Transcript
Page 1: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

LAPORAN PBL MODUL I

GANGGUAN TUMBUH KEMBANG BAYI

SISTEM GERIATRI DAN TUMBUH KEMBANG

Oleh

Kelompok 4

Andi M. Syakir 2010730029

Aziz Rahman Muiz 2010730037

Dimas Dwityo Previanto 2010730117

Adetya Rosiana 2010730074

Rahmi Dwi Winarsih 2010730087

Eka Widia 2010730076

Mentari Cipta S. 2010730060

Diva Adlia Nurandi 2010730106

Rifa Imaroh 2010730092

Nida Amalia S. 2010730109

Tutor: Dr. Pitut

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2012

Page 2: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah ke hadirat-Nya, akhirnya Laporan PBL

Modul 1 “Gangguan Tumbuh Kembang Bayi” ini dapat kami selesaikan. Laporan ini merupakan

kelengkapan bagi mahasiswa agar dapat memahami konsep masalah yang telah diberikan.

Laporan ini dirancang sedemikian rupa agar materi yang akan disajikan ringkas tapi jelas.

Laporan ini juga diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan masalah.

Materi modul ini disintesis dari berbagai sumber baik dari media cetak maupun media

elektronik. Modul ini disusun terutama untuk memenuhi tugas yang diberikan dalam rangka

studi kasus.

Penulis telah berusaha untuk menyeleraskan modul ini seringkas dan sejelas mungkin,

tetap lengkap, serta mudah dipahami. Namun tiada gading yang tak retak, maka telah disadari

modul ini masih jauh dari yang diharapkan. Untuk itu saran untuk penyempurnaan sangat

diharapkan.

Jakarta, Desember 2012

Kelompok 4

Page 3: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Deteksi dini gangguan tumbuh kembang penting karena pada tiga tahun pertama dari kehidupan anak merupakan periode tumbuh kembang yang amat cepat (periode emas/ critical period / window of opportunity).

Jika terjadi gangguan pada tumbuh kembang pada masa ini, maka gangguan tersebut akan menetap, sehingga amat penting mengenal gejala gangguan perkembangan selama periode ini (deteksi dini) dan menanganinya secara terpadu dan profesional sehingga diharapkan dapat dicapai hasil yang maksimal. Perlu diketahui bahwa gangguan perkembangan yang diintervensi secara dini (lebih cepat) akan memberikan hasil yang lebih baik, deteksi dini menjadi penentu keberhasilan intervensi.

Di Indonesia, jumlah balita 10 % dari jumlah penduduk, di mana prevalensi (rata-rata) gangguan perkembangan bervariasi 12.8% s/d 16% sehingga dianjurkan melakukan observasi/skrining tumbuh kembang pada setiap anak.

1.2 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, permasalahan-permasalahan yang muncul

diantaranya sebagai berikut:1. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak sejak lahir sampai akhir masa remaja?2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak?3. Bagaimana monitoring yang dapat dilakukan agar dapat terdeteksi secara dini gangguan

pertumbuhan anak?

1.3 Tujuan Penulisan Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami pertumbuhan, perkembangan, menilai pertumbuhan perkembangan, status gizi, imunisasi serta kebutuhan dasar anak dan mengetahui keterlambatan/gangguan perkembangan.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat:1. Mampu melakukan penilaian awal, segera setelah bayi lahir.2. Memahami konsep pertumbuhan, perkembangan dan tahap-tahap pertumbuhan dan

perkembangan.3. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.4. Mampu mengaplikasikan parameter BB, PB/TB, LK ke dalam kurve pertumbuhan dan

menganalisan pertumbuhan.5. Mampu menentukan status gizi.

Page 4: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

6. Mengetahui saat pemberian dan jenis imunisasi serta kebutuhan dasar anak.7. Menjelaskan adanya gangguan/keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan.

1.4 Manfaat PenulisanMemberikan informasi tentang gangguan/keterlambatan tumbuh kembang pada masa

bayi.

BAB IIPEMBAHASAN

SkenarioSeorang anak perempuan B umur 12 bulan, BB 7300 gram, PB 65 cm, LK 41cm, dibawa

ibunya karena tidak mau makan. Riwayat kelahiran ditolong oleh bidan dengan BB 2500 gram, PB 48 cm, LK 33 cm, tidak langsung menangis, setelah 5 menit bayi menangis lemah. Pasien dirawat diperinatologi selama 5 hari. Penimbangan 3 bulan terakhir berturut-turut beratnya naik 100 gram tiap bulan. Saat usia 7 bulan pasien pernah dirawat karena kejang lama sampai tidak sadar. Pada saat ini sehari-hari anak makan bubur denagn sayur, tahu-tempe, kadang telur. Usia 3 bulan pasien sudah diberi susu formula, pisang, bubur bayi, karena sering menangis. Imunisasi BCG diperoleh saat umur 2 bulan, polio 5 kali, terakhir saat PIN, hepatitis B umur 40 hari & 3bulan, DPT umur 4 bln & 6 bln. Pasien bisa tengkurap bolak-balik usia 5 bulan, blm bisa duduk sendiri dan berdiri sendiri. Kadang-kadang pasien mengoceh, tanagn belum bisa memegang kerincingan dengan kuat. Belum bisa makan biskuit sendiri, tak tahu main cilukba. Lingkungan rumah jendela kamar selalu ditutup karena takut masuk angin, lubang angin ditutup kertas karena nyamuk sering masuk. Mainan yang dimiliki: kerincingan, boneka, dan sepeda roda tiga. Pasien anak pertama, tinggal hanya dengan kedua ortu, ibu pasien tak banyak bicara.

Analisa kasus

Page 5: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

Pertanyaan1. Bagaimana tahap-tahap pertumbuhan normal dari 0-12 bln sesuai skenario?2. Bagaimana tahap-tahap perkembangan normal dari 0-12 bln sesuai skenario?3. Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan sesuai skenario?4. Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan sesuai skenario?5. Jelaskan stimulus normal sesuai skenario!6. Bagaimana riwayat kelahiran sesuai APGAR Score?7. Jelaskan imunisasi normal sesuai dengan skenario!

Susu formula, pisang,

dan bubur

bayi krn sering

menangis

Usia 3

bulan

Dirawat krn kejan

g lama sampai tdk sadar

Usia 7

bulan

Tidak

mau makan

Datang ke dokte

r

BB : 2500 grPB : 48 cmLK : 33 cm5 menit, menangis lemah

R. Kelahiran

BB : 7300 grPB : 65 cmLK : 41 cm Makan bubur+sayur+tahu +tempe+ kadang telur

Usia 12

bulanBCG umur

2 blnPolio 5x terakhir PINHepatitis B umur 40 hr & 3 blnDPT umur 4 bln & 6 bln

R. Imunisasi

Page 6: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

8. Bagaimana asupan gizi yang baik sesuai skenario?9. Bagaimana penilaian status gizi, pertumbuhan, dan perkembangan?10. Jelaskan lingkungan yang sesuai berdasarkan kasus!

Jawaban1. Tahap-tahap pertumbuhan normal.

Pertumbuhan Normal Bayi

BB:tw I = 700-1000 g/blntw II = 500-600 g/blntw III = 350-450 g/blntw IV = 250-350 g/bln

PB:tw I : 2,8 – 4,4 cm / bulantw II : 1,9 – 2,6 cm / bulantw III : 1,3 – 1,6 cm / bulantw IV : 1,2 – 1,3 cm /bulan

LK:6 bln (+) ± 10 cm

1 tahun (+) ± 3,5 cm 2 tahun (+) ± 2,5 cm3 tahun (+) ± 1 cm

BB = 7,3kg

PB = 65cm

PB ideal = 74cm

BB ideal = 9,5kg

BB 12bulan: 7300 gr

PB 12 bulan: 65 cm

LK 12bulan: 41 cm

BB normal: 9500 gr

PB normal: 74.7cm

LK normal: 46 cm

Ideal

Kasus

Page 7: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

2. Tahap-tahap perkembangan normal. Umur 0-3 bln.

- Mengangkat kepala setinggi 45 derajat.- Menggerakan kepala dari kiri/kanan ke tengah.- Melihat dan menatap wajah anda.- Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.- Suka tertawa keras.- Bereaksi terkejut terhadap suara keras.- Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.- Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak.

Umur 3-6 bln.- Berbalik dari telungkup ke telentang.- Mengangkat kepala setinggi 90 derajat.- Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.- Menggenggam pensil.- Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.- Memegang tangannya sendiri.- Berusaha memperluas pandangan.- Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.- Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.- Tersenyum ketika melihat mainan/gambar menarik saat bermain sendiri.

Umur 6-9 bln.- Duduk (sikap tripoid – sendiri).- Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.- Merangkak meraih mainan atau mendekatai seseorang.

LK = 41cm

LK ideal = 45cm

Page 8: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

- Memindahkan benda sari satu tangan ke tangan lainnya.- Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan.- Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.- Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata.- Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.- Bermain tepung tangan/ciluk ba.- Bergembira dengan melempar benda.- Makan kue sendiri.

Umur 9-12 bln.- Mengangkat badannnya ke posisi berdiri.- Belajar berdiri selama 30 detik atau berpengangan di kursi.- Dapat berjalan dengan dituntun.- Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan.- Menggenggam erat pensil.- Memasukan benda ke mulut.- Mengulang menirukan bunyi yang didengar.- Menyebut 2 – 3 suku kata yang sama tanpa arti.- Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja.- Bereaksi terhadap suara yang perlaha atau bisikan.- Senang diajak bermain ciluk ba.- Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum kenal.

Page 9: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

3. Faktor-faktor pertumbuhan.Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,

ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik.

Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu:

1. Faktor genetik.Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik. Sedangkan di negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal. Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti sindrom Down, sindrom Turner, dll.

2. Faktor lingkungan.Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi:

Page 10: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor prenatal).

b. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal).

FAKTOR LINGKUNGAN PRANATAL1. Gizi ibu pada waktu hamil.

Anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup di lingkungan miskin makan akan mengalami kurang gizi juga dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya kurang pula. Keadaan ini merupakan lingkaran setan yang akan berulang dari generasi ke generasi selama kemiskinan tersebut tidak ditanggulangi.

2. Mekanis.Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau kranio tabes.

3. Toksin/zat kimia.Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen. Misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin, methadion, obat-obat anti kanker, dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat/peminum alkohol kronis sering melahirkan bayi berat badan lahir rendah, lahir mati, cacat, atau retardasi mental. Keracunan logam berat pada ibu hamil, misalnya karena makan ikan yang terkontaminasi merkuri dapat menyebabkan mikrosefali dan palsi serebralis, seperti di Jepang yang dikenal dengan penyakit Minamata.

4. Endokrin.Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin (Insulin-like growth factors/IGFs).

Page 11: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

Somatotropin (growth hormone) disekresi oleh kelenjar hipofisis janin sekitar minggu ke-9. Produksinya terus meningkat sampai minggu ke-20, selanjutnya menetap sampai lahir. Perannya belum jelas pada pertumbuhan janin.Hormon plasenta (human placental lactogen = hormon chorionic somatromammotropic), disekresi oleh plasenta di pihak ibu dan tidak dapat masuk ke janin. Kegunaannya mungkin dalam fungsi nutrisi plasenta.Hormon-hormon tiroid seperti TRH (Thyroid Releasing Hormon), TSH (Thyroid Stimulating Hormon), T3 dan T4 sudah diproduksi oleh janin sejak minggu ke-12. Pengaturan oleh hipofisis sudah terjadi pada minggu ke-13. Kadar hormon ini makin meningkat sampai minggu ke-24, lalu konstan. Perannya belum jelas, tetapi jika terdapat defisiensi hormone tersebut, dapat terjadi gangguan pada pertumbuhan susunan saraf pusat yang dapat mengakibatkan retardasi mental.Insulin mulai diproduksi oleh janin pada minggu ke-11, lalu meningkat sampai bulan ke-6 dan kemudian konstan. Berfungsi untuk pertumbuhan janin melalui pengaturan keseimbangan glukosa darah, sintesis protein janin, dan pengaruhnya pada pembesaran sel sesudah minggu ke-30. Sedangkan fungsi IGFs pada janin belum diketahui dengan jelas.Cacat bawaan sering terjadi pada ibu diabetes yang hamil dan tidak mendapat pengobatan pada trimester I kehamilan, umur ibu kurang dari 18 tahun/lebih dari 35 tahun, defisiensi yodium pada waktu hamil, PKU (phenylketonuria), dll.

5. Radiasi.Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya. Misalnya pada peristiwa di Hiroshima, Nagasaki dan Chernobyl. Sedangkan pada orang laki-laki, dapat mengakibatkan cacat bawaan pada anaknya.

6. Infeksi.Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex). Sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, Coxsackie, Echovirus, malaria, lues, HIV, polio, campak, listeriosis, leptospira, mikoplasma, virus influensa, dan virus hepatitis. Diduga setiap hiperpireksia pada ibu hamil dapat merusak janin.

7. Stres.Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan, dll.

8. Imunitas.

Page 12: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.

9. Anoksia embrio.Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, menyebabkan berat badan lahir rendah.

Faktor lingkungan postnatal:1. Faktor biologis (Ras/suku bangsa, Jenis kelamin, Umur, Gizi, Hormon, Perawatan

kesehatan, Kepekaan terhadap penyakit, dll).2. Faktor fisik (Cuaca/musim, Sanitasi, Keadaan rumah, Radiasi).3. Faktor psikososial (Stimulasi, Motivasi Belajar, Hadiah atau hukuman, Stres, dll).4. Faktor keluarga dan adat istiadat.

Faktor-faktor Perkembangan.

Perkembangan ð bertambahnya kemampuan/fungsi semua sistem organ tubuh; akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi sistem organ tubuh. Ciri-ciri perkembangan:- Perkembangan melibatkan perubahan à setiap pertumbuhan disertai perubahan fungsi,

contoh perkembangan sistem reproduksi disertai perubahan organ kelamin.- Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya. Tidak akan bisa melewati

satu tahap perkembangan sebelum melewati tahapan sebelumnya.- Perkembangan mempunyai pola yang tetap ðdi daerah kepala ke kaudal (sefalokaudal)

di daerah proksimal ke bagian distal (proksimodistal).- Perkembangan memiliki tahap yang berurutan ð pola yang teratur dan berurutan.- Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.- Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.

Peningkatan fungsi-fungsi individu1. sensorik (dengar, lihat, raba, rasa, cium).2. motorik (gerak kasar, halus).3. kognitif (pengetahuan, kecerdasan).4. komunikasi/berbahasa.5. Emosi-sosial.6. Kemandirian.7. Kreativitas.8. kerjasama dan kepemimpinan.9. etika, budi pekerti, moral-spiritual.

Faktor Penentu Perkembangan Anak1. internal : genetik + proses sejak kehamilan.2. eksternal : gizi, penyakit, kualitas pengasuh /keluarga, teman, sekolah.

Page 13: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

4 aspek perkembangan1. motor kasar/gerak kasar. 2. motor halus/gerak halus.3. bahasa-bicara-kecerdasan.4. Kemampuan bergaul-mandiri.

5. Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang (stimulus).Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum di golongkan menjadi 3

kebutuhan dasar (dikutip dari Titi 1993):

1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)- Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting.

- Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit, dll.

- Papan/pemukiman yang layak.

- Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan.

- Sandang.

- Kesegaran jasmani, rekreasi.

2. Kebutuhan emosi/kasih saying (ASIH)Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Berperannya dan kehadiran ibu/penggantinya sedini dan selanggeng mungkin, akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/mata) dan psikis sedini mungkin, misalnya dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir. Kekurangan kasih saying ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun sosial emosi, yang disebut “Sindrom Deprivasi Maternal”. Kasih saying dari orang tuanya (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust).

3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini mengembangkan perkembangan mental psikososial: kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas, dsb.

Kebutuhan stimulasi:Perangsangan / bermain / latihan:

setiap hari, setiap berinteraksi, suasana nyaman, timbulkan rasa aman

Page 14: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

suasana bermain, gembira, kasih sayang tidak tergesa-gesa, tidak memaksa beri contoh, dorong untuk mencoba bervariasi, sesuai dgn minat & kemampuan balita beri pujian bila berhasil koreksi bila belum bisa, bukan hukuman

à pola asuh demokratik à Kecerdasan emosional à Kemandirian, kreativitas à Kerjasama, kepemimpinan

Stimulasi/rangsangan bermain: Yang dirangsang : sensorik, motorik, kognitif, komunikasi-bahasa, sosio-emosional,

kemandirian, kreativitas, kerjasama dan kepemimpinan, moral-spiritual. Cara : rangsang suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, bermain,

memecahkan masalah, mencoret, menggambar. Kapan : setiap kali interaksi dengan anak, memandikan, ganti baju, bermain, nonton TV

dll.

6. Kelahiran normal berdasarkan skor APGAR.

Etiologi nilai APGAR rendah.

sebuah tes cepat yang dilakukan pada menit pertama dan kelima pasca

kelahiran

Menit ke-1 Menit ke-5memberi gambaran seberapa baik bayi

melakukan toleransi terhadap proses

kelahiran

memberikan penilaian akan bagaimana bayi beradaptasi dengan

lingkungan yang baru

Tapi ! skor Apgar agak rendah (terutama pada menit pertama) adalah

normal. (bumil risiko tinggi, caesar, bumil

dengan komplikasi, bayi prematur)

Page 15: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

Interpretasi Skor APGAR.• 7-10 = bayi normal• 4-6 = agak rendah/asfiksia sedang (memerlukan tidakan medis segera seperti penyedotan

lendir yang menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas)• 0-3 = sangat rendah/asfiksia berat (memerlukan tindakan medis yang lebih intensif)

Persalinan yang terlalu cepat

Konsumsi obat-

obatan

Plasenta previa

Prolaps tali pusat

Aspirasi mekoniu

m

Terjerat tali pusat

Page 16: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

Kesimpulan:Berat ringannya asfiksia dinilai pada menit pertama kemudian dilakukan resusitasi dan

dinilai keberhasilan resusitasinya pada menit kelima.Untuk kasus ini, tidak bisa ditentukan derajat asfiksianya karena kekurangan data yang

mendukung.

Page 17: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

Riwayat Asupan Gizi.

Page 18: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

7. Penilaian Awal Riwayat Kelahiran Pasien.Di Skenario:Riwayat kelahiran anak perempuan umur 12 bulan: BB 2500gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 33 cm. Tidak langsung menangis, baru menangis setelah 5 menit dan menangis lemah. Pernah dirawat di perinatalogi 5 hari.

Usia 3 bulan susu formula, pisang,

bubur

0-6 bulan hanya diberikan ASI

Usia 11 bulan bubur dengan sayur, lauk pauk berupa tahu, tempe dan kadang telur

Kurang asupan protein hewani

Page 19: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi
Page 20: Laporan Pbl Modul i Gang. Tumbuh Kembang Bayi

8. Hubungan lingkungan dengan tumbuh kembang anak. Lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Salah

satunya faktor lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan aspek yang pertama dan utama dalam mempengaruhi

perkembangan anak. Anak lebih banyak menghabiskan waktunya dengan keluarga karena dalam keluarga anggota keluarga bertindak seadanya tanpa dibuat buat.

Cara orangtua dalam mendidik anak juga mempengaruhi perkembangan perilaku dan kepribadian anak , seperti Contoh Langsung.

Contoh langsung baik sengaja ataupun tidak dengan sendirinya akan menjadi contoh berperilaku akan menjadi sumber objek imitasi bagi anak.

Dalam skenario ini , ibu anak lebih banyak diam sehingga anak lebih cenderung sedikit mengoceh karena mendapatkan contoh langsung dari ibu nya.

Motivasi belajar adalah sesuatu yang diperoleh dan dibentuk oleh lingkungan serta merupakan landasan yang mendorong anak untuk tumbuh berkembang dan maju dalam mencapai yang diinginkan seperti fungsi nalar, kehidupan, perasaan, keterampilan psikomotorik maupun ituisinya.

Sarana belajar juga dianggap sebagai salah satu syarat untuk motivasi belajar,anak membutuhkan lingkungan yang terbuka,komunikatif,demokratis dan produktif

Penyatuan fungsi tersebut akan menumbuhkan kreatif anak untuk menempuh hidup dengan kemampuan yang terarah.

Dari sini bisa dibaca dari lingkungan rumah yang tertutup,mainan yang kurang memadai dan orangtua yang tidak komunikatif menyebabkan anak tidak dapat berkembang dengan baik sehingga terbentuk karakter dan keterlambatan perkembangan pada usianya.


Top Related