Download - laporan mikrofar pengecatan
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
Judul :
Pengecatan Gram dan Tetes Gantung
DosenPengampu :
Rinda
Nama Kelompok :
Etik Puji Hastuti (20144166A)
Soraya Putri Orshita R (20144168A)
Miraziza Amanda (20144169A)
Asalia Nopriyanti M (20144170A)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
2015
I. JUDUL
PENGECATAN
II. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui morfologi dan struktur sel mikroorganisme dengan
mewarnai sel.
III. DASAR TEORI
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangatlah sulit, karena
selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi
hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri, sehingga sel
dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri
ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian
mikrobiologi. Macam-macam pewarnaan antara lain:
1. Pewarnaan sederhana
Pewarnaan sederhana merupakan pewarnaan dengan menggunakan satu jenis
pewarna saja dengan tujuan untuk mengetahui morfologi (coccus, basil, vibrio,
spiral) dan susunan selnya (rantai, bergerombol, berpasangan, tetrad). Pewarnaan
ini dapat menggunakan pewarna basa pada umumnya, antara lain : kristal violet,
metylen blue, karbol fuchsin, dan safranin. Pewarnaan sederhana dibagi menjadi
dua yaitu Pewarnaan positive dan negative.
a. Pewarnaan positive
Sebelum dilakukan pewarnaan positif hendaknya membuat ulasan diatas
objek glass, kemudian difiksasi. Ulasan jangan terlalu tebal karena akan
mempersulit mencari bakteri dalam pengamatan dengan mikroskop. Fiksasi
bertujuan untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada object
glass tanpa merusak struktur selnya.
b. Pewarnaan positive
Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang. Ditujukan untuk bakteri
yang sulit diwarnai, seperti Spirochaeta.
2. Pewarnaan diferensial
Pewarnaan ini digunakan untuk pemisahan dalam kelompok yang terbagi menjadi
dua, yaitu pewarna gram dan pewarna tahan asam (acidfast). Selain itu juga
digunakan untuk visualisasi struktur. Pewarnaan differensial antara lain:
a. Pewarnaan gram
Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk mengelompok
kan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Pewarna yang digunakan
antara lain : kristal violet sebagai gramA, iodine sebagai gram B, alkohol
sebagai gram C, serta safranin sebagai gram D.
b. Pewarnaan acid fast
Pewarnaan ini digunakan untuk membedakan bakteri yang tahan terhadap
larutan asam dan yang tidak tahan terhadap larutan asam. Reagen yang
digunakan dalam pewarnaan acid fast terdiri dari cat utama, peluntur alkohol
asam, dan cat lawan / tanding.
3. Pewarnaan khusus
Untuk mewarnai struktur khusus dari bakteri seperti kapsul, spora, flagel dll·
Pewarnaan kapsul. Pewarnaan ini mengunakan dua reagen, yaitu: Kristal violet
sebagai dekolorisator (penghapus warna utama) serta kopper sulfat sebagai
pewarna tandingan teradsorbsi bahan kapsular yang mengalami dekolorisasi.
Hasil pewarnaannya ialah kapsul akan berwarna biru terang kontras dengan warna
ungugelap dari sel. Pewarnaan khusus antara lain :
a. Pewarnaan spora
Pewarnaan spora merupakan pewarnaan dengan menggunakan malchit green
dan safranin, yang dalam hasil pewarnaanya akan muncul warna hijaupada
sporanya, serta warna merah pada sel vegetatifnya, yaitu pada Bacillus
subtilis.
IV. ALAT dan BAHAN
ALAT:
1. Objek glassJarum inokulum / ose
2. Pembakar spirtus
3. Mikroskop monocular
4. Tabung reaksi
5. Pipet tetes
6. Rak tabung reaksi
BAHAN
1. Biakan bakteri Bacillus, Tetracoccus, Providencia, Staphyllococcus.
2. Aquadest
3. Spirtus.
4. Pewarna methylen blue, safranin, kristal violet
5. Kapas Xylol
6. Minyak imersi
7. Tinta cina.
V. CARA KERJA
a. Pewarnaan Positiv
1. membersihkan obyek glass dengan kapas
2. menuliskan nama bakteri pada sudut objek glass
3. memanaskan ose diatas api hingga membara
4. memutar kapas penutup tabung aquadest sebelum membuka tabung reaksi dan
kemudian menarik kapas peenutup tabung reaksi yang berisi aquadest. Setelah
di buka, memanaskan mulut tabung reaksi dengan api.
5. mengambil aquadest dengan menggunakan ose yang telah di sterilisasi
dengan api, kemudian mengoleskan ke tengah – tengah objek glass, lakukan
2-3 kali.
6. Sebelum menutup tabung reaksi memanaskan kembali mulut tabung reaksi.
7. Mengambil biakan bakteri di dalam tabung reaksi dengan cara memutar kapas
penutup tabung sebelum membuka tabung reaksi, dan kemudian menarik
kapas menutup tabung reaksi. Setelah di buka, memanaskan mulut tabung
reaksi dengan api. memasukan ose yang telah disterilisasi untuk mengambil
bakteri dengan cara mengoleskan ke permukaan kultur bakteri dan
mengoleskan pada objek glass, tepat diatas permukaan aquadest yang telah
diteteskan sebelumnya pada objek glass yang sama, memutar dan meratakan
bakteri dengan air hingga sedemikian rupa membentuk lingkaran.
8. memfiksasi perparat yang telah diolesi bakteri tersebut di atas api sampai
kering.
9. Setelah benar – benar kering, memberikan pewarna pada objek glass yang
berisi ulasan bakteri tersebut dengan cat pewarna ( methylen blue, safranin,
crystal violet) selama kurang lebih 30 detik.
10. Setelah 30 detik mencuci denggan air mengalir dan meringkan kembali ulasan
yang masih basah.
11. mengamati ulasan dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah, setelah
fokus teteskan minyak emersi tepat diatas preparat dan ganti lensa obyektif
dengan perbesaran kuat 1000x.
b. Pewarnaan Negativ
1. Membersihkan kedua objek glass dengan alcohol.
2. Meneteskan nigrosin ( tinta cina ) pada ujung kanan dari salah satu objek
glass.
3. mengambil ose dan kemudian mensterilisasi ose tersebut dengan cara
memanaskan ujung ose di api spirtus sampai membara.
4. Mengambil tabung reaksi yang berisi biakan bakteri, memutar terlebih dahulu
sebelum menarik penutupnya, memanaskan mulut dari tabung reaksi sebelum
mengambil bakteri dengan ose, setelah dipanaskan mengambil bakteri dengan
ose. Sebelum menutup memanaskan kembali mulut tabung
5. Mengoleskan dan mencampurkan bakteri pada tinta cina yang kita teteskan di
ujung kanan objek glass.
6. menempelkan sisi objek glass yang lain tepat pada tinta cina dengan posisi
objek glass membentuk sudut 45°.
7. menggeser objek glass yang kita tempelkan di atas tinta cina tersebut ke arah
kiri, pastikan bahwa ada bagian yang cukup tipis dari olesan tinta tersebut
agar dapat diamati dengan mudah.
8. mengeringkan tinta cina tersebut tanpa adanya fiksasi dengan api.
9. Setelah kering melakukan pengamatan dengan mikroskop menggunakan
perbesaran lemah 40x. Setelah tercapai titik fokus ganti lensa objektif dengan
perbesaran sedang 100x.
VI. DATA PERCOBAAN
bacillus
Tetracoccus
Streptococcus
providonsia
Providonsia 40
VII. PEMBAHASAN
Pewarnaan sederhana, merupakan metode yang paling umum digunakan. Disebut
demikian karena hanya digunakan satu jenis cat pewarna untuk mewarnai organisme.
Kebanyakan bakteri telah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena
sitoplasmaanya bersifat basofil (suka basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk
pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromofornya bersifat
positif). Pewarnaan sederhana ini memungkinkan dibedakannya bakteri dengan
bermacam-macam tipe morfologi (coccus, vibrio, bacillus, strepto cocus dll) dari
bahan-bahan lainnya yang ada pada olesan yang diwarnai. Dengan pewarnaan
sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa
yangbiasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah methylen blue, kristal violet,
dan safranin. Sel-sel mikroorganisme yang tidak diwarnai umumnya tampak hampir
transparan bila diamati dengan mikroskop cahaya biasa sehingga sukar dilihat, karena
sitoplasma selnya mempunyai indeks bias yang hampir sama dengan indeks bias
lingkungannya yang bersifat cair. Kontras antara sel dengan lingkungannya dapat
dipertajam dengan mewarnai sample tersebut. Tujuan pewarnaan adalah untuk
mengamati dengan lebih baik morfologi mikroorganisme secara kasar,
mengidentifikasi bagian-bagian struktural sel mikroorganisme dan membantu
mengidentifikasi atau membedakan mikroorganisme yang serupa.
Pewarnaan negatif adalah pewarnaan yang memakai bahan pulas yaitu tinta-cina
(nigrosin), karena itu sering juga disebut pewarnaan tinta-cina. Pewarnaan ini dipakai
untuk mengetahui adanya golongan spirochaetales dan juga untuk memperlihatkan
adanya selubung (kapsul) pada bakteri-bakteri tertentu. Pewarnaan ini merupakan
pewarnaan yang tidak langsung. Kita hanya mewarnai latar belakang dari bakteri
tersebut, sedangkan bakterinya sendiri tidak mengambil zat-zat warna. Pada negatif
tidak dilakukan ”fiksasi”, maka praktis bakteri tidak mengalami perubahan-
perubahan, tidak mengerut. Dengan demikian pewarnaan negatif berguna untuk
melihat bentuk-bentuk sel yang sesungguhnya serta berguna untuk pengukuran-
pengukuran bakteri. Pada pewarnaan bakteri ini sel-sel bakteri kelihatan ”transparan”
(terang jernih) sedangkan latar belakangnya kelihatan gelap (dengan tinta-cina).
Pada praktikum kali ini dilakukan pewarnaan sederhana dan negatif pada bakteri
basilus, streptococcus, providensia, dan tetracoccus. Dalam pewarnaan sederhana
yang dipergunaakan dalam praktikum, digunakan biakan bakteri yang telah dikultur
dan diwarnai dengan pewarna – pewarna seperti methylen blue, safranin, dan Kristal
violet. Masing – masing dari pewarna tersebut memberikan warna – warna yang
berbeda, pewarnaan sederhana akan merubah warna dari bakteri sesuai dengan warna
cat yang kita beri kepada bakteri tersebut.Methylen blue akan memberikan warna
biru muda, safranin akan memberikan warna merah muda dan kristal violet akan
memberikan warna ungu pada bakteri. Dalam pewarnaan negatif kita dapat
membedakan dengan pewarnaan sederhana dari segi warna yang ada, dalam
pewarnaan sederhana yang berubah warna adalah bakteri tersebut dan pewarnaan
negatif adalah latar belakang yang menjadi gelap, dan bakteri akan tapak seperti
bintang – bintang putih transparan. Pastikan bahwa dalam pewarnaan negatif terdapat
usapan yang cukup tipis sehingga dapat diamati. Pada saat pemerataan, setelah
mengambil bakteri dari tabung kultur pastikan bahwa kita mengusapkan ose yang ada
bakteri ke tinta cina secara merata, tujuannya adalah ketika kita mengamati bagian
yang tipis dari pengecatan negatif, terdapat bakteri di tempat yang tipis tersebut
VIII. KESIMPULAN
1. Pewarnaan mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara yaitu dengan
pengecatan sederhana dan pengecatan negative.
2. Pewarnaan sederhana digunakan untuk melihat bentuk dan struktur sel bakteri
dengan menggunakan satu jenis pewarna seperti safranin, kristal violet,
methylen blue.
3. Pewarnaan dari bakteri akan memberikan penampilan baru dalam pengamatan
bakteri
4. Sterilisasi dari alat dan praktikan sangat penting peranannya dalam
pengamatan.
5. Fiksasi adalah teknik yang dilakukan untuk mematikan bakteri dan
melekatkan pada object glass tanpa merusah struktur sel bakteri.
IX. DAFTAR PUSTAKA
1. Dwidjoseputro, D., 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan.Ekmon,
2008.
2. Campbell, N. A. Dan Reece, J. B., 2005. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
3. http://www.microbiologybytes.com/video/Pputida.html
4. http://labmikrobiologi.blogspot.com/2012/02/pewarnaan-negatif-pewarnaan-
burry.html