di bawah lentera merah · notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... pendahuluan...

73
Edi Cahyono’s Experience: [ http://www.geocities.com/edicahy ] Soe Hok Gie Edi Cahyono’s experiencE Di Bawah Lentera Merah

Upload: lamthien

Post on 07-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi C

ahyo

no’s

Expe

rienc

e: [

http

://ww

w.ge

ociti

es.c

om/e

dica

hy ]

Soe Hok Gie

Edi Cahyono’s experiencE

Di BawahLentera Merah

Page 2: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE

Modified & Authorised by: Edi Cahyono, WebmasterDisclaimer & Copyright Notice © 2005 Edi Cahyono’s Experience

Di BawahLentera Merah

Soe Hok Gie

Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta, 1999

Page 3: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- iii -

Selamanja saja hidoep, selamanjasaja akan berichtiar menjerahkan djiwa

saja goena keperloean ra’jatBoeat orang jang merasa perboetannja baikgoena sesama manoesia, boeat orang sepertiitoe, tiada ada maksoed takloek dan teroesTETAP menerangkan ichtiarnja mentjapai

Maksoednja jaitoeHINDIA MERDIKA DAN SLAMAT

SAMA RATA SAMA KAJASEMOEA RA’JAT HINDIA

(Semaoen, 24 Djoeli 1919)

Ucapan Terima Kasih

Karangan kecil ini adalah skripsi yang diajukan untukmenempuh ujian Sarjana Muda jurusan Sejarah Fakultas

Sastra Universitas Indonesia. Pembuatan skripsi inimerupakan pengalaman pertama penulis, sehingga penulismohon maaf jika sekiranya dalam karangan ini terdapatkejanggalan-kejanggalan, baik isi maupun cara pembuatannyayang masih banyak terdapat kesalahan.

Selama proses penulisan skripsi ini, penulis menerima banyakbantuan dari berbagai pihak, baik berupa peminjaman buku,sumbangan kertas maupun dorongan moril. Juga dari segenapstaf perpustakaan musium, bantuan yang diberikan sangatpenulis hargai. Ucapan terima kasih penulis sampaikankepada staf pengajar jurusan Sejarah, terutama kepada IbuMarwati D. Pusponegoro yang telah mendidik penulis selamabelajar di jurusan Sejarah dengan tekunnya, kepada Drs.Abdurrachman Suryomiharjo yang telah membimbingpembuatan skripsi ini, dan kepada Drs. NugrohoNotosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentangmetode-metode membuat skripsi dan cara-cara menggunakan

Page 4: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- iv -

sumber sejarah.

Akhirnya secara khusus penulis perlu menyampaikanpenghargaan dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnyakepada Bapak Darsono dan Bapak Semaoen, yang telahberjam-jam menyediakan waktu dan telah sudi membaca danmemberikan petunjuk kepada penulis tentang banyakkekurangan pada skripsi ini serta melayani pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan. Tanpa bantuan beliau yangberharga, skripsi ini akan jauh kurang lengkap.

Walaupun demikian, semua kekurangan dan kesalahan padapenulisan skripsi ini adalah karena kelalaian penulis sendiri,terutama kesalahan ketik dan cara-cara membuat catatan kaki.Sekali lagi penulis memohon maaf. Semoga karangan yangsederhana ini akan ada manfaatnya.

Jakarta, 6 September 1964

Soe Hok Gie

Page 5: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- v -

- I S I -

“Ucapan Terima Kasih” ......iii......iii......iii......iii......iii

Bab 1: “Pendahuluan” ......1

Bab 2: “Latar Belakang Sosial” ......6Bab 3: “Dari Kongres Nasional Centraal

Sarekat Islam ke-2 Sampai ke-3” ......18Bab 4: “Dari Kongres Nasional CSI ke-3

Sampai PKI”......41

Bab 5: “Sekadar Catatan” ......58

Page 6: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 1 -

BAB I: Pendahuluan

Beberapa tahun yang lalu, ketika meneliti koran-koranawal tahun tiga puluhan, saya kadang-kadang membaca

berita-berita di sekitar proses pengadilan terhadap kaumkomunis. Mereka ini, bukanlah tokoh-tokoh utamanya,melainkan hanya peserta biasa saja. Di dalam mengemukakanalasan mengapa mereka ikut memberontak di tahun-tahun1926-1927, kebanyakan data menunjukkan kepada sebab-sebab kemiskinan. Biografi “rakyat kecil” ini pun sangatmenarik. Terkadang, hanya karena hutang 50 sen, atau karenasoal-soal kecil lainnya, mereka berani melawan Belanda. Danwaktu itu juga sering terbaca betapa keadaan orang-orangbuangan di Digul. Saya pernah membaca betapa kerasnyawatak Mas Marco, Boedisoetjitro, Winanta dan Najoan yangmenolak utusan Gubernur jenderal menemui mereka.Padahal pertemuan dengan utusan Hilman itu mungkin akanmembebaskan mereka dari neraka Digul. Kadang-kadangsaya membaca beberapa segi dari kehidupan tokoh-tokohkomunis ini. Misalnya, tentang kebandelan Mas Marco dankedermawanan Najoan, kesemuanya sangat menarik hati.Dan saya berminat untuk mengetahui lebih banyak lagitentang bagaimana keadaan perkembangan komunisme diIndonesia sebelum tahun-tahun 1926. Tetapi, jika kitamembaca buku-buku penulis asing dari luar negeri, gambaranyang kita peroleh menjadi agak berbeda. Harry J. Bendamisalnya, menganalisis pemberontakan itu terjadi ketikaterdapat sejumlah kenaikan pendapatan dan perbaikanpenghidupan. Dengan menunjuk kepada data-data yanglengkap, Benda menarik kesimpulan bahwa ...”The revoltewere not certainly not bred in misery among poverty-stickenor exploited peasant and labores living under the yoke ofwestern imperialist”.1

1 Harry J. Benda, The Crescent and the Rising Sun: Indonesian Islam Under

Page 7: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 2 -

Padahal, berita dari koran-koran pada waktu itu, justrucenderung menarik kesimpulan bahwa kemiskinan adalahsebab yang melatar belakangi pemberontakan itu. Kondisiini juga yang melatar belakangi saya untuk melihat secaralebih mendetail sebab-sebab dari pemberontakan tahun 1926.Dan untuk menunjang keinginan itu saya pun mulaimembaca buku-buku sekitar pemberontakan, sepanjang yangdapat saya peroleh. Pembacaan ini malah telah merangsangsaya untuk mengetahui awal mulanya pergerakan komunisdi Indonesia, karena tanpa tahu awal mulanya, sama sajadengan membaca sebuah koran dari tengah-tengah.

Itulah sebabnya maka studi mengenai pemberontakan 1926,harus dimulai dari studi terhadap awal mulanya pergerakankaum “Marxis” Indonesia. Dan dalam hal ini kita harus mulaidengan Sarekat Islam Semarang. Permulaan abad keduapuluhmerupakan salah satu periode yang paling menarik dalamsejarah Indonesia, karena sekitar tahun-tahun itulah terjadiperubahan-perubahan sosial yang besar di tanah air kita.Pesatnya perkembangan pendidikan Barat, pertumbuhanpenduduk yang meningkat cepat dan mulai digunakanteknologi modern, kesemuanya menimbulkan perubahansosial di Indonesia. Nilai-nilai tradisional yang telah mengakardi bumi Indonesia, tiba-tiba dikonfrontasikan secara intensifdengan nilai-nilai tradisional mereka dan malah ada yangsudah mulai melepaskannya, walaupun pegangan yang barubelum mereka peroleh. Ketiadaan pegangan menciptakanrangsangan untuk mendapatkan suatu pegangan. Sebagiandari mereka mencarinya di dalam pemikiran-pemikiran Is-lam, sedang yang lain mencari dengan menggali kembalikebudayaan lama untuk disesuaikan dengan dunia merekayang modern. Sebagian lainnya lagi mencarinya di dalamalam pemikiran Barat.

Dengan berbaju modern, pada awal abad kedua puluh itu

The Japanese Occupation 1942-1945. The Hague: W. van Hoeve,1958,hlm. 13-16.

Page 8: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 3 -

kita jumpai banyak aliran yang kadang-kadang salingbertentangan. Kita temui partai-partai yang saling cakar, disamping sarikat-sarikat buruh, gerakan pemuda, gerakanperempuan dan lain-lain. Dan jika mulai sedikit sajamengorek “kulit modern” itu, kita akan menemukan maknayang sesungguhnya dari gerakan-gerakan itu. Mereka tidaklain dari padanya merupakan kelanjutan bentuk darikelompok-kelompok yang sudah ada dalam masyarakattradisional. Apalagi jika kita memperhatikan dasar darikonsepsi-konsepsi mereka yang dikemukakan secara teliti,maka dengan tidak terlalu sulit kita dapat merasakanhubungannya dengan pemikiran-pemikiran pra abad ke-20.Apa memangnya secara kebetulan saja, maka kaum priyayibergabung ke dalam Boedi Oetomo dan kaum santri ke dalamSarekat Islam di sementara tempat? Apakah ini bukanmerupakan perwujudan dari struktur masyarakat yang lebihtua dari kaum priyayi dan santri itu sendiri? Suatu gerakanhanya mungkin berhasil bila dasar-dasar dari gerakan tersebutmempunyai akar-akarnya di bumi tempat ia tumbuh. Ideyang jatuh dari langit tidak mungkin subur tumbuhnya.Hanya ide yang berakar ke bumi yang mungkin tumbuhdengan baik. Demikian juga halnya dengan gerakan sosialistikSarekat Islam Semarang. Saya pikir, bukanlah hal yangkebetulan saja menghebatnya gerakan-gerakan Samin ditahun 1917, bersamaan waktunya dengan munculnya ide-ide sosialis Sarekat Islam Semarang. Bahkan Sarekat Islammerasa adanya persamaan dasar, walaupun yang satudicetuskan dalam suasana tradisional, sedang yang lainnyadengan jubah modern. Gerakan komunis bahkan merekaterjemahkan dengan gerakan Saminis.2 Dan jika kaumSaminis menggunakan bahasa Jawa kasar untuk siapa saja,maka dalam masa yang bersamaan kita juga menemui gerakanJawa Dwipa. Yang satu bergerak di desa, sedang yang lainnyadi Surabaya. Sarekat Islam Semarang merupakan gerakan darisekelompok manusia yang tak mungkin melepaskan dirinya

2 Sinar Hindia,10 Maret 1920.

Page 9: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 4 -

dari zaman lampaunya. Alam yang mendahuluinya, alamtradisional. Ide tokoh-tokohnya mau tidak mau merupakanlanjutan dan berhubungan dengan gagasan-gagasan yanghidup pada pra abad ke-20. Persoalannya sekarang,bagaimana hubungan abad tradisional itu dengan abad ke20,bagaimana perkembangan dan perubahannya. Hanyapenyelidikan dan penelitian yang lebih mendalam yang akanmenjawab pertanyaan menarik ini.

“Di Bawah Lentera Merah” hanyalah sebuah usaha kecil yangmencoba melihat salah satu bentuk pergerakan rakyat Indo-nesia di awal abad ke-20. Dan untuk membatasi persoalan,is memilih pergerakan Sarekat Islam di Semarang di dalammasa antara tahun1917-1920. Mengapa dimulai dengantahun 1917, karena mulai tahun itulah tendensi-tendensisosialistik mulai jelas, sedang batas Mei 1920, adalah bulandidirikannya Partai Komunis Indonesia. Dengan demikian,tulisan ini terhindar dari berkepanjangan tanpa batas.

Yang lebih menjadi perhatian karangan ini adalah ide-idedari para tokoh Sarekat Islam Semarang dan tindak tandukuntuk mewujudkannya. Sangatlah mustahil untuk berbicaratentang sesuatu ide tanpa berbicara tentang latar belakangyang membentuk ide-ide itu. Karena ia lahir atau dilahirkanoleh keadaan masyarakatnya. Saya memang tidakmemberikan perhatian kepada segi hukum, tindakan maupunperubahan aturan Hindia Belanda, karena baik Robert vanNiel (The Emergence of Modern Indonesia Elite) maupun VonAex (L’evolution politique en Indonesien 1900-1944) telahmengupasnya secara panjang lebar. Sedangkan gerakan-gerakan rakyat lain, termasuk Sarekat Islam lokal di luarSemarang akan disinggung hanya dalam hubungannyadengan SI Semarang. Hal yang sama akan berlaku jugaterhadap Central Sarekat Islam.

Sumber tulisan ini adalah surat-surat kabar. Buku-bukuperbandingan agak kurang terpakai karena kesulitanmemperolehnya. Lagipula pengupasan terhadap buku-buku

Page 10: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 5 -

itupun jarang yang saya inginkan. Membaca koran punmempunyai kesulitannya terutama karena ketuaan koran dandi sana-sini kurang lengkap. Kekurangan perawatanmengakibatkan kerapuhan dan kadang-kadang tak terbacatintanya. Pengecekan kembali sumber-sumber juga kadang-kadang tidak dapat dilakukan karena koran-koran itu dibawaike tempat perbaikan. Inilah sebabnya maka catatan-catatankaki ada kalanya tak tersusun sempurna.

Tokoh-tokoh Sarekat Islam Semarang sebagian terbesar sudahmeninggal dunia. Namun syukur sekali Semaoen danDarsono (ketika tulisan ini dibuat tahun 1964, ed.) masihhidup. Dari beliaulah saya mendapatkan banyak keteranganmelalui wawancara langsung. Walau sayang banyak jugaperistiwa-peristiwa yang lama berlalu itu terlupa.

Sebenarnya “Di Bawah Lentera Merah” ini lebih tepat jikadinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuahskripsi, karena apa yang dibicarakan di sini masih jauh dariselesai.

Page 11: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 6 -

BAB II: Latar Belakang Sosial

Pada tanggal 6 Mei 1917,1 Presiden Sarekat IslamSemarang yang lama, Moehammad Joesoef, menyerah-

kan kedudukannya kepada Presiden yang baru, Semaoen,yang pada waktu itu baru berumur sembilan belas tahun.Pada hari itu juga diumumkan komposisi yang baru, yangterdiri dari:

Presiden : SemaoenWakil Presiden : NoorsalamSekretaris : KadarismanKomisaris : Soepardi

AloeiJahja AldjoefriH. BoesroAmathadiMertodidjojoKasrin

Dari susunan pengurus baru ini, enam orang merupakanwajah baru. Mereka adalah, Semaoen, Noorsalam, Soepardi,Aloei, H. Boesro, Amathadi, Mertodidjojo, dan Kasrin.

Peristiwa pergantian pengurus ini mencerminkan adanyaperubahan dalam masyarakat pendukung SI di Semarang.Pada mulanya SI Semarang dipimpin oleh mereka dari ka-langan kaum menengah dan pegawai negeri yang mulai keluardari Sarekat Islam, termasuk Soedjono.

Kini, di bawah pimpinan Semaoen, para pendukung SI ber-asal dari kalangan kaum buruh dan rakyat kecil.2 Pergantianpengurus itu adalah wujud pertama dari perubahan gerakanSarekat Islam Semarang. Dari gerakan kaum menengah

1 Sinar Djawa, 7 Mei 19172 Robert van Niel, The Emergence of Modern Indonesian Elite, (Brussels’Gravenhage: Manteau van Hoeve,1960), h1m. 109.

Page 12: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 7 -

menjadi gerakan kaum buruh dan tani. Saat itu sangat pentingartinya bagi sejarah modern Indonesia, karena dari sinilahirlah gerakan kaum Marxis pertama di Indonesia.

Proses perevolusioneran Sarekat Islam Semarang ini bukansaja dipengaruhi, tetapi juga ditentukan oleh keadaanmasyarakat Indonesia dan Semarang menjelang berakhirnyaPerang Dunia I. Sebelum membicarakan perkembangannyalebih lanjut, baiklah kita melihat beberapa persoalan yangikut mempengaruhi kehidupan Semarang masa itu, baik dibidang sosial ekonomi maupun intelektual.

Agraria

Semenjak tahun 1870, Pemerintah Hindia Belanda membuatbeberapa peraturan baru yang mengubah Indonesia darisistem jajahan ala VOC menjadi sebuah jajahan yangbersistem liberal. Perkebunan yang dulunya dimonopoliPemerintah, kini boleh diusahakan modal-modal swasta.Sistem kerja paksa dan rodi dihapus dan diganti dengan sistemkerja upah secara bebas.

Mulai sejak itu mengalirlah modal-modal asing ke Indone-sia, menggarap pertambangan, perkebunan dan pabrik-pabrik. Perkembangan ini bukan mendatangkan kebaikanbagi rakyat Indonesia. Ia bahkan merupakan malapetaka,karena liberalisme bagi rakyat Indonesia merupakan “freefigth competition to exploit Indonesian”. Strukturkemasyarakatan Indonesia yang terdapat di Jawa masa itu,justru dipergunakan kaum kapitalis asing (Belanda) untukmencapai tujuan-tujuan mereka. Walaupun pengusaha-pengusaha perkebunan tidak dapat memiliki tanah, namunmereka dapat dan berhak menyewa dari Pemerintah atau“Bumiputra”. Dan dengan kekuasaan uangnya merekaberhasil memaksa desa-desa menyewakan tanah-tanah desadan biasanya dengan memberikan premi tertentu kepadakepala-kepala desa. Sawah milik desa (komunal) dari petanilalu dijadikan perkebunan-perkebunan. Sedang

Page 13: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 8 -

penduduknya secara massal dijadikan kulinya.3 Nasib kaumtani ini sama sekali dilalaikan. Para lurah yang seharusnyamenjadi kepala desa, kini menjadi alat pemerintah semata-mata dan dengan sendirinya mereka menjadi praktis alat parapengusaha perkebunan.4 Misalnya, pada tahun 1919, parapengusaha perkebunan memberikan premi f 2,50 (duasetengah rupiah Belanda) untuk setiap bau kepada lurah-lurah yang dapat mengubah sawah-sawah desa menjadiperkebunan tebu.5 (1 bau = 7096,50 m2).

Para petani itu kini tidak lebih daripada budak-budak belian.6

Areal perkebunan yang semakin lama semakin meluas ini,mengakibatkan semakin berkurangnya areal persawahan.Padahal penduduk Jawa kian lama kian padat sebagai akibatperbaikan kesehatan. Dengan mudah dapat dilihat bahwaproduksi beras menjadi terus-menerus berkurang dalamperbandingan penduduk yang mengakibatkan naiknya hargaberas. Mulai dari sekitaran Cirebon, Pekalongan, Semarangdan terus ke Solo dan Yogyakarta berhamparan kebun-kebuntebu. Tetapi kehidupan kaum buruh dan tani yangmenggerakkan produksi tebu dan pabrik gula itu, kian lamakian buruk. Sebuah komisi Belanda sendiri di tahun 1900telah melaporkan bahwa kehidupan rakyat Jawa dari hari kehari semakin sengsara. (Onderzoek naar de mindere welvaartde Inlandsche bevolking op Java en Madura). Dan keadaan itubertambah memburuk antara tahun 1913-1923.7 Di tahun1916 hingga 1920, proses perluasan produksi tebu terusberlangsung, walaupun tuntutan untuk menguranginya

3 Secara detail hal ini dikemukakan oleh Bruno Lasker dalam HumanBondage in South Asia, (Chapel Hill, 1950).4 George Mc.Kahin, Nationalism and Revolution in Indonesia, (Ithaca:Cornell University Press, 1952).5 Darsono, “Giftage Waarheispeiklen (Panah Pengadilan Beracun),” dalamSinar Hindia, 5 Mei 1918.6 Lasker, hlm. 80.7 Kahin, hlm. 26.

Page 14: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 9 -

semakin santer pula. Bila produksi tebu (gula) di tahun 1900berjumlah 744.257 ton, maka di tahun 1915, ia menjadi1.319.087, 1.629.827 di tahun 1916 dan 1.822.188 padatahun 1917.8 Ini berarti berlanjutnya pengurangan arealpersawahan dan produksi padi. Harga beras dengan demikianmeningkat dan peningkatan itu diperhebat lagi olehkurangnya pengangkutan antara Indonesia dengan negeri-negeri penghasil beras lainnya di Asia Tenggara sebagai akibatPerang Dunia I.

Karena para lurah disuap dengan f 2,50 untuk setiap bahusawah yang dapat disewa bagi perkebunan tebu, maka di desa-desa terjadi “pemaksaan” atas kaum tani untuk tidakmenanam padi dan menggantinya dengan tebu. Secaraterperinci hal ini dikemukakan Bruno Lasker dalam “Hu-man Bondage in South Asia,” Chapel Hill, 1950.

Biasanya, para pengusaha perkebunan menyewa satu bulanlahan persawahan dengan f 66,- untuk selama delapan belasbulan. Bila satu bahu sawah itu ditanami padi (selama delapanbelas bulan), maka ia menghasilkan tiga kali panen, atausekurang-kurangnya dua kali (ditambah dengan palawija) danitu berarti 3 x f 100,- sama dengan f 300.9 Demikianlahmaka penanaman tebu itu berarti penyengsaraan rakyat. Uangsewa lahan persawahan yang 66,- itu tidak cukup untuk hidupselama delapan belas bulan. Dan kaum tani biasanya pergike kota untuk bekerja sebagai kuli. Manakala mereka tidakke kota berkuli, mereka dapat juga berkuli di perkebunandengan gaji antara 20 hingga 40 sen sehari. Atau merekajuga dapat menggali lubang. Tetapi, manakala tuan besarkurang puas dengan hasil kerja mereka, upah merekadikurangi menjadi separo, jadi satu setengah sen. Itupunsesudah mereka dicaci maki.10 Dapat dibayangkan betapa

8 Encyclopedie van Nederlandsch Indie, Leiden: Suiicker, Matinus Nijhoof-E.J. Brill, Jilid IV, 1931).9 Mas Marco, “Apakah Pabrik Goela itoe Ratjoen Boet Bangsa Kita”,dalam Sinar Djawa, 26. Tidak tercantum bulan dan tahun.

Page 15: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 10 -

sulitnya kehidupan kaum tani di daerah-daerah perkebunan.

Di desa-desa, tidak seorangpun yang membela para petaniitu. Lurah-lurah mereka sudah sepenuhnya menjadi alat parapengusaha perkebunan. Untuk melepaskan diri dari keadaanini, hanya ada dua jalan tersedia bagi mereka. Pertama, larike kota-kota dan kedua, membakari kebun-kebun tebu itusebagai pernyataan protes. Angka-angka statistikmemperlihatkan kepada kita bahwa semakin kejampenindasan di desa-desa, semakin banyak kebun-kebun tebuyang dibakari. Setelah tahun 1900, angka itu melonjak “at aterific rate”, tulis Wertheim.11 Di Kediri misalnya, pada tahun1918, kebun-kebun tebu dibakari dan para petani merampasitanaman kaspo (cassava).12 Sementara itu, para ibu menjualanak-anak mereka di pasar. Makanan pokok mereka telahberganti dengan jagung dan apar pisang.13

Persoalan agraria ini mempengaruhi iklim pergerakan SarekatIslam Semarang dan sekitarnya dalam tahun 17-an danmenjadikan organisasi itu lebih revolusioner. Kenyataan-kenyataan sosial yang mereka lihat, dengar dan alami,menggugah perasaan para tokoh organisasi itu.Ketidakpuasaan umum, ketidak percayaan pada niat baikpemerintah dan lain sebagainya, akhirnya membuat SarekatIslam Semarang lebih revolusioner.

Volksraad dan Indie Weebaar

Dalam tahun 1917, Gubernur Jenderal van Limburg Stirummenjanjikan akan membentuk sebuah “dewan rakyat” yangmerupakan dewan penasihat kekuasaan legislatif. Hal inimengecewakan tokoh prgerakan rakyat, karena yang mereka10 Sartunus, “Kromo di Djawa “, Sinar Djawa, 20 Februari 1918 (Lihatjuga Darsono, op. cit.).11 W.F. Wertheim, Indonesian Society in Transition, (Bandung: SumurBandung 1956), hlm. 209.12 Chadirini, Pemandangan, Sinar Hindia, 18 Januari 1918.13 Sinar Djawa, 31 Januari dan 9 Februari 1918.

Page 16: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 11 -

cita-citakan adalah dewan legislatif yang sungguh-sungguh.

Dalam tahun ini, masalah Indie Weerbaar yaitu satu gerakanyang menginginkan diadakan milisi “bumiputra” untukmempertahankan Hindia Belanda dari musuh-musuh luarmenjadi bahan perdebatan yang sengit sekali. Tokoh-tokohpegerakan kiri (Sneevliet dan Tjipto Mangunkusumo) tidaksetuju diselenggarakan suatu milisi “bumiputra” itu, karenakegiatan ini mereka lihat sebagai usaha untuk mempertahan-kan kepentingan Belanda dengan menjadikan rakyat Indo-nesia sebagai umpan peluru. Kedua persoalan ini lebih bersifatIntelektualistik, sedang massa rakyat agak pasif.

Wabah Pes

Disamping persoalan yang bersifat nasional seperti agraria,Volksraad dan Indie Weerbaar itu, terdapat pula persoalanlokal, yaitu penyakit pes di Semarang dan sekitarnya. Dalammenghadapi wabah ini Kotapraja Semarang bertindak tidakbijaksana sehingga massa rakyat semakin diperlakukansewenang-wenang.

Dalam triwulan pertama tahun 1917 di Semarang berjangkitpenyakit pes. Wabah ini timbul dan meluas terutama karenaperumahan rakyat di kampung-kampung sangat buruk.Mereka tinggal di dalam gang-gang yang berjejal-jejal, sempitdan becek. Rumah yang terbuat dari atap rumbia dan bambumerupakan sarang tikus. Keadaannya yang berjejal-jejal itumembuat sinar matahari tidak masuk ke dalam ruanganrumah dan keadaan ini merupakan sorga bagi tikus. Keku-rangan makan (nilai gizi yang rendah), tidak adanyapemeliharaan kesehatan masyarakat oleh Pemerintah HindiaBelanda, akhirnya menimbulkan wabah pes. Belanda hanyamemperhatikan hal kesehatan ini apabila penyakit itumenulari mereka. Angka Kematian di bawah ini memperli-hatkan betapa hebatnya korban wabah pes itu.14

Page 17: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 12 -

Angka Kematian Penduduk Semarang per 1000 jiwa (1917)

Daerah Triwulan TriwulanPertama Kedua

Semarang Kulon 48 67Semarang Kidul 32 57Semarang Wetan 59 72Semarang Tengah 45 49Genuk 24 64Pendurungan 26 90Srondol 13 23Maranggen 26 151Karangun 24 115Kebonbatu 20 98Rata-rata 31,2 78,6

Angka kematian yang luar biasa tingginya ini pastimenggugah perasaan rakyat dan pemimpin-pemimpinnya.Kotapraja lalu mengambil beberapa tindakan. Perumahanrakyat yang merupakan sarang-sarang tikus itu dibongkar(dibakari dan rakyat diberi waktu 8 hari untuk pindah).15

Penduduk miskin yang tidak mempunyai apa-apa terangtidak mampu membangun perumahan yang patut dalamwaktu delapan hari. Memang pada akhirnya, Kotapraja, atastekanan berbagai organisasi rakyat, membangun jugaperumahan rakyat. Tetapi tindakan-tindakan pertamaPemerintah sangat menyakitkan hati dan membangkitkankemarahan rakyat. Maka itu agitasi Sarekat Islam Semarangtentang wabah pes mendapat sambutan hangat daripenduduk kampung-kampung. Namun situasi itu menjadisemakin buruk pada akhir tahun 1917, berhubung dengantibanya musim hujan. Gang-gang menjadi kubangan lumpurdan kekurangan sinar matahari yang masuk ke rumah-rumahpenduduk tetap memperhebat menjalarnya wabah. Bagikalangan rakyat jelata yang buta huruf dan miskin, situasi

14 Darsono, op.cit., 18 Mei 1918. Ia mengutip laporan resmi kota praja.15 Semaoen, “Gemeente Bestuur Semarang Mendjadi Revosioner”, SinarDjawa, 7 Desember 1917.

Page 18: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 13 -

1917 di Semarang itu, membuat keadaan masak untukgerakan-gerakan radikal revolusioner dari Semaoen dankawan-kawannya.

Persdelict Sneevliet16

Pada tanggal 8 dan 9 Maret (penanggalan baru) 1917, kaumperempuan dan buruh yang lapar mengadakan demonstrasisambil menyanyikan Mareseillaise. Tentara yang dikirimuntuk membubarkan demonstrasi itu menolak untukmenembak “kaum yang lapar” ini. Dan dengan demikianmeledaklah revolusi Rusia. Tsar turun takhta dan PemerintahProvesional Rusia dibentuk.

Berita-berita pertama tentang revolusi dan demonstrasi kaumburuh ini sampai ke Indonesia 10 hari kemudian. Dan or-ang yang tergerak untuk menuliskannya adalah H. Sneevliet,ketua ISDV. Yang setelah menerima berita itu segera menulisartikel Zegepraal (kemenangan). Keesokan harinya iamenyerahkan tulisan itu kepada redaksi De Indier (organdari NIP-Nederlandsch Indische Partij). Later, penanggungjawab dari organ itu memperlunak tulisan H. Sneevlietdengan persetujuan. Namun masih sangat keras bagi telingaBelanda. Antara lain kita baca (saya mengutip terjemahanSemaoen):

Apakah soeara-soeara boengah masoek dalam kota desadalam ini negeri? Di sini hidoeplah soeatoe ra’jat, dalamnegeri jang terkaja sendiri. Di sini hidoeplah soeatoe ra’jat,miskin, bodo. Di sini hidoeplah soeatoe ra’jatmengeloearkan kekajaan jang soedah bertahoen mengalir(ke) kantong-kantongnja bangsa jang memerintah,kantong-kantong di Eropah Barat, teroetama pergi samanegeri ketjil jang ada di sini pegang kekoeasaannja politik.Di sini hidoeplah soeatoe ra’jat jang menoeroet sadjadengan lembek. Koempoelan politik dilarang .... hak bikinvergadering disangoepi, tetapi beloem diadakan teroes,

16 Proses pengadilan ini dimuat dalam Sinar Djawa (antara 21 Oktober- 7 Desember) tetapi tidak setiap hari.

Page 19: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 14 -

pertimbangan (kritiek) dalam soerat kabar diantjam olehjustitie jang berat sebelah, sebab itoe justitie kepoenjaannjajang memerintah daja oepaja bergerak dilawan dengankeboeasaannja pemboengan. Pergerakan politiek hanjadiperkenankan kalau itoe pergerakan kepoenjaannja jangmemerentah, sebagai bikin maloe pada ra’jat...seoempamanja pergerakan memperkoeat balatentara boeatmelindoengi tanah air,17 tanah air jang mana soedahdiambil dari tangannja ra’jat oleh pemerintah asing. Disini hidoeplah soeatoe ra’jat jang sabar, soeka menoeroetsadja bertahoen-tahoen...dan sesoedahnja Diponegorotidak ada satoe pemoeka jang menggerakkan ra’jat boeatpegang nasibnja sendiri dalam tangannja sendiri. Ra’jatDjawa Revolutie di Rusland djoega memberi tjontohpengadjaran pada kamoe. Djoega ra’jat di Rusland sabardan soeka menoeroet dan memikoel sadja tindasanbertahoen-tahoen, is djoega miskin dan sebagian besartidak bisa toelis dan batja seperti kamoe Ra’jat dapatkemenangan lantaran berkelahi teroes meneroesmemoesoehi (i) pemerintah boeas dan boedjoekan. Djoegadi negeri Rusland koempoelankoempoelan kaoem boeroehjang mempertimbangi itoe perkoempoelan-perkoempoe-lan.

Pekerdjaan oentoek mentjapai kemerdekaan jalahpekerdjaan berat. Pekerdjaan ini tidak bisa berboeat dalamtengah-tengah, djalan kekoeatiran atau djalan koerangtetap, pekerdjaan ini meminta seloeroeh djiwa, keberanian,jalan keberanian nomor satoe. Apakah soeara-soearaboengah sebab kemenangan itu masoek di hati kita?Apakah terlebih kentjang dan keras daja oepaja si penjiar-penjiar benih boet menggerakkan keras gojangnya ra’jatberpohtiek dan berichtiar dalam pentjarian hidoepnja.Dan apakah ia teroes sadja bekerja menanam benihmeskipoen beberapa benih djatoeh di batoe-batoe dantjoekoel sedikit sadja. Dan apakah ia teroes sadja berten-tangan dengan daja oepaja tindasan atas kemerdekaanpergerakan? Maka tida lainlah ra’jat tanah Djawa, tanahHindia tentu akan dapat apa jang soedah didapat ra’jat

17 Maksudnya Indie Weerbaar.

Page 20: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 15 -

Ruslad jalan kemenangan.”

Karena artikel itu ia diseret ke muka pengadilan dengan tu-duhan yang bermacam-macam, antara lain menghasut rakyatJawa, menghina pengadilan, menuduh Pemerintah berbuatsewenang-wenang dan tuduhan sebangsanya. Akhir Novem-ber 1917 persidangan Sneevliet dimulai. Dalam tahap per-tama pergerakan nasional, proses pengadilan politik sangatlahpenting artinya. Dalam persidangan yang terbuka, terjadi de-bat dakwa dan penuntut. Terdakwa biasanya membela rakyat,sedang penuntut selalu mewakili kepentingan pemerintahkolonial. Pengunjung persidangan biasanya para wartawandan kader-kader politik. Di sana mereka belajar tentang cara-cara berdebat dan menjatuhkan argumentasi lawan. Sneevlietyang terkenal sebagai “orator” dengan gaya memikat danmeyakinkan berhasil menunjukkan kejahatan sistem kolonialdi Indonesia. Selama persidangan berlangsung, kolom-kolomsurat-surat kabar di Semarang memuat jalannya perdebatan.Bagi pembaca Indonesia, pemuatan itu sangat menarik karenakebohongan pemerintah disoroti. Walaupun Jaksa menuntutsupaya Sneevliet dijatuhi hukuman 9 bulan penjara, tetapihakim menyatakan ia bebas dan tak lama kemudian ia di-buang. Rupanya, pembebasan itu untuk memudahkan prosespembuangannya. Ketika Semaoen menggerakkan SarekatIslam ke jalan sosialistik revolusioner, kondisi-kondisi sosialtelah tersedia, karena tanpa kondisi ini semua usaha-usahaSemaoen itu akan sia-sia saja. Keempat faktor di atas dengansendirinya saling melengkapi. Persoalan tanah dan kemiskin-an di desa-desa memungkinkan Sarekat Islam Semarang men-dapatkan massanya dari kalangan kaum tani. Pembakaranrumah-rumah rakyat (akibat pes) memungkinkannyamenggerakkan massa kampung-kampung di kota. Dan IndieWeerbaar dan Volksraad serta persdelict Sneevliet lebih mem-pertajam pengertian pada kader secara teoritis mengenaimasalah-masalah penjajahan. Pada waktu itu pergerakanpolitik jarang sekali, kalau tidak akan dikatakan tidak adayang mempunyai basis-basis ideologis-teoretis. Perdebatan-

Page 21: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 16 -

perdebatan telah mengasah ketajaman pikiran pada politikusIndonesia di masa itu.

Dalam buku pergerakan nasional, faktor luar negeri seringdijadikan faktor penyebab dari peristiwa-peristiwa di dalampergerakan nasional kita. Kemenangan Jepang atas Rusia(1905) diasosiasikan dengan kelahiran Budi Utomo. RevolusiTiongkok 1911 dihubungkan dengan kelahiran SarekatDagang Islam (SDI). Dan juga Revolusi Rusia diasosiasikandengan perevolusioneran gerakan rakyat ke kiri. Lembagasejarah PKI misalnya, menulis, “Revolusi Sosialis Oktober1971 di Rusia mempunyai pengaruh sangat besar” padapergerakan revolusioner Rakyat Indonesia.18

Tetapi, jika kita menilik pada pers Indonesia, juga pada suratkabar Sinar Djawa (di bawah asuhan Semaoen, Alimin, danlain-lain) Revolusi Rusia tidak mendapat tempat yang besar.Nama-nama Lenin, Trotsky dan Stalin hampir tak pernahdisebut-sebut. Perdamaian Brest-Litowsky hanya sekali men-jadi bahan sebuah artikel Kadarisman.19 Bahkan dalammengenang tahun 1917 yang telah berlalu, Revolusi Oktober1917 itu tak disebut-sebut, tetapi pengarang-pengarang lain-nya disebut.20 Hanya melalui Sneevliet-lah Revolusi Rusiaitu pernah menarik perhatian publik di Indonesia dan barusesudah tahun 1920, ketika kaum “Marxist” Indonesia mulaimengadakan hubungan internasional, hal-hal di sekitarRevolusi Rusia menarik perhatian Indonesia. Menurutpendapat saya, pengaruh kejadian-kejadian luar negeri barumendapat perhatian di tanah air kita ini, setelah tahun-tahun1926. Sebelumnya berita-berita luar negeri amat pendek-pen-dek dan hanya merupakan kutipan kawat. Masalah pengaruhluar negeri sampai sekarang masih sangat dilebih-lebihkandan hanya penelitian yang lebih lanjut yang akan memberikan

18 Lembaga Sejarah PKI, 40 Tahun PKI, (Jakarta: Yayasan Pembaruan,1960). hlm, 10-11.19 Sinar Djawa, 27 Desember 1917.20 Sinar Djawa, 2 Januari 1918.

Page 22: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 17 -

jawaban sebenarnya.

Page 23: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 18 -

BAB III: Dari Kongres NasionalCentraal Sarekat Islam ke-2 Sampaike-3

Walaupun sejak bulan Mei 1917, Golongan “Marxis”di bawah Semaoen sudah berhasil menguasai Sarekat

Islam Semarang, namun tidaklah berarti bahwa SI di kotaSemarang berubah dengan segera. Sebelum dipimpinSemaoen, SI Semarang dikenal sebagai organisasi yang lembekdan yang menyatakan ini adalah INSULINDE, sebuahorganisasi yang juga “lembek.”1

Perlahan-lahan Semaoen mempengaruhi para pemimpin SISemarang. Dan lama-kelamaan is berhasil membawa gerakanini bergeser ke arah sosialis revolusioner. Sebagai puncakusahanya merevolusionerkan SI Semarang, mulai 19 Novem-ber 1917, organ SI Semarang yakni harian Sinar Hindia(kemudian berganti nama menjadi Sinar Djawa) berhasildikuasainya. Perubahan-perubahan redaksi segera diadakandengan memasukkan tenaga-tenaga muda yang militan.Sebagai pemimpin redaksi, dipimpin oleh Semaoen, dengandi bantu oleh Moh. Joesoef (berita-berita Indonesia danSemarang), Kadarisman (telegram), Notowidjojo (ekonomi),Aloei (rapat-rapat dan reseve), Alimin (berita kesewenang-wenangan dan luar negeri), dan Semaoen sendiri menjadiredaktur politik. Alimin dimasukkan ke dalam redaksi,walaupun ia berdiam diri di Jakarta. Mereka masing-masingbertanggung jawab sendiri-sendiri di muka pengadilan dansemua tidak dibayar.

Dalam kata pengantarnya mereka menyatakan bahwa haluanSinar Djawa akan lebih radikal dan terhadap pemerintahmereka akan menilainya secara jujur, sedangkan terhadapkaum kapitalis dan kaum priyayi yang memeras akan merekamusuhi.2

Page 24: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 19 -

Selanjutnya, sebelum kita meninjau dan membahas tindakan-tindakan Sarekat Islam Semarang ini, akan kita lihat lebihdahulu gagasan-gagasan perjuangannya. Jika kita telahmelihatnya, maka tindakan-tindakan revolusionernya akanmenjadi lebih mudah dipahami.

Sebab-sebab dan Cara Mengubah KemacetanMasyarakat

Keadaan buruk yang terjadi pada tahun-tahun 1917-1918tidaklah disangkal oleh dunia Pergerakan Indonesia baik yangberhaluan “keras” maupun “lembek”. Bahkan orang-orangBelanda pun tidak menyangkalnya. Keadaan sosial yangburuk itu merupakan tantangan bagi setiap pemikir politiksosial Indonesia.

Mereka mulai mencari latar belakang kondisi sosial yangpincang ini dan saling mengajukan berbagai konsep untukmenyelesaikannya. Pers Indonesia pada waktu itu penuhdengan karangan-karangan yang mencoba memberikanjawaban atas persoalan-persoalan keburukan kondisi sosial.Sebagian ada yang menyalahkan kemajuan teknik, sebagianlagi mengeluarkan konsepsi kebejatan moral, dan ada pulaorang yang menyalahkan orang Jawa (Indonesia) sendiri,karena mereka itu malas dan pemboros.

Tetapi ada pula kelompok yang mengajukan konsepsiMarxistis dalam membahas realitas sosial ini, dan tokohutamanya adalah Hendricus Fransiscus Marei Sneevliet, ketuaISDV.3 Sneevliet bersama kaum ISDVnya berhasilmempengaruhi sekelompok angkatan muda dari Sl baik diSemarang (Semaoen, Darsono, dan lain-lain), Jakarta (Alimindan Muso), Solo (H. Misbach) maupun di kota-kota lainnya.

Dari Sneevliet-lah mereka belajar menggunakan analisisMarxistis untuk memahami realitas sosial yang dialami.Mereka berpendapat bahwa sebab dari kesengsaraan rakyatIndonesia adalah akibat dari struktur kemasyarakatan yang

Page 25: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 20 -

ada, yaitu struktur masyarakat tanah jajahan yang diperasoleh kaum kapitalis.

Dengan kekuasaan keuangannya, sejumlah orang berhasilmemeras kekayaaan alam Indonesia, sekaligus memerasrakyatnya. Kemiskinan yang lahir sebagai akibatnyamenumbuhkan kriminalitas di kalangan rakyat Indonesiadalam bentuk perampokan dan kelaparan.4 Kesengsaraan itumenjadi semakin berat lagi oleh peperangan (Perang DuniaI). Perang ini disebabkan adanya persaingan antarakepentingan kaum kapitalis Eropa (Kapitalis Inggris melawanJerman). Di dalam analisisnya mereka melihat perkebunan,terutama perkebunan tebu sebagai penyebab kemiskinan yangnyata. Dan cara untuk mengatasinya hanyalah dengansosialisme, yaitu menasionalisasikan perusahaan-perusahaanyang penting bagi hajat hidup rakyat.

Pernerintah yang seyogyanya memperhatikan kepentinganrakyat terbanyak, tidak memperhatikannya dan malahmemihak kepada kaum kapitalis. Menurut merekapemerintah masa itu mewakili kaum uang.5 Karena itu iabertentangan dengan kepentingan kaum Kromo, denganrakyat terbanyak.6 Bahkan para anggota Tweede Kamersendiri, berkepentingan dengan adanya pabrik-pabrik gula.Mereka mempunyai saham-sahamnya di sana.7 Pemerintahdan para pengusaha tidak memperhatikan rakyat dan bahkankarena mempunyai banyak uang mereka dapat membeli danmenyogok pegawai-pegawai pemerintah.

Banyak sekali tuntutan yang diajukan kelompok ini. Dalampersoalan agraria jelas sekali terlihat bahwa pemerintah lebihmementingkan kaum kapitalis daripada rakyat jelata. Dariberbagai pajak yang dibayar rakyat jelata, pemerintahmembangun irigasi-irigasi. Tetapi airnya diberikan untukmengairi perkebunan dan baru kemudian untuk sawahrakyat. Siang hari yang diairi adalah perkebunan dan malamharinya untuk sawah rakyat. Padahal para pengusahaperkebunan itu mampu membayar orang untuk mengawasi

Page 26: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 21 -

jalannya air di malam hari. Sedangkan rakyat pada siangharinya sudah bekerja, malamnya terpaksa begadang lagi.8

Bila panen tebu sudah dekat, di beberapa daerah Pasuruan,rakyat disuruh lagi berjaga malam bagi perkebunan itu.9

Semuanya itu untuk kepentingan para pengusahaperkebunan. “Ra’jat Hindia tidak poenya keperloean samasekali fatsal adanya fabrik goela, ondermening thee, koffie, rub-ber dan sebagainja jang bagitoe banjak, sebab hasilnja kapitalisloear Hindia dan loear negri Belanda, sebab adanja ini semoeameroesak kemadjoen peroesahaan tanah boemipoetra,peroesahaan jang mana perloe sekali boeat keselamatan ra’jatHindia jang sebagian besar bikin merdeka boemipoetra dalampentjarian idoepnja dan bikin makanan di sini.”10 Bahkanketika banyak kelaparan sudah nyata di Jawa, usul-usulpengurangan areal tebu sebanyak 50% masih ditolak denganpelbagai alasan tanpa mau peduli apakah rakyat sudahkelaparan.11

Tetapi ketika adanya bahaya yang mengancam dari luar.Tanpa malu-malu kaum kapitalis/pemerintah menganjurkanadanya milisi Bumiputra. Padahal milisi ini bertujuan untukmelindungi kapital mereka sendiri, dengan menjadikan or-ang Indonesia sebagai umpan peluru.12 Secara sarkastis MasMacro mensajakkan:

Indie Weebaar jang dibitjarakanSana sini sama mengatakanIndie Weerbaar akan memasoekkananak Hindia di lobang meriam.13

Karena itu, demi kepentingan Indonesia sendiri, IndieWeerbaar harus dilawan. Dalam bidang perburuhan punPemerintah berpihak kepada kaum majikan. Dan tidak maupeduli pada pihak kaum buruh.

Jam kerja dan syarat-syarat perburuhan tidak ditetapkan.Tetapi jika kaum buruh bertindak sendiri menuntut danmemperjuangkan nasibnya, Pemerintah lalu turun tanganmembela “setan uang” dengan mendatangkan tentara

Page 27: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 22 -

menangkapi pemogok.14

Dalam pernyataan-pernyataannya, pemerintah menggunakanbahasa etis, selalu menjanjikan bahwa suatu ketika rakyatIndonesia akan mendapat zelfsbestuur. Tetapi waktunya bukansekarang sehingga rakyat Indonesia harus bersabar. Untuksampai taraf ini, yang diperlukan ialah pendidikan. Danpemerintah tidak pernah sebenarnya mendidik rakyat Indo-nesia. Yang banyak didirikan hanya sekolah-sekolah guru danpertanian. Seperti mendirikan Stovia dan KWSPHS.15 Guru-guru yang ada sengaja dibayar murah, sehingga minat menjadiguru tidak besar.16 Sadar akan pentingnya pendidikan inilah,maka kemudian di dalam rencana-rencana kerja Sarekat Is-lam Semarang (dan juga organisasi-organisasi rakyat lainnya)mencantumkan pendidikan sebagai program perjuangannya.

Pemerintah wakil kaum kapitalis juga membuat pasal-pasalhukum pidana yang bersifat karet untuk menjerat tokoh-tokoh pergerakan dan para wartawan yang berani mengkritikdan mengungkapkan ketidakadilan di dalam kehidupanmasyarakat. Pasal-pasal itu adalah 63 b dan 66 b yang ber-bunyi:

Barang siapa dengan perkataan atau dengan tanda-tanda ataudengan pertunjukan atau dengan cara-cara lainnya bertujuanmenimbulkan atau menunjukkan perasaan permusuhan,benci atau mencela di antara berbagai golongan rakyatBelanda atau penduduk Hindia Belanda akan dihukum:

63 b dengan hukuman penjara 6 bulan sampai 6 tahun.

66 b dengan hukuman kerja paksa di luar penjara (rantai) selama5 tahun.

Pasal ini pada tahun 1918 dicabut dan diganti dengan pasal154 dan pasal 156 yang lebih berat lagi dan bunyinya:

Pasal 154: Barang siapa mengeluarkan pernyataan ditempat umum yang dapat menimbulkan perasaanpermusuhan, benci kepada pemerin tah di Nederland atauHindia Belanda, dihukum penjara selama-lamanya 7

Page 28: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 23 -

tahun atau denda sebanyak-banyaknya 300 rupiahBelanda (Gulden).17

Pasal 156: Barangsiapa mengeluarkan pernyataan ditempat umum yang dapat menimbulkan perasaanpermusuhan, kebencian kepada beberapa golonganpenduduk di Hindia Belanda, dihukum penjara selama-lamanya 4 tahun atau denda sebanyak-banyaknya 300 ru-piah Belanda (Gulden).18

Pasal-pasal yang bersifat karet ini terang merintangi kemajuanrakyat dan karena itu harus dilawan tanpa peduli akibat-akibatnya.

Sebagai pelaksanaan janji Pemerintah untuk mengikut-sertakan rakyat ke dalam soal Pemerintahan, dibentuklahVolksraad di mana wakil-wakil dari penduduk Indonesiadapat menyatakan pendapat-pendapatnya tentang soal-soalpemerintah. Dari 39 orang anggotanya,19 orang dipilih olehdewan lokal (10 Indonesia, 9 Eropa dan Timur Asing), 19diangkat (5 Indonesia, 14 Eropa dan Timur asing). Dengandemikian, dari 39 anggota, hanya ada 15 orang Indonesia.19

Jelas sekali mengapa susunannya yang sedemikian, tidakmemuaskan Sarekat Islam Semarang dan karena itu merekamenolaknya. Bagi mereka, Volksraad hanya suatu “DewanRayap”20 dan anggota-anggotanya tidak lebih dari “anakkomedi.”21 Lebih-lebih setelah susunan yang diangkatPemerintah diumumkan, ketidakpercayaan Sarekat IslamSemarang bertambah besar. Di dalam menganalisis 19anggota dewan yang diangkat itu, Semaoen menyatakanpandangannya sebagai berikut:

Prangwedono (Mataram), ningrat etisiTengku Tjik Mohamad Thajeb (Peruela), ningratBergmeyer (guru), tak dikenalSchmutzer (saudagar), kapitalis, musuh KromoIr. Cramer, bukan sosialis demokrat tulen bagi bumiputraH.H.Kah (Kan Hok Hoey), musuh Kromo di tanah partikelirLiem A Pat (Muntok), yang terang bukan wakil Kromo

Page 29: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 24 -

Said Ismail, bukan wakil Kromo,Soeselisa, idemStokvis (etisi), idemMajor Pabst, idemKoning, musuhnya KromoBirne, musuhnya KromoCoster, musuhnya KromoF. Laoh, musuhnya KromoDr. Tjipto Mangunkusumo, nasionalis luntur (verwater-denasionalist)Teeuwen, bukannya KromoDwidjosewojo, penganjur Indie WeerbaarOemar Said Tjokroaminoto, wakil Kromo dan seorang “dip-lomat”.

Terhadap orang-orang itu Semaoen menganalisis lebih lanjutsebagai berikut: Dua puluh orang ini (sebenarnya 19),terdapat 5 orang kapitalis yang terang-terangan berlawanandengan kepentingan Kromo. Dua orang ningrat yang biladilihat dari kelasnya tidak akan memihak Kromo, 4 orangBelanda yang dalam batinnya bukan kawan Kromo, 3 orangasing yang tidak mempunyai kepentingan dengankemerdekaan Indonesia, 2 orang Manado yang dijadikan alatBelanda, seorang weerbaar yang memperjuangkan kepen-tingan kapitalis dan hanya seorang Kromo yang diplomatis.Di antara 39 anggota itu, diperinci lebih lanjut, 18 Belanda,(9 orang ambtenar dan 9 orang kapitalis) yang di dalam batin-nya memusuhi Kromo, 11 orang alat kapitalis (5 orang ning-rat, kecuali Regen Serang, Hasan Djajadiningrat), 3 orang“toekang weerbaar”, 3 orang Ambon (dan Menado) sebagaialat militer. Di samping itu terdapat pula 3 orang asing. Me-mang 5 orang yang sebenarnya dapat menjadi wakilnya Kro-mo, tetapi sayangnya mereka masih setengah masak. Merekaitu adalah 3 orang dari Insulinde dan 2 orang netral. HanyaTjokroaminoto seorang saja yang wakil Kromo. Namundemikian, Semaoen tetap mengharapkan kepada anggota-anggota Volksraad itu supaya mereka memberikan kritikankepada pemerintah dan jangan menjadi “yes men” saja. Ia

Page 30: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 25 -

juga mengharapkan agar diusahakan hapusnya III RR, 47RR dan pasal 155 dan 156. Kata terakhir Semaoen menyata-kan supaya para wakil rakyat yang sesungguhnya tidak perlumembuang waktu. “Wakil rakyat tidak suka jadi wayang da-lam tonil Volksraad.”22

Kenyataan-kenyataan itu menunjukkan bahwa justru daripemerintah sendiri yang merupakan wakil kapitalis, penin-dasan-penindasan itu berasal. Dan ini menyadarkan merekabahwa di pundak rakyat sendiri terletak kewajiban untukmencapai cita-cita perbaikan. Dengan persatuan yang teguhantara rakyat yang tertindas, dapat diciptakan kekuatan yangmampu memaksa Pemerintah/kapitalis tunduk padatuntutan-tuntutan rakyat. Karena itu persatuan sangatlahpenting. Persatuan antara bumiputra dan Tionghoa, antarakalangan wartawan dan yang lain-lainnya. Denganmengambil pelajaran dari revolusi-revolusi di Eropa (Lenindi Rusia, Bela Khoon di Hongaria, dan kaum Spartacus diJerman). Pimpinan Sarekat Islam Semarang menjadi selalumenekankan betapa pentingnya persatuan antara buruh dantentara (istilah mereka, buruh berseragam). Persatuandemikian sangat ditakuti kaum imperalis. Antara kaum buruhdan tentara pada hakikatnya tidak ada perbedaan, karenakeduanya adalah rakyat miskin, yang diperas oleh kaumkapitalis. Pada waktu itu, gaji tentara hanyalah 25 sen sehari.23

Dengan persatuan yang kuat, kaum kapitalis dapat dihadapi,dapat dipaksa untuk menerima tuntutan-tuntutan kaumburuh. Misalnya ketika Gubernur Jenderal menolak usulpengurangan areal tebu sebanyak 50%, Darsono menganjur-kan pemogokan sebagai demonstrasi kekuataan.24

Dan suatu yang menarik dari konsensi-konsensi “kaumMarxis” ini ialah jelas terbayangnya tendensi-tendensi nihilis.Mereka sadar bahwa untuk melawan penindasan, kalau perlumenjalankan gerakan-gerakan bawah tanah dan secara samar-samar menganjurkan teror.25 Rakyat dan buruh hanya dapatdipersatukan manakala mereka sadar akan keperluannya. Dan

Page 31: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 26 -

selama mereka belum sadar, semua usaha akan gagal. Caramenyadarkannya, hanya satu. Yaitu, bicara “blak-blakan”,nyata dan jelas, agar dimengerti oleh rakyat. Rakyat Jawamasih bodoh, kata Darsono dan untuk menyadarkannya di-perlukan cambuk, yaitu artikel-artikel (tulisan) yang berani.Tulisan-tulisan yang logis dan ilmiah, tidak ada gunanya,karena tidak dimengerti oleh rakyat. Sekarang ini yangdiperlukan adalah orang-orang berani. Bukannya orang yangterdidik dan pandai. Orang yang berani, menunjukkan gigi.Bukannya lidah, kata Mas Marco.26 Mereka juga sadar tu-lisan-tulisannya akan mengantarkan mereka ke dalam penjara.Tetapi karena ini jalan satu-satunya, maka harus ditempuh.Orang sering menganggap bahwa cara-cara “hantam kromo”pergerakan nasional dalam periode awalnya, merupakan caraperjuangan yang ngawur. Tidak berstrategi dan hanya dido-rong sentimen saja. Menurut pendapat saya, pendapatdemikian kurang tepat. Sebab, setiap zaman mempunyai cara-caranya sendiri untuk menyadarkan massa. Dan seperti yangtelah dinyatakan Darsono, untuk periode tahun belasan, carayang tepat adalah cara hantam kromo. Cara “intelektualistis”jika sekiranya digunakan mungkin tidak akan pernahmembangunkan semangat rakyat. Prinsip “hantam kromo”ini pernah pula dilakukan oleh Suwardi Suryaningrat(bersama dengan Dr. Tjipto Mangunkusumo dan DouwesDekker) pada tahun 1913 ketika ia menulis “Als ik enn Ne-derlander was” (seandainya saya orang Nederland). Walaupunia sudah diperingatkan oleh Abdul Moeis akan akibat-aki-batnya, Suwardi tetap melakukannya.27 Dengan “shock thera-phy” ini pergerakan rakyat bertambah militan dan tegas.

Aksi-Aksi Sarekat Islam Semarang (Mei1917-Oktober 1918)

Setelah melihat sejumlah konsep pemikiran Sl Semarang,akan kita lihat sekarang tindakan-tindakan dari SI Semarang,sebagai pelaksanaan konsep-konsep pemikiran itu. JabatanPresiden SI masa ini untuk pertama kalinya muncul soal-

Page 32: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 27 -

soal tanah pertikelir, perkebunan tebu, Volksraad dan masalahnasib buruh. Dan untuk pertama kalinya pula masalah-masalah itu dibawa ke dalam Kongres Nasional Sarekat Is-lam ke-2 di Jakarta yang diselenggarakan dari tanggal 20hingga 27 Oktober 1917. Kongres itu dihadiri para utusanSarekat Islam dari seluruh Indonesia. Di sinilah Semaoendan kawan-kawannya mencoba mempengaruhi para pesertakongres dengan konsepsi-konsepsinya tentang masalahperbaikan sosial. Usaha menyebarkan ide-idenya tentangMarxistis berhadapan dengan Abdoel Moeis yang tegas-tegasmenolaknya. Mereka berbeda dalam hal Indie Weerbaar dansoal-soal Nasionalisme. Kongres ternyata mendukung adanyamilisi bumiputra (Indie Weerbaar). Semaoen mencoba untukmencabut mosi tersebut. Tetapi tidak berhasil.28 Namunakhirnya dicapai suatu kompromi. Mosi yang mendukungpemecatan Semaoen atau Sarekat Islam Semarang dan mosiSemaoen dan kawan-kawan yang menolak Indie Weerbaar,kedua-duanya dicabut.29 Dalam hal nasionalisme jugaterdapat perbedaan antara Semaoen dan Abdoel Moeis. Didalam perasaan mengenai Nasionalisme, Abdoel Moeismenyatakan bahwa kemerdekaan merupakan hal yang tidakdapat ditolak. Kita harus mempunyai rasa Nasionalisme dansekarang ini kita perlu mengobarkannya. Pihak Belanda“Tropen koolers” mempunyai beberapa cara untukmenentangnya. Pertama, secara terang-terangan. Kedua,mengadu domba antara peranakan dan “Boemipoetra”. Tetapiyang paling berbahaya ialah Belanda yang bertopengmembela Indonesia dengan mulut manisnya. Melalui orang-orangnya, mereka menindas perasaan cinta tanah air danbangsa dan memecah persekutuan Indonesia (yang dimaksudialah ISDV dan Het Vrije Woordt). Kita tidak keberatan bilaada orang Belanda yang proIndonesia. Tetapi mereka tidakboleh memegang pimpinan pergerakan, yang harus tetap ditangan orang Indonesia.30

Semaoen yang merasa disindir, segera membantah. Tetapi A.Moeis menjawab bahwa siapa yang merasa tersinggung, dialah

Page 33: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 28 -

orangnya.31 Seperti diketahui, Abdoel Moeis waktu itu barusaja datang dari negeri Belanda sebagai perutusan IndieWeerbaar. Dan di sinilah ia dipengaruhi kaum nasionalisIndische Partij.32

Dalam hal kapitalisme, Semaoen dan kawan-kawannya jugaberbeda pendapat mengenai “kapitalisme bumiputra” yangtidak jahat. Jadi tidak usah ditentang. Sidang Kongres CSIke-2 akhirnya mengambil jalan tengah. Yaitu, menentangkapitalisme yang jahat. Istilah kapitalisme jahat inimengandung pengertian bahwa ada kapitalisme yang baik.33

Namun demikian, dari anggaran dasar yang disusun Kongres,jelas terlihat adanya pengaruh sosialisme.

Kongres CSI ke-2 itu selanjutnya membahas hubungan antaraagama, kekuasaan dan kapitalisme, dan kesimpulan yangdirumuskannya:

Dengan tiada ferdoelikan segala igama jang lain, danmengoesahakan kesabaran hati sebagai jang terboeka olehAl-Qoeran dalam soerat Qoelya, maka Central SarekatIslam pertjaja igama Islam itoe memboeka rasa fikirandemokratis.

Sambil mendjoendjoeng tinggi pada koeasa negeri. MakaCentraal Sarekat Islam menoentoet bertambah-tambahkoeasa negeri, pengaroehnya segala golongan ra’jat Hindiadi atas djalannja Pemerintahan agar soepaja kelakmendapat koeasa pemerintah sendiri (zelfsbestuur). Boeatmentjapai hal itoe maka Centraal SI akan menggoenakansegala kekoeatannja menoeroet djalan jang patoet.Centraal Sarekat Islam tidak menjoekai soeatoe bangsaberkoeasa di atas bangsa jang lain dan menoentoet daripihak koeasa negri akan memberikan perlindoengan jangbesar oentoek orang-orang jang lembek dan miskin baikboeat keperloean mentjari kepandaian, moepoen boeatkeperloean mentjari makan. Central Sarekat Islammemerangi kekoeasaannja kapitalisme jang djahat jangpada kejakinannja bahagian terbesar daripada pendoedoekboemipoetra amat boeroek adanja. Boeat mendjalankan

Page 34: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 29 -

dengan sepatoetnja semoea haknja penduduk negri, makaCentral Sarekat Islam menimbang ta’ boleh tidak perloelahdidjalankannja boedi aqal masing-masing orang itoe akanbersama-sama dengan boedi pekerti, jang padapendapatnja CSI igama itoelah daja oepaja jang teroetamaboleh dipergunakan dalam maksoet itoe dan CSI pertjajaigama Islam adalah sebaiknja igama oentoek mendidikboedi pekertinja ra’jat. Dalam itoepoen negri hendaklahtiada terkena pengaroehnja pertjampoeran barang soeatoeigama itoe. CSI mentjari hoeboengan bantoe-membantoekerdja bersama-sama dengan semoea perhimpunan politikdan orang-orang jang bersetoedjoe dengan azasnja.34

Pengaruh kelompok Semarang atas progam kerja yang diha-silkan Kongres ini, tampak jelas. Mereka juga memperjuang-kan nasionalisasi perusahaan-perusahaan besar atau yangmendapat keuntungan-keuntungan besar. Bagi Sarekat Is-lam Semarang, Kongres Ke-2 CSI ini punya arti penting.Golongan yang anti Indie Weerbaar dan memihak SISemarang, hampir separo.35 Semaoen merasa puas dan inijuga diakui koran Abdoel Moeis, Kaoem Moeda dalam pener-bitannya tanggal 29 Oktober 1917. Katanya, “Sarekat Islamsekarang sudah bernada sosialis”. Perihal tengah antara kapi-talisme, Semaoen belum mau mengemukakan pandangan-nya. la masih berharap Tjokroaminoto sendiri akan memberi-kan garis lurus untuk menghantam kapitalisme.36 Setelahkongres selesai, Sarekat Islam Semarang mulai mengadakanaksi-aksi untuk memperjuangkan cita-citanya. Desembertahun itu juga SI Semarang mengadakan rapat anggota danmenyerang ketidakberesan di tanah-tanah partikulir.37 Jugakaum buruh diorganisasi supaya lebih militan danmengadakan pemogokan terhadap perusahaan-perusahaanyang sewenang-wenang. Korban pertama pemogokan ini ada-lah sebuah perusahaan mebel yang memecat 15 orang buruh-nya. Atas nama Sarekat Islam, Semaoen dan Kadarismanmemproklamasikan pemogokan dan menuntut 3 hal.Pertama, pengurangan jam kerja dari 8,5 jam menjadi 8 jam.Kedua, selama mogok, gaji dibayar penuh dan ketiga, setiap

Page 35: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 30 -

yang dipecat, diberi uang pesangon 3 bulan gaji. Dalam pro-klamasi pemogokan itu, mahalnya biaya hidup, juga digu-gat.38 Pemogokan ini temyata merupakan senjata yang am-puh. Dalam waktu 5 hari saja, majikan menerima tuntutanSI Semarang dan pemogokan pun dihentikan.

Kesadaran betapa ampuhnya senjata mogok yang diorganisasidan dibantu Serekat Islam ini, sebulan kemudian dipakaikembali. Yang menjadi permasalahan ialah seorang mandorgalak di sebuah bengkel mobil memukul kulinya. SarekatIslam Semarang menyatakan mogok dan akan terus mogok,bila tidak diambil tindakan39 dan beberapa hari kemudiantuntutan SI Semarang itu diterima oleh majikan bengkel mo-bil tadi.40

Usaha pertama Semaoen dalam bidang perburuhan yang ber-hasil baik ini, dengan sendirinya menaikkan daya dan sema-ngat juang Sarekat Islam Semarang. Setelah ini mereka mulaiberjuang melawan tuan-tuan tanah yang memeras pendudukdesa di tanah-tanah partikulir. Langkah permulaan merekaialah menulis surat terbuka kepada setiap tuan tanah di Sema-rang. Dalam surat itu dinyatakan harapan agar mereka maumenjual tanah-tanah mereka kepada pemerintah dan peme-rintah agar mengurangi sewa tanah dengan 50%. Di sampingitu diminta agar kerja rodi seperti gugur gunung dan jagagedung dihapuskan. Akhirnya dikabulkan juga oleh tuan-tuan tanah dan SI Semarang, tetapi para petani tetap sajamenjalankan “aksi sepihak”. Waktu itu saja sudah ada limaorang petani yang ditangkap karena memotong padi di sawahyang mereka anggap sawah mereka. Dalam hal seperti itu, SISemarang tetap membela kaum tani.43 Pengalaman dalamhal tanah ini merupakan pengalaman yang pahit bagi SI Se-marang. Semenjak itu usaha-usaha kongkret mengenai tanahini tidak lagi dikerjakan. Ketika SI Semarang membuat lapor-an kerja anggota tahunan, usaha melawan tuan-tuan tanahdiakui sebagai sesuatu yang kurang berhasil.44

Di samping usaha ke dalam tubuh SI Semarang, usaha untuk

Page 36: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 31 -

aktif menentang Pemerintah/Kapitalis, seperti Indie Weerbaardan Volksraad serta lainnya juga tetap diaktifkan. Dalamsetiap resolusi dan tulisan-tulisan, hal-hal itu tetap diserang.Namun, hal ini akan lebih besar arti politis psikologisnya,manakala yang menyatakannya adalah Central Serekat Is-lam atau cabang-cabang SI lainnya.

Maka itu penebaran ide-ide sosialistis dilakukan SI Semarangdengan giat sekali. Abdoel Moeis yang dianggap sebagai lawandari Central Serekat Islam (waktu itu ia wakil Presiden),dimaki-maki, baik oleh ISDV maupun oleh SI Semarang.Sebagai “Boedak Setan Oeang”. Serekat Islam Semarang atasnama 20.000 anggotanya meminta agar Abdoel Moeis dipecatsebagai wakil presiden CSI. Ketika Tjokroaminoto ditunjukPemerintah sebagai anggota Volksraad, ia ragu dan memintapendapat cabang-cabang SI Semarang dengan cepat menulisicabang-cabang lainnya, agar mereka menyatakan tidak setujududuknya Tjokroaminoto di Volksraad. Dalam surat SISemarang itu antara lain dinyatakan bahwa Belanda tidakmemandang mata kepada SI yang besar tetapi hanya diberisatu kursi. Abdoel Moeis sendiri bukanlah Wakil SI diVolksraad, karena ia mewakili Indie Weerbaar. SedangkanISDP (pecahan dari ISDV) mendapat 2 kursi. Tjokroaminotodiangkat rakyat supaya tidak berteriakteriak. Kepada cabang-cabang SI lainnya, dianjurkan agar mereka menuntutpemilihan umum.

Goena apa menoelis soeratKalau masih dapat berjoempaGoena apa dapat VolksraadKalau masih koerang Sempoerna

Tetapi usaha mereka ini gagal. Ternyata suara yang menyetujuiTjokro ke Volksraad berjumlah 27, yang anti-26, 1 blangkodan tak sah. Dari kalangan pimpinan CSI sendiri yang dudukdalam Volksraad.

Selama triwulan pertama dan bulan-bulan berikutnya SarekatIslam Semarang mendapatkan dua orang tenaga yang

Page 37: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 32 -

cakap.Yang pertama adalah Darsono, seorang pemuda yangbaru berusia 19 tahun. Anak seorang pegawai negeri dan sejakkecil ia hidup di kalangan anak-anak kaum tani. Setelah iamenamatkan pendidikan sebagai “ahli” pertanian, ia bekerjadi sebuah perkebunan. Di sini ia lihat kemiskinan dan sistemsosial yang sangat buruk. Selama itu ia membacai segalamacam buku yang dapat ia peroleh. Ketika usahanya untukmelanjutkan pelajarannya ke Sekolah Dokter Hewan ditolak,ia keluar dari pekerjaannya dan kembali ke Semarang. Padasuatu hari is mengikuti persidangan Sneevliet dan ia sangatterkesan pada adann ya orang Belanda yang memihak rakyat.Pada mulanya ia ragu. Tetapi setelah ia ketahui bagaimanaSneevliet karirnya di kantor dagang yang bergaji f. 1000,-,kemudian aktif membela rakyat, hormatnya pun bertambah-tambah. Di pengadilan itu ia bertemu dengan Semaoen yangsegera mengajaknya aktif dalam Sarekat Islam Semarang.Proses kejiwaannya yang mendorong ia mencari suatu sistemyang baru, membawa Darsono ke jalan Sosialisme. Semaoendalam kenangan-kenangannya mengenai Darsono menulis...“la (Darsono, Soe) melihat, bagaimana mereka makan koerangtjoekoep. Bodo-bodo seperti kanak-kanak, meskipoen soedahbesar. Sakit koerang jang memelihara jang sebaik-baiknya,beroemah dalam kombong-kombong dengan kekoerangansemoea perkara”. Di samping itu juga ia melihat oran-gorangyang kaya raya. Terjadilah pergulatan di dalam pikiran untukmendapatkan jawaban. Islam, Kristen dan Budha tidakmenjawabnya. Sampai ia menemukannya di dalam ilmuSosialisme. Semaoenlah yang menempatkan Darsono keredaksi Sinar Djawa sejak 27 Februari 1918, untuk bagiantelegram.

Orang kedua yang ditemukan Semaoen adalah MarcoKartodikromo, seorang wartawan yang berani. Marcodilahirkan di Cepu. Ia pernah mernimpin redaksi Swatatomodi Solo ketika Sarekat Islam Tirtoadhisurjo (1913). Ia jugapernah menjadi sekretaris I Sarekat Islam. Dalam tahun 1914,Mas Marco mendirikan Inlands journalisten Bond di Solo

Page 38: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 33 -

dan ia sendiri menjadi ketuanya. Setahun kemudian iadipenjarakan selama setahun karena memuat tulisanseseorang (mungkin Dr. Tjipto Mangunkusumo) tentangpergerakan nasional. Secara pikiran politik Marco sangatdekat dengan Tjipto Mangunkusumo. Tahun 1916, setelahkeluar dari penjara, Mas Marco pergi ke Negeri Belanda dandi sini ia dekat dan dipengaruhi oleh tokoh-tokohnasionalisme kiri seperti Suwardi Suryadiningrat. MenurutDarsono, Mas Marco lebih nasionalis dari pada sosialis.Dibidang jurnalistik Mas Marco lebih terkenal sebagaiwartawan yang berani dan bandel. Nederland ternyata bukantempatnya untuk berjuang bagi Marco dan tak lamakemudian ia kembali ke Indonesia. Selama di dalamperjalanana pulang ke Indonesia, Marco menulis “Samaratasamarasa”. Sebuah tulisan yang sangat tajam bagi Belanda.Sebelum tulisan ini habis dimuat, Mas Marco sudahdilemparkan kembali ke penjara dan dihukum setahun lagi.21 Februari 1918 ia keluar dari penjara dan ditawari kerja diSinar Djawa di mana ia bekerja bersama Semaoen dan kawan-kawannya.45

Semakin lama SI Semarang kembali radikal. Yang kurangradikal satu persatu mulai meninggalkan Sl mulai 28 Februari,Moh. Joesoef yang pertama-tama keluar dari Sinar Djawa.46

Disusul kemudian Aloie dan Martowidjojo dari kalanganpimpinan SI Semarang. Kedua orang itu diganti oleh Darsonodan Mas Marco. Darsono diangkat menjadi Komisaris danMas Marco sebagai pejabat Presiden SI Semarang, bilaSemaoen berada di luar Semarang atau dalam perjalanan.47

Dalam bulan April 1918, SI Semarang kembali menghadapipersoalan yang sulit. Ia harus menangani pemogokan yangterjadi di Niuwe Courant, sebuah harian dimana terdapat jugapercetakan. Pemogokan ini merupakan perjuangan yang lamadan sengit. Majikan ternyata tidak menyerah pada tuntutan-tuntutan Sarekat Islam. Sampai Juli kaum buruhnya masihada yang mogok dan SI Semarang mengerahkan dana untuk

Page 39: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 34 -

menolong buruh-buruh yang masih mogok. Setelah beberapawaktu lamanya, banyak buruh yang masuk kerja kembali.Secara moril hal ini merupakan kekalahan SI Semarang.

Salah satu perjuangan lain dari SI Semarang yang gagal ialahusahanya bersama ISDV untuk ikut dalam pemilihan anggotaGemeente Raad Semarang. Calon SI Semarang (Semaoen,Marco, Darsono, Soepardi, Kadarisman, Moh. Joesoef danMoh. Ali) memperoleh suara yang sangat sedikit. Mas Marcohanya memperoleh 42, Kadarisman 38, Moh. Ali 32, Moh.Joesoef 71, Semaoen 53, Soepardi 36, sedangkan Darsonosudah pindah ke Surabaya ketika itu.48 Kekalahan inidisebabkan oleh aturan pemilihan yang berdasarkan pajak.Hanya mereka yang berpenghasilan f.600, setahun yang bolehmemilih. Rakyat miskin yang justru menjadi tulangpunggung SI Semarang, praktis tak memenuhi syarat ini dankarena itu tidak boleh memilih.49

Jika kita melihat pengaruh ide-ide sosialis revolusioner dikalangan SI di kota-kota lainnya, ternyata bahwa Semaoenberhasil mempengaruhi hampir separuh jumlah SI lokal. Didalam sidang-sidang Kongres CSI, banyak cabangmenyokong Semaoen dan kawan-kawannya yang hampir-hampir saja mengalahkan suara lawan-lawan mereka. IndieWeerbaar dan Volksraad, misalnya. Tokoh-tokoh SI Semarangmenyadari hal itu. Dan mereka secara intensif mengadakankursus-kursus kader untuk kemudian menyebarkannya kekota lainnya. Darsono, dikirim Semaoen ke Surabaya (PusatSarekat Islam), justru menyerang golongan-golonganmoderat.50 Di Pekalongan misalnya, terdapat Z. Mohamad,seorang tokoh Marxis yang berpengaruh. Di Jawa Timurtercatat Sukirno, dan di Solo Haji Misbach. Kader-kaderitulah yang diharapkan dapat menguasai SI Lokal danmeyongkong ide-ide sosialistisme di dalam bahasa Melayu.51

Dan bulan Juni tahun itu juga, kursus demikian telahdilakukan sendiri oleh SI Semarang yang mengiklankan halitu di harian mereka sendiri, dan melalui kader-kader

Page 40: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 35 -

politiknya. Pemuda-pemuda yang sedikitnya punya diplomakelien-ambtenar-eksamen, yang suka menjadi pemimpinbangsanya, terutama Kaum Kromo dan yang suka bicara didalam rapat-rapat (vergadering) besar. Pemuda akan diberididikan oleh bestuur SI Semarang buat memimpin. BestuurSI akan berikhtiar supaya mereka bisa dapat tempat di lokal-lokal SI yang meminta pemimpin mereka dengan dapatbelanja dan lokal-lokal.52

Sampai di mana kursus-kursus itu, kurang jelas. Tetapi yangterang niat untuk menyebarkan ide-ide sosialisme ke kota-kota lain telah pernah dilakukan SI Semarang.

Menjelang pertengahan 1918, persiapan untuk Kongres ke-2 Central Sarekat Islam telah mulai diadakan oleh SISemarang. Di dalam sebuah rapat anggota ditentukan bahwayang akan mewakili Semarang adalah Semaoen, Darsono,Kasrin, Kadarisman, Soepardi dan Soegeng. Tugas merekaialah memperjuangkan keringanan pajak untuk rakyat danpemberatan pajak buat kapitalis.53 Kongres tersebut akandiadakan di Surabaya dari 29 September hingga 6 Oktoberdengan dihadiri 87 cabang Sarekat Islam.54 Nada Kongresini, seperti juga kongres ke-2, bersifat sosialistik. Dan sepertijuga di Kongres ke-2, pertentangan Abdoel Moeis danSemaoen berulang kembali. Kongres berlangsung tegangAbdoel Moeis yang sejak Kongres ke-2 diserang kelompokSemarang, kini berusaha menjatuhkan Semaoen. Perten-tangan ini berkisar kepada beberapa soal pokok, yaitu:

Agama Grup Abdoel Moeis agar agama Islam diperkembang-kan. Sedang kelompok Semaoen sudah puas apabila agamaIslam tidak dibelakangkan dari agama lain di Indonesia.

Nasionalisme Kelompok Moeis menolak pertuananbangsa yang satu oleh bangsa yang lain. Di sinilah terletakhakekat perjuangan Semaoen menganggap perjuangan me-lawan kapitalisme adalah terpokok, walaupun dalam meng-hadapi kapitalisme “Bumiputra” dan tuan tanah “Bumiputra”

Page 41: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 36 -

akan digunakan pertimbangan-pertimbangan.

Kapitalisme Tetapi kedua kelompok itu setujubahwa untuk mencapai kemerdekaan diperlukan penum-pukan kapital. Tetapi Moeis ingin supaya kapital itu dimilikiorang Indonesia. Sedangkan Semaoen ingin kapital-kapitalbesar hanya dimiliki oleh koperasi-koperasi. Mengenaiperusahaan besar-besar yang banyak mendatangkan ke-untungan, kedua tokoh itu sependapat bila diadakannasionalisasi. Bila Moeis masih mengharapkan pemerintahmemberi bantuan, Semaoen hanya percaya pada ikhtiarsendiri.

Lain-lain Dalam mengemukakan masalah-masalah,terlihat bahwa Moeis lebih mementingkan hal-hal umum,sedangkan Semaoen lebih mementingkan hal-hal rakyat.5 5

Pertentangan ini begitu hebatnya sehingga dibicarakan di da-lam rapat tertutup pimpinan. Semaoen mengancam akanmelepaskan diri dari Sarekat Islam, bila tuntutan-tuntutannyatidak diterima. Dalam hal ini Tjokroaminoto banyakmemberi konsesi kepada Semarang. Semaoen dijadikanKomisaris SI untuk Jawa Tengah, sedangkan Darsonodiangkat sebagai propagandis resmi Sarekat Islam.5 6 Di dalamrapat pimpinai itu juga Semaoen menggugat Moeis sebagairedaksi Harian Neratja (sebuah harian di Jakarta yangmembawa suara Belanda), yang disubsidi Pemerintah Belan-da. Semaoen berhasil meyakinkan sidang dan mendesakMoeis membuat sebuah surat pengakuan yang berbunyi:

Bahwa ia berjanji selamanja menjadi lid bestuur CSI Akantetap menegakkan azas CSI.

Bahwa ia di dalam jabatannja selaku hoofdredacteur SuratKabar Neratja, ia tidak ada perjanjian atau lainkesanggupan bahwa ia tidak di dalam pengaruh penerbitanNeratja dan mempunyai kalam merdika. Tetapi esokharinya juga di dalam sidang tertutup, Semaoen danDarsono yang dituntut Moeis untuk membuat suratserupa:

Page 42: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 37 -

Bahwa mereka selamanya menjadi lid bestuur SI akan tetapmeneguhkan azasnya SI

Bahwa mereka berjanji kalau sekiranja ada perselisihanantara Vice President CSI, saudara Abdoel Moeis denganpihak SI Semarang, sebelum perselisihan itu disiar-siarkandalam surat kabar, akan diichtiarkan supaya perselisihantadi diputuskan di dalam kalangannya bestuur CSI denganperdamaian dan sekiranya perlu mereka menyerang didalam surat kabar, mereka tidak akan menyerangorangnya, tetapi perbuatannya saja.57

Kongres ke-2 CSI ini akhirnya dapat berjalan baik, karenakepemimpinan Tjokroaminoto yang tanpa kehadirannya,maka pertentangan Moeis dan Semaoen tak terhindarkan dantak terpecahkan.58 Di antara keputusan yang diambil Kongres,salah satu yang sangat penting bagi SI Semarang ialah tekaduntuk menentang kapitalisme dengan mengorganisasi kaumburuh di kota-kota. Karena dari sinilah tumbuh akarperjuangan mati-matian kaum sosialis revolusioner dimulaisampai pada tahun 1926.

Catatan

1Sinar Hindia, 14 Januari 1919, dinyatakan dalam laporan SI Semarang,medio Mei 1917-Mei 1918.

2 Sinar Djawa, 19 Nopember 1917.

3 Sneevliet lahir pada tahun 1883 di Roterdam dan setelah menamatkanH.B.S., di kota is aktif dalam gerakan buruh kereta api. Selama tahun1902-1909 is berselisih dengan Toelstra, karena Toelstra cenderung padagerakan sosial demokrat. Dalam tahun 1913 is datang ke Indonesia sebagaisekretaris sebuah perkumpulan dagang. la sangat terharu melihatkemiskinan rakyat Indonesia. Dan di Semarang mulai tahun 1914 ismengorgansir ISDV, sebuah gerakan sosial kiri Belanda. Karena ia dilarangberpolitik oleh perusahaannya, lalu ia keluar dari pekerjaannya ini. Sikapmemihak rakyat Indonesia dan kefasihan berpidato, memungkinkannyamen dapat hubungan yang luas dengan rakyat Indonesia. Ia seringdiundang dalam rapat-rapat dan kongres-kongres perkumpulan nasionaldan perlahan-lahan akhimya is mendapat pengikut. Setelah diusir dariIndonesia (1918), kemudian is berdiam di Kanton sebagai Komintrendan berhubungan dengan Komintern Sun Yat Sen.

Page 43: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 38 -

Konsepsi-konsepsi tentang perlunya kerjasama antara kaum komunis danborjuis nasional dalam menghadapi Imperialis, seperti yang dilakukandi Indonesia (SI Semarang yang sosialis dan SI lain yang borjuistis) sangatmempengaruhi kaum komunis di Tiongkok. Teori-teori Mao TseTungtentang hal ini banyak dipengaruhi Sneevliet. Setelah Stalin berkuasa diKomintern. la berselisih dengan Stalin (bersama Darsono, Tan Malaka,Tohir, dan lain-lain). Dalam tahun 1942 karena aktivitas-aktivitasnyamenentang Nazi is ditembak mati. Lihat Sinar Djawa, 21 November1917; Kahin, hal. 72; D.M Koch, on deVrijheid (Jakarta: Pembangunan,1950), hal. 50; Winkler Paris Encyclopaidi, Jilid XVI, hal. 722, danwawancara dengan Darsono, 21 Agustus 1964 di Jakarta.

4 Dalam menyusun gambaran dari kaum Marxist ini, saga mendapatkansedikit kesukaran. Mereka tidak mengemukakan teori ini secara jelas dansistematis, melainkan hanya menggunakan di sana-sini dalam artikel-artikelnya. Karena itu dalam menyusun sistematikanya saya bebas. Yaitudari pidato Semaoen, dalam Sinar Djawa dan Sinar Hindia.

5 Semaoen, Persdelict Semaoen (SI Semarang 1919), hal. 17.

6 Pernyataan Soerjopranoto, Sinar Djawa, 20 Desember 1917.

7 Semaoen, “Bestuurstelsel dan Demokratie,” Sinar Hindia, 1 Mei 1918.

8 Semaoen Persdelict, hal. 12.

9 Loc.cit.

10 Ibid., hal. 17.

11 Usul Gubernur Jenderal Stirum agar areal kebun tebu dikurangi 25%ditolak Tweede Kamer.

12 Pernyataan Darsono, Sinar Hindia, 8 Mei 1918.13 Marco, “Comite Indie Veerbaar”, Sinar Hindia, 2 September1918.Karena sajak ini (ditambah dengan yang lainnya) ia masuk penjara selamasetahun.

14 Semaoen, ibid., hal. 12.

15 Gatolotjo, “Boeah Pikiran”, Sinar Hindia, 26 Juni 1918.

16 Onostrad, “Is did Been Waarheid” (apa ini tidak betul), Sinar Djawa,6 April 1918.

17 Darsono, “Giftige Waarheispeijlen”, Sinar Hindia,13 Agustus1918.

18 Marco, “Awas Kaoem Joemalist”, Sinar Hindia,14 Agustus 1918.

19 Soal Volkraad, lihat Von Arx, L’evolution politique en Indonesia

Page 44: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 39 -

(Freinburg: Artiaginelli-Monza, 1914), hal. 210-211.

20 Chadirin, “Pemandangan”, Sinar Hindia, 19 Januari 1919.

21 Sinar Hindia, 6 Juli 1918.

22 Catatan kaki tidak dicantumkan oleh penulis (Ed.).

23 “Soentoek pada akal”, Soeara Ra’jat (Surabaya) 1, No. 8, 19 April 1918.

24

25

26 Marco, “Dorongan Oentoek si Pendjilat”, Sinar Hindia, 28 Agustus1918.

27 M. Balfas, Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo: Demokrat Sejati, (Djakarta:Djambatan, 1957).

28 Sinar Djawa, 27 Oktober 1917.

29 Sinar Djawa, 5 November 1917.

30 Sinar Djawa, 24 Agustus 1917.

31 Sinar Djawa, 25 Agustus 1917.

32 Ibid., hal. 136

33 Van Niel, hal. 137.

34 Sinar Djawa, 27 November 1917. Dalam buku ini Van Niel yangdicantumkan hanya rencana anggaran dasar. Lihat hal. 135-136.

35 Semaoen, “Pikiran atas Nationale Congres jang kedoea di Betawi”,Sinar Djawa, 2 November 1917.

36 Loc. cit.

37 Sinar Djawa, 24 Desember 1917.

38 Sinar Djawa, 6 Februari 1917.

39 Sinar Djawa, 11 Pebruari 1917.

40 Sinar Djawa, 11 Maret 1917.

41 Sinar Djawa, 13 Maret 1917.

42 Sinar Djawa, 8 Maret 1918.

43 Sinar Djawa, 23, 24, 27, 29 April 1918.

44 Sinar Hindia, 14, 15 Januari 1919.

Page 45: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 40 -

45 Mengenai biografi Marco, lihat paper Soe Hok Gie untuk mata kuliahSejarah Pergerakan Nasional, Tjatatan Singkat Atas Riwajat Hidoep(1932).

46 Sinar Djawa, 28 Februari 1918.

47 Sinar Djawa, 23 April 1918.

48 Sinar Hindia, 30 Juli 1918.

49 Pada bulan Mei tahun 1918 dari 26.900 anggota SI Semarang, kaumsaudagar hanya berjumlah 100 orang, sedang kelas menengahnya (pegawainegeri dan klerk) hanya berjumlah 150 orang. Yang lainnya terdiri darirakyat Murba. Dimuat dalam laporan SI Semarang periode Mei 1917-1918, lihat Sinar Hindia, 14-15 Januari 1919.

50 Van Niel, hal. 142.

51 Sinar Hindia, 14 Februari 1918.

52 Sinar Hindia, 5 Juni 1918.

53 Sinar Hindia, 2 Mei 1918.

54 Encylopaedie Van Nederlandsch Indie, lihat Bab Sarekat Islam.

55 Semaoen, “Tidak Berobah”, dalam Oetoesan Hindia, 18 Oktober 1918.

56 Van Niel, hal. 142.

57 Sidang-sidang tertutup sebenarnya tidak diumumkan. Tetapi setelahkongres berakhir, di koran-koran mulai timbul cerita-cerita di balik layartentang pertentangan antara Semaoen dengan Abdul Moeis. KoranNeratja membuat ulasan seakan-akan pendapat Moeis berhasilmendominasi sidang. Demikian pula De Indier (Insulinde) menyatakanbahwa Semaoen hanyalah alat ISDV. Untuk membantah semua iniakhirnya ia menulis sebuah surat pembaca di harian Oetoesan Hindia,menceritakan “sedikit” jalannya rapat tertutup. Lihat edisi 18 Oktober1918 dengan judul “Tidak Berobah”.

58 Amelz, Tjokroaminoto: Hidoep dan Perdjoengannja. Jakarta: BulanBintang, 1952, hal. 112.

Page 46: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 41 -

BAB IV: Dari Kongres Nasional CSIke-3 Sampai PKI

Pergeseran ke kiri dari Kongres ke-3 ini, dengan sen dirinyaberhubungan erat dengan semakin memburuknya situasi

penghidupan rakyat pada umumnya. Tindakan pemerintahterhadap dunia pergerakan kian lama kian terasa. Sneevlietdiusir dari Indonesia pada akhir 1917 (1918). Darsonosementara itu dipenjarakan di Surabaya pada bulan Septem-ber 1918 karena alasan persdelict.1 Walaupun demikian,perjuangan melawan kenaikan harga makanan tetapberlangsung dengan hebatnya. Akhir 1918 harga-harga telahmencapai puncaknya. Misalnya, harga beras di Pekalonganmencapai f.16,- sepikulnya.2 Harga ini terang berada di luardaya beli rakyat. Di Tangerang, pada awal 1919, rakyatyang”lapar” menyerbu sebuah toko beras dan menimbulkaninsiden-insiden. Bala bantuan tentara bersepeda terpaksadikerahkan dari Jakarta. Begitu parah keadaan bahanmakanan, sehingga setiap hari kita membaca berita-beritatentang kelaparan di surat-surat kabar.

Di Volksraad, Dr. Tjipto Mangunkusumo berteriak-teriakmenuntut pengurangan areal tebu dan perbaikan nasib rakyat.Masalah ini diperdebatkan dengan sengit di dalam dewan.Akhirnya datang berita bahwa Volksraad menolak idepengurangan areal tebu dengan perbandingan suara 10 lawan20. Sosrokardono yang dalam hal pikiran dekat dengankelompok Semarang,3 merasa begitu kecewa dan menyatakanbahwa Volksraad bukannya “menjadi” raadnya rakyat (yolks),tetapi raadnya gula (suiker), suiker raad.4

Penolakan Volksraad itu membenarkan pendapat Semaoenbahwa tidak ada gunanya percaya pada niat baik pemerintah,wakil kaum tebu itu. Hanya pada kekuatan sendirilah usahamembina pergerakan harus terwujud. Penolakan itu berarti

Page 47: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 42 -

memperkuat kedudukan Semaoen di dalam Sarekat Islamdan kaum yang masih percaya makin terdesak karenanya.

Dalam bulan September 1918, Sarekat Islam mengadakanlagi sidangnya yang dihadiri oleh pengurus Centraal dan paraKomisaris Daerah. Sidang diadakan di Surabaya. Tujuannyauntuk membicarakan situasi politik yang semakinmemburuk. Harga-harga semakin membumbung tinggi. NiatPemerintah untuk mengadakan perubahan dalam aturan-aturan Pemerintahan, tekanantekanan yang semakin terasalagi bagi tokoh-tokoh pergerakan, akan merupakan masalahdi dalam sidang itu. Sidang yang diselenggarakan secepatnyaitu hanya dihadiri 10 orang, yaitu: Tjokroaminoto, Semaoen,Soekirno dan Sosrokardono. Anggota pimpinan yang lainnya,seperti Abdoel Moeis, Hasan Djajaningrat, Moh. Joesoef,M.H. Nizam Zoeny, Moh. Arief, Wignjadisastra, danBrotosoehardjo tidak dapat datang. Pimpinan Sarekat IslamMedan tidak diundang (tidak sempat), sedangkan H.Achmad Dahlan tidak memberi kabar.5

Di dalam sidang ini diputuskan untuk membentuk sebuahbadan yang bertujuan menyokong tokoh-tokoh pergerakanrakyat yang menjadi korban tindakan-tindakan pemerintah.Termasuk mereka yang berada di luar Sarekat Islam. Badanini dinamakan Kas Wakaf Pergerakan Kemerdekaan SI dandiketuai oleh Tjokrosoedarso. Segera sesudah badan iniberdiri, Semaoen meminta agar mendapat bantuan keuangankarena la korban pergerakan. Semaoen juga meminta agarSneevliet diangkat menjadi wakil Sarekat Islam di Nederland.Lagipula ia mempunyai massa yang dapat menolongpergerakan di Indonesia. Banyak tokoh SI yang berkeberatan,karena dikhawatirkan SI hanya akan menjadi alat dariSneevliet. Akhirnya diadakan usul kompromi, yaitu Sneevlietdiangkat menjadi wakil SI, tetapi dengan mandat terbatasyang dapat dicabut. Usul itu diterima sidang denganperbandingan suara 5:4 dan 1 abstain.6

Persoalan Indie Weerbaar menjadi masalah kembali di dalam

Page 48: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 43 -

sidang ini. Jika pada tahun 1917, Semaoen dikalahkan denganmayoritas sedikit, kini usulnya menang. Tjokroaminotobertanya kepada sidang, apakah sidang setuju bila ia mintaduduk dalam komite ini. Ia sendiri menyatakan tidak setuju.Semuanya menjawab tidak, kecuali satu. Perubahan sikapini dengan sendirinya berhubungan erat dengan semakinmemburuknya situasi serta sikap Belanda yang “lebihmementingkan tebu daripada rakyat”. Mengenai KomisiReform dan Komisi Bahan Makanan yang sedang dibentukPemerintah, sidang tidak menyokong dan tidak jugamenentangnya. Perihal Radicale Concentratie, Sarekat Islamhanya akan ikut serta bila tuntutan SI dijadikan landasanperjuangannya. Hal lain yang juga diputuskan sidang ialahsikap terhadap orang Tionghoa. Yaitu, bila ada usulperdamaian dari mereka, usul itu akan diterima (waktu ituPeristiwa Kudus, di mana rumah orang-orang Tionghoadibakari dan beberapa orang Tionghoa terbunuh, masihsedang hangat-hangatnya), dengan syarat mereka ikutmembantu usaha-usaha pergerakan, ikut membantumenghilangkan perbedaan-perbedaan dan tidak menentangusaha-usaha Sarekat Islam melawan kapitalisme. Usul inidatang dari Semaoen yang meyakinkan sidang bahwaperjuangan melawan orang-orang Tionghoa tidak adagunanya karena musuh “kita” adalah kapitalis. Denganditerimanya pandangan Semaoen ini, maka Sarekat Islamsebagai dicita-citakan untuk melawan pedagang Tionghoa,sudah tamat riwayatnya.

Hasil-hasil sidang memperlihatkan bahwa konsepsi-konsepsiSemaoen menguasai jalannya persidangan. Penolakan atasIndie Weerbaar, Perdamaian dengan orang Tionghoa,Pengangkatan Sneevliet sebagai wakil Sarekat Islam diNederland adalah perjuangan Semaoen yang berhasil baik.Mungkin ketidakhadiran Moeis telah memperlancar sidangini. Sebab, jika Semaoen dan Moeis hadir, selalu saja terjadipertentangan-pertentangan yang sengit.

Page 49: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 44 -

Tindakan-Tindakan Pemerintah

Pergeseran situasi ke kiri memang merupakan kemenanganSarekat Islam Semarang. Tetapi hal ini berarti perjuanganakan semakin berat. Pemerintah tidak tinggal diam. Merekaberusaha menindas pergerakan SI Semarang. Cara yangdilakukan ialah mengadakan penangkapan-penangkapanterhadap tokoh-tokoh sosialis revolusioner. Korban pertamaadalah Sneevliet yang sejak Desember 1918 telah diangkatke kapal untuk dikirim balik ke Eropa.7 Korban kedua,Darsono yang sejak September 1918 telah dikeram di penjaraSurabaya, dituduh menyiarkan hal yang berisi pernyataankebencian terhadap Pemerintah. la dikenakan 9 persdelict.Sementara itu, Douwes Dekker juga dituntut Pemerintahkarena dituduh menyebarkan surat-surat selebaran kepadaserdadu-serdadu Belanda dengan tu juan menghasutnya.Semaoen dituntut karena menterjemahkan tulisan Sneevliet.Padahal pemuatannya di luar tanggung jawabnya, karenategas-tegas sudah ditulis di luar tanggung jawab redaksi.Marco, musuh tradisional Belanda, hampir-hampir puladijerat Asisten Residen karena ia menulis sebuah sajak yangdapat ditafsirkan sebagai anjuran mengusir kaum “kafir”.8

Partoatmodjo, Ketua Seksi Perburuhan SI Semarang yangjuga anggota redaksi Sinar Hindia, dikenakan persdelict dandalam bulan Mei 1919 is dihukum penjara 3 bulan.

Penindasan dan penuntutan terhadap anggota-anggota SISemarang dan tokoh SI lainnya yang anti Pemerintah,mungkin sekali ada hubungannya dengan keputusan-keputusan yang diambil di dalam Kongres Nasional ke-3 CSI.Seperti kita ketahui, di dalam Kongres ini sudah terdengarsuara-suara untuk mengaktifkan pekerjaan di kalangan kaumburuh. Dan sebagai realisasinya, Mei 1919 di Bandung,diadakan Kongres PPPB yang dipimpin Sosrokardono.9 DiKongres itu dicetuskan ajakan kepada sarekat-sarekat buruhuntuk memperkuat diri dengan mendirikan sebuah Vakbond.Usul ini disambut hangat oleh VSTP. Pemerintah Belanda

Page 50: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 45 -

mulai waspada dan mungkin sekali ada hubungannya antarapenindasan yang keras dengan menangnya ide-ide SarekatIslam Semarang.10

Penindasan itu, malah lebih memilitankan Sarekat IslamSemarang. Semaoen terpilih lagi sebagai ketua, sedangkanMarco terpilih kembali sebagai komisaris dan Pejabat Ketua.Demikian pula Partoatmodjo, terpilih kembali sebagai KetuaSeksi Perburuhan, sedangkan Moh. Josoef kini kehilangankedudukannya. Josoef kini hanya sebagai penasehat saja.11

Pada bulan-bulan pertama tahun 1919, penghimpunan massadiintensifkan. Sarekat Islam Seksi Perempuan dibentuk danmenghimpun 3041 Anggota. Kegiatan ini telah mulai dibinasejak September 1918. Sebagai perangsang untuk mengge-rakkan kaum perempuan ini, dikobarkobarkan bahwa di pa-sar-pasar pun kaum perempuan diperlakukan sewenang-wenang. Oleh karena itu, bergeraklah.12

Golongan terendah dari masyarakat kota juga tidak dilupakanoleh Sarekat Islam Semarang. Golongan ini sangat ditakutiorang-orang Eropa. Golongan kaum gembel ini, siap untukmendengarkan “the cry of agitator.”13 Kaum yang tidak mem-punyai apa-apa ini dengan sendirinya mempunyai keberanianyang lebih besar untuk bertindak dan sangat mudah dibakarsemangatnya. Atas inisiatif pimpinan Sarekat Islam, didirikanSarekat Kere dalam bulan Februari. Tujuannya menghimpunorang-orang yang selalu miskin dan tidak punya “bondo”,tanpa memandang bangsa. Dalam Sarekat Kere inidihimpunlah gembel-gembel “bumiputra Tionghoa” yang“tumpah darahnya” di Hindia. Orang-orang kaya ditolak jadianggota. Mereka hanya boleh jadi penyumbang. Sarekat Kereini dipimpin oleh Kromoleo, sedangkan aktor intelektualnyaialah Partoatmodjo.14

Mereka pun sadar bahwa kere-kere ini ditakuti oleh orang-orang kaya.

Bumiputra dan Tionghoa menjadi gumbira

Page 51: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 46 -

Dengan Kere menjelma Kapitalisme mesti kasih

derma Takut gombal nanti mara.15

Napoleon pernah mengatakan bahwa 4 surat kabar yangmemusuhi Pemerintah lebih berbahaya dari beribu-ributentara. Pada waktu itu pers yang anti pemerintah memangsangat banyak. Tetapi tidak terarahkan. Antara mereka seringterjadi perang pena. Ide untuk mempersatukan merekapernah dilakukan Mas Marco pada tahun 1914. Tetapisetahun kemudian perkumpulan wartawan itu mati, ketikaketuanya, Mas Marco sendiri dilemparkan ke dalam penjara.Antara tahun 1915 dan 1919 terjadi beberapa perubahandalam peraturan-peraturan yang menyangkut pers. Bila dulupersdelict diperiksa oleh Raad van Justitie, kini hal itudilakukan oleh Landraad. Dan fasal 154 dan 156 yang kejamitu diganti oleh peraturan 63b dan 66b yang dianggap jugakeras. Karena itu di antara para wartawan sendiri terasakebutuhan yang mendesak untuk bersatu melawancengkeraman Pemerintah yang semakin tajam. Dalam tahun1919, sejumlah besar wartawan dipenjarakan Pemerintah.Keresahan ini digunakan dengan tepat oleh SI Semaranguntuk membentuk kembali Persatuan Wartawan Indonesiayang kedua, sebagai ganti dari yang tahun 1915. Atas inisiatifSI Semarang, antara 8 dan 9 Maret 1919, diselenggarakanpertemuan-pertemuan wartawan dari seluruh Indonesia(Jawa). Hadir 32 utusan mewakili 13 surat kabar dan majalah33 wartawan. Sebagai ketua sidang terpilih Dr. TjiptoMangunkusumo, yang mengusulkan dibentuknya kembalisebuah organisasi wartawan. Dalam sidang kemudian, timbulpersoalan apakah wartawan-wartawan keturunan Tionghoadapat menjadi anggotanya. Sebagian besar menerima (27suara) dan sebagian kecil (7 suara) tidak. Akhirnya sidangmemutuskan menerima wartawan keturunan Tionghoamenjadi anggotanya. Maka itu nama organisasi tersebut ada-lah Indiers Journalist Bond.16 Dari keputusan ini terlihat ide-ide sempit dari kaum nasionalis lainnya. Ketika susunan

Page 52: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 47 -

pengurusnya dibentuk, terlihat pula bahwa wartawan darigrup sosialis berhasil menguasai organisasi mi. Susunan yangpertama adalah sebagai berikut

Ketua : Dr. Tjipto Mangunkusumo

Sekretaris : H. Misbach (Islam Bergerak)

Bendahara : Hardjasoemitro (Darmo Kondo)

Komisaris-Komisaris: Sosrokardono (Surabaya),

Semaoen (Semarang),

H. Agoes Salim (Jakarta),

Darnakoesoemah (Bandung)

Dari kaum non-kooperasi (anti-Pemerintah) terdapatSosrokardono, Semaoen, dan Haji Misbach, sedangkanlawannya hanya Haji Agoes Salim dan Darnakoesoemah.Hardjosoemitro tidak jelas, dan Dr. Tjipto adalah tokoh yangdapat diterima oleh semua. Mosi pertama sidang parawartawan itu adalah menuntut pembebasan Darsono yangmasih di penjara di Surabaya.17

Banyaknya aktivitas dengan sendirinya memerlukan banyakkader yang cakap. Dalam usahanya mempertinggi nilaikadernya tentang soal-soal sosialisme, Sarekat Islam Semarangmembentuk sebuah perkumpulan diskusi bernama “Social-ist Ontwikkeling Club”.18 Tetapi tidak pernah berjalan karenaditindas (?). Yang terang, aktivitas seperti yang tercantumdalam anggaran dasarnya tidak pernah berjalan.

Memburuknya penghidupan rakyat, penindasan Pemerintahyang semakin keras dan aktivitas-aktivitas yang luar biasadari SI Semarang dengan sendirinya saling berjalan satu samalain. Keadaan yang genting itu akhirnya meletuskan peristiwaToli-Toli dan Cimamere. Peristiwa Toli-Toli adalah kerusuhan(Juni 1919) yang meminta korban beberapa orang pegawaiPemerintah dan satu di antaranya seorang Belanda.19

Peristiwa Cimamere lebih-lebih menimbulkan kegoncanganmasyarakat, terjadi sebulan sesudah Toli-Toli. Haji Flasan di

Page 53: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 48 -

Leles (Garut) adalah seorang petani yang menolakmenyerahkan padinya kepada Pemerintah. Dalam usahaPemerintah untuk memeriksa Haji Hasan menyerahkanpadinya, Haji Hasan melawan dan ia tewas dalam perlawananitu. Ketika diadakan pemeriksaan, ternyata ada petunjuk-petunjuk yang menyatakan adanya organisasi Sarekat Islamrahasia dengan menggunakan istilah Afdeling B, tujuan dariorganisasi ini adalah mengusir Belanda dan Tionghoa dariIndonesia. Dan ternyata pula bahwa pimpinan yang aktifmembinanya di Jawa Barat adalah Sosrokardono, SekretarisCentraal Serekat Islam (CSI) merangkap ketua PPKB. lasegera ditangkap.20 Peristiwa ini menyebabkan iklim politikIndonesia semakin panas. Kini, Sarekat Islam sendiri yangdituduh ikut terlibat dalam gerakan untuk menumbangkankekuasaan Belanda. Sarekat Islam Semarang menjadikan isuCimamere ini untuk lebih mengerahkan massa denganmengadakan rapat-rapat protes. Tetapi hal ini berarti tekananterhadap gerakan Semaoen menjadi lebih keras lagi. Semaoenlalu dituduh menterjemahkan karangan Sneevliet olehLandraad dan karenanya ia dihukum 2 bulan penjara.21 Tetapiketika ia naik banding, hukuman diubah menjadi 4 bulan.22

la masuk penjara Yogyakarta dalam bulan Juli dan itu berartiis tidak dapat datang menghadiri Kongres Centraal SarekatIslam ke4. Partoatmodjo seorang tokoh buruh Sarekat Islamyang seringkah memimpin pemogokan-pemogokan, denganalasan persdelict, dihukum penjara 2 bulan.23 Darsono sejakSeptember 1918 telah dipenjarakan dan dijatuhi hukuman3 bulan.24 Tetapi karena ia naik banding, hukumannyadiubah menjadi 1 tahun penjara.25

Sarekat Islam Semarang kini benar-benar terkena akibatnya.Semaoen, orang pertamanya berada dalam penjara Yogya.Darsono. Orang keduanya (de Facto) di penjara Surabaya.Partoatmodjo, tokoh buruhnya, salah satu kegiatan yangterpenting juga berada di dalam penjara Semarang. Jika kitamemperhatikan tanggal penghukuman dan lamanyahukuman, praktis ketiga tokoh ini sudah tidak dapat

Page 54: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 49 -

menghadiri Kongres CSI ke-4. Juga dengan ditangkapnyaSosrokardono, orang yang dekat dengan Semaoen, timbulkesan bahwa Belanda berusaha mencegah hadirnya golonganyang paling militan dan agresif menyerang Pemerintah padaKongres Sarekat Islam.26 Delegasi yang dikirim SI Semarangke Kongres, bukanlah delegasi yang kuat. Mereka adalah MasMarco, Kadarisman dan Kasrin.27

Dalam proses perkembangan Sarekat Islam, semenjak 1911hingga 1919, terjadi pergeseran pada pedagang menjadipergerakan rakyat. Pergerakan kerakyatan ini berakar di desa-desa. Dan sampai 1918, dapat dikatakan bahwa minat danmasalah-masalah yang dibahas dan diperjuangkankebanyakan berkisar di sekitar masalah agraria dankemelaratan kaum tani. Tapi perlahan-lahan kegiatan semakinbergeser ke kota dan soal-soal perburuhan makin mengambilperan yang penting. Di Semarang sendiri sejak konferensidengan tuan tanah yang tidak berhasil, perjuangan di bidangagraria telah ditinggalkan.

Dukungan kaum pedagang dan kaum tani makin lama makinberkurang. Kondisi inilah yang menyebabkan perjuangan CSIbergeser semakin ke kota.28 Dalam Kongres CSI ke-4 diSurabaya antara tanggal 26 Oktober sampai 2 November1919 soal-soal yang dibahas adalah tentang perlunyamendirikan sebuah organisasi sentral kaum buruh.Tjokroaminoto, Haji Agoes Salim, Alimin, SuwardiSuryaningrat dan Soerjopranoto dalam pidato-pidatonyamenekankan perlunya dengan segera mendirikan sebuahsentral organisasi buruh. Susunan pengurus CSI punmemperlihatkan kecenderungan pergeseran di bidangperjuangan. Susunan pengurus barn tersebut adalah:29

Ketua/ Bendahara Tjokroaminoto

Wakil-Wakil Ketua Abdoel Moeis, Soerjopranoto

Sekretaris Sosrokardono, Brotosuharyo dan

Rachman

Page 55: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 50 -

Komisaris-Komisaris Djajadiningrat, Semaoen, Soekirno,Haji Agoes Salim, Haji Sjadzili,Alimin, Mas Marco, H. Fachroeddin,Abikoesno Tjokrosoejoso, Moh.Samin (Sumatera Utara), Bratanata(Sumatera Selatan) dan Amir Hasan(Kalimantan).

Dari susunan pengurus yang baru kelihatan ada nyaperubahan yang penting, yang menunjukkan perubahanmedan perjuangan. Sebagai wakil ketua, di samping Moeisdiangkat pula Soerjopranoto yang kemudian lebih terkenalsebagai Raja Mogok. Semaoen dan Sosrokardono, walaupunmasih dalam penjara, tetap terpilih lagi. Dan inimenunjukkan bahwa mereka sebagai kaum yang paling anti-Belanda, tetap berpengaruh. Moh. Joesoef sebagai wakil darikalangan kaum menengah, kini digantikan Mas Marco yangjuga dari kalangan Semaoen. Soekirno dan Alimin yangmerupakan tokoh-tokoh ISDV kini berhasil masuk pimpinanCSI. Komposisi seksi-seksi pun menunjukkan pergeseran kejalan sosialis-revolusioner. Di dalam seksi politik, di sampingTjokroaminoto dan Hasan Djajaningrat, duduk pulaDarsono dan Sosrokardono, yang kedua-duanya masih beradadi penjara. Di dalam seksi-seksi perubahan, di sampingSoerjopranoto, duduk juga Semaoen, Kadarisman danAlimin. Kini kaum sosialis-revolusioner sudah merupakanfaktor yang ikut menguasai CSI. Bila kita bandingkan dengantahun 1917, terlihatlah betapa besar hasil Semaoen dankawan-kawannya untuk menguasai CSI.

Sebagai realisasi keputusan-keputusan tersebut, tokohtokohSarekat Islam Semarang mengambil inisiatif menyebarkanundangan kepada seluruh organisasi buruh untukmengadakan pertemuan di Yogya pada akhir Desember 1919untuk mendirikan Revolusionere Socialistisct Vakcentrale diHindia. Sebagai pengundangnya antara lain Semaoen.30

Ketika pertemuan itu berlangsung, terjadi lagi pertentangan

Page 56: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 51 -

intern antara grup Semaoen melawan kelompokSoerjopranoto dan Haji Agoes Salim, yang berakhir dengankompromi. Semaoen terpilih menjadi ketua, Soerjopranotosebagai Wakil Ketua dan Haji Agoes Salim sebagaiSekretaris.31 Nama yang diusulkan Semaoen ditolak dannama organisasi itu menjadi Persatuan Pergerakan KaoemBoeroeh. Kedua belah pihak tidak puas dengan hasilkompromi yang mereka capai dan tak lama kemudian timbullagi pertentangan yang menjadi penyebab perpecahan dariorganisasi sentral kaum buruh untuk pertama kali.

Di Semarang sendiri usaha untuk mengorganisasi kaumburuh dilakukan dengan sekuat tenaga. Sebelum PPKBdidirikan, di Semarang telah pernah diusahakan mendirikanpersatuan kaum buruh Semarang oleh kaum sosialisrevolusioner untuk mempersatukan kaum buruh Semarangdalam sebuah organisasi sentral. Bagaimana hasilnya sayatidak tahu. Organisasi itu bernama Perkumpulan KaoemBoeroeh Semarang, didirikan pada bulan Maret 1919.32

Perjuangan kaum buruh dimulai kembali kedka adapemecatan di Semarang Veem pada bulan Desember 1919.Sarekat Islam Semarang lalu mengundang organisasi buruhSemarang untuk membicarakan kesewenang-wenangan paramajikan. Partoatmodjo dari Sarekat Islam Semarang, Soegengdari PPKB, Noorsalam dari kaum kusir, Najoan dari kaumburuh Lindeteves (telah dipecat), Kwee Hing Tjiat dariSarekat Buruh Tionghoa dan lain-lain menyatakanpersetujuannya untuk mendirikan pengurus sementara darikaum buruh Semarang dan ketuanya terpilih Najoan.33

Pemerintah Belanda dengan sendirinya memperhatikandengan penuh kewaspadaan gerakan dari kaum buruhSemarang itu. Partoatmodjo yang selama akhir Agustushingga September 1919 berada di penjara, mulai Januari 1920untuk selama 3 bulan dipenjarakan lagi karena tuduhanpersdelict. Tetapi aksi buruh SI tetap berjalan walaupundihalang-halangi Belanda.

Page 57: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 52 -

Perjuangan mati-matian melawan kaum majikan yangdisokong oleh Pemerintah, terjadi kembali di dalam bulanFebruari 1920. 400 kaum buruh van Dorp mogok yangmendapat sokongan pula dari buruh-buruh percetakan.34

Lalu diadakan pertemuan dari tokoh-tokoh buruh percetakanyang diorganisasi oleh Sarekat Islam Semarang. Sokonganmengalir dari mana-mana. Kini Semaoen sudah berhasilmenghimpun kekuatan antikolonial. ISDV, ISDP dan NIP(diwakili Suwardi Suryaningrat) serta lain-lainnyamenganjurkan persatuan buruh-buruh percetakan. Merekajuga menyokong usul untuk mendirikan Tijpograften Bondsebagai organisasi induknya.35 Pemogokan meluas kepercetakan De Locomotif, Mist, Benyamin, Bischop danWarna Warta yang merupakan percetakan koran-koran yanganti-Sarekat Islam. Jumlah pemogok telah berkisar sekitar1000 orang.36 Karena para pemogok itu dengan sendirinyatidak boleh ditelantarkan begitu saja, maka Sarekat IslamSemarang terus membayarkan uang tunjangan kepada kaumburuh yang banyak itu. Fond-fond penolong digerakkan,tetapi yang terpenting ialah adanya fond rahasia. Jika SarekatIslam Semarang mogok, biasanya ada orang-orang kayamenyumbang dalam jumlah beribu rupiah. Haji Busro,seorang pedagang kayu yang sangat kaya (Komisaris SISemarang), Soemitro, seorang pengusaha kretek di Kudus,masing-masing menyumbang 3000 gulden (rupiah Belanda).Harga beras yang agak jelek ketika itu biasanya 5 sen sekilo.Juga seorang direktur bank Tionghoa di Semarang (namanyasaya lupa) menyumbang 5000 gulden, karena ia sering dihinaoleh koran De Locomotif. Kepada orang-orang itulah biasanyaSemaoen pergi meminta sumbangan dikala terjadipemogokan.37 Secara legal buruh Tionghoa ikutmenyumbang 100 gulden sebulan selama terjadipemogokan.38 Dari peristiwa itu terlihat bahwa motif anti-Tionghoa (pedagang) dari Sarekat Dagang Islam (SDI) sudahterkubur. Sampai bulan April masih ada pemogok-pemogokwalaupun banyak pula yang dapat dibujuk kapitalis untuk

Page 58: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 53 -

masuk kerja kembali. Majikan-majikan selalu mencari buruh-buruh sewaan pengganti yang mogok. Pemogokan van Dorpdan De Locomotif ini adalah salah satu pemogokan yangterbesar dalam sejarah Indonesia.

Sikap keras dijawab dengan tindakan-tindakan keras pulaoleh Belanda. Buku-buku Marco dan toko buku Sarekat Is-lam Semarang disita dan kemudian diikuti oleh penangkapanMarco (belum dibicarakan).

Berdirinya Perserikatan Komunis di Hin-dia

Secara formalnya, PKI adalah lanjutan dari ISDV, sebuahperkumpulan sosialis Belanda yang didirikan dalam tahun1914. ISDV menghimpun kaum sosialis Belanda (termasuksosialis salon), walaupun orang yang bukan Belanda dapatjuga diterima sebagai anggota. Dalam tahun 1915,perkumpulan ini menyelenggarakan kongresnya yangpertama. Pada waktu itu telah jelas tampak dua aliranrevolusioner di bawah pimpinan Sneevliet dan kedua, aliranevolusioner di bawah Schoutman. Schoutman berpendapatbahwa sosialisme belum tiba saatnya disebarkan di kalanganperkumpulan-perkumpulan Indonesia. Kalau disebarkansekarang, malah akan menimbulkan pemberontakan, karenamereka (orang Indonesia) belum masak. Saat sekarangsosialisme hanya boleh disebarkan ke tengah-tengah studieclub saja. Sneevliet menentang pendapat ini. la bertanyakepada Semaoen di dalam Kongres, orang Indonesia satu-satunya yang ikut menjawab bahwa orang Indonesia sudahsadar karena mereka membayar pajak. Mereka selalu bertanya,untuk apa membayar pajak dan pertanyaan sosialisme ketengah-tengah orang Indonesia. Dan jika Indonesia sudahberontak, itu tandanya “kami sudah masak”. Sidang kongresgempar karenanya. Sebagian besar anggota-anggota Belandatidak menyokong Sneevliet. Mereka keluar satu per satu. Laludalam tahun 1917, berselisihlah ISDP (sosialis kanan) yang

Page 59: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 54 -

mengakibatkan banyak anggota Sarekat Islam Semarangmenjadi anggota ISDV. Sebenarnya tidak ada perbedaanantara ISDV dengan SI Semarang. Di dalam prosesperkembangannya ISDV semakin radikal. Orang-orangBelanda mulai meninggalkan ISDV, sedangkan orang-orangIndonesia mulai memasukinya. Dalam tahun 1918, ISDVpraktis sudah menjadi perkumpulan INDONESIA,walaupun Belanda-Belanda masih dipasang di pucukpimpinannya untuk memudahkan berurusan dengan pihakpenguasa.39 Pembuangan tokoh Sneevliet, maupun merekayang pulang kembali ke negeri Belanda mempercepat prosespengindonesiaan itu.40

Pada awal 1920 ISDV menerima surat dari Haring (namasamaran Sneevliet) dari Shanghai (Canton - Ed.), yangmenganjurkan agar ISDV menjadi anggota Komintern.Untuk itu harus dipenuhi 21 syarat, antara lain memakainama terang partai komunis dan menyebut nama negaranya.Semaoen lalu mengirimkan tembusan surat ini kepada tokoh-tokoh ISDV, termasuk Darsono yang waktu itu masih adadi penjara Surabaya. Dalam suatu pertemuan dengan Hertogdi penjara Surabaya, Darsono menyatakan persetujuannyasembari menambahkan 2 alasan lagi:

1. Manifest yang ditulis Marx-Engels dinamai Mani-fest Komunis dan bukannya Manifest SosialDemokrat.

2. Rakyat Indonesia tidak dapat membedakan antaraISDV yang revolusioner dengan ISDP yangevolusioner.

Hertog yang waktu itu ketua ISDV, menolak pendapatDarsono itu.41

Maka untuk membicarakan perubahan nama ini, diadakanKongres Istimewa yang dihadiri 40 orang, semuanya orangIndonesia. Kongres ini berlangsung panas, sehingga Aliminmeninggalkan sidang. Dalam sidang dua orang mengajukankeberatan dengan alasan, jika menerima perintah Komintern,

Page 60: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 55 -

ini berarti kita berada di bawah Rusia. Semaoen mencobamenjelaskan bahwa Komintern bukan milik Rusia. Danperubahan nama itu hanya sekadar disiplin organisasi.Akhirnya sidang menerima perubahan nama itu. Maka padatanggal 23 Mei 1920. Lahirlah Perserikatan Komunis diHindia.42 Semaoen dipilih sebagai ketua, Darsono, wakilketua, Bergsma, sekretaris, Dekker menjadi bendahara danKraan, anggota.43 Proses penggantian nama ini dapat dilihatsebagai pengindonesiaan gerakan Marxisme di Indonesia.

Pertengahan tahun 1920, bukanlah periode yang tepat untukmengakhiri sebuah tulisan tentang perjuangan Marxisme,karena justru dalam tahun itulah puncak dan mati hidupnyaperjuangan kaum radikal Semarang dimulai. Dan perjuanganitu baru akan berhenti di tahun 1926. Tetapi persoalan inimemerlukan sebuah studi khusus lagi yang tentu tidak akantercakup oleh tulisan pendek ini. Semoga dalam kesempatan lain, periode itu akan kita bicarakan secara teliti.

Catatan

1 Sinar Hindia,14 Januari 1919.

2 Sinar Hindia, 23 Januari 1919.

3 Van Niel, ha1.147.

4 Sosrokardono, “Boekan Tempatmoe”, Sinar Hindia, 6 Maret 1919.

5 Oetoesan Hindia, 23 Desember 1918.

6 Loc. cit.

7 Oetoesan Hindia, 24 Desember 1918.

8 Sinar Hindia, 24 Desember 1918.

9 Sinar Hindia, 21 Mei 1919.

10 Amels melihat hubungan antara aktivis-aktivis Semaoen danSosrokardono dengan penangkapan kedua orang ini. Lihat Anels, hal.113.

11 Sinar Hindia, 27 Januari 1919 dan 13 September 1918.

12 Sinar Hindia, verslag 27-27-29-30 Januari 1919.

Page 61: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 56 -

13 Van Niel, hal. 23.

14 Sinar Hindia, 3 Februari 1919.

15 Sinar Hindia, 3 Maret 1919.

16 Sidang-sidang ini dimuat lengkap di Sinar Hindia,10-11 dan13-17Maret 1919.

17 Op. cit.

18 Sinar Hindia,10 Februari 1919.

19 Van Niel, hal. 145.

20 Van Niel, hal. 145-157.

21 Verslag pengadilan di Sinar Hindia, 15-16-17 Maret 1919.

22 Sinar Hindia, 12 Juli 1919. Menurut Semaoen ketika is diang kut kepenjara terjadilah pemogokan-pemogokan spontan dan pasar-pasarditutup. Wawancara 1 September 1964 di Jakarta.

23 Sinar Hindia, 18 Agustus 1919.

24 Sinar Hindia, 14 Januari 1919.

25 Sinar Hindia, 25 Maret 1919.

26 Bandingkan dengan catatan kaki nomor 11.

27 Sinar Hindia,11 Desember 1919.

28 Van Niel, hal. 151.

29 Jalannya persidangan dan keputusan-keputusan serta susunanpengurusnya dapat dilihat pada Verslag Official.

30 Sinar Hindia, 10 Oktober 1919.

31 Van Niel, hal. 154.

32 Sinar Hindia, 1 Maret 1919.

33 Sinar Hindia, 9 Desember 1919.

34 Sinar Hindia, 18 Februari 1920.

35 Op.cit.

36 Sinar Hindia, 23 Februari 1920.

37 Wawancara dengan Semaoen pada tanggal 5 September 1964 di Jakarta.

38 Sinar Hindia, 3 Maret 1920.

Page 62: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 57 -

39 Op.cit.

40 Sinar Hindia, 1 Oktober 1919.

41 Wawancara langsung dengan Darsono pada tanggal 21 Agustus 1964di Jakarta.

42 Pernyataan Van Niel, bahwa ketika Semaoen pergi ke luar negeriDarsono mengubah namanya sama sekali tidak benar. Lihat Van Niel,hal. 154.

43 Petrus Blumberger, De Communintische Beuriging in Nederland Indie(Herleem, Tjeenk Willin dan Zoon,1935), hal. 15.

44 Semua bahan tentang pendirian diperoleh penulis berdasarkanwawancara dengan Semaoen di Jakarta pada tanggal 5 September 1964.Dalam koran Sinar Hindia yang berhubungan dengan pemberitaanpendirian PKI tidak ada sedikit pun dibahas.

Page 63: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 58 -

BAB V: Sekadar Catatan

Sejak abad ke-16 di Jawa telah tumbuh 3 akar kekuatanyang akan menjadi sendi-sendi kekuatan masya rakat di

kemudian hari. Kelompok pertama adalah kaum priyayi(aristokrasi) dan merupakan kelompok yang berkuasa.Mereka berakar pada kebudayaan Jawa-Hindu, sebagaibangsawan mereka berpusat di kantor-kantor. Denganberkembangnya Islam, muncullah kaum santri. Merekaberakar pada masyarakat di sekitar pesantren dan sebagai Is-lam, mereka meru pakan kaum yang “ortodoks”. Persaingandi antara ke dua kelompok ini di dalam bidang politik, jelasterlihat selama abad ke-16 dan ke-17, di mana kaum santriyang merupakan kekuatan pantai bertempur menghadapikekuatan agraris yang lebih merupakan penerus kekuatankerajaan-kerajaan pra-Islam. Kelompok ketiga adalahmasyarakat pedesaan Jawa yang mendukung nilai-nilaikebudayaan zaman pra-Hindu, walaupun unsurunsur Hinduserta Islam juga kita temui. Mereka ini disebut kaum abangan.Dan mereka inilah yang diperebutkan oleh kaum priyayi dankaum santri.1

Pertentangan antara kaum santri dengan kaum priyayi terusberlangsung setelah kedatangan Belanda. Usaha SunanAmangkurat I untuk menumpas Sunan Giri, pembunuhanterhadap ulama Islam Mataram, mungkin dapat kita lihatsebagai contoh pertentangan-pertentangan kedua kelompoktadi.2 Dalarn proses sejarah selanjutnya, kaum priyayimenjadi sekutu Belanda, ..”for political reasons of their ownwere known to be either lukewarm Muslim or Outhrigth en-emies of Islamic ‘Fanaticism’.”3

Dengan sendirinya kaum santri merupakan sumberkekuataan untuk melawan kaum kafir (Belanda) dan priyayi.Islam selalu menjadi sumber kekuatan gerakan-gerakan rakyatuntuk mengusir penjajahan selama abad ke-18 dan ke19 di

Page 64: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 59 -

Indonesia, mulai dari Perang Diponegoro sampai pada PerangAceh. Sampai dengan 1910, dengan perkecualian GerakanSamin, kerusuhan-kerusuhan melawan Belanda berputarsekitar tokoh-tokoh agama.4

Abad ke-19 dan awal abad ke-20 membawa perubahan-perubahan penting bagi masyarakat Jawa sebagai akibatpenggunaan teknologi modern dan pendidikan. Masa itumuncullah organisasi-organisasi “modern”, dengan anggarandasar, kongres dan sebagainya. Tahun 1900 berdirilah TiongHoa Kwee Kwan, kemudian Indo Verbond berdiri di tahun1903. Dan tahun 1908, Budi Utomo. Apakah pertentangan-pertentangan yang sudah begitu berkarat lenyap begitu sajakarenanya?

Budi Utomo sejak lahir sudah mewujudkan diri sebagaigerakan kaum priyayi, di mana kaum bangsawan danpencinta-pencinta kebudayaan tradisional Jawa terhimpun.Massa anggotanya kebanyakan terdiri dari kaum BB, denganRegen serta Bupati sebagai kekuataan-kekuatan. Sedangkankaum anti-priyayi, mendirikan Sarekat Islam yang mulanyategas anti-BB. Bahkan pernah menolak kaum BB sebagaianggotanya.5 Kaum tani (abangan) Jawa ikut bergabung kedalam Sarekat Islam. Dan menjadikan SI sebagai media protesmelawan “unwanted social change”.6 Pertentangan segitigaatau segi dua berlanjut terus setelah tahun 1900, tetapi denganbaju dan semangat baru. Satu hal yang perlu dinyatakan disini, bahwa perbedaan dan pertentangan bukan sepertiminyak dan air. Ketiga-tiganya malah saling isi-mengisi. Didalam setup golongan kita jumpai unsur-unsur dari keduagolongan lainnya.7

Manusia tidak pernah bisa melepaskan diri dari keadaansekelilingnya, dari mana ia hidup, dibesarkan oleh bumi dandari mana ia berakar. Nilai-nilai yang didukung olehlingkungannya, nilai yang dihayatinya sejak kecil, selalumembekas dalam pikiran dan pandangan-pandangannya.Demikian pula pandangan-pandangan tokoh-tokoh yang

Page 65: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 60 -

menganut paham sosialisme. Mereka sedikit banyakdipengaruhi pandangan kebudayaan lama, entah Islam,Kejawen atau lainnya. Perjuangan melawan sesuatu kekuatan,sesuatu penindasan ataupun mempertahankan cita-cita, selaludicoba mengidentifikasikannya pada bentuk-bentukperjuangan dari kebudayaan yang lebih lama atau tua.

Unsur-unsur Islam misalnya dijadikan landasan perjuanganHaji Misbach. Beliau menerapkan cita-cita Marxisme kedalam ayat-ayat Al-Qur’an sedemikian fasihnya, sehingga kitabertanya, apakah Marxisme yang menggunakan Islam sebagaialat perjuangan, ataukah perjuangan Islam yangmenggunakan bahasa Marxisme?8

Mas Marco pun mensejajarkan Islam dan Sosialisme.Menurut Mas Marco, tujuan Islam adalah keselamatan danini pun menjadi tujuan Sosialisme.9 Di kalangan SI Semarangsendiri tidak ada lagi yang menggunakan Islam sebagaisumber moral yang ideal bagi cita-cita Sosialis, setidak-tidaknya yang tertulis.

Tetapi yang sangat jelas adalah pengaruh kebudayaantradisional dalam perjuangan Sosialisme. Nama-namasamaran di dalam koran sosialis Sinar Hindia, biasanyamenggunakan nama-nama wayang seperti Gatolotjo,menggunakan huruf (sic) dari tembang-tembang Jawa untukpenjelasan-penjelasan dalam artikel-artikel sosialistik. Caraini sering sekali dipergunakan Mas Marco, yang menganggapperjuangan sekarang (melawan kapitalisme) sebagai perangBratayudha Joyobinangun untuk mempertahankankemanusiaan dan kehidupan.10

Pengaruh alam tradisional Jawa memang sangat besar padadiri Marco. la sendiri adalah orang yang dididik dalam sekolahJawa,11 bersih dari suasana Barat dan Islam. Bertapamerupakan salah satu caranya bila ia menghadapi persoalansukar dan bila ia ingin mendapatkan ilham.12 Sikap inimengingatkan kita pada sikap para resi di dalam alam

Page 66: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 61 -

tradisioanal Jawa. Marco, dilahirkan dan dibesarkan diCepu,13 sebuah daerah minus di mana pengaruh abanganmasih besar. Di daerah inilah pada tahun-tahun awal abadke-20, timbul Gerakan Samin sebagai gerakan tanitradisional. Antara Gerakan Samin dan SI Semarang punterdapat hubungan perasaan. Kaum SI Semarang melihatGerakan Samin, sebagai gerakan Kaum Kromo seperti merekajuga. Hanya disayangkan oleh mereka bahwa Gerakan Saminitu gagal karena pemimpin-pemimpinnya tidak terpelajar dantidak melawan secara aktif. Tetapi gerakan yang mulia iniakan lahir kembali dan Sarekat Islam akan merupakanSaministische Partij.14 Menurut mereka, Gerakan Samin ituberbahaya bagi kapitalisme.15 Bagi saya, kurang jelas apakahpernyataan itu ditulis sejujurnya dan dari hati pengarang atauapakah bagi Mas Marco, kapitalisme itu identik dengan segalakepalsuan hidup. Di dalam rapat ]avaansche CultuurOntwikkeling, memuji-muji agama dan ajaran Budha.16 Puji-pujian yang dikeluarkan dengan setulus hati ini bukan hanyasekadar performa saja, sungguh merupakan keanehan untuktokoh raksasa organisasi Islam.

Sikap tidak mendukung gerakan Islam juga diperlihatkanSarekat Islam Semarang di dalam tahun 1918. Ketika adaseorang menghina Nabi Muhammad dan massa Islambergerak mendirikan Tentara Nabi Muhammad, tetapi SISemarang menolak untuk ikut serta dengan alasan kebebasanpers.17 Sikap tidak bergairah kepada Islam ini, mengingatkankita pada sikap kaum priyayi dan abangan masyarakattradisional. Dan SI Semarang bukan perkumpulan priyayi.Jadi, apakah sikap demikian itu bukannya sikap “abanganway of life”? Benda menulis bahwa .. “The political signifi-cance of the abangan tradition as a likely recriting ground foranti Moslem, including Commnunist, parties can no longer beunderrated”.18 Geertz juga bicara tentang abangan flirtationwith Marxism.19 Tetapi walau bagaimanapun, persoalan inimasih belum digarap semestinya. Dan menarik kesimpulan-kesimpulan yang berani adalah terlalu berbahaya. Jika kita

Page 67: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 62 -

membaca artikel-artikel tertentu di dalam Sinar Djawa/SinarHindia, kadangkala kita akan bertanya. Apakah isi tulisanini Marxisme dengan baju Jawa ataukah Jawa dengan bajuMarxisme?

Ciri lain dari awal abad ke-20, adalah pendidikan yangdimulai orang Belanda. Dalam waktu singkat telah mulaikeluar para lulusan sekolah-sekolah yang diselenggarakanBelanda itu untuk ditampung dalam masyarakat. Jika disekolah murid-murid Indonesia itu mendapatkan pendidikankebudayaan dan sejarah Barat, maka dengan sendirinya iamulai menyadarkan mereka tentang makna kebebasan,kemerdekaan dan hak asasi manusia. Sejarah perjuanganrakyat-rakyat Eropa melawan despotisme juga merangsangmereka melawan “despotisme” Belanda.20 Apa yang merekapelajari tentang hak-hak pribadi manusia, ternyata berbedasekali dengan kenyataan sehari-hari yang mereka lihat danalami. Diskriminasi sosial yang sangat mencolok misalnyatelah menyadarkan Mas Marco akan harga dirinya sebagaimanusia. Perlakuan sewenang-wenang di stasiun kereta apidan penempelengan kuli-kuli telah merangsang Marco untukbergerak. Pembacaannya tentang sejarah dunia, buku-bukuMultatuli, Veth dan lain-lain telah ikut mempercepatkesadaran akan kebebasan Indonesia.21 Diskriminasi sosialjuga merangsang Z. Mohamad, seorang tokoh ISDV dan SIPekalongan yang pada suatu malam telah ditangkap karenanaik sepeda tanpa lampu, didenda 50 sen. la menolakmembayar dan karena itu ia dipenjarakan. MungkinMohamad merasa geram bagaimana polisi mencari-carikesalahan kecil rakyat, sedangkan “tuan-tuan Belanda” setiaphari melanggar aturan, tidak diapa-apakan.22 Kejadian-kejadian itu tidak hanya terjadi pada kedua orang itu, pastiterjadi pada ribuan orang lainnya. Kebencian terhadapkelaliman itu kemudian memperoleh bentuk dansistematikanya dalam pengenalan terhadap Marxisme.Darsono, adalah orang yang setiap harinya melihat keadaansosial yang buruk itu dan kemudian berontak terhadap

Page 68: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 63 -

lingkungan sosialnya. Semaoen adalah seorang buruh keretaapi, lulusan HIS kemudian belajar sendiri berhasilmemperoleh diploma A, yang disamakan dengan HBS.23

Kenyataan-kenyataan yang menusuk hati dari kaum buruhkereta api dengan sendirinya menggugah hatinya sebagaimanusia, yang akhirnya membawa Semaoen ke jalanSosialisme. Keempat orang yang dikemukakan di atasbukanlah orang yang sangat miskin seperti para petani didesa-desa. Yang mendorong mereka ke arah Sosialisme adalahkebencian mereka terhadap diskriminasi sosial dan perlakuansewenang-wenang Pemerintah terhadap rakyat kecil. Untuksampai ke taraf itu, mereka sendiri telah mempunyai unsur-unsur pemikiran hasil pendidikan mereka. Tidak usah heranjika prosentasi, kaum sosial/komunis pada umumnya adalahmereka yang justru pernah mendapatkan pendidikan.24

Di samping terdapat pula beberapa milyuner yang ikutbergabung pada Sarekat Islam Semarang, terus sampai kePKI. Ke dalam golongan ini dapat kita masukkan Haji Busrodan Soemintro, Direktur Bank Tionghoa yang ikutmenyumbang pemogokan-pemogokan dan lain-lain.Walaupun SI Semarang antikapitalisme, mereka tetap setiapada gerakan ini. Motif apa yang menyebabkan merekademikian, kurang jelas bagi saya.

Salah satu faktor lain yang mendorong orang berjuang ditengah-tengah barisan Sosialisme, adalah kemiskinan, akibatdari sistem social yang kemudian malah berjuang gigih sekalidi dalam barisan kaum buruh.25 Bergsma, walaupun bukananggota Sarekat Islam Semarang adalah contoh tipikal darikelompok ini. la seorang veteran Perang Aceh yang beristrikanseorang perempuan Indonesia. Anak-anaknya sangat banyakdan pensiunnya sangat kecil. la adalah satu-satunya Belandayang konsekuen mengikuti gerakan Sosialisme/Komunismesampai is dibuang pada tahun 1923.26 Peristiwa-peristiwayang dialami Najoan (kemiskinan dan pemecatan) juga telahmembawanya ke jalan Sosialisme. Tokoh-tokoh itu telah

Page 69: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 64 -

bertekad untuk memperjuangkan keadilan sama rata samarasa, yang melalui usaha-usaha yang tidak terlalu sulit berhasilmenghimpun massa rakyat. Di samping kondisi-kondisiobjektif, seperti kemiskinan, usaha mereka itu dibantu pulaoleh keadaan psikologis zamannya. Orang-orang desa yangkarena tekanan ekonomi pindah ke kota-kota, dengansendirinya membawa serta watak dan cara-cara kehidupanpedesaan. Walaupun mereka tinggal di kota, tetapi sifatsifatgemainschaft pedesaan masih kita jumpai di dalam kampung-kampung perkotaan.27 Suasana gotong royong telahdilanjutkan di kota. Ikatan kerabatan untuk saling tolong-menolong dan berorganisasi disalurkan ke dalam partai danserikat-serikat buruh. Apa-apa yang mereka tinggalkan didesa, mereka bina kembali di kota. Keuntungan dari suasanaini dapat mengatasinya dengan cara seperti mereka menolongdi desa-desa yang sedang ditimpa kemalangan dahulu.Organisasi-organisasi waktu itu lebih merupakan tempatpenyaluran ikatan solidaritas, yang ditinggalkan mereka didesa-desa. Sikap kepatuhan kepada pernimpin-pemimpinpartai dan serikat-serikat buruh amat besar, karena merekamenganggap ketua suatu perkumpulan diangkat olehpemerintah, seperti halnya Bupati yang dijunjung.29 Akibatburuknya ialah, jika pemimpin mereka menyeleweng, tidakada kontrol dari bawah, sehingga kehidupan organisasi selalutidak demokratis.

Betapa aneka ragamnya jalan yang ditempuh orang-orangitu sehingga mereka sampai ke jalan Sosialisme. Tanpapenguasaan teori-teori Marxis, mereka menggunakanmetode-metodenya di Indonesia, karena didorong romantikdan idealisme yang berkobar-kobar. Apa yang mereka pahamisebagai Marxisme, sulit dipertanggungjawabkan sebagaiMarxisme. Di dalam Sinar Djawa/Sinar Hindia, tulisan-tulisan teoretis hampir tak pernah kita jumpai. Dan kalaukita jumpai, agak aneh untuk mencernanya sebagai karanganMarxis. Seorang sosialis bagi mereka adalah seorang yangberpandangan sama rata, yang setuju dengan membagi sama

Page 70: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 65 -

rata barang-barang dan hasil masyarakat. Komunisme adalah“hal menghapuskan barang-barang kepunyaan itu menjadimilik orang banyak, orang seisi negeri atau kerajaan dibagisama rata, supaya jangan dikuasai seorang saja.” LaluSosialisme ala Proudhoun disitirnya tanpa komentar.30 Jikaseseorang telah mempelajari Sosialisme sekadarnya, bahwabagi Marx, Proudhoun itu adalah sosialis-borjuis.31

Kekurangan teori-teori Marxisme ini juga menimbulkanadanya pikiran-pikiran berbahaya dalam konsepsi-konsepsigerakan Sarekat Islam Semarang bila ditinjau secaraMarxisme-Leninisme. Di dalam karangan-karangan merekatendensi ke arah pemikiran-pemikiran nihilis terlihat denganjelas. Onostrad (Darsono) menulis beberapa tulisan tentangkaum nihilis Rusia dengan nada kagum.32 Heroisme alaBakunin dari Sophia Borodina33 dan kawan-kawan yangdihukum mati Tsar,34 ditulis dengan berapi-api. Darsonomemang sadar bahwa nihilis/anarkis tidak akan berhasilmencapai tujuan.35 Tetapi menulis tentang itu tanpa kritik,merupakan bahaya bagi kader-kader Marxis. Pelemparan-pelemparan bom ala Sophie Petrovsky di tahun 1920, rupanyaakan digunakan beberapa tahun kemudian di Solo, yangmengakibatkan pembuangan Haji Misbach.

Kini kita sampai kepada akhir seluruh tulisan ini. Tokoh SISemarang berasal dari kalangan yang berbeda-beda jalankehidupannya, latar belakang sosialnya, pendidikannya,daerah dan akhirnya bersatu di dalam gerakan Marxisme.Mereka adalah para pemuda yang baru menginjak usia duapuluhan. Semaoen, Darsono, baru berumur 22 tahun.Partoatmojo 24 tahun pada tahun 1920. Tetapi mereka adalahorang-orang yang menentang struktur sosial zamannya yangpenuh kemiskinan dan kebodohan. Dan mereka percayabahwa di Hindia akan lahir juga suatu keselamatan yang sejatibagi segenap penduduknya.36

Rangsangan sosialistik ini tidak hanya menarik mereka saja.Ratusan pemuda lainnya, seperti Suwardi Suryaningrat yang

Page 71: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 66 -

waktu itu telah berumur 31 tahun juga tertarik. Pemuda inilahyang menterjemahkan lagi Internasionale ke dalam bahasaMelayu Indonesia (Melayu).37

Bangoenlah bangsa jang tertindas. Bangoenlah kaoem jang lapar.Kehendak jang moelia dalam doenia. Linjaplah adat fikirantoea. Hamba ra’jat sadar, sadar Doenia telah berganti roepaBafsoelah soedah tersebar... Tetapi di dalam perjuangan yangmenarik ini ada pula suatu ciri yang menarik. Kebanyakandari tokoh-tokoh sosialis Semarang itu meninggalkan PartaiKomunis, walaupun mereka tetap memihak “yang terhinadan yang lapar” sampai hari tuanya. Darsono dan Semaoenkeluar dari PKI. Sneevliet, walaupun sampai detik terakhirhidupnya di tonggak penembakan algojo Hitler, tetapimenjadi seorang pembela kaum yang tertindas secarakonsekuen. Baars pun ingkar terhadap komunisme setelahia melihat sendiri praktik-praktik Stalin. Lepas dari apa yangtelah diperbuat mereka, perjuangan Sarekat Islam Semarangdi bawah Semaoen, merupakan lembaran-lembaran yangpaling indah dan agung dalam sejarah Indonesia, sejarah Asiadan Dunia.

Catatan

1 Harry J. Benda, The Crescent and the Rising Sun: Indonesian Islam Un-der the Japanase Occupation 1942 -1945, hal. 13-16.

2 Robert J. Jay, Religion and Political in Central Java (Cultural ReportSeries, South East Asian Studies, Yale University, 1963), hal. 10.

3 Benda, hal. 19.

4 Ibid., hal. 39.

5 Van Niel, hal. 97.

6 Benda, hal. 43.

7 Clifford Geertz, The Development of the Japanese Economy: A SocialCultural Approach, (Cambridge; Massachusett Institute of Technology,1956), hal. 101.

8 Tjokroaminoto sendiri dalam bukunya “Islam dan Sosialisme” melihatkeduanya saling berkaitan. Sedang H. Misbach sendiri tidak dibicarakan

Page 72: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 67 -

karena ia bergerak di Solo.

9 Sinar Hindia, 11 Mei 1918.

10 Sinar Hindia, 15 Desember 1919.

11 11. Marco, “Dorongan Oentoek si Penjilat”, Sinar Hindia, 28 Agustus1918.

12 Tan Malaka, Dari Penjara ke Penjara, Jakarta: Wijaya, Jilid I. 1950),hal. 86.

13 Lihat Koran Sorotomo (Senjata Arjuna), hal. 32 (tanpa tahun dantanggal, Ed.).

14 Sinar Hindia, 22 Januari 1920.

15 Sinar Hindia, 6 Juli 1918.

16 Sinar Hindia, 9 Juli 1918.

17 Sinar Hindia,14-15 Januari 1918.

18 Benda dalam kata pengantar buku Dr. R. Jay, Religion and Political inCentral Java, hal. iv.

19 Geertz, hal. 103.

20 R. Abdulgani sendiri memberikan contoh-contoh bahwa nyanyian-nyanyian Belanda memberikan rangsangan kuat kepada pelajar-pelajarIndonesia untuk merdeka. Sajak-sajak seperti Wilhesmus:

Den vaderland getrouwe tot de doen, dan ...de tiranie verdreven die diemijn haart doorwont dan sajak-sajak Hoezee-hoezee; Hat is plicht dat iederjongen voer de onaf hankelijkhied van zijn geliefde vederland zijn bestekrachten wijn dan lain-lain.

Sajak-sajak yang merangsang ini dengan sendirinya merangsang putra-putri Indonesia di tahun-tahun belasan. Lihat Ruslan Abdulgani,Membina Mental Rakyat ke Arah Persatuan Bangsa (Penerbitan Khusus279, Deppen, tanpa tahun).

21 Marco, “Dorongan Oentoek si Penjilat”, Sinar Hindia, 28 Agustus1918.

22 Keterangan putra Z. Mohamad, Goenawan Mohamad, Jakarta, 18Agustus 1964.

23 Sinar Hindia,15 Maret 1919.

24 Mansvlet, Onderwijsen Communisme, Offprint dari Colonial Studien,No. 2, XII, April 1928.

Page 73: Di Bawah Lentera Merah · Notosusanto yang telah mengajarkan kepada penulis tentang ... Pendahuluan B eberapa tahun yang ... dinamakan sebuah laporan pembacaan daripada sebuah

Edi Cahyono’s experiencE- 68 -

25 Sinar Hindia, 9 Desember 1919.

26 Wawancara dengan Semaoen pada tanggal 5 September 1964 di Jakarta.

27 Wertheim, ha1.152.

28 Ibid., ha1.42-43.

29 Sinar Djawa, 11 September 1915.

30 Karjadipa, “Pembicaraan buku De Groote denkers der eeuwen”, SinarDjawa, 22 Desember 1917.

31 H.J. Laski, Communist Manisfesto: Socialist Landmark, London: GeorgeAllen and Unwin,1959.

32 Darsono, “Merebahkan Pemerintah”, Sinar Hindia, 27 Maret 1919.

33 Darsono, loc.cit.

34 Darsono, “Nihilist Rusia”, dimuat secara tidak teratur sejak 21 Maret1918 di Sinar Djawa.

35 Benard Pares, A History of Russia, Mentheuen:1962, hal. 437.

36 Loc.cit.

37 Untuk menyambut 1 Mei 1920, Suwardi Suryaningrat menerjemahkansajak “International” dan “March Socialist”. Copyright dari lagu inidipegang oleh Indonesiche Persbireu dan dalam kata pengantarnyadikatakan bahwa N.LP. pun berhaluan Sosialis. Lagu ini dimuat padatanggal 5 Mei 1920 di Sinar Hindia.