diktat/bahan ajar mata kuliah teori belajar dr. ani … · 2018. 5. 24. · diktat ini dibuat...
TRANSCRIPT
-
1
DIKTAT/BAHAN AJAR
MATA KULIAH
TEORI BELAJAR
Dr. Ani Marlina, M.Pd
Pascasarjana Program Magister Pendidikan
Semester Genap
SEKOLAH MANAJEMEN ILMU BISNIS INDONESIA
SMIBI-KARAWANG
2018
-
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puja puji serta rasa syukur kepada Sang
Penguasa alam semesta Allah SWT, sholawat serta salam terlimpah
curah kepada revolusioner Islam sedunia suri tauladan sepanjang
masa habibana wanabiyana Rasulullah SAW, akhirnya saya dapat
menyelesaikan diktat/bahan ajar mata kuliah “TEORI BELAJAR”
Diktat ini dibuat dengan mengutip dari berbagai sumber
yang relevan sebagai salah satu rujukan pembelajaran mata kuliah
teori belajar dengan harapan dapat menjadi salah satu metode
yang dapat mempermudah mahasiswa dalam proses perkuliahan.
Selain itu diktat ini digunakan sebagai buku pegangan praktis untuk
mahasiswa yang bisa memberikan pemahaman secara khusus.
Semoga diktat ini dapat bermanfaat dan dimanfaatkan
untuk mahasiswa khususnya dan pembaca umumnya
Karawang, April 2018
Dr. Ani Marlina., M.Pd.
-
3
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….
Silabus Mata Kuliah ………………………………………………………………..
A. Mengajar dan Belajar …………………………................................
B. Teori Belajar Behavioristik………………………………………………….
C. Teori Belajar Kognitif………………………………………………………….
D. Teori Belajar Humanistik dan Konstruktivistik…………………….
E. Teori Belajar Sibernetik dan Teori Sosio – Kultural …………….
F. Teori Belajar Pemroresan Informasi …………………………………..
G. Multipple Intelligensi …………………………………………………………
H. Model-Model Pembelajaran dan Aplikasi Teori Belajar ……..
I. DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..
1
2
3
4
17
25
27
31
35
36
41
50
55
-
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
DAN SILABUS TEORI BELAJAR
SEKOLAH MANAJEMEN ILMU BISNIS INDONESIA (SMIBI)
KARAWANG 2018
Program Studi : Pascasarjana (M.Pd)
Mata Kuliah : Teori Belajar
Jumlah SKS : 3 sks
Semester : Genap
Dosen : Dr. Ani Marlina, M.Pd
I. Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan
analisa kepada mahasiswa mengenai teori-teori belajar serta
penerapannya dalam kegiatan pembelajaran akademik dan non
akademik.
Kajian perkuliahan meliputi ; 1) Ruang lingkup dan batasan teori
deskriptif dan prespektif. 2) Teori-teori belajar meliputi: (a) teori
Behavioristik, (b) Teori Kognitif, (c) Teori Konstruktivistik, (d) Teori
belajar Sosio-kultural (Konstruktivisme), (e) Teori Humanistik, (f)
Teori belajar Pemrosesan Informasi, (g) Teori Kecerdasan Ganda, (h)
Neuroscience. 3) Penerapan teori-teori Belajar ke dalam praktek
pembelajaran.
Mata kuliah ini selain memuat pesan substantive sebagaimana
lazimnya setiap mata kuliah, pendekatan perkuliahan
-
5
mengombinasikan metode ekspositori oleh dosen dengan tugas
terstruktur oleh mahasiswa yang berupa makalah presentasi (secara
kelompok) dan tugas terapan (secara individu). Mahasiswa dituntut
untuk mempresentasikan tulisannya dalam interaksi kelas dengan
sesama rekan mahasiswa dan dosen. Ragam kegiatan yang kaya ini
dimaksudkan untuk menampilkan lingkungan belajar yang
menawarkan kesempatan untuk mengalami kegiatan serta proses
belajar yang utuh, mulai dari acquiring knowledge, refining
knowledge, dan applying knowledge contextually. Kesempatan
untuk menemukan, menilai dan menggunakan informasi secara
bermakna di samping menuliskan pikiran secara koheren dan jernih,
diharapkan dapat digunakan dalam pengembangan dan pengelolaan
program-program pembelajaran dalam konteks persekolahan
khususnya, dan pendidikan (diklat) pada umumnya.
II. Standar Kompetensi :
1. Mahasiswa menyadari pentingnya Memiliki sikap dan persepsi
positif terhadap teori-teori belajar serta penerapannya dalam
praktek-praktek pembelajaran.
2. Mahasiswa mampu Memperoleh, mengintegrasikan,
memperluas dan menggunakan teori-teori belajar dalam
aktivitas pembelajaran.
III. Strategi Perkuliahan
-
Pada dasarnya, dalam pertemuan tatap muka yang terjadwal
dilakukan 4 jenis kegiatan : (a) eksposisi oleh dosen, (b) presentasi
oleh mahasiswa, (c) interaksi dan diskusi antar mahasiswa dengan
dosen dan mahasiswa dengan mahasiswa, serta (d) pemberian
respon oleh dosen. Kegiatan non tatap muka dilakukan dalam
bentuk tugas mandiri dan tugas kelompok.
IV. Sumber Bahan
A. Buku Pokok
Snelbecker, G.E. 1974. Learning theory, instructional theory, and
psychoeducational design. New York: McGraw-Hill.
B. Referensi
1. Fosnot, C.T. 1996. Constructivism: Theory, perspectives, and
practice. New York: Theacher Colledge, Columbia University.
2. Gardner, H. 1999. Intelligence reframed. New York: Basic Books
3. Reigeluth, C.M. 1983. Instructional-design theories and models:
An overview of their current status. New Jersey: Lawrence Erlbaum
Associates, Inc.
4. Slavin, R.E., 1991. Educational psychology. Third edition. New
York: Allyn & Bacon
5. Moll, L. C. 1990. Vygotsky and education: instructional
implications and applications of sociohistorical psychology. Victoria:
Cambridge University Press
6. Anita Wolfolk. Psikologi pendidikan
-
7
V. Penilaian
Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan kehadiran serta
partisipasi mahasiswa dalam perkuliahan. Ujian tengah/akhir
semester diberikan dalam bentuk essay yang berkenaan dengan
suatu permasalahan pembelajaran. Dalam mengerjakan ujian
mahasiswa harus berupaya menggunakan segala yang telah
dipelajarinya baik di dalam maupun di luar perkuliahan untuk
membangun kerangka pikir yang diperlukan untuk melakukan
analisis terhadap permasalahan yang dikemukakan dalam soal, di
samping untuk melakukan sintesis dalam rangka pemecahannya.
Selama memngerjakan ujian mahasiswa diperkenankan
menggunakan bahan-bahan rujukan.
Focus Penilaian dipusatkan kepada aspek-aspek berikut :
1. Keterlibatan dalam interaksi kelas secara umum, dengan bobot
10%
2. Kualitas presentasi dan balikan lisan yang diberikan kepada
sesame rekan mahasiswa yang berkaitan dengan ide tulisannya,
dengan bobot 20%
3. Kualitas karya tulis yang diserahkan baik dari segi substantive
maupun paparannya dalam bentuk karya tulis formal, dengan bobot
20%
4. Kualitas jawaban-jawaban ujian dalam ujian tengah semester,
dengan bobot 20%
5. Kualitas jawaban-jawaban ujian akhir semester, dengan bobot
30%
-
VI. Bahan Kajian Mata Kuliah
1. Ruang lingkup dan batasan teori belajar dan teori pembelajaran
(deskriptif dan prespektif)
2. Teori-teori belajar/pembelajaran
a. Teori Behavioristik
b. Teori Kognitif
c. Teori Konstruktivistik
d. Teori Sosio-kultural
e. Teori Kecerdasan Ganda
f. Teori Humanistik
g. Teori Pemrosesan Informasi
h. Neuroscience
3. Model-model belajar/pembelajaran
a. Constructivism
b. Problem based learning
c. Kreatif dan produktif
d. Multiple intelligent
e. Holistic education
f. Experiental learning
g. Cooperative learning
h. Collaborative learning
i. Mastery learning
j. Contextual learning
k. Dan lain-lain
-
9
VII. Kegiatan Perkuliahan
Pertemuan/ming
gu
Kompetensi Dasar Mahasiswa
Materi Pokok
Strategi Perkulia
han
Sumber/Bahan
(Textbook/referensi
)
1
Memiliki sikap & persepsi positif terhadap teori-teori belajar dan teori-teori pembelajaran
Batasan teori belajar dan teori pembelajaran (deskriptif dan prespektif)
Orientasi dan eksposisi oleh dosen
2 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori Behavioristik dalam praktek pembelajaran
Teori Behavioristik dalam praktek pembelajaran
Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen
Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs
3 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori Kognitif dalam praktek pembelajaran
Teori Kognitif dalam praktek pembelajaran
Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs
Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs
-
dengan dosen
4 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori Konstruktivistik dalam praktek pembelajaran
Teori Konstruktivistik dalam praktek pembelajaran
Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen
Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs
5 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori Sosio-kultural dalam praktek pembelajaran
Teori Sosio-kultural (Konstruktivisme) dalam praktek pembelajaran
Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen
Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs
6 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori Kecerdasan Ganda dalam praktek pembelajaran
Teori Kecerdasan Ganda dalam praktek pembelajaran
Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen
Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs
-
11
4 Memperoleh, mengintegrasikan,
memperluas & menggunakan Teori Humanistik dalam
praktek pembelajaran
Teori Humanistik dalam praktek pembelajaran
Presentasi,
diskusi antar mhs
dengan mhs,
dan mhs dengan dosen
Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs
5 UJIAN TENGAH SEMESTER
6 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori belajar Pemrosesan Informasi dalam praktek pembelajaran
Teori belajar Pemrosesan Informasi dalam praktek pembelajaran
Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen
Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs
7 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Teori belajar Neuroscience dalam praktek pembelajaran
Teori belajar Neuroscience dalam praktek pembelajaran
Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen
Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs
-
8 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan model pembelajaran konstruktivisme dalam praktek pembelajaran
model pembelajaran konstruktivisme dalam praktek pembelajaran
Presentasi,
diskusi antar mhs
dengan mhs,
dan mhs dengan dosen
Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs
9 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan model pembelajaran Problem based learning dalam praktek pembelajaran
Model pembelajaran Problem based learning dalam praktek pembelajaran
Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen
Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs
10 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Model pembelajaran Kreatif dan Produktif dalam praktek pembelajaran
Model pembelajaran Kreatif dan Produktif dalam praktek pembelajaran
Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen
Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs
11 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas &
Model pembelajaran
Presentasi, diskusi
Yang tersedia dan
-
13
menggunakan Model pembelajaran Cooperative learning dalam praktek pembelajaran
Cooperative learning dalam praktek pembelajaran
antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen
dikembangkan sendiri oleh mhs
12 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Model pembelajaran Contextual learning dalam praktek pembelajaran
Model pembelajaran Contextual learning dalam praktek pembelajaran
Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen
Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs
13 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan Model pembelajaran Multiple Intelligent dalam praktek pembelajaran
Model pembelajaran Multiple Intelligent dalam praktek pembelajaran
Presentasi, diskusi antar mhs dengan mhs, dan mhs dengan dosen
Yang tersedia dan dikembangkan sendiri oleh mhs
14 Memperoleh, mengintegrasikan, memperluas & menggunakan teori-teori di atas secara kontekstual pada
Praktek menerapkan teori-teori belajar secara
Diskusi &
praktek dalam
kelompok kecil
Semua Sumber
-
lembaganya masing-masing
kontekstual
15 UJIAN AKHIR SEMESTER
Standar Kompetensi Lulusan
Membekali mahasiswa dengan pengetahuan mengenali ilmu
teori belajar
Konsep dan kebutuhan serta implikasinya terhadap
penyelenggaraan pendidikan
Konsep tujuan fungsi dan prinsip dasar pemikiran teori belajar,
manusia dan pembelajaran, nilai, moral, hukum, keragaman,
kesederajatan, manusia, sains, tekhnologi, seni, manusia dan
lingkungan
Pengetahuan menerapkan pendekatan tepat dalam upaya
mengatasi permasalahan serta mengaktualisasikan potensi dan
kehidupan manusia dengan lingkungannya.
Kompetensi Dasar
Memahami Hakikat dan Karakteristik serta mampu mengenali
interaksi teori belajar dalam kehidupan masyarakat
Mengidentifikasi perkembangan yang timbul dalam kehidupan
DUNIA pendidikan
Memahami konsep, tujuan, fungsi, dan prinsip teori belajar
Menganalisis permasalahan penyesuaian diri manusia serta
mengaktualisasikan potensi dan interaksi manusia untuk
mendorong mencapai kehidupan yang damai secara optimal
Tugas Individu
Buat ppt mengenai tema-tema yang ditentukan :
1. Teori Behavioristik dalam praktek pembelajaran
-
15
2. Teori Kognitif dalam praktek pembelajaran
3. Teori Konstruktivistik dalam praktek pembelajaran
4. Teori Sosio-kultural (Konstruktivisme) dalam praktek
pembelajaran
5. Teori Kecerdasan Ganda dalam praktek pembelajaran
6. Teori Humanistik dalam praktek pembelajaran
7. UTS
8. Teori belajar Pemrosesan Informasi dalam praktek
pembelajaran
9. Teori belajar Neuroscience dalam praktek pembelajaran
10. model pembelajaran konstruktivisme dalam praktek
pembelajaran
11. Model pembelajaran Problem based learning dalam praktek
pembelajaran
12. Model pembelajaran Kreatif dan Produktif dalam praktek
pembelajaran
13. Model pembelajaran Cooperative learning dalam praktek
pembelajaran
14. Model pembelajaran Contextual learning dalam praktek
pembelajaran
15. Model pembelajaran Multiple Intelligent dalam praktek
pembelajaran
16. Praktek menerapkan teori-teori belajar secara kontekstual
17. UAS
Strategi Perkuliahan
Strategi Student Active Learning yang diwujudkan :
- Analisis
- Latihan
- Diskusi
Peran Dosen
Sebagai Fasilitator
-
Metode Perkuliahan
1. PROBLEM BASED LEARNING
2. PEMBERIAN TUGAS
3. BRAIN STORMING
4. DISCUSSION
Evaluasi
1. Tatap muka : 20 %
2. Tugas terstruktur : 20 %
3. Uts : 20 %
4. Uas : 40 %
Sumber Belajar
1. Snelbecker, G.E. 1974. Learning theory, instructional theory,
and psychoeducational design. New York: McGraw-Hill.
2. Fosnot, C.T. 1996. Constructivism: Theory, perspectives, and
practice. New York: Theacher Colledge, Columbia University.
3. Gardner, H. 1999. Intelligence reframed. New York: Basic Books
4. Reigeluth, C.M. 1983. Instructional-design theories and
models: An overview of their current status. New Jersey:
Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
5. Slavin, R.E., 1991. Educational psychology. Third edition. New
York: Allyn & Bacon
6. Moll, L. C. 1990. Vygotsky and education: instructional
implications and applications of sociohistorical psychology.
Victoria: Cambridge University Press
A. MENGAJAR DAN BELAJAR (TEACHING AND LEARNING)
MATERI:
1. KONSEP BELAJAR
-
17
Pengertian Belajar
Proses Belajar
2. KONSEP PEMBELAJARAN
Pengertian Pembelajaran
Teori Pembelajaran
3. KONSEP MENGAJAR
4. KONSEP BELAJAR MENGAJAR
Hakikat Belajar Mengajar
Komponen Belajar Mengajar
5. PERENCANAAN PEMBELAJARAN
6. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
7. GURU YANG EFEKTIF
a. Definisi Belajar
Gagne (1989:3)
Perubahan dalam disposisi manusia atau kapabilitas yang
berlangsung selama satu masa waktu dan yang tidak semata-mata
disebabkan oleh proses pertumbuhan perubahan tingkah laku.
Skinner dalam Walgito (2004:166)
“Learning is a process of progressive behavior adaptation” suatu
proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif.
McGeoch dalam Walgito (2004:166)
“Learning is a change in performance as a result of practice”
belajar membawa perubahan dalam performance dan perubahan
tersebut sebagai akibat dari latihan (practice).
Ahmad Qurtobi (2009:1)
-
Segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara
sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya
berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat
indera dan pengalamannya.
Suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh setiap individu
yang berasal dari pengalaman yang
diperoleh dari interaksi dengan lingkungan
GAGNE
Mc Geoch
Ahmad
Qurtobi
Skinner
PROSES BELAJAR
L
I
N
Efektor Pembangkit
(Generator)
Respon
-
19
Gambar 1: Model informasi tentang belajar dan memori (Gagne, 1989:95)
Definisi Pembelajaran
Driscoll dalam Slavin (2008:179)
Perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh
pengalaman.
Slavin (2008:210)
Upaya memperoleh kemampuan yang bukan merupakan bawaan
lahir, melainkan bergantung pada pengalaman, termasuk umpan
balik dari lingkungan.
John W. Santrock (2008:266)
Pengaruh yang relative permanen atas perilaku, pengetahuan dan
keterampilan berpikir yang diperoleh melalui pengalaman.
-
Anita Woolfolk (2009:303-304)
Aktifitas mental internal yang tidak dapat diobservasi secara
langsung, perubahan yang diakibatkan dari pembelajaran terletak
pada pengetahuan atau perilaku.
Definisi Mengajar
Menurut Nana Sudjana dalam Djamarah dan Zain, (2006:39)
Proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar
peserta didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong
peserta didik melakukan proses belajar.
Hakikat Belajar Mengajar
Driscoll
SLA
VIN
John
W.
Santr
ock
Anita
Woolfolk
Serangkaian proses
yang terjadi dalam
kegiatan belajar yang
dilakukan dengan
tujuan untuk
memperoleh informasi dan pengalaman
-
21
TEACHING AND LEARNING; (Djamarah dan Zain, 2006:38),
Dwitunggal dalam Pembelajaran.
“Serangkaian kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan dengan
tujuan membelajarkan peserta didik untuk memperoleh informasi
dan pengalaman”
Komponen Belajar dan Mengajar menurut Djamarah dan Zain,
2006:41-52
TUJUAN
BAHAN PELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
METODE
MEDIA
SUMBER PELAJARAN
VARIASI
Metode : Cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan sebagai alat motivasi ekstrinsik bagi peserta didik.
Winarno dalam Djamarah dan Zain (2006:46)
Factor yang mempengaruhi dalam penentuan
penggunaan metode:
Tujuan pembelajaran
Kemampuan dan kondisi psikologis peserta didik
Kondisi lingkungan
Fasilitas sekolah
Pribadi dan kemampuan guru
Jenis-Jenis Metode
Djamarah dan Zain, 2006:41-52
Metode Eksperimen
Metode Tugas dan Resitasi
Metode Diskusi
Metode Sosiodrama
Metode Demonstrasi
-
Metode Eksperimen
Metode Tugas dan Resitasi
Metode Diskusi
Metode Sosiodrama
Metode Demonstrasi
Media : Ahmad D. Marimba dalam Djamarah dan Zain (2006:47)
“Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu
danmempermudah dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran”.
Faktor yang mempengaruhi dalam penentuan media:
• Tujuan pengajaran yang akan dicapai
• Karakteristik peserta didik
• Karakteristik media
• Alokasi waktu
• Kompatibelitas (sesuai dengan norma)
• Ketersediaan
• Biaya
• Mutu teknis
• Artistik.
JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
- Media audio visual
- Media Auditif
- Media Visual
Komponen Belajar Mengajar
Djamarah dan Zain, 2006:41-52
TUJUAN
BAHAN PELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
METODE
MEDIA
SUMBER PELAJARAN
VARIASI
DEFINISI PERENCANAAN PEMBELAJARAN
-
23
Ahmad Qurtobi (2009:2)
Pedoman operasional dan sistematis bagi guru dan siswa dalam
pembelajaran, yang didalamnya terdapat upaya menentukan
tujuan, metoda, isi, dan program yang akan diwujudkan dalam
sebuah proses pembelajaran.
R.Ibrahim dalam Ahmad Qurtobi (2009:2)
Mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai oleh
suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan dipakai untuk
menilai pencapaian tujuan tersebut, materi (bahan) apa yang akan
disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, alat atau media
apa yang diperlukan.
Prinsip dalam Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
(Ahmad Qurtobi, 2009:4)
Memperhatikan karakteristik siswa
Berorientasi pada kurikulum yang berlaku
Dikembangkan secara sistematis
Dilengkapi dengan lembar kerja dan lembar tugas
Harus bersifat fleksibel
Berdasarkan pendekatan system
Pendekatan dalam pengajaran Henri asmara (2010)
Pendekatan Teacher-Centered
Guru mengontrol apa yang diajarkan dan bagaimana
seharusnya siswa mempelajari pelajaran yang diberikan
Dilakukan apabila motivasi belajar siswa rendah
Pendekatan Student – Centered
Peran dalam pembelajaran lebih banyak berfokus pada siswa
Dilakukan bila motivasi belajar siswa tinggi.
Menurut John W. Santrock (2008:488-491) Pembelajaran yang
dapat digunakan:
Pembelajaran berbasis problem
Pertanyaan essensial
Pembelajaran penemuan (discovery learning)
Guru Yang efektif :
-
Mulyasa (2004:187)
Respek dan memahami dirinya, serta dapat mengontrol dirinya
(emosinya stabil)
Antusias dan bergairah terhadap bahan, kelasnya, dan seluruh
pengajarannya
Berbicara dengan jelas dan komunikatif (dapat
mengkomunikasikan idenya terhadap siswa)
Memperhatikan perbedaan individual siswa
Memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif, dan banyak akal
Menghindari sarkasme dan ejekan terhadap siswanya
Tidak menonjolkan diri; menjadi teladan bagi siswanya.
Slavin (2008:4)
Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tidak dimiliki
oleh pelajar.
Dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang dimiliki kepada
siswa.
Menguasai keterampilan mengajar (memotivasi siswa,
mengelola kelas, menilai, dan memahami karakteristik siswa).
Ciri-ciri BELAJAR MENGAJAR
Edi Suryadi dalam Djamarah dan Zain (2006:39-41)
Memiliki tujuan
Terdapat desain dan prosedur yang direncanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Ditandai dengan suatu pembahasan mengenai materi yang
khusus
Adanya aktivitas peserta didik
Guru berperan sebagai pembimbing
Membutuhkan disiplin
Memiliki batas waktu
Evaluasi
Teori Pembelajaran Menurut Slavin (2008:180-183)
-
25
Ivan Pavlov Pengkondisian klasik. Dimana rangsangan netral dapat memperoleh
kemampuan untuk menimbulkan tanggapan perilaku dengan
menghubungkannya dengan rangsangan tanpa dikondisikan yang
memicu gerakan reflex.
E.L. Thorndike
Hukum kaidah efek, yang menerangkan peran konsekuensi perilaku
saat ini dalam menentukan perilaku pada masa mendatang.
B.F. Skinner
Hubungan antara perilaku dan konsekuensi yang menggambarkan
pengkondisian operan, dimana tindakan penguatan dan tindakan
penghukuman membentuk perilaku.
B. TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Teori Belajar merupakan landasan bagi penyusunan teori/teknologi
pembelajaran yang mencakup luas mengenai mengapa perubahan-
perubahan tingkah laku individu yang terjadi. Teori pembelajaran
mencakup secara luas mengenai prinsip-prinsip praktis bagaimana
prosedur-prosedur perubahan tingkah laku terjadi. Pembelajaran
yang efektif adalah pembelajaran yang mampu mengembangkan
belajar peserta didik baik secara mandiri maupun secara kelompok.
Para pakar Teori Belajar Behavioristik dari Barat diantaranya :
1. Thorndike
2. Watson
3. Clark hull
4. Edwin Guthrin
5. Skinner
6. Ivan pavlov
7. Albert Bandura
Teori Belajar Behavioristik (Stimulus-Respon) menurut para ahli:
-
Teori behavioristik menurut Torndike adalah Respon konkrit dan
tidak konkrit (pikiran, perasaan,gerakan/ tindakan.
Clark Hull : Stimulus(kebutuhan biologis) dan respon (pemuas
biologis) merupakan inti kegiatan manusia.
Watson : Stimulus dan respon harus dapat diamati(observable) dan
dapat diukur.
Edwin Githrin : Stimulus dan Respon bersifat sementara sehingga
stimulsus perlu diberikan sesering mungkin.
Cara mengaplikasikan teori belajar behavioristik
Aplikasi Teori Pavlov
Pada awal kegiatan belajar mengajar, guru menunjukan sikap yang
ramah dan memberikan pujian terhadap murid sehingga murid
merasa terkesan terhadap sikap yang ditunjukan guru tersebut.
Aplikasi Teori Skinner
Guru mengembalikan dan mendiskusikan pekerjaan atau tugas
siswa yang telah diperiksa dan dinilai sesegera mungkin.
Aplikasi Teori Thorndike
Sebelum guru mulai mengajar, maka siswa disiapkan
mentalnya terlebih dahulu. Misalnya diminta duduk yang rapi,
tenang dan sebagainya
Guru mengadakan ulangan secara teratur, bahkan ulangan
yang ketat dan sistem drill
Guru memberikan bimbingan, hadiah, bahkan hukuman
sehingga memberikan motivasi dalam proses belajar mengajar
Contoh kasus dan Penyelesaiannya :
1. S, Mahasiswi yang terancam DO karena nilai IPK tidak lebih dari
2. Menutup diri dengan duduk paling belakang dan jarang
-
27
bergaul karena merasa kurang fashionable. Kakaknya sangat
berprestasi tetapi orang tuanya tidak pernah membandingkan.
2. Penyelesaian Kasus ini Menurut Teori Behavioristik, dengan
cara memberi motivasi S akan tetapi diharapkan S sendiri
memiliki kesadaran untuk membangun kembali dirinya
(Damaged Self) dan mengeksplorasi bakat atau kemampuannya
yang positif.
3. Analisis Kasus Menurut Teori Behavioristik
Kasus S bukan karena konflik melainkan kesalahan dalam
belajar, antara lain : Dalam pengalaman “S”, beberapa stimulus
netral, tidak berbahaya, dihubungan dengan stimulus yang
menyakitkan (aversive) akan menimbulkan perasaan tidak
nyaman (melalui respondent conditioning). Respon S terhadap
kelebihan kakaknya walaupun tidak pernah dibandingkan.
Terjadi karena adanya kesalahan dalam mempersepsikan hal-
hal yang menakutkan ditandai dengan S duduk dibelakang dan
jarang bergaul.
Teori behaviorisme memandang bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus
dan respons.
Keunggulan teori behaviorisme adalah Teori ini cocok diterapkan
untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi
peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka
meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung
seperti diberi permen atau pujian dan membiasakan guru untuk
bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar
Kelemahan dari teori ini adalah pembelajaran siswa yang berpusat
pada guru (teacher centered learning), bersifat meanistik, dan
hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur, murid hanya
mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan
apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif
-
ggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan
siswa hukuman verbal maupun fisik seperti kata-kata kasar, ejekan,
jeweran yang justru berakibat buruk pada siswa
Penerapan teori behaviouristik adalah dengan pemberian bahan
pembelajaran dalam bentuk utuh kepada peserta didik, hasil belajar
segera disampaikan kepada peserta didik, proses belajar harus
mengikuti irama dari yang belajar, dan materi pelajaran digunakan
sistem modul. Selain itu, setiap teori yang dikemukan oleh tokoh
behaviorisme juga memiliki aplikasi sendiri dalam pembelajaran.
C. TEORI BELAJAR KOGNITIF
Nama-nama pakar :
1. Piaget
2. Bruner Jerome
3. David Ausubel
Konsep dalam Teori Piaget :
1. Intelengesi
2. Organisasi
3. Skema
4. Asimilasi
5. Akomodasi
6. Ekuilibrasi
5 faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual anak:
1. Kematangan.
2. Pengalaman fisik.
3. Pengalaman logika-matematis.
4. Transmisi sosial.
5. Ekuilibrasi.
Bruner Jerome :
(1) Tahap informasi
(2) Tahap transformasi
(3) Evaluasi
-
29
Menurut Jerome S Bruner, secara mendasar belajar melibatkan 3
(tiga) proses dimana waktunya hampir bersamaan , yaitu:
• Pembelajaran akan memperoleh informasi baru.
• Pembelajar melaksanakan transformasi informasi.
• Pembelajar menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Bruner membagi 3 tahapan perkembangan pembelajaran agar
mudah dipahami anak :
1. Tahap Enaktif
2. Tahap Ikonik
3. Tahap Simbolik
Jerome Bruner membagi alat instruksional dalam 4 macam menurut fungsinya : 1) Alat untuk menyampaikan pengalaman “vicarious” 2) Alat model yang dapat memberikan pengertian tentang struktur atau prinsip suatu gejala 3) Alat dramatisasi 4) Alat automatisasi Bruner menyatakan (Ratumanan TG. 2000), bahwa untuk
mengajarkan sesuatu, tidak perlu ditunggu sampai anak mencapai
suatu tahap perkembangan tertentu, seperti Piaget. Apabila bahan
(konsep) yang diberikan diatur dengan baik menurut urutan
enactive, iconic, symbolic, maka anak dapat belajar dengan baik
meskipun usianya belum memadai. Jadi perkembangan kognitif
seseorang dapat ditingkatkan dengan cara mengatur bahan yang
akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Penerapan teori Bruner ini diaplikasikan pula di
dalam pelaksanaan kurikulum mata pelajaran matematika dengan
sebutan “kurikulum spiral”.
Dalam hubungannya dengan pelajaran matematika, Bruner, dkk
(Bell,1978; Hudojo, 1988) memunculkan adanya 4 (empat) dalil
(teorema) tentang belajar matematika seperti berikut ini.
1. Dalil Pengaitan (connectivity theorem).
-
2. Dalil pengkontrasan dan variasi (contrast and variation
theorem).
3. Dalil Notasi (notation theorem).
4. Dalil konstruksi (construction theorem).
David Ausubel
Guru harus dapat mengembangkan potensi kognitif siswa
melalui proses belajar yang bermakna
Belajar bermakna adalah menyajikan materi pelajaran yang
baru dengan menghubungkan pada konsep yang relevan yang
sudah ada dalam struktur kognisi siswa
Siswa pada pendidikan dasar harus dilibatkan pada kegiatan
langsung, sedangkan untuk siswa pada tingkat pendidikan lebih
tinggi akan lebih efektif bila guru menggunakan penjelasan,
demonstrasi, diagram atau ilustrasi.
Langkah-langkah dalam menerapkan belajar bermakna :
a. Advance organizer
Penyampaian awal tentang kerangka isi materi yang akan dipelajari
siswa, contoh : hand out pelajaran
b. Progressive differensial
materi pelajaran disampaikan bertahap, di awali konsep umum
kemudian dilanjutkan ke hal yang khusus.
c. Integrative reconciliation
Penjelasan tentang kesamaan dan perbedaan antara kosep-kosep
yang telah dimiliki dengan konsep yang baru dipelajari.
d. Consolidation
Pemantapan materi dengan menghadirkan banyak contoh
Ketiga tokoh aliran kognitif di atas secara umum memiliki
pandangan yang sama yaitu mementingkan keterlibatan siswa
secara aktif dalam belajar. Menurut Piaget, hanya dengan
mengaktifkan siswa secara optimal maka proses asimilasi dan
-
31
akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan
baik. Sementara itu, Bruner lebih banyak memberikan kebebasan
kepada siswa untuk belajar sendiri melalui aktivitas menemukan
(discovery). Cara demikian akan mengarahkan siswa pada bentuk
belajar induktif, yang menuntut banyak dilakukan pengulangan. Hal
ini tercermin dari model kurikulum spiral yang dikemukakannya.
Berbeda dengan Bruner, Ausubel lebih mementingkan struktur
disiplin ilmu. Dalam proses belajar lebih banyak menekankan pada
cara berpikir deduktif. Hal ini tampak dari konsepsinya mengenai
Advance Organizer sebagai kerangka konseptual tentang isi
pelajaran yang akan dipelajari siswa.
Secara Garis besar, langkah-langkah pembelajaran Menurut Bruner
adalah : (a) menyiapkan situasi konkret atau peragaan secara
konkret bagi siswa, (b) menyiapkan gambar-gambar dari konsep
yang akan ditanamkan kepada siswa, (c) menyatakan konsep
tersebut ke dalam simbol-simbol yang tepat.
D. Teori Belajar Humanistik dan Teori Belajar Konstruktifistik
Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri peserta didik. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi, belajar adalah suatu proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada peserta didik. Secara luas, teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi atau bagaimanapun juga membicarakan masalah belajar ialah membicarakan sosok manusia. Ini dapat diartikan bahwa ada beberapa ranah yang harus mendapat perhatian. Ranah-ranah itu ialah ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan belajar, secara umum teori belajar dikelompokan dalam
-
empat kelompok atau aliran meliputi: (1) Teori Belajar Behavioristik (2) Teori Belajar Kognitifistik (3) Teori Belajar Konstruktifistik (4) Teori Belajar Humanistik. Pada pertemuan sebelumnya kita sudah mempelajari Teori Belajar Behavioristik dan Teori Belajar Kognitifistik. Agar kita dapat memahami ke 4 teori tersebut maka ntuk pertemuan kali ini kita akan membahas Teori Belajar Konstruktifistik dan Teori Belajar Humanistik. Teori Belajaran Konstruktivistik Bersifat generatif, yaitu tindakan
mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Konstruktivisme pada dasarnya adalah suatu pandangan yang
didasarkan pada aktivitas siswa untuk menciptakan,
menginterpretasikan, dan mereorganisasikan pengetahuan dengan
jalan individual.
ANITA WOOLFOLK
"...pembelajaran yang menekankan pada peran aktif siswa dalam
membangun pemahaman dan memberi makna terhadap informasi
dan peristiwa yang dialami".
Komponen-komponen Pendekatan KonstruktivistikBelajar aktif
(active learning).
Aktivitas pembelajaran yang bersifat otentik dan situasional.
Aktivitas belajar harus menarik dan menantang.
Mengaitkan pengalaman dan pengetahuan baru.
Merefleksi pengetahuan yang sedang dipelajari.
Guru sebagai fasilitator.
Desain Sistem Pembelajaran Konstruktivistik;
- Situasi menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran
- Pengelompokan tujuan untuk interaksi dengan sejawat
- Pengaitan menghubungkan pengalaman dan pengetahuan
baru
-
33
- Pertanyaan memunculkan gagasan asli yaitu inti dari
pembelajaran.
- Eksibisi menunjuk hasil setelah mengikuti pengalaman
belajar
- Refleksi berfikir kritis dan kebebasan membangun
pengetahuan.
Teori BELAJAR humanistik: Teori Belajar Humanistik adalah suatu
teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana
memanusiakan manusia serta peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya.
Teori humanistik sangat mementingkan yang dipelajari dari pada
proses belajar itu sendiri.
Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep
pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta
tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
Teori Belajar menurut Kolb :
a. Pengalaman konkret : siswa hanya mampu
mengalami sebuah kejadian
b. Pengamatan aktif dan reflektif : mulai mapu mengadakan
pengamatan dan mulai berusaha memikirkan dan memahami
kejadian
c. Konseptualisasi : mampu membuat abtraksi
(teori) tentang apa yang pernah diamati
d. Eksperimentasi aktif : sudah mampu
mengaplikasikan aturan umum ke situasi yang baru
Bloom dan Krathwohl menunjukan apa yang mungkin dikuasai (dipelajari) oleh siswa, yang tercakup dalam tiga kawasan berikut: Kognitif. Kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu:
-
1) Pengetahuan (mengingat, menghafal) 2) Pemahaman (menginterpretasikan) 3) Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan suatu
masalah) 4) Analisis (menjabarkan suatu konsep) 5) Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi
suatu konsep utuh) 6) Evaluasi (membandingkan nilai, ide, metode dan
sebagainya) Psikomotor
Psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu: 1) Peniruan (menirukan gerak) 2) Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan
gerak) 3) Ketetapan (melakukan gerak dengan benar) 4) Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus
dengan benar) 5) Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)
Afektif Afektif terdiri dari lima tingkatan, yaitu: 1) Pengenalan (ingin menerima, sadae akan adanya
sesuatu) 2) Merespon (aktif berpartisipasi) 3) Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia pada nilai-
nilai tertentu) 4) Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai
yang dipercayai) 5) Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian
dari pola hidup) Teori ini membantu praktisi pendidikan untuk merumuskan tujuan tujuan belajar dalam bahasa yang mudah di pahami juga banyak dijadikan pedoman untuk membuat butir butir soal ujian. Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan
-
35
siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. E. Teori Belajar Sibernetik & Teori Sosio - Kultural
Tidak ada seorang pun manusia yang mempunyai rasa ingin tahu yang begitu besar Seperti seorang anak . Kenyataannya adalah bahwa seorang anak mulai belajar sejak ia dilahirkan didunia. Padda saat ia berusia Lima tahun dan mulai sekolah, ia telah menyerap informasi berupa fakta-fakta dalam jumlah yang luar biasa. Bahkan mungkin lebih banyak daripada yang akan dipelajarinya sepanjang masa hidupnya.
Belajar menurut teori sibernetik adalah pengolahan informasi.
Menurt Teori Sibernetik:
Tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi
dan cocok untuk setiap siswa.
Proses belajar di tentukan oleh proses
Teori
Sibernetik
Teori Belajar
Menurut Pask
Dan SCOTT
Teori
Beajar
Menurut
Landa
Teori
Pemprosesan
Informasi
Aplikasi Teori
Sibernetik
-
F. Teori pemrosesan informasi
Komponen teori pemprosesan informasi:
1. Sensory Receptor (SR) : Sel tempat pertama kali informasi
diterima dari luar.
2. Working Memory (WM) : Diasumsikan mampu menangkap
informasi yang di berikan perhatian oleh individu.
3. Long Term Memory (LTM) : Diasumsikan =
Berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki individu.
Mempunyai kapasitas tidak terbatas.
Sekali informasi disimpan d LTM ia tidak akan pernah terhapus
atau hilang.
TEORI BELAJAR MENURUT LANDA
Menurut LANDA ada dua macam proses berpikir, yaitu:
1. Proses berpikir algoritmik : proses berpikir sistematis, tahap demi
tahap, linear, konvergen, lurus menuju ke satu target tertentu.
2. Cara berpikir heuristik: cara berpikir devergen, menuju ke
beberapa target sekaligus.
-
37
TEORI BELAJAR MENURUT PASK DAN SCOTT
Menurut Pask dan Scott, cara berpikir ada 2, yaitu:
1. Pendekatan serialis sama dengan pendekatan algoritmik.
2. Cara berpikir menyeluruh (wholist) adalah berpikir yang
cenderung melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap
sebuah sistem informasi. Siswa tipe wholist atau menyeluruh
cenderung mempelajari sesuatu dari tahap yang paling umum
kemudian bergerak ke yang lebih khusus.
APLIKASI TEORI BELAJAR SIBERNETIK
Sembilan tahapan dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-cara
eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam
kegiatan belajar adalah:
Menarik perhatian
Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa
Merangsang ingatan pada prasyarat belajar
Menyajikan bahan perangsang
Memberikan bimbingan belajar
Mendorong untuk kerja
Memberikan balikan informatif
Menilai unjuk kerja
Meningkatkan retensi dan alih belajar
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan Teori Sibernetik
Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.
Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.
Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang
ingin dicapai.
Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang
sesungguhnya.
Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-
masing individu.
Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang
tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk
kerja yang diharapkan.
Kelemahan Teori Sibernetik
-
Teori ini memiliki kelemahan karena lebih menekankan pada sistem
informasi yang dipelajari dan kurang memperhatikan bagaimana hasil
belajar.
Teori Sosio-Kultural Menurut Piaget
Piaget Berpendapat bahwa belajar ditentukan karena adanya karsa
individu artinya pengetahuan dari individu.
1. Siswa berinteraksi dengan lingkungan sosial ,yaitu teman
sebayanya
2. Penentu utama terjadinya adalah individu yang
bersangkutan(siswa) Menjadi Faktor Sekunder
3. 3.Perkembangan kognitif merupakan proses genetik yang
diikuti adaptasi biologis dengan lingkungan.
TEORI BEAJAR SOSIO-
KULTURAL
TEORI BEAJAR
MENURUT
VYGOTSKY
TEORI BEAJAR MENURUT
PIAGET
APLIKASI BELAJAR
SOSIO-KULTURAL
-
39
Terori belajar menurut vygotsky
Bahwa perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif
sesuai dengan Teori sosiogenesis yaitu kesadaran berinteraksi
dengan lingkungan dimensi sosial yang bersifat primer dan
dimensi individu bersifat derivatif atau turunan dan sekunder.
1. perkembangan Kondisi seorang anak dapat terjadi melalui
kolaborasi antara anggota dari satu generasi keluarga dengan yang
lainya
2. Perkembangan anak terjadi dalam budaya dan terus
berkembang sepanjang hidupnya dengan berkolaborasi dengan
yang lain
3 Konsep Penting Dalam Teori Sosio-Kultural
1. Hukum Genetik Tentang Perkembangan
2. Zona Perkembangan Proksimal
3. Mediasi
Hukum Genetik Tentang perkembangan (Genetic low of
development)
Kemampuan Seseorang akan tumbuh dan berkembang
melewati dua tataran Yaitu,
1. Interpsikologis/ Intermental (Lingkungan Sosial)
2. Intrapsikologis/Intramental (Dipandang Sebagai Derivasi atau
keturunan yang tumbuh atau terbentuk)
Zona perkembangan proksimal (zona of proksimal development)
Terdapat 2 tingkat:
1. Tingkat perkembangan aktual
2. Tingkat Perkembangan Potensial
Zona Kemampuan Proksimal diartikan sebagai Fungsi-Fungsi aatu
kemampuan- kemampuan yang belum Matang yang masih berada
dalam proses pematangan.
Mediasi :
-
Semua Perbuatan atau proses psikologis yang khas manusiawi
dimediasikan dengan psikologis tools (alat-alat psikologis
berupa bahasa).,tanda dan lambang
Ada dua Jenis Mediasi:
1. mediasi Metakognitif adalah penggunaan alat-alat semiotik.
Mediasi metakognitif ini berkembang dalam komunikasi antar
pribadi.
2. mediasi Kognitif adalah penggunaan alat-alat kognitif untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengetahuan
tertentu atau subjek-domain prroblem.
Pengaruh sosio-kurtular pada perkembangan kognisi
Pengaruh Sosial Pada perkembangan Kognisi
B. Pengaruh Budaya pada perkembangan kognisi
4 tahap yang saling berhubungan dalam interaksi anak dan
lingkungan
1. berkembangan ontogenic (Perkembangan Individu sepanjang
hayat)
2. Perkembangan Microgenc (perubahan yang terjadi pada waktu
yang relatif singkat)
3. Perubahan phylogenic (Perubahan yang berskala evolusi.
4. Perkembangan Sociohstorical (perubahan yang yang terjadi
pada perubah
Aplikasi teori sosio-kultural
Saosio-Kultural dalam pendidikan dapat terjadi pada 3 jenis
pendidikan yaitu :
1. Pendidikan informal (Keluarga)
2. Pendidikan Nonformal (budaya)
3.Pendidikan formal
Pendidikan formal dapat dilihat pada beberapa segi
Kurikulum
Siswa
Guru
-
41
Kelemahan :
Dari teori sosio-kultural yaitu terbatas pada prilaku yang tampak,
prosees- proses yang kurang tampak seperti pembentukan konsep,
belajar dari berbagai sumber belajar, pemecahan masalah dan
kemampuan berpikir sukar diamati secara langsung .
G. Multipple Intelleigensi
Apa itu Intelligensi
Kecerdasan atau keterampilan menyelesaikan masalah dan
kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman
kehidupan sehari-hari. (Santrock, 2009:151)
Satu hal bahwa terdapat orang-orang ‘Pandai’ yang dapat
diharapkan tampil dengan baik dalam berbagai jenis situasi
pembelajaran. (Slavin, 2006:163)
Pemandu dan penyatu dalam mencapai sasaran secara efektif dan
efisien. (Djaali, 2006:63)
Kemampuan yang menentukan cepat tidaknya atau
terselesaikan tidaknya suatu masalah yang dihadapi. (Sujiono
Nurani, 2009:177)
Kecerdasan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya: faktor
adaptasi, kemampuan dan interaksi. (Ormrod J.E, 2007:)
Kemampuan untuk belajar dalam jumlah pengetahuan yang
sudah diperoleh dan kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan baik dalam setiap situasi yang baru dari yang pribadi
sampai kelingkungan yang umum. (Woolfolk, Anita, 2007:111)
Al-Quran : Hanya orang-orang yang berakallah yang dapat
mengambil hikmah” (Q.S, 2: 269)
“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti berbuat kerusakan,
niscaya kami tarik ubun-ubunya. Yaitu ubun-ubun orang yang
mendustakan lagi durhaka” (Q.S, 96: 15-16)
-
Hakikat Intelligensi : Kemampuan untuk menyelesaikan masalah,
menciptakan suatu produk yang berharga dalam satu atau beberapa
lingkungan budaya masyarakat. (Gardner dalam Sujiono.
N:2009:176).
Macam-macam intelligensi dan paradigma MI dalam Pendidikan
(Santrock, 2006:157).
Analitis
Kreatifitas
Praktis
Multiplle Intelligensi (penilaian dalam memecahkan masalah dan
menghasilkan sesuatu). (Santrock, 2006:156), (Woolfolk, 2007:113 ),
(Slavin, 2006:165), (Stefanakis dalam Sujiono, 2009:184)
1. Kecerdasan Matematika-logis
2. Kecerdasan Musikal
3. Kecerdasan Ruang/spasial
4. Kecerdasan linguistik/verbal
5. Kecerdasan kinestetik-jasmani
6. Kecerdasan Intrapersonal
7. Kecerdasan Interpersonal
8. Kecerdasan Naturalis
• Kecerdasan Emosional/Spiritual
-
43
Contoh tes Itelligensi kreatif
Yang mempunyai Intelligensi kreatif tinggi pasti bisa menjawab
gambar apa saja di bawah ini!
-
45
Klasifikasi Inttelligensi menurut :
Gardner Sternberg
Salovey /
Mayer
Verbal
Matematis
Analitis
Ruang
Gerakan
Musikal
Kreatif
Interpersonal
Intrapersonal
Praktis Emosional
Naturalis
-
Otak Tengah
Otak
Kecil
Bersikap
Otak Besar
Otak dan intelligensi
Otak Belakang
-
47
Hubungan Panca Indera dan Otak
-
Peta Sukses Belajar
-
49
Pengukuran Intelligensi
Tes Intelligensi Individual
IQ = MA/CA x 100
dimana :
MA : mental seseorang
CA : Usia Kronologis
Tes Intelligensi Kelompok
Strategi yang digunakan sama dengan Intelegensi Individual
dengan dilengkapi informasi kemampuan masing-masing siswa
Fakta :
1. Semakin cerdas seseorang semakin besar peluang untuk
sukses, ternyata banyak orang yang nampaknya tidak cerdas
lebih sukses dibanding orang yang nampak cerdas
2. Tes kecerdasan umumnya hanya diberikan pada orang yang
berpendidikan, ternyata tidak semua orang berpendidikan
memiliki kecerdasan yang tinggi dan tidak semua orang yang
tidak berpendidikan tidak cerdas
3. Pendidikan formal di Indonesia mengedepankan intelligensi
analitis, lebih menghargai peserta didik yang mendapat nilai di
atas rata-rata, padahal peserta didik yang mendapat nilai di
bawah rata-rata mempunyai intelligensi lain yang patut
dihargai.
Implementasi :
Kondisi saat ini dalam aplikasi pendidikan di Indonesia masih
mengedepankan intelligensi analitis dan mengenyampingkan
intelligensi-intelligensi lainnya seperti, kreatif dan praktis.
Padahal intelligensi analitis tidak melahirkan banyak selain dari
konsep-konsep pengetahun, sementara karakter individu itu
lain-lain kemampuannya. Banyak individu yang berkompetensi
-
dari intelligensi kreatif dan praktis, namun jika disekolah tidak
diseimbangkan penerapan intelligensi-intelligensi tersebut
pada peserta didik, maka perubahan progressif pendidikan
akan mengalami perubahan yang sangat lambat sekali.
Implementasi intelligensi analitis, kreatif dan praktis yang
ditunjang dengan multiplle intelligence termasuk intelligensi
emosional di dalamnya, harus dirumuskan dan diterapkan pada
tingkatan-tingkatan sekolah sebagai awal pembelajaran
kedepannya untuk menjadi individu yang ahli dan professional.
Intelligensi seseorang berbeda-beda, yang memberikan
manfaat besar untuk masing-masing individu dan tidak hanya
diukur pada salah satu intelligensi saja dalam memberikan
penghargaan
Tidak ada yang bodoh atau pintar yang ada adalah penonjolan
kecerdasan pada masing-masing individu
H. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DAN APLIKASI TEORI
BELAJAR
Model pembelajaran ekspositori
Beberapa cirinya antara lain :
- Materi pembelajaran dijelaskan secara verbal
melalui tutur kata yang logis dan sistematis.
- Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan
materi bukan mengaplikasikan materi.
- Pembelajaran akan efektif manakala guru
menggunakan alat bantu dan media
pembelajaran,termpil berkomuniksi,dan memiliki
rasa humor.
-
51
Model pembelajaran interaksi
- Identifikasi
- Elaborasi
- Konfirmasi
- Generalisasi
- Evaluasi
Model pembelajaran inkuiri
Langkah yang di tempuh guru antara lain :
a.Guru merumuskan masalah yang harus di pecahkan
peserta didik social
b.Guru beserta peserta didik menentukan beberapa
kemungkinan jawaban atas masalah tersebut yang
biasa di sebut hipotesis.
c.Peserta didik mempelajari berbagai sumber untuk
menguji atau membuktikan kebenaran dari
sejumlah kemungkinan jawaban yang telah di
tetapkan.
d.Menarik kesimpulan yakni memilih salah satu
jawaban yang paling tapat di antara sejumlah
kemungkinan jawaban
Model pembelajaran tematik
a.Guru menentukan tema-tema bahan ajar yang
bersumber dari lingkungan kehidupan peserta didik
b.Guru mengajukan pertanyaan yang bersumber dari
tema tersebut
c.Peserta didik membahas/menjawab pertanyaan
baik secara perorangan maupun secara kelompok
d.Guru dan peserta didik menyimpulkan jawaban-
jawaban peserta didik
-
Model pembelajaran DELIKAN
Langkah yang di tempuh :
a.Guru menyajikan bahan ajar secara verbal dan
peserta didik di minta menyimak penjelasan guru
b.Bahan ajar yang di sampaikan secara verbal di
lanjutkan dengan menuliskan pokok-pokok bahan
ajar yang telah disampaikan atau dengan cara
menunjukkan bahab ajar dalam bentuk media.
c.Setelah peserta didik memahami bahan ajar yang
telah di dengar dan di lihatnya kemudian guru
memberikan tugas untuk di kerjakan peserta didik
d.Guru dan peserta didik menyimpulkan bahan ajar
berdasarkan hasil pekerjaan peserta didik
Model pembelajaran Student Active Learning
Langkah yang di tempuh :
a.Guru menyajikan atau menjelaskan isi bahan ajar yang telah di
susun berdasarkan organisasi bahan ajar yang di pilihnya
b.Guru menjelaskan cara peserta didik mempelajari bahan ajar
c.Peserta didik baik secara individual maupun kelompok
mempelajari bahan ajar sesuai dengan cara yang telah di
jelaskan guru
d.Peserta didik melaporkan hasil kegiatan belajarnya baik lisan
maupun tertulis
e.Guru dan peserta didik menyimpulkan bahan ajar berdasarkan
hasil belajar peserta didik
Model pembelajaran kontekstual Langkah yang di tempuh :
a.Guru menjelaskan pokok-pokok bahan ajar dan cara atau teknik-
teknik belajar yang harus di gunakan
b.Guru memotivasi peserta didik untuk belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri
-
53
c.Peserta didik melakukan kegiatan belajar baik individual maupun
kelompok dengan bimbingan guru untuk mengontruksi sendiri
hasil belajarnya
d.Setiap kelompok melaporkan hasil belajar yang diperolehnya
dan di bahas secara bersama sama
e.Guru dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran atas dasar
hasil
belajar yang diperoleh peserta didik.
Pengaplikasian pada model pembelajaran tematik
misalnya : mata pelajaran IPS SMP kelas VIII
Untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran IPS,yang
memungkinkan siswa baik secara individual maupun secara
kelompok,aktif
mencari,menggali,dan menemukan konsep serta prinsip secara
holistik dan otentik
Kasus
Pembelajaran IPS saat ini masih bersifat tradisional
dimana pusat pembelajaran hanya ada pada guru semata (teacher
oriented),siswa tidak di berikan kesempatan untuk memilih
pembelajaran seperti apa yang mereka tempuh selama proses
pembelajaran berlangsung.Kemampuan siswa
baik secara lisan maupun tertulis menjadi kurang tereksplorasi
didalam kelas.Siswa tidak pernah di berikan kesempatan untuk
mengemukakan gagasan-gagasanyang baru.Dan guru merasa tidak
mempunyai banyak waktu dalam mengembangkan kreatifitas
siswa,sehingga tidak menjadi
prioritas utama dalam pembelajaran IPS.Dan pada saat ini
pelaksanaan pembelajaran di SMP untuk mata pelajaran IPS
masih dilakukan secara terpisah.
-
Setiap guru yang akan melakukan pembelajaran hendaknya
memperhatikan kondisi dan situasi ,maksudnya pembelajaran yang
akan di sampaikan oleh setiap guru pastilah berbeda tergantung
pada kasus/masalah didalam pembelajaran tsb, dan teori/model
pembelajaran apa yang akan diterapkan sesuai dengan kasus
tersebut supaya peserta didik memahami dan menguasai
pembelajaran secara optimal serta juga pembelajaran yang
disampaikan agar efektif dan efisien
-
55
Daftar Pustaka
1. Djaali, (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
2. Jurnal Pendidikan penabur, No.04/Th IV/juli 2005
3. Ormord, E. (2007). Educational psycologi (Fourt edition).
Clombus, Ohio.
4. Santrock, John W. (2009). Educational Psychology (Edisi 3).
Jakarta, Salemba Humanika.
5. Slavin, Robert E. (2006) . Educational Psychology (International
edition). Boston: Allyn and Bacon.
6. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003. (2009). Tentang Guru
dan Dosen. Bandung: Citra Umbara.
7. Wikipedia, File//F/. Theory of Multiplle Inteligensi. Htm.
8. Wolfolk, Anita. (2007). Educational Psychology (tent edition).
Boston: pearson education, Inc.
9. Yuliani Nurani Sujiono, (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta: Indeks.