HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT
KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA TODDLER
DI RUANG RAWAT INAP ANAK RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH BANTUL, YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
DISUSUN OLEH :
DIAN KARTIKASARI
2213129
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Hubungan Perilaku Caring
Perawat dengan Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi pada Anak Usia Toddler
di Ruang Rawat Inap Anak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul,
Yogyakarta”.
Penelitian ini telah dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan dan bantuan
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Pada kesempatan
ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya
kepada:
1. Kuswanto Hardjo, dr.,M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.,MB. selaku Ketua Prodi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
3. Deby Zulkarnain Rahadian Syah, S.Kep.,Ns.,MMR selaku penguji atas segala
masukan, bimbingan dan arahan sehingga terselesaikan penelitian ini.
4. Rahayu Iskandar, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan pendapat selama proses penyelesaian
penelitian ini.
5. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta yang telah
memberikan izin dan kesempatan bagi saya untuk melakukan studi
pendahuluan dan penelitian.
Semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar
harapan semoga usulan penelitian ini bermanfaat bagi semua.
Yogyakarta, September 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
PERNYATAAN ............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iv DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii
INTISARI ......................................................................................................... ix
ABSTRACT ....................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian............................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian .............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ..................................................................................... 9
B. Kerangka Teori ................................................................................... 31 C. Kerangka Konsep ................................................................................ 32
D. Hipotesis ............................................................................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ................................................................................. 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 33 C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 33
D. Variabel Penelitian .............................................................................. 34
E. Definisi Operasional ............................................................................ 34
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data............................................ .......... 35 G. Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 37
H. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ......................................... 38
I. Etika Penelitian ................................................................................... 40 J. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ................................................................................................... 43 B. Pembahasan ........................................................................................ 48
C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 54
B. Saran ................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................ 35
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Caring Perawat ............................ 36
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat .............................. 44
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Anak Usia Toddler .. 45
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Caring ........................................ 46
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan pada Anak Usia
Toddler akibat Hospitalisasi .................................................... 46
Tabel 4.4 Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Tingkat
Kecemasan pada Anak Usia Toddler akibat Hospitalsasi ........... 47
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Rentang Respon Kecemasan ................................................. 26
Gambar 2.2 Kerangka Teori ..................................................................... 31
Gambar 2.3 Kerangka Konsep ................................................................. 32
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2. Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3. Lembar Observasi Caring Perawat
Lampiran 4. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 5. Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden
Lmapiran 6. Lembar Observasi Kecemasan Anak
Lampiran 7. Frekuensi Karakteristik Perawat
Lampiran 8. Frekuensi Karakteristik Pasien Anak Usia Toddler
Lampiran 9. Hasil Uji Reliabilitas (Cohen Kappa)
Lampiran 10. Hasil Penelitian
Lampiran 11.Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 12. Mapping Skripsi
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT
KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA TODDLER
DI RUANG RAWAT INAP ANAK RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH BANTUL, YOGYAKARTA
Dian Kartikasari1, Rahayu Iskandar
2
INTISARI
Latar Belakang: Proses hospitalisasi pada anak dapat menimbulkan perasaan
cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah. Dampak hospitalisasi pada anak
usia toddler bereaksi sesuai dengan sumber stressnya. Caring merupakan
fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan,
dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Perawat yang bertugas
memberikan asuhan keperawatan harus mengembangkan perilaku caring, perawat
yang berperilaku caring berarti perawat tersebut mampu mengurangi stres ataupun
trauma pasien ketika menjalani hospitalisasi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku caring
perawat dengan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia toddler di
ruang rawat inap anak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta.
Metode: Penelitian ini termasuk penelitian correlation study non eksperimental
dengan desain penelitian cross sectional. Jumlah sampel perawat sebanyak 16
responden, dengan teknik sampling menggunakan total sampling. Besar sampel
yang diambil sesuai dengan banyaknya hasil pengukuran perilaku caring perawat
kepada anak yang dirawat. Sehingga didapatkan 64 kali hasil pengukuran
kecemasan pada anak yang dirawat di Bangsal Al-Ikhlas Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta dengan menggunakan teknik accidental
sampling. Analisa data bivariat menggunakan Somers’d.
Hasil: Analisa bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara
perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak
usia toddler dengan nilai Pvalue = 0,001, dengan keeratan hubungan pada kategori
sedang, yaitu nilai r = 0,578.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang positif antara perilaku caring perawat
dengan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia toddler di ruang
rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta dengan
keeratan hubungan pada kategori sedang.
Kata Kunci: perilaku caring perawat, tingkat kecemasan anak, usia toddler,
hospitalisasi.
1Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta 2Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta
THE CORRELATION OF NURSES CARING BEHAVIOR WITH
ANXIETY LEVEL DUE TO HOSPITALIZATION IN TODDLER IN
CHILDREN’S INPATIENT ROOM OF PKU MUHAMMADIYAH
BANTUL HOSPITAL, YOGYAKARTA
Dian Kartikasari1, Rahayu Iskandar
2
ABSTRACT
Background: The process of hospitalization in children can lead to feelings of
anxiety, anger, sadness, fear, and guilt. The impact of hospitalization on toddler-
age children reacts according to the source of stress. Caring is a universal
phenomenon that deals with the way one thinks, feels, and behaves when dealing
with others. Nurses who are in charge of providing nursing care should develop
caring behavior. Caring nurse means that the nurse is able to reduce the stress or
trauma of patients during the hospitalization.
Objective: This study aims to determine the correlation of nurses caring behavior
with anxiety level due to hospitalization in toddler in children’s inpatient room of
PKU Muhammadiyah Bantul Hospital, Yogyakarta.
Methods: This study is included in non-experimental correlation study with cross
sectional study design. The number of nurse sample are 16 respondents, with the
sampling technique using total sampling. The sample size of anxiety in children is
taken in accordance with the number of measurements of caring behavior of the
nurse to the treated child. Therefore it is obtained 64 times as the result of
measurement of anxiety in children treated in Al-Ikhlas ward of PKU
Muhammadiyah Bantul Hospital, Yogyakarta by using accidental sampling
technique. The analysis of bivariate data uses Somers’D.
Results: Bivariate analysis shows that there is a positive correlation between
nurse caring behavior with the anxiety level due to hospitalization in toddler with
Pvalue = 0.001, with the level of correlation on medium category (value of
r=0.578).
Conclusion: There is a positive correlation between nurse caring behavior with
the anxiety level due to hospitalization in toddler in children’s inpatient room of
PKU Muhammadiyah Bantul Hospital, Yogyakarta with the level ofcorrelation in
medium category.
Keywords: nurse caring behavior, child’s anxiety level, toddler, hospitalization.
1Student of Nursing Science Program Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Lecturer of Nursing Science Program Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan anak menentukan kualitas anak di kemudian hari, karena
keberhasilan anak di masa mendatang tergantung proses anak menjalani masing-
masing tahap awal kehidupannya yaitu usia bayi, toddler, prasekolah dan sekolah
(Supartini, 2004). Asmadi (2008) menjelaskan, dalam tahapan perkembangannya,
anak dapat mengalami kejadian yang pada akhirnya memaksa anak untuk tinggal
di rumah sakit. Saat dirawat di rumah sakit, anak akan mendapatkan serangkaian
tindakan untuk mencapai kesehatan fisik secara optimal yang disebut
hospitalisasi.
Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi anak (Asmadi,
2008). Proses hospitalisasi pada anak dapat menimbulkan perasaan cemas, marah,
sedih, takut, dan rasa bersalah Wong (2000) dalam Suryanti (2011). Perasaan
tersebut timbul karena anak mengalami sesuatu yang tidak biasa dialaminya dan
sesuatu yang dirasakan menyakitkan. Penyebab stress dan kecemasan pada anak
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya perilaku yang ditunjukkan petugas
kesehatan (dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya), pengalaman
hospitalisasi anak, dan support system atau dukungan keluarga yang mendampingi
anak selama perawatan. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan anak menjadi
semakin stress dan berpengaruh terhadap proses penyembuhan (Nursalam,
Susilaningrum & Utami, 2008).
Kecemasan akan memberikan dampak pada anak yaitu hilangnya kontrol,
displacement, menyangkal, menarik diri, tingkah laku protes, serta lebih peka dan
pasif seperti menolak makan dan lain-lain (Hidayat, 2007). Supriatini (2004)
dalam Liputo (2014) menyebutkan dampak hospitalisasi pada anak usia toddler (1
– 3 tahun) bereaksi sesuai dengan sumber stressnya yaitu peralatan medis yang
terlihat bersih dirasakan cukup menyeramkan bagi anak. Begitu juga dengan bau
obat yang menyengat dan penampilan staf rumah sakit dengan baju putihnya yang
terkesan menakutkan bagi anak. Reaksi yang biasa ditunjukkan oleh anak akibat
2
hosptilasasi yaitu anak akan menunjukkan perilaku kehilangan kendali, menangis,
menjerit, sedih, apatis, dan menolak makan, serta anak kurang aktif. Sehingga,
perawat harus berupaya meminimalkan stress pada anak saat anak dirawat di
rumah sakit (Oktacvianah, 2012).
Hasil penelitian Suryanti, dkk pada tahun 2011 di RSUD dr. R Goetheng
Tarunadibrata Purbalingga tentang kecemasan anak yang dirawat menunjukkan
53,3% anak mengalami kecemasan sedang, 36,7% anak mengalami kecemasan
ringan, 6,7% anak mengalami kecemasan berat, dan 3,3% anak tidak mengalami
kecemasan. Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2012) di Rumah Sakit Umum
Daerah Kraton Pekalongan menujukkan data, sebesar 60,7% anak mengalami
kecemasan sedang, 39,3% anak mengalami kecemasan berat dan tidak ada yang
mengalami kecemasan ringan. Sedangkan hasil penelitian Liputo (2014) di RSUD
Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo menunjukkan data kecemasan anak yang
dirawat menunjukkan data 24,4% anak toddler mengalami kecemasan, dan 75,6%
anak tidak mengalami kecemasan. Hasil penelitian Arfiani (2013) di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta menyebutkan terdapat hubungan antara
penerapan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pada anak usia
sekolah yang dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan
menggunakan analisis korelasi Kendall Tau didapatkan nilai τ = -0,521 dan nilai ρ
= 0,002 < 0,05. Koefisien nilai τ memiliki arah negative yang berarti bahwa
semakin baik penerapan perilaku caring perawat, maka tingkat kecemasan anak
yang dirawat akan semakin ringan, dan sebaliknya, semakin buruk penerapan
perilaku caring perawat, maka tingkat kecemasan anak yang dirawat akan
semakin berat.
Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang
berpikir, berperasaan, dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain.
Seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus mencerminkan
perilaku caring dalam setiap tindakan, karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis untuk meningkatkan kepedulian merawat pasien
(Dwidiyanti, 2007). Perilaku caring dalam asuhan keperawatan antara lain
melalui mendengarkan dengan penuh perhatian, kehadiran perawat saat
3
dibutuhkan, perkataan yang lemah lembut, sentuhan, menunjukkan sikap
menghargai klien. Perawat perlu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
anak dan memberi contoh yang jelas sesuai dengan kemampuan kognitif anak
(Supartini, 2004).
Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat yang dilakukan oleh Arfiani
(2013) di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta menunjukkan data bahwa 46,9%
perawat berperilaku baik dan 53,1% perawat berperilaku caring cukup. Penelitian
Dewi (2014) di Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso
menunjukkan data 59,1% perawat berperilaku caring dengan baik, sisanya dan
(40,9%) perawat berperilaku caring kurang. Sedangkan penelitian yang dilakukan
Liputo (2014) di RSUD Prof. dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo menunjukkan data
80,4% perawat berperilaku caring dengan baik dan 19,6% perawat berperilaku
caring kurang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan, masih ada perawat yang
belum berperilaku caring.
Perilaku caring yang diterapkan oleh perawat dapat memberikan dampak
positif. Dampak positif perilaku caring bagi perawat diantaranya perawat akan
merasakan kepuasan dalam dirinya karena mampu melaksanakan tindakan sesuai
tujuan yang ingin dicapai, perawat akan memiliki kejujuran yang tinggi dan
perasaan ikhlas membantu pasien, perawat dapat meningkatkan pengetahuannya,
sehingga dapat diterapkan untuk melaksanakan caring kepada pasien. Sedangkan
dampak positif perilaku caring bagi pasien diantaranya kesembuhan pasien
meningkat, usia lebih panjang, pasien merasa aman dan nyaman selama dirawat,
pasien akan memiliki rasa percaya yang tinggi kepada perawat dan pasien akan
terhindar dari perasaan asing terhadap perawat. Dampak negatif bagi pasien
apabila perawat tidak berperilaku caring adalah pasien akan merasa takut,
khawatir, hilang kontrol, dan putus asa, pasien akan merasa terasing, proses
kesembuhan pasien akan menjadi lebih sulit, dan hubungan interpersonal perawat
pasien tidak terjalin Watson (2008).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 17 Desember 2016
di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta, diketahui jumlah
pasien anak yang dirawat di ruang perawatan anak dari tanggal 01 Desember – 17
4
Desember 2016 berjumlah 30 anak dengan 20 anak usia toddler. Hasil wawancara
terhadap empat orang tua dari anak yang dirawat, tiga orang tua (75%)
diantaranya mengatakan anaknya mengalami kecemasan, ditandai dengan anak
sering menangis terutama saat diberikan tindakan medis, susah tidur, susah
makan. Hal ini menurut orang tua dikarenakan kondisi lingkungan yang baru,
karena sebelumnya anak terbiasa bermain di luar namun saat ini harus mengurangi
aktivitas karena sedang menjalani proses peawatan. Hasil observasi, perawat di
ruang perawatan anak melakukan kunjungan atau pertemuan perawat dengan anak
hanya saat memberikan tindakan medis. Diluar itu, perawat tidak datang untuk
mengunjungi pasien.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan akibat
hospitalisasi pada anak usia toddler di ruang rawat inap anak Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu adakah hubungan perilaku caring
perawat dengan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia toddler di
ruang rawat inap anak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini terdiri dari :
1. Tujuan Umum
Diketahui hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan
akibat hospitalisasi pada anak usia toddler di ruang rawat inap anak Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus :
a. Diketahui gambaran penerapan perilaku caring perawat di ruang rawat
inap anak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta.
b. Diketahui gambaran tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak
usia toddler di ruang rawat inap anak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Bantul, Yogkarta.
5
c. Diketahui keeratan hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat
kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia toddler di ruang rawat inap
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi beberapa pihak, antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu keperawatan
terutama mengenai penerapan perilaku caring perawat pada anak usia toddler
yang mengalami hospitalisasi di ruang rawat inap anak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi perawat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan, terutama bagi
perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
menerapkan perilaku caring pada anak sehingga anak akan merasa
nyaman dan aman ketika mengalami proses hospitalisasi.
b. Bagi peneliti lain
Sebagai sumber informasi untuk penelitian lebih lanjut dan dapat
dijadikan perbandingan atas penelitian mengenai hubungan penerapan
perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi
pada anak usia toddler di ruang rawat inap anak.
E. Keaslian Penelitian
1. Suryanti, dkk (2011) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Terapi
Bermain Mewarnai dan Origami Terhadap Tingkat Kecemasan sebagai Efek
Hospitalisasi pada Anak Usia Pra Sekolah di RSUD dr. R. Goetheng
Tarunadibrata Purbalingga”. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pre
eksperimen dengan rancangan One Group Pretest – Posttest Design.
Rancangan ini dilakukan dengan cara sebelum diberikan treatment /
perlakuan, variabel diobservasi atau diukur terlebih dulu (pre-test) setelah itu
dilakukan treatment / perlakuan dan setelah treatment dilakukan pengukuran
atau observasi (post test). Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu
observasi atau pengamatan, pengambilan sampel menggunakan teknik Non
6
Probabiliy Sampling dengan jenis sampling kuota, yaitu dengan cara
pengambilan sampel dengan menentukan ciri-ciri tertentu sampai jumlah
kuota yang telah ditentukan dan besar sampel dalam penelitian ini sebanyak
30 anak usia prasekolah ( 3 – 6 tahun) serta menggunakan uji komparasi
(paired simple t-test). Hasil penelitan menujukkan bahwa 53,3% anak
mengalami kecemasan sedang, 36,7% anak mengalami kecemasan ringan,
6,7% anak mengalami kecemasan berat dan 3,3% anak tidak mengalami
kecemasan saat hospitalisasi dengan perbedaan skor kecemasan rata-rata
sebelum (21,13) dan sesudah (14,00) dilakukan terapi bermain mewarnai dan
origami diperoleh nilai ρ = 0,0001 < α = 0,05.
Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama meneliti mengenai
kecemasan yang dialami anak saat hospitalisasi. Sedangkan perbedaan pada
penelitian ini yaitu pada variabel serta jenis penelitian, yaitu penelitian
deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, metode pengumpulan
data menggunakan lembar observasi, pengambilan sampel dengan teknik
aksidental sampling, dan teknik analisa data dengan menggunakan analisis
Somers’d.
2. Pratiwi (2012) melakukan penelitian dengan judul “Penurunan Tingkat
Kecemasan Anak Rawat Inap dengan Hospital Story di RSUD Kraton
Pekalongan”. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen dengan
pengumpulan data menggunakan kuesioner. Penentuan sampel dengan
purposive sampling dengan besar sampel sebanyak 28 anak rentang usia 6 –
8 tahun dan teknik analisa data menggunakan uji statistik Wilcoxon. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 60,7% anak mengalami kecemasan sedang,
39,3% anak mengalami kecemasan berat dan tidak ada anak yang mengalami
kecemasan ringan sebelum dilakukan terapi bermain Hospital Story
sedangkan setelah dilakukan terapi bermain Hospital Story, data
menunjukkan bahwa 57,1% anak mengalami kecemasan sedang, 42,9% anak
mengalami kecemasan ringan dan tidak ada anak yang mengalami kecemasan
berat dengan nilai ρ = 0,000 (ρ<0,05).
7
Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama meneliti mengenai
kecemasan yang dialami anak saat hospitalisasi. Sedangkan perbedaan
penelitian ini yaitu pada variabel serta jenis penelitian, yaitu penelitian
deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, pengambilan sampel
dengan teknik aksidental sampling, metode pengumpulan data menggunakan
lembar observasi dan teknik analisa data dengan menggunakan analisis
Somers’d.
3. Liputo (2014) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Perilaku
Caring Perawat dengan Kecemasan akibat Stress Hospitalisasi pada Anak
Usia Toddler di Ruang Perawatan Anak RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota
Gorontalo”. Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan pendekatan
cross sectional, pengambilan sampel ditentukan dengan teknik
accidentalsampling dengan besar sampel sebanyak 41 anak usia toddler dan
teknik analisa data menggunakan uji Fisher’s Exact Test. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata (75,6%) anak usia toddler tidak mengalami
kecemasan dan rata-rata (80,4%) perilaku caring perawat baik dengan nilai ρ
=0.000 < α 0.05.
Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel bebas
dan variabel terikat serta jenis penelitian dan teknik pengambilan sampel
yang sama. Sedangkan perbedaan penelitian ini yaitu pada teknik analisa data
dengan menggunakan analisis Somers’d serta tempat penelitian dilakukan di
tempat yang berbeda.
4. Rosidah (2012) melakukan penelitian dengan judul “Persepsi Orang Tua
tentang Perilaku Caring Perawat pada Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di
Ruang Rawat Inap Anak RSUD Serang Tahun 2011”. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif,
pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah
sampel 96 responden, pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis
yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 94,8% responden memiliki presepsi caring perawat baik dan
sebanyak 5,2% responden memiliki presepsi caring perawat kurang baik.
8
Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang caring
perawat. Sedangkan perbedaan penelitian ini yaitu pada variabel serta jenis
penelitian, yaitu penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional, pengambilan sampel dengan teknik accidentalsampling, metode
pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan teknik analisa data
dengan menggunakan analisis Somers’d.
5. Rahmadhani (2015) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan
Dukungan Keluarga dengan Kecemasan Anak Usia Prasekolah pada Saat
Hospitalisasi di RSUD Datu Beru Takengon Kabupaten Aceh Tengah Tahun
2015”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunnakan
adalah purposive sampling dengan banyak sampel 30 orang tua sebagai
responden. Teknik analisa data menggunakan uji korelasi spearman dengan
hasil penelitian anak yang mengalami kecemasan berat sebanyak 18 anak
(60%), anak yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 5 anak (16,7%)
dan 7 anak mengalami kecemasan ringan (23,3%).
Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama mengunakan variabel terikat
tentang kecemasan anak dan jenis penelitian. Sedangkan perbedaan penelitian
ini yaitu pada teknik pengambilan sampel dengan teknik aksidental sampling,
metode pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan teknik analisa
data dengan menggunakan analisis Somers’d.
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul berlokasi di Jalan Jenderal
Sudirman No.124, Bantul, Yogyakarta 55711. Pada 09 Dzulqo’dah atau
bertepatan dengan tanggal 01 Maret 1966 berdirilah sebuah Klinik dan
Rumah Bersalin di Kota Bantul yang diberi nama Klinik dan Rumah Bersalin
PKU Muhammadiyah Bantul. Sebagai sebuah karya tokoh-tokoh
Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah pada waktu itu. Seiring berjalannya waktu,
perkembangan Kinik dan Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah Bantul
semakin pesat dengan ditandai adanya pengembangan pelayanan di bidang
kesehatan anak, baik sebagai upaya penyembuhan maupun pelayanan di
bidang pertumbuhan dan perkembangan anak pada tahun 1984. Dan hal inilah
yang menjadi dasar perubahan Rumah Bersalin menjadi Rumah Sakit Khusus
Ibu dan Anak (RSKIA) dengan Surat Keputusan Ijin Kanwil Depkes Provinsi
DIY nomor 503/1009/PK/IV/1995 yang selanjutnya pada tahun 2001
berkembang menjadi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul dengan
diterbitkannya ijin operasional dari Dinas Kesehatan nomor 44/4318/2001.
Saat ini Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul telah mendapatkan
sertifikat ISO 9001 – 2008 untuk pelayanan kesehatan standar mutu
internasional.
Falsafah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul merupakan perwujudan
ilmu, iman dan amal shalih. Visi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul
yaitu terwujudnya rumah sakit islami yang mempunyai keunggulan kompetitif
global, dan menjadi kebanggaan umat.
Misi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul yaitu berdakwah melalui
pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan mengutamakan peningkatan
kepuasan pelanggan serta peduli pada kaum dhu'afa dan mempunyai motto
layananku ibadahku.
44
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul merupakan rumah sakit tipe C
yang mempunyai pelayanan 24 jam, pelayanan rawat inap maupun pelayanan
rawat jalan, pelayanan masyarakat dan pelayanan penunjang. Pelayanan rawat
inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul berupa bangsal VIP,
bangsal kelas I, bangsal kelas II, bangsal kelas III, bangsal anak, bangsal
perinatal risiko tinggi (peristi), kamar bersalin, bangsal nifas, ICU, PICU dan
HDNC.
Penelitian ini dilakukan di bangsal anak (Bangsal Al-Ikhlas) Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Bantul selama dua minggu. Bangsal Al-Ikhlas
memiliki 20 tempat tidur dengan jumlah perawat 16 orang perawat yang
terdiri dari satu orang perawat sebagai kepala ruang, lima orang perawat
sebagai koor shift dan sepuluh orang perawat sebagai perawat pelaksana.
2. Analisis Hasil Penelitian
a. Karakteristik perawat
Dari hasil penelitian, diperoleh karakteristik perawat di Bangsal Al-Ikhlas
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta ditampilkan dalam
tabel 4.1.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat di Bangsal Al-Ikhlas
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta
(N = 16)
Karakteristik Perawat Frekuensi Presentase (%)
Pendidikan Terakhir
D3 - Keperawatan
D4 - Keperawatan
S1 - Keperawatan + Ners
12
1
3
75,0
6,3
18,8
Total 16 100,0
Sumber : Data primer, 2017
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa karakteristik perawat menurut
pendidikan terakhir yang paling banyak adalah D3-Keperawatan, yaitu
sebanyak 12 perawat.
b. Karakteristik pasien
45
Dari hasil penelitian, diperoleh karakteristik pasien rawat inap anak usia
toddler berdasarkan usia, jenis kelamin, dan diagnosa penyakit di Bangsal
Al-Ikhlas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta tabel
4.2.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Rawat Inap Anak Usia
Toddler di Bangsal Al-Ikhlas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Bantul, Yogyakarta
(n = 64)
Karakteristik Pasien Frekuensi Presentase (%)
Usia
1 Tahun (12 bulan - 23 bulan)
2 Tahun (24 bulan - 35 bulan)
3 Tahun (36 bulan - 47 bulan)
23
32
9
35,9
50,0
14,1
Total 64 100,0
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
28
36
43,8
56,3
Total 64 100,0
Diagnosa Penyakit
ISK
Vomitus
GEA
Febris
BRPN (Bronkopneumonia)
CKR
OMA (Otitis Media Akut)
ISPA
KDS (Kejang Demam Sementara)
Hipospadia
Pneumonia
9
6
15
17
6
1
1
3
2
1
3
14,1
9,4
23,4
26,6
9,4
1,6
1,6
4,7
3,1
1,6
4,7
Total 64 100,0
Sumber : Data primer, 2017
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karakteristik pasien rawat inap
anak usia toddler menurut usia paling banyak adalah 2 tahun (24 bulan –
35 bulan), sebanyak 32 responden (50,0%). Karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin lebih banyak perempuan, yaitu 36
responden(56,3%) dan diagnosa penyakit paling banyak adalah febris
dengan jumlah responden sebanyak 17 responden (26,6%).
46
3. Perilaku Caring Perawat
Hasil penelitian tentang perilakucaring perawat di Bangsal Al-Ikhlas Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta ditampilkan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Perilaku Caring Perawat di Bangsal Al-Ikhlas
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta
(n = 64)
Caring Perawat Frekuensi Presentase (%)
Baik
Cukup
14
50
21,9
78,1
Total 64 100,0
Sumber : Data primer, 2017
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa perilaku caring perawat di
Bangsal Al-Ikhlas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta
dalam kategori cukup (78,1%).
4. Tingkat Kecemasan Anak Usia Toddler akibat Hospitalisasi
Hasil penelitian tingkat kecemasan pada anak usia toddler akibat hospitalisasi
di Bangsal Al-Ikhlas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta
ditampilkan pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan pada Anak Usia Toddler akibat
Hospitalisasi di Bangsal Al-Ikhlas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Bantul, Yogyakarta
(n = 64)
Tingkat Kecemasan Frekuensi Presentase (%)
Cemas ringan
Cemas sedang
13
51
20,3
79,7
Total 64 100,0
Sumber : Data primer, 2017
Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan pasien
rawat inap pada anak usia toddler di Bangsal Al-Ikhlas Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta termasuk dalam kategori cemas (79,7%).
5. Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Tingkat Kecemasan pada Anak
Usia Toddler akibat Hospitalisasi di Ruang Rawat Inap Anak Bangsal Al-
Ikhlas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta
47
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antar dua variabel, yaitu
variabel bebas adalah caring perawat dan variabel terikat adalah tingkat
kecemasan pada anak usia toddler akibat hospitalisasi. Hasil tabulasi
hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pada anak usia
toddler akibat hospitalisasi di ruang rawat inap anak Bangsal Al-Ikhlas
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5
Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Tingkat Kecemasan pada
Anak Usia Toddler akibat Hospitalsasi di Ruang Rawat Inap Anak
Bangsal Al-Ikhlas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul,
Yogyakarta
(n = 64)
Caring
Perawat
Cemas
ringan
Cemas
sedang
Total
Pvalue R
F % F % F %
Baik 9 14,1 5 7,8 14 21,9 0,001 0,578
Cukup 4 6,3 46 71,9 50 78,1
Total 13 20,3 51 79,7 64 100,0
Sumber : Data primer, 2017
Berdasarkan hasil tabulasi silang perilaku caring perawat dengan tingkat
kecemasan pada anak usia toddler akibat hospitalisasi di ruang rawat inap
anak Bangsal Al-Ikhlas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul,
Yogyakarta diketahui perawat yang berperilaku caring yang baik, maka
tingkat kecemasan pada anak berada pada kategori ringan sebanyak 14,1%.
Sedangkan pada perawat yang berperilaku caring cukup menyebabkan
tingkat kecemasan pada anak berada pada kategori cemas sedang (71,9%).
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai Pvalue = 0,001, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku caring
perawat dengan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia toddler
di ruang rawat inap anak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul,
Yogyakarta. Nilai keeratan hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat
kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia toddler di ruang rawat inap
anak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta adalah 0,578
dengan arah hubungan yang positif. Hal ini berarti semakin perawat
48
berperilaku caring, maka akan semakin banyak anak yang mengalami
kecemasan pada kategori ringan, dengan kekuatan hubungan berada dalam
kategori sedang.
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
a. Perawat
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan pendidikan
responden terbanyak adalah D3 – Keperawatan sebanyak 12 perawat.
Menurut Azwar (2009), lembaga pendidikan sebagai suatu sistim
mempunyai pengaruh dalam pembentukkan sikap dikarenakan
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu,
pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antar sesuatu yang boleh
dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan. Azwar (2009)
menjelaskan, salah satu faktor yang mempengaruhi sikap adalah
pengalaman. Apa yang telah dan sedang dialami seseorang akan ikut
membentuk dan mempengaruhi pengahayatan mereka terhadap stimulus
sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap untuk
dapat mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis.
b. Anak usia toddler
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
anak usia toddler yang terbanyak menjalani rawat inap saat penelitian
berlangsung adalah usia 2 tahun (24 bulan – 35 bulan). Usia merupakan
salah satu faktor internal yang berkontribusi terhadap timbulnya
kecemasan, bahkan ada yang berpendapat bahwa faktor usia muda lebih
mudah mengalami kecemasan daripada usia tua, tetapi ada juga yang
berpendapat sebaliknya (Santrock, 2007).
Hasil penelitian dalam tabel 4.2 menunjukan bahwa jenis kelamin
paling banyak adalah perempuan. Mahat & Scoloveno (2003) dalam
Liputo (2014) mengungkapkan bahwa jenis kelamin anak juga dapat
mempengaruhi kecemasan dan stress hospitalisasi anak dimana anak
perempuan yang menjalani hospitalisasi memiliki tingkat kecemasan lebih
49
tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki, dan diagnosa penyakit paling
banyak adalah febris. Penyakit dan hospitalisasi seringkali menjadi krisis
pertama yang harus dihadapi anak. Anak-anak dengan usia lebih muda
sangat rentan terhadap krisis penyakit dan hospitalisasi. Stressor utama
dari hospitalisasi antara lain perpisahan, kehilangan kendali, cedera tubuh
dan nyeri. Reaksi anak terhadap krisis-krisis tersebut dipengaruhi oleh
usia, pengalaman sebelumnya dengan penyakit, perpisahan, atau
hospitalisasi serta koping yang didapat (Wong, 2009).
2. Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Anak Bangsal Al-Ikhlas
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul
Hasil penelitian dalam tabel 4.3 menunjukkan bahwa perilaku caring
perawat sebagian besar dalam kategori cukup (78,1%). Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian Arfiani (2013) yang menunjukkan perilaku caring
perawat di ruang perawatan anak RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
sebagian besar berperilaku caring cukup.
Caring merupakan cara memiliki makna dan motivasi tindakan
(Dwidiyanti, 2007). Sikap keperawatan yang berhubungan dengan caring
menurut Potter dan Perry (2010) adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang,
dan selalu mendengarkan klien. Watson (2008) mengembangkan sepuluh
faktor carative untuk membantu kebutuhan pasien bertujuan terwujudnya
integritas fungsional secara utuh dengan terpenuhinya kebutuhan biofisik,
psikososial, dan kebutuhan interpersonal. Sepuluh faktor carative tersebut
yaitu pendekatan humanistic altruistic; menanamkan keyakinan dan harapan;
mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain; membina
hubungan saling percaya dan saling membantu; menerima pengekspresian
perasaan baik positif maupun negatif; membantu menyelesaikan masalah dan
mengambil keputusan; mengajarkan hubungan interpersonal; menyediakan
lingkungan unruk memberikan dukungan, perlindungan baik fisik, mental,
sosiokultural, dan spiritual; membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia;
serta menghargai kekuatan eksistensial-phenomenological.
50
Penerapan perilaku caring yang baik diharapkan kecemasan pasien dapat
diminimalisir.Perawat harus sensitif terhadap kebutuhan maupun respon
emosional pasien terhadap sakit maupun terhadap treatment (tindakan) yang
dilakukan.Perawat dapat membantu mengurangi kecemasan dengan
memberikan informasi yang lengkap dan tepat waktu (Koutoukidis, Stainton
& Hughson, 2013).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Arfiani (2013) bahwa ada hubungan
penerapan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pada anak usia
sekolah yang dirawat di RS PKU Muhammadiah Yogyakarta bahwa terdapat
hubungan antara perilaku caring perawat dengan kecemasan akibat
hospitalisasi pada klien anak. Penerapan perilaku caring perawat memberikan
dampak pada tingkat kecemasan responden selama dirawat di rumah sakit.
Menurut Koutoukudis, dkk (2013), perawat yang empati dan penuh perhatian
secara signifikan dapat mengurangi kecemasan.
3. Tingkat Kecemasan pada Anak Usia Toddler akibat Hospitalisasi
Hasil penelitian ini dalam tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat kecemasan
pada anak usia toddler akibat hospitalisasi sebagian besar mengalami
kecemasan sedang (79,7%).
Cemas akibat perpisahan pada anak usia toddler dibagi dalam 3 fase yakni
fase protes dimana perilaku yang dapat diobservasi yakni menyerang orang
asing secara fisik, misalnya dengan menendang, menggigit, memukul,
mencoba menahan orang tua untuk selalu menemaninnya. Perilaku tersebut
dapat berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari. Protes dengan
menangis dapat terus berlangsung dan hanya berhenti jika lelah. Pendekatan
orang asing dapat mencetus peningkatan stres. Fase putus asa dapat
diobservasi dengan melihat perilaku anak tidak aktif, menarik diri orang lain,
depresi, sedih, tidak tertarik terhadap lingkungan, tidak komunikatif, mundur
ke perilaku awal seperti menghisap ibu jari.Fase ke tiga adalah pelepasan
yang dapat diobservasi adalah menunjukan peningkatan minat terhadap
lingkungan sekitar, berinteraksi dengan orang asing, membentuk hubungan
51
baru namun dangkal, perilaku tersebut mewakili penyesuaian superfisial
terhadap kehilangan (Supartini, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian, teori dan pendapat para ahli diatas maka
dapat dikatakan bahwa kecemasan anak usia toddler dapat dipengaruhi oleh
perilaku yang ditunjukan petugas kesehatan (dokter, perawat, dan tenaga
kesehatan lainya) lingkungan perawatan anak, dan karakteristik (usia dan
jenis kelamin) anak toddler itu sendiri.
4. Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Tingkat Kecemasan pada Anak
Usia Toddler akibat Hospitalisasi di Ruang Rawat Inap Anak Bangsal Al-
khlas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta
Hasil tabulasi silang dalam tabel 4.5 menunjukkan bahwa 21,9% perilaku
caring perawat dengan kategori baik yang berdampak pada anak, dimana
14,1 % anak mengalami tingkat kecemasan ringan dan 21,9% anak
mengalami kecemasan sedang. Untuk perilaku caring perawat dalam kategori
cukup (78,1%), berdampak pada anak mengalami tingkat kecemasan ringan
sebanyak 6,3% dan 71,9% anak mengalami kecemasan dalam tingkat sedang.
Hal ini menunjukkan perilaku caring perawat yang menurut Watson
dikategorikan menjadi sepuluh faktor carativcaring perawat tersebut penelitti
jabarkan dalam 16 item pernyataan perilaku caring perawat.
Anak toddler sampai prasekolah rentan terhadap stres karena kemampuan
anak untuk mengatasi stres masih terbatas selain itu anak mulai beradapatasi
dengan lingkungan dan orang-orang yang dianggap asing (Wahyuningsih &
Febriana, 2011). Perawat yang bertugas memberikan asuhan keperawatan
harus mengembangkan perilaku caring, perawat yang berperilaku caring
berarti perawat tersebut mampu mengurangi stres ataupun trauma pasien
ketika menjalani hospitalisasi (Mulyaningsih, 2011).
Tabel 4.5 menunjukkan hasil analisis dengan uji somers’d diperoleh nilai
r 0,578 dan nilai Pvalue 0,001, karena nilai ρ = 0,001 < 0,1, artinya terdapat
hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan akibat
hospitalisasi pada anak usia toddler di ruang rawat inap anak Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta.
52
Menurut Hidayat (2007), bermain merupakan suatu kegiatan yang
menyenangkan dan spontan sehingga dapat memberikan rasa aman secara
psikologis pada anak. Dalam suasana bermain aktif, anak dapat memperoleh
kesempatan yang luas untuk mengeksplorasi sesuatu agar mampu memenuhi rasa
keingintahuannya terhadap permainan, anak dapat mengekspresikan ide
cemerlang yang dimilikinya melalui imajinasi, membongkar pasang dalam
bermain konstruktif. Maka dalam hal ini dapat memungkinkan anak untuk
mengembangkan perasaan bebas secara psikologis
Berdasarkan hasil penelitian Alfiyanti, dkk (2007) mengenai pengaruh
terapi bermain terhadap tingkat kecemasan anak, didapatkan hasil perbedaan
rata-rata kecemasan sebelum dan sesudah terapi bermain. Adapun kecemasan
sebelum pemberian terapi bermain adalah 3,55 sedangkan kecemasan setelah
pemberian terapi bermain adalah 2,60. Selisih rata-rata kecemasan sebelum
dan sesudah pemberian terapi bermain sebesar 0,95. Hasil perhitungan
dengan uji t-test antara kecemasan sebelum dan sesudah terapi bermain
diperoleh harga t hitung = 3,133 lebih besar dari t tabel = 2,086 dan nilai ρ =
0,005 lebih kecil dari tingkat kemaknaan (0,05) yang berarti ada pengaruh
pemberian terapi bermain terhadap tingkat kecemasan anak usia prasekolah
selama tindakan keperawatan.
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti dalam melakukan penelitian telah berusaha secara maksimal, namun
tentunya penelitian ini masih memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut adalah
tidak dilakukannya pengontrolan terhadap faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kecemasan pada anak saat hospitalisasi, yaitu faktor predisposisi yang mencakup
peristiwa traumatik, konflik emosional, konsep diri terganggu, frustasi, gangguan
fisik, mekanisme koping keluarga, riwayat gangguan kecemasan, medikasi, serta
faktor presipitasi yang meliputi ancaman terhadap integritas fisik dan ancaman
terhadap harga diri.
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hubungan perilaku caring perawat
dengan tingkat kecemasan pada anak usia toddler akibat hospitalisasi di ruang rawat
inap anak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta dapat disimpulkan
bahwa :
1. Perilaku caring perawat di ruang rawat inap anak Bangsal Al-Ikhlas Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta sebagian besar adalah berperilaku caring
cukup.
2. Tingkat kecemasan pada anak usia toddler akibat hospitalisasi di ruang rawat inap
anak Bangsal Al-Ikhlas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta
sebagian besar adalah tingkat kecemasan sedang.
3. Ada hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat dengan tingkat
kecemasan pada anak usia toddler di ruang rawat inap anak Bangsal Al-Ikhlas
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yoyakarta.
4. Ada hubungan yang positif antara perilaku caring perawat dengan tingkat
kecemasan pada anak usia toddler di ruang rawat inap anak Bangsal Al-Ikhlas
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta dengan keeratan hubungan
pada kategori sedang.
B. Saran
1. Bagi Perawat di Ruang Rawat Inap Anak Bangsal Al-Ikhlas Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta
Untuk menurunkan kecemasan pada anak yang mengalami hospitalisasi, maka
perawat meningkatkan perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada anak sehingga anak akan merasa nyaman dan aman ketika
mengalami proses hospitalisasi.
Terkait dengan penurunan kecemasan pada anak yang mengalami hospitalisasi
dapat dilakukan dengan memberikan gambar kartun pada linen tempat tidur anak,
54
mengizinkan anak membawa mainannya, mengizinkan salah seorang anggota
keluarga menemani anak selama perawatan, mengadakan program terapi bermain.
Upaya tersebut diharapkan mampu meminimalkan dampak yang timbul akibat
proses hospitalisasi.
2. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi atau referensi
untuk penelitian lebih lanjut dan dapat dijadikan perbandingan atas penelitian
mengenai hubungan penerapan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan
akibat hospitalisasi pada anak usia toddler di ruang rawat inap anak dengan
mengendalikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecemasan pada anak saat
hospitalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Alfiyanti, dkk. (2007), Pengaruh Terapi Bermain terhadap Tingkat Kecemasan
Anak Usia Prasekolah selama Tindakan Keperawatan di Ruang Lukman
Rumah Sakit Roemani Semarang. Jurnal Keperawatan Vol. 1 No. 1 -
Oktober 2007 :35 - 44 (Online) diperoleh dari http://jurnal.unimus.ac.id
diakses pada 17 Sepetember 2017, pukul 12.00 WIB
Arfiani, H. (2013), Hubungan Penerapan Perilaku Caring Perawat dengan
Tingkat Kecemasan pada Anak Usia Sekolah yang Dirawat di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2013. (Online) diperoleh dari http;//
http://opac.unisayogya.ac.id/607/ diakses pada 25 Oktober 2016, pukul
11.46 WIB.
Adriana, D. (2011), Tumbuh Kembang & Terapi Bermain pada Anak, Salemba
Medika, Jakarta.
Arikunto, S. (2013), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka
Cipta, Jakarta.
Asmadi. (2008), Konsep Dasar Keperawatan, EGC, Jakarta.
Azwar, S. (2009), Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar
Offset, Yogyakarta.
Cahyaningsih, D.S. (2011), Pertumbuhan Perkembangan Anak dan Remaja. CV.
Trans Info Media, Jakarta Timur.
Bloom, B. (1908), Psikologi Pendidikan, Jakarta.
Christensen. P.J. (2009), Proses Keperawatan : Aplikasi Model Konseptual. Edisi
4, EGC, Jakarta.
Dewi, O.C. (2014), Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Tingkat
Kecemasan Anak Usia Sekolah Akibat Hospitalisasi di Rumah Sakit Umum
dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso. (Online) diperoleh dari
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/57360 diakses pada 17
Februari 2017, pukul 13:03 WIB.
Dorland, W.A.N. (2002), Kamus Kedokteran Dorland, Editor Huriawati Hartanto,
Edisi 29, EGC, Jakarta.
Dwidiyanti, M. (2007), Caring Kunci Sukses Perawat Mengamalkan Ilmu,
Hasani, Semarang.
George, J.B. (2010), Nursing Theories : The Base for Professional Nursing
Practice. 3rd
.Ed, Prentice Hall, New Jersey.
Gunawan, S. D. (2005), Psikologi Anak Bermasalah, PT BPK Gunung Medika,
Jakarta.
Hawari, D. (2007), Manajemen Stres dan Depresi, FKUI, Jakarta.
Hidayat, A.A. (2007), Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Jilid 1, Salemba
Medika, Jakarta.
______. (2008), Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Salemba Medika,
Jakarta.
______. (2009), Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Salemba
Medika, Jakarta.
Kozier, B. Erb, G. & Wikinson, J. (1995), Foundamental of Nursing: Concept,
Process and Practice, Addison Wesley Publishing Company, California.
Kozier, dkk. (2010), Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik, Edisi 7, Volume 1, EGC, Jakarta.
Koutoukidis, G., Stainton, K., Hughson, J. (2013). Tabbner’s Nursing Care:
Theory and Practices 6th
edition. (Online) diperoleh dari
http://books.google.co.id/. diakses pada 04 September 2017, pukul 13:00
WIB.
Kusnanto. (2004), Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional,
EGC, Jakarta.
Liputo, G.P. (2014), Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kecemasan
Akibat Stres Hospitalisasi pada Anak Usia Toddler di Ruang Perawatan
Anak RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Goromtalo. (Online)
diperoleh dari http://eprints.ung.ac.id/12130/ diakses pada 28 Oktober 2016,
pukul 10:23 WIB.
Muhlisin, A., Ichsan, B. (2008), Aplikasi Model Konseptual Caring Jean Watson
dalam Asuhan Keperawatan.Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697,
vol.1 No.3, September
Mulyaningsih. (2011). Hubungan Berpikir Kritis dengan Perilaku Caring
Perawat di RSUD Dr Moewardi Surakarta. (Online) diperoleh dari
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20281876-T%20Mulyaningsih.pdf diakses
pada 28 Oktober 2016 pukul, 10:29 WIB.
Notoatmodjo, S. (2007), Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta,
Jakarta.
______ . (2010), Promosi Kesehatan:Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta.
______. (2012), Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
______ . (2014), Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Nursalam, Susilaningrum, R, & Utami, S. (2008), Asuhan Keperawatan Bayi dan
Anak (Cetakan ke II), Salemba Medika, Jakarta.
Nursalam. (2013), Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan Edisi 2, Salemba Medika, Jakarta.
______ . (2013) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika,
Jakarta.
Oktacvianah, A.J. (2012), Pengaruh Terapi Bermain terhadap Tingkat Kooperatif
selama Hospitalisasi pada Anak Usia Prasekolah di RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten. Stikes, A. Yani Yogyakarta: Tidak Dipublikasikan
Potter, P.A & Perry , A.G. (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik Volume 1. Edisi 4, EGC, Jakarta.
______. (2005), Fundamental of nursing concept; Process & Practice. Jilid 2,
Mosby, St. Louis.
_______. (2010), Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Buku 1, Salemba Medika,
Jakarta.
Pratiwi, Y.S. (2012), Pernurunan Tingkat Kecemasan Anak Rawat Inap dengan
Permainan Hospital Story di RSUD Kraton Pekalongan. (Online) diperoleh
dari http://www.journal.stikesmuh-
pkj.ac.id/journal/index.php/jiks/article/view/6 diakses pada 29 November
2016, pukul 12:01 WIB.
Priharjo, R. (2008), Konsep & Perspektif Praktik Keperawatan Profesional, EGC,
Jakarta.
Rahmadhani, E. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kecemasan Anak
Usia Prasekolah pada Saat Hospitalisasi di RSUD Datu Beru Takengon
Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2015. (Online) diperoleh dari http:// http://103.15.241.30:8123/inlislite3/opac/detail-opac?id=10914 diakses pada
30 Mei 2017, pukul 11:22 WIB.
Rahardjo, M. (2008), Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta, Jakarta.
Ricci, S.S. & Kyle, T. (2009), Maternity and Pediatric Nursing. Library of
Congress Cataloging in Publication Data
Riyadi, S dan Purwanto, T. (2009), Asuhan Keperawatan Jiwa, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Rosidah, A. (2012), Persepsi Orang Tua tentang Perilaku Caring Perawat pada
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Anak RSUD
Serang Tahun 2011. (Online) diperoleh dari http:// http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/25483 diakses pada
26 Oktober 2016, pukul 15:07 WIB.
Santrock, J.W. (2007), Perkembangan Anak, Erlangga, Jakarta.
Saryono. (2010), Metodologi Penelitian Kesehatan, Mitra Cendekia Press,
Yogyakarta.
Sudjana. (2005), Metode Statistika Edisi 6, Tarsito, Bandung.
Sugiyono. (2012), Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
_______ . (2014), Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Kombinasi
(Mixed Methods), Alfabeta, Bandung.
______ . (2016), Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Stuart, G. (2007), Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5, EGC , Jakarta.
Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2005), Principles and Practice of Psychiatric
Nursing.8th
.Ed, St Mosby Inc, United States of America.
Suliswati. (2005), Konsep Dasar Keperawatan Jiwa, EGC, Jakarta.
Supartini, Y. (2004), Buku Ajar Konsep Keperawatan Anak, EGC, Jakarta.
Suryanti, dkk. (2011), Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai dan Origami
Terhadap Tingkat Kecemasan sebagai Efek Hospitalisasi pada Anak Usia
Pra Sekolah di RSUD dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga. Artikel
Penelitian FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. (Online)
diperoleh dari
http://digilib.ump.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jhptump-a-
suryantiso-761 diakses pada 13 Januari 2017, pukul 14:00 WIB.
Tomey, A.M. & Alligood, M.R. (2006), Nursing Theorist and Their Work.6th
.Ed,
Mosby, United States of America.
Undang – Undang Republik Indonesia No.38 tahun 2014 tentang Keperawatan.
(Online) diperoleh dari
https://www.kemenkopmk.go.id/sites/default/files/produkhukum/UUNomor
38Tahun2014.pdf diakses pada 07 Juli 2017, pukul 23.40 WIB.
Wahyuningsih, A & Febriana, D. (2011), Kajian Stres Hospitalisasi terhadap
Pemenuhan Pola Tidur Anak Usia Prasekolah di Ruang Anak RS Baptis
Kediri. (Online) diperoleh dari
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/stikes/article/view/18429 diakses
pada 04 September 2017, pukul 13:39 WIB.
Watson, J. (2008), Nursing: The Philosophy and Science of Caring, University
Press of Colorado, Colorado.
Wawan, A., Dewi, M. (2010), Teori Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta.
Widhiarso, W. (2005), Mengestimasi Reliabilitas, Fakultas Psikologi UGM,
Yogyakarta.
Widiyono. (2012), Pengaruh Terapi Bermain dengan Menggambar dan
Mewarnai Terhadap Tingkat Kecemasan pada Anak Usia Pra Sekolah di
Ruang Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul. Stikes A.Yani
Yogyakarta: Tidak Dipublikasikan
Wong and Whaley’s. (2004), Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Wong, D.L. (2004), Pedoman Keperawatan Pediatrik. Editor Sari Kurnianingsih.
Edisi 4, EGC, Jakarta.
Wong, D.L., Hockenberry, M., Wilson, E.D., Winkenstein, M., Schwartz, P.
(2008), Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1 Edisi 6, EGC, Jakarta.
Wong, D.L., Hockenberry, M., Wilson, E.D., Winkenstein, M., Schwartz, P.
(2009), Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta.
Yusuf, S. (2001), Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
LEMBAR OBSERVASI CARING PERAWAT
Nama perawat :
Pendidikan terakhir :
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda checklist (√) pada pilihan jawaban yang tersedia.
No. Pertanyaan Dilakukan Tidak
Dilakukan
1. Perawat memanggil nama anak sesuai
dengan nama panggilan anak
2. Perawat meyakinkan anak bahwa tindakan
yang dilakukannya tidak menimbulkan
kesakitan.
3. Perawat menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan dengan bahasa yang mudah
dipahami anak dan orang tuanya.
4. Perawa tmenenangkan anak saat anak
rewel.
5. Perawat memuji anak ketika anak
kooperatif saat dilakukan tindakan.
6. Perawat memberikan informasi kepada
orang tua tentang kondisi anak dengan
jelas.
7. Perawat memperkenalkan diri kepada anak
dan orang tuanya ketika pertama kali
bertemu.
8. Perawat menunjukkan ekspresi wajah
sesuai situasi.
9. Perawat menunjukkan sikap sabar ketika
anak rewel.
10. Perawat bersikap tanggap saat melakukan
tindakan.
11. Perawat memberi kesempatan kepada anak
/orang tua pasien untuk bertanya tentang
penyakitnya.
12. Perawat memberikan penyuluhan
kesehatan kepada anak dan orang tuanya.
13. Perawat mempersilahkan anak untuk
melakukan aktivitasnya sesuai dengan
batasan yang dimiliki anak.
14. Perawat memastikan kepada orang tua
bahwa yang dibutuhkan oleh anak sudah
terpenuhi sebelum meninggalkan pasien.
15. Perawat membantu pasien dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya (buang air
besar, buang air kecil, makan, minum,
ganti baju).
16. Perawat memotivasi anak dalam
menghadapi kondisi yang dialami.
Total score :
LEMBAR OBSERVASI KECEMASAN ANAK
Nama anak :
Umur :
Jenis kelamin :
Diagnosa :
Mendapatkan terapi suntik : Ya / Tidak
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda checklist (√) pada pilihan jawaban yang tersedia.
No. Tanda dan gejala kecemasan anak Ya Tidak
1. Anak menangis jika didekati perawat
2. Anak menangis saat akan dilakukan tindakan
keperawatan
3. Anak menangis saat ditinggal oleh orang tuanya
4. Anak meminta digendong orang tua untuk keluar dari
ruangan
5. Anak tampak gelisah
6. Anak tampak berkeringat saat dilakukan tindakan
keperawatan
7. Anak ketakutan saat dikunjungi perawat
8. Anak tidak tenang saat diberi suntikan obat
Total score :
FREKUENSI PERAWAT
No. KarakteristikPerawat
Nama Pendidikan
1 Ny. DS D4
2 Ny. RD D3
3 Ny. TS D3
4 Ny. NK D3
5 Ny. KN D3
6 Ny. TA D3
7 Ny. IA D3
8 Ny. FK D3
9 Ny. TR D3
10 Ny. AM S1 + Ners
11 Ny. AD D3
12 Ny. EI D3
13 Ny. N S1 + Ners
14 Ny. O D3
15 Ny. EE D3
16 Ny. EJ S1 + Ners