Download - Kekuatan Doa

Transcript

KEKUATAN DOAOleh muhtadin abroriKeutamaan Doa, Adab dan Sebab DikabulkanAllah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (Terj. Al Mu'min: 60)"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Terj. Al Baqarah: 186)Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: : { } [: 60]- - {} [: 60]"Doa adalah ibadah." Kemudian Beliau membaca ayat, "Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimudst. sampai, "keadaan hina dina." (HR. Tirmidzi, ia berkata, "Hadits ini hasan shahih.") "Tidak ada sesuatu yang paling mulia bagi Allah Ta'ala daripada doa." (HR. Ahmad, Bukhari dalam Al Adabul Mufrad, Tirmidzi dan Hakim, dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 5392) "Sesungguhnya barang siapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan murka kepadanya." (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 2418) "Sesungguhnya Tuhanmu Tabaaraka wa Ta'ala Pemalu dan Mahamulia, Dia malu jika hamba-Nya mengangkat kedua tangannya kepada-Nya, namun dikembalikan dalam keadaan hampa." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan dishahikan oleh Syaikh Al Albani. Al Hafizh Ibnu Hajar berkata, "Sanadnya jayyid.") Tidak ada seorang muslim yang berdoa suatu doa yang di dalamnya tidak ada dosa dan memutuskan tali silaturrahim, kecuali Allah akan memberikan karena doa itu salah satu dari tiga keadaan; bisa saja doanya disegerakan, bisa juga Allah simpan untuknya di akhirat dan bisa juga Allah hindarkan dia dari keburukan semisalnya. Para sahabat bertanya, Bagaimana jika kami memperbanyak doa. Beliau menjawab, Allah lebih memperbanyak lagi. (HR. Ahmad, Al Bazzar dan Abu Yala dengan sanad-sanad yang jayyid, dan diriwayatkan pula oleh Hakim, ia berkata, Shahih isnadnya. Hadits ini dinyatakan Hasan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib no. 1633)Adab Berdoa1. Ikhlas karena Allah Ta'ala (lihat surat Al Mu'min: 65)2. Memulai dengan memuji Allah dan menyanjung-Nya, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan menutup dengannya.Fudhalah bin 'Ubaid radhiyallahu 'anhu berkata: : : - - Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang berdoa dalam shalatnya, namun tidak mengagungkan Allah Ta'ala dan tidak bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Rasululullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Orang ini terburu-buru." Kemudian Beliau memanggilnya dan bersabda kepadanya atau kepada yang lain, "Apabila salah seorang di antara kamu shalat, maka hendaklah ia memulai dengan mengagungkan Tuhannya 'Azza wa Jalla dan memuji-Nya, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu berdoa dengan apa yang dia inginkan." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)3. Serius dalam berdoa dan yakin akan dikabulkan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, : "Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kamu berkata, "Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau menghendaki. Ya Allah, sayangilah aku jika Engkau menghendaki. Hendaklah ia serius meminta, karena tidak ada yang memaksa-Nya." (HR. Bukhari dan Muslim) "Berdoalah kepada Allah dalam keadaan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah, bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari (orang) yang hatinya lalai lagi lengah." (HR. Tirmidzi dan Hakim, dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 245) 4. Mendesak dalam berdoa dan tidak terburu-buru. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, : "Akan dikabulkan doa salah seorang di antara kamu selama ia tidak terburu-buru, yaitu ia mengatakan, "Aku berdoa, tetapi belum dikabulkan." (HR. Bukhari dan Muslim) : : : "Akan senantiasa dikabulkan doa seorang hamba selama ia tidak berdoa yang isinya dosa dan memutuskan tali silaturrahim, dan selama ia tidak terburu-buru." Ada yang bertanya, "Wahai Rasulullah, apa itu terburu-buru?" Beliau menjawab, "Ia mengatakan, 'saya sudah berdoa, tetapi belum juga dikabulkan, akhirnya ia malas dan meninggalkan doa." (HR. Muslim)5. Hadirnya hati ketika berdoa, lihat haditsnya di no. 3.6. Tetap terus berdoa, baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa yang suka Allah mengabulkan doanya ketika susah dan menderita, maka hendaknya ia memperbanyak doa ketika lapang." (HR. Tirmidzi dan Hakim, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 6290)7. Tidak meminta selain kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala saja. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila kamu meminta, maka mintalah kepada Allah, dan apabila kamu meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah." (HR. Tirmidzi, ia berkata: "Hadits hasan shahih," dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)8. Tidak mendoakan keburukan kepada keluarga, harta, anak dan diri sendiri. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah kalian mendoakan keburukan kepada diri kalian, juga jangan kepada anak kalian dan harta kalian, agar kalian tidak bertepatan dengan waktu yang jika diminta, maka Dia akan mengabulkannya." (HR. Muslim)9. Merendahkan suara antara pelan sekali dan keras, lihat surah Al A'raaf: 55 dan 205.

10. Tidak memberatkan diri dengan bersajak (berpuisi) dalam berdoa. Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata: "Sampaikanlah (nasihat) kepada manusia sejum'at (sepekan) sekali. Jika engkau tidak suka, maka dua kali, dan jika engkau ingin menambah, maka cukup tiga kali. Jangan membuat manusia bosan terhadap Al Qur'an ini. Dan aku tidak ingin sama sekali engkau mendatangi orang yang baru sadar, lalu engkau sampaikan kisah kepada mereka sehingga kamu putuskan pembicaraan (aktifitas) mereka, akhrnya kamu membuat mereka bosan. Akan tetapi berhentilah. Jika mereka menyuruh(meminta)mu, maka sampaikanlah (nasihat) sedang mereka dalam keadaan suka. Perhatikanlah masalah berdoa dengan sajak (puisi), jauhilah ia. Karena yang aku tahu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya tidak melakukan selain itu, yakni meninggalkannya." (Diriwayatkan oleh Bukhari) 11. Merendahkan diri, khusyu', berharap dan cemas dalam berdoa, lihat surah Al An'aam: 43 dan Al A'raaf: 55-56.12. Mengembalikan barang yang diambil secara zalim kepada pemiliknya disertai dengan meminta maaf dan bertobat kepada Allah Subhaanahu wa Ta;ala. Jika ia merasa malu mengembalikan, maka ia bisa melalui kawannya agar menyerahkan barang itu kepada yang punya sambil meminta maafnya dan meminta agar tidak disebutkan namanya.Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, : : .Sesungguhnya Allah Taala baik, tidak menerima kecuali yang baik. Allah memerintahkan orang-orang yang beriman sebagaimana Dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firman-Nya, Wahai para rasul! Makanlah yang baik-baik dan beramal salehlah. Dan Dia berfirman, Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rezekikan kepada kamu. Kemudian beliau menyebutkan tentang seseorang yang melakukan perjalan jauh dalam keadaan rambutnya kusut lagi berdebu. Orang itu mengangkat kedua tangannya ke langit sambil berkata, Ya Rabbi, ya Rabbi, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka bagaimana doanya akan dikabulkan? (HR. Muslim)13. Makanan, minuman, dan pakaiannya dari yang halal, lihat hadits di atas.14. Tidak berdoa yang isinya dosa dan memutuskan tali silaturrahim (telah disebutkan haditsnya). 15. Mengulangi doa sebanyak tiga kali.Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: : : "Tidaklah seorang hamba meminta perlindungan dari neraka sebanyak tiga kali, kecuali neraka akan berkata, "Ya Allah, lindungilah dia dariku." Dan tidaklah ia meminta surga kecuali, surga akan berkata, "Ya Allah, masukkanlah ia kepadaku." (HR. Ahmad, Syaikh Syu'aib Al Arnauth berkata, "Hadits shahih, dan isnad ini hasan karena ada Yunus bin Abu Ishaq, namun ia dimutaba'ahkan.")16. Menghadap kiblat, sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menghadap ke kiblat dalam doa istisqa' (meminta hujan) dan beberapa keadaan lainnya. 17. Mengangkat kedua tangan, lihat hadits no. 13.18. Berwudhu' sebelum berdoa jika memungkinkan.19. Tidak berlebihan dalam berdoa. Abdullah bin Mughaffal pernah mendengar anaknya berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu istana putih di sebelah kanan surga apabila aku memasukinya," maka Abdullah bin Mughaffal berkata, "Wahai anakku, mintalah surga kepada Allah dan berlindunglah kepada-Nya dari neraka. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesunggunya akan ada di umat ini orang-orang yang berlebihan dalam bersuci dan dalam berdoa." (HR. Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).20. Memulai dalam berdoa untuk dirinya sendiri, jika ia hendak mendoakan orang lain.Syaikh Sa'id Al Qahthani berkata, "Telah sah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Beliau berdoa dengan memulai dari dirinya. Demikian juga telah sah, bahwa Beliau pernah tidak memulai dari dirinya, seperti doa Beliau untuk Anas, Ibnu 'Abbas, ibu Isma'il dan lain-lain, lihat rincian tentang masalah ini dalam Syarah Nawawi terhadap Shahih Muslim 15/144, Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan At Tirmidzi 9/338, dan Shahih Bukhari dengan Al Fath-nya 1/218." (Ad Du'aa minal Kitab was Sunnah hal. 10)21. Bertawassul dengan nama-nama Allah yang indah (lihat Al Israa': 110), sifat-sifat-Nya yang tinggi, atau dengan amal saleh yang dilakukan oleh orang yang berdoa, atau melalui doa seorang yang saleh yang masih hidup dan hadir di hadapannya (sebagaiman Umar bin Khaththab meminta Abbas bin Abdul Muththalib untuk berdoa kepada Allah meminta hujan turun).22. Melakukan amr ma'ruf dan nahi mungkar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Demi Allah yang jiwaku di Tangan-Nya, kamu harus melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar, atau Allah segera mengirimkan hukuman dari-Nya, sehingga ketika kalian berdoa, maka doa kalian tidak dikabulkan." (HR. Ahmad dan Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 7070)23. Menjauhi maksiat.Wallahu alam, wa shallallahu 'ala Muhammad wa alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.Marwan bin Musa http://ihbs-news.blogspot.com/2012/04/keutamaan-doa-adab-dan-sebab-dikabulkan.html

Berdoa memiliki banyak keutamaan, yang akan bermanfaat bagi muslim yang melaksanakannya dengan hati yang tulus dan ikhlas disertai kekhusyuan atau keseriusan dalam doanya.

1. Doa adalah ibadahKadang kita lupa dan bahkan menyepelekan untuk berdoa, bisa jadi disebabkan oleh rasa percaya diri, atau berada dalam keadaan yang serba berkecukupan.

Dari Nu'man bin Basyir bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Artinya : Doa adalah ibadah", kemudian beliau membaca ayat : "Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu". [Ghafir : 60].

Hadits di atas menegaskan bahwa orang yang tidak ingin berdoa adalah orang yang sombong, sehingga doa termasuk ibadah dan ancaman kehinaan bagi orang yang tidak ingin berdoa.

2. Ibadah yang paling muliaDari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Artinya : Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa". [Sunan At-Timidzi, bab Do'a 12/263, Sunan Ibnu Majah, bab Do'a 2/341 No. 3874. Musnad Ahmad 2/362].

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa makna hadits tersebut adalah tidak ada sesuatu ibadah qauliyah (ucapan) yang lebih mulia di sisi Allah daripada doa, sebab membandingkan sesuatu harus sesuai dengan substansinya. Sehingga pendapat yang mengatakan bahwa shalat adalah ibadah badaniyah yang paling utama sehingga hal ini tidak bertentangan dengan firman Allah.

"Artinya : Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu". [Al-Hujurat : 13].

3. Kemurkaan Allah kepada orang yang meninggalkannya Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan memurkainya". [Sunan At-Tirmidzi, bab Do'a 12/267-268].

Imam Hafizh Ibnu Hajar menuturkan bahwa Imam At-Thaibi berkata : "Makna hadits di atas yaitu barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Dia akan murka begitu pula sebaliknya Dia sangat senang apabila diminta hamba-Nya". [Fathul Bari 11/98]

Meminta kepada Allah dapat menjadi sebab dicintainya seorang hamba, namun ketika meminta kepada hamba, belum tentu ia akan dicintai atau bahkan permintaannya tidak dikabulkan.

4. Doa mampu menolak takdir Allah Berdasarkan hadits dari Salman Al-Farisi Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa". [Sunan At-Tirmidzi, bab Qadar 8/305-306]

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa yang dimaksud adalah, takdir yang tergantung pada doa dan berdoa bisa menjadi sebab tertolaknya takdir karena takdir tidak bertolak belakang dengan masalah sebab akibat, boleh jadi terjadinya sesuatu menjadi penyebab terjadi atau tidaknya sesuatu yang lain termasuk takdir. Suatu contoh berdoa agar terhindar dari musibah, keduanya adalah takdir Allah. Boleh jadi seseorang ditakdirkan tidak berdoa sehingga terkena musibah dan seandainya dia berdoa, mungkin tidak terkena musibah, sehingga doa ibarat tameng dan musibah laksana panah. [Mura'atul Mafatih 7/354-355].

Ketika takut akan takdir yang buruk, hendaknya seseorang berdoa meminta keselamatan agar tidak terjadinya takdir yang ia takuti, misalnya saat memilih keputusan yang ia tidak ketahui akibatnya apakah baik atau tidak baginya.

5. Menghindarkan dari bencana dan musibahBanyak berdoa bisa menghindarkan bencana dan musibah, sebagaimana firman Allah yang mengkisahkan tentang Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam :

"Artinya : Dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku". [Maryam : 48]

Imam Ibnul Jauzi berkata : "Ketahuilah bahwa doa orang mukmin tidak mungkin ditolak, boleh jadi ditunda pengkabulannya atau digantikan sesuatu yang lebih maslahat dari pada yang diminta baik di dunia atau di akhirat. Sebaiknya seorang hamba tidak meninggalkan berdoa kepada Rabbnya sebab doa adalah ibadah yaitu ibadah penyerahan dan ketundukan kepada Allah". [Fathul Bari 7/348 ]

Walaupun seseorang merasa doanya belum dikabulkan, tidak seharusnya ia menghentikan doanya. Karena bisa saja doanya menjadi penghalang bagi musibah yang lain misalnya, ketika ia meminta rezki untuk menyelesaikan hutangnya, namun ia justru diberi keselamatan dari suatu penyakit yang lebih berbahaya dari hutang itu sendiri sehingga penyakit itu tidak menambah beban untuk melunasi hutangya.

6. Makbulnya Doa orang yang teraniaya Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam hendak mengutus salah seorang sahabatnya, Muadz bin Jabal Radhiyallahu 'Anhu ke Yaman, beliau menitipkan beberapa pesan, di antaranya adalah, Beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan bagi mereka zakat yang diambil dari kalangan orang mampu dari mereka dan dibagikan kepada kalangan yang faqir dari mereka. Jika mereka menaati kamu dalam hal itu, maka janganlah kamu mengambil harta-harta pilihan mereka. Dan takutlah terhadap doa orang yang terzalimi, karena antara dia dan Allah tidak ada hijab (pembatas yang menghalangi)nya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengingatkan kita akan bahaya doa orang yang teraniya, agar kita tidak berlaku aniaya kepada orang lain, karena doa mereka tidak terhijab dan akan dikabulkan oleh Allah Subhaanahu Wataala. Sekalipun mereka adalah para pelaku dosa besar, yang dibesarkan dari makanan-makanan haram. Bahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dikatakan, walaupun orang yang teraniaya itu adalah seorang kafir.

7. Mustajabnya doa ketika mendoakan orang lain tanpa sepengetahuannya

Allah Taala berfirman yang artinya:Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. (QS. Al-Hasyr: 10)

Dari Abu Ad-Darda Radiallahu Anhu dia berkata: Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda yang artinya :

Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, Dan bagimu juga kebaikan yang sama. (HR. Muslim no. 4912)

Sebuah penelitan yang dilakukan oleh Frank D. Fincham, sarjana dan direktur Florida State University Family Institute menemukan bahwa berdoa dapat merubah perilaku seseorang yang mendoakan temannya atau pasangannya.

Penelitian memperlihatkan bahwa seseorang yang berdoa kepada pasangannya memiliki kecendrungan lebih sosial kepada yang didoakan.

Adapun ketika mendoakan orang lain, sebaiknya mendahulukan doa untuk diri sendiri dan mengikutkan doa kepada orang tua dan kaum muslimin.

Dari Ubay bin Kaab -radhiallahu anhu- dia berkata, Jika Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- menyebut seseorang lalu mendoakannya, maka beliau mulai dengan mendoakan diri beliau sendiri. (HR. At-Tirmizi: 5/463) Hanya saja juga telah shahih riwayat bahwa beliau -shallallahu alaihi wasallam- tidak memulai dengan diri beliau sendiri, seperti pada doa beliau untuk Anas, Ibnu Abbas, dan ibunya Abu Hurairah -radhiallahu anhum-. (Lihat Syarh An-Nawawi terhadap Shahih Muslim: 15/144, Fath Al-Bari: 1/218, dan Tuhfah Al-Ahwadzi Syarh Sunan At-Tirmizi: 9/328)http://al-ajwad.blogspot.com/2013/10/keutamaan-berdoa.htmlOleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz Muslim bin Qutaibah rahimahullah berkata: Janganlah engkau meminta hajatmu kepada salah satu dari tiga golongan (yaitu):1. Janganlah engkau minta hajatmu kepda seorang pendusta, karena sesungguhnya ia akan (berpura-pura) mendekatkan hajatmu, padahal ia masih jauh (maksudnya, ia menampakkan seolah-olah akan memberi hajatmu dlm waktu dekat, padahal yg sebenarnya masih lama, atau bahkan tidak akan memberi hajatmu, pent).2. Janganlah engkau minta hajatmu kepada orang dungu (tolol), karena sesungguhnya ia ingin memberimu manfaat, tapi justru ia akan memberimu mudhorot (bahaya).3. Janganlah engkau minta hajatmu kepada seseorang yg kebutuhan makannya bergantung kpd kaumnya, karena sesungguhnya ia akan menjadikan hajatmu sebagai sarana untuk memenuhi hajatnya. (Lihat Al-Amaali karya Abu Ali Al-Qoli, II/190). Atho berkata: Thowus rahimahullah (seorang ulama tabiin) datang menemuiku, lalu ia berkata kepadaku: Wahai Atho, janganlah engkau mengajukan hajat-hajatmu kepada orang yg menutup n menghalangi pintu (rumah)nya dari hadapanmu. Akan tetapi, hendaklah engkau meminta segala hajatmu hanya kepada Allah, yg mana pintu (pengabulan permohonan)-Nya senantiasa terbuka untukmu sampai hari Kiamat. Dia memintamu agar selalu berdoa (meminta) kepada-Nya, dan Dia juga berjanji akan selalu mengabulkan permintaanmu. (Lihat Hilyatul Auliya karya Abu Nuaim Al-Ashbahani, IV/11). Hal ini sebagaimana firman Allah Taala: Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kamu sekalian hanya kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan doa kalian. (QS. Al-Mumin/ Ghoofir: 60). Dan firman-Nya pula: Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah: 186). Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah berwasiat kpd Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma dengan sabdanya: Artinya: Apabila engkau meminta (hajat), maka mintalah kepada Allah. Dan apabila engkau meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan hanya kepada Allah.. (Diriwayatkan oleh imam Ahmad n At-Tirmidzi).https://abufawaz.wordpress.com/2013/05/22/mintalah-hajatmu-hanya-kepada-allah-pasti-dia-akan-kabulkan-untukmu/#more-1509

: Dari Abu Hurairah , ia berkata, Rasulullah bersabda: Barangsiapa enggan berdoa (memohon) kepada Allah Subhanahu, niscaya Dia akan marah kepadanya. : : Dari An-Numan bin Basyir , ia berkata, Rasulullah bersabda: Sesungguhnya berdoa adalah ibadah Kemudian beliau membaca ayat, Dan Tuhan-mu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu. (QS. Ghaafir [40]:60) : Dari Abu Hurairah , dari Nabi , beliau bersabda: Tidaklah ada sesuatu yang paling mulia bagi Allah Subhanahu daripada doa.[]Keutamaan Berdoa dan Kriteria Doa Mustajabby bramantya August 20, 2013

Doa menurut tinjauan syari terbagi kepada dua pembagian; doa ibadah dan doa masalah,Doa ibadah adalah seluruh bentuk ibadah yang nampak maupun yang tersembunyi, balk dalam bentuk ucapan atau perbuatan.Doa masalah adalah seseorang meminta kepada Allah Taala agar mendapatkan suatu manfaat atau terhindar dari bahaya.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullahu Taala- berkata, Setiap doa ibadah mengharuskan adanya doa masalah, dan setiap doa masalah dalamnya terkandung doa ibadah. (Majm Al-Fatawa 15/11)Allah Taala berfirman,Berdoalah kepada Rabbmu dengan merendah diri dan dengan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. [Al-A'raf: 55]Dan Allah Taala berfirman,(Tidak), tetapi hanya Dialah yang kamu seru, maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya, jika la menghendaki.[Al-An'am: 41]Dan ayat-ayat yang semisal ini dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang doa masalah sangat banyak. Di dalamnya terkandung doa ibadah, karena orang yang berdoa dia mengikhlaskan doanya hanya kepada Allah Taala, sedang keikhlasan itu merupakan ibadah yang paling afdhal. Maka demikian pula halnya orang yang berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla, membaca Al-Quran dan melakukan ibadah-ibadah yang lainnya. Pada hakikatnya dia berdoa dengan bermohon kepada Allah Taala, sehingga keadaannya seperti orang yang berdoa dan beribadah.Adapun doa yang kita maksudkan dalam pembahasan di sini adalah jenis yang kedua, yaitu doa masalah.Doa memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam syariat islam. Oleh karena itu, telah datang nash-nash Al-Quran dan hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang sangat banyak menjelaskan tentang keutamaan berdoa dengan bentuk pemaparan yang beraneka ragam. Ada yang datang dalam bentuk perintah dan anjuran untuk berdoa, ada yang datang dalam bentuk peringatan dari meninggalkan dan merasa bodoh darinya, ada yang datang dalam bentuk penyebutan akan besarnya pahala dan ganjarannya di sisi Allah Taala, adapula dalam bentuk pujian terhadap orang-orang yang beriman yang berdoa kepada Allah Taala dan dengan berbagai bentuk pemaparan yang lainnya. Seluruh hal ini menunjukkan bagaimana besarnya kedudukan dan keutamaan doa dalam syariat Islam.Bahkan Al-Quran yang merupakan kalamullah telah diawali dengan doa dan diakhiri dengan doa pula. Dalam surah Al-Fatihah terdapat doa meminta hidayah kepada Allah ke jalan yang lurus dan agar dijauhkan dari jalannya orang-orang yang menyimpang, yaitu firman Allah Azza wa jalla,Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (hula (jalan) mereka yang sesat.[Al-Fatihah: 6-7]Dan dalam surah An-Nas yang merupakan urutan surah yang terakhir di dalam AI-Quran juga terkandung doa, yaitu minta perlindungan kepada Allah Taala dari kejelekan bisikan syaithan; jin maupun manusia.Dan Allah telah memuji hamba-hambanya dari kalangan Nabi dan Rasul yang berdoa kepada Allah dengan penuh rasa harap dan cemas. Allah Taala berfirman,Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik, dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas, dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami. [Al-Anbiyi: 90]Demikian pulaAllah Taala memuji hamba-hambanya dari kalangan orang-orang yang beriman,Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka. [As-Sajadah: 16]Dan Allah Taala berfirman mensifatkan penduduk surga tatkala mereka masuk ke dalamnya dalam keadaan selamat,Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, mereka diberi petunjuk oleh Rabb mereka karena keimanannya, dibawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan. Doa mereka di dalamnya ialah Subhanakallahumma [Maha Suci Engkau wahai Rabb kami] dan salam penghormatan mereka adalah `Salam dan penutup doa mereka adalah Alhamdulillahi Rabbul Alamin..[Yunus: 9-10]Dan Allah Taala juga berfirman, memberika dorongan kepada hamba-hamba-Nya untuk berdoa kepada Allah Subhanahu wa Taala,Dan Rabbmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk nerakajahannam dalam keadaan hina dina. [Ghafir: 60]Ayat ini menjelaskan bahwa Allah Taala telah menjanjikan bagi orang-orang yang berdoa kepada-Nya, bahwa Allah akan mengabulkan doanya dan memenuhi permintaannya.Namun dari sisi lain, banyak orang yang berdoa kepada Allah Taala, akan tetapi ia tidak melihat sesuatu apapun yang dikabulkan dari doa tersebut, atau sebagiannya dikabulkan dan sebagian lainnya tidak.Maka para ulama telah menyebutkan beberapa jawaban akan hal ini, namun yang paling bagus dari jawaban-jawaban tersebut adalah bahwa doa merupakan wasilah untuk meraih apa yang diinginkan. Untuk mendapatkan sesuatu, seseorang haruslah menempuh sebab-sebabnya dan menjauhi penghalang-penghalangnya. Maka apabila salah satu dari dua hal ini hilang, niscaya doanya tidak akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Taala.Imam Ibnul Qayyim -rahimahullah berkata, Sesungguhnya doa termasuk sebab yang paling kuat yang ditempuh oleh seorang hamba agar terhindar dari bahaya dan mendapatkan apa yang dia inginkan. Akan tetapi terkadang doa tersebut tidak meninggalkan pengaruh sama sekali, apakah disebabkan karena kelemahan pada din karena ia berdoa dengan sesuatu yang tidak dicintai oleh Allah Taala disebabkan karena adanya bentuk permusuhan di dalamnya, atau karena kelalaian hati dan tidak menyatunya hati tersebut menghadap kepada Allah di saat berdoa, sehingga kedudukannya bagaikan busur yang talinya sudah kendor, sehingga anak panah pun keluar darinya dengan begitu lembut, atau karena adanya sesuatu yang menghalangi terkabulnya doa tersebut, seperti makanan yang haram, kezhaliman dan tertutupnya hati karena dosa, atau karena adanya kelalaian, syahwat dan sends gurau yang begitu tinggi . (AI-Jawabul Kali hal. 9-10)Maka oleh sebab itu, berikut akan kami sebutkan sebahagian dari hal-hal yang menggambarkan kriteria doa mustajabah:1. Berdoa dengan memuji Allah Taara dan bershalawat kepada Nabi shallallahu wa sallam.Imam Ahmad, At-Tirmidzy, An-Nasal dan lain-lainnya meriwayatkan dari Fudhalah bin `Ubaid rahimahullah, bahwa beliau berkata,Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mendengar seorang lelaki berdoa pada shalatnya dalam keadaan tidak memuji Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi shallallahu wa sallam, maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, `Kamu terialu tergesa-gesa, wahai orang yang shalat.Kemudian Nabi shallallahu wa sallam mengajari mereka. Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mendengar seorang lelaki berdoa maka dia memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Berdoalah maka (doamu) akan dikabulkan, dan mintalah niscaya kamu akan diberi..[Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Shahih Sunan Tirmidzy no. 2765]2. Mengawali doa dengan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Taala dan menyesali segala kesalahan-kesalahan, karena bertumpuknya dosa dan maksiat akan menghalangi terkabulnya doa. Sebagian para ulama salaf berkata, Janganlah kamu mengatakan, Kenapa doa saya belum dikabulkan?, sementara kamu telah menutupi jalan-jalannya dengan maksiat.Dan sebagian yang lain mengumpulkannya dalam dua bait syair,Kami berdoa kepada Allah pada setiap kesulitanKemudian kami pun melupakannya tatkala kesulitan itu hilangKenapa kami mengharapkan dikabulkannya doaSementara kami telah menutupi jalan-jalannya dengan melakukan dosaImam Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah ketika menguraikan hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, kemudian beliau (Nabi shallallahu alaihi wa sallam) menyebutkan seorang lelaki yang telah jauh perjalanannya, dia berambut kusut penuh dengan debu, dia menadahkan tangan-nya ke langit dan berkata, wahai Rabb, wahai Rabb, sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan dengan barang yang haram, maka bagaimana is akan diterima per-mintaannya? Beliau berkata, Melakukan perkara-perkara yang haram juga menghalangi terkabulnya doa dan demikian pula meninggalkan perkara-perkara yang wajib. (JamrulUlam wal Hikam 1/275)3. Berdoa dengan khusyuk dan tidak lalai.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Berdoalah kamu kepada Allah dalam keadaan kamu yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah sesungguhnya Allah Tabla tidak akan menerima doa dari hati yang lalai lagi tidak khusyuk.[Diriwayatkan oleh At-Tirmidzy dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Shahih Jami' no. 245]Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, Maka ini adalah obat yang bermanfaat untuk menghilangkan penyakit, akan tetapi kelalaian hati bisa menghilangkan kekuatan doa. (AI-Jawab Al-Kali hal- 9-10)Berdoa dalam keadaan merendah diri dan merasa hina di hadapan Allah Subhanahu wa Taala sebagai-mana sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim no. 2622,Kadang orang yang kusut rambutnya lagi terusir dari pintu-pintu (manusia), andaikata dia bersumpah atas nama Allah (berdoa) niscaya Allah akan mengabulkannya.Dan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma tatkala beliau ditanya tentang shalat Istisqai Nabi shallallahu alaihi wa sallam, maka beliau berkata,Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam keluardalam keadaan berpakaian biasa, merendah diri lagi bermohon dengan sungguh-sungguh.[Diriwayatkan oleh At-Tirmidzy dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Shahih Jami' no. 1753]Berdoa dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah dan tidak tergesa-gesa untuk dikabulkan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Senantiasa akan dikabulkan (doa) salah seorang antara kalian selama ia tidak tergesa-gesa. Dia berkata, `Saya telah berdoa namun tidak dikabulkan untukku.[Dinwayatkan oleh Al-Bukhary no. 634 dan Muslim no. 2735 dariAbu Hurairah radhiyallahu "anhu]6. Tidak meminta dengan sesuatu yang terlarang.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Terus-menerus akan dikabulkan doa seorang hamba selama ia tidak berdoa dengan sesuatu yang mengandung dosa atau pemutusan hubungan kekeluargaan, selama ia tidak tergesa-gesa. Ada yang bertanya, Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa? Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Dia mengatakan, Saya telah berdoa, saya telah berdoa, tetapi saya tidak melihat dikabulkan untukku, maka dia pun putus asa ketika itu dan meninggalkan doa. [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2735]7. Bersungguh-sungguh di dalam berdoa.Jika kita melihat kepada doa-doa Nabi shallallahu alaihi wa sallam, maka kita akan dapatkan beliau bersungguh-sungguh dalam berdoa, sehingga beliau menyebutkan setiap lafazhnya dengan jelas dan tidak mencukupkannya dengan lafazh-lafazh yang umum, seperti doa beliau shallallahualaihi wa sallam dalam hadits Ali bin Abi Thalib yang diriwayatkan oleh Imam Muslim no. 771,Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu maupun yang akan datang, yang tersembunyi maupun yang nampak, dan sungguh Engkau lebih tahu terhadapnya dariku, Engkau Yang Pertama dan Engkau Yang Terakhir, tidak ada sesembahan yang hak kecuali Engkau.Dan dimaklumi andaikata beliau mengatakan, Ampunilah seluruh dosa-dosaku, maka ini tentunya lebih ringkas, akan tetapi hadits ini kondisinya adalah ketika berdoa, dan ini adalah saat seseorang hamba bersimpuh di hadapan Allah Taala, merendah dan menampakkan ketidak berdayaannya, dengan sungguh-sungguh mengharapkan ampunan dari Allah Subhanahu wa Taala dengan segala bentuk dosa yang ia terjatuh ke dalamnya.Dan demikian pula sabda Nabi shallallahualaihi wa sallamYa Allah, ampunilah seluruh dosa-dosaku, sedikit atau pun banyak, yang tersembunyi maupun yang nampak, yang pertama maupun yang terakhir. [Diriwayatkan oleh Muslim no. 483]8. Memakan makanan yang halal, sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, kemudian beliau menyebutkan seorang laki-laki yang telah jauh perjalanannya, dia berambut kusut penuh dengan debu, dia menadahkan tangannya ke langit dan berkata, Wahai Tuhan, wahai Tuhan, sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan dengan barang yang haram, maka bagaimana ia akan diterima permintaannya?Dan berkata Wahab bin Munabbih rahimahullah, Barangsiapa yang ingin dikabulkan oleh Allah Taala doanya, maka hendaknya dia makan dari makanan yang halal. (Jami wa Al-Hikam 1/275)9. Berdoa dengan mengangkat dan menadahkan kedua tangan ke langit.Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda,Sesungguhnya Rabb kalian Maha Hidup lagi Maha Mulia, malu dari hamba-Nya apabila la (berdoa) dengan mengangkat kedua tangannya lalu Dia (Allah) mengembalikan kedua tangannya tersebut dalam keadaan kosong (tidak dikabulkan).[Diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzy dan lain-lain dari Salman Al-Farisy radhiyallahu 'anhu. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Shahih Jami' no. 1753]10. Berdoa pada waktu-waktu mustajabah.Terdapat sejumlah waktu yang dikabulkan padanya doa, di antaranya adalah sebagai berikut:a. Setiap sepertiga malam terakhir, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang mutawatir, Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda,Rabb kita Tabaraka wa Taala turun pada setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, `Siapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya akan Aku beri dan siapa yang mohon ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni.b. Suatu saat pada hari Jumat, sebagaimana dalam Ash-Shahihain dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu `anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyebut hari Jumat lalu beliau bersabda,Padanya ada suatu saat yang tidaklah seorang hamba muslim berdiri menegakkan shalat dia berdoa kepada Allah Taala meminta sesuatu kecuali Allah akan memberikannya padanya. Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengisyaratkan (waktu tersebut) dengan tangannya yang menunjukkan waktunya sedikit.Dan para ulama telah bersilang pendapat tentang penentuan tepatnya waktu tersebut sehungga mencapai 40 pendapat.Dan pendapat yang paling kuat dalam masalah ini adalah, pendapat yang mengatakan bahwa waktunya adalah antara shalat Ashar hingga terbenamnya matahari, berdasarkan hadits Abdullah bin Salam radhiyallahu anhu yang diriwayatkan oleh lbnu Majah dan hadits Jabir riwayat Abu Daud dan An-Nasai.Dan ini yang dikuatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah, yang mana beliau berkata, Kebanyakan hadits-hadits menunjukkan akan pendapat ini.Dan berkata Imam Abu Umar lbnu Abdil Barr, Itu adalah yang paling kuat dalam masalah ini.Dan ini pula yang dikuatkan oleh Imam Ibnul Qayyim dalam Zadul Maad 1/390-391.c. Pada hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah.Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda,Doa yang paling baik adalah doa pada hari Arafah, dan sebaik-sebaik apa yang saya ucapkan dan yang diucapkan para nabi sebelumku adalah, Tidak ada sesembahan yang hak kecuali hanya Allah satu-satunya yang tidak ada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nya segala kerajaan dan segala pujian, dan Dia Maha Mampu atas segala sesuatu.. [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzy dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahihah 4/7,8 dengan seluruh jalan-jalannya]d. Antara adzan dan iqamah. Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,Doa antara azan dan iqamah tidak akan ditolak, maka berdoalah kalian. [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud danAt-Tirmidzy. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Shahih Jami' no. 3408]e. Ketika sujud, sebagaimana dalam Shahih Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Sedekat-dekat seorang hamba dengan Rabb-nya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah doa padanya.f. Ketika musafir. Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda,Ada tiga doa mustajabah yang tidak diragukan lagi padanya, (yakni) doa orang yang dizhalimi, doa orang yang musafir dan doa orang tua untuk kebaikan anaknya.[Diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzy dan lbnu Majah dari Abu Hurairah. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahihah no.5961 Dan di dalam riwayat Imam Ahmad dengan lafazh,Doa orang tua atas (kejelekan) anaknya.Demikian bebarapa pembahasan yang kami berharap kepada Allah agar bermanfaat bagi seluruh pembaca. Pembahasan di atas kebanyakan dirangkai clan kitab Fiqih Al-Adiyah wa Al-Adzkar karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr. Dan kami mengajak para pembaca untuk berlomba-lomba dalam meraih kemuliaan di sisi Allah Subhanahu wa Taala dengan memperbanyak doa dan mengikhlaskannya hanya untuk Allah Subhanahu wa Taala. Wallahu Taala Alam bish Shawab.Artikel : Keutamaan Berdoa dan Kriteria Doa MustajabPenulis : Abdurrahman bin ThahirSumber : Risalah Ilmiah An-Nasihah, Volume 14 tahun 1429 H/ 2008 Halaman 49-53Keutamaan DoaFirman Allah SWT : . :60Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombong-kan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". [QS. Al Mukmin : 60] . :55Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. [QS. Al-Araaf : 55] . :186Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. [QS. Al-Baqarah : 186]Hadits-hadits Nabi SAW : : : : . Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman, Aku menurut persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku selalu bersamanya apabila ia berdoa kepada-Ku. [HR. Bukhari dan Muslim, lafadh itu baginya, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah]. : : . Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Doa itu senjatanya orang mukmin, tiangnya agama dan cahaya langit dan bumi. [HR. Hakim, ia berkata, Shahih sanadnya] : : . : : Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Tidak ada sesuatu yang lebih mulia pada sisi Allah daripada doa. [HR. Hakim, ia berkata, Shahih sanadnya, Tirmidzi, ia berkata, Hadits gharib, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban di dalam shahihnya] : : . : Dari Numan bin Basyir RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, Doa itu adalah ibadah, kemudian beliau membaca ayat (yang artinya), Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombong-kan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. (QS. Al-Mukmin : 60). [HR. Abu Dawud, Tirmidzi, lafadh itu baginya dan ia mengatakan, Hadits hasan shahih, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban di dalam shahihnya dan Hakim, ia berkata, Shahih sanadnya] : . : Dari Anas bin Malik, dari Nabi SAW, beliau bersabda, Doa itu adalah otaknya ibadah. [HR. Tirmidzi, dan ia berkata, Hadits gharib dari Ibnu Lahiah] : . : Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa senang bahwa Allah mengabulkan (doanya) ketika dalam kesulitan, maka hendaklah ia memperbanyak doanya di waktu lapang. [HR. Tirmidzi dan Hakim, ia berkata, Shahih sanadnya] : : : . Dari Anas bin Malik RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, Allah Taala berfirman : Hai anak Adam, sesungguhnya kamu selama mau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku akan mengampuni dosa-dosamu, dan Aku tidak peduli. [HR. Tirmidzi, ia berkata, Hadits hasan, gharib] : : . : . : : Dari Ubadah bin Shamit RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Tidak ada seorang muslim di atas bumi ini yang berdoa kepada Allah dengan suatu doa kecuali Allah Taala pasti memberikan kepadanya, atau Allah menghindarkannya dari keburukan, selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa atau memutus persaudaraan. Lalu ada seorang laki-laki dari kaum itu berkata, Kalau begitu kami akan memperbanyak (berdoa). Beliau bersabda, Allah lebih banyak (karunia-Nya). [HR. Tirmidzi, lafadh ini baginya, ia berkata, Hadits hasan shahih gharib, dan Hakim, ia berkata, Shahih sanadnya] : : . . Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Tidaklah seorang muslim menghadapkan wajahnya berdoa kepada Allah Azza wa Jalla, kecuali Allah pasti memberikan kepadanya, ada kalanya Allah menyegerakan untuknya (memberikannya di dunia), dan ada kalanya Allah menjadikannya sebagai simpanan di akhirat. [HR. Ahmad] : . . : . : . : Dari Abu Said Al-Khudriy RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, Tidaklah seorang muslim berdoa dengan suatu doa yang bukan untuk perbuatan dosa, dan bukan untuk memutus persaudaraan, kecuali Allah pasti memberikan kepadanya salah satu dari tiga macam, ada kalanya Allah menyegerakan untuknya apa yang diminta, ada kalanya Allah menjadikannya sebagai simpanan untuknya di akhirat, dan ada kalanya Allah menghindarkannya dari keburukan (mushibah) yang semisalnya. Para shahabat berkata, Kalau begitu kami akan memperbanyak (berdoa). Nabi SAW bersabda, Allah lebih banyak (karunianya). [HR. Ahmad, Al-Bazzar, Abu Yala dengan sanad-sanad jayyid, dan Hakim, ia berkata, Shahih sanadnya] : : : . : : . : . . : . : . . : . : . : . : . : . : : . Dari Jabir bin Abdullah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, Allah akan memanggil orang mukmin besuk pada hari qiyamat hingga ia berada di hadapan-Nya. Kemudian Allah berfirman : Hai hamba-Ku, sesungguh-nya Aku telah menyuruhmu supaya berdoa kepada-Ku dan Aku berjanji untuk mengabulkannya. Maka apakah kamu sudah berdoa kepada-Ku?. Hamba itu menjawab, Ya, betul wahai Tuhanku. Allah berfirman, Ketahuilah, sesungguhnya tidaklah kamu berdoa kepada-Ku dengan suatu doa, kecuali pasti Aku kabulkan untukmu. Bukankah kamu pernah berdoa kepada-Ku pada hari ini dan ini berkenaan dengan kesusahan yang menimpamu, agar Aku berikan jalan keluar kepadamu, lalu telah Aku lepaskan kamu dari kesusahan itu ?. Hamba itu menjawab, Betul wahai Tuhanku. Allah berfirman, Sesungguhnya Aku telah menyegerakannya untukmu di dunia. Dan kamu pernah berdoa kepada-Ku pada hari ini dan ini berkenaan dengan kesusahan yang menimpamu agar Ku-berikan jalan keluar, lalu kamu tidak melihat adanya jalan keluar dari kesusahan itu ?. Hamba itu menjawab, Betul wahai Tuhanku. Allah berfirman, Sesungguhnya Aku telah menjadikannya sebagai simpanan untukmu di surga demikian dan demikian. Dan kamu pernah berdoa kepada-Ku berkenaan dengan keperluan agar Aku memberikan untukmu pada hari ini dan ini, lalu Aku telah memberikannya ?. Hamba itu menjawab, Betul wahai Tuhanku. Allah berfirman, Sesungguhnya Aku telah menyegerakannya pemberian itu untukmu ketika di dunia. Dan kamu pernah berdoa kepada-Ku pada hari ini dan ini untuk suatu keperluan agar Aku memberikan untukmu, dan kamu belum melihat pemberian itu ?. Hamba itu menjawab, Betul wahai Tuhanku. Allah berfirman, Sesungguhnya Aku telah menjadikannya sebagai simpanan untukmu di surga demikian dan demikian. Rasulullah SAW bersabda, Maka Allah tidak membiarkan suatu doa yang dipanjatkan oleh hamba-Nya yang mukmin kecuali Allah pasti menerangkannya, ada kalanya Allah menyegerakan untuknya ketika di dunia dan ada kalanya Allah menjadikannya sebagai simpanan di akhirat. Rasulullah SAW bersabda, Maka orang mukmin itu berkata di tempat itu juga : Alangkah senangnya seandainya sesuatu dari doanya itu tidak diberikan dengan segera (di dunia). [HR. Hakim] : : . : Dari Salman RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah itu Pemalu lagi Pemurah. Dia malu apabila ada orang berdoa dengan mengangkat kedua tangannya, lalu Dia mengembalikannya dalam keadaan kosong, dengan tangan hampa. [HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan lafadh itu baginya, ia menghasankannya, Ibnu Majah, Ibnu Hibban di dalam shahihnya dan Hakim, ia berkata, Shahih atas syarath Bukhari dan Muslim] : : . : Dari Anas RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah itu Penyayang lagi Pemurah. Dia malu kepada hamba-Nya jika hamba itu (berdoa) mengangkat kedua tangannya, lalu Dia tidak memberikan kebaikan padanya. [HR. Hakim, ia berkata, Shahih sanadnya] : : . Dari Jabir bin Abdullah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Maukah aku tunjukkan kepada kalian apa yang menyelamatkan kalian dari musuh dan yang melapangkan rezqi kalian ?. Yaitu kalian berdoa kepada Allah di waktu malam dan siang, karena doa adalah senjatanya orang mukmin. [HR. Abu Yala]KEUTAMAAN DAN KEMULIAAN DO'A

OlehIsmail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih

[1]. Do'a adalah ibadah berdasarkan firman Allah :"Artinya : Berdo'alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". [Ghafir : 60].

Imam Hafizh Ibnu Hajar menuturkan bahwa Syaikh Taqiyuddin Subki berkata : Yang dimaksud doa dalam ayat di atas adalah doa yang bersifat permohonan, dan ayat berikutnya 'an 'ibaadatiy menunjukkan bahwa berdoa lebih khusus daripada beribadah, artinya barangsiapa sombong tidak mau beribadah, maka pasti sombong tidak mau berdoa.

Dengan demikian ancaman ditujukan kepada orang yang meninggalkan doa karena sombong dan barangsiapa melakukan perbuatan itu, maka dia telah kafir. Adapun orang yang tidak berdoa karena sesuatu alasan, maka tidak terkena ancaman tersebut. Walaupun demikian memperbanyak doa tetap lebih baik daripada meninggalkannya sebab dalil-dalil yang menganjurkan berdoa cukup banyak. [Fathul Bari 11/98].

Dari Nu'man bin Basyir bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Artinya : Doa adalah ibadah", kemudian beliau membaca ayat : "Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu". [Ghafir : 60].

Imam Hafizh Ibnu Hajar menuturkan bahwa Imam At-Thaibi berkata : Sebaiknya hadits Nu'man di atas difahami secara arti bahasa, artinya berdoa adalah memperlihatkan sikap berserah diri dan membutuhkan Allah, karena tidak dianjurkan ibadah melainkan untuk berserah diri dan tunduk kepada Pencipta serta merasa butuh kepada Allah. Oleh karena itu Allah mengakhiri ayat tersebut dengan firman-Nya : "Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu". Dalam ayat ini orang yang tidak mau tunduk dan berserah diri kepada Allah disebut orang-orang yang sombong, sehingga berdoa mempunyai keutamaan di dalam ibadah, dan ancaman bagi mereka yang tidak mau berdoa adalah hina dina. [Fathul Bari 11/98].

Catatan :Hadits yang berbunyi :

"Artinya : Doa adalah initi ibadah" [Hadits Dhaif][Didhaifkan Al-Albani, Ta'liq 'ala Misykatul Masabiih 2/693 No. 2231]

[2]. Doa adalah ibadah yang paling mulia di sisi Allah, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Artinya : Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa". [Sunan At-Timidzi, bab Do'a 12/263, Sunan Ibnu Majah, bab Do'a 2/341 No. 3874. Musnad Ahmad 2/362].

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa makna hadits tersebut adalah tidak ada sesuatu ibadah qauliyah (ucapan) yang lebih mulia di sisi Allah daripada doa, sebab membandingkan sesuatu harus sesuai dengan substansinya. Sehingga pendapat yang mengatakan bahwa shalat adalah ibadah badaniyah yang paling utama sehingga hal ini tidak bertentangan dengan firman Allah.

"Artinya : Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu". [Al-Hujurat : 13].

[3]. Allah murka terhadap orang-orang yang meninggalkan doa, berdasarkan hadits bahwa Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan memurkainya". [Sunan At-Tirmidzi, bab Do'a 12/267-268].

Imam Hafizh Ibnu Hajar menuturkan bahwa Imam At-Thaibi berkata : "Makna hadits di atas yaitu barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Dia akan murka begitu pula sebaliknya Dia sangat senang apabila diminta hamba-Nya". [Fathul Bari 11/98]

Imam Al-Mubarak Furi berkata bahwa orang yang meninggalkan doa berarti sombong dan merasa tidak membutuhkan Allah.

Imam At-Thaibi berkata bahwa Allah sangat senang tatkala dimintai karunia-Nya, maka barangsiapa yang tidak memohon kepada Allah, maka berhak mendapat murka-Nya.

Dari hadits di atas menunjukkan bahwa permohonan hamba kepada Allah merupakan kewajiban yang paling agung dan paling utama, karena menghindar dari murka Allah adalah suatu yang menjadi keharusan. [Mura'atul Mashabih 7/358]

[4]. Doa mampu menolak takdir Allah, berdasarkan hadits dari Salman Al-Farisi Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa". [Sunan At-Tirmidzi, bab Qadar 8/305-306]

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa yang dimaksud adalah, takdir yang tergantung pada doa dan berdoa bisa menjadi sebab tertolaknya takdir karena takdir tidak bertolak belakang dengan masalah sebab akibat, boleh jadi terjadinya sesuatu menjadi penyebab terjadi atau tidaknya sesuatu yang lain termasuk takdir. Suatu contoh berdoa agar terhindar dari musibah, keduanya adalah takdir Allah. Boleh jadi seseorang ditakdirkan tidak berdoa sehingga terkena musibah dan seandainya dia berdoa, mungkin tidak terkena musibah, sehingga doa ibarat tameng dan musibah laksana panah. [Mura'atul Mafatih 7/354-355].

Syaikh Utsaimin ditanya : "Kita sering mendengar orang berdoa : Ya Allah kami tidak memohon agar takdir kami dirubah akan tetapi kami meminta kelembutan dalam takdir tersebut. Apakah doa tersebut dibolehkan .?"

Jawaban :Berdoa seperti itu dilarang dan haram sebab doa bisa merubah takdir seperti yang telah disebutkan dalam hadits di atas. Bahkan orang yang berdoa seperti itu menantang Allah dan seakan mengatakan : "Ya Allah takdirkanlah kepadaku apa saja yang Engkau kehendaki tetapi berilah kelembutan dalam takdir tersebut".

Seharusnya orang yang berdoa berketetapan hati dalam doanya, seperti berdoa : Ya Allah kami memohon rahmat-Mu dan kami berlindung dari siksaan-Mu, dan doa semisalnya. Apabila seorang berdoa kepada Allah agar tidak dirubah takdirnya, maka apa manfaatnya sementara doa bisa merubah takdir, dan bisa jadi takdir tersebut hanya bisa berubah lantaran doa. Yang penting doa tersebut di atas tidak boleh dan hendaknya dihindarkan serta barangsiapa yang mendengar doa seperti itu sebaiknya menasehatinya. [Liqa' Babul Maftuh 5/45-46]

5]. Orang yang paling lemah adalah orang yang tidak mampu berdoa berdasarkan hadits Nabi bahwasanya beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Orang yang lemah adalah orang yang meninggalkan berdoa dan orang yang paling bakhil adalah orang yang bakhil terhadap salam". [Al-Haitsami, kitab Majma' Az-Zawaid. Thabrani, Al-Ausath. Al-Mundziri, kitab At-Targhib berkata : Sanadnya Jayyid (bagus) dan dishahihkan Al-Albani,As-Silsilah Ash-Shahihah 2/152-153 No. 601].

Imam Manawi berkata bahwa yang dimaksud dengan 'Ajazu an-naasi adalah orang yang paling lemah akalnya dan paling buta penglihatan hatinya, dan yang dimaksud dengan Min 'ajzin 'an ad-dua'i adalah lemah memohon kepada Allah terlebih pada saat kesusahan dan demikian itu bisa mendatangkan murka Allah karena dia meninggalkan perintah-Nya padahal berdoa adalah perkerjaan yang sangat ringan.[Faidhul Qadir 1/556].

Ahli syair berkata.Janganlah kamu meminta kepada manusia, memintalahkepada Dzat yang pintu-Nya tidak pernah tertutup.

Allah akan murka jika engkau tidak meminta-Nya,sementara manusia marah jika sering diminta.Syair di atas menjadi bantahan terhadap anggapan bahwa yang lebih baik tidak berdoa.

[6]. Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan berdoa, barangsiapa yang meninggalkan doa berarti menentang perintah Allah dan barangsiapa yang melaksanakan berarti telah memenuhi perintah-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran". [Al-Baqarah : 186].

Syaikh Sa'di mengatakan bahwa ayat di atas sebagai jawaban atas pertanyaan para sahabat kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mereka bertanya : Wahai Rasulullah, apakah Allah dekat sehingga kami memohon dengan berbisik-bisik ataukah Dia jauh sehingga kami memanggil-Nya dengan berteriak ? Maka turunlah ayat Allah. [Tafsir At-Thabari dan didhaifkan oleh Imam Ahmad 3/481].

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat". Karena Allah adalah Dzat Yang Maha Melihat, Maha Mengetahui dan Maha Menyaksikan terhadap sesuatu yang tersembunyi, rahasia dan mengetahui perubahan pandangan mata serta isi hati. Allah juga dekat dengan hamba-Nya yang meminta dan selalu sanggup mengabulkan permintaan. Maka Allah berfirman : "Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku".

Doa adalah dua macam yaitu doa ibadah dan doa permohonan. Kedekatan Allah dengan hamba-Nya terbagi dua macam yaitu ; kedekatan ilmu-Nya dengan setiap mahluk-Nya dan kedekatan dengan hamba-Nya dalam memberikan setiap permohonan, pertolongan dan taufik kepada mereka.

Barangsiapa yang berdoa kepada Allah dengan hati yang khusyu' dan berdoa sesuai dengan aturan syariat serta tidak ada penghalang diterima doa tersebut seperti makan makanan yang haram atau semisalnya, maka Allah berjanji akan mengabulkan permohonan tersebut. Apalagi bila disertai hal-hal yang menyebabkan terkabulnya doa seperti memenuhi perintah Allah, meninggalkan larangan-Nya baik secara ucapan maupun perbuatan dan yakin bahwa doa tersebut akan dikabulkan. Maka Allah berfirman : "Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hedaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran".

Artinya orang yang berdoa akan berada dalam kebenaran yaitu mendapatkan hidayah untuk beriman dan berbuat amal shalih serta terhindar dari kejahatan dan kekejian. [Tafsir As-Sa'di 1/224-225].

[7]. Imam Zarkasi berkata bahwa konsentrasi dalam berdoa serta menunjukkan sikap rendah, tunduk, penghambaan dan merasa membutuhkan Allah adalah merupakan ibadah yang paling agung bahkan demikian itu menjadi syarat sahnya ibadah.

Allah berjanji akan memberikan pahala orang yang berdoa, meskipun tidak dikabulkan doanya.

[8]. Berdoa adalah menyibukkan diri untuk mengingat Allah sehingga timbul dalam hati rasa pengagungan terhadap kebesaran Allah dan ingin kembali kepada-Nya berhenti dari maksiat. Sering mengetuk pintu mempunyai kesempatan besar untuk masuk, sehingga ada pepatah bahwa barangsiapa yang sering mengetuk pintu, maka suatu saat akan diberi izin masuk sehingga dikatakan :"Diberi kesempatan berdoa lebih baik daripada diberi sesuatu".

[9]. Banyak berdoa bisa menghindarkan bencana dan musibah, sebagaimana firman Allah yang mengkisahkan tentang Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam :

"Artinya : Dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku". [Maryam : 48]

Dan firman Allah tentang Nabi Zakaria 'Alaihis Salam.

"Artinya : Ia berkata :'Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku". [(Maryam : 4) Al-Azhiyah fi Ahkamil Ad'iyah hal. 38-42].

[10]. Sebagian orang hanya berdoa sekali atau dua kali dan setelah merasa tidak dikabulkan, lalu berhenti berdoa. Jelas tindakan seperti itu adalah tindakan yang keliru bahkan dia harus terus menerus mengulangi doanya hingga Allah mengabulkannya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Do'a seorang hamba akan selalu dikabulkan selagi tidak memohon sesuatu yang berdosa atau pemutusan kerabat, atau tidak tergesa-gesa. Mereka bertanya : Apa yang dimaksud tergesa-gesa ? Beliau menjawab : " Dia berkata ; Saya berdoa berkali-kali tidak dikabulkan, lalu dia merasa menyesal kemudian meninggalkan doa". [Shahih Muslim, kitab Dzikir wa Do'a 4/87].

Menurut Imam An-Nawawi yang dimaksud menyesal adalah meninggalkan doa. [Syarh Shahih Muslim 17/52].

Maka seharusnya seorang hamba harus terus berdoa dan tidak boleh bosan serta merasa tidak dikabulkan doanya. Dalam ucapan : "Saya berdoa berkali-kali tetapi tidak dikabulkan".

Syaikh Al-Mubarak Furi mengatakan bahwa Syaikh Al-Qari berkata : "Yang dimaksud dengan kalimat tersebut adalah tidak melihat hasil doa saya. Terkadang merasa doanya lambat dikabulkan atau putus asa dari berdoa dan keduanya tercela. Perlu diketahui, ada waktu tertentu untuk terkabulnya doa, sebagaimana yang diriwayatkan bahwa doa Musa dan Harun agar Fir'aun dihancurkan oleh Allah baru terkabul setelah empat puluh tahun. Adapun berputus asa dari rahmat Allah tidak akan terjadi kecuali atas orang-orang kafir". [Mura'atul Mafatih 7/348].

Imam Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa di dalam hadits di atas terdapat etika berdoa yaitu terus mengajukan permohonan dan tidak berputus asa dalam berdoa sebab demikian itu merupakan bagian dari sikap ketundukan dan penyerahan diri kepada Allah serta merasa membutuhkan Allah, oleh karena itu sebagian ulama salaf berkata : "Kami lebih takut dihalangi untuk berdoa daripada dihalangi terkabulnya doa".

Imam Ad-Dawudi berkata : "Dikhawatirkan orang yang mengatakan bahwa dia selalu berdoa tetapi tidak dikabulkan maka doanya benar-benar tidak dikabulkan, atau benar-benar tidak dikabulkan penangguhan siksa akhirat atau pengampunan dosa-dosanya".

Imam Ibnul Jauzi berkata : "Ketahuilah bahwa doa orang mukmin tidak mungkin ditolak, boleh jadi ditunda pengkabulannya lebih baik atau digantikan sesuatu yang lebih maslahat dari pada yang diminta baik di dunia atau di akhirat. Sebaiknya seorang hamba tidak meninggalkan berdoa kepada Rabbnya sebab doa adalah ibadah yaitu ibadah penyerahan dan ketundukan kepada Allah". [Fathul Bari 7/348 ]

Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha bahwa beliau berkata : "Tatkala Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam terkena sihir orang Yahudi bernama Lubaid bin A'sham, beliau berkata sehingga seakan-akan Rasulullah melakukan sesuatu padahal tidak melakukannya hingga pada suatu malam Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa kemudian berdoa dan terus berdoa". [Shahih Muslim, kitab Salam bab Sihir 7/14]

Imam An-Nawawi berkata bahwa hadits di atas menekankan kepada setiap hamba tatkala tertimpa bencana atau musibah untuk memperbanyak doa dan terus berserah diri kepada Allah. [Syarh Shahih Muslim 7/14].

Dari Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu 'anhu berkata bahwa tatkala saya mulai bertempur saat perang Badr saya kembali dengan cepat untuk melihat apa yang dikerjakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, ternyata beliau sedang bersujud dan membaca : Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Maha Kekal, Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Maha Kekal, kemudian saya kembali bertempur, lalu saya kembali lagi ke tempat Rasulullah, saya temui beliau dalam keadaan sujud, kemudian saya kembali bertempur lalu saya kembali ke tempat beliau dan saya temui masih membaca doa tersebut sehingga Allah memberikan kemenangan". [Sunan At-Tirmidzi, bab Doa 13/78. Dishahihkan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/98]

Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Tidak ada seorang muslim berdoa kepada Allah di dunia dengan suatu permohonan kecuali Allah akan mengabulkannya atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya, selagi tidak berdoa sesuatu dosa atau pemutusan kerabat. Ada seorang laki-laki dari suatu kaum berkata : Jikalau begitu saya akan memperbanyak (doa). Beliau bersabda : '"Allah mengabulkan doa lebih banyak daripada yang kalian minta". [Sunan At-Tirmidzi, bab Doa 13/78. Dishahihkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul bari 11/98].

[11]. Hadits yang berbunyi.

"Artinya : Allah mencintai orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam berdoa". [Hadits Dhaif, Al-Albani berkata dalam Silsilah Dhaifah bahwa hadits ini bathil 2/96-97].

[Disalin dari buku Jahalatun nas fid du'a, edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdoa, oleh Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih, hal 37-42, terbitan Darul Haq, penerjemah Zaenal Abidin, Lc.]Kisah nyata, terjadi di Pakistan.Seorang Dr Ahli Bedah terkenal (Dr. Ishan)tergesa-gesa menuju airport. Beliau berencanaakan menghadiri Seminar Dunia dalam bidangkedokteran, yang akan membahas penemuanterbesarnya di bidang kedokteran.Setelah perjalanan pesawat sekitar 1 jam, tiba-tiba diumumkan bahwa pesawat mengalamigangguan dan harus mendarat di airportterdekat.

Beliau mendatangi ruangan penerangan danberkata: Saya ini dokter special, tiap menitnyawa manusia bergantung ke saya, dansekarang kalian meminta saya menunggupesawat diperbaiki dalam 16 jam?Pegawai menjawab: Wahai dokter, jika andaterburu-buru anda bisa menyewa mobil, tujuanmanda tidak jauh lagi dari sini, kira-kira denganmobil 3 jam tiba.

Dr. Ishan setuju dengan usul pegawai tersebutdan menyewa mobil. Baru berjalan 5 menit,tiba-tiba cuaca mendung, disusul denganhujan besar disertai petir yang mengakibatkanjarak pandang sangat pendek.

Setelah berlalu hampir 2 jam, mereka tersadarmereka tersesat dan terasa kelelahan. Terlihatsebuah rumah kecil tidak jauh darihadapannya, dihampirilah rumah tersebut danmengetuk pintunya.

Terdengar suara seorangwanita tua: Silahkan masuk, siapa ya?

Terbukalah pintunya.Dia masuk dan meminta kepada ibu tersebutuntuk istirahat duduk dan mau meminjamtelponnya.Ibu itu tersenyum dan berkata: "Telpon apa Nak? Apa anda tidak sadar adadimana? Disini tidak ada listrik, apalagitelepon. Namun demikian, masuklah silahkanduduk saja dulu istirahat, sebentar sayabuatkan teh dan sedikit makanan utkmenyegarkan dan mengembalikan kekuatananda."

Dr. Ishan mengucapkan terima kasih kepadaibu itu, lalu memakan hidangan. Sementaraibu itu sholat dan berdoa serta perlahan-lahan mendekati seorang anak kecil yangterbaring tak bergerak diatas kasur disisi ibutersebut, dan dia terlihat gelisah diantara tiapsholat. Ibu tersebut melanjutkan sholatnyadengan do'a yang panjang.

Dokter mendatanginya dan berkata: DemiAllah, anda telah membuat saya kagumdengan keramahan anda dan kemuliaan akhlakanda, semoga Allah menjawab do'a-do'a anda.

Berkata ibu itu: Nak, anda ini adalah ibnusabil yang sudah diwasiatkan Allah untukdibantu. Sedangkan do'a-do'a saya sudahdijawab Allah semuanya, kecuali satu.Bertanya Dr. Ishan: Apa itu do'anya?Ibu itu berkata: Anak ini adalah cucu saya, diayatim piatu. Dia menderita sakit yang tidakbisa disembuhkan oleh dokter-dokter yang adadisini. Mereka berkata kepada saya adaseorang dokter ahli bedah yang akan mampumenyembuhkannya; katanya namanya Dr.Ishan, akan tetapi dia tinggal jauh dari sini,yang tidak memungkinkan saya membawa anakini ke sana, dan saya khawatir terjadi apa-apadi jalan. Makanya saya berdo'a kepada Allahagar memudahkannya.

Menangislah Dr. Ishan dan berkata sambilterisak: Allahu Akbar, Laa haula wala quwwatailla billah. Demi Allah, sungguh do'a ibu telahmembuat pesawat rusak dan harus diperbaikilama serta membuat hujan petir danmenyesatkan kami, Hanya untuk mengantarkansaya ke ibu secara cepat dan tepat. Saya lahDr. Ishan Bu, sungguh Allah swt telahmenciptakan sebab seperti ini kepadahambaNya yang mu-min dengan do'a.Ini adalah perintah Allah kepada saya untukmengobati anak ini.

Kisah 1. Turun Hujan Dari Anas bin Malik, ia berkata, Pada masa Nabi shallallahu alaihi wasallam manusia tertimpa paceklik. Ketika Nabi shallallahu alaihi wasallam sedang memberikan khutbah pada hari Jumat, tiba-tiba ada seorang Arab badui berdiri dan berkata, Wahai Rasulullah, harta benda telah binasa dan telah terjadi kelaparan, maka berdoalah kepada Allah untuk kami. Beliau lalu mengangkat kedua telapak tangan berdoa, dan saat itu kami tidak melihat sedikitpun ada awan di langit. Namun demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh beliau tidak menurunkan kedua tangannya kecuali gumpalan awan telah datang membumbung tinggi laksana pegunungan. Dan beliau belum turun dari mimbar hingga akhirnya aku melihat hujan turun membasahi jenggot beliau shallallahu alaihi wasallam. Maka pada hari itu, keesokan harinya dan lusa kami terus-terusan mendapatkan guyuran hujan dan hari-hari berikutnya hingga hari Jumat berikutnya. Pada Jumat berikutnya orang Arab badui tersebut, atau orang yang lain berdiri seraya berkata, Wahai Rasulullah, banyak bangunan yang roboh, harta benda tenggelam dan hanyut, maka berdoalah kepada Allah untuk kami. Beliau lalu mengangkat kedua telapak tangannya dan berdoa: ALLAHUMMA HAWAALAINAA WA LAA ALAINAA (Ya Allah, turunkanlah hujan di sekeliling kami dan jangan sampai menimbulkan kerusakan kepada kami) . Belum lagi beliau memberikan isyarat dengan tangannya kepada gumpalan awan, melainkan awan tersebut hilang seketika. Saat itu kota Madinah menjadi seperti danau dan aliran-aliran air, Madinah juga tidak mendapatkan sinar matahari selama satu bulan. Dan tidak seorang pun yang datang dari segala pelosok kota kecuali akan menceritakan tentang terjadinya hujan yang lebat tersebut. (HR. al-Bukhori)Kisah 2. Tiga Orang yang Terperangkap di Dalam Gua Dari Ibnu Umar radliallahu anhuma bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Ada tiga orang dari orang-orang sebelum kalian yang ketika sedang bepergian turun hujan lalu ketiganya masuk ke dalam gua namun kemudian gua itu (pintunya) menutup mereka. Kemudian diantara mereka berkata kepada yang lainnya; Demi Allah, wahai kawan, tidak akan ada yang dapat menolong kalian kecuali kejujuran (kebajikan). Maka masing-masing dari mereka berdoa dengan apa yang mereka ketahui sebagai suatu kebajikan. Maka seorang diantara mereka berkata; Ya Allah, sungguh Engkau mengetahui bahwa aku pernah punya seorang pekerja untukku dengan upah satu faraq (tiga sha) berupa beras lalu dia pergi dan meninggalkan upahnya itu kemudian aku sengaja dari beras itu aku jadikan benih dan aku tanam sehingga berkembang lalu dari hasilnya itu aku belikan seekor sapi. Suatu hari dia datang dan meminta upahnya yang dulu lalu aku katakan kepadanya; Lihatlah sapi itu. Itulah upah mu yang satu faraq itu ambil dan giringlah pulang. Orang itu berkata; Yang menjadi hakku hanyalah satu faraq beras. Aku katakan kepadanya; Ambillah sapi itu karena dia hasil yang aku kembangkan dari upah berasmu. Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata karena takut kepada-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami. Maka pintu gua itu terbuka sedikit. Lalu orang yang lain berkata; Ya Allah, sungguh Engkau telah mengetahui bahwa aku memiliki kedua orangtua yang sudah renta. Dan setiap malam aku membawakan bagi keduanya susu dari kambing milikku. Pada suatu malam, aku terlambat mendatangi keduanya sehingga ketika aku datang keduanya sudah tertidur sementara keluargaku dan anak-anakku menangis karena kelaparan sedangkan aku tidak akan memberi minum kepada mereka sebelum kedua orangtuaku dan aku enggan untuk membangunkan keduanya dan aku juga enggan meninggalkan keduanya dengan meminum jatah susu keduanya. Dan aku terus menunggu dalam keadaan seperti itu hingga terbit fajar. Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata karena takut kepada-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami. Maka pintu gua itu kembali terbuka sedikit hingga mereka dapat melihat langit. Kemudian orang yang ketiga berkata; Ya Allah, sungguh Engkau mengetahui bahwa aku mempunyai anak pamanku (keponakan) yang merupakan manusia yang paling aku cintai dan aku pernah menginginkan dirinya untukku namun dia menolak kecuali bila aku dapat memberinya uang sebanyak seratus dinar. Maka aku bekerja dan berhasil mengumpulkan uang tersebut. Lalu aku temui dia dan aku berikan uang tersebut dan dia mempersilakan dirinya untukku namun ketika aku sudah berada di antara kedua kakinya dia berkata; Bertaqwalah kepada Allah, dan janganlah kamu renggut keperawanan kecuali dengan haq. Maka aku berdiri lalu pergi meninggalkan uang seratus dinar tersebut. Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata karena takut kepada-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami.Maka Allah membukakan gua itu untuk mereka lalu mereka keluar. (HR. al-Bukhori)Kisah 3. Kematian Abu Salamah { } Dari Ummu Salamah, ia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah lalu ia membaca apa yang telah diperintahkan oleh Allah, INNAA LILLAHI WAINNAA ILAIHI RAAJIUUN ALLAHUMMA`JURNII FII MUSHIIBATI WA AKHLIF LII KHAIRAN MINHAA (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Ya Allah, berilah kami pahala karena mushibah ini dan tukarlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya). melainkan Allah menukar baginya dengan yang lebih baik. Ummu Salamah berkata; Ketika Abu Salamah telah meninggal, saya bertanya, Orang muslim manakah yang lebih baik daripada Abu Salamah? Dia adalah orang-orang yang pertama-tama hijrah kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Kemudian akupun mengucapkan doa tersebut. Maka Allah pun menggantikannya bagiku Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ummu Salamah mengisahkan; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengutus Hatib bin Abu Baltaah melamarku untuk beliau sendiri. Maka saya pun menjawab, Bagaimana mungkin, aku telah mempunyai seorang anak wanita, dan aku sendiri adalah seorang pencemburu. Selanjutnya beliau pun menjawab: Adapun anaknya, maka kita doakan semoga Allah mencukupkan kebutuhannya, dan aku mendoakan pula semoga Allah menghilangkan rasa cemburunya itu. (HR. Muslim)Kisah 4. Doa Nabi Untuk Anas bin Malik - - . . .Anas (bin Malik) berkata; Pada suatu hari saya bersama ibuku datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ibuku menyelimutiku dengan separuh kerudungnya dan separuhnya lagi untuk menyelendangi saya. Ibuku berkata; Ya Rasulullah, inilah Unais (panggilan Anas ketika masih kecil), putra saya. Saya ajak ia kemari agar kelak membantu engkau. Oleh karena itu, doakanlah untuknya! Kemudian Rasulullah berdoa untuk Anas; Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya! Di kemudian hari Anas berkata; Demi Allah, harta saya sekarang sungguh banyak sekali, anak dan cucu saya kini telah mencapai seratus orang lebih. (HR.Muslim)Di antara pelajaran yang bisa kita ambil dari empat kisah di atas, adalah :1. Doa itu bermanfaat bagi pelakunya maupun orang yang didoakan, bahkan lingkungan di sekitarnya.2. Bolehnya meminta kepada orang sholeh yang masih hidup agar dia berdoa kepada Alloh taala untuk kemaslahatan kita.3. Disyariatkan bertawasul dengan amal sholeh ketika berdoa.4. Sangat boleh jadi, salah satu sebab akan terkabulnya doa adalah dengan bertawasul dengan amal sholeh sebelum berdoa.5. Disyariatkannya untuk berdoa memohon pahala atas musibah yang menimpa dan meminta ganti dengan yang lebih baik.6. Diperbolehkannya doa agar dikaruniakan harta dan anak yang banyak.7. Hendaknya seseorang tidak berputus asa dari rahmat Alloh taala. Oleh karena itu, hendaknya ia terus berdoa kepada Alloh taala dan tidak pernah merasa bosan untuk melakukannya.Keajaiban Kesabaran dan Kekuatan DOA Seorang ISTERI (KisahNyata)Di Madinah ada seorang wanita cantik shalihah lagi bertakwa. Bila malam mulai merayap menuju tengahnya, ia senantiasa bangkit dari tidurnya untuk shalat malam dan bermunajat kepada Allah. Tidak peduli waktu itu musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah letak KEBAHAGIAAN dan KETENTRAMANNYA. Yakni pada saat dia khusyu berdoa, merendah diri kepada sang Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya hanya kepada-Nya.Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian. Wajahnya yang cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya.Suatu hari datanglah seorang lelaki untuk meminangnya, konon ia termasuk lelaki yang taat dalam beribadah. Setelah shalat istiharah akhirnya ia menerima pinangan tersebut.Sebagaimana adat kebiasaan setempat, upacara pernikahan dimulai pukul dua belas malam hingga adzan subuh. Namun wanita itu justru meminta selesai akad nikah jam dua belas tepat, ia harus berada di rumah suaminya. Hanya ibunya yang mengetahui rahasia itu. Semua orang tajub. Pihak keluarganya sendiri berusaha membujuk wanita itu agar merubah pendiriannya, namun wanita itu tetap pada keinginannya, bahkan ia bersikeras akan membatalkan pernikahan tersebut jika persyaratannya ditolak. Akhirnya walau dengan bersungut pihak keluarga pria menyetujui permintaan sang gadis.Waktu terus berlalu, tibalah saat yang dinantikan oleh kedua mempelai. Saat yang penuh arti dan mendebarkan bagi siapapun yang akan memulai hidup baru. Saat itu pukul sembilan malam. Doa Barakallahu laka wa baaraka alaika wa jamaa bainakuma fii khairin mengalir dari para undangan buat sepasang pengantin baru. Pengantin wanita terlihat begitu cantik. Saat sang suami menemui terpancarlah cahaya dan sinar wudhu dari wajahnya. Duhai wanita yang lebih cantik dari rembulan, sungguh beruntung wahai engkau lelaki, mendapatkan seorang istri yang demikian suci, beriman dan shalihah.Jam mulai mendekati angka dua belas, sesuai perjanjian saat sang suami akan membawa istri ke rumahnya. Sang suami memegang tangan istrinya sambil berkendara, diiringi ragam perasaan yang bercampur baur menuju rumah baru harapan mereka. Terutama harapan sang istri untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah.Setibanya disana, sang istri meminta ijin suaminya untuk memasuki kamar mereka. Kamar yang ia rindukan untuk membangun mimpi-mimpinya. Dimana di kamar itu ibadah akan ditegakkan dan menjadi tempat dimana ia dan suaminya melaksanakan shalat dan ibadah secara bersama-sama. Pandangannya menyisir seluruh ruangan. Tersenyum diiringi pandangan sang suami mengawasi dirinya.Senyumnya seketika memudar, hatinya begitu tercekat, bola matanya yang bening tertumbuk pada sebatang MANDOLIN yang tergeletak di sudut kamar. Wanita itu nyaris tak percaya. Ini nyatakah atau hanya fatamorgana? Ya Allah, itu nyanyian? Oh bukan, itu adalah alat musik.Pikirannya tiba-tiba menjadi kacau. Bagaimanakah sesungguhnya kebenaran ucapan orang tentang lelaki yang kini telah menjadi suaminya. Ohsegala angan-angannya menjadi hampa, sungguh ia amat terluka. Hampir saja air matanya tumpah.Ia berulang kali mengucap istighfar, ALHAMDULILLAAHI ALAA KULLI HAALINYa bagaimanapun yang dihadapi alhamdulillah. Hanya Allah yang Maha Mengetahui segala kegaiban. Bagaimanapun Allah subhanahu wa taala telah memberikannya karunia seorang suami.Ia menatap suaminya dengan wajah merah karena rasa malu dan sedih, serta setumpuk rasa kekhawatiran menyelubung. Ya Allah, aku harus KUAT dan TABAH, SIKAP BAIK KEPADA SUAMI ADALAH JALAN HIDUPKU Kata wanita itu lirih di lubuk hatinya. Wanita itu berharap, Allah akan memberikan hidayah kepada suaminya melalui tangannya.Mereka mulai terlibat perbincangan, meski masih dibaluti rasa enggan, malu bercampur bahagia. Waktu terus berlalu hingga malam hampir habis. Sang suami bak tersihir oleh pesona kecantikan sang istri. Ia bergumam dalam hati, Saat ia sudah berganti pakaian, sungguh kecantikannya semakin berkilau. Tak pernah kubayangkan ada wanita secantik ini di dunia ini.Saat tiba sepertiga malam terakhir, Allah taala mengirimkan rasa kantuk pada suaminya. Dia tak mampu lagi bertahan, akhirnya ia pun tertidur lelap. Hembusan nafasnya begitu teratur. Sang istri segera menyelimutinya dengan selimut tebal, lalu mengecup keningnya dengan lembut. Setelah itu ia segera terdorong rasa rindu kepada mushalla-nya dan bergegas menuju tempat ibadahnya dengan hati melayang.Sang suami menuturkan, Entah kenapa aku begitu mengantuk, padahal sebelumnya aku betul-betul ingin begadang. Belum pernah aku tertidur sepulas ini. Sampai akhirnya aku mendapati istriku tidak lagi disampingku. Aku bangkit dengan mata masih mengantuk untuk mencari istriku. Mungkin ia malu sehingga memilih tidur di kamar lain.Aku segera membuka pintu kamar sebelah. Gelap, sepi tak ada suara sama sekali. Aku berjalan perlahan khawatir membangunkannya. Kulihat wajah bersinar di tengah kegelapan, keindahan yang ajaib dan menggetarkan jiwaku. Bukan keindahan fisik, karena ia tengah berada di peraduan ibadahnya.Ya Allah, sungguh ia tidak meninggalkan shalat malamnya termasuk di malam pengantin. Kupertajam penglihatanku. Ia rukuk, sujud dan membaca ayat-ayat panjang. Ia rukuk dan sujud lama sekali. Ia berdiri di hadapan Rabbnya dengan kedua tangan terangkat. Sungguh pemandangan terindah yang pernah kusaksikan. Ia amat cantik dalam kekhusyuannya, lebih cantik dari saat memakai pakaian pengantin dan pakaian tidurnya. Sungguh kini aku betul-betul mencintainya, dengan seluruh jiwa ragaku.Seusai shalat ia memandang ke arah suaminya. Tangannya dengan lembut memegang tangan suaminya dan membelai rambutnya. Masya Allah, subhanallah, sungguh luar biasa wanita ini. Kecintaannya pada sang suami, tak menghilangkan kecintaannya kepada kekasih pertamanya, yakni ibadah. Ya, ibadah kepada Allah, Rabb yang menjadi kekasihnya.Hingga bulan kedepan wanita itu terus melakukan kebiasaannya, sementara sang suami menghabiskan malam-malamnya dengan begadang, memainkan alat-alat musik yang tak ubahnya begadang dan bersenang-senang.Ia membuka pintu dengan perlahan dan mendengar bacaan Al-Quran yang demikian syahdu menggugah hati. Dengan perlahan dan hati-hati ia memasuki kamar sebelah. Gelap dan sunyi, ia pertajam penglihatannya dan melihat istrinya tengah berdoa.Ia mendekatinya dengan lembut tapi cepat. Angin sepoi-sepoi membelai wajah sang istri. Ya Allah, perasaan laki-laki itu bagai terguyur. Apalagi saat mendengar istrinya berdoa sambil menangis. Curahan air matanya bagaikan butiran mutiara yang menghiasi wajah cantiknya.Tubuh lelaki itu bergetar hebat, kemana selama ini ia pergi, meninggalkan istri yang penuh cinta kasih? Sungguh jauh berbeda dengan istrinya, antara jiwa yang bergelimang dosa dengan jiwa gemerlap di taman kenikmatan, di hadapan Rabbnya.Lelaki itu menangis, air matanya tak mampu tertahan. Sesaat kemudian adzan subuh. Lelaki itu memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini, ia lantas menunaikan shalat subuh dengan kehusyukan yang belum pernah dilakukan seumur hidupnya.Inilah buah dari doa wanita shalihah yang selalu memohonkan kebaikan untuk sang suami, sang pendamping hidup.Beberapa tahun kemudian, segala wujud PERTOBATAN lelaki itu mengalir dalam bentuk ceramah, khutbah, dan nasihat yang tersampaikan oleh lisannya. Ya lelaki itu kini telah menjadi DAI besar di kota Madinah.Memang benar, wanita shalihah adalah harta karun yang amat berharga dan termahal bagi seorang lelaki bertakwa. Bagi seorang suami, istri shalihah merupakan permata hidupnya yang tak ternilai dan BUKAN PERMATA BIASA.(Oleh Ummu Asyrof dari kumpulan kisah nyata, Abdur Razak bin Al Mubarak, disalin dari Jilbab.Online.)Kisah Nyata Doa Terkabul Kesabaran BerlapisMarch 8, 2012 Artikel 0 Menurut para ulama, sabar adalah setengah keimanan. Yang setengah lagi adalah syukur. Secara etimologi, sabar (ash shabr) berarti menahan (al habs). Dari sini sabar dimaknai sebagai upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu untuk mencapai ridha Allah. Sabar adalah akhlak mulia yang paling banyak disebutkan dalam Al Quran. Lebih dari seratus kali Al Quran menyebutkan kata sabar. Itu artinya, sabar adalah sebuah keutamaan. Sabar adalah poros sekaligus asas segala macam kemuliaan akhlak.Muhammad bin Abdul Aziz Al Khudhairi mengungkapkan bahwa saat kita menelusuri kebaikan serta keutamaan, kita akan menemukan bahwa sabar selalu menjadi asas dan landasannya. Iffah (menjaga kesucian diri) misalnya, adalah bentuk kesabaran dalam menahan diri dari memperturutkan syahwat. Qanaah (merasa cukup dengan apa yang ada) adalah sabar dengan menahan diri dari angan-angan dan keserakahan. Hilm (lemah-lembut) adalah kesabaran dalam menahan dan mengendalikan amarah. Pemaaf adalah sabar untuk tidak membalas kesalahan orang lain. Demikian pula akhlak-akhlak mulia lainnya, semuanya memiliki kaitan erat dengan kesabaran.Kedudukan sabar dalam agama bagaikan kepala bagi jasad.Jika kepala putus, badan pun akan hancur. Ali bin Abi Thalib Di sini saya kutipkan sebuah kisah kesabaran berlapis dari seorang ibu saat menghadapi salah satu kondisi tersulit dalam hidupnya. Ibu ini sangat sabar dalam berdoa, berikhtiar, dan menunggu pertolongan Allah. Kisah ini diceritakan seorang dokter, Dr. Abdullah namanya. Ia mengungkapkan pengalamannya:Seorang ibu berusia sekitar 40 tahunan datang kepada saya dengan menyeret langkah-langkah kakinya, ia menggendong anaknya yang tengah sakit parah. Ia memeluk anaknya yang masih kecil ke dadanya, seakan-akan anak tersebut adalah potongan tubuhnya. Kondisi anak itu memprihatinkan, terdengar satu dua tarikan nafas dari dadanya.Berapa umurnya?Ia menjawab, Dua setengah tahun.Saya dan tim dokter melakukan pemeriksaan kepada anak itu, ternyata pembuluh-pembuluh darah di livernya mengalami masalah serius. Kami pun segera melakukan tindakan operasi kepadanya. Alhamdulillah, dengan penanganan yang cepat dan tepat operasi pun berhasil dilakukan dengan baik. Dua hari setelah operasi, anak itu sudah sehat kembali. Ibunya pun tampak gembira.Ia bertanya kepada saya, Kapan anak saya boleh pulang Dok?Ketika saya hendak menulis surat keterangan pulang, tiba-tiba anak kecil itu mengalami pendarahan hebat di tenggorokannya, sehingga jantungnya berhenti berdetak selama 45 menit. Kesadarannya langsung hilang. Tim dokter langsung berkumpul di ruangannya untuk memberikan pertolongan. Beberapa jam telah berlalu, tetapi kami tidak sanggup membuatnya tersadar.Salah seorang anggota tim dokter segera mendatangi ibu itu dan berkata kepadanya, Kemungkinan anak Anda mengalami kematian otak (koma) dan saya mengira bahwa ia tidak memiliki harapan untuk hidup. Saya menoleh kepada teman saya itu dan memperingatkannya agar tidak mengatakan sesuatu yang melemahkan semangat dan belum tentu terjadi.Lalu saya melihat kepada si ibu, demi Allah, perkataan teman saya itu tidak menambah selain ia mengucapkan, Penyembuh adalah Allah, Pemberi kesehatan adalah Allah.Ia pun berkata, Saya hanya memohon kepada Allah jika ada kebaikan pada kesembuhan anak saya, semoga Allah menyembuhkan ia. Setelah itu ia diam dan berjalan menuju sebuah kursi kecil, lalu duduk. Kemudian ia mengambil mushaf kecilnya yang berwarna hijau dan membacanya.Para dokter pun keluar, saya juga keluar bersama mereka. Saya berjalan melewati anak itu, kondisinya belum berubah, sesosok tubuh yang terbujur kaku laksana mayat di atas tempat tidur putih. Lalu saya menoleh kepada ibunya, keadaannya juga masih tetap seperti sebelumnya. Ia asyik membaca Al Quran. Sepertinya, wanita ini tak bosan-bosannya membaca Al Quran. Satu hari ia membacakan Al Quran kepada anaknya; satu hari membacanya dan satu hari setelannya mendoakannya. Beberapa hari kemudian, salah seorang perawat memberitahu saya bahwa anak itu sudah mulai bergerak, saya langsung memuji Allah.Saya berkata kepada si ibu, Saya sampaikan kabar gembira kepada Anda bahwa keadaan si kecil mulai membaik. Ia hanya mengucapkan satu ucapan sambil menahan air matanya, Alhamdulillah, Alhamdulillah.Dua puluh empat jam kemudian kami dikejutkan dengan kondisi si anak, ia kembali mengalami pendarahan hebat seperti pendarahan sebelumnya, dan jantungnya berhenti berdetak untuk kedua kalinya. Tubuhnya yang kecil terlihat lelah, gerakannya telah hilang. Salah seorang dokter masuk untuk melihat kondisinya secara langsung, lalu saya mendengarnya berucap, Mati otak. Sang ibu terus menerus mengulang-ulang, Alhamdulillah, atas setiap keadaan, penyembuh adalah Allah.Ajaibnya, beberapa hari kemudian anak itu sembuh kembali. Namun, baru berlalu beberapa jam, ia kembali mengalami pendarahan di dalam livernya, lalu gerakannya berhenti. Beberapa hari kemudian ia sadar lagi, lalu kembali mengalami pendarahan baru, kondisinya aneh, saya tidak pernah melihat kondisi seperti itu selama hidup saya, pendarahannya berulang-ulang hingga enam kali, sedangkan dari lisan ibunya hanya keluar ucapan, Segala puji bagi Allah, Penyembuh adalah Rabb-ku, Dia-lah Penyembuh.Setelah beberapa kali pemeriksaan dan pengobatan, para dokter spesialis batang tenggorokan berhasil mengatasi pendarahan, anak itu mulai bergerak-gerak lagi. Tiba-tiba, ia kembali diuji dengan bisul besar (tumor) dan radang otak.Saya sendiri yang memeriksa keadaannya. Saya berkata kepada ibunya, Keadaan anak Anda mengenaskan sekali dan kondisinya berbahaya. la tetap mengulang-ulang ucapannya, Penyembuh adalah Allah. la pun mulai membacakan kembali Al Quran kepada buah hatinya itu. Setelah dua minggu berlalu, tumor itu tetap ada. Dua hari kemudian, kondisi anak itu mulai membaik. Kami pun sangat bersyukur dan memuji Allah karenanya.Ibu itu yang telah sekian lama menunggu di rumah sakit, mulai bersiap-siap untuk pulang. Namun satu hari kemudian, tiba-tiba anak tersebut mengalami radang ginjal parah yang dapat menyebabkan gagal ginjal kronis dan hampir menyebabkan kematiannya. Hebatnya, ibu itu tidak panik. Ia tetap berpegang teguh, bertawakal dan berserah kepada Rabb-nya serta terus mengulang-ulang, Penyembuh adalah Allah. Lalu, ia kembali ke tempatnya dan membacakan Al Quran kepada anaknya.Hari-hari berlalu, tim dokter terus berusaha memeriksa dan mengobati anak itu secara maraton hingga tiga bulan lamanya. Alhamdulillah, melalui perjuangan panjang, kondisinya pun membaik, segala puji hanya bagi Allah.Akan tetapi, kisah ini belum berhenti sampai di sini saja, si anak kembali diserang penyakit aneh yang belum pernah saya kenal selama hidup. Setelah empat bulan, ia terserang radang pada selaput kristal yang mengitari jantung, sehingga memaksa kita untuk membuka sangkar dadanya dan membiarkannya terbuka untuk mengeluarkan nanah.Ibunya hanya melihat kepadanya sambil berucap, Saya memohon kepada Allah agar menyembuhkannya, Dia adalah penyembuh dan pemberi kesehatan. Lalu, ia kembali ke kursinya dan membuka mushafnya.Terkadang saya melihat kepada ibu tersebut, sementara mushaf ada di depannya, ia tidak menoleh ke sekelilingnya. Kemudian saya masuk ke ruang refreshing, saya pun melihat banyak pasien dengan berbagai penyakit dan para penunggu mereka. Tampak sebagian dari pasien-pasien tersebut berteriak-teriak dan yang lainya mengaduh-aduh, sedangkan para penunggunya menangis, dan sebagian dari mereka berjalan dengan wajah gelisah di belakang para dokter.Ibu ini benar-benar berbeda. Ia tetap berada di atas kursinya memegang mushaf Al Quran dengan tenang. Ia tidak berpaling kepada orang yang berteriak dan tidak berdiri menghampiri dokter serta tidak berbicara dengan seorang pun.Saya merasa bahwa ia adalah gunung, setelah berada selama enam bulan


Top Related