deskripsi wayang kancil

Download DESKRIPSI WAYANG KANCIL

If you can't read please download the document

Upload: asta-wibowo

Post on 05-Jul-2015

777 views

Category:

Documents


90 download

TRANSCRIPT

aa1

123


DESKRIPSI WAYANG KANCIL wayang kancil merupakan satu diantara banyak ragam seni pertunjukkan wayang kulit yang popular di Jawa. Wayang ini mendapatkan namanya dari tokoh utama di dalamnya, kancil. Banyak serat yang ditulis dalam syair Jawa klasik menuturkan bahwa wayang kancil pertama kali diciptakan oleh SUnan Giri, satu dari sembilan wali (wali sanga) pada akhir abad 15 untuk menyebarkan agama Islam di Jawa. Abad-abad berikutnya wayang kancil kehilangan popularitasnya dan hilang gaungnya. Orang kembali menemukan pertunjukkan wayang kancil pada awal abad 19. Tetapi nampaknya wayang kancil ini tidak mencapai popularitasnya seperti wayang kulit purwa. Tahun 70-an, Ki Ledjar Soebroto, seorang seniman wayang mencoba membuat figure-figur satwa. Setelah satu set jadi, Ki Ledjar sendiri yang pertama memainkannya di hadapan publiknya yang baru, anak-anak. Ini terjadi tahun 1980, tahun pertama wayang kancil menemukan audiensnya kembali. Bahkan dalam perkembangannya banyak guru di Inggris, Jerman, Amerika, Belanda tanpa kecuali di Indonesia mengadopsinya sebagai media belajar yang edukatif bagi anak-anak. SANGGAR WAYANG KANCIL adalah lembaga/perkumpulan/organisasi non-profit yang bergerak dalam usahausaha pelestarian, pengembangan seni wayang kancil baik sebagai satu bentuk pertunjukkan maupun dalam fungsinya sebagai media edukasi yang kreatif bagi anak-anak. Didirikan pada tahun 2003 di Yogyakarta atas prakarsa Ki Ledjar Soebroto, Nanang dan Ismoyo. VISI seni wayang kancil bisa menjadi media hiburan yang edukatif, kreatif dan populer bagi orang-orang muda khususnya anak-anak dimanapun berada baik untuk urusan/kepentingan-kepentingan umum maupun dalam urusan tentang lingkungan hidup MISI mendorong orang muda khususnya anak-anak untuk melakukan apresiasi terhadap seni wayang kancil sebagai satu khasanah humaniora dunia TUJUAN mendorong orang muda khususnya anak-anak untuk (1) memiliki minat yang besar pada seni wayang kancil (2) melakukan eksplorasi terhadap ragam dan nilai yang ada pada seni wayang kancil (3) mengekspresikan ide, gagasan, kreativitas, minat lewat seni wayang kancil. KEGIATAN MELIPUTI : (1) Pertunjukkan Wayang Kancil ; (2) Workshop seni wayang kancil ; (3) Diskusi/Seminar ; (4) Pameran karya KEPENGURUSAN Penasehat Ki Ledjar Soebroto ; pimpinan Nanang Ananto Wicaksono; sekretaris Urip Wahyono; bendahara Setyo Harwanto; program Ismoyo Budisantoso, Ragil Handayani T.P; Pertunjukan Sigit, Edmon ; Workshop Dina, Nanang Firdaus ; Pameran Yayas, Roni Boncamyang ALAMAT Jln. Prof. Dr. Soepomo No. 72 B Janturan Yogyakarta 55164 Telp. (0274) 517976 Email;[email protected] Wayang kancil iku klebu wayang modern sing diciptaak ing taun 1925 dning Bo Liem. Wayang iki migunaak crita-crita kwan. Wayang digaw seka kulit, lan pisanan ditatah dning Lie Too Hien sing cacah kurang luwih 100 paraga. Paraga sing kondhang yaiku Si Kancil sing pinter. Lakon sing kondhang yaiku Kancil Nyolong Timun. Lakon dijupuk seka Serat Kancil Kridhamartana anggitan Radn Panji Natarata. Wayang iki banjur diterusak lan disampurnaak dning Radn Mas Sayid ing taun 1943. Gandhng wayang iki umum ditonton bocah cilik, pagelaran mung udakara 1-3 jam ing wayah awan, sor, utawa wiwitan wengi sadurung bocah cilik padha turu. Wayang Kancil (1925) Pencipta wayang Kancil ini adalah orang Cina yang bernama Bo Liem dan pembuatnya adalah Lie Too Hien pada tahun 1925. Pementasan wayang Kancil tersebut menggunakan kelir, yang pada sebelah kiri dan kanannya bergambar hutan. Wayang-wayangnya berbentuk binatang-binatang buruan, seperti macan, gajah, kerbau, sapi, binatang merangkak seperti buaya, kadal, binatang melata seperti ular, dan binatang unggas seperti semua jenis burung, serta binatang-binatang lainnya yang berhubungan dengan dongeng Kancil. Gambar berupa orang untuk wayang tersebut hanya sedikit dan jumlah wayangnya-pun sekitar 100 buah. Wayang-wayangnya terbuat dari kulit yang ditatah dan disungging serta digambar secara realistis, fantastis yang disesuaikan dengan pergelaran wayangnya. Adapun cerita cerita untuk pergelaran wayang Kancil tersebut diambil dari kitab Serat Kancil

Kridomartono karangan Raden Panji Notoroto atau dari karangan Raden Sosrowijoyo dari Distrik Ngijon di Yogyakarta. PENTAS wayang kancil dimainkan dengan durasi rata-rata 1 jam. Pada awal perkembangannya, pementasan ini disisipkan sebagai pembuka saat digelar pentas wayang purwa. Targetnya yaitu para penonton usia anak. Hal itu sengaja dilakukan demi mendekatkan generasi muda kepada kesenian wayang sejak dini. Durasi bisa molar hingga 2 jam apabila wayang kancil dipentaskan secara tunggal, artinya tidak disisipkan pada pergelaran wayang purwa. Bahasa yang digunakan dalam pementasan juga melihat situasinya. Tidak menutup kemungkinan dalang menggunakan bahasa campuran, yakni bahasa Jawa yang diselingi bahasa Indonesia. Dewasa ini wayang kancil yang tokoh-tokohnya adalah binatang, seperti ular, harimau, bekicot, dan buaya, sering dipentaskan menggunakan bahasa Indonesia mengingat banyak penonton muda kurang memahami bahasa Jawa. Kendati demikian, iringan lagu dalam pergelaran wayang kancil tetap memakai bahasa Jawa. Pada perkembangannya, mulai 1993 iringan Musik untuk wayang kancil digarap dengan gending-gending dolanan anak, seperti Sluku Sluku Bathok ,Aku Duwe Pithik, Kupu Kuwi, dan Gundul Pacul. Belakangan, lagu anak-anak yang berbahasa Indonesia juga digarap antara lain Lihat Kebunku, Naik Kereta Api, Sayonara, dan Bintang Kecil. Cerita wayang kancil kerap kali mengeksplorasi sejumlah label Jawa, umpamanya Serat Kancil Amongsastro yang ditulis Kiai Rangga Amongsastro, seorang pujangga pada pemerintahan Paku Buwono V di Surakarta. Atau sejumlah cerita seperti Sekar Kancil Kridamartana dan Serat Kancil Salokadarma. Wayang kancil kini merambah ke mancanegara. Di Inggris, koleksi wayang kancil dimiliki seseorang bernama Tim Byar-Jones. Di Jerman, koleksinya bisa ditemui di Ubersee Museum, Bremen. Adapun di Belanda, koleksi wayang kancil bisa ditemui di Volkenkunding Museum Gerardus van der Leeuw, Kota Groningen. Di New York, Amerika Serikat, koleksi wayang kancil dimiliki Tamara Fielding. Perusahaannya yang bernama Tamara and the Shadow Theatre of Java Wayang Kulit, bergerak di bidang pelayanan pertunjukan, ceramah, dan loka karya mengenai wayang kulit. Di Kanada, beberapa wayang kancil telah dikoleksi Dominigue Major dan pernah dipamerkan di Museum at Anthropology milik University of British Columbia. Wayang kancil juga sudah menyebar ke Jepang dan Francis. Wayang kancil diciptakan oleh seniman senior, Ki Ledjar Soebroto, yang menetap di Yogyakarta. Wayang kancil pertama dipentaskan di Gelanggang Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Agustus 1980. Artikel : Wayang Kancil Tampilkan Legenda Kota Bremen Sabtu, 27 Juni 2009 17:43 WIB Bremen (ANTARA News) - Pagelaran wayang kancil dengan dalang Ki Ledjar Soebroto menampilkan kisah legenda kota Bremen "Bremen stadtmusikanten", berupa empat patung binatang seperti keledai, anjing, kucing dan ayam berdiri satu di antara patung lainnya dengan jenaka menarik perhatian masyarakat kota Bremen. Pagelaran wayang kancil digelar dalam "Indonesian Day" oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Bremen, juga menampilkan konser musik anglung KJRI Hamburg membawakan Halo halo Bandung dan Kopi Dangdut, mendapat sambutan dari 200 penonton yang memenuhi gedung Theater University of Bremen, akhir pekan. Acara "Indonesian Day" mendapat perhatian dari Dubes RI di Berlin dan Ny. Eddy Pratomo serta Konjen Hamburg dan Ny. Teuku Darmawan yang usai menghadiri acara lelang tembakau di Bremen, ikut menyaksikan acara yang digelar PPI Bremen. Panitia penyelenggara, Sildarista Fukohani kepada koresponden ANTARA London, mengatakan, "Indonesian Day" yang digelar PPI Bremen bertujuan memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada warga asing di Jerman, khususnya yang ada di Bremen. Menurut Sildarista Fukohani, civitas akademi universitas yang terdapat di Bremen-Bremerhaven-Oldenburg, mencoba memberikan citra Indonesia yang sesungguhnya melalui acara kebudayaan ini. Apalagi Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam budaya yang patut dibanggakan. Penyelenggaraan "Indonesian Day" datang dari teman-teman pengurus PPI Bremen. Diwacanakan sejak dulu, tetapi baru terealisasi karena kesibukan mahasiswa, selain kurangnya personel menjadi hambatan utama. Dalam acara "Indonesian Day" itu, juga digelar pameran foto karya Sheifa Firdaus, mahasiswa S2 di Bremen, diharapkan menjadi pemicu acara-acara kebudayaan Indonesia lainnya di kota pelabuhan Bremen. Ia mengakui, persiapan yang dimulai sejak tiga bulan lalu, acara "Indonesian Day" yang seluruhnya melibatkan anggota PPI Bremen dan mendapat dukungan dari Universitas dan juga Konsulat Jenderal RI di Hamburg. Acara yang ditampilkan dalam "Indonesian Day" 2009 di antaranya kesenian berupa tarian tradisional seperti Tari Bali, Tari Piring, Tari Saman,

serta Jaipong, musik tradisional dengan penampilan vokal grup lagu-lagu daerah serta angklung. Selain tarian Rampak Gendang yang dibawakan dengan jenaka oleh Diasiswa dan Mas Prio dari KJRI Hamburg. "Dari landasan tersebut, kami memutuskan untuk memperkenalkan budaya Indonesia dengan cara menampilkan simbol budaya Indonesia melalui tarian, musik, bazar makanan khas seperti gado gado, bakwan, martabak telur dan asinan yang diburu pembeli serta souvenir dari Indonesia," katanya.(*) Editor: Ruslan Burhani KOMPAS : Wayang Kancil Keliling Eropa Senin, 6 April 2009 | 23:11 WIB Setelah tahun lalu tampil di Belanda, wayang kancil Ki Ledjar Soebroto akan memperluas penjelajahan dengan keliling tiga negara di Eropa, yaitu Belanda, Jerman, dan Paris. Pertunjukan ini diharapkan bisa mengangkat nama Yogyakarta di dunia internasional. "Setiap pertunjukan kami di sana disertai dengan resensi dan publikasi di berbagai media. Dalam tiap ulasannya, Yogyakarta selalu disertakan sebagai asal pembuat dan pemain wayang kancil," kata dalang wayang kancil Ki Ledjar Soebroto (71), Minggu (5/4) di Yogyakarta. Keberangkatannya pada 10 Mei merupakan kali kedua Ki Ledjar diundang ke Belanda. Undangan ini berasal dari Yayasan Tong-Tong, Om Piet, dan KITLV. Yayayan-yayasan itu dikelola oleh sejumlah warga Belanda yang peduli akan seni dan budaya dari Indonesia. Seperti tahun lalu, di Negeri Kincir Angin itu, Ki Ledjar akan tampil dalam sejenis pasar malam di Festival TongTong yang berlangsung di Den Haag, 21 Mei-1 Juni. Selanjutnya, ia akan berkeliling ke sejumlah museum di 10 kota di Belanda dan melanjutkan tampil di Perancis dan Jerman. Museum di Belanda yang akan dia kunjungi itu adalah museum yang mengoleksi hasil seni dan budaya dari Indonesia, antara lain Museum KNIL Bronbeek dan Museum Nusantara di Kota Delft. "Museum-museum itu sudah punya wayang-wayang kancil buatan saya," tutur lelaki yang mulai menekuni wayang kancil sejak 1980-an itu. Digemari Di sejumlah museum tersebut, Ki Ledjar akan menyelenggarakan sejenis kursus kilat membuat wayang kancil bagi para pengunjung. Kursus biasanya ditutup dengan acara tampil bersama. Pada kunjungannya yang lalu, salah satu yang paling digemari adalah sesi pembuatan wayang pop, yaitu wayang dengan model wajah dan karakter orang yang memesan. Menurut Ki Ledjar, antusiasme warga Eropa terhadap wayang kancil sangat besar. Bahkan, Ki Ledjar menemukan sebuah kartu pos dengan gambar wayang kancil bermotif batik. "Sangat memprihatinkan karena di negara sendiri justru kurang mendapat tempat," katanya. Keberangkatan Ki Ledjar ke Eropa itu akan disertai oleh cucu sekaligus asistennya, Ananto Wicaksono (24), yang juga akan membawa karyanya berupa animasi wayang kancil untuk ditampilkan. "Cerita yang akan saya tampilkan berjudul Kancil dan Dewi Kedamaian. Intinya mengajak manusia agar membuat dunia lebih baik lagi," kata mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan Surakarta itu. Awal 2009, animasi wayang kancil karya Ananto telah memenangi Festival Game dan Animasi Pendidikan 2009 tingkat nasional. (IRE)

Wayang Kancil Friday, 18 February 2011 04:05 Wayang-Indonesia Wayang Kancil, termasuk wayang modern, diciptakan tahun 1925 oleh seorang peminat seni wayang keturunan Cina bernama Bo Liem. Wayang yang juga terbuat dari kulit itu, menggunakan tokoh peraga binatang, dibuat, ditatah dan disungging oleh Lie Too Hien. Lebih kurang 100 tokoh peraga Wayang Kancil berupa binatang hutan, dibuat Lie Too Hien saat itu. Meskipun ia seorang keturunan Cina, tetapi gaya lukisan dan seni kriyanya tetap menganut aliran seni kriya pewayangan tradisional Jawa. Cerita untuk lakon-lakon Wayang Kancil diambil dari Serat Kancil Kridomartono karangan Raden Panji Notoroto. Wayang Kancil ini kemudian disempurnakan oleh R.M. Sayid pada tahun 1943. Walaupun jumlah penggemarnya relatif sedikit, Wayang Kancil sampai dekade 1990-an masih tetap dilestarikan. Ledjar Soebroto, seorang seniman penatah dan penyungging wayang di Yogyakarta masih tetap membuat wayang ini, sekaligus menjadi dalangnya.

Wayang Kancil atau wayang hewan biasanya mengambil cerita cerita dongeng mengenai hewan .disini yang menjadi tokoh utamanya adalah sang Kancil yang cerdik dan banyak akalnya.

kembali