Download - Islam dan Isu Kontemporer
Oleh : Aisyah Azzahra, Faisal Aditya, Nadhira Felicia Ariesgo, Shandi
Fadillah
ISLAM DAN ISU PEMIKIRAN
KONTEMPORER
Pemikiran Islam Kontemporer
Pemikiran Islam kontemporer adalah
pemikiran Islam yang berkembang pada
masa modern (abad 19 hingga sekarang.)
Penyebab pemikiran islam kontemporer
adalah Kemunduran progessif Kerajaan
Usmani yang merupakan pemangku
khilafah Islam yang telah melahirkan
kebangkitan Islam di kalangan warga Arab
di pinggiran imperium itu. Yang terpenting
di antaranya adalah gerakan Wahabi,
sebuah gerakan reformis puritanis
(Salafiyyah).
Selain itu ada pula gerakan Jamaluddin Al-
Afghani (1897). Ia mengajarkan Solidaritas
pada Islam dan pertahanan terhadap
imperialisme Eropa, dengan kembali
kepada Islam dalam suasana yang secara
ilmiah dimodernisasi.
Pemikiran Islam Kontemporer di Indonesia
Hal ini disebabkan karena para intelektual muslim Indonesia banyak belajar di negara-negara Islam modern dan juga di
negara-negara Barat.
Menurut Dawam Rahardjo , kegiatan intelektual di duniaIslam dewasa ini dikuasai oleh sekitar empat tema sentral,
yaitu:
• Interpretasi kembali Al-Qur’an. Salah satu latar belakanggagasan interpretasi kembali Al-Qur’an adalah keinginan
untuk melakukan rekonstruksi terhadap ajaran-ajaranIslam sebagai dasar pembinaan suatu masyarakat
modern. Tokoh-tokohnya di antaranya adalah K.H. Imam Ghozali, K.H. Maksum, K.H. Moenawar Cholil, dan Teuku
Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy.
• Aktualisasi tradisi. Tema ini cenderung sebagai
reaksi terhadap tema pertama (Interpretasi Kembali
Al-Qur’ân). tema ini bermaksud juga untuk
melakukan pembaharuan pemikiran. Tapi menurut
tema ini, pembaharuan hendaknya jangan
dilakukan dengan membuat garis dengan Islam
sejarah. Tokoh terpenting yang mengusung tema
“aktualisasi tradisi” di antaranya adalah Mohammad
Natsir dan Nurcholis Madjid.
• Islamisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Inti
daripada gagasan Islamisasi ini adalah memberikan
esensi peradaban Islam modern dengan nilai-nilai
tauhid. Salah satu tokohnya adalah Ahmad Muflih
Saefuddin.
• Pribumisasi Islam Tema ini sempat memancing
reaksi keras, karena contoh yang dikemukakannya
di antaranya adalah mengganti kata
Assalamu’alaikum dengan Selamat Pagi atau
Selamat Malam. Tema ini barangkali hanya
terdengar di Idonesia, melalui suara K.H.
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Dari tema-tema
tersebut maka lahirlah istilah pemikiran Islam
kontemporer di Indonesia.
Pluralisme (bahasa Inggris : pluralism), terdiri dari duakata plural (=beragam) dan isme (=paham) yang berarti paham
atas keberagaman. Definisi dari pluralisme seringkalidisalahartikan menjadi keberagaman paham yang pada akhirnya
memicu ambiguitas.
PLURALISME
Pluralisme Agama (Religious Pluralism) adalah istilah khusus
dalam kajian agama-agama. Sebagai ‘terminologi khusus’, istilah
ini tidak dapat dimaknai sembarangan, misalnya disamakan
dengan makna istilah ‘toleransi’, ‘saling menghormati’ (mutual
respect), dan sebagainya. Sebagai satu paham (isme), yang
membahas cara pandang terhadap agama-agama yang ada,
istilah ‘Pluralisme Agama’ telah menjadi pembahasan panjang di
kalangan para ilmuwan dalam studi agama agama (religious
studies).
Menurut Hasan at-Turabi, pluralisme atau ta’addudiyah dalam pandangan
Islam bersumber dari prinsip amr bil ma’ruf wan nahy ‘anil munkar atau
memerintahkan kebaikan dan melarang kemunkaran. Pluralisme ini menjadi
pra-kondisi bagi proses kemunculan opini dan hasil ijtihad yang terbaik bagi
masyarakat. Dilihat dari perspektif pluralisme internal masyarakat muslim,
kehadiran madzhab-madzhab dipandang sebagai salah satu bentuk pluralisme
yang positif. Madzhab-madzhab fikih mencerminkan pluralisme pemikiran,
metode, dan pandangan sosial politikyang ditopang dengan argumentasi yang
kuat
Menurut Cak Nur, pluralisme
merupakan suatu nilai yang
memandang secara positif dan
optimis terhadap kemajemukan
semua hal dalam berkehidupan
sosial dan budaya termasuk agama
dengan menerima sebagai
kenyataan dan berbuat sebaik
mungkin dapat mewujudkan
pernyataan tersebut. Yang dimaksud
positif dan optimis adalah sikap aktif
dan bijaksana.
Visi dari seorang cak nur adalah
sikap keterbukaan yang harus
disambut dengan keberanian untuk
berubah. Umat Islam tidak perlu
khawatir akan perubahan-perubahan
yang selalu terjadi pada tata nilai
duniawi manusia. Menuntut sikap
terbuka, yaitu kesediaan umat Islam
menerima dan menambil nilai-nilai
dari mana saja, asalkan mengandung
kebenaran bisa disebut merdeka dan
kebebasan dalam berpikir
Dalam fatwanya (No.7/MUNAS VII/MUI/II/2005 Tanggal 29 Juli 2005) mengenai
pluralisme, liberalisme dan sekularisme agama, MUI menetapkan bahwa
pluralisme agama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Rasionalisasinya yaitu pluralisme agama didasarkan pada satu asumsi bahwa
semua agama jalan yang sama-sama menuju Tuhan yang sama, jadi menurut
paham ini semua agama adalah jalan yang bebeda-beda menuju Tuhan yang
sama. Pluralisme ini kerap dipadankan dengan inklusivisme yang dua-duanya
sama berbahaya, bahkan inklusivisme lebih berbahaya karena mengajarkan
bahwa agama bukanlah satu-satunya jalan keselamatan, dalam paham ini tidak
boleh dianggap penganut agama lain bakal menghuni neraka.
ي شاء ربك لمن من في الرض كلهم جميع ولو ا كر الاا مؤمين كووا ا ف
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di
muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia
supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya? (QS. Yunus
10:99)
ISLAM SEKULARISME
Sekularisme adalah paham keduniawian.
Paham itu mengatakan bahwa kehidupan
duniawi ini adalah mutlak dan terakhir,
tiada lagi kehidupan sesudahnya, yang
biasanya agama-agama menamakan hari
kemudian, hari kebangkitan, dan lain-lain.
Kita semua yang hidup ini, adalah makhluk
Sekular, artinya kita sekarang masih
berada di dalam alam Sekular, duniawi,
karena belum pindah ke alam akhirat, alam
baka yaitu mati. Tetapi bagi penganut
sekularisme, mereka adalah orang-orang
sekularis, artinya orang-orang yang
menjadikan sekularisme sebagai sentral
keyakinannya. Dalam perspektif Islam,
sekularisme adalah perwujudan modern
dari paham dahriyah, seperti di isyaratkan
dalam Alquran, surat Jatsiah ayat 24
Masyarakat sekuler tidak memberikantanggapan langsung terhadap agama. Terlalu dini untuk mengatakan bahwa
masyarakat ini berfungsi tanpa agama. Masyarakat sekular dewasa ini,
dimana pemikiran religius, praktek-praktek religius dan kebiasaan-
kebiasaan religius mempunyai peranyang kecil saja. Bagaimanapun adalahahli waris nilai-nilai, aturan-aturan danorientasi keagamaan dimasa lampauhingga saat ini belum ada masyarakatyang benar-benar sekular. Masih perlu
dilihat apakah masyarakat sekularakan mampu secara efektif
mempertahankan ketertiban umumtanpa kekerasan institusional apabila
pengaruh agama semakin kurang. Barangkali dalam beraksi terhadap
institusional, impersonalitas danbirokrasi masyarakat moderen yang semakin bertambah, agama akan
memperoleh fungsi-fungsinya yang baru. tetapi barangkali bukan agama yang menerima nilai-nilai institusionalbaru yaitu agama yang ekumenisme, melainkan agama yang bersifat sekte-
sekte.
ISLAM LIBERALISME
Liberalisme adalah pemikiran asing yang masuk ke dalam Islam.
Pemikiran ini menafikan adanya hubungan kehidupan dengan agama
sama sekali. Pemikiran ini menganggap agama sebagai rantai pengikat
kebebasan hingga harus dibuang jauh-jauh. Para perintis dan pemikir
liberal yang menyusun pokok-pokok ajarannya membentuk liberal
berada diluar garis seluruh agama yang ada dan tidak seorangpun dari
mereka yang mengklaim adanya hubungan dengan satu agama tertentu
walaupun yang menyimpang.
Sehingga Liberalisme sangat bertentangan dengan Islam. Tidak
sedikit pembatal-pembatal ke-Islaman yang terkandung dalam
arus ideologi yang satu ini. Diantaranya:
1. Kekufuran
2. Berhukum dengan selain hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala .
3. Menghilangkan aqidah al-Wala dan bara’.
4. Menghapus banyak sekali ajaran dan hokum Islam.
Sehingga para ulama menghukuminya sebagai
kekufuran sebagaimana tertuang dalam fatwa Syaikh
Sholeh al-Fauzan yang dimuat dalam Harian al-Jazirah,
edisi Selasa tanggal 11 Jumada Akhir tahun 1428 H
Kata “fundamentalis” berasal dari bahasa Inggris yang berartipokok, asas, fundamental. Sedangkan kata pokok atau asasdalam bahasa Indonesia berarti dasar, alas, pondamen, atau
sesuatu yang menjadi pokok dasar atas tumpuan berfikir(berpendapat) dan sebagainya serta cita-cita yang menjadi
dasar
ISLAM FUNDAMENTALIS
CIRI-CIRI ISLAM FUNDAMENTALIS
Kelompok Islam Fundamentalis yaitu kelompok Islam al-thabit
(menurut istilah Adonis), kelompok Islam Revivalis (menurut
istilah Charles Kurzmen dan Akbar S. Akhmad), atau kelompok
Islam Ideal-Totalistik (menurut istilah Issa J. Boullata).
Ciri-ciri kelompok aliran ini yaitu:
TekstualMenyerukan keutamaan Islam pada periode Nabi dan
al-Khulafa al-Rashidin (al-Salaf al-Salih)
Menolak unsur-unsur asing dari barat
Kembali ke sumber pokok Islam (al-
Qur’an dan al-Sunnah)
Munculnya gerakan keagamaan yang berkarakter fundamentalis
merupakan fenomena penting yang turut mewarnai citra Islam
kontemporer di Indonesia. Istilah Islam fundamentalis sebagai sebuah
kesatuan dari berbagai fenomena sosial keagamaan dari kelompok-
kelompok muslim yang sedemikian kompleks. Hal ini disebabkan definisi
yang dibuat tidak sepenuhnya mampu mendeskripsikan fenomena
beragam atas gerakan-gerakan keagamaan yang muncul di Indonesia.
Selain itu, dalam beberapa literatur, istilah yang digunakan untuk
menggambarkan fenomena kontemporer “fundamentalisme Islam” tidaklah
seragam. Istilah Islam fundamentalis seringkali dipakai secara overlapping
dengan istilah Islam radikal atau Islam revivalis.
Islam Fundamentalis di Indonesia
Berdasarkan karakteristik-karakteristik yang menjadi platform
gerakan fundamentalis di Indonesia, terdapat beberapa
kelompok yang diasumsikan sebagai kelompok Islam
fundamentalis. Di antaranya adalah Front Pembela Islam (FPI),
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Forum Komunikasi Ahlussunnah
Wal Jamaah (FKAWJ), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), dan
Laskar Jihad.
ISLAM MODERNIS
Kata modernis yang berada di belakang kata Islam, berasal dari bahasa Inggris“modernistic” yang berarti model baru. Selanjutnya dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata modern diartikan sebagai yang terbaru atau mutakhir. Selanjutnya
kata modern erat pula kaitannya dengan kata “modernisasi” yang berartipembaharuan atau tajdid dalam bahasa arab. Dalam masyarakat barat, modernisasi mengandung arti pikiran, aliran, gerakan, dan usaha untuk
mengubah paham-paham, adat istiadat, instituisi-instituisi lama, dan sebagainyauntuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi modern. Kata tersebut selanjutnya masuk ke dalamliterature Islam. Dalam hubungan ini modernisasi mengalami perbedaan dengan
modernisasi yang terjadi di Barat.
Kelompok Islam Modernis yaitu kelompok Islam mutahawwilyang berpandangan bahwa interpretasi teks harus beradaptasi
dengan realitas (menurut istilah Adonis), kelompok liberal-modernis (menurut istilah Charles Kurzmen) atau kelompok
Islam reformistik (menurut istilah Issa J. Boullata).
Ciri-ciri Islam modernis yaitu:
Ciri-ciri kelompok aliran ini yaitu:
Menggunakan teks dengan interpretasi yang membuat
teks dapat beradaptasi dengan realitas dan
perubahan.
Menghadirkan kembali masa
lalu untuk kepentingan
modernitas.
Membangun tradisi secara baru
dengan kerangka modern dan
pra-syarat rasional.
Gerakan Islam modern di Indonesia muncul pada awal abad keduapuluh. Pada tahun 1906 kelompok muda di wilayah Sumatera Barat yang
dipelopori oleh Haji Abdul Karim Amrullah, Haji Abdullah Ahmad, danSyaikh Daud Rasyidi melakukan protes terhadap struktur kekuasaan adat
yang tidak memberikan ruang bagi mereka untuk bergerak. Kelompokyang terdiri dari ulama dan cendekiawan ini bermaksud untuk merubah
beberapa hal pada ketentuan adat yang tidak sesuai dengan syariatIslam yang mereka pahami. Minangkabau adalah daerah yang
mempunyai peranan penting dalam penyebaran cita-cita pembaruan kedaerah-daerah lain. Di daerah inilah pertama kali muncul tanda-tanda
pembaruan.
Islam Modernis di Indonesia
Gagasan Ahmad Dahlan pada saat pembentukan Muhammadiyah memiliki ciri yang khas, yakni kaidah-kaidahnya yang mengikuti
organisasi modern. Kegiatan Muhammadiyah tidak semata tumbuh dari buah pemikiran pemimpinnya saja. Pengaruh-pengaruh luar juga
masuk dalam struktur Muhammadiyah seperti pembentukan Kepanduan yang disebut dengan Hizbul Wathan dan Aisiah. Pengaruh luar yang masuk ke pulau Jawa dianggap sebagai tantangan sekaligus contoh bagi pemimpin-pemimpin Muslim tersebut. Pada saat itu banyak
misionaris kristen yang memasuki wilayah Jawa, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para misionaris inilah yang banyak dicontoh oeh Muhammadiyah. Perawatan fakir miskin dan bantuan kepada orang-
orang yang membutuhkan serta pengumpulan zakat dilakukan sebagai sebuah inovasi dari sebuah organisasi. Demikian pula dengan
pembangunan klinik kesehatan.
Sekitar tahun 1818-1883 di Negara Rusia muncul dan tumbuh
suatu Pemikiran besar yang dinamakan Marxisme. Penggagas
pertama pemikiran ini adalah seorang tokoh Sosialis
Revolusioner yang bernama Heinrich Karl Marx. Ajaran
Marxisme terus berkembang, hingga akhirnya tumbuhlah
beberapa pengikut ajaran Marxis yang menjadi pelopor atas
berkembang-luasnya pengaruh ajaran dan berkembangnya
pemikiran Marxis ke arah radikal.
ISLAM DAN MARXISME
Dalam kajiannya Marxis yang menentang adanya kapitalisme yang
menganggap bahwasannya kapitalisme mengeksploitasi kelas-kelas,
antara kaum borjuis terhadap kaum proletar, disini sangat jelas terlihat
ketika kapitalisme mengusai kegiatan ekonomi dan memberatkan kaum
proletar yang bekerja akan tetapi tidak sesuai dengan pendapatannya.
Marxis melihat pada kapitalisme bahwa liberal memandang
perekonomian dengan positive sum game, yang sebagaimana kita
ketahui dengan keuntungan bagi semua. Marx dengan demikian
mengambill pendapat zero sum yang diambil dari merkantilisme dan
memakainya dalam hubungan kelas selain hubungan negara, karena
menurut mereka positive zero sum hanya sebagai tempat eksploitasi
kelas terhadap kelas proletar.
Pertentangan Kelas Menurut Marxis dan Islam
Marxisme menjadi salah satu pendorong munculnya pergerakan radikal
meskipun bukan lah marxisme yang murni berasal dari Rusia.
Marxisme yang ada di Indonesia bercampur dengan unsur tradisonalis,
dan nasionalis bangsa Indonesia. Pergerakan marxisme di Indonesia
cenderung di barengi dengan pergerkan kaum petani, kalau di wilayah
Rusia sebagai kaum Proletar. Masyarakat kalangan bawah lebih
mendukung paham ini, karena di dalamnya masyarakat kalangan ini
lebih diuntungkan dengan teori penyamarataannya
Implementasi Pemikiran Marxisme Dalam Pergerakan Kemerdekaan
Indonesia
Pandangan marx tentang agama: “Religion is the opium of the masses” atau agama adalah candu rakyat. Ada berbagai
kontroversi dikalangan kaum Marxis pada abad pertengahantentang apa yang dikatakan Marx tentang agama. Adapun
pendapat tersebut terbagi menjadi tiga penafsiran. Pertama, Marxis Radikal seperti Lenin yang menganggap semua yang
dikatakan Marx tentang agama bersifat negatif, karena agama menindas, meracuni, membuat rakyat tunduk pada satu
komando yang itu hanya berpihak kepada kaum pemilik modal. Maka dari itu, Lenin ingin menghapuskan peran lembaga
keagamaan di masyarakat ketika ia berkuasa di negaranya.
Agama Sebagai Candu Rakyat dan Alat
Penindasan
Pengertian komunisme secara umum– Komunisme adalah
sebuah ideologi. Penganut paham berasal dari der Manifest
Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich
Engels, sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan
pada 21 Februari 1848 teori analitis pendekatan komunis untuk
perjuangan kelas (sejarah dan kontemporer) dan kemakmuran
ekonomi yang kemudian menjadi salah satu gerakan paling
berpengaruh di dunia politik.
ISLAM DAN KOMUNISME
Implementasi Pemikiran Komunisme di Indonesia
Nasakom adalah konsep politik selama presiden Sukarno di Indonesia. Ini adalah
akronim dari Nasionalisme, Agama, dan Komunisme. Pada 1956 Sukarno secara
terbuka mengkritik demokrasi parlementer, yang menyatakan bahwa itu
"didasarkan pada konflik inheren" yang berlawanan dengan gagasan Indonesia
harmoni sebagai keadaan alami antar hubungan manusia. Sebaliknya, ia mencari
sistem yang didasarkan pada sistem tradisional desa dengan menampilkan diskusi
dan konsensus, di bawah bimbingan para tetua desa. Ia mengusulkan campuran
antara tiga unsur nasionalisme, agama dan komunisme menjadi pemerintah
koperasi 'Nas-A-Kom'. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan tiga faksi
utama dalam politik Indonesia - tentara, kelompok-kelompok Islam, dan komunis.
Dengan dukungan dari militer, pada bulan Februari ia menyatakan 'Demokrasi
Terpimpin', dan mengusulkan kabinet yang akan mewakili semua partai politik
penting (termasuk PKI).
Cara Menyikapi Aliran dan Isu Pemikiran
Kontemporer
- Mempelajarinya lewat Al-Qur’an dan
Hadist serta orang-orang yang ahli dalam
bidangnya
- Karna jika kita memiliki pegetahuan yang
cukup mengenai suatu agama, kita akan
lebih mudah mem-filter informasi-informasi
baru
Mempelajari agama tersebut
secara mendalam dan
menyeluruh agar dapat
memahami dengan jelas agama
tersebut sehingga tidak mudah
dipengaruhi
- Memahami bahwa setiap
manusia memiliki cara
berpikir yang berbeda
sesuai dengan pemahaman
yang mereka yakini
Memahami dinamika
kehidupan ini secara
terbuka dengan
menerima pluralitas
pemikiran yang lain,
yang ada di luar
kelompoknya.
- Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak
dengan yang bathil dan janganlah kamu
sembunyikan yang hak itu, sedang kamu
mengetahui. (Al Baqarah [2] : 42)
- Hal tersebut pernah dilakukan oleh orang-orang
yahudi dimasa yang lampau, terutama para rahib
dan pendeta. Mereka mencampuradukkan
kebenaran dan kebatilan. Cara mereka
memalsukan kebenaran ialah dengan menuduh
Nabi Muhammad Saw sebagai pembohong.
Kemudian mereka menyembunyikan sifat-sifat
Nabi yang sebenarnya dan menyembunyikan cara
Nabi dalam melakukan da’wah dalam mengajak
kebenaran, walaupun mereka mengetahui. Mereka
pun berusaha menambah-nambah hal-hal yang
sengaja mereka buat, yang selanjutnya hal
tersebut dijadikan ketetapan agama, padahal
kenyataannya adalah adat istiadat yang mereka
ciptakan.
Dalam masalah aqidah dan
ibadah, umat islam
wajib bersikap ekseklusif,
dalam arti haram mencampur
adukan aqidah dan ibadah
umat islam dengan aqidah
dan ibadah pemeluk agama
lain
- Tetap menjalin silaturrahmi dengan
orang-orang yang berbeda aqidah
maupun pemikirannya dengan kita
Dalam masalah social
yang tidak berkaitan
dengan aqidah dan
ibadah, umat Islam
bersikap inklusif,
dalam arti tetap
melakukan pergaulan
social dengan pemeluk
agama lain sepanjang
tidak saling merugikan.- Memohon pertolongan kepada
Allah agar selalu diberi jalan
yang lurus yang Ia ridhoi
Memperkuat Iman dan
memperbanyak amal
ibadah