Transcript
  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    1/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif menjadi

    tuntutan di era globalisasi yang sarat dengan persaingan dan keterbatasan di

    segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

    aparatur dalam pelaksanaan urusan pemerintahan. Hal ini sesuai dengan

    Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

    yang menyatakan bahwa sebagai unsur aparatur negara, pegawai negeri sipil

    harus memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional.

    Dalam rangka mencapai profesionalisme tersebut, Kementerian

    Pendayagunaan Aparatur Negara melalui Surat Edaran (SE) Nomor:

    SE/28/M.PAN/10/2004 tanggal 14 Oktober 2004 Tentang Penataan PNS,

    mewajibkan setiap instansi baik pusat maupun daerah melaksanakan kegiatan

    berikut :

    1. Melakukan penataan PNS dilingkungan unit kerja mengacu pada Keputusan

    Men.PAN Nomor:KEP/23.2/M.PAN/2004 tanggal 16 Pebruari 2004 Tentang

    Pedoman Penataan Pegawai.

    2. Melaksanaan analisis jabatan yang mengacu pada Keputusan Men.PAN

    Nomor:KEP/61/M.PAN/6/2004 Tanggal 21 Juni 2004 Tentang Pedoman

    Pelaksanaan Analisis Jabatan.

    3. Melaksanakan analisis beban kerja berdasarkan/ mengacu pada Keputusan

    Men.PAN Nomor:KEP/ 75/M.PAN/7/2004 Tanggal 23 Juli 2004 tentang

    pedoman perhitungan kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam

    rangka penyusunan formasi pegawai negeri sipil.

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    1

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    2/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    Departemen Dalam Negeri juga kemudian menyusun suatu Peraturan

    Nomor 4 Tahun 2005 tentang Pedoman Analisis Jabatan di Lingkungan

    Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. Peraturan ini kemudian

    ditindaklanjuti dengan Permendagri No. 12 tahun 2008 tentang pedoman

    analisis beban kerja di lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah

    Daerah yang merupakan panduan tentang uraian langkah-langkah dalam

    melakukan analisis beban kerja pada setiap unit organisasi di lingkungan

    Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.

    Pelaksanaan analisis beban kerja pada hakekatnya diharapkan agar

    terpenuhinya tuntutan kebutuhan untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi

    serta profesionalisme sumber daya manusia aparatur yang memadai pada

    setiap instansi serta mampu melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan

    dan pembangunan secara lancar dengan dilandasi semangat pengabdian

    kepada masyarakat, bangsa dan negara.

    Menurut Simamora (1995 : 57), Analisis beban kerja adalah

    mengidentifikasi baik jumlah Pegawai maupun kualifikasi pegawai yang

    diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Pelaksanaan analisis beban kerja

    dapat menghasilkan suatu tolak ukur bagi pegawai/unit organisasi dalam

    melaksanakan kegiatannya, yaitu berupa norma waktu penyelesaian pekerjaan,

    tingkat efisiensi kerja, dan standar beban kerja dan prestasi kerja, menyusun

    formasi pegawai, serta penyempurnaan sistem prosedur kerja dan manajemen

    lainnya.

    Hasil analisis beban kerja juga dapat dijadikan dasar untukmeningkatkan produktifitas kerja serta langkah-langkah lainnya dalam rangka

    meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan pendayagunaan aparatur

    negara baik dari segi kelembagaan, ketatalaksanaan maupun kepegawaian.

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    2

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    3/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    Secara empirik, banyak fenomena yang muncul dalam praktek

    penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi, seperti dipercaya atasan dalam

    melakukan banyak tugas, pada awalnya memang menyenangkan, tapi bila

    sudah melebihi kemampuan, terkadang kondisi cepat sakit atau perasaan

    jenuh yang kerap menyerang para aparat pemerintah, bisa juga disebabkan

    akibat beban kerja yang terlalu banyak sehingga Anda harus terus bekerja

    melebihi waktu kerja yang wajar (lembur). Selain beban kerja yang bertumpuk,

    melakukan pekerjaan yang sama dalam jangka waktu cukup lama, sepertinya

    sudah menjadi masalah sehari-hari bagi Aparat saat ini. Boleh-boleh saja bila

    Anda ingin menunjukkan dedikasi tinggi pada lembaga,tetapi bila ingin efektif

    dan menikmati pekerjaan, Anda pun harus memiliki rambu-rambu yang

    membatasi semangat anda tersebut.

    Para aparat pemerintah yang memiliki beban kerja sangat berat, pasti

    akan sering mengeluh dengan atasan mereka tapi cobalah sesekali

    melepaskan lelah ditempat yang memungkinkan di kantor, pasti tak akan ada

    yang mengeluh atau menyalahkan pegawai. Permasalahannya, kadang aparat

    sendiri yang terlalu memaksakan diri untuk bisa menyelesaikan semua

    pekerjaan secepatnya. Pada dasarnya, stres juga bisa menjadi salah satu

    faktor paling efektif dalam membangkitkan semangat dalam bekerja. Sebagian

    orang kadang membutuhkan rasa stres agar tetap bisa berfikir waras. Stres

    juga mampu menstimulasi dan membuat anda merasa berharga, esensial dan

    vital bagi lembaga, pemikiran anda pun bisa bekerja lebih aktif, sehingga stres

    masih menjadi faktor yang bisa dimanfaatkan. Tapi di sisi lain, terlalu banyak

    hal-hal baik juga bisa menyebabkan hal yang tak baik.

    Bila pegawai bekerja dengan tingkat stres tinggi secara terus menerus,

    lama kelamaan juga akan menimbulkan kejenuhan. Apalagi bila pekerjaan

    tersebut akhirnya banyak yang tak tertangani. Salah satu penyebab utamanya

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    3

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    4/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    karena terjadi ketidaksesuaian antara kompetensi pegawai dengan jabatan

    yang didudukinya. Ketidaksesuaian itu disebabkan oleh komposisi keahlian

    atau keterampilan pegawai yang belum proporsional. Demikian pula,

    pendistribusian pegawai masih belum mengacu pada kebutuhan nyata

    organisasi, dalam arti belum didasarkan pada beban kerja organisasi.

    Menumpuknya pegawai di satu unit tanpa pekerjaan yang jelas dan kurangnya

    pegawai di unit lain merupakan kenyataan dari permasalahan tersebut. Di sisi

    lain pembentukan organisasi cenderung tidak berdasarkan kebutuhan nyata,

    dalam arti organisasi yang dibentuk terlalu besar sementara beban kerjanya

    kecil, sehingga pencapaian tujuan organisasi tidak efisien dan efektif.

    Berdasarkan permasalahan tersebut maka Pusat Kajian dan Pendidikan

    dan Pelatihan Aparatur II Lembaga Administrasi Negara ( PKP2A II LAN )

    sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam Pengkajian dan Pendidikan

    dan Pelatihan Aparatur melaksanakan penelitian yang berjudul Analisis beban

    kerja organisasi pemerintah Daerah .

    B. Rumusan masalah

    Berdasarkan permasalahan di atas, kajian ini akan difokuskan untuk

    menjawab rumusan permasalahan sebagai berikut :

    1. Bagaimana jumlah beban kerja jabatan dan unit pada organisasi pemerintah

    daerah ?

    2. Bagaimana jumlah kebutuhan pegawai/pejabat pada organisasi pemerintah

    daerah ?

    3. Bagaimana efektivitas dan efisiensi jabatan serta unit kerja pada organisasi

    pemerintah daerah ?

    4. Bagaimana prestasi kerja jabatan dan unit pada organisasi pemerintah

    daerah ?

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    4

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    5/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah seperti dijelaskan sebelumnya, maka

    tujuan penelitian ini adalah untuk :

    1. Untuk mengetahui jumlah beban kerja jabatan dan unit pada

    Organisasi pemerintah daerah ?

    2. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan pegawai/pejabat pada

    organisasi pemerintah daerah ?

    3. Untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi jabatan serta unit kerja

    pada organisasi pemerintah daerah ?

    4. Untuk mengetahui prestasi kerja jabatan dan unit pada organisasi

    pemerintah daerah ?

    D.Manfaat Penelitian

    1. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan rekomendasi

    kebijakan kepada pemerintah daerah dalam hal :

    a. Jumlah beban kerja jabatan dan unit

    b. Jumlah kebutuhan pegawai/pejabat

    c. Efektivitas dan efisiensi jabatan serta unit kerja

    d. Prestasi kerja jabatan dan unit

    2. Pengetahuan yang diperoleh tentang langkah-langkah yang harus ditempuh

    oleh pemerintah daerah dalam upaya menangani permasalahan beban kerja

    sekaligus menjadi bahan referensi dalam melakukan pengkajian lebih lanjut.

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    5

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    6/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian organisasi

    Siagian, mendefinisikan organisasi ialah setiap bentuk persekutuan

    antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat

    dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan

    yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan

    seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.

    Hasibuan mengatakan organisasi ialah suatu sistem perserikatan

    formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama

    dalam mencapai tujuan tertentu.

    Armosudiro mengatakan organisasi adalah struktur pembagian kerja

    dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi

    yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan

    tertentu.

    Mooney berpendapat bahwa Organization is the form of every

    human, association for the assignment of common purpose atau organisasi

    adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama.

    Bernard (1938) mengatakan bahwa Organisasi adalah sistem

    kerjasama antara dua orang atau lebih (Define organization as a system of

    cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misiyang sama. Preston dan Zimmerer mengatakan bahwa Organisasi adalah

    sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang

    bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. (Organization is a collection

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    6

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    7/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    people, arranged into groups, working together to achieve some common

    objectives).

    Hal yang berbeda antara organisasi dan manajemen adalah

    organisasi sebagai alat atau wadah sekelompok orang dalam mencapai tujuan

    tertentu, sedangkan manajemen lebih mengarah kepada pengaturan atau

    pengelolaan untuk mencapai tujuan tersebut, adapun persamaan dari

    organisasi dan manajemen ialah sama-sama memiliki sasaran dan tujuan

    tertentu yang ingin dicapai.

    Ada beberapa orang yang beranggapan bahwa sesungguhnya

    administrasi dan manajemen adalah sama, hanya saja istilah administrasi

    digunakan pada badan / organisasi pemerintah, sedangkan istilah manajemen

    dipergunakan untuk organisasi swasta. Administrator sama artinya dengan

    manajer, tetapi organisasi untuk pemerintah. Hal ini dapat dilihat pada

    penggunaan istilah manajer untuk perusahaan swasta yaitu diantaranya

    manajer pemasaran, manajer pembelian dan lain-lain. Serta kepala bagian

    administrasi keuangan, kepala bagian administrasi kepegawaian dan lain-lain.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara administrasi organisasi dan

    manajemen adalah sebagai berikut :

    1. Kepemimpinan merupakan arti dari manajemen

    2. Melalui manajemen semua kegiatan di koordinir dan diarahkan untuk

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.

    3. Administrasi merupakan suatu kegiatan pelayanan, termasuk di dalamkegiatan administrasi adalah kegiatan pengelolaan atau manajemen

    administrasi dapat dilaksanakan di dalam atau diluar organisasi (formal).

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    7

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    8/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    4. Organisasi (formal) merupakan tempat dilaksanakannya kegiatan

    administrasi.

    Adapun ciri-ciri dari organisasi adalah :

    a. Adanya komponen (atasan dan bawahan)

    b. Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang

    c. Adanya tujuan

    d. Adanya sasaran

    e. Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati

    f. Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas

    Menyangkut hal itu pengertian organisasi juga merupakan

    sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang

    bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, Organisasi adalah system

    kerjasama antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk

    kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah struktur

    pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang

    pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama

    mencapai tujuan tertentu.

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    8

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    9/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    B. Pengertian analisis jabatan

    Analisis Jabatan merupakan kegiatan untuk menciptakan landasan

    atau pedoman bagi penerimaan dan penempatan karyawan. Dengan demikian

    kagiatan perencanaan SDM tidak terlepas dari analisis jabatan. Analisis

    jabatan adalah kegiatan untuk memberikan analisis pada setiap

    jabatan/pekerjaan, sehingga dengan demikian akan memberikan pula

    gambaran tentang spesifikasi jabatan tertentu. Analisis jabatan secara

    sistematik meliputi kegiatan-kegiatan mengumpulkan, mengevaluasi dan

    mengorganisasikan pekerjaan/jabatan. Informasi yang dikumpulkan melalui

    analisis jabatan berperan penting dalam perencanaan SDM kerena

    menyediakan data tentang kondisi kepegawaian dan lingkungan kerja. Contoh

    informasi yang didapat dari analisis jabatan adalah uraian jabatan, syarat

    jabatan, berat ringannya pekerjaan, besar kecilnya risiko pekerjaan, sulit

    tidaknya pekerjaan, besar kecilnya tanggung jawab, banyak sedikitnya

    pengalaman, tinggi rendahnya tingkat pendidikan dan pertimbangan-

    pertimbangan lain.

    Analisis jabatan juga merupakan informasi tentang jabatan itu sendiridan syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat memegang jabatan tersebut

    dengan baik. Output dari analisis jabatan adalah deskripsi jabatan (Job

    Description) dan spesifikasi jabatan (Job Specification).

    Deskripsi jabatan (Job Description) menjelaskan tentang suatu

    jabatan, tugas, tanggung jawab, wewenang dan sebagainya. Sedangkan

    spesifikasi jabatan (Job Specification) adalah informasi tentang syarat-syarat

    yang diperlukan bagi setiap pegawai agar dapat memangku suatu jabatan

    dengan baik. Syarat tersebut antara lain : 1) Syarat pendidikan, 2) Syarat

    kesehatan, 3) Syarat fisik, dan 4) Syarat lain seperti status pernikahan, jumlah

    anggota keluarga, kepribadian tertentu dan sebagainya. Menurut French

    (1986), analisis jabatan adalah penyelidikan yang sistematis tentang isi

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    9

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    10/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    pekerjaan, lingkungan fisik yang melingkupi pekerjaan, dan kualifikasi yang

    dibutuhkan untuk menjalankan tanggung jawab jabatan/pekerjaan.

    Sejumlah kategori informasi selalu terdapat pada analisis jabatan,

    termasuk di dalamnya aktivitas apa saja yang ada, mengapa, bagaimana serta

    kapan aktivitas tersebut dilakukan; juga berisi informasi tentang alat/mesin apa

    yang digunakan, apa yang dipertimbangkan dalam interaksi satu sama lain,

    kondisi kerja secara fisik dan sosial, pelatihan, ketrampilan dan kemampuan

    yang diisyaratkan dalam pekerjaan. Analisis jabatan yang baik juga dapat

    digunakan untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi staffing, penilaian,

    imbalan dan sebagainya.

    Analisis jabatan merupakan informasi tertulis mengenai pekerjaan-

    pekerjaan apa yang harus dikerjakan oleh pegawai dalam suatu perusahaan

    agar tujuan tercapai. Dari analisis jabatan dapat dibuat rancangan pekerjaan

    dan ditetapkan uraian pekerjaan. Dengan demikian analisis jabatan dapat

    memberikan informasi tentang aktivitas pekerjaan, standar pekerjaan, konteks

    pekerjaan, persyaratan personalia, perilaku manusia dan alat-alat yang

    digunakan.Schuler (1992) berpendapat bahwa analisis jabatan adalah suatu proses

    penguraian dan pencatatan pekerjaan-pekerjaan. Sedangkan khusus uraian

    dan catatan tersebut adalah sasaran pekerjaan-pekerjaan yaitu tugas-tugas

    atau aktivitas dan kondisi yang meliputinya. Dasar dari analisis jabatan adalah

    spesifikasi pekerjaan yang tertulis secara mendetail tentang ketrampilan,

    pengetahuan dan kemampuan individu yang dibutuhkan oleh kinerja pekerjaan

    tersebut. Namun demikian, tidak semuanya berjalan baik. Uraian kerja yang

    termasuk didalamnya menginformasikan tentang standar kinerja, karakteristik

    tugas yang dirancang, dan karakteristik individu pekerja. Selain itu spesifikasi

    pekerjaan meliputi karaktersitik individu, interest dan preferensi yang

    kompatibel dengan pekerjaan atau memuaskan kinerja pekerjaan. Modifikasi

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    10

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    11/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    antara uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan adalah untuk menjaga agar

    sasaran manajemen SDM seperti peningkatan produkstivitas dan kualitas hidup

    pekerja senantiasa terjaga.

    1. Manfaat dan fungsi analisis jabatan

    Beberapa kegiatan organisasi akan berjalan lebih baik hasilnya

    bila berlandaskan atau berpedoman pada analisis jabatan. Menurut

    Nitisemito (1992), analisis jabatan bermanfaatsebagai :

    a) landasan untuk melaksanakan mutasi ;

    b) landasan untuk melaksanakan promosi;

    c) landasan untuk melaksanakan training/pelatihan;

    d) landasan untuk melaksanakan kompensasi;

    e) landasan untuk melaksanakan syarat lingkungan kerja;

    f) landasan untuk pemenuhan kebutuhan peralatan.

    Sedangkan fungsidari analisis jabatan adalah untuk :

    a) Menentukan basis regional bagi struktur kompensasi;

    b) Mengevaluasi tantangan lingkungan yang mempengaruhi pekerjaanindividu;

    c) Menghapuskan persyaratan kerja yang dapat menyebabkan adanya

    deskriminasi dalam pengadaan SDM;

    d) Merencanakan kebutuhan SDM di waktu yang akan datang;

    e) Memadukan lamaran dan lowongan kerja yang ada;

    f) Menentukan kebutuhan-kebutuhan latihan bagi para karyawan;

    g) Mengembangkan rencana-rencana pengembangan pegawai yang

    potensial;

    h) Menetapkan standar prestasi kerja yang realistik;

    i) Menempatkan karyawan sesuai dengan ketrampilannya;

    j) Membantu revisi struktur organisasi;

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    11

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    12/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    k) Memperkenalkan karyawan baru dengan pekerjaan mereka;

    l) memperbaiki alur kerja;

    m) Memberikan data sebagai fungsi saluran komunikasi;

    n) Menetapkan garis promosi dalam semua departemen dan organisasi.

    2. Sasaran analisis jabatan

    a) Menentukan nilai pekerjaan yang memungkinkan untuk pemeliharaan

    hak pembayaran internal dan eksternal.

    b) Memastikan perusahaan tidak melanggar ketetapan upah dan imbalan

    untuk pekerjaan yang sama.

    c) Membantu supervisordan pekerja dalam mendefinisikan tugas dan

    tanggung jawab untuk masing-masing pekerja.

    d) Menyediakan justifikasi untuk eksistensi pekerjaan dan manakala

    organisasi dalam kondisi fit hingga kondisi istirahat.

    e) Menentukan kebutuhan rekrutmen dan informasi yang memungkinkan

    untuk membuat keputusan pekerja.

    f) Sebagai dasar untuk memantapkan program dan pola pengembangankarier bagi karyawan.

    g) Sebagai cara untuk menyampaikan pada pekerja potensi apa yang

    diharapkan dari mereka, kondisi kerja secara umum dan tipe individu

    yang bagaimana yang dapat memuaskan pekerjaan.

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    12

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    13/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    3.Tahapan analisis jabatan

    Gambar 1.1. Tahapan analisis jabatan

    a) Persiapan yang meliputi :

    1) Merancang bentuk dan merencanakan penyelenggaraan analisis

    jabatan.

    2) Koordinasi dengan semua pihak yang terlibat dalam analisis

    jabatan.

    3) Mendapatkan gambaran tentang fungsi, arus proses, dan struktur

    organisasi yang akan dianalisis, berdasarkan hasil analisis yang

    pernah dilakukan (jika ada).

    4) Mengadakan inventarisasi pekerjaan dan tenaga kerja yang ada

    sekarang.

    b) Pengumpulan data dengan berbagai metode seperti :

    1) Observasi, melakukan pengamatan langsung terhadap karyawan

    selama melaksanakan tugas. Baik untuk pekerjaan yang

    sederhana.

    Kelemahan : lambat, mahal, terkadang kurang akurat

    Kelebihan : memperoleh informasi dari tangan pertama, mengenal

    kondisi kerja, ketrampilan yang diperlukan dan peralatan yang

    digunakan secara riil.

    2) Wawancara, bertatap muka langsung dengan karyawan dan

    atasannya.

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    13

    PersiapanPengumpulan

    data

    III.KlarifikasiData

    Output :Deskripsi&Spesifikasi jabatan

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    14/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    3) Kuesioner, menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun

    sebelumnya.

    Kelemahan : jika terjadi salah pemahaman maka data akan bias,

    terkadang tanggapan kurang lengkap

    Kelebihan : biaya relatif murah, waktu efisien

    4) Pelaporan, informasi diperoleh dari catatan yang disimpan

    karyawan (Log).

    Kelemahan : tidak dapat menunjukkan data penting, seperti

    kondisi kerja, peralatan yang digunakan, dan terkadang karyawan

    enggan untuk mengisi buku tersebut akibat kesibukannya

    sehingga data tidak lengkap.

    5) Kombinasi, dengan menggabungkan metode yang ada. Yang

    masih dianggap terbaik adalah observasi dan wawancara karena

    mampu menghasilkan data pekerjaan yang akurat dan lengkap.

    Namun demikian, penggunaan kombinasi tersebut tergantung jenis

    pekerjaan yang akan dianalisis.

    Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untukmenetapkan metode analisis yang terbaik adalah :

    a) Karakteristik pekerjaan (fungsi, tanggungjawab, dan kondisi)

    b) Lokasi tempat kerja

    c) Persiapan perndahuluan yang dilakukan oleh analisis

    d) Sikap dan tanggapan karyawan

    e) Standar kinerja yang ditetapkan

    c) Klarifikasi dataMelakukan penyaringan, pemisahan dan peninjauan kembali

    informasi yang dikumpulkan agar diperoleh informasi yang akurat dan

    tidak bias.

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    14

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    15/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    4. Jenis analisis jabatan

    a) Tradisional

    1) Informasi yang dikumpulkan hanya mencakup tanggungjawab,

    kewajiban dan kualifikasi minimal untuk melaksanakan suatu

    pekerjaan dalam jabatan tertentu.

    2) Tidak dapat digunakan untuk menyusun deskripsi pekerjaan karena

    tidak terdapat rincian stndar kinerja yang diharapkan.

    b) Berorientasi hasil

    1) Mencakup harapan organisasi terhadap karyawan

    2) Mencakup keterkaitan antara tugas, standar kinerja, kecakapan dan

    kualifikasi minimal

    3) Contoh pertanyaan yang diajukan :

    a) Tugas : perilaku, kewajiban/tanggungjawab apa yang penting

    bagi perusahaan ?

    b) Kondisi pekerjaan : bagaimana sifat pekerjaan atau syarat apa

    yang diperlukan agar pekerjaan terlaksana, petunjuk apa yang

    tersedia untuk membantu pekerja melaksanakan tugasnya ?

    c) Standar kinerja : kinerja seperti apa yang diharapkan, baik

    berdasarkan standar kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu

    yang ditetapkan perusahaan ?

    d) Kecakapan : kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan apa

    yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap tugas dengan

    standar minimal ?

    e) Kualifikasi : pendidikan dan pengalaman apa yang dibutuhkan

    untuk mampu melaksanakan suatu pekerjaan ?

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    15

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    16/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    5. Keterkaitan analisis jabatan

    Analisis jabatan memiliki keterkaitan dengan faktor lainnya

    seperti rekrutmen, seleksi, penilaian prestasi kerja, pelatihan, penggajian,

    dan sebagainya. Untuk mendapatkan kejelasan tentang keterkaitannya

    dengan factor lain tersebut maka dapat dilihat pada gambar berikut ini :

    Gambar 1.2. Hubungan Keterkaitan Analisis Jabatan

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    16

    POGRAM

    PENGEMBANGAN

    LINGKUNGAN

    EXTERNAL

    Tujuan Top

    Manajemen

    Teknologi

    PERTIMBANGA

    N LEGALITAS

    ANALISIS

    PEKERJAAN

    AKTIVITAS LAIN

    MANAJEMEN

    SDM

    RekrutmenSeleksiPenilaianKinerja

    PelatihanPenggajian

    ProduktivitasKualitas HidupPekerja

    Pemenuhansecara legal

    DESKRIPSI

    PEKERJAANTugasSasaranKondisiStandarisasiKarakteristik

    SPESIFIKASIJABATAN

    REKRUTMENKeterampilanPengetahuanKemampuanPersonalitasInterestPrefensi

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    17/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    a) Keterkaitan analisis jabatan dengan rekrutmen dan seleksi

    Analisis jabatan menyajikan banyak sasaran dan

    berhubungan secara ekstensif dengan sejumlah aktivitas personalia.

    Sebagai contoh, dasar analisis pekerjaan dan perencanaan SDM

    organisasi dapat digunakan untuk mengetahui siapa yang akan direkrut.

    Tanpa perencanaan SDM dan analisis pekerjaan, organisasi tidak akan

    mampu menspesifikasikan tipe pegawai seperti apa yang dibutuhkan,

    bilamana direkrut dan dimana direkrut. Hal ini akan berakibat negatif

    pada produktifitas organisasi dan validitas masing-masing prosedur dan

    keputusan seleksi. Hanya dengan informasi analisis pekerjaan

    organisasi dapat memperlihatkan bahwa prosedur seleksi berkaitan

    dengan pekerjaan.

    b) Keterkaitan analisis jabatan dengan penilaian kinerja dan pelatihan

    Untuk mengefektifkan evaluasi kinerja pekerja, metode

    penilaian yang digunakan haruslah merefleksikan kepentingan tugas

    dari pekerjaan. Hanya dengan menguji persyaratan ketrampilan untuk

    pekerjaan (yang didefinisikan sebagai spesifikasi pekerjaan), pelatihandan promosi pekerja dapat diorganisasikan bersamaan dengan

    kebutuhan SDM yang diterjemahkan oleh aktivitas perencanaan SDM.

    Dengan kata lain, seleksi dan program pelatihan harus didasarkan pada

    kriteria adanya hubungan dengan pekerjaan.

    c) Keterkaitan analisis jabatan dengan penggajian

    Salah satu bentuk perhatian terhadap individu pegawainya

    adalah penggajian. Analisis jabatan dapat digunakan untuk membantu

    menentukan seberapa besar layaknya seorang pegawai mendapatkan

    gaji/upah untuk jenis dan tingkat pekerjaan tertentu. Analisis jabatan

    juga penting untuk memastikan tingkat upah suatu pekerjaan. Adalah

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    17

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    18/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    adil mengaitkan tingkat upah dengan tingkat pekerjaan dan prestasi

    kerja.

    d) Keterkaitan analisis jabatan dengan program perbaikan

    Program untuk memperbaiki organisasi seringkali meliputi

    perubahan rancangan pekerjaan. Tanpa memperhatikan hasil

    rancangan pekerjaan alamiah, tugas, sasaran dan kondisi yang baru

    harus dianalisis. Sejak awal, pekerjaan dirancang untuk individu. Hal ini

    lebih kompleks untuk menganalisis rancangan pekerjaan grup pergrup

    atau tim. Saat fokus kerja dipindahkan dari tugas individu ke tugas grup,

    hal ini akan lebih sulit untuk menganalisis apakah tugas masing-masing

    individu serta pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan individu

    memungkinkan. Salah satu konsekuensi hal ini berawal dari evaluasi

    pekerjaan dan rata-rata bayaran untuk pekerjaan spesifik untuk

    mengevaluasi ketrampilan dan pembayaran pengetahuan yang dimiliki

    pekerja.

    e) Keterkaitan analisis jabatan dengan lingkungan internal

    Dua aspek lingkungan internal yang sangat erat kaitannyadengan analisis jabatan adalah target yang ditetapkan oleh top

    manajemen dan teknologi yang digunakan untuk menterjemahkan

    tujuan organisasi ke dalam bentuk program kegiatan. Tugas top

    manajemen menetapkan target yang hendak dicapai dalam program

    tersebut. Penetapan target dapat dilakukan secara sendiri oleh top

    manajemen atau bersama-sama dengan bawahannya. Bersamaan

    dengan penetapan target, maka ditetapkan pula kriteria evaluasi

    pekerjaan. Adanya penetapan target dan kriteria evaluasi akan sangat

    membantu bagi tercapainya tujuan organisasi. Berdasarkan penetapan

    target dan evaluasi pencapaian target inilah analisis jabatan dibuat.

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    18

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    19/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    f) Keterkaitan analisis jabatan dengan lingkungan eksternal

    Kaitan analisis jabatan dengan teknologi yang digunakan

    terletak pada rancangan pekerjaan. Berdasarkan rancangan pekerjaan

    tersebut dapat diketahui teknologi apa dan yang bagaimana yang

    semestinya diterapkan. Teknologi yang digunakan saat ini adalah

    evaluasi dalam analisa jabatan. Hasil analisis dapat menunjukkan tepat

    tidaknya teknologi yang digunakan serta pengaruh teknologi terhadap

    pencapaian tujuan organisasi.

    6. Informasi analisis jabatan

    Berdasarkan data yang dikumpulkan akan didapat dua output

    besar yaitu deskripsi/ uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Dari hasil

    uraian pekerjaan kemudian dapat dibangun formulir penilaian prestasi

    kinerja dan sistem klasifikasi pekerjaan. Sistem klasifikasi ini kemudian

    secara mantap digunakan untuk mengevaluasi dan sasaran kompensasi.

    Berdasarkan spesifikasi pekerjaan, maka rekrutmen dan seleksi dapat

    direncanakan serta dapat pula digunakan untuk merancang pelatihanpengembangan pegawai. Sejumlah informasi yang akan didapat dari hasil

    analisis jabatan dapat meliputi beberapa hal, seperti :

    a) Orientasi pekerjaan (kapan, mengapa dan bagaimana kinerja karyawan),

    seperti :

    1) Proses aktivitas kerja

    2) Penggunaan prosedur

    3) Catatan aktivitas (dokumentasi)

    4) Tanggung jawab perorangan

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    19

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    20/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    b) Orientasi aktivitas kerja, seperti :

    1) Kinerja perilaku menusia dalam bekerja (komunikasi, pengambilan

    keputusan, perasaan).

    2) Gerakan dasar.

    3) Permintaan pekerjaan perorangan.

    c) Mesin, peralatan, perlengkapan dan berbagai alat bantu kerja yang

    digunakan.

    d) Relasi pekerjaan yang bisa diukur dan yang tidak bisa diukur :

    1) Proses material,

    2) Pembuatan produk,

    3) Pengetahuan yang dimiliki,

    4) Jasa yang diberikan.

    e) Kinerja, seperti :

    a) Ukuran pekerjaan,

    b) Standar kerja,

    c) Tingkat kesalahan,

    d) Aspek lainnya.f) Isi pekerjaan, seperti :

    1) Kondisi fisik kerja,

    2) Jadwal kerja,

    3) Konteks organisasi,

    4) Konteks sosial,

    5) Insentif (Uang dan nonuang).

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    20

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    21/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    g) Persyaratan Perorangan :

    1) Pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan pekerjaan.

    2) Atribut diri (karakteristik, fisik, personalitas

    h) Beban kerja dan kebutuhan tenaga kerja.

    7. Klasifikasi, desain, perancangan kembali pekerjaan

    Hasil analisis jabatan/pekerjaan juga dapat digunakan untuk

    berbagai keperluan lain, seperti pengklasifikasian, membuat desain dan

    perancangan kembali suatu pekerjaan.

    Klasifikasi pekerjaan dilakukan melalui proses pengelompokkan

    pekerjaan/jabatan tertentu berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukan,

    kecakapan yang dibutuhkan ataupun faktor lain yang erat kaitannya dengan

    pekerjaan.

    Desain pekerjaan bertujuan untuk mengatur penugasan kerja yang

    sesuai dengan kebutuhan organisasi, teknologi dan keprilakuan. Sedangkan

    fungsinya adalah menetapkan kegiatan kerja seseorang / kelompok secara

    organisasional. Beberapa elemen yang tercakup dalam desain pekerjaan :a) Elemen Organisasional, berkaitan dengan efisiensi yang mencakup :

    1) Pendekatan mekanistik, mengidentifikasi setiap tugas suatu

    pekerjaan agar dapat diatur untuk meminimalkan waktu dan tenaga;

    2) Aliran kerja, untuk menjaga keseimbangan kerja;

    3) Praktek kerja, menyangkut cara pelaksanaan kerja yang ditetapkan.

    b) Elemen Lingkungan, berkaitan dengan kemampuan dan ketersediaan

    SDM yang potensial.

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    21

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    22/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    c) Elemen Keprilakuan,mencakup :

    1) Otonomi, tanggungjawab atas apa yang dikerjakan;

    2) Variasi, menjauhkan dari kebosanan kerja;

    3) Identifikasi tugas, kejelasan tugas yang dilaksanakan ;

    4) Umpan balik, untuk mengetahui hasil kerja.

    C. Pengertian Beban kerja

    Menurut Komaruddin (1996 : 235) analisa beban kerja adalah proses

    untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan

    untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu, atau dengan kata

    lain analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah

    personalia dan berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang tepat

    dilimpahkan kepada seorang petugas. Sedangkan menurut Simamora (1995 :

    57), Analisis beban kerja adalah mengidentifikasi baik jumlah Pegawai maupun

    kwalifikasi pegawai yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

    Menpan (1997), pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau

    sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau

    pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu dan pengukuran beban kerja

    diartikan sebagai suatu teknik untuk mendapatkan informasi tentang efisiensi

    dan efektivitas kerja suatu unit organisasi, atau pemegang jabatan yang

    dilakukan secara sistematis dengan menggunakan teknik analisis jabatan,

    teknik analisis beban kerja atau teknik manajemen lainnya. Lebih lanjut

    dikemukakan pula, bahwa pengukuran beban kerja merupakan salah satu

    teknik manajemen untuk mendapatkan informasi jabatan, melalui proses

    penelitian dan pengkajian yang dilakukan secara analisis. Informasi jabatan

    tersebut dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai alat untuk

    menyempurnakan aparatur baik di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    22

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    23/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    sumberdaya manusia.

    Menurut Heizer dan Render (1996 : 98) standar tenaga kerja adalah

    jumlah waktu yang diperlukan rata-rata tenaga kerja, untuk mengerjakan

    aktivitas kerja khusus dalam kondisi kerja yang normal, atau dengan kata lain

    standar tenaga kerja dapat digunakan untuk menetapkan jumlah personil, agar

    mampu menghasilkan produksi yang diharapkan lembaga. Lebih jauh

    dikatakan, bahwa untuk menentukan standar tenaga kerja dapat dilakukan

    dalam empat cara, yakni berdasarkan pengalaman masa lalu, pengkajian

    waktu, standar waktu sebelum penentuan, dan pengambilan contoh kerja.

    Handoko (1985 : 135) menyatakan, bahwa standar pekerjaan dapat

    diperoleh dari hasil pengukuran kerja atau penetapan tujuan partisipatif. Teknik

    pengukuran kerja yang dapat digunakan antara lain : studi waktu, data standar,

    data waktu standar yang telah ditetapkan sebelumnya, dan pengambilan

    sampel kerja (work sampling), di samping itu dikatakan pula, bahwa penetapan

    standar kerja dapat dilakukan melalui pembahasan antara manajer dengan

    para bawahannya, di mana materi pembahasan mencakup sasaran-sasaranpekerjaan, peranannya dalam hubungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain,

    persyaratan-persyaratan organisasi, dan kebutuhan pegawai. Proses

    penentuan standar kerja seperti ini sering menimbulkan komitmen pegawai,

    semangat kerja, kepuasan, dan motivasi yang lebih besar. Standar kerja,

    kadang-kadang juga ditetapkan secara partisipatif dengan pemimpin

    organisasi buruh, hal ini karena para pemimpin serikat pegawai memahami

    pentingnya melakukan perundingan tentang standar-standar pelaksanaan

    berbagai pekerjaan, dan perjanjian-perjanjian hasil perundingan ditulis dalam

    kontrak kerja.

    Dessler (1993 : 85) mengemukakan, bahwa analisis pekerjaan adalah

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    23

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    24/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    prosedur untuk menentukan tugas-tugas dan hakekat pekerjaan, serta jenis

    orang yang perlu diangkat untuk melaksanakannya, atau dengan kata lain

    analisis pekerjaan menyediakan data tentang syarat pekerjaan yang

    digunakan untuk menyusun uraian pekerjaan (job description) dan spesifikasi

    pekerjaan (job specification).

    Lebih lanjut dikatakan pula, bahwa informasi yang dihasilkan oleh

    analisis pekerjaan dapat digunakan dalam rekrutmen dan seleksi, kompensasi,

    penilaian prestasi kerja, serta pendidikan dan pelatihan. Sedangkan Maitland

    (1993 : 42) mengatakan, bahwa analisis pekerjaan adalah proses

    mengumpulkan dan mempelajari informasi yang berkaitan dengan semua

    aspek dari suatu jabatan,dengan informasi tersebut, memungkinkan untuk

    mengambil keputusan yang tepat bagi kepentingan masa depan pekerjaan

    tersebut, serta sekaligus dapat diputuskan tipe orang seperti apa yang

    diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut dengan berhasil. Analisis

    pekerjaan yang sempurna dan menyeluruh, mencakup tujuan, posisi, tugas

    utama, kualitas yang diperlukan, dan lingkungan kerja. Selanjutnya Moekijat

    (1995 : 58) mengemukakan, bahwa analisis jabatan memberikan informasi

    tentang syarat-syarat tenaga kerja secara kualitatif serta jenis-jenis jabatan

    dan pegawai yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas, di samping itu

    dinyatakan pula, bahwa jumlah waktu yang dipergunakan untuk

    menyelesaikan pekerjaan adalah sama dengan jumlah keempat waktu berikut :

    1. Waktu yang sungguh-sungguh dipergunakan untuk bekerja yakni waktu

    yang dipergunakan dalam kegiatan-kegiatan yang langsung berhubungan

    dengan produksi (waktu lingkaran/waktu baku/dasar)

    2. Waktu yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang tidak langsung

    berhubungan dengan produksi (bukan lingkaran/non-cyclical time)

    3. Waktu untuk menghilangkan kelelahan (fatigue time)

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    24

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    25/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    4. Waktu untuk keperluan pribadi (personal time).

    Lebih lanjut dikemukakan, bahwa jumlah orang yang diperlukan untukmenyelesaikan jabatan/pekerjaan sama dengan jumlah waktu untuk

    menyelesaikan jabatan/pekerjaan dibagi dengan waktu yang diberikan kepada

    satu orang. Namun demikian, untuk menentukan jumlah orang yang diperlukan

    secara lebih tepat, maka jumlah tersebut perlu ditambah dengan prosentase

    tertentu akibat ketidakhadiran pegawai.

    Menurut Irawan dan Motik (1997 : 63) analisis jabatan adalah kegiatan

    untuk memberikan analisis pada setiap jabatan/pekerjaan, sehingga akanmemberikan gambaran tentang spesifikasi jabatan tertentu, di samping itu

    dikemukakan pula, bahwa analisis jabatan secara sistematik meliputi kegiatan-

    kegiatan mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengorganisasikan pekerjaan/

    jabatan, di mana hasilnya meliputi uraian jabatan (job description) dan syarat

    jabatan (job specification). Selanjutnya dinyatakan pula, bahwa dalam

    perencanaan sumberdaya manusia, selain kegiatan analisis jabatan juga

    diperlukan analisis beban kerja dan analisis kebutuhan tenaga kerja. Beban

    kerja adalah kapasitas produksi dikalikan waktu sedangkan kebutuhan tenaga

    kerja adalah beban kerja dibagi dengan rata-rata sumbangan tenaga Pegawai

    perbulan.

    French (1986 : 137) menyatakan, bahwa analisis jabatan adalah

    penyelidikan yang sistematis tentang isi pekerjaan, lingkungan fisik yang

    melingkupi pekerjaan, dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk menjalankan

    tanggung jawab jabatan/pekerjaan. Sejumlah informasi yang diperoleh dari

    analisis jabatan meliputi : aktivitas apa saja yang ada, mengapa, bagaimana,

    serta kapan aktivitas tersebut harus dilakukan, disamping itu, terdapat juga

    informasi tentang alat/mesin apa yang digunakan, apa yang dipertimbangkan

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    25

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    26/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    dalam interaksi satu sama lain, kondisi kerja secara fisik dan sosial, pelatihan,

    ketrampilan, dan kemampuan yang disyaratkan dalam pekerjaan. Selanjutnya

    dikemukakan pula, bahwa analisis jabatan/pekerjaan yang baik juga dapat

    digunakan untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi staffing, penilaian,

    imbalan, dan sebagainya.

    Cahyono (1996 : 235) berpendapat, bahwa analisis jabatan merupakan

    proses pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan oleh

    seorang pekerja, yang dilaksanakan dengan cara mengamati, atau

    mengadakan interview terhadap pekerja dengan bukti-bukti yang benar dari

    supervisor. Selain daripada itu dinyatakan pula, bahwa manfaat analisis

    jabatan adalah untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas

    pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang dalam organisasi.

    Moeljadi (1992 : 93) mengatakan, bahwa perencanaan tenaga kerja

    dalam jangka panjang ditentukan oleh sisi permintaan lembaga, yaitu

    perkiraan kebutuhan tenaga kerja dan sisi penawaran yaitu ketersediaan

    tenaga kerja di pasar. Perkiraan kebutuhan tenaga kerja lembaga ditentukanoleh perkiraan tersedianya tenaga kerja di lembaga dan rencana-rencana

    lembaga. Sedangkan perkiraan tersedianya tenaga kerja itu sendiri, ditentukan

    dari analisis beban kerja, analisis perpindahan tenaga kerja dan analisis

    kelebihan atau kekurangan tenaga kerja. Analisis kelebihan atau kekurangan

    tenaga kerja lembaga, berkaitan dengan besarnya jumlah tenaga kerja yang

    ada pada lembaga tersebut berada pada kondisi berlebih atau kurang jika

    dikaitkan dengan beban kerja.

    Analisis tersebut dapat dilaksanakan jika sudah diketahui beban

    kerjanya dan analisis beban kerja sendiri memberikan arahan tentang

    produktivitas. Produktivitas kerja dapat digambarkan dalam efisiensi

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    26

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    27/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    penggunaan tenaga kerja. Di mana tenaga kerja tersebut akan dapat

    digunakan secara efisien jika jumlah tenaga kerja yang ada seimbang dengan

    beban kerjanya. Handoko (1995: 139) menyatakan, bahwa spesifikasi

    pekerjaan adalah karakteristik manusia yang diperlukan suatu pekerjaan yaitu

    menyangkut pendidikan, latihan, pengalaman, persyaratan fisik dan mental.

    Mintorogo dan Sudarmayanti (1992:38) menyatakan, bahwa untuk

    mencapai efisiensi perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

    1. Berhasil-guna (efektif), yaitu pekerjaan telah dilaksanakan dengan tepat

    target, dan tepat waktu.2. Konomi, yaitu penggunaan biaya, tenaga, bahan, alat, waktu, ruangan, dan

    lain-lain secara tepat sesuai rencana.

    3. Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggung-jawabkan secara tepat.

    4. Pembagian kerja yang nyata berdasarkan beban kerja.

    5. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, yaitu wewenang harus sama

    dan seimbang dengan tanggung jawabnya.

    6. Prosedur kerja yang praktis untuk dapat dilaksanakan.

    Dari semua uraian pemikiran sebagaimana tersebut di atas, tersirat

    makna bahwa dalam melaksanakan analis beban kerja diperlukan hal-hal

    berikut :

    1. Hasil analisis jabatan yang berupa informasi jabatan.

    2. Menetapkan jumlah jam kerja per hari.

    3. Adanya satuan hasil.

    4. Waktu penyelesaian dari tugas-tugas/produk.

    5. Adanya standar waktu kerja.

    6. Adanya beban kerja yang akan diukur.

    7. Perhitungan jumlah pegawai yang dibutuhkan.

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    27

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    28/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    Untuk mengetahui tingkat keseimbangan antara beban kerja dan jumlah

    SDM, dapat dilakukan melalui penghitungan beban kerja dengan

    menggunakan rumusan normatif yang ditetapkan oleh Kantor MenPAN.

    Apabila hasil penghitungan menunjukkan ketidakseimbangan antara beban

    kerja dan jumlah SDM, maka upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi

    ketidakseimbangan tersebut adalah dengan pemberdayaan SDM

    (pendidikan/pelatihan, promosi, mutasi, demosi) dan rekrutmen pegawai.

    Dengan menggunakan informasi jabatan uraian tugas paling tidak dapat

    dilakukan perhitungan beban kerja, yaitu dengan cara menentukan indikator

    satuan hasil, waktu penyelesaian, standar waktu kerja, jumlah beban kerja,

    dan pegawai yang dibutuhkan yang dituangkan ke dalam bentuk

    formulir/matriks untuk memudahkan pengumpulan, pengolahan dan

    perhitungan ratio kekuatan pegawai dengan beban kerja, dalam hubungannya

    dengan kelembagan.

    Thoha kemudian mengemukakan (1993 : 64), bahwa kelembagaan

    adalah organisasi yang terdiri dari unit-unit kerja, dimana unit-unit kerja terdiri

    dari beberapa jabatan. Tentunya berdasarkan jabatan yang ada dalam unit,

    maka pekerjaan akan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi dari

    jabatan tersebut.

    Penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif menjadi

    tuntutan di era globalisasi yang sarat dengan persaingan dan keterbatasan di

    segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

    aparatur dalam pelaksanaan urusan pemerintahan yang terjadi saat ini

    profesionalisme yang diharapkan belum sepenuhnya terwujud. Salah satu

    penyebab utamanya karena terjadi ketidaksesuaian antara kompetensi

    pegawai dengan jabatan yang didudukinya. Ketidaksesuaian itu disebabkan

    oleh komposisi keahlian atau keterampilan pegawai yang belum proporsional,

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    28

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    29/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    demikian pula pendistribusian pegawai masih belum mengacu pada kebutuhan

    nyata organisasi, dalam arti belum didasarkan pada beban kerja organisasi.

    Menumpuknya pegawai di satu unit tanpa pekerjaan yang jelas dan

    kurangnya pegawai di unit lain merupakan kenyataan dari permasalahan

    tersebut,di sisi lain pembentukan organisasi cenderung tidak berdasarkan

    kebutuhan nyata, dalam arti organisasi yang dibentuk terlalu besar sementara

    beban kerjanya kecil, sehingga pencapaian tujuan organisasi tidak efisien dan

    efektif. Dalam rangka mencapai performance Departemen Dalam Negeri dan

    Pemerintah Daerah yang diharapkan, dipandang perlu menyusun suatu

    Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Analisis Beban Kerja di

    Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah yang

    merupakan panduan tentang uraian langkah-langkah dalam melakukan

    analisis beban kerja pada setiap unit organisasi di lingkungan Departemen

    Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.

    Pelaksanaan analisis beban kerja pada hakekatnya diharapkan agar

    terpenuhinya tuntutan kebutuhan untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi

    serta profesionalisme sumber daya manusia aparatur yang memadai padasetiap instansi serta mampu melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan

    dan pembangunan secara lancar dengan dilandasi semangat pengabdian

    kepada masyarakat, bangsa dan negara.

    Hal dimaksud sesuai dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999

    tentang Pokok-pokok kepegawaian yang menyatakan bahwa sebagai unsur

    aparatur Negara Pegawai Negeri Sipil harus memberikan pelayanan kepada

    masyarakat secara profesional. Selain itu, pelaksanaan analisis beban kerja

    dapat menghasilkan suatu tolok ukur bagi pegawai/unit organisasi dalam

    melaksanakan kegiatannya, yaitu berupa norma waktu penyelesaian

    pekerjaan, tingkat efisiensi kerja, dan standar beban kerja dan prestasi kerja,

    menyusun formasi pegawai, serta penyempurnaan sistem prosedur kerja dan

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    29

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    30/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    manajemen lainnya.

    Hasil analisis beban kerja juga dapat dijadikan tolok ukur untuk

    meningkatkan produktifitas kerja serta langkah-langkah lainnya dalam rangka

    meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan pendayagunaan aparatur

    negara baik dari segi kelembagaan, ketatalaksanaan maupun kepegawaian.

    Upaya tersebut dapat dicapai melalui pelaksanaan analisis beban kerja pada

    setiap unit organisasi di lingkungan Departemen Dalam Negeri dan

    Pemerintah Daerah secara konsisten dan berkesinambungan.

    Workload atau beban kerja merupakan usaha yang harus dikeluarkan

    oleh seseorang untuk memenuhi permintaan dari pekerjaan tersebut.

    Sedangkan Capacity adalah kemampuan/kapasitas manusia. Kapasitas ini

    dapat diukur dari kondisi fisik maupun mental seseorang. Penjelasan

    sederhananya seperti ini. Misalkan suatu pekerjaan kuli angkut mempunyai

    demand berupa mengangkat 100 karung per hari. Jika pekerja hanya mampu

    mengangkat 50 karung per hari, berarti pekerjaan tersebut melebihi

    kapasitasnya. Seperti halnya mesin,jika beban yang diterima melebihi

    kapasitasnya, maka akan menurunkan usia pakai mesin tersebut, bahkan

    menjadi rusak. Begitu pula manusia, jika ia diberikan beban kerja yang

    berlebihan, maka akan menurunkan kualitas hidup (kelelahan, dsb) dan

    kualitas kerja orang tersebut (tingginya error rate dsb), dan juga dapat

    mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja.

    Analisis Beban Kerja ini banyak digunakan diantaranya dapat

    digunakan dalam penentuan kebutuhan pekerja (man power planning); analisis

    ergonomi; analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); hingga ke

    perencanaan penggajian, dsb..

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    30

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    31/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    Gambar 1.3. Analisis ergonomi

    Perhitungan Beban kerja setidaknya dapat dilihat dari 3 aspek, yakni

    fisik, mental, dan penggunaan waktu. Aspek fisik meliputi perhitungan

    beban kerja berdasarkan kriteria-kriteria fisik manusia. Aspek mental

    merupakan perhitungan beban kerja dengan mempertimbangkan aspek

    mental (psikologis). Sedangkan pemanfaatan waktu lebih

    mempertimbangkan pada aspek penggunaan waktu untuk bekerja.

    Secara umum, beban kerja fisik dapat dilihat dari 2 sisi, yakni sisi

    fisiologis dan biomekanika. Sisi fisiologis melihat kapasitas kerja manusia

    dari sisi fisiologi tubuh (faal tubuh), meliputi denyut jantung, pernapasan, dll.

    Sedangkan biomekanika lebih melihat kepada aspek terkait proses mekanik

    yang terjadi pada tubuh, seperti kekuatan otot, dan sebagainya.

    Perhitungan beban kerja berdasarkan pemanfaatan waktu bisa dibedakan

    antara pekerjaan berulang (repetitif) atau pekerjaan yang tidak berulang

    (non-repetitif). Pekerjaan repetitif biasanya terjadi pada pekerjaan dengan

    siklus pekerjaan yang pendek dan berulang pada waktu yang relatif sama.

    Contohnya adalah operator mesin di pabrik-pabrik. Sedangkan pekerjaan

    non-repetitif mempunyai pola yang relatif tidak menentu. Seperti pekerjaan

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    31

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    32/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    administratif, tata usaha, sekretaris, dan pegawai-pegawai kantor pada

    umumnya.

    1. Aspek-aspek dalam analisis beban kerja

    a) Norma Waktu (Variabel Tetap)

    Waktu yang dipergunakan untuk menghasilkan/menyelesaikan

    produk/hasil kerja adalah relatif tetap sehingga menjadi variabel tetap

    dalam pelaksanaan analisis beban kerja. Norma waktu perlu ditetapkan

    dalam standar norma waktu kerja dengan asumsi tidak ada perubahan

    yang menyebabkan norma waktu tersebut berubah. Perubahan norma

    waktu dapat terjadi karena :

    1) Perubahan kebijakan

    2) Perubahan peralatan

    3) Perubahan Kualitas SDM

    4) Perubahan organisasi, sistem dan prosedur.

    b) Volume Kerja (Variabel Tidak Tetap).

    Volume kerja diperoleh dari target pelaksanaan tugas untuk

    memperoleh hasil kerja/produk. Setiap volume kerja yang berbeda-beda

    antar unit/jabatan merupakan variabel tidak tetap dalam pelaksanaan

    analisis beban kerja.

    Contoh :

    1) Salah satu tugas kepala seksi inventarisasi jabatan adalah

    membuat laporan kegiatan Seksi Inventarisasi Jabatan. Tugas ini

    adanya seminggu sekali. Misal Hari Kerja Efektif dalam 1 tahun

    untuk 5 hari kerja = 235 hari. Maka jumlah volume kerja untuk tugas

    membuat laporan kegiatan dalam 1 tahun adalah 235:5 = 47,

    satuannya frekuensi.

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    32

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    33/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    2) Tugas membuat laporan bulanan, tugas ini adanya 1 bulan sekali.

    Maka jumlah volume kerja untuk tugas membuat laporan bulanan

    dalam 1 tahun adalah 235 : 20 = 11,75 dibulatkan menjadi 12,

    satuannya frekuensi. 3. Jam Kerja Efektif Untuk dapat melakukan

    analisis beban kerja secara baik dan benar, terlebih dahulu perlu

    ditetapkan alat ukurnya, sehingga pelaksanaannya dapat dilakukan

    secara transparan. Keterbukaan/transparansi ini sebagai suatu

    syarat agar pelaksanaan analisis beban kerja dapat dilaksanakan

    secara obyektif, sehingga laporan hasil analisis beban kerja benar-

    benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria suatu alat

    ukur yaitu :

    a) Valid, artinya alat ukur yang akan dipergunakan mengukur

    beban kerja sesuai dengan material yang akan diukur.

    b) Konsisten, artinya dalam melakukan analisis beban kerja harus

    konsisten dari waktu ke waktu.

    c) Universal, artinya alat ukur harus dapat dipergunakan untuk

    mengukur berbagai unit kerja maupun hasil kerja, sehinggatidak ada alat ukur yang lain atau khusus untuk suatu unit kerja

    atau hasil kerja. Sesuai dengan kriteria alat ukur, maka dalam

    pelaksanaan analisis beban kerja yang dipergunakan sebagai

    alat ukur adalah jam kerja efektif yang harus diisi dengan tindak

    kerja untuk menghasilkan berbagai produk baik yang bersifat

    konkrit (benda) atau abstrak (jasa).

    Dalam Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 telah

    ditentukan jam kerja instansi pemerintah 37 jam 30 menit per

    minggu, baik untuk yang 5 (lima) hari kerja ataupun yang 6

    (enam) hari kerja sesuai dengan yang ditetapkan Kepala

    Daerah masing-masing. Berdasarkan ketentuan tersebut, dapat

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    33

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    34/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    dihitung jam kerja efektif yang akan digunakan sebagai alat ukur

    dalam melakukan analisis beban kerja.

    Contoh penghitungan 1 :

    1) Untuk 5 hari kerja :

    a) Jam Kerja PNS Per Minggu = 37,5 Jam (37 Jam 30

    Menit)

    b) Jam Kerja PNS Per Hari = 37,5 Jam : 5 = 7,5 Jam (7

    Jam 30 Menit)

    c) Jam Kerja Efektif Per Hari = 75% x 7,5 Jam = 5 Jam 37

    Menit = 337 Menit dibulatkan 330 Menit (5 Jam 30

    Menit)

    d) Jam Kerja Efektif Per Minggu = 5 Hari x 330 Menit =

    1.650 Menit

    e) Jam Kerja Efektif Per Bulan = 20 Hari x 330 Menit =

    6.600 Menit

    f) Jam Kerja Efektif Per Tahun = 12 Bulan x 6.600 Menit =

    79.200 Menit = 1.320 Jam = 1.300 Jam2) Untuk 6 hari kerja :

    a) Jam Kerja PNS Per Minggu = 37,5 Jam (37 Jam 30

    Menit)

    b) Jam Kerja PNS Per Hari = 37,5 Jam : 6 = 6,25 Jam (6

    Jam 15 Menit)

    c) Jam Kerja Efektif Per Hari = 75% x 6,25 Jam = 4 Jam

    40 Menit = 280 , Menit dibulatkan menjadi 275 Menit (4

    Jam 35 Menit)

    d) Jam Kerja Efektif Per Minggu = 6 Hari x 275 Menit =

    1.650 Menit

    e) Jam Kerja Efektif Per Bulan = 24Hari x 275 Menit =

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    34

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    35/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    6.600 Menit

    f) Jam Kerja Efektif Per Tahun = 12 Bulan x 6.600 Menit =

    79.200 Menit = 1.320 Jam = 1.300 Jam

    Contoh penghitungan 2 :

    1) Hari kerja efektif adalah jumlah hari dalam kalender dikurangi

    hari libur dan

    cuti.

    Untuk 5 hari kerja :

    Jumlah hari per tahun 365 hari

    Libur Sabtu-Minggu 104 hari

    Libur Resmi 14 hari

    Cuti 12 hari

    130 hari

    235 hari

    Untuk 6 hari kerja :

    Jumlah hari per tahun 365 hariLibur Sabtu-Minggu 52 hari

    Libur Resmi 14 hari

    Cuti 12 hari

    78 hari

    287 hari

    2) Jam Kerja Efektif adalah jumlah jam kerja formal dikurangi

    dengan waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja

    (allowance) seperti buang air, melepas lelah, istirahat makan

    dan sebagainya. Allowance rata-rata sekitar 25% dari jumlah

    jam kerja formal. Jam Kerja Formal per Minggu = 37 Jam 30

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    35

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    36/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    Menit. Jam Kerja Efektif per Minggu (dikurangi waktu luang

    25%) = 75/100 x 37 Jam 30 Menit = 28 Jam Jam Kerja Efektif

    per hari :

    1). 5 hari kerja = 28 jam/5 hari = 5 jam 36 menit/hari

    2). 6 hari kerja = 28 jam/6 hari = 4 jam 23 menit/hari

    Jam Kerja Efektif per Tahun :

    5 hari kerja = 235 hr x 5 jam 36 mnt/hr = 1.324 jam = 1.300

    jam

    6 hari kerja = 287 hr x 4 jam 23 mnt/hr = 1.339 jam = 1.300

    jam.

    Jam kerja efektif tersebut akan menjadi alat pengukur dari

    beban kerja yang dihasilkan setiap unit kerja/jabatan.

    2. Teknik pelaksanaan analisis beban kerja

    Analisis beban kerja dilaksanakan secara sistematis dengan

    tahapan-tahapan sebagai berikut :

    a) Pengumpulan Data Beban Kerja.

    Sebelum melakukan pengumpulan data, para analis harus

    melakukan pengkajian organisasi sehingga memperoleh kejelasan

    mengenai :

    1) Tugas pokok dan fungsi

    2) Rincian tugas dan

    3) Rincian kegiatan.

    b) Setelah melakukan pengkajian organisasi, pelaksanaan

    pengumpulan data dapat dilakukan dengan :

    1) Menyebarkan formulir isian (Form A);

    2) Wawancara

    3) Observasi.

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    36

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    37/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    3. Tujuan dan manfaat analisis beban kerja

    Kajian analisis beban kerja organisasi pemerintah daerah

    bertujuan untuk mengetahui informasi tentang tingkat keseimbangan

    antara Beban Kerja, jumlah SDM dan Rasionalitas wewenang dan

    tanggung jawab serta Prosedur kerja serta Kelembagaan Aparatur

    Pemerintah Daerah serta efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit

    organisasi pemerintah daerah.

    Adapun manfaat kajian ini secara keseluruhan adalah sebagai

    bahan perumusan kebijakan pemerintah pusat dan daerah khususnya

    dalam hal beban kerja kelembagaan aparatur pemerintah daerah serta :

    a) Efektivitas dan efisiensi jabatan serta efektivitas dan efisiensi unit

    kerja;

    b) Prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit;

    c) Jumlah kebutuhan pegawai/pejabat;

    d) Jumlah beban kerja jabatan dan jumlah beban kerja unit; dan

    e) Standar norma waktu kerja.

    D. Pengertian efektivitas kinerja organisasi

    1.Efektivitas kinerja

    Pembahasan awal menyoroti apa sebenarnya efektivitas kinerja

    organisasi itu. Gibson (1989:30) mengatakan efektivitas adalah

    menggambarkan seluruh siklus input-proses-output. Sedangkan Walker

    (1992:45) mengatakan kinerja adalah pencapaian tugas-tugas individu dan

    tujuan. Adapun efektivitas kinerja organisasi menurut Agus (2001 : 36)

    mengatakan di dalam melakukan pekerjaan, pada hakekatnya para pekerja

    memerlukan rasa aman, yang mempunyai kaitan dengan (1). Jaminan masa

    depan, (2). Suasana organisasi yang memberikan kesempatan untuk

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    37

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    38/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    berkembang, tanpa adanya acaman-acaman, (3). Hubungan antara atasan

    dan bawahan yang manusiawi.

    Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa efektivitas kinerja

    organisasi merupakan susunan dari beberapa orang secara rapi yang

    menggambarkan seluruh siklus input-proses-output untuk mencapai tujuan

    yang diharapkan. Pada kenyataan yang dialami oleh roda organisasi

    Garnisun Tetap III sebagai berikut

    a) Organisasi ini meliputi input-proses-output. Namun dalam

    pelaksanaannya bahwa input-proses-output dirasa masih kurang

    bermutu. Sebab inputnya meliputi beberapa unsur, yaitu TNI Angkatan

    Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara (heterogen). Sehingga

    keadaan seperti ini membuat keseriusan untuk memanajemennya.

    b) Organisasi itu mengalami hubungan timbal balik dengan beberapa

    pihak. Kenyataan yang dilaksanakan organisasi Garnisun Tetap III

    selalu mengadakankomunikasi antar anggota dan pihak yang terkait.

    Komunikasi itu terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung,

    seperti melalui telepon, handphone dan semacamnya.Jarang sekaliindividu bekerja sendirian atau terpisah dengan orang lain dalam

    organisasi. Itulah pentingnya efektivitas kinerja organisasi yang

    dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya iklim organisasi dan etos

    kerja. Perlu diketahui bahwa efektivitas organisasi terdiri dari individu

    dan kelompok, karena itu efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas

    individu dan kelompok.

    Efektivitas organisasi adalah lebih banyak dari jumlah efektivitas

    individu dan kelompok, sehingga organisasi bisa efektif jika mampu

    mendapatkan hasil karya yang lebih tinggi tingkatannya dari pada jumlah

    hasil karyanya setiap bagiannya. Sebenarnya alasan bagi organisasi

    sebagai alat untuk melaksanakan pekerjaan masyarakat adalah bahwa

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    38

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    39/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    organisasi itu dapat melakukan pekerjaan lebih banyak dari pada yang

    mungkin dilakukan.

    Menurut Soekarno (1986:42) efektif adalah pencapaian tujuan atau

    hasil dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, biaya,

    fikiran alat dan lain-alat yang telah dikeluarkan/ digunakan. Hal ini berarti

    bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-mata hasil

    atau tujuan yang dikehendaki. Sedangkan yang dimaksud kinerja adalah

    suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan cara tertentu untuk

    mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun organisasi adalah kelompok

    tugas terdiri para anggota yang bekerja bersama-sama untuk

    menyelesaikan suatu tugas tertentu.Organisasi terdiri dari individu dan kelompok, karena itu efektivitas

    organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok. Namun demikian,

    efektivitas kinerja organisasi lebih banyak dari jumlah efektivitas individu

    dan kelompok. Organisasi mampu mendapatakan hasil kinerja untuk lebih

    tinggi tingkatannya dari pada jumlah hasil kinerja setiap bagiannya.

    Sebenarnya, alasan bagi organisasi sebagai alat untuk melaksanakan

    pekerjaan masyarakat adalah bahwa organisasi itu dapat melakukan

    pekerjaan masyarakat adalah bahwa organisasi itu dapat melakukan

    pekerjaan yang lebih banyak dari pada yang mungkin dilakukan oleh

    individu.

    Jadi pengertian efektivitas kinerja organisasi adalah pencapaian

    tujuan atau hasil yang dilakukan dikerjakan oleh setiap individu secara

    bersama-sama. Pandangan efektivitas kinerja organisasi sebagaimana

    gambaran di bawah ini :

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    39

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    40/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    Gambar 1.4. Tiga pandangan mengenai efektivitas organisasi

    Hubungan antara ketiga pandangan mengenai efektivitas

    diperlihatkan dalam gambar 1.4. Anak panah yang menghubungkan setiap

    tingkat tidak menunjukkan bentuk khusus dari hubungan tersebut. Yakni

    efektivitas individual adalah harus merupakan sebab dari kelompok, begitu

    pula tidak dapat dikatakan bahwa efektivitas kelompok adalah jumlah dari

    efektivitas individu. Hubungan antara pandangan-pandangan tersebut

    berubah-ubah tergantung dari faktor-faktor seperti jenis organisasi,

    pekerjaan yang dilaksanakan, teknologi yang digunakan dalam

    melaksanakan pekerjaan tersebut.

    Organisasi mempunyai dua kelompok besar, yaitu sumber

    manusia dan sumber alam. Manusia terdiri dari orang-orang yang bekerja di

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    40

    Efektiv

    itas

    Organi

    sasi

    Efektiv

    itas

    Individ

    u

    Efektiv

    itas

    Kelom

    pok

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    41/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    organisasi karyawan operasional, staf dan tenaga manajemen. Mereka

    menyumbangkan waktu dan tenaga mereka kepada organisasi dengan

    mendapatkan upah dan imbalan lain, baik wujud maupun tak terwujud.

    Sumber alam terdiri dari input untuk bukan manusia, yang akan diproses

    atau akan digunakan dalam kombinasi dengan unsur manusia untuk

    memberikan sumber lain. Pabrik baja menggunakan orang dan tanur

    (bersama-sama dengan alat-alat lain dan mesin) untuk memproses biji besi

    menjadi baja dan produk baja. Pabrik mobil menggunakan baja, karet,

    plastik dan lain-lain dalam kombinasi dengan orang, perkakas dan alat-alat

    untuk membuat mobil. Perusahaan bisnis dapat hidup terus selama

    outputnya dapat dijula di pasar dalam jumlah dan dengan harga yang

    memungkinkan perusahaan mengisi kembali persediaan inputnya yang

    telah habis.

    Seperti halnya dikemukakan Gedeian, dkk (1991:61) adalah That

    is, the greater the extent it which an organizations goals are met or

    surpassed, the greater its effectiveness (semakin besar pencapaian tujuan-

    tujuan organisasi semakin besar efektivitas).Selanjutnya Gedeian, dkk (1991:66) mengatakan : That is, an

    organizations long-run success hinges upon its ability to establish and

    maintain a favorable input-output ratio (organisasi akan bertahan jika dapat

    pemasukan lebihbesar dari yang dituntut untuk pengeluaran). Hal ini berarti

    bahwa efektivitas kinerja organisasi dapat dilihat dari besarnya pencapaian

    tujuan dan besarnya output.

    2. Pengukuran Efektivitas Kinerja Organisasi

    Penilaian mengenai organisasi dan fakor - faktor yang mempengaruhinya

    pada masa depan dapat diikhtisarkan sebagai berikut

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    41

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    42/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    a) Organisasi-organisasi akan beroperasi dalam lingkungan yang bergolak

    yang membutuhkan perubahan-perubahan penyesuaian yang terus

    menerus. Hal ini menunjukkan bahwa organisasi tidak statis.

    b) Organisasi-organisasi perlu menyesuaikan diri dengan berbagai nilai

    cultural dalam lingkungan sosial. Contoh organisasi yang berada di

    suatu kampus, maka organisasi itu harus menyesuaikan dengan budaya

    kampus tersebut.

    c) Organisasi-organisasi akan terus meluaskan batas-batas daerah

    wewenangnya. Keberadannya akan bertambah besar dan kompleks.

    d) Organisasi-organisasi akan terus mendeferensiasikan kegian-kegiatan

    mereka sehingga menambah masalah integrasi dan koordinasi, karena

    kompetitif dan perkembangan iptek yang cepat.

    e) Perhatian terhadap mutu kehidupan kerja akan meningkatkan. Karena

    pesaing semakin besar, maka kualitas harus ditingkatkan.

    f) Penekanan lebih besar pada saran dan bujukan daripada pemaksanaan

    yang didasarkan pada kekuasaan sebagai alat koordinasi kegiatan dan

    fungsi organisasi.g) Para peserta di semua tingkat organisasi akan lebih berpengaruh.

    h) Nilai dan gaya hidup orang dan kelompok dalam organisasi akan

    terdapat lebih banyak ragamnya. Karena peluang antara pria dan wanita

    sama, dari sisi etnis juga sama.

    i) Penilaian terhadap prestasi organisasi akan lebih sulit. Karena

    organisasi selalu berkembang, maka standar yang baku sudah tidak

    memadai lagi.

    j) Proses perubahan berencana dengan keterlibatan para peserta yang

    meluas akan dilembagakan/ diformalkan.

    k) Gerakan menjauh selalu tercipta dari organisasi stabil mekanistik

    menuju ke arah sistem yang adaptif yang tanggap terhadap perubahan.

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    42

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    43/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    Perubahan dinamis dalam sifat organisasi akan selalu meningkalkan

    jurang/ gap antara pengetahuan dan penerapannya, namun demikian

    kemajuan terus ada.

    3. Pendekatan tujuan

    Pendekatan tujuan untuk menjelaskan efektivitas didasarkan suatu

    gagasan bahwa organisasi diciptakan sebagai alat untuk mencapai tujuan

    organisasi. Pendekatan tujuan organisasi dibentuk dengan maksud

    mencapai tujuan. Seorang ahli praktek dan penulis dalam manajemen dan

    perilaku keorganisasian, Gibson (1989 : 27) menyatakan : yang diartikan

    dengan efektivitas adalah pencapaian sasaran yang telah disepakati atas

    usaha bersama. Tingkat pencapaian sasaran itu menunjukkan tingkat

    efektivitas. Gagasan bahwa organisasi maupun kelompok dan individu itu

    harus dievaluasi dari segi pencapaian tujuan, telah diterima umum secara

    luas. Pendekatan tujuan menunjukkan bahwa organisasi dibentuk dengan

    tujuan tertentu, bekerja secara rasional dan berusaha mencapai tujuan

    tertentu yakni prinsip dasar dari masyarakat Barat sekarang ini. Meski

    pendekatan tujuan ini kelihatan sederhana, tetapi mengandung jugabeberapa persoalan. Beberapa kesulitan yang dikenal secara luas meliputi :

    a) Pencapaian tujuan tidak dapat segera diukur pada organisasi yang tidak

    memproduksi barang-barang yang berwujud (tangible outputs).

    b) Organisasi berusaha mencapai lebih dari satu tujuan dan tercapainya

    satu tujuan sering kali dihalangi atau mengurangi kemampuannya untuk

    mencapai tujuanyang lain.

    c) Adanya beberapa tujuan resmi yang harus dicapai dan disepakati oleh

    semua anggota, adalah diragukan. Banyak ahli riset menyatakan

    kesulitan untuk mendapatkan persetujuan di antara para manajer

    mengenai tujuan khusus dari organisasi mereka.

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    43

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    44/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    Pendekatan tujuan terdapat beberapa persoalan, tetapi

    pendekatan itu mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap

    perkembangan manajemen dan teori serta praktek tingkah laku

    keorganisasian. Pembahasan pada waktu sekarang ini menunjukkan

    pentingnya tujuan organisasi dalam pengambilan keputusan strategis

    dan pembedaan antara memaksimumkan tujuan (maximizing goals) dan

    mengoptimumkan tujuan (optimizing goals). Pengambilan keputusan

    strategis memerlukan perhatian khusus terhadap tujuan organisasi,

    pada waktu organisasi menghadapi lingkungannya, karena lingkungan

    itu sangat tidak menentu dan bermacam-macam, maka organisasi harus

    puas dengan mencapai tujuan yang mungkin tercapai dan bukannya

    tujuan akhir.

    Proses yang sebenarnya dari penjelasan hasil karya jauh lebih

    sukar daripada yang disangka orang. Dikatakan bahwa manajer harus

    memimpin organisasi sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan

    semaksimum mungkin dengan penggunaan sumber secara efisien.

    Adapun pendekatan efektivitas kinerja organisasi seperti yangdikemukakan England (1991:67) adalah :

    a) The Bass Model

    1) The degree to which it is productive, profitable, self maintaining,

    and so fort(Tingkat produktivitas, menguntungkan, mandiri dan

    sebagainya).

    2) The degree to which it is of value to it is member (Tingkat

    manfaatnya bagi anggotanya).

    3) The degree to which it and its members are of value to society

    (Tingkat manfaat organisasi dan anggotanya bagi masyarakat).

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    44

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    45/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    b) The Yochman-searchore Model

    1) Organisasi sebagai sistem terbuka

    2) Efektivitas organisasi sama dengan posisi tawar menawar

    3) Penguasaan sumber-sumber langkah dan berharga

    4) Kontrol lingkungan

    c) The Bennis Model

    Model ini yang terpenting dalam kriteria efektivitas kinerja

    organisasi adalah perhatiannya terhadap masalah adaptasi pada

    perubahan.

    Oleh karena itu, dalam penelitian ini menggunakan

    pendekatan Model Bass yang intinya :

    a) Adanya produktivitas, maksudnya seberapa jauh pencapaian

    tujuan yang berupa produk dari setiap orang dalam organisasi.

    b) Adanya pemanfaatan, maksudnya seberapa jauh pencapaian

    tujuan yang berupa kemanfaatan bagi dirinya dan orang lain.

    4. Pengertian Iklim Organisasi

    Para ahli dari Barat mengartikan iklim organisasi sebagai suatu

    unsur fisik, di mana iklim dapat sebagai suatu atribusi dari organisasi atau

    sebagai suatu atribusi daripada persepsi individu sendiri. Duncon (1972)

    mencirikan iklim organisasi sebagai keseluruhan faktor-faktor fisik dan

    sosial yang terdapat dalam sebuah organisasi. Menurut model Pines

    (1982), iklim kerja sebuah organisasi dapat diukur melalui empat dimensi

    sebagai berikut :

    a) Dimensi Psikologikal, yaitu meliputi variabel seperti beban kerja,

    kurang otonomi, kurang pemenuhan sendiri (self-fulfilment clershif),

    dan kurang inovasi.

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    45

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    46/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    b) Dimensi Struktural, yaitu meliputi variabel seperti fisik, bunyi dan

    tingkat keserasian antara keperluan kerja dan struktur fisik.

    c) Dimensi Sosial, yaitu meliputi aspek interaksi dengan klien (dari segi

    kuantitas dan ciri-ciri permasalahannya), rekan sejawat (tingkat

    dukungan dan kerja sama), dan penyelia-penyelia (dukungan dan

    imbalan).

    d) Dimensi Birokratik, yaitu meliputi Undang-undang dan peraturan-

    peraturan konflik peranan dan kekaburan peranan.

    Kemudian dikemukakan oleh Simamora (2001 : 81) disebutkan

    bahwa iklim organisasi adalah lingkungan internal atau psikologi

    organisasi. Iklim organisasi mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM

    yang diterima oleh anggota organisasi. Perlu diketahui bahwa setiap

    organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda.

    Keanekaragaman pekerjaan yang dirancang di dalam organisasi, atau

    sifat individu yang ada akan menggambarkan perbedaan tersebut.

    Semua organisasi tentu memiliki strategi dalam memanajemen SDM.

    Iklim organisasi yang terbuka memacu pegawai untukmengutarakan kepentingan dan ketidakpuasan tanpa adanya rasa

    takut akan tindakan balasan dan perhatian. Ketidakpuasan seperti itu

    dapat ditangani dengan cara yang positif dan bijaksana. Iklim

    keterbukaan, bagaimanapun juga hanya tercipta jika semua anggota

    memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dan mempercayai keadilan

    tindakan. Iklim organisasi penting untuk diciptakan karena merupakan

    persepsi seseorang tentang apa yang diberikan oleh organisasi dan

    dijadikan dasar bagi penentuan tingkah laku anggota selanjutnya. Iklim

    ditentukan oleh seberapa baik anggota diarahkan, dibangun dan

    dihargai oleh organisasi.

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    46

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    47/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    Batasan pengertian iklim organisasi itu bisa dilihat dalam

    dimensi iklim organisasi. Kelneer (1990) sebagaimana dikutip oleh Lila

    (2002) menyebutkan enam dimensi iklim organisasi sebagai berikut :

    a) Flexibility conformity

    Fleksibilitas dan comfomity merupakan kondisi organisasi yang

    untuk memberikan keleluasan bertindak bagi pegawai serta

    melakukan penyesuaian diri terhadap tugas-tugas yang diberikan.

    Hal ini berkaitan dengan aturan yang ditetapkan organisasi,

    kebijakan dan prosedur yang ada. Penerimaan terhadap ide-ide

    yang baru merupakan nilai pendukung di dalam mengembangkan

    iklim organisasi yang kondusif demi tercapainya tujuan organisasi.

    b) Resposibility

    Hal ini berkaitan dengan perasaan pegawai mengenai

    pelaksanaan tugas organisasi yang diemban dengan rasa

    tanggung jawab atas hasil yang dicapai, karena mereka terlibat di

    dalam proses yang sedang berjalan.

    c) StandardsPerasaan karyawan tentang kondisi organisasi dimana

    manajemen memberikan perhatian kepada pelaksanaan tugas

    dengan baik, tujuan yang telah ditentukan serta toleransi terhadap

    kesalahan atau hal-hal yang kurang sesuai atau kurang baik.

    d) Reward

    Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan tentang penghargaan

    dan pengakuan atas pekerjaan yang baik.

    e) Clarity

    Terkait dengan perasaan pegawai bahwa mereka mengetahui apa

    yang diharapkan dari mereka berkaitan dengan pekerjaan,

    peranan dan tujuan organisasi.

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    47

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    48/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    f) Tema Commitment

    Berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai perasaan bangga

    mereka memiliki organisasi dan kesediaan untuk berusaha lebih

    saat dibutuhkan.

    Sementara itu Lussier (1996) sebagaimana dikutip olah Barkah

    (2002) mengatakan sejelasnya yaitu :

    1) Struktur, merupakan tingkat paksaan yang dirasakan pegawai

    karena adanya peraturan dan prosedur yang terstruktur atau

    tersusun.

    2) Responbility, merupakan tingkat pengawasan yang dilakukan

    organisasi dan dirasakan oleh para pengawai.

    3) Reward, merupakan tingkat penghargaan yang diberikan atas

    usaha pegawai .

    4) Warmt, berkaitan dengan tingkat kepuasan pegawai yang

    berkaitan dengan kepegawaian dalam organisasi.

    5) Support, berkaitan dengan dukungan kepada pegawai di dalam

    melaksanakan tugas-tugas organisasi. Dukungan seperti dapatberasal dari pimpinan ataupun rekan kerja.

    6) Organizational identity and loyalty, berkaitan dengan perasaan

    bangga akan keberadaannya dalam organisasi dan kesetiaan

    yang ditunjukkan selama masa kerjanya.

    7) Risk, berkaitan dengan pegawai diberi ruang untuk melakukan

    atau mengambil resiko dalam menjalankan tugas sebagai sebuah

    tantangan.

    Menurut www.cats.ucsc.edu (2002:24) dijelaskan what isorganizational climate? It can be described as adalah combination ofshared history, expecatations,unwritten rules and social mores thataffects the behavior of everyone in adalahorganization. Or, more

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    48

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    49/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    simply, it is a set of underlying beliefs that are always there to color theperceptions of actions and communications.

    Iklim organisasi ini bisa digambarkan/ dideskripsikan sebagai

    kombinasi pembagian sejarah, harapan, hukum yang tidak tertulis dan

    sosial yang mempengaruhi kebiasaan/tingkah laku dari setiap orang di

    dalam organisasi. Atau secara mudahnya, ini suatu garis kepercayaan

    yang selalu mewarnai persepsi dari setiap tindakan dan komunikasi).

    Sedangkan menurut Steers (1985:101) iklim organisasi merupakan

    lingkungan internal yang mewakili faktor-faktor dalam organisasi yang

    menciptakan kultur dan lingkungan sosial dimana aktivitas-aktivitas

    pencapaian tujuan berlangsung. Berdasarkan pendapat di atas, berarti

    bahwa iklim organisasi meliputi beberapa unsur yang bisa menjadikan

    organisasi dijiwai oleh semua anggotanya. Hal ini membawa iklim

    organisasi dalam penelitian ini ke arah pendapat Pines seperti di atas.

    5. Pengertian Etos Kerja

    Setiap organisasi yang selalu ingin maju, akan melibatkan anggotauntuk meningkatkan mutu kinerjanya, diantaranya setiap organisasi harus

    memiliki etos kerja.

    Etos menurut Geertz (dalam Taufik Abdullah, 1986) diartikan sebagai

    sikap yang mendasar terhadap diri dan dunia yang dipancarkan hidup.

    Sedangkan kerja,menurut Abdullah (1986), secara lebih khusus dapat

    diartikan sebagai usaha komersial yang menjadi suatu keharusan demi

    hidup, atau sesuatu yang imperatif dari diri, maupun sesuatu yang terkait

    pada identitas diri yang telak bersifat sakral. Identitas diri yang terkandung

    di dalam hal ini, adalah sesuatu yang telah diberikan oleh tuntutan religius

    (agama).

    MUSKAMAL,S.SOS,M.Si, PKP2A II LAN MAKASSAR,

    KKKSDA

    49

  • 8/4/2019 30150084 Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah (1)

    50/70

    ANALISIS BEBAN KERJA

    ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH 2010

    Apabila mengintroduksi pendapat Anoraga dan Suryanti (1995),

    maka etos kerja diartikan sebagai pandangan dan sikap suatu bangsa atau

    umat terhadap kerja.

    Berpijak pada pengertian bahwa etos kerja menggambarkan suatu

    sikap, maka dapat ditegaskan bahwa etos kerja mengandung makna

    sebagai aspek evaluative yang dimiliki oleh individu (kelompok) dalam

    memberikan penilaian terhadap kegiatan kerja.

    Mengingat kandungan yang ada dalam pengertian etos kerja, adalah

    unsure penilaian, maka secara garis besar dalam penilaian itu, dapat

    digolongkan menjadi dua, yaitupenilaian positif dan negatif.

    Berpangkal tolak dari uraian itu, maka menurut bahwa suatu individu

    atau kelompok masyarakat dapat dikatakan memiliki etos kerja yang tinggi,

    apabila menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut :

    a) Mempunyai penilaian yang sangat positif terhadap hasil kerja manusia.

    b


Top Related