diare sentra baru

Upload: alvin-augusta

Post on 14-Apr-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    1/32

    REFERAT DIARE PADA ANAK

    KEPANITERAAN ANAK

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS TARUMANAGARA

    Periode 28 Januari 7 April 2013

    Disusun oleh : Alvin Augusta

    Pembimbing : dr. Avalany Kawilarang sp.A

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    2/32

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Diare seringkali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan

    nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh dua juta

    anak di dunia setiap tahunnya, sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare

    merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita.1,5

    Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi. Akibat dari infeksi saluran cerna antara

    lain pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan

    elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan keseimbangan asam

    basa, invasi dan destruksi sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan mikrovili

    yang dapat menimbulkan malabsorbsi.

    Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan

    cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Penyebab kematian lain yang penting adalah disentri,

    kekurangan gizi dan infeksi yang serius seperti pneumonia.

    Secara umum, penanganan diare adalah untuk mencegah terjadinya dehidrasi serta

    gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan terjadinya intoleransi,

    mengobati kausa diare yang spesifik, mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta

    mengobati penyakit penyerta. Pemakaian cairan rehidrasi oral secara umum efektif dalam

    mengkoreksi dehidrasi. Pemberian cairan intravena diperlukan jika terdapat kegagalan oleh

    karena tingginya frekuensi diare, muntah yang tidak terkontrol dan terganggunya masukan

    oral.3,4

    BAB II

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    3/32

    ISI

    Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara

    berkembang, dengan perkiraan 1,3 milyar episode dan 3,2 juta kematian setiap tahun

    pada balita. Secara keseluruhan anak-anak ini mengalami rata-rata 3,3 episode diare

    per tahun, tetapi di beberapa tempat dapat lebih dari 9 episode per tahun. Sekitar 80 %

    kematian yang berhubungan dengan diare terjad pada 2 tahun pertama kehidupan.

    Hasil survei oleh Depkes diperoleh angka kesakitan diare tahun 2000 sebesar 301 per

    1000 penduduk, angka ini meningkat bila di bandingkan survei pada tahun 1996

    sebesar 280 per 1000 penduduk.

    Definisi diare menurut Nelson adalah hilangnya cairan dan elektrolit secara

    berlebihan. Episode akut didefinisikan dengan hilangnya feses >10 ml / kgBB / hari

    pada infants atau >200 gram / hari pada anak yang lebih dewasa dan berlangsung

    kurang dari 14 hari. Bilamana berlangsung lebih dari 14 hari maka disebut diare

    khronik atau persisten.

    Secara klinik, dibedakan atas tiga macam sindrom diare, yaitu:

    1. Diare cair akut

    Diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 14 hari (kebanyakan

    kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan

    tanpa darah. Mungkin disertai muntah dan panas. Diare cair akut menyebabkan

    dehidrasi dan bila masukan makanan berkurang juga mengakibatkan kurang gizi.

    Kematian terjadi karena dehidrasi. Penyebab terpenting diare cair akut pada anak-anak adalah: rotavirus, Escherichia coli enterotoksigenik, Shigella, Campylobacter

    jejuni dan Cryptosporidium, Vibrio cholerae, Salmonella.

    2. Disentri

    Adalah diare yang disertai darah dalam tinja. Penyebab utama disentri akut adalah

    Shigella. Entamoeba histolytica dapat menyebabkan disentri yang serius pada dewasa

    muda tapi jarang pada anak. Akibat penting disentri antara lain ialah anoreksia,

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    4/32

    penurunan berat badan dengan cepat dan kerusakan mukosa usus karena bakteri

    invasif.

    3. Diare persisten

    Adalah diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih dari 14 hari.

    Dapat dimulai sebagai diare cair atau disentri. Kehilangan berat badan yang nyata

    sering terjadi. Volume tinja dapat dalam jumlah yang banyak sehingga ada resiko

    mengalami dehidrasi. Tidak ada penyebab mikroba tunggal untuk diare persisten.

    Tabel mekanisme diare (menurut Nelson)

    Mekanisme

    diare

    Kelainan Contoh Pemeriksaan feses Keterangan

    Secretory Mengurangi

    absorbsi dan

    meningkatkan

    sekresi

    Cholera,

    toxigenic E.coli,

    Cryptospirodosis

    (AIDS)

    Watery, normal

    osmolitas dengan

    perbedaan ion

    100mOsm/kg

    Stop saat

    puasa, tidak

    ada leukosit

    pada feses

    Inflamasi

    mukosa

    Inflamasi,

    penurunan area

    mukosa

    dan/atau areareabsorbsi,

    peningkatan

    motilitas

    Salmonella,

    shigella,

    amebiasis,

    campylobacterinfeksi

    Darah dan adanya

    peningkatan WBC

    pada feses

    Disentri =

    darah, mucus,

    dan WBC

    Peningkatan

    motilitas

    Menurunkan

    transit time

    IBS,

    tirotoksikosis

    Loose to normal

    appearing stool,

    distimulasi oleh

    reflex gastrocolic

    Infeksi dapat

    menyebabkan

    motilitas

    meningkat

    Loose to normal

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    5/32

    Penurunan

    motilitas

    Defek pada

    neuromusculars

    tasis

    Pseudo-obstruksi appearing stool Kemungkinan

    bacterial

    overgrowth

    Penurunan

    pada area

    permukaan

    Menurunnya

    kapasitas

    fungsional

    Short bowel

    syndrome,

    rotavirus

    enteritis

    Watery Membutuhkan

    elemental diet

    dan bantuan

    parenteral

    Diare osmotik Diare sekretorik

    Volume feses 200 ml / 24 jamRespons terhadap puasa Diare berhenti Diare tetap lanjut

    Na pada feses < 70 mEq / L > 70 mEq / L

    pH feses 6

    Substansi reduksi Positive Negative

    Etiologi diare ada beberapa faktor yaitu :

    1. Faktor infeksi

    a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab

    utama diare pada anak.

    - Infeksi bakteri : Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella dan sebagainya

    - Infeksi virus : Enterovirus ( virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis),

    Adenovirus, Rotavirus dan sebagainya

    - Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides),

    protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis ),

    Jamur ( Candida albicans)

    b. Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan,

    seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia,

    Ensefalitis dan sebagainya.

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    6/32

    2. Faktor malabsorpsi

    a. Malabsorpsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan

    sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada

    bayi dan anak yang tersering ialah intoleransi laktosa.

    b. Malabsorpsi lemak terutama lemak jenuh

    c. Malabsorpsi protein

    3. Faktor makanan

    Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

    4. Faktor psikologis

    Rasa takut dan cemas

    Cara penularan

    Pada umumnya adalah orofecal melalui :

    1. Makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh enteropatogen

    Kontak langsung atau tidak langsung (4F = Food, Feses, Finger, Fly)

    Patogenesis

    Patogenesis diare akibat virus

    Rotavirus berkembang biak dalam epitel vili usus halus, menyebabkan

    kerusakan sel epitel dan pemendekan vili. Hilangnya sel-sel vili yang secara normal

    mempunyai fungsi absorbsi dan penggantian sementara oleh sel epitel berbentuk

    kripta yang belum matang, menyebabkan usus mensekresi air dan elektrolit.

    Kerusakan vili dapat juga dihubungkan dengan hilangnya enzim disakaridase,

    menyebabkan berkurangnya absorpsi disakarida terutama laktose. Penyembuhan

    terjadi bila vili mengalami regenerasi dan epitel vilinya menjadi matang.

    Patogenesis diare akibat bakteri

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    7/32

    - Penempelan di mukosa

    Bakteri yang berkembang biak dalam usus halus pertama-tama harus

    menempel mukosa untuk menghindarkan diri dari penyapuan. Penempelan terjadi

    melalui antigen yamg menyerupai rambut getar (pili atau fimbria). Penempelan di

    mukosa dihubungkan dengan perubahan epitel usus yang menyebabkan

    pengurangan kapasitas penyerapan atau menyebabkan sekresi cairan.

    - Toksin yang menyebabkan sekresi

    E.coli enterotoksigenik, V. Cholerae dan beberapa bakteri lain

    mengeluarkan toksin yang menghambat fungsi sel epitel. Toksin ini mengurangi

    absorpsi natrium melalui vili dan mungkin meningkatkan sekresi chloride (Cl-

    )

    dari kripta yang menyebabkan sekresi air dan elektrolit.

    - Invasi mukosa

    Shigella, C.jejuni, E.coli enteroinvasive dan Salmonella dapat menyebabkan

    diare berdarah melalui invasi dan perusakan sel epitel mukosa. Ini terjadi sebagian

    besar di kolon dan bagian distal ileum. Invasi mungkin diikuti dengan

    pembentukan mikroabses dan ulkus superfisial yang menyebabkan adanya seldarah merah dan sel darah putih atau terlihat adanya darah dalam tinja. Toksin

    yang dihasilkan oleh kuman ini menyebabkan kerusakan jaringan dan

    kemungkinan juga sekresi air dan elektrolit dari mukosa.

    Patogenesis diare akibat protozoa

    - Penempelan mukosa

    G.lamblia menempel pada epitel usus halus dan menyebabkan pemendekan

    vili yang kemungkinan menyebabkan diare

    - Invasi mukosa

    E.histolytica menyebabkan diare dengan cara menginvasi epitel mukosa di

    kolon ( ileum) yang menyebabkan mikroabses dan ulkus. Keadaan ini baru terjadi

    jika strainnya sangat ganas. Pada manusia 90% infeksi terjadi oleh strain yang

    tidak ganas dalam hal ini tidak ada invasi ke mukosa dan tidak timbul gejala/tanda-tanda, meskipun kista amoeba dan trofozoit mungkin ada di dalam tinjanya.

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    8/32

    Mekanisme diare

    Prinsip mekanisme terjadinya diare cair, yaitu:

    1. Diare sekretorik

    Disebabkan karena sekresi air dan elektrolit ke dalam usus halus. Hal ini terjadi

    bila absorpsi natrium oleh vili gagal sedangkan sekresi klorida di sel epitel

    berlangsung terus atau meningkat. Hasil akhir adalah sekresi cairan yang

    mengakibatkan kehilangan air dan elektrolit dari tubuh sebagai tinja cair. Hal ini

    menyebabkan terjadinya dehidrasi. Perubahan ini terjadi karena adanya rangsangan

    pada mukosa usus oleh toksin bakteri atau virus.

    2. Diare osmotik

    Mukosa usus adalah epitel berpori yang dapat dilewati air dan elektrolit dengan

    cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik antara isi usus dengan cairan

    ekstraseluler. Diare dapat terjadi apabila suatu bahan yg secara osmotik aktif dan

    sulit diserap. Jika bahan semacam itu berupa larutan isotonik, air dan bahan yang

    larut didalamnya akan lewat tanpa diabsorpsi sehingga terjadi diare.

    3. Motilitas usus

    Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap

    makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan

    mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan

    diare pula.

    Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pada pemasukan

    air (input), yang merupakan penyebab kematian pada diare. Penderita dengan diare

    cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion natrium, klorida, kalsium

    dan bikarbonat.

    Penentuan derajat dehidrasi

    Lakukan anamnesis dengan teliti terutama tentang asupan peroral, frekuensi

    miksi/urin, frekuensi serta volume tinja dan muntah yang keluar. Tanyakan juga

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    9/32

    apakah pasien sudah pernah periksa dan apakah pasien mengonsumsi obat tertentu

    sebelumnya. Saat melakukan anamnesis, amati juga keadaan umum dan aktivitas

    anak. Adanya demam menunjukkan proses inflamasi dan dapat pula timbul karena

    adanya dehidrasi. Berikut adalah cara mudah dalam menentukan derajat dehidrasi

    Terdapat dua/lebih dari tanda-tanda

    berikut ini :

    * Letargis atau penurunankesadaran

    * Mata cekung

    * Tidak bisa minum/malas minum

    * Cubitan kulit perut kembalinya

    sangat lambat(2 detik)

    DEHIDRASI BERAT

    Terdapat dua atau lebih dari tanda-

    tanda berikut ini :

    * Gelisah, rewel

    * Mata cekung

    * Haus, minum dengan lahap

    * Cubitan kulit perut kembalinya

    lambat

    DEHIDRASI RINGAN/SEDANG

    Tidak ada cukup tanda-tanda untuk

    diklasifikasikan sebagai dehidrasiberat atau ringan/sedang

    TANPA DEHIDRASI

    Catatan :

    Letargi berbeda dengan tidur. Seorang anak yang letargi bukan hanya tertidur tetapi

    status mental/kesadaran anak menurun dan sulit untuk dibangunkan.

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    10/32

    Beberapa anak atau ras tertentu dalam keadaan normal mata anak dapat tampak

    cowong sehingga sangat penting menanyakan kepada orangtua apakah mata anak

    lebih cowong daripada biasanya. Atau kita dapat melihat mata orangtuanya juga.

    Bayi dan anak dengan gizi buruk atau obesitas, cubitan kulit biasanya tidak berguna.

    Tanda-tanda lain yang menunjukkan anak gizi buruk yang mengalami dehidrasi harus

    dicari.

    Berdasarkan kehilangan berat badan, dehidrasi dapat dibagi menjadi

    Dehidrasi ringan dengan kehilangan < 5 %

    Dehidrasi sedang dengan kehilangan 5-10 %

    Dehidrasi berat dengan kehilangan > 10 %

    Tabel skor Maurice King

    Bagian tubuh

    yang diperiksa

    Nilai untuk gejala yang ditemukan

    0 1 2

    Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng,

    apatis, mengantuk

    Mengigau,

    koma/syok

    Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang

    Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung

    UUB Normal Sedikit cekung Sangat cekung

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    11/32

    Mulut Normal Kering Kering & sianosis

    Denyut

    nadi/menit

    Kuat < 120 Sedang (120-140) Lemah > 140

    Berdasarkan nilai skor dapat ditentukan derajat dehidrasi :

    Nilai 0 -2 : dehidrasi ringan

    Nilai 3 -6 : dehidrasi sedang

    Nilai 7 -12 : dehidrasi berat

    Gejala klinis

    Mula mula bayi dan anak menjadi cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu

    makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare.Tinja cair dan mungkin disertai

    lendir dan atau darah. Pada diare oleh karena intoleransi, anus dan daerah sekitarnya lecet

    karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat banyaknya asam

    laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare.

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    12/32

    Kehilangan air dan elektrolit bertambah bila ada muntah dan kehilangan air juga

    meningkat bila disertai dengan demam. Kehilangan ini menyebabkan dehidrasi, asidosis

    karena kekurangan basa ( karena kehilangan bikarbonat) dan kekurangan kalium. Dehidrasi

    adalah keadaan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan penurunan volume darah

    (hipovolemik), kolaps kardio-vaskuler dan kematian bila tidak diobati dengan tepat.Akibat

    dehidrasi, diuresis berkurang (oliguria sampai anuria). Bila sudah ada asidosis metabolik,

    tampak pucat dengan pernafasan yang cepat dan dalam (pernafasan Kussmaul). Ada 3 macam

    dehidrasi yang dapat terjadi yaitu :

    1. Dehidrasi isotonik

    Dehidrasi yang sering terjadi karena diare. Hal ini terjadi bila kehilangan air dan

    natrium dalam proporsi yang sama dengan keadaan normal yang ditemui dalam

    cairan ekstraseluler. Gambaran dehidrasi istonik adalah :

    Ada kekurangan keseimbangan air dan natrium

    Konsentrasi natrium serum normal

    Osmolaritas serum normal

    Hipovolemik terjadi sebagai hasil kehilangan banyak cairan ekstraseluler

    Dehidrasi isotonik pertama ditandai dengan rasa haus dan kemudian berturut-

    turut menurunnya turgor kulit, keringnya membran mukosa, mata cekung, dantidak ada air mata waktu menangis, ubun-ubun kecil cekung dan kencing sedikit.

    Gambaran fisik dehidrasi isotonik muncul bila kehilangan cairan mencapai 5 %

    BB dan akan memburuk bila kekurangan meningkat.

    2. Dehidrasi hipertonik

    Beberapa anak yang diare terutama bayi sering menderita dehidrasi hipertonik.

    Pada keadaan ini didapatkan kekurangan cairan dan kelebihan natrium bila

    dibandingkan dengan proporsi yang biasa ditemukan dalam cairan ekstraseluler

    dan darah. Ini biasanya terjadi karena pemasukan cairan hipertonik pada saat diare

    yang tidak diabsorbsi dengan baik dan pemasukan air yang tidak cukup. Cairan

    hipertonik menyebabkan perbedaan osmotik sehingga seringkali aliran air dari

    ekstraseluler ke dalam usus halus, menyebabkan penurunan volume cairan

    ekstraseluler dan peningkatan konsentrasi natrium dalam cairan ekstraseluler.

    Gambaran utama dehidrasi hipertonik adalah :

    Kekurangan air dan natrium tetapi proporsi kekurangan air lenih banyak

    Konsentrasi natrium serum meningkat

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    13/32

    Osmolaritas serum meningkat

    Sangat haus yang lebih berat derajatnya dibandingkan dengan derajat

    dehidrasinya

    Kejang mungkin terjadi,terutama bila konsentrasi natrium lebih dari 165

    mmol/L

    Anak iritabel

    3. Dehidrasi hipotonik

    Anak dengan diare yang minum air dalam jumlah besar atau yang mendapat infus

    5% glukosa dalam air mungkin bisa menderita hiponatremi. Hal ini terjadi karena

    air diabsorbsi usus sementara kehilangan garam(NaCl) tetap berlangsung.

    Gambaran utama hipotonik adalah :

    Kekurangan air dan natrium tetapi proporsi kekurangan natrium lebih

    banyak

    Konsentrasi natrium serum rendah

    Osmolaritas serum rendah

    Anak letargi

    Asidosis metabolik

    Pada saat diare sejumlah besar bikarbonat dapat hilang melalui tinja. Bila

    ginjal berfungsi normal ; kehilangan bikarbonat banyak diganti dan kehilangan

    basa yang berat tidak akan terjadi. Bila mekanisme kompensasi ini gagal

    akibat fungsi ginjal menurun aliran darah ke ginjal kurang karena hipovolemi.

    Kemudian kekurangan basa dan asidosis terjadi dengan cepat. Akibat produksi

    asam laktat yang berlebihan ketika penderita megalami syok hipovolemik.

    Gambaran utama dehidrasi asidosis meliputi :

    Konsentrasi bikarbonat serum berkurang , < 10 mmol/l

    pH arteri menurun, mungkin < 7

    Nafas cepat dan dalam yang membantu meningkatnya pH arteri dan

    mengakibatkan kompensasi alkalosis respiratorik

    Adanya muntah

    Hipokalemia

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    14/32

    Penderita diare sering mengalami penurunan kadar kalium karena

    kehilangan banyak melalui tinja. Kehilangan ini paling banyak pada bayi dan

    dapat menjadi berbahaya pada anak yang kurang gizi, yang sebelumnya sudah

    mengalami kekurangan kalium.

    Bila kalium dan bikarbonat hilang bersamaan, hipokalemi biasanya

    tidak terjadi, karena asidosis metabolik yang terjadi akibat kekurangan

    bikarbonat menyebabkan kalium berpindah dari cairan intraseluler ke

    ekstraseluler untuk mengganti ion hidrogen, jadi mempertahankan kalium

    serum dalam tingkat normal atau bahkan sedikit meningkat. Namun begitu bila

    asidosis metabolik dikoreksi dengan memberi bikarbonat, pergantian ini cepat

    berubah dan menjadi hipokalemi. Hal ini dapat dicegah dengan mengganti

    kalium dan mengoreksi kekurangan basa pada saat yang sama.

    Gejala-gejala hipokalemi adalah :

    - Kelemahan otot secara umum

    - Aritmia jantung

    - Ileus paralitik terutama bila diberikan juga obat-obatn yang megurangi

    peristaltik (seperti opium)

    Hipoglikemia

    Pada anak-anak dengan gizi cukup/baik, hipoglikemi jarang terjadi, lebih

    sering terjadi pada anak yang sebelumnya menderita KKP (Kurang Kalori Protein).

    Gejala ini timbul bila kadar glukosa turun sampai 40 mg % pada bayi dan 50mg%

    pada anak-anak.

    Gangguan gizi

    Pada pasien diare biasanya terjadi penurunan berat badan karena makanan

    yang dihentikan, pengenceran susu atau gangguan pencernaan makanan.

    Tabel jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak di bawah 2

    tahun(ml/kgBB)

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    15/32

    Tabel jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak berumur 2-5 tahun

    Derajat

    dehidrasi

    PWL NWL CWL Jumlah

    Ringan 30 80 25 135

    Sedang 50 80 25 155

    Berat 80 80 25 185

    Keterangan :

    PWL = Previous Water Loss (ml/kgBB)

    (Jumlah cairan yang hilang, biasanya berkisar 5 15 % dari BB (ml / kgBB)

    NWL = Normal Water Loss (ml / kgBB)

    (Terdiri dari urin + jumlah cairan yang hilang melalui penguapan pada kulit dan

    pernafasan).

    CWL = Concomitant Water Loss (ml / kgBB)

    (Jumlah cairan yang hilang melalui muntah dan diare, kira kira 25 ml / kgBB / 24

    jam).

    Tatalaksana

    Derajat

    Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah

    Ringan 50 100 25 175

    Sedang 75 100 25 200

    Berat 125 100 25 250

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    16/32

    Terdapat lima lintas tatalaksana yaitu :

    Rehidrasi

    Dukungan nutrisi

    Suplemen zinc

    Antibiotik selektif

    Edukasi orangtua

    1. Rehidrasi

    Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari memberikan cairan rumah

    tangga yang dianjurkan seperti air tajin, kuah sayur atau air sup. Bila telah terjadi

    dehidrasi, maka anak perlu dibawa ke petugas kesehatan untuk mendapatkan oralit.

    Cairan Rehidrasi Oral(CRO) yang dianjurkan WHO selama 3 dekade terakhir ini

    menggunakan cairan yang mengandung glukosa dan elektrolit telah berhasil

    menurunkan angka kematian karena kombinasi gula dan garam ini dapat

    meningkatkan penyerapan cairan di usus. Sesuai dengan anjuran WHO, maka

    penggunaan CRO dengan formula baru, yaitu komposisi natrium 75 mmol/L, kalium

    20 mmol/L, klorida 65 mmol/L, sitrat 10 mmol/L, glukosa 75 mmol/L. Total

    osmolaritas 245 mmol/L.

    2. Dukungan nutrisi

    Makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak

    sehat untuk pengganti nutrisi yang telah hilang serta mencegah agar tidak menjadi gizi

    buruk. Adanya perbaikan nafsu makan menunjukkan fase kesembuhan. ASI tetap

    diteruskan selama terjadinya diare pada diare cair akut maupun pada diare akut

    berdarah dan frekuensi ditingkatkan dari biasanya.

    3. Suplmentasi zinc

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    17/32

    Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut terbukti mengurangi lama dan

    beratnya diare, serta mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan. Zinc juga dapat

    mengembalikan nafsu makan anak. Dosis zinc untuk anak di bawah usia 6 bulan

    adalah 10 mg(1/2 tab) sedangkan untuk anak usia 6 bulan ke atas adalah 20 mg(1 tab).

    Pada bayi Zinc dapat diberikan dengan dilarutkan dalam air matang, ASI, atau oralit.

    Sedangkan pada anak lebih besar zinc dapat dikunyah. Meskipun diare sudah sembuh

    tetapi zinc harus tetap diberikan selama 10-14 hari berturut-turut.

    4. Antibiotik

    Antibiotik tidak diberikan pada kasus diare cair akut kecuali dengan indikasi yaitu

    pada diare berdarah dan kolera. Obat pilihan untuk pengobatan disentri berdasarkan

    WHO 2005 adalah dengan golongan quinolon seperti ciprofloksasin dengan dosis 30-

    50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 5 hari. Pada pasien rawat jalan,

    dianjurkan pemberian sefalosporin generasi ketiga seperti cefiksim 5 mg/kgBB/hari

    secara oral. Bila pada pemeriksaan tinja ditemukan trofozoit atau kista amoeba dapat

    diberikan metronidazol 7.5 mg/kgBB 3x sehari untuk amebiasis dan metronidazol 5

    mg/kgBB 3 sehari untuk giardasis selama 5 hari. Leukosit dalam jumlah >10/lpb

    mendukung diagnosis shigella atau bakteri invasif lain.

    Penyebab Antibiotik pilihan Alternatif

    Shigella

    dysentery

    Ciprofloxacin

    15 mg/kgBB

    2x sehari selama 3 hari

    Pivmecillinam

    20 mg/kgBB

    4x sehari selama 5 hari

    Ceftriaxone

    50-100 mg/kgBB

    1x sehari IM selama 2-5

    hari

    Kolera Tetracycline

    12,5 mg/kgBB4x sehari selama 3 hari

    Erythromycin

    12,5 mg/kgBB4x sehari selama 3 hari

    Amoebiasis Metronidazole

    10 mg/kgBB

    3x sehari selama 5 hari (10 hari pada

    kasus berat)

    Giardiasis Metronidazole

    10 mg/kgBB

    3x sehari selama 5 hari

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    18/32

    Sumber : WHO 2006

    Antibiotik lain dapat diberikan bila terdapat penyakit penyerta lain seperti :

    Infeksi ringan (OMA, faringitis) diberikan Penisillin Prokain 50.000

    u/kgBB/hari

    Infeksi sedang (bronkitis) diberikan Penisillin Prokain atau Ampisillin 50

    mg/kgBB/hari

    Infeksi berat (bronkopneumonia) diberikan Penisillin Prokain dengan

    Kloramphenikol 75 mg/kgBB/hari atau Ampisillin 75-100 mg/kgBB/hari

    ditambah Gentamisin 6 mg/kgBB/hari atau derivat Sefalosporin 30 50

    mg/kgBB/hari

    5. Edukasi

    Indikasi rawat inap pada penderita diare akut adalah malnutrisi, usia kurang dari 1

    tahun, menderita campak pada 6 bulan terakhir, adanya dehidrasi dan disentri yang

    datang dengan komplikasi.

    Antibiotic-associated diarhea(AAD)

    Laporan tentang diare yang disebabkan oleh pemberian antibiotik pertama kali

    ditemukan padaBulletin of the John Hopkins Hospitalpada tahun 1893. Dimana John Finney

    dan Sir William Osler mendeskripsikan kasus perempuan muda yang meninggal karena

    kolitis difteri berat segera setelah operasi lambung. Diare yang disebabkan oleh antibiotik

    sering ditemukan setelah antibiotik preoperatif sering digunakan mulai pertengahan 1990.

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    19/32

    Semua golongan antibiotik dapat menyebabkan terjadinya AAD, namun antibiotik

    spektrum luas(sefalosporin, penisillin extended-coverage, dan klindamisin) merupakan

    penyebab utama. Penggunaan antibiotik dapat menyebabkan terjadinya AAD karena

    terganggunya komposisi dan fungsi flora usus normal, pertumbuhan mikroorganisme

    patogen, dan efek toksik dan alergik antibiotik pada mukosa intestinal.

    Pada subjek normal, kurang lebih 70 gram karbohidrat mencapai kolon setiap

    harinya. Kolon tidak dapat mengabsorbsi karbohidrat, tetapi bakteri di kolon mampu

    memetabolisme karbohidrat menghasilkan asam laktat dan asam lemak rantai pendek seperti

    asetat, butirat, dan propionat. Kolon memiliki kemampuan absorbsi lemak rantai pendek.

    Absorbsi asam lemak rantai pendek disertai dengan absorbsi cairan dan elektrolit.

    Pada malabsorbsi karbohidrat terjadi diare osmotik. Berbagai macam antibiotik menurunkan

    metabolisme karbohidrat bakteri kolon. Pada sebuah penelitian menunjukkan bahwa

    klindamisin menurunkan jumlah bakteri anaerob, menurunkan metabolisme karbohidrat, dan

    menurunkan konsentrasi asam lemak rantai pendek. Ampisillin dapat menurunkan fermentasi

    karbohidrat bakteri kolon.

    Tatalaksana AAD salah satunya adalah dengan mengganti antibiotik yang tidak

    termasuk dalam kelompok resiko tinggi yang dapat menyebabkan AAD seperti kuinolon,sulfonamid, metronidazole, kotrimoksazole, atau tetrasiklin. Penghentian antibiotik seringkali

    kurang tepat bila indikasi pemberian tersebut telah benar.

    Tatalaksana rehidrasi pada pasien diare tanpa dehidrasi

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    20/32

    Untuk mengobati diare di rumah (rencana terapi A), ada empat cara terapi diare di

    rumah yaitu :

    1. Memberi cairan lebih banyak daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi

    Menggunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti oralit,

    makanan cair

    Berikan larutan ini sebanyak yang anak mau

    Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti

    2. Memberikan tablet zinc

    3. Memberi anak makanan untuk mencegah kurang gizi

    Teruskan ASI

    Bila anak tidak mendapatkan ASI, berilah susu yang biasa diberikan

    Bila anak usia 6 bulan atau lebih

    - Memberikan bubur, bila mungkin campur dengan kacang-

    kacangan, sayur, daging, atau ikan. Menambahkan 1 atau 2

    sendok teh minyak sayur tip porsi

    - Memberikan pisang halus untuk menambah kalium

    - Memberi makanan yang segar, masak dan haluskan makanan

    dengan baik

    - Memberi makanan sedikitnya 6x sehari

    - Memberi makanan yang sama setelah diare berhenti dan berikan

    porsi tambahan setiap hari selama 2 minggu

    4. Membawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari

    atau menderita sebagi berikut :

    BAB cair lebih sering

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    21/32

    Muntah terus menerus

    Makan atau minum sedikit

    Demam

    Tinja berdarah

    Rasa haus yang nyata

    Ketentuan pemberian oralit formula baru:

    Memberi 2 bungkus oralit formula baru

    Melarutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang untuk

    persediaan 24 jam

    Berian larutan oralit pada anak setiap kali anak BAB dengan ketentuan untuk

    anak berusia kurang dari 2 tahun diberikan 50 100 ml setiap BAB. Bila

    anak usia 2 tahun atau lebih berikan 100 200 ml setiap BAB

    Jika dalam 24 jam masi bersisa maka larutan itu harus dibuang

    Cara pemberian oralit :

    Berikan satu sendok teh tiap 1-2 menit untuk anak usia kurang dari 2 tahun

    Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua

    Bila anak muntah, ditunggu sampai 10 menit kemudian berikan cairan lebih

    lama misal 1 sendok tiap 2-3 menit

    Bila diare berlanjut setelah oralit habis beritahu ibu untuk memberikan cairan

    lain seperti dijelaskan di atas atau kembali ke petugas untuk mendapattambahan oralit

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    22/32

    Tatalaksana rehidrasi pada pasien diare dengan dehidrasi tak berat

    Untuk mengobati diare di rumah dengan penderita dehidrasi tak berat, cairan

    rehidrasi oral diberikan dengan pemantauan yang dilakukan di pojok upaya rehidrasi oral

    selama 4-6 jam. Untuk 4 jm pertama

    Usia Lebih dari 4

    bulan

    4-12 bulan 12 bulan-2

    tahun

    2-5 tahun

    Berat badan < 6kg 6-9 kg 10-11 kg 12-19 kg

    Dalam ml 200-400 400-700 700-900 900-1400

    Jika anak minta minum lagi berikan

    Berikan minum sedikit demi sedikit

    Jika anak muntah, tunggu 10 menit lalu lanjutkan kembali rehidrasi oral

    pelan-pelan

    Lanjutkan ASI kapanpun anak meminta

    Setelah 4 jam :

    Nilai ulang derajat dehidrasi anak

    Tentukan tatalaksana berikutnya

    Mulai memberi makanan kepada anak di klinik

    Tatalaksana rehidrasi pada pasien diare dengan dehidrasi berat

    Dilampirkan dalam poster

    Suplementasi zinc

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    23/32

    Zinc mengurangi lama dan beratnya diare. Zinc juga dapat mengembalikan nafsu

    makan anak.

    Penggunaan zinc ini memang popular beberapa tahun terakhir karena memiliki

    evidence based yang bagus. Beberapa penelitian telah membuktikannya. Pemberian zinc yang

    dilakukan di awal masa diare selam 10 hari ke depan secara signifikan menurunkan

    morbiditas dan mortalitas pasien. Lebih lanjut, ditemukan bahwa pemberian zinc pada pasien

    anak penderita kolera dapat menurunkan durasi dan jumlah tinja/cairan yang dikeluarkan.

    Zinc termasuk mikronutrien yang mutlak dibutuhkan untuk memelihara kehidupan

    yang optimal. Meski dalam jumlah yang sangat kecil, dari segi fisiologis, zinc berperan untuk

    pertumbuhan dan pembelahan sel, anti oksidan, perkembangan seksual, kekebalan seluler,

    adaptasi gelap, pengecapan, serta nafsu makan. Zinc juga berperan dalam system kekebalan

    tubuh dan meripakan mediator potensial pertahanan tubuh terhadap infeksi.

    Dasar pemikiran penggunaan zinc dalam pengobatan diare akut didasarkan pada

    efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan fungsi saluran cerna dan terhadap

    proses perbaikan epitel saluran cerna selama diare. Pemberian zinc pada diare dapat

    meningkatkan absorpsi air dan elektrolit oleh usus halus, meningkatkan kecepatan regenerasi

    epitel usus, meningkatkan jumlah brush border apical, dan meningkatkan respon imun yangmempercepat pembersihan pathogen dari usus. Pengobatan dengan zinc cocok diterapkan di

    negara-negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki banyak masalah terjadinya

    kekurangan zinc di dalam tubuh karena tingkat kesejahteraan yang rendah dan daya imunitas

    yang kurang memadai. Pemberian zinc dapat menurunkan frekuensi dan volume buang air

    besar sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak.

    Pemberian probiotik

    Probiotik (Lactic acid bacteria) merupakan bakteri hidup yang mempunyai

    efek yang menguntungkan pada sel inang dengan cara meningkatkan kolonisasi

    bakteri probiotik di dalam lumen saluran cerna sehingga seluruh epitel mukosa usus

    telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus, sehingga

    tidak terdapat tempat untuk bakteri bereplikasi. Dengan fenomena tersebut bakteri

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    24/32

    probiotik dapat dipakai sebagai cara untuk pencegahan dan pengobatan diare baik

    yang disebabkan oleh Rotavirus maupun mikroorganisme lain, pseudomembran

    colitis maupun diare yang disebabkan oleh karena pemakaian antibiotika yang tidak

    rasional (antibioticassociated diarrhea). Mikro ekologi mikrobiota yang rusak oleh

    karena pemakaian antibotika dapat dinormalisir kembali dengan pemberian bakteri

    probiotik. Mekanisme kerja bakteri probiotik dalam meregulasi kekacauan atau

    gangguan keseimbangan ekosistem melalui dua mekanisme, rekolonisasi bakteri

    probiotik dan peningkatan respon imun dari sistem imun mukosa untuk menjamin

    terutama sistem imun humoral lokal mukosa yang adekuat yang dapat menetralisasi

    bakteri patogen yang berada dalam lumen usus yang fungsi ini dilakukan oleh

    secretory IgA (SigA)

    .Pada anak dengan malnutrisi, diare akut menyebabkan perubahan

    keseimbangan mikroflora secara drastis, pada kasus ini pemberian produk yang

    difermentasi dapat membantu rekolonisasi. Susu formula bayi yang mengandung

    Bifidobacterium lactis atau Lactobacillus reuteri, dapat menurunkan resiko diare,

    gejala gangguan saluran pernapasan, demam dan parameter kelainan lainnya. Anak-

    anak yang mempunyai resiko terhadap penyakit ini dapat diberikan formula probiotik

    profilaksis secara teratur.

    Pada saluran cerna manusia, probiotik menginduksi kolonisasi dan dapat

    tumbuh secara in situ di lambung, duodenum dan ileum. Pada epitel ileum manusia,

    mikroorganisme ini dapat menginduksi aktivitas immunomodulatory. Probiotik

    menginduksi sistem imun, produksi musin, down regulation dari responinflamasi,

    sekresi bahan antimikroba, pengaturan permeabilitas usus, mencegah perlekatan

    bakteri patogen pada mukosa, stimulasi produksi immunoglobulin dan mekanisme

    probiotik lainnya.

    Enzim akan memproduksi bakteri asam laktat yang dapat mempengaruhi

    proses metabolisme host. Yoghurt mempunyai aktivitas laktase yang tinggi, yang

    dapat membantu keadaan malabsorbsi laktosa. Selama proses fermentasi susu, secara

    umum, mikroorganisme akan menggunakan laktosa sebagai substrat. Hasilnya,

    konsentrasi laktosa dalam yogurt akan lebih rendah daripada susu yang tidak

    difermentasi. Malabsorbsi laktosa dapat mempengaruhi mekanisme diare dengan

    memproduksi tekanan osmotic intraluminal sehingga mendorong air dan elektrolit ke

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    25/32

    dalam lumen usus, akibatnya karbohidrat yang tidak diabsorbsi dapat menyebabkan

    kolonisasi bakteri di usus kecil.

    Dosis probiotik yang dianjurkan adalah 10 pangkat 7 hingga 10 pangkat

    9.Rekomendasi dari Mitsuoka untuk bakteri Lactobacillus memang sekitar 10 pangkat

    6. Jika kita memberikan kurang dari itu, maka proses keseimbangan tidak tercapai

    yang berarti tidak bisa disebut probiotik. Oleh karena itu, preparat probiotik

    Lactobacillus umumnya diberikan pada dosis 10 pangkat 7 hingga pangkat 9.

    Prognosis

    Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan

    terapi antimikrobal jika diindikasikan, prognosis diare hasilnya sangat baik dengan

    morbiditas dan mortalitas yang minimal. Penderita dipulangkan apabila ibu sudah

    dapat/sanggup membuat/memberikan oralit kepada anak dengan cukup walaupun

    diare masih berlangsung dan diare bermasalah atau dengan penyakit penyerta sudah

    diketahui dan diobati.

    Diare Persisten

    Batasan diare persisten menurut modul diare UKK gastro-hepatologi IDAI adalah

    diare akut dengan atau tanpa disertai darah yang berlangsung selama 14 hari atau lebih.

    Sesuai dengan batasan tersebut yang menjelaskan bahwa diare persisten adalah diare

    akut yang menetap, dengan sendirinya etiologi diare persisten sama dengan diare akut. Faktor

    resiko berlanjutnya diare akut menjadi persisten adalah :

    Usia kurang dari 4 bulan

    Tidak mendapat ASI

    Malnutrisi

    Diare akut dengan etiologi bakteri invasif

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    26/32

    Tatalaksana diare akut yang tidak tepat

    Titik sentral patogenesis diare persisten adalah kerusakan mukosa usus. Pada tahap

    awal kerusakan mukosa usus tentu disebabkan oleh diare akut. Pada infeksi rotavirus diare

    berlanjut karena defisiensi laktosa yang berkepanjangan. Pada malnutrisi sering terjadi karena

    sintesis antibodi berkurang, motilitas usus menurun dan regenerasi mukosa usus lambat.

    Dari derajat dehidrasi, diare persisten dapat dibagi menjadi :

    Diare persisten ringan

    Diare persisten berat

    Faktor-faktor risiko terjadinya diare persisten

    Pemberian susu pada

    bayi

    Pengenalan susu non-ASI

    Penggunaan botol susu

    Riwayat infeksi

    sebelumnya

    Riwayat diare akut dalam waktu dekat (khususnya pada bayi < 12

    bulan)

    Riwayat diare persisten sebelumnya

    Penggunaan obat

    sebelumnya

    Obat antidiare, karena berhubungan dengan menurunnya motilitas

    gastrointestinal

    Antimikroba, termasuk antibiotic dan anti-parasit

    Faktor bayi Bayi berusia < 12 bulan

    Berat badan lahir rendah (

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    27/32

    Diare persisten ringan

    Jika pasien mengalami diare akut dengan atau tanpa disertai darah dan berlangsung

    selama 14 hari atau lebih dan tidak didapatkan tanda dehidrasi. Pasien ini tidak memerlukan

    rawat inap tetapi membutuhkan cairan dan makanan khusus untuk di rumah.

    Tatalaksana diare persisten ringan

    Beri mikronutrisi dan vitamin seperti berikut

    Pada anak normal Pada diare persisten

    Folat 50 mikrogram Folat 100 mikrogram

    Zinc 10 mg Zinc 20 mg

    Vit.A 400 mikrogram Vit.A 800 mikrogram

    Besi 10 mg Besi 20 mg

    Tembaga 1 mg Tembaga 2 mg

    Magnesium 80 mg Magnesium 160 mg

    Beri selama 2 minggu. Recommended Daily Allowances untuk anak usia 1 tahun

    Memberikan cairan rehidrasi oral seperti pada rencana terapi A. CRO ini efektif

    pada sebagian anak dengan diare persisten. Namun pada beberapa kasus penyerapan glukosa

    terganggu dan saat diberika CRO dapat terjadi kenaikan volume tinja, tanda dehidrasi yang

    memburuk dan tinja mengandung glukosa yang tidak terserap. Pasien seperti ini harus segera

    dibawa ke rumah sakit untuk rehidrasi intravena sampai CRO dapat diberikan kembali tanpa

    memperburuk diare.

    Pada pemberian nutrisi untuk diare persisten ringan perlu diperhatikan karena

    terdapat kesulitan dalam mencerna susu yang berasal dari hewan. ASI tetap dilanjutkan dan

    beri makanan pelengkap yang sesuai

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    28/32

    Jika mengkonsumsi susu hewani, perlu mengganti susu tersebut dengan

    produk susu fermentasi dimana susu ini mengandung laktosa lebih sedikit

    Batasi susu hewani 50 ml/kgBB/hari bila tidak dapat mengganti susu hewani.

    Campur susu dengan sereal anak tapi jangan dicampur air

    Beri makanan kecil dengan frekuensi yang lebih sering, paling tidak 6x sehari

    Orangtua perlu kontrol kembali setelah 5 hari atau bisa lebih cepat bila kondisi

    memburuk. Bila anak sudah mengalami peningkatan berat badan dan sudah ada perbaikan

    seperti keadaan dehidrasi dan infeksi, frekuensi BAB menjadi kurang dari 3x sehari,

    diperbolehkan kembali ke pola pemberian makanan sesuai umurnya.

    Diare persisten berat

    Bila pasien mengalami diare akut dengan atau tanpa disertai darah selama 14 hari

    atau lebih dan terdapat tanda dehidrasi. Pasien ini perlu dirawat inap.

    Tatalaksana pada diare persisten berat :

    Lakukan rencana terapi B atau C yang sesuai dengan kondisi pasien

    Periksa keadaan infeksi non pencernaan seperti pneumonia, ISK, atau OMA

    kemudian lakukan tatalaksana yang sesuai

    Memberi suplemen multivitamin dan mineral

    Untuk nutrisi, ASI tetap sering diberikan dan selama mungkin. Makanan lain

    diberikan selama 4-6 jam. Bila dirawat inap perlu diberikan diet khusus

    sampai peningkatan berat badan. Target asupan harian yang ingin dicapai

    adalah sedikitnya 110 kkal/kgBB/hari

    Diet rumah sakit pada bayi usia di bawah 6 bulan :

    Anjurkan ASI eksklusif

    Bila pasien tidak minum ASI, beri susu rendah laktosa menggunakan sendok

    atau gelas

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    29/32

    Diet untuk anak usia 6 bulan ke atas :

    Makanan harus segera diberi begitu anak sudah bisa kembali makan, makanan

    harus diberi sebanyak 6x agar mendapat asupan minimal. Beberapa anak akan

    kesulitan makan selama 24-48 jam, pada pasien ini perlu dipasang selang NGT agar

    mendapat asupan makanan.

    Indikasi keberhasilan dalam pemberian diet :

    Asupan makanan yang adekuat\

    Kenaikan berat badan

    Diare yang berkurang

    Tidak ada demam

    Kriteria paling penting adalah kenaikan berat badan. Harus ada paling tidak 3 hari

    menunjukkan pasien mengalami kenaikan berat badan. Beri makanan tambahan seperti buah

    dan sayuran yang telah dimasak kepada pasien dengan respon yang baik. Setelah 7 hari

    pengobatan dengan diet yang efektif, berikan diet sesuai anak termasuk memberikan susu

    yang mengandung sedikitnya 110 kkal/kgBB/hari. Kondisi pasien seperti ini merupakan

    indikasi pasien boleh rawat jalan.

    Kegagalan pemberian diet ditandai dengan :

    Peningkatan frekuensi diare ( >10x/ hari)

    Ada tanda dehidrasi

    Kegagalan kenaikan berat badan dalam 7 hari

    Selama follow up monitoring perlu diperhatikan berat badan, suhu badan, asupan

    makanan, jumlah tinja.

    Kebutuhan elektrolit intravena (Ament ME, 1993)

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    30/32

    Elektrolit Dosis anak

    (mEq/kg/24 jam)

    Dosis Bayi

    (mEq/kg/24 jam)

    Na 3 4 2 8

    K 2 3 2 6

    Cl 2 4 0 6

    Ca 0,5 1 0,9 2,3Fosfat 2 1 1,5

    Mg 0,25 0,5 0,25 0,5

    PENCEGAHAN

    Tujuh intervensi pencegahan diare yang efektif adalah :

    1. Pemberian ASI

    2. Memperbaiki makanan sapihan

    3. Menggunakan air bersih yang cukup banyak

    4. Mencuci tangan

    5. Menggunakan jamban keluarga

    6. Cara membuang tinja yang baik dan benar

    7. Pemberian imunisasi campak

    BAB III

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    31/32

    KESIMPULAN

    Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak

    di negara yang sedang berkembang termasuk di Indonesia. Diare didefinisikan sebagai

    peningkatan dari frekuensi tinja atau konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap

    abnormal oleh ibunya. Secara garis besar, diare dibagi menjadi diare akut dan diare kronis

    atau persisten.

    Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang

    maupun negara maju. Sebagian besar disebabkan oleh rotavirus sehingga bersifat self-

    limiting dan hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan dan elektrolit. Bila ada tanda dan

    gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat diberikan terapi antimikrobial secara empirik,

    yang kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan hasil kultur.

    Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan sesuai

    dengan aturan. Prognosis diare akut infeksi bakteri baik, dengan morbiditas dan mortalitas

    yang minimal. Pencegahannya dapat dilakukan dengan higiene dan sanitasi yang baik.

    Diare kronis merupakan diare yang berlangsung dalam waktu lebih dari dua

    minggu. Penyebab diare kronis sangat banyak namun penyebab tersering pada bayi dan anak

    adalah malabsorpsi dan proses infeksi. Penatalaksanaan diare kronis pada prinsipnya harus

    dikerjakan bersama-sama dengan pemberian nutrisi yang cukup untuk memenuhi atau

    memelihara pertumbuhan normal. Malnutrisi kalori dan protein harus dihindari sebisa

    mungkin karena hal tersebut dapat menjadi variable pengganggu yang memperlambat atau

    menghambat pengembalian ke fungsi usus normal

  • 7/30/2019 Diare Sentra Baru

    32/32

    Daftar Pustaka

    1. Soenarto Y. Diare kronis dan diare persisten. Dalam: Juffrie M, Soenarto SSY,

    Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS, penyunting. Buku ajar Gastroentero-

    hepatologi:jilid 1. Jakarta : UKK Gastroenterohepatologi IDAI 2011

    2. Subagyo B. Nurtjahjo NB. Diare Akut, Dalam: Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari

    H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS, penyunting. Buku ajar Gastroentero-

    hepatologi:jilid 1. Jakarta : UKK Gastroenterohepatologi IDAI 2011

    3. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI :1985, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan

    Anak, Jilid I, Editor Husein Alatas dan Rusepno Hasan, Bagian Ilmu KesehatanAnak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

    4. Robert M. Kliegman, MD, Bonita M.D. Stanton, MD, Joseph St. Geme, Nina

    Schor, MD, PhD and Richard E. Behrman, MD. Nelson Textbook of Pediatrics,

    19th Edition :2011

    5. Pendidikan Medik Pemberantasan Diare ( PMPD ) : 1999, Buku Ajar Diare,

    DepKes RI DITJEN, PPM dan PLP

    6. WHO. Diare dalam Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit

    Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten Kota.

    Jakarta: WHO Indonesia.2009