Download - 10 Wasiat dan Nasehat Para Auliya
10 WASIAT Dan NASEHAT PARA AULIYA
Wasiat Nasehat Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf
Wasiat Nasehat Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas
Wasiat Nasehat Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi
Wasiat Nasehat Imam Qutbul Irsyad Habib Abdullah bin Alwi Al -Haddad
Wasiat Nasehat Habib Umar bin Abdurrahman Al Atthas
Wasiat Nasehat Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim ra
Wasiat Nasehat Sayyidina Habib Ali bin Abu Bakar As-Sakran
Wasiat Nasehat Habib Abdullah Al - Aydrus Akbar
Wasiat Nasehat Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz Ibni Syekh Abu
Bakar bin Salim
Wasiat Nasehat Syekh Abdul Qadir Al-Jailany
1. Wasiat Nasehat Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf
"Ketahuilah bahwa Allah swt akan memberikan kepada hambanya segala apa yang
dipanjatkan sesuai dengan niatnya. Menurut saya Allah swt niscaya akan
mendatangkan segala nikmat-Nya di muka dunia, dengan cara terlebih dahulu Dia
titipkan di dalam hati hamba-Nya yang berhati bersih. Untuk itu kemudian dibagi-
bagikan kepada hamba-Nya yang lain. Amal seorang hamba tidak akan naik dan
diterima Allah swt kecuali dari hati yang bersih. Ketahuilah wahai saudaraku, seorang
hamba belum dikatakan sebagai hamba Allah swt yang sejati jika belum
membersihkan hatinya!"
"Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, hati yang ada di dalam ini ( sambil menunjuk
ke dada beliau ) seperti rumah, jika dihuni oleh orang yang pandai merawatnya
dengan baik, maka akan nampak nyaman dan hidup; namun jika tidak dihuni atau
dihuni oleh orang yang tidak dapat merawatnya, maka rumah itu akan rusak dan tak
terawat. Dzikir dan ketaatan kepada Allah swt merupakan penghuni hati, sedangkan
kelalaian dan maksiat adalah perusak hati."
"wahai Sadara-saudaraku, dengarkanlah apa yang dikatakan Habib Ali! Beliau
meminta kepada kita untuk selalu meluangkan waktu menghadiri majlis-majlis
semacam ini ( ta'lim, Zikir )! Ketahuilah bahwa menghadiri suatu majlis yang mulia
akan dapat menghantarkan kita kepada suatu derajat yang tidak dapat dicapai oleh
banyaknya amal kebajikan yang lain. Simaklah apa yang dikatakan guruku tadi!"
"Di zaman ini, hanya sedikit orang yang menunjukkan adab luhur dalam majlis. Jika
ada seseorang yang datang, mereka berdiri dan bersalaman atau menghentikan
bacaan, padahal orang itu datang ke majlis tersebut tidak lain untuk mendengarkan.
Oleh karenanya, banyak aku jumpai orang di zaman ini, jika datang seseorang,
mereka berkata, "silahkan kemari" dan yang lain mengatakan juga "silahkan kemari"
sedang orang yang duduk di samping mengipasinya.
Gerakan-gerakan dan kegaduhan yang mereka timbulkan menghapus keberkahan
majelis itu sendiri. Keberkahan majlis bisa diharapkan, apabila yang hadir beradab
dan duduk di tempat yang mudah mereka capai. Jadi keberkahan majlis itu pada
intinya adalah adab, sedangkan adab dan pengagungan itu letaknya di hati. Oleh
karena itu, wahai saudara-saudarku, aku anjurkan kepada kalian, hadirilah majlis-
majlis khoir ( baik ). Ajaklah anak-anak kalian kesana dan biasakan mereka untuk
mendatanginya agar mereka menjadi anak-anak yang terdidik baik, lewat majlis-majlis
yang baik pula!"
"Saat-saat ini aku jarang melihat santri-santri atau siswa-siswa madrasah yang
menghargai ilmu. Banyak aku lihat mereka membawa mushaf atau kitab-kitab ilmu
yang lain dengan cara tidak menghormatinya, menenteng atau membawa dibelakang
punggungnya. Lebih dari itu mereka mendatangi tempat-tempat pendidikan yang tidak
mengajarkan kepada anak-anak kita untuk mencintai ilmu tapi mencintai nilai semata-
mata. Mereka diajarkan pemikiran para filosof dan budaya pemikiran-pemikiran orang
Yahudi dan Nasrani."
"Apa yang akan terjadi pada generasi remaja masa kini? Ini tentu adalah tanggung
jawab bersama. Al-Habib Ali pernah merasakan kekecewaan yang sama seperti yang
aku rasa. Padahal di zaman beliau, aku melihat kota Seiwun dan Tarim sangat
makmur, bahkan negeri Hadramaut dipenuhi dengan para penuntut ilmu yang
beradab, berakhlaq, menghargai ilmu dan orang 'Alim. Bagaimana jika beliau
mendapati anak-anak kita disini yang tidak menghargai ilmu dan para Ulama?
Niscaya beliau akan menangis dengan air mata darah. Beliau menambahkan bahwa
aku akan meletakkan para penuntut ilmu di atas kepalaku dan jika aku bertemu murid
yang membawa bukunya dengan rasa adab, ingin rasanya aku menciun kedua
matanya."
"Aku teringat pada suatu kalam seorang shaleh yang mengatakan; Tidak ada yang
menyebabkan manusia rugi, kecuali keengganan mereka mengkaji buku-buku sejarah
Kaum Sholihin dan berkiblat pada buku-buku modern dengan pola pikir moderat.
Wahai saudara-saudarku! Ikutilah jalan orang-orang tua kita yang sholihin, sebab
mereka adalah orang-orang suci yang beramal ikhlas. Ketahuilah Salaf kita tidak
menyukai ilmu kecuali yang dapat membuahkan amal sholeh."
"Aku teringat pada suatu untaian mutiara nasihat Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-
Aththas yang mengatakan; Ilmu adalah alat, meskipun ilmu itu baik ( hasan ), tapi
hanya alat bukan tujuan, oleh karenanya ilmu harus diiringi adab, akhlaq dan niat-niat
yang sholeh. Ilmu demikianlah yang dapat mengantakan seseorang kepada maqam-
maqam yang tinggi."
2. Wasiat Nasehat Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas
Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas (kepada salah seorang muridnya):
“Insya Allah ucapanku yang kau tulis dan kumpulkan akan memberikan manfaat yang
besar. Dan usahamu ini lebih bermanfaat dan langgeng daripada mencatat karomah-
karomah yang terjadi. Karomah yang berlangsung hanya saat itu saja dan akan
dilupakan dengan berjalannya waktu. Namun, manfaat ucapanku ini Insya Allah
Ta‟ala akan abadi. Orang yang menghargai ucapanku belum datang, mereka adalah
orang-orang masa depan.”
“Sesungguhnya terlalu memfasih-fasihkan bacaan adalah bid‟ah. Andaikata salaf
membaca Al-Qur‟an seperti mereka yang suka memfasih-fasihkan bacaannya, tentu
mereka tidak dapat menghatamkan Al-Qur‟an dalam semalam.”
“Imam Ghazali juga pernah berkata bahwa hudhur dan khusyu‟ dalam membaca Al-
Qur‟an tidak mungkin dapat dirasakan oleh orang yang membaca Al-Qur‟an dengan
terlalu memfasihkan huruf dan memberi tekanan berlebihan pada tasyhid-tasyhidnya.
Andaikata kalian curahkan seluruh konsentrasi kalian untuk merenungkan makna
rahmat, pujian, rububiyyah, kekuasaan Allah SWT ( al-Malik) penghambaan,
permohonan, permohonan hidayah, shirotol mustaqim yang ada dalam Fatihah, maka
itu lebih baik.”
“Jika kau membaca ayat sajdah dan pada saat itu kau berada di tempat yang tidak
layak untuk sujud; maka bayangkanlah seakan-akan dirimu berada di tempat yang
mulia, seperti Masjidil Haram atau Masjid-masjid lainnya. Setelah itu sujudlah dengan
hatimu. Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam bukunya yang berjudul Al-Ghunyah
mengatakan :”Jika kau berdiri mengerjakan sholat, maka bayangkanlah seakan-akan
kau sedang menghadap Ka‟bah dan saksikanlah Ka‟bah itu dengan hatimu. Niscaya
kau akan meningkat ke maqom yang lain,”
“Setiap zaman ada 124.000 wali dan setiap wali mewarisi hal dari Nabi SAW. Di
antara mereka ada yang tahu dirinya wali, tapi ada juga yang tidak tahu.”
“Amal dan niat saleh akan menyebabkan timbulnya kewibawaan pada diri seseorang.
Ia akan tampak beda dengan orang lain, ucapannya didengar dan bermanfaat.
Sebaliknya, amal dan niat buruk akan menyebabkan pelakunya diselimuti kegelapan”
“Manusia punya dua sayap yang dapat ia gunakan untuk terbabg ke tempat yang
mulia, yaitu Niat dan Himmah ( semangat, tekad ). Sedangkan penghuni zaman ini
berpijak pada salah satu diantara keduanya. Ada yang memiliki niat, tapi tidak
memiliki himmah. Ada yang himmahnya besar, tapi belum memiliki niat. Jika
seseorang punya niat, kemudian memperoleh himmah, maka Allah swt akan
memperhatikannya dan akan menyampaikannya pada tujuan. Niat itu sebelum
himmah dan himmah sebelum amal.”
Imam Junaid rhm berkata :”barang siapa membuka bagi dirinya satu pintu niat baik,
maka Allah swt membukakan baginya 70 pintu taufiq. Dan barang siapa membukakan
untuk dirinya satu pintu niat buruk, maka Allah swt membukakan untuknya 70 pintu
khidzlan ( dorongan untuk bermaksiat ).”
Thoriqoh salaf Alawiyin adalah zhohirnya Ghazaliah dan bathinnya Syazaliah. Jika
seseorang berkonsentrasi pada amal, maka ia akan mengerjakan amal tanpa ruh.
Namun, jika ia meninggalkan amal dan banyak berharap kepada Allah swt, ia akan
miskin amal saleh.
Kerjakanlah shalat karena Allah swt memerintahkannya. Jadikanlah makna segala
sesuatu sebagai tujuanmu. Jangan jadikan cara pengucapan huruf ( makhraj )dan
sejenisnya sebagai pusat perhatianmu dalam sholat. Tapi amati dan renungkan (
tadabbur ) makna ayat yang kau baca. Apa yang menghalangimu untuk merenungkan
makna basmalah, arti rahmat ayat pertama dan makna syukur. Renungkan tentang
Pemberi nikmat dan Pemelihara alam, makna rahmat di ayat ke tiga, makna raja dan
penguasa, makna ibadah, pertolongan, hidayah, shirotol mustaqim dan orang-orang
yang berjalan diatasnya, yaitu orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah swt.
Renungkan tentang orang-orang yang berpaling, yakni orang-orang yang dimurkai
Allah swt.
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang tidak akan meninggalkanmu di dunia maupun
di akhirat. Ilmu adalah Alat. Meskipun ilmu itu baik, tapi hanyalah alat, bukan tujuan.
Ilmu digunakan hanya untuk mencapai tujuan. Ilmu harus diiringi adab, akhlaq
danniat-niat saleh. Ilmu demikian inilah yang dapat mengantarkan seseorang kepada
maqam-maqam yang tinggi.
Pelajarilah ilmu, tanamkan dalam hati niat untuk mengamalkannya, maka Allah swt
akan mengembalikan semua yang hilang dari kalian.
Jika kau membaca sesuatu dan tidak dapat memahaminya, atau hatimu tidak hadir
sewaktu membacanya, maka ulangila lagi di waktu yang lain. Sebab setiap waktu
memilki rahasia yang berbeda.
Barang siapa mendahulukan ikhlas sebelum amal, maka ia tidak akan bisa beramal.
Tapi hendaknya ia beramal, kemudian menuntut dirinya untuk ikhlas. Seseorang tidak
seharusnya menuntut kesempurnaan, baik dari dirinya sendiri maupun orang lain.
Sebab jika ia menuntut kesempurnaan dari dirinya, ia tidak akan beramal. jika ia
menuntut kesempurnaan dari orang lain, ia tidak akan memandang mulia seorang
pun, ia bahkan akan memandang rendah semua orang.
Setiap kebajikan terasa berat bagi “NAFS”. Tapi jika dipaksakan, ia akan terbiasa dan
dapat mengerjakannya dengan mudah. Sebagian orang jika melihat “NAFS”nya benci
pada perbuatan baik, ia mengikuti “NAFS”nya dan cenderung kepadanya. Ia selalu
berbuat demikian, hingga tidak mampu lagi berbuat baik. Akhirnya, hatinya menjadi
keras. Sebenarnya jika hati mau menghadap Allah swt, Allah swt akan menghadap
kepadanya. Jika berpaling, Allah swt pun akan berpaling darinya. Sifat “NAFS” adalah
suka menentang dan mudah bosan. Jika kau membiasakannya dengan kebaikan, ia
akan menjadi baik; tapi jika kau membiasakannya dengan keburukan, ia akan menjadi
buruk.
Manusia hendaknya menyibukkan “NAFS”nya dengan amal-amal yang bermanfaat
baginya. “NAFS” akan terbiasa dengan apa yang dibiasakan kepadanya. Orang yang
terbiasa banyak bicara, menghadiri majelis yang penuh kelalaian dan permainan,
maka hatinya merasa berat untuk membaca Al-Qur‟an.
Hati yang bersih siap menerima karunia-karunia Allah swt. Sedang hati yang kotor
tidak dapat menampung karunia Allah swt.
Hati manusia seperti Baitul Ma‟mur. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang thawaf
mengelilinginya hingga hari kiamat. Dalam 24 jam hati 70.000 bisikan dan setiap
bisikan dipegang oleh seorang malaikat.
Orang yang berharta, hendaknya banyak berderma dan bersedekah di jalan Allah
swt. Yang berilmu, hendaknya mencurahkan semua tenaganya untuk mengajar. Yang
mempunyai kedudukan, hendaknya berusaha mendamaikan orang-orang yang
dizalimi. Yang berdagang dan menekuni pekerjaan lainnya, hendaknya jujur kepada
kaum muslimin dan melakukan pekerjaannya dengan sempurna.
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang
yang disempitkan rezekinya hendaknya memberi nafkah dari harta yang diberikan
Allah swt kepadanya. Allah swt tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan
(sekedar) apa yang Allah swt berikan kepadanya. Allah swt kelak akan memberikan
kelapangan sesudah kesempitan.(QS Ath-Thalaq, 65:7).
Di dunia ini manusia harus memiliki empat sifat :
1. Sabar terhadap yang dibenci dan disukai.
2. Melayani dengan baik dan memuaskan hati(jabr) orang yang baik maupun jahat.
3. Memiliki akal yang dapat membedakan segala sesuatu.
4. Memilki niat saleh dalam semua hal agar tercapai keinginannya.
Jika seseorang ingin memperoleh rasa takut kepada Allah swt, maka hendaknya ia
melihat orang yang memilki rasa takut. Jika ingin khusyu‟ maka hendaknya ia melihat
orang yang khusyu‟. Manusia adalah magnet untuk dirinya dan orang lain. Manusia
biasanya mencuri watak orang yang dilihatnya.
Hanya prasangka baik kepada Allah swt dan hamba-hambanyalah yang dapat
membuka pintu-pintu kebajikan.
“Dua hal yang tidak ada sebuah kebaikan pun yang dapat mengungguli keduanya,
yaitu prasangka baik kepada Allah swt dan prasangka baik kepada makhluk Allah swt.
Dan dua hal yang tidak ada sebuah keburukan yang dapat mengunggulinya, yaitu
prasangka buruk kepada Allah swt dan prasangka buruk kepada makhluk Allah swt.”
(Al-Hadits)
Setiap orang memiliki 360 urat. Ada urat yang akan mendorongnya untuk berbuat
kebaikan, dan ada yang akan menggerakkannya untuk berbuat kejahatan. Jika
melihat orang saleh, urat-urat kebaikan akan menggerakkannya untuk berbuat baik.
Jika melihat orang durhaka, maka urat-urat keburukannya akan menggerakkannya
untuk berbuat jahat.
Orang yang mudah iri, menyangka bahwa semua orang iri; orang yang suka
bermaksiat menyangka bahwa semua orang suka bermaksiat; dan orang yang saleh
menyangka semua orang gemar berbuat kebaikan.
Jika kau memandang seorang yang saleh dan istiqomah, khusyu‟ dan wara‟, lalu kau
bandingkan akhlaqmu dengan akhlaqnya. Amalmu dengan amalnya, keadaanmu
dengan keadaannya; maka kau akan mengetahui aib dan kekuranganmu. Setelah itu
akan mudah bagimu untuk memperbaiki ucapan dan perbuatanmu yang salah, lahir
maupun batin. Itulah sebabnya kita dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang
yang saleh dan mulia, serta dilarang bergaul dengan selain mereka. Sebab watak
seseorang akan mencuri watak orang lain. Jika tidak kau temukan teman duduk yang
saleh, pelajarilah buku, sifat, riwayat hidup dan semua prilaku kaum sholihin.
Ada dua orang yang tidak boleh kau pegang pendapatnya, yaitu orang yang selalu
mengikuti kata hatinya dan orang yang tidak melaksanakan pendapatnya sendiri.
Jangan berselisih dengan anakmu dan jangan pula bersikap keras kepadanya. Ajak
dan perintahkan untuk berbuat kebaikan. Jika ia tidak patuh, jauhilah dia dengan
santun dan penuh perhatian.
Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Atthas dahulu melarang seseorang bergaul dengan
Ahli bid‟ah, orang-orang yang aqidahnya menyimpang dan orang-orang yang
merendahkan kaum sholihin, Para Wali dan Ulama. Jika melewati tempat yang ada
orang-orang yang memiliki salah satu sifat di atas, beliau menutupi kepalanya dan
berjalan dengan cepat.
Sholatlah di belakang orang yang mengucapkan Laa ilaaha illalloh, dan sholatkanlah
orang yang mengucapkan Laa ilaaha illalloh. (Hadits)
Orang –orang di Zaman akhir ini lebih mengutamakan harta mereka dibanding diri
mereka sendiri. Mereka kikir dan tidak memperdulikan apa yang menimpa mereka.
Mereka abaikan Hak Allah swt, Allah swt pun lalu menundukkan mereka di bawah
kekuasaan orang yang tidak mengasihi mereka. Adapun orang-orang terdahulu,
mereka menjadikan harta mereka sebagai perisai dan pelindung dari segala bencana.
Jika seseorang senantiasa taat, maka Allah swt akan memberinya rejeki. Allah swt
tidak akan membiarkannya begitu saja tanpa harta. Allah swt telah memberi kalian
rejeki, tapi kalian menghambur-hamburkan rejeki itu bukan pada tempatnya.
Tunaikanlah kewajiban zakat, janganlah kalian kurangi.
Segala kesedihan yang dapat hilang dengan uang, bukanlah kesedihan.
Jika dalam hatimu terlintas bisikan buruk atau ajakan untuk bermaksiat, angkatlah
kepalamu ke langit lalu ucapkan :”Allah….. dengan satu nafas. Perbuatan ini akan
membakar dan menghapus dengan seketika bisikan-bisikan buruk dalam hati.
Hikmah dari menengadahkan kepala ke langit adalah karena setan tidak dapat
mendatangi manusia dari atas kepalanya. Allah Ta‟ala berfirman : “Kemudian Saya
(iblis) akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan
dari kiri mereka.(QS Al-A‟raf, 7:17). Allah swt tidak mengatakan bahwa iblis akan
mendatangi mereka dari atas.
Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas selalu membaca surat Al-Waqiah di waktu Ashar.
Beliau berkata :”Sayyidil Wujud (Nabi Muhammad saw) lah yang memerintahkanku
untuk membacanya di waktu Ashar.”
3. Wasiat Nasehat Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi
“Camkanlah, jangan sampai kalian tidak mempelajari ilmu bahasa, Nahwu dan shorof.
Karena ilmu bahasa merupakan dasar dan perantara kalian untuk memahami semua
ilmu.”
"Wahai saudaraku, berprasangka baiklah kepada Allah swt, wujudkanlah kebenaran
janji-Nya, dan rasakanlah kebesaran rahmat-Nya. Cukuplah bagi kita firman Allah swt,
seperti disabdakan Rasulullah saw, “Aku bersama prasangka hamba-Ku terhadap-Ku,
maka berprasangkalah kepada-Ku sesukamu.”
"Jika seorang hamba memedulikan penyakit hati seperti penyakit badan, niscaya
mereka akan mendapatkan tabib di hadapan mereka. Tetapi, sedikit sekali yang
membahas masalah ini, karena mereka telah dikuasai nafsu dan akal.”
"Jika tak ada ketamakan, dan tak ada satu mahluk pun keluar dari lingkaran jejak nabi
saw, tidak akan ada manusia mengejar dunia yang fana ini atau berpaling dari
kebahagiaan akhirat yang kekal.”
"Tak ada derajat yang lebih tinggi daripada prasangka baik. Karena di dalam
prasangka baik terdapat keselamatan dan keberuntungan. Didalam keluasan rahmat
Allah swt sirnalah amalmu seperti amal setiap mahluk. Di dalam rahasia Allah swt swt,
yang dititipkan pada mahluk-Nya, terdapat sesuatu yang mengharuskan untuk
berkeyakinan bahwa semua mahluk adalah Aulia."
"Keteguhan yang sempurna berbeda-beda. Keteguhan dalam perkataan berbeda
dengan keteguhan dalam perbuatan. Keteguhan perbuatan berbeda dengan
keteguhan dalam beramal. Keteguhan dalam beramal berbeda dengan keteguhan
dalam mencari. Keteguhan dalam mencari berbeda dengan keteguhan dalam apa
yang dicari. Sedangkan hakikatnya, secara utuh dan merupakan kedudukan yang
terakhir, adalah tidak memalingkan pandangan dari Allah swt sekedip mata pun,
bahkan yang lebih cepat dari itu."
"Janganlah kau putuskan kehadiranmu di tempat-tempat yang baik karena alasan
kesibukan dunia. Hati-hatilah, karena itu merupakan tipu daya setan. Hadirkanlah
Allah swt ketika sendirian. Sembahlah Dia, seakan melihatnya; dan jika tidak
melihatnya, sesungguhnya Dia melihatmu."
"Tutuplah mata dari perhiasan dunia dan segala kenikmatan fana yang dimiliki budak-
budaknya serta kenikmatan yang akan terputus. Sesungguhnya semuanya seperti
kau saksikan bahwa dunia ini cepat berpindah dan dekat kefanaannya."
"Jadikanlah Al-Qur‟an dan zikir kepada Allah swt bacaan sehari-harimu. Bertafakurlah
terhadap nikmat Allah swt. Jika mungkin, setiap waktu hanya ada antara dirimu dan
Allah swt, dan pada saat itu telitilah diri sendiri. Rasulullah saw bersabda, “Telitilah
dirimu, sebelum kalian diteliti.” Seseorang yang meneliti dirinya di dunia, perhitungan
baginya akan lebih ringan di Akherat kelak."
"Orang yang lalai mengira bahwa dirinya mencapai kelezatan dunia tanpa mengetahui
bahwa sebenarnya kemanisan dunia bercampur dengan kepahitannya. Sedangkan
kehidupan indah yang sebenarnya adalah berpaling dari dunia, kemudian masuk ke
hadirat yang Maha Kaya dengan sifat faqir, miskin, lalu memetik sesuatu yang indah
dari tempat itu."
"Kerjakanlah segala perintah Allah swt dan tinggalkanlah larangan-Nya. Jangan
sampai Allah swt melihatmu melakukan apa yang dilarang-Nya, atau kehilangan-Mu
pada perintahnya. Bangkitlah untuk memenuhi hak Allah swt. Bersemangatlah
melakukan sesuatu yang membuat para salaf Mulia."
"Cabutlah ketajaman dari sarung pedang tabiatmu yang membelah akar cinta dari
asalnya. Taburilah tanah dengan benih pohon-pohon kezuhudan, hingga
menghasilkan qurb ( kedekatan ) kepada Allah swt, air telaga dari celah wishal (
persatuan dengan Allah swt ), dan pengetahuan pada puncak tujuan."
"Yang selalu memperlambat terkabulnya doa‟ seorang hamba adalah karena harapan
yang rendah : mengharapkan sesuatu dari mahluk. Angkatlah pandanganmu secara
keseluruhan kepada zat yang dibutuhkan semua mahluk….maka akan tampak tanda-
tanda terkabulnya doa‟."
"Niat merupakan pondasi amal. Seseorang akan memperoleh karunia sesuai dengan
niatnya. Betapa sering niat membuat orang yang jauh dari Allah swt menjadi dekat
kepada-Nya dan merubah sesuatu yang sulit menjadi ringan. Oleh karena itu, dalam
setiap perbuatan, ucapan dan amalnya seorang Mukmin, hendaknya menerapkan niat
yang baik. Tidak ada seorang pun yang mencapai kesuksesan dan keberhasilan
kecuali karena niat yang baik. Sabda kekasih Allah swt yang paling Agung, Al-
Musthafa saw di bawah ini cukup menjadi bukti keutamaan niat .
Rasulullah bersabda :
Sesungguhnya ( balasan ) setiap amal tergantung dari niatnya. ( HR. Bukhari dan
Muslim )
Niat seorang Mukmin lebih baik daripada amalnya.
Sudah menjadi sifat seorang Mukmin untuk menetapkan berbagai amal yang agung
dan berusaha mengamalkannya, padahal dia hanya mampu mengamalkan sebagian
darinya. Sebagai contoh adalah orang yang berniat menggunakan semua nafasnya (
waktunya ) untuk membaca wirid, dzikir atau untuk berpikir. Ternyata dia hanya
mampu menggunakan sebagian waktunya saja. Apa yang telah dia kerjakan itu baik,
tapi niatnya tersebut lebih baik dari amal yang telah dia kerjakan."
"Motivasi tobat sangat banyak, tetapi penyebab paling kuat adalah renungan ( fikr ).
Renungkanlah berbagai nikmat yang diberikan Allah swt kepadamu sejak engkau
berupa mani, hingga menjadi manusia sempurna yang lahir ke alam ini dan berbagai
nikmat lainnya yang kau peroleh hingga saat ini. Renungkanlah semua nikmat Allah
swt dalam setiap masa pertumbuhanmu. Sebab dalam setiap napas terdapat banyak
nikmat Allah swt. Jika engkau renungkan semua ini, maka dalam dirimu akan muncul
rasa cinta kepada Allah swt. Karena, sudah menjadi watak hati untuk mencintai
siapapun yang berbuat baik kepadanya, sebagaimana sabda Rasulullah saw. Dan
hakikatnya yang berbuat baik kepadamu adalah Allah swt. Cinta ( kepada Allah swt )
merupakan jalan paling mulia yang dapat membuat seseorang bertobat. Demi
menyenangkan kekasihnya, seorang pecinta dapat melakukan sesuatu yang berada
di luar kemampuannya. Apalagi untuk hal-hal yang mampu ia lakukan. Seorang
pecinta akan berusaha sekuat tenaga meninggalkan segala sesuatu yang dapat
membuat kekasihnya murka. Cinta adalah buah terbesar fikr. Merenung ( Fikr ) akan
membuahkan rasa malu. Jika engkau merenungkan berbagai nikmat yang diberikan
Allah swt kepadamu, maka engkau akan malu menggunakan berbagai nikmat itu
untuk bermaksiat kepada-Nya. Selain membuahkan cinta dan rasa malu yang
merupakan motivasi terkuat untuk bertobat, maka merenung juga membuahkan rasa
takut kepada Allah swt ( khosyyah ). Seseorang yang memikirkan berbagai bencana
yang akan dia peroleh karena maksiat; seperti pengusiran, kemurkaan, siksa dan
hijab serta menyadari keagungan dan kebesaran Allah swt dan betapa keras siksa-
Nya, maka mau tidak mau dia akan sangat takut kepada Allah swt."
4. Wasiat Nasehat Imam Qutbul Irsyad Habib Abdullah bin Alwi Al -Haddad.
“Dalam segala hal aku selalu mencukupkan diri dengan kemurahan dan karunia Allah
SWT. Aku selalu menerima nafkah dari khazanah kedermawanannya.”
“Aku tidak pernah melihat ada yang benar-benar memberi, selain Allah SWT. Jika ada
seseorang memberiku sesuatu, kebaikannya itu tidak meninggikan kedudukannya di
sisiku, karena aku mrnganggap orang itu hanyalah perantara saja,”
“Andaikan aku kuasa dan mampu, tentu akan kupenuhi kebutuhan semua kaum faqir
miskin. Sebab pada awalnya, agama ini ditegakkan oleh kaum Mukminin yang
lemah.” “Dengan sesuap makanan tertolaklah bencana.”
“Sesungguhnya aku tidak ingin bercakap-cakap dengan masyarakat, aku juga tidak
menyukai pembicaraan mereka, dan tidak peduli kepada siapapun dari mereka.
Sudah menjadi tabiat dan watakku bahwa aku tidak menyukai kemegahan dan
kemasyhuran. Aku lebih suka berkelana di gurun sahara. Itulah keinginanku; itulah
yang kudambakan. Namun, aku menahan diri tidak melaksanakan keinginanku agar
masyarakat dapat mengambil manfaat dariku.”
"Kebanyakan orang, jika tertimpa musibah penyakit atau lainnya, mereka tabah dan
sabar; mereka sadar bahwa itu adalah qodho dan qodar Allah SWT. Tetapi jika
diganggu orang, mereka sangat marah. Mereka lupa bahwa gangguan-gangguan itu
sebenarnya juga qodho dan qodar Allah SWT, mereka lupa bahwa sesungguhnya
Allah SWT hendak menguji dan menyucikan jiwa mereka.
Rasulullah bersabda :
“Besarnya pahala tergantung pada beratnya ujian. Jika Allah SWT mencintai suatu
kaum, ia akan menguji mereka. Barang siapa ridho, ia akan memperoleh
keridhoannya; barang siapa tidak ridho, Allah SWT akan murka kepadanya.”
( HR Thabrani dan Ibnu Majah )
“Ajaklah orang awam kepada syariat dengan bahasa syariat; ajaklah ahli syariat
kepada tarekat ( thariqah ) dengan bahasa tarekat; ajaklah ahli tarekat kepada hakikat
( haqiqah ) dengan bahasa hakikat, ajaklah ahli hakikat kepada Al-Haq dengan
bahasa Al-Haq, dan ajaklah ahlul Haq kepada Al-Haq dengan bahasa Al-Haq.”
"Beramallah sebanyak mungkin dan pilihlah amal yang dapat kamu kerjakan secara
berkesinambungan ( mudawamah ). Jangan remehkan satu amal pun yang pernah
kau kerjakan. Sebab setelah Imam Ghazali wafat, seseorang bermimpi bertemu
dengannya dan bertanya, "Bagaimana Allah swt memperlakukanmu?"
"Dia mengampuniku" jawab Imam Ghazali. "Amal apa yang menyebabkan Allah swt
mengampunimu?" "Suatu hari, ketika aku sedang menulis, tiba-tiba seekor lalat
hinggap di penaku. Kubiarkan ia minum tinta itu hingga puas."
Ketahuilah! Amal yang bernilai tinggi adalah amal yang dianggap kecil dan dipandang
remeh oleh nafsu. Adapun amal yang dipandang mulia dan bernilai oleh nafsu,
pahalanya dapat sirna, baik karena pelakunya, amalnya itu sendiri ataupun karena
orang lain yang berada sekitarnya."
"di zaman ini kita harus berhati-hati, sebab zaman ini adalah zaman syubhat. Para
Ulama menyatakan, tidak sepatutnya seorang yang berilmu bingung membedakan
yang baik dan buruk. Sebab, kebaikan dan keburukan adalah dua hal yang sangat
jelas, setiap orang dapat membedakannya.
Seorang berilmu ketika harus memilih satu diantara dua kebaikan atau dua
keburukan, maka dia akan memilih kebaikan yang terbaik dan meninggalkan
keburukan yang terburuk. Sebagai contoh, jika ada seseorang ingin melukaimu
dengan tongkat atau pisau, dank au tidak dapat menghindarinya, maka terluka oleh
tongkat lebih ringan. Atau ada seseorang tidak mampu berjalan, sedangkan kau
mampu. Jika kau turun dari hewan tungganganmu dan menyuruhnya naik, maka itu
lebih baik daripada engkau boncengkan dia, meskipun kedua-duanya baik.
Begitulah keadaan kami di zaman ini. Memilih yang terbaik dari dua kebaikan dan
meninggalkan yang terburuk dari dua keburukan merupakan salah satu kaidah agama
yang disampaikan oleh para salaf seperti Imam Malik bin Anas dan Ulama lainnya.
Semoga Allah swt meridhai mereka semua.
Barangsiapa tidak mengetahui akidah ini, maka dia adalah seorang yang bodoh. Jika
dia tidak mengetahui kaidah ini dan memandang dirinya sebagai seorang yang
berilmu, maka dia adalah seorang yang teramat bodoh. Dia seperti seorang kikir yang
merasa dirinya sebagai seorang dermawan. Orang seperti ini adalah orang teramat
kikir."
"Persahabatan, pertemanan dan pergaulan memiliki pengaruh yang sangat kuat untuk
membuat seseorang menjadi baik maupun buruk. Persahabatan dan pergaulan
dengan orang-orang shaleh dan berbudi membawa manfaat, sedangkan
persahabatan dan pertemanan dengan orang-orang fasik dan durhaka membawa
bahaya. Hanya saja manfaat persahabatab dengan orang shaleh atau bahaya
pergaulan dengan pendurhaka tersebut terkadang tidak tampak secara langsung,
akan tetapi secara bertahap dan setelah berlangsung lama.
Rasulullah saw bersabda :
Seseorang akan bersama teman duduknya.
Seseorang itu akan mengikuti agama sahabatnya, oleh karena itu setiap orang dari
kalian hendaknya memperhatikan siapa yang ia jadikan teman.
( HR. Tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad )
Teman duduk yang baik lebih utama daripada menyendiri; danmenyendiri lebih baik
daripada bergaul dengan teman yang buruk.
"Jika engkau ingin mengetahui ilmu dan amal yang bermanfaat dan penting atau yang
paling bermanfaat dan paling penting bagimu, maka bayangkanlah bahwa besok
engkau akan mati, kembali kepada Allah swt dan berdiri dihadapan-Nya. Allah swt
kemudian menanyakan semua ilmu, amal dan keadaanmu. Setelah itu engkau akan
dimasukkan ke Surga atau Neraka.
Ilmu dam amal yang engkau anggap lebih utama pada saat membayangkan kematian
tersebut adalah ilmu dan amal yang penting dan bermanfaat engkau miliki. Itulah
yang seharusnya engkau tekuni dan cari.
Sedangkan semua yang engkau anggap tidak bermanfaat dan penting ketika engkau
membayangkan kematian tersebut, maka tinggalkanlah. Jangan sibukkan dirimu
untuk mencari dan mempelajarinya. Begitu pula dengan semua kegiatan hidup, apa
yang engkau anggap penting dan memang harus kau penuhi ketika membayangkan
kematian itu, maka jangan kau tinggalkan. Dan apa yang tidak kau butuhkan pada
saat itu, maka tinggalkan dan jangan kau kerjakan.
"Secara umum, pada awalnya kebaikan itu berat untuk dilakukan, tetapi akhirnya
penuh dengan kenikmatan. Orang yang berbuat baik ibarat seorang vpendaki gunung
terjal. Ia tidak akan merasa tenang sebelum sampai ke puncaknya.
Sedangkan, keburukan awalnya manis dan akhirnya kelak berat. Orang yang
melakukan perbuatan buruk adalah ibarat seorang yang jatuh dari puncak gunung
atau atap sebuah rumah. Ia baru merasa akan merasa kesakitan setelah mendarat di
tanah."
Tuntutlah ilmu dari orang-orang yang benar-benar mewarisi ilmu dari Rosulullah
SAW, yang sanad isnadnya (silsilah ilmunya sampai Rosulullah) terpercaya karena
menuntut ilmu agama itu wajib bagi setiap orang Islam baik laki-laki maupun
perempuan. Barang siapa meninggalkannya ia akan berdosa. Karena tanpa ilmu
agama, amal ibadah akan tertolak, tidak diterima oleh Allah SWT.
“Setiap orang yang beramal tanpa dibarengi dengan ilmu pengetahuan (tentang
amalnya itu) maka amalan-amalannya tertolak dan tidak diterima.”
Tidak ada di zaman ini (abad 12 H) yang lebih mudah dan baik daripada Thoriqoh
Ba‟Alawy yang telah diakui oleh ulama Yaman dan disepakati oleh ulama Haromain
(dua Tanah Harom – Mekkah Madinah). Thoriqoh Ba‟Alawy (Alawiyah) adalah
Thoriqoh Nabawiyah.
Thoriqoh Kepemimpinan adalah thoriqoh kami Ba‟Alawy, dan ini thoriqoh spesial, dan
yang dimaksud thoriqoh kepemimpinan adalah ikut dan tunduk serta pasrahnya
seorang murid terhadap jejak langkah guru yang membimbing dan menuntunnya ke
jalan Allah, dengan menanggalkan sementara peran akal (rasio). Sesungguhnya akal
tidak berperan di dalamnya, sebab segala hal disini berdasarkan kasyf (penglihatan
mata hati).
Ikut langkah-langkah ulama salaf (ulama terdahulu) akan membuahkan kebaikan
yang amat besar, walaupun si pengikut bukan tergolong ahlil bathin. Tetapi jika ia
serasikan langkahnya dengan ulama salaf, maka ia akan mendapatkan seperti apa
yang di dapat oleh mereka para salaf sholihin.
Segala permasalahan yang ada itu berlandaskan kejujuran, ada pun orang yang
biasa berbohong jika diibaratkan bangunan tidaklah jauh berbeda dengan bangunan
di atas air (lemah dan mudah runtuh).
Jika satu zaman itu rusak, maka wajiblah bagi mereka yang hidup di zaman itu, untuk
mengikuti jejak langkah ulama salaf sholihin. Jika tidak mampu menyamakan diri
dengan mereka dalam setiap langkah, paling tidak hampir menyamai mereka, sebab
setiap orang dalam kehidupan itu harus memiliki panutan (imam), sedang orang yang
tidak memiliki panutan (Imam) maka panutannya adalah setan.
Telah sesat sekelompok orang sebab buku yang dibacanya, seseorang tidak akan
menjadi alim besar kecuali dengan guru yang membimbing dan menuntunnya, bukan
dengan buku yang dibacanya.
Penghuni kubur dari para Wali Allah berada di sisi Allah. Barang siapa tawajuh
kepada mereka, maka mereka spontan datang membantunya.
Jika kamu melihat seorang dari Ba‟Alawy berjalan di luar Thoriqoh Ba‟Alawy maka
sesungguhnya maka tiada yang menghalangi dirinya selain kelemahannya sendiri,
dan kelemahan itu adakalanya dalam kondisi ekonomi atau hati.
Thoriqoh Alawiyyah berdiri atas dasar kemuliaan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Barangsiapa yang menjalin hubungan (kontak batin) dengan kami, maka kami berikan
kepadanya segala perhatian kami, kami tidak pernah melepas dan meninggalkannya
walaupun dia tinggal jauh dari tempat kami.
Tidak ada hak yang lebih besar kecuali haknya seorang guru. Ini wajib di pelihara
oleh setiap orang Islam yang ingin selamat dunia akhirat. Sungguh pantas bila
seorang guru yang mengajar, walau hanya satu huruf, diberi hadiah seribu dirham
sebagai tanda hormat padanya. Sebab guru yang mengajarmu satu huruf yang kamu
butuhkan dalam agama, dia ibarat bapakmu dalam agama.
Barang siapa ingin anaknya menjadi orang alim, maka dia harus menghormati para
ahli fiqih. Dan memberi sedekah pada mereka. Jika ternyata anaknya tidak menjadi
alim, maka pasti diantara cucu keturunannya yang akan menjadi orang alim.
Seorang murid (pencari jalan menuju Allah) tidak boleh menyakiti hati gurunya karena
belajar dan ilmunya tidak akan diberi berkah.
Adakalanya seseorang murid (pencari jalan menuju Allah) diuji dengan kemiskinan,
kepapaan dan kesempitan dalam kehidupan. Maka hendaknya ia bersyukur kepada
Allah SWT, disebabkan dengan hal tersebut di atas dan harus beranggapan
berprasangka bahwa takdir / kehendak Allah menjadikan anda miskin, papa dan
susah serta sempit sebagai sebesar-besarnya kenikmatan karena dunia adalah
musuh Allah. Anda harus bersyukur, maka Allah akan mengangkat derajatnya sama
dengan para nabi-Nya, para Auliya-Nya dan hamba-hamba yang sholeh.
Ketahuilah bahwa rizki itu telah ditentukan dan telah dibagikan oleh Allah SWT.
Diantara hamba-hamba-Nya ada yang diluaskan rezekinya dan dilapangkan
kehidupannya, dan dikurangkankan rizkinya menurut kebijaksanaan-Nya. Bersifatlah
qona‟ah (cukup) atas apa yang ditentukan Allah bagimu.
Awas dan waspadalah dengan panjang angan-angan dan harapan tentang kehidupan
di dunia, karena dunia akan menariknya untuk mencintai dunia, dan anda akan terikat
dengannya sehingga sukar untuk beribadat dan mengasingkan diri untuk menuju
jalan akhirat.
Ada setengah manusia yang tabiatnya suka menganiaya orang, memandang rendah
terhadapnya, atau suka mencela dan sebagainya. Jika anda tergolong orang terkena
penganiayaan orang maka hendaklah anda bersabar jangan sekali-kali anda
membalasnya. Disamping itu, hati anda harus benar-benar bersih dari dengki dan
dendam terhadapnya, dan lebih utama lagi jika anda memaafkan orang yang
menganiayamu, dan anda doakan supaya Allah memberi petunjuk kepadanya, dan
itulah tanda-tanda akhlak serta tingkah laku para Shiddiqin (Orang yang Benar).
Berusahalah sekuat kemampuanmu dalam menghindari diri dari rasa takut dan butuh
serta berharap hak terhadap manusia, karena hal tersebut anda akan dipandang oleh
manusia tetapi dipandang hina dalam pandangan Allah SWT, karena orang mukmin
itu mulia di sisi Allah SWT, tiada takut pada siapapun selain Allah dan apa yang
dicintai-Nya, dan tak pernah mengharapkan sesuatu selain Allah.
Awas! Jangan sekali-kali anda mentaati syaikh (guru) itu hanya lahiriah semata,
karena ketahuilah bahwa syaikh itu dapat melihat ketaatanmu padanya, di
belakangnya anda membantah dan mendurhakai kerena sangkaanmu, anda sangka
Allah tidak tahu kelakuanmu, sedangkan syaikhmu itu dekat dengan-Nya. Kalau anda
begitu akan mendapatkan kecelakaan, kesempitan dan kebinasaan. Bukankah Allah
berjanji kepada barang siapa Aku cintai maka penglihatannya adalah penglihatan-KU,
pendengarannya adalah pendengaran-KU, mulutnya adalah mulut-KU, tangannya
adalah tangan-KU dan kakinya adalah kaki-KU, barangsiapa memusuhinya atau
menyakitinya, maka AKU dan para malaikatKU mengumandangkan perang terhadap
dirinya. Jangan sekali-kali datang pada syaikh yang lain melainkan dengan izin
syaikhmu.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya syaikhmu sangat berat hati tentang apa-apa yang
baik untukmu, dengan itu janganlah engkau menuduh dan menyangka bahwa dia
menyimpan perasaan dengki dan cemburu terhadap dirimu, dan semoga dijauhkan
oleh Allah. Karena kamu hanya memandang sesuatu hal dengan pandangan lahiriah
belaka bukan pandangan bashiroh (mata hati dengan Allah). Awas ! Jangan coba-
coba menuntut agar syaikhmu mengeluarkan kelebihannya. Karena jika syaikhmu
seorang Ahlillaah (orang yang meyakinkan dirinya untuk mengabdi kepada Allah)
kekasih Allah, maka ia adalah orang-orang yang teramat merahasiakan kebaikannya,
menutupi rahasia-rahasia tentang dirinya, dan sangat jauh untuk menonjolkan dirinya
dengan karomah-karomah atau perkara-perkara luar biasa kepada orang banyak
meskipun ia amat kuasa dan mampu untuk melakukannya serta diizinkan oleh Allah
untuk melahirkannya (memperlihatkan karomahnya).
Syaikh yang kamil (sempurna) ialah seorang syaikh yang selalu memberi faedah
pada muridnya, dengan kesungguhan dalam perbuatan dan perkataanya, dia
memelihara muridnya sewaktu di hadapannya maupun ketika berada jauh
daripadanya. Sang Syaikh memelihara muridnya dengan getaran-getaran kalbunya
dalam segala hal yang dikerjakan oleh muridnya. Maka paling sangat berbahaya jika
Syaikhnya sudah berpaling dari si murid. Dalam hal ini jika seluruh syaikh dan wali-
NYA yang lain dari timur sampai ke barat dikumpulkan seluruhnya, untuk mengubah
hati syaikhnya, niscaya sia-sia dan tidak akan berhasil, kecuali sang murid sendiri
harus berusaha untuk mengubah hati syaikhnya dan minta maaf serta mendapat
keridhoannya.
Jika anda menyimpan penuh ta‟zhim (kepatuhan) dan penghormatan setinggi-
tingginya terhadap syaikhmu, senantiasa menghargainya, percaya lahir dan batin
bersedia mematuhi segala perintahnya, mencontoh akhlaknya, maka itulah tandanya
anda sedang mewarisi rahasia-rahasia dari syaikhmu dari syaikhnya dari syaikhnya
terus bersambung sampai dari Baginda Nabi Rosulullah SAW, atau sebagian dari
rahasia-rahasia tersebut, dan ia terus akan hidup di sisimu sesudah wafatnya
syaikhmu, inilah anugrah yang terbesar dari Allah SWT yang dapat menghantarkan
kita selamat & bahagia di dalam agama, dunia dan akhirat kelak.
Para orang sholeh itu setelah wafat hanya hilang jasadnya saja, pada hakikatnya
masih hidup seperti sedia kala malah tambah tajam pandangan bashirohnya dan
makin kuat tawajuhnya (menghadap) kepada Allah.
5. Wasiat Nasehat Habib Umar bin Abdurrahman Al Atthas
Perhatikan kebiasaan baik yang engkau inginkan, wafat dalam kebiasaan itu, karena
itu tetaplah dalam kebiasaan itu, dan perhatikanklah kebiasaan buruk yang engkau
tidak inginkan wafat dalam kebiasaan seperti itu, karena itu jauhilah kebiasaan itu.
Jika engkau melihat seseorang selalu berkelakuan baik, maka yakinlah engkau orang
itu teguh agamanya.
Sumber-sumber ilmu tidak akan berkurang sedikitpun dari generasi terkemudian,
akan tetapi pada umumnya mereka datang dengan membawa wadah yang bocor,
sehingga tidak memperoleh ilmu kecuali sedikit.
Sebagian orang yang datang dengan membawa bejana yang dapat mencukupi dalam
waktu sebulan, ada juga yang mencukupinya hanya 8 hari, ada juga yang hanya
mencukupinya sehari, tetapi ada juga yang dapat mencukupinya sepanjang hidupnya.
Tentang Sabda Rasulullah SAW :
“Seseorang adakalanya beramal kebajikan-kebajikan sampai antara ia dengan surga
hanya tinggal sejengkal, tetapi dalam ketentuan Ilahi, ia ditetapkan sebagai penghuni
neraka, sehingga ia melakukan perbuatan-perbuatan amal penghuni neraka, sampai
ia masuk neraka. Seseorang adakalanya beramal kejahatan-kejahatan sampai antara
ia dengan neraka hanya tinggal sejengkal, tetapi dalam ketetapan Ilahi, ia ditetapkan
sebagai calon penghuni surga, maka ia beramal penghuni surga, sampai ia masuk
surga.”
Pendapat Habir Umar Al Attas tentang sabda Nabi SAW diatas :
“Seseorang yang selalumengerjakan amalan ahli surga, kebanyakannya akan masuk
ke dalam surga; sebab perbuatan lahiriyah adalah lambing perbuatan batiniyah, jika ia
masuk ke dalam neraka, maka hal itu jarang sekali. Hal itu seperti orang yang jatuh
dari tempat yang tidak terlalu tinggi, tentunya orang itu tidak akan berbahaya.
Demikian pula seorang yang melakukanamal-amal ahli neraka, kebanyakannya ia
akan masuk ke dalam neraka; tetapi jika ia masuk ke dalam surga, maka hal itu
jarang sekali terjadi. Hal itu seperti orangyang jatuh dari puncak gunung, kebanyakan
akan wafat”
Seorang yang melakukan amal kebajikan tetapi ia suka makan yang diharamkan,
maka ia seperti seorang yang mengambil air dari tempayan yang datar, tidak akan
memperoleh pahala sedikitpun.
Dulu di antara manusia ada yang datang membawa pelita lengkap dengan minyak
dengan koreknya, yakni dengan persiapan yang lengkap, sehingga gurunya dapat
menyalakan. Tetapi kini banyak di antara mereka yang datang kepada gurunya, tetapi
mereka tidak membawa apapun yang gurunya dapat menyalakan.
Bersabar itu akibatnya adalah positif. Allah SWT akan selalu memberi akibat positif
bagi seorang yang bersabar, alhamdulillah apa yang dikehendaki Allah SWT pasti
akan ditentukan dan apa yang akan dilaksanakan Allah SWT, maka akan terlaksana.
Hendaknya orang-orang yang menghendaki keselamatan Akhirat meninggalkan
tidurnya, demi untuk mendapatkan siraman rahmat di malam hari.
Hendaknya kalian senantiasa menghadirkan hati kalian kepada Allah SWT dan
hendaknya kalian bertawakal kepadanya sepenuh hati, sebab Allah SWT mengetahui
di manapun kalian berada.
Syetan dapat menggoda manusia dari sisi manapun yang tak pernah ia perkirakan.
Buah kurma atau ketimun dari sumber yang halal , lebih baik dari bubur daging dari
sumber yang Syubhat.
Janganlah terlalu peduli dengan dunia dan penghuninya dan janganlah merasa iri
pula dengan pakaian atau makanan yang dimiliki oleh penghuninya.
Alangkah entengnya musibah dalam agama menurut kalian, padahal kalian tidak
pernah menyatakan belasungkawa andaikata aku terlambat sholat berjama‟ah.
Yang dikatakan orang baik adalah seorang yang telah melewati pintu surga sampai
masuk kedalamnya.
Kedzaliman kaum penguasa terhadap rakyatnya akan menambah kebajikan bagi
rakyat negeri itu, baik di dalam masalah dunianya, maupun akheratnya, yang
demikian itu sama halnya dengan sebuah sumur, makin banyak diambil airnya, maka
sumur itu makin banyak memancarkan air; sebaliknya jika sumur itu tidak diambil
airnya, maka tidak akan bertambah airnya sedikitpun, mungkin airnya akan menjadi
busuk, karena air didalamnya tidak pernah bergerak.
Bila waktu Sholat telah tiba, tinggalkanlah semua kegiatanmu, sebab Allah SWT lebih
pantas diperhatikan daripada yang lain.
Setiap orang yang telah menghatamkan bacaan Al-Qur‟an yang ditujukan bagi arwah-
arwah orang-orang yang telah wafat, hendaknya ia membaca Tahlil ( Laa ilaha illallah
) sebanyak orang yang ia kehendaki, kemudian dilanjutkan Subhaanallahi
Wabihamdihi sebanyak orang yang ia kehendaki; lalu membaca Laa illaha illallah
Muhammadur Rasulullah sebanyak 3X dengan memanjangkan bacaannya; lalu
Sholawat sebanyak 3X ( Allahumma Sholi „Alaa Habibika Sayyidina Muhammadin Wa
Aalihi Wa Sohbihi Wasallim ), Lalu hendaknya ia mengucapkan Ya Rasulullah alaika
salam Ya Rasulullah salaamun fi salamin „alaika sebanyak 3X; Lalu membaca Al
Fatihah 1 X, Al Ikhlas 11 X, Al Falaq 1 X, An Naas 1 X, ayat kursi 1 X, Akhir surat Al
Baqarah 1 X dan Al Qadr 1 X dengan niat menghadiahkan pahalanya kepada arwah
yang dituju.
Habib Umar menganjurkan muridnya membaca Istigfar dan Al Hamdulillah sebanyak
mungkin setelah membaca maulud.
Memperbanyak baca Istigfar dan Sholawat, karena keduanya adalah sebaik-baik
dzikir yang dapat menolong kesulitan di masa kini.
Habib Abdullah berkata :”jika engkau mengucapkan 11 X tiap hari bacaan ini, berarti
engkau telah menjalankan apa yang pernah diajarkan Habib Umar
(Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allaa ilaaha illa anta, Astagfiruka Wa
Atuubu ilaika Wa asaluka an Tusholliya Wa Tusallima ala Abdika Wa Rasuulika
Sayyidina Muhammadin Wa „ala Aalihi Afdola Wa Adwama aslima ma Shollait Wa
sallamta alaa Ahadin min „Ibaadikal Mustafin. )
6. Wasiat Nasehat Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim ra
Barangsiapa diam, ia akan selamat dan barangsiapa berbicara ia akan menyesal.
Orang yang bahagia adalah orang yang disenangkan oleh Allah tanpa alasan tertentu
dan orang yang sengsara adalah orang yang disengsarakan Allah tanpa sebab
tertentu. Demikianlah menurut ilmu hakikat. Sedangkan menurut ilmu syariat; orang
yang bahagia adalah orang yang oleh Allah diberi kesenangan dengan melakukan
berbagai amal saleh, dan orang yang disengsarakan oleh Allah dengan meninggalkan
amal-amal saleh dan melanggar syariat agama.
Orang yang sengsara adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya Barangsiapa
mengenal dirinya, ia tidak akan melihat selain Allah swt. Barangsiapa tidak mengenal
dirinya, ia tidak akan melihat Allah swt.
Setiap wadah memercikan apa yang ditampungnya.
Barangsiapa tidak bermujahadah pada masa bidayahnya, ia tidak akan mencapai
puncak. Dan barangsiapa tidak bermujahadah, ia tidak akan bermusyahadah; {“Dan
orang-orang yang bersungguh-sungguh (bermujahadah) di jalan kami, niscaya akan
kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami. : Al-Ankabut,29 : 69”}
Barangsiapa tidak memelihara waktunya, ia tidak akan selamat dari bencana.
Barangsiapa bergaul dengan orang baik, ia akan memperoleh berbagai pengetahuan
dan asrar, dan barangsiapa bergaul dengan orang-orang jahat, ia akan memperoleh
aib dan siksa neraka.
Berbagai hakikat tidak akan diperoleh kecuali dengan meninggalkan berbagai
penghalang.
Dalam Qanaah terdapat ketenteraman dan keselamatan; dalam tamak terdapat
kehinaan dan penyesalan.
Orang yang arif melihat aib-aib dirinya; sedang orang yang lalai melihat aib-aib orang
lain.
Dan orang yang bahagia adalah orang yang melawan hawa nafsunya, berpaling dari
alam untuk menghadap kepada penciptanya, dan melewatkan waktu pagi dan sore
dengan meneladani sunah nabinya.
Hendaklah kamu bertawadhu dan tidak menonjolkan diri. Jauhilah sikap takabur dan
cinta kedudukan.
Kesuksesanmu adalah ketika kamu membenci nafsumu dan kehancuranmu adalah
saat kamu meridhainya. Karena itu, bencilah nafsumu dan jangan meridhainya,
niscaya kamu akan berhasil meraih segala cita-citamu, Insya Allah.
Orang yang arif adalah yang mengenal dirinya, sedangkan orang jahil adalah yang
tidak mengenal dirinya.
Alangkah mudah bagi seorang Arifbillah untuk membimbing orang jahil, kadangkala
kebahagiaan abadi dapat diraih hanya lewat sekilas pandangannya.
• Ridhalah atas maqam apapun yang Allah berikan kepadamu. Seorang Sufi berkata,
“selama lebih 40 tahun aku tidak pernah merasa benci pada maqam yang Allah
berikan kepadaku.”
Berprasangka baiklah kepada sesama hamba Allah, sebab buruk sangka timbul
karena tiadanya taufiq. Ridhalah selalu pada qodho, bersikap sabarlah, walaupun
musibah yang kamu alami teramat besar. Firman Allah : Sesungguhnya hanya orang-
orang yang bersabarlah yang akan dibalas dengan pahala tanpa batas. ( Az Zumar,
39 :10 )
Dan tinggalkanlah hal-hal yang tidak ada manfaatnya bagimu, dan benahilah dirimu
lebih dahulu.
Dunia adalah anak perempuan Akhirat, barangsiapa telah menikahi seorang
perempuan, haram memperistri ibunya.
Berbagai hakikat terhijab dari hati, karena perhatian kepada selain Allah.
Waktumu yang paling bermanfaat adalah disaat kamu fana‟ dan waktumu yang paling
sia-sia adalah disaat kamu menyadari dirimu.
Ketahuilah oleh kalian sesungguhnya Allah swt bertajalli ( mengagungkan dirinya ) di
hati para kekasihnya; para kaum Arifin, karena mereka menghapus selainnya di hati
mereka dan mereka menghilangkan selain Allah swt dalam pandangan mereka
terhadap semesta dan pada setiap kejadiannya bahwa semuanya adalah semata-
mata ciptaan Allah swt, dan mereka melalui siang, pagi serta sore hari selalu dalam
keadaan taat kepadanya; mereka selalu beribadat serta berharap dan takut
kepadanya; serta selalu ruku‟ dan bersujud kepadanya, mereka selalu dalam keadaan
bahagia dan gembira serta ridho dengan segala ketentuan Qadha dan Qadar yang
telah ditentukan Allah swt atas mereka; berkata Nabi Ayyub as :”Bila mana aku
hendak memilih di antara dua perkara, maka aku akan memilih perkara yang ada
Ridho Allah swt didalamnya karena hanya hal itulah yang mendatangkan
kemaslahatan bagiku” Berkata kaum „Arifin : “Kalau sekiranya kedua mataku melihat
selain Allah, maka akan ku butakan, kalau sekiranya ke dua telingaku mendengar
selain Allah, maka akan ku tulikan, dan bilamana lidahku berkata yang tidak
diperintahkan Allah, maka akan ku potong”
Sedikit amal dari hati menyamai amal seluruh manusia dan jin.
Sesungguhnya Bala‟ yang menimpamu pada saat lupamu, bila engkau menyadarinya
adalah merupakan jalanmu untuk kembali mengenal Allah swt dan kembali
mendekatkan dirimu kepadanya pada saat engkau meminta bala tersebut
dihilangkannya, dan bala‟ sesungguhnya adalah bilamana engkau melupakan Allah
swt dan engkau lupa bahwa dirimu selalu faqir kepadanya.
Beristiqamahlah kalian dalam setiap amal, karena para Ahli kasyaf sekalipun semua
bermohon kepada Allah swt agar mereka diberikan kekuatan dalam beristiqamah
agar mereka tidak jatuh dalam keadaan terhijab darinya.
Ketahuilah oleh kalian; Ma‟rifat kepada Allah swt adalah dengan kejelasan dan bukan
dengan tersamar, dan bilamana seorang hamba diberinya ma‟rifat kepadanya, maka
ia pasti akan melihat semua amal yang dicintai oleh Rasulullah saw.
Sesungguhnya derajat yang tertinggi dalam maqom sabar adalah menahan diri dari
pada mengadu kepada selain Allah swt.
Derajat paling tinggi disisi para Auliya Allah swt yang utama, adalah Tawadhu dan
Khumul ( menutupi keistimewaan diri ).
7. Wasiat Nasehat Sayyidina Habib Ali bin Abu Bakar As-Sakran
"Barangsiapa memiliki hubungan dengan orang-orang yang telah meninggal dunia
dengan terbiasa menghadiahkan pahala membaca Al-Qur'an, dzikir, doa', sedekah
dan ibadah lainnya, maka kelak di kubur dia tidak akan merasa kesepian. Bahkan
setelah meninggal dunia dia akan merasa senang. Dia seperti orang yang berkunjung
ke rumah teman yang pandai menghibur dan selalu memuliakannya.
Jika engkau sering mengirim surat dan hadiah kepada orang yang tinggal di Negara
lain serta menjamunya saat dia datang mengunjungimu, maka bagaimana kiranya
ketika engkau mengunjungi negaranya? Tentu dia akan berbuat baik kepadamu,
menghiburmu dan memuliakanmu. Engkau tidak akan merasa kesepian."
"Saudaraku! Jangan tinggalkan satu pun sunah dan adab yang terdapat dalam
syariat, tanpa udzur ( alas an ) yang benar. Sebab , Abdullah bin Mubarak Ra berkata
: barangsiapa meremehkan adab, akibatnya dia akan meninggalkan sunah. Dan
barangsiapa meremehkan sunah, akibatnya dia akan meninggalkan yang wajib. Dan
barangsiapa meremehkan yang wajib, akibatnya dia tidak akan memperoleh
makrifat."
Rasulullah saw bersabda : Maksiat merupakan utusan ( kurir ) kekufuran.
Memandang remeh hal-hal yang makruh akan mendorong seseorang untuk berbuat
yang haram dan meremehkan yang haram akan mendorong seseorang untuk kufur.
Oleh karena itu, wahai saudaraku, dengan berlandaskan sunah dan hukum-hukum
stariat, biasakan dirimu untuk menentang dan tidak mengikuti keinginan nafsu.
Curahkanlah semua tenagamu untuk berjuang mendapatkan keridhaan Allah swt dan
kesuksesan di hari esok."
8. Wasiat Nasehat Habib Abdullah Al - Aydrus Akbar
Peraslah jasadmu dengan mujahadah ( memerangi hawa nafsu dunia ) sehingga
keluar minyak kemurnian.
Barangsiapa yang menginginkan keridhaan Allah, hendaklah mendekatkan diri
kepada Allah swt, karena keajaiban dan kelembutan Allah terdapat pada akhir malam.
Siapapun dengan penuh kesungguhan hati mendekatkan diri kepada Allah swt, maka
terbukalah Khazanah Allah swt.
Diantara waktu yang bernilai tinggi, merupakan pembuka perbendaharaan Ilahi,
diantara zuhur dan „Asar, Magrib dan Isya dan tengah malam terakhir sampai Ba‟da
Subuh.
Sumber segala kebaikan dan pangkal segala kedudukan dan keberkahan akan
dicapai melalui ingat mati, kubur dan bangkai.
Keridhoan Allah swt dan Rasulnya terletak pada muthalaah( mempelajari dan
memperdalam ) Al qur‟an dan hadits serta kitab-kitab agama islam.
Meninggalkan dan menjauhi Ghibah adalah Raja atas dirinya, menjauhi namimah
(mengadu domba) adalah Ratu dirinya, baik sangka kepada orang lain adalah wilayah
dirinya, duduk bercampur dalam majlis dzikir adalah keterbukaan hatinya.
Kebaikan seluruhnya bersumber sedikit bicara ( tidak berbicara yang jelek didalam
bertafakur tentang Ilahi dan ciptaannya terkandung banyak rahasia.)
Jangan kau abaikan sedekah pada setiap hari sekalipun sekecil atom; perbanyaklah
baca Al qur „an setiap siang dan malam hari.
Ciri-ciri orang yang bahagia adalah mendapatkan taufik dalam hidupnya, banyak ilmu
dan amal serta baik perangi maupun tingkah lakunya.
Orang yang berakal adalah yang diam (tidak bicara sembarangan)
Orang yang takut pada Allah swt adalah orang yang banyak sedih (merasa bersalah)
Orang yang Roja‟ ( mengharap Ridho Allah ) adalah orang yang banyak melakukan
ibadah
Orang yang mulia adalah yang bersungguh-sungguh dalam kebaikan dan ridho Allah
swt yang didambakan hidupnya.
Orang yang bertaubat adalah yang menyesali perbuatannya, menjauhi pendengaran
yang tidak bermanfaat, dan mendekatkan diri kepada Allah swt.
9. Wasiat Nasehat Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz Ibni Syekh Abu
Bakar bin Salim
Penuhilah hatimu dengan kecintaan terhadap saudaramu niscaya akan
menyempurnakan kekuranganmu dan mengangkat derajatmu di sisi Allah.
Barang siapa Semakin mengenal kepada Allah niscaya akan semakin takut.
Barang siapa yang tidak mau duduk dengan orang beruntung, bagaimana mungkin ia
akan beruntung dan barang siapa yang duduk dengan orang beruntung bagaimana
mungkin ia tidak akan beruntung.
Barang siapa menjadikan kematiannya sebagai pertemuan dengan sang kekasih
(Allah), maka kematian adalah hari raya baginya.
Barang siapa percaya pada Risalah (terutusnya Rasulullah), maka ia akan mengabdi
padanya. Dan barang siapa percaya pada risalah, maka ia akan menanggung (sabar)
karenanya. Dan barang siapa yang membenarkan risalah, maka ia akan
mengorbankan jiwa dan hartanya untuknya.
Kedekatan seseorang dengan para nabi di hari kiamat menurut kadar perhatiannya
terhadap dakwah ini.
Betapa anehnya bumi, semuanya adalah pelajaran. Kukira tidak ada sejengkal tanah
di muka bumi kecuali di situ ada ibrah (pelajaran) bagi orang yang berakal apabila
mau mempelajarinya.
Sebaik-baik nafsu adalah yang dilawan dan seburuk-buruk nafsu adalah yang diikuti.
Tanpa menahan hawa nafsu maka manusia tidak akan sampai pada Tuhannya sama
sekali dan kedekatan manusia terhadap Allah menurut kadar pembersihan jiwanya.
Jikalau sebuah hati telah terbuka, maka akan mendapatkan apa yang diinginkan.
Barang siapa yang mempunyai samudra ilmu kemudian kejatuhan setetes hawa
nafsu, maka hawa nafsu itu akan merusak samudra tersebut.
Sesaat dari saat-saat khidmat (pengabdian), lebih baik daripada melihat arsy dan
seisinya seribu kali.
Betapa anehnya bumi, semuanya adalah pelajaran. Kukira tidak ada sejengkal tanah
di muka bumi kecuali di situ ada ibrah (pelajaran) bagi orang yang berakal apabila
mau mempelajarinya.
Sebaik-baik nafsu adalah yang dilawan dan seburuk-buruk nafsu adalah yang diikuti.
Tanpa menahan hawa nafsu maka manusia tidak akan sampai pada Tuhannya sama
sekali dan kedekatan manusia terhadap Allah menurut kadar pembersihan jiwanya.
Jikalau sebuah hati telah terbuka, maka akan mendapatkan apa yang diinginkan.
Barang siapa yang mempunyai samudra ilmu kemudian kejatuhan setetes hawa
nafsu, maka hawa nafsu itu akan merusak samudra tersebut.
Sesaat dari saat-saat khidmat (pengabdian), lebih baik daripada melihat arsy dan
seisinya seribu kali.
Menyatunya seorang murid dengan gurunya merupakan permulaan di dalam
menyatunya dengan Rasulullah SAW. Sedangkan menyatunya dengan Rasulullah
SAW merupakan permulaan untuk fana pada Allah (lupa selain Allah)
Manusia di setiap waktu senantiasa terdiri dari dua golongan, golongan yang
diwajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas sujud dan golongan yang di wajahnya
terdapat tanda-tanda dari bekas keingkaran.
Barang siapa yang menuntut keluhuran, maka tidak akan peduli terhadap
pengorbanan.
Sesungguhnya di dalam sujud terdapat hakikat yang apabila cahanya turun pada hati
seorang hamba, maka hati tersebut akan sujud selama-lamanya dan tidak akan
mengangkat dari sujudnya.
Beliau RA berkata tentang dakwah, “Yang wajib bagi kita yaitu harus menjadi da‟I dan
tidak harus menjadi qodli atau mufti (katakanlah wahai Muhammad SAW inilah
jalanku, aku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang jelas aku dan pengikutku)
apakah kita ikut padanya (Rasulullah) atau tidak ikut padanya? Arti dakwah adalah
memindahkan manusia dari kejelekan menuju kebaikan, dari kelalaian menuju ingat
kepada Allah, dan dari keberpalingan kembali menuju kepada Allah, dan dari sifat
yang buruk menuju sifat yang baik.
Syetan itu mencari sahabat-sahabatnya dan Allah menjaga kekasih-kekasih-Nya.
Apabila ibadah agung bagi seseorang maka ringanlah adap (kebiasaan) baginya dan
apabila semakin agung nilai ibadah dalam hati seseorang maka akan keluarlah
keagungan adat darinya.
Bila benar keluarnya seseorang (di dalam berdakwah), maka ia akan naik ke derajat
yang tinggi.
Keluarkanlah rasa takut pada makhluk dari hatimu maka engkau akan tenang dengan
rasa takut pada kholiq (pencipta) dan keluarkanlah berharap pada makhluk dari
hatimu maka engkau akan merasakan kenikmatan dengan berharap pada Sang
Kholiq.
Banyak bergurau dan bercanda merupakan pertanda sepinya hati dari
mengagungkan Allah dan tanda dari lemahnya iman.
Hakikat tauhid adalah membaca Al Qur‟an dengan merenungi artinya dan bangun
malam.
Tidak akan naik pada derajat yang tinggi kecuali dengan himmah (cita-cita yang kuat).
Barang siapa memperhatikan waktu, maka ia akan selamat dari murka Allah.
Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang
yang menangis di tengah malam.
Orang yang selalu mempunyai hubungan dengan Allah, Allah akan memenuhi hatinya
dengan rahmat di setiap waktu.
10. Wasiat Nasehat Syekh Abdul Qadir Al-Jailany.
Ikutilah Sunnah rasul dengan penuh keimanan, jangan mengerjakan bid‟ah, patuhlah
selalu kepada Allah swt dan Rasulnya, janganlah melanggar. Junjung tinggi tauhid,
jangan menyekutukan Allah swt, selalu sucikan Allah swt, dan jangan berburuk
sangka kepadanya. Pertahankanlah kebenarannya, jangan ragu sedikitpun.
Bersabarlah selalu, jangan menunjukkan ketidak sabaran. Beristiqomahlah dengan
berharap kepadanya; bekerja samalah dalam ketaatan, jangan berpecah belah.
Saling mencintailah, dan jangan saling mendendam.
Tabir penutup kalbumu tak akan tersibak selama engkau belum lepas dari alam
ciptaan; tidak berpaling darinya dalam keadaan hidup selama hawa nafsumu belum
pupus; selama engkau melepaskan diri dari kemaujudan dunia dan akhirat; selama
jiwamu belum bersatu dengan kehendak Allah swt dan cahayanya. Jika jiwamu
bersatu dengan kehendak Allah swt dan mencapai kedekatan denganNya lewat
pertolonganNya. Makna hakiki bersatu dengan Allah swt ialah berlepas diri dari
makhluq dan kedirian; serta sesuai dengan kehendaknya tanpa gerakmu; yang ada
hanya kehendaknya. Inilah keadaan fana dirimu; dan dalam keadaan itulah engkau
bersatu denganNya; bukan dengan bersatu dengan ciptaannya. Sesuai Firman Allah
swt :”Tak ada sesuatupun yang serupa dengannnya. Dan dialah yang Maha
Mendengar dan Maha Melihat”
Anakku! Pertama-tama nasihatilah dirimu, kemudian nasihatilah orang lain.
Perhatikanlah dirimu, jangan mengurusi orang lain, jangan mengurusi orang lain
selama dalam dirimu masih ada sesuatu yang harus diperbaiki. Sungguh celaka,
engkau mengaku tahu cara menyelamatkan orang lain! Engkau buta, bagaimana
dapat menuntun orang lain? Hanya yang memiliki penglihatan tajamlah yang mampu
menuntun umat manusia. Hanya seorang perenang handallah yang mampu
menyelamatkan mereka dari samudera ganas. Hanya orang yang mengenal Allah swt
lah yang dapat mengembalikan manusia ke jalan-Nya. Seseorang yang tidak
mengenal-Nya, bagaimana dapat menuntun manusia ke jalan-Nya?
Hai orang-orang yang lalai! Secara terang-terangan engkau menentang Allah swt
yang Maha Benar dengan bermaksiat kepada-Nya tetapi merasa aman dari siksa-
Nya? Ketahuilah tak lama lagi rasa aman itu akan berubah menjadi ketakutan, masa
luangmu menjadi kesempitan, kesehatanmu menjadi sakit, kemuliaanmu menjadi
kehinaan, kedudukanmu menjadi rendah, kekayaanmu menjadi kemiskinan.
Ketahuilah! Rasa aman dari siksa Allah 'Azza wa jalla yang akan kau peroleh di hari
kiamat sesuai dengan rasa takutmu kepada-Nya di dunia ini. Sebaliknya,
ketakutanmu di hari kiamat, sesuai dengan rasa amanmu ( dari siksa Allah swt ) di
dunia.
Sayangnya! Engkau tenggelam di dunia dan terperosok ke lembah kelalaian,
sehingga cara hidupmu seperti hewan. Yang kalian ketahui hanya makan, minum,
menikah dan tidur. Keadaan kalian ini tampak nyata bagi orang-orang yang berhati
suci.
Rasa rakus terhadap dunia, keinginan untuk mencari dan menumpuk-numpuk harta
telah memalingkan kalian dari jalan Allah 'Azza wa jalla dan pintu-Nya.
Hai yang ternoda karena ketamakannya, andaikata kau bersama penghuni bumi
bersatu untuk mendatangkan sesuatu yang bukan bagianmu, maka kalian semua
tidak akan mampu mendatangkannya. Oleh karena itu tinggalkanlah rasa tamak untuk
mencari sesuatu ( rezeki ) yang telah ditetapkan untukmu, maupun yang tidak
ditetapkan untukmu. Apakah pantas bagi seorang yang berakal untuk menghabiskan
waktunya memikirkan sesuatu yang telah selesai pembagiannya….?
Empat hal berikut menghapus agama kalian :
1. Kalian tidak mengamalkan apa yang kalian ketahui.
2. Kalian mengamalkan apa yang tidak kalian ketahui.
3. Kalian tidak mau mempelajari apa yang tidak kalian ketahui, maka selamanya
kalian bodoh.
4. Kalian mencegah orang lain untuk mempelajari apa yang tidak mereka ketahui.
Kalian menghadiri majelis ilmu hanya untuk mencari jalan keluar bagi permasalahan
duniawi kalian, bukan untuk mengobati penyakit hati. Kalian tidak mendengarkan
nasihat para penceramah, tetapi meneliti kesalahan mereka, kemudian menghina dan
mentertawakannya, kalian juga bermain-main dalam majelis. Sesungguhnya kalian
sedang mempertaruhkan diri kalian kepada Allah swt yang Maha Agung dan Maha
Mulia. Segeralah bertobat, jamgan mencontoh musuh-musuh Allah 'Azza wa jalla.
Berusahalah untuk mengambil manfaat dari apa yang kalian dengar.
Berpuasalah! Tetapi ketika berbuka jangan lupakan faqir miskin. Berilah mereka
sedikit makanan yang kau gunakan untuk berbuka. Jangan makan sendiri, sebab
orang yang makan sendiri dan tidak memberi makan orang lain, dikhawatirkan kelak
akan menjadi miskin dan hidup susah. Perut kalian kenyang, tetangga kalian
kelaparan, tetapi kalian mengaku sebagai Mukmin. Iman kalian tidaklah sah, jika
kalian memiliki banyak makanan sisa, keluarga kalian telah makan, tetapi kalian tolak
seorang peminta yang berdiri di depan pintu kalian, sehingga ia pergi dengan tangan
hampa. Jika ini kalian lakukan, ketahuilah, tak lama lagi kalian akan mengetahui
berita kalian, kalian akan menjadi sepertinya, kalian akan diusir sebagaimana kalian
mengusir peminta itu ketika kalian mampu memberinya. Sungguh celaka dirimu,
mengapa engkau tidak segera bangun dan memberikan sesuatu yang kau miliki
dengan tanganmu sendiri. Andaikata kalian mau bangun dan memberinya sesuatu,
maka kalian telah melakukan dua kebaikan, yaitu merendahkan diri kepada sang
peminta dan berderma kepadanya. Lihatlah Nabi kita Muhammad saw, beliau
berderma kepada peminta, memerah susu onta dan menjahit pakaian beliau dengan
kedua tangan beliau sendiri. Bagaimana kalian berani mengaku sebagai pengikut
beliau saw, perbuatan beliau saw. Kalian hanya pandai mengaku, tetapi tidak memiliki
bukti….!
Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahwa dia lebih baik darimu.
Ucapkan dalam hatimu :
"Bisa jadi kedudukannya di sisi Allah swt jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku"
jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah ( dalam hatimu ) :
"Anak ini belum bermaksiat kepada Allah swt, sedangkan diriku telah banyak
bermaksiat kepada-Nya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku."
Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah ( dalam hatimu ) :
"Dia telah beribadah kepada Allah swt jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik
dariku."
Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkanlah ( dalam hatimu ) :
"Orang ini memperoleh karunia yang tidak akan kuperoleh, mencapai kedudukan
yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui dan dia
mengamalkan ilmunya, tentu dia lebih baik dariku."
Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah ( dalam hatimu ) :
"Orang ini bermaksiat kepada Allah swt karena dia bodoh ( tidak tahu ), sedangkan
aku bermaksiat kepada-Nya padahal aku mengetahui akibatnya. Dan aku tidak tahu
bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik dariku."
Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah ( dalam hatimu ) :
"Aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak, bisa jadi di akhir usianya dia memeluk
agama islam dan beramal saleh. Dan bisa jadi di akhir usia, diriku kufur dan berbuat
buruk."
~~~~~ Alhamdulillah ~~~~~
Sumber :
http://wasiatnasehat.blogspot.com
Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam buku ini, mohon Untuk kritik,
saran dan bias kirim ke :
Semoga Bermanfaat