Download - Landasan Teori DBD
LAPORAN PENDAHULUAN DHF
ASKEP TEORI DHF
A. PengertianDemam berdarah dengue / DBD (atau Dengue Haemorhagic Fever atau DHF), ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama (Mansjoer A. 2000).DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk AEDES ( AEDES ALBOPICTUS dan AEDES AEGEPTY )
B. PenyebabPenyakit dengue disebabkan 4 jenis serotype, yaitu: virus dengue 1 (DEN 1), virus dengue 2 (DEN 2), virus dengue 3 (DEN 3), virus dengue 4 (DEN 4) yang merupakan golongan virus RNA single-staranded. Transmisi penyakit dengue dilakukan oleh nyamuk Aedes Aegypti.
C. Tanda dan gejala Tanda dan gejala penyakit DHF adalah :- Meningkatnya suhu tubuh- Nyeri pada otot seluruh tubuh- Suara serak- Batuk- Epistaksis- Disuria- Nafsu makan menurun- Muntah- Ptekie- Ekimosis- Perdarahan gusi- Muntah darah- Hematuria masih- Melena
D. PatogenesisVirus dengue dibawa oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus sebagai
vektor ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama kali dapat memberi gejala dan sebagai demam dengue (DD). Apabila orang itu mendapat
infeksi berulang oleh tipe virus dengue yang berlainan akan menimbulkan reaksi yang berbeda. DBD dapat terjadi, bila seseorang yang telah terinfeksi dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue yang lainnya. Virus akan bereplikasi di nodus limfatikus regional dan menyebar ke jaringan lain, terutama sistem retikuloendotegal dan kulit secara bronkigen dan hematogen. Tubuh akan membentuk kompleks virus. Antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktifkan sistem komplemen yang berakibat dilepaskannya anapilatoksin C3a dan C5a, sehingga permaebilitas dinding pembuluh darah meningkat. Akan terjadi juga agregas trombosit yang melepaskan ADP trombosit faktor 3 yang merangsang koagulasi intravaskuler. Terjadinya aktivitas faktor hagemaon (faktor XII) akan menyebabkan pembekuan intravaskuler yang meluas dan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah (Mansjoer A. 2000).
E. Manifestasi KlinisGambaran klinis amat bervariasi, dari yang ringan, sedang seperti demam
dengue (DD), sampai ke DBD dengan manifestasi demam akut, perdarahan, serta kecenderungan terjadi renjatan yang dapat berakibat fatal, masa inkubasi dengue antara 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Khusus pada DBD dapat terjadi pula perdarahan pada hari ke-3 atau ke-5 berupa petekie, purpura, ekimosis, hematemesis, melena dan epistaksis, hati umumnya membesar dan terdapat nyeri tekan yang tidak sesuai dengan beratnya penyakit.Diagnosis
Kriteria klinis DBD menurut WHO 1997 adalah:1. Demam tinggi dengan mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari.2. Menifestasi perdarahan, termasuk uji bandung positif dan bentuk lain (petekie,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi) hemetemesis atau melena.3. Pembesaran hati.4. Syok yang ditandai oleh nadi lemah, cepat disertai tekanan nadi menurun
(menjadi 20 x/m atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang), disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangan dan kaki, klien menjadi gelisah, timbul sianosis di sekitar mulut.Indikator fase syok: Hari sakit ke 4-5 Nadi cepat tanpa demam Suhu turun Tekanan nadi menurun Leukopenia < 5.000/mm3
Derajat beratnya DBD secara klinis dibagi sebagai berikut:
1. Derajat 1 (ringan), terdapat demam mendadak selama 2-7 hari, disertai gejala klinis lainnya dengan manifestasi perdarahan ringan yaitu tornoqet positif.
2. Derajat II (sedang) ditemukan pula perdarahan kulit dan manifestasi perdarahan.
3. Derajat III ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (< 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab dan klien menjadi gelisah.
4. Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.
F. Pemeriksaan Penunjang1. Demam pada DD terdapat leukopenia pada hari ke-2 atau hari ke-3. Pada
DBD dijumpai trombositopenia. Masa pembekuan masih normal, masa perdarahan biasanya menunjang, dapat ditemukan penurunan faktor II, V, VII, IX dan XII. Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, hipokalemia, SGOT, serum glutamik piruvat transaminase (SGPT), ureum dan PH darah mungkin meningkat.
2. Air seni, mungkin ditemukan albuminuria ringan.3. Sumsum tulang. Pada awal sakit biasanya hiposeluler. Kemudian menjadi
hiper seluler pada hari ke-5 dengan gangguan malnutrisi dan pada hari ke-10 sudah kembali normal untuk semua sistem.
4. Uji serologia. Uji serologi memakai serum ganda yaitu serum diambil pada masa
akut dan konvalesen, yaitu uji peningkatan komplemen (PK), uji netralisasi (NT) dan uji dengue blot. Pada uji ini dicari kenaikan antibodi antidengue sebanyak minimal empat kali.
b. Uji serologi memakai serum tunggal yaitu uji dengue blot yang mengukur antibodi antidengue dan kelas I & M antidengue mengukur hanya antibodi antidengue kelas I & M. Pada uji ini yang dicari adalah ada tidaknya antibodi antidengue.
5. Isolasi virus, yang diperiksa adalah darah klien.
G. Pemeriksaan Penunjang1. Demam pada DD terdapat leukopenia pada hari ke-2 atau hari ke-3. Pada
DBD dijumpai trombositopenia. Masa pembekuan masih normal, masa perdarahan biasanya menunjang, dapat ditemukan penurunan faktor II, V, VII, IX dan XII. Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, hipokalemia, SGOT, serum glutamik piruvat transaminase (SGPT), ureum dan PH darah mungkin meningkat.
2. Air seni, mungkin ditemukan albuminuria ringan.
3. Sumsum tulang. Pada awal sakit biasanya hiposeluler. Kemudian menjadi hiper seluler pada hari ke-5 dengan gangguan malnutrisi dan pada hari ke-10 sudah kembali normal untuk semua sistem.
4. Uji serologia. Uji serologi memakai serum ganda yaitu serum diambil pada masa
akut dan konvalesen, yaitu uji peningkatan komplemen (PK), uji netralisasi (NT) dan uji dengue blot. Pada uji ini dicari kenaikan antibodi antidengue sebanyak minimal empat kali.
b. Uji serologi memakai serum tunggal yaitu uji dengue blot yang mengukur antibodi antidengue dan kelas I & M antidengue mengukur hanya antibodi antidengue kelas I & M. Pada uji ini yang dicari adalah ada tidaknya antibodi antidengue.
5. Isolasi virus, yang diperiksa adalah darah klien.6. Darah Lengkap = Hemokonsentrasi ( Hemaokrit meningkat 20 % atau lebih )
Thrombocitopeni ( 100. 000/ mm3 atau kurang )7. Serologi = Uji HI ( hemaaglutinaion Inhibition Test ) 8. Rontgen Thorac = Effusi Pleura
H. Penatalaksanaan1. Tirah baring2. Makanan lunak dan diberi minum 1-2 liter/hari dalam 24 jam, jenis minuman:
air putih, teh manis, sirup, jus buah, susu 1 buah.3. Bila suhu >385 0C beri paracetamol. Bila kejang beri antikopulsif.4. Monitor gejala klinis dan laboratorium: Hb, Ht, trombosit.5. Perhatikan tanda syok.
I. Pathways
Patofisiologi dan Penyimpangan KDM
“DHF”Gigitan nyamuk aedes aegypti
Invasi virus dengue
Replikasi virus di nodus limfatikus
Menjalar ke jaringan tubuhsecara bronkogen maupun hematogen
Mengaktivasi sistem komplemen Tubuh membentuk kompleks virus
antibodi dalam sirkulasi darahPeningkatan permeabilitas dinding Kompensasi oleh tubuh pembuluh darah
Suhu tubuh meningkatKebocoran plasma Peningkatan suhu tubuh Menstimulus medullaPenurunan volume atau hipertermi vomiting center plasma
Mual dan muntahTrombositopenia
Nafsu makan berkurangPerdarahan
Metabolisme glukosa Intake nutrisi berkurangResiko tinggi tergangguperdarahan gangguan pemenuhan
Pembentukan ATP kebutuhan nutrisi kurang dan ADP berkurang dari kebutuhan tubuh
Energi berkurang
Kelemahan fisik
intoleransi aktivitas
Resiko tinggi kekurangan
volume cairan tubuh
J. Penatalaksanaan Medik
DHF tanpa Renjatan- Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )- Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres- Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak <1th
dosis 50 mg Im dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg BB.
- Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat
DHF dengan Renjatan- Pasang infus RL- Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 –
30 ml/ kg BB )- Tranfusi jika Hb dan Ht turun
Keperawatan1. Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jam
- Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam- Observasi intik output- Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital
tiap 3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri kompres
- Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
- Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2 pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.
2. Resiko Perdarahan- Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena- Catat banyak, warna dari perdarahan- Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal
3. Peningkatan suhu tubuh- Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik- Beri minum banyak- Berikan kompres
Teori Asuhan Keperawatan pada pasien DHF
Pengkajian
- Kaji riwayat Keperawatan- Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan , mual muntah,
tidak nafsu makan, nyeri ulu hai, nyeri otot dan tanda – tanda renjatan ( denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab, terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran )
Diagnose Keperawatan
1. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler , perdarahan, muntah, dan demam
2. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, tidak ada nafsu makan4. Hiertermi berhubungan dengan proses infeksivirus5. Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak
Perencanaan
1. Anak menunjukkan tanda – tanda terpenuhinya kebutuhan cairan2. Anak menunjukkan tanda – tanda perfusi jaringan perifer yang adekwat3. Anak menunjukkan tanda – tanda vital dalam batas normal4. Keluarga menunjukkan kekoping yang adaptif
Implementasi
1. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan- Mengobservasi tanda – tanda vital paling sedikit setiap 4 jam- Monitor tanda – tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak
elastis, ubun – ubun cekung, produktie urin menurun- Mengobservasi dan mencatat intake dan output- Memberikan hidrasi yang adekwat sesuai dengan kebutuhan tubuh- Memonitor nilai laboratorium : elektrolit / darah BJ urin , serum tubuh- Mempertahankan intake dan output yang adekwat - Memonitor dan mencatat berat badan- Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam- Mengurangi kehilangan cairan yang tidak telihat ( insesible water
loss / IWL )
2. Perfusi jaringan Adekwat- Mengkaji dan mencatat tanda – tanda Vital ( kualitas dan Frekwensi
denyut nadi, tekanan darah , Cappilary Refill )- Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ektremitas ( suhu , kelembaban
dan warna )- Menilai kemungkinan terjadinya kematian aringan pada ekstremitas
seperti dingin , neri , pembengkakan kaki )
3. Kebutuhan nutrisi adekwat- Ijinka anak memakan makanan yang dapa ditoleransi anak.
Rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat.
- Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi
- Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi sering
- Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama
- Mempertahankan kebersihan mulut pasien- Menjelaskan pentingnya intake nutirisi yang adekwat untuk
penyembuhan penyakit
4. Mempertahankan suhu tubuh normal- Ukur tanda – tanda vital suhu tubuh- Ajarkan keluarga dala pengukuran suhu- Lakukan “ tepid sponge” ( seka ) dengan air biasa- Tingkatkan intake cairan- Berikan terapi untuk menurunkan suhu
5. Mensupport koping keluarga Adaptif- mengkaji perasaan dn persepsi orang tua atau anggota keluarga
terhadap situasi yang penuh stress- Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara
panjang lebar dan identifikasi faktor yang paling mencmaskan keluarga
- Identifikasikan koping yang biasa digunakan dn seberapa besar keberhasilannya dalam mengatasi keadaan
Pencegahan DHFMenghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:
- Rumah selalu terang
- Tidak menggantung pakaian- Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya
minimal 4 hari sekali- Kubur barang – barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat
terkumpulnya air hujan- Tutup tempat penampungan air
Perencanaan pemulangan dan PEN KES- Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktifitas sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak- Jelaskan terapi yang diberikan, dosis efek samping - Menjelaskan gejala – gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus
dilakukan untuk mengatasi gejala - Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan
DAFTAR PUSTAKA
Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S Purwo Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002.
Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 1995Doengoes. M. E. Frances. G. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC. Jakarta.
2001
Mansjoer Arif. Kapita Seleta Kedoteran. Cetakan I. Edisi 3. Media Aesculapius. Jakarta. 2000
Prinsip – Prinsip Keperawatan Nancy Roper hal 269 – 267
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
A. Identitas klien
Nama : Tn. A. K.
Umur : 17 thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Talete I Link. III Tomohon
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Kr. Protestan
Pendidikan : SMA
Suku/bangsa : Minahasa/Indonesia
Tgl. MRS : 12 Desember 2007
Tgl. Pengkajian : 13 Desember 2007
Penanggung jawab:
Nama : Tn. W. K.
Umur : 50 thn
Alamat : Talete I Link. III Tomohon
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Ayah dari klien
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama/alasan MRS:
Klien mengeluh panas + 5 hari.
2. Riwayat kesehatan sekarang:
Klien mengatakan panas yang dirasakan + 5 hari, klien mengatakan badan
lemah, ada rasa mual dan nafsu makan menurun, klien mengatakan tadi
malam jam 21.30 klien muntah campur darah 1x dan gusi berdarah.
3. Riwayat kesehatan yang lalu:
Klien mengatakan + sudah 5 hari panas, yang disertai dengan mual dan
muntah, nafsu makan berkurang, kemudian pada tanggal 10 klien
memeriksakan diri di poli penyakit dalam, klien dirawat jalan, namun
panas tidak turun-turun dan pada tanggal 12 klien MRS, karena panas + 5
hari mual, muntah nafsu makan berkurang.
4. Riwayat kesehatan keluarga:
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada penyakit yang sama dengan
klien, namun klien mengatakan kakeknya menderita penyakit jantung.
C. Riwayat Psikososial
Hubungan klien dengan kedua orangtuanya sangat baik, saat dikaji klien
bersama dengan ayahnya. Hubungan klien dengan perawat atau dokter baik.
Orangtua klien khawatir dengan keadaan klien.
D. Riwayat Spiritual
Klien beragama Kristen Protestan dan aktif dalam kegiatan agamanya. Klien
rajin masuk gereja setiap hari miggu, dan klien percaya dengan agama yang
dianutnya.
E. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : compos mentis
TTV : sb: 378 0C, N: 84 x/m, R: 24 x/m, TD: 100/80 mmHg.
Head To Toe
- Kepala : Tidak ada benjolan dan lesi, distribusi rambut merata, warna
hitam.
- Mata : Penglihatan baik, konjungtiva merah muda, sklera warna putih,
tidak ada sekret dan lesi.
- Hidung : Tidak ada polip, penciuman baik, septum tidak deviasi.
- Mulut : Bibir simetris, mukosa mulut lembab, warna merah muda, tidak
ada lesi atau sariawan.
- Wajah : Bentuk normal, tidak ada edema.
- Telinga : Simetris kiri dan kanan, pendengaran baik, tidak ada secret.
- Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, trakea di tengah.
- Thorax : Pergerakan simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri dada,
bentuk normal, suara pernapasan normal, paru-paru tidak ada
whezing dan tidak ada ronkhi.
- Jantung : Suara S1 - s2 normal
- Abdomen : Datar, lemas, tidak ada kelainan, peristaltik normal.
- Ektremitas atas : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan bentuk dan
ROM baik, tangan sebelah kiri terpasang IFVD, saat
diukur tekanan darah ada bintik-bintik merah.
bawah : Simteris kiri dan kanan, tidak ada edema, tidak ada varises,
ROM baik.
- Kulit : Warna putih sawo matang, tidak ada kelainan, turgor baik.
- Genetalia : Bersih, jenis kelamin laki-laki.
- Anus : Tidak ada hemoroid, lubang anus ada.
i. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Nutrisi
Sebelum sakit : Frekuensi : 3 x/hari
Jenis : nasi, ikan, sayur, buah.
Nafsu makan : baik
Saat pengkajian : Frekuensi : 3 x/hari
Jenis : bubur
Nafsu makan : tidak ada, mual dan muntah
Masalah : gangguan nutrisi
2. Minum
Sebelum sakit : Frekuensi : 7-8 gelas/hari
Jenis : air putih
Saat pengkajian : Frekuensi : + 7-8 gelas/hari
Jenis : jus buahvita, fanta, air putih
3. Istirahat dan tidur
Sebelum sakit : malam: 7-8 jam/hari, siang: + 2 jam
Saat pengkajian : malam: 6-7 jam/hari, siang + 3-4 jam
4. Personal hygiene
Sebelum sakit : 2 x/hari
Saat pengkajian : klien hanya dibersihkan pakai lap basah.
5. Eliminasi
BAB;Sebelum sakit : 1 x/hari, warna kuning, konsistensi lembek.
Saat pengkajian : 1 x/hari, warna kuning, konsistensi lembek.
BAK; Sebelum sakit : 5-6 x/hari
Saat pengkajian : sudah 5x BAK
6. Olahraga
Sebelum sakit : karate
Saat pengkajian : tidak
7. Kebiasaan
Merokok : tidak ada
Alkohol : tidak ada
ii. Test Diagnostik
Px. Lab: 10/12-2007 14/12-2007
Hb : 15,5 Hb : 15,0
HT : 45 Ht : 42
Leukosit : 3000 Trombosit : 26000
Segmen : 69
Limfosit : 31 15/12-2007
Trombosit : 110.000 Hb : 15,1
13/12-2007 Ht : 44
Mal : - Trombosit : 36000
Led : 3
Hb : 14,7
Ht : 40
Leukosit : 2100
HJL : Tidak dapat dihitung, leukosit sedikit
Trombosit : 51000
Nilai normal
Hb : + : 12-14 g/dl Limfosit : 20-40
: 13-16 g/dl Trombosit : 150.000-400.000
Ht : + : 37-43 %
: 40-48 %
Leukosit : 5000-10.000
Segmen : 50-70
iii. Terapi
IVFD RL 20 tts
Paracetamol 3 x 1
Inj. Intermite 3 x 1 amp
Retinal 2 x 1
Prinpetan 3 x 1
iv. Pengelompokan Data
DS : - Klien mengatakan mual dan muntah
- Klien mengatakan muntah 1x campur darah
- Klien mengatakan badan dirasakan panas + 5 hari
- Klien mengeluh badan terasa lemah
- Klien mengatakan mual dan muntah
- Klien mengatakan ada muntah 1x campur darah
- Klien mengatakan tidak ada nafsu makan
DO : - Suhu badan 378 0C
- Ekspresi wajah
- Muntah 1x
- Porsi makan tidak dihabiskan
- Terpasang IVFD di tangan kiri
- Selaput mukosa kering
- Gusi berdarah
- Trombosit 57.000
- Badan teraba hangat/akral hangat
- Kebutuhan sehari-hari klien (ADL) dibantu
v. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : - Klien mengatakan
mual dan muntah
: - Klien mengatakan
muntah 1x campur
darah.
DO : - Muntah 1x
- Selaput mukora
mengering
- Gusi berdarah
- trombosit 75.000
- Terpasang IVFD di
tangan kiri
Trombositopenia,
mual dan muntah,
peningkatan suhu tubuh
Kehilangan cairan tubuh
Resiko
tinggi
kekurangan
volume
cairan
tubuh.
2. DS : - Klien mengatakan
badan dirasakan
panas + 5 hari
- Klien mengeluh
badan terasa lemah
DO : - Suhu badan 378 0C
- Ekspresi wajah
nampak lemah dan
gigitan nyamuk aedes aegypti
Invasi virus dengue
Replikasi virus di nodus limfatikus
Menjalar ke jaringan tubuh secara bronkogen maupun
hematogen
Hipertermi
kemerahan
- Badan teraba
hangat/akral hangat
Tubuh membentuk kompleks virus antibodi dalam sirkulasi
darah
Kompensasi oleh tubuh
Suhu tubuh meningkat3. DS : - Klien mengatakan
mual dan muntah
- Klien mengatakan
ada muntah 1x
campur darah
DO : - Muntah 1x campur
darah
- Terpasang IVFD di
tangan kiri
- Gusi berdarah
- Trombosit 57.000
Peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah
Kebocoran plasma
Penurunan volume plasma
Trombositopenia
Perdarahan
Resiko
tinggi
perdarahan
4. DS : - Klien mengatakan
tidak ada nafsu
makan
- Klien mengatakan
mual dan muntah
DO : - Porsi makan tidak
dihabiskan
- Selaput mukosa
kering
Peningkatan suhu tubuh
Menstimulasi medulla vomitting center
Mual dan muntah
Nafsu makan berkurang
Intake nutrisi berkurang
Ketidak-
seimbangan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh.
5. DS : - Klien mengeluh
badan terasa lemah
DO : - Suhu badan 378 0C
Intake nutirisi kurang
Metabolisme glukosa terganggu
Intoleransi
aktivitas.
- Ekspresi wajah
nampak lemah dan
kemerahan
- Kebutuhan sehari-
hari (ADL) dibantu
Pembentukan ADP dan ATP berkurang
Energi berkurang
Kelemahan fisik
Ketidakmampuan melakukan aktivitas
II. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko kekurangan volume cairan tubuh b/d mual dan muntah serta adanya
perdarahan yang ditandai dengan:
DS : - Klien mengatakan mual dan muntah
- Klien mengatakan muntah 1x campur darah.
DO : - Muntah 1x
- Selaput mukora mengering
- Gusi berdarah
- trombosit 75.000
- Terpasang IVFD di tangan kiri
2. Hipertermi b/d invasi virus dengue yang ditandai dengan:
DS : - Klien mengatakan badan dirasakan panas + 5 hari
- Klien mengeluh badan terasa lemah
DO: - Suhu badan 378 0C
- Ekspresi wajah nampak lemah dan kemerahan
- Badan teraba hangat/akral hangat
3. Resiko tinggi perdarahan b/d peningkatan permeabilitas dinding
pembuluh darah yang ditandai dengan:
DS : - Klien mengatakan mual dan muntah
- Klien mengatakan ada muntah 1x campur darah
DO: - Muntah 1x campur darah
- Terpasang IVFD di tangan kiri
- Gusi berdarah
- Trombosit 57.000
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d stimulus
mual dan muntah yang ditandai dengan:
DS : - Klien mengatakan tidak ada nafsu makan
- Klien mengatakan mual dan muntah
DO: - Porsi makan tidak dihabiskan
- Selaput mukosa kering
5. Intoleransi aktivitas b/d adanya kelemahan fisik yang ditandai dengan:
DS : - Klien mengeluh badan terasa lemah
DO: - Suhu badan 378 0C
- Ekspresi wajah nampak lemah dan kemerahan
- Kebutuhan sehari-hari (ADL) dibantu
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
Hari/TglNo.
DiagnosaImplementasi Evaluasi
Jumat,
14 Des.
2007
I
II
- Mengukur vital sign:
Sb : 380 C
N : 88 x/m
R : 23 x/m
TD: 110/90 mmHG
- Mengkaji turgor kulit klien,
membran mukosa klien.
- Memantau pemasukan cairan
per oral minum klien, per hari
2-3 liter/hari.
- Mengganti cairan RL pada
infuse.
Mencek hasil laboratorium.
10.30
- Mengobervasi vital sign.
N: 88 x/m
Sb: 300C
R: 24 x/m
TD: 100/80 mmHg
- Menganjurkan klien untuk
minum banyak baik air putih
atau jus buah.
- Mengambil sampel darah dan
membawa ke laboratorium:
Ht, Hb dan trombosit.
S : Klien mengatakan
masih merasa
mual dan muntah
O : Masih ada muntah
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
selanjutnya.
14.00
S : Klien mengatakan
badan masih
terasa panas.
O : - Suhu badan
380C
- Wajah kelihatan
kemerahan
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
tindakan
keperawatan
III
IV
V
13.05
- Penatalaksanaan terapi
antipiretik paracetamol 1 tab
sesuai hasilk kolaborasi.
11.00
- Menganjurkan klien untuk
beristirahat di tempat tidur.
- Memberikan inj. Intermite
3x1 amp.
- Mengganti cairan RL yang
sudah habis dengan yang baru
yaitu 22 tts/menit.
13.00
- Memberikan diet lunak pada
klien dan menganjurkan klien
untuk makan sedikit tapi
sering dalam keadaan hangat.
- Mengkaji pola makan klien
dan mengkaji porsi makanan
yang disajikan (tidak
dihabiskan).
10.00
- Mengkaji kemampuan klien
dengan mengobservasi
kemampuan klien dalam
13.55
S : Masih terasa mual
dan muntah.
O : Terpasang IVFD
di tangan kiri.
A : Masalah sebagian
teratasi.
P : Lanjutkan
intervensi
selanjutnya.
13.45
S : Nafsu makan
masih kurang.
O : Porsi makan tidak
dihabiskan.
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
selanjutnya.
14.00
S : Merasa masih
lemah.
O : BAB dan BAK
melakukan aktivitas,
misalnya: pergi BAB dan
BAK.
- Memberikan penjelasan pada
keluarga untuk membantu
klien saat klien ingin BAB
dan BAK.
masih perlu
bantuan dari
orangtua.
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
selanjutnya.
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
Hari/TglNo.
DiagnosaImplementasi Evaluasi
sabtu,
15 Des.
2007
I
II
- Mengukur vital sign:
Sb : 380 C
N : 88 x/m
R : 23 x/m
TD: 110/90 mmHG
- Mengkaji turgor kulit klien,
membran mukosa klien.
- Memantau pemasukan cairan
per oral minum klien, per hari
2-3 liter/hari.
- Mengganti cairan RL pada
infuse.
Mencek hasil laboratorium.
10.30
- Mengobervasi vital sign.
N: 88 x/m
Sb: 300C
R: 24 x/m
TD: 100/80 mmHg
- Menganjurkan klien untuk
minum banyak baik air putih
atau jus buah.
- Mengambil sampel darah dan
membawa ke laboratorium:
Ht, Hb dan trombosit.
13.05
S : Klien mengatakan
masih merasa
mual dan muntah
O : Masih ada muntah
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
selanjutnya.
14.00
S : Klien mengatakan
badan masih
terasa panas.
O : - Suhu badan
380C
- Wajah kelihatan
kemerahan
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
tindakan
keperawatan
III
IV
V
- Penatalaksanaan terapi
antipiretik paracetamol 1 tab
sesuai hasilk kolaborasi.
11.00
- Menganjurkan klien untuk
beristirahat di tempat tidur.
- Memberikan inj. Intermite
3x1 amp.
- Mengganti cairan RL yang
sudah habis dengan yang baru
yaitu 22 tts/menit.
13.00
- Memberikan diet lunak pada
klien dan menganjurkan klien
untuk makan sedikit tapi
sering dalam keadaan hangat.
- Mengkaji pola makan klien
dan mengkaji porsi makanan
yang disajikan (tidak
dihabiskan).
10.00
- Mengkaji kemampuan klien
dengan mengobservasi
kemampuan klien dalam
melakukan aktivitas,
13.55
S : Masih terasa mual
dan muntah.
O : Terpasang IVFD
di tangan kiri.
A : Masalah sebagian
teratasi.
P : Lanjutkan
intervensi
selanjutnya.
13.45
S : Nafsu makan
masih kurang.
O : Porsi makan tidak
dihabiskan.
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
selanjutnya.
14.00
S : Merasa masih
lemah.
O : BAB dan BAK
masih perlu
misalnya: pergi BAB dan
BAK.
- Memberikan penjelasan pada
keluarga untuk membantu
klien saat klien ingin BAB
dan BAK.
bantuan dari
orangtua.
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes. M. E. Frances. G. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC. Jakarta. 2001
Mansjoer Arif. Kapita Seleta Kedoteran. Cetakan I. Edisi 3. Media Aesculapius. Jakarta. 2000
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A. K DENGANPENYAKIT INFEKSI “DENGUE HAEMORHAGIC FEVER”
DI PAVILIUN BETHESDA RSU BETHESDA GMIMTOMOHON
DITERIMA DAN DISETUJUI:
Mengetahui:
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
Elizabeth. Purba. SPd. SST Ever Lontaan. Amd Kep.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A. K DENGANPENYAKIT INFEKSI “DENGUE HAEMORHAGIC FEVER”