Transcript
Page 1: Anatomi dan fisiologi golongan darah

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

PENENTUAN GOLONGAN DARAH

KELOMPOK/GELOMBANG: II/I

KELAS : II C

ANGGOTA :

CIPTO SURIANTIKA (1204015080)

FAJAR ADE KURNIAWAN (1204015163)

KUDRAT RAHARDITAMA (1204015223)

RIFQI ADLIAN SIAGAN (1204015355)

ANTON ARDIANSYAH (1204015036)

DOSEN PEMBIMBING :

ELLY WARDANI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

29 MEI 2013

Page 2: Anatomi dan fisiologi golongan darah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena

adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel

darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut

antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007).

Sejarah perkembangan golongan darah di antaranya yaitu : Sejak ratusan

tahun yang lalu ahli–ahli telah berpendapat, bahwa penderita–penderita yang

kekurangan darah seperti orang–orang yang mengalami perdarahan yang hebat,

seperti akibat kecelakaan, peperangan, persalinan atau penyakit–penyakit

perdarahan dapat ditolong dengan penambahan darah ke dalam tubuh penderita

tersebut.

Mula–mula William Harvey telah melakukan transfusi darah pada

penderita kekurangan darah, tetapi banyak menyebabkan kematian dan ada juga

yang berhasil secara kebetulan. Juga sudah pernah dicoba memindahkan darah

binatang, seperti darah kelinci, darah domba tetapi menyebabkan kematian.

Pernah dikakukan percobaan oleh dokter pribadi Raja Perancis Lwiss ke

XIV memberikan darah domba pada orang gila tersebut, karena dia berpendapat

dan orang beranggapan pada waktu itu domba bersifat peramah. Tetapi ternyata

mengakibatkan kematian, sehingga sejak itu dilarang untuk melakukan

pemindahan darah (transfusi darah).

Lalu pada Tahun 1900 Dr.Karl Landsteiner mengumumkan penemuannya

tentang golongan darah manusia. Sejak penemuan inilah pemindahan darah

(transfusi) darah ini tidak lagi berbahaya, sudah dapat menolong penderita-

penderita yang kekurangan darah. Dengan ditemukannya golongan darah oleh Dr.

Karl Landsteiner, dapatlah dijelaskan sebab–sebab kematian yang dulu akibat dari

transfusi darah. Pada penyelidikannya juga dia dapat menemukan zat-zat yang

dapat menghalangi pembekuan darah, sehingga darah yang diambil dari tubuh

tidak segera membeku. Selain itu dia menemukan, bahwa dengan penambahan

Page 3: Anatomi dan fisiologi golongan darah

larutan glukosa ke dalam darah dapat memperpanjang hidup Erythrocyt diluar

tubuh manusia. Dengan penemuan, darah sudah dapat disimpan sebelum

ditransfusikan kedalam tubuh penderita.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum tentang bleeding time, fibrin time, dan

clotting time ini yaitu :

a. Agar mahasiswa mengetahui cara mengetahui golongan darah.

b. Agar mahasiswa mengetahui pembagian golongan darah.

c. Agar mahasiswa mengetahui akibat-akibat yang dapat di timbulkan dari

perbedaan Rhesus.

d. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis golongan darah yang dapat di

donorkan.

e. Agar mahasiswa mengetahui cara memprediksi golongan darah anak yang

akan dilahirkan dari seorang ibu.

Page 4: Anatomi dan fisiologi golongan darah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di

dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan

darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B.

Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B,

golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia. (Alrasyid,

2010).

Golongan darah menurut sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang tua

kepada anaknya. Land-Steiner dalam Suryo (1996) membedakan darah manusia

kedalam empat golongan yaitu A, B, AB dan O. Penggolongan darah ini

disebabkan oleh macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah).

Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan

A-B-O dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis

antigen selain antigen A-B-O dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi

darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi

imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian

(Rasyid, 2010).

Sebagian besar gen yang ada dalam populasi sebenarnya hadir dalam lebih

dari dua bentuk alel. Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh

dari alel berganda dari sebuah gen tunggal. Ada empat kemungkinan fenotip

untuk untuk karakter ini: Golongan darah seseorang mungkin A, B, AB atau O.

Huruf-huruf ini menunjukkan dua karbohidrat, substansi A dan substansi B, yang

mungkin ditemukan pada permukaan sel darah merah. Sel darah seseorang

mungkin mempunyai sebuah substansi (tipe A atau B), kedua-duanya (tipe AB),

atau tidak sama sekali (tipe O).

Sekitar ± 85% orang-orang Eropa mempunyai golongan Rhesus Positif

(Rh Positif). Pada ±15% sisanya, yang sel-selnya tidak diagglutinasikan (tidak

digumpalkan) disebut golongan Rhesus negatif (Rh negatif) (Budi, 2009).

Page 5: Anatomi dan fisiologi golongan darah

Insidens yang mengalami Inkompatibilitas Rhesus (yaitu rhesus negatif)

adalah 15% pada ras berkulit putih dan 5% berkulit hitam, jarang pada bangsa

Asia. Rhesus negatif pada orang Indonesia jarang terjadi, kecuali adanya

perkawinan dengan orang asing yang bergolongan rhesus negatif. Pada wanita

Rhesus negatif yang melahirkan bayi pertama Rhesus positif, risiko terbentuknya

antibodi sebesar 8%. Sedangkan insidens timbulnya antibodi pada kehamilan

berikutnya sebagai akibat sensitisitas pada kehamilan pertama sebesar 16%.

Tertundanya pembentukan antibodi pada kehamilan berikutnya disebabkan oleh

proses sensitisasi, diperkirakan berhubungan dengan respons imun sekunder yang

timbul akibat produksi antibodi pada kadar yang memadai. Kurang lebih 1% dari

wanita akan tersensitasi selama kehamilan, terutama trimester ketiga. (Darmawati,

2005)

Golongan darah yang berbeda yaitu A, B, AB dan O. ditentukan oleh

sepasang gen, yang diwarisi dari kedua orang tua. Setiap golongan darah dapat

dikenal dari zat kimia yang disebut antigen, yang terletak di permukaan sel darah

merah. Ketika seseorang membutuhkan transfusi darah, maka darah yang

disumbangkan haruslah sesuai dengan golongan darah tertentu. Kesalahan dalam

melakukan transfusi akan dapat menimbulkan komplikasi yang serius. (Australia

Red Cross, 2008).

Pemeriksaan golongan darah mempunyai berbagai manfaat dan

mempersingkat waktu dalam identifikasi. Golongan darah penting untuk diketahui

dalam hal kepentingan transfusi, donor yang tepat serta identifikasi pada kasus

kedokteran forensik seperti identifikasi pada beberapa kasus kriminal (Azmielvita

, 2009).

Kesesuaian golongan darah sangatlah penting dalam transfusi darah. Jika

darah donor mempunyai faktor (A atau B) yang dianggap asing oleh resipien,

protein spesifik yang disebut antibodi yang diproduksi oleh resipien akan

mengikatkan diri pada molekul asing tersebut sehingga menyebabkan sel-sel

darah yang disumbangkan menggumpal. Penggumpalan ini dapat membunuh

resipien (Azmielvita, 2009).

Page 6: Anatomi dan fisiologi golongan darah

BAB III

METOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Pada praktikum tentang golongan darah pada manusia dilakukan di

Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia Universitas Muhammadiyah Prof.

Dr. Hamka Fakultas Farmasi dan Sains di lantai satu, pada hari rabu 10 April

2013, pukul 08:00-10:30 WIB

B. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1. Kartu tes golongan darah (jika tidak ada bisa diganti object glass)

2. Kapas

3. Alkohol 70 %

4. Lancet

5. Jarum pentul

C. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1. Serum Anti A

2. Serum Anti B

3. Serum Anti AB

4. Serum Anti D

D. Prosedur Kerja

Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Siapkan kartu uji atau object glass yang telah disediakan.

2. Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan

alkohol 70%.

3. Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah steril,

lalu tekanlah ujung jari hingga darah keluar.

Page 7: Anatomi dan fisiologi golongan darah

4. Teteskan darah pada kartu uji atau object glass sebanyak 4 kali pada tempat

yang berbeda sesuai nomor.

5. Teteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama, lalu

aduklah dengan gerakan memutar menggunakan jarum pentul. Amatilah

apa yang terjadi.

6. Kemudian lakukan langkah untuk ke 3 serum yang lainnya juga sampai kita

mengetahui golongan darah orang tersebut.

7. Setelah selesai lakukan perbandingan dengan golongan darah yang lain.

Buatlah tabel untuk mempermudah perbandingan tersebut.

Page 8: Anatomi dan fisiologi golongan darah

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dari hasil praktikum tentang penentuan golongan darah yang telah kami

lakukan, data yang dapat kami ambil yaitu berupa sampel-sampel darah yang

telah dicampur dengan serum. Data-data tersebut kami buat dalam bentuk

tabel sebagai berikut :

No. Nama Anti A Anti B Anti AB Anti D

(Rh) Ket.

1 Yessi - + + + B+

2 Kudrat + - + + A+

3 Ridho - - - + O+

4 Jenny - - - + O+

5 Oka - + + + B+

Ket :

(+) : Menggumpal

( - ) : Melarut (tidak menggumpal)

B. Pembahasan

Untuk menentukan golongan darah manusia itu bisa dengan sistem

ABO yang terdiri dari 4 golongan darah yaitu A, B, AB, dan O dan sistem

yang lainnya yaitu sistem rhesus yaitu ada 2 rhesus positif dan rhesus negatif.

Berdasarakan dari hasil praktikum yang telah di lakukan ternyata dari

beberapa relawan di dapatkan golongan darah mereka yaitu A+

, B+

, dan O+.

Ternyata memang benar bila tetesan darah di campur dengan serum maka

akan dapat melihat darah tersebut termasuk golongan darah apa. Sebagai

contoh dari hasil data praktikum yang telah di lakukan untuk golongan darah

A+

yang dimiliki oleh Kudrat bila tetesan darahnya di campur dengan serum

anti A maka akan menggumpal (+), dengan anti B maka tidak akan

Page 9: Anatomi dan fisiologi golongan darah

menggumpal (-), dengan anti AB maka akan menggumpal (+), dengan anti D

(Rh) maka akan menggumpal (+).

Untuk golongan darah B+ yang dimiliki oleh Yessi bila tetesan

darahnya di campur dengan anti A maka tidak akan menggumpal (-), dengan

anti B maka akan menggumpal (+), dengan anti AB maka akan menggumpal

(+), dengan anti D (Rh) maka akan menggumpal (+) dan untuk golongan

darah O+ yang dimiliki oleh Ridho dan Jenny bila tetesan darahnya di campur

dengan anti A maka tidak akan menggumpal (-), dengan anti B maka tidak

menggumpal (-), dengan anti AB maka tidak menggumpal (-) dengan anti D

(Rh) maka akan menggumpal (+). Untuk lebih jelasanya dalam mengetahui

golongan darah dengan sistem ABO, tabel di bawah ini akan lebih

menjelasakan golongan darah sistem ABO yaitu A, B, AB, dan O sebagai

berikut :

Anti A Anti B Anti AB Anti D (Rh) Gol. Darah

+ - + + A+

- + + + B+

+ + + + AB+

- - - + O+

Ket :

(+) : Menggumapal

(-) : Melarut (tidak menggumpal)

Untuk golongan darah yang memiliki anti gen dan anti bodi dalam

golongan darah yaitu bisa kita lihat dari tabel berikut ini antara lain :

Golongan Darah Aglutinogen (anti gen)

pada eritrosit

Aglutinin (anti bodi)

plasma darah

A A B

B B A

AB A & B -

O - A & B

Page 10: Anatomi dan fisiologi golongan darah

- Jika aglutinin A (serum alfa) + aglutinogen A = terjadi aglutinasi

(penggumpalan)

- Jika aglutinin B (serum beta) + aglutinogen B = terjadi aglutinasi

(penggumpalan)

- Jika anti Rhesus (anti bodi Rhesus) + antigen Rhesus = terjadi aglutinasi

(penggumpalan)

- Darah + anti Rhesus = aglutinasi – (terdapat anti gen) – (Rhesus gol.

Rhesus +)

- Darah + serum alfa = aglutinasi – (terdapat aglutinogen A) – (gol A)

- Darah + serum beta = aglutinasi – (terdapat aglutinogen B) – (gol B)

Penggunaan serum alfa-beta hanya untuk verifikasi (kepastian) saja. Tidak

digunakan pun tidak apa-apa.

Dalam kehidupan sehari-hari pewarisan golongan darah pada anak itu

bukan hal yang luar biasa lagi tapi hanya menjadi hal biasa karena itu

pewarisan dari orang tua dari anak tersebut. Untuk pewarisan golongan darah

pada anak dapat kita lihat dari tabel dibawah ini :

Ayah

Ibu O A B AB

O O O,A O,B A,B

A A,O O,A O,A,

B,AB A,B,AB

B B,O O,A

B,AB O,B A,B,AB

AB A,B A,B,AB A,B,AB A,B.AB

Page 11: Anatomi dan fisiologi golongan darah

Contoh soal penentuan dan presentase golongan darah yang akan muncul di

anak.

Untuk menentukan golongan darah anak yang terdiri dari golongan darah ayah

A heterozigot dan ibu golongan darah AB, maka tentukan golongan darah

anakanya dan presentasenya ?

Ayah Ibu

A AB

IAIO X IAIB

IAIA IAIB IAIO IBIO

A AB A B

Berdasarkan tabel di atas ternyata memang benar kemungkinan

golongan darah yang akan muncul yaitu A, B, dan AB.

Untuk presentasinya sebagai berikut :

Gol. Darah A : 2

4𝑥 100 % = 50%

Gol. Darah B : 1

4𝑥 100 % = 25%

Gol. Darah AB : 1

4𝑥 100 % = 25%

Dari contoh soal ini kita dapat mengetahui beberapa kemungkinan gol.

Darah anaknya yang akan terjadi antara A, B, dan AB. Tetapi setelah

dilakukan presentsinya kemungkinan besar gol. Darah anaknya yang akan

terjadi yaitu golongan darah A.

Sekitar ± 85% orang-orang Asia dan Eropa mempunyai golongan

Rhesus Positif (Rh Positif). Pada ±15% sisanya kebanyak di Eropa, yang sel-

selnya tidak diagglutinasikan (tidak digumpalkan) disebut golongan Rhesus

negatif (Rh negatif).

Secara kesehatan golongan Rhesus (Rh) sangat penting untuk di ketahui

karena dengan mengetahui Rhesus maka kita bisa mencegah hal-hal yang

Page 12: Anatomi dan fisiologi golongan darah

tidak diinginkan. Untuk lebih jelas kita dapat melihat tabel kecocokan darah

yang di antaranya adalah :

Tabel kecocokan RBC :

Gol. Darah

resipien

Donor

O- O

+ A

- A

+ B

- B

+ AB

- AB

+

O- x x x x x x x

O+ x x x x x x

A- x x x x x x

A+ x x x x

B- x x x x x x

B+ x x x x

AB- x x x x

AB+

Tabel kecocokan plasma :

Resipien Donor

O A B AB

O x x x

A x x

B x x

AB

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena

adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane

sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah

penggolongan ABO dan Rhesus (factor Rh). Secara keseluruhan sekitar ±

85% orang-orang di dunia banyak memiliki Rhesus positif (Rh+) terutama di

Page 13: Anatomi dan fisiologi golongan darah

Asia dan Eropa, tetapi untuk sisanya yang ±15% memiliki Rhesus negatif

(Rh-) terutama untuk daerah Eropa yang memiliki Rhesus ini.

Dalam kehidupan nyata bila seorang laki-laki yang memiliki Rhesus

positif (Rh+) menikah dengan wanita yang memiliki Rhesus negatif (Rh-),

maka kebanyakan akan mengalami masalah pada anaknya, kemungkinan

anak pertamanya lahir dengan normal tetapi untuk kelahiran kedua biasanya

sering terjadi keguguran, semua ini disebabkan karena kebanyakan janin yang

di kandung sama ibunya mengikuti Rhesus ayahnya yaitu Rhesus positif

(Rh+), dan itu sangat berbeda dengan ibunya yang memiliki Rhesus negatif

(Rh-), karena perbedaan inilah yang akan membuat jadi masalah pada

kelahiran anak.

Tetapi apabila sebaliknya seorang laki-laki yang memiliki Rhesus

positif (Rh+) dan menikahi perempuan yang memiliki Rhesus positif (Rh+)

juga. Maka tidak akan jadi masalah.

1. Prinsip Dasar Penggolongan Darah

a. Faktor yang menentukan golongan darah manusia berupa antigen yang

terdapat pada permukaan luar sel darah merah disebut Aglutinogen.

b. Zat anti terhadap antigen tersebut disebut zat anti atau antibodi yang

bila bereaksi akan menghancurkan antigen yang bersangkutan disebut

Aglutinin dalam plasma, suatu antibodi alamiah yang secara otomatis

terdapat pada tubuh manusia.

2. Golongan darah manusia ditentukan bedasarkan jenis antigen dan

antibody yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :

a. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan

antigen A di permukaan membrane selnya dan menghasilkan antibody

terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan

golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang

dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

b. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada

permukaan Sel darah merahnya dan menghasilkan antibody terhadap

Page 14: Anatomi dan fisiologi golongan darah

antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan

darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan

golongan darh B-negatif atau O-negatif.

c. Individu dengan golongan darah Ab memiliki sel darh merah dengan

antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen

A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah ABO apapun

dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah

Ab-positf tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama Ab-

positif.

d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen,

tapi memproduksi antibody terhadap antigen A dan B. Sehingga,

orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya

kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor

universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya

dapat menerima darh dari sesama O-negatif.

Sistem Rhesus (Rh) adalah kelompok anti gen lain yang diwariskan

dalam tubuh manusia. Sistem ini ditemukan dan diberi nama berdasarkan

Rhesus monyet. Antigen RhD adalah anti gen terpenting dalam reaksi

imunitas tubuh.

a. Jika faktor RhD ditemukan, individu yang memilikinya disebut Rh

positif. Jika factor tersebut tidak ditemukan maka individunya disebut Rh

negatif. Individu dengan Rh positif lebih banyak daripada Rh negatif.

b. Sistem ini berbeda dengan golongan ABO dimana individu ber Rh negatif

tidak memiliki aglutinin anti-Rh dalam plasmanya.

c. Jika seseorang dengan Rh negatif diberikan darah ber Rh positif maka

aglutininnya anti-Rh akan diproduksi, walau tranfusi awal tidak

membahayakan, pemberian darah Rh positif selanjutnya akan

mengakibatkan aglutinasi sel darah merah donor.

Page 15: Anatomi dan fisiologi golongan darah

d. Eritoblastis fetalis atau penyakit hemolisis pada bayi baru lahir, dapat

terjadi setelah kehamilan pertama ibu ber Rh negatif dengan janin ber Rh

positif

1. Pada saat lahir (atau abortus spontan atau induksi), ibu akan terpapar

antigen Rh positif janin, sehingga ibu akan terbentuk antibodi untuk

menolak antigen tersebut.

2. Jika antibodi lawan Rh telah diproduksi ibu maka pada kehamilan

selanjutnya, antibodi tersebut akan menembus plasenta menuju aliran

darah janin dan menyebabkan hemolisis sel darah merah janin. Bayi

yang mengalaminya akan terlahir anemia.

3. Pencegahan, jika ibu ber Rh negatif mendapatkan injeksi antibodi

berlawanan dengan faktor Rh positif dalam waktu 72 jam setelah

melahirkan, keguguran, atau setelah abortus janin ber Rh positif, maka

anti gen tidak akan teraktivasi. Ibu tidak akan memproduksi anti bodi

lawannya.

Page 16: Anatomi dan fisiologi golongan darah

BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat kami ambil dari tujuan praktikum dan dari hasil

praktikum yang telah kami lakukan tentang penentuan golongan darah.

Bahwa dengan melakukan praktikum ini kami lebih banyak mengetahu

bagaiman cara mengetahui golongan darah pada manusia yang memiliki dua

sistem yaitu sistem ABO yaitu golongan darah A, B, AB dan O dan sistem

Rhesus yaitu Rhesus Positif (Rh+) dan Rhesus Negatif (Rh-).

Untuk penentuan dengan menggunakan sistem ABO dapat dilakukan

dengan menggunakan serum Anti A (alfa), Anti B (beta), Anti AB (alfa-beta),

dan Anti D (Rhesus). Selain itu kami juga banyak mengetahui golongan darah

mana yang dapat sebagai pendonor dan sebagai penerima. Untuk laki-laki

yang memiliki Rhesus positif (Rh+) di harapkan untuk tidak menikahi wanita

yang memiliki Rhesus negatif (Rh-) dikhawatirkan terjadi masalah dengan

janin yang akan di kandung oleh ibu bila janin yang di kandung itu memiliki

Rhesus positif (Rh+) mengikuti Rhesus dari Ayahnya.

Page 17: Anatomi dan fisiologi golongan darah

DAFTAR PUSTAKA

http://biologimoelaporan29.blogspot.com/2013/02/praktikum-golongan-

darah.html di akses pada hari sabtu tanggal 1 Juni 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah di akses pada hari sabtu tanggal

1 Juni 2013

http://laporanpraktikumbiologi001.blogspot.com/ di akses pada hari sabtu

tanggal 1 Juni 2013

http://w-afif-mufida-fk12.web.unair.ac.id/artikel_detail-68871-1%20BioMed-

Cara%20Memeriksa%20Golongan%20Darah.html di akses pada hari sabtu

tanggal 1 Juni 2013

Page 18: Anatomi dan fisiologi golongan darah

LAMPIRAN

Page 19: Anatomi dan fisiologi golongan darah
Page 20: Anatomi dan fisiologi golongan darah

Top Related