Download - daftar pustaka

Transcript
Page 1: daftar pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ASI merupakan makanan pertama dan utama bagi bayi yang bernilai gizi tinggi serta

terjangkau. Pola pemberian ASI yang dianjurkan ialah pemberian ASI segera atau 30 menit

hingga satu jam setelah melahirkan, selanjutnya pemberian ASI saja atau menyusui secara

ekslusif hingga bayi usia enam bulan dan pemberian makanan tambahan setelah umur enam

bulan serta tetap memberian ASI diteruskan sampai umur dua tahun. 1,2

Kejadian diare dapat terjadi 3-14 kali lebih tinggi pada anak-anak yang diberi susu

formula dibandingkan dengan anak yang hanya diberi ASI. Memberikan ASI kepada bayi

anda bukan saja memberikan kebaikan bagi bayi tapi juga keuntungan untuk ibu, proses

menyusui menguntungkan ibu dengan terdapatnya lactational infertility, hingga

memperpanjang child spacing.2,

Salah satu penyebab rendahnya pemberian ASI eksklusif yaitu kurangnya

pengetahuan ibu yang berdampak pada perilaku ibu dalam menyusui. Untuk mengubah

perilaku ibu dalam pemberian ASI tersebut diperlukan banyak upaya, salah satunya melalui

pendidikan kesehatan (Penkes). Pemberian Penkes tentang ASI eksklusif mampu merubah

perilaku, sikap ibu dalam menyusui dan dapat menambah pengetahuan ibu mengenai ASI

eksklusif. 3,4

1

Page 2: daftar pustaka

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan dan sikap ibu mengenai ASI eksklusif sebelum

dan setelah diberikan penyuluhan di posyandu Leuhan dibawah area kerja Puskesmas Johan

Pahlawan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan dan

sikap ibu hamil wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan khususnya di posyandu Leuhan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan responden tentang ASI Eksklusif.

2. Mengidentifikasi sikap responden tentang ASI Eksklusif.

3. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan ASI ekskusif terhadap pengetahuan

ibu.

4. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap sikap ibu.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam upaya peningkatan cakupan program

2. Sebagai sumber informasi untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu terhadap

pemberian ASI Eksklusif.

3. Mempromosikan tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif, dan saran yang

membangun untuk penelitian selanjutnya.

2

Page 3: daftar pustaka

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Susu Ibu (ASI)

2.1.1 Pengertian ASI

Air Susu Ibu adalah suatu emulsi dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik

yang disekresi oleh kalenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayi yang mengandung

nutrisi-nutrisi dasar dan elemen dengan jumlah yang sesuai, untuk pertumbuhan bayi yang sehat. ASI

tidak memberatkan fungsi traktus digestivus dan ginjal yang belum berfungsi baik pada bayi yang

baru lahir. Karena ASI sangat mudah dicerna sistem pencernaan bayi yang masih rentan, bayi

mengeluarkan lebih sedikit energi dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat menggunakan energi

selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya, pertumbuhan dan perkembahan organ sehingga dapat

menghasilkan pertumbuhan fisik yang optimum. 1,4

2.1.2 Volume ASI

Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai

menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada 4 hari pertama sejak bayi lahir akan

dapat menghasilkan 100-300 ml ASI dalam sehari, dari jumlah ini akan terus bertambah

sehingga mencapai sekitar 300-450 ml/hari pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua.

Pada hari ke 10 sampai seterusnya volume bervariasi yaitu 300–850 ml/hari tergantung pada

besarnya stimulasi saat  laktasi. Volume ASI pada tahun pertama adalah 400–850 ml/hari,

tahun kedua  200–400 ml/hari, dan sesudahnya 200 ml/hari. 4

2.1.3 Komposisi ASI

Komposisi ASI berubah menurut stadium penyesuaian sesuai dengan kebutuhan bayi

pada saat itu. ASI yang dihasilkan sampai minggu pertama (kolostrum) komposisinya

berbeda dengan ASI yang dihasilkan kemudian (ASI peralihan dan ASI matur). ASI yang

dihasilkan ibu yang melahirkan kurang bulan komposisinya berbeda dengan ASI yang

dihasilkan oleh ibu melahirkan cukup bulan. Demikian pula komposisi ASI yang dihasilkan

saat bayi mulai menyusui dan akhir fase menyusui.

3

Page 4: daftar pustaka

Menurut stadium laktasinya, terdapat tiga bentuk ASI dengan karakteristik dan

komposisi berbeda  yaitu:

a. Stadium Kolostrum

Di sekresi pada 4 hari pertama setelah persalinan yang diproduksi sebesar

150–300  ml/hari. Komposisi kolostrum ASI lebih banyak mengandung protein

dibandingkan ASI matur, tetapi berlainan dengan ASI matur dimana protein yang

utama adalah casein, pada kolostrum protein yang utama adalah globulin, khususnya

tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi

yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah

alergi makanan. Kolostrum juga berfungsi sebagai pencahar (pembersih usus bayi)

yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera

bersih dan siap menerima makanan selanjutnya. Jumlah energi dalam kolostrum

hanya 58 kalori/100 ml

b. ASI transisi / peralihan

ASI yang diproduksi pada hari ke 5 sampai pada hari ke 10. Jumlah volume

ASI semakin meningkat tetapi komposisi protein semakin rendah, sedangkan lemak

dan hidrat arang semakin tinggi, hal ini untuk memenuhi kebutuhan bayi karena

aktivitas bayi yang mulai aktif dan bayi sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan.

Pada masa ini pengeluaran ASI mulai stabil.

c. ASI matang / matur

adalah ASI yang dikeluarkan pada hari ke 10 sampai seterusnya dengan 

volume bervariasi yaitu 300–850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat 

laktasi. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan

perkembangan bayi sampai 6 bulan. Setelah 6 bulan bayi mulai dikenalkan dengan

makanan pendamping selain ASI.4,5,6

2.1.4 Zat Gizi dalam ASI

1. Karbohidrat

Karbohidrat dalam ASI yang utama adalah laktosa, yang jumlahnya berubah-ubah

setiap hari menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi. Misalnya hidrat arang dalam kolustrum

untuk tiap 100 ml ASI adalah 5,3 gram, dan dalam ASI peralihan 6,42 gram, ASI hari ke 9

adalah 6,72 gram; ASI hari ke 30 adalah 7 gram. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI

adalah 7:4 yang berarti ASI terasa lebih manis dibandingkan dengan PASI, kondisi ini yang

4

Page 5: daftar pustaka

menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau minum

PASI.

Produk dari laktosa adalah galaktosa dan glukosamin. Galaktosa merupakan nutrisi

vital untuk pertumbuhan jaringan otak dan juga merupakan nutrisi medula spinalis, yaitu

untuk pembentukan myelin (pembungkus sel saraf). Laktosa meningkatkan penyerapan

kalsium dan magnesium yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang, terutama pada masa

bayi untuk proses pertumbuhan gigi dan perkembangan tulang. Hasil pengamatan yang

dilakukan terhadap bayi yang mendapat ASI ekslusif menunjukkan rata-rata pertumbuhan

gigi sudah terlihat pada bayi berumur 5 atau 6 bulan, dan gerakan motorik kasarnya lebih

cepat.

Laktosa oleh fermentasi di dalam usus akan diubah menjadi asam laktat. Asam laktat

ini membuat suasana di usus menjadi lebih asam. Kondisi ini sangat menguntungkan karena

akan menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat yang subur

bagi bakteri usus yang baik yaitu lactobacillus bifidus karena proses pertumbuhan dibantu

oleh glukosamin.

2. Protein

Protein dalam ASI merupakan bahan baku pada pertumbuhan dan pekembangan bayi.

Protein ASI sangat cocok karena unsur protein didalamnya hampir seluruhnya terserap oleh

sistem pencernaan bayi. Hal ini disebabkan karena protein ASI merupakan kelompok protein

Whey, protein yang sangat halus, lembut, dan mudah dicerna sedangkan komposisi protein

yang ada di dalam susu sapi adalah kasein yang kasar bergumpal dan sangat sukar dicerna

oleh bayi.

3. Lemak

Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang merupakan

lemak kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna serta mempunyai jumlah yang

cukup tinggi. Docosahexaenoic acid  (DHA) dan Arachidonic acid (AA) merupakan asam

lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk

pembentukan sel-sel otak (myelinasi) yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat

mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Selain itu DHA dan AA

dalam tubuh dapat disintesa dari substansi prekusornya yaitu asam linolenat (Omega 3) dan

asam linoleat (Omega 6).

5

Page 6: daftar pustaka

Sumber utama kalori dalam ASI adalah lemak. Walaupun kadar lemak dalam ASI

tinggi tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah

menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase dalam ASI.

4. Mineral

Zat besi dan kalsium didalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan

jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Walaupun jumlah kecil tidak sebesar susu sapi

tetapi dapat diserap secara keseluruhan dalam usus bayi. Berbeda dengan susu sapi yang

jumlahnya tinggi namun sebagia besar harus dibuang melalui sistem urinaria maupun

pencernaan karena tidak dapat dicerna. Kadar mineral yang tidak dapat diserap akan

memperberat kerja usus bayi untuk mengeluarkan, menganggu keseimbangan dalam usus bayi, dan

meningkatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan yang akan mengakibatkan kontraksi usus bayi

tidak normal sehingga bayi kembung, gelisah karena konstipasi atau gangguan metabolisme.

5. Vitamin

Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam

ASI dalam jumlah yang cukup. Namun pada minggu pertama usus bayi belum mampu membentuk

vitamin K, sedangkan bayi setelah persalinan mengalami pendarahan perifer yang perlu dibantu

dengan pemberian vitamin K untuk proses pembekua darah. Dalam ASI vitamin A, D, C ada dalam

jumlah yang cukup, sedangkan golongan vitamin B kecuali riboflavin dan pantotenik sangat kurang.

Tetapi tidak perlu ditambahkan karena bisa diperoleh dari menu yang dikonsumsi ibu.7

2.2 ASI Eksklusif

2.2.1 Definisi ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain

pada bayi berumur nol sampai enam bulan.

Pengenalan makanan tambahan dimulai pada usia enam bulan dan bukan empat bulan,

karena pertama dari hasil penelitian jumlah komposisi ASI masih cukup untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi berumur enam bulan.

Dari segi kebutuhan cairan dan energi, bayi usia 6 bulan dengan berat badan ideal 7,5 kg

membutuhkan intake cairan sebesar 750 ml/hari, dengan kebutuhan kalori 750kkal/hari, serta protein

18,75 gr/hari. Ibu dengan bayi usia 6 bulan ASI yang diproduksi 300-850 ml/hari dengan kandungan

kalori sebesar 70 kkal dan protein sebesar 1,3gram tiap 100ml ASI. Karena itu selama kurun waktu 6

6

Page 7: daftar pustaka

bulan ASI mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi. Setelah 6 bulan volume pengeluaran ASI menjadi

menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus

mendapat makanan tambahan.5,6

Pada saat bayi berumur enam bulan sistem pencernaannya mulai matur. Setelah berumur

enam bulan usus bayi mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk. Hal ini dikarenakan

pori-pori jaringan usus bayi yang pada awalnya berongga seperti saringan pasir yang memungkinkan

bentuk protein ataupun kuman akan langsung masuk dalam sistem peredaran darah dan dapat

menimbulkan alergi, akan tertutup rapat setelah bayi berumur enam bulan.8

2.2.2 Bagaimana mencapai ASI Eksklusif :

WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan

mencapai ASI eksklusif yaitu dengan menyusui dalam satu jam setelah kelahiran Menyusui

secara ekslusif :

- Hanya ASI, artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih

sekalipun.

- Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan

malam.

- Tidak menggunakan botol susu maupun empeng (dot)

- Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak

bersama anak serta mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.

2.2.3 Kesalahpahaman mengenai ASI Eksklusif :

Setelah ASI ekslusif enam bulan tersebut, bukan berarti pemberian ASI dihentikan

Seiring dengan pengenalan makanan kepada bayi, pemberian ASI tetap dilakukan,

sebaiknya menyusui dua tahun menurut rekomendasi WHO

2.2.4 Manfaat ASI

Untuk Bayi

Pemberian ASI merupakan makanan bayi yang terbaik

ASI mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi

pada 6 bulan pertama kehidupannya.

7

Page 8: daftar pustaka

Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena

mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi.

Untuk Ibu

Hisapan bayi membantu rahim untuk berkontraksi , dan mengurangi risiko

perdarahan.

Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke

dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali.

Menurunkan terhadap kanker rahim dan kanker payudara.

ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu,

dot, dsb.

ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus membawa

banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas, dsb.

ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya.

ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril

Untuk Keluarga

Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau minyak

untuk merebus air, susu atau peralatan.

Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam

perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.

Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif.

Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.

Hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia.

Lebih praktis saat akan bepergian

2.2.5 Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI

Makanan Ibu

Ketentraman Jiwa dan Pikiran :

8

Page 9: daftar pustaka

- Reflek Prolaktin

- Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)

- Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron.9,10

2.3 Kerangka konsep

9

Page 10: daftar pustaka

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di posyandu Leuhan dibawah area kerja Puskesmas Johan

Pahlawan pada Bulan Januari 2016 minggu ketiga.

3.3 Desain Penelitian

Jenis peneilitian ini adalah kuasi eksperiment dengan pendekatan one group pretest-

postest untuk mengetahui perubahan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang ASI

Eksklusif sebelum dan sesudah penyuluhan di posyandu Leuhan dibawah area kerja

Puskesmas Johan Pahlawan, pada rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (control).

3.4 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi di posyandu Lapang area

kerja Puskesmas Johan Pahlawan bulan Januari 2016 yang diambil secara acak.

3.5 Metode Pengumpulan Data

3.5.1. Data Primer

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi : pengetahuan dan sikap,

ibu hamil tentang ASI eksklusif yang di peroleh melalui wawancara langsung dengan

responden dengan menggunakan keusioner yang diberikan kepada responden sebelum dan

sesudah penyuluhan.

3.5.2 Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Johan Pahlawan, yaitu data mengenai

demografi penduduk, serta gambaran umum mengenai Kecamatan Johan Pahlawan.

10

Page 11: daftar pustaka

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang di gunakan adalah kuesioner.

3.7. Definisi Operesional

1. Penyuluhan ASI eksklusif adalah suatu usaha penyebarluasan informasi tentang ASI

eksklusif kepada ibu hamil dengan menggunakan metode ceramah.

2. Pengetahuan ibu adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang pemberian ASI

eksklusif sebelum dan sesudah penyuluhan menyangkut semua yang diketahui ibu

tentang ASI eksklusif.

3. Sikap ibu adalah respon atau tanggapan ibu terhadap ASI Eksklusif sebelum dan

sesudah penyuluhan.

3.8 Aspek Pengukuran

1. Pengetahuan

Kuesioner pengetahuan ibu terdiri atas 9 pertanyaan. Pemberian skor dilakukan

berdasarkan ketentuan, jawaban benar diberi skor 1, dan jawaban salah diberi skor 0.

Sehingga skor total yang tertinggi adalah 9. Skor yang diperoleh masing-masing responden

dijumlahkan, dibandingkan dengan skor maksimal kemudian dikalikan 100.

Dengan memakai skala pengukuran menurut Hadi Pratomo dan Sudarti (1986), yaitu:

1. Baik, bila jawaban responden benar >75% dari total nilai angket pengetahuan.

2. Sedang, bila jawaban responden benar 40%-75% dari total nilai angket pengetahuan.

3. Kurang, bila jawaban responden benar <40% dari total nilai angket pengetahuan.

Maka penilaian terhadap pengetahuan responden, yaitu:

1. Skor 7-9 = baik.

2. Skor 4-6 = sedang.

3. Skor <4 = kurang.

2. Sikap

Sikap ibu diukur dengan memberikan 9 buah pertanyaan menggunakan kuesioner,

dengan ketentuan :

- jawaban sangat setuju diberi nilai 3

11

Page 12: daftar pustaka

- jawaban setuju diberi nilai 2

- jawaban tidak setuju diberi nilai 1

Berdasarkan jumlah nilai yang telah diperoleh responden maka ukuran tingkat sikap ibu

hamil menurut Pratomo (1990):

a. Kategori baik, apabila nilai yang diperoleh responden lebih besar dari 75%

b. Kategori sedang, apabila nilai yang diperoleh responden 40%-75%

c. Kategori kurang, apabila nilai yang diperoleh responden kurang dari 40%

Maka penilaian terhadap sikap responden, yaitu:

1. Skor 24-30 = baik.

2. Skor 13-23 = sedang.

3. Skor <13 = kurang

12

Page 13: daftar pustaka

BAB IV

HASIL

4.1 Gambaran Umum Geografis :

UPTD Puskesmas Johan Pahlawan merupakan salah satu puskesmas induk dari 2

puskesmas yang berada dalam wilayah kecamatan Johan Pahlawan yang mencakup 11 desa

yang menjadi wilayah kerjanya dan membawahi 2 Puskesmas Pembantu (Pustu) dan 3 buah

Poskesdes yang menjadi jaringan kerjanya.

Secara administrasi pemerintahan luas wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan 193,6

Km2. Puskesmas Johan Pahlawan berdiri tahun 1992 dengan luas bangunan 520 m2 dan luas

tanah 1500 m2.

Adapun batas wilayah kerja UPTD Puskesmas Johan Pahlawan adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Meureubo

Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas Suak Ribee

Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kaway XVI

Letak Puskesmas : Jln. Tgk Dirunding No.36 Gampong Ujong Baroh Meulaboh

Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat

Jumlah Desa / Gampong : 11 Desa / Gampong

Jumlah Penduduk : 43.953 Jiwa. Data BPS, Proyeksi Antar Sensus Desember

2013 ( Kecamatan Johan Pahlawan, dalam angka 2014)

Sarana dan Prasarana :

Pustu : 2 Unit

Poskesdes : 3 Unit

Polindes : - Unit

Posyandu : 27 Pos

13

Page 14: daftar pustaka

4.2 Jenis Pelayanan :

Poli Umum ( < 12 -- < 50 Tahun )

Poli Lansia ( > 45 Tahun )

Poli Anak ( 0 – 12 tahun )

Poli Gigi

Poli KIA / KB

Poli PKPR / IMS

Poli Khusus / Keswa

Ruang Tindakan Gawat Darurat (TGD)

Klinik Imunisasi, Laktasi / ASI Eksklusif

Klinik Sanitasi, Promkes, UKS

Klinik Konseling Gizi

Laboratorium Umum

Laboratorium Pemeriksaan Khusus :

TBC

Kusta

Malaria

Pemeriksaan Calon Jamaah Haji

Kir Kesehatan Umum dan Buta Warna

4.3 Ketenagaan Di Uptd Puskesmas Johan Pahlawan :

Jumlah Tenaga Pelayanan di UPTD Puskesmas Johan Pahlawan berjumlah : 106

( Thn.2014 ) orang, yang meliputi Tenaga Medis, Paramedis dan Non Paramedis / Umum.

Tenaga pelayanan di UPTD Puskesmas Johan Pahlawan ber status PNS dan Non PNS

(Bakti/ Magang ) dengan Kriteria Jenis tenaga dan jumlah sebagai berikut :

1. Dokter Umum : 4 orang

2. Dokter Gigi : 1 orang

3. Perawat – D1 / D3 / S1 : 30 orang

4. Bidan – PPB / D3 : 32 orang

5. Perawat Gigi : 4 orang

6. Asisten Apoteker : 3 orang

7. Kesmas / SKM : 6 orang

14

Page 15: daftar pustaka

U

LEUHAN

BL BRANDANG

LAPANG

GAMPA

SENEUBOK

S. SIGADING

S. RAYA

SUAK NIE

S. RIBEE

D. RAMPAK

Gp. DARAT

RUNDENG

P. SERAIT

PANGGUNG

K. PADANG

UJ. KALAK

KP. BELAKANG

S. INDRAPURI

KP. PASIR PSR. ACEH

8. Kesling : 3 orang

9. G I z i / Nutrisionis : 2 orang

10. Analis / Labor : 3 orang

11. Admin / TU : 16 orang

12. Umum : 2 orang

15

Page 16: daftar pustaka

4.4 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Sebelum (pre- test) dan

Sesudah (Post-test) diberikan penyuluhan

Grafik 2. menjelaskan adanya perubahan tingkat pengetahuan antara sebelum dan

sesudah diberikan penyuluhan pada responden. Perbedaan tingkat pengetahuan ini

disebabkan karena penyuluhan yang diberikan kepada responden sehingga bisa membantu

responden meningkatkan pengetahuannya tentang ASI eksklusif.

Grafik 2 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif

Pre-Test Post-Test0

5

10

15

20

25

30

BaikSedangKurang

Berdasarkan hasil pre-test didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan responden

sebelum diberikan penyuluhan adalah sebanyak 19 orang (63,3 %) berada pada kategori

baik, 7 orang (23,3%) pada kategori sedang dan sebanyak 4 orang (13,3%) berkategori

kurang. Dapat dikatakan bahwa umumnya tingkat pengetahuan responden tentang ASI

eksklusif cukup baik. Sementara itu setelah dilakukukan pos-test didapatkan hasil bahwa

tingkat pengetahuan responden setelah diberikan penyuluhan adalah baik sebanyak 26 orang

(86,7%), sedang sebanyak 4 orang (13,3%) dan tidak ada yang kurang. Bisa dikatakan bahwa

tingkat pengetahuan responden mengalami peningkatan menjadi lebih baik setelah di berikan

penyuluhan.

4.5 Gambaran Sikap Ibu Tentang ASI Eksklusif Sebelum (pre-test) dan Sesudah (Post-

test) diberikan penyuluhan

Pada grafik 3 dapat dilihat bahwa sikap responden terbanyak sebelum diberikan

penyuluhan adalah sebanyak 17 orang (56,7%) berada pada kategori sedang, 11 orang

(36,7%) berada pada kategori baik dan sebanyak 2 orang (6,7%)

16

Page 17: daftar pustaka

dengan kategori kurang. Dapat dikatakan bahwa sikap responden tentang ASI eksklusif

sebelum diberikan penyuluhan sejalan dengan pengetahuannya terhadap hal yang sama.

Kemudian setelah diberikan penyuluhan adalah sebanyak 24 orang (80,0%) berkategori baik,

sebanyak 6 orang (20,0%) berada pada kategori sedang. Artinya ada pengaruh penyuluhan

terhadap sikap responden setelah di lakukan penyuluhan yang ditandai dengan

meningkatkannya responden yang memiliki sikap baik berdasarkan hasil post-test.

Grafik 3 Gambaran Sikap Ibu Tentang ASI Eksklusif

Pre-Test Post-Test05

1015202530

BaikSedangKurang

4.6 Hasil Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Berdasarkan Karakteristik

Responden pada saat pre-test

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik

responden menunjukkan bahwa semua kelompok umur berkategori pengetahuan baik lebih

banyak dibanding kategori lain. Kelompok umur 18-24 lebih banyak mempunyai kategori

pengetahuan baik dibandingkan kelompok umur lain yaitu 70%. Untuk kategori pengetahuan

kurang lebih banyak pada kelompok umur >31 yaitu 25%.

Tabel 6. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Karakteristik Responden

dalam pemberian ASI eksklusif pada saat pretest

No. Kelompok

Umur

Kategori Pengetahuan Jumlah

Baik Sedang Kurang

N % n % n % n %

1 18-24 7 70,00 2 20,00 1 10,00 10 100

2 25-31 8 66,67 3 25,00 1 8,33 12 100

3 >31 4 50,00 2 25,00 2 25,00 8 100

Total 30 100

17

Page 18: daftar pustaka

BAB VPEMBAHASAN DAN DISKUSI

5.1. Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Sebelum Diberikan Penyuluhan

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil

adalah pengetahuan gizi. Seseorang yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik, diharapkan

akam memilliki perilaku pemberian ASI eksklusif yang baik. Salah satu strategi untuk

memperoleh perubahan perilaku menurut WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003)

adalah dengan pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan

pemberian informasi sehingga menimbulkan kesadaran dan dapat dilakukan adalah dengan

penyuluhan.

Karakteristik ibu yang mencakup umur, pendidikan, pekerjaan bisa mempengaruhi

proses perubahan perilaku. Umur responden rata-rata masih dalam kategori usia produktif

memungkinkan mereka masih mampu untuk menangkap informasi yang diberikan dan bisa

mengingatnya kembali. Begitu juga dengan karakteristik pekerjaan. Responden yang

mayoritas sebagai ibu rumah tangga 100% sangat mendukung dalam menyediakan waktu

untuk mendengarkan penyuluhan, membaca leaflet, dan mencoba melakukan tindakan

penyuluhan yang dianjurkan.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik

responden menunjukkan bahwa semua kelompok umur berkategori pengetahuan baik lebih

banyak dibanding kategori lain. Kelompok umur 18-24 lebih banyak mempunyai kategori

pengetahuan baik dibandingkan kelompok umur lain yaitu 70%. Untuk kategori pengetahuan

kurang lebih banyak pada kelompok umur >31 yaitu 25%.

Untuk pendidikan responden, responden dengan pendidikan ≥SMA secara

keseluruhan memiliki kategori pengetahuan baik yaitu 100%. Sedangkan untuk kategori

pengetahuan sedang dan kurang paling banyak terdapat pada kelompok responden dengan

pendidikan SD.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa pendidikan formal seseorang

akan mempengaruhi tingkat pengetahuan gizi nya. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan seseorang untuk menyerap pengetahuan

praktis baik dalam pendidikan formal dan non formal (Berg, 1987).

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan

penyuluhan ASI eksklusif mayoritas baik (63,3%) dan dengan pengetahuan sedang adalah

18

Page 19: daftar pustaka

23,3%. Jika dilihat dari tingginya persentase ibu hamil yang mempunyai tingkat

pengetahuan tentang ASI eksklusif cukup baik, hal ini mungkin disebabkan karena aktifnya

responden dalam mengikuti posyandu dan aktifnya kader dan tenaga kesehatan dalam

promosi kesehatan.

Berdasarkan grafik 1 menjelaskan bahwa seluruh responden mengalami peningkatan

pengetahuan baik setelah diberikan penyuluhan. Peningkatan tersebut terutama dalam hal

manfaat utama ASI eksklusif bagi bayi, sebelum diberikan penyuluhan tidak ada responden

yang menjawab pertanyaan secara benar, serta dalam hal pemberian ASI eksklusif sampai

usia 6 bulan. Pada umumnya ibu masih beranggapan pemberian ASI eksklusif cukup sampai

usia 3 bulan.

Berbagai keunggulan mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif selama enam bulan,

mulai dari pertumbuhan fisik yang sempurna, perkembangan kecerdasan yang pesat, hingga

kematangan emosional seorang anak, terpacu berkat ASI eksklusif selama enam bulan.

5.2 Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Sesudah diberikan Penyuluhan

Berbagai keunggulan mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif selama enam bulan,

mulai dari pertumbuhan fisik yang sempurna, perkembangan kecerdasan yang pesat, hingga

kematangan emosional seorang anak, terpacu berkat ASI eksklusif selama enam bulan.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap

pengetahuan ibu hamil. Setelah dilakukukan pos-test didapatkan hasil bahwa tingkat

pengetahuan responden setelah diberikan penyuluhan adalah baik sebanyak 26 orang

(86,7%), sedang sebanyak 4 orang (13,3%) dan tidak ada yang kurang.

Peningkatan yang sangat signifikan terdapat pada pengetahuan tentang manfaat utama

ASI eksklusif bagi bayi. Setelah diberikan penyuluhan pengetahuan ibu hamil terhadap

indikator ASI eksklusif sudah baik dibandingkan sebelum diberikan penyuluhan. Disamping

itu identitas ibu yang mencakup umur dapat mempengaruhi peroses perubahan perilaku.

Umur ibu yang rata-rata masih dalam usia produktif memungkinkan mereka masih mampu

untuk menerima informasi yang diberikan dan bisa mengingatnya kembali.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Astuti dkk (2002), bahwa metode pendidikan

kesehatan dengan penyuluhan (ceramah) dapat meningkatkan pengetahuan setelah dilakukan

post-test dibandingkan dengan pengetahuan pretest. Dalam penelitian Bart (1994),

mengatakan bahwa perilaku yang dilakukan atas dasar pengetahuan akan lebih bertahan lama

dari pada perlaku yang tidak didasari dengan pengetahuan. Jadi pengetahuan yang memadai

19

Page 20: daftar pustaka

sangat dibutuhkan ibu hamil terutama dalam hal pemberian ASI eksklusif sampai usia 6

bulan.

5.3. Sikap Ibu tentang ASI Eksklusif Sebelum Diberikan Penyuluhan

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat terlihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan

terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas, akan

tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.

Pendidikan kesehatan adalah peroses belajar. Pendidikan kesehatan membantu agar

orang mengambil sikap yang bijaksana terhadap kesehatan dan kualitas hidup. Penyuluhan

merupakan suatu metode dalam pendidikan kesehatan yang dapat merubah sikap seseorang

menjadi lebih baik. Hal ini terbukti dari sikap respoden setelah diberikan penyuluhan

memberikan perubahan yang berarti dari sikap negatif menjadi lebih positif bahkan sangat

positf.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat sikap dengan karakteristik responden

menunjukkan kelompok umur 18-24 dan 25-31 lebih banyak berada pada kategori sikap

sedang. Responden yang menunjukkan sikap baik lebih pada kategori umur >31. Sedangkan

berdasarkan pendidikan responden, responden dengan pendidikan SD dan SMP lebih banyak

mempunyai sikap sedang. Responden dengan pendidikan ≥SMA lebih banyak bersikap baik

terhadap program ASI Eksklusif.

Sikap yang kurang pada ibu hamil sebelum (pre-test) diberikan penyuluhan antara

lain: sikap ibu terhadap pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, bayi yang diberikan

ASI eksklusif jarang sakit jika dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula, waktu

pemberian makanan tambahan pada saat bayi berusia diatas 6 bulan.

5.4. Sikap Ibu tentang ASI Eksklusif Sesudah Diberikan Penyuluhan

Pada grafik 2 dapat dilihat bahwa sikap responden terbanyak sebelum diberikan

penyuluhan adalah sebanyak 17 orang (56,7%) berada pada kategori sedang, 11 orang

(36,7%) berada pada kategori baik dan sebanyak 2 orang (6,7%) dengan kategori kurang.

Kemudian setelah diberikan penyuluhan adalah sebanyak 24 orang (80,0%) berkategori baik,

sebanyak 6 orang (20,0%) berada pada kategori sedang. Artinya ada pengaruh penyuluhan

terhadap sikap responden setelah di lakukan penyuluhan yang ditandai dengan

meningkatkannya responden yang memiliki sikap baik berdasarkan hasil post-test, serta ada

20

Page 21: daftar pustaka

kemungkinan juga sikap yang sudah ada terbentuk karena faktor sosial budaya di lingkungan

tempat tinggal.

Dengan adanya intervensi berupa penyuluhan ternyata dapat mempengaruhi

peningkatan sikap seseorang terhadap suatu hal. Sikap ibu hamil tentang ASI eksklusif

dipengaruhi oleh pengetahuan ibu terhadap hal yang sama, serta ada kemungkinan juga sikap

yang sudah ada terbentuk karena faktor sosial budaya di lingkungan tempat tinggal.

Menurut Purwanto (1993) sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan

dipelajari sepanjang perkembangan orang tersebut dalam hubungan dengan objeknya. Dalam

hal ini pengetahuan yang diberikan melalui penyuluhan kepada ibu hamil membantu

pembentukan sikap ibu hamil terhadap yang sama.

21

Page 22: daftar pustaka

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengatahuan ibu dalam pemberian ASI

eksklusif di Kecamatan Johan Pahlawan khususnya desa Leuhan.

2. Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat sikap ibu hamil dalam pemberian ASI

eksklusif di Kecamatan Johan Pahlawan khususnya desa Leuhan

6.2. Saran

1. Upaya meningkatkan pengetahuan, sikap ibu hamil tentang ASI eksklusif dapat

lakukan dengan salah satu metode penyuluhan yaitu metode ceramah dan pembagian

leaflet.

2. Diharapkan bagi petugas promosi kesehatan di Puskesmas agar memberikan

penyuluhan tentang ASI eksklusif serta penyuluhan gizi lainnya kepada masyarakat

terutama dengan metode ceramah guna membantu meningkatkan pengetahuan

masyarakat serta membantu mewujudkan pencapaian pemberian ASI eksklusif.

22

Page 23: daftar pustaka

DAFTAR PUSTAKA

1. Arafah, Nur. 2010 Gambaran Perilaku Ibu Menyusui Tentang Pemberian Asi

Eksklusif Di Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga Tahun 2008. Medan: FK USU

2. Arifin, Siregar.2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhinya. Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan: FK USU

3. BPNI. 2007. Production of breastmilk, establishing breastfeeding skills and the

composition of breastmilk. http://www.bpni.com

4. Dadhich, J.P., Dr. 2007. Successful Infant and Young Child Feeding.

http://www.bpni.org/Presentation/Successful_Exclusive_Breastfeeding.pdf

5. Dinkes Jatim. 2013. Daftar Isi Jatim Dalam Angka Terkini Tahun 2012 - 2013

Triwulan.

6. Emilia, Rika. 2009. Pengaruh Penyuluhan Asi Eksklusif Terhadap Pengetahuan Dan

Sikap Ibu Hamil Di Mukim Laure-E Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten

Simeulue (Nad) Tahun 2008 . Medan: FKM USU

7. Linkages. 2002. Pemberian ASI eksklusif: Satu-satunya sumber cairan yang

dibutuhkan bayi usia dini. Academy for educational. http://www.linkagesproject.org

8. Nelson E Waldo.2007.Text Book of Paediatric 18th edition. Philadelphia: Saunders

9. Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka

Cipta.

10. Pudjiadji, Solihin. 2005. Ilmu Gizi Klinik pada Anak Edisi keempat. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Kedokteran.

23


Top Related