Transcript
  • JENIS-JENIS DIET UNTUK DEFISIENSI GIZIOLEHA. AZIS PAKAYA, SST., MPH

  • DIET UNTUK DEFISIENSI GIZI

    1. Diet untuk Kurang Energi Protein (KEP) 2. Diet untuk Kurang Vitamin A (KVA) 3. Diet untuk Anemia Gizi 4. Diet utk Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)

  • DIET KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) Istilah Di lapangan : - KEP (Kurang Energi Protein) - KKP (Kurang Kalori Protein) Di rumah sakit : - MEP (Malnutrition Enegy Protein) - PCM (Protein Calory Malnutrition) - PEM (Protein Energy Malnutrition) KEP : Ad/ keadaan kurang gizi yg disebabkan o/ rendahnya konsumsi energi & protein dlm makanan sehari-hari sehingga tdk memenuhi angka kecukupan gizi

  • Prevalensi : Balita kurang gizi (KEP) di Indonesia saat ini 28 % Terbanyak batita (bawah tiga tahun : 1 - 3 thn), karena: 1. Masa Passive consumer ; yi/ belum dpt memilih makanan sendiri, tergantung pd ortu, dapat menolak tapi tdk dpt memilih. 2. Kebutuhan zat gizi dua kali lebih besar dari org dewasa Energi : - dewasa : 50 kal/kg BB/hari - anak-anak : 100 110 kal/kg BB/hari Protein : - dewasa : 1 gr/kg BB/hari - anak-anak : 2 gr/kg BB/hari Usia Active Consumer 4 6 tahun

  • Jenis KEP : A. KEP ringan dan sedang B. KEP berat, terdiri dari : 1. Marasmus 2. Kwashiorkor 3. Marasmic - kwashiorkor ad 1. Marasmus KEP yg termanifestasi akibat dominan kekurangan energi / kalori. Tanda klinis : - sangat kurus (tulang terbungkus kulit) - wajah spt orang tua - mental cengeng, rewel - kulit keriput - sering diare, konstipasi - tekanan darah, detak jantung & pernafasan berkurang

  • ad 2. Kwashiorkor KEP yg termanifestasi akibat dominan kekurangan protein. Tanda klinis : - oedem umumnya diseluruh tbh, terutama pd kaki - wajah membulat dan sembab - mental cengeng, rewel, kadang apatis - otot-otot mengecil - anoreksia - pembesaran hati - bercak merah pd kulit (crazy pavement dermatosis) - pandangan mata sayu

  • Ad 3. Marasmic-kwashiorkor Ad/ kombinasi dari btk marasmus dan kwashiorkor Manifestasi klinis : gabungan dari tanda-tanda yg ada pada marasmus dan kwas- hiorkor. Indikator yg digunakan utk menilai KEP (Depkes, 2000) :

    IndeksSimpangan bakuStatus giziBB/U 2 SD -2 SD sampai +2 SD < -2 SD sampai -3 SD < -3 SD Gizi lebih Gizi baik Gizi kurang Gizi burukTB/U -2 SD sampai + 2 SD < -2 SD Normal PendekBB/TB 2 SD -2 SD sampai +2 SD < -2 SD sampai -3 SD < -3 SD Gemuk Normal Kurus Sangat kurus

  • Pengobatan KEP : 1. Fase Initial (tahap resusitasi) o/ dokter 2. Fase Readjustment (tahap penyesuaian) 3. Fase Konvalesen (tahap penyembuhan) 4. Fase rehabilitasi (pemulihan) Tujuan Diet KEP : 1. Memberikan makanan diatas kebutuhan normal (TETP) secara bertahap sesuai dg keadaan pasien (ingat bahwa pasien sering terjadi atrofi villi usus, shg tdk ada at/ kurang enzim laktase, jadi bila diberi susu mudah terjadi diare) utk mencapai keadaan gizi optimal. 2. Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh 3. Menambah BB hingga normal

  • KEKURANGAN VITAMIN A (KVA) Kekurangan vitamin A dlm makanan seseorang yg berlangsung lama menyebabkan defisiensi vitamin A penyakit mata yg disebut Xerophtalmia Defisiensi vitamin A punya peranan penting sebagai penyebab ke- butaan. Fungsi vitamin A : 1. Mencegah hemeralopia (rabun senja) dan xerophtalmia 2. Memelihara struktur dan fungsi normal jaringan epitel 3. Untuk pertumbuhan anak normal Gejala xerophtalmia terbagi 2 : 1. Keradan yg reversibel (dapat sembuh) a. Buta senja (hemerolopia) b. Xerosis conjunctica (konjungtiva mengering) c. Xerosis kornea d. Bercak bitot (bitots spot)

  • 2. Keadaan ireversibel (sulit sembuh) : a. Ulserasi kornea b. Keratomalasia Klasifikasi KVA : 1. XN : buta senja (night blindness only) 2. X1A : konjungtiva mengering (conjunctiva xerosis) yi. Terdapatnya satu at/ lebih bintik-bintik konjungtiva yg kering dan tdk dapat dibasahi 3. X1B : bercak bitot dan konjungtiva mengering (bitots spot + conjunctiva xerosis) : Ad/ suatu bentukan yg bewarna abu-abu kekuningan yg bentuknya seperti busa sabun 4. X2 : kornea mengering (cornea xerosis) Keadaan KVA yg makin parah, bintik-bintik luka menjadi bertam- bah padat dan tersebar ke atas dan mungkin meliputi seluruh kornea.

  • 5. X3A : Ulserasi kornea + kornea mengering Keadaan KVA yg lebih parah dari kornea mengering6. Keratomalasia semua kornea dan konjungtiva menebal menjadi satu, shg bola mata menjadi rusak bentuknya. Biasa terjadi dg adanya gabungan kekurangan protein dan vit. A7. XS : Parut kornea akibat sembuh dari luka8. XF : xerophtalmia fundus Terjadi noda-noda putih yg menyebar di seluruh fundus.

    Vitamin A dlm jaringan nabati terdapat dlm bentuk karoten (pro vi- tamin A yg dpt diubah menjadi vitamin A. Karoten tdk mudah diserap & tdk seluruhnya dikonversikan, oki harus dikonsumsi dlm jumlah banyak. Defisiensi vitamin A baru terjadi apabila seseorang mengalami kekurangan konsumsi vitamin A selama 2 3 tahun.

  • Gangguan defisiensi Vitamin A : 1. Buta senja 2. Xerophtalmia 3. Kelainan kulit 4. Metaplasia 5. Konsentrasi vit. A & karoten dlm darah rendah ( N : 30 50 ug/ml tuk vit. A dan 60 240 gama tuk karoten) Gejala : 1. Kurang konsumsi vit. A & provitamin A dlm waktu lama 2. Terdapat gangguan konversi pro vitamin A menjadi vit. A 3. Terdapat gangguan reabsorbsi vit. A at/ pro vit. A 4. Kerusakan hati

  • Pengobatan KVA : 1. Hari pertama : vitamin A 200.000 SI per oral atau 100.000 SI injeksi (intramuscular) kedua : vitamin A 200.000 SI per oral Utk bayi < 1 thn diberikan dosis & tdk tergantung BB 2. Bila pada org yg dirawat di RS dianjurkan diberi 20.000 SI vit. A parenteral 3. Antibiotika (salep mata) diberikan bila sdh mengenai kornea. Terapi diet Tujuan : Memberikan makanan yg mengandung banyak vitamin A untuk penyembuhan.

  • Syarat diet : 1. Cukup energi, protein 2. Lemak cukup 3. Berikan makanan yg kaya akan vit. A dan karoten baik hewani maupun nabati spt. Kuning telur, susu, mentega, hati, sayuran daun, sayuran bewarna kuning, buah- buahan bewarna kuning.

  • TKS


Top Related