Transcript
Page 1: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARALEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULPRAKATADAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang …………………………………………………. BAB I – 11.2. Rumusan Masalah……………………………………………… BAB I – 41.3. Maksud, Tujuan dan Sasaran………………………………… BAB I – 41.3.1. Maksud……………………………………………………….. BAB I – 41.3.2. Tujuan………………………………………………………….. BAB I – 41.3.3. Sasaran……………………………………………………….. BAB I – 51.4. Ruang Lingkup…………………………………………………. BAB I – 61.4.1. Lingkup Kegiatan …………………………………………….. BAB I – 6

1.4.2. Lingkup Wilayah…………………………………………….. BAB I – 71.5. OutPut / Keluaran……………………………………………….. BAB I – 71.6. Pelaporan………………………………………………………. BAB I – 8

1.6.1. Tahapan Palaporan………………………………………… BAB I – 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengertian desa ………………………………………………. BAB II – 12.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah………………………. BAB II – 22.3. Teori Sektor Basis………………………………………………. BAB II – 3

2.3.1. Identifikasi Sektor Basis dan Non-Basis ………………. BAB II – 42.3.2. Sektor Unggulan ………………………………………….. BAB II – 4

2.4. Teori Ekonomi Basis……………………………………………. BAB II – 52.5. Pembangunan Ekonomi……………………………………….. BAB II – 6

2.5.1. Pembangunan Ekonomi Daerah…………………………. BAB II – 82.5.2. Otonomi Daerah ………………………………………….. BAB II – 92.4.3. Peran Sektor Pertanian DalamPembangunan Ekonomi ………………………………………… BAB II – 10

2.6. Landasan Hukum……………………………………………… BAB II – 13

Page 2: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARALEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

BAB III METODOLOGI3.1. Jenis Penelitian……………………………………………….. BAB III – 13.2. Metode Analisis ………………………………………………. BAB III – 13.3. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data………………… BAB III – 33.4. Metode Pelaksanaan Pekerjaan…………………………….. BAB III – 4

a. Tahap Persiapan Survey……………………………………… BAB III – 4b. Tahap Survey/Pengumpulan Data…………………………… BAB III – 4c. Teknik Survey…………………………………………………… BAB III – 6

3.5. Lokasi Penelitian……………………………………………… BAB III – 83.6. Jadwal Penelitian……………………………………………… BAB III – 83.7. Layanan Tenaga Ahli…………………………………………. BAB III – 9

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Manyampa………… BAB IV – 14.2. Tinjauan Desa Manyampa…………………………………… BAB IV – 3

4.2.1. Fisik Wilayah…………………………………………….. BAB IV – 3a. Letak Geografis……………………………………………. BAB IV – 3b. Topografi…………………………………………………….. BAB IV – 6c. Jenis Tanah…………………………………………………. BAB IV – 6d. Klimatologi………………………………………………….. BAB IV – 6

4.2.2. Kependudukan…………………………………………….. BAB IV – 7a. Jumlah Penduduk……………………………………………. BAB IV – 7b. Kepadatan dan Penyebaran Penduduk…………………… BAB IV – 7c. Mata Pencaharian…………………………………………… BAB IV – 9

1. Typologi Desa……………………………………………. BAB IV – 92. Penggunaan Lahan……………………………………… BAB IV – 9

4.2.3. Tata Guna Lahan……………………………………………. BAB IV – 10a. Luas Lahan dan Penyebarannya…………………………… BAB IV – 10b. Luas dan Tingkat Produktivitas Lahan……………………... BAB IV – 13

Page 3: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARALEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

DAFTAR TABEL

Tabel4.1Luas Wilayah DesaManyampaTahun 2018……………………….. BAB IVHal. - 3

Tabel 4.2JumlahPenduduk di DesaManyampaTahun 2018…………… BAB IV, HAL - 7

Tabel 4.3KepadatandanPenyebaranPendudukDi DesaManyampaTahun 2018……………………………………… BAB IV HAL. – 8

Tabel 4.4LuasdanPenggunaanLahan Di DesaManyampaTahun 2018….. BAB IV HAL. - 11

Tabel 4.5LuasdanProduksiLahanDi DesaManyampaDirinciPerDusunTahun 2018…………………… BAB IV HAL. – 14

Tabel 4.6Luasdan Tingkat ProduktivitasLahanDi DesaManyampa Kecamatan Ujung LoeKabupatenBulukumbaDirinciPerDusunTahun 2018…………….. BAB IV HAL. – 15

Page 4: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARALEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

DAFTAR GAMBAR

1. Peta / GambarKabupatenBulukumba

2. Peta / GambarKecamatan Ujung Loe

3. Peta / GambarDesaManyampa

4. Peta / GambarDusunLuppung

Page 5: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARA

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami PanjatkanKehadirat Allah SWT atasLimpahanRahmat-

Nyasehinggalaporan

ANTARAtentangKajianPengembanganDesaInovasiBerbasisProdukUnggulanKabupatenBul

ukumbadapatterselesaikansebagaisyaratdalampelaksanaankegiatanpadaBadanPenelitian

danPengembangan Daerah kabupatenBulukumba.

KajianPengembanganDesaInovasiBerbasisProdukUnggulanKabupatenBulukumbamerupa

kansuatubentukpenelitianuntukmenghasilkanPotensi

Unggulandalamsuatuwilayahsehinggadapatdijadikanindikatorbagipengembangandesa

inovasi.Dengandemikianakanterciptasuatuinovasidalamwilayah yang bersangkutan.

Sebagaimanusiabiasa, kami menyadariakanadanyahal-hal yang

perluuntukdikoreksidandievaluasi, dengandemikianmasukandansumbang saran

darisemuapihakakansangatberartidalampenyempurnaanlaporanini. Olehkarenaitu kami

menyampaikanbanyakterimakasih.

TIM PENYUSUN

Page 6: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB I - HAL. - 1

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya

disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah

yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal

usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia(Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014).

Paradigma pengembangan desa tersebut menekankan pada upaya peningkatan

daya saing desa dalam menghadapi berbagai dinamika global melalui

pemberdayaan masyarakat desa dan perwujudan efektivias dan efesiensi

kapasitas aparatur desa.Upaya pembangunan di desa telah lama dilakukan

pemerintah.Meski dalam konteks ini tidak ada metode atau pendekatan tunggal

dalam membangun dan mengembangkan desa.

Secara konseptual, produk unggulan merupakan suatu barang atau jasa yang

dimiliki dan dikuasai oleh suatu desa/daerah, yang mempunyai nilai ekonomis dan

daya saing tinggi serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yang

diproduksi berdasarkan pertimbangan kelayakan teknis (bahan baku dan pasar),

talenta masyarakat dan kelembagaan (penguasaan teknologi, kemampuan

sumber daya manusia, dukungan infrastruktur, dan kondisi sosial budaya

setempat) yang berkembang di lokasi tertentu.

Page 7: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB I - HAL. - 2

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Hidayat dkk tahun 2012 menyebutkan bahwa produk unggulan merupakan

produk yang potensial untuk dikembangkan dalam suatu desa/wilayah dengan

memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia setempat, serta

mendatangkan pendapatan bagi masyarakat maupun pemerintah.Produk

unggulan juga merupakan produk yang memiliki daya saing, berorientasi pasar

dan ramah lingkungan, sehingga tercipta keunggulan kompetitif yang siap

menghadapi persaingan global. Logika tentang produk unggulan juga akan sangat

relevan jika diterapkan sebagai pendekatan dalam pemberdayaan kawasan

pedesaan. Karakteristik khas kawasan pedesaan, keterbatasan infrastruktur,

perilaku ekonomi masyarakat, interaksi sosial, budaya setempat serta masalah

keamanan juga akan sangat mempengaruhi pola atau model pemberdayaan

kawasan pedesaan.

Produk unggulan menjadi salah satu modal dasar bagi pembangunan desa.

Pembangunan ini berorientasi pada kebutuhan lokal dijalankan secara mandiri

oleh desa dengan menggerakkan potensi modal sosial, kearifan lokal, dan

sumberdaya lokal, misalnya pengaturan tata ruang, pola bercocok tanam,

konservasi lingkungan, ataupun distribusi hasil alam kepada masyarakat, yang

semakin berkembang dengan orientasi pada perbaikan infrastruktur desa sampai

kepada perbaikan dan pemerataan pelayaan publik.

Pendekatan dan program apapun yang dipilih untuk membangun desa, harus

dilaksanakan secara terencana, sistematis, dan melibatkan seluruh stakeholder

yang ada.Sinergisitas antar stakeholder ini dalam rangka untuk meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat desa dan meningkatkan kesejahterannya.Sejumlah

upaya pemerintah untuk memajukan desa telah dilakukan.Namun dalam

kenyatannya, akselerasi pembangunan di desa-desa sangat variatif sehingga

diperlukan upaya terus menerus, apalagi dalam konteks kekinian yakni adanya

persaingan global.Pengembangan dan pemberdayaan potensi desa perlu

Page 8: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB I - HAL. - 3

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

dioptimalkan oleh seluruh aktor dan pemangku kebijakan yang terlibat di

dalamnya.

Disparitas pemanfaatan teknologi antara masyarakat desa dan kota inilah yang

membedakan tingkat kesejahteraan. Keterbatasan penguasaan teknologi juga

berakibat ketidakmampuan dalam mengembangkan potensi desa yang

berimplikasi pada minimnya nilai tambah secara ekonomi. Dalam konteks ini

diperlukan keselarasan program desa dan kota dengan pengembangan teknologi

tepat guna, suntikan permodalan, dan pemberdayaan usaha kreatif di desa,

penguatan kulture dan spirit mental masyarakat perdesaan yang ditopang

kebijakan pemerintah yang mendukungnya, serta penguatan pembangunan

ekonomi kreatif sesuai potensi di masing-masing desa.

Salah satu program pemerintah adalah program desa inovasi. Desa Inovasi adalah

desa yang mampu memanfaatkan sumberdaya desa dengan cara yang baru

berdasarkan Iptek serta kearifan lokal untuk kesejahteraan masyarakat, kemajuan

desa dan peningkatan taraf hidup masyarakat dengan melibatkan segenap unsur

desa. Pada kenyatannya, tidak semua desa mampu melakukan optimalisasi

potensi menjadi desa inovasi. Oleh sebab itu pengembangan menuju desa inovasi

sangat dibutuhkan..Hal ini agar pembangunan desa terfokus pada sejumlah desa

yang memang potensial menjadi desa inovasi. Dari sini diharapkan desa-desa yang

lain akan mengikuti dalam memberdayakan potensinya sesuai dengan kondisi

masing-masing.

Agar proses pembangunan bisa berjalan terarah, mempunyai target yang jelas,

dapat dievaluasi, dan lebih diberdayakan, maka sangat diperlukan penelitian

mendalam dan menggali potensi yang ada sesuai dengan standar dalam

membangun desa inovasi.

Page 9: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB I - HAL. - 4

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

1.2. RUMUSAN MASALAH

Beberapa permasalahan yang menjadi dasar dalam penelitian ini, antara lain :

1. Sejauhmana potensi yang ada di Desa Manyampa Kecamatan Ujung

LoeKabupaten Bulukumba dapat menjadi Potensi Unggulan dan dapat

dijadikan indikator bagi pengembangan desa inovasi

2. Bagaimanakah konsep, dan strategi bagi penerapan serta pengembangan Desa

Inovasi di Desa Manyampa Kecamatan Ujung LoeKabupaten Bulukumba

3. Sektor Apakah yang paling berpengaruh bagi Pengembangan Desa

Inovasiberdasarkan AnalisisLocation Quotient (LQ) untuk dapat dijadikan

sebagai sektor basis.

4. Bentuk produk apa yang dapat dijadikan sebagai produk unggulan dalam

mewujudkan inovasi desa.

1.3. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

1.3.1. Maksud

Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun untuk dijadikan sebagai pedoman bagi PPK,

PPTK, Penyedia Barang/Jasa yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan

proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan dalam tugas yang diberikan.

1.3.2. Tujuan

a. Aspek administrasi wilayah dan pemerintahan desa :

Untuk mengidentifikasi potensi unggulan dalam lingkup wilayah desa

Untuk menyusun konsep, strategi dan analisis pendekatan bagi

pengembangan desa inovasi

Untuk mengetahui, memahami dan merinci secara keseluruhan potensi

unggulan desa yang dimiliki

Untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM aparatur desa dalam

penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, efektif dan efisien

Page 10: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB I - HAL. - 5

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Untuk menerapkan teknologi tepat guna atau industri lokal baik bagi

pengembangan desa inovasi maupun dalam pengelolaan administrasi desa

dan informasi

Untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berperan aktif

dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

b. Aspek Tata guna lahan :

Untuk mengetahui tingkat produktivitas lahan

Untuk menemukenali produk unggulan desa

Untuk mengetahui luas dan sebaran tata guna lahan di lokasi penelitian

c. Aspek kesejahteraan masyarakat :

Pengembangan desa inovasi dapat menjadi salah satu solusi percepatan

peningkatan kesejahteraan dan peningkatan pendapatan masyarakat.

Sebagai media untuk memfasilitasi industri kecil dengan pihak perbankan

d. Aspek Teknologi dan Industri

Sebagai modal yang kuat untuk meningkatkan produktivitas dan

pengembangan inovasi produk baru yang lebih baik di tengah persaingan

global.

Untuk menciptakan varian produk baru dalam bentuk kemasan baik karena

tuntutan pasar maupun pengetahuan pelaku usaha industri kecil

1.3.3. SASARAN

a. Aspek administrasi wilayah dan pemerintahan desa :

Lahirnya desa inovasi berdasarkan potensi unggulan yang dimiliki

Meningkatkan kapasitas SDM aparatur desa

Pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan administrasi desa dan informasi

Meningkatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan.

Meningkatnya kualitas dan kapasitas SDM aparatur desa dalam

penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, efektif dan efisien

Page 11: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB I - HAL. - 6

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Tersedianya teknologi dalam mendukung pengelolaan administrasi desa dan

informasi

Meningkatnya peran serta masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan di tingkat desa

b. Aspek Tata guna lahan :

Teridentifikasinya tingkat produktivitas lahan

Teridentifikasinya produk unggulan desa

Teridentifikasinya tata guna lahan berdasarkan luas dan deliniasinya

c. Aspek Ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat :

Meningkatnya minat masyarakat dalam mengembangkan usaha industri

kecil dan produk lokal

Peningkatan pendapatan masyarakat

Fasilitasi industri kecil dengan pihak perbankan

Meningkatkan produktivitas pertanian

Meningkatkan fungsi dan peran kelompok tani

Meningkatkan pemanfaatan teknologi tepat guna dalam pengelolaan produk

unggulan

d. Aspek Teknologi dan industri

Terciptanya teknologi tepat guna atau industri rumah tangga untuk

mengolah produk unggulan

Terbukanya peluang berusaha bagi industri kecil/industri rumah tangga

Peningkatan kapasitas pelaku usaha industri kecil

1.4. RUANG LINGKUP

1.4.1. LINGKUP KEGIATAN

Sesuai dengan tujuan dan sasaran penyusunan dokumen ini adalah

pengembangan desa inovasi yang berbasis produk unggulan di Desa Manyampa

Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba, maka uraian kegiatan ini meliputi :

Page 12: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB I - HAL. - 7

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

a. Desk Study

Desk Study merupakan tahapan pengumpulan data dan informasi yang

berkaitan dengan penyusunan dokumen ini.Data dan informasi tersebut

dapat diperoleh dari instansi terkait baik swasta maupun pemerintah. Pada

tahapan ini akan dilakukan pengumpulan data sekunder dan/atau up dating

data yang sudah tersedia.

b. Field Study.

Field Study dilakukan sebagai langkah persiapan untuk meninjau daerah yang

menjadi objek kegiatan.Hal ini penting sebagai pengenalan lokasi dalam

rangka penyusunan pengambilan data primer.Pengambilan data-data potensi

dengan merinci per dusun sesuai dengan kebutuhan.

c. Analisa Data

Data-data yang telah diperoleh dari field study baik data primer maupun data

sekunder dianalisis dengan menggunakan / menerapkan prinsip metode

ilmiah.Perangkat analisis harus mendukung arahan pada tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan.Hasil analisis tersebut dituangkan dalam bentuk

gambar, peta dan laporan.

d. Pembahasan dan Pelaporan

Pembahasan dilakukan sebanyak dua kali yakni seminar awal dan

akhir.Sedangkan pelaporan terdiri atas laporan pendahuluan, dan laporan

akhir.

1.4.2. LINGKUP WILAYAH

Lingkup wilayah kegiatan ini adalah Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe

Kabupaten Bulukumba.

1.5. OUTPUT/KELUARAN

a. Laporan Pendahuluan sebanyak 5 eksemplar;

b. Laporan Antara 5 eksemplar

c. Laporan Akhir 5 eksemplar;

Page 13: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB I - HAL. - 8

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

d. FD / Compec Disk sebanyak 5keping.

1.6. PELAPORAN

1.6.1. TAHAPAN PELAPORAN

a. Laporan Pendahuluan (Interception Report)

Laporan ini berisikan pemahaman terhadap pekerjaan, lingkup dasar

pelaksanaan pekerjaan serta cara/metode pelaksanaan dan rencana

kerja.Laporan pendahuluan dibuat dalam ukuran kertas A4 sebanyak 5

eksamplar.

b. Laporan Antara

Laporan ini berisikan uraian data dan informasi yang di peroleh di lokasi

penelitian dalam bentuk tulisan, angka, tabel, grafik, peta/gambar serta foto-

foto penunjang.Data dan informasi tersebut merupakan dasar dan acuan bagi

pengembangan desa inovasi berdasarkan potensi unggulan yang dimiliki di

lokasi penelitian.

c. Laporan Akhir (Final Report)

Laporan ini sebagai hasil final dari keseluruhan pekerjaan setelah

melaluiproses pembahasan/seminar dihadapan pemilik

pekerjaandinas/instansi/pemerintah setempat serta pihak terkait lainnya.

Page 14: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 1

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian desa

Desa sebagai wilayah yang bertumpu pada potensi lokal, terutama perekonomian

berbasis pertanian dan UMKM di tengah pertumbuhan industri global, sehingga

membutuhkan perhatian khusus sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 terutama Bab IX Pasal 78 tentang Pembangunan Desa dan Pembagunan Kawasan

Perdesaan terutama yang menyatakan bahwa :

a. Pembangunan desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan

kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan

kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan

potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara

berkelanjutan.

b. Pembangunan desa meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

c. Pembangunan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengedepankan

kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan

pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.

UU Nomor 6 Tahun 2014 menyatakan bahwa pembangunan wilayah pedesaan

dilaksanakan dengan memperhatikan potensi lokal yang dimiliki didukung dengan

pengembangan teknologi tepat guna dan inovasi-inovasi yang dilakukan untuk

kesejahteraan masyarakat perdesaan. Greg Richards dan Julie Wilson menyatakan

bahwa inovasi adalah pengenalan penemuan-penemuan baru atau menyebarkan

makna penemuan baru tersebut ke dalam penggunaan umum di masyarakat (Richards

dan Wilson, 2007:6). Sedangkan Hamel(2000:419-421) mengatakan bahwa strategi

inovasi bukan tugas manajemen puncak saja, tetapi setiap orang bisa membantu

Page 15: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 2

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

membangun strategi inovatif. Inovasi sama dengan konsep-konsep bisnis yang sama

sekali baru dan merupakan investasi.Pengembangan desa inovasi tidak dapat

dipisahkan dari pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana yang

dikemukakan Tatang (2005:17) bahwa upaya pembangunan desa yang inovatif, inklusif

dan berkelanjutan dilakukan dengan penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan,

teknologi dan inovasi (IPTEKIN) dengan sistem inovasi sebagai vehicle nya.

Menurut Mahroum (2007:6): rural innovation is defined as the introduction of

something new (a novel change) to economic or social life in rural areas, which adds

new economic or social value to rural life, bahwa inovasi pedesaan didefinisikan sebagai

pengenalan sesuatu yang baru (perubahan baru) untuk kehidupan ekonomi dan sosial

di daerah pedesaan, yang menambahkan ekonomi baru atau sosial nilai kehidupan

pedesaan.Desa inovasi merujuk pada suatu kondisi dimana desa melakukan

pembaharuan. Artinya, desa yang mampu memanfaatkan sumberdaya desa dengan

cara baru. Untuk mengembangkan desa inovasi, penting bagi pemerintah untuk

mengidentifikasi potensi, terutama karakter unik pada suatu desa yang memungkinkan

dikembangkan menjadi desa inovasi, dimana pengembangan desa inovasi hendaknya

sesuai dengan potensi yang ada.Hal yang sangat penting dalam pengembangan desa

inovasi adalah komitmen dari semua pemangku kepentingan.

2.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat yang

terjadi di suatu wilayah, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang

terjadi di wilayah tersebut.Perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat

dalam harga berlaku.Namun agar dapat melihat pertambahan dari kurun waktu ke

kurun waktu berikutnya, harus dinyatakan dalam nilai riil, artinya dinyatakan dalam

harga konstan.Biasanya BPS dalam menerbitkan laporan pendapatan regional

tersedia angka dalam harga berlaku dan harga kostan.Pendapatan wilayah

menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor produksi yang beroperasi di daerah

Page 16: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 3

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

tersebut (tanah, modal, tenaga kerja, dan teknologi) yang berarti secara kasar dapat

menggambarkan kemakmuran daerah tersebut.

Kemakmuran suatu wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang

tercipta di wilayah tersebut juga oleh seberapa besar terjadi transfer payment, yaitu

bagian pendapatan yang mengalir ke luar wilayah atau mendapat aliran dana dari

luar wilayah. (Tarigan 2007).

2.3. Teori Sektor Basis

Teori basis dikemukakan oleh Harry W. Richardson (1973) yang menyatakan bahwa

faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan

langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah (Arsyad,

1999:116). Dalam penjelasan selanjutnya dijelaskan bahwa pertumbuhan industri-

industri yang menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan

baku untuk diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang

kerja (job creation).

Asumsi ini memberikan pengertian bahwa suatu daerah akan mempunyai sektor

unggulan apabila daerah tersebut dapat memenangkan persaingan pada sektor yang

sama dengan daerah lain sehingga dapat menghasilkan ekspor (Suyatno, 2000: 146).

Richardson dalam Taroman (2000:18) mengembangkan suatu teori ekonomi regional

yaitu basis ekonomi. Dalam teori basis ekonomi atau teori basis-ekspor (economic

base theory), menyatakan bahwa penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu

daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari

luar daerah. Teori basis ekonomi pada intinya membedakan sektor basis dan aktifitas

sektor non basis.Aktivitas basis memiliki peranan sebagai penggerak utama (primer

mover) dalam pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu wilayah ke

wilayah lain akan semakin maju pertumbuhan wilayah tersebut, dan demikian

Page 17: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 4

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

sebaliknya. Setiap perubahan yang terjadi pada sektor basis akan menimbulkan efek

ganda (multiplier effect) dalam perekonomian regional (Adisasmita, 2005:28).

2.3.1. Identifikasi Sektor Basis dan Non-Basis

Salah satu cara dalam menentukan suatu sektor sebagai sektor basis atau non-

basis adalah Location Quotient (LQ). Arsyad (1999:315) menjelaskan bahwa

teknik Location Quotient (LQ) dapat membagi kegiatan ekonomi suatu daerah

menjadi dua golongan, yaitu:

a. Kegiatan sektor ekonomi yang melayani pasar di daerah itu senidiri maupun

di luar daerah yang bersangkutan. Sektor ekonomi seperti ini dinamakan

sektor ekonomi potensial (sektor basis)

b. Kegiatan sektor ekonomi yang melayani pasar di daerah tersebut dinamakan

sektor tidak potensial (non basis) atau local industry.

2.3.2. Sektor Unggulan

Sektor unggulan adalah sektor yang mampu mendorong pertumbuhan atau

perkembangan bagi sektor-sektor lainnya, baik sektor yang mensuplai inputnya

maupun sektor yang memanfaatkan outputnya sebagai input dalam proses

produksinya (Tri Widodo, 2006). Sektor unggulan sebagai sektor yang sangat

penting dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah tidak hanya mengacu pada

lokasi secara geografis saja melainkan merupakan suatu sektor yang menyebar

dalam berbagai saluran ekonomi sehingga mampu menggerakkan ekonomi

secara keseluruhan. Sambodo (dalam Firman, 2007), ciri-ciri sektor yang memiliki

keunggulan adalah sebagai berikut:

1) Sektor yang memiliki laju pertumbuhan yang tinggi;

2) Sektor tersebut memiliki angka penyebaran yang relatife besar;

3) Sektor tersebut memiliki keterkaitan antar sektor yang tinggi baik keterkaitan

depan ataupun ke belakang;

4) Sektor tersebut mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi.

Page 18: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 5

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

2.4. Teori Ekonomi Basis.

Teori Ekonomi Basis (Economic Base Tehory) mendasarkan pandangannya bahwa

laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya ekspor dari

wilayah tesebut. Didalam pengertian ekonomi regional, ekspor adalah menjual

produk dan jasa ke luar wilayah baik ke wilayah lain di dalam negara itu maupun ke

luar negeri. Pada dasarnya semua kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia

jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah, karena kegiatannya adalah kegiatan

basis.Lapangan kerja dan pendapatan di sektor basis adalah fungsi permintaan yang

bersifat exogenous (tidak tergantung pada kekuatan intern /permintaan lokal).

Sedangkan sektor non basis adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal maka

permintaan akan sektor ini akan sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan

masyarakat setempat dan oleh sebab itu kenaikannya sejalan dengan kenaikan

pendapatan masyarakat setempat dan tidak bisa berkembang melebihi

pertumbuhan ekonomi wilayah. Atas dasar anggapan diatas maka satu–satunya

sektor yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah melebihi pertumbuhan

alamiah adalah sektor basis (Tarigan, 2002). Arsyad (2005) menyebutkan bahwa

Location Quotien (LQ) yaitu usaha mengukur konsentrasi suatu kegiatan/ industri

dalam suatu daerah dengan cara membandingkan perannya dalam perekonomian

daerah itu dengan peran kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian regional

atau nasional. Kriteria penggolongan dapat bermacam-macam sesuai dengan

keperluan. Misalnya dapat dilihat dari aspek kesempatan kerja, maka ukuran dasar

yang dipakai adalah jumlah tenaga kerja yang diserap

Jika dilihat dari usaha menaikan pendapatan daerah maka ukuran dasar yang dipakai

besarnya kenaikan pendapatan yang diciptakan di daerah.Inti dari model ekonomi

basis (economic base model) adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah

ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut.Ekspor tersebut berupa barang-barang dan

jasa, termasuk tenaga kerja.Akan tetapi dapat juga berupa pengeluaran orang asing

Page 19: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 6

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

yang berada di wilayah tersebut terhadap barang-barang tidak bergerak (immobile),

seperti yang berhubungan dengan aspek geografi, iklim, peninggalan sejarah, atau

daerah pariwisata. Sifat industri yang seperti ini disebut sektor basis (Budiharsono,

2001) Metode kombinasi antara pendekatan asumsi dengan metode Location

Quotien yang dikemukakan oleh Hyot memiliki beberapa aturan untuk membedakan

sektor basis dan non basis, yaitu :

a. Semua tenaga kerja dan pendapatan dari sektor (industri) ekstraktif (exstractive

industries) adalah sektor basis.

b. Semua tenaga kerja dan pendapatan dari “sumber khusus” seperti politik,

pendidikan, kelembagaan, tempat peristirahatan, kegiatan hiburan

dipertimbangkan sebagai sektor basis.

Nilai LQ = 1, menggambarkan bahwa output dari barang atau jasa industri tersebut

hanya dapat memenuhi permintaan dari ekonomi lokal. Karena tidak ada output

yang diekspor, maka industri ini diasumsikan sebagai non basis dalam ekonomi lokal.

Sedangkan LQ<1 menggambarkan bahwa output dari industri tidak dapat memenuhi

permintaan lokal, sehingga wilayah lokal melakukan impor beberapa produk barang

atau jasa dari luar wilayah. Sehingga semua tenaga kerja dalam industri dalam

ekonomi lokal diasumsikan sebagai non basis.

Dan untuk LQ>1 menggambarkan bahwa industri tersebut mampu untuk memenuhi

kebutuhan lokal akan produk atau jasa tersebut dan mengekspor beberapa output ke

wilayah lain sehingga diasumsikan sebagai basis (Anonim, 2002).

2.5. Pembangunan Ekonomi

Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses peralihan

dari satu tingkat tertentu yang masih bercorak sederhana menuju tingkat ekonomi

yang lebih maju dan mencakup kegiatan yang beraneka ragam. Dalam transformasi

tersebut terlaksana suatu penjelmaan (transformasi) dalam arti perubahan pada

pembangunan dan keadaan yang berkisar pada landasan kegiatan ekonomi yang

Page 20: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 7

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

melekat pada tata susunan ekonomi dalam kehidupan masyarakat yang biasa disebut

perubahan struktural (Djoyohadikusumo, 1994). Dalam proses pembangunan

ekonomi biasanya akan diikuti dengan terjadinya perubahan dalam struktur

permintaan domestik, struktur produksi serta struktur perdagangan international.

Proses perubahan ini seringkali disebut dengan proses alokasi. Kejadian adanya

perubahan struktur ini akibat adanya interaksi antara akumulasi dan proses

perubahan konsumsi masyarakat yang terjadi akibat adanya peningkatan

pendapatan per kapita. Dalam pembangunan ini, sektor pertanian masih diharapkan

memberikan sumbangan yang berarti dalam peningkatan pendapatan nasional

terutama dalam penyediaan lapangan kerja dan penyediaan bahan pangan (Ropingi,

2004).

Menurut Arsyad (1999), pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang

menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam

jangka panjang. Dari definisi yang dikemukakan oleh Arsyad tersebut diatas

mengandung tiga unsur, yaitu : a. Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses

berarti perubahan secara terus-menerus yang didalamnya telah mengandung unsur-

unsur kekuatan sendiri untuk investasi baru. b. Usaha meningkatkan pendapatan per

kapita. c. Kenaikan pendapatan per kapita harus berlangsung dalam jangka panjang.

Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah dapat diukur melalui beberapa

indikator, seperti tinggi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita, semakin

terbukanya kesempatan kerja sehingga dapat menekan pengangguran, menurunnya

jumlah penduduk yang hidup di bawah kemiskinan absolut, pergeseran struktur

ekonomi kearah yang lebih modern dan semakin besarnya kemampuan keuangan

untuk membiayai administrasi pemerintah dan kegiatan pembangunan (Soekarni dan

Mahmud, 2000).

Page 21: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 8

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

2.5.1. Pembangunan Ekonomi Daerah

Sudrajat dan Ariwibowo (2005) menyebutkan bahwa sudah menjadi adagium

bahwa upaya untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah harus dilakukan

secara terpadu dan sinergis. Untuk itu, di masa mendatang, perencanaan

kebijakan dan program pembangunan ekonomi dilandasi oleh pemahaman yang

lebih komprehensif, dengan pemahaman yang dibentuk sebagai berikut :

a. Pembangunan ekonomi daerah tidak lagi semata–mata bersifat sectoral

approach, tetapi perlu diimbangi dengan pendekatan kawasan agar

kesenjangan dapat dikurangi.

b. Pemb an gunan ekonomi daerah bukan lagi penjumlahan masing–masing

sector secara terpisah, tetapi berdasarkan pada kebutuhan masing–masing

wilayah secara utuh yang di break-down ke dalam spesifikasi masing– masing

program secara jelas (action oriented).

c. Pembangunan ekonomi daerah menekankan pada kerja sama dan sinergisitas

antar daerah dan antar pelaku, berupa komitmen untuk bekerjasama secara

sinergis dalam mengembangkan potensi lokal (local based resource).

Harus diakui bahwa di masa lalu, perencanaan pembangunan sangat sentralistis

dan kurang membuka peluang bagi daerah untuk melakukan perencanaan yang

penuh dengan inisiatif, kreativitas dan inovatif.Berbeda dengan sekarang, sejak

pemberlakuan Undang-Undang RI Nomor 32 tahun 2004 (Revisi atas Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah), maka perencanaan

pembangunan ekonomi daerah di era otonomi daerah memerlukan lompatan dan

inovasi-inovasi agar daya saing dapat lebih diciptakan.Perencanaan pembangunan

ekonomi regional jauh lebih sulit dibandingkan dengan perencanaan

pembangunan ekonomi nasional.Hal ini disebabkan oleh batas-batas daerah yang

lebih terbuka dibandingkan batas-batas nasional.Karena batas-batas daerah yang

relatif terbuka tersebut, maka aliran faktor-faktor produksi antara daerah lebih

Page 22: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 9

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

leluasa keluar masuknya dibandingkan dengan antar negara. Daerah memiliki

dasar hukum yang lemah dalam melakukan pengawasan terhadap arus keluar

masuknya faktor-faktor produksi atau hasil-hasil produksi. Tenaga kerja akan

mengalir dari wilayah yang memiliki tingkat upah rendah ke wilayah yang memiliki

tingkat upah tinggi. Begitu pula modal, akan mengalir dari daerah yang memiliki

tingkat bunga yang lebih rendah ke daerah yang memiliki tingkat bunga yang lebih

tinggi (Ghalib, 2005). Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah dapat

diukur melalui beberapa indikator, seperti tingginya pertumbuhan ekonomi dan

pendapatan per kapita, semakin terbukanya kesempatan kerja sehingga dapat

menekan pengangguran, menurunnya jumlah penduduk yang hidup di bawah

kemiskinan absolut, pergeseran struktur ekonomi ke arah yang lebih modern dan

semakin besarnya kemampuan keuangan untuk membiayai administrasi

pemerintah dan kegiatan pembangunan (Soekarni dan Mahmud, 2000).

2.5.2. Otonomi Daerah

Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur

dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.Adapun tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah

untuk memungkinkan daerah yang bersangkutan mengatur dan mengurus rumah

tangganya sendiri untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan

pemerintah dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan

pembangunan (Kamaluddin, 1992). Otonomi memungkinkan terlaksananya

bottom-up planning secara signifikan dan mengikis rantai birokrasi yang dirasakan

sangat menghambat pelayanan kepada masyarakat. Otonomi juga akan dapat

memberdayakan partisipasi masyarakat yang lebih besar dalam pelaksanaan

pembangunan sehingga pembangunan akan berjalan sesuai dengan kebutuhan

daerahnya (Sudantoko, 2003). Diberlakukanya UU No.32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah sebagai pengganti dari UUNo.32 Tahun 1999 dimaksudkan

Page 23: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 10

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Dengan otonomi seluas-

luasnya yang diberikan kepada daerah, diharapkan daerah mampu meningkatkan

daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan serta

potensi keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia (Anonim, 2004).

2.4.3. Peran Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi

Kedudukan sektor pertanian dalam tatanan perekonomian nasional kembali

memegang peranan cukup penting pada saat sektor perekonomian lainnya

mengalami penurunan pertumbuhan akibat krisis ekonomi dan moneter yang

terjadi selama beberapa tahun terakhir ini. Kondisi seperti ini memberikan

kenyataan bahwa sektor pertanian masih merupakan bagian dari sumber daya

pembangunan yang potensial untuk dijadikan sebagai sektor strategis

perencanaan pembangunan nasional maupun perencanaan pembangunan di

tingkat regional atau daerah saat ini dan ke depan, melalui program

pembangunan jangka pendek, menengah maupun dalam program pembangunan

jangka panjang (Anugrah dan Dedy, 2003). Simatupang dalam Anugrah dan Dedy

(2003) juga menjelaskan bahwa sektor pertanian masih akan tetap memegang

peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini karena pertama, sektor

pertanian masih tetap menyerap tenaga kerja terbesar.Kedua, sektor pertanian

merupakan penopang utama perekonomian desa dimana sebagian besar

penduduk Indonesia berada.Ketiga, sektor pertanian merupakan penghasil bahan

makanan pokok penduduk.Keempat, harga produk-produk pertanian memiliki

bobot yang besar dalam indeks harga konsumen sehingga dinamikanya sangat

berpengaruh terhadap inflasi.Kelima, akselerasi pembangunan pertanian

sangatlah penting dalam rangka menyongsong ekspor dan mengurangi

Page 24: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 11

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

impor.Menurut Jhingan (1999), sumbangan atau jasa sektor pertanian pada

pembangunan ekonomi terletak dalam hal :

a. Menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk yang kian

meningkat.

b. Meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian

mendorong diperluasnya sektor sekunder dan tersier.

c. Menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-barang modal

bagi pembangunan melalui ekspor hasil pertanian terus-menerus.

d. Meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah.

e. Memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan.

Untuk menentukan pemilihan wilayah pengembangan suatu pertanian tanaman

pangan, pemerintah perlu mempelajari potensi dari masing-masing wilayah, dengan

menggunakan sektor basis tanaman pertanian pangan ini dapat membantu dalam

pengambilan keputusan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis data sekunder dengan menggunakan analisis Location Quotient (LQ) serta

wawancara mendalam. Dengan rumus LQ maka akan dihasilkan indeks untuk

menentukan suatu kecamatan termasuk basis atau non basis pada suatu sektor

tanaman pangan. apabila LQ>1 (Sektor Basis), LQ=1 (Swasembada), LQ<1 (Non Basis)

Pengolahan data untuk mendapatkan nilai indeks Location Quotient (LQ) ini dilakukan

dengan cara menggunakan rumus sebagai berikut :

Dimana:

Si = Jumlah luas panen komoditi tanaman pangan x di desa/kecamatan

Ni = Jumlah luas panen komoditi tanaman x di kabupaten

S = Jumlah luas panen Seluruh Produksi pada sektor tanaman pangan di kecamatan

N = Jumlah luas panen pada sektor tanaman pangan dikabupaten

Page 25: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 12

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Dengan demikian akan dihasilkan sebuah angka untuk satu wilayah

desa/kecamatan/kabupaten, angka tersebut dapat bernilai >1 , =1 atau <1 dimana

masing-masing nilai tersebut memiliki perbedaan tingkat keunggulan.Setelah

terpetakan sektor basis tanaman pertanian pangan tersebut kemudian dilakukan

wawancara mendalam pada satu informan yang dianggap sangat menguasai tentang

pertanian tanaman pangan di wilayah bersangkutan.

Komoditas Unggulan Keunggulan komperatif bagi suatu komoditi bagi suatu negara

atau daerah adalah bahwa komoditi itu lebih unggul secara relatif dengan komoditi lain

di daerahnya (Mawardi, 1997). Pengertian unggul dalam hal ini adalah dalam bentuk

perbandingan dan bukan dalam bentuk nilai tambah riil.Keunggulan komperatif adalah

suatu kegiatan ekonomi yang secara perbandingan lebih menguntungkan bagi

pengembangan daerah. Sedangkan sektor unggulan adalah sektor yang memiliki

keunggulan komperatif dan keunggulan kompetitif dengan produk sektor sejenis dari

daerah lain serta memberikan nilai manfaat yang besar. Sektor unggulan juga

memberikan nilai tambah dan produksi yang besar, memiliki multiplier effect yang

besar terhadap perekonomian lain, serta memiliki permintaan yang tinggi baik pasar

local maupun pasar ekspor .Komoditas unggulan adalah komoditas andalan yang

memiliki posisi strategis untuk dikembangkan di suatu wilayah.Posisi strategis ini

didasarkan pada pertimbangan teknis (kondisi tanah dan iklim), sosial ekonomi dan

kelembagaan. (Handewi Rachman,2003).

Penentuan ini penting dengan pertimbangan bahwa ketersediaan dan kapabilitas

sumberdaya (alam, modal dan manusia) untuk menghasilkan dan memasarkan semua

komoditas yang dapat diproduksi di suatu wilayah secara simultan relatif terbatas. Disisi

lain pada era pasar bebas saat ini baik ditingkat pasar lokal, nasional maupun global

hanya komoditas yang diusahakan secara efisien dari sisi teknologi dan sosial ekonomi

serta mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif yang mampu bersaing secara

berkelanjutan dengan komoditas yang sama dari wilayah lain. Secara lebih sederhana

Page 26: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 13

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

yang dimaksud komoditas unggulan adalah komoditas yang layak diusahakan karena

memberikan keuntungan kepada petani baik secara biofisik, sosial dan

ekonomi.Komoditas tertentu dikatakan layak secara biofisik jika komoditas tersebut

diusahakan sesuai dengan zona agroekologi, layak secara sosial jika komoditas tersebut

memberi peluang berusaha, bisa dilakukan dan diterima oleh masyarakat setempat

sehingga berdampak pada penyerapan tenaga kerja.Sedangkan layak secara ekonomi

artinya komoditas tersebut menguntungkan.

2.6. Landasan Hukum

1. Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tetinggal, dan Transmigrasi

Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2018 tetang Pedoman Umum Program Inovasi

Desa.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi

Daerah.

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia nomor 1 tahun 2017 tentang

Penataan Desa.

4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor

27 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum Dalam Rangka Penyaluran Bantuan

Pemerintah Di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan

Transmigrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 141);

5. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor

6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 463);

6. UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia 5679);

Page 27: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB II - HAL. - 14

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

7. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 tentang Kementerian Dalam Negeri

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 12);

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Dalam Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 564) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 69 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1667);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan

Produk Hukum Daerah (BeritaPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 45 Tahun

2016 tentang Penetapan dan Penegasan Batas Desa (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2016 Nomor 1038);

10. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 6 tahun 2014 tentang Desa

11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana

12. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123.Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan

Pelaksana Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6.

13. Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

123 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);

Page 28: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 1

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

BAB III

METOD0LOGI

3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Pengembangan Desa Inovasi Berbasis Produk Unggulan di Dusun Luppung

Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba. Kegiatan penelitian ini

dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yakni pada bulan Mei – Juli 2018

3.2. Jenis Penelitian

Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

analitik.Metode pengambilan daerah penelitian dilakukan secara purposive

berdasarkan pertimbangan dan alasan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian

(Singarimbun dan Effendi, 1997).Daerah penelitian yang diambil adalah wilayah desa

Manyampa secara keseluruhan kecamatan Ujung Loe yang didasarkan pada

pertimbangan bahwa masing-masing wilayah dusun/lingkungan memiliki produk

unggulan. Di samping itu penyebaran semua sektor ada di semua wilayah

dusun/lingkungan sehingga dari masing-masing wilayah dusun/lingkungan akan

diketahui masing-masing produk unggulannya.

Selanjutnya dari masing-masing wilayah dusun/lingkungan tersebut dengan

menggunakan nilai LQ untuk menentukan, apakah lebih besar Nol (0) atau lebih kecil

Nol (0) dari potensi tersebut.Selanjutnya setelah diketahui atau diperoleh nilai LQ dari

tiap wilayah dusun/lingkungan, maka potensi tersebut yang merupakan produk

unggulan desa yang kemudian menjadi sector basis dalam wilayah desa tersebut.

3.3. MetodePengumpulan Data

Metode yang dilakukan dalam Pengembangan Desa Inovasi Berbasis Produk

Unggulan di Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba dengan

Page 29: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 2

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

menyusun berbagai kerangka kegiatan, mulai pada tahapan persiapan survey, tahap

survey (observasi lapangan, survey instansional), tahapan pengolahan data, dan

tahap penyusunan laporan.

a. Tahap Persiapan Survey

Pada tahap persiapan survey beberapa hal yang akan dilakukan sebagai berikut :

Melakukan koordinasi awal pada pihak pemberi kegiatan mengenai lingkup

pekerjaan yang akan disusun.

Pemahaman substansi kegiatan yaitu Pengembangan Desa Inovasi Berbasis

Produk Unggulandi Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten

Bulukumba sesuai Kerangka AcuanKerja (KAK) yangtelah ditetapkan;

Persiapan data-data dasar yang dibutuhkan dalam Pengembangan Desa

Inovasi Berbasis Produk Unggulandi Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe

Kabupaten Bulukumba;

Pembuatan model kegiatan sosialisasi dan daftar data yang akan diambil di

lapangan;

Pembuatan model-model untukpengumpulan data di lapangan dan

penyusunan program survey.

Kordinasi dengan tentang potensi-potensi unggulan yang memiliki nilai

ekonomis tinggi di wilayah penelitian denga instansi terkait, lembaga

masyarakat, masyarakat setempat serta pemerintah desa. Kordinasi ini

sebagai tahap awal dalam mempermudah survey selanjutnya.

b. Tahap Survey/Pengumpulan Data

Pengumpulan data/survey,baik survey lapangan maupun survey instansional

dilakukan dengan cara :

Peninjauan lokasi penelitian untuk mengetahui deliniasi yang menjadi obyek

penelitian;

Pengumpulan data sekunder pada instansi terkait serta;

Inventarisasi/pemetaan obyek yang didasarkan pada fungsi dan kondisinya;

Page 30: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 3

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Evaluasi data dilakukan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan situasi, kondisi

wilayah,antaralain:

Tinjauan Desa Manyampa mencakup :

Aspek fisik wilayah, antara lain :

o Letak geografis

o Topografi

o Geologi dan jenis tanah

o Iklim dan Curah Hujan

Aspek penggunaan lahan, antara lain :

o Tingkat produktivitas lahan

o Jumlan panen dalam setahun dari penggunaan lahan

o Luas dan sebaran penggunaan lahan

Aspek kependudukan, antara lain :

o Perkembangan jumlah penduduk

o Kepadatan dan penyebaran penduduk

o Mata pencaharian

o Tingkat pendapatan

Aspek sosial, ekonomi dan budaya

Visualisasi Kondisi Eksisting desa Manyampa

Peta-Peta Penunjang

Peta Administrasi desa Manyampa

Peta Batas-Batas tiap dusun

c. Teknik Survey

Teknik yang akan dipergunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan

dalam kegiatan Pengembangan Desa Inovasi Berbasis Produk Unggulandi Desa

Manyampa Kabupaten Bulukumba, sebagai berikut :

Survey Instansional

Page 31: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 4

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Yaitu teknik yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang ada pada

berbagai instansi terkait, seperti Biro Pusat Statistik (BPS), dinas terkait, serta

kantor desa dan kecamatan.

Observasi Lapangan

Yaitu teknik yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan

melalui pengamatan langsung terhadap lokasi kawasan strategis yang telah

ditetapkan.Model observasi lapangan ini dilakukan dengan mengadakan

pengukuran langsung pada obyekyang dimaksud.

Praktek Lapangan

Praktek lapangan merupakan pelatihan langsung dengan kelompok perempuan

di lokasi penelitian sesuai dengan produk yang akan dikembangkan di lokasi

penelitian. Praktek ini bertujuan sebagai pembekalan kepada kelompok

perempuan dalam usaha pemberdayaan dengan pemanfaatan potensi lokal.

Salah satu praktek langsung yang akan dilakukan adalah Pembuatan Ikan Bolu

Kambu yang nantinya akan menjadi produk unggulan di lokasi penelitian.

Visualisasi

Yaitu teknik pengambilan data dengan melakukan pemotretan obyek yang

dimaksud dan pemotretan kawasan dengan menggunakan Drone dan

camera.Teknik ini dilakukan gunamemperlihatkan kondisi riil/terkini obyek yang

diamati, dengan memperlihatkan berbagai aktivitas ruang yang ada pada lokasi

deliniasi.

Teknik Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang membantu dan

melengkapi pengumpulan data yang tidak dapat diungkapkan oleh teknik

observasi.Pada tahapan survey teknik ini bukan merupakan teknik pengumpulan

data yang utama, melainkan hanya sebagai teknik pelengkap.

Teknik wawancara yang dapat menjamin kebutuhan kita secara terarah, adalah

wawancara yang tertutup.Wawancara yang tertutup ini pada pelaksanaannya

Page 32: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 5

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

menggunakan pedoman wawancara. Pada pedoman wawancara ini dituangkan

metode pendekatan, variabel, dan item-item yang akan kita peroleh.

Teknik Kuesioner

Jika data yang berupa pendapat atau sikap orang atau penduduk itu diperlukan

dalam jumlah yang sangat banyak, dapat dikatakan tidak efektif bila

menggunakan teknik wawancara. Oleh karena itu, kita harus menggunakan

teknik kuesioner. Teknik kuesioner ini dilakukan dengan menyebarkan daftar

pertanyaan kepada responden sejumlah sampel yang kita butuhkan dalam

perencanaan. Dalam teknik kuesioner tersebut diedarkan beberapa angket,

dimana penentuan angket didasarkan pada populasi dan sampel dalam suatu

wilayah penelitian.

Menurut Sudjana (1992;165), bahwa sampel yang mempunyai populasi yang

heterogen, maka besaran sampel antara 15 – 20 % dari jumlah populasi.

Sedangkan menurut Sugiyono (2004;65) apabila populasi bersifat homogen,

maka jumlah sampel yang diperlukan 1 % saja sudah mewakili.

Studi Kepustakaan

Konsep-konsep teoritis dan operasional tentang ketentuan penelitian dan lain

sebagainya, akan kita dapat peroleh dari kepustakaan tanpa mempelajari bahan-

bahan ini kita tidak dapat mencapai hasil yang memuaskan pada penelitian.

Mempelajari kepustakaan selain dituntut ketekunan juga dituntut keterampilan

menyeleksi dan keterampilan menggunakan kepustakaanyang berlaku.Dalam

hal ini kita harus memiliki kesiapanmental untuk mengunjungi dan menghadapi

orang yang menurut kita memiliki kepustakaan yang kita perlukan.

3.4. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah.

Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Analisi Location Quotient (LQ) Analisis LQ digunakan untuk menentukan sektor basis

dan non basis melalui pendekatan nilai tambah PDRB dan pendekatan jumlah tenaga

Page 33: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 6

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

kerja masing-masing sektor. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan

nilai tambah PDRB dimana rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Vi / VtLQ =

Yi / Yt

Keterangan :

Vi = Nilai PDRB pada sektor I pada tingkat wilayah yang lebih rendah (studi)

Vt = Total PDRB pada tigkat wilayah yang lebih rendah (studi)

Yi = Nilai PDRB pada sektor I pada tingkat wilayah yang lebih tinggi (referensi)

Yt = Total PDRB pada tingkat wilayah yang lebih tinggi (referensi)

Dengan ketentuan bahwa apabila nilai LQ > 1 maka sektor tersebut merupakan sektor

basis yang menjadi kekuatan daerah untuk mengekspor produknya keluar daerah

bersangkutan.Sebaliknya jika LQ< 1 maka sektor tersebut menjadi pengimpor atau

sektor non basis. Dan jika LQ = 1 maka ada kecenderungan sektor tersebut bersifat

tertutup karena tidak melakukan transaksi ke dan dari luar wilayah, namun kondisi

seperti ini jarang ditemukan dalam sebuah perekonomian wilayah.

Hasil dari penelitian ini akan mendeskripsikan fakta-fakta dan akan mengungkapkan

suatu kajian potensi unggulan yang menjadi produk di desa Manyampa, apakah dalam

bentuk bahan mentah atau bahan jadi dalam bentuk kemasan.

Analisis LQ merupakan cara permulaan untuk mengetahui kemampuan suatu daerah

dalam sektor pada dasarnya, teknik ini menjadikan perbandingan relatif antara

kemampuan suatu sektor di daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang

sama pada daerah yang lebih luas. Berdasarkan pemahaman terhadap teori ekonomi

basis, teknik LQ dapat digunakan untuk menentukan sektor unggulan dengan data PDRB

per sektor sedangkan untuk komiditas unggulan wilayah berupa data produksi (Rustadi

et al 2011). Teknik LQ juga digunakan untuk menentukan komoditas unggulan wilayah,

data yang biasa digunakan mengindetifikasi komoditas unggulan yaitu data produksi

sehingga dapat dirumuskan teknik LQ menunjukkan keunggulan komparatif dari suatu

Page 34: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 7

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

komoditi berdasarkan produksinya untuk komoditas unggulan menggunakan data

produksi untuk komoditas berbasis lahan dan data populasi ternak untuk komoditas

peternakan pada setiap wilayah.

Komoditas Unggulan :

Pi = Produksi populasi I di suatu wilayah yang lebih luas

(desa/kecamatan/kabupaten (ton atau ekor)

Pt = Total produksi populasi di seluruh komoditas di suatu wilayah yang lebih

rendah (dusun/desa/kecamatan)

Pi = Total produksi populasi komoditas i di wilayah yang lebih luas

(desa/kecamatan/kabupaten (ton atau ekor)

Pt = Total produksi populasi di seluruh komoditas di suatu wilayah yang lebih

rendah (dusun/desa/kecamatan)

Nilai LQ yang diperoleh kemudian dinterpresentasikan untuk menentukan komoditas

unggulan secara komparatif. Interpretasi nilai LQ didasarkan pada kriteria sebagi

berikut :

LQ > 1 : Sub sektor komoditi I di suatu wilayah memiliki keunggulan komparatif

LQ = 1 : Sub sektor komoditi I di suatu wilayah tidak memiliki keunggulan

produksi hanya cukup memenuhi kebutuhan wilayah

LQ < 1 : Sub sektor / komoditi di suatu wilayah tidak memiliki keunggulan

komparatif

b. Untuk mencapai tujuan yang diingikan maka data yang diperoleh dan dikumpulkan

dan ditabulasi dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Selanjutnya, untuk melihat

kelayakan usahatani ditinjau dari aspek ekonomi kriterian-kriteria penerimaan

pendapatan dan Benefit Cost Ratio(B/C Ratio) dengan menggunakan rumus :

Page 35: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 8

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Penerimaan = Jumlah produksi x harga jual.....................(1)

Pd = TP – TB ...................................................................(2)

Dimana :

Pd = Pendapatan

TP = Total Penerimaan

TB = Total Biaya

Total ManfaatB/C Ratio = ...................................(3)

Total Biaya

3.5. Jenis Data dan Tekhnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, ada 2 jenis data yang akan digunakan yaitu data primer dan

data sekunder

a. Data primeryaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan melalui hasil

pengukuran, hasil kuesioner serta wawancara dengan responden dan

informan/narasumber.

b. Data sekunderyaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber yang ada melalui

kajian pustaka,teori-teori dan instansi/dinas/kantor/badan.

3.6. Alasan dijadikan Lokasi Penelitian

Adapun beberapa pertimbangan pemilihan lokasi penelitian ini, antara lain:

1. Berdasarkan tata guna lahan di desa Manyampa dimana dari 5 (lima) Dusun

yang ada yaitu Dusun Luppung, Alaraya, Mapua, Dongi dan Tana Eja lahan

empang yang keberadaannya terkonsentrasi dalam satu hamparan yaitu di

wilayah Dusun Luppung.

2. Secara geografis wilayah Dusun Luppung terletak pada posisi yang strategis yang

dilalui oleh jalan arteri primer antara Kabupaten Bulukumba – Kabupaten

selayar serta akses untuk menuju ke pantai Bira.

Page 36: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 9

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

3. Keberdaan lahan empang di Dusun Luppung dengan ikan bolu/bandeng sebagai

potensi andalan dinilai sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai potensi

local bagi pengembangan usaha mayarakat dalam bentuk makanan/kemasan

jadi selain ikan bolu/bandeng mentah.

3.7. Jadwal Penelitian

Jadwal pelaksanaan kegiatan ini direncanakan selama 90 (sembilan puluh) hari

kalender atau 3 (tiga) bulan. Secara rinci tahapan Pekerjaan Pengembangan Desa

Inovasi Berbasis Produk Unggulandi Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe

Kabupaten Bulukumba disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.1

Pengembangan Desa Inovasi Berbasis Produk UnggulanDesa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten BulukumbaTahun 2018

NO KEGIATANBULAN / MINGGU

I II III1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan dan Koordinasi

2 Survey instansi dan surveylapangan

3 Penyusunan LaporanPendahuluan

4 Tabulasi data / Entri data

5 Analisis data-data

8 Penyusunan Laporan Akhir

9 Seminar Akhir

10 Penyerahan Laporan

3.8. LAYANAN TENAGA AHLI

Tim pelaksana pekerjaan ini terdiri atas 3 (Dua) tenaga ahli yang dibantu oleh

beberapa tenaga pendukung. Tim ahli terdiri atas :

Page 37: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB III - HAL. - 10

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

1. Ahli Ekonomi Pembangunan. Sebagai Ketua Tim dengan syarat pendidikan

minimal S-1/S-2, dengan pengalaman minimal 3 tahun;

2. Ahli Planologi. Syarat pendidikan minimal S-1/S-2 dengan pengalaman minimal 3

tahun.

3. Ahli Pertanian (Agribisnis). Syarat pendidikan minimal S-1/S-2 dengan

pengalaman minimal 3 tahun.

4. Tim ahli dibantu oleh beberapa tenaga pendukung yang terdiri atas:

a. Operator Komputer; 1 (satu) orang

b. Tenaga Surveyor; 5 (lima) orang

Page 38: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 1

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Manyampa

Pada awal mulanya Manyampa hanya merupakan sebuah perkampungan yang

disebut Dusun Manyampa setelah runtuh orde baru dan beralih pada orde

reformasi, maka tokoh-tokoh Dusun Manyampa bergerak seiring dengan semakin

berkembangnya jumlah penduduk Dusun Manyampa, tokoh masyarakat bergerak

antara lain : Galla Kentang, H. Idris, dan H. Masalam Saleh untuk memprakarsai

Dusun Manyampa menjadi sebuah desa yang disebut Desa Manyampa. Pada

waktu itu Dusun Manyampa berada pada struktur pemerintahan Desa Balleanging

dibawah kepemimpinan H. Bundu dan Dusun Manyampa ingin berdiri dari Dusun

menjadi Desa Manyampa yang diusulkan kepada bupati yang pada waktu Bupati

Bulukumba berada dibawah kepemimpinan H. A. Patabaipabokori dan pada waktu

itu apa yang digagas oleh tokoh masyarakat disetujui oleh bupati dan bupati

mengusulkan ke DPR untuk dibahas menjadi sebuah desa yang disebut Desa

Manyampa, setelah diajukan ke DPR, maka akhirnya disetujui oleh DPR sehingga

Dusun Manyampa berubah status yang disebut dengan Desa Persiapan

Manyampa pada tahun 1987.

Page 39: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 2

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Desa Persiapan Manyampa pada waktu ditunjuk sebagai pelaksana tugas desa

persiapan adalah salah seorang prakarsa berdirinya Desa Manyampa yaitu H.

Masalam Saleh dan pada waktu itu Desa Persiapan Manyampa berada di bawah

struktur pemerintahan Kecamatan Ujung Bulu.Dan sekarang berubah menjadi

struktur pemerintahan berada pada Kecamatan Ujung Loe.

Desa Manyampa pada waktu itu dibawah kepemimpian H. Masalam Saleh yang

ditunjuk sebagai pelaksana tugas desa persiapan dan setelah definitive

diadakanlah pemilihan kepala Desa Manyampa dan yang terpilih H. Masalam

Saleh. Kepemimpinan H. Masalam Saleh terpilih 2 periode dan setelah berakhir

periodenya maka diadakan kembali pemilihan kepala desa dan yang terpilih pada

waktu itu saudara Arif Saleh yang merupakan adik kandung dari H. Masalam Saleh

dan setelah berakhir masa jabatannya ia digantikan oleh saudara Abbas Madda

sebagai kepala Desa Manyampa sampai sekarang.

Desa Manyampa terbagi atas lima dusun dengan nama Kepala Dusunnya yaitu :

1. Dusun Mampua : Kepala Dusun Riswandi

2. Dusun Dongi : Kepala Dusun Asfan Sam, S.Pd

3. Dusun Tanaeja : Kepala Dusun Muh. Arsyad

4. Dusun Alaraya : Kepala Dusun Bahtiar Saleh

5. Dusun Luppung : Kepala Dusun Muh. Sahib, S.H.

Page 40: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 3

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

4.2. Tinjauan Desa Manyampa

4.2.1. Fisik Wilayah

a. Letak Geografis

Secara geografis wilayah desa Manyampa berada pada bagian Timur kota

kecamatan yaitu kelurahan Dannuang. Luas wilayah desa Manyampa

berdasarkan data kecamatan Ujung Loe dalam angka tahun 2017 seluas 2.405 ha

atau sekitar 16,7 % dari total luas wilayah kecamatan Ujung Loe.Untuk lebih

jelasnya mengenai luas wilayah desa Manyampa, dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.1

Luas Wilayah Desa Manyampa

NO DUSUN LUAS WILAYAH(HA) %

1 Mampua 488,2 20,32 Dongi 610,9 25,43 Tana Eja 420,9 17,54 Alaraya 469,7 18,75 Luppung 415,3 18,1

JUMLAH 2.405 100,00

Sumber : Kecamatan Ujung Loe Dalam Angka 2018, Data Base Desa, 2018 dan Hasil Survey 2018

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa luas wilayah desa Manyampa 2.405 ha

yang terbagi dalam 5 (lima) wilayah dusun dimana dusun Dongi memiliki wilayah

terluas yaitu 610,9 ha (25,4%) dari total luas desa Manyampa. Sedangkan dusun

Page 41: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 4

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Tanah Eja memiliki wilayah terkecil dengan luas 420,9 ha (17,5%). Hasil data

tersebut diperoleh perhitungan dari Peta Citra Bing Maps 2018 dan hasil survey

2018.

Letak desa Manyampa yang dilalui oleh jalan arteri sekunder menghubungkan

antara kota desa dengan kecamatan Bontotiro, kecamatan Herlang, kecamatan

Kajang dan kecamatan Tanah Beru.

Adapun batas-batas wilayahnya adalah :

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Balleanging / Kecamatan Herlang

Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Bontotiro

Sebelah Selatan berbatasan dengan laut Florest

Sebelah Barat berbatasan dengan desa Garanta / desa Balleanging

Page 42: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 5

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Page 43: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 6

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

b. Topografi

Keadaan topografi atau kemiringan lereng yang tersebar di wilayah desa

Manyampa berdasarkan peta geologi dari RTRW kabupaten Bulukumba terdapat

bentuk konfigurasi kelerengan yaitu 0 – 5 % yang penyebarannya terdapat di

wilayah desa-desa pantai yaitu desa Salemba, desa Dannuang, Desa Manjalling,

desa Garanta serta desa Manyampa. Untuk wilayah desa Manyampa dengan

kondisi topografi tersebut dengan kategori wilayah datar.

c. Jenis Tanah

Keadaan jenis tanah yang tersebar di wilayah desa Manyampa tidak jauh berbeda

dengan wiayah kecamatan Ujung Loe.Berdasarkan peta jenis tanah RTRW

kabupaten Bulukumba jenis tanah yang terdapat di wilayah desa Manyampa

yaitu Alluvium Endapan Kipas Alluvial danNapal Batu Gamping.

d. Klimatologi

Berdasarkan perolehan data statistik (Kecamatan Ujung Loe Dalam Angka, 2017),

curah hujan pertahun di lokasi penelitian yaitu 1500-2000 mm/th, suhu antara

25-32 derajat celcius, , bulan basah 5 bulan (bb) sedangkan bulan kering 7 bulan

(BK). Artinya bulan kering (bb) lebih lama dibanding dengan bulan basah.pH

tanah antara 5,5 - 6,5 dengan jenis tanah liat berpasir.

Page 44: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 7

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

4.2.2. Kependudukan

a. Jumlah Penduduk

Berdasarkan perolehan data dari data base desa Manyampa jumlah penduduk

yang tersebar di 5 (lima) dusun sebanyak 5.145 jiwa, dengan jumlah penduduk

terbesar di dusun Alaraya yaitu sebanyak 1.530 jiwa atau sekitar 29,7%.

Sedangkan dusun Luppung yang memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu 435

jiwa atau sekitar 8,4% dari total jumlah penduduk desa. Untuk lebih jelasnya

dapat dilhat pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk di Desa Manyampa Tahun 2018

NO DUSUNJUMLAH PENDUDUK

(JIWA)%

1 Mampua 735 14,32 Dongi 1.365 26,53 Tana Eja 1.080 21,04 Alaraya 1.530 29,75 Luppung 435 8,4

JUMLAH 5.145 100,0

Sumber : Kecamatan Ujung Loe Dalam Angka 2018, Data Base Desa, 2018 dan Hasil Survey 2018

b. Kepadatan dan Penyebaran Penduduk

Kepadatan penduduk dapat diketahui dengan melihat perbandingan antara

jumlah penduduk (jiwa) dengan luas wilayah.Sedangkan penyebaran penduduk

Page 45: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 8

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

dapat diketahui dengan melihat persebaran penduduk yang terkonsentrasi dalam

suatu wilayah/daerah.

Desa Manyampa mengenai kepadatan penduduknya sebesar 2 jiwa/ha, dan

Dusun yang memiliki tingkat kepadatan tertinggi adalah dusun Alaraya yaitu 3

jiwa/ha sedangkan dusun yang memiliki tingkat kepadatan terendah adalah

Dusun Luppung yaitu 1 jiwa/ha. Untuk lebih jelasnya mengenai hal tersebut

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3Kepadatan dan Penyebaran Penduduk

Di Desa Manyampa Tahun 2018

NO DUSUN Jlh.Pddk (Jiwa) Jumlah KK LuasWil.(Ha)

Kepadatan(Jiwa / Ha)

1 Mampua 459 104 488,2 12 Dongi 1.089 230 610,9 23 Tana Eja 804 173 420,9 24 Alaraya 1.254 263 469,7 35 Luppung 159 67 415,3 1

JUMLAH 3.766 832 2.405 2Sumber : Kecamatan Ujung Loe Dalam Angka 2018,

Dinas Tanaman Pangan, hortikultura dan Perkebunan Kab. Bulukumba 2018Hasil Survey dan Pemetaan Citra Satelite Bing Maps 2018

c. Mata Pencaharian

Mata pencaharian juga merupakan salah satu aspek ekonomi yang perlu untuk di

nilai dalam suatu daerah/wilayah. Namun ketersediaan data secara rinci tidak

terdapat di kantor desa Manyampa. Dengan demikian maka tolak ukur yang

menjadi penilaian yang berkaitan erat dengan mata pencaharian adalah

Page 46: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 9

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

typologidesa dan penggunaan lahan dalam wilayah/daerah bersangkutan.

Adapun uraian mengenai typology desa dan pemanfaatan lahannya adalah

sebagai berikut :

1. Typologi Desa

Desa Manyampa secara geografis terdapat empat (4) dari lima (5) dusun

yang ada yaitu dusun Luppung, dusun Alaraya, dusun Tanah Eja dan dusun

Dongi yang wilayahnya berbatasan langsung dengan garis pantai. Dengan

demikian berdasarkan typologinya termasuk dalam kategori desa pantai

dalam arti bahwa penduduk setempat aktivitasnya atau mata

pencahariannya adalah petani nelayan (empang/tambak).

2. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan merupakan jenis tata lahan yang terdapat dan tersebar

dalam suatu wilayah/desa yang memiliki luasan dan pemanfaatannya. Desa

Manyampa berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survey dan

pemetaan Citra Satelite Bing Maps 2018dari total luas wilayahnya seluas

2.405 ha didominasi oleh penggunaan tanaman pertanian lahan

kering/kebun campuran dengan luas 1.095,3 Ha atau 45,5% dari total luas

wilayah desa. Selain itu untuk penggunaan lahan empang/tambak seluas

606,1 Ha atau sekitar 25,2% persen dari total luas wilayah desa. Sehingga

jika dijumlahkan kedua penggunaan lahan yang ada terdapat 70,7% luas

wilayah desa Manyampa yang merupakan lahan pertanian.

Page 47: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 10

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Dengan demikian berdasarkan penggunaan lahannya dapat diasumsikan

bahwa penduduk desa Manyampa umumnya bermatapencaharian sebagai

petani khususnya petani tambak dan petani sawah/kebun.

4.2.3. Tata Guna Lahan

a. Luas Lahan dan Penyebarannya

Desa Manyampa yang merupakan salah satu desa dalam wilayah kecamatan

Ujung Loe yang letak di bagian sebelah Timur kota kecamatan, memiliki luas

wilayah 2.405 ha. Dari luas wilayah tersebut terdiri dari beberapa jenis

penggunaan lahan antara lain; permukiman/bangunan lainnya seluas 83,4 ha,

persawahan seluas 210,5 ha, pertanian lahan kering/kebun campuran seluas

1.095,3 ha, kebun kelapa seluas 32,6 ha, tambak/empang seluas 606,1 ha,

tanaman bakao/mangrove seluas 17,7 ha, penggunaan lainnya seluas 349,3 ha.

Adapun penyebaran dari masing-masing penggunaan lahan yang terdapat di desa

Manyampa yang sangat jelas terlihat adalah penggunaan

tambak/empang.Peruntukan lahan tersebut umumnya terkonsentrasi di semua

wilayah dusun Luppung, sebagian di dusun Alaraya, sebagian di dusun Dongi dan

sebagian di dusun Tanah Eja.

Untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan lahan dan penyebarannya yang

terdapat di desa Manyampa, sebagaimana terlihat padatabel dan peta berikut ;

Page 48: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 11

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Tabel 4.4Luas dan Penggunaan Lahan Di Desa Manyampa Tahun 2018

NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS (HA) Persen (%)

1 Permukiman/Bangunan Lainnya 83,4 3,52 Persawahan 210,5 8,73 Pertanian Lahan Kering/Kebun Campuran 1.095,3 45,54 Kebun Kelapa 42,6 1,85 Tambak/empang 606,1 25,26 Tanaman bakao/mangrove 17,7 0,77 Penggunaan Lainnya 349,3 14,5

JUMLAH 2.405,0 100,0Sumber : Kecamatan Ujung Loe Dalam Angka 2018,

Dinas Tanaman Pangan, hortikultura dan Perkebunan Kab. Bulukumba 2018Hasil Survey dan Pemetaan Citra Satelite Bing Maps 2018

Page 49: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 12

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Page 50: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 13

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

b. Luas dan Tingkat Produktivitas Lahan

Tingkat produktivitas suatu lahan yang akan diuraikan pada bagian ini adalah

lahan-lahan yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadi mata

pencaharian utama bagi masyarakat setempat. Berdasarkan pada data tata guna

lahan (tabel 4.5), memperlihatkan bahwa terdapat beberapa penggunaan lahan

yang dapat dinilai untuk dijadikan sebagai data untuk dihitung dan dianalisis

sebagai dasar dalam menentukan suatu produk unggulan menjadi sector basis.

Adapun beberapa penggunaan lahan yang dimaksud, antara lain persawahan,

tambak/empang, tanaman pertanian lahan kering/kebun campuran serta

tanaman kelapa.Untuk lebih jelasnya mengenai hal tersebut sebagaimana terlihat

pada tabel berikut :

Page 51: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 14

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Tabel 4.5Luas dan Produksi Lahan

Di Desa Manyampa Dirinci Per Dusun Tahun 2018

NO DUSUNLUAS LAHAN, PRODUKSI DAN JUMLAH PANEN

Persawahan EmpangPertanian Lahan

Kering/KebunCampuran

Kebun Kelapa

1 Mampua72,6 Ha :0,3

Ton/Ha : 2x/Thn 0242,1 Ha : 0,3

Ton/Ha :3x/Thn

9,6 Ha : 4,7Ton/Ha :3x/Thn

2 Dongi37,3 Ha :0,3

Ton/Ha : 2x/Thn93,9 Ha :

1,2 Ton/Ha :2x/Thn

298,7 Ha : 0,3Ton/Ha :3x/Thn

11,4 Ha : 4,7Ton/Ha :3x/Thn

3 Tana Eja46,9 Ha :0,3

Ton/Ha : 2x/Thn82,4 Ha :

1,2 Ton/Ha :2x/Thn

211,1 Ha : 0,3Ton/Ha :3x/Thn

8,6 Ha : 4,7Ton/Ha:3x/Yhn

4 Alaraya53,7 Ha :0,3

Ton/Ha : 2x/Thn58,2 Ha :

1,2 Ton/Ha :2x/Thn

289,7 Ha : 0,3Ton/Ha :3x/Thn

11,2 Ha : 4,7Ton/Ha :3x/Thn

5 Luppung 0371,6 Ha

:1,2 Ton/Ha: 2x/Thn

53,7Ha : 0,3Ton/Ha :3x/Thn

1,8Ha : 4,7Ton/Ha :3x/Thn

Sumber :Kecamatan Ujung Loe Dalam Angka 2018,Dinas Tanaman Pangan, hortikultura dan Perkebunan Kab. Bulukumba 2018Hasil Surveydan Pemetaan Citra Satelite Bing Maps 2018

Page 52: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 15

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Tabel 4.6Luas dan Tingkat Produktivitas Lahan

Di Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten BulukumbaDirinci Per Dusun Tahun 2018

NO DUSUN

PENGGUNAAN LAHAN YANG DINILAI

PERSAWAHAN EMPANG K. CAMPURAN KEBUN KELAPA

LUAS(Ha)

PRODUKSI(Ton/Ha)

LUAS(Ha)

PRODUKSI(Ton/Ha

LUAS(Ha)

PRODUKSI(Ton/Ha

LUAS(Ha)

PRODUKSI(Ton/Ha

1 MAMPUA 72.6 0.3 0 0 242.1 0.5 9.6 4.7

2 DONGI 37.3 0.3 93.9 1.2 298.7 0.5 11.4 4.7

3TANAHEJA 46.9 0.3 82.4 1.2 211.1 0.5 8.6 4.7

4 ALARAYA 53.7 0.3 58.2 1.2 289.7 0.5 11.2 4.7

5 LUPPUNG 0 0 371.6 1.2 53.7 0.5 1.8 4.7JUMLAH 210.5 1.2 606.1 4.8 1,095.3 2.5 42.6 23.5

Jumlah PanenDalam Setahun 126,3 ton 1.454,6 ton 547,6 ton 600,7 ton

Sumber : Kecamatan Ujung Loe Dalam Angka 2018,Dinas Tanaman Pangan,Hhortikultura dan Perkebunan Kab. Bulukumba 2018Hasil Perhitungan dan Analisis Data

Dari tabel diatas terlihat empat (4) penggunaan lahan yang dinilai memiliki nilai

ekonomis tinggi yaitu lahan persawahan, lahan empang/tambak, lahan pertanian

tanaman kering/kebun campuran dan tanaman kelapa.

Page 53: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 16

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Lahan persawahan di wilayah desa Manyampa yangmenjadi salah satu potensi desa yang dinilai memiliki nilaiekonomis tinggi.

Lahan empang/tambakyang keberadaannya didesa Manyampaterkonsentrasi di satuwilayah dusun yaitudusun Luppung denganikan bandeng/bulosebagai potensiunggulannya.

Adapun luas dan tingkat produksinya dari lima (5) dusun yang terdapat di wilayah

desa Manyampa untuk

lahan persawahan dari

total luasnya 210,5 ha

menghasilkan 0,3 ton/ha

yang tersebar di empat

(4) dusun kecuali dusun

Luppung.

Mengenai lahan persawahan persebaran terluas berada di dusun Mampua

dengan luas 72,6 ha.

Untuk lahan empang/tambak dari total luas arealnya yaitu 606,1 ha dengan

tingkat produksinya 0,6 ton/ha yang tersebar di empat (4) dusun yaitu dusun

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 16

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Lahan persawahan di wilayah desa Manyampa yangmenjadi salah satu potensi desa yang dinilai memiliki nilaiekonomis tinggi.

Lahan empang/tambakyang keberadaannya didesa Manyampaterkonsentrasi di satuwilayah dusun yaitudusun Luppung denganikan bandeng/bulosebagai potensiunggulannya.

Adapun luas dan tingkat produksinya dari lima (5) dusun yang terdapat di wilayah

desa Manyampa untuk

lahan persawahan dari

total luasnya 210,5 ha

menghasilkan 0,3 ton/ha

yang tersebar di empat

(4) dusun kecuali dusun

Luppung.

Mengenai lahan persawahan persebaran terluas berada di dusun Mampua

dengan luas 72,6 ha.

Untuk lahan empang/tambak dari total luas arealnya yaitu 606,1 ha dengan

tingkat produksinya 0,6 ton/ha yang tersebar di empat (4) dusun yaitu dusun

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 16

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Lahan persawahan di wilayah desa Manyampa yangmenjadi salah satu potensi desa yang dinilai memiliki nilaiekonomis tinggi.

Lahan empang/tambakyang keberadaannya didesa Manyampaterkonsentrasi di satuwilayah dusun yaitudusun Luppung denganikan bandeng/bulosebagai potensiunggulannya.

Adapun luas dan tingkat produksinya dari lima (5) dusun yang terdapat di wilayah

desa Manyampa untuk

lahan persawahan dari

total luasnya 210,5 ha

menghasilkan 0,3 ton/ha

yang tersebar di empat

(4) dusun kecuali dusun

Luppung.

Mengenai lahan persawahan persebaran terluas berada di dusun Mampua

dengan luas 72,6 ha.

Untuk lahan empang/tambak dari total luas arealnya yaitu 606,1 ha dengan

tingkat produksinya 0,6 ton/ha yang tersebar di empat (4) dusun yaitu dusun

Page 54: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 17

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Salah satu tanaman yang dikembangkan di desa Manyampayaitu jagung yang termasuk tanaman pertanian lahankering/kebun campuran yang dikembangkan masyarakat.

Dongi, dusun Alaraya, dusun Tanah Eja dan dusun Luppung. Mengenai areal

empang/tambak persebaran terluas berada di dusun Luppung dengan luas 371,6

ha.

Untuk lahan pertanian tanaman

kering/kebun campuran (jagung)

dari total luas arealnya 1.095,3 ha

dengan tingkat produksinya 0,3

ton/ha yang tersebar di lima (5)

dusun yaitu dusun Mampua,

Dongi, Tanah Eja, Alaraya, dan

dusun Luppung.

Mengenai areal tersebut

persebaran terluas

berada di dusun Dongi dengan luas 298,7 ha.

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 17

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Salah satu tanaman yang dikembangkan di desa Manyampayaitu jagung yang termasuk tanaman pertanian lahankering/kebun campuran yang dikembangkan masyarakat.

Dongi, dusun Alaraya, dusun Tanah Eja dan dusun Luppung. Mengenai areal

empang/tambak persebaran terluas berada di dusun Luppung dengan luas 371,6

ha.

Untuk lahan pertanian tanaman

kering/kebun campuran (jagung)

dari total luas arealnya 1.095,3 ha

dengan tingkat produksinya 0,3

ton/ha yang tersebar di lima (5)

dusun yaitu dusun Mampua,

Dongi, Tanah Eja, Alaraya, dan

dusun Luppung.

Mengenai areal tersebut

persebaran terluas

berada di dusun Dongi dengan luas 298,7 ha.

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 17

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Salah satu tanaman yang dikembangkan di desa Manyampayaitu jagung yang termasuk tanaman pertanian lahankering/kebun campuran yang dikembangkan masyarakat.

Dongi, dusun Alaraya, dusun Tanah Eja dan dusun Luppung. Mengenai areal

empang/tambak persebaran terluas berada di dusun Luppung dengan luas 371,6

ha.

Untuk lahan pertanian tanaman

kering/kebun campuran (jagung)

dari total luas arealnya 1.095,3 ha

dengan tingkat produksinya 0,3

ton/ha yang tersebar di lima (5)

dusun yaitu dusun Mampua,

Dongi, Tanah Eja, Alaraya, dan

dusun Luppung.

Mengenai areal tersebut

persebaran terluas

berada di dusun Dongi dengan luas 298,7 ha.

Page 55: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 18

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Untuk lahan tanaman

kelapa dari total luas

arealnya yaitu 42,6 ha

dengan tingkat

produksinya 4,7 ton/ha

yang tersebar di lima (5)

dusun yaitu dusun

Mampua, Dongi, Tanah

Eja, Alaraya, dan dusun

Luppung. Mengenai areal

tersebut persebaran terluas berada di dusun Dongi dan dusun Alaraya dengan

luas 22,6 ha (11,4 ton untuk tiap dusun).

Salah satu tanaman perkebunan rakyat yang dikembangkandi desa Manyampa yaitu tanaman kelapa yang diolahmenjadi kopra.

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 18

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Untuk lahan tanaman

kelapa dari total luas

arealnya yaitu 42,6 ha

dengan tingkat

produksinya 4,7 ton/ha

yang tersebar di lima (5)

dusun yaitu dusun

Mampua, Dongi, Tanah

Eja, Alaraya, dan dusun

Luppung. Mengenai areal

tersebut persebaran terluas berada di dusun Dongi dan dusun Alaraya dengan

luas 22,6 ha (11,4 ton untuk tiap dusun).

Salah satu tanaman perkebunan rakyat yang dikembangkandi desa Manyampa yaitu tanaman kelapa yang diolahmenjadi kopra.

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN ANTARABAB IV - HAL. - 18

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Untuk lahan tanaman

kelapa dari total luas

arealnya yaitu 42,6 ha

dengan tingkat

produksinya 4,7 ton/ha

yang tersebar di lima (5)

dusun yaitu dusun

Mampua, Dongi, Tanah

Eja, Alaraya, dan dusun

Luppung. Mengenai areal

tersebut persebaran terluas berada di dusun Dongi dan dusun Alaraya dengan

luas 22,6 ha (11,4 ton untuk tiap dusun).

Salah satu tanaman perkebunan rakyat yang dikembangkandi desa Manyampa yaitu tanaman kelapa yang diolahmenjadi kopra.

Page 56: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

DOKUMENTASI / FOTO SEMINAR AKHIRKAJIAN PENGEMBANGAN DESA INOVASI BERBASIS PRODUK UNGGULAN

KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2018

Page 57: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

DOKUMENTASI / FOTO SEMINAR AWALKAJIAN PENGEMBANGAN DESA INOVASI BERBASIS PRODUK UNGGULAN

KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2018

Page 58: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

DOKUMENTASI / FOTO PRAKTEK LAPANGANPEMBUATAN IKAN BOLU/BANDENG KAMBU

KAJIAN PENGEMBANGAN DESA INOVASI BERBASIS PRODUK UNGGULANKABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2018

Page 59: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

DOKUMENTASI / FOTO PRAKTEK LAPANGANPEMBUATAN IKAN BOLU/BANDENG KAMBU

KAJIAN PENGEMBANGAN DESA INOVASI BERBASIS PRODUK UNGGULANKABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2018

Page 60: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

DOKUMENTASI / FOTOWAWANCARA DAN SURVEY LAPANGAN

KAJIAN PENGEMBANGAN DESA INOVASI BERBASIS PRODUK UNGGULANKABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2018

Page 61: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

DOKUMENTASI / FOTOWAWANCARA DAN SURVEY LAPANGAN

KAJIAN PENGEMBANGAN DESA INOVASI BERBASIS PRODUK UNGGULANKABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2018

Page 62: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

DOKUMENTASI / FOTOWAWANCARA DAN SURVEY LAPANGAN

KAJIAN PENGEMBANGAN DESA INOVASI BERBASIS PRODUK UNGGULANKABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2018

Page 63: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN AKHIRHAL. - 1

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R. (2006). Pembangunan PedesaandanPerkotaan. Yogyakarta:GrahaIlmu.

Arikunto, Suharsimi. 2002. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktek.Jakarta: PT. RinekaCipta.

Arsyad, Lincoln. 1999. EkonomiPembayaran. BagianPenerbitan.STIE YKPNYogyakarta.

Ayub S. Parnata..Panduan Budi DayaPerawatan. AgromediaPustaka. 2005

Bungin, Burhan. 2010. Analisis Data PenelitianKualitatif:PemahamanFilosofisdanMetodelogiskeArahPenguasaan Model Aplikasi.Jakarta: PT.RajagrafindoPersada.

Dirdjojuwono, R. W. (2015). MembangunPerdesaan Modern. Bogor: PTIndec.

Faisal, Sanapiah. Format-format PenelitianSosial. Jakarta: Rajawali Press.2005.

Garna, Judistira K. MetodePenelitianPendekatanKualitatif. Bandung:PrimacoAkademika. 1999.

Greg Richardsdan Julie Wilson 2004. The Global Nomad Backpacker Travelin Theory and Practice.

George Ritzerdan Douglas J.Goodman.TeoriSosiologi Modern. 2007.

Koentjaraningrat.Metode-MetodePenelitianMasyarakat. Jakarta: PTGramediaPustakaUtama. 1994.

Moleong, L.J. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT.RemajaRosdakarya. 1995.

Nawawi, H. (2005). Metodepenelitianbidangsosial. Yogyakarta: GadjahMadaPress.

Page 64: DAFTAR ISIbalitbang-bulukumba.com/dokumen/kinerja/LAP. ANTARA.pdfDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . BAB

PENGEMBANGAN DESA INOVASIBERBASIS PRODUK UNGGULAN

DESA MANYAMPA, 2018

LAPORAN AKHIRHAL. - 2

LEMBAGA MADANI SOCIETY iNSTITUTE(MSi)

Tatang M. Sosiologi Bandung: Pustaka Setia, 2005.

Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan. AplikasiKomputer (EraOtonomi Daerah). UUP STIM YKPN. Yogyakarta.


Top Related