dispnea nokturnal paroksismal
DESCRIPTION
PNDTRANSCRIPT
Dispnea nokturnal paroksismal
Sesak napas, ortopnea, dispnea nokturnal paroksismal. Meskipun banyak hal yang mendetail
dala mekanisme fisiologis untuk sensasi sesak nafas masih belum jelas, proses pemicunya
mungkin adalah peningkatan tekanan kapiler paru akibat peningkatan tekanan atrium dan
ventrikel kiri. Peningkatan tekanan kapiler paru relatif terhadap tekanan onkotik plasma
menyebabkan cairan mengalir ke dalam ruang interstisium paru (edema paru). Edema
interstisium dapat merangsang reseptor J jukstakapiler, yang selanjutnya menimbulkan
refleks pernafasan dangkal dan cepat. Digantinya udara di paru oleh darah atau cairan
interstisium dapat menyebabkan penurunan kapasitas vital, fisiologi restriktif, dan
terperangkapnya udara akibat penutupan saluran nafas kecil. Kerja pernafasan meningkat
karena pasien berupaya mengembangkan parunya yang kaku, yang dapat menyebabkan
kelelahan otot pernafasan dan sensasi dispnea. Perubahan distribusi ventilasi dan perfusi
menyebabkan ketidak-sesuaian V/Q ventilasi-perfusi relatif yang menyebabkan pelebaran
gradien O2 alveolus-arteri, hipoksemia, dan bertambahnya ruang mati. Edema dinding
bronkus menyebabkan obstruksi saluran nafas kecil dan menimbulkan mengi (asma jantung).
Sesak nafas terjadi pada posisi terlentang (ortopnea) karena berkurangnya penumpukan darah
di ekstremitas dan abdomen dan karena pasien bekerja pada bagia curam kurva tekanan-
volume diastolik, setiap peningkatan mencolok tekanan ventrikel. Pasien biasanya belajar
untuk meminimalkan ortopnea dengan tidur bagian atas tubuh yang ditopang leh dua atau
lebih bantal. Serangan mendadak distres pernafasan berat pada malam hari (dispnea nokturnal
paroksismal) mungkin terjadi karna berkurangnya pengaruh adrenergik pada fungsi ventrikel
yang terjadi sewaktu tidur, peningkatan aliran balik darah seperti dijelaskan di atas, dan
depresi pusat pernafasan yang normal terjadi pada malam hari.
Peningkatan tekanan atrium kiri meningkatkan tekanan vena pulmonalis dan menyebabkan
kongesti paru dan akhirnya edema alveolar, mengakibatkan sesak nafas, batuk, dan kadang
hemoptisis. Dispnea awalnya timbul pada aktivitas namun bila gagal ventrikel kiri berlanjut
dapat terjadi saat istirahat, menyebabkan dispnea nokturnal paroksismal.
Serangan sesak nafas ini terjadi pada malam hari, pasien yang sedang tidur terbangun karena
sesak nafas. Berbeda dengan ortopnea yang dengan cepat bisa disembuhkan dengan
perubahan dari posisi berdiri, maka dispnea nokturnal paroksismal memerlukan waktu agak
lam, kira-kira 30 menit.
Sebab yang pasti dispnea nokturnal paroksismal tidak jelas, tetapi mungkin sebab kombinasi
dari faktor-faktor 1) Menurunnya tonus simpatis, 2) darah balik yang bertambah, 3)
penurunan aktifitas pada pusat pernafasan di malam hari, 4) edema paru, keadaan ini
merupakan suatu kesatuan atau keadaan tersendiri dan merupakan tingkat terberat dari gagal
jantung.
Selain gejal di atas, dapat pula penderita merasa sangat sesak, takikardia, tekanan darah
menurun, hemoptoe, berkeringat dingin, dan pucat.
Patel P. 2007. Lecture Note Radiologi Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.
Ganong.... tapi bukunya ga punya.