dislokalisasi kelompok 4 new.doc

Upload: khristina-dama-damay

Post on 03-Apr-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    1/28

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangB. Tujuan

    B. I Tujuan Umum

    Dengan dibuatnya makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami

    penyakit pada sistem muskuloskeletal kususnya pada pasien anak dengan .

    B. II Tujuan Khusus

    1. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan sususnan muskuloskeletal.2. Mahasiswa dapat mengetahui struktur tulang otot .3. Mahasiswa dapat mengetahui fisiologi tulang.4. Mahasiswa dapat mengetahui potensial aksi.5. Mahasiswa dapat mengetahui listrik dan otot rangka.6. Mahasiswa dapat mengetahui energi dan kehidupan.7. Mahasiswa dapat mengetahui nutrisi tulang.8. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi/ pathway kelainan congenital : CTEV.9.

    Mahasiswa dapat mengetahui farmakologi kelianan congenital CTEV: suplemendan implikasi keperawatannya.

    10.Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan CTEV.11.Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan CTEV.

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    2/28

    2

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. PERKEMBANGAN SUSUNAN MUSCULOSKELETALSistem Rangka

    Sistem rangka berasal dari lapisan embrionik mesoderm paraksial serta sel-sel

    krista neuralis (neural crest). Pada akhir dari minggu ketiga, mesoderm paraksial akan

    tersegmentasi menjadi semacam balok-balok yang disebut somit. Setiap somit akan

    timbul berpasangan, ventral dan dorsal. Bagian ventral disebutsclerotome, sedang

    bagian dorsal adalah gabungan dari myotome dan dermatome, disebut dermomyotome.

    Bagian myotome akan membentuk myoblas sedang dermatome akan membentuk dermis.

    Sel-sel dari mesoderm akan membentuk jaringan mesenkim. Selain berasal dari

    mesoderm, jaringan mesenkim juga berasal dari sel-sel neural crestyang bermigrasi,

    seperti jaringan mesenkim di daerah kepala. Migrasi sel-sel neural crestdiatur oleh gen

    Homeobox (Hox).

    Histogenesis Tulang dan Kartilago

    a) KartilagoPertama kali muncul pada embrio yang berumur lima minggu. Pertumbuhannya dimulai

    dengan kondensasi dari mesenkim yang menghasilkan pusat kondrifikasi

    (chondrification centre). Sel-sel mesenkim ini kemudian berproliferasi serta

    berdiferensiasi menjadi chondroblast. Chondroblastselanjutnya mensekresikan serat-

    serat kolagen dan substansi dasar matirks. Chondroblastyang dikelilingi sekretnya ini

    disebut dengan chondrocyte. Chondrocyte akan terus menerus mengeluarkan matrikssehingga chondrocyte yang berdekatan akan saling mendorong. Lewat peristiwa ini,

    yang disebut pertumbuhan interstitial, kartilago akan bertambah panjang.

    Sel-sel mesenkim yang letaknya di perifer akan berdiferensiasi menjadifibroblast.

    Fibroblastakan membuat suatu jaringan ikat kolagen yang padat,perichondrium. Lewat

    mekanisme yang mirip dengan pertumbuhan

    interstitial, osteoblastdiperichondrium akan memperlebar diameter

    (pertumbuhan ke arah perifer) dari kartilago, yang disebut pertumbuhan

    aposisional.

    b) Tulang

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    3/28

    3

    Pertumbuhan tulang bisa berlangsung dengan dua cara, masing-masing dengan sel asal

    yang berbeda.Intramembranous ossification berasal dari sel mesenkim sedangkan

    intracartilaginous (endochondral) ossificationberasal dari kartilago.

    c) Intramembranous OssificationOsifikasi ini biasanya terjadi pada tulang-tulang pipih. Osifikasi ini terjadi pada sel-sel

    mesenkim dan berlangsung dalam suatu membran yang dibentuk oleh sel-sel mesenkim

    itu sendiri. Sel-sel mesenkim yang telah berkondensasi berdiferensiasi menjadi

    osteoblastdan mulai mensekresikan matriks dan substansi interselular. Osteoblast yang

    dikelilingi oleh matriks

    menjadi osteocyte.

    Osteoblast juga banyak yang terdapat di perifer tulang. Osteoblast ini membuat lapisan-

    lapisan yang menebalkan permukaan tulang. Oleh karena pertumbuhan yang lebih

    banyak berlangsung di perifer serta aktifitas dari osteoclast, bagian tengah tulang akan

    berongga. Pada rongga ini sel-sel mesenkim akan berdiferensiasi menjadi sumsum tulang

    (bone marrow).

    Intracartilaginous

    a)

    Ossification

    Osifikasi

    jenis ini berlangsung pada tulang-tulang rawan yang telah terbentuk sebelumnya.

    Artinya, tulang rawan yang terbentuk ada sebagian yang

    akan menjadi tulang. Pada tingkat seluler, berarti sel-sel kartilago akan

    berubah menjadi osteoblast lalu osteocyte. Pada osifikasi ini juga dikenal

    pusat osifikasi primer (primary center of ossification) di diafisis serta pusat

    osifikasi sekunder (secondary ossification center) di epifisis.

    Pada diafisis, sel-sel kartilago mengalami tiga hal, yaitu hipertropi, kalsifikasi matriks

    serta kematian sel-selnya. Selain itu, perichondrium akan mengalami vaskularisasi

    sehingga sel-sel kartilago akan berubah menjadi osteoblast. Perichondrium sekarang

    disebut periosteum.

    Pemanjangan

    tulang berlangsung hanya pada perbatasan antara diafisis dan epifisis (lempeng epifisis).

    Hal ini dikarenakan hanya sel-sel kartilago di bagian inilah yang mampu berproliferasi.

    Mendekati diafisis, sel-sel ini mengalami hipertropi dan matriksnya akan mengalami

    kalsifikasi.

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    4/28

    4

    Osifikasi

    pertama kali terjadi di diafisis, yaitu pusat osifikasi primer, pada akhir masa

    embrionik. Pada waktu lahir, sebagian besar diafisis telah mengalami osifikasi, sedang

    epifisis masih berupa kartilago. Osifikasi

    sekunder baru berlangsung pada tahun-tahun pertama usia bayi. Karena osifikasi dari dua

    arah, dari epifisis dan diafisis, hanya daerah di

    tengah-tengah kedua daerah itulah (lempeng epifisis) yang masih berupa

    kartilago.Kartilago ini akan terus berproliferasi yang dibarengi dengan osifikasi. Saat

    seluruh lempeng epifisis telang mengalami

    osifikasi, berarti masa pertumbuhan tulang telah berhenti.

    b) Perkembangan SendiSendi mulai terbentuk pada minggu keenam dan pada akhir dari minggu

    kedelapan, sendi yang terbentuk sudah seperti sendi orang dewasa. Pada manusia,

    terdapat tiga jenis sendi, berdasarkan materi penyusunnya, yaitu

    1. Sendi fibrosa (fibrous joints), co: sutura di kranium2. Sendi kartilago (cartilaginous joints), co: simfisis pubis3. Sendi sinovial (synovial joints), co: sendi lutut

    c)

    Perkembangan Tulang AksialTulang aksial terdiri dari tulang tengkorak, tulang belakang, tulang

    rusuk dan tulang dada.

    d) Perkembangan Tulang Belakang (Vertebrae)Pada fase-fase awal pertumbuhan,sclerotomebisa ditemukan di tiga tempat,

    yaitu di sekitar notokord, di sekitar tabung neural dan di dinding tubuh. Setiap segmen

    sclerotome tersusun atas sel-sel kompak pada kaudal dan sel-sel renggang pada

    kranialnya.

    Sclerotome yang berada di sekitar tabung neural akan menjadi lengkung vertebral

    sedangkan yang berada di dinding tubuh akan menjadi badan costal (costal processes).

    Bagian kaudal dan kranial dari dua segmensclerotome yang berdekatan di sekitar

    notokord kemudian akan bersatu membentuk satu badan primitif yang disebut centrum.

    Centrum ini nantinya akan menjadi satu segmen vertebrae. Daerah di antara dua centrum

    disebut intervertebral disc.

    Selama pembentukan centrum ini, notokord berdegenerasi karena terdesak oleh centrum

    yang sedang berkembang. Notokord kemudian akan berkembang menjadigelatinous

    centre yaitu nucleus pulposus. Nucleus ini kemudianmakan dikelilingi oleh serat-serat

    anulus fibrosus.

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    5/28

    5

    e) Perkembangan Tulang Rusuk (Ribs)Tulang rusuk berasal dari prosesus costal mesenkim (mesenchymal costal

    processus) dari vertebrae thoracic. Badan ini akan menjadi kartilago selama masa

    embrionik dan mengalami osifikasi pada masa janin. Tempat bersatunya badan costal

    dan vertebrae ini nantinya akan digantikan sendi costovertebral, yang termasuk sendi

    sinovial.

    f) Perkembangan Tulang Dada (Sternum)Sepasang batang yang berasal dari mesenkim, sternal bars, berkembang pada

    ventrolateral dinding tubuh. Kondrofikasi kedua batang ini berlangsung selama mereka

    bergerak ke arah medial, untuk kemudian bersatu membentuk sternum (manubrium,

    sternebrae, dan xiphoid process. Pusat osifikasi akan muncul sebelum bayi lahir, kecuali

    di xiphoid process.

    g) Perkembangan Tulang Tengkorak (Cranium)Tulang tengkorak (cranium) berkembang dari jaringan mesenkim di sekitar otak

    primitif. Cranium terdiri dari neurocranium (melapisi otak) dan viscerocranium (tulang-

    tulang wajah).

    h) Cartilaginous Neurocranium (Chondrocranium)Pada awalnya, chondrocranium hanya terdiri dari kartilago pada bagian basal

    cranium. Karena endochondral ossification yang terjadi, chondrocranium menyusun

    tulang-tulang di bagian basal cranium. Proses osifikasi ini khas karena punya urutan

    yang pasti, dari tulang occipitale, process of sphenoid, dan tulang ethmoid.

    i) Membranous NeurocraniumIntramembranous ossification berlangsung pada jaringan mesenkim di sisi lateral

    dan atas dari otak, calvaria. Selama janin, calvaria ini dipisahkan oleh sendi fibrosa yang

    disebut sutura. Titik dimana ada dua atau lebih sutura bertemu disebut dengan fontanelle.

    Sifat dari tulang dan sutura yang renggang berfungsi untuk mendukung proses

    kelahiran bayi. Pada proses kelahiran, calvaria mampu mengalami perubahan bentuk

    yang disebut molding. Contoh dari efek molding adalah tulang frontal akan menjadi

    pipih, satu tulang occipital akan berada di atas yang lain, dll. Beberapa hari setelah

    kelahiran, tulang-tulang ini akan kembali pada posisi awalnya.

    j) Cartilaginous Viscerocranium

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    6/28

    6

    Viscerocranium

    berasal dari keempat lengkung faring, terutama kedua lengkung faring pertama:

    1. Lengkung Faring pertama menjadi,dua tulang telinga tengah, malleus dan incus2. Lengkung Faring kedua menjadi stapes dan styloid process di tulang temporal.3. Lengkung Faring ketiga bagian dorsal menjadigreater horn of

    hyoid bone

    4. Lengkung Faring keempat dan keenam bergabung dan membentuk kartilago dilaring, kecuali di epiglotis

    k) Membranous NeurocraniumIntramembranous ossification di viscerocranium berlangsung pada tonjolan

    maxillary di lengkung faring pertama yang nantinya akan membentuksquamus

    temporal, maxillary danzygomatic bones.

    l) Perkembangan Cranium paska kelahiranSutura yang terdapat di calvaria memungkinkan terjadinya pertambahan besar

    calvaria. Hal ini sangat penting mengingat otak bayi akan mengalami pembesaran

    sampai dewasa, terutama pada dua tahun pertama. Calvaria akan terus membesar sampai

    sekitar umur 16 tahun. Tahun-tahun berikutnya, calvaria hanya akan bertambah besar

    sedikit. Pembesaran sedikit ini dikarenakan adanya penebalan.

    Pertumbuhan tulang pun berlangsung pada wajah dan gigi. Perubahan wajah

    terutama akan makin terlihat setelah tumbuhnya gigi permanen sekunder. Regio forntal

    dan facial akan mengalami pelebaran, terutama karena membesarnya sinus paranasal.

    m) Perkembangan Tulang ApendikularTulang apendikular terdiri dari tulang tungkai sertapectoral dan pelvic girdles.

    Pertumbuhan dimulai pada minggu kelima dengan kondensasi dari mesenkim. Padaminggu keenam, mesenkim yang telah berkondensasi membentukhyaline cartilage bone

    models. Osifikasi di tulang-tulang panjang berlangsung mulai minggu kedelapan masa

    embrionik dan berlangsung di diafisis. Pada usia 12 minggu, pusat osifikasi primer sudah

    terlihat di hampir semua tulang tungkai. Tulang yang paling pertama mengalami

    osifikasi adalah clavicula, yang dilanjutkan denganfemora. Sedangkan osifikasi

    sekunder yang berlangsung di epifisis pertama kali terlihat di lutut.

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    7/28

    7

    B. Struktur tulang otot

    TULANG

    Tulang adalah penyangga tubuh dan terdiri atas kolagen, suatu protein yang besisi

    kalsum fosfat dan ka mineral yang memberikan kekuatan untuk menyangga seluruh organ tubuh.

    Kombinasi antara kolagen dan kalsium menjadikan tulang kuat dan fleksibel untuk menahan

    tekanan akibat aktivitas manusia. Lebih dari 99 persen kalsium tubuh terletak pada tulang dan

    gigi. Dan satu persen sisanya terdapat pada darah.

    Ada dua tipe tulang yaitu :

    1. CorticalPadat dan kuat. Merupakan bagian paling luar pada tulang.

    2. TrabecularBagian dalam tulang, berongga, dan membentuk struktur secara keseluruhan Sepanjang

    manusia hidup, tulang terus mengalami perkembangan dan perbaikan. Proses yang

    dilakukan tulang adalah resorption dan formation. Selama resorption, sel tulang lama

    akan mengalami kerusakan dan digantikan oleh sel-sel khusus yang disebut osteoclasts.

    Pada proses bone formation, jaringan tulang baru akan menggantikan sel-sel tulang lama.

    Sel yang melakukan proses ini adalah osteoblasts. Osteoclasts dan osteoblasts selama

    proses perbaikan tulang membutuhkan berbagai hormon dan vitamin, yaitu:

    Calcitonin

    Parathyroid vitamin C hormon estrogen (pada perempuan) hormon testosteron (pada lelaki)

    STRUKTUR TULANG

    http://www.anneahira.com/perempuan/index.htmhttp://www.anneahira.com/tanaman-obat/patah-tulang.htmhttp://www.anneahira.com/tanaman-obat/patah-tulang.htmhttp://www.anneahira.com/perempuan/index.htm
  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    8/28

    8

    Tulang merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri tegak, Tempat

    melekatnya otot-otot sehingga memungkinkan jalannya pembuluh darah, tempat sumsum tulang

    dan syaraf yang melindungi jaringan lunak, juga tulang merupakan organ yang dibutuhkan

    manusia untuk mengangkat dan membawa barang-barang yang berat. Intinya tulang adalah

    organ yang kita butuhkan untuk melakukan aktifits seharihari. Sehingga kita tidak dapat

    membayangkan bagaimana terganggunya kita bila ada kerusakan yang terjadi pada tulang kita.

    Dari keterangan di atas, ada 4 fungsi utama jaringan tulang :

    Fungsi mekanik, sebagai penyokong tubuh dan tempat melekat jaringan otot untukpergerakan. Otot merupakan alat gerak aktif, sedangkan tulang merupakan alat gerak

    pasif.

    Fungsi Protektif, Melindungi berbagai alat vital dalam tubuh dan juga sumsum tulang. Fungsi Metabolik, Sebagai cadangan dan tempat metabolisme berbagai mineral yang

    penting seperti kalsium dan phospat.

    Fungsi Hemopetik, berlangsungnya proses pembentukan dan perkembangan sel darah.KOMPOSISI TULANG

    Tulang terdiri dari 2 bahan:

    Matrikyang kaya mineral (70%) = Bone (Tulang yang sudah matang) Bahan-bahan organik(30%) yang terdiri dari:

    Sel (2%) :

    - Sel Osteoblast : yang membuat matrik (bahan) tulang / sel pembentuk tulang- Sel Osteocyte : mempertahankan matrik tulang- Sel Osteoclast : yang menyerap osteoid (95%) (resorbsi) bahan tulang (matrik) /

    sel yang menyerap tulang.

    Osteoid (98%) : Matrik (bahan) tulang yang mengandung sedikit mineral

    (osteoid=tulang muda)

    LAPISAN TULANG

    a. Periosteum

    http://www.rumahilmuindonesia.net/belajarbiologi/wp-content/uploads/2008/09/lb_horiz.jpg
  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    9/28

    9

    Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung

    osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah.

    Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan

    berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.

    b. Tulang kompak(Compact Bone)

    Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang

    ini teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan

    lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat)

    sehingga tulang menjadi padat dan kuat.

    Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur

    dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki

    tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur. Tulang

    kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.

    c. Tulang Spongiosa (Spongy Bone)

    Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai

    dengan namanya tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi

    oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa

    terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.

    d. Sumsum Tulang (Bone Marrow)

    http://www.rumahilmuindonesia.net/belajarbiologi/wp-content/uploads/2008/09/ei_0061.gifhttp://www.rumahilmuindonesia.net/belajarbiologi/wp-content/uploads/2008/09/illu_compact_spongy_bone.jpghttp://www.rumahilmuindonesia.net/belajarbiologi/wp-content/uploads/2008/09/ei_0061.gifhttp://www.rumahilmuindonesia.net/belajarbiologi/wp-content/uploads/2008/09/illu_compact_spongy_bone.jpg
  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    10/28

    10

    Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah

    sumsum tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum

    tulang ini dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian

    tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena

    berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh

    JENIS TULANG

    a. Tulang rawan (kartilago)

    gambar:penampang melintang tulang rawan.jpg

    Bersifat bingkas dan lentur serta terdiri atas sel- sel rawan yang dapat menghasilkan

    matriks berupa kondrin. Pada anakanak jaringan tulang rawan banyak mengandung matriks.

    Pada orang dewasa tulang rawan hanya terdapat pada beberapa tempat , misalnya cuping hidung,

    cuping telinga, antara tulang rusuk dan tulang dada, sendi- sendi tulang, antar ruas tulang

    belakang, pada cakra epifis. Matriks tulang rawan merupakan campuran protein dengan

    polisakarida yang disebut kondrin. Tulang rawan ada tiga tipe yaitu: hialin, elastik dan serat.

    1) Tulang Rawan HialinMatriksnya memiiki serat kolagen yang tersebar dalam bentuk anyaman halus dan rapat.

    Terdapat pada saluran pernapasan dan ujung tulang rusuk. Tulang rawan hialin bening

    seperti kaca.

    2) Tulang Rawan Elastik

    http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Penampang_melintang_tulang_rawan.jpghttp://www.rumahilmuindonesia.net/belajarbiologi/wp-content/uploads/2008/09/bonemarrow.gifhttp://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Penampang_melintang_tulang_rawan.jpghttp://www.rumahilmuindonesia.net/belajarbiologi/wp-content/uploads/2008/09/bonemarrow.gif
  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    11/28

    11

    Susunan polikandrium, matriks , sel dan lacuna tulang rawan elastic sama dengan tulang

    rawan hialin. Akan tetapi serat kolagen tulang rawan elastic tidak tersebar dan nyata

    seperti pada tulang rawan hialin. Bentuk seratserat elastic bergelombang . tulang rawan

    elastic terdapat pada epiglottis dan bagian luar telinga.

    3) Tulang Rawan Fibrosa (Fibrokartilago) / SeratMatriksnya mengandung serabut kolagen kasar dan tidak teratur; terletak di perlekatan

    ligamen, sambungan tulang belakang, dan simfisis pubis. Sifat khas dari tulang rawan ini

    adalah lakunalakunanya bulat atau bulat telur dan berisi sel sel (kondrosit).

    b. Tulang (osteon)

    gambar:Perkembangan sel - seltulang.jpg

    Bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka.tersusun dari bagian bagian

    sebagai berikut:

    Ostreoprogenator, merupakan sel khusus yaitu derivate mesenkima yang memilikipotensi mitosis yang mampu berdiferensiasi menjadi osteoblas terdapat dibagian luar

    membrane ( periosteum)

    Osteoblas merupakan sel tulang muda yang akan membentuk osteosit. Osteosit merupakan selsel tulang dewasa. Osteoklas merupakan sel yang berkembang dari monosit dan terdapat disekitar

    permukaan tulang . fungsi osteoklas untuk perkembangan, pemeliharaan , perawatan dan

    perbaikan tulang.

    FUNGSI TULANG

    Berdasarkan bentuk, tulang rangka dibagi dalam tiga bentuk utama, yaitu tulang pipa,

    tulang pendek, dan tulang pipih. Setiap tulang tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    12/28

    12

    Tulang pipa

    Tulang pipa adalah tulang yang memiliki bentuk seperti pipa.

    Tulang ini memiliki bentuk utama seperti tabung dan berongga. Rongga pada tulang pipa

    berisi sumsum kuning. Sumsum kuning ini banyak mengandung lemak. Sumsum kuning

    dapat berfungsi sebagai cadangan makanan. Pada ujung-ujung tulang pipa yang

    mengembung, di dalamnya terdapat rongga-rongga kecil yang berisi sumsum merah.

    Sumsum merah ini berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah.

    Tulang pendek

    Tulang ini memiliki ukuran tulang yang pendek. Di dalamnya hanya terdapat rongga-

    rongga kecil berisi sumsum merah. Tulang-tulang yang termasuk tulang pendek antara

    lain tulang belakang, tulang pergelangan tangan, dan tulang pergelangan kaki. Tulang iniberbentuk pipih. Sama halnya dengan tulang pendek, tulang pipih berfungsi

    sebagatempat pembentukan sel-sel darah. Hal ini disebabkan dalam tulang pipih terdapat

    rongga-rongga kecil yang berisi sumsum merah. Tulang yang termasuk ke dalam tulang

    pipih, antara lain tulang rusuk, tulang dada, dan tulang tengkorak kepala.

    Tulang pipihTulang ini berbentuk pipih. Sama halnya dengan tulang pendek, tulang pipih berfungsi

    sebagai tempat pembentukan sel-sel darah. Hal ini disebabkan dalam tulang pipih

    terdapat rongga-rongga kecil yang berisi sumsum merah. Tulang yang termasuk ke

    dalam tulang pipih, antara lain tulang rusuk, tulang dada, dan tulang tengkorak kepala.

    http://2.bp.blogspot.com/_qi9P6IsGvaE/SqE8NMGeN2I/AAAAAAAAAH8/0rks62-uIRU/s1600-h/dd.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/_qi9P6IsGvaE/SqE8NmUtG-I/AAAAAAAAAIE/8_5w2gE-wFM/s1600-h/ss.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/_qi9P6IsGvaE/SqE8NMGeN2I/AAAAAAAAAH8/0rks62-uIRU/s1600-h/dd.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/_qi9P6IsGvaE/SqE8NmUtG-I/AAAAAAAAAIE/8_5w2gE-wFM/s1600-h/ss.JPG
  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    13/28

    13

    PEMBENTUKAN TULANG

    Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau osifikasi. Osifikasi pertama

    kali terjadi di diafisis, yaitu pusat osifikasi primer, pada akhir masa embrionik. Pada

    waktu lahir, sebagian besar diafisis telah mengalami osifikasi, sedang epifisis masih

    berupa kartilago. Osifikasi sekunder baru berlangsung pada tahun-tahun pertama usia

    bayi. Karena osifikasi dari dua arah, dari epifisis dan diafisis, hanya daerah di tengah-

    tengah kedua daerah itulah (lempeng epifisis) yang masih berupa kartilago. Kartilago ini

    akan terus berproliferasi yang dibarengi dengan osifikasi. Saat seluruh lempeng epifisis

    telang mengalami osifikasi, berarti masa pertumbuhan tulang telah berhenti.

    Pembentukan tulang dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti

    tulang rawan yang berkembang menjadi tulang keras. Jaringan yang berkembang akan

    disisipi dengan pembuluh darah. Pembuluh darah ini akan membawa mineral seperti

    kalsium dan menyimpannya pada jaringan tersebut. Osifikasi atau yang disebut dengan

    proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan

    berlangsung sampai dewasa. Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah

    osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk

    osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.

    Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago).Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang

    rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan

    membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum.

    Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang

    disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah

    sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan

    demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian

    pada sel-sel tulang rawan ini.

    Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan

    dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh

    darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.

    Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga

    terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih

    tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi

    dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.

    Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus

    membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise,

    dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang.

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    14/28

    14

    Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan

    oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan

    osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.

    Osifikasi ini biasanya terjadi pada tulang-tulang pipih. Osifikasi ini terjadi pada

    sel-sel mesenkim dan berlangsung dalam suatu membran yang dibentuk oleh sel-sel

    mesenkim itu sendiri. Sel-sel mesenkim yang telah berkondensasi berdiferensiasi

    menjadi osteoblast dan mulai mensekresikan matriks dan substansi interselular.

    Osteoblast yang dikelilingi oleh matriks menjadi osteocyte.

    Pada diafisis, sel-sel kartilago mengalami tiga hal, yaitu hipertropi, kalsifikasi

    matriks serta kematian sel-selnya. Selain itu, perichondrium akan mengalami

    vaskularisasi sehingga sel-sel kartilago akan berubah menjadi osteoblast. Perichondrium

    pun sekarang disebut periosteum.

    Pemanjangan tulang berlangsung hanya pada perbatasan antara diafisis dan

    epifisis (lempeng epifisis). Hal ini dikarenakan hanya sel-sel kartilago di bagian inilah

    yang mampu berproliferasi. Mendekati diafisis, sel-sel ini mengalami hipertropi dan

    matriksnya akan mengalami kalsifikasi.

    B. OTOT

    Sistem Otot Skelet

    Otot skelet (otot lurik) berperan dalam gerakan tubuh, postur dan fungsi produksi panas.

    Otot dihubungkan oleh tendon (tali jaringan ikat fibrus) atau aponeurosis (lembaran jaringan ikat

    fibrus yang lebar dan pipih) ke tulang, jaringan ikat, atau kulit. Kontraksi otot meyebabkan dua

    titik perlekatan mendekat satu sama lain. Otot bervariasi ukuran dan bentuknya bergantung

    aktivitas yang dibutuhkan. Otot akan berkembang dan terpelihara bila digunakan secara aktif.

    Proses penuaan dan disuse menyebabkan kehilangan fungsi otot sehingga jaringan otot

    kontraktil akan diganti oleh jaringan fibrotik.

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    15/28

    15

    Otot tubuh tersusun oleh kelompok sel otot yang paralel (fasikuli) yang terbungkus

    dalam jaringan fibrus dinamakan epimisium atau fasia. Semakin banyak fasikuli yang terdapat

    dalam otot semakin rinci gerakan yang ditimbulkan. Kecepatan kontraksi otot berbeda beda.

    Mioglobulin merupakan pigmen protein yang serupa dengan hemoglobin yang terdapat dalam

    otot lurik. Mioglobin bermanfaat sebagai transpor oksigen untuk memenuhi kebutuhan

    metabolik sel dari kapiler darah ke mitokondria sel otot. Otot mengandung sejumlah besar

    mioglobulin (otot merah) yang ternyata berkontraksi lebih lambat dan lebih kuat (misal otot

    pernafasan dan postur). Otot yang sedikit mengandung mioglobulin (otot putih) berkontraksi

    cepat dan dalam waktu yang lama (misal otot ekstraokuler di mata). Kebanyakan otot tubuh

    mengandung baik serat otot merah mupun serat otot putih.

    Tiap sel otot (serabut otot) mengandung miofibril, yang pada gilirannya tersusun atas

    sekelompok sarkomer, yang merupakan unit kontraktil otot skelet yang sebenarnya. Komponen

    sarkomer dikenal sebagai aktin. Filamen tebal tersusun terutama oleh protein miosin. Kontraksi

    otot skelet. Kontraksi otot diakibatkan oleh kontraksi masing masing komponen sarkomer.

    Kontraksi sarkomer disebabkan oleh interaksi antara miosin dalam filamen tebal dan aktin

    dalam filamen tipis yang saling mendekat dengan adanya peningkatan lokal kadar ion kalsium.

    Filamen tebal dan tipis saling meluncur satu sama lain. Ketika kadar kalsium dalam sarkomer

    menurun, filamen miosin dan aktin berhenti berinteraksi dan sarkomer kembali ke panjang

    istirahat awalnya (relaksasi). Aktin dan miosin tidak dapat berinteraksi bila tak ada kalsium.

    Serabut otot akan berkontraksi sebagai respon terhadap rangsangan listrik. Bila terangsang, sel

    otot akan membangkitkan suatu potensial aksi dengan cara serupa dengan yang terlihat pada sel

    saraf. Potensial aksi ini akan menjalar sepanjang membran sel dan mengakibatkan pelepasan ion

    kalsium ke dalam sel otot yang sebelumnya tersimpan dalam organel khusus yang dinamakan

    retikulum sarkoplasmikum. Adalah kalsium yang memungkinkan interaksi interaksi antara aktin

    dan miosin dalam sarkomer. Segera setelah membran sel mengalami depolarisasi, membran ini

    akan kembali ke tegangan membran istirahat. Kalsiun dengan cepat diambil dari sarkomer oleh

    reakumulasi aktif dalam retikulum sarkoplasmikum dan otot kembali relaks.

    Depolarisasi sel otot normalnya terjadi sebagai respon terhadap rangsangan yag dibawa

    oleh sel saraf. Komunikasi antara sel saraf dan sel otot terjadi pada motor end plate. Neuron

    yang mengatur aktifitas sel otot skelet dinamakan lower motor neuron. Neuron ini berasal dari

    kornu anterior korda spinalis.

    Jenisjenis kontraksi otot. Kontraksi serabut otot dapat menghasilkan kontraksi isotonik

    maupun isometrik. Pada kontraksi isometrik, panjang otot tetap konstan tetapi tenaga yang

    dihasilkan oleh otot meningkat; contohnya bila kita mendorong dinding yang tak dapat

    digerakkan. Kontraksi isotonik, sebaliknya ditandai dengan pemendekan otot tanpa peningkatan

    tegangan dalam otot; contohnya adalah fleksi lengan atas. Pada aktifitas normal, kebanyakan

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    16/28

    16

    gerakan otot adalah kombinasi kontraksi isotonik dan isometrik. Misalnya ketika berjalan,

    kontraksi isotonik menyebabkan pemendekan tungkai, kekakuan tungkai akan mendorong lantai.

    JENIS-JENIS OTOT

    a. Otot rangkaOtot rangka menghasilkan gerak pada kerangka. Otot ini seringkali disebut otot voluntar

    karena otot ini dapat diatur sesuai dengan kehendak, tetapi ada beberapa dari kegiatan

    otot tersebut yang otomatis. Contohnya, diaphragma biasa otomatis, tetapi dapat

    dipengaruhi oleh kemauan (misalnya sewaktu menarik napas panjang). Otot rangka

    menyebabkan gerak dengan memendek; artinya otot ini selalu menarik dan tidak pernah

    mendorong. Susunan dan bentuk otot berbeda-beda. Beberapa otot melekat melalui

    tendon yang berupa lembaran, yakni aponeurosis (perluasan berupa serabut). Otot lain

    berbentuk serong (oblique), menyerupai kumparan (fusiform), ulir (spiral), segi empat

    (quadrate), atau mirip ambin (straplike). Kesatuan struktural otot ialah serabut otot;

    kesatuan fungsional yang terdiri dari neuron motorik dan serabut otot yang

    dipengaruhinya, disebut kesatuan motorik. Jumlah serabut otot dalam satu kesatuan

    motorik bervariasai dari satu sampai beberapa ratus. Jumlah ini bervariasi sesuai dengan

    besarnya otot dan fungsinya. Kesatuan motorik yang besar, yakni bilamana satu neuronmempersarafi beberapa ratus serabut otot, dijumpai pada otot batang tubuh dan paha

    yang besar, sedangkan pada mata dan tangan yang kecil dan menghendaki gerakan yang

    cermat, kesatuan motorik terdiri dari beberapa serabut otot saja. Gerak terjadi karena

    diaktifkanya sejumlah kesatuan motorik yang makin bertambah. Agonis atau pergerakan

    utama adalah otot terpenting yang diaktifkan pada gerak tubuh; otot ini berkonsentrasi

    secara aktif untuk menghasilkan gerak yang dikehendaki. Antagonis melawan kegiatan

    agonis, sewaktu agonis berkontraksi, antagonisnya berangsur berelaksasi sehingga

    dihasilkan gerak yang rata.

    Sinergis menghalangi terjadinya gerak pada sendi penyelang (interventing joint), jika

    agonis melewati daripada satu sendi; otot sinergis melengkapi kegiatan otot agonis.

    Otot pemantap (fiksator) menetapkan bagian proksimal extremitas sewaktu terjadi gerak

    di bagian distal. Satu otot tertentu pada berbagai kondisi yang berbeda dapat berlaku

    sebagai agonis, antagonis, sinergis, fiksator. Sebuah otot rangka paling sedikit

    mempunyai dua tempat melekat, biasanya pada tulang. Tetapi, beberapa otot melekat

    pada kulit (misalnya otot wajah). Otot melekat pada mukosa ( misalnya otot lingua

    intrinsik). Satu-dua otot melekat pada fascia. Otot lain membentuk pita sirkular

    (misalnya musculus sphincter ani externus). Umumnya otot dilukis sebagai memiliki

    tempat asal (origo) dan tempat lekat (insertio); tetapi beberapa otot dapat beraksi dalam

    dua arah pada keadaan yang berbeda. Karena itu, sebaiknya digunakan istilah perlekatan

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    17/28

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    18/28

    18

    C. Fisiologi tulangDiantara karakteristik yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah

    kemampuan mempertahankan postur tubuhnya yang bisa tegak dan bergerak yang diatur olehsistem muskuloskeletal. Sistem muskuloskeletal tersebut bekerja membuat gerakan dan

    tindakan yang harmoni sehingga manusia menjadi seorang yang bebas dan mandiri. Sistem

    muskuloskeletal terdiri dari tulang/kerangka, otot, tulang rawan (cartilago), ligamen, tendon,

    fascia, bursae dan persendian. Sistem skelet (tulang) dibentuk oleh sebuah matriks dari

    serabut-serabut dan protein yang diperkeras dengan kalsium, magnesium fosfat, dan

    karbonat. Bahan bahan tersebut berasal dari embrio hyalin tulang rawan melalui osteogenesis

    kemudian menjadi tulang, proses ini oleh sel-sel yang disebut osteoblast. Terdapat 206 tulang

    di tubuh yang diklasifikasikan menurut panjang, pendek, datar, dan tak beraturan, sesuai

    dengan bentuknya. Permukaan tulang bagian luar yang keras disebut Periosteum, terbentuk

    dari jaringan pengikat fibrosa. Kualitas kerasnya tulang merupakan hasil deposit kalsium.

    Periosteum mengandung pembuluh darah yang memberikan suplai oksigen dan nutrisi ke sel

    tulang. Rongga tulang bagian dalam diisi dengan sumsum kuning dan sumsum merah.

    Sumsum tulang merah adalah tempat hematopolesis yang memproduksi sel darah putih dan

    merah (RBCs; WBCs) serta platelet.

    Fungsi tulang adalah sebagai ber ikut, yaitu :

    1. Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk kepada kerangka tubuh

    2. Melindungi organorgan tubuh (contoh tengkorak melindungi otak)

    3. Untuk pergerakan (otak melekat kepada tulang untuk berkontraksi dan bergerak)

    4. Merupakan gudang untuk menyimpan mineral (contoh kalsium)

    5. Hematopoiesis (tempat pembuatan sel darah merah dalam sum-sum tulang)

    Menur ut bentuknya tulang dibagi 4 (empat), yaitu :

    1. Tulang panjang (tulang paha ,tulang lengan atas ) terdiri dari bagian tengah dan

    bagian tepi (epifise). Bagian tengah terdiri dari tulang padat; bagian epifise dari tulang

    karang (cancellous atau trabecular),trabecular memberi tenaga kepada tulang ketika

    menurun bobotnya

    2. Tulang pendek(carpals) bentuknya tidak tetap dan didalamnya terdiri dari tulang

    karang ,bagian luar terdiri dari tulang padat.

    3. Tulang ceper (adalah tulang tengkorak) terdiri dari dua tulang karang di sebelah

    dalam dan tulang padat di sebelah luar.

    4. Bentuk yang tidak beraturan (vertebrae) sama seperti tulang pendek

    Jaringan tulang adalah jaringan ikat penyokong dengan matriks yang padat. Matriks tulang

    terutama terdiri dari kristal hidroksi apatit.

    Sel-sel dalam tu lang:

    - Osteosit: terletak dalam lakuna. Merupakan sel tulang terbanyak.

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    19/28

    19

    - Osteoblast: mensintesa matriks tulang melalui proses osteogenesis.

    - Osteoclast: melarutkan matriks tulang melalui proses osteolisis.

    - Sel osteoprogenitor: sel awal, berdiferensiasi menjadi osteoblast.

    Tulang padat (kompak) dan tul ang spongiosa

    - Unit fungsional dasar dari sebuah tulang padat adalah osteon, yang terdiri atas osteosit

    yang tersusun rapi sekeliling canalis centralis.

    - Lamella adalah lapisan-lapisan matriks tulang yang telah mengalami kalsifikasi.

    - Kanalikuli di dalam dan antar lamella menghubungkan kedua lakuna.

    - Tulang spongiosa terdiri atas trabekula yang berbentuk khas menyerupai jala.

    - Tulang padat berada pada bagian tulang di mana tekanan datang dari arah yang

    terbatas, misal sepanjang diafisis tulang panjang.

    - Tulang spongiosa berada pada bagian di mana tekanan sedikit atau datang dari

    berbagai arah, misal pada bagian epifisis tulang panjang.

    Periosteum dan endosteum

    - Bagian luar tulang ditutup oleh periosteum.

    - Bagian dalam, termasuk pada struktur tulang spongiosa ditutupi endosteum

    D. Nutrisi tulang1. Protein

    Tulang memiliki "kesibukan" yang luar biasa. Tanpa Anda disadari, tulang mengalami

    keropos, dan "memperbaikinya" sendiri dengan asupan nutrisi yang ada. Salah satu

    nutrisi pembentuk tulang adalah protein. Sebanyak 22 persen tulang terbentuk dari

    protein. Untuk itu, pastikan asupan protein Anda terpenuhi agar tulang tetap dalam

    keadaan kuat. Anda bisa mengonsumsi protein hewani atau nabati, tapi ingat jangan

    sampai mengonsumsi protein berlebihan.

    2. Potasium

    Potasium ditemukan hampir diseluruh buah dan sayur. Penelitian menunjukkan orang

    yang banyak mengonsumsi makanan yang mengandung potasium memiliki tulang yang

    lebih kuat. Anda bisa mendapatkan potasium pada buah pisang, tomat dan jeruk.

    Kebutuhan potasium per hari adalah 4.700 mg.

    3. Vitamin K

    Zat pembentuk tulang seperti protein GLA dan osteocalcin membutuhkan vitamin K

    untuk membentuk tulang. Jika Anda kekurangan vitamin K, risiko patah tulang bisamencapai 30 persen. Anda bisa mendapatkan vitamin K dari brokoli, bayam dan sayuran

    hijau lainnya.

    4. Vitamin B12

    Pada 2008, penelitian menunjukkan orang yang kekurangan vitamin B12, mengalami

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    20/28

    20

    keropos tulang yang cukup mengkhawatirkan. Vitamin ini dapat ditemukan pada ikan

    dan daging dan produk susu rendah lemak.

    5. Magnesium

    Wanita yang mengalami osteoporosis, banyak juga yang kadar magnesiumnya rendah.Jika Anda tidak memiliki cukup magnesium, tulang akan lebih rapuh dan rentan terhadap

    patah tulang. Asupan magnesium per hari adalah 400 mg. Anda bisa mendapatkannya

    dengan mengonsumsi bayam, gandum, atau kacang-kacangan.

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    21/28

    21

    E. Patofisiologi Luksasi, Subluksasi, Dislokasi Sendi Bahu, Strain, SprainE.1. Dislokasi

    Definisi DislokasiBeberapa Pengertian Dislokasi:

    Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secaraanatomis ( tulang lepas dari sendi ) ( Brunner & Suddarth ).

    Keluarnya ( bercerainya ) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatukedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000).

    Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi. ( Buku Ajar Ilmu Bedah, hal 1138).

    Jadi dislokasi adalah terlepasnya sebuah sendi dari tempat yang seharusnya. Dislokasi ini

    dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang

    dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).

    Etiologi DislokasiDislokasi disebabkan oleh :

    Cedera olah ragaOlah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olahraga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski, senam, volley.

    Pemain basket dan keeper pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada

    tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.

    Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga. Benturan keras pada sendi saatkecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi.

    Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin Patologis : terjadinya tearligament dan kapsul articuler yang merupakan

    komponen vital penghubung tulang.

    Klasifikasi DislokasiDislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    a. Dislokasi congenital :Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.

    b. Dislokasi patologik :

    http://nursingbegin.com/fraktur-patah-tulang/http://3.bp.blogspot.com/_MjLFrlB47RE/TQwJWPtRSJI/AAAAAAAAAEg/cwWcgE_cY2Q/s1600/dislokasi_hip_kongenital.jpghttp://nursingbegin.com/fraktur-patah-tulang/
  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    22/28

    22

    Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor, infeksi,

    atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang.

    c. Dislokasi traumatic :Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress

    berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami

    pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan

    tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi,

    ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa.

    Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :

    Dislokasi AkutUmumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut dan

    pembengkakan di sekitar sendi.

    Dislokasi Kronik Dislokasi Berulang

    Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-

    ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibanya, sendi itu akan mudah

    mengalami dislokasi kembali. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan

    patello femoral joint.

    Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur

    yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena

    kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.

    Patofisiologi Dislokasi Luksasi Jika permukaan sendi tak saling berhubungan Subluksasi Jika permukaan sendi masih ada hubungan

    Dislokasi bahu dicirikan oleh lesi dari labrum, kapsul, otot, dan tulang. Labrum biasa

    avulsi dari pelek, ini disebut lesi the bankart dan merupakan penyebab paling umum dari

    dislokasi berulang. Sebuah dislokasi bahu dapat mencakup berbagai tingkat pecah atau

    peregangan dari kapsul dari glenoid. Fraktur tepi glenoid atau pecahnya kapsul off

    kepala humerus terjadi sesekali. Kelalaian yang berlebihan kapsul dapat mengikuti

    diulang cedera. Tidak ada lesi berotot utama yang terkait dengan dislokasi. Sebuah lesi

    kurus dihasilkan oleh impaksi atau kompresi dari kepala humerus posterior terhadap tepi

    anterior glenoid pada saat dislokasi. Ini disebut Hill-Sachs (hermodson) lesi kepala

    humerus, dan ini paling sering dikaitkan dengan dislokasi berulang.

    Diagnosis Dislokasi Anamnesis

    Ada trauma Mekanisme trauma yang sesuai, misalnya trauma ekstensi dan eksorotasi

    pada dislokasi anterior sendi bahu.

    Ada rasa sendi keluar. Bila trauma minimal hal ini dapat terjadi pada dislokasi rekuren atau

    habitual.

    http://nursingbegin.com/askep-tumor/http://nursingbegin.com/fraktur-patah-tulang/http://nursingbegin.com/fraktur-patah-tulang/http://nursingbegin.com/askep-tumor/
  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    23/28

    23

    Pemeriksaan klinis. Deformitas

    terdapat kelainan bentuk misalnya hilangnya tonjolan tulang normal,

    misalnya deltoid yang rata pada dislokasi bahu, Perubahan panjang

    ekstremitas, Kedudukan yang khas pada dislokasi tertentu, misalnya

    dislokasi posterior sendi panggul kedudukan sendi panggul endorotasi,

    fleksi dan abduksi.

    Nyeri Funtio laesa gerak terbatas.

    Pemeriksaan radiologisUntuk memastikan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur, pada

    dislokasi lama pemeriksaan radiologis lebih penting oleh karena nyeri dan

    spasme otot telah menghilang.

    Penatalaksanaan DislokasiSendi yang terkena harus diimobilisasi saat pasien dipindahkan.

    Tindakan reposisi :

    1. Reposisi segera.

    2. Dislokasi sendi kecil dapat direposisi ditempat kejadian tanpa anasthesi, misalnya

    dislokasi siku, dislokasi bahu dan dislokasi jari.

    3. Dislokasi bahu, siku atau jari dapat direposisi dengan anasthesi lokal

    dan obatobat penenang misalnya Valium. Jangan dipilih cara reposisi yang

    traumatis yang bila dilakukan tanpa relaksasi maksimal dapat menimbulkan fraktur.

    Dislokasi sendi dasar misalnya dislokasi sendi panggul memerlukan anasthesi umum.

    Dislokasi setelah reposisi, sendi diimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips ata traksi dan

    dijaga agar tetap dalamposisi stabil, beberapa hari beberapa minggu setelah reduksi

    gerakan aktif lembut tiga sampai empat kali sehari dapat mengembalikan kisaran sendi,

    sendi tetap disangga saat latihan.

    E.4. Strain

    Definisi Strain Strain adalah tarikan otot akibat penggunaan berlebihan,peregangan berlebihan,atau

    stress yang berlebihan.

    Strain adalah robekan mikroskopis tidak komplit dengan perdarahan ke dalamjaringan.(Smeltzer Suzame, KMB Brunner dan Suddarth)

    Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada strukturmuskulotendinous (otot atau tendon).

    Etiologi strain

    http://nursingbegin.com/fraktur-patah-tulang/http://nursingbegin.com/fraktur-patah-tulang/
  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    24/28

    24

    Pada strain akut :

    Ketika otot keluar dan berkontraksi secara mendadak

    Pada strain kronis :

    Terjadi secara berkala oleh karena penggunaaan yang berlebihan/tekanan berulang-

    ulang,menghasilkan tendonitis (peradangan pada tendon).

    Derajat strain Derajat I/Mild Strain (Ringan)

    Cidera akibat penggunaan yang berlebihan pada penguluran unit muskulotendinous yang

    ringan berupa stretching/kerobekan ringan pada otot/ligament.

    Tanda-tandanya: Nyeri lokal, meningkat apabila bergerak/bila ada beban pada otot,

    adanya spasme otot ringan, bengkak, gangguan kekuatan otot, fungsi yang sangat

    ringan.

    Derajat II/Medorate Strain (Ringan)Yaitu adanya cidera pada unit muskulotendinous akibat kontraksi/pengukur yang

    berlebihan. Gejala yang timbul: nyeri local, meningkat apabila bergerak/apabila ada

    tekanan otot, spasme otot sedang, bengkak.

    Derajat III/Strain Severe (Berat)Yaitu adanya tekanan/penguluran mendadak yang cukup berat. Berupa robekan

    penuh pada otot dan ligament yang menghasilkan ketidakstabilan sendi. Gejala : nyeri

    yang berat, adanya stabilitas, spasme kuat, bengkak, tenderness, gangguan fungsi otot.

    Penatalaksanaan StrainIstirahat

    Akan mencegah cidera tambah dan mempercepat penyembuhan

    Meninggikan bagian yang sakit,tujuannya peninggian akan mengontrol pembengkakan.

    Pemberian kompres dingin

    Kompres dingin basah atau kering diberikan secara intermioten 20-48 jam pertama yang

    akan mengurangi perdarahan edema dan ketidaknyamanan.

    E.5. Sprain

    Definisi SprainSprain ialah meregangnya daerah jaringan lunak sendi dan terjadi kerusakan jaringan

    lunak sendi (simpai sendi, ligamen, tendon) . Sprain terjadi akibat strain.

    Jika permukaan sendi tak saling berhubungan dislokasi

    Jika permukaan sendi masih ada hubungan subluksasi

    Etiologi Sprain-

    jatuh atau terpeleset- berlari- angkat barbell- kecelakaan- kesalahan gerak badan yang menyentak, sehingga persendian bergerak melebihi

    radius gerak normal

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    25/28

    25

    Derajat SprainBerdasarkan berat ringannya cedera Giam & Teh (1992: 195) membagi sprain menjadi

    tiga tingkatan, yaitu:

    a) Sprain Tingkat I

    Pada cedera ini terdapat sedikit hematoma dalam ligamentum dan hanya beberapa

    serabut yang putus. Cedera menimbulkan rasa nyeri tekan, pembengkatan dan rasa sakit

    pada daerah tersebut.

    b) Sprain Tingkat II

    Pada cedera ini lebih banyak serabut dari ligamentum yang putus, tetapi lebih separuh

    serabut ligamentum yang utuh. Cedera menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan,

    pembengkakan, efusi, (cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat menggerakkan

    persendian tersebut.

    c) Sprain Tingkat III

    Pada cedera ini seluruh ligamentum putus, sehinnga kedua ujungya terpisah. Persendian

    yang bersangkutan merasa sangat sakit, terdapat darah dalam persendian, pembekakan,

    tidak dapat bergerak seperti biasa, dan terdapat gerakangerakan yang abnormal.

    Penatalaksanaan SprainIntervensi RICE :

    REST :Periode perawatan kritis dilakukan selama 2448 jam pertama setelah terjadinyainjury

    ICE : Selama 48 jam pertama setelah injury, kompres es diberikan selama 15-20 menitsetiap 34 jam,

    COMPRESSION :Daerah yang sakit dibalut dengan balutan kompresi elastic untukmeminimalkan efusi, menyangga daerah tersebut, dan memberikan rasa nyaman

    ELEVATION : Ekstremitas yang mengalami cedera ditinggikan sampai setinggi jantunguntuk mengontrol pembengkakan dan memungkinkan istirahat.

    F. Asuhan keperawatan pada anak dengan luksasi, subluksasi, dislokalisasi sendibahu, strain, sprain

    Kasus:

    An Ari ( 5 tahun) di bawa ke IGD karena jatuh dari pohon mangga. Anak Ari mengeluh nyeri 6

    pada bahu kanan dan kiri, sendi bahu kanan tidak dapat digerakkkan tampak ada deformitas

    pada ekstremitas atas. Dari hasil pemeriksaan didapatkan dislokasi pada bahu kanan dan strain

    pada bahu kiri.

    ANALISA DATA

    DATA PROBLEM ETIOLOGI

    DS: Kerusakan Mobilitas fisik Gangguan Muskuloskeletal

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    26/28

    26

    Anak Ari mengeluhnyeri 6 pada bahu

    kanan dan kiri.

    DO:

    sendi bahu kanantidak dapat

    digerakkkan

    tampak adadeformitas pada

    ekstremitas atas.

    Dari hasilpemeriksaan

    didapatkan dislokasi

    pada bahu kanan dan

    strain pada bahu kiri.

    Nyeri

    DIAGNOSA KEPERAWATAN

    Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan Gangguan Muskuloskeletal, nyeri denganditandai Anak Ari mengeluh nyeri 6 pada bahu kanan dan kiri,sendi bahu kanan tidakdapat digerakkkan, tampak ada deformitas pada ekstremitas atas, dari hasil pemeriksaan

    didapatkan dislokasi pada bahu kanan dan strain pada bahu kiri.

    INTERVENSI

    No.

    Dp

    Tujuan dan kriteria

    hasil

    Intervensi Rasional

    1 Kerusakan mobilitasfisik dapat teratasi

    setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 14 x 24 jam

    dengan kriteria hasil:

    Nyeri berkurang1-3

    Sendi bahukanan dapat

    digerakkan.

    1.

    Monitor skalanyeri pasien

    2. Ajarkan teknikrelaksasi

    1.

    Pasien dengankerusakan

    mobilitas fisik

    mengalami nyeri

    karena adanya

    dislokasi dan

    strain sehingga

    perlu di monitor

    skala nyeri.

    2. Pasien dengankerusakan

    mobilitas fisik

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    27/28

    27

    3. Beri kompres espada pasien.

    4. Kolaborasitindakan operasi

    5. Kolaborasipemberian

    analgetik

    6. Kolaborasipemberian kalsium

    mengalami nyeri

    dikarenakan

    adanya otot-otot

    yang tegang

    sehingga diberikan

    teknik relaksasi

    agar otot-otot yang

    tegang dapat

    menjadi rileks.

    3. Pasien merasakannyeri sehingga

    perlu dikurangi

    dengan memberi

    kompres es.

    4. Pasien mengalamideformitas pada

    tulang, sehingga

    perlu tindakan

    bedah untukmengembalikan

    bentuk normal

    tulang.

    5. Pasien dengankerusakan

    mobilitas fisik

    mengalami nyeri

    sehingga diberi

    analgetik untuk

    mengatasi nyeri

    pasien.

    6. Pasienmemerlukan

    tambahan kalsium

    untuk

    mempercepat

    pemulihan

    pengembalian

    bentuk normal

  • 7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc

    28/28

    tulang pada pasien