Transcript

Pelatihan Dasar-dasar JurnalistikINTRODUKSIBelajar meliput berita seperti belajar berenang; Anda baru bisa jika punya keberanian masuk keair dan mulai berenang. Menjadi wartawan pun begitu. Kemahiran Anda meliput dan seberapacemerlang reportase Anda tergantung pada pengalaman dan kesungguhan Anda belajar. SelamaAnda menghargai proses itu, selama itu pula pintu kesuksesan Anda terbuka.Prinsip-prinsip berikut bisa membantu Anda mengawali karir di dunia jurnalistik.

MENJADI WARTAWANTak ada yang menodongkan pestol ke kepala dan memaksa Anda menjadi wartawan. Anda datangatas kemauan sendiri, karena Anda mencintai dunia tulis-menulis, mampu mengendus berita danpunya ikatan pada orang kebanyakan. Asah lah kerajinan menulis Anda, ketajaman akan beritadan kepekaan terhadap orang-orang di jalanan. Asah lah selalu dan terus-menerus. Menggerutuboleh, asal jangan terlampau banyak.Pikirkan selalu pembaca, pirsawan dan pendengar Anda. Katakan pada mereka sesuatu yangbaru, setiap hari. Itulah yang membuat mereka rela mengeluarkan Rp 1.000 atau Rp 2.000 darikocek untuk selembar koran. Cari tahu siapa mereka dan menulislah untuk bisa mereka baca.Jika Anda bisa bilang go to hell ke mereka, Anda sendiri lah yang pertama-tama akan masuk keneraka. Lalu, koran atau majalah, televisi atau radio Anda.Membacalah setiap hari tiga atau empat buku setiap kali dan semua jenis majalah. Bacalahsebanyak mungkin untuk menjadi penulis terbaik. Bacalah Shakespeare dan karya-karya sastralain seperti Anda membaca Al-Quran atau Bible sepanjang hayat. Bacalah karya sastra klasik untuk mengetahui bagaimana pikiran-pikiran besar masa silam mengekspresikan dirinya sendiri.Suapi otak setiap hari, seperti Anda menyuapi perut. Petinju hebat tak bisa mengandalkan dagingyang dimakannya 10 tahun lewat. Wartawan tak bisa menulis baik dengan pikiran 10 tahun silam.Jagalah agar otak tetap terbuka terhadap gagasan dan pikiran baru.Jangan arogan dan bersikap menghakimi orang lain. Mereka yang tak setuju dengan Anda tidakselalu berarti tolol atau gila.Jauhkan diri dari memuja stereotipe. Sebab: hidup di desa belum tentu damai; birokrat belumtentu korup; haji dan pendeta belum tentu alim; dan anak yang membunuh ibunya belum tentudurhaka. Gali lah fakta hingga ke dasar-dasarnya.Jangan terpukau pada omongan pejabat, para pakar, tentara, dan polisi. Kutip mereka sedikitmungkin. Gali cerita dari lapangan. Berbicaralah dengan orang-orang di jalanan, di tempatperistiwa.

REPORTERReporter datang dan pergi tapi hanya sedikit yang goresan penanya selalu dikenang dan dinantiorang. Wartawan seperti (almarhum) Muchtar Lubis di Indonesia, Lilian Ross di Amerika atauRobert Fisk di Inggris dirindukan banyak pembaca antara lain karena kejujurannya,pembawaannya yang menyenangkan, tanggungjawabnya serta pikiran dan rasa keingintahuanmereka yang tinggi. Jika Anda ingin mengikuti jejak mereka, ingat-ingat prinsip ini:Reporter yang baik hatinya jujur. Dia tak pernah mencuri-curi omongan dan bukan tipe orangyang gemar publisitas. Perkataan dan perbuatannya sama dan sejalan. Dia suka akurasi danselalu mengecek fakta lebih dari sekali. Dia selalu berusaha melihat dua sisi dari sebuah kejadian.Reporter yang handal punya ketajaman akan berita. Dia tahu kapan dan dimana mencari berita,siapa yang akan diwawancarai, pertanyaan seperti apa yang mesti ditanyakan, bagaimanamengajukannya, dan bagaimana memverifikasi hasilnya. Dia tahu bagaimana mengerahkan indrapengamatannya; bisa melihat dan mendengar apa-apa yang didengar orang-orang di jalanan. Diabisa menebak apakah orang di hadapannya bercerita apa adanya atau, sebaliknya,menyembunyikan sesuatu. Dia tahu cara menelusuri dokumen, membongkar file dan melacaksetiap berkas. Dia tahu apa dan bagaimana melakukan investigasi, di bidang apapun. Dia telahmenyerap keterampilan jurnalistik tertinggi: kemampuan belajar bagaimana untuk belajar. Diaseorang generalis dengan satu spesialisi: rasa ingin tahu.Reporter yang baik bekerja lebih dari sekadar melaporkan berita. Dia bisa menggambarkan,menjelaskan dan mengintrepertasikan kejadian-kejadian kompleks dan persoalan pelikmenyangkut orang per orang dan masyarakat secara keseluruhan. Dia, misalnya, bisa memahamipersoalan hukum superpelik, mengerti detil teknis di bidang sains dan pertahanan militer, danbisa menggunakan pandangan para ahli dan pakar untuk menjawab persoalan ekonomi danpolitik dan melakukan semua itu dengan cepat.Reporter yang baik tahu bahwa nyawa sebuah berita tak peduli apapun mediumnya ada padakejelasan tulisan: ringkas dengan kata-kata yang akrab, kalimat-kalimat sederhana dan bahasayang elok. Dia juga selalu berjuang memasukkan konteks dan latar belakang setiap peristiwa.Reporter yang baik orangnya aktif. Dia separuh diplomat separuh detektif. Dia gemar bepergiandan masuk ke lingkungan baru.Reporter yang baik orangnya teguh dan menjunjung tinggi fakta. Ideologinya bisa dibaca daritulisan-tulisannya: pembelaan terhadap kepentingan publik dan perlawanan atas segala bentukketidakadilan. Dia tak mudah patah semangat dan mundur karena gangguan atau kesulitanselama bekerja. Dia selalu berhasil melawan godaan mencampurkan fakta dan opini sedemikianhingga dia bisa melaporkan sebuah kejadian secara berimbang sekalipun terhadap musuhbebuyutannya.Reporter yang baik tahu etika dan hukum. Dia tahu cara mendapatkan berita yang akurat danhalal. Dia bukan tipe orang yang suka mencuri-curi omongan lalu memberitakannya. Diamewakili kepentingan publik dengan melaporkan hal-hal yang hanya ada kaitannya dengankepentingan masyarakat kebanyakan. Dia tahu soal pencemaran nama baik, penghinaanpersidangan, hak-hak parlementer dan ketentraman publik. Dia akrab dengan ruang persidangandan senang memotret drama dan ketegangan yang terjadi di situ.Reporter yang baik cinta bahasa dan gemar membuka kamus. Dia hemat dalam kata meyakinibahwa ketika akal meningkat, kata-kata menyingkat dan suka hal-hal detail. Dia beraniberperang melawan jargon dan kata sifat. Baginya, kata kerja ibarat jendela; supaya pembaca bisaikut "menyaksikan" sebuah kejadian.

BERITAApa sih berita itu?Banyak wartawan sekalipun yang telah belasan tahun memproduksi berita sering salahtingkah setiap kali mendengar pertanyaan itu. Mereka sebenarnya tahu apa itu berita tapi selalugagal mendefinisikannya.Anda mungkin sudah pernah mendengar definisi klasik yang satu ini:Saat anjing menggigit manusia, itu bukan berita. Tapi saat seorang manusia menggigit anjing,itu baru berita.Atau defenisi berita dari Turner Catledge dari New York Times:Berita adalah apa yang tidak Anda ketahui kemarin.Atau defenisi sinis macam ini:Segalanya berita jika Anda tahu cara menuliskannya.Berita adalah apa yang diinginkan editor Anda.Berita adalah apa yang ingin disembunyikan seseorang selebihnya adalah iklan.Ada reporter yang terlahir memang dengan ketajaman akan berita. Ada juga yang mesti bantingtulang sampai bisa memilikinya. Dan banyak juga yang tidak pernah bisa memilikinya.Tidak ada jalan pintas untuk membangun rasa berita ini masalah pengalaman.Tapi Anda setidaknya dapat memulai dengan mencoba membayangkan siapa audiens Anda danmempertimbangkan seberapa penting yang hendak Anda sampaikan. Selain itu, Anda bisaberpedoman pada standar penyeleksian berita yang jamak di ruang-ruang pemberitaan:. Dampak Berapa banyak orang yang terpengaruh oleh kejadian yang akan diberitakan?Seberapa serius dampaknya ke mereka?. Kedekatan Sebuah kejadian akan menjadi lebih penting jika lokasinya dengan pembaca.Gempa bumi di seberang samudera tak bakal semenarik tabrakan beruntun di lingkunganpembaca.. Aktual - Apakah kejadiannya baru saja? Berita mesti segar supaya berguna bagi pembaca.. Konflik: Ini asam dunia penceritaan. Tanpa konflik, banyak literatur, drama dan film yang bakalhambar. Dari Shakespeare sampai Disney, konflik selalu memegang peran penting. Koran,majalah dan radio juga begitu.. Nama: nama membuat berita dan nama besar menjadikan berita semakin besar. Orangkebanyakan selalu ingin tahu segala hal tentang jutawan dan atau selebriti, misalnya.. Keunikan Yang "pertama", yang "terakhir", "satu-satunya" punya kekuatan tersendiri untukmembetot perhatian pembaca atau pirsawan.. Audiens Siapa mereka? Jawaban pertanyaan itu akan membantu menentukan apakah sebuahkejadian layak diberitakan, dan jika benar, dibagian mana ia akan ditempatkan?Jika Anda memahami klasifikasi itu, Anda akan segera mengerti kenapa sebuah tabrakan mobildi Papua tak pernah muncul di halaman depan The New York Times. Kenapa tabrakan maut diruas tol Jagorawi tak pernah menjadi headline di The Star, Malaysia. Lalu bagaimana seseorang bisa mengembangkan rasa berita?Saran praktis adalah merengkuh setiap peluang untuk mempelajarinya. Baca koran dan majalahsebanyak yang Anda bisa, setiap hari. Bandingkan mereka satu per satu. Bandingkan koran-koranlokal di daerah Anda. Bandingkan koran berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris. BandingkanTempo dan Gatra. Bandingkan Kompas dan Koran Tempo. Bandingkan Time, Newsweek, danThe Economist.

REPORTASEMenulis berita pada dasarnya fase kedua dalam pekerjaan seorang reporter. Yang pertamaadalah mencari berita. Bagaimana reporter mengumpulkan berita?Mereka biasanya menggunakan tiga metode ini: (1) Observasi: mendatangi tempat peristiwa (2)Berbicara dengan orang-orang di jalan (3) Melakukan investigasi.Tiga metode ini menjadi dasar semua liputan dan tulisan yang cemerlang. Malah, informasi yangmenyeluruh, sekalipun ditulis amburdul, masih lebih baik ketimbang tulisan yang tanpasubstansi.Reporter pemula seperti Anda sebaiknya mengikuti jejak mereka yang telah berpuluh tahunbergelut di ruang pemberitaan: merengkuh keterampilan reportase dari pengamatan dan diskusi.Ada banyak kiat reportase yang bisa Anda ambil dari sana sini. Tentu saja, Anda juga akan belajarbanyak dari kesalahan dan kekurangan sepanjang karir.Reporter pemula biasanya mengawali kerja mereka di ruang redaksi dengan penugasansederhana. Editor, misalnya, akan meminta Anda memperkaya detil sebuah berita, mengecekbeberapa pertanyaan, atau memburu rumor. Setelahnya, mereka mungkin akan menugaskanAnda menulis berita rutin seperti obituari, konferensi pers, kebakaran, perubahan cuaca,seminar, tabrakan mobil dan kasus-kasus kriminal minor lainnya.

KECELAKAAN DAN MUSIBAHSemua kecelakaan dan musibah tabrakan mobil, pesawat jatuh, kapal karam, orangtenggelam, kebakaran, banjir, gempa bumi, badai dan segala jenis bencana punya satukesamaan. Mereka tidak terduga.Meliput kasus kecelakaan atau musibah menuntut kecakapan jurnalisme yang sama denganmeliput spot news yang lainnya. Situasi menuntut si reporter bekerja cepat, mengumpulkansegala informasi kunci secara akurat dan menuliskannya dengan elok dan berimbang.Prinsipnya sama: get it right write it tight.Tentu saja, wartawan yang bisa begitu itu adalah mereka yang penuh kehati-hatian, punyaketajaman akan berita, pengetahuan yang mendalam dan menyeluruh serta bisa tenang dalamsituasi apapun.Trik penting dalam jurnalisme adalah si reporter mesti tahu kemana pergi mencari berita, siapayang akan ditemui, dan pertanyaan apa yang harus ditanyakan untuk mendapatkan informasiyang diperlukan. Ini artinya, reporter harus tahu tentang masyarakat, pemerintah, hukum -pendeknya, tahu segala hal. Pengetahuan ini sangat penting saat meliput kasus kecelakaan ataumusibab sebab reputasi seorang reporter bisa rusak jika dia bertanya ke sumber yang salah.Dalam kasus kebakaran misalnya, akan berbahaya jika reporter mendapatkan taksiran kerusakanatau penyebab kebakaran dari saksi mata, korban yang selamat atau petugas pemadamkebakaran yang sibuk. Jelaslah, orang yang paling tepat untuk dia temui untuk mengetahui sebabkebakaran adalah kepala pemadam kebakaran. Tapi Anda tak mesti menelan mentah-mentahsemua yang dikatakan kepala pemadam kebakaran. Bahkan informasi dari pihak otoritas mesti diperiksa dan diperiksa kembali.Kecelakaan dan musibah sering terjadi sehingga beberapa pertanyaan rutin bisa segera diajukan.Tentu saja, tidak semua pertanyaan rutin ini bisa ditanyakan pada setiap kejadian, tapi merekabisa dipertimbangkan:1. Apa yang terjadi? (kebakaran? tabrakan? banjir?)2. Di mana kejadiannya?3. Siapa-siapa saja yang terlibat (terluka? tewas?)4. Siapa-siapa saja yang terluka? (nama, alamat, umur, pekerjaan, status pernikahan)5. Di mana mereka sekarang? (rumah sakit, rumah, dll?)6. Kondisi terakhir mereka seperti apa?7. Siapa yang meninggal? (nama, alamat, umur, pekerjaan, status pernikahan,8. Di mana mayatnya? (rumah sakit, rumah, dll?)9. Keluarga yang selamat.10. Bagaimana kerusakannya? (apa saja yang rusak? mobil, pesawat, kapal, rumah, dll?)11. Berapa estimasi kerugian?12. Siapa pemiliknya?13. Apa penyebab kecelakaan? (kebakaran, tabrakan?)14. Bagaimana dengan upaya penyelamatan?15. Saksi mata?16. Bagaimana kecelakaan bisa sampai terjadi? (deskripsi setahap demi setahap tentang apa yangterjadi?)17. Apakah ada persoalan hukum yang muncul setelah ini?18. Apa latar belakang yang penting untuk penulisan ini?

Daftar pertanyaan ini dapat menolong reporter baru di lapangan. Intinya, dia mesti punyagambaran yang jelas tentang pertanyaan dasar saat meliput kecelakaan. Setelah lama, diamungkin akan membangun model penggalian bahan untuk setiap penugasan serupa.Ada satu pertanyaan selain pertanyaan dasar seperti siapa, apa, kapan, dimana, mengapa danbagaimana yang seorang reporter mesti tanyakan ke dirinya sendiri setiap kali meliput kasuskecelakaan atau musibah: "Adakah hal yang spesial dari kecelakaan atau musibah kali ini?"Pertanyaan ini memungkinkan si reporter mencatat banyak detail yang mungkin lepas daripengamatan reporter lainnya dan akan membantunya menemukan sudut penceritaan yangmemikat. Sebab sebuah berita kebakaran yang hanya berdasar pada pertanyaan rutin akanmembosankan untuk dibaca. Percayalah.Sekali lagi, menulis berita kecelakaan dan musibah semua hal esensial seperti dalam menulisberita lainnya: lead (paragraf pembuka) berisi informasi kunci, diiikuti detil bertingkat dankutipan agar peralihan lebih mulus, alur logis untuk menggabarkan kejadian, menjawabpertanyaan-pertanyaan mendasar dan menambahkan warna dan drama pada kejadian itu.Lead menentukan nada dan perlakuan pada sebuah berita kecelakaan atau musibah, seperti padaberita lainnya. Lead singkat dan menggigit akan cocok untuk reportasi yang tak terduga, cepat,kejadian dramatis, sementara kalimat panjang cenderung mengaburkan drama.Ini contohnya:Di tengah cuaca yang buruk, Selasa (30/11) sore sekitar pukul 18.15, pesawat Lion Air jenis MD-82 tergelincir di Bandar Udara Adi Sumarmo, Solo. Dalam kecelakaan pesawat yang mengangkut156 penumpang jurusan Jakarta-Solo itu sedikitnya 23 penumpang tewas dan 61 orang lainnyaluka-luka.

Akan lebih baik jika lead 42 kata ini ditulis begini: Sebuah pesawat maskapai penerbangan Lion Air koyak dan terpotong dua setelah tergelincir diBandara Udara Adi Sumarmo, Solo, kemarin. Puluhan penumpangnya tewas dan terluka.Lead 24 kata ini menyarikan seluruh kejadian. Padat, langsung dan membawa sense of urgency.

WAWANCARAIni soal kecakapan: bagaimana Anda bisa mengorek informasi sebanyak-banyaknya dari seorangsumber dengan waktu yang terbatas. Dan sebab itu pula, hanya dengan banyak pengalamanseorang wartawan bisa melakukan sebuah interview dengan licin dan sigap. Acap kali kelihatanwartawan yang pandai menulis lalu membisu ketika mesti menginterview orang.Wawancara bisa berantakan karena banyak hal. Tapi yang sudah hampir pasti gagal jika Andamaju dengan modal dengkul. Subjek selalu beranggapan Anda sudah punya persiapan. Gagal disini akan membuat reporter seperti Anda rentan dikibuli dan hanya menerima informasi yangpasaran. Di sisi lain, kebanyakan besar sumber akan memberi respon positif pada pertanyaanyang berbobot.Bertemu Muka: Itu yang TerbaikWawancara face-to-face jauh lebih menjanjikan ketimbang per telepon. Bertemu muka dengansumber memungkinkan Anda mengamati keadaan di sekitarnya, entah itu di tempat kerja ataurumahnya. Anda bisa menggali informasi dari sumber Anda secara lebih personal. Di telepon,sambungan bisa terputus dan Anda terpaksa gigit jari.Saat bertemu sumber, Anda sebaiknya berpakaian pantas dan sopan dan memperkenalkan dirisejelas-jelasnya sejak awal. Anda juga harus bisa memegang kendali selama wawacara,mengembalikan pertanyaan ke jalurnya jika sumber berbicara kesana-kemari. Tapi ini susahsusahgampang terutama jika Anda berhadapan dengan penguasa atau orang beken. Ya, sekalilagi, semua ini tergantung sejauh mana persiapan Anda.Kejar Inti JawabanSumber yang sudah terlalu sering berhadapan dengan wartawan biasanya asal bunyi. Merekamenjawab semua pertanyaan Anda tapi substansinya, sebenarnya, kosong. Tokoh-tokoh politikbiasanya jago dalam urusan begini. Kalau Anda berhadapan dengan mereka, ingatkan diri Andauntuk mengulangi pertanyaan atau katakan saja terus terang kalau dia tidak menjawab yangAnda tanyakan.Anda juga harus mengingat psikologi orang yang jarang berhadapan dengan reporter. Merekabiasanya grogi melihat Anda membuka notebook atau menyalakan tape recorder. Kalaukeadaanya begini, Anda bisa meyakinkan mereka dengan mengatakan kalau catatan atau taperecorder itu hanya untuk memastikan Anda mendapat informasi yang benar. Jika Andamenggunakan tape recorder untuk wawancara, yang bisa saja macet atau rusak, jangan pernahlupa membuat catatan.Jika sumber Anda takut melihat notebook atau tape recorder, Anda harus segera menuliskanhasil pertemuan Anda dengan sumber sesaat setelah wawancara usai seperti di luar kantorsumber di buku atau berbicara di tape recorder. Tape recorder sarana yang bagus untukmelindungi diri tuduhan salah mengutip dan juga inadvertnet misquoting.Wawancara biasanya satu-lawan-satu, reporter dan sumber. Tapi ada kalanya lebih aman jika duareporter yang melakukan wawancara, saya yang bertanya dan satu yang mencatat. Ini biasanyamodel wawancara untuk proyek investigasi saat Anda membawa membeberkan bukti-buktikesalahan di hadapan sumber untuk dimintai komentar.Mengorek KeteranganBiasanya, wawancara panjang diawali dengan janjian. Sekalipun sumber Anda akan bersikapresmi, Anda sebagai reporter harus membuka pembicaraan dengan hal-hal yang ringan, untukmencairkan suasana. Anda harus memastikan kalau nama mengeja sumber di hadapan Anda.Salah sebut nama akan membuat wawancara Anda berantakan. Percaya deh. Kunci wawancara adalah membujuk sumber untuk bicara. Jika subjek Anda enggan berbicara,Anda bisa membujuknya dengan mengatakan Anda ini hanya mengerjakan tugas dan ingin tugastersebut hasilnya benar.Kiat-kiat Wawancara:1. Lepas berbasa-basi sejenak, mulailah dengan pertanyaan yang ringan. Simpan pertanyaan yangberat untuk di akhir wawancara. Ada kalanya Anda harus memperpajang fase pembukaan saatwawancara hingga sumber telah mengungkap apa yang ingin dia katakan. Setelah itu barulahAnda memulai dengan pertanyaan ringan setelah mood and tone wawancara telah terbangun.2. Di awal wawancara, tanyakan satu-dua pertanyaan yang Anda sudah tahu jawabannya. Iniakan menolong Anda untuk mengetahui seberapa bisa dipercaya sumber itu. Spektislahsepanjang wawancara, terutama pada jawaban yang Anda belum bisa cek. Alasannya sumberseperti tokoh masyarakat bisa saja punya agenda tersembunyi.3. Saat sumber menjawab pertanyaan Anda, perhatikan tingkat laku dan keadaan di sekitarnya detil khas akan membantu Anda membangun suasanya dalam cerita.4. Pastikan Anda mengerti betul yang dikatakan subjek. Kalau ragu, minta penjelsan. Jika masihragu, ungkapkan apa yang Anda pahami tentang perkataan sumber dan minta dia untukmemeriksanya apa sudah sesuai dengan apa yang dia katakan atau tidak.5. Usahakan pertanyaan Anda modelnya terbuka, yang tidak bisa dijawab dengan ya atautidak. Jawaban atas pertanyaan model terbuka biasanya akan membuka banyak hal.6. Cari kesempatan untuk bertanya mengapa atau bagaimana atau bagaimana perasaan Andasaat itu atau Anda akan membuat keputusan yang sama lagi dll. Pertanyaan model ini akanmembantu Anda memahami lebih jauh tentang subjek.7. Teknik lagi bertanya seputar bagaimana dan mengapa adalah dengan melontarkanpertanyaan model: Apa yang mengejutkan Anda dari situasi seperti ini?8. Cari anekdok. Dorong sumber Anda untuk bercerita tentang diri mereka sendiri. Salah satucaranya adalah dengan bertanya Apa yang paling susah bagi Anda saat berhadapan dengan 9. Bersikaplah terus menunggu jawaban. Jangan bertanya: Anda mau berkomentar soal .Pertanyaan model ini membuka peluang subjek untuk bilang tidak. Jika memungkinkan,bertanyalah seolah Anda sudah tahu apa yang akan dikatakan sumber paling tidak sebagiandari itu.10. Jika subjek mengelak menjawab pertanyaan Anda, gubah redaksi pertanyaan Anda dantanyakan kembali ini tidak serta merta Anda harus melontarkan pertanyaan selanjutnya.11. Usahakan saat menyusun pertanyaan pra-wawancara, Anda memasukkan pertanyaa model:Si ini dan si itu bilang begini begitu tentang Anda. Apa reaksi anda?12. Pakai teknik diam. Jika subjek Anda tidak menjawab penuh pertanyaan di awal, menunggulahdengan diam dan bersikap seolah menunggu sisa jawaban. Biasanya, dalam beberapa detiksetelahnya, subjek akan berbicara tentang yang lebih detil tentang jawaban yang sebelumnya.Kuncinya adalah diam menunggu subjek berbicara.13. Menjelang akhir wawancara, tanyakan pertanyaan yang berat-berat; yang Anda pikir subjekAnda akan enggan menjawabnya. Biasanya, kalau Anda berhasil membangun kepercayaandenagn subjek sejak awal wawancara, keegganan seperti itu akan sirna. Jikapun dia masihenggan, Anda toh sudah menadapat sebagian besar dari bahan yang Anda buru. 14. Teruslah bertanya sekalipun Anda sudah menutup buka catatan atau tape recorder sudahdalam posisi off. Ini biasanya waktu yang pas munculnya jawaban lugas dari si subjek .15. Jangan lupa berterima kasih di akhir wawancara. Usahakan akhiri wawancara Anda denganmembuka kesempatan untuk pertanyaan lanjutan, mungkin via telepon. Ciptakan suasana yangpositif; Anda mungkin akan berhadapan dengan sumber ini di lain waktu. Jika sumber Andakemungkinan tak bisa melihat tulisan Anda, kirimkan salinan tulisan Anda.

Setiap fotografer tahu bahwa gambar yang tidak menyertakan unsur kehidupan sepertimanusia hanya akan berakhir nasibnya di keranjang sampah. Begitu pula dengan laporanlisan/tulisan.Pembaca suka membaca tentang manusia lainnya. Mereka kurang berminat pada isu dangagasan ketimbang pada pribadi-pribadi. Jika kita bisa menampilkan sebuah wajah pada kisahrumit yang jarang diikuti pembaca, mereka akan terpikat membacanya dan memperolehinformasi. TempatPembaca menyukai sense of place. Kita bisa membuat laporan lebih hidup jika kita bisamenyusupkan sense of place yang kuat. Misalnya: seperti apa lokasi tempat terjadinyapembunuhan itu, bagaimana suasana di balik panggung pertujukan? Indera Kita harus berupaya untuk menyentuh indera pembaca. Membuat mereka melihat cerita dalamdetil visual yang kaut, juga - dalam konteks yang tepat - membuat mereka mendengar, meraba,merasakan, membaui dan mengalami. IramaLaporan yang monoton bisa dibantu dengan perubahan irama dalam teks. Anekdot, kutipan,sebuah dialog pendek atau sebuah deskripsi dapat mengubah irama dimana pembaca bisaterpikat sepanjang cerita dan membuat tulisan itu lebih hidup. Warna dan MoodKamera televisi dapat menampilkan pemandangan yang sesungguhnya, dalam warna dan detil.Penulis tak dapat menyajikan pemandangan dengan mudah, sehingga mereka harus berusahakeras untuk melukis dalam pikiran pembaca. Warna meliputi: citarasa, suara, bau, sentuhan danrasa. Dan tentu saja sesuatu yang dapat dilihat: gerakan usapan, detil pakaian, rupa, perasaan.Warna bukan hanya sekadar kata sifat tetapi merupakan totalitas dari sebuah pemandangan.Dalam menggambarkan warna, berarti Anda juga menceritakan tentang suasana (mood).Bahagia? Penuh emosi dan ketegangan? Sering hal semacam ini memberikan ketajaman perasaanterhadap cerita ketimbang bagian lain yang Anda tulis. AnekdotAnekdot adalah sebuah kepingan kisah singkat antara satu hingga lima alinea - "cerita dalamcerita". Anekdot umumnya menggunakan seluruh teknik dasar penulisan fiksi - narasi,karakterisasi, dialog, suasana - untuk mengajak pembaca melihat cerita secara on the spot. Anekdot sering dipandang sebagai "permata" dalam cerita. Penulis yang piawai akanmenaburkan permata itu di seluruh bagian cerita, bukan mengonggoknya di satu tempat. Humor Humor adalah bentuk ekspresi yang paling personal. Berilah pembaca sebuah senyuman, danmereka akan menjadi sahabat Anda sepanjang hari. Dan buatlah mereka menanti tulisan Andaesok harinya. Tapi hati-hati dengan humor yang tak bercita-rasa. Panjang-pendek Makin pendek cerita makin baik. Kisah akan lebih hiudp jika awalnya berdekatan dengan akhir(klimaks), sedekat mungkin. Alinea dan kalimat harus bervariasi dalam panjang. Letakkankalimat dan alinea pendek pada titik kejelasan terpekat atau tekanan terbesar. Kutipan Kutipan dalam tulisan berita memberikan otoritas. Siapa yang mengatakannya? Seberapa dekatketerlibatannya dengan suatu peristiwa atau masalah? Apakah kata-katanya patut didengar?Kutipan juga memberikan vitalitas karena membiarkan pembaca mendengar suara lain selainpenuturan si penulis.

Dialog Perangkat ini jarang digunakan dalam koran atau majalah berita. Tapi, bisa menjadi wahanayang efektif untuk menghidupkan cerita. Dalam meliput sebuah sidang pengadilan, misalnya,atau mendiskusikan permainan dengan para atlet olah raga tertentu, kita bisa menghidupkancerita dengan membiarkan pembaca mendengarkan para partisipan berbicara satu sama lain.Sudut PandangKita bisa membuat sebuah cerita biasa menjadihidup dengan mengubah sudut pandang. Cobalahuntuk melihat inflasi misalnya, dari sudut pandang seorang ibu rumah tangga yang sehari-hariharus mengatur anggaran keluarga. Identifikasi Sebuah tulisan akan lebih hidup jika pembaca merasa dilibatkan dalam cerita dan membuatmereka mengerti mengapa sebuah masalah bermanfaat untuk mereka ketahui. Secara insidental,pembaca paling mudah mengidentifikasikan diri jika cerita ditulis dalam bentuk orang ketiga -cara kebanyakan fiksi ditulis. Bertutur Tulisan yang hidup memiliki irama dan nada berbincang yang baik. Memiliki suara. Kita bisamenghidupkan cerita yang membosankan dengan menulis sesuatu seperti kita sedangmembicarakan sesuatu kepada seorang pembaca - dengan bahasa dan ungkapan keseharian yangkita pakai untuk berbicara. Kata Kerja Kata kerja adalah mesin yang mendorong berjalannya sebuah cerita. Tulisan yang buruk bisadihidupkan dengan mengaktifkan kata kerja pasif, menyederhanakan kata kerja kompleks, danmemperkuat kata kerja lembek. Kita harus senantiasa merasa gagal kita menggunakan adverbatau kata sifat, ketika tak bisa menemukan kata kerja yang benar atau kata benda yang benar. SingkatLaporan yang jelas umumnya bukan laporan yang panjang lebar, melainkan justru ringkas danterfokus. Ingat Hemingway? "Less is more!"Laporan yang ringkas memberi kesan tangkas dan penuh vitalitas. Tanpa kata mubazir dalamkalimatnya dan tanpa kalimat mubazir dalam alineanya. Laporan yang ringkas tak ubahnyaseperti lukisan yang tegas (tanpa garis yang tak perlu) atau mesin yang efektif (tanpa suku cadangyang tak berfungsi).Laporan yang jelas dimulai dari pembuatan kalimat yang sederhana, ringkas dan tanpa makna.Kuncinya: baca laporan dan amati sesuatu sejelas-jelasnya kemudian ceritakan kembali secarasederhana. Dan pilihlah satu angle: * Dengan cermat memilih angle cerita sehingga penulis dengan mudah bisa mengelola bahanyang diperlukan untuk mengutarakan cerita itu. * Pegang teguhlah angle cerita itu dengan menghapuskan bagian yang tak berhubunganlangsung dengan angle-nya atau pun tak membantu mencapai sasaran. Langsung, Tepat SasaranTulislah ringkas menuju pengertian yang dimaksud. Pilih kata/kalimat yang spesifik untukmewakili pengertian yang mengena (tanpa memberi peluang pada banyak interpretasi).Meluruskan apa saja yang berliku-liku. Menggergaji yang bergerigi. Berperang melawankekaburan dan segala sesuatu yang menduga. Statemen yang abstrak adalah racun maut bagiseorang penulis. OrganisasiMulailah sebuah laporan secara kuat, untuk memikat pembaca memasukinya. Jika mungkin,gunakan gaya bahasa naratif - gaya seorang pendongeng yang piawai - sebagai pendekatan dasar.Selesai menuliskan sebuah paragraf, pikirkan apa yang pembaca ingin ketahui pada alineaberikutnya; dan buatlah transisi serta keterkaitan antar alinea secara mulus. Cobalah untuk selalumenjaga konsistensi tema dalam keseluruhan cerita. Dan seperti dibuka dengan kuat, tutup jugacerita dengan tegas, tanpa membiarkan kejanggalan dan ending yang melambai. SpesifikBagian-bagian yang rumit pecahlah dalam serpihan yang mudah dicerna. Gunakan contoh:seseorang untuk mewakili kelompoknya. Dengan memberikan pengkhususan, seringkali jugamenghadirkan suasana dramatis dan hidup. ("Kematian 10.000 orang adalah statistik, tapikematian satu orang adalah tragedi," kata Joseph Stalin). PararelJika Anda melaporkan sebuah topik yang padat, gambarkan melalui ungkapan yang mudahdipahami pembaca. Strategi militer misalnya dapat diterangkan memalui formasi pertandinganolahraga, rencana keuangan perusahaan dapat digambarkan melalui rencana anggaran keluarga.

DASAR-DASAR JURNALISTIK

MARIO CHRISTIAN SUMAMPOW13.11.0028


Top Related