nya:

]النساء[﴾ٺٺٺٿٿٿ﴿

“Dan siapa yang lebih baik perkataan-Nya dari Allah”

[116المائدة:﴾]چچڇڇڇڇ﴿

“Dan ingatlah ketika Allah berkata wahai isa bin maryam”

تكلمت﴿ [115األنعام:﴾]رب كصدقاوعدالوتم

“Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu sebagai kalimat yang benar dan adil”

]النساء[﴾ڃچچچچ﴿

“Dan Allah Telah berbicara kepada Musa dengan langsung”

[253]البقرة:﴾پڀڀڀ﴿

“Di antara mereka ada yang Allah ajak bicara mereka”

[143]األعراف:﴾ےۓۓڭڭڭ﴿

“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan kami) pada waktu yang Telah kami tentukan dan

Tuhan Telah berfirman (langsung) kepadanya”

]مريم[﴾ٱٻٻٻٻپپپ﴿

“Dan kami Telah memanggilnya dari sebelah kanan gunung Thur dan kami Telah mendekatkannya

kepada kami di waktu dia munajat (kepada Kami”

]الشعراء[﴾ڱڱںںڻڻڻڻۀ﴿

“Dan (Ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firman-Nya): "Datangilah kaum yang

zalim itu”

[22]األعراف:﴾حبخبمبىبيبجتحت﴿

“Dan Tuhan menyeru kepada mereka berdua bukankah saya telah melarang kalian dari pohon itu).

248

]القصص[﴾ڻڻۀۀہہہ﴿ص[]القص﴾ژڑڑککککگگ﴿

(Dan (Ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: "Apakah jawabanmu kepada

para rasul?”

[6]التوبة:﴾ېېىىائائەئەئوئوئ﴿

“Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, Maka

lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah”

[75]البقرة:﴾ېىىائائەئەئوئوئۇئۇئۆئۆئۈئۈئېئ﴿

“Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari

mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang

mereka mengetahui?”

[15]الفتح:﴾ېئېئىئىئىئیییېئۇئۆئۆئۈئۈئ﴿

“Mereka ingin mengganti perkataan Allah, katakanlah janganlah mengikuti kami, demikianlah

perkataan Allah yang telah lalu”

[27]الكهف:﴾مئىئيئحئىئىئییییجئ﴿

“Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu Kitab Tuhanmu (Al Quran). tidak ada

(seorangpun) yang dapat merobah kalimat-kalimat-Nya”

.]النمل[﴾جبحبخبمبىبيبجتحتختمتىتيتجث﴿

“Sesungguhnya Al Quran Ini menjelaskan kepada Bani lsrail sebahagian besar dari (perkara-

perkara) yang mereka berselisih tentangnya”

[155]األنعام:﴾ڻڻڻڻ﴿

“Inilah kitab (alquran) yang kami turunkan penuh berkah”

[21]الحشر:﴾ڈژژڑڑککککگگگ﴿

“Kalau sekiranya kami turunkan Al-Quran Ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya

tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah”

ۇئۇئۆئۆئۈئۈئېئېئائەئەئوئوئائۉۉېېېېىىۅۈٴۇۋۋۅ﴿

پڀڀڀڀٺٺٺٺپٱٻٻٻٻپپېئىئىئىئیی

]النحل[﴾ٿ

“Dan apabila kami letakkan suatu ayat di tempat ayat yang lain sebagai penggantinya padahal Allah

lebih mengetahui apa yang diturunkan-Nya, mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang yang

mengada-adakan saja". bahkan kebanyakan mereka tiada Mengetahui.Katakanlah: "Ruhul Qudus

(Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang

yang Telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri

(kepada Allah). Dan Sesungguhnya kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Quran

itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". padahal bahasa orang yang mereka

tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajamsedang Al Quran adalah dalam bahasa

Arab yang terang”

Dan firman-Nya:

]القيامة[﴾پڀڀڀ﴿

249

“Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri”

]القيامة[﴾ڀٺٺٺ﴿

“Kepada Tuhan-Nya melihat”

]المطففين[﴾ےۓۓڭ﴿

“Mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang”

[26]يونس:﴾پٻٻٻٻ﴿

“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya”

]ق[﴾حسخسمسحصمصجضحض﴿

“Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi kami ada

tambahannya”

Bab ini dalam kitab Allah sangat banyak sekali, bagi mereka yang mentadaburi al Qur’an demi mencari

petunjuk darinya maka akan mendapatkan jalan yang lurus.

(Pasal) : Dalam sunnah Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam.

Sunah merupakan pentafsir dan penjelas dari al Qur’an, juga menunjukan dan mengungkapkan

tentangnya. Apa yang disifatkan Rasulullah tentang Tuhannya dalam hadits-hadits sahih yang telah di

sambut oleh ulama dengan peneriman, maka wajib bagi kita untuk beriman dengannya. Seperti sabda

Rasulullah:

« ن يدعو م ل : ر فيقو آلخ يل ا ل لث ال يبقى ث لة حي نيا كل لي ماء الد نا إلى الس ب ر ل ز ين ـ م ؟ طيه يسألني فأع م ؟ جيب له ست ي فأ

ر له ني فأغف ر غف «يست

“Tuhan kita turun kelangit dunia setiap malam pada sepertiga malam terakhir dan berkata: siapa yang

berdoa kepadaku maka akan kukabulkan? Siapa meminta kepadaku maka akan aku berikan? Siapa yang

meminta ampun kepadaku maka aku akan ampuni”. (Muttafaq ‘alaih).

Dan sabdanya:

شد ف » ه أ ل لته ل راح ب م أحدك م بة عبده بتو «رحا

“Allah lebih bergembira dengan taubat hambanya dari salah seorang di antara kalian ketika mendapati

hewan tungganganya yang telah hilang”. (Muttafaq ‘alaih).

Dan sabdanya:

ر » إلى ك اهلل ح ض جنة ي الهما يدخل ال ر ك آلخ يقتل أحدهما ا لي «ج

“Allah tertawa kepada dua orang yang saling membunuh kemudian keduanya masuk surga”. (Muttafaq

‘alaih).

Dan sabdanya:

ر » ظ ره ين رب غي ق و قنوط عباده م نا ب ر جب ريب ع ق م ك رج م أن ف ل ع ك ي ح ض ظل ي طي في قن زلي م أ ك «إلي

“Allah heran dengan putus asa hambanya dan dekatnya yang lainya, Dia meliahat kepada kalian yang

merasa bersalah dan berputus asa maka senantiasa Dia tertawa karena mengetahui bahwa jalan keluar

buat kalian telah dekat”. (Hadits hasan).

Dan sabdanya:

250

له » رج ها ة في ز ع رب ال ضع ى ي ؟ حت زيد م م ل : هل وهي تقو ها لقى في م ي هن ل ج زا ـه -ال ت م قد ـا ه لي ـة : ع واي ر ي -وفي و ز ـ فين

ها ض ع ط ب ق ط ق ل : وتقو عض ب «إلى

“Senantiasa neraka jahannam di isi dengan penghuninya, dan ia mengatakan: apakah ada tambahan?

Hingga Allah yang maha perkasa meletakan kakinya didalamnya. Dalam riwayat yang lain: kedua telapak

kaki-Nya, maka sebagianya mengisut kepada sebagian lainya lalu ia berkata: cukup…cukup..”. (Muttafaq

‘alihi).

Dan sabdanya:

رج » خ ر أن ت م يأ صوت : إن اهلل ب ي ك . فيناد عدي س و ك ي ل : لب م فيقو آد عالى : يا ت ل اهلل عثا يقو ب ك ت ي ر ذ م ر «إلى النا

“Allah berfirman: wahai Adam, lalu ia menjawab: saya memenuhi panggilanmu dan saya sangat

bahagia memenuhi pangilanmu. Kemudian Allah memanggil dengan suara: sesungguhnya Allah

memerintahkanmu untuk mengeluarkan keturunanmu yang telah dilempar ke neraka”. (Muttafaq ‘alaih).

Dan sabdanya:

رجمان » بينه ت و بينه ه ليس ب ر مه ل ك سي أحد إال م م ك من «ما

“Tidak ada seorang pun di antara kalian melainkan akan diajak bicara oleh Rabnya tanpa perantara

seorang penterjemah”

Juga hadits Rasulullah ketika meruqiyah seorang yang sakit:

ماء اج » ك في الس رحمت رض كما واأل ماء ر في الس م ك أ سم س ا ماء تقد ي في الس ذ ال نا اهلل ب ر ر ـ رض اغف ك في األ رحمت عل

طا وخ بنا لى هذا الوجع ؛ فيب لنا حو ك ع شفائ م شفاء و ك رحمت م رحمة ل ز ن أ بي ي ط رب ال نت نا ؛ أ «رأ يا

“wahai Allah Tuhan kami yang di langit, maha suci namamu, perintahmu ada di langit dan di bumi ,

sebagaiman rahmatmu ada dilangit maka jadikanlah rahmatmu di bumi. Ampunilah dosa dan kesalahan –

kesalahan kami: Engkau adalah Tuhannya orang-orang yang baik maka turunkanlah rahmatmu dari

berbagai Rahmatmu dan kesembuhan dari berbagai macam kesembuhan dari penyakit ini; seketika penyakit

tersebut sembuh”. (Hadits hasan diriwayatkan abu dawud dan selainya).

Dan sabdanya:

ماء » في الس م مي نا أ وأ ني منو «أال تأ

“Apakah kalian tidak percaya kepadaku sedangkan saya dipercaya yang ada di langit”. (Hadist sahih).

Dan sabdanya:

م » نت ما أ م ل ع وهو ي رش ع فوق ال واهلل رش فوق الماء ع ليه وال «ع

“Dan ‘Arsy Allah di atas air dan Allah ada di atas arsy yang mengetahui apa yang kalian lakukan”.

(Hadist hasan riwayat abu Dawud dan selainnya).

Dan Pertanyaan Rasululah terhadap seoarang budak wanita:

م » قالت : في الس ؟ اهلل منة أي مؤ ها ن إ ها ف ل : أعتق قا . ل اهلل سو ر نت قالت أ ؟ نا أ م ل : قا «اء .

“Di mana Allah? Ia berkata: di atas langit. Siapa saya? Kamu adalah Rasulullah, lalu Rasulullah

berkata: merdekakan dia karena ia seorang yang beriman”. (HR. Muslim).

Dan sabdanya:

ك حيثما كنت» ع م م أن اهلل ل ع يمان : أن ت ضل اإل «أف

“Sebaik-baik iman adalah engkau mengetahui bahwa Allah selalu bersamamu dimanapun kamu

berada”. (Hadits hasan).

251

الة ف » ص م إلى ال م أحدك قا مه إذا قد حت و ت ره أ يسا ع ك ول هه وج قبل إن اهلل يمينه ف وال ع هه وج قبل صق «ال يب

“Jika salah seorang di antara kalian bangun mengerjakan salat janganlah meludah dihadapanya dan

di samping kanannya karena Allah berada dihadapannya akan tetapi di sebelah kiri atau di bawah telapak

kaikinya”. (Muttafaq ‘alaih).

Dan sabdanya:

والنو » حب شيء فالق ال رب كل و نا ب ر م ظي ع رش ال ع رب ال و بع موات الس رب الس م ه ل ل ال ز من آن ؛ ى ر ـ والق ـل جي ن واإل راة ـو الت

شي ك ل قب ليس ل ف و نت األ ها أ بناصيت آخذ نت ة أ ب ر كل دا ش م و نفسي ر ش م ك ب ـت أعوذ ن وأ ـيء ؛ ش عد ب ليس ر ف آلخ نت ا وأ ء

شي ك ق ليس فو ر ف اه ظ ر ال الفق م وأغنني ي قض عن ي الد شيء ا ك ن و ليس د ف نت الباط وأ «ء

“Wahai Allah, pencipta langit yang tujuh dan ‘arsy yang agung , Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu

yang menghidupkan tanaman dan bebijian yang menurunkan taurat, injil, dan alquran; saya berlindung

dari kejelekan jiwa dan keburukan segala jenis hewan, engkau yang memegang ubun-ubun, engkau yang

pertama yang tidak ada sebelummu sesuatu apapun dan Engkau yang terakhir yang tidak ada Sesutu pun

sesudahmu; engkau adalah dzahir tidak ada sesutu pun diatasmu dan Engkau adalah bathin tidak ada

sesuatu pun dibawahmu lunasilah utangku dan perkayalah diriku dari kefakiran”. (HR. Muslim).

Dan sabdanya ketika para sahabatnya mengangkat suara ketika berzikir:

ق » عا سمي ما تدعون ن وال غائبا إ م م ال تدعون أص ك ن إ م ف ك نفس لى أ عوا ع ب ر ها الناس ا م أي ـدك ـى أح رب إل ق نه أ ي تدعو ذ ريبا إن ال

لته راح عنق «م

“Wahai manusia, pelankanlah untuk jiwa kalian sendiri karena kalian tidak berdoa kepada yang tuli

dan yang ghaib sesungguhnya kalian meminta kepada yang maha mendengar lagi dekat, sesungguhnya

yang kalian mintai lebih dekat kepada salah seoarang di antara kalian dari leher tunggangannya”.

(Muttafaq ‘alaih).

Dan sabdanya:

م أن » عت ط ست إن ا رؤيته ف مون في ضا ر ال ت لة البد ر لي ون القم ر م كما ت ك ب ر ون ر ست م ك ن لبوا إ غ ـمس ال ت ـوع الش ل قبل ط الة لى ص ع

لوا ع ها : فاف ب و ر قبل غ الة «وص

“Sesungguhnya kalian akan melihat Tuhan sebagaiman kalian melihat bulan di malam purnama, kalian

tidak saling berdesak-desakan melihat-Nya, jika kalian mampu untuk tidak ketinggalan shalat sebelum

terbitnya matahati dan salat sebelum terbenamnya matahari maka kerjakanlah”. (Muttafaq ‘alaih).

Dan semisal hadits-hadits di atas, yang Rasulullah mengabarkan tentang Tuhannya. Maka

sesunggguhyna kelompok yang selamat -Ahlu Sunnah Waljama’ah-, mereka beriman dengan itu

sebagaimana mereka beriman dengan apa yang Allah kabarkan dalam kitab-Nya, tanpa memalingkan dan

menolak juga tanpa menyerupakan dan memisalkan. Akan tetapi, mereka di tengah-tengah kelompok-

kelompok umat ini sebagaimana umat ini di tengah-tengah umat yang lainnya. Mereka di tengah-tengah;

dalam (bab sifat-sifat Allah antara pelaku ta’til Jahmiyah dan pelaku tamsil yang menyerupakan; dalam (bab

iman dan din di antara Haruriyah dan Mu’tazilah dan di antara Murijiyah dan Jahmiyah; dan dalam bab

tentang sahabat Rasulullah antara Rafidah dan Khawarij.

(Pasal) : Dan sungguh telah masuk apa yang telah kita sebutkan tentang iman kepada Allah yaitu iman

dengan apa yang Allah kabarkan dalam kitab-Nya dan yang mutawatir dari Rasulullah serta yang disepakati

para ulama. Bahwa Allah Subhanahu Wata’ala di atas langit dan bersemayam di atas ‘Arsy-Nya, yang Maha

252

tinggi atas ciptaannya dan senantiasa bersama mereka dimana pun mereka berada, yang mengetahui apa

yang mereka amalkan sebagaimana termaktub dalam kitab-Nya:

ڦ ڦ ڦ ڤڤ ڤ ڤ ٹ ٹ ٹ ٹ ٿ ٿ ٿ ٿ ٺ ٺ ٺ ٺ ڀڀ ڀ ڀ پ پ پ پ ٻ ٻ ٻ ٻ ٱ ﴿

[الحديد﴾]ڃ ڃ ڃ ڄ ڄ ڄڄ ڦ

“Dialah yang menciptakan langit dan bumi pada enam masa keemudian bersemayam diatas ‘arsy

yang mengetahui apa yang masuk dalam bumi dan apa yang keluar darinya dan yang turun dari langit

dan yang naik. Dan Dia bersama kalian dimanapun kalian berada dan Allah mengetahui segala apa

yang kalian lakukan”.

Dan bukan makna firmannya : (Dan Dia bersama kalian) bahwa Dia bercampur dengan mahkluk, karena

ini tidak patut secara bahasa dan menyelisihi apa yang telah disepakati para ulama terdahulu serta

menyelisihi apa yang Allah fitrahkan kepada hambanya; bahkan bulan yang merupakan ayat dari ayat-ayat

Allah dan termasuk mahkluknya yang paling kecil yang terdapat di atas langit senantiasa bersama para

musafir dan selain musafir dimanapun mereka berada. Allah Ta’ala di atas ‘arsy dekat dengan ciptaannya,

meliputi dan mengawasi mereka serta selain dari itu dari makna rububiyah. Dan semua perkataan yang telah

disebutkan Allah – Bahwa Dia di atas ‘arsy dan bersama kita – adalah benar sesuai hakikatnya, tidak butuh

tahrif (diselewengkan), akan tetapi harus dijaga dari persangkaan-perasangkaan yang dusta. Misal,

persangkaan dari dzohir firman-Nya: (Di atas langit) bahwa langit mengecilkan dan meliputi-Nya. Ini adalah

bathil dengan kesepakatan para ulama dan orang-orang beriman; karena Allah Subhanahu Wata’ala telah

meluaskan kursi-Nya melebihi langit dan bumi, juga yang mengenggam langit dan bumi sepaya tidak

hancur, dan meengenggam langit supaya tidak jatuh di atas bumi kecuali dengan izinnya, sebagaimana

firman-Nya:

[25وم:الر﴾]پپ پ ٻ ٻ ٻ ٻ ٱ ﴿

“Dan termasuk ayat-ayatnya bahwa langit dan bumi tegak dengan perintahnya”.

(Pasal) : Dan telah masuk pada pembahasan ini yaitu Iman bahwa Allah dekat dengan hambanya dan

memenuhi doa mereka sebagaimana telah digabungkan dalam firman-Nya:

[186البقرة:﴾] ۈئۈئ ۆئ ۆئ ۇئ ۇئ وئوئ ەئ ەئ ائ ائ ى ﴿

“Dan jikalau hambaku bertanya tentangku maka saya dekat, mengabulkan doa-doa yang berdoa jika

berdoa”.

Dan sabda Rasulullah kepada sahabatnya ketika mereka mengeraskan suara dalam berdzikir

ها ال» رب إل أي ق نه أ ي تدعو ذ وال غائبا ؛ إن ال م م ال تدعون أص ك ن إ م ؛ ف ك نفس لى أ عوا ع ب ر لته ناس ا راح عنق م م «ى أحدك

“Wahai manusia pelankanlah suara kalian karena kalian tidak berdoa kepada yang tuli dan yang ghoib

sesungguhnya yang kalian mintai lebih dekat kepada salah seorang diantara kalian dari leher

tunggangginya”.

Apa yang disebutkan dalam kitab dan sunnah – dari kedekatan dan kebersamaannya – tidaklah

menafikan apa yang dia sebutkan tentang ketinggiannya, karena tidak ada sesuatupun yang semisal dengan

Allah dalam semua sifat. Dia Maha tinggi dalam kedekatannya, dan dekat dalam ketinggiannya.

(Pasal): Merupakan iman kepada Allah dan kitab-kitab-Nya yaitu beriman bahwa al Qur’an merupakan

kalam Allah yang diturunkan, bukan sebagai makhluk. Dari-Nya bersumber dan kepada-Nya akan kembali;

253

dan bahwa Allah ta’ala berbicara sesuai hakikatnya dan al Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

salallahu ‘alaihi wasallam benar-benar kalam Allah bukan perkataan selain-Nya; tidak boleh mengitlakan

bahwa itu hanyalah ungkapan atau ibarat tentang kalam Allah. Bahkan jika manusia membacanya dan

menulisnya dalam mushaf, tidaklah keluar bahwa itu adalah benar-benar kalam Allah karena suatu kalam

(pembicaraan) hanyalah disandarkan sesuai hakikatnya kepada yang mengatakannya pertama kali bukan

kepada yang menyampaikan dan menyebarkannya. Al Qur’an adalah kalam Allah; huruf-huruf dan makna-

maknanya, bukan hanya merupakan kalam Allah, huruf tanpa makna atau makna tanpa huruf.

(Pasal): Dan juga telah masuk terhadap apa yang kita sebutkan dari iman kepada Allah, kitab-kitab dan

rasul-rasul-Nya yaitu mengimani bahwa orang-orang yang beriman akan melihat Allah pada hari kiamat

dengan mata kepala, sebagaimana mereka melihat matahari ketika cuaca cerah tanpa ada awan, juga

sebagaimana mereka melihat bulan pada malam purnama tidak berdesak-desakan dalam melihatnya. Mereka

melihat Allah ketika mereka dipadang masyhar dan setelah masuk surga sesuai dengan kehendak Allah

ta’ala.

(Pasal): Merupakan iman kepada hari akhir yaitu beriman dengan segala apa yang dikabarkan Rasulullah

tentang apa yang terjadi setelah mati. Mereka beriman dengan fitnah kubur, azab kubur dan nikmat kubur.

Adapun fitnah kubur bahwa manusia akan mendapat fitnah dalam kuburan mereka. Seseorang akan ditanya:

“Siapakah Rabbmu? Apa agamamu? Siapakah Nabimu? Adapun orang mukmin akan menjawab: ‘Rabbku

adalah Allah, agamaku adalah Islam, dan Nabiku adalah Muhammad’. Adapun orang fajir akan menjawab:

‘Ah, ah, aku tidak tahu, aku pernah mendengar orang-orang mengatakan sesuatu, maka aku pun ikut

mengatakannya’. Lalu ia dipukul dengan palu besi sehingga menjerit dengan jeritan yang terdengar oleh

segala sesuatu kecuali manusia. Seandainya manusia mendengarnya niscaya tersungkur pingsan”. Kemudian

setelah fitnah ini, ada nikmat atau azab kubur sampai kiamat besar ditegakan. Lalu arwah-arwah akan

kembali ke jasad dan terjadilah kiamat besar yang telah Allah kabarkan dalam kitab-Nya lewat lisan Rasul-

Nya salallahu ‘alaihi wasallam dan sesuai dengan ijma semua kaum muslimin. Kemudian manusia

dibangkitkan dari kubur untuk menghadap kepada Allah tanpa bersendal, berpakayan, dan berkhitan. Lalu

matahari didekatkan kepada mereka dan keringat mengekang mereka. Kemudian timbangan dibentangkan

sehingga amalan-amalan hamba ditimbang (barang siapa yang berat timbangannya maka merekalah orang-

orang yang beruntung), (Dan barang siapa yang yang ringan timbangannya maka merekalah orang-orang

yang merugikan diri mereka sendiri, mereka kekal di dalam neraka). Dan lembaran-lembaran dibentangkan

–yaitu catatan amalan-amalan- ada yang mengambil catatanya dari kanan dan ada yang mengambil dari

sebelah kiri atau dari belakangnya sebagaimana firman Allah:

[اإلسراء﴾] ڭ ڭ ڭ ۓ ۓ ے ے ھ ھ ھ ھ ہ ہ ہ ہ ۀ ڻۀ ڻ ڻ ڻ ں ں﴿

“Dan tiap-tiap manusia itu Telah kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung)

pada lehernya, dan kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah Kitab yang dijumpainya terbuka.

Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu Ini sebagai penghisab terhadapmu”.

Allah akan menghisab para makhluk dan bersendirian dengan hamba-Nya yang beriman. Lalu

membuatnya untuk mengakui dosa-dosanya, sebagaimana telah di sifati dalam alqur’an maupun sunah

Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam. Adapun kaum kafir, mereka tidak dihisab dengan hisaban untuk

254

menimbang kebaikan dan keburukan, disebabkan tidak ada kebaikan yang mereka miliki. Akan tetapi,

amalan-amalan mereka dihitung dan dijumlah agar mereka diberhentikan dan mengakui serta mereka di

balas karena dosa-dosa tersebut. Dan di padang masyhar ada haudh (telaga) yang terbentang buat Nabi

Muhammad salallahu alaihi wasallam; airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu, gelasnya

seperti jumlah bintang-bintang di langit dan panjang juga lebarnya adalah perjalanan satu bulan. Barang

siapa yang meminum darinya satu tegukan maka tidak akan pernah haus selamanya. Shirat (jalan) akan

dibentangkan di atas punggung neraka -yaitu jembatan yang dibentangkan di atas surga dan neraka-,

manusia akan lewat di atasnya sesuai amalan-amalan mereka. Ada yang melewatinya seperti kedipan mata,

ada yang melewatinya seperti sambaran kilat, ada yang melewatinya seperti angin, ada yang melewatinya

seperti tunggangan kuda lincah, ada yang melewatinya seperti tunggangan unta, ada yang berlari, ada yang

berjalan dan ada pula yang merangkak, bahkan di antara mereka ada yang disambar pengait hingga terjatuh

ke dalam neraka. Karena sesungguhnya jembatan tersebut memiliki pengait yang menyambar manusia

sesuai dengan amal perbuatan mereka. Barang siapa yang berhasil melewati shirat maka dia akan masuk

surga. Ketika mereka telah berhasil melewati shirath maka mereka berhenti di qantharah -di antara surga dan

neraka-, Kemudian satu dan lainya dikisos (dibalas). Ketika telah suci dan bersih, mereka diizinkan untuk

masuk ke dalam surga. Orang yang pertama kali meminta supaya pintu surga dibuka adalah Muhammad

salallahu alaihi wasallam. Umat yang pertama kali dimasukan ke dalam surga adalah umat beliau. Dan pada

hari kiamat beliau memiliki tiga syafaat: Syafaat pertama, syafaat beliau terhadap orang-orang di padang

masyhar supaya pengadilan diputuskan di antara mereka, setelah para Nabi; Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi

Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa bin Maryam, tidak bersedia memberikan syafaat ini hingga Nabi

Muhammad memberi syafaat. Syafaat ke dua, syafaat beliau kepada penduduk surga untuk masuk ke

dalamnya. Dua syafaat ini adalah merupakan kekhususan Nabi Muhammad salallahu alaihi wasallam.

Syafaat yang ke tiga, syafaat beliau terhadap mereka yang berhak masuk neraka. Syafaat ini dimiliki oleh

seluruh para Nabi, shidiqqin, para syuhada, dan selain mereka. Mereka memberi syafaat kepada yang berhak

untuk masuk ke dalam neraka supaya tidak memasukinya, dan juga mereka yang telah masuk ke dalam

nereka supaya dikeluarkan. Dan disana Allah mengeluarkan suatu kaum dari neraka tanpa syafaat, akan

tetapi karena kebaikan Allah dan rahmat-Nya. Setelah surga dimasuki penduduk bumi dan masih ada tempat

yang tersisa di dalamnya, Allah kemudian menciptakan suatu kaum untuk menghuninya. Demikian pula

sifat-sifat lain yang terkandung pada hari akhirat seperti hisab, balasan, hukuman, surga dan neraka. Dan

untuk lebih detail, semua itu telah disebutkan dalam kitab yang diturunkan dari langit dan dari ilmu warisan

yang di dapat dari para Nabi serta dari ilmu yang diwariskan Nabi Muhammad. Itu semua, telah

mencukupkan bagi mereka yang ingin mencarinya.

Dan kelompok yang selamat –Ahlu Sunnah Waljama’ah- beriman dengan takdir baik dan buruk. Dan

beriman kepada takdir ada dua tingkatan, yang mana setiap tingkatan memiliki dua perkara: tingkatan yang

pertama yaitu beriman bahwa Allah ta’ala mengatahui apa yang dilakukan makhluknya dengan ilmunya

yang terdahulu, yang Dia disifati dengannya secara azali dan Dia mengetahui semua keadaan mereka dari

ketaatan, maksiat, rezki, dan ajal. Kemudian Allah menulis takdir semua makhluk di lauhulmahfudz: (Dan

yang pertama kali Allah ciptakan adalah pena, Allah berkata kepadanya: “tulislah”? Pena menjawab: “apa

255

yang saya akan tulis”? Allah berkata: “tulislah apa yang akan terjadi hingga akhir kiamat. Sehingga apa

yang menimpa manusia tidak akan mungkin meleset dan apa yang meleset dari manusia tidak akan mungkin

menimpanya, pena-pena telah kering dan lembaran-lembaran telah dilipat). Sebagaimana Allah berfirman:

[الحج﴾]ڭ ڭ ڭ ڭ ۓ ۓ ےے ھ ھ ھ ہھ ہ ہ ہ ۀ ۀ ڻ ڻ ڻ ﴿

“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit

dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah Kitab (Lauh mahfuzh).

Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.

Dan firman Allah:

[الحديد﴾]ې ې ې ۉ ۉ ۅ ۋۅ ۋ ٴۇ ۈ ۈ ۆ ۆ ۇ ۇ ڭ ڭ ڭ ڭ ۓ ۓ ے ﴿

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan Telah

tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu

adalah mudah bagi Allah”.

Dan takdir ini – yang mengikuti ilmu Allah ta’ala terjadi pada beberapa tempat, baik secara umum

maupun detail. Sungguh dia telah menulis di lauhul mahfudz sesuai kehendaknya : Jikalau Dia menciptakan

jasad dalam bentuk janin sebelum ditiupkan ruh, Dia mengutus seoarang malaikat dan diperintahkan dengan

empat kalimat, kemudian dikatakan kepadanya: “tulislah rezkinya, ajalnya, amalnya, dan bahagia atau

sengsara dan selain itu”. Takdir ini telah diingkari kelompok Qadariah yang ekstrim pada masa lalu, dan

yang mengingkarinya pada saat ini sangat sedikit. Tingkatan yang ke dua yaitu masyiah (kehendak) Allah

yang terlaksana dan kemampuanya yang menyeluruh, yakni mengimani bahwa apa yang dikehendaki oleh

Allah pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendakinya tidak akan terjadi. Dan tidak ada yang ada di langit

dan di bumi yang bergerak dan diam kecuali dengan kehendak-Nya, tidak ada yang terjadi dikerajaan-Nya

melainkan sesuai keinginan-Nya dan bahwa Allah atas segala sesuatu maha mampu, baik yang berwujud

maupun yang tidak berwujud. Tidak ada makhluk di bumi dan di langit kecuali Allahlah yang

menciptakannya, tidak ada Tuhan dan pencipta selain-Nya. Namun bersamaan dengan itu, Dia telah

memerintahkan hamba-Nya untuk mentaati-Nya dan taat kepada Rasul-Nya serta melarang mereka untuk

bermaksiat. Dan Allah mencintai orang-orang yang bertakwa, baik dan adil, juga ridha kepada orang-orang

yang beriman dan beramal saleh. Allah tidak mencintai orang-orang kafir dan tidak ridha terhadap kaum

yang fasik. Allah tidak menyuruh kepada kekejian dan tidak ridha kepada hamba-hamba-Nya yang kufur.

Begitu pula, Dia tidak suka kepada kerusakan. Para hamba adalah pelaku perbuatannya secara nyata dan

Allah yang mencipta perbuatan meraka. Para hamba ada yang beriman dan ada yang kufur, ada yang baik

dan ada yang buruk, ada yang shalat dan ada yang berpuasa. Para hamba memiliki kemampuan atas

perbuatan-perbuatan mereka dan juga memiliki keinginan, namun Allah sebagai pencipta mereka dan

pencipta kemampuan dan keinginan mereka, sebagaimana firman Allah ta’ala:

[كويرالت ﴾] ېئ ۈئ ۈئ ۆئ ۆئ ۇئ ۇئ وئ وئ ەئ ەئ ائ ائ ى ى ﴿

“Bagi siapa diantara kalian yang menghendaki untuk lurus. Dan tidaklah kalian bekhendak melainkan

Allah menghendakinya sebagai pencipta alam semesta”.

Dan tingkatan takdir ini telah didustakan kebanyakan orang-orang Qadariyah, yang mana Nabi Muhammad

salallahu ‘alaihi wasallam telah menamakan mereka Majusinya umat ini. Dan disana ada suatu kaum dari

256

golongan yang menetapkan telah berlebih-lebihan hingga meniadakan kemampuan dan keinginan seorang

hamba dan mereka mengeluarkan hikmah dan maslahat-maslahat dari perbuatan-perbuatan dan hukum-

hukum Allah.

(Pasal): Termasuk usul (dasar) Ahlu Sunnah Waljama’ah yaitu bahwa din (agama) dan iman adalah

ucapan dan amalan; ucapan hati dan ucapan lisan; amalan hati, amalan lisan dan amalan anggota badan. Dan

bahwasanya iman bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat. Namun bersamaan dengan itu,

mereka tidak menkafirkan seorang muslim hanya sekedar maksiat dan dosa besar, seperti yang telah

dilakukan orang-orang Khawarij; bahkan persaudaran karena iman tetap tegak walaupun ada maksiat.

Sebagaimana firman Allah dalam ayat-ayat qisas :

[178البقرة:﴾]ڻ ں ں ڱ ڱ ڱ ڱ ڳ ﴿

“Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan)

mengikuti dengan cara yang baik”.

Dan firman-Nya:

ڭ ۓ ۓ ے ھے ھ ھ ھ ہ ہ ہ ہ ۀ ۀ ڻ ڻ ڻ ںڻ ں ڱ ڱ ڱ ڱ ڳ ﴿

[الحجرات﴾] ۅۉ ۅ ۋ ۋ ٴۇ ۈ ۈ ۆ ۆ ۇ ۇ ڭڭ ڭ

“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan

antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang

melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau dia Telah

surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil;

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. sesungguhnya orang-orang yang

beriman bersaudara maka damaikanlah di antara ke dua saudaramu”.

Mereka tidak meniadakan penamaan iman dari seorang yang fasik secara menyeluruh juga tidak

mengekalkanya dalam nereka sebagaimana pemikiran Mu’tailah. Akan tetapi, seorang yang fasik tetap

menyandang nama iman seperti firman Allah:

[92ساء:الن ﴾]ٺ ٺ ٺ ﴿

“Hendaklah memerdekakan budak yang beriman”.

Dan kadang tidak masuk dalam penamaan iman yang mutlak, sebagaimana firman Allah:

[2األنفال:﴾] ڄ ڄ ڄ ڦ ڦ ڦ ڦ ڤ ڤ ڤ ڤ ٹ ٹ ٹ ﴿

“Hanyalah meraka yang beriman adalah orang-orang yang apabila Allah disebut, hati-hati mereka

bergetar, dan apabila ayat-ayat-nya di bacakan, maka iman mereka semakin bertambah”.

Dan sabda Rasulullah:

وهو » رق يس رق حي ا رق الس وال يس م مؤ وهو ني ز ي ني حي ا ز ني ال ز وال ال ي م مؤ وهو ها ب ر يش ر حي خم رب ال وال يش م مؤ

م مؤ وهو ها هب ينت م حي ره صا ب ها أ رفع الناس إليه في رف ي ش هبة ذات ن هب «ينت

“Tidaklah seorang penzina ketika berzina, ia seoarang yang beriman dan tidaklah seorang pencuri

ketika ia mencuri sebagai orang yang beriman dan tidaklah peminum khamar ketika meminumnya, ia

sebagai orang yang beriman dan tidaklah seorang merampok yang memiliki kedudukan di mata manusia

ketika ia merampoknya, sebagai seorang yang beriman”.

257

Mereka mengatakan: “Dia sebagai orang yang beriman dengan iman yang kurang atau seorang yang

beriman dengan imannya, namun fasik dengan dosa-dosa besarnya. Tidak diberikan kepadanya iman secara

mutlak dan tidak dicabut sepenuhnya penamaan iman darinya.

(Pasal) : Merupakan usul Ahlu Sunnah Waljama’ah yaitu selamatnya hati dan lisan mereka kepada para

sahabat Rasulullah salallahu ‘alihi wasallam sebagaimana Allah telah mensifati mereka dalam firman-Nya:

ٹ ٿ ٿ ٿ ٿ ٺ ٺ ٺ ٺ ڀ ڀ ڀ ڀ پ پ پ پ ٻ ٻ ٻ ٻ ٱ ﴿

[الحشر﴾]ٹ ٹ

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb

kami, ampunilah kami dan Saudara-saudara kami yang Telah beriman lebih dulu dari kami, dan

janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya

Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”. [Al-Hasyr: 10].

Dan juga sebagai ketaatan kepada Nabi Muhammad salallahu ‘alaihiwasallam di dalam sabdanya:

(janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku, demi jiwaku yang berada ditangan-Nya seandainya salah

seorang di antara kalian berinfak emas seperti gunung uhud maka tidak akan mencapai satu mud infak salah

seorang di antara mereka bahkan walaupun setengahnya). Ahlu Sunnah Waljamaah menerima keutamaan

dan kedudukan mereka yang telah disebutkan dalam al Quran, sunnah, dan ijma’. Mereka mengutamakan

orang-orang yang berinfak sebelum pembebasan ( perjanjian hudaibiyah) dan berperang atas orang-orang

yang berinfak sesudahnya dan berperang. Dan mereka mengutamakan orang-orang Muhajirin atas orang-

orang Ansar. Mereka pula beriman bahwa Allah telah berkata kepada ahlu badar –sekitar tiga ratus sepuluh

orang- lakukanlah apa yang kalian inginkan, sungguh saya telah mengampuni kalian. Dan bahwasanya tidak

akan masuk neraka salah seorang yang telah berbaiat di bawah pohon sebagaimana telah dikabarkan oleh

Nabi Muhammad salallahu ‘alaihiwasallam. Bahkan Allah telah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha

terhadap-Nya dan mereka lebih dari seribu empat ratus orang. Mereka mempersaksikan dengan surga

terhadap orang-orang yang telah dipersaksikan oleh Rasulullah seperti sepuluh orang yang telah dikabarkan

masuk surga dan tsabit bin qais bin syammasy dan sahabat-sahabat yang lainnya. Dan mereka mengakui

kabar yang telah mutawatir dari pemimpin kaum muslimin Ali radhiallahu ‘anhu dan dari selainnya bahwa

sebaik-baik umat ini setelah Nabi Muhammad salallahu ‘alaihiwasallam adalah Abu bakar kemudian Umar

dan yang ketiga adalah ‘utsman dan yang ke empat adalah Ali semoga Allah meridhai mereka semua

sebagaimana telah ditunjukan oleh atsar dan kesepakatan para sahabat atas terdahulunya ‘Utsman dalam

bai’at. Bersamaan dengan itu Ahlu Sunnah telah berselisih pendapat terhadap Usman dan Ali siapa di antara

mereka yang lebih afdhal setelah mereka sepakat atas keutamaan Abu bakar dan Umar atas mereka berdua.

Di antara mereka ada yang mengedepankan Usman dan tidak menyebutkan setelahnya atau menyebutkan

Ali sebagai yang keempat. Ada pula yang mengedepankan Ali atas Utsman. Dan ada juga yang tidak

mengeluarkan pendapat. Akan tetapi, telah tetap dari Ahlu Sunnah waljamaah atas pengedepanan usman.

walaupun masalah ini –masalah Usman dan Ali- menurut jumhur Ahlu Sunnah bukan merupakan usul yang

mana orang-orang yang tidak sepaham disesatkan. Akan tetapi, masalah yang seseorang bisa disesatkan

apabila ia menyelisihi didalamnya adalah “permasalahan khilafah”. Karena mereka beriman bahwa khilafah

258

setelah Rasulullah adalah Abu bakar kemudian Umar kemudian Usman kemudian Ali. Barang siapa mencela

salah seorang di antara mereka dalam khilafah maka dia lebih sesat dari himar (keledai) dan pemiliknya.

Mereka mencintai dan menolong ahlu bait Rasulullah dan juga menjaga wasiat Rasulullah ketika beliau

berbicara pada hari ghadiru khum (saya ingatkan kalian terhadap ahlu baitku…saya ingatkan kalian terhadap

ahlu baitku…). Dan beliau telah berkata kepada pamanyna Abbas -ketika ia mengadu kepada Rasulullah

tentang sikap sebagian orang-orang kuraisy yang begitu tawar kepada bani hasyim- beliau berkata: (demi

jiwaku yang berada ditangan-Nya mereka tidak beriman sampai mereka mencintai kalian karena Allah dan

kekerabatanku). Juga sabda beliau: (sesungguhya Allah telah memilih keturunan Ismail dan memilih dari

keturunan Ismail, Kinanah dan memilih dari Kinanah, Quraisy dan memilih dari Quraish, bani Hasyim dan

memilih saya dari bani Hasyim). mereka loyal terhadap istiri-istri Rasulullah dan ummahatul mu’minin.

Juga beriman bahwa mereka adalah istri-istri Rasulullah di akhirat. Terlebih lagi Khadijah -radhiallahuanha-

ibu dari kebanyakan anak-anaknya, yang pertama beriman dan menopang urusanya serta yang memiliki

kedudukan sangat tinggi di sisi Rasulullah. Begitu pula istrinya Aisyah binti Siddiq -radiallahu anhuma-,

yang Rasulullah berkata tentangnya: (keutamaan Aisyah atas para wanita seperti keutamaan makanan tsarid

atas semua makanan). Mereka berlepas diri dari jalan-jalan Rafidhah yang membenci dan mencela para

sahabat. Begitu pula dari jalannya Nawashib yang menyakiti ahlu bait dengan perkataan dan perbuatan.

Ahlusunnah Waljamaah berdiam diri atas perselisihan di antara para sahabat. Mereka mengatakan: bahwa

atsar-atsar yang meriwayatkan tentang keburukan mereka diantaranya ada yang dusta ada pula yang di

tambah dan di kurangi juga ada yang telah di rubah dari keaslian dan kebenarannya. Mereka para sahabat

dalam hal ini telah termaafkan. Karena boleh jadi mereka sebagai mujtahid yang benar atau sebagai

mujtahid yang tergelincir. Namun Ahlu Sunnah tidak berkeyakinan masing-masing dari sahabat ma’sum

dari dosa-dosa besar dan kecil. Akan tetapi, boleh jadi mereka terjatuh pada dosa-dosa namun mereka

memiliki kelebihan-kelebihan dan keutamaan-keutamaan yang bisa menghapus apa yang telah mereka

kerjakan. Sehingga mereka diampuni dari dosa-dosa yang tidak diampunkan kepada orang-orang setelah

mereka disebabkan kebaikan-kebaikan yang bisa menghapus dosa-dosa yang tidak dimiliki orang-orang

setelah mereka. Juga telah terdapat dari perkataan Rasulullah “bahwa mereka sebaik-baik masa” dan

“bahwa satu mud yang mereka sedekahkan lebih afdhol dari emas segunung uhud yang diseekahkan setelah

mereka”. Kemudian memungkinkan jika salah seorang diantara mereka telah melakukan dosa namun ia

telah bertaubat dan melakukan kebaikan yang bisa menghapus dosa tersebut. Atau ia diampuni dengan

kelebihan terdahulunya atau dengan syafaat Nabi Muhammad, yang mana mereka adalah yang paling berhak

untuk mendapat syafaat tersebut. Juga boleh jadi ditimpakan kepada mereka suatu ujian yang bisa

menghapus dosa-dosa tersebut. Jika ini dalam perkara dosa sudah pasti bagaimana lagi kalau pada perkara-

perkara yang mereka sebagai mujtahid didalamnya; kalau benar mendapat dua pahala dan jika keliru

mendapat satu pahala serta jikalau salah termaafkan! Kemudian jumalah perkara yang diingkari dari

sebagian mereka sangatlah sedikit dan langka yang tenggelam dalam sisi kelebihan-kelebihan dan kebaikan-

kebaikan mereka. Seperti iman kepada Allah dan Rasul-Nya, jihad dijalan-Nya, hijrah, pertolongan mereka,

ilmu yang bermanfaat dan amal-amal saleh. Barang siapa yang melihat perjalan para sahabat dengan ilmu

dan akal serta dengan yang telah Allah berikan kepada mereka berupa keutamaan-keutamaan maka ia akan

259

mengetahui secara yakin bahwa mereka sebaik-baik makluk setelah para Nabi. Tidak ada dan tidak akan

pernah ada seperti mereka. Mereka adalah manusia pilihan dari umat ini yang merupakan sebaik-baik umat

dan paling mulia di sisi Allah. Juga merupakan usul (dasar) ahlu sunnah adalah mempercayai karomah (hal

luar biasa) wali-wali Allah. Dan apa yang Allah limpahkan lewat tangan-tangan mereka dari hal-hal di luar

kebiasaan dari berbagai jenis ilmu, mengungkap tabir, serta berbagai jenis kemampuan dan pengaruh-

pengaruh. Seperti yang didapat dari umat terdahulu dalam surah al-kahfi dan selain mereka. Juga pendahulu

umat ini dari para sahabat, tabi’in, dan padasetiap kurun dari umat ini. Dan ini akan selalu terjadi hingga hari

kiamat kelak.

(pasal) : Merupakan jalan Ahlu Sunnah Waljama’ah mengikuti atsar Rasulullah secara batin dan zahir

dan mengikuti jalan orang-orang terdahulu dan yang pertama dari kaum Muhajirin dan Anshar. Juga

mengikuti wasiat Rasulullah ketika mengatakan: (ikutilah sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin yang

mendapat petunjuk setelahku. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah dengan gigi geraham, dan

berhati-hatilah dari perkara yang baru karena setiap perkara yang baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah

adalah sesat). Dan mereka mengetahui sebaik-baik perkataan adalah kalam Allah dan sebaik-baik petunjuk

adalah petunjuk Nabi Muhammad. Mereka mendahulukan kalam Allah atas perkataan selain-Nya, dari

berbagai jenis perkataan manusia. Mereka mendahulukan petunjuk Nabi Muhammad salallahu alaihi

wasallam atas petunjuk siapa saja. Oleh karena itu, mereka dinamakan ahlu kitab dan sunnah serta

dinamakan ahlu jamaah; karena jamaah adalah persatuan dan lawannya adalah perpecahan; walaupun nama

jamaah itu sendiri telah menjadi tren bagi suatu kaum yang berkumpul. Dan ijma merupakan dasar yang

ketiga untuk dijadikan rujukan dalam ilmu dan agama Islam. Mereka menimbang dengan usul (dasar) yang

tiga ini semua apa yang dilakukan manusia, baik dalam ucapan atupun perbuatan, yang batin ataupun yang

zahir, jika itu berkaitan dengan perkara agama. Ijma yang kredibel yaitu apa yang didapat dari salafus saleh

karena setelah mereka banyak terjadi khilaf dan umat telah banyak berpencar.

(pasal): Kemudian bersamaan dengan usul tersebut mereka memerintah kepada yang maruf dan

mecegah kepada yang mungkar sesuai dengan syariat. Mereka memadang perlunya menegakan haji, jihad,

shalat jumat dan hari raya bersama pemimipin yang baik ataupun yang buruk, mereka pula sangat menjaga

persatuan. Mereka berkeyakinan perlunya nasehat bagi umat dan meyakini makna sabda Rasulullah:

(seorang muslim kepada muslim yang lainya seperti satu bangunan yang saling menopang satu sama lainnya

kemudian Rasulullah saling menjalinkan jari-jemarinya). (Permisalan orang-orang yang beriman dalam rasa

cinta, kasih sayang dan keakraban mereka seperti jasad yang satu, apabila satu anggota badan sakit maka

akan diikuti oleh anggota badan yang lain dengan rasa sakit dan tidak bisa tidur). Mereka menyeru kepada

kesabaran ketika ditimpa musibah dan untuk bersyukur ketika lapang serta ridha dengan takdir yang pahit.

Mereka pula, menyeru kepada akhlak mulia dan amalan-amalan baik. Mereka meyakini makna sabda

Rasulullahaa: (orang-orang yang sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya). Mereka

mengajurkan untuk menyambung kekerabatan terhadap orang yang memutusmu, memberi kepada mereka

yang memboikotmu, memaafkan atas orang yang menzalimimu. Juga menyeru untuk berbakti kepada ke

dua orang tua, menyambunng silatu rahmi, baik terhadap tetangga, berbuat baik terhadap anak yatim, para

fakir miskin dan ibnu sabil, juga supaya lembut kepada para budak. Mereka melarang untuk bersifat

260

sombong, takabur, zalim, menfitnah manusia, baik dalam keadaan benar ataupun tidak benar. Mereka juga,

menyeru kepada aklak yang tinggi dan melarang dari akhlak yang rendah. Setiap apa yang mereka ucapkan

dan mereka lakukan dari perkara-perkara ini dan selainnya, mereka hanyalah mengikuti al Quran dan

sunnah. Dan jalan mereka adalah Islam yaitu agama yang talah Allah turunkan kepada Nabi Muhammad

salallahu ‘alaihiwasallam. Akan tetapi, ketika (Nabi Muhammad salallahu ‘alaihiwasallam mengabarkan

bahwa umatnya akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golangan, semuanya di neraka kecuali satu –yaitu

aljamaah- dan dalam hadits dikatakan: “mereka yang berada seperti saya dan para sahabatku hari ini”, maka

yang berpegang teguh terhadap Islam yang suci dan murni mereka adalah Ahlu Sunnah Waljamaah. Di

tubuh mereka ada para siddiqin, para syuhada, orang-orang saleh, para penyebar petunjuk dan penerang

kegelapan; orang-orang yang memiliki pekerti yang luhur juga jejak kelebihan-kelebihan; begitu pula

terdapat di antara mereka para imam yang mana kaum muslimin telah sepakat atas hidayah dan keilmuan

mereka. Mereka adalah kelompok yang ditolong yang telah disebutkan Nabi Muhammad salallahu

‘alaihiwasallam dalam sabdanya: (senatiasa sekelompok dari umatku di atas kebenaran dalam keadaan

menang tidak memudharatkan mereka orang-orang yang merendahkan dan menyelisihi mereka hingga akhir

kiamat). Kita memohon kepada Allah untuk menjadikan kita semua di antara mereka dan supaya tidak

memalingkan hati kita setelah diberi petunjuk. Dan kita memohon pula supaya dilimpahkan rahmat darinya,

sesungguhnya dia maha pemberi. Allahu ‘alam. Wasalallahu ‘ala Muhammad wa’ala alihi washahbihi

wasallam tasliman katsira.

261

Al Wasitiyah 1 (Ujian Dalam Kaidah-Kaidah Asma Wasifat)

Mengapa kita harus belajar

kaidah-kaidah

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Siapa yang meletakannya Dan mengapa?

Bagaimana jika kaidah

menyelisihi nas Dan mengapa?

Ringkasan kaidah-kaidah

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Apakah para sahabat berbeda

pendapat didalamnya? ……………………………………………

Apakah metode mereka

adalah tafwidh ……………………………………………

Dan perkataan itu berdampak

terhadap

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Apakah hukumnya dihapus?

dan mengapa? ……………………………………………

Hikmah dari mutasyabih

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Apakah itu termasuk

muhkam atau mutasyabih ……………………………………………

Apakah terdapat di dalam al

Quran yang tidak bisa di

capai maknanya?dan

mengapa?

……………………………………………

Pembagian manusia dalam

majas

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

4……………………………………………

Yang kuat dari pendapat di

atas dan sebutkan alasannya

Alasanya adalah:

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

4……………………………………………

Sebab-sebab mempelajari

asma wa sifat

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

4……………………………………………

5……………………………………………

6……………………………………………

7……………………………………………

8……………………………………………

Metode mempelajarinya

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Bagaimana kita

mengajarkannya kepada ……………………………………………

262

masyarakat biasa

Apakah diisyaratkan dengan

tangan ……………………………………………

Ilhad terjadi pada

Dan terbagi menjadi:

1……………………………………………

2……………………………………………

Dan terjadi pada:

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

4……………………………………………

5……………………………………………

Tahrif terbagi

menjadi…disertai contoh

1……………………………………………

2……………………………………………

Mengapa kita ungkapkan

dengan tahrif bukan dengan

ta’wil?

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

4……………………………………………

Mengapa kita ungkapkan

dengan tamsil bukan dengan

tasybih?

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Takyyif terjadi dengan

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Bagaimana kita

menggambarkan sesuatu

bentuk sementara kita tidak

mengetahuinya?

……………………………………………

Kita mengetahui kaifiyah

dengan

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Jawaban yang pas terhadap

yang menanyakan kaifiyah ……………………………………………

Macam-macam ta’til 1……………………………………………

2……………………………………………

Macam-macam penginkaran

1……………………………………………

2……………………………………………

dan terbagi menjadi: a. ……………………………………………

b. ……………………………………………

Kepenunjukan nama

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Nama terbentuk dari 1……………………………………………

2……………………………………………

Apakah nama-nama Allah

terbatas? ……………………………………………

Siapa yang menghitung

nama-nama-Nya?

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Akan sempurna iman dengan

nama-nama Allah bila mana

1……………………………………………

2……………………………………………

263

3……………………………………………

Bagaimana mengetahui

bahwa nama tersebit

muta’adi atau lazim? disertai

contoh

……………………………………………

Berdoa kepada Allah dengan

nama-nama-Nya, disertai

contoh

1……………………………………………

2……………………………………………

Apakah nama-nama Allah

mukhtasoh?

1 ……………………………………………

2……………………………………………

Hukum bernama dengan

nama Allah ……………………………………………

Metode menghitung nama

1……………………………………………2………………………………

……………

3……………………………………………

4……………………………………………

Apakah nama Allah bisa

dibentuk dari sifat

Mengapa disyaratkan hal itu?

1……………………………………………

2……………………………………………

Apakah dia musytaqqah (bisa

dibentuk) atau jamid (tidak

bisa dibentuk) dan sebutkan

maknanya

……………………………………………

Apakah dia Mutaradifah

(saling menyatu) atau

mutabaayinah (saling

terpisah) dan bagaimana?

……………………………………………

Makna tauqifiyah adalah?

Dan sebutkan dalilnya ……………………………………………

Mana yang lebih banyak

antara nama dan sifat? Dan

mengapa?

……………………………………………

Macam-macam nama

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Berikan masing-masing satu

contoh

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Makna husna dalam nama-

nama Allah adalah? Dan

terjadi dalam…

……………………………………………

Mengapa harus tafsil (detail)

dalam penetapan ……………………………………………

Macam-macam sifat

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Berikan masing-masing satu

contoh

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Perkataan dalam sifat

manfiyyah (yang ditiadakan)

Sifat manfiyyah disebut 1……………………………………………

264

pada?dan sebutkan dalil

masing-masing

2……………………………………………

3……………………………………………

Apakah makna: perkataan

pada sifat sebagaimana

perkataan dalam zat

……………………………………………

Perkataan pada sebagian sifat

sebagaimana perkataan pada

sebagian yang lainya karena

tidak ada perbedaan

didalamnya. Apa

maksudnya?

……………………………………………

Apakah setiap yang

sempurna bagi makhluk juga

sempurna bagi Allah?

……………………………………………

Perbedaan antara sifat dan

khabar (kabar). Dan berikan

contohnya

……………………………………………

Perkataan dalam masalah

jihah (arah) dan makan

(tempat)

……………………………………………

Perkataan dalam masah jisim

(organ) ……………………………………………

Apakah zahir ayat asma wa

sifat diinginkan maksudnya

atau tidak?

……………………………………………

Sebutkan kaidah-kaidah asma

wasifat ……………………………………………

Al Wasitiyah 2 (Ujian Muqaddimah Wasitiyah)

……………………………………………

Sebutkan Penulis akidah

wasitiyah, tempat lahir dan

meninggalnya, laqobnya,

kunyahhnya dan mazhabnya.

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Metodenya dalam menulis

1……………………………………………

2……………………………………………

Di antara sebab kekokohanya

adalah

265

3……………………………………………

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Sebab-sebab beliau dimusuhi

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Tulisan-tulisannya yang

terkenal

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Di antara kitab-kitab yang

dinisbatkan kepadanya

…………………………………………… Sebab penamaan wasitiyah

dan waktu penulisannya

Kritikan terhadap wasitiyah

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

4……………………………………………

5……………………………………………

6……………………………………………

7……………………………………………

8……………………………………………

9……………………………………………

10……………………………………………

11……………………………………………

12……………………………………………

Macam-macam wasitiyah

(tengah-tengah)

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

4……………………………………………

5……………………………………………

Sebab-sebab mempelajari

wasitiyah

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

4……………………………………………

5……………………………………………

6……………………………………………

Keistimewaan wasitiyah

1…………………………………………… Sebab memulai dengan

266

2……………………………………………

3……………………………………………

4……………………………………………

5……………………………………………

basmalah

…………………………………………… I’rab basmalah

……………………………………………

Jumlah ismiyah menunjukan

atas? Dan jumlah fi’liyah

menunjukan atas?

1……………………………………………

2……………………………………………

Mengapa kita mentakdirkan

fiil di akhirkan?

……………………………………………

Mengapa kita jadikan

munaasiban (disesuaikan)

dan mahzufan (dihilangkan)

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

4……………………………………………

5……………………………………………

Allah

…………………………………………… Ar-Rahmani Ar-Rahim

1……………………………………………dan diperkenalkan untuk

contohnya:

2……………………………………………dan diperkenalkan untuk

Contohnya

3……………………………………………dan terbagi menjadi:

A……………………………………………contohnya

B……………………………………………contohnya

C……………………………………………contohnya

4……………………………………………Contohnya

5……………………………………………Contohnya

Macam macam al (ال).

……………………………………………

Makna alhamdu adalah?

Yang dimaksud dengan Al

?di sini adalah (ال )

……………………………………………

Mengapa para ulama

memulai dengan alhamdu

dan menutup dengannya

…………………………………………… Yang dimaksud dengan

Rasul

…………………………………………… Yang dimaksud dengan

267

“huda” (petunjuk)

1……………………………………………

2……………………………………………

Addin (agama) diitlaqan

pada? Dan berikan contoh

masing-masing

1……………………………………………

2……………………………………………

Yang dimaksud dengan ad-

dzuhur (kemenangan) dan

sebutkan makna Al ( ال)

…………………………………………… Makna asyhadu (saya

bersaksi)

…………………………………………… Laa ilaha illallah

……………………………………………

“Wahdahu” sebagai

penguatan terhadap, “la

syarika lahu” sebagai

penguatan terhadap,

“iqraran” sebagai pengutan

terhadap, taukiidan sebagai

penguatan terhadap……

…………………………………………… Muhammad Rasulullah

1……………………………………………

2……………………………………………

Makna ‘abduhu’ (hamba-

Nya)

1……………………………………………

2…………………………………………… Makna alu (keluarga)

…………………………………………… Makna asshahbu (sahabat)

…………………………………………… Makna shalallahu ‘alaihi

1……………………………………………

2……………………………………………

Apakah Asshalah (doa)

adalah rahmat? Dan sebutkan

dalilnya?

…………………………………………… Wasallama tasliiman maziida

…………………………………………… ‘irab amma ba’ad

…………………………………………… Makna bihaadza (بهذا)

…………………………………………… Makna I’tiqad (keyakinan)

dan firqah (kelompok)

1……………………………………………

2…………………………………………… Annajiyah (selamat) dari

…………………………………………… Sampai hari kiamat. Dan

dalilnya

…………………………………………… Makna ahlu sunnah dan

268

jama’ah

1……………………………………………

2…………………………………………… Attahrif (menyimpangkan)

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

4……………………………………………

Mengapa diungkapakan

dengan tahrif bukan dengan

ta’wil

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Makna ta’wil

1……………………………………………

2……………………………………………

Macam-macam ta’wil dan

contoh masing-masing

…………………………………………… Makna ta’til

1……………………………………………

2…………………………………………… Macam-macam ta’til

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Mengapa Attafwidh

merupakan perkataan yang

paling buruk dari ahlu

bid’ah?

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Attakyif (membagaimanakan)

terjadi pada

1……………………………………………

2……………………………………………

3……………………………………………

Mengapa diungkapakan

dengan tamsil bukan dengan

tasybih?

…………………………………………… Makna ilhad

1

A ……………………………D………………………………..

B ……………………………E……………………………

C ……………………………

2. A ………………………… contoh…………………………

B …………………….…… contoh …………………………

Macam-macam ilhad dan

sebutkan pembagian masing-

masing

………………………………………………………………….

La nidda (tidak ada

tandingan) wa la kuf’a (tidak

setara) wa la samiya (tidak

semisal)

‘…………………………………………………………………. Apakah Allah bisa

dikiyaskan dengan

269

makluknya?

1………………………………………………………………….

2………………………………………………………………….

3………………………………………………………………….

4………………………………………………………………….

Pokok-pokoh addilalah dan

alifham

…………………………………………………………………. Makna shadiqun dan

mushaddiquun

1………………………………………………………………….

2………………………………………………………………….

Pembenaran Allah terhadap

Rasulnya terjadi dengan

………………………………………………………………….

Metode Ahlu Sunnah wal

Jama’ah dalam sifat

manfiyah

1………………………………………………………………….

2………………………………………………………………….

3………………………………………………………………….

Macam-macam sifat

1………………………………………………………………….

2………………………………………………………………….

Annafi pada sifat datang

pada? Dan sebutkan contoh

masing-masing

………………………………………………………………….

Sebab-sebab harus

menggabungkan nafi dan

itsbat dalam sifat

…………………………………………………………………. Pengertian ashiddiq

1………………………………………………………………….

2…………………………………………………………………. Pengertian syahid

…………………………………………………………………. Pengertian shalihin

1………………………………………………………………….

2………………………………………………………………….

3………………………………………………………………….

“tidak ada yang semisal

denganya: didalamnya ada

kaidah-kaidah

Akal bisa mengetahui apa yang wajib bagi Allah dan yang tidak pantas, secara global bukan secara tafsil

(benar atau salah). Tidak setiap yang sempurna bagi makhluk juga sempurna bagi Allah (benar atau salah).

Metode para salaf lebih selamat dan metode khalaf (orang-orang setelah para salaf) lebih mengetahui dan

lebih hikmah (benar atau salah). Metode para salaf mentafwidh (menyerahkan sepenuhnya) makna (benar

atau salah).

Al Wasitiyah 3 (Ujian Dalil-Dalil dari Al-Qur’an) Mengapa dinamakan surat al-

iklas? ………………………………………………………………….

270

Sebab turunnya ………………………………………………………………….

Setara dengan sepertiga

alquran dalam hal… dan

alqur’an terbagi menjadi

………………………………………………………………….

“Allahu ahad” maknanya

adalah ………………………………………………………………….

“As-shamad” maknanya

adalah ………………………………………………………………….

Lam yalid walam yalid (tidak

beranak dan tidak pula

diperanakan)

Penafiyan ini untuk kesempurnaan…

Ayat apakah yang paling

agung? Dan berikan dalilnya ………………………………………………………………….

Mengapa dinamakan ayat

kursi? Dan apa itu ayatnya? ………………………………………………………………….

Apakah al Qur’an saling

melebihi? Dan bagaimana? ………………………………………………………………….

Al-Hayyu (Maha Hidup) Al-Qoyyum (Maha Berdiri Sendiri)

Didalam keduanya terdapat kesempurnaan……………………………………………………………

Dan kesempurnaan…………………………………………………………………………………….

Dan dikatakan bahwa keduanya adalah……………………………………………………………….

La ta’huzuhu sinatu wa la

naum (tidak mengantuk dan

tidak tidur)

Sinatu …………………………… makananya adalah

Penafian ini untuk kesempurnaan………………………

Lahu ma fissamawati wa

ma…. ………………………………………………………………….

Man dzalladzi yasyfa’u

‘indahu illa ………………………………… Makna ‘indahu adalah…………………

Apa manfaat syafa’at jika

Allah telah mengetahui

bahwa yang diberi syafa’at

akan selamat?

………………………………………………………………….

Ya’lamu ma baina aidiihim ………………………………… Wa ma khalfahum ………………

Wa la yuhithuuna bisyain min

‘ilmihi: yaitu …………………………………………………… atau………………...

Illa bima syaa ………………………………………………………………………

Wa la yauduhu hifdzuhuma …………………………………………………………...Penafian ini untuk

271

kesempurnan

Al’Ulu (Maha Tinggi) terbagi

menjadi

1…………………………………………

2…………………………………………

Dalil-dalil al’ulu secara

global

1…………………………………………

2…………………………… 4……………………………

3 …………………………… 5……………………………

Al’Adzim ……………………………………………

Keutamaan ayat kursi ……………………………………………..

Al Awwalu ……………………………………………….. Wal Akhiru……………….

Di dalam keduanya terdapat peliputan…………………………………..

Adz Zaahir ………………………………………………. Albathin………………….

Di dalam keduanya terdapat peliputan…………………………………

Mengapa itsbat ditafsirkan

dengan nafi ……………………………………….

Apakah nama-nama ini saling

kontradiksi ……………………………………….

Wa huwa bikulli syaiin ‘aliim ……………………………………….

Tawakkal adalah ……………………………………….

Macam-mcam tawakkal

1……………………………………….

2……………………………………….

3……………………………………….

Alhayyu ladzi la yamuut ……………………………………….

Mengapa “wa tawakkal ‘alal

qawiyyul ‘aziz” bukan

merupakan ayat

……………………………………….

Al’Aliim ………………………………………….. alhakiim………………………..

Apakah manfaat dari iman

kepada Al’Ilmu dan Al

Hikmah terhadap tingkah

laku

……………………………………………………………………….

Pembagian Al Hikam disertai

dalil

1……………………………………….

2……………………………………….

Al Khabiir ………………………………………………Mengapa disebutkan setelah

al’aliim

Apa manfaat dari iman

kepada “Al’Aliim” dan “Al ……………………………………………………..

272

Khabiir”

Contoh yang masuk ke dalam

tanah dan yang keluar darinya …………………………………………………

Contoh yang turun dari langit

dan yang diatasnya ………………………………………………..

Mengapa disebutkan ya’ruj

fiiha bukan ya’ruju ilaiha …………………………………………………

Lima kunci ilmu ghaib

1…………………………..............................4……………………………..

2……………………………………………. 5……………………………..

3……………………………….....................

Mengapa dikatakan ghaits

bukan almathar …………………………………………………..

Penjelasan (wa ma tahmilu

min untsa) dan (wa la

tadha’u illa bi’ilmihi)

…………………………………………………..

Al Qudrah adalah …………………………………………….Alq Qawwi adalah

Apa manfaat dari iman

terhadap Al’Ilmu dan Al

Qudrah

Ar Razzaq Al Matiin

Macam-macam rezki

1…………………………………………………………….terbagi menjadi

dan ………………………….

2 ……………………….maksudnya adalah……………………………..

Apakah manfaat dari iman

terhadap sifat Al Quwah dan

Ar Rizqu

………………………………………………

(Laisa kamitslihi syai’u)

bantahan terhadap ……………………………………….

(wa huwas sami’ul bashiir)

bantahan terhadap ……………………………………….

Didalamyna ada kaidah-

kaidah ……………………………………….

Perkataan dalam “kamitslihi”.

Dan sebutkan yang paling

kuat

1………………………………………… 3………………………......

2………………………………………… 4…………………………..

Assami’u ada dua makna.

Dan sebutkan dalilnya

1…………………………………………..

2 ………………………………………….

273

A …………………………………………..dalilnya……………………….

B………………………………………….. dalilnya………………………..

C …………………………………………..dalilnya…………………….....

Wa kaana Allahu samii’an

bashiira Makna (kaana) adalah

Apa manfaat dari iman

kepada sifat mendengar dan

bashar (melihat) terhadap

tingkah laku

……………………………………….

Wa lau la idz dakhalta

jannataka

Makna laula

Mengapa jannah (surga) disendirikan

Contoh iradah kauniyah dan

iradah syar’iyah ……………………………………….

Bagaimana

menggambungkan antara

penafian Al Quwwah kecuali

hanya Allah dengan al

quwwah yang ada pada

manusia

1……………………………………….

2……………………………………….

(Bahimatul an’am) adalah A……………………………… B………………………………………

(illa ma yutla ‘alikum) yaitu:………………………………………..

(Ghairu mahalli shaid) yaitu:

(innallahu yahkumu ma yuriid)

Barang siapa yang Allah

kehendaki untuk di beri

petunjuk

Kehendak di sini adalah

Hidayah di sini adalah hidayah

“Yasyrah” yaitu

“Yash’ud” yaitu

Manfaatnya terhadap tingkah

laku 1……………………………………… 2………………………………..

Manfaat pembagian kehendak 1……………………………………….

2……………………………………….

Hukum Alihsan (berbuat

baik)

Alihsan (berbuat baik) terjadi

pada

1……………………………………………………

A…………………………………………B………………………………….

2 …………………………………………………..dan tafsirnya adalah

Macam-macam perjanjian

bersama orang kafir dan

1……………………………………….

2……………………………………….

274

dalilnya 3……………………………………….

Syarat-syarat taubat

1…………………………………………. 4…………………………………

2…………………………………………. 5…………………………………

3…………………………………………………..

Ayat ujian adalah… dan

sebutkan mengapa dinamakan

demiian?

……………………………………….

Makna al Ghafuur dan al

Wadud ……………………………………….

Ayat apa yang ditambahkan

pensyarah terhadap ayat

mahabbah (cinta)? Dan

mengapa?

……………………………………….

Sebab-sebab cinta kepada

Allah ……………………………………….

Manfaat dari penetapan

mahabbah kepada Allah

dalam ayat terhadaptingkah

laku.

1 ………………………………………………4…………………………….

2……………………………………………….5…………………………….

3……………………………………………….

Macam-macam rahmat

disertai dengan dalil ……………………………………….

Apakah manfaat dari

penetapan sifat rahmat bagi

Allah terhadap tingkah laku?

……………………………………….

Tidak melazimkan kebersamaan dalam nama maka mengharuskan penyerupaan terhadap yang dinamai

(benar atau salah). Kebesaran makhluk menunjukan kebesaran pencipta (benar atau salah). Suatu hukum jika

dihubungkan dengan sifat maka menunjukan atas ‘illiyah (alasan) sifat tersebut (benar atau salah). Agama

Islam adalah agama persamaan gander (benar atau salah).

Alwashtiyah 4 (ujian dalil-dalil al Qur’an 2 terhadap dalil-dalil ridha)

Macm-macam ridha

Allah disertai dalil

1…………………………………………………………………………………….

2…………………………………………………………………………………….

Apakah ridho adalah

pahala? Dan ia

merupakan sifat apa?

…………………………………………………………………………………….

Makna ridho …………………………………………………………………………………….

275

Perkataan para salaf

dalam ridho Allah

…………………………………………………………………………………….

Makna kekal

selamanya dalam

neraka bagi yang

membunuh

1…………………………………………………. 4………………………..

2…………………………………………………. 5………………………..

3…………………………………………………. 6 ……………………….

Tidak ada taubat bagi

pembunuh

…………………………………………………………………………………….

Kita membantah atas

yang menafsirkab

Assakht (benci) dan

ghadhab (marah)

dengan menyiksa

dengan firman Allah

taala….

…………………………………………………………………………………….

Makna al asaf

(berduka cita)

1…………………………………………………………………………………….

2…………………………………………………………………………………….

Makna “duduklah

bersama orang-orang

yang duduk”

1…………………………………………………………………………………….

2…………………………………………………………………………………….

Kebencian Allah

terjadi pada

1…………………………………………………………………………………….

2…………………………………………………………………………………….

Al Maqt adalah?

Apakah berbeda-

beda? Dan sebutkan

dalilnya?

…………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………….

Perkataan ahlu

sunnah dalam sifat

Maji (datang)

…………………………………………………………………………………….

Makna “hal

yandzuruuna”

(apakaha yang

mereka tunggu)

Makna fidzilali minal ghamam (dalam naungan dari awan)

Makna “dakkan

dakkan” dan shafan-

shaffan

…………………………………………………………………………………….

Bagaimanakah

membatah yang

…………………………………………………………………………………….

276

mengingkari sifat

Maji

Manfaat beriman

dengan sifat Maji

…………………………………………………………………………………….

Makna “dan wajah

rabmu kekal”

…………………………………………………………………………………….

Makna al Jalal dan al

Ikram

…………………………………………………………………………………….

Makna “semua

hancur kecuali

wajahnya”

…………………………………………………………………………………….

Apakah wajah adalah

pahala? Dan

mengapa?

…………………………………………………………………………………….

Perkataan para salaf

dalam sifat Wajah

…………………………………………………………………………………….

Dimanapun kalian

berada di sana ada

wajah Allah

…………………………………………………………………………………….

Perkataan para salaf

dalah sifat tangan

…………………………………………………………………………………….

Apakah sifat tangan

adalah nikmat? Dan

mengapa?

…………………………………………………………………………………….

Bagaimana kita

menggabungkan

tentang sifat tangan

yang datang dengan

lafadz ganda, jamak,

dan tungga?

…………………………………………………………………………………….

Makna “wassamaau

banaina bi aidin”

…………………………………………………………………………………….

Yauma yuksyafu ‘an

saaqiin

…………………………………………………………………………………….

Fainnaka bi

‘a’yunina

…………………………………………………………………………………….

Perkataan para salaf

dalam sifat “kedua

…………………………………………………………………………………….

277

mata”

Makna addusur dan

tajri bi ‘a’yunina

…………………………………………………………………………………….

Mengapa Allah tidak

mengatakan ‘ala

safinah (di atas

perahu)

1…………………………………………………………………………………….

2…………………………………………………………………………………….

3…………………………………………………………………………………….

Makna “waalqaitu

mahabbatan minna”

…………………………………………………………………………………….

Macam-macam sifat

mendengar

1…………………………………………………………………………………….

2…………………………………………………………………………………….

Dan ini terbagi menjadi: 1

2…………………………………………………………………………………….

3…………………………………………………………………………………….

Macam-macam

ru’yah (melihat)

1……………………………………………………………………………………

2 …………………………………………………………………………………….

Dan ini terbagi menjadi: 1

2…………………………………………………………………………………….

3…………………………………………………………………………………….

Manfaat beriman

terhadap sifat

mendengar dan

melihat

…………………………………………………………………………………….

Syadidul mihal …………………………………………………………………………………….

Perkataan para salaf

dalm sifat makar

…………………………………………………………………………………….

Buah iman terhadap

sifat maaf

…………………………………………………………………………………….

Makna al’Afw dan al

Qadiir

…………………………………………………………………………………….

Syarat-syarat al’Afw

(maaf) yang

diharapkan

…………………………………………………………………………………….

Sebab turunya ayat

wal ya’fu

…………………………………………………………………………………….

Perbedaan antara …………………………………………………………………………………….

278

al’afwu dan ashafh

Macam-macam ‘izzah

1…………………………………………………………………………………….

2…………………………………………………………………………………….

3…………………………………………………………………………………….

Manfaat

“fabi’izzatika

laughwinnahum”

(demi keperkasaanmu

saya akan sesatkan

mereka)

1…………………………………………………………………………………….

2…………………………………………………………………………………….

3…………………………………………………………………………………….

Manfaat beriman

terhadap keperkasaan

Allah

1…………………………………………………………………………………….

2…………………………………………………………………………………….

3…………………………………………………………………………………….

Makna tabarok 1…………………………………………………………………………………….

2…………………………………………………………………………………….

“Dzil dzalali wal

ikrom”

Makna dzi adalah

Makna Aljalal adalah

Makna alikrom adalah

Makna “hal ta’lamu

lahu samiyya”

1…………………………………………………………………………………….

2…………………………………………………………………………………….

“Andada wa antum

ta’lamun”

Makna andada

Makna wa antum ta’lamun

Makna “yuhibbu

nahum kahubbillah”

(mereka mencintainya

sebagaimana

mencintai Allah)

1…………………………………………………………………………………….

2…………………………………………………………………………………….

Wali yang tertolak di

sisi Allah

…………………………………………………………………………………….

Macam-macam tasbih

dari para makhluk

1…………………………………………………………………………………….

2…………………………………………………………………………………….

“Alfurqon ‘ala

‘abdihi”

…………………………………………………………………………………….

Liyakuuna lil

’aalamiina nadziro

…………………………………………………………………………………….

Makna istiwa dan

perkataan salaf

tentangnya

…………………………………………………………………………………….

279

Kita membantah yang

menyelisihi dalam

masalah ini dengan

1…………………………………………………………………………………….

2…………………………………………………. 4………………………..

3…………………………………………………. 5………………………..

Makna “bighairi

‘amdi taraunaha”

1…………………………………………………………………………………….

2…………………………………………………………………………………….

Makna “ya ‘isa inni

mutawwafika”

1……………………………………………………………

2……………………………………………………………

3……………………………………………………………

Macam-macam

ketinggian Allah

1……………………………………………………………

2……………………………………………………………

Dalil-dalil ketinggian

zat Allah secara

global

1………………………………………………...4………………………….

2………………………………………………...5………………………….

3…………………………………………………

“A amintum man

fissamaai”

1……………………………………………………………

2……………………………………………………………

Makna “wa huwal

ladzi fissamaa

ilaahun wa fil ardhi

ilahun”

……………………………………………………………………….

Makna:

“wahuwallahu

fissamaawaati wa

filardh”

…………………………………………………………………………….

Mengapa ma’iyah

(kebersamaan)

disebut tanpa “uluw

(ketinggian)

……………………………………………………………………….

Macam-macam

ma’iyah

1 ………………………………………………..dan mencakup

2 ………………………………………………..dan terbagi menjadi

Perkataan para salaf

dalam sifat ma’iyah ………………………………………………………………………………………...

Apakah ma’iyah

merupakan kinayah

(ungkapan) atas ilmu

………………………………………………………………………………

Apakah ma’iyah

menafikan sifat ilmu?

1……………………………………………………………

280

Dan mengapa? 2……………………………………………………………

Kita membantah

perkataan tentang

bersatunya Allah

dengan makhluk

dengan

1……………………………………………………………

2……………………………………………………………

3……………………………………………………………

“innallaha tsaalitsu

tsaatsah” ……………………………………………………………

Buah dari iman

terhadap sifat ma’iyah ……………………………………………………………

Pekataan salaf tentang

kalam Allah ……………………………………………………………

Sebutkan dalil-

dalilnya secara global

1……………………………………………... 4……………………………

2……………………………………………... 5……………………………

3……………………………………………... 6……………………………

Kita membatah yang

menyelisihi dalam

masalah ini dengan

1……………………………………………………………

2……………………………………………………………

3……………………………………………………………

Dalil-dalil ru’yah

(melihat) dari

Alqur’an

1…………………………………………….5…………………………….

2…………………………………………….6…………………………......

3…………………………………………….7……………………………..

4……………………………………………..

Perkataan para salaf

tentang sifat ru’yah ……………………………………………………………

Makna “bab ini dalam

kitab Allah sangat

banyak”

……………………………………………………………

Kebenaran akan

tampak dengan dua

syarat

1……………………………………………………………

2……………………………………………………………

Tidak melazimkan kesamaan dua nama menunjukan persamaan yang di namakan begitu pula tidak

melazimkan persaman dua sifat menunjukan atas persamaan yang disifati (benar atau salah).

Alwasitiyah 5 (ujian dalil-dalil dari sunnah terhadap takdir) Sunah secara bahasa dan

istilah ………………………………………………………

Kududukan sunnah terhadap ………………………………………………………

281

alqur’an

Perkataan ahlu sunnah dalam

masalah nuzul (turun) ………………………………………………………

Kita membantah orang-orang

yang menyelisihi dengan

1………………………………………………..4………………………….

2……………………………………………….5…………………………..

3 ……………………………………………….

Buah iman terhadap sifat

nuzul (turun) ………………………………………………………

Apakah ‘arsy kosong? ………………………………………………………

Syubhat “seper tiga malam

turun terus menerus”

bantahanya adalah?

………………………………………………………

Manfaat hadits-hadits tentang

nuzul

1……………………………………………...3……………………………

2……………………………………………...4……………………………

Perkataan para salaf dalam

sifat Al Farh (gembira) ………………………………………………………

Buah iman terhadap sifat

gembira ………………………………………………………

Perkataan para salaf tentang

sifat ad Dhak (tertawa) ………………………………………………………

Apakah ad Dhahak adalah

ridha ………………………………………………………

Buah iman terhadap sifat ad

Dhahak ………………………………………………………

“Keduanya bisa memasukan

ke dalam surga” yaitu ………………………………………………………

Takjub dikarenakan dua sebab 1………………………………………………………

2………………………………………………………

“Kedekatan selainya” yaitu ………………………………………………………

Sifat-sifat dalam hadits ujub

(takjub)

1……………………………………………3………………………………

2……………………………………………4……………………………….

Rabbul ‘izzah (pemilik

keagungan). Adalah Rab apa?

…………………………...............Bukan………………………..bermakna

disebabkan

Perkataan salaf dalam

masalah Qadam (telapak kaki) ………………………………………………………

“Labbaika wa sa’daika”

makna labbaika dan sa’daika ………………………………………………………

282

Makna “taqqaddas ismuka”,

“haubana”, dan

“khathayaana”.

………………………………………………………

Makna sesungguhnya Allah di

depan wajahnya ………………………………………………………

Manfaat “perkayalah setelah

miskin” ………………………………………………………

Faaliqul habbi wannawa

(yang menghidupkan bebijian

dan bibit)

………………………………………………………

Kedudukan taurat dan injil ………………………………………………………

Makna “arbi’u” adalah …………………………………. Sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada

yang tuli dan ghaib

Manfaat hadits “arbi’u”

1…………………………………………………. 4……………………….

2…………………………………………………. 5 ……………………….

3…………………………………………………. 6 ………………………

Sebagaimana kalian melihat

bulan malam purnama

Kalian tidak berdesak-desakan

Ahlu sunnah wasatun

(tengah-tengah) dalam

1………………………………………………. 4

2………………………………………………..5

3………………………………………………….

Begitu pula tengah-tengah

dalam

1…………………………………………….4……………………………….

2…………………………………………….5……………………………….

3………………………………………………………………

Makna (umat wasatun) ………………………………………………………

“Al Jahmiyaha” mereka

adalah ………………………………………………………

“Al Jabariyah” mereka adalah ………………………………………………………

“Al Qadariyah” mereka

adalah ………………………………………………………

“Al Murjiah”mereka adalah ………………………………………………………

“Al Wa’idiyah” mereka

adalah ………………………………………………………

“Al Haruriyah” mereka

adalah ………………………………………………………

“Al Mu’tazilah” mereka

adalah ………………………………………………………

283

“Ar Raafidhah” mereka

adalah ………………………………………………………

“Al Khawarij” mereka adalah ………………………………………………………

Bantahan “bahwa Allah

bercampur dengan

makhluknya”

1 ………………………………………….3………………………………..

2 ………………………………………….4………………………………..

Perkataan Ibnu Taimyah

dalam kandungan ma’iyah

(bersama)

………………………………………………………

Perkataannya dalan “alqurb”

(dekat) ………………………………………………………

Perkataanya dalam alqur’an ………………………………………………………

Makna “darinya ia bermula”,

Makna “dan “kepada-Nya ia kembali” 1

2

Makna “lafadz” dan “yang

dilafadzkan”. ………………………………………………………

Mengapa dinamakan hari

akhir? Dan hukum beriman

dengannya

………………………………………………………

Dalil atas fitnah kubur ………………………………………………………

Mereka yang tidak difitnah

dalam kubur

1……………………………………………4……………………………….

2…………………………………………….5……………………………….

3……………………………………………..

Apakah orang-orang kafir

difitanah? ………………………………………………………

Apakah umat-umat terdahulu

akan ditanya? ………………………………………………………

“Dikatakan kepada

seseorang” mereka berdua

yang bertanya adalah?sebab

dinamakan itu?

………………………………………………………

Mengapa kita tidak

mendengar azab kubur?

1 ……………………………………………………4……………………..

2……………………………………………………5………………………..

3 ………………………………………………….

Apakah azab kubur atas

badan atau ruh? ………………………………………………………

284

Dalil-dalil azab kubur secara

global

1………………………………………………………

2………………………………………………………

3………………………………………………………

Apakah azab kubur terus

menerus? ………………………………………………………

Makna Kiamat besar, dan

apakah disanah ada kiamat

kecil

………………………………………………………

Dalil-dalil hari akhir secara

global

1 ………………………………………………………4…………………….

2………………………………………………………5……………………..

3………………………………………………………

Makna “huffatan”, “urootan”,

“ghurlan”. ………………………………………………………

Apakah ada orang yang

selamat dari azab matahari?

Dan siapa mereka?

………………………………………………………

“Mereka akan dinaungi dalam

naungan Allah”. Idhofah

(penyandaran) di sini adalah?

Dan mengapa?

………………………………………………………

Apakah timbangan hanya satu

atau banyak? ………………………………………………………

Apakah timbangan adalah

al’dlu (keadilan)? Dan

mengapa?

………………………………………………………

Apakah yang ditimbang?

1………………………………………………………

2………………………………………………………

3………………………………………………………

Makna timbangannya lebih

berat dan lebih ringan? ………………………………………………………

Bagaimana lembaran-

lembaran diambil?

1………………………………………………………

2………………………………………………………

Yang ditulis pada lembaran-

lembaran

Boleh jadi

Dan boleh jadi

dan itu ada tiga perkara?

Apakah ada yang selamat dari

hisab? ………………………………………………………

Apakah hewan ternak juga ………………………………………………………

285

dihisab? Dan apakah maksud

dengan para makhluk yang

mana mereka di hisab?

Apakah yang pertama kali

dihisab? dan apakah yang

pertama kali diputuskan?

………………………………………………………

Makna “al’arashat. Apakah

haudh (telaga) ada? sebutkan

dalilnya?

………………………………………………………

Waktunya haudh adalah?

Siapa yang mendatanginya?

Siapa yang di usir darinya?

………………………………………………………

Manfaat minum dari haudh?

Dan apa hikmahnya? ………………………………………………………

Apakah semua Nabi memiliki

haudh? Dan mana yang paling

agung?

………………………………………………………

Apakah berjalan diatas shirath

sesuai dengan kemauan

manusia? Dan mengapa?

………………………………………………………

Sebab-sebab adanya

Qantharoh?

1………………………………………………………

2………………………………………………………

Apakah surga telah ada?

sebutkan dalilnya? Dan di

antara namanya adalah?

………………………………………………………

Siapakah yang pertama kali

memasukinya? ………………………………………………………

Apakah neraka sudah ada?

Sebutkan dalilnya? Dan

diantara namanya adalah?

………………………………………………………

Tempat keberadaanya adalah?

Dan sebutkan dalilnya? ………………………………………………………

Macam-macam syafaat yang

khusus

1………………………………………………………

2………………………………………………………

3………………………………………………………

Macam-macam syafaat yang

umum

1………………………………………………………

2………………………………………………………

3………………………………………………………

286

Hadits-hadits ahad tidak diterima dalam masalah akidah (benar atau salah). Perkataan “dia telah berpulang

ketempatnya yang terakhir” (benar atau salah). Perkataan “yang telah diampuni” (benar atau salah).

Al Wasitiyah 6 (ujian dalam bab iman terhadap qadha dan qadar sampai akhir kitab wasitiyah) Tempat-tampat takdir …………………………………………………………………………..

Buah iman terhadap takdir …………………………………………………………………………..

Apakah maksiat dikehendaki

Allah …………………………………………………………………………..

Bagaiman kita

menggabungkan antara takdir

dan syariat disertai dalil

…………………………………………………………………………..

Bagaimana sesuatu dibenci

Allah dan juga dikehendaki

oleh-Nya

…………………………………………………………………………..

Seorang hamba adalah pelaku

secara hakiki dan Allah

menciptakan perbuatan

mereka. Ini adalah bantahan

kepada:

…………………………………………………………………………..

Mengapa dia mengatakan

bahwa seoarang hamba dia

seorang mumin dan kafir

…………………………………………………………………………..

Apakah seorang hamba

memiliki kemampuan dan

keinginan?

…………………………………………………………………………..

Mengapa kelompok

Qadariyah disebut sebagai

Majusi

…………………………………………………………………………..

Apakah seorang hamba

dipaksa atau diberi pilihan? …………………………………………………………………………..

Sempurnakankah: boleh

berhujjah atas takdir atas…

dan tidak boleh atas….dan itu

bisa diketahui dengan…

…………………………………………………………………………..

Sebutkan dalil amalan hati,

lisan, dan anggota badan …………………………………………………………………………..

Sebab-sebab bertambahnya …………………………………………………………………………..

287

iman

Sebab-sebab berkurangnya

iman …………………………………………………………………………..

Dalil-dalil berkurangnya

iman …………………………………………………………………………..

Sebutkan tiga dalil Khawarij

dalam mengkafirkan pelaku

dosa besar dan sebutkan

bantahannya?

…………………………………………………………………………..

Jika disebut sendirian apakah

Islam juga masuk didalmnya?

Disertai dengan dalil

…………………………………………………………………………..

Kelompok yang menyelisihi

Ahlu Sunnah berkaitan

dengan pelaku dosa besar dan

sebutkan pemahaman mereka

…………………………………………………………………………..

Mengapa tidak dikatakan

selamatnya hati mereka,

lisan, dan perbuatan mereka

terhadap para sahabat

…………………………………………………………………………..

Dalil-dali keutamaan para

sahabat …………………………………………………………………………..

Dalil keutamaan Muhajirin …………………………………………………………………………..

Sebutkan yang diberi kabar

gembira dengan surga …………………………………………………………………………..

Perkataan para salaf tentang

mempersaksikan seorang

dengan surga

…………………………………………………………………………..

Apakah mereka berselisih

terhadap syahadah

(persaksian)

…………………………………………………………………………..

Macam-macam persaksian …………………………………………………………………………..

Mengapa penulis

menyebutkan asar Ali dalam

keutamaan Umarain (dua

orang bernama Umar)

…………………………………………………………………………..

Permasalahan apa yang

disesatkan bagi yang …………………………………………………………………………..

288

menyelisihi dalam

kekhilafahan? Dan mengapa?

Permasalahan yang tidak

disesatkan didalamnya? Dan

mengapa?

…………………………………………………………………………..

Siapakah Nawashib …………………………………………………………………………..

Celaan terhadap sahabat

merupakan celaan kepada …………………………………………………………………………..

Apakah yang wajib dilakukan

terhadap pertikaian yang

terjadi di antara mereka? Dan

mengapa?

…………………………………………………………………………..

Dan bagaimana hal itu bisa

terjadi? …………………………………………………………………………..

Sikap kita terhadap riwayat

yang menyebutkan kejelekan

mereka?

…………………………………………………………………………..

Apakah para sahabat

ma’shum …………………………………………………………………………..

Sebab-sebab yang

mengahapus dosa-dosa

mereka?

…………………………………………………………………………..

Khawariqul ‘aadah (sesuatu

yang terjadi diluar kebiasaan) …………………………………………………………………………..

Mengapa kita ungkapkan hal-

hal yang luar biasa yang

dilakukan para Nabi dengan

ayat-ayat

…………………………………………………………………………..

Petunjuk-petunjuk karomah …………………………………………………………………………..

Contoh macam-macam ilmu

Contoh kasyifat

Contoh alqudroh

(kemampuan) dan ta’tsiraot

(pengaruh-pengaruh)

…………………………………………………………………………..

Jalan ahlu sunnah dalam

beramal …………………………………………………………………………..

“Sebaik-baik petunjuk adalah

petunjuk Nabi yaitu…………………………………………………………………………..

289

Muhammad”…..

Dengan apa para salaf

menimbang sesuatu? …………………………………………………………………………..

Ijma para ulama yang teliti …………………………………………………………………………..

Makna mereka

mengedapankan kalam Allah

atas…

Yaitu…………………………………………………………………………..

Mereka memandang perlunya

menegakan haji dan jihad

bersama pemimpin yang

zalim.

Tidak seperti

Dan mengapa?

Mereka beragama dengan

memberi nasehat. Yaitu..

Dan kepada siapa?

…………………………………………………………………………..

Bagaimanakah timbangan

memberi nasehat? …………………………………………………………………………..

Bagaimana melakukan silatul

arham (menyambung

kekerabatan)

…………………………………………………………………………..

Siapa yang termasuk arham

(anggota keluarga) …………………………………………………………………………..

Tetangga ada tiga macam.

Sebutkan …………………………………………………………………………..

Yatim adalah?

Siapakah yang sisebut

sebagai orang miskin?

…………………………………………………………………………..

Ibnu sabil adalah …………………………………………………………………………..

Almamluk adalah (budak) …………………………………………………………………………..

Apakah 72 firqah kita

mengetahuinya? …………………………………………………………………………..

Siapakah al abdaal …………………………………………………………………………..

Sempurnakanlah: penulis

berkata kita memohon

kepada Allah untuk…

…………………………………………………………………………..

Mengapa penulis menutup

kitabnya dengan hal itu …………………………………………………………………………..

290

Masalah Hukum Masalah Hukum

Beriman dengan takdir ……………………….. Ridha dengan yang telah

ditakdirkan ……………………….

Terjatuh pada kekufuran

dan kesyirikan ………………………..

Seorang hamba

menciptakan

perbuatannya

………………………..

Tidak saling melebihinya

iman ……………………….. Pelaku dosa besar ………………………..

Mencintai orang fasiq ……………………….. Mencintai para sahabat ………………………..

Mencela para sahabat ……………………….. Mempersaksikan

seseorang sengan surga ………………………..

Muhajirin lebih utama dari bukan dari sisi

Anshar dari sisi

Apakah istri-istri

Rasulullah merupakan

ahlu bait

………………………..

Saling mengunggulkan

antara Khadijah dan

Aisyah

………………………..

Menelaah perselisihan

yang terjadi diantara para

sahabat

………………………..

Pembagian bid’ah

menjadi bid’ah hasanah

dan bid’ah sayyiah

………………………..

Ijma yang terjadi setelah

tiga kurun (masa) yang

utama

……………………….. Amar ma’ruf (menyeru

kepada kebaikan) ………………………..

Shalat dibelakang yang

fasiq ………………………..

Salat dibelakan yang

kafir ………………………..

Nasehat bagi umat ……………………….. Sabar ketika ditimpa

musibah ………………………..

Apakah Asya’irah dan

Maturidiyah termasuk

Ahlu Sunnah

………………………..

Keyakinan untuk ittiba’

(mengikuti) dalam

ucapan dan amalan

………………………..

Ujian Fatawa Hamawiyatu Kubro

Penulis Hamawiyah

adalah?

Sebutkan sebab

penulisannya

………………………………………………………………

291

Kewajiban seoarang

hamba terhadap agamanya ………………………………………………………………

Kandungan Risalah Nabi

Muhammad

1………………………………………………………………

2………………………………………………………………

Secara global jalan Ahlu

Sunnah dalam asma wa

sifat

1………………………………………………………………

2………………………………………………………………

Apakah Nabi Muhammad

telah menjelaskan bab

asma (nama-nama Allah)

dan sebutkan dalilnya?

1………………………………………………………………

2………………………………………………………………

3………………………………………………………………

Sebutkan sikap para

sahabat dalam hal ini? ………………………………………………………………

Jalan para salaf hanya sekedar beriman dengan lafadz Qur’an dan hadits tanpa memahami fiqihnya (betul

atau tidak). Metode para salaf tafwidh (menyerahkan sepenuhnya makna) (benar atau salah).

Kebeneran yang wajib diyakini tidak dijelaskan oleh al Qur’an dan sunnah baik secara nas ataupun secara

dzahir (benar atau salah). Jalan para salaf lebih selamat dan jalan orang-orang setelah mereka lebih berilmu

dan lebih hikmah (benar atau salah). Tidak ada kontradiksi antara sifat tinggi dan ma’iyah (kebersamaan)

karena ma’iyah tidak melazimkan percampuran dan penyatuan dalam tempat (benar atau salah). Masing-

masing dari kelompok ta’til (yang menolak sifat) dan tamsil (yang menyerupakan) sama-sama

menggabungkan ta’til dan tamsil (benar atau salah).

Dalili-dalil batilnya

mazhabnya khalaf

(mereka yang datang

setelah para salaf)

1………………………………………………………………

2………………………………………………………………

3………………………………………………………………

Sebutkan dalil-dalil dari

perkataan mereka

1………………………………………………………………

2………………………………………………………………

Sempurnakan ungkapan berikut (manusia yang paling banyak ragunya ketika mati…) (ini adalah kitab Allah

dari permulaan dan penutupnya dan sunnah Rasulullah serta perkataan…)

Para salaf dan para imam pikiran meraka dipenuhi dengan kalau bukan nas maka itu adalah dzahir bahwa

Allah…

Sebutkan dalilnya?

1………………………………………………………………

2………………………………………………………………

3………………………………………………………………

Apakah para salaf

berselisih dalam masalah

sifat dan sebutkan dalilnya

1………………………………………………………………

2………………………………………………………………

292

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: dan alangkah samanya keadaan mereka orang-orang mutakallimin

dengan firman Allah

(

Yang menyimpang dari

jalan para salaf

1………………………………………………………………

2………………………………………………………………

3………………………………………………………………

Asal perkataan kelompok

ta’til diambil dari ………………………………………………………………

Sebab-sebab munculnya

1…………………………………………………….4…………………………

2………………………………………………….....5…………………………

3………………………………………………………………

Siapa ulama-ulama

mereka

1………………………………………………………4…………………………

2………………………………………………………5………………………..

3………………………………………………………………

Sebutkan diantara para

salaf yang membantah

mereka

1………………………………………………………4…………………………

2………………………………………………………5………………………..

3………………………………………………………………

Tulisan para salaf

berkaitan dengan ini

1………………………………………………….4…………………………….

2………………………………………………….5…………………………….

3…………………………………………………….

Dalil-dalil benarnya

mazhab salaf

1………………………………………………………………

2………………………………………………………………

3………………………………………………………………

Apakah dzahir nas-nas

sifat dikehendaki atau

tidak?

1………………………………………………………………

2………………………………………………………………

3………………………………………………………………

Tidak ada perbedaan antara mazhab salaf dengan mazhab yang menta’wil nas-nas sifat karena semuanya

sudah sepakat bahwa ayat-ayat dan hadits-hadits tidak menunjukan atas sifat Allah (benar atau salah).

Perkataan para salaf

dalam masalah sifat

1………………………………………………………………

2………………………………………………………………

Apakah sifat-sifat Allah

memiliki bentuk? ………………………………………………………………

Dalil-dalil ‘Ulu (tinggi)

secara global

1…………………………………………………4………………………………

2…………………………………………………5………………………………

3…………………………………………………………….

Syubhat-syubhat yang

menafikan sifat

1………………………………………………….3……………………………

2………………………………………………….4……………………………

Pendapat para salaf ………………………………………………………………

293

terhadap Marisiyah

Perbedaan Hamawiyah

dengan Wasitiyah ………………………………………………………………

Sebutkan di antara

perkara-perkara yang

Ahlu Sunnah berakhlak

dan berhias dengannya

dan merupakan syiar

mereka

1………………………………………………………………

2………………………………………………………………

3………………………………………………………………

4………………………………………………………………

5………………………………………………………………

6………………………………………………………………

Masing-masing ahlu

bid’ah memberi gelar

kepada Ahlu Sunnah

dengan gelar dusta yang

mereka buat dengan

anggapan bahwa itu

adalah benar

1………………………………………………………………

2………………………………………………………………

3………………………………………………………………

4………………………………………………………………

5………………………………………………………………

6………………………………………………………………

Hukum membaca buku yang menyesatkan

Hukum membaca lirik syair dan pantun

Ujian Tadmuriyah

Sebutkan Penulis

Tadmuriyah dan sebab

penulisannya

………………………………………………………………

Perkataan dalam tauhid dan sifat termasuk bab (………………..) Perkataan antara nafi dan itsbat dari pihak

yang berbicara berlawanan dengan (………………) dari pihak yang diajak bicara

Perkataan dalam syariat dan takdir termasuk bab (…………………) perputaran antara perintah dan larangan

dari pihak yang bebicara berlawanan dengan (…………………………….) dari pihak yang berbicara

Secara global metode Ahlu

Sunnah dalam asma wa

sifat

………………………………………………………………

Mengapa menggabungkan

antara nafi dan itsbat

merupakan hakikat tauhid?

Dan berikan dalilnya.

………………………………………………………………

Yang wajib dalam sifat

manfiyah ………………………………………………………………

Sifat manfiyah didatangkan

dengan beberapa sebab ………………………………………………………………

294

Apakah sifat manfiyah lebih

banyak dari sifat

tsubutiyah? Dan mengapa?

………………………………………………………………

Kesamaan dalam nama dan sifat tidak melazimkan permisalan yang dinamai dan yang disifati sebagaimana

telah ditunjukan oleh al Quran, sunnah, akal, dan kenyataan (betul atau salah)

Sebutkan dalilnya ………………………………………………………………

Tidak ada sesuatu yang disifati dengan sifat kecuali memiliki tubuh dan organ tubuh saling menyerupai

(benar atau salah). Sesuatu yang berwujud pasti ada yang mengadakanya dari zat yang wajib ada (benar atau

salah)

Sebutkan dalilnya ………………………………………………………………

Dalil-dalil yang

menyebutkan batilnya

mazhab khalaf (yang datang

setelah salaf)

………………………………………………………………

Apakah zahir dari nas-nas

sifat dikehendaki atau

tidak?

………………………………………………………………

Dua permisalannya adalah ………………………………………………………………

Mengapa datang dengan

keduanya? ………………………………………………………………

Dua pokok utama adalah ………………………………………………………………

Apakah hakikat dari ruh?

Apakah ia merupakan jism

(organ)

………………………………………………………………

Apa yang merupakan sebab

perselisihan didalamnya? ………………………………………………………………

Hukum terhadap apa yang

diperselisihkan para khalaf

(yang datang setelah salaf)

seperti jihah (arah)

………………………………………………………………

Atas apa dikeluarkan firman

Allah ta’ala (apakah kalian

beriman dengan zat yang

ada dilangit)

………………………………………………………………

Apa yang Allah kabarkan wajib diimani baik kita tahu maknanya atau tidak (benar atau salah). Di dalam al

Quran ada yang tidak memiliki makna (benar atau salah)

Jelaskan perkataan imam

Malik dalam sifat istiwa ………………………………………………………………

295

Dalil ketidaktahuan kita

tentang kaifiyat ………………………………………………………………

Perkataan salaf dalam

masalah ma’iyah

(kebersamaan)

………………………………………………………………

Dalil atas ma’iyah ………………………………………………………………

Apakah dalam sifat ‘ulu

(tinggi) dan ma’iyah saling

kontradiksi

………………………………………………………………

Apa yang Allah kabarkan tentang dirinya sendiri kita ketahui ditinjau dari sisi ( ) dan

tidak diketahui ditinjau dari sisi ( )

Makna muhkam ………………………………………………………………

Makna mutasyhabih ………………………………………………………………

Hikmah dari mutasyabih ………………………………………………………………

Makna ta’wil ………………………………………………………………

Tidak dibenarkan hanya berpedoman dalam aturan penafian untuk menafikan tasybih (penyerupaan) (benar

atau salah)

Tingkatan beriman kepada

takdir ………………………………………………………………

Pembagian manusia dalam

mengambil sebab ………………………………………………………………

Dibenarkan beralasan dengan takdir dalam ( ) tidak dalam ( ) dan

itu diketahui dengan

Yang menyelisihi dalam

bab takdir ………………………………………………………………

Islam adalah ………………………………………………………………

Dibagi menjadi ………………………………………………………………

Dalil masing-masing

pembagian ………………………………………………………………

Macam-macam tauhid ………………………………………………………………

Syarat dikabulkan amal

disertai dalil ………………………………………………………………

Tafsir la ilaha illallah ………………………………………………………………

Macam-macam fana ………………………………………………………………

Ibadah adalah ………………………………………………………………

Macam-macam baroah ………………………………………………………………

296

Macam-macam sabar ………………………………………………………………

Bid’ah yang pertama kali

muncul ………………………………………………………………

Apakah ayat-ayat sifat

mutasyabih ………………………………………………………………

Apakah didalam al Quran

ada yang tidak bisa

diketahui maknanya

………………………………………………………………

Iman secara syariat ………………………………………………………………

Keistimewaan Tadmuriyah ………………………………………………………………

Jahmiyah adalah ………………………………………………………………

Murjiah adalah ………………………………………………………………

Mu’tazilah adalah ………………………………………………………………

Asyairoh adalah ………………………………………………………………

Batiniyah adalah ………………………………………………………………

Dalil yang menggabungkan

antara syar’i dan takdir ………………………………………………………………

Wasiat yang merupakan

penutup dari penulis ………………………………………………………………

Sebutkan kaidah asma

wasifat dalam tTadmuriyah ………………………………………………………………

Allah mengutus para Rasul

untuk berda’wah kepada

tauhid uluhiyah. Sebutkan

dalilnya

………………………………………………………………

Kaum musyrikin mengakui

tauhid rububiyah. Sebutkan

dalilnya

………………………………………………………………

Dengan memperhatikan

syariat dan takdir akan

mengantarkan kepada

ibadah dan meminta

pertolongan kepada Allah.

Sebutkan dalilnya

………………………………………………………………

Kufurnya seorang yang

telah sampai kepadanya

risalah Nabi Muhammad

………………………………………………………………

297

kemudian tidak beriman.

Sebutkan dalilnya

Awal para Rasul akan

mengabarkan Rasul yang

datang setelah mereka dan

yang terakhir akan

membenarkan Rasul yang

mendahului mereka.

Berikan dalilnya

………………………………………………………………

Kedekatan tauhid dan

istighfar. Sebutkan dalilnya ………………………………………………………………

Kesamaan nama tidak

mengharuskan kesamaan

yang dinamai. Sebutkan

dalilnya

………………………………………………………………

Batilnya ibadah kepada

selain Allah. Sebutkan

dalilnya

………………………………………………………………

Setiap sifat yang dimiliki makhluk dari kesempurnaan secar mtlak maka Allah lebih utama untuk disifati

dengannya (benar-salah). Didalam menetapkan sifat harus disertai tidak memisalkan dan dalam mensucikan

disertai tanpa meta’til (menolak) (benar-salah)

Tidak ada seorangpun yang mendekatkan diri kepada Allah akan meyakini bahwa Allah memiliki sekutu

dalam mencipta dan tidak pula meyakini bahwa ada dua pencipta alam yang sederajat (benar-salah).

Kapan tuntutan syariat ditegakan maka untuk iltizam dengan islam ada pada setiap waktu, tempat, dan umat

(benar-salah). Kelompok ahlu bid’ah memiliki kesesatan sesuai dengan penyelewengan mereka terhadap

jamaah kaum muslimin (benar-salah)

Sesungguhnya syariat mengikat secara umum bukan secara khusus (benar-salah). Barang siapa yang

menyangka bahwa selain agama Nabi Muhammad ada agama yang lain yang diterima di sisi Allah maka ia

telah mendustakan Allah (benar-salah)

Tafsir la ilaha illallah (yang maha mampu untuk mencipta- tidak ada yang berhak disembah melainkan

Allah). Manusia terbagi dalam pembagian sebab (yang berlebih-lebihan dan yang tidak perduli – dua sisi

dan pertengahan)

Apa yang Allah kabarkan tentang dirinya (tidak diketahui- diketaui- tidak diketahui dari satu sisi dan

diketahui dari satu sisi). Perkataan “onggota tubuh saling menyerupai” sebagai perkataan yang (batil-benar).

Syaikhul islam berkata: kita memohon kepada Allah untuk memberi petunjuk kepada kita dan bagi

semua kaum muslimin semuanyan kepada jalan yang lurus : jalannya orang-orang yang diberi nikmat atas

mereka yaitu para Nabi, shidiqqin, syuhada, serta orang-orang saleh dan mereka adalah sebaik-baik teman.

298

Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah yang maha tinggi lagi maha agung, segala puji bagi

Allah Tuhan semesta alam. Wasalallahu ala khairo kholqihi muhammd wa aalihi wa shahbihi wasallama

tasliman katsiro ila yaumuddin.

Ujian akidah secara menyeluruh Barang siapa yang mengenal syariat dan kedaan Rasul salallahu alihi wasallam serta para sahabat dan ulama,

ia akan mengetahui bahwa kebanyakan manusia tidak berjalan di atas rel yang benar. Akan tetapi mereka

berjalan hanya sesuai adat, yang mereka saling mengunjungi satu sama lain kemudian akan mencari tahu

aurat saudaranya, sehingga akan membawanya kepada hasad jika sadaranya mendapat nikmat dan

meremehkanya kala mendapat musibah, merasa sombong ketika menasehatinya, menipunya untuk

mendapatkan sesuatu dari dunia dan akan menghukumnya dengan kesalahan kalau itu memungkinkan.

Semua ini akan menimpa di antara orang-orang yang mengklaim dirinya zuhud dan bukan rakyat jelata. Dan

mereka yang yang mengenal Allah dan syariat serta beografi para salaf akan melepaskan diri dari semua itu.

(Ibnu Jauzi).

Penulis ushul (Muhammad bin Sulaiman at-Tamimi - Muhammad bin Abdul Wahab – semuanya benar).

Semua yang ada di dunia adalah hamba Allah sampaipun orang kafir (benar-salah).

Di antara karya Muhammad bin Abdul Wahab (Mukhtashar Siroh – Ushulul Iman – Tafsir – semuanya

benar). Ubudiyah terbagi menjadi (dua bagian – tiga bagian).

Alwilayah (perlindungan Allah) terbagi menjadi (dua bagian – tiga bagian). Tasbih dari burung merupakan

ubudiyah (paksaan – ketaatan) semua hewan bertasbih kepada Allah kecuali tokek (benar-salah).

Tauhid terbagi menjadi (rububiyah, uluhiyah, dan asma wasifat – alma’rifa wal itsbat dan irodah wal qasd –

semuanya benar- semuanya benar dan ditambah dengan tauhid hakimiyah).

Barang siapa yang beriman dengan salah satu macam tauhid tanpa yang lainya maka ia bukan seoarang

muwahid (benar-salah)

Pembagian tauhid merupakan bid’ah karena tidak ada dalil (benar-salah).

Hubungan antara tauhid dengan iman bahwa iman lebih umum dan tauhid bagian darinya (benar-salah).

Rkun iman (8,6,5). Kaum musrikin juga memiliki ibadah untuk Allah (benar-salah). Yang diibadahi dari

selain Allah sementara ia tidak ridho (thaghut – bukan thaghut). Ibadah terdiri dari lisan dan anggota badan

saja (benar-salah). Syarat-syarat la ilaha illahu (7-8). Hak hamba atas Allah dinamakan hak (wajib –

tafadhul). Perkataan Allahu wa Rasuluhi a’lam dikatakan (semasa hidup Nabi Muhammad – setiap waktu).

Apa yang Allah sandarkan terhadap dirinya sendiri terbagi menjadi (2,3).

Dalam perkara syariat dikatakan (Allahu a’lam – Allahu warasuluhu a’lam). La ilaha illallah memiliki (2

rukun – 8 rukun -7 rukun).

Mengesakan Allah dalam pengaturan alam semesta dan menurunkan hujan merupakan tauhid (uluhiyah –

rububiyag – asma wasifat). Di antara yang menafikan pokok tauhid (syirik besar – syirik kecil – bid’ah).

Kewajiban yang paling wajib adalah berbakti kepada orang tua (benar- salah). Keharaman yang paling besar

adalah zina dan membunuh jiwa yang diharamkan Allah (benar-salah). Diharamkan menyembunyikan ilmu

bagaimanapun keadaanya (benar-salah). Nabi Muhammad melarang Mu’az untuk menyampaikan hadist

299

yang berisi tentang keutamaan tauhid jangan sampaimereka tidak (belomba-lomba - bertawakal – semuanya

benar). Apakah Muaz menyelisihi perintah ini (ya - tidak). Apakah hukumnya khusus berlaku untuk muaz

saja (ya – tidak). Kezaliman yang paling zalim adalah kezaliman seorang hamba kepada selainnya berupa

jiwa, harta, dan kehormatan (benar – salah). Tempat kembali yang bertemu dengan Allah sementara terus

menerus dalam dosa besar selain syirik (azab – dibawah kehendak Allah). La ilaha illalah adalah zikir bukan

merupakan doa (benar-salah). Ada yang mengucapkan la ilaha illallah akan tetapi tidak berzinah di sisi

Allah (benar-salah). Sesungguhnya Nabi Ibrahim adalah ummah. Makna ummah adalah (suri teladan-

pemimpin- pengajar kepada kebaikan-semuanya benar).

Tidak boleh melakukan riqiyah bagi yang tertimpa penyakit hissi (fisik) dan maknawi kecuali dari penyakit

ain hummah (benar-salah).

Hadits mereka tidak meminta ruqiyah, Imam Muslim menambahkan mereka tidak merukiyah. Tambahan ini

adalah (benar-salah).

Syirik besar menghalkan darah dan harta kalau itu bukan berasal dari kafir zimi atau mu’ahid (benar-salah)

Perbedaan antara yang meruqiyah dan yang meminta ruqiyah bahwa yang meminta ruqiyah adalah meminta

untuk diberi yang hatinya berpaling kepada selain Allah sedangkan yang meruqiyah adalah sebagai seorang

yang memberi (benar-salah).

Menyamakan selain Allah dengan Allah yang merupkan kekhususan Allah adalah syirik (besar-kecil). Apa

yang dipahat dalam bentuk gambar disebut (shaman-watsan-semuanya benar).

Karaimul amwal (harta yang paling berharga-pertengahan-paling kecil). Mengusap hajar aswad untuk

tabarruk (disyariatkan-dilarang-didalamnya ada perincian)

Menyembelih adalah ibadah badaniyah yang paling agung (benar-salah), tidak boleh melaknat pelaku dosa

besar kecuali secara umum (benar-salah).

Tempat-tampat yang dipersiapakan untuk memerangi Allah dan Rasulnya tidak boleh salat didalamnya

kecuali mesjid (benar-salah). Kalau memungkinkan untuk dirubah menjadi tempat ketaatan maka dianjurkan

untuk dirubah (benar—salah).

Diperbolehkan meniatkan rihlah untuk salat dimasjid kuba (benar-salah). Berpergian ketempat-tempat syirik

yang telah punah diperbolehkan kalau untuk mengambil pelajaran (benar-salah).

Diperbolehkan pergi di gua hira untuk mengenang bentuk peribadatan Nabi Muhammad (benar-salah).

Mi’raj adalah perjalanan Nabi Muhammad dari mekah kebaitul maqdis (benar-salah).

Tanpa petunjuk untuk mendapat hidayah dalam menempuh perjalanan (dilaknat-berdosa). Mereka

merendahkan orang-orang saleh dan mengingkari keutamaan mereka (ekstrim-menentang-pertengahan)

Setan semakin berani menyeru manusia kepada kesyirikan (adanya ilmu dan ulama-ketika hilangnya para

ulama). Ghulu bisa terjadi pada (perkataan-perbuatan-pada ke dua hal ini disertai dengan keyakinan)

Yang menziarahi kuburan untuk berdoa kepada Allah disisinya (musyrik-mubtadi’-seorang yang bertauhid).

Salat dimasjid yang ada kuburannya (sah-batal-makruh).

Pahala salawat kepada Rasulullah (tidak dibatasi dengan tempat-semakin bertambah kalau di sisi

kuburannya). Barang siapa yang mempelajari bagian ilmu perbintangan maka ia telah belajar ilmu sihir

(benar-salah).

300

Membeci sebagian garis-garis untuk meramal (termasuk bentuk kesialan-boleh). Perkataan penulis

menyandarkan kesialan pada burung adalah tercela yakni disana ada penyandaran kesialan kepada burung

yang terpuji (benar-salah). Keyakinan bahwa bintang merupakan sebab turunya hujan disertai keyakinan

bahwa Allah yang menurunkan hujan (dibenarkan-syirik kecil). Mengambil sebab merupakan perusak

tawakal (benar-salah).

Dibenarkan untuk berkata (saya bertawakal kepadamau-saya wakilkan kepadamu-saya bertawakal kepada

Allah kemudian kepadamu- semuanya benar kecuali yang pertama). Barang siapa yang mengetuk obat riya

maka akan mengingat mati dan sakarotul maut (benar-salah).

Seseorang yang bersodaqoh karena Allah kemudian Allah ilhamkan kepada hati kaum muslimin untuk

mencintai dan memujinya (seorang yang riya-seorang yang ikhlas). Bersodaqoh supaya hartanya bertambah

(seorang yang musyrik-seorang yang ikhlas).

Jika seseorang takut terjatuh kepada riya maka diperboehkan untuk meninggalkan ibadah (benar-salah).

Dinamakan sebagai hambnaya dinar (karena ia menyembahya-disebabkan ridho dan marahnya karenanya).

Bab kehendak seseorang dalam beramal untuk dunia lenbih berbahaya dari bab riya (benar-salah). Apa yang

diberikan oleh salah seorang yang berperkara kepada hakim (hadiah-sogok-semuanya benar)

Manusia telah sepakat bahwa barang siapa yang telah jelas sunnah kepadanya maka tidak boleh baginya

untuk meninggalkanya (dari perkataan siapapun - kecuali perkataan imam yang empat). Menyandarkan

nikmat kepada selain Allah dalah kufur (besar-kecil).

Bersumpah dengan nama Allah dengan dusta (syrik kecil - dosa besar – haram - harus dirinci). Mimpi

kadang bisa dijadikan syariat (benar- salah). Awal para makhluk adalah (pena – arsy – kursi).

Ucapan waktu telah berkhianat (haram – boleh kalau hanya sekedar mengabarkan). Ucapan si anu lahir di

tahun kelaparan (haram – boleh kalau hanya sekedar mengabarkan).

Bernama dengan al’Aziz, al Karim, dan al Halim (tidak mengapa – haram). Ucapan “Tuhanku mencintaiku”

bagi yang mendapat nikmat (benar – salah). Ucapan telah datang hujan angin (benar – salah).

Dalam hadits Al Harits merupakan nama dari nama-nama (setan – nama yang paling jujur). Ucapan “ ya

Allah saya meminta dengan wajahmu yang mulia supaya engkau memberi taufik kepadaku untuk menghafal

alqur’an (haram – boleh).

Ucapan yang melihat seorang fasik yang kaya “dia tidah berhak atas harta ini” (boleh – haram). Hukum

yang menginkari takdir dan ketetapan (kafir – berdosa).

Ucapan “ dalam jiwaku ada sesuatu yang tidak baik tentang takdir” merupakan (keraguan dan kegoncangan

– pengingkaran dan penyangkalan). Ucapan “Allah tidak akan menerima taubatmu (boleh – haram).

Kebanyakan para salaf mengitlakan akidah yang benar dengan nama (sunah – syariat – tauhid – alfiqhul

akbar – semuanya benar). Status agama nasional dibentuk dari gabungan agama penyembah berhala,

kitabiyah, keyakinan-keyakinan, filsafat dan yang lain adalah (Shabiah – Majusi).

Agama nasional Tsanuyah pengikutnya mensucikan api dan agama ini merupakan agama Persia sebelum

Islam adalah merupakan agama (Majusi – Shabiah). Kalimat ‘ajamiyah (bukan bahasa Arab) yang dimaksud

denganya adalah nifaq dan keluar dari agama islam (Zindiqah – Shabiah). Riddah adalah keluar dari agama

Islam dengan melakukan pembatalnya (benar – salah). Jahmiyah merupakan gabungan tiga jim (huruf jim)

301

(benar – salah).

Tidak ada perbedaan antara riya dalam ucapan la ilaha illallah dan dalam bersodaqoh (benar – salah). Wajib

mencintai Rasul salallahu alaihi wasallam melebihi kecintaan terhadap anak, orang tua dan semua manusia

(benar – salah)

Pembatal-pembatal keislaman (sepuluh – lebih banyak dari sepuluh). Kebanyakan kembali kepada (ucapan,

amalan, keyakinan dan ragu – ucapan, amalan, dan keyakinan). Dosa-dosa besar (terhitung – terbatas).

“Allah tidak disifati kecuali dengan apa yang telah Allah sifatkan bagi diri-Nya sendiri dan yang disifati oleh

Rasu-Nya tidak boleh melampaui al Qur’an dan hadits” yang mengatakannya adalah (Syaikhul Islam – Ibnu

Qayyim – Imam Ahmad).

“Barang siapa yang menyerupakan Allah dengan makhluknya maka ia telah kafir, barang siapa yang

menafikan apa yang telah Allah sifatkan bagi diri-Nya sendiri atau yang disifatkan Rasul-Nya maka ia telah

kafir, tidak ada yang Allah sifatkan bagi diri-Nya sendiri dan yang disifatkan Rasulnya terdapat

penyerupaan”. Yang mengatakannya adalah (Bukhari – imam Abu Hanifah – Na’im bin Hamad). Para salaf

telah sepakat untuk menetapkan sifat (mereka tidak berselisih didalamnya – mereka berselisih sedikit).

Sebagian ulama menulis kitab khusus dalam dosa-dosa besar, yang paling penting dari kitab tersebut adalah

(Al Kabair karangan Imam Zahabi – al Kabair karangan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab – semuanya

benar).

Setiap perkara supranatural yang diluar kewajaran bani Adam yang Allah jalankan lewat wali-walinya

sebagai penguat atau penolong dan untuk mengokohkan dan membantu agama dinamakan (mukjizat –

karomah).

Alkaromah (tidak mungkin dilawan –memungkinkan untuk dilawan). Tanda-tanda yang menunjukan

dekatnya hari kiamat, dan datang secara berturut-turut dinamakn tanda-tanda kiamat (besar –kecil).

Haudh (telaga) tempat sumber air yang besar yang didatangi umat Nabi Muhammad pada hari kiamat (benar

– salah)

Dua umat dari bani Adam yang telah ada yang memiliki mata yang kecil, wajah yang bergelombang

seoakan-akan wajah mereka seperti perisai yang mengkilap, mereka adalah ( dan

).

Persaksian dengan surga dan neraka terbagi menjadi (mutlak dan muqayyad – umum dan khusus).

Debenarkan berhujjah dengn takdir dalam ( tidak dalam

)

Fasik ada dua, fasik kulli (menyeluruh) yang mengeluarkan dari agama yakni kufur besar dan fasik juz’I

(bagian) yang tidak mengeluarkan dari agama yakni maksiat-maksiat (benar-salah)

Ada perbedaan hukum syariat antara yang mengolok-olok Allah dan Rasul-Nya secara sungguh-sungguh

dan main-main (benar-salah).

Iklas beribadah kepada Allah akan tetapi menyelisihi petunjuk Nabi Muhammad (musyrik – mubtdi’ -

muwahhid (orang bertauhid). Mengingkari sebagian nama-nama dan sifat-sifat Allah (nifak – kufur – ada

perincian)

Annid (tandingan) adalah (yang menyerupakan dan menyekutukan – lawan dan yang menyelisihi).

302

(menyandarkan nikmat kepada selain Allah (haram – boleh – wajib). Apa yang Allah kabarkan maka wajib

kita imani baik kita ketaahui maknanya atau tidak (benar-salah). Di dalam alqur’an ada yang tidak memiliki

makna (benar-salah)

Tidak sah bergantung pada kaidah penafian semata untuk menafikan tasybih (peyerupaan) (benar-salah)

Tidak ada sesuatupun yang disifati dengan sifat kecuali itu adalah jism (anggota badan) dan jism saling

menyerupai (benar-salah). Almaujudul mumkin (kemungkinan untuk ada) pasti ada yang mengadakanya

yaitu wajibul wujud (wajib untuk ada) (benar-salah).

Setiap apa yang disifati untuk makhluk dari kesempurnaan yang mutlak maka yang mencipta lebih utama

untuk itu (benar-salah). Tidak boleh tidak ketika menetapkan, maka tidak boleh menyerupakan dan ketika

mensucikan tidak boeh menta’til (menolak) (benar – salah)

Kesamaan dalam nama dan sifat tidak melazimkan kesamaan yang dinamai dan yang disifati sebagaimana

telah ditunjukan al Qur’an, sunnah, akal, dan kenyataan (benar-salah).

Tidak ada seorang pun yang dekat kepada Allah meyakini bahwa Allah memiliki sekutu dalam mencipta dan

bahwa alam ini memiliki dua pencipta yang sederajat (benar-salah)

Kapan tuntutan syariat telah ditegakan maka penerapannya sebagai bentuk keislaman pada setiap waktu,

tempat, dan umat (benar-salah). Kelompok ahlu bid’ah mereka memiliki kesesatan sesuai penyelisihan

mereka terhadap jamaah kaum muslimin (benar-salah)

Sesungguhnya syariat diwajibkan secara umum bukan untuk yang khusus (benar-salah). Barang siapa yang

menyangka ada agama lain selain agama Nabi Muhammad yang diterima di sisi Allah maka ia telah

mendustakan Allah (benar-salah)

Tafsir la ilaha illallahu (yang maha mampu untuk mencipta – tidak ada yang berhak diibadahi melainkan

Allah). Manusia terbagi dalam pengambilan sebab (ekstrim – menentang – tengah-tengah).

Apa yang Allah kabarkan tentang diri-Nya (tidak diketahui – diketahui – tidak ditahu dari satu sisi dan

ditahu dari satu sisi). Ucapan “ bahwa anggota tubuh saling menyerupai” adalah ucapan (batil-benar).

Jalan para salaf sekedar iman dengan lafadz Qur’an dan hadits tanpa memahami fikihnya (benar-salah).

Metode para salaf adalah tafwidh (menyerahkan sepenuhnya) makna (benar-salah)

Kebenaran yang wajib diyakini tidak ditunjukan oleh al Qur’an dan sunnah baik secara zahir ataupun nas

(benar-salah). Jalan para salaf lebih selamat dan jalan para khalafi (yang datang setelah para salaf) lebih

mengetahui dan hikmah (benar-salah)

Tidak ada kontradiksi antara sifat tinggi dan sifat ma’iyah (bersama) karena sifat ma’iyah tidak melazimkan

bercampur dan bersatu pada satu tempat (benar-salah). Setiap golongan dari kelompok ta’til (menolak sifat)

daemahan tamsil (menyerupakan) maka akan menggabungkan antara ta’til dan tamsil (benar-salah). Para

sahabat dalam bab asma wasifat (mereka mengatakan dengan hak – berdiam diri –berkata dengan yang

batil).

Tidak ada perbedaan antara mazhab salaf dan mazhab yang menta’wil dalam nas-nas sifat karena semuanya

telah sepakat bahwa ayat –ayat dan hadits tidak menunjukan atas sifat Allah (benar-salah).

Penulis Hamawiyah adalah (Yaqut al Hamawi – Ibnu ‘Utsaimin – Ibnu Taimiyah). Zahir dari nas-nas sifat

(diehendaki – tidak dikehendaki – didalamnya ada perincian).

303

Syaikhul Islam berkata: kita memohon kepada Allah agar memberi petunjuk kepada kita dan bagi semua

kaum muslimin kepada jalan yang lurus; jalannya orang-orang yang diberi nikmat atas mereka yaitu para

Nabi, shidiqqin, syuhada, serta orang-orang saleh dan mereka adalah sebaik-baik teman. Tidak ada daya dan

kekuatan kecuali dengan izin Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, segala puji bagi Allah Tuhan

semesta alam. Wasalallahu ala khairo kholqihi muhammd wa aalihi wa shahbihi wasallama tasliman

katsiro ila yaumuddin.

304

«الدروس املهمة لعامة األمة»

(Beberapa Pelajaran Penting Bagi Segenap Umat) Oleh: Syaikh Bin Baz

Pelajaran pertama : Surat al-Fatihah dan surat-surat pendek lainya, dimulai dari surat al-Zalzalah sampai

surat an-Nas dengan cara talqin (mengikuti bacaan guru), membenarkan bacaan, menghafalnya dan

memahami penjelasan yang perlu dipahami dari surat ini.

Pelajaran kedua : Rukun-rukun Islam dan penjelasannya, yang pertama dan yang paling agung adalah

persaksian la ilaha illallah (bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain Allah) dan

Muhammad adalah rasul Allah, dengan menjelaskan makna dan syarat-syaratnya. Maknanya adalah: la ilaha

(tiada tuhan), yaitu menafikan semua yang diibadahi selain Allah, (illallah), yaitu menetepakan ibadah

kepada Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya.

Adapun syarat-syarat la ilaha illallah adalah: ilmu yang menafikan kebodohan; yakin yang menafikan

keraguan; ikhlas yang menafikan kesyrikan; jujur yang menafikan kedustaan; cinta yang menafikan

kebencian; tunduk yang menafikan pembangkangan; menerima yang menafikan penolakan; dan kufur

tehadap semua yang diibadahi selain Allah. Dan syarat-syarat ini telah dikumpulkan dalam dua bait syair

berikut ini:

Ilmu, yakin, ikhlas dan kejujuranmu, disertai

Cinta, ketundukan, dan penerimaanmu terhadapnya

tambahlah dengan yang kedelapan yaitu kekufuranmu terhadap

selain Allah dari Sesuatu yang telah dijadikan sesembahan

Adapun penjelasan dan kandungan persaksian bahwa Muhammad adalah rasul-Nya adalah

membenarkan apa yang dikabarkanya, taat terhadap perintahnya, menjauhi dan mencegah diri dari yang

dilarangnya, dan tidak beribadah kecuali dengan apa yang telah beliau ajarkan. Setelah itu menjalaskan

kepada penuntut ilmu sisa rukun-rukun Islam lainnya yaitu shalat, zakat, puasa di bulan suci Ramadan, dan

melaksanakan haji di tanah suci bagi mereka yang mampu.

Pelajaran ketiga : Rukun-rukun iman yang enam: Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-

kitab, rasul-rasul, hari akhir, dan beriman kepada takdir baik dan takdir buruk yang datang dari Allah.

Dengan menyebut nama Allah yang maha penyayang, kepada-Nya kita memohon pertolongan.

Metode menghafal al Qur’an: dihafal tiap hari persepuluh ayat disertai membaca tafsirnya dari tafsir yang ringkas,

misalnya, tafsir ibnu Sa’di, dan meminta pertolongan Allah untuk mengamalkanya.

Maksud kata ilmu dari syarat-syarat la ilaha illallah adalah ilmu dengan makna la ilaha illallah.

Makna dari jujur adalah jujur dalam berkata, berbuat dan berkeyakinan.

Macam-macam cinta:

1. Cinta bersama Allah, hukumnya syirik besar.

305

2. Cinta karena Allah, hukumya wajib dan merupakan simpul iman yang paling kuat. Dan ini terjadi pada:

Amalan, misalnya mencintai hukum-hukum syariat; pelaku amalan, seperti para malaikat dan Nabi; waktu, misalanya

bulan suci Ramadan; tempat, misalnya mesjid.

3. Cinta yang merupakan tabiat, hukumnya boleh.

Pelajaran keempat : Macam-macam tauhid dan syirik.

Penjelasan macam-macam tauhid yaitu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah dan tauhid asma wa sifat.

Tauhid rububiyah adalah mengimani bahwasanya Allah sebagai pencipta dan pengatur segala sesuatu, dan

tidak ada sekutu bagi-Nya. Tauhid uluhiyah adalah mengimani bahwasanya Allah merupakan sesembahan

yang hak dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan ini merupakan makna la ilaha illallah, karena maknanya

adalah tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah. Semua ibadah seperti salat, puasa dan selainya, wajib

untuk diikhlaskan kepada Allah semata, tidak boleh dipalingkan kepada selain Allah walaupun sedikit.

Tauhid asma wa sifat adalah beriman dengan segala apa yeng terdapat dalam al Qur’an dan hadits-hadits

sahih dari nama-nama dan sifat-sifat Allah dan menetapkanya bagi Allah semata sesuai dengan kebesaran-

Nya, tanpa memalingkan, menolak, membagaimanakan dan mempermisalkan, sebagai pengamalan firman

Allah :

[اإلخالص﴾]ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀ ڀ ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ﴿

“katakanlah, Dialah Tuhan yang maha esa, Allah tempat meminta, tidak beranak dan tidak pula

diperanakan, dan tidak ada yang serupa dengan-Nya”.

Dan firman Allah :

﴾]ٹ ٹ ٹ ٿ ٿٺ ٿ ٿ﴿ [ورىالش

“tidak ada yang serupa dengan-Nya dan Dia maha mendengar lagi maha melihat”.

Diantara para ulama ada yang membagi tauhid menjadi dua saja. Mereka memasukan tauhid asma wa

sifat kedalam tauhid rububiyah. Namun, tidak ada yang perlu diperselisihkan pada perkara ini. Karena

sudah jelas maksud dari masing-masing pembagian tersebut.

Syirik ada tiga macam: syirik besar, kecil, dan tersembunyi. Adapun syirik besar adalah mengakibatkan

terhapusnya semua amalan dan kekal di dalam neraka bagi mereka yang meninggal diatasnya .

Sebagaimana firman Allah :

[األنعام﴾]ۓ ۓ ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇ﴿

“seandainya kalau mereka menyekutukan Allah maka akan terhapus apa yang mereka amalkan”.

Dan firman-Nya :

[وبةالت ﴾]ک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳ کڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک ﴿

“tidaklah pantas orang-orang musyrik memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedangkan mereka

mengakui bahwa mereka sendiri kafir, mereka itulah yang terhapus amalan-amalanya dan kekal di

dalam neraka”.

Dan barang siapa yang mati di atas kesyirikan maka tidak akan diampuni dan diharamkan atasnya surga.

Sebagaimana firman Allah :

[48:ساءالن ﴾]ےڻ ڻ ۀ ۀ ہ ہ ہ ہ ھ ھ ھ ھ ے ﴿

306

“sesungguhya Allah tidak akan mengampuni yang menyekutukan-Nya dan mengampuni dosa-dosa

dibawahya bagi mereka yang dikehendaki”.

Dan firman Allah :

[المائدة﴾]ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ڌچ چ چ چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ﴿

“Sesunggunya yang menyekutukan Allah maka telah diharamkan atasnya surga dan tempatnya adalah

nereka, dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang zalim”.

Di antara jenis kesyirikan ini: meminta kepada yang telah mati dan berhala-berhala, meminta

keselamatan kepada mereka, bernazar dan menyembelih untuk mereka, dll. Syirik kecil adalah apa yang di

sebut dalam nas al Qur’an dan sunah sebagai syirik akan tetapi tidak sampai pada syirik besar, seperti riya

pada sebagian amalan dan bersumpah dengan nama selain Allah, begitu pula perkataan: atas kehendak Allah

dan kehendak si anu, dll. Sebagaimana hadits Rasulullah : (apa yang saya takutkan atas kalian adalah syirik

kecil, kemudian Rasulullah ditanya: apa itu wahai Rasulullah? Beliau berkata: “riya”). Juga sabdanya:

(barang siapa yang bersumpah dengan selain Allah maka ia telah berbuat syirik). Dan sabdanya: (janganlah

kalian mengatakan: atas kehendak Allah dan kehendak si anu, akan tetapi katakan: atas kehendak Allah

kemudian kehendak si anu) (diriwayatkan Abu Dawud dengan sanad yang sahih dari Huzaifh bin al-Yaman,

semoga Allah meridainya). Jenis ini tidak mengeluarkan dari Islam dan tidak pula mengharuskan pelakunya

kekal di neraka, akan tetapi mengurangi kesempurnaan tauhid. Adapun syirik jenis yang ketiga adalah syirik

yang tersembunyi dalilnya adalah sabda Rasulullah : (maukah kukabarkan kepada kalian apa yang paling

saya takutkan atas kalian melebihi takutku atas al Masihul Dajal? Mereka menjawab: “ya”, wahai

Rasulullah. Beliau berkata: syirik yang tersembunyi, seorang melaksanakan shalat kemudian memperbagus

shalatnya karena ia melihat seseorang memperhatikan shalatnya). Pembagian syirik boleh juga di bagi

menjadi dua, yaitu: Besar dan kecil. Adapun syirik yang tersembunyi masuk pada keduanya; bisa masuk

pada syirik besar seperti kesyirikannya orang-orang munafiq, mereka menyembunyikan keyakinan mereka

yang batil dan menampakan keislaman disebabkan riya dan takut atas jiwa-jiwa mereka. Dan bisa masuk

pada syirik kecil, seperti riya sebagaimana terdapat pada hadist Mahmud bin Lubaid al-Anshari dan hadits

Abu Sa’id yang telah disebutkan.

Pelajaran kelima : Al-Ihsan yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah melihatnya dan jika

tidak bisa maka sesungguhnya Dia melihatmu.

Pelajaran keenam : Syarat-syarat shalat yaitu ada Sembilan: Islam, Berakal, Tamyiz, Mengankat

hadats, Menghilangkan najis, Menutup aurat, Masuknya waktu, Menghadap kiblat, dan Niat.

Pelajaran ketujuh : Rukun-rukun shalat yaitu ada empat belas: Berdiri jika mampu, Takbiratul ihram,

Membaca al Fatihah, Ruku’, I’tidal setelah ruku, Sujud pada anggota tubuh yang tujuh, Bangun dari sujud,

Duduk di antara dua sujud, Tuma’ninah pada semua gerakan, Tertib pada semua rukun, Tasyahud akhir,

Duduk untuk tasyahud, Salawat atas Nabi Muhammad, dan Dua kali salam.

Pelajaran kedelapan: Wajib-wajib shalat yaitu ada delapan: Semua takbir kecuali takbiratul ihram,

Perkataan sami’allahu liman hamidah bagi seorang imam dan yang shalat sendirian, Perkataan: rabbana

307

walakal hamdu untuk semua, Perkataan: subhana rabiyyal ‘azim dalam ruku’, Perkataan: subhana rabiyal

a’la dalam sujud, Perkataan: rabigh firli di antara dua sujud, Tasyahud awal, dan Duduk tasyahud awal.

Pelajaran kesembilan : Penjelasan tasyahud yaitu:

ـبات » ي والطـ لوات ص وال ات هلل حي الت حي ال ص ال لى عباد اهلل لينا وع الم ع ركاته الس ب و رحمة اهلل و ها النبي ك أي لي م ع ال هد أن ، الس ، أش

سوله ر دا عبده و حم هد أن م وأش ـه إال اهلل إل «ال

Artinya: “Segala penghormatan adalah milik Allah demikian pula segala keselamatan dan kebaikan.

Semoga keselamatan atas Nabi Muhammad dan semoga rahmat dan berkah Allah selalu terlimpah

padanya. Dan semoga keselamatan atas kami dan hamba-hambanya yang saleh. Saya bersaksi bahwa tiada

sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya”.

Kemudian setelah itu bersalawat dan mendoakan keberkahan atas Nabi Muhmmad dengan mengatakan:

ك حميد » م إن راهي ب ل إ لى آ م وع راهي يت على إب ل د كما ص حم آل م لى وع د حم م صل على م ه وعلى آل الل د حم ر على م با مجيد، و

ج ك حميد م م إن راهي ب آل إ لى وع م راهي ب لى إ باركت ع د كما حم «يد م

Artinya: “ya Allah, pujilah Nabi Muhammad dan atas keluarganya sebagaimana Engkau telah memuji

Nabi Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Berilah berkah

kepada Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Nabi

Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung”.

Kemudian berlindung kepada Allah pada tasyahud akhir dari azab neraka, azab kubur, dari fitnah

kehidupan dan mati, serta dari fitnah Dajjal. Kemudian setelah itu memilih doa sesuai yang dikehendaki, dan

yang paling baik adalah doa yang diambil dari Nabi Muhammad. Diantaranya adalah:

ك ى ذ ل ي ع ن ع أ م ه الل » م ه ، الل ك ت اد ب ع س ح و ر ك ش و ر ا ك م ل ي ظ س ف ن ت م ل ي ظ ن إ ر ث و ي ب ن الذ ر ف غ ي ال ا، ر ف اغ ، ف ت ن أ إال و ي ل

و د ن ع م ة ر ف غ م ر ، م ح ا ن ر ف غ ال ت ن أ ك ن ي إ ر و .«يم ح ال

Artinya: “Ya Alaah, bantulah saya untuk selalu berzikir, bersyukur dan bagus dalam beribadah

kepadamu. Ya Allah, sesungguhnya saya telah menzalimi diriku dengan kezaliman yang banyak dan tidak

ada yang bisa mengampuni dosaku selain Dirimu, maka ampunilah aku dengan ampunan yang berasal

disisimu, dan rahmatilah saya sesungguhnya engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Adapun setelah tasyahud yang pertama pada salat Dzuhur, Asar, Maghrib, dan Isya, maka setelah

membaca dua kalimat syahadat langsung berdiri untuk melaksanakan rakaat yang ke tiga. Kalau ingin

bershalawat Atas Nabi Muhammad maka itu lebih baik sebagaimana keumuman hadits pada hal ini.

Kemudian bangkit untuk melaksanakan rakaat yang ke tiga.

Gerakan dalam salat ada lima: Gerakan yang diharamkan seperti makan; Gerakan yang dimakruhkan, seperti,

menoleh; Gerakan yang boleh, seperti mengelus jenggot; Gerakan yang mustahab, seperti menutup saf yang kosong;

Gerakan yang wajib, seperti menghilangkan najis.

Sujud sahwi: Sebab-sebah sujud sahwi: Menambah; Mengurangi; Ragu. Ragu terbagi menjadi: Ragu setelah

selesai dan menunaikan ibadah maka tidak boleh berpaling kepadanya secara mutlak sampai ada keyakinan yang

mantap; Ragu sedang dalam melaksanakan ibadah, kalau banyak jangan berpaling kepadanya adapun kalau seikit

308

maka dikembalikan pada perkiraanya yang lebih kuat, kalau tidak bisa maka ambilah jumlah yang sedikit. Kalau

seseorang lupa sujud sahwi maka tidak apa-apa.

Jika rukun shalat ditinggalkan maka shalat tidak sah, sampai mendatangkan rukun shalat tersebut dan

mengerjakan yang setelahnya kemudian sujud sahwi. Adapun wajib shalat apabila ditinggalkan karena lupa dan telah

dilewati tempatnya maka hanya sujud sahwi saja.

Pelajaran kesepuluh : Sunah-sunah salat diantaranya: Doa istiftah; Meletakan telapak tangan kanan di

atas telapak tangan kiri dan diletakan di atas dada ketika berdiri, baik sebelum ruku’ atau sesudah ruku’;

Mengangkat kedua tangan sejajar bahu atau telinga ketika takbir pertama juga ketika hendak ruku’ dan

bangun darinya sambil menggabungkan jari jemari dan dibentangkan; Tambahan perkataan rabbana

walakal hamdu setelah bangun dari ruku’; Tambahan perkataan satu kali dari rabighfirli di antara dua sujud;

Mensejajarkan kepala dengan pungung ketika ruku’; Menjaukan lengan atas dari lambung, perut dan paha,

juga menjauhkan paha dari betis ketika sujud; Mengankat kedua lengan dari tanah ketika sujud, Duduk di

atas kaki kiri yang dibentangkan dan menegakan kaki kanan ketika tasyahud awal dan duduk di antara dua

sujud; Duduk tawaruk pada rakaat terakhir dalam shalat yang jumlah rakaatnya tiga atau empat; yaitu

duduk di atas tempat duduknya dan menjadikan kaki kirinya di bawah kaki kanannya serta menegakan kaki

kanan; Mengacungkan jari telunjuk pada tasyahud awal dan yang terakhir, dimulai ketika duduk sampai

akhir dari tasyahud serta menggerakannya ketika bedoa, bersalawat, mendoakan berkah atas Nabi

Muhammad dan keluarganya serta atas Nabi Ibrahim dan keluarganya, baik pada tasyahud yang pertama

ataupun ketika berdoa pada tasyahud yang terakhir; Mengeraskan suara pada shalat subuh, shalat jumat,

shalat dua hari raya, shalat minta hujan, dua rakaat pertama pada shalat maghrib dan dua rakaat pertama

pada salat isya; Membaca dengan suara pelan pada shalat zuhur, ashar, juga pada rakaat yang ketiga pada

shalat maghrib dan dua rakaat terakhir shalat isya; Membaca surat lain sebagai tambahan dari surat al-

Fatihah. Di antara sunah-sunah shalat selain yang kita sebutkan : Tambahan dari perkataan rabbana walal

hamdu setelah bangun dari ruku’ bagi seorang imam, ma’mum, dan bagi yang shalat sendiri, Meletakan

kedua tangan di atas kedua lutut ketika ruku’ sambil merenggangkan jari jemari.

Pembahasan kesebelas : Pembatal-pembatal shalat yaitu ada delapan: Bebicara dengan sengaja dalam

keadaan sadar dan tahu, adapun yang lupa dan bodoh maka tidak membatalkan shalatnya; Tertawa; Makan;

Minum; Terbuka aurat; Berpaling dengan banyak dari arah kiblat; Main-main dengan banyak dan secara

berturut-turut, Batalnya wudhu.

Pembahasan kedua belas : Syarat-syarat wudhu : Islam; Bearakal; Tamyiz; Niat; Melangsungkan

hukum niat yaitu tidak berniat memutusnya sampai selesai bersuci; Tidak adanya yang mengharuskan

wudhu; Bersuci dengan air atau batu sebelum berwudu; Suci dan halalnya air; Menghilangkan apa-apa yang

bisa menghalangi air menyentuh kulit; Masuknya waktu shalat bagi yang selalu hadats.

Pembahasan ketiga belas : Wajib-wajib wudhu ada enam: Mencuci muka termasuk memasukan air

dalam mulut dan hidung; Mencuci kedua tangan sampai siku; Mengusap semua kepala dan termasuk telinga;

Mencuci kedua kaki sampai mata kaki; Tertib; Muwalah (tidak memtus wudhu). Disunahkan untuk

309

mengulangi sampai tiga kali ketika mencuci muka, kedua tangan, kedua kaki dan ketika memasukan air ke

dalam mulut dan hidung. Yang wajib dari semua itu cuma satu kali saja. Adapun mengusap kepala tidak

disunahkan untuk diulangi sebagaimana telah ditunjukan oleh hadits-hadits sahih.

Melangsungkan niat adalah mengambil niat dari awal sampai selesai wudhu tanpa memutusnya.

Tidak adanya yang mengharuskan wudhu misalnya dia tidak berwudhu dalam keadaan memakan daging onta.

Bersuci dengan air atau batu sebelumnya yaitu tidak berwudhu sebelum bersuci dengan air atau batu kecuali

buang angin, bangun dari tidur dan makan daging onta.

Suci dan halalnya air yaitu tidak bersuci dari air yang najis atau hasil curian.

Menghilangkan apa-apa yang bisa menghalangi air menyentuh kulit seperti adonan terigu.

Al Muwalah yaitu tidak menunda mencuci anggota wudhu sementara yang lainnya telah kering..

Pelajaran keempat belas : Pembatal-pembatal wudhu ada enam: Yang keluar dari dua jalan (qubul dan

dubur); Sesuatu yang menjijikan dan najis keluar dari badan; Hilangnya akal karena tidur atau selainnya;

Menyentuh kemaluan dengan tangan tanpa pengalas, baik dubur maupun qubul; Makan daging onta; Murtad

dari Islam. Peringatan penting! memandikan orang yang meninggal, yang benar adalah tidak membatalkan

wudhu, dan ini adalah perkataan kebanyakan para ulama disebabkan tidak adanya dalil yang menunjukan

hal itu. Akan tetapi, kalau tangan yang memandikan menyentuh kemaluan orang yang meninggal tanpa

pengalas maka wajib baginya untuk berwudhu. Yang wajib baginya supaya tidak menyentuh kemaluan

orang yang maninggal kecuali menggunakan alas. Begitu pula, menyentuh perempuan tidak membatalkan

wudhu secara mutlak, baik dengan syahwat ataupun tanpa syahwat sesuai perkataan yang paling sahih dari

dua pendapat para ulama, selama tidak keluar sesuatu darinya. Karena Nabi Muhammad salallahu ‘aliahi

wasallam mencium sebagian istrinya kemudian langsung shalat tanpa berwudhu. Adapun firman Allah yang

artinya: (atau kalian menyentuh wanita), maksudnya adalah bersetubuh, sebagaimana perkataan yang paling

kuat dari dua pendapat para ulama. Ini adalah perkataan ibnu Abas dan sekumpulan ulama yang telah lalu

dan masa sekarang.

Pembahasan kelima belas : Bagi setiap muslim hendaknya memperindah diri dengan akhlak-akhlak

yang disyariatkan, di antaranya adalah jujur, amanah, menjaga diri, malu, berani, dermawan, menunaikan

janji, membersihkan diri dari hal-hal yang diharamkan Allah, bertetangga dengan baik, membantu yang

membutuhkan sesuai dengan kemampuan dan lain sebagainya dari akhlak yang disyariatkan sebagaimana

yang ditunjukan oleh al Qur’an dan sunnah.

Pelajaran keenam belas : Beradab dengan adab-adab Islam, di antaranya adalah salam, menampakan

muka yang berseri-seri, makan dan minum dengan tangan kanan serta membaca bismilah ketika mulai dan

membaca alhamdulillah ketika selesai, mengucapkan Alhamdulillah setelah bersin, mendoakan yang bersin

dengan ucapan “yarhamukallah” jika yang bersin mengucapkan alhamdulillah, menjenguk orang sakit,

mengiringi jenazah untuk dishalatkan dan dikuburkan, mempergunakan adab-adab yang di syariatkan; ketika

masuk mesjid dan rumah serta ketika keluar darinya, ketika safar, bersama orang tua, karib kerabat,

310

tetangga, orang yang lebih tua dan yang lebih kecil, mengucapkan ucapan selamat ketika ada yang

melahirkan, mendoakan keberkahan bagi pasangan yang menikah, ta’ziyah kepada orang yang ditimpa

musibah, dan selain dari itu dari adab-adab Islam seperti dalam berpakayan dan melepaskanya atau

memakai sendal.

Pelajaran ketujuh belas : Peringatan dari syirik dan berbagai macam maksiat.

Ancaman dan peringatan dari kesyirikan serta berbagai maksiat di antaranya adalah tujuh dosa yang

membinasakan dan menghancurkan yaitu, syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan

Allah kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, menuduh

wanita muslimah yng telah bersuami dengan zina. Begitu pula, durhaka kepada kedua orang tua, memutus

kekeluargaan, bersaksi palsu, keimanan yang dusta, menyakiti tetangga, menzalimi manusia berkaitan

dengan darah, harta, dan kehomatanya, minum minuman keras, main kartu (bejudi), ghibah, namimah dan

lain sebagainya dari yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.

Keluar dari dua jalan secara mutlak: seperti air kencing, tinja, air mani, madzi, wadi, kentut, batu kecil dan

darah.

Yang keluar dari tubuh tidaklah membatalkan wudhu kecuali dari jenis air kencing atau tinja.

Tidur, bukanlah pembatal melainkan sebagai persangkaan keluarnya angin, kalau dia merasa bahwa tidak keluar

sesuatu darinya maka tidaklah membatalkan wudhu.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menguatkan bahwa memegang kemaluan disunahkan baginya untuk kembali

berwudhu.

Tata cara bertayamum: berniat, membaca basmalah, memukul satu pukulan di atas tanah dengan telapak tangan,

mengusap wajah dengan kedua telapak kemudian mengusap punggung telapak tangan.

Sifat mandi janabah yang wajib: berniat lalu membaca bismillah kemudian menyiramkan air keseluruh badan

hingga mengenai bulu-bulu badan, yang sedikit atau yang lebat disertai dengan madhmadho (memasukan air dalam

mulut) dan istinsyak (memasukan air dalam hidung). Adapun mandi wajib yang sempurna adalah mencuci kemaluan

terlebih dahulu, lalu mencuci ke dua tangan kemudian berwudhu dan membasahi semua rambut kepala, setelah itu

menyiramkan air pada bagian tubuh sebelah kanan terlebih dahulu sebelum yang kiri kemudian mencuci kedua kaki.

Ziyarah yang disyariatkan di Madinah ada lima: Mesjid nabawi dan karenanya niat rihlah (berpergian) di bangun;

Masjid quba; Kuburan Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasalam dan ke dua sahabatnya; Pekuburan Baqi;

Pekuburan syuhada uhud.

.

Pelajaran kedelapan belas, persiapan-persiapan bagi yang meninggal, shalat dan menguburkannya. Pertama : Disyariatkan bagi orang yang sakratul maut untuk di talqin dengan la ilaha illallah,

sebagaimana hadits Rasulullah (talqinlah orang-orang yang akan meninggal di antara kalian dengan

la ilaha illalllah), makna orang yang akan meninggal adalah orang yang dalam sakratul maut yaitu

Mereka yang telah tampak darinya alamat-alamat kematian. Kedua: Kalau sudah yakin dengan

kematianya maka matanya dipejamkan dan jenggotnya diikat, sebagaimana terdapat dalam sunah

311

Nabi Muhammad salallahu ‘alihi wasallam. Ketiga: Wajib memandikan jenazah seorang muslim

kecuali kalau ia mati syahid di medan jihad, maka tidak dimandikan dan tidak dishalatkan bahkan

dikuburkan dengan pakayan yang ada dibadannya, karena Nabi Muhammad salallahu alaihi

wasallam tidak memandikan dan menshalatkan orang-orang yang meninggal pada perang uhud.

Keempat: Tata cara memandikan jenazah: Menutup auratnya; Diangkat sedikit dan menekan

perutnya dengan tekanan yang ringan; Orang yang memandikan hendaklah melilitkan kain atau

sejenisnya di atas tanganya lalu membersihkan si mayyit dengannya; Mewudhukannya

sebagaimana wudhu dalam shalat; Mencuci kepala dan jenggotnya dengan air yang dicampur daun

bidara atau yang sejenisnya; Memandikan anggota tubuhnya bagian kanan sebelum yang kiri, lalu

memandikannya seperti itu lagi, dua atau tiga kali, dan setiap kali memandikannya hendaklah

tanganya menekan perut si mayyit, kalau ada sesuatu yang keluar maka hendaklah ia

membersihkanya sambil menutup lubang tempat keluarnya sesuatu tersebut dengan kain dan

semisalnya, jika tidak cukup kuat maka boleh menggunakan tanah liat panas atau dengan alat-alat

medis sekarang, seperti perekat dan semisalnya, lalu mengulangi wudhunya; Kalau tiga kali belum

bersih juga, maka di ulang lima atau tujuh kali kemudian mengeringkanya dengan kain;

Memakaikan wewangian pada lipatan-lipatan tubuhnya (ketiak dan selangkaanya), juga anggota

tubuhnya yang sujud, namun jika diberi wewangian pada seluruh anggota tubuhnya maka itu lebih

baik; Mengasapi kain kafannya dengan asap kayu-kayu wangi; Kalau kumis dan kukunya panjang

maka sebaikanya dipendekan adapaun kalau dibiarkan maka tidak mengapa; Tidak menyisir

rambutnya; Tidak mencukur bulu kemaluanya dan tidak dikhitan, karena tidak ada dalil yang

menunjukan hal itu; Jika si mayyit adalah wanita, maka rambutnya dijalin menjadi tiga dan

diulurkan kebelakang. Kelima : Mengkafani jenazah, yang paling baik untuk mengkafani jenazah

laki-laki adalah dengan tiga lembar kain putih tidak ada baju dan tidak ada imamah sebagaimana

yang telah dilakukan Nabi Muhammad salallahu alaihi wasallam, dan di buat bertingkat-tingkat.

Kalau dikafani dengan dibuatkan baju, sarung, dan selimutnya, maka tidak mengapa. Adapun wanita

maka dikafani dengan lima lembar kain: baju pelapis, kerudung, sarung, dan dua selimut. Adapun

anak balita maka dikafani dengan satu lembar sampai tiga kain, yakni dikafani dengan satu baju dan

dua selimut. Yang wajib pada semuanya adalah satu lembar yang menutup semua badan. Adapun

seorang yang meninggal masih dalam keadaan ihram (melaksanakan haji dan umrah) maka

dimandikan dengan air yang dicampur daun bidara, dikafani dengan dua kain ihram yang dipakainya

atau selainya, kepala dan mukanya tidak ditutup, dan tidak diberi wewangian, karena pada hari

kiamat akan dibangkitkan dalam keadaan bertalbiyah, sebagaimana hadits sahih dari Nabi

Muhammad salallahu alaihi wasallam.

Adapun wanita yang meninggal saat ihram maka dikafani seperti yang lainnya. Namun tidak diberi

wewangian, mukanya tidak ditutup dengan cadar dan tanganya tidak ditutup dengan sarung tangan,

akan tetapi muka dan ke dua tanganya di tutup dengan kain kafan yang mengkafaninya,

312

Sebagaimana yang telah dijelaskan tentang tata cara mengkafani wanita. Keenam : orang yang

paling berhak memandikan jenazah, mengkafani dan menguburkanya: orang yang di beri wasiat,

bapak, kakek, kemudian yang terdekat dari keluarganya yang mendapat warisan darinya. Adapun

yang paling utama untuk memandikan wanita adalah orang yang di beri wasiat, ibu, nenek, kemudian

wanita yang terdekat denganya. Bagi pasangan suami istri, satu sama lain diperbolehkan untuk saling

memandikan, karena Abu Bakar as-Sidik dimandikan istrinya, begitu pula Ali radhiallahu ‘anhu,

yang memandikannya adalah istrinya Fatimah radhi Allah ‘anha. Ketujuh : Tata cara menyalatkan

jenazah: bertakbir empat kali; setelah takbir pertama membaca al Fatihah dan kalau membaca surat-

surat pendek atau satu dan dua ayat maka itu lebih baik, sebagaimana hadits sahih dari Ibnu ‘Abas

radhi Allahu ‘anhuma. Kemudian bertakbir untuk rakaat yang kedua dan bersalawat atas Nabi

Muhammad sebagaimana salawat dalam tasyahud. Lalu bertakbir untuk rakaat yang ketiga dan

membaca:

م » ه ل نا، ال نثا وأ نا ر وذك نا، ر وكبي نا ر غي وص وغائبنا، نا شاهد و تنا، مي و نا حي ر ل م اغف ه ل ـى ال ل ـه ع ـا فأحي من ـه أحييت م

وا ر له، م اغف ه ل لى اإليمان، ال ه ع يته فتوف توف م و م، ال س له، اإل مدخ ع س و و زله، ن م ر وأك ف عنه، واع وعافه، رحمه،

الد م بيض وب األ ى الث طايا كما ينق خ وال نوب الذ م ه نق و رد، والب لج والث بالماء له را واغس ـ را خي ـه دا بدل وأ نس،

ال خ وأه ره، دا وأم ر، بالنا وعذا ر عذاب القب م وأعذه جنة، له ال وأدخ وجه، ز م را ا خي وج ز و له، أه م را فسح ي

عده ب نا ل ض ت وال ره، منا أج ر ح ت م ال ه ل ر له فيه، ال نو و ره قب هفي «ل

Artinya: “ya Allah, ampunilah orang-orang yang hidup dan mati diantara kami, yang menyaksikan

dan yang tidak hadir, yang besar dan yang kecil, laiki-laiki maupun wanita. Ya Allah, barang siapa

yang Engkau hidupkan di antara kami maka hidupkanlah di atas islam dan barang siapa Enkau

wafatkan maka fwafatkanlah di atas islam. Ya Allah ampunilah dia (si mayyit), kasihilah,

selamatkanlah, maafkanlah, muliakanlah kedudukanya, luaskanlah tempatnya, mandikanlah dia

dengar air, air salju, dan air embun, bersihkanlah dosa-dosanya sebagaiman pakayan putih

dibersihkan dari noda-noda, gantilah tempatnya dengan tempat yang lebih baik, keluarga yang

lebih baik dari keluarganya, masukanlah kedalam surga dan lindungilah dari azab kubur dan azab

neraka serta lapangkanlah kuburnya dan terangilah. Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami dari

pahalanya dan janganlah sesatkan kami setelahnya”.

Kemudian bertakbir untuk yang keempat, lalu salam pada sebelah kanan dengan satu kali salam.

Dan disunahkan pada setiap kali takbir untuk mengankat tangan. Jika jenazahnya wanita maka

ucapanya adalah :

لهن..) dan kalau jenazahnya banyak ucapanya adalah ,( اللهم اغفر لها ) اغفر .(اللهم adapun kalau

jenazahnya anak kecil maka doa memintakan ampun bagi jenazah diganti dengan ucapan:

ل » و ط ر ف ه ل ع اج م ه ال ا را ل و ذخ و ه ي د ال ع ف ش ، ب ي جا م ل ا ز و م ه ب ل ق ث م ه ا، ال و م ه ين ا ع أ ا، ر ج أ ه ب م ظ و م ه و ص ب ه ق ح ل أ ا، ح ال

م ؤ م ال ف ل س ن و ي ة ال ف ي ك ف ه ل ع اج ، م اه ر ب إ ص ه ي ل ع ي ب م ال الس و ة ال ال قه و م ح ر ، م ح ج ال اب ذ ع ك ت «ي

313

Artinya: “ya Allah, jadikanlah dia (si mayyit) sebagai pahala yang disegerakan dan simpanan

pahala bagi ke dua orang tuanya serta sebagai syafaat yang dikabulkan. Ya Allah, beratkanlah

timbangan ke duaorang tuanya dan lipat gaandakanlah pahala keduanya, dan kumpulkanlah (si

mayyit) dengan orang-orang saleh terdahulu yang beriman dan jadikanlah dalam asuhan Nabi

Ibrahim dan lindungilah ia dengan rahmatmu dari azab kubur”.

Disunahkan bagi seoarang imam berdiri sejajar kepala, kalau jenazahnya adalah laki-laki, dan

berdiri sejajar bagian tengah kalau jenazahnya adalah wanita. Kalau terkumpul antara jenazah laki-

laki dan wanita maka jenazah laki-laki diletakan paling dekat dengan imam dan wanita

dibelakangnya kearah kiblat . Adapun kalau bersama mereka jenazah anak-anak kecil maka jenazah

anak laki-laki lebih dikedepankan dari jenazah wanita, dan jenazah anak kecil wanita dibelakang

jenazah wanita dewasa. Dan supaya kepala anak laki-laki sejajar dengan kepala laki-laki dewasa dan

bagian tengah badan wanita sejajar dengan kepala laki-laki, begitu pula dengan anak kecil wanita

kepalanya sejajar dengan wanita dewasa dan supaya tengah badanya sejajar dengan kepala laki-laki.

Kemudian semua yang salat supaya berada di belakang imam kecuali ada salah seorang yang tidak

mendapat tempat di belakang imam maka tidak mengapa ia berdiri di sebelah kanan imam.

Kedelapan : Tata cara penguburan jenazah, disyariatatkan untuk memperdalam kuburan hingga

setengah laki-laki dan supaya ada liang lahad pada sisi kiblat. Hendaklah jenazah diletakan di liang

lahad dengan menyamping bagian kanan. Pengikat kain kafan di buka dan jangan dilepas, akan tetapi

tetap ditinggalkan. Muka jenazah jangan dibuka, baik itu jenazah laki-laki ataupun jenazah wanita.

menegakan batu bata diatasnya dan diplaster dengan tanah supaya kuat dan terjaga dari debu. Kalau

susuh mendapatkan batu bata maka tidak mengapa dari selainya seperti papan, batu, dan kayu yang

bisa mencegahya dari debu. Lalu menaburkan tanah diatasnya dan disunahkan untuk mengucapkan

bismillah wa ‘ala milati Ibrahim. Hendaklah kuburan dibangun setinggi satu jengkal dan melatakan

batu-batu kecil diatasnya kalau memungkinkan lalu disiram dengan air. Disyariatkan bagi yang

menghadiri pengkuburan untuk berdiri di sisi kubur dan mendoakan jenazah. Sebagaiman Nabi

Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam ketika selesai menguburkan jenazah, beliau berdiri dan

berkata: mintakanlah ampun buat saudara kalian dan mintakanlah keteguhan untuknya karena

sekarang ia ditanya.

KeSembilan: Disyariatkan bagi yang belum mensalatkannya untuk mensalatkanya setelah selesai

penguburan sebagaimana Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam telah melakukanya, dengan

catatan belum melebihi waktu satu bulan. Kalau sudah lebih, maka tidak disyariatkan lagi untuk

shalat di atas kuburan. karena tidak didapatkan dari Nabi Muhammad salallahu ‘alaihiwasallam,

shalat di atas kuburan setelah lewat sebulan dari penguburan.

Kesepuluh: Tidak diperbolehkan bagi keluarga si mayyit untuk membuat makanan bagi orang-orang

yang datang. Sebagaimana perkataan Jarir bin Abdullah al-Bajaly seorang sahabat yang mulia

semoga Allah merahmatinya: (kami menganggap berkumpul pada keluarga si mayyit dan membuat

314

makanan setelah penguburan sebagai niyahah). Adapun membuatkan makanan untuk keluarga si

mayyit atau tamu-tamu mereka maka tidak mengapa. Dan disyariatkan bagi keluarga terdekat dan

tetangga untuk membuatkan makanan bagi keluarga si mayyit. Sebagaimana Nabi Muhammad

salallahu ‘alihi wasallam ketika datang kabar kematian Ja’far bin Abi Thalib di Syam, beliau

menyuruh keluarganya untuk membuatkan makanan bagi keluarga Ja’far. Beliau berkata:

(sesugguhnya telah datang perkara yang membuat mereka sibuk). Tidak mengapa bagi keluarga si

mayyit untuk memanggil tetangga mereka atau selain mereka untuk makan makanan yang

dihadiahkan kepada mereka. Dalam hal ini tidak ada batasan waktu dari syariat sesuai pengetahuan

kami.

Kesebelas : Tidak boleh bagi seorang wanita untuk berkabung atas si mayyit melebihi tiga hari

kecuali istrinya; bahwa diwajibkan baginya untuk berkabung empat bulan sepuluh hari kecuali bagi

yang hamil, maka sampai melahirkan sebagaimana hadits sahih dari Nabi Muhammad salallahu

‘alihi wasallam. Adapun laki-laki maka tidak boleh baginya berkabung atas salah seorang

keluarganya atau selainya.

Kedua belas : Disyariatkan bagi laki-laki kapan pun waktunya untuk berziarah kekuburan untuk

mendoakan dan memintakan rahmat bagi mereka serta untuk mengingat kematian dan mengingat

setelah kematian, sebagaimana sabda Rasulullah: (hendaklah kalian ziyarah kekuburan karena itu

akan mengingatkan kalian akhirat). Dan Nabi Muhammad salallahu alaihi wasallam mengajarkan

para sahabat ketika menzirahi kuburan untuk mengucapkan :

م » ال مالس ك لي أهل ع م ر يا الد مني المؤ لمي والمس نشاءاهلل اإ ن م وإ ك ل الحقون ب سأ م لنا اهلل ،أ ك عافية، ول م ال رح ي

مي اهلل منا المستقد ري «والمستأخ

Artinya: “kesejahteraan atas kalian penghuni kubur dari orang-orang yang beriman dan yang

muslim Dan sesungguhnya kami dengan izin Allah akan menyusul kalian. Kami meminta

keselamatan buat kami pribadi dan kalian semua. Semoga Allah merahmati orang –orang yang

mendahului kami dan orang-orang yang berikutnya”.

Adapun wanita tidak disyariatkan bagi mereka untuk ziyarah kekuburan karena Rasulullah melaknat

wanita-wanita yang menziyarahi kuburan, juga ditakutkan atas mereka fitnah dan kurangnya

kesabaran mereka. Begitu pula, tidak boleh bagi mereka untuk mengiringi jenazah sampai

kekuburan, karena Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam telah melarang mereka melakukan

itu. Adapun shalat atas si mayyit di mesjid atau di mushala maka disyariatkan bagi laki-laki dan

wanita. Inilah akhir yang bisa kami kumpulkan, salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada

Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan sahabatnya.

Syarat Rukun Wajib Sunah Keluar dari hakekat

ibadah

……………………. Masuk hakikat

ibadah

…………………………………

315

Terus menerus dalam

semua ibadah

………………………. Hanya pada

sebagian ibadah

saja

……………………………….

Tidak sah kalau tidak

tahu, lupa ataupun

sengaja

………………………… Sah kalau tidk tahu

dan lupa, tidak sah

kalau sengaja

Sah kalau tidak tahu,

lupa, ataupun sengaja

Tidak ada sujud sahwi

Tidak bisa ditebus

dengn sujud

sahwi

Ditebus dengan

sujud sahwi

………………………………..

Ujian beberapa pelajaran penting bagi segenap umat

1. ..........................................................................................................

2. .........................................................................................................

Mengapa kita harus

belajar (beberapa

pelajaran penting) dan

siapa pengarangnya?

……………………………………………………………….

Metode menghafal

alqur’an setiap hari

………………………………………………….

Kitab tafsir apa yang

perlu kita pelajari

1. ...................................................... meniadakan .....................................................

2. ...................................................... meniadakan .....................................................

3. ...................................................... meniadakan .....................................................

4. ...................................................... meniadakan .....................................................

5. ...................................................... meniadakan .....................................................

6. ...................................................... meniadakan .....................................................

7. ...................................................... meniadakan .....................................................

8. ................................................................................................................................

Syarat-syarat Laa Ilaaha

Illallah

………………………………………………

Syair syarat-syarat Laa

Illaha Illallah

Apa makna mengilmui

syahadat Laa Ilaaha

Illallah

1. ..........................................................................................................................

2. .................................................................................................................

3. ..................................................................................................................

Contoh syirik besar

316

4. ..................................................................................................................

1. ..........................................................................................................................

2. ........................................................................................................................

3. ........................................................................................................................

4. …………………………………………………………………………………

Contoh syrik kecil

1. ..........................................................................................................................

2. ....................................................................................................................

3. .......................................................................................................................

4. ………………………………………………………………………………

5. …………………………………………………………………………….

6. ……………………………………………………………………………….

7. …………………………………………………………………………………

8. ………………………………………………………………………………..

Syarat-syarat salat

9. ..........................................................................................................................

10. .....................................................................................................................

11. .....................................................................................................................

12. ………………………………………………………………………………..

13. ……………………………………………………………………………….

14. ………………………………………………………………………………..

15. ……………………………………………………………………………….

16. ……………………………………………………………………………….

Syarat-syarat shalat

Siapakah yang dimaksud

dengan mumayyiz?

1. ......................................................................................................................

2. .....................................................................................................................

Macam-macam hadats

dan cara

menghilangkanya

1. ......................................................................................................................

2. ......................................................................................................................

Menghilangkan najis

terdiri atas

1. ............................................................................................................................

2. ........................................................................................................................

Macam-macam menutup

aurat

317

3. .........................................................................................................................

1. ………………………………………….8…………………………………….

2. ………………………………………….9………………………………………..

3. …………………………………………10…………………………………………

4. ………………………………………. 11…………………………………………

5. …………………………………………12…………………………………………

6. ………………………………………... 13…………………………………………

7. ……………………………………………….

Rukun-rukun salat

1. ..............................................................................................................

2. ...........................................................................................................

Bagaimana mengetahui

yang lemah tidak mampu

berdiri dalam shalat?

……………………………………………………………………………

Bagaimana agar khusyu

dalam melaksanakan

shalat?

1. …………………………………………5……………………………………………

2. …..…………………………………… 6……………………………………………

3. ………………………………………….7………………………………………...

4. ………………………………………….

Wajib-wajib shalat

Ucapan syahadat

1. …………………………………………8……………………………………………

2. ……………………………………….. 9…………………………………………….

3. . ……………………………………… 10………………………………………….

4. ……………………………………….. 11…………………………………………..

5. …………………………………………12………………………………………….

6. ……………………………………….. 13 …………………………………………..

7. …………………………………………..

Sunah-sunah shalat

1. ………………………………………………………………

2. ................................................................................................

Tempat-tempat berdoa di

dalam shalat

1. ………………………………………. 5 …………………………………………

2. ………………………………………. 6…………………………………………

3. ………………………………………. 7………………………….....................

4. …………………………………………

Pembatal-pembatal

shalat

318

1. ..........................................................................................................................

2. ............................................................................................................................

3. ..........................................................................................................................

4. ........................................................................................................................

5. ..........................................................................................................................

Gerakan-gerakan dalam

shalat serta sebutkan

setiap contoh dari

masing-masing gerakan

1. …………………………………………………………………………….

2. …………………………………………………………………………….. Sebab-sebab sujud sahwi

1. ………………………………………………………………………………..

2. ……………………………………………………………………………….. Macam-macam ragu

1. ………………………………………………………………………………..

2. ……………………………………………………………………………….

Macam-macam ragu

dalam shalat

1. ..........................................................................................................................

2. .........................................................................................................................

3. ........................................................................................................................

4. ………………………………………………………………………………..

5. ……………………………………………………………………………….

6. ……………………………………………………………………………….

7. …………………………………………………………………………………

8. ………………………………………………………………………………….

9. ...........................................................................................................................

Syarat-syarat wudhu

…………………………………………………………………………………………..

Makna melangsungkan

hukum niat dalam

wudhu?

……………………………………………………………………………………………

Makna terputusnya yang

mengharuskan wudhu

1. ..........................................................................................................................

2. ..........................................................................................................................

3. ..........................................................................................................................

4. …………………………………………………………………………………..

5. ………………………………………………………………………………….

6. …………………………………………………………………………………

Fardhu wudhu

1. ..........................................................................................................................

2. ..........................................................................................................................

3. ...........................................................................................................................

4. ………………………………………………………………………………….

Pembatal-pembatal

wudhu

319

5. …………………………………………………………………………………..

6. …………………………………………………………………………………..

Makna al-muwala (tidak

terputus) dalam wudhu

Sifat tayamum

………………………………………………………………………………………….. Sifat mandi wajib

……………………………………………………………………………………….

Sifat mandi besar yang

mustahab

1. ..........................................................................................................................

2. .........................................................................................................................

3. ........................................................................................................................

Macam-macam

menghilangkan najis

bersama contohnya

………………………………………………………………………………………… Sifat shalat mayyit

1. ..........................................................................................................................

2. ..........................................................................................................................

3. ..........................................................................................................................

4. ……………………………………………………………………………………

5. …………………………………………………………………………………..

Ziarah yang disyariatkan

di Madinah

1. ………………………………………… 6……………………………………..

2. ………………………………….......... 7……………………………………..

3. …………………………………………. 8…………………………………….

4. …………………………………………...9…………………………………...

5. …………………………………………..10…………………………………….

Akhlak-akhlak yang

disyariatkan

1. …………………………………………..6………………………………………..

2. ………………………………………… 7…………………………………………

3. …………………………………………..8…………………………………………

4. …………………………………………..9…………………………………………

5. ………………………………………….10…………………………….

Adab-adab Islam

Hukumnya Amalan Hukumnya Amalan

………………………. Syirik kecil ………………………. Syirik besar

…………………….. Shalat orang kafir ………………………. Syirik Khofi (tersembunyi)

……………………… Shalat anak kecil ……………………… Shalat orang gila

……………………..

Shalat dan terdapat padanya

najis ……………………….

Shalat tanpa wudhu karena

lupa

320

……………………..

Shalat dalam keadaan

terbuka kedua lututnya …………………………. Menghadap kiblat

…………………….. Shalat diatas kendaraan ……………………….. Shalat setelah keluar waktu

………………………. Shalat dalam keadaan duduk ………………………. Melafazkan niat

…………………….. Tasyahud dalam shalat …………………………..

Membaca al-Fatihat pada

setiap rakaat shalat

………………………

Shalat sunnah dalam keadaan

junub ……………………… Shalawat Ibrohimiah

……………………… Berbicara dalam shalat ………………………

Membaca al Qur'an dalam

sujud

………………………

Menambah satu rakaat dalam

shalat ……………………… Menoleh dalam shalat

……………………… Lupa dalam sujud sahwi ………………………

Meninggalkan rukun

dibelakang imam

………………………

Mendengar bunyi dalam

perutnya ………………………

Ragu dalam wudhu saat

melaksanakan shalat

……………………… Ragu ditengah shalat ………………………

Ragu meninggalkan rukun

setelah shalat

………………………

Lupa mengatakan

Rabbighfirli ………………………

Lupa tasyahud awal lalu

berdiri

……………………… Lupa takbiratul ihram ………………………

Mendapati imam dalam ruku

dan tidak membaca Al

Fatihah

………………………

Niat mengulang wudhu

kemudian shalat ………………………

Niat memutus wudhu

kemudian

menyempurnakannya

……………………… Berwudhu sebelum istinja ………………………

Wudhu dalam keadaan

memakan daging unta

………………………

Mencuci dua betis dalam

wudhu ………………………

Berwudhu & diatas

tangannya terdapat adonan

……………………… Menyela – nyela jenggot ………………………

Mengambil air yang baru

untuk mencuci telinga

………………………

Membasuh anggota Wudhu

lebih dari tiga kali ………………………

Membasuh anggota wudhu

masing – masing sekali

………………………

Membasuh kepala lebih dari

satu kali ………………………

Mencuci dua telapak tangan

sebelum wudhu

321

………………………

Apakah memandikan mayyit

membatalkan wudhu? ………………………

Apakah mengantuk

membatalkan wudhu

……………………… Shalat setelah berenang ………………………

Sahalat setelah mandi besar

& tidak berwudhu

………………………

Mensucikan kencing anak

perempuan ………………………

Mensucikan kencing anak

laki - laki

………………………

Meninggalkan takbir dalam

shalat jenazah ……………………… Ziarah wanita kekuburan

……………………… Ziarah syuhada perang badar ……………………… Ziarah kekubur Nabi

Perbedaan Antara : Sunnah Wajib Rukun syarat

………………………. ……………………………. …………………….. …………………………….

……………………….. ………………………………. ………………………. …………………………….

………………………. ……………………………. ……………………… …………………………….

………………………. ………………………………. ………………………. …………………………….

322

«األربعون النووية») Hadits Arba'in Nawawiyah (

احلــديث األو

HADITS PERTAMA

الـخط اب بن حفصعمر أبي الـمؤمنين أمير تعالىعنه-عن اهلل-رضي

اهلل سمعترسول يقول:ملسو هيلع هللا ىلصقال:

« بالن ي ل ما األعما ن سوإ ر و رته إلى اهلل هج سوله، ف ور رته إلى اهلل ج كانت ه ى، فم نو ما ئ مر كل ا ما ل ن وإ له، ات،

ر إليه ما هاج جرته إلى ه ها ف ح رأة ينك م و ا ها أ صيب نيا ي جرته إلى د نت ه كا م .رواه«وثينأبوعبداهلل إماماالـمحد

الـجعفي البخاري بردزبه بن الـمغيرة بن إبراهيم بن إسماعيل بن د محم وأبو(1)رقم بن مسلمالـحسين ،

اجبنمسلمالقشيريالن يسابوري الكتبالـمصن فة(،1907)رقمالـحج ذينهماأصح .فيصحيحيهماالل

Kosa kata: Perbuatan األعمالجالعمل

امرء Seseorang

نوى (Dia) niatkan

امرأة Seorang wanita

Arti Hadits: Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata,

"Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap

perbuatan124)

tergantung niatnya125)

. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)

berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya126)

karena (ingin mendapatkan

keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya.

Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena

wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia

niatkan.

(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al

Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim

Al Qusyairi An Naisaaburi di dalam dua kitab Shahih, yang merupakan kitab yang paling

shahih yang pernah dikarang).

1. Yang dimaksud perbuatan di sini adalah amal ibadah yang membutuhkan niat.

2. Niat adalah keinginan dan kehendak hati.

1. Makna kata "Hijrah" secara bahasa: meninggalkan, sedangkan menurut syariat artinya:

meninggalkan negeri kafir menuju negeri Islam dengan maksud bisa melakukan ajaran agamanya

dengan tenang. Yang dimaksud dalam hadits ini adalah perpindahan dari Mekkah ke Madinah

sebelum Fathu Makkah (Penaklukan kota Mekkah th. 8 H).

323

Catatan: 1. Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam

Ahmad dan Imam Syafi’i berkata: Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga

ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan

anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu bagian dari ketiga unsur tersebut.

Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata," Hadits ini mencakup tujuh puluh

bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata," Hadits ini merupakan

sepertiga Islam.

2. Sebab dituturkannya hadits ini, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke

Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama:

“Ummu Qais” bukan untuk meraih pahala berhijrah. Maka orang itu kemudian dikenal

dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).

Kandungan Hadist: 1. Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah

tidak akan menghasilkankan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).

2. Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.

3. Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal

shaleh dan ibadah.

4. Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.

5. Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari

keridhaan Allah maka dia akan bernilai ibadah.

6. Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.

7. Hadits di atas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia

merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah

adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan

perbuatan.

Tema-tema hadits: 1. Niat dan keikhlasan: 7: 29, 98: 5

2. Hijrah: 4: 97, 2: 218, 3: 195, 8: 72

3. Fitnah dunia: 3: 145, 4: 134, 6: 70, 8: 67

324

ايناحلـديث الث

HADITS KEDUA

عمر الل هڤعن رسول عند جلوس نحن بينما قال: رملسو هيلع هللا ىلصأيضا علينا طلع إذ يوم، بياضذات شديد جل

فر،واليعرفهمن اأحد،حت ىجلسإل عـر،اليرىعليهأثرالس الل ياب،شديدسوادالش فأسندركبتيهملسو هيلع هللا ىلصىالن بي

يهعلىفخذيه،وقال:يامح د؛أخبرنيعناإلسالمإلىركبتيه،ووضعكف الم ملسو هيلع هللا ىلص:»فقالرسولاهلل،م أن اإلس

ض م م ر صو وت كاة، ز وتؤتي ال الة، وتقيم الص ل اهلل، سو ر حمدا وأن م هد أن ال إله إال اهلل، حج البيت إن تش ان، وت

ال سبي عت إليه ستط قه ،قال:«ا باهلل »قال:،:فأخبرنيعناإليمانقال!صدقت؛فعجبناله:يسألهويصد م أن تؤ

ه ر ش ره و ر خي بالقد م وتؤ ر، آلخ واليوم ا له رس وكتبه و كته الئ م خبرنيعناإلحسان،قال:فأ،،قال:صدقت«و

را »قال: ه ي ن راه فإ ت ك إن لم ت راه، ف ك ت كأن عبد اهلل اعة«.أن ت فأخبرنيعنالس ها »قال:،قال: ل عن ما المسؤو

ائل الس م لم اء »قال:،قال:فأخبرنيعنأمارتها،«بأع رعاء الش عالة راة ال ع رى الحفاة ال وأن ت ها، ربت مة لد األ أن ت

ولون في البنيان طا «يت انطلق،قال: ،ثم قال: ثم يا،مل ائل »فلبلت الس م ي ر ر، أتد ؟يا عم ورسوله« اهلل قلت:

م »قال:،مأعل ك كم دين لم ع م ي ريل، أتاك ه جب ن إ .(8)رقمرواهمسلم،«ف

Kosa kata: Terbit / datang طلع

Menyandarkan أسند

يهملنىكف Kedua telapak tangan كف

Kedua pahanya فخذيهملنىفخذ

Berangkat / Bertolak انطلق

Kedua lututnya بةركبتيهملنىرك

Bekas أثر

Telanjang kaki الحفاةجالحايف

Tanda-tanda أماراتجأمارة

Telanjang العراةجالعاري

Penggembala رعاءجراعي

Saling meninggikan يتطاولون

Arti hadits : Dari Umar radhiyallahu `anhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi

Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang

mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-

bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Hingga

kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada

lututnya (Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam) seraya berkata, “ Ya Muhammad, beritahukan

325

aku tentang Islam ?”, Maka bersabdalah Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam: “ Islam

adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah (tuhan yang disembah) selain Allah, dan

bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat,

puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata, “ anda benar “. Kami

semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “

Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda, “ Engkau beriman kepada Allah,

malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman

kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudia dia berkata, “ anda benar“.

Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda, “ Ihsan

adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak

melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata, “ Beritahukan aku tentang

hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda,“ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang

bertanya ". Dia berkata,“ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda, “ Jika

seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan

dada, miskin lagi penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan

bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau

(Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam) bertanya,“ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”.

Aku berkata,“ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda,“ Dia adalah Jibril

yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)

Catatan: Hadits ini merupakan hadits yang sangat dalam maknanya, karena didalamnya terdapat

pokok-pokok ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan.

Hadits ini mengandung makna yang sangat agung karena berasal dari dua makhluk

Allah yang terpercaya, yaitu: Amiinussamaa’ (kepercayaan makhluk di langit/Jibril)

dan Amiinul Ardh (kepercayaan makhluk di bumi/ Rasulullah shallallahu`alaihi wa

sallam )

Kandungan Hadist : 1. Disunnahkan untuk memperhatikan kondisi pakaian, penampilan dan kebersihan,

khususnya jika menghadapi ulama, orang-orang mulia dan penguasa.

2. Siapa yang menghadiri majlis ilmu dan menangkap bahwa orang–orang yang hadir butuh

untuk mengetahui suatu masalah dan tidak ada seorangpun yang bertanya, maka wajib

baginya bertanya tentang hal tersebut meskipun dia mengetahuinya agar peserta yang

hadir dapat mengambil manfaat darinya.

326

3. Jika seseorang yang ditanya tentang sesuatu maka tidak ada cela baginya untuk berkata,

“Saya tidak tahu“, dan hal tersebut tidak mengurangi kedudukannya.

4. Kemungkinan malaikat tampil dalam wujud manusia.

5. Termasuk tanda hari kiamat adalah banyaknya pembangkangan terhadap kedua orang

tua. Sehingga anak-anak memperlakukan kedua orang tuanya sebagaimana seorang tuan

memperlakukan hamba-sahayanya.

6. Tidak disukainya mendirikan bangunan yang tinggi dan membaguskannya selama tidak

dibutuhkan.

7. Di dalamnya terdapat dalil bahwa perkara ghaib tidak ada yang mengetahuinya selain

Allah ta’ala.

8. Di dalamnya terdapat keterangan tentang adab dan cara duduk dalam majlis ilmu.

Tema-tema hadits : 1. Iman: 2: 285, 5: 5, 6: 82 dll.

2. Islam: 2: 112, 4: 125, 72: 14, 40: 66, 3: 19, 5: 3

3. Ihsan: 18: 30, 28: 77, 17: 7, 5: 93

4. Hari akhir: 7: 187, 22: 7, 31: 34 .

5. Ilmu ghaib hanya Allah yang mengetahui: 2: 3, 27: 65, 6: 50, 7: 188

6. Belajar & mengajarkan Islam: 16: 43, 21: 7, 3: 79, 9: 122

الثاحلـديث الث

HADITS KETIGA

بنعمربنالخط ابحمـنعبداهلل لى » يقول:ملسو هيلع هللا ىلصقال:سمعترسولاهللڤعنأبيعبدالر م ع ال ـ س بني اإل

سول ر و دا عبده حم م وأن إله إال اهلل هادة أن ال ش ه خمس: وإ م ، ـو وص ـت، ـج البي وح ـاة، ك ز ـاء ال وإيت الة، ص م ال قا

ضان م «. ر .(16)رقمومسلم(8)رقمرواهالبخاري

Kosa kata : mendengar (saya) سمعت

)بنى( Dibangun بني

Terjemah hadits : Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Alh Khottob radiallahuanhuma dia

berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Islam dibangun

di atas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad

327

utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa

Ramadhan. (Riwayat Turmuzi dan Muslim).

Kandungan Hadist : 1. Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam menyamakan Islam dengan bangunan yang

kokoh dan tegak di atas tiang-tiang yang kuat.

2. Pernyataan tentang keesaan Allah dan keberadaan-Nya, membenarkan kenabian

Muhammad shallallahu`alaihi wa sallam , merupakan hal yang paling mendasar

dibanding rukun-rukun yang lainnya.

3. Selalu menegakkan shalat dan menunaikannya secara sempurna dengan syarat rukunnya,

adab-adabnya dan sunnah-sunnahnya agar dapat memberikan buahnya dalam diri seorang

muslim yaitu meninggalkan perbuatan keji dan munkar karena shalat mencegah

seseorang dari perbuatan keji dan munkar.

4. Wajib mengeluarkan zakat dari harta orang kaya yang sudah terpenuhi syarat-syarat

zakat lalu memberikannya kepada orang-orang fakir dan yang membutuhkan.

5. Wajibnya menunaikan ibadah haji dan puasa (Ramadhan) bagi setiap muslim.

6. Adanya keterkaitan rukun Islam satu sama lain. Siapa yang mengingkarinya maka dia

bukan seorang muslim berdasarkan ijma’.

7. Nash di atas menunjukkan bahwa rukun Islam ada lima, dan masih banyak lagi perkara

lain yang penting dalam Islam yang tidak ditunjukkan dalam hadits ini. Rasulullah

shallallahu`alaihi wa sallam bersabda:

اإليمانبضعوسبعونشعبة

“ Iman itu memiliki tujuh puluh lebih cabang “

8. Islam adalah aqidah dan amal perbuatan. Tidak bermanfaat amal tanpa iman demikian

juga tidak bermanfaat iman tanpa amal.

Tema-tema hadits : 1. Wala’ dan Bara’ dalam syahadatain: 2 : 256, 16 : 36

2. Shalat: 2: 3, 19: 31, 20: 132,

3. Zakat: 9: 71, 19: 55, 73: 20

4. Haji: 3: 97, 2: 196, 22: 27

5. Puasa: 2: 183, 2: 185.

328

ابـعاحلـديث الر

HADITS KEEMPAT

عود مس ب عبد اهلل ـ حم ر بي عبد ال أ ل ڤ ع ل اهلل قا سو ر ثنا وق: ملسو هيلع هللا ىلص : حد صد ـ ـم ادق ال ص م »وهو ال إن أحدك

مثل غة ض م كون م ي ك، ث مثل ذل لقة كون ع م ي ما، ث يو عي ب ر ه أ م أ ط ب يف لقه جمع خ ك ي ل ـم ـ ـل ال س ر م ي ـ ك، ث ـ ، ذل

عيد، فو فينفخ فيه ـ س م شقي أ و له، وعم له، وأج قه، ز ر كتب ب لمات: بع ك ر بأ ر م ويؤ وح، ر ره؛ إن ال ـ ـه غي إل ي ال ـذ ال

راع، ها إال ذ بين و بينه كون ما ي ى جنة، حت ـ عمل أهل ال ب عمل م لي ر أحدك عمل أهل النا ب عمل كتاب، في ليه ال فيسبق ع

راع، ها إال ذ بين و بينه كون ما ي ى ر حت عمل أهل النا ب عمل م لي وإن أحدك ها، ل ـل فيدخ عم ـاب، في كت ـه ال لي ـبق ع فيس

ـ عمل أهل ال هاب ل ي « جنة، فيدخ ر خا واه الب قم ر 3)ر م (208 ل مس 26) و 43).

Kosa kata: Menyampaikan (kpd kami) حدثنا

لقه Penciptaan(nya) خ

ط Perut ب

طفة Setetes mani ن

لقة Setetes darah ع

غة Segumpal daging مض

لك Bentuk tunggal dari الم

Meniup ينفخ

له Kematian (nya) أج

Celaka شقي

عيد Bahagia س

ذراعHasta (jarak antara telapak tangan dan

siku)

يسبق Mendahului

Terjemah Hadits : Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata: Rasulullah

shallallahu`alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang

benar dan dibenarkan: Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut

ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes

darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh

hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia

diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan

329

celaka atau bahagianya. Demi Allah yang tidak ada ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara

kalian ada yang melakukan perbuatan ahli syurga hingga jarak antara dirinya dan syurga

tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan

ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang

melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta

akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli syurga maka

masuklah dia ke dalam syurga. (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Kandungan Hadist : 1. Allah ta’ala mengetahui tentang keadaan makhluk-Nya sebelum mereka diciptakan dan

apa yang akan mereka alami, termasuk masalah bahagia dan celaka.

2. Tidak mungkin bagi manusia di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya masuk

syurga atau neraka, akan tetapi amal perbuatan merupakan sebab untuk memasuki

keduanya.

3. Amal perbuatan dinilai di akhirnya. Maka hendaklah manusia tidak terpedaya dengan

kondisinya saat ini, justru harus selalu mohon kepada Allah agar diberi keteguhan dan

akhir yang baik (husnul khotimah).

4. Disunnahkan bersumpah untuk mendatangkan kemantapan sebuah perkara dalam jiwa.

5. Tenang dalam masalah rizki dan qanaah (menerima) dengan mengambil sebab-sebab

serta tidak terlalu mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hati karenanya.

6. Kehidupan ada di Tangan Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah

menyempurnakan umurnya.

7. Sebagian ulama dan orang bijak berkata bahwa dijadikannya pertumbuhan janin manusia

dalam kandungan secara berangsur-angsur adalah sebagai rasa belas kasih terhadap ibu.

Karena sesungguhnya Allah mampu menciptakannya sekaligus.

Tema-tema hadits : 1. Pengorbanan seorang ibu yang mengandung: 31: 14

2. Teori reproduksi manusia: 22: 5, 23: 14

3. Takdir: 57: 22, 64: 11

4. Husnul khotimah: 2 :132, 4: 18

330

احلـديث اخلامس

HADITS KELIMA

عائشةاهلل عبد المؤمنينأم ڤعنأم

فهو:»ملسو هيلع هللا ىلصقالت:قالرسولاهلل ماليسمنه ـذا منأحد:فيأمرناه

،«منعملعمالليسعليهأمرنافهورد »لمسلم:وفيرواية(،1718)رقمومسلم(2697)رقمرواهالبخاري«رد

. قهاالبخاري وقدعل

Kosa kata : Mengada-ada أحد:

Tertolak رد

Terjemah hadits: Dari Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha dia berkata: Rasulullah

shallallahu`alaihi wa sallam bersabda:Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami

ini yang bukan (berasal) darinya127)

, maka dia tertolak. (Riwayat Bukhari dan Muslim),

dalam riwayat Muslim disebutkan: siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang

bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak).

Kandungan Hadist: 1. Setiap perbuatan ibadah yang tidak bersandar pada dalil syar’i ditolak dari pelakunya.

2. Larangan dari perbuatan bid’ah yang buruk berdasarkan syari’at.

3. Islam adalah agama yang berdasarkan ittiba’ (mengikuti berdasarkan dalil) bukan ibtida’

(mengada-adakan sesuatu tanpa dalil) dan Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam telah

berusaha menjaganya dari sikap yang berlebih-lebihan dan mengada-ada.

4. Agama Islam adalah agama yang sempurna tidak ada kurangnya.

Tema-tema hadits: 1. Kesempurnaan Islam: 5: 3.

2. Bid’ah dan taklid: 57: 27, 17: 36

1. Yang dimaksud adalah, perbuatan-perbuatan yang dinilai ibadah tetapi tidak bersumber dari ajaran

Islam dan tidak memiliki landasan yang jelas, atau yang lebih dikenal dengan istilah bid’ah.

331

احلــديث السالس

HADITS KEENAM

النعمانبنبشيرالــحرامبـي ن،»يقول:ملسو هيلع هللا ىلصقال:سمعترسولاهللڤعنأبيعبداهلل الـحاللبي ن،وإن إن

كليرمنالن اس بهاتفقداستبرألدينهوعرضه،ومنوقعفيوبينهماأمورمشتبهات،اليعلمهن ،فمنات قىالش

م لكل اعييرعىحولالحمى،يوشكأنيرتعفيه،أالوإن بهاتوقعفيالـحرام،كالر الش لكحمـى،أالوإن

محه،وإذافسدتفسدالــجسدحمىاهلل فيالـجسدمضغة،إذاصلحتصلحالـجسدكل ـه،ارمه،أالوإن كل

القلب .(1599)رقمومسلم(52)رقمرواهالبخاري«أالوهي

Kosa kata: Jelas بي ن

Rusak فسد)ت(

Samar/syubhat بهاتمشت

Perkara-perkara أمور)أمر(

Membebaskan استبرأ

Menghindar اتقى

Terjerumus melakukan وقع

Kehormatan (nya) عرضه

Menggembala يرعى

Penggembala, pemimpin الراعي

Hampir, nyaris يوشك

Batas, pematang الحمى

مضغة Segumpal daging

صلح)ت( Baik, layak

Terjemah hadits: Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata, Saya mendengar

Rasulullahshallallahu`alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya yang halal itu jelas dan

yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-

samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat

berarti dia telah menyelamatkan agamanya dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus

dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan.

332

Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar (ladang)

yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah

bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan.

Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah

seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia

adalah hati “. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Catatan:

Hadits ini merupakan salah satu landasan pokok dalam syari’at. Abu Daud berkata:

Islam itu berkisar pada empat hadits, kemudian dia menyebutkan hadits ini salah

satunya.

Kandungan Hadist : 1. Termasuk sikap wara’

128) adalah meninggalkan syubhat.

2. Banyak melakukan syubhat akan mengantarkan seseorang kepada perbuatan haram.

3. Menjauhkan perbuatan dosa kecil karena hal tersebut dapat menyeret seseorang kepada

perbuatan dosa besar.

4. Memberikan perhatian terhadap masalah hati, karena padanya terdapat kebaikan fisik.

5. Baiknya amal perbuatan anggota badan merupakan pertanda baiknya hati.

6. Pertanda ketakwaan seseorang jika dia meninggalkan perkara-perkara yang

diperbolehkan karena khawatir akan terjerumus kepada hal-hal yang diharamkan.

7. Menutup pintu terhadap peluang-peluang perbuatan haram serta haramnya sarana dan

cara kearah sana.

8. Hati-hati dalam masalah agama dan kehormatan serta tidak melakukan perbuatan-

perbuatan yang dapat mendatangkan persangkaan buruk.

Tema-tema hadits : 1. Penetapan halal dan haram: 2: 275, 16: 115, 5: 87

2. Menghindari syubhat: 49: 12

3. Kedudukan hati: 26: 89, 16: 106, 22: 46

4. Allah Maha Berkuasa (Raja): 5: 40, 114: 2

1. Wara’ adalah sikap yang timbul dari rasa takutnya seseorang terhadap perbuatan haram.

333

ابعاحلــديث الس

HADITS KETUJUH

عنأبيرقي ةتميـم اري ڤبنأوسالـد الن بي ة : »قـالملسو هيلع هللا ىلصأن يح نصـ ل ا ي لـد قلنا:لـمنيا، «ا

؟قـال:،» رسولاهلل ي لـمسـلـمـ ة ا ألئـم ، و ه ل و لـرس ، و ه تاب ك ل ، و هم هلل ـ ت )رقمرواهمسلم،«وعـام

55). Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah

shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Agama adalah nasehat129)130)

, kami berkata: Kepada

siapa? Beliau bersabda: Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum

muslimin dan rakyatnya131)

. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Kandungan Hadits:

1. Agama Islam berdiri tegak di atas upaya saling menasihati, maka harus selalu saling

menasihati di antara masing-masing individu muslim.

2. Nasihat wajib dilakukan sesuai kemampuan.

Tema hadits dan ayat yang terkait dengannya:

1. Da’wah dan Amar Ma’ruf Nahi munkar: 3: 104, 3: 110, 41: 33

2. Pentingnya selalu upaya untuk saling mengingatkan: 51: 55, 87: 9.

امناحلـديث الثـ

HADITS KEDELAPAN

رسولاهللڤعنابنعمر ـدا »قال:ملسو هيلع هللا ىلصأن حم م وأن ـه إال اهلل، إل وا أن ال هد ـ ـى يش ـاس حت قاتل الن رت أن أ م أ

لوا ع إذا ف كاة، ف ز ويؤتوا ال الة، ص ويقيموا ال ل اهلل، سو م، ر ال ـ س ـق اإل ح ب م إال ه ـ ـ موال وأ م ماءه من ي د صموا ك ع ذل

عالى لى اهلل ت م ع ه ب « وحسا .(22)رقمومسلم(25)رقمرواهالبخاري

Kosa kata: Aku diperintahkan أمرت

Memerangi (aku) أقاتل

Bentuk jamak dari دماء

1. Nasehat adalah: ungkapan yang menyeluruh berupa keinginan yang mencakup semua kebaikan.

2. Yang dimaksud adalah bahwa nasehat merupakan penopang agama.

3.Yang dimaksud dengan nasehat kepada Allah adalah beriman kepada-Nya, tidak menyekutukan-

Nya, mensucikannya dari segala kekurangan, ta’at kepada-Nya dan tidak bermaksiat kepada-Nya.

Nasehat kepada Rasul-Nya adalah membenarkan risalahnya, beriman kepada semua yang

dibawanya, menghormatinya, melaksanakannya ajarannya dll.

334

Mereka terlindung صمواع

Terjemah hadits : Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa

sallam bersabda: Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi

bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan

shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta mereka akan

dilindungi kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah ta’ala

(Riwayat Bukhari dan Muslim)

Catatan: Hadits ini secara praktis dialami pada zaman kekhalifahan Abu Bakar As-Shiddiq,

sejumlah rakyatnya ada yang kembali kafir. Maka Abu Bakar bertekad memerangi

mereka termasuk di antaranya mereka yang menolak membayar zakat. Maka Umar bin

Khottob menegurnya seraya berkata: “ Bagaimana kamu akan memerangi mereka yang

mengucapkan Laa Ilaaha Illallah sedangkan Rasulullah telah bersabda: Aku

diperintahkan…..(seperti hadits diatas)” . Maka berkatalah Abu Bakar: “Sesungguhnya

zakat adalah haknya harta“,132)

hingga akhirnya Umar menerima dan ikut bersamanya

memerangi mereka.

Kandungan Hadist : 1. Maklumat peperangan kepada mereka yang berlaku musyrik hingga mereka masuk

Islam.

2. Diperbolehkannya membunuh orang yang mengingkari shalat dan memerangi mereka

yang menolak membayar zakat.

3. Tidak diperbolehkan berlaku sewenang-wenang terhadap harta dan darah kaum

muslimin.

4. Diperbolehkannya hukuman mati bagi setiap muslim jika dia melakukan perbuatan yang

menuntut dijatuhkannya hukuman itu seperti: Berzina bagi orang yang sudah menikah

(muhshan), membunuh orang lain dengan sengaja dan meninggalkan agama dan

jamaahnya.

5. Dalam hadits ini terdapat jawaban bagi kelompok murji’ah yang mengira bahwa iman

tidak membutuhkan amal perbuatan.

6. Tidak mengkafirkan pelaku bid’ah yang menyatakan keesaan Allah dan menjalankan

syari’at-Nya.

1. Maksudnya adalah bahwa mereka yang tidak membayar zakat berhak diperangi berdasarkan hak

(ajaran) Islam seperti yang disinggung dalam hadits.

335

7. Di dalamnya terdapat dalil bahwa diterimanya amal yang zhahir dan menghukumi

berdasarkan sesuatu yang zhahir sementara yang tersembunyi diserahkan kepada Allah.

Tema-tema hadits : 1. Aqidah dan syariat harus ditegakkan: 42: 13,

2. Perlindungan nyawa dan harta: 2: 188, 4: 93

3. Besarnya kedudukan zakat: 9: 34

ـاسعاحلــديث الت

HADITS KESEMBILAN

عنأبيهريرةعبدالر وسي م عنه فاجتنبوه، : »يقولملسو هيلع هللا ىلصقال:سمعترسولاهللڤحمنبنصخرالد ك هيت ن ما

ما أه ن إ م، ف عت ط ست ما ا منه به فأتوا م ك رت م ما أ م و ه نبيائ لى أ م ع ه الف واخت م، ه ل مسائ رة م كث ك ل قب م ذي ك ال رواه«ل

.(1337)رقمومسلم(2788)رقمالبخاري

Kosa kata : ـهيتكم larang kalian (Aku) ن

Mereka menghindarinya اجتنبوا

perintahkan kalian (Aku) أمرتكم

Menghancurkan أهلك

Terjemah hadits : Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia berkata: Saya

mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Apa yang aku larang

hendaklah kalian menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian

laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah

karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka

terhadap nabi-nabi mereka. (Bukhari dan Muslim)

Pelajaran : 1. Wajibnya menghindari semua apa yang dilarang oleh Rasulullah shallallahu`alaihi wa

sallam.

336

2. Siapa yang tidak mampu melakukan perbuatan yang diperintahkan secara keseluruhan

dan dia hanya mampu sebagiannya saja maka dia hendaknya melaksanakan apa yang dia

mampu laksanakan.

3. Allah tidak akan membebankan kepada seseorang kecuali sesuai dengan kadar

kemampuannya.

4. Perkara yang mudah tidak gugur karena perkara yang sulit.

5. Menolak keburukan lebih diutamakan dari mendatangkan kemaslahatan.

6. Larangan untuk saling bertikai dan anjuran untuk bersatu dan bersepakat.

7. Wajib mengikuti Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, ta’at dan menempuh jalan

keselamtan dan kesuksesan.

8. Al Hafiz berkata: Dalam hadits ini terdapat isyarat untuk menyibukkan diri dengan

perkara yang lebih penting yang dibutuhkan saat itu ketimbang perkara yang saat tersebut

belum dibutuhkan.

Tema hadits dan ayat yang terkait: 1. Patuh kepada Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam: 59: 7, 8: 46

2. Bertakwa sebatas kemampuan: 64: 16 .

3. Berdebat yang tak berguna dan bertikai, sumber kehancuran: 40: 5

احلـديث العاشر

HADITS KESEPULUH

ڤعنأبيهريرةمر »:ملسو هيلع هللا ىلصقال:قالرسولاهلل بما أ مني ـمؤ مر ال أ وإن اهلل با، ب ال يقبل إال طي عالى طي ت إن اهلل

ل: ، فقا سلي ـمر چ ڇ ڇ ﴿وقال:،[51ؤمنون:﴾]المڻ ڻ ڻ ۀ ۀ ہ ہ ﴿به ال

؛ ،[172﴾]البقرة:ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ رب ماء: يا ر، يمد يديه إلى الس عث أغب فر أش طيل الس جل ي ر ثم ذكر ال

ح بالـ ي وغذ م، را لبسه ح وم م، را به ح ـر مش و م، را عمه ح ومط ، رب ؟يا ك جاب لذل ى يست ن م، فأ )رقمرواهمسلم«را

1015).

Kosa kata : Menerima يقبل

Panjang / jauh يطيل

Kusut أشعث

Berdebu / dekil أغرب

يمد Memanjangkan/ mengangkat

فأن ى Maka dari mana/ bagaimana

337

Terjemah hadits : Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam

bersabda: Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan

sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para

rasul-Nya dengan firman-Nya: Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal

shalehlah. Dan Dia berfirman: Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik

dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang

melakukan perjalan jauh dalam keadaan kusut dan berdebu. Dia mengangkatkan kedua

tangannya ke langit seraya berkata: Ya Tuhanku, Ya Tuhanku, padahal makanannya haram,

minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang

haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan. (Riwayat

Muslim).

Pelajaran : 1. Dalam hadits di atas terdapat pelajaran akan sucinya Allah ta’ala dari segala kekurangan

dan cela.

2. Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Maka siapa yang bersedekah

dengan barang haram tidak akan diterima.

3. Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai baik disisi Allah ta’ala.

4. Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi seseorang dari terkabulnya doa.

5. Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan doanya kecuali mereka

yang Allah kehendaki.

6. Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi penghalang diterimanya amal

perbuatan.

7. Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari sesuatu

yang haram.

8. Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan maksud

agar dirinya diberi kekuatan untuk ta’at kepada Allah.

9. Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya sangat mengharap akan terkabul.

10. Dalam hadits terdapat sebagian sebab-sebab dikabulkannya do’a: Perjalanan jauh,

kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kusut dan berdebu,

mengangkat kedua tangan ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan kuat dalam

permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian dengan sesuatu yang halal.

338

Tema hadits dan ayat yang terkait : 1. Mempersembahkan yang terbaik untuk Allah: 28: 77

2. Mengkonsumsi yang halal: 5: 88

3. Meratap dalam berdoa: 19: 3, 32: 16 .

احلـديث احلالي عشر

HADITS KESEBELAS

دالـحسنبنعلي بنأعنأبيمحم

ڤوريحانتهملسو هيلع هللا ىلصبيطالبسبطرسولاهلل

قال:حفظتمـنرسـولاهلل

ك إل : »ملسو هيلع هللا ىلص ريب ما ي ك ىدع ريب ي « ما ال (2520)رقمرواهالت رمذي:حـديث(5711)رقـموالن سائي ،وقـالالت رمـذي

حسنصحيح.

Kosa kata : menghafal (saya) حفظ)ت(

Tinggalkan دع

Meragukan-(mu) يريب)ك(

Terjemah hadits: Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah shallallahu`alaihi

wa sallam dan kesayangannya radhiallahuanhuma dia berkata: Saya menghafal dari

Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam (sabdanya): Tinggalkanlah apa yang meragukanmu

kepada apa yang tidak meragukanmu.(Riwayat Turmuzi dan dia berkata, Haditsnya hasan

shahih)

Kandungan Hadits: 1. Meninggalkan syubhat dan mengambil yang halal akan melahirkan sikap wara’.

2. Keluar dari ikhtilaf ulama lebih utama karena hal tersebut lebih terhindar dari perbuatan

syubhat, khususnya jika di antara pendapat mereka tidak ada yang dapat dikuatkan.

3. Jika keraguan bertentangan dengan keyakinan maka keyakinan yang diambil.

4. Sebuah perkara harus jelas berdasarkan keyakinan dan ketenangan. Tidak ada harganya

keraguan dan kebimbangan.

5. Berhati-hati dari sikap meremehkan terhadap urusan agama dan masalah bid’ah.

6. Siapa yang membiasakan perkara syubhat maka dia akan berani melakukan perbuatan

yang haram.

339

Tema hadits dan ayat yang terkait : 1. Meninggalkan keragu-raguan: 14: 10, 49: 15, 2: 2

اين عشراحلــديث الث

HADITS KEDUA BELAS

ڤعنأبيهريرةعنيه : »ملسو هيلع هللا ىلصقالرسولاهلل ي ما ال ركه رء: ت ـم م ال ال حس إس حديثحسنرواهالت رمذي،«م

.وغيرههكذا(2318)رقم

Kosa kata:

meninggalkan (dia) ترك)ـه(

Penting (baginya) عني)ـه(ي

Terjemah hadits: Dari Abu Hurairah radhiallahunhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam

bersabda: Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak

berguna baginya. (Hadits Hasan riwayat Turmuzi dan lainnya)

Pelajaran: 1. Termasuk sifat-sifat orang muslim adalah dia menyibukkan dirinya dengan perkara-

perkara yang mulia serta menjauhkan perkara yang hina dan rendah.

2. Pendidikan bagi diri dan perawatannya dengan meninggalkan apa yang tidak bermanfaat

di dalamnya.

3. Menyibukkkan diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat adalah kesia-siaan dan

merupakan pertanda kelemahan iman.

4. Anjuran untuk memanfaatkan waktu dengan sesuatu yang manfaatnya kembali kepada

diri sendiri bagi dunia maupun akhirat.

5. Ikut campur terhadap sesuatu yang bukan urusannya dapat mengakibatkan kepada

perpecahan dan pertikaian di antara manusia.

Tema hadits dan ayat yang terkait: 1. Optimalisasi waktu dan potensi: 103: 1-3, 2: 148

2. Meninggalkan hidup terlena: 63: 9, 31: 6

340

الث عشرـديث الثاحل

HADITS KETIGA BELAS

-ڤعنأبيحمزةأنسبنمالك-ملسو هيلع هللا ىلصخادمرسولاهلل

ـب » قال:ملسو هيلع هللا ىلصعنالن بي ح ـى ي م حت ـدك أح م ـؤ ي ال

حب لنفسه ما ي « ألخيه .(45)رقمومسلم(13)رقمرواهالبخاري

Kosa kata: Mencintai يحب

diri-(nya) (untuk) )لـ(نفس)ـه(

Terjemah hadits : Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah

shallallahu`alaihi wa sallam, dari Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, beliau bersabda,

"Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai untuk saudaranya apa

yang dia cintai untuk dirinya sendiri. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Kandungan Hadist : 1. Seorang mu’min dengan mu’min yang lainnya bagaikan satu jiwa, jika dia mencintai

saudaranya maka seakan-akan dia mencintai dirinya sendiri.

2. Menjauhkan perbuatan hasad (dengki) dan bahwa hal tersebut bertentangan dengan

kesempurnaan iman.

3. Iman dapat bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan

kemaksiatan.

4. Anjuran untuk menyatukan hati.

Tema-tema hadits : 1. Menyakiti saudara sama dengan menyakiti diri sendiri: 49: 12

2. Ukhuwwah Islamiah: 49: 10, 3: 103

ابع عشراحلــديث الر

HADITS KEEMPAT BELAS

ئ » ملسو هيلع هللا ىلص:قال:قالرسولاهللڤعنابنمسعود ر م م ا حل د ي والنفس ال ني، ا ز ب ال ي الث: الث ى ث إحد ب م إال ل مس

جماعة ل رق ل ـمفا ر لدينه ال ا والت « بالنفس، .(1676)رقمومسلم(6878)رقمرواهالبخاريKosa kata:

341

Halal يحل

Darah دم

بي الل Yang sudah menikah

اينالز Orang yang berzina

اركالت Yang meninggalkan

المفارق Memisahkan dirinya

Terjemah hadits : Dari Ibnu Mas’ud radiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam

bersabda: Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah

dan bahwa saya (Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam) adalah utusan Allah kecuali

dengan tiga sebab: Duda/janda (orang yang telah pernah menikah) yang berzina, membunuh

orang lain (dengan sengaja), dan meninggalkan agamnya berpisah dari jamaahnya.

(Riwayat Bukhari dan Muslim)

Kandungan Hadist : 1. Tidak boleh menumpahkan darah kaum muslimin kecuali dengan tiga sebab, yaitu: zina

muhshon (orang yang sudah menikah), membunuh manusia dengan sengaja dan

meninggalkan agamanya (murtad) berpisah dari jamaah kaum muslimin.

2. Islam sangat menjaga kehormatan, nyawa dan agama dengan menjatuhkan hukuman mati

kepada mereka yang mengganggunya seperti dengan melakukan zina, pembunuhan dan

murtad.

3. Sesungguhnya agama yang disepakati adalah yang dipegang oleh jamaah kaum

muslimin, maka wajib dijaga dan tidak boleh keluar darinya.

4. Hukum pidana dalam Islam sangat keras, hal itu bertujuan untuk mencegah (preventif)

dan melindungi.

5. Pendidikan bagi masyarakat untuk takut kepada Allah ta’ala dan selalu merasa terawasi

oleh-Nya dalam keadaan tersembunyi atau terbuka sebelum dilaksanakannya hukuman.

6. Hadits di atas menunjukkan pentingnya menjaga kehormatan dan kesucian.

7. Dalam hadits tersebut merupakan ancaman bagi siapa yang membunuh manusia yang

diharamkan oleh Allah ta’ala.

Tema-tema hadits : 1. Nyawa seorang muslim dilindungi : 4: 93

2. Hukuman dalam Islam sebagai bentuk perlindungan: 2: 179

342

احلديث اخلامس عشر

HADITS KELIMA BELAS

كان » قال:ملسو هيلع هللا ىلصعنرسولاهللڤعنأبيهريرة م و صمت، و لي را أ ليقل خي ر: ف آلخ م ا واليو باهلل م كان يؤ م

كا م و ره، م جا ر ك لي ر: ف آلخ م ا واليو باهلل م ـيفه يؤ م ض ر ـ ك لي ر: ف آلخ م ا واليو باهلل م « ن يؤ )رقـمرواهالبخـاري

.(47)رقمومسلم(6018

Kosa kata: ـ(يصمت dia diam (hendaklah) )ل

Memuliakan يكرم

جار)ه( Tetangga-(nya)

ضيفـ)ه( Tamu-(nya)

Terjemah hadits : Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa

sallam bersabda, "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata

baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati

tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah

dia memuliakan tamunya"(Riwayat Bukhari dan Muslim)

Pelajaran: 1. Iman terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari.

2. Islam menyerukan kepada sesuatu yang dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang

dikalangan individu masyarakat muslim.

3. Termasuk kesempurnaan iman adalah perkataan yang baik dan diam dari selainnya.

4. Berlebih-lebihan dalam pembicaraan dapat menyebabkan kehancuran, sedangkan

menjaga pembicaraan merupakan jalan keselamatan.

5. Islam sangat menjaga agar seorang muslim berbicara apa yang bermanfaat dan mencegah

perkataan yang diharamkan dalam setiap kondisi.

6. Tidak memperbanyak pembicaraan yang diperbolehkan, karena hal tersebut dapat

menyeret kepada perbuatan yang diharamkan atau yang makruh.

7. Termasuk kesempurnaan iman adalah menghormati tetangga dan memperhatikan serta

tidak menyakitinya.

8. Wajib berbicara saat dibutuhkan, khususnya jika bertujuan menerangkan yang haq dan

beramar ma’ruf nahi munkar.

343

9. Memuliakan tamu termasuk di antara kemuliaan akhlak dan pertanda komitmennya

terhadap syariat Islam.

10. Anjuran untuk mempergauli orang lain dengan baik.

Tema hadits dan ayat-ayat Al Quran yang terkait : 1. Iman dan pengaruhnya dalam prilaku keseharian: 16: 97

2. Menjaga perkataan: 50: 18,

3. Hubungan baik dengan tetangga: 4: 36,

4. Sikap mulia terhadap tamu: 51: 24-27

الس عشراحلـديث الس

HADITS KEENAM BELAS

ڤ:عنأبيهريرة رجالقالللن بي ضب » أوصني،قال:ملسو هيلع هللا ىلص:أن غ ت دمرارا،قـ، «ال ـب : »الفرد ض غ رواه« ال ت

.(6116)رقمالبخاريKosa kata: Nasihatilah (saya) أوصـ)ني(

Jangan ال

رد د Mengulanginya

تغضب (engkau) marah

مرارا Berkali-kali

Terjemah hadits: Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada

Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam: (Ya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam )

nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Dia menanyakan hal itu berkali-kali.

Maka beliau bersabda: Jangan engkau marah. (Riwayat Bukhari)

Kandungan Hadist: 1. Anjuran bagi setiap muslim untuk memberikan nasihat dan mengenal perbuatan-

perbuatan kebajikan, menambah wawasan ilmu yang bermanfaat serta memberikan

nasihat yang baik.

2. Larangan marah.

3. Dianjurkan untuk mengulangi pembicaraan hingga pendengar menyadari pentingnya dan

kedudukannya.

344

Tema hadits : 1. Meninggalkan sifat pemarah: 3: 159, 3: 134

ابع عشراحلــديث الس

HADITS KETUJUH BELAS

ادبنأوس ـل : »قالملسو هيلع هللا ىلصعنرسولاهللڤعنأبييعلىشد ـى ك ل كتب اإلحسان ع م إن اهلل ـت ل قت إذا ـ ـيء، ف ش

حته بي رح ذ لي رته؛ ف شف م حد أحدك ولي حة؛ ب م فأحسنوا الذ حت ب وإذا ذ لة، .(1955)رواهمسلم« فأحسنوا القتKosa kata: Berlaku baik اإلحسان

membunuh (kalian) قتلـ)ـتم(

القتلة Cara membunuh

ذبحـ)ـتم( (kalian) menyembelih

الذبحة Cara menyembelih

يحد Mengasah/ menajamkan

شفرتـ)ـه( Pisau- (nya) / alat menyembelih

يرح Senangilah

ذبيحتـ)ـه( Hewan sembelihan(nya)

Terjemah hadits: Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiallahuanhu dari Rasulullah shallallahu`alaihi wa

sallam bersabda: Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala

sesuatu. Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian

menyembelih berlakulah baik dalam hal itu, hendaklah kalian mengasah pisaunya dan

menyenangkan hewan sembelihannya. (Riwayat Muslim)

Kandungan Hadist: 1. Syariat Islam menuntut perbuatan ihsan kepada setiap makhluk termasuk di antaranya

adalah hewan.

2. Tidak boleh menyiksa dan merusak tubuh sebagai sasaran dan tujuan, tidak juga boleh

menyayat-nyayat orang yang dihukum qishash.

3. Termasuk ihsan juga adalah terhadap hewan ternak dan belas kasih terhadapnya. Tidak

boleh membebaninya diluar kemampuannya serta tidak menyiksanya saat

menyembelihnya.

345

Tema-tema hadits: 1. Profesionalisme: 28: 77

2. Berbuat baik hingga kepada seluruh makhluk (ihsan): 2: 195

امن عشراحلــديث الث

HADITS KEDELAPAN BELAS

حمنمعاذبنجبلعنأبيذر حيثما كنت، » قال:ملسو هيلع هللا ىلصعنرسولاهللڤجندببنجنادةوأبيعبدالر ق اهلل ات

وخالق الن ها، حسنة تمح ئة الـ ي وأتبع الس لق حس خ الت رمذي،«اس ب ،،وقال:)حديثحسن((1987)رقمرواه

.وفيبعضالنسخ:)حسنصحيح(

Kosa kata: Bertakwalah (kepada Allah) ات ق)اهلل(

Dimana saja حيلما

أتبع Ikutilah

السيئة Keburukan

تمحـ)ها( Menghapus-(nya)

خالق Pergaulilah

)بـ(خلق (dengan) akhlak

Terjemah hadits: Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, dan Mu’az bin Jabal

radhiallahuanhuma dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda:

Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan

yang dapat menghapusnya dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik .“ (Riwayat

Turmuzi, dia berkata, "haditsnya hasan, pada sebagian cetakan dikatakan hasan shahih).

Kandungan Hadist: 1. Takwa kepada Allah merupakan kewajiban setiap muslim dan dia merupakan asas

diterimanya amal shaleh.

2. Bersegera melakukan ketaatan setelah keburukan secara langsung, karena kebaikan akan

menghapus keburukan.

3. Bersungguh-sungguh menghias diri dengan akhlak mulia.

4. Menjaga pergaulan yang baik merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan ketenangan

di dunia dan akhirat. Hal tersebut dapat menghilangkan dampak negatif pergaulan.

346

Tema-tema hadits: 1. Takwa, bekal disetiap tempat dan waktu: 2: 197

2. Akhlak mulia: 68: 4

اسع عشرــديث التاحل

HADITS KESEMBILAN BELAS

عب اس بن اهلل عبد العب اس أبي ڤعن الن بي خلف كنت قال: فقال:ملسو هيلع هللا ىلص مك » يوما، ل ي أع ن م؛ إ يا غال

ك، إذا سأل جاه جده ت ظ اهلل ت ك، احف لمات:احفظ اهلل يحفظ لم أن ك واع باهلل، ع ست عنت فا ست وإذا ا ل اهلل، سأ ت فا

وإن اجتم ك، قد كتبه اهلل ل بشيء عو إال بشيء لم ينف عو لى أن ينف عت ع ة لو اجتم م و األ ـر لى أن يض عوا ع

و إال ر ضـ ـيء لم ي ف بش ح ص ت ال وجف م، ال ق عت األ رف ك، لي قد كتبه اهلل ع ـيء الت رمذي«بش ،(2516)رقمرواه

‹.حديثحسنصحيح›وقال:

خاء ي » وفيروايةغيرالت رمذي: ر ف إلى اهلل في ال ر ع ك، ت م ما جده أ ظ اهلل ت ـا احف م م أن ـ ل واع ة، ـد ـي الش ك ف ـ رف ع

وأ ر، ب ص مع ال ر ـ ص م أن الن ل واع ك، طئ خ لي ك م ي ك ل ب ما أصا و ك، صيب لي ك م ي طأ ل وأن أخ رب، ك مع ال رج ن الف

را ر يس عس «.مع ال

Kosa kata: Dibelakang خلف

ajarkan (engkau) (saya) أعل مـ)ك(

احفظ Peliharalah /jagalah

تجاهـ)ك( Dihadapan-(mu)

استعنـ)ت( (engkau) minta pertolongan

اجتمعـ)ت( Berkumpul

ينفعو)ك( memberikan manfaat (kepadamu)

يضرو)ك( Mendatangkan bahaya (kepadamu)

رفعـ)ت( Diangkat

األقالم Bentuk jamak dari قلم

ـ)ت( جف Kering

الصحف Bentuk jamak dari صحيفة yaitu: catatan

Terjemah hadits : Dari Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas radhiallahuanhuma, beliau berkata: Suatu saat

saya berada dibelakang nabi shallallahu`alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: Wahai

347

ananda, saya akan mengajarkan kepadamu empat perkara: Jagalah Allah133)

, niscaya Dia

akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada di hadapanmu134)

. Jika

kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah

pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika suatu umat berkumpul untuk

mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan

manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka

berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu, niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu

kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran

telah kering135)

. (Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shahih).

Dalam sebuah riwayat selain Turmuzi dikatakan: Jagalah Allah, niscaya engkau akan

mendapatkan-Nya di depanmu. Kenalilah Allah di waktu senggang niscaya Dia akan

mengenalmu diwaktu susah. Ketahuilah bahwa apa yang tidak ditakdirkan atasmu tidak akan

menimpamu dan apa yang menimpamu itulah yang ditakdirkan atasmu, ketahuilah bahwa

kemenangan bersama kesabaran dan kemudahan bersama kesulitan dan kesulitan bersama

kemudahan).

Kandungan Hadist : 1. Perhatian Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam dalam mengarahkan umatnya serta

menyiapkan generasi mu’min idaman.

2. Termasuk adab pengajaran adalah menarik perhatian pelajar agar timbul keinginannya

terhadap pengetahuan sehingga hal tersebut lebih terkesan dalam dirinya.

3. Siapa yang konsekwen melaksanakan perintah-perintah Allah, nicsaya Allah akan

menjaganya di dunia dan akhirat.

4. Beramal saleh serta melaksanakan perintah Allah dapat menolak bencana dan

mengeluarkan seseorang dari kesulitan.

5. Tidak mengarahkan permintaan apapun (yang tidak dapat dilakukan makhluk) selain

kepada Allah semata.

6. Manusia tidak akan mengalami musibah kecuali berdasarkan ketetapan Allah ta’ala.

7. Menghormati waktu dan menggunakannya untuk sesuatu yang bermanfaat sebagaimana

Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam memanfaatkan waktunya saat beliau

berkendaraan.

Tema-tema hadits : 1. Maksudnya adalah bertakwalah kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi

larangan-Nya.

2. Dengan pertolongan dan perlindungan-Nya.

3. Maksudnya adalah segala sesuatu telah ditakdirkan dan dibukukan pencatatannya oleh Allah ta’ala.

348

1. Menyiapkan generasi beriman: 4: 9, 25: 74, 46: 15

2. Allah tempat bergantung dan berlindung: 1: 5, 112: 2

3. Musibah dan keberuntungan hanya datang dari Allah: 64: 11, 9: 51, 7: 188, 10: 49.

احلــديث العشرون

HADITS KEDUA PULUH

ووعنأبيمسعودعقبةبنعمر البدري ڤاألنصاري م : »ملسو هيلع هللا ىلصقال:قالرسولاهلل ال ك م ر الناس ا أد مم إن

شئت ما م تستح فاصنع ولى: إذا ل ة األ «الن بو .(3483)رقمرواهالبخاري

Kosa kata: Diketahui, didapatkan أدرك

Kenabian النبوة

لم Huruf nafi, artinya: tidak

تستح)تستحي( (engkau) malu

)فـ(ـاصنع (maka) perbuatlah

شئـ)ـت( (yang engkau) sukai

Terjemah hadits: Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshary Al Badry radhiallahuanhu dia berkata,

Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya ungkapan yang telah

dikenal orang-orang dari ucapan nabi-nabi terdahulu adalah: Jika engkau tidak malu

perbuatlah apa yang engkau suka.(Riwayat Bukhari).

Kandungan Hadist : 1. Malu merupakan tema yang telah disepakati oleh para nabi dan tidak terhapus ajarannya.

2. Jika seseorang telah meninggalkan rasa malu, maka jangan harap lagi (kebaikan) darinya

sedikitpun.

3. Malu merupakan landasan akhlak mulia dan selalu bermuara kepada kebaikan. Siapa

yang banyak malunya lebih banyak kebaikannya, dan siapa yang sedikit rasa malunya

semakin sedikit kebaikannya.

4. Rasa malu merupakan prilaku dan dapat dibentuk. Maka setiap orang yang memiliki

tanggung jawab hendaknya memperhatikan bimbingan terhadap mereka yang menjadi

tanggung jawabnya.

349

5. Tidak ada rasa malu dalam mengajarkan hukum-hukum agama serta menuntut ilmu dan

kebenaran. Allah ta’ala berfirman: “ Dan Allah tidak malu dari kebenaran “ (33 : 53).

6. Di antara manfaat rasa malu adalah ‘Iffah (menjaga diri dari perbuatan tercela) dan Wafa’

(menepati janji).

7. Rasa malu merupakan cabang iman yang wajib diwujudkan.

Tema hadits : 1. Menumbuhkan rasa malu sesuai proporsinya: 33: 53

احلــديث احلالي والعشرون

HADITS KEDUAPULUH SATU

-وقيل:أبيعمرة-ووعنأبيعمرقال:قلت:يارسولاهلل،قلليفياإلسالمقوال،ڤسفيانبنعبداهلل

م : »قال،الأسألعنهأحداغيرك ستق م ا باهلل ث منت آ .(38)رقمرواهمسلم« قل Kosa kata: bertanya (saya) أسأل

Istiqomah-lah, berpegang teguhlah استقم

Terjemah hadits: Dari Abu Amr, -ada juga yang mengatakan- : Abu ‘Amrah, Sufyan bin Abdillah Ats

Tsaqofi radhiallahuanhu dia berkata, saya berkata: Wahai Rasulullah, katakan kepada saya

tentang Islam sebuah perkataan yang tidak saya tanyakan kepada seorangpun selainmu.

Beliau bersabda, Katakanlah: saya beriman kepada Allah, kemudian berpegang teguhlah.

(Riwayat Muslim).

Kandungan Hadist: 1. Iman kepada Allah ta’ala harus mendahului ketaatan.

2. Amal saleh dapat menjaga keimanan.

3. Iman dan amal saleh keduanya harus dilaksanakan.

4. Istiqomah merupakan derajat yang tinggi.

5. Keinginan yang kuat dari para shahabat dalam menjaga agamanya dan merawat

keimanannya.

6. Perintah untuk istiqomah dalam tauhid dan ikhlas beribadah hanya kepada Allah semata

hingga mati.

350

Tema-tema hadits: 1. Bertanya untuk mendapatkan kebaikan: 2: 149, 2: 512, 2: 217, 2: 219, 2: 219, 2: 220.

2. Iman dan istiqomah: 41: 30, 46: 13, 72: 16, 15: 99

اين والعشروناحلـديث الث

HADITS KEDUAPULUH DUA

األنصـاريرجـالسـألرسـولاهللڤعنجابربـنعبـداهلل ـلواتملسو هيلع هللا ىلص:أن يتالص فقـال:أرأيـتإذاصـل

ـــك ـــىذل ــــمأزدعل ــــحرام،ول ـــتال م ــــحالل،وحر ـــتال ــــمكتوبات،وصـــمترمضـــان،وأحلل ال

م : »الأأدخاللجن ة؟ق ا:شيئ ع .(15)رقمرواهمسلم، «ن

متالـحرام(اجتنبته،ومعنى)أحللتالـحالل(فعلتهمعتقداحل ه .ومعنى)حر Kosa kata: Shalat-shalat fardu المكتوبات

menghalalkan (saya) أحللـ)ت(

مـ)ت(حر (saya) mengharamkan

أ/هل Apakah

Terjemah hadits: Dari Abu Abdullah, Jabir bin Abdullah Al Anshary radhiallahuanhuma: Seseorang

bertanya kepada Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, seraya berkata: Bagaimana

pendapatmu jika saya melaksanakan shalat yang wajib, berpuasa Ramadhan, Menghalalkan

yang halal dan mengharamkan yang haram136)

dan saya tidak tambah sedikitpun, apakah

saya akan masuk surga? Beliau bersabda: Ya. (Riwayat Muslim)

Catatan: * Seseorang yang bertanya dalam riwayat diatas adalah: An Nu’man bin Qauqal.

Kandungan Hadist: 1. Setiap muslim dituntut untuk bertanya kepada ulama tentang syariat Islam, tentang

kewajibannya dan apa yang dihalalkan dan diharamkan baginya jika hal tersebut tidak

diketahuinya.

2. Penghalalan dan pengharaman merupan aturan syariat, tidak ada yang berhak

menentukannya kecuali Allah ta’ala.

1. Maksud mengharamkan yang haram adalah: menghindarinya dan maksud menghalalkan yang halal

adalah: mengerjakannya dengan keyakinan akan kehalalannya .

351

3. Amal saleh merupakan sebab masuknya seseorang ke dalam syurga.

4. Keinginan dan perhatian yang besar dari para shahabat serta kerinduan mereka terhadap

syurga serta upaya mereka dalam mencari jalan untuk sampai ke sana.

Tema-tema hadits : 1. Evaluasi diri / muhasabah: 59: 18

2. Rindu syurga: 3: 133, 66: 11

3. Memperhatikan halal haram dalam kehidupan: 9: 29, 66: 1, 7: 157

الث والعشروناحلديث الث

HADITS KEDUAPULUH TIGA

قال:قالڤعنأبيمالكالـحار:بنعاصماألشعري و : »ملسو هيلع هللا ىلصرسولاهلل ـان، يم ر اإل ط ش ر هو ط ـ”ال حمد ال ـ

و “هلل زان، المي ل ـ”تم هوال ل نال حا سب حمد هلل ـ“ـ -آلن تم ل ـ و: تم ر، -أ ـو ن الة ـ ص وال رض، واأل ـماء الس ـي ب ـا م

ك لي و ع ك أ ة ل ج آن ح ر والق ر ضياء، ب ص وال رهان، ب قة د ص ـا ،وال ه بق مو و ها، أ عتق نفسه، فم و؛ فبائع غد « كل الناس ي

.(223)رقمرواهمسلم

Kosa kata: Bersuci هورالط

Setengah, sebagian شطر

تمأل)تمآلن( Memenuhi

برهان Bukti

يغدو Berangkat (pagi hari)

بائع Menjual

موبق Menghancurkan

معتق Memerdekakan

.(jiwa) نفس kembali kepada kalimat معتق dan موبق pada kalimat ها

Terjemah hadits : Dari Abu Malik Al Haritsy bin ‘Ashim Al ‘Asy’ary radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah

shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Bersuci sebagian dari iman, Al Hamdulillah dapat

memenuhi timbangan137), Subhanallah dan Al Hamdulillah dapat memenuhi antara langit

1. Maksudnya adalah timbangan kebaikan seorang hamba pada hari kiamat.

352

dan bumi, Shalat adalah cahaya138), shadaqah adalah bukti139), Al Quran dapat menjadi

saksi yang meringankanmu atau yang memberatkanmu. Semua manusia berangkat menjual

dirinya140), ada yang membebaskan dirinya (dari kehinaan dan azab) ada juga yang

menghancurkandirinya. (Riwayat Muslim).

Kandungan Hadist: 1. Iman merupakan ucapan dan perbuatan, bertambah dengan amal saleh dan keta’atan dan

berkurang dengan maksiat dan dosa.

2. Amal perbuatan akan ditimbang pada hari kiamat dan dia memiliki beratnya.

3. Bersuci merupakan syarat sahnya ibadah, karena itu harus diperhatikan.

4. Menjaga shalat akan mendatangkan petunjuk dan memperbaiki kondisi seorang muslim

terhadap manusia, membedakannya dengan akhlaknya dan perilakunya, kewara’annya

dan ketakwaannya.

5. Seruan untuk berinfaq pada jalan-jalan kebaikan dan bersegera melakukannya di mana

hal tersebut merupakan pertanda benarnya keimanan.

6. Anjuran untuk bersabar tatkala mengalami musibah, khususnya apa yang dialami

seorang muslim karena perbuatan amar ma’ruf nahi munkar.

7. Semangat membaca Al Quran dengan pemahaman dan men-tadabbur-kan

(merenungkan) ma’nanya, mengamalkan kandungan-kandungannya karena hal tersebut

dapat memberi syafaat bagi seorang hamba pada hari kiamat.

8. Seorang muslim harus menggunakan waktu dan umurnya dalam keta’atan kepada Allah

ta’ala serta tidak mengabaikan karena kesibukan lainnya.

Tema-tema hadits : 1. Keutamaan bersuci : 9: 108, 2: 222

2. Keutamaan dan kekuatan zikir: 8: 45, 13: 28

3. Shadaqah: 2: 261, 57: 18, 33: 35.

4. Interaksi dengan Al Quran: 4: 82, 7: 204, 25: 30

5. Perbuatan manusia kembali kepada dirinya: 17: 7

2. Dikatakan cahaya karena shalat dapat menunjukkan seseorang kepada perbuatan yang baik.

3. Bukti akan kebenaran keimanannya.

4. Menjual dirinya baik kepada Allah ta’ala dengan menta’ati-Nya atau kepada syetan dengan

bermaksiat kepada-Nya.

353

ابع والعشروناحلــديث الر

HADITS KEDUAPULUH EMPAT

الغفاري ڤعنأبيذر ـى : »أن هقال۵فيماروىعنرب هملسو هيلع هللا ىلصعنالن بي ل م ع ـ ل ظ ـت ال م ر ـي ح ن ي إ ـاد ـا عب ي

ـموا. ظال ال ت ما؛ ف ر ح م م ك بين لته ع وج نفسي،

م. ني أهدك و هد ست هديته؛ فا م ل إال م ضا ك ل ي؛ ك يا عباد

م. ك عم ني أط عمو ط ست عمته؛ فا أط م م جائع إال ك ل ي؛ ك يا عباد

م ك ني أكس كسو ست كسوته؛ فا م ر إال م عا ك ل ي؛ ك .يا عباد

ر ني أغف و ر غف ست عا؛ فا نوب جمي ر الذ نا أغف وأ ر، ها والن يل ل بال طئون خ م ت ك ن ي؛ إ م.يا عباد ك ل

ني. عو عي فتنف نف غوا ل تب ول ني، و ر ض ي فت ر غوا ض ل تب م ل ك ن ي؛ إ يا عباد

ي؛ ل زاد ذ يا عباد ـا م م؛ ك ـن م ـد واح رجل لب ق لى أتقى نوا ع م كا ك وجن م ك نس وإ م، رك آخ و م، ك ل و ـي و أن أ ك ف ـ ل

شيئا. كي ل م

ل ق ر ج لى أف نوا ع م كا ك وجن م ك نس وإ م رك آخ و م، ك ل و ي؛ لو أن أ ـي يا عباد ك ل م ـ م ك ـ ـص ذل نق ما واحد رجل ب

شيئا.

ط ني، فأع واحد، فسألو عيد موا في ص قا م ك وجن م ك نس وإ م، رك آخ و م، ك ل و ي؛ لو أن أ مسألته؛ يا عباد نسان يت كل إ

ي، إ ا عند مم ك نقص ذل ر. ما ح ط إذا أدخل الب خي ال كما ينقص الم

حمد لي را؛ ف وجد خي اها؛ فم م إي ك ي وف م أ م، ث ك ها ل صي م أح ك ما هي أعمال ن ي؛ إ ك؛ يا عباد ـ ر ذل وجد غي م و اهلل،

نفسه إال م لو ي ال .(2577)رقمرواهمسلم« ف

Kosa kata: saling menzalimi (kalian) تظالموا

ضال Sesat

هديـ)تـ()ـه( (aku) berikan hidayah

استهدوين Hendaklah kalian minta hidayah dariku

Lapar جائع

أطعمـ)تـ()ـه( (Aku) berikan makan (kepadanya)

استطعموين Mintalah makan kepada-Ku

عار Telanjang

memberi pakaian (kepadanya) (Aku) كسو)تـ()ـه(

استكسوين Mintalah pakaian kepada-Ku.

تخطئون (kalian) melakukan kesalahan

تبلغوا (kalian) sampai, dapat

Yang paling bertaqwa أتقى

زاد Menambah

354

أفجر Orang paling durhaka

نقص Mengurangi

صعيد Tempat, bukit

المخيط Jarum

أحصيـ)ها( (Aku) menghitung(nya)

أوفيـ)كم( (Aku) kembalikan (balasannya) (kepada kalian)

Terjemah hadits : Dari Abu Dzar Al Ghifari radhiallahuanhu dari Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam

sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla bahwa Dia berfirman 141):

Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku

telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) di antara kalian, maka janganlah kalian saling

berlaku zalim. Wahai hamba-Ku semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri

hidayah, maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah.

Wahai hamba-Ku, kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku berikan kepadanya

makanan, maka mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian makanan. Wahai

hamba-Ku, kalian semuanya telanjang kecuali siapa yang aku berikan kepadanya pakaian,

maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian pakaian. Wahai hamba-Ku

kalian semuanya melakukan kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku mengampuni

dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni. Wahai hamba-

Ku sesungguhnya tidak ada kemudharatan yang dapat kalian lakukan kepada-Ku

sebagaimana tidak ada kemanfaatan yang kalian berikan kepada-Ku. Wahai hamba-Ku

seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir, dari kalangan

manusia dan jin semuanya berada dalam keadaan paling bertakwa di antara kamu, niscaya

hal tersebut tidak menambah kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai hamba-Ku seandainya sejak

orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir, dari golongan manusia dan jin

diantara kalian, semuanya seperti orang yang paling durhaka di antara kalian, niscaya hal

itu tidak mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun juga. Wahai hamba-Ku, seandainya sejak

orang pertama diantara kalian sampai orang terakhir semunya berdiri di sebuah bukit lalu

kalian meminta kepada-Ku, lalu setiap orang yang meminta Aku penuhi, niscaya hal itu tidak

mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali bagaikan sebuah jarum yang dicelupkan di

tengah lautan. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya semua perbuatan kalian akan

diperhitungkan untuk kalian kemudian diberikan balasannya, siapa yang banyak

1. Hadits seperti ini disebut hadits qudsi, yaitu hadits yang maknanya dari Allah dan redaksinya dari

Rasulullah.

355

mendapatkan kebaikaan maka hendaklah dia bersyukur kepada Allah dan siapa yang

menemukan selain (kebaikan) itu janganlah ada yang dicelakecuali dirinya. (Riwayat

Muslim)

Kandungan Hadist: 1. Menegakkan keadilan di antara manusia serta haramnya kezaliman di antara mereka

merupakan tujuan dari ajaran Islam yang paling penting.

2. Wajib bagi setiap orang untuk memudahkan jalan petunjuk dan memintanya kepada

Allah ta’ala.

3. Semua makhluk sangat tergantung kepada Allah dalam mendatangkan kebaikan dan

menolak keburukan terhadap dirinya baik dalam perkara dunia maupun akhirat.

4. Pentingnya istighfar dari perbuatan dosa dan sesungguhnya Allah ta’ala akan

mengampuninya.

5. Lemahnya makhluk dan ketidakmampuan mereka dalam mendatangkan kecelakaan dan

kemanfaatan.

6. Wajib bagi setiap mu’min untuk bersyukur kepada Allah ta’ala atas ni’mat dan taufiq-

Nya.

7. Sesungguhnya Allah ta’ala menghitung semua perbuatan seorang hamba dan

membalasnya.

8. Dalam hadits terdapat petunjuk untuk mengevaluasi diri (muhasabah) serta penyesalan

atas dosa-dosa

Tema hadits dan ayat-ayat Al Quran yang terkait: 1. Besarnya bahaya kezaliman: 7: 44, 10: 13

2. Allah sumber hidayah dan rezeki : 18: 17

3. Kemurahan dan ampunan Allah ta’ala: 39: 53, 7: 156

4. Kebaikan dan keburukan akan kembali kepada manusia: 17: 7, 47: 38, 7: 160

احلـديث اخلامس والعشرون

HADITS KEDUAPULUH LIMA

عنأ -أيضا-ڤبيذر :أن ملسو هيلع هللا ىلصناسامنأصحابرسولاهلل

ثورملسو هيلع هللا ىلص:قالواللن بي ؛ذهبأهلالد

يارسولاهلل

قونبفضو ـل اهلل » لأموالـهم!قال:باألجور،يصلونكمانصل ي،ويصومونكمانصوم،ويتصد ع ـد ج ق وليس أ

و قة، حميدة صد وكل ت قة، رة صد كبي وكل ت قة، حة صد كل تسبي ب ؟ إن قون د ص ما ت م ك ر ل ـ م وأ قة، ـد لة ص لي ه كل ت

من هي ع ن و قة، وف صد ر ع قة بالم م صد ضع أحدك ب وفي قة، ر صد «.ك

356

ها : »قالوا:يارسولاهلل؛أيأتيأحدناشهوته،ويكونلهفيهاأجر؟!قال ليه في م؛ أكان ع را ها في ح ع وض م لو رأيت أ

ح ـ ها في ال ع وض ك إذا كذل ؟ ف ر ز ر و ل كان له أج .(1006)رقمرواهمسلم« ال Kosa kata:

harta yang banyak : دثر Bentuk jamak dari ثورالد

األجور jamak األجر: pahala

فضول Sesuatu yang berlebih

وزر Dosa

Kemaluan (maksudnya adalah: jima’) بضع

Terjemah hadits: Dari Abu Dzar radhiallahuanhu: Sesungguhnya sejumlah orang dari shahabat Rasulullah

shallallahu`alaihi wa sallam 142) berkata kepada Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam: “

Wahai Rasululullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak,

mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan mereka

bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sedang kami tidak dapat melakukannya).

(Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam) bersabda: Bukankah Allah telah menjadikan bagi

kalian jalan untuk bersedekah? Sesungguhnya setiap tashbih 143) merupakan sedekah,

setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan

sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan setiap kemaluan kalian144)

merupakan sedekah. Mereka bertanya: Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala

seseorang di antara kami yang menyalurkan syahwatnya? Beliau bersabda: Bagaimana

pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan di jalan yang haram, bukankah baginya

dosa? Demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya

mendapatkan pahala. (Riwayat Muslim)

Kandungan Hadist : 1. Sikap bijak dalam menanggapi berbagai kondisi serta mendatangkan kabar gembira bagi

jiwa serta menenangkan perasaan.

2. Para shahabat berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan.

1. Yang dimaksud dengang mereka adalah para shahabat Rasulullah yang fakir dari kalangan

Muhajirin.

2. Tashbih adalah ucapan Subhanallah.

1. Maksudnya adalah melakukan jima’ dengan istri.

357

3. Luasnya keutamaan Allah ta’ala serta banyaknya pintu-pintu kebaikan yang dibuka bagi

hamba-Nya.

4. Semua bentuk zikir sesungguhnya merupakan shadaqah yang dikeluarkan seseorang

untuk dirinya.

5. Kebiasaan-kebiasaan mubah dan penyaluran syahwat yang disyariatkan dapat menjadi

ketaatan dan ibadah jika diiringi dengan niat saleh.

6. Anjuran untuk meminta sesuatu yang dapat bermanfaat bagi seorang muslim dan yang

dapat meningkatkan dirinya ke derajat yang lebih sempurna.

7. Di dalam hadits ini terdapat keutamaan orang kaya yang bersyukur dan orang fakir yang

bersabar.

8. Iri terhadap kebaikan orang lain (agar dirinya seperti orang tersebut) adalah hal yang

diperbolehkan dalam agama.

9. Sebagaimana menggunakan sesuatu yang tidak diperbolehkan syariat mendapatkan dosa

maka menggunakannya sesuai dengan petunjuk syariat akan mendatangkan pahala.

Tema hadits dan ayat-ayat Al Quran yang terkait: 1. Iri terhadap kebaikan orang lain: 2: 148, 3: 114

2. Pintu-pintu kebaikan terbuka luas: 2: 177, 5: 2

3. Mencari yang halal dan menjauhi yang haram: 7: 157.

احلــديث السالس والعشرون

HADITS KEDUAPULUH ENAM

ڤعنأبيهريرةـمس؛ » ملسو هيلع هللا ىلص:قال:قالرسولاهلل ـه الش ـع في ل ط م ت قة، كل يو ليه صد الناس ع م مى ال س كل

ب جل في دا ر ال عي وت قة، صد اثني بي ل عد ـة ت ب ي ط ـة ال لم ك وال قة، ـد ـه ص متاع ـا ه لي ـه ع ـع ل رف و ت ها أ لي له ع حم ته فت

قة ـد ـق ص ري ط ال ى ع ط األذ وتمي قة، الة صد ص ها إلى ال طوة تمشي كل خ ب و قة، « صد (2989)رقـمرواهالبخـاري

.(1009)رقملمومسKosa kata:

سالمىTulang pada telapak tangan dan jari-jari (yang

dimaksud adalah semua anggota tubuh)

تعدل Berlaku adil, mendamaikan

ترفع Mengangkat

تعين Menolong

Langkah خطوة

متاعـ)ـه( Harta benda (nya)

358

األذى Gangguan, rintangan

تميط Menyingkirkan

Terjemah hadits : Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullahshallallahu`alaihi wa sallam

bersabda: Setiap anggota tubuh manusia dapat melakukan sedekah, setiap hari dimana

matahari terbit lalu engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah,

engkau menolong seseorang yang berkendaraan lalu engkau bantu dia untuk naik

kendaraannya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah

sedekah, setiap langkah ketika engkau berjalan menuju shalat adalah sedekah dan

menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Kandungan Hadist : 1. Bersyukur kepada Allah ta’ala setiap hari atas kesehatan anggota badan.

2. Allah telah menjadikan -sebagai rasa syukur terhadap ni’mat-Nya- setiap anggota badan

untuk menolong hamba-hamba Allah ta’ala, bersedekah kepada mereka dengan

menggunakannya sesuai kemaslahatannya.

3. Temasuk sedekah adalah: Menahan tangan dan lisan untuk tidak menyakiti orang lain,

justru seharusnya digunakan untuk menunaikan hak-hak setiap muslim.

4. Jasad harus dikeluarkan zakatnya sebagaimana harta ada zakatnya. Zakat badan adalah

melakukan perbuatan baik, bersedekah dan pintu-pintunya banyak.

5. Anjuran untuk mendamaikan kedua belah pihak, tolong-menolong, mengucapkan

kalimat yang baik, berjalan menuju shalat dan menyingkirkan penghalang dari jalan.

6. Anjuran untuk membersihkan sarana-sarana umum.

7. Anjuran untuk melakukan keadilan, karena dengan keadilanlah ditegakkan langit dan

bumi.

Tema-tema hadits: 1. Menolong sesama manusia: 5: 2, 107: 1-7

2. Menjaga kepentingan bersama: 7: 56, 85

3. Perkataan yang baik: 17: 23, 33: 32, 4: 9

359

ابع والعشروناحلـديث الس

HADITS KEDUAPULUH TUJUH

ڤعنالن واسبنسمعان رهت أن : »قالملسو هيلع هللا ىلصعنالن بي وك ك، نفس ما حا في م: واإلث لق، ـخ ال : حس البر

ليه الناس لع ع ط .(2553)رقمرواهمسلم« ي

؟» فقال:ملسو هيلع هللا ىلصقال:أتيترسولاهللڤبصةبنمعبدوعنوا ر الب ل ع ـتفت : »قلت:نعم،فقال« جئت تسأ س ا

ما حا في النف م: واإلث لب، واطمأن إليه الق ت إليه النفس، ن ما اطمأ : ر ك؛ الب لب وإن أفتا ق ر، د ص د في ال رد وت س،

وأفتو ارمي(4/227)يناهفيمسندياإلمامينأحمدابنحنبلو يثحسن،رحد« الناس ،بإسناد(2/246)والد

حسن.

Kosa kata:

البـر Kebaikan

اإلثـم Dosa

حاك Mengganggu

Diketahui, diselidiki يط لع

Terjemah hadits: Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu, dari Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam

beliau bersabda: “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa

mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia “ Riwayat Muslim.

Dan dari Wabishah bin Ma’bad radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendatangi Rasulullah

shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda: Engkau datang untuk menanyakan

kebaikan? saya menjwaba: Ya. Beliau bersabda: Mintalah pendapat dari hatimu, kebaikan

adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, dan dosa adalah apa yang terasa

mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orang-orang

memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya. (Hadits hasan kami riwayatkan dari

dua musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi dengan sanad yang hasan).

Kandungan Hadist : 1. Tanda perbuatan dosa adalah timbulnya keragu-raguan dalam jiwa dan tidak suka kalau

hal itu diketahui orang lain.

2. Siapa yang ingin melakukan suatu perbuatan maka hendaklah dia menanyakan hal

tersebut pada dirinya.

3. Anjuran untuk berakhlak mulia karena akhlak yang mulia termasuk unsur kebaikan yang

sangat besar.

360

4. Hati seorang mu’min akan tenang dengan perbuatan yang halal dan gusar dengan

perbuatan haram.

5. Melihat terlebih dahulu ketetapan hukum sebelum mengambil tindakan. Ambillah yang

paling dekat dengan ketakwaan dan kewara’an dalam agama.

6. Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam ketika menyampaikan sesuatu kepada para

shahabatnya selalu mempertimbangkan kondisi mereka.

7. Perhatian Islam terhadap pendidikan sisi agama yang bersifat internal dalam hati orang

beriman dan meminta keputusannya sebelum mengambil tindakan.

Tema-tema hadits: 1. Kebenaran melahirkan ketenangan hati: 8: 10, 13: 28

2. Hati-hati dalam memberi fatwa: 17: 36

3. Hati yang sehat sensitif terhadap keburukan: 3: 135

امن والعشروناحلــديث الث

HADITS KEDUAPULUH DELAPAN

ڤوعنأبينجيحالعرباضبنساريةلتمنهاالقلوب،وذرفتمنهاموعظة،وجملسو هيلع هللا ىلصقال:وعظنارسولاهلل

ع،فأوصنا، ؛كأن هاموعظةمود بتقو » قال:فالعيون،فقلنا:يارسولاهلل م ك وصي ىأ ـة، ۵اهلل اع ط وال ـمع والس ،

م عش ي م ه ن إ م عبد، ف ك لي ر ع م ر وإن تأ ـي م فس ك ىن ـدي ش ا ر لفاء ال خ ـ ـ ـنة ال س و ـنتي بس م ك ـي ل ع را، ف ـ ـا كثي الف اخت

اللة ـ بدعة ض إن كل ر، ف مو حدثات األ م و م اك وإي بالنواجذ، ها لي وا ع ض ، ع ي هدي ـم (4607)رقـمرواهأبـوداود« ال

:)حديثحسنصحيح(.(2676)رقمالت رمذيو ،وقالالت رمذيKosa kata: وعظـ)نا( Menasihati (kami)

موعظة Nasihat

وجلـ)ت( Takut

hati :قلب Bentuk jamak القلوب

ر تأم Memerintah

يعش)يعيش( Hidup

عليـ)كم( Kalian harus

إيا)كم( Kalian jangan

Terjemah hadits: Dari Abu Najih Al Irbadh bin Sariah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah

shallallahu`alaihi wa sallam memberikan kami nasehat yang membuat hati kami bergetar

361

dan air mata kami berlinang. Maka kami berkata: Ya Rasulullah, seakan-akan ini merupakan

nasehat perpisahan, maka berilah kami wasiat. Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam

bersabda: “ Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah ta’ala, tunduk dan patuh

kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena di

antara kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perbedaan pendapat.

Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran Khulafaurrasyidin yang

mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah

kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat

“ (Riwayat Abu Daud dan Turmuzi, dia berkata : hasan shahih)

Pelajaran: 1. Bekas yang mendalam dari nasehat Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam dalam jiwa

para shahabat. Hal tersebut merupakan tauladan bagi para da’i di jalan Allah ta’ala.

2. Taqwa merupakan yang paling penting untuk disampaikan seorang muslim kepada

muslim lainnya, kemudian mendengar dan ta’at kepada pemerintah selama tidak terdapat

di dalamnya maksiat.

3. Keharusan untuk berpegang teguh terhadap sunnah Nabi dan sunnah Khulafaurrasyidin,

karena di dalamnya terdapat kemenangan dan kesuksesan, khususnya tatkala banyak

terjadi perbedaan dan perpecahan.

4. Hadits ini menunjukkan tentang sunnahnya memberikan wasiat saat berpisah karena di

dalamnya terdapat kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

5. Larangan untuk melakukan hal yang baru dalam agama (bid’ah) yang tidak memiliki

landasan dalam agama.

Tema hadits: 1. Anjuran berwasiat menjelang kematian: 2 :180

2. Berpegang teguh kepada sunnah Rasul dan menjauhi bid’ah: 59: 7, 57: 27

3. Patuh kepada pimpinan: 4: 59

اسع والعشروناحلــديث الت

HADITS KEDUAPULUH SEMBILAN

جبل بن معاذ الن ار.قال:ڤعن ويباعدنيعن الجن ة بعمليدخلني أخبرني ؛رسولاهلل يا لقد » قال:قلت:

م لى ه ليسير ع ن وإ م، ظي ع وتؤتي سألت ع الة، وتقيم الص شيئا، به وال تشر عبد اهلل ليه: ت عالى ع ت ره اهلل يس

وتحج البيت ضان، رم صوم وت كاة، ز قال، «ال قة : »ثم د ص وال م جنة، و ص ر؟ ال خي ـ بواب ال طفئ أال أدل ك على أ ت

يل جل في جوف الل ر الة ال وص ر، ـماء النا طفئ ال طيئة كما ي ـخ تال:، «ال ىحت ﴾ گ گ ڳ ڳ﴿ ثم

362

جدة:ې ﴿ بلغ قال17-16﴾]الس ثم ؟: »[، مه سنا وة ر وذ وعموده، ر، م رأس األ ب ر أخب بلقلت« أال ياى:

،قالهاد : »رسولاهلل مه الج سنا وة الة، وذر ص وعموده ال م، ال س ر اإل م قال، «رأس األ بمال ذلك : »ثم ر أال أخب

؟ ه ل بلسانه،وقالىقلت:بل« ك ،فأخذف علي : »يارسولاهلل لـمؤاخذونبما، «ك هذاك ؛وإن ا

اهلل

قلت:يانبي

ل : »نتكل مبه؟فقال كب الناس في النار ع وهل ي ك ك أم لت م ىثك ل: عل -وجوهه قا و رهم ىأ صائد -مناخ إال ح

هم وقال:)حديثحسنصحيح(.(2616)رقمذيرواهالت رم« ألسنت

Kosa kata: يسير Mudah (kami)

جن ة Tameng, pelindung

تطفئ Memadamkan

Pertengahan malam جوفالليل

تتجاىف Jauh

جنوبـ)هم( Jamak dari جنب : Pinggang

مضاجع jamak dari مضجع : tempat berbaring, tempat tidur

عمود Tiang

ذروة Puncak

سنام Punuk onta

مالك kunci semuanya

كف Tahanlah

يكب Dimasukkan

مناخر)هم( Jamak منخر : hidung

حصائد Jamak dari حصيدة : panen, buah, akibat

ألسنة jamak dari لسان : lidah

Terjemah hadits: Dari Mu’az bin Jabal radhiallahuanhu dia berkata: Saya berkata: Ya Rasulullah,

beritahukan saya tentang perbuatan yang dapat memasukkan saya ke dalam syurga dan

menjauhkan saya dari neraka, beliau bersabda, Engkau telah bertanya tentang sesuatu yang

besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah ta’ala: Beribadah

kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan

zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji. Kemudian beliau (Rasulullah shallallahu`alaihi wa

sallam) bersabda, Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu syurga? Puasa

adalah benteng, Sadaqah akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air

mematikan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail), kemudian beliau

363

membacakan ayat (yang artinya): “ Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya….”.

Kemudian beliau bersabda, Maukah kalian aku bertahukan pokok dari segala perkara,

tiangnya dan puncaknya? aku menjawab: Mau ya Nabi Allah. Pokok perkara adalah Islam,

tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah Jihad. Kemudian beliau bersabda: Maukah

kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua

itu? saya berkata: Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda,

Jagalah ini (dari perkataan kotor/buruk). Saya berkata, Ya Nabi Allah, apakah kita akan

dihukum juga atas apa yang kita bicarakan? beliau bersabda, Ah kamu ini, adakah yang

menyebabkan seseorang terjungkal wajahnya di neraka –atau sabda beliau: diatas

hidungnya- selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka. (Riwayat Turmuzi dan

dia berkata, Haditsnya hasan shahih)

Kandungan Hadist : 1. Perhatian shahabat yang sangat besar untuk melakukan amal yang dapat memasukkan

mereka ke syurga.

2. Amal perbuatan merupakan sebab masuk syurga jika Allah menerimanya dan hal ini

tidak bertentangan dengan sabda Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam “Tidak masuk

syurga setiap kalian dengan amalnya”. Makna hadits tersebut adalah bahwa amal

dengan sendirinya tidak berhak memasukkan seseorang ke syurga selama Allah belum

menerimanya dengan karunia-Nya dan Rahmat-Nya.

3. Mentauhidkan Allah dan menunaikan kewajiban adalah sebab masuknya seseorang ke

dalam syurga.

4. Shalat sunnah setelah shalat fardhu merupakan sebab kecintaan Allah ta’ala kepada

hambanya.

5. Bahaya lisan dan perbuatannya akan dibalas dan bahwa dia mencampakkan seseorang ke

neraka karena ucapannya.

Tema-tema hadits : 1. Hakekat keselamatan; masuk syurga dan terhindar dari neraka : 3: 185

2. Allah memudahkan setiap upaya kebaikan: 2: 185

3. Qiyamullail: 17: 79

4. Keutamaan Jihad: 61: 11, 9: 19

5. Menjaga lisan: 50: 18

364

الثوناحلــديث الثHADITS KETIGAPULUH

جرثومبنناشرأ عن ڤبيثعلبةالخشني

»قال:ملسو هيلع هللا ىلصعنرسولاهلل عوها، ۵إن اهلل ضي ت ال رائض، ف رض ف ف

عتد ت ال ودا ف ـوحد حد حث تب ال نسيان، ف ر غي م م ك رحمة ل شياء أ كت ع س و كوها، ه تنت ال شياء، ف م أ ر وح وا وها،

ها «عنارقطني .وغيره(4/184)حديثحسن،رواهالد

Dari Abi Tsa’labah Al Khusyani Jurtsum bin Nasyir radhiallahuanhu, dari Rasulullah

shallallahu`alaihi wa sallam dia berkata: Sesungguhnya Allah ta’ala telah menetapkan

kewajiban-kewajiban, maka janganlah kalian mengabaikannya, dan telah menetapkan

batasan-batasannya janganlah kalian melampauinya, Dia telah mengharamkan segala

sesuatu, maka janganlah kalian melanggarnya, Dia mendiamkan sesuatu sebagai kasih

sayang terhadap kalian dan bukan karena lupa jangan kalian mencari-cari tentangnya.

(Hadits hasan riwayat Daruquthni dan lainnya).

(Hadits ini dikatagorikan sebagai hadits dha’if 145)

. Lihat Qowa’id wa Fawa’id Minal

Arbain An Nawawiah, karangan Nazim Muhammad Sulthan, hal. 262. Lihat pula Misykatul

Mashabih, takhrij Syekh Al Albani, hadits no. 197, juz 1. Lihat pula Jami’ Al Ulum wal

Hikam, oleh Ibnu Rajab).

الثوناحلــديث احلالي والث

HADITS KETIGAPULUH SATU

اعدي ڤوعنأبيالعب اسسهلبنسعدالس نيعلىعململسو هيلع هللا ىلصقال:جاءرجلإلىالن بي دل

فقال:يارسولاهلل

اهلل،وأحب نيالن اس ك »،فقالإذاأناعملته،أحب ني ـ حب ـاس، ي ـد الن ـا عن ـد فيم زه وا ك اهلل. ـ حب نيا، ي زهد في الد ا

.،وغيرهبأسانيدحسنة(4102)رقمحديثحسن،رواهابنماجه«الن اس

Kosa kata: دلـ)ين( Tunjukkan (kepadaku)

أحبـ)ين( Mencintai(-ku)

ازهد Bersikap zuhud-lah

Terjemah hadits :

Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad Assa’idi radhiallahuanhu dia berkata: Seseorang

mendatangi Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, maka beliau berakata: Wahai

1. Hadits dho’if adalah hadits yang lemah kedudukannya dan tidak dapat dijadikan sebagai dalil.

365

Rasulullah, tunjukkan kepadaku sebuah amalan yang jika aku kerjakan, Allah dan manusia

akan mencintaiku, maka beliau bersabda, Zuhudlah terhadap dunia maka engkau akan

dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia maka engkau akan

dicintai manusia. (Hadits hasan riwayat Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad hasan).

Kandungan Hadist: 1. Menuntut kecukupan terhadap dunia adalah perkara wajib, sedang zuhud adalah tidak

adanya keter-gantungan dan terpusatnya perhatian terhadapnya.

2. Bersikap qanaah terhadap rizki yang halal dan ridha terhadapnya serta bersikap ‘iffah

dari perbuatan haram dan hati-hati terhadap syubhat.

3. Jiwa yang merasa cukup dan iffah serta berkorban dengan harta dan jiwa di jalan Allah

merupakan hakekat zuhud.

Tema-tema hadits : 1. Zuhud: 18: 45-46, 29: 64, 102: 1-5

2. Menghindari penyakit hasad (dengki): 113: 5

الثوناين والثاحلـديث الث

HADITS KETIGAPULUH DUA

رسولاهللڤعنأبيسعيدسعدبنمالكبنسنانالخدري ر » قال:ملسو هيلع هللا ىلصأن را ض وال ر ر ض حديثحسـن« ال

ارق(2341)رقمرواهابنماجه ،والد ،(2/746)مرسال«الـموط أ»وغيرهمامسندا،ورواهمالكفي(4/228)طني

عنعمرو يبنيحيىعنأبيهعنالن بي بعضا.بعضها،فأسقطأباسعيد،ولهطرقيقو

Kosa kata: ضرر Membahayakan diri sendiri

ضرار Membahayakan diri orang lain

Terjemah hadits : Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan Al Khudri radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah

shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Tidak boleh melakukan perbuatan yang

mencelakakan (mudharat)“ (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Daruqutni serta

lainnya dengan cara musnad, juga diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Muwattha’ secara

mursal dari Amr bin Yahya dari bapaknya dari Rasulullah, dia tidak menyebutkan Abu Sa’id.

Akan tetapi hadits ini memiliki jalan-jalan yang saling menguatkan).

Kandungan Hadist:

366

1. Ajaran Islam sangat mementingkan keselamatan pribadi dan orang lain.

2. Termasuk sesuatu yang diharamkan adalah sesuatu yang berbahaya, seperti: rokok,

narlotik dll.

Tema hadits dan ayat Al Quran yang terkait: 1. Larangan mendatangkan kecelakaan: 2: 195

الثونالث والثالحديث الث

HADITS KETIGAPULUH TIGA

ڤوعنابنعب اس الن بي ـ» قال:ملسو هيلع هللا ىلصأن م ود م ـو ق ل ـوا م ل أ رجا عى م، الد بدعواه طى الن اس ع ـلو ي ك م؛ ل اءه

نة البي واليمي عي لى المد ر ع ـ ك ن أ ـ م لى « عوغيـرههكـذا،وأصـلهفـي(10/252)حـديثحسـنرواهالبيهقـي

حيحين» .«الص

Kosa kata: يعطى Diberikan

ادعى Menuduh

البي نة Bukti

المدعي Orang yang menuduh

اليمين Sumpah

انكر Mengingkari

Terjemah hadits: Dari Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa

sallam: Seandainya setiap pengaduan manusia diterima, niscaya setiap orang akan

mengadukan harta suatu kaum dan darah mereka, karena itu (agar tidak terjadi hal tersebut)

maka bagi pendakwa agar mendatangkan bukti dan sumpah bagi yang mengingkarinya“ .

(Hadits hasan riwayat Baihaqi dan lainnya yang sebagiannya terdapat dalam As Shahihain)

Kandungan Hadist: 1. Seorang hakim harus meminta dari kedua orang yang bersengketa sesuatu yang dapat

menguatkan pengakuan mereka.

2. Seorang hakim tidak boleh memutuskan sebuah perkara dengan menghalalkan yang

haram dan mengharamkan yang halal.

3. Pada dasarnya seseorang bebas dari tuduhan hingga terbukti perbuatan jahatnya.

367

4. Seorang hakim harus berusaha keras untuk mengetahui permasalahan sebenarnya dan

menjelaskan hukumnya berdasarkan apa yang tampak baginya.

5. Bersumpah hanya diperbolehkan atas nama Allah.

Tema-tema hadits: 1. Hukum harus ditegakkan: 4: 65, 24: 51

2. Penegakkan hukum harus berdasarkan prinsip yang jelas: 24: 4, 24: 23

احلديث الرابع والثالثون

HADITS KETIGAPULUH EMPAT

م »يقول:ملسو هيلع هللا ىلصقال:سمعترسولاهللڤوعنأبيسعيدالخدري ـ إن ل ـ ـده. ف بي ره ـ غي لي را ف ك من م ك من ى رأ م

لبه طع فبق م يست إن ل نه. ف لسا طع فب ف اإليمان يست ع ك أض وذل .(49)رقمرواهمسلم«، Kosa kata: يغيـ ر Merubah

أضعف Yang paling lemah

Terjemah hadits : Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah

shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah

dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu

maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.(Riwayat

Muslim)

Kandungan Hadist: 1. Menentang pelaku kebatilan dan menolak kemunkaran adalah kewajiban yang dituntut

dalam ajaran Islam atas setiap muslim sesuai kemampuan dan kekuatannya.

2. Ridha terhadap kemaksiatan termasuk di antara dosa-dosa besar.

3. Sabar menanggung kesulitan dan amar ma’ruf nahi munkar.

4. Amal merupakan buah dari iman, maka menyingkirkan kemunkaran juga merupakan

buahnya keimanan.

5. Mengingkari dengan hati diwajibkan kepada setiap muslim, sedangkan pengingkaran

dengan tangan dan lisan berdasarkan kemampuannya.

Tema-tema hadits: 1. Keutamaan mengatasi kemunkaran: 5 : 78, 7 : 165

368

2. Realisasi iman : 2 : 278, 3 : 139, 5 : 23,

3. Tingkatan iman : 8 : 2

الثوناحلديث اخلامس والث

HADITS KETIGAPULUH LIMA

ڤعنأبيهريرةوـع ملسو هيلع هللا ىلص:»قال:قالرسولاهلل ـ يب وال وا، ر ب تدا وال ضوا، تباغ وال تناجشوا، وال وا، سد حا ت ال

إخو نوا عباد اهلل وكو عض. ب بيع لى م ع ك ض ع خذله ب ي وال لمه، ظ ي م. ال ل ـمس م أخو ال ل ـمس نا؛ ال ـه ،ا ب كذ ي ،وال وال

ى هاهنا قو ره. الت حق ات -ي ـل - ويشيرإلىصدرهثال:مر م، ك ل ـمس ـ ـاه ال ر أخ حق ر أن ي ـ الش م ئ ر م حسب ا ب

م ل ـمس رضه ال وع ماله و مه م؛ د را م ح ل ـمس لى ال .(2564)رقمرواهمسلم«ع

Kosa kata: تحاسدوا (kalian) saling dengki

تناجشوا (kalian) saling menipu

تباغضوا (kalian) saling membenci

تدابروا (kalian) saling memu-tuskan hubungan

يبع)يبيع( Menjual

يخذلـ)ـه( Merendahkan-(nya)

يحقر)ه( Menghina-(nya)

صدر)ه( Dada (nya)

بحسب Cukup

Terjemah hadits: Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam

bersabda: Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling

memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada

orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah

saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak

mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya

sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina

saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya

dan kehormatannya “ (Riwayat Muslim).

369

Kandungan Hadist: 1. Larangan untuk saling dengki.

2. Larangan untuk berbuat keji dan menipu dalam urusan jual beli.

3. Diharamkan untuk memutuskan hubungan terhadap muslim. Sebaliknya harus dijaga

persaudaraan dan hak-haknya karena Allah ta’ala.

4. Islam bukan hanya aqidah dan ibadah saja, tetapi juga di dalamnya terdapat urusan

akhlak dan muamalah.

5. Hati merupakan sumber rasa takut kepada Allah ta’ala.

6. Taqwa merupakan barometer keutamaan dan timbangan seseorang.

7. Islam memerangi semua akhlak tercela karena hal tersebut berpengaruh negatif dalam

masyarakat Islam.

Tema-tema hadits: 1. Menciptakan pergaulan yang baik dan harmonis: 49: 10

2. Realisasi ukhuwah Islamiyah: 9: 71

3. Barometer kehidupan; Taqwa: 49: 13

4. Dihormatinya hak dan martabat seorang muslim: 5: 32, 22: 30

الثونالس والثاحلديث الس

HADITS KETIGAPULUH ENAM

ڤوعنأبيهريرة رب »قال:ملسو هيلع هللا ىلصعنالن بي ك م بة ر عنه ك س اهلل نف نيا، رب الد ك م بة ر ك م مؤ س ع نف م

ر عس م لى ر ع يس م و مة. م القيا رة. يو آلخ وا نيا في الد ره اهلل ست لما، مس ر ست م و رة. آلخ وا نيا ليه في الد ع ر اهلل ، يس

ل ه ـ س لما، لتمس فيه ع ريقا ي ك ط ل س م و عبد في عون أخيه. ما كان ال عبد في عون ال ـواهلل ب ـه ل ـى اهلل ا إل ـ ريق ه ط

م، إال ه ـن بي نه سو ر ويتدا لون كتاب اهلل، بيوت اهلل، يت م بيت م في قو ما اجتمع و جن ة. ـ كينة، ال ـ م الس ه ـي ل ـت ع زل ن

ف م اهلل ره وذك كة، الئ ـم م ال ه ت وحف حمة ر م ال ه ـبه وغشيت نس ـه ب رع ـ ـ م يس ـ ـه، ل ل ـه عم ب ـأ ط ب م و عنده. رواه«يم

ـذاالل فظمسلم .(2699)رقمبه

Kosa kata: نف س Meringankan atau menghilangkan

كربة)كرب( Cobaan berat

معسر Orang yang kesulitan

ر يس Memudahkan

عون Pertolongan

ستر Menutupi

370

ل سه Memudahkan

سلك Menempuh

يتدارسونـ)ـه( (Mereka) saling mempelajari-(nya)

اجتمع Berkumpul

السكينة Ketenangan

غشيتـ)هم( Liputi, curahkan (kepada mereka)

حفتـ)هم( mengelilingi (mereka)

يسرع Segera

بطأ Lambat

Terjemah hadits : Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

bersabda: Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-

kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya di Hari kiamat. Dan

siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitann niscaya akan Allah mudahkan

baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan

tutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya

menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah

mudahkan baginya jalan ke syurga. Suatu kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah

membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan

kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi

malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat

amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya. (Muttafaq alaih).

Kandungan Hadist: 1. Siapa yang membantu seorang muslim dalam menyelesaikan kesulitannya, maka akan

dia dapatkan pada hari kiamat sebagai tabungannya yang akan memudahkan

kesulitannya di hari yang sangat sulit tersebut.

2. Sesungguhnya pembalasan disisi Allah ta’ala sesuai dengan jenis perbuatannya.

3. Berbuat baik kepada makhluk merupan cara untuk mendapatkan kecintaan Allah ta’ala.

4. Meluruskan niat dalam rangka mencari ilmu dan ikhlas di dalamnya agar tidak

menggugurkan pahala sehingga amal dan usahanya sia-sia.

5. Memohon pertolongan kepada Alla ta’ala dan kemudahan dari-Nya, karena ketaatan

tidak akan terlaksana kecuali karena kemudahan dan kasih sayang-Nya.

371

6. Selalu membaca Al Quran, memahaminya dan mengamalkannya.

7. Keutamaan duduk di rumah Allah untuk mengkaji ilmu.

Tema-tema hadits: 1. Menumbuhkan kepekaan sosial: 107: 1-7, 70: 24

2. Menjaga nama baik seseorang: 49: 11

3. Menumbuhkan tradisi ilmiah: 96: 1, 170: 36.

4. Berinteraksi terhadap Al Quran: 73: 4, 47: 24, 33: 36

الثونابع والثاحلديث الس

Hadits ketigapuluh tujuh

حسنات : »فيمـايرويـهعـنرب ـهتبـاركوتعـالى،قـالملسو هيلع هللا ىلصعنرسولاهللڤعنابنعب اس ـ ـ ـب ال كت إن اهلل

م ل حسنة ف ب م ه ك، فم ذل بي م ئات. ث ي والس ـا اهلل ه ـا كتب ه ل عم ـا ف ه ب م وإن ه لة، م عنده حسنة كا ها اهلل ها كتب ل عم ي

ـا ك ه ل عم م ي ـ ل ئة ف ـي بس م وإن ه رة. عاف كثي ف إلى أض ع عمائة ض سب ر حسنات إلى ـن عنده عش ـده حس ـا اهلل عن ه ة تب

واحدة ئة سي ها اهلل ها، كتب ل عم ها ف ب م وإن ه لة، م «كا فيصـحيحيهما(131)رقمومسلم(6491)رقمرواهالبخاري

ـذهالـحروف. به

قن تعافانظرياأخيوف اكإلىعظيملطفاهلل لهذهاأللفاظ،وقوله:اهللوإي إشارةإلىاالعتناء«عنده »الى،وتأم

لة »بها،وقوله: م تركهـا«كا بهاثـم تيهم ي ئةال ةاالعتناءبها.وقالفيالس ـ»للت أكيدوشد ـده حس عن ـااهلل ه نة كتب

لة م دهابـ«كا لة »فأك م دتقليلهابـ«كا ـدهابــ)كاملة(،«واحدة »وإنعملها،كتبهااهللسي ئةواحدة،فأك ولــميؤك

هالـحمدوالـمن ة،سبحانهالنحصيثناءعليه،وب الت وفيق.فلل اهلل

Kosa kata: بي ـن Menjelaskan

هم Berkeinginan

ضعف)أضعاف( Kelipatan

ةئسي Keburukan

Terjemah hadits: Dari Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

sebagaimana dia riwayatkan dari Rabbnya Yang Maha Suci dan Maha Tinggi: Sesungguhnya

Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut: Siapa

yang ingin melaksanakan kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya, maka dicatat

disisi-Nya sebagai satu kebaikan penuh. Dan jika dia berniat melakukannya dan kemudian

melaksanakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh

372

ratus kali lipat bahkan hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia berniat melaksanakan

keburukan kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya satu kebaikan penuh,

sedangkan jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya Allah mencatatnya sebagai satu

keburukan. (Riwayat Bukhari dan Muslim dalam kedua shahihnya dengan redaksi ini).

Pelajaran: 1. Kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya yang beriman sangat luas dan ampunannya

menyeluruh sedang pemberian-Nya tidak terbatas.

2. Sesungguhnya apa yang tidak kuasa oleh manusia, dia tidak diperhitungkan dan dipaksa

menunaikannya.

3. Allah tidak menghitung keinginan hati dan kehendak perbuatan manusia kecuali jika

kemudian dibuktikan dengan amal perbuatan dan praktek.

4. Seorang muslim hendaklah meniatkan perbuatan baik selalu dan membuktikannya,

diharapkan dengan begitu akan ditulis pahala dan ganjarannya dan dirinya telah siap

untuk melaksanakannya jika sebabnya telah tersedia.

5. Semakin besar tingkat keikhlasan semakin berlipat-lipat pahala dan ganjaran.

Tema hadits: Anjuran berlomba-lomba untuk kebaikan: 2:148, 23: 61

الثونامن والثاحلديث الث

Hadits Ketigapuluh delapan

ڤوعنأبيهريرةـا ملسو هيلع هللا ىلص:»قال:قالرسولاهلل م و رب. ح ـ ـ بال ـه نت آذ ـد ا فق ولي ى لي عاد م ل: قا عالى ت إن اهلل

م بشيء أحب إلي ي ب إلي عبد ر ـه تق إذا أحببت ه، ف ى أحب بالنوافل حت ب إلي ر ي يتق ل عبد زا وال ي ليه. رضته ع ا افت م

تي له ال رج و ها، ب طش تي يب ويده ال به، ر ص ي يب ذ ره ال ص ب و به، ي يسمع ذ عه ال سم ـكنت ـألني يمش س ـئ ول ـا، ه ب ي

ه ن ني ألعيذ عاذ ست ا ولئ طينه، .(6502)رقمرواهالبخاري«ألع

Kosa kata: عادى Memusuhi

آذنـ)تـ()ـه( (Aku) izinkan, umumkan (kepadanya)

بتقر Mendekatkan diri, beribadah

وافلالن jamak dari نافلة (perkara-perkara sunnah)

افرتضـ)تـ()ـه( (Aku) wajibkan (padanya)

استعاذ)ين( Minta perlindungan (kepada-Ku)

يبطش Memukul, menampar

)ـه(أعيذنـ (Aku) lindungi (dia)

373

Terjemah hadits:

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

bersabda: Sesungguhya Allah ta’ala berfirman: Siapa yang memusushi wali-Ku maka telah

Aku umumkan perang terhadapnya. Tidak ada taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang

lebih Aku cintai kecuali beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan

hamba-Ku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara

sunnah diluar yang fardhu) maka Aku akan mencintainya. Dan jika Aku telah mencintainya

maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang

dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang

digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku niscaya akan Aku berikan dan jika dia

minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi.“ (Riwayat Bukhari).

Pelajaran yang dapat diambil dari hadits: 1. Besarnya kedudukan seorang wali, karena dirinya diarahkan dan dibela oleh Allah ta’ala.

2. Perbuatan-Perbuatan fardhu merupakan perbuatan-perbuatan yang dicintai Allah ta’ala.

3. Siapa yang kontinyu melaksanakan amalan sunnah dan menghindar dari perbuatan

maksiat maka dia akan meraih kecintaan Allah ta’ala .

4. Jika Allah ta’ala telah mencintai seseorang maka Dia akan mengabulkan doanya.

Tema-tema hadits: 1. Pemahaman yang benar tentang wali: 10: 62-64

2. Keutamaan ibadah nawafil (sunnah): 35: 32

3. Kekuatan dari Allah: 22: 40, 18: 39,

الثوناسع والثاحلديث الت

HADITS KETIGAPULUH SEMBILAN

رسولاهللڤعنابنعب اس ـه »قال:ملسو هيلع هللا ىلصأن لي رهوا ع ك ـت س ما ا و والن سيان، طأ خ ـ تي ال م أ ز لي ع و جا ت «إن اهلل

وال(2045)رقمحديثحسن،رواهابنماجه وغيرهما.(7/356)بيهقي

Kosa kata: تجاوز Melewatkan,memaafkan

سيانالن Lupa

استكرهوا (Mereka) dipaksa

374

Terjemah hadits: Dari Ibnu Abbas radiallahuanhuma: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa

sallam bersabda: Sesungguhnya Allah ta’ala memafkan umatku karena aku (disebabkan

beberapa hal) : Kesalahan, lupa dan segala sesuatu yang dipaksa “(Hadits hasan

diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi dan lainnya)

Kandungan Hadist: 1. Allah ta’ala mengutamakan umat ini dengan menghilangkan berbagai kesulitan dan

memaafkan dosa kesalahan dan lupa.

2. Sesungguhnya Allah ta’ala tidak menghukum seseorang kecuali jika dia sengaja berbuat

maksiat dan hatinya telah berniat untuk melakukan penyimpangan dan meninggalkan

kewajiban dengan sukarela.

3. Manfaat adanya kewajiban adalah untuk mengetahui siapa yang ta’at dan siapa yang

membangkang.

4. Ada beberapa perkara yang tidak begitu saja dimaafkan. Misalnya seseorang melihat

najis di bajunya akan tetapi dia mengabaikan untuk menghilangkannya segera, kemudian

dia shalat dengannya karena lupa, maka wajib baginya mengqhada shalat tersebut.

Contoh seperti itu banyak terdapat dalam kitab-kitab fiqh.

Tema-tema hadits: 1. Toleransi hukum Islam: 22: 78, 2: 196

2. Manusiawi dalam penerapan hukum: 64: 16

احلديث األربعون

Hadits keempat puluh

سبيل »بمنكبيفقال:ملسو هيلع هللا ىلصقال:أخذرسولاهللڤوعنابنعمر ر ب و عا ريب، أ ك غ ن نيا كأ في الد وكـان،«ك

ـباح،وإڤابنعمر تكيقول:إذاأمسيتفالتنتظرالص رالــمساء،وخـذمـنصـح ذاأصـبحتفـالتنتظـ

،لـمرضك،ومنحياتكلـموتك .(6416)رقمرواهالبخاري

Kosa kata: غريب Orang asing

عابرسبيل Pengembara

أمسيـ)ـت( (engkau berada) di sore hari

أصبحـ)ـت( (Engkau berada) di pagi hari

375

منكبـ)ي( (kedua) pundakku

Terjemah hadits: Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

memegang kedua pundak saya seraya bersabda: "Hiduplah engkau di dunia seakan-akan

orang asing atau pengembara", Ibnu Umar berkata: "Jika kamu berada di sore hari jangan

tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah

kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu." (Riwayat

Bukhari).

Kandungan hadits: 1. Bersegera mengerjakan pekerjaan baik dan memperbanyak ketaatan, tidak lalai dan

menunda-nunda karena dia tidak tahu kapan datang ajalnya.

2. Menggunakan berbagai kesempatan dan momentum sebelum hilangnya berlalu.

3. Zuhud di dunia berarti tidak bergantung kepadanya hingga mengabaikan ibadah kepada

Allah ta’ala untuk kehidupan akhirat.

4. Hati-hati dan khawatir terhadap azab Allah adalah sikap seorang musafir yang

bersungguh-sungguh dan hati –hati agar tidak tersesat.

5. Waspada dari teman yang buruk hingga tidak terhalang dari tujuannya.

6. Pekerjaan dunia dituntut untuk menjaga jiwa dan mendatangkan manfaat, seorang muslim

hendaknya menggunakan semua itu untuk tujuan akhirat.

7. Bersungguh-sungguh menjaga waktu dan mempersiapkan diri untuk kematian dan

bersegera bertaubat dan beramal shaleh.

8. Rasulullah memegang kedua pundak Abdullah bin Umar, adalah agar dia memperhatikan

apa yang akan beliau sampaikan. Menunjukkan bahwa seorang pelajar harus diajarkan

tentang perhatian gurunya kepadanya dan kesungguhannya untuk menyampaikan ilmu ke

dalam jiwanya. Hal ini dapat menyebabkan masuknya ilmu, sebagaimana hal itu juga

menunjukkan kecintaan Rasulullah kepada Abdullah bin Umar, karena hal tersebut pada

umumnya dilakukan oleh seseorang kepada siapa yang dicintainya.

Tema-tema hadits: 1. Hakikat kehidupan: 3: 185, 10: 24

2. Optimalisasi setiap kesempatan: 103: 1-3, 94: 7.

احلديث احلالي واألربعون

HADITS KEEMPAT PULUH SATU

376

دعبد عنأبيمحم ملسو هيلع هللا ىلص:»قال:قالرسولاهللڤبنعمروبنالعاصياهلل م يؤ كون هواه ال ى ي م حت أحدك

به ـما جئت عا ل ةبإسنادصحيح.«تب حديثحسنصحيح،رويناهفيكتابالـحج

Dari Abu Muhammad Abdillah bin Amr bin ‘Ash radhiallahuanhuma dia berkata:

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Tidak beriman salah seorang di antara

kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa “ (Hadits hasan shahih dan kami

riwayatkan dari kitab Al Hujjah dengan sanad yang shahih).

(Hadits ini tergolong dha’if. Lihat Qawa’id Wa Fawa’id minal Arba’in An-Nawawiyah,

karangan Nazim Muhammad Sulthan hal. 355, Misykatul Mashabih takhrij Syekh Al Albani,

hadits no. 167, juz 1, Jami’ Al Ulum wal Hikam oleh Ibn Rajab).

اين واألربعوناحلديث الث

HADITS KEEMPATPULUH DUA

ـوتني »يقول:ملسو هيلع هللا ىلصقال:سمعترسولاهللڤعنأنسبنمالك رج و ما دعوتني ك ن م إ آد ب عالى:يا ا ت ل اهلل قا

بالي أ وال ك من ما كان لى ك ع رت ل ، غف ب ك يا ا رت ل رتني غف غف ست م ا ماء ث ك عنان الس ب نو غت ذ ل ب م لو ، آد ب يا ا

ه ب را بق ك شيئا ألتيت بي ر ـ تش م لقيتني ال طايا ث رض خ راب األ بق ك لو أتيتني ن م إ رة آد غف م )رقميرواهالت رمذ،«ا

،وقال:حديثحسنصحيح.(3540

Kosa kata: دعو)تـ()ين( (engkau) berdoa, memohon (kepadaku)

رجو)تـ()ين( (engkau) mengharap (kepadaku)

أبالي (aku) pedulikan

قراب Sepenuh

عنان awan (yang dimaksud adalah banyaknya)

خطاي bentuk jamak dari طأخ (kesalahan)

أتيـ)تـ()ني( (engkau) mendatangi-(Ku)

لقيـ)تـ()ني( (engkau) menemui-(Ku)

Terjemah Hadits: Dari Anas Radhiallahuanhu dia berkata, Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi

wa sallam bersabda, Allah ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, sesungguhnya Engkau

berdoa kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka akan aku ampuni engkau, aku tidak

peduli (berapapun banyaknya dan besarnya dosamu). Wahai anak Adam seandainya dosa-

dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepadaku niscaya akan

377

Aku ampuni engkau. Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan

kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukan Aku

sedikitpun maka akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula ampunan “

(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: haditsnya hasan shahih).

Kandungan Hadist: 1. Berdoa diperintahkan dan dijanjikan untuk dikabul-kan.

2. Maaf Allah dan ampunannya lebih luas dan lebih besar dari dosa seorang hamba jika dia

minta ampun dan bertaubat.

3. Berbaik sangka kepada Allah ta’ala, Dialah semata Yang Maha Pengampun bagi orang

yang bertaubat dan istighfar.

4. Tauhid adalah pokok ampunan dan sebab satu-satunya untuk meraihnya.

5. Membuka pintu harapan bagi ahli maksiat untuk segera bertaubat dan menyesal

betapapun banyak dosanya.

Tema-tema hadits: 1. Kemurahan Allah ta’ala: 23: 118, 6: 133, 7: 56

2. Tidak putus asa untuk bertaubat: 39: 53, 5: 74, 3: 135

378

«يةقواعد الفقهمنظومةال»عدي محن السعبد الر

)Kaidah-Kaidah Fiqih) Karya Abdurrahman As-Sa’di

Segala puji bagi Allah yang Maha Tinggi dan Maha Lembut

Pengumpul dan Pemisah segala sesuatu

Pemilik nikmat yang luas lagi melimpah

Serta hikmah yang bersinar lagi banyak

Kemudian semoga shalawat serta salam senantiasa

Tercurah atas Rasul penutup dari suku Quraisy

Juga atas keluargannya dan sahabatnya yang baik

Yang mencapai tingkat membanggakan

Ketahuilah semoga engkau diberi petunjuk bahwa sebaik-baik anugerah

Adalah ilmu yang menghilangkan keraguan dan keburukan

Serta menyikap kebenaran bagi pemilik hati

Dan mengantarkan hamba kepada yang dicari

Maka bersemangatlah dalam mempelajari kaidah-kaidah (fikih)

Yang dapat mengupulkan banyak masalah yang bercerai berai

Sehingga engkau meningkat dalam ilmu dengan sebaik-baik peningkatan

Dan cukupkanlah dengan jalannya orang-orang yang benar

Ini adalah kaidah-kaidah yang saya susun

Dari kitab-kitab ahli ilmu telah saya peroleh

Semoga Allah membalas mereka dengan pahala yang besar

Juga memberi maaf, ampunan dan kebaikan-Nya

Niat adalah syarat bagi semua amal

Yang menentukan benar dan rusaknya amal

Agama ini dibangun untuk menggapai maslahat

Dan juga untuk mencegah mudhorot

Apabila beberapa maslahat berbenturan

Maka dahulukanlah yang paling utama maslahatnnya

Sebaliknya, Jika beberapa mafsadah berbenturan

Maka ambillah yang paling keecil kerusakannya

Merupakan kaidah syariat adalah kemudahan

Pada setiap perkara yang ditimpa kesulitan

Tidak ada kewajiban jika tiada kemampuan

379

Dan tidak ada yang diharamkan saat darurat

Setiap yang dilarang saat darurat (diperbolehkan)

Sesuai kadar yang dibutuhkan kedaruratan

Hukum itu dikembalikan pada keyakinan

Maka keraguan tidak dapat menghilangkan keyakinan

Hukum asal air kita adalah suci

Begitu pula tanah, pakaian, dan batu

Hukum asal bersetubuh dan daging

serta jiwa dan harta bagi seorang yang terpelihara

Hukumnya haram sampai datang penghalalnya

Maka pahamilah, Semoga Allah memberimu petunjuk pada apa yang diharapkan

Hukum asal adat istiadat adalah mubah

Sampai datang dalil yang merubah hukum mubahnya

Suatu perkara bukan merupakan syariat

Selain yang disebutkan dalam syariat kita

Hukum perantara adalah seperti hukum tujuan

Ambillah hukum ini untuk tambahan-tambahan

Salah, terpaksa, dan lupa

Dimaafkan oleh Rab yang kita sembah yang maha penyayang

Akan tetapi jika disertai pengrusakan (hak manusia), ia wajib menggantinya

Sedangkan dosa dan kesalahan tergugurkan

Dan hukum perkara-perkara yang mengikut

Hukumnya tetap seperti yang diikuti, tidak kalau berdiri sendiri

‘Urf (kebiasaan ) (boleh) dipergunakan jika terdapat

Hukum syariat yang mulia yang tidak dibatasi

Orang yang menyegerakan hal yang dilarang sebelum waktunya

Sungguh telah memperoleh kerugian serta keharamannya

Jika datang pengharaman pada amal itu sendiri

Atau pada syaratnya maka amal itu rusak dan sia-sia

Perusak sesuatu disebabkan gangguannya maka ia tidak menanggung akibatnya

Setelah ia berusaha mencegahya dengan cara yang paling baik

Dan Al (huruf alif lam) memberi manfaat menyeluruh pada umum

Di dalam jamak dan mufrad seperti alalim (orang yang berilmu)

Dan nakirah pada konteks penafian

Memberi manfaat umum demikian pula dalam konteks nahi (larangan)

Kata “ من ( siapa ) “ dan “ ما (apa) “, keduanya memberikan makna

380

Umum wahai saudaraku maka dengarkanlah

Dan semisalnya adalah kata tunggal yang disandarkan

Maka pahamilah semoga kamu diberi petunjuk

Tidak sempurna suatu hukum sampai terpenuhi

Semua syaratnya dan hilang semua mawani’ (pencegah) nya

Orang yang telah memenuhi tugasnya dari suatu amal

Maka ia berhak mendapatkan balasan amalnya

Setiap hukum terkait dengan ‘illah

Dan itu merupakan sebab disyariatkannya suatu hukum

Setiap syarat adalah lazim bagi pembuat akad

Dalam jual-beli, pernikahan, dan tujuan-tujuan lain

Kecuali syarat-syarat yang menghalalkan apa yang haram

Atau kebalikannya maka itu menjadi batil, maka pahamilah

Undian itu (boleh) digunakan ketika terjadi kesamaran

Diantara hak-hak atau ketika saling berdesakan

Jika ada dua amal yang sejenis yang berkumpul

Cukup satu yang dilakukan maka dengarkanlah

Setiap yang sibuk jangan disibukan

Contohnya adalah benda yang digadai atau diwakafkan.

Barang siapa yang melunasi utang saudaranya

Maka boleh baginya untuk memintanya kembali kalau ia niatkan

Dan dorongan tabiat untuk meninggalkan maksiat

Seperti dorongan syariat tanpa ada pengingkaran

Segala Puji bagi Allah atas sempurnanya

Di permulaan dan penutup serta setiap saat

Kemudian shalawat serta salam semoga tercurah

Atas Nabi, Sahabat, dan Tabi’in.

381

«تسهيل الطرقات يف نظم الورقات» لإلمام شرف الدين يحيى العمريطي الشافعي رحمه اهلل تعالى

(Tashil Thuruqat Fi Nadzmul Waroqot) Karya imam Syarifuddin Yahya Al-’Imrithi As-Syafi’i

-Rahimahullah-

Pembukaan

Berkata seorang yang fakir Syarif al-’Imrithi

Yang memiliki kelemahan, kekurangan dan kesalahan

Segala puji bagi Allah yang telah menjelaskan

Dan menyebarkan Ilmu usul fiqih kepada manusia

Serta memudahkannya melalui lisan Imam Syafi’i

Beliaulah yang pertama kali mulai menulisnya

Dan kemudian diikuti manusia sehingga menjadi

Kitab yang kecil atau yang besar

Dan sebaik-baik kitab usul fikih yang kecil, apa yang dinamakan

Dengan waroqot karangan Imam al-Haromi

Sungguh beliau telah lama diminta untuk membuat syair waroqot

Supaya mudah untuk dihafal dan dipahami

Dan saya tidak bisa lari dari tuntutan itu

Kemudian saya mulai membuatnya dengan mengharap

Taufik dari Allah dan dibimbing kepada kebenaran

Serta manfaat di dunia dan akhirat dengan kitab ini

Bab : Usul Fikih

Inilah usul fikih secara bahasa dan penamaan

Untuk cabang ilmu yang tersusun dari dua bagian

Yang pertama adalah usul dan yang kedua

Adalah fiqih yang mana keduanya dua kosa kota

Usul adalah sesuatu yang lainnya dibangun diatasnya

Dan far’u (cabang) adalah sesutu yang terbangun pada selainnya

Fiqih adalah ilmu setiap hukum syariat

Yang datang dengan ijtihad bukan merupakan hukum yang baku

Hukum : wajib, sunnah, dan apa

Yang diperbolehkan serta makruh dan yang haram

Begitu pula sahih secara mutlak dan fasid (rusak)

382

Yang keduanya terjadi pada muamalat dan seorang yang beribadah

Wajib : diganjar dengan pahala

Ketika mengerjakannya dan berdosa kalau meniggalkannya

Sunah : dalam melakukannya berpahala

Dan tidak berdosa meninggalkannya

Tidak ada pahala dalam perkara mubah

Baik dilakukan ataupun ditinggalkan bahkan tidak berdosa

Batasan makruh : lawan dari sunah

Dan haram adalah lawan dari wajib

Batasan sahih : apa yang berkaitan

Dengan pengaruh yang benar dan memiliki subtansi secara mutlak

dan fasid: yang tidak memiliki subtansi

Dan tidak memiliki pengaruh dalam akad

Ilmu merupakan lafadz umum yang tidak dikhususkan

Pemahamanya pada fikih akan tetapi fikih lebih khusus

Ilmu adalah pengetahun terhadap sesuatu

Kalau sesuai dengan sifat yang semestinya

Dan bodoh maka katakanlah: penggabaran terhadap sesuatu

Menyelisihi sifat yang sebenarnya

Bisa juga dikatakan: batasan bodoh adalah tidak adanya ilmu

Baik dinamakan bodoh yang ringan atau bodoh yang berat

Bodoh yang ringan: terjadi pada setiap yang berada dibawah tanah

Bodoh yang berat: pada setiap yang terpikirkan

Ilmu bisa didapat secara darurat

Atau di dapat dengan usaha, kemudian yang pertama

Seperti yang diperoleh dengan indra yang lima

Dengan penciuman, perasa, atau sentuhan

Juga dengan pendengaran dan penglihatan kemudian yang berikutnya

Apa yang terhenti pada penarikan kesimpulan

Batasan penarikan kesimpulan: maka katakanlah apa yang membawa

Kita kepada dalil sebagai pembibing kepada yang dicari

Dzan (prasangka): keraguan seseorang pada dua perkara

Dengan menguatkan salah satu darinya

Yang lebih kuat dinamakan prasangka

Dan sisi yang lemah dinamakan wahm

Syak (ragu): keraguan tanpa menguatkan

383

Salah satunya, yang mana dua perkara tersebut sama kuatnya

Adapun makna usul fikih ditinjau

Sebagai cabang ilmu maka pengertian yang dianggap pas

Adalah sarana fikih yaitu dalil-dalil global

Seperti perintah dan larangan bukan dalil-dalil yang rinci

Begitu pula bagaimana menarik hukum dengan usul

Dan seorang alimlah yang merupakan pakar usul

Bab-Bab Usul Fikih

Bab yang terdaftar sebanyak dua puluh bab

Di dalam kitab semuanya akan didatangkan

Dan pembagian itu adalah : kalam kemudian

Perintah, larangan, lafadz yang umum,

Dan khusus, mubayyan dan mujmal,

Makna zahir dan muawwal

Mutlaqul af’al dan apa yang dinasakh (dihapus)

Demikian pula ijma’ dan akhbar (kabar-kabar) disertai

Yang haram dan yang mubah semuanya telah ada

Juga kiyas secara mutlak karena ‘ilahnya (sebabnya)

Dalam asal, juga susunan dalil-dalil

Demikian pula sifat bagi pemberi fatwa dan yang meminta fatwa

Juga hukum-hukum bagi yang berijtihad

Bab : Macam-Macam Kalam

Susunan kalam yang paling sedikit

Adalah tersusun dari dua isim atau isim dan fi’il (kata kerja) seperti naiklah kalian

Demikian pula bisa tersusun dari fi’il dan huruf

Juga dari isim dan huruf pada niddan (huruf panggilan)

Kalam di bagi menjadi :al-khabar (kabar-kabar)

Perintah, larangan, dan pertanyaan

Kemudian pembagian kalam yang berikutnya

Tamanni (cita-cita) dan ‘ardh (ajakan) dan pembagian

Yang ke tiga adalah majas

Dan haqiqoh (hakikat), batasannya adalah apa yang dipakai

Pada tempatnya yang telah ditentukan, dan dikatakan juga: apa

Yang menjadi pembicaraan dalam istilah yang telah lalu

384

Pembagiannya ada tiga: syar’i

Lughowi (bahasa yang asli), dan ‘urf (adat)

Majas adalah apa yang dipakai

Dalam lafadznya bukan pada makna aslinya

Dengan dikurangi atau ditambah, atau dipindah

Atau isti’aroh (dipinjam), yang dikurangi seperi ahli (penghuni)

Inilah yang dimaksud dengan pertanyaan untuk suatu negri

Sebagaimana datang dalam alqur’an tanpa kontroversi

Adapun contoh tambahan seperti huruf kaf pada kamitslihi

Al-ghoith (kotoran manusia) yang dinukil dari tempat buang hajat

Dan yang keempatnya seperti firman Allah:

Ia ingin hancur yakni harta

Bab: Amr (Perintah)

Batasannya adalah: permintaan untuk melakukam yang wajib

Dengan ucapan terhadap bawahan yang memerintah

Dengan konteks kerjakanlah, maka wajib direalisasikan

Ketika tidak ada qarinah (petunjuk) dan dimutlakkan

Tidak, ketika ada dalil syariat yang menunjukan kepada kita atas

Boleh untuk melakukannya atau hukumnya sunnah, maka itu tidak wajib

Bahkan memalingkannya dari wajib merupakan keharusan

Dengan membawanya kepada maksud keduanya

Tidak memberi faedah untuk segera dilakukan dan tidak pula pengulangan

jika tidak terkandung maksud pengulangan

Perintah untuk melakukan perkara penting yang wajib

Adalah perintah terhadapnya dan kepada wasilahnya

Seperti perintah untuk salat adalah perintah terhadap wudhu

Dan kepada sesuatu yang mana salat hanya terealisasi dengannya

kapan seseorang telah melakukan kewajiban yang diminta

Maka ia telah bebas dari kewajiban tersebut

Bab : Nahi (Larangan)

Pengertiannya: permintaan untuk meniggalkan yang wajib untuk ditinggalkan

Melalui ucapan terhadap bawahan yang memerintah

Perintah terhadap sesuatu adalah larangan juga pencegahan

Dari lawannya demikian pula sebaliknya

385

Konteks perintah yang telah lalu (tidak dimaksudkan yang wajib)

Maka maksudnya adalah mubah (boleh)

Juga maknanya bisa taswiyah (persamaan)

Dan bisa pula dimaksudkan ancaman atau pembentukan hakekatnya

Pasal Kepada Siapa Seruan Taklif (Pembebanan) Ditujukan

Kaum muslimin dalam khithab (seruan) Allah

Mereka semua telah masuk kecuali anak kecil dan yang lupa

Juga yang gila mereka semua tidak masuk

Dan orang-orang kafir di dalam seruan mereka telah masuk

Dalam setiap furu’ (cabang) syariat

Dan yang tidak sah cabang syariat tersebut kecuali dengannya

Dan itu adalah islam, furu’ (cabang syariat)

Tanpa islam tidak bisa diterima

Bab: Al-’Am (Umum)

Pengertiannya: lafadz yang mencakup lebih

Dari satu tanpa ada pandangan pembatasan

Seperti perkataan: saya berikan untuk mereka semua

Dan lafadznya terfokus pada empat macam

Jamak dan tunggal yang ditandai didepannya dengan

Lam (huruf alif lam) seperti alkafir (orang kafir) dan alinsan (manusia)

Juga Setiap yang mubham (samar) dari nama-nama

Diantaranya huruf (ما) pada konteks syarat dan balasan

Dan lafadz (من) pada yang berakal, dan lafadz (ما)

Pada yang tidak berakal juga lafadz (أي) pada keduanya

Lafadz (أين) untuk menunjukan tempat

Demikian pula lafadz (متى) yang menunjukan waktu

Lafadz (ال) pada konteks nakiroh kemudian apa

Yang terdapat pada lafadz (من) datang dalam konteks pertanyaan

Kemudian penggunaan umum tergugurkan

Dalam fi’il (kata kerja) bahkan apa saja yang sejalan dengannya

Bab : Al-Khas (Khusus)

386

Khusus: lafadz yang tidak mencakup lebih

Dari satu atau umum tapi disertai pembatasan

Maksud daripada takhsis (penghususan) adalah ketika terjadi

Pengecualian dari sebagian anggota yang masuk dalam jumlah

Takhsis (penghususan) bisa terjadi dengan muttasil (besambung)

penjelasannya akan segera datang dan juga dengan munfashil (terputus)

Muttasil terjadi pada syarat dan yang diikat dengan sifat

Demikian pula terhadap ististna (pengecualian) dan selainnya adalah munfasil

Batasan ististna: apa yang dikeluarkan

Sebagian yang tercantum dalam kalam (pembicaraan)

Syaratnya adalah kalamnya tidak terputus

Dan tidak mencakup seluruh yang dikecualikan

Dan ucapan pengecualian diperdengarkan kepada yang didekatnya

Juga ia menghendaki pengecualian dalam ucapannya

Pada dasarnya di dalam yang dikecualikan

Adalah sejenisnya namun dibolehkan bukan yang sejenisnya

Diperbolehkan mengedepankan pengecualian

Begitu pula syarat karena maknanya jelas

Bagaimanapun bentuk mutlak harus dibawa

Kepada sifat yang telah mengikatnya

Ucapan mutlak pada kata tahrir (pembebasan)

Diikat dengan sifat beriman pada pembunuhan (kafaroh pembunuhan)

Maka yang mutlak dalam kata tahrir (pembebasan budak) dibawa

Kepada sifat yang telah diikat pada kafaroh pembunuhan

Kemudian penghususan terjadi antara alqur’an dengan alqur’an

Juga antara snnah dan sunah

Alqur’an bisa dikhususkan dengan sunah

Demikian pula sebaliknya pergunakanlah maka engkau akan benar

Begitu pula alqur’an bisa dikhususkan dengan ijma sebagaimana

Alqura’an dan sunah telah dikhususkan dengan kiyas

Bab : Mujmal dan Mubayyan

Apa yang membutuhkan penjelasan

Adalah mujmal, dan batasan bayyan (penjelas)

Adalah menyelesaikan keadaan yang rumit

Sehingga keadaannya menjadi jelas dan terang

387

Seperti alqur’u yang merupakan kata tunggal al-aqraa

Bisa beermakna haid dan suci pada wanita

Nas secara ‘urf adalah setiap lafadz yang datang

Tidak memiliki kemungkinan kecuali hanya satu makna

Seperti sungguh saya telah melihat Jafar dan juga diartikan apa

Yang ta’wilnya ketika diturunkan langsung bisa dipahami

Dan zahir adalah memberikan faedah ketika didengar

Kepada makna yang bukan makna aslinya

Seperti asad (singa) adalah satu nama dari hewan buas

Dan kadang kala dipahami sebagai laki-laki pemberani

Zahir tersebut ketika terdapat kerumitan

Dalam memahaminya kemudian dita’wil dengan dalil

Maka jadilah setelah itu ta’wil

Yang terikat dengan nama zahir dengan dalil

Bab : Af’al (Perbuatan-Perbuatan)

Perbuatan Thaha (Nabi Muhammad) sebagai pengemban syariat

Semuanya diridhai dan menakjubkan

Semua perbuatannya boleh jadi sebagai pendekatan

maka itulah ketaatan dan bukan (sebagai pendekatan), dan perbuatan taat

Yang merupakan kekhususan jika telah tegak

Dalilnya seperti puasa berturut-turut

Ketika tidak ada dalil yang tegak maka itu menjadi wajib

Ada yang mengatakan mauquf dan ada yang mengatakan sunah

Pada pribadinya dan pribadi kita dan adapun

Apa yang yang dinamakan bukan pendekatan

Maka pada pribadinya adalah mubah

dan kita pun ketika melakukannya adalah mubah

ketika menetapkan perkataan selainnya maka jadilah

seperti perkataanya demikian pula ketika menetapkan perbuatan selainnya

apa yang terjadi dizamanya kemudian beliau menelaahnya

kalau beliau mendiamkannya maka hendaklah diikuti

Bab: An-Naskh (Penghapusan)

An-Naskh: memindahkan atau menghapus seperti apa

Yang telah diartikan ahli bahasa

388

Batasannya: penghapusan syariat yang terakhir

Atas tetapnya hukum syariat terdahulu

Penghapusan atas sisi kalau seandainya bukan karenanya

Maka hukumnya akan tetap sebagaimana adanya

jika ada jedah waktu antara yang pertama

Dengan apa yang datang setelahnya dari syariat yang terakhir

Boleh menghapus lafadz tanpa hukum

Begitu pula boleh menghapus hukum tanpa lafadz

Boleh menghapus keduanya dengan pengganti

atau tanpa pengganti dengan ini terjadilah kemudahan

Dan boleh juga pengganti tesebut

Lebih ringan atau berat terhadap apa yang tergugurkan

Kemudian kitab dihapus dengan kitab

Begitu pula sunah dihapus dengan sunah

Dan tidak boleh alquran dihapus

Dengan sunah akan tetapi kalau sebaliknya dibolehkan

Yang sama-sama mutawatir bisa saling menghapus

Dan selainnya menghapus sesamanya

Ada suatu kaum yang menghapus mutawatir

Dengan selainya dan sebaliknya lebih pantas lagi

Bab : Penjelasan Apa Yang Dilakukan Ketika Terjadi Kontradiksi Di Antara Dalil-dalil

Dan Tarjih (Penguatannya)

Kontradiksi alqur’an dan sunnah dalam hukum

Datang dengan empat macam pembagian

Boleh jadi diantara sesama umum ataupun khusus

Atau masing-masing dari umum dan khusus saling kontradiksi

Atau juga dari nas ada umum dan khusus dan dianggap

Masing-masing memiliki keumuman dan kekhususan dari satu sisi

Maka menggabungkan diantara yang kontradiksi disini

Pada bagian pertama dan ke dua adalah wajib kalau memungkinkan

Kalau tidak bisa maka harus didiamkan

Ketika waktu keduanya tidak diketahui

Kalau kita mengetahui waktu dari keduanya

Maka nas yang berikutnya menghapus yang pertama

Mereka menghususkan pada jenis yang ketiga yang telah diketahui

389

Dengan lafadz yang khusus atas lafadz yang umum

Dan terakhir yang terdapat pada masing-masing nas

Keumuman dan kekhususan dari satu sisi

Maka khususkanlah umum pada setiap ke dua nas

Dengan yang khusus dari masing-masing nas dan pahamilah

Bab : Ijma’

Yaitu kesepakatan setiap penduduk zamam tertentu

Yaitu para ulama fikih bukan yang tidak diketahui

Atas berlakunya hukum suatu perkara yang baru terjadi

Secara syariat seperti haramnya salat dengan hadats

Berhujah dengan ijma’ adalah ijma dari umat ini

Bukan selain mereka karena umat ini dikhususkan dengan penjagaan

Setiap ijma’ merupakan hujah atas

Umat yang dantang setelahnya

Kemudian terputusnya masa bukan merupakan syarat

Yakni dalam terealisasinya, ada pula yang mengatakan itu adalah syarat

Tidak boleh bagi yang telah sepakat untuk kembali

Kecuali pendapat yang ke dua tidak dilarang

Dianggap sah perkataan yang terlahir di zaman mereka

Dan menjadi faqih dan mujtahid seperti mereka

Ijma terealisasi dengan perkataan setiap ahli ijtihad dan perbuatan mereka

Dan dengan perkataan sebagian sedangkan yang lain melakukannya

juga dengan tersebarnya dan sebagian yang lain diam

Kemudian perkataan sahabat yang merupakan mazhabnya sendiri

Maka mazhab jadid (imam syafi’i) itu adalah bukan merupakan hujah

Dan mazhab qadim (yang lama) adalah hujah sebagaimana terdapat hadits

Dalam hak mereka namun mereka lemahkan (hadist tersebut) maka harus ditolak

Bab : Penjelasan Akhbar (Kabar-Kabar) Dan Hukumnya

Khobar (kabar) adalah lafadz yang memberi manfaaat yang mengandung

Kebenaran dan kedustaan darinya terdapat jenis sebagaimana telah dinukil

Mutawatir yang memberi faedah ilmu

Dan selainnya dianggap ahad

Jenis yang pertama adalah apa yang diriwayatkan

Berjamaah juga kemudian diriwayatkan berjamaah sepertinya

390

Demikianlah hingga diakhir khobar (kabar)

Tidak dengan ijtihad akan tetapi dengan pendengaran dan penglihatan

Setiap jamaah disyaratkan untuk mendengar

Dan dusta diantara mereka dengan kompak tercegah

Yang keduanya adalah ahad mengharuskan untuk diamalkan

Tidak memberi keyakinan akan tetapi dzan (persangkaan)

Yang terbagi menjadi mursal dan musnad

Akan datang penjelasan masing-masing dari keduanya

Ketika sebagian periwayat hilang

Maka itu adalah mursal dan selainya adalah musnad

Boleh berhujah dengannya tidak kalau mursal

Akan tetapi mursal sahabat diterima

Begitu pula (mursal) Sa’id bin Musayyib diterima

Untuk dijadikan hujjah atas mursal yang diriwayatkannya

Almu’an’an disamakan dengan musnad

Dalam hukumnya yang baginya telah jelas

Dan seorang yang gurunya membacakan kepadanya boleh berkata

Haddatsani juga boleh mengatakan akhbaroni

Dan tidak boleh dalam kebalikannya ia mengatakan haddatsani

Akan tetapi ia mengatakan akhbarani ketika meriwayatkannya

Kalau ia tidak membacanya dan gurunya telah memberi ijasah

Maka ia mengatakan akhbaroni ijazatan

Bab : Kiyas

Kiyas adalah mengembalikan cabang

Kepada asal dalam hukum sah syariat

Disebabkan ‘ilah (alasan) yang tergabung dalam hukum

Dan dibagi menjadi tiga macam

Kiyas ‘ilah dan dilalah

Serta kiyas syabh kemudian perhatikanlah keadaanya

Yang pertama kalau ‘ilahnya

Mengharuskan hukum yang berdiri sendiri

Pemukulan terhadap orang tua terlarang

Seperti larangan perkataah uff… maka menggunakan tangan lebih-lebih terlarang

Yang ke dua adalah ta’lil tidak mengharuskan hukum akan tetapi sebagai dalil

Maka berdalillah dengan yang telah tetap hukumnya

391

Secara syariat atas masalah yang menyerupainya

Seperti perkataan kita harta anak kecil diwajibkan

Zakatnya seperti yang baligh karena harta tersebut berkembang

Yang ketiga adalah cabang yang membingungkan

Antara dua asal yang telah dianggap terjadi

Maka ikutkanlah kepada salah satu yang lebih banyak

Dari selainnya dalam sifatnya yang telah dilihat

Dalam menghilangkan seorang budak maka samakanlah

Dengan harta bukan dengan seorang merdeka dalam sifat-sifatnya

Syarat dalam kiyas kalau cabang

Sesuai dengan asalnya ketika menggabungkannya

Dan asal yang telah tetap tersebut adalah

Sesuai pandangan dua kelompok yang berselisih

Dan syarat pada setiap ‘ilah supaya mutharid (kapan ada ilah ada hukum)

Pada setiap ‘ilah supaya mutharid

Tidak terbatalkan secara lafadz dan makna, maka tidak

Ada kiyas ketika ada pembatalan yang telah ditulis

Merupakan syarat hukum supaya mengikuti

‘ilahnya baik dalam penafian maupun penetapan

Yang mana ‘ilah akan mendatangkan hukum

Dan hukum pun terjadi kalau ‘ilah (alasan) ada

Pasal : Dalam Larangan Dan Pembolehan

Tidak ada hukum sebelum diutusnya Rasul

Akan tetapi setelahnya sesuai dengan kandungan dalil

Asal segala sesuatu sebelum pensyariatan

Adalah haram tidak setelah ada hukum syariat

Namun apa yang dihalalkan syariat kita halalkan

Dan apa yang dilarang maka kita mengharamkannya

Ketika kita tidak mendapatkan dalil yang menghalalkan

Secara syariat maka kita berpegang dengan hukum asal

Dengam mengikut sertakan asal bukan selainnya

Ada suatu kaum yang berkata: lawan dari pendapat kita

Yaitu asalnya adalah halal kecuali apa yang terdapat

Pengharamannya dalam syariat kita maka tidak ditolak

Dan dikatakan pula: bahwa asal pada yang bermanfaat

392

Boleh dan yang memudharatkan adalah haram

Batasan istishab: pengambilan seorang mujtahid

Dengan asal ketika tidak ada dalil hukum

Bab : Susunan Dalil-Dalil

Mereka mendahulukan dalil-dalil yang jelas

Atas yang samar ditinjau dari yang pertama

Dan mereka mendahulukan yang memberi manfaat yakin

Atas yang memberi manfaat dzan (persangkaan) yaitu kepada hukum

Kecuali bersama umum dan khusus

Maka datangkanlah penghususan bukan dengan mendahulukan

Adapun nas maka dahulukanlah atas kiyas mereka yang tak berarti

Dan dahulukanlah kiyas jali (jelas) atas kiyas khafi (samar)

Kalau ada nas dari kitab

Atau sunah maka istishab harus dirubah

Maka pada saat itu nas merupakan hujjah kecuali tidak ada

Maka berdalillah dengan istishab

Bab : Tentang Mufti Dan Yang Meminta Fatwa Serta Taklid

Syarat seorang mufti adalah mujtahid dan ia

Mengetahui tentang alqur’an dan sunah

Juga cabang fikih yang bercerai berai

Serta kaidah-kaidah dari fikih tersebut

Disertai pula pengetahun tentang mazhab

Yang telah paten dan perselisihan yang telah tetap

Juga mengetahui nahwu juga usul disertai ilmu adab

Dan bahasa yang datang dari Arab

Sesui kadar untuk menarik kesimpulan dari masalah-masalah

Dengan sendirinya bagi yang bertanya kepadanya

Juga pengetahunya terhadap tafsir dalam ayat

Dan dalam hadits tentang periwayat-periwayatnya

Juga tempat-tempat ijma dan khilaf

Maka mengetahui jumlah ini sudah mencukupkan

Dan merupakan syarat seoarang yang meminta fatwa

Kalau tidak memiliki ilmu seperti mufti

Kalau sama sepertinya sebagai seorang mujtahid

393

Maka tidak boleh baginya untuk taklid

Cabang Dari Penjelasan Taklid

Taklid kita adalah menerima perkataan pemberi fatwa

Tanpa penyebutan hujah kepada yang bertanya

Dan dikatakan pula penerimaan kita terhadap perkataanya

Disertai ketidak tahuan kita dari mana dia mengatakan itu

Dan dalam menerima perkataan Nabi Muhammad

Dalam hukum adalah taklid tanpa ada kesamaran

Dan dikatakan pula: tidak, karena apa yang dikatakannya

Semua datang kepadanya dengan wahyu

Pasal Dalam Ijtihad

Dan batasannya adalah pengerahan dari yang berijtihad

Kemampuanya untuk mendapatkan perkara yang diinginkan

Dan terbagi menjadi benar dan salah

Dikatakan dalam cabang fikih tidak ada kesalahan

Dan dalam usul agama sisi ini terlarang

Karena bisa membenarkan pelaku-pelaku bid’ah

Dari Nasrni ketika mengatakan trinitas

Dan orang-orang yang mengatakan mereka tidak akan dibangkitkan

Atau Allah tidak dilihat dengan mata

Demikian pula Majusi yang mengakui dua asal

Barang siapa yang benar dalam masalah cabang maka diberi

Dua pahala dan berikan setengahnya kepada yang salah

Sebagaimana diriwayatkan dari Nabi pemberi petunjuk

Tentang pembagian ijtihad tersebut

Dan telah rampung muqadimah ini

Bait-baitnya sejumlah durri (dua ratus empat)

Di buat pada tahun Sembilan ratus delapan puluh Sembilan

Tanggal dua rabi’ul awwal peletakan Nabi Muhammad

Segala puji bagi Allah atas sempurnanya

Kemudian salawat Allah dan keselamatan

Atas Nabi dan keluarganya

Serta sahabatnya dan setiap yang beriman dengannya.

394

Kitab Usul min Ilmil Ushul

Ujian 1 (Usul Fikih dan Ilmu Kalam)

Makna usul secara bahasa

dan istialah

Pengertian al far’u

(cabang)

Makna fikih secara bahasa

dan istilah disertai dengan

pemaparannya

Makna usul fikih (sebagai

nama dari cabang ilmu)

disertai dengan

penjelasannya

Manfaat dari ilmu ini Penulis pertama ilmu ini

dan nama kitabnya

Dan kitab ini terbagi

menjadi 1 3 2

Makna al ahkam (hukum-

hukum) secara bahasa dan

istilah

Penjelasan dari makna

tersebut

Pembagian hukum-hukum

syariat 1 2

Wajib secara bahasa dan

istilah serta sebutkan

contohhya

Penjelasan dari makna

tersebut

Pengertian wajib ditinjau

dari buahnya dan sebutkan

nama lain dari wajib

Mandub secara bahasa dan

istilah dan sebutkan

contohnya

Penjelasan makna tersebut Pengertian mandub

ditinjau dari buahnya dan

sebutkan nama lainnya

Makna haram secara

bahasa dan istilah serta

berikan contohnya

Penjelasan makna tersebut Makna haram ditinjau dari

buahnya dan sebutkan

nama lainnya

Makruh secara bahasa dan

istilah serta sebutkan

contohnya

Penjelasan dari makna

395

tersebut

Makna makruh ditinjau

dari buahnya dan mengapa

dikatakan imtistalan (niat

melaksanakan)

Mubah secara bahasa dan

istilah dan sebutkan nama

lainnya

Penjelasan dari makna

tersebut dan sebutkan

contohnya

Hukum wadh’iah adalah Makna sahih secara

bahasa dan istilah

Makna sahih (sah) dalam

ibadah dan akad

Kapan sesuatu dikatakan

sah

Fasid (rusak) secara

bahasa dan istilah

Perbedaan antara fasid dan

batil

Makna ilmu dan berikan

contohnya

Kaitan antara idrak

(pengetahuan) dengan

asya (sesuatu), disertai

pengertian dari masing-

masing bagian

1 4 2 5 3 6

Macam-macam ilmu

disertai dengan

pengertiannya

1 2

Macam-macam kalam

1 2 3

Dan dibagi ditinjau dari

sisi tarkib (susunan)

menjadi

1 2 3

Dan dibagi ditinjau dari

sifatnya menjadi 1 2

Dan dibagi ditinjau dari

sisi kegunaannya menjadi 1 2

Ism (nama) adalah

Ism terbagi menjadi

1 2 3

Fi’il adalah Fi’il terbagi menjadi Huruf adalah Makna khabar (kabar) dan

berikan contohnya

Khabar ditinjau dari sisi

yang dikabarkan menjadi 1

396

2 3

Makna insya’ dan berikan

contohya

Bentuk datangnya kalam

dan yang dimaksud

dengannya disertai dengan

contoh

1 2 3 4 5

Dan mengapa? 1 2

Makna hiqiqah (hakikat) Penjelasan dari makna

tersebut

Pembagian haqiqah

1 2 3

Manfaat dari pembagian

tersebut

Makna majas dan

contohnya

Pembagian manusia

menyikapi majas

Pendapat yang terkuat dari

pembagian tersebut

disertai alasannya

1 4 2 5 3

Mengapa dimasukan

dalam pembahasan usul

fikih

Uraian Makna Uraian Makna Athal Fiqhu akbar Khitabu syar’i Mukalaf Qarinah dalam ilmu

bayan ‘Alaqah dalam ilmu

bayan

Isti’arah Majas mursal

Majas akal Perintah ketika

diitlakan

Pembahasan Contoh Pembahasan Contoh Hukum-hukum syar’i Hukum-hukum adat Kaidah-kaidah umum Dalil-dalil tafsil Wajib adalah saqith Sah dalam ibadah

Sah dalam akad Hilangnya syarat dalam

ibadah

Hilangnya syarat dalam akad

Adanya penghalang dalam ibadah

Adanya penghalang dalam akad

Ibadah yang fasid (rusak) bukan yang batil

Akad yang fasid (rusak) Ibadah yang fasid dan

397

bukan yang batil batil

Akad yang fasid dan batil

Ilmu yakin

Bodoh yang ringan Jahlun murakkab

Dzan (prasangka) Syak (ragu)

Wahm (prasangka lemah)

Ilmu dharuri

Ilmu nadzari Lam yang menunjukan

ta’lil (alasan)

Lam yang menunjukan kepemilikan

Isti’arah

Majas mursal Majas akal

Majas dengan menghilangkan

Majas dengan menambah

Ujian 2 (Usul Fikih dan Ilmu Kalam)

Makna amr (perintah)

dan berikan contohnya

Syarah (penjelasan)

pengertian tersebut

Konteks perintah dan

berikan contohnya

Perintah bisa

dikeluarkan dari wajib

menjadi…dan sebutkan

contoh masing-masing

1 2

3 4

5 6

7 8

Yang bisa memberikan

manfaat perintah tanpa

shighatul amr (konteks

perintah

1 2

3 4

5 6

7 8

Alasan-alasan yang

menjadikan perintah

bermakna wajib

1

2

3

Kandungan dari

perintah dan berikan

dalilnya

2

2

Pengertian nahyu

(larangan) dan contohya

Penjelasan dari

pengertian tersebut

Perbedaan antara nahyu

(larangan) dan nafi

(peniadaan)

Apakah larangan

menunjukan batil atau

sah disertai keharaman?

dan berikan contohnya

1

2

Konteks larangan keluar

dari keharaman

menjadi..dan berikan

contohnya

1

2

3

4

398

Siapa yang diseru

dengan perintah dan

larangan dan siapa yang

keluar darinya

1

2

Apakah kaum kafir

mukallaf (dibebani) dan

berikan dalilnya

Apakah sah perbuatannya ibadahnya

Apakah ketika masuk

Islam harus mengganti

semua ibadah yang

ditinggaalkannya? Dan

berikan dalilnya

Penghalang-penghalang

pembebanan disertai

contoh dan dalillnya

1

2

3 Apakah hal tersebut

juga berlaku bagi para

makhluk dan mengapa?

Kalimat Maknanya Kalimat Maknanya

Konteks da’ wa atruk Pembebanan anak kecil

Wajibnya zakat pada

harta anak kecil

Pembebanan umat dan

hamba

Tema Contoh Tema contoh

Perintah didahului

larangan bermakna

mubah

Perintah didahului

larangan bermakna

mandub

Perintah didahului

larangan bermakna

wajib

Perintah yang keluar

dari tarakhi (bisa

diakhirkan)

Sesuatu, yang perintah

tidak sempurna kecuali

dengannya

Sesuatu, yang mandub

tidak sempurna kecuali

dengannya

Pertanyaan: hukum wasail (perantara) adalah hukum maqashid (tujuan) (benar atau salah).

Ujian 3 (Al-‘Am, Al-Mutlaq, Mujmal dan Dzahir)

Makna ‘am (umum),

secara bahasa dan

istilah

Penjelasan dari

pengertian tersebut

Konteks umum dan

contohnya

1 2

3 4

5 6

7

Macam-macam ال (alif

lam) dan contoh

1 2

3 4

399

masing-masing 5 6

Tata cara beramal

dengan umum

Makna khusus secara

bahasa dan istilah

serta berikan

contohnya

Penjelasan pengertian

tersebut

Macam-macam

pengkhususan dan

sebutkan

pengertiannya

1

2

Yang pertama terjadi

dengan…

1

2

3

Dan yang kedua

terjadi dengan

1

2

3

Syarat-Syarat istitsna

dan dalilnya

1

2

Mutlaq secara bahasa

dan istilah serta

berikan contohnya

Penjelasan pengertian

tersebut

Al-Muqayyad secara

bahasa dan istilah

serta berikan

contohnya

Beramal dengan

mutlaq dan muqayyad

Al-Mujmal secara

bahasa dan istilah

serta berikan

contohnya

Al-Mubayyan secara

bahasa dan istilah

serta berikan contohya

Albayan terealisasi

dengan…dan berikan

contohnya

1

2

3

Az-Zahir secara

bahasa dan istilah

serta berikan

contohnya

400

Beramal dengan Zahir

Perbedaan mazhab

Salaf dan Zahiriyyah

Al-Muawwal secara

bahasa dan istilah

Macam-macam ta’wil

dan berikan contoh

masing-masing

1

2

Kalimat Maknanya Kalimat Maknanya

Istitsna Syarat

Sifat Muttasil (bersambung)

secara hukum

Beramal dengan

mujmal

Tema Contoh Tema Contoh

Yang didahului dengan

alif lam menunjukan

umum

Yang didahului dengan

ali flam menunjukan

khusus

Sebabnya khusus dan

hukumnya umum

Sebabnya khusus dan

hukumnya khusus

Muttasil (bersambung)

secara hukum

Syarat yang khusus

didahulukan

Syarat yang khusus

diakhirkan

Yang dikhususkan

sebagai na’at (sifat)

Mukhasas badal (yang

dikhususkan sebagai

penggganti)

Yang dikhususkan

sebagai hal

Pengkhususan dengan

his (disaksikan)

Pengkhususan dengan

akal

Umum yang maksud

darinya adalah khusus

Penghususan kitab

dengan kitab

Pengkhususan kitab

dengan sunah

Pengkhususan sunah

dengan kitab

Pengkhususan sunah

dengan sunah

Penghususan kitab

dengan ijma’

Pengkhususan kitab

dengan kiyas

Penghususan sunah

dengan ijma’

Pengkhususan sunah

dengan kiyas

Nasnya mutlaq dan

muqayyad namun

hukumnya satu

Nasnya mutlaq dan

muqayyad namun

hukumnya berbeda

Mujmal yang

membutuhkan

selainnya untuk

memastikannya

Mujmal yang

membutuhkan

selainnya untuk

Mujmal yang

membutuhkan

selainnya untuk

401

menjelaskan sifatnya memastikan

kedudukannya

Mubayyan yang

dimengerti maksud

darinya dari asal

peletakannya

Mubayyan yang

dimengerti maksud

darinya setelah

dijelaskan

Nas Zahir

Muawwal Muawwal

Yang dijadikan pegangan adalah dengan keumuman lafadz bukan dengan kekhususan sebab

(benar atau salah). Nabi Muhammad tidak meninggalkan penjelasan di saat butuh kepadanya

(benar atau salah).

Ujian 4 (An Naskhu, Al Akhbar, Ijma’ dan Kiyas)

An Naskhu (penghapusan)

secara bahasa dan istilah

Penjelasan pengertian di

atas

Hukum dari naskh dan

berikan dalilnya secara

global

1

2

Yang tidak bisa naskh 1

2

Syarat-syarat naskh

1

2

3

Cara mengetahui yang

akhir dari naskh

1

2

3

Hikmah penghapusan

lafadz tanpa hukum

Hikmah penghapusan

hukum tanpa lafadz

Pembagian naskh

(penghapusan) sesuai nas

Pembagian naskh

(penghapusan) sesuai

annaasikh (yang

menghapus)

Hikmah dari naskh

1

2

3

4

Pengertia Alkhabar

(sunah)

402

Perbuatan-perbuatan Nabi

Muhammad

1 2

3 4

5 6

Pengertian marfu’ dan

marfu’ secara hukum

Pengertian mauquf dan

apakah mauquf

merupakan hujah

Pengertian hadits

mutawatir dan sahih

Pegertian hadits hasan dan

dha’if

Ijma secara bahasa dan

istilah

Penjabaran pengertian

tersebut

Dalil dari ijma’

Pembagian ijma’ disertai

penjelasannya

1

2

3

Syarat-syarat ijma’ 1

2

Apakah ijma menghapus

iktilaf yang telah berlalu

Apakah dalam

ijam’disyaratkan

terputusnya zaman tertentu

Kiyas secara bahasa dan

istilah

Penjabaran pengertian

tersebut

Dalil kiyas

Syarat-syarat kiyas

1 2

3 4

5

Pembagian kiyas disertai

penjelasannya

1

2

3

4

Tema Contohnya Tema Contohnya

Menghapus kitab dengan

ijma’

Naskh bermakna

menghilangkan

Naskh yang bemakna

perpindahan

Khabar (sunah) yang

tidak mungkin di hapus

Hukum yang berlaku di

setiap zaman

Hukum yang diketahui

pengakhirannya dengan

nas

Hukum yang diketahui

pengakhirannya dengan

kabar sahabat

Hukum yang diketahui

pengakhirannya dengan

zaman

Penghapusan kepada yang Penghapusan kepada

403

lebih ringan yang lebih berat

Penghapusan kepada yang

sama

Penetapan atas

perbuatan dan

peninggalan yang lebih

utama

Penyandaran khabar

kepada sesuatu yang

dirasakan

Kiyas yang rusak

Penghapusan mutawatir dengan ahad (benar atau salah)

Ujian 5 (At Ta’arudh [Kontradiksi] Sampai Akhir Pembahasan)

At Ta’rudh secara bahasa

dan istilah

Syarat-syarat bolehnya

berfatwa

1

2

3

Syarat-syarat wajibnya

berfatwa

1

2

3

Yang diharuskan dari

seorang yang meminta

fatwa

1

2

3

4

Ijtihad secara bahasa dan

istilah

Syarat-syarat ijtihad

1 2

3 4

5 6

Taklid secara bahasa dan

istilah

Apakah perkataan seoarang

sahabat merupakan hujah?

Dan mengapa?

Tempat-tempat taklid

Taklid dalam usuluddin

dan dalilnya

Hukum taklid

Fatwanya yang muqalid

Kalimat Maknanya Kalimat Maknanya

Mufti Mustafti (yang

meminta fatwa)

Mujtahid

Tema Contoh Tema Contoh

Menggabungkan dua

dalil yang umum

404

umum yang) عام محفوظ

dijaga)

umum) عام غير محفوظ

yang tidak dijaga)

Penguatan nas atas

zahir

Penguatan manthuq

atas mafhum

Penguatan yang

mutsbat (ditetapkan)

atas nafi (ditiadakan)

ناقل عن األصل على المبقي yang dipindah dari) عليه

asalnya atas yang

tetap)

Penguatan umum

mahfudz atas umum

ghairi mahfudz

صفات القبول فيه أكثر (sifat-sifat penerimaan

yang didalmnya

banyak)

Penguatan yang meriwayatkan kisah atas selainnya

Tidak mungkin terjadi saling kontradiksi di antara nas-nas itu sendiri, yang tidak mungkin

digabung, dinaskh dan dikuatkan (benar atau salah). Ijtihad memungkinkan untuk terbagi-

bagi (benar atau salah).


Top Related