Transcript

LABORATORIUM LABTEK 1

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015

MODUL : Distilasi

PEMBIMBING : Iwan Ridwan ST,. MT

Oleh :

Kelompok : 8 (delapan)

Nama : 1. Dita Apriani NIM 141411008

2. Faisal Riadi NIM 141411010

3. Khoirin Najiyyah Sably NIM 141411015

Kelas : 2A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2015

Praktikum : 3 Desember 2015Penyerahan : 10 Desember 2015 (Laporan)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................1

1.1 Latar Belakang ...........................................................................1

1.2 Tujuan Percobaan ......................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI .........................................................2

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ....................................6

3.1 Alat dan Bahan ...........................................................................6

3.2 Diagram Kerja ............................................................................7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................9

4.1 Data Pengamatan ........................................................................8

4.2 Pembahasan ................................................................................13

BAB V KESIMPULAN ..................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

    Dalam industri kimia unit reaksi dan pemisahan merupakan 2 hal yang penting. Kedua

unit tersebut berperan dalam menentukan kapasitas pabrik sebagai penghasil produk yang

memenuhi spesifikasi produk. Persaingan yang ketat menyebabkan industri mulai mencari

cara untuk mendapatkan proses reaksi dan pemisahan yang mampu member perolehan

maksimal dengan kebutuhan energy dan biaya yang sedikit mungkin.

   Saat  ini  banyak  sekali  bermunculan industri-industri  penyulingan  minyak  atsiri

yang  menggunakan  teknologi  distilasi  baik yang untuk skala besar maupun skala kecil di

Indonesia.  Industri-industri  ini  jumlahnya didominasi oleh industri-industri skala rakyat

yang menggunakan teknologi distilasi.  Industri  skala  rakyat  ini  biasanya memerlukan

waktu distilasi yang cukup lama. Waktu  yang  lama  ini  mengakibatkan konsumsi  energi 

untuk  distilasi  menjadi sangat besar yang mengakibatkan keuntungan penyuling menjadi

berkurang.

Destilasi reaktif merupakan kombinasi dari reaksi dan destilasi dalam suatu alat. Alat

destilasi reaktif ini memiliki fungsi yang sama dengan reactor yang dirangkai dengan

separator. Dibandingkan system reactorseparator yang terangkai, alat destilasi reaktif

memiliki kelebihan yaitu konversi reaksi yang lebih tinggi, pengurangan biaya konstruksi,

pengurangan beban panas.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan percobaan yang berjudul “Destilasi”.

1.2 Tujuan Percobaan

1. Memahami dan dapat mengoprasikan alat distilasi fraksionasi sistem batch.

2. Memisahkan campuran biner air dan etanol dengan cara distilasi.

3. Dapat menghitung etanol yang terdapat dalam sampel yang diperoleh dengan persamaan

luas Rayleigh.

4. Mengetahui hasil pemisahan (indeks bias) etanol dan air, baik di destilat maupun di

residu.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Dasar

Dalam destilasi sederhana, uap campuran diambil dan dikondensasi seluruhnya, tetesan

merupakan cairan dengan komposisi yang lebih banyak mengandung minyak atsiri dari pada

cairan semula (Atkins, 1999). Cara umum untuk melukiskan hasil destilat adalah dengan

menggambarkan kurva distilat, dimana komposisi, titik didih atau sifat-sifat fisika lain dari

distilat digambarkan terhadap persen atau jumlah distilat (Anwar, 1994). Destilasi merupakan

proses gabungan antara pemanasan dan pendinginan uap yang terbentuk sehingga diperoleh

cairan kembali yang murni. Dalam pemanasan cairan biasanya ditambahkan batu didih (boililng

chips), untuk mencegah pendidihan yang mendadak (bumping). Batu didih yang berpori perlu

diganti setiap kali akan melakukan destilasi kembali. Untuk destilasi hampa udara (vacum

destilation), aliran udara melalui kapiler ke dalam bagian bawah labu merupakan pengganti batu

didih (Basset, 1983).

Salah satu metode pemisahan campuran yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-

hari adalah prinsip destilasi. Destilasi yaitu metode pemisahan campuran yang didasarkan pada

perbedaan titik didih. Cara ini dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang mempunyai

titik didih berbeda (Arifiadi dkk, 2013)

Destilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Proses ini

dilakukan untuk mengambil alkohol dari hasil fermentasi. Destilasi dapat dilakukan pada suhu

80 °C, karena titik didih alkohol 78 °C. sedangkan titik didih air 100 °C. destilasi adalah

memisahkan komponen-komponen yang mudah meguap suatu campuran cair dengan cara

menguapkannya (separating agentnya panas), yang diikuti dengan kondensasi uap yang

terbentuk dan menampung kondensat yang dihasilkan. Uap yang dikeluarkan dari campuran

disebut sebagai uap bebas, kondensat yang jatuh sebagai destilat dan bagian campuran yang tidak

menguap disebut residu (Kurniawan dkk, 2014).

1

Pelaksanaan operasi distilasi batch dapat dilakukan dengan perbandingan refluks

konstan atau bervariasi. Gambar -1 berikut ditunjukan proses distilasi batch sederhana.

Gambar 1. Skema dstilasi batch sederhana.

Bila jumlah tahap kesetimbangan adalah tunggal (single stage) dan pada setiap

saat, penambahan jumlah distilat(dD) sama dengan pengurangan jumlah cairan di reboiler

(dW) , maka hubungan tersebut ditulis :

Integrasi Persamaan (3) diperoleh :

(4)

dengan :

xw= komposisi fasa cair di reboiler

2

yD = komposisi fasa uap di distilat

Wo = jumlah cairan pada saat awal (mol)

W = jumlah cairan pada saat akhir operasi (mol)

Persamaan (4) disebut persamaan Rayleigh dapat diselesaikan dengan salah satu

cara, yaitu integrasi secara grafis, numerik ataupun analitik. Selisih antara (yH–xH)

tergantung jumlah tahap, perbandingan refluks (R) dan hubungan kesetimbangan antara

fasa uap-cair.

Penyelesaikan persamaan secara analitik dilakukan dengan menggunakan hubungan

antara kesetimbangan fasa uap-cair yang dinyatakan dengan relative volatility, yang

didifinisikan sebagai berikut :

(5)

Atau

(6)

dengan :

y* = komposisi komponen yang relatif lebih volatil di fasa uap yang berada dalam

kesetimbangan dengan x*

x* = komposisi komponen yang lebih mudah menguap di fasa cair

α = relative volatility

Dengan menggunakan Persamaan (4) danj (6) kemudian diselesaikan secara integrasi

analitis diperoleh persamaan :

(7)

Persamaan (4) atau (7) digunakan untuk menentukan jumlah produk atau distilat

pada berbagai komposisi.

Persamaan (4) diselesaikan dengan integrasi secara grafik dengan cara menghitung

luas di bawah kurva antara 1/( yD - xw) vs. xw, mulai dari xwo sampai xw yang diamati.

3

4

Gambar – 2 berikut ditunjukkan bahwa komposisi distilat rata-rata (average) dihitung

dengan menggunakan persamaan :

(8)

Gambar-2. Kurva penentuan luas di bawah kurva.

Gambar 2. Luas dibawah Kurva

Apabila hold-up tidak diabaikan Colburn dan Stearn dan Asghar Husainmenurunkan

persamaan neraca massa dinyatakan dengan laju pengurangan jumlah komponen dalam reboiler,

-d(Wxw) ditambah dengan laju perubahan jumlah hold-up dalam reboiler, -d(Hxh) sama dengan

laju akumulasi, xD.dW atau secara matematis ditulis sebagai berikut :

dengan :

H = hold-up pada reboiler [mol]

xh = fraksi komposisi hold – up

4

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Tabel 1. Alat dan Bahan

3.2

Diagram Kerja

1. Buat kurva kalibrasi

a. Buat kurva kalibrasi larutan etanol air dengan perbandingan 10ml (fraksi mol

etanol 1; 0,9; 0,8; 0,7; 0,8; 0,9;1) dan ukur indeks bias tiap larutan lalu plotkan

dalam grafik.

5

Alat

a. Seperangkat alat destilasi dan

unit pengendali

b. Refraktometer

c. Jam pencatat waktu (stop

watch)

d. Gelas ukur 50 ml

e. Botol semprot dan tissue

f. Pipet tetes

g. Gelas kimia

h. Erlenmeyer 250ml

i. Bola isap

j. Pipet ukur 5ml

Bahan

a. Aquadest

b. Etanol

2. Proses Distilasi

Keluarkan seluruh residu yang terdapat pada labu distilasi

fraksionasi dengan cara menghisap keluar residu

tersebut.

Masukkan etanol dan aquadest masing - masing 1,5 liter ke dalam labu bulat

Ambil sampel feed dan periksa indeks biasnya

Alirkan air pendingin melalui kolom

Set temperatur pemanas 90oC

Set temperatur destilat 80oC

Menekan tombol nomor 1 sampai terdengar

bunyi alarmMenekan tombol start

Menekan tombol nomor 10 untuk membuka aliran air pendingin

Nyalakan heater dengan menekan tombol no. 7 &

memutar tombol no. 9

6

7

Gambar 3. Langkah kerja

Tekan tombol no. 8 sehingga sistem dalam keadaan intenit

Pada blok 3 tekan tombol normal untuk mengatur laju alir

cairan dan uap dalam kolom

Tekan tombol no. 4 dan no. 5 dan atur refluks ratio 6/3

dengan menekan angka 6 pada blok 5 dan angka 3 pada blok 4

Sampel diambil untuk diperiksa indeks biasnya pada waktu sesudah pencampuran, saat

mendidih, saat terdapat tetesan pertama distilat, dan setiap 15 menit sekali untuk residu dan

distilatnya

Ukur volume distilat yang diambil setiap 15 menit

Pengukuran indeks bias menggunakan refraktometer

8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

4.1.1 Kondisi operasi

Suhu Pemanas minyak = 900C

Temperatur uap = 800C

Refluks = 6/3

Tabel 2. Data Kondisi 0perasi

Waktu

(menit)

Suhu pemanas minyak

(oC)

Temperatur Uap

(oC)

Suhu Kondensor

(oC)

0 80 76 2

15 80 76 2

30 80 76 1,5

45 80 76 2,6

60 80 77 3,5

75 80 77 6,6

90 80 77 3,6

105 80 76 3,5

120 80 76 7,1

135 80 76 6

150 80 76 8,8

4.1.2 kurva kalibrasi

Densitas Etanol = 0,789 g/cm3

Densitas Air = 0,9797 g/cm3

BM Etanol = 46 gr/mol

BM Air = 18 gr/mol

9

Tabel 3. Data Pembuatan Kurva Kalibrasi

Volume Etanol

(cm3)

Volume Air

(cm3)

Indeks bias Etanol(mol) X etanol

10 0 1,3633 0,171 1

9 1 1,3638 0,154 0,737

8 2 1,3634 0,137 0,552

7 3 1,3622 0,120 0,419

6 4 1,3593 0,102 0,314

5 5 1,3587 0,085 0,235

4 6 1,3554 0,068 0,170

3 7 1,3494 0,051 0,116

2 8 1,3440 0,034 0,071

1 9 1,3366 0,017 0,033

0 10 1,3331 0 0

0.171 0.154 0.137 0.12 0.102 0.085 0.068 0.051 0.034 0.017 01.3100

1.3200

1.3300

1.3400

1.3500

1.3600

1.3700f(x) = − 0.0031590909090909 x + 1.37251818181818R² = 0.87899695442409

Kurva Kalibrasi Etanol dan Air

Series1Linear (Series1)

Fraksi (x)

Inde

ks B

ias

Gambar 4. Kurva Kalibrasi

4.1.3 Data Percobaan

Indeks Bias Sampel tetesan Pertama = 1,3628

Indeks Bias Sampel Awal = 1,3544

Indeks Bias Feed mendidih = 1,3542

Tabel 4. Data Pengamatan

Waktu

(menit)

Indeks bias Volume Etanol Dari kurva kalibrasi 1XD−XWDistilat Residu Distilat

(mL)

Residu

(mL)

XD XW

0 1,3633 1,3554 - 3 2,875 5,344 0,405

15 1,3624 1,3584 16,5 3 3,156 4,4 0,803

30 1,3624 1,3564 17,2 3 3,156 4,4 0,803

45 1,3623 1,3555 16,3 3 3,1875 5,3125 0,47

60 1,3621 1,3532 18,1 3 3,25 6,031 0,36

75 1,3619 1,3529 17,1 3 3,3125 6,125 0,355

90 1,3618 1,3527 15,8 3 3,3437 6,1875 0,3516

105 1,3616 1,3523 16,3 3 3,406 6,3125 0,344

120 1,3615 1,3522 14,9 3 3,4375 6,34375 0,344

135 1,3614 1,3521 7,2 3 3,468 6,375 0,344

150 1,3613 1,3520 10,1 3 3,5 6,41 0,3436

Perhitungan Kandungan Etanol dalam Residu (XW) dengan Menggunakan Persamaan

Raylaigh

Perhitungan Sampel Dengan Menggunakan Persamaan Rayleigh

XD = fraksi etanol dalam distilat

XW = fraksi etanol dalam waste (residu)

10

Persamaan garis dari kurva kalibrasi adalah:

y = -0,0032x + 1,3725

R² = 0,879

dengan y menunjukkan indeks bias dan x menunjukkan fraksi etanol sehingga:

x = y−1,3725−0,0032

5.344 4.4 4.4 5.3125 6.031 6.125 6.1875 6.3125 6.34375 6.375 6.410

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

Fraksi etanol dalam residu (xW)

1/(x

D-xW

)

Grafik 5. Kurva Hubungan Antara Xw Terhadap 1

XD−XW

ln ww 0

=∫xD

xw dxw(xD−xw)

Ltrapesium = (a+b )t

2

Lpersegi panjang = P x L

1 2 3 4 5 6 87 9 10

11

luas total=Luas (1+2+3+4+5+6+7+8+9+10 )=0,012+0,01075+0,01075+0,0434+0,022+0,0336+0,597+0,58+0,733+0,57=2,6125 satuanluas

4.2 Pembahasan

Pada percobaan kali ini dilakukan proses pemisahan zat cair-cair dengan metoda

destilasi. Distilasi adalah proses pemisahan suatu campuran cair-cair yang homogen

dimana campuran tersebut terdiri dari dua komponen atau lebih yang mempunyai titik

didih yang berbeda antara cairan yang satu dengan yang lainnya. Pada proses distilasi

melibatkan perpindahan fasa, yang didasarkan pada perbedaan tekannan uap dan titik

didih komponen serta sifat kemudahan menguap (volatile) komponen dalam campuran

tersebut. Proses yang dilakukan secara umum dilakukan dengan cara menguapkannya,

yang dilanjutkan dengan kondensasi uap yang terbenyuk sehigga menghasilkan cairan

destilat (kondensat).

Pada operasi destilasi, terjadinya pemisahan didasarkan pada gejala bahwa bila

campuran zat cair dalam keadaan setimbang dengan uapnya, maka fasa uapnya akan

lebih banyak mengandung komponen yang lebih mudah menguap, sedangkan faksi

cairanya akan mengandung lebih sdikit komponen yang mudah menguap. Apabila uap

tersebut kemudian dikondensasikan, maka akan didapatkan cairan yang berbeda

komposisinya dari cairan yang pertama. Cairan yang didapatkan dari kondensasi tersebut

mengandung lebih banyak komponen yang lebih mudah menguap (volatile) dibandingkan

dengan cairan yang tidak teruapkan.

Dalam praktikum ini, dilakukan pemisahan campuran biner antara Etanol dengan

Air. Pada tekanan 1 atmosfer titik didih ethanol adalah 78oC sedangkan titik didih air

adalah 100oC. Karena titik didih ethanol lebih kecil daripada titik didih air maka fraksi

ringan yang akan menguap terlebih dahulu adalah ethanol sedangkan fraksi beratnya

adalah air. Campuran ethanol dan air ini merupakan campuran yang tidak ideal sehingga

bersifat azeotrop.Prinsip distilasi adalah pemisahan terjadi bila kondisi operasi

berlangsung dalam keadaan kesetimbangan(equilibrium) antara fasa uap–fasa cair. Bila

salah satu komponen dalam fasa cair bersifat lebih volatil dari pada yang lain, maka

12

komponen tersebut di dalam fasa uap dan fasa cair akan mempunyai komposisi yang

berbeda. Umumnya operasi distilasi dilakukan pada tekanan konstan.

Alat yang digunakan yaitu Distilasi fraksionasi atmoferik. Dalam praktikum

dilakukan pengukuran indeks bias etanol dengan fraksi yang berbeda-beda, hal ini

bertujuan untuk membuat kurva kalibrasi. Selain itu mengukur indeks bias dari residu

dan distilat untuk diplotkan kedalam satu kurva, sehingga akan diperoleh fraksi etanol

dalam destilat dn residu dari kurva.

Pada saat suhu reaktor mencapai set point maka campuran ethanol dan air akan

menguap dan terkondensasi oleh kondenser sehingga akan berubah fasa menjadi cair

kembali sehingga diperoleh destilat sedangkan residunya berupa campuran ethanol-air

pada labu destilasi. Kemudian setiap 15 menit kemurnian destilat dan residu dicek

dengan mengukur indeks biasnya menggunakan alat refraktometer. Semakin lama

waktu maka kemurnian ethanol dalam destilat akan semakin tinggi.

Berdasarkan pengamatan didapat indeks bias air 1,3345, indeks bias umpan

1,3544, dan indeks bias ethanol 1,3633. Dari kurva kalibrasi didapat persamaan y = -

0,0032x + 1,3725. R² = 0879 dengan y menunjukan indeks bias dan x menunjukan fraksi

mol ethanol.. Untuk mencari neraca massa total digunakan persamaan Reyligh dengan

menghitung luas dibawah kurva perolehan destilat, luas yang didapat adalah 2,6125. Dari

percobaan, dapat diambil kesimpulan bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi distilasi

adalah Sifat dari campuran, Karakteristik kolom, Jenis kolom (plate, packed, vigreuz) dan

panjang kolom, Besaran-besaran lainnya (laju uap naik, laju cairan turun/ reflux, luas

permukaan kontak antara fasa gas dan cair, dan effisiensi perpindahan massa). Selain itu

semakin murni etanol maka indeks biasnya semakin besar. Data yang didapat, destilat

yang dihasilkan meningkat. Hal ini memunjukkan atanol yang didapat semakin murni,

karena indeks yang diperoleh semakin meningkat. Ini ditunjukkan dengan nilai indeks

bias pada tetesan pertama mencapai 1,3628, hal ini dibandingkan dengan indeks bias

kalibrasi mendekati konsentrasi 1,3633 jumlah air dalam umpan sangat mempengaruhi

hasil destilat. Tetapi umpan tersebut telah digunakan terlebih dahulu oleh praktikan

sebelumnya sehingga komposisinya berbeda. Sehingga kemungkinan besar air yang

terbawa ke dalam fraksi destilat telah menurun dan menyebabkan destilat menjadi murni.

13

BAB V

KESIMPULAN

1. Tetes pertama terbentuknya cairan etanol pada distilat adalah pada suhu 800C. Dapat

dikatakan bahwa titik didih etanol adalah pada suhu ± 800 C

2. Persamaan kurva kalibrasi indeks bias campuran terhadap etanol, y = -0,0032x +

1,3725

3. Etanol yang tersisa didalam reactor adalah

4. Semakin lama waktu maka kemurnian ethanol dalam destilat akan semakin tinggi.

14

Daftar Pustaka

Krishnadwi. 2013. “Pemisahan Campuran:Distilasi”.

http://bisakimia.com/2013/02/04/pemisahan-campuran-distilasi/ [09 Desember

2015].

R, Uly. 2014. LAPORAN PRAKTIKUM METODE PEMISAHAN PERCOBAAN I

DESTILASI SEDERHANA.

https://www.academia.edu/9007712/LAPORAN_PRAKTIKUM_METODE_PEMIS

AHAN_PERCOBAAN_I_DESTILASI_SEDERHANA [09 Desember 2015].

Yuliana. 2014. LAPORAN PRAKTIKUM DESTILASI.

http://yulianalecturechemistry.blogspot.co.id/2014/05/laporan-praktikum-

destilasi.html [09 Desember 2015].

http://encyclopedia2.thefreedictionary.com/azeotropic+distillation [09 Desember

2015].

15

Lampiran

Perhitungan mol etanol kalibrasi :

m=ρ × v

n= mMr

1. Etanol 10 ml

m=0,789 grml

×10 ml=7,89 gr

n= 7,89 gr46 gr /mol

=0,171 mol

2. Etanol 9 ml

m=0,789 grml

×9ml=7,101gr

n= 7,101 gr46 gr /mol

=0,154 mol

3. Etanol 8 ml

m=0,789 grml

×8ml=6,312 gr

n= 6,312 gr46 gr /mol

¿0,137 mol

4. Etanol 7 ml

m=0,789 grml

×7ml=5,523gr

n= 5,523 gr46 gr /mol

¿0,120 mol

5. Etanol 6 ml

m=0,789 grml

×6ml=4,734 gr

n= 4,734 gr46 gr /mol

¿0,102 mol

6. Etanol 5 ml

m=0,789 grml

×5ml=3,945gr

n= 3,945 gr46 gr /mol

¿0,085 mol

7. Etanol 4 ml

m=0,789 grml

×4 ml=3,156 gr

n= 3,156 gr46 gr /mol

¿0,068 mol

8. Etanol 3 ml

m=0,789 grml

×3 ml=2,367 gr

n= 2,367 gr46 gr /mol

=0,051 mol

9. Etanol 2 ml

m=0,789 grml

×2ml=1,578gr

n= 1,578 gr46 gr /mol

¿0,034 mol

10. Etanol 1 ml

m=0,789 grml

×1 ml=0,789 gr

n= 0,789 gr46 gr /mol

=0,017 mol

Persamaan garis dari kurva kalibrasi adalah:

y = -0,0032x + 1,3725

dengan y menunjukkan indeks bias dan x menunjukkan fraksi etanol sehingga:

x=y−1,3725−0,0032

Untuk y destilat ( 0 menit) = 1,3633

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3633−1,3725

−0,0032

x = 2,875

Untuk y residu ( 0 menit) =

1,3554

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3554−1,3725

−0,0032

x = 5,344

Untuk y destilat (15 menit) =

1,3624

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3624−1,3725

−0,0032

x = 3,156

Untuk y residu (15 menit) =

1,3584

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3584−1,3725

−0,0032

x = 4,4

Untuk y destilat (30 menit) =

1,3624

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3624−1,3725

−0,0032

x = 3,156

Untuk y residu (30 menit) =

1,3564

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3584−1,3725

−0,0032

x = 4,4

Untuk y destilat (45 menit) =

1,3623

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3623−1,3725

−0,0032

x = 3,1875

Untuk y residu (45 menit) = 1,3555

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3555−1,3725

−0,0032

x = 5,3125

Untuk y destilat (60 menit) =

1,3621

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3621−1,3725

−0,0032

x = 3,25

Untuk y residu (60 menit)=

1,3532

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3532−1,3725

−0,0032

x = 6,031

Untuk y destilat (75 menit) =

1,3619

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3619−1,3725

−0,0032

x = 3,3125

Untuk y residu (75 menit) =

1,3529

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3529−1,3725

−0,0032

x = 6,125

Untuk y destilat (90 menit) =

1,3618

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3618−1,3725

−0,0032

x =3,3437

Untuk y residu (90 menit) =

1,3527

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3527−1,3725

−0,0032

x =6,1875

Untuk y destilat (105 menit)=

1,3616

Untuk y residu (105 menit)=

1,3523

22

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3616−1,3725

−0,0032

x = 3,406

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3523−1,3725

−0,0032

x = 6,3125

Untuk y destilat (120 menit) =

1,3615

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3615−1,3725

−0,0032

x = 3,4375

Untuk y residu (120 menit) =

1,3522

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3522−1,3725

−0,0032

x = 6,34375

Untuk y destilat (135 menit) =

1,3614

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3614−1,3725

−0,0032

x = 3,468

Untuk y residu (135 menit) =

1,3521

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3521−1,3725

−0,0032

x = 6,375

Untuk y destilat (150 menit) =

1,3613

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3613−1,3725

−0,0032

x = 3,5

Untuk y residu (150 menit) = 1,352 0

x = y−1,3725−0,0032

x = 1,3520−1,3725

−0,0032

x = 6,41

23

24


Top Related