Download - LAPORAN PRAKTIKUM

Transcript
Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM

DAFTAR ISIDaftar Isi..................................................................................................................... 1

Laporan Praktikum I

Tujuan Percobaan....................................................................................................... 4

Dasar Teori................................................................................................................. 4

Waktu dan Tempat Pelaksanaan................................................................................ 6

Alat & Bahan.............................................................................................................. 6

Prosedur dan Langkah-Langkah Kerja....................................................................... 7

Pertanyaan/Diskusi Hasil Pengamatan....................................................................... 8

Analisis dan Pembahasan........................................................................................... 9

Kesimpulan................................................................................................................ 10

Laporan Praktikum II

Tujuan Percobaan....................................................................................................... 12

Dasar Teori................................................................................................................. 12

Waktu dan Tempat Pelaksanaan................................................................................ 14

Alat & Bahan.............................................................................................................. 15

Prosedur dan Langkah-Langkah Kerja....................................................................... 15

Pertanyaan/Diskusi Hasil Pengamatan....................................................................... 18

Analisis dan Pembahasan........................................................................................... 19

Kesimpulan................................................................................................................ 20

1

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM

Laporan Praktikum III

Tujuan Percobaan....................................................................................................... 22

Dasar Teori................................................................................................................. 22

Waktu dan Tempat Pelaksanaan................................................................................ 25

Alat & Bahan.............................................................................................................. 25

Prosedur dan Langkah-Langkah Kerja....................................................................... 26

Pertanyaan/Diskusi Hasil Pengamatan....................................................................... 28

Unjuk Kreativitas....................................................................................................... 29

Analisis dan Pembahasan........................................................................................... 31

Kesimpulan................................................................................................................ 33

Daftar Pustaka............................................................................................................ 34

2

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKU

M I

3

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM

TUJUAN PERCOBAAN

Mengidentifikasikan perbedaan sel hewan dengan sel tumbuhan

DASAR TEORIPengertian sel

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupai dalam arti biologis.

Semua fungsi kehidupan di atur dalam suatu sel dan berlangsung didalamnya. Sel juga

terbagi menjadi 2 yaitu: sel eukariota, dan sel prokariota. Sel prokariota beradaptasi dengan

kehidupan uniselular, sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling kerja sama

dalam lingkup yang rapi (anonymous 2009)

Bentuk-bentuk sel dan contohnya

Pada sel hewan bentuknya tidak tetap karena tidak memiliki dinding sel , sehinga membrane

sel dapat bergerak dengan bebas. Pada tumbuhan bentuknya tetap karenamemiliki dinding

sel, sehingga gerakaan membrane sel terbatas. Sel bisa berbentuk batang (basil), bulat

(coclus), oval dan spiral (anonymous 2009).

Bagian-bagian sel dan fungsinya

> Membran plasma : berfungsi untuk melindungi sel, mengatur keluar masuknya zat-zatdan

sebagai respirator dari rangsanganluar sel.

> Sitoplasma : sebagai tempat berlangsungnya reaksi metabolisme sel.

> Nukleus : sebagai pengendali kehidupan sel, pengatur pembelahan sel, pengatur warisan

sifat dan pengatur pembelahan sel.

4

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM

> lisosom : berfungsi mencerna zat-zat yang masuk ke dalam sel

> RE (halus) : berfungsi mensitesis lemak, dan menetralisir racun.

> kompleks golgi : organel yang menampung dan mengolah protein.

> mikrotubulus : mengatur dalam pergerakan kromosom saat sel membelah.

> vakoula : tempat menyimpan cadangan makanan

> mitokondria : sebagai tempat respirasi selular.

> badan bolgi : merupakan tempat situs respirasi selular.

> kloroplas : tempat berlangsungnya fotosintesis.

Perbedaan sel hewan dengan sel tumbuhan

No Sel tumbuhan Sel hewan

1 Tidak ada sentriol Terdapa sentriol

2 Terdapat sitokenesis Tidak ada pembentukan dinding sel

3 Tidak ada pembatasan pertumbuhan Terdapat batasan pertumbuhan

4 Sel lebih besar Sel lebih kecil

5 Tidak mempunyai sentrosom Mempunyai sentrosom

6 Tidak memiliki lisosom Memiliki lisosom

7 Mempunyai dinding sel Mempunyai dinding sel

5

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM

WAKTU & TEMPAT

PELAKSANAANTempat: Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Sangatta Utara

Waktu: Rabu, 10 Agustus 2011

ALAT & BAHAN1. Mikroskop

2. Kaca Objek

3. Kaca penutup

4. Silet

5. Pinset

6. Jarum Preparat

7. Spatula/Tusuk Gigi

8. Pipet

9. Jaringan Mukosa Mulut

10. Lapisan bagian dalam bawang (Alium Cepa)

11. Larutan Metelin Biru

12. Larutan Yodium

6

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM

PROSEDUR/

LANGKAH KERJA1. Kegiatan Mengamati Sel Hewan

a. Siapkan gelas benda atau kaca objek yang bersih dan tetesi dengan setetes larutan

metelin biru.

b. Koreklah pada permukaan tepi pipi pada rongga mulut secara hati-hati dengan

menggunakan spatula atau tusuk gigi yang bersih.

c. Oleskan jaringan mukosa mulut yang telah diambil pada gelas benda yang telah

diisi oleh larutan metelin biru.

d. Tutuplah dengan gelas penutup, kemudian amatilah dengan menggunakan

mikroskop

2. Kegiatan mengamati sel tumbuhan

a. Siapkan gelas benda atau kaca objek yang bersih dan tetesi dengan seteteslarutan

metelin biru.

b. Ambillah umbi bawang merah dan potonglah secara vertikal di tengah sehingga

terlihat penampang umbi.

c. Tariklah perlahan lapisan tipis yang ada diantara daun sisik menggunakan pinset,

usahakan jaringan tidak rusak.

d. Letakkan potongan jaringan umbi bawang merah pada gelas yang telah ditetesi

larutan yodium. Dan selanjutnya ditutup dengan kaca penutup.

e. Amatilah preparat yang telah anda buat dengan menggunakan mikroskop

f. Catatlah dari hasil pengamatan kegiatan I dan II.

7

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM

PERTANYAAN/

DISKUSI HASIL

PENGAMATANPertanyaan dan Diskusi :

1. Bagian-bagian sel apa saja yang dapat anda cermati dari jaringan mukosa mulut?

2. Bagian-bagian sel apa saja yang dapat anda amati dari jaringan umbi bawang merah ?

3. Apakah perbedaan struktur sel hewan dengan sel tumbuhan dari hasil pengamatan

anda?

Jawaban Diskusi:

1. Nukleus, sitoplasma, dan membran sel.

2. Nukleus, Dinding Sel, sitoplasma.

3. Dari hasil pengamatan kami, kami menemukan perbedaan struktur sel pada sel

hewan dan sel tumbuhan, yaitu terletak pada dinding selnya. Dimana pada sel

tumbuhan memiliki dinding sel sedangkan pada sel hewan tidak memiliki dinding sel.

Gambar Hasil Pengamatan

Sel Jaringan Mukosa Mulut Sel Jaringan Umbi Bawang Merah

8

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS &

PEMBAHASANHasil dari percobaan pertama dari hasil pengamatan terlihat bahwa sel jaringan mukosa

mulut terdiri dari bagian-bagian sel berupa Nukleus , sitoplasma, dan membran sel.

Hasil dari percobaan kedua dari hasil pengamatan terlihat bahwa sel jaringan umbi

bawang merah terdiri dari bagian-bagian sel berupa Nukleus, Dinding Sel, sitoplasma.

Dari hasil pengamatan kami, kami menemukan bahwa pada sel jaringan umbi bawang

merah dan sel jaringan mukosa sama-sama memiliki nukleus dan sitoplasma namun da

perbedaannya, perbedaan struktur sel pada sel hewan dan sel tumbuhan, yaitu terletak pada

dinding selnya. Dimana pada sel tumbuhan memiliki dinding sel sedangkan pada sel hewan

tidak memiliki dinding sel.

9

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM

KESIMPULANSetelah melakukan praktikum biologi mengenai sel hewan dan sel tumbuhan dapat

disimpulkan bahwa:

Sel merupakan penyusun struktur kehidupan yang paling kecil atau paling sederhana .

Pada sel hewan bentuk sel tidak tetap karena tidak memiliki dinding sel sehingga

membran sel dapat bergerak dengan bebas.

Pada tumbuhan memiliki bentuk yang tetap karena memliki dinding sel sehingga

gerakan membran sel terbatas.

Pada praktikum mengenai sel hewan dan tumbuhan adapun alat-alat yang digunakan

diantaranya: Mikroskop, Kaca Objek, Kaca penutup, Silet, Pinset, Jarum Preparat,

Spatula/Tusuk Gigi, dan Pipet

Pada praktikum mengenai sel hewan dan tumbuhan adapun bahan-bahan yang

digunakan adalah: Jaringan Mukosa Mulut, Lapisan bagian dalam bawang (Alium

Cepa), Larutan Metelin Biru, dan Larutan Yodium.

10

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKU

M II

11

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM

TUJUAN PERCOBAAN

Mendeskripsikan Difusi Zat Cair dan Zat Padat dalam Air

DASAR TEORIDifusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi menuju konsentrasi

rendah, baik melalui membran plasma maupun tidak. Perbedaan konsentrasi yang ada pada

dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel

tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan

molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana

adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain

adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah

difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer)

molekul yang diam dari solid atau fluida.

1. Difusi sederhana

Difusi sederhana berarti bahwa gerakan kinetik molekuler dari molekul ataupun ion

terjadi melalui celah membran atau ruang intermolekuler tanpa perlu berikatan dengan

protein pembawa pada membran. Kecepatan difusi ditentukan oleh : jumlah zat yang tersedia,

kecepatan gerak kinetik dan jumlah celah pada membran sel. Difusi sederhana ini dapat

terjadi melalui dua cara:

a. Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi terlarut

lipid.

b. Melalui saluran licin di beberapa protein transpor.

12

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM

Difusi melalui lapisan lipid ganda

Salah satu faktor paling penting yang menentukan kecepatan suatu zat melalui lapisan

lipid ganda adalah kelarutan lipid dan zat terlarut. Seperti misalnya kelarutan

oksigen,nitrogen, karbondioksida dan alkohol dalam lipid sangat tinggi,sehingga semua zat

ini langsung larut dalam lapisan lipid ganda dan berdifusi melalui membran sel sama seperti

halnya dengan difusi yang teradi dalam cairan. Kecepatan zat-zat ini berdifusi melalui

membran dibandingkan langsung dengan sifat kelarutan lipidnya.

Difusi melalui saluran protein

Air tidak dapat menembus lapisan lipid ganda,air dapat menembus membran sel

dengan mudah ,molekul ini berjalan melalui saluran protein. Molekul lain yang bersifat tidak

larut dalam lipid dapat berjalan melalui saluran pori protein dengan cara yang sama seperti

molekul air jika ukuran molekulnya cukup kecil. Semakin besar ukurannya, kemampuan

penetrasinya menurun secara cepat. Saluran protein dibedakan atas dua sifat khas :

sebuah. Saluran ini bersifat permeabel selektif terhadap zat. Saluran ini dapat dibuka dan

ditutup oleh gerbang.

Sebagian besar saluran protein bersifat sangaet selektif untuk melakukan transpor satu atau

lebih ion atau molekul spesifik. Ini akibat dari fitur khusus saluran itu sendiri seprti

diameternya,bentuknya dan jenis muatan listrik di sepanjang permukaan dalamnya. Salah

satu contoh saluran yang paling penting yaitu saluran natrium,permukaan dalam saluran ini

bermutan negatif kuat. Muatan negatif ini menarik ion natrium kedalam saluran kemudian ion

natrium ini berdifuisi kedalam sel. Saluran natrium ini secara spesifik bersifat selektif untuk

jalannya ion-ion natrium. Sebaliknya ada serangkian saluran protein yang bersifat untuk

transpor kalium. Saluran ini berukuran lebih kecil dari pada saluran natrium dan tidak

bermuatan negatif,sehingga tidak memiliki daya tarik kuat untuk menarik ion-ion agar masuk

kedalam saluran. Karena ukurannya yang kecil hanya dapat dilalui oleh ion kalium,sehingga

ion kalium dengan mudah berdifusi keluar sel.

Gerbang saluran protein. Tujuan gerbang saluran protein ini untuk mengtur

permeabitas saluran. Dalam hal saluran natrium, pembukaan dan penutupan ini terjadi pada

bagian luar saluran dari membran sel. Sedangkan pada saluran kalium, terjadi pada bagian

13

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM

dalam ujung saluran. Pembukaan dan penutupan gerbang diatur dalam dua cara:

sebuah. Voltase gerbang

Pada saat terdapat muatan negatif kuat pada bagian dalam membran sel,gerbang

natrium dibagian luar akan tertutup rapat, sebaliknya bila bagian dalam membran keilangan

muatan negatifnya,gerbang ini akan akan terbuka secara tiba-tiba sehingga memungkinkan

sejumlah besar ion natrium mengalir masuk melalui pori-pori natrium. Pada gerbang kalium

akan membuaka bila bagian dalam membran sel menjadi bermuatan positif.

Gerbang kimiawi

Gerbang saluran protein akan terbuka karena mengikat molekul lain dengan protein,hal ini

akan menyebabkan perubahan pada molekul protein sehingga gerbang akan terbuka atau

tertutup. Contohnya efek saluran asetilkolin.(di bicarakan pada sistem saraf).

2. Difusi dipermudah

Disebut juga dengan difusi diperantarai pembawa,artinya pembawa akan

mempermudah difusi zat Sisi ke Undang-Undang. Zat-zat paling penting yang melintasi

proses difusi yang dipermudah adalah glukose dan sebagian besar asam-asan amino. Molekul

pembawa akan mentraspor glukose atau monosakarida lainya ke dalam sel. Insulin dapat

meningkatkan kecepatan proses difusi ini sebesar 10 sampai 20 beredar kali. Ini adalah

mekanisme dasar yang digunakan insulin untuk mengatur pemakian glukose dalam tubuh.

WAKTU & TEMPAT

PELAKSANAANTempat: Rumah Nurindayanti

Waktu: Jumat, 26 Agustus 2011

14

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT & BAHAN1. Gelas beker 5 buah

2. Spatula

3. Kertas label

4. Aquades

5. Sirop merah

6. Tinta hitam

7. Gula pasir

8. Garam

9. Vetsin

PROSEDUR/

LANGKAH KERJA1. Tuangkan aquades ke dalam lima gelas beker dengan volume yang sama

15

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM

2. Berilah label nama pada tiap gelas beker sesuai dengan nama zat akan ditambahkan

ke dalamnya.

3. Tambahkan sirop merah ke dalam gelas beker A, tinta hitam ke dalam gelas beker B,

gula pasir ke dalam gelas beker C, garam ke dalam gelas beker D, dan vetsin ke dalam

gelas beker E. Tambahkan sebanyak 2 sendok makan untuk setiap zat.

16

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM

4. Diamkan dan amati hal-hal yang terjadi pada masing-masing gelas beker

5. Catatlah hasil pengamatan dari kegiatan yang telah anda lakukan pada tabel

TABEL HASIL PENGAMATAN DIFUSI

No

.

Gelas Beker Terjadi Difusi Tidak Terjadi Difusi Keadaan Larutan Akhir Percobaan

1. A

(Sirup

Merah)

√ Warna air menjadi merah

walaupun di bagian dasar, warna

larutannya lebih pekat

2. B

(Tinta

Hitam)

√ Larutan sangat cepat bercampur

dengan air hanya saja bagian atas

warna larutannya kurang pekat

daripada bagian dasar yang warna

larutannya jauh lebih pekat

3. C

(Gula Pasir)

√ Tidak terlihat partikel-partikel

kecil yang naik ke atas dan zat

mengendap di bagian dasar

4. D

(Garam)

√ Larutan mengendap di bagian

dasar. Namun terlihat partikel-

partikel kecil yang bergerak ke

atas dan di bagian atas terlihat

berbuih

5. E

(Vetsin)

√ Larutan mengendap di bagian

dasar dan tidak menyatu dengan

air

17

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM

PERTANYAAN/

DISKUSI HASIL

PENGAMATANPertanyaan Diskusi:

1. Dari kegiatan yang telah anda lakukan mana yang menunjukkan terjadinya peristiwa

difusi?

2. Zat apa yang paling cepat mengalami difusi?

3. Berdasarkan pengamatan anda, factor yang mempengaruhi proses difusi?

Jawaban Diskusi:

1. Dari pengamatan yang telah kami lakukan. Menurut kami, yang menunjukkan

terjadinya peristiwa difusi adalah sirup merah dan tinta hitam.

2. Dari kegiatan yang telah kami lakukan, zat yang paling cepat mengalami difusi adalah

tinta hitam

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi peristiwa difusi adalah:

a. Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu

akan bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.

b. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan

difusi.

c. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.

d. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan

difusinya.

18

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM

e. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak

dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya

f. Perbedaan Konsentrasi. Makin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian,

makin besar proses difusi yang terjadi.

g. Area Tempat berlangsungnya Difusi

Makin luas area difusi, makin cepat proses difusi.

ANALISIS &

PEMBAHASANPada eksperimen A, saat sirup merah dituangkan ke dalam gelas beker berisi

air. Warna air menjadi merah walaupun di bagian dasar, warna larutannya

lebih pekat. Hal ini terjadi karena sirup tidak terlalu kental. Semakin kental

zat, semakin cepat zat tersebut mengalami peristiwa difusi

Pada eksperimen B, saat tinta hitam dituangkan ke dalam gelas beker yang

berisi air. Larutan sangat cepat bercampur dengan air, hanya saja bagian atas

warna larutannya kurang pekat daripada bagian dasar yang warna larutannya

jauh lebih pekat. Hal ini terjadi karena tinta memiliki ketebalan membrane

yang tipis sehingga cepat mengalami peristiwa difusi, semakin tebal

membrannya maka semakin lambat zat tersebut mengalami peristiwa difusi.

Pada eksperimen C, saat gula pasir dituangkan ke dalam gelas beker yang

berisi air. Zat langsung mengendap di bagian dasar dan tidak terlihat partikel-

partikel kecil yang naik ke atas. Hal tersebut terjadi karena, gula cepat

mengalami difusi jika di campur dengan air yang panas.

Pada eksperimen D, saat garam dituangkan ke dalam gelas beker yang berisi

air. Larutan mengendap di bagian dasar. Namun terlihat partikel-partikel kecil

19

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM

yang bergerak ke atas dan di bagian atas terlihat berbuih. Hal tersebut terjadi

karena, garam cepat mengalami difusi jika di campur dengan air yang panas.

Pada eksperimen E, saat vetsin dituangkan ke dalam gelas beker yang berisi

air. Larutan mengendap di bagian dasar dan tidak menyatu dengan air. Hal

tersebut terjadi karena, vetsin cepat mengalami difusi jika di campur dengan

air yang panas.

KESIMPULANSetelah melakukan praktikum biologi mengenai difusi dapat disimpulkan bahwa:

Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi menuju

konsentrasi rendah, baik melalui membran plasma maupun tidak. Perbedaan

konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus

terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan

kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada

perbedaan konsentrasi.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi peristiwa difusi adalah:

o Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu

akan bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.

o Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan

difusi.

o Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.

o Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan

difusinya.

o Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak

dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya

o Perbedaan Konsentrasi. Makin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian,

makin besar proses difusi yang terjadi.

o Area Tempat berlangsungnya Difusi

Makin luas area difusi, makin cepat proses difusi.

20

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKU

M III

21

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM

TUJUAN PERCOBAAN

Mendeskripsikan Peristiwa Osmosis pada Sel Tumbuhan

DASAR TEORIOsmosis berasal dari kata os: lubang, movea: berpindah. Jadi Osmosis adalah

perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian

yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat

terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu

fenomena alami, TAPI harus dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada

bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih

encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui

membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat

sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti

bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu

sendiri.

Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan

dua larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut

dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permiabel, maka air

dari larutan yang berkonsentrasi rendah bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang

konsentrainya tinggi melalui selaput permiabel. Jadi pergerakan air berlangsung dari larutan

yang konsentrasi airnya tinggi menuju ke larutan yang konsentrasi airnya rendah melalui

selaput selektif permiabel. Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan

dengan larutan di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipertonis. sedangkan larutan yang

konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang

22

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM

terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah dari di dalam sel dikatakan

sebagai larutan hipotonis.

Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah

ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-akan?

Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah tetap normal bentuknya. Pada

larutan hipotonis, sel tumbuhan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami

peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika

sel hewan atau sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah

mengembang dari kemudian pecah atau lisis, hal ini karena sel hewan tidak memiliki dinding

sel. Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan kehilangan tekanan turgor dan mengalami

plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hewan atau sel darah

merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan atau sel darah merah mengalami

krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.

Contoh peristiwa osmosis :

• Masuk dan naiknya air mineral dalam tubuh pepohonan merupakan proses osmosis. Air

dalam tanah memiliki konten solvent lebih besar (hipotonik) dibanding dalam pembuluh,

sehingga air masuk menuju xylem/sel tanaman.

• Jika sel tanaman diletakkan dalam kondisi hypertonic (solut tinggi atau solvent rendah),

Maka garam menyusut (telah plasmolysis) karena cairan sel keluar menuju larutan

hypertonic.

• Ikan air tawar yang ditempatkan di air laut mengalami penyusutan volume tubuh.

• Air laut adalah hypertonic untuk sel tubuh manusia, sehingga minum air laut justru

menyebabkan dehidrasi.

• Kentang yang dimasukkan ke dalam air garam mengalami penyusutan

Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis

adalah sebuah fenomena alam dalm sel hidup di mana molekul "solvent" (biasanya air)

mengalir dari daerah "solute" rendah ke daerah "solute" tinggi melalui sebuah membran

"semipermeable". Membran “semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran

apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari

“solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi

membran.

23

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM

Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah

konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah “solute” rendah

dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah,

reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap “solute” dari

satu sisi dan membiarkan pendapatan “solvent” murni dari sisi satunya.

Reverse osmosis dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada bagian larutan dengan

konsentrasi tinggi menjadi melebihi tekanan pada bagian larutan dengan konsentrasi rendah.

Sehingga larutan mengalir dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses perpindahan

larutan terjadi melalui sebuah membran yang semipermeabel dan tekanan yang diberikan

adalah tekanan hidrostatik (Shun Dar Lin, 2001).

Untuk mengilustrasikan peristiwa reverse osmosis, bayangkan sebuah membran

semipermeabel dengan air di satu sisi dan larutan dengan konsentrasi zat terlarut tinggi di sisi

lain. Apabila terjadi peristiwa osmosis normal, udara melewati membran menuju larutan

dengan konsentrasi tinggi. PADA Peristiwa reverse osmosis, pada sisi larutan dengan

konsentrasi tinggi diberikan tekanan untuk mendorong molekul air melewati membran

menuju sisi larutan air . Proses pemisahan ini memisahkan antara zat terlarut pada salah satu

sisi membran dan pelarut murni di sisi yang lain.

Membran semipermeabel yang digunakan pada reverse osmosis disebut membran reverse

osmosis (RO membran). Membran RO memiliki ukuran pori < 1 nm. Karena ukuran porinya

yang sangat kecil, membran RO disebut juga membran tidak berpori. Membran RO biasanya

digunakan untuk pengolahan air, seperti pengolahan air minum, desalinasi keras udara, dan

pengolahan limbah cair. Saat ini membran RO juga banyak digunakan pada proses

pengolahan air isi ulang.

24

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM

WAKTU & TEMPAT

PELAKSANAANTempat: Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Sangatta Utara

Waktu: Jumat, 9 September 2011

ALAT & BAHAN1. Kentang 2 buah (agak besar)

2. Air

3. Dua buah gelas beker

4. Pisau/Cutter

5. Stopwatch

6. Alat pelubang kentang

7. Penggaris

8. Timbangan

9. Larutan gula 10% (90 ml air; 10 g gula)

25

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM

PROSEDUR/

LANGKAH KERJAPercobaan 1

1. Siapkan sebuah kentang dan kupas sampai bersih

2. Lubangi kentang tersebut dengan alat pelubang. Ukuran lubang sekitar 2 cm x 2 cm x

3 cm. Selanjutnya irislah kentang tersebut sehingga jarak lubang dengan tepi kentang

sekitar 1 cm. Buatlah irisan kentang tersebut berbentuk kotak.

3. Selanjutnya, timbanglah kentang tersebut

4. Siapkan dua buah gelas beker, berilah label A dan B. Isilah gelas beker A dengan 50

ml air dan gelas beker B dengan 50 ml larutan gula 10%

26

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM

5. Masukkan kentang yang sudah dilubangi ke dalam gelas beker yang berisi air.

Masukkan potongan kentang yang satunya ke dalam gelas beker yang berisi larutan

gula 10%.

6. Amati yang terjadi pada kentang di gelas beker tersebut selama ±30 menit.

7. Setelah 30 menit, angkat dan timbanglah kedua kentang tersebut. Hitunglah massa

yang terjadi.

8. Catatlah hasil pengamatan dari kegiatan yang telah anda lakukan pada tabel!

TABEL HASIL PENGAMATAN OSMOSIS I

No. TempatKeadaan Kentang

Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan

1.Di gelas beker A

(air 50 ml)

Keras

2 gram

Keras

2 gram

2.

Di gelas beker B

(air 50 ml + larutan gula 10%)

Keras

2 gram

Agak Keras

1,5 gram

27

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM

PERTANYAAN/

DISKUSI HASIL

PENGAMATANPertanyaan Diskusi:

1. Bandingkan keadaan kentang sebelum dengan sesudah perlakuan?

2. Apa yang terjadi pada kentang di gelas beker A dan gelas beker B?

3. Bagaimana keadaan larutan di dalam gelas beker A dan gelas beker B?

Jawaban Diskusi:

1. Massa kedua buah kentang mengalami perubahan dan pada gelas beker B kentang

mengalami perubahan dalam siftanya. Sifatnya awalnya keras, namun setelah

direndam menjadi keras.

2. Pada eksperimen pengetesan umbi kentang A massa mula-mula adalah 2 gram.

Setelah direndam dalam air 50 ml selama 30 menit, potongan kentang ditimbang dan

tidak mengalami perubahan massa dan tidak ada perubahan sifat. Pada eksperimen

pengetesan umbi kentang B massa mula-mula adalah 2 gram. Setelah direndam dalam

air 50 ml dan larutan gula 10% selama 30 menit, potongan kentang ditimbang dan

massanya menjadi 1,5 gram. Massa kentang berkurang 0,5 gram. Sebelum direndam

sifat kentang keras setelah direndam sifat kentang menjadi agak keras.

3. Kadar air pada kentang di dalam gelas beker B berkurang dan menyebabkan berat

pada umbi kentang berkurang. Namun, perubahan berat tidak terjadi pada kentang

yang direndam dalam gelas beker A karena antara air dan kentang memiliki

konsentrasi yang sama (isotonis).

28

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM

UNJUK

KREATIVITAS1. Siapkan sebuah kentang dan kupas sampai bersih

2. Lubangi kentang tersebut dengan alat pelubang. Ukuran lubang sekitar 2 cm x 2 cm x

3 cm. Selanjutnya irislah kentang tersebut sehingga jarak lubang dengan tepi kentang

sekitar 1 cm. Buatlah irisan kentang tersebut berbentuk kotak.

3. Selanjutnya, timbanglah kentang tersebut

4. Siapkan tiga buah gelas beker, berilah label A, B, dan C. Isilah gelas beker A dengan

larutan gula 10%, gelas beker B dengan larutan gula 50%, dan gelas beker C dengan

larutan gula 100%

5. Masukkan kentang yang sudah dilubangi ke dalam setiap gelas beker yang sudah

berisi larutan gula.

29

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM

6. Amati yang terjadi pada kentang di gelas beker tersebut selama ±30 menit.

7. Setelah 30 menit, angkat dan timbanglah ketiga kentang tersebut. Hitunglah massa

yang terjadi.

8. Catatlah hasil pengamatan dari kegiatan yang telah anda lakukan pada tabel!

TABEL HASIL PENGAMATAN OSMOSIS II

No. TempatKeadaan Kentang

Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan

1.

Di gelas beker A

(air 50 ml + larutan gula 10%)

Keras

2 gram

Agak Keras

1,4 gram

2.

Di gelas beker B

(air 50 ml + larutan gula 50%)

Keras

2 gram

Agak Lembek

1, 24 gram

3.

Di gelas beker C

(air 50 ml + larutan gula 100%)

Keras

2 gram

Lembek

1 gram

30

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS &

PEMBAHASANPada eksperimen pengetesan umbi kentang A massa mula-mula adalah 2 gram.

Setelah didiamkan selama 30 menit, potongan kentang tersebut ditimbang lagi dan

massanya menjadi 1,4 gram. Massa kentang setelah direndam dalam gelas beker A

berkurang 0,6 gram. Hal ini membuktikan bahwa telah terjadi perpindahan molekul

selama potongan kentang direndam dalam larutan gula 10%. Konsentrasi air dalam

larutan gula 10% adalah 90% sedangkan konsentrasi air dalam potongan kentang lebih

dari 90%. Akibat perbedaan konsentrasi tersebut molekul air dari potongan kentang

berpindah ke larutan gula.

Pada eksperimen pengetesan umbi kentang B massa mula-mula adalah 2 gram.

Setelah direndam dalam air selama 30 menit, potongan kentang ditimbang dan massanya

menjadi 1,24 gram. Massa kentang setelah direndam dalam air berkurang 0,76 gram. Hal

ini membuktikan bahwa telah terjadi perpindahan molekul selama potongan kentang

direndam dalam larutan gula 50%. Konsentrasi air dalam larutan gula 50% adalah 50%

sedangkan konsentrasi air dalam potongan kentang lebih dari 50%. Akibat perbedaan

konsentrasi tersebut molekul air dari potongan kentang berpindah ke larutan gula.

Pada eksperimen pengetesan umbi kentang C massa mula-mula adalah 2 gram.

Setelah direndam dalam larutan gula 100% selama 30 menit, potongan kentang

ditimbang dan massanya menjadi 1 gram. Massa kentang berkurang 1 gram. Hal ini

membuktikan bahwa telah terjadi perpindahan molekul selama potongan kentang

direndam dalam larutan gula 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi

perisitiwa osmosis.

Apabila larutan gula dibuat makin pekat, konsentrasinya semakin besar, maka

kekurangan berat yang dialami oleh potongan kentang itu akan semakin besar dan cepat

31

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM

karena perbedaan konsentrasi zat semakin besar. Hal tersebut mengakibatkan air semakin

cepat berpindah dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.

Larutan hipotonis adalah larutan yang mempunyai konsentrasi yang lebih rendah,

sedangkan larutan hipertonis adalah larutan yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi

(pekat). Dari contoh di atas yang merupakan larutan hipotonis adalah air dalam potongan

kentang jika dibandingkan dengan laturan gula. Larutan hipertonisnya adalah larutan

eosin pekat dan larutan gula 40%.

Kentang yang direndam di dalam gelas beker yang berisi air tidak mengalami

perubahan massa karena antara air dan kentang memiliki konsentrasi yang sama

(isotonis).

32

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM

KESIMPULANSetelah melakukan praktikum biologi mengenai osmosis dapat disimpulkan bahwa:

Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang

lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus ditembus oleh

pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang

membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, TAPI harus dihambat secara

buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi

melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang

dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif

dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan

turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini

bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.

Apabila larutan gula dibuat makin pekat, konsentrasinya semakin besar, maka

kekurangan berat yang dialami oleh potongan kentang itu akan semakin besar dan

cepat karena perbedaan konsentrasi zat semakin besar. Hal tersebut mengakibatkan air

semakin cepat berpindah dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.

Larutan hipotonis adalah larutan yang mempunyai konsentrasi yang lebih rendah,

sedangkan larutan hipertonis adalah larutan yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi

(pekat). Dari contoh di atas yang merupakan larutan hipotonis adalah air dalam

potongan kentang jika dibandingkan dengan laturan gula. Larutan hipertonisnya

adalah larutan eosin pekat dan larutan gula 40%

Kentang yang direndam di dalam gelas beker yang berisi air tidak mengalami

perubahan massa karena antara air dan kentang memiliki konsentrasi yang sama

(isotonis).

33

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM

DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Difusi diakses tanggal 26

Agustus 2011

http://agrica.wordpress.com/2009/01/03/difusi-osmosis-

dan-imbibisi/ diakses tanggal 26 Agustus 2011

http://www.sith.itb.ac.id/sbt/b_erly/3%20A.%20Difusi

%20dan%20Osmosis.pdf diakses tanggal 26 Agustus 2011

http://biologipedia.blogspot.com/2010/12/osmosis.html .

diakses tanggal 2 September 2011

DN, Ummu Ataliana, Dra. 2006. Prestise biologi untuk

Siswa SMA & MA Kelas XI. Surakarta: Pustaka Utama.

Pratiwi, D. A., Dra, dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XI.

Jakarta: Erlangga.

Pujiyanto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2 Kelas XI.

Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Santoso, Begot, Drs., M. Si. 2005. Biologi dan Kecakapan

Hidup. Jakarta: Ganeca Exact.

34


Top Related