diktat/bahan ajar mata kuliah teori belajar dr. ani … · 2018. 5. 24. · diktat ini dibuat...

55
1 DIKTAT/BAHAN AJAR MATA KULIAH TEORI BELAJAR Dr. Ani Marlina, M.Pd Pascasarjana Program Magister Pendidikan Semester Genap SEKOLAH MANAJEMEN ILMU BISNIS INDONESIA SMIBI-KARAWANG 2018

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    DIKTAT/BAHAN AJAR

    MATA KULIAH

    TEORI BELAJAR

    Dr. Ani Marlina, M.Pd

    Pascasarjana Program Magister Pendidikan

    Semester Genap

    SEKOLAH MANAJEMEN ILMU BISNIS INDONESIA

    SMIBI-KARAWANG

    2018

  • KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puja puji serta rasa syukur kepada Sang

    Penguasa alam semesta Allah SWT, sholawat serta salam terlimpah

    curah kepada revolusioner Islam sedunia suri tauladan sepanjang

    masa habibana wanabiyana Rasulullah SAW, akhirnya saya dapat

    menyelesaikan diktat/bahan ajar mata kuliah “TEORI BELAJAR”

    Diktat ini dibuat dengan mengutip dari berbagai sumber

    yang relevan sebagai salah satu rujukan pembelajaran mata kuliah

    teori belajar dengan harapan dapat menjadi salah satu metode

    yang dapat mempermudah mahasiswa dalam proses perkuliahan.

    Selain itu diktat ini digunakan sebagai buku pegangan praktis untuk

    mahasiswa yang bisa memberikan pemahaman secara khusus.

    Semoga diktat ini dapat bermanfaat dan dimanfaatkan

    untuk mahasiswa khususnya dan pembaca umumnya

    Karawang, April 2018

    Dr. Ani Marlina., M.Pd.

  • 3

    DAFTAR ISI

    COVER ……………………………………………………………………………………

    KATA PENGANTAR …………………………………………………………………

    DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….

    Silabus Mata Kuliah ………………………………………………………………..

    A. Mengajar dan Belajar …………………………................................

    B. Teori Belajar Behavioristik………………………………………………….

    C. Teori Belajar Kognitif………………………………………………………….

    D. Teori Belajar Humanistik dan Konstruktivistik…………………….

    E. Teori Belajar Sibernetik dan Teori Sosio – Kultural …………….

    F. Teori Belajar Pemroresan Informasi …………………………………..

    G. Multipple Intelligensi …………………………………………………………

    H. Model-Model Pembelajaran dan Aplikasi Teori Belajar ……..

    I. DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..

    1

    2

    3

    4

    17

    25

    27

    31

    35

    36

    41

    50

    55

  • SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

    DAN SILABUS TEORI BELAJAR

    SEKOLAH MANAJEMEN ILMU BISNIS INDONESIA (SMIBI)

    KARAWANG 2018

    Program Studi : Pascasarjana (M.Pd)

    Mata Kuliah : Teori Belajar

    Jumlah SKS : 3 sks

    Semester : Genap

    Dosen : Dr. Ani Marlina, M.Pd

    I. Deskripsi Mata Kuliah

    Mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan

    analisa kepada mahasiswa mengenai teori-teori belajar serta

    penerapannya dalam kegiatan pembelajaran akademik dan non

    akademik.

    Kajian perkuliahan meliputi ; 1) Ruang lingkup dan batasan teori

    deskriptif dan prespektif. 2) Teori-teori belajar meliputi: (a) teori

    Behavioristik, (b) Teori Kognitif, (c) Teori Konstruktivistik, (d) Teori

    belajar Sosio-kultural (Konstruktivisme), (e) Teori Humanistik, (f)

    Teori belajar Pemrosesan Informasi, (g) Teori Kecerdasan Ganda, (h)

    Neuroscience. 3) Penerapan teori-teori Belajar ke dalam praktek

    pembelajaran.

    Mata kuliah ini selain memuat pesan substantive sebagaimana

    lazimnya setiap mata kuliah, pendekatan perkuliahan

  • 5

    mengombinasikan metode ekspositori oleh dosen dengan tugas

    terstruktur oleh mahasiswa yang berupa makalah presentasi (secara

    kelompok) dan tugas terapan (secara individu). Mahasiswa dituntut

    untuk mempresentasikan tulisannya dalam interaksi kelas dengan

    sesama rekan mahasiswa dan dosen. Ragam kegiatan yang kaya ini

    dimaksudkan untuk menampilkan lingkungan belajar yang

    menawarkan kesempatan untuk mengalami kegiatan serta proses

    belajar yang utuh, mulai dari acquiring knowledge, refining

    knowledge, dan applying knowledge contextually. Kesempatan

    untuk menemukan, menilai dan menggunakan informasi secara

    bermakna di samping menuliskan pikiran secara koheren dan jernih,

    diharapkan dapat digunakan dalam pengembangan dan pengelolaan

    program-program pembelajaran dalam konteks persekolahan

    khususnya, dan pendidikan (diklat) pada umumnya.

    II. Standar Kompetensi :

    1. Mahasiswa menyadari pentingnya Memiliki sikap dan persepsi

    positif terhadap teori-teori belajar serta penerapannya dalam

    praktek-praktek pembelajaran.

    2. Mahasiswa mampu Memperoleh, mengintegrasikan,

    memperluas dan menggunakan teori-teori belajar dalam

    aktivitas pembelajaran.

    III. Strategi Perkuliahan

  • Pada dasarnya, dalam pertemuan tatap muka yang terjadwal

    dilakukan 4 jenis kegiatan : (a) eksposisi oleh dosen, (b) presentasi

    oleh mahasiswa, (c) interaksi dan diskusi antar mahasiswa dengan

    dosen dan mahasiswa dengan mahasiswa, serta (d) pemberian

    respon oleh dosen. Kegiatan non tatap muka dilakukan dalam

    bentuk tugas mandiri dan tugas kelompok.

    IV. Sumber Bahan

    A. Buku Pokok

    Snelbecker, G.E. 1974. Learning theory, instructional theory, and

    psychoeducational design. New York: McGraw-Hill.

    B. Referensi

    1. Fosnot, C.T. 1996. Constructivism: Theory, perspectives, and

    practice. New York: Theacher Colledge, Columbia University.

    2. Gardner, H. 1999. Intelligence reframed. New York: Basic Books

    3. Reigeluth, C.M. 1983. Instructional-design theories and models:

    An overview of their current status. New Jersey: Lawrence Erlbaum

    Associates, Inc.

    4. Slavin, R.E., 1991. Educational psychology. Third edition. New

    York: Allyn & Bacon

    5. Moll, L. C. 1990. Vygotsky and education: instructional

    implications and applications of sociohistorical psychology. Victoria:

    Cambridge University Press

    6. Anita Wolfolk. Psikologi pendidikan

  • 7

    V. Penilaian

    Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan kehadiran serta

    partisipasi mahasiswa dalam perkuliahan. Ujian tengah/akhir

    semester diberikan dalam bentuk essay yang berkenaan dengan

    suatu permasalahan pembelajaran. Dalam mengerjakan ujian

    mahasiswa harus berupaya menggunakan segala yang telah

    dipelajarinya baik di dalam maupun di luar perkuliahan untuk

    membangun kerangka pikir yang diperlukan untuk melakukan

    analisis terhadap permasalahan yang dikemukakan dalam soal, di

    samping untuk melakukan sintesis dalam rangka pemecahannya.

    Selama memngerjakan ujian mahasiswa diperkenankan

    menggunakan bahan-bahan rujukan.

    Focus Penilaian dipusatkan kepada aspek-aspek berikut :

    1. Keterlibatan dalam interaksi kelas secara umum, dengan bobot

    10%

    2. Kualitas presentasi dan balikan lisan yang diberikan kepada

    sesame rekan mahasiswa yang berkaitan dengan ide tulisannya,

    dengan bobot 20%

    3. Kualitas karya tulis yang diserahkan baik dari segi substantive

    maupun paparannya dalam bentuk karya tulis formal, dengan bobot

    20%

    4. Kualitas jawaban-jawaban ujian dalam ujian tengah semester,

    dengan bobot 20%

    5. Kualitas jawaban-jawaban ujian akhir semester, dengan bobot

    30%

  • VI. Bahan Kajian Mata Kuliah

    1. Ruang lingkup dan batasan teori belajar dan teori pembelajaran

    (deskriptif dan prespektif)

    2. Teori-teori belajar/pembelajaran

    a. Teori Behavioristik

    b. Teori Kognitif

    c. Teori Konstruktivistik

    d. Teori Sosio-kultural

    e. Teori Kecerdasan Ganda

    f. Teori Humanistik

    g. Teori Pemrosesan Informasi

    h. Neuroscience

    3. Model-model belajar/pembelajaran

    a. Constructivism

    b. Problem based learning

    c. Kreatif dan produktif

    d. Multiple intelligent

    e. Holistic education

    f. Experiental learning

    g. Cooperative learning

    h. Collaborative learning

    i. Mastery learning

    j. Contextual learning

    k. Dan lain-lain

  • 9

    VII. Kegiatan Perkuliahan

    Pertemuan/ming

    gu

    Kompetensi Dasar Mahasiswa

    Materi Pokok

    Strategi Perkulia

    han

    Sumber/Bahan

    (Textbook/referensi

    )

    1

    Memiliki sikap & persepsi positif terhadap teori-teori belajar dan teori-teori pembelajaran

    Batasan teori belajar dan teori pembelajaran (deskriptif dan prespektif)

    Orientasi dan eksposisi oleh dosen

    2 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori Behavioristik dalam praktek pembelajaran

    Teori Behavioristik dalam praktek pembelajaran

    Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen

    Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs

    3 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori Kognitif dalam praktek pembelajaran

    Teori Kognitif dalam praktek pembelajaran

    Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs

    Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs

  • dengan dosen

    4 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori Konstruktivistik dalam praktek pembelajaran

    Teori Konstruktivistik dalam praktek pembelajaran

    Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen

    Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs

    5 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori Sosio-kultural dalam praktek pembelajaran

    Teori Sosio-kultural (Konstruktivisme) dalam praktek pembelajaran

    Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen

    Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs

    6 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori Kecerdasan Ganda dalam praktek pembelajaran

    Teori Kecerdasan Ganda dalam praktek pembelajaran

    Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen

    Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs

  • 11

    4 Memperoleh, mengintegrasikan,

    memperluas & menggunakan Teori Humanistik dalam

    praktek pembelajaran

    Teori Humanistik dalam praktek pembelajaran

    Presentasi,

    diskusi antar mhs

    dengan mhs,

    dan mhs dengan dosen

    Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs

    5 UJIAN TENGAH SEMESTER

    6 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori belajar Pemrosesan Informasi dalam praktek pembelajaran

    Teori belajar Pemrosesan Informasi dalam praktek pembelajaran

    Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen

    Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs

    7 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori belajar Neuroscience dalam praktek pembelajaran

    Teori belajar Neuroscience dalam praktek pembelajaran

    Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen

    Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs

  • 8 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan model pembelajaran konstruktivisme dalam praktek pembelajaran

    model pembelajaran konstruktivisme dalam praktek pembelajaran

    Presentasi,

    diskusi antar mhs

    dengan mhs,

    dan mhs dengan dosen

    Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs

    9 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan model pembelajaran Problem based learning dalam praktek pembelajaran

    Model pembelajaran Problem based learning dalam praktek pembelajaran

    Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen

    Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs

    10 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Model pembelajaran Kreatif dan Produktif dalam praktek pembelajaran

    Model pembelajaran Kreatif dan Produktif dalam praktek pembelajaran

    Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen

    Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs

    11 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas &

    Model pembelajaran

    Presentasi, diskusi

    Yang tersedia dan

  • 13

    menggunakan Model pembelajaran Cooperative learning dalam praktek pembelajaran

    Cooperative learning dalam praktek pembelajaran

    antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen

    dikembangkan sendiri oleh mhs

    12 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Model pembelajaran Contextual learning dalam praktek pembelajaran

    Model pembelajaran Contextual learning dalam praktek pembelajaran

    Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen

    Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs

    13 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Model pembelajaran Multiple Intelligent dalam praktek pembelajaran

    Model pembelajaran Multiple Intelligent dalam praktek pembelajaran

    Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen

    Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs

    14 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan teori-teori di atas secara kontekstual pada

    Praktek menerapkan teori-teori belajar secara

    Diskusi &

    praktek dalam

    kelompok kecil

    Semua Sumber

  • lembaganya masing-masing

    kontekstual

    15 UJIAN AKHIR SEMESTER

    Standar Kompetensi Lulusan

    Membekali mahasiswa dengan pengetahuan mengenali ilmu

    teori belajar

    Konsep dan kebutuhan serta implikasinya terhadap

    penyelenggaraan pendidikan

    Konsep tujuan fungsi dan prinsip dasar pemikiran teori belajar,

    manusia dan pembelajaran, nilai, moral, hukum, keragaman,

    kesederajatan, manusia, sains, tekhnologi, seni, manusia dan

    lingkungan

    Pengetahuan menerapkan pendekatan tepat dalam upaya

    mengatasi permasalahan serta mengaktualisasikan potensi dan

    kehidupan manusia dengan lingkungannya.

    Kompetensi Dasar

    Memahami Hakikat dan Karakteristik serta mampu mengenali

    interaksi teori belajar dalam kehidupan masyarakat

    Mengidentifikasi perkembangan yang timbul dalam kehidupan

    DUNIA pendidikan

    Memahami konsep, tujuan, fungsi, dan prinsip teori belajar

    Menganalisis permasalahan penyesuaian diri manusia serta

    mengaktualisasikan potensi dan interaksi manusia untuk

    mendorong mencapai kehidupan yang damai secara optimal

    Tugas Individu

    Buat ppt mengenai tema-tema yang ditentukan :

    1. Teori Behavioristik dalam praktek pembelajaran

  • 15

    2. Teori Kognitif dalam praktek pembelajaran

    3. Teori Konstruktivistik dalam praktek pembelajaran

    4. Teori Sosio-kultural (Konstruktivisme) dalam praktek

    pembelajaran

    5. Teori Kecerdasan Ganda dalam praktek pembelajaran

    6. Teori Humanistik dalam praktek pembelajaran

    7. UTS

    8. Teori belajar Pemrosesan Informasi dalam praktek

    pembelajaran

    9. Teori belajar Neuroscience dalam praktek pembelajaran

    10. model pembelajaran konstruktivisme dalam praktek

    pembelajaran

    11. Model pembelajaran Problem based learning dalam praktek

    pembelajaran

    12. Model pembelajaran Kreatif dan Produktif dalam praktek

    pembelajaran

    13. Model pembelajaran Cooperative learning dalam praktek

    pembelajaran

    14. Model pembelajaran Contextual learning dalam praktek

    pembelajaran

    15. Model pembelajaran Multiple Intelligent dalam praktek

    pembelajaran

    16. Praktek menerapkan teori-teori belajar secara kontekstual

    17. UAS

    Strategi Perkuliahan

    Strategi Student Active Learning yang diwujudkan :

    - Analisis

    - Latihan

    - Diskusi

    Peran Dosen

    Sebagai Fasilitator

  • Metode Perkuliahan

    1. PROBLEM BASED LEARNING

    2. PEMBERIAN TUGAS

    3. BRAIN STORMING

    4. DISCUSSION

    Evaluasi

    1. Tatap muka : 20 %

    2. Tugas terstruktur : 20 %

    3. Uts : 20 %

    4. Uas : 40 %

    Sumber Belajar

    1. Snelbecker, G.E. 1974. Learning theory, instructional theory,

    and psychoeducational design. New York: McGraw-Hill.

    2. Fosnot, C.T. 1996. Constructivism: Theory, perspectives, and

    practice. New York: Theacher Colledge, Columbia University.

    3. Gardner, H. 1999. Intelligence reframed. New York: Basic Books

    4. Reigeluth, C.M. 1983. Instructional-design theories and

    models: An overview of their current status. New Jersey:

    Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

    5. Slavin, R.E., 1991. Educational psychology. Third edition. New

    York: Allyn & Bacon

    6. Moll, L. C. 1990. Vygotsky and education: instructional

    implications and applications of sociohistorical psychology.

    Victoria: Cambridge University Press

    A. MENGAJAR DAN BELAJAR (TEACHING AND LEARNING)

    MATERI:

    1. KONSEP BELAJAR

  • 17

    Pengertian Belajar

    Proses Belajar

    2. KONSEP PEMBELAJARAN

    Pengertian Pembelajaran

    Teori Pembelajaran

    3. KONSEP MENGAJAR

    4. KONSEP BELAJAR MENGAJAR

    Hakikat Belajar Mengajar

    Komponen Belajar Mengajar

    5. PERENCANAAN PEMBELAJARAN

    6. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

    7. GURU YANG EFEKTIF

    a. Definisi Belajar

    Gagne (1989:3)

    Perubahan dalam disposisi manusia atau kapabilitas yang

    berlangsung selama satu masa waktu dan yang tidak semata-mata

    disebabkan oleh proses pertumbuhan perubahan tingkah laku.

    Skinner dalam Walgito (2004:166)

    “Learning is a process of progressive behavior adaptation” suatu

    proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif.

    McGeoch dalam Walgito (2004:166)

    “Learning is a change in performance as a result of practice”

    belajar membawa perubahan dalam performance dan perubahan

    tersebut sebagai akibat dari latihan (practice).

    Ahmad Qurtobi (2009:1)

  • Segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara

    sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya

    berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat

    indera dan pengalamannya.

    Suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh setiap individu

    yang berasal dari pengalaman yang

    diperoleh dari interaksi dengan lingkungan

    GAGNE

    Mc Geoch

    Ahmad

    Qurtobi

    Skinner

    PROSES BELAJAR

    L

    I

    N

    Efektor Pembangkit

    (Generator)

    Respon

  • 19

    Gambar 1: Model informasi tentang belajar dan memori (Gagne, 1989:95)

    Definisi Pembelajaran

    Driscoll dalam Slavin (2008:179)

    Perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh

    pengalaman.

    Slavin (2008:210)

    Upaya memperoleh kemampuan yang bukan merupakan bawaan

    lahir, melainkan bergantung pada pengalaman, termasuk umpan

    balik dari lingkungan.

    John W. Santrock (2008:266)

    Pengaruh yang relative permanen atas perilaku, pengetahuan dan

    keterampilan berpikir yang diperoleh melalui pengalaman.

  • Anita Woolfolk (2009:303-304)

    Aktifitas mental internal yang tidak dapat diobservasi secara

    langsung, perubahan yang diakibatkan dari pembelajaran terletak

    pada pengetahuan atau perilaku.

    Definisi Mengajar

    Menurut Nana Sudjana dalam Djamarah dan Zain, (2006:39)

    Proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar

    peserta didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong

    peserta didik melakukan proses belajar.

    Hakikat Belajar Mengajar

    Driscoll

    SLA

    VIN

    John

    W.

    Santr

    ock

    Anita

    Woolfolk

    Serangkaian proses

    yang terjadi dalam

    kegiatan belajar yang

    dilakukan dengan

    tujuan untuk

    memperoleh informasi dan pengalaman

  • 21

    TEACHING AND LEARNING; (Djamarah dan Zain, 2006:38),

    Dwitunggal dalam Pembelajaran.

    “Serangkaian kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan dengan

    tujuan membelajarkan peserta didik untuk memperoleh informasi

    dan pengalaman”

    Komponen Belajar dan Mengajar menurut Djamarah dan Zain,

    2006:41-52

    TUJUAN

    BAHAN PELAJARAN

    KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

    METODE

    MEDIA

    SUMBER PELAJARAN

    VARIASI

    Metode : Cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan dan sebagai alat motivasi ekstrinsik bagi peserta didik.

    Winarno dalam Djamarah dan Zain (2006:46)

    Factor yang mempengaruhi dalam penentuan

    penggunaan metode:

    Tujuan pembelajaran

    Kemampuan dan kondisi psikologis peserta didik

    Kondisi lingkungan

    Fasilitas sekolah

    Pribadi dan kemampuan guru

    Jenis-Jenis Metode

    Djamarah dan Zain, 2006:41-52

    Metode Eksperimen

    Metode Tugas dan Resitasi

    Metode Diskusi

    Metode Sosiodrama

    Metode Demonstrasi

  • Metode Eksperimen

    Metode Tugas dan Resitasi

    Metode Diskusi

    Metode Sosiodrama

    Metode Demonstrasi

    Media : Ahmad D. Marimba dalam Djamarah dan Zain (2006:47)

    “Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu

    danmempermudah dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran”.

    Faktor yang mempengaruhi dalam penentuan media:

    • Tujuan pengajaran yang akan dicapai

    • Karakteristik peserta didik

    • Karakteristik media

    • Alokasi waktu

    • Kompatibelitas (sesuai dengan norma)

    • Ketersediaan

    • Biaya

    • Mutu teknis

    • Artistik.

    JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN

    - Media audio visual

    - Media Auditif

    - Media Visual

    Komponen Belajar Mengajar

    Djamarah dan Zain, 2006:41-52

    TUJUAN

    BAHAN PELAJARAN

    KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

    METODE

    MEDIA

    SUMBER PELAJARAN

    VARIASI

    DEFINISI PERENCANAAN PEMBELAJARAN

  • 23

    Ahmad Qurtobi (2009:2)

    Pedoman operasional dan sistematis bagi guru dan siswa dalam

    pembelajaran, yang didalamnya terdapat upaya menentukan

    tujuan, metoda, isi, dan program yang akan diwujudkan dalam

    sebuah proses pembelajaran.

    R.Ibrahim dalam Ahmad Qurtobi (2009:2)

    Mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai oleh

    suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan dipakai untuk

    menilai pencapaian tujuan tersebut, materi (bahan) apa yang akan

    disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, alat atau media

    apa yang diperlukan.

    Prinsip dalam Penyusunan Perencanaan Pembelajaran

    (Ahmad Qurtobi, 2009:4)

    Memperhatikan karakteristik siswa

    Berorientasi pada kurikulum yang berlaku

    Dikembangkan secara sistematis

    Dilengkapi dengan lembar kerja dan lembar tugas

    Harus bersifat fleksibel

    Berdasarkan pendekatan system

    Pendekatan dalam pengajaran Henri asmara (2010)

    Pendekatan Teacher-Centered

    Guru mengontrol apa yang diajarkan dan bagaimana

    seharusnya siswa mempelajari pelajaran yang diberikan

    Dilakukan apabila motivasi belajar siswa rendah

    Pendekatan Student – Centered

    Peran dalam pembelajaran lebih banyak berfokus pada siswa

    Dilakukan bila motivasi belajar siswa tinggi.

    Menurut John W. Santrock (2008:488-491) Pembelajaran yang

    dapat digunakan:

    Pembelajaran berbasis problem

    Pertanyaan essensial

    Pembelajaran penemuan (discovery learning)

    Guru Yang efektif :

  • Mulyasa (2004:187)

    Respek dan memahami dirinya, serta dapat mengontrol dirinya

    (emosinya stabil)

    Antusias dan bergairah terhadap bahan, kelasnya, dan seluruh

    pengajarannya

    Berbicara dengan jelas dan komunikatif (dapat

    mengkomunikasikan idenya terhadap siswa)

    Memperhatikan perbedaan individual siswa

    Memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif, dan banyak akal

    Menghindari sarkasme dan ejekan terhadap siswanya

    Tidak menonjolkan diri; menjadi teladan bagi siswanya.

    Slavin (2008:4)

    Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tidak dimiliki

    oleh pelajar.

    Dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang dimiliki kepada

    siswa.

    Menguasai keterampilan mengajar (memotivasi siswa,

    mengelola kelas, menilai, dan memahami karakteristik siswa).

    Ciri-ciri BELAJAR MENGAJAR

    Edi Suryadi dalam Djamarah dan Zain (2006:39-41)

    Memiliki tujuan

    Terdapat desain dan prosedur yang direncanakan untuk

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan

    Ditandai dengan suatu pembahasan mengenai materi yang

    khusus

    Adanya aktivitas peserta didik

    Guru berperan sebagai pembimbing

    Membutuhkan disiplin

    Memiliki batas waktu

    Evaluasi

    Teori Pembelajaran Menurut Slavin (2008:180-183)

  • 25

    Ivan Pavlov Pengkondisian klasik. Dimana rangsangan netral dapat memperoleh

    kemampuan untuk menimbulkan tanggapan perilaku dengan

    menghubungkannya dengan rangsangan tanpa dikondisikan yang

    memicu gerakan reflex.

    E.L. Thorndike

    Hukum kaidah efek, yang menerangkan peran konsekuensi perilaku

    saat ini dalam menentukan perilaku pada masa mendatang.

    B.F. Skinner

    Hubungan antara perilaku dan konsekuensi yang menggambarkan

    pengkondisian operan, dimana tindakan penguatan dan tindakan

    penghukuman membentuk perilaku.

    B. TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

    Teori Belajar merupakan landasan bagi penyusunan teori/teknologi

    pembelajaran yang mencakup luas mengenai mengapa perubahan-

    perubahan tingkah laku individu yang terjadi. Teori pembelajaran

    mencakup secara luas mengenai prinsip-prinsip praktis bagaimana

    prosedur-prosedur perubahan tingkah laku terjadi. Pembelajaran

    yang efektif adalah pembelajaran yang mampu mengembangkan

    belajar peserta didik baik secara mandiri maupun secara kelompok.

    Para pakar Teori Belajar Behavioristik dari Barat diantaranya :

    1. Thorndike

    2. Watson

    3. Clark hull

    4. Edwin Guthrin

    5. Skinner

    6. Ivan pavlov

    7. Albert Bandura

    Teori Belajar Behavioristik (Stimulus-Respon) menurut para ahli:

  • Teori behavioristik menurut Torndike adalah Respon konkrit dan

    tidak konkrit (pikiran, perasaan,gerakan/ tindakan.

    Clark Hull : Stimulus(kebutuhan biologis) dan respon (pemuas

    biologis) merupakan inti kegiatan manusia.

    Watson : Stimulus dan respon harus dapat diamati(observable) dan

    dapat diukur.

    Edwin Githrin : Stimulus dan Respon bersifat sementara sehingga

    stimulsus perlu diberikan sesering mungkin.

    Cara mengaplikasikan teori belajar behavioristik

    Aplikasi Teori Pavlov

    Pada awal kegiatan belajar mengajar, guru menunjukan sikap yang

    ramah dan memberikan pujian terhadap murid sehingga murid

    merasa terkesan terhadap sikap yang ditunjukan guru tersebut.

    Aplikasi Teori Skinner

    Guru mengembalikan dan mendiskusikan pekerjaan atau tugas

    siswa yang telah diperiksa dan dinilai sesegera mungkin.

    Aplikasi Teori Thorndike

    Sebelum guru mulai mengajar, maka siswa disiapkan

    mentalnya terlebih dahulu. Misalnya diminta duduk yang rapi,

    tenang dan sebagainya

    Guru mengadakan ulangan secara teratur, bahkan ulangan

    yang ketat dan sistem drill

    Guru memberikan bimbingan, hadiah, bahkan hukuman

    sehingga memberikan motivasi dalam proses belajar mengajar

    Contoh kasus dan Penyelesaiannya :

    1. S, Mahasiswi yang terancam DO karena nilai IPK tidak lebih dari

    2. Menutup diri dengan duduk paling belakang dan jarang

  • 27

    bergaul karena merasa kurang fashionable. Kakaknya sangat

    berprestasi tetapi orang tuanya tidak pernah membandingkan.

    2. Penyelesaian Kasus ini Menurut Teori Behavioristik, dengan

    cara memberi motivasi S akan tetapi diharapkan S sendiri

    memiliki kesadaran untuk membangun kembali dirinya

    (Damaged Self) dan mengeksplorasi bakat atau kemampuannya

    yang positif.

    3. Analisis Kasus Menurut Teori Behavioristik

    Kasus S bukan karena konflik melainkan kesalahan dalam

    belajar, antara lain : Dalam pengalaman “S”, beberapa stimulus

    netral, tidak berbahaya, dihubungan dengan stimulus yang

    menyakitkan (aversive) akan menimbulkan perasaan tidak

    nyaman (melalui respondent conditioning). Respon S terhadap

    kelebihan kakaknya walaupun tidak pernah dibandingkan.

    Terjadi karena adanya kesalahan dalam mempersepsikan hal-

    hal yang menakutkan ditandai dengan S duduk dibelakang dan

    jarang bergaul.

    Teori behaviorisme memandang bahwa belajar adalah perubahan

    tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus

    dan respons.

    Keunggulan teori behaviorisme adalah Teori ini cocok diterapkan

    untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi

    peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka

    meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung

    seperti diberi permen atau pujian dan membiasakan guru untuk

    bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar

    Kelemahan dari teori ini adalah pembelajaran siswa yang berpusat

    pada guru (teacher centered learning), bersifat meanistik, dan

    hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur, murid hanya

    mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan

    apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif

  • ggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan

    siswa hukuman verbal maupun fisik seperti kata-kata kasar, ejekan,

    jeweran yang justru berakibat buruk pada siswa

    Penerapan teori behaviouristik adalah dengan pemberian bahan

    pembelajaran dalam bentuk utuh kepada peserta didik, hasil belajar

    segera disampaikan kepada peserta didik, proses belajar harus

    mengikuti irama dari yang belajar, dan materi pelajaran digunakan

    sistem modul. Selain itu, setiap teori yang dikemukan oleh tokoh

    behaviorisme juga memiliki aplikasi sendiri dalam pembelajaran.

    C. TEORI BELAJAR KOGNITIF

    Nama-nama pakar :

    1. Piaget

    2. Bruner Jerome

    3. David Ausubel

    Konsep dalam Teori Piaget :

    1. Intelengesi

    2. Organisasi

    3. Skema

    4. Asimilasi

    5. Akomodasi

    6. Ekuilibrasi

    5 faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual anak:

    1. Kematangan.

    2. Pengalaman fisik.

    3. Pengalaman logika-matematis.

    4. Transmisi sosial.

    5. Ekuilibrasi.

    Bruner Jerome :

    (1) Tahap informasi

    (2) Tahap transformasi

    (3) Evaluasi

  • 29

    Menurut Jerome S Bruner, secara mendasar belajar melibatkan 3

    (tiga) proses dimana waktunya hampir bersamaan , yaitu:

    • Pembelajaran akan memperoleh informasi baru.

    • Pembelajar melaksanakan transformasi informasi.

    • Pembelajar menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.

    Bruner membagi 3 tahapan perkembangan pembelajaran agar

    mudah dipahami anak :

    1. Tahap Enaktif

    2. Tahap Ikonik

    3. Tahap Simbolik

    Jerome Bruner membagi alat instruksional dalam 4 macam menurut fungsinya : 1) Alat untuk menyampaikan pengalaman “vicarious” 2) Alat model yang dapat memberikan pengertian tentang struktur atau prinsip suatu gejala 3) Alat dramatisasi 4) Alat automatisasi Bruner menyatakan (Ratumanan TG. 2000), bahwa untuk

    mengajarkan sesuatu, tidak perlu ditunggu sampai anak mencapai

    suatu tahap perkembangan tertentu, seperti Piaget. Apabila bahan

    (konsep) yang diberikan diatur dengan baik menurut urutan

    enactive, iconic, symbolic, maka anak dapat belajar dengan baik

    meskipun usianya belum memadai. Jadi perkembangan kognitif

    seseorang dapat ditingkatkan dengan cara mengatur bahan yang

    akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat

    perkembangannya. Penerapan teori Bruner ini diaplikasikan pula di

    dalam pelaksanaan kurikulum mata pelajaran matematika dengan

    sebutan “kurikulum spiral”.

    Dalam hubungannya dengan pelajaran matematika, Bruner, dkk

    (Bell,1978; Hudojo, 1988) memunculkan adanya 4 (empat) dalil

    (teorema) tentang belajar matematika seperti berikut ini.

    1. Dalil Pengaitan (connectivity theorem).

  • 2. Dalil pengkontrasan dan variasi (contrast and variation

    theorem).

    3. Dalil Notasi (notation theorem).

    4. Dalil konstruksi (construction theorem).

    David Ausubel

    Guru harus dapat mengembangkan potensi kognitif siswa

    melalui proses belajar yang bermakna

    Belajar bermakna adalah menyajikan materi pelajaran yang

    baru dengan menghubungkan pada konsep yang relevan yang

    sudah ada dalam struktur kognisi siswa

    Siswa pada pendidikan dasar harus dilibatkan pada kegiatan

    langsung, sedangkan untuk siswa pada tingkat pendidikan lebih

    tinggi akan lebih efektif bila guru menggunakan penjelasan,

    demonstrasi, diagram atau ilustrasi.

    Langkah-langkah dalam menerapkan belajar bermakna :

    a. Advance organizer

    Penyampaian awal tentang kerangka isi materi yang akan dipelajari

    siswa, contoh : hand out pelajaran

    b. Progressive differensial

    materi pelajaran disampaikan bertahap, di awali konsep umum

    kemudian dilanjutkan ke hal yang khusus.

    c. Integrative reconciliation

    Penjelasan tentang kesamaan dan perbedaan antara kosep-kosep

    yang telah dimiliki dengan konsep yang baru dipelajari.

    d. Consolidation

    Pemantapan materi dengan menghadirkan banyak contoh

    Ketiga tokoh aliran kognitif di atas secara umum memiliki

    pandangan yang sama yaitu mementingkan keterlibatan siswa

    secara aktif dalam belajar. Menurut Piaget, hanya dengan

    mengaktifkan siswa secara optimal maka proses asimilasi dan

  • 31

    akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan

    baik. Sementara itu, Bruner lebih banyak memberikan kebebasan

    kepada siswa untuk belajar sendiri melalui aktivitas menemukan

    (discovery). Cara demikian akan mengarahkan siswa pada bentuk

    belajar induktif, yang menuntut banyak dilakukan pengulangan. Hal

    ini tercermin dari model kurikulum spiral yang dikemukakannya.

    Berbeda dengan Bruner, Ausubel lebih mementingkan struktur

    disiplin ilmu. Dalam proses belajar lebih banyak menekankan pada

    cara berpikir deduktif. Hal ini tampak dari konsepsinya mengenai

    Advance Organizer sebagai kerangka konseptual tentang isi

    pelajaran yang akan dipelajari siswa.

    Secara Garis besar, langkah-langkah pembelajaran Menurut Bruner

    adalah : (a) menyiapkan situasi konkret atau peragaan secara

    konkret bagi siswa, (b) menyiapkan gambar-gambar dari konsep

    yang akan ditanamkan kepada siswa, (c) menyatakan konsep

    tersebut ke dalam simbol-simbol yang tepat.

    D. Teori Belajar Humanistik dan Teori Belajar Konstruktifistik

    Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri peserta didik. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi, belajar adalah suatu proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada peserta didik. Secara luas, teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi atau bagaimanapun juga membicarakan masalah belajar ialah membicarakan sosok manusia. Ini dapat diartikan bahwa ada beberapa ranah yang harus mendapat perhatian. Ranah-ranah itu ialah ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan belajar, secara umum teori belajar dikelompokan dalam

  • empat kelompok atau aliran meliputi: (1) Teori Belajar Behavioristik (2) Teori Belajar Kognitifistik (3) Teori Belajar Konstruktifistik (4) Teori Belajar Humanistik. Pada pertemuan sebelumnya kita sudah mempelajari Teori Belajar Behavioristik dan Teori Belajar Kognitifistik. Agar kita dapat memahami ke 4 teori tersebut maka ntuk pertemuan kali ini kita akan membahas Teori Belajar Konstruktifistik dan Teori Belajar Humanistik. Teori Belajaran Konstruktivistik Bersifat generatif, yaitu tindakan

    mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.

    Konstruktivisme pada dasarnya adalah suatu pandangan yang

    didasarkan pada aktivitas siswa untuk menciptakan,

    menginterpretasikan, dan mereorganisasikan pengetahuan dengan

    jalan individual.

    ANITA WOOLFOLK

    "...pembelajaran yang menekankan pada peran aktif siswa dalam

    membangun pemahaman dan memberi makna terhadap informasi

    dan peristiwa yang dialami".

    Komponen-komponen Pendekatan KonstruktivistikBelajar aktif

    (active learning).

    Aktivitas pembelajaran yang bersifat otentik dan situasional.

    Aktivitas belajar harus menarik dan menantang.

    Mengaitkan pengalaman dan pengetahuan baru.

    Merefleksi pengetahuan yang sedang dipelajari.

    Guru sebagai fasilitator.

    Desain Sistem Pembelajaran Konstruktivistik;

    - Situasi menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran

    - Pengelompokan tujuan untuk interaksi dengan sejawat

    - Pengaitan menghubungkan pengalaman dan pengetahuan

    baru

  • 33

    - Pertanyaan memunculkan gagasan asli yaitu inti dari

    pembelajaran.

    - Eksibisi menunjuk hasil setelah mengikuti pengalaman

    belajar

    - Refleksi berfikir kritis dan kebebasan membangun

    pengetahuan.

    Teori BELAJAR humanistik: Teori Belajar Humanistik adalah suatu

    teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana

    memanusiakan manusia serta peserta didik mampu

    mengembangkan potensi dirinya.

    Teori humanistik sangat mementingkan yang dipelajari dari pada

    proses belajar itu sendiri.

    Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep

    pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta

    tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.

    Teori Belajar menurut Kolb :

    a. Pengalaman konkret : siswa hanya mampu

    mengalami sebuah kejadian

    b. Pengamatan aktif dan reflektif : mulai mapu mengadakan

    pengamatan dan mulai berusaha memikirkan dan memahami

    kejadian

    c. Konseptualisasi : mampu membuat abtraksi

    (teori) tentang apa yang pernah diamati

    d. Eksperimentasi aktif : sudah mampu

    mengaplikasikan aturan umum ke situasi yang baru

    Bloom dan Krathwohl menunjukan apa yang mungkin dikuasai (dipelajari) oleh siswa, yang tercakup dalam tiga kawasan berikut: Kognitif. Kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu:

  • 1) Pengetahuan (mengingat, menghafal) 2) Pemahaman (menginterpretasikan) 3) Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan suatu

    masalah) 4) Analisis (menjabarkan suatu konsep) 5) Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi

    suatu konsep utuh) 6) Evaluasi (membandingkan nilai, ide, metode dan

    sebagainya) Psikomotor

    Psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu: 1) Peniruan (menirukan gerak) 2) Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan

    gerak) 3) Ketetapan (melakukan gerak dengan benar) 4) Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus

    dengan benar) 5) Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)

    Afektif Afektif terdiri dari lima tingkatan, yaitu: 1) Pengenalan (ingin menerima, sadae akan adanya

    sesuatu) 2) Merespon (aktif berpartisipasi) 3) Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia pada nilai-

    nilai tertentu) 4) Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai

    yang dipercayai) 5) Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian

    dari pola hidup) Teori ini membantu praktisi pendidikan untuk merumuskan tujuan tujuan belajar dalam bahasa yang mudah di pahami juga banyak dijadikan pedoman untuk membuat butir butir soal ujian. Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan

  • 35

    siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. E. Teori Belajar Sibernetik & Teori Sosio - Kultural

    Tidak ada seorang pun manusia yang mempunyai rasa ingin tahu yang begitu besar Seperti seorang anak . Kenyataannya adalah bahwa seorang anak mulai belajar sejak ia dilahirkan didunia. Padda saat ia berusia Lima tahun dan mulai sekolah, ia telah menyerap informasi berupa fakta-fakta dalam jumlah yang luar biasa. Bahkan mungkin lebih banyak daripada yang akan dipelajarinya sepanjang masa hidupnya.

    Belajar menurut teori sibernetik adalah pengolahan informasi.

    Menurt Teori Sibernetik:

    Tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi

    dan cocok untuk setiap siswa.

    Proses belajar di tentukan oleh proses

    Teori

    Sibernetik

    Teori Belajar

    Menurut Pask

    Dan SCOTT

    Teori

    Beajar

    Menurut

    Landa

    Teori

    Pemprosesan

    Informasi

    Aplikasi Teori

    Sibernetik

  • F. Teori pemrosesan informasi

    Komponen teori pemprosesan informasi:

    1. Sensory Receptor (SR) : Sel tempat pertama kali informasi

    diterima dari luar.

    2. Working Memory (WM) : Diasumsikan mampu menangkap

    informasi yang di berikan perhatian oleh individu.

    3. Long Term Memory (LTM) : Diasumsikan =

    Berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki individu.

    Mempunyai kapasitas tidak terbatas.

    Sekali informasi disimpan d LTM ia tidak akan pernah terhapus

    atau hilang.

    TEORI BELAJAR MENURUT LANDA

    Menurut LANDA ada dua macam proses berpikir, yaitu:

    1. Proses berpikir algoritmik : proses berpikir sistematis, tahap demi

    tahap, linear, konvergen, lurus menuju ke satu target tertentu.

    2. Cara berpikir heuristik: cara berpikir devergen, menuju ke

    beberapa target sekaligus.

  • 37

    TEORI BELAJAR MENURUT PASK DAN SCOTT

    Menurut Pask dan Scott, cara berpikir ada 2, yaitu:

    1. Pendekatan serialis sama dengan pendekatan algoritmik.

    2. Cara berpikir menyeluruh (wholist) adalah berpikir yang

    cenderung melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap

    sebuah sistem informasi. Siswa tipe wholist atau menyeluruh

    cenderung mempelajari sesuatu dari tahap yang paling umum

    kemudian bergerak ke yang lebih khusus.

    APLIKASI TEORI BELAJAR SIBERNETIK

    Sembilan tahapan dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-cara

    eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam

    kegiatan belajar adalah:

    Menarik perhatian

    Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa

    Merangsang ingatan pada prasyarat belajar

    Menyajikan bahan perangsang

    Memberikan bimbingan belajar

    Mendorong untuk kerja

    Memberikan balikan informatif

    Menilai unjuk kerja

    Meningkatkan retensi dan alih belajar

    KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

    Kelebihan Teori Sibernetik

    Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.

    Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.

    Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.

    Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang

    ingin dicapai.

    Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang

    sesungguhnya.

    Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-

    masing individu.

    Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang

    tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk

    kerja yang diharapkan.

    Kelemahan Teori Sibernetik

  • Teori ini memiliki kelemahan karena lebih menekankan pada sistem

    informasi yang dipelajari dan kurang memperhatikan bagaimana hasil

    belajar.

    Teori Sosio-Kultural Menurut Piaget

    Piaget Berpendapat bahwa belajar ditentukan karena adanya karsa

    individu artinya pengetahuan dari individu.

    1. Siswa berinteraksi dengan lingkungan sosial ,yaitu teman

    sebayanya

    2. Penentu utama terjadinya adalah individu yang

    bersangkutan(siswa) Menjadi Faktor Sekunder

    3. 3.Perkembangan kognitif merupakan proses genetik yang

    diikuti adaptasi biologis dengan lingkungan.

    TEORI BEAJAR SOSIO-

    KULTURAL

    TEORI BEAJAR

    MENURUT

    VYGOTSKY

    TEORI BEAJAR MENURUT

    PIAGET

    APLIKASI BELAJAR

    SOSIO-KULTURAL

  • 39

    Terori belajar menurut vygotsky

    Bahwa perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif

    sesuai dengan Teori sosiogenesis yaitu kesadaran berinteraksi

    dengan lingkungan dimensi sosial yang bersifat primer dan

    dimensi individu bersifat derivatif atau turunan dan sekunder.

    1. perkembangan Kondisi seorang anak dapat terjadi melalui

    kolaborasi antara anggota dari satu generasi keluarga dengan yang

    lainya

    2. Perkembangan anak terjadi dalam budaya dan terus

    berkembang sepanjang hidupnya dengan berkolaborasi dengan

    yang lain

    3 Konsep Penting Dalam Teori Sosio-Kultural

    1. Hukum Genetik Tentang Perkembangan

    2. Zona Perkembangan Proksimal

    3. Mediasi

    Hukum Genetik Tentang perkembangan (Genetic low of

    development)

    Kemampuan Seseorang akan tumbuh dan berkembang

    melewati dua tataran Yaitu,

    1. Interpsikologis/ Intermental (Lingkungan Sosial)

    2. Intrapsikologis/Intramental (Dipandang Sebagai Derivasi atau

    keturunan yang tumbuh atau terbentuk)

    Zona perkembangan proksimal (zona of proksimal development)

    Terdapat 2 tingkat:

    1. Tingkat perkembangan aktual

    2. Tingkat Perkembangan Potensial

    Zona Kemampuan Proksimal diartikan sebagai Fungsi-Fungsi aatu

    kemampuan- kemampuan yang belum Matang yang masih berada

    dalam proses pematangan.

    Mediasi :

  • Semua Perbuatan atau proses psikologis yang khas manusiawi

    dimediasikan dengan psikologis tools (alat-alat psikologis

    berupa bahasa).,tanda dan lambang

    Ada dua Jenis Mediasi:

    1. mediasi Metakognitif adalah penggunaan alat-alat semiotik.

    Mediasi metakognitif ini berkembang dalam komunikasi antar

    pribadi.

    2. mediasi Kognitif adalah penggunaan alat-alat kognitif untuk

    memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengetahuan

    tertentu atau subjek-domain prroblem.

    Pengaruh sosio-kurtular pada perkembangan kognisi

    Pengaruh Sosial Pada perkembangan Kognisi

    B. Pengaruh Budaya pada perkembangan kognisi

    4 tahap yang saling berhubungan dalam interaksi anak dan

    lingkungan

    1. berkembangan ontogenic (Perkembangan Individu sepanjang

    hayat)

    2. Perkembangan Microgenc (perubahan yang terjadi pada waktu

    yang relatif singkat)

    3. Perubahan phylogenic (Perubahan yang berskala evolusi.

    4. Perkembangan Sociohstorical (perubahan yang yang terjadi

    pada perubah

    Aplikasi teori sosio-kultural

    Saosio-Kultural dalam pendidikan dapat terjadi pada 3 jenis

    pendidikan yaitu :

    1. Pendidikan informal (Keluarga)

    2. Pendidikan Nonformal (budaya)

    3.Pendidikan formal

    Pendidikan formal dapat dilihat pada beberapa segi

    Kurikulum

    Siswa

    Guru

  • 41

    Kelemahan :

    Dari teori sosio-kultural yaitu terbatas pada prilaku yang tampak,

    prosees- proses yang kurang tampak seperti pembentukan konsep,

    belajar dari berbagai sumber belajar, pemecahan masalah dan

    kemampuan berpikir sukar diamati secara langsung .

    G. Multipple Intelleigensi

    Apa itu Intelligensi

    Kecerdasan atau keterampilan menyelesaikan masalah dan

    kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman

    kehidupan sehari-hari. (Santrock, 2009:151)

    Satu hal bahwa terdapat orang-orang ‘Pandai’ yang dapat

    diharapkan tampil dengan baik dalam berbagai jenis situasi

    pembelajaran. (Slavin, 2006:163)

    Pemandu dan penyatu dalam mencapai sasaran secara efektif dan

    efisien. (Djaali, 2006:63)

    Kemampuan yang menentukan cepat tidaknya atau

    terselesaikan tidaknya suatu masalah yang dihadapi. (Sujiono

    Nurani, 2009:177)

    Kecerdasan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya: faktor

    adaptasi, kemampuan dan interaksi. (Ormrod J.E, 2007:)

    Kemampuan untuk belajar dalam jumlah pengetahuan yang

    sudah diperoleh dan kemampuan untuk menyesuaikan diri

    dengan baik dalam setiap situasi yang baru dari yang pribadi

    sampai kelingkungan yang umum. (Woolfolk, Anita, 2007:111)

    Al-Quran : Hanya orang-orang yang berakallah yang dapat

    mengambil hikmah” (Q.S, 2: 269)

    “Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti berbuat kerusakan,

    niscaya kami tarik ubun-ubunya. Yaitu ubun-ubun orang yang

    mendustakan lagi durhaka” (Q.S, 96: 15-16)

  • Hakikat Intelligensi : Kemampuan untuk menyelesaikan masalah,

    menciptakan suatu produk yang berharga dalam satu atau beberapa

    lingkungan budaya masyarakat. (Gardner dalam Sujiono.

    N:2009:176).

    Macam-macam intelligensi dan paradigma MI dalam Pendidikan

    (Santrock, 2006:157).

    Analitis

    Kreatifitas

    Praktis

    Multiplle Intelligensi (penilaian dalam memecahkan masalah dan

    menghasilkan sesuatu). (Santrock, 2006:156), (Woolfolk, 2007:113 ),

    (Slavin, 2006:165), (Stefanakis dalam Sujiono, 2009:184)

    1. Kecerdasan Matematika-logis

    2. Kecerdasan Musikal

    3. Kecerdasan Ruang/spasial

    4. Kecerdasan linguistik/verbal

    5. Kecerdasan kinestetik-jasmani

    6. Kecerdasan Intrapersonal

    7. Kecerdasan Interpersonal

    8. Kecerdasan Naturalis

    • Kecerdasan Emosional/Spiritual

  • 43

    Contoh tes Itelligensi kreatif

    Yang mempunyai Intelligensi kreatif tinggi pasti bisa menjawab

    gambar apa saja di bawah ini!

  • 45

    Klasifikasi Inttelligensi menurut :

    Gardner Sternberg

    Salovey /

    Mayer

    Verbal

    Matematis

    Analitis

    Ruang

    Gerakan

    Musikal

    Kreatif

    Interpersonal

    Intrapersonal

    Praktis Emosional

    Naturalis

  • Otak Tengah

    Otak

    Kecil

    Bersikap

    Otak Besar

    Otak dan intelligensi

    Otak Belakang

  • 47

    Hubungan Panca Indera dan Otak

  • Peta Sukses Belajar

  • 49

    Pengukuran Intelligensi

    Tes Intelligensi Individual

    IQ = MA/CA x 100

    dimana :

    MA : mental seseorang

    CA : Usia Kronologis

    Tes Intelligensi Kelompok

    Strategi yang digunakan sama dengan Intelegensi Individual

    dengan dilengkapi informasi kemampuan masing-masing siswa

    Fakta :

    1. Semakin cerdas seseorang semakin besar peluang untuk

    sukses, ternyata banyak orang yang nampaknya tidak cerdas

    lebih sukses dibanding orang yang nampak cerdas

    2. Tes kecerdasan umumnya hanya diberikan pada orang yang

    berpendidikan, ternyata tidak semua orang berpendidikan

    memiliki kecerdasan yang tinggi dan tidak semua orang yang

    tidak berpendidikan tidak cerdas

    3. Pendidikan formal di Indonesia mengedepankan intelligensi

    analitis, lebih menghargai peserta didik yang mendapat nilai di

    atas rata-rata, padahal peserta didik yang mendapat nilai di

    bawah rata-rata mempunyai intelligensi lain yang patut

    dihargai.

    Implementasi :

    Kondisi saat ini dalam aplikasi pendidikan di Indonesia masih

    mengedepankan intelligensi analitis dan mengenyampingkan

    intelligensi-intelligensi lainnya seperti, kreatif dan praktis.

    Padahal intelligensi analitis tidak melahirkan banyak selain dari

    konsep-konsep pengetahun, sementara karakter individu itu

    lain-lain kemampuannya. Banyak individu yang berkompetensi

  • dari intelligensi kreatif dan praktis, namun jika disekolah tidak

    diseimbangkan penerapan intelligensi-intelligensi tersebut

    pada peserta didik, maka perubahan progressif pendidikan

    akan mengalami perubahan yang sangat lambat sekali.

    Implementasi intelligensi analitis, kreatif dan praktis yang

    ditunjang dengan multiplle intelligence termasuk intelligensi

    emosional di dalamnya, harus dirumuskan dan diterapkan pada

    tingkatan-tingkatan sekolah sebagai awal pembelajaran

    kedepannya untuk menjadi individu yang ahli dan professional.

    Intelligensi seseorang berbeda-beda, yang memberikan

    manfaat besar untuk masing-masing individu dan tidak hanya

    diukur pada salah satu intelligensi saja dalam memberikan

    penghargaan

    Tidak ada yang bodoh atau pintar yang ada adalah penonjolan

    kecerdasan pada masing-masing individu

    H. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DAN APLIKASI TEORI

    BELAJAR

    Model pembelajaran ekspositori

    Beberapa cirinya antara lain :

    - Materi pembelajaran dijelaskan secara verbal

    melalui tutur kata yang logis dan sistematis.

    - Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan

    materi bukan mengaplikasikan materi.

    - Pembelajaran akan efektif manakala guru

    menggunakan alat bantu dan media

    pembelajaran,termpil berkomuniksi,dan memiliki

    rasa humor.

  • 51

    Model pembelajaran interaksi

    - Identifikasi

    - Elaborasi

    - Konfirmasi

    - Generalisasi

    - Evaluasi

    Model pembelajaran inkuiri

    Langkah yang di tempuh guru antara lain :

    a.Guru merumuskan masalah yang harus di pecahkan

    peserta didik social

    b.Guru beserta peserta didik menentukan beberapa

    kemungkinan jawaban atas masalah tersebut yang

    biasa di sebut hipotesis.

    c.Peserta didik mempelajari berbagai sumber untuk

    menguji atau membuktikan kebenaran dari

    sejumlah kemungkinan jawaban yang telah di

    tetapkan.

    d.Menarik kesimpulan yakni memilih salah satu

    jawaban yang paling tapat di antara sejumlah

    kemungkinan jawaban

    Model pembelajaran tematik

    a.Guru menentukan tema-tema bahan ajar yang

    bersumber dari lingkungan kehidupan peserta didik

    b.Guru mengajukan pertanyaan yang bersumber dari

    tema tersebut

    c.Peserta didik membahas/menjawab pertanyaan

    baik secara perorangan maupun secara kelompok

    d.Guru dan peserta didik menyimpulkan jawaban-

    jawaban peserta didik

  • Model pembelajaran DELIKAN

    Langkah yang di tempuh :

    a.Guru menyajikan bahan ajar secara verbal dan

    peserta didik di minta menyimak penjelasan guru

    b.Bahan ajar yang di sampaikan secara verbal di

    lanjutkan dengan menuliskan pokok-pokok bahan

    ajar yang telah disampaikan atau dengan cara

    menunjukkan bahab ajar dalam bentuk media.

    c.Setelah peserta didik memahami bahan ajar yang

    telah di dengar dan di lihatnya kemudian guru

    memberikan tugas untuk di kerjakan peserta didik

    d.Guru dan peserta didik menyimpulkan bahan ajar

    berdasarkan hasil pekerjaan peserta didik

    Model pembelajaran Student Active Learning

    Langkah yang di tempuh :

    a.Guru menyajikan atau menjelaskan isi bahan ajar yang telah di

    susun berdasarkan organisasi bahan ajar yang di pilihnya

    b.Guru menjelaskan cara peserta didik mempelajari bahan ajar

    c.Peserta didik baik secara individual maupun kelompok

    mempelajari bahan ajar sesuai dengan cara yang telah di

    jelaskan guru

    d.Peserta didik melaporkan hasil kegiatan belajarnya baik lisan

    maupun tertulis

    e.Guru dan peserta didik menyimpulkan bahan ajar berdasarkan

    hasil belajar peserta didik

    Model pembelajaran kontekstual Langkah yang di tempuh :

    a.Guru menjelaskan pokok-pokok bahan ajar dan cara atau teknik-

    teknik belajar yang harus di gunakan

    b.Guru memotivasi peserta didik untuk belajar lebih bermakna

    dengan cara bekerja sendiri

  • 53

    c.Peserta didik melakukan kegiatan belajar baik individual maupun

    kelompok dengan bimbingan guru untuk mengontruksi sendiri

    hasil belajarnya

    d.Setiap kelompok melaporkan hasil belajar yang diperolehnya

    dan di bahas secara bersama sama

    e.Guru dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran atas dasar

    hasil

    belajar yang diperoleh peserta didik.

    Pengaplikasian pada model pembelajaran tematik

    misalnya : mata pelajaran IPS SMP kelas VIII

    Untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran IPS,yang

    memungkinkan siswa baik secara individual maupun secara

    kelompok,aktif

    mencari,menggali,dan menemukan konsep serta prinsip secara

    holistik dan otentik

    Kasus

    Pembelajaran IPS saat ini masih bersifat tradisional

    dimana pusat pembelajaran hanya ada pada guru semata (teacher

    oriented),siswa tidak di berikan kesempatan untuk memilih

    pembelajaran seperti apa yang mereka tempuh selama proses

    pembelajaran berlangsung.Kemampuan siswa

    baik secara lisan maupun tertulis menjadi kurang tereksplorasi

    didalam kelas.Siswa tidak pernah di berikan kesempatan untuk

    mengemukakan gagasan-gagasanyang baru.Dan guru merasa tidak

    mempunyai banyak waktu dalam mengembangkan kreatifitas

    siswa,sehingga tidak menjadi

    prioritas utama dalam pembelajaran IPS.Dan pada saat ini

    pelaksanaan pembelajaran di SMP untuk mata pelajaran IPS

    masih dilakukan secara terpisah.

  • Setiap guru yang akan melakukan pembelajaran hendaknya

    memperhatikan kondisi dan situasi ,maksudnya pembelajaran yang

    akan di sampaikan oleh setiap guru pastilah berbeda tergantung

    pada kasus/masalah didalam pembelajaran tsb, dan teori/model

    pembelajaran apa yang akan diterapkan sesuai dengan kasus

    tersebut supaya peserta didik memahami dan menguasai

    pembelajaran secara optimal serta juga pembelajaran yang

    disampaikan agar efektif dan efisien

  • 55

    Daftar Pustaka

    1. Djaali, (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

    2. Jurnal Pendidikan penabur, No.04/Th IV/juli 2005

    3. Ormord, E. (2007). Educational psycologi (Fourt edition).

    Clombus, Ohio.

    4. Santrock, John W. (2009). Educational Psychology (Edisi 3).

    Jakarta, Salemba Humanika.

    5. Slavin, Robert E. (2006) . Educational Psychology (International

    edition). Boston: Allyn and Bacon.

    6. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003. (2009). Tentang Guru

    dan Dosen. Bandung: Citra Umbara.

    7. Wikipedia, File//F/. Theory of Multiplle Inteligensi. Htm.

    8. Wolfolk, Anita. (2007). Educational Psychology (tent edition).

    Boston: pearson education, Inc.

    9. Yuliani Nurani Sujiono, (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak

    Usia Dini. Jakarta: Indeks.