Transcript
Page 1: Laporan Bengkel Las Gas

LAPORAN KERJA LAS GAS

DISUSUN OLEH:

Nama : Maria SiholMarito SimorangkirNIM : 061440411733Kelas : 1 EG DInstruktur :

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI (DIV) POLTEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2014 /2015

Page 2: Laporan Bengkel Las Gas

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut serta didalamnya,sehingga sumber daya manusia harus menguasai IPTEK serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan.Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peran utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam.Hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik tanpa melibatkan unsur pengelasan.Pada era industrialisasi dewasa ini teknik pengelasan telah banyak dipergunakan secara luas pada penyambungan batang-batang pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin.

Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan teknik  penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatannya.Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam bidang konstruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa saluran dan lain sebagainya.Di samping itu proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan lain-lain.Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi merupakan sarana untuk mencapai pembuatan yang lebih baik.Karena itu rancangan las harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las yaitu kekuatan dari sambungan dan memperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil dari pengelasan sesuai dengan yang diharapkan.Dalam memilih proses pengelasan harus dititik beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yang ada pada konstruksi.Dalam hal ini dasarnya adalah efisiensi yang tinggi, biaya yang murah, penghematan tenaga dan penghematan energi sejauh mungkin.Mutu dari hasil pengelasan di samping tergantung dari pengerjaan lasnya sendiri dan juga sangat tergantung dari persiapan sebelum pelaksanaan pengelasan, karena pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas.

Oleh karena itu penulis membuat laporan ini agar dapat bermanfaat nantinya. Dengan berakhirnya praktik pengelasan dengan Las Oxy Accetyline, penulis bermaksud memberikan sedikit pengetahuan tentang hal-hal dasar dalam Las Oxy Accetyline agar mahasiswa tidak mengalami hambatan dalam bekerja.

Page 3: Laporan Bengkel Las Gas

B. TUJUAN

Tujuan dari melakukan pengerjaan ini mahasiswa dapat :

1. Mengetahui peralatan dan fungsi perlengkapan las gas,2. Mengetahui perlengkapan keamanan las gas,3. Mengatur dan memasang peralatan las gas,4. Mengatur  tekanan las gas untuk persiapan kerja las gas,5. Menyalakan api las gas dengan benar,6. Mengoperasikan pembakaran dengan benar,7. Melakukan gerakan  dan posisi pengelasan dengan benar.

BAB II

LANDASAN TEORI

Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual, dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencair oleh nyala (flame) gas asetilin (yaitu pembakaran C2H2 dengan O2), dengan atau tanpa logam pengisi. Proses penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga dapat mencairkan logam.

Las karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas perbengkelan yang sering ditemui.Pengoperasiannya yang cukup mudah membuatnya sering digunakan untuk menghubungkan dualogam atau welding.Secara umum, perkakas las asetilen adalah alat penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi panas hasil pembakaran campuran gas asetilin dangas oksigen.Perangkat perbengkelan las karbit digunakan untuk memotong dan menyambung benda kerja yang terbuat dari logam (plat besi, pipa dan poros)

Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las gas dapat juga dipergunakan sebagai : preheating, brazing, cutting dan hard facing. Penggunaan untuk produksi (production welding), pekerjaan lapangan (field work), dan reparasi (repair & maintenance).

Dalam aplikasi hasilnya sangat memuaskan untuk pengelasan baja karbon, terutama lembaran logam (sheet metal) dan pipa-pipa berdinding tipis. Meskipun demikian hampir semua jenis logam ferrous dan non ferrous dapat dilas dengan las gas, baik dengan atau tanpa bahan tambah (filler metal).

Page 4: Laporan Bengkel Las Gas

Disamping gas acetylene dipakai juga gas-gas hydrogen, gas alam, propane, untuk logam–logam dengan titik cair rendah. Pada proses pembakaran gas-gas tersebut diperlukan adanya oxygen. Oxygen ini didapatkan dari udara dimana udara sendiri mengandung oxygen (21%), juga mengandung nitrogen (78%), argon (0,9 %), neon, hydrogen, carbon dioksida, dan unsur lain yang membentuk

BAHAN BAKAR LAS GAS LAS OAW (OXY ACETYLENE WELDING)

Dalam proses las gas ini, gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas bahan bakar (fuel gas). Bahan bakar gas yang digunakan adalah gas Asetilen, zat asam, propan, gas alam dan LPG ( LiQuid Petrolium Gases ).

1. Asetelin

Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain. Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen. Gas Asetilen merupakan jenis gas yang paling banyak digunakan sebagi bahan pencampuran dengan gas Oksigen. Jika gas Asetilen digunakan sebagi gas pencampur maka seringkali proses pengelasan disebut dengan las karbit. Gas Asetilen ini sebenarnya dihasilkan dari reaksi batu Kalsium KARBIDA (orang-orang menyebut karbit) dengan air. Jadi jika Kalsium Karbida ini disiram atau dicelupkan ke dalam air maka akan terbentuk gas Asetilen. Gas asetilin untuk pengelasan dapat diperoleh dengan membuat di dalam generator asitilin dan membeli gas asitilin yang telah dimampatkan ke dalam silinder (tabung) dari pabrik gas.

2. Zat Asam

Zat asam adalah gas yang sangat penting dan merupakan salah satu syarat terjadinya pembakaran. Zat asam yang digunakan dalam las oksi – asetilin adalah oksigen dan disimpan dalam silinder baja dengan tekanan sampai ± 150 kg/cm2.

3. Propan

Propan adalah gas cair yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk nyala pemotongan. Temperatur yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan asetilin

4. Gas Alam

Gas alam didapatkan dengan cara pengeboran minyak bumi. Suhu pembakaran gas ini ebih rendah dari pembakaran asetilin.

Page 5: Laporan Bengkel Las Gas

5. LPG ( Liquid Petrolium Gases )

Dapat digunakan sebagai gas pembakaran pada proses pemotongan. Pembuatannya dari proses penyulingan minyak bumi pada kilang minyak.

PERALATAN LAS OKSI ASETILIN

A.Tabung Gas oksigen & asetilin

Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Tabung gastersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga besar. Ukurantabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gasdan juga jenis gas yang ditampung. Untuk membedakan tabung gas apakahdidalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen atau gas lainya dapat dilihatdari kodewarna yang ada pada tabung itu.

Gambar 1.Tabung oksigen Gambar 2. tabung asetilin

B.Katup Tabung

Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup.Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen,katup biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gasAsetilen, katup ini terbuat dari material Baja.

Page 6: Laporan Bengkel Las Gas

C. RegulatorRegulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang

padakatub tabung dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekan hingga mencapai tekanan kerja torch.

Regulator ini juga berperan untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jikatekanan dalam tabung menurun, tekana kerja harus dipertahankan tetap olehregulator. Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang.

Gambar 3. regulator

D. Selang gas

Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju torch digunakanselang gas. Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang harus mampumenahan tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam pemakaiannya, selangdibedakan berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk memudahkan bagimanamembedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikankode warna pada selang. Berikut ini diperlihatkan table yang berisi informasitentang perbedaan warna untuk membedakan jenis gas yang mengalir dalam selang.

Page 7: Laporan Bengkel Las Gas

E. Torch / brender

Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh torch,tercampur didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api. Dariketerangan diatas, toch memiliki dua fungsi yaitu :

- Sebagai pencampur gas oksigen dan gas bahan bakar.- Sebagai paembentuk nyala api di ujung nosle

Gambar 4. torch / branderF.  Pematik api Las

       Alat yang berfungsi untuk menyalakan api las.

Page 8: Laporan Bengkel Las Gas

MENENTUKAN NYALA API

Nyala api oksi-asetiline

Nyala hasil pembakaran dapat berubah tergantung pada perbandingan antara gas oksigen O2 dengan gas asetiline C2H2.

Nyala Api Netral

Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 0C tercapai pada ujung nyala kerucut.

Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi logam cair maka nyala asetilen berlebih dan nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan untuk mengelas baja.Suhu Pada ujung kerucut dalam kira-kira 3000° C dan di tengah kerucut luar kira-kira 2500° C.

. Nyala Api Oksigen Lebih (Nyala Oksidasi)

Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.

Nyala Api Asitilen Lebih (Nyala Karburasi)

Page 9: Laporan Bengkel Las Gas

Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan, yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferous.

a. Nyala Oksi-asetilen

Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhu nyalanya bisa mencapai 3500 oC. Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi. Gas asetilen (C2H2) dihasilkan oleh reaksi kalsium karbida dengan air dengan reaksi sebagai berikut : C2H2+2 H2O Ca(OH)2+C2H2 Gambar bentuk tabung oksigen dan tabung asetilin :

Gambar : Tabung asetilen dan oksigen untuk pengelasan oksiasetilen.

Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi 100 kPa dandisimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung asetilen mapu menahantekanan sampai 1,7 MPa. Skema nyala las dan sambungan gasnya bisa dilihat pada gambar :

Page 10: Laporan Bengkel Las Gas

Gambar : Skema nyala las oksi asetilen dan sambungan gasnya

Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral, reduksi dan oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini.

Gambar : Nyala netral dan suhu yang dicapai pada ujung pembakar.

Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan perbandingan oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat pada gambar. Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau H2 dengan oksigen yang diambil dari udara.

b. Pengelasan Oksihidrogen

Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000°C lebih rendah dari oksigen-asetilin. Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan bengan titik cair yang rendah.

Page 11: Laporan Bengkel Las Gas

c. Pengelasan Udara-Asetilen

Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan pembakar Bunsen. Untuk nyala dibutuhkan udara yang dihisap sesuai dengan kebutuhan. Suhu pengelasan lebih rendah dari yang lainnya maka kegunaannya sangat terbatas yaitu hanya untuk patri timah dan patri suhu rendah.

d. Pengelasan Gas Bertekanan

Sambungan yang akan dilas dipanaskan dengan nyala gas menggunakan oksi asetilen hingga 1200 oC kemudian ditekankan. Ada dua cara penyambungan yaitu sambungan tertutup dan sambungan terbuka.

Pada sambungan tertutup, kedua permukaan yang akan disambung ditekan satu sama lainnya selama proses pemanasan. Nyala menggunakan nyala ganda dengan pendinginan air. Selama proses pemanasan, nyala tersebut diayun untuk mencegah panas berlebihan pada sambungan yang dilas. Ketila suhu yang tepat sudah diperoleh, benda diberi tekanan. Untuk baja karbon tekanan permulaan kurang dari 10 MPa dan tekanan upset antara 28 MPa.

e. Pemotongan Nyala Oksiasetilen

Pemotongan dengan nyala juga merupakan suatu proses produksi. Nyala untuk pemotongan berbeda dengan nyala untuk pengelasan dimana disekitar lobang utama yang dialiri oksigen terdapat lubang kecil untuk pemanasan mula. Fungsi nyala pemanas mula adalah untuk pemanasan baja sebelum dipotong. Karena bahan yang akan dipotong menjadi panas sehingga baja akan menjadi terbakar dan mencair ketika dialiri oksigen.

Keuntungan dari pengelasan oksi-asetilen sangat banyak, antara lain :

1. Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit.2. Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik

pengelasanyang tinggi sehingga mudah untuk dipelajari.3. Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau

dibengkel-bengkel karena peralatannya kecil dan sederhana4. Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat

dilas danalat ini dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.

KESELAMATAN KERJA

1.       Keselamatan Kerja

Page 12: Laporan Bengkel Las Gas

                Keselamatan kerja merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan menjamin proses produksi agar berlangsung secara aman, efisien dan produktif. Oleh karena itu penentuan prosedur kerja harus benar - benar sesuai.

keteledoran pekerja adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Untuk menghindari kecelakaan yang fatal maka diharapkan pekerja memakai peralatan kerja yang telah disediakan. Disamping itu keselamatan mesin, peralatan, dan benda kerja juga harus diperhatikan oleh pekerja.

2.       Keselamatan  Pekerja

Untuk menjamin keselamatan operator, maka operator harus menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti :

a.      Pakaian Kerja

Pakaian kerja digunakan untuk melindungi tubuh dari percikan api. Pakaian kerja tidak mengganggu pergerakan tubuh pekerja dan tidak terasa panas waktu dipakai yang dibuat dari bahan Cotton.

b.      Helm Las

Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet danultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata. Helmlas ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16 meter. Oleh karena itu pada saat mengelas harus mengunakan helm/kedok las yang dapat menahan sinsar las dengan kaca las. Ukurankaca Ias yang dipakai umumnya adalah sebagai berikut: No. 6. dipakai untuk Ias titik No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper. No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper. No. 10untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper. No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai400 amper. No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper. Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca putih.

c.       Apron

Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit atau dari asbes.

d.      Sepatu Las

Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai

Page 13: Laporan Bengkel Las Gas

e.      Sarung Tangan

Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan.

f.        Masker Las

Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun

g.       Kamar las

kamar las dibuat dari bahan tahan api. Kamar las penting agar orang disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las. untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las dilengkapi dengan ventilasi. dalam kamar las ditempatkan meja las. meja las harus bersih dari bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran karena percikan api las.

Page 14: Laporan Bengkel Las Gas

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. INSTALASI PENGUJIAN

1. Menyiapkan segala peralatan, bahan/material dan tempat pengelasan.2. Memasang semua peralatan seperti regulator pada tabung, selang hijau

pada tabung oksigen dan selang merah pada tabung asitelin.Mengencangkan semua penghubung yang pada selang dengan tabung.

3. Katup penutup pada tabung oksigen dibuka hingga menunjukkan angka 3 pada regulator.

4. Katup penutup pada tabung asitelin dibuka hingga menunjukkan angka 6 pada regulator.

5. Periksa ujung brander, jika kotor dibersihkan dengan sikat baja.6. Berlatih terlebih dahulu dengan menggunakan pelat-pelat

bekaserupa,sebelum mengerjakan pada benda kerja.7. Pengelasan siap dilakukan

B. ALAT DAN BAHANAlat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:Alat :

Peralatan yang digunakan untuk pengelasan ada dua yaitu peralatan las asitelin dan peralatan bantu mengelas.Peralatan las asitelin terdiri dari: 

Selang Brander Regulator Tabung las

Peralatan bantu mengelas :

Kapur Tang Korek api

Bahan :-    Plat besi ukuran 103 x 72 mm

Page 15: Laporan Bengkel Las Gas

C.   TEKNIK PENGELASAN

1.    Posisi pengelasan di bawah tanganPengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawahtangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar(brander) terletak diantara 60° dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengansudut antara 30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudutsambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan.Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dangerakannya adalah lurus.

2.    Posisi pengelasan datar ( horizontal )Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan denganarah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk ituayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap bendakerja menyudut 70° dan miring kira-kira 10° di bawah garis mendatar, sedangkankawat pengisi dimiringkan pada sudut 10° di atas garis mendatar.

3.    Posisi pengelasan tegak ( vertical )Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atauke bawah. Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambunganyang bersudut 45°-60° dan sudut brander sebesar 80°.

4.    Posisi pengelasan di atas kepala ( Overhead )Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisilainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan daribawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garisvertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45°-60°.

5.    Pengelasan arah ke kiri ( maju )Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiridengan membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja sedangkansudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yangsulit saat mengelas.

6.    Pengelasan arah ke kanan ( mundur )Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri.Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5mm ke atas.

7.    Operasi Branzing ( Flame Brazing )

Page 16: Laporan Bengkel Las Gas

Yang dimaksud dengan branzing disini ada lah proses penyambunngan tanpamencairkan logaminduk yang disambung, hanya logam p eng isi saja. Misalnyasaja proses penyambungan pelat baja yang menggunakan kawat las darikuningan. Ingat bahwa titik cair Baja ( ± 1550 °C) lebih tinggi dari kuningan (sekitar 1080°C). dengan perbedaan titik car itu, proses branzing, akan lebihmudah dilaksanakan daripada proses pengelasan.

8.    Operasi Pemotongan Logam ( Flame Cut )Kasus pemotongan logam sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Proses penggergajian (sewing) dan menggunting(shearing) merupakan contoh dari proses pemotongan logam dan lembaran logam. Proses menggunting hanya cocok diterapkan pada lembaran logam yang ketebalannya tipis. Proses penggergajian dapat diterapkan pada pelat yang lebih tebal tetapimemerlukan waktu pemotongan yang lebih lama. Untuk dapat memotong pela ttebal denngan waktu lebih singkat dari cara gergaji maka digunakan las gas inidengan peralatan khusus misalnya mengganti torchnya ( dibengkel-bengkel menyebutnya brender ). Pemotongan pelat logam dengan nyala api ini dilakukan dengan memberikansuplai gas Oksigen berlebih. Pemberian gas Oksigen lebih, dapat diatur padatorch yang memang dibuat untuk keperluan memotong.

9.    Operasi Perluasan ( Flame Gauging )Operasi perluasan dan pencukilan ini biasanya diterapkan pada produk/komponenlogam yang terdapat cacat/retak permukaannya. Retak/cacat tadi sebelumditambal kembali dengan pengelasan, terlebih dahulu dicukil atau diperluas untuk tujuan menghilangkan retak itu. Setelah retak dihilangkan barulah kemudian alurhasil pencungkilan tadi diisi kembali denganlogam las.

10.    Operasi Pelurusan ( Flame Straightening )Operasi pelurusan dilaksanakan denganmemberikan panas pada komponendengan bentuk pola pemanasan tertentu.Ilustrasi dibawah ini menunjukkanprinsip dasar pemuaian dan pengkerutanpada suatu logam batang.Batang lurus dipanaskan dengan polapemanasan segitiga. Logam cenderungmemuai pada saat dipanaskan. Daerahpemanasan tersebut menghasilkanpemuaian yang besar. Logam mengkerutpasa saat didinginkan. Daerah pemanasan terbesar.

D. LANGKAH KERJA

1.  Menyiapkan semua peralatan, bahan dan tempat yang akan digunakan.2. Menggunakan peralatan pengaman (Safety).3. Periksa ukuran bahan yang akan digunakan.4. Membuat 4 atau 5 baris pemandu jalur pengelasan dengan kapur putih.

Page 17: Laporan Bengkel Las Gas

5. Meletakkan plat yang sudah di beri garis di tempat pengelasan pada posisi yang benar dan nyaman.

6. Memeriksa brander harus dalam keadaan tertutup.7.  Penyalaan api pada las asitelin dengan cara memutarkan katup pembuka

gas asitelin dan menghidupkan api dengan korek api.8. Pengaturan nyala api dengan memutar katup gas asitelin dan gas oksigen

hingga nyala api netral didapatkan.9. Jika semua persiapan sudah lengkap, dekatkan las dengan benda kerja

(plat) pada jalur yang telah dipersiapkan untuk melakukan proses pengelasan

10. Mulai melakukan pengelasan dengan mengarahkan nyala api brander pada logam induknya.

11. Bila logam induk sudah mulai mencair, kemudian mengarahkan logam pengisi pada bagian logam induk yang mencair dan mengayunkan brander sampai terbentuk rigi-rigi las yang diinginkan.

12. Mengulangi nomor 10 sampai nomor 11 sampai didapat rigi-rigi las yang baik.

13. Jika proses pengelasan sudah selesai, alat las dimatikan dengan cara mengecilkan gas asitelin dan gas oksigen sampai habis.

14. Setelah praktikum selesai, membersihkan tempat dan peralatan praktikum serta mengembalikannya pada tempat semula.

Page 18: Laporan Bengkel Las Gas

BAB IV

PEMBAHASAN

Karena kelompok kami belum melakukan pengelasan, kami hanya mengetahui pengertian dari las gas itu sendiri yaitu suatu proses pengelasan seni menyambung dua logam atau lebih, dimana panas untuk pengelasan diperoleh dari nyala api hasil pembakaran bahan bakar gas Oksigen (O2) dengan gas Asetilin (C2H2). Dalam proses las gas ini,gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas Asetilen (C2H2).

Dari yang saya lihat pada kelompok – kelompok sebelumnya yang melakukan pengelasan asitelin, ternyata pengelasan asitelin membutuhkan keterampilan dan persiapan pengelasan yang cukup untuk menghasilkan plat sesuai dengan yang diharapkan, karena pada proses pengelasan memerlukan tingkat ketelitian dan konsenterasi yang tinggi.

BAB V

PENUTUP

A.  KESIMPULAN         Proses pengelasan merupakan proses penyambungan antara dua logam atau lebih. Pada proses pengelasan memerlukan banyak latihan dan uji coba las, dikarenakan proses pengelasan memerlukan keterampilan, tingkat ketelitian dan konsenterasi yang tinggi untuk mendapatkan hasil pengelasan yang optimal.

        Menguasai prinsip dari pengelasan asitelin sangat dibutuhkan seperti cara pengaturan nyala api yang diperlukan, karena biasanya las asitelin digunakan pada plat yang tipis sehingga memerlukan pengaturan nyala api yang sesuai.

B. KRITIK DAN SARAN

KRITIK Diharapkan bapak Indra selalu hadir saat pelajaran perbengkelan berlangsung.

Page 19: Laporan Bengkel Las Gas

SARAN Dalam melakukan kerja praktek kita harus teliti dan sabar, tidak

tergesa-gesa dalam bekerja, tidak bersenda gurau dan selalu berhati-hati dalam bekerja,

Dalam setiap proses pengelasan yang dilakukan selalu utamakanlah keselamatan (safety first), dengan menggunakan pengaman mata, tangan dan tubuh.

Juga menjaga dan merawat semua peralatan las yang digunakan agar tidak rusak dan tahan lama (awet).

Page 20: Laporan Bengkel Las Gas

DAFTAR PUSTAKA

http://aldongutra.blogspot.com/2012/02/las-oaw-las-oxy-acetylene-welding.html

terasepte.blogspot.com/2013/05/laporan-kerja-las-gas.html

 http://l-changetheworlds.blogspot.com/2011/10/las-karbit-asetilen.html

saiyungcity.blogspot.com/2013/09/makalah-praktek-kerja-las.html


Top Related