Download - Laporan i Sc ( Batu)
LAPORAN
KERJA BATU
Disusun Oleh :
1. ANDRE SAZALI
2. ANGGA ANUGRAH
3. ARLAN M AKBAR
4. AWAN SATRIADI
5. CHRISTI SECONDARY
6. FASHA QORI BARDAH
7. GEA GLADIOLYTA
8. IRVINDHA SELLA NH
9. KIKI MARIZA
10. MARINA NOVITA
11. MEITA NOVITASARI
KELAS : 1 S C
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2010 – 2011BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pengenalan Konstruksi Batu
Konstruksi Batu ialah sejenis konstruksi yang sebagian besar
terdapat dalam konstruksi bangunan gedung, jembatan dan lain – lainnya.
Yang dimaksud dengan konstruksi batu disini adalah pekerjaan yang
meliputi, pasangan pondasi batu kali, pasangan ubin bata, super bata,
batako, pasangan ubin lantai, ubin dinding dan plesteran dinding.
Teknik serta aturan – aturan dari setiap pekerjaan tersebut diatas
yaitu sebagai berikut :
Faktor Kerja
Dalam pekerjaan konstruksi batu ini tenaga pekerja adalah
merupakan faktor yang memegang peranan penting, terutama kalau kita
membicarakan tentang kekuatan konstruksi. Sebab yang dikatakan
memasang batu tidaklah hanya menyusun batu sedimikian saja, tetapi ada
aturan dan teknik tertentu.
Tenaga – tenaga pekerjaan dalam pelaksanaan pasangan batu ini ada
yang disebut tukang dan ada pula yang disebut pembantu ( kenek ).
Faktor yang mutlak diketahui oleh seorang tukang batu atau
pembantunya dalam pemasangan batu adalah :
1. Bagaimana mencampur dan mengaduk mortar yang baik.
2. Mengetahui daya hisap 1 cm permukaan bata, agar dia dapat
menentukan keenceran mortar dan lamanya waktu yang dibutuhkan
untuk merendam bata sebelum pemasangan.
2 Kelas 1 S C| 2010-2011
3. Hal – hal yang mempengaruhi kekuatan ikatan antara mortar dan
batu sesudah atau selesai pemasangannya.
4. Bagaimana mengukur kedataran dan ketegakan pasangan batu.
5. Bagaimana macam ikatan yang dalam pasangan.
6. perawatan pasangan selesai pemasangan batu.
7. Teknik pemasangan yang baik dan benar
8. Bagaimana untuk meningkatkan produktifitas dalam pemasangan
batu.
1.2. Dasar Praktek Kerja Batu
Yang menjadi dasar Praktek Kerja Batu adalah kebutuhan akan
tempat tinggal yang nyaman yang merupakan kebutuhan yang paling
penting dan diharapkan terpenuhi, selain itu juga kita dapat memenuhi
berbagai kebutuhan terhadap berbagai macam bangunan umum yang
bersumber pada kerja batu.
1.3. Tujuan
1. Mengetahui masalah mengenai mortar.
Mortar adalah campuran bahan perekat dengan pasir dengan
perbandingan tertentu sesuai dengan kebutuhan ditambah air. Mortar yang
berada pada pasangan batu disebut siar, siar terbagi 2 ( dua) yaitu siar tegak
dan siar datar.
2. Mengetahui daya hisap batu.
Hal ini dikarenakan batu bata mempunyai banyak jenis
sedangkan tidak satupun yang mempunyai standar, selain itu untuk
menjaga supaya air mortar tidak dihisap oleh batu bata secara drastis sebab
3 Kelas 1 S C| 2010-2011
dapat mengurangi kekuatan pasangan batu bata tersebut. Maka untuk
menghindari hal itu sebelum dipergunakan, batu bata harus disiram atau
direndam.
3. Hal – hal yang mempengaruhi daya ikat antara batu bata dengan
mortar, antara lain :
a. Pengeringan terlalu cepat pada proses pemplesteran
( Pengeringan Mortar ).
b. Kadar Lumpur pada pasir.
c. Proses penyimpanan pasir.
d. Semen yang telah terjadi hidrasi atau telah mongering.
4. Bagaimana menimbang ketegakkan dan kedataran pasangan.
5. Bagaimana ikatan yang baik.
a. Pasangan satu bata
b. Pasangan setengah batu
c. Ikatan Kepala ( Header Bond )
d. Ikatan Flemish
e. Ikatan Inggris
f. Ikatan Dutch ( ikatan Jerman )
6. Pemasangan Konstruksi yang baik dan benar dengan cara
memaksimalkan alat.
7. Perawatan pasangan.
8. Meningkatkan produktifitas kerja
4 Kelas 1 S C| 2010-2011
1.4. Bahan – bahan yang dipakai
Untuk pekerjaan pasangan batu, bahan – bahan yang selalu
digunakan adalah :
1. Batu kali
2. Batu merah
3. Super bata
4. Batako local
5. Batako press
6. Ubin PC
7. Ubin porselen
8. Semen
9. Kapur
10. Pasir
11. Teras
12. Air
Sebaiknya untuk setiap jenis bahan ini diketahui juga bagaimana cara
pembuatannya, dimana didapatkan, bagaimana penimbunannya dilapangan
(proyek) dan sebagainya.
1. Batu kali
Batu kali adalah merupakan batu alam yang didapatkan dari dasar
sungai. Biasanya batu kali dari tempat pengambilan dibawa dengan truk ke
proyek yang memerlukan.
Kegunaannya adalah untuk pasangan pondasi, lantai pemikul dan lain –
lainnya. Batu kali yang baik dapat diperiksa dengan visual saja dilapangan
yaitu yang pori – porinya tidak terlalu banyak dan kelihatan keras tidak
keropos.
2. Bata merah
Bata merah adalah suatu unsur bangunan yang terbuat dari tanah liat
dengan atau tanpa bahan tambahan seperti serbuk gergaji, sekam padi atau
pasir. Tanah liat ini dicetak berbentuk balok – balok, lalu dibakar dengan
5 Kelas 1 S C| 2010-2011
temperatur 1050 C untuk mengeraskannya, sehingga tidak dapat hancur
lagi bila direndam dalam air.
Ukuran standarnya untuk Indonesia adalah :
a. 52 mm x 115 mm x 240 mm.
b. 50 mm x 110 mm x 230 mm.
Penimbunan dilapangan harus diberi lantai dengan jarak 30 cm dari
permukaan tanah. Bata disusun berdiri arah lebarnya dan disusun berselang
– seling empat buah – empat buah. Ketinggian penyusunan max 2 m ini
untuk memudahkan dalam pengambilan. Diatasnya ditutup dengan kain
terpal atau plastik agar air hujan tidak terserap oleh bata merah.
3. Super bata
Super bata adalah bahan bangunan yang bentuk dan kegunaannya sama
dengan bata merah. Super bata juga terbuat dari tanah liat dan dicampur
dengan pasir halus. Pembuatannya melalui proses mekanis, oleh karenanya
super bata mempunyai permukaan halus dengan ukuran yang sama.
Biasanya bata ini dibuat tidak penuh, tapi berlobang sehingga dapat
menghemat bahan baku dan menghasilkan ikatan yang kuat dengan mortar.
Karena Super bata mempunyai permukaan yang halus, maka pada
pemakaiannya kita tidak memerlukan plesteran lagi. Dan juga karena
bentuknya yang bervariasi, maka dapat dibuat pemasangannya yang
artisrik.
6 Kelas 1 S C| 2010-2011
Ukuran – ukurannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
TYPE UKURAN
B – 1
B – 4
C – 7,8,9,10
D – 6
D – 7
Klinkers
5 x 11 x 24 cm
7 x 11 x 24 cm
12 x 11 x 24 cm
5 x 2,5 x 24 cm
7 x 3 x 24 cm
5 x 5 24 cm
4. Batu cetak
Batu cetak adalah suatu bahan bangunan yang diproduksi oleh
masyarakat kita, terbuat dari trus dan kapur dengan perbandingan 5 : 1.
Banyak keuntungan yang dapat kita ambil dari pemakaian batu cetak ini,
umpamanya untuk pemasangan 1 m2 dinding lebih sedikit jumlah batu yang
diperlukan, dan juga mengurangi keperluan mortar sampai 30 – 50 %. Berat
pasangan jauh lebih ringan dari konstruksi bata merah bias 50 % lebih
ringan, sehingga tidak diperlukan lagi pondasi yang tidak terlalu dalam.
Disebabkan oleh bentuk batu cetakan yang beraneka macam, sehingga
menarik, dan karena itu pula, dinding tidak usah diplester karena ini sudah
cukup menarik. Komposisi mortar untuk pemasangan batu cetak ini harus
sama dengan komposisi bahan batu cetak itu sendiri, sehingga dapat
menghasilkan ikatan yang baik antara mortar dan batu cetak.
Type dan bentuk batu cetak :
TYPE UKURAN DIGUNAKAN PADA
A 20 x 20 x 40 cm Dinding pemikul dengan tebal 20
cm.
7 Kelas 1 S C| 2010-2011
B
C
D
E
F
20 x 20 x 40 cm
10 x 20 x 40 cm
10 x 20 x 40 cm
10 x 20 x 40 cm
8 x 20 x 40 cm
Dinding, sebagai penutup pada sudut
–sudut dan pertemuan – pertemuan.
Dinding pengisi atau pemisah.
Dinding pengisi atau pemisah.
Dinding dalam ruangan.
Sebagai dinding pengisi.
5. Batako press
Batako press ini terbuat dari adukan kapur, pasir, tras dan semen,
pencetakannya dengan mesin press, dibuat berlobang untuk menghemat
bahan dan juga untuk isolasi suara dan panas. Dan biasanya tembok sebelah
luar tidak diplester lagi, kecuali bagian dalam dinding.
6. Ubin PC.
Ubin PC adalah bahan bangunan yang terbuat dari adukan pasir dan
semen yang dipakai untuk permukaan lantai. Pembuatannya melalui mesin
press dan salah satu permukannya di finishing dengan semen agar halus dan
licin. Untuk menentukan mutu ubin ini ada beberapa macam test antara lain
:
- Keteguhan kejut.
- Lapis Aus.
- Kuat tekan.
Jenis Ubin Ukuran Jumlah / m2
Ubin lantai
Ubin plint
20 x 20 cm
15 x 20 cm
25 buah
5 buah / m
8 Kelas 1 S C| 2010-2011
7. Ubin Porselen
Ubin porselen terbuat dari jenis tanah liat putih dengan atau tanpa
campuran bahan tambahan melalui proses pembakaran sedemikian rupa,
sehingga tidak dapat hancur kembali bila direndam dalam air.Bidang patah
yang baru harus memperlihatkan hasil pembakaran yang rata dan baik.
Ubin porselen harus halus dan rata permukaannya dan sisinya harus saling
tegak satu dengan lainnya, dan tepinya lurus dan tajam.
8. Kapur.
Sebelum membicarakan tentang kapur sebaiknya kita mengenal
terlebih dahulu beberapa nama atau istilah dari kapur. Batu kapur yang
dalam bahasa inggrisnya disebut “ Lime Stone “. Kapur kembang yang
disebut juga kapur tohor atau kapur hidup istilah asingnya adalah “ Lime
atau Quick Lime “. Kapur padam atau kapur sirih dalam istilah asingnya
disebut “ Slaked Lime “. Kapur diperoleh dari pembakaran batu kapur atau
batu napal ada juga dari kulit kerang. Pembakaran kapur biasanya dengan
temperatur 1000 – 2000 C. Kapur kulit kerang di Indonesia jarang sekali
digunakan untuk pembentukan adukan tapi digunakan mengapur dinding
tembok.
Kalau potongan – potongan batu kapur itu telah selesai dibakar maka
batu kapur itu disiram dengan air dan setelah terjadi pendidihan, ia menjadi
hancur seperti adonan yang lunak, dan kemudian kering dengan sendirinya
lalu berubah menjadi tepung yang putih. Biasanya dari tiap – tiap 100 kg
batu kapur dapat menghasilkan 50 – 70 kg kapur hidup yaitu kira – kira
0,53 m3.
Jenis – jenis kapur yaitu :
9 Kelas 1 S C| 2010-2011
a. Kapur gemuk, yaitu kalu pengembangannya diwaktu penyiraman
atau pemadaman menghasilkan 2,5 – 4 kali lipat isi semula, dan
bersifat sanan lunak dan kalau dipegang seakan – akan berminyak.
b. Kapur kurus, yaitu bila suatu pemadaman kapur mengembang
hanya 1,5 – 2 kali lipat isi semula, dan memberikan perasaan seperti
berbutir kalau dipegang.
c. Kapur hidrolik, yaitu kapur yang mengandung sedikit atau banyak
bahan lain misalnnya tanah liat dan sebagainya yang telah menjadi
satu sewaktu pembakaran, dan kapur ini mempunyai sifat
membantu bila terkena air.
d. Kapur udara, yaitu kapur apur atau kapur yang hanya dapat
mengeras didalam udara, karena mengambilzat arang dari udara.
Kapur ini baik sekali untuk mencegah penyusutan dalam pasangan
dan juga memberikan workability. Berat 1 liter kapur kering kira-
kira 1,10 kg,lain lagi kalau kapur itu basah, biasanya lebih berat.
9. Pasir
Pasir adalah merupakan butiran-butiran mineral atau agrefat halus
yang mempunyai kekasaran 0-4 mm. Di Indonesia ada beberapa macam
pasir kalau diselidiki menurut tempat pengambilan dan penggunaannya.
Tempat Pengambilan Digunakan untuk
1. Dasar sungai yang airnya
mengalir
2. Dasar sungai yang airnya
tenang
3. Digali pada tebing
pegunungan
Pasangan bata dan beton.
Dicuci dahulu dan dapat untuk
plesteran dinding.
Pasangan dan urungan.
10 Kelas 1 S C| 2010-2011
Untuk menjamin mutunya pasangan dan plesteran maka pasir di test
dahulu dilaboratorium.Biasanya dilapangan dapat dilakukan pengetesan
secara sederhana, guna mengetahui baik dan jeleknya pasir. Dan ini dapat
dites dengan visual saja seperti :
1.Pasir digenggam dengan tangan, lalu digosok-gosokan ketelapak
tangan yang satu lagi. Kemudian kita lihat kedua telapak
tangan itu, kalau kotor sekali atau sebagian dari pasirnya jelek dan
mengandung tanah dan lumpur. Ini tidak bisa dipakai kecuali
kalau dicuci terlebih dahulu. Tapi sebaiknya kalau tangan tidak
begitu kotor dan tidak ada yang lengket maka pasir dapat dipakai.
2.Pasir dimasukkan kedalam botol yang kacanya jernih dan tembus
pandang kira ¾ botolnya. Kemudian ditambahkan air kedalamnya
sampai botol itu penuh, lalu dikocok – kocok selama 10 menit
sampai rata. Kemudian botol itu didiamkan selama 30 menit, lalu
lihat hasilnya, air akan menjadi jernih. Pada bagian bawah botol
terlihat butiran – butiran pasir yang kasar dan diatasnya terlihat
lapisan pasir yang halus sekali dan ini disebut Lumpur.
- 1 m2 pasangan bata ½ bata membutuhkan 80 liter pasir.
- 1 m2 plesteran dinding bata memerlukan 50 liter pasir.
10. Semen Portland
Semen adalah suatu sebuk yang sangat halus berwarna abu – abu,
kehijau – hijauan, terdiri dari kristal – kristal silikat, kalsium dan
aluminium. Bahan dasarnya adalah campuran antar batu kapur dan tanah
liat yang perbandingannya selalu diteliti dan dianalisa terlebih dahulu baru
kemudian dicampurkan menjadi satuan dalam satu perbandingan.
11 Kelas 1 S C| 2010-2011
Semen Portland adalah suatu hasil buatan yang didapat karena
bersatunya dengan betul suatu campuran dari kapur ( CaCO3 ) dan tanah
liat dalam perbandingan 4 : 1, yang dipijarkan hingga lebur dan berubah
menjadi suatu massa seperti batu. Setelah dingin batu – batu ini kemudian
dipecah dengan mesin menjadi potongan – potongan kecil, seterusnya
digiling hingga menjadi tepung yang sangat halus dan kemudian diayak.
Diantara bahan – bahan ikat yang kita ketahui, semen adalah bahan yang
terpenting, karena semen dapat mengadakan pengikatan dan pengerasan
didalam air. Semen dinamakan hidrolik dikarenakan pengikatan serta
pengerasan hanya akan terjadi karena adanya air. Air disini diperlukan
untuk melangsungkan reaksi – reaksi kimia sehingga menghasilkan
senyawa - senyawa hidrat, yang dapat mengeras. Untuk pembakaran
semen ini biasanya diperlukan temperatur 1400 C – 2000 C.
Sifat – sifat semen yaitu :
1. Warna semen Portland tanpa tercampur bahan – bahan lain,
berwarna abu – abu, kehijau – hijauan dan setelah membatu
menjadi abu – abu kebiru – biruan.
2. Berat jenis semen Portland dalam keadaan membatu mempunyai
berat jenis yang berlainan,tergantung dari kadar dapurnya dan
ketelitian waktu pembuatannya. Umumnya antara 3,12 sampai 3,25.
Angka – angka ini lebih tinggi dari berat jenis bahan – bahan ikat
lain.
3. Pengikatan tepung semen Portland yang dicampur dengan air
hingga menjadi bubur, akan menjadi keras dalam waktu tertentu.
Pembatuan ini merupakan suatu reaksi antara senyawa – senyawa
semen dengan air, yang menyebabkan adanya daya pengikat dan
12 Kelas 1 S C| 2010-2011
proses pengerasan semen. Suatu percobaan semen dari keadaan
lunak menjadi keras, disebut pengikatan, dan waktu yang
diperlukan itu disebut waktu ikatan awal. Biasanya waktu ikat
semen pada umumnya 1 ½ - 2 jam.
Penimbunan semen
Karena semen mempunyai sifat higroskopis, yaiti cepat menyerap air,
maka semen harus disimpan ditempat yang kering dan terlindung dari hujan
atau cuaca. Tempat penimbunan atau penyimpanan semen dilapangan
hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga pengaruh hujan ataupun cuaca
lembab tidak dapat masuk atau mempengaruhi semen. Hal ini dapat
dilakukan dengan membuat bangunan dari dinding papan yang diberi lantai
kira – kira 40 cm dari permukaan tanah dan ditutup dengan atap. Jarak
penimbunan kantong – kantong semen sebaiknya lebih kurang 50 cm dari
dinding dan jarak dari satu tumpukan ketumpukan yang lainnya kira – kira
1 meter dan tingginya 2 meter.
11.Tras ( pozzolan )
Tras alam atau pozzolan adalah hasil dari penghancuran batu – batutuf
dan juga batu – batu lain. Batu – batu ini butir – butirnya tidak berbentuk
kristal, tapi merupakan massa kaca lam dan juga sebagai hasil lelehan dari
gunung api. Selain tras dari hasil penghancuran batu – batuan, tanah
diatomit juga mempunyai sifat seperti pozzolan. Tras yang banyak terdapat
di Indonesia didapat didalam alam dan bentuk batu – batuan ( tuf ) yang
diambil dari galian, lalu digiling, ditumbuk halus dan diayak, sehingga
sangat halus. Tempat – tempat penggalian di Indonesia berwarna kuning,
merah muda, abu – abu, yang setelah digiling halus dan diayak dan terus
diperdagangkan.
13 Kelas 1 S C| 2010-2011
1. Tras buatan, yang telah dikenal ialah semen merah, yang
merupakan hasil pembakaran tanah liat merah atau pecahan –
pecahan bata maupun genteng yang setelah digiling lalu diayak
sampai halus dan dipergunakan sebagai bahan campuran pada
adukan kapur, yang membuat adukan itu menjadi bersifat
hidrolik. Syarat – syarat semen dan pengujian tras dan semen
merah tercantum dalam “ Peraturan tras dan semen merah
Indonesia “ (NI20). Penimbunanya dilapangan adalah sama
dengan kapur.
Tabel mutu tras :
Mutu Kuat desak
I
II
III
100 kg / cm2
75 – 100 kg / cm2
50 – 75 kg / cm2
12. Air
Air yang dipakai untuk membuat suatu adukan, hendaklah memenuhi
syarat – syarat yang ditentukan. Umpamanya untuk plesteran – plesteran
yang putih, tidak boleh dipakai air yang mengandung kotoran yang
memberikan warna pada adukan, misalnya zat besi yang akan
memperlihatkan noda – noda coklat pada plesteran. Untuk membuat suatu
adukan kita harus memakai air yang jernih, kalau ada yang mengandung zat
lain itupun kadarnya harus kecil sekali. Banyaknya pemakaian air
tergantung pada jenis adukan yang dibuat, keadaan cuaca dan sebagainya.
Dan sebagai angka rata – rata diambil :
14 Kelas 1 S C| 2010-2011
- Untuk adukan kedap air dari semen kira – kira 22 % dari isi bahan
yang dicampur.
- Untuk kedap air dari kapur dan tras kira – kira 20 %
- Untuk adukan kedap air dari kapur kira – kira 8 – 10 %
Airlaut dapat mengakibatkan kerusakan pada tembok, begitupun air
yang mengandung bahan – bahan busuk, seperti air danau yang kebanyakan
mengandung larutan asam, humus janganlah dipergunakan.
1.5. PERALATAN YANG DIPAKAI.
Untuk menghasilkan produktifitas yang tinggi dalam bekerja, maka
diperlukan peralatan yang lengkap. Sebab disamping rendahnya
produktifitas kerja, juga dapat mengurangi mutu hasil pekerjaan yang
dilaksanakan. Pada umumnya pekerjaan-pekerjaan yang tidak dilatar
belakangi pendidikan yang benar, selalu memakai peralatan dengan fungsi
ganda, dan efeknya peralatan akan cepat rusak. Kemudian lagi pemakaian
alat yang kurang baik juga akan mengurangi produktifitas kerja.
Umpamnya pemakaian sendok spesi yang kecil dalam pemasangan
bata,maka untuk memasang sebuah bata kita harus mengambil berkali-
kali,selain mengakibatkan lelah juga lamanya waktu diperlukan dalam
pemasangan. Justru itu disini perlu sekali kita ketahui bermacam-macam
peralatan yang kita pergunakan dalam pekerjaan konstruksi bata antara
lain :
1. Sendok spesi.
2. Palu pemotong
batu.
3. Waterpass.
4. Siku-siku besi.
9. Cangkul.
10. Sekop.
11. Tongkat ukur.
12. Straigh edge.
13. Meteran.
16. Skrap spesi.
17. Ruskam.
18. Wol float.
19. Ayakan pasir.
20. Tingle.
15 Kelas 1 S C| 2010-2011
5. line bobbyn.
6. Unting-unting.
7. Kotak spesi.
8. Ember.
14. Pensil.
15. Jointer.
21. Sikat kawat
22. Apply trowel.
1. Sendok spesi.
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu. Daun
sendok ini berbentuk segitiga, dengan sisi sama panjang dengan bata
merah.
2. Palu pemotong bata.
Alat imi juga terbuat dari baja dengan tangkai dari kayu. Mata palu
bagian depan dibuat tajam, dan bagian belakangnyadibuat empat persegi
dengan permukaan datar berfungsi sebagai palu. Jadi disamping pemotong
bata juga dapat dipakai untuk memukul paku.
3. Waterpass.
Kerangka terbuat dari alumunium dan dilengkapi dengan tabung
gelas yang berisi cairan ether yang ad gelembung udara didalamnya.
Gunanya adlah untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.
16 Kelas 1 S C| 2010-2011
4. Siku-siku besi.
Alat ini terbuat dari flat baja atau besi denga membentuk sudut siku
( 90 o ) dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam cm. Gunanya adalah
untuk mengukur kesikuan pertemuan dinding dalam pemasangan batu.
5. Line bobbyn.
Alat ini terdiri dari 2 buah potongan kayu, yang dihubungkan
dengan benang. Dipergunakan sebagai garis petunjuk pemasangan batu
bata. Caranya dengan mengaitkan salah satu potongan kayu pada ujung
pasangan batu bata dan satunya lagi dikaitkan pada ujung pasangan batu
bata lainnya. Pemakaian alat ini lebih efisien apabila dibandingkan dengan
pemakaian paku karena kedudukan alat ini mudah diatur. Alat ini juga ada
yang terbuat dari baja tipis yang dibentuk merupakan segitiga.
6. Unting-unting.
17 Kelas 1 S C| 2010-2011
Dipergunakan sebagai pengganti waterpass vertical. Dapat dibuat
dari kuningan, besi ataupun timah, dengan berat 100 gr s/d 500 gr. Tepat
ditengah -tengah unting-unting dipasang benang, yang panjangnya
tergantung dari tinggi kontruksi bangunan.
7. Kotak spesi.
Kotak spesi sebaiknya dibuat dari pelat besi dengan bentuk
trapezium dan pada sisi – sisinya diberi tangkai agar mudah
mengangkatnya sewaktu memindah – mindahkannya. Gunanya adalah
untukk tempat meletakan spesi yang selesai diaduk dan dipasang.
8. Ember.
18 Kelas 1 S C| 2010-2011
Ember terbuat dari flat baja tipis dengan bentuk piramid terbalik
dan diberi tangkai untuk pegangannya. Gunanya adalah untuk mengambil
air, menakari pasir atau semen, membawa adukan dan lain – lain.
9. Cangkul Pengaduk.
Terdiri dari daun cangkul yang terbuat dari palt baj dan diberi
tangkai kayu. Cangkul ini mempunyai lubang yang berguna untuk
memudahkan mengaduk mortar.
Spesifikasinya :
- Mata cangkul : Panjang sisi 22 cm
Lebar 17 cm
Tebal plat 2 mm
- Tangkai : Panjang 80 cm
Diameter tangkai 5 cm
19 Kelas 1 S C| 2010-2011
10. Sekop.
Terbuat dari plat baja yang diberi tangkai kayu dan matanya sedikit
dilengkungkan agar enak dalam mengangkat pasir atau bahan lainnya.
Gunanya adalah untuk mengaduk mortar, menggali tanah, dan sebagainya.
11. Tongkat ukur.
Tongkat dari kayu berbentuk empat persegi panjang yang
mempunyai sisi yang lurus dan datar. Gunanya adalah untuk menentukan
penentuan panjang pasangan dan sebagai pembantu waterpass dalam
melevelkan pasangan.
12. Straight edge ( jidar ).
Terbuat dari kayu empat persegi panjang yang diberi lobang tempat
pegangan sewaktu menggunakannya. Kegunaannya adalah untuk
mendatarkan plesteran dinding.
13. Meteran.
20 Kelas 1 S C| 2010-2011
Meteran terbuat dari plat baja yang tipis sekali dan di gulung dalam
suatu kotak sebagai pelindung. Meteran ini juga ada yang terbuat dari kayu
yang disebut meteran lipat. Pada meteran ini tercantum garis ukuran dalam
melimeter,
Kegunaan adalah untuk mengukur pekerjaan untuk tebal, lebar, panjang
dan tinggi.
14. Pensil
Pensil tukang batu berbeda dari pensil yang digunakan untuk
nenggambar. Pensil ini berbentuk bulat lonjong dengan isi yang lebih besar.
Gunanya adalah untuk menggambarkan lokasi pemasangan, dan juga untuk
menandai suatu tempat yang diperlukan dalam pengukuran.
15. Joiter.
Joiter terbuat dari besi yang di bengkokan dan diberi tangkai kayu.
Gunanya adalah untuk membersihkan siar pada pasangan bata.
16. Skrap besi.
21 Kelas 1 S C| 2010-2011
Alat ini terbuat dari plat baja tipis yang berbentuk persegi panjang
dan salah satu sisinya dibuat bergerigi. Gunanya adalah untuk
melengketkan spesi pada permukaan plesteran sewaktu pemasangan ubin
dinding ( porselen ).
17. Ruskam.
Terbuat dari kayu tipis atau papan yang diberi tangkai pada
belakangnya. Gunanya adalah untuk meratakan plesteran dinding dengan
jalan menggosok – gosokan pada permukaan plesteran.
18. Ayakan pasir.
Ayakan pasir ini terbuat dari kayu mesh yang diberi kerangka kayu
dan berbentuk empat persegi panjang. Gunanya untuk menyaring pasir,
semen, kapur, dan lain – lain.
22 Kelas 1 S C| 2010-2011
19. Sikat kawat.
Alat ini terbuat dari baja yang tertanam dalam tangkai kayu dengan
tiga jalur. Gunanya adalah untuk membersihkan permukaan pasangan
sebelum diplester.
1.6 TEKNIK KERJA BATU.
A. Penakaran bahan – bahan.
Penakaran mortar yang baik dengan perbandingan berat, tapi di negara
kita dengan perbandingan isi, yaitu dengan memakai kotak, ember dan
sekop. Tetapi penakaran dengan sekop kurang baik, karena satu sekop pasir
basah berbeda dengan satu sekop pasir kering. Maka lebih baik memakai
kotak yang terbuat dari papan atau besi.
Takaran yang digunakan untuk bahan yang basah harus sering
dibersihkan karena sisa-sisa bahan yang lengket pada dinding dan dasar
kotak mengakibatkan penakaran tidak sama.
23 Kelas 1 S C| 2010-2011
B. Pengadukan mortar
1. Secara Manual
Pengadukan secara manual dilakukan dengan menggunakan alat cangkul
atau sekop. Semua bahan-bahan dicampur dalam perbandingan tertentu dan
kemudian diaduk dalam keadaan kering, sampai memberikan suatu warna
yang sama dan rata. Kemudian dicampur dengan air sedikit demi sedikit
sambil terus diaduk sehingga adukan menjadi rata dan pulen.
Alat-alatnya adalah :
- Cangkul Aduk
- Sekop
- Kotak takaran
- Kotak tempat mengaduk
- Ember
Langkah kerjanya adalah :
1. Bersihkan dahulu alat-alat yang akan dipakai
2. Takari pasir dan letakkan kotak tempat mengaduk disebelah dengan
jumlah tertentu.
3. Ratakan pasir dengan cangkul
4. Masukkan semen yang telah ditakari dengan cara dihampakan
diatas pasir tadi, kemudian diratakan.
5. Aduk dengan sekop, dengan cara memindahkannya dari ujung kotak
ke ujung kotak lainnya, paling sedikit 3 kali, sehingga menghasilkan
warna yang sama.
6. Buat suatu lubang pada adukan tadi dan tuangkan air secukupnya
kedalam lubang itu, lalu diaduk dengan cangkul dan membolak-
baliknya sambil mendorong dan menarik.
7. Apabila mortal terlampau kering, tambahkan air sedikit demi sedikit
sambil terus diaduk.
24 Kelas 1 S C| 2010-2011
8. Apabila adukan sudah rata dan tidak berbongkah lagi (benar-benar
pulen), maka mortal siap digunakan dalam pemasangan atau
plesteran.
2. Secara Mekanis
Pengadukan secara mekanis yaitu dengan mengunakan mesin yang
dinamakan
mollen atau mixer yang banyak dilakukan pada proyek-proyek berskala
besar.
C. Pengetesan Mortar
Untuk menghasilkan konstruksi yang baik, diperlukan bahan yang
bermutu baik. Oleh karena itu harus ditest dab diuji dulu bahan-bahan yang
akan digunakan. Pada umumnya mortar pada bangunan-bangunan kecil
jarang diuji, sehingga hasil yang diberikan kurang memuaskan, seperti
retak-retak, ikatan yang tidak baik, dan sebagainya.
Pada umumnya mortar menyusut setelah bersinggungan dengan
bata dan mulai mengikat. Tetapi dalam waktu yang singkat mortar masih
dalam bentuk yang plastis, sehingga penyusutan yang timbul tidak
menyebabkan retak-retak.
Pada dasarnya penyusutan bebas mortar merupakan perpendekan
dari kubus mortar yang terjadi selama massa perawatan. Mortar dari semen
susutannya lebih besar dari mortar yang bahannya dari kapur.
Hal – hal yang dapat mencegah penyusutan martar :
- Mutu bahan yang digunakan harus baik dan gradasi agregatnya
baik.
- Air yang digunakan bersih
25 Kelas 1 S C| 2010-2011
- Bahan pengikat hendaknya dicampur dengan kapur atau bahan
tambahan lain.
- Faktor air semen dalam adukan harus tepat.
- Mortar harus terlindung dari sinar matahari selama masa
pengikatannya berlangsung.
- Melindungi penguapan air dari mortar sehingga pengeringan
berjalan sempurna.
Takaran yang digunakan untuk bahan yang basah seperti pasir dan
sebagainya, harus sering – sering rsihkan. Karena sisa – sisa bahan yang
lengket pada dinding dan dasar kotak akan mengakobatkan hasil penakaran
yang tidak sama.
440.02 Pengadukan Mortal
Pengadukan mortal sangat penting dalam pengerjaan pasangan, sebab
apabila adukan mortal tidak tercampur dengan baik akan mengakibatkan
ikatan yang terjadi tidak merata. Pengadukan mortar ada dua cara dalam
melakukannya, yaitu :
1. Dengan Tangan
Mengaduk dengan tangan ialah mengaduk bahan – bahan yang sudah di
campur dengan menggunakan cangkul atau sekop. Pertama – tama bahan –
bahan yang akan digunakan dicampur dalam perbandingan tertentu.
Kemudian bahan – bahan itu diaduk dalam keadaan kering sampai
campuran ini memberikan suatu warna padu dan merata.
Kemudian tambahkan air sedikit demi sedikit, sambil di aduk dan dilihat
campurannya yang rata.setelah adukan telah pulen, baruu adukan siap di
pakai.
26 Kelas 1 S C| 2010-2011
Alat – alat yang digunakan :
1. Cangkul
2. Sekop
3. Kotak Takaran
4. Kotak Tempat Mengaduk
5. Ember
Langkah – langkah kerjanya adalah :
a. Semua bekas dan sisa mortal yang terdahulu dalam mkotak tempat
mengaduk harus dikeluarkan dan dibersihkan dengan menggunakan air.
b. Pasir yang sudah ditakari diletakkan di dalam tempat kotak mengaduk di
sebelah ujungnya dengan jumlah tertentu
c. Kemudian pasirnya diratakan dengan cangkul, dengan ketebalan.
d. Kemudian bahan pengikat seperti semen dan kapur diletakkan di atas
hamparan pasir tadi dalam takaran tertentu dan juga di ratakan di atas
permukaan pasir tadi.
27 Kelas 1 S C| 2010-2011
e. Lalu kita aduk dengan sekop, dengan jalan memindahkan dari ujung
kotak ke ujung kotak yang satu lagi, dilakukan paling kurang 3 kali jalan,
sehingga menghasilkan warna bahan yang bersatu (padu).
f. Kemudian di buat suatu lobang pada tumpukan adukan itu, dan di
tuangkan air secukupnya kedalamnya, lalu aduk dengan menggunakan
cangkul dengan jalan membolak balik sambil mendorong dan menarik.
g.Lihat apakah airnya sudah cukup, kalau terlalu kering maka tambahkan
air sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dengan cangkul.
28 Kelas 1 S C| 2010-2011
h. Kemudian apabila adukan sudah merata, tidak berbungkah lagi, dan
sudah benar – benar pulen, maka portal siap untuk dgunakan dalam
pemasangan dan pemelesteran.
Dengan mesin pengaduk
Pada proyek – proyek bessar umumnya orang mengaduk mortal dengan
menggunakan mesin pengaduk yang disebut dengan molen (mixxer).
Sebelum kita mengaduk mortal dengan mesin itu, terlebih dahulu kita harus
tahu bagaimana dan dimana kita haru menempatkan mesin tersebut pada
suatu lokasi pekerjaan.
Untuk itu yang perlu kita pertimbangkan adalah :
1. Mesin kita tempatkan kira – kira pertengahan lokasi kerja, sehingga
pengangkutan mortal kesegala penuru kerja hampir sama jauhnya.
2. semua bahan yang akan diaduk untuk pembuatan mortal di tempatkan
disekitar mesin pengaduk.
29 Kelas 1 S C| 2010-2011
3. Kalai kita memakai mesin yang besar atau tinggi, maka di depan mesin
kita buatkan lantai kerja tempat pekerja berdiri sewaktu mencurahkan
bahan kedalam mesin.
4. Dibelakang mesin kita tempatkan bak ( kotak) untuk menampung mortal
yang sudah diaduk, sebelum dibawah ke lokasi kerja.
5. Setelah semua siap, lalu periksa keadaan mesin apakah minyak, oli dan
sebagainya siap pakai.
30 Kelas 1 S C| 2010-2011
6. Kemudian mesin di hidupkan dan di biarkan berputar selama 10 menit
sebagai pemanasan.
7. Masukan setengah ember air kedalam tabung adukan.
8. Masukan pasir kedalam tabung adukan sebanyak takaran yang sudah
ditentukan sebelumnya .
31 Kelas 1 S C| 2010-2011
9.Masukan bahan pengikat kedalam tabungt adukan juga sebanyak takaran
yang sudah ditentukan sebelumnya.
10. Biarkan tabung berputar selama 5-6 menit , dan lihat apakah adukan
sudah padu atau belum .
32 Kelas 1 S C| 2010-2011
11.Kalau sudah padu lalu ditambahkan air ke dalamnya, sebanyak yang
diperlukan , jangan sekali-kali memasukan air sembarangan saja, sebab
kalau faktor air semenya adukan tidak baik maka akan mempengaruhi
sekali dari pada kekuatan mortar .
12. Lalu biarkan mesin berputar selama 8-10 menit , dan lihat adukan tidak
berbungkah dan warna sudah padu, kelihatan sudah pulen, maka adukan
ditumpahkan pada kotak adukan yang ada dibelakang tadi.
33 Kelas 1 S C| 2010-2011
13. Kemudian asukan siap untuk digunakan dan dibawa kelokasi pekerjaan
dengan gerobak atau ember dan sebagainya .
14. Kemudian apabila pekerjaan sudah selesai dan anda mau meninggalkan
pekerjaan, maka mesin dibersih dengan menyiramkan air kedalamnya, dan
menggosokanya dengan kain lap, sehingga semua body mesin bersih dari
percikan mortar .
34 Kelas 1 S C| 2010-2011
450.Pengetesan mortar.
Sesuai dengan tujuan kita untuk mencapai suatu konstruksi yang kuat
dalam hal pemasangan, tentu kita harus memakai bahan yang bermutu baik,
seperti bata dan mortar.
Justru itu sebelum bahan kita pakai terlebih dahulu harus kita tes atau kita
uji di labor .
Perlu diketahui bahwa mortar yang digunakan pada bangunan-bangunan
kecil jarang di uji, makanya sering kita jumpai hasil yang diberikannya
tidak memuaskan, seperti retak-retak , ikatan yang tidak baik dan
sebagainya .
Pada umumnya penyusutan mortar terjadi sesudah mortar bersinggungan
debgan bata dan mulai mengikat .
Tapi dalam waktu yang singkat masih dalam keadaan plastis-plastis , jadi
penyusutan yang timbul tidak memperlihatkan retak-retak .
35 Kelas 1 S C| 2010-2011
Pada dasarnya penyusutan bebas mortar yaitu merupakan perpendekan dari
kubus mortar yang terjadi selama dalam masa perawatan.
Mortar yang terbuat dari bahan pengikt semen ternyata susutnya lebih besar
bila dibandingkan dengan mortar yang memakai bahan pengikat kapur.
Hal-hal yang dapat mencegah penyusutan mortar adalah :
1.Mutu bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan mortar harus baik
dan gradasi agregatnya harus baik.
2. Air yang digunakan untuk mengaduknya harus air bersih
3. Bahan pengikat yang digunakan hendaklah dicampur dengan kapur atau
bahan tambahan lainya
4. Faktor air semen dalam adukan harus tepat .
5. Mortar harus dilindungi dari sinar matahari selama masa pengikatnya
berlansung .
6. Melindubgi penguapan air dari mortar , sehingga penggeringan berjalan
dengan sempurna .
D. Macam – macam ikatan batu bata.
Adapun ikatan batu bata tersebut adalah :
1. Ikatan Biasa
Bata dipasang memanjang pada tiap lapisnya dan biasanya tebal
dinding 15 cm ( sudah diplester ). Pemasangan batu bata terakhir
dipasang ½ batu dan pada lapisan kedua diatas bata ½ batu, dipasang batu
utuh sehingga menjadikan siar tegak tidak sejajar dan merupakan zig – zag.
36 Kelas 1 S C| 2010-2011
Gambar Ikatan Biasa
2. Ikatan kepala ( Header Bond )
Ikatan ini digunakan untuk dinding yang tebalnya 30 cm atau 1
batu. Bata dipasang melintang semua dan setiap satu lapis awal
pemasangan dimulai dengan bata ¾ . Jenis ikatan ini digunakan pada
dinding sebelah bawah, dinding yang melengkung dan pondasi.
37 Kelas 1 S C| 2010-2011
Gambar Ikatan Kepala
38 Kelas 1 S C| 2010-2011
3. Ikatan Inggris ( English Bond )
Ikatan ini dipasang dengan berselang – seling, yaitu satu lapis
dipasang arah melintang batu dan yang lain dipasang arah memanjang batu,
tetapi pada melintang setiap akhir pemasangan dipasang bata ¼ yang
berguna memenuhkan permukaan pasangan dan menjaga agar siar tegak
tidak segaris.
Gambar Ikatan Inggris
39 Kelas 1 S C| 2010-2011
4. Ikatan Flemish ( Flemish Bond )
Ikatan Flemish adalah ikatan yang memanjang dan melintang selang
– seling dalam satu lapis. Antara setiap lapis dipasang ¼ bata untuk
memenuhkan bata dan membuat siar tegak tidak segaris. Jenis ikatan
digunakan pada dinding yang tebalnya 30 cm dan biasanya untuk pasangan
super bata yang bersih tanpa plesteran.
Pada lapisan keempat, setelah dipasang memanjang diikuti oleh bata
½ yang dipasang melintang. Untuk lapisan satu sama dengan lapisan tiga
yaitu bata ½ batu yang dipasang melintang. Ikatan ini digunakan untuk
dinding yang tebalnya 30 cm dan biasanya merupakan pasangan batu
bersih.
Gambar Ikatan Flemish
40 Kelas 1 S C| 2010-2011
5. Ikatan Jerman (Ducth).
Ikatan jerman ini adalah tipe yang hampir sama dengan ikatan
inggris, dimana bata dipasang berselang – seling tiap lapis antar bata
memanjang bata melintang tetapi disini tidak ada bata ¼ dipasang. Setiap
lapisan bata yang memanjang diawali dengan pasangan ¾ bata dan diikuti
oleh sebuah bata melintang, dan seterusnya dipasang bata biasa saja, siar
tegak disini merupakan tangga. Biasanya ikatan ini digunakan untuk
dinding yang tebalnya 30 cm.
Gambar Ikatan Jerman
41 Kelas 1 S C| 2010-2011
E. Pengaturan tempat kerja.
Tujuan :
1. Agar dapat menghindari dari kecelakaan dalam bekerja.
2. Agar dapat memudahkan dalam bakerja.
3. Agar dapat meningkatkan produktifitas kerja.
4. Agar dapat mengurangi kejenuhan dan kelelahan dalam bakerja.
a. Penempatan Bahan – bahan
Agar leluasa dalam bekerja, maka terlebih dahulu diatur
penempatan bahan – bahan ditempat yang aman dan mudah
terjangkau, antara lain :
- Kotak spesi ditempatkan sejauh 70 cm dari bidang pasangan.
- Kalau pasangan panjang, mungkin dibutuhkan 2 atau 3 kotak spesi.
- Batu diletakkan disamping kotak spesi dan disusun berdiri menurut
arah lebarnya sebanyak tiga lapis.
- Air didalam ember diletakkan dibelakang kotak spesi.
b. Penempatan Peralatan
Agar tidak menimbulkan bahaya terhadap si Pekerja, maka diatur
penempatan peralatan sebaik – baiknya, antara lain :
1. Sendok spesi dicantolkan dipinggir kotak spesi.
2. Waterpass dan tongkat ukur ditempatkan diatas permukaan kotak
spesi bagian sisi belakang.
3. Plat siku diletakkan diatas lantai dan rapat ke kotak spesi.
42 Kelas 1 S C| 2010-2011
BAB III
JOB – JOB PEKERJAAN
JOB I TANGGAL
Pasangan bata ½ batu
Membentuk sudut siku
Tujuan :
Memasang dinding batu ½ membentuk sudut siku bata dengan teknik
yang benar.
Instuksi Umum :
1. Teknik perletakan mortar dan batu bata harus benar.
2. Setiap tebal siarnya 1 – 1,5 cm dan harus sama tebal.
3. Penekanan untuk m,enurunkan bata dengan menggeser bata, jangan
diketok karena akan mengurangi kekuatan nantinya.
4. Posisi waktu kerja sebelah kiri dari bidang pasangan dan kotak spesi
dari sebelah kanan.
Peralatan dan Bahan-bahan :
- Sendok spesi - Meteran - Palu
Pemotong batu
- Ember - Sekop - Ayakan
Pasir
- Line bobbyn - Cangkul aduk -
Waterpass
43 Kelas 1 S C| 2010-2011
- Gerobak dorong - Siku- siku - Tongkat
ukur
- Kotak spesi - Semen - Pasir
- Batu bata - Air
Langkah Kerja :
1. Bersihkan lokasi yang akan digunakan siapkanlah alat dan bahan
yang akan digunakan taruhlah di tempat tersebut.
2. Mengambil satu sendok spesi dan sebuah bata, pasang melintang
dengan jarak 5 – 20 cm dari ujung pasangan bata yang akan di
bangun lalu ukur kedataran dengan waterpass. Begitu juga pada
ujung satunya, lalu buat juga bata dengan membentuk sudut siku
dengan menggunakan siku-siku dengan ketentuan ukuran sisi 6 bat
dan 5 bata untuk sisinya.
3. Mengambil tongkat ukur letakkan diatas waterpass, lihat posisi nivo
sudah ditengah atau belum, jika belum pas ditengah naikkan atau
turunkan bata tsb
sampai pas nivo benar- benar ditengah.lakukanlah juga pada bata
yang membentuk sudut siku.
4. Pasanglah line bobbyn pada ujung-ujung bata tersebut.
5. Kemudian letakkan mortar dilantai kerja dengan sisi bata yang
panjang sejajar dengan benang.
6. Pertemuan antar bata pertama dengan bata kedua harus dibatasi oleh
spesi setebal 1 cm sebagai siar sebagai pasangan.
7. Lakukan hal yang sama pada pemasangan bata berikutnya hingga
selesai.
44 Kelas 1 S C| 2010-2011
Gambar. Tampak atas
8. Untuk memasang pada lapisan berikut, siapkan siar pada lapisan
kedua yang tepat ditengah lapisan bata, pada bagaian 6 di buat
membentuk tangga dan pada ukuran 5 ujung bata harus tegak lurus,
di ukur menggunakan waterpass. Dan siar tersebut harus berisi
padat.
9. Sisi lapisan pertama harus tegak lurus dengan lapisan kedua dengan
mengunakan waterpass.
10. Pada ujung bata, kita akan mengukur kedataranya dengan
waterpass dengan bantuan tongkat ukur.
11. Selanjutnya pasang line bobbyn pada kedua ujung pasangan yang
sudah sama Kedataranya.
12. Untuk memasang lapisan ketiga pada bagian 6 bata dikurang 1 batu
dan pada bagian 5 bata harus tegak lurus dengan lapisan yang lain.
13. Memasang seterusnya pada 6 bata di kurang satu bata terus
sehingga membentuk tangga. Dan pada bagian 5 bata, ½ bata
45 Kelas 1 S C| 2010-2011
untuk tiap lapisan. Dan menggunakan waterpass untuk memeriksa
kulurusan bata.
14. Untuk seterusnya lakukan lakukan sesuai dengan lapisan yang
lainnya.
15. Memasang selapis demi selapis sampai lapisan kedelapan.
Gambar Tampak Depan
46 Kelas 1 S C| 2010-2011
JOB II TANGGAL
Pasangan Satu Bata Dalam
Ikatan Inggris
Tujuan :
1. Dapat membuat pasangan satu bata dalam ikatan Inggris
2. Dapat membentuk akhir pasangan dengan ketegakan serta
kedataran yang baik dan benar.
3. Dapat menghitung kebutuhan bahan yang diperlukan dalam per
meter panjang dan komposisi adukan tertentu.
Instruksi Umum :
1. Pasangan bata harus datar dan tegak lurus dan salah satu sisi yang
lebar diabaiakan ketegakan ukuran bata yang relative tidak sama.
2. Pemasangan bata memanjang harus berurutan dan juga harus
sejajar.
3. Setiap selesai memasang bata satu lapis dikontrol ketegakan dan
kelurusannya menggunakan waterpass.
4. Perletakan bata pada bagian depan harus lurus dan siarnya sama
ketebalanya.
5. pada kedua ujungnya di buat tegak lurus saja.
Perlatan dan Bahan-Bahan :
- Sendok spesi - Semen
- Waterpass - Pasir
- Palu Pemotong bata - Batu-bata
- Line bobbyn - Air
47 Kelas 1 S C| 2010-2011
- Kotak spesi - Sekop
- Tongkat ukur - Ember
Langkah kerja :
1. Siapkan adukan dan bahan-bahan yang diperlukan.
2. Tempatkan peralatan dan bahan sesuai aturan dan lokasi kerja.
3. Gambar dan buatlah rencana kerja pada lokasi kerja menggunakan
alat yang tersedia.
4. Ukurlah besar dan lebar bata dan ambil rata-rata.
5. Rendamlah batu bata yang akan digunakan terlebih dahulu agar
batu bata tersebut jenuh air.
6. Letakan batu pada ujung yang terlebih dahulu di letakkan siar di
tiap pemasangan batu bata, di lakukan peletakan dengan melintang.
7. Letakkan tongkat ukur dan waterpass pada pasangan serta atur
kedataran dan ketinggianya.
8. Memasang line bobbyn lengkap dengan benang ditiap pasangan
batu bata.
9. Mulailah pemasangan dengan mengambil benang tadi sebagai
patokan untuk ketinggian batu bata yang akan di pasang.
10. Pemasangan dilakukan dengan tangan kiri memegang, batu bata
dan tangan kanan memegang sendok spesi.
11. Jarak antara batu / siar lebih kurang 1 cm, yang harus diisi dengan
spesi yang penuh dan padat.
12. Letakakn batu bata dengan menekan dan mengeser-geserkanya,
tetapi jangan diketok dan diletakan begitu saja.
13. Cara pemasangan pada lapisan ke dua adalah batu bata dipotong ¾
kemudian bata dipasang memanjang dengan syarat tidak ada siar
segaris harus zig-zag.
48 Kelas 1 S C| 2010-2011
14. Pemasangan bata pada lapisan ketiga sama dengan lapis pertama.
15. Lapisan ke empat bata dipotong ¾ dipasang memanjang, kemudian
dipasang bata dengan arah melintang, dan bata selanjutnya dibuat
memanjang.
16. Lapisan ke lima sama dengan lapisan ke pertama, begitu
selanjutnya sampai lapisan ke delapan.
17. Siar datar berukuran kurang lebih 0,8 – 1,2 cm.
18. Cek kedataran dan ketegakkan dengan menggunakan waterpass.
19. Koreksi dan Periksa pekerjaan bata pada insruktur.
Lapisan I sama dengan lapisan III ( Tampak atas )
Lapisan II sama dengan lapisan ke IV ( Tampak atas )
JOB III TANGGAL
Memplester Dinding Bata
49 Kelas 1 S C| 2010-2011
Tujuan :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara memplester dinding bata
dengan baik dan benar.
2. Agar dapat melakukan perawatan terhadap dinding yang telah di
plester.
3. Agar dapat memperkirakan bahan yang di butuhkan dalam
memplester dinding bata.
Instruksi Umum :
1. Memplester permukaan dinding harus bersih dari berbagai jenis
sampah atau kotoran yang berbentuk bongkahan semen atau tanah
liat yang berasal dari pasir.
2. Permukaan dinding yang diplester menambah kekuatan dan
kekokohan dari bangunan itu sendiri.
3. Keawetan suatu plesteran tergantung dari susunan pasaangan
adukan atau campuran adukan, ikatannya yang lembab serta
keahlian dalam pemasangan.
Dasar Teori :
a) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memplester :
- Mutu bahan
- Komposisi adukan bahan yang tepat
- Teknik pemasangan bata yang baik
- Perawatan plesteran
b) Fungsi dari plesteran :
50 Kelas 1 S C| 2010-2011
- Untuk keindahan , kenyamanan dan memperkuat /
memperkokoh pasangan dinding.
c) Kerusakan- kerusakan yang sering timbul pada plesteran :
- Retak-retak yang disebabkan oleh adukan yang tidak tepat dan
proses dari pengerjaan yang kurang baik.
- Melepuh dan kurang mengembang disebabkan terkena sinar
matahari langsung dan tembok menyusut.
- Lunak dan banyak mengandung butiran yang keras yang
disebabkan oleh pasir atau semen yang tak di ayak.
Peralatan dan Bahan-bahan :
- Sendok spesi - Meteran - Ruskam
kayu
- Ember - Sekop - Ayakan
Pasir
- Ruskam besi - Palu Pemotong bata -
Waterpass
- Kotak spesi - Siku- siku - Jidar
- Air - Semen - Pasir
Langkah Kerja :
1. Sebelum melakukan plesteran dinding harus diperkirakan kelurusan,
kedataran dan ketegakannya.
2. Bila dinding kurang lurus, rata serta dan kurang tegak maka harus
dibuat kepala plesteran sebagai acuan.
3. Semua kotoran yang menempel pada permukaan dinding harus
dibersihkan dengan sikat kawat.
51 Kelas 1 S C| 2010-2011
4. Bila permukaan dinding terlalu kering, terlebih dahulu harus
diperciki dengan air, agar ikatan dinding kuat dan mortar menjadi
sempurna.
5. Jika dinding terbuat dari batako, sebaiknya permukaan dinding
jangan disiram karena akan menyulitkan proses pengikatan,
sebab permukaan dinding mempunyai daya hisap yang rendah.
6. Buatlah kepala plesteran dengan menentukan titik plesteran pada
permukaan atas dan sisi bawah max 1,5 cm.
7. Membuat kepala plesteran dengan cara mengisi dan
menghubungkan kedua titik tadi, lalu diratakan dengan
menggosoknya dengan jidar, arah atas dan arah bawah dengan
pedoman kedataaran kedua titik plesteran tadi.
8. Setelah semua plesteran / kepala plesteran selesai, maka kita plester
ruang antara kepala plesterran itu dengan adukan, plesteran adukan
mulai dari sisi bawah sampai sisi atas. Tebal adukan tidak boleh
terlalu tinggi lebihnya dari kepala plesteran tadi.
9. Meratakan adukan tadi dengan menggosokkan memakai jidar,
sebagai pedoman kedataran, kedua kepala plesteran itu,
menggosokkan dengan arah kiri dan kanan sambil didorong keatas.
10. Untuk menghaluskan dan meratakan permukaan plesteran, maka
kita gosok dengan ruskam kayu dengan gosokkan melingkar searah
jarum jam. Secara berulang-ulang.
11. Seandainya dinding yang diplester sewaktu-waktu terkena langsung
sinar matahari, maka perlu dijaga agar air adukan plesteran tidak
menguap secara drastic, maka perlu dijaga agar air adukan plesteran
tidak dianggap, maka harus di tutup dengan lembaran plastic
sebelum pekerjaan ditinggalkan. Supaya proses pengeringanberjalan
sempurna.
52 Kelas 1 S C| 2010-2011
Gambar Plesteran Dinding Batu Bata
53 Kelas 1 S C| 2010-2011
JOB IV TANGGAL
Membuat Pondasi Batu Kali
Tujuan :
1. Agar dapat menentukan batu yang sesuai untuk pondasi.
2. Agar bisa mengerti dalam menentukan keadaan, volume pondasi
yang akan dipakai.
3. Agar bisa membuat konstruksi pondasi batu kali yang kuat dan
artistik dengan cara/teknik yang baik dan benar.
Peralatan dan Bahan-bahan :
- Sendok spesi - Meteran - Gergaji
- Ember - Sekop - Palu
cakar
- Waterpass - Unting-unting - Selang
- Kotak spesi - Siku- siku - Benang
- Air - Semen - Pasir
Langkah Kerja :
1. Menyiapkan dan membersihkan lokasi yang akan dipakai/dipasang.
2. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3. Membuat papan duga atau profil yang sesuai dengan ketingian yang
diinginkan dan dalam keadaan datar.
4. Tentukan as dari pondasi tersebut.
5. Mengukur sudut pondasi sesuai dengan kemiringan pondasi dan
sudut siku dengan bantuan plat siku.
54 Kelas 1 S C| 2010-2011
6. Pasang unting-unting pada as pondasi lalu ukurlah lebar bawah
pondasi sesuai dengan ukuran yang ada.
7. Pengukuran lebar puncak pondasi dengan kemiringan pondasi
dengan bantuan plat siku.
8. Memasang kayu lurus pada lebar puncak ujung bawah dari pondasi.
9. Lalu pada kayu yang dipasang pada papan duga tersebut dipasang
benang satu sama lainya dengan benang yang tegang dan tidak
kendor.
10. Pekerjaan biasanya dimulai dengan pekerjaan awal yaitu menguruk
bagian bawah setinggi 5 cm dengan pasir dan setelah semuanya rata
kemudian batu kali dimulai disusun dengan ukuran yang sesuai
yaitu pemasangan batu kali yang besar terlebih dahulu yang
diletakan pada bagian bawah.
11. Selanjutnya memberi mortar pada siar batu kali tersebut.
12. Bila pasangan telah selesai, hasil pekerjaan dapat diperiksakan
kepada instruktur.
Catatan
1. Ukuran batu kali yang dipergunakan untuk pondasi adalah 60 %
dari lebar pasangan.
2. Mortar tidak terlalu encer dan juga tidak terlalu kental karena daya
lengketnya pada batu kali akan berkurang.
3. Apabila pemasangan batu kali lebih tinggi 1,2 meter, maka harus
bertahap.
4. Untuk mencari lebar puncak pondasi yaitu pasang batu bata
ditambah dua plint, satu plint ditetapkan kurang lebih 5 cm,
55 Kelas 1 S C| 2010-2011
sedangkan untuk lebar bawah pondasi adalah paling sedikit dua kali
lebar puncak dan tinggi pondasi minimal sama dengan lebar
pondasi.
JOB V TANGGAL
Membuat Rollag Bata
Tujuan :
1. Agar dapat memasang rollag dengan baik dan benar.
2. Agar dapat menjaga dan merawat pasangan rollag dengan baik dan
benar.
3. Agar dapat membuat pasangan rollag dengan / yang bergaya artistik
yang dapat memperindah bangunan.
Instruksi Umum :
1. Pasangan harus rapi, tegak lurus dan rata.
2. Minimal tiga bata diatas puncak cetakakan.
3. Harus bersambung antara dinding yang di bentuk.
4. Jumlah bata harus ganjil.
5. Pemasangan bata harus dimulai dari kedua sisi..
6. Perpanjangan pasangan bata harus membentuk segitiga.
7. Pemasangan rollag hendaknya seleasi dalam satu kali pemasangan.
Peralatan dan Bahan-bahan :
56 Kelas 1 S C| 2010-2011
- Cetakan / Mould rollag - Semen
- Sendok spesi - Pasir
- Waterpass - Batu-bata
- Palu Pemotong bata - Air
- Kotak spesi
- Tongkat ukur
- Ember
- Sekop
Langkah kerja :
1. Perhitungkan jumlah bahan yang diperlukan.
2. Persiapkan bahan adukan dan peralatan yang diperlukan.
3. Buat rencana kerja pada lokasi kerja.
4. Memasang rollag diantara kedua dinding batu dan diberi balok
penyangga.
5. Menberi papan penganjal antara mall dan penyangga agar mudah
pada saat melepaskannya nanti.
6. Sebelum melakukan pemasangan bata, diantara mal diberi lapisan
plastik atau kertas semen dibasahi air agar mudah pada saat
melepaskanya nanti.
7. Mulailah pemasangan dari kedua sisi sehingga nanti berakhir
ditengah menurut lukisan yang dilukis.
8. Gunakanlah pasangan rollag satu bata yang disusun berselang-
seling dengan jumlah susunan yang ganjil.
9. Mengecek ketegakan dan kedataran rollag dan dinding dengan
menggunakan tongkat ukur.
57 Kelas 1 S C| 2010-2011
10. Setelah pemasangan rollag selesai, lanjutkan dengan memasang
dinding ½ batu sampai 3 baris di atas rollag sampai membentuk
anak tangga.
58 Kelas 1 S C| 2010-2011
JOB VI TANGGAL
Memasang Ubin Dinding
Tujuan :
1. Memasang ubin dengan rata.
2. Memasang ubin dengan baik dan benar.
3. Menghitung kebutuhan bahan yang diperlukan dalam ukuran
tertentu.
Instruksi Umum :
1. Permukaan ubin satu sama lain harus rata.
2. Srar harus sama tebal dan merupakan garis lurus.
3. Ikatan ubin dan dinding harus kuat dan merata.
Peralatan dan Bahan :
- Waterpas. - Paku
- Skrap spesi. - Palu
- Kotak spesi. - Ubin
- Siku-siku - Semen
- Sekop - Pasir
59 Kelas 1 S C| 2010-2011
- Ember - Air
Langkah Kerja :
1. Menyiapakan alat-alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menghitung jumlah bahan yang diperlukan.
3. Meletakkan peralatan sesuai dengan aturan pada loker kerja.
4. Merendam ubin dinding yang akan digunakan dan siramlah dinding
kerja secukupnya.
5. Memasang paku dengan arah horizontal, untuk mendapatkan tinggi
yang sama pergunakan selang yang berisi air.
6. Memasang paku dengan arah vertical kebawah dengan
menggunakan unting .
7. Jarak benag ke didnding 1 cm.
8. Pekerjaan harus dilaksanakan secara hati-hati tetapi cukup terampil,
karena memerlukan kerja yang cukup cepat.
9. Memasang ubin porselen / keramik pada ujung-ujung tembok
sebagai pedoman dan untuk kedatarannya gunakan waterpas.
10. Pada bagian bawah supaya ubin pada saat dipasang tidak bergerak
pasang papan tipis sebesar penahan.
11. Pemasangan ubin dilakukan kearah samping dan atas membentuk
suatu dengan benang sebagai pedoman.
12. Gunakan skrap untuk meletakkan pasta semen ke ubin.
13. Tempatkan ubin pada dinding yang telah diberi pasta pada yang
tempat yang diinginkan.
14. Untuk jarak siar (nat) antara ubin yang satu dengan yang lain
gunakan paku (paku ).
15. Jarak siar / nat 1 cm.
60 Kelas 1 S C| 2010-2011
16. Pasanglah benang dan hubungkan antara ubin yang satu dengan
ubin yang lainnya sehingga membentuk garis lurus dan ukur
kedatarannya dengan waterpass.
17. Memasang ubin pengisinya.
18. Lakukan pekerjaan seperti di atas berulang-ulang sampai yang di
kehendaki selesai dengan tetap menjaga kelurusan, kedataran dan
kesikuan dengan menggunakan waterpass dan isi siar dengan
adukan 1 sp + 1 Ps.
19. Dan gosoklah ubin porselen dengan kain hingga mengkilap.
20. Ukurlah ketegakkan masing-masing ubin dengan waterpass.
21. Periksalah pekerjaan kepada instruktur.
61 Kelas 1 S C| 2010-2011
Gambar Ubin Dinding
62 Kelas 1 S C| 2010-2011
JOB VII TANGGAL
Memasang Ubin Lantai
Tujuan :
1. Dapat memasang ubin lantai dengan datar dan rata.
2. Dapat memasang ubin dengan mengunakan peralatan sederhana dan
hasilnya baik.
3. Mengisi celah-celah siar dengan pasta semen dengan baik.
4. Dapat memperkirakan jumlah ubin yang diperlukan.
Peralatan dan Bahan :
- Waterpas. - Paku
- Skrap spesi. - Palu
- Kotak spesi. - Ubin lantai
- Siku-siku - Semen
- Sekop - Pasir
- Ember - Air
Langkah Kerja :
1. Sebelum melakukan pekerjaan terlebih dahulu kita periksa lokasi
dimana akan dipasang, jika lantai kerja tidak rata maka kita perlu
ratakan dengan memberi pasir urug kemudian diratakan dan
dipadatkan.
2. Setelah pasir dipadatkan buat kepala pasangan diempat sudut
ruangan. Dan jangan lupa ukur kedatarannya dengan line bobbyn,
kemudian pasang line bobbyn pada kepala pasangan pertama,
kedua, ketiga dan ukur pula kesikuannya.
63 Kelas 1 S C| 2010-2011
Gambar Tampak Atas
3. Ukur panjang lantai kerja yang akan dipasang ubin lalu bagi dengan
lebar ubin ditambahkan setengah cm, sehingga diketahui jumlah
ubin yang akan dipasang dalam satu baris. Pemasangan ubin
pertama kita kasih jarak dari dinding sebesar lebar ubin ditambah
setengah cm sebagai siarnya. Jadi, lebar ubin 20 cm ditambah lebar
siar menjadi 20,5 dari dinding. Ubin dipasang mulai dari kepala
64 Kelas 1 S C| 2010-2011
pasangan D dan diberi jarak satu siar dengan panduan line bobbyn
sebagi pedoman kelurusan.
4. Setelah jalur pertama terisi semua maka kita memasang ubin kepala
pasangan C dan A. lepaskan line bobbyn pada pemasangan pertama
pindahkan pada jalur C dan A. Dan ukur kesikuanya denagan plat
siku dan mulailah pemasangan ubin satu persatu sampai jalur ini
terisi penuh/semua.
5. Setelah jalur C dan D terisi, sekarang kita isi dari jalur A ke B,
sehingga pemasangan ubin ini seperti huruf U. dan jangan lupa
untuk mengecek kesikuannya dan cantolkan line bobbyn antara A
dan B agar pemasanagan ubin lurus.
6. Setelah pemasangan ubin tersebut huruf U maka kita memasang
ubin dari ujung pintu, sebagai pedoman ubin yang telah kita pasang
itu. Secara berurutan kita memasang ubin dari ujung sampai dekat
daun pintu, usahakan kerjakan dahulu yang jauh dari pintu
kemudian mundur kebelakang hinggga penuh sampai daun pintu.
Ini dilakukan agar ubin yang telah terpasang tidak terinjak.
Pemasangan kepala pasangan A tadi agak rendah dibandingkan
kepala pasangan B agar lebih mudah dalam pembersihan lantai, jika
terjadi kebocoran maka akan lebih mudah untuk air kebawah lantai.
65 Kelas 1 S C| 2010-2011
Gambar Ubin Lantai
66 Kelas 1 S C| 2010-2011
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
a. Mengetahui dan dan dapat menggunakan peralatan kerja baik
dengan baik dan benar.
b. Mengetahui langkah-langkah kerja dalam pembuatan kerja batu.
c. Ketelitian, konsentrasi dan keselamtan harus benar-benar
diperhatikan untuk mencapai hasil yang maksimal.
d. Dalam menggunakan logika dan daya khayal, hasil yang didapat
lebih baik dan lebih efisien.
e. Ketelitian serta kesabaran merupakan kunci dari keberhasilan
seseorang.
4.2.SARAN
a. Hendaknya dalam bekerja harus mengutamakan keselamatan kerja.
b. Ikutilah prosedur yang telah ditentukan.
c. Kerjakan sesuai dengan instruksi dari instruktur.
d. Didalam bekerja tidak perlu cepat selesai, tetapi kita
mengerjakannya dengan baik, rapi, teliti serta sesuai dengan
langkah-langkah kerja yang ditentukan.
e. Dalam melaksanakan praktek kerja kayu jangan ragu-ragu bertanya
kepada instruktur.
67 Kelas 1 S C| 2010-2011