Download - Gabungan Bab I-V

Transcript
Page 1: Gabungan Bab I-V

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses

peningkatan kualitas sumber daya manusia. Berdasarkan tujuan pembangunan

nasional bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Maka pemerintah terus

berupaya membangun pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui

pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana

pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta bagi guru dan tenaga

kependidikan lainnya.

Pendidikan pada dasarnya berlangsung dalam bentuk belajar mengajar

yang melibatkan dua pihak yaitu guru dan siswa dengan tujuan yang sama dalam

rangka mencerdaskan siswa. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,

kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti

berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada

bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik

yang dalam hal ini menjadi tanggung jawab guru sebagai pendidik.

Upaya yang telah dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar

pada mata pelajaran Fisika belum mencapai hasil yang maksimal, hal ini

dibuktikan dengan masih rendahnya perolehan nilai siswa pada ulangan semester

ganjil di kelas XI IPA SMA Negeri I Kalukku Kabupaten Mamuju. Masih

rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan berbagai faktor yang terlibat langsung

dalam proses pembelajaran diantaranya faktor guru, siswa, metode mengajar,

media pembelajaran, sarana dan prasarana pendidikan yang digunakan maupun

materi pelajaran serta motivasi belajar fisika siswa yang masih kurang.

Selama ini antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran fisika di sekolah

tidak seperti mengikuti pelajaran lainnya. Pelajaran fisika dianggap sulit karena

mereka banyak menjumpai persamaan matematis sehingga diidentikkan dengan

FMIPA Universitas Negeri Makassar1

Page 2: Gabungan Bab I-V

2

angka dan rumus. Bagi kebanyakan siswa, konsep dan prinsip fisika menjadi sulit

dipahami dan dicerna oleh mereka. Hal ini berdampak pada rendahnya motivasi

siswa untuk belajar fisika. Masalah ini merupakan salah satu masalah umum yang

kerap dijumpai oleh para guru fisika di sekolah.

Ketidaksukaan pada pelajaran fisika dapat berujung pada kecemasan belajar

dan dapat berdampak pula pada sikap siswa terhadap guru fisikanya. Tidak sedikit

guru fisika yang kurang mendapat simpati dari para muridnya karena

ketidakberhasilan siswa dalam belajar fisika. Nilai yang buruk dalam berbagai tes

fisika seperti Ujian Nasional menempatkan guru sebagai penyebab kegagalan di

mata siswa dan orang tua. Sikap siswa akan sangat berbeda pada guru yang

notabene mengajarkan mata pelajaran favoritnya dibandingkan guru fisikanya.

Mata pelajaran fisika diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajaran kadang-kadang siswa tidak

mengerti apa yang dijelaskan oleh guru dan ingin mengetahui lebih lanjut apa

yang sebenarnya terjadi. Misalnya bagaimana gerak molekul-molekul satu benda

jika benda tersebut dipanaskan ? Bagaimana cara kerja dongkrak hidrolik ? Atau

bagaimana sebuah pesawat bisa terbang ?, mereka tidak mengerti jika hanya

membayangkannya dan tidak melihatnya secara langsung. Sehingga dibutuhkan

media pembelajaran untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, dan menarik

perhatian siswa untuk belajar.

Keadaan kelas XI IPA 1 di SMA Negeri I Kalukku Kabupaten Mamuju

yang umumnya selalu diajar dengan model pembelajaran langsung khususnya

metode ceramah menunjukkan bahwa siswa kurang bersemangat dalam menerima

pelajaran dan menimbulkan kejenuhan siswa. Ketika belajar di dalam kelas, siswa

mengetahui apa yang dijelaskan oleh guru namun apabila keluar dari proses

belajar mengajar, kurang sekali pengetahuan yang diberikan oleh guru yang

membekas di benak mereka. Disamping hal tersebut, banyak gangguan dalam

kelas ketika pembelajaran berlangsung, perhatian siswa juga rendah karena dalam

proses belajar-mengajar siswa terkadang mengantuk, disamping dipaksa

menerima materi dari penjelasan guru juga disebabkan karena jam pelajaran fisika

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 3: Gabungan Bab I-V

3

setelah jam pelajaran olahraga. Hal-hal tersebut di ataslah yang menyebabkan bila

diberikan tes hasil belajar oleh guru, hasilnya rendah.

Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, maka perlu dilakukan perbaikan

dalam kegiatan pembelajaran agar motivasi belajar siswa meningkat dan secara

tidak langsung juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Masalah-masalah

dalam proses pembelajaran seperti kejenuhan dan kurangnya semangat siswa,

gangguan dalam kelas, serta perhatian siswa yang rendah karena mengantuk perlu

segera diatasi. Untuk masalah pelajaran fisika setelah jam pelajaran olahraga yang

menyebabkan kebanyakan siswa merasa capek dan mengantuk, tidak mungkin

memindahkan jam pelajaran fisika ke jam pelajaran lain karena akan mengganggu

jadwal pelajaran lain. Oleh karena itu harus diberikan solusi terhadap masalah-

masalah di atas. Salah satu solusi pemecahannya adalah dengan penggunaan

media dalam pembelajaran. Media yang digunakan dapat menarik perhatian siswa

untuk semangat belajar. Media banyak macamnya, salah satunya adalah media

animasi, yang merupakan salah satu contoh pemanfaatan teknologi dalam

menunjang proses pendidikan. Media ini dapat meningkatkan semangat dan

perhatian siswa untuk belajar, sehingga gangguan dalam kelas dapat

diminimalisir, demikian juga bagi siswa yang mengantuk, akan membuat mereka

tergerak untuk memperhatikan pelajaran. Serta penggunaan animasi ini dapat

menanamkan konsep dan pemaknaan yang sama dalam otak siswa dibandingkan

dengan media lain seperti gambar.

Menurut Utami (2007), animasi menjadi pilihan untuk menunjang proses

belajar yang menyenangkan dan menarik bagi siswa dan juga memperkuat

motivasi, dan juga untuk menanamkan pemahaman pada siswa tentang materi

yang diajarkan. Animasi yang pada dasarnya adalah rangkaian gambar yang

membentuk sebuah gerakan memiliki keunggulan dibanding media lain seperti

gambar statis atau teks. Animasi untuk menarik perhatian siswa dan memperkuat

motivasi, biasanya berupa tulisan atau gambar yang bergerak-gerak, animasi yang

lucu, aneh yang sekiranya akan menarik perhatian siswa. Keunggulan animasi

dalam hal ini gambar yang bergerak adalah kemampuannya untuk menjelaskan

suatu kejadian secara sistematis dalam tiap waktu perubahan. Hal ini sangat

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 4: Gabungan Bab I-V

4

membantu dalam menjelaskan prosedur dan urutan kejadian. Animasi gambar dan

tulisan dibuat dengan bantuan program microsoft powerpoint dan macromedia

flash.

Berdasarkan dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran dalam proses

belajar mengajar khususnya media animasi sebagai sumber penyampai informasi

kepada siswa. Adapun judul penelitian ini adalah ” Pengaruh Penggunaan

Media Animasi Terhadap Motivasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 1 Kalukku”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

dikemukakan dalam penelitian ini adalah,

1. Seberapa besar motivasi belajar fisika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

Kalukku Kab. Mamuju yang diajar dengan menggunakan media animasi?

2. Seberapa besar motivasi belajar fisika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

Kalukku Kab. Mamuju yang diajar tanpa menggunakan media animasi?

3. Apakah terdapat perbedaan besar motivasi belajar fisika antara siswa yang

diajar dengan menggunakan media animasi dengan siswa yang diajar tanpa

menggunakan media animasi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai

dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui motivasi belajar fisika siswa kelas XI IPA SMA Negeri

1 Kalukku Kab. Mamuju yang diajar dengan menggunakan media animasi.

2. Untuk mengetahui motivasi belajar fisika siswa kelas XI IPA SMA Negeri

1 Kalukku Kab. Mamuju yang diajar tanpa menggunakan media animasi.

3. Untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar fisika antara siswa yang

diajar dengan menggunakan media animasi dengan siswa yang diajar tanpa

menggunakan media animasi.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 5: Gabungan Bab I-V

5

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang penggunaan media animasi ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Siswa akan lebih memahami konsep dari mata pelajaran fisika.

b. Dapat dijadikan sebagai motivasi belajar siswa dalam pembelajaran

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru

a. Menambah kreativitas guru.

b. Dapat dijadikan sebagai referensi untuk meningkatkan keterampilan

dasar mengajar khususnya keterampilan menggunakan komputer.

c. Dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam pemilihan

penggunaan media pembelajaran di kelas.

3. Bagi Sekolah

a. Menambah referensi untuk media pembelajaran yang dapat ditindak

lanjuti bagi bidang studi lainnya.

b. Sebagai wadah penyaluran gagasan pengembangan media

pembelajaran, serta diharapkan dapat memberi pemahaman yang

lebih baik tentang media animasi.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 6: Gabungan Bab I-V

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. KAJIAN PUSTAKA

1. Pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas ( SMA)

a. Pengertian Fisika

Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan

teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Sebagai ilmu yang

mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada

manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pengelolaan sumber daya

alam dan lingkungan serta pengurangan dampak  bencana alam tidak akan

berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik tentang fisika.

Definisi ini memberi pengertian bahwa sains merupakan cabang

pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan

biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif,

yang melibatkan aplikasi penelaran matematis dan analisis data terhadap gejala-

gejala alam. Jadi, fisika merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang

dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan

melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.

Pada tingkat SMA/MA, fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai

mata pelajaran tersendiri dengan beberapa pertimbangan. Pertama, selain

memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran fisika dimaksudkan

sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk

memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mata pelajaran

fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta

didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan

untuk  memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi  serta mengembangkan

ilmu dan teknologi.

FMIPA Universitas Negeri Makassar6

Page 7: Gabungan Bab I-V

7

b. Tujuan Mata Pelajaran Fisika

Mata pelajaran Fisika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut.

a. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan

dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Allah swt.

b. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur,  obyektif, terbuka, ulet, kritis dan

dapat bekerjasama dengan orang lain.

c. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah,

mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan

merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan

menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara

lisan dan tertulis

d. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif

dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk

menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik

secara kualitatif maupun kuantitatif

e. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan

mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal

untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Ruang Lingkup Fisika

Mata pelajaran Fisika di SMA/MA merupakan pengkhususan IPA di

SMP/MTs yang menekankan pada fenomena alam dan pengukurannya dengan

perluasan pada konsep abstrak yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Pengukuran berbagai besaran, karakteristik gerak, penerapan hukum

Newton, alat-alat optik, kalor, konsep dasar  listrik dinamis,  dan konsep

dasar gelombang elektromagnetik

2. Gerak dengan analisis vektor, hukum Newton tentang gerak dan gravitasi,

gerak getaran, energi, usaha, dan daya, impuls dan momentum, 

momentum sudut dan rotasi benda tegar, fluida, termodinamika

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 8: Gabungan Bab I-V

8

3. Gejala gelombang, gelombang bunyi, gaya listrik, medan listrik, potensial

dan energi potensial, medan magnet, gaya magnetik, induksi

elektromagnetik dan arus bolak-balik, gelombang elektromagnetik, radiasi

benda hitam, teori atom, relativitas, radioaktivitas.

2. Belajar

Belajar merupakan suatu proses atau suatu kegiatan dan bukan suatu hasil

atau tujuan dengan kata lain belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas

daripada itu, yakni mengalami, maka pada akhirnya terjadi suatu perubahan pada

diri seseorang. Perubahan itu dapat berupa pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, sikap dan tingkah laku, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek

lain yang ada pada individu yang belajar.

Pengertian lain tentang belajar adalah memperoleh pengetahuan, belajar

adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya.

Selanjutnya konsep belajar menurut Abdul Haling (2007) dapat diartikan secara

luas dan secara sempit. Secara luas, belajar diartikan sebagai kegiatan psikofisik

menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Secara sempit, belajar diartikan sebagai

usaha penguasaan materi pelajaran.

Uno (2006), mengungkapkan bahwa belajar adalah pemerolehan

pemahaman baru oleh seseorang dalam bentuk perubahan perilaku yang relatif

menetap, sebagai akibat adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap

suatu objek (pengetahuan), atau melalui sesuatu penguatan (reinforcement) dalam

bentuk pengalaman terhadap suatu objek yang ada dalam lingkungan belajar.

Terdapat tiga ciri yang tampak dari orang yang mempelajari suatu objek

(pengetahuan) tertentu, yaitu (1) adanya objek (pengetahuan, sikap atau

keterampilan) yang menjadi tujuan untuk dikuasai; (2) terjadinya proses, berupa

interaksi antara seseorang dengan lingkungannya atau sumber belajar (orang,

media, dan sebagainya), baik melalui pengalaman kangsung atau belajar

berpartisipasi dengan membuat sesuatu maupun pengalaman pengganti; (3)

terjadinya perubahan perilaku baru sebagai akibat mempelajari suatu objek

(pengetahuan) tertentu.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 9: Gabungan Bab I-V

9

3. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk

membelajarkan siswa dalam belajar, bagaimana belajar memperoleh dan

memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Degeng dan Miarso (Haling, 2007 : 14) mengemukakan bahwa

pembelajaran adalah suatu proses yang dilaksanakan secara sistematik dimana

setiap kompenen saling berpengaruh. Dalam prosesnya terdapat kegiatan memilih,

menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran

yang diinginkan.

Menurut Sudjana (Mulki, 2008 : 10) bahwa pembelajaran adalah proses

yang diatur sedemikian rupa menurut langkah tertentu agar pelaksanaannya

mencapai hasil yang memuaskan. Pembelajaran pada dasarnya merupakan

kegiatan yang dilaksanakan secara terencana pada setiap tahapan yaitu

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran, serta pembelajaran tindak

lanjut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

upaya, cara, perbuatan yang dilaksanakan secara terencana pada tiap tahapannya

agar pelaksanaannya mencapai hasil yang memuaskan dalam aktivitas belajar.

4. Media Pembelajaran

Heinich (Santyasa, 2007) mengemukakan kata media merupakan bentuk

jamak dari kata medium. Medium dapat Didefinisikan sebagai perantara atau

pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media

merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari

komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Berdasarkan definisi tersebut,

dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi.

Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru

(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan

tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat

merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar

untuk mencapai tujuan belajar.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 10: Gabungan Bab I-V

10

Nurhayati dan Sappe (2004) mengemukakan bahwa fungsi media

pembelajaran diantaranya :

a. Memperjelas dan memperkaya/melengkapi informasi yang diberikan

secara verbal.

b. Meningkatkan motivasi dan efisiensi penyampaian informasi.

c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi.

d. Menambah variasi penyajian materi.

e. Pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah, dan

mencegah kebosanan siswa untuk belajar.

f. Kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak

mudah dilupakan siswa.

g. Memberi pengalaman yang lebih konkrit bagi hal yang mungkin abstrak.

h. Meningkatkan keingintahuan (curiousity) siswa dan

i. Memberikan stimulus dan mendorong respon siswa.

Dalam hal menggunakan media pengajaran, seorang guru tidak memilih

media semaunya, tetapi hendaknya memperhatikan beberapa kriteria berikut :

a) Dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran yang dipilih atas

dasar tujuan-tujuan pembelajaran.

b) Mendukung isi materi pelajaran, artinya bahan pengajaran yang sifatnya

fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media

agar lebih mudah dipahami siswa.

c) Kemudahan memperoleh media artinya media yang diperlukan mudah

diperoleh guru.

d) Keterampilan guru dalam menggunakannya artinya apapun jenis media

yang digunakan maka guru terampil menggunakannya dalam proses

pengajaran.

e) Tersedia waktu untuk menggunakannya sehingga media tersebut dapat

bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.

f) Sesuai dengan taraf berpikir siswa sehingga makna yang terkandung di

dalamnya dapat dipahami oleh siswa.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 11: Gabungan Bab I-V

11

Media pembelajaran diartikan juga sebagai sarana untuk menyampaikan

isi/materi pembelajaran. Sarana yang dimaksud dapat berupa perangkat keras

maupun perangkat lunak. Sarana pembelajaran yang berupa perangkat keras

antara lain adalah papan tulis, penggaris, jangka, timbangan, dan kartu permainan

bilangan. Sedangkan contoh sarana yang dikategorikan sebagai perangkat lunak

antara lain adalah lembar kerja siswa, lembar tugas, petunjuk permainan

matematika, dan program-program komputer.

Terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran menurut Heinich dan

Molenda (Supriyatna, 2009) yaitu:

1. Teks, merupakan elemen dasar bagi menyampaikan suatu informasi yang

mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya memberi

daya tarik dalam penyampaian informasi.

2. Media Audio, membantu menyampaikan materi dengan lebih berkesan.

Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau rekaman suara dan lainnya.

3. Media Visual, media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan

visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster,

papan buletin dan lainnya.

4. Media Proyeksi Gerak, termasuk di dalamnya film gerak, film gelang,

program TV, video kaset (CD, VCD, atau DVD)

5. Benda-benda tiruan/miniatur, seperti benda-benda tiga dimensi yang

dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini dibuat untuk mengatasi

keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga proses pembelajaran

tetap berjalan dengan baik.

6. Manusia, termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli di

bidang/materi tertentu.

5. Animasi

Animasi merupakan gerakan objek maupun teks yang diatur sedemikian

rupa sehingga kelihatan menarik dan kelihatan lebih hidup. Menurut Utami

(2007), animasi adalah rangkaian gambar yang membentuk sebuah gerakan. Salah

satu keunggulan animasi adalah kemampuannya untuk menjelaskan suatu

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 12: Gabungan Bab I-V

12

kejadian secara sistematis dalam tiap waktu perubahan. Hal ini sangat membantu

dalam menjelaskan prosedur dan urutan kejadian.

Prinsip dari animasi adalah mewujudkan ilusi bagi pergerakan dengan

memaparkan atau menampilkan satu urutan gambar yang berubah sedikit demi

sedikit pada kecepatan yang tinggi atau dapat disimpulkan animasi merupakan

objek diam yang diproyeksikan menjadi bergerak sehingga kelihatan hidup.

Animasi merupakan salah satu media pembelajaran yang berbasis komputer yang

bertujuan untuk memaksimalkan efek visual dan memberikan interaksi

berkelanjutan sehingga pemahaman bahan ajar meningkat.

Utami (2007) menyatakan ada tiga jenis format animasi, yaitu:

a. Animasi tanpa sistem kontrol, animasi ini hanya memberikan gambaran

kejadian sebenarnya (behavioural realism), tanpa ada kontrol sistem, bisa

jadi animasi terlalu cepat, pengguna tidak memiliki waktu yang cukup

untuk memperhatikan detil tertentu karena tidak ada fasilitas untuk pause

dan zoom in.

b. Animasi dengan sistem kontrol, animasi ini dilengkapi dengan tombol

kontrol, untuk menyesuaikan animasi dengan kapasitas pemrosesan

informasi mereka. Namun kekurangannya, terletak pada pengetahuan awal

atas materi yang dipelajari menyebabkan murid tidak tahu mana bagian

yang penting dan harus diperhatikan guna memahami materi dan yang

tidak.

c. Animasi manipulasi langsung (Direct-manipulation Animation (DMA)).

DMA menyediakan fasilitas untuk pengguna berinteraksi langsung dengan

control navigasi (misal tombol dan slider). Pengguna bebas untuk

menentukan arah perhatian dan dapat diulang.

Sebagai media ilmu pengetahuan, animasi memiliki kemampuan untuk

dapat memaparkan sesuatu yang rumit atau komplek untuk dijelaskan dengan

hanya gambar dan kata-kata saja. Dengan kemampuan ini maka animasi dapat

digunakan untuk menjelaskan suatu materi yang secara nyata tidak dapat terlihat

oleh mata, dengan cara melakukan visualisasi maka materi yang dijelaskan dapat

tergambarkan.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 13: Gabungan Bab I-V

13

Animasi mempunyai peranan yang tersendiri dalam bidang pendidikan

khususnya untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran. Berikut

merupakan kelebihan animasi apabila digunakan dalam bidang pendidikan:

1. Animasi mampu menyampaikan sesuatu konsep yang kompleks secara

visual dan dinamik.

2. Animasi digital mampu menarik perhatian pelajar dengan mudah. Animasi

mampu menyampaikan suatu pesan dengan lebih baik dibanding

penggunaan media yang lain.

3. Animasi digital juga dapat digunakan untuk membantu menyediakan

pembelajaran secara maya.

4. Animasi mampu menawarkan satu media pembelajaran yang lebih

menyenangkan. Animasi mampu menarik perhatian, meningkatkan

motivasi serta merangsang pemikiran pelajar yang lebih berkesan.

5. Persembahan secara visual dan dinamik yang disediakan oleh teknologi

animasi mampu memudahkan dalam proses penerapan konsep atau pun

demonstrasi.

Adapun kelemahan dari media animasi ialah membutuhkan peralatan yang

khusus. Materi dan bahan yang ada dalam animasi sulit untuk dirubah jika

sewaktu-waktu terdapat kekeliruan atau informasi yang ada di dalamnya sulit

untuk ditambahkan. Animasi dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa jika

digunakan secara tepat, tetapi sebaliknya animasi juga dapat mengalihkan

perhatian dari substansi materi yang disampaikan ke hiasan animatif yang justru

tidak penting.

Selama ini animasi digunakan dalam media pembelajaran untuk dua alasan.

Pertama, menarik perhatian siswa dan memperkuat motivasi. Animasi jenis ini

biasanya berupa tulisan atau gambar yang bergerak-gerak, animasi yang lucu,

aneh yang sekiranya akan menarik perhatian siswa. Animasi ini biasanya tidak

ada hubungan dengan materi yang akan diberikan kepada murid. Fungsi yang

kedua adalah sebagai sarana untuk memberikan pemahaman kepada murid atas

materi yang akan diberikan (Utami, 2007). Untuk menjalankan animasi

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 14: Gabungan Bab I-V

14

diperlukan program khusus (Software) salah satunya adalah program macromedia

flash.

6. Motivasi Belajar

Menurut McDonald (Hamalik, 2001) motivasi adalah perubahan energi

dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan

reaksi untuk mencapai tujuan.

Huitt, W. (2001) mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status

internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang

mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai

suatu tujuan. Jadi ada tiga kata kunci tentang pengertian motivasi menurut Huitt,

yaitu: 1) kondisi atau status internal itu mengaktifkan dan memberi arah pada

perilaku seseorang; 2) keinginan yang memberi tenaga dan mengarahkan perilaku

seseorang untuk mencapai suatu tujuan; 3) Tingkat kebutuhan dan keinginan akan

berpengaruh terhadap intensitas perilaku seseorang.

Thursan Hakim (2000 : 26) mengemukakan pengertian motivasi adalah

suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu

perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa

sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi belajar yang

ditimbulkan motif tersebut.

Pengertian motivasi yang lebih lengkap menurut Sudarwan Danim (2004 :

2) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan,

atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang

untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.

Motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial, yakni : (1) faktor pendorong

atau pembangkit motif, baik internal maupun eksternal, (2) tujuan yang ingin

dicapai, (3) strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai

tujuan tersebut. (Sunarto, 2008)

Pada pokoknya motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis : (1) motivasi

instrinsik dan (2) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang

tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan

murid. Motivasi ini sering disebut juga disebut motivasi murni. Motivasi instrinsik

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 15: Gabungan Bab I-V

15

adalah motivasi yang hidup di dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar

yang fungsional. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-

faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, hadiah, hukuman,

sarkasme dan persaingan.

Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk

dirinya sendiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa

kebutuhannya terpenuhi. Ada juga siswa yang termotivasi melaksanakan belajar

dalam rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari luar

dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian guru (Marx Lepper:

1988).

Brophy (2004) menyatakan bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan

respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis

yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan

dari aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan

pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan

menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa

juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin

tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu

topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah

aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan.

Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang

berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004)

Menurut Hermine Marshall motivasi belajar adalah kebermaknaan, nilai,

dan keuntungan-keuntungan kegiatan belajar belajar tersebut cukup menarik bagi

siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Pendapat lain motivasi belajar itu

ditandai oleh jangka panjang, kualitas keterlibatan di dalam pelajaran dan

kesanggupan untuk melakukan proses belajar ( Carole Ames: 1990). (Sunarto,

2008)

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 16: Gabungan Bab I-V

16

Dari uraian di atas jelaslah bahwa motivasi mendorong timbulnya

kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Jadi, fungsi motivasi itu

meliputi berikut ini.

a) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi

maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan

kepencapaian tujuan yang diinginkan.

c) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi

mobil. Besar kecilnya motivasi menentukan cepat atau lambatnya suatu

pekerjaan.

Menurut Uno (2006), indikator motivasi belajar yang menungkinkan

seorang siswa dapat belajar dengan baik dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

d. Adanya penghargaan dalam belajar

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

B. KERANGKA PIKIR

Kelengkapan sarana yang mencakup segala peralatan dan perlengkapan

belajar merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru dalam

melaksanakan kegiatan mengajar di kelas. Salah satu sarana belajar yang sangat

mendukung bagi guru adalah media pengajaran yang disesuaikan dengan metode

pengajaran yang akan diterapkannya.

Media animasi dapat digunakan sebagai alternatif penyajian materi

pelajaran untuk menghindari rasa bosan yang dimiliki oleh siswa akibat metode

pengajaran yang monoton (tanpa variasi), sehingga perhatian siswa terhadap

pelajaran dapat terus dipertahankan bahkan ditingkatkan.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 17: Gabungan Bab I-V

Media Pembelajaran

Pembelajaran menggunakan media animasi.(Kelas Eksperimen)

Pembelajaran tanpa menggunakan media animasi.(Kelas Kontrol)

Motivasi belajar fisika siswa tinggi Motivasi belajar fisika siswa rendah

Motivasi Belajar Fisika

Pembelajaran Fisika

17

Dengan penggunaan media atau alat bantu pengajaran yang berupa media

animasi dapat memberi pengaruh besar terhadap motivasi belajar siswa. Kerangka

pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan alur pikir sebagai berikut :

Alur Kerangka Pikir

C. HIPOTESIS

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir, maka dirumuskan

hipotesis penelitian ini sebagai berikut :

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 18: Gabungan Bab I-V

18

”Terdapat perbedaan motivasi belajar fisika, antara siswa yang diajar

dengan menggunakan media animasi dengan siswa yang diajar tanpa

menggunakan media animasi”.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri dari 2 variabel yaitu:

a. Variabel bebas, yaitu media animasi

b. Variabel terikat, yaitu motivasi belajar fisika siswa

2. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan “Post

Test Only Control Group Design”. Adapun desain penelitianya digambarkan

sebagai berikut:

R X O1

R - O2

(Arikunto, S. 2002:82)

Dimana:

R X O1 : Sekelompok siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kalukku dipilih secara

acak dan diberi perlakuan berupa pengajaran fisika dengan

menggunakan media animasi kemudian dilakukan observasi untuk

mengetahui motivasi belajar fisika siswa.

R - O2 : Sekelompok siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kalukku yang dipilih

secara acak dan diberi perlakuan pengajaran fisika dengan metode

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 19: Gabungan Bab I-V

19

ceramah tanpa menggunakan media animasi kemudian dilakukan

observasi untuk mengetahui motivasi belajar fisika siswa.

B. Defenisi Operasional Variabel

Variabel yang dilibatkan dalam penelitian secara operasional didefenisikan

sebagai berikut:

a. Media Animasi yaitu suatu media yang mengarah kepada suatu proses

yang menjadikan suatu objek baik berupa gambar maupun tulisan atau

informasi yang ada hubungannya dengan materi yang diajarkan, agar

kelihatan hidup atau bergerak yang memerlukan program khusus

(software) dalam bentuk program macromedia flash dan microsoft power

point, yang ditayangkan dengan bantuan LCD, proyektor dan dioperasikan

dengan menggunakan komputer (laptop).

b. Motivasi belajar fisika dalam penelitian ini adalah skor total yang

diperoleh melalui pengisian angket motivasi belajar fisika oleh siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 1 Kalukku, dengan indikator berupa minat,

relevansi, harapan berhasil, kepuasan, keuletan dan ketekunan siswa.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Subjek populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 1 Kalukku tahun ajaran 2010/2011, yang terdiri dari 2 kelas dengan

jumlah populasi 79 orang.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

“Random Sampling”. Dari hasil pegacakan terpilih sebagai kelas eksperimen

adalah kelas XI IPA I dengan jumlah siswa 39 orang dan yang terpilih sebagai

FMIPA Universitas Negeri Makassar

18

Page 20: Gabungan Bab I-V

20

kelas kontrol adalah kelas XI IPA 2 dengan jumlah siswa 40 orang, jadi jumlah

sampel seluruhnya adalah 79 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa tes sikap siswa.

Instrumen selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian dilakukan melalui 3 tahapan,

yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti mengurus izin penelitian ke pihak SMA Negeri I

Kalukku sekaligus melakukan observasi. Selanjutnya menyiapkan

perangkat pengajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran serta

menyiapkan bahan presentasi yang akan digunakan. Contoh Rencana

Pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran.

2. Tahap Pelaksanaan Proses Belajar-Mengajar

Pada tahap ini mulai dilaksanakan proses belajar-mengajar pada kelas

sampel sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan. Proses mengajar

dilakukan sendiri oleh peneliti. Memilih dua kelas sebagai sampel, yakni

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi

pembelajaran dengan menggunakan media animasi, sedangkan kelas

kontrol diberi pembelajaran dengan metode ceramah. Hal ini

dilaksanakan selama 1 bulan.

3. Tahap Akhir

Tahap akhir kegiatan ini adalah berupa pemberian tes motivasi belajar

siswa yang telah disetujui oleh pembimbing. Selanjutnya menganalisis

hasil tersebut, membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis data serta

menuliskan hasil penelitian.

Untuk instrumen motivasi belajar siswa digunakan skala likert dengan

terlebih dahulu ditentukan bobot tiap alternatif pilihan jawaban untuk setiap item

pernyataan dengan cara:

Skoring

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 21: Gabungan Bab I-V

21

Skoring dimaksudkan sebagai pemberian skor pada tiap butir item

instrumen yang digunakan pada penelitian ini. Untuk motivasi belajar

fisika siswa diberi skor berdasarkan skala pembobotan tiap alternatif

pilihan butir soal. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Tabulasi

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dikumpulkan berdasarkan

interval tertentu, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel.

Pengelompokan dalam interval skor hasil didasarkan pada rentangan skor

yang diperoleh dari hasil tes, sehingga lebar kelas dan jumlah kelas

interval dapat ditentukan. Dalam hal ini dimaksudkan untuk memudahkan

dalam analisis selanjutnya.

E. Teknik Analisa Data

Pengolahan data dilakukan melalui dua tahapan, yakni tahap pertama

dengan analisis statistik deskriptif dan tahap kedua adalah analisis statistik

inferensial. Kedua tahap tersebut di atas dikemukakan secara terperinci sebagai

berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif.

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk menyajikan atau mengungkapkan

karakteristik distribusi skor motivasi belajar fisika siswa. Hasil tersebut

ditampilkan dalam bentuk skor tertinggi, skor terendah, skor rata-rata, dan standar

deviasi. selanjutnya digunakan analisis taksiran rata-rata untuk memperoleh

gambaran tentang skor motivasi belajar fisika siswa yang diajar dengan

menggunakan media animasi maupun yang tidak menggunakan media animasi.

Persamaan yang digunakan adalah:

Χ̄−t pS√n √ N−n

n−1<μ< Χ̄+t p

S√n √ N−n

n−1

(Sudjana, 1992 : 203)

dengan :

Χ̄ = rata – rata total skor responden

S = standar deviasi

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 22: Gabungan Bab I-V

22

N = jumlah populasi

n = jumlah sampel

tp = nilai t diperoleh dari daftar distribusi student dengan p =

12 (1 +γ ) dan

dk = n – 1

2. Analisis Inferensial

Untuk keperluan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan

pengujian dasar-dasar analisis statistik yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Pengujian Normalitas

Untuk pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan uji Chi-

Kuadrat yang bertujuan untuk mengetahui data yang diteliti, apakah data

yang diperoleh dari responden berdistibusi normal atau tidak dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

χhitung2 =∑

i=1

k (Oi−Ei )2

Ei

(Sudjana, 1992 : 273)

dengan :

χ2 = Chi-Kuadrat

k = banyaknya kelas interval.

Oi = frekuensi pengamatan

Ei = frekuensi harapan

Kriteria Pengujian :

Apabila χ2

hitung < χ2tabel dengan dk = (k – 3) pada taraf signifikan α =

0,05, maka data dikatakan berdistribusi normal.

b. Pengujian Homogenitas

Untuk pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunkan uji-F

dengan rumus :

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 23: Gabungan Bab I-V

23

F=Varians terbesarVarians terkecil

(Sudjana, 1992 : 250)

Kriteria Pengujian :

Homogen jika Fhitung < Ftabel diperoleh dari distribusi F dengan derajat

kebebasan masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut pada

taraf nyata α = 0,05.

c. Pengujian Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis ini digunakan uji dua pihak yaitu:

H0 : 1 = 2

H1 : 1 ≠ 2

(Sudjana, 1992: 239)

Keterangan:

1 = skor rata-rata motivasi belajar fisika siswa yang diberi pembelajaran

menggunakan media animasi

2 = skor rata-rata motivasi belajar fisika yang diberi pembelajaran tanpa

menggunakan media animasi

Statistik uji yang digunakan adalah uji-t dengan persamaan:

t=X̄1−X̄2

S √ 1n1

+1n2

(Sudjana, 1992: 239)

dimana:

S2=(n1−1 )2 S1+(n2−1 )2 S2

n1+n2−2

(Sudjana, 1992: 239)

Keterangan:

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 24: Gabungan Bab I-V

24

X̄1 = rata-rata skor responden kelas eksperimen I

X̄ 2= rata-rata skor responden kelas eksperimen II

S1 = standar deviasi kelas eksperimen I

S2 = standar deviasi kelas eksperimen II

n1 = banyaknya responden kelas eksperimen I

n2 = banyaknya responden kelas eksperimen II

Kriteria pengujian:Terima H0 jika -t(1−1

2α )(n1 + n2−2)

t t(1−1

2α )(n1 + n2−2)

dan

untuk harga-harga t lainnya H0 ditolak

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Deskriptif.

1. Gambaran umum data skor motivasi belajar untuk kelas eksperimen.

Berdasarkan sampel yang diteliti, diperoleh bahwa motivasi belajar fisika

siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kalukku yang diajar pada kelas eksperimen

menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai adalah 137 dari skor maksimum

(160) yang mungkin diperoleh, skor terendah adalah 98 dari skor minimum (40),

sedangkan skor rata-rata yang dicapai adalah 114 atau 71,3% dari skor total (160)

yang mungkin dicapai, dengan standar deviasi 10,3. Hasil analisis taksiran rata-

rata skor sikap siswa menunjukkan bahwa skor rata-rata populasi berada pada

interval dengan batas 111,63 sampai 116,37. Analisis selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran.

2. Gambaran umum data skor motivasi belajar untuk kelas Kontrol.

Untuk siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kalukku yang diajar pada kelas

kontrol menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai adalah 132 dari skor

maksimum (160) yang mungkin diperoleh, skor terendah adalah 91 dari skor

minimum (40), sedangkan skor rata-rata yang dicapai adalah 109 atau 68,1% dari

skor total (160) yang mungkin dicapai, dengan standar deviasi 9,84. Hasil analisis

taksiran rata-rata skor sikap siswa menunjukkan bahwa skor rata-rata populasi

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 25: Gabungan Bab I-V

25

berada pada interval dengan batas 105,80 sampai 110,20. Analisis selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran.

Dari hasil analisis statistik deskriptif diperoleh nilai taksiran rata-rata

antara kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol tidak sama. Hal ini

menunjukkan bahwa motivasi belajar fisika siswa antara siswa yang diberi

pembelajaran menggunakan media animasi pada kelas eksperimen dengan siswa

yang diberi pembelajaran tanpa menggunakan media animasi pada kelas kontrol

berbeda. Agar lebih jelasnya, maka berikut merupakan data yang dibuat dalam

bentuk tabel.

Tabel 1. Statistik skor motivasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kalukku

StatistikNilai Statistik

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Ukuran sampel

Skor tertinggi

Skor terendah

Rentang skor

Skor rata-rata

Standar deviasi

39

137

98

39

114

10,3

40

132

91

41

108

9,8

Sedangkan tabulasi dan grafik untuk skor motivasi belajar secara

keseluruhan adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Distribusi persentase motivasi belajar fisika siswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol .

Sangat

TermotivasiTermotivasi

Tidak

Termotivasi

Sangat Tidak

Termotivasi

Kelas

Eksperimen7.7% 82.1% 10.3% 0.0%

Kelas

Kontrol2.5% 72.5% 25.0% 0.0%

FMIPA Universitas Negeri Makassar

24

Page 26: Gabungan Bab I-V

26

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

7.7

82.1

10.3

0.02.5

72.5

25.0

0.0

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 1. Histogram persentase motivasi belajar siswa dalam pelajaran

fisika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol .

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa jumlah persentase responden

paling banyak ada pada kategori termotivasi dimana pada kelas eksperimen

sebanyak 82,1% dan pada kelas kontrol sebanyak 72,5% hal ini menunjukkan

bahwa motivasi siswa dalam pelajaran fisika pada kelas eksperimen lebih tinggi

dari pada motivasi siswa pada kelas kontrol, walaupun perbedaanya tidak terlalu

besar.

Selanjutnya hasil penelitian ini dipilah berdasarkan indikator-indikator

motivasi belajar siswa dan ditampilkan dalam bentuk tabulasi dan grafik sebagai

berikut:

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Sangat termotivasi Termotivasi Tidak Termotivasi Sangat Tidak Termotivasi

Page 27: Gabungan Bab I-V

27

1. Minat belajar fisika siswa

Tabel 3. Distribusi persentase minat belajar fisika pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol

Sangat Berminat Berminat Tidak Berminat Sangat Tidak

Berminat

Kelas

Eksperimen 10.3 % 76.9% 12.8% 0.0%

Kelas

Kontrol5.0% 65.0% 30.0% 0.0%

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

10.3

76.9

12.8

0.05.0

65.0

30.0

0.0

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 2. Histogram persentase minat belajar siswa fisika kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa presentasi jumlah responden

yang paling besar ada pada kategori berminat dimana pada kelas eksperimen

sebanyak 76,9% sedangkan pada kelas kontrol 65,0% hal ini menandakan bahwa

pada indikator minat belajar siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari pada

minat belajar siswa pada kelas kontrol.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Sangat berminat berminat Tidak berminatSangat Tidak berminat

Persentase (%)

Page 28: Gabungan Bab I-V

28

2. Relevansi

Tabel 4. Distribusi persentase relevansi pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Sangat Relevan Relevan Tidak RelevanSangat Tidak

Relevan

Kelas

Eksperimen 2.6% 56.4% 41.0 % 0.0%

Kelas

Kontrol 2.5% 45.0% 52.5 % 0.0%

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

2.6

56.4

41.0

0.02.5

45.0

52.5

0.0

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 3. Histogram persentase relevansi pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa jumlah persentasi paling

banyak terdapat pada kategori relevan dimana pada kelas eksperimen sebanyak

56,4% sedangkan pada kelas kontrol sebayak 45.0% hal ini menandakan bahwa

rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih bersikap relevan dibandingkan dengan

siswa pada kelas kontrol

3. Harapan berhasil siswa dalam pelajaran fisika

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Sangat relevan relevan Tidak relevan Sangat Tidak relevan

Persentase (%)

Page 29: Gabungan Bab I-V

29

Tabel 5. Distribusi persentase harapan berhasil siswa dalam pelajaran fisika

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Sangat Besar Besar Kecil Sangat Kecil

Kelas

Eksperimen20.5% 71.8% 7.7% 0.0%

Kelas

Kontrol12.5% 80.0% 7.5% 0.0%

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

20.5

71.8

7.7

0.0

12.5

80.0

7.5

0.0

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 4. Histogram persentase harapan berhasil siswa dalam pelajaran

fisika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa jumlah persentase responden

paling banyak ada pada kategori besar dimana pada kelas eksperimen sebanyak

71,8% dan pada kelas kontrol sebanyak 80,0 % hal ini menunjukkan bahwa

harapan untuk berhasil siswa pada kelas kontrol lebih besar dari pada sikap siswa

pada kelas eksperimen.

4. Kepuasan siswa dalam pelajar fisika

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Sangat besar Besar Kecil Sangat Kecil

Persentase (%)

Page 30: Gabungan Bab I-V

30

Tabel 6. Distribusi persentase kepuasan siswa dalam pelajaran fisika pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol .

Sangat Puas Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas

Kelas

Eksperimen5.1% 84.6% 10.3% 0.0%

Kelas

Kontrol10.0% 65.0% 25.0% 0.0%

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

5.1

84.6

10.3

0.0

10.0

65.0

25.0

0.0

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 5. Histogram persentase kepuasan siswa dalam pelajaran fisika

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol .

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa jumlah persentase responden

paling banyak ada pada kategori puas dimana pada kelas eksperimen sebanyak

84,6% dan pada kelas kontrol sebanyak 65,0% hal ini menunjukkan bahwa

kepuasan siswa dalam pelajaran fisika pada kelas eksperimen lebih besar dari

pada sikap siswa pada kelas kontrol.

5. Keuletan siswa dalam pelajaran fisika

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Sangat puas Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas

Persentase (%)

Page 31: Gabungan Bab I-V

31

Tabel 7. Distribusi persentase keuletan siswa dalam pelajaran fisika pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol .

Sangat Ulet Ulet Tidak Ulet Sangat Tidak Ulet

Kelas

Eksperimen5.1% 61.5% 33.3% 0.0%

Kelas

Kontrol0.0% 37.5 % 62.5% 0.0%

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

5.1

61.5

33.3

0.00.0

37.5

62.5

0.0

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 6. Histogram persentase keuletan siswa dalam pelajaran fisika

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol .

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa jumlah persentase responden

paling banyak ada pada kategori ulet dimana pada kelas eksperimen sebanyak

84,6% dan pada kelas kontrol sebanyak 37,5% hal ini menunjukkan bahwa

keuletan siswa dalam pelajaran fisika pada kelas eksperimen lebih besar dari pada

sikap siswa pada kelas kontrol.

6. Ketekunan siswa dalam pelajaran fisika

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Sangat ulet Ulet Tidak Ulet Sangat Tidak Ulet

Persentase (%)

Page 32: Gabungan Bab I-V

32

Tabel 8. Distribusi persentase ketekunan siswa dalam pelajaran fisika pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol .

Sangat Tekun Tekun Tidak Tekun Sangat Tidak Tekun

Kelas

Eksperimen30.8% 66.7% 2.6% 0.0%

Kelas

Kontrol12.5% 77.5% 10.0% 0.0%

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

30.8

66.7

2.60.0

12.5

77.5

10.0

0.0

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 7. Histogram persentase ketekunan siswa dalam pelajaran fisika

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol .

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa jumlah persentase responden

paling banyak ada pada kategori tekun dimana pada kelas eksperimen sebanyak

66,7% dan pada kelas kontrol sebanyak 77,5% hal ini menunjukkan bahwa

ketekunan siswa dalam pelajaran fisika pada kelas eksperimen lebih rendah dari

pada ketekunan siswa pada kelas kontrol.

B. Analisis Inferensial

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Sangat tekun Tekun Tidak Tekun Sangat Tidak Tekun

Persentase (%)

Page 33: Gabungan Bab I-V

33

Sebelum diuji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini maka terlebih

dahulu dilakukan pengujian dasar-dasar analisis yang merupakan syarat dalam

pemakaian statistik.

Pengujian dasar-dasar analisis meliputi:

1. Pengujian Normalitas Data

Pengujian normalitas data skor motivasi belajar fisika siswa pada kelas

eksperimen, dari hasil perhitungan diperoleh xhitung2 = 5 ,40 sedangkan nilai x tabel

2

pada taraf nyata α = 0,05 dan dk = 6-3 = 3 diperolehx(0 ,95 )(3 )2 = 7 , 81 .

Berdasarkan hasil dan kriteria pengujiannya maka terlihat bahwa xhitung2 < x tabel

2,

dengan demikian data skor sikap siswa bagi siswa kelompok eksperimen berasal

dari populasi yang berdistribusi normal. (Analisis selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran).

Sedangkan pengujian normalitas data skor motivasi belajar fisika siswa

pada kelas kontrol, dari hasil perhitungan diperoleh xhitung2 = 6 , 47 dan pada taraf

nyata α = 0,05 diperoleh x tabel2 (0 , 975 /6−3 ) = 7 , 81 . Berdasarkan hasil dan

kriteria pengujiannya terlihat bahwa xhitung2 < x tabel

2 dengan demikian data skor

sikap siswa kelompok kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. (Analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran).

2. Pengujian Homogenitas Varians

Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1,09 sedangkan untuk taraf nyata

α=0 , 05 , diperoleh F(0,05;39-1;40-1) = F(0,05;35;36) = 1,75. Oleh karena Fhitung = 1,09 <

Ftabel = 1,75, hal ini menunjukkan bahwa data skor motivasi belajar fisika siswa

yang dicapai kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang

homogen pada pada taraf signifikan α = 0,05. (Penyajian selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran).

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 34: Gabungan Bab I-V

34

3. Uji Hipotesis

Dari hasil analisis data seperti yang disajikan pada lampiran diperoleh nilai

thitung = 2,70. Sedangkan nilai ttabel dengan derajat kebebasan dk = 77 dan taraf

nyata = 0,05 sebesar 2,00. Berdasarkan kriteria pengujiannya, maka H0 ditolak

yang berarti hipotesis diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

“terdapat perbedaan motivasi belajar fisika antara siswa yang diberi

pembelajaran pada kelas eksperimen dengan pembelajaran pada kelas kontrol

siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kalukku”.

C. Pembahasan

Selama ini animasi digunakan dalam media pembelajaran untuk dua

alasan. Pertama, menarik perhatian siswa dan memperkuat motivasi. Animasi

jenis ini biasanya berupa tulisan atau gambar yang bergerak-gerak, animasi yang

lucu, aneh yang sekiranya akan menarik perhatian siswa. Fungsi yang kedua

adalah sebagai sarana untuk memberikan pemahaman kepada murid atas materi

yang akan diberikan (Utami, 2007).

Berdasarkan hasil analisis statistik secara deskriptif mengungkapkan

bahwa, skor motivasi belajar fisika siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kalukku

yang diberi pembelajaran pada kelas eksperimen berbeda dengan siswa yang

diberi pembelajaran pada kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari nilai taksiran

rata-rata yang diperoleh, dimana skor rata-rata populasi kelas eksperimen berada

pada rentang 111,63 sampai 116,37 sedangkan skor rata-rata populasi kelas

kontrol berada pada rentang 105,80 sampai 110,20.

Untuk memperkuat hasil analisis deskriptif di atas, maka dilakukan

analisis statistik inferensial guna membuktikan hipotesis yang diajukan. Dengan

demikian diperoleh hasil analisis yang menggunakan uji-t, secara signifikan

membuktikan H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti, bahwa terdapat perbedaan

dalam hal motivasi belajar fisika antara siswa yang diberi pembelajaran pada

kelas eksperimen dengan siswa yang diberi pembelajaran pada kelas kontrol pada

siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kalukku.

Kerangka pikir yang dibangun pada awal penelitian menunjukkan

optimisme peneliti melihat akan adanya perbedaan motivasi belajar fisika siswa

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 35: Gabungan Bab I-V

35

yang terbangun pada pembelajaran yang menggunakan media animasi dengan

pembelajaran tanpa menggunakan media animasi yang digunakan di SMA Negeri

I Kalukku. Hal ini terbukti dimana siswa yang diberi perlakuan dengan

menggunakan media animasi memperlihatkan sikap lebih senang belajar fisika,

setiap siswa lebih memperhatikan pelajaran dan lebih berani untuk bertanya. Hal

ini ternyata berimplikasi pada perubahan motivasi belajar siswa. Dan akhirnya

diperoleh bahwa penggunaan media animasi dalam pembelajaran memberikan

hasil berupa motivasi belajar fisika siswa lebih baik dari pada pembelajaran tanpa

menggunakan media animasi.

Menyimak hasil penelitian, dapat dipaparkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan media animasi lebih efektif, karena siswa lebih memperhatikan

pelajaran dan tampilan yang menarik dapat mengurangi kebosanan siswa dalam

belajar fisika. Berbeda halnya pada pembelajaran dengan menggunakan metode

konvensional (ceramah bervariasi) yang cenderung didominasi oleh guru dimana

guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya dan siswa menerima informasi

yang disampaikan oleh guru. Akibatnya siswa tidak begitu termotivasi dan

antusiasme siswa agak kurang.

Ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Brophy (Sunarto, 2004) bahwa

siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas

tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya,

motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan

dalam mencapai tujuan belajar tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan media animasi bila diterapkan dengan baik tentunya siswa

akan mendapat peluang yang lebih besar untuk mengetahui lebih banyak tentang

fisika. Dengan demikian, akan tercipta proses belajar yang bermakna yang pada

gilirannya akan diperoleh motivasi untuk belajar fisika yang besar pada siswa.

Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan agar siswa memiliki

motivasi belajar fisika dengan memberikan pembelajaran dengan menggunakan

media animasi khususnya bagi siswa kelas XI IPA I SMA Negeri I Kalukku.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 36: Gabungan Bab I-V

36

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian data dan pembahasan maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

Motivasi belajar fisika siswa pada kelas yang diajar menggunakan media

animasi berada pada tingkat termotivasi, sedangkan pada kelas yang diajar tanpa

menggunakan media animasi motivasi belajar fisika siswanya berada pada tingkat

tidak termotivasi.

Terdapat perbedaan motivasi yang signifikan antara kelompok siswa yang

diberi model pembelajaran menggunakan media animasi dengan kelompok siswa

yang diberi pembelajaran tanpa menggunakan media animasi. Hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media animasi memberikan

pengaruh yang lebih baik dalam hal memberikan motivasi belajar fisika pada

siswa dibanding pembelajaran tanpa menggunakan media animasi.

B. Saran

Sehubungan dengan kesimpulan hasil penelitian yang dikemukakan di

atas, maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini hendaknya bisa menjadi suatu pembelajaran bagi guru

mata pelajaran, khususnya mata pelajaran fisika dalam rangka

meningkatkan motivasi belajar fisika siswa dan hasil belajarnya.

2. Bagi guru mata pelajaran fisika kiranya dapat menggunakan media

animasi pada pokok bahasan yang dianggap sesuai dan tepat menggunakan

pembelajaran ini.

3. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat dengan masalah ini, kiranya

dapat melakukan penelitian dengan menambah variabel, sampel penelitian,

membedakan model pembelajaran yang disajikan serta lebih mengontrol

variabel-variabel yang belum dilakukan pada penelitian ini guna

memperoleh hasil yang lebih baik lagi

FMIPA Universitas Negeri Makassar36

Page 37: Gabungan Bab I-V

37

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. 5 Konsep Penting Motivasi   Belajar . http://motivasibelajar. wordpress .com/2008/05/16/3/ . Diakses pada 15 Januari 2011.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Edisi revisi. Bumi Aksara. Jakarta.

Haling, Abdul. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Nurhayati dan Sappe, W, L. 2004. Stategi Belajar Mengajar. Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Santyasa, I Wayan. 2007. Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Universitas Pendidikan Ganesha

Sudjana. 1992. Metode Statistika. Tarsito, Bandung

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabet

Sunarto. 2008. Pengertian Motivasi Belajar. http://sunartombs.wordpress.com

/2008/09/23/motivasi-belajar/. Diakses pada tanggal 15 Januari 2011

Supriatna, Dadang. 2009. Pengenalan Media Pembelajaran. Jakarta : Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

Uno, H. B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya “Analisis di Bidang Pendidikan”. Jakarta: Bumi Aksara.

Utami, D. 2007. Animasi dalam Pembelajaran. www.uny.ac.id/akademik/default.php. Diakses pada tanggal 25 Agustus 2008.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 38: Gabungan Bab I-V

38

FMIPA Universitas Negeri Makassar

LAMPIRAN1 :

RPP

Page 39: Gabungan Bab I-V

39

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Kalukku

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/semester : XI IPA/2

Pertemuan ke : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi : 3. Menerapkan konsep termodinamika dalam

mesin kalor

Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal

dengan menerapkan hukum termodinamika

Indikator :

Menganalisis besar usaha, kalor, dan energi dalam suatu sistem

Menganalisis besar kalor dalam suatu sistem

Menganalisis besar energi dalam suatu sistem

I. Tujuan Pembelajaran :

1. Melalui informasi yang diberikan oleh guru, siswa dapat menjelaskan

pengertian sistem, kalor dan energi dalam.

2. Diberikan data besar tekanan dan perubahan volume, siswa dapat

menentukan besarnya Usaha yang berlangsung pada proses isobarik

3. Diberikan grafik P-V sebuah siklus proses termodinamika, siswa dapat

menentukan besarnya Usaha yang berlangsung.

II. Materi Pokok : Termodinamika

- Pengertian sistem, usaha, kalor dan energi dalam

- Formulasi usah, kalor dan energi dalam (terlampir)

III. Metode Pembelajaran

Model : Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Metode : Diskusi Kelompok

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 40: Gabungan Bab I-V

40

IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

(menit)

I

Menyampaikan

tujuan dan

memotivasi siswa

KEG. PENDAHULUAN

1. Guru memberikan

motivasi kepada siswa

berupa pertanyaan dan

menampilkan slide yang

berkaitan dengan

peristiwa termodinamika

dalam kehidupan sehari-

hari

2. Menuliskan tujuan

pembelajaran

1. Menjawab

memperhatikan slide

yang ditampilkan dan

pertanyaan guru

2. Memperhatikan

10

II

Menyajikan

informasi

KEG. INTI

1. Guru menjelaskan

pengertian sistem, usaha,

kalor dan energy dalam

dengan cara menampilkan

slide presentasi.

2. Guru memberikan

beberapa penjelasan

menyangkut formulasi

kalor, usaha dan energi

dalam

1. Memperhatikan

penjelasan guru

2. Memperhatikan

penjelasan guru

20

III

Mengorganisasikan

siswa ke dalam

kelompok-kelompok

belajar

1. Guru membagi siswa

dalam beberapa kelompok

kecil berdasarkan catatan

guru mengenai tingkat

prestasi atau kemampuan

masing-masing siswa.

2. Meminta setiap kelompok

membentuk posisi duduk

1. Berkumpul dengan

kelompoknya masing-

masing

5

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 41: Gabungan Bab I-V

41

melingkar untuk

memudahkan dalam

berdiskusi.

2. Memperbaiki posisi

duduk agar nyaman untuk

berdiskusi

IV

Membimbing

kelompok bekerja

dan belajar

1. Guru membagikan LKS

berisi pertanyaan yang

harus didiskusikan oleh

masing-masing kelompok

2. Berkeliling memeriksa dan

membimbing tiap-tiap

kelompok agar bekerja

dengan baik.

1. Mengambil LKS yang

diberikan oleh guru

2. Mengerjakan LKS

30

V

Evaluasi

1. Guru meminta perwakilan

dari masing-masing

kelompok untuk

mengkomunikasikan hasil

diskusinya

2. Guru membimbing peserta

didik dalam proses

pemaparan masing-masing

kelompok dan diskusi

yang berlangsung di antara

peserta didik.

3. Guru memberikan

informasi yang benar

kepada siswa tentang hasil

diskusinya.

1. Siswa

mengkomunikasikan

hasil diskusi mewakili

kelompok masing2.

2. Memperhatikan

bimbingan guru

3. Memperhatikan dan

mencatat informasi yang

diberikan guru.

20

VI

Memberikan

KEG. PENUTUP

1. Guru memberikan

penghargaan kepada

kelompok yang memiliki

kinerja dan kerjasama

yang baik.

2. Peserta didik (dibimbing

1. mengeskpresikan

kegembiraannya.

2.siswa saling melakukan

5

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 42: Gabungan Bab I-V

42

penghargaan

 

oleh guru) berdiskusi

untuk membuat

kesimpulan/rangkuman

hasil belajar.

3. Guru memberikan evaluasi

berupa soal-soal yang di

kerjakan dirumah.

diskudi mengambil

kesimpulan

2.Mencatat soal-soal yang

diberikan

V. Sumber, Bahan, dan Alat Bantu (Media)

a. Sumber : Marthen Kanginan. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XI

Jilid 2B. Jakarta : Erlangga

b. Media : Papan tulis, Slide presentasi, LCD

VI. Penilaian Hasil Belajar

a. Teknik Penilaian: Tes tertulis, Penugasan

b. Bentuk Instrumen: Tes uraian, Tugas rumah

VII. Rubrik penilaian Kelompok

No. Kelompok Keaktifan Kerjasama Nilai LKS Nilai

Akhir

1. I

2. II

3. III

4 IV

5 V

6 VI

7 VII

8 VIII

Skala Penilaian dibuat dengan rentangan dari 0 /d 100

Konversi Angka : 0-55 =Rendah, 56-79 = Sedang, 80 – 100 = Tinggi

LKS 1

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 43: Gabungan Bab I-V

1

4

100 300V (cm3)

P(x 105 N/m2)

A

BC

V2V1

P1

P2

43

1. Jelaskan apa yang dimaksud :

a. Sistem

b. Lingkungan

c. Kalor

d. Energi dalam

2. Suatu gas yang volumnya 0,5 m3 perlahan-lahan dipanaskan pada tekanan

tetap sehingga volumnya menjadi 2 m3. Jika tekanan gas 2x105N/m2,

tentukan usaha luar gas tersebut.

3. Hitunglah besar usaha yang dilakukan dari siklus sebuah mesin di bawah !

4. Sebuah mesin kalor kecil menjalani siklus seperti gambar di bawah,

dengan

P1 = 1,2 x 105 Pa

P2 = 7,2 x 105 Pa

V1 = 2,5 x 10-4 m3

V2 = 2 x 10-3 m3

a. Berapakah usaha yang dilakukan mesin untuk setiap siklus ?

b. Jika mesin bekerja 6 siklus per 2 sekon, berapakah daya keluaran

mesin itu ?

Materi Pertemuan - 1

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 44: Gabungan Bab I-V

44

1. Sistem dan Lingkungan

Sistem didefenisikan sebagai sejumlah zat dalam suatu wadah, yang

menjadi pusat perhatian kita untuk dianalisis. Lingkungan adalah segala sesuatu

yang berada di luar system. System dipisahkan dari lingkungan oleh suatu batas

system. Batas ini bisa tetap atau bergerak, misalnya pengisap.

2. Kalor (Q)

Kalor bisa diartikan sebagai perpindahan energi yang disebabkan oleh

adanya perbedaan suhu. Satuan kalor adalah kalori (disingkat kal). Satuan kalor

yang sering digunakan, terutama untuk menyatakan nilai energi makanan adalah

kilokalori (kkal). 1 kkal = 1000 kalori. 1 kkal = 1 Kalori . Kalori bukan satuan

Sistem Internasional. Satuan Sistem Internasional untuk kalor adalah Joule (J).

3. Energi Dalam (U)

Energi dalam merupakan salah satu konsep paling penting dalam

termodinamika. Kita bias mendefinisikan energi dalam dengan mengacu pada

teori kinetik. Teori kinetik mengatakan bahwa setiap zat terdiri dari atom atau

molekul, di mana atom atau molekul tersebut bergerak terus menerus secara

sembarangan. Ketika bergerak, atom atau molekul pasti punya kecepatan. Atom

atau molekul juga punya massa. Karena punya massa (m) dan kecepatan (v), maka

tentu saja atom atau molekul mempunyai energi kinetik (EK). Kita bisa

mengatakan bahwa energi dalam merupakan jumlah seluruh energi kinetik atom

atau molekul, ditambah jumlah seluruh energi potensial yang timbul akibat

adanya interaksi antara atom atau molekul.

4. Formulasi Usaha, Kalor dan Energi Dalam

Usaha yang dilakukan oleh sistem terhadap sekelilingnya terhadap sistem.

Misalkan gas dalam ruangan yang berpenghisap bebas tanpa gesekan dipanaskan (

pada tekanan tetap ) ; maka volume akan bertambah dengan V.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 45: Gabungan Bab I-V

45

Usaha yang dilakukan oleh gas terhadap udara luar :

W = p.D V

Rumus W= p.D V hanya dapat digunakan untuk menghitung usaha gas

pada tekanan tetap (proses isobaric). Jika tekanan gas berubah, usaha W harus

dihitung dengan cara integral. Secara umum, usaha dihitung dengan persamaan

integral berikut.

W =∫V 1

V 2

p dV

Usaha yang dilakukan oleh (atau pada) system gas yang menjalani suatu

proses siklus (grafik P-V nya diberikan) sama dengan luas daerah yang dimuat

oleh siklus tersebut.

Kalor yang diserap (diberikan) oleh system gas dapat dihitung dari rumus

kalor

Q = mcΔT atau Q = C ΔT

Dimana c adalah kalor jenis gas dan C adalah kapasitas kalor gas.

Energi dalam gas sama dengan total energi kinetik dari seluruh molekul-

molekul gas. Energi dalam U dapat diformulasikan sebagai berikut :

Untuk gas monoatomik : U=32

NkT=32

nRT

Untuk gas diatomik : U =52

NkT =52

nRT

Perubahan energy dalam ΔU untuk system yang berubah dari suhu awal T1

ke suhu akhir T2 dapat dinyatakan sebagai :

Untuk gas monoatomik : U=32

N k ∆ T=32

nR(T 2−T 1)

Untuk gas diatomik : U =52

Nk ∆ T=52

nR (T 2−T1)

Dengan ΔU = U2 – U1

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 46: Gabungan Bab I-V

46

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Kalukku

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/semester : XI IPA/2

Pertemuan ke : 2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi : 3. Menerapkan konsep termodinamika dalam

mesin kalor

Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal

dengan menerapkan hukum termodinamika

Indikator :

Menganalisis keadaan gas pada proses-proses termodinamika gas

Menganalisis perubahan keadaan gas pada proses-proses

termodinamika melalui diagram p-V

Tujuan

1. Diberikan grafik p-V proses-proses termodinamika, siswa dapat

menjelaskan karakteristik masing-masing proses termodinamika gas.

2. Melaui informasi yang diberikan oleh guru, siswa dapat menganalisis

nilai suhu, tekanan dan volume pada proses-proses termodinamika

dengan mengerjakan soal yang terkait.

3. Melalui informasi yang diberikan oleh guru, siswa dapat menganalisis

besar usaha pada proses isotermal dan adiabatik dengan mengerjakan

soal yang terkait.

4. Diberikan grafik p-V suatu proses termodinamika, siswa dapat

menghitung besar usaha pada proses tersebut.

II. Materi Pokok : Termodinamika

- Proses-Proses Termodinamika Gas (terlampir)

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 47: Gabungan Bab I-V

47

III. Metode Pembelajaran

Model : Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Metode : Diskusi Kelompok

IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

(menit)

I

Menyampaikan tujuan

dan memotivasi siswa

KEG. PENDAHULUAN

3. Guru memberikan motivasi

kepada siswa berupa

pertanyaan dan menampilkan

slide yang berkaitan dengan

proses-proses termodinamika

4. Menuliskan tujuan

pembelajaran

1. Menjawab memperhatikan

slide yang ditampilkan dan

pertanyaan guru

2. Memperhatikan

5

II

Menyajikan informasi

KEG. INTI

Guru menjelaskan proses-

proses termodinamika

(isobaric, isokhorik,

isothermal dan adiabatic)

dengan cara menampilkan

slide presentasi.

Memperhatikan penjelasan

guru

10

III

Mengorganisasikan

siswa ke dalam

kelompok-kelompok

belajar

1. Guru membagi siswa dalam

beberapa kelompok kecil

berdasarkan catatan guru

mengenai tingkat prestasi

atau kemampuan masing-

masing siswa.

2. Meminta setiap kelompok

membentuk posisi duduk

melingkar untuk

1. Berkumpul dengan

kelompoknya masing-

masing

20

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 48: Gabungan Bab I-V

48

memudahkan dalam

berdiskusi.

2. Memperbaiki posisi duduk

agar nyaman untuk

berdiskusi

IV

Membimbing

kelompok bekerja dan

belajar

1. Guru membagikan LKS

berisi pertanyaan yang harus

didiskusikan oleh masing-

masing kelompok

2. Berkeliling memeriksa dan

membimbing tiap-tiap

kelompok agar bekerja

dengan baik.

3. Mengambil LKS yang

diberikan oleh guru

4. Mengerjakan LKS

5

V

Evaluasi

4. Guru meminta perwakilan

dari masing-masing

kelompok untuk

mengkomunikasikan hasil

diskusinya

5. Guru membimbing peserta

didik dalam proses

pemaparan masing-masing

kelompok dan diskusi yang

berlangsung di antara peserta

didik.

6. Guru memberikan informasi

yang benar kepada siswa

tentang hasil diskusinya.

4. Siswa mengkomunikasikan

hasil diskusi mewakili

kelompok masing2.

5. Memperhatikan bimbingan

guru

6. Memperhatikan dan

mencatat informasi yang

diberikan guru.

30

VI

Memberikan

penghargaan

 

KEG. PENUTUP

4. Guru memberikan

penghargaan kepada

kelompok yang memiliki

kinerja dan kerjasama yang

baik.

5. Peserta didik (dibimbing oleh

guru) berdiskusi untuk

membuat

kesimpulan/rangkuman hasil

belajar.

6. Guru memberikan evaluasi

1. mengeskpresikan

kegembiraannya.

2.siswa saling melakukan

diskudi mengambil

kesimpulan

3. Mencatat soal-soal yang

20

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 49: Gabungan Bab I-V

49

berupa soal-soal yang di

kerjakan dirumah.

diberikan

V. Sumber, Bahan, dan Alat Bantu (Media)

c. Sumber : Marthen Kanginan. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XI

Jilid 2B. Jakarta : Erlangga

d. Media : Papan tulis, LCD

VI. Penilaian Hasil Belajar

a. Teknik Penilaian: Tes tertulis, Penugasan

b. Bentuk Instrumen: Tes uraian, Tugas rumah

VII. Rubrik penilaian Kelompok

No. Kelompok Keaktifan Kerjasama Nilai LKS Nilai

Akhir

1. I

2. II

3. III

4 IV

5 V

6 VI

7 VII

8 VIII

Skala Penilaian dibuat dengan rentangan dari 0 /d 100

Konversi Angka : 0-55 =Rendah, 56-79 = Sedang, 80 – 100 = Tinggi

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 50: Gabungan Bab I-V

50

Makassar, April 2011

Tim Pembimbing

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Drs. ABDUL HARIS, M.Si Drs. M. AGUS MARTAWIJAYA, M.Pd.

NIP. 19641231 199203 1 033 NIP. 19601231 198603 1 028

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 51: Gabungan Bab I-V

BA

3

2

1

p (x105 Pa)

0,5 1,5

V (x10-3 m3)

51

LKS 2

Kelompok : ………….

1. Gambarlah sketsa diagram p-V untuk proses

a. isobarik,

b. isotermik,

c. isokhorik dan

d. adiabatik.

Dan jelaskan proses yang terjadi pada masing-masing diagram.

2. Suatu gas ideal (γ = 5/3) dimampatkan secara adiabatik dari volum V menjadi

V/8. Tentukan perbandingan suhu sekarang dan suhu awal.

3. Suhu tiga mol suatu gas ideal 373 K. Berapa besar usaha yang dilakukan gas

dalam pemuaian secara isothermal untuk mencapai empat kali volumnya

semula.

4. Suatu gas mengalami perubahan dalam tekanan dan volum dari keadaan A ke

keadaan B, seperti ditunjukkan pada gambar. Hitunglah besar usaha pada

proses di bawah.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 52: Gabungan Bab I-V

52

Materi Pertemuan - 2

a. Proses Isobarik

Pada proses ini gas dipanaskan dengan tekanan tetap.

( lihat gambar ).

sebelum dipanaskan sesudah dipanaskan

Dengan demikian pada proses ini berlaku persamaan Boyle-GayLussac

V 1

T 1

=V 2

T 2

Jika grafik ini digambarkan dalam hubungan P dan V maka dapat grafik sebagai

berikut :

Pemanasan Pendinginan

Usaha luar yang dilakukan adalah : W = p ( V2 - V1 ).

b. Proses Isokhorik (Isovolumik)

Pada proses ini volume Sistem konstan. ( lihat gambar )

Sebelum dipanaskan. Sesudah dipanaskan.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 53: Gabungan Bab I-V

53

Dengan demikian dalam proses ini berlaku Hukum Boyle-Gay Lussac dalam

bentuk :

PT

=C

P1

T1

=P2

T2

Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka grafiknya sebagai

berikut :

Pemanasan Pendinginan

Karena D V = 0 maka W = p . D V

W = 0 ( tidak ada usaha luar selama proses )

c. Proses Isotermal

Proses isothermal adalah proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap

(lihat gambar )

Sebelum dipanaskan. Sesudah dipanaskan.

Oleh karena suhunya tetap, maka berlaku Hukum BOYLE.

P1 V2 = P2 V2

Jika digambarkan grafik hubungan P dan V maka grafiknya berupa :

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 54: Gabungan Bab I-V

54

Pemanasan Pendinginan

Karena suhunya konstan T2 = T1 maka :

D U = U2 - U1

= 32 n R T2 -

32 n R T1 = 0 ( Usaha dalamnya nol )

Kalor yang diserap sistem hanya dipakai untuk usaha luar saja.

W =P1V 1( lnV 2

V 1

)=P2V 2( lnV 2

V 1

)

W =P1 V 1( lnP1

P2

)=P2V 2( lnP1

P2

)

W =nRT1( lnV 2

V 1

)=nRT 2( lnV 2

V 1

)

d. Proses Adiabatik

Selama proses tak ada panas yang masuk / keluar sistem jadi Q = 0

( lihat gambar )

Sebelum proses Selama/akhir proses

oleh karena tidak ada panas yang masuk / keluar sistem maka berlaku Hukum

Boyle-Gay Lussac

P1V 1

T 1

=P2V 2

T 2

Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka berupa :

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 55: Gabungan Bab I-V

55

Pengembangan Pemampatan

Karena D Q = 0 maka O = D U + D W

U2 -U1 = -D W

Bila D W negatif ( -W = sistem ditekan ) usaha dalam sistem (D U )

bertambah. Sedangkan hubungan antara suhu mutlak dan volume gas pada proses

adibatik, dapat dinyatakan dengan persamaan :

T.V-1 = konstan atau T1.V1-1 = T2.V2-1

Usaha yang dilakukan pada proses adiabatik adalah :

W = m . cv ( T1 - T2 ) atau W =

P1 .V 1

1−g ( V2-1 - V1-1 )

Juga berlaku persamaan : P1.V1 = P2.V2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 56: Gabungan Bab I-V

56

Sekolah : SMA Negeri 1Kalukku

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/semester : XI IPA/2

Pertemuan ke : 3

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi : 3. Menerapkan konsep termodinamika dalam

mesin kalor

Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal

dengan menerapkan hukum termodinamika

Indikator :

Menganalisis nilai usaha, kalor, dan energi dalam pada proses

termodinamika berdasarkan Hukum I Termodinamika

I. Tujuan :

1. Melalui informasi yang diberikan oleh guru, siswa dapat

mengaplikasikan hukum I termodinamika dengan mengerjakan soal

yang terkait.

2. Melalui informasi yang diberikan oleh guru, siswa dapat menganalisis

perubahan energi dalam, kalor dan usaha pada masing-masing proses

termodinamika sesuai dengan hukum I termodinamika.

II. Materi Pokok : Termodinamika

- Hukum Pertama Termodinamika Gas (terlampir)

III. Metode Pembelajaran

Model : Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Metode : Diskusi Kelompok

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 57: Gabungan Bab I-V

57

IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

(menit)

I

Menyampaikan tujuan

dan memotivasi siswa

KEG. PENDAHULUAN

5. Guru memberikan motivasi

kepada siswa berupa

pertanyaan dan menampilkan

slide yang berkaitan dengan

Hukum I Termodinamika

6. Menuliskan tujuan

pembelajaran

1. Menjawab memperhatikan

slide yang ditampilkan dan

pertanyaan guru

2. Memperhatikan

5

II

Menyajikan informasi

KEG. INTI

1. Guru menjelaskan pernyataan

hukum pertama

termodinamika dengan

menampilkan slide presentasi

2. Guru memberikan beberapa

penjelasan mengenai

perjanjian untuk tanda Q dan

W

1. Memperhatikan penjelasan

guru

2. Memperhatikan penjelasan

guru

25

III

Mengorganisasikan

siswa ke dalam

kelompok-kelompok

belajar

1. Guru membagi siswa dalam

beberapa kelompok kecil

berdasarkan catatan guru

mengenai tingkat prestasi

atau kemampuan masing-

masing siswa.

2. Meminta setiap kelompok

membentuk posisi duduk

melingkar untuk

memudahkan dalam

berdiskusi.

1. Berkumpul dengan

kelompoknya masing-

masing

2. Memperbaiki posisi duduk

agar nyaman untuk

berdiskusi

5

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 58: Gabungan Bab I-V

58

IV

Membimbing

kelompok bekerja dan

belajar

1. Guru membagikan LKS

berisi pertanyaan yang harus

didiskusikan oleh masing-

masing kelompok

2. Berkeliling memeriksa dan

membimbing tiap-tiap

kelompok agar bekerja

dengan baik.

5. Mengambil LKS yang

diberikan oleh guru

6. Mengerjakan LKS

30

V

Evaluasi

7. Guru meminta perwakilan

dari masing-masing

kelompok untuk

mengkomunikasikan hasil

diskusinya

8. Guru membimbing peserta

didik dalam proses

pemaparan masing-masing

kelompok dan diskusi yang

berlangsung di antara peserta

didik.

9. Guru memberikan informasi

yang benar kepada siswa

tentang hasil diskusinya.

7. Siswa mengkomunikasikan

hasil diskusi mewakili

kelompok masing2.

8. Memperhatikan bimbingan

guru

9. Memperhatikan dan

mencatat informasi yang

diberikan guru.

20

VI

Memberikan

penghargaan

 

KEG. PENUTUP

7. Guru memberikan

penghargaan kepada

kelompok yang memiliki

kinerja dan kerjasama yang

baik.

8. Peserta didik (dibimbing oleh

guru) berdiskusi untuk

membuat

kesimpulan/rangkuman hasil

belajar.

9. Guru memberikan evaluasi

berupa soal-soal yang di

kerjakan dirumah.

1. mengeskpresikan

kegembiraannya.

2.siswa saling melakukan

diskusi mengambil

kesimpulan

4. Mencatat soal-soal yang

diberikan

5

V. Sumber, Bahan, dan Alat Bantu (Media)

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 59: Gabungan Bab I-V

59

e. Sumber : Marthen Kanginan. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XI

Jilid 2B. Jakarta : Erlangga

f. Media : Papan tulis, LCD

VI. Penilaian Hasil Belajar

a. Teknik Penilaian: Tes tertulis, Penugasan

b. Bentuk Instrumen: Tes uraian, Tugas rumah

VII. Rubrik penilaian Kelompok

No. Kelompok Keaktifan Kerjasama Nilai LKS Nilai

Akhir

1. I

2. II

3. III

4 IV

5 V

6 VI

7 VII

8 VIII

Skala Penilaian dibuat dengan rentangan dari 0 /d 100

Konversi Angka : 0-55 =Rendah, 56-79 = Sedang, 80 – 100 = Tinggi

Makassar, 2011Tim Pembimbing

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Drs. ABDUL HARIS, M.Si Drs. M. AGUS MARTAWIJAYA, M.Pd.

NIP. 19641231 199203 1 033 NIP. 19601231 198603 1 028

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 60: Gabungan Bab I-V

60

Sekolah : SMA Negeri 1 Kalukku

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/semester : XI IPA/2

Pertemuan ke : 4

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi : 3. Menerapkan konsep termodinamika dalam

mesin kalor

Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal

dengan menerapkan hukum termodinamika

Indikator :

Menganalisis nilai kapasitas kalor gas monoatomik dan diatomik

Menganalisis efisiensi kerja mesin kalor

Mengaplikasikan Hukum II Termodinamika pada masalah fisika sehari-

hari

Tujuan

1. Melalui informasi yang diberikan oleh guru, siswa dapat menentukan

besarnya kapasitas kalor gas pada volume tetap dan tekanan tetap untuk

gas monoatomik dan diatomik dengan mengerjakan soal yang terkait.

2. Diberikan data kalor dari sumber suhu tinggi (QL) dan kalor yang

dibuang (QH), siswa dapat menghitung efisiensi termal pada sebuah

mesin kalor dengan mengerjakan soal yang terkait.

3. Diberikan data efisiensi mesin kalor dan kalor dari sumber suhu tinggi,

siswa dapat menghitung usaha yang dikerjakan oleh mesin panas.

4. Melalui informasi yang diberikan oleh guru, siswa dapat menjelaskan isi

hukum II termodinamika berdasarkan formulasi Kelvin-Planck dan

formulasi Clausius.

II. Materi Pokok : Termodinamika

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 61: Gabungan Bab I-V

61

- Kapasitas kalor gas

- Mesin Kalor (terlampir)

- Hukum II Termodinamika

III. Metode Pembelajaran

Model : Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Metode : Diskusi Kelompok

IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

(menit)

I

Menyampaikan

tujuan dan

memotivasi siswa

KEG. PENDAHULUAN

1. Guru memberikan

motivasi kepada siswa

berupa pertanyaan dan

menampilkan slide yang

berkaitan dengan Hukum

I Termodinamika

2. Menuliskan tujuan

pembelajaran

1. Menjawab

memperhatikan slide

yang ditampilkan dan

pertanyaan guru

2. Memperhatikan

5

II

Menyajikan

informasi

KEG. INTI

1. Guru menjelaskan tentang

kapasitas kalor gas

monoatomik dan gas

diatomik dengan

menampilkan slide

presentasi

2. Guru menjelaskan

mengenai mesin kalor dan

menampilkan animasi

mengenai mesin kalor.

1. Memperhatikan

penjelasan guru

2. Memperhatikan

penjelasan guru

25

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 62: Gabungan Bab I-V

62

III

Mengorganisasikan

siswa ke dalam

kelompok-kelompok

belajar

1. Guru membagi siswa

dalam beberapa kelompok

kecil berdasarkan catatan

guru mengenai tingkat

prestasi atau kemampuan

masing-masing siswa.

2. Meminta setiap kelompok

membentuk posisi duduk

melingkar untuk

memudahkan dalam

berdiskusi.

1. Berkumpul dengan

kelompoknya masing-

masing

2. Memperbaiki posisi

duduk agar nyaman untuk

berdiskusi

5

IV

Membimbing

kelompok bekerja

dan belajar

1. Guru membagikan LKS

berisi pertanyaan yang

harus didiskusikan oleh

masing-masing kelompok

2. Berkeliling memeriksa dan

membimbing tiap-tiap

kelompok agar bekerja

dengan baik.

7. Mengambil LKS yang

diberikan oleh guru

8. Mengerjakan LKS

30

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 63: Gabungan Bab I-V

63

V

Evaluasi

10. Guru meminta perwakilan

dari masing-masing

kelompok untuk

mengkomunikasikan hasil

diskusinya

11. Guru membimbing peserta

didik dalam proses

pemaparan masing-masing

kelompok dan diskusi

yang berlangsung di antara

peserta didik.

12. Guru memberikan

informasi yang benar

kepada siswa tentang hasil

diskusinya.

10. Siswa

mengkomunikasikan

hasil diskusi mewakili

kelompok masing2.

11. Memperhatikan

bimbingan guru

12. Memperhatikan dan

mencatat informasi yang

diberikan guru.

20

VI

Memberikan

penghargaan

 

KEG. PENUTUP

10. Guru memberikan

penghargaan kepada

kelompok yang memiliki

kinerja dan kerjasama

yang baik.

11. Peserta didik (dibimbing

oleh guru) berdiskusi

untuk membuat

kesimpulan/rangkuman

hasil belajar.

12. Guru memberikan evaluasi

berupa soal-soal yang di

kerjakan dirumah.

1. mengeskpresikan

kegembiraannya.

2.siswa saling melakukan

diskusi mengambil

kesimpulan

5.Mencatat soal-soal yang

diberikan

5

V. Sumber, Bahan, dan Alat Bantu (Media)

a. Sumber : Marthen Kanginan. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XI

Jilid 2B. Jakarta : Erlangga

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 64: Gabungan Bab I-V

64

b. Media : Papan tulis, LCD

VI. Penilaian Hasil Belajar

a. Teknik Penilaian: Tes tertulis, Penugasan

b. Bentuk Instrumen: Tes uraian, Tugas rumah

VII. Rubrik penilaian Kelompok

No. Kelompok Keaktifan Kerjasama Nilai LKS Nilai

Akhir

1. I

2. II

3. III

4 IV

5 V

6 VI

7 VII

8 VIII

Skala Penilaian dibuat dengan rentangan dari 0 /d 100

Konversi Angka : 0-55 =Rendah, 56-79 = Sedang, 80 – 100 = Tinggi

Makassar, April 2011

Tim Pembimbing

Pembimbing 1 Pembimbing 2

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 65: Gabungan Bab I-V

65

Drs. ABDUL HARIS, M.Si Drs. M. AGUS MARTAWIJAYA, M.Pd.

NIP. 19641231 199203 1 033 NIP. 19601231 198603 1 028

LKS 4

1. Hitunglah kalor jenis gas Argon beratom satu pada volume tetap bila kalor

jenisnya pada tekanan tetap 5,23 x 102 J/kg 0K g = 1,67

2. Hitunglah kalor jenis pada tekanan tetap dari gas Oksida zat lemas beratom

dua bila kalor jenisnya pada volume tetap adalah 6,95 x 102 J/kg. 0K dan g=

1,4

3. Tentukan efisiensi sebuah mesin kalor yang mengambil 2400 J kalor selama

fase pembakaran dan kehilangan 1500 J pada proses pembuangan !

4. Jika sebuah mesin kalor memiliki efisiensi 25 % dan kehilangan 2700 J pada

proses pembuangan, berapa besar usaha yang dikerjakan mesin ?

5. Dari empat diagram di bawah ini, manakah yang menurut anda tidak

mematuhi hukum kedua termodinamika? Berikan alasan dari jawaban anda.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 66: Gabungan Bab I-V

100oC

0oC

100oC

0oC

usaha

100oC

0oC

100oC

0oC

usaha

a b c d

66

Materi Pertemuan ke – 4

Kapasitas kalor gas

Suhu suatu gas dapat dinaikkan dalam kondisi yang bermacam-macam.

Volumenya dikonstankan, tekanannya dikonstankan atau kedua-duanya dapat

dirubah-rubah menurut kehendak. Pada tiap-tiap kondisi ini panas yang

diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar satu satuan suhu untuk tiap satuan

massa adalah berlainan. Dengan kata lain suatu gas mempunyai bermacam-

macam kapasitas panas. Tetapi hanya dua macam yang mempunyai arti praktis

yaitu :

- Kapasitas panas pada volume konstan.

- Kapasitas panas pada tekanan konstan.

Kapasitas panas gas ideal pada tekanan konstan selalu lebih besar dari

pada kapasitas panas gas ideal pada volume konstan, dan selisihnya sebesar

konstanta gas umum (universil) yaitu : R = 8,317 J/mol 0K.

cp - cv = R

cp = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada tekanan konstan.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 67: Gabungan Bab I-V

67

cv = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada volume konstan.

Berdasarkan teori kinetik gas kita dapat menghitung panas jenis gas

ideal,sebagai berikut:

a. Untuk gas beratom tunggal ( monoatomik ) diperoleh bahwa :

cP=52 R cV =

32 R g=

cP

cV

=1 ,67

b. Untuk gas beratom dua ( diatomik ) diperoleh bahwa :

cP=72 R cV =

52 R g=

cP

cV

=1,4

g = konstanta Laplace.

Mesin Kalor

Mesin kalor adalah suatu alat yang mengubah energy panas menjadi

energy mekanik. Dalam mesin mobil misalnya, energy panas hasil pembakaran

bahan bakar diubah menjadi energy gerak mobil. Tetapi, dalam semua mesin kalor

kita ketahui bahwa pengubahan energy panas ke energy emkanik selalu disertai

pengeluaran gas buang, yang membawa sejumlah energy panas. Dengan

demikian, hanya sebagian energy panas hasil pembakaran bahan bakar yang

diubah menjadi energy mekanik.

Proses perubahan bentuk energi dan perpindahan energi pada mesin kalor

tampak seperti diagram di bawah.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 68: Gabungan Bab I-V

68

Kalor yang mengalir dari tempat bersuhu tinggi diberi simbol QH,

sedangkan kalor yang dibuang ke tempat bersuhu rendah diberi simbol QL. Ketika

mengalir dari tempat bersuhu tinggi menuju tempat bersuhu rendah, sebagian QH

diubah menjadi energi mekanik (digunakan untuk melakukan kerja/W), sebagian

lagi dibuang sebagai QL. Sebenarnya kita sangat mengharapkan bahwa semua QH

bisa diubah menjadi W, tapi pengalaman sehari‐hari menunjukkan bahwa hal

tersebut tidak mungkin terjadi. Selalu saja ada kalor yang terbuang. Dengan

demikian, berdasarkan kekekalan energi, bisa disimpulkan bahwa QH = W + QL.

Efisiensi (e) mesin kalor merupakan perbandingan antara Usaha alias

Kerja (W) yang dilakukan mesin dengan masukan Kalor pada suhu tinggi (QH).

Secara matematis bisa ditulis seperti ini :

η= WQH

=QH−QL

QH

=1−QL

QH

HUKUM II TERMODINAMIKA

Perumusan Kelvin-Plank Tentang hukum II termodinamika

Pada dasarnya perumusan antara Kelvin dan Plank mengenai suatu hal yang sama,

sehingga perumusan keduanya dapat digabungkan dan sering disebut : Perumusan

Kelvin-Plank Tentang Hukum II Termodinamika.

Perumusan Kelvin-Plank secara sederhana dapat dinyatakan sebagai berikut :

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 69: Gabungan Bab I-V

69

“Tidak Mungkin Membuat Pesawat Yang Kerjanya

Semata-Mata Menyerap Kalor Dari Sebuah Reservoir

Dan Mengubahnya Menjadi Usaha”

Perumusan Clausius tentang hukum II Termodinamika

secara sederhana dapat diungkapkan sebagai berikut :

“Tidak Mungkin Membuat Pesawat Yang Kerjanya Hanya

Menyerap Dari Reservoir Bertemperatur Rendah Dan

Memindahkan Kalor Itu Ke Reservoir Yang Bersuhu Tinggi, Tanpa

Disertai Perubahan Lain.

LKS 3

1. Tentukan perubahan energi dalam gas apabila :

a. Gas menyerap kalor 600 kalori dan serentak melakukan usaha 400 J

b. Gas menyerap kalor 300 kalori dan serentak usaha 450 J dilakukan pada

gas

c. Gas mengeluarkan 1400 kalori pada volum tetap (ctt: 1 kalori = 4,2 J)

2. 1 mol gas dalam sebuah silinder memuai dengan cepat secara adiabatik.

Mula‐mula suhu gas = 1000 K. Setelah memuai, suhu gas berkurang menjadi

500 K. Tentukan kerja yang dilakukan oleh gas (anggap saja gas ideal)

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 70: Gabungan Bab I-V

70

3. Serangkaian proses termodinamika ditunjukkan pada diagram di bawah,

kurva a‐b dan d‐c = proses isokorik (volume konstan). Kurva b‐c dan a‐d =

proses isobarik (tekanan konstan). Pada proses a‐b, Kalor (Q) sebanyak 600

Joule ditambahkan ke sistem. Pada proses b‐c, Kalor (Q) sebanyak 800 Joule

ditambahkan ke sistem. Tentukan :

a) Perubahan energi dalam pada proses a‐b

b) Perubahan energi dalam pada proses a‐b‐c

c) Kalor total yang ditambahkan pada proses a‐d‐c

Materi Pertemuan ke-3

Dalam suatu sistem yang mendapat panas sebanyak D Q akan terdapat

perubahan energi dalam (D U ) dan melakukan usaha luar (D W ).

D Q = D U + D W

D Q = kalor yang masuk/keluar sistem

D U = perubahan energi dalam

D W = Usaha luar.

bisa ditulis seperti ini :

ΔU = Q −W

Persamaan ini bisa menjadi seperti ini :

W = Q − ΔU

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 71: Gabungan Bab I-V

71

Persamaan ini berlaku untuk sistem tertutup (Sistem tertutup merupakan

sistem yang hanya memungkinkan pertukaran energi antara sistem dengan

lingkungan). Untuk sistem tertutup yang terisolasi, tidak ada energi yang masuk

atau keluar dari sistem, karenanya, perubahan energi dalam = 0.

Aturan tanda untuk Kalor dan Kerja disesuaikan dengan persamaan

Hukum Pertama Termodinamika. Kalor (Q) dalam persamaan di atas merupakan

kalor yang ditambahkan pada sistem (Q positif), sedangkan Kerja (W) pada

persamaan di atas merupakan kerja yang dilakukan oleh sistem (W positif).

Karenanya, jika kalor meninggalkan sistem, maka Q bernilai negatif. Sebaliknya,

jika kerja dilakukan pada sistem, maka W bernilai negatif.

Penerapan Hukum Pertama Termodinamika pada beberapa proses

Termodinamika

1. Proses Isotermal (suhu selalu konstan)

Terlebih dahulu kita tinjau penerapan hukum pertama termodinamika pada proses

isotermal. Dalam proses Isotermal, suhu sistem dijaga agar selalu konstan. Sistem

yang kita analisis secara teoritis adalah gas ideal. Suhu gas ideal berbanding lurus

dengan energi dalam gas ideal (U = 3/2 nRT). Karena T tidak berubah maka U

juga tidak berubah. Dengan demikian, jika diterapkan pada proses isotermal,

persamaan Hukum pertama termodinamika akan berubah bentuk seperti ini :

ΔU = Q −W →ΔU = 0

(energi dalam sistem tidak berubah)

0 = Q −W

Q =W →Persamaan proses isotermal

Dari hasil ini, kita bisa menyimpulkan bahwa pada proses isotermal (suhu

konstan), kalor (Q) yang ditambahkan pada sistem digunakan sistem untuk

melakukan kerja (W). Perubahan tekanan dan volume sistem pada proses

isotermal digambarkan melalui grafik di bawah :

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 72: Gabungan Bab I-V

72

2. Proses Adiabatik

Dalam proses adiabatik, tidak ada kalor yang ditambahkan pada sistem

atau meninggalkan sistem (Q =0). Proses adiabatik bisa terjadi pada sistem

tertutup yang terisolasi dengan baik. Untuk sistem tertutup yang terisolasi dengan

baik, biasanya tidak ada kalor yang dengan seenaknya mengalir ke dalam system

atau meninggalkan sistem. Proses adiabatik juga bisa terjadi pada sistem tertutup

yang tidak terisolasi.

Untuk kasus ini, proses harus dilakukan dengan sangat cepat sehingga

kalor tidak sempat mengalir menuju sistem atau meninggalkan sistem.

Jika diterapkan pada proses adiabatik, persamaan Hukum pertama termodinamika

akan berubah bentuk seperti ini :

ΔU = Q −W →Q = 0 (Tidak ada kalor yang masuk atau keluar sistem)

ΔU = 0 −W

ΔU = −W → Persamaan proses adiabatik

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Mula‐mula volume sistem = V1 (volume kecil) dan tekanan sistem =

P1 (tekanan besar). Agar suhu sistem selalu konstan maka setelah

kalor ditambahkan pada sistem, sistem memuai dan melakukan

kerja terhadap lingkungan. Setelah sistem melakukan kerja

terhadap lingkungan, volume sistem berubah menjadi V2 (volume

sistem bertambah) dan tekanan sistem berubah menjadi P2 (tekanan

system berkurang). Bentuk grafik melengkung karena tekanan

sistem tidak berubah secara teratur selama proses. Besarnya kerja

yang dilakukan sistem = luasan yang diarsir.

Page 73: Gabungan Bab I-V

73

Apabila sistem ditekan dengan cepat (kerja dilakukan terhadap sistem),

maka kerja bernilai negatif. Karena W negatif, maka U bernilai positif (energi

dalam sistem bertambah). Sebaliknya jika system berekspansi atau memuai

dengan cepat (sistem melakukan kerja), maka W bernilai positif. Karena W

positif, maka U bernilai negatif (energi dalam sistem berkurang). Energi dalam

sistem (gas ideal) berbanding lurus dengan suhu (U = 3/2 nRT), karenanya jika

energy dalam sistem bertambah maka suhu sistem juga bertambah. Sebaliknya,

jika energi dalam system berkurang maka suhu sistem berkurang.

Perubahan tekanan dan volume sistem pada proses adiabatik digambarkan

melalui grafik di bawah :

Kurva adiabatik pada grafik ini (kurva 1‐2) lebih curam daripada kurva

isotermal (kurva 1‐3). Perbedaan kecuraman ini menunjukkan bahwa untuk

kenaikan volume yang sama, tekanan sistem berkurang lebih banyak pada proses

adiabatik dibandingkan dengan proses isotermal. Tekanan sistem berkurang lebih

banyak pada proses adiabatik karena ketika terjadi pemuaian adiabatik, suhu

sistem juga berkurang. Suhu berbanding lurus dengan tekanan, karenanya apabila

suhu sistem berkurang, maka tekanan system juga berkurang. Sebaliknya pada

proses isotermal, suhu sistem selalu konstan. Dengan demikian pada proses

isotermal suhu tidak ikut mempengaruhi penurunan tekanan.

3. Proses Isokorik (volume selalu konstan)

Dalam proses Isokorik, volume sistem dijaga agar selalu konstan. Karena

volume sistem selalu konstan, maka sistem tidak bisa melakukan kerja pada

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 74: Gabungan Bab I-V

74

lingkungan. Demikian juga sebaliknya, lingkungan tidak bisa melakukan kerja

pada sistem.

Jika diterapkan pada proses isokorik, persamaan Hukum pertama

termodinamika akan berubah bentuk seperti ini :

ΔU = Q −W →W = 0 (Sistem tidak melakukan kerja terhadap lingkungan)

ΔU = Q − 0

ΔU = Q→ Persamaan proses isokorik

Dari hasil ini, kita bisa menyimpulkan bahwa pada proses isokorik

(volume konstan), kalor (Q) yang ditambahkan pada sistem digunakan untuk

menaikkan energi dalam sistem.

Perubahan tekanan dan volume sistem pada proses isokorik digambarkan

melalui grafik di bawah :

Mula‐mula tekanan sistem = p1 (tekanan kecil). Adanya tambahan kalor

pada sistem menyebabkan energi dalam sistem bertambah. Karena energi dalam

sistem bertambah maka suhu sistem (gas ideal) meningkat (U = 3/2 nRT). Suhu

berbanding lurus dengan tekanan. Karenanya, jika suhu system meningkat, maka

tekanan sistem bertambah (p2). Karena volume sistem selalu konstan maka tidak

ada kerja yang dilakukan (tidak ada luasan yang diarsir).

4. Proses Isobarik (tekanan selalu konstan)

Dalam proses Isobarik, tekanan sistem dijaga agar selalu konstan. Karena

yang konstan adalah tekanan, maka perubahan energi dalam (delta U), kalor (Q)

dan kerja (W) pada proses isobarik tidak ada yang bernilai nol. Dengan demikian,

persamaan hukum pertama termodinamika tetap utuh seperti semula :

ΔU = Q −W

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 75: Gabungan Bab I-V

75

Perubahan tekanan dan volume gas pada proses isobarik digambarkan

melalui grafik di bawah :

Mula‐mula volume sistem = V1 (volume kecil). Karena tekanan dijaga

agar selalu konstan maka setelah kalor ditambahkan pada sistem, sistem memuai

dan melakukan kerja terhadap lingkungan. Setelah melakukan kerja terhadap

lingkungan, volume sistem berubah menjadi V2 (volume sistem bertambah).

Besarnya kerja (W) yang dilakukan sistem = luasan yang diarsir.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

LAMPIRAN 2 :

INSTRUMEN ANGKET MOTIVASI BELAJAR FISIKA

SISWA

Page 76: Gabungan Bab I-V

76

FMIPA Universitas Negeri Makassar

LAMPIRAN 2 :

INSTRUMEN ANGKET MOTIVASI BELAJAR FISIKA

SISWA

Page 77: Gabungan Bab I-V

77

Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Fisika Siswa

Indikator

Nomor Item

Jumlah Persentase (%)Positif

(Favourable)

Negatif

(Unfavourable)

Minat 8, 19, 21 1, 7, 40 6 15

Relevansi 16, 26, 31, 37 4, 5, 20, 22 8 20

Harapan untuk berhasil 3, 6, 15, 30 12, 24, 38 7 17,5

Kepuasan 9, 17, 35 18, 28, 29 6 15

Keuletan 23, 25, 32, 39 2, 14 6 15

Ketekunan 10, 27, 33, 36 11, 13, 34 7 17,5

Total 40 100 %

No Indikator Pernyataan Jenis Pernyataan

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 78: Gabungan Bab I-V

78

Positif Negatif

1 Minat 1. Fisika adalah pelajaran yang membosankan.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

7. Saya malas masuk kelas jika pelajaran fisika berlangsung.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

8. Saya senang jika guru fisika saya tidak masuk mengajar

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

19. Saya senang sekali membaca sejarah orang-orang terkemuka dan sukses dalam bidang

fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

21. Saya merasa senang dengan pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah khususnya fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

40. Saya merasa senang kalau belajar fisika lebih sering di sekolah.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 79: Gabungan Bab I-V

79

2 Relevansi 4. Saya tidak bercita-cita terlalu tinggi untuk mendapatkan nilai yang bagus dalam mata

pelajaran fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

5. Saya lebih suka belajar fisika sekadarnya saja daripada belajar keras.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

16. Saya senang dengan pelajaran fisika sehingga sering belajar malam.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

20. Saya cenderung menghindari pelajaran fisika karena saya anggap fisika sulit.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

22. Saya mudah melupakan pelajaran jika sedang libur.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

26. Saya ingin membentuk diri saya lebih baik lagi dalam pelajaran fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

31. Saya merasa sangat antusias mengikuti pembelajaran fisika di sekolah. √

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 80: Gabungan Bab I-V

80

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

37. Saya merasa belajar fisika sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari saya

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

3 Harapan untuk

berhasil

3. Saya berkeinginan menjadi siswa terpandai dalam pelajaran fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

6. Saya memiliki cita-cita tinggi untuk mendapatkan nilai tertinggi dalam setiap ujian

fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

12. Saya sering mengerjakan tugas fisika seadanya saja.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

15. Saya sering membandingkan keberhasilan saya dalam pelajaran fisika dengan

teman-teman saya yang lain.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

24. Saya merasa biasa-biasa saja dengan nilai ujian fisika yang rendah. √

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 81: Gabungan Bab I-V

81

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

30. Mencapai nilai yang tertinggi dalam pelajaran fisika adalah hal utama bagi saya

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

38. Saya merasa bahwa saya tidak akan dapat menguasai materi pelajaran fisika

walaupun sudah belajar dengan tekun

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

4 Kepuasan 9. Saya sangat senang belajar fisika karena sangat berhubungan dengan kehiduhpan

sehari-hari.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

17. Saya merasa senang menceritakan keberhasilan saya pada orang lain jika

mendapatkan nilai yang baik dalam pelajaran fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

18. Tidak penting bagi saya untuk menjadi siswa terpandai dalam pelajaran fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 82: Gabungan Bab I-V

82

28. Saya selalu berusaha untuk tidak mengikuti pelajaran fisika di sekolah.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

29. Saya tidak mengharapkan nilai ulangan fisika yang tertinggi di kelas.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

35. Saya akan senang jika mampu mengerjakan tugas fisika sendiri dengan baik.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

5 Keuletan 2. Saya belajar fisika jika hanya besok ada ulangan.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

14. Saya sering melewatkan waktu senggang tanpa digunakan untuk mengulang

pelajaran termasuk fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

23. Jika sedang malas untuk belajar fisika, saya mencoba belajar dengan segera.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

25. Belajar dengan tekun penting untuk meningkatkan prestasi belajar fisika saya. √

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 83: Gabungan Bab I-V

83

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

32. Saya merasa kuat untuk menyelesaikan tugas-tugas fisika yang diberikan oleh

guru di sekolah.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

39. Saya selalu berusaha untuk menjawab bila guru fisika melemparkan pertanyaan

dalam kelas

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

6 Ketekunan 10. Saya selalu berusaha menyelesaikan tugas-tugas fisika segera tanpa menundanya.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

11. Saya sering merasa malas mengikuti pelajaran fisika di sekolah.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

13. Saya hanya giat belajar fisika apabila dimarahi oleh orang tua atau guru.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

27. Saya lebih suka berkumpul dengan orang-orang yang dapat membantu saya dalam √

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 84: Gabungan Bab I-V

84

pelajaran fisika saya.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

34. Saya membuat rancangan yang matang untuk mencapai target yang ingin saya

capai dalam pelajaran fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

36. Saya akan bertanya kepada guru jika ada hal yang tidak saya pahami dalam

pelajaran fisika

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 85: Gabungan Bab I-V

85

Instrumen Motivasi Belajar Fisika Siswa

LEMBAR KUESIONER MOTIVASI BELAJAR FISIKA

Petunjuk Khusus:

1. Di bawah ini ada 40 pernyataan tentang motivasi belajar fisika. Anda diminta untuk

menjawab sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya.

2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia dari setiap pernyataan tersebut.

3. Bacalah setiap pernyataan dengan baik sebelum dijawab.

4. Selamat bekerja!

Pernyataan:

3. Fisika adalah pelajaran yang membosankan.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

4. Saya belajar fisika jika hanya besok ada ulangan.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

5. Saya berkeinginan menjadi siswa terpandai dalam pelajaran fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

6. Saya tidak bercita-cita terlalu tinggi untuk mendapatkan nilai yang bagus dalam mata

pelajaran fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

7. Saya lebih suka belajar fisika sekadarnya saja daripada belajar keras.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

8. Saya memiliki cita-cita tinggi untuk mendapatkan nilai tertinggi dalam setiap ujian

fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

9. Saya malas masuk kelas jika pelajaran fisika berlangsung.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 86: Gabungan Bab I-V

86

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

10. Saya merasa senang kalau belajar fisika lebih sering di sekolah.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

11. Saya sangat senang belajar fisika karena sangat berhubungan dengan kehiduhpan

sehari-hari.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

12. Saya selalu berusaha menyelesaikan tugas-tugas fisika segera tanpa menundanya.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

13. Saya sering merasa malas mengikuti pelajaran fisika di sekolah.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

14. Saya sering mengerjakan tugas fisika seadanya saja.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

15. Saya hanya giat belajar fisika apabila dimarahi oleh orang tua atau guru.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

16. Saya sering melewatkan waktu senggang tanpa digunakan untuk mengulang pelajaran

termasuk fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

17. Saya sering membandingkan keberhasilan saya dalam pelajaran fisika dengan teman-

teman saya yang lain.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

18. Saya senang dengan pelajaran fisika sehingga sering belajar malam.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 87: Gabungan Bab I-V

87

b. Setuju d. sangat tidak setuju

19. Saya merasa senang menceritakan keberhasilan saya pada orang lain jika mendapatkan

nilai yang baik dalam pelajaran fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

20. Tidak penting bagi saya untuk menjadi siswa terpandai dalam pelajaran fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

21. Saya senang sekali membaca sejarah orang-orang terkemuka dan sukses dalam bidang

fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

22. Saya cenderung menghindari pelajaran fisika karena saya anggap fisika sulit.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

23. Saya merasa senang dengan pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah khususnya fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

24. Saya mudah melupakan pelajaran jika sedang libur.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

25. Jika sedang malas untuk belajar fisika, saya mencoba belajar dengan segera.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

26. Saya merasa biasa-biasa saja dengan nilai ujian fisika yang rendah.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

27. Belajar dengan tekun penting untuk meningkatkan prestasi belajar fisika saya.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 88: Gabungan Bab I-V

88

28. Saya ingin membentuk diri saya lebih baik lagi dalam pelajaran fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

29. Saya lebih suka berkumpul dengan orang-orang yang dapat membantu saya dalam

pelajaran fisika saya.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

30. Saya selalu berusaha untuk tidak mengikuti pelajaran fisika di sekolah.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

31. Saya tidak mengharapkan nilai ulangan fisika yang tertinggi di kelas.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

32. Mencapai nilai yang tertinggi dalam pelajaran fisika adalah hal utama bagi saya

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

33. Saya merasa sangat antusias mengikuti pembelajaran fisika di sekolah.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

34. Saya merasa kuat untuk menyelesaikan tugas-tugas fisika yang diberikan oleh guru di

sekolah.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

35. Saya membuat rancangan yang matang untuk mencapai target yang ingin saya capai

dalam pelajaran fisika.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

36. Saya lebih suka menyalin tugas fisika dari teman daripada berusaha mengerjakannya

sendiri.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 89: Gabungan Bab I-V

89

37. Saya akan senang jika mampu mengerjakan tugas fisika sendiri dengan baik.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

38. Saya akan bertanya kepada guru jika ada hal yang tidak saya pahami dalam pelajaran

fisika

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

39. Saya merasa belajar fisika sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari saya

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

40. Saya merasa bahwa saya tidak akan dapat menguasai materi pelajaran fisika walaupun

sudah belajar dengan tekun

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

41. Saya selalu berusaha untuk menjawab bila guru fisika melemparkan pertanyaan dalam

kelas

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

42. Saya senang jika guru fisika saya tidak masuk mengajar

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 90: Gabungan Bab I-V

90

LEMBAR JAWABAN

KUESIONER MOTIVASI BELAJAR FISIKA

NAMA :……………………………………………………

NIS :……………………………….............................

KELAS :……………………………………………………

SEKOLAH :…………………………………………………….

NO. SS ST TS STS

1. A B C D

2. A B C D

3. A B C D

4. A B C D

5. A B C D

6. A B C D

7. A B C D

8. A B C D

9. A B C D

10. A B C D

11. A B C D

12. A B C D

13. A B C D

14. A B C D

15. A B C D

16. A B C D

17. A B C D

18. A B C D

19. A B C D

20. A B C D

21. A B C D

22. A B C D

23. A B C D

24. A B C D

25. A B C D

26. A B C D

27. A B C D

28. A B C D

29. A B C D

30. A B C D

31. A B C D

32. A B C D

33. A B C D

34. A B C D

35. A B C D

36 A B C D

37 A B C D

38 A B C D

39 A B C D

40 A B C D

KET:

SS = SANGAT SETUJU

ST = SETUJU

TS = TIDAK SETUJU

STS = SANGAT TIDAK SETUJU

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 91: Gabungan Bab I-V

91

FMIPA Universitas Negeri Makassar

LAMPIRAN 3 :

SKOR MOTIVASI BELAJAR FISIKA

Page 92: Gabungan Bab I-V

92

Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas KontrolKelas XI IPA I (Eksperimen) Kelas XI IPA 2 (Kontrol)

NO NAMA NO NAMA

1 SUCIATI 1 MARHABAN RAMADHAN2 A. AYU RESKI INDRIANI 2 MUH. ASWAR AMIR3 ABD. RAHIM HARIANTO 3 NURHIDAYAH4 AYUB RAMLI 4 RANDI KRISNADI5 CINDARA DEWI 5 ROBERT MUSA6 DENOSELMI LANDE 6 SARLIANA7 DEWI ANITA 7 WIKA MAYANGSARI8 INCE SRI WIDIA ASTUTI 8 AFRISKI AULIA A9 LAODE FERIAL GUFRAN 9 DEDI BILEAN PATADUNGAN

10 MUH. RISAL 10 HASWAN M11 NURLINDA SARI 11 SITAWATI12 RICKY CHRISTIAN S 12 ARIEL DEO SANDON P13 TAUFIQ HAMKA 13 ARINI14 TIRZA YUSTIANA LIMBONG 14 ELA MAYANG SARI15 UMMI KALSUM 15 ITON TORALANGI16 ZAKINA 16 LINDA JUNIANTI17 FANI RERUNG 17 MUNIRAH18 M. ARIF SETIAWAN 18 NIA KURNIA ARIFIN19 MUH. AHYAR B 19 RAHMADINAH20 MUH. FAJRIN D 20 SRY MURNIATI NENGSIH21 MUH. SAMNUR 21 SURIANTI22 NOVITA GRAHA MULIA 22 TITI NURLINDA23 NURMAYANTI A 23 ARMAN B24 NURMAYUNITA S 24 HAIDAR25 RISMAYANTI 25 HENDRIK ARDIANSAH26 SALMIA R 26 IRMA JULIANI27 SAMSINAR ANWAR 27 LARASWATI28 NASRAWATI A 28 MISRAWATI29 DARMAWATI 29 NARIRAWATI30 RADI 30 ST. NARSIAH31 RAHMAT HIDAYAT 31 A. NURSALIANTI32 GUNAWAN RAHMAT PUTRA 32 EVA FARDILA33 LUDIA DESI RATNA SARITIPA 33 HASRAWATI34 MUH. IQBAL ASWAT 34 MUH. PADLI HM

35 MUNIRA 35 SRI HARTATI36 NUR AFDALIA INDRAYANI 36 SRI WAHYUNI SUARDI37 UJIESTIANI 37 ROBINSON R38 YUSRAH 38 IAN HIDAYAT39 ADE 39 JAIS

40 PATOLAN

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 93: Gabungan Bab I-V

93

Skor Motivasi Belajar Fisika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrola. Kelas Eksperimen

No. Item PernyataanSkor

responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12

13 14 15

16 17

18 19

20 21 22

23 24

25 26

27 28 29

30 31

32 33

34 35

36 37 38

39 40

1 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 4 2 4 1 2 1 3 2 3 3 4 3 2 2 2 1 1 3 4 3 2 1 3 3 982 3 2 3 3 1 2 3 3 3 2 2 1 2 2 3 2 3 2 4 3 2 1 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 3 1 4 1 983 3 3 3 3 1 4 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 1 2 4 3 2 2 2 2 3 4 4 3 1 3 2 2 3 1 2 3 4 1 2 3 994 3 3 2 1 1 2 3 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 1 3 2 4 4 3 3 995 3 3 2 3 2 4 3 2 3 2 4 2 4 2 4 2 1 1 1 3 2 2 3 1 4 4 3 4 4 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 1026 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 4 2 3 4 4 4 3 3 2 3 2 2 2 4 4 3 2 2 1 1037 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 2 1 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1048 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 4 3 2 2 3 1 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1049 3 2 3 4 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 105

10 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 4 1 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 4 2 1 3 3 10611 3 2 3 2 1 3 3 3 3 2 2 1 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 10712 3 1 3 3 1 3 3 3 4 2 3 2 1 2 1 3 1 3 1 1 1 1 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 3 4 1 4 3 10713 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 4 3 3 3 2 2 10814 3 2 4 4 1 4 4 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 4 2 1 2 2 2 4 4 4 3 1 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 10815 4 2 3 3 2 2 4 3 3 3 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 10816 4 3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 2 4 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 2 11117 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 11318 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 11319 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 11320 2 3 3 2 2 3 4 2 3 2 3 2 2 2 4 3 4 3 3 2 3 1 3 4 3 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 3 3 3 3 11421 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 11422 3 2 3 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 11423 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 4 4 3 3 11524 4 2 3 4 1 3 4 3 3 3 4 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 11525 3 2 4 3 2 4 3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 11726 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 2 2 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 11727 3 3 3 3 2 4 4 2 3 3 4 2 3 2 1 3 2 2 3 3 2 3 3 1 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 1 3 4 11828 3 2 4 3 2 4 3 3 3 2 3 1 1 3 4 3 2 3 3 3 3 4 2 3 1 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 2 4 4 3 11829 2 4 3 2 4 2 4 4 3 3 3 1 4 1 2 4 4 1 4 1 3 2 4 4 4 4 4 4 2 3 1 3 3 4 3 4 4 2 3 4 12130 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 2 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 12131 3 3 3 3 2 4 4 2 3 3 4 1 2 2 1 3 2 2 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 2 4 3 3 4 4 12132 3 3 3 3 2 4 4 2 3 3 4 2 3 2 1 3 2 2 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 12533 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 4 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 12734 3 2 4 3 2 4 4 3 3 2 4 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 12735 4 3 4 3 2 4 4 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 3 2 4 4 12836 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 12937 3 4 4 4 3 4 4 3 2 4 3 2 3 1 4 4 3 2 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 13238 4 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 13239 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 137

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 94: Gabungan Bab I-V

94

b. Kelas KontrolNo. Item Pernyataan

SkorResponden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11 12

13 14 15

16 17

18 19

20 21 22

23 24

25 26

27 28 29

30 31

32 33

34 35

36 37 38

39 40

1 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 1172 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 4 3 2 3 3 2 1013 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 994 3 2 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 4 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 2 1145 2 1 2 3 3 4 2 2 4 1 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 1 1 4 3 3 4 3 3 3 2 1 3 2 3 4 3 3 3 2 1026 2 4 3 2 4 2 4 4 3 3 3 1 4 1 2 4 4 1 4 1 3 2 4 4 4 4 4 4 2 3 1 3 3 4 3 4 4 2 3 4 1217 4 3 4 3 2 4 4 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 3 2 4 4 1288 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 4 3 1 3 1149 3 2 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 4 3 3 4 2 2 3 3 4 4 4 4 2 2 2 3 2 2 4 4 3 4 2 3 116

10 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 12411 3 2 3 2 2 3 4 2 4 2 4 1 4 2 2 2 3 4 1 4 2 1 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 2 2 4 2 4 11312 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 9513 3 2 4 4 1 4 4 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 4 2 1 2 2 2 4 4 4 3 1 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 10814 4 3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 2 4 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 2 11115 4 1 3 3 2 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 3 1 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 12716 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 4 3 3 3 2 2 10817 4 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 13218 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 2 2 10419 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 10120 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 2 3 2 10821 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 4 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 10322 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 9123 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 2 2 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 11724 3 3 2 3 2 4 3 2 3 2 4 2 4 2 4 2 1 1 1 3 2 2 3 1 4 4 3 4 4 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 10225 2 2 3 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 3 2 4 2 1 2 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 3 3 9126 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 1 3 3 4 1 3 3 2 3 3 2 2 3 4 4 4 3 3 2 2 2 2 3 4 2 3 2 2 3 10627 4 2 2 3 2 2 4 3 3 2 3 3 4 3 2 2 2 1 1 3 3 1 2 3 4 3 4 3 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 4 10828 3 2 4 3 2 3 3 2 1 2 3 2 3 2 2 2 1 4 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 4 2 2 3 3 2 10029 3 2 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 4 2 2 3 3 2 10030 3 2 3 1 2 3 1 3 2 2 3 3 1 2 2 2 1 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 2 2 2 9931 4 2 3 4 1 3 4 3 3 3 4 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 11532 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 4 2 4 1 2 1 3 2 3 3 4 3 2 2 2 1 1 3 4 3 2 1 3 3 9833 3 3 3 3 1 4 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 1 2 4 3 2 2 2 2 3 4 4 3 1 3 2 2 3 1 2 3 4 1 2 3 9934 3 3 2 3 2 4 3 2 3 2 4 2 4 2 4 2 1 1 1 3 2 2 3 1 4 4 3 4 4 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 10235 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 2 1 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 10436 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 4 2 3 4 4 4 3 3 2 3 2 2 2 4 4 3 2 2 1 10337 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 4 2 4 1 2 1 3 2 3 3 4 3 2 2 2 1 1 3 4 3 2 1 3 3 9838 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 4 3 3 3 2 2 10839 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 4 1 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 4 2 1 3 3 10640 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 113

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 95: Gabungan Bab I-V

95

Persentase Perbandingan skor motivasi belajar fisika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

Jumlah item soal : 40Skor tertinggi per soal : 4Skor terendah per soal : 1Skor total maximum yang mungkin dicapai : 40x4 = 24Skor total minimum yang mungkin dicapai : 40x1 = 40Banyak kelas : 4 (ditentukan)

Lebar kelas : 160−40

4 =30

Kelas Eksperimen

Skor Frekuensi Persentase (%)

160-131

(Sangat Termotivasi)3 7.7

130-101

(Termotivasi)32 82.1

100-71

(Tidak Termotivasi)4 10.3

70-40

(Sangat Tidak Termotivasi)0 0.0

Jumlah 39 100.0

Kelas Kontrol

Skor Frekuensi Persentase (%)

160-131

(Sangat Termotivasi)1 2.5

130-101

(Termotivasi)29 72.5

100-71

(Tidak Termotivasi)10 25.0

70-40

(Sangat Tidak Termotivasi)0 0.0

Jumlah 40 100.0

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 96: Gabungan Bab I-V

96

FMIPA Universitas Negeri Makassar

LAMPIRAN 4 :

PERHITUNGAN STATISTIK

Page 97: Gabungan Bab I-V

97

Tabulasi Perbandingan Indikator-Indikator Motivasi Belajar Fisika Kelas

Eksperimen dengan Kelas Kontrol

1. Minat belajar fisika siswa

a. Tabel Skor Minat Kelas Eksperimen

ItemJumlah

SkorResponden

1 7 8 19 21 40

1 3 4 3 3 3 3 192 3 4 2 3 2 4 183 3 4 2 3 2 4 184 3 4 2 3 2 4 185 3 3 4 3 3 3 196 4 4 3 3 3 3 207 3 2 2 4 2 3 168 3 3 3 2 2 3 169 3 3 3 3 2 3 1710 3 3 3 2 2 3 1611 3 3 2 4 3 3 1812 3 3 2 4 3 3 1813 3 3 3 1 1 3 1414 3 4 2 4 3 3 1915 3 2 2 2 3 3 1516 3 3 2 4 2 3 1717 3 3 3 3 2 3 1718 3 4 3 4 3 3 2019 4 4 3 4 3 3 2120 3 3 3 3 2 3 1721 3 3 2 3 2 1 1422 3 4 3 3 3 3 1923 3 3 3 3 3 3 1824 2 4 2 3 3 3 1725 3 3 3 4 2 1 1626 4 4 3 3 3 3 2027 3 4 3 4 4 4 2228 3 3 3 1 3 3 1629 3 4 3 4 2 2 1830 3 3 3 3 4 4 2031 3 3 2 3 2 3 1632 2 4 4 4 3 4 2133 4 4 3 3 3 4 2134 3 3 3 2 3 2 1635 4 3 2 3 3 3 1836 3 3 2 3 2 3 1637 3 3 2 1 2 3 1438 3 4 2 2 2 2 15

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 98: Gabungan Bab I-V

98

39 4 4 3 3 3 2 19

b. Tabel Skor Minat Kelas KontrolItem

Jumlah SkorResponde

n1 7 8 19 21 40

1 3 4 3 3 3 3 192 3 2 3 3 2 2 153 3 3 3 3 2 2 164 3 4 2 3 2 2 165 2 2 2 2 2 2 126 2 4 4 4 3 4 217 4 4 3 3 3 4 218 4 4 3 3 3 3 209 3 3 3 3 2 3 1710 3 4 3 3 3 4 2011 3 4 2 1 2 4 1612 2 3 2 2 2 2 1313 3 4 2 2 2 2 1514 4 4 3 3 3 2 1915 4 3 2 2 3 4 1816 3 3 3 2 3 2 1617 4 3 2 3 3 3 1818 3 3 3 2 3 2 1619 3 3 3 2 3 2 1620 3 3 3 2 3 2 1621 3 3 2 3 2 3 1622 3 3 2 2 2 2 1423 3 3 2 3 2 3 1624 3 3 2 1 2 3 1425 2 2 2 2 2 3 1326 3 3 2 2 3 3 1627 4 4 3 1 3 4 1928 3 3 2 2 1 2 1329 3 3 2 2 2 2 1430 3 1 3 2 3 2 1431 4 4 3 3 3 3 2032 3 3 2 4 2 3 1733 3 2 2 4 2 3 1634 3 3 2 1 2 3 1435 3 3 3 2 2 3 1636 3 3 2 3 2 1 1437 3 3 2 4 2 3 1738 3 3 3 2 3 2 1639 3 3 3 1 3 3 1640 3 3 3 3 2 3 17

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 99: Gabungan Bab I-V

99

c. Tabel Frekuensi Skor Minat Kelas Eksperimen & Kelas Kontrol

Jumlah item soal : 6Skor tertinggi per soal : 4Skor terendah per soal : 1Skor total maximum yang mungkin dicapai : 6x4 = 24Skor total minimum yang mungkin dicapai : 6x1 = 6Banyak kelas : 4 (ditentukan)

Lebar kelas : 24−6

4=4,5 ≈ 5

Kelas Eksperimen

Skor Frekuensi Persentase (%)

25-21(Sangat Berminat)

4 10.3

20-16(Berminat)

30 76.9

15-11(Tidak Berminat)

5 12.8

10-6(Sangat Tidak Berminat)

0 0.0

Jumlah 39 100.0

Kelas Kontrol

Skor Frekuensi Persentase (%)

25-21(Sangat Berminat)

2 5.0

20-16(Berminat)

26 65.0

15-11(Tidak Berminat)

12 30.0

10-6(Sangat Tidak Berminat)

0 0.0

Jumlah 40 100.0

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 100: Gabungan Bab I-V

100

2. Relevansia. Tabel Skor Relevansi Kelas Eksperimen

Item Jumlah SkorResponden 4 5 16 20 22 26 31 37

1 3 3 2 3 2 3 3 3 222 3 2 3 3 3 4 4 3 253 3 2 3 3 3 4 4 3 254 3 2 3 3 3 4 4 3 255 3 2 2 3 2 4 2 3 216 3 2 2 3 1 3 3 3 207 3 1 2 3 2 4 2 4 218 3 2 2 2 2 3 2 3 199 2 1 2 2 2 3 3 3 1810 2 1 2 3 3 4 3 4 2211 3 3 2 3 2 3 2 3 2112 3 2 2 3 2 3 2 3 2013 3 1 3 1 1 4 2 4 1914 4 3 2 3 2 4 3 3 2415 3 3 2 2 1 3 3 3 2016 3 2 2 1 1 3 2 2 1617 4 1 2 2 2 3 3 3 2018 3 2 2 2 2 4 3 4 2219 3 3 3 4 2 4 4 3 2620 3 2 2 3 2 3 2 3 2021 2 2 2 3 4 4 3 3 2322 3 4 2 3 2 3 2 3 2223 3 2 3 3 4 4 4 2 2524 2 2 3 2 1 4 2 3 1925 3 1 2 3 1 4 2 3 1926 4 1 2 3 2 3 3 3 2127 4 3 4 3 2 3 3 4 2628 2 3 2 3 2 3 2 2 1929 2 3 2 3 3 3 3 3 2230 3 2 3 3 2 3 3 4 2331 1 1 2 3 2 2 2 4 1732 2 4 4 1 2 4 1 4 2233 3 2 3 3 2 4 3 3 2334 3 2 3 3 2 3 3 3 2235 3 2 4 4 3 4 4 4 2836 3 3 2 3 2 4 3 4 2437 3 2 2 3 2 4 2 2 2038 4 1 2 1 2 4 2 3 1939 2 3 2 3 2 3 2 3 20

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 101: Gabungan Bab I-V

101

b. Tabel Skor Relevansi Kelas KontrolItem

Jumlah SkorResponde

n4 5 16 20 22 26 31 37

1 4 2 2 3 2 4 2 3 222 2 2 2 3 2 4 2 2 193 2 2 2 2 2 3 2 2 174 3 3 2 3 2 3 2 3 215 3 3 2 2 1 3 2 3 196 2 4 4 1 2 4 1 4 227 3 2 3 3 2 4 3 3 238 3 2 2 3 2 3 2 4 219 3 1 3 4 2 4 2 3 2210 3 3 3 3 3 4 3 3 2511 2 2 2 4 1 4 2 2 1912 3 2 2 2 2 3 2 3 1913 4 1 2 1 2 4 2 3 1914 2 3 2 3 2 3 2 3 2015 3 2 3 4 1 3 3 3 2216 3 2 3 3 2 3 3 3 2217 3 2 4 4 3 4 4 4 2818 3 2 2 3 2 4 3 3 2219 3 2 2 3 2 3 2 3 2020 1 3 2 3 2 4 3 3 2121 3 2 2 3 3 3 2 2 2022 2 2 2 2 2 3 2 2 1723 3 3 2 3 2 4 3 4 2424 3 2 2 3 2 4 2 2 2025 3 2 2 4 1 2 2 3 1926 3 2 1 3 2 4 2 3 2027 3 2 2 3 1 3 3 4 2128 3 2 2 3 3 3 3 2 2129 3 2 2 3 2 3 2 2 1930 1 2 2 3 2 3 2 3 1831 4 1 2 3 2 3 3 3 2132 3 2 2 1 1 3 2 2 1633 3 1 2 3 2 4 2 4 2134 3 2 2 3 2 4 2 2 2035 3 2 2 2 2 3 2 3 1936 2 2 2 3 4 4 3 3 2337 3 2 2 1 1 3 2 2 1638 3 2 3 3 2 3 3 3 2239 2 3 2 3 2 3 2 2 1940 3 2 2 3 2 3 2 3 20

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 102: Gabungan Bab I-V

102

c. Tabel Frekuensi Skor Relevansi Kelas Eksperimen & Kelas Kontrol

Jumlah item soal : 8Skor tertinggi per soal : 4Skor terendah per soal : 1Skor total maximum yang mungkin dicapai : 8x4 = 32Skor total minimum yang mungkin dicapai : 8x1 = 8Banyak kelas : 4 (ditentukan)

Lebar kelas : 32−8

4=6

Kelas Eksperimen

Skor Frekuensi Persentase (%)

32-27(Sangat Relevan)

1 2.6

26-21(Relevan)

22 56.4

20-15(Tidak Relevan)

16 41.0

14-8(Sangat Tidak Relevan)

0 0.0

Jumlah 39 100.0

Kelas Kontrol

Skor Frekuensi Persentase (%)

32-27(Sangat Relevan)

1 2.5

26-21(Relevan)

18 45.0

20-15(Tidak Relevan)

21 52.5

14-8(Sangat Tidak Relevan)

0 0.0

Jumlah 40 100.0

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 103: Gabungan Bab I-V

103

3. Harapan untuk Berhasila. Tabel Skor Harapan untuk Berhasil Kelas Eksperimen

Item Jumlah SkorResponden 3 6 12 15 24 30 38

1 3 3 3 4 3 3 3 222 3 4 2 1 1 4 1 163 3 4 2 1 4 4 3 214 3 4 1 1 4 4 3 205 4 4 3 2 3 3 3 226 3 2 2 3 3 2 3 187 3 4 2 3 2 3 1 188 3 4 1 2 3 2 2 179 3 3 1 2 3 2 4 1810 3 3 2 2 3 3 4 2011 3 3 3 3 3 3 3 2112 3 4 3 3 3 3 3 2213 3 3 2 1 4 4 1 1814 4 3 3 4 4 2 3 2315 3 3 2 3 3 2 3 1916 3 3 3 2 2 2 1 1617 3 3 2 2 3 2 3 1818 4 4 3 3 4 3 3 2419 4 4 3 3 3 4 3 2420 3 3 2 3 4 3 3 2121 2 2 3 3 3 2 2 1722 3 3 3 3 3 3 3 2123 4 4 1 4 3 3 4 2324 3 3 2 4 4 2 3 2125 3 2 1 3 3 2 1 1526 3 3 2 2 3 3 3 1927 4 4 2 4 3 3 3 2328 3 4 3 3 1 2 1 1729 3 3 2 3 2 2 3 1830 3 4 3 4 3 4 3 2431 2 2 1 2 3 3 4 1732 3 2 1 2 4 3 2 1733 4 4 2 3 3 4 2 2234 3 3 1 3 2 3 3 1835 3 4 3 3 4 3 3 2336 4 3 3 3 3 2 3 2137 2 4 2 4 1 3 2 1838 4 4 3 3 4 3 3 2439 4 3 2 3 3 3 3 21

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 104: Gabungan Bab I-V

104

b. Tabel Skor Harapan untuk Berhasil Kelas KontrolItem

Jumlah SkorResponde

n3 6 12 15 24 30 38

1 4 4 3 3 4 3 3 242 2 3 3 2 3 2 3 183 2 3 2 3 3 3 3 194 4 4 3 3 4 2 3 235 2 4 3 3 4 3 3 226 3 2 1 2 4 3 2 177 4 4 2 3 3 4 2 228 3 3 2 4 2 3 3 209 3 3 2 4 3 2 4 2110 3 4 3 3 3 2 3 2111 3 3 1 2 4 2 4 1912 3 3 2 3 3 2 3 1913 4 4 3 3 4 3 3 2414 4 3 2 3 3 3 3 2115 3 4 3 4 4 3 3 2416 3 3 1 3 2 3 3 1817 3 4 3 3 4 3 3 2318 3 3 2 3 3 3 3 2019 3 3 2 3 3 2 2 1820 3 3 2 3 3 3 2 1921 2 3 2 3 3 2 2 1722 2 2 2 3 3 2 2 1623 4 3 3 3 3 2 3 2124 2 4 2 4 1 3 2 1825 3 4 2 1 4 2 2 1826 3 2 1 4 3 2 2 1727 2 2 3 2 3 2 3 1728 4 3 2 2 3 2 3 1929 4 3 2 2 3 2 3 1930 3 3 3 2 4 3 2 2031 3 3 2 2 3 3 3 1932 3 3 3 2 2 2 1 1633 3 4 2 3 2 3 1 1834 2 4 2 4 1 3 2 1835 3 4 1 2 3 2 2 1736 2 2 3 3 3 2 2 1737 3 3 3 2 2 2 1 1638 3 3 1 3 2 3 3 1839 3 4 3 3 1 2 1 1740 3 3 2 3 4 3 3 21

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 105: Gabungan Bab I-V

105

c. Tabel Frekuensi Skor Harapan untuk Berhasil Kelas Eksperimen & Kelas Kontrol

Jumlah item soal : 7Skor tertinggi per soal : 4Skor terendah per soal : 1Skor total maximum yang mungkin dicapai : 7x4 = 28Skor total minimum yang mungkin dicapai : 7x1 = 7Banyak kelas : 4 (ditentukan)

Lebar kelas : 28−7

4=5,25≈ 6

Kelas Eksperimen

Skor Frekuensi Persentase (%)

28-23(Sangat Besar)

8 20.5

22-17(Besar)

28 71.8

16-11(Kecil)

3 7.7

10-5(Sangat Kecil)

0 0.0

Jumlah 39 100.0

Kelas Kontrol

Skor Frekuensi Persentase (%)

28-23(Sangat Besar)

5 12.5

22-17(Besar)

32 80.0

16-11(Kecil)

3 7.5

10-5(Sangat Kecil)

0 0.0

Jumlah 40 100.0

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 106: Gabungan Bab I-V

106

4. Kepuasana. Tabel Skor Kepuasan Kelas Eksperimen

ItemJumlah

SkorResponden

9 17 18 28 29 35

1 3 2 3 4 3 4 192 3 2 2 4 3 2 163 3 2 2 4 3 3 174 3 2 2 4 3 2 165 2 2 3 3 3 4 176 3 2 3 3 2 3 167 3 1 2 3 1 2 128 3 3 3 3 3 3 189 3 3 3 3 3 4 1910 3 3 3 3 3 4 1911 3 2 3 4 3 4 1912 3 3 3 4 3 3 1913 4 1 3 4 4 4 2014 3 2 3 3 3 4 1815 2 4 3 3 2 3 1716 2 4 2 3 2 4 1717 3 2 3 4 2 3 1718 3 3 3 4 3 4 2019 3 2 3 4 4 4 2020 3 2 3 3 3 4 1821 2 2 2 3 3 4 1622 3 3 3 3 3 3 1823 3 2 3 3 4 4 1924 3 4 3 4 2 4 2025 3 3 2 3 3 4 1826 3 2 2 4 2 2 1527 2 3 2 4 4 4 1928 3 3 3 3 2 2 1629 2 3 3 3 3 3 1730 3 2 3 3 3 4 1831 2 2 2 3 3 3 1532 3 4 1 4 2 3 1733 3 3 4 4 4 4 2234 2 3 3 3 2 4 1735 3 4 3 4 3 4 2136 3 2 3 3 2 4 1737 3 1 1 4 4 1 1438 2 3 4 1 3 4 1739 3 2 3 2 3 4 17

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 107: Gabungan Bab I-V

107

b. Tabel Skor Kepuasan Kelas KontrolItem

Jumlah SkorResponde

n9 17 18 28 29 35

1 3 3 3 4 3 3 192 2 2 3 3 2 4 163 2 3 3 3 2 3 164 3 2 4 4 3 3 195 4 3 3 3 3 3 196 3 4 1 4 2 3 177 3 3 4 4 4 4 228 4 3 3 3 3 4 209 3 4 3 4 2 4 2010 3 3 3 3 3 4 1911 4 3 4 4 4 4 2312 2 2 2 3 3 3 1513 2 3 4 1 3 4 1714 3 2 3 2 3 4 1715 3 4 3 4 4 4 2216 2 3 3 3 2 4 1717 3 4 3 4 3 4 2118 2 3 3 3 3 4 1819 3 2 2 3 2 3 1520 3 2 2 2 3 4 1621 2 2 3 2 2 3 1422 2 2 3 3 2 3 1523 3 2 3 3 2 4 1724 3 1 1 4 4 1 1425 2 1 3 3 2 3 1426 2 3 3 3 3 4 1827 3 2 1 3 2 4 1528 1 1 4 3 3 4 1629 3 2 2 3 2 4 1630 2 1 3 3 3 4 1631 3 2 2 4 2 2 1532 2 4 2 3 2 4 1733 3 1 2 3 1 2 1234 3 1 1 4 4 1 1435 3 3 3 3 3 3 1836 2 2 2 3 3 4 1637 2 4 2 3 2 4 1738 2 3 3 3 2 4 1739 3 3 3 3 2 2 16

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 108: Gabungan Bab I-V

108

40 3 2 3 3 3 4 18

c. Tabel Frekuensi Skor Kepuasan Kelas Eksperimen & Kelas Kontrol

Jumlah item soal : 6Skor tertinggi per soal : 4Skor terendah per soal : 1Skor total maximum yang mungkin dicapai : 6x4 = 24Skor total minimum yang mungkin dicapai : 6x1 = 6Banyak kelas : 4 (ditentukan)

Lebar kelas : 24−6

4=4,5 ≈ 5

Kelas Eksperimen

Skor Frekuensi Persentase (%)

25-21(Sangat Puas)

2 5.1

20-16(Puas)

33 84.6

15-11(Tidak Puas)

4 10.3

10-6(Sangat Tidak Puas)

0 0.0

Jumlah 39 100.0

Kelas Kontrol

Skor Frekuensi Persentase (%)

25-21(Sangat Puas)

4 10.0

20-16(Puas)

26 65.0

15-11(Tidak Puas)

10 25.0

10-6(Sangat Tidak Puas)

0 0.0

Jumlah 40 100.0

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 109: Gabungan Bab I-V

109

5. Keuletana. Tabel Skor Keuletan Kelas Eksperimen

ItemJumlah

SkorResponden

2 14 23 25 32 39

1 3 2 3 2 4 3 172 3 2 3 4 3 3 183 3 2 3 4 3 4 194 3 2 3 4 2 4 185 2 2 3 4 3 2 166 2 3 2 3 3 2 157 3 2 2 3 2 2 148 2 2 3 3 2 3 159 2 2 4 3 2 3 1610 3 3 4 4 2 3 1911 2 2 3 3 3 3 1612 2 2 3 4 3 2 1613 1 2 3 4 3 4 1714 3 3 3 4 3 3 1915 2 2 2 3 2 2 1316 2 2 3 3 1 3 1417 2 3 2 3 2 2 1418 2 2 3 4 3 4 1819 3 4 3 4 4 4 2220 3 2 2 3 3 4 1721 2 2 2 4 2 2 1422 2 2 2 3 2 3 1423 2 3 2 1 3 4 1524 3 2 3 3 2 3 1625 2 2 2 3 2 4 1526 2 3 2 3 3 3 1627 4 1 3 3 4 3 1828 3 3 4 3 2 3 1829 3 3 3 4 3 3 1930 4 4 3 4 3 3 2131 3 2 2 3 3 3 1632 4 1 4 4 3 3 1933 3 2 2 4 2 4 1734 3 3 2 3 3 2 1635 2 4 4 4 3 3 2036 2 2 3 3 2 3 1537 3 2 3 4 2 2 1638 2 2 2 4 2 2 14

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 110: Gabungan Bab I-V

110

39 3 2 2 3 2 3 15

b. Tabel Skor Keuletan Kelas KontrolItem

Jumlah SkorResponde

n2 14 23 25 32 39

1 3 2 2 3 2 2 142 3 2 2 3 2 3 153 2 2 2 3 2 3 144 2 2 3 3 2 3 155 1 2 1 3 1 3 116 4 1 4 4 3 3 197 3 2 2 4 2 4 178 3 3 2 3 2 1 149 2 2 3 4 3 2 1610 3 3 3 4 2 3 1811 2 2 2 4 2 2 1412 2 2 2 3 2 2 1313 2 2 2 4 2 2 1414 3 2 2 3 2 3 1515 1 4 2 4 3 3 1716 3 3 2 3 3 2 1617 2 4 4 4 3 3 2018 3 2 2 3 2 2 1419 2 2 2 3 2 3 1420 2 2 2 4 2 3 1521 3 2 2 3 2 3 1522 2 2 2 2 2 3 1323 2 2 3 3 2 3 1524 3 2 3 4 2 2 1625 2 2 2 3 2 3 1426 3 3 2 4 2 2 1627 2 3 2 4 2 3 1628 2 2 2 3 2 3 1429 2 2 2 3 2 3 1430 2 2 3 3 2 2 1431 2 3 2 3 3 3 1632 2 2 3 3 1 3 1433 3 2 2 3 2 2 1434 3 2 3 4 2 2 1635 2 2 3 3 2 3 1536 2 2 2 4 2 2 1437 2 2 3 3 1 3 1438 3 3 2 3 3 2 16

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 111: Gabungan Bab I-V

111

39 3 3 4 3 2 3 1840 3 2 2 3 3 4 17

c. Tabel Frekuensi Skor Keuletan Kelas Eksperimen & Kelas Kontrol

Jumlah item soal : 6Skor tertinggi per soal : 4Skor terendah per soal : 1Skor total maximum yang mungkin dicapai : 6x4 = 24Skor total minimum yang mungkin dicapai : 6x1 = 6Banyak kelas : 4 (ditentukan)

Lebar kelas : 24−6

4=4,5 ≈ 5

Kelas Eksperimen

Skor Frekuensi Persentase (%)

25-21(Sangat Ulet)

2 5.1

20-16(Ulet)

24 61.5

15-11(Tidak Ulet)

13 33.3

10-6(Sangat Tidak Ulet)

0 0.0

Jumlah 39 100.0

Kelas Kontrol

Skor Frekuensi Persentase (%)

25-21(Sangat Ulet)

0 0.0

20-16(Ulet)

15 37.5

15-11(Tidak Ulet)

25 62.5

10-6(Sangat Tidak Ulet)

0 0.0

Jumlah 40 100.0

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 112: Gabungan Bab I-V

112

6. Ketekunana. Tabel Skor Ketekunan Kelas Eksperimen

Item Jumlah SkorResponden 10 11 13 27 33 34 36

1 3 4 2 3 2 4 4 222 3 4 3 4 4 3 4 253 3 4 3 4 4 3 4 254 3 4 2 4 4 3 4 245 3 3 3 4 3 3 3 226 3 4 2 2 3 3 2 197 2 3 2 4 3 1 3 188 2 2 3 3 3 3 3 199 2 2 3 3 3 3 3 1910 2 3 3 3 3 2 3 1911 2 3 3 3 2 3 3 1912 2 3 3 3 2 3 3 1913 2 3 1 3 4 3 3 1914 3 3 4 4 3 3 4 2415 3 3 3 2 3 3 3 2016 2 3 2 4 1 3 3 1817 3 2 3 3 3 3 2 1918 2 4 3 4 3 3 4 2319 3 3 4 3 3 4 4 2420 3 3 3 3 2 3 3 2021 2 2 3 4 2 2 4 1922 2 3 3 3 2 3 3 1923 2 3 1 4 2 3 3 1824 2 3 2 4 2 4 4 2125 2 2 2 3 2 2 2 1526 3 4 4 3 3 3 4 2427 4 3 3 4 3 3 4 2428 2 3 2 3 3 3 4 2029 3 3 2 3 2 3 3 1930 4 4 3 3 3 3 3 2331 2 3 3 4 3 1 2 1832 3 3 4 4 3 4 4 2533 3 4 3 4 2 3 4 2334 3 3 3 3 2 2 3 1935 3 3 4 3 3 3 3 2236 3 3 3 4 4 3 4 2437 2 4 4 3 2 3 2 2038 2 3 3 3 2 3 3 19

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 113: Gabungan Bab I-V

113

39 2 3 4 3 2 2 3 19

b. Tabel Skor Ketekunan Kelas KontrolItem

Jumlah SkorResponde

n10 11 13 27 33 34 36

1 3 3 3 3 2 3 2 192 2 2 2 3 3 3 3 183 2 2 2 2 3 3 3 174 3 3 2 3 2 4 3 205 1 2 3 4 3 2 4 196 3 3 4 4 3 4 4 257 3 4 3 4 2 3 4 238 3 3 3 3 2 2 3 199 2 3 3 4 2 2 4 2010 3 3 3 3 3 3 3 2111 2 4 4 4 2 4 2 2212 3 2 2 3 2 2 2 1613 2 3 3 3 2 3 3 1914 2 3 4 3 2 2 3 1915 4 4 4 2 3 3 4 2416 3 3 3 3 2 2 3 1917 3 3 4 3 3 3 3 2218 2 2 1 3 2 2 2 1419 3 3 2 3 2 3 2 1820 3 3 2 3 3 3 4 2121 2 3 4 3 3 3 3 2122 2 2 2 3 2 2 3 1623 3 3 3 4 4 3 4 2424 2 4 4 3 2 3 2 2025 2 2 2 2 2 1 2 1326 2 3 3 4 2 3 2 1927 2 3 4 4 2 1 4 2028 2 3 3 3 2 2 2 1729 2 3 3 3 3 2 2 1830 2 3 1 2 2 4 3 1731 3 4 4 3 3 3 4 2432 2 3 2 4 1 3 3 1833 2 3 2 4 3 1 3 1834 2 4 4 3 2 3 2 2035 2 2 3 3 3 3 3 1936 2 2 3 4 2 2 4 1937 2 3 2 4 1 3 3 1838 3 3 3 3 2 2 3 19

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 114: Gabungan Bab I-V

114

39 2 3 2 3 3 3 4 2040 3 3 3 3 2 3 3 20

c. Tabel Frekuensi Skor Ketekunan Kelas Eksperimen & Kelas Kontrol

Jumlah item soal : 7Skor tertinggi per soal : 4Skor terendah per soal : 1Skor total maximum yang mungkin dicapai : 7x4 = 28Skor total minimum yang mungkin dicapai : 7x1 = 7Banyak kelas : 4 (ditentukan)

Lebar kelas : 28−7

4=5,25≈ 6

Kelas Eksperimen

Skor Frekuensi Persentase (%)

28-23(Sangat Tekun)

12 30.8

22-17(Tekun)

26 66.7

16-11(Tidak Tekun)

1 2.6

10-5(Sangat Tidak Tekun)

0 0.0

Jumlah 39 100.0

Kelas Kontrol

Skor Frekuensi Persentase (%)

28-23(Sangat Tekun)

5 12.5

22-17(Tekun)

31 77.5

16-11(Tidak Tekun)

4 10.0

10-5(Sangat Tidak Tekun)

0 0.0

Jumlah 40 100.0

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 115: Gabungan Bab I-V

115

Perhitungan Analisis Taksiran Rata-Rata Motivasi Belajar Fisika Siswa

Kelas Eksperimen

Dengan melihat skor tes motivasi belajar fisika yang dicapai oleh siswa, maka

didapatkan data sebagai berikut:

Skor rata-rata (x̄ ) = 114

Standar Deviasi (S) = 10,3

Jumlah sampel (n) = 39

Analisis taksiran rata-rata :

X̄−t pS√n √ N−n

N−1<μ< X̄+t p

S√n √ N−n

N−1

(Sudjana, 1992 : 203)

dengan P= 1

2( 1 + γ ) ; γ=0 , 95

P=12

( 1 + 0 ,95 ) =0 , 975

dk = n−1=39−1=38

diperoleh tp(0,975;38) = 2,02 (hasil interpolasi)

114−2 ,0210 ,3√39 √79 − 39

79 − 1<μ< 114+ 2 , 02

10 , 3√39 √79 − 39

79 − 1114 − 2 , 37 < μ < 114 + 2 , 37

111 , 63 < μ < 116 , 37

Jadi skor rata-rata populasi kelas Eksperimen adalah berada pada interval

dengan batas 111,63 sampai 116,37

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 116: Gabungan Bab I-V

116

Perhitungan Analisis Taksiran Rata-Rata Skor Sikap Siswa Kelas kontrol

Dengan melihat skor tes motivasi belajar fisika yang dicapai oleh siswa, maka

didapatkan data sebagai berikut:

Skor rata-rata (x̄ ) = 108

Standar Deviasi (S) = 9,84

Jumlah sampel (n) = 40

Analisis taksiran rata-rata:

X̄−t pS√n √ N−n

N−1<μ< X̄+t p

S√n √ N−n

N−1

(Sudjana, 1992 : 203)

dengan P= 1

2( 1 + γ ) ; γ=0 , 95

P=12

( 1 + 0 ,95 ) =0 , 975

dk = n−1=40−1=39

diperoleh tp(0,975;39) = 2,02 (hasil interpolasi)

108−2 ,029 , 84√40 √79 − 40

79 − 1<μ< 108 + 2 ,02

9 , 84√40 √79 − 40

79 − 1108 −2 , 20 < μ < 108 + 2, 20

105 ,8 < μ < 110 ,2

Jadi skor rata-rata populasi kelas kontrol adalah berada pada interval

dengan batas 105,80 sampai 110,20

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 117: Gabungan Bab I-V

117

Pengujian normalitas data skor motivasi belajar fisika siswa kelas

eksperimen

Harga-Harga yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Rata-Rata (X̄ ) = 114Deviasi Standar (S) = 10,3Skor maksimum = 137Skor minimum = 98Jumlah Sampel (n) = 39Rentang skor (R) = 137 - 98 = 39Banyak Interval Kelas (k) = 1 + 3,3 log. 39 = 6.25≈ 6Lebar Kelas (l) = 39 / 6 = 6,5 = 7

Kelas Interval

Batas Kelas

(x)

Z untuk batas kelas

Z tabelLuas

IntervalEi Oi

( Ei − Oi )2

Ei

94.5 -1.89 0.470695-101 0.0837 3.26 4 0.17

101.5 -1.21 0.3869102-108 0.185 7.22 11 1.99

108.5 -0.53 0.2019109-115 0.1423 5.55 9 2.15

115.5 0.15 0.0596116-122 0.2101 8.19 7 0.17

122.5 0.83 0.2697123-129 0.1635 6.38 5 0.30

129.5 1.50 0.4332130-136 0.0522 2.04 2 0.00

136.5 2.18 0.4854137-142 0.0118 0.46 1 0.63

142.5 2.77 0.4972

Jumlah 39 5.40

Dari hasil perhitungan diatas, di peroleh nilai χhitung2

sebesar 5.40, sedangkan nilai

χ tabel2

pada taraf nyata = 0,05 dan dk = k − 3 = 6 − 3 = 3 , diperoleh χ(0,95 )(3)2

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 118: Gabungan Bab I-V

118

.adalah sebesar 7,81. Berdasarkan hasil analisis tersebut terlihat bahwa nilai

χhitung2 < χ tabel

2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor sikap ilmiah siswa

kelas eksperimen berdistribusi normal pada taraf signifikan α = 0,05.

Pengujian normalitas data skor motivasi belajar fisika siswa yang dicapai kelas kontrol

Harga-Harga yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Rata-Rata (X̄ ) = 108Deviasi Standar (S) = 9,84Skor maksimum = 132Skor minimum = 91Jumlah Sampel (n) = 40Rentang skor (R) = 132 – 91 = 41Banyak Interval Kelas (k) = 1 + 3,3 log. 40 = 6,28 ≈ 6Lebar Kelas (l) = 41 / 6 = 6,8 = 7

Kelas Interval

Batas Kelas (x)

Z untuk batas kelas

Z tabelLuas

IntervalEi Oi

( Ei − Oi )2

Ei

89.5 -2.49 0.493690-96 0.0311 1.24 3 2.48

96.5 -1.78 0.462597-103 0.1048 4.19 9 1.51

103.5 -1.07 0.3577104-110 0.2171 8.68 9 0.01

110.5 -0.36 0.1406111-117 0 0.00 13 0.00

117.5 0.36 0.1406118-124 0.2171 8.68 3 2.72

124.5 1.07 0.3577125-131 0.1048 4.19 2 1.15

131.5 1.78 0.4625132-138 0.0311 1.24 1 0.05

138.5 2.49 0.4936Jumlah 40 6.47

Dari hasil perhitungan diatas, di peroleh nilai χhitung2

sebesar 6,47,

sedangkan nilai χ tabel2

pada taraf nyata = 0,05 dan dk = k − 3 = 6 − 3 = 3 ,

diperoleh χ(0,95 )(3)2

.adalah sebesar 7,81

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 119: Gabungan Bab I-V

119

Berdasarkan hasil analisis tersebut terlihat bahwa nilai χhitung2 < χ tabel

2.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor sikap ilmiah siswa kelas kontrol

berdistribusi normal pada taraf signifikan α = 0,05.

Pengujian homogenitas data skor motivasi belajar fisika siswa kelas XI IPA

SMA Negeri 1 Kalukku

Adapun harga-harga yang diperlukan sebagai berikut :

a. Kelompok eksperimen

S1 = 10,30

S12 = 106,09

n1 = 39

b. Kelompok kontrol

S2 = 9,84

S22 = 96,8256

n2 = 40

Dengan menggunakan rumus Fhitung sebagai berikut :

Fhitung=var ians terbesarvar ians terkecil

(Sudjana, 1992 : 250)

Diperoleh :

Fhitung=106,0996,8256

=1. 09

Untuk taraf nyata α=0 , 05 , diperoleh F(0,05;39-1;40-1) = F(0,05;32;31) = 1,75 (hasil

interpolasi). Oleh karena Fhitung = 1,09 < Ftabel = 1,75. Jadi dapat disimpulkan bahwa

skor motivasi belajar fisika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kalukku antara

kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 120: Gabungan Bab I-V

120

Pengujian Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis ini digunakan uji-t dua pihak dan untuk

pengujian hipotesis tersebut dibutuhkan data sebagai berikut:

x̄1 = 114 n1 = 39

x̄2 = 108 n2 = 40

S1 = 10,3 S12

= 106,090

S2 = 9,84 S22

= 96,8256

thitung=X−

1−X−

2

S√ 1n1

+ 1n2

dengan :

S2=(n1−1 )S

12+(n2−1 ) S

22

n1+n2−2

S2=(39−1 ) (106 ,090 ) + ( 40−1 ) (96 , 8256 )39+ 40 − 2

S2=(38 ) (106 , 090)+ (39) ( 96 ,8256)77

S2=101 ,79

S = 10,09

Sehingga :

thitung=114−108

10 , 09√ 139

+ 140

=

610 , 09√0 ,025+0 , 025

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 121: Gabungan Bab I-V

121

=

610 , 09 (0 ,22 )

=

62 ,22

= 2,70

Kriteria pengujian adalah : terima H0 jika –t(1 – ½ ) < t < t(1 – ½ ), dimana t (1−1/2 α )

didapat dari distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – ½ ). Untuk

harga-harga t lainnya H0 ditolak. Dan diperoleh t(0,975 : 77) = 2,00

Berdasarkan dari data hasil analisis di atas menunjukkan bahwa thitung =

2,70 dan ttabel = t(0,975 : 64) = 2,00. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan motivasi

belajar fisika antara siswa yang diajar menggunakan media animasi dengan

siswa yang diajar tanpa menggunakan media animasi pada taraf nyata α=0 , 05

.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 122: Gabungan Bab I-V

122

FMIPA Universitas Negeri Makassar

LAMPIRAN 5 :

DOKUMENTASI KEGIATAN

Page 123: Gabungan Bab I-V

123

Dokumentasi Kegiatan

Keadaan Kelas XI IPA 1

Pembelajaran di kelas XI IPA I (Kelas Eksperimen) menggunakan media animasi

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 124: Gabungan Bab I-V

124

Diskusi Kelompok

Presentasi tugas antar kelompok

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Page 125: Gabungan Bab I-V

125

FMIPA Universitas Negeri Makassar

LAMPIRAN 6 :

PERSURATAN

Page 126: Gabungan Bab I-V

126

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Nur Saputra, lahir di Majene pada tanggal 21

Januari 1990. Anak pertama dari enam bersaudara pasangan

Sukma (Ayah) dan Nurmah (Ibu). Mulai memasuki jenjang

pendidikan dasar pada tahun 1995 di SD Inpres Tasiu II dan

tamat tahun 2001. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP

Budi Mulya Kalukku pada tahun 2001 dan tamat tahun 2004.

Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri Kalukku

Kabupaten Mamuju dan tamat pada tahun 2007. Tahun 2007, penulis terdaftar

sebagai Mahasiswa pada jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA

Universitas Negeri Makassar melalui jalur PMJK.

FMIPA Universitas Negeri Makassar


Top Related