Download - Kmb DHF > 100.000
MATA KULIAH : KEPERAWATAN MATERNITAS
DOSEN PENGAJAR : HERTY HAERANI , S. Kep , Ns
DHF > 100.000
OLEH KELOMPOK II
ALFRIDA BATTI
AGUSTINA
AGUSTINA B
AHMAD HAERUL
AINUL MAFRISA
AISYAH NURLIANA R
AKBAR
ALWAN AMASAE
AMELIA FRANSISCA
ANAS
ANDI AHDANIAR
ANDI AMALIA
ANDI ANNA OKTAVIANA
S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
KATA PENGANTAR
Page 1
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu..
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,berkah,dan
nikmat yang diberikannya kepada kita semua khususnya kepada kelompok kami
sehingga apa yang menjadi tugas kami sebagai mahasiswa dapat terlaksanakan
dengan baik walaupun tidak sesempurna seperti yang kita harapkan.Shalawat serta
salam tak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan
risalah islam dan membawa ummatnya dari alam kegelapan menuju alam yang terang
benderang.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH II dengan tema “ DHF > 100.000 ”. Selanjutnya kami mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak-pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini, khususnya kepada orang tua kami yang senantiasa
mendukung segala bentuk aktivitas kami, dengan doanya kami haturkan pula terima
kasih kepada dosen kami yang senantiasa memfasilitasi serta membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, kritik dan saran dari para pembaca makalah ini sangat diharapkan.
Makassar, 28 April 2012
Penyusun
Kelompok II
DAFTAR ISI
Page 2
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI FISIOLOGI
B. DEFINISI
C. ETIOLOGI
D. PATOFISIOLOGI
E. MANISFESTASI KLINIS
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
G. PEMERIKSAAN MEDIS
H. PENCEGAHAN
BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
D. EVALUASI
BAB IV : PENUTU
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Page 3
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sampai saat ini telah di ketahui beberapa nyamuk sebagai vector dengue,
walaupun Ae.aegypti di perkirakan sebagai vector utama penyakit dengue
hemorrahagic fever (DHF), pengamatan epidemiologis dan percobaan penularan
di laboratorium membuktikan bahwa Ae.Scuttelaris dan Ae.Polinesiensis yang
terdapat di kepulauan pasifik selatan dapat menjadi vector demam dengue. Di
kepulauan Rotuma di daerah Fiji padawa itu terjadi wabah demam dengue pada
tahun 1971 – 1972. Ae.retumae di laporkan satu-satunya vector yang ditemukan.
Di pulauponape, kepulauan caroline sebelah timur pada tahun 1974 terjadi
letupan wabah dengue; virus dengue tipe 1 telah berhasil diisolasi pada stadium
akut dari darah penderita dan ternyata Ae.hakansoni merupakan vektornya. Ae,
cooki di duga merupakan vector pada waktu terjadi pada wabah demam dengue
diniue.
Di Indonesia, walaupun vector DHF belum di selidiki secara luas.
Ae.Aegypti diperkirakan sebagai vector terpenting di daerah perkotaan,
sedangkan Ae.albopictus di daerah pedesaan
Di Indonesia Dengue Hemorrhagic Fever pertama kali di curigai di Surabaya
pada tahun 1968, tetapi konfirmasi virology baru di peroleh pada tahun 1970.
Setelah itu berturut-turut di laporkan kasus dari kota di Jawa maupun dari luar
Jawa, dan pada tahun 1994 telah menyebar keseluruh propinsi yang ada. Pada
saat ini Dengue Hemorrhagic Fever sudah endemis di banyak kota besar,
bahkan sejak 1975 penyakit ini telah berjangkit di daerah pedesaan. Oleh karena
itu sudah seharusnya semua tenaga medis yang bekerja di Indonesia untuk
mampu mengenali dan mendiagnosisnya, kemudian dapat melakukan
penatalaksanaan, sehingga angka kematian akibat Demam Berdarah Dengue
dapat tekan .
Page 4
Infeksi virus dengue pada manusia terutama pada anak mengakibatkan
suatu spectrum manifestasi klinis yang bervariasi antara penyakit ringan (mild
undifferentiated febrile illness), dengue fever, dengue hemorrhagic fever (DHF)
dan dengue shock syindrome (DSS); yang terakhir dengan mortalitas tinggi di
sebabkan renjatan dan perdarahan hebat . gambaran manifestasi klinis yang
bervariasi ini dapat di samakan dengan sebuah gunung es. DHF dan DSS
sebagai kasus - kasus yang dirawat di rumah sakit merupakan puncak gunung
es yang kelihatan di atas permukaan laut, sedangkan kasus - kasus dengue
ringan (demam dengue dan silent dengue infection) merupakan dasar gunung
es.
Di perkirakan untuk setiap kasus renjatan yang dijumpai di Rumah sakit,
telah terjadi 150 – 200 kasus silent dengue infection.
Demam dengue adalah demam virus akut yang di sertai sakit kepala, nyeri otot,
sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam.
Demam berdarah dengue/dengue hemorrhagic fever (DHF) adalah demam
dengue yang di sertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan.
Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien
jatuh dalam syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. Keadaan ini di sebut
dengue shock syndrome (DSS).
B. Tujuan
1.Tujuan umum
Setelah membuat makalah ini , di harapkan mahasiswa dapat
memberikana asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit DHF (dengue
hemorrhagic fever)
2.Tujuan khusus
Page 5
Mahasiswa dapat memahami anatomi fisiologi system hematologi
Mahasiswa dapat men jelaskan Definisi penyakit DHF
Mahasiswa dapat menjelaskan etiologi DHF
Mahasiswa dapatmen jelaskan manifestasi klinis DHF
Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi DHF
Mahasiswa dapat menyebutkan pemeriksaan penunjang penyakit DHF
Mahasiswa dapat menjelaskan pencegahan penyakit DHF
Mahasiswa dapat Menerapkan penatalaksanaan penyakit DHF
Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan
penyakit DHF
Page 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Fisiologi
Darah merupakan salah satu komponen penting Yang ada di dalam tubuh
manusia. Sebab darah berfungsi, mengalirkan zat – zat atau nutrisi yang di
butuhkan tubuh, kemudian mengalirkan karbondioksida hasil metabolisme untuk
di buang. ada empat fungsi utama darah, yaitu memberikan suplai oksigen
keseluruh jaringan tubuh, membawa nutrisi, membersihkan sisa-sisa
metabolisme dan membawa zat antibody.
Komposisi darah Darah kita mengandung beberapa jenis sel yang yang
tersangkut di dalam cairan kuning yang disebut plasma darah. Plasma darah
tersusun atas 90% air yang mengandung sari makanan, protein, hormone, dan
endapan kotoran selain sel-sel darah.
Ada 3 jenis sel darah yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit) dan keeping darah (trombosit).Sel darah merah dan sel darah putih di
sebut juga korpuskel
1. Sel darah merah
Sel darah merah berbentuk piringan pipih yang menyerupai donat. 45%
darah tersusun atas sel darah merah yang di hasilkan di sumsum tulang. Dalam
setiap 1 cm kubik darah terdapat 5,5 juta sel. Jumlah sel darah merah yang
diproduksi setiap hari mencapai 200.000 biliun, rata-rata umurnya hanya 120
hari. Semakin tua semakin rapuh, kehilangan bentuk dan ukurannya menyusun
menjadi sepertiga ukuran mula-mula.
Page 7
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang kaya akan zat besi.
Warnanya yang merah cerah disebabkan oleh oksigen yang di serap dari paru-
paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan
oksigen ke sel dan mengikat karbondioksida. Sel darah merah yang tua akhirnya
akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian
besar sel yang tua dihancurkan oleh limpa dan yang lolos dihancurkan oleh hati.
Hati mentimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian di angkut
oleh darah ke sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru.
Persediaan sel darah merah di dalam tubuh diperbarui setiap empat bulan sekali.
2. Sel darah putih
Sel darah putih jauh lebih besar dari pada sel darah merah jumlahnya
dalam setiap 13 darah adalah 4000-10.000 sel. Tidak seperti sel darah merah,
sel darah putih memiliki inti (nucleus). Sebagian sel darah putih bisa bergerak di
dalam aliran darah, membuatnya dapat melaksanakan tugas sebagai system
ketahanan tubuh.
Sel darah putih adalah bagian dari sistem ketahanan tubuh yang penting.
Sel darah putih yang terbanyak adalah neutrofil (+60%). Tugasnya adalah
memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula mula bakteri
dikepung, lalu butir-butir didalam sel segera melepaskan zat kimia untuk
menghancurkan dan mencegah bakteri berkembang biak.
Sel darah putih mengandung +5% eosinofil. Fungsinya adalah memerangi
bakteri, mengatur pelepasan zat kimia saat pertempuran, dan membuang sisa-
sisa sel yang rusak.
Basofil yang menyusun 1% sel darah putih, melepaskan zat untuk
mencegah terjadinya penggumpalan darah di dalam pembuluhnya. 20 s\d 30%
kadungan sel darah putih adalah trombosit. Tugasnya adalah menghasilkan
antibody, suatu protein yang membantu tubuh memerangi penyakit.
Page 8
Monosit bertugas mengepung bakteri. Kira-kira ada 5 sampai 10% di dalam sel
darah putih. Tubuh mengatur banyak sel darah putih yang dihasilkan sesuai
dengan kebutuhan. Jika kita kehilangan darah, tubuh akan segera membentuk
sel-sel darah untuk menggantinya. Jika kita mengalami infeksi, maka tubuh akan
membentuk lebih banyak sel darah putih untuk memeranginya.
Pembekuan darah
Proses yang mencegah kehilangan darah dari badan melalui luka disebut
hemostasis dan proses ini terdiri dari tiga stadium yang bekerja bersama-sama,
yaitu : Spasme vaskuler : penyempitan lumen pembuluh darah yang putus untuk
mengurangi aliran darah yang hilang.
1.Pembentukan sumbat trombosit : untuk menghentikan kebocoran darah.
2.Pembekuan fibrin disekitar sumbat trombosit dan reaksi fibrin: untuk merekat
pembuluh yang putus dan menarik sisi pinggirnya supaya merapat (Watson,
2001)
Fungsi darah
Fungsi darah dalam metabolisme tubuh kita antara lain sebagai alat pengangkut
(pengedar), pengatur suhu tubuh dan pertahanan tubuh. Peredaran oksigen
pada tubuh :
1.Oksigen diedarkan ke seluruh tubuh oleh sel darah merah
2.Darah yang di pompa dari bilik kanan jantung menuju paru-paru melepaskan
CO2 dan mengambil O2 dibawa menuju serambi kiri.
3.O2 dari serambi kiri disalurkan ke bilik kiri
4.Dari bilik kiri O2 dibawa keseluruh tubuh oleh sel darah merah untuk
pembakaran (oksidasi)
5.Peredaran darah besar yaitu peredaran darah yang berasal dari jantung
membawa oksigen dan sari makanan ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung
membawa karbondioksida.
Page 9
6.Peredaran darah kecil yaitu peredaran darah dari jantung membawa
karbondioksida menuju paru-paru untuk dilepas dan mengambil oksigen dibawa
ke jantung.
Jadi kesimpulannya, fungsi darah adalah:
Mengedarkan sari-sari makanan keseluruh tubuh
Mengedarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuhMengangkut
karbondioksida ke paru-paruengedarkan hormone.
B. DEFINISI
Demam berdarah atau demam berdarah dengue adalah penyakit febril
akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip
dengan malaria.
Demam berdarah dengue (dengue hamorragic fever, selanjutnya disingkat
DHF) ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama
demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari
pertama. Uji tourniquet akan positif dengan/tanpa ruam disertai beberapa atau
semua gejala perdarahan seperti ptekie spontan yang timbul serentak, purpura,
ekimosis, epitaksis, hematemesis, melena, trombositopenia, masa perdarahan
dan masa protrombin memanjang, hematokrit meningkat dan gangguan maturasi
megakariosit. (Sjaifoellah, 1996)
Dengue ialah suatu infeksi arbovirus (arthropod-bone virus) akut,
ditularkan oleh nyamuk spesies aedes.(FKUI, 1985)
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat
hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih
dari 1000 meter di atas permukaan air laut.
Page 10
(http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/demamberdarah1.htm)
Demam berdarah dengue adalah salah satu bentuk klinis dari penyakit
akibat infeksi dengan virus dengue pada manusia. Sedangkan manifestasi klinis
dari infeksi virus dengue dapat berupa demam dengue dan demam berdarah
dengue.(www.penyakitmenular.info)
Demam yang akut, selama 2 hingga 7 hari, dengan 2 atau lebih gejala-
gejala berikut : nyeri kepala, , nyeri otot, nyeri persendian, bintik-bintik pada kulit
sebagai manifestasi perdarahan dan leucopenia. Demam Berdarah Dengue
(DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae, dengan genusnya adalah
flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1,
DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan
manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue. Morbiditas
penyakit DBD menyebar di negara-negara Tropis dan Subtropis. Disetiap negara
penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda.
(http://www.infeksi.com/hiv/articles.php?lng=in&pg=53)
Dengue Haemorrhagic fever (DHF) atau demam berdarah dengue adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh viirus dengue dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan
dapat mengakibatkan kematian, terutam pada anak.(Nursalam)
Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit Demam Berdarah
Dengue, antara lain faktor host, lingkugan (environment) dan faktor virusnya
sendiri. Faktor host yaitu kerentanan (susceptibility) dan respon imun. Faktor
lingkungan (environment) yaitu kondisi geografi (ketinggian dari permukaan laut,
curah hujan, angin, kelembaban, musim); Kondisi demografi (kepadatan,
mobilitas, perilaku, adat istiadat, sosial ekonomi penduduk). Jenis nyamuk
sebagai vektor penular penyakit juga ikut berpengaruh.
Page 11
C. ETIOLOGI
Virus Dengue merupakan virus RNA untai tunggal, genus flavivirus, terdiri
dari 4 serotipe yaitu Den-1, 2, 3 dan 4. Struktur antigen ke-4 serotipe ini sangat
mirip satu dengan yang lain, namun antibodi terhadap masing-masing serotipe
tidak dapat saling memberikan perlindungan silang.
Virus Dengue ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk
Aedes (Ae.) dari sub genus Stegomyia. Ae. aegypti merupakan vektor epidemi
yang paling utama, namun spesies lain seperti Ae. albopictus, Ae. polynesiensis,
anggota dari Ae. Scutellaris complex, dan Ae. (Finlaya) niveus juga dianggap
sebagai vektor sekunder. Kecuali Ae. aegyti semuanya mempunyai daerah
distribusi geografis sendiri-sendiri yang terbatas. Meskipun mereka merupakan
host yang sangat baik untuk virus Dengue, biasanya mereka merupakan vektor
epidemi yang kurang efisien dibanding Ae. aegypti (WHO, 2000)
D. PATOFISIOLOGI
Mekanisme sebenarnya mengenai patofisiologi, hemodinamika dan
biokimia DHF hingga kini belum diketahui secara pasti. DHF dapat terjadi bila
seseorang setelah terinfeksi dengue untuk pertama kalinya mendapat infeksi
berulang dengan tipe virus dengue yang berbeda. Fenomena patofisiologi utama
yang menentukan berat penyakit yang membedakan DHF dari dengue clasik
adalah meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya
volume plasma, serta terjadinya hipotensi, trombositopeni dan diastesis
hemorragik. Pada kasus berat, renjatan terjadi secara akut dan nilai hematokrit
meningkat bersamaan dengan menghilangnya plasma melalui endotel dinding
pembuluh darah.
Ada dugaan bahwa renjatan terjadi sebagai akibat dari kebocoran plasma
ke daerah vaskular melalui kapiler yang rusak, sehingga mengakibatkan
Page 12
menurunnya volume plasma dan meningkatnya nilai hematokrit. Bukti dugaan ini
adalah ditemukannya cairan yang tertimbun dalam rongga peritonium, pelura
dan perikard yang ternyata melebihi pemberian cairan infus, serta terjadinya
bendungan pembuluh darah paru.
Plasma merembes selama perjalanan penyakit mulai dari awal demam
sampai puncaknya pada masa renjatan. Trombositopeni yang hebat, gangguan
fungsi trombosit dan kelainan fungsi koagulasi merupakan penyebab utama
terjadinya perdarahan. Perdarahan kulit umumnya disebabkan oleh faktor kapiler
dan trombositopeni, sedangkan perdarahan masif diakibatkan oleh kelainan yang
lebih kompleks, yaitu trombositopeni, gangguan faktor pembekuan.
Secara kronologis prosesnya dimulai dari nyamuk aedes yang tidak
bervirus menggigit dan mengisap darah seseorang yang telah terkena demam
berdarah dengue. Nyamuk yang sudah terinfeksi virus kemudian menggigit
orang sehat dan memindahkan virusnya bersama air ludah ke dalam tubuh.
Pada saat tersebut, virus memperbanyak diri dan menginfeksi sel-sel
darah putih serta kelenjar getah bening untuk kemudian masuk ke sistem
sirkulasi darah. Virus ini sebenarnya hanya ada di dalam darah selama 3 hari
sejak ditularkan oleh nyamuk. Pada hari-hari itulah terjadi pertempuran antara
antibodi dan virus dengue yang dianggap sebagai benda asing oleh tubuh.
Badan biasanya mengalami gejala demam dengan suhu tinggi antara 39 sampai
40 derajat celcius. Akibat pertempuran tersebut terjadi penurunan kadar
trombosit dan bocornya pembuluh darah sehingga membuat plasma darah
mengalir ke luar. Penurunan trombosit ini mulai bisa dideteksi pada hari ketiga.
Masa kritis penderita demam berdarah berlangsung sesudahnya, yakni
pada hari keempat dan kelima. Pada fase ini, suhu badan turun dan biasanya
diikuti oleh sindrom shock dengue karena perubahan yang tiba-tiba. Muka
penderita pun menjadi memerah atau facial flush. Biasanya, penderita juga
Page 13
mengalami sakit pada kepala, tubuh bagian belakang, otot, tulang dan perut
(antara pusar dan ulu hati). Tidak jarang diikuti dengan muntah yang berlanjut
dan suhu dingin dan lembab pada ujung jari serta kaki.
Penanganan yang benar pada fase tersebut sangat ditekankan agar
penderita bisa melewati masa kritisnya dengan baik. Caranya dengan banyak
memberikan asupan cairan kepada penderita sebagai pengganti plasma darah.
Hal ini dikarenakan banyaknya cairan tubuh yang hilang dengan cepat akibat
merembesnya plasma darah yang keluar dari pembuluh darah. Saat ini, larutan
gula garam atau oralit masih merupakan cairan terbaik karena komposisinya
setara dengan plasma darah. Pemberian infus diberikan apabila penderita dalam
kondisi muntah terus, tidak bisa makan dan minum, menderita kejang, kesadaran
menurun atau derajat kebocoran plasma darahnya tinggi, yang biasa terjadi pada
fase kritis.
Begitu pula dengan transfusi trambosit yang akan diberikan jika trambosit
penderita di bawah 100.000 dengan pendarahan yang cukup banyak. Bila masa
kritis itu bisa dilewati dengan baik maka pada hari keenam dan ketujuh kondisi
penderita akan berangsur membaik dan kembali normal pada hari ketujuh atau
kedelapan.(www.medicastore.co.id.2006)
E. Manifestasi Klinis
Infeksi oleh virus Dengue menimbulkan variasi gejala mulai sindroma
virus nonspesifik sampai perdarahan yang fatal.Gejala Demam Dengue
tergantung Pada umur penderita. Pada bayi dan anak-anak kecil biasanya
berupa demam Disertai dengan ruam-ruam pada kulit. Pada anak-anak yang
lebih besar dan dewasa, biasa dimulai dengan demam ringan atau tinggi (>39
derajat C) yang tiba-tiba dan berlangsung selama 2 - 7 hari, disertai dengan sakit
kepala hebat, nyeri dibelakang mata, nyeri sendi dan otot, mual-muntah dan
Page 14
ruam-ruam. Bintik-bintik perdarahan di kulit sering terjadi, kadang-kadang
disertai bintik-bintik perdarahan di tenggorokan dan selaput bening mata.
Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, perasaan tidak enak di ulu
hati, nyeri di tulang rusuk kanan atau nyeri di seluruh perut. Kadang-kadang
demam mencapai 40 - 41 derajat C dan terjadi kejang demam pada bayi.
(http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html)
Masa tunas 3-15 hari tetapi rat-rata 5-8 hari. Gejala kinik timbul secara
mendadak berupa suhu tinggi, nyeri pada otot seluruh tubuh, nyeri dibelakang
kepala hebat, suara serak, batuk, epitaksis serta disuria. Penyakit biasanya akan
sembuh sendiri dalam 5 hari dengan penurunan suhu secara lisis. Maka penyakit
ini juga disebut vyfdaagse koorts (demam 5 hari).(Ngaasiyah,1997)
Gejala yang timbul biasanya ditandai dengan 4 gejala klinis utama;
demam tinggi 2-7 hari, fenomena perdarahan, pembesaran hati dan kegagalan
sirkulasi / syok. Gejala penyerta ; nyeri kepala, nyeri otot, timbul ruam /
kemerahan di kulit, nyeri tulang, mual, nyeri ulu hati. Fenomena perdarahan
yang sering terjadi adalah timbul bercak-bercak merah di muka dan lengan-
tungkai dan langit-langit mulut. Mimisan dan perdarahan gusi juga dapat terjadi.
Keadaan yang lebih berat dapat menyebabkan perdarahan organ dalam tubuh.
Laboratorium yang mendukung: trombositopenia ( trombosit kurang dari
100.000/ mm3) , hemokonsentrasi ( kadar Ht lebih 20% dari normal).
Fase kritis adalah saat suhu turun ,yaitu antara hari ketiga dan kelima. Resiko
terjadinya syok meningkat ( keringat banyak, gelisah. Ujung kaki tangan dingin)
dan dapat menjadi fatal.
Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, perasaan tidak enak di ulu hati,
nyeri di tulang rusuk kanan atau nyeri di seluruh perut. Kadang-kadang demam
mencapai 40 - 41 derajat C dan terjadi kejang demam pada bayi.
DHF adalah komplikasi serius demam dengue yang dapat mengancam jiwa
penderitanya, ditandai oleh:
Page 15
a.. Demam tinggi yang terjadi tiba-tiba
b.. Tanda-tanda perdarahan
c.. Pembesaran hati
d.. Kadang-kadang disertai syok
Tanda-tanda perdarahan pada DHF dimulai dari tes Torniquet positif dan
bintik-bintik perdarahan di kulit (ptechiae). Ptechiae ini bisa terlihat di seluruh
anggota gerak, ketiak, wajah, dan gusi. Juga bisa terjadi perdarahan hidung, gusi
dan perdarahan dari saluran cerna dan perdarahan dalam urin. Berdasarkan
gejalanya DHF diklompokkan menjadi 4 tingkatan :
a) Derajat 1: demam diikuti gejala tidak khas. Satu-satunya tanda
perdarahan adalah tes torniquet positif atau mudah memar.
b) Derajat 2: gejala derajat 1 ditambah dengan perdarahan spontan.
Perdarahan bisa terjadi di kulit atau di tempat lain.
c) Derajat 3: terjadi kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut
nadi yang cepat dan lemah , hipotensi, suhu tubuh yang rendah,
kulit lembab dan penderita gelisah.
d) Derajat 4: terjadi syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan
tekanan darah yang tidak dapat diperiksa.
Fase kritis pada penyakit ini terjadi pada akhir masa demam.
Setelah demam selama 2 - 7 hari, penurunan suhu biasanya
disertai dengan tanda-tanda gangguan sirkulasi darah. Penderita
berkeringat, gelisah, kaki dan tangan dingin dan mengalami
perubahan tekanan darah dan denyut nadi. Pada kasus yang tidak
terlalu berat gejala-gejala ini hampir tak terlihat, menandakan
kebocoran plasma yang ringan. Bila kehilangan plasma hebat,
akan terjadi syok, syok berat dan kematian bila tidak segera
ditangani.
Pada penderita dengan DSS, kondisi penderita akan cepat memburuk.
Ditandai dengan nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun hingga kurang
dari 20 mmHg atau terjadi hipotensi. Kulit dingin, lembab dan penderita mula-
mula terlihat mengantuk kemudian gelisah. Bila keadaan ini tidak segera
Page 16
ditangani penderita akan meninggal dalam Waktu 12-24 jam. Dengan pemberian
cairan pengganti, kondisi penderita akan dengan cepat membaik. Pada syok
yang berat sekalipun, penderita akan membaik dalam 2-3 hari. Tanda-tanda
adanya perbaikan adalah jumlah urine yang cukup dan kembali nya nafsu
makan.(http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html)
Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan :
aDemam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 °C- 40 °C
b)Manifestasi pendarahan, dengan bentuk : uji tourniquet positif puspura
pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb
c)Hepatomegali (pembesaran hati).
d)Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik
sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
e)Trombositopeni, pada hari ke 3-7 ditemukan penurunan trombosit sampai
100.000 /mm³.
f)Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit.
g)Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual,
muntahsakit perut, diare kejang dan sakit kepala.
h)Pendarahan pada hidung dan gusi.
i)Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat
pecahnya pembuluh darah.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.)Serologi dan reaksi berantai polymerase tersedia untuk memastikan diagnosa
demam berdarah jika terindikasi secara klinis. Isolasi virus dengan dari serum,
plasma, leukosit ataupun otopsi.
2.)Ditemukannya anti bodi IgG ataupun AgM yang meningkatkan tinggi titernya
mencapai empat kali lipat terhadap satu atau lebih antigen dengue dalam
spesimen serta berpandangan.
3.)Dibuktikan adanya virus dengue dari jaringan otopsi dengan cara
Page 17
immunokimiawi atau dengan cara immuno-flouresens, ataupun di dalam
spesimen serum dengan uji ELISA.
4.)Dibuktikan dengan keberadaan gambaran genomic sekuen virus dari jaringan
otopsi, sediaan serum atau cairan serebro spinal (CSS); dengan uji Polymerase
Chain Reaction (PRC).
5.)Tes Tourniquet yang positif.
6.)Adanya perdarahan dalam bentuk petekiae, ekimosis atau purpura.
7.)Perdarahan selaput lendir mukosa, alat cerna gastrointestinal, tempat suntikan
atau di tempat lainnya.
8.)Terjadi trombositopenia (100.000/ml atau kurang) dan hemokonsentrasi yang
dapat dilihat dari meningginya nilai hematokrit pada masa kovalen.
Pada pasien dengan 2 atau 3 patokan klinik disertai adanya trombositopenia dan
hemokonsentrasi tersebut jika dilakukan pemerikasaan serologis ternyata
diagnosis tepat. Berdasarkan patokan dari WHO (1975) DBD dibagi menjadi 4
derajat sebagai berikut :
a.Derajat I . Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat menifstasi
perdarahan (uji turniket positif)
b.Derajat II. Seperti derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan perdarahan
lain.
c.Derajat III. Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi ceapat
dan lemah, tekanan nadi menurun (kurang dari 20mmHg) atau hipotensi disertai
kulit yang dingin dan lembab, gelisah
d.Derajat IV. Renjatan berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah yang tidak
dapat diukur.
G.Penatalaksanaan Medis
Untuk mengetahui terserang atau tidaknya anak-anak terhadap demam
berdarah dapat dilakukan langkah-langkah:
a.Periksa apakah ada bintik merah seperti bekas gigitan nyamuk pada kulit muka,
lengan, kaki, dada, atau perut.
Page 18
b.Jika terdapat bintik merah, regangkan kulit di sekitar bintik itu, bila bintik merah
hilang, kemungkinan anak terkena penyakit demam berdarah.
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan untuk penderita demam berdarah
yaitu:
a.Berikan minum pada penderita sebanyak-banyaknya baik air putih, air teh, air
buah-buahan, atau air oralit.
b.Lakukan kompres pada penderita
c.Berikan obat penurun panas
d.Segera periksakan ke dokter, puskesmas, atau rumah sakit
(http://www.deepee.com/openlist/indowli/0367.html)
Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi
perdarahan, mencegah/mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan
mengusahakan agar penderita banyak minum, bila perlu dilakukan pemberian
cairan melalui infuse dan transfusi darah.
Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin, atau pemberian
antipiretika, penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter –2 liter dalam 24 jam (air
teh dan gula sirup atau susu). Gastroenteritis oral solution/kristal diare yaitu
garam elektrolit (oralit), kalau perlu 1 sendok makan setiap 3-5 menit.
Penderita harus segera dirawat bila ditemukan gejala-gejala berikut :
a.Takikardi, denyut jantung meningkat
b.Kulit pucat dan dingin
c.Denyut nadi melemah
d.erjadi perubahan derajat kesadaran, penderita terlihat ngantuk atau tertidur
terus meneru
e.Urine sangat sedikit
f.Peningkatan konsentrasi hematokrit secara tiba-tiba
g.Tekanan darah menyempit sampai kurang dari 20 mmHg
h.Hipotensi
Page 19
Pada tanda-tanda tersebut berarti penderita mengalami dehidrasi yang
signifikan (>10% berat badan normal), sehingga diperlukan penggantian cairan
segera secara intravena. Cairan pengganti yang diberikan biasanya garam
fisiologis, ringer laktat atau ringer asetat, larutan garam fisiologis dan glukosa
5%, plasma dan plasma substitute.
Pemberian cairan pengganti harus diawasi selama 24 - 48 jam, dan
dihentikan setelah penderita terehidrasi, biasanya ditandai dengan jumlah urine
yang cukup, denyut nadi yang kuat dan perbaikan tekanan darah.. Infus juga
harus diberikan kalau kadar hematokrit turun sampai 40%
Bila pemberian cairan intravena diteruskan setelah tanda-tanda ini dicapai, akan
terjadi overhidrasi, mengakibatkan jumlah cairan berlebih dalam pembuluh
darah, edema paru-paru dan gagal jantung. Oksigen diberikan pada penderita
dalam keadaan syok.
Transfusi darah hanya diberikan pada penderita dengan tanda-tanda
perdarahan yang signifikan.
Ada tiga hal yang dapat dilakukan terhadap serangan demam berdarah,
yaitu:
1.Mencegah terhadap kemungkinan terjangkitnya virus demam berdarah.
2.Memberikan pertolongan secepat mungkin kepada penderita
3.Segera kembalikan stamina penderita agar daya tahan tubuhnya kembali pulih.
J. Pencegahan
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian
vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
1.Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain
dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat,
Page 20
modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia,
dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh:
a)Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.
b)Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
c)Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
d)Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan
lain sebagainya.
2. Biologis Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan
jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).
3.Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
a)Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna
untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
b)Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air
seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan
mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan “3M Plus”, yaitu
menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti
memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu
pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida,
menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, dll
sesuai dengan kondisi setempat.
Ingatlah penyakit demam dengue/demam berdarah dengue apabila
putra/putri ibu menderita hal-hal seperti berikut :
a.Panas yang timbulnya mendadak, langsung tinggi dan disertai dengan tidakmau
bermain.
b.Panas yang disertai flushing.
c.Panas yang disertai tanda-tanda perdarahan (kulit, hidung,gusi).
Page 21
d.Panas yang berangsur dingin, tapi anak tampak loyo dan pada perabaan
dirasakan ujung-ujung tangan/kaki dingin.
Strategi Penanggulangan Demam BerdarahSampai saat ini belum
ditemukan vaksin yang dapat menangkal virus dengue dengan berbagai serotipe.
Satu-satunya usaha pencegahan atau pengendalian dengue adalah dengan
memerangi nyamuk yang berperan pada penularan virus dengue. Aedes aegypti
berkembang biak terutama di tempat-tempat buatan manusia seperti wadah
plastik, ban mobil bekas dan tempat lain yang menampung air hujan. Nyamuk ini
menggigit pada siang hari, beristirahat di dalam rumah dan meletakkan telurnya
pada tempat-tempat air bersih tergenang.
Pencegahan yang efektif seharusnya dilaksanakan secara integral
bersama-sama antara masyarakat, pemerintah dan petugas kesehatan. Upaya
pemberantasan meliputi : Pencegahan , yang dikenal dengan gerakan 3 M , yaitu;
1.menguras tempat penampungan air secara teratur sekurang-kurangnya
seminggu sekali atau menaburkan bubuk abate kedalamnya.
2.menutup rapat-rapat tempat penampungan air
3.mengubur/menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air
hujan; seperti kaleng bekas , plastik, dll
Pemberantasan vektor /nyamuk ;penyemprotan /Kunjungan ke ruamh-
rumah untuk pemantauan jentik dan abatisasi. fogging fokus pada lokasi ditemui
kasus. Penyuluhan dan kerja bakti melakukan kegiatan 3M.Ditempat
penampungan air seperti bak mandi diberikan insektisida yang membunuh larva
nyamuk seperti abate. Hal ini bisa mencegah perkembangbiakan nyamuk
selama beberapa minggu, tapi pemberiannya harus diulang setiap beberapa
waktu tertentu. Ditempat yang sudah terjangkit DHF dilakukan penyemprotan
insektisida secara fogging. Untuk perlindungan yang lebih intensif, orang-orang
yang tidur siang sebaiknya menggunakan kelambu, memasang kasa nyamuk di
pintu dan jendela, menggunakan semprotan nyamuk di dalam rumah dan obat-
Page 22
obat nyamuk yang dioleskan. Terapi dengan TOGA
Kapsul Buah Makasar 3 x1 kaps/hariKapsul Mimba 3 x 1 Kaps/hari
Kapsul Sambiloto 3 x 1 Kaps/hari Fungsi ketiga kapsul diatas adalah untuk
menekan perkembangan virus Tapak Liman 3 x 1 Kaps/hari Juice Jambu Biji
Merah
Fungsi kedua bahan diatas adalah untuk meningkatkan kesehatan dan
juga tromboisit darah.http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html
Pesan untuk orang tua Jika anak anda mengalami demam tinggi lebih dari 2 hari
segera periksakan ke dokter, dengan tetap memberikan cairan yang cukup dan
obat penurun panas. Jika anak anda dinyatakan tersangka demam berdarah
yang dipulangkan maka ;
1.control setiap hari ke rumah sakit selam masih demam.
2.berikan obat penurun panas bila diperlukan
3.berikan minum sedikitnya 4-6 gelas perhari, disamping air putih dapat diberikan
the manis, sirup, jus buah, oralit,dll.
4.apabila sewaktu-waktu dijumpai tanda kegawatan ,yaitu ; anak tampak lemas,
badan dingin terutama tangan dan kaki, muntah terus menerus, kejang, mimisan,
perdarahan lain. Segera anak dibawa kembali ke rumah sakit. Dr.SuriViana -
www.infoibu.com
Page 23
BAB III
Asuhan Keperawatan
A.PENGKAJIAN
1. IdentitasDHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan
kematian anak,remaja dan dewasa (Effendy, 1995).
2. Keluhan UtamaPasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati,
mual dan nafsu makanmenurun.
3. Riwayat penyakit sekarangRiwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit
kepala, nyeri otot, pegal seluruhtubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas,
mual, dan nafsu makan menurun.
4. Riwayat penyakit terdahuluTidak ada penyakit yang diderita secara specific.
5. Riwayat penyakit keluargaRiwayat adanya penyakit DHF pada anggota
keluarga yang lain sangat menentukan,karena penyakit DHF adalah penyakit
yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamukaedes aegypti.
6. Riwayat Kesehatan LingkunganBiasanya lingkungan kurang bersih, banyak
genangan air bersih seperti kaleng bekas,ban bekas, tempat air minum burung
yang jarang diganti airnya, bak mandi jarangdibersihkan.
7. Riwayat Tumbuh Kembang8. Pengkajian Per Sistema. Sistem Pernapasan
yaitu Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal,epistaksis,
pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengarronchi,
Page 24
krakles.b. Sistem Persyarafan yaitu Pada grade III pasien gelisah dan terjadi
penurunankesadaran serta pada grade IV dapat terjadi DSSc. Sistem
Cardiovaskuler yaitu Pada grade I dapat terjadi hemokonsentrasi, ujitourniquet
positif, trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi
cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada gradeI
V nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.d. Sistem Pencernaan
yaitu Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekanpada epigastrik,
pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunannafsu makan,
mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.5. Sistem
perkemihan yaitu Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam,akan
mengungkapkan nyeri saat BAK, kencing berwarna merah.6. Sistem Integumen.
Yaitu Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada gradeI terdapat positif
pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadiperdarahan
spontan pada kulit.
B .Diagnosa Keperawatan
1.Hipertermie berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
2.Kurang volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairanintravaskuler ke
ekstravaskuler akibat peningkatan permeabilitas kapiler.
3.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuhberhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat
mual,muntah dan nafsu makan yang menurun
4.Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yangberlebihan,
pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
5.Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi anak
C. Rencana Asuhan Keperawatan.
DP 1 : Hipertermie berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
Tujuan : Suhu tubuh normalKriteria : Suhu tubuh antara 36 37I
Intervensi :
Page 25
1. Kaji suhu tubuh pasienRasional : mengetahui peningkatan suhu
tubuh, memudahkan intervensi.
2. Beri kompres air hangatRasional : mengurangi panas dengan
pemindahan panas secara konduksi. Air hangatmengontrol
pemindahan panas secara perlahan tanpa menyebabkan hipotermi
atau menggigil.
3. Berikan/anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari
(sesuai toleransi)Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang
akibat evaporasi.
4. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah
menyerap keringatRasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian
yang tipis mudah menyerap keringat dan tidakmerangsang
peningkatan suhu tubuh
.5. Observasi intake dan output, tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah)
tiap 3 jam sekali atausesuai indikasiRasional : Mendeteksi dini
kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan
danelektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk
mengetahui keadaan umum pasien.
6. Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai
program.Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien
dengan suhu tubuh yang tinggi. Obatkhususnya untuk menurunkan
panas tubuh pasien.
DP 2 : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan
intravaskuler keekstravaskuler akibat peningkatan permeabilitas kapiler.
Tujuan : Tidak terjadi defisit voume cairanKriteria : Input dan output
seimbang,vital sign dalam batas normal, Tidak ada tanda presyok,Akral
hangat, Capilarry refill <>
Intervensi :
1. Awasi vital sign tiap 3 jam/sesuai indikasi
Rasional :
1. Vital sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskuler
Page 26
2. Observasi capillary Refill
Rasional : Indikasi keadekuatan sirkulasi perifer
3. Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasiRasional :
Penurunan haluaran urine pekat dan sedikit diduga dehidrasi.
4. Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi )
Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh peroral
5. Kolaborasi : Pemberian cairan intravena
Rasional : Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah
terjadinya hipovolemic syok.
DP 3 : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungandengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual, muntah
dan nafsu makan yang menurun.
Tujuan : Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisiKriteria : Tidak ada tanda-
tanda malnutrisi, Menunjukkan berat badan yang seimbang.
intervensi :
1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukaiRasional :
Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi
2. Observasi dan catat masukan makanan pasien
Rasional : Mengawasi masukan kalori/kualitas kekurangan konsumsi
makanan
3. Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan)
Rasional : Mengawasi penurunan BB / mengawasi efektifitas
intervensi.
4. Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu
makan
Rasional : Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan
masukan jugamencegah distensi gaster.
5. Berikan dan Bantu oral hygiene.
Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroral
6. Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.Rasional :
Menurunkan distensi dan iritasi gaster.
Page 27
DP 4 : Resiko Syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan yang
berlebihan, pindahnyacairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemik Kriteria
: TandaVital dalam batas normalIntervens
1.) Monitor keadaan umum pasien
Rasional : Untuk memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat
terdi perdarahan.Perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok /syok.
2) Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebih
Rasional : Perawat perlu terus mengobaservasi vital sign untuk memastikan
tidak terjadipresyok / syok.
3) Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera
laporkan jika terjadiperdarahan
Rasional : Dengan melibatkan psien dan keluarga maka tanda-tanda
perdarahan dapat segeradiketahui dan tindakan yang cepat dan tepat dapat
segera diberikan.
4) Kolaborasi : Pemberian cairan intravena
Rasional : Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan
tubuh secara hebat.
5) Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombosit
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien dan
untukacuan melakukan tindakan lebih lanjut.
DP 5 : Kecemasan orangtua berhubungan dengan kondisi anak.
Tujuan : ansietas berkurang/terkontrol.Kriteria : klien melaporkan tidak ada
manifestasi kecemasan secara fisik, tidak ada manifestasiperilaku akibat
kecemasan.
Intervensi :
1. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien.
Rasional : memudahkan intervensi.
2. Kaji mekanisme koping yang digunakan pasien untuk mengatasi ansietas
di masa lalu.
Page 28
Rasional : mempertahankan mekanisme koping adaftif, meningkatkan
kemampuan mengontrolansietas.
3. Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk mengungkapkan
pikiran danperasaan.
Rasional : pendekatan dan motivasi membantu pasien untuk
mengeksternalisasikan kecemasanyang dirasakan.
4. Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat ini,
harapan-harapanyang positif terhadap terapy yang di jalani.
Rasional : alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan
untuk mengurangikecemasan.
5. Berikan penguatan yang positif untuk meneruskan aktivitas sehari-hari
meskipun dalamkeadaan cemas.
Rasional : menciptakan rasa percaya dalam diri pasien bahwa dirinya mampu
mengatasimasalahnya dan memberi keyakinan pada diri sendri yang
dibuktikan dengan pengakuan oranglain atas kemampuannya.
6. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi.
Rasional : menciptakan perasaan yang tenang dan nyaman.
7. Sediakan informasi factual (nyata dan benar) kepada pasien dan keluarga
menyangkutdiagnosis, perawatan dan prognosis.
Rasional : meningkatkan pengetahuan, mengurangi kecemasan.
8. Kolaborasi pemberian obat anti ansietas.
Rasional : mengurangi ansietas sesuai kebutuhan.
E. Evaluasi
1. Suhu tubuh normal
2. Tidak terjadi devisit voume cairan
3. Tidak terjadi syok hipovolemik
4. Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi
5. Tidak terjadi perdarahan
6. Ansietas berkurang/terkontrol
Page 29
7. Orang tua memahami tentang kondisi, efek prosedur dan proses
pengobatan
8. DISCHARGE PLANNING
Memberikan penjelasan kepada orangtua dan keluarga mengenai :
A.Pentingnya 3M bahkan sekarang menjadi 4M plus
a)Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1
xseminggu (perkembangan telur nyamuk lamanya 7 10 hari).
b)Menutup tempat penampungan air rapat-rapat.
c)memungkinkan nyamuk bersarang dan menguburnya
d)Menghindari kebiasaan mengantung pakaian yang biasanya dijadikan
sebagaitempat peristirahatan nyamuk dan memantau wadah / tempat yg
dapatdijadikan sebagai tempat bertelur nyamukB.
Tanda-tanda Demam Berdarah :
1)Panas tinggi lamanya 2-7 hari
2)Nyeri perut (ulu hati)
3)Perdarahan berupa :
a)Bintik-bintik merah dikulit
b)Mimisan
c)Gusi berdarah
d)Muntah darah
e)Berak darah
4)Tanda-tanda syok, seperti :
a)Lemah
b) Kulit dingin
c)Basah
d)Tidak sadar
5)Berikan anak minum sebanyak mungkin
6)Segera bawa anak ke Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat
Page 30
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Demam berdarah atau demam berdarah dengue adalah penyakit febril
akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip
dengan malaria.
Demam berdarah dengue (dengue hamorragic fever, selanjutnya disingkat
DHF) ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama
demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari
pertama. Uji tourniquet akan positif dengan/tanpa ruam disertai beberapa atau
semua gejala perdarahan seperti ptekie spontan yang timbul serentak, purpura,
ekimosis, epitaksis, hematemesis, melena, trombositopenia, masa perdarahan
dan masa protrombin memanjang, hematokrit meningkat dan gangguan maturasi
megakariosit. (Sjaifoellah, 1996)
B. SARAN
Pada tugas yang akan darang kebih diperhatikan lagi, agar apa yang
menjadi tujuan dari proses belajae ini dapat tercapai dengan maksimal mungkin.
Page 31
DAFTAR PUSTAKA
ASKEP DHF ANAK Pengantar Ilmu Keperawatan Anak jilid 2, A. Aziz Alimul Hidayat,
Salemba Medika, 2008
www. Indonesiannursing.com
http://keperawatanurscimmya.blogspot.com/2011/11/askep-dbd-dhf.html#!/2011/11/
askep-dbd-dhf.html. Diakses pada tanggal 28 April 2012
http://www.4shared.com/office/g34B9kRO/Askep_DHF.html. Diakses pada tanggal 28
April 2012
Page 32