dikir barat

32
SASTRA MELAYU Ringkasan Secara analisis, Puisi Melayu Terbahagi Dalam 12 Genre 1. Pantun Sejenis puisi yang terikat; umumnya terdiri dari empat lirik serangkap, empat perkataan selarik, mempunyai rima akhir a-b-a-b dengan sedikit variasi dan kekecualian. Setiap rangkap terbagi kepada dua unit; pembayang atau sampiran, dan maksud, dan tiap- tiap rangkap dapat meyelesaikan satu keseluruhan idea. Penjenisan pantun berdasarkan bentuk dan strukturnya yang tetap, yaitu dari segi jumlah larik yang serangkap: 2, 4, 6, 12 dan seterusnya; bentuk berkait, yaitu yang dikenali sebagai “pantun berkait”; dan variasi rima, termasuk yang menggujnakan pola rima syair. Oleh itu istilah-istilah yang merujuk kepada jenis-jenis pantun, seperti “pantun kanak-kanak”, “pantun kasih sayang”, “pantun budi” dan sebagiannya bukan tergolong sebagai penjelasan tema yang boleh berubah-ubah menurut tafsiran para pengkaji Istilah istilah lain yang mempunyai cirri yang sam termasuk pantun-pantun yang melebihi empat larik serangkap (yang dikenali sebagai talibun), pantun seloka, pantun rejang, pribahasa, teromba dan teka –teki yang berkennaan dapat di masukin kedalm genre pantun. 2. Syair Sejenis puisi yang terikat; umumnya terdirik dri pada empat larik serangkap, empat perkataan selarik, mempunyai rima akhir a-a-a-a dengan sedikit variasi dan kekekualian. Keseluruhan rangkap merupakan idea yang berurutan dan biasanya memerlukan beberapa rangkap untuk menyatakan keseluruhan idea. Jenis-jenis syair juga tergantung pada jumlah larik serangkap dan variasi rima, misalnya syair dua larik atau kuplet, syair tiga larik serangkap, enam larikm serangkap dan syair berkait. Istilah-istilah seperti syair romantis, syair panji, syair

Upload: ina-osman

Post on 24-Jul-2015

1.763 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DIKIR BARAT

SASTRA MELAYU

Ringkasan Secara analisis, Puisi Melayu Terbahagi Dalam 12 Genre

1. Pantun

Sejenis puisi yang terikat; umumnya terdiri dari empat lirik serangkap, empat perkataan selarik, mempunyai rima akhir a-b-a-b dengan sedikit variasi dan kekecualian. Setiap rangkap terbagi kepada dua unit; pembayang atau sampiran, dan maksud, dan tiap-tiap rangkap dapat meyelesaikan satu keseluruhan idea.

Penjenisan pantun berdasarkan bentuk dan strukturnya yang tetap, yaitu dari segi jumlah larik yang serangkap: 2, 4, 6, 12 dan seterusnya; bentuk berkait, yaitu yang dikenali sebagai “pantun berkait”; dan variasi rima, termasuk yang menggujnakan pola rima syair. Oleh itu istilah-istilah yang merujuk kepada jenis-jenis pantun, seperti “pantun kanak-kanak”, “pantun kasih sayang”, “pantun budi” dan sebagiannya bukan tergolong sebagai penjelasan tema yang boleh berubah-ubah menurut tafsiran para pengkaji

Istilah istilah lain yang mempunyai cirri yang sam termasuk pantun-pantun yang melebihi empat larik serangkap (yang dikenali sebagai talibun), pantun seloka, pantun rejang, pribahasa, teromba dan teka –teki yang berkennaan dapat di masukin kedalm genre pantun.

2. Syair

Sejenis puisi yang terikat; umumnya terdirik dri pada empat larik serangkap, empat perkataan selarik, mempunyai rima akhir a-a-a-a dengan sedikit variasi dan kekekualian. Keseluruhan rangkap merupakan idea yang berurutan dan biasanya memerlukan beberapa rangkap untuk menyatakan keseluruhan idea.

Jenis-jenis syair juga tergantung pada jumlah larik serangkap dan variasi rima, misalnya syair dua larik atau kuplet, syair tiga larik serangkap, enam larikm serangkap dan syair berkait. Istilah-istilah seperti syair romantis, syair panji, syair sejarah, syair agama, syir simbolik dan sebagainya adalh sebagiab dari tema atau isi, buakn jenis atau bentuk.

Ke dalam genre syairini, dapat dimasukkan semua bentuk dan contoh yang mempunyai cirri yang sama, seperti seloka dalam bentuk syair, syair rejang, teka-teki, dzikir, dan mungkin puisi-puisi saduran atau terjemahan dari arab dan parsi, seperti ruba’I, nazam dan dzikir dalam bentuk syair.

3. Nazam

Sejenis puisi yang terkait; umumnya terdirik dari pada dua larik serangkap dengan jumlah perkataan antara empat hingga enam selarik dan skema rima a-a, a-b, c-b atau serima (monoryme), dengan sedikit variasi dan kekecualian. Nazam mungkin selesai dengan satu

Page 2: DIKIR BARAT

rangkap, tetrapi biasanya memerlukan beberapa rangkap yang berurutan untuk menyatakn satu keseluruhan.

4. Gurindam

Sejenis puisi yang tidak terikat atau tiada tentu bentuknya (sama ada terikat atau tidak). Bentuk yang terikat biasanya terdiri dari pada dua larik serangkap, hamper seperti syair dua larik atau nazam. Setiap larik mengandung tiga atau empat, enam atau lebih perkataan; dan pola rima a-a; a-b atau serima (monoryme). Tiap serangkap merupakan sebagihan dari pada idea yang brurutan dan biasanya memerlukan beberapa larik atau rankap untuk mryatakan satu keseluruhan idea.

Bentuk yang tidak terikat tergolong sebagai puisi bebas, sama ada berangkap atau tidak. Waulaupun setiap rangkap dapat berdiri sendiri tetapi biasanya memerlukan beberapa larik atau rangkap untuk meyatakan satu keseluruhan idea.

Dari segi bentuk ia sam seperti talibun, teromba atau mantera; tetapi tergolong sebagai gurindam karena isinya mengandung nasihat, pengajaran dan kebenaran., berbeada dengan mantera,. Gurindam tidak mengandung konotasi megis; dan berbeda dengan teromba, ia tidak merujukm pada salasilah atau undang-undang adapt bagi sebuah masyarakat.

Gurindam juga dapat merangkum puisi yang lebih bebas, yang secara sinkronis tergolong sebagai puisi modern, terutama di peringkat awal perkembangannya. Kebanyakan karya puisi dalam peringkat itu memperlihatkan kebebasan dari segi bentuk dan isi tetapi masih terkongkong kepada nilai-nilai puisi tradisional dari segi pola rima, rentak an unsure-unsur estetik yang lain.

5. Seloka

Sejenis puisi bebas yang tidak terikat, berangkap atau tidak (biasanya tidak berangkap); jika berangkap, tidak tentu jumlah larik serangkap, jumlah perkataan selarik, mempunyai rima atau tidak. Biasanya memerlukan beberapa larik yang berurutan untuk dapat menyatakan keseluruhan idea. Dari segi bentuk, ia sama dengan gurindam, talibun (bahasa berirama), teromba atau mantera; tetapi di golongkan sebagai seloka karena isinya mengandungi sindiran jenaka, mengusik, bersenda-gurau atau perasaan-perasaan asik, birahi, khayal dan mimpi.

6. Teka-Teki

Sejenis puisi yang tidak terikat; terdiri daripada selirik atau beberapa lirik yang berurutan, sama ada berangkap atau tidak, jumlah perkataan selaraik, tidak tentu jumlah larik serangkap, jumlah perkataan selarik atau serangkap dapat meyatakaan keseluruhan idea.

Dari segi bentuk, ia sama seperti gurindam, seloka, talibun. Teromba atau mantera dan mungkin mengandung bentuk-bentuk lain (atau seluruhnya), seperti pantun atau syair. Tergolong sebagai teka-teki karana isinya mengandung soalan atau tekaan terhadap sesuatu benda atau aspek, baik kongkrit maupun abstrak. Dari segi fungsinya, ia digunakan untuk maksud berteka-teki, untuk

Page 3: DIKIR BARAT

menguji dengan maksud bermain-main atau secara bersungguh-sungguh sebagai syembara atau pertandingan.

Terdapat juga teka-teki dalam bentuk prosa; atau selarik seperti pengucapan biasa, tanpa mempunyai unsure-unsur puitis.

7. Pribahasa

Sejenis puisi yang tidak terikat terdiri dari sekurang-kurangnya dua larik salarik serangkap dengan jumlah perkataan empat, enam atau lebih perkataan daalm selarik; mempunyai rima atau tidak. Tergolong sebagai pribahasa berangkap karena isinya adalah pribahasa dan dikenali sebagai pribahasa; jenis bidalan, maupun pepatah, perumpamaan, perbilangan, tamsil, ibarat atau lidah pendeta. Setiap serangkap dapat menyatakan satu keseluruhan idea.

8. Teromba

Puisi yang tidak terikat dan tidak tentu bentuknya ( sama seperti gurindam dan seloka); berangkap atau tidak. Jika berangkap tidak tentu jumlah lariknya dalam serangkap, jumlah perkataan dalam selarik, mempunyai rima atau tidak. Tergolong sebagai teromba karena isinya mengandung atau merujuk kepada peraturan atau undang-undang adapt bagi suatu kelompok masyarakat; misalnya adapt pepatih dalam masyarakat Minangkabau; baik diMinangkabau maupun ditempat lain, sepeti masyarakat keturunan Minangkabau di Negeri Sembilan dan Malaka. Teromba juga mengadung bentuk-bentuk lain juga, khusunya pantun dan pribahasa.

9. Talibun (atau bahasa berirama)

Puisi yang tidak tentu bentuknya, berangkap atau tidak. Jika berangkap tidak tentu jumlah larik dalam serangkap, dan jumlah perkataan dalam selarik, mempunyai rima atau tidak. ; bgiasanya memerlukan beberapa larik atau rangkap yang berutan untuk menyatakan kesatuan idea.

Dari segi bentuk, ia sama seperti gurindam ( malah selalu dirujuk sebagai gurindam), seloka atau teromba. Tetapi di sini ia tergolong sebagai talibun (atau bahasa berirama) berdasarkan isi dan fungsinya. Talibun adalah rangkap-rangkap puisi yang merupakanpenceritaan terperinci tentang suatu objek atau perisitiwa dalam cerita-cerita yang umumnya di kenal sebagai “lipur lara”. Umumnya funsi talibun adalah sebagai rangkap-rangkap pemeriahan dalam karya-karya naratif berbentuk prosa dan ia diulangi di beberapa tempat dalm sebuah cerita atau dalm cerita lain dalm gfenre yang sama.

Sebelum ini kata “talibun” digunakan kedalam bentuk pantun yang lebih dari empat larik serangkaptetapi istilah itu di rasakan tidak tempat dan diperlukan. Talibun lebih sesuai digunakan bagi bentuk yang dimaksudkan disini.

10. Prosa Berirama ( atau prosa larik )

Page 4: DIKIR BARAT

Puisi yang tidak tentu bentuknya, tetapi terdiri daripada larik-larik yang berurutan, berangkap atau tidak, mempunyai rima atau tidak. Dari segi bentuknya, ia sama seperti talibun malah mungkin terdiri daripada larik-larik atau rangkap-rangkap talibun, atau mengandung bentuk-bentuk yang tergolong kedalam genre yang lain: pantun, syair atau gurindam. Disini prosa berirama tergolong dalam prosa lirik karena bentuknya yang hamper sama dengan prosa; misalnya cerita-cerita lipur lara, khususnya kaba dalm dalam satra Minangkabau.

11. Mantera

Puisi yang tidak tentu bentuknya, berangkap atau tidak. Jika berangkap tidak tentu jumlah larik dalam serangkap, dan jumlah perkataan dalam selarik. Mungkin mengandung bentuk-bentuk yang lain, misalnya pantun; dan biasanya memerlukan beberapa lirik atau rangkap yang berurutan untuk membina satu keseluruhan. Dari segi bentuk dan struktur mantera sama seperti talibun, teromba dan lain-lain. Ia tergolong kedalm mantera karena isi dan fungsinya sebagai “mantera” dan digunakan untuk tujuan pengobatan, upacara dan permohonan.

12. Dikir

Puisi yang tidak tentu bentuknya, mengandung larik-larik yang berurutan, baik berangkap atau tidak. Jika berangkap, tidak tentu jumlah larik serangkap dan jumlah perkataan dalm selarik. Dari segi bentuk, ia sama seperti talibun, teromba, nazam dan lain-lain. Ia tergolong kedalam dikir karena kebanyakan isinya bersifat keagamaan: memuji Allah dan Rasul atau merupakan sebahagian daripada riwayat hidup Rasulullah. Walaupun dari segi bentuk, ia mungkin sama seperti nazam tetapi berbeda justru nazam mempunyai bentuk yang tetap, seperti yang telah disebutkan.

Sumber ; (Edisi Kedua, Harun Mat Piah, Ismail Hamid, Siti Hawa Saleh, Abu Hassan Sham, Abdul Rahman Kaeh, Jamilah Haji ahmad, KESUSATERAAN MELAYU TRADISIONAL, Hal. 19-23)

DIPOSKAN OLEH  C INTA DAN SEN I   D I   23 :53   0 KOMENTAR  

Jenis-jenis puisi Melayu

Puisi Melayu termasuk dalam golongan karya kesusasteraan bentuk bukan cerita (non-naratif).

Pengkelasan puisi Melayu boleh dibuat berdasarkan bentuk, isi/tema, dan fungsi. Berdasarkan kepada

pengkelasan ini, jenis-jenis puisi Melayu tradisional terbahagi kepada dua belas

iaitu pantun, syair, gurindam, nazam, seloka, teka teki, peribahasa

berangkap, teromba, talibun (sesomba),prosa berirama (prosa lirik), dan dikir (zikir)[2].

Rujukan

Page 5: DIKIR BARAT

1. ↑  Abdul Halim Ali (2003) Bingkisan Sastera. Diwangsa Publications & Distributors Sdn.,

Bhd.

2. ↑  Harun Mat Piah (2000), Puisi Melayu Tradisional. Kuala Lumpur. Dewan Bahasa dan

Pustaka

3. ↑  R.O. Winstedt (1992), Liaw Yock Fang (1993)

4. ↑  R.O. Winstedt (1992)

5. ↑  Harun Mat Piah (2002)

6. ↑  Gazali Dunia (1992) Kesusasteraan Melayu Lama. Dewan Bahasa dan Pustaka

7. ↑  Mohd Yusof Md. Nor (1996) Puisi Melayu Tradisional. Penerbitan Fajar Bakti

8. ↑  Harun Mat Piah (2000)Puisi Melayu Tradisional. Dewan Bahasa dan Pustaka

9. ↑  Mutiara Sastera Melayu Tradisional (2003) Muka surat 256

Dikir/Zikir

Menurut Harun Mat Diah (1989), dikir berasal daripada perkataan Arab, zikir yang bermakna

puji-pujian terhadap Allah s.w.t. dan rasul-Nya Nabi Muhammad s.a.w. Dalam perkembangan

puisi Melayu tradisional, puisi dikir/zikir bermakna puisi puji-pujian. Dikir/zikir juga merupakan

puisi yang mengandungi isi tentang unsur-unsur agama, sama ada tentang ibadat, puji-pujian,

pengajaran atau tentang Nabi Muhammad s.a.w. dan ajaran-ajarannya.

Dari segi bentuk, dikir/zikir merupakan puisi bebas. Jumlah baris dalam serangkap, jumlah

perkataan dan suku kata dalam sebaris, tidak tentu. Begitu juga rangkapnya; mungkin

mempunyai atau tidak mempunyai rangkap. Dikir/zikir biasanya terdiri daripada ungkapan-

ungkapan sejajar yang puitis, dan tidak terikat kepada bentuk yang tertentu. Kadang-kadang

dikir/zikir mengambil bentuk-bentuk puisi yang lain seperti pantun, syair, mantera dan nazam.

Puisi ini dinamakan dikir kerana setiap ungkapan atau kata-kata maksud atau isi puisi yang

dipaparkan diselang-selikan dengan kata-kata atau ungkapan puji-pujian terhadap Allah s.w.t.

dan Nabi Muhammad s.a.w. Pada permulaan puisi, ungkapan puji-pujian (zikir) terhadap Allah

s.w.t. dan puji-pujian terhadap Nabi Muhammad s.a.w. (selawat) disusun sehingga membentuk

Page 6: DIKIR BARAT

satu rangkap yang tersendiri. Rangkap ini diulang-ulang sehingga adakalanya beberapa rangkap

sebelum rangkap isi.

Dikir/zikir tergolong dalam kesusasteraan rakyat kerana penyebarannya dilakukan secara lisan.

Berdasarkan isinya, dikir/zikir berfungsi sebagai alat pendidikan atau didaktik iaitu mengingati

khalayaknya tentang perkara-perkara yang baik dan yang perlu diikuti, serta menjauhi perkara-

perkara yang buruk atau dilarang sama ada dari aspek agama (Islam) atau nilai masyarakat.

Selain itu, dikir/zikir juga sebagai ejen penyebaran dan pemantapan nilai-nilai positif dan akhlak

yang baik keada masyarakat khalayaknya, di samping sebagai pengawal nilai sosial dalam

masyarakat seperti nilai kerjasama, hormat-menghormati, bertolak ansur dan sebagainya.

Dikir/zikir dituturkan dalam upacara yang tertentu, seperti dalam tarian dabus, permainan

kompang/hadrah, dan upacara sambutan maulidur Rasul. Dikir/zikir yang diucapkan atau yang

dinyanyikan dalam upacara maulidur Rasul biasanya mengandungi unsur dakwah, dan isinya

penuh dengan puji-pujian dan kemuliaan terhadap Nabi Muhammad s.a.w. selain itu dikir/zikir

sebagai alat hiburan di majlis-majlis sosial seperti majlis sambutan pembesar, majlis

perkahwinan dan sebagainya. Akhir sekali, dikir/zikir sebagai gambaran masyarakat terutama

dalam aspek kebahasaan dan nilai-nilai estetika. Contohnya:

Dikir Dabus

Allah hee Allah huu ya Allah,

Baddal hee ya maula,

Allah hee Allah huu ya Allah,

Hudal le ma ti habur sere ya Allah.

Allah humma salli Allah,

Allah he salli dona Allah,

Allah Muhammadun sahu ya Allah,

Page 7: DIKIR BARAT

Hee Allah Allah wabiza aalihi.

Pada kasih penghulu kita Muhammad,

Cahaya bulan empat belas petunjuk yang sempurna,

Hati rindu kepada Nabi Muhammad,

Sentiasalah didapat daripada yang sempurna.

Allah hee Allah huu ya Allah,

Baddal hee ya maula,

Allah hee Allah huu ya Allah,

Hudal le ma ti habur sere ya Allah.

Sumber: didokumentasikan oleh Ahmad Ali Salikin, 1996. Lumut, Perak.

Kesimpulan

Dapatan kajian mendapati Puisi Tradisional Melayu mempunyai banyak jenis mahupun variasi,

sama ada adalah puisi asli atau saduran. Namun begitu warisan bangsa ini makin lama makin

mengalir lesu dan akhirnya dipandang sepi oleh masyarakat.

Justeru itu, tunjang utama yang menjamin keutuhan sesebuah bangsa ialah penglestarian

dan penghargaan terhadap tinggalan tradisi yang menjadi identiti terus dihormati dan

disegani. Lantaran menyedari hakikat ini maka sebagai generasi pribumi merdeka, kita perlu

untuk memelihara dan mempertahankan warisan tradisi ini daripada terus suram dan tenggelam

dimamah zaman. Sehubungan dengan itu, seluruh bangsa yang dianggap bertamadun tinggi ini

perlu untuk mengangkat martabat dan darjat tinggalan adatnya untuk keampuhan peribadi

bangsanya. Ia sebenarnya merupakan sesuatu yang mampu diperkukuh dan disulamjalinkan

sejajar dengan perkembangan zaman.

Page 8: DIKIR BARAT

Dicatat oleh hariff71 di 11:51 PM

Definisi IstilahPosted by sitinoraslizabintiothman on April 3, 2012

Posted in: 1.0 Pengenalan. 7 comments

Menurut Chaer (1994), makna dapat dibezakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut

pandangan. Berdasarkan jenis semantiknya, dapat dibezakan antara makna leksikal dan makna

gramatikal. Selain itu, berdasarkan referen pada sebuah kata atau leksem pula dapat dibezakan

makna referensial dan makna nonreferensial. Seterusnya, berdasarkan sebuah kata atau leksem

pula dapat dibezakan makna denotatif dan makna konotatif. Di samping itu, berdasarkan ketepatan

makna sesuatu perkataan, dikenal pasti pula makna kata dan makna istilah atau makna umum dan

makna khusus. Lalu, berdasarkan kriteria lain atau dari sudut pandangan yang lain, dapat

dinyatakan wujudnya makna asosiatif, kolokatif, reflektif, idiomatik dan sebagainya.

Sehubungan dengan itu, dinyatakan di sini berkenaan dengan makna leksikal, iaitu leksikal adalah

merupakan bentuk adjektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon. Satuan dari leksikon

adalah leksem, iaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Sebagai contoh, sekiranya kita

menyamakan leksikon dengan kosa kata atau perbendaharaan kata, kita juga dapat menyamakan

leksem dengan kata. Oleh hal yang demikian, makna leksikal dapat didefinisikan sebagai makna

yang bersifat leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata. Sehubungan dengan itu, dapat ditakrifkan

makna leksikal sebagai makna yang sesuai dengan referen, makna yang sesuai dengan hasil

observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita (Chaer,

1994). Umpamanya, perkataan ‘tikus’, makna leksikalnya adalah sebagai binatang yang dapat

menyebabkan timbulnya penyakit tifus.

Makna leksikal biasanya bertentangan dengan makna gramatikal. Misalnya, sekiranya makna

leksikal berkenaan dengan makna leksem atau kata yang sesuai dengan referennya, maka makna

gramatikal ini adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatika seperti proses

afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi (Chaer, 1994). Proses afiksasi awalan ter- pada

kata angkat dalam kalimat Batu seberat itu terangkat juga oleh adik, melahirkan makna ‘dapat’, dan

dalam kalimat Ketika balok itu ditarik, papan itu terangkat ke atas melahirkan makna gramatikal

‘tidak sengaja’.

Seterusnya, dinyatakan juga berkenaan dengan perbezaan makna referensial dan makna

nonreferensial berdasarkan kewujudan referen dalam sesebuah kata. Misalnya, apabila sesuatu

perkataan itu mempunyai referen, perkataan tersebut merupakan kata bermakna referensial.

Page 9: DIKIR BARAT

Sebaliknya, sekiranya perkataan tidak mempunyai referen, maka perkataan itu disebut kata

bermakna nonreferensial. Kata meja termasuk kata yang bermakna referensial karana mempunyai

referen, iaitu sejenis perabut rumah tangga yang disebut ’meja’. Sebaliknya kata karana tidak

mempunyai referen, jadi kata karana termasuk kata yang bermakna nonreferensial. Setiap kata atau

leksem memiliki makna, namun dalam penggunaannya, barulah sesuatu makna perkataan itu

menjadi jelas, iaitu apabila  sesuatu perkataan itu berada di dalam konteks kalimatnya atau konteks

situasinya. Keadaan ini berbeza dengan istilah yang mempunyai makna yang jelas, pasti, tidak

meragukan meskipun tanpa konteks kalimat. Oleh itu, sering dikatakan bahawa istilah itu bebas

konteks.

Dikir Barat pula adalah suatu permainan tradisional yang paling digemari oleh masyarakat Melayu di

Kelantan. Dikir barat ini wujud dalam kalangan masyarakat biasa di kampung dan pinggir Bandar.

Dikir barat ini boleh dipersembahkan sebagai hiburan atau pun dipertandingkan.  Perkataan Dikir

ialah hasil dari dua kombinasi seni iaitu dikir dan pantun atau dikir dan karut. Pengertian “karut” itu

sendiri ialah dari istilah mengarut dalam bentuk pantun atau syair. Jadi, Dikir Barat, Dikir Karut, Dikir

pantun dan Dikir Syair adalah sama ertinya. Walau bagaimanapun di Kelantan ia lebih terkenal

dengan Dikir Barat dan di Selatan Thai dengan Dikir Karut.

Oleh itu, jelaslah berkenaan dengan pendefinisian istilah tentang leksikal dan dikir barat yang

berkaitan dengan tajuk kajian, iaitu “Aspek Leksikal Dalam Lirik Lagu Dikir Barat”

1.1 PendahuluanPosted by sitinoraslizabintiothman on April 2, 2012

Posted in: 1.0 Pengenalan. 5 comments

Leksikal dapat didefinisikan sebagai makna yang terdapat  di dalam kamus atau makna perkataan

yang terlepas daripada hubungannya dengan perkataan lain dalam ayat. Sebagai contoh, perkataan

lari, selari, berlari, berlarian, melarikan, larian, pelari dan pelarian memiliki makna leksikal, kerana

maknanya dapat dirujuk dalam kamus. Urutan huruf se+, ber+, ber+…+an, me+…+kan, +an, pe+,

pe+…+an tidak memiliki makna leksikal melainkan memiliki makna gramatis. Aspek leksikal ini juga

dapat dikategorikan kepada beberapa jenis makna dalam kelompok kata, makna kata paduan,

makna bagi kata gabungan.

Misalnya, Makna dalam kelompok kata adalah jalinan daripada makna satu perkataan dengan

perkataan lain dalam kelompok kata tersebut. Misalnya lima ekor lembu bermakna ada ‘lima ekor

Page 10: DIKIR BARAT

lembu’. Manakala, makna bagi kata paduan pula ialah dua perkataan atau lebih yang pada mulanya

memiliki makna masing-masing, tetapi maknanya telah berpadu menjadi satu, misalnya kereta api,

kapal api, bunga api dan sebagainya. Seterusnya, makna atau leksikal bagi kata gabungan pula

merujuk kepada dua atau lebih perkataan yang mengandungi satu makna tetapi deretan perkataan

tersebut menyimpang daripada deretan perkataan yang umum dalam bahasa Melayu. Misalnya

mahasiswa, mahaputera, maharaja, bumiputera dan sebagainya.  Definisi leksikal ini didapati

menerusi penulisan Darwis Harahap (1994) di dalam bukunya yang bertajuk Binaan Makna.

Sehubungan dengan itu, dikir barat pula merupakan satu permainan tradisi masyarakat Melayu di

Kelantan. Dikir barat ini terkenal di segenap lapisan masyarakat tanpa mengira golongan tua

mahupun muda.Kebiasaannya, dikir barat wujud dalam kalangan masyarakat biasa di kampung-

kampung dan pinggir bandar. Di samping itu, dalam persembahan Dikir Barat terdapat satu

kumpulan yang diketuai oleh seorang Tukang karut dan Tok Juara.  Mereka akan mengarut sambil

berbalas-balas pantun dan diikuti oleh awak-awak sebagai suara latar dengan suara yang kuat dan

lantang.

Dikir Barat boleh dipersembahkan sebagai hiburan mahupun dipertandingkan. Kebiasaannya, ia

dianjurkan oleh persatuan-persatuan belia, badan-badan kerajaan dan juga orang-orang tertentu

bagi tujuan mengutip wang. Perkembangannya sukar diatasi kerana ia sering menerima perubahan

dari bentuk persembahannya dari masa ke semasa mengikut perkembangan zaman. Dikir Barat ini

dianggotai oleh seorang Tukang Karut, seorang Juara dan awak-awak sekurang-kurangnnya 15

orang hingga ke 30 orang.

Permainan ini biasanya dimainkan oleh masyarakat di musim menuai padi dan juga di majlis

perkahwinan. Dikir Barat adalah permainan yang baru jika dibandingkan dengan teater tradisional

yang lain. Perkataan Dikir ialah hasil dari dua kombinasi seni iaitu dikir dan pantun atau dikir dan

karut. Pengertian “Karut” itu sendiri ialah istilah mengarut dalam bentuk pantun atau syair. Jadi Dikir

Barat, Dikir Karut, Dikir Pantun dan Dikir Syair adalah sama ertinya. Walau bagaimanapun, di

Kelantan, ia lebih terkenal dengan Dikir Barat dan di Selatan Thai dengan Dikir Karut.

Oleh hal yang demikian, lirik lagu Dikir Barat turut mempunyai fungsi tertentu seperti mana fungsi-

fungsi asas pantun iaitu menyampaikan maksud yang sarat dengan pengajaran yang baik , moral

dan nilai-nilai hidup  dari segi perspektif masyarakat dan ia turut menjadi karakter utama yang perlu

dipertimbangkan dalam seni asas nyanyian dikir barat. Maksud yang disampaikan melalui olahan

kata-kata di dalam lirik lagu dikir barat  mempunyai untaian kata akhir yang sama di samping

menggunakan kiasan, unsur-unsur alam dan tradisional. Dengan erti kata lain, kata-kata di dalam

Page 11: DIKIR BARAT

lirik lagu dikir barat ini sememangnya mempunyai makna atau leksikalnya yang tersendiri baik dari

segi tersurat mahupun tersirat.

Oleh itu, pengungkapan leksikalnya adalah penting dalam memenuhi tuntutan pemahaman oleh

masyarakat umum.

1.5 Definisi IstilahPosted on March 27, 2012 by farahelyanimohamed

1.5 Definisi   Istilah

Dalam bahagian ini akan diberikan takrifan beberapa konsep penting yang terdapat dalam kajian ini. Konsep- konsep

yang perlu ditakrifkan ialah dikir barat, sindiran dan simbolik.

Dikir barat.

Dikir barat ialah adalah salah suatu teater tradisional yang paling digemari oleh masyarakat Melayudi Kelantan dan

Selatan Siam. Perkataan dikir adalah hasil daripada dua kombinasi seni iaitu ‘dikir’ dan ‘ pantun’ atau ‘dikir’ dan

‘karut. Pengertian karut itu sendiri ialah dari istilah mengarut dalam bentuk syair atau pantun.Maka, ‘dikr barat’ , ‘dikir

karut’, ‘dikir pantun’, dan ‘dikir syair’ adalah sama ertinya.Namun begitu, di Kelantanianya terkenal  sebagai

panggilan ‘dikir barat’(Noraiani Ariffin, 1981 :1)

Dikir dikenali dengan pelbagai nama seperti dikir maulud, dikir Pahang, dikir rebana, dan dikir berarak. Dikir- dikir ini

dilagukan dengan iringan pukulan rebana atau kompang. Keadaan ini merupakan kebudayaan yang agak baru

dipopularkan pada masa kini.Ianya akan dinyanyikan secara beramai-ramai dalam bentuk pantun. Seorang ketua

dari kumpulan dikir barat akan dikenali sebagai tukang dikir atau tukang karut akan memulakan nyanyian yang

diulang oleh pengiring secara beramai-ramai.

Sindiran.

Sindiran bermaksud perkataan yang digunakan untuk mengata, mengeji, mengejek, mencela orang secara tidak

berterus terangan secara kiasan(Kamus Dewan 2002), Pasemon(1996) juga turut mendefinisikan bahasa sindiran

iaitu :-

Bahasa sindiran merupakan perkataan yang ditujukan untuk sesuatu maksud kepada seseorang, tidak disebut atau

dinyatakan secara tepat. Hanya disampaikan secara sinis dengan kias – kias atau dilambangkan kepada perkara

lain.

Ianya tidak digunakan atau disebut secara terang – terangan atau ditujukan dengan tepat terhadap seseorang.

Simbolik.

Kamus Dewan (2002 : 1281), simbol merupakan perkara yang berkaitan dengan lambang, sebagai lambang dan

menjadi lambang. Penggunaan lambang yang cuba dikaitkan oleh pengkaji melalui kajian ini adalah berkaitan

dengan lambang haiwan yang cuba menyindir sikap manusia pada zaman dahulu kala sehinggalah ke zaman

Page 12: DIKIR BARAT

sekarang. Persamaan yang ada pada lambang ini akan disamakan dengan sikap manusia. Antara lambang yang

akan digunakan oleh pengkaji ialah tupai dan lintah.

KEPENTINGAN KAJIAN

Setiap kajian mempunyai kepentingan tersendiri. Kajian yang dilakukan ini dapat menambahkan kajian tentang dikir

barat dari segi linguistik yang dirasakan oleh pengkaji kurang dilakukan. Kajian tentang bahasa sindiran berdasarkan

simbolik haiwan dalam lagu dikir barat yang dilakuakn ini boleh dijadikan sebagai rujukan untuk memahami

pengkajian mengenai penginterpretasian makna yang terdapat dalam lagu dikir barat  dan fungsi bahasa sindiran

yang digunakan dalam lagu dikir barat. Malahan, kajian yang dilakukan ini juga  dapat sedikit sebanyak memberi

maklumat kepada masyarakat luar tentang seni kebudayaanyang sangat popular di Kelantan.

Filed under 1.0 Pengenalan | 2 Comments

APR41.3 Objektif   Kajian Posted on April 4, 2012 by farahelyanimohamed

1.3 Objektif   Kajian

objektif kajian merupakan perkara yang penting dalam sesuatu kajian. Hal ini kerana objektiflah yang menentukan

hala tuju semasa kajian.kajian tanpa objektif adalah kajian yang tidak terarah kerana kerana tidak mempunyai

matlamat serta tujuansesuatu kajian itu dijalankan. Kajian ini  telah mengenal pasti tiga objektif yang akan digunakan

dalam melakukan kajian ini.

1.           Mengenalpasti bahasa sindiran yang menggunakkan simbolik haiwan dalam lagu dikir barat.Pengkaji akan

menyatakan jenis haiwan yang digunakan dan mengaitkan sifat haiwan yang digunakan dengan sikap manusia.

2.           Pengkaji menginterpretasikan makna sindiran yang menggunakkan simbol haiwan yang terdapat dalam lagu

dikir

barat.

3.          Pengkaji akan mempamerkan pengajaranyang terdapat dalam lagu dikir barat berdasarkansindiran simbolik

haiwan

tersebut.

Filed under 1.0 Pengenalan | Leave a comment

APR41.2 Latar Belakang   Kajian Posted on April 4, 2012 by farahelyanimohamed

Page 13: DIKIR BARAT

1.2 Latar

Belakang   Kajian

Permainan dikir barat adalah suatu teater tradisional yang paling digemari oleh masyarakat Melayu di Kelantan dan

Patani.Secara umumnya, tidak seperti teater tradisional lain, permainan ini lebih popular dalam kalangan masyarakat

biasa daripada golongan istana. Dalam persembahan dikir barat terdapat satu kumpulan yang diketuai oleh seorang

tukang karut dan tok juara(atau dikenali sebagai juara sahaja). Mereka akan mengarut sambil berbalas pantun dan

diikuti oleh awok-awok sebagai suara latar dengan suara yang kuat dan lantang(Noraini Ariffin. 1981 :1)

Dikir barat boleh dipersembahkan sebagai hiburan ataupun pertandingan. Permaianan ini biasanyadimainkan oleh

masyarakat tani pada musim menuai padi dan juga majlis perkahwinan serta berkhatan. Di samping itu, pertandingan

sering diadakan oleh persatuan-persatuan belia tempatan,badan-badan kerajaan, mahupun pihak tertentu untuk

mengutip wang. Dikir barat adalah permainan yang baru jika dibandingkan dengan teater tradisional lain. Malahan,

perkembangannya dari semasa ke semasa mengikut peredaran zaman.

Filed under 1.0 Pengenalan | Leave a comment

MAR271.1   Pendahuluan Posted on March 27, 2012 by farahelyanimohamed

1.1   Pendahuluan

kajian ini adalah berkaitan dengan penginterpretasian makna simbolik dalam haiwan dalam lagu dikir barat. Kajian ini

melihatkan kajian  semantik kerana melakukan kajian terhadap penginterpretasian makna.Makna merupakan

sebahagian daripada semantik kerana semantik adalah ilmu mengenai pengkajian makna(Lyons& Fodar dlm Nor

hashimah bt Jalaluddin, 2003; 2). Menurut F. R . Palmer (1981 :1),semantik ialah istilah yang merujuk kepada kajian

makna, oleh sebab makna itu sebahagian daripada bahasa maka semantik juga sebahagian daripada linguistik.

Tujuan kajian ini dijalankan adalah untuk melihat unsur linguistik yang terdapat dalam lagu dikir barat. Kajian yang

dijalankan ini adalah merupakan kajian dari segi semantik dan skop kajian ini adalah melakukan penginterpretasian

atau penelitian terhadap penggunaan bahasa sindiran berdasarkan simbolik haiwan dalam lagu dikir barat. Sindiran

merupakan salah satu daripada kategori bahasa kiasan.kajian ini akan menggunakkan pendekatan semantik untuk

menganalisis bahasa sindiran yang dinyatakan melalui simbolik haiwan dalam lagu dikir barat untuk menyindir

manusia. Pendekatan ini digunakan bagi manyatakan makna yang tersirat kerana dirasakan memadai kerana lagu

dikir barat mudah difahami oleh pendengar.

Filed under 1.0 Pengenalan | 3 Comments

KAEDAH KAJIAN

Kaedah penyelidikan merupakan perkara yang penting dalam sesuatu kajian. Ini bertujuan supaya proses pencarian

data, pengumpulan data dan analisis yang dilakukan mengikut kronologi yang betul. Prosedur penyelidikan kajian

dimulakan dengan pengumpulan data, transkripsi dan proses analisis data.

 

Page 14: DIKIR BARAT

Pengumpulan data.

Dalam kajian ini pengkaji telah menggunakan laman sesawang untuk mencari lagu- lagu dikir barat yang mempunyai

unsur simbolik haiwan.

 

Transkripsi.

Pengkaji telah melakukan transkripsi terhadap lirik – lirik  lagu dikir barat yang telah  terpilih bagi kajian pengkaji ke

dalam bahasa Melayu standard untuk memeudahkan pembaca memahami lirik tersebut. Hal ini kerana, lirik yang

menggunakkan dialek  Kelantan sukar untuk difahami. Sebelum mentranskripsi lagu – lagu tersebut  pengakaji telah

mendengar  dengan teliti terlebih dahulu lagu -lagu yang terpilih. Proses mendengar lagu – lagu  tersebut amat

dipentingkan untuk ditukarkan ke dalam bentuk bertulis.

 

Proses Analisi Data.

Dalam kajian ini, pengkaji telah melakukan penginterpretasian terhadap sindiran simbolik haiwan dalam lagu dikir

barat yang mempunyai kaitan semantiknya yang nyata kerana ayat dalam lahu dikir barat tidak menggunakkan

tatabahasa secara eksplisit.

Proses analisis data dimulakan dengan  mengenal pasti  unsur sindiran terhadap manusia yang menggunakkan

simbolik haiwan yang terdapat dalam lagu dikir barat  yang terpilih dengan menyatakan jenis haiwan yang digunakan

dengan menyatakan perkaitan sifat haiwan dengan sikap manusia oleh penyanyi menerusi lagu tersebut.

Filed under 3.0 Metodologi Kajian | 2 Commen

Analisis Kualitatif.

Dikir barat merupakan satu seni budaya yang terkenal di Kelantan. Lagu – lagu dikir barat tidak dianggap sebagai

hiburan semata – mata. Lagu -lagunya yang mengandungi pelbagai unsur berperanan sosial dalam kalangan

masyarakatnya. Salah satu mesej yang ingin dikumpulkan menggunakkan bahasa sindiran dalam lagu- lagu dikir

barat yang menyindir sikap manusia. Penggunaan simbolik haiwan tersebut mempunyai maknanya yang tersendiri.

Penggunaan bahasa sindiran yang berkias- kias untuk memperlihatkan kelembutannya walaupun mempunyai

maksud yang tersirat. Sifat manusia biasanya disamakan dengan haiwan kerana perbuatan dan sikap yang

ditonjolkan oleh manusia juga terdapat dan menyerupai sifat haiwan. Dalam menganalisis bahasa sindiran tersebut,

pengkaji telah menggunakkan pendekatan semantik untuk menginterpretasi makna berdasarkan simbolik haiwan

yang digunakan.

Sindiran simbolik Anak Tupai.

‘Tupai’  tergolong dalam golongan mamalia yang berdarah sejuk dan hutan merupakan habitat semulajadi haiwan

yang cukup handal dalam melompat ketika berada di atas pokok. Ia akan melompat dari dahan ke dahan dan hanya

akan jatuh ke tanah sekali sekala apabila  berlakunya pergaduhan. Sifat ini sesuai dijadikan simbolik dengan sikap

manusia yang kadang kala bersikap sombong dan angkuh. Manusia yang sombong dan angkuh ingin sekali

menonjolkan kehebatan yang ada pada diri mereka tanpa memikirkan apa yang terjadi di persekitarannya.

Page 15: DIKIR BARAT

Walau bagaimanapun, manusia tidak lepas daripada melakukan kesalahan dan kesilapan. Simbolik tupai amatlah

sesuai digunakan kerana apa yang diketahui tupai memang haiwan yang cukup hebat dan handal melompat antara

pokok ke pokok. Namun begitu, kadang – kalanyaakan jatuh ke tanah juga. Hal tersebut mempunyai persamaan

dengan sikap manusia yang sering melakukan perbuatan jahat dan akhirnya mereka tidak akan terlepas daripada

menerima hukuman di atas perbuatan mereka itu. Hal ini disebabkan, perbuatan mereka itu akan dapat dihidu oleh

masyarakat juga akhirnya walaupun mereka cuba untuk menyembunyikannya. Melalui dikir yang pertama di kaji oleh

pengkaji, lagu yang bertajuk ‘Anak Tupai’ nyanyian Halim Yazid terdapat unsur sindiran yang digunakan untuk

menyindir sikap manusia dengan mengaitkannya dengan haiwan tersebut. Contohnya :-

Panda – panda tupa melopat

Jatuh tanoh jugok

Nok wi kaba kokre jahat

Jange terlajok manggok

jange terlajok manggok

Transkripsi :-

Pandai – pandai tupai melompat

Jatuh ke tanah juga

Hendak bagi khabar kepada orang jahat

Jangan terlalu berlagak

Jangan terlalu berlagak

Eugene T. Gendlin(1999) mengusulkan bahawa makna sebelum pemisah pacaindera manusia ataupun haiwan

mempunyai kelainan dan tugasnya tersendiri. Pemaparan maklumat ini menunjukkan bahawa manusia boleh

disimbolkan sifatnya dengan haiwan atau sebagainya.

Pendengar kepada ujaran ini akan melihat ke arah ujaran yang terdahulu dan menjadikan tupai sebagai sebagai

medium mereka dalam konteks mereka. Melalui kesan konteks pendengar ujaran tersebut ialah rangkap yang

dipaparkan akan menggunakkan subgugusan dalam kesan konteks iaitu maklumat tersebut akan disaring untuk

mengetahui adakah rangkap ini berbentuk penggabungan, penguatan atau pengguguran. pada rangkap yang dipilih

oleh daripada lagu Halim Yazid ini, kesan konteksnya lebih kepada pengguguran iaitu melibatkan haiwan yang

diunpamakan sebagai sikap angkuh walaupun adakalanya jatuh ke tanah juga. Binatang lain yang yang pandai

bergayut di atas dahan seperti monyet, beruk dan lain – lain, tetapi apabila ditambah dengan ayat berikutnya iaitu

akhirnya hatuh ke tanah juga terus melambangkan kepada binatang tupai. Malah peribahasa mengenai tupai juga

ada memerihalkan sikap tupai yang angkuh ini. Maka, pada peringkat kesan konteks ini pengguguran telah berlaku

iaitu melalui pertumbuhan sikap yang ada padanya.

Sindiran Simbolik Lintah.

‘Lintah’ merupakan sejenis haiwan invertebrata iaitu tidak mempunyai tulang dan merupakan sejenis hidupan di

dalam air dan ia suka menghisap darah. Lintah juga sangat merbahaya jika memasuki badan manusia, kerana ianya

boleh membawa maut. Simbolik lintah digunakan sinonim dengan lintah yang hanya membawa kesusahan kepada

Page 16: DIKIR BARAT

manusia. Walaupun lintah pada masa kini telah mempunyai kegunaan kepada manusia, namun dalam fikiran

manusia masih lagi kekal sebagai haiwan yang memberi kesusahan kepada manusia.Oleh yang demikian, manusia

tetap akan memandang jijik kepada lintak disebabkan fizikal dan sifat lintah suka menghisap darah manusia. Unsur

sindiran lintah yang menggunakkan simbolik lintah untuk dikaitkan dengan sikap manusia dapat dilihat dalam lagu

yang dinyanyikan oleh Cikgu Naim, yang bertajuk Lintah. Contohnya :-

Tapi sedihnyo jadi litoh

Tak dok sapo nok ingat budi

Kahrno litoh dulu tok skoloh

Tak dok woreh jadi menteri

Tok ngulu tok amik kesoh

Tok gawo tok jenggok mari

Sakit deme susoh payoh

Keno tanggung la diri sendiri

Transkripsi :-

Tapi sedihnya jadi lintah

Tiada siapa yang ingat budi

Kerana lintah dahulu tidak sekolah

Tiada waris yang jadi menteri

Tok penghulu tiada ambil kisah

Tok penggawa tiada jenguk mari

Sakit demam susah payah

Kena tanggunglah diri sendiri.

Dari segi konteks mesej yang ingin disampaikan adalah menjadi lumrah bahawa ada segelintir  masyarakat yang

tidak menghargai budi  orang lain. Berdasarkan petikan dalam lirik lagu di atas, terdapat unsur simbolik haiwan yang

digunakan untuk menyindit sikap manusia. Ia bertujuan untuk menyindir sikap manusia yang tidak menghargai budi

yang ditabur oleh orang lain dengan menggunakkan simboliknya, iaitu nasib yang sama di terima oleh haiwan lintah

dalam petikan di atas merujuk kepada  manusia. Baris pertama  Tapi sedihnyo jadi litoh bermaksud menceritakan

tentang kesedihan yang diterima oleh manusia sama seperti lintah. Baris kedua,   Tak dok sapo nok ingat budi dan

baris ketiga, Kerana lintah dahulu tidak sekolah mempunyai perkaitan yang bermaksud tiada sesiapa yang

menghargai budi yang ditaburkan oleh seseorang itu, jika seseorang itu tidak berilmu.

Hal ini kerana, masyarakat sekarang lebih memandang kepada harta daripada budi yang ditaburkan oleh seseorang.

Apabila seseorang itu berjaya maka hidupnya aklan mewah dan berharta. Sama juga seperti lintah yang banyak

Page 17: DIKIR BARAT

membantu manusia dari segi perubatan kerana lintah dapat membentu merawat penyakit yang merbahaya seperti

kencing manis, jantung dan sebagainya. Namun budinya itu langsung tidak dihargai kerana orang tetap

menganggapnya  sebagai haiwan yang jijik dan tidak berguna disebabkan fizikan dan sifatnya. Baris keempat, Tak

dok woreh jadi menteri bermaksud tidak ada sesiapa yang sudi mengaku waris atau saudara mara jika tidak berilmu.

Begitu juga,Tok penghulu, Tok Penggawa yang tidak akan menghulurkan bantuan kepada kita jika kiya tidak

memerlukan sebarang pertolongan. Jika seseorang itu berilmu, berharta dia akan berjaya dan berpengaruh

semestinya semua orang akan datang mengaku sebagai saudara mereka. Baris ketujuh, Sakit deme susoh

payoh ,dan baris kelapa, Keno tanggung la diri sendiri bermaksud kesusahan yang ditanggung oleh diri sendiri keran

tidak ada sesiapa pun sudi menjenguk dan menghulurkan bantuan disebabkan kita tidak berilmu.

Pengajaran Melalui Simbolik Haiwan.

 Terdapat banyak pengajaran yang diselitkan dalam lagu- lagu dikir barat yag telah di pilih oleh pengkaji walaupun

dikir barat hanya dilihat suatu bentuk hiburan semata – mata ia tetap mengandungi unsur pengajaran disebalik

sindiran yang diperlihatkan.

Lagu Dikir Anak Tupai.

Pengajaran yang boleh dilihat dalam petikan lagu Anak Tupai ialah  dimana masyarakat dinasihatkan agar tidak

terlalu bangga dengan apa yang dimiliki oleh mereka. hal ini disebabkan, setiap manusia mempunyai kelebihan dan

kebolehan tidak semestinya akan sempurna dalam semua perkara dalam hidup mereka.kadang kala mereka akan

merasai juga kesusahan.Dan dikir ini juga menasihatkan supaya masyarakat tidak melakukan perbuatan jahat yang

akan memakan diri sendiri suatu hari nanti.

Lagu Lintah.

Dalam lagu lintah nyanyian Cikgu Naim pula, pengkaji mendapati ingkapan tersebut memberi pengajaran supaya kita

menuntut ilmu pengetahuan sebanyak mungkin. Dengan adanya ilmu pengetahuan kita tidak akan dipandang hina

dan keji oleh orang lain. Sekiranya kita tidak mempunyai sebarang harta, dengan ilmulah kita bakal mengubah

segala-galanya kerana hanya ilmu yang boleh mengubah nasib. Kita sebagai insan  yang hidup bermasyarakat

seharusnya menghargai jasa orang lain. Seperti yang ditunjukkan dalam petikan lagu dikir barat ‘lintah’, walaupun

sifat lintah yang tidak menarik namu ia memberi manfaat kepada orang lain.

Filed under 4.0 Analisis Dapatan Kajian | 7 Comments

KESIMPULAN

Bab ini telah merumuskan keseluruhan hasil kajian yang dilakukan oleh pengkaji berdasarkan kajian yang dibuat ,

secara kesimpulannya sindiran simbolik haiwan yang dikaitkan dengan sifat manusia mempunyai makna yang jelas

untuk menyindir sifat  dan perbuatan manusia dalam masyarakatsekeliling. Dengan adanya kajian yang dilakukan ini,

jelas menunjukkan bahawa lagu dikir barat sememangnya mempunyai mesej yang amat berguna kepada

masyarakat dan ia bukan sahaja bukti dijadikan hiburan untuk didengar semata – mata. Seperti bahasa sindiran

simbolik haiwan yang dikaji oleh pengkaji, juga turut mempunyai mesej yang bagus disampaikan kepada masyarakat,

iaitu bertujuan untuk menegur dan menyedarkan masyarakat  daripada melakukansesuatu yang kurang elok.

                         Melalui lagu dikir barat juga, maklumat dapat disampaikan kepada pendengar dengan mudah kerana

lagu dikir barat amat diminati oleh segenap lapisan umur, khususnya di Kelantan. Pengkaji berharap, kebudayaan

dikit barat dapat dikembangkan ke seluruh Malaysia dan bukan hanya di Kelantan. Hal ini disebabkan, selama ini

dikir barat  hanya sinonim dengan Kelantan.Pengkaji juga berharap dikir barat ini terus berkembang dengan lebih

pesat lagi kerana budaya dikir barat terdapat banyak unsur sindiran dalamnya. Harapan pengkaji juga, agar dikir

barat dapat diselami oleh negeri – negeri lain walaupun perlebalan dikir barat hanya untuk negeri Kelantan. Namun,

dengan kekreatifan pihak lain mungkin dikir barat berjaya menembusi  negeri-negeri lain.

Page 18: DIKIR BARAT

Filed under 5.0 Penutup | 8 Comments

Lirik lagu Anak Tupai(Halim Yazid)

Ado sekor anok tupai atah julai mokte

Kudung ekor perut lapar jalan cari makan

Kejadian tuhan dipanggil nama tupai

Asalnya dale hutan sejenis mamalia

Kalu pasal jakit kok dehe dialah yg paling pandai

Jatuh jare jare kerana dia tak sobar

Pandai pandai tupai melompat jatuh tanah jugok

Tak wi gambar ore jahat jale telajok mangok

Ore jame ritu pakat hambat tupai

Bimbe ko woh kayu takuk tokdan besar

Nyor derian duku kalu dan nye kerit tupai

Pendek tahun tu nyor derian takdan nak jual

Ore sekepung tupai sekor berambat hari hari

Nya pakat likung nya pakat pekong tupai takleh lagi

Sakat bedil ado tupai habih mati

Hok ni lah saya raso kita sangat rugi

Kita manusio tinggi mana pun kita ngaji

Nak wat tupai sekor tentu sekali nya tak jadi

Loni kapung atau bandar jare buleh tgk

Bapok tupai ibu tupai jale bawak anok

Rasa kesian sungguh tgk sekor ke anok tupai

Kerana telajok kuruh sapa tokleh nak niti pagar

Bulu bulu pun habih luruh air mato bederai derai

Mari dale baruh bekali kena racun tebaka

Ado sekor anok tupai atah julai mokte

Kudung ekor perut lapar jalan cari makan

Lirik lagu Lintah (Cikgu Naim)

kejadian litoh ni meme pelik sgoti

Dijadikan oleh Allah

Kure dale serba serbi

Page 19: DIKIR BARAT

tubuh lembek mace getah

tak dok tange takdok kaki

ada mulut takdok lidah

ada palo tapi tak dok dahi

kejadian litoh

hai malenyo nasib litah

manusia pakat benci

litoh hidup hisap darah

litoh tok leh make roti

bekah litoh kekoh

daroh tubek payoh nak breti

tinggal parut merah – merah

kade sbule pun tok ile lagi

setakat dunia moden

litoh ni kure banyok

demo igap muat jabe

kelik ghumah pakat tanok minyok

ubat budok kecing kain

ore tino baru lepah branok

ore jate hok nyakit buasir

rajin comor buasir jadi khelok

Tapi sedihnyo jadi litoh

takdok sapo hok ingat budi

krano litoh dulu tak skoloh

takdok woris jadi menteri

tok ngulu dok amik kesah

Page 20: DIKIR BARAT

tok gawo dok penoh mari

sakit deme susoh payoh

kena tanggung la diri sdiri

pikir masaloh litoh

raso insaf dale diri

adik-adik dok tengoh ngaji

kalu dea kito ore susah

banyok mano pun tabur budi

demo tengok denge  mato sbeloh

balas pulok denge tapok kaki

kita hidup sesok kure

raso hidup raso hino

walau make kito tok make

tak dok sapo sudi tanyo

kalau ado pelajare

pitih banyok ado namo

woris ramai saing sake

duduk bangun raso sedap nyawo

kejadian litoh ni meme pelik sgoti

Dijadikan oleh Allah

Kure dale serba serbi

tubuh lembek mace getah

tak dok tange takdok kaki

ada mulut takdok lidah

ada palo tapi tak dok dahi

kejadian litoh.

Page 21: DIKIR BARAT

 

Maksud Dikir BaratDikir Barat merupakan satu persembahan negeri Kelantan yang disampaikan secara berkumpulan. Setiap kumpulan biasanya diketuai oleh seorang Tukang karut dan Tok Juara.

Tukang karut dan Tok Juara akan mendahului nyanyian sambil berbalas-balas pantun dan diikuti oleh awak-awak sebagai suara latar dengan suara yang kuat dan lantang.[sunting]Maklumat lanjut mengenai dikir barat

Dikir Barat adalah suatu permainan tradisional yang paling digemari oleh masyarakat Melayu di Kelantan. Ianya wujud di kalangan masyarakat biasa di kampung kampung dan pinggir bandar. Di dalam persembahan Dikir Barat terdapat satu kumpulan yang diketuai oleh seorang Tukang karut dan Tok Juara. Mereka akan mengarut sambil berbalas - balas pantun dan diikuti oleh awak awak sebagai suara latar dengan suara yang kuat dan lantang. Dikir barat ini boleh dipersembahkan sebagai hiburan atau pun dipertandingkan.

Permainan ini biasanya dimainkan oleh masyarakat di musim menuai padi dan juga di majlis perkahwinan. Pertandingan selalunya diadakan oleh persatuan-persatuan belia tempatan, badan-badan kerajaan ataupun orang-orang tertentu untuk mengutip wang. Dikir Barat adalah permainan yang baru jika dibandingkan dengan teater tradisional yang lain. Perkembangannya sukar diatasi kerana ianya sering menerima perubahan dari bentuk persembahannya dari masa ke semasa mengikut perkembangan zaman.

Perkataan Dikir ialah hasil dari dua kombinasi seni iaitu Dikir dan pantun atau dikir dan karut. Pengertian "Karut" itu sendiri ialah dari istilah mengarut dalam bentuk pantun atau syair. Jadi Dikir Barat, Dikir Karut, Dikir pantun dan Dikir Syair adalah sama ertinya. Walaubagaimanapun di Kelantan ianya lebih terkenal dengan Dikir Barat dan di Selatan Thai dengan Dikir Karut.

di 7:14 PG 

E-melkan Ini BlogThis! Kongsi ke Twitter Kongsi ke Facebook

Asal Usul Dikir Barat

Ape yang aku tahu, dikir barat mula sapa Tanoh Mlayu dalm 1930-an... Orang petama perkenal seni nie seorang anak tempatan iaitu Tuan Haji Mat Salleh b. Haji Ahmad. Biasanya orang panggil beliau dengan nama Mat Salleh Tape atau (Mat Leh Tape).Sebenarnye gelaran Tape tue dapat panggilan ikut nama kampung, mungkin nama kampung dia kot... (kampung Tapang)

Ada jugak buah-buah mulut orang kata dikir barat nie asal dari selatan siam, tapi di sana demom panggil dikir karut. Tetapi sebab perkataan karut dalam dalek kelantan bermaksud tidak benar menyebabkan orang Kelantan tukar dengan panggil dikir barat iaitu merujuk kepada tempat asal dikir itu.

Page 22: DIKIR BARAT

Teori yang kedu lak kata dikir barat asal dari Bangkat India, Dikir barat dipersembahkan untuk memuja dewa-dewa Hindu. Di India, persembahan dikir dibawa ke Siam kemudian berkembang pula ke Kelantan.

Sebenarnya bentuk asal dikir barat nie terdiri dari nyanyian juara dan awok-awok sahaja. Tetapi menurut citeri pantun-pantun yang disampaikan oleh tukang karut adalah ciptaan Mat Leh Tape.

POSTED BY NAF ISAH  AT  12 :00 AM

Alat Muzik Dalam Dikir Barat

Mulo- mulo dulu dikir barat guno satu alat adiofon jer... iaitu kecerek benda tue asal dari keping-keping buluh yang diketuk bersama untuk menghasilkan rentak irama dikir barat.

Diorang tak payah tepuk tangan tapi kene letak duo belah tangan di pipi nak kasi kuat soro.

Tapi skang dikir barat guna ensembel. Alat- alat banyak sperti tetawak, dua biji rebana (ibu dan anak), sepasang rumbia (marakas), canang dan kerci. Alat muzik nie di plih juara yang

reka rentak tuk seseutu dikir bara. Kat bawah nei antara alat- alat yang aku dapar cari maksud n kegunaannye........

Tetawak

Tetawak atau gong diperbuat daripada tembaga hitam dengan bingkai yang besar. Bila hendak digunakan , tetawak digantung pada ‘stand’ atau pengangkut kayu atau bumbung pentas. Jong (juru) gong akan duduk bersila di sisi tetawak dan memukul busutnya untuk menghasilkan bunyi. Bunyi pukulan tetawak lebih tinggi daripada gong. Dalam persembahan, tetawak diletakkan di bahagian tepi barisan belakang satu-satu kumpulan dikir barat.

Page 23: DIKIR BARAT

Rebana

Rebana adalah alat membran semuka dan kulit mukanya diperbuat daripada kulit kambing. Apabila dimainkan, rebana itu diletakkan di atas tapak kaki pemainnya yang duduk bersila. Lutut kanan pemain dimasukkan ke dalam buluh rebana sehingga mencecah kulit muka untuk menghasilkan bunyi yang lebih nyaring. Untuk menegangkan kulit rebana digunakan kayu baji yang diletakkan di bawah buluh rebana dan juga seutas rotan kecil sebagai penyedak.

Marakas

Sepasang Marakas juga digunakan dalam persembahan dikir barat. Ia biasanya dibuat daripada kayu atau plastik dan tempurung kelapa. Kayu yang digunakan dilarik, dilicinkan dan dibentuk bulat seperti bola. Di dalamnya dimasukkan biji-biji batu kecil, untuk menghasilkan bunyi. Kayu pemegang dipasang untuk memudahkan pemain memainkannya.

POSTED BY NAF ISAH  AT  12 :13 AM

Ahli-Ahli Kumpulan Dikir Barat

Seni Warisan Dikir Barat dipersembahkan melalui kumpulan.

Dalam setiap kumpulan dikir barat terdiri daripada seorang tukang karut, seorang juara dan beberapa orang awok- awok.

Tukang Karut

Page 24: DIKIR BARAT

Orang yang penting dalam pasukan dikir barat . Tugasnya ialah bersyair dan berpantun.Idea, isi bahasa dan persolan yang ada dalam puisi bergantung kepada selera tukang karut itu sendiri. Tetapi biasanya idea yang disampaikan adalah secara sportan.

Bagi persembahan untuk pertandingan tukang karut diberikan tema tertentu seperti “kemerdekaaan” atau sebagainya. Tukang karut secara spontan harus menyapaikan syair

bertemakan tajuk yang diberikan. Biasanya seorang yang ingin menjadi tukang karut mestilah seorang yang kreatif. Kebolehan menjadi tukang karut tidak dimiliki oleh semua orang, kerana hanya individu tertentu sahaja mempunyai bakat tersebut. Tukang karut

akan berinteraksi dengan penonton menerusi gelagatnya.Antara barisan tukang karut yang terkenal ialah Seman Wau Bulan, Awang Ikan Duyung dan lain ramai lagi.

Juara ( Tok Juara)

Juara orang kedua penting dalam kumpulan dikir barat. Tugas Juara adalah berdikir sebelum tukang karut mengarut. Juara hanya berdikir sambil duduk semasa persembahan dikir barat dipersembahkan.Tetapi jika

seseorang Juara tu memiliki suara yang merdu secara tak langsung dapat menaikkan semangat tukang karut dan awok-awok dalam kumpulan.

Awok- Awok

Terdiri antara 15 hingga 20 orang, dan biasanya mereka dari golongan muda-mudi. Awok-awok berdikir untuk melahirkan suara latar atau korus bagi persembahan dikir barat. Mereka akan mengikut lagu yang didendangkan oleh Juara. Awok-awok juga akan mempersembahkan gerak badan tertentu untuk menarik

perhatian penonton semasa dikir barat dipersembahkan.

POSTED BY NAF ISAH  AT  7 :48 PM

Dikir Barat Kini

Jika dahulu dikir barat dipersembahkan sebagai hiburan semasa upaca menuai padi padi, tetapi kini, dikir barat dipesembhkan bukan untuk hiburan semata-mata, tetapi lebih

berunsur untuk memberi nasihat, sindiran, pengajaran dan kritikan masyarakat.

Banyak lagu- lagu dikir barat yang dirakam kini bpleh memberi pengajaran yang yang berguna kepada pendengar dan peminat- peminat dikir barat. Kini pendikir- pendikir

banyak terdiri daripada mereka yang terpelajar seperti Halim Yazid, Cikgu Sulizi, Cikgu Naim dan ramai lagi.

Lagu- lagu ciptaan Halim Yazid contohnya banyak memberi nasihat dan kesedaran kepada masyarakat tentang kebesaran ciptaan Allah. Melalui bait- bait yang terkandung dalam

lagu “Anak Tupai” misalnya, ada bait yang bermaksud , walau setinggi mana taraf pengajian seseorang manusia, namun masih tidak berkeupayaan untuk mencipta seekor

tupai.

POSTED BY NAF ISAH  AT  7 :55 PM

Pertandingan dikir barat menjadi acara tahunan rasmi sekarangbagi banyak agensi-agensi swasta dan jabatan- jabatan kerajaan. Pelbagai objektif dikenalpasti mengapa kebanyakan kebanyakan sesebuah jabatan atau agensi kerajan atau swasta menganjurkan persembahan dikir barat. Objektif yang biasa diutarakan adalah untuk mengeratkan hubungan antara ahli- ahli dalam setiap jabatan. Ini kerana persembahan Dikir Barat melibatkan ahli yang

Page 25: DIKIR BARAT

ramai dan setiap ahli perlu mempunyai semangat kerjasama yang tinggi bagi memastikan kumpulannya berjaya dalam sessuatu pertandingan.

Seterusnya, penganjuran dikir barat bukan hanya untuk merebut gelaran Johan atau Naib Johan atau meraih anugerah tertentu semata- mata. Tetapi penganjuran dikir barat juga bertujuan untuk mengumpul dana bagi mengisi tabung kebajikan tertentu. Penganjuran Dikir Barat sering kali dianjurkankan kerana kos pengajuran untuk pertandingan dikir barat tidaklah setinggi kos bagi menganjurkan pertandingan genre muzik- muzik moden masa kini.

Kebaikan Dikir Barat

Komunikasi yang berkesan memainkan peranan untuk rakyat mendapat maklumat dengan cepat dan tepat supaya dapat bertindak secara positif.

Dikir Barat mampu menyampaikan mesej secara langsung dan spontan melalui peranan yang dimainkan oleh Juara dan Tukang Karut.

Mewujudkan interaksi dan perhubungan mesra masyarakat umum.Menghidupkan dan mencungkil bakat seni Dikir Barat yang bermutu tinggi.

Meningkatkan semangat patriotisme dan cintakan negara di kalangan generasi muda.

Menggalakkan belia melibatkan diri dalam aktiviti yang berfaedah sekali gus menyelamatkan diri mereka daripada terjebak dengan gejala- gejala yang negatif.

Mengembangkan bakat dan potensi yang sedia ada di belia.Mengekalkan teater tradisional Melayu bagi Negeri Kelantan khususnya.

Membolehkan generasi akan dapat terus mnegenali dikir barat.Memperkenalkan teater Melayu yang unik ini kepada masyarakat luar

Mengeratkan hubungan silaturahim antara ahli masyarakat tanpa kira bangsa dan agama.

POSTED BY NAF ISAH  AT  8 :19 PM

Patriotisme Dalam Dikir Barat

Dikir barat juga boleh digunakan sebagai medium untuk meningkatkan semangat patriotisme dalam kalangan rakyat negara ini. Melalui persembahan dikir barat mesej

patriotisme lebih terserlah dan lebih menarik kerana menggunakan bentuk persembahan tradisional.Ini kerana, di samping berhibur, kita boleh mendidik orang ramai terutamanya

generasi muda tentang sejarah negara kita.Dalam hal ini Juara dan Tukang Karut berpeanan untuk mepersembahakan puisi- puisi yang bercorak patriotisme yang unik agar mesej yang disampaikan pendikir itu diharap

dapat diterima ramai dan mampu memupuk semangat cintakan negara.Tambahan pada masa sekarang nie dikir barat bukan lagi dianggap kebudayaan orang

Timur sahaja, tetapi dikenali sebagai seni budaya tradisional Malaysia.Keunikkan budaya ini dapat digunakan untuk menyemai serta meningkatkan semangat

cintakan negara dalam kalangan penonton terutamanya generasi muda.Dibawah nie terdapat lirik lagu dikir barat oleh Cikgu Naim yang mempersoalkan erti

kemerdekaan yang kita dapat, tetapi kebanyakan daripada masyarakt kita masih belum

Page 26: DIKIR BARAT

sedia menerima perubahan dan tidak bersedia untuk berubah menjadi lebih baik. Lirik lagu nie mempunyai baknyak maksud yang tersirat untuk anda semua fikirkan.

Dikir Barat: Dilema Melayu KitaNyanyian :Cikgu Naim

Anak Tupai (Halim Yazid)Ado seko anok tupa,atah jula mokte,

kudung ekor perut lapa,jale cari make, (x2)UlangKejadie tuhe,dipanggil namo tupa,

asalnyo dale hute,sejenis mamalia,Kalu pakat jakkit kot dahe,diolah yang paling panda,

Jatuh jare jare,kerano dio tok soba,Panda panda tupa nompat,jatuh tanoh jugok,

nok bui kaba ore jahat,jange tlajok manggok,(X2)Ore jame aritu,pakat hambak tupa,

bimbe ko buoh kayu,takut dok de besar,nyo durie duku,kalu de nya kerik tupa,

pendek tahun tu,nyo durie tok de nok jual,Ore sekapung, tupa seko,berambat hari hari,

Nyo pakat likong, nyo pakat plekong,tupa tokleh lari (x2)Takat bedil ado,tupa habih mati,

hok ni la sayo raso,kito sangat rugi,ulangKito maknusio,tinggi mano pun kito ngaji,nok buat tupa seko,tetu skali doh tok jadi,

Lo ni kapung,atah pagar,jare buleh tengok,bapok tupa, ibu tupa,jale bawok anok, (X2)raso kesie sungguh,tengok seko anok tupa,

kerano tlajok kuruh,sapa tokleh nok niti pagar,bulu bulu pun habih luruh,

airmato dera bera,mari dale baruh,bekali keno rajuk pagar

Lagu anak tupai hasil karya Halim Yazid nie bukan sekadar untuk hiburan semata- mata, tetapi turut mempunyai mesej yang berguna kepada kehidupan dalam masyarakat kita sekarang ini. Mesej pertama yang ingin disampaikan dalam lagu ini ialah ingatan kepada masyarakat supaya jangan terlalu bertindak mengikut hawa nafsu. Ini kerana, sepandai- pandai tupai melompat akan jatuh ketanha juga, memberi makna selicik-licik mana pun orang yang melakukan perkara yang bermoral akhirnya akan diketahui juga. Sekiranya seseorang individu tersebut terlibat dalam gejala negatif seperti menyalahguna dadah, lumba haram, mencuri dan sebagainya akhirnya individu tersebut akan ditangkap jugak.Mesej seterusnya yang dapat dikenal pasti terdapat dalam lagu nie ialah tentang keagungan ciptaan Allah SWT. Menurut pencipta lagu, walau setinggi manapun ilmu yang ada pada seseorang individu yang bergelar manusia, tetapi manusia tidak mampu untuk mencipta seekor tupai. Oleh itu sebagai manusia kita dinasihatkan supaya jangan menganggap tupai sebagia musuh dan jangan terlalu teruja untuk membunuh tupai keranan tupai juga ciptan Allh SWT yang unik dan berhak untuk sama- sama menghuni alam ciptan Allah.

POSTED BY NAF ISAH  AT  7 :03 PM

PAKAIAN

Dalam persembahan dikir barat dahulu, sebenarnya tidak mempunyai pakaian tertentu

atau menarik untuk dipakai oleh juara, tukang karut mahupun awok-awok.Tetapi pada

Page 27: DIKIR BARAT

masa sekarang ini pakaian menjadi salah satu faktor penonton suka untuk menonton

persembahan dikir barat.

Kini biasanya Tukang Karut dan Juara akan memakai pakaian songget seperti pengantin

lelaki yang mahi menaikki pelamin. Kos untuk membuat pakain semasa berdikir agak

mahal kerana biasanya menggunakan songket asli. 

Bagi kumpulan dikir barat yang mahu menyertai pertandingan, pakaian yang cantik serta memukau menjadi pilihan, kerana markah turut diberikan untuk kesesuai berpakaian. Biasanya pakaian tradisional akan menarik perhatian juri memberi markah yang baik.

Pakaian Awok- Awok mesti seragam dan menarik. Walau tidak menggunakan bahan dari kain songket, tapi fesyen berpakaian Awok- Awok biasanya menyamai pahlawan- pahlawan dahulu.