perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id skripsi peranan .../peranan...jurusan pendidikan ilmu...

55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SKRIPSI PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PERUBAHAN TINGKAHLAKU ANAK BERPERILAKU MENYIMPANG DI SD NEGERI SOMOMORODUKUH 2 KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2010/2011 Oleh DWI SUPRIATNO K6403020 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: lamthu

Post on 04-Apr-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SKRIPSI

PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM

PERUBAHAN TINGKAHLAKU ANAK BERPERILAKU

MENYIMPANG DI SD NEGERI SOMOMORODUKUH 2

KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN

TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh

DWI SUPRIATNO

K6403020

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PERUBAHAN TINGKAHLAKU ANAK BERPERILAKU

MENYIMPANG DI SD NEGERI SOMOMORODUKUH 2 KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN

TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh

DWI SUPRIATNO

K6403020

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah di setujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan pembimbing

Pembimbing I

Drs. Hassan Suryono, M.Pd, S.H, M.H

NIP. 19560515 198503 1 002

Pembimbing II

Drs. Suyatno, M.Pd

NIP. 19470312 198003 1 001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang

Ketua : Dr.Triyanto, SH, M.Hum

Sekretaris : Moh. Muchtarom, S.Ag. M.sI

Anggota I : Drs.Hassan Suryono, SH, MH, M.Pd

Anggota II : Drs. Suyatno, M.Pd

Tanda Tangan

1 ....................

2 .....................

3 .....................

4 .....................

Disahkan Oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19621126 198103 1 002

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSRAK

Dwi Supriatno. PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAH LAKU ANAK BERPERILAKU MENYIMPANG DI SD NEGERI SOMOMORODUKUH 2 KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2O10/2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Apakah jenis-jenis perilaku menyimpang yang terjadi SD Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen 2) Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang siswa SD Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. 3) . Apakah Pendidikan Kewarganegaraan berperan dalam merubah tingkahlaku anak berperilaku menyimpang di SD Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen.

Penelitian ini menggunakan metode wawancara, metode angket dan metode observasi. Populasi penelitian adalah siswa SD Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen yang mengalami penyimpangan perilaku, sedangkan teknik sampling yang dipergunakan adalah Teknik Creterion Based Selection. Sedangkan untuk menentukan validitas datanya menggunakan validitas logis. Sehubungan penelitian ini adalah penelitian kualitatif maka analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif dan mengalir.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Ada beberapa jenis perilaku menyimpang yang di alami oleh anak-anak sampel penelitian antara lain: bandel, suka mengambil tanpa izin, suka menggangu teman, sering membolos, tidak bisa diam,dan suka berkelahi. Anak-anak berperilaku menyimpang tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kondisi ekonomi orang tua, tingkat pendidikan orang tua,perhatian orang tua dan hubungan sosial anak di sekolah, di rumah dan lingkungan. Untuk mengatasi penyimpangan perilaku tersebut dilakukan dengan pemberian Pendidikan Kewarganegaraan dengan porsi lebih. Dengan perlakuan pemberian Pendidikan Kewarganegaraan dengan porsi lebih anak- anak yang mengalami penyimpangan tingkah laku terjadi perubahan menuju kebaikan. Maka dapat disimpulkan Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran untuk merubah anak yang mengalami penyimpangan tingkah laku.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSRACT

Dwi Supriatno. ROLE OF EDUCATION TO CITIZENSHIP BEHAVIOUR CHANGES IN CHILDREN deviating behavior SOMOMORODUKUH 2 SD STATE DISTRICT SUB PLUPUH SRAGEN 2O10/2011 ACADEMIC YEAR.

The purpose of this study are to determine: 1) Are the types of deviant behavior that occurred Elementary District Somomorodukuh Plupuh, Sragen regency 2) What factors are causing the occurrence of deviant behavior of elementary school students Somomorodukuh 2 Sub Plupuh Sragen. 3). What is Citizenship Education plays a role in changing the behavior of the deviant behavior of children at primary school Somomorodukuh 2 Sub Plupuh Sragen.

This research used interviews, questionnaires and methods of observation methods. The study population were primary school students Somomorodukuh 2 Sub Plupuh Sragen Regency who experience deviant behavior, while the sampling technique used is Creterion Technique Based Selection. As for determining the validity of data using logical validity. In relation to this research is qualitative research, the analysis of data in this study using the technique of interactive analysis and flow.

Based on the results of this study concluded that: There are several types of deviant behavior that experienced by children of the study sample are: stubborn, likes to take without permission, like disturbing friends, often absent, can not be silent, and bellicosity. The children behave in deviant was caused by several factors, parents' economic condition, educational level of parents, parental and social relationships of children at school, at home and environment. To overcome the deviant behavior is done by granting citizenship education with more servings. With the treatment of Citizenship Education with more servings of children who experience behavioral deviation change for the better. Then it can be concluded Citizenship Education has a role to change the children who have behavioral irregularities.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-

orang yang beruntung” (Q.S. Al Imran : 104)

Imam adalah seorang pengatur dan pemelihara maka dia akan dimintai pertanggungjawaban atas pengaturan dan pemeliharaanya.

(HR Muslim)

Kebaikan adalah apa saja yang diridhoi oleh Allah, sedangkan keburukan adalah apa

saja yang dimurkai (dibenci) oleh Allah. (Taqiyuddin an-Nabhani)

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan Kepada : · Ayah dan Ibu tercinta · Kakak tersayang · Sahabat-sahabat yang baik · Kost Kere Ayem · PKn Angkatan 2003 · Almamater

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah,

rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan

skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul

dapat teratasi. Semoga amal kebaikan semua pihak yang membantu penyelesaian ini

mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya,

disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof.Dr. Furqon Hidayatulloh, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan UNS Surakarta, yang telah memberikan izin dalam penyusunan skripsi

ini.

2. Bapak Drs.Syaiful Bachri, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial FKIP UNS Surakarta, yang telah memberikan izin dalam penyusunan

skripsi ini.

3. Ketua Program Studi PPKn Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP

UNS Surakarta Dr. Sri Haryati, M. Pd, yang memberikan izin dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Pembimbing I, Drs. Hassan Suryono, S.H, M.Pd, M.H atas segala bimbingan dan

pengarahannya.

5. Pembimbing II, Drs Suyatno, M.Pd, atas segala bimbingan dan pengarahannya.

6. Bapak/Ibu dosen program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraanyang

telah memberikan bekal ilmu pemgetahuan.

7. Almamater PKn angkatan 2003 yang telah memberikan motivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini.

8. Keluarga di Batang yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

9. Teman seperjuangan Agung, Joko, Himawan, Iis, Agos, Danang, Supri, Ima

terima kasih untuk semangatnya.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

10. Kelurga besar kost Kere Ayem, Phoekil, Agoeng, Sindo, Amri, Yoga, Dika,

Meyer, Tengkyu tumpanganya.

11. Teman-teman terbaiku yang tidak bisa penulis tulis satu persatu, terima kasih

untuk dukungan dan kepercayaanya.

12. Berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung terselesaikannya skripsi ini.

Tiada sesuatu yang sempurna di dunia selain yang Maha Kuasa dan Maha

Sempurna. Untuk itu penulis sadari dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan,

tetapi diharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis

bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, April 2011

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv

ABSTRAK ............................................................................................................ v

ABSTRACT............................................................................................................ vi

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... viii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 4

B. Perumusan Masalah ................................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................. 6

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 6

1. Hakikat pendidikan Kewarganegaraan ............................................ 6

a. Pengertian pendidikan kewarganegaraan....................................... 6

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ........................................... 6

c. Standar Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan SD ............... 7

2. Tinjauan Tentang anak Berperilaku Menyimpang ........................... 8

a. Pengertian Tentang anak Berperilaku Menyimpang ..................... 8

b. Karakteristik Perilaku Menyimpang .............................................. 9

c. Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang ....................................... 11

d. Jenis-jenis Deviasi / Perilaku Menyimpang .................................. 14

e. Usaha Penanggulangan Perilaku Menyimpang ............................. 17

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

3. Pengertian peranan .............................................................................. 19

B. Kerangka Berpikir.................................................................................... 20

BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................................ 22

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian.................................................................. 22

B. Bentuk dan Srategi Penelitian ................................................................. 23

C. Sumber Data ............................................................................................. 24

D. Teknik Sampling ...................................................................................... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 26

F. Validitas Data ........................................................................................... 28

G. Analisis Data ............................................................................................ 29

H. Prosedur penelitian .................................................................................. 31

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi dan Lokasi Penelitian.............................................................. 33

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ......................................................... 34

C. Temuan Studi ........................................................................................... 37

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan............................................................................................... 39

B. Implikasi ................................................................................................... 39

C. Saran ......................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 41

LAMPIRAN ......................................................................................................... 43

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

halaman Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................. 23

Tabel 2. Daftar Jumlah Murid .......................................................................... 30

Table 3. Daftar guru SD Somomorodukuh 2 ................................................... 30

Tabel 4. Struktur Kurikulum SD Somomorodukuh 2 .................................. 31

Table 5. Jenis-jenis perilaku menyimpang SD Smomorodukuh 2.................. 32

Tabel 6. Jenis-jenis Perilaku Menyimpang Sampel Penelitian ....................... 33

Tabel 7. Materi Pendidikan Kewarganegaraan yang di berikan

dengan Porsi Lebih ............................................................................ 35

Tabel 8. Frekuensi Penyimpangan Sebelum Mendapat

Perlakuan dan Sesudah Mendapat Perlakuan ................................ 36

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran........................................................... 21

Gambar 2. Model Analisis Interaktif ............................................................... 31

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar pertanyaan ............................................................................ 43

Lampiran 2. Hasil Wawancara ............................................................................ 45

Lampiran 3. Trianggulasi Data ............................................................................ 59

Lampiran 4. Daftar Guru ..................................................................................... 61

Lampiran 5. Struktur Kurikulum ........................................................................ 62

Lampiran 6. Daftar Jumlah Murid....................................................................... 63

Lampiran 7. Jenis-jenis Perilaku Menyimpang.................................................. 64

Lampiran 8. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ................................ 65

Lampiran 9. Materi Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan

dengan Porsi Lebih ......................................................................... 70

Lampiran 10. Frekuensi Penyimpangan.............................................................. 71

Lampiran 11. Rencana persiapan mengajar untuk Mengatasi

Penyimpangan Perilaku .................................................................. 73

Lampiran 13. Surat Keputusan Dekan tentang Ijin Menyusun Skripsi............. 78

Lampiran 14. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 79

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan Nasional Indonesia adalah pembangunan yang

menyeluruh dalam semua aspek kehidupan baik di bidang fisik maupun non

fisik, termasuk dibidang pendidikan. Perwujudan pembangunan nasional

dibidang pendidikan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Di samping itu

pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia

dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, serta memberikan

kesempatan kepada para warganya untuk mengembangkan dirinya dalam semua

bidang. Oleh karenannya dalam upaya mengemban dan melaksanakan tujuan

nasional di bidang pendidikan itu sangat diperlukan peningkatan dan

penyempurnaan pendidikan nasional.

Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa ”setiap warga

negara berhak mendapatkan pendidikan” dan ayat (3) menegaskan bahwa

”pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan

nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta aklak mulia dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Selanjutnya berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Pasal 37 Ayat: (1) Kurikulum pendidikan dasar dan

menengah wajib memuat :a) Pendidikan Agama, b) Pendidikan

Kewarganegaraan c). Bahasa d). Matematika e).Ilmu Pengetahuan Alam f) Ilmu

Pemgetahuan Sosial g).Pendidikan Jasmani dan Olah raga ketrampilan

/kejuruan h) Muatan lokal. (2) Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:

a)Pendidikan agama;b) Pendidikan kewarganegaraan;dan c) Bahasa. (3)

kententuan mengenaikurikulum yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat(2) di atur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

1

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Usaha peningkatkan pelayanan pendidikan pada pendidikan dasar,

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan dasar moral dari semua mata pelajaran

yang ada. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan

sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral

yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Dalam membentuk sikap pribadi

anak Pendidikan Kewarganegaraan memegang peranan yang sangat penting,

terutama dalam pembentukan perilaku siswa yang menuju arah kebaikan.

Pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar para lulusannya diharapkan

mempunyai kompetensi dalam bidang kewarganegaraan antara lain, yaitu:

1. Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan

2. Memahami dan menerapkan hidup rukun dirumah dan sekolah

3. Memahami kewajiban sebagai warga dalam keluarga dan sekolah

4. Memahami hidup tertib dan gotong royong

5. Menampilkan sikap cinta lingkungan dan demokratis

6. Menampilkan perilaku jujur, disiplin, senang bekerja dan anti korupsi

dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai pancasila

7. Memahami sistem pemerintahan baik pada tingkat daerah maupun pusat

8. Memahami makna keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

dengan kepatuhan terhadap Undang-undang, peraturan, kebiasaan, adat

istiadat dan menghargai keputusan bersama.

9. Memahami dan menghargai makna nilai-nilai perjuangan bangsa

Indonesia

10. Memahami hubungan Indonesia dengan negara dan politik luar negeri.

Akan tetapi di sekolah-sekolah umum banyak ditemukan perbedaan

induvidu siswa dengan berbagai macam perilakunya. Banyak ditemukan

perilaku anak yang melanggar atau bertentangan dengan aturan-aturan normatif,

misalnya anak yang suka menggangu temannya, tidak bisa diam kalau di beri

pelajaran, suka mencuri barang milik teman sekelas, suka membuat gaduh, suka

melanggar aturan dan membikin permasalahan. Sikap-sikap seperti itulah yeng

disebut perilaku menyimpang. Menurut Cohen (1969) yang di kutip oleh

Saparinah Sadli perilaku menyimpang adalah tingkah laku yang melanggar, atau

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

bertentangan, atau menyimpang dari aturan normatif, dari pengertian normatif

maupun dari harapan-harapan lingkungan yang bersangkutan.

Perilaku menyimpang ada tiga kerakteristik yang saling terkait dan

banyak dijumpai pada anak-anak, yaitu hiperaktivitas, distrakbilitas dan

impulsivitas. Hiperaktif bergerak terlalu banyak, anak distrakbel tidak dapat

memperhatikan secara wajar, dan anak impulsif suka bertindak tanpa banyak

pertimbangan.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ternyata di sekolah-sekolah umum

banyak terdapat anak-anak yang mengalami penyimpangan tingkah laku. Begitu

pula yang terjadi di SD Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh,

Kabupaten Sragen yang dipakai penulis untuk obyek penelitian, di sekolah

tersebut ada beberapa anak yang berperilaku menyimpang.

Dengan melihat kenyataan yang ada di Sekolah Dasar sangat tepat

apabila Pendidikan Kewarganegaraan diberikan dengan porsi yang lebih, dengan

tujuan untuk merubah pola tingkah laku anak-anak yang mengalami

penyimpangan tingkah laku. Dalam Pendidikan Kewarganegaraan ditanamkan

nilai-nilai moral di dalam diri siswa, memberikan motivasi kepada siswa untuk

berperilaku sesuai dengan norma yang ada.

Oleh karena itu dengan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan

dapat merubah tingkah laku anak yang berperilaku menyimpang dengan cara

pemberian pelayanan yang tepat, pola pengajaran yang menarik bagi anak serta

memberikan motivasi-motivasi yang menyentuh perasaan anak sehingga sikap-

sikap anak yang mempunyai perilaku menyampang dapat teratasi dengan baik,

sebab anak-anak tersebut tidak mendapatkan perhatian dari guru atau orang tua

dapat meyebabkan kenakalan pada anak.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis mengambil judul

penelitian : ”Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perubahan Tingkah

Laku Anak Berperilaku Menyimpang di Sekolah Dasar Negeri Somomorodukuh

2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2010/2011”.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas muncul

permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah jenis-jenis perilaku menyimpang yang terjadi di SD

Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen?

2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku

menyimpang siswa di SD Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh

Kabupaten Sragen?

3. Bagaimana peranan Pendidikan Kewarganegaraan dalam merubah

tingkah laku anak berperilaku menyimpang di SD Somomorodukuh 2

Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen?

C. Tujuan Penelitian

Adanya penelitian yang jelas akan dapat mempermudah penelitian

dalam mencapai sasaran dan maksud penelitian, maka dalam hal ini peneliti

bermaksud untuk mencapai tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui jenis-jenis perilaku menyimpang di SD

Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan

perilaku menyimpang siswa di SD Somomorodukuh 2 kecamatan Plupuh

Kabupaten Sragen

3. Untuk mengetahui peranan Pendidikan Kewarganegaraan terhadap

perubahan tingkah laku anak di SD Somomorodukuh 2 Kecamatan

Plupuh Kabupaten Sragen.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teorites

maupun praktis yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat teorites

a Menambah khasanah dan pekembangan ilmu pengetahuan pada

umumnya serta memberikan masukan bagi bidang kewarganegaraan

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

khususnya mengenai peranan pendidikan kewarganegaraan dalam

perubahan tingkah laku anak yang menyimpang, mengingat anak

sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa.

b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya untuk mengembangkan

pemikiran serta untuk meningkatkan pelayanan pendidikan terhadap

anak yang berperilaku menyimpang

2. Manfaat praktis

a. Memberikan masukan bagi SD Negeri umum dan memberi layanan

pendidikan bagi anak yang berperilaku menyimpang.

b. Sebagai masukan bagi guru dalam melayani anak yang berprilaku

menyimpang melalui Pendidikan Kewarganegaraan.

c. Sebagai masukan bagi orang tua agar dapat melayani anaknya yang

berperilaku menyimpang.

d. Bagi siswa, dengan pendidikan kewarganegaraan diharapka dapat

merubah tingkah lakunya menuju kebaikan.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan dalam pendidikan sangatlah perlu

diberikan kepada siswa yang menempuh suatu jenjang pendidikan baik SD,

SMP, SMA, maupun perguruan tinggi karena pendidikan kewarganegaraan

memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan moral dan budi

pekerti seseorangdalam kehidupan bernegara seperti yang diungkapkan oleh

“Sumarsono (2002:3) bahwa ”pendidikan kewarganegaraan adalah dimaksudkan agar warga negara memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air berdasarkan pancasila. Semua ini diperlukan demi tetap utuh dan tegaknya NKRI”.

PKN atau Civic Education adalah program pendidikan/ pembelajaran

yang secara programatik prosedural berupaya memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan (civilizing) serta memberdayakan (empowering) manusia atau

anak didik (diri dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik

sebagaimana tuntutan keharusan atau yuridis konstitusional bangsa atau negara

yang bersangkutan. (www.e-dukasi.net/mol/mo)

Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran

berdasrkan jurnal internasional menurut pendapat Lavison (2007) mengatakan

bahwa “civic education it self also developed the ability to be intellectual

abilility and personality ability in politics, law, philosophy and culture and the

melitarristic, objective and scientivic to be the good citizenship as the

student”.(http://www.wikipedia.com) Artinya , pendidikan dengan sendirinya

juga dikembangkan menjadi kemampuan kepribadian dan kemampuan

intelektual dalam bidang politik, hokum, filsafat dan budaya yang bersifat

militeristik objektif dan ilmiah untuk menjadi warganegara yang baik sebagai

seorang siswa.

6

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Maka dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan kewarganegaraan adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk

mendidik warga negara agar menjadi warga negara yang memiliki rasa

kebangsaan dan cinta tanah air, yang berpartisipasi dalam rangka membangun

pendidikan yang baik

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Mata pelajaran Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewaganegaraan

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

tegas dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti

korupsi

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-kerakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup

bersama dengan bangsa-bangsa lainya

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsungatau tidak langsung dengan memanfaatkan informasi dan

komonikasp

c. Standar Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan SD

Adapun yang menjadi kompetensi pendidikan kewarganegaraan untuk

SD yaitu:

Kelas 1, Semester 1

1. Menerapkan hidup dalam perbedaan

2. Membiasakan tertip di rumah dan sekolah

Kelas 1, Semester 2

1. Menerapkan hak anak di rumah dan di sekolah

2. Menerapkan kewajiban anak di rumah dan sekolah

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Kelas II, Semester 1

1. Membiasakan hidup gotong royong

2. Menampilkan sikap cinta lingkungan

Kelas II, Semester 2

1. Menampilkan sikap demokratis

2. Menampilkan nilai-nilai pancasila

Kelas III, Semester 1

1. Mengamalkan makna sumpah pemuda

2. Mengamalkan norma yang berlaku di masyarakat

Kelas III, Semester 2

1. Memiliki harga diri sebagai induvidu

2. Mememiliki kebanggaan sebagai bangsa indonesia

Kelas IV, Semester 1

1. Memahami pemeritah desa dan pemerintah kecamatan

2. Memahami sistem pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi

Kelas IV, Semester 2

1. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat

2. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkunganya

Kelas V, Semester 1

1. Memahami pentingnya keutuhan NKRI

2. Memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah

Kelas V, Semester 2

1. Memahami kebebasan berorganisasi

2. Menghargai keputusan bersama

Kelas VI, Semester 1

1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai

Dasar Negara

2. Memahami system pemerintahan Republik Indonesia

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Kelas VI, Semester 2

1. Memahami Peran Indonesia dalam lingkungan negara-negara di Asia

Tenggara

2. Memahami peranan politik luar negeri Indonesia dalam era globalasasi

2. Tinjauan Tentang Anak Berperilaku Menyimpang

a. Pengertian tentang perilaku menyimpang

Penyimpangan merupakan semua tingkah laku yang sakit secara

sosial, sulit diatur dan ditertibkan sebab para pelakunya memakai cara

pemecahan sendiri yang nonkonvensional, tidak umum, luar biasa atau abnormal

sifatnya. Karena itu deviasi tersebut dapat mengganggu dan merugikan subyek

pelaku sendiri atau masyarakat lain. Deviasi tingkah laku ini juga merupakan

gejala yang menyimpang dari tendensi sentral,atau menyimpang dari ciri-ciri

umum rakyat kebanyakan.

Perilaku menyimpang secara sosial juga dapat disebut sebagai

diferensiasi sosial, karena terdapat diferensiasi atau perbedaan yang jelas dalam

tingkah-lakunya, yang berbeda dengan ciri-ciri karakteristik umum, dan

bertentangan dengan hukum, atau melanggar peraturan formal.

”Sesuatu perbuatan itu di sebut menyimpang apabila perbuatan-

perbuatan tersebut bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam

masyarakat dimana ia hidup, suatu perbuatan yang anti sosial dimana di

dalamnya terkandung unsur-unsur anti normatif” Simanjuntak (1981:104)

Sedangkan menurut Cohen, 1969 dalam Saparinah Sadli,. Perilaku

menyimpang adalah tingkah laku yang melanggar atau bertentangan, atau

menyimpang dari aturan-aturan normatif, dari pengertian normatif maupun

harapan-harapan lingkungan sosial yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

perilaku menyimpang adalah bertingkah laku melanggar aturan-aturan normatif

dan kurang sesuai dengan kondisi lingkunganya.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b. Karakteristik Perilaku Menyimpang

Ada tiga karakteristik anak berperilaku menyimpang yang

diperkenalkan pada tahun 1940 oleh Heinz Werner dan Alfred Astrauss dalam

buku ”tuna laras” oleh Salcha Haltras (1995)yaitu hiperaktivitas, distrakbilitas,

dan impulsifitas

A. Hiperaktivitas

Anak-anak yang menunjukkan gerak secara berlebihan, gejala-gejala

hiperaktif :

a) Lari berkeliaran

b) Sulit untuk duduk diam

c) Terlalu banyak gerak

d) Terlalu banyak gerak waktu tidur

B. Distrakbilitas

Anak-anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian, gejala-

gejala distrakbilitas :

a) Sering tidak dapat menyelesaikan pekerjaan yang dimulainya

b) Sering tampak tidak mendengarkan

c) Mudah tertarik/terganggu perhatianya

d) Sulit memusatkan perhatian pada tugas atau pekerjaan yang memerlukan

perhatian besar

C. Impulsifitas

Anak-anak yang suka bertindak tanpa banyak pertimbangan, gejala-

gejala impulsifitas :

a) Sering bertindak tanpa berfikir

b) Cepat berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lain

c) Sulit mengatur pekerjaan

d) Memerlukan banyak pengawasan

e) Sering berteriak di kelas

f) Tidak sabar menunggu giliran dalam kegiata-kegiatan kelompok

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Dalam buku pegangan kuliah Kriminologi dan Patologi Sosial oleh

Salcha Hatrasy (1995 :82-83 ) menyebutkan ciri-ciri tingkah laku yang

menyimpang itu bisa dibedakan dengan tegas yaitu :

a) Deviasi lahiriah, yang bisa kita amati dengan jelas. Aspek ini bisa dibagi dalam dua kelompok, yaitu berupa : 1) Deviasi lahiriah yang verbal dalam bentuk kata-kata maki-makian

slang (logat, bahasa populer), kata kotor tidak senonoh dan cabul, kriminal, ungkapan-ungkapan sandi, dan lain-lain. Misalnya penamaan ”babi” untuk pegawai negeri atau orang pemerintahan, ”singa” untuk tentara, ”srigala” untuk polisi, ”kelinci” untuk orang-orang yang bisa dijadikan mangsa (dirampok atau dicopet, di garong) dan seterusnya.

2) Deviasi lahiriah yang non verbal, yaitu semua tingkah laku yang non verbal yang nyata kelihatanya.

b) Aspek-aspek yang tersembunyi. Khususnya mencakup sikap-sikap hidup emosi-emosi, sentimen-sentimen, dan motivasi-motivasi yang mengembangkan tingkah laku menyimpang. Yaitu mens rea (pikiran yang paling dalam yang tersembunyi);atau berupa itikad kriminal dibalik semua aksi-aksi kejahatan dan tingkah laku menyimpang. Lagipula ,hendaknya selalu di ingat , bahwa sebagian besar dari tingkah laku penyimpangan misalnya kejahatan, pelacuran, kecanduan narkotika, dan lain-lain itu tersamar dan tersembunyi sifatnya, tidak kentara atau bahkan tidak bisa diamati. Tingkah laku yang tampak itu bahkan semisal puncak kecil dari sebuah gunung es raksasa yang tampak mengapung di permukaan laut, sedang bagian terbesar gunung itu sendiri tersembunyi di balik permukaan air.

c. Faktor Penyebab Perilaku Menyinpang

1) Faktor dalam Keluarga

Beberapa faktor dalam keluarga, misalnya jumlah anak, urutan

kelahiran, stabilitas, pekerjaan ibu, ada atau tidaknya ayah, hadirnya orang tua

tiri, adanya anggota lain dalam keluarga,psikopatologi orang tua,teknik

pengendalian oleh orang tua, hubungan perkawinan,dominasi oleh bapak atau

ibu,kepribadian dan sikap ”kebapaan dan keibuan”, atau pembagian tugas dalam

keluarga, memang diduga berpengaruh terhadap pola dan perkembangan

perilaku anak. Tetapi hasil penelitian seperti yang dilakukan Biller dan David,

Clausen, Herzog dan Sudia, Rutter, Yarrow, Becher, Bell dalam Kuaffman yang

dikutip oleh Salcha Hatrasy (1995:62) menyatakan bahwa ”faktor-faktor

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

tersebut di atas secara sendiri-sendiri belum cukup menjadi penyebab

munculnya perilaku menyimpang”. Berbagai faktor tadi baru menjadi prediktif

atas perkembangan atau perilaku anak setelah secara kompleks saling

berinteraksi dan juga berinteraksi dengan faktor lain, seperti kondisi sosial

ekonomi,kesukuan,usia, jenis kelamin dan karakteristik temperamen anak.

Ada beberapa faktor yang rawan terhadap timbulnya ketunalarasan,

seperti perceraian, tidak adanya ayah di rumah, hubungan dalam keluarga yang

tegang, saling bermusuhan, dan kondisi-kondisi sosial ekonomi yang rendah.

Jika faktor-faktor ini muncul bersamaandengan faktor lain yang juga rawan,

seperti kemiskinan , sikap orang tua yang suka bertengkar, penyakit yang

memerlukan perawatan di rumah sakit, akibat yang di timbulkanya bukan hanya

bertambah, tetapi berlipat ganda.

Ada dua model sebenarnya saling melengkapi mengenai proses

pengaruh faktor keluarga terhadap munculnya perilaku menyimpang, yaitu

model belajar (learning model) dan model interaksssi transaksional

(interaktional-transaktional) (Kauffman yang diutip oleh Salcha Hatrasy,

1995:63).

Menurut model belajar kedua tersebut di atas semua jenis perilaku,

baik positif maupun negatif, pada dasarnya merupakan hasil proses belajar, dan

ada beberapa unsur yang mendorong atau menghabat proses belajar, seperti

hadiah, hukuman dan proses observasi (misalnya modeling, imitasi), jenis

perilaku yang mendapat atau mendatangkan imbalan akan bertahan, apakah

perilaku itu menyimpang atau tidak, atau apakah pemberian imbalan itu

disengaja atau tidak. Dengan demikian, menuruti anak setelah anak menangis

dan marah-marah sebenarnya sama dengan memberi hadiah, memberi perhatian

dengan mencaci anak waktu memukul anak tetapi tidak pernah menasehati di

luar itu sebenarnya mendorong perilaku agresif, atau tidak memberi contoh

keberhasilan akademik tetapi juga tidak memberi imbalan setiap anak

menunjukkan prestasi sebenarnya tidak mendorong anak untuk berprestasi.

Hipotesa intervensi yang di angkat dari model belajar ialah bila interaksi dalam

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

keluarga dapat ditata kembali sehingga imbalan diberikan kepada setiap

perilaku yang baik (adaktif).

Hasil penelitian memang menunjukkan bahwa berbagai teknik

pemberian imbalan dan dorongan dapat dipakai untuk mengubah anak tuna

laras. Namun demikian, Ross, dkk. Kauffman (Salcha Hatasy, 1995:63)

menduga bahwa telah terjadi kesalahan dalam menarik kesimppulan. Dengan

faktor bahwa pola pemberian dorongan positif yang sesuai dapat mengurangi

perilaku negatif, tidak secara mutlak bahwa perilaku tersebut disebabkan oleh

pola pemberian dorongan yang keliru. Hal ini dianalogikan dengan pengobatan.

Penisilin dapat menyembuhkan sakit kerongkongan, tetapi tidak berarti bahwa

saki kerongkongan disebabkan oleh kekurangan penopisilin. Beberapa kasus

memperkuat sanggahan Ross ini. Dengan kasus anak autistik, misalnya

kesimpulan dari hasi belajar adalah bahwa jenis kelainan ini disebabkan oleh

sikap orang tua yang tidak sadar mendorong perilaku ini dan sedikit imbalan

diberikan untuk perilaku positif. Padahal autistik disebabkan oleh beberapa

faktor yang mungkin juga menyangkut aspek biomedis atau koknitif.

Kesimpulan model belajar mempunyai data yang banyak mengenai

cara keluarga dapat mengendalikan anak tunalaras dengan menggunakan prinsip

belajar sosial, tetapi tidak cukup bukti bagaimana faktor keluarga menyebabkan

munculnya ketunalarasan.

2) Pola Interaksi dalam Keluarga Anak Tunalaras

Selama ini, hasil penelitian dalam keluarga yang diduga menjadi

penyebab ketunalarasan tidak konklusif bahkan bertentangan satu dengan yang

lainnya. Ada beberapa sebab, antara lain pola hubungan keluarga yang memang

sangat kompleks, jenis variabel yang sangat banyak (misalnya kondisi sosial,

ekonomi, jenis kelamin, umur, komposisi dan besarnya keluarga), kelemahan

dalam pengukuran variabel. Dalam hal pengukuran variabel, teknik yang dipakai

bervariasi untuk setiap penelitian, variabel yang diukur mungkin bukan variabel

yang penting, bentuk-bentuk laporan subjektif banyak dipakai, semua ini tidak

memungkinkan untuk mengadakan perbandingan. Satu perkembangan baru

dalam penelitian tentang hubungan antara orang tua dan adalah mulai dilihatnya

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

hubungan antara ayah dengan anak yang semula diabaikan (Kauffman dikutip

Salca Hatrasy, 1995 : 65).

Hasil penelitian dengan menggunakan observasi langsung dan

pengukuran perilaku anak dan orang tua yang dilakukan oleh patterson,

Fleischman, Reid, Jones, dan Conger (Kauffman dikutip Salcha Hatrasy, 1995 :

65 ) ”Menunjukkan pola interaksi yang berbeda dalam keluarga antara yang

mempunyai anak tunalaras dengan yang tidak”. Pada keluarga dengan anak

agresif, interaksi dalam keluarga ditandai dengan saling bertukar perilaku keras

dan tidak ramah, orang tua banyak menggunakan teknik-teknik yang

menyakitkan (memukul, berterik, mengancam) dan anak juga banyak

menunjukkan perilaku yang menyakitkan dan membuat marah orang tua.

Tidak mencari negative reinforvement ini justru semakin

meningkatkan perilaku tidak wajar dalam keluarga.

Hasil penelitian oleh Martin, Moore, Athur, Wills, Swanson, dan

Walker (Kauffman dikutip Salcha Hatrasy, 1995 : 65) juga menunjukan bahwa

”pola interaksi pada keluarga dengan anak agresif juga ditandai dengan konflik

keluarga, sikap orang tua yang tidak konsisten, sikap tidak sejalan, dan sikap

keras antara orang tua dan anak”. Perilaku menyimpang akan semakin menjadi-

jadi sebagai respon terhadap hukuman dari orang tuanya.

Untungnya, orang tua ternyata dapat dilatih untuk mengendalikan cara

merespons perilaku anaknya untuk mengurangi perilaku agresif, misalnya hanya

memberi perintah sekali, memberi pujian, dan dengan menggunakan time out

jika terjadi pelanggaran oleh anak.

Beberapa peneliti seperti Etzel, Fewits, Hart, Akllen, Buell, Harris,

Wolf, Williams, Risley, Mess, dan Baer (Kauffman dikutip Salcha Hatrasy,

1995 : 66) ”memusatkan penelitiannya pada pola asuh tertentu, yaitu menangani

anak menangis”. Menangis memang merupakan perilaku normal pada setiap

anak, tetapi jika perilaku ini dilakukan secara berlebihan dan berlanjut sampai

anak tumbuh, ini merupakan gejala tisak wajar. Hasil penelitian mereka

menunjukkan bahwa apabila orang tua memberi perhatian pada tangis anak atau

bahkan menuruti keinginannya, frekuensi tangis akan meningkat, tetapi jika

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

tangis anak diabaikan, atau dihukum, frekuensi menangis menjadi berkurang,

apalagi apabila juga diberikan imbalan bagi perilaku positif non menangis.

Implikasinya jangan diberi perhatian pada waktu anak menangis, tetapi sering

beri perhatian pada waktu anak tidak menangis.

Kesimpulannya, orang tua tidak perlu khawatir bahwa perilaku yang

sensitif dan halus akan memanjakan bayi, termasuk pada waktu anak menangis

karen takut, sakit, atau tidak enak, atau tangis bayi. Tetapi tangis cenggeng atau

marah-marah tidak boleh diampuni pada usia berapapun, dan ini perlu ditanyai

dengan tidak memberi perhatiaan.

d. Jenis-jenis Deviasi/ Perilaku menyimpang

Deviasi atau penyimpangan tingkah laku itu sifatnya bisa

tunggal,misalnya hanya kriminal saja dan tidak alkoholik atau mencandu bahan-

bahan narkotik. Namun bisa jamak sifatnya, misalnya wanita tuna susila

sekaligus juga kriminil. Jadi ada kombinasi dari beberapa tingkah laku

menyimpang.

Menurut Salcha Hatrasy (1995:84) deviasi dapat dibedakan dalam tiga

kelompok yaitu:

a) Individu-individu dengan tingkah laku menyimpang yang menjadi

masalah merugikan dan desdruktif bagi orang lain, akan tetapi tidak

merugikan diri sendiri

b) Individu-individu dengan tingkah laku menyimpang yang menjadi

masalah bagi diri sendiri, akan tetapi tidak merugikan orang lain,dan

c) Individu-individu dengan deviasi tingkah laku yang menjadi masalah

bagi diri sendiri dan orang lain.

Yang jelas, deviasi tingkah laku itu pernah berlangsung dalam isolasi,

tidak berlangsung sui generis (unik khas satu-satunya dalam jenisnya) dan dalam

keadaan vakum. Akan tetapi selalu berlangsung dalam satu konteks sosio-

kultural dan antar personal. Jadi, sifatnya bisa organismis atau fisiologis, juga

bisa psikis, interpersonal, antar-personal dan kultural. Sehubungan dengan

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dengan lingkungan sosio-kultural ini, deviasi tingkah laku ini dapat dibagikan

menjadi (1) deviasi induvidual, (2) deviasi situsional, (3) deviasi sistematik.

1) Deviasi Induvidual

Beberapa deviasi merupakan gejala personal, pribadi dan induvidual, sebab

ditimbulkan oleh ciri-ciri yang khas unik dari induvidu itu sendiri. Yaitu

berasal dari anomali-anomali (penyimpangan dari hukum, kelainan-

kelainan), variasi-variasi biologis, dan kelainan-kelainan psikis tertentu,

yang sifatnya herediter ada sejak lahir. Kelainan ciri tingkah laku bisa jga

disebabkan oleh penyakit dan kecelakaan. Jika tidak ada deferensiasi

biologis, maka deviasi-deviasi itu pastilah disebabkan oleh pengaruh sosial

dan kultural, yang membatasi dan merusak kualitas-kualitas psiko-fisik

induvidu.

Deviasi jenis ini seringkali sifatnya simpotamik , yaitu disebabkan oleh

konflik-konflik intrapsikis yang kronis yang sangat dalam, atau berasal dari

konflik-konflik yang ditimbulkan oleh identifikasi-identifikasi yang

kontroversal bertentangan satu sama lain. Konflik-konflik semacam ini

mengakibatkan keterbelahan pribadi,orangnya menjadi kacau, dan

kepribadianya tidak terintegrasi dengan baik.

Dimasukkan dalam kelompok deviasi induvidual ini antara lain : anak-anak

luar biasa, penemu-penemu, genius-genius, fanatisi (orang-orang yang

sangat fanatik), idiot savant atau genius-genius yang bersifat idiot dan tidak

berperikemanusiaan, dan induvidu-induvidu yang psikotis. Pribadi-pribadi

yang sedemikian ini pada dasarnya sudah memiliki predisposisi-predisposisi

dan kecenderungan-kecenderungan yang menyimpang, baik secara biolgis

maupun psikis, yang kemudian diperhebat oleh rangsangan sosial dan

stimuli (stimulus= rangsangan) kultural dari lingkungan hidupnya.

2) Deviasi Situasional

Deviasi jenis ini disebabkan oleh pengaruh bermacam-macam kekuatan

situasional atau sosial di luar induvidu, atau oleh pengaruh situasi dalam

mana pribadi yang bersangkutan menjadi bagian integraj daripadanya.

Situasi tadi memberikan pengaruh yang memaksa, sehingga induvidu

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

tersebut terpaksa harus melanggar peraturan dan norma-norma umum atau

hukum formal. Jika anak-istri hampir-hampir mati kelaparan, dan tidak ada

jalan lain untuk mendapatkan bahan makanan kecuali dengan cara mencuri,

sehingga pria yang bersangkutan terpaksa harus mencuri, maka jadilah ia

seorang penjahat situasional. Dan deviasinya bersifat situasional.

Ringkasnya, induvidu-induvidu atau kelompok tertentu bisa

mengembangkan tingkah laku menyimpang dari norma-norma susila atau

hukum, sebagai produk dari tranformasi-tranformasi psikologis yang

dipaksakan oleh situasi dan kondisi lingkungan sosialnya.

Maka, situasi yang eksternal itu memberikan limitasi, tekanan-tekanan serta

paksaan-paksaan tertentu,dan mengalahkan faktor-faktor internal(pikiran,

pertimbangan akal, hati nurani),sehingga memunculkan deviasi situsional

tadi. Maka ruang dan waktu itu merupakan dimensi-dimensi pokok dari

situasi sosial, yang memberikan pengaruh menekan-memeksa kepada

induvidu. Sampai berapa besar pengaruh menekan-memaksa,dapat kita

ketahui apabila induvidu yang menyimpang itu dipindahkan dalam situasi

lain. Akan lenyaplah pola-pola devisi tersebut setelah situasi sosialnya

dirubah secara drastis.

Khususnya, situasi sosial atau sosio-kultural yang repetitif selalu berulang-

ulang dan terus-menerus,akan mengkadisionir dan memperkuat deviasi-

deviasi, sehingga kumulatif (bertimbun, bertumpuk) sifatnya. Seviasi

kumulatif seperti ini bisa menjelma menjadi disorganisasi sosial atau

disintegrasi sosial khusunya apabila deviasi ini pada bagian terbesar dari

populasi atau anggota masyarakat pada umumnya. Peristiwa ini disebut pula

sebagai deviasi kumulatif contoh yang mencolok dari deviasi kumulatif ini

ialah korupsi.

Pada umumnya deviasi situasional yang komulatif itu merupakan produk

dari konflik kultural, yaitu merupakan produk dari periode-periode dengan

banyak konflik sosial. Konflik budaya/ kultural ini dapat diartikan sebagai :

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

a. Konflik antara induvidu dengan masyarakat

b. Konflik antara nilai-nilai dan praktek-praktek dari dua atau lebih

kelompok-kelompok sosial,

c. Konflik-konflik introjektif yang berlangsung dalam diri seorang, yang

hidup dalam lingkungan sosial penuh dengan nilai dan norma-norma

yang bertentangan.

3) Deviasi Sistematik

Deviasi sistematik itu pada hakikatnya adalah satu subkultur, atau satu

sistem tingkah laku yang disertai : organisasi sosial khusus, status formal,

peranan-peranan, nilai-nilai, rasa kebanggaan, norma dan moral tertentuyang

semuanya berbeda dengan situasi umum. Segala pikiran dan dan perbuatan

yang menyimpang dari norma umum, kemudian dirasionalisir atau

dibenarkan oleh semua anggota kelompok dengan pola yang menyimpang

itu. Sehingga penyimpangan tingkah laku / deviasi itu berubah menjadi

deviasi yang terorganisir atau deviasi sistematik. Pada umumnya kelompok-

kelompok deviasi itu mempunyai peraturan-peraturan yang sangat ketat,

sangsi dan hukum-hukum yang sangat berat yang diperlukan untuk bisa

menegakkan konformitas dan kepatuhan anggota-anggotanya.

d. Usaha Penanggulangan Perilaku Menyimpang

Penanggulangan penyimpangan sangatlah komplek . Dari sekian luas

penanggulangan yang dapat dilakukan dapat dilakukan dapat dikelompokkan

usaha-usaha penanggulangan, yaitu :

1. Pencegahan (preventif)

a) Usaha pencegahan yang bersifat umum berupa pendidikan pranata

kepada ibu, pemberian agama-mental kepada anak,memberikan

pendidikan yang bersifat peningkatan ketrampilandan peningkatan

kecerdasan dalam lingkungan keluarga. Disamping itu tidak kurang

peranan masyarakat sehingga pemimpin yang merupakan tokoh

hendaknya memperlihatkan tingkah laku terpuji. Dalam kaitan ini

kiranya pemilihan materi suguhan dari lembaga TV, mass media perlu

terintegrasi untuk menghindari perilaku menyimpang. Lingkungan yang

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

formal bertugas menanamkan nilai-nilai ialah lembaga sekolah.

Walaupun waktu remaja relatif kecil di lingkungan tapi pengaruhnya

cukup banyak, malahan dapat menetralisirtingkah laku menyimpang

yang di lakukan di masyarakat.

b) Usaha perbaikan lingkungan serta kondisi sosial ke arah kondisi yang

membantu terciptanya pertumbuhan anak yang sehat psikis dan psihis.

Hal ini menyangkut perbaikan keluarga,sekolah, masyarakat. Namun

pun kita akui bahwa tidak semua pengaruh dari lingkungan bersemi

dalam induvidu remaja, tetapi sangat tepat tindakan kita menghindari

daripada mengobati.

c) Usaha mengadakan sarana vital dalam menunjang pembinaan mental

(keluarga, sekolah, lingkungan) merupakan hal yang perlu mendapat

perhatian semua lapisan masyarakat terutama pemerintah. Pengadaan

sarana ini merupakan investasi yang sama mahalnya dengan investasi

mental, kalau tidak dapat dikatakan identik

d) Usaha yang bersifat khusus bertujuan menegakkan ketertiban umum.

Usaha seperti ini sebenarnya tidak akan timbul kalau sejak pagi hari kita

sudah berantisipasi. Usaha ini dapat berbentuk penyuluhan dan

bimbingan. Selain dari itu bagi yang menunjukkan frekuensi tingkah

laku menyimpamg diadakan pendidikan khusus.

2. Usaha Penindakan (represif)

Usaha represif ini bisa dihindari bila sejak dini hari sudah

mengadakan antisipasi. Tetapi pemerintah sering mendahulukan

kenaikan pendapatan-peningkatan pajak agar banyak uang untuk kas

negara. Baiklah ini dilakukan akan tetapi jangan lupa akan pembinaan

remaja. Sekali remaja jatuh ke lumpur, maka dia telah berlumpur. Oleh

karena itu tindakan represif seperti razia, pengusutan, pengembalian pada

keluarga, diajukan ke pengadilan sebaiknya dihindari sejak dini. Remaja

yang terkena jaring usaha represif akan merasa malu melihat kawan-

kawannya. Malahan kawannya berkemungkinan menghukum sehingga

dia merasa diasingkan

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3. Usaha khusus (rehabilitasi)

Biasanya usaha ini dilakukan setelah usaha represif dengan

mengingat perlu rehabilitasi. Bimbingan diberi baik pada anak, orang tua

pengasuh sehingga mereka memiliki kesamaan irama menangani.

Adapun usaha ini dapat berbentuk; reduksi dalam lembaga pendidikan

khusus remaja nakal, pengembalian kemasyarakat setelah mematangkan

sikap masyarakat menerima, penyaluran ke pendidikan, dan pengawasan.

3. Pengertian Peranan

Menurut W.J.S Poerwodarminto ( 1976 : 735 ) yang dimaksud peranan

adalah ”Sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan dalam

terjadinya hak/peristiwa”

Sedangkan peranan menurut Koentjaraningrat yang dikutip oleh

Soerjono Soekamto (1982:88) menyatakan bahwa " Adapun segala cara berlaku

dari induvidu-induvidu untuk memenuhi kewajiban dan untuk mendapatkan

hak-hak tadi merupakan aspek dinamis dari status atau kedudukan”.

Menurut Soerjono Soekamto (1990:221) peranan mencakup 3 hal yaitu: a) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

b) Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilaksanakan oleh induvidu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilakuan induvidu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka yang dimaksud peranan

adalah aspek dinamis yang berupa aktivitas pengembangan pembelajaran

pendidikan kewarganegaraan.

B. Kerangka Berpikir

Permasalahan anak berperilaku menyimpang adalah permasalahamn

yang umum yang pemecahannya memerlukan usaha. Fenomena perilaku

menyimpang pada anak di sekolah-sekolah merupakan kenyataan dalam

masyarakat bahwa masih banyak anak yang mengalami permasalahan.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Penyebab perilaku menyimpang pada anak dapat ditimbulkan melalui

dua faktor yaitu faktor dalam keluarga dan faktor pola interksi. Untuk

menanggulangi masalah tersebut memerlukan penanganan yang serius dan

berkelanjutan.

Dan salah satu alternatif untuk mengatasinya adalah dengan adanya

pendidikan kewarganegaraan dengan porsi lebih, sebab pendidikan

kewarganegaraan memiliki peran untuk mengarahkan pendidikan moral pada

anak yang diharapkan dapat diwujudkan dalan kehidupan sehari-hari. Dalam

upaya penanggulangan perilaku menyimpang anak ini dapat dapat dilakukan

dengan beberapa cara yaitu preventif, represif, maupun rehabilitasi.

Dalam hal ini maka di harapkan adanya peranan Pendidikan

Kewarganegaraan dengan porsi lebih dalam merubah tingkah laku anak yang

berperilaku menyimpang agar berubah menuju kearah yang lebih baik, supaya

dalam pergaulan dimana mereka berada dapat diterima lingkungannya.

Untuk lebih jelasnya keringka pemikiran dapat digambarkan dalam

bagan sebagai berikut:

Gambar 1. skema kerangka pemikiran

Anak

Faktor keluarga Faktor interaksi

Anak berperilaku menyimpang

PKn dengan persi lebih

Perubahan tingkah laku

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Kualitas dari suatu penelitian tidak tergantung oleh luas tidaknya

masalah dan besar kecilnya populasi tetapi ditentukan oleh ketajaman di dalam

menganalisa data atau permasalahannya. Sehingga perlu adanya suatu pembatasan

tempat penelitian yang jelas. Dalam penelitian kualitatif memandang

permasalahan yang ada secara menyeluruh dan terkait dengan yang lainnya.

Tempat penelitian merupakan suatu lokasi dimana penelitian akan dlakukan untuk

memperoleh data sesuai dengan permasalahan yang diajukan

Tempat yang akan dipakai dalam melaksanakan penelitian ini adalah di

SD Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. Penulis

memilih di tempat tersebut, dengan beberapa pertimbangan antara lain :

a. SD Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen

di anggap peneliti terdapat fenomena kenakalan anak yang dapat

diteliti .

b. SD Negeri Somomorodukuh merupakan salah satu Sekolah Dasar

yang dekat dengan dimana peneliti berdomisili, sehingga memudahkan

peneliti mengambil informan sebagai sumber data untuk mendapatkan

data yang diperlukan

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari pengajuan judul

sampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian dilakukan mulai dari bulan

April 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan

penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:

22

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

2010 2011

April Mei –

Juni

Juli -

Agst

sep Nov-

Des

Jan-

feb

Mart

-Apr

1 Pengajuan Judul

2 Penyusunan Proposal

3 Ijin Penelitian

4 Pengumpulan Data

5 Analisis Data

6 Penyusunan Laporan

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Berdasarkan tujuan yang dicapai dan jenis data yang diperlukan, maka

penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif

karena memaparkan obyek yang diteliti (orang, lembaga atau lainnya)

berdasarkan fakta aktual pada masa sekarang.

Menurut Lexy J. Moleong (2004:4) yang mengutip pendapat Bogdan

dan Taylor, penelitian kualitatif adalah sebagai berikut “Metodologi kualitatif

adalah prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Penelitian deskriptif menurut Sanapiah Faisal (2003 : 20) “Penelitian

yang dimaksudkan eksplorasi dan klarifikasi menurut sesuatu fenomena atau

kenyataan social dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variable yang berkenaan

dengan masalah dan unit yang diteliti”.

H.B. Sutopo (2002:41) mengemukakan bahwa ”Aktivitas manusia dan

organisasi yang ada merupakan kesengajaan lewat apa yang menurut mereka

sedang dicapai, maka struktur yang ada menurut konteksnya.”

Penelitian ini diperoleh dengan mempertimbangkan kesesuaian objek

studi, sehingga penggunaan metode penelitian dipilih secara mendalam agar

sesuai dengan metode tersebut yaitu menggunakan metode deskriptif.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Metode kualitatif tidak menggunakan metode statistik atau dengan cara

lain dari pengukuran. Metode ini lebih bersifat naturalistik yang lebih mampu

mengungkap hubungan wajar antara peneliti dengan responden dan keduanya

mempunyai pengaruh imbal balik. Sesuai dengan pendapat di atas, dalam

penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan metode deskriptif.

2. Strategi Penelitian

Strategi dapat diartikan cara atau siasat berdasar rencana yang cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran atau maksud tertentu. Oleh karena itu

strategi penelitian dapat dimaknai sebagai cara, metode, atau pendekatan yang

direncanakan secara cermat untuk menjawab permasalahan penelitian sehingga

tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

H.B. Sutopo (2002:42) menyebutkan “Penelitian terpancang yaitu

penelitian yang sudah menentukan focus penelitian berupa variable utamanya

yang akan dikaji berdasarkan pada tujuan dan minat penelitian di lapangan

studinya”.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian deskriptif ini dapat berupa manusia,

kejadian atau peristiwa dalam instansi yang bersangkutan, dokumen dan benda-

benda lain.

H.B. Sutopo (2002:50-54) menyatakan bahwa “Sumber data dalam

penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa dan aktivitas, tempat atau

lokasi, benda, beragam gambar dan rekaman, dokumen dan arsip”.

1. Sumber data primer

Merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari lapangan,

dalam hal ini berupa informasi dan keterangan korban yang pernah mengalami

perkara tindak pidana kekerasan yang dilakukan oleh massa, di Kecamatan Jebres

Surakarta. Sumber data primer antara lain pelaku demonstrasi, korban kekerasan,

kepolisian dan masyarakat Kecamatan Jebres.

2. Sumber data sekunder

Merupakan sumber data yang secara tidak langsung memberi keterangan

yang bersifat mendukung sumber data primer, termasuk bahan kepustakaan,

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

dokumen, arsip, literature, serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti. sumber data sekunder antara lain masyarakat setempat yang

bukan korban dari kekerasan dan kerusuhan.

D. Teknik Sampling

Maksud pengambilan sampel (tehnik sampling) menurut Lexy J. Moleong

(2001: 165) ada 2 :

Pertama untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunannya, kedua untuk menjadi informasi yang akan menjadi dasar rancangan dan teori yang muncul. Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi.

Penelitian kualitatif cenderung menggunakan teknik cuplikan yang bersifat

selektif dengan menggunakan perimbangan berdasarkan konsep teoritis yang

digunakan.

H. B. Sutopo (2002: 57) mengatakan bahwa “ Teknik cuplikan merupakan

suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian

yang mengarah pada seleksi”.

Penelitian kualitatif ini penulis mendapatkan jumlah dan kualitas data

yang diharapkan. Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik yang

disebut “ purposive sampling” dimana teknik ini dipandang lebih tepat dari

teknik-teknik yang lain karena untuk mengetahui atau mengumpulkan data yang

banyak peneliti mencari orang yang dipandang mengetahui lebih banyak tentang

data yang dibutuhkan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian dimaksud untuk

memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data

yang mendukung dan berkaitan dengan penelitian ini adalah:

1. Studi Lapangan

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung

pada lokasi penelitian dengan cara wawancara (interview) yaitu berupa tanya

jawab dengan responden, dalam hal ini adalah Siswa SD Negeri Somomorodukuh

2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. Guru SD Negeri Somomorodukuh SD

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. Orang tua

murid SD Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen.

2. Studi Kepustakaan

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan

peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen dari Kecamatan maupun

Kepolisian, buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, dan bahan

pustaka lainnya yang berkaitan dengan pembahasan penelitian.

F. Validitas Data

Validitas data adalah keabsahan data yang diperoleh didalam penelitian

atas suatu data yang diakui kebenarannya. Jadi dalam penelitian ini untuk

menjamin keabsahan data yang diperoleh, maka validitas datanya dapat dilakukan

berbagai cara, yaitu : trianggulasi, informan review, dan member chek.

1. Trianggulasi

Pengertian trianggulasi menurut Lexy J. Moleong (2004: 330)

berpendapat bahwa “Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan datanya

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk pengecekan atau sebagai

bahan pembanding terhadap data itu”.

Dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, H.B. Sutopo

(2002:78-82) menyebutkan bahwa ada empat macam triangulasi yaitu :

a. Triangulasi data, artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.

b. Tiangulasi metode, jenis triangulasi ini biar dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik dan metode pengumpulan data yang berbeda.

c. Triangulasi peneliti, adalah hasil penelitian yang baik data atau simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhan bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti.

d. Triangulasi teori, trianggulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

2. Informan Review

Informan review yaitu laporan penelitian direview oleh infoman

khususnya kegiatan informan untuk mengetahui apakah yang telah diteliti

merupakan sesuatu yang dapat disetujui mereka atau tidak.

3. Member Check

Dalam enelitian kualitatif, disamping sudah menggnakan triangulasi

data, review informan belum dirasakan cukup untuk membuktikan bahwa data

yang diperoleh dalam penelitian tersebut benar-benar valid. Untuk itu masih

menggunakan member chek, sehingga laporan hasil penelitian diperiksa oleh

kelompok atau peneliti lain untuk mendapatkan pengertian yang tepat atau

mencantumkan kekurangan untuk lebih dimantapkan.

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh validitas data, peneliti

menggunakan teknik triangulasi data, dimana data penelitian diambil dari

berbagai sumber yang berbeda yaitu informan, dokumen, tempat dan peristiwa

untuk menghasilkan data yang sejenis. Disamping itu penliti juga menggunakan

teknik triangulasi metode yaitu dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan

menggunakan teknik dan metode pengumpulan data yang berbeda, diantaranya

dengan wawancara, analisis dokumen, dan observasi.

Alasan memilih menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode

adalah untuk menutup kemungkinan apabila ada kekurangan data dari salah satu

sumber yang dapat dilengkapi dengan data dari sumber lain.

D. Analisis Data

Untuk mendapatkan data yang obyektif dalam pengumpulan data, maka

seorang peneliti harus melakukan teknik analisis data. Menurut Lexy J. Moleong

(2004: 280) “Analisis data adalah proses mengorganisasikan data ke dalam pola,

kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”.

H.B. Sutopo (2002: 91) berpendapat bahwa “Dalam proses analisis data

terdapat 4 komponen utama yang harus dipahami oleh setiap peneliti kualitatif.

Empat komponen utama tersebut adalah : (1) pengumpulan data, (2) reduksi data,

(3) sajian data, (4) penarikan kesimpulan/verifikasi”.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

1. Pengumpulan Data

Merupakan kegiatan memperoleh informasi yang berupa kalimat-

kalimat yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara, dan dokumen.

Data yang diperoleh masih berupa data mentah yang tidak teratur, sehingga

diperlukan analisis agar data menjadi teratur.

2. Reduksi Data

Menurut H.B. Sutopo (2002: 92) berpendapat bahwa: “Reduksi data

adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat

fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa

sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan”.

3. Sajian Data

Merupakan rakitan organisasi informasi yang memungkinkan riset dapat

dilakukan. Sajian data dapat berupa matriks, gambaran atau skema, jaringan kerja

kegiatan, dan tabel. Semuanya dirakit secara teratur guna mempermudah

pemahaman informasi.

4. Penarikan Kesimpulan /Verivikasi

Kesimpulan akhir diperoleh bukan hanya sampai pada akhir

pengumpulan data, melainkan dibutuhkan suatu verifikasi yang berupa

pengulangan dengan melihat kembali field note (data mentah) agar kesimpulan

yang diambil lebh kuat dan bisa dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan model analisa tersebut, apabila digambarkan adalah sebagai

berikut:

Gambar 2. Metode Analisis Interaktif (H.B. Sutopo, 2002: 96)

1 Pengumpulan Data

2 Reduksi Data

3 Sajian Data

4 Verifikasi/Pengambilan Kesimpulan

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah penelitian dari awal

hingga akhir sebagai berikut :

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap ini terbagi dalam enam kegiatan yang dilakukan meliputi :

a. Menyusun Rencana Penelitian

b. Memilih Lapangan Penelitian

c. Mengurus Perijinan

d. Menjajaki dan Menilai Keadaan Lapangan

e. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

f. Memilih dan Memanfaatkan Informan

2. Tahap Penelitian Lapangan

a. Memahami Latar Belakang Penelitian dan Persiapan

b. Memasuki Lapangan

c. Berperan Serta dalam Mengumpulkan Data Dari Informan

d. Mencari Informasi Melalui Pengamatan Praktek di Lapangan

3. Tahap Analisis Data

Tahap ini penulis melakukan beberapa kegiatan yang berupa mengatur

mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode dan mengorganisasikan data.

Kemudian setelah itu data yang sudah terkumpul, maka data tersebut akan

dianalisis untuk mengetahui permasalahan yang diteliti sehingga dapat ditemukan

tema dan dirumuskan dugaan sementara ataupun adanya temuan studi.

4. Tahap Penulisan Laporan

Setelah tahap penganalisaan data, maka langkah yang akan dilakukan

selanjutnya yaitu menarik kesimpulan dari permasalahan yang diteliti kemudian

hasil dari penelitian tersebut nantinya akan ditulis dalam bentuk laporan.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti akan mendiskripsikan lokasi penelitian yang

meliputi:

1. Peserta didik SD Negeri Somomorodukuh 2 tahun pelajaran 2010/2011 yang

disajikan pada tabel di bawah ini:

Table 2.Daftar jumlah murid

No Kelas Banyak

Kelas

Keadaan murid Ket

L P Jumlah

1

2

3

4

5

6

I

II

III

IV

V

VI

1

1

1

1

1

1

5

11

7

6

13

10

3

4

6

10

6

13

8

15

13

16

19

23

6 52 42 94

2. Keadaan Guru SD Negeri Somomorodukuh 2 Tahun Pelajaran 2010/2011

yang disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. Daftar guru SD Negeri Somomorodukuh 2 tahun pelajaran 2010/2011

No Nama /NIP Ijazah

Terakhir Jabatan

Mengajar

Kelas

Bidang

Keahlian

1 Sunarso,S.Ag

195805081979121004

S1 01 Kepala

Sekolah

I

2 Supinah

195507041977012003

SPG Guru III

3 Susilowati,S.Pd,M.Pd

195909151978022001

S2 Guru VI

30

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

4 Sri Nurhayati,S.Pd

195701071979112001

S1 Guru II

5 Suradi

195207091979121001

D2 Guru PAI PAI

6 Hj.SP.Mulyani

196502031987032008

D2 Guru V

7 Nuri wahyuningsih D2 Guru OR PJOK

8 Aprilia Nawangsari SMU Guru MULOK

9 Danang Prasetyo U D2 Guru IV

3. Kurikurum SD Negeri Somomorodukuh 2

Tabel 4. Struktur Kurikulum SD Negeri Somomorodukuh 2

Komponen Kelas dan Alokasi waktu

I II III IV V VI

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 3 3 3

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 3

3. Bahasa Indonesia 6 6 7 5 5 5

4. Matematika 6 6 7 5 5 5

5. Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 2 4 4 4

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2 2 3 3 3

7. Seni Budaya dan Keterampilan 2 2 2 4 4 4

8. Pend. Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2 2 4 4 4

B.Muatan Lokal

1. Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2

2. Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2

3. Komputer 2 2 2 2 2 2

4. Budi Pekerti dan Kewirausahaan 1 1 1 1 1 1

C. Pengembangan Diri

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

1. Pramuka 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*)

2. Palang Merah Mula 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*)

JUMLAH 31 31 33 37 37 37

*) Ekuivalen dengan 2 jam pelajaran

Dengan melihat susunan program kurikulum sekolah dasar terlihat

bahwa pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas I-VI dibrikan alokasi waktu 12

jam pelajaran per minggu, bagi sekolah yang mempunyai anak didik yang

berperilaku menyimpang alokasi tersebut dirasa kurang untuk merubah pola

tingkah lakuanak yang mengalami penyimpangan. Oleh karena itu pada penelitian

ini peneliti memberikan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tambahan di luar

jam pelajaran untuk merubah perilaku anak berperilaku menyimpang.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

1. Jenis-jenis Perilaku Menyimpang Yang Terjadi di SD Somomorodukuh 2

Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan bahwa ternyata

terdapat banyak murid-murid di SD Negeri Somomorodukuh 2 Kecamatan

Gemolong Kabupaten Sragen yang mengalami perilaku menyimpang. Akan tetapi

kebanyakan yang dijumpai adalah perilaku menyimpang yang berupa kenakalan.

Beberapa karakteristik perilaku menyimpang yang sering dijumpai pada murid-

murid yaitu hiperaktivitas, distrakbilitas, dan impulsifitas.

a. Jenis Perilaku Menyimpang di SD Negeri Somomorodukuh 2

Tabel 5. Jenis Perilaku Menyimpang di SD Negeri Somomorodukuh 2.

No Nama Jenis

kelamin

Kelas Jenis Penyimpangan

1 Ardi prasetyo L IV Tidak bisa duduk diam di kelas, bandel

2 Bintang K. L IV Suka mengganggu teman, membolos

3 Niko

kurniawan

L IV Suka mondar-mandir di kelas

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

4 Yoga

kusdianto

L IV Bandel, males

5 Upika P P IV Sering bolos, pemurung

6 Ardiyanto L V Bandel, membolos

7 Agus budi L V Tidak bias diam, bandel, malas

8 Desi W P V Pemurung, menutup diri

9 Handoyo L V Suka mondar-mandir di kelas

10 Irfan W. L V Males, bandel suka membolos, merokok

11 Sidiq C.M. L V Suka membolos

12 Adi S. L VI Males, bandel, membolos

13 Danang A. L VI Suka membolos

14 Ervan L VI Bandel, Suka menggangu, membolos ,

tidak bisa diam

15 Rina P VI Suka membolos, pendiam dan menutup

diri

16 Rohmad L VI Bandel suka mencuri, bandel

17 triyanto L VI Bandel suka membolos

b. Anak-anak yang dijadikan Sampel Penelitian.

Adapun sampel penelitian yang dilakukan peniliti

Tabel 6. Jenis-jenis Perilaku Menyimpang Sampel Penelitian

No Nama Jenis kel. kelas Jenis penyimpangan

1

2

3

4

5

6

AP

BK

UP

AB

DW

IF

L

L

P

L

P

L

IV

IV

IV

V

V

V

Bandel ,tidak bias diam,mengganggu

teman (kenakalan).

Bandel, suka membolos (kenakalan)

Pemurung, menutup diri ,sering bolos

Bandel ,suka mengganggu (kenakalan.

Pemurung,menutup diri,sering bolos.

Tidak bias diam, bandel, malas

(kenakalan).

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

7

8

9

AS

EV

RN

L

L

P

VI

VI

VI

Malas ,bandel,sering bolos ,merokok.

Bandel malas,suka mengganggu,mencuri

(kenakalan)

Suka membolos,malas

2. Faktor penyebabkan terjadinya perilaku menyimpang siswa di SD

Somomorodukuh 2 kecamatan Plupuh kabupaten Sragen.

Berbagai faktor yang menjadi prediktif atas perkembangan atau perilaku

anak secara kompleks saling berinteraksi dan juga berinteraksi dengan faktor lain,

seperti kondisi sosial ekonomi, kesukuan, usia, jenis kelamin dan karakteristik

temperamen anak. Ada juga faktor yang rawan terhadap timbulnya ketunalarasan,

seperti perceraian, tidak adanya ayah di rumah, hubungan dalam keluarga yang

tegang, saling bermusuhan, dan kondisi-kondisi sosial ekonomi yang rendah. Jika

faktor-faktor ini muncul bersamaan dengan faktor lain yang juga rawan, seperti

kemiskinan , sikap orang tua yang suka bertengkar, penyakit yang memerlukan

perawatan di rumah sakit, akibat yang di timbulkanya bukan hanya bertambah,

tetapi berlipat ganda.

Hasil wawancara peniliti secara deskriptif dari salah satu orang tua

murid bahwa faktor penyebab terjadinya penyimpangan adalah dalam pergaulan

sehari-hari yang tidak sepenuhnya di kontrol oleh orang tua murid. Selain itu, ada

beberapa faktor yang berkaitan, antara lain; kedekatan murid dengan orang tua

masih kurang, dikarenakan orang tua sibuk mencari nafkah. Sebagian orang tua

murid merupakan orang-orang yang berpenghasilan menengah kebawah, dengan

hanya dibekali pengetahuan yang rendah pula. Wawancara juga dilakukan kepada

guru di SD Somomorodukuh 2, mengatakan bahwa pengawasan murid tidak

hanya dilakukan oleh pihak sekolah saja melainkan sepenuhnya dilakukan oleh

orang tua murid disaat jam luar sekolah, kebanyakan dari pihak orang tua murid

menganggap dan mempercayakan pendidikan anaknya kepada pihak sekolahan.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Dari pihak sekolah juga sudah memaksimalkan pendidikan, perhatian juga

pengarahan terhadap murid-murid.

3. Peranan Pendidikan Kewarganegaraan dalam merubah tingkah laku

anak berperilaku menyimpang di SD Somomorodukuh 2 Kecamatan

Plupuh Kabupaten Sragen.

Dalam penelitian ini peneliti memberikan tambahan pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di luar jam pelajaran dengan porsi lebih.,setiap minggu

diberikan 2 kali pertemuan.

Adapun materi-materi yang diberikan tertuang dalam tabel di bawah ini:

Tabel 7. Materi Pendidikan Kewarganegaraan yang di berikan dengan Porsi Lebih

No Hari/tanggal Pokok bahasan waktu

1

2

3

4

5

6

Sabtu 17 juli 2010

Kamis,22 juli 2010

Sabtu, 24 juli 2010

Kamis, 29 juli 2010

Sabtu, 31juli 2010

Kamis,5 agustus 2010

Menerapkan hidup rukun dalam

perbedaan

Norma dalam masyarakat

Menghargai keputusan bersama

Menunjukkan sikap terhadap

globalisasi

Mengamalkan makna Sumpah Pemuda

Menampilkan nilai-nilai Pancasila

2 x 40’

2 x 40’

2 x 40’

2 x 40’

2 x 40’

2x 40’

b. Perubahan-perubahan tersebut dapat di ketahui melalui pengamatan secara

terprogram selama 1 bulan.

Selanjutnya aspek-aspek yang diamati adalah sebagai berikut:

1) Hubungan sosial anak.

2) Frekuensi kejadian menganggu teman.

3) Kebiasaan mengambil tanpa ijin.

4) Sifat menutup diri.

5) Kebiasaan suka membolos

6) Sifat tidak bisa diam

7) Etika sopan santun

8) Sifat bandel.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

9) Rasa tanggung jawab

10) Semangat belajar

11) Rasa patuh dan taat

Berdasarkan checklist tersebut selama 1 bulan penulis melakukan

pengamatan terhadap anak yang menjadi sample. Pengamatan dilakukan dengan

pengamatan langsung pada saat di kelas, istirahat dan bermain serta wawancara

dengan guru dan teman sekelas yang bersangkutan. Dari hasil pengamatan dan

wawancara tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:

Tabel 8. Frekuensi Penyimpangan Sebelum Mendapat Perlakuan dan Sesudah

Mendapat Perlakuan

No Nama

anak Jenis Penyimpangan

Frekuensi sebelum

mendapat

perlakuan

Frekuensi sesudah

mendapat perlakuan

T S R T S R

1 AP Bandel

Suka mengganggu

Tiak bias diam

V

V

V

V

V

V

2 BK Bandel

Suka membolos

V

V

V

V

3 UP Menutup diri

Sering bolos

V

V

V

V

4 AB Bandel

Suka mengganggu

V

V

V

V

5 DW Pemurung

Sering bolos

V

V

V

V

6 IF Tidak bias diam

Bandel

bolos

V

V

V

V

V

V

7 AS Bandel

sering bolos

V

V

V

V

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

merokok V -

8 EV Suka mengganggu

Mencuri

V

V

V

V

9 RN Sering bolos

malas

V

V

V

V

Keterangan:

T =Frekuensi penyimpangan tinggi terjadi <3 kali dalam satu minggu

S = Frekuensi penyimpangan sedang terjadi1-2 kali dalam dalam satu bulan

R = Frekuensi penyimpangan rendah terjadi<1 kali dalam satu bulan

Setelah ke 9 anak yang mengalami penyimpangan tingkah laku

mendapatkan perlakuan pemberian Pendidikan Kewarganegaraan dengan porsi

lebih terdapat perubahan-perubahan tingkah lakuyang sangat positif. Perubahan-

perubaan tersebut diantaranya adalah: 1) Hubungan sosial anak bias diterima di

lingkunganya. 2) Kebiasaan menggangu teman berkurang. 3) Kebiasaan suka

mencuri dapat teratasi. 4) Sifat menutup diri bisa berubah. 5) Kebiasaan suka

membolos berkurang. 6) Sifat tidak bias diam berkurang. 7) Etika sopan santun

bertambah. 8) Kebiasaan merokok teratasi. 9) sifat bandel berkurang. 10) Rasa

tanggung jawab bertambah. 11) Semangat rajin belajar bertambah. 12) Rasa taat

dan patuh bertambah.

C. Temuan Studi

Berdasarkan hasil penelitian tersebut ada beberapa temuan studi sebagai

berikut :

1. Jenis perilaku menyimpang siswa yang terjadi di SD Somomorodukuh 2

Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen sangat bervariasi sehingga dapat

diketahui berbagai jenis perilaku yang menyimpang mulai dari tingkatan

yang ringan sampai dengan tingkatan yang berat. Jenis perilaku

menyimpang yang paling banyak ditemui di SD Somomorodukuh 2

Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen berupa jenis penyimpangan

kenakalan ringan yaitu hiperaktivitas, distrakbilitas,dan impulsifitas.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2. Penyebab perilaku menyimpang siswa di SD Negeri Somomorodukuh 2

Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen di pengaruhi berbagai faktor baik

dari faktor internal maupun faktor eksternal sehingga munculnya berbagai

faktor tersebut sangat dominan untuk mendorong munculnya tindakan-

tindakan yang menyimpang dari siswa.

3. Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan kepada siswa di SD

Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen dengan

penambahan jam pelajaran maka dapat berpengaruh terhadap

pembentukan perilaku siswa yang lebih positif bagi siswa.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti mengadakan penelitian tentang peranan Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap perubahan tingkahlaku anak berperilaku menyimpang di SD Somomorodukuh 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Diketahui bahwa ada beberapa jenis perilaku menyimpang yang dialami oleh anak-anak ialah: a. Bandel b. Suka mengambil tanpa izin c. Suka mengganggu teman d. Tidak bisa diam e. Suka berkelahi f. Malas g. Merokok

2. Anak berperilaku menyimpang disebabkan oleh beberapa faktor penyebab antara lain: a. Kondisi orang tua siswa b. Tingkat pendidikan orang tua c. Perhatian orang tua d. Hubungan sosial anak di sekolah, di rumah dan lingkungan bermain.

3. Bahwa dengan pemberian Pendidikan Kewarganegaraan dengan porsi lebih ternyata dapat mempengaruhi menurunya perilaku menyimpang terhadap anak-anak di sekolah dasar. Dengan demikian PendidikanKewarganegaraan dengan porsi lebih memiliki peranan yang baik terhadap penyimpangan tingkah laku.

B. Implikasi 1. Pendidikan Kewarganegaraanmerupakan salah satu pelajaran yang dapat

digunakan untuk merubah pola tingkah laku anak berperilaku menyimpang. Sebab dalam materi Pendidikan Kewarganegaraan memuat pokok bahasan yang erat hubunganya pola tingkah laku anak dalam kehidupan sehari-hari. Pokok bahasan materi Pendidikan Kewarganegaraan seperti yang terlampir. Dengan melihat materi pendidikan Kewarganegaraan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan sangat tepat untuk merubah pola tingkah laku anak yang berprilaku menyimpang.dari kesimpulan tersebut maka bagi sekolah yan mempunyai anak berperilaku menyimpang hendaknya para guru perlu sekali untuk memberikan materi Pendidikan Kewarganegaraan dalam porsi lebih di luar jam pelajaran untuk merubah perilaku menyimpang.

39

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI PERANAN .../Peranan...Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Keguruan dan Ilmu Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2. Dari penelitian juga diketahui bahwaperhatian orang tua terhadap anak berperilaku menyimpang pada umumnya rendah, sehingga mengakibatkan anak berperilaku menyimpang. Dari temuan tersebut implikasinya adalah orang tua perlu berikan pembekalan, penyuluhan tentang pentingnya pendampingan terhadap pendidikan dan perilaku anak.

3. Temuan yang lain dari studi ini adalah bahwa sebagian besar anak-anak berperilaku menyimpang berasal dari keluarga kurang perhatian,ekonomi rendah dan pendidikan rendah. Implikasi dari temuan tersebut adalah perlunya peningkatan wawasan orang tua terhadap pendidikan sehingga meskipun pendidikan rendah tidak harus wawasanya juga rendah, selanjutnya tentang status sosial ekonomiyang rendah orang tua dapat didorong untuk melakukan prioritas dalam memenuhi kebutuhan sehigga efisiensi dapat dilakukan, dari efisiensi itu dapat lebih diarahkan terhadap pendidikan.

C. Saran

Setelah peneliti mengadakan penelitian tentang peranan Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap perubahan tingkah laku anak berperilaku menyimpang maka peneliti akan memberikan saran kepada:

1. Sekolah yang mempunyai anak berperilaku menyimpang hendaknya para gurumemberikan perlakuan secara khusus kepada anak yang mengalamipenyimpangan tingkah laku dengan memberikan Pendidikan Kewarganegaraan dengan porsi lebihdi luar jam pelajaran.

2. Orang tua yang mempunyai anak berperilaku menyimpang hendaknya: a. Memberikan perhatian secara khusus b. Tidak membeda-bedakan perlakuan kepada anak yang berperilaku

menyimpang. 4. Anak yang berperilaku menyimpang hendaknya harus belajar menghormati

orang lain ,meningkatkan sopan santun,disiplin dan menghindari perbuatan yang di kategorikan sebagai penyimpangan.

5. Peneliti lain penelitian ini hanya mengambil sampel dalam jumlah kecil.untuk peneliti lain yang berminat melakukan pengkajian terhadap anak berperilaku menyimpang untuk memperluas sampel penelitian yang diambil.